KEHAMILAN DENGAN MOLA

download KEHAMILAN DENGAN MOLA

of 8

Transcript of KEHAMILAN DENGAN MOLA

KEHAMILAN DENGAN MOLA/HAMIL ANGGUR 14:40 Diposkan oleh Febri

Pengertian Mola hidatidosa adalah kehamilan abnormal dimana hampir seluruh vili korialisnya mengalami perubahan hidrofik. Uterus dan berkembang lebih cepat dari usia gestasi yang normal, tidak dijumpai adanya janin, kavum uteri hanya terisi oleh jaringan seperti rangkaian buah anggur. Mola hidatidosa sering disebut hamil anggur yang merupakan kelainan di dalam kehamilan dimana jaringan plasenta (ari-ari) berkembang dan membelah terus menerus dalam jumlah yang berlebihan. Mola dapat mengandung janin (mola parsial) atau tidak terdapat janin di dalamnya (mola komplit). Etiologi Belum diketahui pasti, ada yang menyatakan akibat infeksi, defisiensi makanan dan genetic, gangguan pada telur, kekurangan gizi pada ibu hamil, dan kelainan rahim berhubungan dengan peningkatan angka kejadian mola. Faktor risiko 1. Faktor umur Risiko Mola Hidatidosa paling rendah pada kelompok umur 20-35 tahun. Risiko Mola Hidatidosa naik pada kehamilan remaja 40 tahun, kenaikan sangat mencolok pada umur = 45 tahun 2. Faktor riwayat kehamilan sebelumnya Wanita yang mempunyai riwayat Mola Hidatidosa sebelumnya, punya risiko lebih besar naiknya kejadian berikutnya 3. Faktor kehamilan ganda Mempunyai risiko yang meningkat untuk terjadinya Mola Hidatidosa 4. Faktor graviditas Risiko kejadian Mola Hidatidosa makin naik,dengan meningkatnya graviditas. 5. Faktor kebangsaan/ etnik Wanita kulit hitam meningkat,dibanding wanita lainnya. 6. Faktor genetika Frekuensi Balance Tranlocation, wanita dengan Mola hidatidosa komplit lebih banyak dibandingkan dengan yang didapatkan pada populasi normal 7. Faktor makanan dan minuman

Angka kejadian Mola Hidatidosa tinggi diantara wanita miskin, diet yang kurang protein ,kelainan genetik pada kromosom.(kontroversi) 8. Faktor sosial ekonomi Risiko MH tinggi pada sosial ekonomi rendah (kontroversi) 9. Faktor lain Faktor hubungan keluarga/consanguinity, Faktor merokok, Faktor toksoplasmosis. Pembagian a. Mola hidatidosa klasik / komplet : tidak terdapat janin atau bagian tubuh janin. Ciri histologik, ada gambaran proliferasi trofoblas, degenerasi hidropik villi chorialis dan berkurangnya vaskularisasi / kapiler dalam stroma. Sering disertai pembentukan kista lutein (25-30%). b. Mola hidatidosa parsial / inkomplet : terdapat janin atau bagian tubuh janin. Ciri histologik, terdapat jaringan plasenta yang sehat dan fetus. Gambaran edema villi hanya fokal dan proliferasi trofoblas hanya ringan dan terbatas pada lapisan sinsitiotrofoblas. Perkembangan janin terhambat akibat kelainan kromosom dan umumnya mati pada trimester pertama. Patogenesis Sebagian dari villi berubah menjadi gelembung-gelembung berisi cairan jernih biasanya tidak ada janin, hanya pada molapartialis kadang-kadang ada janin. Gelembung itu sebesar butir kacang hijau sampai sebesar buah anggur gelembung ini dapat mengisi seluruh cavum uteri. Di bawah mikroskop nampak degenerasi hydropik dari stroma jonjot, tidak adanya pembuluh darah dan proliferasi trofoblast. Pada pemeriksaan chromosom didapatkan poliploid dan hampir pada semua kasus mola susunan sek chromatin adalah wanita. Pada mola hidatidosa, ovaria dapat mengandung kista lutein. Kadang-kadang hanya pada satu ovarium kadang pada keduanya. Manifestasi klinis 1. Amenore dan tanda tanda kehamilan 2. Perdarahan kadang-kadang sedikit, kadang-kadang banyak, karena perdarahan ini pasien biasanya anemis. 3. Perbesaran uterus lebih besar dari usia kehamilan 4. Tidak teraba adanya janin, tidak adanya balloment, tidak ada bunyi jantung anak dan tidak nampak rangka janin pada rotgen foto. Pada mola partialis, keadaan yang jarang terjadi, dapat di ketemukan janin 5. Hiperemisis lebih sering terjadi, lebih keras dan dan lebih lama. 6. Pre eklampsi atau eklamsi yang terjadi sebelum kehamilan 24 minggu 7. Gejala klinik mirip dengan kehamilan muda dan abortus imminens, tetapi gejala mual dan muntah berat. 8. Gejala gejala hipertitoidisme seperti intoleransi panas, gugup, penurunan BB yang tidak dapat dijelaskan, tangan gemetar dan berkeringat, kulit lembab. Pemeriksaan klinis 1. Palpasi abdomen Teraba uterus membesar,tidak teraba bagian janin,gerakan janin, balotemen. 2. Auskultasi Tidak terdengar denyut jantung janin. 3. Periksa dalam vagina uterus membesar, Bagian bawah uterus lembut dan tipis, serviks terbuka dapat diketemukan gelembung Mola Hidatidosa, perdarahan, sering disertai adanya Kista Teka

