KELOMPOK 7_Problem Solving and Control Quality
description
Transcript of KELOMPOK 7_Problem Solving and Control Quality
MAKALAH MANAJEMEN
TAMBANG
PEMECAHAN MASALAH DAN KONTROL
KUALITAS
INDAH ELOK MUKHLISAH : 1206357
HARI SENTOSA : 1206359
WISMA HIDAYAT : 1206361
RAHMADTULLAH NOERMAN : 1206363
WELLY HANDA NURAGA : 1206365
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2015
ii
KATA PENGANTAR
Puji Syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT karena berkat rahmat dan karunia-
Nya, penulis dapat menyelesaikan makalah dengan judul yang penulis diangkat adalah
Pemecahan Masalah dan Kontrol Kualitas sesuai dengan waktu yang ditentukan. Makalah
ini dibuat sebagai syarat penting dalam mengikuti perkuliahan Manajemen Tambang.
Makalah ini menjelaskan tentang bagaimana cara memecahkan masalah yang sering
ditemukan di infustri pertambangan pada umumnya , langkah apa saja yang diambil dalam
memecahkan permasalahan yang telah ada, bagaimana penggunaan alat kontrol kualitas yang
tepat dengan permasalah yang ada, yang sangat diperlukan dalam memanajemen suatu
perusahaan apalagi perusahan tambang yang padat akan masalah.
Penulis juga mengucapkan terimakasih kepada Dosen Pembimbing yang telah
mengarahkan dan membimbing dalam penulisan makalah ini. Penulis juga mengucapkan
terimakasih kepada anggota kelompok yang telah bekerjasama dalam memberikan
konstribusi ide – ide kreatif dalam penyusunan makalah ini, dan terimakasih kepada pihak-
pihak yang tulisannya penulis kutip dalam pembahasan makalah ini.
Penulis juga menyadari bahwa dalam proses penulisan makalah ini masih belum
sempurna . Oleh karena itu, penulis mohon kritik dan saran yang sifatnya membangun dalam
penyempurnaan makalah ini.
Akhir kata, penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat dalam memajukan
ilmu pengetahuan dan pendidikan.
Padang, 28 September 2015
Penulis
iii
DAFTAR ISI
Halaman
Halaman Judul ...................................................................................................... i
Kata Pengantar .................................................................................................... ii
Daftar Isi............................................................................................................. iii
Daftar Tabel ....................................................................................................... iv
Daftar Gambar ..................................................................................................... v
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah .......................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .................................................................................... 1
C. Tujuan Pembahasan ................................................................................ 2
D. Manfaat Penulisan.................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN .................................................................................... 3
A. Penjelasan Singkat Pemecahan Masalah dan Kontrol Kualitas ............... 3
B. Delapan Langkah Pemecahan Masalah ................................................... 3
C. Tujuh Alat Kontrol Kualitas .................................................................... 8
BAB III PENUTUP .......................................................................................... 19
A. Kesimpulan ............................................................................................ 19
B. Saran ...................................................................................................... 19
Daftar Pustaka
iv
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1. Hubungan Fungsi Organisasi dengan Proses Pengambilan Keputusan ..... 4
Tabel 2. Daftar Pertanyaan Untuk Kondisi Umum Suatu Tambang ........................ 9
Tabel 3. Daftar Pertanyaan Untuk Kualitas Batubara............................................. 10
Tabel 4. Hasil Pengumpulan Data Penyebab Tidak Tercapainya Target ............... 12
v
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1. Contoh Diagram Batang ....................................................................... 11
Gambar 2. Contoh Diagram Pareto ........................................................................ 12
Gambar 3. Contoh Diagram Sebab-Akibat ............................................................. 14
Gambar 4. Contoh Pengelompokan ........................................................................ 15
Gambar 5. Contoh Diagram Scatter ....................................................................... 17
Gambar 6. Contoh Peta Kendali ............................................................................. 18
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pembangunan industri pada sektor usaha bidang pertambangan batubara
adalah suatu upaya pemerintah dalam meningkatkan devisa negara dan bila
ditinjau dari segi pola kehidupan masyarakat sangat berhubungan langsung
dengan peningkatan kebutuhan barang dan jasa, pemakaian sumber-sumber
energi, dan sumber daya alam. Penggunaan sumber daya alam secara
besarbesaran tanpa mengabaikan lingkungan dapat mengakibatkan berbagai
dampak negatif yang terasa dalam jangka pendek maupun dalam jangka
panjang. Pembangunan berkelanjutan merupakan suatu upaya dan pendekatan
dalam pemanfaatan sumber daya alam yaitu suatu pembangunan yang berusaha
memenuhi kebutuhan generasi sekarang tanpa mengurangi kemampuan
generasi mendatang untuk memenuhi kebutuhan mereka. Sebagaimana
dikemukakan oleh Hadi (2001) menyatakan bahwa pembangunan
berkelanjutan secara implisit juga mengandung arti untuk memaksimalkan
keuntungan pembangunan dengan tetap menjaga kualitas sumber daya alam,
salah satunya adalah dengan pengelolaan sistem manajemen.
Pada pengelolaan sistem manajemen, termasuk di dalamnya manajemen
tambang, kita dihadapkan kepada adanya tuntutan perbaikan secara terus
menerus, yang salah satu di antaranya berkaitan dengan perumusan masalah
dan proses mengatasinya. Dalam uraian ini akan dibahas suatu pendekatan
yang dikembangkan dalam Total Quality Management, yaitu 8 (delapan)
langkah pemecahan masalah dan 7 (tujuh) alat kontrol kualitas.
B. Rumusan Masalah
Adapun hal yang akan dibahas mengenai pemecahan masalah dan kontrol
kualitas pada makalah ini adalah:
1. Bagaimana proses kontrol kualitas (quality control)?
2
2. Apa yang dimaksud dengan delapan langkah pemecahan masalah quality
control?
3. Apa saja tujuh alat quality control?
4. Bagaimana hubungan fungsi organisasi dengan proses pengambilan
keputusan ?
C. Tujuan Pembahasan
Tujuan dari pembahasan mengenai pemecahan masalah dan kontrol
kualitas (quality control) pada makalah ini adalah:
1. Mahasiswa dapat menjelaskan tentang apa itu pemecahan masalah dan
kontrol kualitas.
2. Mahasiswa mengetahui apa saja langkah yang bisa diambil dalam
pemecahan masalah.
3. Mahasiswa juga dapat mengetahui tujuh alat kontrol kualitas yang
dapat digunakan.
4. Dengan membahas pemecahan masalah dan kontrol kualitas, kita bias
memanajemen dan melakukan perbaikan secara terus menerus apabila
terjadi permasalah di industri pertambangan.
D. Manfaat Penulisan
Bagi Mahasiswa:
1. Sebagai bahan referensi ilmu pengetahuan khususnya mengenai
pemecahan masalah dan kontrol kualitas
2. Sebagai bahan acuan apabila ada mahasiswa yang ingin membuat
penelitian tentang perencanaan tambang
Pengembangan Ilmu Pengetahuan
Dengan adanya makalah filtrasi ini diharapkan dapat memacu kreatifitas
mahasiswa untuk mengembangkan ilmu pengetahuan khususnya tentang
memanajemen semua permasalah yang ada di industri pertambangan.
3
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pemecahan Masalah dan Kontrol Kualitas
Kontrol kualitas (Quality Control) merupakan taktik dan strategi
perusahaan global dengan produk perusahaan lain. Kualitas menjadi faktor
dasar keputusan konsumen dalam memilih produk. Bila konsumen merasa
produk tertentu jauh lebih baik kualitasnya dari produk pesaing, maka
konsumen memutuskan untuk membeli produk tersebut. Tuntutan konsumen
yang senantiasa berubah inilah yang perlu direspon perusahaan. Oleh karena
itu, perusahaan haruslah menerapkan kontrol kualitas dalam pembuatan
produk.
Kontrol kualitas adalah aktivitas keteknikan dan manajemen, di mana
aktivitas tersebut mengukur ciri-ciri kualitas produk, membandingkannya
dengan spesifikasi atau persyaratan, dan mengambil tindakan penyehatan yang
sesuai apabila ada perbedaan antara penampilan yang sebenarnya dan yang
standar (Montgomery, 1990). Statistical Quality Control (SQC) merupakan
salah satu metode pengendalian kualitas. Pada tahun 1924, Walter A Shewhart
dari Bell Telephone Laboratories mengembangkan diagram pengawasan
dengan pendekatan statistik untuk mengontrol variabel-variabel penting dalam
proses produksi. Metode statistical quality control lebih banyak menggunakan
pendekatan diagram-diagram fungsi dan statistika dalam implementasinya.
B. Delapan Langkah Pemecahan Masalah
Dalam manajemen tambang, seperti halnya pada manajemen umumnya,
perumusan akar masalah menjadi titik awal dari pencarian solusi. Maka dalam
teknik 8 (delapan) langkah pemecahan masalah dikembangkan tiga bentuk
tahapan besar dari proses pengambilan keputusan yang meliputi:
1. Identifikasi masalah, meneliti apa dan bagaimana masalah yang timbul.
2. Pengembangan alternatif-alternatif perbaikan/pemecahan masalah, yang
mungkin dapat dilakukan untuk memecahkan masalah.
4
3. Pemilihan alternatif yang terbaik, yang dilakukan berdasarkan kriteria yang
dipergunakan.
Kemudian ditambah dengan langkah evaluasi atas keputusan, yaitu sejauh
mana hasil perbaikan dapat memecahkan masalah, setelah diimplementasikan.
Jika dihubungkan dengan fungsi organisasi dan tahapan proses
pengambilan keputusan maka 8 (delapan) langkah pemecahan masalah itu
dapat diuraikan seperti dalam Tabel 1.
Tabel 1. Hubungan Antara Fungsi Organisasi, Proses Pengambilan
Keputusan dan Delapan Langkah Pemecahan Masalah.
Fungsi
Organisasi Proses Pengambilan
Keputusan 8 Langkah Pemecahan Masalah
Pencanaan
(Plan)
1. Identifikasi masalah
2. Pengembangan
alternative
1. Menentukan prioritas masalah.
2. Mencari sebab-sebab yang.
mengakibatkan masalah.
3. Meneliti sebab-sebab yang paling
berpengaruh.
4. Menyusun langkah-langkah perbaikan.
Melakukan
(Do)
3. Pemilihan Alternatif
4. Implementasi
5. Melaksanakan langkah-langkah
perbaikan.
Memeriksa
(Check)
5. Evaluasi 6. Periksa hasil perbaikan.
Aksi
(Action)
7. Mencegah terulangnya masalah.
8. Menggarap masalah selanjutnya.
Memecahkan masalah adalah proses menghilangkan problematika yang
menghambat kemajuan kita atau menghilangkan suatu kondisi yang tidak kita
inginkan dan menjadikan kondisi tersebut sesuai yang kita inginkan atau sesuai
dengan maksud dan tujuan kita. Pemecahan masalah adalah proses memilih dan
membuat keputusan atau menyederhanakan suatu masalah dan membuat
keputusan, proses memilih dan membuat keputusan itu terjadi ketika kita
menghadapi situasi yang tidak sesuai dengan keinginan kita. Didalam buku
Holistic dicision making karya Willy Susilo : untuk menyederhanakan suatu
5
masalah dan bagaimana melakukan pemecahannya, beliau mensimulasikannya
dengan metode praktis delapan langkah, yaitu, Berikut ini penjabaran 8 langkah
pemecahan masalah, yaitu:
1. Menentukan Prioritas Masalah
Tema merupakan kejadian atau masalah yang perlu ditanggulangi, yang
diambil dari masalah yang berkembang di lingkungan kerja. Cara penentuan
prioritas bisa dilakukan dengan 2 cara :
a. Mengambil salah 1 masalah (tema) yang menjadi prioritas dari beberapa
masalah yang timbul di lokasi kerja gugus. Hal-hal yang mendasari
prioritas ini misalnya masalah tersebut berpeluang besar pengaruhnya
terhadap mutu usaha (biaya, mutu produk, keselamatan kerja, dll).
b. Mengambil 1 masalah (tema) yang ada di lokasi kerja gugus yang menjadi
kesepakatan dari semua anggota gugus.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penentuan tema (penilaian masalah):
- Menyangkut bidang kerja dan mengacu pada kebijakan manajemen
(perusahaan).
- Mampu dipecahkan oleh gugus, terutama pada awal terbentuknya gugus,
sebaiknya memilih tema yang relatif mudah.
- Masalah (tema) yang dipilih harus spesifik (tidak terlalu luas), sehingga
siapapun yang membaca tema tersebut bisa mengerti dengan jelas
2. Mencari Sebab-sebab yang Mengakibatkan Masalah
Langkah kedua ini ditujukan untuk Mencari sebab-sebab yang
mengakibatkan masalah yang diperlukan untuk mendukung beberapa hal:
- Menyajikan data sebagai dasar pemilihan tema (masalah).
- Menyajikan data yang menggambarkan masalah yang dihadapi/yang akan
diselesaikan.
Alat-alat yang bisa digunakan pada langkah kedua adalah:
a. Diagram pareto, dipakai utuk memparetokan semua masalah yang ada di
lokasi kerja sehingga bisa diketahui masalah yang menjadi prioritas untuk
diselesaikan terlebih dulu.
6
b. Histogram, digunakan untuk menyajikan data-data sebagai gambaran awal
dari suatu masalah yang akan diselesaikan.
c. Peta kendali,digunakan untuk menyajikan beberapa penyimpangan dari
suatu masalah yang dihadapi dan yang akan diselesaikan.
d. Stratifikasi dan lembar periksa, yang keduanya bisa digunakan untuk
memulai suatu penentuan tema (masalah).
3. Meneliti Sebab-sebab yang Paling Berpengaruh
Menentukan penyebab dibagi menjadi 2 tahap, yaitu:
a. Menentukan semua penyebab yang mungkin berpengaruh terhadap
masalah. Untuk menentukan semua penyebab ini bisa menggunakan
alat diagram Ishikawa (tulang ikan) dengan tehnik sumbang saran yang
melibatkan semua anggota gugus.
b. Memilih penyebab yang paling mungkin (dominan) di antara semua
penyebab yang ada. Untuk memilih penyebab yang paling dominan,
bisa dilakukan 2 cara sesuai dengan karakteristik penyebabnya:
- Jika pengaruh dari beberapa penyebab bisa dikuantitatifkan, maka
dapat menggunakan diagram pareto sehingga akan dipilih
penyebab yang pengaruhnya paling besar, atau bisa juga
menggunakan diagram tebar sehingga akan diketahui beberapa
penyebab yang benar-benar berpengaruh terhadap masalah.
- Jika pengaruh dari beberapa penyebab tidak bisa dikuantitatifkan
atau bersifat kualitatif, pemilihan penyebab yang dominan bisa
dilakukan melalui kesepakatan yang melibatkan sema anggota
gugus.
4. Menyusun Langkah-langkah Perbaikan
Langkah keempat bertujuan mencari pemecahan untuk menghilangkan
semua penyebab (penyebab yang dominan) yang sudah ditentukan sebelumnya.
Merencanakan langkah perbaikan dapat ditentukan dengan tehnik sumbang
saran (penyampaian ide) dari semua anggota gugus dengan tetap mengacu pada
7
pemilihan langkah perbaikan yang paling efektif dan efisien.
Untuk memudahkan penjabarannya, merencanakan langkah perbaikan dapat
menggunakan prinsip 1H-5W yaitu: How, What, Why, Where,Who dan When.
5. Melaksanakan Langkah-langkah Perbaikan
Langkah kelima adalah melaksanakan semua rencana perbaikan yang
sudah disepakati dan dibahas dengan matang oleh semua anggota gugus.
Dalam melaksanakan perbaikan ini perlu dijelaskan juga tentang pentingnya
kesungguhan dan partisipasi penuh dari semua anggota gugus sesuai tugas
yang telah dibagi, dan diharapkan semua pelaksanaan dari rencana perbaikan
bisa diselesaikan sesuai dengan waktu yang telah disepakati.
6. Memeriksa Hasil Perbaikan
Setelah semua rencana dilaksanakan dengan benar sesuai kesepakatan,
maka langkah selanjutnya adalah memeriksa hasil perbaikan tersebut, untuk
mengukur apakah semua perbaikan yang telah dilaksanakan oleh gugus bisa
menanggulangi penyebab yang mempengaruhi suatu masalah.
Cara memeriksa hasil perbaikan ini bisa dilakukan dengan
membandingkan kondisi masalah sebelum perbaikan dan setelah perbaikan,
atau dengan membandingkan data yang menggambarkan masalah sebelum
perbaikan dan data yang menggambarkan masalah setelah perbaikan.
Penyajian data yang menggambarkan masalah setelah perbaikan
hendaknya menggunakan alat yang sama dengan penyajian data yang
menggambarkan masalah sebelum perbaikan. Jika sebelumnya menggunakan
diagram pareto, maka setelah perbaikan juga harus menggunakan diagram
pareto. Alat-alat lain yang dapat digunakan pada langkah keenam ini adalah
lembar periksa, histogram dan peta kendali.
7. Standarisasi/ Mencegah Terulangnya Masalah
Setelah langkah perbaikan yang dilakukan diperiksa dan dapat mengatasi
penyebab masalah yang dihadapi, langkah berikutnya perlu dibuat standarisasi
8
yang bisa digunakan sebagai acuan kerja di lokasi kerja gugus dan ditujukan
pula untuk mencegah masalah yang sama akan terulang lagi. Jika perlu
standarisasi ini bisa disebarluaskan ke lokasi kerja lain yang sejenis dengan
lokasi kerja gugus. Standarisasi yang dibuat bisa meliputi standar untuk cara
kerja (metode), manusia (operator/mekanik), material, mesin dan lingkungan
kerja.
8. Merencanakan Langkah Berikutnya/ Menggarap Masalah Selanjutnya
Pada dasarya perencanaan langkah berikutnya adalah menentukan masalah
selanjutnya yang akan diselesaikan oleh gugus dan prinsipnya sama dengan
penentuan tema masalah seperti pada langkah pertama, yaitu masalah yang
dipilih untuk diselesaikan bisa melalui 2 cara, yaitu:
- Memilih masalah yang paling prioritas dari beberapa masalah yang ada di
lokasi kerja, atau
- Memilih masalah melalui kesepakatan semua anggota gugus.
Sementara itu, hasil analisis dari 8 (delapan) langkah di atas harus didasari oleh
fakta dan logika yang jelas. Hal ini dikembangkan dalam konsep 7 (tujuh) alat
kontrol kualitas.
C. Tujuh Alat Kotrol Kualitas
Kendala lain yang kemudian timbul adalah tentang alat bantu yang dapat
dipergunakan secara tepat untuk menganalisis masalah dengan sebaik-baiknya.
Oleh karena itu diciptakan alat-alat bantu berikut ini yang dapat dipergunakan
secara mudah namun tepat untuk membantu pelaksanaan kedelapan langkah
pemecahan masalah. Alat bantu yang pertama dikembangkan ialah 7 (tujuh)
alat pengendali kualitas (7 Quality Control Tools), yaitu :
1. Lembar periksa (Checksheet).
2. Diagram Batang (Histogram).
3. Diagram Pareto.
4. Diagram sebab-akibat.
9
5. Pengelompokan (stratifikasi).
6. Diagram tebar (scatter diagram).
7. Grafik dan peta kendali.
1. Lembar Periksa(Check Sheet)
Alat ini berupa lembar pencatatan data secara mudah dan sederhana
sehingga menghindari kesalahan-kesalahan yang mungkin terjadi dalam
pengumpulan data tersebut. Umumnya lembar periksa ini berisi
pertanyaan-pertanyaan yang dibuat sedemikian rupa sehingga pencatat
cukup memberikan tanda pada kolom yang telah tersedia dan/atau
memberikan keterangan seperlunya.
Suatu contoh penggunaan lembar periksa dalam melakukan
identifikasi permasalahan adalah seperti yang akan diperlihatkan berikut
ini. Bentuk lembar periksa yang dibuat bermacam-macam sesuai dengan
kebutuhan data yang diperlukan. Tinjauan permasalahan antara lain dapat
memperhatikan faktor pekerja, peralatan, lingkungan kerja, dan
sebagainya.
Contoh lembar periksa:
Tabel 2. Daftar pertanyaan untuk kondisi umum suatu tambang
Faktor Keterangan
Nama perusahaan / lokasi tambang …………………………………………./
………………………………………….
Tambang Terbuka atau Tambang
Bawah Tanah
TT TBT
Mekanik atau Manual ME MA
Bahan galian yang ditambang
Jarak tambang ke stock pile .........................km
Dll.
10
Daftar pertanyaan untuk lingkungan kerja :
Faktor :
Cahaya cukup kurang berlebihan
Suhu cukup dingin panas
Kelembaban cukup lembab kering
Tabel 3. Daftar pertanyaan untuk kualitas batubara :
Lokasi Nilai Kalori Kadar Abu Kadar Sulfur Lain-lain
A
B
C
D
2. Diagram Batang (Histogram)
Merupakan diagram batang yang berfungsi untuk menggambarkan
bentuk distribusi sekumpulan data yang biasanya berupa karasteristik
mutu.
Diagram histrogram ini dapat dibuat dengan cara membentuk terlebih
dahulu tabel frekuensinya, kemudian diikuti dengan perhitungan statistis,
baru kemudian memplot data ke dalam diagram histogram. Hasil plot data
akan memudahkan dalam menganalisis kecenderungan sekelompok data.
Pada contoh berikut ditampilkan diagram histogram yang
menggambarkan kadar (%) abu dari setiap sampel batubara. Sumbu x
menunjukkan selang kadar abu dalam sampel dan sumbu y menunjukkan
frekuensi (banyaknya sampel) yang mempunyai kadar abu tertentu.
11
Gambar 1. Contoh Diagram Batang
3. Diagram Pareto
Suatu diagram/grafik yang menjelaskan hirarki dari masalah-masalah
yang timbul, sehingga berfungsi untuk menentukan prioritas penyelesaian
masalah.
Urutan-urutan prioritas perbaikan untuk mengatasi permasalahan
dapat dilakukan dengan memulai pada masalah dominan yang diperoleh
dari diagram paretoini. Setelah diadakannya perbaikan dapat dibuat
diagram pareto baru untuk membandingkan dengan kondisi sebelumnya.
Berikut ini adalah contoh penggunaan diagram paretodalam
mengidentifikasi masalah tidak tercapainya target waktu edar (circle time)
dari truk pengangkut batubara pada sebuah tambang.
Dari hasil pengumpulan data diperoleh hasil seperti pada Gambar2.
0
5
10
15
20
< 6
6-8
Kadar Abu (%)
Fre
ku
en
si
8-1
0
10
-12
12
-14
14
-16
16
-18
18
-0
> 2
0
12
46.2 % 12
5
3
6
69.2 %
Tabel 4. Hasil Pengumpulan Data Penyebab Tidak Tercapainya Target Waktu
Edar dari 26 Unit Truk Pengangkut Batubara
No. Penyebab Jumlah %
A. Ban pecah 6 23,1%
B. Tergelincir karena hujan 12 46,2%
C. Operator tidak mahir 5 19,2%
D. Kondisi truk tidak mengizinkan untuk
mencapai kecepatan optimum
3 11,5%
26 100 %
88.5 %
Keterangan :
A Ban pecah
B Tergelincir karena hujan
C Operator tidak mahir
D Kondisi truk tidak mengizinkan
untuk mencapai kecepatan
optimum
Gambar 2. Contoh Diagram Pareto.
A B C D
13
4. Diagram Sebab-Akibat (Cause-effect diagram)
Diagram ini merupakan suatu diagram yang digunakan untuk
mencari semua unsur penyebab yang diduga dapat menimbulkan masalah
tersebut.
Diagram ini sering juga disebut dengan diagram tulang ikan karena
menyerupai bentuk susunan tulang ikan. Bagian kanan dari diagram
biasanya menggambarkan akibat atau permasalahan, sedangkan cabang-
cabang tulang ikannya menggambarkan penyebab-penyebabnya. Pada
umumnya bagian akibat pada diagram ini berkaitan dengan masalah
kualitas. Sedangkan unsur-unsur penyebab biasanya terdiri dari faktor-
faktor manusia, material, mesin, metode dan lingkungan.
Gambar 3. menunjukan contoh diagram sebab-akibat untuk
masalah terjadinya antrian truk menunggu alat muat di permuka kerja
(front).
Gambar 3. Contoh Diagram Sebab-Akibat untuk Masalah Antrian Truk Menunggu Alat Muat di Permuka Kerja (Front)
Antrian truk di permuka kerja
Jalan angkut Alat muat Alat angkut (truk)
Lingkungan Material Operator
- lebar jalan kurang
- kemiringan terlalu
terjal
- permukaan tidak mulus
- jumlah tidak sesuai
- kapasitas tidak
sesuai
- jenis tidak sesuai
- motivasi rendah
- keterampilan kurang
- ketelitian kurang
- lengket
- lepas (loose)
Metode
- metode penggalian
tidak sesuai
- metode pengangkutan tidak sesuai
- hujan
- debu
- panas
- jumlah tidak sesuai
- kapasitas tidak
sesuai
- jenis tidak sesuai
15
5. Pengelompokan (Stratifikasi)
Merupakan suatu usaha untuk mengelompokkan kumpulan data
(data kerusakan, fenomena, sebab-sebab, dan lain sebagainya) ke dalam
kelompok-kelompok yang mempunyai karakteristik sama.
Dasar pengelompokkan sangat tergantung pada tujuan
pengelompokkan, sehingga dasar pengelompokkan dapat berbeda-beda
tergantung pada permasalahan.
Dua aspek pokok pembuatan pengelompokan adalah berdasarkan ;
- Sumber.
- Hasil.
Di dalam pengendalian kualitas, pengelompokan terutama ditujukan
untuk
a. Mencari faktor penyebab utama kualitas secara mudah.
b. Membentuk pembuatan diagram tebar.
c. Mempermudah pengambilan kesimpulan di dalam penggunaan
peta kontrol.
d. Mempelajari secara menyeluruh masalah yang dihadapi.
Gambar 4. Contoh Pengelompokan
Harga batubara
C
G
E
J
H
I
D
A
F
B
Nilai Kalor
(Kkal/Kg)
16
6. Diagram Tebar (Scatter Diagram)
Suatu diagram yang menggambarkan hubungan antara dua fakor
dengan memplot data dari kedua faktor tersebut pada suatu grafik.
Dengan diagram ini kita dapat menentukan korelasi antara suatu sebab
dengan akibatnya.
