Kelompok 3_percobaan 3_reaksi Kualitatif Anorganik
-
Upload
zul-minho-k-popers -
Category
Documents
-
view
53 -
download
0
description
Transcript of Kelompok 3_percobaan 3_reaksi Kualitatif Anorganik
-
5/28/2018 Kelompok 3_percobaan 3_reaksi Kualitatif Anorganik
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK II
REAKSI KUALITATIF ANORGANIK
KELOMPOK : 3
NAMA NIM
DITA DWI FEBRIANA 06111010024
BERLY DWIKARYANI 06111010022
FERI SETIAWAN 06111010018
ZULKANDRI 06111010019
APRIANSYAH 06111010020
AMALIAH AGUSTINA 06111010021
SRI DWIWATI 06111010023
PENDIDIKAN KIMIA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2014
-
5/28/2018 Kelompok 3_percobaan 3_reaksi Kualitatif Anorganik
I. NOMOR PERCOBAAN : IIIII. JUDUL PERCOBAAN : REAKSI KUALITATIF ANORGANIKIII. TUJUAN PERCOBAAN : Mempelajari reaksi antara ion logam dengan ion
hidroksida dan larutan amoniak
IV. DASAR TEORIAnalisis anorganik kualitatif atau analisis kualitatif adalah bidangkimia analitik yang
membahas tentangidentifikasi zat-zat, mengenaiunsur atausenyawa apa yang terdapat dalam
suatu sampel atau contoh (Vogel, 1979). Analisa kualitatif merupakan suatu proses dalam
mendeteksi keberadaan suatu unsur kimia dalam cuplikan yang tidak diketahui. Analisa
kualitatif merupakan salah satu cara yang paling efektif untuk mempelajari kimia dan unsur-
unsur serta ion-ionnya dalam larutan. Dalam metode analisis kualitatif kita menggunakan
beberapa pereaksi diantaranya pereaksi golongan dan pereaksi spesifik, kedua pereaksi ini
dilakukan untuk mengetahui jenis anion / kation suatu larutan.
Analisis kualtatif mengacu pada seperangkat prosedur laboratorium yang dapat
digunakan untuk memisahkan dan menguji adanya ion dalam larutan. Analisis ini berlaku
untuk kation dan anion, analisis ini dinamakan analisis kualitatif karena hanya menentukan
jenis ion yang ada dalam campuran. Dalam melakukan analisis kualitatif menggunakan
seperangkat prosedur yang dinamakan bagan analisis kualitatif. Pendekatan ya ng digunakanuntuk memisahkan kation ke dalam goongannya adalah melalui pengendapan. Hasil akhir
dari suatu analisa suatu sampel adalah penetapan ada atau tidakin ya masing-masing ion
dalam bagan analisis kualitatif (Petrucci, 1992: 352).
Dalam analisa kualitatif cara memisahkan ion logam tertentu harus mengikuti
prosedur kerja yang khas. Zat yang diselidiki harus disiapakan atau diubah dalam bentuk
suatu larutan. Untuk zat padat kita harus memilih zat pelarut yang cocok. Ion-ion logan pada
golongan-golongan diendapakan satu persatu, endapan dipisahkan dari larutannya dengan
cara disaring atau diputar dengan sentrifuge, endapan dicuci untuk membebaskan dari larutan
pokok atau dari filtrat dan tiap-tiap logam yang mungkin ada harus dipisahkan. Kation-kation
diklasifikasikan dalam 5 golongan berdasarkan sifat-sifat kation itu terhadap beberapa
reagensia (Cokrosarjiwanto, 1977 : 14).
Banyak reaksi-reaksi yang menghasilkan endapan berperan penting dalam analisa
kualitatif. Endapan tersebut dapat berbentuk kristal atu koloid dan dengan warna yang
berbeda-beda. Pemisahan endapan dapat dilakukan dengan penyaringan atau pun sentrifus.
Endapan tersebut jika larutan menjadi terlalu jenuh dengan zat yang bersangkutan. Kelarutan
http://id.wikipedia.org/wiki/Kimia_analitikhttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Identifikasi&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Unsurhttp://id.wikipedia.org/wiki/Senyawahttp://id.wikipedia.org/wiki/Senyawahttp://id.wikipedia.org/wiki/Unsurhttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Identifikasi&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Kimia_analitik -
5/28/2018 Kelompok 3_percobaan 3_reaksi Kualitatif Anorganik
suatu endapan adalah sama dengan konsentrasi molar dari larutan jenuhya. Kelarutan
bergantung pada berbagai kondisi eperti tekanan, suhu, konsentrasi bahan lain dan jenis
pelarut. Perubahan kelarutan dengan perubahan tekanan tidak mempunyai arti penting dalam
analisa kualitatif, karena semua pekerjaan dilakukan dalam wadah terbuka pada tekanan
atmosfer. Kenaikan suhu umumnya dapat memperbesar kelarutan endapan kecuali pada pada
beberapa endapan, seperti kalsium sulfat, berlaku sebaliknya. Perbedaan kelarutan karena
suhu ini dapat digunaan sebagai dasar pemisahan kation. Misalnya, pemisahan kation Ag,
Hg(I), dan Pb dapat dilakukan dengan mengendapkan ketiganya sebagai garam klorida
kemudian memisahkan Pb dari Ag dan Hg(I) dengan memberikan air panas. Kenaikan suhu
akan memperbesar kelarutan Pb sehingga endapan tersebut larut sedngkan kedua kation
lainnya tidak. Kelarutan bergantung juga pada sifat dan konsentrasi bahan lain yang ada
dalam campuran larutan itu. Bahan lain tersebut dikenal dengan ion sekutu dan ion asing.
