BAB I Penkes Heru

download BAB I Penkes Heru

of 41

Transcript of BAB I Penkes Heru

BAB I PENGANTAR PENDIDIKAN KESEHATAN DAN ILMU PERILAKU

Pendidikan Kesehatan biasa disebut juga Penyuluhan Kesehatan Masyarakat adalah suatu bentuk pemecahan masalah kesehatan masyarakat dengan menggunakan pendekatan pendidikann (education). Pada Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) disebut KIE (Komunikasi Informasi dan Edukasi). Sedangkan Depdikbud sering menyebut Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Prilaku (PKIP) atau Pendidikan Kesehatan Masyarakat. Dan sekarang ini WHO merubah nama Health Education menjadi Health Promotion. Penyuluhan Kesehatan adalah Program promosi kesehatan, yaitu

memperkenalkan ide /gagasan /konsep agar timbul perubahan dari kelompok sasaran sesuai dengan keinginan penyuluh. A. SEJARAH PENDIDIKAN KESEHATAN Pada tahun 1942 Dr. Heindrich mengadakan pendidikan mengenai cacing. Pada kesempatan itu ia menyadari bahwa Pendidikan Kesehatan dapat membantu usaha kesehatan sehingga pada 1 April 1936 suatu pusat pendidikan untuk petugaspetugas pendidikan kesehatan masyarakat didirikan oleh Dr. Heindrich meninggalkan Indonesia, dan diteruskan oleh muridnya Dr. Soemedi dan Prof. Mochtar. B. DEFENISI PENDIDIKAN KESEHATAN Proporsi-proporsi dalam pendidikan kesehatan: 1. Proporsi Number One Tidak ada satupun input Pendidikan Kesehatan yang dapat diharapkan untuk memberikan akibat yang mantap terhadap perubahan pengertian, sikap dan tingkah laku, apabila tidak disokong oleh input-input pendidikan yang lain.

1

2. Proporsi Number Two Kombinasi yang terbaik dari input Pendidikan Kesehatan untuk beberapa orang tua beberapa kelompok dalam masyarakat belum tentu yang terbatas pula untuk yang lainnya. 3. Proporsi Number Three Pendidikan Kesehatan tidak boleh diharapkan untuk mencapai hal-hal yang lebih dari perubahan perilaku. C. TUJUAN PENDIDIKAN KESEHATAN 1. Menjadikan kesehatan sebagai sesuatu yang bernilai di masyarakat. 2. Mendorong individu agar mampu secara mandiri atau berkelompok mengadakan kegiatan untuk mencapai tujuan hidup sehat. 3.Mendorong pengembangan dan penggunaan secara tepat sarana pelayanan kesehatan yang sudah ada daripada harus berobat ke tempat-tempat pengobatan lain yang tidak sesuai dengan peruntukannya. D. RUANG LINGKUP PENDIDIKAN KESEHATAN Pendidikan Kesehatan dapat dilakukan berdasarkan 5 tingkat pencegahan: a. Promosi Kesehatan Misalnya dalam peningkatan gizi, kebiasaan hidup sehat, perbaikan sanitasi lingkungan, hygiene perorangan dan sebagainya. b. Perlindungan Khusus Dalam program imunisasi sebagai bentuk pelayanan perlindungan khusus ini. Karena kesadaran masyarakat tentang pentingnya imunisasi sebagai perlindungan terhadap dirinya maupun pada anak-anak masih rendah. c. Diagnosa Dini dan Pengobatan Segera Karena rendahnya pengetahuan masyarakat terhadap kesehatan dan penyakit, maka sering kali sulit mendeteksi penyakit yang terjadi. d. Pembatasan Cacat

2

Kurangnya pengertian masyarakat terhadap kesehatan dan penyakit, sehingga masyarakat tidak melanjutkan pengobatan nya sampai tuntas. e. Rehabilitasi Kurangnya pelatihan dan kesadaran masyarakat dapat berakibat terjadinya kecacatan pada akhirnya timbul rasa malu untuk kembali di masyarakat. E. PRINSIP-PRINSIP PENDIDIKAN KESEHATAN 1. Peranan Pendidikan Kesehatan Ahli kesehatan masyarakat dalam membicarakan status kesehatan mengacu pada teori HL. Blum. Lingkungan punya andil yang besar, kemudian disusul oleh perilaku, pelayanan kesehatan, dan keturunan yang punya andil paling kecilterhadap status kesehatan. 2. Konsep Pendidikan Kesehatan Suatu proses belajar yang berarti bahwa dalam pendidikan itu terjadi proses pertumbuhan, perkembangan, atauperubahan kearah yang dewasa, lebih baik, dan lebih matang pada diri individu, kelompok atau masyarakat. F. HUKUM-HUKUM DASAR DALAM PENDIDIKAN KESEHATAN 1. Teori Empirisme mengatakan bahwa hasil pendidikan itu tergantung pada pengalaman yang diperoleh anak didik selama hidupnya. Dan oleh John Locke teori ini dikembangkan menjadi TABULARASA yang berarti anak lahir dalam keadaan bersih dan lingkunganlah yang membentuknya. 2. Teori Nativisme mengatakan bahwa hasil pendidikan dan perkembangan anak ditentukan dari watak dan kepribadian yang ada pada setiap anak didik, dan bukan dipengaruhi oleh lingkungan (Schopenhouer). 3. Teori Konvergensi bahwa pembawaan watak dan lingkungan keduanya mempengaruhi hasil pendidikan dan perkembangan anak (William Stern).

3

G. SUB BIDANG KEILMUAN PENDIDIKAN KESEHATAN Mata-mata ajaran ilmu sebagai bagian dari Pendidikan Kesehatan: 1. Komunikasi. 2. Dinamika Kelompok. 3. Pengembangan dan Pengorganisasian Masyarakat (PPM). 4. Pemasaran Sosial. 5. Pendidikan dan Pelatihan. 6. Pengembangan Media. 7. Perencanaan dan Evaluasi pendidikan Kesehatan. 8. Antropologi Kesehatan. 9. Sosiologi Kesehatan. 10. Psikologi Sosial.

