Aktivitas Janin

27
Rancangan Pembelajaran dengan Sasaran Keluarga dengan Ibu Hamil I. Pengkajian Mahasiswa Jurusan Keperawatan Politeknik Kesehatan Kementerian Jakarta 1 Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) Cilandak melakukan pengkajian terhadap seorang hamil dan keluarganya. Pasien bernama Ny. datang dengan keluhan utama nyeri pa perutnya. !i bawah ini disajikan sebagai data hasil pengkajian yang didapat. 1. Pengkajian "aktor Predisposisi . #iwayat Keperawatan Ny. berusia $% tahun datang ke Puskesmas Cilandak pada tanggal 1& "eb $'1 untuk memeriksakan kehamilannya yang saat ini berusia $ minggu (% bul *P*+ pada tanggal 1' gustus $'1 . Ny. datang ke Puskesmas C,landak denga diantar oleh suaminya +n.!. Kehamilan ini merupakan kehamilan yang pertama Ny. . +n. ! bekerja sebagai supir ngkutan -mum dengan penghasi ribu/hari. 0ehari hari Ny. bekerja sebagai ,bu #umah +angga. ,a mengerjakan peker rumah sendiri walaupun sedang hamil karena Ny. tidak memiliki pembantu ru tangga. Kadang kadang suami Ny. membantu istrinya membereskan rumah. 0aat ini Ny. inginmengetahuiapa yang terjadi pada dirinya dan bayi yang dikandungnya. Ny. merasa sakit pada perutnya2 rasanya seperti di janinnya selama sebulan ini dan kontraksi se3ara terus menerus. 0aat ini Ny. merasa 3emas dengan keadaan janinnya. ,a mengira ada sesu terjadi pada dirinya dan bayinya. Ketika ditanya2 Ny. mengatakan belum mengetahui apa yang terjadi. 0elain itu2 Ny. juga mengatakan kalau ia bel mengetahui mengenai kesejahteraan janin dan Ny. mengaku jarang memeriksak kehamilannya ke puskesmas. 4. Keadaan "isik 4erat badan Ny. sebelum hamil 5kg dengan tinggi badan 1 63m. kehamilannya menginjak $ minggu berat badan Ny. % kg. +anda tanda +ekanan darah 19'/&' mm*g2 Nadi 5 :/menit2 Perna;asan 15:/menit 0uhu tubuh

description

promosi kesehatan

Transcript of Aktivitas Janin

Rancangan Pembelajaran dengan Sasaran Keluarga dengan Ibu HamilI. Pengkajian

Mahasiswa Jurusan Keperawatan Politeknik Kesehatan Kementerian Jakarta 1 di Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) Cilandak melakukan pengkajian terhadap seorang ibu hamil dan keluarganya. Pasien bernama Ny. A datang dengan keluhan utama nyeri pada perutnya. Di bawah ini disajikan sebagai data hasil pengkajian yang didapat.1. Pengkajian Faktor Predisposisi

A. Riwayat KeperawatanNy. A berusia 26 tahun datang ke Puskesmas Cilandak pada tanggal 19 Februari 2015 untuk memeriksakan kehamilannya yang saat ini berusia 24 minggu (6 bulan). HPHT pada tanggal 10 Agustus 2014. Ny.A datang ke Puskesmas CIlandak dengan diantar oleh suaminya Tn.D. Kehamilan ini merupakan kehamilan yang pertama bagi Ny. A. Tn. D bekerja sebagai supir Angkutan Umum dengan penghasilan 45 ribu/hari.

Sehari-hari Ny. A bekerja sebagai Ibu Rumah Tangga. Ia mengerjakan pekerjaan rumah sendiri walaupun sedang hamil karena Ny. A tidak memiliki pembantu rumah tangga. Kadang-kadang suami Ny. A membantu istrinya membereskan rumah. Saat ini Ny. A ingin mengetahui apa yang terjadi pada dirinya dan bayi yang dikandungnya. Ny. A merasa sakit pada perutnya, rasanya seperti ditendang oleh janinnya selama sebulan ini dan kontraksi secara terus-menerus.

Saat ini Ny. A merasa cemas dengan keadaan janinnya. Ia mengira ada sesuatu terjadi pada dirinya dan bayinya. Ketika ditanya, Ny. A mengatakan belum mengetahui apa yang terjadi. Selain itu, Ny. A juga mengatakan kalau ia belum mengetahui mengenai kesejahteraan janin dan Ny.A mengaku jarang memeriksakan kehamilannya ke puskesmas.B. Keadaan FisikBerat badan Ny.A sebelum hamil 58kg dengan tinggi badan 157cm. Setelah kehamilannya menginjak 24 minggu berat badan Ny.A 65kg. Tanda-tanda vital : Tekanan darah 130/90 mmHg, Nadi 84x/menit, Pernafasan 18x/menit Suhu tubuh 37C. Saat ini Ny.A mengaku sering sakit pada perutnya terutama pada malam hari, kontraksi terus-menerus dan merasa seperti di tending oleh bayinya.C. Kesiapan Belajar

Ny.A dan Tn.D mengatakan bahwa ia tertarik untuk mempelajari tentang proses kehamilannya saat ini terutama jika sudah menginjak trimester III. Karena Ny.A ingin sekali melahirkan bayinya dengan normal. Pengetahuan Ny.A dan Tn.D mengenai kehamilan sangat kurang karena belum pernah mendapatkan informasi mengenai hal tersebut dari sumber apapun. Ny.A dan Tn.D dapat berkomunikasi dengan Bahasa Indonesia dengan baik.

D. Motivasi Belajar

Motivasi Ny.A dan Tn.D untuk mempelajari kondisinya sangatlah kuat. Tn.D mengatakan akan melakukan apapun untuk kelancaran kehamilan dan kelahiran istrinya kelak. Ny. A termotivasi untuk menerima informasi tentang hal-hal yang berhubungan dengan hal-hal yang dapat dilakukan selama kehamilan sehubungan dengan keadaannya saat ini.E. Kemampuan Membaca

Ny. A dan Tn.D mempunyai kemampuan membaca dan menulis yang baik. Ketika diberikan sebuah bacaan Leaflet tentang cara memijat bayi dan diminta mambacanya, Ny.A dapat menjelaskan kembali inti dari isi leaflet tersebut. Ia mengatakan lebih menyukai belajar dengan cara Tanya jawab dan menyukai bahan bacaan yang bergambar karena mudah diingat.

2. Pengkajian Faktor Pemungkin

Di Puskesmas khususnya di klinik pelayanan kebidanan, mahasiswa jurusan Keperawatan Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Jakarta 1 telah memiliki keterampilan memberikan penyuluhan dengan baik karena telah sering kali dilakukan pelatihan untuk hal tersebut. Alat bantu penyuluhan berupa Slide Proyektor dan Leaflet.Rumah Ny.A dekat dengan Puskesmas Cilandak dan dapat di jangkau dengan menggunakan kendaraan umum selama 15 menit, sehingga Ny.A dapat memeriksakan kehamilannya secara rutin ke Puskesmas.

