Kematian Janin Dalam Kandungan

15
KEMATIAN JANIN DALAM KANDUNGAN (IUFD) Kamis, 14 Juni 2012 KEMATIAN JANIN DALAM KANDUNGAN (INTRA UTERINE FETAL DEATH / IUFD) A. DEFENISI Kematian janin dalam kandungan disebut Intra Uterin Fetal Death (IUFD), yakni kematian yang terjadi saat usia kehamilan lebih dari 20 minggu atau pada trimester kedua dan atau yang beratnya 500 gram. Jika terjadi pada trimester pertama disebut keguguran atau abortus. Ada juga pendapat lain yang mengatakan kematian janin dalam kehamilan adalah kematian janin dalam kehamilan sebelum proses persalinan berlangsung pada usia kehamilan 28 minggu ke atas atau berat janin 1000 gram ke atas. B. ETIOLOGI 1. Fetal (penyebab 25-40%) • Anomali/malformasi kongenital mayor : Neural tube defek, hidrops, hidrosefalus, kelainan jantung congenital • Kelainan kromosom termasuk penyakit bawaan. Kematian

Transcript of Kematian Janin Dalam Kandungan

Page 1: Kematian Janin Dalam Kandungan

KEMATIAN JANIN DALAM KANDUNGAN (IUFD)

Kamis, 14 Juni 2012

KEMATIAN JANIN DALAM KANDUNGAN

(INTRA UTERINE FETAL DEATH / IUFD)

A. DEFENISI

Kematian janin dalam kandungan disebut Intra Uterin Fetal Death (IUFD), yakni

kematian yang terjadi saat usia kehamilan lebih dari 20 minggu atau pada trimester kedua dan

atau yang beratnya 500 gram. Jika terjadi pada trimester pertama disebut keguguran atau

abortus.

Ada juga pendapat lain yang mengatakan kematian janin dalam kehamilan adalah

kematian janin dalam kehamilan sebelum proses persalinan berlangsung pada usia kehamilan

28 minggu ke atas atau berat janin 1000 gram ke atas.

B. ETIOLOGI

1. Fetal (penyebab 25-40%)

• Anomali/malformasi kongenital mayor : Neural tube defek, hidrops, hidrosefalus,

kelainan jantung congenital

• Kelainan kromosom termasuk penyakit bawaan. Kematian janin akibat kelainan

genetik biasanya baru terdeteksi saat kematian sudah terjadi, melalui otopsi bayi. Jarang

dilakukan pemeriksaan kromosom saat janin masih dalam kandungan. Selain biayanya mahal,

juga sangat berisiko. Karena harus mengambil air ketuban dari plasenta janin sehingga

berisiko besar janin terinfeksi, bahkan lahir prematur.

• Kelainan kongenital (bawaan) bayi

Yang bisa mengakibatkan kematian janin adalah hidrops fetalis, yakni akumulasi cairan

dalam tubuh janin. Jika akumulasi cairan terjadi dalam rongga dada bisa menyebabkan

hambatan nafas bayi. Kerja jantung menjadi sangat berat akibat dari banyaknya cairan dalam

Page 2: Kematian Janin Dalam Kandungan

jantung sehingga tubuh bayi mengalami pembengkakan atau terjadi kelainan pada paru-

parunya.

• Janin yang hiperaktif

Gerakan janin yang berlebihan -apalagi hanya pada satu arah saja- bisa mengakibatkan tali

pusat yang menghubungkan ibu dengan janin terpelintir. Akibatnya, pembuluh darah yang

mengalirkan suplai oksigen maupun nutrisi melalui plasenta ke janin akan tersumbat. Tak

hanya itu, tidak menutup kemungkinan tali pusat tersebut bisa membentuk tali simpul yang

mengakibatkan janin menjadi sulit bergerak. Hingga saat ini kondisi tali pusat terpelintir atau

tersimpul tidak bisa terdeteksi. Sehingga, perlu diwaspadai bilamana ada gejala yang tidak

biasa saat hamil.

