Kel 5 - AIK

22

Click here to load reader

description

Islam dan Ilmu Pengetahuan

Transcript of Kel 5 - AIK

Page 1: Kel 5 - AIK

MAKALAH AL-ISLAM KEMUHAMMADIYAHAN IV“ISLAM DAN ILMU PENGETAHUAN”

Dosen Pengampu: Ahmad Basthomi, S.Ag, M.Ag

Disusun oleh :

Kelompok 5

Widya Ika Nurjana 201310170311105

Fildatul Fuadiyah 201310170311145

Anggit Ratna Kusuma 201310170311148

Niken Laily Dwi I. 201310170311150

JURUSAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

2016

Page 2: Kel 5 - AIK

BAB IPENDAHULUAN

1.1 Latar BelakangIlmu, telah menjadi simbol kemajuan dan kejayaan suatu bangsa.

Islam merupakan agama yang punya perhatian besar kepada ilmu

pengetahuan. Islam sangat menekankan umatnya untuk terus menuntut

ilmu.

Ayat pertama yang diturunkan Allah adalah Surat Al-‘Alaq, di

dalam ayat itu Allah memerintahan kita untuk membaca dan belajar. Allah

mengajarkan kita dengan qalam – yang sering kita artikan dengan pena.

Akan tetapi sebenarnya kata qalam juga dapat diartikan sebagai

sesuatu yang yang dapat dipergunakan untuk mentransfer ilmu kepada

orang lain. Kata qalam tidak diletakkan dalam pengertian yang sempit.

Sehingga pada setiap zaman kata qalam dapat memiliki arti yang lebih

banyak. Seperti pada zaman sekarang, komputer dan segala

perangkatnya termasuk internet bisa diartikan sebagai penafsiran kata

qalam.

Dalam surat Al-‘Alaq, Allah SWT memerintahkan kita untuk

menuntut ilmu. Setelah itu kewajiban kedua adalah mentransfer ilmu

tersebut.

Dalam ajaran Islam, baik dalam ayat Qur’an maupun hadits,

bahwa ilmu pengetahuan paling tinggi nilainya melebihi hal-hal lain.

Bahkan sifat Allah SWT adalah Dia memiliki ilmu yang Maha Mengetahui.

Seorang penyair besar Islam mengungkapkan bahwa kekuatan suatu

bangsa berada pada ilmu. Saat ini kekuatan tidak bertumpu pada

kekuatan fisik dan harta, tetapi kekuatan dalam hal ilmu pengetahuan.

Orang yang tinggi di hadapan Allah SWT adalah mereka yang berilmu.

1

Page 3: Kel 5 - AIK

BAB IIPEMBAHASAN

2.1 Definisi Ilmu, Ilmuwan dan Majelis IlmuKata ilmu berasal dari bahasa Arab  ‘ilm  yang berarti pengetahuan.

Kata ‘ilm memiliki kemiripan dengan kata  ma’rifah,  fiqh,  hikmah,  dan 

syu’ur. Dari segi bahasa ilmu berarti jelas. Sedangkan ilmu dalam

pengertian merupakan pengetahuan ilmiah sekalipun juga merupakan

keseluruhan bentuk upaya kemanusiaan untuk mengetahui sesuatu,

tetapi disertai dengan memperhatikan objek yang ditelaah, cara yang

dipergunakan dan kegunaannya (Tim Departemen Agama RI.2004:1).

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), ilmuwan adalah

orang yang ahli atau banyak pengetahuannya mengenai suatu ilmu;

orang yang berkecimpung dalam ilmu pengetahuan.

Majelis bermakna “tempat duduk”, sedangkan menurut Kamus

Besar Bahasa Indonesia (KBBI) majelis adalah pertemuan, kumpulan,

atau tempat sidang. Sedangkan ilmu bermakna pengetahuan tetang

sesuatu bidang yang disusun secara bersistem menurut metode-metode

tertentu yang dapat digunakan untuk menerangkan gejala tertentu di

bidang (pengetahuan) itu. Dengan demikian majelis ilmu (Convention for

knowledge) adalah suatu pertemuan atau kumpulan yang terdapat

pengkajian atau pengajaran tentang pengetahuan tertentu yang disusun

secara bersistem.

