KELOMPOK 6 PRESENTASI

47
BAB I PENDAHULUAN Sulit sekali kita membaca surat kabar tanpa menemukan tulisan-tulisan dari politikus atau penulis yang menganjurkan perubahan tertentu dalam kebijakan ekonomi. Pemerintah harus menaikkan pajak untuk mengurangi defisit anggaran atau harus berhenti mengkhawatirkan deficit anggaran. Bank sentral harus memotong tingkat suku bunga untuk merangsang perekonomian yang lesu atau pemerintah harus menghindari tindakan tersebut agar tidak menghadapi risiko inflasi yang lebih tinggi. Pemerintah harus mereformasi sistem pajak untuk mempromosikan pertumbuhan ekonomi yang lebih cepat atau mereformasi sistem pajak untuk memperoleh distribusi pendapatan yang lebih merata. Permasalahan – permasalahan ekonomi seperti itu merupakan pusat dari perdebatan politik di seluruh dunia. Beberapa bab sebelumnya telah mempelajari alat – alat yang digunakan para ekonom saat menganalisis perilaku ekonomi secara keseluruhan dan pengaruh kebijakan-kebijakan ekonomi. Bab terakhir ini mempresentasikan keduanya dalam lima perdebatan penting mengenai kebijakan ekonomi makro. 1

description

makro ekonomi

Transcript of KELOMPOK 6 PRESENTASI

BAB I

PENDAHULUAN

Sulit sekali kita membaca surat kabar tanpa menemukan tulisan-tulisan dari politikus atau penulis yang menganjurkan perubahan tertentu dalam kebijakan ekonomi. Pemerintah harus menaikkan pajak untuk mengurangi defisit anggaran atau harus berhenti mengkhawatirkan deficit anggaran. Bank sentral harus memotong tingkat suku bunga untuk merangsang perekonomian yang lesu atau pemerintah harus menghindari tindakan tersebut agar tidak menghadapi risiko inflasi yang lebih tinggi. Pemerintah harus mereformasi sistem pajak untuk mempromosikan pertumbuhan ekonomi yang lebih cepat atau mereformasi sistem pajak untuk memperoleh distribusi pendapatan yang lebih merata. Permasalahan permasalahan ekonomi seperti itu merupakan pusat dari perdebatan politik di seluruh dunia.Beberapa bab sebelumnya telah mempelajari alat alat yang digunakan para ekonom saat menganalisis perilaku ekonomi secara keseluruhan dan pengaruh kebijakan-kebijakan ekonomi. Bab terakhir ini mempresentasikan keduanya dalam lima perdebatan penting mengenai kebijakan ekonomi makro.

BAB II

PEMBAHASAN

2.1PERLUKAH PARA PEMBUAT KEBIJAKAN MONETER DAN FISKAL MENCOBA UNTUK MENSTABILKAN PEREKONOMIAN?

Pada tiga bab sebelumnya kita melihat bagaimana perubahan pada permintaan dan penawaran agregat dapat menimbulkan fluktuasi jangka pendek dalam produksi dan penyerapan tenaga kerja. Kita juga melihat bagaimana kebijakan moneter dan fiskal dapat mengubah permintaan agregat dan selanjutnya mengubah fluktuasi ini. Meskipun jika para pembuat kebijakan mampu memengaruhi fluktuasi ekonomi jangka pendek, pakah itu berarti mereka perlu melakukan hal tersebut? Perdebatan pertama kita mencakup apakah para pembuat kebijakan moneter dan fiskal harus menggunakan perangkat-perangkat yang boleh mereka gunakan untuk mencoba meredakan naik-turunnya siklus bisnis.Pro: Para Pembuat Kebijakan Perlu Mencoba untuk Menstabilkan Perekonomian

Apabila dibiarkan, perekonomian cenderung berfluktuasi. Ketika rumah tangga dan perusahaan menjadi pesimis, misalnya, maka mereka mengurangi pengeluaran, dan ini mengurangi permintaan agregat untuk barang dan jasa. Penurunan permintaan agregat akan mengurangi produksi barang dan jasa. Perusahaan-perusahaan memecat para pegawainya, dan tingkat pengangguran naik. PDB riil dan ukuran-ukuran pendapatan lainnya turun. Pengangguran yang meningkat dan pendapatan yang menurun membantu dalam memperkuat rasa pesimisme yang awalnya memicu resesi ekonomi.Resesi semacam itu tidak memiliki manfaat bagi masyarakat hal ini hanya membuang sumber-sumber daya dengan percuma. Para pekerja yang menjadi pengangguran karena permintaan agregat yang tidak mencukupi seharusnya dapat bekerja. Pengusaha yang perusahaannya dibiarkan tidak beroperasi selama resesi seharusnya dapat memproduksi barang dan jasa yang bernilai dan menjualnya guna memperoleh keuntungan.Tidak ada alasan bagi masyarakat untuk menderita selama lonjakan dan kegagalan siklus bisnis. Perkembangan teori ekonomi makro telah menunjukkan kepada para pembuat kebijakan bagaimana caranya mengurangi dahsyatnya fluktuasi ekonomi. Dengan bersandar pada angin perubahan ekonomi, kebijakan moneter dan fiskal dapat menstabilkan permintaan agregat, demikian juga pada produksi dan ketenagakerjaan. Ketika permintaan agregat tidak cukup untuk memastikan penyerapan tenaga kerja, para pembuat kebijakan harus menaikkan pengeluaran pemerintah, mengurangi pajak, dan meningkatkan jumlah uang yang beredar. Ketika permintaan agregat berlebih dan beresiko dalam memunculkan inflasi yang lebih tinggi, para pembuat kebijakan harus memotong pengeluaran pemerintah, menaikkan pajak, dan mengurangi jumlah uang yang beredar. Tindakan kebijakan seperti itu menempatkan teori ekonomi makro pada penggunaan terbaiknya dengan mengarah pada perekonomian yang lebih stabil yang menguntungkan semua orang.Kontra: Para Pembuat Kebijakan Tidak Perlu Menstabilkan Perekonomian

Meskipun kebijakan moneter dan fiskal dapat digunakan untuk menstabilkan perekonomian secara teori, pada praktiknya, ada persoalan yang harus dihadapi dalam pemakaian kebijakan-kebijakan tersebut. Salah satu persoalannya adalah kebijakan moneter dan fiskal tidak segera memengaruhi perekonomian, tetapi bekerja dalam waktu yang lambat. Kebijakan moneter memengaruhi permintaan agregat dengan mengubah tingkat suku bunga, yang selanjutnya memengaruhi pengeluaran, khususnya investasi rumah dan bisnis. Namun, kebanyakan rumah tangga dan perusahaan menetapkan rencana pengeluaran mereka sebelumnya. Akibatnya, perlu waktu untuk perubahan tingkat suku bunga guna mengubah permintaan agregat untuk barang dan jasa. Banyak penelitian yang menunjukkan bahwa perubahan kebijakan moneter hanya memiliki efek yang kecil terhadap permintaan agregat sampai kira-kira enam bulan setelah perubahan dibuat.Kebijakan fiskal bekerja lambat karena proses politik yang panjang menentukan perubahan pada pengeluaran dan pajak. Karena keterlambatan ini, para pembuat kebijakan yang ingin menstabilkan ekonomi perlu mempertimbangkan kondisi perekonomian yang akan muncul saat tindakan mereka dimulai. Sayangnya, perkiraan ekonomi sangat tidak pasti, sebagian karena ilmu ekonomi makro merupakan cabang ilmu yang primitif dan sebagian karena guncanngan yang menyebabkan fluktuasi ekonomi pada hakikatnya tidak dapat diprediksi. Dengan demikian, ketika pembuat kebijakan mengubah kebijakan moneter dan fiskal, mereka harus mengandalkan dugaan-dugaan yang cerdas mengenai kondisi perekonomian pada masa depan.Sering kali para pembuat kebijakan yang mencoba untuk menstabilkan perekonomian melakukan hal yang sebaliknya. Kondisi perekonomian dapat dengan mudah berubah antara waktu saat satu kebijakan dimulai dan saat kebijakan tersebut benar-benar mulai terasa. Karena hal ini, para pembuat kebijakan dapat tanpa sengaja memperburuk; bukannya mengurangi besarnya fluktuasi ekonomi. Beberapa ekonom telah memberikan pernyataan bahwa banyak.

Jika dibandingkan dengan dokter yang dihadapkan pada pasien yang sakit dan diagnosis yang tidak pasti, sering kali seorang dokter tidak melakukan apapun, tetapi membiarkan tubuh pasien bekerja sendiri. Campur tangan tanpa pengetahuan yang cukup hanya akan memperburuk keadaan.

