pleno modul 5 kel 5.pptx

44
KELOMPOK 5 M. Jailani Novri Nisa Aprilen Ira Arianti Khairunnisa Nazwa Warda A Nurul Husna Rachmat Shaleh Syahrial Fauzi Dexel Simbolon Herlinawati Loli Rasita

Transcript of pleno modul 5 kel 5.pptx

PowerPoint Presentation

KELOMPOK 5M. JailaniNovriNisa AprilenIra AriantiKhairunnisa Nazwa Warda ANurul HusnaRachmat ShalehSyahrial FauziDexel SimbolonHerlinawati Loli Rasita

MODUL 5 : Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolitBakar diberi cairanBakar, seorang laki-laki berusia 6 tahun, dibawa ke IGD dengan keluhan luka bakar karena tersambar petir. Ia terlihat lemas dan hampir seluruh badannya terbakar terutama di muka, kedua tangan, badan bagian dada. Pada pemeriksaan ditemukan keadaan umum lemah, delirium, frekuensi nadi 150x/menit, frekuensi pernafasan 38x/menit, suhu 38,60C. Dokter memasang oksigen serta melakukan resusitasi cairan setelah menghitung kebutuhan cairan yang diperlukan.Selanjutnya dokter melakukan pemantauan urin per jam. Pasca resusitasi selama 2 jam keadaan bakar masih memburuk. Dokter menganjurkan pemeriksaan elektrolit dan fungsi ginjal mengingat anak sangat rentan terhadap kehilangan cairan.Bagaimana anda menjelaskan apa yang terjadi pada pasien di atas?Jump 1 : TerminologiLuka bakar: kerusakan jaringan/ kehilangan jaringan yang disebabkan oleh sumber panas/ listrik, suhu, cahaya dan radiasiCairan elektrolit: cairan di dalam darah dan cairan tubuh yang lainnya yang mengandung muatan listrik dan dapat mempengaruhi jumlah cairan tubuh, pH darah dan fungsi otot Resusitasi cairan: pemberian cairan IV secara adekuat dalam waktu yang relatif cepat pada keadaan gawat akibat kekurangan cairan Jump 2 & 3: Masalah dan HipotesaMengapa pasien terlihat lemas dan presentase luka bakar pada pasien?H: - presentase luka bakar: wajah (7%), tangan (20%), dada (6,5%) = 33,5 %- lemas: panas yang ditimbulkan akibat tersambar petirBagaimana hubungan usia dan jenis kelamin pada pasien?H: usia: anak dan lanjut usiajenis kelamin: wanita lebih parah daripada laki-lakiBagaimana interprestasi hasil pemeriksaan dokter?H: - delirium: cedera listrik- HR dan RR : kompensasi tubuh- suhu : febrisBerapa kebutuhan cairan yang diperlukan Bakar?H: harus diketahui berat badan pasienJenis cairan apa yang diberikan pada Bakar?H: cairan kristaloidApa tujuan dokter melakukan pemasangan O2 dan resusitasi cairan?H: - O2: untuk memenuhi kebutuhan O2- resusitasi cairan: memenuhi cairan, mencegah kerusakan jaringan lebih lanjut, mengembalikan volume plasma

Apa tujuan dokter melakukan pemantauan urin/ jam?H: untuk mengetahui apakah resusitasi berhasilMengapa pasca resusitasi keadaan Bakar masih memburuk?H: kemungkinan dokter tidak melakukan pemeriksaan EKGMengapa dokter menganjurkan pemeriksaan elektrolit dan fungsi ginjal?H: - elektrolit: pemantauan pasca resusitasi- fungsi ginjal: melihat adanya kemungkinan gagal ginjalApa pemeriksaan penunjang lainnya?H: EKG, urinalisis, CT-Scan, Darah lengkap

