STUDI PENGETAHUAN TENTANG KELENGKAPAN IMUNISASI … · ABSTRAK Studi Pengetahuan Tentang...

80
STUDI PENGETAHUAN TENTANG KELENGKAPAN IMUNISASI TETANUS TOXOID (TT) PADA IBU HAMIL DI PUSKESMAS MEKAR KOTA KENDARI TAHUN 2016 KARYA TULIS ILMIAH Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Dalam Menyelesaikan Pendidikan pada Program Studi Diploma III Jurusan Kebidanan Poltekkes Kemenkes Kendari Disusun Oleh: HASLIAN NOVIYANTI NIM: P00324013079 KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN KENDARI JURUSAN KEBIDANAN PROGRAM STUDI DIII KEBIDANAN TAHUN 2016

Transcript of STUDI PENGETAHUAN TENTANG KELENGKAPAN IMUNISASI … · ABSTRAK Studi Pengetahuan Tentang...

  • STUDI PENGETAHUAN TENTANG KELENGKAPAN IMUNISASI TETANUS TOXOID (TT) PADA IBU HAMIL DI PUSKESMAS

    MEKAR KOTA KENDARI TAHUN 2016

    KARYA TULIS ILMIAH

    Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Dalam Menyelesaikan Pendidikan pada Program Studi Diploma III Jurusan Kebidanan Poltekkes Kemenkes Kendari

    Disusun Oleh:

    HASLIAN NOVIYANTI NIM: P00324013079

    KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN KENDARI

    JURUSAN KEBIDANAN PROGRAM STUDI DIII KEBIDANAN

    TAHUN 2016

  • SURAT PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

    Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

    Nama : Haslian Noviyanti

    NIM : P00324013079

    Program Studi : Kebidanan

    Judul KTI : Studi Pengetahuan Tentang Kelengkapan Imunisasi

    Tetanus Toxoid (TT) pada Ibu Hamil di Puskesmas

    Mekar Kota Kendari Tahun 2016

    Menyatakan dengan sebenarnya bahwa Tugas Akhir yang saya tulis ini

    benar-benar hasil karya saya sendiri, bukan merupakan pengambilalihan

    tulisan atau pikiran orang lain yang saya akui sebagai tulisan atau pikiran

    saya sendiri. Apabila dikemudian hari dapat dibuktikan bahwa Tugas Akhir ini

    adalah hasil jiplakan, maka saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan

    tersebut.

    Kendari, Agustus 2016

    Yang Membuat

    Pernyataan

    Penulis

  • RIWAYAT HIDUP

    A. Identitas Diri

    1. Nama : Haslian Noviyanti

    2. Tempat dan Tanggal Lahir : Kendari, 10 November 1995

    3. Jenis Kelamin : Perempuan

    4. Agama : Islam

    5. Suku/Kebangsaan : Tolaki/Indonesia

    6. Alamat : Jalan Pertanian No. 31

    B. Pendidikan

    1. SDN 02 Baruga Tamat Tahun 2007

    2. Mts.s Pesantren Ummushabri Kendari Tamat Tahun 2010

    3. Madrasah Aliyah Negeri 01 Kendari Tamat Tahun 2013

    4. Terdaftar Sebagai Mahasiswa Poltekkes Kendari Jurusan Kebidanan Tahun

    2013 Sampai Sekarang

  • KATA PENGANTAR

    Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas

    berkat Rahmat dan Karunia-Nyalah sehingga penulis dapat diberi kekuatan,

    kesehatan dan kesempatan untuk menyelesaikan penulisan Karya Tulis

    Ilmiah walaupun dalam bentuk yang sederhana, yang merupakan salah satu

    syarat dalam menyelesaikan Pendidikan Diploma III Kebidanan Poltekkes

    Kendari dengan judul “Studi Pengetahuan tentang Kelengkapan Imunisasi

    Tetanus Toxoid (TT) Pada Ibu Hamil di Puskesmas Mekar Kota Kendari

    Tahun 2016”.

    Penghargaan yang setinggi-tingginya khususnya kepada Ibu Aswita,

    S.Si.T,MPH selaku pembimbing I dan Ibu Nasrawati, S.Si.T,MPH selaku

    pembimbing II yang telah meluangkan waktunya untuk memberikan

    bimbingan dan arahan dalam proses penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini

    hingga selesai.

    Ucapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada semua pihak,

    baik lembaga maupun pribadi sebagaimana penulis sebutkan dibawah ini:

    1. Bapak Petrus, SKM, M.Kes selaku Direktur Politeknik Kesehatan Kendari.

    2. Kepala Puskesmas Mekar ibu Hj. Hadijah, SKM, M.Kes beserta seluruh

    staf yang telah memberi izin penenlitian

    3. Ibu Halijah,SKM,M.Kes selaku Ketua Jurusan Kebidanan Politeknik

    Kesehatan Kendari.

  • 1. Ibu Wahida S, S.Si.T., M.Keb., selaku Penguji I, Ibu Wa Ode Asma Isra,

    S.Si.T., M.Kes., selaku Penguji II, dan Ibu Farming, S.ST., M.Keb., selaku

    Penguji III.

    2. Seluruh Dosen dan staf pengajar Poltekkes Kemenkes Kendari Jurusan

    Kebidanan yang telah banyak membantu dan memberikan ilmu

    pengetahuan maupun motivasi selama mengikuti pendidikan di Poltekkes

    Kemenkes Kendari.

    3. Teristimewa kepada ayahanda Hasmudin, S.Pd., dan ibunda Harlian

    tercinta yang telah mengasuh, membesarkan dengan cinta dan penuh

    kasih sayang, serta memberikan dorongan moril, material dan spiritual,

    serta saudara-saudaraku, terima kasih atas pengertiannya selama ini.

    4. Seluruh rekan-rekan mahasiswa Poltekkes Kemenkes Kendari Jurusan

    Kebidanan angkatan 2013.

    Tiada yang dapat penulis berikan kecuali memohon kepada Allah

    SWT, semoga segala bantuan dan andil yang telah diberikan oleh semua

    pihak selama ini mendapat berkah dari Allah SWT. Akhir kata penulis

    mengharapkan semoga karya tulis ilmiah ini dapat menambah khasanah ilmu

    pengetahuan serta dapat bermanfaat bagi kita semua, Amin.

    Kendari, Juli 2016

    Penulis

  • ABSTRAK

    Studi Pengetahuan Tentang Kelengkapan Imunisasi Tetanus Toxoid (TT) pada Ibu Hamil di Puskesmas Mekar Kota Kendari Tahun 2016

    Haslian Noviyanti 1, Aswita 2, Nasrawati 2

    Latar Belakang: Di Indonesia 9,8% (18.032) dari 184 ribu kelahiran bayi menghadapi kematian karena cakupan imunisasi Tetanus Toksoid yang rendah (WHO, 2013). Imunisasi dilakukan dengan maksud untuk menurunkan angka mortalitas dan morbiditas yang merupakan salah satu program dari Puskesmas. Bila ibu hamil tidak mendapatkan imunisasi Tetanus Toksoid (TT) dapat menyebabkan bayi rentan terhadap penyakit Tetanus Neonatorium. Tujuan Penelitian: untuk mengetahui pengetahuan tentang kelengkapan imunisasi Tetanus Toxoid (TT) pada ibu hamil di Puskesmas Mekar Kota Kendari Tahun 2016. Metode Penelitian: Jenis penelitian yang digunakan adalah jenis penelitian deskriptif. Penelitian ini telah dilakukan di Puskesmas Mekar Tahun 2016. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Juli 2016. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu hamil di Puskesmas Mekar Kota Kendari Periode Maret-Mei 2016 sebanyak 115 ibu hamil, dengan junmlah sampel sebanyak 54 responden. Hasil Penelitian: Menunjukkan bahwa pengetahuan yang baik tentang kelengkapan imunisasi TT pada ibu hamil terdapat pada kelompok umur 20 – 35 tahun (11,1%) dan umur > 35 tahun (27,8%), pengetahuan yang baik tentang kelengkapan imunisasi TT terdapat pada tingkat pendidikan menengah (37,0%), dan pengetahuan yang baik tentang kelengkapan imunisasi TT terdapat pada ibu yang mendapatkan informasi melalui tenaga kesehatan (13,0%) dan melalui keluarga (22,2%).

    Kata Kunci : Umur, Pendidikan, Sumber Informasi dan Pengetahuan Daftar Pustaka : 40 (2005-2015) 1. Mahasiswa Poltekkes Kemenkes Kendari Jurusan Kebidanan 2. Dosen Poltekkes Kemenkes Kendari Jurusan Kebidanan

  • DAFTAR ISI

    HALAMAN JUDUL ............................................................................... i

    HALAMAN PERSETUJUAN ................................................................ ii

    HALAMAN PENGESAHAN ................................................................. iii

    SURAT PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN .................................... iv

    RIWAYAT HIDUP ................................................................................ v

    KATA PENGANTAR ............................................................................ vi

    ABSTRAK ............................................................................................ viii

    DAFTAR ISI .......................................................................................... ix

    DAFTAR TABEL .................................................................................. xi

    DAFTAR GAMBAR .............................................................................. xii

    DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................... xiii

    BAB I PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang ............................................................... 1

    B. Rumusan Masalah ......................................................... 5

    C. Tujuan Penelitian ............................................................ 5

    D. Manfaat Penelitian .......................................................... 6

    E. Keaslian Penelitian ......................................................... 6

    BAB II TINJAUAN PUSTAKA

    A. Telaah Pustaka ............................................................. 8

    1. Tinjauan Tentang Pengetahuan ............................... 8

    2. Tinjauan Tentang Imunisasi ..................................... 15

    3. Tinjauan Tentang Imunisasi Tetanus Toxoid (TT) ... 18

    4. Tinjauan Tentang Kehamilan ................................... 21

    B. Landasan Teori .............................................................. 25

    C. Kerangka Konsep ......................................................... 27

  • BAB III METODE PENELITIAN

    A. Jenis Penelitian .............................................................. 28

    B. Tempat Penelitian ......................................................... 28

    C. Waktu Penelitian ........................................................... 28

    D. Populasi dan Sampel .................................................... 28

    E. Variabel Penelitian ........................................................ 30

    F. Definisi Operasional ...................................................... 30

    G. Instrumen Penelitian ...................................................... 31

    H. Prosedur Pengumpulan Data ........................................ 32

    I. Pengolahan Data ........................................................... 32

    J. Penyajian Data ............................................................... 34

    K. Analisis Data ................................................................. 34

    BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

    A. Hasil Penelitian .............................................................. 35

    B. Pembahasan ................................................................. 42

    BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

    A. Kesimpulan .................................................................... 52

    B. Saran ............................................................................. 52

    DAFTAR PUSTAKA

    LAMPIRAN

  • DAFTAR TABEL

    Tabel Halaman

    1. Target dan Capaian Imunisasi TT pada Ibu Hamil di Puskesmas Mekar Kota Kendari Tahun 2015 ......................................................... 4

    2. Distribusi Ketenagaan Sesuai Bidang Profesi Puskesmas Mekar Kota Kendari ............................................................................... 37

    3. Distribusi Responden Menurut Umur Ibu Hamil di Puskesmas Mekar Kota Kendari .................................................................... 37

    4. Distribusi Responden Menurut Pendidikan Ibu Hamil di Puskesmas Mekar Kota Kendari ................................................. 38

    5. Distribusi Responden Menurut Sumber Informasi yang Diperoleh Ibu Hamil di Puskesmas Mekar Kota Kendari ............................. 38

    6. Distribusi Responden Menurut Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Kelengkapan Imunisasi TT di Puskesmas Mekar Kota Kendari .. 39

    7. Distribusi Responden Menurut Pengetahuan Tentang Kelengkapan Imunisasi TT pada Ibu Hamil Berdasarkan Umur di Puskesmas Mekar Kota Kendari ............................................. 39

    8. Distribusi Responden Menurut Pengetahuan Tentang Kelengkapan Imunisasi TT pada Ibu Hamil Berdasarkan Pendidikan di Puskesmas Mekar Kota Kendari ................................................. 40

    9. Distribusi Responden Menurut Pengetahuan Tentang Kelengkapan Imunisasi TT pada Ibu Hamil Berdasarkan Sumber Informasi di Puskesmas Mekar Kota Kendari ............................................. 41

  • DAFTAR GAMBAR

    Gambar Halaman

    1. Kerangka Konsep Penelitian ............................................................. 27

  • DAFTAR LAMPIRAN

    Lampiran

    1. Surat Permohonan Pengisian Kuesioner

    2. Surat Pernyataan Persetujuan Responden

    3. Kuesioner Penelitian

    4. Master Tabel

    5. Ijin Penelitian

  • BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang

    Imunisasi tetanus toxoid merupakan perlindungan terbaik untuk

    melawan penyakit tetanus. Oleh karena itu, imunisasi tetanus toxoid

    sangat penting bagi wanita dan sebaiknya dilakukan sesuai dengan

    jadwal yang telah ditentukan. Wanita dan keluarganya harus

    merencanakan untuk memilih tempat persalinan yang bersih dan aman

    serta tenaga kesehatan yang terampil untuk mencegah penyakit tetanus

    neonatorum, selain itu tali pusat bayi harus tetap dijaga agar tetap bersih

    dan kering setelah lahir sampai lepas (Ranuh, 2008).