4

BAB II TEORI PROSES BELAJAR

Dapat dikelompokkan menjadi dua kelompok besar, yakni teori stimulusrespon yang kurang memperhitungkan factor internal dan teori transformasi yang telah memperhitungkan factor internal. A. TEORI BELAJAR GESTALT Seseorang dikatakan belajar apabila ia memperoleh pemahaman (insight) dalam situasi yang problematik. Pemahaman tersebut ditandai dengan adanya: a. Suatu perubahan yang tiba-tiba dari keadaan yang tak berdaya menjadi keadaan yang mampu menguasai masalah. b. Adanya retensi yang baik, c. Adanya peristiwa transfer. B. TEORI ASOSIASI Berasal dari ilmu jiwa asosiasi, menurut teori ini Proses Belajar adalah mengambil tanggapan-tanggapan dan menggabung-gabung tanggapan dengan jalur mengulang-ngulang. Tanggapan disini adalah sesuatu lukisan yang timbul dalam jiwa sudah diadakan pengamatan. C. TEORI GESTALD Berawal dari ilmu jiwa Gestalt, bahwa setiap fenomena terdiri dari suatu kesatuan yang melebihi jumlah dari unsure-unsurnya. Orang dikatakan belajar apabila menghadapi problem dan pemecahannya. D. TEORI BELAJAR SOSIAL Ada dua macam belajar yaitu belajar secara fisik dan psikis. Dalam belajar psikis ini termasuk juga belajar social diman seseorang mempelajari perannya dan peran orang lain dalam kontak social.

5

E. TEORI BELAJAR TIRUAN NE MILLER dan J. DOLLARD Disini mereka berpendapat tingkah laku manusia merupakan proses belajar. Untuk memahami tingkah laku harus mengetahui prinsip psikologi belajar. Prinsipnya terdiri dari 4, yakni Dorongan, Isyarat, Tingkah laku balas, dan Ganjaran. Prinsip ini saling terkait dan saling dipertukarkan. F. TEORI BELAJAR dari A BANDURA dan R.H WOLTER Teori ini disebut juga teori proses penggantian. Tingkah laku tiruan adalah suatu bentuk asosiasi dari rangsang dengan rangsangan lain. Menurut Bandara dan Wolter pengaruh pada tingkah laku model terhadap tingkah laku peniru dibedakan menjadi 3: a. Efek modeling. b. Efek menghambat dan penghapus hambatan. c. Efek kemudahan. G. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI BELAJAR Tiga persoalan pokok kegiatan belajar yakni Input, Proses, dan Output. Persoalan proses adalah mekanisme perubahan kemampuan pada diri subyek belajar. Terjadi pengaruh timbal balik antara berbagai faktor,, antara lain subyek belajar, pengajar dan fasilitator belajar, metode yang digunakan, alat bantudan materi yang dipelajari. H. PROSES BELAJAR DALAM PENDIDIKAN KESEHATAN 1. Arti Belajar Belajar pada hakekatnya adalah penyempurnaan potensi-potensi pada organism biologis dan psiskis yang diperlukan dalam hubungan manusia dengan dunia luar, dalam hubungannya hidup bermasyarakat. 2. Proses Belajar a. Latihan adalah prestasi tenaga-tenaga yang ada dengan mengulang-ngulang aktivitas tertentu seperti halnya pembiasaan.

6

b. Memperoleh Tingkah laku Baru(pengetahuan, kecakapan, keterampilan dan nilai). 3. Ciri-ciri Kegiatan. I. PROSES BELAJAR ORANG DEWASA Hasil belajar pendidikan orang dewasa adalah perubahan kemampuan penampilan, selanjutnya perubahan prilaku didasari adanya perubahan pengetahuan sikap. Perubah perilaku orang dewasa lebih sulit dibanding perubahan perilaku anakanak karena orang dewasa sudah punya pengetahuan, sikap, perilaku bagi kehidupan mereka. 6 faktor penghambat proses belajar orang dewasa (Verner dan Davison): a. Bertambahnya usia. b. Kurangnya penglihatan. c. Makin besar jumlah penerangan. d. Kemampuan mendengar menurun. e. Persepsi kontras warna cendrung kea rah merah. J. PRINSIP-PRINSIP BELAJAR a. Prinsip 1 Belajar adalah suatu pengalaman yang terjadi didalam diri sipelajar yang diaktifkan oleh individu itu sendiri. b. Prinsip 2 Belajar adalah penemuan diri sendiri. c. Prinsip 3 Belajar adalah suatu konsekuensi dari pengalaman. d. Prinsip 4 Belajar proses kerjasama dan kalaborasi. e. Prinsip 5 Belajar adalah proses evolusi bukan revolusi karena perubahan perilaku memerlukan waktu dan kesabaran. f. Prinsip 6 Belajar kadang-kadang merupakan suatu proses menyakitkan. g. Prinsip 7 belajar adalah proses emosional dan intelektual. h. Prinsip 8 Belajar bersifat individual dan unik.

7

K. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI BELAJAR ORANG DEWASA 1. Faktor Kebebasan, Seseorang dewasa cenderung berkeinginan untuk menentukan apa yang ingin dipelajari serta membandingkan dan menghubungkan pengetahuan baru dengan pengalaman belajar yang telah dimiliki sebelumnya. 2. Faktor Tanggung Jawab 3. Faktor Pengambilan Keputusan Sendiri 4. Faktor Pengaruh Diri Sendiri 5. Faktor Psikologis 6. Faktor Fisik 7. Faktor Motivasi

8

BAB III PRINSIP PENDIDIKAN, PENGEMBANGAN, DAN PENGGUNAAN MEDIA PENDIDIKAN

A. METODE PENDIDIKAN KESEHATAN Pada hakikatnya pendidikan kesehatan adalah suatu usaha menyampaikan pesan kesehatan kepada masyarakat, kelompok atau individu. Dan diharapkan

pendidikan dapat membawa perubahan prilaku sasaran. 1. Metode Pendidikan Individual (Perorangan) Bentuk daripada metode ini adalah: a. Bimbingan dan penyuluhan, cara ini membuat klien dengan petugas lebih intensif. b. Interview (Wawancara), ini bertujuan untuk menggali informasi mengapa ia belum menerima perubahan/ ia belum tertarik menerima perubahan. 2. Metode Pendidikan Kelompok a. Kelompok Besar, kelompok ini lebih dari 15 orang. Metode yang dipakai adalah Ceramah dan Seminar. *Ceramah, cara ini baik untuk sasaran yang berpendidikan tinggi/ rendah. *Seminar adalah suatu persentasi dari satu atau beberapa ahli tentang suatu topic yang dianggap penting. Ini cocok untuk sasaran kelompok besar dengan pendidikan menengah keatas. b. Kelompok Kecil, kelompok ini kurang dari 15 orang. Metode yang digunakan antara lain: Diskusi Kelompok, Curah Pendapatan, Bola Salju,Kelompok-kelompok kecil, Memainkan peranan, dan Permainan Simulasi. 3. Metode Pendidikan Massa Dipakai untuk mengkomunikasikan pesan-pesan kesehatan yang ditujukan kepada masyarakat yang sifatnya massa atau public.

