KELOMPOK 7_Problem Solving and Control Quality

25
MAKALAH MANAJEMEN TAMBANG PEMECAHAN MASALAH DAN KONTROL KUALITAS INDAH ELOK MUKHLISAH : 1206357 HARI SENTOSA : 1206359 WISMA HIDAYAT : 1206361 RAHMADTULLAH NOERMAN : 1206363 WELLY HANDA NURAGA : 1206365 FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI PADANG 2015

description

jk

Transcript of KELOMPOK 7_Problem Solving and Control Quality

Page 1: KELOMPOK 7_Problem Solving and Control Quality

MAKALAH MANAJEMEN

TAMBANG

PEMECAHAN MASALAH DAN KONTROL

KUALITAS

INDAH ELOK MUKHLISAH : 1206357

HARI SENTOSA : 1206359

WISMA HIDAYAT : 1206361

RAHMADTULLAH NOERMAN : 1206363

WELLY HANDA NURAGA : 1206365

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

2015

Page 2: KELOMPOK 7_Problem Solving and Control Quality

ii

KATA PENGANTAR

Puji Syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT karena berkat rahmat dan karunia-

Nya, penulis dapat menyelesaikan makalah dengan judul yang penulis diangkat adalah

Pemecahan Masalah dan Kontrol Kualitas sesuai dengan waktu yang ditentukan. Makalah

ini dibuat sebagai syarat penting dalam mengikuti perkuliahan Manajemen Tambang.

Makalah ini menjelaskan tentang bagaimana cara memecahkan masalah yang sering

ditemukan di infustri pertambangan pada umumnya , langkah apa saja yang diambil dalam

memecahkan permasalahan yang telah ada, bagaimana penggunaan alat kontrol kualitas yang

tepat dengan permasalah yang ada, yang sangat diperlukan dalam memanajemen suatu

perusahaan apalagi perusahan tambang yang padat akan masalah.

Penulis juga mengucapkan terimakasih kepada Dosen Pembimbing yang telah

mengarahkan dan membimbing dalam penulisan makalah ini. Penulis juga mengucapkan

terimakasih kepada anggota kelompok yang telah bekerjasama dalam memberikan

konstribusi ide – ide kreatif dalam penyusunan makalah ini, dan terimakasih kepada pihak-

pihak yang tulisannya penulis kutip dalam pembahasan makalah ini.

Penulis juga menyadari bahwa dalam proses penulisan makalah ini masih belum

sempurna . Oleh karena itu, penulis mohon kritik dan saran yang sifatnya membangun dalam

penyempurnaan makalah ini.

Akhir kata, penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat dalam memajukan

ilmu pengetahuan dan pendidikan.

Padang, 28 September 2015

Penulis

Page 3: KELOMPOK 7_Problem Solving and Control Quality

iii

DAFTAR ISI

Halaman

Halaman Judul ...................................................................................................... i

Kata Pengantar .................................................................................................... ii

Daftar Isi............................................................................................................. iii

Daftar Tabel ....................................................................................................... iv

Daftar Gambar ..................................................................................................... v

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah .......................................................................... 1

B. Rumusan Masalah .................................................................................... 1

C. Tujuan Pembahasan ................................................................................ 2

D. Manfaat Penulisan.................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN .................................................................................... 3

A. Penjelasan Singkat Pemecahan Masalah dan Kontrol Kualitas ............... 3

B. Delapan Langkah Pemecahan Masalah ................................................... 3

C. Tujuh Alat Kontrol Kualitas .................................................................... 8

BAB III PENUTUP .......................................................................................... 19

A. Kesimpulan ............................................................................................ 19

B. Saran ...................................................................................................... 19

Daftar Pustaka

Page 4: KELOMPOK 7_Problem Solving and Control Quality

iv

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1. Hubungan Fungsi Organisasi dengan Proses Pengambilan Keputusan ..... 4

Tabel 2. Daftar Pertanyaan Untuk Kondisi Umum Suatu Tambang ........................ 9

Tabel 3. Daftar Pertanyaan Untuk Kualitas Batubara............................................. 10

Tabel 4. Hasil Pengumpulan Data Penyebab Tidak Tercapainya Target ............... 12