Umumnya kelauran endapan berkurang dengan adanya ion sekutu yang berlebih dan dalam
prakteknya ini dilakukan dengan memberikan konsentrasi pereaksi yang berlebih. Tetapi
penambahan pereaksi berlebih ini pada beberapa senyawa memberikan efek yang sebaliknya
yaitu melarutkan endapan. Hal ini terjadi karena adanya pembentukan kompleks yang dapat
larut denga ion sekutu tersebut (Masterton, 1990: 13-14).
Untuk analisa anion kation Al dan Fe dipisahkan dari yang lain. Pemisahan ini
menuntut pengaturan PH yang cermat, dan diusahakan PH antara 6,0 dan 6,5. Kalau PH
kurang, maka Al dan Fe sukar atau tidak mengendap. Kalau PH terlalu tinggi mungkin akan
mengendap, pemisahan ini disebut pemisahan asetat (Harjadi, 1986).
Analisis kation memerlukan pendekatan yang sitematis. Umumnya ini dilakukan
dengan dua cara yaitu pemisahan dan identifikasi. Pemisahan dilakukan dengan cara
mengendapkan suatu kelompok katio dari larutannya. Kelompok kation yang mengendapkan
dipisahkan dari larutan dengan cara sentrifus dan menuangkan filtratnya ke tabung uji yang
lain. Larutan yang masih berisi sebagian besar kation kemudian diendapkan kembali
membentuk kelompok kation baru. Jika dalam kelompok kation yang terendapkan masih
berisi beberapa kation maka kation-kation tersebut dipisahkan lagi menjadi kelompok kation
yang lebih kecil, demikian seterusnya sehingga akhirnya daapt dilakukan uji spesifik untuk
satu kation. Jenis dan konsentrasi preaksi serta pengaturan pH larutan dilakukan untuk
memisahkan kation menjadi beberapa kelompok (Skoog, 1999: 253).
Untuk tujuan analisis kualitatif sistematik kation-kation diklasifikasikan dalam lima
golongan berdasarkan sifat-sifat kation itu terhadap beberapa reagnesia. Dengan memakai
apa yangdisebut reagnesia golongan secara sistematik, dapat kita tetapkan ada tidaknya
-
5/28/2018 Kelompok 3_percobaan 3_reaksi Kualitatif Anorganik
golongan-golongan kation, dan dapat juga memisahkan golongan-golongan ini untuk
pemeriksaan lebih lanjut. Reagnesia golongan yang dapat dipakai untuk klasifikasi kation
yang palin umum adalah asam klorida, hydrogen sulfide, ammonium sulfide dan ammonium
karbonat. Klasifikasi ini didasarkan atas apakah suatu kation bereaksi dengan reagnesia-
reagnesia ini dnegan membentuk endapan atau tidak. Jadi boleh dikatakan bahwa klasifikasi
kation yang paling umum didasarkan atas perbedaa kelarutan dari klorida, sulfide, dan
karbonat dari kation tersebut (Svehla, 1985 : 2003).
Di dalam reaksi pengendapan banyak diterapkan analisis kuantitatif. Pada analisis
tersebut, kation mula-mula dipisahkan berdasarkan perbedaan kelarutan senyawa. Kation
yang larut terbentuk endapan serupa dengan kelarutan yang cukup berlainan dapat dipisahkan
dengan pengendapan selektif yang dilakukan dengan pemilihan seksama dari konsentrasi
anion yang diperlukan.
Identifikasi kation dan anion dilakukan agar kita dapat mengetahui jenis-jenis kation
dan anion yang menyusun suatu senyawa. Dalam percobaan ini kita melakukan identifikasi
ion SO42- dan Al3+ serta membedakan larutan encer dan larutan pekat. Analisis kuantitatif
adalah suatu proses untuk mengetahui ada tidaknya unusr kation atau anion dalam suatu
larutan. Contoh kation yaitu ion Al3+, H+, K+, sedangkan contoh anion yaitu SO4-2, NH4-,
Cl- (Azhari, 2010).
Regensia golongan yang dipakai untuk klasifikasi kation yang paling umum adalah
asam klorida, hidrogen sulfida, ammonium sulfida, dan amonium karbonat. Klasifikasi ini
didasarkan atas apakah suatu kation bereaksi dengan reagensia-reagensia ini dengan
membentuk endapan atau tidak. Sedangkan metode yang digunakan dalam anion tidak
sesistematik kation. Namun skema yang digunakan bukanlah skema yang kaku, karena anion
termasuk dalam lebih dari satu golongan.
Didalam kation ada beberapa golongan yang memiliki ciri khas tertentu diantaranya :
Analisis Kation
Kelompok Kation I (Perak, Ag)Perak adalah logam yang putih, dapat ditempa dan liat. Rapatan tinggi (10,5 gml-1)
dan melebur pada 9600C, tidak larut dalam asam klorida, asam sulfat encer (1M) atau
asam nitrat encer (2M).