Apa DD dan DS kasus Bakar?H: DD:- syok hipovolemik et causa electrical burn (DS) - syok kardiogenikApa tatalaksana yang dapat diberikan pada Bakar?H: - amankan lokasi pertolongan - lakukan tindakan CPR - tindakan 6 C : clothing, cooling, cleaning, chemoprophylaxis, comforting, coveringBagaimana prognosis dan komplikasi pada Bakar?H: - prognosis: baik jika resusitasi adekuat- komplikasi: edema laring, infeksi, katarak, multi organ failureGANGGUAN KESEIMBANGANCAIRAN ELEKTROLITANAKDEWASAMKPATOGENESISETIOLOGIEPIDEMIOLOGIFISIKPENUNJANGRUJUKANPEMERIKSAAN DIAGNOSATATALAKSANA PROGNOSIS & KOMPLIKASIJUMP 4: SKEMAJUMP 5: LEARNING OBJECTIVEGangguan keseimbangan cairanGangguan keseimbangan elektrolitGangguan keseimbangan cairanKetidakseimbangan antara air yang masuk dengan air yang keluar dari tubuh, ketidakseimbangan antara cairan intra dan ekstrasel, serta keseimbangan antaracairan interstitium dan intravaskularAda beberapa keadaan yang dapat ditemukan dalam hal gangguan keseimbangan air, antara lain:1. Hipovolemia2. Dehidrasi3. Hipervolemia4. EdemaHIPOVOLEMIAKeadaan berkurangnya volume cairan didalam tubuh yang menimbulkan hipoperfusi jaringan, yang dapat disebabkan oleh :Deplesi Volume ; kehilangan cairan (ekstrasel) dengan jumlah Na dan H2O yang hilang adalah sama besarDehidrasi ; berkurangnya volume air tanpa disertai berkurangnya Na. (terjadi Hipernatremia)

Dehidrasi sebagai salah satu penyebab dari hipovolemia !!12Deplesi Volume : Muntah, Diare, Perdarahan, penggunaan diuretik, salt wasting nefropathy, Hipoaldosteronisme, luka bakar, keringat, dll.

Keadaan dehidrasi : Ketika cairan (hanya H2O) ekstrasel 2.4% BB TD, takikardi, oliguria, agitasi, pikiran tidak fokus (kacau).Volume Plasma = 6% dari BB kehilangan plasma 10% BB)Dehidrasi ringan/ sedang (ringan 4-5%, sedang 6-9% BB)Tanpa dehidrasi

Dehidrasi Berat : letargi / tidak sadar, facies cholerica, turgor kulit , tidak dapat minumDehidrasi Ringan / Sedang : Gelisah, Mudah Marah, Haus, turgor kulit .Tatalaksana Menanggulangi penyakit dasar & penggantian cairan yang hilang.

Defisit Cairan : x BB X 100 Dewasa

Cairan diguyur hingga TD 100mmHg (nadi terisi penuh) Jika masih ada sisa cairan, habiskan dalam waktu 2 jam

Skor Daldiyono15Dehidrasi BeratUsia 12 bulan : 100ml/kgBB30ml/KgBB jam pertama70ml/KgBB 2 jam berikutnyaSetelah keadaan membaik : beri cairan rumatan dengan rumus Holiday Segar diberikan 24 jam.Dehidrasi ringan/sedang : Oralit 75ml/kgBB dalam 3 jam, diberikan dengan sendok

Rumus Tetesan Infus

Tp. Makro =

Tp. Mikro = Jumlah Cairan Yang akan di berikanLamanya (jam) x 3Jumlah Cairan Yang akan di berikanLamanya (jam)Keadaan terjadi peningkatan volume cairan ekstrasel khususnya intravaskular (volume overload) melebihi kemampuan tubuh mengeluarkan air melalui ginjal, saluran intestinal, kulitTatalaksana yang diberikan adalah diuretik kuat, furosemid, serta restriksi asupan air.Asupan air yang dianjurkan hanya sebanyak insensible water losses yaitu 40ml/jamHIPERVOLEMIAEDEMAGangguan Keseimbangan ElektrolitGangguan Keseimbangan NatriumHiponatremiamerupakan suatu keadaan kekurangan kadar natrium dalam plasma darah yang ditandai dengan adanya kadar natrium plasma yang kurang dari 135 mEq/L.Respon fisiologi dari hiponatremia adalah tertekannya pengeluaran ADH dari hipotalamus sehingga ekskresi urin meningkat.

