Kegawatdaruratan UGD (BPJS)

11
Daftar Kondisi Kegawatdaruratan Menurut BPJS Kesehatan Saya baru saja mengunduh manual pelaksanaan yang disusun oleh BPJS Kesehatan, di dalamnya ada pelbagai informasi, termasuk kriteria kasus gawat darurat yang menjadi acuan bagi BPJS Kesehatan dan fasilitas kesehatan yang menjadi mitra kerjanya. Salah satu keluhan dari peserta BPJS Kesehatan saat ini adalah bahwa sering kali “ditolak” oleh pihak rumah sakit, terutama pasien yang masuk lewat IGD, dan di dalamnya ada kalanya kita menemukan bahwa kondisi gawat darurat tidak terpenuhi. Rumah sakit saat ini dituntut menjadi selektif dan profesional, terutama di dalam hal pengelolaan instalasi gawat darurat. Jangan sampai IGD digunakan oleh pihak-pihak yang tidak memerlukan pelayanan di IGD, sementara ketika nanti ada yang memerlukan bantuan di IGD malah justru tertunda pertolongannya. Oleh karena itu umumnya, rumah sakit berhak menolak pasien yang tidak masuk kriteria gawat darurat untuk menggunakan fasilitas IGD dan memberikan pilihan pada pasien-pasien ini untuk menggunakan poli umum atau spesialis jika rumah sakit menyediakan. BPJS Kesehatan juga mengusung prinsip yang sama. Membatasi pesertanya untuk tidak dapat menggunakan layanan IGD rumah sakit ketika mereka tidak memerlukannya, dan memberikan layanan ini pada mereka yang benar-benar memerlukan.

description

Kegawatdaruratan ugd

Transcript of Kegawatdaruratan UGD (BPJS)

