KEGIATAN PERTEMUAN VI Emphatize (Pengumpulan Data) A.

13
3 6 KEGIATAN PERTEMUAN VI Emphatize (Pengumpulan Data) A. Pengantar Pada pertemuan ini akan membahas tentang langkah selanjutnya dari tahapan Design Thingking yaitu Define. Pada tahapan Define Setelah pada tahap sebelumnya kita mengumpulkan data-data dan informasi, maka pada tahap ini kita bersama tim mendefinisikan masalah inti. Buatlah problem statement yang berfokus pada pengguna akhir. Sebagai gambaran alih-alih kita membuat definisi seperti ini "Bagaimana kita meningkatkan pendapatan 5% di target market pekerja" tetapi versi yang benar adalah "Pekerja membutuhkan perangkat yang tepat untuk mengembangkan skillnya sehingga kehidupannya menjadi lebih mudah". Tahap define akan membantu tim dalam memahami permasalahan secara lebih mudah dan memikirkan ide-ide sebagai solusi atas permasalahan tersebut. Ide-ide hebat dapat berupa fungsi-fungsi, fitur-fitur baru dalam aplikasi atau bentuk yang benar-benar experimental yang sebelumnya belum ada, mengerti kebutuhan pengguna, maka desainer perlu menggambarkan sebuah ide atau pandangan user yang akan menjadi dasar dari produk atau aplikasi yang akan dibuat. Hal ini dapat dilakukan dengan membuat list kebutuhan user dan menggunakan pengetahuan mengenai kondisi yang sedang terjadi. B. Tujuan Pembelajaran Melakukan pengumpulan data dengan berbagai instrument Mengamati dan mengumpulkan data secara sistematis dan cermat C. Lingkup Materi Pengumpulan data untuk pengembangan ide inovatif (Define) D. Kegiatan Belajar Mahasiswa Dosen memberikan pengantar dengan me-recall kembali pemahaman dan pengetahuan mahasiswa terhadap materi metode penelitian. Sebagai contoh bagaiamana cara memulai pengumpulan data dengan baik, kemudian bagaimana teknis dalam mengumpulkan data, dan terakhir bagaimana cara menganalisis sebuah data. Kemudian dilanjutkan pada tahapan dimana dosen memberikan arahan kegiatan pada pertemuan ini; 1) Dosen menjelaskan seluruh isi materi pada pertemuan ini dengan media power point atau yang lainnya; 2) Setelah Dosen memberikan penjelasan materi dan Tanya jawab dengan mahasiswa, Dosen melanjutkan dengan menintruksikan mahasiswa untuk memulai menyusun sebuah intrumen pengumpulan data; 3) setelah mahasiswa selesai menyusun instrument pengumpulan data, maka instrument tersebut diujicobakan dalam kelas; 4) sesudah mahasiswa mendapatkan data berupa observasi dan wawancara hasil

Transcript of KEGIATAN PERTEMUAN VI Emphatize (Pengumpulan Data) A.

Page 1: KEGIATAN PERTEMUAN VI Emphatize (Pengumpulan Data) A.

36

KEGIATAN PERTEMUAN VI

Emphatize (Pengumpulan Data)

A. Pengantar

Pada pertemuan ini akan membahas tentang langkah selanjutnya dari tahapan Design

Thingking yaitu Define. Pada tahapan Define Setelah pada tahap sebelumnya kita

mengumpulkan data-data dan informasi, maka pada tahap ini kita bersama tim

mendefinisikan masalah inti. Buatlah problem statement yang berfokus pada pengguna

akhir. Sebagai gambaran alih-alih kita membuat definisi seperti ini "Bagaimana kita

meningkatkan pendapatan 5% di target market pekerja" tetapi versi yang benar adalah

"Pekerja membutuhkan perangkat yang tepat untuk mengembangkan skillnya sehingga

kehidupannya menjadi lebih mudah".

Tahap define akan membantu tim dalam memahami permasalahan secara lebih

mudah dan memikirkan ide-ide sebagai solusi atas permasalahan tersebut. Ide-ide hebat

dapat berupa fungsi-fungsi, fitur-fitur baru dalam aplikasi atau bentuk yang benar-benar

experimental yang sebelumnya belum ada, mengerti kebutuhan pengguna, maka

desainer perlu menggambarkan sebuah ide atau pandangan user yang akan menjadi

dasar dari produk atau aplikasi yang akan dibuat. Hal ini dapat dilakukan dengan

membuat list kebutuhan user dan menggunakan pengetahuan mengenai kondisi yang

sedang terjadi.