    Menurut survey yang dilakukan WHO (World Health Organization) pada

    tahun 2008, derajat kesehatan penduduk dengan membandingkan angka

    kematian penduduk terhadap beberapa penyakit yang dapat dicegah dengan

    imunisasi, diperoleh data sebagai berikut: Measles (morbiliti, Campak) ada

    540.000 kematian, Pertusis ada 249.000 kematian, tetanus neonatorum ada

    198.000 kematian, Diphteria ada 4.000 kematian, dan poliomyelitis ada

  • dibayangkan meningkatnya sakit berat dan kematian akibat tetanus pada bayi

    baru lahir, anak-anak atau orang dewasa (Hadinegoro, 2011).

    Proporsi kematian janin yang disebabkan karena tetanus neonatorum di

    Indonesia cukup tinggi yaitu 67%. Dalam upaya pencegahan tetanus

    neonatorum maka imunisasi diarahkan kepada pemberian perlindungan bayi

    baru lahir dalam minggu-minggu pertama melalui ibu. Eliminasi Tetanus

    Neonatorum (ETN) merupakan salah satu target yang harus dicapai sebagai

    tindak lanjut dari world summit for children yaitu insidens 1/10.000 kelahiran

    hidup pada tahun 2000 (Marimbi, 2010). Namun program ETN belum

    terlaksana dengan sepenuhnya (Ranuh, 2011).

    Dalam program imunisasi seorang wanita diharuskan untuk

    mendapatkan vaksin tetanus toxoid sebanyak 5 kali. Hal ini dimaksudkan

    untuk memberikan perlindungan seumur hidup bagi dirinya. Dengan demikian,

    setiap wanita usia subur (wus) telah mendapat perlindungan untuk bayi yang

    akan dilahirkannya terhadap bahaya tetanus neonatorum. Menurut WHO 85–

    99% imunisasi tetanus toxoid telah berhasil merangsang tubuh untuk membuat

    antibody (Lisnawaty, 2011).

    Di Indonesia 9,8% (18.032) dari 184 ribu kelahiran bayi menghadapi

    kematian karena cakupan imunisasi Tetanus Toksoid yang rendah (WHO,

    2013). Imunisasi dilakukan dengan maksud untuk menurunkan angka

    mortalitas dan morbiditas yang merupakan salah satu program dari

    Puskesmas. Bila ibu hamil tidak mendapatkan imunisasi Tetanus Toksoid (TT)

    dapat menyebabkan bayi rentan terhadap penyakit Tetanus Neonatorium.

    Pada saat ibu memeriksakan kehamilan, ibu hamil diberikan suntikan

  • imunisasi Tetanus Toksoid. Pemberian vaksin tetanus toksoid melalui suntikan

    diperlukan untuk melindungi ibu dan bayi terhadap Tetanus Neonatorium.

    Sosialisasi imunisasi TT perlu dilakukan mengingat masih banyak ibu hamil

    yang belum mengetahui manfaat imunisasi TT bagi ibu itu sendiri dan bayi

    yang dikandungnya dan berapa kali pemberian imunisasi TT serta jarak antara

    pemberian imunisasi TT1 dan TT2.

    Berdasarkan laporan dari Kementerian Kesehatan tahun 2014, cakupan

    imunisasi TT di Indonesia masih tergolong cukup rendah, ini dapat dilihat

    dengan jumlah ibu hamil sebanyak 5.290.235 yang melakukan TT1 sebanyak

    1.239.173 (23,4%) dan untuk TT2 sebanyak 1.155.907 (21,8%) (Kemenkes RI,

    2014).

    Provinsi Sulawesi Tenggara berdasarkan hasil sensus penduduk tahun

    2010, jumlah penduduk mencapai 12.985.075 jiwa, dengan jumlah penduduk

    perempuan 6.506.024 jiwa. Cakupan imunisasi Tetanus Toksoid tahun 2013

    dengan jumlah ibu hamil sebanyak 331.834, pencapaian imunisasi TT1

    131.034 (39,6%) dan TT2 112.027 (33,8%). Pada tahun 2014 dengan jumlah

    ibu hamil sebanyak 338.258 untuk TT1 38.689 (11.4%) dan TT2 35.548

    (10,5%) (Dinkes Prov. Sultra, 2015).

    Kesadaran masyarakat khususnya ibu-ibu hamil untuk melakukan

    Imunisasi Tetanus Toksoid masih sangat rendah, hal ini dapat dilihat dengan

    rendahnya cakupan imunisasi Tetanus Toksoid. Kota Kendari tahun 2013

    dengan jumlah ibu hamil sebanyak 8.500 orang dengan cakupan imunisasi

    TT1 538 (6,33%) dan TT2 1.522 (17,91%) dan pada tahun 2014 dengan

  • jumlah ibu hamil sebesar 12.407 dengan cakupan imunisasi TT1 318 (2,56%)

    dan TT2 274 (2,20%) (Dinkes Kota Kendari, 2015).

    Untuk wilayah kerja Puskesmas Mekar Kota Kendari pada tahun 2015,

    jumlah penduduk sebanyak 14.617 jiwa dengan wilayah kerja dua Kelurahan,

    dimana terdapat sebanyak 469 ibu hamil, sedangkan ibu hamil pada periode

    Maret – Mei 2016 sebanyak 115 ibu hamil. Untuk lebih jelasnya target dan

    capaian ibu hamil yang mendapatkan imunisasi TT disajikan sebagai berikut:

    Tabel 1. Target dan Capaian Imunisasi TT pada Ibu Hamil di Puskesmas Mekar Kota Kendari Tahun 2015.

    Imunisasi TT Target Cakupan

    Jumlah % Jumlah %

    TT 1 329 70,1 127 38,6

    TT 2 292 62,3 119 40,8

    TT 3 334 71,2 93 27,8

    TT 4 321 68,4 69 21,5

    TT 5 304 64,8 83 27,3

    Sumber: Puskesmas Mekar, 2015.

    Berdasarkan tabel di atas, jumlah target pencapaian imunisasi TT

    di Puskesmas Mekar tidak sesuai dengan jumlah cakupan imunisasi TT

    yang diberikan karena masih banyak ibu hamil yang tidak mendapatkan

    imunisasi TT secara lengkap pada tahun 2015. Walaupun program

    imunisasi TT telah dilaksanakan, tetapi jangkauan imunisasi TT bagi ibu hamil

    di wilayah kerja Puskesmas Mekar masih jauh dari harapan, disebabkan

    masih kurangya informasi tentang manfaat dan pelaksanaan program

    imunisasi TT.

    Faktor yang mempengaruhi rendahnya cakupan imunisasi TT di wilayah

    kerja Puskesmas Mekar adalah kurangnya kegiatan promosi kesehatan di

  • Puskesmas Mekar serta rendahnya pengetahuan masyarakat terhadap

    imunisasi TT walau imunisasi tersebut dapat diperoleh secara gratis di tempat

    pelayanan kesehatan pemerintah.

    Berdasarkan uraian di atas, maka penulis telah melakukan

    penelitian dengan judul “Studi Pengetahuan Tentang Kelengkapan

    Imunisasi Tetanus Toxoid (TT) pada Ibu Hamil di Puskesmas Mekar Kota

    Kendari Tahun 2016”.

    B. Rumusan Masalah

    Berdasarkan latar belakang di atas, maka perumusan masalah

    dalam penelitian ini adalah: “Bagaimanakah Pengetahuan Tentang

    Kelengkapan Imunisasi Tetanus Toxoid (TT) pada Ibu Hamil di

    Puskesmas Mekar Kota Kendari Tahun 2016”?

    C. Tujuan Penelitian

    1. Tujuan Umum

    Tujuan umum penelitian ini adalah untuk mengetahui

    pengetahuan tentang kelengkapan imunisasi Tetanus Toxoid (TT) pada

    ibu hamil di Puskesmas Mekar Kota Kendari Tahun 2016.

    2. Tujuan Khusus

    Tujuan khusus penelitian ini adalah:

    a. Untuk memperoleh informasi pengetahuan kelengkapan imunisasi

    Tetanus Toxoid (TT) pada ibu hamil berdasarkan umur.

    b. Untuk memperoleh informasi pengetahuan kelengkapan imunisasi

    Tetanus Toxoid (TT) pada ibu hamil berdasarkan pendidikan.

  • c. Untuk memperoleh informasi pengetahuan kelengkapan imunisasi

    Tetanus Toxoid (TT) pada ibu hamil berdasarkan sumber informasi.

    D. Manfaat Penelitian

    1. Bagi masyarakat khususnya ibu hamil

    Dapat memberikan informasi tentang kelengkapan imunisasi

    TT, sehingga masyarakat khususnya ibu hamil mendapatkan

    pelayanan imunisasi TT secara lengkap

    2. Bagi petugas kesehatan

    Dapat memberikan masukan dan dapat digunakan sebagai

    bahan pertimbangan dalam meningkatkan hasil cakupan imunisasi TT

    pada ibu hamil untuk menurunkan angka kesakitan dan kematian bayi

    akibat Tetanus Neonaturum dan meningkatkan keterampilan

    pengetahuan tentang kelengkapan imunisasi TT.

    3. Bagi peneliti

    Dengan dilaksanakannya penelitian ini penulis mendapat

    pengetahuan tentang ilmu penelitian yang didapatkan di bangku kuliah,

    serta dapat meningkatkan keterampilan dan wawasan terhadap

    penelitian

    E. Keaslian Penelitian

    1. Sri Lestari (2012). Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Imunisasi

    Tetanus Toxoid Di Forum Kesehatan Desa Purwosuman Sidoharjo

    Sragen. Jumlah sampel sebanyak 40 ibu hamil. Jenis penelitian adalah

    deskriptif kuantitatif dengan teknik pengambilan sampel menggunakan

  • non random sampling dengan metode total sampling. Hasil penelitian

    dapat disimpulkan bahwa tingkat Pengetahuan Ibu Hamil tentang

    Imunisasi Tetanus Toxoid yang paling banyak pada kategori cukup

    yaitu sebanyak 24 responden (60%). Perbedaan dengan penelitian ini

    adalah penggunaan variabel penelitian, dimana pada penelitian ini

    melihat pengetahuan ibu berdasarkan umur dan tingkat pendidikan.

    Sedangkan Sri Lestari melihat tingkat pengetahuan ibu secara umum

    yakni berdasarkan tingkat pengetahuan balk, cukup balk, kurang balk.

    2. Ruspa Nora (2011). Pengetahuan dan Sikap terhadap Imunisasi

    Tetanus Toxoid dengan Kelengkapan Imunisasi Ibu Hamil di

    Kabupaten Indragiri Hulu Riau. Jumlah sampel sebanyak 293 ibu

    hamil. Metode penelitian adalah cross-sectional dengan pendekatan

    kuantitatif. Hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa ada hubungan

    antara kelengkapan imunisasi TT pada ibu hamil dengan pengetahuan

    dan sikap dimana p>0,05. Perbedaan dengan penelitian ini adalah

    penggunaan metode penelitian di mana pada penelitian ini

    menggunakan jenis penelitian deskriptif dengan teknik pengambilan

    sampel accidental sampling sedangkan Ruspa Nora menggunakan

    jenis penelitian analitik dengan teknik pengambilan sampel yaitu cross-

    sectional.

  • BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    A. Telaah Pustaka

    1. Tinjauan Tentang Pengetahuan

    a. Pengertian

    Pengetahuan merupakan hasil mengingat suatu hal, termasuk

    mengingat kembali kejadian yang pernah dialami secara sengaja

    maupun tidak sengaja dan ini terjadi setelah orang melakukan

    kontak atau pengamatan terhadap suatu objek tertentu (Wahit,

    dkk., 2008). Perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih

    langgeng dari pada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan,

    sebab perilaku itu terjadi akibat adanya paksaan atau aturan yang

    mengharuskan untuk berbuat (Mubarak, 2009).

    Menurut Notoatmodjo (2012), bahwa pengetahuan adalah

    merupakan hasil tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan

    penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi

    melalui panca indera, penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa

    dan raba. Sebagian besar pengetahuan merupakan hal yang

    sangat utuh terbentuknya tindakan seeorang (over behavior).

    Karena dalam penelitian ternyata perilaku yang didasari oleh

    pengetahuan akan langgeng daripada perilaku yang tidak didasari

    oleh pengetahuan.

    8

  • Menurut Taufik (2007), pengetahuan merupakan

    penginderaan manusia, atau hasil tahu seseorang terhadap objek

    melalui indera yang dimilikinya (mata, hidung, telinga dan lain

    sebagainya).

    b. Tingkat Pengetahuan

    Menurut Notoatmodjo (2012), bahwa pengetahuan yang

    mencakup dalam domain kognitif mempunyai 6 tingkatan yaitu:

    1) Tahu (Know)

    Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah

    dipelajari sebelumnya. Termasuk kedalam pengetahuan

    tingkatan ini adalah mengingat kembali (Recall) terhadap suatu

    yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari merupakan

    tingkatan pengetahuan yang paling rendah.

    2) Memahami (Comprehention)

    Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk

    menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui dan

    dapat menginterprestasikan materi tersebut secara benar, orang

    yang telah paham terhadap objek suatu materi harus dapat

    menjelaskan, menyimpulkan, dan meramalkan terhadap objek

    yang dipelajari.

    3) Aplikasi (Application)

    Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk

    menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi

    sebenarnya. Aplikasi disini dapat diartikan aplikasi atau

  • penggunaan hukum-hukum, rumus, metode prinsip dan

    sebagainya dalam konteks atau situasi lain.

    4) Analisis (Analysis)

    Kemampuan untuk melakukan penyelidikan terhadap

    suatu peristiwa untuk mengetahui keadaan yang sebenarnya

    untuk menjabarkan suatu materi dalam struktur organisasi.

    5) Sintesis (Synthesis)

    Sintesis menunjukkan kepada suatu kemampuan untuk

    meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian didalam suatu

    bentuk keseluruhan yang baru. Dengan kata lain sintesis adalah

    suatu kemampuan untuk menyusun formulasi yang ada.

    6) Evaluasi (Evaluation)

    Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk

    melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau

    objek. Penilaian lain berdasarkan suatu kriteria yang ditentukan

    sendiri atau menggunakan kriteria yang telah ada.

    c. Faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan

    1) Umur

    Umur adalah usia individu yang terhitung mulai saat

    dilahirkan sampai saat ulang tahun. Semakin cukup umur,

    tingkat kematangan dan kekuatan seseorang akan lebih matang

    dalam berpikir dan bekerja. Dari segi kepercayaan masyarakat,

    seseorang yang lebih dipercaya dari orang yang belum cukup

    tinggi kedewasaannya adalah seseorang yang memiliki usia

  • lebih dewasa. Hal ini sebagai akibat dari pengalaman dan

    kematangan jiwa (Nursalam, 2008).

    Umur merupakan periode terhadap pola-pola kehidupan

    yang baru, semakin bertambahnya umur akan mencapai usia

    reproduksi (Notoatmodjo, 2007).

    2) Pendidikan

    Pendidikan merupakan proses untuk menumbuh

    kembangkan seluruh kemampuan dan perilaku seseorang yang

    terjadi melalui pengajaran. Pendidikan merupakan salah satu

    faktor yang mempengaruhi pengetahuan seseorang karena

    dapat membuatnya untuk lebih mudah menerima ide-ide atau

    teknologi baru dalam mengantisipasi tingkat kebutuhan

    masyarakat yang semakin menuntut kualitas. Perubahan yang

    cepat dalam perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi

    sangat dibutuhkan yang berpengetahuan baik yang didapatkan

    dari proses selama mengikuti pendidikan. Tingkat pendidikan

    merupakan faktor yang mempengaruhi persepsi seseorang

    untuk menerima informasi yang semakin baik.

    Pendidikan adalah suatu usaha untuk mengembangkan

    kepribadian, kemampuan di dalam dan di luar sekolah dan

    berlansung seumur hidup. Makin tinggi pendidikan seseorang

    makin mudah seseorang tersebut menerima informasi. Dengan

    pendidikan tinggi maka seseorang tersebut menerima informasi

    baik dari orang lain maupun dari media massa, semakin banyak

  • informasi yang masuk semakin banyak pula pengetahuan

    seseorang tentang kesehatan (Notoatmodjo, 2012).

    3) Pekerjaan

    Pekerjaan adalah aktivitas yang dilakukan seseorang

    setiap hari dalam menjalani kehidupannya. Seseorang yang

    bekerja di luar rumah cenderung memiliki akses yang baik

    terhadap informasi dibandingkan sehari-hari berada di rumah.

    Dengan adanya pekerjaan seseorang akan memerlukan banyak

    waktu dan memerlukan peralatan, masyarakat yang sibuk hanya

    memiliki sedikit waktu untuk memperoleh sedikit informasi

    sehingga pengetahuan yang mereka peroleh kemungkinan juga

    berkurang (Notoatmodjo, 2012).

    4) Sumber informasi/Media Massa

    Pengetahuan seseorang juga dipengaruhi oleh sumber

    informasi yang diperoleh, baik itu melalui media cetak seperti

    Koran, majalah, buku atau poster, juga melalui media elektronik

    seperti TV, Radio dan Internet, maupun melalui petugas

    kesehatan atau orang-orang yang dekat dengan seseorang di

    seputar lingkungannya.

    Menurut Notoatmodjo (2007), dengan majunya teknologi

    akan tersedia pula bermacam-macam media massa yang dapat

    mempengaruhi masyarakat tentang inovasi baru. Media

    elektronik seperti radio, televisi dan media cetak seperti koran,

    majalah dapat membuat dunia semakin kecil. Kita dapat

  • mengetahui hal-hal yang terjadi di seluruh dunia, sehingga

    wawasan kita menjadi semakin luas.

    d. Cara Memperoleh Pengetahuan

    Menurut Notoatmodjo (2012), ada beberapa cara untuk

    memperoleh pengetahuan, yaitu:

    1) Cara Coba-Salah (Trial and Error)

    Cara coba-coba ini dilakukan dengan menggunakan

    kemungkinan dalam memecahkan masalah, dan apabila

    kemungkinan tersebut tidak berhasil, dicoba kemungkinan yang

    lain. Apabila kemungkinan kedua ini gagal pula, maka dicoba

    dengan kemungkinan ketiga, dan apabila kemungkinan ketiga

    gagal dicoba kemungkinan keempat dan seterusnya, sampai

    masalah tersebut dapat dipecahkan. Itulah sebabnya maka cara

    ini disebut metode trial (coba) dan error (gagal atau salah) atau

    metode coba-salah/coba-coba.

    2) Cara Kekuasaan atau Otoritas

    Dalam kehidupan manusia sehari-hari, banyak sekali

    kebiasaan-kebiasaan dan tradisi-tradisi yang dilakukan oleh

    orang, tanpa melalui penalaran apakah yang dilakukan tersebut

    baik atau tidak. Kebiasaan-kebiasaan ini biasanya diwariskan

    turun temurun dari generasi kegenerasi berikutnya. Dengan kata

    lain, pengetahuan tersebut diperoleh berdasarkan pada otoritas

    atau kekuasaan, baik tradisi, otoritas pemerintah, otoritas

    pemimpin agama, maupun ahli-ahli ilmu pengetahuan.

  • Prinsip ini adalah, orang lain menerima pendapat yang

    dikemukakan oleh orang yang mempunyai otoritas, tanpa

    terlebih dahulu menguji atau membuktikan kebenarannya, baik

    berdasarkan fakta empiris, ataupun berdasarkan penalaran

    sendiri. Hal ini disebabkan karena orang yang menerima

    pendapat tersebut menganggap bahwa yang dikemukakannya

    adalah benar.

    3) Berdasarkan Pengalaman Pribadi

    Pengalaman adalah guru yang baik, dimana pepatah ini

    mengandung maksud bahwa pengalaman itu merupakan

    sumber pengetahuan, atau pengalaman itu merupakan suatu

    cara untuk memperoleh pengetahuan.

    4) Melalui Jalan Pikiran

    Sejalan dengan perkembangan umat manusia, cara

    berpikir manusia pun ikut berkembang. Dari sini manusia telah

    mampu menggunakan penalarannya dalam memperoleh

    pengetahuannya. Dengan kata lain, dalam memperoleh

    kebenaran pengetahuan manusia telah menggunakan jalan

    pikirannya, baik melalui induksi maupun deduksi.

    5) Cara Modern dalam Memperoleh Pengetahuan

    Cara baru dalam memperoleh pengetahuan pada

    dewasa ini lebih sistematis, logis, dan ilmiah.

  • 2. Tinjauan Tentang Imunisasi

    a. Pengertian

    Imunisasi berasal dari kata immune yang artinya kebal atau

    resisiten. Imunisasi dimaksudkan sebagai suatu tindakan

    pencegahan dengan jalan mengembangkan kekebalan anak

    sehingga terlindung dari penyakit tertentu. Pencegahan tertentu

    dimaksudkan agar jika anak dihinggapi kuman penyakit tidak

    sampat sakit ataupun sakit tidak sempat cacat atau meninggal. Jadi

    imunisasi dapat menurunkan morbilitas dan cacat. Anak diimunisasi

    berarti diberikan kekebalan terhadap suatu penyakit tertentu, tetapi

    belum tentu kebal terhadap penyakit lain (Notoatmodjo, 2007).

    Imunisasi adalah suatu usaha yang dilakukan dalam pemberian

    vaksin pada tubuh seseorang sehingga dapat menimbulkan

    kekebalan terhadap penyakit tertentu (Depkes RI, 2008).

    Imunisasi merupakan usaha memberikan kekebalan pada

    bayi dan anak dengan memasukkan vaksin ke dalam tubuh agar

    tubuh membuat zat anti untuk mencegah terhadap penyakit tertentu.

    Tujuan diberikan imunisasi adalah diharapkan anak menjadi kebal

    terhadap penyakit sehingga dapat menurunkan angka morbiditas

    dan mortalitas serta dapat mengurangi kecacatan akibat penyakit

    tertentu (Achmadi, 2008).

    Imunisasi merupakan proses pengimunan yaitu proses, cara,

    perbuatan menjadikan kebal terhadap penyakit. Sedangkan dalam

    ilmu kedokteran imunisasi diartikan sebagai membentuk kekebalan

  • tubuh terhadap sesuatu penyakit dengan memberikan antigen atau

    vaksin kepada bayi dan anak.

    Imunisasi adalah suatu cara untuk meningkatkan kekebalan

    seseorang secara aktif terhadap suatu penyakit, sehingga bila kelak

    ia terpapar dengan penyakit tersebut tidak akan menderita penyakit

    tersebut. Sedangkan penyakit dasar adalah pemberian imunisasi

    awal untuk mencapai kadar kekebalan di atas ambang

    perlindungan. University Child Immunization (UCI) adalah suatu

    keadaan tercapainya imunisasi dasar secara lengkap pada semua

    bayi. Bayi adalah anak dibawah umur satu tahun (Depkes RI, 2008).

    Depkes RI (2008) mendefinisikan imunisasi sebagai upaya

    yang dilakukan dengan sengaja memberikan kekebalan (imunitas)

    pada bayi atau anak sehingga terhindar dari penyakit. Pentingnya

    imunisasi didasarkan pada pemikiran bahwa pencegahan penyakit

    merupakan upaya penting dalam memelihara kesehatan anak.

    Sedangkan vaksin adalah suatu produk biologik yang terbuat dari

    kuman, komponen kuman, atau racun kuman yang telah dilemahkan

    atau dimatikan dan berguna untuk merangsang kekebalan tubuh

    seseorang.

    Dengan kemajuan teknologi, tekhnik pembuatan vaksin

    diharapkan semakin efektif untuk dapat menimbulkan kekebalan,

    juga diharapkan semakin aman, semakin mudah tekhnik

    pembayarannya dan tentu saja harganya harus semakin terjangkau

    (Achmadi, 2008).

