kebutuhan-pakan-ternak.doc

14
KEBUTUHAN TERNAK Kebutuhan hidup pokok (maintenance): kebutuhan nutrien basal yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup yang minimal tanpa melakukan suatu aktivitas/produksi. Kebutuhan produksi (production): kebutuhan nutrien yang digunakan untuk berbagai aktifitas dalam produksi (telur, susu, daging, woll, tenaga dll) Kebutuhan Standar didefinisikan sebagai dasar kebutuhan yang dihubungkan dengan fungsi aktif (status faali) dari hewan tersebut Metabolisme Basal Hewan adalah Jumlah panas yang meningkat diakibatkan oleh aktivitas hidup pokok Produksi panas (heat increament): panas yang dihasilkan dapri proses metabolisme makanan Bobot badan metabolis adalah Bobot Badan 0,75 . Kebutuhan Zat Makanan untuk Ruminansia Standar kebutuhan pakan atau sering juga diberi istilah dengan standar kebutuhan zat-zat makanan pada hewan ruminansia sering menggunakan satuan yang beragam, misalnya untuk kebutuhan energi dipakai Total Digestible Nutrient (TDN),

description

semua tentang pakan ternak

Transcript of kebutuhan-pakan-ternak.doc

Page 1: kebutuhan-pakan-ternak.doc

KEBUTUHAN TERNAK

Kebutuhan hidup pokok (maintenance): kebutuhan nutrien basal yang digunakan

untuk memenuhi kebutuhan hidup yang minimal tanpa melakukan suatu

aktivitas/produksi.

Kebutuhan produksi (production): kebutuhan nutrien yang digunakan untuk berbagai

aktifitas dalam produksi (telur, susu, daging, woll, tenaga dll)

Kebutuhan Standar didefinisikan sebagai dasar kebutuhan yang dihubungkan dengan

fungsi aktif (status faali) dari hewan tersebut

Metabolisme Basal Hewan adalah Jumlah panas yang meningkat diakibatkan oleh

aktivitas hidup pokok

Produksi panas (heat increament): panas yang dihasilkan dapri proses metabolisme

makanan

Bobot badan metabolis adalah Bobot Badan 0,75.

Kebutuhan Zat Makanan untuk Ruminansia

Standar kebutuhan pakan atau sering juga diberi istilah dengan standar

kebutuhan zat-zat makanan pada hewan ruminansia sering menggunakan satuan yang

beragam, misalnya untuk kebutuhan energi dipakai Total Digestible Nutrient (TDN),

Metabolizable Energy (ME) atau Net Energy (NEl) sedangkan untuk kebutuhan protein

dipakai nilai Protein Kasar (PK), PK tercerna atau kombinasi dari nilai degradasi protein

di rumen atau protein yang tak terdegradasi di rumen.

Istilah STANDAR didefinisikan sebagai dasar kebutuhan yang dihubungkan dengan

fungsi aktif (status faali) dari hewan tersebut. Misalnya pada sapi perah, pemberian

pakan didasarkan atas kebutuhan untuk hidup pokok dan produksi susu, sedangkan

Page 2: kebutuhan-pakan-ternak.doc

untuk sapi potong lebih ditujukan untuk kebutuhan hidup pokok dan pertumbuhan.

Namun tidak mudah pula untuk menentukan kebutuhan hanya untuk hidup pokok saja

atau produksi saja, terutama untuk kebutuhan zat makanan yang kecil seperti vitamin

dan mineral. Dalam prakteknya dapat diambil contoh sebagai berikut : Seekor sapi

dengan bobot 500 kg memerlukan energi hidup pokok sebesar 33 MJ NE. Nilai

kebutuhan energi ini dapat bervariasi karena dilapangan akan didapatkan data untuk

sapi dengan kelebihan atau kekurangan pakan. Oleh sebab itu dalam pemberian harus

ditetapkan batas minimal sejumlah kebutuhan nutrient yang direkomendasikan NRC,

jangan sampai kurang dari kebutahan. Variasi kebutuhan ditentukan oleh macam hewan

dan kualitas pakan. Sesungguhnya standar pakan ini dibuat untuk dapat mengantisipasi

situasi yang lebih beragam, termasuk pengaruh perubahan cuaca. Standar ini juga

masih bisa dipakai untuk kepentingan taraf nasional (dari Negara yang menyusun) atau

bahkan dapat untuk keperluan dunia internasional yang mempunyai kondisi iklim yang

hampir sama.