B. Tujuan Pembelajaran

• Melakukan pengumpulan data dengan berbagai instrument

• Mengamati dan mengumpulkan data secara sistematis dan cermat

C. Lingkup Materi

• Pengumpulan data untuk pengembangan ide inovatif (Define)

D. Kegiatan Belajar Mahasiswa

Dosen memberikan pengantar dengan me-recall kembali pemahaman dan

pengetahuan mahasiswa terhadap materi metode penelitian. Sebagai contoh bagaiamana

cara memulai pengumpulan data dengan baik, kemudian bagaimana teknis dalam

mengumpulkan data, dan terakhir bagaimana cara menganalisis sebuah data. Kemudian

dilanjutkan pada tahapan dimana dosen memberikan arahan kegiatan pada pertemuan

ini; 1) Dosen menjelaskan seluruh isi materi pada pertemuan ini dengan media power

point atau yang lainnya; 2) Setelah Dosen memberikan penjelasan materi dan Tanya

jawab dengan mahasiswa, Dosen melanjutkan dengan menintruksikan mahasiswa untuk

memulai menyusun sebuah intrumen pengumpulan data; 3) setelah mahasiswa selesai

menyusun instrument pengumpulan data, maka instrument tersebut diujicobakan dalam

kelas; 4) sesudah mahasiswa mendapatkan data berupa observasi dan wawancara hasil

Page 2: KEGIATAN PERTEMUAN VI Emphatize (Pengumpulan Data) A.

37

ujicoba instrument di kelas maka dosen mengarahkan dan membimbing untuk

menganalis hasil yang kemudian dikemas kedalam sebuah tahapan pengembangan ide

(Define) secara ilmiah.

E. Uraian Materi

Dalam pengumpulan data adanya instrumen sangat diperlukan. Bahkan jika tidak ada

instrumen pengumpulan data, maka bisa jadi penemuan yang didapatkan tidak sesuai

prosedur dan tidak bisa diterima dengan baik. Menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa

Indonesia) Instrumen adalah alat yang digunakan untuk mengerjakan sesuatu (seperti

alat yang dipakai oleh pekerja teknik, alat-alat kedokteran, optik, dan kimia), sarana

penelitian (berupa seperangkat tes dan sebagainya) untuk mengumpulkan data sebagai

bahan pengolahan. Secara ringkas, instrumen pengumpulan data penelitian

merupakan sebuah alat bantu yang digunakan dan dipilih oleh peneliti untuk menunjang

kegiatan pengumpulan data supaya menjadi lebih mudah dan sistematis (Arikunto, 2006).

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, pengertian pengumpulan data adalah proses,

cara, perbuatan mengumpulkan, atau menghimpun data. Sedangkan instrumen adalah

alat yg dipakai untuk mengerjakan sesuatu (seperti alat yang dipakai oleh pekerja teknik,

alat-alat kedokteran, optik, dan kimia), perkakas, sarana penelitian (berupa seperangkat

tes dan sebagainya) untuk mengumpulkan data sebagai bahan pengolahan. Sedangkan

menurut Suharsimi Arikunto (2010:265), instrumen pengumpulan data adalah alat bantu

yang dipilih dan digunakan oleh peneliti dalam kegiatannya mengumpulkan data agar

kegiatan tersebut menjadi sistematis dan dipermudah olehnya.

Ibnu Hadjar (1996:160) berpendapat bahwa instrumen merupakan alat ukur yang

digunakan untuk mendapatkan informasi kuantitatif tentang variasi karakteristik variabel

secara objektif. Sementara itu, Sumadi Suryabrata (2008:52) menyatakan bahwa

instrument penelitian adalah alat yang digunakan untuk merekam-pada umumnya secara

kuantitatif-keadaan dan aktivitas atribut-atribut psikologis. Atibut-atribut psikologis itu

secara teknis biasanya digolongkan menjadi atribut kognitif dan atribut non kognitif.

Sumadi mengemukakan bahwa untuk atribut kognitif, perangsangnya adalah pertanyaan.

Sedangkan untuk atribut non-kognitif, perangsangnya adalah pernyataan.

Sesuai dengan telaah definisi diatas maka sudah semestinya para pengumpul data

memahami persiapan yang dibutuhkan sehingga mampu mendapatkan hasil data yang

akurat. Maka dari itu persipan yang harus dilakukan meliputi ;

1) Menyusun rancangan penelitian

Penelitian yang akan dilakukan berangkat dari permasalahan dalam

lingkup peristiwa yang sedang terus berlangsung dan bisa diamati serta

diverifikasi secara nyata pada saat berlangsungnya penelitian. Peristiwa-peristiwa

yang diamati dalam konteks kegiatan orang-orang/organisasi.

2) Memilih lokasi Penelitian

Sesuai dengan permasalahan yang diangkat dalam penelitian, maka dipilih

lokasi penelitian yang digunakan sebagai sumber data.

3) Mengurus perizinan

Page 3: KEGIATAN PERTEMUAN VI Emphatize (Pengumpulan Data) A.

38

Mengurus berbagai hal yang diperlukan untuk kelancaran kegiatan

penelitian.

4) Menjajagi dan melihat keadaan

proses penjajagan lapangan dan sosialisasi diri dengan keadaan, karena

kitalah yang menjadi alat utamanya maka kitalah yang akan menetukan apakah

lapangan merasa terganggu atau tidak.

5) Memilih dan memanfaatkan informan

Ketika kita menjajagi dan mensosialisasikan diri di lapangan, ada hal

penting lainnya yang perlu kita lakukan yaitu menentukan narasumber.

