Kelompok 4 Asas-Asas Lingkungan

22
A. ASAS LINGKUNGAN HIDUP 1. Semua energi yang memasuki sebuah organisme hidup, populasi atau ekosistem dapat dianggap sebagai energi yang tersimpan atau terlepaskan. Energi dapat diubah dari satu bentuk ke bentuk yang lain tetapi tidak dapat hilang, dihancurkan atau diciptakan. Pengertian : Asas ini adalah sebenarnya serupa dengan hukum termodinamika I, yang sangat fundamental dalam fisika. Asas ini dikenal sebagai hukum konservasi energi dalam persamaan matematika. Energi yang memasuki jasad hidup,populasi, atau ekosistem dapat dianggap energi yang tersimpan atau terlepaskan. Dalam hal ini sistem kehidupan dapat dianggap sebagai pengubah energi, dan berarti pula akan didapatkan berbagai strategi untuk mentransformasi energi. Contoh : Banyaknya kalori, energi yang terbuang dalam bentuk makanan diubah oleh jasad hidup menjadi energi untuk tumbuh berbiak, menjalankan proses metabolisme, dan yang terbuang. Dalam dunia hewan sebagian energi hilang, misalnya, dalam bentuk tinjanya sebagian diambil oleh parasit yang terdapat dalam tubuhnya. Metabolisme hewan ini kemudian terbagi dalam beberapa komponen yang tetap dapat mempertahankan kegiatan metabolisme dasarnya. 2. Tak ada sistem pengubahan energi yang betul-betul efisien. 3

Transcript of Kelompok 4 Asas-Asas Lingkungan

Page 1: Kelompok 4 Asas-Asas Lingkungan

A. ASAS LINGKUNGAN HIDUP

1. Semua energi yang memasuki sebuah organisme hidup, populasi atau ekosistem dapat

dianggap sebagai energi yang tersimpan atau terlepaskan. Energi dapat diubah dari satu bentuk ke

bentuk yang lain tetapi tidak dapat hilang, dihancurkan atau diciptakan.

Pengertian :

Asas ini adalah sebenarnya serupa dengan hukum termodinamika I, yang sangat

fundamental dalam fisika. Asas ini dikenal sebagai hukum konservasi energi dalam persamaan

matematika. Energi yang memasuki jasad hidup,populasi, atau ekosistem dapat dianggap energi

yang tersimpan atau terlepaskan. Dalam hal ini sistem kehidupan dapat dianggap sebagai

pengubah energi, dan berarti pula akan didapatkan berbagai strategi untuk mentransformasi

energi.

Contoh :

Banyaknya kalori, energi yang terbuang dalam bentuk makanan diubah oleh jasad hidup

menjadi energi untuk tumbuh berbiak, menjalankan proses metabolisme, dan yang terbuang.

Dalam dunia hewan sebagian energi hilang, misalnya, dalam bentuk tinjanya sebagian diambil

oleh parasit yang terdapat dalam tubuhnya. Metabolisme hewan ini kemudian terbagi dalam

beberapa komponen yang tetap dapat mempertahankan kegiatan metabolisme dasarnya.

2. Tak ada sistem pengubahan energi yang betul-betul efisien.

Pengertian :

Asas ini tak lain adalah hukum termodinamika kedua, ini berarti energi yang tak pernah

hilang dari alam raya, tetapi energi tersebut akan terus diubah dalam bentuk yang kurang

bermanfaat.

Contoh :

Misal energi yang diambil oleh hewan untuk keperluan hidupnya adalah dalam bentuk

makanan padat yang bermanfaat. Tetapi panas yang keluar dari tubuh hewan karena lari, terbang,

atau berenang terbuang tanpa guna.

3

Page 2: Kelompok 4 Asas-Asas Lingkungan

3. Materi, energi, ruang, waktu, dan keanekaragaman, semuanya termasuk kategori

sumber daya alam.

Pengertian :

Memang jelas dalam asas kimia, bahwa pengubahan energi oleh sistem biologi harus

berlangsung pada kecepatan yang sebanding dengan adanya materi dan energi di lingkungannya.

Pengaruh ruang secara asas adalah beranalogi dengan materi dan energi sebagai sumber alam.

Contoh :

Misal pada ruang yang sempit bagi suatu populasi yang tingkat kepadatannya tinggi

mungkin akan terjadi terganggunya proses pembiakan. Pada ruang yang sempit hewan jantan

akan bertarung untuk mendapatkan betina sehingga pembiakan terganggu. Sebaliknya kalau

ruang terlalu luas, jarak antar individu dalam populasi semakin jauh, kesempatan bertemu antara

jantan dan betina semakin kecil sehingga pembiakan akan terganggu.

