Kementerian Pekerjaan Umum-IPB 030413 (Dr. Andreas Suhono).pdf

38
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DISKUSI : POHON & GREEN BUILDING Merayakan Ulang Tahun Emas 50 th Fakultas Kehutanan IPB Bogor 3 April 2013 Ir. Agoes Widjanarko MIP Sekretaris Jenderal Kementrerian Pekerjaan Umum

Transcript of Kementerian Pekerjaan Umum-IPB 030413 (Dr. Andreas Suhono).pdf

  • KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM

    DISKUSI :

    POHON & GREEN BUILDING Merayakan Ulang Tahun Emas 50th Fakultas

    Kehutanan IPB Bogor 3 April 2013

    Ir. Agoes Widjanarko MIP

    Sekretaris Jenderal

    Kementrerian Pekerjaan Umum

  • KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM

    O U T L I N E

    1. Latar belakang

    2. Kondisi Bangunan Gedung di Indonesia

    3. Pengaturan BG di Indonesia

    4. Prinsip Keberlanjutan dalam

    Perundangan bangunan gedung

    5. Peran Kementerian PU

    6. Konsep Pedoman Bangunan Gedung

    & Lingkungan Hijau

    7. Gerakan Hijau Kementerian PU

    8. Tantangan ke depan

  • KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM

    1. LATAR BELAKANG Data dan Fakta

    Fakta tentang Bangunan Gedung di dunia:

    Menghabiskan lebih dari 1/3 sumber daya dunia untuk konstruksinya;

    Menggunakan 40% dari total energi global;

    Menggunakan 12 % dari total persediaan air bersih;

    Menghasilkan 40% dari total emisi greenhouse gas (GHG);

    Pada tahun 2030, diperkirakan 1/3 total emisi CO2 dunia berasal dari bangunan gedung, dengan penyumbang terbesar dari negara-negara di Asia

    Sumber: IPCC, Fourth Assessment Report on Climate Change 2007

  • KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM

    1. LATAR BELAKANG Komitmen Pemerintah dalam Perubahan Iklim Global

    1. Ratifikasi Konvensi Kerangka

    PBB tentang Perubahan

    Iklim lewat, UU No. 6/1994;

    2. Ratifikasi Protokol Kyoto

    lewat UU No. 17/2004;

    3. Pengembangan institusi,

    terkait dengan perubahan

    iklim;

    4. Kebijakan Sektor Energi,

    termasuk di dalamnya:

    Inpres No. 10/2005 tentang

    Penghematan Energi;

    5. Rencana Aksi Nasional

    Dalam Perubahan Iklim;

    6. Rencana Aksi Nasional

    Penurunan Emisi Gas

    Rumah Kaca (GRK)

    1. Komitmen Indonesia secara

    sukarela menurunkan emisi

    GRK sebesar 26% pada tahun

    2020 dari kondisi Business as

    Usual/BAU, dan menjadi 41%

    apabila ada dukungan

    pendanaan internasional;

    2. Dalam sektor energi dan

    transportasi, terdapat potensi

    efisiensi penghematan energi

    terkait bangunan gedung,

    bersumber dari : sektor industri

    (15-30%), sektor rumah tangga

    (10-20%), dan sektor komersial

    (10-20%);

    3. Dilakukan dengan a.l: audit

    penggunaan energi dan

    penerapan standar konservasi

    energi untuk BG,

    A. Kebijakan terkait B. Rencana Aksi Penurunan GRK

  • KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM

    Perkiraan

    penggunaan

    energi kian

    meningkat ,

    terutama

    dari hunian

    dan

    komersial

    2. Kondisi Bangunan Gedung di Indonesia Perkiraan Konsumsi Energi dan Proyeksi Emisi CO2

    Sumber: Global Insight, RISI, WMM, PLN, IEA: Indonesia GHG Abatement Cost Curve

    Proyeksi kenaikan

    emisi CO2

  • KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM

    Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2002

    Tentang Bangunan Gedung

    Peraturan Pemerintah Nomor 36 Tahun 2005

    Tentang Pelaksanaan UU Nomor 28 Tahun 2002

    Tentang Bangunan Gedung

    Peraturan Menteri dan SNI Perda Bangunan Gedung

    Kondisi geologis, geografis, sosial, kultural

    dan ekonomi setempat

    Peraturan Presiden

    3. Pengaturan Bangunan Gedung Skema hirarki UUBG, PPBG, dan peraturan lainnya

    - Rapermen BG Hijau

    - Juknis BG Hijau

  • KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM

    Bangunan gedung adalah wujud fisik hasil pekerjaan konstruksi yang

    menyatu dengan tempat kedudukannya, sebagai tempat manusia melakukan kegiatannya, diselenggarakan berlandaskan asas

    kemanfaatan, keselamatan, keseimbangan, serta keserasian bangunan

    gedung dengan lingkungannya. (UUBG dan PPBG)

  • KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM

    4. Prinsip Keberlanjutan dalam Perundangan UUBG dan PPBG

    Muatan Substansi UUBG PPBG Penjelasan

    Fungsi bangunan gedung Pasal 6 Pasal 6 (1) Kesesuaian peruntukan tata ruang

    Persyaratan Peruntukan dan

    Intensitas BG

    Pasal 11 (2)

    Pasal 12 (2)

    Pasal 18 (4)

    Pasal 20 (4)

    Pasal 20 (5)

    Pertimbangan keseimbangan lingkungan dan daya dukung

    lingkungan pada BG di atas/bawah air, dan atau P/S umum

    Persyaratan Arsitektur BG Penjelasan

    Pasal 23 (1)

    Penerapan penghematan energi pada BG

    Penyediaan RTH pada BG Pasal 14 (4) Pasal 25 (1)

    Pasal 25 (2)

    Persyaratan Pengendalian

    Dampak Lingkungan

    Pasal 15 (1)

    Pasal 15 (2)

    Pasal 26 (1)

    Pasal 26 (2)

    Dikenakan pada BG yang menimbulkan dampak penting

    Persyaratan Kesehatan Pasal 22 (1) Pasal 40 (3) Sistem ventilasi dengan pertimbangan penghematan

    energi

    Pasal 23 (1) Pasal 41 (4) Sistem pencahayaan dengan petimbangan penghematan

    energi

    Pasal 24 (2) Pasal 44 (1)

    Pasal 45 (3)

    Pasal 46 (2)

    Sistem sanitasi yang aman bagi penghuni, masyarakat dan

    lingkungan.

    Penyediaan sistem saluran air hujan

    Pasal 25 (1) Pasal 47 (1)

    Pasal 47 (3)

    Penggunaan bahan bangunan yang aman, tidak berbahaya

    bagi pengguna dan lingkungan

  • KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM

    Direktorat PBL, Ditjen Cipta Karya, Kementerian PU dalam penyelenggaraan BG Hijau, mempunyai

    tugas TurBinWas, yang meliputi:

    5. Peran Kementerian Pekerjaan Umum Tur Bin Was

    Pengaturan Pembinaan Pengawasan

    Penyusunan NSPK terkait dengan

    BG, termasuk BG Hijau

    Pembinaan terhadap semua

    stakeholder terkait penyelenggaran

    BG, meliputi antara lain:

    Pemerintah, pemda, masyarakat,

    asosiasi profesi, akademisi, dunia

    usaha, dan lain-lain

    Pengawasan terhadap pelaksanaan

    kebijakan tentang BG, termasuk BG

    Hijau

    1. Draf Permen tentang BG Hijau

    2. Juknis BG Hijau

    1. Kab/Kota : Pendampingan

    Penyusunan Raperda BG

    2. Stakeholder lainnya:

    Sosialisasi/diseminasi,

    pelatihan/workshops tentang

    BG, kerjasama teknis, dll

    1. Monitoring/Evaluasi terhadap

    muatan program/

    substansi/kepuasan

    masyarakat tentang Perda

    BG;

    2. Evaluasi terhadap kontribusi

    pembangunan BG Hijau

    terhadap RAN-GRK

  • KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM

    5. Peran Kementerian Pekerjaan Umum (lanjutan) Insiatif - Konsep Pedoman tentang Bangunan Gedung &

    Lingkungan Hijau

    Penyusunan peraturan mengenai BG Hijau sebagai respon isu global tentang ramah lingkungan,

    konservasi energi dan pengurangan CO2;

    KRITERIA BANGUNAN GEDUNG

    HIJAU

    a. Pengelolaan tapak;

    b. Efisiensi penggunaan energi

    c. Efisiensi penggunaan air;

    d. Efisiensi penggunaan material

    dan sumber daya;

    e. Manajemen mutu dan

    kenyamanan;

    f. Manajemen penyelenggaraan.

    Definisi BG Hijau (Konsep)

    adalah bangunan gedung yang menerapkan peningkatan efisiensi atas sumber daya yang

    digunakan pada bangunan, seperti energi, air, dan

    material yang digunakan dan sekaligus mereduksi

    dampak negatif pembangunannya pada manusia

    dan lingkungan.