6) Menyiapkan instrumen penelitian

Dalam penelitian kualitatif, peneliti adalah ujung tombak sebagai

pengumpul data (instrumen). Peneliti terjun secara langsung ke lapangan untuk

mengumpulkan sejumlah informasi yang dibutuhkan. Dalam rangka kepentingan

pengumpulan data, teknik yang digunakan dapat berupa kegiatan observasi,

wawancara dan studi dokumentasi.

Pada hakikatnya dalam mengumpulkan sebuah data juga wajib memhami teknik –

teknik yang digunakan antara lain : 1) Teknik Wawancara, Menurut Esterberg dalam

Sugiyono (2013:231) wawancara merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar

informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat dikontruksikan makna dalam suatu

topik tertentu; 2)Teknik Pengamatan/Observasi, Sutrisno Hadi dalam Sugiyono

(2013:145) mengemukakan bahwa, observasi merupakan suatu proses yang kompleks,

suatu proses yang tersusun dari berbagai proses biologis dan psikhologis. Dua di antara

yang terpenting adalah proses-proses pengamatan dan ingatan; 3)Teknik Dokumentasi,

Menurut Sugiyono (2013:240) dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu.

Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari seorang.

Dokumen yang berbentuk tulisan misalnya catatan harian, sejarah kehidupan (life

histories), ceritera, biografi, peraturan, kebijakan. Dokumen yang berbentuk gambar

misalnya foto, gambar hidup, sketsa dan lain-lain. Dokumen yang berbentuk karya

misalnya karya seni, yang dapat berupa gambar, patung, film dan lain-lain. Studi

dokumen merupakan pelengkap dari penggunaan metode observasi dan wawancara

dalam penelitian kualitatif; 4)Triangulasi, dalam teknik pengumpulan data, triangulasi

diartikan sebagai teknik pengumpulan datayang bersifat menggabungkan dari berbagai

teknik pengumpulan data dan sumber data yang telah ada.

Bentuk instrumen yang digunakan berkaitan dengan metode pengumpulan data

dan jenis data yang ingin didapatkan. Dalam menyusun instrumen, sebelumnya peneliti

harus memahami dengan seksama tujuan dari penelitiannya serta variabel atau

hubungan antara variabel supaya mudah menjabarkan menjadi beberapa sub variabel,

indikator, deskriptor serta poin-poin instrumennya.

Page 4: KEGIATAN PERTEMUAN VI Emphatize (Pengumpulan Data) A.

39

Berikut dipaparkan beberapa teknik dan instrumen pengumpulan data menurut Suharsimi

Arikunto.

1. Questionnare (Angket)

Angket berisi sejumlah pertanyaan atau pernyataan tertulis yang harus dijawab atau

direspon oleh responden. Saat ini angket tidak hanya berbentuk lembaran kertas

yang dibagi-bagikan kepada responden, namun bisa juga melalui situs online google

form yang lebih praktis dan efektif yakni hanya dengan menyebarkan link ke

responden. Angket yang disebarkan harapannya bisa diisi dengan jujur dan sesuai

keadaan sehingga mampu memenuhi permintaan peneliti.

Contoh Angket 1 (Bentuk Pernyataan)

Petunjuk!

- Beri tanda silang pada nomor yang Anda pilih.

- Isilah semua pernyataan pada lembar isian kuesioner dengan lengkap.

- Pilihan 1 (Jika pernyataan sangat tidak sesuai dengan kondisi Anda)

- Pilihan 2 (Jika pernyataan tidak sesuai dengan kondisi Anda)

- Pilihan 3 (Jika pernyataan netral)

Pilihan 4 (Jika pernyataan sesuai dengan kondisi Anda)

- Pilihan 5 (Jika sangat sesuai dengan kondisi Anda)

Tujuan: Untuk mengetahui cara mahasiswa belajar Al-Quran

dan kaitannya dengan guru ngaji

N

o

Pernyataan Pilihan Isian

1

Saya merasa bosan dengan gaya

mengajar guru melalui contoh

langsung bagaimana membaca Al-

Quran.

1 2 3 4 5

2

Saya merasa lebih nyaman jika guru

saya tidak memiliki sesi ‘tanya jawab’

selama kelas belajar membaca Al-

Quran.

1 2 3 4 5

3

Saya merasa lebih nyaman jika guru

saya seorang Hafidz/Hafidzah atau

Juara Musabaqah Tilawatil Quran

(MTQ)

1 2 3 4 5

4 Saya mengalami kesulitan untuk fokus

pada pembelajaran Al-Quran di kelas. 1 2 3 4 5

5

Saya merasa kesal jika guru tidak

segera memberikan pembenaran

atas bacaan saya yang salah dan

terus memaksa saya mencoba

mencari bacaan yang benar sendiri.

1 2 3 4 5

Contoh Angket 2 (Bentuk Pertanyaan)

Petunjuk!

- Beri tanda (v) pada nomor yang Anda pilih.

Page 5: KEGIATAN PERTEMUAN VI Emphatize (Pengumpulan Data) A.

