Metpen Kel 5 Makalah

download Metpen Kel 5 Makalah

of 32

description

cjoooo

Transcript of Metpen Kel 5 Makalah

  • 5/20/2018 Metpen Kel 5 Makalah

    1/32

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang

    Dalam penelitian kuantitatif, peneliti akan menggunakan instrumenuntuk

    mengumpulkan data, sedangkan dalam penelitian kulitatif naturalistic peneliti

    akan lebih banyak menjadi instrumen karena dalam penelitian kulitatif merupakan

    key instruments.

    Instrumen penelitian digunakan untuk mengukur nilai variabel yang

    diteliti. Dengan demikian jumlah instrumen yang akan digunakan untuk penelitian

    akan tergantung pada jumlah variabel yang diteliti. Bila variabel penelitiannya

    lima, maka jumlah instrumen yang digunakan untuk penelitian juga lima.

    Instrumen instrumen penelitian sudah ada yang dibakukan, tetapi masih ada

    yang harus dibuat peneliti sendiri. Karena instrumen penelitian akan digunakan

    untuk melakukan pengukuran dengan tujuan menghasilkan data kuantitatif yang

    akurat, maka setiap instrumen perlu diuji terlebih dahulu. Bagaimana cara

    pengujian instrumen tersebut? Untuk menjawab pertanyaan tersebut, kelompok

    kami akan mengemukan pembahasan mengenai cara Pengujian Instrumen yang

    berkenaan dengan pengujian validitas dan reabilitas.

    B. Rumusan Masalah

    1. Bagaimana cara pengujian instrumen?

    2. Apa yang dimaksud dengan pengujian validitas instrumen?

    3. Apa yang dimaksud dengan pengujian reabilitas instrumen?

    C.

    Tujuan

    1. Mengetahui cara pengujian instrumen.

    2. Mengetahui tentang pengertian pengujian validitas isntrumen.

    3.

    Mengetahui tentang pengertian pengujian reabilitas instrumen.

  • 5/20/2018 Metpen Kel 5 Makalah

    2/32

    BAB II

    PEMBAHASAN

    A. Validitas dan Reliabilitas Instrumen

    Dalam hal ini perlu dibedakan antara hasil penelitian yang valid dan

    reliable dengan instrumen yang valid dan reliabel. Hasil penelitian yang valid bila

    terdapat kesamaan antara data yang terkumpul dengan data yang sesungguhnya

    teradi pada obyek yang diteliti. Kalau dalam obyek berwarna merah, sedangkan

    data yang terkumpul memberikan data berwarna putih maka hasil penelitian tidak

    valid. Selanjutnya hasil penelitian yang reliabel, bila terdapat kesamaan data

    dalam waktu yang berbeda. Kalau dalam obyek kemarin berwarna merah, maka

    sekarang dan besok tetap berwarna merah.

    Instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan

    data (mengukur) itu valid. Valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan

    untuk mengukur apa yang seharusnya diukur. Meteran yang valid dapat

    digunakan untuk mengukur panjang dengan teliti, karena meteran memang alat

    untuk mengukur panjang. Meteran tersebut menjadi tidak valid jika digunakan

    untuk mengukur berat. Instrumen yang reliabel adalah instrumen yang bila

    digunakan beberapa kali untuk mengukur obyek yang sama, akan menghasilkan

    data yang sama. Alat ukur panjang dari karet adalah contoh instrumen yang tidak

    reliabel / konsisten.

    Dengan menggunakan instrumen yang valid dan reliabel dalam

    pengumpulan data, maka diharapkan hasil penelitian akan menjadi valid dan

    reliabel. Jadi instrumen yang valid dan reliabel merupakan syarat mutlak untuk

    mendapatkan hasil penelitian yang valid dan reliabel. Hal ini tidak berarti bahwa

    dengan menggunakan instrumen yang telah teruji validitas dan reabilitasnya,

    otomatis hasil (data) penelitian menjadi valid dan reliabel. Hal ini masih akan

    dipengaruhi oleh kondisi obyek yang diteliti, dan kemampuan orang yang

    menggunakan instrumen untuk mengumpulkan data. Oleh karena itu peneliti

    harus mampu mengendalikan obyek yang diteliti dan meningkatkan kemampuan

    dan menggunakan instrumen untuk mengukur variabel yang diteliti.

  • 5/20/2018 Metpen Kel 5 Makalah

    3/32

    Instrumen instrumen dalam ilmu alam, misalnya meteran, thermometer,

    timbangan, biasanya telah diakui validitasnya dan reliabilitasnya (kecuali

    instrumen yang sudah rusak dan oalsu). Instrumeninstrumen ini dapat dipercaya

    validitas dan reliabilitasnya karena sebelum instrumen itu digunakan / dikeluarkan

    dari pabrik telah diuji validitas dan reliabilitasnya / ditera.

    Instrumen instrumen dalam ilmu sosial sudah ada yang baku (standar),

    karena telah teruji validitas dan reliabilitasnya, tetapi banyak juga yang belum

    baku bahkan belum ada. Untuk itu maka peneliti harus mampu menyusun sendiri

    instrumen setiap penelitian dan menguji validitas dan reliabilitasnya. Instrumen

    yang tidak teruji validitas dan reliabilitasnya bila digunakan untuk penelitian akan

    menghasilkan data yang sulit dipercaya kebenarannya.

    Instrumen yang reliabel belum tentu valid. Meteran yang putus dibagian

    ujungnya, bila digunakan berkali kali akan menghasilkan data yang sama

    (reliabel) tetapi selalu tidak valid. Hal ini disebabkan karena instrumen (meteran)

    tersebut rusak. Penjual jamu berbicara di mana mana kalau obatnya manjur

    (reliabel) tetapi selalu tidak valid, karena kenyataannya jamunya tidak manjur.

    Reliabilitas instrumen merupakan syarat untuk pengujian validitas instrumen.

    Oleh karena itu, walaupun instrumen yang valid, umumnya reliabel, tetapi

    pengujian reliabilitas instrumen perlu dilakukan.

    Pada dasarnya terdapat dua macam instrumen, yaitu instrumen yang

    berbentuk test untuk mengukur prestasi belajar dan instrumen yang nontest untuk

    mengukur sikap. Instrumen yang berupa test jawabannya adalah salah atau

    benar, sedangkan instrumen sikap jawabannya tidak ada yang salah atau benar

    tetapi bersifat positif dan negatif. Skema tentang instrumen yang baik dan cara

    pengujiannya ditunjukkan pada gambar 1.