3. Pengkajian Faktor Penguat

Faktor penguat pada Ny. A tersebut adalah adanya dukungan untuk melakukan perawatan kehamilan dari suami dan keluarga agar keadaan kandungan dan kesehatannya tetap baik.II. Diagnosa KeperawatanBerdasarkan hasil pengkajian yang ditemukan, Mahasiswa Jurusan Keperawatan Politeknik Kesehatan Kementerian Jakarta 1 berusaha merumuskan diagnosa keperawatan. Adapun diagnosa keperawatan tersebut dirumuskan sebagai berikut:1. Ketidakefektifan regimen terapeutik : perawatan ibu selama kehamilan berhubungan dengan kurangnya informasi mengenai Aktivitas Janin2. Ketidakefektifan regimen terapeutik : perawatan ibu selama kehamilan berhubungan dengan kurangnya informasi mengenai KontraksiIII. Perencanaan Tindakan Tindakan keperawatan yang ditetapkan untuk menyelesaikan diagnosa keperawatan tersebut adalah berupa pendidikan kesehatan yang ditujukan kepada Ny. A dan Tn.D Sebelum melaksanakan tindakan ini maka harus dibuat terlebih dahulu Rancangan Pembelajaran. Berikut adalah rancangan pembelajaran yang dikembangkan dari masing-masing diagnosa keperawatan.Rancangan Pembelajaran Keluarga1Diagnosa Keperawatan : Ketidakefektifan regimen terapeutik : perawatan ibu selama kehamilan berhubungan dengan kurangnya informasi mengenai Aktivitas Janin

1. Tujuan Pembelajaran

a. Tujuan umumSetelah dilakukan pendidikan kesehatan tentang aktivitas janin selama 45 menit diharapkan Ny. A dan Tn.D dapat menguraikan kembali mengenai aktivitas janin dengan benar.b. Tujuan KhususSetelah mendapatkan pendidikan kesehatan Ny.A dan Tn.D mampu:

1) Menjelaskan Pengertian Aktivitas Janin dengan bahasanya sendiri2) Menjelaskan Tahap Pertumbuhan dan Perkembangan Janin3) Menjelaskan Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Janin4) Menjelaskan Manfaat Gerak Janin

5) Menjelaskan Indikasi Observasi Aktivitas Janin6) Menjelaskan Kapan Ibu Hamil Merasakan Gerakan Janin7) Menjelaskan Waktu Pengukuran Gerakan Janin

8) Mengobservasi Aktivitas Janin dalam Rahim

2. Materi Belajar

a. Pengertian Aktivitas Janinb. Tahap Pertumbuhan dan Perkembangan Janinc. Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Janin

d. Manfaat Gerak Janine. Indikasi Observasi Aktivitas Janin f. Kapan Ibu Hamil Merasakan Gerakan Janing. Waktu Pengukuran Gerakan Janinh. Cara Mengobservasi Aktivitas Janin dalam Rahim3. Metode Belajar

a. Metode Ceramah

Metode ini digunakan untuk penyampaian materi pendidikan kesehatan di atas

b. Metode Tanya Jawab

Metode ini digunakan untuk memberikan kesempatan pada klien untuk mengajukan pertanyaan mengenai informasi yang telah disampaikan serta untuk melihat kepahaman klien dan keluarga tentang materi yang telah di sampaikan.4. Alat Bantu Belajar

a. Slide Proyektor

b. Leaflet5. Evaluasi Belajar

Evaluasi belajar akan dilakukan selama proses belajar dan pada akhir dari proses pendidikan kesehatan. Cara evaluasi akan dilakukan dengan mengajukan pertanyaan lisan

a. Apa Pengertian Aktivitas Janin?b. Apa saja Tahap Pertumbuhan dan Perkembangan Janin?c. Apa Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Janin?

d. Apa Manfaat Gerak Janin?e. Apa Indikasi Observasi Aktivitas Janin?f. Kapan Ibu Hamil Merasakan Gerakan Janin?g. Kapan Waktu Pengukuran Gerakan Janin?h. Bagaimana Cara Mengobservasi Aktivitas Janin dalam Rahim Ibu?

Rancangan Pembelajaran Keluarga2

Diagnosa Keperawatan : Ketidakefektifan regimen terapeutik : perawatan ibu selama kehamilan berhubungan dengan kurangnya informasi mengenai Kontraksi

1. Tujuan Pembelajaran

a. Tujuan umumSetelah dilakukan pendidikan kesehatan tentang kontraksi selama 30 menit diharapkan Ny. A dan Tn.D dapat menguraikan kembali mengenai Kontraksi dengan benar.b. Tujuan KhususSetelah mendapatkan pendidikan kesehatan Ny.A dan Tn.D mampu:

1) Menjelaskan Pengertian Kontraksi dengan bahasanya sendiri2) Menjelaskan Etiologi Kontraksi3) Menjelaskan Jenis-Jenis

4) Menjelaskan Karakteristik Kontraksi5) Menjelaskan Perbedaan antara His Sejati dan His Palsu6) Menjelaskan Cara Palpasi Kontraksi Uterus2. Materi Belajar

a. Pengertian Kontraksi b. Etiologi Kontraksic. Jenis-Jenis Kontraksid. Karakteristik Kontraksie. Perbedaan antara His Sejati dan His Palsuf. Cara Palpasi Kontraksi Uterus3. Metode Belajar

a. Metode CeramahMetode ini digunakan untuk penyampaian materi pendidikan kesehatan di atas

b. Metode Tanya JawabMetode ini digunakan untuk memberikan kesempatan pada klien untuk mengajukan pertanyaan mengenai informasi yang telah disampaikan serta untuk melihat kepahaman klien dan keluarga tentang materi yang telah di sampaikan.4. Alat Bantu Belajar

a. Slide Proyektor

b. Leaflet 5. Evaluasi Belajar

Evaluas belajar akan dilakukan selama proses belajar dan pada akhir dari proses pendidikan kesehatan. Cara evaluasi akan dilakukan dengan mengajukan pertanyaan lisan

a. Apa Pengertian Kontraksi?b. Apa Karakteristik Kontraksi?c. Apa Etiologi Kontraksi?d. Apa saja Jenis-jenis Kontraksi?e. Apakah perbedaan antara His Sejati dan His Palsu?f. Bagaimana Cara Mempalpasi Kontraksi Uterus?SATUAN ACARA PEMBELAJARANOBSERVASI AKTIVITAS JANIN

Masalah Keperawatan:Ketidakefektifan regimen terapeutik : perawatan ibu selama kehamilan berhubungan dengan kurangnya informasi mengenai Aktivitas Janin

