KECENDERUNGAN DAN FAKTOR-FAKTOR YANG ...berbobot tentang masa depan. Sukses buat kalian semua! 22....
Transcript of KECENDERUNGAN DAN FAKTOR-FAKTOR YANG ...berbobot tentang masa depan. Sukses buat kalian semua! 22....
KECENDERUNGAN DAN FAKTOR-FAKTOR YANG
MEMENGARUHI PERILAKU ASERTIF PADA MAHASISWA
YANG AKTIF BERORGANISASI DI KAMPUS
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana
Psikologi Program Studi Psikologi
Disusun oleh:
Antonia Ita Verina
149114028
PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2019
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
I
I
I
I
I
i
SKRIPSI
KECEI\IDERI]NGAI\T DAIY FAKTOR-F'AKTOR YANG MEMENGARTII{I
PERILAKU ASERTIF PADA MAIIASISWA YAI\IG AKTIF'
BERORGAIVSASI DI KAMPUS
Dosen Pembimbing,
Tanggal: Z? JAN ?0lg
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
SKRIPSI
KECENDERUNGAI\ I}AN F'AKTOR.F'AKTOR YANG MEMENGARUHI
PERILAKU ASERTIF'PADA MAHASISWA YANG AKTIF'
SERSRSAITISASI I}I KAMPUS
Sisusun oleh:
Antanialta Verina
14911
Telah dip enguji
Pada Tang phi syarat
Pengrrji I
Penguji II
Penguji III
: Prof. A.
: P. Fnenri
ffi,tiJll{llsFakultas Psikologi
Universitas Sanata Dharma
Dekan,
KffSftrani,
\#4fua,PhD H Wffi.@.
;"%ksPsi,M:*ffiffiYruKffi@"
l{l;t ls 1'L'll1 6olelt'tAtfl
Kristiyani, M.Psi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
HALAMAN MOTTO
“Jika lelah isitirahatlah, tapi jangan sekali-kali mencoba untuk menyerah dan putus asa” -Anonim-
“Janganlah hendaknya kamu kuatir tentang apa pun juga, tetapi nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu kepada
Allah dalam doa dan permohonan dengan ucapan syukur.”
(Filipi 4:6)
“Serahkanlah perbuatanmu kepada TUHAN, maka terlaksanalah segala rencanamu.” (Amsal 16:3)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
HALAMAN PERSEMBAHAN
Karya ini kupersembahkan untuk:
Tuhan Yesus Kristus yang selalu menjadi jalan dan terang untuk hidupku,
Bunda Maria yang selalu menguatkan disaat ku lelah dan ingin menyerah.
Bapak Ibu yang kuyakin tidak pernah lelah mendoakan dan mencintaiku selama
berproses.
Untuk kedua kakakku, Mas Bayu dan Mas Rio
Makasih buat kesabarannya untuk mendukungku selama ini.
Orang-orang terkasih dan juga semua sahabat-sahabat yang sudah percaya
bahwa aku mampu melewatinya, serta
Semua pihak yang telah membantu dan mendukung proses pengerjaan skripsi
ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PERIIYATAAN KEASLIAI\ KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak
memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam
kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya sebuatr karya ilmiah.
Yogy akarta, 22 Januari 2019
Penulis,
Antonia Ita Verina
V1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
KECENDERUNGAN DAN FAKTOR-FAKTOR YANG
MEMENGARUHI PERILAKU ASERTIF PADA MAHASISWA
YANG AKTIF BERORGANISASI DI KAMPUS
Antonia Ita Verina
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan tentang kecenderungan
perilaku asertif serta faktor-faktor yang memengaruhi perilaku asertif pada
mahasiswa yang aktif berorganisasi di kampus. Jenis penelitian ini adalah
deskriptif kualitatif. Metode pengambilan data yang digunakan yakni wawancara
semi terstruktur. Partisipan penelitian ini adalah enam mahasiswa berusia antara
19-23 tahun yang aktif berorganisasi di kampus. Penelitian ini menggunakan
desain analisis isi kualitatif (AIK) dengan pendekatan deduktif untuk menjawab
pertanyaan kecenderungan perilaku asertif dan pendekatan induktif untuk
menjawab pertanyaan faktor-faktor yang memengaruhi perilaku asertif. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa partisipan memiliki kecenderungan perilaku
asertif yang relatif tinggi adapula partisipan yang memiliki kecenderungan
perilaku asertif relatif rendah. Secara keseluruhan, semua partisipan memiliki
kecenderungan untuk berperilaku asertif. Faktor-faktor yang memengaruhi
perilaku asertif responden meliputi faktor internal dan eksternal. Fakor internal
yang tampak yakni konsep diri dan harga diri, sedangkan faktor eksternal yakni
tempat organisasi, kebudayaan, sumber daya manusia, pengalaman organisasi,
serta dukungan dari partner organisasi.
Kata Kunci: Perilaku asertif, faktor-faktor memengaruhi perilaku asertif,
organisasi, mahasiswa aktif,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
THE TENDENCIES AND FACTORS INFLUENCING THE
ASSERTIVE BEHAVIOUR ON ORGANIZATIONAL ACTIVE
STUDENTS IN THE CAMPUS
Antonia Ita Verina
ABSTRACT
This research aims to draw the tendencies on the assertive behaviour as well as
factors which influence the tendencies on organizational active students. This
research is included into descriptive qualitative research. The method of data
collection was semi-structured interview. The partisipants of this research were
six organizational active university students whose ages are 19 up to 23 in the
campus. This research employed qualitative content analysis with the deductive
approach to answer the question on tendencies of the assertive behaviour and
inductive approach to answer the question on factors which influence the
assertive behaviour. The results showed that there were partisipants who had
relatively high-rate tendencies on the assertive behaviour and partisipants who
had relatively low-rate tendencies on the assertive behaviour. Overall, all of the
partisipants have tendencies to act assertively. The factors which influence the
assertive behaviour of the respondents cover internal and external factors. The
visible internal factors are self-concept and self esteem, while the external factors
are the organization, culture, human resources, organization experience, and
supports from the partners in the organizations.
Keywords: active students, assertive behaviour, factors influencing the assertive
behaviour, organization.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LEMBAR PERI\IYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ILMIAH UNTUK
KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma
Nama : Antonia Ita Verina
NomorMahasiswa :149114028
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya mernberikan kepada Perpustakaan
Universitas Sanata Dharma karya Ilmiah saya yang berjudul:
Kecenderungan dan Faktor-Faktor yang Memengaruhi Perilaku
Asertif pada Mahasiswa yang Aktif Berorganisasi di Kampus
Beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan dernikian, saya memberikan
kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan,
mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya di intemet atau media lain
untuk kepentingan akademis tanpa perlu merninta izin dari saya maupun
mernberikan royalty kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai
penulis.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya.
Dibuat di : Yogyakarta
Pada tanggal :22 Januai20l9
Yang menyatakan,
1X
(Antonia Ita Verina)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas
segala berkat dan penyertaan-Nya sehingga penulis mampu melalui segala proses
pengerjaan skripsi hingga pada akhirnya dapat terselesaikannya sebuah karya ini.
Tentu hal ini tidak lepas dari kasih Tuhan yang Ia tunjukkan melalui kehadiran
orang-orang terkasih yang telah membantu dan mendukung proses pengerjaan ini.
Oleh sebab itu, penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada:
1. Ibu Dr. Titik Kristiyani, M.Psi. selaku Dekan Fakultas Psikologi
Universitas Sanata Dharma.
2. Ibu Monica Eviandaru Madyaningrum, Ph.D. selaku Ketua Program
Studi Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma.
3. Romo Dr. Priyono Marwan, S.J., dan Bapak Paulus Eddy Suhartanto,
M.Si. selaku Dosen Pembimbing Akademik yang selalu mendampingi
dan memberi arahan selama menjalani masa perkuliahan.
4. Ibu Dr. Titik Kristiyani, M.Psi. selaku Dosen Pembimbing Skripsi.
Terimakasih saya ucapkan atas segala kesabaran, tenaga, dan waktu
yang telah diberikan serta kesediaannya untuk membimbing,
memberikan masukan, serta arahan dalam proses pengerjaan skripsi.
5. Bapak Albertus Harimurti, S.Psi., M.Hum atau Mas Ucil, terima kasih
untuk bimbingan dan bantuannya selama proses revisi, dan terima
kasih sudah mau di buru-buru Mas, hehe.
6. Bapak/Ibu dosen dan staff karyawan Fakultas Psikologi Universitas
Sanata Dharma yang telah memberikan pengetahuan, pelajaran, dan
pengalaman berharga selama saya menempuh pendidikan.
7. Teman-teman partisipan penelitian. Terima kasih karena telah
meluangkan waktu dan dukungannya untuk membantu penulis dalam
proses pengambilan data. Semoga Tuhan membalas kebaikan kalian.
8. Bapak dan Ibu terkasih selaku orangtua penulis. Terima kasih karena
selalu mendukung dan menyebutku di dalam setiap doa. Terima kasih
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
untuk kepercayaan, harapan, dan kasih yang telah kalian berikan
selama ini.
9. Mas Bayu dan Mas Rio, selaku kakak penulis. Terima kasih atas
kesabaran dan dukungan selama ini. Meskipun jauh di mata, namun
dukungan kalian penulis rasakan.
10. Dimas Ikhlasul Amal Riyanto, yang sudah merangkap sebagai sahabat,
kakak, saudara, dan partner terbaik. Terima kasih atas segala support,
kasih, bantuan, dan motivasinya selama ini. Terima kasih pula karena
sudah bersedia meluangkan waktu, tenaga, dan pikirannya serta
percaya bahwa penulis pasti dapat melalui proses ini. Sukses untuk
skripsi dan masa depanmu!
11. Ivena Karin, selaku sahabat dan partner dalam segala hal. Terima kasih
karena selalu positif dalam menanggapi segala kejadian sehingga
penulis mampu untuk memandang tiap masalah dari persepsi yang
berbeda. Terima kasih juga untuk selalu ada sehingga penulis tidak
merasa berjalan seorang diri. Sukses untuk karirmu!
12. Theresia Resty Kusuma Ningrum, selaku sahabat penulis yang sudah
menemani sejak semester pertama sampai saat ini. Terima kasih karna
sudah menjadi diri sendiri dalam berteman dan selalu hadir memberi
keceriaan serta semangat bagi penulis. Tuhan besertamu.
13. Anatasia Fernanda Harlin, yang udah jadi sahabat dan “teman tidur”
penulis. Terima kasih, Nan, karna mu aku belajar banyak tentang
kehidupan, percintaan, dan juga kesabaran. Ayo foto studio bareng ya!
14. Myisha Felicia Elisabeth, selaku sahabat penulis. Terima kasih untuk
kebaikanmu dan untuk konsultasi gratisnya tentang berbagai macam
obat dan penyakit. Sukses buat karirmu selanjutnya ya! GBU
15. Maria Dhea Sani, partner makan, partner kegereja, nyekrip, kemana-
mana dan ngapain aja. Makasih sudah setia menemani disaat sedang
lelah dan galau. Ayo to, jangan nglokro garap skripsinya!
16. Devina Putri Mahardika, selaku si inem penulis (ups). Terima kasih
untuk kebaikannya selama ini dan yang selalu peka saat penulis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
membutuhkan bantuan. Sukses buat skripsi dan semoga segera
mendapatkan pendamping ya!
17. Yus, Vanio, Denta, Lia, Rani, Rias, Venta, Chacha, dan teman-teman
Bu Titik squad lainnnya. Makasih karna kalian sudah membagikan
ilmu, menemani, dan teman diskusi penulis selama melalui proses
skripsi ini.
18. Mbak Ayu dan Mbak Yesi yang selalu penulis repotkan di tiap
semester. Terima kasih untuk segala ilmu dan pengalaman yang boleh
penulis rasakan selama ini. Sukses untuk jalan masing-masing yah!
19. Teman-teman psikologi angkatan 2014, khususnya kelas C. Terima
kasih untuk pengalaman selama kurang lebih 4,5 tahun ini dan atas
segala dukungan yang boleh penulis rasakan. Sukses untuk kita ya!
20. Teman-teman Kos Kinasih 1, terutama Catherine Dewi, Denty Aprilia,
dan Anastasia Noor. Makasih sudah menjadi tetangga yang baik dan
teman berbagi segala hal. Terima kasih juga karena sudah ada selama
24 jam untuk kudatangi kapanpun. Semoga pertemanan tetap terjalin
ya! GBU
21. Biro Psikologi “Detail Consulting” yang sudah memberikan
kesempatan bagi penulis untuk memiliki pengalaman berharga dan
merasakan dunia kerja. Terima kasih untuk kerja samanya selama ini
dan juga untuk obrolan-obrolan yang mulai dari gak mutu sampai
berbobot tentang masa depan. Sukses buat kalian semua!
22. Teman-teman UKF Paduan Suara Angel’s Voice, terima kasih untuk
pengalamannya dan keakraban yang pernah dirasakan. Semoga tetap
suka untuk menyumbangkan suara emas kalian untuk orang banyak ya.
23. Teman-teman Komunitas Paingan yang permah menjadi bagian untuk
berbagi pengalaman rohani.
24. Semua anggota dan pengalaman selama kepanitiaan yang pernah
penulis ikuti. Terima kasih karena sudah memperkenalkan banyak hal
baru dan percaya pada penulis untuk memegang suatu divisi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
25. Semua teman-teman seperjuangan dan yang pernah menemani
mengerjakan skripsi bersama dan menjadi teman berdiskusi, serta
semua pihak yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu, terima kasih
atas segala bantuan dan dukungannya selama ini. Semoga Tuhan
membalas kebaikan kalian.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
sebab itu, dengan terbuka penulis menerima segala bentuk kritik dan saran dari
pembaca untuk perbaikan skripsi ini. Semoga skripsi ini memberikan manfaat
bagi pembaca. Terima kasih
Penulis
Antonia Ita Verina
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ................................................................................. i
HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING ......................... ii
HALAMAN PENGESAHAN ................................................................... iii
HALAMAN MOTTO ............................................................................... iv
HALAMAN PERSEMBAHAN................................................................ v
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA .............................. vi
ABSTRAK ................................................................................................ vii
ABSTRACT ................................................................................................ viii
HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH ............. ix
KATA PENGANTAR .............................................................................. x
DAFTAR ISI ............................................................................................. xiv
DAFTAR GAMBAR ................................................................................ xvii
DAFTAR TABEL ..................................................................................... xviii
BAB I. PENDAHULUAN ........................................................................ 1
A. LATAR BELAKANG.................................................................. 1
B. RUMUSAN MASALAH ............................................................. 9
C. TUJUAN PENELITIAN .............................................................. 9
D. MANFAAT PENELITIAN .......................................................... 10
1. Manfaat Teoritis .................................................................... 10
2. Manfaat Praktis ..................................................................... 10
BAB II. LANDASAN TEORI .................................................................. 11
A. ASERTIF ...................................................................................... 11
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
1. Definisi Asertif ...................................................................... 11
2. Perbedaan Perilaku Tidak asertif, Asertif, dan Agresif......... 12
3. Aspek-aspek Perilaku Asertif ................................................ 14
4. Faktor-faktor yang Memengaruhi Perilaku Asertif ............... 15
5. Manfaat Perilaku Asertif ....................................................... 19
B. MAHASISWA ............................................................................. 20
C. ORGANISASI .............................................................................. 22
D. KERANGKA BERPIKIR ............................................................ 23
BAB III. METODE PENELITIAN ........................................................... 29
A. FOKUS PENELITIAN ............................................................... 29
B. JENIS DAN DESAIN PENELITIAN .......................................... 29
C. PARTISIPAN ............................................................................... 30
D. PERAN PENELITI ...................................................................... 30
E. METODE PENGUMPULAN DATA .......................................... 31
F. METODE PEREKAMAN DATA ............................................... 35
G. ANALISIS DATA........................................................................ 35
H. KREDIBILITAS .......................................................................... 37
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ................................................. 40
A. PROSES PENGAMBILAN DATA ............................................. 40
1. Proses Penelitian ................................................................... 40
2. Proses Pengambilan Data ...................................................... 41
3. Demografi Partisipan ............................................................ 42
4. Latar Belakang Partisipan ..................................................... 42
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvi
a. Latar Belakang CADS ..................................................... 42
b. Latar Belakang TBWP ..................................................... 43
c. Latar Belakang RP ............................................................ 43
d. Latar Belakang ETK ......................................................... 44
e. Latar Belakang DKA ........................................................ 45
f. Latar Belakang V .............................................................. 45
B. HASIL PENELITIAN .................................................................. 46
1. Kecenderungan Perilaku Asertif ........................................... 46
2. Faktor-Faktor yang Memengaruhi ........................................ 60
C. PEMBAHASAN .......................................................................... 72
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN ................................................... 83
A. KESIMPULAN ............................................................................ 83
B. KETERBATASAN PENELITIAN .............................................. 84
C. SARAN ........................................................................................ 85
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................... 87
LAMPIRAN .............................................................................................. 92
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvii
DAFTAR GAMBAR
Skema Kerangka Berpikir ......................................................................... 28
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xviii
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Protokol Wawancara .................................................................... 33
Tabel 2. Matriks Kategorisasi .................................................................... 34
Tabel 3. Pelaksanaan Penelitian ................................................................. 41
Tabel 4. Demografi Partisipan ................................................................... 42
Tabel 5. Kesimpulan Kecenderungan Perilaku Asertif .............................. 59
Tabel 6. Ringkasan Faktor-Faktor yang Memengaruhi Perilaku Asertif ... 70
Tabel 7. Ringkasan Faktor-Faktor yang Memengaruhi Perilaku Tidak Asertif
.............................................................................................................. 71
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Pada umumnya, tujuan utama mahasiswa di Perguruan Tinggi adalah
untuk mencari ilmu sesuai dengan bidang atau jurusan yang diambil. Tetapi,
selain ilmu akademis yang dicari, mahasiswa juga dapat mengembangkan
bakat, minat, dan kemampuan lain melalui kegiatan kokurikuler maupun
ekstrakurikuler. Kegiatan yang dimaksud dapat diperoleh melalui organisasi
kemahasiswaan, seperti kegiatan dalam upaya perbaikan kesejahteraan
mahasiswa dan kegiatan sesuai dengan minat dan kegemarannya (SK Menteri
Pendidikan Nasional dan Kebudayaan No.155/U/1998). Mahasiswa yang aktif
dalam organisasi kemahasiswaan harus dapat bekerja secara aktif untuk
mendorong pelaksanaan berbagai kegiatan di organisasi dalam kampusnya.
Survei awal yang dilakukan peneliti kepada 114 responden mahasiswa
yang aktif berorganisasi berusia 18 sampai 25 tahun dari enam perguruan
tinggi negeri dan swasta di Yogyakarta, menunjukkan sebanyak 22,8%
mahasiswa aktif berorganisasi cenderung diam dan kurang aktif dalam
menyampaikan pendapat saat rapat. Beberapa alasan mahasiswa yang memilih
untuk diam saat rapat antara lain akan mendengarkan pendapat anggota lain
terlebih dahulu, masih belum tahu pendapat yang sesuai, kurang memahami
isu dan topik yang sedang dibahas, tidak mau jika dianggap “sok” oleh
mahasiswa lain, malu, gugup, takut salah, serta melihat situasi terlebih dahulu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
sebelum berani mengungkapkan pendapat. Beberapa perilaku tersebut
menurut Alberti dan Emmons (2002) sesuai dengan ciri-ciri dari perilaku non-
asertif yaitu individu cenderung menyangkali ekspresi dirinya, tidak
menunjukkan perasaan sesungguhnya, cemas, dan mengikuti pilihan orang
lain dalam memilih.
Fenomena lain yang terkait dengan mahasiswa dan organisasi tentang
perilaku untuk menyampaikan ide yakni kejadian yang terjadi pada Jumat, 7
Juli 2017 seperti yang dilaporkan oleh Hakim (2017) bahwa pertemuan antara
BEM UI dan ITB dengan Panitia Khusus Angket KPK yang berujung ricuh
dari kedua belah pihak. Fenomena lain yang terjadi yakni berita yang sedang
hangat di awal tahun 2018. Berita tersebut salah satunya ditulis oleh
Ihsanuddin (2018) tentang ketua BEM UI yang nekat memberikan kartu
kuning pada presiden Jokowi untuk dapat menyampaikan aspirasinya yang
pada akhirnya harus diamankan oleh Paspampres. Kedua fenomena tersebut
menunjukkan bahwa masih ada mahasiswa dalam suatu organisasi yang belum
mampu menyampaikan aspirasi dengan baik. Mahasiswa cenderung
memaksakan pendapat dan melakukan tindakan ekspresi yang cenderung
agresif saat musyawarah jika tidak sesuai dengan keinginan. Mahasiswa
tersebut cenderung merugikan orang lain yakni lembaga yang bersangkutan
dan organisasinya sendiri karena pada akhirnya ditolak untuk diadakan
musyawarah dan diamankan.
Fenomena-fenomena tersebut menurut Alberti dan Emmons (2002)
tergolong dalam pengungkapan ekspresi agresif di mana individu dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
perilaku agresif akan mencapai tujuan diri sendiri dengan merugikan,
menyakiti, dan merendahkan orang lain. Hal tersebut menyimpang dari
perilaku yang seharusnya yakni dengan mampu mengekspresikan diri tanpa
mengabaikan hak orang lain (Alberti & Emmons, 2002) agar organisasi dapat
menjadi wadah bagi mahasiswa untuk menyampaikan idenya. Dengan kata
lain, fenomena-fenomena tersebut menunjukkan perilaku tidak asertif.
Konteks dari penelitian ini adalah mahasiswa yang aktif berorganisasi
dalam lingkup organisasi yang berada di kampus di mana mereka kuliah. Surat
Keputusan Menteri Pendidikan Nasional dan Kebudayaan No.155/U/1998
tentang Pedoman Umum Organisasi Kemahasiswaan menyatakan bahwa
organisasi kemahasiswaaan memiliki kedudukan resmi di lingkungan
perguruan tinggi. Organisasi kemahasiswaan intra perguruan tinggi yang
dibentuk pada tingkat perguruan tinggi yakni Badan Eksekutif Mahasiswa
Universitas (BEMU) dan Dewan Perwakilan Mahasiswa Universitas (DPMU).
Pada tingkat fakultas yaitu Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas (BEMF) dan
Dewan Perwakilan Mahasiswa Fakultas (DPMF), serta tingkat jurusan yakni
Himpunan Mahasiswa Program Studi (HMPS), dan Himpunan Mahasiswa
Jurusan (HMJ). Terdapat pula organisasi yang dibentuk berdasarkan minat dan
bakat mahasiswa yang tergabung di dalamnya yang disebut sebagai Unit
Kegiatan Mahasiswa (UKM).
Robbins (1994) menjelaskan bahwa organisasi merupakan suatu kelompok
sosial yang dikelola secara sadar dengan cara bekerja untuk mencapai tujuan
bersama. Montero (2010) juga menjelaskan bahwa lingkungan organisasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
merupakan tantangan untuk menjalin interaksi sosial. Organisasi
kemahasiswaan merupakan wahana dan sarana pengembangan diri mahasiswa
ke arah integritas kepribadian, peningkatan kepemimpinan, penalaran, minat,
kegemaran, dan kesejahteraan mahasiswa dalam kehidupan kemahasiswaan di
perguruan tinggi. Pelaksanaan dalam organisasi kemahasiswaan dilengkapi
dengan struktur, mekanisme, fungsi, prosedur, program kerja, dan elemen
lainnya yang memiliki fungsi untuk mengarahkan seluruh potensi yang ada
dalam organisasi pada tujuan atau cita-cita akhir yang ingin dicapai (Leny &
Suyasa, 2006).
Leny dan Suyasa (2006) menjelaskan bahwa mahasiswa yang aktif
berorganisasi memiliki kesempatan lebih besar untuk dapat berinteraksi
dengan individu lain dibandingkan dengan mahasiswa yang tidak aktif
berorganisasi. Dalam organisasi, mahasiswa dilatih untuk memiliki sikap
inisiatif, asertif, terbuka, dan empati. Hal tersebut membuat mahasiswa yang
aktif berorganisasi dapat terlatih secara sosial dan lebih kompeten dalam
menghadapi situasi interpersonal, serta dapat mengembangkan keterampilan
dalam menyelesaikan konflik antar individu maupun dalam organisasi. Putri
(2015) juga menjelaskan bahwa selain melatih kemampuan berelasi yang baik,
keaktifan berorganisasi juga dapat melatih mahasiswa untuk dapat membagi
waktu antara kegiatan organisasi dengan kegiatan akademik. Kendati
demikian, terdapat pula mahasiswa yang kurang mampu untuk membagi
waktu antara organisasi dan akademik yang dapat berdampak kurang baik
terhadap prestasi akademik yang didapatkan (Caesari, Anita, & Ariati, 2013).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
Mahasiswa yang aktif dalam organisasi memiliki beberapa keuntungan
yang tidak didapatkan mahasiswa lain yang tidak mengikuti organisasi. Salah
satu keterampilan yang dilatih dalam aktif berorganisasi yaitu perilaku asertif.
Akan tetapi, berdasarkan fenomena-fenomena yang sudah dijelaskan
sebelumnya, dapat ditunjukkan bahwa masih terdapat mahasiswa anggota
organisasi yang belum menunjukkan perilaku asertif. Perilaku yang
ditunjukkan cenderung ke arah tidak asertif dan agresif.
Perilaku asertif merupakan perilaku mengungkapkan dan mengekspresikan
maksud secara jujur, percaya diri, dan terbuka dengan tetap menghargai hak
serta perasaan diri sendiri maupun orang lain. Menurut Alberti dan Emmons
(2002) terdapat tiga perilaku dalam mengungkapkan dan mengekspresikan diri
yaitu tidak asertif, agresif, dan asertif. Tidak asertif merupakan tipe perilaku
menyangkal dalam pengungkapan diri. Perilaku agresif merupakan salah satu
bentuk ekspresi diri yang berusaha mencapai suatu tujuan tertentu dengan
mengorbankan orang lain. Perilaku asertif merupakan salah satu dari tiga gaya
perilaku ekspresi diri manusia, yang terletak di antara perilaku pasif dan
agresif (Amalia, 2014). Perilaku asertif dapat dipelajari dan bersifat dapat
berubah bagi setiap orang. Oleh karena itu, perilaku asertif dapat berkembang
sesuai dengan pengalaman yang didapatkan oleh masing-masing individu
(Alberti & Emmons, 2002).
Penelitian yang sudah dilakukan tentang perilaku asertif digolongkan
dalam dua tujuan, yakni untuk mengetahui faktor penyebab yang
memengaruhi dan dampak yang terjadi akibat perilaku asertif. Beberapa faktor
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
penyebab perilaku asertif yaitu terlihat pada penelitian Amalia (2014)
didapatkan hasil bahwa konsep diri yang positif dapat menjadikan individu
mampu untuk membuat keputusan, percaya dan yakin pada diri sendiri, serta
mampu untuk mengungkapkan kesetujuan maupun ketidaksetujuannya.
Terdapat pula penelitian oleh Alayi, Khamen, dan Gatab (2011); Anjar dan
Satiningsih (2013); dan Sriyanto, Abdulkarim, Zainun, dan Maryani (2014)
yang menjelaskan bahwa pola asuh orangtua merupakan salah satu faktor
penyebab seseorang memiliki perilaku asertif. Konteks sosial dan pendidikan
juga merupakan faktor penyebab perilaku asertif. Provinsi tempat tinggal,
tingkat pendidikan, dan usia, memiliki pengaruh yang kecil terhadap perilaku
asertif pada remaja. Akan tetapi, hal-hal tersebut sering dijumpai dalam
kehidupan sehari-hari (Castedo, Juste, & Alonso, 2015).
Selain faktor penyebab dari hasil penelitian, ditemukan pula dampak dari
perilaku asertif. Perilaku asertif berdampak pada penurunan kecemasan sosial
seseorang (Misnani, 2016; Rizki, Sukarti, & Uyun, 2015). Pada penelitian
tersebut diperoleh hasil tentang diperlukannya pelatihan perilaku asertif untuk
dapat meningkatkan kemampuan dalam mengungkapkan apa yang dirasakan,
dialami, dan dipikirkan seseorang. Hal tersebut berguna untuk membantu
penyesuaian diri yang adaptif dalam mengatasi kecemasan, kesulitan sosial,
dan emosional. Penelitian lain menjelaskan bahwa perilaku asertif dapat
meningkatkan keterampilan dalam pemecahan masalah. Hal tersebut terjadi
karena perilaku asertif memungkinkan untuk dapat mengembangkan
keterampilan sosial lainnya yang salah satunya adalah kemampuan pemecahan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
masalah. Dengan memiliki perilaku asertif maka individu dapat memanfaatkan
peluang untuk berhasil dalam kehidupan sosial dan memiliki kemampuan
komunikasi yang baik (Guven, 2010).
Selain pengaruh positif dari perilaku asertif, terdapat pula dampak yang
terjadi akibat kurangnya perilaku asertif. Penelitian sebelumnya menjelaskan
bahwa kurangnya perilaku asertif yang dimiliki individu dapat memengaruhi
kesehatan mental serta kecenderungan mengalami depresi (Khan, 2012;
Pourjali & Zarnaghash, 2010). Pada penelitian tersebut dijelaskan bahwa
individu yang tidak asertif cenderung pemalu, tertutup, dan tidak dapat
menyatakan keinginannya. Orang yang tidak asertif kurang dapat
mengungkapkan keinginan dan perasaannya sehingga kurang mendapat
dukungan sosial serta masukan dari orang lain. Orang yang tidak asertif
kurang memiliki sumber daya manusia yang dapat diandalkan untuk
mengatasi masalah ataupun stress yang sedang dihadapinya. Hal tersebut
dapat memicu dampak negatif lain yang menimbulkan kerugian bagi diri
sendiri maupun orang-orang sekitarnya. Rendahnya perilaku asertif juga dapat
berdampak pada kecenderungan untuk melakukan kenakalan remaja (Sriyanto,
Abdulkarim, Zainun, dan Maryani, 2014). Remaja yang kurang mampu untuk
bersikap asertif, cenderung kurang kuat pendiriannya sehingga mudah
terjerumus pada hal-hal yang negatif. Oleh sebab itu, perilaku asertif sangat
penting untuk dimiliki karena memberikan dampak-dampak yang positif dan
meminimalkan munculnya dampak-dampak negatif bagi individu.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
Berdasarkan penelitian-penelitian mengenai perilaku asertif yang telah
dilakukan, rata-rata peneliti ingin melihat dampak yang terjadi terkait perilaku
asertif yang dilakukan, yaitu kecemasan sosial, pemecahan masalah, kesehatan
mental, kenakalan remaja, dan lain-lain. Penelitian lainnya juga hanya melihat
tinggi rendahnya perilaku asertif pada populasi tertentu. Seperti penelitian
yang dilakukan oleh Erlinawati (2009) tentang kecenderungan perilaku asertif
pada remaja akhir di Yogyakarta. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
mahasiswa yang tersebar di berbagai perguruan tinggi Yogyakarta memiliki
perilaku asertif yang cenderung tinggi. Penelitian tersebut menjelaskan
beberapa faktor kemungkinan yang menyebabkan tingginya perilaku asertif
pada remaja akhir Yogyakarta yaitu usia, kemampuan strategi coping, serta
faktor sosial, ekonomi, dan budaya. Peneliti menjelaskan faktor-faktor tersebut
dengan melihat dari kemungkinan-kemungkinan penyebab yang sejalan
dengan teori-teori yang sudah ada sebelumnya.
Berdasarkan paparan tentang penelitian-penelitian sebelumnya, terkait
perilaku asertif, peneliti belum melihat penelitian yang membahas secara lebih
mendalam tentang bentuk-bentuk perilaku asertif pada mahasiswa dalam
konteks kegiatan organisasi kemahasiswaan. Selain itu, peneliti juga belum
melihat adanya penelitian yang bertujuan untuk mengeksplorasi faktor-faktor
yang memengaruhi perilaku asertif. Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk
meneliti tentang kecenderungan perilaku asertif secara lebih mendalam serta
mengeksplorasi faktor-faktor yang memengaruhi perilaku asertif pada
mahasiswa yang aktif berorganisasi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
Penelitian ini penting dilakukan karena dapat mengetahui tentang
kecenderungan yang dimiliki mahasiswa aktif berorganisasi dan faktor-faktor
yang memengaruhinya. Dengan mengetahui kecenderungan tersebut, maka
dapat dilakukan sebagai bahan evaluasi yang dapat dilihat dari faktor-faktor
yang memengaruhi. Harapannya, temuan dalam penelitian ini dapat
bermanfaat bagi para mahasiswa dalam upaya mengembangkan dirinya serta
memperbaiki relasi dan komunikasi dengan orang lain, khususnya dalam
berorganisasi, dengan lebih baik.
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana kecenderungan perilaku asertif pada mahasiswa yang aktif
berorganisasi di kampus?
2. Faktor-faktor apa saja yang memengaruhi perilaku asertif pada mahasiswa
yang aktif berorganisasi di kampus?
C. TUJUAN PENELITIAN
Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan kecenderungan perilaku
asertif dan faktor-faktor yang memengaruhinya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
D. MANFAAT PENELITIAN
Manfaat dari penelitian ini secara garis besar adalah sebagai berikut:
1. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah Ilmu Pengetahuan
Psikologi, khususnya pada bidang psikologi sosial dan pendidikan, tentang
pentingnya perilaku asertif bagi mahasiswa khususnya pada mahasiswa
yang aktif berorganisasi.
2. Manfaat Praktis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran bagi para
mahasiswa khususnya mahasiswa yang aktif berorganisasi untuk dapat
mengembangkan perilaku asertif berdasarkan faktor-faktor yang
memengaruhi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
BAB II
LANDASAN TEORI
A. ASERTIF
1. Definisi Asertif
Alberti dan Emmons (1986) mendefinisikan perilaku asertif
sebagai perilaku untuk menjalin suatu hubungan yang setara dengan orang
lain. Dalam berhubungan dengan orang lain diharapkan mampu bertindak
sesuai dengan kemampuan diri sendiri tanpa adanya rasa takut dan dapat
mengungkapkan secara jujur serta nyaman mengenai apa yang diinginkan
dan dirasakan. Perilaku ini juga dilakukan tanpa mengganggu dan
menyakiti orang lain. Alberti dan Emmons (2002) mengatakan bahwa
bersikap asertif dapat menunjukkan kesetaraan dalam hubungan manusia
dengan bertindak sesuai dengan kepentingan diri sendiri. Individu dapat
membela diri sendiri tanpa kecemasan, untuk mengekspresikan perasaan
dengan jujur dan nyaman guna menerapkan hak-hak pribadi tanpa
mengganggu hak-hak orang lain.
Bishop (2000) menyatakan bahwa asertif merupakan
pengungkapan maksud dengan percaya diri tanpa menunjukkan perilaku
pasif, agresif, ataupun manipulatif serta tidak mengabaikan kepentingan
diri maupun orang lain. Hartley (2005) mengartikan asertif sebagai
perilaku menangani situasi dengan menghargai perasaan dan hak-hak
orang lain maupun diri sendiri agar dapat mengungkapkan kebutuhan dan
perasaan secara terbuka dan jujur.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
Perilaku asertif memiliki pengertian yang hampir serupa dengan
keadaan psikologis lain yakni pengungkapan diri (self disclosure). Akan
tetapi, keduanya merupakan keadaan psikologis yang berbeda. Self
disclosure merupakan kemampuan untuk menyatakan dan
mengekspresikan pribadi seseorang, perasaan terdalam, fantasi,
pengalaman, dan inspirasi kepada orang lain (Omarzo dalam Rizki, 2015).
Kepercayaan diri yang dimiliki individu dalam bersikap asertif bukan
merupakan suatu bawaan melainkan diperoleh melalui pengalaman hidup
dan berkembang dari pengalaman hidup (Lauster dalam Sudardjo dan
Purnamaningsih, 2003).
Berdasarkan beberapa pengertian tersebut, peneliti menyimpulkan
bahwa perilaku asertif merupakan perilaku mengungkapkan dan
mengekspresikan maksud secara jujur, percaya diri, dan terbuka dengan
tetap menghargai hak serta perasaan diri sendiri maupun orang lain.
2. Perbedaan Perilaku Tidak Asertif, Asertif, dan Agresif
Alberti dan Emmons (2002) mengelompokkan perilaku self-
expression atau pengungkapan diri ke dalam tiga tipe yaitu tidak asertif,
asertif, dan agresif.
Alberti dan Emmons (2002) mengungkapkan bahwa individu yang
tidak asertif menunjukkan tindakan yang menyangkali ekspresi dirinya
dan tidak menunjukkan perasaan dirinya. Individu yang tidak asertif akan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
merasa disakiti dan cemas karena membiarkan orang lain bertindak bagi
mereka. Individu tersebut juga jarang dalam mencapai tujuannya sendiri.
Individu yang cenderung memiliki perilaku agresif akan mencapai
tujuannya dengan menyakiti orang lain bahkan mengorbankan orang lain.
Individu dengan perilaku agresif akan merendahkan orang lain sehingga
tidak akan mencapai tujuan tertentu (Alberti & Emmons, 2002).
Sedangkan individu dengan perilaku asertif akan mengekpresikan
perasaan secara jujur sehingga akan mencapai tujuannya (Pipas & Jaradat,
2010). Gaya komunikasi asertif merupakan pilihan terbaik untuk menjaga
hubungan dalam jangka panjang dan untuk mencapai emosi yang stabil.
Jenis komunikasi asertif dapat membuat individu menyampaikan
pendapat tanpa menjadi agresif dan tidak merasa dipermalukan.
Jadi peneliti dapat menyimpulkan bahwa terdapat tiga gaya
komunikasi yang dapat terlihat dari perilaku individu dalam
mengekspresikan diri, yaitu tidak asertif, asertif, dan agresif. Perilaku
tidak asertif dapat ditunjukkan dengan penyangkalan diri dengan menahan
diri, merasa takut dan cemas. Perilaku agresif yakni perilaku untuk
mencapai tujuan diri sendiri dengan merugikan, menyakiti, dan
merendahkan orang lain. Perilaku asertif merupakan gaya komunikasi
yang paling baik untuk menjaga hubungan jangka panjang dan mencapai
emosional yang stabil. Individu akan mengungkapkan diri secara
ekspresif untuk mencapai tujuan dirinya tanpa merugikan orang lain.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
3. Aspek-aspek Perilaku Asertif
Berikut merupakan beberapa aspek perilaku asertif yang
diungkapkan oleh Alberti dan Emmons (2002):
3.1. Tindakan menurut kepentingan diri sendiri
Meliputi kemampuan individu untuk mengambil keputusan
sesuai dengan dirinya dan memiliki inisiatif untuk mengawali
pembicaraan. Individu juga akan menetapkan tujuan yang hendak
dicapainya untuk dapat berpartisipasi dalam lingkungan sosial.