40

- Isilah semua pernyataan pada lembar isian kuesioner dengan lengkap.

- Pilihan 1 (Tidak memuaskan)

- Pilihan 2 (Kurang memuaskan)

- Pilihan 3 (Cukup memuaskan)

Pilihan 4 (Memuaskan)

- Pilihan 5 (Sangat memuaskan)

Tujuan: Untuk mengetahui kepuasan mahasiswa difable

terhadap fasilitas ramah difable di Perguruan Tinggi

N

o

Pertanyaan Penilaian

Responden

1 2 3 4 5

1

Bagaimana pendapat Anda terhadap

fasilitas ramah difable di Perguruan

Tinggi?

2

Bagaimana pendapat Anda tentang

pelaksanaan kebijakan ramah difable

di Perguruan Tinggi?

3

Bagaimana pendapat Anda terkait

keamanan mahasiswa difable di area

Perguruan Tinggi?

4

Bagaimana pendapat Anda tentang

pelayanan civitas akademik terkait

administrasi kemahasiswaan pada

mahasiswa difable?

1. Interview (Wawancara)

Wawancara menjadi salah satu teknik memperoleh data yang paling mudah dan

efektif. Sebab antara pewawancara dan narasumber dapat bertemu dan saling tanya

jawab secara langsung. Namun dalam wawancara sangat perlu juga untuk

menyiapkan beberapa list pertanyaan sebagai bahan dan patokan mewawancarai agar

tidak keluar dari tujuan informasi yang ingin didapatkan. Secara singkat, wawancara

adalah suatu bentuk komunikasi verbal antara pewawancara dan narasumber

(responden) dengan tujuan untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan. Hendaknya

dalam menyusun sebuah intrumen wawancara hendaknya memperhatikan pedoman

wawancara. Pedoman adalah panduan, petunjuk dan acuan. Sedangkan wawancara

adalah percakapan yang berupa tanya jawab yang dilakukan oleh narasumber dan

pewawancara yang terdiri dari dua orang bahkan lebih dalam waktu yang telah

ditentukan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa pedoman wawancara yakni panduan

dalam melakukan kegiatan wawancara yang terstruktur dan telah ditetapkan oleh

pewawancara dalam mengumpulkan data-data penelitian baik itu tugas akhir, skripsi,

dan lain sebagainya.

PEDOMAN WAWANCARA

(INFORMAN)

Narasumber : MASYARAKAT

Nama :

Page 6: KEGIATAN PERTEMUAN VI Emphatize (Pengumpulan Data) A.

41

Jenis kelamin :

Alamat :

Tanda tangan :

a. Tangible (berwujud)

Tangible (berwujud) adalah kualitas pelayanan berupa sarana fisik perkantoran,

komputerisasi administrasi, ruang tunggu, tempat informasi.

1) Apa pendapat anda tentang sarana dan prasarana di Kantor PLN Kecamatan

Melak ?

2) Bagaimanakah kondisi sarana dan prasarana di Kantor PLN Kecamatan Melak ?

3) Menurut anda, apakah fasilitas di Kantor PLN Kecamatan Melak sudah

memenuhi kebutuhan dalam melakukan pelayanan kepada masyarakat ?

4) Bagaimanakah seharusnya sarana dan prasarana di Kantor PLN Kecamatan

Melak ?

b. Realiability (kehandalan)

Realiability (kehandalan) adalah kemampuan dan keandalan untuk menyediakan

pelayanan yang terpecaya.

1) Bagaimanakah kemampuan pegawai atau staf dalam menyediakan pelayanan

yang terpercaya kepada masyarakat ?

2) Menurut anda, apakah pegawai atau staf Kantor PLN Kecamatan Melak telah

menguasai tugas dan fungsinya ?

c. Responsivess (daya tanggap)

Responsivess (daya tanggap) adalah kesanggupan untuk membantu dan

menyediakan pelayanan secara cepat dan tepat, serta tanggap terhadap

keinginan konsumen.

1) Apakah pegawai atau staf selalu ada pada saat jam kerja ?

2) Jika tidak, adakah informasi kapan pegawai atau staf akan kembali melakukan

pelayanan ?

3) Apakah anda menanyakan mengapa masih ada pegawai atau staf yang tidak

ada pada saat jam kerja ?

4) Apakah pegawai atau staf tanggap terhadap keinginan masyarakat dalam

memberikan pelayanan ?

d. Assurance (jaminan)

Assurance (jaminan) adalah kemampuan dan keramahan serta sopan santun

pegawai dalam meyakinkan kepercayaan konsumen.

1) Apakah dalam memberikan pelayanan, staf atau pegawai selalu tepat waktu

dalam menyelesaikan tugas sesuai dengan yang telah dijanjikan ?

2) Apakah pegawai atau staf Kantor PLN Kecamatan Melak selalu ramah dan

sopan dalam memberikan pelayanan ?

e. Emphaty (empati)

Emphaty (empati) adalah sikap tegas tetapi penuh perhatian dari pegawai

terhadap konsumen.

1) Seperti apa ketegasan yang diberikan oleh pegawai atau staf terhadap

masyarakat ?