  • b. Tujuan dan Sasaran Imunisasi

    Menurut Depkes RI (2008) tujuan, sasaran, target, dan pokok

    kegiatan imunisasi adalah sebagai berikut:

    1) Tujuan

    a) Program imunisasi bertujuan untuk menurunkan angka

    kesakitan dan kematian dari penyakit yang dapat dicegah

    dengan imunisasi. Pada saat ini penyakit tersebut yaitu

    Disentri, Tetanus, Batuk Rejan (Pertusis), Campak, Polio dan

    Tuberculosis.

    b) Tercapainya target UCI (Universal Child Immunization) yaitu

    cakupan imunisasi lengkap minimal 80% pada bayi di 100

    desa/kelurahan.

    2) Sasaran

    Sasaran imunisasi adalah:

    a) Bayi di bawah umur 1 tahun (0 – 11 bulan)

    b) Ibu hamil (awal kehamilan – 8 bulan)

    c) Wanita usia subur (calon pengantin wanita)

    d) Anak sekolah dasar (kelas I – VI)

    3) Target imunisasi

    a) Pencapaian program imunisasi ≥ 80% dari target yang

    direncanakan berarti programnya cukup berhasil.

    b) Pencapaian program imunisasi < 80% dari target yang

    direncanakan berarti program kurang berhasil.

  • 4) Pokok-pokok kegiatan

    a) Pencegahan terhadap bayi (imunisasi lengkap)

    (1) Imunisasi BCG 1 kali

    (2) Imunisasi DPT 3 kali

    (3) Imunisasi Hepatitis B 3 kali

    (4) Imunisasi Polio 4 kali

    (5) Imunisasi Campak 1 kali

    b) Pencegahan terhadap anak sekolah dasar

    (1) Imunisasi DT dan TT

    (2) Pencegahan lengkap terhadap ibu hamil dan PUS/calon

    pengantin wanita imunisasi TT 2 kali

    3. Tinjauan Tentang Imunisasi Tetanus Toxoid (TT)

    a. Pengertian

    Imunisasi adalah suatu cara untuk menimbulkan/

    meningkatkan kekebalan seseorang secara aktif terhadap suatu

    penyakit, sehingga bila kelak is terpapar dengan penyakit tersebut

    tidak akan sakit atau sakit ringan (Depkes RI, 2007).

    Imunisasi TT adalah suntikan vaksin tetanus untuk

    meningkatkan kekebalan sebagai upaya pencegahan terhadap

    infeksi tetanus (Maryunani, 2010).

    Vaksin tetanus yaitu toksin kuman tetanus yang telah

    dilemahkan dan kemudian dimumikan (Proverawati, 2010).

    Kemasan vaksin dalam vial. 1 vial vaksin TT berisi 10 dosis dan

  • setiap 1 box vaksin terdiri dari 10 vial. Vaksin TT adalah vaksin

    yang berbentuk cairan (Depkes RI, 2007).

    b. Manfaat Imunisasi TT

    Manfaat imunisasi TT pada ibu hamil menurut BKKBN

    (2005), yaitu:

    1) Melindungi bayinya yang baru lahir dari tetanus neonaturum.

    2) Melindungi ibu terhadap kemungkinan tetanus apabila terluka

    Kedua manfaat tersebut adalah cara untuk mencapai salah satu

    tujuan dari program imunisasi secara nasional yaitu eliminasi

    tetanus maternal dan tetanus neonaturum.

    Pada pemeriksaan kehamilan, ibu hamil diberikan

    suntikan TT. Pemberian vaksin TT melalui suntikan, diperlukan

    untuk melindungi ibu hamil saat bersama bayinya terhadap

    tetanus neonaturum. Sosialisasi imunisasi TT perlu dilakukan

    mengingat masih ada sebagian masyarakat yang beranggapan

    bahwa perempuan yang akan menikah mendapat imunisasi TT

    maka setelah menikah dia akan terlambat hamil. Sehingga ibu

    hamil menjadi tidak subur lagi setelah melahirkan. Setiap ibu

    hamil harus mengetahui, memahami manfaat dan jarak waktu

    pemberian imunisasi TT (Achsin, 2003).

    c. Waktu Pemberian Imunisasi TT

    Imunisasi TT diberikan pada ibu hamil dengan jumlah

    pemberian sebanyak 2 kali pada trimester ke II, interval waktu 4-6

    minggu. Sehingga diharapkan dapat memberikan kekebalan

  • selama 3 tahun. Menurut Depkes RI (2005), jadwal pemberian

    imunisasi TT pada WUS (wanita usia subur) sebagai berikut:

    1) TT1, diberikan dengan dosis 0,5 cc

    2) TT2, jarak pemberian 4 minggu setelah TT1, masa perlindungan

    3 tahun, dosis pemberian 0,5 cc

    3) TT3, jarak pemberian 6 bulan setelah TT2, masa perlindungan 5

    tahun, dosis pemberian 0,5 cc

    4) TT4, jarak pemberian 1 tahun setelah TT3, masa perlindungan

    10 tahun, dosis pemberian 0,5 cc

    5) TT5, jarak pemberian 1 tahun setelah TT4, masa perlindungan

    25 tahun/seumur hidup, dosis pemberian 0,5 cc

    Walaupun tidak hamil maka bila wanita usia subur belum

    mencapai status T5 diharapkan mendapatkan dosis TT sehingga

    tercapai status T5 dengan interval yang ditentukan. Hal ini penting

    untuk mencegah terjadinya tetanus pada bayi yang akan dilahirkan

    dan keuntungan bagi wanita untuk mendapatkan kekebalan aktif

    terhadap tetanus (Putriazka, 2012).

    d. Efek Samping Imunisasi TT

    Efek samping jarang terjadi dan bersifat ringan, gejalanya

    seperti lemas dan kemerahan pada lokasi suntikan yang bersifat

    sementara dan kadang-kadang gejala demam (Depkes RI, 2005).

  • e. Tempat Pelayanan untuk Mendapatkan Imunisasi TT

    Puskesmas, Puskesmas Pembantu, Rumah Sakit, Rumah

    Bersalin, Polindes, Posyandu, Rumah Sakit Swasta, Dokter Praktik,

    dan Bidan Praktik (Depkes RI, 2005).

    4. Tinjauan Tentang Kehamilan

    a. Pengertian Kehamilan

    Menurut Kushartanti (2004), kehamilan adalah

    dikandungnya janin hasil pembuahan sel telur oleh sel sperms.

    Masa kehamilan dimulai dari konsepsi sampai Iahirnya janin.

    Menurut Wiknjosastro (2007), Iamanya kehamilan mulai dari

    ovulasi sampai partus adalah kira-kira 280 hari (40 minggu), dan

    tidak Iebih dari 300 hari (43 minggu). Ibu hamil adalah ibu yang

    mengandung mulai trimester I sampai trimester III.

    b. Pembagian Usia Kehamilan

    Menurut Wiknjosastro (2007), ditinjau dari tuanya kehamilan.

    Kehamilan dibagi menjadi tiga bagian, yaitu:

    1) Kehamilan trimester pertama (0-12 minggu), yang mana

    alat-alat mulai dibentuk.

    2) Kehamilan trimester kedua (12-28 minggu), yang mana alatalat

    telah dibentuk namun belum sempurna dan viabilitas janin

    masih disangsikan.

    3) Kehamilan trimester ketiga (28-40 minggu), yang mana janin

    yang dilahirkan dapat viable (dapat hidup).

  • c. Lingkup Asuhan Kehamilan

    Menurut Kusmiyati (2009), dalam memberikan asuhan

    kepada ibu hamil, bidan harus memberikan pelayanan secara

    komprehensif atau menyeluruh. Adapun lingkup asuhan kebidanan

    pada ibu hamil meliputi:

    1) Mengumpulkan data riwayat kesehatan dan kehamilan serta

    menganalisa setiap kunjungan/pemeriksaan ibu hamil.

    2) Melaksanakan pemeriksaan fisik secara sistematis dan lengkap.

    3) Melakukan pemeriksaan abdomen termasuk tinggi fundus uteri

    (TFU)/posisi/presentasi dan penurunan janin.

    4) Melakukan penilaian pelvic, ukuran dan struktur panggul.

    5) Menilai keadaan janin selama kehamilan termasuk denyut

    jantung janin dengan fetoskop dan gerakan janin dengan

    palpasi.

    6) Menghitung usia kehamilan dan hari perkiraan lahir.

    7) Mengkaji status nutrisi dan hubungannya dengan pertumbuhan

    janin.

    8) Mengkaji kenaikan berat badan ibu dan hubungannya dengan

    komplikasi.

    9) Memberi penyuluhan tanda-tanda bahaya dan bagaimana

    menghubungi bidan.

    10) Melakukan penatalaksanaan kehamilan dengan anemia ringan,

    hiperemesis gravidarum tingkat I, abortus iminens, dan

    preeklampsi ringan.

  • 11) Menjelaskan dan mendemonstrasikan cara mengurangi

    ketidaknyamanan kehamilan.

    12) Memberi imunisasi tetanus toxoid

    13) Mengidentifikasi penyimpangan kehamilan normal dan

    penanganannya termasuk rujukan tepat.

    14) Memberikan bimbingan dan persiapan persalinan, kelahiran,

    dan menjadi orang tua.

    15) Bimbingan dan penyuluhan tentang perilaku kesehatan selama

    hamil nutrisi, latihan, keamanan, dan merokok.

    16) Penggunaan secara aman jamu atau obat-obatan tradisional

    yang tersedia.

    d. Pemeriksaan Kehamilan

    Menurut Wiknjosastro (2007), pemeriksaan kehamilan

    merupakan salah satu tahapan penting menuju kehamilan yang

    sehat. Pemeriksaan kehamilan dapat dilakukan melalui dokter

    kandungan atau bidan dengan minimal pemeriksaan 4 kali selama

    kehamilan yaitu:

    1) Trimester pertama minimal satu kali kunjungan

    2) Trimester kedua minimal satu kali kunjungan

    3) Trimester ketiga minimal dua kali kunjungan

    Pemeriksaan Antenatal Care (ANC) adalah pemeriksaan

    kehamilan untuk mengoptimalkan kesehatan mental dan fisik ibu

    hamil, hingga mampu menghadapi persalinan, kala nifas, persiapan

  • pemberiaan ASI dan kembalinya kesehatan reproduksi secara

    wajar (Manuaba, 2008).

    Pelayanan Antenatal Care (ANC) sesuai dengan kebijakan

    program pelayanan asuhan antenatal harus sesuai standar 14 T,

    yaitu:

    1) Penimbangan Berat Badan: Timbang berat badan setiap kali

    kunjungan. Kenaikan berat badan normal pada waktu hamil

    ialah sebesar pada Trimester 10,5 Kg perbulan dan Trimester II-

    III 0,5 Kg perminggu.

    2) Ukur Tekanan Darah: Pengukuran tekanan darah/tensi

    dilakukan secara rutin setiap ANC, diharapkan tekanan darah

    selama kehamilan tetap dalam keadaan normal (120/80 mmHg).

    Hal yang harus diwaspadai adalah apabila selama kehamilan

    terjadi peningkatan tekanan darah (hipertensi) yang tidak

    terkontrol, karena dikhawatirkan dapat terjadinya preeklamsia

    atau eldamsia dan dapat menyebabkan ancaman kematian bagi

    ibu dan janin.

    3) Ukur Tinggi Fundus Uteri (TFU): Perhatikan ukuran TFU Ibu

    apakah sesuai dengan Umur Kehamilan atau tidak

    4) Pemberian tablet besi: Wanita hamil cenderung terkena anemia

    (kadar Hb darah rendah) pada 3 bulan terakhir mass

    kehamilannya, karena pada masa itu janin menimbun cadangan

    zat besi untuk dirinya sendiri sebagai persediaan bulan pertama

  • sesudah lahir. Tablet besi diberikan minimal 90 tablet selama 3

    bulan.

    5) Pemberian imunisasi TT: Imunisasi ini diberikan untuk

    memberikan perlindungan terhadap ibu dan janin terhadap

    penyakit tetanus. Pemberian imunisasi TT untuk ibu hamil

    diberikan 2 kali.

    6) Pemeriksaan Hb: Hb pada ibu hamil tidak boleh kurang dari 11

    gr% karena ditakutkan ibu akan mengalami anemia.

