Kecemasan Tmas

14
B. Konsep Kecemasan 1. Pengertian Kecemasan Kecemasan adalah keadaan dimana individu atau kelompok mengalami perasaan gelisah (penilaian atau opini) dan aktivasi sistem saraf autonom dalam berespon terhadap ancaman yang tidak jelas (Hana, 2011). Ancietas adalah kekhawatiran yang tidak jelas dan menyebar, yang berkaitan dengan perasaan tidak pasti dan tidak berdaya. Keadaan emosi ini tidak memiliki objek yang spesifik. Ancietas dialami secara subjektif dan dikomunikasikan secara interpersonal. Ancietas berbeda dengan rasa takut, yang merupakan penilaian intelektual terhadap bahaya. Ancietas adalah respons emosional terhadap penilaian tersebut. Kapasitas untuk menjadi cemas diperlukan untuk bertahan hidup, tetapi tingkat ancietas yang berat tidak sejalan dengan kehidupan (Stuart, 2007).

description

Kecemasan Tmas

Transcript of Kecemasan Tmas

B

B. Konsep Kecemasan

1. Pengertian Kecemasan

Kecemasan adalah keadaan dimana individu atau kelompok mengalami perasaan gelisah (penilaian atau opini) dan aktivasi sistem saraf autonom dalam berespon terhadap ancaman yang tidak jelas (Hana, 2011).

Ancietas adalah kekhawatiran yang tidak jelas dan menyebar, yang berkaitan dengan perasaan tidak pasti dan tidak berdaya. Keadaan emosi ini tidak memiliki objek yang spesifik. Ancietas dialami secara subjektif dan dikomunikasikan secara interpersonal. Ancietas berbeda dengan rasa takut, yang merupakan penilaian intelektual terhadap bahaya. Ancietas adalah respons emosional terhadap penilaian tersebut. Kapasitas untuk menjadi cemas diperlukan untuk bertahan hidup, tetapi tingkat ancietas yang berat tidak sejalan dengan kehidupan (Stuart, 2007).

Dengan demikian kecemasan bisa berarti respon psikologis seseorang terhadap stressor pencetus (penyebab kecemasan) yang biasanya datang dari luar diri seseorang.

Seseorang yang menderita gangguan kecemasan umum hidup tiap hari, dalam ketegangan yang tinggal secara samar-samar merasa takut atau cemas pada hampir sebagian besar waktunya dan cenderung bereaksi secara berlebihan terhadap stres yang ringan pun. Tidak mampu santai, mengalami gangguan tidur, kelelahan, nyeri kepala, pening, dan jantung berdebar-debar adalah keluhan fisik yang paling sering ditemukan. Selain itu, individu terus menerus merasa takut akan kemungkinan masalah dan mengalami kesulitan untuk berkonsentrasi atau mengambil keputusan (Luluk, 2010).

2. Faktor faktor yang mempengaruhi kecemasan

Teori yang dikembangkan tentang kecemasan adalah :

a. Dalam pandangan psikoanalitik.

Kecemasan adalah konflik emosional yang terjadi antara dua elemen kepribadian id dan superego. Id mewakili dorongan insting seseorang, sedangkan superego mencerminkan hati nurani seseorang dan dikendalikan oleh normanorma budaya seseorang. Ego atau aku, berfungsi menengahi tuntutan dari dua elemen yang bertentangan, dan fungsi kecemasan adalah mengikat ego bahwa ada bahaya.

b. Menurut pandangan interpersonal.

Kecemasan timbul dari perasaan takut terhadap tidak adanya penerimaan dan penolakan interpersonal. Kecemasan juga berhubungan dengan perkembangan trauma, seperti perpisahan dan kehilangan, yang timbul kelemahan spesifik. Orang dengan harga diri rendah terutama, mudah mengalami perkembangan kecemasan yang berat.

c. Menurut pandangan perilaku.