9

B. Media Pendidikan Kesehatan Alat bantu adalah alat-alat yang digunakan pendidik dalam menyampaikan bahan pendidikan / pengajaran. Elgar Dale membagi alat peraga menjadi 11 macam: Kata-kata, Tulisan, Rekaman Radio, Film, Televisi, Pameran, Field Trip, Demonstrasi, Sandiwara, Benda Tiruan, Benda Asli. 1. Media Cetak Booklet ialah suatu media untuk menyampaikan pesan-pesan kesehatan dalam bentuk buku, baik berupa tulisan maupun gambar. Leflet ialah bentuk penyampaian informasi atau pesan-pesan kesehatan melalui lembaran yang dilipat. Flyer (Selebaran), seperti leflet tapi tidak berlipat. Flif Chart (Lembar Balik), media penyampaian pesan dalam bentuk lembar balik. Rubrik /tulisan pada surat kabar /majalah yang membahas suatu masalah kesehatan. Poster ialah bentuk media cetak yang berisi pesan kesehatan, biasanya ditempel ditembok-tembok /tempat umum. Media Papan (Bill Board) papan yang dipasang di tempat umum dapat diisi dengan pesan-pesan kesehatan C. Faedah Alat Bantu Pendidikan Menimbulkan minat sasaran pendidikan. Mencapai sasaran yang lebih banyak. Membantu dalam mengatasi banyak hambatan. Merangsang sasaran pendidikan. Membatu sasaran pendidikan agar belajar lebih cepat Mempermudah penerimaan informasi oleh sasaran pendidikan.

D. Macam-macam Alat Bantu Pendidikan Secara garis besar ada 2 macam alat bantu, yaitu: 10

1. Alat Bantu Lihat Alat yang diproyeksikan: Slide, Film, Film strip dan sebagainya. Alat yang tidak diproyeksikan:Gambar, Peta, Bagan, Bola Dunia, Boneka.

2. Alat Bantu Dengar Alat yang dapat membatu untuk menstimulasikan indera pendengar, misalnya: Piringan hitam, Radio, Pita suara dan sebagainya. E. Sasaran Alat Bantu Pendidikan Yang perlu diketahui tentang sasaran adalah, Individu/Kelompok, Kategori sasaran seperti(kelompok umur, pendidikan, pekerjaan), Bahasa yang digunakan, Adat istiadat, dan Minat. F. Perencanaan Penggunaan Alat Peraga Tujuan yang hendak dicapai: Pengetahuan/pengertian, pendapat dan konsep-konsep. Mengubah sikap dan persepsi Menanamkan tingkah laku/ kebiasaan baru.

Tujuan penggunaan alat peraga: Sebagai alat bantu dalam latihan/penataran/pendidikan. Untuk menimbulkan perhatian terhadap suatu masalah. Untuk mengingatkan suatu pesan/informasi. Untuk menjelaskan fakta-fakta, prosedur, dan tindakan.

11

BAB IV STRATEGI PROMOSI KESEHATAN

A. VISI dan MISI PROMOSI KESEHATAN Visi Promosi Kesehatan adalah masyarakat mampu memelihara dan meningkatkan kesehatan sehingga mereka dapat hidup sehat, produktif, bahagia, dan sejahtera. Misi Promosi kesehatan melakukan upaya pemberdayaan masyarakatdibidang kesehatan melalui Advokasi kesehatan, membina suasana yang kondusif dan meningkatkan pengetahuan masyarakat dengan penyuluhan. B. STRATEGI PROMOSI KESEHATAN Ada 3 strategi,yaitu: 1. Advokasi Kesehatan, yaitu pengambil keputusan agar dapat memberikan dukungan, kemudahan, perlindungan pada upaya pembangunan kesehatan. 2. Binasuasana yaitu upaya menciptakan suasana kondusif untuk menunjang pembangunankesehatan. 3. Gerakan Masyarakat upaya memandirikan masyarakat agar mempraktik kan hidup bersih dan sehat secara mandiri. Strategi Promosi Kesehatan diarahkan untuk : 1. Mengembangkan kebijaksanaan guna mewujudkan masyarakat yang sehat 2. Membina suasana, iklim dan lingkungan yang mendukung 3. Memperkuat, mendukung dan mendorong kegiatan masyarakat 4. Meningkatkan kemampuan dan ketrampilan perorangan 5. Mengupayakan pembangunan kesehatan yang lebih memberdayakan masyarakat.

12

BAB V METODE DAN TEKNIK PENYULUHAN

Faktor yang Berpengaruh Dalam Pemilihan Metode dan Teknik Promosi Kesehatan. 1. Tujuan yang Akan Dicapai Meningkatkan pengetahuan sasaran: Ceramah, Diskusi, Tanyajawab, Curah Pendapat, Panel diskusi. Eningkatkan kesadaran sasaran: Bermain peran, Simulasi. Meningkatkan kemampuan sasaran: Peragaan, Demonstrasi.

2. Sarana dan Prasarana 3. Waktu 4. Fasilitator / Petugas 5. Besar Kecilnya Kelompok Sasaran A. Penyuluhan Perorangan Adalah penyampaian pesan dari seseorang kesatu orang atau lebih. Metode yang digunakan adalah wawancara dan demonstrasi. Dan dilakukan melalui kunjungan rumah, maksudnya mengunjungi rumah setiap keluarga yang mempunyai masalah kesehatan dan gizi agar dapat dibantu penyelesaiannya. Cara merancang pelaksanaan kunjungan rumah: Rapat tim PMKD desa membahas hasil pelaksanaan DKT. Mempelajari kesimpulan dalam DKT yang perlu ditindak lanjuti. Menetapkan keluarga-keluarga yang akan dikunjungi. Menetapkan topic dan tujuan. Menyiapkan bahan dan media. Menentukan jadwal kunjungan. Menentukan petugas. Memikirkan kemungkinan tindak lanjut.

13

Langkah-langkah kunjungan rumah adalah Salam, Ajak bicara, Jelaskan, dan Ingatkan. 3 hal yang diperhatikan dalam Kunjungan Rumah: 1. Jelaskan maksud kedatangan anda. 2. Sampaikan penjelasan yang sederhana menarik, sesuai kebutuhan keluarga tersebut dan gunakan media yang tepat. 3. Simpulkan, ulangi, dan tekankan pesan-pesan yang perlu diingat. B. Penyuluhan Kelompok Adalah penyampaian pesan melalui pertemuan kelompok, misalnya kelompok tani, arisan, agama, kelompok pkk dan lainnya. 1. Pengertian Diskusi Kelompok Terarah Suatu proses komunikasi dua arah antara pemandu dengan peserta DKT yang terdiri dari kader keluarga dan antar sesama peserta DKT. 2. Tujuan Diskusi Kelompok Terarah Meningkatkan pengetahuan, sikap dan keterampilan. Mencari jalan keluar untuk mengatasi masalah. Mendorong keluarga agar berani berbicara. Wahana untuk mengenali masalah dan pemecahannya. Upaya untuk pemberdayaan keluarga.