Ruang dapat juga memisahkan jasad hidup dengan sumber bahan makanan yang dibutuhkan, jauh

dekatnya jarak sumber makanan akan berpengaruh terhadap perkembangan populasi.

Waktu sebagai sumber alam tidak merupakan besaran yang berdiri sendiri. Misal hewan mamalia

di padang pasir, pada musim kering tiba persediaan air habis dilingkungannya, maka harus

berpindah ke lokasi yang ada sumber airnya. Berhasil atau tidaknya hewan bermigrasi tergantung

pada adanya cukup waktu dan energi untuk menempuh jarak lokasi sumber air.

Keanekaragaman juga merupakan sumberdaya alam. Misal semakin beragam jenis makanan

suatu spesies semakin kurang bahayanya apabila menghadapi perubahan lingkungan yang dapat

memusnahkan sumber makanannya. Sebaliknya suatu spesies yang hanya tergantung satu jenis

makanan akan mudah terancam bahaya kelaparan

4. Untuk semua kategori sumber alam, kalau pengadaanya sudah mencapai optimum,

pengaruh unit kenaikannya sering menurun dengan penambahan sumber alam itu sampai ke suatu

tingkat maksimum. Melampaui batas maksimum ini tak akan ada pengaruh yang menguntungkan

lagi. Untuk semua kategori sumber alam (kecuali keanekaragaman dan waktu) kenaikan

pengadaannya yang melampui batas maksimum , bahkan akan berpengaruh merusak karena

kesan peracunan. Ini adalah asas penjenuhan. Untuk banyak gejala sering berlaku kemungkinan

penghancuran yang disebabkan oleh pengadaan sumber alam yang sudah mendekati batas

maksimum.

4

Page 3: Kelompok 4 Asas-Asas Lingkungan

Pengertian :

Asas ini dapat dijelaskan dengan gambar, dimana batas suhu maksimum membatasi

kegiatan hidup dalam sistem biologi :

Asas 4 tersebut terkandung arti bahwa pengadaan sumber alam mempunyai batas

optimum, yang berarti pula batas maksimum, maupun batas minimum pengadaan sumber alam

akan mengurangi daya kegiatan sistem biologi.

Contoh :

Pada keadaan lingkungan yang sudah stabil, populasi hewan atau tumbuhannya cenderung

naik - turun (bukan naik terus atau turun terus). Maksudnya adalah akan terjadi pengintensifan

perjuangan hidup, bila persediaan sumber alam berkurang. Tetapi sebaliknya, akan terdapat

ketenangan kalau sumber alam bertambah.

5. Ada dua jenis sumber alam dasar, yaitu sumber alam yang pengadaannya dapat

merangsang penggunaan seterusnya, dan yang tak mempunyai daya rangsang penggunaan lebih

lanjut.

Pengertian :

Ada 2 hal pada asas 5 ini. Di suatu pihak dapat kita bayangkan suatu keadaan atau situasi,

dengan jenis sumber alam tidak menimbulkan rangsangan untuk penggunaan lebih lanjut. Di

pihak lain dapat juga kita bayangkan adanya paling sedikit dua situasi yang mempunyai kesan

merangsang itu.

Contoh :

Suatu jenis hewan sedang mencari berbagai sumber makanan. Kemudian didapatkan suatu

jenis tanaman yang melimpah di alam, maka hewan tersebut akan memusatkan perhatiannya

kepada penggunaan jenis makanan tersebut. Dengan demikian, kenaikan sumber alam (makanan)

merangsang kenaikan pendaya-gunaan.

6. Individu dan spesies yang mempunyai lebih banyak keturunan dari pada saingannya,

cenderung berhasil mengalahkan saingannya.

Pengertian :

5

Page 4: Kelompok 4 Asas-Asas Lingkungan

Asas ini adalah pernyataan teori Darwin dan Wallace. Pada jasad hidup terdapat

perbedaan sifat keturunan dalam hal tingkat adaptasi terhadap faktor lingkungan fisik atau

biologi. Kemudian timbul kenaikan kepadatan populasinya sehingga timbul persaingan. Jasad

hidup yang kurang mampu beradaptasi yang akan kalah dalam persaingan. Dapat diartikan pula

bahwa jasad hidup yang adaptif akan mampu menghasilkan banyak keturunan daripada yang non-

adaptif.

Contoh :

Mula-mula di bukit pasir tumbuhan pelopor itu kemudian berhasil mengubah keadaan

lingkungan. Pada perkembangan berikutnya, serangkaian spesies lain yang lebih adaptif dengan

keadaan lingkungan barulah yang datang mengganti, dan tumbuhan pelopor kemudian

tersisihkan. Proses penggantian spesies secara berurutan inilah yang dikenal sebagai proses

suksesi.