2.2 Sumber Ilmu PengetahuanPengetahuan manusia diperoleh dari 2 arah, yaitu dari atas dan dari

bawah. Dari atas maksudnya dari wahyu yang Allah turunkan kepada

Rasul-Nya, sedangkan dari bawah maksudnya dari realitas yang ada di

alam ini melalui pengamatan, pendengaran, perasaan dan pengalaman.

Wahyu mengandung pengetahuan yang tak terhingga, yang tak pernah

habis dikaji sekalipun manusia melakukan pengkajian sepanjang sejarah

kehidupannya.

2

Page 4: Kel 5 - AIK

Berkaitan dengan masalah sumber ilmu pengetahaun, ada 4

sumber  yang ditunjukkan Al Qur’an untuk memperoleh pengetahuan bagi

manusia antara lain:

a) Al Qur’an dan Assunah. Keduanya merupakan sumber pertama ilmu

pengetahuan. Al Qur’a mengingatkan manusia untuk memikirkan ayat-

ayatnya dan mengambil pelajaran darinya, serta mengingatkan

manusia untuk menjadikan Rasul sebagai suri tauladan. Tentang

Assunah, seorang mukmin diharuskan mengambil pelajaran dari

Sunnah Rasul-Nya.

b) Alam semesta. Al Qur’an menyuruh manusia memikirkan keajaiban-

keajaiban ciptaan Allah. Al Qur’an menunjukkan kepada manusia

mengenai alam semesta dengan beragam bentuk dan jenis benda

untuk diteliti.

c) Manusia adalah sumber ketiga ilmu. Selain ayat-ayat al Qur’an

melukiskan penciptaan manusia secara biologis, juga banyak yang

melukiskan watak manusia sebagai individu. Dari studi tentang

manusia ini banyak melahirkan berbagai disiplin keilmuan,  antara lain:

psikologi, kedokteran, dll.

d) Sejarah umat manusia. Meskipun Al Qur’an bukanlah buku sejarah

tetapi di dalamnya termuat hukum sejarah , hukum Allah tentang

sejarah kemanusiaan. Di dalamnya juga terdapat pola sejarah

kemanusiaan dari zaman Nabi Adam hingga sejarah manusia akhir

zaman (Muhammad Alim, 2006 : 208).

2.3 Mencari dan Mengajarkan Ilmu1. Hukum Menuntut Ilmu

Apabila kita menelaah isi Al-Qur'an dan Al-Hadis, niscaya kita akan

menemukan beberapa nas yang menjelaskan kewajiban menuntut ilmu,

baik bagi laki-laki ataupun perempuan. Tujuan diwajibkannya mencari

ilmu tiada lain yaitu agar kita menjadi umat yang cerdas, jauh dari kabut

kejahilan atau kebodohan.

Menuntut ilmu artinya berusaha menghasilkan segala ilmu, baik dengan

jalan bertanya, melihat, ataupun mendengar. Perintah kewajiban menuntut

ilmu terdapat dalam hadis Nabi Muhammad saw:

3

Page 5: Kel 5 - AIK

. ومسلمة مسلم كل على فريضة العلم طلب

( البر( عبد ابن رواه"Menuntut ilmu adalah fardhu bagi tiap-tiap muslim, baik laki-laki maupun

perempuan"  (HR. Ibn Abdul Barr).

Dari hadis di atas dapat kita ambil pengertian, bahwa Islam

mewajibkan pemeluknya untuk menuntut ilmu, baik bagi laki-laki ataupun

perempuan. Dengan ilmu yang dimilikinya, seseorang dapat mengetahui

segala bentuk kemaslahatan dan jalan kemanfaatan. Dengan ilmu pula, ia

dapat menyelami hakikat alam, mengambil pelajaran dari pengalaman

yang didapati oleh umat terdahulu, baik yang berhubungan dengan

masalah-masalah akidah, ibadah, ataupun yang berhubungan dengan

persoalan keduniaan.  Nabi Muhammad saw. bersabda:

اراد ومن بالعلم، فعليه الدنيا اراد من

فعليه اال هما اراد ومن بالعلم، فعليه خرة

( عليه.( متفق بالعلم"Barang siapa menginginkan soal-soal yang berhubungan dengan dunia,

wajiblah ia memiliki ilmunya; dan barang siapa yang ingin (selamat dan

berbahagia) di akhirat, wajiblah ia memiliki ilmunya pula; dan barang siapa

yang menginginkan kedua-duanya, wajiblah ia memiliki ilmu kedua-keduanya

pula" (HR.Bukhari dan Muslim).