2) Seperti apa perhatian yang diberikan oleh pegawai atau staf terhadap

masyarakat ?

Page 7: KEGIATAN PERTEMUAN VI Emphatize (Pengumpulan Data) A.

42

3) Dalam melakukan pelayanan, apakah anda merasa masih ada perbedaan

perlakuan antara masyarakat satu dengan yang lain ?

Contoh Instrumen Pertanyaan untuk Wawancara

Tujuan: Untuk mengetahui lebih dalam terkait sistem pemilihan umum bagi Tuna

Netra sebagai studi pendahuluan.

Instrumen Pertanyaan:

1) Bagaimana sistem pemilu bagi Tuna netra saat ini?

2) Apa kendala bagi masyarakat Tuna netra dalam pelaksanaan pemilu?

3) Apakah KPU telah memberikan pelayanan yang baik kepada masyarakat Tuna

netra saat pelaksanaan pemilu?

4) Apa kekurangan dari sistem yang berlaku saat ini?

5) Apa saran Anda untuk perbaikan sistem pemilu bagi masyarakatTuna netra

agar mereka bisa menyalurkan haknya dengan baik?

6) Bagaimana menurut Anda jika dikembangkan sistem pemilihan umum offline

berbasis Jaws bagi masyarakat Tuna netra?

Ketika instrument telah siap maka langkah selanjutnya adalah proses wawancara

dimana kita sebagai pewancara harus mampu menciptakan suasana yang dapat

membuat terwawancara tidak merasa terintimidasai bahkan tertekan sehingga

keterbukaan jawaban tidakakan didapatkan dan hal itu akan sangat berpengaruh kepada

keakurasian data yang akan didapatkan. Saat melakukan wawancara, pewawancara

harus dapat menciptakan suasana agar tidak kaku sehingga responden mau menjawab

pertanyaan-pertanyaan yang diajukan. Untuk itu, sikap-sikap yang harus dimiliki seorang

pewawancara adalah sebagai berikut:

a) Netral; artinya, pewawancara tidak berkomentar untuk tidak setuju terhadap

informasi yang diutarakan oleh responden karena tugasnya adalah merekam

seluruh keterangan dari responden, baik yang menyenangkan atau tidak.

b) Ramah; artinya pewawancara menciptakan suasana yang mampu menarik minat

si responden.

c) Adil; artinya pewawancara harus bisa memperlakukan semua responden dengan

sama. Pewawancara harus tetap hormat dan sopan kepada semua responden

bagaimanapun keberadaannya.

d) Hindari ketegangan; artinya, pewawancara harus dapat menghindari ketegangan,

jangan sampai responden sedang dihakimi atau diuji. Kalau suasana tegang,

responden berhak membatalkan pertemuan tersebut dan meminta pewawancara

untuk tidak menuliskan hasilnya. Pewawancara harus mampu mengendalikan

situasi dan pembicaraan agar terarah.

Pengarahan atau instruksi yang perlu diperhatikan oleh pewawancara

(interviewers) meliputi pedoman-pedoman sebagai berikut:

a) Tidak pernah “terjebak” dalam penjelasan yang panjang dari studi itu; gunakan

penjelasan standar yang diberikan pengawas. (“Never get involved in long

explanations of the study; use standard explanation provided by supervisor”).

Page 8: KEGIATAN PERTEMUAN VI Emphatize (Pengumpulan Data) A.

43

b) Tidak pernah menyimpang dari pengantar studi, urutan pertanyaan atau rumusan

pertanyaan. (“Never deviate from the study introduction, sequence of questions,

or question wording”).

c) Tidak pernah membiarkan individu lain melakukan interupsi wawancara, jangan

membiarkan individu lain menjawab untuk responden, atau memberikan saran,

atau pandangannya pada pertanyaan itu. (“Never let another person interupt the

interview; do not let another person answer for the respondent or offer his or her

opinions on the questions”).

d) Tidak pernah menyarankan suatu jawaban atau setuju atau tidak setuju dengan

suatu jawaban. Jangan memberikan kepada responden suatu ide dari pandangan

pribadi anda pada topik dari pertanyaan atau survey. (“Never suggest an answer

or agree or disagree with an answer. Do not give the repondent any idea of your

personal views on the topic of questions or survey”).

e) Tidak pernah menafsirkan arti suatu pertanyaan, cukup hanya mengulangi

pertanyaan dan memberikan instruksi atau klarifikasi seperti yang diberikan dalam

latihan atau oleh pengawas. (“Never interpret the meaning of a question; just

repeat the questions and give instructions or clarifications that are provided in

training or by supervisors”).

f) Tidak pernah memperbaiki, seperti menambahkan kategori-kategori jawaban,

atau membuat perubahan susunan kata-kata. (“Never improvise, such as by

adding answer categories, or make wording changes”) (Denzin & Lincoln, 1994:

364).

