Penkes imunisasi

23

Click here to load reader

Transcript of Penkes imunisasi

Page 1: Penkes imunisasi
Page 2: Penkes imunisasi

;

PENTINGNYA

Disusun oleh:

Disusun Oleh :Burhan Burhanudin

Ema Arum RukmasariGhyta

Lilis Mamuroh Rahmalia

WillaYuli Yuliana

PROGRAM STUDI NERSSTIKES BHAKTI KENCANA

BANDUNG2015

Imunisasi adalah suatu tindakan untuk memberikan kekebalan dengan cara memasukkan vaksin ke dalam tubuh

manuasia.

Imunisasi merupakan cara terbaik untuk melindungi Anak dari berbagai macam

penyakit ;Imunisasi bisa mencegah beberapa penyakit infeksi yang dapat menyebabkan kematian

dan kecacatan ;Imunisasi efektif mencegah penyebaran dan penularan bakteri atau virus ke anak-anak lain dan orang dewasa di lingkungan sekitar sehingga wabah penyakit berat yang mematikan bisa dihindari.

lima imunisasi dasar yang wajib diberikan sejak bayi:

1. Imunisasi BCG sekali untuk mencegah penyakit Tuberkulosis. Diberikan segera setelah bayi lahir di tempat pelayanan kesehatan atau mulai 1 (satu) bulan di Posyandu.

2. Imunisasi Hepatitis B sekali untuk mencegah penyakit Hepatitis B yang ditularkan dari ibu ke bayi saat persalinan.

3. Imunisasi DPT-HB 3 (tiga) kali untuk mencegah penyakit Difteri, Pertusis (batuk rejan), Tetanus dan Hepatitis B. Imunisasi ini pertama kali diberikan saat bayi berusia 2 (dua) bulan. Imunisasi berikutnya berjarak waktu 4 minggu. Pada saat ini pemberian imunisasi DPT dan Hepatitis B dilakukan bersamaan dengan vaksin DPT-HB.

4. Imunisasi polio untuk memberikan kekebalan terhadap penyakit polio. Imunisasi Polio diberikan 4 (empat) kali dengan jelang waktu (jarak) 4 minggu.

5. Imunisasi campak untuk mencegah penyakit campak. Imunisasi campak diberikan saat bayi berumur 9 bulan.

I M U N I

MENGAPA HARUS

Apakah imunisasi itu?

BAGI KESEHATAN ANAK

Imunisasi Dasar pada Bayi ADAKAH

Page 3: Penkes imunisasi

Imunisasi kadang mengakibatkan efek samping. Ini adalah tanda baik yang membuktikan vaksin betul-betul bekerja secara tepat.

Umumnya efek samping imunisasi tergolong ringan, seperti bengkak atau bekas berwarna kemerahan di bagian yang disuntik, demam, mual, nyeri, pusing, dan hilang nafsu makan

BCG: Setelah 2 minggu akan terjadi pembengkakan kecil dan merah di tempat suntikan. Setelah 2–3 minggu kemudian pembengkakan menjadi abses kecil dan kemudian menjadi luka dengan garis tengah ±10 mm. Luka akan sembuh sendiri dengan meninggalkan luka parut kecil.

 

DPT: Kebanyakan bayi menderita panas pada sore hari setelah imunisasi DPT, tetapi panas akan turun dan hilang dalam waktu 2 hari. Sebagian besar merasa nyeri, sakit, merah atau bengkak di tempat suntikan. Keadaan ini tidak berbahaya dan tidak perlu mendapatkan pengobatan khusus, dan akan sembuh sendiri. Bila gejala tersebut tidak timbul, tidak perlu diragukan bahwa imunisasi tersebut tidak memberikan perlindungan, dan imunisasi tidak perlu diulang.

 

Polio: Jarang timbuk efek samping.

 

Campak: Anak mungkin panas, kadang disertai kemerahan 4–10 hari sesudah penyuntikan.

 Hepatitis B: Belum pernah dilaporkan adanya efek samping.

Apakah imunisasi itu?