Hiponatremia terjadi bila:Jumlah asupan cairan melebihi kemampuan ekskresiKetidakmampuan menekan sekresi ADH (misal pada sirosis hati, gagal jantung, SIADH (syndrome of inappropriate ADH-secretion)Hiponatremia dapat dibagi menurut waktu terjadinya:Hiponatremia kronik : hiponatremia berlangsung lambat yaitu lebih dari 48 jam, tidak terjadi gejala yang berat hanya lemas dan mengantuk atau hipernatremia asimptomatikHiponatremia akut : hiponatremia berlangsung cepat yaitu kurang dari 48 jam, terjadi gejala yang berat seperti penurunan kesadaran dan kejangTatalaksanaPengobatan hiponatremia ditujukan pada koreksi baik penyakit yang mendasarinya maupun kadar natrium plasma. Hiponatremia akutKoreksi Na dilakukan secara cepat dengan pemberian larutan natrium hipertonik intravena. Kadar natrium plasma dinaikan 5 meq/L dari kadar natrium awal dalam waktu 1 jam sampai kadar natrium darah mencapai 130 meq/L.Hiponatremia kronikKoreksi Na dilakukan secara perlahan yaitu sebesar 0,5 meq/L setiap 1 jam, maksimal 10 meq/L dalam 24 jam.

HipernatremiaHipernatremia merupakan suatu keadaan dimana kadar natrium dalam plasma tinggi yang ditandai dengan adanya mukosa kering, oliguria/anuria, turgor kulit buruk dan permukaan kulit membengkak, kulit kemerahan, lidah kering dan kemerahan, konvulsi, suhu badan naik, serta kadar natrium dalam plasma lebih dari 145 mEq/L Manifestasi neurologis mendominasi pasien dengan hipernatremia dan biasanya diakibatkan oleh dehidrasi selular. Kelemahan, letargi, dan hiperrefleksi lalu dapat berlanjut menjadi kejang, koma, bahkan kematian. Hipernatremi terjadi bila:Adanya deficit cairan tubuh akibat eksresi air melebihi ekskresi natrium atau asupan air yang kurang, misalnya pada pengeluaran air tanpa elektrolit melalui insensible water losses, keringat, diare, diabetes insipidus dllPenambahan natrium yang melebihi jumlah cairan dalam tubuhMasuknya air tanpa elektrolit kedalam sel

TatalaksanaPengobatan untuk hipernatremia bertujuan mengembalikan osmolalitas plasma ke nilai normal sejalan dengan koreksi masalah yang mendasarinya. Kekurangan air sebaiknya dapat dikoreksi dalam waktu 48 jam dengan larutan hipotonik seperti dekstrosa 5% dalam air. HipokalemiaHipoklemia merupakan suatu keadaan kekurangan kadar kalium dalam darah. Hipokalemia ini dapat terjadi dengan sangat cepat. Sering terjadi pada pasien yang mengalami diare yang berkepanjangan dan juga ditandai dengan lemahnya denyut nadi, turunnya tekanan darah, tidak nafsu makan dan muntah-muntah, perut kembung, lemah dan lunaknya otot, denyut jantung tidak beraturan (aritmia), penurunan bising usus, kadar kalium plasma menurun kurang dari 3,5 mEq/L.Gangguan Keseimbangan Kaliumdapat terjadi oleh karena: perpindahan kalium interkompartemen, terjadi saat alkalosis, terapi insulin, pemberian 2-adrenergik agonis, dan hipotermia. peningkatan kehilangan kalium, disebabkan oleh kelainan ginjal dan gastrointestinal. dan intake kalium tidak adekuat. Oleh karena kemampuan ginjal untuk menurunkan eskresi kalium rendah, yaitu 5-20 mEq/L, adanya penurunan intake kalium sangat berpengaruh terhadap terjadinya hipokalemia. Manifestasi klinisEfek kardiovaskular : abnormalitas EKG, aritmia, penurunan kontraktilitas jantung, dan tekanan darah arteri yang labil akibat disfungsi otonom. Hipokalemia kronik dapat menyebabkan fibrosis miokardia. Manifestasi EKG terutama ialah repolarisasi ventrikel yang tertunda (delayed ventricular repolarization). Peningkatan automatisitas sel miokardium dan repolarisasi yang tertunda akan berkembang menjadi aritmia atrium dan ventrikel.