3. Langkah-langkah Pelaksanaan Diskusi Kelompok Terarah a. Persiapan (P1) :Rapat Tim, Pelajari masalah, Tentukan topik, Buat jadwal, Siapkan media, Kuasai materi, Merancang tata duduk. b. Pelaksanaan (P2) : Ucapkan salam dan terimakasih, Pembicaraan ringan, Membahas kesehatan, Rumuskan topik, Gunakan media, Rumuskan kesimpulan. c. Penilaian (P3) : Pada saat DKT berlangsung dalam melihat partisipasidan kesepakatan peserta. Sesudah DKT dengan melihat laporan pengamat dan pencatat.

14

4. Syarat-syarat Pemandu Diskusi Mampu berkomunikasi dengan baik, Punya kemampuan, Menjadi pendengar yang baik, Berwawasan luas, Bisa baca dan tulis dan Mengerti tujuan yang ingin dicapai. 5. Peran Pemandu Diskusi Tidak melenceng dengan tujuan, Mampu menguasai materi, Memberi warna / arah, Bisa mengontrol suasana, Penampilan baik, Merangkum kesepakatan, Memahami karakter peserta. 6. Evaluasi Hasil dari pengamatan dimanfaatkan sebagai bahan rapat tim PMKD dalam rangka menindak lanjuti kegiatan DKT untuk kedepannya. C. Penyuluhan Massa Adalah penyampaian pesan kepada banyak orang yang jumlahnya tidak terhitung. Langkah-langkah penyuluhan massa: a. Persiapan Analisa masalah Tentukan masalah Menyiapkan materi Menentukan metode - Menyiapkan media - Membuat rencana pelaksanaan - Narasumber - Jangka waktu

b. Pelaksanaan c. Penilaian Keberhasilan penyuluhan massa tidak berdiri sendiri, karena ada kaitannya dengan pelaksanaan Diskusi Kelompok Terarah dan kunjungan rumah, konseling. Keberhasilannya dinilai melalui lembar pertanyaan dan kuis.

15

BAB VI PERSEPSI DAN MOTIVASI SEHAT-SAKIT

A. Persepsi Sehat-Sakit Persepsi adalah hasil pengamatan langsung dari organisme terhadap obyek melalui alat-alat indra. Faktor yang mempengaruhi persepsi seseorang adalah faktor pengalaman-pengalaman, proses belajar dan pengetahuannya. Disease adalah fenomena objek yang dapat diukur melalui tes laboratorium, pengamatan langsung/ tanda-tanda lain. Illnes menunjukkan suatu dimensi fisiologi yang subjektif yang terbatas, yang tidak sehatmenyangkut perasaan orang yang merasakannya. Sickness menunjukkan kepada suatu dimensi social yakni kemampuan untuk menunaikan kewajiban terhadap kehidupan kelompok. 1. Penyakit dan Sakit Ada perbedaan persepsi mengenai penyakit (Desease) dan rasa sakit (Illnes). Desease adalah suatu bentuk reaksi biologis terhadap suatu organism, benda asing atau luka. Sedangkan Illnes adalah penilaian seseorang terhadap penyakit sehubungan dengan pengalaman yang langsung dialaminya. Dari batasan kedua pengertian yang berbeda tanpa adanya perbedaan konsep sehat-sakit yang kemudian akan menimbulkan permasalahan dalam masyarakat. Penyakit Disease Sakit Illnes Tak Hadir 1 3 Hadir 2 4

Tidak Dirasakan Dirasakan

Area 1, menggambarkan orang tidak sakit dan tidak merasa sakit melainkan sehat.

16

Area 2, seseorang mendapat serangan penyakit tetapi orang tersebut tidak merasa sakit. Area 3, menggambarkan penyakit tidak hadir pada seseorang tetapi orang tersebut merasa sakit. Hal ini disebabkan oleh gangguan psikis. Area 4, seseorang memeng menderita penyakit dan dia merasakan rasa sakitnya. Hal ini yang dikatakan benar-benar sakit. 2. Konsep Analisa Perilaku Sakit Shoping, proses mencari beberapa sumber yang berbeda dari medical care untuk suatu persoalan lain. Fragmentation, proses pengobatan beberapa fasilitas kesehatan pada lokasi yang sama. Procastination, proses penundaan pencarian pengobatan sewaktu gejala dirasakan. Self mediction, mengobati sendiri dengan berbagai ramuan. Discontinuity proses tidak melanjutkan pengobatan.

3. Tahap-tahap Pembuatan Keputusan a. Tahap Pengenalan Gejala b. Tahap Asumsi Peranan Sakit c. Tahap Kontak Dengan Pelayanan Kesehatan d. Tahap Ketergantungan Pasien e. Tahap Penyembuhan (Rehabilitasi) B. Motivasi Motivasi adalah faktor yang menyebabkan suatu aktifitas tertentu menjadi dominan, apabila dibandingkan dengan aktifitas-aktifitas lainnya. Motiv adalah daya gerak yang mendorong seseorang berbuat sesuatu. Motivasi dapat datang dari diri sendiri maupun dari orang lain. Faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi: Kebutuhan-kebutuhan pribadi. Tujuan orang atau kelompok yang bersangkutan. 17

-

Cara dengan apa tujuan serta kebutuhan itu direalisasikan.

Disimpulkan bahwa motivasi adalah dorongan, keinginan sehingga seseorang dapat memberikan yang terbaik dari dirinya baik waktu maupun tenaga demi tercapainya tujuan. 3 komponen motivasi menurut Steer Porter (1995) yaitu: Mendorong, Membimbing dan Memelihara.