    Pada gambar tersebut ditunjukkan bahwa instrumen yang baik, (yang

    berupa test mauppun nontest) harus valid dan reliabel. Instrumen yang valid harus

    mempunyai validitas internal dan eksternal. Instrumen yang mempunyai validitas

    internal atau rasional, bila kriteria yang ada dalam instrumen secara rasional

    (teoritis) telah mencerminkan apa yang diukur. Jadi kriterianya ada di dalam

    instrumen itu. Instrumen yang mempunyai validitas eksternal bila kriteria di

  • 5/20/2018 Metpen Kel 5 Makalah

    4/32

    dalam instrumen disusun berdasarkan faktafakta empiris yang telah ada. Kalau

    validitas internal instrumen dikembangkan menurut teori yang relevan, maka

    validitas eksternal instrumen dikembangkan dari fakta empiris. Misalnya akan

    mengukur kinerja (performance) sekelompok pegawai, maka tolak ukur (kriteria)

    yang digunakan didasarkan pada tolak ukur yang telah ditetapkan dikepegawaian

    itu. Sedangkan validitas internal dikembangkan dari teori teori tentang kinerja.

    Untuk itu penyusunan instrumen yang baik harus memperhatikan teori dan fakta

    di lapangan.

    Gambar 1. Skema Tentang Instrumen dan CaraCara Pengujian Validitas

    dan Reliabilitas.

  • 5/20/2018 Metpen Kel 5 Makalah

    5/32

    Penelitian yang mempunyai validitas internal, bila data yang dihasilkan

    merupakan fungsi dari rancangan dan istrumen yang digunakan. Instrumen

    tentang kepemimpinan akan menghasilkan data kepemimpinana, bukan motivasi.

    Penelitian yang mempunyai validitas ekstrenal bila, hasil penelitian dapat

    diterapkan pada sampel yang lain, atau hasil penelitian itu dapat digeneralisasikan.

    Validitas internal instrumen yang berupa test harus memenuhi construct

    validity(validitas konstruksi) dan content validity(validitas isi). Sedangkan untuk

    instrumen yang nontest yang digunakan untuk mengukur sikap cukup memenuhi

    validitas konstruksi (construct). Sutrisno Hadi (1986) menyamakan construct

    validity sama dengan logical validity atau validity by definition. Instrumen yang

    mempunyai validitas konstruksi, jika instrumen tersebut dapat digunakan untuk

    mengukur gejala sesuai dengan yang didefinisikan. Misalnya akan mengukur

    efektivitas organisasi, maka perlu didefinisikan terlebih dahulu efektivitas

    organisasi. Setelah itu disiapkan instrumen yang digunakan untuk mengukur

    efektivitas organisasi sesuai dengan definisi yang telah dirumuskan itu. Untuk

    melahirkan definisi, maka diperlukan teori teori. Dalam hal ini Sutrisno Hadi

    menyatakan bahwa bila bangunan teorinya sudah benar, maka hasil pengukuran

    dengan alat ukur (instrumen) yang berbasis pada teori itu sudah dipandang sebagai

    hasil yang valid.

    Instrumen yang harus mempunyai validitas isi (content validity) adalah

    isnstrumen yang berbentuk test yang sering digunakan untuk mengukur perstasi

    belajar (achievement) dan mengukur efektivitas pelaksanaan program dan tujuan.

    Untuk menyusun instrumen prestasi belajar yang mempunyai validitas isi (content

    validity), maka isntrumen harus disusun berdasarkan materi pelajaran yang telah

    diajarkan. Sedangkan instrumen yang digunakan untuk mengetahui pelaksanaan

    program, maka instrumen disusun berdasarkan program yang telah direncanakan.

    Selanjutnya instrumen yang digunakan untuk mengukur tingkat tercapainya tujuan

    (efektivitas) maka instrumen harus disusun berdasarkan tujuan yang telah

    dirumuskan.

  • 5/20/2018 Metpen Kel 5 Makalah

    6/32

    B.

    Pengujian Validitas Instrumen

    1. Pengujian Validitas Konstrak (Construct Validity)

    Untuk menguji validitas konstrak, dapat digunakan pendapat dari ahli

    (judgment expert). Dalam hal ini setelah instrument dikonstruksi tentang aspek

    aspek yang akan diukur dengan berlandaskan teori tertentu, maka selanjutnya

    dikonsultasikan dengan ahli. Para ahli diminta pendapatnya tentang instrument

    yang telah disusun itu. Mungkin para ahli akan memberi keputusan: instrumen

    dapat digunakan tanpa perbaikan, ada perbaikan, dan mungkin dirombak total.

    Jumlah tenaga ahli yang digunakan minimal tiga orang dan umumnya mereka

    yang telah bergelar doctor sesuai dengan lingkup yang diteliti.

    Setelah pengujian konstrak dari ahli dan berdasarkan pengalaman empiris

    di lapangan selesai, maka diteruskan dengan uji coba instrument. Instrumen

    tersebut dicobakan pada sampel dari mana populasi diambil (pengujian

    pengalaman empiris ditunjukkan pada pengujian validitas eksternal). Jumlah

    anggota sampel yang digunakan sekitar 30 orang. Setelah data ditabulasikan,

    maka pengujian validitas konstruksi dilakukan dengan analisis faktor, yaitu

    dengan mengkorelasikan antar skor item instrument dalam suatu faktor, dan

    mengkorelasikan skor faktor dengan skor total. Berikut ini diberikan contoh

    analisis faktor untuk menguji construct validity.

    Misalkan akan dilakukan pengujian construct validity melalui analisis

    faktor terhadap instrument untuk mengukur prestasi kerja guru. Jadi dalam hal ini

    variabel penelitiannya adalah prestasi kerja. Berdasarkan teori dan hasil

    konsultasi ahli, indicator prestasi kerja pegawai meliputi dua faktor yaitu: kualitas

    hasil kerja dan kecepatan kerja. Selanjutnya indikator (faktor) kecepatan kerja

    dikembangkan menjadi tiga pernyataan, dan kualitas hasil kerja dikembangkan

    menjadi 4 butir pernyataan. Instrumen yang terdiri dari 7 butir pertanyaan

    tersebut, selanjutnya diberikan kepada 5 guru sebagai responden untuk

    menjawabnya. (Dalam prakteknya menggunakan sekitar 30 responden) Jawaban 7

  • 5/20/2018 Metpen Kel 5 Makalah

    7/32

    responden ditunjukkan pada tabel 1. Arti angka 4 berarti sangat tinggi, 3 tinggi, 2

    rendah, 1 sangat rendah prestasinya.

    Seperti telah dikemukakan bahwa, analisis faktor dilakukan dengan cara

    mengkorelasikan jumlah skor faktor dengan skor total. Bila korelasi tiap faktor

    tersebut positif dan besarnya 0,3 ke atas maka faktor tersebut merupakan construct

    yang kuat. Jadi berdasarkan analisis faktor itu dapat disimpulkan bahwa

    instrument tersebut memiliki validates konstruksi yang baik.

    Tabel 1. Data Prestasi Kerja 7 Pegawai

    No.

    Res.

