kel 2 bil bulat fix.pdf

33
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bilangan merupakan ide abstrak yang digunakan untuk menyatakan banyaknya anggota suatu himpunan. Karena bilangan merupakan suatu ide abstrak, maka perlu adanya suatu simbol yang dapat mewakili bilangan tersebut, simbol ini yang disebut lambang bilangan. Lambang-lambang dasar yang digunakan untuk menyusun suatu lambang bilangan yang baru disebut angka. Lambang-lambang bilangan dasar itu adalah 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9. Dalam matematika, konsep bilangan selama bertahun-tahun lamanya telah diperluas untuk meliputi bilangan nol, bilangan negatif, bilangan rasional, bilangan irasional, dan bilangan kompleks. Dalam makalah pembahasan hanya terfokus pada konsep bilangan bilangan bulat dan operasinya. Bilangan bulat merupakan kumpulan bilangan bulat negatif, bilangan nol, dan bilangan bulat positif. Bilangan bulat merupakan konsep prasyarat yang harus dikuasai oleh semua siswa sebelum memahami konsep selanjutnya. Begitu pentingnya pemahaman akan bilangan bulat, maka didalam pembelajaran mengenai bilangan bulat haruslah dikemas sedemikian rupa sehingga siswa memahami dengan benar konsep tersebut dan guru diharapkan tidak menggunakan cara yang mekanik, seperti memberikan aturan secara langsung untuk dihafal, diingat, dan diterapkan. Untuk itu di dalam makalah ini akan dibahas mengenai cara mengajarkan konsep bilangan dan operasinya khususnya bilangan bulat. 1.2 Rumusan Masalah Adapun rumusan masalah yang akan dibahas dalam makalah ini yakni sebagai berikut: a. Bagaimana konsep bilangan bulat?

Transcript of kel 2 bil bulat fix.pdf

  • BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang

    Bilangan merupakan ide abstrak yang digunakan untuk menyatakan

    banyaknya anggota suatu himpunan. Karena bilangan merupakan suatu ide

    abstrak, maka perlu adanya suatu simbol yang dapat mewakili bilangan tersebut,

    simbol ini yang disebut lambang bilangan. Lambang-lambang dasar yang

    digunakan untuk menyusun suatu lambang bilangan yang baru disebut angka.

    Lambang-lambang bilangan dasar itu adalah 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9. Dalam

    matematika, konsep bilangan selama bertahun-tahun lamanya telah diperluas

    untuk meliputi bilangan nol, bilangan negatif, bilangan rasional, bilangan

    irasional, dan bilangan kompleks.

    Dalam makalah pembahasan hanya terfokus pada konsep bilangan

    bilangan bulat dan operasinya. Bilangan bulat merupakan kumpulan bilangan

    bulat negatif, bilangan nol, dan bilangan bulat positif. Bilangan bulat merupakan

    konsep prasyarat yang harus dikuasai oleh semua siswa sebelum memahami

    konsep selanjutnya.

    Begitu pentingnya pemahaman akan bilangan bulat, maka didalam

    pembelajaran mengenai bilangan bulat haruslah dikemas sedemikian rupa

    sehingga siswa memahami dengan benar konsep tersebut dan guru diharapkan

    tidak menggunakan cara yang mekanik, seperti memberikan aturan secara

    langsung untuk dihafal, diingat, dan diterapkan. Untuk itu di dalam makalah ini

    akan dibahas mengenai cara mengajarkan konsep bilangan dan operasinya

    khususnya bilangan bulat.

    1.2 Rumusan Masalah

    Adapun rumusan masalah yang akan dibahas dalam makalah ini yakni sebagai

    berikut:

    a. Bagaimana konsep bilangan bulat?

  • b. Bagaimanakah operasi pada bilangan bulat dan bagaimana cara

    mengajarkannya?

    1.3 Tujuan Penulisan

    a. Untuk mengetahui konsep bilangan bulat.

    b. Untuk mengetahui operasi pada bilangan bulat dan cara mengajarkannya.

  • BAB II

    PEMBAHASAN

    2.1 Konsep Bilangan Bulat

    Munculnya konsep bilangan bulat adalah sebagai akibat dari

    keterbatasan bilangan asli yang dikenal terlebih dahulu. Terdapat dua konsep

    dasar bilangan bulat yaitu konsep tanda bilangan dan kuantitas atau harga mutlak.

    Ada dua macam Tanda bilangan yaitu tanda positif yang diberi + dan tanda

    negatif yang diberi simbol -. Dengan adanya bilangan bulat negatif akhirnya

    diperoleh suatu sistem bilangan yang terdiri atas bilangan cacah dan bilangan

    bulat negatf. Dengan demikian, bilangan bulat dapat dibagi menjadi tiga

    kelompok sebagi berikut.

    Bilangan bulat Positif terdiri atas: 1,2,3,4,5,dst

    Bilangan nol

    Bilangan bulat negatif yang terdiri atas : -1,-2,-3,-4 dst.

    Adapun definisi dari bilangan bulat adalah sebagai berikut:

    Himpunan Bilangan Bulat adalah

    Bilangan-bilangan dst disebut bilangan bulat positif, bilangan

    dstnya disebut bilangan bulat negatif, dan 0 disebut

    bilangan bulat yang tidak positif dan juga tidak negatif.