2. Placental (penyebab 25-35%)

• Abruption

• Kerusakan tali pusat

• Infark plasenta

• Infeksi plasenta dan selaput ketuban

• Intrapartum asphyxia

• Plasenta Previa

• Twin to twin transfusion S

• Chrioamnionitis

• Perdarahan janin ke ibu

• Solusio plasenta

3. Maternal (penyebab 5-10%)

• DM

• Hipertensi

• Trauma

• kehamilan lewat waktu (posterrm)

• Ruptur uterus

• Postterm pregnancy

• Obat-obat

Kehamilan lebih dari 42 minggu. Jika kehamilan telah lewat waktu, plasenta akan

Page 3: Kematian Janin Dalam Kandungan

mengalami penuaan sehingga fungsinya akan berkurang. Janin akan kekurangan asupan

nutrisi dan oksigen. Cairan ketuban bisa berubah menjadi sangat kental dan hijau, akibatnya

cairan dapat terhisap masuk ke dalam paru-paru janin. Hal ini bisa dievaluasi melalui USG

dengan color doppler sehingga bisa dilihat arus arteri umbilikalis jantung ke janin. Jika

demikian, maka kehamilan harus segera dihentikan dengan cara diinduksi. Itulah perlunya

taksiran kehamilan pada awal kehamilan dan akhir kehamilan melalui USG.

C. TANDA DAN GEJALA

1. Ibu tidak merasakan gerakan janin

Nilai DJJ

Bila ibu mendaptkan sedatif, tunggu hilangnya pengaruh obat, kemudian nilai ulang.

Bila DJJ abnormal,lihat penatalaksanaan DJJ abnormal.

Bila DJJ tidak terdengar, pastikan adanya kematian janin dengan stetoskop ( Doppler).

Bila DJJ baik,berarti bayi tidur.

Rangsang janin dengan rangsangan suara (bel) attau dengan menggoyangkan perut ibu

sehingga ibu merasakan gerakan janin. Bila DJJ meningkat frekuensinya sesuai dengan

gerakan janin, maka janin dapat dikatakan normal.

Bila DJJ cenderung turun saat janin bergerak, maka dapat disimpulkan adanya gawat janin.v

2. Gerakan janin tidak dirasakan lagi

Gejala dan tannda selau ada Gejala dan tanda kadang – kadang ada Diagnosis

kemungkinan. Gerakan janinberkurang atau hilang.Nyeri perut hilang timbul atau menetap

Perdarahan pervaginam sesudah hamil 22 minggu. Syok

3. Uterus tegang / kaku.

Gawat janin atau DJJ tidak terdengar. Solusio plasenta Gerakan janin dan DJJ tidak ada Perdarahan  Nyeri perut hebat Syok  Perut kembung / cairan bebas intra abdominal  Kontur uterus abnormal Abdomen nyeri Bagian – bagian janin teraba  Denyut nadi bu cepat Rupture uteri

Page 4: Kematian Janin Dalam Kandungan

Gerakan janin berkurang atau hilang DJJ abnormal(<100/menit atau >140/ menit) Cairan ketuban bercampur mekonium Gawat janin Gerakan janin / DJJ hilang Tanda – tanda kehamilan berhenti Tinggi fundus uteri berkurang Pembesaran uterus berkurang Kematian janin

4. Adanya gelembung-gelembung gas pada badan janin

Gejala dan tanda selalu ada Gejala dan tanda selalu ada Diagnosa kemungkinan

       Gerakan janin berkurang

atau hilang

       Nyeri perut hilang timbul

atau menetap

       Perdarahan pervaginam

sesudah hamil 22 minggu

       Syok

       Uterus tegang atau kaku

       Gawat janin atau djj tidak

terdengar

Solisio placenta

       Gerakan janin dan djj tidak

ada

       Perdarahan

       Nyeri perut hebat

       Syok

       Perut kembung atau cairan

bebas intra abdominal

       Kontur uterus abnormal

       Abdomen nyeri

       Bagian-bagian janin teraba

Rupture uteri

       Gerakan janin berkurang

atau hilang

       Djj abnormal ( <100/menit

atau >180/menit)