3.2. Kemampuan membela diri sendiri
Meliputi kemampuan individu untuk dapat berkata tidak
dan dapat memahami kemampuan diri sendiri baik dari segi waktu
ataupun energi. Individu juga dapat menanggapi kritik dengan
mengekspresikan diri dalam mengungkapkan pendapat.
3.3. Ekspresi perasaan secara jujur dan nyaman
Meliputi kemampuan individu dalam mengungkapkan
perasaan kurang setuju atau dukungannya, menunjukkan amarah
atau persahabatan, dan bersikap sopan tanpa rasa cemas.
3.4. Penerapan hak-hak pribadi
Meliputi kemampuan individu untuk mengakui dirinya
sebagai warga Negara, konsumen, anggota dari sebuah organisasi,
ataupun partisipan dalam sebuah peristiwa tertentu.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
3.5. Promosi dalam kesetaraan hubungan manusia
Meliputi kemampuan individu untuk dapat menempatkan
kedua belah pihak secara setara dan menjadikan setiap orang untuk
menjadi unggul tanpa ada yang merasa dirugikan.
3.6. Hak-hak orang lain tidak diabaikan
Meliputi kemampuan individu dapat mengekspresikan diri
tanpa mengkritik secara tidak adil terhadap orang lain, tanpa
mengintimidasi, tanpa manipulasi, dan tanpa mengendalikan orang
lain.
4. Faktor-faktor yang Memengaruhi Perilaku Asertif
Perilaku asertif dibentuk melalui lingkungan sosial pada masing-
masing individu karena lingkungan merupakan suatu hal yang paling
dekat dengan individu (Alberti & Emmons 1986). Ditambahkan oleh
Alberti dan Emmons (2002) serta Rathus dan Nevid (dalam Anindyajati
& Karima, 2004) tentang faktor-faktor yang memengaruhi perilaku
asertif:
4.1 Usia dan jenis kelamin
Anak kecil, remaja, dan lansia memiliki watak serta kebutuhan
yang berbeda dalam berinteraksi dengan orang lain. Burhmester
(dalam Erlinawati, 2009) menjelaskan bahwa usia merupakan salah
satu faktor yang turut menentukan perilaku asertif. Individu yang
masih kecil akan berbeda dengan remaja dalam perilaku asertif.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
Dengan bertambahnya usia remaja, maka pengalaman yang
didapatkan akan semakin bertambah dan lebih memiliki struktur
kognitif yang sudah terbentuk.
Pada umumnya wanita lebih sulit untuk bertingkah laku asertif
dalam hal mengungkapkan perasaan dan pikiran dibandingkan laki-
laki. Penelitian Septyadi (2004) menjelaskan bahwa kemampuan
asertif remaja putra lebih tinggi daripada remaja putri. Hal tersebut
karena sifat laki-laki yang maskulin, kuat, kompetitif, dan
ambisius. Laki-laki juga diajarkan untuk tidak emosional dan
mandiri. Wanita biasanya akan pemalu dari seorang pria dan
kurang suka untuk berterus terang. Penelitian terebut juga
menjelaskan bahwa tuntutan dan harapan dari masyarakat ikut
memengaruhi kepribadian antara laki-laki dan perempuan. Masing-
masing dari mereka akan berperilaku sejalan dengan harapan
masyarakat tentang perilaku yang seharusnya dilakukan tanpa
memperdulikan keyakinan pribadi. Hal inilah yang membuat
kemampuan asertif pada laki-laki lebih baik dari wanita.
4.2 Harga diri
Harga diri seseorang memengaruhi seseorang untuk melakukan
penyesuaian diri terhadap lingkungan. Seseorang yang memiliki
harga diri yang tinggi maka ia akan memiliki kekhawatiran sosial
yang rendah sehingga mampu mengungkapkan pendapat dan
perasaan dirinya tanpa merugikan dirinya maupun orang lain.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
Berdasarkan penelitian oleh Satuti (2014) didapatkan hasil bahwa
harga diri berpengaruh secara positif terhadap perilaku asertif.
Mahasiswa yang memiliki harga diri yang tinggi akan memiliki
keberanian untuk mengungkapkan pendapat tanpa takut dikritik.
Townend (dalam Satuti, 2014) menjelaskan bahwa individu yang
memiliki harga diri yang positif akan bertindak sesuai dengan
intuisi, sedangkan seseorang tanpa harga diri yang positif, maka
mereka akan takut dikritik atau dinilai oleh orang lain.
4.3 Situasi-situasi sosial
Perilaku asertif dibentuk berdasarkan lingkungan sosial
sekitarnya. Lingkungan sosial yang dimaksud dapat terdiri dari
lingkungan keluarga, sekolah, pekerjaan, dan kebudayaan.
Keluarga merupakan tempat pertama dan utama dalam segala
pendidikan formal ataupun informal. Alberti dan Emmons (2002)
menjelaskan bahwa secara umum seorang anak yang berusaha
berbicara tentang hak-haknya kepada orangtua akan mendapat
tanggapan negatif karena dianggap tidak sopan. Tanggapan
demikian membuat anak kurang baik dalam bertindak secara
asertif.
Sekolah merupakan pendidikan formal yang dipercayakan oleh
orangtua untuk perkembangan anak. Alberti dan Emmons (2002)
juga menganggap bahwa para guru kerap melarang anak untuk
bersikap asertif. Seorang anak yang memiliki sikap pendiam dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
penurut justru akan mendapatkan imbalan. Anak yang berusaha
menyampaikan hak-haknya dan melawan peraturan yang kurang
sesuai akan membuatnya dihukum secara keras. Hasil pendidikan
tersebut membuat seorang individu tidak akan melakukan sesuatu
yang dapat mengganggu jalannya sistem tempat bekerja seseorang.
Individu melakukan harapan sesuai dengan atasan sebagai
pemegang kendali sehingga memunculkan perilaku yang
cenderung tidak asertif.
Kebudayaan berperan dalam pembentukan perilaku asertif
karena memiliki norma-norma tertentu yang dimiliki oleh masing-
masing anggota masyarakat. Pada penelitian oleh Fukuyama dan
Greenfield (1983) menyatakan bahwa adanya perbedaan perilaku
asertif antara orang Asia dan Amerika pada siswa. Norma budaya
yang diterapkan mendasari dalam mengekspresikan pendapat dan
ketidaksetujuan pada individu. Orang Asia mungkin memiliki
kemampuan asertif yang lebih rendah dibandingkan orang Amerika
karena adanya nilai untuk menempatkan diri pada keselarasan dan
keharmonisan.
4.4 Tingkat Pendidikan
Seseorang yang memiliki tingkat pendidikan yang semakin
tinggi, maka akan mendapatkan wawasan berpikir yang luas. Hal
tersebut membuat seseorang memiliki kemampuan untuk
mengembangkan diri dan lebih terbuka. Penelitian oleh
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
Onyeizugbo (2003) menjelaskan bahwa partisipan di negara
Nigeria yang memiliki tingkat pendidikan lebih tinggi cenderung
lebih asertif daripada rekan kerja dengan tingkat pendidikan lebih
rendah.
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor
yang memengaruhi perilaku asertif dapat dikelompokkan menjadi dua
jenis yaitu internal dan eksternal. Faktor internal yang memengaruhi
perilaku asertif yaitu usia, jenis kelamin, konsep diri, dan tingkat
pendidikan. Adapula faktor eksternal yang memengaruhi yaitu situasi-
situasi sosial yang meliputi lingkungan keluarga, sekolah, pekerjaan, dan
kebudayaan.
5. Manfaat Perilaku Asertif
Selain faktor-faktor yang memengaruhi, terdapat pula dampak
yang terjadi akibat perilaku asertif. Menurut Cawood (dalam Paramitasari,
2011), terdapat manfaat dari perilaku asertif, yaitu:
5. 1. Menjaga proses komunikasi agar tetap lancar. Berbagai masalah tidak
dapat bisa dipecahkan dan keputusan pun juga tidak akan efektif jika
informasi yang dimiliki kurang tepat dan memadai. Hal tersebut
dapat diatasi dengan menggunakan keterampilan asertif karena
komunikasi yang terjalin akan tetap terbuka sehingga informasi baru,
pikiran-pikiran lain, serta perasaan-perasaan jujur yang mengalir
dalam komunikasi dua arah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
5.2. Membangun sikap saling menghormati. Sikap hormat merupakan
kunci bagi masukan yang berkualitas dari orang lain dan diri sendiri.
Ketika individu tidak menghormati diri sendiri ataupun orang lain
maka hal tersebut sama saja dengan tidak menghormati harga diri.
B. MAHASISWA
Menurut Sarwono (1978) mahasiswa merupakan suatu kelompok
dalam masyarakat yang memperoleh statusnya dalam ikatan dengan
perguruan tinggi. Mahasiswa untuk strata 1 (S1) pada umumnya memiliki
rentang usia 18 sampai 24 tahun. Santrock (2011) menyebutkan bahwa usia
18 sampai 25 tahun merupakan transisi dari masa remaja ke dewasa atau
sering disebut sebagai beranjak dewasa (emerging adulthood). Masa ini
ditandai dengan eksperimen dan eksplorasi, seperti mengeksplorasi jalur
karier yang ingin diambil, menentukan sikap dan perilaku yang ingin
dijalankan, gaya hidup yang dipilih, dan lain-lain.
Sisi positif seseorang memasuki dunia perkuliahan yakni mereka akan
lebih merasa dewasa, punya lebih banyak waktu untuk bergaul dengan
teman-teman, punya kesempatan yang lebih besar untuk mengeksplorasi nilai
dan gaya hidup yang beragam, dan tertantang secara intelektual oleh tugas-
tugas akademisi (Nelson dkk., dalam Santrock, 2011).
Jeffrey Arnett (dalam Santrock 2011) menjelaskan tentang lima ciri
dari emerging adulthood yaitu sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
a. Eksplorasi identitas, di mana sebagian besar individu terjadi
perubahan yang menyangkut tentang identitas.
b. Ketidakstabilan, disebabkan oleh perubahan tempat tinggal yang
sering terjadi selama masa dewasa awal. Hal tersebut menyebabkan
sering terjadinya ketidakstabilan dalam hal relasi romantis,
pekerjaan, dan pendidikan.
c. Fokus pada diri sendiri, individu pada masa beranjak dewasa
kurang terlibat dalam kewajiban sosial, melakukan tugas dan
berkomitmen terhadap orang lain, serta mengakibatkan mereka
memiliki otonomi yang besar dalam kehidupannya sendiri.
d. Merasa seperti berada di peralihan, banyak orang akan
menganggap masa beranjak dewasa bukan sebagai seorang remaja
ataupun sepenuhnya sudah dewasa dan berpengalaman.
e. Usia dengan berbagai kemungkinan, sebuah masa di mana
individu memiliki peluang untuk mengubah kehidupan mereka.
Salah satu cara dalam mengeksplorasi hal-hal baru bagi mahasiswa
yang sedang berada pada masa emerging adulthood yakni dengan mengikuti
suatu organisasi kemahasiswaan yang berada di kampus. Menurut Montero
(2010) organisasi kemahasiswaan merupakan wahana dan sarana untuk
pengembangan diri seperti minat, kegemaran, dan kesejahteraan mahasiswa
dalam kehidupan kemahasiswaan di kampus. Selain itu, mereka yang masih
berfokus pada diri sendiri akan mampu untuk memiliki kemampuan untuk
membela diri sendiri pula. Mereka akan mampu untuk memahami serta
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
menanggapi kritik atas dirinya dengan mengekspresikan diri dalam
mengungkapkan pendapat. Dengan mampu mengungkapkan pendapat
terhadap kritik atas dirinya, maka individu akan mampu untuk menjaga
proses komunikasi dengan orang lain karena terjadinya komunikasi dua arah
(Alberti & Emmons, 2002).
C. ORGANISASI
Anggota organisasi dituntut untuk dapat berperilaku secara aktif bagi
kemajuan organisasinya. Sikap terbuka terhadap ide-ide dan pendapat, saling
menghormati, menghargai, serta memahami pendapat orang lain juga
diperlukan oleh antar anggota organisasi agar proses diskusi dan kegiatan
dalam organisasi dapat berjalan dengan efektif dan tujuan dapat tercapai
(Satuti, 2014). Organisasi sendiri merupakan kesatuan sosial yang
dikoordinasikan secara sadar dan memiliki batasan-batasan tertentu, dengan
anggota yang bekerja untuk mencapai tujuan bersama atau kelompok tujuan.
Orang-orang yang berada dalam organisasi memiliki keterikatan secara terus
menerus (Robbins, 1994). Dengan kata lain, perilaku asertif diperlukan oleh
suatu organisasi untuk mencapai tujuan dalam organisasi tersebut.
Fayol (dalam Robbins, 1994) mengusulkan beberapa prinsip organisasi
yang dapat digunakan secara universal dan dapat diajarkan di sekolah-sekolah
atau universitas-universitas, yakni:
a. Disiplin, yakni menghormati dan menaati peraturan yang mengatur
organisasi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
b. Mendahulukan kepentingan umum di atas kepentingan individu,
bahwa kepentingan individu anggota organisasi atau kelompok
organisasi tidak boleh mendahulukan kepentingan organisasi
secara keseluruhan.
c. Sentralisasi, sejauh mana para anggota terlibat dalam pengambilan
keputusan. Apakah hanya secara sepihak dari atasan atau
melibatkan para anggota dengan melihat proporsi yang tepat.
d. Rantai saklar, yakni garis wewenang dari kekuasaan puncak
sampai ke tingkat yang paling rendah. Komunikasi harus
mengikuti rantai ini.
e. Tata tertib, yaitu orang dan bahan atau topik tertentu harus
ditempatkan pada pada waktu dan tempat yang tepat.
f. Keadilan, yakni harus adanya kebaikan dan kejujuran pada tiap
anggotanya.
g. Esprit de corps, yaitu mendorong team spirit akan membangun
keselarasan dan persatuan di dalam organisasi.
D. KERANGKA BERPIKIR
Mahasiswa pada jenjang Strata-1 yang beranjak ke masa dewasa akan
dihadapkan pada kesempatan untuk berinteraksi dengan lebih banyak teman-
teman, mulai memasuki dunia yang baru, serta menghadapi tuntutan-tuntutan
akademis maupun non-akademis. Mahasiswa pada usia tersebut memiliki ciri-
ciri sebagai berikut: eksplorasi identitas, ketidakstabilan, fokus pada diri
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
sendiri, merasa seperti berada di peralihan, usia dengan masa di mana
individu memiliki peluang untuk mengubah kehidupan mereka
Mahasiswa dengan usia beranjak dewasa akan banyak melakukan
eksperimen dan eksplorasi terhadap hal-hal yang baru seperti nilai dan gaya
hidup yang lebih beragam (Santrock, 2011). Salah satu cara bagi mahasiswa
untuk dapat melakukan eksplorasi terhadap hal-hal yang baru adalah dengan
mengikuti suatu organisasi kemahasiswaan yang berada di kampus. Menurut
Montero (2010) organisasi kemahasiswaan merupakan wahana dan sarana
untuk pengembangan diri seperti minat, kegemaran, dan kesejahteraan
mahasiswa dalam kehidupan kemahasiswaan di kampus.
Mahasiswa yang aktif dalam organisasi kemahasiswaan di kampus
diharuskan memiliki kemampuan untuk dapat bekerja secara aktif dalam
mendorong pelaksanaan organisasinya. Mahasiswa tersebut juga perlu
berperilaku sesuai dengan tuntutan suatu organisasi tertentu. Salah satu
perilaku yang dilatihkan bagi mahasiswa yang aktif berorganisasi yaitu
perilaku asertif. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Leny dan Tommy (2006)
bahwa mahasiswa aktif berorganisasi dapat melatih kemampuan dirinya untuk
memiliki sikap inisiatif, asertif, terbuka, dan empati.
Perilaku asertif adalah perilaku mengungkapkan dan mengekspresikan
maksud dengan jujur, percaya diri, dan terbuka dengan tetap menghargai hak
serta perasaan diri sendiri maupun orang lain. Terdapat enam aspek yang
menunjukkan kecenderungan perilaku asertif, yaitu: tindakan menurut
kepentingan diri, pembelaan diri, ekspresi perasaan jujur dan nyaman,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
penerapan hak pribadi, kesetaraan hubungan, serta hak-hak orang lain (Alberti
& Emmons, 2002).
Mahasiswa yang berada pada usia beranjak dewasa masih berfokus
pada diri sendiri yakni individu yang memiliki otonomi bagi kehidupannya
sendiri. Mahasiswa yang berada pada usia tersebut akan mampu untuk
memiliki kemampuan membela diri sendiri. Mereka akan mampu untuk
memahami diri sendiri serta menanggapi kritik atas dirinya dengan
mengekspresikan diri dalam mengungkapkan pendapat. Dengan mampu
mengungkapkan pendapat terhadap kritik atas dirinya, maka individu akan
mampu untuk menjaga proses komunikasi dengan orang lain karena terjadinya
komunikasi dua arah (Alberti & Emmons, 2002).
Kemampuan mahasiswa dalam mengungkapkan pendapat merupakan
perilaku yang dibutuhkan pada suatu organisasi yang diikutinya. Mahasiswa
yang aktif berorganisasi diharapkan memiliki kecenderungan perilaku asertif
untuk dapat berperan secara aktif dalam organisasi yang diikutinya.
Mahasiswa yang mampu untuk mengambil tindakan sesuai dirinya akan
mampu untuk mengambil keputusan dalam organisasinya. Kegiatan rutin yang
selalu dilakukan dalam sebuah organisasi kemahasiswaan di kampus antara
lain rapat atau diskusi dengan semua anggotanya. Hal ini membuat mahasiswa
harus mampu untuk menunjukkan ekspresi perasaan jujur dan nyaman.
Mahasiswa harus mampu untuk mengungkapkan perasaan tidak setujunya atau
menunjukkan dukungan terhadap pendapat orang lain. Hal ini sesuai dengan
prinsip dari sebuah organisasi sendiri bahwa organisasi ingin melihat sejauh
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
mana para anggota terlibat dalam pengambilan keputusan yang diharapkan
tidak hanya sepihak dari atasan melainkan melibatkan anggota lain juga
(Fayol, dalam Robbins, 1994).
Individu yang sudah menjadi mahasiswa akan berada pada usia
beranjak dewasa. Pada usia tersebut, mereka akan dipengaruhi oleh beberapa
faktor dalam berperilaku asertif. Faktor tersebut dapat berasal dari luar diri
seperti perpindahan tempat yakni sekolah dan tempat tinggal karena akan
menyesuaikan dengan sekolah yang mereka pilih. Seperti halnya mahasiswa
yang merantau ke luar kota bahkan luar pulau memiliki suasana lingkungan,
budaya, suasana sekolah dari SMA ke perguruan tinggi, dll. Perbedaan
tersebut dapat memengaruhi mahasiswa dalam bertindak dan berperilaku
dalam lingkungan sosial salah satunya perilaku asertif. Hal ini sesuai dengan
ciri-ciri mahasiswa pada usia beranjak dewasa bahwa individu masih memiliki
ketidakstabilan yakni perpindahan tempat tinggal yang mereka alami dapat
memengaruhi ketidakstabilan pada relasi, pekerjaan, dan pendidikan (Jeffrey
Arnett dalam Santrock 2011).
Faktor dari dalam diri pun juga dapat memengaruhi perilaku asertif
bagi mahasiswa yang berada pada masa beranjak dewasa. Usia, jenis kelamin,
dan tingkat pendidikan memengaruhi mahasiswa untuk memiliki perilaku
asertif karena mahasiswa yang mulai berada pada usia tersebut akan mulai
menentukan sikap dan perilaku yang ingin dijalankan. Konsep diri dan harga
diri memengaruhi mahasiswa pada usia beranjak dewasa karena pada usia
tersebut, mereka akan menunjukkan sikap tanggungjawab sepenuhnya atas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
tindakan diri sendiri. Selain itu mahasiswa juga akan mengembangkan
pengendalian emosi atas tindakannya, sehingga faktor dari dalam diri juga
berpengaruh bagi mahasiswa dalam berperilaku asertif. Hal tersebut sesuai
dengan pendapat (Nelson & kawan-kawan dalam Santrock, 2011) bahwa
mahasiswa akan bertanggung jawab atas tindakan sendiri dan
mengembangkan pengendalian emosi karena merupakan aspek penting dalam
proses menjadi dewasa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
Skema Kerangka Berpikir
MAHASISWA
Transisi dari masa remaja ke dewasa atau dapat disebut pula beranjak dewasa
(emerging adulthood) yang memiliki ciri-ciri: eksplorasi identitas,
ketidakstabilan, fokus pada diri sendiri, merasa seperti berada di peralihan, usia dengan masa di mana individu memiliki peluang untuk mengubah
kehidupan mereka
Mahasiswa Aktif Berorganisasi
(Mampu bekerja secara aktif untuk mendorong pelaksanaan berbagai kegiatan di
organisasi)
Perilaku Asertif
- Tindakan menurut kepentingan diri
sendiri
- Kemampuan membela diri sendiri
- Ekspresi perasaan jujur dan nyaman
- Penerapan hak-hak pribadi
- Promosi kesetaraan manusia
- Hak-hak orang lain tidak diabaikan
Perilaku Tidak Asertif Perilaku Agresif
Faktor dari dalam diri:
Usia
Jenis Kelamin
Konsep Diri
Harga Diri
Tingkat Pendidikan
Faktor dari luar diri:
Pola Asuh Orang Tua
Sekolah atau tempat
Kerja
Tempat Ibadah
Kebudayaan
Situasi-situasi tertentu
sekitarnya
- Menyangkali ekspresi diri
- Tidak menunjukkan
perasaan dirinya
- Merasa disakiti dan cemas
- Membiarkan orang lain
bertindak bagi mereka
- Jarang mencapai tujuannya
sendiri
- Mencapai tujuannya
dengan menyakiti dan
mengorbankan orang
lain
- Merendahkan orang
lain
- Tidak akan mencapai
tujuan tertentu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
BAB III
METODE PENELITIAN
A. FOKUS PENELITIAN
Penelitian ini berfokus pada kecenderungan dan faktor-faktor yang
memengaruhi perilaku asertif pada mahasiswa yang aktif berorganisasi di
kampus.
B. JENIS DAN DESAIN PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif kualitatif.
Menurut Bogdan dan Taylor (dalam Moleong, 2009) metodologi kualitatif
merupakan prosedur penelitian yang menghasilkan data desktiptif berupa kata-
kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati.
Creswell (2016) menjelaskan bahwa peneliti kualitatif cenderung
mengumpulkan data lapangan di lokasi di mana para partisipan mengalami isu
atau masalah yang ingin diteliti.
Penelitian ini menggunakan desain analisis isi kualitatif (AIK) yaitu
sebuah metode penelitian untuk menafsirkan secara informatif isi data berupa
teks melalui proses klasifikasi sistematik berupa coding atau pengkodean dan
pengidentifikasian aneka tema atau pola (Hsieh & Shannon, 2005 dalam
Supratiknya, 2015).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
C. PARTISIPAN
Partisipan pada penelitian ini adalah enam mahasiswa yang pernah atau
sedang mengikuti organisasi kampus minimal menjabat selama satu periode.
Partisipan terdiri dari tiga laki-laki dan tiga perempuan. Mahasiswa aktif
berorganisasi yang dipilih memiliki rentang usia 19-23 tahun dan masih
tercatat sebagai mahasiswa aktif dari suatu Perguruan Tinggi. Pemilihan
partisipan dilakukan atas rekomendasi dari beberapa rekan yang mengenal
baik mahasiswa yang aktif dalam mengikuti organisasi di kampus serta berasal
dari 6 prodi yang berbeda.
D. PERAN PENELITI
Peran peneliti sebagai instrumen kunci yaitu peneliti akan
mengumpulkan sendiri data melalui dokumentasi, observasi perilaku, ataupun
wawancara dengan para partisipan (Creswell, 2014). Peneliti dapat
menggunakan protokol atau sejenis instrumen untuk mengumpulkan data
tetapi peneliti tetap menjadi satu-satunya instrumen dalam mengumpulkan
informasi. Peneliti akan menggunakan hasil wawancara untuk ditelaah,
dikategorikan, dan diorganisasikan dengan tema-tema tertentu (Supratiknya,
2015).
Peneliti tidak memiliki hubungan khusus dengan partisipan. Partisipan
merupakan mahasiswa aktif sebuah Perguruan Tinggi Swasta di Yogyakarta
yang merupakan satu kampus dengan peneliti tetapi tidak memiliki hubungan
yang dekat dan tidak pernah berada di satu organisasi dengan peneliti. Peneliti
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
memilih lokasi tersebut berdasarkan pengalaman diri saat mengikuti suatu
kegiatan di kampus.
Penelitian jenis ini tidak luput dari isu-isu sensitif yang muncul,
misalnya ketersediaan serta kerahasiaan identitas partisipan. Peneliti
mengatasi dengan memberikan gambaran mengenai penelitian yang dilakukan
serta memberikan informed consent untuk meminta kesanggupan partisipan
terlibat secara sadar dalam penelitian ini.
E. METODE PENGUMPULAN DATA
Metode pengumpulan data yang digunakan berupa wawancara.
Esterberg, 2002 (dalam Sugiyono, 2014) mendefinisikan wawancara sebagai
pertemuan antara dua orang yang bertujuan untuk bertukar informasi dan ide
melalui tanya jawab, sehingga akan didapatkan suatu makna dalam topik
tertentu. Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data untuk
mengumpulkan data secara lebih mendalam (Sugiyono, 2014).
Teknik wawancara yang digunakan adalah wawancara semi terstruktur
(semistructure interview) yang memiliki tujuan untuk menemukan masalah
secara lebih terbuka dengan menanyakan pada partisipan untuk mendapatkan
pendapat dan ide-idenya (Sugiyono, 2014). Dalam melakukan wawancara
diperlukan ketelitian dalam mendengarkan dan mencatat segala sesuatu yang
diungkapkan partisipan sehingga diperlukannya sebuah alat pencatat dan tape
recorder selama proses wawancara berlangsung.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
Sebagai persiapan pengambilan data, peneliti membuat protokol
wawancara sebagai pedoman wawancara bagi peneliti untuk bertanya pada
partisipan. Protokol wawancara dapat dilihat pada tabel 1. Untuk keperluan
membuat kesimpulan apakah suatu perilaku dikatakan termasuk perilaku
asertif atau tidak, peneliti membuat matriks kategorisasi kecenderungan
perilaku asertif seperti yang dapat dilihat pada tabel 2.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
Aspek Indikator Pertanyaan 1. Tindakan
menurut
kepentingan
diri sendiri
- Kemampuan individu untuk mengambil keputusan
sesuai dengan dirinya
- Memiliki inisiatif untuk mengawali pembicaraan.
- Menetapkan tujuan yang hendak dicapainya untuk
dapat berpartisipasi dalam lingkungan sosial
1. Ceritakan bagaimana pengalamanmu saat melakukan rapat atau
diskusi dengan anggota lain selama mengikuti organisasi X?
2. Apa saja kesulitan yang kamu hadapi selama mengikuti rapat ?
3. Lalu bagaimana kamu mengatasi masalah itu?
4. Bagaimana kamu menentukan pilihan saat pengambilan
keputusan selama rapat berlangsung ? hal-hal apa saja yang
menjadi pertimbanganmu?
2. Kemampuan
membela diri
sendiri
- Kemampuan untuk dapat berkata tidak
- Dapat memahami kemampuan diri sendiri baik
dari segi waktu ataupun energi
- Dapat menanggapi kritik dengan mengekspresikan
diri dalam mengungkapkan pendapat
1. Selama mengikuti organisasi, coba ceritakan pengalamanmu
saat melakukan diskusi atau rapat organisasi?
2. Bagaimana pengalamanmu Semisal kamu tidak setuju atau
menolak keputusan rapat?
3. Apa saja yang menjadi bahan pertimbanganmu dalam
menyampaikan pendapat di muka umum?
3. Ekspresi
perasaan
secara jujur
dan nyaman
- Kemampuan untuk dapat mengungkapkan
perasaan kurang setuju
- Menunjukkan dukungan dengan amarah atau
persahabatan,
- Bersikap sopan tanpa rasa cemas
1. Apa saja program atau kegiatan-kegiatan terkait organisasimu?
2. Saat kamu melakukan progam tersebut, ceritakan
pengalamanmu saat menjalani program-program dalam
organisasi?
4. Penerapan
hak-hak
pribadi
Mengakui dirinya sebagai warga negara, konsumen,
anggota dari sebuah organisasi, ataupun partisipan
dalam sebuah peristiwa tertentu
Menurutmu bagaimana peranmu dalam organisasi yang kamu
ikuti? Ceritakan pengalamanmu saat menduduki posisi atau jabatan
tersebut!
5. Promosi dalam
kesetaraan
hubungan
manusia
- Menempatkan kedua belah pihak secara setara
- Menjadikan setiap orang untuk menjadi unggul
tanpa ada yang merasa dirugikan
1. Bagaimana pengalamanmu saat berteman dan bekerja sama
dengan rekan-rekan kerja yang lain?
2. Apa saja masalah yang pernah dialami selama bekerjasama?
3. Ceritakan bagaimana kamu mengatasi masalah itu?
6. Hak-hak orang
lain tidak
diabaikan
- Mampu mengekspresikan diri tanpa mengkritik
secara tidak adil terhadap orang lain
- Tanpa mengintimidasi
- Tanpa manipulas
1. Bagaimana pengalamanmu saat berteman dan bekerja sama
dengan rekan-rekan kerja yang lain?
2. Apa saja masalah yang pernah dialami selama bekerjasama?
3. Ceritakan bagaimana kamu mengatasi masalah itu?
Tabel 1
Protokol Wawancara
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
Aspek Indikator
Asertif Tidak Asertif
Tindakan
menurut
kepentingan
diri sendiri
Mampu mengambil keputusan
sesuai dengan dirinya
Mengambil keputusan sesuai
dengan pendapat orang lain
Memiliki inisiatif untuk
mengawali pembicaraan
Menunggu orang lain untuk
memulai pembicaraan
Memiliki tujuan yang ingin
dicapai agar dapat
berpartisipasi dalam
lingkungan sosial
Kurang memiliki tujuan yang
ingin dicapai agar dapat
berpartisipasi dalam
lingkungan sosial
Kemampuan
membela
diri sendiri
Mampu untuk berkata tidak Sulit menolak permintaan
orang lain
Mampu memahami
kemampuan diri sendiri baik
dari segi waktu ataupun energi
Kurang mampu memahami
kemampuan diri sendiri baik
dari segi waktu ataupun
energi
Mampu menanggapi kritik
dengan mengekspresikan diri
dalam mengungkapkan
pendapat
Menanggapi kritik dengan
menahan diri atau terlalu
ekspresif dalam
mengekspresikan pendapat
Ekspresi
perasaan
secara jujur
dan nyaman
Mampu mengungkapkan
perasaan kurang setuju
Memendam perasaan kurang
setuju
Mampu menunjukkan
dukungan dengan amarah atau
persahabatan
Kurang dapat menyampaikan
dukungannya dengan ekspresi
yang tepat
Dapat bersikap sopan tanpa
rasa cemas saat menyampaikan
pendapatnya
Merasa cemas dan kurang
sopan saat menyampaikan
pendapatnya
Penerapan
hak-hak
pribadi
Dapat mengakui perannya
sebagai anggota dari sebuah
organisasi
Kurang menyadari perannya
sebagai anggota dalam
sebuah organisasi
Promosi
dalam
kesetaraan
hubungan
manusia
Mampu menempatkan kedua
belah pihak secara setara
Menempatkan kedua belah
pihak secara timpang tindih
Mampu menjadikan setiap
orang untuk menjadi unggul
tanpa ada yang merasa
dirugikan
Menjadikan dirinya atau
orang lain menjadi pihak
yang dirugikan
Hak-hak
orang lain
tidak
diabaikan
Mampu mengekspresikan diri
tanpa mengkritik secara tidak
adil, tidak mengintimidasi,
tidak memanipulasi, dan tanpa
mengendalikan orang lain
Mengekspresikan diri dengan
cara mengkritik orang lain
secara tidak adil,
mengintimidasi, manipulasi,
dan mengendalikan orang lain
Tabel 2
Matriks Kategorisasi Kecenderungan Asertif
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
F. METODE PEREKAMAN DATA
Peneliti melakukan perekaman data dengan menggunakan perekam
audio dan catatan tulisan peneliti untuk proses pengumpulan data. Selain itu,
peneliti juga merekam reaksi partisipan dengan catatan tangan selama proses
wawancara.
G. ANALISIS DATA
Setelah proses pengumpulan data selesai dilakukan, maka proses
selanjutnya yaitu melakukan proses analisis dan interpretasi data. Muhajir,
1998 (dalam Tohrin, 2012) menjelaskan bahwa analisis data merupakan
proses mencari dan menyusun secara sistematis catatan hasil penemuan
peneliti yang berupa wawancara untuk meningkatkan pemahaman peneliti
tentang fokus yang dikaji.
Peneliti menggunakan Analisis Isi Kualitatif (AIK) yakni metode
penelitian untuk menafsirkan secara subjektif isi data berupa teks melalui
proses klasifikasi sistematik berupa coding atau pengodean dan
pengidentifikasian aneka tema (Hsieh & Shannon, 2005 dalam Supratiknya,
2015). Analisis ini dapat mengklasifikasikan sebuah teks yang berjumlah
besar ke dalam kategori-kategori dalam jumlah yang kecil yang diharapkan
mampu untuk mengungkapkan makna yang serupa. Melalui analisis ini pula,
peneliti akan memperoleh sebuah deskripsi yang padat dan kaya tentang
perilaku asertif pada mahasiswa yang aktif berorganisasi di kampus
(Supratiknya, 2015).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
Peneliti menggunakan analisis isi kualitatif dengan pendekatan deduktif
atau deduksi dan induktif. Elo dan Kyngas (dalam Supratiknya, 2015)
mengatakan bahwa analisis isi deduktif bertujuan untuk menguji kembali
kategori, konsep, model, atau hipotesis yang sudah pernah diperoleh dalam
sebuah konteks baru. Pendekatan ini cocok digunakan saat sudah terdapat teori
atau hasil-hasil penelitian tertentu tentang suatu fenomena. Pendekatan
deduktif tersebut digunakan untuk menjawab pertanyaan penelitian tentang
kecenderungan perilaku asertif. Pendekatan induktif merupakan pendekatan
yang bergerak dari spesifik ke yang umum dengan cara mengamati fakta-fakta
khusus tertentu yang kemudian menggabungkan atau menyusunnya menjadi
satuan yang lebih luas berupa rumusan umum (Hsieh & Shannon; Elo &
Kyngas dalam Supratiknya, 2015). Pendekatan ini memiliki tujuan untuk
mendeskripsikan suatu fenomena yang berfokus pada fakta-fakta spesifik dari
data lapangan (Supratiknya, 2015). Peneliti menggunakan pendekatan induktif
untuk menjawab pertanyaan penelitian tentang faktor-faktor yang
memengaruhi perilaku asertif.
Sugiyono (2014) menjelaskan tentang tahap-tahap dalam proses analisis
data menurut model Miles and Huberman yaitu:
1. Reduksi data
Mereduksi data memiliki arti bahwa data asli yang diperoleh dari
lapangan akan dirangkum, dipilih hal-hal yang pokok, fokus pada hal-hal
yang penting, dan dicari tema serta polanya. Data yang telah direduksi
nantinya akan memberikan gambaran yang jelas dan dapat mempermudah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
peneliti dalam melakukan penelitian selanjutnya ataupun mencari data
yang kurang bila diperlukan.
2. Penyajian data
Setelah data direduksi maka langkah selanjutnya adalah penyajian
data. Penyajian data dalam penelitian ini dilakukan dalam bentuk uraian
singkat, bagan, dan hubungan antar kategori. Miles dan Huberman, (1984)
(dalam Sugiyono, 2014) mengatakan bahwa penyajian data yang paling
sering digunakan adalah dengan teks yang bersifat naratif. Tahapan ini
dilakukan untuk melihat dan memberikan tanda sehingga apa yang
dituliskan dapat sesuai dengan kebutuhan yang ingin diteliti. Selain itu,
peneliti juga memberikan kode sehingga dapat mempermudah dalam
mengelompokkan data-data yang sesuai
3. Verifikasi
Proses berikutnya adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi.
Kesimpulan dalam kualitatif mungkin dapat menjawab rumusan masalah
sejak awal, mungkin juga tidak. Hal tersebut karena masalah dalam
penelitian kualitatif masih bersifat sementara dan dapat berkembang
setelah peneliti berada di lapangan. Kesimpulan penelitian kualitatif
merupakan temuan baru yang sebelumnya belum pernah ada.
H. KREDIBILITAS
Supratiknya (2015) menyatakan bahwa validitas kualitatif dimaknai
sebagai sejauh mana peneliti memeriksa keakuratan temuan-temuannya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
dengan menerapkan sejumlah prosedur tertentu. Menurut Creswell (2012)
strategi-strategi yang dapat dilakukan untuk menguji validitas yaitu:
a. Member checking atau pengecekan kembali pada partisipan. Cara ini
dilakukan untuk mengetahui akurasi hasil penelitian. Member checking
dilakukan dengan membawa kembali tema-tema spesifik ke hadapan
partisipan untuk mengecek apakah mereka merasa bahwa tema tersebut
sudah akurat. Peneliti akan membawa kembali hasil penelitian berupa
tema-tema kepada keenam partisipan yang menjadi partisipan
penelitian.
b. Peer debriefing atau tanya jawab dengan sesama rekan peneliti. Untuk
meningkatkan keakuratan hasil penelitian, peneliti mencari rekan yang
dapat berdiskusi untuk mereview mengenai penelitiannya. Hal ini
dilakukan agar penelitiannya dapat dirasakan pula oleh orang lain
karena dapat melibatkan interpretasi dari sudut pandang orang lain.
Pada penelitian ini, peneliti lebih melakukan diskusi dengan dosen
pembimbing mengenai hasil penelitian yang sudah dilakukan.
Reliabilitas kualitatif dimaknai sebagai sejauh mana konsisten
pendekatan yang diterapkan peneliti dengan pendekatan yang diterapkan oleh
peneliti-peneliti lain. Creswell (dalam Supratiknya, 2015) menyatakan
realibilitas hasil-hasil penelitian kualitatif dapat diuji dengan cara-cara sebagai
berikut:
a. Memeriksa transkip-transkip rekaman wawancara dan observasi untuk
memastikan tidak ada kesalahan-kesalahan serius yang bisa terjadi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
dalam proses transkripsi. Peneliti meneliti kembali rekaman wawancara
dengan hasil verbatim agar memastikan tidak ada yang terlewat.
b. Memastikan tidak ada pergeseran pada definisi kode-kode yaitu
perubahan makna kode-kode yang terjadi selama proses pengodean.
