KEJADIAN KOLONI JAMUR PADA PENDERITA OTORE DENGAN...

37
KEJADIAN KOLONI JAMUR PADA PENDERITA OTORE DENGAN BERBAGAI PENYEBAB DI POLIKLINIK THT RUMAH SAKIT PENDIDIKAN UNHAS INCIDENCE OF FUNGAL COLONY IN PATIENTS WITH OTORRHEA ASSOCIATED WITH OTOLOGIC DISEASES IN ENT OUTPATIENT CLINIC IN TEACHING HOSPITAL HASANUDDIN UNIVERSITY NUCH SABUNGA P2406204001 KARYA AKHIR Sebagai salah satu persyaratan penyelesaian Program Pendidikan Dokter Spesialis I Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok Bedah Kepala dan Leher PROGRAM PASCA SARJANA UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR 2009

Transcript of KEJADIAN KOLONI JAMUR PADA PENDERITA OTORE DENGAN...

Page 1: KEJADIAN KOLONI JAMUR PADA PENDERITA OTORE DENGAN …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 3. 27. · suppurative otitis media, and active benign chronic

KEJADIAN KOLONI JAMUR PADA PENDERITA OTORE DENGAN BERBAGAI PENYEBAB DI POLIKLINIK THT

RUMAH SAKIT PENDIDIKAN UNHAS

INCIDENCE OF FUNGAL COLONY IN PATIENTS WITH OTORRHEA ASSOCIATED WITH OTOLOGIC DISEASES IN ENT OUTPATIENT

CLINIC IN TEACHING HOSPITAL HASANUDDIN UNIVERSITY

NUCH SABUNGA

P2406204001

KARYA AKHIR

Sebagai salah satu persyaratan penyelesaian Program Pendidikan Dokter Spesialis I Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok

Bedah Kepala dan Leher

PROGRAM PASCA SARJANA UNIVERSITAS HASANUDDIN

MAKASSAR

2009

Page 2: KEJADIAN KOLONI JAMUR PADA PENDERITA OTORE DENGAN …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 3. 27. · suppurative otitis media, and active benign chronic

LEMBAR PENGESAHAN

PEMBIMBING

PROF.dr. R. SEDJAWIDADA, SpTHT-KL (K) Dr. dr. EKA SAVITRI, SpTHT-KL

NIP 130 207 835 NIP 140 217 450

BAGIAN ILMU KESEHATAN TELINGA HIDUNG TENGGOROK BEDAH KEPALA LEHER FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR

KEPALA BAGIAN KETUA PROGRAM STUDI

PROF.Dr.dr. SUTJI PRATIWI R, SpTHT-KL(K) Dr.dr.A. QADAR PUNAGI, SpTHT-KL(K)

NIP 131 962 468 NIP 140 240 489

Page 3: KEJADIAN KOLONI JAMUR PADA PENDERITA OTORE DENGAN …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 3. 27. · suppurative otitis media, and active benign chronic

PRAKATA

Puji Syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa

dengan selesainya penulisan karya akhir ini.

Kami menyadari bahwa sebagai manusia yang tidak luput dari

kekurangan dan keterbatasan, kami banyak dibantu oleh berbagai pihak

baik dukungan moril dan materil hingga akhirnya penelitian karya akhir ini

dapat diselesaikan.

Pada kesempatan ini, kami mengucapkan terima kasih yang tak

terhingga kepada Prof. dr. R. Sedjawidada, SpTHT-KL(K) dan Dr. dr. Eka

Savitri, SpTHT-KL selaku pembimbing kami, yang dengan tulus dan ikhlas

telah meluangkan waktunya untuk membimbing dan mengarahkan kami

mulai dari awal penelitian hingga selesainya penulisan karya akhir ini.

Demikian juga kami haturkan terima kasih yang setinggi-tingginya

kepada seluruh staf pengajar Ilmu Kesehatan THT Bedah Kepala dan

Leher Fakultas Kedokteran UNHAS yang telah membimbing selama

mengikuti pendidikan dan memberikan masukan-masukan pada penelitian

dan penulisan karya akhir ini.

Terima kasih yang tak terhingga juga kami haturkan kepada Dr.dr.

Burhanuddin Bahar, MS yang telah membimbing dan mengarahkan dalam

perencanaan penelitian dan pengolahan data secara statistik

Pada kesempatan ini pula kami mengucapkan terima kasih yang

sebesar-besarnya kepada :

1. Gubernur Propinsi Kalimantan Tengah di Palangka Raya, atas

kesempatan yang diberikan untuk melanjutkan pendidikan

spesialisasi.

2. Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin, Koordinator

Program Pendidikan Dokter Spesialis I, atas kesempatan yang

Page 4: KEJADIAN KOLONI JAMUR PADA PENDERITA OTORE DENGAN …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 3. 27. · suppurative otitis media, and active benign chronic

diberikan untuk mengikuti pendidikan spesialisasi di Bagian Ilmu

Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok, Bedah Kepala dan Leher,

Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin.

3. Direktur RS BLU dr. Wahidin Sudirohusodo, Direktur RSUD

Labuang Baji, Kepala RSAD Pelamonia, Pimpinan RS. Mitra

Husada, Direktur RSUD Daya, Kepala Balai Kesehatan Indra

Makassar, atas segala bantuan dan fasilitas yang telah diberikan

kepada kami selama mengikuti pendidikan.

4. Kepala Balai Besar Laboratorium Kesehatan Makassar dan staf

bagian mikrobiologi atas segala fasilitas dan bantuan yang

disediakan selama kami melakukan penelitian.

5. Ketua Bagian Anatomi, Ketua Bagian Radiologi dan Ketua Bagian

Anestesi yang telah membimbing kami selama mengikuti stase

pendidikan di bagian masing-masing

6. Rekan sejawat peserta PPDS I Ilmu Kesehatan Telinga Hidung

Tenggorok, Bedah Kepala dan Leher atas bantuan dan

kerjasamanya selama kami mengikuti pendidikan hinga selesainya

penelitian ini

7. Semua paramedis yang bertugas di unit pelayanan THT-KL RS

BLU dr. Wahididn Sudirohusodo, RSUD Labuang Baji, RSAD

Pelamonia, RS Mitra Husada, Balai Kesehatan Indra atas bantuan

dan kerjasamanya selama kami mengikuti pendidikan.

Akhirnya ucapan terima kasih dan penghargaan kepada orang tua

kami A. Sabunga (alm) dan Elisabeth Bade, istri tercinta dr. Maryana

L.Bumbungan, anak kami Yosafat Borneano Bumbungan Sabunga dan

Abner Matarik Allo Bumbungan Sabunga serta semua keluarga kami atas

segala pengorbanan moril dan materil, kesabaran dan pengertian yang

sangat berarti bagi kami selama mengikuti pendidikan.

Page 5: KEJADIAN KOLONI JAMUR PADA PENDERITA OTORE DENGAN …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 3. 27. · suppurative otitis media, and active benign chronic

Kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan dan dukungan

yang tidak sempat kami sebutkan satu persatu, kamu mengucapkan

banyak terima kasih, permohonan maaf yang sebesar-besarnya bila

terdapat kesalahan dan kekhilafan selama ini.

Semoga Tuhan Yang Maha Kuasa senantiasa memberikan berkat dan

rahmatNya kepada kita semua. Amin

Makassar, Pebruari 2009

Penulis

Page 6: KEJADIAN KOLONI JAMUR PADA PENDERITA OTORE DENGAN …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 3. 27. · suppurative otitis media, and active benign chronic

ABSTRAK

NUCH SABUNGA. Kejadian Koloni Jamur pada Penderita Otore dengan Berbagai Penyebab di Poliklinik THT Rumah Sakit Pendidikan UNHAS (dibimbing oleh R. Sedjawidada, Eka Savitri)

Telah dilakukan penelitian survey dengan pendekatan deskriptif tentang Kejadian Koloni Jamur pada Penderita Otore dengan Berbagai Penyebab di Poliklinik THT Rumah Sakit Pendidikan Unhas.