7. Kemantapan keanekaragaman suatu komunitas lebih tinggi di alam yang “mudah

diramal”.

Pengertian :

Mudah diramal pada asas 7 ini maksudnya adalah adanya keteraturan yang pasti pada pola

faktor lingkungan pada suatu periode yang relatif lama. Terdapat fluktuasi turun-naiknya kondisi

lingkungan di semua habitat, tetapi mudah dan sukarnya untuk diramal berbeda dari satu habitat

ke habitat lain. Dengan mengetahui keadaan optimum pada faktor lingkungan bagi kehidupan

suatu spesies, maka perlu diketahui berapa lama keadaan tersebut dapat bertahan.

Contoh :

Keadaan iklim yang stabil dalam waktu yang lama tidak saja akan melahirkan

keanekaragaman spesien yang tinggi, tetapi juga akan menimbulkan keanekaragaman penyebaran

kesatuan populasi.

8. Sebuah habitat dapat jenuh atau tidak oleh keanekaragaman takson, bergantung kepada

bagaimana nicia dalam lingkungan hidup itu dapat memisahkan takson tersebut.

Pengertian : 6

Page 5: Kelompok 4 Asas-Asas Lingkungan

Kelompok taksonomi tertentu dari suatu jasad hidup ditandai oleh keadaan lingkungannya

yang khas (nicia), tiap spesias mempunyai nicia tertentu. Spesies dapat hidup berdampingan

dengan spesies lain tanpa persaiangan, karena masing-masing mempunyai keperluan dan fungsi

yang berbeda di alam.

Contoh :

Burung dapat hidup dalam suatu keadaan lingkungan yang luas dengan spesies yang

kurang beraneka ragam, karena burung mempunyai kemampuan menjelajah.

Tumbuhan dan serangga mempunyai gerakan terbatas, sehingga hanya dapat memanfaatkan

bahan makanan disekitarnya. Oleh sebab itu tumbuhan dan serangga lebih responsif terhadap

lingkungan terbatas dibandingkan dengan burung.

Tumbuhan dan serangga bila ada perubahan biokimia yang halus saja dapat menyebabkan

perbedaan genetika dalam perjalanan evolusinya. Jadi dalam waktu yang lama keanekaragaman

serangga dan tumbuhan meningkat, kemudian hidup dalam bentuk nicia suatu lingkungan.

9. Keanekaragaman komunitas apa saja sebanding dengan biomasa dibagi produktivitas.

Pengertian :

Asas ini mengandung arti, bahwa efisiensi penggunaan aliran energi dalam sistem biologi

akan meningkat dengan meningkatnya kompleksitas organisasi sistem biologi dalam suatu

komunitas.

Contoh :

Spesies bertambah dan terdapat juga tumbuhan dalam bentuk komunitas tumbuhan yang

berlapis-lapis.

10. Pada lingkungan yang stabil perbandingan antara biomasa dengan produktivitas (B/P)

dalam perjalanan waktu naik mencapai sebuah asimtot.

Pengertian :

Sistem biologi menjalani evolusi yang mengarah kepada peningkatan efisiensi

penggunaan energi dalam lingkungan fisik yang stabil, dan memungkinkan berkembangnya

keanekaragaman.

7

Page 6: Kelompok 4 Asas-Asas Lingkungan

Contoh :

Apabila suatu masyarakat berkembang semakin maju, memang secara keseluruhan ada

penurunan harga energi per unit produksi kotor nasional (gross national product), tetapi pada

waktu yang sama produksi kotor nasional per kapita naik dengan sangat cepat, sehingga terdapat

peningkatan pengeluaran energi per orang.

11. Sistem yang sudah mantap (dewasa) mengekploitasi yang belum mantap (belum

dewasa).

Pengertian :

Asas 11 ini mengandung arti ekosistem, populasi atau tingkat makanan yang sudah

dewasa memindahkan energi, biomasa, dan keanekaragaman tingkat organisasi ke arah yang

belum dewasa. Dengan kata lain, energi, materi, dan keanekaragaman mengalir melalui suatu

kisaran yang menuju ke arah organisasi yang lebih komplek. Dari subsistem yang rendah

keanekaragaman nya ke subsistem yang tinggi keanekaragamannya.

Contoh :

Tenaga kerja dari ladang, kampung, kota kecil mengalir ke kota besar (metropolitan)

karena keanekaragaman kehidupan kota besar melebihi tempat asalnya. Atau cendekiawan yang

berasal dari daerah enggan kembali ke asalnya, karena taraf keanekaragaman penghidupan kota

besar lebih tinggi dari daerah asalnya. Dengan demikian keahlian, bakat, tenaga kerja mengalir

dari daerah yang kurang ke daerah yang lebih beraneka ragam corak penghidupannya.