Cara yang dilakukan yakni dengan selalu membandingkan data dengan
kode-kode yang berhasil dirumuskan serta rajin membuat catatan
tentang kode-kode beserta definisi masing-masing. Peneliti melakukan
lebih dari 3 kali untuk memeriksa kembali kode-kode yang sudah dibuat
dengan membandingkannya pada definisi dari teori yang sudah ada.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. PROSES PENGAMBILAN DATA
1. Proses Penelitian
Pada penelitian ini, partisipan yang terlibat adalah enam mahasiswa
universitas ‘X’ yang pernah atau sedang mengikuti organisasi di kampus.
Sebelum melakukan proses pengambilan data, peneliti menjelaskan terlebih
dahulu maksud dan tujuan dari penelitian. Selanjutnya, peneliti menanyakan
kesediaan untuk menjadi partisipan secara lisan. Setelah partisipan
menyanggupi untuk menjadi narasumber, maka peneliti membuat janji
untuk selanjutnya melakukan wawancara. Sebelum melakukan proses
wawancara, peneliti kembali menjelaskan tentang maksud dan tujuan
penelitian yang dilakukan. Setelah itu, peneliti memberikan lembar
persetujuan (informed consent) secara tertulis kepada partisipan dengan
memberikan tanda tangan dan nama terang pada lembar yang telah
disediakan. Selama proses wawancara, peneliti melakukan perekaman
dengan menggunakan voice recorder melalui handphone peneliti, setelah
sebelumnya memperoleh persetujuan dari partisipan.
Pertanyaan-pertanyaan yang diajukan dalam wawancara telah disusun
dan telah dicobakan pada satu mahasiswa yang sesuai kriteria partisipan
penelitian. Hal tersebut berguna sebagai bahan evaluasi daftar pertanyaan
sebelum dilakukan pada mahasiswa lain untuk dijadikan sebagai partisipan
penelitian.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
Hasil wawancara didengar kembali oleh peneliti untuk selanjutnya
dibuat dalam bentuk verbatim. Hal ini bertujuan agar data yang diperoleh
tidak berubah dan dapat di cross-check sesuai dengan maksud partisipan.
2. Proses pengambilan Data
Proses pengambilan data dilakukan secara individual dengan waktu
dan tempat yang telah disepakati oleh kedua pihak yaitu antara partisipan
dan peneliti. Hal tersebut menyebabkan adanya perbedaan waktu dan
tempat wawancara dari masing-masing partisipan. Durasi wawancara
partisipan rata-rata adalah 20-30 menit. Berikut merupakan rangkuman
waktu dan tempat diadakannya wawancara:
Tabel 3
Pelaksanaan Penelitian
Partisipan Hari, Tanggal Waktu Tempat
Partisipan 1
(CADS)
Senin, 14 Mei
2018
17.10 WIB Perpustakaan
Universitas X di
Yogyakarta
Partisipan 2
(TBWP)
Selasa, 15 Mei
2018
17.00 WIB Salah satu restoran di
Seturan, Yogyakarta
Partisipan 3
(RP)
Rabu, 16 Mei
2018
13.58 WIB Perpustakaan
Universitas X di
Yogyakarta
Partisipan 4
(ETK)
Kamis, 17 Mei
2018
11.20 WIB Perpustakaan
Universitas X di
Yogyakarta
Partisipan 5
(DKA)
Kamis, 17 Mei
2018
19.15 WIB Hall Selatan,
Universitas X
Partisipan 6
(V)
Jumat, 18 Mei
2018
13.15 WIB Depan Laboratorium
sebuah prodi
Universitas X
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
3. Demografi Partisipan
Berikut biodata singkat para partisipan yang dapat digunakan sebagai
data untuk memahami latar belakang partisipan.
Tabel 4
Demografi Partisipan Partisipan Usia Jenis
Kelamin
Daerah Asal Urutan Kelahiran
1
(CADS)
22 th P Malang, Jawa
Timur
Anak pertama dari dua
bersaudara
2
(TBWP)
19 th P Klaten, Jawa
Tengah
Anak pertama dari dua
bersaudara
3
(RP)
22 th L Probolinggo,
Jawa Timur
Anak ke-4 dari lima
bersaudara
4
(ETK)
21 th L Ketapang,
Kalimantan Barat
Anak ke-3 dari empat
bersaudara
5
(DKA)
20 th P Jayapura, Papua Anak tunggal
6
(V)
20 th L Tanjung Jabung
Timur, Jambi
Anak ke-3 dari tiga
bersaudara
4. Latar Belakang Partisipan
a. Latar Belakang CADS
CADS merupakan mahasiswa angkatan 2014, Fakultas Farmasi,
universitas ‘X’. Saat ini partisipan berusia 22 tahun dan sudah lulus
sidang skripsi Strata-1. Kesibukan yang sedang dijalani saat ini yakni
magang di luar kampus dan menjadi asisten praktikum di prodi Farmasi
dan Pendidikan Kimia. Partisipan pernah mengikuti organisasi tingkat
fakultas yakni Dewan Perwakilan Mahasiswa Fakultas (DPMF) selama
tiga periode yakni sejak tahun 2015 sampai 2018. Pada periode 2015-
2016, partisipan menjadi anggota di Komisi Quality Control dan
diperiode 2016-2017, partisipan menjabat sebagai koordinator pada
komisi yang sama dengan periode sebelumnya. Pada periode terakhirnya,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
yakni tahun 2017-2018, partisipan diangkat menjadi ketua umum DPMF.
Alasan partisipan mengikuti organisasi di kampus karena ingin
menambah relasi dan pengalaman. Partisipan juga memilih untuk
mengikuti organisasi agar dapat refreshing dari tugas-tugas kuliah dan
tidak menyukai jika menganggur.
b. Latar Belakang TBWP
TBWP merupakan mahasiswa angkatan 2016, Program studi Sastra
Indonesia, universitas ‘X’. Saat ini partisipan menginjak usia 19 tahun
dan memasuki semester 4. Kesibukan yang sedang dijalani saat ini yaitu
mengikuti suatu Himpunan Mahasiswa Program Studi Sastra Indonesia
dan menjabat sebagai koordinator bidang produksi.Pada periode
sebelumnya yaitu 2016/2017, ia pernah mengikuti organisasi yang sama
dan menjabat sebagai anggota bidang produksi. Alasan partisipan
mengikuti organisasi di kampus karena ia ingin mengisi waktu luang di
luar kegiatan akademik serta berharap dapat menambah relasi dengan
banyak orang.
c. Latar Belakang RP
RP merupakan mahasiswa angkatan 2014, Fakultas Psikologi,
universitas ‘X’. Saat ini partisipan menginjak usia 22 tahun dan saat ini
berada di semester 8. Selain mengambil satu matakuliah, saat ini RP juga
sedang mengerjakan tugas akhirnya. Partisipan pernah mengikuti
organisasi tingkat fakultas dan juga tingkat universitas. Selain itu, RP
juga pernah mengikuti organisasi Unit Kegiatan Fakultas (UKF) yaitu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
bulu tangkis. Saat mengikuti organisasi tingkat fakultas dan universitas
tersebut, RP pernah menjabat pada bidang yang sama yaitu sebagai
bendahara pada organisasi BEMF dan BEMU. Berbeda dengan kegiatan
UKF, ia pernah menjabat sebagai ketua selama satu periode. Alasan
partisipan mengikuti organisasi di kampus karena ia ingin menambah
pengalaman serta ingin mengasah kemampuan soft skill maupun hard
skill yang berguna untuk dirinya sendiri.
d. Latar Belakang ETK
ETK merupakan mahasiswa angkatan 2015, Program studi
Akutansi, universitas ‘X’. Saat ini partisipan menginjak usia 21 tahun dan
memasuki semester 6. Kesibukan yang sedang dijalani saat ini yaitu
mengikuti suatu kepanitiaan tingkat universitas yaitu Gelar Gagasan
Gokil. Selain itu, ETK juga sedang sibuk dalam mencari topik untuk
persiapan tugas akhirnya di semester depan. Partisipan pernah mengikuti
organisasi tingkat universitas dalam satu periode yaitu pada tahun 2017-
2018 yakni Dewan Perwakilan Mahasiswa Universitas (DPMU). Pada
organisasi tersebut, ETK menjabat sebagai anggota Komisi Pemilihan
Umum. ETK memiliki beberapa alasan yang melatarbelakangi ia untuk
mengikuti organisasi, yaitu: ingin menambah pengalaman dan wawasan.
ETK berkata bahwa ia ingin mengetahui lebih banyak tentang seluk
beluk kampus agar ia dapat menikmati kegiatan kuliahnya. ETK juga
berpendapat bahwa mengikuti organisasi dapat belajar untuk membagi
waktu serta menambah relasinya dengan banyak orang. ETK dapat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
menjadi aktif agar menjadi fokus jika memiliki kesibukan selain kegiatan
kuliah.
e. Latar Belakang DKA
DKA merupakan mahasiswa angkatan 2016, Program studi
Pendidikan Fisika, universitas ‘X’. Saat ini partisipan menginjak usia 20
tahun dan sedang berada di semester 4. Saat ini DKA sedang sibuk dalam
kegiatan kepanitiaan asrama dan mengajar anak-anak Sekolah Dasar.
Kesibukan lain yang sedang dijalani saat ini yaitu mengikuti suatu
Himpunan Mahasiswa Program Studi Pendidikan Fisika dan menjabat
sebagai sekretaris. Pada periode sebelumnya, DKA pernah menjabat
sebagai bendahara dalam organisasi Badan Eksekutif Mahasiswa
Fakultas (BEMF) Fakultasi Ilmu dan Pendidikan. Alasan partisipan
mengikuti organisasi di kampus karena memang berasal dari dalam
dirinya sendiri yang memang pada dasarnya suka beroganisasi. Selain itu,
DKA juga menjelaskan bahwa ia mengikuti organisasi karena ingin
mencari pengalaman serta memiliki relasi yang baru.
f. Latar Belakang V
V merupakan mahasiswa angkatan 2015, Program studi Teknik
Elektro, universitas ‘X’. Saat ini partisipan menginjak usia 20 tahun dan
sedang berada di semester 6. Kesibukan yang sedang dijalani selain
kuliah yaitu membantu kegaitan-kegiatan tingkat program studi dan
menjadi asistensi dan tutor praktikum. Pada semester sebelumnya,
partisipan pernah mengikuti organisasi tingkat program studi dan fakultas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
yakni HMPS Teknik Elektro pada periode 2015-2016 dilanjutkan dengan
menjadi wakil gubernur BEM Fakultas Sains dan Teknologi sampai pada
tahun 2017. V memilih untuk mengikuti organisasi karena ia sudah
terbiasa dengan kegiatan-kegiatan di luar akademik sejak duduk di
bangku SMA. Selain itu, kesukaan V terhadap interaksi dan relasi dengan
banyak orang, menyebabkan ia memilih untuk mengikuti organsiasi
untuk menambah relasinya.
B. HASIL PENELITIAN
Hasil wawancara menunjukkan bahwa secara keseluruhan, partisipan
memiliki kecenderungan untuk berperilaku asertif. Bentuk perilaku asertif
yang sering ditunjukkan oleh partisipan yakni mereka akan menunjukkan
ekspresi secara jujur dan melakukannya dengan nyaman. Keenam partisipan
menunjukkan pola yang sama untuk dapat menunjukkan ekspresi yang
sesungguhnya, yakni mengutarakan ketidaksetujuan ketika ada yang
mengganjal, marah ketika ada yang menyimpang, serta mengutarakan
pendapat pribadi secara sopan tanpa menggebu-gebu. Berikut merupakan
pemaparan hasil wawancara kecenderungan perilaku asertif pada setiap
partisipan:
1. Kecenderungan Perilaku Asertif
Untuk mengungkap kecenderungan perilaku asertif partisipan, peneliti
menggunakan analisis dengan pendekatan deduktif atau deduksi. Model
penelitian deduktif memandang bahwa teori masih menjadi alat penelitian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
sejak memilih dan menemukan masalah, membangun hipotesis, maupun
melakukan pengamatan di lapangan dan menguji data (Bungin, 2001).
a. Partisipan 1 (CADS)
Berdasarkan hasil wawancara, didapatkan hasil bahwa CADS
memiliki kecenderungan perilaku asertif. Meskipun terkadang masih
terlihat bahwa CADS juga memiliki kecenderungan perilaku tidak
asertif, namun hal tersebut ia lakukan karena kondisi yang tidak
mendukung. CADS dapat mengambil keputusan sesuai dengan dirinya
ketika orang yang bersangkutan sulit untuk ditemui. Hal tersebut
membuat CADS harus memutuskan suatu keputusan untuk segera
menemui orang yang bersangkutan secara langsung. Berikut merupakan
tabel kecenderungan asertif pada partisipan 1:
Kecender
ungan
Perilaku
Kata Kunci Respon Makna Kategori
Kepentin
gan Diri
“…mempertimbangkan pendapat dari orang lain juga.
Soalnya ya namanya juga
organisasi jadi gak bisa
mutusin dari satu pihak, jadi
aku harus ngambil dari
pendapat orang
lain”(P1/TA/194-196)
“..kesiapan anggota juga.
Maksud e kalau aku mengiyain
apa anggota ku bisa bantu
jalanin kayak gitu”(P1/A/201-
202)
Mengambil
keputusan
sesuai dengan
orang lain
Tidak
Asertif
“..karna susah nyarinya jadi
aku langsung nemuin
anggotanya...” (P1/A/127-128)
Mengambil
keputusan
sesuai dirinya
Asertif
Pembelaa
n Diri
“…ketua tu sebenernya aku
gak mau, tapi aku bilange gini
Sulit menolak
permintaan
Tidak
Asertif
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
sih, maksud e ya kalau
memang gak ada orang lagi
itu…, ya aku gak papa…”
(P1/TA/181-183)
orang lain
“begitu dijalani emang enak
sih..” (P1/A/185)
Memahami
kemampuan
diri sendiri
Asertif
Ekspresi
Perasaan
Jujur dan
Nyaman
“Langsung nanyain misalnya
ada progress yang kurang apa
enggak, ada yang perlu
dibantu apa
enggak…”(P1/A/130-131)
Menunjukkan
dukungan
dengan
persahabatan
Asertif
Penerapa
n hak
pribadi
“..pasti lebih banyak
mengayomi orang..” (P1/A/20)
Mengakui
perannya
sebagai
anggota
organisasi
Asertif
Kesetaraa
n
hubungan
“Lebih sebagai rekan kerja,
anak-anakku..” (P1/A/210)
Menempatkan
kedua belah
pihak secara
setara
Hak-hak
orang lain
“Yang pertama pemilihan
kata-kata..” (P1/A/169-170)
Mengekspresi
kan diri tanpa
mengintimidas
i
Asertif
“Terus dari kepentingan…”
(P1/A/171)
Mengekspresi
kan diri tanpa
memanipulasi
Asertif
b. Partisipan 2 (TBWP)
Hasil TBWP menunjukkan bahwa ia sama-sama memiliki
kecenderungan perilaku asertif maupun tidak asertif. Hal tersebut
tampak dari hasil penelitian bahwa terkadang TBWP mampu untuk
memahami kemampuan diri dan menyetujui tugas yang diberikan
padanya. Akan tetapi, ada saatnya ia kurang dapat memahami
kemampuan dirinya sehingga ia meminta bantuan orang lain dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
menangis saat tugas yang ia sanggupi tidak dapat diselesaikannya.
Berikut merupakan tabel kecenderungan asertif pada partisipan 2:
Kecenderung
an Perilaku Kata Kunci Respon Makna Kategori
Kepentingan
Diri
“ya pokoknya ngajak
ngomong 17” (P2/A/196-
197)
“..tetep mulai duluan sih
kita, kalau gak gitu mereka
gak gak ngomong”
(P2/A/208-209)
Inisiatif
mengawali
pembicaraan
Asertif
Pembelaan
Diri
“Apapun dari awal sampe
akhir tu yang ngerjain
poster, baju, bagi baju,
terus stiker terus kayak
pamflet gitu itu tu ku sama
temenku yang dari luar”
(P2/TA/51-53)
“…mintanya mereka
banyak sedangkan aku
harus mikir ini
ini”(P2/TA/114-115)
Sulit menolak
permintaan
orang lain
Tidak
Asertif
“kalau aku bisa ngerjain
tak kerjain dulu...”
(P2/A/112)
Memahami
kemampuan
diri sendiri
Asertif
“..kalau aku gak bisa ya
tak kasihin orang lain. aku
coba minta bantuan orang
lain gitu” (P2/TA/112-113)
“...aku sampe nangis-
nangis e gara-gara acara
itu” (P2/TA/113-114)
Kurang
mampu
memahami
kemampuan
diri
Tidak
Asertif
Ekspresi
Perasaan
Jujur dan
Nyaman
“ngomongnya aku tetep
pake nada bercanda”
(P2/TA/71-72)
Memendam
perasaan
kurang setuju
Tidak
Asertif
“Tapi kamu bilang ke
forum gitu gak dengan
permasalahan yang kamu hadapi? Belum,
belum”(P2/TA/124-126)
Memendam
perasaan
kurang setuju
Tidak
Asertif
“Ya kita banyak yang
teater, cuma kenapa kamu
Bersikap sopan
tanpa rasa
Asertif
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
cuma nonjolin si teater?
Potensi yang ada dalam
prodi kita? Paling bilang
gitu” (P2/A/261-262)
cemas saat
menyampaikan
pendapatnya
Penerapan
hak pribadi
“Jadi tahun ini baru
ngerasain koordinator
yaudah biasa aja.”
(P2/A/31)
Mengakui
perannya
sebagai
anggota
organisasi
Asertif
Kesetaraan
hubungan
“jadi nek misalnya apa-
apa mesti nyarinya Nadya,
Nadya bikin ini bikin itu
gitu” (P2/TA/25-26)
Menjadikan
dirinya atau
orang lain
menjadi pihak
yang dirugikan
Tidak
Asertif
“Tapi aku tetep bilang ke
anak-anak di grup. Kalau
mereka bisa berarti aku
yang ngasih“ (P2/A/151,
152-153)
Menjadikan
setiap orang
untuk menjadi
unggul tanpa
ada yang
merasa
dirugikan
Asertif
c. Partisipan 3 (RP)
Hasil penelitian yang didapatkan dari RP menunjukkan bahwa ia
memiliki kecenderungan perilaku asertif. RP mampu untuk
mengungkapkan pendapat, kritik, dan saran yang dirasa perlu untuk
diungkapkan. RP dapat menyampaikan secara terus terang saat terjadi
penyimpangan dari orang lain dan menunjukkan sikap amarahnya
meskipun ia dapat mengkondisikan diri agar tidak menimbulkan
pertengkaran. Berikut merupakan tabel kecenderungan asertif pada
partisipan 3:
Kecenderung
an Perilaku
Kata Kunci Respon Makna Katego
ri
Kepentingan
Diri
“gak mau ngambil keputusan
secara sepihak”(P3/TA/270)
Mengambil
keputusan
sesuai dengan
Tidak
Asertif
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
“aku harus tanya dari orang-
orang yang
bersangkutan”(P3/TA/271)
“sama atasan sih lebih ke
keputusan finalnya”
(P3/TA/272)
orang lain
“usaha dari kita sendiri
supaya buat itu
teratur”(P3/A/31)
Memiliki
tujuan untuk
berpartisipasi
dalam
lingkungan
sosial
Asertif
Pembelaan
Diri
“di akhir-akhir masa periode
masa pengurusan tu aku agak-
agak ambyar, aku sering flight
disitu” (P3/TA/159-160)
Kurang
mampu
memahami
kemampuan
diri
Tidak
Asertif
”..alasan kenapa aku nolak
juga bukan karna pendapat
semata-mata karna
pendapatku, pikiranku sendiri
sih. Tapi juga menuliskan
fakta-fakta” (P3/A/249-250)
Menanggapi
kritik dengan
mengekspresi
kan diri
Asertif
Ekspresi
Perasaan
Jujur dan
Nyaman
“kita bantu kira-kira yang bisa
dipangkas tu yang mana. Jadi
yang dipangkas tu ini ni ni
sampe kita setuju” (P3/A/149-
151)
“pernah menolak pendapat
orang lain gitu gak? Em
pernah” (P3/A/244-245)
Mengungkap
kan perasaan
kurang setuju
Asertif
“..Cuman ya itu pas ngasih
masukkan agak geter tu lho
badanku karna nahan emosi..”
(P3/A/215-216)
Menunjukkan
dukungan
dengan
amarah
Asertif
“tidak terlalu menyakiti hati..”
(P3/A/329)
Bersikap
sopan tanpa
rasa cemas
saat
menyampaik
an
pendapatnya
Asertif
Penerapan
hak pribadi
“aku gak mau diem-dieman
ngelihatin doang sih cuma aku
Mengakui
perannya
Asertif
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
ya pasti bantu-bantu”
(P3/A/284-285)
sebagai
anggota
organisasi
Kesetaraan
hubungan
“..aku gak mau kayak yang
aku kelihatan jadi panti..”
(P3/A/281)
Menempatka
n kedua belah
pihak secara
setara
Asertif
“Jadi aku memposisikan
mereka sama kayak aku
sebenernya” (P3/A/285)
Hak-hak
orang lain
“akunya sering ngasih
masukkan-masukkan … ku sih
mungkin yang lebih menguasai
keuangan kan aku dibanding
ketua itu sendiri” (P3/A/289,
292-293)
Mengekspres
ikan diri
tanpa
memanipulas
i, dan
mengendalik
an orang lain
Asertif
d. Partisipan 4 (ETK)
Hasil penelitian yang didapatkan dari RP menunjukkan bahwa ia
memiliki kecenderungan perilaku asertif. RP mampu untuk
mengungkapkan pendapat, kritik, dan saran yang dirasa perlu untuk
diungkapkan. RP dapat menyampaikan secara terus terang saat terjadi
penyimpangan dari orang lain dan menunjukkan sikap amarahnya
meskipun ia dapat mengkondisikan diri agar tidak menimbulkan
pertengkaran. Berikut merupakan tabel kecenderungan asertif pada
partisipan 4:
Kecenderu
ngan
Perilaku
Kata Kunci Respon Makna Katego
ri
Kepenting
an Diri
“..nggak harus kita melihat oh
ini banyak ni pendapat ini jadi
kita harus ngikutin..”
(P4/A/167-168)
Mengambil
keputusan
sesuai dirinya
Asertif
“selama kita masih diberi
waktu untuk menyampaikan
pendapat kenapa enggak”
Memiliki tujuan
untuk
berpartisipasi
Asertif
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
(P4/A/301-310) dalam
lingkungan
sosial
Pembelaan
Diri
”dengan suatu alasan dan
mungkin itu alasan yang
masuk akal dan itu bisa
membangun program kerja
itu” (P4/A/69-70)
Menanggapi
kritik dengan
mengekspresika
n diri
Asertif
“misalkan badmood seperti
itu, kita tidak boleh membawa
itu ke dalam kinerja kita”
(P4/A/62-63)
“Kita harus profesional..”
(P4/A/63)
Memahami
kemampuan diri
Ekspresi
Perasaan
Jujur dan
Nyaman
“ada saatnya ketika kita tidak
setuju sama orang ada saatnya
kita harus mengutarakan itu”
(P4/A/67-69)
Mengungkapka
n perasaan
kurang setuju
Asertif
“..berusaha untuk tetap stay
cool lah, maksudnya stay cool
dalam artian tidak terlihat
terlau kontras sekali..”
(P4/TA/80-81)
“..tetap menjaga kerjasama ini
tetap harus berjalan jadi
walaupun kita udah enggak
setuju” (P4/TA/84-85)
Kurang dapat
menyampaikan
dukungan
dengan
menyembunyik
an ekspresi
yang
sebenarnya
Tidak
Asertif
“Tetap menjaga sikap..”
(P4/A/104)
“menegur tapi masih dalam
konteks yang sopan..”
(P4/A/123-124)
“..tidak menyakiti..”
(P4/A/124)
Bersikap sopan
tanpa rasa
cemas
Asertif
Penerapan
hak pribadi
“membagi waktu antara terjun
ke kepanitiaan dan tetap
berjalan di organisasi”
(P4/A/18-19)
Mengakui
perannya
sebagai anggota
organisasi
Asertif
Kesetaraan
hubungan
“orang lain tetep enak dengan
kedudukannya dan kita juga
enak dengan kedudukannya
kita” (P4/A/104-106)
“..lebih menghargai orang
lain..” (P4/A/283-284)
“..menghargai pendapat orang
Menempatkan
kedua belah
pihak secara
setara
Asertif
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
lain..” (P4/A/194)
“..punya hak dan kewajiban
yang sama dengan anggota
lain” (P4/A/12-13)
“..menggabungkan tiga
pikiran habis itu
menggabungkan berbagai
macam pikiran orang..”
(P4/A/59-60)
“..kita tidak boleh egois..”
(P4/A/60)
“..menghargai keputusan
orang lain..” (P4/A/61)
“..sama-sama harus
memberikan masukkan,
memberikan kritikan...”
(P4/A/13-14)
Menjadikan
setiap orang
untuk menjadi
unggul tanpa
ada yang
merasa
dirugikan
Asertif
Hak-hak
orang lain
“..tidak menyakiti salah satu
dari kita..” (P4/A/124-125)
Mengekspresika
n diri tanpa
mengkritik
secara tidak
adil, tidak
mengintimidasi
Asertif
e. Partisipan 5 (DKA)
DKA memiliki kecenderungan perilaku asertif yang sangat
menonjol. DKA memiliki keberanian dalam menyampaikan pendapat
maupun kritik. DKA tidak akan diam jika terdapat sesuatu yang
menurutnya tidak sesuai. Seperti halnya saat rapat, ia akan menegur jika
orang lain sibuk dengan gadget atau berbicara sendiri ketika orang lain
sedang berbicara di depan. Akan tetapi, terkadang ia kurang sopan
ketika memotong pembicaraan saat menegur orang lain yang sibuk
sendiri dan tidak mendengarkan. Berikut merupakan tabel
kecenderungan asertif pada partisipan 5:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
Kecenderun
gan Perilaku
Kata Kunci Respon Makna Kategori
"Kepentinga
n Diri
“..prefernya lebih berjuang
sendiri..” (P5/A/71-72)
Mengambil
keputusan
sesuai dirinya
Asertif
“gak disampaikan secara
umum. jadi lebih langsung ke
ketuanya” (P5/A/224-225)
“mau berpendapat tentang
orang ya itu langsung ke
orangnya” (P5/A/226-227)
Inisiatif
mengawali
pembicaraan
Asertif
“..memperlihatkan bahwa
HMPS kami tu ada yang
datang” (P5/A/271-272)
Memiliki
tujuan untuk
berpartisipasi
dalam
lingkungan
sosial
Asertif
Pembelaan
Diri
“aku prefernya lebih ke gak
setuju soalnya kalau misalnya
ditunjuk secara
langsung..”(P5/A/84-85)
Mampu
berkata tidak
atas
permintaan
orang lain
Asertif
“..ketika organisasi jalan,
panitia jalan..” (P5/A/259-
260)
Memahami
kemampuan
diri
Asertif
Ekspresi
Perasaan
Jujur dan
Nyaman
“..nyampekan pendapatku,
seharusnya kan jangan kayak
gini”( P5/A/188)
“..langsung saya PC si
ketuanya atau wakil ketuanya
gitu tanyain kenapa kalian
kayak gini gini gini, saya
tidak setuju dengan alasan
saya sendiri..” (P5/A/99-101)
Mengungkapk
an perasaan
kurang setuju
Asertif
“Kalau saya tu lebih ngecut.
Ya emang sih kayak gak
sopan sih, pas orang bicara
terus tiba-tiba..” (P5/A/167-
168)
“teman-teman tolong diam
dong, kalian tu hargain kayak
gini… nada yang memang
keras..” (P5/TA/169-170)
Bersikap
kurang sopan
saat
menyampaika
n pendapatnya
Tidak
Asertif
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
“misalkan kondisinya ada
yang maen gadget di
sebelahku itu kayak aku tu
lebih apa bilangin aja sih
pelan-pelan..” (P5/A/171-
173)
“Tapi emang disampaikan
secara baik-baik” (P5/A/227)
Bersikap
sopan tanpa
rasa cemas
saat
menyampaika
n pendapatnya
Asertif
Kesetaraan
hubungan
“..nganggep apa mereka
masih di bawah ku..”
(P5/A/283-284)
Menempatkan
kedua belah
pihak secara
setara
Asertif
Hak-hak
orang lain
“mengutarakan iya....mereka
juga punya alasan yang
menurut saya juga sedikit
masuk akal..” (P5/A/94-96)
Mengekspresi
kan diri tanpa
mengkritik
secara tidak
adil
Asertif
f. Partisipan 6 (V)
V merupakan seseorang yang memiliki kecenderungan perilaku
asertif. meskipun terkadang ia belum menempatkan orang lain secara
setara, namun hal itu ia lakukan saat berada di dalam organisasi saja. V
tetap mampu untuk bersikap sopan dengan tetap menyampaikan maksud
yang ingin ia sampaikan. V menyadari perannya sebagai wakil ketua
sehingga ia akan menegur jika terdapat sesuatu yang menyimpang.
Berikut merupakan tabel kecenderungan asertif pada partisipan 6:
Kecenderung
an Perilaku
Kata Kunci Respon Makna Kategori
Kepentingan
Diri
“yang di atas saya,
gubernur yang
memutuskan semua”
(P6/TA/98-99)
“gak memutuskan
pendapatku, aku lebih
enaknya kita selesaikan
Mengambil
keputusan sesuai
dengan orang
lain
Tidak
Asertif
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
bermusyawarah”
(P6/TA/235-236)
Ekspresi
Perasaan
Jujur dan
Nyaman
“mereka ngungkapinnya
salah ya salah kenapa
harus dibenarkan”
(P6/A/244-245)
Mengungkapkan
perasaan kurang
setuju
Asertif
“..kita langsung
ngomong, oh harusnya
gini, jangan sampe kayak
gini kalau misalkan itu
lebih mengingatkan
langsung”(P6/A/247-248)
Bersikap sopan
tanpa rasa cemas
saat
menyampaikan
pendapatnya
Asertif
Penerapan
hak pribadi
“saya membantu
gubernur itu menjadi
kewajiban saya”
(P6/A/34-35)
Mengakui
perannya sebagai
anggota
organisasi
Asertif
Kesetaraan
hubungan
“karna yang bawah juga
satu angkatan sama aku
jadinya aku cuman
anggep teman”
(P6/A/284-285)
Menempatkan
kedua belah
pihak secara
setara
Asertif
“aku ngomong sama
gubernur ya aku hanya
memberikan masukkan
seperti layaknya wakil”
(P6/A/278-279)
“karna gubernur saya
kakak tingkat berbicara
seperti dengan kakak
tingkat” (P6/TA/280-281)
Menempatkan
kedua belah
pihak secara
timpang tindih
Tidak
Asertif
“aku wakil, kamu kakak
tingkat ya aku panggil
gitu” (P6/A/289)
“Jadi kita senang, dia
juga dapet senangnya”
(P6/A/236-237)
Menjadikan
setiap orang
untuk menjadi
unggul tanpa ada
yang merasa
dirugikan
Asertif
“Aku sih banyak sih buat
salah, ya dia maklum,
karna dia tahu kan ya
kalau di luar kita temen”
(P6/TA/174-176)
Menjadikan
orang lain
menjadi pihak
yang dirugikan
Tidak
Asertif
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
Berikut merupakan kesimpulan hasil penelitian tentang kecenderungan
perilaku asertif yang dipaparkan dalam tabel dan dilihat dari aspek-aspek
perilaku asertif yang muncul pada tiap-tiap partisipan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
Aspek Bentuk-Bentuk Perilaku
Asertif Tidak Asertif
Kepentingan
Diri
- Mengambil keputusan sesuai dirinya
- Inisiatif mengawali pembicaraan
- Memiliki tujuan untuk berpartisipasi dalam lingkungan
sosial
- Mengambil keputusan sesuai dengan orang lain
Pembelaan
Diri
- Memahami kemampuan diri
- Menanggapi kritik dengan mengekspresikan diri
- Mampu berkata tidak atas permintaan orang lain
- Sulit menolak permintaan orang lain
- Kurang mampu memahami kemampuan diri
Ekspresi
Perasaan
Jujur dan
Nyaman
- Menunjukkan dukungan dengan persahabatan
- Menunjukkan dukungan dengan amarah
- Bersikap sopan tanpa rasa cemas saat menyampaikan
pendapatnya
- Mengungkapkan perasaan kurang setuju
- Memendam perasaan kurang setuju
- Bersikap kurang sopan saat menyampaikan
pendapatnya
Penerapan
Hak Pribadi
- Mengakui perannya sebagai anggota organisasi -
Kesetaraan
Hubungan
- Menempatkan kedua belah pihak secara setara
- Menjadikan setiap orang untuk menjadi unggul tanpa
ada yang merasa dirugikan
- Menjadikan dirinya atau orang lain menjadi
pihak yang dirugikan
- Menempatkan kedua belah pihak secara
timpang tindih
- Menjadikan setiap orang untuk menjadi unggul
tanpa ada yang merasa dirugikan
Hak-hak
Orang Lain
- Mengekspresikan diri tanpa mengintimidasi
- Mengekspresikan diri tanpa memanipulasi
- Mengekspresikan diri tanpa memanipulasi dan
mengendalikan orang lain
- Mengekspresikan diri tanpa mengkritik secara tidak adil
-
Tabel 5
Kesimpulan Kecenderungan Perilaku Asertif
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
2. Faktor-Faktor yang Memengaruhi Perilaku Asertif
Hasil wawancara yang didapatkan yakni adanya kecenderungan perilaku
asertif yang terjadi pada semua partisipan. Hal tersebut dapat terjadi
beberapa faktor yang dapat memengaruhi perilaku asertif. Pada analisis
berikut, peneliti menggunakan analisis isi pendekatan induktif. Hsieh dan
Shannon serta Elo dan Kyngas (dalam Supratiknya, 2015) menjelaskan
bahwa pendekatan induktif bergerak dari spesifik ke yang umum dengan
cara mengamati fakta-fakta khusus tertentu yang kemudian menggabungkan
atau menyusunnya menjadi satuan yang lebih luas berupa rumusan umum.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa
a. Partisipan 1 (CADS)
CADS memiliki kecenderungan perilaku asertif yang ditunjukkan
berdasarkan hasil wawancara. Pada faktor internal, CADS menunjukkan
bahwa konsep diri dan harga diri menjadi faktor penyebab dalam
melakukan perilaku asertif. Sedangkan pada faktor eksternal, CADS
menunjukkan bahwa tempat organisasi, kebudayaan, dan sumber daya
manusia menjadi faktor penyebab dalam melakukan perilaku asertif.
Pada hasil penelitian terlihat bahwa ia lebih ditentukan oleh faktor
eksternal dalam melakukan perilaku asertif. CADS akan mengambil
keputusan dengan melihat kesiapan dan pendapat orang lain juga. Selain
itu, ia juga akan melihat kelebihan dan kelemahan yang akan didapat
ketika memutuskan suatu keputusan. Hal ini ditunjukkan pada tabel
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
RESPON KATEGO
RI
TEMA
“..salahku terlalu sabar..”
(P1/FI/KD/136-137)
Konsep Diri Faktor
Internal
“…begitu dijalani emang enak sih.”
(P1/FI/KD/185)
“..susah nyarinya jadi aku langsung
nemuin anggotanya” (P1/FI/HD/128)
Harga Diri
“waktu pemilihan ketua tu sebenernya
aku gak mau” (P1/FI/HD/181-182)
“..gak ada orang yang memang bisa dan
mau, ya aku gak papa”
(P1/FI/HD /183)
“..lebih banyak mengayomi orang”
(P1/FE/TO/20)
Tempat
Organisasi
Faktor
Eksternal
“..pemilihan kata-kata” (P1/FE/KB/170)
“kalau gak bener dalam kata-kata ntar
malah kesannya jadi negatif”
(P1/FE/KB/170-171)
Kebudayaan
“..koordinatornya sulit dicari, akhirnya
aku langsung turun ke anggotanya”
(P1/FI/SDM/129)
Sumber
Daya
Manusia
“Terus dari kepentingan juga sih”
(P1/FE/SDM/171)
“..misalnya itu ngasih pendapat yang
sifatnya personal, ya mending aku
ngomongnya personal aja”
(P1/FE/SDM/171-173)
“..gak ada orang yang memang bisa dan
mau, ya aku gak papa”
(P1/FI/SDM/274-275)
“..namanya juga organisasi jadi gak bisa
mutusin dari satu pihak, jadi aku harus
ngambil dari pendapat orang lain”
(P1/FE/SDM/194-196)
“kelemahan kekurangannya kalau
disetujui atau gak disetujui”
(P1/FE/SDM/196-197)
“..kesiapan anggota juga”
(P1/FE/SDM/201)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
b. Partisipan 2 (TBWP)
Pada hasil penelitian didapatkan bahwa TBWP tidak menunjukkan
perilaku menonjol ke arah asertif atau tidak asertif. TBWP memiliki
perilaku yang seimbang antara asertif dan tidak asertif. Pada hasil
penelitian tampak bahwa hal tersebut disebabkan oleh faktor internal
dan eksternal. Faktor internal tampak lebih dominan untuk TBWP
melakukan perilaku asertif. Konsep diri dan harga diri yang lebih
dominan menjadi faktor penyebab TBWP dalam melakukan perilaku
asertif. TBWP akan berani menyampaikan pendapatnya ketika
pembicaraan sudah sangat melenceng dari topik. Selain itu, TBWP juga
merasa perlu untuk menyampaikan pendapatnya saat ia merasa bahwa
keputusan hasil rapat hanya memihak satu sisi saja. Hal ini ditunjukkan
pada tabel berikut:
RESPON KATEGO
RI
TEMA
“..emang terus-terus dikasih tugas ..Jadi
tahun ini baru ngerasain koordinator
yaudah biasa aja” (P2/FI/KD/30,31)
Konsep Diri Faktor
Internal
“yang penting didengerin yang gak
penting yaudah terserah ikut-ikut ajalah.
Nanti lihat hasilnya akhir..”
(P2/FI/KD/221-222)
“ngapain aku ngomong kalau misalnya
aku gak didengerin gitu.” (P2/FI/KD/223)
“masalah apa yang dibahas itu mlenceng
banget aku baru berani ngangkat tangan
ngomong,” (P2/FI/KD/237-238)
“kalau keputusannya cuman memihak
satu, satu sisi doang aku gak bisa”
(P2/FI/KD/245-246)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
“..aku bisa ngerjain tak kerjain dulu.
Kalau aku gak bisa ya tak kasihin orang
lain. aku coba minta bantuan orang lain
gitu” (P2/FI/HD/112-113)
Harga Diri
“mulai duluan sih kita, kalau gak gitu
mereka gak gak ngomong”
(P2/FI/HD/209)
“..di SMA kayak gitu. Intinya itu rapat,
terus aku ngasih usulan. Ning ya itu
kadang gak digagas itu” (P2/FI/KD/216-
217)
Pengalaman
Organisasi
Faktor
Eksternal
“misalnya apa-apa mesti nyarinya Nadya,
Nadya bikin ini bikin itu gitu.”