Islam mewajibkan kita untuk menuntut berbagai macam ilmu dunia

yang memberi manfaat dan dapat menuntun kita mengenai hal-hal yang

berhubungan dengan kehidupan dunia. Hal tersebut dimaksudkan agar

tiap-tiap muslim tidak picik, dan agar setiap muslim dapat mengikuti

perkembangan ilmu pengetahuan yang dapat membawa kemajuan bagi

segenap manusia yang ada di dunia ini dalam batasan yang diridhai oleh

Allah swt.

4

Page 6: Kel 5 - AIK

Demikian pula Islam mewajibkan kita menuntut ilmu akhirat, karena

dengan mengetahuinya kita dapat mengambil dan menghasilkan suatu

natijah, yakni ilmu yang dapat diamalkan sesuai dengan perintah syara'.

Seorang mukallaf wajib menuntut ilmu yang bersifat ‘ain, yaitu pada

masalah yang berkenaan dengan akidah. Hal ini dikarenakan dengan

mengetahui ilmunya, maka akidah yang melenceng dapat diluruskan.

Selain itu, seorang mukallaf juga wajib menuntut ilmu yang berkaitan

dengan kewajiban-kewajiban lain seperti salat, puasa, zakat dan haji. Di

samping itu, wajib pula bagi seorang mukallaf mempelajari ilmu akhlak,

yang mana dengannya ia dapat mengetahui adab dan sopan santun yang

harus dilaksanakan, dan tingkah laku buruk yang harus ditinggalkan.

Adapun ilmu lain yang tidak kalah pentingnya dimiliki oleh seorang

mukallaf yaitu ilmu keterampilan, yang dapat menjadi tonggak hidupnya.

Adapun ilmu yang tidak berkaitan dengan aktifitas keseharian, maka

yang wajib dipelajari hanya pada batas yang dibutuhkan saja. Sebagai

contoh, seseorang yang hendak memasuki gapura pernikahan, maka ia

wajib mengetahui syarat-syarat dan rukun-rukunnya serta segala sesuatu

yang diharamkan dan dihalalkan dalam menggauli istrinya.

Sedang ilmu yang wajib kifayah, maka hukum mempelajarinya

tidaklah diwajibkan bagi setiap mukallaf. Kewajiban mempelajarinya

gugur apabila salah satu dari mereka sudah ada yang mempelajarinya.

Hal tersebut dikarenakan ilmu-ilmu yang wajib kifayah hanya bersifat

sebagai pelengkap, seperti ilmu tafsir, ilmu hadis dan sebagainya.

2. Hukum Mengajarkan IlmuSeseorang yang telah mempelajari dan memiliki ilmu, maka yang

menjadi kewajibannya adalah mengamalkan segala ilmu yang dimilikinya,

sehingga ilmunya menjadi ilmu yang manfaat; baik manfaat bagi dirinya

sendiri ataupun manfaat bagi orang lain.

Agar ilmu yang kita miliki bermanfaat bagi orang lain, maka hendaklah

kita mengajarkannya kepada mereka. Mengajarkan ilmu-ilmu kepada

orang lain berarti memberi penerangan kepada mereka, baik dengan

uraian lisan, atau dengan melaksanakan sesuatu amal dan memberi

contoh langsung di hadapan mereka atau dengan jalan menyusun dan

mengarang buku-buku untuk dapat diambil manfaatnya.

