kedokteran

34
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Hipertensi merupakan peningkatan dari tekanan darah systolik diatas standar. Hipertensi termasuk penyakit dengan angka kejadian (angka prevalensi) yang cukup tinggi dan dikaitkan dengan kematian dari hampir 14 ribu pria di Amerika setiap tahunnya. Hipertensi ikut berperan dalam kematian ribuan orang lain karena penyakit ikutannya yang berbahanya seperti: stroke, serangan jantung, gagal jantung, dan gagal ginjal. Hipertensi membuka peluang 12 kali lebih besar bagi penderitanya untuk menderita stroke. Di Amerika diperkirakan sekitar 64 juta lebih penduduknya yang berusia diantara 18 – 75 tahun menderita hipertensi (Lany. S., Dkk 2004). Hipertensi adalah faktor resiko paling penting untuk timbulnya stroke karena perdarahan atau steroemboli. Kekerapan dari stroke bertambah dengan setiap kenaikan tingkat tekanan darah. Penyakit Hipertensi adalah penyakit yang makin banyak dijumpai di Indonesia terutama di kota – kota besar, ia merupakan faktor resiko langsung terhadap timbulnya infark miokard akut dan CVA (Cerebro Vaskuler Accident). 1

description

hipertensi stroke

Transcript of kedokteran

BAB IPENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang MasalahHipertensi merupakan peningkatan dari tekanan darah systolik diatas standar. Hipertensi termasuk penyakit dengan angka kejadian (angka prevalensi) yang cukup tinggi dan dikaitkan dengan kematian dari hampir 14 ribu pria di Amerika setiap tahunnya. Hipertensi ikut berperan dalam kematian ribuan orang lain karena penyakit ikutannya yang berbahanya seperti: stroke, serangan jantung, gagal jantung, dan gagal ginjal.Hipertensi membuka peluang 12 kali lebih besar bagi penderitanya untuk menderita stroke. Di Amerika diperkirakan sekitar 64 juta lebih penduduknya yang berusia diantara 18 75 tahun menderita hipertensi (Lany. S., Dkk 2004). Hipertensi adalah faktor resiko paling penting untuk timbulnya stroke karena perdarahan atau steroemboli. Kekerapan dari stroke bertambah dengan setiap kenaikan tingkat tekanan darah.Penyakit Hipertensi adalah penyakit yang makin banyak dijumpai di Indonesia terutama di kota kota besar, ia merupakan faktor resiko langsung terhadap timbulnya infark miokard akut dan CVA (Cerebro Vaskuler Accident).Di Indonesia, sesuai dengan survey yang dilakukan dalam masyarakat selama ini yang telah dikumpulkan angka angkanya, prevalensi hipertensi berkisar 6 15 % dari seluruh penduduk di Indonesia (Soeparman, 2005). Sedangkan data dari Medical Record RS Roemani Semarang tahun 2005 didapatkan 1790 pasien menderita hipertensi yang dirawat diruang rawat inap dan dari angka tersebut 210 pasien terkena stroke.Berdasarkan data tersebut dapat di simpulkan bahwa pasien yang menderita hipertensi mempunyai faktor resiko terkena stroke. Serangan stroke dapat terjadi tiba tiba, umumnya karena pasien tidak mengetahui gejala terjadinya serangan stroke dan tidak melakukan upaya yang tepat untuk mengurangi stroke. Upaya untuk mengurangi stroke dapat dilakukan dengan olah raga secara teratur, diet teratur, perubahan pola hidup, dapat mengurangi terjadinya serangan stroke. Agar seorang pasien hipertensi dapat mengurangi serangan stroke diperlukan pengetahuan yang cukup tentang cara pengelolaan dan perawatan hipertensi yang benar.

1.2. Perumusan MasalahMasalah yang dapat dirumuskan dari makalah ini adalah bagaimana tingkat pengetahuan tentang upaya mengurangi serangan stroke pada pasien hipertensi.