(P2/FE/TK/25-26)
Tempat
Organisasi
“Apapun dari awal sampe akhir tu aku
yang ngerjain” (P2/FE/TK/51-52)
“Sedangkan disitu ada ketua HMPS ku
ada bendaharanya ada sekretarisnya
yang lebih atasku kan, ya aku tetep
ngasihnya ke mereka” (P2/FE/TK/307-
309)
“..kalau kita gak ngegong mereka gak
ngobrol, eh gak ngomong sama kita, gak
gabung sama kita, masih gitu,”
(P2/FE/SDM/197-199)
Sumber
Daya
Manusia
“..orang-orang SDMnya dulu deh mampu
gak mereka bikinnya, dengan aku bilang
kamu mampu gak masuk”
(P2/FE/SDM/274-275)
c. Partisipan 3 (RP)
Hasil penelitian menunjukkan bahwa RP memiliki kecenderungan
untuk berperilaku asertif. Faktor yang memengaruhi perilaku asertif RP
lebih dominan pada faktor eksternal yakni tempat organisasi, sumber
daya manusia, serta dukungan partner organisasi. RP mampu untuk
mengungkapkan kritik secara sopan namun maksud tetap tersampaikan
karena menganggap bahwa anggota dalam organisasinya adalah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
temannya sendiri. RP dapat mengakui posisinya sebagai anggota dalam
sebuah organisasi karena adanya dukungan dari partner kerja saat ia
sedang berada pada posisi terburuknya. RP merasa memiliki dukungan
dari partner kerja karena sudah perduli terhadap masalah yang sedang
dihadapinya. Hal ini ditunjukkan pada tabel berikut:
RESPON KATEGO
RI
TEMA
“..aku tanya pertimbangannya apa, terus
kenapa kok milih aku” (P3/FI/KD/65-66)
Konsep
Diri
Faktor
Internal
“Jadi ya cara ngomongnya ke mereka .… ada program-program yang misalkan
diprioritaskan, yang harus dilakukan jadi
itu yang butuh dana lebih banyak”
(P3/FI/KD/146,148-149)
“…kenapa kok sampai ngungkapkan pendapat itu karena aku dah terlalu nahan
ya. Maksudnya kalau aku dah terlalu
nahan dan itu aku repress terus kan juga
gak terlalu baik to buat akunya sendiri..”
(P3/FI/KD/224-227)
“..aku ajak buat lebih realistis tu lho,
ngelihat lapangannya” (P3/FI/KD/252)
“Jadi kalau aku bawa data-data itu disitu
aku baru bisa nentuin pilihan setelah aku
ngomong sama atasanku juga”
(P3/FI/KD/264-265)
“..aku berusaha buat calm down sih dan
kebetulan temen-temenku juga bantu buat
calm down juga” (P3/FI/HD/217-218)
Harga Diri
“..dipandangan ku sih mungkin yang lebih
menguasai keuangan kan aku dibanding
ketua itu sendiri.” (P3/FI/HD/292-293)
“..kalau terlalu menyakiti hati juga gak
enak juga kan karena kita rekan satu kerja,
satu tim” (P3/FE/TO/239-240)
“terus ntar kalau ada masalah, iya kalau
misal dia bisa nerima. Kalau misal dia gak
Tempat
Organisasi
Faktor
Eksternal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
bisa nerima takutnya kan malah jadi gak
enak” (P3/FE/TO/240-242)
“aku minta masukkan dari atasanku karna
tetep mau gimanapun juga atasanku harus
tahu tentang permasalahan dan pilihan-
pilihannya kan.” (P3/FE/TO/259-261)
“Karna emang udah gak ada orang yang
mau lagi, jadinya yaudah mau gak mau
yaudah Pasrah gitu ya.. Iya terima aja
.” (P3/FE/SDM/67-68)
Sumber
Daya
Manusia
“…ngelihat fakta-fakta di lapangan”
(P3/FE/SDM/261)
“…akhir masa periode masa pengurusan tu aku agak-agak ambyar, aku sering flight
disitu, dan itu bener-bener di cover sama
temen bendaharaku” (P3/FE/DPO/159-
161)
“..baik banget sampe yang kayak bener-
bener literally ngechat terus, ngechat aku
terus, jadi kayak ngingetin”
(P3/FE/DPO/161-162)
Dukungan
Partner
Organisasi
d. Partisipan 4 (ETK)
Berdasarkan hasil penelitian, terlihat bahwa ETK memiliki
kecenderungan perilaku asertif yang sangat menonjol. ETK mampu
untuk mengambil keputusan sesuai dengan dirinya tanpa
mengesampingkan hak-hak orang lain. Dalam berperilaku asertif, ETK
disebabkan oleh faktor internal yang lebih menonjol. ETK lebih
disebabkan oleh konsep diri yang ia miliki sehingga memilih untuk
menunjukkan perilaku asertif. ETK akan menyampaikan pendapatnya
saat ia mengetahui masalah yang sedang dibahas dan memiliki pendapat
yang harus disampaikan. ETK juga akan mendukung pendapat orang
lain karena ia menganggap bahwa selama pendapat dari orang lain
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
sejalan dan sesuai dnegan program kerjanya, maka ia akan memilih
untuk memberikan dukungan. Hal ini ditunjukkan pada tabel berikut:
RESPON KATEGO
RI
TEMA
“lebih bisa membagi waktu, lebih bisa
membagi prioritas,” (P4/FI/KD/30)
Konsep Diri Faktor
Internal
“Nah selama ide atau gagasan dari orang
lain itu masih sejalan sama program
kerjanya walaupun bertolak belakang
sama yang kita inginkan,” (P4/FI/KD/70-
72)
“…karena kalau kita tetap memaksakan topik yang sama tetapi kita udah nggak
sejalan itu nggak akan mendapatkan
suatu solusi” (P4/FI/KD/88-89)
“misalkan dia kakak tingkat, dan
sebagainya, kita tetep punya batasan-
batasanlah untuk misalkan
menghina”(P4/FI/KD/197-198)
“melihat masalah ketika misalkan aku tau
masalah itu dan aku punya solusinya, dan
aku punya pendapat tentang masalah itu,
aku akan sampaikan” (P4/FI/KD/148-
150)
“..aku itu orangnya perfectionist,
perfectionist tu dalam artian kadang mau
sesuatu berjalan sesuai dengan yang
diinginkan” (P4/FI/HD/98-99)
Harga Diri
“…kita membawahi suatu kepanitiaan
yaitu kepanitiaan pemilihan umum untuk
komisi pemilihan umum atau KPU… harus membagi waktu antara terjun ke
kepanitiaan dan tetap berjalan di
organisasi DPMU..” (P4/FE/TK/15-17,
18-19)
Tempat
Organisasi
Faktor
Eksternal
“pasti kan kalau kita dimintain pendapat
pastinya masih sejalan sama topik,”
(P4/FE/SDM/142-143)
Sumber
Daya
Manusia
“Bisa, selama kita masih diberi waktu
untuk menyampaikan pendapat kenapa
enggak” (P4/FE/SDM/211-212)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
“..penyampaian pendapatnya udah selesai
dan ini udah langsung mau pengambilan
keputusan yaudah kita tinggal langsung
ambil keputusan aja” (P4/FE/SDM/213-
214)
e. Partisipan 5 (DKA)
Seperti halnya dengan ETK, DKA juga memiliki kecenderungan
perilaku asertif yang menonjol. DKA memiliki keberanian dalam
menyampaikan pendapat maupun kritik. DKA tidak akan diam jika
terdapat sesuatu yang menurutnya tidak sesuai. Perilaku asertif DKA
lebih disebabkan oleh faktor internal yang tampak dalam konsep diri
yang ia miliki. DKA memiliki pendapat bahwa orang lain terkadang
menjadi penghalang dalam kegiatan organisasi. Hal tersebut membuat
DKA memilih untuk memutuskan pendapat sesuai dengan dirinya.
Selain itu, DKA juga memilih keputusan organisasi secara individu. Hal
tersebut karena ia ingin menunjukkan bahwa organisasinya harus datang
agar dapat terlihat. DKA juga menganggap dirinya sebagai bagian
dalam organisasi karena salah satu alasan. Partner kerja yang dimaksud
telah banyak membantu dirinya saat menjalankan tugas-tugas orgnisasi.
Hal ini ditunjukkan pada tabel berikut:
RESPON KATEGO
RI
TEMA
“Kalau sama orang terlalu ribet karna
kita kan ngejar waktu kan. … aku
berusaha untuk sendiri..”
(P5/FI/KD/72,75)
Konsep Diri Faktor
Internal
“…aku harus milih, em pilihan yang mana nih dari setiap kegiatan atau setiap
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
ya setiap kegiatan yang ada aku harus
mengutamakan yang mana”
(P5/FI/KD/260-262)
“..ketuanya lagi ngomong atau si wakil
ketuanya lagi ngomong atau siapaun yang
lagi ngomong terus sementara yang
lainnya tu kayak sibuk dengan
kesibukannya sendiri tu kayak kurang
menghargai” (P5/FI/SDM/163-165)
“..memperlihatkan bahwa HMPS kami tu
ada yang datang..” (P5/FI/HD/271-272)
“..nunjukkin sih bahwa oh HMPS PFIS
mau jauh atau enggak tu ya ada yang
dateng gitu, kalau aku lebih kayak gitu sih
nonjolin emang” (P5/FI/HD/275-276)
Harga Diri
“Tapi kalau misalkan tergantung mereka
pernah ikut organisasi atau enggak”
(P5/FI/KD/284-285)
“Kalau misalkan pernah kan otomatis
masih mereka tahu to kayak kegiatan
organisasi tu seperti apa, dinamikanya
seperti apa, ya itu aku memposisikan
mereka sama kayak aku” (P5/FI/KD/285-
287)
Pengalaman
Organisasi
Faktor
Eksternal
“..dia harus bisa menyampaikan alasan
yang jelas dan emang itu emang bener-
bener tepat” (P5/FE/SDM/127-128)
Sumber
Daya
Manusia
“lebih kayak ribut sih, ribut, terus habis
itu pada maen gadget masing-masing,
dengan kesibukannya sendiri sih”
(P5/FI/SDM/160-161)
“Memutuskan sesuatu, itu pertama lebih
dikejar waktu” (P5/FE/SDM/230-231)
“Kayak udah mepet banget tu kayak ya
mau gak mau aku langsung ke ibu biar
selesai.” (P5/FI/SDM/242-243)
“si kakaknya ini tu aktif gitu untuk apa
kasih tahu untuk bantu jadi tu kayak
terbantu banget” (P5/FE/DPO/112-113)
Dukungan
Partner
Organisasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
f. Partisipan 6 (V)
V merupakan seseorang yang memiliki kecenderungan perilaku
asertif. meskipun terkadang ia belum menempatkan orang lain secara
setara, namun hal itu ia lakukan saat berada di dalam organisasi saja.
Hal-hal yang memengaruhi V untuk berperilaku asertif lebih menonjol
pada faktor eksternal. Tujuan dan wewenang dalam organisasi menjadi
alasan V untuk mengungkapkan pendapat. Menurut V pendapat orang
lain merupakan hal penting untuk menjadi bahan pertimbangan untuk
memutuskan suatu hal. V juga menganggap bahwa atasan memiliki
wewenang sehingga ia menganggap bahwa segala keputusan berada di
tangan gubernur. Hal ini ditunjukkan pada tabel berikut:
RESPON KATEGO
RI
TEMA
“Tetapi gak bersikukuh dengan
pendapatku juga, tapi kalau semisalnya
yang B salah, kenapa harus ngikut yang B
gitu” (P6/FI/KD/231-233)
“..kalau semisal dia bener atau semisal
bisa digabungkan dengan pendapatku..”
(P6/FI/KD/233-234)
Konsep Diri Faktor
Internal
“kalau mereka ngungkapinnya salah ya
salah kenapa harus dibenarkan”
(P6/FI/KD/244-245)
“Ya aku lebih lihat mana profit yang
bagus untuk nanti ke depannya, bukan
untuk aku lho, ya untuk organisasi
tersebut.” (P6/FI/KD/260-262)
“..kalau bener salah, ya kan kita juga
yang kena, dalam organisasi kita juga
yang namanya kena. Lebih baik kan kita
langsung ngomong” (P6/FI/KD/245-247)
Harga Diri
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
“karna aku dari dari anggota Humas,
tiba-tiba jadi wakil gubernur itu juga
kesulitan berbicara” (P6/FI/KD/196-197)
Pengalaman
Organisasi
Faktor
Eksternal
“..membantu gubernur itu menjadi
kewajiban saya maksud saya yang besar
..” (P6/FE/TO/35)
“karna yang bawah juga satu angkatan
sama aku jadinya aku cuman anggep
teman” (P6/FI/KD/284-285)
Tempat
Organisasi
“ngasih keputusan tetapi kan ada yang di
atas saya, gubernur yang memutuskan
semua..” (P6/FE/TO/97-99)
“misalnya kamu anggap dalam
konteksnya formal kamu harusnya gak
boleh. Jadi itu sesuai kondisi sih.”
(P6/FI/HD/291-292)
Sumber
Daya
Manusia
Berdasarkan hasil penelitian yang sudah dilakukan, maka peneliti akan
merangkumnya dalam sebuah tabel sebagai berikut:
Faktor-Faktor yang Memengaruhi Perilaku Asertif
Internal Eksternal
1. Konsep Diri
Pengetahuan mengenai
topik
pembicaraan/permasalaha
n organisasi
2. Harga Diri
Keinginan menonjolkan
organisasi
Keinginan untuk berjalan
sesuai keinginannya
Menunjukkan kemampuan
yang selaras dengan
jabatannya
Menunjukkan diri disaat
tidak ada yang bersedia
ditunjuk
1. Tempat Organisasi
Wewenang dan kewajiban
jabatan
Kewenangan atasan yang tidak
bisa diganggu gugat
2. Kebudayaan
Pemilihan kata-kata yang
sesuai
3. Sumber Daya Manusia
Tidak ada orang lain yang
mampu dan mau menjadi ketua
Mempertimbangkan pendapat
anggota lain saat rapat
Sumber daya manusia
4. Dukungan Partner Organisasi
5. Pengalaman Organisasi
Tabel 6
Ringkasan faktor-faktor yang memengaruhi perilaku asertif
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
Pada kenyataannya, beberapa faktor penyebab kecenderungan
perilaku asertif juga menyebabkan partisipan memilih untuk tidak
melakukan perilaku asertif. Partisipan akan memilih untuk mengambil
tindakan sesuai dengan orang lain, kurang mampu untuk memahami
kemampuan diri sendiri, kurang mampu untuk mengungkapkan perasaan
secara jujur, dan kurang mampu untuk menjadikan tiap orang unggul dan
setara. Berdasarkan perilaku-perilaku tidak asertif tersebut, hasil
menunjukkan beberapa faktor yang sudah peneliti rangkum dalam satu tabel:
Faktor-Faktor yang Memengaruhi Perilaku Tidak Asertif
Internal Eksternal
1. Konsep Diri
Pengalaman organisasi
Pentingnya pendapat orang
lain
2. Harga Diri
Berusaha dengan
kemampuannya
1. Tempat Organisasi
Kewenangan atasan yang
tidak bisa diganggu gugat
Kewajiban atas jabatannya
2. Kebudayaan
Pemilihan kata-kata yang
sesuai
3. Sumber Daya Manusia
Tidak ada orang lain yang
mampu dan mau menjadi
ketua
Mempertimbangkan
pendapat anggota lain saat
rapat
4. Dukungan Partner Organisasi
Tabel 7
Ringkasan faktor-faktor yang memengaruhi perilaku tidak asertif
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
C. PEMBAHASAN
Pada pembahasan ini ditemukan hasil tentang perilaku asertif pada
mahasiswa aktif berorganisasi. Pembahasan ini dimulai dengan melihat
kecenderungan perilaku asertif pada mahasiswa yang aktif berorganisasi. Hasil
yang didapatkan yaitu bahwa mahasiswa memiliki kecenderungan dalam
berperilaku asertif. Perilaku asertif tersebut dilakukan berdasarkan
pengalaman menjabat pada organisasi tertentu. Partisipan akan menunjukkan
perilaku asertif ketika keadaan lingkungan organisasi mendukung. Artinya,
individu akan menyampaikan pendapat, kritikan, dan sanggahan ketika
pendapat dalam suatu rapat melenceng dan tumpang tindih serta memiliki
keyakinan bahwa pendapat yang dimilikinya dapat memberikan kontribusi
bagi organisasi. Sedangkan, terkadang partisipan menunjukkan perilaku tidak
asertif. Hal tersebut muncul ketika wewenang dan jabatan dalam organisasi
memengaruhi individu dalam bertindak. Kebijakan yang dimiliki organisasi
membuat individu menahan dalam menyampaikan kritikan kepada atasan atau
sesama anggota. Partisipan menjaga perkataan dan perbuatannya dalam
menyampaikan pendapat terhadap atasan atau sesama anggota agar tidak
menyinggung perasaan seseorang yang bersangkutan. Hal tersebut dilakukan
supaya pertemanan dengan sesama anggota tetap terjalin dengan baik di luar
organisasi.
1. Perilaku Asertif
Keenam partisipan merupakan mahasiswa aktif mengikuti organisasi di
kampus dan memiliki pengalaman berorganisasi selama minimal 1 periode
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
jabatan. Hal tersebut membuat partisipan menyadari peran dan tugasnya
sebagai anggota salah satu organisasi. Seperti halnya dengan CADS yang
mengakui bahwa perannya saat menjadi koordinator berbeda dengan saat ia
menjabat sebagai ketua. CADS menjelaskan bahwa ia memiliki tugas untuk
mengayomi lebih banyak orang ketika menjabat sebagai ketua. Sama seperti
RP yang menyadari perannya sebagai bendahara atau jabatan inti dalam
organisasi tersebut. RP mengatakan bahwa jabatan hanyalah jabatan formal
tetapi tetap memiliki tugas yang sama dengan anggota lain. RP mengatakan
bahwa ia tidak hanya diam melihat anggota lain bekerja, tetapi tetap ikut
membantu dan bergabung dengan anggota lain. Hal ini sesuai dengan
penelitian oleh Leny dan Tommy (2006) bahwa mahasiswa yang aktif
berorganisasi memiliki kesempatan yang lebih besar untuk dapat
berinteraksi dengan individu lain.
Selama menjabat, TBWP memiliki inisiatif untuk mengawali
pembicaraan. TBWP mengatakan bahwa ia harus memulai pembicaraan
dengan angkatan 2017 agar mereka mau membaur dengan yang lainnya.
Sama seperti DKA yang memiliki inisiatif untuk berbicara dengan ketua
atau anggota lainnya ketika ia memiliki pendapat yang tidak bisa
disampaikan dalam forum. DKA akan langsung menyampaikan maksudnya
kepada orang yang bersangkutan secara personal. Hal tersebut juga sama
seperti penelitian Leny dan Tommy (2006) yang berkata bahwa mahasiswa
aktif berorganisasi memiliki kesempatan untuk dilatih memiliki sikap
inisiatif dan terbuka.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
Pada sebuah organisasi ada kalanya muncul kejadian yang tidak
diinginkan yang melibatkan antar-anggota. Seperti halnya yang dijelaskan
oleh DKA bahwa ia berani menegur anggota yang bermain alat komunikasi
atau berbicara dengan rekan lainnya saat seseorang berbicara untuk semua
anggota ketika rapat. DKA menegur secara sopan untuk dapat
mendengarkan tanpa menyinggung perasaan orang tersebut. Hal ini sesuai
dengan tanggapan Leny dan Tommy (2006) bahwa organisasi dapat
membuat mahasiswa yang aktif untuk dapat mengembangkan keterampilan
dalam menyelesaikan konflik antar individu atau kelompok. Selama
menjabat, ETK juga menjelaskan bahwa ia harus menghargai pendapat
orang lain dan tidak boleh egois saat ia berbeda pendapat dengan tiga
anggota sedivisi lainnya. ETK mencari cara agar dapat menggabungkan tiga
pikiran yang berbeda agar menemukan suatu kesepakatan tertentu tanpa
menimbulkan masalah. Sama seperti V yang menjelaskan bahwa ia lebih
memilih untuk menyampaikan secara personal kepada orang yang
bersangkutan agar masalahnya dapat segera selesai. V mengungkapkan
bahwa ia memilih agar masalah dalam organisasi tidak dibawa sampai pada
hubungan pertemanan. Leny dan Tommy (2006) juga menjelaskan bahwa
mahasiswa aktif berorganisasi dilatih untuk dapat menghadapi situasi
interpersonal dalam organsiasinya.
Selama menghadapi situasi seperti di atas, RP mengaku bahwa ia
menyampaikan kritik dengan menahan marah yang ia rasakan. RP
menyampaikan pendapat dengan badan yang bergetar. ETK juga
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
menyampaikan bahwa ia harus bersikap profesional. ETK menganggap
bahwa ia tidak boleh membawa suasana hati yang buruk ke dalam kinerja
organisasi. Hal ini sesuai dengan penelitian oleh Widyaningrum (2009)
bahwa remaja akhir yang memiliki kemampuan untuk mengelola emosi
dengan baik maka ia dapat berperilaku secara asertif.
Banyaknya kegiatan yang ada dalam organsiasi membuat para
partisipan harus mampu membagi waktu antara organisasi dan kegiatan
lain. Seperti halnya DKA dan ETK yang menjelaskan bahwa selama
menjadi anggota dalam sebuah organisasi, mereka menjadi terbiasa untuk
membagi waktu antara organsiasi dan panitia. Selain itu, ETK juga
menjelaskan bahwa ia dapat menentukan prioritas untuk dapat didahulukan.
Hal ini sesuai dengan penelitian oleh Putri (2015) bahwa aktif berorganisasi
dapat melatih mahasiswa untuk dapat membagi waktu antara kegiatan dan
lainnya. Kemampuan membagi waktu dan prioritas tersebut dapat
berdampak pada keterampilan mahasiswa dalam pemecahan masalah.
Seperti halnya CADS yang memilih untuk menemui anggota yang
bermasalah secara langsung agar dapat membicarakan masalahnya secara
tatap muka. RP juga menjelaskan bahwa ia juga mencari cara untuk dapat
membuat pola organisasi di organisasi saat ini dapat teratur seperti
organisasi sebelumnya yang pernah diikutinya. Guven (2010) menjelaskan
bahwa perilaku asertif dapat berdampak pada keterampilan pemecahan
masalah pada individu. Hal ini sesuai dengan penjelasan partisipan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
sebelumnya bahwa mereka memiliki kemampuan untuk mencari solusi
untuk masalah yang dihadapinya.
Berdasarkan aspek-aspek yang muncul pada semua partisipan yang
menunjukkan kecenderungan perilaku asertif, terlihat bahwa terdapat satu
aspek yang pernah dilakukan oleh semua partisipan. Aspek ekspresi
perasaan jujur dan nyaman pernah dilakukan oleh semua partisipan ketika
aktif dalam berorganisasi. Partisipan cenderung memiliki perilaku untuk
dapat menyampaikan pendapatnya secara jujur dan sopan tanpa adanya rasa
cemas. Oleh karena itu, mahasiswa aktif berorganisasi memiliki
kecenderungan dalam perilaku asertif. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian
oleh Erlinawati (2009) tentang kecenderungan perilaku asertif pada remaja
akhir Yogyakarta. Hasil menunjukkan bahwa remaja pada usia 19-21 yang
tinggal di Yogyakarta memiliki tingkat perilaku asertif yang cenderung
tinggi. Kecenderungan yang tinggi tersebut dapat menjelaskan bahwa
rremaja diusia tersebut memiliki pola berpikir untuk berpikir secara kritis,
mengalami proses belajar, dan berinteraksi dengan lingkungan sosialnya.
Hasil penelitian tersebut sesuai dengan partisipan penelitian yang
merupakan mahasiswa berusia 19-23 tahun.
Kecenderungan perilaku asertif yang muncul dari para partisipan
tersebut disebabkan oleh beberapa faktor. Pada hasil penelitian ditemukan
bahwa terdapat faktor yang berasal dari diri individu serta faktor yang
berasal dari luar individu. Masing-masing partisipan memiliki penyebab
dari diri sendiri maupun dari luar dirinya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
2. Faktor Internal
Berdasarkan hasil penelitian, terlihat dua faktor internal yang muncul
yakni konsep diri dan harga diri. Seperti yang tampak pada TBWP yang
memiliki pengalaman berorganisasi di SMA. TBWP pernah tidak
didengarkan saat menyampaikan pendapat saat rapat. Hal tersebut menjadi
bahan pertimbangan TBWP dalam menyampaikan pendapat saat ini. TBWP
belajar dari pengalaman yang membuatnya terkadang memilih untuk diam
tetapi terkadang juga berani untuk menyampaikan pendapatnya. TBWP
akan mengangkat tangan dan mengungkapkan pendapat jika terdapat
pembahasan yang sudah melenceng dan memihak satu sisi. Sama halnya
dengan V yang memiliki kesulitan dalam berbicara dan memutuskan
sesuatu karena menjabat sebagai wakil gubernur merupakan pengalaman
pertama baginya. Pengalaman berorganisasi sebelumnya dianggap berbeda
saat ia menjabat sebagai wakil gubernur di fakultanya. V akan memutuskan
suatu pilihan dengan mempertimbangkan keuntungan yang akan didapatkan
untuk ke depannya. Hal tersebut karena V menganggap bahwa
keputusannya dapat berpengaruh besar terhadap organisasinya kelak. Hal
tersebut menunjukkan bahwa partisipan memiliki konsep diri tertentu yang
dapat memengaruhi dalam berperilaku asertif. Konsep diri sendiri
merupakan evaluasi individu mengenai diri sendiri atau penafsiran
mengenai diri sendiri oleh individu yang bersangkutan (Chaplin, dalam
Anfajaya dan Endang, 2016). Menurut Amalia (2014), konsep diri yang
positif dapat menjadikan individu mampu untuk membuat keputusan,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
percaya dan yakin pada diri sendiri, serta mampu untuk mengungkapkan
kesetujuan maupun ketidaksetujuannya.
Harga diri juga menjadi salah satu faktor dari dalam diri yang muncul
pada semua partisipan. Seperti yang dialami oleh DKA yang bersikeras
untuk tetap menuruti keinginannya untuk datang ke undangan rapat di
kampus Mrican. TIdak adanya anggota yang hadir untuk memenuhi
undangan tersebut karena alasan jarak yang jauh, tidak membuat DKA juga
ikut tidak hadir. DKA menjelaskan bahwa akan tetap hadir karena ingin
menonjolkan bahwa organisasinya tetap ada yang datang dan berpartisipasi
dalam undangan rapat tersebut. Sama seperti ETK yang berkata bahwa
dirinya merupakan orang yang perfectionist dan terkadang menginginkan
segala sesuatu dalam organisasi harus berjalan sesuai dengan keinginannya.
Hal ini juga terjadi pada RP yang akan memberi masukkan kepada ketua
tentang keuangan organisasi. RP merasa bahwa ia lebih menguasai tentang
keuangan sehingga ia harus memberikan masukkan pada ketua. Ginting dan
Achmad (2014) menemukan bahwa individu yang merasa memiliki harga
diri yang tinggi akan mengetahui kelebihan dan kekurangan dirinya.
Individu yang mengetahui potensi-potensi pada dirinya, ia akan berusaha
untuk mengoptimalkan dalam mencapai suatu kesuksesan dalam
lingkungan sosial, yang salah satunya ditandai dengan kemampuan bersikap
asertif.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
3. Faktor Eksternal
Selain faktor internal, terdapat faktor-faktor eksternal yang muncul pada
hasil penelitian yakni tempat organisasi, kebudayaan, sumber daya manusia,
dukungan partner organisasi, dan pengalaman organisasi. Tempat organisasi
menjadi salah satu penentu partisipan untuk melakukan perilaku asertif.
Partisipan yang dapat mengakui perannya dalam suatu organisasi
merupakan salah satu perilaku yang dapat tampak dalam perilaku asertif.
CADS menyadari perannya sebagai ketua setelah ia menjalani masa
jabatannya. Hal tersebut karena adanya pengaruh dari organisasi yang
mengharuskan CADS untuk dapat mengayomi lebih banyak orang saat
menjadi seorang ketua. Hal tersebut juga terjadi pada V yang saat itu sedang
menjabat sebagai wakil gubernur. V merasa bahwa kewajiban sebagai wakil
gubernur lebih besar karena hal itu memang sudah menjadi kewajiban yang
harus dilakukan olehnya. Suatu jabatan dapat memengaruhi individu dalam
bertindak. RP menjelaskan bahwa ketika ia menyampaikan suatu pendapat,
ia tetap harus menerima segala keputusan akhir yang telah dibuat.
Keputusan tersebut merupakan hasil dari ketentuan dari atasan yang lebih
memiliki wewenang. Sama halnya dengan V dan TBWP yang menganggap
ketua sebagai atasan. Oleh sebab itu, wewenang atasan dalam pengambilan
keputusan akhir tersebut membuat mereka memiliki batasan dalam
penyampaian pendapat. Keterbatasan penyampaian pendapat tersebut sesuai
dengan yang dijelaskan oleh Alberti dan Emmons (2002) bahwa individu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
cenderung melakukan harapan sesuai dengan atasan sebagai pemegang
kendali.
Kebudayaan atau kebiasaan tertentu di suatu tempat memiliki aturan
atau batasan yang berbeda-beda pada tiap wilayah. Seperti halnya dengan
CADS yang memiliki kebiasaan dan pertimbangan tertentu sebelum ia
mengungkapkan pendapat pada orang lain. CADS memilih kata-kata yang
tepat dan sesuai sebelum ia berpendapat karena menurutnya, penggunaan
kata-kata yang kurang tepat dapat menimbulkan kesan yang negatif bagi
lawan bicaranya. Sesuai dengan Fukuyama dan Greenfield (1983) bahwa
norma budaya yang diterapkan mendasari dalam mengekspresikan pendapat
dan ketidaksetujuan pada individu.
Sumber daya manusia yang dimiliki organisasi juga dapat memengaruhi
partisipan dalam bertindak secara asertif. Mempertimbangkan pendapat
orang lain menjadi alasan partisipan dalam mengambil keputusan. DKA
menjelaskan bahwa ia tidak menyetujui keputusan ketika rapat sedang
berlangsung. Akan tetapi, ia menimbang kembali keputusan tersebut dengan
meminta pendapat orang yang bersangkutan untuk menyampaikan alasan
dibalik keputusan tersebut. Hal tersebut dapat mengubah pendapat DKA
setelah mengetahui bahwa alasan yang diberikan orang lain sudah jelas dan
tepat. Sama halnya dengan CADS yang akan mempertimbangkan pendapat
orang lain dengan meilhat kelebihan dan kelemahannya sebelum keputusan
dibuat. Menurut Alberti dan Emmons (2002) lingkungan seringkali
mengajarkan untuk mengungkapkan hak-hak secara benar sehingga
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
membuat individu merasa ragu atau merasa bersalah jika dinilai oleh orang
lain.
Partisipan dengan perilaku asertif dapat terlihat dari perilakunya yang
mengerti dan menyadari dirinya menjadi bagian dari suatu organisasi
tertentu. Partisipan yang mengerti dan menyadari posisinya sebagai bagian
dari organisasi tidak jauh karena adanya faktor dukungan orang lain. Orang
lain disini lebih ke partner kerja yang memiliki peran juga di dalam
organisasinya. Hal ini terlihat dari pengalaman RP yang memiliki kesan
mendalam karena partner kerja yang selalu mengingatkan tugas-tugas
organsiasi yang harus diselesaikan ketika ia memiliki suatu masalah yang
membuatnya lari dari tanggungjawabnya. Sama halnya dengan DKA yang
memiliki partner kerja yang selalu aktif dalam membantu dan mengajari
tentang tugas jabatannya. Hal tersebut dirasa sangat membantu DKA dalam
memahami perannya dalam organisasi tersebut. Guven (2010) menjelaskan
bahwa individu yang dianggap mampu mencapai suatu pencapaian yang
sangat baik dan orang lain memiliki kepuasan berhubungan dengan individu
tersebut maka ia akan memiliki perilaku asertif.
Berdasarkan hasil yang sudah dijelaskan di atas, terkadang partisipan
sudah memiliki perilaku asertif selama mengikuti suatu organsiasi tertentu.
Akan tetapi, dalam hal-hal tertentu terkadang beberapa partisipan memilih
untuk melakukan perilaku yang tidak asertif. Berdasarkan hasil wawancara,
partisipan CADS, RP, dan V sama-sama pernah mengambil keputusan yang
tidak sesuai dengan dirinya. Mereka memilih untuk mengambil keputusan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
berdasarkan keinginan atau pendapat dari orang lain. Selama pendapat
orang lain tidak berbeda jauh dengan pendapat dirinya dan juga tetap
sejalan serta sesuai dengan nilai-nilai organisasi, partisipan akan cenderung
mengesampingkan pendapat dirinya. Hal ini menunjukkan bahwa faktor
dari luar diri yakni keadaan organisasi dan situasi-situasi tertentu terkadang
membuat partisipan tetap mempertimbangkan untuk menerapkan perilaku
tertentu.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa mahasiswa aktif
berorganisasi memiliki kecenderungan untuk berperilaku asertif. Perilaku
asertif dilakukan ketika keadaan lingkungan organisasi mendukung. Artinya,
individu akan menyampaikan pendapat, kritikan, dan sanggahan ketika
pendapat dalam suatu rapat melenceng dan tumpang tindih serta memiliki
keyakinan bahwa pendapat yang dimilikinya dapat memberikan kontribusi
bagi organisasi.
Meskipun demikian, ditemukan pula hasil yang menunjukkan
kecenderungan perilaku tidak asertif. Perilaku tidak asertif akan muncul ketika
wewenang dan jabatan dalam organisasi memengaruhi individu dalam
bertindak. Kebijakan yang dimiliki organisasi membuat individu menahan
dalam menyampaikan kritikan kepada atasan atau sesama anggota agar tidak
merusak pertemanan di luar organisasi.
Faktor-faktor yang memengaruhi perilaku asertif dapat dikelompokkan
ke dalam faktor-faktor internal dan eksternal. Faktor internal yang tampak
pada responden yakni berdasarkan dari konsep diri dan harga diri. Konsep diri
yang muncul berdasarkan pengetahuan mengenai topik pembicaraan atau
permasalahan dalam organisasi. Faktor internal lain yang tampak yaitu harga
diri dimana tampak pada responden yang ingin menonjolkan organisasinya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
agar dipandang baik, keinginan untuk berjalan sesuai keinginannya, keinginan
untuk menunjukkan kemampuan yang selaras dengan jabatannya, serta
menunjukkan diri disaat tidak ada yang bersedia untuk ditunjuk.
Sedangkan faktor eksternal yang muncul yakni tempat organisasi,
kebudayaan, sumber daya manusia, pengalaman organisasi, serta dukungan
dari partner organisasi. Tempat organisasi tampak pada adanya wewenang dan
kewajiban jabatan yang dimilikinya. Kebudayaan tampak dari pemilihan kata-
kata yang sesuai dengan nilai yang berlaku. Sumber daya manusia tampak
pada keadaan keadaan orang lain yang tidak mampu menjadi ketua dan
pertimbangan atas pendapat orang lain saat rapat.
Secara keseluruhan, faktor eksternal lebih berpengaruh dalam berperilaku
asertif. Hal tersebut karena lingkungan sosial merupakan keadaan yang
mampu mengembangkan diri serta melatih diri untuk berperilaku asertif.
Individu dapat mengubah faktor dari dalam diri dengan mengalami
pengalaman-pengalaman organisasi yang diikuti. Selain itu, dengan
berinteraksi dengan orang lain, maka ia dapat mengembangkan dirinya
menjadi lebih baik.
B. KETERBATASAN PENELITIAN
Penelitian ini tidak terlepas keterbatasan yang tidak dapat dihindari.
Berikut merupakan beberapa keterbatasan yang dialami oleh peneliti yaitu:
1. Dalam menganalisis data, peneliti memasukkan semua data partisipan
dengan tidak melihat bahwa adanya respon yang sama dan sering
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
diungkapkan oleh para partisipan karena mereka berada pada satu
institusi yang sama. Hal tersebut membuat adanya kemungkinan
bahwa pengalaman dan keadaan organisasi yang dirasakan sama. Oleh
sebab itu, perlu diperhatikan tentang latar belakang partisipan agar
hasil dapat variatif.
2. Peneliti hanya melakukan satu kali wawancara dan dua kali proses
validasi yakni member checking dan peer debrifing. Ada baiknya jika
proses wawancara dilakukan lebih dari satu kali agar data yang
diperoleh lebih mendalam. Pada penelitian ini, perlu adanya elaborasi
atau probing terhadap faktor-faktor penyebab perilaku asertif.
C. SARAN
1. Bagi mahasiswa aktif berorganisasi
Bagi mahasiswa yang aktif berorganisasi disarankan untuk dapat
melihat faktor-faktor yang memengaruhi perilaku asertif berdasarkan hasil
penelitian agar dapat melakukan evaluasi terhadap kondisi organisasinya.
2. Bagi perguruan tinggi
Bagi perguruan tinggi, baik tingkat universitas, fakultas, maupun prodi
atau jurusan, ada baiknya jika adanya pelatihan perilaku asertif bagi
seluruh mahasiswa, khususnya untuk mahasiswa aktif berorganisasi.
Peneliti berharap dengan adanya pelatihan perilaku asertif tersebut dapat
membuat mahasiswa aktif berorganisasi dapat lebih menerapkan perilaku
asertif secara benar. Melalui mahasiswa aktif berorganisasi, diharapkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
pula agar kemampuan dalam berperilaku asertif tersebut dapat dijadikan
contoh bagi mahasiswa lain.
3. Bagi penelitian selanjutnya
Bagi penelitian selanjutnya, diharapkan mampu untuk tetap
memperhatikan fokus penelitian yang ingin didapatkan dengan tetap
memerhatikan respon partisipan yang terkadang akan bercerita panjang
lebar mengenai pengalamannya. Artinya peneliti tidak menjadi larut dalam
cerita partisipan namun tetap fokus pada tujuan penelitian. Selain itu,
diharapkan juga untuk menambah validasi data agar lebih akurat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
DAFTAR PUSTAKA
Alayi, Z., Khamen, A. B. Z., & Gatab, T. A. (2011). Parenting style and self-
assertiveness: effect of a training program on self-assertiveness of Iranian
High School Girls. Procedia Social and Behavioral Sciences, 30, 1945-
1950.
Alberti, R,. & Emmons, M. (1986). Your perfect right: A guide assertive living.
California: Impact Publisher.
