KEDUDUKAN DAN KEWENANGAN DAN TINDAKAN HUKUM PEMERINTAH M. Rodhi Aulia UIN BANDUNG

26
MAKALAH KEDUDUKAN DAN KEWENANGAN DAN TINDAKAN HUKUM PEMERINTAH Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas kelompok pada mata kuliah Hukum Administrasi Negara Disusun Oleh : 1. M. Rodhi Aulia 1209801053 2. Irfan Rahmat A. 120980104 3. Neneng Nuraeni 120980106 JURUSAN ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS SYARI’AH DAN HUKUM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN GUNUNG DJATI BANDUNG 2011 HAN 14 Maret 2011 Page 1

Transcript of KEDUDUKAN DAN KEWENANGAN DAN TINDAKAN HUKUM PEMERINTAH M. Rodhi Aulia UIN BANDUNG

Page 1: KEDUDUKAN DAN KEWENANGAN DAN TINDAKAN HUKUM PEMERINTAH M. Rodhi Aulia UIN BANDUNG

MAKALAH

KEDUDUKAN DAN KEWENANGAN DAN TINDAKAN HUKUM PEMERINTAH

Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas kelompok pada mata kuliah Hukum Administrasi Negara

Disusun Oleh :1. M. Rodhi Aulia 12098010532. Irfan Rahmat A. 1209801043. Neneng Nuraeni 120980106

JURUSAN ADMINISTRASI NEGARAFAKULTAS SYARI’AH DAN HUKUM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERISUNAN GUNUNG DJATI

BANDUNG2011

HAN 14 Maret 2011 Page 1

Page 2: KEDUDUKAN DAN KEWENANGAN DAN TINDAKAN HUKUM PEMERINTAH M. Rodhi Aulia UIN BANDUNG

KATA PENGANTAR

Totalitas puji dan syukur Alhamdulillah penulis curahkan kehadirat illahi

robbi karena atas rahmat dan karunia-Nyalah kami dapat menyelesaikan sebuah

Makalah yang merupakan tugas kelompok pada mata kuliah Hukum Administrasi

Negara yang nantinya kami akan jelaskan dalam forum diskusi. Digugah oleh

ketentuan itu kami wajib untuk menulis Makalah yang akan didiskusikan yang

berjudul “Kedudukan dan kewenangan pemerintah”.

Selama penulisan Makalah ini kami mendapatkan hambatan karena

keterbatasan pengetahuan kami. Namun bantuan dan bimbingan dari berbagai

pihak, akhirnya Makalah ini dapat diselesaikan.

Semoga Makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan

umumnya bagi seluruh pembaca. Oleh karena itu kritik dan saran yang

membangun kami harapkan.

Bandung, 11 Maret 2011

Penulis

BAB I

HAN 14 Maret 2011 Page 2

Page 3: KEDUDUKAN DAN KEWENANGAN DAN TINDAKAN HUKUM PEMERINTAH M. Rodhi Aulia UIN BANDUNG

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Saat ini penting bagi kita untuk mengetahui lebih jauh tentang

wewenang dan kedudukan pemerintah dalam suatu negara. Terlebih bentuk

negara kita adalah negara hukum. Hal ini disebabkan maraknya tindakan

pemerintah yang overlapping atau saling tumpang tindih dalam suatu organisasi

atau negara. Istilah Intervensi yang menyeruak dan menjadi suatu tindakan yang

dianggap sering menghantui suatu kebijakan publik yang akan dan sudah

diputuskan. Seperti kasus yang lagi hangat Kasus PSSI yang selalu menjadi

sensasi di negeri ini. Tudingan pihak PSSI yang notabene lembaga Independen

atas adanya Intervensi dari pemerintah melalui kementerian pemuda dan olahraga

atas polemik Nurdin Halid yang tidak kunjung selesai. Oleh karena itu, kita

diharuskan untuk beradaptasi dan menghadapi berbagai macam watak dan tingkah

laku seseorang. Untuk itu, pemahaman dalam masalah di atas diperlukan untuk

menjalin kerjasama dalam menjalankan suatu organisasi secara efektif dan efisien.

Terkadang banyak orang salah mengartikan posisi atau jabatannya

dalam suatu organisasi yang tentunya dapat merugikan orang lain. Hal ini dapat

menimbulkan masalah antar individu ataupun antar organisasi. Tentunya hal

tersebut tidak diinginkan oleh kita, sehingga kita dapat mengetahui batasan-

batasan yang tidak dapat dilanggar serta cara berkomunikasi dengan baik.