2. Observation (Pengamatan)

Untuk mengumpulkan data sebagai bahan pengembangan inovasi juga bisa dilakukan

melalui observasi atau pengamatan secara langsung terhadap objek yang dituju. Objek

yang dituju bisa berupa kondisi lingkungan, perilaku dan tindangan manusia, proses kerja

maupun fenomena alam sekitar. Menurut Suharsimi Arikunto, arti observasi adalah

pengamatan secara langsung terhadap suatu objek yang terdapat di lingkungan, baik

yang sedang berlangsung saat itu atau masih berjalan yang meliputi berbagai aktifitas

perhatian terhadap suatu kajian objek dengan menggunakan penginderaan. Kegiatan

observasi tentu memiliki tujuan tertentu yang ingin dicapai. Adapun tujuan observasi

adalah sebagai berikut; 1) Untuk menggambarkan suatu objek dan segala yang

berhubungan dengan objek penelitian melalui pengamatan dengan menggunakan panca

indera; 2) Untuk mendapatkan suatu kesimpulan mengenai objek yang diamati, dimana

kesimpulan tersebut disusun dalam sebuah laporan yang relevan dan bermanfaat bagi

bahan pembelajaran; 3) Untuk mendapatkan suatu data atau informasi yang dapat

dibagikan kepada pihak lain dalam bentuk karya ilmiah atau non-ilmiah.

Mengacu pada pengertian dan tujuan observasi yang telah disebutkan sebelumnya,

terdapat beberapa manfaat observasi yang bisa didapatkan. Adapun beberapa manfaat

observasi adalah sebagai berikut:

a. Suatu hasil observasi dapat dikonfirmasi dengan hasil penelitian.

Page 9: KEGIATAN PERTEMUAN VI Emphatize (Pengumpulan Data) A.

44

b. Deskripsi dalam observasi dapat menjelaskan atau memperkirakan mengenai dunia

nyata.

c. Memungkinkan orang lain untuk menafsirkan hasil penemuan dan bagaimana akan

diinterpretasikan.

d. Observasi dapat menjelaskan mengenai suatu peristiwa dan dapat diuji kualitasnya,

serta menimbulkan spekulasi tentang peristiwa tersebut dalam aturan nyata.

e. Observasi dapat mencatat indikasi yang terkadang tidak nyata berlangsungnya.

f. Proses observasi dapat mencatat keadaan yang tidak dapat direplikasikan dalam

suatu eksperimen.

g. Suatu peristiwa dapat dicatat secara kronologis sehingga berurutan.

h. Suatu observasi dapat dikombinasikan dengan menggunakan sistem lainnya.

Dalam observasi dapat dilakukan dengan dua acara, pertama pengamat ikut serta

dalam kegiatan dan terjun langsung merasakan proses yang terjadi pada objek observasi

(participatory observation). Kedua, pengamat hanya mengamati kondisi dan situasi objek

penelitian tanpa mengikuti prosesnya secara langsung (nonparticipatory observation).

Format instrumen pengamatan disesuaikan dengan kebutuhan. Namun yang

penting dilakukan saat observasi adalah menuliskan catatan-catatan hasil pengamatan

yang nantinya bisa dijadikan bahan penulisan laporan.

3. Test (Tes)

Salah satu instrumen yang dapat digunakan untuk mengumpulkan data sebagai bahan

pengembangan inovasi adalah tes. Tes berisi serangkaian pertanyaan atau latihan yang

dipergunakan untuk mengukur keterampilan pengetahuan, bakat, minat, dan

kemampuan-kemampuan lainnya yang dimiliki oleh kelompok atau individu. Nah, hasil tes

yang dilakukan bisa diramu menjadi suatu kesimpulan utuh melalui analisis data

menggunakan sistem kategori atau standar numerik. Tes yang dibuat seharusnya sesuai

dengan tujuan dan indicator yang dibuat oleh peneliti.

Analisis Data

Analysis is process of resolving data into its constituent component to reveal its

characteristic elements and structure[2]. Analisis merupakan proses pemecahan data

menjadi komponen-komponen yang lebih kecil berdasarkan elemen dan struktur tertentu.

Menurut Bogdan dan Biglen dalam Moleong, Analisis data kualitatif adalah upaya yang

dilakukan dengan jalan bekerja dengan data, mengorganisasikan data, memilah-

milahnya menjadi satuan yang datapat dikelolah, mensintesiskan, mencari dan

menemukan pola, menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari dan

memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada orang lain.

Menurut Seiddel dalam Burhan Bungin mengatakan bahwa analisis data kualitatif

prosesnya sebagai berikut:

a) proses mencatat yang menghasilakan catatan lapangan, dengan hal itu diberi

kode agar sumber datanya tetap dapat ditelusuri.

Page 10: KEGIATAN PERTEMUAN VI Emphatize (Pengumpulan Data) A.

45

b) Mengumpulkan, memilah-milah, mengklasifikasikan, menyintesiskan, membuat

ikhtisar dan membuat indeksnya.

c) Berfikir, dengan jalan membuat agar kategori data itu mempunyai makna,

mencari dan menemukan pola dan hubungan-hubungan.

d) Membuat temuan-temuan umum.