Sampel yang diteliti adalah eksudat yang diambil dari liang telinga luar setiap telinga yang menderita Otitis eksterna superfisialis basah, Otitis media supuratif akut perforasi, Otitis media supuratif kronik benigna aktif.

Dari total sampel sejumlah 103 yang dipilih secara consecutive sampling didapatkan adanya koloni jamur pada otitis eksterna superfisialis basah sebesar 57,8% dengan jenis jamur Aspergillus niger 17,9%, Candida albicans 13,3% dan Aspergillus fumigatus 8,9%. Koloni jamur pada OMSA perforasi sebesar 44,4% dengan jenis jamur Aspergillus fumigatus 11,1%, Candida albicans 11,1% dan Aspergillus niger 5,6%. Koloni jamur pada OMSK benigna aktif sebesar 25% dengan jenis jamur Apergillus fumigatus 17,5%, Aspergillus niger 2,5% dan Candida albicans 2,5%

Kata Kunci : koloni jamur, sekret telinga, otitis eksterna, otitis media

Page 7: KEJADIAN KOLONI JAMUR PADA PENDERITA OTORE DENGAN …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 3. 27. · suppurative otitis media, and active benign chronic

ABSTRACT

NUCH SABUNGA. Incidence of Fungal Colony in Otorrhea Patients Associated with Otologic Diseases in ENT OutPatient Clinic in Teaching Hospital UNHAS (supervised by R. Sedjawidada, Eka Savitri)

A survey study on the incidence of fungal colony in patients with otorrhea associated with otologic diseases in ENT OutPatient Clinic in teaching hospital Hasanuddin University had been performed with descriptive approach.

The examined samples are exudates was collected from external auditory canal in ears with active superficial external otitis, perforated acute suppurative otitis media, and active benign chronic suppurative otitis media.

From total of 103 samples collected with consecutive sampling method,it is revealed that the fungal colony are present in active superficial external otitis in 57.8%. the fungal types are Aspergillus niger (17,9%), Candida albicans (13,3%) and Aspergillus fumigatus (8,9%). The fungal colony on perforated ASOM was 44.4%, with the fungal types are Aspergillus fumigatus (11.1%), Candida albicans (11.1%) and Aspergillus niger (5.6%). The fungal colony on active benign CSOM are 25%, and the fungal types was Apergillus fumigatus (17.5%), Aspergillus niger (2.5%) and Candida albicans (2.5%).

Keywords : fungal colony, ear discharge, external otitis, otitis media

Page 8: KEJADIAN KOLONI JAMUR PADA PENDERITA OTORE DENGAN …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 3. 27. · suppurative otitis media, and active benign chronic

DAFTAR ISI

halaman

HALAMAN JUDUL i

LEMBAR PENGESAHAN ii

PRAKATA iii

ABSTRAK vi

ABSTRACK vii

DAFTAR ISI viii

DAFTAR TABEL x

DAFTAR GAMBAR xi

DAFTAR SINGKATAN xii

DAFTAR LAMPIRAN

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang 1

B. Rumusan Masalah 5

C. Tujuan Penelitian 5

D. Manfaat Penelitian 6

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Anatomi dan Fisiologi Liang Telinga Luar 7

Page 9: KEJADIAN KOLONI JAMUR PADA PENDERITA OTORE DENGAN …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 3. 27. · suppurative otitis media, and active benign chronic

B. Beberapa Infeksi Penyebab Otore 9

1. Otitis Eksterna 9

2. Otitis Media Supuratif Akut 11

3. Otitis Media Supuratif Kronik 15

C. Otomikosis 18

D. Kejadian Koloni Jamur pada Penderita Otore 21

III. KERANGKA KONSEP 24

IV. METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian 25

B. Tempat dan Waktu Penelitian 25

C. Populasi dan Sampel Penelitian 25

D. Besar Sampel 25

E. Cara Pengambilan Sampel 26

F. Alur Penelitian 27

G. Definisi Operasional 27

H. Alat dan Bahan Penelitian 27

I. Prosedur Penelitian 28

J. Ijin Penelitian 30

K. Metode Analisis 30

V. HASIL PENELITIAN 31

VI. PEMBAHASAN 39

Page 10: KEJADIAN KOLONI JAMUR PADA PENDERITA OTORE DENGAN …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 3. 27. · suppurative otitis media, and active benign chronic

VII. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan 42

B. Saran 42

VIII. DAFTAR PUSTAKA 43

IX. LAMPIRAN

DAFTAR TABEL

nomor halaman

1. Distribusi penderita otore menurut kelompok umur

dan jenis kelamin 31

2. Kejadian Koloni Jamur pada Penderita

Otitis eksterna superfisialis basah 33

3. Kejadian koloni jamur pada penderita OMSA perforasi 33

4. Kejadian koloni jamur pada penderita OMSK benigna aktif 34

5. Jenis jamur pada sampel OE superfisialis basah 34

Page 11: KEJADIAN KOLONI JAMUR PADA PENDERITA OTORE DENGAN …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 3. 27. · suppurative otitis media, and active benign chronic

6. Jenis jamur pada sampel OMSA perforasi 35

7. Jenis jamur pada sampel OMSK benigna aktif 36

8. Jenis jamur pada keseluruhan penderita otitis 37

DAFTAR GAMBAR

nomor halaman

1. Distribusi penderita otore menurut kelompok umur 32

2. Distribusi penderita otore menurut jenis kelamin 32

3. Jenis jamur pada sampel penderita OE superfisialis basah 35

4. Jenis jamur pada sampel penderita OMSA perforasi 36

Page 12: KEJADIAN KOLONI JAMUR PADA PENDERITA OTORE DENGAN …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 3. 27. · suppurative otitis media, and active benign chronic

5. Jenis jamur pada sampel penderita OMSK benigna aktif 37

6. Jenis jamur pada keseluruhan penderita otore 38

DAFTAR SINGKATAN

UNHAS : Universitas Hasanuddin

THT : Telinga Hidung Tenggorok

USA : United State of America

Page 13: KEJADIAN KOLONI JAMUR PADA PENDERITA OTORE DENGAN …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 3. 27. · suppurative otitis media, and active benign chronic

MAE : Meatus Akustikus Eksternus

OE : Otitis Eksterna

OMSA : Otitis Media Supuratif Akut

OMSK : Otitis Media Supuratif Kronik

DAFTAR LAMPIRAN

nomor halaman

1. Penentuan Jumlah Sampel 47

2. Naskah penjelasan untuk mendapat persetujuan

Page 14: KEJADIAN KOLONI JAMUR PADA PENDERITA OTORE DENGAN …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 3. 27. · suppurative otitis media, and active benign chronic

subyek penelitian 48

3. Formulir persetujuan 49

4. Case Report Form 50

5. Lembar Kuesioner 52

6. Ethical Clearance 53

7. Contoh Sampel 54

8. Analisis statistik 55

Page 15: KEJADIAN KOLONI JAMUR PADA PENDERITA OTORE DENGAN …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 3. 27. · suppurative otitis media, and active benign chronic