5

Page 7: Kel 5 - AIK

Mengajarkan ilmu memang diperintah oleh agama, karena tidak bisa

disangkal lagi, bahwa mengajarkan ilmu adalah suatu pekerjaan yang

sangat mulia. Nabi diutus ke dunia ini pun dengan tugas mengajar,

sebagaimana sabdanya:

( ) . البيهقى رواه ما معل الكون بعثت Aku diutus ini, untuk menjadi pengajar." (HR. Baihaqi)

Sekiranya Allah tidak mengutus Rasul untuk menjadi guru bagi

manusia, guru dunia, tentulah manusia tinggal dalam kebodohan

sepanjang masa.

Walaupun akal dan otak manusia mungkin dapat menghasilkan

berbagai ilmu pengetahuan, namun disisi lain masih ada juga hal-hal

yang tidak dapat dijangkaunya, yaitu hal-hal yang berada di luar akal

manusia. Untuk itulah Rasulullah diutus di dunia ini.

Mengingat pentingnya penyebaran ilmu pengetahuan kepada

manusia secara luas, agar mereka tidak berada dalam kebodohan dan

kegelapan, maka diperlukan kesadaran bagi para mu‘allim (guru), dan

ulama untuk beringan tangan menuntun mereka menuju kebahagiaan

dunia dan akhirat. Hal tersebut dikarenakan  para guru dan ulama yang

suka menyembunyikan ilmunya, maka mereka akan mendapatkan

ancaman, sebagaimana sabda Nabi saw:

من بلجام القيامة يوم الله الجمه فكتمه علم عن سئل من

ار. )الن احمد( رواه“Barang siapa ditanya tentang sesuatu ilmu, kemudian menyembunyikan

(tidak mau memberikan jawabannya), maka Allah akan mengekangnya

(mulutnya), kelak di hari kiamat dengan kekangan (kendali) dari api neraka."

(HR. Ahmad)

Oleh karena itu, marilah kita menuntut ilmu pengetahuan, sesempat

dan sedapat mungkin dengan tidak ada hentinya, tanpa absen sampai ke

liang kubur, dengan ikhlas dan tekad akan mengamalkan dan

menyumbangkannya kepada masyarakat, agar kita semua dapat

mengenyam hasil dan buahnya.

6

Page 8: Kel 5 - AIK

2.4 Prinsip-prinsip Islam dalam Pengembangan IPTEK1. Percaya bahwa alam ini diatur oleh Tuhan yang esa (al-tawhîd).2. Berpedoman kepada filsafat ilmu alam tertentu sesuai bidang kajian

yang hendak diteliti atau dibahas.

3. Berpegang kepada sifat keuniversalan dan keumuman Al-Qur’an

dalam isyarat ilmiah seperti ketetapan sunnatullah atau dan hukum

alam.

4. Melakukan pembahasan yang integral dan utuh antar ayat Al-Qur’an

yang terkait dengan realitas.

5. Melakukan kegiatan pentakwilan ilmiah,

6. Memperhatikan corak penafsiran bayânî.

7. Melakukan hubungan yang seimbang antara ayat dengan premis

ilmiah.

8. Memperhatikan hakikat ilmiah yang fleksibel.

9. Berpegang teguh kepada esensi, substansi, dan eksistensi Al-Qur’an

secara keseluruhan.

10. Memperhatikan hadis Nabi saw yang terkait.

2.5 Persoalan Bioakhlak dalam Pandangan Islam

2.5.1 Bayi Tabung

Bayi tabung atau pembuahan invitro adalah sebuah teknik

pembuahan yang  sel telur (ovum) dibuahi di luar tubuh wanita. Ini

merupakan salah satu metode untuk mengatasi masalah kesuburan

ketika metode lainnya tidak berhasil.

Bayi tabung (tets tube baby) yang kita kenal adalah bayi yang

didapatkan melalui proses pembuahan yang dilakukan di luar rahim

sehingga terjadi embrio tidak secara alamiah, melainkan dengan bantuan

ilmu kedokteran (Hasan, 1998, 70).