Kecemasan merupakan produk frustasi, yaitu segala sesuatu yang menggangu kemampuan seseorang untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Pakar perilaku lain menganggap kecemasan sebagai suatu dorongan untuk belajar berdasarkan keinginan dari dalam untuk menghindari kepedihan. Pakar tentang pembelajaran meyakini bahwa individu yang terbiasa dalam kehidupan dininya dihadapkan pada ketakutan berlebihan lebih sering menunjukkan kecemasan dalam kehidupan selanjutnya.

d. Kajian keluarga

Menunjukkan bahwa gangguan kecemasan merupakan hal yang biasa ditemui dalam suatu keluarga. Ada tumpang tindih dalam gangguan kecemasan dan antara gangguan kecemasan dengan depresi.e. Kajian biologis.

Menunjukkan bahwa otak mengandung reseptor khusus untuk benzodiazepines. Reseptor ini mungkin membantu mengatur kecemasan. Penghambat asam aminobutirik gamma neroregulator (GABA) juga mungkin memainkan peran utama dalam mekanisme biologis berhubungan dengan kecemasan, sebagaimana bahaya dengan endorfin. Selain itu, telah dibuktikan bahwa kesehatan umum seseorang mempunyai akibat nyata sebagai predisposisi terhadap kecemasan.

(Hana, 2011).

3. Stresor Pencetus

Stresor pencetus mungkin berasal dari sumber internal atau eksternal. Stresor pencetus dapat dikelompokkan dalam dua kategori :

a. Ancaman terhadap integritas

Ancaman terhadap hal ini meliputi ketidakmampuan fisiologis yang akan datang dan menurunnya kapasitas untuk melakukan aktifitas hidup sehari hari.

b. Ancaman terhadap sistem diri

Ancaman ini dapat membahayakan identitas, harga diri, dan fungsi sosial yang terintegrasi seseorang. Faktor yang berhubungan dengan timbulnya kecemasan adalah faktor situasi, yang pada perinciannya adalah sebagai berikut :

1) Berhubungan dengan ancaman aktual atau dirasakan adanya ancaman.

2) Berhubungan dengan kehilangan orang terdekat.

3) Berhubungan dengan nyata atau merasa terganggu.

4) Berhubungan dengan nyata atau merasa adanya perubahan lingkungan.

5) Berhubungan dengan perubahan nyata atau dirasakan dalam lingkungan.

6) Berhubungan dengan transmisi kecemasan dari individu lain

(Hana, 2011).

4. Macam Kecemasan.

Tingkat Ancietas sebagai berikut :

a. Ancietas ringan berhubungan dengan ketegangan dalam kehidupan sehari-hari; Ancietas ini menyebabkan individu menjadi waspada dan meningkatkan tapang persepsinya. Ancietas ini dapat memotivasi belajar dan menghasilkan pertumbuhan serta kreativitas.

b. Ancietas sedang memungkinkan individu untuk berfokus pada hal yang penting dan mengesampingkan yang lain. Ancietas ini mempersempit lapang persepsi individu. Dengan demikian, individu mengalami tidak perhatian yang selektif namun dapat berfokus pada lebih banyak area jika diarahkan untuk melakukannya.

c. Ancietas berat sangat mengurangi lapang persepsi individu. Individu cenderung berfokus pada sesuatu yang rinci dan spesifik serta tidak berpikir tentang hal lain. Semua perilaku ditujukan untuk mengurangi ketegangan. Individu tersebut memerlukan banyak arahan untuk berfokus pada area lain.

d. Tingkat panik dari Ancietas berhubungan dengan terperangah, ketakutan, dan teror. Hal yang rinci terpecah dan proporsinya. Karena mengalami kehilangan kendali, individu yang mengalami panik tidak mampu melakukan sesuatu walaupun dengan arahan. Panik mencakup disorganisasi kepribadian dan menimbulkan peningkatan aktivitas motorik, menurunnya kemampuan untuk berhubungan dengan orang lain, persepsi yang menyimpang, dan kehilangan pemikiran yang rasional. Tingkat Ancietas ini tidak sejalan dengan kehidupan jika berlangsung terus dalam waktu yang lama, dapat terjadi kelelahan dan kematian.

(Stuart, 2007).

5. Alat Ukur Kecemasan

Skala tingkat kecemasan yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala TMAS (Taylor Manifest Anxiaty Scale) yang akan mengukur tingkat kecemasan berdasarkan gejala fisik dan psikologis.