Pokok Bahasan:Perawatan ibu selama kehamilan

Sub Pokok Bahasan:Pemantauan aktivitas janin

Hari / Tanggal:Kamis, 19 Februari 2015

Tempat:Klinik Kebidanan Puskesmas Cilandak

Waktu: 45 menit

Sasaran:Ny. A dan Tn.D

Pemberi penkes:Mahasiswa Jurusan Keperawatan Poltekkes Kemenkes Jakarta 1

I. Tujuan Pembelajaran

1. Tujuan umumSetelah dilakukan pendidikan kesehatan tentang aktivitas janin selama 45 menit diharapkan Ny. A dan Tn.D dapat menguraikan kembali mengenai aktivitas janin dengan benar.2. Tujuan KhususSetelah mendapatkan pendidikan kesehatan Ny.A dan Tn.D mampu:

a. Menjelaskan Pengertian Aktivitas Janin dengan bahasanya sendirib. Menjelaskan Tahap Pertumbuhan dan Perkembangan Janinc. Menjelaskan Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Janind. Menjelaskan Manfaat Gerak Janin

e. Menjelaskan Indikasi Observasi Aktivitas Janinf. Menjelaskan Kapan Ibu Hamil Merasakan Gerakan Janing. Menjelaskan Waktu Pengukuran Gerakan Janin

h. Mengobservasi Aktivitas Janin dalam Rahim

II. Materi Belajar

a. Pengertian Aktivitas Janinb. Tahap Pertumbuhan dan Perkembangan Janinc. Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Janin

d. Manfaat Gerak Janine. Indikasi Observasi Aktivitas Janin f. Kapan Ibu Hamil Merasakan Gerakan Janing. Waktu Pengukuran Gerakan Janinh. Cara Mengobservasi Aktivitas Janin dalam RahimIII. Metode Belajar

a. Metode CeramahMetode ini digunakan untuk penyampaian materi pendidikan kesehatan di atas

b. Metode Tanya JawabMetode ini digunakan untuk memberikan kesempatan pada klien untuk mengajukan pertanyaan mengenai informasi yang telah disampaikan serta untuk melihat kepahaman klien dan keluarga tentang materi yang telah di sampaikan.IV. Alat Bantu Belajar

a. Slide Proyektorb. Leaflet

V. Kegiatan Belajar Mengajar

NoTahapanWaktuKegiatan

PenyuluhAudience

1.Fase Pra Orientasi - Mempersiapkan diri

Mempersiapkan materi

Mempersiapkan media dan alat

Mempersiapkan ruangan

Mempersiapkan pasien dan keluarga pasien

2.Fase Orientasi5 menit Memberi salam

Memperkenalkan diri

Kontrak waktu

Menjelaskan tujuan pertemuan

Menyampaikan topik/tema penyuluhan

Memberikan pertanyaan Menjawab salam Menyimak Menyepakati Menyimak Menyimak Menjawab

3Fase Kerja25 menit Menyampaikan Materi

Menyimak dan Menjawab

4Fase Terminasi15 menit Menyimpulkan materi bersama

Memberikan kesempatan untuk bertanya

Memberi evaluasi secara lisan (post-kerja)

Mengucapkan salam Menyimak Berpartisipasi Menjawab Menjawab salam

VI. EvaluasiSoal Evaluasi :1. Apa Pengertian Aktivitas Janin?2. Apa saja Tahap Pertumbuhan dan Perkembangan Janin?3. Apa Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Janin?

4. Apa Manfaat Gerak Janin?5. Apa Indikasi Observasi Aktivitas Janin?6. Kapan Ibu Hamil Merasakan Gerakan Janin?7. Kapan Waktu Pengukuran Gerakan Janin?8. Bagaimana Cara Mengobservasi Aktivitas Janin dalam Rahim Ibu?SATUAN ACARA PEMBELAJARANOBSERVASI KONTRAKSI

Masalah Keperawatan:Ketidakefektifan regimen terapeutik : perawatan ibu selama kehamilan berhubungan dengan kurangnya informasi mengenai Kontraksi

Pokok Bahasan:Perawatan ibu selama kehamilan

Sub Pokok Bahasan:Pemantauan kontraksi janin

Hari / Tanggal:Kamis, 19 Februari 2015

Tempat:Klinik Kebidanan Puskesmas Cilandak

Waktu: 30 menit

Sasaran:Ny. A dan Tn.D

Pemberi penkes:Mahasiswa Jurusan Keperawatan Poltekkes Kemenkes Jakarta 1

I. Tujuan Pembelajaran

1. Tujuan umumSetelah dilakukan pendidikan kesehatan tentang kontraksi selama 30 menit diharapkan Ny. A dan Tn.D dapat menguraikan kembali mengenai Kontraksi dengan benar.2. Tujuan KhususSetelah mendapatkan pendidikan kesehatan Ny.A dan Tn.D mampu:

a. Menjelaskan Pengertian Kontraksi dengan bahasanya sendirib. Menjelaskan Etiologi Kontraksic. Menjelaskan Jenis-Jenis

d. Menjelaskan Karakteristik Kontraksie. Menjelaskan Perbedaan antara His Sejati dan His Palsuf. Menjelaskan Cara Palpasi Kontraksi UterusII. Materi Belajar

1. Pengertian Kontraksi

2. Etiologi Kontraksi

3. Jenis-Jenis Kontraksi

4. Karakteristik Kontraksi5. Perbedaan antara His Sejati dan His Palsu6. Cara Palpasi Kontraksi UterusIII. Metode Belajar

1. Metode CeramahMetode ini digunakan untuk penyampaian materi pendidikan kesehatan di atas

2. Metode Tanya JawabMetode ini digunakan untuk memberikan kesempatan pada klien untuk mengajukan pertanyaan mengenai informasi yang telah disampaikan serta untuk melihat kepahaman klien dan keluarga tentang materi yang telah di sampaikan.IV. Alat Bantu Belajar

1. Slide Proyektor

2. Leaflet V. Kegiatan Belajar Mengajar

NoTahapanWaktuKegiatan

PenyuluhAudience

1.Fase Pra Orientasi - Mempersiapkan diri

Mempersiapkan materi

Mempersiapkan media dan alat

Mempersiapkan ruangan

Mempersiapkan pasien dan keluarga pasien

2.Fase Orientasi5 menit Memberi salam

Memperkenalkan diri

Kontrak waktu

Menjelaskan tujuan pertemuan

Menyampaikan topik/tema penyuluhan

Memberikan pertanyaan Menjawab salam Menyimak Menyepakati Menyimak Menyimak Menjawab

3Fase Kerja15 menit Menyampaikan Materi

Menyimak dan Menjawab

4Fase Terminasi10 menit Menyimpulkan materi bersama

Memberikan kesempatan untuk bertanya

Memberi evaluasi secara lisan (post-kerja)

Mengucapkan salam Menyimak Berpartisipasi Menjawab Menjawab salam

VI. EvaluasiSoal Evaluasi :

1. Apa Pengertian Kontraksi?2. Apa Karakteristik Kontraksi?3. Apa Etiologi Kontraksi?4. Apa saja Jenis-jenis Kontraksi?5. Apakah perbedaan antara His Sejati dan His Palsu?6. Bagaimana Cara Mempalpasi Kontraksi Uterus?Materi Pembelajaran

Observasi Aktivitas Janin

I. Pengertian

Sebelum lahir ke dunia, anak akan tumbuh dan berkembang di dalam Rahim ibunya selama kurang lebih Sembilan bulan. Setiap bulan janin akan mengalami proses perkembangan yang berbeda-beda. Aktivitas janin merupakan segala macam pergerakan yang dilakukan oleh janin dalam kandungan, karena selama proses kehamilan janin terus mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang signifikan.II. Tahap Perkembangan Janin1. Usia Gestasi 4 minggu (1 bulan)A. Panjang dan berat badan janin : Panjang embrio 7,5cm-10cm, berat embrio sekitar 0,4gram.