    7) Pemeriksaan VDRL

    8) Perawatan payudara, senam payudara dan pijat tekan payudara

    9) Pemeliharaan tingkat kebugaran/senam ibu hamil

    10) Temu wicara dalam rangka persiapan rujukan

    11) Pemeriksaan protein urine atas indikasi

    12) Pemeriksaan reduksi urine atas indikasi

    13) Pemberian terapi kapsut yodium untuk daerah endemis gondok

    14) Pemberian terapi anti malaria untuk daerah endemis malaria

    (Lia, 2009).

    B. Landasan Teori

    Imunisasi adalah suatu cara untuk menimbulkan meningkatkan

    kekebalan seseorang secara aktif terhadap suatu penyakit, sehingga bila

    kelak seseorang terpapar dengan penyakit tersebut tidak akan sakit atau

    sakit ringan (Depkes RI, 2005). Imunisasi TT adalah suntikan vaksin

  • tetanus untuk meningkatkan kekebalan sebagai upaya pencegahan

    terhadap infeksi tetanus (Marimbi, 2010).

    Pengetahuan memiliki beberapa faktor yang mempengaruhi, yakni:

    pendidikan, informasi/media massa, sosial budaya dan ekonomi,

    lingkungan, pengalaman, umur. Faktor-faktor ini mempengaruhi dalam

    suatu pola pikir atau tindakan yang dilakukannya. Pengetahuan ibu hamil

    tentang imunisasi TT pada masa kehamilan dapat dipengaruhi oleh faktor

    umur dan pendidikan ibu.

    Pendidikan adalah aktivitas dan usaha manusia untuk

    meningkatkan kepribadiannya, yaitu rohani (pikir, kerja, cipta, dan budi

    nurani) dan jasmani (panca indra serta keterampilan). Pendidikan

    mempengaruhi proses belajar, makin tinggi tingkat pendidikan seseorang,

    maka makin mudah orang tersebut menerima informasi. Dengan

    pendidikan tinggi maka seseorang akan cenderung untuk mendapatkan

    informasi yang masuk semakin banyak pula pengetahuan tentang

    kesehatan (Notoadmodjo, 2012).

    Umur mempengaruhi terhadap daya tangkap dan pola pikir

    seseorang. Semakin bertambah umur akan semakin berkembang pula

    daya tangkap dan pola pikirnya sehingga pengetahuan yang diperolehnya

    semakin membaik (Notoadmodjo, 2012).

    Informasi yang diperoleh balk dari pendidikan formal maupun non

    formal dapat memberikan pengaruh jangka pendek (immediate impact)

    sehingga menghasilkan perubahan atau peningkatan pengetahuan

    (Notoadmodjo, 2012)

  • C. Kerangka Konsep

    Berdasarkan uraian teori dalam rumusan masalah di atas, maka

    penulis mengembangkan kerangka konsep sebagai berikut :

    Variabel Independen Variabel Dependen

    Gambar 1. Kerangka Konsep Penelitian

    Umur

    Pengetahuan Tentang Kelengkapan Imunisasi

    Tetanus Toxoid (TT)

    Pendidikan

    Sumber Informasi

  • BAB III

    METODE PENELITIAN

    A. Jenis Penelitian

    Jenis penelitian ini bersifat deskriptif yaitu untuk mengetahui

    gambaran pengetahuan tentang kelengkapan imunisasi TT pada ibu hamil

    di Puskesmas Mekar Kota Kendari Tahun 2016.

    B. Tempat Penelitian

    Penelitian ini telah dilaksanakan di Puskesmas Mekar Kota Kendari

    tahun 2016.

    C. Waktu Penelitian

    Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli 2016.

    D. Populasi dan Sampel

    1. Populasi

    Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu hamil di

    Puskesmas Mekar Kota Kendari Periode Maret-Mei 2016 sebanyak

    115 ibu hamil.

    2. Sampel

    Sampel dalam penelitian ini adalah ibu hamil sebagai sasaran

    imunisasi Tetanus Toxoid di Puskesmas Mekar Kota Kendari. Untuk

    menentukan sampel maka digunakan teknik accidental sampling yaitu

    suatu teknik penetapan sampel yang dilakukan secara kebetulan,

    28

  • dimana ibu hamil yang ditemui di Puskesmas Mekar Kota Kendari

    secara kebetulan ditetapkan sebagai sampel (Arikunto, 2010).

    Besar pengambilan sampel dalam penelitian ini ditentukan

    dengan menggunakan rumus:

    ).(1 2eN

    Nn

    Keterangan:

    n = jumlah sampel

    N = jumlah populasi

    e = Standar Eror (10%)

    Sehingga didapatkan:

    ).(1 2eN

    Nn

    )01.0.115(1

    115

    15,2

    115

    54

    Sehingga jumlah sampel yang digunakan sebanyak 54 orang

    responden.

    E. Variabel Penelitian

    Variabel adalah konsep dari berbagai level abstrak yang

    didefinisikan sebagai suatu fasilitas untuk pengukuran dan atau manipulasi

    suatu penelitian. Konsep yang dituju dalam suatu penelitian bersifat

  • konkret dan secara langsung bisa diukur. Konkret tersebut bisa diartikan

    sebagai suatu variabel dalam penelitian (Nursalam, 2008).

    Variabel dalam penelitian ini terdiri dari dua variabel yaitu:

    1. Variabel independen atau variabel bebas dalam penelitian ini yaitu

    umur ibu, pendidikan ibu, dan sumber informasi.

    2. Variabel dependen atau variabel terikat dalam penelitian ini yaitu

    pengetahuan tentang kelengkapan imunisasi TT.

    F. Definisi Operasional

    1. Pengetahuan tentang kelengkapan imunisasi TT

    Pengetahuan tentang kelengkapan imunisasi TT adalah apa yang

    diketahui oleh ibu hamil tentang kelengkapan imunisasi TT, dengan

    kriteria:

    Baik : Bila skor yang diperoleh 76-100%

    Cukup : Bila skor yang diperoleh 56-75%

    Kurang : Bila skor yang diperoleh 0-55% (Notoatmodjo, 2012)

    2. Umur

    Umur ibu hamil adalah usia responden saat penelitian dilakukan,

    dengan kriteria:

    a. < 20 tahun

    b. 20 – 35 tahun

    c. > 35 tahun (Depkes RI, 2009).

  • 3. Pendidikan

    Pendidikan ibu hamil adalah jenis pendidikan formal yang terakhir

    yang diselesaikan oleh ibu hamil, dengan kriteria:

    a. Pendidikan Dasar (SD dan SMP)

    b. Pendidikan Menengah (SMA Sederajat)

    c. Pendidikan tinggi (Diploma dan Sarjana) (Depkes RI, 2009).

    4. Sumber Informasi/Media

    Sumber informasi/media yang diperoleh ibu hamil adalah cara ibu

    hamil mendapatkan informasi sehubungan dengan kelengkapan

    imunisasi TT, dengan kategori:

    a. Media cetak

    b. Media Elektronik

    c. Petugas kesehatan

    d. Keluarga (Notoatmodjo, 2012).

    G. Instrumen Penelitian

    Instrumen penelitian ini menggunakan Kuesioner. Kuesioner yang

    digunakan merupakan kuesioner tertutup atau closedended dengan variasi

    dichotomous choice yang terdiri dari 20 pertanyaan sehubungan dengan

    pengetahuan tentang kelengkapan imunisasi TT pada ibu hamil. Kuisioner

    penelitian ini menggunakan alternatif jawaban “benar” dan “salah”, kriteria

    pernyataan positif dan negatif. Dimana pertanyaan positif mendapat skor 1

    jika menjawab benar dan skor 0 jika menjawab salah. Sedangkan

    pernyataaan negatif mendapat skor 0 jika menjawab benar dan skor 1 jika

  • menjawab salah. Adapun pengisian kuesioner dengan memberikan tanda

    centang (√) pada lembar kuesioner yang sudah disediakan.

    H. Prosedur Pengumpulan Data

    Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner

    untuk mendapatkan data tentang dimensi-dimensi dari konstruk-konstruk

    yang dikembangkan dalam penelitian ini.

    I. Pengolahan Data

    Pengolahan data pada dasarnya merupakan suatu proses untuk

    memperoleh data atau data ringkasan berdasarkan suatu kelompok data

    mentah dengan menggunakan rumus tertentu sehingga menghasilkan

    informasi yang diperlukan. Pengolahan data dilakukan dengan cara:

    1. Pengeditan (editing)

    Editing dimaksudkan untuk meneliti tiap daftar pertanyaan yang

    diisi agar lengkap untuk mengoreksi data yang meliputi kelengkapan

    pengisian atau jawaban yang tidak jelas, sehingga jika terjadi

    kesalahan atau kekurangan data dapat dengan mudah terlihat dan

    segera dilakukan perbaikan. Proses editing dalam penelitian ini

    dilakukan dengan cara mengecek kelengkapan kuesioner yang telah

    diisi oleh responden untuk memastikan bahwa seluruh pertanyaan

    dalam kuesioner telah diisi sesuai dengan petunjuk sebelum

    menyerahkan kuesioner.

  • 2. Pengkodean (coding)

    Setelah data terkumpul dan selesai diedit di lapangan, tahap

    berikutnya adalah mengkode data, yaitu melakukan pemberian kode

    untuk setiap pertanyaan dan jawaban dari responden untuk

    memudahkan dalam pengolahan data. Pengkodean yang dilakukan

    oleh peneliti dalam penelitian ini yaitu dengan memberi nomor yang

    mewakili dan berurutan pada tiap kuesioner sebagai kode yang

    mewakili identitas responden dan memberikan kode pada setiap

    jawaban responden.

    3. Pemberian skor (scoring)

    Skoring adalah memberikan penilaian terhadap item-item yang

    perlu diberi penilaian atau skor.

    4. Pemasukan data (entry)

    Entry data adalah proses memasukkan data-data dalam tabel

    berdasarkan variabel penelitian.

    5. Tabulasi (tabulating)

    Tabulating dilakukan dengan memasukkan data ke dalam tabel

    yang tersedia kemudian melakukan pengukuran masing-masing

    variabel (Sugiyono, 2008).

    J. Penyajian Data

    Data dalam penelitian ini disajikan dalam bentuk tabel distribusi

    frekuensi berdasarkan variabel yang diteliti disertai dengan narasi

    secukupnya.

  • K. Analisis Data

    Analisa data dilakukan secara manual dengan menggunakan

    kalkulator, kemudian hasilnya disajikan dalam bentuk tabel frekuensi

    disertai penjelasan-penjelasan. Sedangkan dalam pengolahan data maka

    digunakan rumus:

    %100N

    fP

    Keterangan:

    f : Frekuensi yang sedang dicari persentasenya

    N : Number Of Cases (jumlah frekuensi atau banyaknya individu)

    P : Angka persentase (Sugiyono, 2008).

  • BAB IV

    HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

    A. Hasil Penelitian

    1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

    a. Keadaan Geografis

    Puskesmas Mekar adalah salah satu Puskesmas perawatan

    yang berada dalam naungan Dinas Kesehatan Kota Kendari yang

    terletak tepat di jalan Laremba Lorong RCTI Kelurahan Kadia Kota

    Kendari. Wilayah kerja Puskesmas Kandai terdiri dari dua

    Kelurahan yang terdiri dari Kelurahan Kadia dan Kelurahan

    Pondambea dengan luas wilayah kerja adalah 7,30 km2.

    Wilayah Kerja Puskesmas Mekar secara administratif

    berbatasan dengan beberapa wilayah lain yaitu:

    1) Sebelah Utara berbatasan dengan Kelurahan Tobuuha dan

    Mandonga

    2) Sebelah Selatan berbatasan dengan Kelurahan Wua-Wua

    3) Sebelah Timur berbatasan dengan Kelurahan Bende dan

    Bonggoeya

    4) Sebelah Barat berbatasan dengan Kelurahan Puuwatu.

    b. Kebijakan Pembangunan Kesehatan

    Untuk melaksanakan fungsi yang telah disebutkan

    sebelumnya, Puskesmas Mekar bertanggung jawab

    menyelenggarakan Upaya Kesehatan Perorangan dan Upaya

    35

  • Kesehatan Masyarakat yang terdiri dari Upaya Kesehatan Wajib

    dan Upaya Kesehatan Pengembangan.