1.3. Tujuan PenulisanAdapun yang menjadi tujuan dari penulisan makalah ini adalah :1. Mengetahui hubungan tingkat pengetahuan dengan upaya mengurangi serangan stroke pada pasien hipertensi2. Mendeskripsikan tingkat pengetahuan pasien hipertensi untuk mengurangi stroke.Mendeskripsikan upaya-upaya untuk mengurangi upaya serangan stroke pada pasien hipertensi.3. Menganalisis hubungan antara tingkat pengetahuan dengan upaya mengurangi serangan stroke pada pasien hipertensi.

BAB IIPEMBAHASAN

2.1 Hipertensi2.1.1 DefinisiHipertensi adalah salah satu faktor resiko terpenting pada penyakit jantung koroner dan cerebrovaskular accidents, selain itu hipertensi juga dapat menyebabkan hipertropi jantung dan gagal jantung (penyakit jantung hipertensif), diseksi aorta, dan gagal ginjal. Efek dari tekanan darah meningkat seiring dengan peningkatan tekanakan. Tekanan diastol menetap diatas 90 mmHg, atau tekanan sistol menetap diatas 140 mmHg dianggap hipertensi. Penurunan tekanan darah secara dramatis mengurangi insiden dan angka kematian akibat IHD, gagal jantung dan stroke.52.1.2 Klasifikasi1. Berdasarkan penyebab dikenal dua jenis hipertensi, yaitu :a. Hipertensi primer (esensial)Adalah suatu peningkatan persisten tekanan arteri yang dihasilkan oleh ketidakteraturan mekanisme kontrol homeostatik normal. Hipertensi ini tidak diketahui penyebabnya dan mencakup 90% dari kasus hipertensi.b. Hipertensi sekunderAdalah hipertensi persisten akibat kelainan dasar kedua selain hipertensi esensial. Hipertensi ini penyebabnya diketahui dan ini menyangkut 90% dari kasus-kasus hipertensi.2. Berdasarkan bentuk hipertensi, yaitu :a. Hipertensi diastolik (diastolic hypertension)Peningkatan tekanan darah pada sistol dan diastol.b. Hipertensi sistolik (isolated systolic hypertension)Peningkatan tekanan sistolik tanpa diikuti peningkatan tekanan diastolik. Umumnya ditemukan pada usia lanjut.3

2.1.3 EtiologiHipertensi merupakan penyebab utama gagal jantung, stroke dan gagal ginjal. Disebut juga sebagai pembunuh diam-diam karena orang dengan hipertensi sering tidak menampakkan gejala, penyakit ini lebih banyak menyerang wanita dari pada pria.Penyebab hipertensi yaitu gangguan emosi, obesitas, konsumsi alkohol yang berlebihan dan rangsangan kopi serta obat-obatan yang merangsang dapat berperan disini, tetapi penyakit ini sangat dipengaruhi faktor keturunan.3Menurut penyebabnya hipertensi dibagi 2 yaitu:a. Hipertensi primerAda beberapa hal yang mempengaruhi hipertensi primer antara lain:1. Asupan garam yang tinggi2. Sters psikologis3. Obesitas4. Aterosklerosisb. Hipertensi skunderHipertensi ini dapat diketahui penyebabnya biasanya disertai dengan keluhan dari penyakit yang menyebabkan hipertensi: Penyakit ginjal Glomerulus penyakit akut Penyempitan arteri renalis Penyakit metabolik Diabetes militus90% sampai 95% hipertensi bersifat idiopotik (hipertensi esensial), yang meungkinkan umur panjang, kecuali apabila terjadi infark miokardium, cerebrovaskular accident atau penyakit lain, hipertensi juga dapat disebabkan oleh penyakit kelenjar adrenal, seperti aldosteronisme primer, sindrom cushing, feokromossitoma.3

Jenis dan penyebab hipertensi (SISTOLIK dan DIASTOLIK)a. HIPERTENSI ESENSIALb. HIPERTENSI SEKUNDER- GINJAL Blomervlone fritis akut Penyakit ginjal kronis Penyakit polikistik Stenosis arteria renalis Vaskulatis ginjal Tumor penghasil ginjal Tumor penghasil reninKlasifikasi Hipertensi Menurut WHOKategoriSistol (mmHg)Diastol (mmHg)

