Kecamatan Palabuhanratu berada di Kabupaten Sukabumi...
Transcript of Kecamatan Palabuhanratu berada di Kabupaten Sukabumi...
23
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Keadaan Umum Palabuhanratu
Kecamatan Palabuhanratu berada di Kabupaten Sukabumi yang memiliki
delapan Desa atau Kelurahan diantaranya Desa Palabuhanratu, Citarik, Citepus,
Cibodas, Pasirsuren, Cikadu, Tonjong, dan Buniwangi. Secara astronomi wilayah
Palabuhanratu berada pada 1060 31 BT – 106
0 37 BT dan antara 6
0 57 LS – 7
0 04
LS, secara administratif Kecamatan Palabuhanratu berbatasan langsung dengan
Kecamatan Cikakak dan Cikondang di sebelah utara, Kecamatan Cimanggu
disebelah timur, Kecamatan Simpenan di sebelah selatan dan Teluk Palabuhanratu
sebelah Barat. Sungai besar yang melewati daerah Kecamatan dan menjadikan
muara di pantai Perairan Palabuhanratu adalah Sungai Cipalabuhan, Citepus dan
Cimandiri yang sekaligus sebagai garis perbatasan dengan Kecamatan Simpenan.
Panjang pantai Perairan Palabuhanratu adalah 7,9 Km dengan jenis pantai berpasir
Topografi wilayah Palabuhanratu bervariasi mulai dari daratan sampai
berbukit, daratan landai terletak di sepanjang garis pantai dan sepanjang aliran
sungai sampai dengan daerah perkotaan (Bappeda Kabupaten Sukabumi 2008).
Kondisi iklim tropis di wilayah pesisir Teluk Palabuhanratu dipengaruhi oleh
musim angin barat yang tertiup dari timur dan sebaliknya. Musim angin barat
bertiup pada bulan Desember sampai bulan Maret, sedangkan musim angin timur
berlangsung antara bulan Juni sampai bulan September. Suhu udara di
Palabuhanratu berkisar antara 180-36
0C dengan curah hujan 1.412 – 3.660
mm/tahun, sedangkan kelembaban udara berada pada kisaran 70 – 90%. Wilayah
Palabuhanratu mempunyai ketinggian permukaan tanah berkisar antara 0 – 500
meter dari permukaan laut (mdpl) dengan kemiringan lahan antara 0 – 70%. Profil
Teluk Palabuhanratu juga menyebutkan bahwa sumberdaya geologi pantai di
pesisir Teluk Palabuhanratu umumnya sama dengan sumber daya geologi pantai
barat dan selatan Jawa Barat, yaitu berupa bahan galian golongan C, seperti batu
pecah, bentonit, krikil, lignit, dan pasir besi. Endapan pasir terutama dijumpai di
bekas alur sungai purba yang dapat dipakai sebagai bahan bangunan.
24
Berdasarkan data kantor Kecamatan Palabuhanratu, penduduk Kecamatan
Palabuhanratu berjumlah 101.072 jiwa yang terdiri dari 27.243 jumlah keluarga.
Sedangkan jumlah desa di Kecamatan Palabuhanratu berjumlah 8 desa dengan
jumlah dusun 26 dusun. Bila dilihat data yang ada kecamatan Palabuhanratu
merupakan kecamatan yang memiliki jumlah penduduk yang cukup padat
dibandingkan dengan kecamatan lain di sekitar Teluk Palabuhanratu. Hal ini
menujukan bahwa kemungkinan banyaknya variasi mata pencaharian di
Kecamatan Palabuhanratu lebih banyak. Mata pencaharian masyarakat Kecamatan
Palabuhanratu disajikan pada Tabel 2.
Tabel 2. Tabel Mata Pencaharian Masyarakat Kecamatan Palabuhanratu
Nama
Desa/Kelu
rahan
Data Situasi Ekonomi
Ekonomi Keluarga
Jumlah Aktivitas Perekonomian
1.1 1.2 1.3 2.1 2.2 2.3 2.4
Palabuhan
ratu
2.548 1.446 8.686 1.240 1.621 50 8.673
Citarik 2.834 2.512 4.956 2.345 330 42 200
Citepus 3.152 3.780 2.680 1.262 183 51 479
Cibodas 767 388 2.424 1.360 12 131 21
Pasirsuren 169 1.452 1.984 615 4 214 135
Cikadu 180 1.762 2.326 1.500 - 200 299
Tonjong 1.081 87 1.781 274 53 139 842
Buniwangi 991 845 2.406 253 33 251 175
Jumlah 11.722 12.272 27.243 8.849 2.236 1.078 10.824 Sumber : Kecamatan Palabuhanratu 2012 (diolah)
Keterangan :
1.1 : Jumlah Pra Keluarga Sejahtera
1.2 : Jumlah Keluarga Sejahtera 1
1.3 : Jumlah Keluarga
2.1 : Jumlah aktivitas ekonomi bidang pertanian
2.2 : Jumlah aktivitas ekonomi bidang Nelayan
2.3 : Jumlah aktivitas ekonomi bidang Bangunan & Kontruksi
2.4 : Jumlah aktivitas ekonomi bidang Perdagangan, Hotel, dan Restoran
25
Dari Tabel 2 di atas dapat dilihat bahwa jumlah masyarakat yang
beraktivitas di bidang perdagangan hotel dan restoran berjumlah 10.824 jiwa
mendominasi mata pencaharian Kecamatan Palabuhanratu, hal ini dikarenakan
Kecamatan Palabuhanratu merupakan pusat kota dari kawasan Teluk
Palabuhanratu ini. Adapun masyarakat yang beraktivitas di bidang pertanian
8.849 jiwa dan yang beraktivitas di bidang nelayan sekitar 2.236 jiwa, dengan
kata lain masyarakat Kecamatan Palabuhanratu telah memanfaatkan potensi yang
ada dan ditunjang dengan visi Kecamatan Palabuhanratu yaitu “Mewujudkan
Masyarakat kecamatan Palabuhanratu yang Berakhlak Mulia, Maju, dan Sejahtera
melalui Pengembangan Sumber Daya Alam dan Pariwisata”.
4.1.1 Kegiatan Nelayan di Kecamatan Palabuhanratu
Nelayan di Palabuhanratu tergabung dalam Himpunan Nelayan Seluruh
Indonesia atau biasa disebut HNSI yang diketuai oleh Dede Ola. Organisasi ini
berguna untuk menghimpun serta mendata nelayan yang masih aktif melaut.
Organisasi ini juga bekerjasama dengan PPN Palabuhanratu dalam melakukan
penyuluhan terhadap nelayan dalam memberikan informasi mengenai fishing
ground, penanganan mutu ikan dll.
Semakin berkembangnya nelayan Palabuhanratu tidak luput dari peran
serta pemerintah. Oleh karena itu untuk menunjang kepentingan nelayan, PPN
Palabuhanratu mendirikan perpustakaan dan balai tempat pertemuan nelayan.
Balai pertemuan nelayan tersebut digunakan nelayan untuk berbagi informasi
mengenai perkembangan perikanan di Palabuhanratu (Gambar 2).
Gambar 2. Balai Pertemuan Nelayan
26
Jumlah nelayan yang menggunakan Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN)
Palabuhanratu sebagai fishing base dari tahun 2008 sampai 2012 semakin
bertambah. Bertambahnya nelayan yang menggunakan PPN Palabuhanratu
sebagai Fishing Base-nya selain karena fasilitas dan kemudahan dalam melaut,
kemudian juga timbul adanya kesadaran dari masyarakat berupa pemanfaatan
Sumber Daya Ikan (SDI) di Palabuhanratu. Perkembangan jumlah nelayan yang
menggunakan PPN Palabuhanratu sebagai fishing base disajikan dalam Tabel 3.
Tabel 3. Jumlah Nelayan yang Menggunakan PPNP sebagai Fishing Base dalam
Rentang Tahun 2008 - 2012
Tahun Nelayan (Orang)
2008 3.900
2009 4.453
2010 4.474
2011 4.569
2012 5.112
Sumber : Data Statistik PPNP 2012 (diolah)
Berdasarkan Tabel 3 di atas, dapat diuraikan bahwa dalam rentang tahun
2008-2012 yang tercatat di PPN Palabuhanratu bertambah dari tahun ke tahun.
Bertambahnya jumlah nelayan yang signifikan terjadi pada tahun 2012 dimana
jumlah nelayan sebanyak 5.112 orang.
4.1.2 Perkembangan Perikanan Tangkap di Palabuhanratu
Perkembangan perikanan tangkap di Palabuhanratu tidak lepas dari adanya
peran serta dari Pelabuhan Perikanan Nusantara Palabuhanratu (PPNP). Secara
khusus, Pelabuhan Perikanan Nusantara Palabuhanratu menampung kegiatan
masyarakat perikanan, terutama terhadap aspek produksi, pengolahan dan
pemasaran, serta pembinaan masyarakat nelayan. Pelayanan terhadap kapal
perikanan sebagai sarana produksi meliputi; penyediaan basis (home base) bagi
armada penangkapan, menjamin kelancaran bongkar ikan hasil tangkapan,
menyediakan suplai logistik bagi kapal-kapal ikan seperti air tawar, BBM, dan es
27
untuk perbekalan ke laut. Pelayanan terhadap nelayan sebagai sumber unsur
tenaga peroduksi meliputi; aspek pemasaran dan aspek pembinaan masyarakat
nelayan. Keberhasilan pembangunan perikanan dan kelautan juga sangat
ditentukan oleh peran aktif masyarakat yang terdiri dari masyarakat nelayan,
pengusaha, dll (PPNP 2012).
Jenis armada penangkapan ikan yang terdapat di PPNP adalah jenis kapal
motor dengan ukuran kapal < 10 GT s/d > 30 GT dengan berbagai macam alat
tangkap seperti gill net, payang, jaring rampus, bagan, purse seine, pancing ulur,
pancing tonda, tuna longline, pancing rawai dll. Jumlah kapal atau perahu motor
tempel dan kapal motor lainnya yang beroperasi dari tahun 2008 sampai 2012
disajikan dalam Tabel 4.
Tabel 4. Jumlah Armada Tangkap yang Beroperasi di Palabuhanratu dari Tahun
2008 sampai 2012
Tahun
Jenis Kapal/Perahu (Unit)
jumlah Kapal Motor Motor
Tempel <10
GT
11-20
GT
21-30
GT
>30
GT
Sub
jumlah
2008 102 7 52 69 230 416 646
2009 124 5 45 115 289 364 653
2010 315 8 77 91 491 446 837
2011 456 3 63 88 610 461 1.071
2012 224 4 141 53 442 903 1.747
Sumber: Data Statistik PPNP 2012 (diolah)
Dari Tabel 4 di atas jumlah armada tangkap di Palabuhanratu dari tahun
2008 dampai 2012 mengalami peningkatan setiap tahunnya. Untuk tahun 2012
perahu motor tempel mengalami kenaikan dari 461 menjadi 903 unit, sedangkan
untuk jumlah kapal motor yang beroperasi berjumlah 422 unit mengalami
penurunan dari jumlah asal 610 unit. Peningkatan jumlah armada tangkap yang
beroperasi di Palabuhanratu dari tahun 2008 sampai 2012 lebih lengkap disajikan
pada Gambar 3.
28
Sumber: Data Statistik PPNP 2012, (diolah)
Gambar 3. Grafik Jumlah Armada Tangkap yang Beroperasional di Palabuhanratu dari Tahun
2008 sampai 2012
Berdasarkan Grafik 3, terlihat jumlah armada tangkap Palabuhanratu dari
tahun 2008 sampai 2012 semakin meningkat. Bertambahnya jumlah armada
tangkap dari tahun ketahun dikarenakan jumlah perahu motor tempel yang
semakin banyak.
Selain armada tangkap untuk mendapatkan hasil tangkapan ikan yang
diinginkan baik itu jenis ikan pelagis maupun demersal nelayan diperlukan
pengetahuan tentang tingkah laku ikan, daerah penangkapan ikan (fishing ground)
dan kemampuan menggunakan alat tangkap yang akan digunakan dalam
operasional penangkapan ikan. Ada suatu konstruksi alat yang khusus untuk
menangkap ikan tertentu seperti gill net yang merupakan salah satu alat tangkap
untuk menangkap beberapa jenis ikan pelagis seperti tongkol, cakalang, tuna dan
jenis ikan pelagis lainnya. Perkembangan jumlah alat tangkap yang beroprasi di
Palabuhanratu berdasarkan jenisnya disajikan dalam Tabel 5.
29
Tabel 5. Perkembangan Jenis Alat Tangkap yang Beroperasi di Palabuhanratu dari
Tahun 2008 sampai 2012
Alat Tangkap (Unit)
Tahun
2008 2009 2010 2011 2012 Jumlah
Rampus 35 110 56 24 338 563
Pancing 294 235 241 255 2.944 3.969
Payang 45 121 54 48 388 656
Bagan 200 23 65 270 148 706
Purse Seine 3 8 4 5 12 32
Gill Net 80 38 22 25 64 229
Rawai 7 7 2 6 6 28
Long Line 110 33 47 46 741 977
Sumber: Data Statistik Palabuhanratu 2012 (diolah)
Dari Tabel 5 di atas terlihat bahwa jenis alat tangkap yang paling banyak
digunakan adalah Pancing dan Longline. Hal ini juga berkaitan dengan semakin
banyaknya armada tangkap di bwah 10 Gt yang berada di Palabuhanratu.
Produksi dan nilai produksi Perikanan tangkap juga merupakan hal yang
sangat penting. Produksi ikan yang didaratkan di Pelabuhan Perikanan Nusantara
Palabuhanratu berasal dari hasil tangkapan kapal-kapal domisili (Palabuhanratu)
dan kapal-kapal pendatang yang diantaranya berasal dari Cilacap, Jakarta dan
Binuangeun. Daerah penangkapan ikan bagi nelayan di Pelabuhan Perikanan
Nusantara Palabuhanratu antara lain Teluk Palabuhanratu, Cisolok, Ujung
Genteng, perairan sebelah selatan Pulau Jawa dan barat Pulau Sumatera. Adapun
data produksi dan nilai hasil produksi ikan lima tahun terakhir dari tahun 2008
sampai 2012 disajikan pada Tabel 6.
Tabel 6. Data Produksi dan Nilai Hasil Tangkapan Ikan yang Didaratkan di PPNP
pada Tahun 2008 sampai 2012
Tahun Produksi (Kg) Nilai Produksi (Rp)
2008 4.580.683 42.562.536.675
2009 3.950.267 56.735.939.610
2010 6.744.292 144.701.150.000
2011 6.539.133 120.339.550.319
2012 8.846.526 183.439.608.741
Sumber : PPN Palabuhanratu 2012 (diolah)
30
Produksi ikan yang didaratkan mengalami fluktuasi dan pada tahun 2012
mengalami peningkatan sebesar 35,29 % dibanding produksi pada tahun 2011.
Jumlah produksi ikan yang didaratkan pada tahun 2012 sebesar 8.846.526 kg.
Peningkatan dan penurunan produksi dan hasil produksi di PPN Palabuhanratu
disajikan pada Gambar 4 dan Gambar 5.
Gambar 4. Grafik Produksi Ikan yang di Daratkan di PPNP pada Tahun 2008 Sampai
2012
Gambar 5. Grafik Nilai Produksi Ikan yang di Daratkan di PPNP pada Tahun 2008
Sampai 2012
Dengan melihat grafik di atas, terlihat jelas bahwa produksi dan nilai
produksi ikan yang didaratkan di PPN Palabuhanratu pada periode 2008 sampai
2012 mengalami peningkatan signifikan. Peningkatan signifikan tersebut terjadi
pada tahun 2012, hal ini dikarenakan jumlah armada tangkap nelayan di PPN
Palabuhanratu yang semakin bertambah dan adanya ikan unggulan seperti ikan
31
tuna yang diekspor ke luar negeri. Ikan tuna merupakan yang terbesar
produksinya dibandingkan dengan jenis ikan yang lain.
Jenis ikan yang didaratkan di Pelabuhan Perikanan Nusantara
Palabuhanratu didominasi oleh jenis ikan cakalang, tongkol, tuna, layur, layaran
dan tembang. Produksi ikan dominan yang didaratkan di Pelabuhan Perikanan
Nusantara Palabuhanratu dari tahun 2008 sampai 2012 mengalami fluktuasi.
Berikut ini disajikan data produksi dan nilai produksi ikan yang didaratkan di
Pelabuhan Perikanan Nusantara Palabuhanratu 5 tahun terakhir dari tahun 2008
sampai 2012 disajikan pada Tabel 7.
Tabel 7. Data dominasi jenis ikan yang didaratkan di PPN
Jenis ikan Tahun Produksi (kg) Nilai Produksi (Rp)
2010 349.834 2.787.972.000
Cakalang 2011 864.739 8.082.567.850
2012 1.199.913 16.411.117.779
jumlah 2.414.486 27.281.657.629
2010 22.005 181.405.500
Tongkol 2011 563.051 3.722.791.000
2012 1.177.889 8.374.754.947
Jumlah 1.177.889 12.278.776.190
2010 4.773.125 127.750.020.000
Tuna 2011 3.502.497 93.387.337.350
2012 4.458.709 136.147.418.840
Jumlah 12.734.331 357.284.776.190
2010 23.104 87.788.000
Tembang 2011 91.575 294.999.500
2012 312.384 1.264.591.500
Jumlah 370.508 6.090.825.200
2010 41.423 512.642.000
Layaran 2011 9.569 140.226.500
2012 9.995 236.827.000
Jumlah 60.987 5.503.495.500
2010 36.730 556.035.500
Layur 2011 147.864 2.114.744.500
2012 185.914 3.420.045.200
Jumlah 370.508 6.090.825.200
Sumber: Data Statistik PPNP 2012 (diolah)
32
Jenis ikan pada Tabel 7 tersebut merupakan jenis ikan dominan yang
berada di Palabuhanratu. Produksi ikan cakalang pada tahun 2012 mengalami
kenaikan sebesar 38,76 % dibandingkan dengan tahun 2011, yang diikuti
kenaikan naiknya produksi ikan cakalang, nilai produksi sebesar 103,4 %. Harga
rata-rata ikan cakalang pada periode tahun 2012 senilai Rp 13.677,-/Kg.
Sedangkan produksi jenis ikan tongkol mengalami kenaikan pada tahun 2012
sebesar 109,19 %. Kenaikan ini akibat aktivitas alat tangkap pancing tonda dan
payang yang terus meningkat. Ikan tongkol ini merupakan salah satu target
penangkapan alat tangkap pancing tonda dan jaring payang oleh nelayan di
Palabuhanratu.
Seperti yang tercantum pada Tabel 7 produksi jenis ikan tuna dan
tembang mengalami fluktuasi. Produksi dan nilai produksi jenis ikan tuna
mengalami peningkatan pada tahun 2012 sebesar 27,30 % dibanding tahun 2011
demikian juga nilai produksinya mengalami peningkatan sebesar 45,78 %. Harga
rata-rata ikan tuna selama tahun 2012 senilai Rp 26.663,-/Kg. Produksi dan nilai
produksi ikan tuna juga merupakan yang terbesar dibandingkan dengan jenis ikan
yang lain. Hal ini dikarenakan jenis ikan tuna diekspor ke luar negeri seperti
Jepang dan Korea. Produksi jenis ikan tembang pada tahun 2012 mengalami
kenaikan sebesar 241,12 % diiringi dengan kenaikan nilai produksinya sebesar
238,67 %. Harga rata-rata jenis ikan tembang periode tahun 2012 senilai Rp 3.
221,-/Kg.
Seperti yang tercantum pada Tabel 6 diatas, produksi jenis ikan layaran
mengalami peningkatan sebesar 4,45 % pada tahun 2012, begitu pula dengan nilai
produksinya naik sebesar 68,8 %. Harga rata-rata ikan layaran selama priode
tahun 2012 senilai Rp. 23.694,-/Kg. Produksi ikan layur pada tahun 2012
mengalami kenaikan sebesar 25,73 % dibandingkan pada tahun 2011 dengan nilai
produksinya naik sebesar 61,72 %. Harga rata-rata ikan Layur selama tahun 2012
Rp. 14.302,-/Kg.
Kenaikan harga ikan diakibatkan karena kesadaran nelayan di lingkungan
Palabuhanratu dan tuntutan pasar yang mengutamakan kualitas ikan hasil
tangkapan, kondisi tersebut akan mengakibatkan taraf hidup nelayan meningkat.
33
Untuk lebih meningkatkan nilai jual hasil tangkapan ikan yang didaratkan di
Palabuhanratu perlu diupayakan kembali mekanisme lelang dan pasar yang sehat,
didukung oleh semua pihak yang terlibat khususnya pengelola TPI.
Produksi ikan hasil tangkapan yang didaratkan di Palabuhanratu selain
hasil tangkapan kapal-kapal perikanan yang mendarat di dermaga Pelabuhan juga
berasal dari beberapa tempat pendaratan ikan yang dikirim melalui jalan darat
seperti PPI Cisolok, PPI Loji, PPI Ujung Genteng, dan daerah lainnya seperti
Binuangeun (Jawa Barat), Cilacap, dan Muncar (Jawa Tengah). Jenis ikan
tersebut antara lain cakalang, tembang, layur, eteman, layaran dan tongkol. Jakarta
merupakan daerah yang memberikan Kontribusi terbesar, karena jenis ikan yang
didaratkan pantai Utara Jawa saling melengkapi dengan jenis ikan yang dihasilkan
di Palabuhanratu (Pantai Selatan Jawa). Sehingga pada kondisi/musim tertentu
saling membutuhkan, dimana ada beberapa jenis ikan dipantai Utara Jawa kurang
sedangkan di pantai Selatan Jawa sedang musim. Akibatnya terjadi arus distribusi
silang ikan dari Palabuhanratu ke daerah Jakarta dan sebaliknya.
4.2 Kawasan Wisata Bahari di Kecamatan Palabuhanratu
Wisatawan yang datang berkunjung ke Palabuhanratu bertujuan untuk
menikmati suasana Pantai. Tujuan lainnya adalah fasilitas air yang ada di
Palabuhanratu seperti banana boat, selancar kecil (bogie), membeli ikan segar,
melakukan aktivitas di pesisir, memancing dan mencicipi hidangan khas laut.
Kecamatan Palabuhanratu memiliki empat obyek wisata bahari yang
menjadikan daya tarik terhadap wisatawan untuk berkunjung diantaranya; di
Pantai Karangsari, Pantai Citepus (Kebon Kalapa), Pantai Citepus 1, dan pantai
Citepus ( Balai Desa). Masing-masing pantai tersebut mempunyai daya tarik
tersendiri terhadap wisatawan yang berkunjung ke kawasan Palabuhanratu. Obyek
wisata bahari yang berada di Kecamatan Palabuhanratu disajikan pada Tabel 8.
34
Tabel 8. Nama dan Jenis Obyek di Kecamatan Palabuhanratu
Nama Kecamatan Nama Obyek Jenis Obyek
Palabuhanratu
Pantai Karangsari Wisata Bahari
Pantai Citepus (Kebon Kalapa) Wisata Bahari
Pantai Citepus I Wisata Bahari
Pantai Citepus (Balai desa) Wisata Bahari
Sumber : DISPARBUDPORA Palabuhanratu 2012 (diolah)
Seperti yang terdapat pada Tabel 8 Kecamatan Palabuhanratu mempunyai
empat jenis obyek wisata bahari diantaranya pantai karangsari yang terdapat di
Desa Palabuhanratu. Pantai Karangsari merupakan tempat favorit wisatawan baik
lokal maupun mancanegara, karena di Pantai Karangsari ini selain wisatawan
disuguhi dengan pemandangan yang indah wisatawan juga bisa berenang dengan
menggunakan selancar kecil (bogie) atau bermain banana boat yang bisa disewa di
sekitaran pantai. Berikut adalah Gambar dari Pantai Karangsari
Gambar 6. Pantai Karangsari
Berbeda dengan Pantai Karangsari, sepanjang Pantai Citepus Kebon
Kalapa, Pantai Citepus I, dan Pantai Citepus Balai Desa wisatawan selain dapat
melihat pemandangan lautnya juga dapat menikmati hidangan ikan bakar yang
berada dirumah makan sepanjang Pantai Citepus tersebut. Selain itu istri nelayan
juga ikut andil dengan membuka warung-warung dan berjualan cinderamata
berupa baju Pantai Palabuhanratu.
35
4.2.1 Sarana dan Prasarana Pariwisata
Dinas PARBUDPORA Kabupaten Sukabumi selalu berupaya untuk
meningkatkan perkembangan dalam hal bidang sarana dan Prasarana wisata yang
merupakan sektor utama kepariwisataan di Kabupaten Sukabumi khususnya di
Pantai Palabuhanratu. Adapun sarana dan prasarana yang ada di kawasan
Palabuhanratu diantaranya :
a). Perhubungan dan Transportasi
Sarana perhubungan menuju kawasan Pantai Palabuhanratu sudah semakin
membaik. Hal ini ditunjunkan dengan adanya perbaikan jalan utama disetiap
tahunnya. Selain jalan utama, jalan kecamatan Palabuhnanratu juga mengalami
perkembangan dari tahun ke tahun terbukti dengan adanya perbaikan jalan dengan
cara pelebaran sisi jalan. Adapun trayek angkutan yang dapat diakses yaitu
dengan menggunakan bus dari kota Sukabumi menuju Palabuhanratu. Terminal
Palabuhanratu berada di pusat kota Palabuhanratu yang berdekatan dengan
Tourism Information Centre Palabuhanratu, hal ini memudahkan wisatawan
mancanegara yang datang dengan menggunakan bus umum untuk mencari
informasi mengenai wisata di Pantai Palabuhanratu. Di kawasan Palabuhanratu
jumlah sarana transportasi masih terbatas, angkutan umum yang ada di
Palabuhanratu masih sedikit. Apabila jarak yang akan ditempuh dekat biasanya
wisatawan menggunakan sepeda motor (ojek) sebagai alat transportasi mereka.
Banyaknya wisatawan yang datang menggunakan alat transportasi pribadi
menjadikan angkutan umum di Palabuhanratu relatif tidak banyak.
b). Penginapan dan Restoran
Kawasan pantai Palabuhanratu memiliki banyak restoran sebagai
penunjang kebutuhan pokok wisatawan, restoran ini berada hampir sepanjang
kawasan Pantai Palabuhanratu dengan harga yang bervariasi mulai dari yang
ekonomis sampai cukup tinggi. Sarana penginapan di kawasan pantai
Palabuhanratu menyediakan banyak fasilitas untuk menginap, fasilitas tersebut
meliputi hotel dan losmen. Sepanjang kawasan Pantai Palabuhanratu terdapat
hotel dengan harga yang bervariasi. Salah satu hotel yang terkenal di Pantai
Palabuhanratu adalah Samudera Beach Hotel berbintang 4 ini menawarkan
36
berbagai kenyamanan dan fasilitas kepada para pengunjungnya. Hal yang
membuat Hotel Samudera Beach ini istimewa dan menarik banyak pengunjung ke
sana adalah sebuah kamar misterius bernomor 308. Menurut mitos yang
dipercayai masyarakat kamar tersebut merupakan kamar peristirahatan terakhir
Nyai Roro Kidul, nuansa kamar pun diatur sedemikian rupa dengan dominasi
warna hijau yang dipercaya sebagai warna favorit Nyai Roro Kidul. Hal seperti ini
juga menjadikan daya tarik wisatawan yang datang ke Pantai Palabuhanratu dan
Hotel Samudera Beach.
c). Tempat Perbelanjaan
Pantai Palabuhanratu memiliki area perbelanjaan yang lengkap mulai dari
perlengkapan rumah tangga sampai dengan perlengkapan lauk pauk seperti, pasar
ikan segar maupun olahan yang tertata dengan rapih. Pasar ikan yang berada di
Palabuhanratu berada di sebelah Tempat Pelelangan Ikan (TPI), biasanya pasar
ikan ini mulai buka dari jam 05:30 sampai dengan 20:00 WIB.
d). Pusat Informasi dan Komunikasi
Tourism Information Centre Palabuhanratu di bawah naungan Dinas
PARBUDPORA Kabupaten Sukabumi merupakan Pusat informasi yang berada di
Pantai Palabuhanratu. Selain menjadi pusat informasi bagi wisatawan yang datang
ke Pantai Palabuhanratu, tourism information centre Palabuhanratu juga
memfasilitasi wisatawan yang berminat untuk belajar khusus dalam hal diving dan
surfing. Sarana komunikasi yang terdapat di Pantai Palabuhanratu adalah kantor
pos untuk mengirim surat, barang dan wesel. Saluran telepon dan telekomunikasi
hampir semua operator GSM, CDMA bisa dimanfaatkan dengan baik.
e). Pengamanan Pantai/Life Guard
Pantai Palabuhanratu mempunyai satuan penyelamatan dan pengamanan
pantai yang disebut Balawista. Balawista tersebut dibagi menjadi beberapa
kelompok untuk ditugaskan di setiap pos Life Guard yang ada, masing-masing
pos berisi 5 orang Balawista dengan fungsi yang penting yaitu untuk
menyelamatkan wisatawan. .
37
4.3 Karakteristik Responden
Responden nelayan dan keluarga nelayan dalam penelitian ini berjumlah
32 orang dengan berbagai macam pekerjaan dan kegiatan, yaitu 13 orang
meyewakan perahu untuk memancing, 6 orang menyewakan banana boat, 4 orang
menyewakan alat selancar kecil (bogie), 3 orang menjual pakaian khas
Palabuhanratu, dan 6 orang menjual makanan ringan. Adapun karakteristik
responden yang diamati meliput umur, tingkat pendidikan, pengalaman bekerja
dan jumlah tanggungan keluarga (Lampiran 2).
4.3.1 Umur
Umur merupakan hal yang penting bagi produktivitas seseorang dalam
melakukan sesuatu usaha atau kegiatan. Berikut data umur responden disajikan
pada Tabel 9.
Tabel 9. Umur Responden di Palabuhanratu
No Umur (Tahun) Responden (Orang) Persentase (%)
1 15 – 30 3 9,4
2 31 – 55 24 75
3 > 55 5 15,6
Jumlah 32 100
Pada Tabel 9 di atas, dapat dilihat dengan jelas pengelompokan umur
berdasarkan hasil wawancara dari kelompok umur terendah dan tertinggi dari
jumlah responden 32 orang yaitu, umur 15-30 tahun, 31-55 tahun, >55 tahun.
Hasil penelitian menunjukan bahwa jumlah kelompok responden terbesar adalah
kelompok umur 31–55 tahun yaitu sebanyak 75 %( 24 responden), diikuti dengan
kelompok umur > 55 tahun, yaitu sebanyak 15,6 % ( 5 responden), dan kelompok
umur 15-30 dengan jumlah 9,4 % ( 3 responden).
4.3.2 Tingkat Pendidikan
Tingkat pendidikan seseorang erat kaitannya dengan dengan kecerdasan
dan pola pikir dalam pengambilan keputusan terhadap suatu masalah. Berikut
tingkat pendidikan responden disajikan dalam Tabel 10.
38
Tabel 10. Tingkat Pendidikan Responden Palabuhanratu
No Pendidikan Responden (Orang) Persentase (%)
1 SD 25 78,1
2 SMP 6 18,8
3 SMA 1 3,1
Jumlah 32 100
Berdasarkan Tabel 10 di atas, dari jumlah responden 32 orang dapat dilihat
tingkatan pendidikan dari responden yang dikelompokan ke dalam tingkatan
pendidikan yaitu, SD (Sekolah Dasar), SMP (Sekolah Menengah Pertama), dan
SMA (Sekolah Menengah Atas). Kelompok responden yang memiliki tingkat
pendidikan paling banyak yaitu SD dengan jumlah 78,1 % ( 25 responden), diikuti
dengan tingkat pendidikan SMP yaitu sebesar 18,8 % (6 responden) dan tingakat
SMA sebesar 3,1 % ( 1 responden).
4.3.3 Pengalaman Kerja
Pengalam bekerja merupakan waktu yang telah dihabiskan seseorang
dalam melakukan pekerjaannya. Berikut pengalaman bekerja responden disajikan
dalam Tabel 11.
Tabel 11. Pengalaman Kerja Responden
Pengalaman Kerja (Tahun) Responden (Orang) Persentase (%)
< 1 2 6,3
1 – 10 19 59,4
11 – 20 10 31,2
> 20 1 3,1
Jumlah 32 100
Pada Tabel 11 di atas, dapat dilihat dengan jelas pengelompokan
pengalaman kerja responden berdasarkan hasil wawancara dari kelompok
terendah dan tertinggi dari jumlah responden 32 orang yaitu, pengalaman kerja <
1 tahun, 1-10 tahun, 11-20 tahun dan >10 tahun. Kelompok responden terbesar
adalah kelompok pengalaman kerja 1-10 tahun yaitu sebanyak 59,4 %( 19
responden), hal ini dikarenakan kegiatan wisata bahari di kawasan Palabuhanratu
masih terbilang baru seperti banana boat, dan sewa papan selancar kecil (bogie).
diikuti dengan kelompok pengalaman kerja 11-20 tahun, yaitu sebanyak 31,2 % (
39
10 responden), kemudian kelompok pengalaman kerja <1 tahun, yaitu sebanyak
6,3 % ( 2 responden) dan yang < 1 tahun dengan jumlah sebanyak 3,1 % (1
responden).
4.3.4 Jumlah Tanggungan Keluarga
Tabel 12. Tanggungan Keluarga Responden
No Jumlah Tanggungan (Orang) Responden (Orang) Persentase (%)
1 0 (tidak ada tanggungan) 1 3,1
1 - 2 10 31,2
2 3 – 4 21 65,7
Jumlah 32 100
Pada Tabel 12 diatas, dari jumlah responden 32 orang dapat dilihat jumlah
tanggungan keluarga responden yang dikelompokan ke dalam tingkatan jumlah
tanggungan terendah sampai tertinggi, yaitu 0 (tidak ada tanggungan), 1–2 orang,
dan 3-4 orang. Tingkatan kelompok yang memiliki jumlah tanggungan keluarga
paling banyak yaitu 3-4 dengan jumlah 65,7 % (21 responden), dilanjutkan
tanggungan 1-2 dengan jumlah sebanyak 31,2 % (10 responden), dan 0 (tidak ada
tanggungan) sebanyak 3,1 % (1 responden). Adanya responden yang tidak
memiliki jumlah tanggungan dikarenakan responden ini adalah anak nelayan yang
ikut serta dalam kontribusi wisata bahari.
4.4 Analisis Usaha Perikanan Tangkap
Kegiatan usaha perikanan tangkap di Palabuhanratu yang menjalankan
Usaha wisata bahari. Dalam pengoprasian penangkapan ikan, nelayan yang
berkontribusi wisata bahari rata-rata dalam sebulan hanya menangkap ikan 18 kali
(trip). Dalam penangkapan ikan, suatu perahu atau armada tangkap terdiri dari
juru mudi, dan ABK. Rata-rata upah ABK yang didapat dari hasil menangkap
ikan hanya mendapatkan 30 % dari jumlah hasil tangkapan. Analisis usaha
nelayan perikanan tangkap di Palabuhanratu disajikan dalam Tabel 13.
40
Tabel 13. Analisis Usaha Nelayan Perikanan Tangkap di Palabuhanratu
No Uraian Nilai (Rp)
1 Biaya Investasi
- Perahu < 10 Gt 14.961.538
- Alat Tangkap 9.203.769
- Mesin 11.576.923
- Jumlah 35.769.230
2 Biaya Tetap
- Penyusutan Perahu 2.115.385
- Penyusutan Alat Tangkap 2.361.538
- Penyusutan mesin 1.617.308
- Jumlah 6.094.231
3 Biaya Variabel
- Bahan Bakar 42.240.923
- Perbekalan 8.778.462
- Jumlah 51.019.385
4 Biaya Total 92.882.846
5 Penerimaan 124.984.615
6 Kriteria finansial
Pendapatan Bersih 32.101.769
BCR 1,34
Berdasarkan pada Tabel 13 di atas, rata-rata biaya pengeluaran dalam
kegiatan usaha Nelayan Perikanan di Palabuhanratu yang tergabung dalam rata-
rata biaya investasi, biaya tetap dan biaya variabel sejumlah Rp 92.882.846 (biaya
total), Sedangkan untuk rata-rata penerimaan adalah Rp 124.984.615. Sehingga
dari kurun waktu satu tahun didapat keuntungan sebesar Rp 32.101.769. BCR
pada kegiatan usaha ini sebesar 1,34 yang artinya kegiatan usaha ini layak karena
BCR lebih dari satu (Lampiran 3).
4.5 Analisis Usaha Kegiatan Wisata Bahari
Dalam analisis usaha kegiatan wisata bahari di kawasan Palabuhanratu
terdapat beberapa aktivitas nelayan atau rumah tangga nelayan meliputi kegiatan
usaha menyewakan perahu untuk memancing, sewa banana boat, sewa papan
selancar kecil (bogie), menjual pakaian khas dan menjual makanan ringan.
Kegiatan tersebut dilakukan untuk menambah penghasilan rumah tangga nelayan.
Kegiatan usaha sewa perahu untuk memancing yang dilakukan nelayan
Palabuhanratu rata-rata dilakukan pada hari Sabtu dan Minggu. Hal ini karena
41
perahu yang disewakan merupakan perahu yang biasa dijadikan untuk menangkap
ikan. Pada hari Jumat, Sabtu dan Minggu biasanya para nelayan Palabuhanratu
tidak melaut untuk menangkap ikan, akan tetapi mereka mengisi waktu dengan
cara usaha dibidang wisata bahari seperti menyewakan perahu, menyewakan
selancar kecil (bogie), dan menyewakan banana boat. Untuk lebih jelasnya
mengenai analisis usaha kegiatan wisata bahari di kawasan Palabuhanratu
disajikan dalam beberapa Tabel berikut:
Tabel 14. Analisis Usaha Menyewakan Perahu dalam 1 Tahun
No Uraian Nilai (Rp)
1 Biaya Investasi
- Perahu 14.769.231
- Mesin 11.307.692
- Jumlah 26.076.923
2 Biaya Tetap
- Penyusutan perahu 2.115.384
- Penyusutan mesin 1.365.385
- Jumlah 3.480.769
3 Biaya Variabel
- Bahan bakar 5.666.769
4 Biaya Total 35.224.461
5 Penerimaan 43.338.461
6 Kriteria finansial
Pendapatan Bersih 8.114.000
BCR 1,23
Berdasarkan Tabel 14 di atas, terlihat bahwa rata-rata biaya pengeluaran
dalam kegiatan usaha menyewakan perahu yang tergabung dalam biaya investasi,
biaya tetap dan biaya variabel sejumlah Rp 35.224.461 (biaya total), Sedangkan
untuk rata-rata penerimaan adalah Rp 43.338.461. Sehingga dari kurun waktu satu
tahun didapat keuntungan sebesar Rp 8.114.000. BCR pada kegiatan usaha ini
sebesar 1,23 yang artinya kegiatan usaha ini layak karena BCR lebih dari satu
(Lampiran 4).
42
Tabel 15. Usaha Sewa Banana Boat dalam 1 Tahun
No Uraian Nilai (Rp)
1 Biaya Investasi
- Banana Boat 15.000.000
- Perahu + Mesin 40.000.000
Jumlah 55.000.000
2 Biaya Tetap
- Penyusutan Perahu 1.000.000
- Penyusutan Banana Boat 1.200.000
Jumlah 2.200.000
3 Biaya Variabel
- Perbekalan 4.800.000
- Keamanan 1.920.000
- Bahan Bakar 18.720.000
Jumlah 25.440.000
4 Biaya Total 82.640.000
5 Penerimaan 86.400.000
6 Kriteria finansial
Pendapatan 3.760.000
BCR 1
Usaha penyewaan banana boat di Palabuhanratu hanya dilakukan hari
Sabtu dan Minggu saja. Terdapat 6 nelayan buruh yang bekerja pada penyewaan
banana boat, peran nelayan di kegiatan ini hanya menjadi pekerja buruh yang
langsung berhadapan dengan wisatawan yang ingin menyewa banana boat.
Biasanya nelayan buruh langsung menawarkan kepada wisatawan yang ingin
menyewa banana boat, dalam 1 kali trip wisatawan dikenakan biaya sebesar Rp
30.000.
Berdasarkan Tabel 15, rata-rata biaya pengeluaran dalam kegiatan usaha
penyewaan banana boat yang tergabung dalam biaya investasi, biaya tetap, dan
biaya variabel sejumlah Rp 82.640.000 (biaya total), sedangkan rata-rata
penerimaan adalah Rp 86.400.000. Dalam kurun waktu 1 tahun didapat
keuntungan sebesar Rp 3.760.000. Untuk mengetahui berapa jumlah penerimaan
upah nelayan buruh dalam 1 tahun maka, Rp 86.400.000 (jumlah penerimaan)
dikurangi Rp 25.440.000 (jumlah biaya variabel ) = Rp 60.960.000, kemudian
43
hasil ini dibagi menjadi dua bagian atau 50:50 dengan pemilik resmi banana boat,
setelah itu didapat hasil sebesar Rp 30.480.000, setelah jumlah bagi hasil dengan
pemilik sudah didapat kemudian nantinya dibagi 6 (jumlah nelayan buruh), maka
upah nelayan buruh pada sewa banana boat dalam 1 tahun yaitu sebesar Rp
5.080.000 atau dalam 1 kali operasi rata-rata sebesar Rp 52.916. BCR pada
kegiatan usaha ini sebesar 1 yang artinya kegiatan usaha ini impas karena BCR
sama dengan satu (Lampiran 5).
Tabel 16. Usaha Sewa Papan Selancar Kecil dalam 1 Tahun
No Uraian Nilai (Rp)
1 Biaya Investasi
- Papan Selancar 4.500.000
- Tenda dan Kursi 1.575.000
Jumlah 6.075.000
2 Biaya Tetap
- Perawatan Papan Selancar 1.687.500
- Perawatan Tenda 150.000
- Iuran Sampah 240.000
Jumlah 2.077.500
3 Biaya Variabel
- Perbekalan 9.581.250
4 Biaya Total 17.733.750
5 Penerimaan 37.412.500
6 Kriteria finansial
Pendapatan Bersih 19.678.750
BCR 2,10
Pada Tabel 16 di atas, terlihat rata-rata biaya pengeluaran dalam kegiatan
usaha penyewaan papan selancar kecil (Bogie) yang tergabung dalam biaya
investasi, biaya tetap dan biaya variabel sejumlah Rp 17.733.750 (biaya total),
sedangkan rata-rata penerimaan adalah Rp 37.412.500. Dalam kurun waktu satu
tahun didapat keuntungan sebesar Rp 19.678.750. BCR pada kegiatan usaha ini
sebesar 2,10 yang artinya kegiatan usaha ini layak karena BCR lebih dari satu
(Lampiran 6).
44
Tabel 17. Usaha Menjual Pakaian Khas Palabuhanratu dalam 1 Tahun
No Uraian Nilai (Rp)
1 Biaya Investasi
- Bangunan/Tenda 2.333.333
- Gantungan Pakaian 233.333
- Meja 150.067
- Pakaian 11.666.667
- Jumlah 14.383.400
2 Biaya Tetap
- Perawatan Bangunan/Tenda 433.333
- Perawatan Gantungan 116.667
- Retribusi 320.000
- Jumlah 870.000
3 Biaya Variabel
- Listrik 120.000
4 Biaya Total 15.373.400
5 Penerimaan 27.983.333
6 Kriteria Finansial
Pendapatan Bersih 12.609.933
BCR 1,82
Pada Tabel 17 di atas, terlihat rata-rata biaya pengeluaran dalam kegiatan
usaha menjual pakaian khas Palabuhanratu yang tergabung dalam biaya investasi,
biaya tetap dan biaya variabel sejumlah Rp 15.373.400 (biaya total), sedangkan
untuk rata-rata penerimaan adalah Rp 27.983.333. Dalam kurun waktu satu tahun
didapat keuntungan sebesar Rp 12.609.933. BCR pada kegiatan usaha ini sebesar
1,82 itu artinya kegiatan usaha ini layak karena BRC lebih dari satu (Lampiran 7).
45
Tabel 18. Usaha Menjual Makanan Ringan Palabuhanratu dalam 1 Tahun
No Uraian Nilai (Rp)
1 Biaya Investasi
- Bangunan 2.166.667
- Meja dan Kursi 250.000
- Peralatan Dapur 258.333
- Jumlah 2.675.000
2 Biaya Tetap
- Perawatan Bangunan 241.667
- Perawatan Meja dan Kursi 133.333
- Perawatan Peralatan Dapur 150.000
- Iuran Sampah 298.333
- Jumlah 823.333
3 Biaya Variabel
- Modal Usaha 8.250.000
- Listrik 240.000
- Jumlah 8.490.000
4 Biaya Total 11.988.333
5 Penerimaan 29.200.000
6 Kriteria Finansial
Pendapatan Bersih 17.211.667
BCR 2,43
Berdasarkan Tabel 18 diatas, rata-rata biaya pengeluaran dalam kegiatan
usaha menyewakan sewa papan selancar kecil (Bogie) yang tergabung dalam
biaya investasi, biaya tetap dan biaya variabel sejumlah Rp 11.988.333 (biaya
total), sedangkan rata-rata penerimaan adalah Rp 29.200.000. Dalam kurun waktu
satu tahun didapat keuntungan sebesar Rp 17.211.667. BCR pada kegiatan usaha
ini sebesar 2,43 yang artinya kegiatan usaha ini layak karena BCR lebih dari satu
(Lampiran 8).
4.6 Curahan Waktu Kerja Nelayan pada Kegiatan Wisata Bahari
4.6.1 Usaha Sewa Perahu Untuk Memancing
Pada umumnya kegiatan sewa perahu untuk memancing dilakukan pada
pukul 06.00 sampai dengan pukul 18.00 WIB. Terdapat 13 responden yang
memiliki kegiatan wisata bahari didapatkan rata-rata curahan waktu kerja nelayan
yaitu 12 jam dalam 1 hari. Kegiatan sewa perahu di Palabuhanratu biasanya
dilakukan hanya hari Sabtu dan Minggu saja, berarti perhitungannya dalam 1
46
bulan didapatkan curahan kerja 12 jam X 8 hari = 96 jam. Sehingga didapat
curahan waktu kerja per bulan sebagai berikut :
CKSPM = 96
720 X 100% = 13,33 %
Artinya adalah nelayan yang melakukan kegiatan usaha sewa perahu
memiliki curahan waktu kerja sebesar 13,33 % dalam sebulan (720 jam).
4.6.2 Usaha Sewa Banana Boat
Kegiatan sewa banana boat yang bertempat di kawasan Palabuhanratu ,
dilakukan di pesisir pantai setiap hari Sabtu dan Minggu saja. Terdapat 6
responden dalam kegiatan ini, didapat rata-rata curahan kerja nelayan yaitu 9 jam
dalam sehari. Perhitungan dalam 1 bulan didapatkan curahan kerja 9 jam X 8 hari
= 72 jam. Sehingga didapat curahan waktu kerja per bulan sebagai berikut :
CKSBB = 72
720 X 100 % = 10 %
Artinya adalah nelayan yang melakukan kegiatan usaha sewa banana boat
memiliki curahan waktu kerja sebesar 10 % dalam sebulan (720).
4.6.3 Usaha Sewa Selancar Kecil (Bogie)
Kegiatan Usaha Sewa Selancar Kecil (bogie) ini berdasarkan wawancara
terhadap 4 responden, didapatkan rata-rata curahan kerjanya yaitu 10,25 jam
dalam sehari. Perhitungan dalam 1 bulan didapatkan curahan kerja 10,25 jam X
30 hari = 307,5 jam. Sehingga didapat curahan waktu kerja per bulan sebagai
berikut :
CKSSK = 307,5
720 X 100% = 42,70 %
Artinya adalah Rumah Tangga Nelayan (RTN) yang melakukan kegiatan
usaha sewa selancar kecil (bogie) memiliki curahan waktu kerja sebesar 42,70 %
dalam sebulan (720 jam).
47
4.6.4 Usaha Jual Pakaian Khas
Curahan Kerja Rumah Tangga Nelayan (RTN) yang memiliki usaha jual
pakaian khas Palabuhanratu, berdasarkan wawancara terhadap 3 responden,
didapatkan curahan kerjanya rata-rata yaitu 9,33 jam dalam sehari. Perhitungan
dalam 1 bulan didapatkan curahan kerja 9,33 jam X 30 hari = 279,9 jam.
Sehingga didapat curahan waktu kerja per bulan sebagai berikut :
CKJPK = 279,9
720 X 100% = 38,75%
Artinya adalah Rumah Tangga Nelayan (RTN) yang melakukan usaha jual
pakaian khas Palabuhanratu memiliki curahan waktu kerja sebesar 38,75 % dalam
sebulan (720 jam).
4.6.5 Usaha Menjual Makanan Ringan
Curahan Kerja Rumah Tangga Nelayan (RTN) yang memiliki usaha
menjual makanan ringan, berdasarkan wawancara terhadap 6 responden,
didapatkan curahan kerjanya rata-rata yaitu 12,5 jam dalam sehari. Perhitungan
dalam 1 bulan didapatkan curahan kerja 12,5 jam X 30 hari = 375 jam. Sehingga
didapat curahan waktu kerja per bulan sebagai berikut :
CKMMR = 375
720 X100% 52,08 %
Artinya adalah Rumah Tangga Nelayan (RTN) yang melakukan usaha
menjual makanan ringan memiliki curahan waktu kerja sebesar 52,08 % dalam
sebulan (720 jam).
4.7 Analisis Pendapatan Nelayan
4.7.1 Kontribusi Relatif Pendapatan Rumah Tangga Nelayan di Luar
Penangkapan
1. Kontribusi relatif pendapatan rumah tangga nelayan dengan 1 usaha wisata
bahari di Kecamatan Palabuhanratu. Perhitungannya sebagai berikut:
Usaha Sewa Perahu
I w. Bahari : Pendapatan sewa perahu = Rp 8.114.000
I total : Usaha Penangkapan + Usaha Sewa Perahu
: Rp 32.101.769 + Rp 8.114.000
48
: Rp 40.215.769
Maka,
Irelatif off fishing = 8.114.000
40.215.769 x 100% = 20,17 %
Jadi, kontribusi relatif pendapatan usaha sewa perahu terhadap rumah
tangga nelayan sebesar 20,17 %.
Usaha Sewa Banana Boat
I w. Bahari : Pendapatan sewa banana boat = Rp 5.080.000
I total : Usaha Penangkapan + Usaha Sewa banana boat
: Rp 32.101.769 + Rp 5.080.000
: Rp 37.181.769
Maka,
Irelatif off fishing = 5.080.000
37.181.769 x 100% = 13,66 %
Jadi, kontribusi relatif pendapatan usaha sewa banana boat terhadap
rumah tangga nelayan sebesar 13,66 %.
Usaha Sewa Selancar Kecil (Bogie)
I w. Bahari : Pendapatan sewa selancar kecil (bogie) = Rp 19.678.750
I total : Usaha Penangkapan + Usaha Sewa selancar kecil (bogie)
: Rp 32.101.769 + Rp 19.678.750
: Rp 51.780.519
Maka,
Irelatif off fishing = 19.678.750
51.780.519 x 100% = 38 %
Jadi, kontribusi relatif pendapatan sewa selancar kecil (bogie) terhadap
rumah tangga nelayan sebesar 38 %.
Usaha Menjual Pakaian Khas Palabuhanratu
I w. Bahari : Pendapatan menjual pakaian khas Palabuhanratu = Rp 12.609.933
I total : Usaha Penangkapan + Usaha menjual pakaian khas Palabuhanratu
49
: Rp 32.101.769 + Rp 12.609.933
: Rp 44.711.702
Maka,
Irelatif off fishing = 12.609.933
44.711.702 x 100% = 28,20 %
Jadi, kontribusi relatif pendapatan menjual pakaian khas Palabuhanratu
terhadap rumah tangga nelayan sebesar 28,20 %.
Usaha Menjual Makanan Ringan
I w. Bahari : Pendapatan menjual makanan ringan = Rp 17. 211.667
I total : Usaha Penangkapan + Usaha menjual makanan ringan
: Rp 32.101.769 + Rp 17. 211.667
: Rp 49.313.436
Maka,
Irelatif off fishing = 17.211.667
49.313.436 x 100% = 34,90 %
Jadi, kontribusi relatif pendapatan menjual makanan ringan terhadap
rumah tangga nelayan sebesar 34,90 %.
2. Kontribusi relatif pendapatan rumah tangga nelayan dan adanya peran
anak nelayan, dengan 1 usaha wisata bahari. Terdapat 1 rumah tangga nelayan
dimana anak nelayan ikut serta dalam usaha kontribusi wisata bahari.
Perhitungannya sebagai berikut:
Usaha Sewa Banana Boat dan Usaha Sewa Banana Boat (Anak Nelayan)
I w. Bahari : Pendapatan sewa banana boat + Pendapatan sewa banana boat =
Rp 10.160.000
I total : Usaha Penangkapan + Usaha Sewa Perahu
: Rp 32.101.769 + Rp 10.160.000
: Rp 42.261.769
Maka,
50
Irelatif off fishing = 10.160.000
42.261.769 x 100% = 24,04%
Jadi, kontribusi relatif usaha sewa banana boat dengan adanya peran anak
nelayan terhadap pendapatan rumah tangga nelayan sebesar 24,04 %.
3. Kontribusi relatif pendapatan rumah tangga nelayan dengan 2 usaha wisata
bahari di Kecamatan Palabuhanratu. Terdapat 1 rumah tangga nelayan yang
memiliki 2 usaha wisata bahari, perhitungannya adalah sebagai berikut:
Usaha Sewa Banana Boat dan Menjual Makanan Ringan
I w. Bahari : Pendapatan banana boat + menjual makanan ringan = Rp 22.291.667
I total : Usaha Penangkapan + Usaha Sewa Perahu
: Rp 32.101.769 + Rp 22.291.667
: Rp 54.393.436
Irelatif off fishing = 22.291.667
54.393.436 x 100% = 40,98 %
Jadi, kontribusi relatif pendapatan usaha sewa banana boat dan menjual
makanan ringan terhadap rumah tangga nelayan sebesar 40,98 %.
Kontribusi relatif pendapatan rumah tangga nelayan yang diperoleh dari
kegiatan wisata bahari, untuk lebih jelasnya disajikan dalam Tabel berikut:
Tabel 19. Kontribusi Relatif Pendapatan Rumah Tangga Nelayan
No Usaha Pendapatan
usaha (Rp)
Pendapatan
Nelayan (Rp)
Total
Pendapatan
(Rp)
Kontribu
si relatif
(%)
1 Sewa Perahu 8.114.000 32.101.769 40.215.769 20,17
2 Sewa Banana
Boat
5.080.000 32.101.769 37.181.769 13,66
3 Sewa Bogie 19.678.750 32.101.769 51.780.519 38
4 Jual Pakaian Khas 12.609.933 32.101.769 44.711.702 28,20
5 Jual Makanan
Ringan
17. 211.667 32.101.769 49.313.436 34,90
6 Sewa Banana
Boat & Sewa
Banana Boat
10.160.000 32.101.769 42.261.769 24,04
7 Sewa Banana
Boat & Jual
Makanan Ringan
21.795.000 32.101.769 54.393.436 40,98
51
4.7.2 Kontribusi Mutlak Pendapatan RTN di Luar Penangkapan
1. Kontribusi mutlak pendapatan rumah tangga nelayan dengan 1 usaha
wisata bahari di Kecamatan Palabuhanratu. Perhitungannya sebagai berikut:
Usaha Sewa Perahu
Irelatif off fishing = 8.114.000
40.215.769 x 32.101.769 = Rp 6.476.905
Jadi, kontribusi mutlak pendapatan usaha sewa perahu terhadap rumah
tangga nelayan di Kecamatan Palabuhanratu dalam 1 tahun sebesar Rp 6.476.905.
Usaha Sewa Banana Boat
Irelatif off fishing = 5.080.000
37.181.769x 32.101.769 = Rp 4.385.939
Jadi, kontribusi mutlak pendapatan usaha sewa banana boat terhadap
rumah tangga nelayan di Kecamatan Palabuhanratu dalam 1 tahun sebesar Rp
4.010.704.
Usaha Sewa Selancar Kecil (Bogie)
Irelatif off fishing = 19.678.750
51.780.519 x 32.101.769 = Rp 12.200.006
Jadi, kontribusi mutlak pendapatan sewa selancar kecil (bogie) terhadap
rumah tangga nelayan di Kecamatan Palabuhanratu dalam 1 tahun sebesar Rp
12.200.006.
Usaha Menjual Pakaian Khas Palabuhanratu
Irelatif off fishing = 12.609.933
44.711.702 x 32.101.769 = Rp 9.053.584
Jadi, kontribusi mutlak pendapatan menjual pakaian khas Palabuhanratu
terhadap rumah tangga nelayan di Kecamatan Palabuhanratu dalam 1 tahun
sebesar Rp 9.053.584
Usaha Menjual Makanan Ringan
52
Irelatif off fishing = 17.211.667
49.313.436 x 32.101.769 = Rp 11.204.349
Jadi, kontribusi mutlak pendapatan menjual makanan ringan terhadap
rumah tangga nelayan di Kecamatan Palabuhanratu dalam 1 tahun sebesar Rp
11.204.349
2. Kontribusi mutlak pendapatan rumah tangga nelayan dan adanya peran
anak nelayan, dengan 1 usaha wisata bahari. Terdapat 1 rumah tangga nelayan
dimana anak nelayan ikut serta dalam kontribusi wisata bahari. Perhitungannya
adalah sebagai berikut:
Usaha Sewa Banana Boat dan Usaha Sewa Banana Boat
Irelatif off fishing = 10.160.000
42.261.769 x 32.101.769 = Rp 7.717.470
Jadi, kontribusi mutlak usaha sewa banana boat dengan adanya peran
anak nelayan terhadap pendapatan rumah tangga nelayan di Kecamatan
Palabuhanratu dalam 1 tahun sebesar Rp 7.717.470.