Sejak tahun 1960-1965 di Inggris, melalui Dewan Agricultural Research Council (ARC)

telah membuat tabel standar kebutuhan nutrient dari beberapa jenis ternak. Pada tahun

1970 semua publikasi mengenai table kebutuhan nutrient tersebut diperbaharui (direvisi)

dan keluarlah edisi terbaru untuk ruminansia pada tahun 1980. Perubahan tersebut

meliputi seluruh zat makanan terutama tentang standar untuk penggunaan vitamin dan

mineral. Saat ini telah banyak negara maju dan berkembang yang mempunyai standar

kebutuan zat makanan untuk ternak lokalnya. Namun sampai sekarang Indonesia

belum mempunyai tabel tersebut. Standar kebutuhan yang dipakai di

Indonesia adalah hasil dari banyak penelitian yang ada saja.  

Standar Kebutuhan Nutrien untuk Hidup Pokok

Seekor hewan dikatakan dalam keadaan kondisi hidup pokok apabila komposisi

tubuhnya tetap, tidak tambah dan tidak kurang, tidak ada produk susu atau tidak ada

tambahn ekstra energi untuk kerja. Nilai kebutuhan hidup pokok ini hanya

dibutuhkan secara akademis saja, sedangkan dunia praktisi tidak

membutuhkan informasi tersebut, yang dibutuhkan oleh praktisiwan

adalah total kebutuhan hidup pokok dan produksi yang optimal. Jadi

Page 3: kebutuhan-pakan-ternak.doc

pendapat mengenai kebutuhan hidup pokok untuk hewan secara teori

berbeda dengan prakteknya.

Pada hewan yang puasa akan terjadi oksidasi cadangan nutrient untuk

memenuhi kebutuhan energi hidup pokoknya, seperti untuk bernafas dan mengalirkan

darah ke organ sasaran. Tujuan sesungguhnya dari pembuatan ransum untuk hidup

pokok adalah supaya tidak terjadi perombakan cadangan tubuh yang digunakan untuk

aktivitas pokok. Seperti didefinisikan bahwa ransum untuk hidup pokok adalah sejumlah

zat makanan yang harus hadir dalam ransum sedemikian sehingga dalam tubuh hewan

tidak terjadi penambahan atau pengurangan zat makanan. Table di bawah ini

menggambarkan proporsi untuk hidup pokok dari total kebutuhan energi tubuhnya.

 Kebutuhan Energi untuk Hidup Pokok

Telah dijelaskan bahwa energi yang digunakan untuk aktivitas hidup pokok

diubah dalam bentuk panas dan dikeluarkan tubuh juga dalam bentuk panas. Jumlah

panas yang meningkat diakibatkan oleh aktivitas hidup pokok tersebut dinamakan

dengan istilah METABOLISME BASAL HEWAN. Pengukuran ini langsung diperkirakan

dari jumlah NE yang harus didapat oleh ternak untuk memenuhi kebutuhan hidup

pokoknya.

 

  Tabel. Nilai Perkiraan Kebutuhan Energi untuk Hidup Pokok dari

Total Kebutuhan Energi untuk Hewan.

  Kebutuhan NE (MJ) % HP dari Total

Hidup Pokok Produksi

Sapi perah, bobot 500kg

produksi susu 20kg/h

32 63 34

Sapi jantan, bobot 50 kg

PBB 0.75 kg

23 16 59

Babi, bobot 50kg PBB 7 10 41

Page 4: kebutuhan-pakan-ternak.doc

0.75 kg

Sapi perah, bobot 500kg

beranak bobot 35kg

produksi susu 5000kg

12 200 16 000 43

Babi induk 200kg

beranak 16 ekor @1.5kg

produksi susu 750kg

7 100 4 600 61

Ayam petelur bobot 2 kg

produksi 250 butir

190 95 67

Ayam broiler, bobot 1 kg

PBB 35g

0.50 0.30 61

Pengukuran metabolisme basal ini cukup rumit karena panas yang dihasilkan

oleh hewan tidak saja berasal dari aktivitas pokok namun juga berasal dari proses

pencernaan dan metabolisme nutrient (Heat Increament on Feeding = HI) dan juga dari

aktivitas kerja otot. Produksi panas ini akan meningkat bila hewan ditempatkan di dalam

suhu yang dingin. Untuk mengukur metabolisme basal, pengaruh HI dari pakan harus

dihilangkan yaitu dengan cara hewan dipuasakan supaya tidak ada aktivitas pencernaan

dan metabolisme. Namun ukuran puasa setiap hewan berbeda-beda. Untuk manusia

puasa cukup satu hari, untuk ruminansia dan babi sampai 4 hari. Faktor kedua yang

mempengaruhi metabolisme basal adalah nilai RQ (Respiratory quotient). Pada saat

puasa oksidasi nutrient berasal dari pembakaran degradasi nutrient di jaringan organ,

sehingga ada sedikit perbedaan nilai RQ. Pada manusia, kondisi postabsorptive ditandai

dengan penurunan produksi gas sampai ke tingkat yang paling rendah.