Hal yang sama pun berlaku ketika menangani perekonomian yang sedang sakit. Mungkin diharapkan para pembuat kebijakan dapat meniadakan seluruh fluktuasi ekonomi, tetapi bukanlah itu tujuan realistis mengingat pengetahuan ekonomi makro terbatas dan meramalkan peristiwa-peristiwa di dunia adalah hal yang sulit. Para pembuat kebijakan harus menjauhkan diri untuk tidak terlalu sering mengintervensi kebijakan moneter dan fiskal serta memastikan bahwa tindakan mereka tidak berdampak buruk.2.2HARUSKAH KEBIJAKAN MONETER DIBUAT BERDASARKAN ATURAN ATURAN DARIPADA BERDASARKAN KEBEBASAN?

Seperti yang telah kita bahas pada bab 29, bank sentral mengevaluasi kondisi perekonomian dan menjalankan kebijakan moneter. Berdasarkan evaluasi ini dan perkiraan kondisi perekonomian pada masa depan, bank sentral dapat memilih untuk meningkatkan, menurunkan, atau mempertahankan tingkat suku bunga jangka pendek. Bank sentral kemudian dapat menyesuaikan jumlah uang yang beredar untuk mencapai target tingkat suku bunga hingga target tersebut dievaluasi kembali.Di sini, bank sentral beroperasi dengan kebebasan yang hampir penuh mengenai cara menjalankan kebijakan moneter. Undang-undang yang menciptakan bank sentral hanya memberikan petunjuk yang tidak jelas perihal tujuan yang harus dicapai oleh bank sentral. Lebih lanjut, mereka tidak memberitahukan bank sentral bagaimana cara meraih tujuan yang hendak dicapai itu. Beberapa ekonom pun mengkritik struktur institusi ini.

Pro: Kebijakan Moneter Harus Dibuat Berdasarkan Aturan Kebebasan pada saat menjalankan kebijakan moneter memiliki dua masalah. Yang pertama adalah ia tidak membatasi ketidakcakapan dan penyalahgunaan kekuasaan. Ketika pemerintah mengirimkan polisi ke dalam sebuah komunitas untuk menjaga ketertiban masyarakat, mereka diberikan panduan-panduan ketat mengenai cara melaksanakan tugas. Karena polisi memiliki kekuatan yang besar, membiarkan mereka untuk mempergunakan kekuatan itu dengan cara apapun yang mereka inginkan dapat jadi berbahaya. Namun, ketika pemerintah memberikan otoritas kepada bank sentral untuk mempertahankan tatanan perekonomian, pemerintah tidak memberikan panduan. Para pembuat kebijakan moneter diberikan kebebasan sebesar-besarnya.

Sebagai contoh penyalahgunaan kekuatan, para pejabat bank sentral sering kali tergoda untuk menggunakan kebijakan moneter guna memengaruhi hasil pemilihan umum. Andaikan bahwa suara untuk presiden yang berkuasa saat ini didasarkan pada kondisi perekonomian pada saat ia berusaha dipilih kembali. Pejabat bank sentral yang bersimpati kepada politisi yang sedang memegang jabatan mungkin tergoda untuk megejar perluasan kebijakan sesaat sebelum pemilihan untuk merangsang produksi dan penyerapan tenaga kerja, karena ia mengetahui bahwa dampak inflasi baru akan muncul setelah pemilihan umum. Para ekonom menyebut fluktuasi semacam itu sebagai siklus bisnis politik.Masalah kedua yang lebih tidak terlihat adalah bahwa kebijakan moneter berdasarkan kebebasan dapat menyebabkan laju inflasi yang lebih tinggi daripada yang diinginkan. Para pejabat bank sentral mengetahui bahwa tidak ada trade off (pertukaran kepentingan) jangka panjang antara inflasi dengan pengangguran, sering kali menyatakan bahwa tujuan mereka adalah laju inflasi hingga nol. Namun, mereka jarang memperoleh stabilitas harga. Mengapa? Mungkin karena, segera setelah public membentuk dan menangani inflasi, ara pembuat kebijakan menghadapi tradeoff jangka pendek antara inflasi dan pengangguran. Mereka tergoda untuk mengingkari pernyataan tentang stabilitas harga untuk memperoleh tingkat pengangguran yang lebih rendah. Ketidaksesuaian antara pernyataan (apa yang dikatakan oleh para pembuat kebijakan mengenai hal yang akan mereka lakukan) dengan tindakan-tindakan (hal yang kemudian benar-benar mereka lakukan) disebut dengan inkonsistensi waktu dari kebijakan. Karena pembuat kebijakan sering kali inkonsistensi waktu, orang-orang bersifat skeptis saat pejabat bank sentral menyatakan niat mereka untuk mengurangi tingkat inflasi. Akibatnya, orang selalu mengantisipasi inflasi yang lebih daripada yang dinyatakan akan dicapai oleh para pembuat kebijakan. Harapan atau ekspektasi terhadap inflasi yang lebih tinggi, kemudian, menggeser kurva Philips jangka pendek ke atas, membuat tradeoff jangka pendek antara inflasi dan pengangguran kurang menguntungkan daripada yang sebenarnya.Salah satu cara untuk menghindari kedua masalah terkait dengan kebebasan dalam menjalankan kebijakan adalah memastikan bahwa bank sentral pada aturan kebijakan. Sebagai contoh, anggaplah satu aturan dipatuhi jika bank sentral meningkatkan jumlah uang yang beredar tepatnya 3 persen per tahun. (Mengapa 3 persen? Karena PDB riil tumbuh rata-rata 3 persen per tahun dank arena permintaan uang tumbuh sesuai PDB riil, maka pertumbuhan jumlah uang yang beredar sebesar 3 persen per tahun merupakan jumlah yang dibutuhkan untuk mempertahankan stabilitas harga dalam jangka panjang). Aturan seperti itu akan menghapuskan inkonsistensi dan penyalahgunaan kekuasaan pada pihak bank sentral, dan ini juga dapat menutup kemungkinan terjadinya siklus bisnis politis. Selain itu, inkonsistensi waktu dari kebijakan tersebut juga akan lenyap. Kini, masyarakat akan percaya pada pernyataan bank sentral mengenai inflasi yang rendah karena bank sentral dituntut secara hukum untuk menjalankan kebijakan moneter yang mengejar laju inflasi rendah. Dengan harapan inflasi yang rendah, perekonomian akan menghadApi tradeoff yang lebih menguntungkan antara inflasi dan pengangguran.

Aturan-aturan lain untuk kebijakan moneter juga memungkinkan. Aturan yang lebih aktif memperkenankan kondisi perekonomian memberikan timbal balik terhadap perubahan dalam kebijakan moneter. Sebagai contoh, aturan yang lebih aktif mungkin mengharuskan bank sentral untuk meningkatkan pertumbuhan moneter sebesar 1 poin persentase untuk tiap poin persentase naiknya tingkat pengangguran di atas tingkat alamiahnya. Tanpa memperhatikan bentuk pasti dari aturan itu, mengikatkan bank sentral pada beberapa aturan akan menghasilkan manfaat dengan membatasi ketidakcakapan, penyalahgunaan kekuasaan, dan inkonsistensi waktu dalam pelaksanaan kebijakan moneter.Kontra: Kebijakan Moneter Seharusnya Tidak Dibuat Berdasarkan AturanMeskipun kebebasan dalam menjalankan kebijakan moneter memiliki kekurangan, kebijkan ini juga memiliki kelebihan penting: fleksibilitas. Bank sentral harus menghadapi berbagai situasi yang tidak semuanya dapat diramalkan sebelumnya. Pada 1970-an, harga minyak di seluruh dunia melambung tinggi. Pada bulan Oktober 1987, pasar saham mengalami penurunan di seluruh dunia. Bank sentral harus memutuskan bagimana cara merespon berbagai guncangan perekonomian seperti itu. Seorang perancang aturan kebijakan tidak mungkin mampu memperhitungkan semua kemungkinan dan dengan cepat menentukan respon kebijakan yang tepat. Akan lebih baik untuk menunjuk orang yang baik guna menjalankan kebijakan moneter dan kemudian memberinya kebebasan untuk melakukan yang terbaik. Selain itu, permasalahan yang biasanya dikaitkan dengan kebebasan dalam menjalankan kebijakan moneter umumnya hanya bersifat hipotetis. Kepentingan praktis dari siklus bisnis politis ini, misalnya, jauh dari kejelasan. Pada beberapa kasus, yang justru terjadi sebaliknya.Kepentingan praktis dari inkonsistensi waktu juga jauh dari kejelasan. Meskipun kebanyakan orang meragukan pernyataan bank sentral, para pejabat bank sentral dapat mencapai kredibilitas seiring berjalannya waktu dengan cara mewujudkan perkataan mereka menjadi tindakan. Pada 1990-an, banyak bank sentral mencapai dan mempertahankan tingkat inflasi yang rendah, meskipun ada godaan untuk memanfaatkan tradeoff jangka pendek antara inflasi dan pengangguran. Pengalaman ini menunjukkan bahwa inflasi yang rendah tidak mengharuskan bank sentral terikat pada aturan kebijakan.Segala upaya untuk membatasi kebebasan dengan suatu aturan harus terlebih dahulu menghadapi tugas yang berat: Bagaimana membuat aturan yang tepat. Meskipun banyak penelitian yang mempelajari kerugian dan keuntungan dari aturan-aturan alternatif, para ekonom belum mencapai kesepakatan mengenai seperti apa aturan yang baik itu. Sampai ada kesepakatan, masyarakat tidak memiliki banyak pilihan selain memberikan kebebasan kepada para pejabat bank sentral untuk menjalankan kebijakan moneter yang menurut mereka sesuai.