    Setiap bilangan bulat memiliki dua ciri penting yaitu yang disebut Tanda Bilangan

    dan Kuantitas atau Harga Mutlak. Misalnya bilangan positif 6 dan bilangan

    negatif enam ditulis dengan -6, kedua bilangan itu memiliki tanda yang berbeda,

    tetapi dia memiliki kuatitas atau harga mutlak yang sama. Dengan demikian

    dapatlah disimpulkan sebagai berikut.

    Bilangan 7 memiliki tanda positif dan harga mutlak atau kuantitas = 7

    Bilangan -7 memiliki tanda negatif dan harga mutlak atau kuantitas = 7

    Bilangan 4 memiliki tanda positif dan harga mutlak atau kuantitas = 4

    Bilangan -4 memiliki tanda negatif dan harga mutlak atau kuantitas = 4

    dsbnya

  • Invers Jumlah atau Lawan dari Sebuah Bilangan

    Bilangan bulat positif dan bilangan bulat negatif dapat diatur berpasangan.

    Tiap anggota dari pasangan bilangan tersebut disebut lawan atau invers dari

    anggota yang lain pada pasangan bilangan tersebut.

    4 lawan dari 4 atau lawan dari 4 adalah 4

    3 lawan dari 3 atau lawan dari 3 adalah 3

    2 lawan dari 2 atau lawan dari 2 adalah 2

    1 lawan dari 1 atau lawan dari 1 adalah 1

    Sehingga secara umum dapat disimpulkan bahwa jika terdapat bilangan bulat

    Lawan (invers jumlah) dari adalah

    Lawan (invers jumlah) dari adalah

    Untuk membelajarkan konsep bilangan bulat kita dapat memberikan

    contoh kegiatan sebagai berikut. Jika posisi awal dinyatakan oleh bilangan nol (0),

    posisi satu langkah (satusatuan) di sebelah kanan dinyatakan oleh bilangan +1

    dan posisi satusatuan di sebelah kiri dinyatakan oleh bilangan 1 (negatif satu).

    Dengan demikian, posisi dua satuan di sebelah kanan dinyatakan oleh bilangan +2

    dan dua posisi dua satuan di sebelah kiri dinyatakan oleh bilangan 2 (negatif

    dua). Hal serupa dapat dilakukan untuk menyatakan tiga satuan di sebelah kanan,

    tiga satuan di sebelah kiri, empat satuan di sebelah kanan, empat satuan di sebelah

    kiri, dan seterusnya. Bilanganbilangan seperti itu disebut bilangan bulat.

    Bilangan bulat adalah bilangan yang merupakan gabungan dari bilangan bulat

    negatif (,3, 2, 1), bilangan nol, dan bilangan bulat positif (1, 2, 3, 4,).

    Bilangan bulat dapat dinyatakan dengan menggunakan garis bilangan. Contoh dari

    bilangan bulat adalah {, 4, 3, 2, 1, 0, 1, 2, 3 ,4, }. Misalkan diberikan

    garis bilangan seperti gambar di bawah ini.

    Dari garis bilangan tersebut diperoleh bahwa makin ke kanan nilai

    bilangannya makin besar. Sebaliknya, makin ke kiri nilai bilangannya makin

    kecil. Pada garis bilangan, 5 terletak di sebelah kanan 4, maka 5 > 4. Dan, jika

    6 0 1 2 3 5 4 1 2 6 7 3 4 5 8

  • suatu bilangan kurang dari bilangan yang lain, maka pada garis bilangan, bilangan

    itu terletak di sebelah kiri. Dengan demikian, jika 3 terletak di sebelah kiri 2,

    maka 3 < 2. Pada garis bilangan dengan arah mendatar, berlaku:

    1. Jika terletak di sebelah kanan , maka , dan

    menghasilkan bilangan bulat positif.

    2. Jika terletak di sebelah kiri , maka , dan menghasilkan

    bilangan bulat negatif.

    Semua bilangan bulat negatif terletak di sebelah kiri 0. Jadi, jika

    berarti bilangan negatif. Sebaliknya semua bilangan bulat positif terletak di

    sebelah kanan 0. Jadi, jika berarti a bilangan positif.

    2.2 Operasi Pada Bilangan Bulat dan Cara Mengajarkannya

    2.2.1 Penjumlahan

    Penjumlahan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2002) adalah

    proses, cara, perbuatan penjumlahan. Penjumlahan adalah cara memperoleh

    bilangan baru berdasarkan bilangan yang telah diketahui. Penjumlahan pada

    bilangan bulat berorientasi pada karakteristik dari bilangan bulat itu sendiri yaitu

    yang memiliki tanda bilangan dan kuantitas. Kedua karakteristik ini mesti

    tercermin dalam pembahasan mengenai operasi penjumlahan bilangan bulat

    tersebut.

    Sifat-sifat Penjumlahan pada Bilangan Bulat

    Operasi penjumlahan memiliki tiga sifat yaitu sifat pertukaran dan sifat

    pengelompokan.

    Sifat pertukaran (komutatif), dapat diartikan bahwa pertukaran tempat dari

    kedua bilangan yang dijumlahkan tidak berpengaruh terhadap hasil

    operasi. Sebagai contoh misalnya: , dimana .