18

BAB VII PERILAKU PENCARIAN PELAYANAN KESEHATAN

Anderso dan Newman (1979) menyarankan model pelayanan kesehatan (nakes) dapat membantu satu atau lebih dari tujuan: 1. Untuk melukiskan hubungan kedua belah pihak antara faktor penentu dengan penggunaan nakes. 2. Untuk meringankan peramalan kebutuhan masa depan terhadap nakes. 3. Untuk menentukan ada atau tidaknya pelayanan dari pemakaian nakes yang tidak seimbang. 4. Untuk menyarankan cara-cara memanipulasi kebijaksanaan yang

berhubungan dengan berbagai variable agar memberikan perubahan yang diinginkan. 5. Untuk menilai pengaruh pembentukan program pemeliharaan kesehatan yang baru. A. Tujuan Model Penggunaan Pelayanan Kesehatan a. Model Demografi (Kependudukan) Tipe variable-variabel yang dipakai adalah umur, seks, status perkawinan, dan besarnya keluarga. Variable ini digunakan sebagai ukuran mutlak atau indicator fisiologis yang berbeda (umur, seks) dan siklus hidup (status perkawinan, besarnya keluarga) dengan asumsi bahwa perbedaan drajat kesehatan, drajat kesakitan dan penggunaan nakes sedikit banyak akan berhubungan dengan variable diatas. b. Model-model struktur social Variable yang dipakai adalah pendidikan, pekerjaan dan kebangsaan. Variable ini mencerminkan keadaan social dari individu atau kelompok di dalam masyarakat. c. Model-model sosial psikologis

19

Variable yang dipakai adalah ukuran dari sikap dan keyakinan individu. Masalah utama dari variable ini adalah menganggap suatu mata rantai penyebab langsung anatara sikap dan prilaku yang belum dapat dijelaskan. d. Model Sumber Keluarga Variable terikat yang dipakai adalah pendapatan keluarga, cakupan asumsi keluarga atau sebagai anggota suatu asuransi kesehatan dan pihak yang membiayai pelayanan kesehatan keluarga dan sebagainya. e. Model Sumber Daya Masyarakat Model yang digunakan adalah penyediaan pelayanan kesehatan dan sumbersumber didalam masyarakat, dan ketercapaian dari nakes yang tersedia dan sumber di dalam masayarakat. f. Model-model Organisme Variable yang dipakai adalah pencerminan perbedaan bentuk-bentuk system nakes. Biasanya variable yang digunakan: Gaya, Sifat, Letak dan Petugas kesehatan. g. Model Sistem Kesehatan Model ini mengintegrasi keenam model terdahulu kedalam model yang lebih sempurna. h. Model Kepercayaan Kesehatan Adalah suatu bentuk penjabaran dari model-model sosio psikologis. Munculnya model ini ditandai oleh kegagalan masyarakat untuk menerima usaha pencegahan dan penyembuhan penyakit yang diselenggarakan oleh provider.

20

BAB VIII SIFAT-SIFAT UMUM DAN KHUSUS PERILAKU MANUSIA

A. Sifat-sifat Umum 1. Pengamatan Pengamatan adalah pengenalan obyek dengan cara melihat, mendengar, meraba, membau dan mengecap. 2. Perhatian Dua batasan dari perhatian: Perhatian adalah pemusatan energy psikis yang tertuju kepada suatu obyek. Perhatian adalah banyak sedikitnya kesadaran yang menyertai suatu aktifitas.

Hal yang menarik perhatian: Pandangan dari segi obyek Pandangan dari segi subyek

3. Tanggapan Setelah melakukan pengamatan maka akan terjadi gambaran yang tinggal dalam ingatan, itulah yang dimaksud dengan Tanggapan. Tanggapan akan berpengaruh terhadap belajar. 4. Fantasi Fantasi adalah kemampuan untuk membentuk tanggapan-tanggapan yang telah ada. Dalam proses belajar fantasi ini sangat penting dalam daya kreatifitas sasaran belajar. 5. Ingatan Ingatan adalah kemampuan untuk menerima, menyimpan dan memproduksi kesan-kesan. Ingatan yang baik mempunyai sifat-sifat berikut: Cepat, Setia, Teguh, Luas, Siap. 6. Berpikir

21

Berpikir adalah aktifitas yang sifatnya ideasonal yang mempergunakan abstraksi-abstraksi (aedes). Pada prinsipnya berpikir mencakup 3 pokok langkah yaitu pembentukan pengertian, pembentukan pendapat, dan penarikan kesimpulan. 7. Motif Motif adalah suatu dorongan dari dalam diri seseorang yang menyebabkan orang tersebut melakukan kegiatan-kegiatan tertentu guna mencapai suatu tujuan. B. Sifat Khusus Individu 1. Hipocrates Galenus Ia mendasarkan teorinya pada teori kosmologi Empidokles yaitubahwa sifatsifat yang ada pada manusia adalah seperti halnya isi alam semesta ini yang terdiri dari tanah, air, dan api, maka pada manusia terdapat 4 macam cairan yang disebut Chole, Melanchole, Phelgma, dan Sanguis. 2. Tipologi Kretschmer Mendasarkan teorinya pada keadaan jasmani manusia. Ia menggolongkan 4 tipe manusia, yakni: a. Tipe Picnic, ciri khasnya pendek gemuk. b. Tipe Leptosom, cirri khasnya tinggi, jangkung. 3. Teori Sheldon a. Berdasarkan konstitusi, ia membagi tipe manusia menjadi 3: Tipe endomorfik Tipe masomorfik Tipe ektomorfik

b. Berdasarkan temperamenya, ia juga membagi 3 tipe: Tipe viscerotonik Tipe cerebrotonik Tipe somatotonik

4. Tipologi Spranger Iktisar tipe manusia

22

Nilai kebudayaan yang dominan Ilmu pengetahuan Ekonomi Kesenian Keagamaan Kemasyarakatan Politik/kenegaraan

Tipe

Sifat

Manusia teori Manusia ekonomi Manusia estetik Manusia agama Manusia social Manusia kuasa

Berpikir Bekerja Menikmati keindahan Memuja Berbakti Ingin berkuasa

5. Teori Freud Struktur kepribadian manusia terdiri dari 3 sistem,yakni: a. Das Es (The Id), adalah aspek biologis kepribadian, merupakan aspek

yang orisinil. b. Das Ich (The Ego), adalah aspek psikologis kepribadian, dan timbul

dari kebutuhan organism untuk berhubungan dengan dunia luar secara realita. c. Das Uber Ich (The Super Ego), adalah aspek sosiologis kepribadian

yang merupakan wakil nilai-nilai. C. Teori Faktor Pada kenyataanya orang menyelidiki sifat hakikat intelegensi menggunakan teknik analisis faktor, teknik ini dirintis oleh spearman. Spearman menemukan bahwa tingkah tiap tingkah laku manusia dimungkinkan oleh dua faktor: Faktor Umum (Generasi faktor, biasa dilambangkan dengan huruf g). Faktor Khusus (special faktor, biasa dilambangkan dengan huruf s).