Sehingga kami menyuguhkan berbagai penjelasan kedudukan,

kewenangan, dan tindakan pemerintah.

B. Perumusan Masalah

1. Di mana letak perbedaan dari wewenang dan Intervensi?

2. Bagaimana kedudukan pemerintah dalam negara hukum?

3. Bagaimana kewenangan pemerintah dalam bertindak?

BAB II

HAN 14 Maret 2011 Page 3

Page 4: KEDUDUKAN DAN KEWENANGAN DAN TINDAKAN HUKUM PEMERINTAH M. Rodhi Aulia UIN BANDUNG

PEMBAHASAN

A. Definisi Wewenang (authority) secara umum

Adalah hak untuk melakukan sesuatu atau memerintah orang lain untuk

melakukan atau tidak melakukan sesuatu agar tercapai tujuan tertentu. Wewenang

merupakan hasil delegasi atau pelimpahan wewenang dari atasan ke bawahan

dalam suatu organisasi. Menurut Prajudi:1988, wewenang adalah kekuasaan untuk

melakukan sesuatu tindak hukum publik. Misalnya, menandatangani, menerbitkan

surat-surat izin dari seorang pejabat atas nama menteri1.

Dua pandangan yang saling berlawanan tentang sumber wewenang, yaitu:

1. Teori formal (pandangan klasik)

Wewenang merupakan anugerah, ada karena seseorang diberi atau dilimpahi

hal tersebut. Beranggapan bahwa wewenang berasal dari tingkat masyarakat yang

tinggi. Jadi pandangan ini menelusuri sumber tertinggi dari wewenang ke atas

sampai sumber terakhir, dimana untuk organisasi perusahaan adalah pemilik atau

pemegang saham.

2.Teori penerimaan

Wewenang timbul hanya jika dapat diterima oleh kelompok atau individu

kepada siapa wewenang tersebut dijalankan. Pandangan ini menyatakan kunci

dasar wewenang oleh yang dipengaruhi (influence) bukan yang mempengaruhi

(influencer). Jadi, wewenang tergantung pada penerima (receiver), yang

memutuskan untuk menerima atau menolak.

Dalam KBBI disebutkan wewenang adalah hak dan kekuasaan untuk

bertindak, kekuasaan untuk membuat keputusan, memerintah, dan melimpahkan

tanggung jawab kepada orang lain.2

Kekuasaan sering dicampur adukkan dengan wewenang, padahal

keduanya berbeda. Bila wewenang adalah hak untuk melakukan sesuatu, maka

1 Dikutip dari Prajudi Atmosudirjo, Hukum Administrasi Negara, Jakarta: Ghalia Indonesia, 1988 halaman 762 Dikutip dari Kamus Besar Bahasa Indonesia, Departemen Pendidikan Nasional, Balai Pustaka, Jakarta, 2007

HAN 14 Maret 2011 Page 4

Page 5: KEDUDUKAN DAN KEWENANGAN DAN TINDAKAN HUKUM PEMERINTAH M. Rodhi Aulia UIN BANDUNG

kekuasaan adalah kemampuan untuk melakukan hak tersebut.

Kekuasaan adalah kemampuan untuk mempengaruhi individu,

kelompok, keputusan atau kejadian. Wewenang tanpa kekuasaan atau kekuasaan

tanpa wewenang akan menyebabkan konflik dalam organisasi.

Menurut Uwes Fathoni3 Kewenangan adalah kekuasaan yang mendapatkan

keabsahan atau legitimasi

Kewenangan adalah hak moral untuk membuat dan melaksanakan keputusan

politik

Sebuah bangsa atau negara mempunyai tujuan. Kegiatan untuk mencapai tujuan

disebut tugas. Hak moral untuk melakukan kegiatan mencapai tujuan disebut

kewenangan Tugas dan kewenangan untuk mencapai tujuan masyarakat atau

negara disebut fungsi

Sumber kewenangan

1. Tradisi – keluarga atau darah biru

2. Kekuatan sakral seperti Tuhan, Dewa dan wahyu seperti kerajaan

3. Kualitas pribadi seperti atlit, artis

4. Peraturan perundang-undangan yang mengatur prosedur dan syarat menjadi

pemimpin

5. Instrumental yaitu kekayaan dan keahlian iptek

Tipe kewenangan

1. Kewenangan prosedural yaitu berasal dari peraturan perundang-undangan

2. Kewenangan substansial yaitu berasal dari tradisi, kekuatan sakral, kualitas

pribadi dan instrumental

3 Dikutip dari materi perkuliahan Ilmu Politik oleh Uwes Fathoni, M.Ag dosen di Fidkom UIN SGD Bandung

HAN 14 Maret 2011 Page 5

Page 6: KEDUDUKAN DAN KEWENANGAN DAN TINDAKAN HUKUM PEMERINTAH M. Rodhi Aulia UIN BANDUNG

Setiap masyarakat pasti memakai kedua tipe kewenangan ini hanya yang satu

dijadikan sebagai yang utama dan yang lain sebagai pelengkap

Peralihan kewenangan

a. Turun temurun – keturunan atau keluarga

b. Pemilihan – langsung atau perwakilan

c. Paksaan – revolusi, kudeta atau ancaman kekerasan.