Pada manusia, aktivitas otot dapat dikurangi secara sadar, sehingga nilai

metabolisme basal pada pengukuran yang kontinyu mudah didapat. Lain halnya dengan

hewan ruminansia, kondisi total istirahat harus dibuat sedemikian sehingga agar hewan

tak banyak aktivitas, seperti misalnya ditempatkan pada kandang dan suhu yang

nyaman atau dipuasakan. Oleh karena itu, istilah metabolisme basal pada hewan dapat

juga diartikan sebagai metabolisme puasa, walaupun saat puasa juga terjadi aktivitas

berdiri-duduk dalam jumlah yang terbatas. Beberapa nilai metabolisme puasa pada

berbagai hewan seperti teesaji pada Tabel 10.4. berikut.

   Tabel . Nilai metabolisme puasa pada berbagai spesies hewan dewasa

Page 5: kebutuhan-pakan-ternak.doc

Hewan

 

BB (kg)

Metabolisme puasa (MJ/h)

Per hewan Per kg BB Per m2 luas

tubuh

Per kg

BBM

Sapi 500 34.1 0.068 7.0 0.30

Babi 70 7.5 0.107 5.1 0.31

Manusia 70 7.1 0.101 3.9 0.29

Domba 50 4.3 0.086 3.6 0.23

Unggas 2 0.60 0.300 - 0.36

Tikus 0.3 0.12 0.400 3.6 0.31

Pada tabel di atas terlihat bahwa semakin besar bobot dan jenis hewan maka

makin besar pula nilai metabolisme puasanya, demikian pula per unit BB. Nilai produksi

panas pada kondisi puasa sebanding dengan luas permukaan tubuh. Ekspresi dari luas

permukaan tubuh dinyatakan sebagai W0.67, dan nilai ini dihubungkan dengan besarnya

metabolisme puasa. Selanjutnya nilai berubah menjadi W0,73 dan pada akhirnya nilai

yang dipakai sehubungan dengan metabolisme puasa adalah W0,75. (bobot badan

metabolik = BBM). Nilai metabolisme puasa per BBM relativ konstan dari hewan besar

sampai hewan kecil. Nilai metabolisme puasa pada hewan dari ukuran terkecil sampai

terbesar yang ditemukan oleh Brody didapatkan rataan sekitar 70 kkal/kg BBM yang

setara dengan 0,27 MJ/kgBBM/hari. Nilai ini bervariasi antar spesies, bila dibandingkan

dengan sapi maka nilai metabolisme puasanya lebih tinggi sekitar 15%, sedangkan bila

dibandingkan dengan domba maka nilainya lebih rendah 15%. Disamping itu umur dan

jenis kelamin juga mempengaruhi nilai metabolisme puasa. Pada hewan muda nilai

metabolisme puasa lebih tinggi (0,39 MJ/kg BBM) dibandingkan dengan hewan tua (32

MJ/kg BBM). Pada hewan jantan lebih tinggi 15% dibandingkan hewan betina.

Estimasi kebutuhan energi untuk hidup pokok dapat dihitung dari kandungan

energi pakan, seperti contoh berikut:Sapi berat 300 kg diberi pakan 3,3 kg BK/hari

dengan kandungan energi 11 MJ/kg BK dan Kf = 0,5. Jika sapi tersebut menghasilkan

retensi BB 2 MJ/hari, maka kebutuhan ME adalah :

ME = (3,3 x 11) ? (2/0,5) = 32,3 MJ ME/hari

Metabolisme puasa merupakan dasar perhitungan dari kebutuhan untuk hidup pokok.

Namun tak mudah menggunakan nilai metabolisme puasa untuk dijadikan patokan

perhitungan kebutuhan nutrient untuk hidup pokok secara praktis. Hal ini disebabkan a).