B. Pembentukan organ embrio. Pada usia gestasi 4 minggu struktur organ embrio yang terbentuk adalah cikal bakal mata, telinga dan hidung. Minggu ke 4 & 5 kehamilan terbentuk empat bilik jantung. System hematopoiesis berlangsung di yolk sac. Urine terbentuk minggu ke-3 ginjal permanen minggu ke 5-6 awal pembentukan faring, saluran nafas bagian bawah, esophagus, lambung, hati, duodenum dan pancreas.

2. Usia Gestasi 8 minggu (2 bulan)

A. Panjang dan berat badan janin : panjang embrio 2,5-3 cm. Berat embrio sekitar 2 gram.

B. Pembentukan organ embrio. Seluruh organ utama bayi telah terbentuk meskipun belum berkembang sempurna. Jaringan saraf di dalam otak berhubungan dengan lobi penciuman. Struktur organ embrio yang terbentuk adalah mata membentuk pigmen, hidung, telinga bagian luar sudah terbentuk sempurna, sehingga pada minggu ini bayi sudah dapat mendengar. Jantung berdetak keras karena sudah dapat memompa dengan irama yang teratur. Jari jemari tangan sudah terbagi menjadi komponen tangan, lengan, bahu dan kaki.

3. Usia Gestasi 12 minggu (3 bulan)

A. Panjang dan berat badan janin : panjang embrio 9 cm. Berat janin sekitar 19 gram.

B. Pembentukan organ embrio. Kepala bayi menjadi lebih bulat dan wajah telah terbentuk sepenuhnya. Semua organ vital telah terbentuk mulai minggu ke 11-12, janin bernafas, menggunakan anggota gerak, mengubah posisi, menghisap jempol & berenang dalam cairan amnion tetapi ibu belum dapat merasakan gerakan-gerakan tersebut.

4. Usia Gestasi 16 minggu (4 bulan)A. Panjang dan berat badan janin : panjang janin 16 cm. Berat janin sekitar 35 gram.

B. Pembentukan organ embrio. Janin menggerak-gerakan seluruh tungkai dan lengannya, menendang dan menyepak. Inilah tahap paling awal dimana ibu dapat merasakan gerakan bayi. Rambut halus di bibir atas dan alis mata juga tampak melengkapi lanugo yang memenuhi seluruh tubuhnya. Bahkan jari-jemari kaki dan tangannya dilengkapi dengan sebentuk kuku. Tungkai kaki yang di awal pembentukannya muncul belakangan, kini lebih panjang dari pada lengan.

5. Usia Gestasi 20 minggu (5 bulan)

Proses pertumbuhan telinga, sudah bisa mendengar suara jantung, aliran darah ibunya dan kemungkinan suara ibunya. Namun belum bias mendengarkan suara dari luar. Meconium yang nanti keluar setelah bayi lahir, mular terbentuk. Janin perempuan, mulai memproduksi sel telur namun belum menstimulasi hormone esterogen smapi periode pertama. Janin laki-laki sudah mulai memproduksi hormone testosterone. Sudah bisa menelan, mengemut jari, akhir bulan ke-5, proses pembentukan lemak yang membuat kulitnya terasa semakin berisi dan semakin sempurna ibu bisa merasakan gerakan bayi yang membentur dinding Rahim,6. Usia Gestasi 24 minggu (6 bulan)

A. Panjang dan berat badan janin : panjang janin 21 cm. Berat janin sekitar 600 gram.

B. Kelopak-kelopak matanya akan kian sempurna dilengkapi dengan bulu mata, pendengarannya berfungsi penuh, janin mulai bereaksi dengan menggerakan tubuhnya secara lembut jika mendengar irama music yang disukainya. Begitu juga ia akan menunjukan respon khas saat mendengar suara-suara bising atau teriakan yang tidak disukainya.7. Usia Gestasi 28 minggu (7 bulan)

A. Panjang dan berat badan janin : panjang janin 35 cm. Berat janin sekitar 800 gram.

B. Pembentukan organ. Pada usia gestasi 28 minggu (7 bulan) struktur organ janin yang suddah mulai terbentuk adalah kulit merah yang ditutupi vernix caseosa dan semua organ yang sudah terbentuk. Jika bayi lahir bisa bernafas, menangis pelan dan lemah.8. Usia Gestasi 32 minggu (8 bulan)

A. Panjang dan berat badan janin : panjang janin 40-43 cm. Berat janin sekitar 1200 gram.

B. Pembentukan organ. Pada usia gestasi 28 minggu (8 bulan) struktur organ janin yang telah terbentuk dalah kulit merah dan keriput. Jika bayi lahir tampak seperti orang tua kecil.

9. Usia Gestasi 36 minggu (9 bulan)

A. Panjang dan berat badan bayi : panjang bayi antara 47-53 cm, pada saat kelahiran berat bdana bayi sekitar 2500 gram.

B. Perkembangan organ. Seluruh bagian uterus/rahim terisi oleh janin sehingga bayi susah bergerak. Plasenta hampir 4 kali lipat ketebalannya dibandingkan 20 minggu sebelumnya.10. Usia Gestasi 40 minggu (10 bulan)

A. Panjang dan berat badan bayi : panjangnya mencapai 45-55 cm. berat badan bayi 3300-4000 gram. Pada usia gestasi ini bayi siap dilahirkan.

B. Perkembangan organ. Jika laki-laki, testinya sudah turun ke skrotum., pada wanita labia mayora sudah menutupi labia minora.

III. Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan JaninBanyak factor yang dapat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan janin. Factor tersebut dapat dikelompokan menjadi 2 faktor yakni, factor lingkungan internal dan external. Berikut adalah factor yang mempengaruhi perkembangan janin baik dari factor internal maupun external :

1. Factor Internal

A. Faktor Ibu

1) Keadaan kesehatan ibu. Keadaan kesehatan ibu yang seringkali mempengaruhi perkembangan janin adalah masalah infeksi yakni infeksi virus TORCH (Toxoplasma, Rubella, Cytomegalovirus dan Herpes Simplex). Penyakit yang berkaitan dengan penyakit gen seperti kelainan down syndrome dan thalassemia. Pada saat ini, peran perawat/tenaga kesehatan sangatlah penting dalam memberikan pelayanan konseling pada ibu pra-hamil/hamil untuk mempersiapkan kondisi fisik dan psikologis ibu dalam menghadapi kehamilan. 2) Penyakit yang menyertai kehamilan. Penyakit yang dialami ibu sebelum hamil, biasanya akan semakin memperberat keadaan ibu dan janin saat kehamilan, selain pengaruh penyakit yang diderita oleh ibu, juga pengaruh obat-obatan yang dikonsumsi oleh ibu untuk mengatasi penyakitnya. Dampak terhadap pertumbuhan antara lain: berat bayi lahir rendah dan kelahiran premature. Penyakit tersebut antara lain : penyakit epilepsy, hipertensi kronis, TBC, Diabetes mellitus, jantung, asma, tumor dan penyakit infeksi lainnya. 3) Kebiasaan ibu merokok, minum alcohol dan kecanduan obat-obatan. Pola gaya hidup berperan dalam pertumbuhan dan perkembangan janin intrauterine. Ibu yang memiliki pola perilaku sebagai perokok, minum alcohol dan obat-obatan akan melahirkan bayi yang beresiko lahir dengan kelainan kongenital yaitu neural tube defect (NTD), kelahiran premature dan berat bayi lahir rendah.