    Skor Faktor 1 untuk

    butir No:Jml 1

    (X1)

    Skor Faktor 2 untuk butir No: Jml 2

    (X2)

    Jml

    Total

    Y1 2 3 1 2 3 4

    1. 3 4 3 10 3 3 2 4 12 22

    2. 4 3 2 9 4 3 4 4 15 24

    3. 1 2 1 4 3 2 1 2 8 12

    4. 3 3 3 9 4 4 3 3 14 23

    5. 2 2 4 8 3 1 2 1 7 15

    Berdasarkan tabel 2. telah dihitung bahwa korelasi antara jumlah faktor

    1(X1) dengan skor total (Y) = 0,85 dan korelasi antara jumlah faktor 2(X2) dengan

    skor total (Y) = 0,94. Karena koefisien korelasi ke dua faktor tersebut di atas 0,30,

    maka dapat disimpulkan bahwa kualitas hasil kerja dan kecepatan kerja

    merupakan konstruksi (construct) yang valid untuk variabel prestasi kerja

    pegawai.

    Selanjutnya apakah setiap butir dalam instrumen itu valid atau tidak, dapat

    diketahui dengan cara mengkorelasikan antara skor butir dengan skor total (Y).

    Jadi untuk keperluan ini ada tujuh koefisien korelasi yang perlu dihitung. Bila

    harga korelasi di bawah 0,30, maka dapat disimpulkan bahwa butir instrumen

    tersebut tidak valid, sehingga harus diperbaiki atau dibuang.

  • 5/20/2018 Metpen Kel 5 Makalah

    8/32

    Dari hasil perhitungan diketahui bahwa korelaai ke tujuh butir instrumen

    dengan skor total ditunjukkan pada tabel 2. berikut:

    Tabel 2. Hasil Pengujian Validitas Konstuk

    No. r hitung r kristis Keputusan

    r1y 0,95 0,30 valid

    r2y 0,79 0,30 valid

    r3y 0,22 0,30 tidak valid

    r4y 0,73 0,30 valid

    r5y 0,79 0,30 valid

    r6y 0,84 0,30 valid

    r7y 0,83 0,30 valid

    Berdasarkan tabel 2. berikut dapat diketahui, bahwa butir no 3(faktor 1)

    tidak valid, karena korelasi butir tersebut dengan skor total hanya 0,22 (di bawah r

    kritis 0,3). Butir tersebut tidak selaras dengan butir yang lain.

    Pengujian seluruh butir instrumen dalam satu variabel dapat juga

    dilakukan dengan mencari daya pembeda skor tiap item dari kelompok yang

    memberikan jawaban tinggi dan jawaban rendah. Dalam hal ini Masrun (1979)

    menyatakan bahwa analisis untuk mengetahui daya pembeda, sering juga

    dinamakan analisis untuk mengetahui validitas item. Jumlah kelompok yang

    tinggi diambil 27% dan kelompok yang rendah diambil 27% dari sampel uji coba.

    Pengujian analisis daya pembeda dapat menggunakan t-test. Berikut ini diberikan

    contoh analisis daya pembeda untuk menguji validitas instrumen.

    Contoh:

    Suatu instrumen penelitian akan digunakan untuk mengukur kinerja

    Kepala Dinas Kabupaten. Instrumen tersebut telah dikonsultasikan kepada para

    ahli kinerja Kepala Dinas. Berdasarkan 25 responden tersebut dapat

    dikelompokkan 27% responden yang memberikan skor tinggi dan 27% skor

  • 5/20/2018 Metpen Kel 5 Makalah

    9/32

    rendah (27% responden berarti 0,27 x 25 = 7), seperti tertera dalam tabel 3.

    berikut.

    Tabel 3. Kelompok Skor Tinggi dan Rendah Pada Instrumen Untuk Mengukur

    Kinerja Kepala Dinas

    Skorskor Kelompok Tinggi Skorskor Kelompok Rendah

    126 81

    128 96

    135 104

    135 107

    135 108

    140 108

    142 109

    Untuk menguji daya pembeda secara signifikan digunakan rumus t-test

    sebagai berikut.

    Dimana:

    ( ) ( )( ) Berdasarkan data yang ada pada tabel 3. di atas dan rumus tersebut, maka

    varian gabungan (Sgab) dapat dihitung.

  • 5/20/2018 Metpen Kel 5 Makalah

    10/32

    ( ) ( )

    ( )

    Sgab = 8,4 (selanjutnya dimasukkan ke dalam rumus t).

    Jadi t hitung = 7,37.

    Untuk mengetahui apakah perbedaan itu signifikan atau tidak maka harga thitung tersebut perlu dibandingkan dengan harga t tabel.Bila t hitung lebih besar

    dengan t tabel, maka perbedaan itu signifikan, sehingga instrumen dinyatakan

    valid.

    Berdasarkan tabel t (tabel II dalam lampiran), dapat diketahui bahwa bila

    tingkat kesalahan 5%, dengan dk 12, maka harga t tabel = 1,78. (dk = n1+ n22 =

    7 + 72 = 12). Ternyata harga t hitung 7,37 jauh lebih besar daripada t tabel 1,78

    sehingga dapat dinyatakan terdapat perbedaan yang signifikan antara kelompok

    skor tinggi (X1) dan kelompok rendah (X2). Hal ini dapat disimpulkan bahwa

    instrumen tersebut valid.

    Pengujian validitas dengan uji beda ini didasarkan asumsi bahwa

    kelompok responden yang digunakan sebagai uji coba berdistribusi normal.

    Dengan demikian kelompok skor tertinggi dan rendah harus berbeda secara

    signifikan, sesuai dengan bentuk kurve normal.

    2.

    Pengujian Validitas Isi (Content Validity)

    Untuk instrumen yang berbentuk test, pengujian validitas ini dapat

    dilakukan dengan membandingkan antara isi instrumen dengan materi pelajaran

    yang telah diajarkan. Seorang dosen yang memberi ujian di luar pelajaran yang

    telah ditetapkan, berarti instrumen ujian tersebut tidak mempunyai validitas isi.

  • 5/20/2018 Metpen Kel 5 Makalah

    11/32

    Untuk instrumen yang akan mengukur efektivitas pelaksanaan program, maka

    pengujian validitas isi dapat dilakukan dengan membandingkan antara isi

    instrumen dengan isi atau rancangan yang telah ditetapkan.

    Secara teknis pengujian validitas konstrak dan validitas ini dapat dibantu

    dengan menggunakan kisikisi instrumen, atau matrik pengembangan instrumen.

    Dalam kisi kisi itu terdapat variabel yang diteliti, indikator sebagai tolak ukur

    dan nomor butir (item) pertanyaan atau pernyataan yang telah dijabarkan dari

    indikator. Dengan kisi kisi instrumen itu maka pengujian validitas dapat

    dilakukan dengan mudah dan sistematis.

