Kebutuhan traveling dan imunisasi pada ibu hamil

25
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kebutuhan fisik yang dibutuhkan manusia , berbeda antara manusia yang satu dengan manusia yang lain. Begitu pula dengan ibu hamil, ada banyak kebutuhan fisik yang dibutuhkan pada ibu hamil, diantaranya adalah kebutuhan nutrisi, personal hygine, dan lain sebagainya. Dalam masa kehamilan , calon ibu membutuhkan dukungan penuh, sosial, spiritual dan kesehatan, bagi kesejahteraan dia dan calon bayinya. Hal penting dalam masa kehamilan yang harus untuk diperhatikan adalah imunisasi dan travelling. Imunisasi yang umumnya diberikan pada ibu hamil adalah imunisasi TT, sementara travelling , ada beberapa hal yang perlu diperhatikan demi keselamatan ibu dan bayinya. Oleh karena itu, kami sebagai mahasiswa kebidanan harus mempelajari tentang kebutuhan imunisasi dan travelling pada ibu hamil. Agar saat terjun di masyarakat kami dapat memberikan asuhan dan pendidikan kesehatan yang tepat bagi para calon ibu. 1

Transcript of Kebutuhan traveling dan imunisasi pada ibu hamil

Page 1: Kebutuhan traveling dan imunisasi pada ibu hamil

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kebutuhan fisik yang dibutuhkan manusia , berbeda antara

manusia yang satu dengan manusia yang lain. Begitu pula dengan ibu

hamil, ada banyak kebutuhan fisik yang dibutuhkan pada ibu hamil,

diantaranya adalah kebutuhan nutrisi, personal hygine, dan lain

sebagainya.

Dalam masa kehamilan , calon ibu membutuhkan dukungan

penuh, sosial, spiritual dan kesehatan, bagi kesejahteraan dia dan calon

bayinya. Hal penting dalam masa kehamilan yang harus untuk

diperhatikan adalah imunisasi dan travelling. Imunisasi yang umumnya

diberikan pada ibu hamil adalah imunisasi TT, sementara travelling ,

ada beberapa hal yang perlu diperhatikan demi keselamatan ibu dan

bayinya.

Oleh karena itu, kami sebagai mahasiswa kebidanan harus

mempelajari tentang kebutuhan imunisasi dan travelling pada ibu hamil.

Agar saat terjun di masyarakat kami dapat memberikan asuhan dan

pendidikan kesehatan yang tepat bagi para calon ibu.

B. Rumusan Masalah

1. Apayang dimaksud dengan kebutuhan imunisasi pada ibu hamil ?

2. Apa yang dimaksud dengan kebutuhan fisik travelling pada ibu

hamil?

C. Tujuan

1. Tujuan umum

Memenuhi tugas mata kuliah Askeb Kehamilan.

1

Page 2: Kebutuhan traveling dan imunisasi pada ibu hamil

2. Tujuan khusus :

a. Mengetahui maksud dari kebutuhan imunisasi pada ibu hamil.

b. Mengetahui maksud dari kebutuhan fisik travelling pada ibu

hamil.

D. Manfaat

Manfaat yang akan diperoleh setelah membaca makalah ini adalah ,

pembaca akan lebih mengetahuikebutuhan fisik immunisasi travelling

pada ibu hamil.

E. Pembatasan Masalah

Dalam makalah ini akan dibahas tentang kebutuhan fisik immunisasi

travelling pada ibu hamil, indikasi dan kontraindikasi dilakukannya

immunisasi pada kehamilan.

F. Metode

Makalah ini disusun dengan menggunakan metode studi pustaka.

Penulis mengumpulkan data yang dibutuhkan dari buku referensi dan

membacanya secara intensif pada bagian yang akan disusun dalam

pembuatan makalah ini.