D. Teori-teori Bersifat Operasional E. Teori-teori Fungsional Sifat hakikat intelegensi ada 3 macam: Kecendrungan untuk menetapkan dan mempertahankan tujuan tertentu.

23

-

Kemampuan untuk mengadakan penyesuaian dengan maksud untuk mencapai tujuan.

-

Kemampuan otokritik yaitu kemampuan untuk mengkritik diri sendiri, kemempuan untuk belajar dari kesalahan yang dibuatnya.

F. Pengukuran Intelegensi Sifat umum usaha pengukuran intelegensi dengan berbagai test psikologi pada prinsipnya adalah membandingkan individu yang ditest dengan norma tertentu. Pada umumnya yang dijadikan sebagai norma itu adalah intelegensi kelompok sebaya. Kesebayaan itu ditentukan berdasar umur individu-individu. G. Hal-hal yang perlu diperhatikan pada Intelegensi a. Bakat Woodworth dan Marquis, Bakat adalah salah satu dari kemampuan manusia. Kemampuan itu mencakup achievement, capacity, dan optitude. Guiford, Bakat berkaitan dengan kecakapan untuk melakukan sesuatu. Dan bakat itu mencakup 3 dimensi psikologis, yakni dimensi perceptual, psikomotrik, intelegensi. b. 3 hal yang selalu berhubungan dengan didalam tingkah laku Bahwa individu melakukan sesuatu. Bahwa apa yang dilakukan merupakan sebab atau alas an bagi hal tertentu. Bahwa dia melakukan sesuatu dengan cara tertentu.

c. 3 aspek tingkah laku Aspek tindakan Aspek sebab akibatnya Aspek ekspresif

d. Faktor-faktor bakat Guilford Faktor-faktor yang terkandung didalam bakat terebut kedalam 3 dimensi: 1. Dimensi Perseptual( kepekaan indera, perhatian, orientasi ruang ). 2. Dimensi Psikomotor (kekuatan, impuls, kecepatan gerak, koordinasi). 3. Dimensi Intelektual (ingatan, pengenalan, berpikir, evaluative). 24

e. Macam-macam Test Bakat S.A.T (Scholastic Aptituded Test) G.R.E (Graduate Record Examination) F.A.C.T (Flanagon Aptitude Clafication Test) G.A.T.B (General Aptitude Test Battery)

25

BAB IX PERUBAHAN PERILAKU

A. Pendahuluan 1. Pengertian Perilaku ialah respon individu terhadap rangsangan, baik yang berasal dari luar maupun dari dalam dirinya. 2. Jenis Perilaku a. Perilaku Ideal Ialah tindakan yang bisa diamati yang menurut para ahli perlu dilakukan oleh individu atau masyarakat mengurangi atau membantu memecahkan masalah. b. Perilaku yang Sekarang Ialah perilaku yang dilakukan saat ini. Dapat didefinisikan dengan observasi dilapangan, kaitan dengan epidemiologi masalah yang sedang dianalisis dan juga berkaitan dengan perilaku ideal. c. Perilaku yang Dapat Diharapkan Bisa dilaksanakan oleh sasaran. Karena itu disebut juga target behavior yang akan dituju oleh program penyuluhan kesehatan juga target behavior yang akan dituju oleh program penyuluhan kesehatan. 3. Perubahan Perilaku Rangsangan fisik Rangsangan emosional Keterampilan Struktur social Cost Perilaku yang bersaing

4. Proses Perubahan Perilaku 5 aspek perubahan perilaku menurut para ahli: Pengetahuan 26

-

Disetujui Niat Praktek Advocacy

B. Analisis Masalah Kesehatan dan Perilaku 1. Analisi masalah Kesehatan a. Mengenal masalah kesehatan b. Mengenal penyebab masalah c. Mengenal sifat masalah d. Mengenal epidemiologi masalah 2. Analisis Perilaku Analisa perilaku ini sangat penting ditetapkan pada pelaku sasaran atau target behavior. 3 target behavior: Identifikasi perilaku ideal Penelitian sederhana Memilih target behavior

C. Teori Perubahan Perilaku Hal yang penting dilakukan adalah perubahan perilaku. Karena perubahan perilaku adalah tujuan dari pendidikan kesehatan sebagai penunjang programprogram kesehatan lainnya. 1. Teori stimulus Organisasi Reaksi (S-O-R) Perubahan perilaku tergantung pada kualitas rangsangan (stimulus) yang berkomunikasi dengan organism / makhluk hidup. Proses perubahan perilaku tersebut menggambarkan proses belajar pada individu yang terdiri dari: - Stimulus (rangsangan), yang diberikan pada organism dapat diterima /ditolak. - Apabila stimulus diterima maka stimulus ini dilanjutkan pada proses lanjut. - Setelah organism mengolah stimulus terjadi kesediaan untuk bertindak. - Akhirnya dengan adanya dukungan dari lingkungan maka stimulus dapat berubah. 2. Teori Festinger (dissonance theory) 27

Teori ini sama dengan konsep imbalance(tidak seimbang). Berarti bahwa keadaan kognitif dissonance adalah keadaan ketidakseimbangan psikologis yang diliputi oleh ketegangan diri yang berusaha untuk mencapai keseimbangan kembali. 3. Teori Fungsi Perilaku dilatarbelakangi oleh kebutuhan individu yang bersangkutan,menurut Katz(1960): - Perilaku memiliki fungsi instrumental, dapat memberikan pelayanan terhadap kebutuhan. - Perilaku berfungsi sebagai defence menchanism atau sebagai pertahanan diri dalam menghadapi lingkungannya. - Perilaku berfungsi sebagai penerima objek dan pemberi arti. 4. Teori Kurt Lewin Menurutnya ada 3 kemungkinan terjadi perubahan perilaku pada diri seseorang: Kekuatan-kekuatan pendorong meningkat Kekuatan-kekuatan penahan menurun Kekuatan pendorong meningkat, kekuatan penahan menurun

Strategi Perubahan Prilaku: Menggunakan kekuatan Pemberian informasi Diskusi dan partisipasi