    Konsep Draf Pedoman meliputi: Pedoman Umum Pembangunan (Perencanaan dan Pelaksanaan), Pedoman Umum Pemanfaatan (Pemeliharaan dan Perawatan, dan

    Pemeriksaan Berkala), Pembongkaran, dan Pembinaan Pelaksanaan

  • KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM

    Tahap Pembangunan

    Perencanaan

    Dokumen

    Rencana Teknis

    BGH

    (Target yang

    ingin dicapai)

    Pelaksanaan

    Audit

    S L F

    Tahap Pemanfaatan

    1. Persyaratan Administratif

    2. Persyaratan Teknis, dan

    Pemenuhan Kriteria BGH: Pengelolaan tapak Efisiensi energi Efisiensi air Material dan sumber daya Mutu dan kenyamanan dalam

    BGH

    Manajemen penyelenggaraan BGH

    Kalkulasi

    mengenai

    dampak

    ekonomi,

    sosial dan

    lingkungan

    Kesesuaian

    antara Target

    dan

    Pelaksanaan

    Konstruksi

    Audit

    6. Konsep Pedoman Umum BG & Lingkungan Hijau Konsep Alur Penyelenggaraan

    S L Fn

    Tahap Pembongkaran

    Pemeliharaa n dan Perawatan

    Pemeriksaan Berkala

  • KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM

    UU, PERATURAN, PEDOMAN, STANDAR TEKNIS BG, PERDA

    PELESTARIAN

    PERSETJ/

    REKOM.

    INSTANSI

    LAIN

    AMDAL

    PENYEDIA JASA

    PENYELENGGARAAN BANGUNAN GEDUNG

    KETERANGAN : M - Masyarakat

    KT - Kajian Teknis

    KI - Kajian Identifikasi

    RTB - Rencana Teknis Pembongkaran

    TABG - Tim Ahli Bangunan Gedung

    SLF - Sertifikat Laik Fungsi

    SLFn - Perpanjangan Sertifikat Laik Fungsi

    Alur proses utama

    Alur proses penunjang

    Opsional

    PERENCANAAN PELAKSANAAN

    IMB SLF

    PEMBONGKARAN PEMANFAATAN

    SLFn RTB

    PEMBANGUNAN

    K

    T

    KI

    RTBL

    TABG TABG TABG TABG TABG TABG

    PENDATAAN /

    PENDAFTARAN

    RTRW

    KAB/KOTA,

    RDTRKP

    6. Konsep Pedoman Umum BG & Lingkungan Hijau Bagan Proses Penyelenggaraan BG & Lingkungan Hijau

  • KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM

    6. Konsep Pedoman Umum BG & Lingkungan Hijau Identifikasi Proses, Pengaturan, dan Pelaku

    Berdasarkan bagan proses penyelenggaraan BG Hijau

    Proses Pengaturan Pelaku

    1. Melakukan identifikasi fungsi

    bangunan dan persyaratan

    teknis BG hijau;

    1. Pedoman Umum BG Hijau;

    2. Perda tentang BG Hijau

    1. Masyarakat/Instansi calon

    pemilik/pengguna BG hijau;

    2. Konfirmasi kesesuaian

    persyaratan teknis dan

    peruntukan tata ruang dalam

    Advis Planning

    1. RTRW/RDTRKP/Panduan detail

    kawasan (RTBL yang memuat

    persyaratan hijau kawasan);

    2. Persyaratan mengenai dampak

    lingkungan;

    3. Persyaratan tentang KLHS

    1. Masyarakat/instansi calon

    pemilik/pengguna BG hijau;

    2. Aparat Pemda (Dinas Tata Kota,

    Dinas LH)

    A. Tahap Persiapan (Pra-Perencanaan Teknis)

  • KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM

    6. Konsep Pedoman Umum BG & Lingkungan Hijau Identifikasi Proses, Pengaturan, dan Pelaku

    Berdasarkan bagan proses penyelenggaraan BG Hijau

    Proses Pengaturan Pelaku

    1. Pemilihan penyedia jasa

    (perencana/MK) yang

    memiliki kompetensi pada

    perencanaan/manajemen

    konstruksi Bg hijau

    1. Pedoman Pemilihan Penyedia Jasa

    Perencanaan/MK BG hijau

    (perorangan atau badan hukum);

    2. Tata cara Penyusunan Performance

    Based Contract

    1. Masyarakat/Instansi calon

    pemilik/pengguna BG hijau;