12. Kesempurnaan adaptasi suatu sifat atau tabiat bergantung pada kepentingan relatifnya

dalam keadaan suatu lingkungan.

Pengertian :

Populasi dalam ekosistem yang belum mantap, kurang bereaksi terhadap perubahan

lingkungan fisiko-kimia dibandingkan dengan populasi dalam ekosistem yang sudah mantap.

Populasi dalam lingkungan dengan kemantapan fisikokimia yang cukup lama, tak perlu

berevolusi untuk meningkatkan kemampuannya beradaptasi dengan keadaan yang tidak stabil.

Contoh : 8

Page 7: Kelompok 4 Asas-Asas Lingkungan

Adaptasi secara tiba-tiba oleh serangga dan ikan yang berwarna semarak di daerah tropika

yang kaya keaneragaman.

13. Lingkungan yang secara fisik mantap memungkinkan terjadinya penimbunan

keanekaragaman biologi dalam ekosistem yang mantap, yang kemudian dapat menggalakkan

kemantapan populasi lebih jauh lagi.

Pengertian :

Pentingnya memperluas ruang lingkup ekologi murni menjadi ilmu lingkungan yang

memiliki batasan lebih luas.

Contoh :

Jumlah spesies tumbuhan dan hewan habis di eksploitasioleh manusia dan menyebabkan

semakin lama jumlahnya semakin sedikit. Maka dari itu, perlu diperlukan suatu ilmu untuk

menjaga ekosistem ini tetap berjalan baik

14. Derajat pola keteraturan naik-turunnya populasi tergantung pada jumlah keturunan

dalam sejarah populasi sebelumnya yang nanti akan mempengaruhi populasi itu.

Pengertian :

Asas 14 ini merupakan kebalikan asas 13, tidak adanya keaneka ragaman yang tinggi pada

rantai makanan dalam ekosistem yang belum mantap, menimbulkan derajat ketidak stabilan

populasi yang tinggi.

Contoh :

Burung elang sangat tergantung pada tikus tanah sebagai sumber makanan utama, dan

tikus tanah sangat bergantung pada spesies tumbuhan, tumbuhan tersebut tergantung pada jenis

tanah tertentu untuk hidupnya.

A. KONSERVASI ENERGI

Konservasi energi dapat di definisikan sebagai kegiatan pemanfaatan energy secara efisien

dan rasional tanpa mengurangi penggunaan energi yang memang benar-benar diperlukan untuk

menunjang pembangunan nasional. penggunaan energi yang optimal sesuai kebutuhan sehingga

akan menurunkan biaya energi yang dikeluarkan ( hemat energi hemat biaya). Hukum konservasi 9

Page 8: Kelompok 4 Asas-Asas Lingkungan

energi mengatakan bahwa energi tidak dapat diciptakan (dibuat) ataupun di musnahkan akan

tetapi dapat berubah bentuk dari bentuk yang satu ke bentuk lainnya.

1. Tujuan Konservasi Energi

Memelihara kelestarian sumber daya alam yang berupa sumber energi melalui

kebijakan pemilihan teknologi dan pemanfaatan energi secara efisien, rasional, untuk

mewujudkan kemampuan penyediaan energi

2. Teknologi Konservasi Energi

Untuk menjalankan konservasi nergi tersebut dilakukan teknologi konservasi

energi. Yang dimana teknologi konservassi energi merupakan. pengembangkan

melalui pemanfaatan energi secara efisien dan rasional, serta memanfaatkan sumber

daya alam yang berupa sumber energi alternatif

3. Contoh Pemanfaatan Energi Alternatif

a. Energi Air ( mikrohidro )

b. Energi Angin

c. Energi Surya

d. Biodisel

A. Energi Air (mikrohidro)

Mikrohidro adalah istilah yang digunakan untuk instalasi pembangkit listrik yang

mengunakan energi air. Kondisi air yang bisa dimanfaatkan sebagai sumber daya (resources)

penghasil listrik adalah memiliki kapasitas aliran dan ketiggian tertentu dad instalasi.

Semakin besar kapasitas aliran maupun ketinggiannya dari istalasi maka semakin besar energi

yang bisa dimanfaatkan untuk menghasilkan energi listrik.