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Otomikosis merupakan suatu proses inflamasi pada meatus

akustikus eksternus yang berhubungan dengan infeksi jamur. Infeksi

ini biasanya berhubungan dengan infeksi bakteri dalam statusnya

sebagai infeksi opportunistik . Infeksi dapat akut, subakut atau kronik

dan keluhannya bisa berupa gatal, otalgi, otore, rasa penuh di telinga,

gangguan pendengaran dan tinnitus. Kasus otomikosis yang berat

disertai perforasi membran timpani, infeksi telinga tengah dan kadang-

kadang keterlibatan infeksi tulang temporal, dihubungkan dengan

kondisi pasien yang mengalami imunosupresi (Fasunla J, Ibekwe I,

Onakoya P, 2007). Walaupun jarang menimbulkan bahaya,

keberadaannya memberi tantangan dan rasa frustasi pada pasien dan

ahli THT karena memerlukan follow up dan pengobatan jangka

panjang disebabkan oleh tingginya angka rekurensi (Ho T, Vrabec JT,

Yoo D, 2006., Mugliston T, 1985). Otomikosis merupakan masalah klinik yang umum ditemukan

pada praktek dokter THT khususnya pada keadaan cuaca yang panas

dan lembab dan prevalensinya diperkirakan sebesar 9% diantara

pasien yang datang dengan tanda dan gejala otitis eksterna sehingga

tetap merupakan masalah diagnostik dan memberikan kontribusi yang

bermakna terhadap infeksi kronik telinga secara umum (Ho T,Vrabec

JT, Yoo D,2006.,Mugliston T,1985). Seperti diketahui bahwa liang

telinga dapat dengan mudah terinfeksi sebab suasananya gelap dan

hangat karena itu bakteri dan jamur mudah tumbuh karena keadaan

tersebut memberi kelembaban tinggi yang cocok sebagai habitat

jamur. Jamur juga mudah tumbuh bila ada cairan yang merusak wax

pelindung liang telinga (Paulose KO,1989)

Page 16: KEJADIAN KOLONI JAMUR PADA PENDERITA OTORE DENGAN …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 3. 27. · suppurative otitis media, and active benign chronic

2

Otomikosis lebih sering terjadi pada daerah beriklim tropis dan

subtropis. Jamur yang menyebabkan otomikosis pada umumnya

adalah spesies jamur saprofitik yang banyak terdapat di alam dan

merupakan sebagian dari flora komensal pada meatus akustikus

normal. Jamur ini umumnya adalah Aspergillus dan Candida

(Gutierrez PH, Alfares SJ,Saundo SG,2005).

Berbagai faktor mempengaruhi perubahan jamur saprofitik menjadi

jamur patogenik, namun hal ini masih belum dipahami dengan jelas

(Gutierrez PH, Alfares SJ,Saundo SG,2005). Pada umumnya para

peneliti berpendapat bahwa dari sekian banyak faktor yang berperan

dalam timbulnya otomikosis yang terpenting ialah suhu dan

kelembaban udara yang meninggi serta bentuk anatomis dari liang

telinga (Pandi PS,Syarifuddin, Suprihatin SD, 1971). Liang telinga

sebenarnya mempunyai lapisan kulit yang sama dengan lapisan kulit

yang menutupi bagian-bagian badan lainnya. Meskipun demikian

dalam beberapa hal terdapat perbedaan-perbedaan yang penting

untuk diperhatikan :

1. Liang telinga dihubungkan dengan udara luar oleh orifisium

yang sempit sehingga dapat berfungsi sebagai suatu tabung

biakan yang diliputi kulit yang merupakan medium yang sangat

baik untuk pertumbuhan kuman dan jamur.

2. Pada kelembaban yang relatif di atas 80%, lapisan tanduk

epitel dapat mengabsorpsi air dari udara dalam jumlah banyak.

Pertambahan isi cairan keratin di dalam dan sekitar unit

pilosebaseus menyebabkan pembengkakan dan obstruksi

orifisium dengan demikian mengurangi pengeluaran zat lipoid

ke permukaan kulit yang mengakibatkan hilangnya atau

berkurangnya pembentukan serumen.

3. Pada suhu yang meninggi, produksi keringat menjadi

berlebihan dan menyebabkan reaksi yang bergeser kea rah

alkalis sehingga pembentukan serumen yang memerlukan pH

Page 17: KEJADIAN KOLONI JAMUR PADA PENDERITA OTORE DENGAN …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 3. 27. · suppurative otitis media, and active benign chronic

3

antara 4,7-7,5 terganggu. Tidak adanya serumen yang bersifat

bakterisid dan fungisid berarti hilangnya proteksi kulit meatus

terhadap kuman dan jamur (Pandi PS,Syarifuddin, Suprihatin

SD, 1971).

Dari penelitian yang dilakukan oleh Hueso Gutierrez dan kawan –

kawan dikalangan patologi otologi, sampel yang positif didominasi

secara jelas adalah otitis media (64%) dengan perforasi yang aktif.

Kebanyakan penulis mempercayai hal ini disebabkan oleh kelembaban

yang terbentuk akibat adanya otore, berkurang dan berubahnya

komposisi serumen, kadar pH yang berfluktuasi antara 5 dan 7,

gangguan flora komensal yang menyebabkan ketidakseimbangan

antara bakteri dan jamur dan juga kasus yang telah diterapi dengan

siprofloksasin (49%), aminoglikosida (21%) atau antibiotik topikal yang

tidak disesuaikan dengan riwayat penyakit pasien (Gutierrez PH,

Alfares SJ,Saundo SG,2005). Menurut A.E.W Gregson dan C.J La Touche kemungkinan adanya

eksudat yang berhubungan dengan infeksi bakteri memberikan

kelembaban yang cukup untuk pertumbuhan jamur sehingga bakteri

dan jamur dapat hidup di lokasi yang sama walaupun kebanyakan

spesies Aspergillus menghasilkan inhibitor terhadap pertumbuhan

bakteri sedangkan menurut Vinnewald adanya otore persisten dengan

maserasi liang telinga dapat menyebabkan kolonisasi jamur liang

telinga pada pasien dengan OMSK. Adanya konidiospora pada kanalis

akustikus eksternus sesuai dengan hipotesis yang menyatakan bahwa

cairan mukus berfungsi sebagai nutrien jamur (Gregson AW, La

Touche CJ,1961.,Vinnewold I, Wollina U,2005).

Pada penelitian yang dilakukan oleh W. Yavo dan kawan-kawan di

Pantai Gading Afrika pada 115 pasien otitis eksterna didapatkan hasil

kultur jamur positif pada 49 pasien (42,6%) (Yavo W, Kassi R, Barro

PC, 2004). Sementara itu laporan dari James Fasunla pada 1389

pasien yang didiagnosa dengan otitis eksterna didapatkan jamur

Page 18: KEJADIAN KOLONI JAMUR PADA PENDERITA OTORE DENGAN …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 3. 27. · suppurative otitis media, and active benign chronic

4

positif pada 378 kasus (6,54%) (Fasunla J,Ibekwe I, Onakoya P,

2007). Laporan Tang Ho dan kawan-kawan pada tahun 2004

didapatkan prevalensi sebanyak 9% pada 132 pasien (Ho T, Vrabec

JT, Yoo D, 2006 )

Prevalensi otomikosis pada Poliklinik THT RS Tribhun,

Kathmandu, Nepal seperti yang dilaporkan oleh Pradhu B dari 100

pasien (107) telinga yang didiagnosa otomikosis sebanyak 87

spesimen (81,3%) memperlihatkan kultur positif. Jamur patogen yang

paling banyak didapatkan adalah Aspergillus diikuti dengan Candida

albikans (Pradlan B, Tuladhar NR, Amatya RM, 2003)

Menurut Talwur P, dkk dari hapusan dan kultur jamur yang

dilakukan pada 344 pasien infeksi telinga luar didapatkan hasil positif

pada 286 penderita OMSK (49%) dan 14 penderita otitis eksterna

(66,6%) (Talwar P, Chakrabarti A,Kaur P, 1988). Sementara itu hasil

penelitian Vennewold I dkk pada 115 pasien dengan OMSK

diidentifikasi adanya jamur pada meatus akustikus sebanyak 54

pasien (46,9 %) dan di telinga tengah 5 pasien (4,3%) (Vinnewald I,

Scholebe J, Klemm E, 2003).

Laporan dari Oliveri S pada 132 penderita otitis ekstena

didapatkan jamur positif pada 80 kasus (60,6%). Jamur yang

terbanyak diisolasi adalah Aspergillus niger 67,1%, Aspergillus flavus

13,4% dan Aspergillus fumigatus 1,2% (Olivery S, Capello G,

Napolitano MG, 1984).