Tekhnik inseminasi buatan        Ada beberapa teknik inseminasi buatan yang telah dikembangkan

dalam dunia kedokteran antara lain, pertama: Fertilazation in Vitro (FIV)

dengan cara mengambil sperma suami dan ovum istri kemudian diproses

di Vitro (tabung) dan setelah terjadi pembuahan, lalu ditransfer ke rahim

istri. Kedua, Gamet Intra Felopian Tuba (GIFT) dengan cara mengambil

7

Page 9: Kel 5 - AIK

sperma suami dan ovum istri dan setelah dicampur terjadi pembuahan,

maka segera ditanam saluran telur (tuba palupi). Teknik kedua ini terlihat

lebih alamiah, sebab sperma hanya bisa membuahi ovum di tuba palupi

setelah terjadi ejakulasi melalui hubungan seksual (Utomo, 2003, 88).

2.5.2 Kloning

Kata kloning ini berasal dari kata “clone” kata dalam bahasa

Inggris yang berarti potongan yang digunakan untuk memperbanyak

tanaman, kloning ini pertama kali muncul dari usulan Herbert Webber

pada tahun 1903 dalam mengistilahkan sekelompok individu makhluk

hidup yang dilahirkan dari satu induk tanpa proses seksual. Secara

definisi dan pengertian, kloning adalah suatu upaya tindakan untuk

memproduksi atau menggandakan sejumlah individu yang hasilnya

secara genetic sama persis (identik) berasal dari induk yang sama,

mempunyai susunan (jumlah dan gen) yang sama.

Permasalahan kloning adalah merupakan kejadian kontemporer

(kekinian). Dalam kajian literatur klasik belum pernah persoalan kloning

dibahas oleh para ulama. Oleh karenanya, rujukan yang penulis

kemukakan berkenaan dengan masalah kloning ini adalah menurut

beberapa pandangan ulama kontemporer.

Para ulama mengkaji kloning dalam pandangan hukum Islam

bermula dari ayat berikut:

من .. ثم نطفة من ثم تراب من خلقناكم ا فإن

ن لنبي قة مخل وغير قة مخل مضغة من ثم علقة

: الحج … ( نشاء ما األرحام في ونقر )5لكم .

“… Kami telah menjadikan kamu dari tanah, kemudian dari setetes mani,

kemudian dari segumpal darah, kemudian dari segumpal daging yang

sempurna kejadiannya dan yang tidak sempurna, agar Kami jelaskan

8

Page 10: Kel 5 - AIK

kepada kamu dan Kami tetapkan dalam rahim, apa yang Kami kehendaki

…” (QS. 22/Al-Hajj: 5).

Abul Fadl Mohsin Ebrahim berpendapat dengan mengutip ayat di

atas, bahwa ayat tersebut menampakkan paradigma Al-Qur’an tentang

penciptan manusia mencegah tindakan-tindakan yang mengarah pada

kloning. Dari awal kehidupan hingga saat kematian, semuanya adalah

tindakan Tuhan. Segala bentuk peniruan atas tindakan-Nya dianggap

sebagai perbuatan yang melampaui batas.

Selanjutnya, ia mengutip ayat lain yang berkaitan dengan

munculnya prestasi ilmiah atas kloning manusia, apakah akan merusak

keimanan kepada Allah SWT sebagai Pencipta? Abul Fadl menyatakan

“tidak”, berdasarkan pada pernyataan al-Qur’an bahwa Allah SWT telah

menciptakan Nabi Adam As. tanpa ayah dan ibu, dan Nabi ‘Isa As.

tanpa ayah, sebagai berikut:

من خلقه ءادم كمثل الله عند عيسى مثل إن : عمران ( ال فيكون كن له قال ثم )59تراب .

“Sesungguhnya misal (penciptaan) `Isa di sisi Allah, adalah seperti

(penciptaan) Adam. Allah menciptakan Adam dari tanah, kemudian Allah

berfirman kepadanya: “Jadilah” (seorang manusia), maka jadilah dia” (QS.

3/Ali ‘Imran: 59).

Pada surat yang sama juga dikemukakan:

بكلمة رك يبش الله إن يامريم المالئكة قالت إذفي وجيها مريم ابن عيسى المسيح اسمه منه . في اس الن م ويكل بين المقر ومن واآلخرة الدنيا . يكون ى أن رب قالت الصالحين ومن وكهال المهديخلق الله كذلك قال بشر يمسسني ولم ولد لي

9

Page 11: Kel 5 - AIK

فيكون كن له يقول ما فإن أمرا قضى إذا يشاء ما : عمران( )47- 45ال .