    2. ULP/LPSE apabila kegiatan

    pemerintah, yang memahami aturan

    pemilihan penyedia jasa untuk BG

    hijau;

    2. Proses perencanaan teknis

    BG hijau

    1. Pedoman Umum BG hijau (kriteria

    perencanaan teknis);

    2. Juknis BG hijau;

    3. Perda BG hijau (jika ada)

    4. Target efisiensi yang ditetapkan

    (energi, air, sumber daya, dll);

    5. Rating system yang diinginkan

    (voluntary)

    6. Cost-Benefit Analysis (CBA)

    7. Permen PU No. 26/2007 tentang

    TABG

    1. Tenaga Ahli Perencana/MK yang

    tersertifikasi oleh Lembaga

    Akreditasi resmi;

    2. Rating system disediakan oleh

    pihak ketiga yang independen,

    kompeten, dan diakreditasi resmi;

    3. CBA disusun oleh Tenaga Ahli yang

    tersertifikasi oleh Lembaga

    Akreditasi resmi;

    4. TABG yang

    memahami/berpengalaman dalam

    penyelenggaraan BG hijau;

    B. Tahap Perencanaan Teknis (1)

  • KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM

    6. Konsep Pedoman Umum BG & Lingkungan Hijau Identifikasi Proses, Pengaturan, dan Pelaku

    Berdasarkan bagan proses penyelenggaraan BG Hijau

    Proses Pengaturan Pelaku

    3. Proses perizinan BG hijau

    1. Pedoman Umum BG Hijau;

    2. Perda tentang BG Hijau

    1. Aparat Pemda yang

    memahami/mendapat

    pelatihan/training tentang BG hijau;

    2. TABG yang

    memahami/berpengalaman dalam

    penyelenggaraan BG hijau;

    4. Proses pendataan BG hijau

    1. Permen PU No. 17/2010 tentang

    Pendataan BG;

    2. Perda tentang Pendataan BG

    1. Aparat Pemda yang kompeten dalam

    mengoperasikan Sistem Informasi

    BG;

    B. Tahap Perencanaan Teknis (2)

  • KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM

    6. Konsep Pedoman Umum BG & Lingkungan Hijau Identifikasi Proses, Pengaturan, dan Pelaku

    Berdasarkan bagan proses penyelenggaraan BG Hijau

    Proses Pengaturan Pelaku

    1. Proses pemilihan penyedia

    jasa pelaksana konstruksi

    1. Pedoman Pemilihan Penyedia Jasa

    Pelaksana Konstruksi BG hijau

    (perorangan atau badan hukum);

    2. Tata cara Penyusunan Performance

    Based Contract

    1. Masyarakat/Instansi calon

    pemilik/pengguna BG hijau;

    2. ULP/LPSE apabila kegiatan

    pemerintah, yang memahami aturan

    pemilihan penyedia jasa untuk BG

    hijau;

    2. Proses pelaksanaan

    konstruksi

    1. Pedoman Umum BG hijau (pelaksanaan

    dan pengawasan konstruksi BG hijau);

    2. Juknis BG hijau;

    3. Perda BG hijau (jika ada)

    4. Target efisiensi yang ditetapkan (energi,

    air, sumber daya, dll; pada masa

    pelaksanaan konstruksi

    5. Rating system yang diinginkan

    (voluntary) untuk masa pelaksanaan

    konstruksi

    6. Permen PU No. 26/2007 tentang TABG

    1. Pelaksana konstruksi yang tersertifikasi

    oleh Lembaga terakreditasi resmi;

    2. Tenaga Ahli MK yang tersertifikasi oleh

    Lembaga terakreditasi resmi;

    3. Tenaga Ahli Perencana yang

    tersertifikasi oleh Lembaga terakreditasi

    resmi;

    4. TABG yang memahami/berpengalaman

    dalam penyelenggaraan BG hijau

    C. Tahap Pelaksanaan Konstruksi (1)

  • KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM

    6. Konsep Pedoman Umum BG & Lingkungan Hijau Identifikasi Proses, Pengaturan, dan Pelaku

    Berdasarkan bagan proses penyelenggaraan BG Hijau

    Proses Pengaturan Pelaku

    3. Proses pemeriksaan

    kelaikan fungsi (SLF-1)

    1. Pedoman Umum BG hijau;

    2. Juknis BG hijau;

    3. Rating system (voluntary) yang

    digunakan

    1. Aparat Pemda yang

    memahami/mendapat

    pelatihan/training tentang BG hijau;