       Cairan ketuban campur

mekonium

Gawat janin

       Gerakan janin atau djj hilang        Tanda- tanda kehamilan

berhenti

       Tinggi fundus uteri

berkurang

       Pembesaran uteri berkurang

Kematian janin

Page 5: Kematian Janin Dalam Kandungan

D. KLASIFIKASI

Golongan I Golongan II Golongan III Golongan IV

kematian sebelum

massa kehamilan

mencapai 20 minggu

penuh

kematian sesudah ibu

hamil 20-28 minggu

kematian sesudah

masa kehamilan >28

minggu (late fetal

death)

kematian yang tidak

dapat digolongkan

pada ketiga golongan

di atas

E. FAKTOR RESIKO

  Faktor predisposisi

a)      Faktor ibu

Ketidakcocokan rhesus darah ibu dengan janin.  Akan timbul masalah bila ibu memiliki rhesus negatif, sementara bapak rhesus positif.

Sehingga anak akan mengikuti yang dominan; menjadi rhesus positif. "Akibatnya antara ibu dan janin mengalami ketidakcocokan rhesus."

Ketidakcocokan ini akan mempengaruhi kondisi janin tersebut. Misalnya, dapat terjadi hidrops fetalis; suatu reaksi imunologis yang menimbulkan gambaran klinis pada janin, antara lain pembengkakan pada perut akibat terbentuknya cairan berlebih dalam rongga perut (asites), pembengkakan kulit janin, penumpukan cairan di dalam rongga dada atau rongga jantung.

  Ketidakcocokan golongan darah antara ibu dan janin.Terutama pada golongan darah A,B,O. "Yang kerap terjadi antara golongan darah anak A atau B dengan ibu bergolongan O atau sebaliknya." Sebab, pada saat masih dalam kandungan, darah ibu dan janin akan saling mengalir lewat plasenta. Bila darah janin tidak cocok dengan darah ibunya, maka ibu akan membentuk zat antibodinya.

Berbagai penyakit pada ibu hamil.Salah satu contohnya preeklampsia dan diabetes. Itulah mengapa pada ibu hamil perlu dilakukan cardiotopografi (CTG) untuk melihat kesejahteraan janin dalam rahim.

 Trauma saat hamil.Trauma bisa mengakibatkan terjadi solusio plasentae atau plasenta terlepas. Trauma terjadi, misalnya, karena benturan pada perut, entah karena kecelakaan atau pemukulan. "Benturan ini bisa saja mengenai pembuluh darah di plasenta, sehingga timbul perdarahan di plasenta atau plasenta lepas sebagian. Akhirnya aliran darah ke bayi pun jadi tak ada."

  Infeksi pada ibu hamil.Ibu hamil sebaiknya menghindari berbagai infeksi, seperti infeksi akibat bakteri maupun virus. "Bahkan demam tinggi pada ibu hamil bisa menyebabkan janin tak tahan akan panas tubuh ibunya."

  status social ekonomi yang rendah   tingkat pendidikan ibu yang rendah   umur ibu yang > 30 tahun atau < dari 20 tahun

Page 6: Kematian Janin Dalam Kandungan

  ganggguan gizi dan anemia dalam kehamilan    ibu dengan riwayat kehamilan / persalinan sebelumnya tidak baik seperti bayi lahir

mati

b)     Faktor bayi

Gerakan bayi yang berlebihan / liarGerakan bayi dalam rahim yang sangat berlebihan, terutama jika terjadi gerakan satu arah saja. karena gerakannya berlebihan, terlebih satu arah saja, maka tali pusat yang menghubungkan janin dengan ibu akan terpelintir. Kalau tali pusat terpelintir, maka pembuluh darah yang mengalirkan plasenta ke bayi jadi tersumbat." Kalau janin sampai memberontak, yang ditandai gerakan "liar", biasanya karena kebutuhannya ada yang tidak terpenuhi, entah itu karena kekurangan oksigen, atau makanan. Karena itu, harus segera dilakukan tindakan yang mengarah pada pemenuhan kebutuhan janin. Misalnya, apakah oksigen dan gizinya cukup? Kalau ibu punya riwayat sebelumnya dengan janin meninggal, maka sebaiknya aktivitas ibu jangan berlebihan. "Sebab, dengan aktivitas berlebihan, maka gizi dan zat makanan hanya dikonsumsi ibunya sendiri, sehingga janin relatif kekurangan." 