Lutein Ovarium (KTLO) 4. Pemeriksaan dengan sonde uterus (Acosta Sison), Mola Hidatidosa hanya ada gelembunggelembung yang lunak tanpa kulit ketuban sonde uterus mudah masuk sampai 10 cm tanpa adanya tahanan. 5. Fungsi melalui dinding perut / omniosentesis / guiffredas test / aspirasi test. Pemeriksaan penunjang 1. Pemeriksaan sonde uterus (hanifa) 2. Tes acorta sison dengan tang abortus, gelembung mols dapat dikeluarkan 3. Peningkatan kadar beta HCG darah atau urin 4. Ultrasonografi menunjukkan gambaran badai salju (snow flake pattern) 5. Foto torak ada gambaran emboli udara 6. Pemeriksana T3 dan T4 bila ada gejala hiotoksikosis Diagnosis 1. Anamnesis Perdarahan pervaginam / gambaran NOK, gejala toksemia pada trimester I dan II, hipermisis gravidarum, gejala tirotoksikosis dan gejala emboli paru 2. Pemeriksaan fisik Uterus lebih besar dari usia kehamilan, kista lotein balotemen negatif denyut jantung janin negatif 3. Pemeriksaan penunjang Diagnosis Banding Hampir 20% molahidatidosa komplet berlanjut menjadi choriocarcinoma. Sedangkan molahidatidosa parsial jarang. Mola yang terjadi berulang disertai tirotoksikosi atau kista lutein memiliki kemungkinan menjadi ganas lebih tinggi. Kehamilan dengan mioma uteri, Abortus, Hidramnion, dan Gemelli (kehamilan kembar). Prinsip Penatalaksanaan 1. Perbaiki keadaan umum 2. Keluarkan jaringan mola dengan vakum kuretas dilanjutkan dengan kuret tajam. Lakukan kuretas bila tinggi fundus uterus lebih dari 20 minggu sesudah hari ketujuh. 3. Untuk memperbaiki kontraksi, sebumnya berikan uterotonik (20-40 unit oksitosin dalam 250 cc/50 unit oksitosin dalam 500 ml NaCl 0,9%) bila tidak dilakukan vakum kuretase, dapat diambil tindakan histeroktomi. 4. Histeroktomi perlu dipertimbangkan pada wanita yang telah cukup umur dan cukup anak. Batasan yang dipakai ialah umur 35 tahun dengan anak hidup tiga 5. Terapi proflaksis dengan sitostatik metroteksat atau aktinomisin D pada kasus dengan resiko keganasan tinggi seperti umur tua dan paritas tinggi 6. Pemeriksaan ginekologi, radiologi dan kadar Beta HCG lanjutan untuk deteksi dini keganasan. Terjadinya proses keganasan bisa berlangsung antara 7 hari sampai 3 tahun pasca mola. Yang paling banyak dalam 6 bulan pertama, pemeriksaan kadar Beta HCG tiap minggu sampai kadar menjadi negatif selama 3 minggu lalu tiap bulan selama 6 bulan pemeriksaan foto toraks tiap bulan sampai kadar Beta HCG negatif.