    Sifat pengelompokan (asosiatif) berarti bahwa dalam penjumlahan, cara

    pengelompokan tidak mempengaruhi hasil terakhir. Perlu disadari bahwa

    penjumlahan itu merupakan operasi biner yang artinya hanya didefinisikan

  • untuk jumlah dua bilangan saja. Ketika ingin mencari jumlah lebih dari

    dua bilangan, maka harus dilakukan pengelompokkan dua-dua. Cara

    mengelompokkan inilah tidak berpengaruh terhadap hasil akhir. Sebagai

    contoh misalnya , berlaku .

    Sifat penjumlahan dengan nol, yaitu bahwa semua bilangan asli jika

    ditambah dengan nol hasilnya tetap sama dengan bilangan itu sendiri. Jadi

    suatu bilangan asli a jika ditambah dengan nol akan tetap sama dengan a.

    Sehingga dapat dirumuskan sifat penjumlahan dengan nol ini daam bentuk

    , dimana .

    Setiap bilangan bulat mempunyai invers aditif. Invers dari bilangan bulat

    adalah dan berlaku .

    Pembelajaran Penjumlahan pada Bilangan Bulat

    a. Penjumlahan dengan Peragaan Gerakan Model

    Penjumlahan pada bilangan bulat dapat dilakukan peragaan gerakan

    suatu model, yaitu dengan gerakan maju atau gerakan naik dengan

    ketentuan sebagai berikut.

    1) Arah menghadap model.

    a) Positif : Model menghadap ke kanan atau ke atas.

    b) Negatif : Model menghadap ke kiri atau ke bawah.

    2) Titik permulaan selalu dimulai dari titik yang mewakili bilangan 0.

    Contoh:

    Hitunglah jumlah dari 6 + (-4) dengan peragaan gerakan!

    Penyelesaian:

    Tetapkan posisi awal model sebagai titik nol, lalu hadapkan model ke

    kanan (dilihat dari posisi siswa). Kemudian gerakkan/langkahkan model

    ke kanan sebanyak 6 langkah. Setelah itu, balikkan arah model (hadapkan

    ke kiri) kemudian gerakkan/langkahkan model maju sebanyak 4 langkah.

    Siswa diminta untuk memperhatikan posisi terakhir model berada, yaitu di

    titik 2. Jadi, 6 + (-4) = 2.

  • b. Penjumlahan dengan Menggunakan Garis Bilangan

    Kita dapat memikirkan penjumlahan bilangan bulat sebagai suatu

    gerakan atau perpindahan sepanjang suatu garis bilangan. Suatu bilangan

    bulat positif menggambarkan gerakan ke arah kanan, sedangkan bilangan

    bulat negatif menggambarkan gerakan ke arah kiri. Titik permulaan selalu

    dimulai dari titik yang mewakili bilangan 0.

    Contoh:

    Hitunglah jumlah dari 6 + (-2) dengan menggunakan garis bilangan !

    Penyelesaian:

    6 + (-2) berarti suatu gerakan yang di mulai dari 0, bergerak 6 satuan ke

    kanan dan dilanjutkan dengan bergerak 2 satuan lagi ke kiri. Gerakan ini

    berakhir di titik yang mewakili bilangan 4. Gerakan tersebut apabila dibuat

    diagramnya sebagai berikut.

    Jadi, 6 + (-2) = 4.

    Agar siswa lebih tertarik, garis bilangan dapat diilustrasikan dengan

    menggunakan wayang, mobil, binatang dan lain-lain sebagai berikut.

    Gambar ini merupakan suatu bentuk alat peraga yang dapat digunakan

    mengilustrasikan suatu garis bilangan secara kongkrit. Dalam hal ini posisi

  • wayang dimulai dari titik nol. Untuk menggunakan alat peraga ini

    disepakati beberapa aturan yaitu:

    Untuk menunjukkan bilangan positif berarti wayang

    menghadap ke kanan

    Untuk menunjukkan bilangan negatif berarti wayang

    menghadap ke kiri

    Untuk penjumlahan berarti melangkah maju

    Contoh 1 :

    Tentukan hasil dari 4 + 3 !

    Penyelesaian:

    Langkah-langkah dalam menggunakan alat peraga tersebut adalah

    sebagai berikut:

    i. Letakkan posisi wayang pada titik nol. Seperti berikut,

    ii. Bilangan pertama pada soal adalah 4, maka wayang menghadap

    ke kanan dan melangkah ke kanan sebanyak 4 langkah

    iii. Langkah berikutnya adalah tambah 3, jadi wayang tetap

    menghadap ke kanan dan maju ke kanan sebanyak 3 langkah,

    maju 4

    satuan

  • Kedudukan terakhir model adalah 7. Jadi, 4 + 3 = 7

    Contoh 2 :

    Menentukan hasil dari (-2) + 5 !

    Penyelesaian:

    i. Letakkan posisi wayang pada titik nol sebagai berikut,

    ii. Bilangan pertama pada soal adalah (-2), maka wayang

    menghadap ke kiri dan melangkah ke kiri sebanyak 2 langkah,

    iii. Langkah berikutnya adalah tambah 5, maka wayang menghadap

    ke kanan dan maju ke kanan sebanyak 5 langkah,

    maju 3 satuan

    maju 2

    satuan

  • Posisi terakhir adalah 3. Jadi, (-2) + 5 = 3.

    Contoh 3:

    Menentukan hasil dari 4 + (-5) !

    Penyelesaian:

    i. Letakkan posisi wayang pada titik nol seperti berikut,

    ii. Bilangan pertama pada soal adalah 4, maka wayang menghadap

    ke kanan dan melangkah maju sebanyak 4 langkah,

    iii. Langkah selanjutnya adalah tambah (-5), maka wayang

    menghadap ke kiri dan melangkah maju sebanyak 5 langkah,

    maju 5

    satuan

    maju 4

    satuan

  • Posisi terakhir adalah (-1). Jadi, 4 + (-5) = (-1).

    Contoh 4:

    Menentukan hasil dari (-2) + (-4) !

    Penyelesaian:

    i. Letakkan posisi wayang pada titik nol seperti berikut,

    ii. Bilangan pertama pada soal adalah (-2), maka wayang

    menghadap ke kiri dan melangkah sebanyak 2 langkah,

    iii. Langkah selanjutnya adalah tambah (-4), maka wayang

    menghadap tetap ke kiri dan melangkah sebanyak 4 langkah ke

    kiri,

    maju 5

    satuan

    maju 2

    satuan

  • Posisi terakhir adalah (-6). Jadi, (-2) + (-4) = (-6).

    Pembelajaran Pengurangan pada Bilangan Bulat

    Prinsip pengurangan adalah proses pengambilan sejumlah objek

    dari objek yang ada. Sifat yang berlaku pada pengurangan bilangan bulat

    hanyalah sifat ketertutupan yang artinya setiap diambil dua bilangan bulat

    sebarang pasti ditemukan bilangan bulat lainnya yang merupakan hasil

    pengurangan kedua bilangan bulat tersebut. Selain sifat ketertutupan ini

    tidak ada sifat yang berlaku.

    Seperti pada penjumlahan, untuk mengajarkan operasi

    pengurangan pada bilangan bulat juga dapat menggunakan pendekatan

    garis bilangan. Dalam hal ini, digunakan alat peraga wayang bilangan.

    Untuk mengajarkan operasi pengurangan dengan menggunakan alat peraga

    wayang bilangan diperlukan kesepakatan beberapa aturan berikut:

    1. Wayang selalu dimulai di titik nol dan menghadap ke kanan atau positif

    2. Bilangan positif berarti wayang menghadap ke kanan atau positif dan

    bilangan negatif berarti wayang menghadap ke kiri atau negatif

    3. Tanda kurang berarti wayang melangkah mundur

    maju 4

    satuan

  • Untuk dapat memahaminya, perhatikan contoh-contoh berikut.

    a. Operasi Pengurangan Bilangan Bulat Positif dengan Bilangan Bulat

    Positif

    Contoh 1. Tentukan hasil dari 5 3

    Langkah-langkahnya:

    i. Tempatkan posisi wayang pada titik nol

    ii. Bilangan pertama pada soal adalah 5, maka wayang tetap menghadap

    ke kanan dan melangkah ke kanan sejauh 5 langkah

    iii. Langkah selanjutnya adalah dikurangi 3, maka wayang tetap

    menghadap ke kanan dan melangkah mundur sejauh 3 langkah

    iv. Kedudukan akhir wayang adalah 2. Jadi 5 - 3 = 2.

  • b. Operasi Pengurangan Bilangan Bulat Negatif dengan Bilangan Bulat

    Positif

    Contoh 2. Tentukan hasil dari -7 3

    i. Tempatkan posisi wayang pada titik nol.

    ii. Karena bilangan pertama -7, maka wayang menghadap ke kiri dan

    melangkah ke kiri sejauh 7 langkah

    iii. Langkah selanjutnya dikurangi 3, berarti wayang menghadap ke kanan

    dan melangkah mundur sejauh 3 langkah

    iv. Posisi akhir adalah - 10. Jadi -7 3 = -10

  • c. Operasi Pengurangan Bilangan Bulat Positif dengan Bilangan Bulat

    Negatif

    Contoh 3. Tentukan hasil dari 5 (-3)

    i. Tempatkan wayang pada posisi nol

    ii. Bilangan pertama adalah 5, maka wayang tetap mengahdap ke kanan

    dan melangkah ke kanan sejauh 5 langkah

    iii. Langkah selanjutnya adalah dikurangi (-3), maka wayang menghadap

    ke kiri (arah negatif) kemudian melangkah mundur 3 langkah

    iv. Posisi terakhir model adalah 7. Jadi 4 (-3) = 7.

  • d. Operasi Pengurangan Bilangan Bulat Negatif dengan Bilangan Bulat

    Negatif

    Contoh 4. Tentukan hasil dari (- 7) (-3)

    i. Tempatkan wayang pada posisi nol

    ii. Bilangan pertama adalah (-7), maka wayang menghadap ke kiri dan

    melangkah ke kiri sejauh 7 langkah

    iii. Langkah selanjutnya adalah dikurangi (-3), maka wayang tetap

    menghadap ke kiri (arah negatif) kemudian melangkah mundur 3

    langkah

    iv. Posisi terakhir model adalah -4. Jadi .

  • Pembelajaran Perkalian pada Bilangan Bulat

    Sebagai suatu operasi, perkalian berhubungan dengan penjumlahan berulang.