Daftar Kondisi Kegawatdaruratan Menurut BPJS KesehatanSaya baru saja mengunduh manual pelaksanaan yang disusun oleh BPJS Kesehatan, di dalamnya ada pelbagaiinformasi, termasuk kriteria kasus gawat darurat yang menjadi acuan bagi BPJS Kesehatan dan fasilitas kesehatanyang menjadi mitra kerjanya. Salah satu keluhan dari peserta BPJS Kesehatan saat ini adalah bahwa sering kaliditolak oleh pihak rumah sakit, terutama pasien yang masuk lewat IGD, dan di dalamnya ada kalanya kitamenemukan bahwa kondisi gawat darurat tidak terpenuhi.Rumah sakit saat ini dituntut menjadi selektif dan profesional, terutama di dalam hal pengelolaan instalasi gawatdarurat. Jangan sampai IGD digunakan oleh pihak-pihak yang tidak memerlukan pelayanan di IGD, sementara ketikananti ada yang memerlukan bantuan di IGD malah justru tertunda pertolongannya. Oleh karena itu umumnya, rumahsakit berhak menolak pasien yang tidak masuk kriteria gawat darurat untuk menggunakan fasilitas IGD danmemberikan pilihan pada pasien-pasien ini untuk menggunakan poli umum atau spesialis jika rumah sakitmenyediakan.BPJS Kesehatan juga mengusung prinsip yang sama. Membatasi pesertanya untuk tidak dapat menggunakan layananIGD rumah sakit ketika mereka tidak memerlukannya, dan memberikan layanan ini pada mereka yang benar-benarmemerlukan.Agar Anda tidak bingung nantinya, kasus mana yang sebaiknya segera ke IGD, dan jika menggunakan kartu JKN dariBPJS Kesehatan bisa ditangani dan ditanggung pembiayaannya oleh BPJS Kesehatan; maka berikut saya coba berikandaftarnya. Beberapa istilah mungkin asing bagi Anda, jika terdapat pertanyaan tentang daftar ini (yang semoga tidakberubah secara total dalam jangka waktu dekat) silakan memanfaatkan kolom komentar. Walau saya sendiri mungkintidak bisa menjawab semuanya, karena daftar berikut memang kurang lebihnya ada hal-hal yang masih ambigumenurut saya.Kriteria Gawat Darurat Bagian Anak/Pediatri1. Anemia sedang/berat2. Apnea/gasping3. Bayi/anak dengan ikterus4. Bayi kecil/prematur5. Cardiac arrest / payah jantung (mungkin maksudnya henti jantung)6. Cyanotic Spell (tanda penyakit jantung)7. Diare profus (lebih banyak dari 10x sehari BAB cair) baik dengan dehidrasi maupun tidak8. Difteri9. Murmur/bising jantung, Aritmia10. Edema/bengkak seluruh badan11. Epitaksis (mimisan), dengan tanda perdarahan lain disertai dengan demam/febris12. Gagal ginjal akut13. Gangguan kesadaran dengan fungsi vital yang masih baik14. Hematuria15. Hipertensi berat16. Hipotensi atau syok ringan hingga sedang17. Intoksikasi atau keracunan (misal: minyak tanah, atau obat serangga) dengan keadaan umum masih baik18. Intoksikasi disertai gangguan fungsi vital19. Kejang dengan penurunan kesadaran20. Muntah profus (lebih banyak dari 6x dalam satu hari) baik dengan dehidrasi maupun tidak21. Panas/demam tinggi yang sudah di atas 40C22. Sangat sesak, gelisah, kesadaran menurun, sianosis dengan retraksi hebat dinding dada/otot-otot pernapasan23. Sesak tapi dengan kesadaran dan kondisi umum yang baik24. Syok berat, dengan nadi tidak teraba dan tekanan darah tidak terukur, termasuk di dalamnya sindrom rejatandengue25. Tetanus26. Tidak BAK/kencing lebih dari 8 jam27. Tifus abdominalis dengan komplikasiKriteria Gawat Darurat Bagian Bedah1. Abses serebri2. Abses submandibula3. Amputasi penis4. Anuria5. Appendiksitis akut6. Atresia Ani7. BPH dengan retensi urin8. Cedera kepala berat9. Cedera kepala sedang10. Cedera vertebra/tulang belakang11. Cedera wajah dengan gangguan jalan napas12. Cedera wajah tanpa gangguan jalan napas namun termasuk: {a} patah tulang hidung terbuka/tertutup; {b} Patahtulang pipi (os zygoma) terbuka dan tertutup; {c} patah tulang rahang (os maksila dan mandibula) terbuka dantertutup; {d} luka terbuka di wajah13. Selulitis14. Kolesistitis akut15. Korpus alienum pada: {a] intra kranial; {b} leher; {c} dada/toraks; {d} abdomen; {e} anggota gerak; {e} genital16. Cardiovascular accident tipe perdarahan17. Dislokasi persendian18. Tenggelam ( drowning)19. Flail chest20. Fraktur kranium (patah tulang kepala/tengkorak)21. Gastroskisis22. Gigitan hewan/manusia23. Hanging (terjerat leher?)24. Hematotoraks dan pneumotoraks25. Hematuria26. Hemoroid tingkat IV (dengan tanda strangulasi)27. Hernia inkarserata28. Hidrosefalus dengan peningkatan tekanan intrakranial29. Penyakit Hirschprung30. Ileus Obstruksi31. Perdaraha Internal32. Luka Bakar33. Luka terbuka daerah abdomen/perut34. Luka terbuka daerah kepala35. Luka terbuka daerah toraks/dada36. Meningokel/myelokel pecah37. Trauma jamak ( multiple trauma)38. Omfalokel pecah39. Pankreatitis akut40. Patah tulang dengan dugaan cedera pembuluh darah41. Patah tulang iga jamak42. Patah tulang leher43. Patah tulang terbuka44. Patah tulang tertutup45. Infiltrat periapendikuler46. Peritonitis generalisata47. Phlegmon pada dasar mulut48. Priapismus49. Perdarahan raktal50. Ruptur tendon dan otot51. Strangulasi penis52. Tension pneumotoraks53. Tetanus generalisata54. Torsio testis55. Fistula trakeoesofagus56. Trauma tajam dan tumpul di daerah leher57. Trauma tumpul abdomen58. Traumatik amputasi59. Tumor otak dengan penurunan kesadaran60. Unstable pelvis61. UrosepsiKriteria Gawat Darurat Bagian Kardiovaskuler (Jantung & Pembuluh Darah)1. Aritmia2. Aritmia dan rejatan/syok3. Korpulmonale dekompensata akut4. Edema paru akut5. Henti jantung6. Hipertensi berat dengan komplikasi (misal: enselofati hipertensi, CVA)7. Infark Miokard dengan kompikasi (misal: syok)8. Kelainan jantung bawaan dengan gangguan ABC9. Krisis hipertensi10. Miokardititis dengan syok11. Nyeri dada (angina pektoris)12. Sesak napas karena payah jantung13. Pingsan yang dilatari oleh penyakit/kelainan jantungKriteria Gawat Darurat Bagian Obstetri Ginekologi (Kebidanan & Kandungan)1. Abortus2. Distosia3. Eklampsia4. Kehamilan ektopik terganggu (KET)5. Perdarahan antepartum6. Perdaragan postpartum7. Inversio uteri8. Febris puerperalis9. Hiperemesis gravidarum dengan dehidrasi10. Persalinan kehamilan risiko tinggi daa/atau persalinan dengan penyulitKriteria Gawat Darurat Bagian Mata1. Benda asing di kornea mata/kelopak mata2. Blenorrhoe/ Gonoblenorrhoe3. Dakriosistisis akut4. Endoftalmitis/panoftalmitis5. Glaukoma akut dan sekunder6. Penurunan tajam penglihatan mendadak (misal: ablasio retina, CRAO, perdarahan vitreous)7. Selulitis orbita8. Semua kelainan kornea mata (misal: erosi, ulkus/abses, descematolisis)9. Semua trauma mata (misal: trauma tumpul, trauma fotoelektrik/radiasi, trauma tajam/tembus)10. Trombosis sinus kavernosus11. Tumor orbita dengan perdarahan12. Uveitis/skleritis/iritasiKriteria Gawat Darurat Bagian Paru1. Asma bronkiale sedang parah2. Aspirasi pneumonia3. Emboli paru4. Gagal napas5. Cedera paru ( lung injury)6. Hemoptisis dalam jumlah banyak ( massive )7. Hemoptoe berulang8. Efusi plura dalam jumlah banyak ( massive )9. Edema paru non kardiogenik10. Pneumotoraks tertutup/terbuka11. Penyakit Paru Obstruktif Menahun dengan eksaserbasi akut12. Pneumonia sepsis13. Pneumotorak ventil14. Status asmatikus15. TenggelamKriteria Gawat Darurat Bidang Penyakit Dalam1. Demam berdarah dengue (DBD)2. Demam tifoid3. Difteri4. Disekuilibrium pasca hemodialisa5. Gagal ginjal akut6. GEA dan dehidrasi7. Hematemesis melena8. Hematochezia9. Hipertensi maligna10. Keracunan makanan11. Keracunan obat12. Koma metabolik13. Leptospirosis14. Malaria15. Observasi rejatan/syokKriterita Gawat Darurat Bidang THT1. Abses di bidang THT-KL2. Benda asing di laring, trakea, bronkus dan/atau benda asing tenggorokan3. Benda asing di telinga dan hidung4. Disfagia5. Obstruksi jalan napas atas grade II/III Jackson6. Obstruksi jalan napas atas grade IV Jackson7. Otalgia akut8. Parese fasialis akut9. Perdarahan di bidang THT10. Syok karena kelainan di bidang THT11. Trauma akut di bidang THT-KL12. Tuli mendadak13. Vertigo (berat)Kriteria Gawat Darurat Bidang Syaraf1. Kejang2. Stroke3. MeningoensefalitisDaftar tersebut adalah semua kondisi gawat darurat yang masuk dalam manual pelaksanaan BPJS Kesehatan, dan jugayang merupakan kondisi yang dapat ditangani langsung di IGD rumah sakit tanpa memerlukan rujukan dari fasilitaskesehatan primer.Silakan unduh: Manual Pelaksanaan JKN BPJS Kesehatan (88 MB/PDF)