    2. Rating system disediakan oleh pihak

    ketiga yang independen, kompeten,

    dan diakreditasi resmi;

    3. Penyedia jasa (perencana,

    MK/Pengawas) yang tersertifikasi

    oleh Lembaga terakreditasi resmi;

    4. Penyedia jasa pengkaji teknis BG

    hijau yang tersertifikat

    C. Tahap Pelaksanaan Konstruksi (2)

  • KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM

    6. Konsep Pedoman Umum BG & Lingkungan Hijau Identifikasi Proses, Pengaturan, dan Pelaku

    Berdasarkan bagan proses penyelenggaraan BG Hijau

    Proses Pengaturan Pelaku

    1. Proses perawatan dan

    pemeliharaan

    1. Permen PU No. 24/2008 tentang

    Pemeliharaan dan Perawatan BG;

    2. Pedoman Umum BG hijau;

    3. Manual O&M B hijau

    1. Building Management/Pengelola

    Bangunan/Penyedia jasa yang tersertifikasi oleh

    Lembaga terakreditasi resmi;

    2. Pemilik/penggunan BG hijau yang mendapatkan

    pelatihan/training tentang perawatan dan

    pemeliharaan dari perencana dan/atau

    pelaksana konstruksi

    2. Proses Pemeriksaaan

    berkala BG hijau

    1. Permen PU No.. 16/2010 tentang

    Pemeriksaan Berkala;

    2. Pedoman Umum BG hijau

    (pemeriksaan berkala BG hijau)

    1. Building Management/Pengelola

    Bangunan/Penyedia jasa yang tersertifikasi oleh

    Lembaga terakreditasi resmi;

    3. Proses Audit dalam

    rangka pemeriksaan

    kelaikan fungsi (SLF-n)

    1. Pedoman Umum BG hijau;

    2. Permen PU 26/2007 tentang SLF;

    3. Rating tools (voluntary) yang

    digunakan

    1. Aparat Pemda yang memahami/mendapat

    pelatihan/training tentang BG hijau;

    2. Rating system disediakan oleh pihak ketiga yang

    independen, kompeten, dan diakreditasi resmi;

    3. Penyedia jasa pengkaji teknis yang tersertifikasi

    oleh Lembaga terakreditasi resmi

    D. Tahap Pemanfaatan

  • KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM

    6. Konsep Pedoman Umum BG & Lingkungan Hijau Identifikasi Proses, Pengaturan, dan Pelaku

    Berdasarkan bagan proses penyelenggaraan BG Hijau

    Proses Pengaturan Pelaku

    1. Proses pembongkaran

    1. Pedoman Teknis Pembongkaran;

    2. Pedoman Umum BG hijau (tata

    cara pembongkaran)

    3. Juknis BG hijau (minimalisasi

    limbah, sampah, transportasi

    limbah, dll)

    4. Permen PU No. 26/2007 tentang

    TABG

    1. Perencana teknis dan MK/Pengawas

    pembogkaran yang tersertifikasi oleh

    Lembaga terakreditasi resmi;

    2. Pelaksana pembongkaran yang tersertifikasi

    oleh Lembaga terakreditasi resmi;

    3. TABG yang memahami/berpengalaman dalam

    penyelenggaraan BG hijau

    E. Tahap Pembongkaran

  • KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM

    6. Konsep Pedoman Umum BG & Lingkungan Hijau Summary hasil identifikasi

    Berdasarkan bagan proses penyelenggaraan BG Hijau

    Isu yang harus ditangani Detail Aktor Utama

    1. Regulasi terkait tentang BG hijau

    1. Pedoman Umum BG hijau;

    2. Juknis BG hijau;

    3. Pedoman Pemilihan Penyedia Jasa BG hijau;

    4. Perda/Pergub BG hijau

    1. Kementerian PU;

    2. Pemda

    2. Sertifikasi bagi penyedia jasa

    (perencana, MK/pengawas, dan

    pelaksana) dan penyedia jasa pengkaji

    teknis

    1. Lembaga mana yang mensertifikasi:

    2. Instansi/Lembaga yang mengakreditasi

    lembaga sertifikasi

    3. Kompetensi yang harus dikuasai/tingkatan

    sertifikasi ahli;