2.3HARUSKAH BANK SENTRAL BERUSAHA UNTUK MENCAPAI TINGKAT INFLASI NOL?

Salah satu dari Sepuluh Prinsip Ekonomi yang telah dipelajari pada Bab I, dan dikembangkan secara lebih lengkap pada Bab 30, adalah bahwa harga-harga naik/meningkat ketika pemerintah mencetak terlalu banyak uang. Satu dari Sepuluh Prinsip Ekonomi yang dibahas pada Bab I, dan dikembangkan lebih lanjut pada Bab 35, adalah bahwa orang menghadapi masalah tradeoff jangka pendek antara inflasi dan pengangguran. Jika digabungkan, kedua prinsip ini memunculkan sebuah pertanyaan untuk para pembuat kebijakan: Seberapa besar laju inflasi yang dapat ditoleransi oleh bank sentral? Perdebatan ketiga kita mencakup apakah laju inflasi harus ditargetkan untuk mencapai nol.

Pro: Bank Sentral Harus Mencapai Tingkat Inflasi NolInflasi tidak memberikan keuntungan apa kepada masyarakat, inflasi justru membebankan beberapa biaya yang nyata. Seperti yang telah kita bahas pada Bab 30, para ekonom telah mengidentifikasi enam biaya inflasi seperti berikut.

Biaya sol sepatu terkait dengan semakin rendahnya jumlah uang yang dipegang

Biaya menu terkait dengan frekuensi penyesuaian harga

Semakin beragamnya harga-harga relatif

Perubahan yang tidak diharapkan pada liabilitas pajak karena nonindeksasi aturan pajak

Kebingungan dan ketidaknyamanan yang dihasilkan dari unit perhitungan yang berubah

Pendistribusian kekayaan kembali yang sembarangan yang berhubungan dengan utang dalam mata uang dolar

Beberapa ekonom berpendapat bahwa kerugian ini terbilang kecil, setidaknya untuk tingkat inflasi sedang, seperti yang dicapai oleh bank-bank sentral sejak tahun 1990-an. Akan tetapi, ekonom lain menyatakan bahwa kerugian ini dapat menjadi besar sekalipun laju inflasinya tidak terlalu tinggi. Selain itu, tidak ada keraguan bahwa masyarakat tidak menyukai iflasi. Saat inflasi naik, hasil jajak pendapat menunjukkan bahwa inflasi sebagai salah satu masalah utama negara.

Tentu saja keuntungan dari inflasi yang bernilai nol harus dibandingkan dengan besarnya pengorbanan yang dilakukan untuk mewujudkannya. Mengurangi inflasi mungkin membutuhkan periode dengan tingginya tingkat pengangguran dan rendahnya hasil produksi, seperti diilustrasikan oleh kurva Phillips jangka pendek. Namun, resesi yang muncul karena adanya upaya mengurangi inflasi yang disebut disinflasi ini hanya bersifat sementara . Setelah masyarakat mengetahui bahwa para pembuat kebijakan sedang berupaya untuk mencapai tingkat inflasi hingga nilainya nol, harapan mereka terhadap inflasi akan menurun, sedangkan tradeoff jangka pendek akan naik. Karena harapan masyarakat mengalami penyesuaian, tidak ada tradeoff antara inflasi dengan pengangguran jangka panjang. Mengurangi inflasi dengan sedemikian, merupakan kebijakan dengan biaya sementara, tetapi memiliki manfaat yang permanen. Artinya, setelah resesi akibat upaya pengurangan inflasi berakhir, manfaat dari tingkat inflasi nol akan mulai terasa. Jika para pembuat kebijakan berpikir panjang, mreka seharusnya bersedia menanggung kerugian sementara demi memperoleh manfaat permanen. Hal ini persis dengan perhitungan yang dibuat oleh Paul Volcker pada awal 1980-an saat dia memperketat kebijakan moneter dan mengurangi laju inflasi dari sekitar 10 persen pada tahun 1980 menjadi sekitar 4 persen pada tahun 1983. Meskipun pada tahun 1982 tingkat pengangguran mencapai tingkat tertinggi sejak Depresi Besar, perekonomian pada akhirnya pulih dari resesi dan hanya meninggalkan warisan inflasi yang rendah. Sekarang, Volcker dianggap sebagai pahlawan oleh para pejabat ank sentral.

Salah satu keunggulan dari target tingkat inflasi nol adalah bahwa inflasi nol menunjukkan titik fokus yang lebih alamiah untuk para pembuat kebijakan dibandingkan dengan angka lain. Anggaplah, misalnya, bank sentral akan menyatakan bahwa bank akan mempertahankan inflasi pada 3 persen tingkat yang dialami selama tahun 1990-an. Akankah bank sentral bertahan pada target 3 persen itu? Jika peristiwa-peristiwa tidak sengaja mendorong inflasi naik menjadi 4 atau 5 persen, mengapa mereka tidak meningkatkan targetnya saja? Bagaimanapun juga, tidak ada yang special dari angka 3. Sebaliknya, nol adalah satu-satunya angka untuk tingkat inflai di mana bank sentral dapat memberikan pernyataan bahwa tingkat itu mencapai stabilitas harga dan menghilangkan biaya-biaya inflasi secara keseluruhan.Kontra: Bank Sentral Tidak Perlu Mencapai Tingkat Inflasi Nol Meskipun stabilitas harga mungkin diinginkan, manfaat dari tingkat inflasi nol dibandingkan dengan tingkat inflasi menengah yang terbilang kecil, sedangkan kerugian untuk mencapai tingkat inflasi nol terbilang besar. Estimasi rasio pengorbanan menunjukkan bahwa pengurangan inflasi sebesar 1 poin persentase membutuhkan pengorbanan kira-kira persen dari hasil produksi per tahun. Meskipun orang-orang mungkin tidak menyukai inflasi sebesar 4 persen, belum jelas sepenuhnya bahwa mereka akan (atau harus) bersedia untuk membayar 20 persen dari pendapatan per tahun untuk menghilangkan inflasi.

Biaya-biaya sosial untuk meniadakan inflasi bahakan lebih besar dari perkiraan sebesar 20 persen tersebut, karena pendapatan yang hilang tidak disebarkan secara merata ke seluruh populasi. Ketika perekonomian mengalami resesi, tidak semua pendapatan menurun secara proporsional. Sebaliknya, penurunan pendapatan total terkonsentrasi kepada pekerja yang kehilangan pekerjaan mereka. Para pekerja yang paling rentan adalah mereka dengan kemampuan dan pengalaman yang sedikit. Dengan demikian, banyak dari biaya-biaya pengurangan inflasi ditanggung oleh mereka yang paling tidak mampu membayarnya.Meskipun para ekonom dapat mendata beberapa biaya akibat inflasi, tidak ada kesepakatan yang pasti bahwa biaya-biaya tersebut cukup penting. Biaya sol sepatu, biaya menu, dan biaya lainnya memang tidak tampak terlihat besar oleh para ekonom, setidaknya untuk laju inflasi menengah. Benar adanya bahwa masyarakat tidak meyukai inflasi, tetapi mungkin mereka disesatkan dengan memercai kekeliruan terhadap inflasi pandangan bahwa inflasi mengikis standar kehidupan. Para ekonom mengerti bahwa standar kehidupan bergantung pada produktivitas, bukan kebijakan moneter. Karena inflasi pendapatan nominal berjalan beriringan dengan kenaikan harga, pengurangan inflasi tidak akan mengakibatkan pendapatan riil naik lebih cepat.Selain itu, para pembuat kebijakan dapat mengurangi sebagian besar biaya inflasi tanpa perlu mengurangi inflasi. Mereka dapat menghilangkan permasalahan yang berhubungan dengan sistem perpajakan yang tidak berindeks dengan menulis kembali aturan pajak untuk mempertimbangkan efek inflasi. Mereka juga dapat mengurangi pendistribusian kembali kekayaan secara acak atara kreditur dan debitur yang disebabkan oleh inflasi yang tidak terduga dengan cara mengeluarkan obligasi pemerintah berindeks. Tindakan seperti itu melindungi para pemegang surat utang pemerintah dari dampak inflasi. Selain itu, dengan memberikan satu contoh, mungkin ini akan mendorong para kreditur dan debitur swasta untuk mengeluarkan surat-surat utang yang berindeks untuk memperhitungkan dampak inflasi.