Reaksi-reaksinya
Ag++ Cl-AgCl
-
5/28/2018 Kelompok 3_percobaan 3_reaksi Kualitatif Anorganik
Perak dengan klor menggunakan ion klor dari asam klorida encer akan membentuk
endapan putih perak klorida. Namun, jika memakai ion klor dari asam klorida pekat, tidak
terjadi pengendapan.
Apabila diencerkan dengan air, kesetimbangan akan bergeser kembali kekiri dan
endapan muncul lagi. Dengan menambah larutan amonia encer akan melarutkan endapan
dan membentuk ion kompleks diaminaargentat.
Reaksinya :
AgCl + 2NH3[Ag(NH3)2]++ Cl- (Svehla, 1990).
Kelompok Kation IIa. Alumunium (Al3+)
Alumunium adalah logam putih, yang liat dan dapat ditempa, bubuknya berwarna
abu-abu, melebur pada 6590C. Asam klorida encer dengan mudah melarutkan logam ini,
pelarutan lebih lambat dalam asam sulfat encer atau asam nitrat encer. Jika ditambah
dengan amonia, maka reaksinya :
Al
3+
+ 3NH3+ H2O
Al(OH3)
+ 3NH4-
(Svehla, 1990).
b. Timbal (Pb2+)Timbal adalah logam yang berwarna abu-abu kebiruan, dengan rapatan yang tinggi
(11,48 gml-1pada suhu kamar), mudah larut dalam asam nitrat (8M), reaksinya :
3Pb + 8HNO33Pb2++ 6NO3
-+ 2NO + 4H2O
Namun, jika ditambahkan HCl encer atau H2SO4encer, mempunyai pengaruh yang hanya
sedikit. Karena terbentuknya timbel klorida atau timbel sulfat yang tak larut pada
permukaan logam itu. Reaksi antara :
Pb2++ 2HCl-PbCl2
PbCl2endapan putih yang larut dalam air panas (33,4 gl-1) pada 1000C, sedang hanya (9,9
gl-1) pada 200C. Namun, jika diendapkan, dicuci dengan cara dekantasi dan NH3 encer
ditambahkan, reaksinya :
PbCl2+ 2NH3+ 2H2O Pb(OH2) + 2NH4++ 2 Cl- (Svehla, 1990).
-
5/28/2018 Kelompok 3_percobaan 3_reaksi Kualitatif Anorganik
c. Besi (Fe3+)Besi yang murni adalah logam berwarna putih-perak yang kukuh dan liat, melebur
pada 15350C. Asam klorida encer atau pekat dan asam sulfat encer melarutkan besi dan
menghasilkan garam-garam besi (II) dan gas hidrogen.
Garam-garam besi (III) diturunkan dari oksida besi (III), Fe2O3 dan lebih stabil
daripada garam besi (II). Dalam larutannya terdapat kation-kation Fe3+ yang berwarna
kuning muda dan jika larutan mengandung klorida, warna menjadi semakin kuat. Zat-zat
pereduksi mengubah ion besi (III) menjadi besi (II) (Svehla, 1990).
d. Kromium (Cr3+)Kromium adalah logam kristalin yang putih, tak begitu liat dan tak dapat ditempa
dengan mudah, melebur pada 17650C. Larut dalam HCl encer atau pekat. Jika tak terkena
udara akan membentuk ion-ion kromium (II).
Rekasi antara kromium dengan ion hidroksida dari natrium hidroksida
Cr3++ 3OH-Cr(OH)3
Reaksi ini reversibel, dengan sedikit penambahan asam, endapan larut (Svehla, 1990).
Kelompok Kation IIIa. Barium (Ba2+)
Barium adalah logam putih perak, dapat ditempa dan liat, yang stabil dalam udara
kering. Barium bereaksi dengan air dalam udara yang lembab membentuk oksida atau
hidroksida, melebur pada 1100C. Reaksi antara barium dengan asam sulfat encer
membentuk endapan putih barium sulfat (BaSO4) yang berbutir halus, berat dan praktis tak
larut dalam air (2,5 mgl-1) Ks = 9,2 x 10-11
Reaksinya :
Ba2++ SO42-BaSO4
BaSO4hampir tak larut dalam asam encer dan dalam larutan amonium sulfat dan larut
cukup baik dalam asam sulfat pekat mendidih (Svehla, 1990).
-
5/28/2018 Kelompok 3_percobaan 3_reaksi Kualitatif Anorganik
b. Magnesium (Mg2+)Magnesium adalah logam putih, dapat ditempa dan liat, melebur pada 6500C.
Mudah terbakar dalam udara atau oksigen dengan mengeluarkan cahaya putih yang
cemerlang, membentuk oksida MgO dan beberapa nitrat Mg3N
2.
Reaksi antara magnesium dan ion hidroksida dari natrium hidroksida:
Mg2++ 2OH-Mg(OH)2
Endapan putih magnesium hidroksida, tidak larut dalam reagensia berlebihan tapi
mudah larut dalam garam-garam amonium (Svehla, 1990).
Kelompok Kation IVa. Tembaga (Cu2+)
Tembaga adalah logam merah muda, yang lunak, dapat ditempa dan lunak,
melebur pada 10380C.
Reaksi antara tembaga dengan ion iodida dari kalium iodida :
2Cu2++ 3I-2CuI + I3-
Endapan tembaga iodida yang putih, tapi larutannya berwarna coklat tua, karena
terbentuknya ion-ion tri-iodida-iod.
b. Nikel (Ni2+)Nikel adalah logam putih perak yang keras, bersifat liat dapat ditempa dan sangat
kukuh, melebur pada 14550C. Reaksi antara nikel dengan ion hidroksida dari natrium
hidroksida :
Ni2++ 2OH-Ni(OH)2
Endapan nikel (II) hidroksida menghasilkan warna hijau, endapan tak larut dalam reagen
berlebihan (Svehla, 1990).
Golongan V : Kation-kation yang umum, yang tidak bereaksi dengan regensia-regensia golongan sebelumnya, merupakan golongan kation yang terakhir. Kation
golongan ini meliputi : Mg, K, NH4+.
-
5/28/2018 Kelompok 3_percobaan 3_reaksi Kualitatif Anorganik
Untuk anion dikelompokkan kedalam beberapa kelas diantaranya :
1. Anion sederhana seperti : O2-, F-, atau CN- .
2. Anion okso diskret seperti : NO3-, atau SO42-.
3. Anion polimer okso seperti silikat, borat, atau fosfat terkondensasi
4. Anion kompleks halida seperti TaF6 dan kompleks anion yang berbasis bangat seperti
oksalat.
Reaksi dalam anion ini akan lebih dipelajari secara sistematis untuk memudahkan reaksi dari
asam-asam organik tertentu dikelompokkan bersama-sama. Hal ini meliputi asetat, formiat,
oksalat, sitrat, salisilat dan benzoat.
Analisis kualitatif menggunakan dua macam uji, yaitu reaksi kering dan reaksi
basah. Reaksi kering dapat digunakan pada zat padat dan reaksi basah untuk zat dalam
larutan. Kebanyakan reaksi kering yang diuraikan digunakan untuk analisis semimikro
dengan hanya modifikasi kecil.
Untuk uji reaksi kering metode yang sering dilakukan adalah :
1. Reaksi nyala dengan kawat nikrom : Sedikit zat dilarutkan kedalam HCL P. Diatas kaca
arloji kemudian dicelupkan kedalamnya, kawat nikrom yang bermata kecil yang telah bersih
kemudian dibakar diatas nyala oksidasi .
2. Reaksi nyala beilstein : Kawat tembaga yang telah bersih dipijarkan diatas nyala oksida
sampai nyala hijau hilang. Apabila ada halogen maka nyala yang terjadi berwarna hijau.
3. Reaksi nyala untuk borat : Dengan cawan porselin sedikit zat padat ditambahkan asam
sulfat pekat dan beberapa tetes methanol, kemudian dinyalakan ditempat gelap. Apabila ada
borat akan timbul warna hijau.
Metode untuk mendeteksi anion memang tidak sesistematik seperti yang digunakan
untuk kation. Namun skema klasifikasi pada anion bukanlah skema yang kaku karena
beberapa anion termaksud dalam lebih dari satu golongan.
Reaksi Pembentukan Kompleks
Dalam pelaksanaan analisis anorganik kualitatif banyak digunakan reaksi-reaksi yang
menghasilkan pembentukan kompleks. Suatu ion (atau molekul) kompleks terikat dari satu
atom (ion) pusat dan sejumlah ligan yang terikat erat dengan atom (ion) pusat itu. Jumlah
relatif komponen-komponen ini dalam kompleks yang stabil nampak mengikuti stakiometri
-
5/28/2018 Kelompok 3_percobaan 3_reaksi Kualitatif Anorganik
yang sangat tertentu, meskipun ini tak dapat ditafsirkan didalam lingkup konsep velensi yang
klasik (Svehla, 1990).
Metode Pengendapan
Pengendapan dilakukan sedemikian rupa, sehingga memudahkan proses
pemisahannya. Misal Ag diendapkan sebagai AgCl. Aspek penting yang perlu diperhatikan
pada metode tersebut adalah endapannya mempunyai kelarutan yang kecil sekali dan dapat
dipisahkan secara titrasi.
Endapan terbentuk jika larutan menjadi terlalu jenuh dengan zat yang bersangkutan.
Kelarutan (s) endapan sama dengan konsentrasi molar dari larutan jenuhnya.
Kelarutan bergantung pada :
a) Suhub) Tekananc) Konsentrasi bahan-bahand) Komposisi pelarute) Kelarutan endapan berkurang jika salah satu ion sekutu terdapat dengan berlebihan
(Svehla, 1990).
Umumnya pengendapan dilakukan pada larutan yang panas, sebab kelarutan
bertambah dengan bertambahnya temperatur. Endapan terbentuk jika larutan menjadi
terlalu jenuh dengan zat yang bersangkutan. Kelarutan dengan endapan sama dengan
konsentrasi molar dari kelarutan jenuhnya (Underwood, 1986).
Kelarutan Endapan
Endapan adalah zat yang memisahkan diri sebagai suatu fase padat keluar dari
larutan. Endapan mungkin berupa kristal (kristalin) atau koloid dan dapat dikeluarkan dan
larutan dengan penyaringan atau pemusingan (centrifuge). Endapan terbentuk jika larutan
menjadi terlalu jenuh dengan zat yang bersangkutan.
Kelarutan (s) suatu endapan, menurut definisi adalah sama dengan konsentrasi molar
dari larutan jenuhnya. Kelarutan bergantung juga pada sifat dan konsentrasi zat-zat lain
terutama ion-ion dalam campuran itu (Svehla, 1990).
-
5/28/2018 Kelompok 3_percobaan 3_reaksi Kualitatif Anorganik
Pencucian Endapan
Tujuan pencucian endapan adalah menghilangkan kontaminasi pada permukaan.
Untuk pencucian digunakan larutan elektrolit kuat dan harus mengandung ion sejenis dengan
endapan untuk mengurangi kelarutan endapan.
Larutan pencucian dibagi menjadi 3 kelompok :
1) Larutan yang mencegah terbentuknya koloid yang mengakibatkan dapat lewat kertassaring.
2) Larutan yang mengurangi kelarutan dan endapan .3) Larutan yang dapat mencegah hidrolisa garam dari asam lemah atau basa lemah
(Svehla,1990).
Hasil Kali Kelarutan
Larutan jenuh suatu garam yang mengandung garam tersebut yang tak larut, dengan
berlebihan, merupakan suatu sistem kesetimbangan terhadap dimana hukum kegiatan massa
diberlakukan.
Misalnya jika endapan perak klorida ada dalam kesetimbangan dengan larutan jenuhnya,
maka kesetimbangan yang berikut terjadi
AgClAg++ Cl-
Ini merupakan kesetimbangan heterogen, karena AgCl ada dalam fase padat. Sedang ion-ion
Ag+dan Cl-ada dalam fase terlarut. Tetapan kesetimbangan dapat ditulis sebagai
][
]][[
AgCl
ClAgK
Konsentrasi perak klorida dalam fase padat tak berubah dan karenanya dapat
dimasukkan kedalam suatu tetapan baru, ks, yang dinamakan hasil kali kelarutan.
Ks = [Ag+][Cl-]
(Svehla, 1990)
-
5/28/2018 Kelompok 3_percobaan 3_reaksi Kualitatif Anorganik
V. ALAT DAN BAHAN
Tabung reaksi semi mikro Larutan NaOH 2 M
Botol Tetes Larutan NH32 M / NH4Cl Sentrifuge Larutan NaOH 0,5 M Larutan NH32 M Larutan nitrat 0,1 M, Al3+, Ni2+, Ag+, Zn2+ Pipet Pencet
VI. PROSEDUR KERJA
1. Tempatkan maing-masing 5 ml larutan katio nitrat yang telah disebutkan diatas, larutanNaOH (0,5 M), larutan NH32 M dan larutan NaOH 2 M kedalam botol tetes yang telah
diberi label larutan-larutan tersebutakan digunakan sebagai stok larutan untuk percobaan
yang akan dilakukan.
2. Kedalam 0,5 ml larutan Al(OH3) 0,1 M tambahkan tetes demi tetes (kira-kira lima tetes)larutan NAOH 0,5 M. Volume NaOH 0,5 M yang digunan tidak boleh lebih dari 1 ml
3. Apabila larutan mulai terbentuk, larutan tersebut dibagi 2 bagian dan masing-masngditempatkan dalam tabung reaksi semi mikro. Kedua tabung tersebut diletakkan dala
sentifuge dan diputar selama 1 menit. Pindahkan supernatat dengan pipet penjet
a. Pada tabung pertama, tambahakan larutan NH32 M kedalam endapan yang terbenuk(volume total jangan lebih dari 1 M)
b. Pada tabung kedua, tambahkan larutan NH32 M kedalam endapan yang terbenuk(volume total jangan lebih dari 1 M)
4. Ulangi langkah 2 dan seterusnya untu larutan 0,1 M dari kation-kation: Ni2+, Ag+, Zn2+.Catat hsil pengamatan andah pada table yang terdapat pada lembar kerja.
5. Catat kation-kation apa saja yang membentuk endapan pada penambahan NaOH6. Catat kation-kation apa saja yang membentuk endapan pada penambahan NaOH tetapi
(a) larut pada penambahan larutan NaOH berlebihan, (b) larut pada penambahan larutan
ammonia berlebihan
7. a. Tambahkan larutan Al (NO3) 1 M secara perlahan-lahan kedalam 1 ml larutan NaOH 2M. Ctat hasil pengamatan anda
-
5/28/2018 Kelompok 3_percobaan 3_reaksi Kualitatif Anorganik
b. Tambahkan larutan AgNO301 M secara perlahan-lahan ke dalam 1 ml larutan NaOH
2 M. Catat hasil pengamtan anda
c. Ulangi kegiatan (a) dan (b) tetapi urutan penambahn antar reaktan dibalik. Catat hasl
pengamatan anda dan beri alasan mengapa demikian.
VII. HASIL PENGAMATAN
Hasil Pengamatan
Ion logam Cara Kerja Hasil Pengamatan
AgNO3 0.5 mL AgNO3 0,1 M +10 tetes NaOH 0,5 M
Endapan dipusingkan Endapan + NaOH 2 M
Endapan + NH32 M
AgNO3 (bening) + NaOH 0,5 M (bening) Larutan bening dan ada endapan coklat
Endapan terpisah jelas Endapan (coklat) + NaOH 2M (bening)
endapan tidak larut, larutan bening
Endapan (coklat) + NH3 2 M (bening) endapan larut, larutan bening
Ni(NO3)2 0.5 mL Ni(NO3)2 0,1 M+ 10 tetes NaOH 0,5 M
Endapan dipusingkan Endapan + NaOH 2 M
Endapan + NH32 M
Ni(NO3)2 (biru bening) + NaOH 0,5 M(bening) Larutan biru bening, terdapat
endapan biru
Endapan terpisah jelas Endapan (biru) + NaOH 2M (bening)
endapan tidak larut
Endapan (biru) + NH3 2 M (bening) endapan tidak larut
Al(NO3)3 0.5 mL Al(NO3)3 0,1 M+ 10 tetes NaOH 0,5 M
Larutan dipusingkan Endapan + NaOH 2 M Endapan + NH32 M
Al(NO3)3(bening) + NaOH 0,5 M (bening) Larutan bening tanpa endapan
Tetap tidak ada endapan Endapan (bening) + NaOH 2M (bening)
endapan bening, tanpa endapan
Endapan (coklat) + NH3 2 M (bening) endapan bening tanpa endapan
-
5/28/2018 Kelompok 3_percobaan 3_reaksi Kualitatif Anorganik
Percobaan urutan mereaksikan reagen
AgNO3 1 mL NaOH 2 M + 10tetes AgNO30,1 M
1 mL AgNO30,1 M + 10tetes NaOH 2 M
NaOH (bening) + AgNO3(bening) endapancoklat (lebih sedikit)
AgNO3(bening) + NaOH (bening) endapancoklat lebih banyak.
Al(NO3)3 1 mL NaOH 2 M + 10tetes Al(NO3)30,1 M
1 mL Al(NO3)3 0,1 M +10 tetes NaOH 2 M
NaOH (bening) + Al(NO3)3 (bening) larutan bening, tanpa endapan
Al(NO3)3 (bening) + NaOH (bening) larutan bening, tanpa endapan
Kation-kation yang membentuk endapan pada penambahan NaOHAg+; Ni2+
Kation-kation yang larut pada penambahan larutan NaOH berlebihanAl3+
Kation-kation yang larut pada penambahan larutan NH3 berlebihanAg
+
; Al
3+
Kation yang menghasilkan reaksi kimia berbeda jika urutan penambahan reaktandiubah (dibalik)
Ag+
VIII. MEKANISME REAKSI
Perak
Penambahan NaOH 0,5 M
AgNO3(aq)+ NaOH (aq)Ag2O (s)+ NaNO3
Penambahan NaOH 2 M
2 Ag+(aq) + 2OH-(aq)Ag2O (s)+ H2O(l)
Penambahan NH3
2 Ag+(aq)+ 3NH3(aq)+ H2O(l)Ag2O (s)+ 2NH4+(aq)
Ag2O (s)+ 3NH3(aq)+ H2O(l)2 [Ag (NH3)3]+
(aq)+ H2O(l)
-
5/28/2018 Kelompok 3_percobaan 3_reaksi Kualitatif Anorganik
Nikel
Penambahan NaOH 0,5 M
Ni(NO3)2(aq)+ NaOH (aq)Ni(OH)2(s)+ Na(NO3)2(aq)
Penambahan NaOH 2 M
Ni2++ 2OH-Ni(OH)2 (s)
Penambahan NH3
Ni2+(aq)+ 2NH3(aq)+ 2H2O(l)
Ni(OH)2 (s)+ 2 NH4+
(aq)
Aluminium
Penambahan NaOH 0,5 M
Al (NO3)3(aq)+ NaOHAl (OH)3(s)+ NaNO3(aq)
Al3+(aq) + 3OH-(aq)Al (OH)3(s)
Penambahan NaOH 2 M
Al(OH)3(s) + 3OH-(aq)[Al (OH)4]
-(aq)
Penambahan NH32M
Al3+(aq) + 3NH3(aq) + 3H2O(l)Al(OH)3(s)+ 3 NH4+(aq)
Al(OH)3(s) + 3OH-(aq)[Al (OH)4]
-(aq)
[Al (OH)4]-
(aq) + NH4+(aq)Al(OH)3(s) + NH3(aq) + H2O(l)
[Al (OH)4]-
(aq) + H+Al(OH)3(s) + H2O(l)
Al(OH)3(s) + 3H+Al
3+(aq) + 3H2O(l)
IX. PEMBAHASAN
Praktikum kali ini bertujuan untuk mempelajari reaksi antara ion logam dengan ion
hidroksida dan larutan amoniak. Ion logam yang dipakai merupakan kation-kation dalam
bentuk senyawa nitrat yaitu Ag+, Ni2+ dan Al3+. Analisis kualitatif ini ditujukan untuk
mengetahui reaksi yang akan timbul jika larutan yang mengandung kation tersebut
direaksikan dengan ion hidroksida yang berasal dari reagen NaOH dan larutan amoniak
(NH3). Kelarutan atau terbentuknya endapan akan menjadi pengamatan. Mula-mula larutan
ditambahkan NaOH untuk mengamati terbentuk endapan atau tidak selanjutnya larutan dibagi
dua untuk disentrifugasi.
-
5/28/2018 Kelompok 3_percobaan 3_reaksi Kualitatif Anorganik
Kation Ag+
Kation pertama yang diuji adalah Ag+dalam larutan AgNO3. Kation ini berada pada
golongan kation I. Ketika ditambahkan beberapa tetes NaOH 0,5 M, larutan membentuk
sedikit endapan berwarna coklat yang kemudian setelah dipusingkan endapan terbentuk
semakin jelas. Endapan coklat yang terbentuk tersebut endapan perak oksida. Setelah
dipusingkan larutan yang ditambahkan NaOH berlebihan tidak larut (endapan masih ada)
sedangkan ketika ditambahkan NH3endapan coklat perak oksida tersebut dapat larut. Reaksi
dengan ammoniak mencapai kesetimbangan dan kerenanya pengendapan tidak sempurna
pada tingkat manapun. (jika amonium nitra dalam larutan semula, atau larutan sangat asam,
tak terjadi pengendapan). Endapan larut dalam reagensia ammoniak berlebihan, dan terbentuk
ion kompleks diaminaargentat. Kelarutan yang terjadi ini karena bergantung pada sifat dan
konsentrasi bahan lain yang ada dalam campuran larutan AgNO3. Umumnya kelarutan akan
berkurang dengan adanya ion sekutu yang berlebih. Penambahan reagen berlebih ini
memberikan efek melarutkan endapan. Hal ini terjadi karena adanya pembentukan kompleks
yang dapat larut dengan ion sekutu tersebut. Sedangkan adanya ion asing menyebabkan
kelarutan endapan menjadi sedikit bertambah, kecuali jika terjadi reaksi kimia antara endapan
dengan ion asing. Seperti halnya penambahan basa berupa ammoniak yang menyebabkan
endapan menjadi larut kembali. Hasil pengamatan yang kami lakukan berkesesuaian, karena
terdapat endapan coklat yang terbentuk, dan endapan tersebut tidak larut pada penambahan
NaOH berlebih dan larut pada penambahan NH3berlebih.
Kation Ni2+
Untuk kation Ni2+, terbentuk sedikit endapan berwarna biru bening yang juga semakin
terlihat jelas ketika dipusingkan. Endapan nikel (II) hidroksida menghasilkan warna hijau,
endapan tak larut dalam reagen berlebihan (Svehla, 1990). Hasil yang didapat yakni endapan
biru bening sedangkan seharusnya berwarna hijau. Hal ini mungkin ada sedikit kesalahan dari
praktikan terlebih lagi warna biru dan hijau memang sedikit sama jadi mungkin pengamatan
yang dilakukan keliru. Penambahan NaOH dan NH3 berlebihan tidak mampu melarutkan
endapan yang terbentuk.
Kation Al3+
Namun pada kation Al3+tidak terbentuk endapan walaupun telah dipusingkan. Proses
selanjutnya untuk filtrat yang mengandung Al3+ dibagi menjadi 2 bagian. Perlakuan untuk
-
5/28/2018 Kelompok 3_percobaan 3_reaksi Kualitatif Anorganik
filtrat pertama ketika ditambahkan dengan HNO3dan NH3 larutan menjadi putih keruh dan
terdapat endapan ketika dilakukan sentrifuge. Perubahan yang terjadi menandakan
terbentuknya endapan Al(OH)3, artinya terdapat kation Al3+. Dalam proses identifikasinya,
Al3+yang ditambahkan dengan NaOH berlebih akan membentuk ion kompleks [Al(OH)4].
Pada tabung pertama ion kompleks [Al(OH)4] akan bereaksi dengan amonium (NH4
+)
sehingga akan terbentuk endapan Al(OH)3, H2O dan gas NH3yang di bebaskan. Sedangkan
pada penambahan NH3pada tabung 2 seharusnya terbentuk endapan Al(OH)3dan NH3 (pada
suasana sedikit basa) (Sudjadi : 2004)
Campuran larutan lama kelamaan berbentuk gel yang tidak berwarna. Ini berarti
gelatin aluminium hidroksida Al (OH)3, yang larut sedikit pada reagensia berlebih. Kelarutan
berkurang dengan adanya garam-garam amonium, disebabkan oleh efek ion sekutu. Sebagian
kecil endapan masuk ke dalan larutan sebagai aluminium hidroksida koloid (sol aluminium
hidroksida) : sol ini berkogulasi pada pendidihan atau pada penambahan garam - garam yang
larut (misanlnya, amonium klorida), dngan menghasilkan gelatin aluminium hidroksida.