Kelainan kromosom.Bisa disebut penyakit bawaan, misalnya, kelainan genetik berat trisomy. "Kematian janin akibat kelainan genetik biasanya baru terdeteksi saat kematian udah terjadi, yaitu dari otopsi bayi." Sebab, ungkap Nasdaldy, jarang sekali dilakukan pemeriksaan kromosom saat janin masih dalam kandungan. "Selain biayanya mahal, risikonya juga tinggi. Karena harus mengambil air ketuban dari plasenta janin sehingga berisiko besar terinfeksi, juga bisa lahir prematur. Kecuali kalau memang ada keganjilan dalam kehamilan tersebut yang dicurigai sebagai kelainan kromosom."

Kelainan bawaan bayi.Kelainan bawaan pada bayi sendiri, seperti jantung atau paru-paru, bisa engakibatkan kematian di kandungan.

F. MANIFESTASI KLINIS / KOMPLIKASI

Kematian janin akan menyebabkan desidua plasenta menjadi rusak menghasilkan masuk kedalam peredaran darah ibu tromboplastin¡ pembekuan intravaskuler yang dimulai dari endotel pembuluh darah oleh terjadi pembekuan darah trombosit Disseminated yang meluas hipofibrinogenemia (kadar intravascular coagulation fibrinogen < 100 mg%), biasa pada 4-5 minggu sesudah IUFD.

Kadar normal fibrinogen pada wanita hamil adalah 300-700mg%. Akibat kekurangan fibrinogen maka dapat terjadi hemoragik post partum. Partus biasanya berlangsung 2-3 minggu setelah janin mati. Dampak psikologis dapat timbul pada ibu setelah lebih dari 2 minggu kematian janin yang dikandungnya. 

DJJ tidak terdengar  Uterus tidak membesar, fundus uteri turun Pergerakan anak tidak teraba lagi oleh pemeriksa  Palpasi anak menjadi tidak jelas  Reaksi biologis menjadi negatif setelah anak mati kurang lebih 10 hari

Page 7: Kematian Janin Dalam Kandungan

Bila janin yang mati tertahan 5 minggu atau lebih, kemungkinan Hypofibrinogenemia 25%.

G. PATOFISIOLOGI

Menurut dr Botefilia SpOG, Spesialis Kebidanan dan Kandungan Rumah Sakit Persahabatan,

Jakarta, ada beberapa faktor yang menyebabkan kematian janin dalam kandungan, antara

lain:

1. Hipertensi atau tekanan darah tinggi

2. Preeklampsia dan eklampsia

3. Perdarahan

Waspada jika ibu mengalami perdarahan hebat akibat plasenta previa (plasenta yang

menutupi jalan lahir) atau solusio plasenta (terlepasnya plasenta dari tempat implantasinya di

dalam uterus sebelum bayi dilahirkan). Otomatis Hb janin turun dan bisa picu kematian janin.

4. Kelainan kongenital (bawaan) bayi

Yang bisa mengakibatkan kematian janin adalah hidrops fetalis, yakni akumulasi cairan

dalam tubuh janin. Jika akumulasi cairan terjadi dalam rongga dada bisa menyebabkan

hambatan nafas bayi. Kerja jantung menjadi sangat berat akibat dari banyaknya cairan dalam

jantung sehingga tubuh bayi mengalami pembengkakan atau terjadi kelainan pada paru-

parunya.

5. Ketidakcocokan golongan darah ibu dan janin

Terutama pada golongan darah A, B, O. Kerap terjadi golongan darah anak A atau B,

sedangkan Moms bergolongan O atau sebaliknya. Pasalnya, saat masih dalam kandungan

darah ibu dan janin akan saling mengalir lewat plasenta. Bila darah janin tidak cocok dengan

darah ibunya, maka Moms akan membentuk zat antibodi.