Sikap terhadap kewenangan

1) Menerima

2) Mempertanyakan (skeptis)

3) Menolak

4) Kombinasi

Sedangkan Intervensi menurut KBBI adalah campur tangan dalam perselisihan

antara dua pihak (orang, golongan, negara, dan sebagainya)4.

B. Kedudukan Pemerintah dalam Hukum

Kenyataan sehari-hari menunjukkan bahwa pemerintah di samping

melaksanakan aktivitas dalam bidang hukum publik, juga sering terlibat dalam

lapangan keperdataan. Dalam pergaulan hukum, pemerintah sering tampil dengan

dengan dua kepala, sebagai wakil dari jabatan yang tunduk pada hukum publik

dan wakil dari badan hukum yang tunduk pada hukum privat.

Dalam perspektif hukum publik, negara adalah organisasi jabatan.

Menurut Logeman (Dalam bentuk kenyataan sosialnya, negara adalah organisasi

yang berkenan dengan berbagai fungsi. Pengertian fungsi adalah lingkungan

kerja yang terperinci dalam hubungannya secara keseluruhan. Fungsi-fungsi ini

4 Dikutip dari Kamus Besar Bahasa Indonesia, edisi ke tiga, Departemen Pendidikan Nasional, balai Pustaka, Jakarta, 2007

HAN 14 Maret 2011 Page 6

Page 7: KEDUDUKAN DAN KEWENANGAN DAN TINDAKAN HUKUM PEMERINTAH M. Rodhi Aulia UIN BANDUNG

dinamakan jabatan. Negara adalah organisasi jabatan). (Jabatan adalah suatu

lembaga dengan lingkup pekerjaan sendiri yang dibentuk untuk waktu lama dan

kepadanya diberikan tugas dan wewenang).

Menurut Bagir Manan, Jabatan adalah lingkungan pekerjaan tetap yang

berisi fungsi-fungsi tertentu yang secara keseluruhan mencerminkan tujuan dan

tata kerja suatu organisasi. Jabatan itu bersifat tetap, sementara pemegang jabatan

dapat berganti-ganti, sebagai contoh, jabatan presiden, wakil presiden, menteri,

gubernur dan lain-lain, relatif bersifat tetap, sementara pemegang jabatan atau

pejabatnya sudah berganti-ganti.

Hukum private dan bahan hukum publik. Menurut Chidir Ali, ada tiga

kriteria untuk menentukan status badan hukum publik yaitu

1) dilihat dari pendirinya, badan hukum itu diadakan dengan konstruksi

hukum publik yang didirikan oleh penguasa dengan undang-undang atau

peraturan-peraturan lainnya :

2) lingkungan kerjanya, yaitu melaksanakan perbuatan-perbuatan publik,

3) badan hukum itu diberi wewenang publik seperti membuat keputusan,

ketetapan atau peraturan yang mengikat umum.

1. Kedudukan Pemerintah dalam Hukum Publik

Indroharto menyebutkan bahwa lembaga-lembaga hukum publik itu

memiliki kedudukan yang mandiri dalam statusnya sebagai badan hukum

(perdata). Lembaga-lembaga hukum publik tersebut merupakan badan hukum

perdata dan melalui organ-organnya (Badan atau Jabatan TUN) menurut peraturan

perundang-undangan yang bersangkutan dapat melakukan perbuatan/tindakan

hukum perdata.

Meskipun organ atau jabatan pemerintahan dapat melakukan perbuatan

hukum perdata, mewakili badan hukum induknya, hal yang terpenting dalam

konteks hukum administrasi adalah mengetahui organ atau jabatan pemerintahan

dalam melakukan perbuatan hukum yang bersifat publik.

P. Nicolai dan kawan-kawan menyebutkan beberapa ciri atau karakteristik

yang terdapat pada jabatan atau organ pemerintahan yaitu sebagai berikut.