Page 5: KELOMPOK 7_Problem Solving and Control Quality

v

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1. Contoh Diagram Batang ....................................................................... 11

Gambar 2. Contoh Diagram Pareto ........................................................................ 12

Gambar 3. Contoh Diagram Sebab-Akibat ............................................................. 14

Gambar 4. Contoh Pengelompokan ........................................................................ 15

Gambar 5. Contoh Diagram Scatter ....................................................................... 17

Gambar 6. Contoh Peta Kendali ............................................................................. 18

Page 6: KELOMPOK 7_Problem Solving and Control Quality

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pembangunan industri pada sektor usaha bidang pertambangan batubara

adalah suatu upaya pemerintah dalam meningkatkan devisa negara dan bila

ditinjau dari segi pola kehidupan masyarakat sangat berhubungan langsung

dengan peningkatan kebutuhan barang dan jasa, pemakaian sumber-sumber

energi, dan sumber daya alam. Penggunaan sumber daya alam secara

besarbesaran tanpa mengabaikan lingkungan dapat mengakibatkan berbagai

dampak negatif yang terasa dalam jangka pendek maupun dalam jangka

panjang. Pembangunan berkelanjutan merupakan suatu upaya dan pendekatan

dalam pemanfaatan sumber daya alam yaitu suatu pembangunan yang berusaha

memenuhi kebutuhan generasi sekarang tanpa mengurangi kemampuan

generasi mendatang untuk memenuhi kebutuhan mereka. Sebagaimana

dikemukakan oleh Hadi (2001) menyatakan bahwa pembangunan

berkelanjutan secara implisit juga mengandung arti untuk memaksimalkan

keuntungan pembangunan dengan tetap menjaga kualitas sumber daya alam,

salah satunya adalah dengan pengelolaan sistem manajemen.

Pada pengelolaan sistem manajemen, termasuk di dalamnya manajemen

tambang, kita dihadapkan kepada adanya tuntutan perbaikan secara terus

menerus, yang salah satu di antaranya berkaitan dengan perumusan masalah

dan proses mengatasinya. Dalam uraian ini akan dibahas suatu pendekatan

yang dikembangkan dalam Total Quality Management, yaitu 8 (delapan)

langkah pemecahan masalah dan 7 (tujuh) alat kontrol kualitas.

B. Rumusan Masalah

Adapun hal yang akan dibahas mengenai pemecahan masalah dan kontrol

kualitas pada makalah ini adalah:

1. Bagaimana proses kontrol kualitas (quality control)?

Page 7: KELOMPOK 7_Problem Solving and Control Quality

2

2. Apa yang dimaksud dengan delapan langkah pemecahan masalah quality

control?

3. Apa saja tujuh alat quality control?

4. Bagaimana hubungan fungsi organisasi dengan proses pengambilan

keputusan ?

C. Tujuan Pembahasan

Tujuan dari pembahasan mengenai pemecahan masalah dan kontrol

kualitas (quality control) pada makalah ini adalah:

1. Mahasiswa dapat menjelaskan tentang apa itu pemecahan masalah dan

kontrol kualitas.

2. Mahasiswa mengetahui apa saja langkah yang bisa diambil dalam

pemecahan masalah.

3. Mahasiswa juga dapat mengetahui tujuh alat kontrol kualitas yang

dapat digunakan.

4. Dengan membahas pemecahan masalah dan kontrol kualitas, kita bias

memanajemen dan melakukan perbaikan secara terus menerus apabila

terjadi permasalah di industri pertambangan.

D. Manfaat Penulisan

Bagi Mahasiswa:

1. Sebagai bahan referensi ilmu pengetahuan khususnya mengenai

pemecahan masalah dan kontrol kualitas

2. Sebagai bahan acuan apabila ada mahasiswa yang ingin membuat

penelitian tentang perencanaan tambang

Pengembangan Ilmu Pengetahuan

Dengan adanya makalah filtrasi ini diharapkan dapat memacu kreatifitas

mahasiswa untuk mengembangkan ilmu pengetahuan khususnya tentang

memanajemen semua permasalah yang ada di industri pertambangan.