    Oleh karena itu, operasi perkalian dapat dikaitkan dengan proses penggabungan

    beberapa himpunan objek yang masing-masing memiliki banyak anggota yang

    sama. Untuk lebih jelasnya dapat diilustrasikan sebagai berikut:

    Dari gambar di atas, nampak bahwa penggabungan 3 himpunan yang masing-

    masing banyak anggotanya sama yaitu 2 menghasilkan suatu himpunan yang

    banyak anggotanya 6. Dari sini dapat dituliskan suatu bentuk perkalian yaitu

    . Dengan demikian dapat dikatakan bahwa .

    Dari kondisi tersebut didapatlah suatu definisi konsep perkalian :

    Dalam perkalian, bilangan yang terletak di depan disebut pengali sedangkan

    bilangan yang terletak di belakang disebut bilangan yang dikalikan. Adapun

    beberapa sifat yang ada pada operasi perkalian adalah sebagai berikut:

    1. Sifat pertukaran, yang berarti bahwa pertukaran tempat dari pengali dan yang

    dikalikan tidak berpengaruh terhadap hasil akhir, yaitu

    2. Sifat pengelompokan, yang berarti bahwa jika dalam kalimat perkalian ada

    tiga atau lebih, maka untuk menentukan hasil kalinya perlu dilakukan

    Misalkan a dan b adalah suatu bilangan cacah, dan a 0

    maka

    a b = b + b + ... + b

    Sebanyak a

  • pengelompokan dua-dua, karena perkalian termasuk pada operasi biner

    yaitu operasi yang hanya didefiisikan untuk dua bilangan saja, yaitu

    3. Sifat adanya unsur satuan, artinya ada bilangan 1 yang berlaku bahwa

    4. Sifat distributif perkalian terhadap penjumlahan, dalam hal ini berlaku bahwa

    5. Sifat distributif perkalian terhadap pengurangan, dalam hal ini berlaku bahwa

    Untuk membelajarkan konsep perkalian, guru dapat mengajak siswa untuk

    menterjemahkan kalimat seharihari dalam bentuk perkalian.

    Contoh:

    Nana membeli 2 kantong tomat. Dimana setiap kantong Nana berisi 5 buah tomat.

    Jika Nana membeli 2 kantong tomat, berapakah jumlah buah tomat yang ibu

    dapatkan?

    Jawab:

    1 kantong tomat mendapat 5 buah tomat. Dapat diilustrasikan sebagai berikut.

    1 kantong tomat =

    Jika 2 kantong tomat maka:

    Jika Nana membeli 2 kantong tomat berarti Nana mendapatkan tomat sebanyak

    .

    Dapat ditulis

    5 + 5

  • Cara mengajarkan operasi perkalian bilangan bulat.

    Pada makalah ini, akan dibahas cara mengajarkan perkalian bilangan bulat

    dengan menggunakan alat peraga wayang bilangan. Adapun aturan penggunaan

    alat peraga wayang bilangan dalam perkalian adalah sebagai berikut.

    1. Posisi awal wayang selalu pada posisi 0.

    2. Tanda pada pengali menentukan kemana wayang harus menghadap. Jika tanda

    pada pengali positif maka wayang mengadap ke bilangan postif. Sedangkan

    jika tanda pada pengali negatif maka wayang menghadap ke bilangan negatif.

    3. Tanda bilangan yang dikalikan menunjukkan arah gerakan wayang, apabila

    tandanya positif maka wayang bergerak maju sedangkan jika tandanya negatif

    maka wayang bergerak mundur.

    4. Bilangan pengali mewakili berapa kali wayang melompat sedangkan bilangan

    yang dikalikan mewakili berapa satuan wayang bergerak dalam satu lompatan.

    5. Hasil dari operasi perkalian adalah posisi akhir wayang berdiri.

    Dalam mengajarkan perkalian dengan menggunakan wayang bilangan, akan

    dibagi menjadi empat yaitu perkalian bilangan bulat positif dengan bilangan bulat

    positif, perkalian bilangan bulat positif dengan bilangan bulat negatif, perkalian

    bilangan bulat negatif dengan bilangan bulat positif, serta perkalian bilangan bulat

    negatif dan bilangan bulat negatif.

    a. Perkalian bilangan bulat positif dengan bilangan bulat positif

    Langkah-langkah pembelajaran operasi perkalian bilangan bulat positif dengan

    bilangan bulat positif dengan menggunakan alat peraga wayang bilangan dapat

    diilustrasikan pada contoh berikut.

    Contoh:

    Langkah mengerjakan:

    i. Pasang wayang pada skala 0 kemudian perhatikan tanda dari faktor

    pengali. Karena faktor pengali bertanda positif maka wayang menghadap ke

    bilangan positif.

  • ii. Perhatikan tanda pada bilangan yang dikalikan.

    Karena bilangan yang dikalikan bertanda positif maka wayang meloncat maju

    sebanyak faktor pengali yaitu 2 kali dan sebesar bilangan yang dikali yaitu 3

    satuan dalam sekali lompatan.

    iii. Perhatikan kedudukan akhir wayang yang menunjukkan hasil perkalian.

    Karena kedudukan akhir wayang berada pada angka 6 maka hasil perkalian

    adalah 6

    Jadi

    Dari hal di atas , maka dapat disimpulkan bahwa perkalian bilangan bulat positif

    dengan bilangan bulat positif akan menghasilkan bilangan positif.

    b. Perkalian bilangan bulat positif dengan bilangan bulat negatif

    Langkah-langkah pembelajaran operasi perkalian bilangan bulat positif dengan

    bilangan bulat negatif dengan menggunakan alat peraga wayang bilangan dapat

    diilustrasikan dengan contoh berikut.