3. Kontribusi mutlak pendapatan rumah tangga nelayan dengan 2 usaha
wisata bahari di Kecamatan Palabuhanratu. Terdapat 1 rumah tangga nelayan
yang memiliki 2 usaha wisata bahari, perhitungannya adalah sebagai berikut:
Usaha Sewa Banana Boat dan Menjual Makanan Ringan
Irelatif off fishing = 22.291.667
54.393.436 x 32.101.769 = Rp 13.156.034
Jadi, kontribusi mutlak pendapatan usaha sewa banana boat dan menjual
makanan ringan terhadap rumah tangga nelayan di Kecamatan Palabuhanratu
dalam 1 tahun sebesar Rp 13.156.034.
Kontribusi mutlak pendapatan rumah tangga nelayan yang diperoleh dari
kegiatan wisata bahari, untuk lebih jelasnya disajikan dalam Tabel berikut:
53
Tabel 20. Kontribusi Mutlak Pendapatan Rumah Tangga Nelayan
No Usaha Pendapatan
usaha (Rp)
Pendapatan
Nelayan (Rp)
Total
Pendapatan
(Rp)
Kontribusi
Mutlak
(Rp)
1 Sewa Perahu 8.114.000 32.101.769 40.215.769 6.476.905
2 Sewa Banana Boat 5.080.000 32.101.769 37.181.769 4.385.939
3 Sewa Bogie 19.678.750 32.101.769 51.780.519 12.200.006
4 Jual Pakaian Khas 12.609.933 32.101.769 44.711.702 9.053.584
5 Jual Makanan
Ringan
17.
211.667
32.101.769 49.313.436 11.204.349
6 Sewa Banana Boat
& Sewa Banana
Boat
10.160.000 32.101.769 42.261.769 7.717.470.
7 Sewa Banana Boat
& Jual Makanan
Ringan
21.795.000 32.101.769 54.393.436 13.156.034
Berikut adalah ini adalah kontribusi relatif dan kontribusi mutlak
pendapatan rumah tangga nelayan Palabuhanratu, untuk lebih jelasnya disajikan
dalam Tabel 21.
Tabel 21. Kontribusi Relatif dan Mutlak Pendapatan RTN Palabuhanratu di Luar
Penangkapan
No Usaha Total
Pendapatan
(Rp)
Kontribusi
Relatif
(%)
Kontribusi
Mutlak (Rp)
Waktu
Kerja
(%)
1 Sewa Perahu 40.215.769 20,17 6.476.905 13,33
2 Sewa Banana Boat 37.181.769 13,66 4.385.939 10
3 Sewa Bogie 51.780.519 38 12.200.006 42,70
4 Jual Pakaian Khas 44.711.702 28,20 9.053.584 38,75
5 Jual Makanan
Ringan
49.313.436 34,90 11.204.349 52,08
6 Sewa Banana Boat
& Sewa Banana
Boat
42.261.769 24,04 7.717.470. -
7 Sewa Banana Boat
& Jual Makanan
Ringan
54.393.436 40,98 13.156.034 -
54
4.8 Pendapatan dan Kesejahteraan Nelayan
Pendapatan rumah tangga nelayan di Kecamatan Palabuhanratu yang
paling besar diperoleh dari pendapatan hasil tangkapan, sewa papan selancar kecil
(bogie), sewa banana boat, menjual makanan ringan, menjual pakaian khas
Palabuhanratu, sewa perahu dan sewa banana boat. Berdasarkan hasil perhitungan
didapatkan besar kontribusi sebagai berikut
Tabel 22. Pendapatan Nelayan
No Jenis Pemasukan Pendapatan (Rp) Kontribusi
1 Hasil Tangkapan 32.101.769 33,9
2 Sewa Bogie 19.678.750 20,75
3 Menjual Makanan Ringan 17.211.667 18,15
4 Menjual Pakaian Khas 12.609.933 13,3
5 Sewa Perahu 8.114.000 8,55
6 Sewa Banana Boat 5.080.000 5,35
Jumlah 94.796.119 100
Dari Tabel 22 di atas, terlihat bahwa pendapatan nelayan paling besar
adalah penangkapan ikan yaitu sebesar Rp 32.101.769, kemudian untuk usaha
wisata bahari yang memberikan kontribusi terbesar adalah sewa selancar kecil
(bogie) yaitu sebesar Rp 19.678.750, menjual makanan ringan sebesar Rp
17.211.667, menjual pakaian khas Palabuhanratu sebesar Rp 12.609.933, sewa
perahu Rp 8.114.000 dan sewa banana boat sebesar Rp 5.080.000
Tingkat Kesejahteraan
Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi melalui gubernur pada setiap
provinsi di Indonesia secara berkala menerbitkan keputusan tentang Upah
Minimum Regional (UMR) yang memuat nilai Upah Minimum masing-masing
kabupaten (UMK) sebagai acuan standar minimum yang digunakan oleh para
pengusaha atau pelaku industri untuk memberikan upah kepada pekerja di dalam
lingkungan usaha atau kerjanya. Adapun UMR Kabupaten sukabumi yaitu Rp.
1.201.000. per bulan. Penentuan kesejahteraan dalam penelitian ini adalah dengan
55
menggunakan Kebutuhan Fisik Minimum (KFM). Kebutuhan fisik minimum
disini adalah kebutuhan yang dikeluarkan nelayan untuk mencukupi
kebutuhannya sehari-hari. Adapun hal yang dimaksud dalam KFM dalam
penelitian ini meliputi: kebutuhan beras, lauk pauk, biaya kesehatan, biaya
pendidikan dan biaya rekreasi. KFM nelayan Palabuhanratu yang menjalankan
usaha wisata bahari disajikan pada Tabel 23.
Tabel 23. KFM Nelayan Palabuhanratu yang Berkontribusi Wisata Bahari
No Pendapatan
Nelayan
Pendapatan
Usaha Lain (KFM)
Jumlah
Total
UMR (Kab.
Sukabumi)
1 41.340.000 6.460.000 16.582.500 31.217.500 Sejahtera
2 34.360.000 5.700.000 21.432.500 18.627.500 Sejahtera
3 25.960.000 5.960.000 17.807.500 14.112.500 Sejahtera
4 50.100.000 3.912.000 26.360.000 27.652.000 Sejahtera
5 19.500.000 8.260.000 23.857.500 3.902.500 Tidak Sejahtera
6 34.350.000 2.870.000 21.457.500 15.762.500 Sejahtera
7 43.900.000 14.500.000 20.232.500 38.167.500 Sejahtera
8 40.000.000 9.760.000 19.607.500 30.152.500 Sejahtera
9 32.400.000 3.660.000 14.700.000 21.360.000 Sejahtera
10 17.100.000 5.120.000 15.200.000 7.020.000 Tidak Sejahtera
11 33.960.000 14.260.000 15.800.000 32.420.000 Sejahtera
12 37.600.000 13.160.000 19.607.500 31.152.500 Sejahtera
13 27.700.000 11.860.000 23.935.000 15.625.000 Sejahtera
14 52.200.000 15.610.000 18.325.000 49.485.000 Sejahtera
15 24.016.000 18.760.000 27.485.000 15.291.000 Sejahtera
16 36.160.000 18.460.000 20.910.000 33.710.000 Sejahtera
17 22.480.000 25.885.000 21.432.500 26.932.500 Sejahtera
18 27.660.000 13.109.800 23.235.000 17.534.800 Sejahtera
19 51.720.000 9.400.000 25.660.000 35.460.000 Sejahtera
20 28.860.000 15.320.000 28.210.000 15.970.000 Sejahtera
21 32.260.000 26.120.000 28.757.500 29.622.500 Sejahtera
22 18.360.000 14.530.000 17.807.500 15.082.500 Sejahtera
23 21.700.000 15.550.000 22.057.500 15.192.500 Sejahtera
24 29.640.000 16.350.000 17.525.000 28.465.000 Sejahtera
25 26.080.000 18.700.000 16.482.500 28.297.500 Sejahtera
26 25.240.000 22.291.667 19.060.000 28.471.667 Sejahtera
27 17.280.000 5.080.000 20.910.000 1.450.000 Tidak Sejahtera
28 16.800.000 5.080.000 18.407.500 3.472.500 Tidak Sejahtera
29 12.480.000 10.160.000 17.807.500 3.832.500 Tidak Sejahtera
30 21.600.000 5.080.000 21.457.500 5.222.500 Tidak Sejahtera
56
Dari Tabel 23 di atas, terlihat bahwa dari 30 nelayan tangkap yang
menjalankan usaha wisata bahari terdapat 6 nelayan (20%) yang penghasilannya
kurang dari UMR atau tidak sejahtera dan terdapat 24 nelayan (80%) yang
penghasilannya lebih dari UMR atau sejahtera.