kel 2 bil bulat fix.pdf
-
Upload
dipta-samsidim -
Category
Documents
-
view
57 -
download
0
Transcript of kel 2 bil bulat fix.pdf
-
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Bilangan merupakan ide abstrak yang digunakan untuk menyatakan
banyaknya anggota suatu himpunan. Karena bilangan merupakan suatu ide
abstrak, maka perlu adanya suatu simbol yang dapat mewakili bilangan tersebut,
simbol ini yang disebut lambang bilangan. Lambang-lambang dasar yang
digunakan untuk menyusun suatu lambang bilangan yang baru disebut angka.
Lambang-lambang bilangan dasar itu adalah 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9. Dalam
matematika, konsep bilangan selama bertahun-tahun lamanya telah diperluas
untuk meliputi bilangan nol, bilangan negatif, bilangan rasional, bilangan
irasional, dan bilangan kompleks.
Dalam makalah pembahasan hanya terfokus pada konsep bilangan
bilangan bulat dan operasinya. Bilangan bulat merupakan kumpulan bilangan
bulat negatif, bilangan nol, dan bilangan bulat positif. Bilangan bulat merupakan
konsep prasyarat yang harus dikuasai oleh semua siswa sebelum memahami
konsep selanjutnya.
Begitu pentingnya pemahaman akan bilangan bulat, maka didalam
pembelajaran mengenai bilangan bulat haruslah dikemas sedemikian rupa
sehingga siswa memahami dengan benar konsep tersebut dan guru diharapkan
tidak menggunakan cara yang mekanik, seperti memberikan aturan secara
langsung untuk dihafal, diingat, dan diterapkan. Untuk itu di dalam makalah ini
akan dibahas mengenai cara mengajarkan konsep bilangan dan operasinya
khususnya bilangan bulat.
1.2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang akan dibahas dalam makalah ini yakni sebagai
berikut:
a. Bagaimana konsep bilangan bulat?
-
b. Bagaimanakah operasi pada bilangan bulat dan bagaimana cara
mengajarkannya?
1.3 Tujuan Penulisan
a. Untuk mengetahui konsep bilangan bulat.
b. Untuk mengetahui operasi pada bilangan bulat dan cara mengajarkannya.
-
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Konsep Bilangan Bulat
Munculnya konsep bilangan bulat adalah sebagai akibat dari
keterbatasan bilangan asli yang dikenal terlebih dahulu. Terdapat dua konsep
dasar bilangan bulat yaitu konsep tanda bilangan dan kuantitas atau harga mutlak.
Ada dua macam Tanda bilangan yaitu tanda positif yang diberi + dan tanda
negatif yang diberi simbol -. Dengan adanya bilangan bulat negatif akhirnya
diperoleh suatu sistem bilangan yang terdiri atas bilangan cacah dan bilangan
bulat negatf. Dengan demikian, bilangan bulat dapat dibagi menjadi tiga
kelompok sebagi berikut.
Bilangan bulat Positif terdiri atas: 1,2,3,4,5,dst
Bilangan nol
Bilangan bulat negatif yang terdiri atas : -1,-2,-3,-4 dst.
Adapun definisi dari bilangan bulat adalah sebagai berikut:
Himpunan Bilangan Bulat adalah
Bilangan-bilangan dst disebut bilangan bulat positif, bilangan
dstnya disebut bilangan bulat negatif, dan 0 disebut
bilangan bulat yang tidak positif dan juga tidak negatif.
Setiap bilangan bulat memiliki dua ciri penting yaitu yang disebut Tanda Bilangan
dan Kuantitas atau Harga Mutlak. Misalnya bilangan positif 6 dan bilangan
negatif enam ditulis dengan -6, kedua bilangan itu memiliki tanda yang berbeda,
tetapi dia memiliki kuatitas atau harga mutlak yang sama. Dengan demikian
dapatlah disimpulkan sebagai berikut.
Bilangan 7 memiliki tanda positif dan harga mutlak atau kuantitas = 7
Bilangan -7 memiliki tanda negatif dan harga mutlak atau kuantitas = 7
Bilangan 4 memiliki tanda positif dan harga mutlak atau kuantitas = 4
Bilangan -4 memiliki tanda negatif dan harga mutlak atau kuantitas = 4
dsbnya
-
Invers Jumlah atau Lawan dari Sebuah Bilangan
Bilangan bulat positif dan bilangan bulat negatif dapat diatur berpasangan.
Tiap anggota dari pasangan bilangan tersebut disebut lawan atau invers dari
anggota yang lain pada pasangan bilangan tersebut.