    Pada setiap instrumen baik test maupun nontest terdapat butir butir

    (item) pertanyaan atau pernyataan. Untuk menguji validitas butirbutir instrumen

    lebih lanjut, maka setelah dikonsultasikan dengan ahli, maka selanjutnya

    diujicobakan, dan dianalisis dengan analisis item atau uji beda (seperti contoh di

    atas). Analisis item dilakukan dengan menghitung korelasi antara skor butir

    instrumen dengan skor total dan uji beda dilakukan dengan menguji signifikansi

    perbedaan antara 27% skor kelompok atas dan 27% skor kelompok bawah.

    3. Pengujian Validitas Eksternal

    Validitas eksternal instrumen diuji dengan cara membandingkan (untuk

    mencari kesamaan) antara criteria yang ada pada instrumen dengan fakta fakta

    empiris yang terjadi di lapangan. Misalnya instrumen untuk mengukur kinerja

    sekelompok pegawai, maka kriteria kinerja pada isntrumen itu dibandingkan

    dengan catatancatatan di lapangan (empiris) tentang kinerja pegawai yang baik.

    Bila telah terdapat kesamaan antara kriteria dalam instrumen tersebut mempunyai

    validitas eksternal yang tinggi.

    Instrumen penelitian yang mempunyai validitas eksternal yang tinggi akan

    mengakibatkan hasil penelitian mempunyai validitas eksternal yang tinggi pula.

    Penelitian mempunyai validitas eksternal bila hasil penelitian dapat

  • 5/20/2018 Metpen Kel 5 Makalah

    12/32

    digeneralisasikan atau diterapkan pada sampel lain dalam populasi yang diteliti.

    Untuk meningkatkan validitas eksternal instrumen, maka dapat dilakukan dengan

    memperbesar jumlah sampel.

    C. Pengujian Reabilitas Instrumen

    Reliabilitas menunjuk pada satu pengertian bahwa suatu instrumen cukup

    dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen

    tersebut sudah baik. Instrumen yang baik tidak akan bersifat tendensius

    mengarahkan responden untuk memilih jawaban-jawaban tertentu. Instrumen

    yang sudah dapat dipercaya, yang reliabel akan menghasilkan data yang dapat

    dipercaya juga. Apabila datanya memang benar sesuai dengan kenyataannya,

    maka berapa kalipun diambil, tetap akan sama. Reliabilitas menunjuk pada tingkat

    keterendalan sesuatu. Reliabilitas artinya, dapat dipercaya, jadi dapat diandalkan.

    Pengertian umum menyatakan bahwa instrumen penelitian harus reliabel.

    Dengan pengertian ini sebenarnya kita dapat salah arah (mis leading). Yang

    diusahakan dapat dipercaya adalah datanya, bukan semata-mata instrumennya.

    Ungkapan yang mengatakan bahwa instrumen tersebut cukup baik sehingga

    mampu mengungkap data yang bisa dipercaya. Apabila pengertian ini sudah

    tertangkap maka akan tidak begitu menjumpai kesulitan dalam menentukan cara

    menguji reliabilitas instrumen.

    Secara garis besar ada dua jenis reliabilitas, yaitu reliabilitas eksternal dan

    reabilitas internal. Seperti halnya pada pembicaraan validitas, dua nama ini

    sebenarnya menunjuk pada cara-cara menguji tingkat reliabilitas instrumen. Jika

    ukuran atau kriteriumnya berada di luar instrumen maka dari hasil pengujian ini

    diperoleh reliabilitas eksternal. Sebaliknya jika perhitungan dilakukan

    berdasarkan data dari instrumen tersebut saja, akan menghasilkan reabilitas

    internal.

    a. Reabilitas Eksternal

  • 5/20/2018 Metpen Kel 5 Makalah

    13/32

    Ada dua cara untuk menguji reliabilitas eksternal sesuatu instrumen yaitu

    dengan teknik paralel dan teknik ulang. Apabila peneliti ingin menggunakan

    teknik pertama yakni teknik paralel, peneliti mau tidak mau harus menyusun dua

    stel instrumen. Kedua instrumen tersebut sama-sama diujicobakan kepada

    sekelompok responden saja (responden mengerjakan dua kali) kemudian hasil dari

    dua kali tes uji coba tersebut dikolerasikan, dengan teknik kolerasi product-

    moment atau kolerasi person. Dari data dua kali uji coba dari dua instrumen yang

    satu dipandang sebagai nilai X, yang satu Y. Tinggi rendahnya indeks kolerasi

    inilah yang menunjukkan tinggi rendahnya reliabilitas instrumen. Oleh karena

    dalam menggunakan teknik ini peneliti mempunyai dua instrumen dan melakukan

    dua kali tes, maka disebut teknik double test double trial.

    Teknik reliabilitas eksternal kedua adalah teknik ulang. Dengan

    menggunakan teknik ini peneliti hanaya menyusun satu perangkat instrumen.

    Instrumen tersebut diujicobakan kepada sekelompok responden, hasilnya dicatat.

    Pada kali lain instrumen tersebut diberikan kepada kelompok yang semua untuk

    dikerjakan lagi, dan hasil yang kedua juga dicatat. Kemudian kedua hasil tersebut

    dikorelasikan. Dengan teknik ini peneliti hanya menggunakan satu tes tetapi

    dilaksanakannya dua kali uji coba. Maka teknik ini juga disebut sebagai teknik

    single test double trial.

    b. Reliabilitas Internal

    Kalau reliabilitas eksternal diperoleh dengan cara mengolah hasil

    pengetesan yang berbeda, baik dari instrumen yang berbeda maupun yang sama,

    reliabilitas internal diperoleh dengan cara menganalisis data dari satu kali hasil

    pengetesan. Ada bermacam-macam cara untuk mengetahui reliabilitas internal.

    Pemilihan sesuatu teknik didasarkan atas bentuk instrumen maupun selera

    peneliti. Kadang-kadang penggunaan teknik yang berbeda mengasilkan indeks

    reliabilitas yang berbeda pula. Hal ini wajar saja karena kadang-kadang

    dipengaruhi oleh sifat atau karakteristik datanya sehingga dalam penghitungan

    diperoleh angka berbeda sebagai akibat pembulatan angka. Namun demikian

  • 5/20/2018 Metpen Kel 5 Makalah

    14/32

    untuk beberapa teknik, diperlukan persyaratan-persyaratan tertentu sehingga

    peneliti begitu saja memilih teknik-teknik tersebut.