4) Kelainan pada uterus ibu. Kelainan uterus ibu sering tidak diprediksi dapat menyebabkan gangguan pertumbuhan dan perkembangan janin intrauterine. Kelainan uterus antara lain : kelainan kongenital yakni rongga uterus yang terbagi menjadi dua (Bikornu) dan inkompeten kanalis servikal. Kondisi ini sering ditemukan pada saat tindakan ultrasonografi. 5) Nutrisi yang dikonsumsi ibu. Gizi yang tidak seimbang sering mempengaruhi kesehatan ibu dan pertumbuhan janin intrauterine. Dampak gizi yang tidak seimbang membuat ibu mengalami anemia sehingga berdampak terhadap sirkulasi intrauterine menjadi tidak baik. Penampilan janin setelah lahir biasanya mengalami BBLR dan lahir premature. B. Faktor Janin

1) Kehamilan Gemeli. Janin multiple dalam intrauterine, biasanya mengalami gangguan dalam pertumbuhan dan perkembangan. Janin dapat mengalami BBLR dan lahir premature.

2) Penyimpangan genetic. Kondisi ini dapat terjadi dari factor keturunan atau factor lingkungan. Kehamilan trimester pertama disebut sebagai kehamilan masa-masa kritis, dimana kehidupan janian dimulai sejak trimester pertama dengan pembentukan organ-organ tubuh. Terjadinya penyimpangan genetic pada trimester pertama menyebabkan terganggunya pertumbuhan dan perkembangan janin untuk masa-masa kehamilan sampai kelahiran.C. Faktor Plasenta dan Tali Pusat

Plasenta adalah akarnya janin untuk dapat tumbuh dan berkembang dengan baik di dalam rahim. Sehingga plasenta sangat penting artinya untuk menjamin kesehatan janin dalam rahim. Bentuk dan tempat insersinya plasenta mempengaruhi fungsi plasenta dalam memberikan nutrisi dan oksigenasi janin. Begitu juga tali pusat turut berperan dalam mempertahankan pertumbuhan dan perkembangan janin. Tali pusat adalah alat transportasi zat-zat yang dibutuhkan janin maupun sisa metabolisme kedalam sirkulasi ibu. Panjang tai pusat dapat mempengaruhi janin. Tali pusat yang panjang mempengaruhi pergerakan janin menjadi lebih aktif. Namun jika tali pusta mengalami terpelintir atau lilitan tali pusat masa transportasi zat-zat nutrisi dan oksigen akan terhmabat ke janin demikian juga sirkulasi sisa metabolism. Penampilan fisik janin biasanya mengalami BBLR atau kelahiran premature.

2. Faktor External

A. Faktor Radiasi dan Zat Kimia di Sekitar Ibu

Lingkungan sekitar tempat ibu dapat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan janin. Ibu yang bekera disekitar lingkungan yang terpapar sinar-sinar radioaktif dan zat-zat kimia mempengaruhi kesehatan ibu dan janin di dalam kandungannya. Pengaruh zat-zat kimia dan radioaktif dapat menyebabkan janin mengalami penyimpangan gen selama trimester pertama sehingga janin beresiko mengalami kelainan kongenital.B. Faktor Budaya

Kehidupan masyarakat Indonesia masih sangat erat dengan praktek-praktek budaya yang sering menyimpang dengan praktek kesehatan. Dalam kehidupan sehari-hari, praktek budaya sering mengatur pola hidup ibu hamil sehingga berdampak membuat ibu mengalami gangguan kesehatan. Praktek budaya tersebut antara lain : pembatasan ibu untuk mengkonsumsi makanan sehingga ibu mengalami anemia, ibu diharuskan untuk makan dengan piring kecil karena takut bayinya besar. Praktek budaya terseut dapat membuat ibu stress sehingga janin akan BBLR, Lahir premature atau ibu akan mengalami perdarahan pervagina saat hamil jika ibu mengalami anemia.

IV. Manfaat Gerak Janin

Gerakan janin yang dirasakan ibu merupakan salah satu indikasi bahwa janin yang sedang di kandung sehat atau tidak mengalami gangguan. Selama usia kehamilan antara 4 hinnga 8 bulan, biasanya bayi akan melakukan gerakan antara 200-500 gerakan per harinya termasuk menendang, berguling dan menggeliat. Biasanya semakin tua usia kehamilan, maka aktivitias bayi semakin aktif, sehingga ibu banyak merasakan adanya gerakan dalam kandungannya. Tentunya hal itu menandakan bahwa bayi sehat, namun jika ibu semakin tidak merasakan gerakan bayi, atau merasa janin kurang bergerak, maka ibu hamil bisa memeriksakan ke dokter untuk mengetahui apakah adanya gangguan terhadap janin yang sedang di kandungnya.

Manfaat lain dari gerakan janin adalah merupakan bentuk komunikasi antara orang tua dan janin. Ketika janin menendang, dan tampak footprint-nya di perut, eluslah kakinya tersebut, lalu berbicaralah dengan-nya (janin bisa mendengar meski dalam perut), hal ini akan membuat ikatan ibu dan anak terjalin erat sejak dini, dan hal ini baik bagi perkembangan janin.

Gerakan janin juga sebagai salah satu bentuk alami "olahraga" bagi janin. Tendangan-tendangan yang dilakukan janin dapat memperkuat kakinya.

V. Indikasi Observasi Aktivitas JaninPasien risiko tinggi harus disarankan untuk tetap mencatat gerakan janin pada situasi berikut:

1. Lewat bulan

2. Hipertensi

3. Riwayat lahir mati atau IUFGR

4. Diabetes gestasional

5. DJJ terdengar kurang dari 120 denyut/menit saat kunjungan ke klinik

6. Kapan pun pasien menunjukan kekhawatiran mengenai gerakan janin.

Selain ibu hamil berisiko tinggi, ibu dengan rasa khawatir yang tinggi akan keadaan janinnya dapat melakukan tindakan observasi aktivitas janin.