Page 8: KELOMPOK 7_Problem Solving and Control Quality

3

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pemecahan Masalah dan Kontrol Kualitas

Kontrol kualitas (Quality Control) merupakan taktik dan strategi

perusahaan global dengan produk perusahaan lain. Kualitas menjadi faktor

dasar keputusan konsumen dalam memilih produk. Bila konsumen merasa

produk tertentu jauh lebih baik kualitasnya dari produk pesaing, maka

konsumen memutuskan untuk membeli produk tersebut. Tuntutan konsumen

yang senantiasa berubah inilah yang perlu direspon perusahaan. Oleh karena

itu, perusahaan haruslah menerapkan kontrol kualitas dalam pembuatan

produk.

Kontrol kualitas adalah aktivitas keteknikan dan manajemen, di mana

aktivitas tersebut mengukur ciri-ciri kualitas produk, membandingkannya

dengan spesifikasi atau persyaratan, dan mengambil tindakan penyehatan yang

sesuai apabila ada perbedaan antara penampilan yang sebenarnya dan yang

standar (Montgomery, 1990). Statistical Quality Control (SQC) merupakan

salah satu metode pengendalian kualitas. Pada tahun 1924, Walter A Shewhart

dari Bell Telephone Laboratories mengembangkan diagram pengawasan

dengan pendekatan statistik untuk mengontrol variabel-variabel penting dalam

proses produksi. Metode statistical quality control lebih banyak menggunakan

pendekatan diagram-diagram fungsi dan statistika dalam implementasinya.

B. Delapan Langkah Pemecahan Masalah

Dalam manajemen tambang, seperti halnya pada manajemen umumnya,

perumusan akar masalah menjadi titik awal dari pencarian solusi. Maka dalam

teknik 8 (delapan) langkah pemecahan masalah dikembangkan tiga bentuk

tahapan besar dari proses pengambilan keputusan yang meliputi:

1. Identifikasi masalah, meneliti apa dan bagaimana masalah yang timbul.

2. Pengembangan alternatif-alternatif perbaikan/pemecahan masalah, yang

mungkin dapat dilakukan untuk memecahkan masalah.

Page 9: KELOMPOK 7_Problem Solving and Control Quality

4

3. Pemilihan alternatif yang terbaik, yang dilakukan berdasarkan kriteria yang

dipergunakan.

Kemudian ditambah dengan langkah evaluasi atas keputusan, yaitu sejauh

mana hasil perbaikan dapat memecahkan masalah, setelah diimplementasikan.

Jika dihubungkan dengan fungsi organisasi dan tahapan proses

pengambilan keputusan maka 8 (delapan) langkah pemecahan masalah itu

dapat diuraikan seperti dalam Tabel 1.

Tabel 1. Hubungan Antara Fungsi Organisasi, Proses Pengambilan

Keputusan dan Delapan Langkah Pemecahan Masalah.

Fungsi

Organisasi Proses Pengambilan

Keputusan 8 Langkah Pemecahan Masalah

Pencanaan

(Plan)

1. Identifikasi masalah

2. Pengembangan

alternative

1. Menentukan prioritas masalah.

2. Mencari sebab-sebab yang.

mengakibatkan masalah.

3. Meneliti sebab-sebab yang paling

berpengaruh.

4. Menyusun langkah-langkah perbaikan.

Melakukan

(Do)

3. Pemilihan Alternatif

4. Implementasi

5. Melaksanakan langkah-langkah

perbaikan.

Memeriksa

(Check)

5. Evaluasi 6. Periksa hasil perbaikan.

Aksi

(Action)

7. Mencegah terulangnya masalah.

8. Menggarap masalah selanjutnya.

Memecahkan masalah adalah proses menghilangkan problematika yang

menghambat kemajuan kita atau menghilangkan suatu kondisi yang tidak kita

inginkan dan menjadikan kondisi tersebut sesuai yang kita inginkan atau sesuai

dengan maksud dan tujuan kita. Pemecahan masalah adalah proses memilih dan

membuat keputusan atau menyederhanakan suatu masalah dan membuat

keputusan, proses memilih dan membuat keputusan itu terjadi ketika kita

menghadapi situasi yang tidak sesuai dengan keinginan kita. Didalam buku

Holistic dicision making karya Willy Susilo : untuk menyederhanakan suatu

Page 10: KELOMPOK 7_Problem Solving and Control Quality

5

masalah dan bagaimana melakukan pemecahannya, beliau mensimulasikannya

dengan metode praktis delapan langkah, yaitu, Berikut ini penjabaran 8 langkah

pemecahan masalah, yaitu:

1. Menentukan Prioritas Masalah

Tema merupakan kejadian atau masalah yang perlu ditanggulangi, yang

diambil dari masalah yang berkembang di lingkungan kerja. Cara penentuan

prioritas bisa dilakukan dengan 2 cara :

a. Mengambil salah 1 masalah (tema) yang menjadi prioritas dari beberapa

masalah yang timbul di lokasi kerja gugus. Hal-hal yang mendasari

prioritas ini misalnya masalah tersebut berpeluang besar pengaruhnya

terhadap mutu usaha (biaya, mutu produk, keselamatan kerja, dll).

b. Mengambil 1 masalah (tema) yang ada di lokasi kerja gugus yang menjadi

kesepakatan dari semua anggota gugus.

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penentuan tema (penilaian masalah):

- Menyangkut bidang kerja dan mengacu pada kebijakan manajemen

(perusahaan).

- Mampu dipecahkan oleh gugus, terutama pada awal terbentuknya gugus,

sebaiknya memilih tema yang relatif mudah.

- Masalah (tema) yang dipilih harus spesifik (tidak terlalu luas), sehingga

siapapun yang membaca tema tersebut bisa mengerti dengan jelas

2. Mencari Sebab-sebab yang Mengakibatkan Masalah

Langkah kedua ini ditujukan untuk Mencari sebab-sebab yang

mengakibatkan masalah yang diperlukan untuk mendukung beberapa hal:

- Menyajikan data sebagai dasar pemilihan tema (masalah).

- Menyajikan data yang menggambarkan masalah yang dihadapi/yang akan

diselesaikan.

Alat-alat yang bisa digunakan pada langkah kedua adalah:

a. Diagram pareto, dipakai utuk memparetokan semua masalah yang ada di

lokasi kerja sehingga bisa diketahui masalah yang menjadi prioritas untuk

diselesaikan terlebih dulu.

Page 11: KELOMPOK 7_Problem Solving and Control Quality

6

b. Histogram, digunakan untuk menyajikan data-data sebagai gambaran awal

dari suatu masalah yang akan diselesaikan.

c. Peta kendali,digunakan untuk menyajikan beberapa penyimpangan dari

suatu masalah yang dihadapi dan yang akan diselesaikan.

d. Stratifikasi dan lembar periksa, yang keduanya bisa digunakan untuk

memulai suatu penentuan tema (masalah).

3. Meneliti Sebab-sebab yang Paling Berpengaruh

Menentukan penyebab dibagi menjadi 2 tahap, yaitu:

a. Menentukan semua penyebab yang mungkin berpengaruh terhadap

masalah. Untuk menentukan semua penyebab ini bisa menggunakan

alat diagram Ishikawa (tulang ikan) dengan tehnik sumbang saran yang

melibatkan semua anggota gugus.

b. Memilih penyebab yang paling mungkin (dominan) di antara semua

penyebab yang ada. Untuk memilih penyebab yang paling dominan,

bisa dilakukan 2 cara sesuai dengan karakteristik penyebabnya:

- Jika pengaruh dari beberapa penyebab bisa dikuantitatifkan, maka

dapat menggunakan diagram pareto sehingga akan dipilih

penyebab yang pengaruhnya paling besar, atau bisa juga

menggunakan diagram tebar sehingga akan diketahui beberapa

penyebab yang benar-benar berpengaruh terhadap masalah.

- Jika pengaruh dari beberapa penyebab tidak bisa dikuantitatifkan

atau bersifat kualitatif, pemilihan penyebab yang dominan bisa

dilakukan melalui kesepakatan yang melibatkan sema anggota

gugus.

4. Menyusun Langkah-langkah Perbaikan

Langkah keempat bertujuan mencari pemecahan untuk menghilangkan

semua penyebab (penyebab yang dominan) yang sudah ditentukan sebelumnya.