Biasanya Mikrohidro dibangun berdasarkan kenyataan bahwa adanya air yang mengalir di

suatu daerah dengan kapasitas dan ketinggian yang memadai. Istilah kapasitas mengacu

kepada jumlah volume aliran air persatuan waktu (flow capacity) sedangan beda ketingglan

daerah aliran sampai ke instalasi dikenal dengan istilah head. Mikrohidro juga dikenal sebagai

white resources dengan teluemahan bebas bisa dikatakan "energi putih". Dikatakan demikian

karena instalasi pembangkit listrik seperti ini mengunakan sumber daya yang telah disediakan

oleh alam dan ramah lingkungan. Suatu kenyataan bahwa alam memiliki air terjun atau jenis

10

Page 9: Kelompok 4 Asas-Asas Lingkungan

lainnya yang menjadi tempat air mengalir. Dengan teknologi sekarang maka energi aliran air

beserta energi perbedaan ketinggiannya dengan daerah tertentu (tempat instalasi akan

dibangun) dapat diubah menjadi energi listrik,

Seperti dikatakan di atas, Mikrohidro hanyalah sebuah istilah. Mikro artinya kecil

sedangkan hidro artinya air. Dalam, prakteknya istilah ini tidak merupakan sesuatu yang baku

namun bisa dibayangkan bahwa Mikrohidro, pasti mengunakan air sebagai sumber energinya.

Yang membedakan antara istilah Mikrohidro dengan Miniihidro adalah output daya yang

dihasilkan. Mikrohidro menghasilkan daya lebih rendah dad

100 W, sedangkan untuk minihidro daya keluarannya berkisar antara 100 sampai 5000 W.

Secara teknis, Mikrohidro memiliki tiga komponen utama yaitu air (sumber energi), turbin

dan generator. Air yang mengalir dengan kapasitas tertentu disalurkan clan ketinggian

tertentu menuju rumah instalasi (rumah turbin). DI rumah instalasi air tersebut akan

menumbuk turbin dimana turbm' sendin, dipastikan akan mencrima energi air tersebut dan

mengubahnya menjadi energi mckanik berupa berputamya poros turbin. Poros yang berputar

tersebut kemudian ditransmisikan ke generator dengan mengunakan kopling. Darl generator

akan dthaslikan energi listrik yang ak-an masuk ke sistem kontrol arus listrik sebelum

dialirkan ke rumah-rumah atau keperluan lainnya (beban). Begitulah secara ringlcas proses

Mikrohidro merubah energi aliran dan ketinggian air menjadt energi listrik.

Terdapat sebuah peningkatan kebutuhan suplai daya ke daerah-daerah pedesaan di

sejumlah negara, sebagian untuk mendukung industri-industri, dan sebagian untuk

menyediakan penerangan di malam hari. Kemampuan pemerintah yang terhalang oleh biaya

yang tinggi dari perluasan jaringan listrik, sering membuat Mikro Hidro memberikan sebuah

alternatif ekonomi ke dalam jaringan. Ini karena Skema Mikro Hidro yang mandiri

menghemat biaya dari jaringan transmisi, dan karena skema perluasan jaringan sering

memerlukan biaya peralatan dan pegawai yang mahal. Dalam kontrak, Skema Mikro Hidro

dapat didisain dan dibangun oleh pegawai lokal dan organisasi yang lebih kecil dengan

mengikuti peraturan yang lebih longgar dan menggunakan teknologi lokal seperti untuk

pekerjaan irigasi tradisional atau mesin-mesin buatan lokal. Pendekatan ini dikenal sebagai

Pendekatan Lokal. Gambar 1 menunjukkan betapa ada perbedaan yang berarti antara biaya

pembuatan dengan listrik yang dihasilkan.

B. Energi Angin

11

Page 10: Kelompok 4 Asas-Asas Lingkungan

Turbin Angin Merupakan kincir angin yang digunakan untuk membangkitkan

tenaga listrik dengan menggunakan prinsip konversi energi kinetik menjadi listrik.

C. Energi Surya

Sebagai negara tropis, Indonesia mempunyai potensi energi surya yang cukup besar.

Berdasarkan data penyinaran matahari yang dihimpun dari 18 lokasi di Indonesia, radiasi surya di

Indonesia dapat diklasifikasikan berturut-turut sebagai berikut: untuk kawasan barat dan timur

Indonesia dengan distribusi penyinaran di Kawasan Barat Indonesia (KBI) sekitar 4,5 kWh/m

2 /hari dengan variasi bulanan sekitar 10%; dan di Kawasan Timur Indonesia (KTI) sekitar 5,1

kWh/m 2 /hari dengan variasi bulanan sekitar 9%. Dengan demikian, potesi angin rata-rata

Indonesia sekitar 4,8 kWh/m 2 /hari dengan variasi bulanan sekitar 9%.