Page 6: kebutuhan-pakan-ternak.doc

pada hewan yang dimasukkan ke kandang akan mempunyai sedikit beda produksi

panas dibandingkan hewan yang dimasukkan ke bilik calorimeter (alat untuk mengukur

produksi panas), karena pada hewan yang dipelihara dikandang biasa ada sedikit ekstra

energi dari kegiatan aktivitas otot saat jalan atau berdiri., b). hewan yang kondisinya

sedang produksi, maka perhitungan metabolismenya harus lebih terinci karena memiliki

tingkat kebutuhan yang lebih tinggi, c). pada ternak yang dipelihara di peternakan yang

luas dan terbuka memerlukan energi khusus untuk memelihara suhu tubuh normal,

mengingat perlu adanya adaptasi dengan suhu lingkungan.

Pada skala lapang didapatkan angka produksi panas dari sapi yang berdiri sebesar 12%

lebih tinggi dibandingkan dengan sapi yang tiduran. Pada hewan yang digembalakan di

padang pangonan, kebutuhan energi untuk jalan dan merumput sekitar 25-

50% dari metabolisme puasanya. Standar kebutuhan untuk hidup pokok sapi

yang dipakai mengikuti rekomendasi dari ARC. Kebutuhan untuk sapi puasa

dirumuskan sebagai :

Kebutuhan HP = 0,53 (BB/1,08)0,67.

Apabila untuk aktivitas minimal (istirahat) pada hewan yang dikandangkan dirumukan :

Kebutuhan I = 0,0043 BB

Untuk sapi seberat 500 kg membutuhkan energi neto sebesar :

NE = 0,53 (500/1,08)0,67 + 0,0043 x 500 = 34,5 MJ/h.

Persamaan yang berlaku untuk domba adalah:

F = 0,226 (BB/1,08)0,75 + 0,0106 BB.

 Kebutuhan Protein untuk Hidup Pokok

Hewan yang diberi pakan bebas nitrogen, kenyataannya tetap terlihat adanya

kehilangan nitrogen yang keluar bersama feses dan urin yang berasal dari degradasi

dinding usus, enzim dan mikroba yang mati. Eksresi nitrogen diurin dapat berasal dari

perubahan kreatin menjadi kreatinin dan juga urea yang merupakan hasil katabolisme

Page 7: kebutuhan-pakan-ternak.doc

asam amino. Protein tubuh pada dasarnya selalu harus diganti dengan protein yang

baru. Pergantian protein di usus dan hati ini memakan waktu dalam unit jam atau hari,

sedangkan pergantian di tulang dan syaraf memakan waktu dalam unit bulan bahkan

tahunan.

Jika pertama kali hewan diberi pakan bebas nitrogen, maka jumlah nitrogen di urin akan

menurun beberapa hari, kemudian stabil kembali setelah terjadi perombakan protein

tubuh. Pada keadaan cadangan protein telah habis, eksresi N-urin dapat mencapai

minimal. Eksresi-N pada kondisi minimal seperti ini disebut dengan N-endogenous urin.

N-endogenous urin ini dapat untuk memperkirakan kebutuhan protein untuk hidup pokok

hewan. Nilai ini sebesar 2 mg N-endogenous urin per kkal basal metabolisme (500

mg/MJ). Untuk hewan dewasa angkanya berkisar 300-400 mg N-endogenous/MJ

metabolisme puasa. Pada ruminansia, nitrogen dapat dipenuhi dari sirkulasi ulang urea

dari dan ke rumen. Oleh karena itu perhitungan N-endogenerus untuk hewan ruminansia

menjadi 350 mg N/kg W0,75/hari dan setara dengan 1000-1500 mg/MJ metabolisme

puasa. N-urin sisa kelebihan dari N- endogenous disebut dengan N-eksogenous urin.

Jumlah kebutuhan nitrogen untuk hidup pokok akan seimbang bila besar konsumsi N

dapat diimbangi dengan besarnya jumlah N-metabolik di feses dan N-endogenous di

urin. Cara pengukurannya yaitu dengan menentukan nitrogen yang hilang/keluar dari

hewan yang diberi pakan bebas nitrogen.

 

Pendugaan Kebutuhan Protein untuk HP dari total N-endogenous dan

Ekskresi N- lain.

Cara perhitungan kebutuhan protein untuk HP dari N-endogenous dilakukan

seperti dalam penentuan nilai biologi (Biologi Value = BV). Pada sapi nilai BV untuk

protein yang dicerna dan diserap relative sama yaitu 0,8.