“(Ingatlah), ketika Malaikat berkata: “Hai Maryam, sesungguhnya Allah

menggembirakan kamu (dengan kelahiran seorang putera yang diciptakan)

dengan kalimat (yang datang) daripada-Nya, namanya al-Masih `Isa putera

Maryam, seorang terkemuka di dunia dan di akhirat dan termasuk orang-

orang yang didekatkan (kepada Allah), dan dia berbicara dengan manusia

dalam buaian dan ketika sudah dewasa dan dia termasuk di antara orang-

orang yang saleh. Maryam berkata: “Ya Tuhanku, betapa mungkin aku

mempunyai anak, padahal aku belum pernah disentuh oleh seorang laki-

lakipun”. Allah berfirman (dengan perantaraan Jibril): “Demikianlah Allah

menciptakan apa yang dikehendaki-Nya. Apabila Allah berkehendak

menetapkan sesuatu, maka Allah hanya cukup berkata kepadanya:

“Jadilah”, lalu jadilah dia” (QS. 3/Ali ‘Imran: 45-47).

Hal yang sangat jelas dalam kutipan ayat-ayat di atas adalah bahwa

segala sesuatu terjadi menurut kehendak Allah. Namun, kendati Allah

menciptakan sistem sebab-akibat di alam semesta ini, kita tidak boleh

lupa bahwa Dia juga telah menetapkan pengecualian-pengecualian bagi

sistem umum tersebut, seperti pada kasus penciptaan Adam As. dan

‘Isa As. Jika kloning manusia benar-benar menjadi kenyataan, maka itu

adalah atas kehendak Allah SWT. Semua itu, jika manipulasi

bioteknologi ini berhasil dilakukan, maka hal itu sama sekali tidak

mengurangi keimanan kita kepada Allah SWT sebagai Pencipta, karena

bahan-bahan utama yang digunakan, yakni sel somatis dan sel telur

yang belum dibuahi adalah benda ciptaan Allah SWT.

Islam mengakui hubungan suami isteri melalui perkawinan sebagai

landasan bagi pembentukan masyarakat yang diatur berdasarkan

tuntunan Tuhan. Anak-anak yang lahir dalam ikatan perkawinan

membawa komponen-komponen genetis dari kedua orang tuanya, dan

kombinasi genetis inilah yang memberi mereka identitas. Karena itu,

kegelisahan umat Islam dalam hal ini adalah bahwa replikasi genetis

semacam ini akan berakibat negatif pada hubungan suami-isteri dan

hubungan anak-orang tua, dan akan berujung pada kehancuran institusi

10

Page 12: Kel 5 - AIK

keluarga Islam. Lebih jauh, kloning manusia akan merenggut anak-anak

dari akar (nenek moyang) mereka serta merusak aturan hukum Islam

tentang waris yang didasarkan pada pertalian darah.

2.5.3 Operasi Ganti Kelamin

Operasi ganti kelamin adalah suatu tindakan atau operasi

merekonstruksi kembali, dimana seorang laki-laki diubah secara

anatomis agar menyerupai seorang perempuan atau sebaliknya.Pada

dasarnya Allah menciptakan manusia ini dalam dua jenis saja, yaitu laki-

laki dan perempuan, sebagaimana firman Allah swt:

ه وجين خلق وأن واألنث  الذكر الز”Dan Dia (Allah) menciptakan dua pasang dari dua jenis laki-laki dan

perempuan.“ (Qs An Najm : 45)

وأنثى ذكر من خلقناكم ا إن اس الن ها أي يا“Wahai manusia Kami menciptakan kamu yang terdiri dari laki-laki dan

perempuan.“ (Qs Al Hujurat : 13)

Kedua ayat di atas, dan ayat-ayat lainnya menunjukkan bahwa manusia

di dunia ini hanya terdiri dari dua jenis saja, laki-laki dan perempuan,

dan tidak ada jenis lainnya. Tetapi di dalam kenyataannya, kita dapatkan

seseorang tidak mempunyai status yang jelas, bukan laki-laki dan bukan

perempuan.