Optimal150 mmHg , tekanan darah diturunkan dengan menggunakan obat antihipertensi intravena secara kontinyu denan pemantauan tekanan darah setiap 5 menit.9

3. Apabila tekanan darah sistolik >180 mmHg atau MAP >130 mmHg disertai dengan gejala dan tanda peningkatan intrakranial, dilakukan pemantauan tekanan intrakranial, tekanan darah diturunkan dengan menggunakan obat antihipertensi intravena secara kontiniu atau intermitten dengan pemantauan tekanan pefusi serebral >60 mmHg9

4. Apabila tekanan darah sistole >180 mmHg atau MAP >130 mmHg tanpa disertai gejala dan tanda peningkatan tekanan intrakranial , tekanan darah diturunkan secara hati hati dengan menggunakan obat antihipertensi intravena kontinu atau intermitten dengan pemantauan tekanan darah setiap 15 menit hingga MAP 110 mmHg atau tekanan darah 160/90mmHg.9

5. Pada pendarahan subaraknoid (PSA) aneurismal, tekanan darah harus dipantau dan dikendalikn bersama pantauan tekanan perfusi serebral untuk mencegah resiko terjadinya stroke iskemik sesudah PSA serta pendarahan ulang. Untuk mencegah terjadinya stroke perdarahan subaraknoid akut, tekanan darah diturunkan hingga tekanan darah sistole 140 160 mmHg.9

Pada stroke iskemik akut, hipertensi yang tidak dikelola dengan baik dapat berakibat meluasnya area infark, endema serebral serta transformasi pendarahan,sedangkan pada stroke perdarahan, hipertensi dapat mengakibatkan perdarahan ulang dan semakin luasnya hematoma (perdarahan). Pemilihan obat anti hipertensi parenteral yang ideal adalah yang dapat ditiltrasi dngan mudah dengan efek vasodilator serebral yang minimal. Pedoman penurunan tekanan darah pada stroke akut adalah sebagai berikut :a. Gunakan obat antihipertensi yang memiliki masa kerja singkat (short acting agent)b. Pemberian obat antihipertensi dimulai dengan dosis rendahc. Hindari pemakaian obar antihipertensi yang diketahui dengan jelas dapat mengakibatkan penurunan aliran darah otakd. Hindari pemakaian diuretika (kecuali pada keadaan gagal jantung)Terapi Hipertensi pada Stroke.9

*Obat parenteral untuk terapi emergensi hipertensi pada stroke akutObatDosisMula kerjaLama kerjaEfek samping Keterangan

Labetalol

20-80 mg iv bolus setiap 10 menit atau 2mg/menit,infus kontinyu

5-10 menit

3-6 jam

Nausea,vomitus,hipertensi,Gagal jantung, kerusakan hati bronkopasme

Obat untuk kegawat daruratan hipertensi kecuali pada gagal jantung akut

Nikardipin

5-15 mg/ jam infus kontinyu

5-15 menit

Sepanjang infus berjalan

takikardi

Larut dalam air,tidak sensitif terhadap cahaya vasodilatasi perifer dengan tanpa menurunkan aktivitas pompa jantung

Diltiazem

5-40 g/kg/menit infus kontinyu

5-10 menit

4 jam

Blok nodus A-V,denyut prematur atrium, terutama usia lanjut

Krisis hipertensi

Esmolol 200-500 ug/kg/menit untuk 4 menit.selanjutnya 50-300 ug/kg/menit1-2 menit10-20 menitHipotensi, mual

Sifat khusus obat parenteral :a. Nikardipin sediaan intravena dari preparat Dihydropyridine yang merupakan Calsium Channel Blocker (CCBs) yg diberikan secara infuse kontinyu, dan dapat menurunkan tekanan darah yg sistemik dan selanjutnya dapat dipertahankan pada level tekanan darah yg diinginkan.b. Diltiazem penyekat saluran kalsium, obat ini sebaiknya diberikan sebagai infuse kontinyu 5-40 ug/kg/menit daripada suntikan bolus (10 mg dilarutkan dalam 10 ml salin disuntikan dalam waktu 3-5 menit). Obat ini tidak boleh diberikan pada blok sinoatrial , blok AV derajat 2 atau 3 dan wnita hamil.Labetalol blocker reseptor alpha-adrenergic dan beta adrenergic yg digunakan sebagai antihipertensi. Obat ini bekerja dengan cara menblokir reseptor adrenergic yg memperlambat kecepatan sinus jantung , menurunkan resistensi peripheral vascular dan menurunkan output kardiak. Untuk pengobatan hipertensi (tekanan tinggi)9.