Contoh seekor sapi bobot 600 kg kehilangan N-endogenous 42 g/h dan hilang

bersama rontoknya bulu 2 g/h, sehingga totalnya 44 g/h. Nilai ini sama dengan 6,25 x 44

= 275 g protein. Jadi sapi tersebut membutuhkan protein yang dapat dicerna dan

diserap sebanyak 275/0,8 = 344 g/h. Jika diasumsikan bahwa protein tersebut

Page 8: kebutuhan-pakan-ternak.doc

disediakan dari protein mikroba dengan kecernaan protein mikroba 0,85 dan

kandungan asam amino 0,8 dari total protein, maka jumlah kebutuhan protein menjadi :

Kebutuhan protein = 344/(0,85 x 0,8) = 506 g/h.

Jumlah mikroba rumen yang dihasilkan tergantung dari jumlah bahan organik yang

difermentasi dan konsumsi ME. Setiap 1 MJ konsumsi ME menghasilkan 8,3 g

protein mikroba. Jika konsumsi ME setara dengan kebutuhan ME untuk hidup

pokok sebesar 61 g, maka jumlah protein mikroba yang dapat

disumbangkan pada sapi sebesar 8,3 x 61 = 506 g. Jika nilai degradasinya

hanya 0,7 maka jumlah protein yang dibutuhkan meningkat menjadi

506/0,7=723 g/h.

Pendugaan Kebutuhan Protein dari Neraca Percobaan

Jika hewan diberi makan dengan jumlah BK dan energi sama, tetapi proteinnya

berbeda, maka neraca nitrogen akan mengikuti pola seperti pada gambar berikut.

Page 9: kebutuhan-pakan-ternak.doc

Gambar 10.2. Neraca konsumsi N pada berbagai umur hewan

Jika konsumsi nitrogen meningkat maka akan terjadi peningkatan neraca

nitrogen dari negative menjadi positif sampai pada titik keseimbangan. Penimbunan

nitrogen ini juga bergantung pada umur dan asupan nutrient yang lain. Jika

penambahan protein tak menambah penimbunan retensi nitrogen maka kurva menjadi

horizontal. Standar kebutuhan nitrogen tergantung pada degradasi protein makanan

dalam rumen, metabolisme mikroba dan protein yang tak tercerna dirumen, serta

jumlah konsentrasi ME dalam pakan ( ARC, 1984).

 

Standar kebutuhan nutrient untuk tumbuh

Page 10: kebutuhan-pakan-ternak.doc

Pertumbuhan selalu diukur dari kenaikan bobot badan, padahal pada

pertambahan tersebut juga terjadi kenaikan berat isi saluran pencernaan yang secara

nyata sekitar 20 % dari bobot badan. Jadi pertumbuhan mengikuti persamaan :

Y = b x a

Y= berat bagian tubuh, x = bobot tubuh, a = faktor koefisien

Setiap komposisi tubuh mempunyai koefisien pertumbuhan yang berbeda seperti, air

mempunyai koefisien 0,74, protein 0,80, lemak 1,99 dan energi 1,59. Perkembangan

tubuh perlu diamati khususnya karena menyangkut kebutuhan nutrient baik pada proses

hyperplasia (perbanyakan sel) maupun pada proses hipertropi (perbesaran sel). Makin

dewasa, bobot tubuh akan meningkat sementara kebutuhan air dan protein menurun

karena komposisi air dan protein tubuh juga turun. Sebaliknya kebutuhan lemak sedikit

meningkat karena lemak tubuh meningkat dengan bertambahnya usia.

 

Kebutuhan energi dan protein untuk tumbuh

Kebutuhan energi untuk pertumbuhan sangat dipengaruhi oleh bobot badan dan

juga jenis kelamin serta bangsa hewan. Jantan biasanya mempunyai kecepatan

pertumbuhan yang lebih cepat dibandingkan betina, oleh karena itu kebutuhan energi

untuk jantan lebih banyak daripada untuk betina. Jenis bangsa hewan tipe besar akan

membutuhkan energi lebih banyak dibandingkan dengan bangsa hewan yang kecil.

Penentuan energi untuk standar biasanya didasari oleh suatu model factorial.

Sedangkan kebutuhan protein untuk tumbuh dapat dihitung seperti: Seekor anak

domba tumbuh dengan pertambahan bobot badan 0,2 kg/h dan kehilangan protein

endogenous sebanyak 21 g/h, kandungan protein tubuh 170 g/kg. Maka kebutuhan

protein untuk hewan tersebut Kebutuhan Protein = 21 + (0,2 x 170)

=55 g. Jika nilai BV nya 0,80 dan kecernaan proteinnya 0,85 maka

protein yang dibutuhkan adalah = 55/(0,80 x 0,85) = 81 g.