4 lawan dari 4 atau lawan dari 4 adalah 4
3 lawan dari 3 atau lawan dari 3 adalah 3
2 lawan dari 2 atau lawan dari 2 adalah 2
1 lawan dari 1 atau lawan dari 1 adalah 1
Sehingga secara umum dapat disimpulkan bahwa jika terdapat bilangan bulat
Lawan (invers jumlah) dari adalah
Lawan (invers jumlah) dari adalah
Untuk membelajarkan konsep bilangan bulat kita dapat memberikan
contoh kegiatan sebagai berikut. Jika posisi awal dinyatakan oleh bilangan nol (0),
posisi satu langkah (satusatuan) di sebelah kanan dinyatakan oleh bilangan +1
dan posisi satusatuan di sebelah kiri dinyatakan oleh bilangan 1 (negatif satu).
Dengan demikian, posisi dua satuan di sebelah kanan dinyatakan oleh bilangan +2
dan dua posisi dua satuan di sebelah kiri dinyatakan oleh bilangan 2 (negatif
dua). Hal serupa dapat dilakukan untuk menyatakan tiga satuan di sebelah kanan,
tiga satuan di sebelah kiri, empat satuan di sebelah kanan, empat satuan di sebelah
kiri, dan seterusnya. Bilanganbilangan seperti itu disebut bilangan bulat.
Bilangan bulat adalah bilangan yang merupakan gabungan dari bilangan bulat
negatif (,3, 2, 1), bilangan nol, dan bilangan bulat positif (1, 2, 3, 4,).
Bilangan bulat dapat dinyatakan dengan menggunakan garis bilangan. Contoh dari
bilangan bulat adalah {, 4, 3, 2, 1, 0, 1, 2, 3 ,4, }. Misalkan diberikan
garis bilangan seperti gambar di bawah ini.
Dari garis bilangan tersebut diperoleh bahwa makin ke kanan nilai
bilangannya makin besar. Sebaliknya, makin ke kiri nilai bilangannya makin
kecil. Pada garis bilangan, 5 terletak di sebelah kanan 4, maka 5 > 4. Dan, jika
6 0 1 2 3 5 4 1 2 6 7 3 4 5 8
-
suatu bilangan kurang dari bilangan yang lain, maka pada garis bilangan, bilangan
itu terletak di sebelah kiri. Dengan demikian, jika 3 terletak di sebelah kiri 2,
maka 3 < 2. Pada garis bilangan dengan arah mendatar, berlaku:
1. Jika terletak di sebelah kanan , maka , dan
menghasilkan bilangan bulat positif.
2. Jika terletak di sebelah kiri , maka , dan menghasilkan
bilangan bulat negatif.
Semua bilangan bulat negatif terletak di sebelah kiri 0. Jadi, jika
berarti bilangan negatif. Sebaliknya semua bilangan bulat positif terletak di
sebelah kanan 0. Jadi, jika berarti a bilangan positif.
2.2 Operasi Pada Bilangan Bulat dan Cara Mengajarkannya
2.2.1 Penjumlahan
Penjumlahan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2002) adalah
proses, cara, perbuatan penjumlahan. Penjumlahan adalah cara memperoleh
bilangan baru berdasarkan bilangan yang telah diketahui. Penjumlahan pada
bilangan bulat berorientasi pada karakteristik dari bilangan bulat itu sendiri yaitu
yang memiliki tanda bilangan dan kuantitas. Kedua karakteristik ini mesti
tercermin dalam pembahasan mengenai operasi penjumlahan bilangan bulat
tersebut.
Sifat-sifat Penjumlahan pada Bilangan Bulat
Operasi penjumlahan memiliki tiga sifat yaitu sifat pertukaran dan sifat
pengelompokan.
Sifat pertukaran (komutatif), dapat diartikan bahwa pertukaran tempat dari
kedua bilangan yang dijumlahkan tidak berpengaruh terhadap hasil
operasi. Sebagai contoh misalnya: , dimana .
Sifat pengelompokan (asosiatif) berarti bahwa dalam penjumlahan, cara
pengelompokan tidak mempengaruhi hasil terakhir. Perlu disadari bahwa
penjumlahan itu merupakan operasi biner yang artinya hanya didefinisikan
-
untuk jumlah dua bilangan saja. Ketika ingin mencari jumlah lebih dari
dua bilangan, maka harus dilakukan pengelompokkan dua-dua. Cara
mengelompokkan inilah tidak berpengaruh terhadap hasil akhir. Sebagai
contoh misalnya , berlaku .
Sifat penjumlahan dengan nol, yaitu bahwa semua bilangan asli jika
ditambah dengan nol hasilnya tetap sama dengan bilangan itu sendiri. Jadi
suatu bilangan asli a jika ditambah dengan nol akan tetap sama dengan a.
Sehingga dapat dirumuskan sifat penjumlahan dengan nol ini daam bentuk
, dimana .
Setiap bilangan bulat mempunyai invers aditif. Invers dari bilangan bulat
adalah dan berlaku .
Pembelajaran Penjumlahan pada Bilangan Bulat
a. Penjumlahan dengan Peragaan Gerakan Model
Penjumlahan pada bilangan bulat dapat dilakukan peragaan gerakan
suatu model, yaitu dengan gerakan maju atau gerakan naik dengan
ketentuan sebagai berikut.