    Selama ini Puskesmas Mekar telah menyelenggarakan

    semua upaya kesehatan wajib yang terdiri dari:

    1) Upaya Promosi Kesehatan

    2) Upaya Kesehatan Lingkungan

    3) Upaya Kesehatan Ibu dan Anak serta Keluarga Berencana

    4) Upaya Perbaikan Gizi Masyarakat

    5) Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular

    6) Upaya Pengobatan

    Namun untuk Upaya Kesehatan Pengembangan, Puskesmas

    Mekar baru mampu melaksanakan 5 dari 9 upaya kesehatan yang

    ada, yakni:

    1) Upaya Kesehatan Sekolah (UKS)

    2) Upaya Perawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas)

    3) Upaya Kesehatan Jiwa

    4) Upaya Kesehatan Mata

    5) Upaya Kesehatan Usia Lanjut

    c. Kependudukan

    Jumlah penduduk di wilayah kerja Puskesmas Mekar pada

    tahun 2015 sebanyak 14.617 jiwa yang terhimpun dalam 1.578 KK.

    d. Tenaga Kesehatan

    Distribusi ketenagaan sesuai bidang profesi di Puskesmas

    Mekar disajikan sebagai berikut:

  • Tabel 2. Distribusi Ketenagaan Sesuai Bidang Profesi Puskesmas Mekar Kota Kendari

    Bidang Keprofesian Jumlah (Orang)

    Dokter Umum Dokter Gigi Sarjana Keperawatan Sarjana Kesehatan Masyarakat Akademi Perawat dan Perawat SPK Bidan Puskesmas Tenaga Gizi Sanitarian SMA/SPPM Apoteker Laboran Asisten Apoteker

    1 1 3 10 5 7 6 1 5 1 1 2

    Jumlah 43 Orang

    Sumber: Puksesmas Mekar, 2016.

    2. Karakteristik Responden Berdasarkan Variabel Penelitian

    Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, diperoleh hasil

    sebagai berikut:

    a. Umur Responden

    Tabel 3. Distribusi Umur Ibu Hamil di Puskesmas Mekar Kota Kendari

    Umur (Tahun) Frekuensi (n) Persentase (%)

    < 20 8 14,8

    20 – 35 17 31,5

    > 35 29 53,7

    Total 54 100,0

    Sumber: Data Primer, 2016.

    Tabel di atas menunjukkan bahwa dari 54 responden, jumlah

    responden terbanyak berumur > 35 tahun, yakni sebanyak 29

    orang (53,7%), dan yang terendah pada umur < 20 tahun sebanyak

    8 orang (14,8%).

  • b. Pendidikan Responden

    Tabel 4. Distribusi Pendidikan Ibu Hamil di Puskesmas Mekar Kota Kendari

    Pendidikan Frekuensi (n) Persentase (%)

    Dasar (SD, SMP) 14 25,9

    Menengah (SMA) 32 59,3

    Tinggi (Diploma, Sarjana) 8 14,8

    Total 54 100,0

    Sumber: Data Primer, 2016.

    Tabel di atas menunjukkan bahwa dari 54 responden, jumlah

    responden terbanyak memiliki pendidikan Menengah, yakni

    sebanyak 32 orang (59,%), dan terendah adalah Pendidikan Tinggi

    sebanyak 8 orang (14,8%).

    c. Sumber Informasi

    Tabel 5. Distribusi Sumber Informasi yang Diperoleh Ibu Hamil di Puskesmas Mekar Kota Kendari

    Sumber Informasi Frekuensi (n) Persentase (%)

    Media Cetak 6 11,1

    Media Elektronik 14 25,9

    Petugas Kesehatan 12 22,2

    Keluarga 22 40,7

    Total 54 100,0

    Sumber: Data Primer, 2016.

    Tabel di atas menunjukkan bahwa dari 54 responden, jumlah

    responden terbanyak memperoleh informasi sehubungan dengan

    kelengkapan imunisasi TT dari keluarga, yakni sebanyak 22 orang

    (40,7%), dan terendah melalui media cetak sebanyak 6 orang

    (11,1%).

    d. Pengetahuan Responden

  • Tabel 6. Distribusi Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Kelengkapan Imunisasi TT di Puskesmas Mekar Kota Kendari

    Pengetahuan Frekuensi (f) Persentase (%)

    Baik 8 14,8

    Cukup 21 38,9

    Kurang 25 46,3

    Total 54 100,0

    Sumber: Data Primer, 2016.

    Tabel di atas menunjukkan bahwa dari 54 responden, jumlah

    responden terbanyak memiliki pengetahuan dalam kategori kurang,

    yakni sebanyak 25 orang (46,3%), dan terendah memiliki

    pengetahuan dalam kategori baik sebanyak 8 orang (14,8%).

    3. Analisis Variabel Penelitian

    a. Pengetahuan Berdasarkan Umur Ibu Hamil

    Tabel 7. Distribusi Pengetahuan Tentang Kelengkapan Imunisasi TT pada Ibu Hamil Berdasarkan Umur di Puskesmas Mekar Kota Kendari

    Umur (Tahun)

    Pengetahuan Jumlah

    Baik Cukup Kurang

    n % n % n % n %

    < 20 0 0 0 0 8 14,8 8 14,8

    20 – 35 0 0 6 11,1 11 20,4 17 31,5

    > 35 8 14,8 15 27,8 6 11,1 29 53,7

    Total 8 14,8 21 38,9 25 46,3 54 100,0

    Sumber: Data Primer, 2016.

    Tabel di atas menunjukkan bahwa dari 54 responden, 8

    responden (14,8%) berumur < 20 tahun, tidak terdapat responden

    yang memiliki pengetahuan baik, tidak terdapat responden yang

    berpengetahuan cukup dan 8 responden (14,8%) yang

    berpengetahuan kurang. Dari 17 responden (31,5%) berumur 20-35

    tahun, tidak terdapat responden yang berpengetahuan baik, 6

  • responden (11,1%) yang berpengetahuan cukup dan 11 responden

    (20,4%) yang berpengetahuan kurang. Sedangkan dari 29

    responden (53,7%) berumur > 35 tahun, terdapat 8 responden

    (14,8%) yang berpengetahuan baik, 15 responden (27,8%) yang

    berpengetahuan cukup dan 6 responden (11,1%) yang

    berpengetahuan kurang.

    Berdasarkan tabel di atas dapat disimpulkan bahwa tingkat

    pengetahuan tentang kelengkapan imunisasi TT pada ibu hamil

    adalah cukup, khususnya pada kelompok umur > 35 tahun (27,8%).

    b. Pengetahuan Berdasarkan Pendidikan Ibu Hamil

    Tabel 8. Distribusi Pengetahuan Tentang Kelengkapan Imunisasi TT pada Ibu Hamil Berdasarkan Pendidikan di Puskesmas Mekar Kota Kendari

    Pendidikan

    Pengetahuan Jumlah

    Baik Cukup Kurang

    n % n % n % n %

    Dasar 0 0 0 0 14 25,9 14 25,9

    Menengah 2 3,7 20 37,0 10 18,5 32 59,3

    Tinggi 6 11,1 1 1,9 1 1,9 8 14,8

    Total 8 14,8 21 38,9 25 46,3 54 100,0

    Sumber: Data Primer, 2016.

    Tabel di atas menunjukkan bahwa dari 54 responden, 14

    responden (25,9%) berpendidikan dasar, tidak terdapat responden

    yang memiliki pengetahuan baik, tidak terdapat responden yang

    berpengetahuan cukup dan 14 responden (25,9%) yang

    berpengetahuan kurang. Dari 32 responden (59,3%) berpendidikan

    menengah, terdapat 2 responden (3,7%) yang berpengetahuan

    baik, 20 responden (37,0%) yang berpengetahuan cukup dan 10

  • responden (18,5%) yang berpengetahuan kurang. Sedangkan dari

    8 responden (14,8%) berpendidikan tinggi, terdapat 6 responden

    (11,1%) yang berpengetahuan baik, 1 responden (1,9%) yang

    berpengetahuan cukup dan 1 responden (1,9%) yang

    berpengetahuan kurang.

    Berdasarkan tabel di atas dapat disimpulkan bahwa tingkat

    pengetahuan tentang kelengkapan imunisasi TT pada ibu hamil

    adalah cukup, khususnya pada tingkat pendidikan menengah

    (37,0%).

    c. Pengetahuan Berdasarkan Sumber Informasi Ibu Hamil

    Tabel 9. Distribusi Pengetahuan Tentang Kelengkapan Imunisasi TT pada Ibu Hamil Berdasarkan Sumber Informasi di Puskesmas Mekar Kota Kendari

    Sumber Informasi

    Pengetahuan Jumlah

    Baik Cukup Kurang

    n % n % n % n %

    Cetak 0 0 0 0 6 11,1 6 11,1

    Elektronik 2 3,7 6 11,1 6 11,1 14 25,9

    Nakes 4 7,4 7 13,0 1 1,9 12 22,2

    Keluarga 2 3,7 8 14,8 12 22,2 22 40,7

    Total 8 14,8 21 38,9 25 46,3 54 100,0

    Sumber: Data Primer, 2016.

    Tabel di atas menunjukkan bahwa dari 54 responden,

    terdapat 6 responden (11,1%) yang memperoleh informasi melalui

    media cetak, tidak terdapat responden yang memiliki pengetahuan

    baik, tidak terdapat responden yang berpengetahuan cukup dan 6

    responden (11,1%) yang berpengetahuan kurang. Dari 14

    responden (25,9%) mendapatkan informasi melalui media

  • elektronik, terdapat 2 responden (3,7%) yang berpengetahuan baik,

    6 responden (11,1%) yang berpengetahuan cukup dan 6

    responden (11,1%) yang berpengetahuan kurang. Dari 12

    responden (22,2%) mendapatkan informasi melalui petugas

    kesehatan, terdapat 4 responden (7,4%) yang berpengetahuan

    baik, 7 responden (13,0%) yang berpengetahuan cukup dan 1

    responden (1,9%) yang berpengetahuan kurang. Sedangkan dari

    22 responden (40,7%) mendapatkan informasi melalui keluarga,

    terdapat 2 responden (3,7%) yang berpengetahuan baik, 8

    responden (14,8%) yang berpengetahuan cukup dan 12 responden

    (22,2%) yang berpengetahuan kurang.

    Berdasarkan tabel di atas dapat disimpulkan bahwa tingkat

    pengetahuan tentang kelengkapan imunisasi TT pada ibu hamil

    adalah kurang, khususnya mendapatkan informasi melalui keluarga

    (22,2%).

    B. Pembahasan

    1. Pengetahuan Ibu Tentang Kelengkapan Imunisasi TT Berdasarkan Umur

    Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar ibu hamil

    yang mempunyai pengetahuan tentang kelengkapan imunisasi TT

    dalam kategori cukup yaitu pada kelompok umur > 35 tahun, dan pada

    umur 20 – 35 tahun. Hal ini menggambarkan bahwa sebagian besar

    ibu hamil di Puskesmas Mekar Kota Kendari khususnya yang berumur

    > 35 tahun dan umur 20-35 tahun telah memiliki pengetahuan yang

  • baik tentang kelengkapan imunisasi TT dini sehingga diharapkan

    nantinya ibu dapat dengan mudah menemukan, menggali dan

    memecahkan masalah khususnya tentang pelaksanaan imunisasi TT.

    Umur merupakan salah satu hal yang penting dalam

    mempengaruhi pengetahuan seseorang. Hal ini sesuai dengan

    pendapat Notoatmodjo (2012) bahwa, usia mempengaruhi daya

    tangkap dan pola pikir seseorang. Pada usia 20-35, individu akan lebih

    berperan aktif dalam masyarakat dan kehidupan sosial serta lebih

    banyak melakukan persiapan demi suksesnya upaya menyesuaikan

    diri menuju usia tua, selain itu orang pada usia ini akan lebih banyak

    menggunakan banyak waktu untuk membaca. Pada penelitian yang

    dilakukan oleh Noor (2010), menyatakan bahwa perbedaan

    pengalaman terhadap masalah kesehatan/penyakit dan pengambilan

    keputusan dipengaruhi oleh umur individu tersebut. Beberapa

    penelitian lainnya menemukan bahwa usia ibu berhubungan dengan

    tingkat pengetahuan dan status imunisasi. Hal ini sejalan dengan

    penelitian Ali (2012) bahwa usia ibu berhubungan dengan

    pengetahuan dan perilaku mereka terhadap imunisasi.