HAN 14 Maret 2011 Page 7

Page 8: KEDUDUKAN DAN KEWENANGAN DAN TINDAKAN HUKUM PEMERINTAH M. Rodhi Aulia UIN BANDUNG

1) Organ pemerintahan menjalankan wewenang atas nama dan tanggungjawab

sendiri, yang dalam pengertian modern, diletakkan sebagaiertanggungjawaban

politik dan kepegawaian atau tanggungjawab pemerintah sendiri di hadapan

Hakim. Organ pemerintah adalah pemikul kewajiban tanggungjawab.

2) Pelaksanaan wewenang dalam rangka menjaga dan mempertahankan norma

hukum administrasi, organ pemerintahan dapat bertindak sebagai pihak

tergugat dalam proses peradilan, yaitu dalam hal ada keberatan, banding, atau

perlawanan.

3) Di samping sebagai pihak tergugat, organ pemerintahan juga dapat tampil

menjadi pihak yang tidak puas, artinya sebagai penggugat.

4) Pada prinsipnya organ pemerintahan tidak memiliki harta kekayaan sendiri.

Organ pemerintahan merupakan bagian (alat) dari badan hukum menurut

hukum privat dengan harta kekayaannya. Jabatan bupati atau wali kota adalah

organ-organ dari badan umum “kabupaten”.

Berdasarkan aturan hukum, badan hukum inilah yang dapat memiliki

harta kekayaan, bukan organ pemerintahannya. Oleh karena itu, jika ada putusan

hakim yang berupa denda atau uang paksa (dwangsom) yang dibebankan kepada

organ pemerintah atau hukuman ganti kerugian dari kerusakan, kewajiban

membayar dan ganti kerugian itu dibebankan kepada hukum (sebagai pemegang

harta kekayaan).

Pihak yang menjalankan hak dan kewajiban yang didukung oleh jabatan

ialah pejabat. Jabatan adalah lingkungan pekerjaan tetap, sementara pejabat dapat

berganti-ganti. Antara jabatan dengan pejabat memiliki hubungan yang erat,

namun di antara keduanya sebenarnya memiliki kedudukan hukum yang berbeda

atau terpisah dan diatur dengan hukum yang berbeda. Jabatan diatur oleh hukum

tata negara dan hukum administrasi, sedangkan pejabat diatur dan tunduk pada

hukum kepegawaian.

2. Macam-macam Jabatan Pemerintahan

Ruang lingkup kegiatan administrasi negara atau pemerintahan itu sangat

luas dan beragam. Keluasan dan keragaman kegiatan administrasi negara ini

HAN 14 Maret 2011 Page 8

Page 9: KEDUDUKAN DAN KEWENANGAN DAN TINDAKAN HUKUM PEMERINTAH M. Rodhi Aulia UIN BANDUNG

sering sejalan dengan dinamika perkembangan masyarakat yang menuntut

pengaturan dan keterlibatan administrasi negara.

Berdasarkan kenyataan ini, Indroharto menyebutkan bahwa ukuran untuk dapat

disebut badan atau pejabat TUN merupakan fungsi yang dilaksanakan, bukan

nama sehari-hari, bukan pula kedudukan strukturalnya dalam salah satu

lingkungan kekuasaan dalam negara.

Selanjutnya Indroharto mengelompokkan organ pemerintahan atau tata usaha

negara itu diantaranya :

Instansi-instansi resmi pemerintah yang berada di bawah presiden sebagai

kepala eksekutif.

Instansi-instansi dalam lingkungan negara diluar lingkungan kekuasaan

eksekutif yang berdasarkan peraturan perundang-undangan melaksanakan

urusan pemerintahan.

Badan-badan hukum perdata yang didirikan oleh pemerintah dengan maksud

untuk melaksanakan tugas-tugas pemerintahan.

Instansi-instansi yang merupakan kerja sama antara pihak pemerintah dengan

pihak swasta yang melaksanakan tugas-tugas pemerintahan.

Lembaga-lembaga hukum swasta yang berdasarkan peraturan perundang-

undangan dan sistem perizinan melaksanakan tugas pemerintahan.

Dalam literatur hukum administrasi, badan hukum keperdataan dapat

dikategorikan sebagai administrasi negara dengan syarat-syarat sebagai berikut :

Badan-badan itu dibentuk oleh organisasi publik.

Badan-badan tersebut menjalankan fungsi pemerintahan

Peraturan perundang-undangan secara tegas memberikan kewenangan untuk

menyelenggarakan urusan pemerintahan dan dalam kondisi tertentu

berwenang menerapkan sanksi administratif. H.D. Van Wijk menyebutnya

sebagai pihak swasta sebagai pemerintah (particuleren als overheid).