1) Arah menghadap model.
a) Positif : Model menghadap ke kanan atau ke atas.
b) Negatif : Model menghadap ke kiri atau ke bawah.
2) Titik permulaan selalu dimulai dari titik yang mewakili bilangan 0.
Contoh:
Hitunglah jumlah dari 6 + (-4) dengan peragaan gerakan!
Penyelesaian:
Tetapkan posisi awal model sebagai titik nol, lalu hadapkan model ke
kanan (dilihat dari posisi siswa). Kemudian gerakkan/langkahkan model
ke kanan sebanyak 6 langkah. Setelah itu, balikkan arah model (hadapkan
ke kiri) kemudian gerakkan/langkahkan model maju sebanyak 4 langkah.
Siswa diminta untuk memperhatikan posisi terakhir model berada, yaitu di
titik 2. Jadi, 6 + (-4) = 2.
-
b. Penjumlahan dengan Menggunakan Garis Bilangan
Kita dapat memikirkan penjumlahan bilangan bulat sebagai suatu
gerakan atau perpindahan sepanjang suatu garis bilangan. Suatu bilangan
bulat positif menggambarkan gerakan ke arah kanan, sedangkan bilangan
bulat negatif menggambarkan gerakan ke arah kiri. Titik permulaan selalu
dimulai dari titik yang mewakili bilangan 0.
Contoh:
Hitunglah jumlah dari 6 + (-2) dengan menggunakan garis bilangan !
Penyelesaian:
6 + (-2) berarti suatu gerakan yang di mulai dari 0, bergerak 6 satuan ke
kanan dan dilanjutkan dengan bergerak 2 satuan lagi ke kiri. Gerakan ini
berakhir di titik yang mewakili bilangan 4. Gerakan tersebut apabila dibuat
diagramnya sebagai berikut.
Jadi, 6 + (-2) = 4.
Agar siswa lebih tertarik, garis bilangan dapat diilustrasikan dengan
menggunakan wayang, mobil, binatang dan lain-lain sebagai berikut.
Gambar ini merupakan suatu bentuk alat peraga yang dapat digunakan
mengilustrasikan suatu garis bilangan secara kongkrit. Dalam hal ini posisi
-
wayang dimulai dari titik nol. Untuk menggunakan alat peraga ini
disepakati beberapa aturan yaitu:
Untuk menunjukkan bilangan positif berarti wayang
menghadap ke kanan
Untuk menunjukkan bilangan negatif berarti wayang
menghadap ke kiri
Untuk penjumlahan berarti melangkah maju
Contoh 1 :
Tentukan hasil dari 4 + 3 !
Penyelesaian:
Langkah-langkah dalam menggunakan alat peraga tersebut adalah
sebagai berikut:
i. Letakkan posisi wayang pada titik nol. Seperti berikut,
ii. Bilangan pertama pada soal adalah 4, maka wayang menghadap
ke kanan dan melangkah ke kanan sebanyak 4 langkah
iii. Langkah berikutnya adalah tambah 3, jadi wayang tetap
menghadap ke kanan dan maju ke kanan sebanyak 3 langkah,
maju 4
satuan
-
Kedudukan terakhir model adalah 7. Jadi, 4 + 3 = 7
Contoh 2 :
Menentukan hasil dari (-2) + 5 !
Penyelesaian:
i. Letakkan posisi wayang pada titik nol sebagai berikut,
ii. Bilangan pertama pada soal adalah (-2), maka wayang
menghadap ke kiri dan melangkah ke kiri sebanyak 2 langkah,
iii. Langkah berikutnya adalah tambah 5, maka wayang menghadap
ke kanan dan maju ke kanan sebanyak 5 langkah,
maju 3 satuan
maju 2
satuan
-
Posisi terakhir adalah 3. Jadi, (-2) + 5 = 3.
Contoh 3:
Menentukan hasil dari 4 + (-5) !
Penyelesaian:
i. Letakkan posisi wayang pada titik nol seperti berikut,
ii. Bilangan pertama pada soal adalah 4, maka wayang menghadap
ke kanan dan melangkah maju sebanyak 4 langkah,
iii. Langkah selanjutnya adalah tambah (-5), maka wayang
menghadap ke kiri dan melangkah maju sebanyak 5 langkah,
maju 5
satuan
maju 4
satuan
-
Posisi terakhir adalah (-1). Jadi, 4 + (-5) = (-1).
Contoh 4:
Menentukan hasil dari (-2) + (-4) !
Penyelesaian:
i. Letakkan posisi wayang pada titik nol seperti berikut,
ii. Bilangan pertama pada soal adalah (-2), maka wayang
menghadap ke kiri dan melangkah sebanyak 2 langkah,
iii. Langkah selanjutnya adalah tambah (-4), maka wayang
menghadap tetap ke kiri dan melangkah sebanyak 4 langkah ke
kiri,
maju 5
satuan
maju 2
satuan
-
Posisi terakhir adalah (-6). Jadi, (-2) + (-4) = (-6).