Alberti, R,. & Emmons, M. (2002). Your perfect right: Hidup lebih bahagia
dengan mengungkapkan hak. Jakarta: PT. Elex Media Komputindo.
Amalia, D. (2012). Hubungan antara konsep diri dengan perilaku asertif pada
mahasiswa aktivis Universitas Muhammadiyah Surakarta. Skripsi Fakultas
Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Anfajaya, Aqso & Endang, S. (2016). Hubungan antara konsep diri dengan
perilaku asertif pada mahasiswa organisatoris Fakultas Hukum Universitas
Diponegoro Semarang. Jurnal Empati, 5(3), 529-532.
Anindyajati, M., & Karima, C. M. (2004). Peran harga diri terhadap asertifitas
remaja penyalahgunaan narkoba (penelitian pada remaja penyalahguna
narkoba di tempat-tempat rehabilitasi penyalahguna narkoba). Jurnal
Psikologi, 2(1).
Astika, P. (2010). Gambaran konsep sejahtera pada lansia di Kelurahan
Sumbermulyo. Skripsi Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta.
Bishop, S. (2000). Develop your assertiveness (2nd
ed). London: Kogan Page.
Bungin, B. (2001). Metode penelitian kualitatif. Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada.
Caesari, K. C., Anita, L., & Ariati, J. (2013). “Kuliah versus organisasi” studi
kasus mengenai strategi belajar pada mahasiswa yang aktif dalam organisasi
mahasiswa pecinta alam Universitas Diponegoro. Jurnal Psikologi Undip,
12(2).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
Castedo, A. L., Juste, M. P., & Alonso, J. D. (2015). Social competence:
Evaluation of assertiveness in spanish adolescents. Psychological Reports:
Relationship and Communications, 115(1), 219-229.
Creswell, J. (2014). Research design: Pendekatan kualitatif, kuantitatif, dan
mixed (Ed. 3). Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Creswell, J. (2016). Research design: Pendekatan kualitatif, kuantitatif, dan
mixed (Ed. 4). Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Erlinawati, A. M. (2009). Kecenderungan perilaku asertif pada remaja akhir di
Yogyakarta. Skripsi Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma.
Fukuyama, M. A.,& Greenfield, T. K. (1983). Dimensions of assertiveness in an
asian-american student population. Journal of Counseling Psychology,
30(3), 429-432.
Ginting, B. O., & Masykur, A. M. (2014). Hubungan antara harga diri dengan
asertivitas pada siswa kelas XI SMA Kesatrian 2 Semarang. Jurnal Empati
Fakultas Psikologi Universitas Diponegoro, 3(4).
Guven, M. (2010). An analysis of the vocational education undergraduate students
levels of assertiveness and problem-solving skills. Procedia Social and
Behavioral Sciences, 2, 2064-2070.
Hakim, R. N. (2017). Sempat ricuh, pansus angket kpk tolak temui pengunjuk
rasa. Diunduh dari kompas.com pada 16 Februari 2018 pukul 13.10 WIB.
Hartley, M. (2005). The assertiveness handbook. London: Great Britain.
Ihsanuddin. (2018). Cerita ketua bem ui nekat kartu kuning jokowi dan
diamankan paspampres. Diunduh dari Kompas.com pada 20 Februari 2018
pukul 16.15 WIB.
Kamus bahasa indonesia online. Diunduh dari kbbi.web.id pada 15 Juni 2018,
pukul 17.10 WIB.
Khan, R. I. (2012). Perilaku asertif, harga diri dan kecenderungan depresi.
Persona, Jurnal Psikologi Indonesia, 1(2), 143-154.
Kusdiyati, S., & Fahmi, I. (2015). Observasi psikologi. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
Leny & Suyasa, P. T. Y. S. (2006). Keaktifan berorganisasi dan kompetensi
interpersonal. Jurnal Phronesis, 8(2), 71-99.
Marini, L., & Andriani, E. (2005). Perbedaan asertivitas remaja ditinjau dari pola
asuh orang tua. Jurnal Psikologia, 1(2), 46-53.
Miasari, A. (2012). Hubungan antara komunikasi positif dalam keluarga dengan
asertivitas pada siswa SMP Negeri 2 Depok Yogyakarta. Emphaty. 1(1), 32-
46.
Misnani, J. (2016). Hubungan perilaku asertif dan kesepian dengan kecemasan
sosial korban bullying pada siswa SMP Negeri 27 Samarinda. Psikoborneo.
4(4), 793-802.
Moleong, L. (2009). Metodologi penelitian kualitatif. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya.
Montero, A. (2010). Developing assertiveness in organizations: Principles and
tools. Diunduh dari www.qbsteam.com pada 7 Maret 2018 pukul 13.40
WIB.
Onyeizugbo, E. (2003). Effect of gender, age, and education on assertive in a
Nigerian sample. Psychology of Women Quartely, 27, 12-16.
Paramitasari. (2011). Hubungan antara perilaku asertif dan tingkat stres kerja pada
karyawan. Skripsi Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta.
Pourjali, F., & Zarnaghash, M. (2010). Relationship between assertiveness and
the power of saying no with mental health among undergraduate student.
Procedia Social and Behavioral Sciences, 9, 137-141.
Pratiwi, W. E. (2015). Pengaruh budaya jawa dan harga diri terhadap asertivitas
pada remaja siswa kelas XDI SMA Negeri 3 Ponorogo. eJournal Psikologi,
3(1), 348-357.
Pipas, M. D., & Jaradat, M. (2010). Assertive communication skills. Annales
Universitatis Apulensis Seris Oeconomica, 12(2), 649-656.
Putri, C. P. (2015). Motivasi mengikuti organsiasi mahasiswa ditinjau dari
dukungan sosial teman satu jurusan. Skripsi Fakultas Psikologi Universitas
Katolik Soegijapranata.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
Rizki, B. M. (2015). Self disclosure: Definisi, operasionalisasi, dan skema proses.
Intuisi, 7(1).
Rizki, K., Sukarti., & Uyun, Q. (2015). Pelatihan asertivitas terhadap penurunan
kecemasan sosial pada siswa korban bullying. Jurnal Ilmiah Psikologi
Terapan, 3(2), 200-214.
Robbins, S. (1994). Organization theory: Structurer, design, and applications.
Jakarta: Arcan.
Santrock, J. W. (2011). Life-span development. New York: McGraw-Hill.
Sarwono, S. W. (1978). Perbedaan antara pemimpin dan aktivis dalam gerakan
protes mahasiswa. Jakarta: Bulan Bintang.
Satuti, N. B. (2014). Hubungan antara harga diri dengan perilaku asertif pada
mahasiswa aktivis Universitas Muhammadiyah Surakarta. Skripsi Fakultas
Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Septyadi, R. (2004). Perbedaan kemampuan asertif antara remaja putra dan remaja
putri dalam relasi persahabatan. Skripsi Fakultas Psikologi Universitas
Sanata Dharma Yogyakarta.
Siska., Sudardjo., & Purnamaningsih, E. A. (2003). Kepercayaan diri dan
kecemasan komunikasi interpersonal pada mahasiswa. Jurnal Psikologi, 2,
67-71.
SK Menteri Pendidikan Nasional dan Kebudayaan No.155/U/1998 tentang
pedoman umum organisasi kemahasiswaan.
Sriyanto., Abdulkarim, A., Zainul, A., & Maryani, E. (2014). Perilaku asertif dan
kecenderungan kenakalan remaja berdasarkan pola asuh dan peran media
massa. Jurnal Psikologi, 41(1), 74-88.
Sugiyono. (2014). Metode penelitian kuantitatif, kualitatif, dan kombinasi (mixed
methods). Bandung: Alfabeta.
Supratiknya, A. (2007). Merajuk sumber acuan dalam penulisan karya ilmiah.
Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma.
Supratiknya, A. (2015). Metodologi penelitian kuantitatif & kualitatif dalam
psikologi. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma.
Suryabrata, S. (2006). Metodologi penelitian. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
Tohrin. (2012). Metode penelitian kualitatif dalam pendidikan dan bimbingan
konseling. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
(2017). Pentingnya komunikasi asertif dan regulasi emosi dalam penyampaian
pendapat. Diunduh www.ui.ac.id pada 7 Maret 2018, pukul 16.00 WIB.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92
LAMPIRAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
93
NO VERBATIM
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
PENDAHULUAN
Oke selamat sore Dara Selamat Sore Apa kabar nih? Baik baik, luar biasa
Habis asistensi ya? Iya Kesibukanmu yang sedang kamu lakukan saat ini
apa aja nih? Sekarang sih aku lagi magang di luar, sama ya ngasisten di
farmasi sama di P. Kim Oh asistensi juga, terus kuliah udah selesai? Mata
kuliah udah gak ada sama sekali? Skripsi sudah selesai? Iya sudah semua,
jadi cari-cari kesibukan di luar. Okey. Em tentang kegiatanmu yang udah-
udah nih. Kamu pernah ikut organisasi? Ya Kalau boleh tau apa aja tuh?
Kalau organisasi sih sebenernya cuman satu, cuman aku 3 tahun di sana. Jadi
udah 3 periode, organisasinya DPMF Farmasi Tiga periode tu satu periode
satu tahun? Iya Bearti 3 tahun mengabdi? Luar biasa... Sampe buluk
Bearti ini dah gak menjabat, dah lepas tanggungjawab gitu ya? Iya
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
ISI
Emm.. peranmu sendiri di DPMF tu gimana? Em pengalaman yang kayak
gimana nih? Em jabatanmu dulu deh dari tiga periode tu apa aja? Yang
pertama aku jadi anggota dulu, anggota di komisi quality control. Terus habis
itu tahun kedua jadi CO, terus yang tahun terakhir jadi ketua.
Ketua DPMFnya.. oke. Terus nahh dari ketiga peranmu di organisasi itu
pengalaman yang paling berkesan sebagai apa atau menjabat sebagai
apa? Yang paling berkesan itu waktu jadi ketua Ketua.. nah kenapa tuh?
Kenapa bisa dikatakan paling berkesan diantara anggota dan CO? Karna
ya yang pertama pasti lebih banyak mengayomi orang. Karna kalau di eh
maksute kalau jadi koordinator aja kan ya kamu cuman ngayomi anggotamu
aja. Kalau jadi ketua kamu harus mikirin semuanya gimana, progresnya jalan,
terus rencana-rencana setahun ke depan jalan, terus juga harus menjalin
komunikasi sama bemf sama apa fakultas kayak gitu. Jadi selain kenalannya
jadi banyak, rekanannya jadi banyak, jadi ya itu harus apa ya ya mengayomi
semua.
Jadi lebih ke e berinteraksi dengan anggotanya, gimana cara me- em
tugas-tugasnya biar terlaksana semua kayak gitu. Oke nah kalau e
selama kamu menjadi ketua tu pasti ada kan pengalaman berkesan gitu.
Em satu deh pengalaman berkesan saat kamu menjabat sebagai ketua tu
apa? Em yang gak bisa kamu lupain? Em ini sih kita itu awal bikin
anggota. Eh bikin anggota, maksudnya waktu penerimaan OPREC, itu
beneran apa ya kayak macem rebutan tu lho. Karna di farmasi sendiri, ya gak
tau sih di tempat lain gimana. Tapi menurutku di farmasi itu orangnya yang
ikut organisasi juga cuman itu-itu aja. Jadi yang kejaring di bemf, kejaring di
Tabel Verbatim
Responden 1, CADS
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
94
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52
53
54
55
56
57
58
59
60
61
62
63
64
65
66
67
68
69
70
71
72
73
74
75
76
77
organisasi di farmasi ya orangnya itu, jadi ya saling berebut kayak gitu. Ya
berebutnya gak yang terus berantem gitu sih, cuma apa ya sama-sama
memperjuangkan karna memang kita liat kualitasnya emang bagus. Jadi ya
sama-sama ber- sampe ada yang nangis segala, kayak gitu. Tapi akhirnya bisa
kita.. kan ada dua orang nih, dua-duanya akhirnya sama-sama dapet dpmf.
Cuma yang disayangkan ternyata salah satunya ini ternyata gak bener-bener
bisa apa ya.. maksudnya kita dah bener-bener memperjuangin, tapi ternyata
dia gak bisa kerja dengan sepenuh hatinya kayak gitu. Ya itu sih yang bener-
bener kecewa sih. Tapi ya berkesan karna apa ya kita jadi bisa lihat watak-
watak yang asli kayak gitu.
Oke bearti pengalaman untuk memilih gitu ya? oke lha kamu mengatasi
masalah itu gimana tu? Kamu berperan masuk dalam apa ya ke..
kebimbangan dari orang-orang itu kamu gimana cara mengatasinya?
Jadi kita tu awalnya ngrembuk kayak gitu, rembuk bareng terus habis itu
ngobrol dulu. Itu aku kemaren sama aku, wakilku sama beberapa yang aktif di
DPMF yang periode sebelumnya, itu nyoba bukan ngerayu sih tapi e ngasih
pertimbangan baik buruknya kayak gimana. Tapi semuanya tetep diserahin ke
orangnya sih maunya kayak gimana, pokoknya kita juga ngasih gambaran
kalau sekarang DPMF emang butuh orang-orang yang kompeten buat bangun
karna selama ini kayaknya DPMF Farmasi tu ayem-ayem aja gitu lho. Malah
karna ayem itu jadinya kayak gak ada perkembangan, makannya kita ngasih
pertimbangan gitu ke orangnya supaya mau bergabung ke kita.
Jadi kamu lebih e mendekati secara personal orangnya ituterus ngasih
pengertian pada akhirnya dia mau untuk bergabung gitu. Oke nah kalau
berkaitan dengan program kerja atau kegiatan dalam organisasi DPMF
ini, bisa sebutin gak program-program kerja yang ada dari DPMF ini?
Yang tahun ke berapa? Yang saat kamu menjabat ketua aja Jadi ketua itu
evaluasi dosen, terus evaluasi dosennya ini dosen fakultas, eh fakultas. Jadi
fakultas, fakultas ini ada prodi sama apoteker. Terus habis itu ada evaluasi
program kerjanya BEMF. Jadi dari ada dari kita ada yang ikut kepanitiaannya
mereka atau ikut acaranya mereka terus kita kayak bagi angket ke peserta,
panitia gitu. Terus ini kalau yang bagian apa informasi itu publikasi dan
aspirasi itu ada hari aspirasi sama advokasi juga ada hari aspirasi jadi kita
keliling ke kelas-kelas gitu buat ngambil aspirasi. Jadi kita bawa kotak gitu,
kita nyediain kertas buat mereka menyampaikan aspirasinya yang nanti kita
sampaikan ke fakultas gitu. Terus itu hari aspirasi tu per enam bulan sekali.
Nah ada yang satu bulan sekali itu, eh satu bulan sekali, em satu program di
kepengurusan itu ada yang kita bikin kayak emm apa namanya kayak
rembukan bareng gitu satu fakultas nyampaikan aspirasinya tapi secara
langsung, kayak gitu kayak dialog gitu.
Berarti satu fakultas itu perwakilan gitu? Em dari pengalaman-
pengalaman menjalani program itu tu menurutmu kamu emang setuju
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
95
78
79
80
81
82
83
84
85
86
87
88
89
90
91
92
93
94
95
96
97
98
99
100
101
102
103
104
105
106
107
108
109
110
111
112
113
114
115
116
117
118
119
semua dengan program-program yang dilakukan itu? Heem dan malah
ada program yang udah direncanain tapi gak berjalan. Jadi malah ada yang gak
berjalan kayak gitu padahal harusnya maksudnya semua program tu udah
direncanain dari awal tahun kayak gitu jadi tinggal ngelaksanain semua tapi ya
itu ada yang gak jalan. Gak jalannya karna.. Karna yang harusnya
bertanggungjawab tidak melaksanakan tugasnya
Oke jadi dari divisi tertentu gitu. Oke em saat tadi tu awal waktu awal
tahun kan berarti membicarakan program-program yang akan
dilaksanakan satu tahun ke depan. Nah ada gak sih kayak diskusi apa ya
apakah kamu juga setuju akan selalu setuju dengan semua program yang
akan dijalani satu tahun ke depan atau mungkin kamu ada gak
setujunya, terus didiskusikan gimana gitu? Ya kita jadi yang bikin program
itu aku sama wakilku jadi itu kita bikinnya cuman berdua aja kan itu ceritanya
setelah pemilihan ketua wakil sama gubernur wakil gubernur tu terus kita
langsung bikin rancangan RKA sama R- sek aku lupa, pokoknya Rancangan
Kegiatan sama Rancangan Anggaran kalau gak salah, itu kan. Terus habis itu
kita bareng-bareng tu ngerjainnya sama BEMF biar waktu sama dana kayak
gitu tu kita juga sinkron. Terus habis itu kan dipresentasiin ke fakultas. Itu
kegiatannya sih sejauh itu lancar-lancar aja sih, tapi mungkin dengan
BEMFnya kita kemaren sempet ini apa namanya bukan beda pendapat sih
malah kita tu ternyata pendapatnya sama kayak gitu. Jadi BEMF mau ngadain
em kayak dialog gitu, dan kita juga pingin ngadain dialog jadi daripada dobel
mending kita jadiin satu. Jadi kita yang ambil aspirasi, mereka yang ngadain
eksekusinya kayak gitu, acara yang di drost kayak gitu. Jadi pembagian
tugas tapi tujuannya sama gitu. Daripada dobel dan biaya juga dobel
Nah waktu membicarakan antara ketua dan wakil ketua itu, apakah
selalu sejalan, selalu sejalan atau mungkin ada perbedaan pendapat
kayak gitu? Pengalamanmu saat ini kayak gimana? Kayaknya sejalan sih,
sejalan. Cuma mungkin beda pendapat itu pas apa ya. tapi biasanya sama sih,
maksude yang dimaksud si wakilku juga sama yang kayak aku maksud gitu.
Jadi aku setuju aja kayak gitu.
Kalau dari program yang udah kalian diskusiin terus kalian distribusiin
ke anggota-anggota lain kan pastinya nah itu mereka juga pada setuju-
setuju aja atau ada pendapat lain atau gimana gitu? Setuju-setuju aja.
Cuma mereka bikin ini kayak dirombak biar lebih apa ya sesuai sama mereka,
tapi intinya sama sih cuma mereka bikin lebih bervariasi kayak gitu.
Emmm tapi intinya sama.. Oke kalau selama pelaksanaan programnya
gimana sih pengalamanmu selama bekerja sama dengan anggota lainnya
saat program itu dilaksanakan? Em kayaknya sejauh kemaren tu juga cuma
satu sih sama satu divisi yang memang komunikasinya susah karna dia tu
susah dicari gitu lho. Tapi kalau sama yang lain komunikasinya mudah sih
karna jadi tiga komisi waktu itu. Sama yang dua komisi ini lancar terus
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
96
120
121
122
123
124
125
126
127
128
129
130
131
132
133
134
135
136
137
138
139
140
141
142
143
144
145
146
147
148
149
150
151
152
153
154
155
156
157
158
159
160
161
kegiatannya akhirnya juga bisa jalan sesuai dengan rencana. Cuma yang satu
ini emang karna susah dicari, jadine ya mungkin salah kita juga gak ngejar
kayak gitu, salahnya dari mungkin aku sama wakilku kurang ngejar. Tapi ya,
ya udah gede, udah namanya juga organisasi masa harus di kejar-kejar terus
kayak gitu.
Bearti masalah komunikasi antara kalian dan si divisi satu ini? Nah terus
cara kamu meng- apa ya mengajak mereka lagi atau ya
mengkomunikasikan lagi tu gimana caramu? Kalau aku sih kemaren karna
susah nyarinya jadi aku langsung nemuin anggotanya. Jadi karna
koordinatornya sulit dicari, akhirnya aku langsung turun ke anggotanya kayak
gitu. Langsung nanyain misalnya ada progress yang kurang apa enggak, ada
yang perlu dibantu apa enggak. Terus sama yang susah diajak komunikasi ini
ya aku akhirnya ngejar sih cuma mungkin telat juga, udah hampir selesai tu
baru akhirnya dia menyelesaikannya di akhir-akhir. Tapi itu juga nyeleseinnya
gak semaksimal itu lho, jadi ya dah selesai habis itu. Mungkin ngambang gitu
lah kerjaannya tu. Oke berarti sikapmu terhadap em bisa dikatakan orang
bermasalah itu, sikapmu tetep sabar gitu ya.. Iya.. mungkin itu sih salahku
terlalu sabar kayaknya
Tapi tetep komunikasi, ngandan-ngandani gitu. Oke em saat, aku
penasaran nih waktu tadi tu lho satu program yang sama dengan BEMF,
nah itu bearti kan itu kayak gimana caranya untuk menggabungkan lagi
tu, nah sikapmu terhadap bisa dikatakan berbeda pendapat- em bukan
ya hampir berbeda pendapat terus diskusi, diskusi, diskusi terus nemu
satu tujuan. Nah caramu untuk mendiskusikannya dengan BEMF sendiri
gitu gimana ya? Ya kita jelasin kalau misalnya sebenernya program ini tu
tujuannya sama-sama bagus, nanti daripada kita menghabiskan tenaga dan
dana untuk dua program yang sebenernya bisa jalan bareng kenapa kita gak
kerjasama aja buat. Lagian karna kan kita emang nyari aspirasi to, karna itu
sebenernya dialog, karna dialog kan berarti butuh apa ya butuh masukan-
masukan dari dari mahasiswa apa yang kurang jadi bisa diatasi sama fakultas.
Jadi kenapa gak kita saling bantu terus tinggal bagi tugas aja nanti waktu
pelaksanaannya. Berarti kamu menjelaskan plus minusnya, kamu juga
menjelaskan tentang jalan keluarnya gimana kalau gini gini gini gini, dan
mereka langsung setuju? Oke.
Em kalau selama rapat-rapat biasa, rapat harian atau oh iya rapat rutin
berapa kali dalam waktu sebulan atau seminggu? Sebulan sekali Sebulan
sekali tu rutin? Rutin Nah dalam rapat-rapat biasa kayak gitu ada gak sih
kesulitan yang kamu hadapi berlangsungnya rapat itu? Kesulitannya itu
karna orangnya gak lengkap, gak selalu lengkap dalam setiap rapat. Jadi
kadang informasinya harus diulang lagi kayak grup chat gitu baru maksudnya
biar semuanya tahu kayak gitu. Gitu sih, maksudnya informasi yang ditangkap
sama anggota tu kadang gak lengkap karna mereka gak dateng kayak gitu.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
97
162
163
164
165
166
167
168
169
170
171
172
173
174
175
176
177
178
179
180
181
182
183
184
185
186
187
188
189
190
191
192
193
194
195
196
197
198
199
200
201
202
203
Terus apa ya, kebanyakan kita rapat itu hal yang mau dibahas gak terlalu
banyak sih, jadi em lancar-lancar aja sih, cepet. Berarti kalau misalkan em
informasinya gak tersampaikan sekarang caramu dengan di grup chat
itu. Berarti sejauh ini gak ada masalah yang terlalu besar ketika rapat
terus sampai debat atau apa gitu gak ada? Ayem-ayem ajaa.
Oke em ketika kamu ingin mengungkapkan pendapatitu, nah
pertimbangan apa aja sih yang ingin em yang kamu gunakan saat kamu
mau mengungkapkan pendapat di muka umum gitu? Yang pertama
pemilihan kata-kata, karna ya kalau gak, kalau gak bener dalam kata-kata ntar
malah kesannya jadi negatif. Terus dari kepentingan juga sih kalau misalnya
itu ngasih pendapat yang sifatnya personal, ya mending aku ngomongnya
personal aja daripada aku ngomong di depan semua orang. Terus ya itu dia
kalau mau. Berarti mempertimbangkan kontennya apa, kalau bisa
disampaikan secara umum ya secara umum, kalau emang personal ya
setelah rapat gitu ya disampaikan personal ke orangnya gitu. Oke
Em pernah gak kamu menolak atau gak setuju dengan apa ya dengan
keputusan rapat atau dengan pendapat orang saat rapat itu, pernah gak
ngalamin pengalaman kayak gitu? Emmm kayaknya enggak deh.
Sepertinya lho kayaknya enggak deh Kalau selama selain jadi ketua? Em
sebenernya bukan rapat sih, itu waktu pemilihan ketua tu sebenernya aku gak
mau, tapi aku bilange gini sih, maksud e ya kalau memang gak ada orang lagi
itu gak ada orang yang memang bisa dan mau, ya aku gak papa. Tapi
menurutku aku belum siap kayak gitu. Ya gitu sih, sebenernya gak setuju, tapi
ya begitu dijalani emang enak sih, cuma e mungkin tahunku tu anak-anaknya
susah dicari maksudnya anggotanya tu yang susah dicari. Jadi banyak
memaksa ya dengan kata memaksa anggota yang kemaren kayak gitu buat
ikut lagi. Oke berarti kamu menolaknya ya gak menolak sih ya, em lebih
ke kalau ada yang lain.. berarti gak bisa, aku gak mau, gak mau ya gak
mau itu gak ma- gak, kamu gak kayak gitu. Aku selalu menerima saja… Okee luar biasa. Kalau dalam pengambilan keputusan nih, gimana sih
kamu menentukan pilihan ketika kamu harus menentukan pilihan saat
pengambilan keputusan itu. Hal-hal yang kamu pertimbangkan apa?
Mempertimbangkan pendapat dari orang lain juga. Soalnya ya namanya juga
organisasi jadi gak bisa mutusin dari satu pihak, jadi aku harus ngambil dari
pendapat orang lain, plus minusnya kayak gimana, kelemahan kekurangannya
kalau disetujui atau gak disetujui. Berarti pertimbangan yang kamu ambil
ketika mengambil keputusan nah itu kan ada kamu mempertimbangkan
pendapat orang lain juga terus mempertimbangkan plus minusnya
apakah itu sesuai atau tidaknya, gitu? nah ada lainnya gak? Emm sama
mungkin ke- kese- kesiapan anggota juga. Maksud e kalau aku mengiyain apa
anggota ku bisa bantu jalanin kayak gitu. Oke, berarti lebih
mempertimbangkan ke orang lain gitu ya? lebih ke orang lainnya. oke
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
98
204
205
206
207
208
209
210
211
212
213
214
ada lagi?Udah
Oke, em terakhir nih, kamu pasti hampir setiap saat memimpin rapat nih
dalam setiap bulannya itu, nah ketika kamu memimpin rapat, gimana ya
kamu memposisikan anggotamu itu sebagai apa gitu? Apakah kamu
memposisikan mereka sebagai bawahanmu, atau temen-temenmu atau
gimana kamu memposisikan anggota lain ketika kamu memimpin rapat?
Lebih sebagai rekan kerja, anak-anakku. Jadi ya kalau misalnya mimpin rapat
gitu lebih banyak diskusi sih kita, jadi aku mungkin aku mimpin njelasin yang
mau kita bahas tu gini gini gini. Jadi terus diskusi gitu per apa per komisi dulu
terus baru nanti kita bahas bareng-bareng. Berarti lebih ya mempersilahkan
mereka rapat kecil-kecil dulu baru ntar diskusi bareng-bareng gitu? Oke
215
216
217
218
219
220
PENUTUP
Kayak gini dulu sih, udah cukup. Mungkin misalkan kalau dilain waktu
aku mbutuhin data lagi atau ada pertanyaan atau jawaban yang kurang
gitu, bolehkan untuk wawancara lagi? Boleh-boleh Oke makasih banyak
ya Dara Iya sama-sama
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
99
NO VERBATIM
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
PENDAHULUAN
Selamat sore Nad, bagaimana kabarmu hari ini? Baik Baik betul? Sama
siapa kesini? Sama teman Hmm teman, oke kita mulai wawancara pada
sore hari ini ya. Pertama nih mau tanya, kesibukan yang sedang kamu
lakukan saat ini apa aja nih? Aku sih sekarang sibuk kuliah tu pasti, habis itu
aku ikut em apa organisasi prodi HMPSnya Sastra Indonesia itu di bagian
kayak keproduksian gitu, kayak bikin merchandise. Nah kemaren itu baru
dikasih tugas buat bikin baju korsa kaya baju pdl gtu baju hmps. Habis itu
progres kedua baru mau bikin kayak gitu lagi tapi buat semua anggota. Belum
terlaksana sih tapi baru ya itu sebenernya baru bikin kayak-kayak gitu. Oke,
berarti kesibukanmu selain kuliah sama ikut organisasi itu. Kesibukan
lain? Kalau di luar kampus sih paling di gereja Oh gereja.. masih aktif di
gereja? Em ngomong-ngomong tentang HMPS nih, kamu dah berapa
lama ikut HMPS ini? Ini aku udah dua periode dari tahun kemare ini berarti
aku di tahun kedua. Satu periode tu satu tahun masa jabatannya? Iya satu
tahun Nah jabatanmu disini tadi sebagai bidang produksinya, itu sebagai
anggota atau ? Aku sebagai koordinator Waktu dua tahun ini koordinator?
Kalau yang tahun kemaren aku anggota karna koordinator kan kakak tingkat,
kalau tahun ini, HM tahun ini aku yang jadi koordinator. Berarti di bidang
yang sama? Iya di bidang yang sama
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
ISI
Boleh dong, dari antara kamu jadi anggota dan kamu menjadi CO nih,
menurutmu yang paling berkesan ketika kamu menjabat sebagai apa?
Kalau dari apa ya, sampe sekarang sih aku lebih seneng di anggota sih, tahun
kemaren sih anggota. Tapi jujur sih kemaren koordinatornya sama anggota
lainnya emang kurang apa ya, kurang deket gitu lho. Terus akhirnya yang
kelihatan tu cuman itu si Nadya doang, saya tok, jadi nek misalnya apa-apa
mesti nyarinya Nadya, Nadya bikin ini bikin itu gitu. Atau kalau bikin kayak
gitu bikin-bikin poster atau bikin desain bikin baju kayak gitu gitu mesti aku
gak sendiri gitu lho, aku tetep nyari temenku, tapi bukan temen di dalem
kampus tapi aku nyari temenku yang di luar. Jadi dari tahun kemaren emang
udah bukan di tempa sih, emang terus-terus dikasih tugas ini dikasih tugas itu
ini ni ni. Jadi tahun ini baru ngerasain koordinator yaudah biasa aja Em berarti
justru paling berkesannya saat anggotanya ? Iya, jadi malah jadi anggota,
jadi kemaren ini sih jadi koordinator aku malah belum. Baru kemaren korsa
gitu belum ada keteteran sih, soale anak-anak tu susah ngumpulin uangnya itu
kan. Apalagi yang ngurusin koordinator. Anak-anakku udah tak kasihin apa
Responden 2, TBWP
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
100
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52
53
54
55
56
57
58
59
60
61
62
63
64
65
66
67
68
69
70
71
72
73
74
75
76
77
tugas sendiri-sendiri jadi mereka fokus ke itu aja, kalau ini aku aja. Jadi
pembagian tugas pembagian tugas gitu.
Oke, tadi kan kamu bilang pengalaman berkesan di anggota. ada gak sih
pengalaman ya yang satu pengalamanmu yang gak bisa kamu lupain, yang
paling berkesan ketika kamu jadi anggota kemaren? Ada, itu pertama kali
ikut kepanitaan, dan itu tu itu yang membuat aku tu jadi terus dicari gitu lho.
Wee terus dicari. Maksude dari awal kepanitiaan itu terus ada orang yang tahu
kalau aku kepanitiaan itu masuk divisi itu terus di HMPS prodi ku nyari aku,
terus ngontak-ngontak dan akhirnya ya itu gara-gara itu jadi aku ikut jadi
anggota, itu yang pertama. Terus yang kedua itu yang ada pentas besarnya
Sastra Indonesia itu namanya apasih pentas remang-remang gitu, itu di kampus
satu dan itu paling hemm bikin hess gemes soalnya yang koordinator jadi apa
ya namanya divisi desain, divisi desain cuma ada aku sama kating jadi emang
cuman dua orang doang, sedangkan yang kating itu kurang kenal, tapi orang
lainnya dia bisa cuman kalau gak ditelateni dia males baget. Dilalah kok aku
gak nelateni dia, yauda dia lepas akhirnya. Apapun dari awal sampe akhir tu
yang ngerjain poster, baju, bagi baju, terus stiker terus kayak pamflet gitu itu tu,
itu sih aku sama temenku yang dari luar itu jadi ngerjainnya bareng. Itu sih
mbak, dan itu tu kadang-kadang kayak bikin apa tu namanya buat yang di
instagram itu poster kecil-kecil di instagram itu, itu tu aku dah bikin ini sih gak
enak sih cuma ya yaudah lah ya gak papa sih. Itu tu aku dah bikin, misal aku
dah ngeshare udah tak kasih “ini ya mbak, ini ni ni” mereka juga “oke, oke,
oke” gak ada masalah gitu lho, mereka gak ada soal ini diganti ya ini gimana
maunya gimana. Aku sebenere gak masalah kalau mereka mau ngeshare
punyaku atau ngeshare punya mereka, cuma ya baru kemaren itu, baru pertama
kali ya namanya juga aku dah ngerjain, iya kan? Aku dah berusaha ngerjain
tapi kok dianya malah ngeshare dia yang bikin sendiri, gitu lho, terus aku mikir
ya namanya dalam keadaan capek ya, jadi aku ngomonge ngapa sih lha aku wes
capek-capek bikin, aku dah bikin poster, baju dan lain-lain cuma terus
ditambahin itu ya tak ambile. “Aku dah capek bikinnya aku dah ini ini ini kok
kamu ngesharenya yang ini itu lho? Mbok ya tolong nek kamu ngasih tahu tu
ya kalau bisa sendiri bikin kenapa enggak bikin sendiri malah minta tolong..”
intinya sih gitu. Tapi di situ ya udah sih, aku dah gak mau.. tak anggep biasa
aja. Berarti itu yang tahun lalu ya? Itu yang tahun lalu Berarti caramu
nyelesein masalah ungkapan kekesalanmu itu kamu ngomong langsung ke
orangnya? Heem aku tetep ngomong, cuman ya kalau ngomongnya aku tetep
pake nada bercanda kan, “mas-mas kamu tu bisa sendiri ngerjain nopo harus
minta tolong aku?” “bukan gitu lho Nad” terus dijelasin, habis itu cair biasa
lagi.
Oke, itu paling berkesan ya. nah selain tadi program kerja yang bikin-
bikin merchandise terus PDL dan lain-lain, itu ada program lain gak yang
kamu lakuin di divisimu itu? Ada, jadi sebenere dari tahun itu dia namanya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
101
78
79
80
81
82
83
84
85
86
87
88
89
90
91
92
93
94
95
96
97
98
99
100
101
102
103
104
105
106
107
108
109
110
111
112
113
114
115
116
117
118
119
apa ya ekspresi kreasi, tapi ya cuman bikin-bikin doang. Terus tahun ini
diganti, dengan ketua yang baru diganti sama yang namanya keproduksian. Jadi
dia bikin merchandise sekalian dijual, uangnya nanti masuk ke HMPS juga.
Jadi tetep nyari US- apa ya USDA ya, USDA gitu. Ya baru sih, buat aku ini
baru soalnya aku harus bikin, terus nge- nge apa dengan nilai jual? jualnya
bagus, terus uangnya harus tak gimana caranya supaya HMPS dapet untung,
orang-orang gak kemahalan gitu kan, itu sih
Oke berarti program lain tu itu? Selama kalian ngejalanin tugas, aku
ngomongin yang anggota tadi ya. Kan kamu paling berkesannya lebih ke
anggotanya, nah tadi kan kamu bilang pengalaman yang paling berkesan
saat menjalani program tu saat yang ketika kamu jadi anggota terus
disuruh-suruh, banyak kasih eh banyak dikasih tugas gitu. Nah
sebenernya kamu setuju gak sih dengan cara kerja yang kayak gitu? Kalau
pengalamanku ya mbak ya, aku sih gak suka karna menurutku desain ya, di
divisi desain sendiri. Itu tu desain gak bisa dipaksakan, maksude kayak harus
meluangkan hati, pikiran, kreativitas juga nggo itu lho bikin itu lho. Sedangkan
orang yang minta itu dia, “eh besok jadi ya, eh nanti malem jadi ya” kan kita
kayak, kita cuman “oke, iya, oke iya” paling mepet-mepet ntar malem banget
ya jadi ya, ntar malem banget deh tak kasih kamunya. Itupun belum nanti “Nad
diganti ini ya, Nad ini dong diginiin, eh mau minta dibikin kayak gini dong,”
“oke iya ya ya” gitu, tapi akhirnya juga ya aku sebisaku kan sebisaku. Itu sih,
dia tu kayak mereka tu banyak minta, ya kita gak minta buat dibayar dengan
semua kreativitas kita, dengan semua yang kita buat tu. Bikinan sendiri tu lho
mbak, coba mbak bayangin, bikinan sendiri, original, ini tak kasih, ini kan baru
banget, nah dah buat kamu aja, dikasih. Kita gak minta dibayar, tapi mereka
mintanya sekarang atau gak nanti malem ya. aku kadang mikirnya, kalau dah
digituin aku mesti “sabar ya, sabar ya aku juga punya kegiatan lain e,” paling
mentok itu. Mbok o sebel banget mesti aku malah nangis, sering e aku curhat e
sama itu yang satu, apa yang sering bantuin itu. Akhirnya dia yang ambil alih
kayak gitu, “yaudah kamu ngerjain yang ini, aku yang ini” jadi tetep pembagian
tugas, tapi bagi tugas sama yang temenku ini.
Haa okee ya ampun. Jadi selama ini kamu tu cuman iya-iya aja. Gak
pernah kamu diskusi gitu sama mungkin divisi lain juga kalau kamu
terlalu berat atau gimana gitu ? Soalnya kalau aku, kalau aku mikirnya kalau
aku bisa ngerjain tak kerjain dulu. Kalau aku gak bisa ya tak kasihin orang lain.
aku coba minta bantuan orang lain gitu. Jadi nek sampe apa ya aku sampe
nangis-nangis e gara-gara acara itu. Dan mintanya mereka banyak sedangkan
aku harus mikir ini ini, belum jadi semua, akhir e diambil alih sama temen
Oke, dengan kamu bilang atau ? Heem bilang, “eh tolong dong bikin ini aku
gak bisa e, aku belum selesai yang ini ini” mereka ya, syukurnya mereka oke.
Tapi ya itu tadi gak sesuai sama pemikiran kita to, namanya orang kita dah tak
kasih ini, desainnya ini, kamu bikin yang gini gini gini. Mirip tapi gak mirip.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
102
120
121
122
123
124
125
126
127
128
129
130
131
132
133
134
135
136
137
138
139
140
141
142
143
144
145
146
147
148
149
150
151
152
153
154
155
156
157
158
159
160
161
Ya sejenis tapi yaa 11-13. Haha mayan lah ya. Eh bentar, em yang bantuin
kamu tadi satu panitia eh satu organisasi atau yang tadi kamu bilang di
luar organisasi itu? Di luar organisasi. Itu semuanya? Kan banyak kayak
kamu bilang.. Kalau di luar organisasi, ada temenku cuma di dalem tu ada
juga. Dan itu mesti kalau aku minta tolong aku mesti sama dia terus. Tapi
kamu bilang ke forum gitu gak dengan permasalahan yang kamu hadapi?