3. Kedudukan Pemerintah dalam Hukum Privat

Badan hukum adalah (kumpulan orang yaitu semua yang didalam

kehidupan masyarakat (dengan beberapa perkecualian) sesuai dengan ketentuan

HAN 14 Maret 2011 Page 9

Page 10: KEDUDUKAN DAN KEWENANGAN DAN TINDAKAN HUKUM PEMERINTAH M. Rodhi Aulia UIN BANDUNG

undang-undang dapat bertindak sebagaimana manusia, yang memiliki hak-hak

dan kewenangan-kewenangan, seperti kumpulan orang (dalam suatu badan

hukum), perseroan terbatas, perusahaan perkapalan, perhimpunan (sukarela) dan

sebagainya.

Dalam kepustakaan hukum dikenal ada beberapa unsur dari badan hukum yaitu :

1. Perkumpulan orang (organisasi yang teratur)

2. Dapat melakukan perbuatan hukum dalam hubungan-hubungan hukum.

3. Adanya harta kekayaan yang terpisah

4. Mempunyai kepentingan sendiri

5. Mempunyai pengurus

6. Mempunyai tujuan tertentu

7. Mempunyai hak-hak dan kewajiban-kewajiban

8. Dapat digugat atau menggugat di depan pengadilan

Bila berdasarkan hukum publik negara, provinsi dan kabupaten adalah

organisasi jabatan atau kumpulan dari organ-organ kenegaraan dan pemerintahan,

maka berdasarkan hukum perdata negara, provinsi dan kabupaten adalah

kumpulan dari badan-badan hukum yang tindakan hukumnya dijalankan oleh

pemerintah.

Ketika pemerintah bertindak dalam lapangan keperdataan dan tunduk pada

peraturan hukum perdata, pemerintah bertindak sebagai wakil dari badan hukum,

bukan wakil dari jabatan. Sebagai wakil dari badan hukum.

Keberadaan pemerintah yang secara teroritis memiliki dua fungsi, yaitu

sebagai wakil dari jabatan dan badan hukum, yang masing-masing diatur dan

tunduk pada hukum yang berbeda, hukum publik dan hukum privat.

C. Kewenangan Pemerintah

1) Asas Legalitas dan Wewenang Pemerintah

Asas legalitas merupakan salah satu prinsip utama yang dijadikan sebagai

dasar dalam setiap penyelenggaraan pemerintah dan kenegaraan di setiap negara

hukum terutama bagi negara-negara hukum dalam sistem kontinental. Dengan

kata lain, asas legalitas dalam gagasan negara hukum liberal memiliki kedudukan

HAN 14 Maret 2011 Page 10

Page 11: KEDUDUKAN DAN KEWENANGAN DAN TINDAKAN HUKUM PEMERINTAH M. Rodhi Aulia UIN BANDUNG

sentral,atau sebagai suatu fundamen dari negara hukum.

Asas legalitas berkaitan erat dengan gagasan demokrasi dan gagasan

negara hukum. Gagasan demokrasi menuntut setiap bentuk undang-undang dan

berbagai keptusan mendapatkan persetujuan dari wakil rakyat dan sebanyak

mungkin memerhatikan kepentingan rakyat.

Gagasan negara hukum menuntut agar penyelenggaraan urusan

kenegaraan dan pemerintahan harus didasarkan pada undang-undang dan

memberikan jaminan terhadap hak-hak dasar rakyat. Asas legalitas menjadi dasar

legitimasi tindakan pemerintahan dan jaminan perlindungan dari hak-hak rakyat.

Penerapan asas legalitas, menurut Indroharto akan menunjang berlakunya

kepastian hukum dan kesamaan perlakuan. Kesamaan perlakuan terjadi karena

setiap orang yang berada dalam situasi seperti yang ditentukan dalam ketentuan

undang-undang itu berhak dan berkewajiban untuk berbuat seperti apa yang

ditentukan dalam undang-undang tersebut. Kepastian hukum akan terjadi karena

suatu peraturan dapat membuat semua tindakan yang akan dilakukan pemerintah

itu dapat diramalkan atau diperkirakan lebih dahulu (asas legalitas dimaksudkan

untuk memberikan jaminan kedudukan hukum warga negara terhadap

pemerintah).