    Berbagai teknik mencari reliabilitas yaitu sebagai berikut :

    1. Mencari reliabilitas dengan rumus Spearman-Brown

    Dalam menghitung reliabilitas dengan teknik ini peneliti harus melalui

    langkah membuat tabel analisis butir soal atau butir pertanyaan. Dari

    analisi ini skor-skor dikelompokkan menjadi dua berdasarkan belahan

    bagian soal. Ada dua cara membelah yaitu belah ganjil-genap dan

    belah awal-akhir. Oleh karena inilah maka teknik Spearman-Brown

    dalam mencari reliabilitas juga disebut teknik belah dua.

    Dengan tekni belah dua ganjil-genap peneliti mengelompokkan skor

    butir bernomor ganjil sebagai belahan pertama dan kelompok buti

    bernomor genap sebagai skor belahan kedua. Langkah selanjutnya

    adalah mengkorelasikan skor belahan pertama dengan skor belahan

    kedua, dan akan diperoleh harga rxy. Oleh karena indeks korelasi yang

    diperoleh baru menunjukkan hubungan antara dua belahan instrumen,

    maka untuk memperoleh indeks reliabilitas soal masih harus

    menggunakan rumus Spearman-Brown, yaitu:

    (

    )Dengan keterangan :

    r11 = reliabilitas instrumen

    = rxy yang disebutkan sebagai indeks korelasi antara duabelahan instrumen

  • 5/20/2018 Metpen Kel 5 Makalah

    15/32

    Jika sudah memperoleh angka reliabilitas, langkah selanjutnya adalah

    mengkonsultasikan harga tersebut dengan r product moment.

    2. Mencari reliabilitas dengan rumus Flanagan

    Untuk mencari reliabilitas instrumen dengan menggunakan rumus

    Flanagan, kita juga harus melakukan analisis butir dahulu dan

    menggunakan teknik belah dua ganjil-genap. Rumusnya adalah

    sebagai berikut.

    ( )Dengan keterangan:

    r11 = reliabilitas instrumen

    = varians belahan pertama (varian skor butir-butir ganjil) = varians belahaan kedua (varian skor butir-butir genap) = varians skor totalUntuk semua varians rumusnya adalah:

    ()

    Kadang-kadang V ditulis dengan S2, karena varians adalah standatr

    deviasi kuadrat.

    Jika sudah memperoleh angka reliabilitas, langkah selanjutnya adalah

    mengkonsultasikan harga tersebut dengan r product moment.

    3. Mencari reliabilitas dengan rumus Rulon

  • 5/20/2018 Metpen Kel 5 Makalah

    16/32

    Untuk menguji reliabilitas instrumen dengan rumus Rulon, kita juga

    harus melalui langkah analisis butir.

    Rumusnya adalah :

    Dengan keterangan:

    r11 = reliabilitas instrumen

    = varians total atau varians skor total = varians (varians difference)d =skor pada belahan awal dikurang skor pada belahan akhir.

    Untuk memperjelas keterangan, dalam perhitungan ini perlu dikutip

    skor belahan awal dan skor belahan akhir dari tabel analisi butir yangsudah digunakan.

    Jika sudah memperoleh angka reliabilitas, langkah selanjutnya adalah

    mengkonsultasikan harga tersebut dengan r product moment.

    Mencari reliabilitas dengan menggunakan teknik belah dua ini sangat

    digemari oleh peneliti, khususnya para mahasiswa yang melakukan penelitian

    skripsi atau tesis. Kesalahan umum yang seringkali ada yakni bahwa paramahasiswa tersebut menggunakan reknik belah dua tanpa mengingat persyaratan

    yang seharusnya dipenuhi.

    Sekurang-kurangnya ada dua persyaratan pokok yang harus dipenuhi

    terlebih dahulu sebelum menentukan teknik pengujian reliabilitas instrumen

    dengan teknik dua, yaitu:

  • 5/20/2018 Metpen Kel 5 Makalah

    17/32

    1)

    Banyaknya butir pertanyaan atau butir soal dalam instrumen harus

    genap agar dapat dibelah

    2) Antara belahan pertama dengan belahan kedua harus seimbang.

    Persyaratan pertama barangkali tidak begitu sulit dipenuhi. Tetapi

    persyaratan kedua betul-betul membutuhkan pertimbangan dan kecermatan dari

    pihak penenliti. Mahasiswa sering hanya mempertimbangkan persyaratan pertana

    begitu saja menganngap bahwa belahan pertama dan kedua sudah seimbang, atau

    bahkan melupakan persyaratan itu.

    Belahan instrumen dikatakan seimabang jika jumlah butir pertanyaannya

    sama dan pertanyaan tersebut mengungkap aspek yang sama. Untuk memperoleh

    belahan yang seimbang peneliti harus sudah merancang sejak instrumen tersebut

    disusun. Sebagai usaha hati-hati, peneliti membuat pertanyaan dalam jumlah

    genap untuk setiap aspek atau faktor. Dengan demikian, letak butir dapat disebar

    sedemikian rupa agar kalau dalam analisis data akan melakukan pembelahan

    sudah diketahui dengan pasti manakah pasangan-pasangan butir pertanyaannya.

    Itulah sebabnya perencanaan penelitian harus terpadu dalam memperhatikan

    variabel, pembuatan instrumen, uji coba, pengujian reliabilitas, analisi data, dan

    sebagainya.

    4. Mencari reliabilitas dengan rumus K-R 20

    Apabila peneliti memiliki instrumen dengan jumlah butir pertanyaan

    ganjil, maka peneliti tersebut tidak mungkin menggunakan teknik belah dua untuk

    pengujian reliabilitasnya. Untuk ini maka ia boleh menggunakan rumus K-R 20.

    Rumus :

    ( )( )Dengan keterangan :

  • 5/20/2018 Metpen Kel 5 Makalah

    18/32

    r11 = reliabilitas instrumen

    = varians skor totalk = banyaknya butir pertanyaan

    p = proporsi subjek yang menjawab betul pada sesuatu butir

    (proposi subjek yang mendapat skor 1).

    p =

    q = ()

    Jika sudah memperoleh angka reliabilitas, langkah selanjutnya adalah

    mengkonsultasikan harga tersebut dengan r product moment.

    5.

    Mencari Reliabilitas dengan rumus K-R. 21

    K-R adalah singkatan dari Kuder dan Richardson, dua orang ahlimatematika dan statistik yang banyak menemukan rumus-rumus. Dua buah rumus

    yang digunakan untuk mencari reliabilitas instrumen penelitian adalah rumus K-

    R.20 dan K-R.21. Rumus K-R.21

    ( )( ( )Dengan keterangan:

    r11 = reliabilitas instrumen

    k = banyaknya butir soal atau butir pertanyaan

    m = skor rata-rata

    Vt = varians total.

    6.