VI. Kapan Ibu Hamil Merasakan Gerakan JaninSejak usia 9 minggu, janin mampu mengadakan fleksi alat-alat gerak , dengan refleks-refleks dasar yang sederhana. Terjadi juga berbagai gerakan spontan (spontaneous movement). Namun ukuran janin pada akhir usia ini (trimester pertama) masih kecil, sehingga gerakan-gerakan janin belum dapat dirasakan oleh ibunya. Sejak usia kehamilan 13-14 minggu (awal trimester kedua), gerakan-gerakan janin baru mulai dapat dirasakan ibunya. Namun biasanya ibu hamil akan merasakan gerakan janin mulai kehamilan usia 16 minggu atau juga bisa mulai saat kehamilan usia 20 minggu. Hal ini tergantung dari sensitivitas ibu itu sendiri atau mungkin dari aktivitas bayi itu sendiri. Mungkin ibu yang sedang mengandung anak ke 2 dan seterusnya akan lebih dini mengetahui adanya gerakan janin karena telah berpengalaman. Karena biasanya awal-awal gerakan janin, ibu hanya merasakan adanya seperti gelembung gas dalam perutnya atau adanya debaran kecil di dalam perutnya. Gambaran Klinis :1. Gerakan janin harus terdeteksi saat 18 minggu kehamilan untuk multipara dan 22 minggu kehamilan untuk primigravida

2. Gerakan janin sangat idiosinkratik; beberapa janin bahkan lebih aktif dibandingkan janin lain

3. Normalnya, janin mengalami siklus aktivitas dalam uterus yang sesuai dengan siklus aktivitas dalam uterus yang sesuai dengan siklus tidur-terjaga. Dengan memperhatikan waktu dan jumlah gerakan, ibu mungkin menyadari pola ketenangan aktivitas janin

4. Merokok dapat mengurangi gerakan janin

5. Normalnya, gerakan janin dapat melambat dalam jumlah dan/atau kekuatan pada bulan terakhir kehamilan karena semakin sempit ruang dalam uterus, gerakan janin terjadi dalam pola yang teratur dan lebih dari 10 gerakan per hari.VII. Waktu Pengukuran Gerakan Janin

Sebaiknya ibu mengukur gerakan janin ketika kehamilan mencapai usia 24 minggu (6 bulan). Namun, setiap ibu akan mengalami atau merasakan gerakan janin dan sensasi yang berbeda-beda. Sebagai dasar, ibu hamil bisa merasakan minimal 10 gerakan janin selama 12 jam (Metode Cardiff) atau 4 gerakan dalam 1 jam (metode Sardovsky). Jika ibu hamil kurang merasakan gerakan tersebut, maka ibu hamil bisa pergi ke dokter untuk memeriksakannya.Saat akan mengukur gerakan janin, usahakan ibu rileks, pilihlah jam-jam dimana ibu sering merasakan gerakan janin, biasanya saat malam hari 7-10 malam saat bayi paling aktif, atau ibu bisa makan dan minum-minuman manis terlebih dulu beberapa jam sebelumnya.Selama perhitungan berlangsung, usahakan gerakan yang dirasakan se-alamiah mungkin, jangan sampai memaksakan bayi untuk bergerak.

VIII. Cara Mengobservasi Aktivitas janin dalam Rahim Ibu

Fetal movement count adalah kegiatan menghitung gerakan janin. Cara ini tidak dapat digunakan dengan baik pada ibu yang cemas atau tidak dapat menghitung secara konsisten. Gerakan janin yang cukup menggambarkan bayi yang sehat. Gerakan bayi kurang digambarkan sebagai peringatan adanya gangguan kesejahteraan janin (fetal well being). Rentang normal aktivitas janin turun dari 90 gerakan per 12 jam pada kehamilan 32 minggu menjadi 50 gerakan menjelang aterm. Perubahan ini disebabkan oleh berubahnya sifat dari aktivitas janin yang semula berupa gerakan-gerakan kejut menjadi gerakan yang lebih halus dan terkoordinasi dan juga akibat semakin terbatasnya ruang gerak bagi janin. Peristiwa penurunan gerakan janin dapat diamati pada kasus yang berakhir dengan kematian janin akibat hipoksia. Ada beberapa perhitungan gerakan janin yang biasa dipakai:1. Cardiff (count to ten)

Cara ini dilakukan dengan menghitung gerakan janin sampai dengan hitungan ke-10 dalam 12 jam, dilakukan sambil ibu tetap melakukan aktivitas sehari-hari dirumah atau dikantor. Perhitungan dihentikan jika sudah mencapai 10 gerakan. Kondisi janin saat ini sehat. Bayi yang sehat frekuensi bergeraknya lebih banyak jumlahnya. Saran yang perlu disampaikan ke ibu adalah jika gerakan bayi belum mencapai hitungan ke-10 dalam 12 jam maka segera anjurkan untuk mengunjungi fasilitas kesehatan yang memiliki fasilitas pemantauan kesejahteraan janin yang elektronik. Setelah ibu dirumah sakit maka segera akan dilakukan perekaman djj dan pemasangan NST.2. Sardovsky (four in one hour)

Cara ini dilakukan dengan ibu tidur miring kiri dengan harapan vena kava inverior tidak mengalami penekanan sehingga sirkulasi utero fetomaternal lancar. Lakukan hitungan gerakan janin selama 1 jam. Jumlah minimal gerakan dalam 1 jam 4 kali, jika gerakan kurang dari 4 kali maka ibu dianjurkan minum air manis atau sirup (bayi akan mendapatkan asupan air manis tersebut sehingga akan menampilkan gerakan). Kemudian ibu dianjurkan melakukan hitungan ulang dengan cara yang sama. Jika hasilnya tetap sama kurang dari 4 kali ibu dianjurkan segera mengunjungi rumah sakit.Bila gerakan janin dirasakan kurang dari 10 kali selama 12 jam maka ibu diminta untuk mencatat gerakan janin yang dirasakan. Ibu menghitung gerakan janin selama 1 jam pada pagi hari dan malam hari. Jumlah gerakan dari keduanya disebut gerakan rata-rata janin per hari. Ibu dianjurkan melaporkan hasilnya ke petugas kesehatan untuk pemeriksaan lanjutan. Pemantauan gerakan janin yang sangat baik dilakukan bila usia kehamilan mencapai trimester ke-3 (setelah 28 minggu). Pada usia tersebut saraf sudah menyebar ke seluruh bagian tubuh, musculoskeletal sudah berkembang sehingga janin sudah mampu bergerak kuat. Perhitungan gerakan janin jika dianalisa sesuai standar yang telah direkomendasikan maka hasilnya lebih objektif. Faktor penyebab gerakan janin kurang bukan karena usia janin belum matur untuk bergerak tapi karena ada sesuatu yang memungkinkan perlu untuk dianalisa dengan alat monitoring elektronik.

Materi PembelajaranObservasi Kontraksi

I. Pengertian Kontraksi

Kontraksi Uterus (His) adalah kekuatan kontraksi uterus karena otot-otot polos rahim bekerja dengan baik dan sempurna. Tiap kontraksi dimulai sebagai gelombang dari salah satu sudut dimana tuba masuk ke dalam dinding uterus. Di tempat tersebut ada suatu pacemaker dimana gelombang tersebut berasal. Kontraksi adalah pengerasan atau penegangan uterus secara periodic. Apabila uterus berkontraksi, dapa dirasakan perut menjadi keras dan tegang kemudian menjadi riles dan melunak kembali saat kontraksi selesai. Pertama kontraksi diawali dari daerah fundus kemudian menjalar ke bawah dan seluruh uterus seperti sebuah gelombang. Kontraksi terkeras terjadi di fundus dan melemah pada bagian uterus yang lain (dominan fundus).