    Menurut Hurlock dalam Nursalam (2008) semakin tua umur maka

    seseorang akan lebih matang dalam berfikir dan bekerja. Dari hasil

    penelitian tersebut bahwa sebagian besar responden adalah ibu yang

    berumur > 35 tahun dan 20-35 tahun, di mana pada umur tersebut

    daya tangkap ibu terhadap segala bentuk informasi yang disampaikan

    oleh tenaga kesehatan akan memperluas pengetahuan ibu tentang

  • kelengkapan imunisasi, sehingga ibu akan melakukan kelengkapan

    imunisasi. Hal ini sesuai dengan penelitian dari Yustifa (2008) bahwa

    responden penelitian yang memiliki ciri dari kedewasaan fisik dan

    kematangan pribadi yang erat hubungannya dengan pengambilan

    keputusan adalah mulai usia lebih dari 20 tahun.

    Dari hasil penelitian ini pula terlihat bahwa lebih banyak

    responden yang berumur 20 – 35 tahun namun kurang memiliki

    pengetahuan tentang kelengkapan imunisasi tetanus toksoid sehingga

    berdampak terhadap kurangnya tindakan untuk melakukan imunisasi

    TT. Ibu hamil yang relatif muda cenderung kurang memiliki keperdulian

    dan pengetahuan dalam kesehatan kehamilannya, selain kurangnya

    mendapat informasi ibu hamil berfikir bahwa dengan keadaannya yang

    masih muda dan sehat tidak perlu untuk mendapatkan suntikkan

    imunisasi tetanus toksoid.

    Pada periode umur ibu antara 20 - 35 tahun merupakan periode

    usia yang paling baik untuk hamil, melahirkan, dengan jarak antara

    kelahiran anak 2 – 4 tahun. Namun, harus diperhatikan faktor lain yang

    dapat menyebabkan masalah pada saat persalinan seperti tetanus

    neonatorum. Untuk itu tindakan preventif harus dilakukan dengan cara

    melalukan suntikan imunisasi tetanus toksoid pada saat kehamilan.

    Umur dibawah 20 tahun adalah usia yang terlalu muda untuk

    kehamilan dimana organ reproduksi belum matang sehingga beresiko

    tinggi untuk kehamilan. Sedangkan ibu berumur di atas 35 tahun

    sebaiknya mengakhiri kesuburan setelah mempunyai anak dengan

  • jumlah cukup (disarankan 2 orang) karena jika terjadi kehamilan atau

    persalinan pada usia ini, ibu mempunyai resiko tinggi untuk terjadinya

    komplikasi obstetrik.

    Menurut Notoatmodjo (2012), umur mempunyai kaitan dengan

    mudah sulitnya seseorang memahami dan menerima serta

    melaksanakan sesuatu yang diinformasikan, baik berupa saran,

    penyampaian, pengumuman, maupun penyuluhan. Biasanya orang

    yang dikategorikan dewasa lebih mudah menerima dan memahami

    informasi-informasi yang disampaikan dari sumber apapun, dimana

    proses daya tangkap yang mereka miliki masih tinggi. Faktor umur

    dapat dikatakan berkaitan dengan tingkat pengetahuan seorang ibu,

    dalam hal ini adalah muda dan tuanya seseorang. Pada dasarnya,

    umur melatar belakangi penentuan pengetahuan, sikap dan perilaku

    seseorang.

    2. Pengetahuan Ibu Tentang Kelengkapan Imunisasi TT Berdasarkan Pendidikan

    Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar ibu yang

    tingkat pendidikan menengah memiliki pengetahuan dalam kategori

    cukup. Sebagaimana yang dikemukakan Jonni Purba dalam Paini

    (2010) bahwa pendidikan penting untuk menilai kemampuan

    seseorang terhadap intelegensinya, karena diharapkan makin tinggi

    tingkat pendidikan akan makin mudah mempelajari, menerima

    informasi serta mampu melaksanakannya. Dalam hal ini semakin

    tinggi tingkat pendidikan, maka seseorang menjadi semakin lebih

  • memahami banyak hal sehingga mereka tahu bagaimana mereka

    melakukan imunisasi.

    Dari penjelasan di atas didapatkan bahwa pengetahuan

    dipengaruhi oleh tingkat pendidikan. Selama menempuh pendidikan

    formal akan terjadi hubungan baik secara sosial atau interpersonal

    yang akan berpengaruh terhadap wawasan seseorang. Sedangkan

    pada tingkat pendidikan yang rendah interaksi tersebut berkurang,

    informasi yang didapat juga berkurang. Sehingga semakin tinggi

    pendidikan seseorang semakin mudah menerima informasi dan

    semakin banyak pula pengetahuan yang dimilikinya.

    Penelitian ini juga didukung oleh teori WHO (Word Health

    Organization) yang dikutip oleh Notoatmodjo (2007), pengetahuan

    dipengaruhi faktor pendidikan formal, pengetahuan saat erat

    hubungannya dengan pendidikan, dimana diharapkan bahwa dengan

    pendidikan tinggi maka orang tersebut akan semakin luas pula

    pengetahuannya. Akan tetapi perlu ditekankan bukan berarti

    seseorang yang berpendidikan rendah mutlak berpengetahuan rendah

    pula. Hal ini mengingat bahwa peningkatan pengetahuan tidak mutlak

    diperoleh dari pendidikan formal saja, akan tetapi dapat diperoleh

    melalui pendidikan non formal. Pengetahuan seseorang tentang suatu

    objek mengandung dua aspek yaitu aspek positif dan aspek negatif.

    Kedua aspek ini akan menentukan sikap seseorang. Semakin banyak

    aspek positif dari objek diketahui, maka akan menimbulkan sikap

    semakin positif terhadap objek tetentu, salah satu bentuk objek

  • kesehatan dapat dijabarkan oleh pengetahuan yang diperoleh dari

    pengalaman sendiri.

    Berdasarkan hasil penelitian, penelitian terkait dan teori di atas

    dapat disimpulkan bahwa pengetahuan ibu tergolong cukup tentang

    kelengkapan imunisasi TT pada ibu hamil, hal ini sangat terkait dengan

    pendidikan yang didapat oleh ibu dalam kategori pendidikan

    menengah (SMA), maka dengan memberikan penyuluhan tentang

    imunisasi diharapkan ibu mendapatkan pengetahuan yang lebih baik

    lagi serta pemahaman seseorang sehingga dapat menentukan sikap

    dan tingkah laku dalam menghadapi persoalan yang baru terutama

    dalam mengambil keputusan dan memberikan respon yang lebih

    rasional yang mempunyai dampak dalam kehidupan sehari-hari

    misalnya pentingnya imunisasi TT pada ibu hamil.

    Dari hasil penelitian juga didapati responden yang berpendidikan

    lanjut namun dalam tindakan lebih banyak yang kurang tahu tentang

    kelengkapan imunisasi TT. Hal ini dikarenakan ibu hamil belum

    mengetahui pentingnya manfaat tindakan imunisasi tetanus toksoid,

    perbedaan tingkat pendidikan menyebabkan tingkat kemampuan

    dalam menerima informasi menjadi berbeda-beda dan tidak

    bekurangnya kesibukan ibu hamil dalam mengurus rumah tangga

    walaupun ia sedang hamil.

    Peneliti berpendapat bahwa pendidikan bukan menjadi dasar

    utama seseorang untuk berperilaku namun biasanya semakin tinggi

    tingkat pendidikan ibu akan semakin banyak akses atau kesempatan

  • ibu untuk memperoleh informasi yaitu salah satunya tentang

    kelengkapan imunisasi TT. Asumsi ini sejalan dengan hasil penelitian

    Gunawan (2009) yang menyatakan tidak ada hubungan antara

    karakteristik ibu berupa pendidikan, umur, sikap dan paritas terhadap

    kelengkapan status imunisasi bayi dan sejalan juga dengan hasil

    penelitian Kurniawati (2004) menyatakan bahwa tingkat pendidikan

    tidak berhubungan dengan kelengkapan imunisasi dasar bayi.

    Berdasarkan pendapat Thomas (2005) bahwa pendidikan

    kesehatan menghubungkan kesenjangan antara informasi kesehatan

    dan praktek yang memotivasi seseorang untuk memperoleh informasi

    dan berbuat untuk menghindari masalah dalam kesehatan. Menurut

    asumsi penulis ibu mendapatkan informasi kesehatan bukan hanya

    dari pendidikan yang pernah ditempuhnya akan tetapi bisa juga dari

    pengalaman. Pendidikan responden akan berpengaruh terhadap

    tingkat pengetahuan tentang kesehatan khususnya tentang imunisasi

    TT pada ibu hamil.

    Menurut Notoatmodjo (2007), pendidikan merupakan salah satu

    cara yang dapat mengubah perilaku seseorang, selain itu merupakan

    sarana yang mempercepat pengambilan keputusan, dalam upaya

    memperbaiki perilaku agar masyarakat dapat meneruskan perubahan-

    perubahan dalam hal layanan kesehatan.

    Tingkat pendidikan juga merupakan salah satu faktor yang

    mempengaruhi persepsi seorang untuk lebih mudah menerima ide dan

    teknologi baru semakin meningkat pendidikan seorang maka akan

  • bertambah pengalaman yang mempengaruhi wawasan dan

    pengetahuan (Notoadmodjo, 2012). Makin tinggi tingkat pendidikan

    seseorang, maka makin mudah menerima informasi sehingga makin

    banyak pula pengetahuan yang dimiliki. Sebaliknya pendidikan yang

    kurang akan menghambat perkembangan sikap seseorang terhadap

    nilai-nilai baru yang diperkenalkan. Kemahiran menyerap pengetahuan

    akan meningkat sesuai dengan meningkatnya pendidikan seseorang

    dan kemampuan ini berhubungan erat dengan sikap seseorang

    terhadap pengetahuan yang diserapnya.

    Menurut Suwandono dalam Haurissa (2007) tingkat pendidikan

    formal merupakan modal dasar untuk seseorang dapat memahami dan

    berinteraksi di masyarakat. Dengan maksimal menikmati pendidikan

    formal maka seseorang dapat menjadi cerdas dan pandai. Dengan

    tingkat pendidikan yang lebih tinggi akan memudahkan seseorang

    khususnya ibu dalam menerima suatu perubahan. Selain itu ibu yang

    memiliki pendidikan tinggi juga lebih memiliki kemudahan dalam

    mendapatkan atau mengakses informasi-informasi sehingga

    meningkatkan pengetahuannya.

    3. Pengetahuan Ibu Tentang Kelengkapan Imunisasi TT Berdasarkan Sumber Informasi

    Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar Ibu hamil

    yang memperoleh informasi bersumber dari keluarga memiliki tingkat

    pengetahuan yang kurang tentang kelengkapan imunisasi TT.

    Tingginya jumlah ibu hamil yang memperoleh informasi melalui

  • keluarga disebabkan karena keluarga merupakan orang terdekat yang

    diharapkan dapat menjaga kesehatan ibu pada saat kehamilan.

    Namun hal ini tidak menutup kemungkinan informasi tentang imunisasi

    TT diperoleh melalui Posyandu atau pada saat melakukan

    pemeriksaan kesehatan saat hamil kepada tenaga kesehatan, dimana

    petugas kesehatan menjelaskan manfaat dan pentingnya melakukan

    imunisasi TT pada ibu hamil.

    Peneliti berasumsi bahwa dalam meningkatkan pengetahuan ibu

    tentang kelengkapan imunisasi TT pada masa hamil membutuhkan

    bantuan dan informasi dari tenaga kesehatan. Oleh sebab itu

    komunikasi interpersonal tergantung kepada kharisma dan

    kemampuan verbal memberi informasi atau kemahiran petugas

    kesehatan. Beberapa penelitian menunjukkan komunikasi dua arah

    akan lebih efektif daripada komunikasi satu arah dalam merubah sikap

    dan perilaku sasaran begitu juga dengan pengetahuan.

    Upaya yang dilakukan sebagai seorang tenaga kesehatan adalah

    dengan memberikan konseling dan informasi tentang manfaat

    mobilisasi dini serta melakukan pendampingan pada tindakan

    imunisasi TT pada ibu hamil. Disamping itu kesiapan seorang wanita

    menghadapi masa nifas dengan membekali dirinya dengan

    pengetahuan-pengetahuan tentang masa nifas akan sangat membantu

    dalam menjalani masa nifas dengan lebih baik.