2.1.8 Penatalaksanaan Umum Upaya Mengurangi Stroke Pada Pasien HipertensiPencegahan primer adalah usaha pencegahan serangan stroke yang bertujuan untuk mencegah stroke yang terjadi pertama kali, sedangkan pencegahan sekunder adalah usaha pencegahan pada penderita yang pernah mengalami serangan stroke dan ingin menghindari serangan berikutnya.1. Pencegahan primera. Pengobatan tekanan darahPada pasien yang memiliki tekanan darah tinggi (tekanan sistolik lebih dari 150 mmHg) harus memperoleh pengobatan tekanan darah tinggi untuk mencegah serangan stroke. Pengobatan dilakukan dengan hati-hati memakai preparat atau takaran kecil, dan kemudian kalau perlu dapat ditambahkan preparat antagonis kalsium (seperti nifedipin) serta selanjutnya salah satu anggota dari anggota kelompok obat yang disebut penghambat beta (misal atenol). b. Kadar lemak darahPenderita hipertensi usia pertengahan dan usia lanjut mempunyai permasalahan yang berhubungan dengan lemak. Penderita yang usianya lebih muda harus memperoleh nasehat diet rendah lemak jenuh dan rendah hidrat arang (kalori seimbang). Kadang-kadang diperlukan juga obat untuk menurunkan kadar lemak yang berbahanya (seperti klofibrat). Beberapa preparat minyak ikan ternyata juga berkhasiat. Minyak ikan terbukti memiliki khasiat antiplatelet. c. Problem pembuluh darahPenderita yang pernah mengalami serangan iskemik sepintas atau penyempitan pembuluh arteri karotis harus menjalani pemeriksaan antara lain pemeriksaan gelombang suara ultra untuk mengetahui keadaan arteri karotis jika dijumpai kelainan dilakukan pemeriksaan angiografi. Bila penyempitan arteri karotis berat dilakukan pembedahan dan bila penyempitanya ringan dilakukan pemantauan arteri karotis secara teratur dan harus mendapat terapi antiplatelet. Pilihan terapi antiplatelet antara lain: aspirin tablet 300 gram satu atau dua hari sekali, minyak ikan, dan dipiridamol.9