Imunisasi Lengkap wajib Diberikan

sejak Bayi

Imunisasi Dasar pada Bayi ADAKAH

Page 4: Penkes imunisasi

SATUAN ACARA PENYULUHAN

Pentingnya Imunisasi Bagi Kesehatan Anak

Oleh :Kelompok III :

Burhan BurhanudinEma Arum Rukmasari

GhytaRahmalia

Lilis MamurohWilla

Yuli Yuliana

PROGRAM STUDI NERSSEKOLAH TINGGI KESEHATAN BHAKTI KENCANA

B A N D U N G2 0 1 5

4

Imunisasi Lengkap wajib Diberikan

sejak Bayi

Page 5: Penkes imunisasi

SATUAN ACARA PENYULUHAN

Pokok bahasan

Sub pokok bahasan

Sasaran

Hari/tanggal

Waktu

Tempat

Penyuluh

: Perawatan Kesehatan Anak

: Pentingnya Imunisasi Bagi kesehatan anak

: Keluarga yang memiliki balita

: Jum’at, 3 Juli 2015

: 30 menit

: RW 14 Desa Sukajaya - Garut

: Mahasiswa STIKES Bhakti Kencana Bandung

Tujuan Instruksional Umum :

Setelah mengikuti penyuluhan kesehatan tentang pentingnya imunisasi bagi kesehatan

anak, diharapkan keluarga yang memiliki balita belum imunisasi dapat memahami dan

mau membawa anaknya untuk diimunisasi.

Analisa Tugas :

Know :

1. Pengertian imunisasi.

2. Tujuan imunisasi.

3. Jenis-jenis imunisasi pada anak.

4. Efek samping imunisasi.

Do :

Keluarga mau membawa anaknya untuk dilakukan imunisasi.

5

Page 6: Penkes imunisasi

Show :

Keluarga memperhatikan penjelasan dan menunjukkan pemahaman terhadap materi

yang disampaikan.

Tujuan Instruksional Khusus :

Setelah mengikuti pendidikan kesehatan selama 1x30 menit, diharapkan keluarga dapat

mengetahui dan memahami tentang :

1. Pengertian imunisasi.

2. Tujuan imunisasi.

3. Jenis-jenis imunisasi pada anak.

4. Efek samping imunisasi.

Materi Pengajaran :

Terlampir.

Alokasi Waktu :

30 menit

Strategi Pelaksanaan :

1. Menjelaskan materi–materi penyuluhan :

a. Menjelaskan tentang pengertian imunisasi.

b. Dengan tanya jawab dan menjelaskan tentang tujuan imunisasi

c. Menjelaskan tentang jenis-jenis imunisasi

d. Dengan tanya jawab dan menjelaskan tentang efek samping imunisasi.

2. Memberikan kesempatan bertanya kepada keluarga.

6

Page 7: Penkes imunisasi

3. Mengadakan tanya jawab untuk mengetahui sejauh mana pemahaman keluarga

tentang pentingnya imunisasi bagi anak.

4. Memberikan kesempatan kepada keluarga untuk menjelaskan kembali tentang

pentingnya imunisasi bagi anaknya.

Metoda Pengajaran :

Ceramah, tanya jawab, dan demosntrasi.

Media Pengajaran :

Leaflet, Power point, LCD.

7

Page 8: Penkes imunisasi

Proses Pelaksanaan

Tahap Kegiatan

Kegiatan Metoda Waktu Media

Penyuluh Peserta

Persiapan Menyiapkan materi dan lingkungan 5 menit

Pembukaan Membuka acara dengan mengucapkan salam

Menyampaikan topik dan tujuan penyuluhan

Apersepsi

Menjawab salam Menyimak Mendengarkan, Menjawab pertanyaan

Ceramah Tanya

jawab

5 menit

Kerja Mengkaji pengetahuan sasaran tentang materi penyuluhan.

Menjelaskan tentang materi penyuluhan

Memberikan kesempatan untuk menanyakan hal-hal yang belum di mengerti.