Pembelajaran Pengurangan pada Bilangan Bulat
Prinsip pengurangan adalah proses pengambilan sejumlah objek
dari objek yang ada. Sifat yang berlaku pada pengurangan bilangan bulat
hanyalah sifat ketertutupan yang artinya setiap diambil dua bilangan bulat
sebarang pasti ditemukan bilangan bulat lainnya yang merupakan hasil
pengurangan kedua bilangan bulat tersebut. Selain sifat ketertutupan ini
tidak ada sifat yang berlaku.
Seperti pada penjumlahan, untuk mengajarkan operasi
pengurangan pada bilangan bulat juga dapat menggunakan pendekatan
garis bilangan. Dalam hal ini, digunakan alat peraga wayang bilangan.
Untuk mengajarkan operasi pengurangan dengan menggunakan alat peraga
wayang bilangan diperlukan kesepakatan beberapa aturan berikut:
1. Wayang selalu dimulai di titik nol dan menghadap ke kanan atau positif
2. Bilangan positif berarti wayang menghadap ke kanan atau positif dan
bilangan negatif berarti wayang menghadap ke kiri atau negatif
3. Tanda kurang berarti wayang melangkah mundur
maju 4
satuan
-
Untuk dapat memahaminya, perhatikan contoh-contoh berikut.
a. Operasi Pengurangan Bilangan Bulat Positif dengan Bilangan Bulat
Positif
Contoh 1. Tentukan hasil dari 5 3
Langkah-langkahnya:
i. Tempatkan posisi wayang pada titik nol
ii. Bilangan pertama pada soal adalah 5, maka wayang tetap menghadap
ke kanan dan melangkah ke kanan sejauh 5 langkah
iii. Langkah selanjutnya adalah dikurangi 3, maka wayang tetap
menghadap ke kanan dan melangkah mundur sejauh 3 langkah
iv. Kedudukan akhir wayang adalah 2. Jadi 5 - 3 = 2.
-
b. Operasi Pengurangan Bilangan Bulat Negatif dengan Bilangan Bulat
Positif
Contoh 2. Tentukan hasil dari -7 3
i. Tempatkan posisi wayang pada titik nol.
ii. Karena bilangan pertama -7, maka wayang menghadap ke kiri dan
melangkah ke kiri sejauh 7 langkah
iii. Langkah selanjutnya dikurangi 3, berarti wayang menghadap ke kanan
dan melangkah mundur sejauh 3 langkah
iv. Posisi akhir adalah - 10. Jadi -7 3 = -10
-
c. Operasi Pengurangan Bilangan Bulat Positif dengan Bilangan Bulat
Negatif
Contoh 3. Tentukan hasil dari 5 (-3)
i. Tempatkan wayang pada posisi nol
ii. Bilangan pertama adalah 5, maka wayang tetap mengahdap ke kanan
dan melangkah ke kanan sejauh 5 langkah
iii. Langkah selanjutnya adalah dikurangi (-3), maka wayang menghadap
ke kiri (arah negatif) kemudian melangkah mundur 3 langkah
iv. Posisi terakhir model adalah 7. Jadi 4 (-3) = 7.
-
d. Operasi Pengurangan Bilangan Bulat Negatif dengan Bilangan Bulat
Negatif
Contoh 4. Tentukan hasil dari (- 7) (-3)
i. Tempatkan wayang pada posisi nol
ii. Bilangan pertama adalah (-7), maka wayang menghadap ke kiri dan
melangkah ke kiri sejauh 7 langkah
iii. Langkah selanjutnya adalah dikurangi (-3), maka wayang tetap
menghadap ke kiri (arah negatif) kemudian melangkah mundur 3
langkah
iv. Posisi terakhir model adalah -4. Jadi .
-
Pembelajaran Perkalian pada Bilangan Bulat
Sebagai suatu operasi, perkalian berhubungan dengan penjumlahan berulang.
Oleh karena itu, operasi perkalian dapat dikaitkan dengan proses penggabungan
beberapa himpunan objek yang masing-masing memiliki banyak anggota yang
sama. Untuk lebih jelasnya dapat diilustrasikan sebagai berikut:
Dari gambar di atas, nampak bahwa penggabungan 3 himpunan yang masing-
masing banyak anggotanya sama yaitu 2 menghasilkan suatu himpunan yang
banyak anggotanya 6. Dari sini dapat dituliskan suatu bentuk perkalian yaitu
. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa .
Dari kondisi tersebut didapatlah suatu definisi konsep perkalian :
Dalam perkalian, bilangan yang terletak di depan disebut pengali sedangkan
bilangan yang terletak di belakang disebut bilangan yang dikalikan. Adapun
beberapa sifat yang ada pada operasi perkalian adalah sebagai berikut:
1. Sifat pertukaran, yang berarti bahwa pertukaran tempat dari pengali dan yang
dikalikan tidak berpengaruh terhadap hasil akhir, yaitu
2. Sifat pengelompokan, yang berarti bahwa jika dalam kalimat perkalian ada
tiga atau lebih, maka untuk menentukan hasil kalinya perlu dilakukan
Misalkan a dan b adalah suatu bilangan cacah, dan a 0
maka
a b = b + b + ... + b
Sebanyak a
-
pengelompokan dua-dua, karena perkalian termasuk pada operasi biner
yaitu operasi yang hanya didefiisikan untuk dua bilangan saja, yaitu
3. Sifat adanya unsur satuan, artinya ada bilangan 1 yang berlaku bahwa
4. Sifat distributif perkalian terhadap penjumlahan, dalam hal ini berlaku bahwa
5. Sifat distributif perkalian terhadap pengurangan, dalam hal ini berlaku bahwa
Untuk membelajarkan konsep perkalian, guru dapat mengajak siswa untuk
menterjemahkan kalimat seharihari dalam bentuk perkalian.
Contoh:
Nana membeli 2 kantong tomat. Dimana setiap kantong Nana berisi 5 buah tomat.
Jika Nana membeli 2 kantong tomat, berapakah jumlah buah tomat yang ibu
dapatkan?
Jawab:
1 kantong tomat mendapat 5 buah tomat. Dapat diilustrasikan sebagai berikut.
1 kantong tomat =
Jika 2 kantong tomat maka:
Jika Nana membeli 2 kantong tomat berarti Nana mendapatkan tomat sebanyak
.
Dapat ditulis
5 + 5
-
Cara mengajarkan operasi perkalian bilangan bulat.
Pada makalah ini, akan dibahas cara mengajarkan perkalian bilangan bulat
dengan menggunakan alat peraga wayang bilangan. Adapun aturan penggunaan
alat peraga wayang bilangan dalam perkalian adalah sebagai berikut.
1. Posisi awal wayang selalu pada posisi 0.
2. Tanda pada pengali menentukan kemana wayang harus menghadap. Jika tanda
pada pengali positif maka wayang mengadap ke bilangan postif. Sedangkan
jika tanda pada pengali negatif maka wayang menghadap ke bilangan negatif.
3. Tanda bilangan yang dikalikan menunjukkan arah gerakan wayang, apabila
tandanya positif maka wayang bergerak maju sedangkan jika tandanya negatif
maka wayang bergerak mundur.
4. Bilangan pengali mewakili berapa kali wayang melompat sedangkan bilangan
yang dikalikan mewakili berapa satuan wayang bergerak dalam satu lompatan.
5. Hasil dari operasi perkalian adalah posisi akhir wayang berdiri.
Dalam mengajarkan perkalian dengan menggunakan wayang bilangan, akan
dibagi menjadi empat yaitu perkalian bilangan bulat positif dengan bilangan bulat
positif, perkalian bilangan bulat positif dengan bilangan bulat negatif, perkalian
bilangan bulat negatif dengan bilangan bulat positif, serta perkalian bilangan bulat
negatif dan bilangan bulat negatif.
a. Perkalian bilangan bulat positif dengan bilangan bulat positif
Langkah-langkah pembelajaran operasi perkalian bilangan bulat positif dengan
bilangan bulat positif dengan menggunakan alat peraga wayang bilangan dapat
diilustrasikan pada contoh berikut.
Contoh:
Langkah mengerjakan:
i. Pasang wayang pada skala 0 kemudian perhatikan tanda dari faktor
pengali. Karena faktor pengali bertanda positif maka wayang menghadap ke
bilangan positif.
-
ii. Perhatikan tanda pada bilangan yang dikalikan.
Karena bilangan yang dikalikan bertanda positif maka wayang meloncat maju
sebanyak faktor pengali yaitu 2 kali dan sebesar bilangan yang dikali yaitu 3
satuan dalam sekali lompatan.
iii. Perhatikan kedudukan akhir wayang yang menunjukkan hasil perkalian.
Karena kedudukan akhir wayang berada pada angka 6 maka hasil perkalian
adalah 6
Jadi
Dari hal di atas , maka dapat disimpulkan bahwa perkalian bilangan bulat positif
dengan bilangan bulat positif akan menghasilkan bilangan positif.
b. Perkalian bilangan bulat positif dengan bilangan bulat negatif
Langkah-langkah pembelajaran operasi perkalian bilangan bulat positif dengan
bilangan bulat negatif dengan menggunakan alat peraga wayang bilangan dapat
diilustrasikan dengan contoh berikut.
Contoh:
Langkah mengerjakan:
-
i. Pasang wayang pada skala 0 kemudian perhatikan tanda dari faktor
pengali.
Karena faktor pengali bertanda positif maka wayang menghadap ke bilangan
positif.
ii. Perhatikan tanda pada bilangan yang dikalikan.
Karena bilangan yang dikalikan bertanda negatif maka wayang meloncat
mundur sebanyak faktor pengali yaitu 3 kali dan sebesar bilangan yang
dikalikan yaitu 2 satuan dalam sekali lompatan.
iii. Perhatikan kedudukan akhir wayang yang menunjukkan hasil perkalian.