II. Etiologi KontraksiKontraksi disebabkan oleh hormone esterogen dan progesterone yang merangsang pertumbuhan uterus, dinding endometrium dan miometrium menjadi tebal dan lunak serta banyak terdapat pembuluh darah. Kontraksi disebabkan otot fundu uteri yang tertarik ke atas. Berikut penjelasan hormon yang dapat mempengaruhi terjadinya kontraksi:1. Hormon Estrogen

Hormon estrogen dihasilkan oleh ovarium dan mempengaruhi pertumbuhan endometrium rahim, perubahan-perubahan histologi pada vagina. Mempengaruhi pertumbuhan saluran kelenjar mamae/payudara sewaktu menyusui, mengontrol pelepasan LH dan FSH, mensensitifkan otot-otot uterus, mengendorkn serviks, vagina, vulva dan menimbulkan kontraksi oada rahum. Hormone esterogen jga memperkuat dinding rahim untuk mengatasi kontraksi saat persalinan.

2. Hormon Progesteron

Hormon progesterone mempunyai fungsi untuk membangun apisan dinding rahim untuk menyangga plasenta di dalam rahim. Selain itu, hormone progesterone juga berfungsi untuk mencegah gerakan kontraksi atau pengerutan otot-otot rahim, sehingga persalinan dini/kelahiran premature dapat dihindari. Hormone progesterone juga membantu payudara untuk menyusui.

3. Hormon Oksitosin

Hormon oksitosin di hasilkan oleh kelenjar hipotalamus yang bertanggung jawab untuk merangsang kontraksi pada rahim saat proses persalinan, terutama mempengaruhi otot polos uterus. Oksitosin merangsang timbulnya kontraksi otot uterus yang belum berkntraksi dan meningkatkan kekuatan serta frekuensi kontraksi otot pada uterus yang sudah berkontraksi.

III. Jenis KontraksiKontraksi sebenarnya tidak hanya terjadi pada saat mendekati persalinan. Karena sebagian Ibu hamil sering mengalami kontraksi palsu (Braxton Hicks), yakni kondisi rahim mengencang lalu mengendur. Secara sederhana, rasanya seperti ketika Ibu mengalami kram perut saat menstruasi. Namun, apabila kontraksi terjadi menjelang persalinan, intensitasnya lebih kuat serta frekuensinya pun lebih sering dan lebih lama.Apabila Ibu mengalami Braxton Hicks atau kontraksi palsu yang kadang terasa dan kadang hilang tak tentu waktu, ini bukan berarti tanda-tanda Ibu akan bersalin. Kontraksi palsu bisa terjadi karena Ibu kelelahan. Terdapat beberapa jenis kontraksi yang terjadi selama kehamilan itu sendiri berlangsung. Berikut adalah beberapa jenis kontraksi yang terjadi selama masa kehamilan:1. Kontraksi DiniKontraksi jenis ini biasanya terjadi saat awal kehamilan atau pada trimester pertama kehamilan. Kondisi ini terjadi saat tubuh masih sedang dalam proses penyesuaian dengan berbagai perubahan akibat adanya kehamilan. Kontraksi ini terjadi karena meregangnya jaringan ikat di sekitar rahim yang biasanya diikuti oleh perut kembung, sembelit, dan kekurangan cairan. Namun waspadai bila terdapat kontraksi yang menetap disertai dengan adanya bercak, maka segeralah Ibu ke dokter / bidan untuk dilakukan pemeriksaan lebih lanjut.2. Kontraksi palsuKontraksi palsu atau Braxton-Hicks biasanya sering terjadi pada saat kehamilan memasuki usia 32-34 minggu dan berlangsung selama 30 menit sekali dengan lama kontraksi sekitar 30 detik. Saat mengalami kontraksi Ibu akan mengalami seperti nyeri kram saat menstruasi. Jika kontraksi ini tidak terjadi lama, kemudian intervalnya memendek dan tidak bertambah kuat, maka persalinan tidak akan terjadi dalam waktu dekat. Cara mengatasi kontraksi palsu ini, Ibu bisa berendam di air hangat untuk meredakannya. Namun bila kontraksi ini semakin kuat dan interval semakin pendek, maka bisa jadi bahwa persalinan akan segera berlangsung.3. Kontraksi ketika berhubungan intimMasyarakat menganggap pada usia kandungan di bawah 3 bulan atau pada saat kehamilan di atas 8 bulan, ibu hamil sebaiknya tidak melakukan hubungan intim karena untuk menghindari keguguran atau bayi lahir premature. Sebenarnya, hal tersebut tidak sepenuhnya salah, tapi juga tidak sepenuhnya benar. Hal itu karena sperma mengandung hormon prostaglandin. Hormon ini sering menyebabkan kontraksi pada rahim, sehingga dikhawatirkan mencetuskan kejadian abortus (keguguran) atau persalinan prematur. Sebagai solusinya ibu hamil dapat melakukan hubungan dengan senggama terputus (Coitus Interuptus) atau memakai kondom. Sebelum melakukannya, ibu terlebih dahulu dapat mengkonsultasikan hal ini denga dokter/bidan tentang keadaan kehamilan apakah berisiko atau tidak bila melakukan hubungan intim, termasuk untuk mengetahui adanya riwayat keguguran, riwayat persalinan prematur, riwayat pendarahan vagina yang tidak diketahui penyebabnya, mulut rahim yang lemah, dan sebagainya.4. Kontraksi inersiaMerupakan kontraksi dalam proses persalinan yang lemah, pendek, atau tidak sesuai fase. Hal ini umumnya disebabkan karena kelainan fisik Ibu, seperti kurangnya nutrisi dan gizi saat hamil, anemia, hepatitis atau TBC, dan miom. Ada dua macam kontraksi, yaitu primer dan sekunder. Disebut primer apabila sama sekali tidak terjadi kontraksi sejal awal persalinan. Sedangkan sekunder adalah kontraksi yang awalnya bagus, kuat dan teratur tetapi setelah itu menghilang. Kontraksi ini dapat dilihat melalui evaluasi pembukaan mulut rahim dan ketuban.5. Kontraksi sesungguhnyaKontraksi sebenarnya terjadi menjelang persalinan, yakni saat Ibu memasuki kehamilan 36 minggu saat bayi mulai turun ke tulang panggul lebih dalam. Akibatnya, timbul desakan di kandung kemih, panggul dan vagina. Saat inilah muncul kontraksi sungguhan, di mana Ibu sudah waktunya untuk melahirkan. Kontraksi ini biasanya berlangsung 3 kali dalam 10 menit dengan durasi 20 sampai 40 detik. Frekuensinya pun meningkat hingga lebih dari 5 kali dalam 10 menit. Hal ini disertai pula dengan keluarnya lendir bercampur darah, pecahnya ketuban, serta dorongan ingin mengejan. Jika kurang yakin ini kontraksi sungguhan, berendamlah di air hangat. Kontraksi sungguhan akan menguat di air hangat. Atau Ibu bisa segera melakukan pemeriksaan ke bidan atau dokter untuk memastikan lengkap tidaknya pembukaan dan kapan dimulainya proses persalinan.