2

Page 3: Kebutuhan traveling dan imunisasi pada ibu hamil

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Kebutuhan Fisik Imunisasi Pada Ibu Hamil

Kehamilan bukan saat untuk memulai program imunisasi terhadap

berbagai penyakit yang dapat dicegah. Setiap bahan (atau setiap kontak

dengan mikroorganisme) yang dapat menaikkan suhu tubuh dengan

tajam harus dihindari. Vaksinasi rubela, tifoid, dan influenza tidak

diberikan selama kehamilan karena kemungkinan adanya akibat yang

membahayakan janin.

Perlindungan terhadap polio dapat diberikan jika wanita tersebut

belum pernah divaksin. Vaksin tetanus harus diberikan pada wanita

hamil untuk mencegah kemungkinan tetanus neonaturum.

Ada beberapa pertimbangan tentang keamanan berbagai teknik

imunisasi selama masa hamil (Barry, Bia, 1989; Cunninghamet al,

1993). Imunisasi menggunakan virus hidup yang dilemahkan

dikontraindikasikan selama kehamilan karena berpotensi teratogenik.

Vaksin menggunakan virus yang telah dimatikan boleh digunakan.

Vaksin virus hidup mencakup virus campak (rubeola dan rubela)

(Burgess, 1990) dan vaksin gondong. Ada beberapa wanita

membutuhkan imunisasi yerhadap influenza. Untuk proteksi segera

setelah terpapar, bisa dipakai vaksin polio yang dimatikan. Imunisasi

terhadap kolera, tifoid, dan poliomielitis diperlukan bila ibu hamil harus

mengadakan perjalanan ke daerah endemik. Tokosoid tetanus atau imun

globulin varisela boleh diberikan, bila perlu.

Pada saat kunjungan ANC, tanyakan apakah ibu hamil pernah

mendapat suntikan tetanus toksoid (TT). Bila sudah, tanyakan kapan

diperolehnya. Ibu hamil yang belum penuh mendapat TT, pada

kehamilan sebelumnya atau pada waktu akan menjadi pengantin, maka

perlu mendapat dua kali suntikan Ttdengan jarak minimal satu bulan.

TT yang pertama diberikan pada kunjungan antenatal yang pertama.

Bila sudah pernah, maka cukup diberikan sekali selama kehamilan.

3

Page 4: Kebutuhan traveling dan imunisasi pada ibu hamil

Suntikan TT melindungi ibu dan bayinya dari penyakit tetanus

neonatorum.

Terutama imunisasi tetanus toksoid untuk melindungi bayi terhadap

penyakit tetanus neonatorum. Imunisasi dilakukan pada trimester I/II

pada kehamilan 3-5 bulan dengan interval minimal 4 minggu. Lakukan

penyuntikan secara IM (intramuskular) dengan dosis 0,5mL. Imunisasi

yang lain diberikan sesuai indikasi (Lily Yulaikhah, 2009).

B. Kebutuhan Fisik Travelling Pada Ibu Hamil

Walaupun perjalanan itu sendiri bukanlah penyebab abortus atau

persalinan prematur, tetap direkomendasikan tindakan kewaspadaan

tertentu. Ibu hamil yang tidak menggunakan sabuk pengaman di dalam

kendaraan merisikokan keselamatan bayi dan dirinya sendiri. Kematian

ibu akibat cedera merupakan penyebab paling umum kematian janin

(Crosby, 1983). Penyebab umum kedua ialah separasi plasenta. Kontur

tubuh berubah akibat kekuatan benturan. Rahim sebagai organ berotot

dapat beradaptasi untuk menyesuaikan bentuk tubuh. Plasenta kurang

dapat menyesuaikan diri, sehingga terjadi separasi plasenta. Pemakaian

sabuk pengaman, sabuk pengaman baik di pinggang maupun di bahu,

harus dikenakan. Sabuk di pinggang harus dikenakan agak rendah, yaitu

di sekitar pangkal paha dan regangan senyaman mungkin. Sabuk bahu

harus dikenakan di atas rahim wanita hamil dan di bawah leher untuk

menghindari cedera. Wanita hamil harus duduk dengan posisi tegak.

Sandaran kepala harus dipakai untuk menghindari cedera benturan.