Untuk memanfaatkan potensi energi surya tersebut, ada 2 (dua) macam teknologi yang sudah

diterapkan, yaitu teknologi energi surya termal dan energi surya fotovoltaik. Energi surya termal

pada umumnya digunakan untuk memasak (kompor surya), mengeringkan hasil pertanian

(perkebunan, perikanan, kehutanan, tanaman pangan) dan memanaskan air. Energi surya

fotovoltaik digunakan untuk memenuhi kebutuhan listrik, pompa air, televisi, telekomunikasi,

dan lemari pendingin di Puskesmas dengan kapasitas total ± 6 MW.

Ada dua macam teknologi energi surya yang dikembangkan, yaitu:

•  Teknologi energi surya fotovoltaik;

•  Teknologi energi surya termal.

TEKNOLOGI ENERGI SURYA FOTOVOLTAIK

Teknologi dan Kemampuan Nasional

Pemanfaatan energi surya khususnya dalam bentuk SHS (s olar home systems ) sudah mencapai tahap semi komersial.

Komponen utama suatu SESF adalah:

Sel fotovoltaik yang mengubah penyinaran matahari menjadi listrik, masih impor, namun untuk laminating menjadi modul surya sudah dkuasai;

Balance of system (BOS) yang meliputi controller, inverter , kerangka modul, peralatan listrik, seperti kabel, stop kontak, dan lain-lain, teknologinya sudah dapat dikuasai;

Unit penyimpan energi (baterai) sudah dapat dibuat di dalam negeri; Peralatan penunjang lain seperti: inverter untuk pompa, sistem terpusat, sistem hibrid, dan

lain-lain masih diimpor.12

Page 11: Kelompok 4 Asas-Asas Lingkungan

Kandungan lokal modul fotovoltaik termasuk pengerjaan enkapsulasi dan framing sekitar 25%, sedangkan sel fotovoltaik masih harus diimpor. Balance of System (BOS) masih bervariasi tergantung sistem desainnya. Kandungan lokal dari BOS diperkirakan telah mencapai diatas 75%.

Sasaran Pengembangan Fotovoltaik di Indonesia

Sasaran pengembangan energi surya fotovoltaik di Indonesia adalah sebagai berikut: Semakin berperannya pemanfaatan energi surya fotovoltaik dalam penyediaan energi di daerah perdesaan, sehingga pada tahun 2020 kapasitas terpasangnya menjadi 25 MW.

Semakin berperannya pemanfaatan energi surya di daerah perkotaan. Semakin murahnya harga energi dari solar photovoltaic , sehingga tercapai tahap

komersial. Terlaksananya produksi peralatan SESF dan peralatan pendukungnya di dalam negeri

yang mempunyai kualitas tinggi dan berdaya saing tinggi.

Peluang Pemanfaatan Fotovoltaik

Kondisi geografis Indonesia yang terdiri atas pulau-pulau yang kecil dan banyak yang terpencil menyebabkan sulit untuk dijangkau oleh jaringan listrik yang bersifat terpusat. Untuk memenuhi kebutuhan energi di daerah-daerah semacam ini, salah satu jenis energi yang potensial untuk dikembangkan adalah energi surya. Dengan demikian, energi surya dapat dimanfaatkan untuk p enyedian listrik dalam rangka mempercepat rasio elektrifikasi desa.

Selain dapat digunakan untuk program listrik perdesaan, peluang pemanfaatan energi surya lainnnya adalah

Penyediaan listrik untuk rumah peribadatan. SESF sangat ideal untuk dipasang di tempat-tempat ini karena kebutuhannya relatif kecil. Dengan SESF 100 /120Wp sudah cukup untuk keperluan penerangan dan pengeras suara;

Penyediaan listrik untuk sarana umum. Dengan daya kapasitas 400 Wp sudah cukup untuk memenuhi listrik sarana umum;

Penyediaan listrik untuk sarana pelayanan kesehatan, seperti: rumah sakit, Puskesmas, Posyandu, dan Rumah Bersalin;

Penyediaan listrik untuk Kantor Pelayanan Umum Pemerintah. Tujuan pemanfaatan SESF pada kantor pelayanan umum adalah untuk membantu usaha konservasi energi dan mambantu PLN mengurangi beban puncak disiang hari;

Untuk pompa air ( solar power supply for waterpump ) yang digunakan untuk pengairan irigasi atau sumber air bersih (air minum).