Upaya mengurangi inflasi mungkin diinginkan jika itu dapat dilakukan tanpa biaya sama sekali, dan seperti yang dinyatakan oleh beberapa ekonom, hal tersebut mungkin terjadi. Namun pada praktiknya, hal ini sulit dilaksanakan. Ketika perekonomian mengurangi tingkat inflsinya, perekonomian hampir selalu mengalami periode dengan tingkat pengangguran yang tinggi dan rendahnya hasil produksi. Hal ini berisiko untuk mempercayai bahwa bank sentral dapat mencapai kredibilitas dengan cepat dalam prosesnya menghilangkan inflasi sehingga tidak menambah kesulitan masyarakat.

Memang, resesi akibat disinflasi sangat berpotensi untuk meninggalkan luka permanen pada perekonomian. Perusahan-perusahaan dalam berbagai industri mengurangi pengeluaran untuk peralatan dan perlengkapan baru mereka selama masa resesi sehingga investasi menjadi komponen PDB yang paling mudah berubah. Bahkan, setelah resesi berakhir, saham modal yang lebih kecil mengurangi produktivitas, pendapatanm dan standar kehidupan tingkat yang sebaliknya mereka capai. Selain itu, ketika pekerja menjadi pengangguran pada saat resesi, mereka kehilangan pekerjaan yang berharga, secara permanen mengurangi nilai mereka sebagai pekerja. Beberapa ekonom telah berpendapat bahwa tingkat pengangguran yang tinggi pada beberapa perekonomian Eropa selama beberapa decade lalu adalah akibat dari disinflasi pada tahun 1980-an.Ekonom Amerika, Alan Blinder, yang dahulu menjadi wakil ketua dewan gubernur The Fed, memberikan pendaat dalam bukunya Hard Heads, Soft Hearts bahwa para pembuat kebijakan tidak boleh membua pilihan berkut.

Biaya-biaya atas inflasi yang rendah dan menengah yang melanda Amaerika Serikat dan beberapa negara industri lain, tampaknya tidak terlalu besar lebih sperti penyakit demam daripada penyakit kanker bagi masyarakat. Sebagai orang yang rasional, kita tidak dengan sukarela melakukan pembedahan otak untuk mengobati sakit kepala. Namun, sebagai satu kesatuan, kita sering kali memberi solusi ekonomi yang sama seperti pembedahan otak (tingkat pengangguran yang tinggi) untuk menyembuhkan demam (inflasi),

Blinder menyimpulkan bahwa akan lebih baik untuk belajar hidup dengan laju infalsi menengah.2.4PERLUKAH PEMERINTAH MENYEIMBANGKAN ANGGARAN BELANJANYA?Perdebatan ekonomi makro yang paling sering terjadi adalah mengenai keuangan pemerintah. Setiap kali pengeluaran pemerintah melebihi pendapatannya dari pajak, pemerintah menutupi defisit anggarannya dengan menerbitkan surat utang pemerintah. Pro : Pemerintah Perlu Menyeimbangkan Anggaran BelanjanyaDampak langsung dari utang pemerintah adalah beban yang harus ditanggung oleh para pembayar pajak generasi berikutnya. Ketika seluruh utang beserta bunganya terakumulasi jatuh tempo, para pembayar pajak masa depan akan menghadapi pilihan yang sulit. Mereka dapat membayar pajak yang lebih tinggi, menikmati lebih sedikit pengeluaran pemerintah, atau keduanya, guna membayar utang beserta bunganya, atau mereka juga dapat menundsa pembayaran dan pembesaran utang pemerintah dengan pinjaman baru untuk membayar utang lama beserta bunganya. Ketika pemerintah mengalami defisit anggaran dan menerbitkan surat utang, pemerintah mengalihkan sebagian beban para pembayar pajak generasi saat ini kepada pembayar pajak masa depan. Mewarisi utang yang begitu besar tidak dapat membantu, tetapi malah menurunkan standar hidup generasi masa depan.

Defisit anggaran juga memberikan dampak ekonomi makro yang beragam. Karena defisit anggaran mencerminkan tabungan publik yang bernilai negatif, defisit ini menurunkan tabungan nasional (jumlah tabungan swasta dan publik). Berkurangnya tabungan nasional menyebabkan persediaan barang modal yang semakin sedikit. Semakin sedikitnya persediaan modal akan mengurangi produktivitas tenaga kerja, upah riil, dan produksi barang dan jasa dalam perekonomian. Dengan demikian, jika pemerintah meningkatkan utangnya, generasi masa depan akan mengalami masa perekonomian dengan pendapatan yang lebih rendah dan pajak yang lebih tinggi.

Ada beberapa situasi di mana defisit anggaran dapat dibenarkan. Penyebab paling umum dari meningkatnya utang pemerintah adalah perang. Ketika konflik militer meningkatkan pengeluaran pemerintah untuk sementara waktu, maka untuk membiayai pengeluaran tambahan tersebut, masuk akal bagi pemerintah untuk meminjam uang. Tarif pajak yang tinggi itu akan sangat merusak insentif bagi para pembayar pajak, menghasilkan berbagai biaya beban baku yang sangat besar. Selain itu, tariff pajak yang tinggi seperti itu akan terasa tidak adil bagi generasi pembayar pajak saat itu, yang telah berkorban melawan perang itu.

Defisit anggaran juga layak terjadi jika perekonomian sedang mengalami resesi. Jika pemerintah berupaya untuk menyeimbangkan anggaran belanjanya selama masa resesi, pemerintah harus menaikkan pajak atau mengurangi pengeluaran pada saat tingkat pengangguran tinggi. Kebijakan seperti ini cenderung menekan permintaan agregat pada saat permintaan agregat itu harus dirangsang dan dengan demikian, akan cenderung meningkatkan besarnya fluktuasi ekonomi.

Dibandingkan dengan alternatif dari defisit anggran, anggaran yang seimbang berarti tabungan nasional, investasi, dan pertumbuhan ekonomi yang lebih besar. Ini berarti bahwa lulusan universitas pada masa depan akan memasuki perekonomian yang lebih sejahtera.

Kontra : Pemerintah Tidak Perlu Menyeimbangkan Anggaran Belanjanya.

Sebuah kekeliruan jika dampak defisit anggaran dipandang secara terpisah. Defisit anggaran hanya satu bagian dari sebuah gambar besar mengenai bagaimana pemerintah memilih untuk meningkatkan dan mengeluarkan uang. Dalam membuat keputusan-keputusan kebijakan fiskal, para pembuat kebijakan memengaruhi generasi pembayar pajak yang berbeda dengan berbagai cara. Defisit atau surplus anggaran pemerintah harus diperhitungkan secara bersama-sama dengan kebijakan lainnya.

Defisit anggaran juga berbahaya jika dipandang secara sempit karena hal tersebut mengalihkan perhatian yang seharusnya ditujukan pada berbagai kebijakan lainnya yang bertujuan untuk mendistribusikan kembali pendapatan lintas generasi seperti tunjangan jaminan sosial bagi golongan manula. Pemerintah membiayai pengeluaran yang lebih tinggi ini dengan meningkatkan pajak pendapatan yang dikenakan kepada masyarakat usia kerja. Kebijakan ini mendistribusikan kembali pendapatan dari generasi muda kepada generasi yang lebih tua. Meskipun ini tidak mempengaruhi utang pemerintah. Dengan demikian, defisit anggaran hanya sebagian kecil dari isu yang lebih besar mengenai bagaimana kebijakan pemerintah memengaruhi kesejahteraan berbagai generasi. Dampak-dampak merugikan dari utang pemerintah dapat dibalikkan oleh para orang tua yang berpandangan ke depan.

Kritik terhadap defisit anggaran terkadang menyatakan bahwa utang pemerintah tidak akan selamanya meningkat, meskipun pada kenyataannya memang dapat. Seperti halnya saat bank mengevaluasi aplikasi pinjaman yang akan membandingkan utang seseorang dengan pendapatannya, kita harus menilai beban utang pemerintah relative terhadap ukuran pendapatan Negara. Pertumbuhan populasi dan perkembangan teknologi menyebabkan pendapatan total perekonomian meningkat dari waktu ke waktu. Akibatnya, kemampuan Negara untuk membayar bunga utang pemerintah juga meningkat dari waktu ke waktu. Selama laju peningkatan utang pemerintah lebih lambat daripada laju peningkatan pendapatan Negara, tidak ada yang dapat menghalangi utang pemerintah untuk meningkat selamanya.

2.5HARUSKAH UNDANG-UNDANG PERPAJAKAN DIPERBARUI UNTUK MENINGKATKAN TABUNGAN?

Standar hidup sebuah Negara bergantung pada kemampuannya untuk menghasilkan barang dan jasa. Seperti bab 25, kemampuan produktif suatu Negara sangat ditentukan oleh sebagian seberapa besar tabungan dan investasi Negara tersebut untuk masa depan. Perdebatan kelima adalah mengenai apakah para pembuat kebijakan harus memperbarui undang-undang perpajakan untuk meningkatkan jumlah tabungan dan investasi.