Karena kedudukan akhir wayang berada pada angka 6 maka hasil perkalian
adalah 6
Jadi hasil dari 3 ( 2) = 6
Dari hal di atas, dapat disimpulkan bahwa perkalian bilangan bulat positif
dengan bilangan bulat negatif hasilnya adalah negatif.
c. Perkalian bilangan bulat negatif dengan bilangan bulat positif
Langkah-langkah pembelajaran operasi perkalian bilangan bulat negatif dengan
bilangan bulat positif dengan menggunakan alat peraga wayang bilangan dapat
diilustrasikan pada contoh berikut.
-
Contoh:
Langkah mengerjakan:
i. Pasang wayang pada skala 0 kemudian perhatikan tanda dari faktor
pengali.
Karena faktor pengali bertanda negatif maka wayang menghadap ke bilangan
negatif.
Perhatikan tanda pada bilangan yang dikalikan.
ii. Karena bilangan yang dikalikan bertanda positif maka wayang meloncat
maju sebanyak faktor pengali yaitu 2 kali dan sebesar bilangan yang dikalikan
yaitu 4 satuan dalam sekali lompatan.
iii. Perhatikan kedudukan akhir wayang yang menunjukkan hasil perkalian.
Karena kedudukan akhir wayang berada pada angka 4 maka hasil perkalian
adalah ( 8)
Jadi,
Dari hal di atas dapat disimpulkan perkalian bilangan bulat negatif dengan
bilangan bulat positif hasilnya adalah bilangan negatif.
-
d. Perkalian bilangan bulat negatif dan bilangan bulat negatif
Langkah-langkah pembelajaran operasi perkalian bilangan bulat negatif dengan
bilangan bulat negatif dengan menggunakan alat peraga wayang bilangan dapat
diilustrasikan pada contoh berikut.
Contoh:
Langkah mengerjakan:
i. Pasang wayang pada skala 0 kemudian perhatikan tanda dari faktor
pengali.
Karena faktor pengali bertanda negatif maka wayang menghadap ke bilangan
negatif.
ii. Perhatikan tanda pada bilangan yang dikalikan.
Karena bilangan yang dikalikan bertanda negatif maka wayang meloncat
mundur sebanyak faktor pengali yaitu 2 kali dan sebesar bilangan yang
dikalikan yaitu 4.
iii. Perhatikan kedudukan akhir wayang yang menunjukkan hasil perkalian.
Karena kedudukan akhir wayang berada pada angka 6 maka hasil perkalian
adalah 8
Jadi, (2) ( 4) = 8
-
Dari hal di atas maka dapat disimpulkan bahwa perkalian bilangan
bulat negatif dan bilangan bulat negatif hasilnya adalah bilangan positif.
Pembelajaran Pembagian pada Bilangan Bulat
Adapun definisi dari konsep pembagian adalah :
Misalkan a dan b adalah sembarang bilangan cacah dengan maka
jika dan hanya jika . Dalam hal ini disebut bilangan
yang dibagi, disebut pembagi, dan c disebut hasil bagi.
Sebagai contoh misalnya suatu bilangan 10 jika dikurangi dengan 2 secara
berulang maka diperoleh kenyataan bahwa bilangan 10 itu akan habis jika
dikurangi dua-dua sebanyak 5 kali. Sehingga diperoleh kesimpulan bahwa
10 : 2 = 5.
Untuk membelajarkan konsep pembagian, guru dapat mengajak siswa
untuk menterjemahkan kalimat seharihari dalam bentuk pembagian. Adapun
contohnya adalah sebagai berikut. Misalkan saja, Ayah memiliki 10 kelereng
yang akan dibagikan sama banyak kepada kedua anaknya. Berapa kelereng
yang diterima masing-masing anak?
Misalkan kelereng merupakan bilangan positif maka disediakan 10 buah
kelereng, kemudian langkah yang dapat dilakukan adalah mengambil
sepuluh kelereng, dan meminta siswa untuk membilangnya. Kemudian dari
10 kelereng itu diambil 2 (dua) kelereng dan dimasukkan ke dalam wadah,
dan diulangi terus sampai kesepuluh kelereng tersebut habis. Jika hal ini telah
selesai, maka hitunglah jumlah ruangan dari wadah yang terisi 5 (lima)
kelereng tersebut, yaitu sebanyak 2 (dua) ruangan. Sehingga siswa dijelaskan
bahwa jumlah ruangan yang terisi kelereng tersebut adalah jawaban dari soal
pembagian 10 : 2 yang sama dengan 5.
-
Ilustrasi gambar :
5 5
Dari pengelompokkan tersebut, terlihat ada 2 kelompok telur dan
masing-masing kelompok berisi 5 buah telur. Cara pengelompokkan seperti
itu sebenarnya sama halnya dengan memperlihatkan bentuk pembagian.