    Mencari reliabilitas dengan rumus Hoyt

  • 5/20/2018 Metpen Kel 5 Makalah

    19/32

    Untuk instrumen yang penyekorannya 1 dan 0 masih ada lagi cara lain

    untuk mengetahui reliabilitasnya yaitu dengan rumus Hoyt. Rumusnya ada dua

    macam, yaitu:

    atau Dengan keterangan:

    = reliabilitas instrumen = Varians responden = Varians sisa

    Untuk mencari reliabilitas instrumen langkah-langkah yang dilalui adalah

    sebagai berikut:

    Langkah 1Mencari jumlah kuadrat responden dengan rumus:

    () ()( )Dengan keterangan:

    JK(r) = jumlah kuadrat responden

    k = banyaknya butir pertanyaan

    N = banyaknya responden atau subjek

    Xt = skor total setiap responden.

    Langkah 2 Mencari jumlah kuadrat butir dengan rumus:

    ()

    ( )

    ( )

  • 5/20/2018 Metpen Kel 5 Makalah

    20/32

    Dengan keterangan:

    JK(b) = jumlah kuadrat butir.

    = jumlah kuadrat jawab benar seluruh butir( )= kuadrat dari jumlah skor totalLangkah 3Mencari jumlah kuadrat total dengan rumus

    () ( )( )( ) ( )Dengan keterangan:

    JK(t) = jumlah kuadrat total

    = jumlah jawab benar seluruh butir

    = jumlah jawab salah seluruh butir

    Langkah 4 Mencari jumlah kuadrat sisa dengan rumus:

    () () () ()Langkah 5 Mencari varians responden dan varians dengan

    menggunakan tabel F

    Langkah 6 Memasukkan kedalam rumus r11.

    7. Mencari reliabilitas dengan rumus Alpha

    Enam jenis teknik untuk mencari reliabilitas yang sudah dibicarakan hanya

    dapat digunakan untuk mencari reliabilitas instrumen yang skornya 1 dan 0. Jika

    dihubungkan dengan pengertian variabel, hanya untuk skor dengan variabel

    diskrit. Banyak pertanyaan diajukan oleh peneliti pemula bagaimana cara mencari

    reliabilitas instrumen yang skornya merupakan rentangan antara beberapa nilai

  • 5/20/2018 Metpen Kel 5 Makalah

    21/32

    (misalnya 0-10 atau 0-100) atau yang berbentuk skala 1-3, 1-5 atau 1-7 dan

    seterusnya. Beberapa peneliti mengambil langkah pintas yakni mengubah skor

    bukan 1 dan 0 menjadi 1 dan 0 misalnya jika skornya antara 1 sampai dengan 5,

    asal skor lebih dari, diberi skor baru 1 dan kalau kurang, dari diberi skor 0.

    Rumus Alpha digunakan untuk mencari reliabilitas instrumen yang

    skornya bukan 1 dan 0, misalnya angket atau soal bentuk uraian.

    Rumus Alpha:

    ( )( )Dengan keterangan:

    r11 = reliabilitas instrumen

    k = banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal

    = jumlah varians butir = varians soal.Demikian cara-cara untuk menguji reliabilitas instrumen yang dilakukan

    dengan rumus-rumus statistik. Instrumen yang berbentuk tes prestasi belajar

    angket yang diskor dengan 1 dan 0 yakni tes bentuk objektif dan angket yang

    dijawab dengan Ya dan Tidak diuji reliabilitasnya dengan teknik dan rumus-

    rumus tersebut. Untuk tes prestasi belajar yang berbentuk uraian atau angket dan

    skala bertingkat (rating scale)diuji dengan rumus Alpha.

    Peneliti pemula kadang-kadang salah tafisr dengan cenderung

    mengutamakan kualitas instrumen, dan melupakan makna bahwa sebenarnya yang

    dituju adalah kualitas data. Seharusnya perhatian peneliti bukan ditujukan kepada

    instrumen. Instrumen hanyalah alat. Yang penting dalam penelitian adalah data

    yang benar, data yang reliabel, data yang sesuai dengan keadaan sebenarnya.

  • 5/20/2018 Metpen Kel 5 Makalah

    22/32

    Apabila peneliti sudah memusatkan perhatiannya pada kebenaran data,

    maka masalah prosedur pengujian reliabilitas instrumen menjadi nomor dua. Kini

    perhatian peneliti mengarah pada pemikiran bagaimana cara myakinkan diri

    bahwa data yang diperolehnya sudah benar. Untuk keperluan ini peneliti bisa

    menggunakan logika demikian.

    Kebenaran data yang diperoleh dari wawancara dengan guru dapat

    dicek melalui dokumentasi atau wawancara dengan orang lain.

    Sebagai contoh, peneliti bertemu guru dan menanyakan tentang

    berapa kali serta kelengkapan pembuatan satuan pelajaran. Jika

    peneiti tidak/kurang yakin akan jawaban guru tersebut, peneliti

    dapat menghubungi kepala sekolah, meminjam satuan pelajaran

    milik guru tersebut.

    Kebenaran data yang diperoleh dari observasi selintas tentang cara

    mengajar guru dapat dicek dan wawancara dengan beberapa siswa

    tentang kebiasaan cara mengajar guru tersebut.

    Kebenaran data mengenai kepemimpinan kepala sekolah yang

    diperoleh dari wawancara dengan kepala sekolah dapat dicek

    dengan notulen rapat, wawancara dengan guru dan TU.

    8. Mencari reliablitas pengamatan (observasi)

    Di antara berbagai metode pengumpulan data, pengamatan merupakan

    metode yang paling rawan dalam arti tingkat kemantapannya paling rendah.

    Jika peneliti menggunakan angket yang diisi oleh responden, jawabannyan masih

    dapat disimpan oleh peneliti dan dapat dilihat lagi sewaktu-waktu. Apabila ada

    satu atau beberapa jawaban yang diragukan, peneliti dapat mendatangi responden

    lagi untuk memperoleh kejelasan. Demikian pula dengan wawancara, adalah

    pendapat responden tentang sesuatu hal yang sifatnya relatif mantap sehingga

    dapat dilihat kembali.

  • 5/20/2018 Metpen Kel 5 Makalah

    23/32

    Metode pengamatan atau observasi dilakukan oleh pengamat dengan

    sasaran benda diam atau proses. Untuk sasaran benda diam, data dapat diamabil

    lagi sewaktu-waktu apabila ada keraguan pada diri peneliti. Sebaliknya, apabila

    ada sasaran suatu proses, pengulangan pengamatan hampir tidak mungkin

    dilakukan kecuali peneliti mempunyai rekaman video atau film yang dapat

    menunjukkan proses yang diamati. Inilah salah satu kelemahan dari metode

    penagamatan. Kelemahan lain dari pengamatan, terletak pada diri pengamat.

    Bagaimanapun upaya pengamat untuk bersikap netral, subjektivitas diri tentu

    masih mengiringi kegiatan sehingga hasilnya menjadi tidak 100% objektif.