28

BAB X RANAH PERILAKU

Benyamin Bloom membagi perilaku menjadi 3 domain yaitu, ranah kognitif, ranah efektif, dan ranah psikomotor. Perkembangan selanjutnya oleh para ahli pendidikan, dan untuk kepentingan pengukuran hasil pendidikan, ketiga domain ini diukur dari: Pengetahuan peserta didik terhadap materi pendidikan yang diberikan. Sikap peserta didik terhadap materi yang diberikan. Praktek yang dilakukan oleh peserta didik sehubungan dengan materi yang diberikan. A. Pengetahuan Pengetahuan adalah merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap suatu obyek tertentu. 1. Proses Adopsi Perilaku Awareness (kesadaran), dimana orang tersebut menyadari dalam arti mengetahui terlebih dahulu terhadap stimulus (obyek). Interest, dimana orang yang sudah mulai tertarik kepada stimulus. Evaluations (menimbang-nimbang terhadap baik dan tidaknya stimulus tersebut bagi dirinya). Berarti sikap responden sudah lebih baik lagi. Trial, dimana orang telah mencoba perilaku baru. Adoption, diamana subyek telah berprilaku baru sesuai dengan pengetahuan, kesadaran, dan sikapnya terhadap stimulus. 2. Tingkatan pengetahuan didalam domain kognitif Tahu, mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya. Memahami, kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang obyek yang diketahui. Aplikasi, kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi sebenarnya. 29

-

Analisis, kemampuan untuk menjabarkan materi obyek kedalam komponen, tetapi masih didalam suatu struktur organisasi tersebut.

-

Sintesis, kemampuan untuk meletakkan bagian-bagian didalam suatu bentuk keseluruhan yang baru.

-

Evaluasi, kemampuan untuk melakukan penilaian terhadap suatu materi atau obyek.

B. Sikap (attitude) Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang terhadap suatu stimulus atau obyek. 1. Komponen Pokok Sikap Alport menjelaskan bahwa sikap itu mempunyai 3 komponen, yakni: Kepercayaan, ide dan konsep terhadap suatu obyek. Kehidupan emosional atau evaluasi terhadap suatu obyek. Kecenderungan untuk bertindak.

Diagram Sikap

Proses stimulasi

Stimulasi

Reaksi

Sikap (tertutup)

Sikap ini terdiri dari berbagai tingkatan, yakni: Menerima, bahwa orang mau dan memperhatikan stimulus yang diberikan. Merespon, member jawaban apabila ditanya. Menghargai, mengajak orang lain untuk mendiskusikan suatu masalah adalah indikasi sikap tingkat tiga.

30

-

Bertanggung Jawab, segala sesuatu yang dipilih dengan segala resiko adalahsikap yang paling tinggi.

C. Praktek atau Tindakan Tingakt-tingkat praktek: Persepsi, mengenal dan memilih berbagai obyek sehubungan dengan tindakan yang akan diambil adalah praktek tingkat pertama. Respons Terpimpin, dapat melakukan sesuatu sesuai dengan urutan yang benar. Mekanisme Adaptasi, adalah suatu praktek atau tindakan yang sudah berkembang dengan baik.

31

BAB XI LANGKAH-LANGKAH MENGENAL MASALAH PERILAKU

A. 10 Langkah Mengenal Masalah Perilaku Kesehatan 1. Langkah I Tentukan masalah gizi yang akan dikembangkan segi penyuluhannya. Contoh kekurangan vitamin A, masalah anemia gizi, masalah gondok dll. 2. Langkah II Langkah 1 sudah ditentukan, maka harus diketahui dengan jelas penyebab masalah gizi tersebut. 3. Langkah III Mengenal sifat masalah seperti berat masalah, luasnya masalah, bermusim dan prioritas masalah. 4. Langkah IV Mengenal perkembangan masalah, bagaimana urutan kejadiannya sampai munculnya masalah. 5. Langkah V Mengenal kebiasaan masyarakat sehubungan dengan makanan, kaitkan dengan perkembangan masalah tersebut. 6. Langkah VI Mengenal sebab kebiasaan sehubungan dengan makanan secara seksama, baik untuk individu, kelompok, atau masyarakat. 7. Langkah VII Rumuskan perilaku yang diharapkan, yaitu perilaku yang kira-kira bisa mengurangi masalah yang ada. 8. Langkah VIII Mengenal hambatan yang mungkin akan dihadapi dalam merubah perilaku yang diharapkan tersebut. 9. Langkah IX 32

Mengenal hal-hal yang mendorong, yaitu suatu hal yang dapat mempermudah terjadinya perubahan perilaku. 10. Langkah X Mengenal hasil-hasil sampingan, yaitu hal-hal yang mungkin terjadi akibat perubahan perilaku yang diharapkan.

33

BAB XII DIFFUSION OF INNOVATION

A. Pengertian Diffusion Of Innovation merupakan studi yang dikembangan difusi oleh Rogers and Shomaker. Inovasi berarti penemuan baru dan Difusi adalah penyaluran. Difusi daripada inovasi, yaitu penyaluran ide tindakan/barang yang dianggap baru kepada masyarakat. B. Proses Difusi 4 elemen pokok proses difusi daripada inovasi (Evrett M. Rogers, 1983) : 1. The Inovation (Inovasinya sendiri) Sifat-sifat kunci yang menentukan kecepatan dan tingkat difusi : Relative advantage (Keuntungan Relatif) Compatibility (Kesesuaian) Complexity (Kerumitan Kompleks) Triability (Percobaan) Observability (Terlihat) Impact On Social Relation (Pengaruh Hubungan Sosial) Reversibility (Kebalikan) Communicability (Dapat Diterima) Time Required (Waktu yang Dibutuhkan) Risk and Uncertainty Level (Tingkat Resiko dan Ketidakpastian) Commitment Required (Tanggungjawab) Modifiability (Perubahan)

2. Communication Channels (cara komunikasi dan saluran komunikasi yang digunakan). Ada 2 cara komunikasi, yakni: a. Komunikasi Massa, yaitu komunikasi yang dilakukan terhadap sasaran yang jumlahnya sangat besar (massa), dengan mempergunakan media massa seperti TV, radio, film, surat kabar, majalah dan sejenisnya. 34

b. Komunikasi Interpersonal, yaitu komunikasi langsung dengan berhadaphadapan, yang dapat dilakukan terhadap sasaran perorangan ataupun sasaran kelompok. Saluran komunikasi yang dipakai, tergantung pada tujuan yang ingin dicapai dan jumlah sasaran. 3. Time (waktu tertentu yang digunakan) 3 hal yang mencakup elemen waktu, yakni: a. Waktu yang diperlukan seseorang dimulai dari mengenal, menerima atau menolak suatu inovasi. b. Cepat lambat seseorang menerima inovasi. c. Proses kejiwaan. Berdasarkan kecepatan dalam menerima inovasi, masyarakat dapat dikelompokkan menjadi 5 (lima) kategori : Kelompok Innovator (Pelopor) Kelompok Early Adopter (Penerima Dini) = 2,5 % = 13,50 %