    4. Proses sertifikasi;

    5. Registrasi TA BG hijau

    1. Asosiasi profesi;

    2. Pemda

    3. Pemerintah

    3. TABG yang berpengalaman dalam BG

    hijau

    1. Pengalaman minimum bagi TABG untuk BG

    hijau

    1. Pemda

    2. Asosiasi profesi

    3. Akademisi/Universitas

    4. Aparat Pemda yang berkaitan dengan

    proses perizinan, pemeriksaaan

    kelaikan fungsi, dan pembongkaran

    1. Standar pengetahuan yang harus dimiliki;

    2. Standar training/pelatihan yang harus diikuti

    1. Pemda

    2. Kementerian PU

    3. Asosiasi profesi

    4. Penyedia jasa/Fabrikan/Suplier

    5. Masyarakat/instansi pemilik/pengguna

    BG hijau

    1. Tingkat pemahaman dalam pemanfaatan BG

    hijau;

    2. Ketersediaan iptek yang terjangkau

    1. Pemerintah

    2. Pemda

    3. Asosiasi profesi/Fabrikan/Suplier

  • KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM

    7. GERAKAN HIJAU

    KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM

    DASAR HUKUM

    UU 28/2002 BANGUNAN GEDUNG

    UU 7/2004 SUMBER DAYA AIR

    UU 17/2004 PENGESAHAN PROTOKOL KYOTO ATAS KONVENSI KERANGKA KERJA PBB TENTANG PERUBAHAN IKLIM

    UU 32/2004 PEMERINTAHAN DAERAH

    UU 38/2004 JALAN

    UU 24/2007 PENANGGULANGAN BENCANA

    UU 26/2007 PENATAAN RUANG

    UU 32/2009 PERLINDUNGAN & PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP

  • KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM

    Telah memperoleh sertifikasi Platinum, dari

    Green Building Council Indonesia, dan

    direncanakan Kementerian PU akan

    membangun 1 gedung lagi.

    OTTV: 28 W/m2

    Energy Consumption Index

    155 kWh/m2.th

    Estimated energy saving

    250 155 = 95 kWh/m.th (35%)

    Carbon Saving = 1 650* ton/th.

    Water saving 83% during rainy season 61%

    during dry season

    *)1 kWh = 0.54522 kg e CO2

    CO2 sequester by trees:

    Buni (Antidesma Bunius)= 31 ton/th

    Angsana (Pterocarpus Indicus) = 0.71 ton/th

    Beringin (Ficus Benjamamina) = 7.08 ton/th

    Inisiatif penerapan konsep green pada bangunan gedung kantor Kementerian PU

  • KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM

    7. PENGEMBANGAN KOTA HIJAU

    BERTUJUAN MENIGNKATKAN KUALITAS RUANG KOTA KHUSUSNYA MELALUI

    PERWUJUDAN RUANG TERBUKA HIJAU (RTH) 30% SEKALIGUS SEBAGAI IMPLEMENTASI

    RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) KOTA/KABUPATEN

    STRATEGI MENUJU RTH 30%

    MENETAPKAN DAERAH YANG TIDAK BOLEH DIBANGUN

    MEMBANGUN LAHAN HIJAU (HUB) BARU, PERLUASAN RTH MELALUI PEMBELIAN

    LAHAN

    MENGEMBANGKAN KORIDOR RUANG HIJAU KOTA (LINK)

    MENGAKUISISI RTH PRIVAT, MENJADIKAN BAGIAN RTH KOTA

    PENINGKATAN KUALITAS RTH KOTA MELALUI REFUNGSI RTH EKSISTING

    MENGHIJAUKAN BANGUNAN (GREEN ROOF/GARDEN WALL)

    MENYUSUN KEBIJAKAN HIJAU

    MEMBERDAYAKAN KOMUNITAS HIJAU

    MENINGKATKAN PARTISIPASI PEMANGKU KEPENTINGAN DALAM IMPLEMENTASI AGENDA

  • KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM

    Ruang Terbuka Hijau di Kawasan Monas Ruang Terbuka Hijau di Kota Solo

    7. PENGEMBANGAN KOTA HIJAU

  • KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM

    7. PENGELOLAAN SDA HIJAU MENUJU

    KETAHANAN AIR

    PENGELOLAAN DAN KONSERVASI WADUK, EMBUNG, SITU SERTA BANGUNAN PENAMPUNGAN AIR LAINNYA

    PENGEMBANGAN DAN PENGELOLAAN JARINGAN IRIGASI, RAWA & JARINGAN PENGAIRAN LAINNYA

    PENYEDIAAN DAN PENGELOLAAN AIR BAKU

    PENGENDALIAN BANJIR, LAHAR GUNUNG BERAPI DAN PENGAMANAN PANTAI

    Saluran Irigasi Pintu Air

  • KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM

    7. STRATEGI MENUJU JALAN HIJAU

    Pengembangan Norma, Standar, Peraturan, Kriteria (NSPK)

    Pedoman Umum Pengelolaan Lingkungan Hidup Bidang Jalan

    (08/BM/2009);

    Pedoman Perencanaan Pengelolaan Lingkungan Hidup Bidang

    Jalan (09/BM/2009);

    Pedoman Pelaksanaan Pengelolaan Lingkungan Hidup Bidang

    Jalan (10/BM/2009);

    Pedoman Pemantauan Pengelolaan Lingkungan Hidup Bidang

    Jalan (11/BM/2009).