Pada dataran tinggi, kadar oksigen yang rendah dapat

menyebabkan hipoksia janin, terutama bila wanita tersebut anemia

(Barry, Bia, 1989). Ibu hamil yang melakukan banyak perjalanan

memiliki kemungkinan mengalami kecelakaan yang serius dan

kemungkinan tidak mendapat perawatan maternitas yang baik. Selain

itu, rasa letih dan tegang, perubahan kebiasaan sehari-hari, dan

makanan yang dikonsumsi sepanjang perjalanan yang panjang tidak

menguntungkan.

4

Page 5: Kebutuhan traveling dan imunisasi pada ibu hamil

Apabila perjalanan panjang tidak dapat dihindari, maka perjalanan

ini sebaiknya dilakukan dengan menumpang pesawat. Menurut

peraturan penerbangan di Amerika Serikat, ibu hamil pada bulan

terakhir kehamilannya tidak diperbolehkan naik pesawat tanpa surat

dari tenaga kesehatan. Kebanyakan maskapai penerbangan dari luar

negeri hanya memperbolehkan ibu hamil menumpang pesawat sampai

usia kehamilan 35 minggu. Perjalanan udara itu sendiri memiliki risiko

bahaya yang kecil. Magnetometer yang digunakan di bagian keamanan

pelabuhan udara tidak membahayakan janin. Duduk diam di kursi untuk

waktu yang lama dapat meningkatkan risiko tromboflebitis superfisial

atau tromboflebitis dalam. Untuk mengurangi risiko ini, ibu hamil

dianjurkan berjalan-jalan selama 15 menit setiap satu jam.

Apabila berpergian jauh, jadwalkan waktu untuk melakukan

gerakan bebas dan beristirahat. Sambil duduk, ibu hamil dapat

melakukan latihan napas dalam, memutar-mutar kaki, dan secara

bergantian mengencangkan dan melemaskan otot di bagian tubuh yang

berlainan. Hindari keletihan.

Banyak wanita hamil mengalamai rasa tidak bebas bila berpergian

naik kendaraan. Mereka merasa takut akan keselamatan bayinya yang

belum lahir (Pendekatan Pengajaran). Berikut ini adalah pendekatan

pengajaran yang dapat dilakukan demi keamanan saat travelling selama

masa hamil :

Adaptasi maternal terhadap kehamilan meliputi relaksasi sendi,

perubahan pusat titik berat, terjadinya pingsan, dan rasa tidak nyaman.

Masalah koordinasi dan keseimbangan sering timbul. Oleh karena itu,

ibu hamil harus memperhatikan petunjuk berikut ini:

1. Gunakan mekanika tubuh yang baik

2. Gunakan alat pengaman kendaraan; sabuk pengaman, sabuk bahu,

dan sandaran kepala, kaca mata pelindung, helm, dan alat lain yang

tersedia.

5

Page 6: Kebutuhan traveling dan imunisasi pada ibu hamil

3. Hindari aktivitas yang membutuhkan koordinasi, keseimbangan,

dan konsentrasi.

4. Upayakan untuk beristirahat, susun jadwal baru untuk aktivitas

harian yang memungkinkan ibu hamil mendapat cukup istirahat

dan relaksaisi.

5. Perkembangan embiro dan janin sangat mudah dipengaruhi zat

teratogen lingkungan. Banyak senyawa kimia berbahaya di dalam

rumah, kebun, dan tempat pekerjaan: cairan pembersih, cat, cairan

semprot, herbisida, dan pestisida. Tanah dan air yang tersedia

kemungkinan juga tidak aman. Oleh karena itu, ibu hamil harus

mematuhi pedoman beerikut :

a. Baca semua label untuk mengetahui isi suatu barang dan cara

penggunaan yang benar.

b. Usahakan cukup ventilasi udara bersih

c. Buang sampah dengan baik

d. Kenakan sarung tangan saat bekerja menggunakan bahan

kimia

e. Pindah ke bagian lain atau pindah pekerjaan bila perlu

f. Hindari tempat-tempat yang tinggi (bukan di dalam pesawat

yang tekanan udaranya diatur), yang dapat membutuhkan

oksigen.