Pro: Undang-Undang Perpajakan Perlu Diperbarui untuk Meningkatkan TabunganTingkat tabungan suatu negara adalah faktor utama kemakmuran perekonomian jangka panjang negara tersebut. Semakin tinggi tingkat tabungannya maka semakin banyak sumber daya yang tersedia untuk investasi dalam bentuk pabrik-prabik dan peralatan baru. Saham atas pabrik dan peralatan yang lebih besar akan meningkatkn produktivitas, upah, dan pendapatan para pekerja. Dengan demikian, tidaklah mengejutkan jika data internasional menunjukkan korelasi yang kuat antara tingkat tabungan nasional dengan ukuran kesejahteraan perekonomian.

Prinsip ini berlaku untuk berbagai keputusan mengenai seberapa banyak orang akan menabung. Jika undang-undang sebuah negara membuat kegiatan menabung sebagai sesuatu yang menarik, orang-orang akan menabung lebih banyak dari bagian pendapatannya, dan tabungan yang lebih tinggi ini akan mengarah pada masa depan yang lebih sejahtera.

Sistem perpajakan mematahkan semangat menabung dengan mengenakan pajak keuntungan tabungan yang cukup besar. Sistem pajak lebih lanjut mengurangi minat masyarakat untuk menabung akibat adanya pemungutan pajak dua kali pada beberapa bentuk pendapatan modal. Undang-undang perpajakan ini mengurangi minat menabung seseorang yang tidak mengonsumsi kekayaan yang dimilikinya semasa hidupnya, tetapi mewariskan kepada anak-anaknya. Orang tua dapat mewariskan sebagian uang kepada anak-anaknya tanpa dikenai pajak, tetapi jika warisan tersebut menjadi semakin besar nilainya, tariff pajak atas warisan dapat mencapai 55 persen. Umumnya, perhatian pada tabungan nasional termotivasi oleh keinginan untuk menjamin kemakmuran ekonomi untuk generasi masa depan. Dengan demikian, merupakan hal yang aneh jika undang-undang perpajakan justru menghambat cara termudah yang dapat ditempuh oleh suatu generasi untuk membantu generasi lainnya.

Selain sistem perpajakan, banyak kebijakan dan institusi lainnya dalam masyarakat yang mengurangi minat rumah tangga untuk menabung. Beberapa fasilitas yang diberikan pemerintah mungkin bersifat means-tested artinya semua keuntungan berkurang untuk mereka yang pada masa lalunya telah cukup bijaksana untuk menabungkan sebagian pendapatannya. Beasiswa perguruan tinggi dan universitas merupakan bantuan tunjangan kesejahteraan bagi para mahasiswa serta orang tua mereka. Kebijakan semacam ini dapat dipandang sebagai pajak atas kekayaan dan akan mengurangi minat para mahasiswa dan orang tua untuk menabung.

Ada berbagai cara dimana sistem perpajakan memberikan dorongan kepada orang-orang untuk menabung, atau setidaknya mengurangi hambatan yang kini dihadapi oleh rumah tangga untuk menabung. Undang-undang perpajakan telah memberikan perlakuan istimewa terhadap beberapa jenis tabungan pensiunan. Ketika seseorang pembayar pajak memasukkan pendapatannya ke dalam tabungan pensiun maka pendapatan tersebut beserta bunganya tidak dikenakan pajak hingga dana tersebut ditarik pada saat pensiun. Sistem perpajakan memberikan keuntungan pajak yang sama bagi berbagai tabungan pensiunan lainnya termasuk rencana pembagian keuntungan. Tidak semua orang dapat menggunakan program-program ini, dan bagi mereka yang menggunakannya, jumlah uang yang dapat mereka masukkan juga terbatas. Karena ada penalti untuk penarikkan sebelum masa pensiun, program-program pensiun seperti ini hanya sedikit memberikan dorongan untuk jenis-jenis tabungan lainnya, seperti tabungan untuk membeli rumah atau membayar uang kuliah. Langkah tangga untuk menggunakan rekening tabungan yang memiliki keunggulan pajak.

Pendekatan yang lebih komprehensif dapat dilakukan dengan mempertimbangkan kembali dasar-dasar yang digunakan pemerintah dalam mengumpulkan pendapatan Negara. Yang terpenting dari sistem perpajakan adalah pajak pendapatan. Uang yang diperoleh dikenakan pajak yang sama meskipun uang tersebut dihabiskan atau ditabungkan. Satu alternative yang disarankan oleh para ekonom adalah pajak konsumsi. Atas dasar pajak konsumsi, rumah tangga hanya membayar pajak sebesar yang dihabiskan. Pendapatan yang ditabung terbebas dari pajak sampai tabungannya nanti ditarik dan dibelanjakan untuk konsumsi. Pajak konsumsi secara otomatis menempatkan semua tabungan pensiun. Peralihan dari pajak pendapatan ke pajak konsumsi akan sangat meningkatkan minat masyarakat untuk menabung.

Kontra: Undang-Undang Perpajakan Tidak Perlu Diperbarui untuk Meningkatkan Tabungan.Peningkatan tabungan mungkin diinginkan, tetapi bukan satu-satunya tujuan kebijakan pajak. Para pembuat kebijakan harus memastikan untuk mendistribusikan beban pajak secara adil. Permasalahan yang muncul dari usulan untuk meningkatkan tabungan adalah mereka meningkatkan beban pajak untuk orang-orang yang tidak mampu menangungnya.

Sebuah fakta yang tidak dapat disangkal bahwa rumah tangga dengan pendapatan yang tinggi akan menabung dalam jumlah yang lebih besar dari pendapatannya daripada rumah tangga dengan pendapatan yang rendah. Akibatnya, perubahan pajak apapun yang mendahulukan orang untuk menabung juga cenderung mendahulukan orang-orang dengan pendapatan yang tinggi. Kebijakan-kebijakan seperti tabungan pensiunan yang memiliki keunggulan pajak mungkin terlihat menarik, namun justru semakin menutup kemungkinan terciptanya masyarakat yang kurang egaliter.

Kebijakan-kebijakan pajak yang dirancang untuk mendorong minat orang-orang untuk menabung mungkin tidak terlalu efektif dalam mencapai tujuan tersebut. Teori ilmu ekonomi tidak memberikan prediksi yang jelas mengenai apakah suku bunga yang lebih tinggi akan meningkatkan tabungan. Hasilnya tergantung pada ukuran relatif dari kedua efek yang bertentangan yang disebut dengan efek substitusi dan efek pendapatan. Di satu sisi, suku bunga yang lebih tinggi menaikkan keuntungan tabungan: uang yang ditabung substitusi ini cenderung meningkatkan tabungan. Di sisi lain, suku bunga yang lebih tinggi menurunkan keharusan kebutuhan orang untuk menabung : sebuah rumah tangga dapat menabung lebih sedikit untuk mencapai target konsumsi tertentu pada masa depan.

Cara lain untuk meningkatkan tabungan nasional selain memberikan keringanan pajak bagi orang-orang kaya. Tabungan nasional merupakan jumlah dari tabungan swasta dan publik. Setelah tabungan publik diperhitungkan, ketentuan-ketentuan pajak yang mendorong orang-orang untuk menabung mungkin terlihat merugikan. Perubahan pajak yang mengurangi tarif pajak atas pendapatan modal akan mengurangi pendapatan pemerintah sehingga menyebabkan defisit anggaran. Untuk meningkatkan tabungan nasional, perubahan seperti itu pada sistem perpajakan harus mampu merangsang lebih banyak tabungan swasta daripada penurunan pada tabungan publik.

BAB III

PENUTUP

3.1KesimpulanBab ini telah mempelajari lima perdebatan mengenai kebijakan ekonomi makro. Untuk setiap perdebatan, pembahasan dimulai dengan proposi yang kontroversial dan kemudian disambung dengan argument-argumen dari mereka yang pro dan kontra. Ilmu ekonomi tidak selalu memudahkan kita menentukan kebijakan-kebijakan yang tepat.

Tidak banyak kebijakan yang menawarkan keuntungan tanpa adanya biaya. Dengan membantu dalam menjelaskan berbagai retorika yang begitu umum dalam perbincangan politik, mempelajari ilmu ekonomi seharusnya dapat membuat anda menjadi partisipan yang lebih baik dalam berbagai perdebatan nasional.

PERTANYAAN

1. Soal: Apa yang menyebabkan kebijakan moneter dan fiskal tidak langsung berdampak pada permintaan agregat? Apa implikasi dari keterlambatan ini terhadap perdebatan mengenai kebijakan aktif dan pasif?Jawab: Kebijakan moneter memengaruhi permintaan agregat dengan mengubah tingkat suku bunga, yang selanjutnya mempengaruhi pengeluaran khususnya investasi dan bisnis. Penyebab kebijakan moneter tidak langsung berdampak pada permintaan agregat adalah karena banyak rumah tangga dan perusahaan yang mengatur rencana pengeluaran mereka jauh di muka (sebelumnya). Akibatnya, dibutuhkan waktu yang lama bagi perubahan suku bunga untuk mengubah permintaan agregat barang dan jasa. Sedangkan untuk kebijakan fiskal yang tidak langsung berdampak pada permintaan agregat adalah karena adanya proses politik yang panjang pada saat dilakukan perubahan pengeluaran dan pajak oleh pemerintah. Untuk melakukan perubahan terhadap kebijakan fiskal, terlebih dahulu rancangan undang-undang harus disetujui oleh komite-komite kongres, kemudian disahkan oleh DPR dan senat, dan selanjutnya ditandatangani oleh presiden. Dibutuhkan waktu bertahun-tahun untuk merancang, mengesahkan dan menetapkan suatu perubahan besar dalam kebijakan fiskal.