    Contoh:

    Langkah mengerjakan:

  • i. Pasang wayang pada skala 0 kemudian perhatikan tanda dari faktor

    pengali.

    Karena faktor pengali bertanda positif maka wayang menghadap ke bilangan

    positif.

    ii. Perhatikan tanda pada bilangan yang dikalikan.

    Karena bilangan yang dikalikan bertanda negatif maka wayang meloncat

    mundur sebanyak faktor pengali yaitu 3 kali dan sebesar bilangan yang

    dikalikan yaitu 2 satuan dalam sekali lompatan.

    iii. Perhatikan kedudukan akhir wayang yang menunjukkan hasil perkalian.

    Karena kedudukan akhir wayang berada pada angka 6 maka hasil perkalian

    adalah 6

    Jadi hasil dari 3 ( 2) = 6

    Dari hal di atas, dapat disimpulkan bahwa perkalian bilangan bulat positif

    dengan bilangan bulat negatif hasilnya adalah negatif.

    c. Perkalian bilangan bulat negatif dengan bilangan bulat positif

    Langkah-langkah pembelajaran operasi perkalian bilangan bulat negatif dengan

    bilangan bulat positif dengan menggunakan alat peraga wayang bilangan dapat

    diilustrasikan pada contoh berikut.

  • Contoh:

    Langkah mengerjakan:

    i. Pasang wayang pada skala 0 kemudian perhatikan tanda dari faktor

    pengali.

    Karena faktor pengali bertanda negatif maka wayang menghadap ke bilangan

    negatif.

    Perhatikan tanda pada bilangan yang dikalikan.

    ii. Karena bilangan yang dikalikan bertanda positif maka wayang meloncat

    maju sebanyak faktor pengali yaitu 2 kali dan sebesar bilangan yang dikalikan

    yaitu 4 satuan dalam sekali lompatan.

    iii. Perhatikan kedudukan akhir wayang yang menunjukkan hasil perkalian.

    Karena kedudukan akhir wayang berada pada angka 4 maka hasil perkalian

    adalah ( 8)

    Jadi,

    Dari hal di atas dapat disimpulkan perkalian bilangan bulat negatif dengan

    bilangan bulat positif hasilnya adalah bilangan negatif.

  • d. Perkalian bilangan bulat negatif dan bilangan bulat negatif

    Langkah-langkah pembelajaran operasi perkalian bilangan bulat negatif dengan

    bilangan bulat negatif dengan menggunakan alat peraga wayang bilangan dapat

    diilustrasikan pada contoh berikut.

    Contoh:

    Langkah mengerjakan:

    i. Pasang wayang pada skala 0 kemudian perhatikan tanda dari faktor

    pengali.

    Karena faktor pengali bertanda negatif maka wayang menghadap ke bilangan

    negatif.

    ii. Perhatikan tanda pada bilangan yang dikalikan.

    Karena bilangan yang dikalikan bertanda negatif maka wayang meloncat

    mundur sebanyak faktor pengali yaitu 2 kali dan sebesar bilangan yang

    dikalikan yaitu 4.

    iii. Perhatikan kedudukan akhir wayang yang menunjukkan hasil perkalian.

    Karena kedudukan akhir wayang berada pada angka 6 maka hasil perkalian

    adalah 8

    Jadi, (2) ( 4) = 8

  • Dari hal di atas maka dapat disimpulkan bahwa perkalian bilangan

    bulat negatif dan bilangan bulat negatif hasilnya adalah bilangan positif.

    Pembelajaran Pembagian pada Bilangan Bulat

    Adapun definisi dari konsep pembagian adalah :

    Misalkan a dan b adalah sembarang bilangan cacah dengan maka

    jika dan hanya jika . Dalam hal ini disebut bilangan

    yang dibagi, disebut pembagi, dan c disebut hasil bagi.

    Sebagai contoh misalnya suatu bilangan 10 jika dikurangi dengan 2 secara

    berulang maka diperoleh kenyataan bahwa bilangan 10 itu akan habis jika

    dikurangi dua-dua sebanyak 5 kali. Sehingga diperoleh kesimpulan bahwa

    10 : 2 = 5.

    Untuk membelajarkan konsep pembagian, guru dapat mengajak siswa

    untuk menterjemahkan kalimat seharihari dalam bentuk pembagian. Adapun

    contohnya adalah sebagai berikut. Misalkan saja, Ayah memiliki 10 kelereng

    yang akan dibagikan sama banyak kepada kedua anaknya. Berapa kelereng

    yang diterima masing-masing anak?

    Misalkan kelereng merupakan bilangan positif maka disediakan 10 buah

    kelereng, kemudian langkah yang dapat dilakukan adalah mengambil

    sepuluh kelereng, dan meminta siswa untuk membilangnya. Kemudian dari

    10 kelereng itu diambil 2 (dua) kelereng dan dimasukkan ke dalam wadah,

    dan diulangi terus sampai kesepuluh kelereng tersebut habis. Jika hal ini telah

    selesai, maka hitunglah jumlah ruangan dari wadah yang terisi 5 (lima)

    kelereng tersebut, yaitu sebanyak 2 (dua) ruangan. Sehingga siswa dijelaskan

    bahwa jumlah ruangan yang terisi kelereng tersebut adalah jawaban dari soal

    pembagian 10 : 2 yang sama dengan 5.