Wanita hamil harus berhati-hati dalam membuat rencana perjalanan

yang cenderung lama atau melelahkan. Duduk diam untuk waktu yang

lama dapat menimbulkan ketidaknyamanan dan mengakibatkan

gangguan sirkulasi serta edema tungkai karena tergantung. Sabuk

pengaman pada kendaraan harus dikenakan tanpa menekan bagian perut

yang menonjol.

Bepergian juga menimbulkan masalah lain. Biasanya perjalanan

jauh akan meletihkan dan asupan makanan serta minuman cenderung

berbeda dengan yang biasa dialami. Konstipasi atau diare terjadi dalam

perjalanan, dan jugadengn berada ditempat lain, terdapat ketidakpastian

dalam memperoleh pelayanan medic yang memuaskan.

6

Page 7: Kebutuhan traveling dan imunisasi pada ibu hamil

Dilain pihak, pasangan suami-isteri mungkin merasa bahwa saat ini

merupakan kesempatan terakhir bagi mereka untuk dapat bepergian

dengan bebas dan kesempatan ini tidak akan mereka peroleh selama

beberapa tahun mendatang karena sesudah itu mereka akan terikat

dengan berbagai pembatasan dan persoalan yang berhubungan dengan

bayi. Jelas tidak diragukan bahwa bentuk liburan semacam ini yang

memberikan suasana tenang, udara bersih, makanan yang lezat,

olahraga yang menyenangkan dan banyak istirahat, sangat bermanfaat

bagi pasangan yang menantikan kehadiran puteranya. Berikut ini adalah

tips ringkas , bagi wanita hamil yang akan berpergian atau travelling :

a. Jangan terlalu lama dan melelahkan

b. Duduk lama-statis vena (vena stagnasi) menyebabkan

tromboflebitis dan kaki bengkak.

c. Berpergian dengan pesawat udara boleh, tidak ada bahaya

hipoksia, dan tekanan udara oksigen yang cukup dalam

pesawat udara(Lily Yulaikhah, 2009).

7

Page 8: Kebutuhan traveling dan imunisasi pada ibu hamil

BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Kehamilan bukan saat untuk memulai program imunisasi

terhadap berbagai penyakit yang dapat dicegah. Setiap bahan (atau

setiap kontak dengan mikroorganisme) yang dapat menaikkan suhu

tubuh dengan tajam harus dihindari. Vaksinasi rubela, tifoid, dan

influenza tidak diberikan selama kehamilan karena kemungkinan

adanya akibat yang membahayakan janin.

Wanita hamil harus berhati-hati dalam membuat rencana

perjalanan yang cenderung lama atau melelahkan. Duduk diam untuk

waktu yang lama dapat menimbulkan ketidaknyamanan dan

mengakibatkan gangguan sirkulasi serta edema tungkai karena

tergantung. Sabuk pengaman pada kendaraan harus dikenakan tanpa

menekan bagian perut yang menonjol.

Bepergian juga menimbulkan masalah lain. Biasanya perjalanan

jauh akan meletihkan dan asupan makanan serta minuman cenderung

berbeda dengan yang biasa dialami. Konstipasi atau diare terjadi dalam

perjalanan, dan jugadengn berada ditempat lain, terdapat ketidakpastian

dalam memperoleh pelayanan medic yang memuaskan.

B. SARAN

Diharapkan dengan mempelajari makalah ini kita dapat lebih

memperhatikan dan mengetahui cara memberikan pendidikan kesehatan

dan memberikan asuhan yang tepat bagi ibu hamil.