Menurut penelitian yang dilakukan oleh James Fasunla, prevalensi

otomikosis pada pasien otitis eksterna adalah 27,20% sementara hasil

penelitian Alexandra R.Bayaoa di Manila pada 67 pasien yang

didiagnosa dengan OMSK didapatkan positif jamur sebanyak 39

pasien, 69 pasien OMSA didapatkan positif jamur 31 pasien dan 7

orang pasien otitis eksterna didapatkan positif jamur pada 6 pasien.

Penelitian yang dilakukan oleh Linda Kodrat di Makassar terhadap 100

penderita otitis eksterna didapatkan 87 kasus positif jamur (Ho T,

Page 19: KEJADIAN KOLONI JAMUR PADA PENDERITA OTORE DENGAN …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 3. 27. · suppurative otitis media, and active benign chronic

5

Vrabec JT, Yoo D, 2006., Bayaoa AR, 2005., Kodrat L, 1990).

Pemeriksaan mikrobiologi yang dilakukan oleh Benayam pada 102

telinga dengan OMSK didapatkan hasil 74% kuman aerob, 25% jamur

dan hanya 0,9% anaerob (Benayam A, AL Shareef Z, Ibekwe AO,

1997).

Di Indonesia penyakit ini belum banyak dilaporkan namun karena

infeksi jamur ini tidak dapat dibedakan dengan infeksi bakteri

sehingga menyebabkan kesalahan diagnosis dan pengobatan yang

tidak tepat dengan hanya pemberian antibiotik oleh yang tidak

berpengalaman (Fasunla J, Ibekwe I, Onakoya P,2007., Mugliston T,

1985). Akibatnya bila tidak tertangani dapat menyebabkan infeksi

kronis, gangguan pendengaran dan perforasi membran timpani

(Fasunla J, Ibekwe I, Onakoya P, 2007., Ruckenstein MJ, 1998). Oleh

karena itu peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul :

KEJADIAN KOLONI JAMUR PADA PENDERITA OTORE DENGAN BERBAGAI PENYEBAB DI POLIKLINIK THT RUMAH SAKIT

PENDIDIKAN UNHAS

B.Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas maka dapat

dirumuskan pertanyaan penelitian sebagai berikut : Apakah terdapat

kejadian koloni jamur pada penderita otitis eksterna superfisialis

basah, OMSA perforasi dan OMSK benigna aktif di Makassar?

C.Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum

Menentukan kejadian koloni jamur pada penderita yang datang

dengan otore dengan berbagai penyebab

Page 20: KEJADIAN KOLONI JAMUR PADA PENDERITA OTORE DENGAN …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 3. 27. · suppurative otitis media, and active benign chronic

6

2. Tujuan Khusus

1. Menentukan kejadian koloni jamur pada penderita otitis

eksterna superfisialis basah

2. Menentukan kejadian koloni jamur pada penderita otitis media

supuratif akut perforasi

3. Menentukan kejadian koloni jamur pada penderita otitis media

supuratif kronik benigna aktif

4. Menentukan jenis jamur pada penderita otits eksterna

superfisialis basah

5. Menentukan jenis jamur pada penderita OMSA perforasi

6. Menentukan jenis jamur pada OMSK benigna aktif

D. Manfaat Penelitian 1. Memberikan informasi ilmiah tentang kejadian koloni jamur

pada penderita otore di Rumah Sakit Pendidikan FK UNHAS

2. Hasil penelitian ini dapat digunakan dalam pertimbangan terapi

anti jamur pada penderita otore utamanya yang tidak mempan

antibiotik

3. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai data penelitian

lebih lanjut

Page 21: KEJADIAN KOLONI JAMUR PADA PENDERITA OTORE DENGAN …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 3. 27. · suppurative otitis media, and active benign chronic

7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Anatomi dan Fisiologi Liang Telinga Luar

Telinga luar terdiri dari daun telinga dan liang telinga luar. Daun

telinga pada umumnya disusun oleh kartilago fibroelastik, kulit dan

sedikit jaringan subkutaneus menutupinya kecuali lobulus yang terdiri

dari lemak tanpa kartilago.

Meatus akustikus eksternus merupakan struktur yang berbentuk

huruf S dengan panjang sekitar 2,5 cm dan berakhir pada membran

timpani pada bagian medial. Penyokong dinding kanalis adalah

kartilago pada sepertiga bagian lateral dan tulang pada duapertiga

bagian medial. Dehisensi pada dinding anterior pars kartilagineus dari

kanalis disebut dengan fissura Santorini. Oleh karena kedudukan

membran timpani yang miring maka liang telinga bagian

posterosuperior lebih pendek 6 mm dari liang telinga bagian

anteroinferior (Quinn FB, 2001)

Meatus akustikus eksternus pada bagian medial dibentuk oleh

membran timpani yang merupakan pertahanan yang baik untuk

penyebaran infeksi. Bagian superior dipisahkan dari fossa kranial oleh

lempeng tulang yang tipis yang mencegah penyebaran infeksi

langsung ke intrakranial. Bagian posterior berbatasan dengan rongga

mastoid sedangkan bagian anterior dengan fossa glenoidea

temporomandibular joint dan kelenjar parotis. Bagian inferior

berhubungan dengan fossa infratemporal (Quinn FB, 2001., Hirsch

BE,1996).

Meatus akustikus eksternus melengkung ke arah anterior dan

inferior dan di bagian tengah membentuk isthmus. Kulit di bagian

tulang ini sangat erat melekat ke tulang. Jaringan fibrosa memasuki

dua buah sutura pada liang telinga sehingga pengangkatan kulit pada

Page 22: KEJADIAN KOLONI JAMUR PADA PENDERITA OTORE DENGAN …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 3. 27. · suppurative otitis media, and active benign chronic

8

bagian ini menjadi sulit. Mendekati membran timpani kulit makin tipis

dan akhirnya membentuk satu lapisan pada permukaan luar membran

timpani (Boies LR, 1997)

Liang telinga luar dilapisi oleh epitel skuamosa dimana bagian

kartilagineus tipis (0,5-1mm) dibanding dengan bagian osseus

(0,2mm). Kulit pada bagian kartilagineus mengandung glandula

sebasea dan apokrin dengan folikel-folikel rambut. Bersama dengan

folikel-folikel rambut , glandula sebasea dan glandula apokrin disebut

unit apopilosebaseus. Ruang antara dinding bagian luar dan rambut

disebut kanalis follikuler. Duktus eksretorius sebaseus dan apokrin

mengalir masuk ke kanalis follikularis. Pada telinga normal sekresi

kelenjar ini dikombinasi dengan deskuamasi lapisan keratin

membentuk lapisan penahan air, sifat asam, lapisan lilin serumen

yang merupakan barier terhadap infeksi dan kerusakan kulit. Gerakan

liang telinga bersamaan dengan gerakan mengunyah akan membantu

proses proliferasi epitel dan migrasi serumen ke arah lateral.

Fungsi protektif kanalis mengarah kepada kolonisasi dan invasi

organisme patogenik. Obstruksi dan drainase kelenjar ke dalam

kanalis follikuler sebagai respon terhadap peningkatan temperatur dan

kelembaban kanalis. Penyerapan kelembaban oleh stratum korneum

mengarah kepada hiperhidrasi dan maserasi pada jaringan kanal

dimana pasien merasakan penuh dan gatal. Hal apa saja yang

menyebabkan trauma kulit meatus seperti memasukkan alat-alat

pembersih yang berlebihan atau menggaruk, memberi peluang

masuknya organism eksogen dan endogen lewat kulit yang rusak

(Quinn FB,2001).

Vaskularisasi meatus akustikus eksternus diperoleh dari a.

aurikularis posterior, a. temporalis dan cabang aurikularis profunda

dari a. maksillaris.

Pembuluh limfe mengalir ke pre dan post aurikuler kemudian menuju

mastoid, parotis dan kelenjar servikalis superfisialis.

Page 23: KEJADIAN KOLONI JAMUR PADA PENDERITA OTORE DENGAN …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 3. 27. · suppurative otitis media, and active benign chronic

9

Saraf-saraf sensoris berasal dari n. aurikulotemporalis dan cabang

aurikularis n. vagus (Helmi,2005., Boies, 1997).

B. Beberapa Infeksi Penyebab Otore Otore atau keluarnya cairan dari liang telinga mengindikasikan

adanya gangguan pada telinga normal. Meskipun kebanyakan pasien

dengan otore disebabkan oleh otitis eksterna akut, otitis media

supuratif kronik, atau otitis media supuratif akut perforasi,

pemeriksaan yang lengkap penting untuk mengetahui lebih dalam dan

mengetahui etiologinya (Scott PM, 2006.,Hoffer ME, 2007).

1. Otitis Eksterna Definisi Otitis eksterna didefinisikan sebagai peradangan pada liang

telinga luar yang tidak mengenai membran timpani atau tulang atau

kartilago meatus akustikus eksternus yang berlangsung kurang dari

30 hari yang disebabkan oleh infeksi bakteri, jamur dan virus. Bentuk

terbanyak dari otitis eksterna akut adalah bentuk difus dimana tampak

kerusakan dan edema dari kulit meatus akustikus eksternus

(PerEmgard,2005)

Epidemiologi Menurut Cassi dkk (1997) Otitis eksterna merupakan keluhan

kedua terbanyak pada kasus telinga hidung tenggorok di poliklinik

THT. Prevalensi otitis eksterna di Inggris berkisar 1,3% pada

perempuan dan 1,2 % pada laki-laki pertahun. Penelitian lain yang

dilakukan di USA pada tahun yang sama melaporkan bahwa sekitar

3,31 juta yang datang dengan otitis eksterna dan sekitar 40%

diantaranya adalah pasien anak-anak. Di Swedia dengan jumlah

penduduk sekitar 9 juta jiwa sekitar 250.000 yang datang ke poli

dengan keluhan otitis eksterna. Dari jumlah ini sekitar 5% dirujuk ke

dokter spesialis THT sedangkan sisanya ditangani di Pusat

Page 24: KEJADIAN KOLONI JAMUR PADA PENDERITA OTORE DENGAN …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 3. 27. · suppurative otitis media, and active benign chronic

10

Kesehatan Masyarakat. Menurut laporan Hannley dan kawan-kawan

pada tahun 2000 menyatakan bahwa otitis eksterna mengenai 4 dari

1000 orang dewasa di Amerika Serikat. Di Negara-negara yang

beriklim tropis insiden otitis eksterna diperkirakan lebih tinggi lagi

(PemEgard, 2005)

Patogenesis Berdasarkan lapisan kulit yang mengalami inflamasi, reaksi

patologik otitis eksterna dibagi atas inflamasi epidermis dan inflamasi

dermis.

Dengan kata lain otitis eksterna dapat dibagi atas :

a. Otitis eksterna superfisialis, merupakan peradangan pada

meatus akustikus eksternus yang masih terbatas pada lapisan

epidermis. Oleh karena merupakan suatu dermatitis maka otitis

eksterna superfisialis bisa terdapat dalam bentuk basah dan

kering.

b. Otitis eksterna profunda, merupakan peradangan pada meatus

akustikus eksternus yang mengenai lapisan di bawah

epidermis terdiri dari otitis eksterna profunda sirkumskripta

(furunkel) dan otitis eksterna profunda difus (flegmon)

(Sedjawidada, 1992., Sosialisman,2007).

Perjalanan penyakit otitis eksterna dibagi atas 3 stadium yaitu:

i. Stadium preinflamasi

ii. Stadium inflamasi akut

iii. Stadium inflamasi kronik

Pada stadium preinflamasi, kerusakan kulit disebabkan oleh

manipulasi atau penyakit kulit yang menyebabkan edema pada kulit

MAE, sering ditandai dengan permukaan kulit yang basah dan adanya

patogen opportunistik yang masuk ke kulit.

Page 25: KEJADIAN KOLONI JAMUR PADA PENDERITA OTORE DENGAN …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 3. 27. · suppurative otitis media, and active benign chronic

11

MAE terlihat kemerahan atau pucat kemerahan, bengkak dan

biasanya basah tergantung pada tingkat kerusakan kulit. Bila tidak

diterapi keadaan ini akan masuk ke stadium inflamasi akut.

Akut otitis eksterna pada umumnya disertai dengan nyeri, gatal

atau lebih bengkak dan otore. Cairan dari MAE dapat bercampur

dengan debris sehingga biasanya berbau busuk. Pada kasus yang

berat tampak kerusakan yang meluas ke daun telinga dan kulit

disamping prosesus mastoidea. Bila otore putih kekuningan dan

kental biasanya disertai infeksi C.albicans. Kadang-kadang koloni

jamur tampak jelas dilihat pada pemeriksaan mikroskop, menyerupai

benang-benang kapas yang tipis yang khas untuk spesies

Aspergillus. Bila kasus ini tidak diobati sering berlanjut menjadi kronik.

Kronik otitis eksterna bila berlangsung lebih dari 30 hari. Pasien

biasanya merasa gatal berkepanjangan pada MAE sehingga

penderita menggaruk telinga atau MAE dengan menggunakan benda-

benda seperti korek atau jarum yang akan memperberat keadaan

inflamasinya.

Berdasarkan penelitian Stunth dkk pada tahun 1990 sebanyak

58% pasien dengan otitis eksterna kronik dimunculkan oleh dermatitis

kontak atopi, kelainan kulit lain seperti psoriasis, gangguan metabolik

dan malnutrisi (PerEmgard, 2005)

2. Otitis Media Supuratif Akut Definisi Otitis media supuratif akut adalah inflamasi akut pada telinga

tengah dengan manifestasi klinik berupa otalgia, otore dan penurunan

pendengaran dengan tanda dan gejala yang berlangsung kurang dari

3 minggu. Biasanya gejala ini disertai dengan gejala sistemik yaitu

demam, malaise dan kadang-kadang nyeri kepala (Gray RF,

1997.,Lambert PR, Canalis RF, 2000).

Page 26: KEJADIAN KOLONI JAMUR PADA PENDERITA OTORE DENGAN …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 3. 27. · suppurative otitis media, and active benign chronic

12

Epidemiologi Otitis media supuratif akut dapat mengenai semua usia tapi paling

sering ditemukan pada anak-anak. Pada usia kurang dari 1 tahun

sekitar 19-62% anak-anak terinfeksi dan 85% didapatkan pada anak

dengan usia sekitar 3 tahun (Lee KJ, 2003., Waseem M, 2007). Teely

dkk menemukan bahwa sekitar 22,7% pasien yang berkunjung ke

dokter spesialis anak menderita OMSA pada tahun pertama

kehidupannya dan meningkat sampai 40% pada kunjungan 4-5 tahun

berikutnya (Donalson JD, 2008). Faktor-faktor resiko pada OMSA

adalah umur <6 tahun, biasanya terjadi pada bayi yang kurang

mendapat ASI, sering terpapar asap rokok, abnormalitas

pertumbuhan kraniofasial, pernah terkena infeksi virus saluran napas

atas, imunodefisiensi dan predisposisi genetik ( Waseem M, 2007).

Patofisiologi Telinga tengah biasanya steril meskipun banyak flora organisme

yang ada dalam nasofaring dan faring. Secara fisiologik terdapat

mekanisme pencegahan masuknya mikroba ke dalam telinga tengah

oleh silia mukosa tuba Eustakius, enzim dan antibodi. Otitis media

akut terjadi karena faktor pertahanan tubuh tersebut terganggu.

Sumbatan tuba Eustakius merupakan faktor penyebab utama dari

otitis media. Karena fungsi tuba Eustakius terganggu, pencegahan

invasi kuman ke dalam telinga tengah juga terganggu sehingga

kuman masuk ke dalam telinga tengah dan terjadi peradangan

(Boies,1997.,Djaafar ZA, Restuti RD, 2007).

Penelitian saat ini membuktikan bahwa infeksi virus dari epitel

saluran napas bagian atas dapat menyebabkan disfungsi tuba

Eustakius dan meningkatkan perkembangan bakteri di nasofaring.

Infeksi virus menyebabkan perubahan daya tahan tubuh atau

inflamasi dalam mukosa tuba Eustakius sehingga terjadi invasi

mikroba pada telinga tengah. Keadaan ini akan memproduksi cairan

Page 27: KEJADIAN KOLONI JAMUR PADA PENDERITA OTORE DENGAN …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 3. 27. · suppurative otitis media, and active benign chronic

13

pada telinga tengah yang merupakan tanda dan gejala otitis media

dan biasanya berlanjut dengan terjadinya perforasi ditandai oleh

mengalirnya eksudat ke telinga luar (Waseem M, 2007.,Sedjawidada,

1992)

Gambaran Klinik Gejala OMSA antara lain berupa otalgia, demam, malaise dan

kadang-kadang nyeri kepala, pada anak-anak dapat terjadi anoreksia

dan kadang-kadang mual dan muntah (Boies LR, 1997)

Berdasarkan gejala klinik dan pemeriksaan otoskopi, OMSA dapat

dibagi dalam 6 stadium sebagai berikut :

1.Stadium hiperemis Nyeri telinga dan demam yang menandai OMSA mungkin

merupakan gejala pertama atau mungkin didahului oleh gejala-gejala

infeksi saluran napas atas. Pada anak yang lebih besar dan dewasa

gejala utama otalgia atau mungkin juga disertai sensasi penuh di

telinga. Pada otoskopi tampak pembuluh darah yang melebar di

membran timpani terutama sekitar manubrium malei tepi pars tensa

dan pars flaksida.

2.Stadium Eksudasi Otalgia dan demam bertambah berat dan pendengaran mulai

terganggu. Bukti tidak langsung adanya OMSA pada bayi dan anak

kecil meliputi demam, gelisah, muntah, kejang dan meningismus.

Pada otoskopi membrane timpani tampak hiperemis dan bombans.

3.Stadium supurasi Otore yang bersifat mukopurulen ditemukan pada stadium ini

dimana hal ini menandakan terjadinya perforasi pada membran

timpani yang diikuti dengan berkurangnya otalgia dan demam

sehingga keadaan umum pasien tampak membaik namun

pendengaran akan semakin berkurang. Pada otoskopi tampak

perforasi kecil pada pars tensa dan adanya otore.

Page 28: KEJADIAN KOLONI JAMUR PADA PENDERITA OTORE DENGAN …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 3. 27. · suppurative otitis media, and active benign chronic

14

Eksudat mula-mula serosanguinolen, kemudian setelah beberapa

hari menjadi purulen. Eksudat yang menggenang di lumen meatus

akustikus eksternus dapat membuat iritasi kulit sehingg terjadi

dermatitis.

4.Stadium Koalesensi dan mastoiditis Kerusakan dapat berlanjut ke lapisan yang lebih dalam seperti

periosteum atau tulang. Tulang menjadi karies dan terjadi

osteomielitis. Nanah dapat meluas mengisi antrum dan selula

mastoid. Trabekula antara sel-sel mastoid yang terdiri dari tulang

dapat rusak sehingga prosesus mastoideus hanya terdiri satu rongga

yang luas.

5.Stadium komplikasi Perluasan infeksi yang merusak mukoperiosteum telinga tengah

dan sel-sel pneumatisasi mastoid dapat menyebabkan komplikasi.

Komplikasi tersebut dapat berupa komplikasi intratemporal dan

intrakranial.

6.Stadium Resolusi Pada stadium ini membran timpani akan menutup spontan dan

perlahan-lahan akan normal kembali, sekret akan berkurang dan

akhirnya kering. Pada otoskopi nampak hiperemis pada membran

timpani mulai kembali normal dan jelas bentuknya. Perforasi kering ini

berpotensi menjadi otitis media akut yang disebut eksaserbasi akut.

(Dhingra PL, 2007.,Sedjawidada R, 1992.,Cawthrone T, 1967)

Diagnosis Anamnesis dan pemeriksaan fisis merupakan hal yang sangat

penting untuk menegakkan diagnosis yang benar. Pemeriksaan

lainnya adalah teknik pemeriksaan standar dengan otoskopi

pneumatik, tes pendengaran, pemeriksaan radiologi dan pemeriksaan

mikrobiologi. Pemeriksaan radiologi biasanya dilakukan untuk pasien

Page 29: KEJADIAN KOLONI JAMUR PADA PENDERITA OTORE DENGAN …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 3. 27. · suppurative otitis media, and active benign chronic

15

dengan suspek komplikasi intratemporal dan komplikasi intrakranial

(Lee KJ, 2003.,Waseem M, 2007)

Penatalaksanaan Pada dasarnya penanganan yang diberikan adalah pengobatan

medikamentosa dan penanganan bedah. Pengobatannya tergantung

pada stadium penyakit, meliputi :

1. Terapi sistemik : antibiotik minimal selama 7 hari

2. Perawatan lokal

3. Pembedahan : miringotomi dan pemasangan pipa ventilasi

(Djaafar ZA,Helmi, Restuti RD,2007)

3. Otitis Media Supuratif Kronik Definisi Otitis media supuratif kronik adalah infeksi kronik di telinga tengah

dengan perforasi membran timpani dan sekret yang keluar dari telinga

tengah terus menerus atau hilang timbul lebih dari 2 bulan (Djaafar

ZA,Helmi, Restuti RD,2007, Sedjawidada R, 1992).

Epidemiologi Insiden OMSK lebih tinggi di negara – negara berkembang

disebabkan oleh sosioekonomi yang rendah, malnutrisi, higiene yang

buruk. Beberapa peneliti di luar negeri melaporkan prevalensi OMSK

antara lain di India prevalensinya berkisar 46 pasien per 1000

penduduk sedangkan di Israel hanya sekitar 39 dari 100.000 kasus

anak dengan OMSK (Dhingra PL,2007.,Mills RP,1997).

Prevalensi OMSK pernah dilaporkan oleh Sedjawidada R, dkk

pada tahun 1970 yaitu sebesar 5,3%. Mahdi, pada tahun 1994

melaporkan sebesar 3,4% dan Faridah M tahun 2007 melaporkan hal

yang serupa pada murid sekolah dasar di Makassar sebesar 2,5%.

Tahun 1994 Depkes RI melakukan survey nasional di lima propinsi

Page 30: KEJADIAN KOLONI JAMUR PADA PENDERITA OTORE DENGAN …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 3. 27. · suppurative otitis media, and active benign chronic

16

termasuk propinsi Sulawesi selatan dan melaporkan prevalensi otitis

media sebesar 3,7% (Faridah M, 2008)

Etiologi dan Patogenesis Proses OMSK biasanya diawali dengan otitis media supuratif akut

yang berulang. Abnormalitas fungsi tuba dianggap faktor yang paling

berperan pada patogenesis OMSK. Yang menandai sudah terjadinya

OMSK yaitu terbentuknya lendir mukoid dalam eksudat sehingga

eksudat yang semula seropurulen berubah menjadi mukopurulen.

Perubahan ini disebabkan oleh terbentuknya dan telah

berproduksinya kelenjar metaplastik pada mukosa telinga tengah

(Parry D, 2006., Sedjawidada R, 1992).

Penelitian yang dilakukan oleh Bluestone dan Klein menyebutkan

bahwa otitis media lebih merupakan penyakit primer pada mukosa

telinga tengah yang disebabkan oleh infeksi dan atau alergi daripada

disebabkan karena disfungsi tuba eustakius.

Menurut Ballenger, patogenesis otitis media supuratif kronik belum

dapat diketahui secara pasti tetapi tampaknya proses bermula dari

tuba auditiva ke telinga tengah kemudian ke sel-sel mastoid. Proses

ini berjalan perlahan-lahan dan tersembunyi tetapi aktif sehingga

menyebabkan hilangnya bagian membran timpani dan menetapnya

fator-faktor penyebab kronisitas pada mukosa timpani. Faktor-faktor

yang menyebabkan penyakit infeksi telinga tengah supuratif menjadi

kronis sangat majemuk antara lain :

1. Gangguan fungsi tuba Eustakius yang kronik akibat infeksi

hidung dan tenggorok yang kronis atau berulang dan adanya

obstruksi parsial atau total tuba Eustakius

2. Perforasi membran timpani yang menetap akan memudahkan

kontaminasi kuman yang berasal dari luar sehingga

menyebabkan timbulnya infeksi berulang

Page 31: KEJADIAN KOLONI JAMUR PADA PENDERITA OTORE DENGAN …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 3. 27. · suppurative otitis media, and active benign chronic

17

3. Terjadinya metaplasia epitel skuamosa mukosa atau

perubahan patologik menetap lainnya pada telinga tengah

4. Obstruksi menetap terhadap aerasi telinga tengah atau rongga

mastoid

5. Terjadinya osteomielitis yang menetap pada tulang dinding

telinga tengah terutama antrum dan mastoid

6. Faktor-faktor konstitusi dasar seperti alergi, kelemahan umum

atau perubahan mekanisme pertahanan lokal (Ballenger JJ,

1997)

Otore merupakan gejala utama OMSK. Dalam hal OMSK

eksudatnya adalah mukopurulen. Derajat kekeruhan tergantung dari

banyak sedikitnya sel-sel nanah. Warna putih kekuningan atau

kehijauan disebabkan oleh kuman, bila bercampur darah

kemungkinan ada granulasi (Sedjawidada R, 1992). Pada kasus yang

tidak terurus akan terjadi otitis eksterna yang menyebabkan membran

timpani sukar dilihat (Helmi, 2005).

OMSK mempunyai kecendrungan untuk berkembangnya infeksi

jamur disebabkan oleh tingginya tingkat kebasahan mukosa dan kulit

meatus akustikus eksternus akibat sekret radang kronik (Esperanza

BEN, 2005)

Klasifikasi Secara klinis Otitis Media Supuratif Kronik dibagi menjadi dua tipe,

yaitu :

1. Tubotimpanik, biasanya juga disebut tipe benigna atau tipe mukosa

atau tipe aman, peradangannya terbatas hanya pada mukosa dan

biasanya tidak mengenai tulang. Perforasinya terletak di sentral

dan tidak terdapat kolesteatoma. Selanjutnya OMSK tipe benigna

dibagi lagi menjadi :

a. Tipe inaktif, ditemukan perforasi menetap di pars tensa tetapi

tidak ada peradangan baik pada mukosa telinga tengah

Page 32: KEJADIAN KOLONI JAMUR PADA PENDERITA OTORE DENGAN …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 3. 27. · suppurative otitis media, and active benign chronic

18

maupun pada membran timpani. Rantai osikula dapat

mengalami erosi atau kekakuan (terfiksasi). Tipe ini dapat

kembali aktif penyakitnya atau tetap inaktif.

b. Tipe aktif, didapatkan perforasi pada pars tensa dari membran

timpani dan mukosa telinga tengah mengalami peradangan

dan edema dengan sekret mukoid atau mukopurulen. Aktivitas

penyakit dapat terus menerus atau dapat pula hilang timbul.

2. Atikoantral, disebut juga tipe maligna atau tipe tulang atau tipe

bahaya merupakan OMSK yang disertai dengan kolesteatoma.

Perforasinya terletak di atik atau marginal disertai sekret berbau

akibat nekrosis tulang (Dhingra PL, 2007., Parry D, 2007., Helmi,

2005).

C. Otomikosis Definisi Otomikosis adalah radang pada telinga luar yang disebabkan oleh

jamur yang ditandai dengan inflamasi eksudatif. Otomikosis

merupakan infeksi sekunder yang disebabkan oleh faktor predisposisi

seperti otitis eksterna bakteri dan terapi kortikosteroid (Paulose KO,

1989., Budimulja U, 1993).

Distribusi geografi

Distribusinya diseluruh dunia, merupakan penyakit kosmopolit

yang terutama terdapat di daerah panas, lembab dan berdebu di

mana infeksi biasanya terjadi secara kontak langsung (Budimulja U,

1993.,Mahmoudabadi AZ,2006). Connant memperkirakan bahwa tidak

lebih dari 15-20% infeksi telinga merupakan infeksi jamur yang

sebenarnya (Binesian F, Fredonian MR, 2006., Gutierrez PH, 2005).

Pandi dkk tahun 1972 dalam penelitiannya terhadap 63 penderita

dengan diagnosis klinik otitis eksterna diffusa dan otomikosis di

Page 33: KEJADIAN KOLONI JAMUR PADA PENDERITA OTORE DENGAN …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 3. 27. · suppurative otitis media, and active benign chronic

19

Jakarta Pusat mendapatkan 61,9% dengan infeksi jamur (Pandi PS,

1971).

Linda dalam penelitiannya di Makassar terhadap 100 penderita

Otitis eksterna superfisialis mendapatkan prevalensi sebesar 87%

(Kodrat L, 1990)

Nan Sati dalam penelitiannya di bagian THT RS Sumber Waras

selama periode 1 Januari 1980 sampai 31 Desember 1980 terdapat

1.370 orang penderita baru dengan diagnose otitis eksterna diffus dan

55% dari penderita disertai dengan infeksi mikosis dan terbanyak

pada kelompok umur 20-30 tahun (Nan Sati CN, 1986).

Etiologi dan Patogenesis Jamur tumbuh subur pada daerah beriklim tropik dengan suhu

antara 12-35 derajat celcius (Lunggono P, 1993., Richardson MD,

1993). Otomikosis umumnya disebabkan oleh spesies Candida

khususnya C.albicans dan C.tropicalis dan spesies Aspergillus

khususnya A.fumigatus, A.niger dan A.flavus. Agen lain yang terlibat

termasuk jamur saprofitik yang ada di mana-mana seperti spesies

Absidia, spesies Acremonium, spesies Penicillin, spesies Rhizopus

dan Scopulariopsis brevicaulis (Richardson MD, 1993).

Siklus hidup jamur yang ditemukan di liang telinga adalah sekitar 2

minggu. Berenang memegang peranan penting dalam terjadinya

infeksi pada banyak kasus. Hal ini mungkin disebabkan oleh karena

berenang memberikan kelembaban yang cukup sehingga jamur dapat

tumbuh menjadi banyak atau dapat menurunkan resistensi kulit

melalui maserasi yang menyediakan medium yang baik bagi

pertumbuhan jamur.

Jamur tumbuh pada lapisan permukaan atas epitel dan

pertumbuhannya menyebabkan gatal dan rasa tidak nyaman pada

telinga. Reaksi lokal sewaktu-waktu dapat menjadi reaksi atopik yang

berat jika pasien sangat rentan terhadap jenis jamur penyebab.

Page 34: KEJADIAN KOLONI JAMUR PADA PENDERITA OTORE DENGAN …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 3. 27. · suppurative otitis media, and active benign chronic

20

Vesikulasi dan ulserasi dapat terjadi. Infeksi jarang mengenai kartilago

telinga tetapi perforasi membran timpani dapat terjadi namun tidak

sering (Jackson C, Jackson CL., 1959).

Urutan perubahan patologik yang diakibatkan oleh jamur pada dinding

liang telinga sebagai berikut :

1. Terjadi implantasi pada liang telinga luar

2. Diikuti oleh pertumbuhan organism yang kecepatannya

tergantung kepada keadaan temperatur, kelembaban atau

iritasi yang sudah ada sebelumnya

3. Invasi pada epitel menyebabkan rasa gatal dan rasa tidak

nyaman pada telinga, kadang – kadang disertai rasa nyeri

4. Epitel mengelupas secara alami terjadi untuk mengatasi infeksi

dengan melepaskan sel-sel epitel bagian atas

5. Akibat lanjut pengelupasan epitel menyebabkan liang telinga

penuh dengan debris

6. Terjadi ulserasi superfisial dan dermatitis eksematosa jika

proses patologik ini berlanjut terus. Perubahan ini tidak selalu

melalui tingkatan seperti di atas. Kadang-kadang infeksi jamur

mengakibatkan perubahan yang sangat ringan sehingga

terabaikan oleh penderita (Jackson C, Jackson CL., 1959).

Manifestasi klinik Panas dan lembab yang berlebihan merupakan faktor

predisposisi. Karena tidak ada gejala yang spesifik, otomikosis

biasanya dikacaukan dengan beberapa bentuk dari otitis eksterna.

Keluhan yang paling sering dirasakan oleh penderita otomikosis

adalah gatal pada telinga, nyeri,rasa tidak enak atau rasa tersumbat

yang berhubungan dengan akumulasi debris pada meatus (Wright D,

1997). Manifestasi klinik penyakit ini tergantung pada dalamnya

struktur jaringan kulit yang terkena. Bila yang terkena epidermis,

mungkin tidak menimbulkan gejala klinik tetapi apabila yang terkena

Page 35: KEJADIAN KOLONI JAMUR PADA PENDERITA OTORE DENGAN …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 3. 27. · suppurative otitis media, and active benign chronic

21

dermis akan menimbulkan gejala tersebut (Ballenger JJ, 1997). Pada

pemeriksaan tampak tanda-tanda radang pada liang telinga, terdapat

debris warna putih, abu-abu, kuning kotor, bahkan bisa berwarna

hitam, ataupun terlihat seperti kertas yang basah (blotting paper )

(Lunggono P, 1993).

Diagnosis Diagnosis ditegakkan berdasarka anamnesis, pemeriksaan

otoskopi dan pemeriksaan laboratorium.

Pada anamnesis ditemukan keluhan utama berupa rasa gatal

yang sangat mengganggu. Disamping itu dapat pula dikeluhkan rasa

penuh dan rasa nyeri pada liang telinga luar serta gangguan

pendengaran bila terjadi obstruksi liang telinga (Budimulja U, 1993).

Pada otoskopi dapat ditemukan lapisan seperti beludru yang

berwarna hitam, kuning atau putih serta tanda-tanda radang, krusta

dan lekinifikasi pada kasus lanjut. Dapat juga telihat debris putih

keabu-abuan menyerupai wet blotting paper yang mengisi liang

telinga (Wright D, 1997).

Untuk diagnosa pasti dilakukan pemeriksaan debris dan kotoran

liang telinga. Dapat juga digunakan sekret atau pus dengan memakai

steril cotton wool swabs (Budimulja U,1993., Mahmoudabadi AZ,

2006)

Pada sediaan langsung dengan larutan KOH 10% akan terlihat

hifa atau spora. Biakan pada agar Sabouraud pada suhu kamar akan

menghasilkan koloni jamur

penyebab (Budimulja U, 1993., Nugroho SA, 2004)

D. Kejadian Koloni Jamur pada Penderita Otore Otore merupakan keluhan yang sering muncul oleh infeksi telinga

terutama otitis eksterna akut, OMSK, Timpanostomi Tuba Otore atau

OMSA dengan perforasi. Pemeriksaan yang lengkap penting untuk

Page 36: KEJADIAN KOLONI JAMUR PADA PENDERITA OTORE DENGAN …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 3. 27. · suppurative otitis media, and active benign chronic

22

mengetahui lebih dalam dan mengetahui etiologi otore (Scott PM,

2006)

Seperti kita ketahui bahwa berkembangnya infeksi pada liang

telinga luar disebabkan oleh mekanisme pertahanan lokal terganggu.

Kelembaban udara yang tinggi, paparan langsung oleh air, trauma

lokal, dermatitis kronik, infeksi bakteri dan paparan lama oleh suhu

yang berubah-ubah memberikan konstribusi terhadap kegagalan

mekanisme pertahanan lokal (Roland PS, 1997). Panas dan lembab

dapat menyebabkan pembengkakan dari stratum korneum yang

menutup kanalis follikuler. Beberapa penyakit seperti otitis eksterna

yang disebut juga swimmers ear memberikan kelembaban yang tinggi

yang merupakan lingkungan yang baik bagi pertumbuhan organisme

yang berbeda-beda yang normalnya berkolonisasi di MAE. Saprofit

yang normalnya berkolonisasi di MAE yaitu stafilokokkus,

streptokokkus, mikrokokkus, beberapa basil gram negatif dan

beberapa jenis jamur saprofit (Roland PS, 1997).

Air yang ada dalam liang telinga dapat sangat berperan

mempengaruhi pH. pH yang alkalis sering dihasilkan oleh air eksogen

yang kurang efektif menekan mikroorganisme patogen (utamanya

Pseudomonas aeroginosa) padahal Pseudomonas aeroginosa

terkenal dihambat oleh lingkungan yang asam. Efek merusak dari air

atau kelembaban didapatkan jika disertai dengan dermatitis seboroik

atau alergi yang memperlemah mekanisme pertahanan tubuh (Roland

PS, 1997).

Ada ketidaktahuan bahwa jamur tertentu normal ada di liang

telinga dan juga ada hubungan antara mycoflora telinga normal dan

patogen-patogen penyebab otomikosis ( Pakshir K, Sabayan B,

2008). Kasus pertama tentang infeksi telinga oleh jamur telah

dijelaskan oleh Hertz Bezold pada tahun 1889. Laporan pertama

dalam literatur yang menjelaskan bahwa infeksi jamur merupakan

Page 37: KEJADIAN KOLONI JAMUR PADA PENDERITA OTORE DENGAN …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 3. 27. · suppurative otitis media, and active benign chronic

23

patogen pada otitis eksterna telah dipublikasikan oleh Meyer pada

tahun 1844. Infeksi jamur merupakan superinfeksi yang dicurigai pada

penderita OMSK bila otore tidak berespon terhadap obat tetes telinga

antibiotik (Talwar P et al, 1998)

Pada beberapa pasien OMSK yang disertai dengan otomikosis

dapat diidentifikasi adanya miselium pada liang telinga luar dan

membran timpani. Kedua infeksi ini sangat sukar disembuhkan

walaupun OMSKnya dapat ditangani namun infeksi jamurnya sulit

dihilangkan (Esperanza BEN, 2005)

OMSK dan OMSA perforasi memberikan media yang baik untuk

pertumbuhan jamur karena adanya perubahan ekobiologi infeksi

jamur dalam liang telinga oleh sekret telinga tengah. Interaksi antara

bakteri dan jamur menyebabkan peradangan pada stratum korneum,

inflamasi atau maserasi. Beberapa spesies jamur juga menghasilkan

antibakteri. Kecendrungan untuk berkembangnya jamur pada OMSK

juga disebabkan oleh adanya infeksi kronik dan berubah-ubahnya

mukosa telinga tengah, membran timpani dan meatus akustikus

eksternus akibat seringnya keluar sekret. Pasien yang datang dengan

OMSK tanpa kolesteatom dan otore persisten yang tidak berespon

dengan pengobatan antibiotik harus dicurigai sebagai infeksi jamur

(Esperanza BEN, 2005, Kaur R, Mittal N, Kakkar M et al.,2000)