  • Ilustrasi gambar :

    5 5

    Dari pengelompokkan tersebut, terlihat ada 2 kelompok telur dan

    masing-masing kelompok berisi 5 buah telur. Cara pengelompokkan seperti

    itu sebenarnya sama halnya dengan memperlihatkan bentuk pembagian.

    Sifat Operasi Pembagian Bilangan Bulat

    I. Sifat Operasi Pembagian Bilangan Bulat

    a. Pembagian pada bilangan bulat tidak bersifat komutatif

    Untuk sembarang bilangan bulat dimana dengan

    maka:

    Contoh:

    b. Pembagian pada bilangan bulat tidak bersifat asosiatif

    Untuk sembarang bilangan bulat dengan maka:

    Contoh:

    c. Pembagian pada bilangan bulat tidak bersifat tertutup, karena

    pembagian dua bilangan bulat tidak selalu menghasilkan bilangan

    bulat.

    Terdapat sehingga dengan himpunan

    bilangan bulat.

    10

  • Contoh: dan bilangan bulat.

    Sedangkan bilangan bulat

    d. Hasil bagi bilangan bulat dengan 0, hasilnya adalah tidak

    terdefinisi

    Jika a adalah bilangan bulat, maka:

    Contoh:

    1. 5 : 0 = tidak terdefinisi ( ~)

    2. 0 : 2 = 0

    Cara Mengajarkan Operasi Pembagian Bilangan Bulat dengan

    Menggunakan Wayang Bilangan

    Dalam mengajarkan pembagian dapat digunakan alat peraga wayang

    bilangan. Adapun aturan penggunaan alat peraga wayang bilangan adalah

    sebagai berikut.

    o Tanda pada bilangan yang dibagi menentukan kemana wayang harus

    menghadap. Jika tanda bilangan yang dibagi adalah postif maka wayang

    bilangan menghadap ke bilangan positif. Sedangkan jika tanda bilangan

    yang dibagi adalah negatif maka wayang bilangan menghadap ke bilangan

    negatif.

    o Tanda pada pembagi menentukan arah kepala wayang. Apabila tanda pada

    pembagi adalah pisitif maka arah kepala wayang tidak berubah. Tetapi,

    jika tandanya negatif maka kepala wayang berbalik arah dari arah yang

    semula.

    o Wayang bergerak maju sejumlah bilangan yang dibagi.

    o Bilangan pembagi mewakili berapa satuan wayang bergerak dalam satu

    lompatan.

  • o Hasil dari operasi pembagian adalah banyaknya lompatan wayang menuju

    0 dan tandanya sesuai dengan arah kepala wayang yang terakhir.

    a. Pembagian Bilangan Bulat Positif

    Langkah-langkah pembelajaran operasi pembagian bilangan bulat positif

    dengan bilangan bulat positif dengan menggunakan alat peraga wayang bilangan

    dapat diilustrasikan pada contoh berikut.

    Contoh:

    Langkah mengerjakan:

    1. Pasang wayang pada skala 0 kemudian perhatikan tanda dari bilangan yang

    dibagi. Karena tanda bilangan yang dibagi adalah positif maka wayang

    menghadap ke bilangan positif. Selanjutnya wayang melangkah maju

    sebanyak bilangan yang dibagi yaitu sebanyak 8 satuan.

    2. Perhatikan tanda pada pembagi.

    Karena tanda pembagi adalah positif (yaitu 4) maka wayang tetap menghadap

    ke bilangan positif. Selanjutnya, wayang loncat sebesar pembaginya yaitu 4

    satuan sampai menuju 0.

    maju 8

    satuan

    Loncatan

    1

    Loncatan

    2

  • 3. Hitunglah banyaknya loncatan yang dilakukan oleh wayang sampai menuju 0

    dan perhatikan arah kepala wayang yang terakhir.

    Karena banyaknya loncatan yang dilakukan oleh wayang sampai menuju 0

    adalah sebanyak 2 kali kepala wayang mengarah ke bilangan positif maka

    hasil dari

    Jadi,

    Dari hal di atas, maka dapat disimpulkan bahwa pembagian dua bilangan

    bulat yang tandanya sama akan menghasilkan bilangan positif.

    b. Pembagian Bilangan Bulat Negatif

    Langkah-langkah operasi pembagian bilangan bulat negatif dengan bilangan

    bulat negatif dengan menggunakan wayang bilangan dapat diilustrasikan pada

    contoh berikut.

    Contoh:

    Langkah Mengerjakan:

    1. Pasang wayang pada skala 0 kemudian perhatikan tanda dari bilangan yang

    dibagi. Karena tanda bilangan yang dibagi adalah adalah negatif maka

    wayang menghadap ke bilangan negatif. Selanjutnya wayang melangkah

    maju sebanyak bilangan yang dibagi yaitu sebanyak 10 satuan.

    maju 10 satuan

  • 2. Perhatikan tanda pada pembagi.

    Karena tanda pembagi adalah negatif (yaitu 2) maka wayang berbalik arah

    menghadap bilangan positif. Selanjutnya, wayang loncat sebesar pembaginya

    yaitu 2 satuan sampai menuju 0.

    3. Hitunglah banyaknya loncatan yang dilakukan oleh wayang sampai menuju 0

    dan perhatikan arah kepala wayang yang terakhir.