8

Page 9: Kebutuhan traveling dan imunisasi pada ibu hamil

DAFTAR PUSTAKA

Yulaikhah, Lily. 2009. Kehamilan : Seri Asuhan Kebidanan. Jakarta:

Penerbit Buku Kedokteran EGC

Mochtar, Rustam. 1998. Sinopsis Obstetri Jilid 1 Edisi 2. Jakarta: Penerbit

Buku Kedokteran EGC

M. Kriebs, Jan, Carolyn L. Gegor. 2009. Buku Saku Asuhan Kebidanan

Varney Edisi 2. Jakarta: Penerbit Kedokteran EGC

Maryanah, dkk. 2006. Asuhan Kebidanan Antenatal. Jakarta: Penerbit Buku

Kedokteran EGC

A. Wijiyarini,Maria, Peter I. Anugerah. 1996. Buku Ajar Keperawatan

Maternitas Edisi 4. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC

Farrer, Helen. 1996. Perawatan Maternitas (Maternity Care) Edisi 2. Jakarta:

Penerbit Buku Kedokteran EGC

9

Page 10: Kebutuhan traveling dan imunisasi pada ibu hamil

LAMPIRAN

A. Bagan Imunisasi Pada Ibu Hamil

Vaksin Pertimbangan

PenggunaanJi

ka Ada

Indikasi

Dikontraindikasi Keterangan

Hepatitis A Keamanan dalam

kehamilan tidak

diketahui; secara teoritis

risikonya rendah

Pada wanita yang

berisiko tinggi terpajan

hepatitis A harus

dipertimbangkan antara

risiko terinfeksi virus

tersebut dengan risiko

vaksinasi

Hepatitis B X Direkomendasikan untuk

wanita hamil dan

menyusuhi yang berisiko

terinfeksi virus hepatitis

B

Influenza

(Inaktif)

X Wanita yang hamil ketika

musim influenza harus

divaksinasi pada

trimester berapa pun

Influenza

(LAIV)

X Gunakan vaksin

influenza inaktif pada

kehamilan

Campak X Lihat keterangan Rubela

Gondong X Lihat keterangan Rubela

10

Page 11: Kebutuhan traveling dan imunisasi pada ibu hamil

Pneumokok

us

Keamanan pada trimester

pertama belum

dievaluasi, namun tidak

ada efek merugikan

dilaporkan pada bayi

baru lahir yang ibunya

divaksinasi ketika hamil

Polio (IPV) Berdasarkan teori,

vaksinasi pada wanita

hamil harus dihindari.

Apabila berisiko

terinfeksi, IPV dapat

diberikan.

Rubela X Vaksin MMR tidak boleh

diberikan kepada wanita

hamil. Secara teoritis,

risiko pada hamil tidak

dapat dihindarkan. Oleh

karena itu, wanita harus

diberi konseling untuk

mencegah kehamilan

pada 28 hari setelah

vaksinasi. Jika wanita

hamil divaksinasi, atau ia

kemudian hamil dalam

empat minggu setelah

vaksinasi MMR, berikan

konseling mengenai

kemungkinan efeknya

pada janin yang teoritis;

namun, vaksinasi MMR

pada kehamilan bukan

11

Page 12: Kebutuhan traveling dan imunisasi pada ibu hamil

alasan untuk mengakhiri

kehamilan

Tetanus /

Difteri

X Toksoid tetanus

dandifteri (Td)

diindikasikan secara rutin

bagi wanita hamil

Wanita hamil yang sudah

divaksinasi Td dan belum

divaksinasi lagidalam 10

tahun terakhir harus

mendapat dosis booster

Varisela X Efek pada janin tidak

diketahui. Oleh karena

itu, wanita hamil tidak

boleh divaksinasi.

Wanita tidak hamil harus

mencegah kehamilan

dalam satubulan.

Anggota keluarga wanita

hamil tidak ada

kontraindikasi untuk

divaksinasi. Apabila

wanita hamil divaksinasi

atau ia kemudian hamil

dalam kurun waktu

empat minggu, berikan

konseling tentang

kemungkinan efek pada

janin secara toeritis.

Vaksinasi varisela pada

kehamilan bukan alas an

umum untuk mengakhiri

12

Page 13: Kebutuhan traveling dan imunisasi pada ibu hamil

kehamilan. Pada wanita

hamil yang rentan dan

telah terpajan, pemberian

VZIG [Varicella Zoster

Immune Globulin] harus

benar-benar

dipertimbangkan manfaat

dan risikonya.