2) Wewenang Pemerintahan

Kewenangan memiliki keduudkan penting dalam kajian hukum tata negara

dan hukum administrasi. Menurut Bagir Manan, wewenang dalam bahasa hukum

tidak sama dengan kekuasaan (macht). Kekuasaan hanya menggambarkan hak

untuk berbuat atau tidak berbuat. Dalam hukum, wewenang sekaligus berarti hak

dan kewajiban (rechten en plichten). Dalam negara hukum, wewenang

pemerintahan itu berasal dari peraturan perundang-undangan yangberlaku.

3) Sumber dan Cara Memperoleh Wewenang Pemerintahan

Kewenangan yang dimiliki oleh pemerintah bersumbar pada tiga hal,

atribusi, delegasi, dan mandat. Atribusi ialah pemberian kewenangan oleh

HAN 14 Maret 2011 Page 11

Page 12: KEDUDUKAN DAN KEWENANGAN DAN TINDAKAN HUKUM PEMERINTAH M. Rodhi Aulia UIN BANDUNG

pembuat undang-undang sendiri kepada suatu organ pemerintahan baik yang

sudah ada maupun yang baru sama sekali. Menurut Indroharto, legislator yang

kompeten untuk memberikan atribusi wewenang itu dibedakan antara :

Yang berkedudukan sebagai original legislator; di negara kita di tingkat

pusat adalah MPR sebagai pembantuk konstitusi (konstituante) dan DPR bersama-

sama Pemerintah sebagai yang melahirkan suatu undang-undang, dan di tingkat

daerah adalah DPRD dan Pemerintah Daerah yang melahirkan Peraturan Daerah;

Yang bertindak sebagai delegated legislator : seperti Presiden yang

berdasarkan pada suatu ketentuan undang-undang mengeluarkan Peraturan

Pemerintah dimana diciptakan wewenang-wewenang pemerintahan kepada Badan

atau Jabatan TUN tertentu.

Sedangkan yang dimaksud delegasi adalah penyerahan wewenang yang

dipunyai oleh organ pemerintahan kepada organ yang lain. Dalam delegasi

mengandung suatu penyerahan, yaitu apa yang semula kewenangan si A, untuk

selanjutnya menjadi kewenangan si B. Kewenangan yang telah diberikan oleh

pemberi delegasi selanjutnya menjadi tanggung jawab penerima wewenang.

Adapun pada mandat, di situ tidak terjadi suatu pemberian wewenang baru

maupun pelimpahan wewenang dari Badan atau Pejabat TUN yang satu kepada

yang lain. Tanggung jawab kewenangan atas dasar mandat masih tetap pada

pemberi mandat, tidak beralih kepada penerima mandat.

Dalam kajian Hukum Administrasi Negara, mengetahui sumber dan cara

memperoleh wewenang organ pemerintahan ini penting, karena dengan

pertanggungjawaban hukum dalam penggunaan wewenang tersebut, seiring

dengan salah satu prinsip dalam negara hukum.

D. Tindakan Pemerintahan

1. Pengertian Tindakan Pemerintahan dalam Negara Hukum

HAN 14 Maret 2011 Page 12

Page 13: KEDUDUKAN DAN KEWENANGAN DAN TINDAKAN HUKUM PEMERINTAH M. Rodhi Aulia UIN BANDUNG

Dalam melakukan aktifitasnya, pemerintah melakukan dua macam tindakan,

tindakan biasa dan tindakan hukum . Dalam kajian hukum, yang terpenting untuk

dikemukakan adalah tindakan dalam kategori kedua. Tindakan hukum

pemerintahan adalah tindakan yang dilakukan oleh Badan atau Pejabat Tata Usaha

Negara dalam rangka melaksanakan urusan pemerintahan. Tindakan pemerintahan

memiliki beberapa unsur yaitu sebagai berikut :

Perbuatan tersebut dilaksanakan dalam rangka menjalankan fungsi

pemerintahan

Perbuatan itu dilakukan oleh aparat Pemerintah dalam kedudukannya

sebagai Penguasa maupun sebagai alat perlengkapan pemerintahan

dengan prakarsa dan tanggung jawab sendiri;

Perbuatan tersebut dimaksudkan sebagai sarana untuk menimbulkan akibat

hukum di bidang hukum administrasi;

Perbuatan yang bersangkutan dilakukan dalam rangka pemeliharaan

kepentingan negara dan rakyat.