Implikasi terhadap kebijakan aktif dan pasifnya adalah para pembuat kebijakan ekonomi harus mempertimbangkan kondisi perekonomian dari sekarang (perancangan kebijakan) hingga masa depan (saat kebijakan mulai dilaksanakan). Namun, dalam kenyataannya memperkirakan kondisi perekonomian itu tidak mudah, karena fluktuasi perekonomian yang hakikatnya tidak dapat diprediksi.

2. Soal: Apa yang mungkin mendorong pejabat bank sentral untuk menciptakan siklus bisnis politis? Apa implikasi dari siklus bisnis politis terhadap perdebatan mengenai aturan kebijakan?

Jawaban : Yang mendorong penjabat bank sentral untuk menciptakan siklus bisnis politis adalah para penjabat yang bersimpati kepada politis yang sedang memegang jabatan mungkin tergoda untuk mengejar perluasan kebijakan sesaat sebelum pemilihan untuk merangsang produksi dan penyerapan tenaga kerja,dampak inflasi baru akan muncul setelah pemilihan umum. Sejauh penjabat bank sentral bersekongkol dengan para politikus, kebijakan berdasarkan kebebasan dapat mengarah pada fluktuasi ekonomi yang mencerminkan kondisi di sekitar pemilihan umum. Implikasi dari siklus bisnis politis terhadap perdebatan mengenai aturan kebijakan adalah penyalahgunaan kekuasaan, para penjabat bank sentral sering sekali tergoda dengan menggunakan kebijakan moneter akibat siklus bisnis tersebut.

3. Jelaskan bagaimana kreatibilitas dapat memengaruhi biaya untuk menurunkan laju inflasi?

Jawaban : biaya yang dibutuhkan dalam mengurangi laju inflasi. Para pembuat kebijakan dapat membantu hal ini dengan mengeluarkan undang-undang yang menetapkan stabilitas harga sebagai tujuan utama bank sentral. Undang-undang seperti itu akan mengurangi biaya untuk mencapai tingkat inflasi nol tanpa mengurangi manfaat yang dihasilkan.

4. Mengapa beberapa ekonom menentang pencapaian laju inflasi nol?

Jawaban : Karena laju inflasi nol memiliki banyak kerugian dan sedikit keuntungan dan laju inflasi menengah hanya membebankan sedikit kerugian kepada masyarakat, sedangkan resesi yang mau tidak mau harus terjadi ketika menurunkan laju inflasi akan memerlukan biaya yang cukup besar.

5. Jelaskan dua cara di mana defisit anggaran pemerintah mempersulit para pekerja pada masa depan ?

Jawaban :

a. defisit anggaran mencerminkan tabungan public yang bernilai negative, defisit ini menurunkan tabungan nasional (jumlah tabungan swasta dan publik) berkurangnya tabungan nasional menyebabkan persediaan barang modal yang semakin sedikit. Semakin sedikitnya persediaan modal akan mengurangi produktivitas tenaga kerja, upah riil, dan produksi barang dan jasa dalam perekonomian. Jika pemerintah meningkatkan utangnya, generasi masa depan akan mengalami masa perekonomian dengan pendapatan yang lebih rendah dan pajak yang lebih tinggi. b. tarif pajak yang tinggi itu akan sangat merusak insentif bagi para pembayar pajak, menghasilkan berbagai biaya beban baku yang sangat besar. Tarif pajak yang tinggi akan terasa tidak adil bagi generasi pembayar pajak saat itu, yang telah berkorban melawan perang tersebut.

6. Sebutkan dua situasi di mana kebanyakan ekonom melihat defisit anggaran dapat dibenarkan?

Jawaban :

a. Sepanjang sejarah, penyebab paling umum dari meningkatnya utang pemerintah adalah perang. Ketika konflik militer meningkatkan pengeluaran pemerintah untuk sementara waktu, maka untuk membiayai pengeluaran tambahan tersebut, masuk akal bagi pemerintah untuk meminjam uang.b. defisit anggaran juga layak terjadi jika perekonomian sedang mengalami resesi. Selama resesi, pendapatan pajak secara otomatis turun karena pajak pendapatan dan pajak penghasilan dikenakan atas dasar ukuran pendapatan.7. Soal: Berikan satu contoh bagaimana pemerintah dapat mempersulit hidup generasi muda meskipun dengan mengurangi utang yang mereka wariskan.

Jawab: Ketika pemerintah mengalami defisit anggaran dan menerbitkan surat utang, sehingga pemerintah mengalihkan sebagian beban para pembayar pajak generasi saat ini kepada pembayar pajak masa depan (generasi muda). Ketika seluruh utang beserta bunganya terakumulasi jatuh tempo, para generasi muda akan menghadapi pilihan yang sulit, karena mereka akan membayar pajak lebih tinggi. Sehingga generasi muda akan makin terbebani oleh utang dan kondisi tersebut dapat menurunkan standar hidup mereka.8. Soal: Beberapa ekonom mengatakan bahwa pemerintah dapat terus mengalami defisit anggaran selamanya. Bagaimana hal tersebut dapat terjadi?

Jawab: Defisit anggaran dapat selalu terjadi dalam suatu negara karena pertama, penurunan surplus neraca perdagangan barang (trade balance) sebagai akibat menurunnya ekspor dan/atau meningkatnya impor barang.;keduadefisit neraca jasa-jasa (services accounts); dan ketiga, defisit pada neraca pendapatan neto (net income).9. Soal: Sebagian pendapatan modal dikenakan pajak ganda. Jelaskan.Jawab: Di sebuah negara kemungkinan seorang objek pajak dikenakan pajak ganda atas pendapatannya bisa saja terjadi. Misalkan seseorang menggunakan sebagian tabungannya untuk membeli saham di sebuah perusahaan. Ketika perusahaan tersebut memperoleh keuntungan dari investasi modalnya, pertama-tama perusahaan membayar pajak atas keuntungan ini dalam bentuk pajak pendapatan perusahaan. Jika perusahaan membayarkan sisa keuntungan kepada para pemegang saham dalam bentuk dividen, para pemegang saham membayar pajak dari pendapatan ini untuk kedua kalinya dalam bentuk pajak pendapatan perseorangan. Maka, pengenaan pajak ganda ini secara signifikan mengurangi keuntungan para pemegang saham. Dengan demikian, mungkin akan mengurangi minat seseorang untuk berinvestasi dan/atau menabung.10. Soal: Berikan satu contoh, selain kebijakan pajak, mengapa masyarakat kita enggan untuk menabung.

Jawab: penyebab bahwa masyarakat kita masih enggan untuk menabung dapat terlihat karena mereka belum mempunyai penghasilan lebih. Rata-rata pendapatan masyarakat masih belum mencukupi untuk menabung sehingga uang yang mereka peroleh hanya cukup digunakan untuk kebutuhan sehari-hari. Contoh penyebab lainnya adalah kurangnya kantor kas dan kantor layanan perbankan di daerah, sehingga budaya menabung di masyarakat menjadi kurang.11. Soal: Dampak buruk apa yang mungkin disebabkan oleh insentif pajak untuk meningkatkan jumlah tabungan?

Jawab: Dampak buruk yang mungkin disebabkan dalam insentif pajak untuk meningkatkan jumlah tabungan adalah dapat terjadi kemungkinan justru akan memperkaya orang-orang yang sudah memiliki penghasilan tinggi tanpa mendorong mereka untuk menabung lebih banyak dari yang seharusnya. SOAL DAN APLIKASI

1. Soal: Bab ini menerangkan bahwa perekonomian, seperti tubuh manusia, mempunyai kemampuan penyembuhan alami.

a. Gambarkan dampak jangka pendek dari penurunan permintaan agregat dengan menggunakan diagram permintaan-penawaran agregat. Apa yang terjadi pada produksi total, pendapatan, dan tenaga kerja?

b. Apabila pemerintah tidak menggunakan kebijakan stabilisasi, apa yang terjadi dengan perekonomian seiring berjalannya waktu?c. Apakah Anda berpikir kekuatan penyembuhan alami ekonomi berarti bahwa para pembuat kebijakan harus bersikap pasif saat merespon siklus bisnis politik?