Follow up / pengamatan lanjut pasca evakuasi mola Kontrol terhadap progresifitas menjadi penyakit trofoblas ganas (koriokarsinoma) 1. Profilaksis terhadap keganasan dengan sitostatika, terutama pada kelompok risiko keganasan tinggi. 2. pemeriksaan ginekologik dan B-hCG kuantitatif rutin tiap 2 minggu pasca evakuasi sampai remisi, sesudah remisi, tetap teratur tiap 3 bulan sampai selama 1 tahun. 3. foto toraks pada awal terapi, diulang bila kadar B-hCG menetap atau meningkat. 4. kontrasepsi hormonal aman selama 1 tahun pasca remisi. Sebaiknya menggunakan preparat progesteron oral selama 2 tahun. 5. penyuluhan pada pasien akan kemungkinan keganasan Pencegahan Karena pengertian dan penyebab dari mola masih belum diketahui secara pasti maka kejadian mola hidatidosa sulit untuk dicegah. Bagaimanapun juga, nutrisi ibu yang baik dapat menurunkan risiko terjadinya mola. DAFTAR PUSTAKA Taber Benzlon, MD. 1994. Kapita Selekta Kedaruratan Obstetri dan Ginakologi. Jakarta:EGC. Mansjoer, Arif dkk. 2000. Kapita Selekta Kedokteran Jilid I. Media Aeskula Plus. UNPAD. 1984. Obstetri Patologi. Bandung: Elstar Offser Moore,Lisa,MD, 2005, Hydatidiform Mole, available at www.e-medicine.com Fox,Harold, 1997, Gestational Trophoblastic disease, available at www.bmj.com http://drnyol.info http://www.klikdokter.com Penanganan2.1.7. Terapia. Kalau perdarahan banyak dan keluar jaringan mola, atasi syok dan perbaikikeadaan umum penderita dengan pemberian cairan dan tranfusi darah.Tindakan pertama adalah melakukan manual digital untuk pengeluaransebanyak mungkin jaringan dan bekuan darah. Barulah dengan tenangevakuasi sisa-sisanya dengan kureksib. Jika pembukaan kanalis servikalis masih kecil:1. pasang ganggang laminaria untuk memperbesar pembukaan selama 12 jam2. setelah itu pasang infus D5% yang berisi 50 satuan oksitosin, cabutlaminaria kemudian bisa dilakukan curet oleh dokterc. Bahan jaringan dikirim untuk pemeriksaan hispatologik dalam 2 porsi1. porsi 1: yang dikeluarkan dengan cunam ovum2.