2. Pencegahan sekunder a. Pengobatan yang tepatPerlu diketahui serangan stroke yang pertama kali terjadi disebabkan oleh perdarahan atau infark serebral. Preparat anti koagulan tidak boleh diberikan kepada penderita yang pernah mengalami perdarahan otak namun dapat dipakai orang yang mengalami infark serebral.b. Sebutir aspirin tiap hariAspirin diberikan dengan takaran rendah 300 mg (satu tablet) diminum tiga hari selama satu minggu, aspirin berguna dalam pencegahan serangan stroke berikutnya bagi penderita stroke yang diakibatkan trombosis. Sebagian penderita juga dapat ditolong dengan pemberian obat dipridamol tetapi obat ini mengakibatkan nyeri kepala khususnya penderita migrain.c. WarfarinPenderita kelainan jantung yang dapat menimbulkan trombosis dapat diberikan antikoagulan warfarin dan juga dapat mereka yang terkena hipertensi dengan serangan otak sepintas.Upaya-upaya lain yang dapat dilakukan untuk mengurangi serangan stroke pada penderita hipertensi menurut Arcole Margattan (1995) antara lain dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut yaitu :1) Olah raga yang teraturYaitu olah raga yang tidak mengeluarkan banyak tenaga misalnya jalan kaki dengan cepat, jogging, dan bersepeda. Dengan melakukan olah raga yang teratur dan dinamis dapat memperbaiki aliran darah keotot- otot dan memperbaiki metabolisme otot itu sendiri. Hal ini akan membantu terjadinya pelebaran pembuluh darah sehingga tensi menjadi turun. Kecuali itu olah raga juga menambah kesegaran dan kebugaran jasmani yang pada gilirannya nanti akan meningkatkan daya tahan tubuh penderita menghadapi serangan komplikasi penyakit hipertensi antara lain stroke. 2) Diet yang rendah garamKemungkinan terjadi stroke pada penderita hipertensi sangat tinggi bila penderita mengkonsumsi garam dapur terlalu banyak. Orang yang normal biasanya mengkonsumsi garam dapur antara lain 5 15 gram perhari. Pada penderita hipertensi dianjurkan makan garam seminimal mungkin sekitar 2 3 gram perhari. Mengurangi penggunaaan garam baik dari garam dapur maupun bahan adiptif seperti monosodium glutamat, natrium benzoat, dan natrium bikarbonat dapat mengurangi terjadinya serangan stroke karena bahan bahan tersebut dapat menyebabkan peningkatan tekanan darah yang menyebabkan terganggunya aliran darah dalam otak dan dapat mengakibatkan stroke.3) Perubahan pola hidup1) Menghindari stresPerubahan pola hidup yang serba otomatis menyebabkan tubuh kurang gerak dan perubahan yang meliputi lingkungan, fisik, dan sosial mempengaruhi manusia menimbulkan stres dengan berbagai manifestasi diantaranya hipertensi dan dapat menyebabkan stroke. Hal ini dapat dicegah dengan cara berusaha relaksasi dalam menghadapi masalah, melakukan refresing, dan dapat juga dengan mendalami agama dan berusaha menciptakan keluarga yang bahagia.92.2 Stroke2.2.1 DefinisiStroketermasuk penyakitserebrovaskuler(pembuluh darah otak) yang ditandai dengan kematian jaringan otak(infark serebral) yang terjadi karena berkurangnya aliran darah dan oksigen ke otak. Berkurangnya aliran darah dan oksigen ini bisa dikarenakan adanya sumbatan, penyempitan atau pecahnya pembuluh darah.5WHO mendefinisikan bahwastrokeadalah gejala-gejala defisit fungsi susunan saraf yang diakibatkan oleh penyakit pembuluh darah otak dan bukan oleh yang lain dari itu.Stroke dibagi menjadi dua jenis yaitu:stroke iskemikmaupunstroke hemorragik.1. Stroke iskemikyaitu tersumbatnya pembuluh darah yang menyebabkan aliran darah ke otak sebagian atau keseluruhan terhenti. 80% stroke adalah stroke Iskemik. Stroke iskemik ini dibagi menjadi 3 jenis, yaitu :a. Stroke Trombotik: proses terbentuknya thrombus yang membuat penggumpalan.b. Stroke Embolik: Tertutupnya pembuluh arteri oleh bekuan darah.c. Hipoperfusion Sistemik: Berkurangnya aliran darah ke seluruh bagian tubuh karena adanya gangguan denyut jantung.52. Stroke hemoragikadalah stroke yang disebabkan oleh pecahnya pembuluh darah otak. Hampir 70% kasus stroke hemoragik terjadi pada penderita hipertensi. Stroke hemoragik ada 2 jenis, yaitu:a. Hemoragik Intraserebral: pendarahan yang terjadi didalam jaringan otak.b. Hemoragik Subaraknoid: pendarahan yang terjadi pada ruang subaraknoid (ruang sempit antara permukaan otak dan lapisan jaringan yang menutupi otak).52.2.2 Patofisiologi StrokePenghentian total aliran darah ke otak menyebabkan hilangnya kesadaran dalam waktu 15-20 detik dan kerusakan otak yang ireversibel terjadi setelah tujuh sampai sepuluh menit. Penyumbatan pada satu arteri menyebabkan gangguan di area otak yang terbatas. Mekanisme dasar kerusakan ini adalah selalu definisi energi yang disebabkan oleh iskemia. Perdarahan juga menyebabkan iskemia dengan menekan pembuluh darah di sekitarnya. Dengan menghambat Na+/K+-ATPase, defisiensi energi menyebabkan penimbunan Na+ dan Ca+2di dalam sel, serta meningkatkan konsentrasi K+ ekstrasel sehingga menimbulkan depolarisasi. Depolarisasi menyebabkan penimbunan Cl- di dalam sel, pembengkakan sel, dan kematian sel.6Gejala ditentukan oleh tempat perfusi yang terganggu, yakni daerah yang disuplai oleh pembuluh darah tersebut. Penyumbatan pada arteri serebri media yang sering terjadi menyebabkan kelemahan otot dan spastisitas kontralaterla, serta defisit sensorik (hemianestesia) akibat kerusakan girus lateral presentralis dan postsentralis. Akibat selanjutnya adalah deviasi okular, hemianopsia, gangguan bicara motorik dan sensorik, gangguan persepsi spasial, apraksia dan hemineglect.6 Penyumbatan bilateral pada arteri serebri anterior menyebabkan apatis karena kerusakan dari system limbic. Penyumbatan pada arteri serebri posterior menyebabkan hemianopsia kontralteral parsial (korteks visual primer) dan kebutaan pada penyumbatan bilateral. Selain itu, akan terjadi kehilangan memori (lobus temporalis bagian bawah). Penyumbatan arteri karotis atau basilaris dapat menyebabkan defisit di daerah yang disuplai oleh arteri serebri media dan anterior. Jika arteri koroid anterior tersumbat, ganglia basalis (hipokinesia), kapsula interna (hemiparesis) dan traktus optikus (hemianopsia) akan terkena. Penyumbatan pada cabang arteri komunikans posterior di thalamus terutama akan menyebabkan defisit sensorik. Penyumbatan total arteri basilaris menyebabkan paralisis semua ekstremitas (tetraplegia) dan otot-otot mata serta koma. Penyumbatan pada cabang arteri basilaris dapat menyebabkan infark pada serebelum, mesensefalon, pons dan medulla oblongata 3,4,5. Efek yang ditimbulkan tergantung dari lokasi kerusakan :62.2.3 Faktor Penyebab StrokeBeberapa faktor yang menjadi penyebab dari stroke adalah :1. Faktor resiko medis, antara lain Hipertensi (penyakit tekanan darah tinggi), Kolesterol, Aterosklerosis(pengerasan pembuluh darah), Gangguan jantung, diabetes, Riwayat stroke dalam keluarga, Migrain.2. Faktor resiko perilaku, antara lain Merokok (aktif dan pasif), Makanan tidak sehat (junk food, fast food), Alkohol, Kurang olahraga, Mendengkur, Kontrasepsi oral, Narkoba, Obesitas.3. 80% pemicu stroke adalah hipertensi danarteriosklerosis, Menurut statistik. 93% pengidap penyakit trombosis ada hubungannya dengan penyakit tekanan darah tinggi.4. Pemicu stroke pada dasarnya adalah, suasana hati yang tidak nyaman (marah-marah), terlalu banyak minum alkohol, merokok dan senang mengkonsumsi makanan yang berlemak.7