Alasan Dilakukannya Operasi Bedah Kelamin:1. Jika ada seseorang dilahirkan biseksual dan ada kebutuhan medis

untuk melakukan operasi ubah jenis kelamin dengan tujuan

mengembalikan kembali keseimbangan biologis di tubuhnya maka hal

tersebut diperbolehkan.

2. Jika ada seseorang dilahirkan sebagai laki-laki, tetapi tiba-tiba hormon

kewanitaannya lebih menonjol dibanding hormon kelelakiannya dan

untuk alasan kesehatan ia memerlukan untuk melakukan operasi ubah

jenis kelamin agar memperbaiki kekurangannya maka hal tersebut

diperbolehkan.

11

Page 13: Kel 5 - AIK

3. Jika ada seseorang dilahirkan dalam kondisi normal, tetapi untuk

alasan 'kesenangan' dia melakukan operasi ubah jenis kelamin maka

ia telah melakukan sebuah dosa besar yang tidak bisa diterima

menurut pandangan Islam.

2.5.4 Bedah Plastik

Operasi plastik atau dikenal dengan “Plastic Surgery” atau dalam

bahasa arab “Jirahah Tajmil” adalah bedah atau operasi yang dilakukan

untuk mempercantik atau memperbaiki satu bagian didalam anggota

badan, baik yang nampak atau tidak, dengan cara ditambah, dikurangi

atau dibuang, bertujuan untuk memperbaiki fungsi dan estetika (seni)

tubuh.

Hukum operasi plastik ada yang mubah dan ada yang haram.

Operasi plastik yang mubah adalah yang bertujuan untuk memperbaiki

cacat sejak lahir (al-’uyub al-khalqiyyah) seperti bibir sumbing, atau

cacat yang datang kemudian (al-’uyub al-thari`ah) akibat kecelakaan,

kebakaran, atau semisalnya, seperti wajah yang rusak akibat

kebakaran/kecelakaan.

Adapun operasi plastik yang diharamkan, adalah yang bertujuan

semata untuk mempercantik atau memperindah wajah atau tubuh, tanpa

ada hajat untuk pengobatan atau memperbaiki suatu cacat. Contohnya,

operasi untuk memperindah bentuk hidung, dagu, buah dada, atau

operasi untuk menghilangkan kerutan-kerutan tanda tua di wajah, dan

sebagainya.

12

Page 14: Kel 5 - AIK

BAB IIIPENUTUP

3.1 KesimpulanDalam ajaran Islam menuntut ilmu hukumnya adalah wajib baik

bagi laki-laki maupun perempuan, hal ini telah dijelaskan dalam Al-Qur'an

dan Al-Hadis. Tujuan diwajibkannya mencari ilmu tiada lain yaitu agar kita

menjadi umat yang cerdas, jauh dari kabut kejahilian atau kebodohan.

Seseorang yang telah mempelajari dan memiliki ilmu, maka

berkewajiban untuk mengamalkan segala ilmu yang dimilikinya, sehingga

ilmunya menjadi ilmu yang manfaat baik manfaat bagi dirinya sendiri

ataupun manfaat bagi orang lain.

Dalam perkembangan ilmu pengetahuan terdapat beberapa

persoalan bioakhlak antara lain : bayi tabung, kloning, operasi ganti

kelamin dan bedah plastik. Persoalan bioakhlak tersebut diperbolehkan

oleh agama apabila bertujuan untuk kesehatan bukan didasarkan atas

kesenangan pribadi.

13

Page 15: Kel 5 - AIK

DAFTAR PUSTAKA

1. http://prayitno-com.blogspot.co.id/2011/07/normal-0-false-false-false.html

2. http://www.definisi-pengertian.com/2015/01/definisi-dan-pengertian-

kloning.html

3. https://islamintegral.wordpress.com/2007/11/22/makalahprinsip-

pengembangan-iptek-dalam-perspektif-islam/

4. Bedah%20Plastik%20Menurut%20Hukum%20Islam

%20%20%20Dinimon.com.htm

5. File:///G/AIK%20IV/Pustaka%20Arief%20%20OPERASI%20KELAMIN

%20MENURUT%20PANDANGAN%20ISLAM.htm

14