porsi 2: yang dikeluarkan dengan kuretased. Berikan obat-obatan: antibiotika, uterotonika, dan perbaikan keadaan umumpasiene. 7-10 hari sesudah kerokan pertama, dilakukan kerokan kedua untuk membersihkan sisa jaringan, dan kirim lagi hasilnya untuk pemeriksaanlaboratorium2.1.7.2 Periksa Ulang (follow up)Ibu dianjurkan jangan hamil dulu dan dianjurkan memakai kontrasepsi pil.Apabila terjadi kehamilan akan menyulitkan observasi.Jadwal periksa ulang selama 2-3 tahun:Setiap 1 minggu pada triwulan pertamaSetiap 2 minggu pada triwulan keduaSetiap 2 bulan pada tahun berikutnya dan selanjutnyaSetiap 3 bulan.Yang perlu diperhatikan setiap periksa ulang adalah:Gejala klinis, perdarahan, keadaan umum, dll. Lakukan pemeriksaan dalam dan pemeriksaan inspekulo:Tentang keadaan serviks, uterus cepat bertambah kecil atau tidak, kista luteinbertambah kecil atau tidak.Selain itu juga adanya H, B, E, SH: History, penderita pernah molaB: Bleeding, adanya perdarahanE: Enlargement, pembesaran uterusS: Soft, rahim masih tetap lunak

Diagnosis dan gejala 1. Anamnesa/keluhan: a. Terdapat gejal-gejala hamil muda yang kadang-kadang lebih nyata dari kehamilan biasa b. Kadangkala ada tanda toksemia gravidarum c. Terdapat perdarahan yang sedikit atau banyak, tidak teratur, warna tengguli tua atau kecoklatan seperti bumbu rujak d. Pembesaran uterus tidak sesuai (lebih besar) dengan tua kehamilan seharusnya e. Keluar janringan mola seperti buah anggur atau mata ikan yang merupakan diagnosa pasti Diwarta - Lintas post 2. Inspeksi a. Muka dan kadang-kadang badan kelihatan pucat kekuning-kuningan (mola face) b. Bila gelembung mola keluar akan terlihat dengan jelas 3. Palpasi a. Uterus membesar tidak sesuai dengan tuanya kehamilan, teraba lembek b. Tidak teraba bagian-bagian janin dan balotemen, juga gerakan janin c. Adanya fenomena harmonica; darah dan gelembung mola keluar, dan fundus uteri turun: lalu naik lagi karena terkumpulnya darah baru 4. Auskultasi a. Tidak terdengar bunyi denyut jantung janin b. Terdengar bising dan bunyi khas 5. Reaksi Kehamilan, karena kadar HCG yang tinggi maka uji biologic dan uji imunologik (Galli Mainini dan planotest) akan positif setelah pengenceran (titrasi): a. Galli Mainini 1/300 (+), maka suspek mola hidatidosa b. Galli Mainini 1/200 (+), maka kemungkinan mola hidatidosa atau hamil kembar. Bahkan pada

mola atau koriokarsinoma, uji biologik atau imunologik cairan serebro-spinal dapat menjadi positif. 6. Pemeriksaan dalam a. Pastikan besarnya rahim, rahim terasa lembek, tidak ada bagian-bagian janin, terdapat perdarahan dan jaringan dalam kanalis servikalis dan vagina, serta evaluasi keadaan serviks. 7. Uji sonde, sonde dimasukkan pelan-pelan dan hati-hati ke dalam kanalis servikalis dan kavum uteri.. bila tidak ada tahanan, sonde diputar setelah ditarik sedikit, bila tetap tidak ada tahanan, kemungkinan mola. 8. Foto roentgen abdomen, tidak terlihat tulang-tulang janin(pada kehamilan 3-4 bulan) 9. Arteriogram khusus pelvis 10. Ultrasonografi, pada mola akan kelihatan bayangan badai salju dan tidak terlihat janin. Penanganan awal: 1. Jika diagnosis kehamilan mola telah ditegakkan, lakukan evakuasi uterus: 2. Segera lakukan evakuasi jaringan mola dan sementara proses evakuasi berlangsung berikan infus 10 unit oksitosin dalam 500 ml cairan I.V (NaCl atau Ringer Laktat) dengan kecepatan 4060 tetes per menit (sebagai tindakan preventif terhadap perdarahan hebat dan efektifitas kontraksi terhadap pengosongan uterus secara cepat) Penanganan selanjutnya: 2. Pasien dianjurkan untuk menggunakan kontrasepsi hormonal atau tubektomi bila ingin menghentikan fertilitas 3. Lakukan pemantauan setiap 8 minggu selama minimal 1 tahun pasca evakuasi dengan menggunakan tes kehamilan dengan urin karena adanya risiko timbulnya penyakit trofoblas yang menetap atau khoriokarsinoma. Jika tes kehamilan dengan urin tidak negatif setelah 8 minggu atau menjadi positif kembali dalam 1 tahun pertama, rujuk ke pusat kesehatan tersier untuk pemantaun dan penanganan lebih lanjut.