2.3 Hubungan Hipertensi Dan StrokeStroke adalah komplikasi dari hipertensi, dimana kebanyakan dihubungankan secara langsung dengan tingkat tekanan darah (Zhang et al., 2006). Pemberian obat hipertensi sesungguhnya adalah suatu masalah, karena penurunan tekanan darah diperlukan untuk mencegah terjadinya kerusakan organ lebih lanjut, namun dilain pihak, pemberian obat antihipertensi juga beresiko terjadinya penurunan tekanan darah secara cepat, yang sangat berbahaya terhadap perfusi (aliran darah) ke otak. Oleh karena itu, obat antihipertensi tidak diberikan untuk menormalkan tekanan darah, tetapi hanya mengurangi tekanan darah sampai batas tertentu sesuai protokol pengobatan.Tekanan darah seringkali meningkat pada periode post stroke dan merupakan beberapa kompensasi respon fisiologi untuk mengubah perfusi serebral menjadi iskemik pada lapisan otak. Hasilnya terapi tekanan darah mengurangi atau menghalangi kerusakan otak akut hingga kondisi klinis stabil.8Hipertensi dan stroke memiliki keterkaitan yang erat. Boleh jadi selalu ada tekanan darah tinggi pada penderita stroke, maka wajarlah bahwa hipertensi menjadi faktor utama terjadinya stroke. Meskipun ada banyak faktor lain yang bisa menyebabkan stroke. Tekanan darah yang tinggi pada hipertensi akan memicu pecahnya pembuluh darah otak. Pada gilirannya, jaringan otak akan rusak dan timbul gejala-gejala stroke. Stroke akibat hipertensi termasuk ke dalam stroke hemoragik, atau stroke perdarahan.8Hipertensi memang mudah terjadi, bahkan pada usia muda banyak yang mengalami hipertensi. Bila tidak dikelola dengan baik, hipertensi bisa menjurus ke stroke dan penyakit kardiovaskuler lainnya. Namun stroke menjadi hal utama karena bisa menyebabkan kecacatan, kelumpuhan dan kematian. Meskipun ini akan tergantung dari jenis serangan stroke yang terjadi.8Saat hipertensi terjadi dan berlangsung tak terkontrol, biasanya akan memberi gejala atau tanda sebelum stroke terjadi. Misal saat tekanan darah naik, bisa jadi diikuti rasa kesemutan. Namun hal ini sering diabaikan, karena bagi penderita hipertensi yang menjadi perhatian adalah sakit kepala atau pusing saat tekanan darah naik. Padahal bisa jadi sudah terbiasa tekanan darahnya tinggi sehingga tidak memberi tanda pusing atau sakit kepala.9Justru sebenarnya tanda kesemutan pada penderita hipertensi yang patut untuk diwaspadai. Kesemutan yang merupakan tanda adanya jaringan syaraf yang terganggu, memang memberi situasi klinis adanya masalah di pembuluh darah otak yang mensuplai bagian syaraf tersebut. Harusnya bagi penderita hipertensi saat kesemutan terjadi harus mengambil langkah serius, jauh lebih serius dibandingkan pusing atau sakit kepala.9Memang tidak semua hipertensi bisa menyebabkan serangan stroke, namun prevalensinya menjadi sangat tinggi. Boleh jadi hipertensi bisa menyebabkan gagal ginjal, serangan jantung, gagal jantung, namun untuk stroke bisa menjadi sangat besar resikonya. Biasanya masalah pengetahuan akan kesehatan diri dan tanda-tanda serangan stroke yang tidak dimengerti membuat penyakit hipertensi menjadi sangat berbahaya bagi terjadinya stroke.9