    Penyusunan Roadmap Jalan Hijau

  • KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM

    Aplikasi Penanaman Rumput Vetiver

    7. STRATEGI MENUJU JALAN HIJAU

  • KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM

    Daur Ulang Aspal Aspal Porous

    7. STRATEGI MENUJU JALAN HIJAU

  • KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM

    7. KONSTRUKSI HIJAU

    Pemetaan terhadap penyedia jasa yang telah siap untuk menerapkan konstruksi hijau;

    Peningkatan kapasitas aparat Kementerian PU mengenai Penerapan Konsep Hijau dalam Penyelenggaraan Infrastruktur melalui training Greenship Associate (GA) bekerjasama

    dengan GBCI;

    Sosialisasi penghunian Gedung Hijau Kementerian PU untuk seluruh staf BP Konstruksi;

    Sosialisasi Perdagangan Karbon sebagai salah satu alternatif pembiayaan infratruktur hijau, kerjasama dgn Asosiasi Pengelola Karbon Indonesia (APKI);

    Melakukan sosialisasi teknologi konstruksi hijau.

    Menyusun Sistem Informasi Konstruksi Berkelanjutan mencakup informasi NSPK, teknologi konstruksi, material dan peralatan;

    Menyusun Agenda Konstruksi Berkelanjutan

    Menyusun Konsep Permen Pedoman Penyelenggaraan Infrastruktur Hijau;

    Mengidentifikasi kesiapan rantai pasok sumber daya (SDM, material dan peralatan) dalam mendukung konstruksi hijau;

    Melakukan Kajian Pengadaan Jasa Rancang Bangun Dalam Mendukung Konstruksi Hijau.

  • KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM

    7. PENGEMBANGAN TEKNOLOGI HIJAU

    Menyusun Standar, Pedoman dan Manual hijau untuk penyelenggaraan konstruksi dan infrastruktur.

    Meneliti dan mengembangkan NSPM Green Behavior.

    Aktif meneliti dan mengembangkan beragam metode dan teknologi konstruksi hijau.

    Catatan:

    Pemaparan lebih dalam mengenai hal ini akan disampaikan oleh Kepala Puslitbang

    Permukiman Kementerian Pekerjaan Umum.

  • KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM

    Penyelenggaraan Infrastruktur

    Hijau

    Pemberdayaan masyarakat dalam

    rangka kesiapan rantai pasok SDM

    7. KONSTRUKSI HIJAU

  • KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM

    8. Tantangan ke depan

    3. Mendorong peran Pemerintah/pemda sebagai Leading Example dengan menyelenggarakan BGN yang memenuhi kriteria BGH, contohnya: Gedung Menteri PU,

    Gedung Lemigas, dll;

    1. Mendorong tersusunnya Perda BG (saat ini baru sekitar 22% dari total kab/kota di

    Indonesia) menimbulkan tantangan implementasi pengaturan BGH di tingkat kab/kota,

    termasuk mengakomodasi muatan pengaturan BGH dalam Perda BG;

    2. Mempertimbangkan kondisi dan konteks kab/kota yang berbeda, penyusunan

    Baseline untuk kinerja BGH sangat diperlukan, serta elaborasi Local Wisdom terutama pada BG hunian/rumah tinggal dan/atau BG sederhana;

    4. Pengembangan kapasitas dalam pemenuhan IMB, SLF, TABG dan Pendataan BG bagi

    aparat pemerintah daerah kab/kota untuk penyelenggaraan BGH.

    5. Pengembangan kapasitas dalam rangka pemeriksaan kelaikan fungsi BGH, oleh

    penyedia jasa pengkaji teknis (Assessor), dengan institusi-institusi terkait.

  • KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM

    PENUTUP

    SUMBER: greenitall.com

    Pohon memiliki sifat ekologis dan green building adalah hasil rekayasa engineering yg memiliki sifat ramah lingkungan.