Read more: Penyakit atau Kelaninan MOLAHIDATIDOSA pada Ibu Hamil | SmartClick BAB IIIASUHAN KEBIDANAN PADA KEHAMILANMOLA HYDATIDOSA Tanggal Pengkajian : 10 September 2009 Pukul : 11.00 WIB A.DATA SUBJEKTIF a) BiodataNama Pasien : Ny. Sulastri Nama Suami : Tn. Rawin S.Umur : 26 tahun Umur : 28 tahunAgama : Islam Agama : IslamSuku/Bangsa : Palembang / Indonesia Suku/Bangsa : Palembang/IndonesiaPendidikan : SMA Pendidikan : SMAPekerjaan : IRT Pekerjaan : WiraswastaAlamat : Jl. A. Yani Rt.01/Rw.04 Alamat : Jl. A. Yani Rt.01/Rw.Palembang Palembang

b) Keluhan Utama :Pada tanggal 10 September 2009 pukul 10.00 WIB ibu datang ke BPS mengakuhamil 3 bulan anak pertama ingin memeriksakan kehamilannya dan mengeluhmual, muntah dan perdarahanc c) Data Kebidanan 1.HaidMenarche : 15 tahun Teratur/tidak : TeraturSiklus : 27 hari Sifat darah : EncerLamanya : 7 hari Disminorhoe : Tidak adaBanyaknya : 2 x ganti pembalut2.Status PerkawinanKawin : Ya, 1 kaliUsia kawin pertama : 24 tahunLamanya perkawinan : 2 tahun d) Riwayat Kehamilan, Persalinan dan Nifas yang lalu No TglPartusTempatPartusUmurKehamilanJenisPersalinanPenolong Penyulit Keadaan KeteranganNifas Anak 1 Ini a) Riwayat Kehamilan SekarangG P A : G2P0A0 HPHT : 5 Juli 2009TP : 12 April 2010 ANC : 5 kali di bidanImunisasi : 2 x TTKeluhan : Mual muntah b) Riwayat KBPernah mendengar tentang KB : PernahPernah Menjadi askeptor KB : Tidak pernahJenis Kontrasepsi yang digunakan : Tidak pernahAlasan berhenti menjadi akseptor KB : Tidak pernahd c) Data Kesehatan1.PribadiPenyakit / Kelainan yang pernah dialami : Tidak adaOperasi yang pernah dialami : Tidak ada2.KeluargaPenyakit / kelainan dalam keluarga : Tidak adaKeturunan kembar : Tidak ada d) Data Kebiasaan Sehari Hari 1.NutrisiMakan : 3 kali sehari Jumlah / porsi : 1 piring ( nasi, 1 mangkuk sayur, lauk pauk, susu)Pantangan : Tidak adaKeluhan : Mual muntah, perdarahan 2.EliminasiPola BAK : 5 x sehariPola BAB : 1 x sehariKeluhan : Tidak ada 3.Olahraga yang sering dilakukan : Tidak ada 4.Istirahat / RekreasiTidur siang : 2 jamTidur malam : 8 jamKeluhan : Tidak ada 5.Personal HygieneMandi : 2 x sehariSikat gigi : Setiap kali mandi dan setelah makanf. a) Data Psikososial .PribadiAlasan datang ke petugas kesehatan : Ingin memeriksakankehamilanHarapan terhadap persalinan : Normal dan lancarRencana tempat melahirkan : Klinik bersalin / bidanPersiapan yang telah dilakukan : Perlengkapan bayi danmateriilRencana menyusui : SendiriRencana perawatan anak : SendiriAlat kontrasepsi yang digunakan : Tidak adaRencana jumlah anak : 3 orang2.KeluargaTanggapan suami / keluarga terhadap kehamilan : Sangat diharapkanDorongan yang diberikan suami / keluarga : Moril, spiritualBudayaAdat / kebiasaan yabng sering dijalankan selama kehamilan : Tidak ada B.DATA OBJEKTIF Pemeriksaan Fisik KU : Baik Suhu : 36oCKesadaran : Composmentis TB : 155 cmTD : 120/70 mmHg BB Sebelum Hamil : 47 KgNadi : 82 x/menit BB sesudah hamil : 49 KgRR : 24 x/menit Lila : 23,5 cmb.