Penggantian oral dengan larutan kalium klorida 6080 mEq/hari.TatalaksanaHiperkalemiaHiperkalemia merupakan suatu keadaan di mana kadar kalium dalam darah tinggi, sering terjadi pada pasien luka bakar, penyakit ginjal, asidosis metabolik, pembemrian kalium yang berlebihan melalui intravena yang ditandai dengan adanya mual, hiperaktivitas sistem pencernaan, aritmia, kelemahan, jumlah urine sedikit sekali, diare, adanya kecemasan dan irritable (peka rangsang), serta kadar kalium dalam plasma mencapai lebih dari 5 mEq/L.

Hiperkalemia dapat disebabkan oleh Perpindahan kalium interkompartemen, dapat terlihat pada asidosis, lisis sel setelah kemoterapi, hemolisis, rhabdomiolisis, trauma masif jaringan, overdosis digitalis, pemberian arginin hidroklorida, dan blokade 2-adrenergik.penurunan ekskresi kalium di urine, danpeningkatan intake kalium.

Efek paling penting dari hiperkalemia ialah pada jantung dan otot skeletal. Kelemahan otot skeletal umumnya tidak terlihat sampai kadar kalium plasma melebihi 8 mEq/L. HipokalsemiaHipokalsemia merupakan kekurangan kadar kalsium dalam plasma darah yang ditandai dengan adanya kram otot dan kram perut, kejang, bingung, kadar kalsium dalam plasma kurang dari 4,3 mEq/L dan kesemutan pada jari dan sekitar mulut yang dapat disebabkan oleh pengaruh pengangkatan kelenjar gondok atau kehilangan sejumlah kalsium karena sekresi intestinal.

Gangguan Keseimbangan KalsiumETIOLOGIHipokalsemia akibat hipoparatiroidisme biasanya berhubungan dengan hipokalsemia simptomatik. Hiperparatiroidisme dapat disebabkan oleh pembedahan, idiopatik, atau bagian dari defek endokrin multipel (kebanyakan akibat insufisiensi adrenal), atau berhubungan dengan hipomagnesemia. Hipokalsemia oleh karena defisiensi vitamin, dapat diakibatkan oleh berkurangnya intake (nutrisi), malabsorpsi vitamin D, atau abnormalitas metabolisme vitamin D.

Manifestasi Klinis HipokalsemiaManparastesia, konfusi, stridor laringeal (laringospasme), spasme karpopedal, spasme masseter, dan kejang. Iritabilitas jantung dapat menjadi aritmia. Penurunan kontraktilitas jantung dapat mengakibatkan gagal jantung, hipotensi, dan keduanya. Penurunan respon terhadap digoxin dan -adrenergik agonis juga dilaporkan.Tatalaksana HipokalsemiaHipokalsemia simptomatik merupakan kedaruratan medis yang harus diterapi nsegera dengan kalsium klorida (larutan 10% 35 ml) atau kalsium glukonat (larutan 10% 1020 mL). Untuk mencegah presipitasi, kalsium intravena sebaiknya tidak diberikan dengan larutan yang mengandung bikarbonat dan fosfat. Pada hipokalsemia kronik, kalsium oral (CaCO3) dan penggantian vitamin D biasanya diperlukan.

37HiperkalsemiaHiperkalsemia merupakan suatu keadaan kelebihan kadar kalsium dalam darah yang dapat terjadi pada pasien yang mengalami pengangkatan kelenjar gondok dan makan vitamin D secara berlebihan, ditandai dengan adanya nyeri pada tulang, relaksasi otot, batu ginjal, mual-mual, koma, dan kadar kalsium dalam plasma lebih dari 4,3 mEq/L.