TMAS adala instrumen pengukuran kecemasan berisi 40 butir pertanyaan, dimana responden menjawab keadaan ya dan tidak sesuai dengan keadaan dirinya. T MAS terdiri dari 5 pertanyaan unfavorable dan 35 pernyataan favorable. Setiap jawaban diberi niai 1 untuk jawaban ya dan 0 untuk jawaban tidak.

Klasifikasi penilaian untuk skala TMAS adalah sebagai berikut :

> 20

: Berat

10-20

: Sedang

> 9

: Ringan

Gejala fisik dan psikologis dari perasaan cemas adalah sebagai berikut : a. Perasaan cemas (ancietas)

1) Firasat buruk

2) Takut akan pikiran sendiri

3) Mudah tersinggung

b. Ketegangan

1) Merasa tegang

2) Gemetar

3) Gelisah

c. Ketakutan

1) Pada orang asing

2) Ditinggal sendiri

3) Pada kerumunan orang banyak

d. Gangguan tidur

1) Terbangun malam hari

2) Bangun dengan lesu

3) Mimpi buruk

e. Gangguan kecerdasan

1) Sukar konsentrasi

2) Daya ingat menurun

3) Daya ingat buruk

f. Perasaan depresi (murung)

1) Hilangnya minat

2) Berkurangnya kesenangan pada hobi

3) Sedih

g. Gejala sematik / fisik (otot)

1) Sakit dan nyeri di otot - otot

2) Gigi gemerutuk

3) Suara tidak stabil

h. Gejala somatik / fisik (sensorik)

1) Muka merah atau pucat

2) Merasa lemas

3) Perasaan ditusuk lusuk

i. Gejala kardiovaskuler (jantung dan pembuluh darah)

1) Lakikardia (denyut jantung cepat)

2) Denyut nadi mengeras

3) Rasa lesu/lemas seperti mau pingsan

j. Gejala respirator (pernafasan)

1) Rasa tertekan atau sempit di dada

2) Rasa tercekik

3) Nafas pendek / sesak

k. Gejala gastrointestinal (pencernaan)

1) Gangguan pencernaan

2) Mual

3) Muntah

l. Gejala urogenital (perkemihan dan kelamin)

1) Sering buang air kecil

2) Tidak dapat menahan air seni

3) Menjadi dingin (frigid)

m. Gejala autonom

1) Mulut kering

2) Mudah berkeringat

3) Kepala pusing

n. Tingkah laku (sikap)

1) Gelisah

(Hawari, 2011)

6. Mekanisme Koping

Ketika mengalami kecemasan, individu menggunakan berbagai mekanisme koping untuk mencoba mengatasinya, dan ketidak-mampuan mengatasi kecemasan secara konstruktif merupakan penyebab utama terjadinya perilaku patologis. Pola yang cenderung digunakan seseorang untuk mengatasi kecemasan ringan cenderung tetap dominan ketika kecemasan menghebat. Kecemasan ringan sering ditanggulangi tanpa pemikiran yang serius. kecemasan sedang dan berat menimbulkan dua jenis mekanisme koping :

a. Reaksi yang berorientasi pada tugas yaitu upaya yang disadari, dan berorientasi pada tindakan untuk memenuhi secara realistik tuntutan situasi stres.

b. Perilaku menyerang digunakan untuk mengubah atau mengatasi hambatan pemenuhan kebutuhan. Perilaku menarik diri digunakan baik secara fisik maupun psikologik untuk memindahkan seseorang dari sumber stres.

c. Perilaku kompromi digunakan untuk mengubah cara seseorang mengoperasikan, mengganti tujuan, atau mengorbankan aspek kebutuhan personal seseorang.

d. Mekanisme pertahanan ego membantu mengatasi kecemasan ringan dan sedang, tetapi jika berlangsung pada tidak sadar dan melibatkan penipuan diri dan distorsi realitas, maka mekanisme ini dapat merupakan respon maladatif terhadap stress (Hana, 2011).RENTANG RESPONS ANSIETAS

Respons adaptif Respons Maladaptif

Antisipasi Ringan Sedang Berat Panik