6. Janin yang hiperaktif

Gerakan janin yang berlebihan, apalagi hanya pada satu arah saja,  bisa mengakibatkan tali

pusat yang menghubungkan ibu dengan janin terpelintir. Akibatnya, pembuluh darah yang

mengalirkan suplai oksigen maupun nutrisi melalui plasenta ke janin akan tersumbat. Tak

hanya itu, tidak menutup kemungkinan tali pusat tersebut bisa membentuk tali simpul yang

Page 8: Kematian Janin Dalam Kandungan

mengakibatkan janin menjadi sulit bergerak. Hingga saat ini kondisi tali pusat terpelintir atau

tersimpul tidak bisa terdeteksi. Sehingga, perlu diwaspadai bilamana ada gejala yang tidak

biasa saat hamil.

7. Gawat janin

Bila air ketuban habis otomatis tali pusat terkompresi antara badan janin dengan ibunya.

Kondisi ini bisa mengakibatkan janin ‘tercekik’ karena suplai oksigen dari Moms ke janin

terhenti. Gejalanya dapat diketahui melalui cardiotopografi (CTG). Mula-mula detak jantung

janin kencang, lama-kelamaan malah menurun hingga di bawah rata-rata.

8. Kehamilan lewat waktu (postterm)

Kehamilan lebih dari 42 minggu.Jika kehamilan telah lewat waktu, plasenta akan mengalami

penuaan sehingga fungsinya akan berkurang. Janin akan kekurangan asupan nutrisi dan

oksigen. Cairan ketuban bisa berubah menjadi sangat kental dan hijau, akibatnya cairan dapat

terhisap masuk ke dalam paru-paru janin. Hal ini bisa dievaluasi melalui USG dengan color

doppler sehingga bisa dilihat arus arteri umbilikalis jantung ke janin. Jika demikian, maka

kehamilan harus segera dihentikan dengan cara diinduksi. Itulah perlunya taksiran kehamilan

pada awal kehamilan dan akhir kehamilan melalui USG.

9. Infeksi saat hamil

Saat hamil sebaiknya menjaga kondisi tubuh dengan baik guna menghindari berbagai infeksi

bakteri atau virus. Bahkan, demam tinggi pada ibu bisa mengakibatkan janin tidak tahan akan

panas tubuh ibunya.

10. Kelainan kromosom

Kelainan kromosom termasuk penyakit bawaan. Kematian janin akibat kelainan genetik

biasanya baru terdeteksi saat kematian sudah terjadi, melalui otopsi bayi. Jarang dilakukan

pemeriksaan kromosom saat janin masih dalam kandungan. Selain biayanya mahal, juga

sangat berisiko. Karena harus mengambil air ketuban dari plasenta janin sehingga berisiko

besar janin terinfeksi, bahkan lahir prematur.

Bila janin mati dalam kehamilan yang telah lanjut terjadilah perubahan- perubahan sebagai

berikut :

Page 9: Kematian Janin Dalam Kandungan

  Rigor mostis (tegang mati)

Berlangsung 2,5 jam setelah mati, kemudian lemas kembali.

  Stadium maserasi I

Timbul lepuh-lepuh pada kulit, mula-mula terisi cairan jernih tapi kemudian menjadi merah.

Stadium ini berlangsung 48 jam setelah mati.

  Stadium maserasi II

Lepuh-lepuh pecah dan mewarnai air ketuban menjadi merah coklat, stadium ini berlangsung

48 jam setelah anak mati.

  Stadium maserasi III

Terjadi kira-kira 3 minggu setelah anak mati. Badan janin sangat lemas, hubungan antara

tulang-tulang sangat longgar dan terdapat oedem dibawah kulit.

H. PENANGANAN

1. Penanganan Umum

- Berikan dukungan emosional pada ibu

- Nilai DJJ

-Nilai ibu mendapa sedative, tungg hilangnya pengaruh obat, kemudian nilai ulang

- Bila DJJ tidak terdengar minta beberapa orang mendengarkan menggunakan

2. Penanganan Pada Masa Persalinan

Kematian janin dapat terjadi akibat gangguan pertumbuhan janin, gawat janin, atau

kelainan bawaan atau akibat infeksi yang tidak terdiagnosis sebelumnya sehingga tidak

terobati.

Jika pemeriksaan radiologic tersedia, konfirmasi kematian janin setelah lima hari.