BAB IIIKESIMPULANHipertensi merupakan faktor resiko stroke yang potensial . Hipertensi dapat mengakibatkan pecahnya maupun menyempitnya pembuluh darah otak. Apabila pembuluh darah otak pecah maka timbullah perdarahan otak dan apabila pembuluh darah otak menyempit maka aliran darah ke otak akan terganggu dan sel sel otak akan mengalami kematian. Obat antihipertensi tidak diberikan untuk menormalkan tekanan darah ,tetapi hanya mengurangi tekanan darah sampai batas tertentu sesuai protocol pengobatan.Terapi dengan obat antihipertensi diberikan pada stroke hemoragik bila tekanan darah sistolik >180 mmHg dan diastolic >110 mmHg . pada stroke non hemoragik diberikan obat antihipertensi bila tekanan da rah sistolik >220 mmHg dan diastolic >120 mmHg. Target penurunan tekanan darah adalah 10 % - 20 % dari tekanan darah awal.Ada 5 golongan obat antihipertensi yang dapat digunakan untuk penurunan tekanan darah pada stroke , diantaranya diuretic, ACE inhibitor, angiontensin reseptor blocker,calcium channel blocker dan beta blocker. Pemilihan obat pada penangganan stroke akut baik stroke perdarahan maupun stroke iskemik, obat yag biasanya menjadi pilihan adalah golongan beta blocker (labetalol) dan golongan calcium channel blocker (nikardipin dan diltiazem). Golongan calcium channel blocker juga mempunyai sifat anti vasopasme jadi merupakan pilihan terapi pada stroke karena perdarahan subaraknoid. Pada stroke akut sebaiknya digunakan obat parenteral sehingga pemberiannya dapat dikontrol dan diatur sesuai dengan keadaan tekanan darah pasien.