Kelompok Early Majority (Penerima Awal) = 34,00 % Kelompok Late Majority (Penerima Akhir) = 34,00 % Kelompok Laggard (Penolak) = 16,00 %

4. Anggota-anggota Sistem Sosial Tingkatan sosial anggota dalam struktur sosial dituntut memiliki peran yang sesuai. Difusi daripada inovasi, jenis keputusan inovasi ada 3, yaitu : 1. Keputusan pilihan, yaitu memilih menerima atau menolak suatu inovasi secara bebas. 2. Keputusan kolektif, yaitu memilih menerima atau menolak suatu inovasi berdasar consensus. 3. Keputusan otoritas, yaitu keputusan yang diambil oleh sekelompok kecil anggota masyarakat yang memiliki kekuasaan. Proses adopsi adalah proses yang dialami seseorang dimulai dari mengenal, menerima atau menolak. Proses adopsi memiliki 5 tahap, yaitu : a. Tahap awareness (sekedar tahu) 35

b. Tahap interet (tertarik) c. Tahap evaluasi (penilaian) d. Tahap trial (percobaan) e. Tahap adopsi (menerima)

36

BAB XIII HEALTH BELIEF MODEL

A. Pengertian HBM, awalnya merupakan suatu model yang memberikan gambaran tentang perilaku seseorang yang terkait dengan kesehatan yang digunakan untuk: Menjelaskan perubahan perilaku maupun mempertahankan perilaku tertentu. Sebagai penuntun dalm melaksanakan intervensi perilaku kesehatan.

B. Dasar Teori Dua dasar teori utama: a. Teori stimulus-respon (thomedike) Teori ini menjelaskan akibat bahwa dari suatu peristiwa yang mengurangi dorongan psikologi yang meningkatkan aktivitas perilaku seseorang. b. Teori kognitif (tolman) Teori ini lebih menekankan pada peranan subyektif dari hipotensis atau harapan. Pada perspektif ini perilaku berfungsi sebagai nilai subyektif dari suatu out come dan pada kemungkinan subyektif atau harapan

dimanatindakan tertentu akan dapat diterima berdasarkan out come. C. Komponen-komponen HBM a. Perceive Benefits Kepercayaan atau pendapat seseorang tentang kemanjuran atau manfaat dari suatu tindakan yang dianjurkan untuk mengurangi resiko dan keseriusan suatu masalah. b. Perceive Barriers Komponen ini menggambarkan aspek negative dari tindakan kesehatan tertentu. c. Cues To Action Kesiapan individu untuk mnerima atau melakukan suatu tindakan. d. Self Efficency 37

Keyakinan bahwa seseorang akan berhasil melakukan suatu perilaku(bandura 1997). e. Variable Lain Misalnya perbedaan demografis, sosiopsikologi dan struktur variable turut mempengaruhi pandangan individu dan secara tidak langsung mempengaruhi kesehatan terkait. D. HBM DAN KEBIASAAN MEROKOK HBM kurang tepat digunakan dalam penelitian yang ditunjukkan meneliti kelompok smoker ataupun non smoker. Survey dengan 2000 orang dengan klasifikasi smoker, ex smoker dan non smoker, hasilnya: 83% tercatat bahwa merokok sangat merugikan kesehatan. 91% dari non smoker dan 92% dari ex smoker juga tercatat bahwa merokok merugikan kesehatan. Hal itulah yang menyebabkan HBM kurang tepat. E. HBM DAN PENYAKIT AIDS Aids merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus HIV yang merusak sebagian dari system kekebalan tubuh manusia, sehingga orang yang terkena penyakit tersebut mudah terkena berbagai penyakit yang mematikan. Upaya yang dapat dilakukan terkait dengan HBM adalah ditekankan pada penyuluhan intensif tentang: 1. Bahaya AIDS untuk merubah perilaku seksual masyarakat tertentu: Tidak mengadakan hub. Seksual bagi penderita. Mengurangi pasangan seksual (monogamy). Menghindari hub.seksual dengan WTS. Meningkatkan pemakaian kondom.

2. Bahaya AIDS kepada masyarakat luas secara intensif seperti: Penyuluhan bahaya AIDS disekolah-sekolah. Member resiko melahirkan bagi ibu yang positif HIV. Membujuk ibu hamil memeriksakan daranya secara sukarela.

38

-

Petunjuk memberikan transfuse pada pasien secara benar agar terhindar penularan HIV melalui darah.

39

BAB XIV PERENCANAAN PENDIDIKAN KESEHATAN PERCEDE PROCESS

A. PENDAHULUAN Promosi kesehatan adalah kombinasi dari pendidikan kesehatan dan faktor lingkungan yang mendukung terciptanya perilaku dan lingkungan yang kondusif bagi kesehatan. Pendidikan kesehatan sendiri adalah suatu proses intelektual, psikologikal, dan sosial yang berhubungan dengan aktifitas yang dapat meningkatkan kemampuan individu, keluarga dan masyarakat untuk hidup sehat. Proses ini didasarkan oleh prinsip ilmiah, fasilitasi proses belajar dan perubahan perilaku secara sukarela.selain bertujuan untuk merubah pengetahuan dan perilaku, pendidikan kesehatan diarahkan untuk menolong individu dan masyarakat agar dapat memelihara kesehatannya sendiri. Sedangkan dalam promosi kesehatan juga diperlukan intervensi pada faktor lingkungan yang didesain untuk memfasilitasi perubahan perilaku dan lingkungan yang kondusf bagi kesehatan.

B. PERENCANAAN PROMOSI KESEHATAN SEBAGAI SUATU PROSES Perencanaan merupakan bagian dari siklus administrasi, yang terdiri dari 3 fase yaitu: 1. Perencanaan 2. Implementasi 3. Evaluasi Perencanaan promosi kesehatan adalah suatu fase dimana secara rinci direncanakan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang muncul, sedangkan implementasi adalah suatu waktu dimana perencanaan dilaksanakan. Fase evaluasi adalah suatu masa dimana dilakukan pengukuran hasil dari promosi kesehatan.

40

C. LANGKAH-LANGKAH DALAM PERENCANAAN PROMOSI KESEHATAN 1. Menentukan Kebutuhan Promosi Kesehatan a. Diagnosis Masalah b. Menetapkan Prioritas Masalah 2. Mengembangkan Komponen Promosi Kesehatan a. Menentukan tujuan b. Menentukan sasaran c. Menentukan isi d. Menentukan metode e. Menentukan media f. Menyusun rencana evaluasi g. Menyusun jadwal pelaksanaan

41