Tanda-tandanya berupa overlapping tulang engkorak, hiperfleksi kolumna, vertebralis,

gelembung udara didlam jantung dan edema scalp.

USG adalah sarana penunjang diagnostic yang baik untuk memastikan- kematian

janin dimana gambarannya menunjukan janin tanpa tanda hidup: tidak ada denyut jantung

janin, ukuran kepala janin dan cairan ketuban berkurang.

Dukungan mental emosional perlu diberikan kepada pasien selalu- didampingi oleh orang

Page 10: Kematian Janin Dalam Kandungan

terdekatnya. Yakinkan bahwa besar kemungkinan dapat jhir per vaginal.

Pilihlah cra persalinan dapat secara aktif dengan induksi maupun ekspektatif, perlu

dibicarakan dengan pasien dan keluarganya sebelum keputsan diambil.

Bila pilihan penanganan persalinan adalah akspetif:

o Tunggu persalinan spontan hingg dua minggu

o Yakinkan bahwa 90% persalinan spontan akan terjadi tanpa komplikasi.

o Jika trombosit dalam 2 minggu menurun tanpa persalinan spontan,

o Jika penanganan aktif akan dilakukan, nilai serviks:

o Jika serviks matang, lakukann induksi persalinan dengan oksitosin

o Jika serviks belum mtang, lakukan pematangan serviks dengan prostaglandin 

I. PENATALAKSANAAN

Bila disangka telah terjadi kematian janin dalam rahim tidak usah terburu-buru bertindak, sebaiknya diobservasi dulu dalam 2-3 minggu untuk mencari kepastian diagnosis.

Biasanya selama masih menunggu ini 70-90 % akan terjadi persalinan yang spontan Jika pemeriksaan Radiologik tersedia, konfirmasi kematian janin setelah 5 hari.

Tanda-tandanya berupa overlapping tulang tengkorak, hiperfleksi columna vertebralis, gelembung udara didalam jantung dan edema scalp. 

USG merupakan sarana penunjang diagnostik yang baik untuk memastikan kematian janin dimana gambarannya menunjukkan janin tanpa tanda kehidupan, tidak ada denyut jantung janin, ukuran kepala janin dan cairan ketuban berkurang.

Dukungan mental emosional perlu diberikan kepada pasien. Sebaiknya pasien selalu didampingi oleh orang terdekatnya. Yakinkan bahwa kemungkinan besar dapat lahir pervaginam. 

Pilihan cara persalinan dapat secara aktif dengan induksi maupun ekspektatif, perlu dibicarakan dengan pasien dan keluarganya sebelum keputusan diambil. 

 Bila pilihan penanganan adalah ekspektatif maka tunggu persalinan spontan hingga 2 minggu dan yakinkan bahwa 90 % persalinan spontan akan terjadi tanpa komplikasi  

Jika trombosit dalam 2 minggu menurun tanpa persalinan spontan, lakukan penanganan aktif.

 Jika penanganan aktif akan dilakukan, nilai servik yaitu Jika servik matang,lakukan induksi persalinan dengan oksitosin atau prostaglandin.

Jika serviks belum matang, lakukan pematangan serviks dengan prostaglandin atau kateter foley, dengan catatan jangan lakukan amniotomi karena berisiko infeksi

Persalinan dengan seksio sesarea merupakan alternatif terakhir Jika ada tanda infeksi, berikan antibiotika untuk metritis.  Jika tes pembekuan sederhana lebih dari 7 menit atau bekuan mudah pecah, waspada

koagulopati  Berikan kesempatan kepada ibu dan keluarganya untuk melihat dan melakukan

kegiatan ritual bagi janin yang meninggal tersebut.  Pemeriksaan patologi plasenta adalah untuk mengungkapkan adanya patologi plasenta

dan infeksi 

Page 11: Kematian Janin Dalam Kandungan

Bila setelah 3 minggu kematian janin dalam kandungan atau 1 minggu setelah diagnosis. Partus belum mulai maka wanita harus dirawat agar dapat dilakukan induksi persalinan

Induksi partus dapat dimulai dengan pemberian esterogen untuk mengurangi efek progesteron atau langsung dengan pemberian oksitosin drip dengan atau tanpa amniotomi.