Kendala Pengembangan Fotovoltaik di Indonesia

Kendala yang dihadapi dalam pengembangan energi surya fotovoltaik adalah: Harga modul surya yang merupakan komponen utama SESF masih mahal mengakibatkan

harga SESF menjadi mahal, sehingga kurangnya minat lembaga keuangan untuk memberikan kredit bagi pengembangan SEEF;

Sulit untuk mendapatkan suku cadang dan air accu , khususnya di daerah perdesaan, menyebabkan SESF cepat rusak;

Pemasangan SESF di daerah perdesaan pada umumnya tidak memenuhi standar teknis yang telah ditentukan, sehingga kinerja sistem tidak optimal dan cepat rusak.;

13

Page 12: Kelompok 4 Asas-Asas Lingkungan

Pada umumnya, penerapan SESF dilaksanakan di daerah perdesaan yang sebagian besar daya belinya masih rendah, sehingga pengembangan SESF sangat tergantung pada program Pemerintah;

Belum ada industri pembuatan sel surya di Indonesia, sehingga ketergantungan pada impor sangat tinggi. Akibatnya, dengan menurunnya nilai tukar rupiah terhadap dolar menyebabkan harga modul surya menjadi semakin mahal.

2. TEKNOLOGI ENERGI SURYA TERMAL

Selama ini, pemanfaatan energi surya termal di Indonesia masih dilakukan secara tradisional. Para petani dan nelayan di Indonesia memanfaatkan energi surya untuk mengeringkan hasil pertanian dan perikanan secara langsung.

Teknologi dan Kemampuan Nasional

Berbagai teknologi pemanfaatan energi surya termal untuk aplikasi skala rendah (temperatur kerja lebih kecil atau hingga 60o C) dan skala menengah (temperatur kerja antara 60 hingga 120o C) telah dikuasai dari rancang-bangun, konstruksi hingga manufakturnya secara nasional. Secara umum, teknologi surya termal yang kini dapat dimanfaatkan termasuk dalam teknologi sederhana hingga madya. Beberapa teknologi untuk aplikasi skala rendah dapat dibuat oleh bengkel pertukangan kayu/besi biasa. Untuk aplikasi skala menengah dapat dilakukan oleh industri manufaktur nasional.

Beberapa peralatan yang telah dikuasai perancangan dan produksinya seperti sistem atau unit berikut:

Pengering pasca panen (berbagai jenis teknologi); Pemanas air domestic; Pemasak/oven; Pompa air (dengan Siklus Rankine dan fluida kerja Isopentane ); Penyuling air ( Solar Distilation/Still ); Pendingin (radiatif, absorpsi, evaporasi, termoelektrik, kompressip, tipe jet); Sterilisator surya; Pembangkit listrik dengan menggunakan konsentrator dan fluida kerja dengan titik didih

rendah.

Untuk skala kecil dan teknologi yang sederhana, kandungan lokal mencapai 100 %, sedangkan untuk sistem dengan skala industri (menengah) dan menggunakan teknologi tinggi (seperti pemakaian Kolektor Tabung Hampa atau Heat Pipe ), kandungan lokal minimal mencapai 50%.

Sasaran Pengembangan Energi Surya Termal

Sasaran pengembangan energi surya termal di Indonesia adalah sebagai berikut:

Meningkatnya kapasitas terpasang sistem energi surya termal, khususnya untuk pengering hasil pertanian, kegiatan produktif lainnya, dan sterilisasi di Puskesmas. Tercapainya tingkat komersialisasi berbagai teknologi energi surya thermal dengan kandungan lokal yang tinggi.

Strategi Pengembangan Energi Surya Termal

14

Page 13: Kelompok 4 Asas-Asas Lingkungan

Strategi pengembangan energi surya termal di Indonesia adalah sebagai berikut: Mengarahkan pemanfaatan energi surya termal untuk kegiatan produktif, khususnya untuk kegiatan agro industri.

Mendorong keterlibatan swasta dalam pengembangan teknologi surya termal. Mendor ong terciptanya sistem dan pola pendanaan yang efektif. Mendorong keterlibatan dunia usaha untuk mengembangkan surya termal.

Program Pengembangan Energi Surya Termal

Program pengembangan energi surya termal di Indonesia adalah sebagai berikut:

Melakukan inventarisasi, identifikasi dan pemetaan potensi serta aplikasi teknologi fototermik secara berkelanjutan. Melakukan diseminasi dan alih teknologi dari pihak pengembang kepada pemakai (agro-industri, gedung komersial, dan lain-lain) dan produsen nasional (manufaktur, bengkel mekanik, dan lain-lain) melalui forum komunikasi, pendidikan dan pelatihan dan proyek-proyek percontohan.

Melaksanakan standarisasi nasional komponen dan sistem teknologi fototermik. Mengkaji skema pembiayaan dalam rangka pengembangan manufaktur nasional. Meningkatkan kegiatan penelitian dan pengembangan untuk berbagai teknologi

fototermik. Meningkatkan produksi lokal secara massal dan penjajagan untuk kemungkinan ekspor. Pengembangan teknologi fototermik suhu tinggi, seperti: pembangkitan listrik, mesin

stirling , dan lain-lain.