Jawab: Dampak jangka pendek dari penurunan permintaan agregat adalah terjadi pergeseran-pergeseran pada permintaan agregat menyebabkan fluktuasi pada output barang dan jasa dalam perekonomian. Dalam hal ini, ditunjukkan dalam pergeseran permintaan agregar ke kiri dari AD1 ke AD2 pada diagram. Sehingga menyebabkan bergeraknya perekonomian dari titik A ke titik B, output jatuh dari Y1 ke Y2, dan tingkat harga jatuh dari P1 ke P2. Kondisi seperti ini dapat disebut resesi. Perusahaan-perusahaan merespon penjualan dan produksi yang lebih rendah dengan mengurangi tenaga kerja, sehingga menambah pengangguran. Selama resesi ini pun mengakibatkan menurunnya pendapat riil di suatu negara karena melemahnya perekonomian.a. Apabila pemerintah tidak menggunakan kebijakan stabilisasi, maka penurunan permintan agregat yang berdampak resesi adalah pada akhirnya akan sembuh dengan sendirinya setelah jangka waktu tertentu. Karena terjadi pengurangan terhadap permintaan agregat, tingkat harga pun jatuh. kemudian tingkat harga harapan juga akan jatuh. Karena jatuhnya harga harapan, akan mengubah upah, harga dan persepsi, kurva penawaran agregat jangka pendek pun akan bergeser ke kanan dari AS1 ke AS2 pada kurva di ats. Penyesuaian harapan ini seiring berjalannya waku membuat perekonomian berada di titik C, di mana kurva permintaan agregat yang baru (AD2) melintasi kurva penawaran agregat jangka panjang. Sehingga dampak jangka panjang terhadap pergeseran permintaan agregat tersebut adalah perubahan nominal (tingkat harga menjadi lebih rendah), tetapi bukan perubahan riil (hasil produksi tetap sama).

b. Menurut kami, tidak. Karena menurut kami pemerintah harus tetap menganalisis serta meramalkan kondisi perekonomiannya. Sebab, penurunan permintaan agregat itu dapat berdampak buruk bagi negara tersebut jika lama dibiarkan karena menyebabkan tingkat pengangguran yang tinggi serta melemahnya kondisi perekonomian.2. Soal: Para pembuat kebijakan yang ingin menstabilkan perekonomian harus memutuskan seberapa besar mereka akan mengubah jumlah uang yang beredar, pengeluaran pemerintah, dan pajak. Mengapa sulit untuk para pembuat kebijakan dalam memilih daya yang sesuai untuk tindakan mereka?Jawaban : Karena perkiraan ekonomi sangat tidak pasti, sebagian karena ilmu ekonomi makro merupakan cabang ilmu yang primitif dan sebagian guncangan yang menyebabkan fluktuasi ekonomi pada hakikatnya tidak dapat diprediksi. Para pembuat kebijakan harus menaikkan pengeluaran pemerintah, mengurangi pajak dan meningkatkan jumlah uang yang beredar ketika permintaan agregat berlebih dan berisiko dalam memunculkan inflasi yang lebih tinggi, para pembuat kebijakan harus memotong pengeluaran pemerintah, menaikkan pajak dan mengurangi jumlah uang yang beredar.

3. Soal: Misalkan orang tiba-tiba ingin menyimpan lebih banyak uang.a. apa dampak perubahan ini pada ekonomi jika bank sentral mengikuti aturan meningkatkan jumlah uang yang beredar sebesar 3 persen per tahun? Gambarkan jawaban anda dengan diagram jumlah permintaan dan penawaran agregat.b. apa dampak perubahan ekonomi ini jika bank sentral menjalankan aturan meningkatkan jumlah uang yang beredar sebesar 3 persen per tahun ditambah 1 poin persentase saat pengangguran naik di atas tingkat alamiahnya? Gambarkan jawaban anda.c. dari kedua aturan sebelumnya, aturan yang mana yang lebih baik dalam menstabilkan perekonomian? Akankah itu membantu dalam memperkenankan bank sentral untuk merespon pada tingkat pengangguran yang diprediksi daripada pada tingkat pengangguran yang diprediksi daripada pada tingkat pengangguran sekarang? Jelaskan.

Jawaban :

b.dampak dampak perubahan ekonomi ini jika bank sentral menjalankan aturan meningkatkan jumlah uang yang beredar sebesar 3 persen per tahun ditambah 1 poin persentase saat pengangguran naik di atas tingkat alamiahnya adalah dapat mempertahankan stabilitas harga dalam jangka panjang, akan menghapuskan inkonsistensi dan penyalahgunaan kekuasaan pada pihak bank sentral dan ini juga dapat menutup kemungkinan terjadinya siklus bisnis politis serta akan menghasilkan manfaat dengan membatasi ketidakcakapan penyalahgunaan kekuasaan dan inkonsistensi waktu dalam pelaksanaan kebijakan moneter.

c.aturan yang lebih baik dalam menstabilkan perekonomian adalah kebijakan moneter harus dibuat berdasarkan aturan. Karena aturan tersebut akan menghapuskan inkonsistensi dan penyalahgunaan kekuasaan pada pihak bank sentral, dan juga dapat menutup kemungkinan terjadinya siklus bisnis politis. Dan yang lebih aktif memperkenankan kondisi perekonomian yang memberikan timbal balik terhadap perubahan dalam kebijakan moneter yang dapat menstabilkan perekonomian. Aturan tersebut dapat membantu dalam memperkenankan bank sentral untuk merespon pada tingkat pengangguran yang diperdiksi daripada pada tingkat pengangguran sekarang karena aturan tersebut bersifat aktif memperkenankan kondisi perekonomian memberikan timbal balik terhadap kebijakan moneter. Contoh : aturan yang lebih aktif mungkin mengharuskan bank sentral untuk meningkatkan pertumbuhan moneter sebesar 1 poin presentase naiknya tingkat pengangguran di atas tingkat pengangguran di atas tingkat ilmiah pada tingkat pengangguran diprediksi daripada pada tingkat pengangguran sekarang.

4. Soal: Masalah inkonsistensi waktu berlaku pada kebijakan moneter. Misalkan pemerintah menyatakan pengurangan pajak investasi pendapatan dari modal seperti pabrik-pabrik baru.

a. jika para investor percaya bahwa pajak modal akan tetap rendah, bagaimana pengaruh tindakan pemerintah terhadap tingkat investasi?b. setelah investor menanggapi pengumuman keringanan pajak ini, apakah pemerintah memiliki insentif untuk mengingkari kebijakannya? Jelaskan.c. dengan melihat jawaban anda untuk bagian (b), akankah para investor percaya pada pernyataan pemerintah? Apa yang dapat dilakukan oleh pemerintah untuk meningkatkan kredibilitas perubahan kebijakan yang diumumkan?d. jelaskan mengapa situasi ini sama dengan inkonsistensi waktu yang dialami oleh para pembuat kebijakan moneter.

Jawaban :

a. jika para investor percaya bahwa pajak modal akan tetap rendah, bagaimana pengaruh tindakan pemerintah terhadap tingkat investasi adalah pengaruh terhadap pemerintah tersebut sangat signifikan terhadap tingkat investasi suatu pabrik baru karena para investor tersebut percaya dengan pajak modal yang kan tetap rendah, dan akan menyebabkan pemasukan dana investor tersebut menjadi sedikit.b. setelah investor menanggapi pengumuman keringanan pajak ini, apakah pemerintah memiliki insentif untuk mengingkari kebijakannya adalah pemerintah tersebut akan memeiliki insentif untuk mengingkari kebijakannya dengan cara perlu adanya pengenaan pajak yang tinggi pada pendapatan modal dari negara dan berkurangnya keuntungan mereka yang memiliki kekayaan yang terakumulasi untuk para investor. Mereka sempat menyetujui bahwa reformasi undang-undang perpajakan untuk meningkatkan tabungan.

c. Para investor percaya pada pernyataan pemerintah, yang dilakukan oleh pemerintah untuk meningkatkan kredibilitas perubahan kebijakan yang diuumumkan adalah para investor tersebut percaya pada pernyataan pemerintah yang telah diumumkan, pemerintah dapat melakukan dengan membantu mengeluarkan undang-undang yang menetapkan stabilitas harga terhadap pajak modal sebagai tujuan utama pemerintah.

d. Karena inkonsistensi waktu yang dialami oleh para pembuat kebijakan moneter sangat berpengaruh terhadap kebijakan fiskal dan kebijakan moneter yang pemerintah menyatakan pengurangan pajak investasi pendapatan modal seperti pabrik baru tersebut. Jika tidak ada kebijakan tersebut maka tidak bisa meningkatkan stabilitas perekonomian indonesia.5. Soal: Bab 2 menjelaskan perbedaan antara analisis positif dan analisis normatif. Pada perdebatan mengenai apakah bank sentral harus bertujuan untuk mencapai laju inflasi nol, area mana dari pertentangan yang melibatkan pernyataan positif dan mana yang melibatkan penilaian normatif?

Jawaban :

Yang melibatkan pernyataan positif : para pembuat kebijakan sedang berupaya untuk mencapai tingkat inflasi hingga nilainya nol, maka harapan mereka terhadap inflasi akan menurun, sedangkan trade off jangka pendek akan naik, karena harapan masyarakat mengalami penyesuaian tidak ada trade off antara inflasi dengan pengangguran pada jangka panjang, dan salah satu dari target tingkat inflasi nol adalah bahwa inflasi nol menunjukkan titik fokus yang lebih alamiah untuk para pembuat kebijakan dibandingkan dengan angka lain.