Merencanakan langkah perbaikan dapat ditentukan dengan tehnik sumbang

saran (penyampaian ide) dari semua anggota gugus dengan tetap mengacu pada

Page 12: KELOMPOK 7_Problem Solving and Control Quality

7

pemilihan langkah perbaikan yang paling efektif dan efisien.

Untuk memudahkan penjabarannya, merencanakan langkah perbaikan dapat

menggunakan prinsip 1H-5W yaitu: How, What, Why, Where,Who dan When.

5. Melaksanakan Langkah-langkah Perbaikan

Langkah kelima adalah melaksanakan semua rencana perbaikan yang

sudah disepakati dan dibahas dengan matang oleh semua anggota gugus.

Dalam melaksanakan perbaikan ini perlu dijelaskan juga tentang pentingnya

kesungguhan dan partisipasi penuh dari semua anggota gugus sesuai tugas

yang telah dibagi, dan diharapkan semua pelaksanaan dari rencana perbaikan

bisa diselesaikan sesuai dengan waktu yang telah disepakati.

6. Memeriksa Hasil Perbaikan

Setelah semua rencana dilaksanakan dengan benar sesuai kesepakatan,

maka langkah selanjutnya adalah memeriksa hasil perbaikan tersebut, untuk

mengukur apakah semua perbaikan yang telah dilaksanakan oleh gugus bisa

menanggulangi penyebab yang mempengaruhi suatu masalah.

Cara memeriksa hasil perbaikan ini bisa dilakukan dengan

membandingkan kondisi masalah sebelum perbaikan dan setelah perbaikan,

atau dengan membandingkan data yang menggambarkan masalah sebelum

perbaikan dan data yang menggambarkan masalah setelah perbaikan.

Penyajian data yang menggambarkan masalah setelah perbaikan

hendaknya menggunakan alat yang sama dengan penyajian data yang

menggambarkan masalah sebelum perbaikan. Jika sebelumnya menggunakan

diagram pareto, maka setelah perbaikan juga harus menggunakan diagram

pareto. Alat-alat lain yang dapat digunakan pada langkah keenam ini adalah

lembar periksa, histogram dan peta kendali.

7. Standarisasi/ Mencegah Terulangnya Masalah

Setelah langkah perbaikan yang dilakukan diperiksa dan dapat mengatasi

penyebab masalah yang dihadapi, langkah berikutnya perlu dibuat standarisasi

Page 13: KELOMPOK 7_Problem Solving and Control Quality

8

yang bisa digunakan sebagai acuan kerja di lokasi kerja gugus dan ditujukan

pula untuk mencegah masalah yang sama akan terulang lagi. Jika perlu

standarisasi ini bisa disebarluaskan ke lokasi kerja lain yang sejenis dengan

lokasi kerja gugus. Standarisasi yang dibuat bisa meliputi standar untuk cara

kerja (metode), manusia (operator/mekanik), material, mesin dan lingkungan

kerja.

8. Merencanakan Langkah Berikutnya/ Menggarap Masalah Selanjutnya

Pada dasarya perencanaan langkah berikutnya adalah menentukan masalah

selanjutnya yang akan diselesaikan oleh gugus dan prinsipnya sama dengan

penentuan tema masalah seperti pada langkah pertama, yaitu masalah yang

dipilih untuk diselesaikan bisa melalui 2 cara, yaitu:

- Memilih masalah yang paling prioritas dari beberapa masalah yang ada di

lokasi kerja, atau

- Memilih masalah melalui kesepakatan semua anggota gugus.

Sementara itu, hasil analisis dari 8 (delapan) langkah di atas harus didasari oleh

fakta dan logika yang jelas. Hal ini dikembangkan dalam konsep 7 (tujuh) alat

kontrol kualitas.

C. Tujuh Alat Kotrol Kualitas

Kendala lain yang kemudian timbul adalah tentang alat bantu yang dapat

dipergunakan secara tepat untuk menganalisis masalah dengan sebaik-baiknya.