Menyampaikan pengetahuannya tentang materi penyuluhan

Mendengarkan penyuluh menyampaikan materi

Menanyakan hal-hal yang belum/tidak dimengerti dari materi penyuluhan

Cermah Tannya

jawab

15 menit LeafletVideoPower Point LCD

Penutup Memberikan pertanyaan kepada sasaran tentang materi yang sudah disampaikan penyuluhMenyimpulkan materi penyuluhan yang telah disampaikan kepada sasaranMenutup acara dan mengucapkan salam serta terima kasih kepada sasaran.

Menjawab pertanyaan yang diajukan penyuluhMendengarkan penyampaian kesimpulanMendengarkan penyuluh menutup acara dan menjawab salam

Ceramah Tanya

jawab

10 menit

.     

8

Page 9: Penkes imunisasi

Setting Tempat :

Keterangan :12345

: Penyaji: Moderator: Sekretaris: Fasilitator: Observer

Organisasi Kelompok :

Penyaji

Moderator

Sekretaris

Fasilitator

Observer

: Ema Arum Rukmasari

: Burhan Burhanudin

: Ghyta Fauzia

: 1. Lilis Mamuroh

2. Rahmalia

3. Willa

: Yuli Yuliana

9

U

B + TS

L A Y A R

1 2 3

AUDIENS

4

5

4

4

Page 10: Penkes imunisasi

Evaluasi :

Materi penilaian/ Test :

1. Jelaskan tentang Pengertian imunisasi.

2. Sebutkan Tujuan imunisasi.

3. Sebutkan Jenis-jenis imunisasi pada anak.

4. Jelaskan Efek samping imunisasi

10

Page 11: Penkes imunisasi

MATERI PENYULUHAN

PENTINGNYA IMUNISASI BAGI KESEHATAN ANAK

1. Pengertian Imunisasi

Imunisasi berasal dari kata imun, kebal atau resisten. Jadi Imunisasi adalah suatu

tindakan untuk memberikan kekebalan dengan cara memasukkan vaksin ke dalam

tubuh manuasia. Sedangkan kebal adalah suatu keadaan dimana tubuh mempunyai

daya kemampuan mengadakan pencegahan penyakit dalam rangka menghadapi

serangan kuman tertentu. Kebal atau resisten terhadap suatu penyakit belum tentu

kebal terhadap penyakit lain (Depkes RI, 2005).

Dalam ilmu kedokteran, imunitas adalah suatu peristiwa mekanisme pertahanan

tubuh terhadap invasi benda asing hingga terjadi interaksi antara tubuh dengan benda

asing tersebut. Adapun tujuan imunisasi adalah merangsang sistim imunologi tubuh

untuk membentuk antibody spesifik sehingga dapat melindungi tubuh dari serangan

Penyakit yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I).

Departemen Kesehatan RI (2004), menyebutkan imunisasi adalah suatu usaha

yang dilakukan dalam pemberian vaksin pada tubuh seseorang sehingga dapat

menimbulkan kekebalan terhadap penyakit tertentu.

2. Tujuan imunisasi

Tujuan pemberian imunisasi adalah untuk mencegah terjadinya infeksi penyakit

yang dapat menyerang anak-anak. Hal ini dapat dicegah dengan pemberian imuniasi

sedini mungkin kepada bayi dan anak-anak.

Menurut Depkes RI (2001), tujuan pemberian imunisasi adalah untuk mencegah

penyakit dan kematian bayi dan anak-anak yang disebabkan oleh wabah yang sering

muncul. Pemerintah Indonesia sangat mendorong pelaksanaan program imunisasi

sebagai cara untuk menurunkan angka kesakitan, kematian pada bayi, balita/ anak-

anak pra sekolah.

11

Page 12: Penkes imunisasi

3. Pentingnya Imunisasi dan penyakit Yang Dapat Dicegah Dengan Imunnisasi

Di Indonesia, program imunisasi telah dimulai sejak abad ke 19 untuk membasmi

penyakit cacar di Pulau Jawa. Kasus cacar terakhir di Indonesia ditemukan pada

tahun 1972 dan pada tahun 1974 Indonesia secara resmi dinyatakan Negara bebas

cacar. Tahun 1977 sampai dengan tahun 1980 mulai diperkenal kan imunisasi BCG,

DPT dan TT secara berturut-turut untuk memberikan kekebalan terhadap penyakit-

penyakit TBC anak, difteri, pertusis dan tetanus neonatorum. Tahun 1981 dan 1982

berturut-turut mulai diperkenalkan antigen polio dan campak yang dimulai di 55 buah

kecamatan dan dikenal sebagai kecamatan Pengembangan Program Imunisasi (PPI).