Antraks Penelitian tentang

penggunaan vaksin

antraks pada kehamilan

belum ada yang

diterbitkan. Vaksinasi

antraks diberikan jika

manfaat yang diperoleh

melebihi risikonya pada

janin.

BCG X Meskipun vaksin BCG

tidak menimbulkan efek

berbahaya bagi janin,

penggunaanya tidak

dianjurkan selama

kehamilan

Japanese

Encephalitis

(JE)

Tidak ada data spesifik

tentang keamanan vaksin

JE pada kehamilan.

Secara teoritis, vaksinasi

berisiko bagi janin. Oleh

karena itu, vaksinasi

tidak boleh diberikan

secara rutin selama

kehamilan. Wanita hamil

13

Page 14: Kebutuhan traveling dan imunisasi pada ibu hamil

yang melakukan

perjalanan ketempat yang

berisiko tinggi JE harus

divaksinasi jika risiko

infeksi pada janin dan

ibu melebihi risiko

teoritis.

Meningoko

kus

X Vaksin terbukti aman dan

efektif jika diberikan

kepada wanita hamil.

Rabies X Perjalanan rabies yang

tidak ditangani secara

adekuat akan berakibat

fatal. Vaksinasi rabies

tidak menyebabkan

abnormalitas janin. Oleh

karena itu, profilaksis

paska pajanan

diindikasikan pada

kehamilan.

Tifoid

(Parental

dan Ty21a)

X Tidak ada laporan

tentang penggunaan

salah satu diantara tiga

vaksin tifoid pada wanita

hamil.

Vaksinia

(Variola )

Vaksin vaksinasia tidak

boleh diberikan secara

rutin kaepada wanita

hamil. Vaksin ini dapat

diketahui dapat

menyebabkan

malformasi kongenital,

14

Page 15: Kebutuhan traveling dan imunisasi pada ibu hamil

namun dilaporkan dapat

menyebabkan infeksi

janin kendati jarang, dan

infeksi tersebut terjadi

hampir selalu setelah

vaksinasi primer pada

ibu. Wanita hamil yang

jelas terpajan virus

variola (mis, wajah-ke-

wajah, dalam rumah, atau

kontak dekat dengan

pasien variola) harus

divaksinasi. Inveksi

variola pada wanita

hamil dapat

mengakibatkan infeksi

yang lebih berat dari

pada infeksi pada wanita

tidak hamil. Risiko

akibat variola klinis pada

ibu dan janin jauh lebih

besardari pada risiko

vaksinasi.

Demam

kuning

Keamanan vaksinasi

demam kuning selama

kehamilan belum

dipastikan. Berikan

hanya jika perjalanan

kedaerah endemic tidak

dapat dihindari dan jika

terdapat peningkatan

risiko perjalanan.

15

Page 16: Kebutuhan traveling dan imunisasi pada ibu hamil

Sumber : M. Kriebs, Jan, Carolyn L. Gegor. 2009. Buku Saku Asuhan

Kebidanan Varney Edisi 2. Jakarta: Penerbit Kedokteran

EGC

B. Bagan Pemberian Suntikan Tetanus Toksoid

Antigen Interval waktu Lama

perlindungan

Presentase

perlindungan

TT 1 Kujungan 1

ANC

TT 2 4 minggu

setelah TT 1

3 tahun⁺ 80

TT 3 4 minggu

setelah TT 2

5 tahun 95

TT 4 4 minggu

setelah TT 3

10 tahun 99

TT 5 4 minggu

setelah TT 4

Tahun/seumur

hidup

99

⁺Artinya apabila dalam waktu 3 tahun wanita usia subur tersebut

melahirkan, maka yang dilahirkan akan terlindung dari tetanus

neonatorum.

Sumber: Maryanah, dkk. 2006. Asuhan Kebidanan Antenatal. Jakarta:

Penerbit Buku Kedokteran EGC

16