Oleh karena itu diciptakan alat-alat bantu berikut ini yang dapat dipergunakan

secara mudah namun tepat untuk membantu pelaksanaan kedelapan langkah

pemecahan masalah. Alat bantu yang pertama dikembangkan ialah 7 (tujuh)

alat pengendali kualitas (7 Quality Control Tools), yaitu :

1. Lembar periksa (Checksheet).

2. Diagram Batang (Histogram).

3. Diagram Pareto.

4. Diagram sebab-akibat.

Page 14: KELOMPOK 7_Problem Solving and Control Quality

9

5. Pengelompokan (stratifikasi).

6. Diagram tebar (scatter diagram).

7. Grafik dan peta kendali.

1. Lembar Periksa(Check Sheet)

Alat ini berupa lembar pencatatan data secara mudah dan sederhana

sehingga menghindari kesalahan-kesalahan yang mungkin terjadi dalam

pengumpulan data tersebut. Umumnya lembar periksa ini berisi

pertanyaan-pertanyaan yang dibuat sedemikian rupa sehingga pencatat

cukup memberikan tanda pada kolom yang telah tersedia dan/atau

memberikan keterangan seperlunya.

Suatu contoh penggunaan lembar periksa dalam melakukan

identifikasi permasalahan adalah seperti yang akan diperlihatkan berikut

ini. Bentuk lembar periksa yang dibuat bermacam-macam sesuai dengan

kebutuhan data yang diperlukan. Tinjauan permasalahan antara lain dapat

memperhatikan faktor pekerja, peralatan, lingkungan kerja, dan

sebagainya.

Contoh lembar periksa:

Tabel 2. Daftar pertanyaan untuk kondisi umum suatu tambang

Faktor Keterangan

Nama perusahaan / lokasi tambang …………………………………………./

………………………………………….

Tambang Terbuka atau Tambang

Bawah Tanah

TT TBT

Mekanik atau Manual ME MA

Bahan galian yang ditambang

Jarak tambang ke stock pile .........................km

Dll.

Page 15: KELOMPOK 7_Problem Solving and Control Quality

10

Daftar pertanyaan untuk lingkungan kerja :

Faktor :

Cahaya cukup kurang berlebihan

Suhu cukup dingin panas

Kelembaban cukup lembab kering

Tabel 3. Daftar pertanyaan untuk kualitas batubara :

Lokasi Nilai Kalori Kadar Abu Kadar Sulfur Lain-lain

A

B

C

D

2. Diagram Batang (Histogram)

Merupakan diagram batang yang berfungsi untuk menggambarkan

bentuk distribusi sekumpulan data yang biasanya berupa karasteristik

mutu.

Diagram histrogram ini dapat dibuat dengan cara membentuk terlebih

dahulu tabel frekuensinya, kemudian diikuti dengan perhitungan statistis,

baru kemudian memplot data ke dalam diagram histogram. Hasil plot data

akan memudahkan dalam menganalisis kecenderungan sekelompok data.

Pada contoh berikut ditampilkan diagram histogram yang

menggambarkan kadar (%) abu dari setiap sampel batubara. Sumbu x

menunjukkan selang kadar abu dalam sampel dan sumbu y menunjukkan

frekuensi (banyaknya sampel) yang mempunyai kadar abu tertentu.

Page 16: KELOMPOK 7_Problem Solving and Control Quality

11

Gambar 1. Contoh Diagram Batang

3. Diagram Pareto

Suatu diagram/grafik yang menjelaskan hirarki dari masalah-masalah

yang timbul, sehingga berfungsi untuk menentukan prioritas penyelesaian

masalah.

Urutan-urutan prioritas perbaikan untuk mengatasi permasalahan

dapat dilakukan dengan memulai pada masalah dominan yang diperoleh

dari diagram paretoini. Setelah diadakannya perbaikan dapat dibuat

diagram pareto baru untuk membandingkan dengan kondisi sebelumnya.

Berikut ini adalah contoh penggunaan diagram paretodalam

mengidentifikasi masalah tidak tercapainya target waktu edar (circle time)

dari truk pengangkut batubara pada sebuah tambang.

Dari hasil pengumpulan data diperoleh hasil seperti pada Gambar2.

0

5

10

15

20

< 6

6-8

Kadar Abu (%)

Fre

ku

en

si

8-1

0

10

-12

12

-14

14

-16

16

-18

18

-0

> 2

0

Page 17: KELOMPOK 7_Problem Solving and Control Quality

12

46.2 % 12

5

3

6

69.2 %

Tabel 4. Hasil Pengumpulan Data Penyebab Tidak Tercapainya Target Waktu

Edar dari 26 Unit Truk Pengangkut Batubara

No. Penyebab Jumlah %

A. Ban pecah 6 23,1%

B. Tergelincir karena hujan 12 46,2%

C. Operator tidak mahir 5 19,2%

D. Kondisi truk tidak mengizinkan untuk

mencapai kecepatan optimum

3 11,5%

26 100 %

88.5 %

Keterangan :

A Ban pecah

B Tergelincir karena hujan

C Operator tidak mahir

D Kondisi truk tidak mengizinkan

untuk mencapai kecepatan

optimum

Gambar 2. Contoh Diagram Pareto.

A B C D

Page 18: KELOMPOK 7_Problem Solving and Control Quality

13

4. Diagram Sebab-Akibat (Cause-effect diagram)

Diagram ini merupakan suatu diagram yang digunakan untuk

mencari semua unsur penyebab yang diduga dapat menimbulkan masalah

tersebut.

Diagram ini sering juga disebut dengan diagram tulang ikan karena

menyerupai bentuk susunan tulang ikan. Bagian kanan dari diagram

biasanya menggambarkan akibat atau permasalahan, sedangkan cabang-

cabang tulang ikannya menggambarkan penyebab-penyebabnya. Pada

umumnya bagian akibat pada diagram ini berkaitan dengan masalah

kualitas. Sedangkan unsur-unsur penyebab biasanya terdiri dari faktor-

faktor manusia, material, mesin, metode dan lingkungan.

Gambar 3. menunjukan contoh diagram sebab-akibat untuk

masalah terjadinya antrian truk menunggu alat muat di permuka kerja

(front).

Page 19: KELOMPOK 7_Problem Solving and Control Quality

Gambar 3. Contoh Diagram Sebab-Akibat untuk Masalah Antrian Truk Menunggu Alat Muat di Permuka Kerja (Front)

Antrian truk di permuka kerja

Jalan angkut Alat muat Alat angkut (truk)

Lingkungan Material Operator

- lebar jalan kurang

- kemiringan terlalu

terjal

- permukaan tidak mulus

- jumlah tidak sesuai

- kapasitas tidak

sesuai

- jenis tidak sesuai

- motivasi rendah

- keterampilan kurang

- ketelitian kurang

- lengket

- lepas (loose)

Metode

- metode penggalian

tidak sesuai

- metode pengangkutan tidak sesuai

- hujan

- debu

- panas

- jumlah tidak sesuai

- kapasitas tidak

sesuai

- jenis tidak sesuai

Page 20: KELOMPOK 7_Problem Solving and Control Quality

15

5. Pengelompokan (Stratifikasi)

Merupakan suatu usaha untuk mengelompokkan kumpulan data

(data kerusakan, fenomena, sebab-sebab, dan lain sebagainya) ke dalam

kelompok-kelompok yang mempunyai karakteristik sama.

Dasar pengelompokkan sangat tergantung pada tujuan

pengelompokkan, sehingga dasar pengelompokkan dapat berbeda-beda

tergantung pada permasalahan.

Dua aspek pokok pembuatan pengelompokan adalah berdasarkan ;

- Sumber.

- Hasil.

Di dalam pengendalian kualitas, pengelompokan terutama ditujukan

untuk

a. Mencari faktor penyebab utama kualitas secara mudah.

b. Membentuk pembuatan diagram tebar.

c. Mempermudah pengambilan kesimpulan di dalam penggunaan

peta kontrol.

d. Mempelajari secara menyeluruh masalah yang dihadapi.

Gambar 4. Contoh Pengelompokan

Harga batubara

C

G

E

J

H

I

D

A

F

B

Nilai Kalor

(Kkal/Kg)

Page 21: KELOMPOK 7_Problem Solving and Control Quality

16

6. Diagram Tebar (Scatter Diagram)

Suatu diagram yang menggambarkan hubungan antara dua fakor

dengan memplot data dari kedua faktor tersebut pada suatu grafik.

Dengan diagram ini kita dapat menentukan korelasi antara suatu sebab

dengan akibatnya.