Perhitungan korelasi dapat dilakukan dengan menggunakan regresi
atau dengan metode nilai tengah. Ada beberapa jenis korelasi yang dapat
terlihat dari digram tebar ini, yaitu:
a. Korelasi positif (positive correlation), jika nilai faktor
penyebab bertambah besar, nilai faktor akibat juga bertambah
besar (nilai koefisien korelasi mendekati positif 1).
b. Mungkin korelasi positif (positive correlation may be present),
jika terdapat kecenderungankorelasi positif tetapi memiliki
sebaran data yang besar (nilai koefisien korelasi kecil tetapi
masih positif).
c. Korelasi negatif (negative correlation), jika terdapat
kecenderungan korelasi negatif tetapi memiliki sebaran data
yang besar (nilai koefisien korelasi kecil dan negatif).
d. Tak berkorelasi (no correlation), jika sebaran data sangat besar
(nilai koefisien korelasi mendekati 0).
Berikut ini diberikan contoh diagram tebar antara waktu edar truk
dan perubahan jarak angkut. Dari hasil plot data terlihat kecenderungan
adanya korelasi positif antara waktu edar dengan berubahnya jarak angkut.
17
Gambar 5. Contoh Diagram Scatter
7. Grafik dan Peta Kendali (Graph and control chart)
Grafik adalah suatu bentuk yang terdiri dari garis-garis yang
menghubungkan dua besaran tertentu.
Grafik terdiri dari tiga jenis, yaitu :
a. Garis (line graph).
b. Batang (bar graph).
c. Lingkaran (circle graph).
Peta kendali adalah suatu bentuk grafik dengan batasan-batasan
yang berguna dalam menetapkan pengambilan keputusan dalam
pengendalian mutu secara statistik.
Dalam peta kendali batasan-batasan diperoleh dari perhitungan
statistik dengan perhitungan simpangan dan rata-rata dari data yang
dikumpulkan.
Jarak angkut (Km)
Wak
tu e
dar
(ja
m)
18
Gambar 6. Contoh Peta Kendali.
Sample Bijih Bauksit
Kad
ar (
%)
Al 2
O3
55 %
50 %
60 %
19
BAB IV
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Kesimpulan dari makalah ini adalah :
1. Kontrol kualitas adalah aktivitas keteknikan dan manajemen, di mana
aktivitas tersebut mengukur ciri-ciri kualitas produk, dibandingkan
dengan spesifikasi atau persyaratan, dan mengambil tindakan
penyehatan yang sesuai apabila ada perbedaan antara penampilan yang
sebenarnya dan yang standar (Montgomery, 1990).
2. Delapan langkah pemecahan masalah yang dapat diambil sebagai
berikut :
a. Menentukan prioritas masalah
b. Mencari sebab-sebab yang mengakibatkan masalah
c. Meneliti sebab-sebab yang berpengaruh
d. Menyusun langkah-langkah perbaikan
e. Melaksanakan langkah-langkah perbaikan
f. Periksa hasil perbaikan
g. Mencegah terulangnya masalah
h. Menggarap masalah selanjutnya
3. Tujuh alat pengendali kualitas (7 Quality Control Tools), yaitu :
a. Lembar periksa (Checksheet).
b. Diagram Batang (Histogram).
c. Diagram Pareto.
d. Diagram sebab-akibat.
e. Pengelompokan (stratifikasi).
f. Diagram tebar (scatter diagram).
g. Grafik dan peta kendali.
B. SARAN
Saran penulis dari pembahasan makalah ini adalah diharapkan
materi pembahasan dalam makalah ini dapat lebih berkembang dan lebih
banyak kedepannya.
DAFTAR PUSTAKA
Fujimoto Toyoharu, Management Challenge : The Japanese Management System in An
international Environment”,1990.
http://mheea-nck.blogspot.co.id/2011/01/sistem-manajemen-tambang.html diakses pada
tanggal 25 September 2015