Yang melibatkan penilaian normatif : beberapa ekonom berpeendapat bahwa kerugian ini terbilang kecil, setidaknya untuk tingkat inflasi sedang, seperti yang dicapai oleh bank-bank sejak tahun 1990-an. Akan tetapi ekonom ini menyatakan bahwa kerugian ini dapat menjadi besar sekalipun laju inflasinya tidak terlalu tinggi. Ada keraguan bahwa masyarakat tidak menyukai inflasi. Saat inflasi naik, hasilnya menunjukkan bahwa inflasi sebagai salah satu masalah utama negara. Keuntungan dari inflasi yang bernilai harus dibandingkan dengan besarnya pengorbanan yang dilakukan untuk mewujudkannya.

6. Soal: Mengapa manfaat dari penurunan laju inflasi bersifat permanen, sedangkan biaya-biaya bersifat sementara? Mengapa biaya-biayanya dari peningkatan laju inflasi bersifat permanen dan keuntungan sementara? Gunakan diagram kurva Philips dalam jawaban Anda.

Jawaban :7. Soal: Misalkan pemerintah mengurangi pajak dan meningkatkan pengeluaran, meningkatkan defisit anggaran menjadi 12 persen dari PDB. Jika PDB nominal naik 7 persen per tahun, apakah defisit anggaran tersebut akan berlangsung selamanya? Jelaskan.Jawab: Dengan melakukan pengurangan pajak, kemungkinan yang akan mengambil keuntungan dari kebijakan tersebut adalah orang-orang kaya saja. Sehingga memaksa pemerintah menaikkan pajak terhadap orang-orang miskin. 8. Soal: Jelaskan bagimana masing-masing dari kebijakan berikut ini mampu mendistribusikan kembali pendapatan lintas generasi. Apakah pendistribusian kembalinya dari generasi muda ke generasi tua, atau sebaliknya?

a. Peningkatan defisit anggaranb. Subsidi yang banyak untuk pinjaman pendidikan

c. Investasi yang lebih besar untuk jalan dan jembatan

d. Indeksasi pensiun menguntungkan inflasi

Jawab:

a. Kebijakan dalam peningkatan defisit anggaran tersebut akan mendistribusikan pendapatan dari generasi muda ke generasi tua, karena pada kondisi defisit anggaran, pemerintah akan menaikkan pajak kepada masyarakat usia kerja, sehingga akan mendistribusikan pendapatan ke generasi tua melalui tunjangan jaminan sosial bagi golongan tua.

b. Kebijakan dalam subsidi yang banyak untuk pinjaman pendidikan akan mendistribusikan pendapatan dari generasi muda ke generasi tua, karena pada kondisi tersebut masyarakat golongan muda akan memiliki kesempatan menjadi masyarakat yang terdidik sehingga memaksimalkan SDM yang dimiliki suatu negara. Sehingga, golongan muda tersebut akan mampu memaksimalkan aktivitas perekonomian, terutama produksi, yang akan memengaruhi pendapatan negara dan menunjang kebijakan yang telah dibuat untuk masyarakat golongan tua.c. Kebijakan investasi yang lebih besar untuk jalan dan jembatan akan mendistribusikan pendapatan dari generasi muda ke generasi tua, karena perbaikan infrastruktur jalan akan memaksimalkan perputaran aktivitas perekonomian. Ini berarti akan meratakan kondisi perekonomian antara satu daerah dengan daerah lain. 9. Soal: Hasil survei menunjukkan bahwa kebanyakan orang menentang kebijakan defisit anggaran, tetapi orang-orang yang sama ini memilih perwakilan yang meloloskan anggaran dengan defisit yang signifikan. Mengapa perlawanan pada defisit anggaran lebih kuat prinsipnya daripada pada praktiknya?

Jawab: Hal itu dikarenakan di suatu negara memiliki kemungkinan terjadinya resesi. Selama resesi, pendapatan pajak secara otomatis turun karena pajak pendapatan dan pajak penghasilan dikenakan atas dasar ukuran pendapatan. Jika pemerintah berupaya untuk menyeimbangkan anggaran belanjanya selama masa resesi, pemerintah harus menaikkan pajak atau mengurangi pengeluaran pada saat tingkat pengangguran tinggi. Kebijakan seperti itu, cenderung menekan permintaan agregat pada saat permintaan agregat itu harus dirangsang, maka akan cenderung meningkatkan besarnya fluktuasi ekonomi. Sehingga dalam hal ini, tidaklah mudah untuk melakukan perlawanan pada defisit anggaran, karena dalam kondisi perekonomian yang tidak stabil, jika terlalu memaksakan untuk menyeimbangkan anggaran, kemungkinan akan memperburuk keadaan perekonomian.10. Soal: Bab ini menguraikan bahwa defisit anggaran mengurangi pendapatan generasi masa depan, tetapi dapat menaikkan produksi dan pendapatan selama resesi. Jelaskan bagaimana kedua pernyataan ini mungkin benar adanya.Jawab: Defisit anggaran memang akan mengurangi pendapatan generasi masa depan, karena pemerintah akan membebankan tarif pajak yang lebih tinggi pada generasi masa depan akibat membengkaknya pengeluaran pemerintah sehingga menurunkan standar hidup mereka.

Di sisi lain, berkaitan dengan kondisi saat defisit anggaran dapat menaikkan produksi dan pendapatan selama resesi itu dikarenakan saat terjadi defisit anggaran pendapatan pajak menurun karena pajak pendapatan dan pajak penghasilan dikenakan atas dasar ukuran pendapatan. Sehingga, (sebagai contoh) investor yang menanamkan saham di suatu perusahaan, ketika dibagikan dividen, ia akan memperoleh keuntungan lebih dari investasi modalnya, atau dengan kata lain dapat meningkatkan pendapatan.11. Soal: Apakah trade off pokok yang dihadapi oleh masyarakat jika memilih untuk lebih banyak menabung?Jawab: tingkat tabungan adalah determinan penting dari persediaan modal pada kondisisteady-state.Dengan kata lain,jika tingkat tabungan tinggi, maka perekonomian akan mempunyai persediaan modal yang besar dan tingkat ouput yang tinggi, serta sebaliknya.Dasar dari model Solow inilah yang kemudian banyak dikaitkan dengan kebijakan fiskal. Defisit anggaran yang terjadi terus-menerus dapat mengurangi tabungan nasional dan menyusutkan kemampuan berinvestasi. Konsekuensi dalam jangka panjang, yakni rendahnya persediaan modal dan pendapatan nasional.

Dalam kaitannya dengan tingkat pertumbuhan, menurut Solow, tingkat tabungan yang lebih tinggi hanya akan meningkatkan pertumbuhan untuk sementara sampai perekonomian mencapai kondisisteady-statebaru yang lebih tinggi dari sebelumnya. Jika perekonomian mempertahankan tingkat tabungan yang tinggi, maka hal itu hanya akan mempertahankan persediaan modal yang besar dan tingkat output yang tinggi tanpa mempertahankan tingkat pertumbuhan yang tinggi.

12. Soal: Misalkan pemerintah mengurangi tarif pajak pada pendapatan dari tabungan.a. Siapakah yang secara langsung memperoleh keuntungan dari keringanan pajak ini?

b. Apa yang akan terjadi dengan persediaan barang modal seiring berjalannya waktu? Apa yang terjadi dengan barang modal yang tersedia untuk setiap pekerja? Apa yang terjadi dengan produktivitas? Apa yang terjadi dengan upah?

c. Berdasarkan jawaban Anda pada bagian (b), siapa yang memperoleh keuntungan jangka panjang dari keringanan pajak ini?

Jawab:

a. Yang secara langsung mendapatkan keuntungan dari keringanan pajak adalah masyarakat yang memiliki pendapatan tinggi. karena dengan tarif pajak rendah, akan membuat rumah tangga berpenghasilan tinggi akan menabung dalam jumlah lebih besar lagi dan mendapatkan pendapatan yang lebih daripada sebelumnya (pajak belum diturunkan).

b. Mengurangi tarif pajak menyebabkan suku bunga meningkat, akibatnya membatasi aktivitas investasi yang implikasinya membuat persediaan barang modal menurun. Sehingga, menyebabkan produktivitas barang/jasa menurun dan akibatnya perusahaan mengurangi jumlah pekerja karena lemahnya kondisi perekonomian untuk menghemat pengeluaran (upah menurun).c. Menurut jawaban soal (b), yang memperoleh keuntungan jangka panjang dari keringanan pajak ini adalah masyarakat yang berpenghasilan tinggi, karena dalam jangka panjang, mereka tetap bisa melakukan aktivitas investasi dengan suku bunga tinggi disertai dengan keringanan pajak.DAFTAR PUSTAKA

Mankiw, N. Gregory. 2006.Pengantar Ekonomi Makro.Edisi Tiga, Jakarta: Salemba Empat.29