Belum, belum Belum? Okee Paling mentok-mentok paling ke grup sih, kalau
mau di edit ya tak share in dulu nanti kalau ada yang mau diedit cepet ditulis
disitu tak tunggu sampe jam segini, di grup ya gitu. Kalau di jam itu gak ada
yaudah, jadi dah selesai. Wahh luar biasa ya ternyata. Jadi kamu ceritain
pengalamanmu dengan rekan kerjamu tu ternyata kamu ya disuruh oleh
koordinatormu, mengiyakan apa yang diminta tanpa negoisasi. Tanpa
negoisasi, saya kuat, haha.
Nah kamu cara kamu menyelesaikan masalah itu tu dengan menerimanya
terus meminta bantuan pada orang lain gitu? cara menyelesaikan
masalahmu dari kakak tingkatmu itu? Hooh, aku dulu, aku dulu bikinnya,
kalau semisal aku gak bisa bagian ini baru aku kasih ke orang lain, pembagian
sama tugasku. Kalau namanya ada, biasanya aku dapet panitia itu beberapa
orang sih, itu koordinator ngasih tahu tugasnya ini ini ini. Terus mereka dikasih
tahu salah satunya, terus mereka ngerjain tugasnya ya. nah itu biasanya
koordinatornya tetep nanyain, “gimana udah selesai belum? Sampe mana?”.
Tapi kalau kitanya bilang “aduh gak bisa ini” nanti koordinatornya baru yang
turun tangan, aku paling suka yang kayak gitu. Ada pernah aku pernah masuk
panitia itu. Itu panitia?
Heem itu kepanitiaan, cuman kalau HMPS ini sih belum sih, aku belum pernah.
Iyapun mesti mereka “mbok ini ini ini” jadi mereka banyak minta, kan erghh
Nah sifatmu, bukan, perilakumu yang mengiyakan dari atasan itu kamu
terapkan gak waktu kamu jadi CO ini? Kan mesti juga ada tugas dari
mungkin ketua atau yang lebih tinggi jabatannya itu kamu juga masih
melakukan hal yang sama kah ? Sama, jadi mereka turun ke aku dulu kan
dari atas turun ke aku dulu koordinator, terus aku, kalau aku bisa nyanggupi,
aku. Tapi aku tetep bilang ke anak-anak di grup. Eh kita dapet tugas ini ini, ada
yang bisa nyanggupin gak? Kalau gak bisa aku yang garap. Kalau mereka bisa
berarti aku yang ngasih. Tapi kalau mereka pada bilang “aku lagi kepanitiaan
ini nih, aku lagi ikut ini, aku lagi ikut ini” oh yaudah, oh yowes aku wae. Tapi
tetep, kalau dikasih tugas aku tetep ngomong sama anakku, gitu Berarti
pertimbangan kamu mengiyakan permintaan tolong dari atasan itu kamu
lihat dari kondisi dari anggotamu sendiri baru kamu mengiyakan atau
tidak. Tapi kamu pernah gak mengtidakkan ? Pernah, apa ya. pernah aku
enggak, enggak ada deh itu gara-gara USDA kayak e awal-awal itu udah nyari
dana. Itu mereka mintanya mau dijual pake apa nyari apa sih itu plastik-plastik
gitu tu bekas-bekas plastik gitu. Aku mikirnya bisa sih tapi kalau aku, aku sih
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
103
162
163
164
165
166
167
168
169
170
171
172
173
174
175
176
177
178
179
180
181
182
183
184
185
186
187
188
189
190
191
192
193
194
195
196
197
198
199
200
201
202
203
gak papa ngumpulin itu, yang ngurusuin USDA gak papa ngurusin gitu asalkan
teman-teman semua satu HMPS mau bekerjasama sama USDA ini buat
ngumpulin botolnya gitu lho. Sedangkan anak-anak kalau umpanya ngumpulin
botol tu piye yo ngumpilin botol tu kayak eh ergh yah gitu lho dan itu
untungnya dikit aku bilang, untungnya dikit. Mbok o kamu dah satu truk pun ya
itu ya cuman berapa sih gak nyampe banyak banget kan ya. dikit jadi untunge
mek sekarung mungkin gak nyampe 5000, ngaranku lho mbak mesti gak
nyampe 10 ribu gak nyampe. Bisa sih cuma nanti lama kita ngumpulinnya, kita
harus per bulan gitu lagi, per bulan gitu lagi, gitu sih.
Oke, sekarang berkaitan dengan rapat nih. Kamu rapat berapa dalam
kurun waktu berapa kali sebulan atau seminggu atau? Sebulan Sebulan
sekali? Itu rutin? Gak rutin sih kadang-kadang, tapi misale kalau lagi ada
penting banget bisa aja dadakan, jadi gak tentu dia. Tapi kalau sebulan sekali
ada, kayak rapat habis acara nek gak kita mau acara itu pasti semuanya dulu
ho.o, sebulan tetep sebulan. Jadi kayak apasih pleno Evaluasi? Pleno evaluasi
gitu gitu. Kita datengin semua HMPSnya angkatan atas kalau kita undang kalau
mereka dateng, kita undang kalau mereka dateng. Kayaknya minggu-minggu
ini deh, minggu ini nek gak minggu besok kita ada pleno juga Berarti sebulan
sekali tu pasti diadakan Heem evaluasi itu Nah selama rapat nih ada gak
sih pengalamanmu yang apa ya yang paling gak bisa kamu lupain juga
saat rapat mungkin dengan anggota atau mungkin dengan divisimu
sendiri kayak gitu saat rapat berlangsung? Saat rapat berlangsung itu pas
sama divisi lain dan itu baru kebentuk kemaren. Aku, aku sendiri ya gak terlalu
kenal sama orang-orangnya karena ternyata ada yang 17 juga kan dari adek
tingkat gitu kan dari bawah gitu juga. Kalau dari angkatanku sih banyak aku
kenal biasa, cuma kalau dari bawah tu kita gak terlalu kenal, jadi kita begitu
rapat tu kita yang rame tu cuma yang kita-kita gitu aja, jadi kayak gerombol
gitu lho yang 17 yang 16 jadi kita gak gabung. Sedangkan kita tahu kalau oh itu
anggotaku 17, oh itu anggotaku 16 misalnya gitu. Jadi mereka kalau ditanyain
sama ketuanya, ketuanya “jadi gimana temen-temen nanana” selalu minta “ayo
temen-temen, ayo temen-temen” temen-temen terus gitu. Kita ya yang bahas
cuman 16 aja, jadi pas awal-awal sih, itu rapat yang pertama kali bener-bener
kita. Itu kan kitanya mau, kita maunya kan mau ada kayak makrab gitu kan, gak
kesampean gara-gara waktyu nya mereka juga sibuk juga jadi kalau mereka 16,
yo ini jujur-jujuran, juju raja sih 16 kalau si apa, apa nihh, megang apa ya
pokoknya ngajak ngomong 17 kalau gak di gong, kalau kita gak ngegong
mereka gak ngobrol, eh gak ngomong sama kita, gak gabung sama kita, masih
gitu, Harus diajak? Harus disenggol dulu awal-awal itu baru disenggol dulu
baru gabung sesikit-sedikit, yaitu gara-gara belum terlalu kenal. Berarti terus
ceritanya yang waktu awal tu cara menggabungkan itu Iya soalnya yaitu
tadi kita baru kenal, tiba-tiba dijadiin satu, terus keadaannya sih tidak kondusif
Oke terus cara kamu mengatasi itu gimana tu? Kalau aku sendiri ya, kalau
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
104
204
205
206
207
208
209
210
211
212
213
214
215
216
217
218
219
220
221
222
223
224
225
226
227
228
229
230
231
232
233
234
235
236
237
238
239
240
241
242
243
244
245
dari divisi ku sendiri aku mesti masuk, begitu tahu aku langsung bikin grup,
habis bikin grup aku langsung ngobrol, aku kenalan biasa. Nah baru ketemu pas
kita mau rapat tentang program kerja, baru kita ngomong, ngobrol-ngobrol ya
itu baru program kerja, ngobrol-ngobrol perkenalan biasa, dengan setiap hari
ketemu di kampus gitu kan, jadi biasa Jadi kamu memulai duluan Iya, tetep
mulai duluan sih kita, kalau gak gitu mereka gak gak ngomong, ya tiap orang
kan beda-beda kan
Nah selama rapat nih, kan mesti ada kayak membicarakan suatu program
em yang nantinya akan disetujui oleh anggota-anggota lain nih. Pernah
gak sih kamu menegeluarkan pendapatmu tentang suatu program, ya
suatu topik yang sedang dibicarakan dalam rapat itu sendirii itu kamu
pernah mengutarakan pendapat gitu? Jarang sih mbak soalnya aku dulu
pernah ya gak di dalam universitas, di SMA kayak gitu. Intinya itu rapat, terus
aku ngasih usulan. Ning ya itu kadang gak digagas itu, jadi aku ngomong disini
kan rapat di depan ketua di depan, aku ngomong disini, ntar nanti ketua di
depan itu ngobrol sendiri sama orang lain di depannya. Nah sedangkan orang-
orang ini kalau rapat ya yang berkepentingan aja lah, yang dengerin ya
dengerin, yang enggak ya enggak gitu kan, yang penting didengerin yang gak
penting yaudah terserah ikut-ikut ajalah. Nanti lihat hasilnya akhir. Jadi tu aku
kayak ngapain aku ngomong kalau misalnya aku gak didengerin gitu. Jadi terus
aku udah ngomong terus gimana tadi? Yang di depan tu kayak “eh gimana
tadi?” “oh ya tadi tu udah”, aku males udah gak mau lagi, jarang kalau mau
baru ditunjuk aku ngomong, kalau enggak aku gak.
Berarti kamu memutuskan pendapat atau enggak tu tergantung dari ya
situasi, kondisi, dan lingkungannya, orang-orangnya gitu? Terus ketika
kamu apa tu ya kalau mengeluarkan pendapat terus gak digagas orang
lain tu kayak yang kamu bilang tadi kamu merasa gimana sih emang?
Gimana kayak gak digagas tu lho mbak, kayak kita ngomong udah ngomong
nih, tapi ka-, aku ngomong sama mbak ita ya, tapi mbak itanya dengerin em
maen hape, maen hape terus. Sedangkan aku lagi curhatnya lagi tentang gimana
nih gimana nih, mbak ita maenan hape oh yaya terus udah. “Aku kudu gimana
mbak?” “yaudah, ya gitu gini gini” “terus aku, aku gak-, minta solusi, aku
pingin minta solusi, tapi gak dikasih solusi” misale kayak gitu sih. Tapi dari
gimana ya kalau misalkan bener-bener masalah apa yang dibahas itu mlenceng
banget aku baru berani ngangkat tangan ngomong, jadi tetep o lihat-lihat
kondisi gitu sih Berarti tadi selain dari orangnya, tergantung dari situasi
kondusif enggaknya, tapi juga tergantung dari topiknya juga Topiknya
menarik gak, kalau enggak menarik yaudah lah siapa aja yang denger lah aku
cuma duduk dengerin aja. Tetep sih cuma oh yaya dengerin aja terus udah.
Berarti dari segala keputusannya kamu mengiyakan apa keputusan
misalnya udah dirapatin gini gini gini jadi keputusannya kayak gini. Nah
kamu selalu setuju dengan keputusan yang dibuta itu? Tergantung, kalau
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
105
246
247
248
249
250
251
252
253
254
255
256
257
258
259
260
261
262
263
264
265
266
267
268
269
270
271
272
273
274
275
276
277
278
279
280
281
282
283
284
285
286
287
keputusannya cuman memihak satu, satu sisi doang aku gak bisa. Semisal kalau
bikin apa bikin pentas. Tapi pentasnya itu kelihatan banget mereka hanya
menonjolkan bagian misalnya bagian teater aja. Ini aja, terus yang lainnya
sedangkan yang lainnya pingin yang lain kayak musik kayak buku gitu.
Keliatan banget itu orang-orangnya itu cuma memihak teater aja kayak gitu.
Jadi keliatan dari orang-orangnya aja deh. Yaudah kita bikin ini ini aja.
Biasanya orang yang kayak gitu tu orang yang apa ya dominan, dia suka
ngomong nanana dan berpengaruh buat orang-orang gitu. Itu tu aku gak bisa
soalnya hayo semuanya harus disama ratakan kan, gak cuma teater tapi ada
juga musik ada juga buku misalnya. Cara kamu menolak itu? Tetep kalau
misalnya kalau belum hasilnya kan? Ini dah hasilnya apa belum? Belum, kan
lagi proses nih. Lagi prosesnya itu, ya di itu tadi aku usul. Kalau di tempatku
to mbak, kalau dianak-anak kita selain teater ada yang suka bikin buku, tulisan,
atau musik atau rekomendasi musik yang bagus atau konser-konser yang bagus
atau apa ya gambar. Kenapa kita gak nonjolin itu juga? Kenapa kita cuman
nonjolin si teaternya aja? Ya kita banyak yang teater, cuma kenapa kamu cuma
nonjolin si teater? Potensi yang ada dalam prodi kita? Paling bilang gitu.
Berarti kamu menyatarakan apa ya istilahnya semuanya harus adil, harus
keputusan yang didapatkan harus adil buat semua orang gitu Soalnya
memang kalau cuman teater doang mesti orang-orang yang kayak buku, film,
gambar itu mesti mereka lihatnya yah kok itu doang sih, padahal kan aku bisa
ini, aku pingin ini, aku pingin ngeshare ini tapi aku gak ada tempat. Ya
namanya HMPS kan mewadahi semuanya jadi kita harus bisa menyetarakan
semuanya.
Oke dan pendapatmu itu diterima dengan hasil keputusan akhirnya? Oke
e ini selama kamu menjadi.. selama kamu menjabat, ketika kamu harus
memutuskan sesuatu. Nah apasih hal-hal yang harus kamu pertimbangin
untuk memutuskan suatu pendapat itu? Maksut e suatu keputusan Dari
bagian punyaku sendiri ya desain ya. itu orang-orang SDMnya dulu deh
mampu gak mereka bikinnya, dengan aku bilang kamu mampu gak masuk?
Biasanya kalau panitia-panitia gitu kan. Masukin ke panitia, “nad anak-anakmu
bisa gak masukin ke panitia ini?” aku tanya dulu anak-anakku “sanggup gak
kamu ikut panitia ini? Kalau enggak sanggup jangan dipaksain, soalnya kamu
tahu sendiri kalau kepanitiaan itu pasti ada berbagai tuntutan, dan kamu harus
menerima resiko disana to.” Aku tetep tak bilangin, aku gak maksa atau aku
gak mau me- apa ya mencuci otakmu buat kamu menolak itu gitu lho. Aku
cuma ngasih tahu kalau masuk panitia itu kamu harus bukan manut, kamu harus
ya kamu harus turuti tata aturan itu, rapat ya ikut rapat, kan masuk panitia.
Rapat ya ikut rapat, kalau namanya ada kas ya yang buat masukin USDA-
USDA itu ya kamu ikut. Jangan cuman ikut terus kamu bikin ini ini ini terus
kamu lepas. Ya kamu harus ikut dari awal sampai akhir. Kalau mereka
menyanggupi ya mereka biasane tak kasih orangnya,”mbak ini ni ni ni”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
106
288
289
290
291
292
293
294
295
296
297
298
299
300
301
302
303
304
305
306
307
308
309
310
311
312
313
314
masukkin, ikut. Keterima ya syukur, enggak ya udah. Kan setidak nya kau dah
bilang ini ni ni, enggak ya udah. Kalau kamu mau silahkan kalau enggak ya aku
gak maksa, gitu
Berarti dilihat dari SDMnya, dilihat dari plus minusnya kepanitiian itu
Kepanitiaannya tentang apa, gitu sama waktunya mereka kayak gimana, waktu
untuk mencurahkan itu kayak gimana. Aku rela gak waktuku, pikiranku gitu tak
curahin sebagian buat si panitia itu. Kan kita kalau panitia tu gak cuman itu to
gak cuman dateng malemnya rapat besoknya nganu lagi, malemnya rapat
besoknya nganu lagi. Masih ada kuliah masih ada tugas
Berarti selain SDM dari anggotamu tapi juga SDM, kemampuan dan
usahamu sendiri, kemampuan dan waktumu sendiri? Iya, jadi tetep
tanggungjawab sendiri-sendiri.
Oke, terakhir nih, kamu kan mesti pernah memimpin rapat? Ya rapat
kecil kek atau diskusi kecil kek pasti pernah kan? Nah kamu menganggap
anggotamu, menganggap mungkin atasanmu juga tu sebagai apa dalam
suatu organisasi itu? Satu organisasi, kalau aku mimpin rapat sama semua sih.
Cuma kalau memang aku untuk memutuskan sesuatu karna aku cuman
mewakilin apa buat mimpin rapat ya aku tetep minta pendapat ke atas ku. Jadi
gak harus terus semuanya aku dumeh aku dumeh mimpin rapat aku harus
memutuskan semuanya. Sedangkan disitu ada ketua HMPS ku ada
bendaharanya ada sekretarisnya yang lebih atasku kan, ya aku tetep ngasihnya
ke mereka karna mereka yang tahu kita ada jadwal apa aja, keuangannya kita
gimana, jadwalnya apa HMJ atau proposal dah jadi atau kita harus bikin
gimana-gimana. Kalau mimpin ya aku cuman mimpin, mimpin ya mimpin
cuman biasa ngasih tahu acara ini, ini ni ni, divisinya perlu ini ni ni, bagi tugas
CO-CO tu siapa, dah mereka menyanggupi gak kalau COnya itu. Berarti
kamu menampung aspirasi dari anggotamu sendiri.
315
316
317
318
319
320
PENUTUP
Oke sekian dari saya, udah sih
Nah kalau misalkan nih kan beberapa hari ke depan aku kayak
mengklarifikasi jawabanmu apakah sesuai dengan apa yang aku tangkep,
dan juga jika ada jawaban yang kurang begitu kamu bersedia gak?
Iya bersedia Oke terimakasih untuk waktunya ya Nadya.
Iya sama-sama
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
107
NO VERBATIM
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
PENDAHULUAN
Selamat siang Rudy Selamat siang Apa kabarnya nih hari ini? Em luar
biasa Tadi lagi habis ngapain? Tadi maen game mandi terus kesini Oke..
terima kasih ya karena sudah menyempatkan untuk hadir, untuk saya
wawancarai. Oke em saya mulai ya, jadi kesibukanmu sekarang ngapain
nih? Sebenernya skripsi, cuma skripsinya lagi agak terhambat, itu sih Skripsi
aja? Mata kuliah udah gak ada? Kuliah sekarang satu doang, psikologi
konsumen, udah itu aja sih. Oke, nah sebelum, ini kan kamu semester 8
nih, sebelumnya kan em sebelumnya kamu pernah mengikuti organisasi?
Pernah Em kalau boleh tahu apa aja tu? BEMF sama oh sebenernya ada
banyak sih eh beberapa. Jadi gak cuman BEMF tapi juga UK badminton juga
pernah jadi ketua. Jadi pas aku di BEMF jadi bendahara itu jadi ketua
badminton. Terus habis itu aku ikut BEMU. BEMU itu sebagai? Menteri
keuangan Ini BEMFnya berapa periode? Satu BEMUnya satu? UK
badmintonnya? Satu
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
ISI
Satu juga. Oke menurutmu nih dari BEMF, UK Badminton, BEMU
menurutmu pengalaman yang paling berkesan selama mengikuti tiga itu
kamu paling berkesan yang mana nih? Kalau diantara ketiga itu mungkin
BEMU sih, BEMU? kenapa tuh? Kenapa BEMU, soalnya dari kan tiga
organisasi itu yang pernah, mungkin emang BEMF itu yang organisasi
pertama ku di Univ. Cuma karena mungkin lingkungannya se fakultas jadi ya
emang orang-orangnya udah kebanyakan kenal dan ya lebih bisa maksudnya
lebih teratur iya, lebih satu jalan pikiran juga iya. Sedangkan kalau misal di
BEMU itu kalau boleh saya bilang itu agak berantakan. Maksudnya tata
kerjanya tu berantakan, gak serapi di fakultas dan ya intinya kayak prosedur
kerjanya juga gak terlalu jelas, lebih gak jelas daripada di fakultas. Jadi ya
harus lebih banyak belajar di Univ sih kenapa itu lebih berkesan.
Jadi kamu lebih berkesan BEMU karna tata kerjanya yang kurang
teratur dibandingkan dengan BEMF jadi kamu ngerasa belajar banyak
di BEMU Ya jadi kayak lebih gimana caranya kan karna itu gak teratur tu,
jadi gimana caranya kita buat itu supaya bisa teratur. Maksudnya ada usaha-
usaha dari kita sendiri supaya buat itu teratur. Nah belajar banyak dari situ.
Oke kamu merasa tertantang di BEMU itu ya.. nah peranmu dari ketiga
jabatan itu, kamu juga jabatan mana yang menurutmu tu kamu paling
berkesan juga? Ketua badminton sih, kalau jabatan yang paling berkesan.
Responden 3, RP
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
108
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52
53
54
55
56
57
58
59
60
61
62
63
64
65
66
67
68
69
70
71
72
73
74
75
76
Soalnya kalau di BEMF sama BEMU sih ya bendahara ya, em gimana ya
kerjaannya tu ya sama-sama em hampir sama gitu lho. Sedangkan kalau di
badminton kan agak beda kan karna, dijelasin ya? Dijelasin gak? (Heem)
karna em satu badminton itu pas aku jabat jadi ketua itu gimana ya dari
angkatan-angkatan sebelumnya maksudnya dari angkatanku sampe ke atas tu
susah buat ditemuin tu lho. Maksudnya susah ditemuin dalam artian susah ikut
badminton, jadi aku cuman bisa ajak angkatan bawah doang, angkatan 2015
itu jadi aku kebanyakan cuman ajak 2015. Terus perpindahan jabatan dari
ketua sebelumnya ke aku itu bener-bener yang kayak cuma dari chat, aku di
chat sama ketuanya bilang "Rud dari rapat pengurus badminton, itu milih
kamu jadi ketua" itu dichat dan itu kondisi aku lagi di rumah lagi liburang.
Maksudnya kayak hah? Maksudnya kayak udah gitu doang? Dan habis itu
yaudah gak didampingin jadi bener-bener dilepas. Jadi kayak ya aku mah
ngapain juga bingung karna kan gak tau kerjaannya ngapain, kayak bilangnya
didampingin tapi gak didampingin, jadi ya aku jalan kayak segimana jadinya
Oke itu berkesan banget ya.. Heem. Udah milih beberapa orang buat jadi,
kan sebenernya ada divisi-divisinya kan, jadi yang tak pilih jadi CO divisinya
udah di chat udah oke, pas kumpul pertama ilang. Jadi harusnya tu ada sekitar
ber-enam atau ber-delapan aku lupa, kita cuman ber-empat, ketua,
wakil,bendahara, sekretaris, udah itu doang yang bertahan, jadi sisanya ilang.
Terus kamu mengatasi itu gimana tu kalau pada ilang kayak gitu? Udah
beberapa kali ngajak kan, ngajak lagi gitu to, tapi ya mungkin karena pas itu
juga kita agak sibuk, maksudnya angkatan kita agak sibuk, dan angkatan atas
lebih sibuk jadi ya kayak ya yauda gimana caranya buat mertahanin angkatan
bawahnya. Daripada maksudnya ya daripada ya coba ngajak angkatan kita
cuma lebih fokusnya gimana supaya angakatan bawahnya bisa bertahan gitu
lho. Dan disitu kamu bekerja sendiri atau? Berempat ini. Kamu mengajak
ketiga rekanmu lainnya untuk mengajak adek tingkat itu? Iya Nah pas
kamu ditunjuk sebagai ketua itu, kamu ya setuju-setuju aja gitu? Atau
kamu ada kayak.. Awalnya tu aku tanya sih pertimbangannya apa, lupa sih
sebenernya, tapi yang jelas aku tanya pertimbangannya apa, terus kenapa kok
milih aku, itusih yang aku tanya. Em dan kamu menyetujui pertimbangan
itu? Karna emang udah gak ada orang yang mau lagi, jadinya yaudah mau
gak mau yaudah Pasrah gitu ya.. Iya terima aja
Okee.. nah kalau terkait program kerja nih, em kamu mau menceritakan
tentang program kerja dari organisasi yang menurutmu berkesan atau
mungkin jabatanmu ketika menjadi ketua? Kayaknya mending di BEMU
sih karna yang di UK Badminton tu juga gak jelas sih pekerjaannya apa dan
program kerjanya apa Oke berarti BEMU aja ya, oke dari BEMU nih
program kerjanya yang sesuai sama divisimu tu apa? Sebenernya kita gak
ada program gak ada proker yang bener-bener direncanain. Paling cuman
inventaris doang. Cuman kerjaannya adalah periksa, jadi kayak meriksa setiap
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
109
77
78
79
80
81
82
83
84
85
86
87
88
89
90
91
92
93
94
95
96
97
98
99
100
101
102
103
104
105
106
107
108
109
110
111
112
113
114
115
116
117
118
laporan keungan yamg keluar masuk keluar masuk fakultas eh universitas.
Tapi itu dari yang program kerja BEMU bukan semuanya cuma dari program
kerja BEMU aku yang meriksa. Jadi kayak yang keluar masuk uang terus ya
intinya kayak nota-nota berurusan sama nota-nota gitu.
Oke, em buat ni deh kalau berarti programmu, programmu sendiri tu
inventaris itu terus kamu terus kamu mencatat semua pengeluaran dan
pemasukkan keuangan BEMU gitu? Nah kalau buat program kerja lain
yang kamu ikut terlibat dalam organisasi mu tu? Ada satu sih, ada satu sih.
Jadi tu acara apa ya aku lupa nama acaranya bentar. Ahh pesan malming.
Pentas seni anak muda di malam minggu, itu acaranya di JCM dan kebetulan
karna emang SDM dari Univ sendiri juga udah kekurangan jadi kita pake
SDM dari BEMU sendiri, dan aku dipilih jadi bendahara disitu. Oke berarti
mengikuti program, itu dari divisi tertentu atau memang semua BEMU
itu? Em sebenernya itu ini awalnya adalah itu gak ada sebenernya acara itu,
proker itu sebenernya gak ada. Cuma setelah kita ada evaluasi pertengahan
tugas, kita mulai ngerombak semua proker yang belum terlaksana jadi
memang dibuat proker besar salah satunya tu itudan itu ya gabungan dari
beberapa di- beberapa kementerian lebih tepatnya. Ada dua kementerian
jaringan eksternal sama kajian dan strategi kalau gak salah
Boleh ceritain gak pengalaman ya satu dua pengalamanmu ketika kamu
mengikuti program itu? Sebenernya sih kalau pengalamannya hampir sama
sama yang kebiasaan dibendahara lah ya, nyusun-nyusun uang kayak ngatur
pengeluaran ngatur pemasukkan, gimana caranya supaya gak intinya karena
itu juga pemasukannya cuman dari uang univ yang bener-bener emang
terbatas jadi gimana cara kita supaya bisa mangkas-mangkas-mangkas-
mangkas emang biar cukup tu lho karna kan acaranya di JCM dan itu dananya
bener-bener terbatas. Jadi gimana cara kita buat ngatur uang
Gimana pemasukkannya, gimana yang harus dikeluarkan, gimana harus
sinkron. Ada masalah gak sih? Masalahnya tu waktu ini doang ngasih fee,
jadi tu kan fee dari pengisi acara tu aku yang urus. Jadi emang waktu itu aku
harus bener-bener literally bolak balik dari paingan-mrican, paingan-mrican
karna emang kan itu kan yang ngisi kan UKM-UKM sama beberapa dari UK-
UK sih. Terus yang pernah jadi masalah tu karna jadi aku udah ke mrican nih
buat ketemuan sama salah satu pengisi acara, tiba-tiba dia gak bisa. Aku dah
kesana padahal, dia gak bisa, yaudah aku balik. Aku kesana lagi, dia gak bisa
lagi. Aku dah kesana maksudnya aku dah tiga atau empat kali kesana dan kita
gak pernah ketemu tu lho. Akhirnya aku nyerah kan, ini gimana ya. Akhirnya
itu sampai terbengkalai berapa lama ya hampir sebulan kayaknya. Jadi tu ada
salah satu anggota pengisi acara tu sebenernya anak paingan. Udah ngobrol ke
dia tapi katanya coba hubungin anak mrican aja. Gimana kalau fee nya
dikasihkan ke anak paingan ini. Terus ternyata si anak mricannya enggak mau,
jadi maunya tetep sama dia, dan tapi ketemunya tu susah banget tu lho.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
110
119
120
121
122
123
124
125
126
127
128
129
130
131
132
133
134
135
136
137
138
139
140
141
142
143
144
145
146
147
148
149
150
151
152
153
154
155
156
157
158
159
160
Akhirnya ujung-ujungnya tu setelah terbengkalai selama sebulan akhirnya aku
kasih ke anak paingan ini. Jadi ya tu biarkan menjadi urusan mereka lah.
Oke, ketika membicarakan program kerja itu, misalnya kan sebelum
kerja kan mesti ada rapat untuk membahas program yang akan berjalan
setahun ke depan kan. Nah apakah kamu selalu setuju dengan semua
program yang sudah direncanakan itu atau? Di BEMU berarti? Secara
keseluruhan? Ada beberapa kegiatan yang sebenernya gak, kurang relevan
sama yang kita lakukan sih jadi kayak yang, apalagi yang terkait dengan dana.
Jadi kan sebelum mereka, jadi mereka nyusun proker, sekarang mereka ngasih
anggaran kasar kira-kira butuh berapa gitu. Dari aku sendiri sama temen
kesekjenan itu jadi kayak emang ada yang kurang setuju sama kegiatan jadi
emang kita kayak mangkas-mangkas dananya sampai bener-bener kita
pangkas sampai ya sesuai dengan platform kita, anggaran kita tu berapa, gitu
sih.
Oke tadi gak setujunya karna, tapi pada akhirnya program kerja itu
tetap dijalankan atau hanya dananya aja yang dipangkas itu? Dananya
dipangkas tapi ada beberapa proker yang gak jalan. Jadi mungkin karena
banyak proker juga kan kita ada sebelas kementerian dan kementerian yang
butuh dana buat kegiatan tu ada sekitar tujuh delapan, dan itu kan udah terlalu
banyak kegiatan kan jadinya ada beberapa kegiatan yang gak jadi terlaksana,
jadinya uangnya sisa lebih, gitu sih.
Cara kamu menolak, itu kan berarti program udah dibikin oleh divisi
lain kan, berarti kan kamu menolak untuk memasukkan program kerja
itu. Nah cara kamu menolak program itu? Bisa ceritain gak? Bukan
menolak untuk memasukkan sih, lebih tepatnya menolak dalam dananya.
Dananya ya mungkin untuk program ya mungkin ada beberapa yang kita kasih
masukan sih enaknya gimana, gimana, gimana. Cuma kita emang lebih fokus
ke dananya sih sebenernya. Jadi ya cara ngomongnya ke mereka ya kita kasih
pengertian tu lho kalau misale memang kita harus bagi uang buat yang lain,
ada program-program yang misalkan diprioritaskan, yang harus dilakukan jadi
itu yang butuh dana lebih banyak. Ya terus ngomong ke mereka terus kita
bantu kira-kira yang bisa dipangkas tu yang mana. Jadi yang dipangkas tu ini
ni ni sampe kita setuju ya udah
Berarti kamu ikut terjun dalam pemangkaasan gitu ya? oke terkait
dengan rekan kerja nih, em kamu punya pengalaman yang berkesan gitu
gak sih ketika kamu bekerja sama dengan rekan kerjamu yang bener-
bener gak bisa kamu lupain?
Mungkin yang pas pertama kali di fakultas sih, pas di BEMF. Jadi tu rekan
kerjaku adalah kakak tingkat kita yang udah pasti udah kenal anak-anak satu
fakultas kan. Itu yang kenapa gak bisa aku lupain banget adalah karena waktu
itu aku hampir di akhir-akhir masa periode masa pengurusan tu aku agak-agak
ambyar, aku sering flight disitu, dan itu bener-bener di cover sama temen
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
111
161
162
163
164
165
166
167
168
169
170
171
172
173
174
175
176
177
178
179
180
181
182
183
184
185
186
187
188
189
190
191
192
193
194
195
196
197
198
199
200
201
202
bendaharaku dan itu kayak ah baik banget sampe yang kayak bener-bener
literally ngechat terus, ngechat aku terus, jadi kayak ngingetin gini, gini, gini.
Itu yang kayak keren banget. Maksudnya ya itu rekan kerja yang baik tu lho.
Gak menyalahkan aku karena aku flight dan lain-lain tapi emang support aku
dari belakang tu lho. Jadi kayak dia, dia jadi temen curhatku waktu itu, karena
ada beberapa masalah kan jadi aku cerita ke dia dan dia bener-bener
ngesupport sih, itu sih
Jadi kamu pas kamu mengatasi masalah kamu yang flight itu ya kamu
cerita, em menjalin komunikasi yang baik dengan rekan kerjamu itu
Iya, terus ya itu ngover, dia malah bisa dibilang pas akhir-akhir itu ngover
hampir semua yang aku lakukan sih. Jadi kayak sebenernya aku ngerasa gak
enak juga karna aku flight jadinya dia yang ngover semuanya, cuma ya
gimana Pada akhirnya gak ada masalah? Gak ada, untungnya sih gak ada.
Berarti aman-aman aja ya? em tentang rapat nih, kamu ini ngomongin
tentang BEMU aja, rapatnya itu rapat rutinnya itu diadakan berapa kali
dalam berapa waktu gitu?
Satu bulan satu kali biasanya Satu bulan sekali tu rutin? Itu.. oh kalau karna
aku di menteri, itu bisa dua kali sampe tiga kali sebulan. Cuma kalau rapat
pleno yang semua anggota hadir itu satu kali dalam sebulan Jadi satu bulan
sekali itu pleno, kalau yang khusus intinya itu dua sampai tiga kali dalam
sebulan gitu? Oke em ada gak sih pengalamanmu ketika kamu mengikuti
rapat, ya pengalaman yang mungkin bisa terjadi antar anggota gitu
ketika rapat atau saat membicarakan sesuatu terus jadi gimana gitu. Ada
gak sih pengalaman saat rapat? Pengalaman gak enak berarati? Boleh
Pernah sih, pas bahas, jadi ada sempet ada masalah di BEMU karena ada
kegiatan yang tiba-tiba dilaksanakan tanpa memberitahu yang lain dan gak
tahu sumber dananya dari mana. Disitu kita rapat, oh itu untuk ini sih
kementerian doang, kementerian sama pengurus inti. Itu tu kayak yang bener-
bener kita kayak muter otak gimana caranya kita supaya ya uangnya itu bisa
ke cover karna jumlahnya gak sedikit dan ya itu maksudnya gak ada
persetujuan dari yang lain tiba-tiba mereka ngadain acara dan bilangnya itu
mau pake uang kas, sedangkan uang kas sendiri itu kan diperuntukkan buat
maksudnya kalau mau pake uang kas harus minta persetujuan dari semua gitu
lho karna uang kas itu gak cuman uang yang kita pegang terus seenaknya kita
keluarin. Tapi kita juga tetep ngasih tahu ke anggota-anggota yang lain kalau
misal uangnya dipake buat ini ini ini. Kan gak bisa seenaknya tu. Sedangkan
ada satu orang yang emang bener-bener maksa yauda pake uang kas aja kan
uang kasnya ada to gini gini gini. Maksudnya kayak ya kita cari jalan keluar
disitu sih
Cara kamu mengatasi itu gimana? Sebenernya awalnya aku emosi, sempet
kebawa emosi, sempet ngasih masukkan juga ke orang yang bersangkutan,
yang tiba-tiba ngadain kegiatan tanpa sepengetahuan kita dan gak tahu sumber
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
112
203
204
205
206
207
208
209
210
211
212
213
214
215
216
217
218
219
220
221
222
223
224
225
226
227
228
229
230
231
232
233
234
235
236
237
238
239
240
241
242
243
244
dananya dari mana, terus minta uang ke kita, pas ngasih masukkan. Terus
akhirnya ya menyelesaikan masalahnya dengan cara tiap orang nyumbang sih.
Jadi kita gak pake uang kas, kita pake uang pribadi buat gitu, karena udah
bawa nama BEMU juga kebetulan waktu itu jadi mau gak mau tetep kita
tanggung bareng, gitu sih.
Em jadi kamu ngasih pengertian sama orang yang bersikeras untuk pake
uang kas itu? Heem ya ngasih pengertian supaya gak seenaknya untuk minta
uang kas dipake tanpa sepertujuan yang lain gitu lho, karna kan ya itu uang
bersama, masa iya kita pake buat suatu kegiatan yang gak semua orang gak
semua anggota tahu, dan tiba-tiba uangnya ilang. Kan ya gimana, kan ya gak
enak to Kamu sempet berantem gak atau ya kamu masih calm down?
Berantem enggak, gak sampe berantem. Cuma kebawa emosi iya tapi gak
sampe yang meledak-meledak sampe yang gitu enggak. Cuman ya itu pas
ngasih masukkan agak geter tu lho badanku karna nahan emosi juga to. Jadi
ya, tapi aku berusaha buat calm down sih dan kebetulan temen-temenku juga
bantu buat calm down juga
Jadi masalah itu dah clear dengan kamu ngasih masukkan itu? Ketika
kamu menyampaikan pendapat tadi, hal-hal apa aja sih yang menjadi
bahan pertimbanganmu sehingga kamu tu bisa untuk oh aku mau ngasih
pendapat ini nih, atau apa sih yang hal-hal yang nyebapin kamu untuk
berani atau untuk mau mengungkapkan pendapatmu itu? Em mungkin
karena aku udah, kenapa kok sampai ngungkapkan pendapat itu adalah karena
mungkin karena aku dah terlalu nahan ya. Maksudnya kalau aku dah terlalu
nahan dan itu aku repress terus kan juga gak terlalu baik to buat akunya
sendiri, dan supaya dia bisa ngerti gimana cara berorganisasi yang baik sih,
maksudnya gak semena-mena tu lho. Di organisasi tu ada tata caranya kan,
ada tata cara kerjanya dan ada prosedur-prosedurnya. Gak bisa kamu
seenakmu sendiri kamu bilang pake uang ini pake uang itu pake uang ini pake
uang ini. Ya meskipun posisinya dia adalah atasanku, bisa dibilang kayak gitu.