Peluang Pemanfaatan Energi Surya Termal

Prospek teknologi energi surya termal cukup besar, terutama untuk mendukung peningkatan kualitas pasca-panen komoditi pertanian, untuk bangunan komersial atau perumahan di perkotaan.

Prospek pemanfaatannya dalam sektor-sektor masyarakat cukup luas, yaitu: Industri, khususnya agro-industri dan industri pedesaan, yaitu untuk penanganan pasca-

panen hasil-hasil pertanian, seperti: pengeringan (komoditi pangan, perkebunan, perikanan/peternakan, kayu olahan) dan juga pendinginan (ikan, buah dan sayuran);

Bangunan komersial atau perkantoran, yaitu: untuk pengkondisian ruangan ( Solar Passive Building , AC) dan pemanas air;

Rumah tangga, seperti: untuk pemanas air dan oven/ cooker ; PUSKESMAS terpencil di pedesaan, yaitu: untuk sterilisator, refrigerator vaksin dan

pemanas air.

Kendala Pengembangan Energi Surya Termal

Kendala utama yang dihadapi dalam pengembangan surya termal adalah:

Teknologi energi surya termal untuk memasak dan mengeringkan hasil pertanian masih sangat terbatas. Akan tetapi, sebagai pemanas air, energi surya termal sudah mencapai tahap komersial. Teknologi surya termal masih belum berkembang karena sosialisasi ke masyarakat luas masih sangat rendah;

Daya beli masyarakat rendah, walaupun harganya relatif murah;

15

Page 14: Kelompok 4 Asas-Asas Lingkungan

Sumber daya manusia (SDM) di bidang surya termal masih sangat terbatas. Saat ini, SDM hanya tersedia di Pulau Jawa dan terbatas lingkungan perguruan

D. Biodisel

Biodiesel adalah bahan bakar motor diesel yang berupa ester alkil/alkil asam-asam lemak (biasanya ester metil) yang dibuat dari minyak nabati melalui proses trans atau esterifikasi. stilah biodiesel identik dengan bahan bakar murni. Campuran biodiesel (BXX) adalah biodiesel sebanyak XX`% yang telah dicampur dengan solar sejumlah 1-XX %

Latar Belakang Kebutuhan Biodiesel di Indonesia:

Bahan bakar mesin diesel yang berupa ester metil/etil asam-asam lemak. Dibuat dari minyak-lemak nabati dengan proses metanolisis/etanolisis. Produk-ikutan: gliserin. Atau dari asam lemak (bebas) dengan proses esterifi-kasi dgn metanol/etanol. Produk-ikutan : air Kompatibel dengan solar, berdaya lumas lebih baik. Berkadar belerang hampir nihil,umumnya < 15 ppm. BXX = camp. XX %-vol biodiesel dengan (100 – XX) %-vol solar. Contoh: B5, B20, B100. Sudah efektif memperbaiki kualitas emisi kendaraan diesel pada level B2.

Keuntungan Pemakaian Biodiesel

Dihasilkan dari sumber daya energi terbarukan dan ketersediaan bahan bakunya terjamin

Cetane number tinggi (bilangan yang menunjukkan ukuran baik tidaknya kualitas solar berdasar sifat kecepatan bakar dalam ruang bakar mesin)

Viskositas tinggi sehingga mempunyai sifat pelumasan yang lebih baik daripada solar sehingga memperpanjang umur pakai mesin

Dapat diproduksi secara lokal Mempunyai kandungan sulfur yang rendah Menurunkan tingkat opasiti asap Menurunkan emisi gas buang Pencampuran biodiesel dengan petroleum diesel dapat meningkatkan

biodegradibility petroleum diesel sampai 500 %

16

Page 15: Kelompok 4 Asas-Asas Lingkungan

BAB 3 PENUTUPAN

A. Kesimpulan

1. Konservasi energi dapat di definisikan sebagai kegiatan pemanfaatan energy secara

efisien dan rasional tanpa mengurangi penggunaan energi yang memang benar-benar

diperlukan untuk menunjang pembangunan nasional.

2. Tujuan konservasi energi adalah Memelihara kelestarian sumber daya alam yang berupa

sumber energi melalui kebijakan pemilihan teknologi dan pemanfaatan energi secara efisien,

rasional, untuk mewujudkan kemampuan penyediaan energi.

B. Saran

Sebaiknya kita lebih mengenal asas-asas lingkunga yang ada disekitar kita agar dapat

beradaptasi dengan lingkungan makhluk hidup perlu mengenal lingkungannya serta

berinteraksi dengan yang lain.Dengan mengenal lingkungan sekitar kita kita dapat

memanfatkan energi yang di hasilkan di lingkungan kita sehingga energi tersebut tidak

terbuang percuma.

1