  • BAB V

    KESIMPULAN DAN SARAN

    A. Kesimpulan

    Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah

    dikemukakan di atas, maka penulis dapat menarik kesimpulan sebagai

    berikut:

    1. Pengetahuan yang baik tentang kelengkapan imunisasi TT pada ibu

    hamil terdapat pada kelompok umur 20 – 35 tahun (11,1%) dan umur >

    35 tahun (27,8%).

    2. Pengetahuan yang baik tentang kelengkapan imunisasi TT terdapat

    pada tingkat pendidikan menengah (37,0%).

    3. Pengetahuan yang baik tentang kelengkapan imunisasi TT terdapat

    pada ibu yang mendapatkan informasi melalui tenaga kesehatan

    (13,0%) dan melalui keluarga (22,2%).

    B. Saran

    1. Bagi pendidikan kebidanan perlu diberikan penekanan materi

    mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi kelengkapan imunisasi TT

    pada ibu hamil sehingga bidan dapat memberi informasi yang benar

    tentang pentingnya imunisasi TT pada ibu hamil.

    2. Bagi Bidan di Puskesmas Mekar Kota Kendari, perlu ditingkatkan lagi

    komunikasi terapeutik pada tenaga kesehatan terutama dalam

    memberikan informasi tentang pentingnya imunisasi TT pada ibu hamil

    melalui pelatihan-pelatihan khusus, seminar serta peningkatan

    52

  • pengawasan terhadap ibu-ibu saat melakukan kegiatan posyandu

    supaya angka kejadian infeksi pasca persalinan dapat ditekan.

    3. Diharapkan bagi Puskesmas Mekar untuk melakukan penyuluhan dan

    lebih memberikan informasi kepada ibu hamil tentang pentingnya

    imunisasi tetanus toksoid (TT).

    4. Bagi ibu hamil, diharapkan lebih termotivasi untuk melakukan

    imunisasi tetanus toksoid, terutama pada ibu dengan pendidikan SD

    dan SMP, berpengetahuan kurang baik, serta ibu dengan paritas

    primipara dan pada setiap kunjungan ANC ibu hamil wajib

    mendapatkan imunisasi tetanus toksoid agar meningkatkan cakupan

    imunisasi tetanus toksoid.

    5. Bagi peneliti selanjutnya yang akan melakukan penelitian yang serupa

    dengan penelitian ini agar menambah jumlah variabel penelitian

    sehingga mendapatkan hasil yang maksimal.

  • DAFTAR PUSTAKA

    Achmadi, UF. 2008. Imunisasi Mengapa Perlu?. Jakarta : Kompas Media. Achsin, A. 2003. Untukmu Ibu Tercinta. Jakarta : Erlangga. Ali, Muhammad. 2012. Pengetahuan, Sikap dan Perilaku Ibu Bekerja dan

    Tidak Bekerja Tentang Imunisasi. Jurnal Kesehatan. Vol 13. No. 25. Juli 2013. 237-243.

    Arikunto, S. 2010. Prosedur penelitian suatu pendekatan praktik. Yogyakarta :

    Rineka Cipta BKKBN. 2005. Kartu Informasi KHIBA (Kelangsungan Hidup Ibu, Bayi, dan

    Anak Balita). Jakarta : BKKBN Depkes RI. 2009. Profil Kesehatan Indonesia. Jakarta: Depkes RI. ________. 2008. Modul Pelatihan Pelaksanaan dan Penilaian Imunisasi.

    Jakarta : Depkes RI. ________. 2007. Pedoman Teknis Imunisasi Tingkat Puskesmas. Jakarta : Depkes RI. Dinkes Kota Kendari. 2015. Laporan Kesehatan Kota Kendari Tahun 2014.

    Kendari : Dinkes Kota Kendari. Dinkes Prov. Sultra. 2015. Profil kesehatan Sultra 2015. Kendari: Dinas

    Kesehatan. Gunawan. 2009. Pengaruh Karakterisitik Ibu dan Lingkungan Sosial Budaya

    Terhadap Imunisasi Hepatitis B Pada Bayi 0-7 Hari Di Kabupaten Langkat. Skripsi. Medan : Program Pasca Sarjana USU.

    Hadinegoro dkk. 2011. Panduan Imunisasi Anak. Jakarta: Badan Penerbit

    Ikatan Dokter Anak Indonesia Haurissa, S. 2007. Hubungan Pengetahuan dan Sikap Ibu Tentang Kegiatan

    Posyandu dengan Frekuensi Penimbangan Balita ke Posyandu di Wilayah Kerja Puskesmas Gondomanan Yogyakarta. Skripsi : Yogyakarta: Gizi Kesehatan Universitas Gadjah Mada.

    Kemenkes RI. 2014. Pegangan Fasilitator Kelas Ibu Hamil. Jakarta :

    Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.

  • Kurniawati. 2004. Faktor-Faktor Yang berhubungan dengan Kelengkapan Imunisasi Dasar Bayi di Desa Mukti Jaya Kecamatan Rimba Melintang Kabupaten Rokan Hilir Tahun 2004. Skripsi. Medan : Fakultas Kesehatan Masyarakat

    Kushartanti, W. 2004. Senam Hamil: Menyamankan Kehamilan,

    Mempermdah Persalinan. Yogyakarta : Lintang Pustaka. Kusmiyati, Y. 2009. Perawatan Ibu Hamil. Yogyakarta : Fitramaya. Lia. 2009. Buku Saku Praktik Bidan. Jakarta : EGC. Lisnawati, Lilis. 2011. Generasi Sehat Melalui Imunisasi. Jakarta: Trans Info

    Media. Manuaba IBG. 2008. Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan Keluarga

    Berencana, Jakarta : YBP. Marimbi, H. 2010. Tumbuh Kembang, Status Gizi, dan Imunisasi Dasar pada

    Balita. Yogyakarta: Nuha Medika. Maryunani, A. 2010. Ilmu Kesehatan Anak dalam Kebidanan. Jakarta : CV.

    Trans Info. Mubarak. 2009. Promosi Kesehatan. Yogyakarta : Graha Ilmu. Noor, N. 2010. Hubungan Usia Dengan Status Imunisasi Pada Anak. Jurnal

    Kesehatan. Vol 4. No. 5. Notoadmodjo, S. 2007. Ilmu Kesehatan Masyarakat, Cetakan Kedua, Jakarta:

    Rineka Cipta. _____________. 2012. Promosi Kesehatan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta:

    Rineka Cipta Nursalam. 2008. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu

    Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika. Paini. 2010. Gambaran Pengetahuan dan. Vol 14. No. 4. Oktober 2012. 391-

    398 Poltekkes Kendari, 2014/2015. Pedoman Penulisan Karya Tulis Ilmiah.

    Kendari : Jurusan Kebidanan Poltekkes Kendari. Proverawati, A. 2010. Imunisasi dan Vaksinasi. Jakarta: Nuha Offset.

  • Puskesmas Mekar. 2015. Laporan Tahunan Kesehatan 2015. Kendari: Puskesmas Mekar

    Putriazka. 2012. Imunisasi TT (Tetanus Toxoid) pada ibu hamil:

    www.putriazka.wordpress.com Ranuh, I. G. N, et. al. 2008. Pedoman Imunisasi di Indonesia, Edisi Ketiga

    Tahun 2008. Jakarta: Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia. Sugiyono. 2008. Metode Penelitian. Bandung : CV. Alfa Beta Taufik. 2007. Prinsip-prinsip Promosi Kesehatan Dalam Bidang Keperawatan

    Untuk Perawat dan Mahasiswa Keperawatan. Jakarta:Info Medika. Thomas dkk. 2005. Behaviour Change: An Evidence Based Handbook For

    Social and Public Health. USA: Elsevier Churcill Livingstone Wahit dkk. 2008. Ilmu Keperawatan Komunitas: Konsep dan Aplikasi. Jakarta:

    Salemba Medika. Winkjasastro, H. 2007. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka. World Health Organisation, 2013. Immunization. Available from

    http://www.who.int/topics/immunization/en/ (Diakses 5 mei 2016) Yustifa, A.R. 2008 Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu tentang imunisasi

    Polio dengan Perilaku Pasca Pemberian Imunisasi Polio pada Bayi RB An-Nissa Surakarta.STIKES Aisyiyah Surakarta: Surakarta

    http://www.who.int/topics/immunization/en/%20(Diakses

  • LAMPIRAN 1.

    SURAT PERMOHONAN PENGISIAN KUESIONER

    Lampiran : 1 (satu) berkas Perihal : Permohonan Pengisian Kuesioner Kepada Yth. Saudara ............................ Di – Puskesmas Mekar Kota Kendari Dengan Hormat,

    Dalam rangka penulisan Karya Tulis Ilmiah yang berjudul: ”Studi

    Pengetahuan Tentang Kelengkapan Imunisasi Tetanus Toxoid (TT) pada

    Ibu Hamil di Puskesmas Mekar Kota Kendari Tahun 2016”, maka saya

    mohon dengan hormat kepada saudara untuk menjawab beberapa

    pertanyaan kuesioner (angket penelitian) yang telah disediakan. Jawaban

    saudara diharapkan objektif (diisi apa adanya).

    Kuesioner ini bukan tes psikologi, maka dari itu saudara tidak perlu

    takut atau ragu-ragu dalam memberikan jawaban yang sejujur-jujurnya.

    Artinya, semua jawaban yang saudara berikan adalah benar dan jawaban

    yang diminta adalah sesuai dengan kondisi yang terjadi. Oleh karena itu,

    data dan identitas saudara akan dijamin kerahasiaannya.

    Demikian atas perhatian dan kerjasamanya, saya ucapkan terima kasih.

    Kendari, Mei 2016 Ttd ...................................

    Lampiran 2.

  • SURAT PERNYATAAN PERSETUJUAN RESPONDEN

    Dalam rangka memenuhi salah satu syarat penulisan Karya Tulis

    Ilmiah yang berjudul “Studi Pengetahuan Tentang Kelengkapan Imunisasi

    Tetanus Toxoid (TT) pada Ibu Hamil di Puskesmas Mekar Kota Kendari

    Tahun 2016”, maka saya yang bertanda tangan di bawah ini:

    Nama : ...........................................................

    Alamat : ...........................................................

    Menyatakan Bersedia/Tidak Bersedia*) menjadi responden dalam penelitian

    ini.

    Kendari, 2016

    Hormat Saya,

    (............................................)

    Responden

    *) Coret yang tidak perlu

    Lampiran 3.

  • LEMBAR KUISIONER Studi Pengetahuan Tentang Kelengkapan Imunisasi Tetanus Toxoid (TT)

    pada Ibu Hamil di Puskesmas Mekar Kota Kendari Tahun 2016

    I. Identitas Responden

    Nomor Responden : …………..

    Nama : …………………………….

    Umur : ........... tahun

    Pendidikan : a. SD

    b. SMP

    c. SMA

    d. Perguruan Tinggi

    Berikan tanda (X) pada jawaban yang anda pilih

    1. Apakah saudara pernah mendapatkan informasi tentang Imunisasi TT?

    a. Pernah

    b. Tidak

    2. Jika pernah, saudara mendapatkannya (boleh diisi lebih dari 1 sumber)?

    a. Media cetak : koran, majalah, tabloid

    b. Media elektronik : TV, Internet, Radio

    c. Tenaga Kesehatan

    d. Keluarga

    II. Pengetahuan Ibu Hamil

    1. Yang dimaksud dengan imunisasi adalah:

    a. Melindungi seseorang dari suatu penyakit

    b. Mencegah penyakit masuk ke tubuh seseorang

    c. cara efektif untuk memberikan kekebalan khusus terhadap

    seseorang sehat

    d. menghindarkan seseorang dari suatu penyakit

  • 2. Sasaran yang tepat pada imunisasi adalah:

    a. Lansia (lanjut usia ) umur >49 tahun

    b. Pasangan Usia Subur (PUS)

    c. bayi umur di bawah 1 tahun, ibu hamil dalam periode awal

    kehamilan sampai 8 bulan, calon pengantin wanita, anak kelas 1

    dan 6 sekolah dasar

    d. Remaja 10-19 tahun

    3. Yang di maksud dengan imunisasi TT adalah:

    a. Pengobatan pada ibu hamil

    b. Memberi kekebalan pada ibu hamil terhadap tetanus

    c. Pencegahan terhadap kuman ibu hamil

    d. Melindungi ibu terhadap kemungkinan tetanus apabila terluka

    4. Waktu pemberian imunisasi pa