Adapun tujuan analisis data kualitatif adalah mencari makna dibalik data yang

melalui pengakuan subyek pelakukanya[5]. Peneliti dihadapkan kepada berbagai

objek penelitian yang semuanya mengahasilkan data yang membutuhkan analisis.

Data yang didapat dari obyek penelitian memiliki kaitan yang masih belum jelas.

Oleh karenanya, analisis diperlukan untuk mengungkap kaitan tersebut secara

jelas sehingga menjadi pemahaman umum.

Analisis data kualitatif dilakukan secara induktif, yaitu penelitian kualitatif tidak

dimulai dari deduksi teori tetapi dimulai dari fakta empiris. Peneliti terjun ke lapangan,

mempelajari, menganalisis, menafsirkan dan menarik kesimpulan dari fenomena yang

ada di lapangan. Peneliti dihadapkan kepada data yang diperoleh dari lapangan. Dari data

tersebut, peneliti harus menganalisis sehingga menemukan makna yang kemudian makna

itulah menjadi hasil penelitian.

Dari beberapa definisi dan tujuan penelitian diatas dapat disimpulkan bahwa

analisis data kualitatif adalah upaya untuk mengungkap makna dari data penelitian

dengan cara mengumpulkan data sesuai dengan klasifikasi tertentu. Analisis data

kualitatif tidak sama dengan analisis kuantitatif yang metode dan prosedurnya sudah

pasti dan jelas. Ketajaman analisis data kualitatif tergantung kepada kebiasaan peneliti

dalam melakukan penelitian kuantitatif. Peneliti yang sudah terbiasa menggunakan

pendekatan ini, biasanya mengulas hasil penelitiannya secara mendalam dan kongkret.

Meskipun analisis kualitatif ini tidak menggunakan teori secara pasti sebagaimana

kuantitaif, akan tetapi keabsahan dan kevalidan temuannya juga diakui sejauh peneliti

masih menggunakan kaidah-kaidah penelitian. Menurut Patton dalam Kristi Poerwandari,

yang harus selalu diingat peneliti adalah bagaimanapun analisis dilakukan, peneliti wajib

memonitor dan melaporkan proses dan prosedur-prosedur analisisnya sejujur dan

selengkap mungkin[6]. Analisis kualitatif juga berbeda dengan kuantitatif yang cara

analisis dilakukan setelah data terkumpul semua, tetapi analisis kualitatif dilakukan

sepanjang penelitian dari awal hingga akhir. Hal ini dilakukan karena, peneliti kualitatif

mendapat data yang membutuhkan analisis sejak awal penelitian. Bahkan hasil analisis

awal akan menentukan proses penelitian selanjutnya.

Menurut Lexy J. Moleong, proses analisis data kualitatif dimulai dengan menelaah

seluruh data yang tersedia dari berbagai sumber, yaitu wawancara, pengamatan yang

sudah dituliskan dalam catatan lapangan, dokumen pribadi, dokumen resmi, gambar foto

dan sebagainya. Setelah ditelaah, langkah selanjutnya adalah reduksi data, penyusunan

satuan, kategorisasi dan yang terakhir adalah penafsiran data.

Proses analisis data kualitatif yang dikemukakan oleh Moleong diatas sangat rumit

dan terjadi tumpang tindih dalam tahapan-tahapannya. Tahapan reduksi data sampai

kepada tahapan kategorisasi data menurut hemat penulis merupakan satu kesatuan

proses yang bisa dihimpun dalam reduksi data. Karena dalam proses ini, sudah

Page 11: KEGIATAN PERTEMUAN VI Emphatize (Pengumpulan Data) A.

46

terangkum penyusunan satuan dan kategorisasi data. Oleh karena itu, penulis lebih

setuju kalau proses analisis data dilakukan melalui tahapan; reduksi data, penyajian atau

display data dan kesimpulan atau Verifikasi. Untuk lebih jelasnya, penulis akan

menjelaskan proses analisis tersebut sebagai berikut:

a) Reduksi Data

Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-

hal yang penting, dicari tema dan polanya dan membuang yang tidak perlu[7]. Reduksi

data bisa dilakukan dengan jalan melakukan abstrakasi. Abstraksi merupakan usaha

membuat rangkuman yang inti, proses dan pernyataan-pernyataan yang perlu dijaga

sehingga tetap berada dalam data penelitian[8]. Dengan kata lain proses reduksi data ini

dilakukan oleh peneliti secara terus menerus saat melakukan penelitian untuk

menghasilkan catatan-catatan inti dari data yang diperoleh dari hasil penggalian data.