Dalam negara hukum, setiap tindakan pemerintahan harus berdasarkan atas

hukum, karena dalam negara negara terdapat prinsip asas legalitas. Asas ini

menentukan bahwa tanpa adanya dasar wewenang yang diberikan oleh suatu

peraturan perundang-undangan yang berlaku, maka segala macam aparat

pemerintah tidak akan memiliki wewenang yang dapat mempengaruhi atau

mengubah keadaan atau posisi hukum warga masyarakatnya. Asas legalitas

menurut Sjachran Basah, berarti upaya mewujudkan duet integral secara harmonis

antara paham kedaulatan hukum dan paham kedaulatan rakyat berdasarkan prinsip

monodualistis selaku pilar-pilar, yang sifat hakikatnya konstitutif.

Meskipun demikian, tidak selalu setiap tindakan pemerintahan tersedia peraturan

peraundang-undangan yang mengaturnya. Dapat terjadi, dalam kondisi tertentu

terutama ketika pemerintah harus bertindak cepat untuk menyelesaikan persoalan

konkret dalam masyarakat, peraturan perundang-undangannya belum tersedia.

HAN 14 Maret 2011 Page 13

Page 14: KEDUDUKAN DAN KEWENANGAN DAN TINDAKAN HUKUM PEMERINTAH M. Rodhi Aulia UIN BANDUNG

Dalam kondisi seperti ini, kepada pemerintah diberikan kebebasan bertindak

Diskresi (discresionare power) yaitu melalui freies Ermessen, yang diartikan

sebagai salah satu sarana yang memberikan ruang bergerak bagi pejabat atau

badan-badan administrasi negara untuk melakukan tindakan tanpa harus terikat

sepenuhnya pada undang-undang.

Freies Ermessen ini menimbulkan implikasi dalam bidang legislasi bagi

pemerintah, yaitu lahirnya hak inisiatif untuk membuat peraturan perundang-

undangan yang sederajat dengan UU tanpa persetujuan DPR, hak delegasi untuk

membuat peraturan yang derajatnya di bawah UU, dan droit function atau

kewenangan menafsirkan sendiri aturan-aturan yang masih bersifat enunsiatif.

Menurut Bagir Manan, kewenangan pemerintah untuk membentuk

peraturan perundang-undangan karena beberapa alasan yaitu; Pertama, paham

pembagian kekuasaan menekankan pada perbedaan fungsi daripada pemisahan

organ, karena itu fungsi pembentukan peraturan tidak harus terpisah dari fungsi

penyelenggaraan pemerintahan; Kedua, dalam negara kesejahteraan pemerintah

membutuhkan instrumen hukum untuk menyelenggarakan kesejahteraan umum;

Ketiga, untuk menunjang perubahan masyarakat yang cepat, mendorong

administrasi negara berperan lebih besar dalam pembentukan peraturan

perundang-undangan.

Freies Ermessen merupakan konsekuensi logis dari konsepsi welfare state, akan

tetapi dalam kerangka negara hukum, freies Ermessen ini tidak dapat digunakan

tanpa batas. Atas dasar itu, Sjachran Basah mengemukakan unsur-unsur freies

Ermessen dalam suatu negara hukum yaitu sebagai berikut :

Ditujukan untuk menjalankan tugas-tugas servis publik;

Merupakan sikap tindak yang aktif dari administrasi negara;

Sikap tindak itu dimungkinkan oleh hukum;

Sikap tindak itu diambil atas inisiatif sendiri;

HAN 14 Maret 2011 Page 14

Page 15: KEDUDUKAN DAN KEWENANGAN DAN TINDAKAN HUKUM PEMERINTAH M. Rodhi Aulia UIN BANDUNG

Sikap tindak itu dimaksudkan untuk menyelesaikan persoalan-persoalan

penting yang timbul secara tiba-tiba;

Sikap tindak itu dapat dipertanggung jawab baik secara moral kepada

Tuhan Yang Maha Esa maupun secara hukum. Tindakan hukum adalah

tindakan yang dimaksudkan untuk menciptakan hak dan kewajiban.

Tindakan hukum administrasi merupakan suatu pernyataan kehendak yang

muncul dari organ administrasi dalam keadaan khusus, dimaksudkan

untuk menimbulkan akibat hukum dalam bidang hukum administrasi.

Rechtshandeling atau tindakan hukum

1. Unsur-unsur Tindakan Hukum Pemerintahan

Unsur-unsur tindakan hukum pemerintahan sebagai berikut :

1. Perbuatan itu dilakukan oleh aparat pemerintah dalam kedudukannya sebagai

penguasa maupun sebagai alat perlengkapan pemerintahan dengan prakarsa

dan tanggungjawab sendiri.

2. Perbuatan tersebut dilaksanakan dalam rangka menjalankan fungsi

pemerintahan.

3. Perbuatan tersebut dimaksudkan sebagai sarana untuk menimbulkan akibat

hukum di bidang hukum administrasi.