Cuma ya itu sih, yang membikin motivasi adalah karena aku pingin ngasih
tahu dia supaya gak semena-mena, dan ya biar gak kejadian lagi ke depannya
sih, kayak gitu lagi. Karena kalau terjadi kejadian itu lagi yang pontang-
panting tu di bendaharanya tu lho atur keuangannya gimana
Oke, jadi dengan memberikan pengertian, dengan pokoknya apa yang
kamu udah pendem gitu pokoknya harus kamu keluarkan dengan kata-
kata yang sekiranya bisa ditangkap dengan seseorang yang kamu tuju itu
Dan tidak terlalu menyakiti hati. Maksudnya kalau terlalu menyakiti hati juga
gak enak juga kan karena kita rekan satu kerja, satu tim terus ntar kalau ada
masalah, iya kalau misal dia bisa nerima. Kalau misal dia gak bisa nerima
takutnya kan malah jadi gak enak
Ke depannya malah itu ya.. em ini ketika kamu, kamu pasti pernah
menolak ketika rapat berlangsung kan kayak pernah menolak pendapat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
113
245
246
247
248
249
250
251
252
253
254
255
256
257
258
259
260
261
262
263
264
265
266
267
268
269
270
271
272
273
274
275
276
277
278
279
280
281
282
283
284
285
286
orang lain gitu gak? Em pernah Gimana sih caramu atau pengalamanmu
ketika kamu menolak rapat itu? cara kamu menyampaikannya
bagaimana? Caraku menyampaikan pendapat.. Pendapatmu ketika kamu
tidak setuju dengan pendapat orang lain Pake bahasa yang ini sih, yang
halus dan alasan kenapa aku nolak juga bukan karna pendapat semata-mata
karna pendapatku, pikiranku sendiri sih. Tapi juga menuliskan fakta-fakta
yang ada di lapangan dan kadang juga ada pendapat yang kurang realistis. Jadi
yang kayak ya aku ajak buat lebih realistis tu lho, ngelihat lapangannya Oke
berarti kamu mengajak untuk ke supaya pikiran mereka lebih realisitis,
kamu mengarahkan, gitu Iya
Ketika kamu eh ketika ada sebuah pilihan nih, kamu harus menentukan
pilihan A atau B atau C, dan sebagainya gitu. Nah apasih yang menjadi
bahan pertimbanganmu ketika kamu memutuskan suatu pendapat eh
bukan memutuskan suatu hal gitu? Nah apa aja sih yang kamu
pertimbangkan? Yang pertama yang jelas aku minta masukkan dari atasanku
karna tetep mau gimanapun juga atasanku harus tahu tentang permasalahan
dan pilihan-pilihannya kan. Terus aku juga ngelihat fakta-fakta di lapangan tu
lho. Jadi untuk penentuan pilihannya itu ya tanya sama atasan. Jadi aku tanya
atasan dengan membawa data-data tu lho, kalau pilihan itu gimana, pilihan ini
gimana. Jadi kalau aku bawa data-data itu disitu aku baru bisa nentuin pilihan
setelah aku ngomong sama atasanku juga. Jadi kan mau gak mau atasanku
juga harus tahu juga kan pilihan yang aku ambil to
Jadi kamu tanya ke atasan tu dengan membawa kemungkinan-
kemungkinan yang terjadi juga. Ada lagi gak selain kamu dapet
masukkan dari atasan gitu? Itu doang sih biasanya, soalnya aku emang ya
gimana ya aku gak mau ngambil keputusan secara sepihak tu lho. Tetep aku
harus tanya dari orang-orang yang bersangkutan dari pilihan itu. Sebenernya
gak cu- kalau sama atasan sih lebih ke keputusan finalnya. Tapi kalau sama
yang lain itu paling yang tanya kalau semisal aku ngambil ini gimana, aku
ngambil keputusan ini gimana
Jadi selama prosesnya pun kamu tetep meminta pendapat dari anggota
lain juga gitu ya? Oke terakhir nih. Em gimana sih kamu memposisikan
anggota lain ketika kalian bekerja gitu kamu memposisikan mereka
sebagai apa? Kalau ketua sih ya emang aku pandang sebagai ketua ya. Cuma
kalau yang lain aku memandangnya sama sih. Maksudnya aku juga karena
seringnya aku juga di pengurus inti, di panti, pengurus inti gitu lah, aku gak
mau kayak yang aku kelihatan jadi panti sebenernya. Aku pinginnya ya emang
semua tu dianggap sama. Cuma yang ya tetep untuk pengambilan keputusan
tetep di CO, tetep di ketua. Cuma ya itu, tapi kalau untuk kerja ya aku gimana
ya, aku gak mau diem-dieman ngelihatin doang sih cuma aku ya pasti bantu-
bantu gitu sih. Jadi aku memposisikan mereka sama kayak aku sebenernya
Jadi setara gitu ya? kalau ketua ya kamu menganggap dia lebih tinggi?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
114
287
288
289
290
291
292
293
294
295
296
Lebih tingginya dalam hal pengambilan keputusan. Tapi dalam hal kerja
tetep?
Tetep ini sih, dan akunya sering ngasih masukkan-masukkan gitu sih Em
kamu gak canggung untuk, walaupun dia ketua kamu gak canggung
untuk menyampaikan pendapat atau kritik gitu ya? Karna emang ya
gimana ya, dipandangan ku sih mungkin yang lebih menguasai keuangan kan
aku dibanding ketua itu sendiri. Jadi kan ketua kan emang lebih ngurusin yang
lain to. Jadi aku ngasih masukkan itu emang lebih besar ke keuangan. Cuma
gak menutup kemungkinan aku ngasih masukkan tentang konsep-konsep acara
itu juga tetep aku ngasih sih masukkan
297
298
299
300
301
PENUTUP
Oke, ya sekian sih pertanyaan yang aku sampein. Ya aku minta
kesediaannya sih mungkin beberapa hari ke depan aku bakal klarifikasi
tentang jawaban dan mungkin ada pertanyaan yang masih kurang yang
bisa aku tanyain, aku mohon ketersediaan ya oke siap Terima kasih ya
waktunyaa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
115
NO VERBATIM
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
PENDAHULUAN
Selamat pagi Ello Iya selamat pagi Apa kabarnya hari ini? Kabarnya baik
Baik ya, semester berapa ya ini? Semester 6 Oke.. lagi sibuk apa aja nih?
Lagi sibuk kepanitiaan, itu ada 3G Gelar Gagasan Gokil Selain itu, kuliah?
Kuliah ya sibuk cari topik skripsi Owalah sudah masuk itu to topik
skripsinya? Sebenarnya belum, akhir semester sih cuma ya mempersiapkan
lah, mempersiapkan biar nanti gak kagok gitu lho Em selama kuliah ini
kamu pernah mengikuti organisasi? Pernah Apa tuh? Organisasinya
DPMU, Dewan Perwakilan Mahasiswa Universitas Itu tahun kapan? Tahun
2016-2017 Itu selama satu periode ya? Iya selama satu periode Jabatanmu
disana? Jabatannya Anggota Komisi Pemilihan Umum
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
ISI
Oke menurutmu peranmu di dalam DPMU sendiri tu gimana tu?
Peranan, peranan. Em yang pasti punya hak dan kewajiban yang sama dengan
anggota lain dimana ketika misalkan ada rapat sama-sama harus memberikan
masukkan, memberikan kritikan baik untuk komisi sendiri maupun komisi
yang lain. Nah apalagi di komisi pemilihan umum sendiri, kita membawahi
suatu kepanitiaan yaitu kepanitiaan pemilihan umum untuk komisi pemilihan
umum atau KPU. Nah dimana disana kami bertiga yang tergabung dalam
komisi pemilihan umum harus membagi waktu antara terjun ke kepanitiaan
dan tetap berjalan di organisasi DPMU sendiri seperti itu. Oh gitu. Em ada
gak sih pengalamanmu selama kamu berorganisasi tu yang gak bisa
kamu lupakan, yang sangat berkesan? Yang sangat berkesan pasti ada ya,
yang pertama itu selama ikut DPMU itu banyak menambah teman, baik teman
dalam universitas maupun di luar universitas. Contohnya di luar universitas itu
ketika kita menerima kunjungan dari universitas lain, dari organisasi
universitas lain, salah satunya misalkan Multimedia Nusantara di Jakarta, trus
Soegiya Pranata Semarang, seperti itu, Universitas Taruma Negara. Nah
disana kita berbagi sharing tentang organisasi, perilaku organisasinya mereka
di sana dan organisasi di Sanata Dharma sendiri. Terus pengalaman yang lain
tentunya pengalaman-pengalaman yang mungkin dirasakan sendiri ya,
contohnya lebih bisa membagi waktu, lebih bisa membagi prioritas, seperti itu
sih pengalaman pengalaman yang mungkin nggak akan sama ketika nggak
terjun di organisasi, seperti itu. Oke, berarti itu pengalaman yang sampai
sekarang nggak bisa kamu lupakan ya? Jadi kamu sampai sekarang pun
masih bisa membagi waktu? Iya maksudnya ketika dulu misalnya waktu
semester satu kan masih fokus ke kuliah-kuliah walaupun ikut kepanitiaan,
Responden 4, ETK
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
116
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52
53
54
55
56
57
58
59
60
61
62
63
64
65
66
67
68
69
70
71
72
73
74
75
76
77
nah sedangkan setelah mengikuti DMPU itu sekarang tu punya prioritas. Gitu,
aku hari ini harus ngapain dan aku harus ngapain, jadi udah kayak tersusunlah,
terencana, seperti itu.
Okay. Saat kamu menjabat sebagai komisi KPU itu, apa aja sih program
atau selain membawahi kepanitiaan KPU, nah selain itu program kerja
lainnya apasih ? Kalau komisi pemilihan umum di DPMU itu kita memiliki 3
program. Yang pertama tu adalah program PANSUS, yang kedua
PRAPANSUS, yang ketiga itu KPU sendiri, pemilihan presiden dan wakil
presiden BEMU. Sebenernya kemarin kita itu ada satu program yaitu program
AMANDEMEN bukan AMANDEMEN sih, REVISI. Tapi revisi GBPPU,
tapi revisi GBPPU itu ketika kita keluarkan ke ORMAWA atau organisasi
mahasiswa di universitas, HMJ dan BEMF. Itu mereka masih menganggap
bahwa itu tu masih bisa dipakai jadi belum perlu direvisi. Jadi kita perlu
menjalankan. Sebenarnya program besarnya itu cuma satu, yaitu pemilihan
umum, tapi ada program-program kecil seperti pembentukan kepanitiaannya,
trus persiapan pembentukan kepanitiaannya. Nah itu juga termasuk program
kerja, seperti itu.
Okay, nah selama kamu mengikuti program-program itu,
pengalamanmu gimana sih selama kamu menjalani mungkin
kepanitiaannya sendiri gitu? Oo pengalamannya yang pertama itu ee
tentunya yang seperti dijelasin tadi bisa bagi waktu, nah terus pengalaman
yang lain mungkin bisa lebih menghargai orang lain sih, menghargai pendapat
orang lain karena nggak cuma dari pikiran sendiri tetapi kita harus
menggabungkan tiga pikiran habis itu menggabungkan berbagai macam
pikiran orang. Nah dimana di sana kita tidak boleh egois nah jadi kita tetap
harus menghargai pendapat orang lain, menghargai keputusan orang lain,
bahkan ketika misalkan badmood seperti itu, kita tidak boleh membawa itu ke
dalam kinerja kita, seperti itu. Kita harus profesional, seperti itu sih kalau
pengalaman dari menjalankan suatu program kerja waktu ikut organisasi.
Nah dari pengalamanmu itu, kamu selalu setuju gak sih atau pernah
kamu kadang menolak untuk ketika membicarakan suatu program itu?
Waktu kita lagi bahas program tentunya ada pro dan kontra ya. Nah ada
saatnya ketika kita tidak setuju sama orang ada saatnya kita harus
mengutarakan itu, nah tapi tentunya dengan suatu alasan dan mungkin itu
alasan yang masuk akal dan itu bisa membangun program kerja itu. Nah
selama ide atau gagasan dari orang lain itu masih sejalan sama program
kerjanya walaupun bertolak belakang sama yang kita inginkan, itu pasti kita
selalu kayak berusaha untuk menerima seperti itu dan berusaha untuk
menjalankan ide itu, kayak gitu. Jadi jujur aja kemarin itu beberapa kali kita
antara kita bertiga itu masih ada beberapa yang tidak sejalan tetapi bagaimana
caranya kita biar mensinergikan gitu lho antara pikiran yang satu dengan yang
lain sehingga program kerja itu tu tetap harus berjalan sesuai dengan yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
117
78
79
80
81
82
83
84
85
86
87
88
89
90
91
92
93
94
95
96
97
98
99
100
101
102
103
104
105
106
107
108
109
110
111
112
113
114
115
116
117
118
119
seharusnya, gitu.
Boleh ceritain nggak sikapmu ketika kamu itu tadi ada pro kontra gitu?
Oiya, tentunya yang pertama itu berusaha untuk tetap stay cool lah,
maksudnya stay cool dalam artian tidak terlihat terlau kontras sekali seperti
itu, kemudian mungkin ketika lagi berdiskusi ada saatnya kita kayak badmood
gitu kan dan lain sebagainya, nah tetapi seperti yang aku jelasin tadi
bagaimana caranya kita tetap menjaga kerjasama ini tetap harus berjalan jadi
walaupun kita udah enggak setuju dan apa udah nggak suka lah dalam artian
dalam artian diskusi udah nggak suka pasti kita akan lebih baik mengakhiri
dulu diskusinya atau mencari topik lain dulu habis itu baru kita bahas lagi
karena kalau kita tetap memaksakan topik yang sama tetapi kita udah nggak
sejalan itu nggak akan mendapatkan suatu solusi. Jadi kalau udah mentok dan
satu sama lain tidak satu pikiran kita akan mencari topik lain yang mungkin
lebih atau mungkin bisa bergurau dulu atau misalnya kita bisa bercerita
tentang hal-hal yang lain habis itu baru baik lagi ke topik yang itu, seperti itu
sih.
Oke, kalau boleh aku simpulkan berarti kamu mencoba untuk meng
calmdown kan mood kamu, walaupun kamu sebenernya tidak setuju tapi
kamu tetap menjaga dulu trus ketika suasana udah kembali normal
kamu akan mengungkapkan apa yang seharusnya Iya karena aku sadar sih
aku itu orangnya perfectionist, perfectionist tu dalam artian kadang mau
sesuatu berjalan sesuai dengan yang diinginkan, begitu. Tetapi, aku bukan
orang yang perfectionist banget banget tapi ada batasnya jadi ada saatnya aku
juga bisa menerima pendapat orang lain, tetapi kadang-kadang memang sih,
namanya manusia kan walaupun kita udah bisa menerima pendapat orang lain,
tapi ada saatnya kita kayak ini kok dia kayak gini ya, tetapi bagaimana
caranya tu tetap menjaga, seperti itu. Tetap menjaga sikap sih gitu, biar orang
lain tetep enak dengan kedudukannya dan kita juga enak dengan
kedudukannya kita, seperti itu.
Okay, berarti tadi masalahnya ketika ada perbedaan pendapat gitu. Ada
masalah lain nggak sih ketika kalian bekerjasama sama rekan? Ee
masalahnya itu mungkin, kalau masalah pribadi enggak ya karena kita juga
sendiri-sendiri, maksudnya jarang ketemu juga. Maksudnya, kalau nggak
bicarain tentang program kerja ya nggak ketemu karena kita beda-beda, beda-
beda prodi, beda angkatan juga. Nah mungkin kayak masalah lain tu lebih ke
sikap sih, kadang-kadang sikap dimana harusnya kita serius, kadang-kadang
ditanggepin nggak serius. Nah itu yang membuat kadang-kadang tu kita
malas, kita sama-sama capek, kita udah serius, kadang-kadang salah satu dari
kita misalnya nggak serius. Nah itu sebenernya normal sih, tapi namanya
kalau kita udah capek kan kita bisa badmood juga kan, gitu. Ada saatnya kita
udah enak nih, udah ada benang merahnya, udah dapat solusinya, tiba-tiba apa
gitu, muncul sesuatu yang ya gitulah namanya kita menyusun rencana tu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
118
120
121
122
123
124
125
126
127
128
129
130
131
132
133
134
135
136
137
138
139
140
141
142
143
144
145
146
147
148
149
150
151
152
153
154
155
156
157
158
159
160
161
kayak gitu sih, menurut aku sih seperti itu.
Ketika kamu menghadapi itu kamu menanggulanginya gimana? Tetep itu
sih tetep tetep ngikutin arus, dalam artian ketika kita udah serius, tiba-tiba dia
misalkan nggak serius, kita mencoba untuk tetap menegur tapi masih dalam
konteks yang sopan jadi tidak menyakiti lah, tidak menyakiti salah satu dari
kita sehingga kita tetap berjalan dengan lancar dan aku rasa kemarin itu kita
bertiga dari organisasi yang DPMU itu salah satu komisi yang menurutku
nggak ada masalah banget banget dibandingkan dengan komisi-komisi yang
lain, kayak gitu. Misalkan komisi lain tu ada cekcok yang bener-bener besar,
kalau kita malah cekcoknya itu ketika kita ngomongin tentang program kerja
aja, dalam artian kadang dia nggak setuju akhirnya kita kayak ... ya cuma
kayak gitu sih. Nah kalau untuk masalah-masalah besar dalam organisasi
nggak ada, apalagi sama organisasi maksudnya sama anggota yang lain. nah
itu makin nggak ada, bukan nggak ada juga sih, maksudnya nggak terlihat
seperti itu. Mungkin kalau nggak suka ada ya, ada rasa nggak suka sih pasti
ada. Berarti selama ini nggak ada masalah dari antar divisi KPU sendiri
dengan divisi lain, komisi lain gitu? Ngga ada sih kalau untuk itu, kita masih
langgeng aja
Okay, berkaitan dengan penyampaian pendapat ni kan kamu tadi bilang
kalau menyampaikan pendapat gini gini gini, nah apa sih yang menjadi
bahan pertimbanganmu ketika kamu memutuskan untuk “oh aku mau
nyampein pendapat ini nih”, pertimbanganya apa aja nih?
Pertimbangannya yang pertama, masih sejalan sama topik, pasti kan kalau kita
dimintain pendapat pastinya masih sejalan sama topik, terus melihat situasi
yang kondisi. Ketika misalkan situasinya lagi serius, berarti kita harus
menyampaikan pendapat juga yang serius, tapi kalau misalkan kondisinya
menyampaikan pendapatnya itu lagi ee nggak serius dalam artian ada canda-
candaannya. Kita nggak mungkin kan tiba-tiba kita yang serius. Gitu. Jadi
masih melihat situasi dan kondisi, dan tentunya juga melihat masalah ketika
misalkan aku tau masalah itu dan aku punya solusinya, dan aku punya
pendapat tentang masalah itu, aku akan sampaikan. Tetapi ketika misalkan aku
nggak yakin sama masalahnya, nah aku nggak tau sama sekali sama
masalahnya, ya buat apa aku sampein orang aku nggak tau sama masalahnya,
pasti aku akan cari tau dulu. Habis itu pelajari dulu, misalnya dari satu-satu
orang ini sampein pendapatnya, misalkan ada kesempatan buat aku nyampein
pendapat, ketika aku udah ngerti sama masalahnya, aku akan nyampein
pendapat. Kayak gitu sih pertimbangannya kemarin. Kayak gitu.
Berarti ada 3 itu ya, sejalan sama topiknya, kemudian melihat situasi
kondisi sekitar, dan mencari masalahnya. Okay. Emm nah ketika
pengambilan keputusan, misalkan ee selesai rapat pasti ada pengambilan
keputusan nih, nah kamu mempertimbangkan, hal-hal apa aja yang
kamu pertimbangkan ketika kamu memilih itu, memutuskan a, b, c?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
119
162
163
164
165
166
167
168
169
170
171
172
173
174
175
176
177
178
179
180
181
182
183
184
185
186
187
188
189
190
191
192
193
194
195
196
197
198
199
200
201
202
203
Pertimbangan yang pertama itu melihat dari keputusannya itu, isi
keputusannya itu tu apa aja dan mendesaknya apa aja, yang kedua melihat
juga sih dari pendapat orang lain, seperti itu misalkan pendapat orang lain ini
nih ada yang lebih bisa diterapkan, kayak gitu, nah kenapa kita nggak coba
mendukung pendapat yang seperti itu. Jadi melihat lagi sih situasi dan kondisi
dari permasalahan dan apa yang harus kita lakukan, kayak gitu, jadi nggak
harus kita melihat oh ini banyak ni pendapat ini jadi kita harus ngikutin, nggak
juga sih, maksudnya ada saatnya kita harus kontra, ada saatnya kita harus pro
juga, kayak gitu, jadi tetap harus dilihat konteksnya juga sih, kalau aku
kemarin kayak gitu. Misalkan nih, nggak cuma di DPMU, misalnya di KPU,
atau di kepanitiaanya. Ketika misalkan beda pendapat, oh kita harusnya
gimana ya. Misalnya sebagian orang keputusannya udah gini, nah misal aku
punya keputusan yang lain, aku akan sampaikan itu. Gimana kalau kayak gini
gini gini, kayak gitu sih.
Okay, berarti ketika kamu nggak setuju, ya kamu mengungkapkan
ketidaksetujuan itu dengan pertimbangan-pertimbangan? Pertimbangan-
pertimbangan selama itu nggak menghancurkan, maksudnya ketika misalnya
kita udah punya keputusan, tapi belum bulat belum diambil, tapi kita punya
masukan lagi yang lain, yang mungkin bisa lebih menambah atau mungkin
bisa lebih membantu lah, kenapa nggak disampaikan. Tapi kalau misalkan kita
punya pendapat, tapi pendapat kita ini bener-bener bertolak belakang sama apa
yang udah disampaikan dan udah dirapatkan, itu dipikirin 2x lagi sih,
maksudnya mau disampein atau enggak.
Okay, terakhir ni, selama kamu mengikuti organisasi ini, kamu
memposisikan anggota lain itu gimana, selama bekerja, entah itu ketua,
atau anggota-anggota lain dari komisi lain juga? Aku nganggep mereka
kayak temen, saudara, jadi di kita itu emang ada ketua komisi, tapi ketua
komisi itu hanya jabatan struktural jadi semua pikiran itu bisa langsung
disampaikan, seperti itu, emang ketua, bendahara, wakil, itu tu emang
mempunyai perannya masing-masing tetapi ketika kita lagi di rapat dan kita
butuh masukan, atau keputusan ataupun solusi, kita pasti memposisikan diri
kita itu nggak lebih tinggi dan nggak lebih rendah juga, jadi tetap kita
menghargai orang lain, tetap menghargai pendapat orang lain, gitu. Kalau
untuk diluar, pastinya tetep sopan lah maksudnya kita boleh nganggep orang
ini temen, boleh nganggep orang ini sahabat, tapi kita juga harus ngeliat
kondisinya gitu. Ketika misalkan dia kakak tingkat, dan sebagainya, kita tetep
punya batasan-batasanlah untuk misalkan menghina dan sebagainya. Kalau
lagi bercanda kan kayak menghina dan sebagainya itu pasti masih dalam
konteksnya dan nggak sampe nyakitin perasaan orang lain juga, kayak gitu
sih, kalau aku nempatin orang lainnya kayak gitu. Terus kadang juga kan, kalo
seandainya kita lagi ee ada masalah tentang salah satu dari kita, itu pasti aku
nempatin diriku jadi dia, jadi gimana kalau seandainya aku jadi dia, apa yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
120
204
205
206
207
208
209
210
211
212
213
214
215
aku lakukan kalau seandainya misalkan dia e harus nggak rapat, atau dia
misalkan nglakuin suatu kesalahan dan sebagainya, trus kita misalnya mau
melakukan sidang, dan sebagainya. Nah itu, keputusan- keputusannya itu pasti
diambil dengan menempatkan diri kita sebagai orang itu, jadi kita juga bisa
mengerti orang itu dan kita berusaha untuk netral juga gitu sih. Kayak gitu.
Okay, berarti ketika rapat berarti kamu tetap memposisikan, mungkin
atasan ya atasan, bawahan ya bawahan, tapi kamu tetap bisa
mengungkapkan pendapat itu secara bebas. Bisa, selama kita masih diberi
waktu untuk menyampaikan pendapat kenapa enggak, tapi ketika misalkan
penyampaian pendapatnya udah selesai dan ini udah langsung mau
pengambilan keputusan yaudah kita tinggal langsung ambil keputusan aja.
Kayak gitu sih.
216
217
218
219
220
221
PENUTUP
Okay, udah sih, pertanyaannya udah cukup. Aku minta kesediaanya
kamu juga ketika nanti misalkan ada klarifikasi, maksudnya ini nanti
kan aku kumpulkan, aku simpulkan, nah aku klarifikasi kembali, apakah
ini benar sesuai dengan yang kamu jawab dan ketika ada pertanyaan
yang mungkin kurang mendalam aku bisa minta kesediaan untuk ketemu
lagi. Makasi ya Elo. Siap
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
121
NO VERBATIM
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
PENDAHULUAN
Hai.. selamat malam Dhea Malam Apa kabarnya nih? Em baikk Sehat? Ya
sehatt Kesibukanmu saat ini apa aja nih? Kalau kesibukan yang pertama
tentunya kuliah. Kemudian ya sibuk ikut kegiatan organisasi HMPS Prodi, dan
ya palingan kesibukan-kesibukan di luar perkuliahan seperti ngelesin ataupun
ikut kepanitiaan di asrama sendiri Oh jadi masih ikut kepanitian di asrama
gitu ya? oke ini semester empat yaa? Dah sibuk banget ya. em kamu
pernah ikut organisasi gak sih selama ini? Selain HMPS yang kamu
bilang tadi? Selain HMPS itu ini sih pernah ikut ini BEMF FKIP Em BEMF
FKIP sama HMPS ini ya, prodi.. Pendidikan Fisika Berarti satu periode
buat PFIS eh apa yang kemaren, terus sekarang yang satu periode ini ya?
Heem iya Dah berapa lama sih njabat di HMPS ini? HMPS itu berarti
udah ya dua periode, dua periode. Tapi emang dengan dua divisi yang
berbeda.Yang sebelumnya apa? Sebelumnya saya jadi bendahara, terus yang
sekarang jadi sekretaris. Bendahara dan sekretaris tu beda ya padahal.
Hehe iyaaa
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
ISI
Dari dua jabatan itu menurutmu yang paling berkesan yang mana? Yang
paling berkesan tu sebenernya sekretaris Oh sekretaris, berarti yang
sekarang. Kenapa tuh? Kalau berkesannya itu sebenernya menguji
kesabaran. Soalnya kan emang kalau sekretaris secara garis besar
berhubungan dengan surat to, nah terus habis itu berhubungan dengan tanda
tangan, dosen, terus habis itu tanda tangan ketua panitia dengan setiap
acaranya, terus habis itu ketua HMPS sendiri, wakil HMPS sendiri. Nah itu
apa susah tu lho, kendalanya tu lebih kayak cari waktu tanda tangan terus
habis itu ya kalau misalkan ditanya ya responnya lama, jadi kami ya saya
sendiri sebagai sekretaris harus nunggu gitu.
Em heem itu lebih berkesan daripada kamu menjabat bendahara gitu ya.
em program sekretaris nih, kan tadi kamu tadi mencari tanda tangan,
berkaitan dengan kampus sendiri, fakultas, gini gini. Nah program lain
dari sekretaris sendiri gitu ada gak sih? Program lain kalau itu palingan ya
apa ya program lain gak ada sih, ya palingan berhubungan dengan surat, LPJ
tu emang udah secara umum sama aja sih dengan yang lainnya.
Em kalau misalkan jabatanmu kamu sendiri terlibat dalam program
organisasi sendiri tu, kamu terlibat dalam kegiatan apa aja kalau dalam
organisasi? Em rata-rata saya sebagai ya ganti-ganti sih, kadang jadi
sekretaris, kadang jadi acara juga pernah, terus habis itu konsumsi. Soalnya
Responden 5, DKA
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
122
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52
53
54
55
56
57
58
59
60
61
62
63
64
65
66
67
68
69
70
71
72
73
74
75
76
77
sistem kalau di HMPS kami tu sistemnya emang diacak dari ketua HMPSnya
tu acak. Jadi siapa yang belum pernah di divisi ini jadi masuklah disitu, gitu-
gitu. Jadi sering terlibat, atau di setiap saat terlibat juga dalam setiap
program? Enggak Di beberapa aja gitu. Kalau boleh tahu apa aja sih?
Kalau yang udah pernah sih ada Latihan Kepemimpinan Tingkat Dasar,
kemudian ada sarasehan, kemudian seminar, dan Komisi Pemilihan Umum
seperti itu
Boleh dong ceritain satu pengalamanmu yang paling berkesan diantara
ketika kamu menjalani program-program itu? Em yang paling berkesan,
yang paling berkesan tu sebenernya pas ya itu sebenernya cukup membuat aku
kepikiran. Jadi tu ceritanya kemaren aku Latihan Kepemimpinan Tingkat
Dasar itu kan kamu mengundang dosen kan dari luar. Nah terus kami tu diberi
rundown dari wakil prodi sendiri itu mendadak, sementara kami H-3 itu tu
seharusnya sebelumnya kan ngasih undangan ke dosen plus plus lampiran
rundownnya. Nah H-4 nya itu baru dikasih rundown dan itupun harus revisi
lagi, jadi teman saya tu harus revisi lagi ke wakil prodi terus habis itu baru
kasih ke saya H-3. Jadi otomatis H-3 itu baru fix udag ada undangan dan
lampiran undangan. Nah belum disitu aja, belum selesai nah itu masih cari
tanda tangannya kepala prodi, sedangkan kepala prodinya itu sibuk banget. Ya
di WA tu gak bisa emang kalau kepala prodi kami tu lewat medsos lewat WA
segala macem tu susah dihubungi. Nah berarti otomatis palingan kami harus
nunggu di depan ruangannya, jadi tu udah nunggu-nunggu. Nah ini gimana ya,
em ini sedikit sedikit menyeleweng, jadi kalau saya kemaren ambil
keputusannya yaudah langsung ke wakaprodi, ya mungkin di situ tu atas
nama, jadi tu memang harus rubah lagi nama em apa di surat itu yang
menyetujui wakaprodi sehingga ya itu, itu beberapa pertimbangan sih, jadi
wakaprodinya juga menyetujui hal tersebut jadi ya udah. Terus pernah juga e
kalau menyangkut kesekertariatan tu suka lupa konsul proposal sama apa
penanggungjawab di prodi yaitu wakaprodi sendiri. Jadi tu pernah lupa, jadi tu
dah ngajuin ke dekan waktu itu, tapi ya itu lupa dan ibunya sedikit marah gitu
sih. Tapi untungnya pas kami selesai di acc, duah di acc sama si dekan, itu tu
wakil prodinya sendiri yaudahlah langsung kami kan kirim kan filenya dilihat
ternyata ya syukur gak ada yang salah gitu. Jadi itu sih
Jadi lebih ke apa ya berkaitan langsung dengan dosennya itu ya? kamu
mengatasi itu gimana tu? Apa ya kamu ya kamu berjuang sendiri atau
gimana kamu mengatasi itu? Kalau itu aku lebih prefernya lebih berjuang
sendiri sih emang. Kalau sama orang terlalu ribet karna kita kan ngejar waktu
kan. Kalau misalkan harus tunggu orang terus orangnya gak bisa. Kita
mengharapkan dia membantu tapi kadang kan ya kita gak tau sih situasinya
orang kayak gimana ya itu aku berusaha untuk sendiri. Tapi kalau misalkan
aku, aku pribadi kan kalau menyangkut tanda tangan kayak gini keskretariatan
itu tantangannya itu aku lebih ini di scan sih, jadi aku yang scan sendiri akalin
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
123
78
79
80
81
82
83
84
85
86
87
88
89
90
91
92
93
94
95
96
97
98
99
100
101
102
103
104
105
106
107
108
109
110
111
112
113
114
115
116
117
118
119
biar gak terlalu ribet. Kalau misalkan emang ada yang mendesak banget yaitu
aku ini aku edit terus habis itu yaudah. Ya itu ujung-ujungnya aku minta
pendapatnya wakaprodi juga sih, jadi wakaprodi juga membolehkan, gitu.
Okee, em itu kan kamu mengikuti beberapa program gitu kan, ditunjuk
oleh atasan, nah kamu setuju gak sih dengan semua program yang ada
dalam organisasi mu itu? Atau kamu kadang juga sebenernya gak setuju
atau gimana sih? Gak sih, aku sebenernya gak setuju, iya aku prefernya lebih
ke gak setuju soalnya kalau misalnya ditunjuk secara langsung tu bukan
basicnya kita gitu lho di divisi it uterus tiba-tiba ditunjuk. Okelah kalau
misalkan ada rapat dulu ditanyain teman-teman saya em misalkan dari
atasannya dan ketuanya sendiri dah menyampaikan divisi ini kamu masuk
divisi ini terus tanya pendapatnya lagi ya gak papa sih. Tapi kalau misalkan
langsung ditunjuk terus tiba-tiba yaudah kamu masuk ke kepanitiaan ini, itu
kayak apa sih ini orang gak tau basicnya kita gimana, kita suka gak di divisi
itu gitu, lebih ke gak setuju sih.
Tapi kamu tetep mengambil itu atau kamu sebenernya ya kamu
mengutarakan ketidaksetujuanmu itu? Ya kalau mengutarakan iya, tapi ya
mau gimana lagi, mereka juga punya alasan yang menurut saya juga sedikit
masuk akal sih emang.
Em caramu untuk mengutarakan ketidaksetujuan itu gimana sih? Em
kalau saya lebih kayak ya mung- setelah misalkan setelah diumumin saya
masuk divisi mana, itu langsung saya PC si ketuanya atau wakil ketuanya gitu
tanyain kenapa kalian kayak gini gini gini, saya tidak setuju dengan alasan
saya sendiri habis itu yaudah. Terus nanti ujung-ujungnya pasti mereka kayak
ngejelasin sih oh ternyata sebenarnya gini begini begini, alasannya cukup
membuat saya yaudah menyetujuinya sih
Berarti kamu juga melihat pertimbangan juga dari ketuanya, oh
yaudahlah itu juga gak masalah gitu ya? oke tentang pengalamanmu
ketika bekerja sama dengan rekan kerjamu dalam organisasimu itu?
Punya suatu pengalaman gitu gak sih yang ya berkesan juga? Kalau
berkesan sejauh ini waktu jadi bendahara waktu itu, kesan karna em apa ya
kan aku waktu itu dipasangin dengan kakak tingkat to jadi tu kayak itu
membuat aku tu juga terbantu gitu lho. Dia juga bisa bantu aku buat gimana
sih cara bikin LPJ atau segala macam pengeluaran pengeluaran, pemasukkan
tu kayak apa. Jadi tu yang berkesan tu karna emang si kakaknya ini tu aktif
gitu untuk apa kasih tahu untuk bantu jadi tu kayak terbantu banget waktu
partnernya kakak tingkat Dan itu pengalaman pertamamu? Iya pengalaman
pertama
Oke, ada masalah gak sih dengan rekan kerja di organisasi gitu? Di
dalam organisasi, rekan kerja masalah ya pasti ada sih masalah, masalah
kayak ya masalah kecil sih kayak beda pendapat terus habis itu ya itu kadang
kalau dalam organisasi tu apa ya partner kerja em bisa dibilang tim kerja sih
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
124
120
121
122
123
124
125
126
127
128
129
130
131
132
133
134
135
136
137
138
139
140
141
142
143
144
145
146
147
148
149
150
151
152
153
154
155
156
157
158
159
160
161
kalau dalam organisasi gitu kayak beberapa orang ada yang geraknya cepet
gitu lho ada yang emang lambat. Itu tu kayak itu yang jadi kendala juga sih
yang jadi masalah kalau menurut aku dan itu ya gitu.
Kamu menanggulangi itu gimana ketika kamu berbeda pendapat dengan
rekan kerjamu dan tadi kamu ada rekan kerja yang lambat dan ada yang
cepat itu kamu menagngulangi masalah-masalah itu gimana sih? Kalau
beda pendapat ya emang awalnya kayak misalkan saya gak setuju sih dengan
ini, tapi ya kembali sih kayak misalkan dia harus dia harus bisa
menyampaikan alasan yang jelas dan emang itu emang bener-bener tepat gitu
lho. Jadi tu oh ya kalau saya pribadi saya bisa mikir gitu lho oh jadi alasannya
kayak gini jadi saya bisa terima. Kalau misalkan gak, gak sesuai ya berarti
otomatis apa ya kalau mau dipaksakan pendapatnya saya juga gak bisa kan.
Maksudnya itu kan juga keputusan bersama to jadi tu kita biasa ya keputusan
bersama, menyampaikan alsannya ya yang bener-bener kalau udah nemu satu
jalan, satu titik terang yang emang pas ya semuanya pasti ikutin, gitu. Itu
menanggulanginya ya kalau dari saya ya emang lebih banyak pertimbangan.
Kalau untuk masalah yang masalah yang tadi yang dengan partner kerja yang
lelet itu tu lebih apa ya ngejer, ngedorong dia sih. Kan kadang kalau lelet itu
faktornya bisa karna malas, terus habis itu karna emang dia gak suka di divisi
itu mungkin, kadang ya emang udah dari sananya udah dari tabiatnya lah
istilahnya emang udah malas. Ya itu mungkin ya perlu dorongan juga sih.
Kalau saya lebih memberikan dorongan kalau tidak saya lebih aktif untuk ajak
dia yuk kita kerja bareng gini gini, gitu sih
Em jadi kamu ketika em aku simpulin ya, ketika kamu berbeda pendapat
dengan orang lain tu ya kamu berusaha untuk mengutarakan alasan
yang ingin kamu sampaikan, ketika emang itu gak diterima pokokmen ya
hal yang harus diputuskan itu sesuai dengan organisasi itu sendiri, ketika
itu masuk akal kamu akan menerima itu? Oke kalau buat yang kinerja
lelet itu, ketika dia lelet ya kamu berusaha untuk mendorong dia supaya
menajdi lebih baik gitu? Ya
Saat rapat nih, rapatmu berapa kali, em berapa waktu sekali sih? Kalau
rapat bulanan HMPS kami itu sebulan sekali, Sebulan sekali itu rutin? Dan
itu pleno?Iya itu rutin dan pleno Kalau rapat-rapat kecil gitu? Kalau rapat
kecil sih kalau untuk keseluruhan HMPS gak pernah sih, lebih prefernya tu ke
panti. Jadi panti tu tergantung dari kondisi dan situasi. Kalau misalkan lagi
urgent banget pasti nanti H-, ya itu pun kadang mendadak sih emang. Ya itu
lebih itu pun tergantung sih, bisa sebulan, sebulan tu 4-5 kali.
