Kel 5 Makalah

9
 A. TINJAUAN TEORI Kepemimpinan  berkaitan dengan penanganan perubahan, mereka menetapkan arah dengan menyusun satu visi masa depan kemudian menyatukan, mengkomunikasikan dan mengilhami orang dalamorganisasi untuk mencapai tujuan tersebut. Jadi Kepemimpinan merupakan konsep yang lebih sempit dari Manajemen. Definisi Kepemimpinan :  Kemampuan untuk mempengaruhi kelompok menuju pencapaian sasaran.  Suatu upaya penggunaan jenis pengaruh bukan paksaan (concoercive) untuk memotivasi orang mencapai tujuan tertentu (1) Menur ut pem iki ran ahli ma naj emen model kep emimpi nan ya ng ada di literature yang paling sering dijumpai, diantaranya (!) ". Model #at ak Kepemim pinan ( $r aits Mo del o% leade rshi p) Kepemimpinan ini didasarkan pada %aktor situasi, maka pengaruh #atak yang dimiliki oleh para pemimpin mempunyai pengaruh yang tidak signi%ikan. &. Model Kepemimpin an Situasi onal (Model o% si tuasi onal leade rship ) Model ini mer upak an pengembangan #at ak kepemimpinan deng an %ocus utama %actor situasi sebagai variabel penentu kepemimpinan. '. Model emimpi n an g *%ekti % ( Model o% e%% ecti% l eaders ) Model ini member ikan in%ormas i tent ang ti pe+ ti pe ti ngkah la ku para  pemimpin yang e%ekti%. $ingkah laku para pemimpin dapat dikategorikan menjadi dua dimensi yaitu struktur kelembagaan dan konsiderasi. . Model Kepemimpinan Kont ingensi ('onti ngensi Model) Model mem%okuskan perhatiannya pada kecocokan antara kateristik pribadi  pemimpin, tingkah lakunya dan variabel+variabel situasional. *. Model Ke pemimpi nan $ran%ormas ional (Model o% $rans% or ma ti onal -eadership) Model ini didasarkan pada otoritas birokrasi dan legitimasi dalam organisasi. ada hake kat nya, men eka nkan bah#a seorang pemimp in men ent ukan apa yang perlu dilakukan pada ba#ahannya untuk mencapai tujuan organisasi. nt uk memoti vasi aga r ba#aha nny a mel akuk an tan ggun g ja#ab mer eka maka pemimpin mengandal kan pada sis tem pember ian peng har gaan dan

description

........................

Transcript of Kel 5 Makalah

A. TINJAUAN TEORI

Kepemimpinan berkaitan dengan penanganan perubahan, mereka menetapkan arah dengan menyusun satu visi masa depan kemudian menyatukan, mengkomunikasikan dan mengilhami orang dalamorganisasi untuk mencapai tujuan tersebut. Jadi Kepemimpinan merupakan konsep yang lebih sempit dari Manajemen.Definisi Kepemimpinan :

Kemampuan untuk mempengaruhi kelompok menuju pencapaian sasaran. Suatu upaya penggunaan jenis pengaruh bukan paksaan (concoercive) untuk memotivasi orang mencapai tujuan tertentu (1)

Menurut pemikiran ahli manajemen model kepemimpinan yang ada di literature yang paling sering dijumpai, diantaranya : (2)

A. Model watak Kepemimpinan ( Traits Model of leadership)

Kepemimpinan ini didasarkan pada faktor situasi, maka pengaruh watak yang dimiliki oleh para pemimpin mempunyai pengaruh yang tidak signifikan.

B. Model Kepemimpinan Situasional (Model of situasional leadership)

Model ini merupakan pengembangan watak kepemimpinan dengan focus utama factor situasi sebagai variabel penentu kepemimpinan.

C. Model Pemimpin Yang Efektif ( Model of effectif leaders)Model ini memberikan informasi tentang tipe-tipe tingkah laku para pemimpin yang efektif. Tingkah laku para pemimpin dapat dikategorikan menjadi dua dimensi yaitu struktur kelembagaan dan konsiderasi.D. Model Kepemimpinan Kontingensi (Contingensi Model)

Model memfokuskan perhatiannya pada kecocokan antara kateristik pribadi pemimpin, tingkah lakunya dan variabel-variabel situasional.

E. Model Kepemimpinan Tranformasional (Model of Transformational Leadership)

Model ini didasarkan pada otoritas birokrasi dan legitimasi dalam organisasi. Pada hakekatnya, menekankan bahwa seorang pemimpin menentukan apa yang perlu dilakukan pada bawahannya untuk mencapai tujuan organisasi. Untuk memotivasi agar bawahannya melakukan tanggung jawab mereka maka pemimpin mengandalkan pada sistem pemberian penghargaan dan hukuman pada bawahannnya. Pemimpin juga mempunyai kemampuan untuk menyamakan visi masa depan dengan bawahannya serta mempertinggi kebutuhan bawahannya pada tingkat yang lebih tinggi daripada apa yang mereka butuhkan.Banyak penelitian mengenai kepemimpinan yang telah dilakukan. Pendekatan kepemimpinan transaksional-transformasional yang telah disempurnakan oleh Bernard M. Bass dan Bruce J. Avolio merupakan salah satu pendekatan yang banyak dilakukan saat ini dalam mengkaji kepemimpinan. Konsep kepemimpinan transaksional dan transformasional permulaan dicetuskan oleh Burns (1978) dan Bass (1985). Munculnya teori ini didasarkan pada teori-teori terdahulu yang tidak mampu menciptakan perubahan yang lebih mendasar yang sangat diperlukan saat ini. Perubahan yang diharapkan adalah perubahan tingkah laku, nilai-nilai dan motivasi/kebutuhan. Perubahan ini diperlukan agar usaha menghasilkan kinerja yang luar biasa karena adanya komitmen kerja yang kuat dan sungguh-sungguh sebagai manifestasi dari motivasi kerja mereka yang semakin meningkat (3).Salah satu teori yang menekankan suatu perubahan dan yang paling komprehensif berkaitan dengan kepemimpinan adalah teori kepemimpinan transformasional dan transaksional. Gagasan awal mengenai gaya kepemimpinan transformasional dan transaksional ini dikembangkan oleh James MacFregor Gurns yang menerapkannya dalam konteks politik. Gagasan ini selanjutnya disempurnakan serta diperkenalkan ke dalam konteks organisasional oleh Bernard Bass. Gaya kepemimpinan transformasional dan transaksional dapat dipilah secara tegas dan keduanya merupakan gaya kepemimpinan yang saling bertentangan. Kepemimpinan transformasional dan transaksional sangat penting dan dibutuhkan setiap organisasi. Selanjutnya Burn mengembangkan konsep kepemimpinan transformasional dan transaksional dengan berlandaskan pada pendapat Maslow mengenai hirarki kebutuhan manusia. Pada dasarnya, kepemimpinan merupakan kemampuan pemimpin untuk mempengaruhi karyawan dalam sebuah organisasi, sehingga mereka termotivasi untuk mencapai tujuan organisasi. Dalam memberikan penilaian terhadap gaya kepemimpinan yang diterapkan pemimpin, karyawan melakukan proses kognitif untuk menerima, mengorganisasikan, dan memberi penafsiran terhadap pemimpin (4).Robert house menyampaikan teorinya bahwa kepemimpinan yang efektif menggunakan dominasi, memiliki keyakinan diri, mempengaruhi dan menampilkan moralitas tinggi untuk meningkatkan karismatiknya. Dengan kharismanya pemimpin transformational akan menantang bawahannya untuk melahirkan karya istimewa.Langkah yang dilaksanakan pemimpin ini biasanya membicarakan dengan pengikutnya bagaimana pentingnya kinerja mereka, bagaimana bangga dan yakinnya mereka sebagai anggota kelompok, bagaimana istimewanya kelompok yang akan menghasilkan karya luar biasa (5).B. CONTOH KASUS (6) PENGARUH KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN (Survey Pada PT. Jati Agung Arsitama Grogol Sukoharjo)

A. LATAR BELAKANG

Adanya perubahan lingkungan organisasi yang semakin kompleks dan kompetitif, mensyaratkan perusahaan untuk bersikap lebih responsif agar tetap bertahan. Dalam perubahan organisasi baik yang terencana maupun tidak terencana, aspek yang terpenting adalah perubahan individu. Perubahan pada individu ini tidak mudah, tetapi harus melalui proses. Pemimpin sebagai panutan dalam organisasi, sehingga perubahan harus dimulai dari tingkat yang paling atas (pemimpin). Untuk itu organisasi memerlukan pemimpin yang reformis yang mampu menjadi motor penggerak perubahan (transformation) organisasi.

Tantangan dalam mengembangkan strategi organisasi yang jelas terutama terletak pada organisasi di satu sisi dan tergantung pada kepemimpinan (porter, 1996 : dalam sunarsih, 2001). Sedang agar memiliki keefektifan Green Berg dan Baron (2000 : 444) dalam Sunarsih (2001)menyatakan bahwa kepemimpinan merupakan suatu unsur kunci dalam keefektifan organisasi.

Seiring dengan perubahan lingkungan organisasi yang semakin kompleks dan kompetitif, menuntut kesiapan pemimpin agar perusahaan tetap bertahan. Model kepemimpinan mutakhir seperti kepemimpinan transformasi organisasi, akan memainkan peranan yang penting bagi setiap organisasi.

Faktor kritis yang berkaitan dengan keberhasilan jangka panjang organisasi adalah bagaimana kemampuan perusahaan mengukur seberapa baik karyawan bekerja dan menggunakan informasi. Penilaian kerja dapat membantu menumbuhkan motivasi dan peningkatan mutu karyawan, maka dukungan dari atasan dan semua pihak sangat diperlukan agar lebih efektif.

Menurut Milkovich dan Boudreau (1994 : 65) dalam Wahyuningsih (2003) kinerja (performance) adalah sebagai suatu tingkatan dimana karyawan memenuhi atau mencapai persyaratan kerja yang ditentukan. Kinerja merupakan catatan outcome yang dihasilkan dari suatu pekerjaan atau kegiatan tertentu selama satu periode waktu tertentu.

Jadi dapat disimpulkan bahwa kinerja karyawan adalah hasil kerja yang dicapai seseorang atau sekelompok orang, sesuai dengan wewenang atau tanggung jawab masing-masing karyawan selama periode waktu tertentu.

Masalah Kasus

Apakah Kepemimpinan Transformasional mempunyai pengaruh terhadap kinerja karyawan ?

B. PEMBAHASAN

Gambaran Umum Lokasi Penelitian

PT. Jati Agung Arsitama merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang jasa pemborong bangunan, industri mebel kayu jati, dan perdagangan umum. PT. Jati Agung Arsitama berlokasi di Jalan Raya Grogol Sukoharjo No. 52. Perusahaan ini berdiri pada tanggal 28 Mei 1975 dengan nama CV. Jati Agung melalui Akta Notaris No. 12 oleh Maria Theresia Budi Santoso, SH. CV. Jati Agung juga bergerak dalam bidang pemborong bangunan dan kayu jari. Kemudian pada tanggal 14 Agustus 1989 CV. Jati Agung berubah nama menjadi PT. Jati Agung dengan Akta Notaris No. 27 oleh Ny. Sri Widadi dan Adi Sucipto, SH. Selanjutnya pada tanggal 15 Nopember 1990 berubah nama lagi menjadi PT. Jati Agung Arsitama. Sebagai salah satu perusahaan ekspor, produk PT. Jati Agung Arsitama memiliki mutu yang tinggi, mulai dari bangunan, mebel meja kursi, rak, almari, dan sebagainya. Produk yang dibuat kebanyakan berbentuk seni klasik karena produk tersebut disukai di pasar ekspor. Namun demikian, PT. Jati Agung Arsitama juga melayani konsumen dari dalam negeri dan lokal. Penelitian dengan Metode Kuesioner, Metode Interview dan metode dokumentasi. Analisis data yang di lakukan uji t dimaksudkan untuk mengetahui apakah secara individu variabel independen mempunyai pengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen, dengan asumsi variabel independen lainnya konstan (Djarwanto PS, 1996).

Hasil pengujian hipotesis pertama dengan uji t memperoleh nilai thitung = 4,223 diterima pada taraf signifikansi 5% (p