    Konsep Pohon & Green Building pada hakekatnya dapat

    disinergikan unt mendapatkan fungsi kenyamanan, efisiensi dan

    sustainability diberbagai tingkatan baik skala bangunan,

    lingkungan/ komunitas maupun skala kota sejalan dengan

    kebijakan bangunan gedung dan lingkungan hijau serta gerakan

    hijau Kementerian Pekerjaan Umum

    Pohon dan Hutan perlu disinergikan dalam kehidupan perkotaan yg hijau serta berkelanjutan. Hutan kota akan memberikan efek kesegaran udara, pendinginan, serta penyerapan CO2

    Pemanfaatan pohon dalan bagunan gedung hijau akan meningkatkan efisiensi energi dalam engineering solution.

    Sudah selayaknya bahwa pelaku pembangunan gedung maupun inrfrastruktur dapat meningkatkan komitmennya dalam mewujudkan kenyamanan dan kelestarian lingkungan

    untuk generasi mendatang

    Gerakan hijau kementerian PU diharapkan akan dapat mendorong semua pihak dalam mewujudkan kehidupan yang lebih nyaman , efisien dan sustainability.

  • KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM

    Source: Antonio, 2011

  • KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM

    1. Komitmen efisiensi energi pada 2020 dengan skenario BAU adalah 1.936,6 juta SBM;

    2. Potensi efisiensi energi terkait dengan bangunan gedung terdapat pada rumah tangga, komersial

    dan industri.

    Data tambahan: Detail RAN-GRK

    Rencana Aksi Nasional Penurunan GRK

  • KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM

    Data tambahan: Pemanasan Global, sumber, kontributor dan dampaknya

    - Pemanasan global

    mempercepat

    perubahan iklim;

    - Akibat dari

    perubahan iklim a.l:

    naiknya suhu rata-

    rata, naiknya

    permukaan air laut,

    cuaca ekstrim, dan

    mencairnya es

    kutub

    - CO2: power, industry,

    transport, building;

    - Methane/CH4: agriculture,

    waste management,

    - Nitrous Oxide/N20:

    agriculture, fertilizers;

    - Hydrofluorocarbons/HFC;

    - Perfluorocarbons/PFC;

    - Sulfur hexafluoride/SF6:

    refrigeration systems, fire

    suppression system

    C. Pemanasan Global

    1. Sektor Energi: Energi Industri manufaktur Transportasi Bangunan gedung Agrikultur

    2. Sektor Pertanian: Tanaman pangan Ternak dan pemupukan

    3. Perubahan tata guna

    tanah dan hutan: Konversi tanah Konsumsi kayu dan

    deforestasi

    B. Gas kontributor A. Sumber Gas

  • KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM

    1. UU No.28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung

    2. PP No.36 Tahun 2005 tentang Peraturan Pelaksana UUBG

    3. Permen 29/PRT/M/2006 tentang Pedoman Persyaratan Teknis BG

    4. Permen 30/PRT/M/2006 tentang Pedoman Teknis Fasilitas dan Aksesibilitas pada

    Bangunan Gedung

    5. Permen 06/PRT/M/2007 tentang Pedoman Umum Rencana Tata Bangunan dan

    Lingkungan

    6. Permen 19/PRT/M/2007 tentang Pedoman Teknis Rumah dan Bangunan Gedung

    Tahan Gempa

    7. Permen 24/PRT/2007 tentang IMB

    8. Permen 25/PRT/2007 tentang SLF

    9. Permen 26/PRT/2007 tentang TABG

    Data tambahan: Peraturan perundangan tentang BG dan L

  • KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM

    10. Permen 24/PRT/2008 tentang Pedoman Pemeliharaan dan Perawatan Bangunan

    Gedung

    11. Permen 25/PRT/2008 tentang Pedoman Teknis Penyusunan RISPK

    12. Permen 26/PRT/2008 tentang Persyaratan Teknis Sistem Proteksi Kebakaran pada

    Bangunan Gedung dan Lingkungan

    13. Permen 20/PRT/M/2009 tentang Pedoman Teknis Manajemen Proteksi Kebakaran

    di Perkotaan

    14. Permen 16/PRT/2010 tentang Pedoman Teknis Pemeriksaan Berkala Bangunan

    Gedung

    15. Permen 17/PRT/2010 tentang Pedoman Teknis Pendataan Bangunan Gedung

    16. Permen 18/PRT/2010 tentang Pedoman Revitalisasi Kawasan

    Data tambahan: Peraturan perundangan tentang BG dan L (lanjutan)