Pemeriksaan Obstetr0 1. Inspeksi/palpasiKepalaMata : Sklera bening, konjungtiva merah mudaMuka : Tidak ada cloasma gravidarumMulut : Bersih, tidak ada cariesLeherKelenjar Tyroid : Tidak ada pembengkakan kelenjar tyroidTumor : Tidak adaPayudara / mamaePembesaran : SimetrisAreola mammae : HyperpigmentasiPuting susu : MenonjolColostrum : Belum keluarPerutPembesaran perut : Sesuai dengan usia kehamilanLinea alba / nigra : Linea AlbaStriae albican / livide : Striae albicanKelainan : Tidak adaGenetalia EksternaLabia mayora / minora : Simetris, tidak ada kelainan. Kelenjar Bartholini : Tidak ada pembengkakan kelenjarbartholiniPengeluaran vaginaJenis secret : Tidak ada Warna : Tidak adaBau : Tidak adaEkstremitasTungkai : SimetrisOedema : Tidak adaVarises : Tidak adaKelainan : Tidak ada2.PalpasiLeopold I : 3 jari diatas symphisisLeopold II : Belum dilakukanLeopold III : Belum dilakukanLeopold IV : Belum dilakukanTBJ : Belum dilakukan3.AuskultasiLokasi DJJ : Belum pernah dilakukanFrekuensi DJJ : Belum terdengar4.PerkusiRefleks Patella : Kanan (+) / Kiri (+)c.Pemeriksaan panggulDistansia spinarum : 26 cmDistansia cristirum : 28 cmConjungata eksterna : 19 cmLingkar panggul : 84 cm 2. Pemeriksaan Laboratorium1.DarahHb : 12 gr%Gol. Darah : B2.UrineProtein : Negatif Glukosa : Negatif C.ANALISA DATA/ASSESMENT a. Diagnosa : G2P0A0 hamil 12 minggu dengan mola hidatidosab. Masalah : Mual muntah > 3 kali sejak 2 hari yang laluc. Kebutuhan : 1. Informasi tentang keadaan ibu dan janin2. Informasi tentang fisiologi kehamilan3. Beri informasi tentang gizi seimbang4. Informasi tentang perawatan payudara5. Informasi tentang tanda tanda kehamilan6. Informasi tentang personal hygiene7. Informasi tentang control ulangd. Diagnosa Potensial :e. Tindakan segera : 1. Memberikan konseling tentang kehamilan danperubahan pada masa kehamilan2. Memberikan obat obatan untuk mengurangimual muntah, seperti metaclopramide, antihistamindan anti reflux medication, medianen BG, antesidadan anti mulas D.PLANNING 1.Beri informasi tentang keadaan ibu dan janinMemberikan informasi kepada ibu tentang keadaan ibu dan janin dalamkeadaan baik dan diperoleh hasil yaitu TD : 120/80 mmHg, Nadi : 80 x/m, RR :20 x/m, Temp : 36oC.