    Demikianlah apabila pengamatan terhadap oleh dua orang, maka perbedaan hasil

    pengamatan terhadap oleh dua orang, maka perbedaaan hasil pengamatan

    terhadap sesuatu objek proses akan dapat sangat berbeda karena latar belakang

    pribadi yang mewarnai pengamatan serta intensitas subjektivitas yang berbeda

    pula.

    Dengan alasan-alasan tersebut maka sebaiknya sebelum melakukan

    pengamatan yang sesungguhnya, para pengamat, pengumpul data perlu dilatih

    terlebih dahulu untuk menyingkirkan atau menekan sampai sedikit mungkin

    unsur subjektivitas pengamat. Misalnya, jika peneliti akan menggunakan lima

    orang pengamat untuk mengamati proses mengajar guru. Sangat disarankan di

    dalam latihan pengamatan digunakan rekaman video. Namun apabila tidak ada,

    hasil pengamatan yang diperoleh dapat lebih baik seteah dilakukan latihan

    beberapa kali, dan perbedaan hasil pengamatan sudah sama atau hanya berbeda

    sedikit.

    Proses latihan dalam rangka menyamakan persepsi agar diperoleh hasil

    pengamatan yang sama dapat dilakukan melalui langkah-langkah sebagai berikut.

    1. Pengamat I dan pengamat II bersama-sama mengamati proses

    mengajar yang dilakukan oleh guru, dengan menggunakan sebuah

    format pengamatan, dan diisi bersama-sama. Format isian dimaksud

    hanya terdiri dari dua kolom yang memuat alternatif ya dan tidak,

  • 5/20/2018 Metpen Kel 5 Makalah

    24/32

    atau lebih dari dua kolom (biasanya 4 atau 5) dan menujukkan gradasi.

    Judul kolom mulai dari 0 (tidak muncul), 1 (sangat rendah), 2

    (rendah), 3 (sedang/cukup), 4 (tinggi), dan 5 (sangat tinggi). Sebelum

    membubuhkan kolom mana dari lembar pengamatan tersebut yang

    akan diisi kode, kedua orang pengamat berunding dahulu

    memantapkan kesepakatan.

    2. Pengamat I dan II bersama-sama mengamati lanjutan proses, tetapi

    pada tempat yang berbeda dengan menggunakan dua format. Beberapa

    lama kemudian setelah kolom-kolom formatnya terisi, kedua orang

    pengamat mencocokkan hasil pengamatannya. Jika ada perbedaan,

    rekaman diputar kembali untuk mencari letak perbedaan pendapat.

    3. Pengamat I dan II mengulangi lagi proses seperti langkah ke-2, dan

    begitulah berkali-kali dilakukan sampai diperoleh persamaan hasil

    pengamatan, atau apabila masih ada saja perbedaan, peredaan hasil

    pengamatan tersebut sangat minim.

    Jika pengamatannya lebih dari dua orang, perlu diadakan penyamaan

    antara-pengamat sampai dicapai persamaan persepsi dari semua

    pengamat yang akan bekerja mengumpulkan data.

    Untuk menentukan toleransi perbedaan hasil pengamatan, digunakan

    teknik pengetesan reliabilitas pengamatan. Rumus yang paling banyak

    digunakan, dikemukkan oleh H.J.K. Fernandes (1984:40), penulis

    modifikasi, sebagai berikut:

    Dengan keterangan:

    KK = koefisien kesepakatan

    S = sepakat, jumlah kode yang sama untuk objek yang sama

  • 5/20/2018 Metpen Kel 5 Makalah

    25/32

    N1 = jumlah kode yang dibuat oleh pengamat I

    N2 = jumlah kode yang dibuat oleh pengamat II

    Rumus Reliabilitas dari Scott

    Seorang ahli statistik bernama Scott telah berusaha mengadakan

    penyempurnaan terhadap rumus Indeks Kesesuaian Kasar (Crude

    Index Agreement) ini, yaitu memasukkan faktor koreksi ke dalamnya.

    Menurut ahli ini, di dalam hasik pengamatan mungkin ada faktor

    untung-untungan (change agreement) yang akan mengotori koefisien

    reliabilitas. Agar diperoleh koefisien reliabilitas bersih harus dilakukan

    koreksi. Rumus yang dikemukakan oleh Scott adalah sebagai berikut

    Dengan keterangan:

    KK = koefisien kesepakatan pengamatan

    Po = proporsi frekuensi kesepakatan

    Pe = kemungkinan sepakat (change agreement). (peluang

    kesesuaian antar-pengamat).

    Untuk mencari harga Pekita gunakan rumus sebagai berikut:

    Dengan keterangan:

    Pe = change agreement

    Pi = proposi tallies (jari-jari yang ada setiap sel terhadapa N total

    (jumlah objek amatan).

  • 5/20/2018 Metpen Kel 5 Makalah

    26/32

    Rumus Reliabilitas dari Cohen-Kappa

    Selain dengan rumus umum dan rumus Scott, kita dapat mencari koefisien

    reliabilitas pengamatan dengan rumus Cohen-Kappa. Pada dasarnya rumus ini

    mirip dengan rumus Scott, tetapi untuk menghitung Pe digunakan landasan

    distribusi marginal dari jumlah kategori di dalam tabel kontingensi (Scott

    menggunakan marginal yang diharapkan atau expected marginal).

    Rumus : ()()Dengan keterangan :

    N = jumlah keseluruhan jari-jari yang menunjukkan munculnya

    gejala yang teramati.

    ()= jumlah jari-jari kategori ke-1 untuk pengamat pertama.

    ()= jumlah jari-jari kategori ke-1 untuk pengamat kedua.Adapun rumus reliabilitas Cohen-Kappa adalah sebagai berikut:

    Disamping perlu dikahui tingkat kesepakatan antara-pengamat untuk

    meyakinkan kebenaran hasil pengamatan, perlu juga diketahui keajekan

    pengamat. Keajekan ini menunjuk pada kualitas pengamat, apakah ia

    menghasilkan data yang benar-benar sama baiknya dari waktu ke waktu. Untuk

    pengujian terhadap keajekan pengamatan ini dilakukan verifikasi data

    pengamatan, dan menetapkan koefisien keajekan dengan rumus yang

    dikemukakan oleh Fernandes yaitu:

    ()

  • 5/20/2018 Metpen Kel 5 Makalah

    27/32

    Dengan keterangan:

    P = koefisien keajekan.

    = kuadrat rata-rata bars (aspek yang diamati). = kuadrat rata-rata sisa. = jumlah kolom.

    Beberapa hal yang perlu dipertimbangkan dalam menentukan banyaknya

    subjek uji coba antara lain:

    1.

    Tersedianya subjek yang akan dijadikan sasaran.

    2. Unit analisis yang diambil.

    3. Kemampuan peneliti dalam hal waktu dan dana.

    4. Tingkat kesulitan dalam pelaksanaan.

    9. Mencari reliabilitas data dengan instrumen lain

    Realibilitas data menunjuk pada keandalan data, artinya bahwa data

    tersebut betul-bertul sesuai benar dengan kenyataannya. Dengan demikian, maka

    kedua istilah tersebut, yakni reliabilitas instrumen dan reliabilitas data, maknanya

    sama. Yang berbeda adalah cara memandang. Reliabilitas instrumen memandang

    dari alat yang digunakan, sedangkan reliabilita data memandang dari hasilnya.

    Bertitik tolak dari dua pandangan tersebut dapat disimpulkan bahwa yang

    penting di dalam penelitian adalah benarnya data. Penelitian mana pun selalu

    menghendaki diperolehnya data yang benar, yang sesuai dengan keadaan

    senyatanya.

  • 5/20/2018 Metpen Kel 5 Makalah

    28/32

    Cara-cara yang dijelaskan di depan adalah mencari insrumen dengan

    berbagai teknik, dengan berbagai rumus. Yang dimasalahkan adalah instrumen itu

    sendiri. Pada bagian ini akan diajak untuk memasalahkan data, tetapi selanjutnya

    digunakan untuk mengetahui keandalan instrumen. Asumsi yang mendasari

    pendapat ini adalah:

    Jika sebuah instrumen berhasil digunakan untuk mengum-pulkan data

    yang benar sesuai dengan keadaan senyatanya, maka instrumen tersebut sudah

    andal.

    Untuk mengetahui bahwa data yang dikumpulkan dengan instrumen benar-

    benar benar amak dapat dilakukan pengecekan kembali. Mengadakan pengecekan

    kembali terhadap data yang sudah terkumpul di dalam istilah yang biasa

    digunakan di dalam penelitian adalah triangulasi. Secara utuh yang dimaksud

    dengan triangulasi adalah pengecekan terhadap kebenaran data dan penafsirannya.

    Kata triangulasi sendiri, menurut Ensiklopedi Indonesia, diambil dari penerapan di

    dalam ilmu geodesi, yaitu mengukur jarak antara 2 titik yang berjauhan, dengan

    menggunakan kaidah segi tiga ilmu ukur datar.

    Di dalam penelitian, yang dimaksud dengan triangulasi adalah upaya untuk

    mengadakan pengecekan kebenaran data melalui cara lain. Cara-cara yang

    diusulkan sesuai dengan asumsi di atas adalah melakukan pengumpulan data yang

    sama dengan menggunakan instrumen lain. Oleh karena sifatnya melakukan

    pengecekan, maka upaya ini tidak boleh dilakukan asal-asalan, tetapi harus secara

    serius dan sistematis. Artinya adalah bahwa data hasil pengumpulan yang kedua

    bukan hanya dilihat dengan masa satu, dikira-kira sudah sama dengan data

    pertama, tetapi harus direncanakan dengan baik kemudian hasilnya disejajarkan

    dengan hasil terdahulu melalui teknik analisis tertentu.

    Dalam hal ini kita dapat menggunakan teknik korelasi product moment

    dari Spearman apabila jenis data tersebut keduanya interval. Dengan kata lain,

    penggunaan rumus untuk melakukan pengecekan kebenaran data juga harus

    didasarkan atas ketentuan yang berlaku dalam analisis data.

  • 5/20/2018 Metpen Kel 5 Makalah

    29/32

    Alternatif cara yang dapat digunakan dalam melakukan pengecekan data

    antara lain adalah sebagai berikut.

    a. Mencari reliabilitas angket, dilakukan pengecekan data yang sudah

    terkumpul dengan wawancara, baik kepada responden yang sama atau

    melalui orang lain.

    b. Mencari reliabilitas instrumen/pedoman pengamatan, dilakukan

    dengan dokumentasi atau wawancara.

    c.

    Mencari reliabilitas pedoman wawancara dilakukan dengan

    pengamatan atau dkumentasi.

    Dan lain-lain cara, yang penting bahwa peneliti sudah melakukan

    sesuatu upaya untuk menguji kebenaran data yang selanjutnya

    diberlakukan untuk melihat keandalan instrumen.

    Sesudah data kedua (hasil pengecekan) terkumpul, peneliti membuat

    tabel untuk melihat kesejajaran data sebagai berikut.

    Tabel Persiapan untuk Menghitung Korelasi Data tentang ......

    (misalnya dari Angket dan Wawancara)

    No. Aspek yang Diukur Data dari

    Angket

    Data dari

    Wawancara

    1. Ditulis semua (misalnya 4) (misalnya 3)

    2. Butir pertanyaan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

    3. Yang ditanyakan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

    - - Dan seterusnya - -

  • 5/20/2018 Metpen Kel 5 Makalah

    30/32

    Dengan menggunakan rumus product moment, penelitian akan

    menghasilkan indeks korelasi. Tentu saja dari sebuah tabel seperti disajikan

    peneliti baru memperoleh informasi kesejajaran dari seorang responden. Apabila

    di dalam melakukan uji coba tersebut peneliti mengambil misalnya 15 orang

    responden sebagai subjek uji coba, pengecekan juga dilakukan kepada semua

    responden. Dari masing-masing indeks korelasi tersebut peneliti dapat

    menghitung rata-ratanya. Dari data-data tersebut jika diketahui misalnya hanya

    0,34, dapat disimpulakn bahwa reliabilitas angket yang diujicobakan adalah

    rendah.

  • 5/20/2018 Metpen Kel 5 Makalah

    31/32

    BAB III

    PENUTUP

    A. Kesimpulan

    Dalam suatu penelitian diperlukan adanya instrumen untuk menjadi alat

    ukur dari suatu data yang ingin diperoleh. Untuk memperoleh hasil yang valid dan

    reliabel, diperlukan instrumen yang valid dan reliabel pula. Untuk mengetahui

    suatu instrumen tersebut valid dan reliabel maka harus dilakukan pengujian, yaitu

    pengujian validitas dan pengujian reliabilitas. Instrumen dikatakan valid berarti

    isntrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur.

    Instrumen dikatakan reliabel berarti instrumen yang bila digunakan beberapa kali

    untuk mengukur obyek yang sama, akan menghasilkan data yang sama.

    B. Saran

    Dalam suatu penelitian, hendaknya setiap peneliti harus benar benar

    memastikan bahwa instrumen yang digunakan valid dan reliabel serta telah

    melalui pengujian untuk instrumen tersebut. Sehingga hasil penelitian yang

    diperolehpun akan valid dan reliabel.

  • 5/20/2018 Metpen Kel 5 Makalah

    32/32

    DAFTAR PUSTAKA

    Arikunto, Suharsimi. 2010.Prosedur Penelitian. Yogyakarta: Rineka Cipta

    Sugiyono, Dr, Prof. 2013. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan

    Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D). Bandung: Alfabeta.