(Depkes RI, 2005)

Pada tahun 1984, cakupan imunisasi lengkap secara nasional baru mencapai 4%.

Dengan strategi akselerasi, cakupan imunisasi dapat ditingkatkan menjadi 73% pada

akhir tahun 1989. Strategi ini terutama ditujukan untuk memperkuat infrastruktur dan

kemampuan manajemen program. Dengan bantuan donor internasional (antara lain

WHO, UNICEF, USAID) program berupaya mendistribusikan seluruh kebutuhan

vaksin dan peralatan rantai dinginnya serta melatih tenaga vaksinator dan pengelola

rantai dingin . Pada akhir tahun 1989, sebanyak 96% dari semua kecamatan di tanah

air memberikan pelayanan imunisasi dasar secara teratur. (Abednego, 1997)

Dengan status program demikian, pemerintah bertekad untuk mencapai Universal

Child Immunization (UCI) yaitu komitmen internasional dalam rangka Child

Survival pada akhir tahun 1990. Dengan penerapan strategi mobilisasi social dan

pengembangan Pemantauan Wilayah Setempat (PWS), UCI ditingkat nasional dapat

dicapai pada akhir tahun 1990. Akhirnya lebih dari 80% bayi di Indonesia mendapat

imunisasi lengkap sebelum ulang tahunnya yang pertama. (Depkes RI, 2005)

Pentingnya Imunisasi dan Penyakit Yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi

Imunisasi merupakan salah satu cara yang efektif dan efisien dalam mencegah

penyakit dan merupakan bagian kedokteran preventif yang mendapatkan prioritas.

Sampai saat ini ada tujuh penyakit infeksi pada anak yang dapat menyebabkan

kematian dan cacat, walaupun sebagian anak dapat bertahan dan menjadi kebal.

Ketujuh penyakit tersebut dimasukkan pada program imunisasi yaitu penyakit

tuberkulosis, difteri, pertusis, tetanus, polio, campak dan hepatitis-B.

a. Tuberkulosis

Tuberkulosis (TBC) adalah suatu penyakit menular langsung yang disebabkan

oleh kuman TB (Mycobacterium tuberculosis). Penyakit TBC ini dapat

12

Page 13: Penkes imunisasi

menyerang semua golongan umur dan diperkirakan terdapat 8 juta penduduk

dunia diserang TB dengan kematian 3 juta orang per tahun. Di negara-negara

berkembang kematian ini merupakan 25% dari kematian penyakit yang

sebenarnya dapat diadakan pencegahan. Diperkirakan 95% penderita TBC berada

di Negara berkembang.

b. Difteri.

Difteri merupakan penyakit infeksi yang disebabkan oleh Corynebacterium

diphtheriae merangsang saluran pernafasan terutama terjadi pada balita. Penyakit

difteri mempunyai kasus kefatalan yang tinggi. Pada penduduk yang belum

divaksinasi ternyata anak yang berumur 1-5 tahun paling banyak diserang karena

kekebalan (antibodi) yang diperolah dari ibunya hanya berumur satu tahun.

c. Pertusis

Pertusis atau batuk rejan adalah penyakit infeksi akut yang disebabkan oleh

Bordotella pertusis pada saluran pernafasan. Penyakit ini merupakan penyakit

yang cukup serius pada bayi usia dini dan tidak jarang menimbulkan kamatian.