Untuk menjamin pengendapan yang sempurna dengan larutan aluminium itu ditambahkan
dengan sedikit berlebih, dan campuran didihkan sampai cairan sedikt berbau amonia. Bila
baru diendapkan, ia mudah melarut dalam asam kuat dan basa kuat, tetapi jika dididihkan ia
menjdadi sedikit larut : (vogel : 266-267)
Hasil pengamatan tidak sesuai dengan seharusnya karena tidak terbentuknya endapan
Al(OH)3 padahal seharusnya ada endapan yang terbentuk yakni gel berwarna putih karena
kation Al3+ termasuk golongan kation II. Dalam percobaan yang selanjutnya yakni
penambahan NaOH dan NH3berlebihan pengamatan menjadi tetap dengan hasil yang sama
yakni tidak ada yang larut karena memang tidak ada endapan. Seharusnya endapan
Al(OH)3akan melarut pada NaOH berlebihan namun tidak melarut dengan penambahan
ammoniak berlebih seperti yang telah dijelaskan pada Vogel : 266-267 di atas. Endapan akan
melarut dalam reagensia berlebihan, dimana ion-ion tetrahidrosuluminat terbentuk. Reaksi ini
adalah reversible, dan setiap reagensia yang akan mengurangi ion hidroksil dengan cukup,
akan menyebabkan reaksi berjalan dari kanan ke kiri dengan akibat mengendapnya
aluminium hidroksida. Ini dapat dihasilkan dengan larutan amonium klorida (konsentrasi ion
hidroksil berkurang karena terbentuknya basa lemah aluminium klorida yang mudah
dikeluarkan sebagai gas amonia dengan pemanasan) atau dengan penambahan suatu asam ;
dalam hal terakhir ini, asam yang sangat berlebihan menyebabkan hidroksida yang
diendapkan melarut lagi.
-
5/28/2018 Kelompok 3_percobaan 3_reaksi Kualitatif Anorganik
Pada percobaan mengenai urutan penambahan reagen, Kation yang menghasilkan
reaksi kimia berbeda jika urutan penambahan reaktan diubah (dibalik) adalah Ag+. Endapan
lebih banyak terbentuk jika pereaksi yang ditambahkan adalah NaOH. Hal ini dikarenakan
Banyak kesalahan yang terjadi pada sampel Al(NO3)3. Hal ini mungkin dikarenakan
bahan yang dibuat menjadi larutan sudah banyak teroksidasi. Pada wadah bahan murni bahan
telah banyak mengandung air, kristal pun telah banyak menyatu sehingga sangat sulit
mengambilnya.
X. KESIMPULAN
1. Kation Perak, Nikel, dan Aluminium akan membentuk endapan pada penambahan NaOH0,5 M.
2. Endapan putih aluminium dari reaksi antara aluminum dan natrium hidroksida dapatmelarut dalam reagensia berlebih, yang mana ion-ion tetrahidroksoaluminat terbentuk
[Al (OH)4]-
3. Perak akan larut pada penambahan NH3 berlebih dan akan terbentuk ion kompleksdiaminoargentat
4. Perak akan menghasilkan reaksi berbeda jika penambahan NaOH dibalik. PenambahanNaOH pada AgNO3akan menghasilkan endapan yang lebih banyak daripada sebaliknya.
5. Kelarutan akan berkurang dengan adanya garam-garam ammonium yang disebabkandengan efek sekutu.
-
5/28/2018 Kelompok 3_percobaan 3_reaksi Kualitatif Anorganik
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2013. Makalah Kimia Analitik I Analisis, (Online),
(http://dewasaababil.blogspot.com/2013/06/makalah-kimia-analitik-i-analisis.html,
diakses 1 Maret 2014).
Kusnandini. 2011. Identifikasi Kation, (Online),
(http://kusnandini.wordpress.com/2011/04/30/identifikasi-kation/, diakses 1 Maret
2014).
Skunda, Hendra Charly. 2013. Laporan Kimia Analisis Kualitatif, (Online),
(http://hendracharlyskunda4nt1sk1tht1wn1t4029.blogspot.com/2013/06/laporan-
kimia-analisis-kualitatif.html,diakses 1 Maret 2014).
Zahra, Fleura. 2011. Reaksi Kualitatif Anorganik, (Online),
(http://fleurazzahra.blogspot.com/2011/12/reaksi-kualitatif-anorganik.html, diakses 1
Maret 2014).
http://dewasaababil.blogspot.com/2013/06/makalah-kimia-analitik-i-analisis.htmlhttp://kusnandini.wordpress.com/2011/04/30/identifikasi-kation/http://hendracharlyskunda4nt1sk1tht1wn1t4029.blogspot.com/2013/06/laporan-kimia-analisis-kualitatif.htmlhttp://hendracharlyskunda4nt1sk1tht1wn1t4029.blogspot.com/2013/06/laporan-kimia-analisis-kualitatif.htmlhttp://fleurazzahra.blogspot.com/2011/12/reaksi-kualitatif-anorganik.htmlhttp://fleurazzahra.blogspot.com/2011/12/reaksi-kualitatif-anorganik.htmlhttp://hendracharlyskunda4nt1sk1tht1wn1t4029.blogspot.com/2013/06/laporan-kimia-analisis-kualitatif.htmlhttp://hendracharlyskunda4nt1sk1tht1wn1t4029.blogspot.com/2013/06/laporan-kimia-analisis-kualitatif.htmlhttp://kusnandini.wordpress.com/2011/04/30/identifikasi-kation/http://dewasaababil.blogspot.com/2013/06/makalah-kimia-analitik-i-analisis.html