DAFTAR PUSTAKA

1. Price, Sylvia dan Lorraine M. Wilson, 1995, Patofisiologi : Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit, Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC.2. Dipiro. Joseph, etal.2005. Pharmacotherapy : A pathophysiologi Approach, Sixth Edition. the Mc Graw-Hill Companies. United states Of America.3. Kumar dan Robbins, 2007, Buku Ajar Patologi, Edisi 7, Volume 2, Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC.4. Kumar dan Robbins. 1995. BUKU AJAR PATOLOGI II EDISI 4. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC.5. Moerdowo, 1984, Masalah Hipertensi, Jakarta : Penerbit Bhratara Karya Aksara.Sidharta, Priguna.Tata Pemeriksaan Klinis dalam Neurologi. Dian Rakyat :Jakarta.20056. Sjaifoellah, Noer, HM. 1996. Buku Ajar ILMU PENYAKIT DALAM. Jakarta : Balai Penerbit FKUI.7. The Seventh Report Of The Joint National Committee On Prevention, Detection, Evaluation And Treatment Of High Blood Pressure (JNC 7), 2003.W. Sudoyo, Aru, dkk, Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, Jilid III, Edisi IV, Jakarta : Pusat Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.8. Wilson, Price. 2003. PATOFISIOLOGI : KONSEP KLINIS PROSES-PROSES PENYAKIT EDISI 6, VOL 2. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC.9. Guedellin stroke edisi revisi. Kelompok studi stroke perhimpunan dokter spesialis syaraf Indonesia. 2007.10. Sari IM. Rasionalitas penggunaan obat anti hipertensi pada penderita stroke di instalansi rawat inap rumah sakit umum daerah. Dr. M. Ashari Pemalang. Surakarta: 2009

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh. Alhamdulillahirabbilalamin, banyak nikmat yang Allah berikan, tetapi sedikit sekali yang kita ingat. Segala puji hanya layak untuk Allah Tuhan seru sekalian alam atas segala berkat, rahmat, taufik, serta hidayah-Nya yang tiada terkira besarnya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah dengan judul Patofisiologi dan Penatalaksanaan Stroke Pada Hipertensi. Dalam penyusunannya, penulis memperoleh banyak bantuan dari berbagai pihak, karena itu penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah memberikan dukungan, kasih, dan kepercayaan yang begitu besar. Dari sanalah semua kesuksesan ini berawal, semoga semua ini bisa memberikan sedikit kebahagiaan dan menuntun pada langkah yang lebih baik lagi. Meskipun penulis berharap isi dari makalah ini bebas dari kekurangan dan kesalahan, namun selalu ada yang kurang. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar skripsi ini dapat lebih baik lagi. Akhir kata penulis berharap semoga makalah ini bermanfaat bagi semua pembaca.Medan,September 2014Hormat saya,

Penulis

iDAFTAR ISI

KATA PENGANTARiDAFTAR ISIii

BAB IPENDAHULUAN11.1 Latar Belakang Masalah11.2 Perumusan Masalah21.3 Tujuan Penulisan2

BAB IIPEMBAHASAN32.1 Hipertensi32.1.1Definisi32.1.2Klasifikasi42.1.3Etiologi42.1.4Patogenesis72.1.5Patofisiologi hipertensi pada stroke akut82.1.6 Penanganan hipertensi pada stroke perdarahan intraserebralAkut 82.1.7Penatalaksanaan Hipertensi92.1.8 penatalaksanaan umum upaya mengurangi stroke pada pasien hipertensi.. 122.2Stroke142.2.1Definisi142.2.2Patofisiologi Stroke152.2.3Faktor Penyebab Stroke162.3Hubungan Hipertensi dan Stroke16BAB IIIKESIMPULAN. .19DAFTAR PUSTAKA20

MAKALAHPATOFISIOLOGI DAN PENATALAKSANAAN HIPERTENSI PADA STROKE

DISUSUN OLEH :SETIA BUDI101001224

PEMBIMBING :dr. DALTON SILABAN Sp.S

DEPARTEMENT NEUROLOGIRSUD. DR. H. KUMPULAN PANETEBING TINGGI201423