Seperti halnya penyakit infeksi saluran pernafasan akut lainnya, pertusis sangat

mudah dan cepat penularannya. Penyakit ini dapat merupakan salah satu

penyebab tingginya angka kesakitan terutama di daerah yang padat penduduk.

d. Tetanus

Penyakit tetanus merupakan penyakit yang disebabkan oleh kuman bakteri

Clostridium tetani. Kejadian tetanus jarang dijumpai di negara yang telah

berkembang tetapi masih banyak terdapat di negara yang sedang berkembang,

terutama dengan masih seringnya kejadian tetanus pada bayi baru lahir (tetanus

neonatorum). Penyakit terjadi karena kuman Clostridium tetani memasuki tubuh

bayi lahir melalui tali pusat yang kurang terawat. Kejadian seperti ini sering kali

ditemukan pada persalinan yang dilakukan oleh dukun kampong akibat

memotong tali pusat memakai pisau atau sebilah bambu yang tidak steril. Tali

pusat mungkin pula dirawat dengan berbagai ramuan, abu, daun-daunan dan

sebagainya. Oleh karena itu, untuk mencegah kejadian tetanus neonatorum ini

adalah dengan pemberian imunisasi.

e. Poliomielitis

Polio adalah penyakit yang disebabkan oleh virus polio. Berdasarkan hasil

surveilans AFP (Acute Flaccide Paralysis) dan pemeriksaan laboratorium,

penyakit ini sejak tahun 1995 tidak ditemukan di Indonesia. Namun kasus AFP

ini dalam beberapa tahun terkahir kembali ditemukan di beberapa daerah di

Indonesia.

13

Page 14: Penkes imunisasi

f. Campak

Penyakit campak (Measles) merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus

campak, dan termasuk penyakit akut dan sangat menular, menyerang hampir

semua anak kecil. Penyebabnya virus dan menular melalui saluran pernafasan

yang keluar saat penderita bernafas, batuk dan bersin (droplet). Penyakit ini pada

umumnya sangat dikenal oleh masyarakat terutama para ibu rumah tangga.

Dibeberapa daerah penyakit ini dikaitkan dengan nasib yang harus dialamai oleh

semua anak, sedangkan di daerah lain dikaitkan dengan pertumbuhan anak.

g. Hepatitis B

Penyakit hepatitis merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh virus

hepatitis. Penyakit ini masih merupakan satu masalah kesehatan di Indonesia

karena prevalensinya cukup tinggi. Prioritas pencegahan terhadap penyakit ini

yaitu melalui pemberian imunisasi hepatitis pada bayi dan anak-anak. Hal ini

dimaksudkan agar mereka terlindungi dari penularan hepatitis B sedini mungkin

dalam hidupnya. Dengan demikian integrasi imunisasi Hepatitis B ke dalam

imunisasi dasar pada kelompok bayi dan anak-anak merupakan langkah yang

sangat diperlukan.

4. Tujuan Pelaksanaan Imunisasi

a. Vaksinasi BCG

Vaksinasi BCG diberikan pada bayi umur 0-12 bulan secara suntikan intrakutan

dengan dosis 0,05 ml. Vaksinasi BCG dinyatakan berhasil apabila terjadi

tuberkulin konversi pada tempat suntikan. Ada tidaknya tuberkulin konversi

tergantung pada potensi vaksin dan dosis yang tepat serta cara penyuntikan yang

benar. Kelebihan dosis dan suntikan yang terlalu dalam akan menyebabkan

terjadinya abses ditempat suntikan. Untuk menjaga potensinya, vaksin BCG

harus disimpan pada suhu 20 C. (Depkes RI, 2005)

b. Vaksinasi DPT

Kekebalan terhadap penyakit difteri, pertusis dan tetanus adalah dengan

pemberian vaksin yang terdiri dari toksoid difteri dan toksoid tetanus yang telah

dimurnikan ditambah dengan bakteri bortella pertusis yang telah dimatikan.