Perhitungan korelasi dapat dilakukan dengan menggunakan regresi

atau dengan metode nilai tengah. Ada beberapa jenis korelasi yang dapat

terlihat dari digram tebar ini, yaitu:

a. Korelasi positif (positive correlation), jika nilai faktor

penyebab bertambah besar, nilai faktor akibat juga bertambah

besar (nilai koefisien korelasi mendekati positif 1).

b. Mungkin korelasi positif (positive correlation may be present),

jika terdapat kecenderungankorelasi positif tetapi memiliki

sebaran data yang besar (nilai koefisien korelasi kecil tetapi

masih positif).

c. Korelasi negatif (negative correlation), jika terdapat

kecenderungan korelasi negatif tetapi memiliki sebaran data

yang besar (nilai koefisien korelasi kecil dan negatif).

d. Tak berkorelasi (no correlation), jika sebaran data sangat besar

(nilai koefisien korelasi mendekati 0).

Berikut ini diberikan contoh diagram tebar antara waktu edar truk

dan perubahan jarak angkut. Dari hasil plot data terlihat kecenderungan

adanya korelasi positif antara waktu edar dengan berubahnya jarak angkut.

Page 22: KELOMPOK 7_Problem Solving and Control Quality

17

Gambar 5. Contoh Diagram Scatter

7. Grafik dan Peta Kendali (Graph and control chart)

Grafik adalah suatu bentuk yang terdiri dari garis-garis yang

menghubungkan dua besaran tertentu.

Grafik terdiri dari tiga jenis, yaitu :

a. Garis (line graph).

b. Batang (bar graph).

c. Lingkaran (circle graph).

Peta kendali adalah suatu bentuk grafik dengan batasan-batasan

yang berguna dalam menetapkan pengambilan keputusan dalam

pengendalian mutu secara statistik.

Dalam peta kendali batasan-batasan diperoleh dari perhitungan

statistik dengan perhitungan simpangan dan rata-rata dari data yang

dikumpulkan.

Jarak angkut (Km)

Wak

tu e

dar

(ja

m)

Page 23: KELOMPOK 7_Problem Solving and Control Quality

18

Gambar 6. Contoh Peta Kendali.

Sample Bijih Bauksit

Kad

ar (

%)

Al 2

O3

55 %

50 %

60 %

Page 24: KELOMPOK 7_Problem Solving and Control Quality

19

BAB IV

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Kesimpulan dari makalah ini adalah :

1. Kontrol kualitas adalah aktivitas keteknikan dan manajemen, di mana

aktivitas tersebut mengukur ciri-ciri kualitas produk, dibandingkan

dengan spesifikasi atau persyaratan, dan mengambil tindakan

penyehatan yang sesuai apabila ada perbedaan antara penampilan yang

sebenarnya dan yang standar (Montgomery, 1990).

2. Delapan langkah pemecahan masalah yang dapat diambil sebagai

berikut :

a. Menentukan prioritas masalah

b. Mencari sebab-sebab yang mengakibatkan masalah

c. Meneliti sebab-sebab yang berpengaruh

d. Menyusun langkah-langkah perbaikan

e. Melaksanakan langkah-langkah perbaikan

f. Periksa hasil perbaikan

g. Mencegah terulangnya masalah

h. Menggarap masalah selanjutnya

3. Tujuh alat pengendali kualitas (7 Quality Control Tools), yaitu :

a. Lembar periksa (Checksheet).

b. Diagram Batang (Histogram).

c. Diagram Pareto.

d. Diagram sebab-akibat.

e. Pengelompokan (stratifikasi).

f. Diagram tebar (scatter diagram).

g. Grafik dan peta kendali.

B. SARAN

Saran penulis dari pembahasan makalah ini adalah diharapkan

materi pembahasan dalam makalah ini dapat lebih berkembang dan lebih

banyak kedepannya.

Page 25: KELOMPOK 7_Problem Solving and Control Quality

DAFTAR PUSTAKA

Fujimoto Toyoharu, Management Challenge : The Japanese Management System in An

international Environment”,1990.

http://mheea-nck.blogspot.co.id/2011/01/sistem-manajemen-tambang.html diakses pada

tanggal 25 September 2015