4. Perbuatan yang bersangkutan dilakukan dalam rangka pemeliharaan

kepentingan negara dan rakyat.

2. Macam-macam Tindakan Hukum Pemerintahan

Secara teorities, cara untuk menentukan apakah tindakan pemerintahan itu

diatur oleh hukum privat atau hukum publik adalah dengan melihat kedudukan

pemerintah dalam menjalankan tindakan tersebut. Jika pemerintah bertindak

dalam kualitasnya sebagai pemerintah, hanya hukum publiklah yang berlaku. Jika

pemerintah bertindak tidak dalam kualitas pemerintah, hukum privatlah yang

berlaku.

3. Karakteristik Tindakan Hukum Pemerintahan

Tindakan hukum pemerintahan itu pada dasarnya bersifat sepihak, pihak

yang diserahi kewajiban untuk mengatur dan menyelenggarakan kepentingan

HAN 14 Maret 2011 Page 15

Page 16: KEDUDUKAN DAN KEWENANGAN DAN TINDAKAN HUKUM PEMERINTAH M. Rodhi Aulia UIN BANDUNG

umum di mana dalam rangka melaksanakan kewajiban ini kepada pemerintah

diberikan wewenang membuat peraturan perundang-undangan, kemudian dikenal

adanya tindakan hukum dua pihak atau lebih, ini hanya menyangkut mengenai

cara-cara merealisasikan tindakan hukum tersebut. Diatas disebutkan bahwa

tindakan hukum dua pihak diatur dengan peraturan bersama. E. Utrecht

menyebutkan beberapa cara pelaksanaan urusan pemerintahan yaitu :

o Yang bertindak ialah administrasi negara sendiri

o Hubungan istimewa

o Konsesi atau berdasarkan izin

o Subsidi pemerintah

o Kekuasaan memerintah

HAN 14 Maret 2011 Page 16

Page 17: KEDUDUKAN DAN KEWENANGAN DAN TINDAKAN HUKUM PEMERINTAH M. Rodhi Aulia UIN BANDUNG

BAB III

KESIMPULAN

Pada dasarnya segala kekuasaan memiliki kewenangan untuk berbuat atau

tidak berbuat. Usaha dan upaya untuk meminimalisasi kerusakan sistemik

perlunya dipertegas standar operasional prosedur guna mencegah penyalahgunaan

wewenang dan jabatan dalam memutuskan atau menetukan suatu kebijakan yang

menyangkut kehidupan orang banyak. kewenangan pemerintah (dalam melakukan

perbuatan dibidang publik, didalamnya diatur mengenai dari mana, dengan cara

apa, dan bagaimana pemerintah menggunakan kewenangannya;penggunaan

kewenangan ini dituangkan dalam bentuk instrument hukum sehingga diatur pula

tentang pembuatan dan penggunaan instrument hukum. dalam menjalankan

kekuasaan.

Menggunakan wewenang harus diwujudkan atas dasar harmonisasi dengan

peraturan perundang-undang yang berlaku. Gagasan negara hukum menuntut agar

penyelenggaraan urusan kenegaraan dan pemerintahan harus didasarkan pada

undang-undang dan memberikan jaminan terhadap hak-hak dasar rakyat. Asas

legalitas menjadi dasar legitimasi tindakan pemerintahan dan jaminan

perlindungan dari hak-hak rakyat.

Penerapan asas legalitas, menurut Indroharto akan menunjang berlakunya

kepastian hukum dan kesamaan perlakuan. Kesamaan perlakuan terjadi karena

setiap orang yang berada dalam situasi seperti yang ditentukan dalam ketentuan

undang-undang itu berhak dan berkewajiban untuk berbuat seperti apa yang

ditentukan dalam undang-undang tersebut.

DAFTAR PUSTAKA

Tim Penyusun Kamus, Kamus Besar Bahasa Indonesia. Edisi ketiga. Jakarta:

HAN 14 Maret 2011 Page 17

Page 18: KEDUDUKAN DAN KEWENANGAN DAN TINDAKAN HUKUM PEMERINTAH M. Rodhi Aulia UIN BANDUNG

Balai Pustaka, 2007

Fathoni, Uwes, Materi Perkuliahan Ilmu Politik, Bandung, Fidkom, 2006

Atmosudirjo, Prajudi, Hukum Administrasi Negara. Jakarta: Ghalia Indonesia,

1988

www. Scribd. Com diakses pada hari Senin tanggal 7 Maret 2011

HAN 14 Maret 2011 Page 18