ETIOLOGIPada Hiperparatiroidisme sekunder yang memanjang menyebabkan sekresi otomatis dari PTH, mengakibatkan peningkatan atau normalnya kadar kalsium (hiperparatiroidisme tersier).Pasien dengan kanker dapat mengalami hiperkalsemia dengan atau tanpa adanya metastase tulang. Peningkatan absorpsi kalsium dari gastrointestinal dapat menyebabkan hiperkalsemia pada pasien dengan milk-alkali syndrome Manifestasi Klinik HiperkalsemiaHiperkalsemia biasanya menyebabkan anoreksia, mual, muntah, kelemahan, dan poliuria. Ataksia, iritabilitas, letargi, atau konfusi dapat dengan cepat berkembang menjadi koma. Hiperkalsemia meningkatakan sensitivitas jantung terhadap digitalis. Pankreatitis, ulkus peptik, dan gagal ginjal dapat berkomplikasi menjadi hiperkalsemia.

Pengobatan HiperkalsemiaHiperkalsemia simptomatik memerlukan terapi yang cepat. Terapi awal yang paling efektif ialah rehidrasi diikuti dengan diuresis cepat (urine output 200300 ml/jam) dengan pemberian infus saline intravena dan loop diuretic untuk meningkatkan ekskresi kalsium. Bifosfat (pamidronate 6090 mg intravena) atau kalsitonin (28 U/kg Pamidronate memiliki durasi aksi yang lebih lama tetapi harus dihindari pada keadaan insufisiensi ginjal (kreatinin serum > 2.5 mg/dL).Kebanyakan 90% dari semua hiperkalsemia disebabkan oleh keganasan atau hiperparatiroidisme. Test laboratorium yang paling baik untuk membedakan kedua kategori hiperkalsemia ini ialah dengan double-antibody PTH assay. Konsentrasi serum PTH biasanya akan menurun pada keganasan dan meningkat pada hipertiroidisme.

HipomagnesiaHipomagnesia merupakan kekurangan kadar magnesium dalam darah yang ditandai dengan adanya iritabilitas, tremor, kram pada kaki dan tangan, takikardi, hipertensi, disorientasi dan konvulsi. Kadar magnesium dalam darah kurang dari 1,3 mEq/L.Hipomagnesemia umumnya berhubungan dengan defisiensi dari komponen intraseluler seperti kalium dan fosfor. Defisiensi magnesium disebabkan oleh intake yang tidak adekuat, penurunan absorpsi gastrointestinal, dan peningkatan ekskresi ginjal. -adrenergik agonis dapat menyebabkan hipomagnesemia transien di mana ion magnesium diambil oleh jaringan adiposa. Obat-obatan yang dapat menyebabkan pengeluaran magnesium oleh ginjal meliputi etanol, teofilin, diuretik, cisplatin, siklosporin, dan amfoterisin-B.Gangguan Keseimbangan MagnesiumManifestasi Klinis HipomagnesemiaKebanyakan pasien dengan hipomagnesemia tidak menunjukkan gejala, tetapi anoreksia, kelemahan, fasikulasi, parestesia, konfusi, ataksia, dan kejang dapat menonjol. Hipomagnesemia biasanya berhubungan dengan hipokalsemia (kerusakan sekresi hormon paratiroid) dan hipokalemia (akibat pembuangan oleh ginjal). Manifestasi jantung meliputi iritabilitas listrik dan potensiasi intoksikasi digoxin; kedua faktor ini diperburuk oleh hipokalemia. Hipomagnesemia juga berhubungan dengan peningkatan insiden fibrilasi atrium. Pemanjangan interval PR dan QT dapat nampak seiring dengan hipokalsemia.Pengobatan HipomagnesemiaHipomagnesemia asimptomatik dapat diterapi per oral (magnesium sulfat heptahidrat atau magnesium oksida) atau intramuskular (magnesium sulfat). Menifestasi serius seperti kejang harus diterapi dengan magnesium sulfat intravena, 12 g (816 mEq atau 48 mmol) diberikan secara lambat selama 1560 menit.

HIPERMAGNESEMIA4Peningkatan kadar magnesium plasma hampir selalu berhubungan dengan kelebihan intake (antasida atau laksatif yang mengandung magnesium), kerusakan ginjal (GFR < 30 mL/menit), atau keduanya. Hipermagnesemia iatrogenik juga terjadi selama terapi magnesium sulfat pada hipertensi gestational yang berpengaruh pada ibu dan janin. Penyebab lainnya berupa insufisiensi adrenal, hipotiroidisme, rhabdomiolisis, dan pemberian lithium.