IV. Karakteristik Kontraksi

Kontraksi ini membuat otot-otot miometrium meregang sehingga berdampak rasa tidak nyaman/nyeri. Karakteristik kontraksi uterus yang normal selama proses persalinan adalah bersifat Koordinasi, Involunter, dan Intermitten.1. KoordinasiSatu siklus kontraksi uterus akan mengalami relaksasi diantara kontraksi. Kontraksi ini disebut terkoordinasi. Kontraksi yang berlangsung selama proses persalinan akan membentuk satu pola yang terorganisir yang artinya setiap satu kontraksi akan diikuti dengan fase relaksasi sampai munculnya kembali satu kontraksi. Selama periode persalinan, ada perubahan frekuensi yakni jumlah kontraksi dalam 10 menit, durasi yakni mulai dari munculnya kontraksi sampai kontraksi tersebut hilang dan intensitas kontraksi yakni kekuatan kontraksi tersebut (ringan, sedang, atau kuat).

2. InvolunterKontraksi uterus bersifat involunter (berlangsung dibawah kesadaran mausia). Ibu tidak dapat mengontrol kontraksi tersebut berlangsung atau dihentikan, walaupun posisi ibu sedang berjalan atau beristirahat.

3. IntermittenKontraksi uterus selama proses persalinan berlangsung secara intermitten yang artinya setiap satu kontraksi diikuti adanya fase relaksasi pada otot uterus. Adanya relaksasi membuka aliran darah uteroplasental sehingga terjadi pertukaran gas.Siklus Kontraksi. Setiap satu siklus kontraksi uterus akan terdiri dari tiga fase yakni : fase increment (menaik), fase peak (puncak), dan fase decrement (menurun). Fase increment terjadi dimana kontraksi mulai muncul dari fundus uteri kemudian menyebar keseluruh bagian uterus. Fase peak adalah periode dimana kontraksi akan terasa lebih kuat. Fase decrement adalah periode dimana kontraksi uterus mulai menurun dan mulai proses relaksasi. Pola dan siklus kontraksi secara keseluruhan selalu menggambarkan hubungan antara frekuensi, durasi, dan intensitasnya.

V. PerbedaanantaraKontraksi Sejati dan Kontraksi PalsuSebelum terjadinya his (kontraksi) sejati, seorang calon ibu bisa merasakan his palsu atau kontraksi rahim yang tidak teratur. His ini disebutkontraksiBraxton Hicks. Ini merupakan hal yang normal dan mungkin lebih sering muncul pada sore hari.Mungkin sulit untuk membedakan his sejati dari his palsu. Biasanya his palsu tidak sesering dan tidak sekuat his asli. Kadang satu-satunya cara untuk mengetahui perbedaan antara his sejati dan his palsu adalah melakukan pemeriksaan dalam. Pada pemeriksaan dalam bisa diketahui adanya perubahan pada serviks yang menandakan dimulainya proses persalinan.

Perbedaan antara kontraksi (his) palsu dan kontraksi (his) sejati

Kontraksi (his) palsuKontraksi (his) sejati

Kontraksi terjadi dengan interval tidak teraturKontraksi terjadi dengan interval teratur

Interval tetap lamaInterval secara bertahap memendek

Nyeri di perut bawahNyeri di punggung dan abdomen

Serviks belum membukaServiks membuka

Nyeri mereda dengan sedasiNyeri tidak hilang dengan sedasi

Sumber : Cunningham, 2006

VI. Cara Mengobservasi Kontraksi Uterus

1. Palpasi Kontraksi UterusKontraksi lebih mudah dipalpasi dengan meletakkan telapak tangan di bagian fundus. Perawat dapat mengkaji frekuensi kontraksi dengan menetapkan lamanya jarak antara awitan kontraksi yang satu dengan lainnya. Tonus istirahat uterus juga harus diobservasi dengan mengkaji tonus diantara dua kontraksi. Mencatat tingkat kekerasanmerupakan pengkajian subjektifdapat mengkaji kekuatan kontraksi, sambil mencatat lamanya kontraksi dengan menghitung lamanya kontraksi awal sampai akhir. Dengan catatan ini perawat dapat menetapkan apakah kontraksi mengalami peningkatan lama, kuat dan frekuensinya, yang biasa terjadi pada persalinan normal. Prosedur mengobservasi dan menilai kontraksi uterus :a. Sebuah jam dengan jarum detik diperlukan untuk menghitung kontraksi

b. Dapatkan persetujuan tindakan

c. Cuci dan hangatkan telapak tangan pemeriksa

d. Pastikan bahwa ibu berada pada posisi yang nyaman, dengan memajankan area abdomen tempat fundus berada, abdomen bagian lain dapat tetap tertutup

e. Letakkan satu tangan di bagian atas abdomen, di atas daerah fundusf. Biarkan tangan tetap berada di tempat tersebut, rasakan adanya kontraksi sepanjang jari (bukan hanya ujung jari)g. Catat waktu pada saat abdomen (dan uterus) pertama kali berkontraksi

h. Observasi lamanya kontraksi berakhir dan awal pengerasan uterus

i. Tangan tetap berada di abdomen ibu untuk menunggu kontraksi berikutnya, observasi waktu antar kontraksi untuk mengkaji frekuensi dan mencatat terjadinya uterus rileks, tonus istirahat dari uterus.

j. Bila kontraksi tidak teratur abdomen dipalpasi selama sepuluh menit untuk menghitung jumlah kontraksi yang terjadi dalam waktu 10 menit, (hal ini merupakan prosedur yang lebih intrusif; akan lebih baik jika ibu diminta untuk menghitung jumlah kontraksi selama 10 menit agar ibu menyadari terjadinya hal tersebut)

k. Diskusikan hasil pemeriksaan dengan ibu

l. Dokumentasikan hasil pemeriksaan dan lakukan intervensi yang sesuai

Ibu juga bisa mengobservasi kontraksi secara mandiri. Caranya sama seperti yang tertera diatas. Hal ini penting untuk mengidentifikasi apakah ibu akan benar-benar melahirkan atau tidak. Ibu harus mengetahui cirri-ciri kontraksi palsu dan kontraksi sejati serta hal hal yang harus diperhatikan saat melakukan observasi pada kontraksi (His), seperti: a. Frekuensi his: jumlah his dalam waktu tertentu, biasanya per menit per 10 menit

b. Intensitas his: kekuatan his (adekuat atau lemah)

c. Durasi (lama his): lamanya setiap his berlangsung dan ditentukan dalam detik, misalnya 50 detik

d. Interval his: jarak antara his yang satu dengan his berikutnya , his datang tiap 2-3 menit.