Dengan demikian, tujuan dari reduksi data ini adalah untuk menyederhanakan

data yang diperoleh selama penggalian data di lapangan. Data yang diperoleh dalam

penggalian data sudah barang tentu merupakan data yang sangat rumit dan juga sering

dijumpai data yang tidak ada kaitannya dengan tema penelitian tetapi data tersebut

bercampur baur dengan data yang ada kaitannya dengan penelitian. Maka dengan

kondisi data seperti, maka peneliti perlu menyederhanakan data dan membuang data

yang tidak ada kaitannya dengan tema penelitian. Sehingga tujuan penelitian tidak hanya

untuk menyederhanakan data tetapi juga untuk memastikan data yang diolah itu

merupakan data yang tercakup dalam scope penelitian[9].

b) Penyajian data

Menurut Miles dan Hubermen yang dikutip oleh Muhammad Idrus bahwa:

Penyajian data adalah sekumpulan informasi tersusun yang memberi kemungkinan

adanya penarikan kesimpulan[10]. Langkah ini dilakukan dengan menyajikan sekumpulan

informasi yang tersusun yang memberi kemungkinan adanya penarikan kesimpulan. hal

ini dilakukan dengan alasan data-data yang diperoleh selama proses penelitian kualitatif

biasanya berbentuk naratif, sehingga memerlukan penyederhanaan tanpa mengurangi

isinya.

Penyajian data dilakukan untuk dapat melihat gambaran keseluruhan atau bagian-

bagian tertentu dari gambaran keseluruhan. Pada tahap ini peneliti berupaya

mengklasifikasikan dan menyajikan data sesuai dengan pokok permasalahan yang diawali

dengan pengkodean pada setiap subpokok permasalahan.

c) Kesimpulan atau verifikasi

Kesimpulan atau verifikasi adalah tahap akhir dalam proses analisa data. Pada

bagian ini peneliti mengutarakan kesimpulan dari data-data yang telah diperoleh.

Kegiatan ini dimaksudkan untuk mencari makna data yang dikumpulkan dengan mencari

hubungan, persamaan, atau perbedaan. Penarikan kesimpulan bisa dilakukan dengan

jalan membandingkan kesesuaian pernyataan dari subyek penelitian dengan makna yang

terkandung dengan konsep-konsep dasar dalam penelitian tersebut. Tahapan-tahapan

Page 12: KEGIATAN PERTEMUAN VI Emphatize (Pengumpulan Data) A.

47

diatas terutama tahapan reduksi dan penyajian data, tidak melulu terjadi secara

beriringan. Akan tetapi kadang setelah dilakukan penyajian data juga membutuhkan

reduksi data lagi sebelum ditarik sebuah kesimpulan. Tahapan-tahapan diatas bagi

penulis tidak termasuk pada metode analisis data tetapi masuk kepada strategi analisis

data. Karena, metode sudah paten sedangkan strategi bisa dilakukan dengan keluwesan

peniliti dalam menggunkan strategi tersebut. Dengan demikian, kebiasaan peneliti

menggunakan metode analisis kualitatif menentukan kualitas analisis dan hasil penelitian

kualitatif.

Secara umum metode analisis data meliputi reduksi, display data dan kesimpulan

atau verifikasi data. Akan tetapi karena data kaulitatif sangat banyak sekali, maka model

analisis data juga beragam sesuai dengan objek penelitian. Secara umum, model analisis

data terbagi menjadi tiga kelompok yaitu: pertama, kelompok metode analisis teks dan

bahasa; kedua, kelompok metode analisis tema-tema budaya; ketiga, kelompok analisis

kinerja, perilaku seseorang dan perilaku institusi.

Lampiran 1. Form Angket Instrumen Pengumpulan Data (Bentuk Pernyataan)

Petunjuk!

- Beri tanda silang pada nomor yang Anda pilih.

- Isilah semua pernyataan pada lembar isian kuesioner dengan lengkap.

- Pilihan 1 (Jika pernyataan sangat tidak sesuai dengan kondisi Anda)

- Pilihan 2 (Jika pernyataan tidak sesuai dengan kondisi Anda)

- Pilihan 3 (Jika pernyataan netral)

Pilihan 4 (Jika pernyataan sesuai dengan kondisi Anda)

- Pilihan 5 (Jika sangat sesuai dengan kondisi Anda)

Tujuan Pengumpulan Data:

N

o Pernyataan Pilihan Isian

1 1 2 3 4 5

2 1 2 3 4 5

3 1 2 3 4 5

4 1 2 3 4 5

5 1 2 3 4 5

Lampiran 2. Form Angket Instrumen Pengumpulan Data (Bentuk Pertanyaan)

Petunjuk!

- Beri tanda (v) pada nomor yang Anda pilih.

- Isilah semua pernyataan pada lembar isian kuesioner dengan lengkap.

- Pilihan 1 (Tidak memuaskan)

- Pilihan 2 (Kurang memuaskan)

- Pilihan 3 (Cukup memuaskan)

Pilihan 4 (Memuaskan)

- Pilihan 5 (Sangat memuaskan)

Page 13: KEGIATAN PERTEMUAN VI Emphatize (Pengumpulan Data) A.

48

Tujuan Pengumpulan Data:

N

o Pertanyaan Penilaian Responden

1 2 3 4 5

1

2

3

4

5

Lampiran 3. Form Laporan Pengumpulan Data Melalui Observasi

Nama kelompok :

Mana-nama anggota kelompok :

Objek Observasi :

Tanggal Observasi :

No. Pertanyaan Paparan Hasil Temuan di

Lapangan

Ide pengembangan

Inovasi