Sifat Operasi Pembagian Bilangan Bulat
I. Sifat Operasi Pembagian Bilangan Bulat
a. Pembagian pada bilangan bulat tidak bersifat komutatif
Untuk sembarang bilangan bulat dimana dengan
maka:
Contoh:
b. Pembagian pada bilangan bulat tidak bersifat asosiatif
Untuk sembarang bilangan bulat dengan maka:
Contoh:
c. Pembagian pada bilangan bulat tidak bersifat tertutup, karena
pembagian dua bilangan bulat tidak selalu menghasilkan bilangan
bulat.
Terdapat sehingga dengan himpunan
bilangan bulat.
10
-
Contoh: dan bilangan bulat.
Sedangkan bilangan bulat
d. Hasil bagi bilangan bulat dengan 0, hasilnya adalah tidak
terdefinisi
Jika a adalah bilangan bulat, maka:
Contoh:
1. 5 : 0 = tidak terdefinisi ( ~)
2. 0 : 2 = 0
Cara Mengajarkan Operasi Pembagian Bilangan Bulat dengan
Menggunakan Wayang Bilangan
Dalam mengajarkan pembagian dapat digunakan alat peraga wayang
bilangan. Adapun aturan penggunaan alat peraga wayang bilangan adalah
sebagai berikut.
o Tanda pada bilangan yang dibagi menentukan kemana wayang harus
menghadap. Jika tanda bilangan yang dibagi adalah postif maka wayang
bilangan menghadap ke bilangan positif. Sedangkan jika tanda bilangan
yang dibagi adalah negatif maka wayang bilangan menghadap ke bilangan
negatif.
o Tanda pada pembagi menentukan arah kepala wayang. Apabila tanda pada
pembagi adalah pisitif maka arah kepala wayang tidak berubah. Tetapi,
jika tandanya negatif maka kepala wayang berbalik arah dari arah yang
semula.
o Wayang bergerak maju sejumlah bilangan yang dibagi.
o Bilangan pembagi mewakili berapa satuan wayang bergerak dalam satu
lompatan.
-
o Hasil dari operasi pembagian adalah banyaknya lompatan wayang menuju
0 dan tandanya sesuai dengan arah kepala wayang yang terakhir.
a. Pembagian Bilangan Bulat Positif
Langkah-langkah pembelajaran operasi pembagian bilangan bulat positif
dengan bilangan bulat positif dengan menggunakan alat peraga wayang bilangan
dapat diilustrasikan pada contoh berikut.
Contoh:
Langkah mengerjakan:
1. Pasang wayang pada skala 0 kemudian perhatikan tanda dari bilangan yang
dibagi. Karena tanda bilangan yang dibagi adalah positif maka wayang
menghadap ke bilangan positif. Selanjutnya wayang melangkah maju
sebanyak bilangan yang dibagi yaitu sebanyak 8 satuan.
2. Perhatikan tanda pada pembagi.
Karena tanda pembagi adalah positif (yaitu 4) maka wayang tetap menghadap
ke bilangan positif. Selanjutnya, wayang loncat sebesar pembaginya yaitu 4
satuan sampai menuju 0.
maju 8
satuan
Loncatan
1
Loncatan
2
-
3. Hitunglah banyaknya loncatan yang dilakukan oleh wayang sampai menuju 0
dan perhatikan arah kepala wayang yang terakhir.
Karena banyaknya loncatan yang dilakukan oleh wayang sampai menuju 0
adalah sebanyak 2 kali kepala wayang mengarah ke bilangan positif maka
hasil dari
Jadi,
Dari hal di atas, maka dapat disimpulkan bahwa pembagian dua bilangan
bulat yang tandanya sama akan menghasilkan bilangan positif.
b. Pembagian Bilangan Bulat Negatif
Langkah-langkah operasi pembagian bilangan bulat negatif dengan bilangan
bulat negatif dengan menggunakan wayang bilangan dapat diilustrasikan pada
contoh berikut.
Contoh:
Langkah Mengerjakan:
1. Pasang wayang pada skala 0 kemudian perhatikan tanda dari bilangan yang
dibagi. Karena tanda bilangan yang dibagi adalah adalah negatif maka
wayang menghadap ke bilangan negatif. Selanjutnya wayang melangkah
maju sebanyak bilangan yang dibagi yaitu sebanyak 10 satuan.
maju 10 satuan
-
2. Perhatikan tanda pada pembagi.
Karena tanda pembagi adalah negatif (yaitu 2) maka wayang berbalik arah
menghadap bilangan positif. Selanjutnya, wayang loncat sebesar pembaginya
yaitu 2 satuan sampai menuju 0.
3. Hitunglah banyaknya loncatan yang dilakukan oleh wayang sampai menuju 0
dan perhatikan arah kepala wayang yang terakhir.
Karena banyaknya loncatan yang dilakukan oleh wayang sampai menuju 0
adalah sebanyak 2 kali kepala wayang mengarah ke bilangan negatif maka
hasil dari
.