    Karena banyaknya loncatan yang dilakukan oleh wayang sampai menuju 0

    adalah sebanyak 2 kali kepala wayang mengarah ke bilangan negatif maka

    hasil dari

    .

    Dari hal di atas, maka dapat disimpulkan bahwa pembagian bilangan bulat

    yang tandanya sama hasilnya adalah bilangan positif.

    c. Pembagian Bilangan Bulat Positif dengan Bilangan Bulat Negatif

    Langkah-langkah pembelajaran operasi pembagian bilangan bulat positif

    dengan bilangan bulat negatif dengan menggunakan alat peraga wayang bilangan

    diuraikan secara jelas pada contoh berikut ini.

    Contoh:

    Langkah mengerjakan:

    1. Pasang wayang pada skala 0 kemudian perhatikan tanda dari bilangan yang

    dibagi. Karena tanda bilangan yang dibagi adalah positif maka wayang

    maju 10 satuan

  • menghadap ke bilangan positif. Selanjutnya wayang melangkah maju

    sebanyak bilangan yang dibagi yaitu sebanyak 9 satuan.

    2. Perhatikan tanda pada pembagi.

    Karena tanda pembagi adalah negatif (yaitu 3) maka wayang berbalik arah

    menghadap bilangan negatif. Selanjutnya, wayang loncat sebesar pembaginya

    yaitu 3 satuan sampai menuju 0.

    3. Hitunglah banyaknya loncatan yang dilakukan oleh wayang sampai menuju 0

    dan perhatikan arah kepala wayang yang terakhir.

    Karena banyaknya loncatan yang dilakukan oleh wayang sampai menuju 0

    adalah sebanyak 3 kali kepala wayang mengarah ke bilangan negatif maka

    hasil dari

    Jadi,

    Dari hal di atas, maka dapat disimpulkan bahwa Pembagian dua bilangan

    bulat berbeda tanda hasilnya adalah bilangan negatif.

    maju 9 satuan

    maju 9 satuan

  • d. Pembagian Bilangan Bulat Negatif dengan Bilangan Bulat Positif

    Langkah-langkah pembelajaran operasi pembagian bilangan bulat

    negative dengan bilangan bulat negatif dengan menggunakan alat peraga

    wayang bilangan dapat dijelaskan oleh contoh di bawah ini.

    Contoh :

    Langkah mengerjakan:

    1. Pasang wayang pada skala 0 kemudian perhatikan tanda dari bilangan

    yang dibagi. Karena tanda bilangan yang dibagi adalah adalah negatif

    maka wayang menghadap ke bilangan negatif. Selanjutnya wayang

    melangkah maju sebanyak bilangan yang dibagi yaitu sebanyak 4 satuan.

    2. Perhatikan tanda pada pembagi.

    Karena tanda pembagi adalah positif (yaitu 2) maka wayang tetap ke

    menghadap bilangan negatif. Selanjutnya, wayang loncat sebesar pembaginya

    yaitu 2 satuan sampai menuju 0.

    maju 4 satuan

    maju 4 satuan

  • 3. Hitunglah banyaknya loncatan yang dilakukan oleh wayang sampai menuju 0

    dan perhatikan arah kepala wayang yang terakhir.

    Karena banyaknya loncatan yang dilakukan oleh wayang sampai menuju 0

    adalah sebanyak 2 kali kepala wayang mengarah ke bilangan negatif maka

    hasil dari

    Jadi,

    Dari hal di atas, maka dapat disimpulkan bahwa Pembagian dua bilangan

    bulat berbeda tanda hasilnya adalah bilangan negatif.

  • BAB III

    PENUTUP

    3.1. Simpulan

    1. Konsep bilangan cacah

    Terdapat dua konsep dasar bilangan bulat yaitu konsep tanda

    bilangan dan kuantitas atau harga mutlak. Ada dua macam Tanda

    bilangan yaitu tanda positif yang diberi + dan tanda negatif yang diberi

    simbol -. Dengan adanya bilangan bulat negatif akhirnya diperoleh

    suatu sistem bilangan yang terdiri atas bilangan cacah dan bilangan bulat

    negatif. Pada garis bilangan diperoleh bahwa makin ke kanan nilainya

    semakin besar. Sebaliknya, makin ke kiri nilainya semakin kecil.

    Bilangan bulat positif dan bilangan bulat negatif dapat diatur

    berpasangan. Tiap anggota dari pasangan bilangan tersebut disebut lawan

    atau invers dari anggota yang lain pada pasangan bilangan tersebut,

    secara umum dapat simpulkan jika terdapat bilangan bulat

    Lawan (invers jumlah) dari adalah

    Lawan (invers jumlah) dari adalah

    2. Operasi hitung pada bilangan bulat dan cara mengajarkannya.

    Operasi bilangan bulat terdiri dari penjumlahan, pengurangan,

    perkalian dan pembagian. Untuk hasil dari operasi tergantung pada nilai

    bilangan bulat yang dioperasikan. Cara untuk mengajarkan operasi

    bilangan bulat dapat dilakukan dengan menggunakan garis bilangan,

    wayang bilangan.

    3.2. Saran

    Diharapkan para guru memberikan pembelajaran operasi bilangan

    yang berorientasi pada pembelajaran bermakna dan menggunakan teknik

    dan media pembelajaran yang lebih beragam.