Dosis penyuntikan 0,5 ml diberikan secara subkutan atau intramuscular pada bayi

yang berumur 2-12 bulan sebanyak 3 kali dengan interval 4 minggu. Reaksi

spesifik yang timbul setelah penyuntikan tidak ada. Gejala biasanya demam

ringan dan reaksi lokal tempat penyuntikan. Bila ada reaksi yang berlebihan

seperti suhu yang terlalu tinggi, kejang, kesadaran menurun, menangis yang

14

Page 15: Penkes imunisasi

berkepanjangan lebih dari 3 jam, hendaknya pemberian vaksin DPT diganti

dengan DT. (Depkes RI, 2005)

c. Vaksinasi Polio

Untuk kekebalan terhadap polio diberikan 2 tetes vaksin polio oral yang

mengandung viruis polio yang mengandung virus polio tipe 1, 2 dan 3 dari

Sabin. Vaksin yang diberikan melalui mulut pada bayi umur 2-12 bulan sebanyak

4 kali dengan jarak waktu pemberian 4 minggu. (Depkes RI, 2005)

d. Vaksinasi Campak

Vaksin yang diberikan berisi virus campak yang sudah dilemahkan dan dalam

bentuk bubuk kering atau freezeried yang harus dilarutkan dengan bahan pelarut

yang telah tersedia sebelum digunakan. Suntikan ini diberikan secara subkutan

dengan dosis 0,5 ml pada anak umur 9-12 bulan. Di negara berkembang

imunisasi campak dianjurkan diberikan lebih awal dengan maksud memberikan

kekebalan sedini mungkin, sebelum terkena infeksi virus campak secara alami.

Pemberian imunisasi lebih awal rupanya terbentur oleh adanya zat anti kebal

bawaan yang berasal dari ibu (maternal antibodi), ternyata dapat menghambat

terbentuknya zat kebal campak dalam tubuh anak, sehingga imunisasi ulangan

masih diberikan 4-6 bulan kemudian. Maka untuk Indonesia vaksin campak

diberikan mulai abak berumur 9 bulan. (Depkes RI, 2005)

5. Manfaat dan Efek Samping Imunisasi

Imunisasi bertujuan untuk merangsang system imunologi tubuh untuk

membentuk antibody spesifik sehingga dapat melindungi tubuh dari serangan

penyakit. (Musa, 1985). Walaupun cakupan imunisasi tidak sama dengan 100% tetapi

sudah mencapai 70% maka anal-anak yang tidak mendapatkan imunisasi pun akan

terlindungi oleh adanya suatu “herd immunity”.

Berdasarkan hasil penelitian Ibrahim (1991), menyatakan bahwa bila imunisasi

dasar dilaksanakan dengan lengkap dan teratur, maka imunisasi dapat menguragi

angka kesakitan dan kematian balita sekitar 80-95%. Pengertian teratur dalam hal ini

adalah teratur dalam mentaati jadwal dan jumlah frekuensi imunisasi, sedangkan yang

dimaksud imunisasi dasar lengkap adalah telah mendapat semua jenis imunisasi dasar

(BCG 1 kali, DPT 3 kali, Polio 4 kali dan Campak 1 kali) pada waktu anak berusia

kurang dari 11 bulan. Imunisasi dasar yang tidak lengkap, maksimal hanya dapat

memberikan perlindungan 25-40%. Sedangkan anak yang sama sekali tidak

diimunisasi tentu tingkat kekebalannya lebih rendah lagi.

15

Page 16: Penkes imunisasi

Pemberian tetanus toksoid pada ibu hamil dapat mencegah terjadinya tetanus

neonatorum pada bayi baru lahir yang ditolong dengan tidak steril dan pemotongan

tali pusat memakai alat tidak steril. Imunisasi terhadap difteri dan pertusis dimulai

sejak umur 2-3 bulan dengan selang 4-8 minggu sebanyak 3 kali akan memberikan

perlindungan mendekati 100% sampai anak berusia 1 tahun. Imunisasi campak

diberikan 1 kali akan memberikan perlindungan seumur hidup. Imunisasi

poliomyelitis dapat memberikan perlindungan seumur hidup apabila telah diberikan 4

kali.

Vaksin sebagai suatu produk biologis dapat memberikan efek samping yang

tidak diperkirakan sebelumnya dan tidak selalu sama reaksinya antara penerima yang

satu dengan penerima lainnya. Efek samping imunisasi yang dikenal sebagai

Kejadian Ikutan

16