Dari hal di atas, maka dapat disimpulkan bahwa pembagian bilangan bulat
yang tandanya sama hasilnya adalah bilangan positif.
c. Pembagian Bilangan Bulat Positif dengan Bilangan Bulat Negatif
Langkah-langkah pembelajaran operasi pembagian bilangan bulat positif
dengan bilangan bulat negatif dengan menggunakan alat peraga wayang bilangan
diuraikan secara jelas pada contoh berikut ini.
Contoh:
Langkah mengerjakan:
1. Pasang wayang pada skala 0 kemudian perhatikan tanda dari bilangan yang
dibagi. Karena tanda bilangan yang dibagi adalah positif maka wayang
maju 10 satuan
-
menghadap ke bilangan positif. Selanjutnya wayang melangkah maju
sebanyak bilangan yang dibagi yaitu sebanyak 9 satuan.
2. Perhatikan tanda pada pembagi.
Karena tanda pembagi adalah negatif (yaitu 3) maka wayang berbalik arah
menghadap bilangan negatif. Selanjutnya, wayang loncat sebesar pembaginya
yaitu 3 satuan sampai menuju 0.
3. Hitunglah banyaknya loncatan yang dilakukan oleh wayang sampai menuju 0
dan perhatikan arah kepala wayang yang terakhir.
Karena banyaknya loncatan yang dilakukan oleh wayang sampai menuju 0
adalah sebanyak 3 kali kepala wayang mengarah ke bilangan negatif maka
hasil dari
Jadi,
Dari hal di atas, maka dapat disimpulkan bahwa Pembagian dua bilangan
bulat berbeda tanda hasilnya adalah bilangan negatif.
maju 9 satuan
maju 9 satuan
-
d. Pembagian Bilangan Bulat Negatif dengan Bilangan Bulat Positif
Langkah-langkah pembelajaran operasi pembagian bilangan bulat
negative dengan bilangan bulat negatif dengan menggunakan alat peraga
wayang bilangan dapat dijelaskan oleh contoh di bawah ini.
Contoh :
Langkah mengerjakan:
1. Pasang wayang pada skala 0 kemudian perhatikan tanda dari bilangan
yang dibagi. Karena tanda bilangan yang dibagi adalah adalah negatif
maka wayang menghadap ke bilangan negatif. Selanjutnya wayang
melangkah maju sebanyak bilangan yang dibagi yaitu sebanyak 4 satuan.
2. Perhatikan tanda pada pembagi.
Karena tanda pembagi adalah positif (yaitu 2) maka wayang tetap ke
menghadap bilangan negatif. Selanjutnya, wayang loncat sebesar pembaginya
yaitu 2 satuan sampai menuju 0.
maju 4 satuan
maju 4 satuan
-
3. Hitunglah banyaknya loncatan yang dilakukan oleh wayang sampai menuju 0
dan perhatikan arah kepala wayang yang terakhir.
Karena banyaknya loncatan yang dilakukan oleh wayang sampai menuju 0
adalah sebanyak 2 kali kepala wayang mengarah ke bilangan negatif maka
hasil dari
Jadi,
Dari hal di atas, maka dapat disimpulkan bahwa Pembagian dua bilangan
bulat berbeda tanda hasilnya adalah bilangan negatif.
-
BAB III
PENUTUP
3.1. Simpulan
1. Konsep bilangan cacah
Terdapat dua konsep dasar bilangan bulat yaitu konsep tanda
bilangan dan kuantitas atau harga mutlak. Ada dua macam Tanda
bilangan yaitu tanda positif yang diberi + dan tanda negatif yang diberi
simbol -. Dengan adanya bilangan bulat negatif akhirnya diperoleh
suatu sistem bilangan yang terdiri atas bilangan cacah dan bilangan bulat
negatif. Pada garis bilangan diperoleh bahwa makin ke kanan nilainya
semakin besar. Sebaliknya, makin ke kiri nilainya semakin kecil.
Bilangan bulat positif dan bilangan bulat negatif dapat diatur
berpasangan. Tiap anggota dari pasangan bilangan tersebut disebut lawan
atau invers dari anggota yang lain pada pasangan bilangan tersebut,
secara umum dapat simpulkan jika terdapat bilangan bulat
Lawan (invers jumlah) dari adalah
Lawan (invers jumlah) dari adalah
2. Operasi hitung pada bilangan bulat dan cara mengajarkannya.
Operasi bilangan bulat terdiri dari penjumlahan, pengurangan,
perkalian dan pembagian. Untuk hasil dari operasi tergantung pada nilai
bilangan bulat yang dioperasikan. Cara untuk mengajarkan operasi
bilangan bulat dapat dilakukan dengan menggunakan garis bilangan,
wayang bilangan.
3.2. Saran
Diharapkan para guru memberikan pembelajaran operasi bilangan
yang berorientasi pada pembelajaran bermakna dan menggunakan teknik
dan media pembelajaran yang lebih beragam.