Em lebih banyak gitu ya? em oke nah ketika rapat tadi kan kamu bilang
kalau salah satu masalahnya tu ketika berbeda pendapat kayak gitu. Ada
masalah lain gak sih saat rapat berlangsung? Saat rapat berlangsung, hahh
biasanya tu lebih kayak ribut sih, ribut, terus habis itu pada maen gadget
masing-masing, dengan kesibukannya sendiri sih, kadang gitu. Kadang kalau
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
125
162
163
164
165
166
167
168
169
170
171
172
173
174
175
176
177
178
179
180
181
182
183
184
185
186
187
188
189
190
191
192
193
194
195
196
197
198
199
200
201
202
203
saya sendiri kalau lihat situasi kayak gitu tu kayak gimana ya. yang si
ketuanya lagi ngomong atau si wakil ketuanya lagi ngomong atau siapaun
yang lagi ngomong terus sementara yang lainnya tu kayak sibuk dengan
kesibukannya sendiri tu kayak kurang menghargai sih
Nah kamu mengatasi itu gimana? Apakah kamu diem aja atau gimana?
Kalau saya tu lebih ngecut. Ya emang sih kayak gak sopan sih, pas orang
bicara terus tiba-tiba dengan, tapi tu emang langsung kalau aku tu langsung
bilang, “teman-teman tolong diam dong, kalian tu hargain kayak gini” dengan
nada yang memang keras dan itu langsung emang temen-temen emang kayak
yaudah mereka diem gitu. Terus kalaupun misalkan kondisinya ada yang
maen gadget di sebelahku itu kayak aku tu lebih apa bilangin aja sih pelan-
pelan nah habis itu nanti dia bisa juga berhenti kok, gitu sih.
Kalau dideket kamu, kamu ngomongnya secara langsung, tapi kalau di
umum gitu ya kamu ngomongnya tegas kayak gitu? Dan itu berhasil ya?
Iya berhasil, ya gak tahu sih kenapa temen-temenku kalau aku yang ngomong
lebih di ini. Soalnya mereka ga tahu.. Hemm mungkin cara bicaramu kali
ya Iya lebih cara bicara sih.
Ketika kamu menyampaikan pendapat tadi, apasih yang menjadi bahan
pertimbanganmu kamu, ketika kamu oh aku mau nyampein pendapat ini
nih, kamu kan bisa mengeluarkan itu, hal-hal apa sih yang kamu
pertimbangkan sebelumnya? Pertimbangan itu lebih kayak apa ya kalau
misalkan menyampaikan pendapat untuk suatu, em itu lebih kayak apa sih
yang kita dapat dari misalkna em ini sih biasa kan kalau rapat, rapat kan suka
mendadak to, nah aku tu kadang gak setuju to dengan apa maslaah kayak gitu,
aku tu lebih kayak langsung apa ya ngomongnya tu gimana ya, bingung juga
sih Dicontohin boleh sih Oh contoh, iya kayak misalkan rapat bulanan, terus
aku em apa nyampekan pendapatku, seharusnya kan jangan kayak gini kan,
jangan mendadak-mendadak, nah itu aku mikirnya kenapa aku harus
nyampekan pendapat itu karna ya aku mikir ya banyak pertimbangan kita tu
gak hanya sibuk di organisasi, kita sibuknya ya kuliah, kita banyak tugas.
Kalau misalkan mendadak ya otomatis yang tidak bisa datang pun sedikit dan
itu pun rapat yang dengan maksudnya dengan orang maksudnya dengan
jumlah yang sedikit tu kayak gak tercapai lho tujuan kita yang sebenernya
rapat itu kan kita harus, sebenernya tahu apa informasi atau apa sih yang
menjadi masalah untuk sebuah kegiatan kayak gitu, ya semuanya harus tahu
karna ya itu tentang HMPS sendiri gitu. Jadi kalau misalkan banyak yang gak
bisa, ha terus dengan cara yang mendadak terus banyak yang gak bisa itu lebih
baik ya ya gak usah diadain rapat mendadak ya, seharusnya lebih, lebih ada
rencana untuk oh rapatnya untuk ini, ini, tanggal sekian sekian. Kalau
misalkan mendadak kan kayak gimana gitu. Kecuali misalkan urgent banget
dan itu tu kayak perlu didiskusikan cara face to face gitu gak bisa lewat medos
gak papa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
126
204
205
206
207
208
209
210
211
212
213
214
215
216
217
218
219
220
221
222
223
224
225
226
227
228
229
230
231
232
233
234
235
236
237
238
239
240
241
242
243
244
245
Em berarti kalau emang kamu menolak ya kamu utarakan hal yang
menjadi kendalamu gitu ya. Nah kalau misalkan nih, misalnya selama
rapat terus dimintain pendapat, gimana pendapatnya gini gini gini, kamu
kan meesti oh aku pingin nyampein pendapat A nih, nah kamu mungkin
punya pertimbangan kenapa aku harus menyampaikan itu gitu lho
ketika rapat atau mengungkapkan pendapat gitu. Nah itu yang
mendasari kamu ingin mengungkapkan itu tu apa gitu? Dorongan sih,
kayak aku kan kayak lihat situasi misalkan kita pleno terus habis itu disuruh
kan menyampaikan pendapat. Sebenernya selama kinerja kita misalkan
beberapa bulan terakhir tu kayak gimana. Itu sih yang kayak lebih ngedorong
aku tu kayak ya lebih dari dalam diri sih, misalkan ada yang gak sesuai dari
aku sendiri yang bertentangan dengan pemikiranku dengan hati nurani tu
kayak aku harus ngungkapin mau gak mau. Tapi terkadang aku kan kadang
suka mikir dua kali untuk menyampaikan to kak. Jadi tu kayak mikir nanti
apakah ketika aku menyampaikan hal tersebut apakah yang mendengar
mereka bisa menerima hal tersebut, kadang kan apa pendapatnya orang kan
berbeda-beda gitu lho.
Jadi ngelihat juga dari orang-orangnya apakah mereka setuju dengan
pendapatmu atau tidak gitu. Tapi pada akhirnya kalau kamu merasa ah
kayaknya ini, ini temen-temen pada gak setuju nih, terus kamu gak, gak
mengungkapkan itu? Em kalau aku, aku lebih ini sih apa kalau itu gak
disampaikan secara umum. jadi lebih langsung ke ketuanya atau wakil
ketuanya, terus misalkan kalau mau berpendapat tentang orang ya itu langsung
ke orangnya aja sih, gak gak ini. Tapi emang disampaikan secara baik-baik
Jadi secara personal gitu ya? ketika ini deh mengambil keputusan dalam
suatu pilihan gitu ya. Hal-hal apa sih yang menjadi pertimbanganmu
juga ketika kamu ingin memutuskan sesuatu pilihan gitu. Memutuskan
sesuatu, itu pertama lebih dikejar waktu. Nah kalau misalkan ini contohnya
biasa kami konsultasi LPJ eh ini proposal kegiatan. Nah proposal kegiatan itu
kan biasa kalau di kami kadang di kami bendahara sekretaris tu dah sama-
sama kan konsul ke wakaprodi. Tapi terkadang bendahara itu udah, jauh-jauh
hari aku udah ngechat tanggal sekian ya kita konsul. Terus tiba-tiba pas hari
itu em si bendahara ini dia gak bisa, nah dia gak bisa tapi gak ngomong.
Maksudnya dari jauh-jauh hari, “oh aku gak bisa tanggal sekian.” Terus habis
itu pas hari H nya itu dah aku ngechat telpon tapi gak diangkat ya otomatis ya
mau gak mau, padahal dalam kondisi kegiatannya dikit lagi gitu lho. Nah itu
ya pasti kayak mikir, oh ya kegiatannya tinggal sedikit. Mau gak mau aku
yaudahlah bodo amat dengan ini yang penting maksudnya aku lebih apa
langsung gitu lho. Kayak udah mepet banget tu kayak ya mau gak mau aku
langsung ke ibu biar selesai. nanti kalau untuk urusan kayak misalkan ya
dengan bendaharanya pasti nanti di belakang sih, pasti nanti aku lebih kayak
kenapa aku ngambil keputusan ini tanpa tanya pendapat kamu tu karna kamu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
127
246
247
248
249
250
251
252
253
254
255
256
257
258
259
260
261
262
263
264
265
266
267
268
269
270
271
272
273
274
275
276
277
278
279
280
281
282
283
284
285
286
287
tu dichat juga kan gak bales gitu, ho.o sulit dihubungin, yaudah aku terpaksa
kayak gini, toh kita kan ngejar waktu. Aku biasanya kayak gitu sih selama ini
Memberikan pengertian. Jadi disesuaikan juga sama kayak urgenly nya
acara itu gitu ya. ada lagi gak sih yang kamu harus memutuskan?
Memutuskan, memutuskan itu haa biasa kayak ini sebenernya kayak em kayak
kita udah, aku udah di luar organisasi HMPS, terus habis itu apa terkadang
biasanya kan kayak diundang gitu kan dari organisasi tingkat fakultas atau apa
universitas. Terus habis itu gak ada ni, gak ada yang gak ada yang mau
datang. Apalagi kalau di mrican. Nah itu tu kayak aku sendiri kayak, ih masa
dari HMPS PFIS itu gak ada yang datang, jadi tu kayak otomatis aku
mengambil keputusan yaudah aku yang datang gitu. Langsung aku ngechat
digrup, yaudah aku yang datang. Terus pengalaman lain sih kayak misalkan
ikut organisasi, eh kepanitiaan lain sih kayak misalkan kan kemaren kan KPU
BEMU juga to. Nah itu kan banyak sih yang apa aku pelajari dari ketika
organisasi jalan, panitia jalan, itu tu kayak aku harus milih, em pilihan yang
mana nih dari setiap kegiatan atau setiap ya setiap kegiatan yang ada aku harus
mengutamakan yang mana. Jadi tu disitu tu dilatih sih gimana kita bisa
memprioritaskan sesuatu yang emang bener-bener lagi dibutuhkan, eh
organisasi tersebut membutuhkan kita atau kepanitiaan tersebut membutuhkan
kita jadi tu lebih disitu tu lebih belajar sih memprioritaskan sesuatu dengan
baik.
Tentang tadi yang gak ada yang dateng, maksudnya ketika harus
diwajibkan HMPS dateng terus gak ada yang dateng dna kamu
memutuskan yaudah aku yang dateng. Berarti kamu bisa aku simpulkan
kalau ya biar ngetoki gitu lho, biar gak terlihat jelek atau gimana gitu?
Aku lebih kayak lebih ini sih apa ya memperlihatkan bahwa HMPS kami tu
ada yang datang dan apa kami bisa ngikutin rapat-rapat yang walaupun
mungkin jauh kayak gitu ya kan kadang kalau misalkan kayak di paingan-
mrican itu kan mereka berpikir “oh jauh karna gini” tapi tu kayak aku lebih
kayak nunjukkin sih bahwa oh HMPS PFIS mau jauh atau enggak tu ya ada
yang dateng gitu, kalau aku lebih kayak gitu sih nonjolin emang
Oke, terakhir nih, dalam organisasi itu kan pasti ada ketua, bendahara,
sekretaris, dan CO-CO, dan anggota sendiri. Nah kamu memposisikan
mereka itu gimana sih, apakah sebagai atasan bawahan atau kamu
memiliki persepsi lain dalam memposisikan rekan kerjamu itu? rekan
kerjaku aku lebih ya sebagai ini sih apa seperjuangan. Ya aku tergantung sih
kak, karna di organisasiku yang sekarang itu kan kebanyakan itu baru banget
kan, ada yang ikut organisasi. Jadi tu aku masih kayak nganggep apa mereka
masih di bawah ku gitu. Nah gitu sih. Tapi kalau misalkan tergantung mereka
pernah ikut organisasi atau enggak. Kalau misalkan pernah kan otomatis
masih mereka tahu to kayak kegiatan organisasi tu seperti apa, dinamikanya
seperti apa, ya itu aku memposisikan mereka sama kayak aku. Tapi kalau
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
128
288
289
misalkan mereka baru banget gitu ya mereka masih di bawah aku, aku kayak
gitu
290
291
292
293
294
295
296
PENUTUP
Jadi kamu tidak memandang jabatannya itu tapi memandang
pengalaman mereka gitu? Oke udah sih itu aja pertanyaannya. Em
mungkin untuk lain waktu aku bisa minta tolong kesediaannya ketika
aku butuh klarifikasi tentang jawabanmu, apakah seusai dengan apa
yang aku maksud, dan ketika mungkin ada pertanyaan yang jawabannya
kurang mendalam bisa aku tanyakan kembali. Begitu? Iyah bisa Oke
makasih ya Dhea Iya kak sama-sama
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
129
NO VERBATIM
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
PENDAHULUAN
Selamat siang Vinsent Iya siang Apa kabarnya nih? Iya baik Sibuk apa aja
nih sekarang? Sekarang sih kesibukannya cuman kuliah aja, gak ada palingan
hanya membantu di tingkat prodi aja kalau semisalnya ada kegiatan Oh gitu,
kuliahnya berapa sks sih? Saya kuliah ini ambil 22 sks Asistensi juga?
Asistensi aku mengambil satu asistensi sama satu tutor Nah sebelum, em
kemaren-kemaren ini berarti kamu pernah mengikuti organisasi? Iya
Kalau boleh tahu apa aja tu? Untuk yang, saya kan angkatan 2015, jadi
pertama kali masuk saya mencoba mengikuti di tingkat prodi dulu himpunan
mahasiswa, HMPS TE. Terus 2016nya saya jadi wakil gubernur di FST. Udah
sih kalau yang untuk organisasi itu aja. Oh ya kalau untuk komunitas gak ada?
Komunitas itu, em boleh deh sebutin aja Kalau untuk komunitas KMBK
sih, Komunitas Budhis Oh oke, itu di Sadhar juga ya Iya di Sadhar juga Itu
tu termasuk dalam organisasi juga kan berarti Iya, bisa dibilang masuk
organisasi
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
ISI
Oke, nah dari ketiga organisasi itu, menurutmu yang paling berkesan
ketika kamu mengikuti, mengikuti organisasi yang mana? Sebenarnya
kalau untuk lebih ke kekeluargaan lebih ke komunitas sih sebenernya. Karna
kita tahu kan kalau komunitas lebih lebih ke gak formal-formal banget. Jadi
juga ya kalau rapat-rapat gitu lebih santai. Sedangkan kalau kayak di HMPS
atau di di tingkat gubernur seperti itu kita harus lebih formal juga. Makannya
itu lebih ke kekeluargaannya lebih dapet sih lebih ke komunitas. Berarti lebih
berkesan di komunitas Budhis itu? Ya biarpun sebenarnya di ditingkat
BEM, BEMF, itu di tingkat BEMF pun kita juga menerapkan kekeluargaan
juga, ya gitu sih Ya berarti tetep ada tingkatannya gitu kan? Iya ada
tingkatannya
Oke, nah dari, berarti kalau yang sebagai 2015 itu ketika di tingkat prodi
itu menjabat sebagai? Anggota, hanya anggota Anggota apa? Humas
Humas, yang di BEMF sebagai? Wakil gubernurnya Terus yang satu? di
komunitas itu saya jadi divisi kreasi sebagai anggota
Nah dari ketiga jabatan ini nih, menurutmu yang paling berkesan juga
nih ketika kamu menjabat sebagai apa? Wakil gubernur sih sebenernya
Wakil gubernur, kenapa tuh dia dikatakan lebih berkesan dari dua
jabatan lainnya? Karna mungkin karna BEMF kita di FST baru, makannya
gimana ya kita memulai dari awal semua terbentuknya lagi, Jadi saya
membantu gubernur itu menjadi kewajiban saya maksud saya yang besar gitu,
Responden 6, V
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
130
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52
53
54
55
56
57
58
59
60
61
62
63
64
65
66
67
68
69
70
71
72
73
74
75
76
77
menjadi berkesan. Berarti dilihat dari kinerjanya tu lebih, em
tanggungjawabnya tu lebih besar dari keduanya itu? Jadi itu menurutmu
itu berkesan? Ya karna juga kita mencoba hal-hal yang baru, kalau misalkan
di komunitas itu kan karna dah lama kayak di HMPS itu juga udah berjalan
dari lama jadi kita bisa tinjau sebelum-sebelumnya, tahun-tahun sebelumnya.
Nah sedangkan yang ini karna dia sudah dibekukan disuatu dekade, kita gak
tahu lagi nih acara-acara apa yang akan kita lakukan, maka dari itu kita
mencoba terobosan-terobosan baru untuk supaya ke depannya lebih baik lagi
gitu, mungkin itu yang lebih berkesan
Nah kalau selama, aku ingin membicarakan ketika kamu menjadi
wagubnya nih. Program kerja apa aja sih yang kamu juga terlibat di
dalamnya? Karna mungkin juga baru jadi tu kami tu hampir di setiap
program kami, kami semua terjun ke lapangan juga. Karna juga kita masih
awam ya bisa dibilang daripada BEMF lain, jadi kami juga semuanya belajar
mulai dari pertemuan mahasiswa untuk, mahasiwa baru, orangtua mahasiswa
baru, itu kami semua yang terjun, terus juga seperti Pinisi, Pinisi fakultas itu,
kami juga ikut membantu semua perpisahan, ya seperti perpisahan fakultas,
syukuran-syukuran fakultas, itu juga sama kami semua terjun. Jadi
kebanyakan program-program yang dari BEMF awal-awalnya itu semua
masih dipegang masih dipegang dari BEMF sendiri. Biarpun juga tambahan
dari anggota luar.
Nah pengalamanmu selama kamu mengikuti program-program itu
gimana ni? Ya gimana ya, kayak kita tu ngelihat yang baru gitu lho, jadi tu
kalau semisalnya di fakultas kami yang sebenarnya memang 4 prodi berbeda
yang bener-bener terpecah jadi kita kan gak tahu nih acara mereka yaudah ini
aja. Misalkan dari TI IT days, dari elektro electro days, kita gak tau apa-apa.
Nah kalau di BEMF ini kita buat acara semisalnya itu kayak ya contohnya
kecil-kecilan itu, syukurannya perpisahan FST, itu semuanya ada di empat
prodi, empat prodi jadi satu, kita berdinamika. Jadi kita juga tahu kayak dari
prodi ini juga sedikit sharing gitu lho, kami gini gini gini, dan juga kami juga
sering melakukan pertemuan sih tiap bulannya terus setiap himpunan-
himpunan jadi supaya mendapat masukkan juga. Mungkin itu aja sih
Oh mendapatkan pengalaman dari beberapa himpunan itu ya Jadi yang
biasanya pecah-pecah kita gak tahu, kalau misalnya enaknya kan kalau kayak
BEMF farmasi satu prodi, nah sedangkan ini empat, kita gak tahu. Kayak
seperti kita harus belajar ke BEMFnya pendidikan seperti itu, yang banyak
prodi, kita juga gak tahu kan, makannya banyak belajar sih untuk yang tahun
awal baru terbentuk.
Nah ketika membicarakan program kerja, pasti kan awal tahun
membicarakan program kerja setahun ke depan, ada masalah gitu gak
sih ketika membicarakan, atau kamu ya setuju-setuju aja? Kalau
permasalahan sih banyak, karena kita misalnya mau buat pameran untuk FST
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
131
78
79
80
81
82
83
84
85
86
87
88
89
90
91
92
93
94
95
96
97
98
99
100
101
102
103
104
105
106
107
108
109
110
111
112
113
114
115
116
117
118
119
nih pertama, dulu itu saya inget banget mengajukan RKA FST terus ditolak,
itu banyak banget permasalahannya karna dari kita terbentuknya itu
Desember, sedangkan himpunan-himpunan itu sudah memilih calon RKA nya
itu dari November. Jadi mereka sudah mempunyai program kerja sendiri-
sendiri, sedangkan kita ingin menyatukan mereka semua dan itu pasti RKA
mereka kan ada bulan dengan tanggal tersendiri tu untuk pengambilan
uangnya. Sedangkan kita ingin menyatukan di satu program yang dulu
dinamakannya itu FST Cup gitu seperti itu, menggabungkan satu acara pecan
FST yang menggabungkan empat prodi yang akan memainkan di dalamnya.
Nah sedangkan mereka sudah punya RKA nya sendiri-sendiri, maka dari itu
mereka menolak kemaren itu. Nah itu kan jadi pelajaran juga kita buat kami
yang baru, nah untuk yang tahun yang itu akan diadakannya pekan FST
karena sudah terbentuknya dari awal, jadi untuk yang ke depannya tu sudah
ada rancangan gitu.
oh gitu jadi sudah pasti gitu ya. nah pernah gak sih kamu ada usulan
program kerja gitu terus kamu sebenernya gak setuju atau menolak gitu,
itu kamu pernah gak sih kayak gitu? Maksudnya? Em dari kamunya
sendiri, maksudnya ada program kerja nih, tapi kamu sendirinya yang
menolak. Kamu gak setuju sama program ini gitu? Oh kalau untuk itu sih
sebenernya ada sih beberapa. Tetapi kan kita juga, pasti kan saya em ngasih
keputusan tetapi kan ada yang di atas saya, gubernur yang memutuskan
semua. Nah kita juga dengan musyawarah kan pendapat saya ke acara
program ini kurang baik gitu lho. Tetapi kalau semisalnya kita votingnya lebih
banyak yang tidak baik ya tidak usah dijalankan. Kalau seandainya banyak
yang setuju apa salahnya mencoba karna kan awal yang baru juga gitu. Jadi
semuanya sih saya juga hanya memberi keputusan tapi semua keputusan pasti
ada di gubernurnya sendiri.
Itu cara kamu untuk ketika kamu menolak itu ya kurang setuju
misalnya, cara kamu untuk mengungkapkan itu gimana? Cara
mengungkapkannya ya.. em karna gak tahu juga sih, karna gubernur saya pasti
bertanya kepada saya juga dan kepada divisi-divisi yang bekerja, nantinya
pasti kami juga mengatakan setuju atau tidak. Kalau tidaknya kenapa kalau
setujunya kenapa. Jadi emang bener-bener dipertanyakan. Jadi gak boleh
hanya yaudah ikut aja gitu lho. Itu seharusnya tidak ya.. Berarti dari
gubernurnya sendiri.. Iya harus ada alasannya. Jadi kita tidak boleh hanya
mengikuti kata gubernur seperti itu.
Ketika kamu bekerja sama dengan rekan kerja, mungkin gubernur atau
anggota-anggota lain gitu punya pengalaman tersendiri gak sih yang
berkesan juga ketika kamu bekerja sama dengan mereka? Oh ya,
mungkin apa ya waktu gubernur itu lagi kerja praktek ya. itu kan berarti
megang handle nya saya tu sebagai wakil gubernur, nah untuk mengumpulkan
mereka pasti kan juga susah juga kan, banyak kesibukan dari 4 prodi masing-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
132
120
121
122
123
124
125
126
127
128
129
130
131
132
133
134
135
136
137
138
139
140
141
142
143
144
145
146
147
148
149
150
151
152
153
154
155
156
157
158
159
160
161
masing. Ya gimana ya maksudnya, maksudnya.. Ya, mungkin ada masalah
gitu kah dengan ketika kamu bekerja sama dengan gubernurmu juga
gitu? Kayak tadi juga kan masalahmu juga Palingan sih saya lebih ke
masalah bahasa sih sebenernya, karena gubernur saya orang Jogja asli, yang
terkadang juga maksudnya ngomong langsung Jogja, ya Jawa gitu, dan saya
dari luar Jawa, yang bener-bener pure gak bisa jawa. Terus itu udah
kebanyakan ya tahulah di Jogja sendiri rata-rata Jawa. Temen-temen kami
semua di BEM tu juga rata-rata Jawa, bahasa jawa. Terus juga saya kadang-
kadang gak ngerti sendiri tu lho untuk gimana. Yaudah makannya kalau pas
rapat itu kalau semisal ada yang ngomong gitu, ya saya coba ngomong aja
kalau misalkan saya gak bisa gitu mengerti bahasamu tolong dikondisikan
sedikit lah
Oke jadi berkaitan sama bahasa gitu ya. tapi gak ada mungkin kres atau
apa mungkin dengan anggota? Kalau kres itu mungkin ada, karna beberapa
juga semisalnya akhirnya kami memutuskan yang ini, pasti kan ada 70-30
misalnya ya, ada yang 70 nya setuju, berarti kan kita mengikuti yang setuju
perjanjiannya. Tapi yang 30 ini kan pasti yang gak seneng juga ada, nah itu
juga pasti kami dapat satu masalah kemaren waktu latihan kepemimpinan
yang awal kami pertama kali itu dalam satu anggota itu bener-bener
kepanitiaannya dari BEMF sendiri. Nah itu kita dapet kres dari salah satu CO
kami, yang kami maksudnya datang masalahnya bukan dari kami, itu dari
salah satu divisi juga yang megang CO divisi. Nah misal itu dari konsumsi,
misalnya ya, yang satunya lagi dari perlengkapan. Nah konsumsi ini sudah
menentukan tempat dimana yang seharusnya mengambil data perlengkapan.
Nah si CO perlengkapan ini dia gak seneng sama CO konsumsi. Nah itu kami
agak sedikit kres gak tahu kenapa dari sifat pribadinya CO perlengkapan
sendiri kalau misalnya ada masalah dia mengilang. Nah itu kami kan
persiapan nya dua bulan. Satu bulannya gak masalah, satu bulannya
menghilang. Jadi disitu kami benar-benar gimana ya gak tahu harus gimana
karna COnya ilang pastinya dengan orang yang sedikit juga jadi gak tahu
harus gimana tu. Jadi jalan satu-satunya dari gubernurnya udah kenal banget
sama dia, jadi kami dari sekretariat minta jadwalnya dulu terus minta
ketemuan, dia gak mau ketemuan. Akhirnya kami ke rumahnya. Jadi kami
biasanya kalau masalah itu dingomongin masalah kekeluargaan aja, jangan
sampe terjadi biasanya kan kalau dalam organisasi ada surat gitu ya, Surat
Peringatan atau gimana, nah itu kami sih sebisa mungkin jangan
mengeluarkan, lebih baik kita selesaikan dengan kekeluargaan aja,
masalahnya gimana, sama apa tapi akhirnya ya dengan maaf-maaf kata, sudah
diomongin juga gak bisa, akhirnya langsung SP 3 karena dari dianya sendiri
gak mau. Oh langsung keluar gitu ya? em berarti ketika ada masalah
divisi itu .. iya soalnya dipertemukan satu per satu Berarti kamunya juga
terjun langsung gitu membicarakan itu gimana jalan keluarnya gitu?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
133
162
163
164
165
166
167
168
169
170
171
172
173
174
175
176
177
178
179
180
181
182
183
184
185
186
187
188
189
190
191
192
193
194
195
196
197
198
199
200
201
202
203
terus juga kalau misalnya ada juga kres pada waktu acara inisiasi, inisiasi
fakultas itu antar CO juga yang bermasalah. Itu karna salah dengar atau
gimana ya saya kurang tahu. Jadi kami pertemukan saja mereka berdua. Nah
dari situ kita lihat dari sudut pandangnya orang per orang gitu ya, kita cari
jalan tengahnya aja, jadi seperti itu kalau menyelesaikan masalah. Daripada
saya harus mengeluarkan SP gitu ya
Berarti ngomong secara pelan-pelan, ngomong ke sumber masalahnya
gitu ya Karna kan kita kan walaupun di dalam organisasi kan, kita di luar
sebagai teman biasa gitu lho. Jadi lebih baik menyelesaikan masalah ya
sebagai teman dalam sebuah organisasi Oke dari kamunya sendiri gak
pernah ya bermasalah dengan orang lain.. Mungkin ada, mungkin ada tapi
ya aku tahu gitu. Ya kalau aku salah aku maaf gitu lah kalau misalnya. Kan
kita gak mungkin bener terus gitu kan, pasti kita punya salah. Aku sih banyak
sih buat salah, ya dia maklum, karna dia tahu kan ya kalau di luar kita
temen, dah tahu kebiasaan kita seperti apa gitu. Makannya seperti itu Em
berarti ketika kamu ada masalah dengan rekan kerjamu gitu ya kamu
langsung menyadari itu terus lebih ke yaudah selesein sekarang gitu Iya
daripada harusnya di luar, di luar organisasi kita masih seperti itu gitu, lebih
baik di dalam
Berkaitan dengan, ketika rapat berlangsung nih. Rapatnya diadakan
berapa berapa waktu sekali? Kalau untuk rapat itu seminggu sekali, di hari
kamis. Gak tau kalau yan periode sekarang ya. itu rutin. Kalau untuk, em itu
gak termasuk dalam evaluasi kegiatan yang lain, itu hanya pelaporan saja.
Biarpun itu hanya sebatas laporan kecil-kecilan kan gak mungkin dong tiap
minggu ada laporan apa gitu semua. Biarpun datang harus menyampaikan
laporan apa aja yang ada. Terus juga lebih memperkuat organisasi sih, karna
dengan kita sering ketemu kita pasti juag tahu apa masalahnya dia juga kan,
kalau tiba-tiba kita gak nanyain kabarnya, misalkan langsung ada acara baru
kita panggil, itu kayak seperti ya cuman nama organisasi doang gitu lho.
Sedangkan kita maunya membentuk sebuah ikatan yang kuat dulu dari dalam
supaya keluarnya itu bagus di lihat orang, gitu.
Oke berarti tujuan dari rapat seminggu sekali itu emang untuk
membangun keikatan gitu. Ketika rapat nih pernah gak sih ada kesulitan
atau masalah ketika rapat berlangsung gitu selama kamu menjabat?
Mungkin waktu awal kali ya, karna aku dari dari anggota Humas, tiba-tiba jadi
wakil gubernur itu juga kesulitan berbicara, terus juga mungkin langsung
memutuskan program kerja dan segala macem dibicarakannya itu masih ya oh
ya gini gini, oh ya gitu. Terus kalau misalnya kesulitan itu mungkin mengatur
waktu ya mungkin, karna empat prodi jadinya kita selalu rapat itu jam enam
ke atas gitu baru bisa rapat, karna kuliah juga sih. Karna kebanyakanTM
kuliah sampai jam 6 jam 7 selesai. TI kadang jam 5. Jadi kan gak, gak selalu
sama. Kadang diputuskan jam 6 kalau tiba-tiba, misalnya minggu depan udah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
134
204
205
206
207
208
209
210
211
212
213
214
215
216
217
218
219
220
221
222
223
224
225
226
227
228
229
230
231
232
233
234
235
236
237
238
239
240
241
242
243
244
245
pasti jam 6 atau jam 7. Tiba-tiba tu ada kelas pengganti sampai jam setengah
8, jadi tu kita harus mundur terpaksanya. Paling untuk menyatukan waktunya
itu yang susah.
Tapi kalau selama rapat berlangsung gitu pernah ada gak sih kayak apa
ya cekcok atau suatu permasalahannya selama rapat berlangsung itu?
Selama rapat berlangsung ya. kalau untuk rapat berlangsung sih ya mau
dibilang gak ada pasti ada kan. Rapat, misalnya sih ya hanya kecil-kecilan sih
maksudnya dalam apa gitu, maksudnya? Ya mungkin dalam penyampaian
pendapat, atau dalam membicarakan suatu program gitu ada A dengan
B tidak setuju terus sampai gimana gitu? Kalau untuk ke sampai tingkat
lanjut sih enggak, tapi mungkin kalau di dalem itu hanya cekcok aja ada, dan
mungkin pendapat yang ini seharusnya kebanyakan sih dalam evaluasi sih,
evaluasi kegiatan kami baisanya dilakukan juga setelah kegiatan itu kan ada.
Makannya seharusnya programnya seperti ini, kenapa kayak gini gini gini,
semisal gitu. Ya terus yang satunya juga menjawab ya karna gini gini gini, dia
gak setuju juga. Mungkin terus akhirnya itu yang membuat lama sih biasanya
sampe berapa jam di rapat itu yang akhirnya mendapatkan jalan. Jangan
sampai keluar sih, kalau bisa diselesein di dalem, makannya itu kalau itu
belum selesai ya kami lanjutin aja terus gitu sampai selesai pokoknya.
Ketika kamu menyampaikan pendapat nih di muka umum, misalnya
kayak tadi nih rapat pleno terus kamu menyampaikan pendapatmu. Nah
mesti kan ada hal-hal yang mendasari ini, “oh aku pingin ngomong ini.”
Apa sih yang menguatkan kamu untuk mau mengungkapkan itu di muka
umum? Sebenernya aku ada, sebenernya setiap kali aku mau mengungkapkan
pendapat kita pasti punya gambaran umum gitu. Tapi aku juga kayak
mengungkapkan tapi masih agak ragu gitu. Kalau semisalnya aku mau
ngomong A misalnya gitu kan, kalau misalnya ada orang yang mau ngomong
B, ya kita lihat dulu dia benar atau enggak. Tetapi gak bersikukuh dengan
pendapatku juga, tapi kalau semisalnya yang B salah, kenapa harus ngikut
yang B gitu. Dia benar atau enggak, kalau semisal dia bener atau semisal bisa
digabungkan dengan pendapatku kan gak papa gitu misalnya. Jadi aku lebih
ke kalau aku, dari aku sendiri ya, aku lebih gak memutuskan pendapatku, aku
lebih enaknya kita selesaikan bermusyawarah aja sih. Jadi kita senang, dia
juga dapet senangnya juga
Berarti ya ketika kamu menyampaikan pendapat kamu tetep
menjelaskan, mengungkapkan dulu, tapi apapun keputusannya itu harus
disesuaikan dengan kondisinya juga. Oke ada hal lain gak sih alasan
kenapa kamu ingin ini harus diungkapkan nih gak boleh aku pendem
gitu Kalau untuk itu sih aku orangnya gimana ya, kalau misalnya ada
pendapat, ada sesuatu yaudah langsung aja gitu daripada harus diemin kalau
misalnya itu salah ya, kalau mereka ngungkapinnya salah ya salah kenapa
harus dibenarkan. Toh kalau misalnya, kalau nanti programnya jalan kalau
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
135
246
247
248
249
250
251
252
253
254
255
256
257
258
259
260
261
262
263
264
265
266
267
268
269
270
271
272
273
274
275
276
277
278
279
280
281
282
283
284
285
286
287
bener salah, ya kan kita juga yang kena, dalam organisasi kita juga yang
namanya kena. Lebih baik kan kita langsung ngomong, oh harusnya gini,
jangan sampe kayak gini kalau misalkan itu lebih mengingatkan langsung
mereka.
Berarti melihat ya kalau itu salah ya kamu bilang salah, kalau itu benar
ya kamu bilang benar. Kalau selama menjabat sebagai wakil ini kan pasti
mempunyai suatu keputusan yang harus kamu ambil nih. Misalkan ada
suatu pilihan A, B, C, D, dan kamu harus segera menentukan oh harus B
nih harus dijalankan. Pasti ada waktu saat gitu kan kamu harus
memutuskan. Hal-hal apasih yang harus kamu pertimbangkan juga
ketika kamu harus memutuskan pilihan itu? Aku sih gak tahu kenapa ya,
kalau milih keputusan itu, biasanya milih untuk keputusan yang cepet ya tanpa
harus mengetahui keputusan dari gubernur, itu biasa aku langsung kira-kira
kalau aku ngambil keputusan A kira-kira jalannya kayak gini. Kalau misalnya
B jalannya kayak gini, kalau C kayak gini. Ya aku lebih lihat mana profit yang
bagus untuk nanti ke depannya, bukan untuk aku lho, ya untuk organisasi
tersebut. Kalau semisalnya aku misalnya aku pilih A nih, nanti namaku naik
semisalnya, oh yaudah aku A aja deh. Itu maksudku untuk apa maksudku,
kalau misalnya aku maju misalnya A, bukan nama misalnya fakultasku naik,
namaku juga naik ya boleh untung gitu maksudnya kan, ya itu ku ambil A.
kalau semisalnya hanya untuk namaku aja tanpa untuk organisasi kan nanti dia
juga apa ya bisa dibilang kacang lupa sama kulitnya tu lho. Nanti kalau aku
pergi yaudah, organisasi yang ini kok kayak meninggalkan kami, semisalnya
gitu. Kalau mau maju, ya maju sama aja kalau misal enggak yaudah.
Oh berarti kamu memilih suatu keputusan itu ya kamu pertimbangkan
juga dari keuntungan buat organisasi mu sendiri, untuk fakultasmu
sendiri, atau kamunya sendiri gitu ya? berarti ada pertimbangan harus
ada kesesuaian juga gak cuman satu pihak, gak cuman menguntungkan
satu pihak aja kayak gitu. Oke terakhir nih, bagaimana sih kamu
memposisikan anggota lain entah itu gubernur, entah itu CO-CO, entah
itu anggota lain, dan kamu memposisikan mereka tu kayak gimana sih?
Kalau mungkin aku di paling atas, em aku lihat dari yang paling atas dulu ya.
Kalau misal aku ngomong sama gubernur ya aku hanya memberikan
masukkan seperti layaknya wakil, terus juga kalau misalnya di luar, di luar
rapat atau gimana, ya kitacuman sebagai apa em karna gubernur saya kakak
tingkat berbicara seperti dengan kakak tingkat, tapi kalau misalnya dia
kadang-kadang juga segan gitu maksudnya, jangan panggil kakak, panggil
nama aja, jadi biar lebih deket katanya. Yaudah maksudnya lebih ke
membangun hubungan. Kalau misalnya untuk yang bawah-bawah kan, karna
yang bawah juga satu angkatan sama aku jadinya aku cuman anggep teman.
Kecuali kalau di dalam organisasi itu beda lagi. Kalau misal di luar ya kita
temen ya temen, maksud aku kita jangan dibawa-bawa hubungan kayak ah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
136
288
289
290
291
292
293
294
295
296
297
298
aku wakil nih kalian harus manggil duluan setiap kali aku lewat gitu. Yaudah
kalau misalkan aku wakil, kamu kakak tingkat ya aku panggil gitu. Apa
salahnya gitu lho. Kamu adek tingkat misalnya, ya kita temen biasa seperti itu.
Kalau misalnya di dalemnya, misalnya kamu anggap dalam konteksnya formal
kamu harusnya gak boleh. Jadi itu sesuai kondisi sih.
Berarti kalau ketika dalam organisasi, dalam forum kayak gitu kamu ya
menganggap mereka anggota, bawahan gitu. Tapi kalau ketika di luar
organisasi atau forum gitu yaudah sama, kakak tingkat atau adek
tingkat yaudah sama kayak gitu ya? Kan mungkin umurku juga masih di
bawah mereka semua gitu ya. makannya jadinya ya gitu maksudnya kita sama
gitu, malah kamu di atasku gitu sebenarnya.
299
300
301
302
303
PENUTUP
Oh sebenernya di atasku tapi yaudahlah gituu. Oke kayaknya ini aja sih,
nah mungkin aku meminta kesediaannya juga di lain waktu kalau
misalkan ada kayak aku kurang mendalam, masih ada pertanyaan yang
belum terjawab gitu bersedia untuk wawancara lagi gitu? Hooh boleh
Oke terima kasih ya untuk waktunya, selamat sore Iya sama-sama, sore
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI