KEBIJAKAN PERTANIAN - spada.uns.ac.id

33
KEBIJAKAN PERTANIAN

Transcript of KEBIJAKAN PERTANIAN - spada.uns.ac.id

Page 1: KEBIJAKAN PERTANIAN - spada.uns.ac.id

KEBIJAKAN PERTANIAN

Page 2: KEBIJAKAN PERTANIAN - spada.uns.ac.id

A. KEBIJAKAN PERTANIAN Kebijakan pertanian adalah serangkaian tindakanyang telah, sedang dan akan dilaksanakan olehpemerintah untuk mencapai tujuan tertentu.Adapun tujuan umum kebijakan pertanian kitaadalah memajukan pertanian, mengusahakan agarpertanian menjadi lebih produktif, produksi danefisiensi produksi naik dan akibatnya tingkatpenghidupan dan kesejahteraan petani meningkat.Untuk mencapai tujuan-tujuan ini, pemerintah baikdi pusat maupun di daerah mengeluarkanperaturan-peraturan tertentu; ada yang berbentukUndang-undang, Peraturan-peraturan Pemerintah,Kepres, Kepmen, keputusan Gubernur dan lain-lain. Peraturan ini dapat dibagi menjadi duakebijakan-kebijakan yang bersifat pengatur(regulating policies) dan pembagian pendapatanyang lebih adil merata (distributive policies).

Page 3: KEBIJAKAN PERTANIAN - spada.uns.ac.id

v contoh dari Kebijakan yang bersifatpengaturan (regulating policies) misalnyaperaturan rayoneering dalamperdagangan/distribusi pupuk sedangkan

vcontoh peraturan yang sifatnya mengaturpembagian pendapatan yang lebih adil merata(distributive policies) adalah penentuan hargakopra minimum yang berlaku sejak tahun1969 di daerah-daerah kopra di Sulawesi.

Page 4: KEBIJAKAN PERTANIAN - spada.uns.ac.id

KEBIJAKAN DALAM BERBAGAI BIDANG PERTANIAN

Kebijakan dalam berbagai bidang pertanian ada5 yaitu :1. Kebijakan Harga2. Kebijakan Pemasaran3. Kebijakan Pemasaran4. Kebijakan Pertanian dan Industri5. Pendapatan Penduduk Desa dan Kota

Page 5: KEBIJAKAN PERTANIAN - spada.uns.ac.id

1. Kebijakan HargaKebijakan harga merupakan salah satu kebijakan yang terpentingdi banyak negara dan biasanya digabung dengan kebijakanpendapatan sehingga disebut kebijakan harga dan pendapatan(price and economic policy). Segi harga dari kebijakan itu bertujuanuntuk mengadakan stabilitas harga, sedangkan segi pendapatannyabertujuan agar pendapatan petani tidak terlalu berfluktuasi darimusim ke musim dan dari tahun ke tahun. Kebijakan harga dapatmengandung pemberian penyangga (support) atas harga-hargahasil pertanian supaya tidak terlalu merugikan petani ataulangsung mengandung sejumlah subsidi tertentu bagi petani. Dibanyak negara seperti; Amerika Serikat, Jepang, dan Australiabanyak sekali hasil pertanian seperti gandum, kapas, padi, dan gulayang mendapat perlindungan pemerintah berupa harga penyanggadan atau subsidi. Indonesia baru mulai mempraktekkan kebijakanharga untuk beberapa hasil pertanian sejak tahun 1969.

Page 6: KEBIJAKAN PERTANIAN - spada.uns.ac.id

Secara teoritis kebijakan harga yang dapatdipakai untuk mencapai tiga tujuan yaitu:1. stabilitas harga hasil-hasil pertanian terutama

pada tingkat petani2. meningkatkan pendapatan petani melalui

pebaikan dasar tukar (term of trade)3. memberikan arah dan petunjuk pada jumlah

produksi.

Page 7: KEBIJAKAN PERTANIAN - spada.uns.ac.id

2. Kebijakan pemasaran Di samping kebijakan harga untukmelindungi petani produsen, pemerintahdapat mengeluarkan kebijakan-kebijakankhusus dalam kelembagaan perdagangandengan tujuan yang sama, tetapi dengantekanan pada perubahan mata rantaipemasaran dari produsen ke konsumen,dengan tujuan utama untuk memperkuatdaya saing petani. Di negara-negaraAfrika seperti Nigeria dan Kenya apa yangdikenal dengan nama Badan PemasaranPusat (Central Marketing Board)berusaha untuk mengurangi pengaruhfluktuasi harga pasar dunia ataspenghasilan petani.

Page 8: KEBIJAKAN PERTANIAN - spada.uns.ac.id

Selain kebijakan pemasaran hasil-hasil tanamanperdagangan untuk ekspor, kebijakan ini meliputipula pengaturan distribusi sarana-sarana produksibagi petani. Pemerintah berusaha menciptakanpersaingan yang sehat di antara para pedagangdengan melayani kebutuhan petani seperti pupuk,insektisida, pestisida dan lain-lain sehingga petaniakan dapat membeli sarana-sarana produksitersebut dengan harga yang relatif tidak terlalutinggi. Jadi disini jelas bahwa kebijakan pemasaranmerupakan usaha campur tangan pemerintahdalam bekerjanya kekuatan-kekuatan pasar.

Page 9: KEBIJAKAN PERTANIAN - spada.uns.ac.id

3. Kebijakan StrukturalKebijakan struktural dalam pertanian

dimaksudkan untuk memperbaiki struktur produksimisalnya luas pemilikan tanah, pengenalan danpengusahaan alat-alat pertanian yang baru dan perbaikanprasarana pertanian pada umumnya baik prasarana fisikmaupun sosial ekonomi.

Kebijakan struktural ini hanya dapat terlaksanadengan kerjasama yang erat dari beberapa lembagapemerintah. Perubahan struktur yang dimaksud disinitidak mudah untuk mencapainya dan biasanya memakanwaktu lama. Hal ini disebabkan sifat usahatani yang tidaksaja merupakan unit usaha ekonomi tetapi jugamerupakan bagian dari kehidupan petani dengan segalaaspeknya. Oleh karena itu tindakan ekonomi saja tidakakan mampu mendorong perubahan struktural dalamsektor pertanian sebagaimana dapat dilaksanakan denganlebih mudah pada sektor industri. Pengenalan barudengan penyuluhan-penyuluhan yang intensif merupakansatu contoh dari kebijakan ini.

Page 10: KEBIJAKAN PERTANIAN - spada.uns.ac.id

4. Kebijakan Pertanian dan IndustriCiri-ciri pokok perbedaan antara pertanian danindustri adalah:1. Produksi pertanian kurang pasti dan risikonya

besar karena tergantung pada alam yangkebanyakannya di luar kekuasaan manusia untukmengontrolnya, sedangkan industri tidakdemikian.

2. Pertanian memproduksi bahan-bahan makananpokok dan bahan-bahan mentah yang dengankemajuan ekonomi dan kenaikan tingkat hidupmanusia permintaannya tidak akan naik sepertipada permintaan atas barang-barang industri

3. Pertanian adalah bidang usaha dimana tidakhanya faktor-faktor ekonomi saja yangmenentukan tetapi juga faktor-faktor sosiologi,kebiasaan dan lain-lain memegang perananpenting. Industri lebih bersifat lugas (zakelijk).

Page 11: KEBIJAKAN PERTANIAN - spada.uns.ac.id

5. Pendapatan Penduduk Desa danKota

Perbedaan kebijakan antarsektor pertanian dan industridapat dilihat pula dalamkeperluan akan kebijakan yangberbeda antara penduduk kotadan penduduk desa. Perbedaanpendapatan antara pendudukkota dan penduduk pedesaanadalah sedemikian rupasehingga mempunyai akibatdalam pola pengeluarankonsumsi dan perilaku ekonomilain-lainnya.

Page 12: KEBIJAKAN PERTANIAN - spada.uns.ac.id

Ada tiga hal yang meyebabkan rata-rata pendapatan penduduk kota lebih tinggi dibandingpenduduk desa yaitu:• kestabilan dan kemantapan pendapatan

penduduk kota lebih besar dibanding pendapatanpenduduk desa

• lembaga-lembaga ekonomi dan keuangan yang dapat mendorong kegiatan ekonomi di kota lebihbanyak dibandingkan di desa

• lebih banyaknya fasilitas pendidikan dankesehatan di kota yang memungkinkan rata-rata produktivitas tenaga kerja di kota lebih tinggi.

Page 13: KEBIJAKAN PERTANIAN - spada.uns.ac.id

Salah satu upaya untuk mengurangi perbedaanpendapatan ini adalah denganMenambah persediaan modal di desa sertamengurangi jumlah tenaga kerja di pedesaan dandiserap bagi lapangan industri di kota-kota. Denganlebih banyaknya investasi di desa misalnya dalamalat-alat pertanian yang lebih modern, huler, traktordan juga dalam pembangunan-pembangunanprasarana fisik seperti jembatan-jembatan baru,bendungan irigasi dan lain-lain maka timbul adanyakeperluan akan peningkatan keterampilan tenagakerja.

Page 14: KEBIJAKAN PERTANIAN - spada.uns.ac.id

B. PERMASALAHAN PERTANIAN Ada 7 permasalahan dalam pertanian yaitu:

1. Jarak Waktu yang Lebar Antara Pengeluaran danPenerimaan Pendapatan dalam PertanianBanyak persoalan yang dihadapi oleh petani baikyang berhubungan langsung dengan produksi danpemasaran hasil-hasil pertaniannya maupun yangdihadapi dalam kehidupan sehari-hari. Dari segiekonomi pertanian, berhasil tidaknya produksipetani dan tingkat harga yang diterima oleh petaniuntuk hasil produksinya merupakan faktor yangsangat mempengaruhi perilaku dan kehidupanpetani.

Page 15: KEBIJAKAN PERTANIAN - spada.uns.ac.id

Perbedaan yang jelas antara persoalan-persoalan ekonomipertanian dan persoalan ekonomi di luar bidang ekonomipertanian adalah jarak waktu (gap) antara pengeluaranyang harus dilakukan para pengusaha pertanian denganpenerimaan hasil penjualan. Jarak waktu ini sering puladisebut gestation period, yang dalam bidang pertanian jauhlebih besar daripada dalam bidang industri. Di dalambidang industri, sekali produksi telah berjalan makapenerimaan dari penjualan akan mengalir setiap harisebagaimana mengalirnya hasil produksi. Dalam bidangpertanian tidak demikian pendapatan petani hanyaditerima setiap musim panen, sedangkan pengeluaranharus diadakan setiap hari, setiap minggu atau kadang-kadang dalam waktu yang sangat mendesak sebelum panentiba.

Page 16: KEBIJAKAN PERTANIAN - spada.uns.ac.id

2. Tekanan Penduduk dan PertanianPersoalan lain yang sifatnya lebih jelas lagi dalamekonomi pertanian adalah persoalan yang menyangkuthubungan antara pembangunan pertanian dan jumlahpenduduk.Ditinjau dari sudut ekonomi pertanian maka adanyapersoalan penduduk dapat dilihat dari tanda-tandaberikut:• persediaan tanah pertanian yang makin kecil• produksi bahan makanan per jiwa yang terus menurun• bertambahnya pengangguran• memburuknya hubungan-hubungan pemilik tanah danbertambahnya hutang-hutang pertanian.

Page 17: KEBIJAKAN PERTANIAN - spada.uns.ac.id

3. Pertanian SubsistenPertanian yang subsisten diartikan sebagai suatu sistembertani dimana tujuan utama dari si petani adalah untukmemenuhi keperluan hidupnya beserta keluarganya.mereka memandang pertanian sebagai sarana pokokuntuk memenuhi kebutuhan keluarga yaitu melalui hasilproduksi pertanian itu. Dengan definisi tersebut samasekali tidak berarti bahwa petani susbsisten tidak berfikirdalam pengertian biaya dan penerimaan. Mereka jugaberpikir dalam pengertian itu, tetapi tidak dalam bentukpengeluaran biaya tunai, melainkan dalam kerja,kesempatan beristirahat dan partisipasi dalam kegiatan-kegiatan upacara adat dan lain-lain.

Page 18: KEBIJAKAN PERTANIAN - spada.uns.ac.id

4. Mekanisasi, Pemecahan MasalahEfisiensi Kerja Petani

Dewasa ini strategi pembangunan nasional khususnya pembangunan sektor pertanian dipusatkan pada upaya mendorong percepatan perubahan struktural, meliputi proses perubahan dari sistem pertanian tradisional ke sistem pertanian yang maju dan modern, dari sistem pertanian subsistem ke sistem pertanian yang berorientasi pasar dan dari kedudukan ketergantungan kepada kedudukan kemandirian.Perubahan struktural tersebut merupakan langkah dasar yang meliputi pengalokasian sumber daya (baik alam, manusia maupun mekanik), penguatan kelembagaan dan pemberdayaan manusia. Dalam pelaksanaannya harus meliputi langkah-langkah nyata untuk meningkatkan akses kepada aset produktif berupa teknologi harus dapat dimanfaatkan dan dikembangkan untuk tujuan-tujuan yang lebih maju dan lebih bermanfaat termasuk antara lain pengolahan tanah, pemberian air pemilihan bibit unggul, pemupukan, pengendalian hama dan penyakit, dan pemanenan secara bijaksana.

Page 19: KEBIJAKAN PERTANIAN - spada.uns.ac.id

Pembangunan pertanian juga harus diarahkanpada terciptanya tenaga petani yang terampildalam mengelola usaha taninya. Jugaterbentuknya masyarakat petani yang maju,bersemangat profesional sehingga mampumenghadapi tantangan dan permasalahandalam melaksanakan usaha taninya.

Page 20: KEBIJAKAN PERTANIAN - spada.uns.ac.id

5. Perlunya Efisiensiefisiensi yang diartikan sebagai kedayagunaan suatu sumber tenaga

dapat menangani suatu bahan, masih belum mendapat perhatian secaraserius. Padahal fungsi perbaikan pertanian adalah menaikkan pendapatan,kesejahteraan, taraf hidup dan daya beli petani. Sangat kecilnya efisiensipetani merupakan hambatan bagi faktor-faktor lain yang merupakanpenetrasi pembangunan pertanian.

Perbaikan taraf hidup petani memang tidak dilakukan dengan hanyamemberi land reform (Redistribusi Tanah Pertanian) atau credit reform(Pemberian Kredit Usaha Tani), tetapi perlu juga diperhatikan situasi kerjapetani. Situasi kerja yang monoton dengan hasil yang rendah menyebabkanpetani mengalami kejenuhan. Ditilik lebih jauh, perlu diakui bahwa kejenuhanpetani ini terus berlangsung. Hal ini disebabkan oleh miskinnya inovasi dantiadanya gebrakan-gebrakan baru yang menggairahkan petani.

Oleh karena itu diperlukan produktivitas pekerja (petani) bukan hanyadiperhitungkan per ha sawah, tetapi penggunaan tenaga kerja dimanfaatkanse-efisien mungkin dengan menggunakan perhitungan yang baik, sehinggataraf hidup petani akan meningkat.

Page 21: KEBIJAKAN PERTANIAN - spada.uns.ac.id

6. Tuntutan Inovasi• Dalam arah kebijakan pembangunan nasional, pembangunan sektor

pertanian diarahkan untuk meningkatkan pendapatankesejahteraan, daya beli, taraf hidup, kapasitas dan kemandirianserta akses masyarakat pertanian dalam proses pembangunanmelalui peningkatan kualitas dan kuantitas produksi serta distribusidan keanekaragaman hasil pertanian. Untuk memenuhi tuntutan diatas, alternatif inovasi yang sampai sekarang tampaknya relevanwalaupun tidak terlalu baru adalah penerapan mekanisasi pertanian(penggunaan alat dan mesin pertanian). Sudah saatnya dimulaipenerapan mekanisasi pertanian dalam sistem pertanian nasionalmeskipun tetap dilakukan secara selektif.

• Upaya menuju pertanian industri antara lain dapat dikembangkandengan peningkatan penggunaan alat dan mesin pertanian dalampengolahan tanah dan penanganan pasca panen. Salah satukeuntungan yang diperoleh adalah terjadinya peningkatan efisiensidan produktivitas pemanfaatan sumber daya alam.

Page 22: KEBIJAKAN PERTANIAN - spada.uns.ac.id

7. Mekanisasi Dan Distribusi KerjaPenggunaan alat dan mesin pertanian saat ini memang sudah

merupakan suatu kebutuhan. Efisiensi tinggi saat ini harus mulaidiperkenalkan kepada petani. Hal ini tentu beralasan karena tenagakerja yang digunakan saat ini tidak mempunyai kesinambungan(kontinuitas). Seorang buruh tani hanya akan dibutuhkan pada saatpengolahan tanah dan panen. Pada proses lain mereka kurangdibutuhkan, akhirnya terjadi pengangguran yang tidak kentara(disguised unemployment). Pembuangan waktu yang lama dan sia-siaini menyebabkan efisiensi menjadi lebih rendah.

Berdasarkan data dalam Involusi Pertanian, pada saatpengolahan tanah, traktorisasi di Indonesia sangat rendah dibandingnegara lain. Pada hakikatnya Indonesia masih sangat ketinggalan padapengembangan traktor. Pemakaian traktor di Indonesia hanya 0,005Kw/ha. Amerika Serikat 1,7 Kw/ha, Belanda 3,6 Kw/ha dan Jepang 5,6Kw/ha. Rendahnya pemakaian traktor ini disebabkan oleh rendahnyaperkembangan mekanisasi di Indonesia.

Page 23: KEBIJAKAN PERTANIAN - spada.uns.ac.id

C. STRATEGI DAN KEBIJAKAN POKOK PEMBANGUNAN PENGOLAHAN DAN PEMASARAN HASIL PERTANIAN

Dalam rangka mewujudkan tujuan dan sasaranpembangunan pengolahan dan pemasaran hasilpertanian, maka strategi kebijakan yang ditempuhharus mencerminkan visinya, yaitu: tangguh,berdaya saing, dan berkelanjutan. Dalam hubungantersebut maka strategi pokok pembangunanpengolahan dan pemasaran hasil pertanian ada 5yaitu :

Page 24: KEBIJAKAN PERTANIAN - spada.uns.ac.id

1. Meningkatkan Kapasitas dan Memberdayakan SDM serta Kelembagaan Usaha di Bidang Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian.

Salah satu permasalahan yang mendasar dalam memajukan usahapertanian di tanah air adalah masih lemahnya kemampuan sumber dayamanusia dan kelembagaan usaha dalam hal penanganan pasca panen,pengolahan dan pemasaran hasil. Hal tersebut disebabkan oleh karenapembinaan SDM pertanian selama ini lebih difokuskan kepada upayapeningkatan produksi (budidaya) pertanian, sedangkan produktivitas dandaya saing usaha agribisnis sangat ditentukan oleh kemampuan pelakuusaha yang bersangkutan dalam mengelola produk yang dihasilkan (pascapanen dan pengolahan hasil) serta pemasarannya. Adapun beberapakebijakan operasional terkait dengan strategi tersebut adalah:1. Meningkatkan penyuluhan, pendampingan, pendidikan dan pelatihan

di bidang pasca panen, pengolahan serta pemasaran hasil pertanian;2. Mengembangkan kelembagaan usaha pelayanan pascapanen,

pengolahan dan pemasaran hasil pertanian yang langsung dikelolaoleh petani/kelompok tani.

Page 25: KEBIJAKAN PERTANIAN - spada.uns.ac.id

2. Meningkatkan Inovasi Dan Diseminasi Teknologi Pasca Panen Dan Pengolahan.Salah satu dampak yang signifikan dari kebijakanyang menitik beratkan kepada usaha produksi(budidaya) selama ini adalah kurang memadainyaupaya-upaya inovasi teknologi pasca panen danpengolahan serta diseminasinya. Hal tersebutmengakibatkan lemahnya daya saing dan kecilnyanilai tambah yang dapat dinikmati oleh petani,sehingga kesejahteraan tidak meningkat dari tahunke tahun. Untuk meningkatkan daya saing dan nilaitambah produk pertanian maka perlu ditingkatkanupaya-upaya inovasi teknologi pasca panen danpengolahan hasil pertanian serta diseminasinya

Page 26: KEBIJAKAN PERTANIAN - spada.uns.ac.id

Dalam hubungan tersebut, beberapa kebijakan yang akandilaksanakan adalah:a. Melakukan kerjasama dan koordinasi dengan sumber-sumber

inovasi teknologi seperti lembaga riset, Perguruan Tinggi danbengkel-bengkel swasta dalam rangka pengembangan dandiseminasi teknologi tepat guna.

b. Mengembangkan bengkel alsin pascapanen dan pengolahanhasil

c. Mengembangkan sistem sertifikasi dan apresiasi (penghargaan)terhadap inovasi teknologi yang dilakukan oleh masyarakat.

d. Mengembangkan pilot proyek dan percontohan penerapanteknologi pasca panen dan pengolahan hasil pertanian.

e. Memberikan penghargaan dengan kriteria mutu, rasa, skalausaha, tampilan terhadap produk olahan yang dihasilkan olehpara pelaku usaha.

Page 27: KEBIJAKAN PERTANIAN - spada.uns.ac.id

3. Meningkatkan Efisiensi Usaha Pasca Panen, Pengolahan Dan Pemasaran Hasil Kunci terpenting dalam rangka meningkatkan daya saing produk pertanian baik produk segar maupun olahan hasil pertanian adalah mutu produk yang baik dan efisiensi dalam proses produksi maupun pada tahap pemasarannya. Mutu produk dan efisiensi akan berpengaruh langsung terhadap harga dari setiap produk bersangkutan. Kebijakan dalam rangka meningkatkan mutu dan efisiensi produksi dan pemasaran hasil pertanian di antaranya adalah:I. Revitalisasi teknologi dan sarana/ prasarana usaha pasca panen

pengolahan dan pemasaran hasil pertanian;II. Mengembangkan produksi sesuai potensi pasar;III. Menerapkan sistem jaminan mutu, termasuk penerapan GAP, GHP dan

GMP;IV. Mengembangkan kelembagaan pemasaran yang dikelola oleh kelompok

tani di sentra produksi;V. Mengupayakan sistem dan proses distribusi yang efisien.VI. Memfasilitasi pengembangan kewirausahaan dan kemitraan usaha pada

bidang pemasaran hasil pertanian

Page 28: KEBIJAKAN PERTANIAN - spada.uns.ac.id

Hal tersebut perlu dilakukan dalam rangka menjagastabilitas harga produk yang bersangkutan tetap beradapada tingkat harga yang wajar berdasarkan keseimbangankebutuhan dan pasokan atas produk yang bersangkutan.Sub sistem selanjutnya adalah kegiatan pemasaran yangmeliputi: promosi, penjualan dan diakhiri dengandistribusi (delivery). Dalam hubungan tersebut makabeberapa kebijakan dalam pengembangan pasar ialah:qMengembangkan kegiatan riset pasarqMeningkatkan pelayanan informasi pasar;qMeningkatkan promosi dan diplomasi pertanian;qMengembangkan infrastruktur dan sistem pemasaranyang efektif dan adil.

qRasionalisasi impor produk pertanian.

Page 29: KEBIJAKAN PERTANIAN - spada.uns.ac.id

4. Meningkatkan Pangsa Pasar Baik Di Pasar Domestik Maupun Internasional.

Pasar merupakan salah satu faktor penentu keberhasilanusaha agribisnis; oleh karena itu maka pengembanganpemasaran harus selalu dilakukan sejalan denganpengembangan usaha produksi. Seperti usaha industripada umumnya, sistem usaha produksi pertanian atauagribisnis dimulai dengan salah satu kegiatan pemasaranyaitu Riset Pasar. Dari kegiatan riset pasar dihasilkaninformasi pasar yaitu antara lain berupa potensi pasardan harga. Sub sistem selanjutnya adalah perencanaanproduksi, termasuk penentuan desain produk, volumedan waktu. Dalam sistem budidaya pertanian,perencanaan tersebut lazim disebut sebagai penentuanpola tanam atau penentuan luas tanam untuk tanamansemusim.

Page 30: KEBIJAKAN PERTANIAN - spada.uns.ac.id

5. Pendekatan Pengembangan Industri Melalui Konsep Cluster Dalam Konteks Membangun Daya Saing Industri Yang Berkelanjutan

Pokok-pokok rencana aksi, dalam jangka menengah ditujukan untuk memperkuat rantai nilai (value chain) melalui penguatan struktur, diversifikasi, peningkatan nilai tambah, peningkatan mutu, serta perluasan penguasaan pasar. Sedangkan untuk jangka panjang difokuskan pada upaya pembangunan industri pertanian yang mandiri dan berdaya saing tinggi.

Page 31: KEBIJAKAN PERTANIAN - spada.uns.ac.id

Adapun prioritas cluster industri pertanian yang akan dikembangkan dalam jangka menengah meliputi : 1. Pengembangan Industri yang memiliki daya saing (Competitive Industry)Industri Pengolahan kakao dan cokelat,• Industri Pengolahan Buah,• Industri Pengolahan Kelapa,• Industri Pengolahan Kopi,• Industri Pengolahan Tembakau,• Industri Kelapa Sawit, dan• Industri Karet dan Barang Karet• Industri Pasca Panen Produk Segar

Page 32: KEBIJAKAN PERTANIAN - spada.uns.ac.id

2. Pengembangan Industri Strategisa. Industri Perberasan§ Industri Kedele§ Industri Jagung§ Industri Gula§ Industri Daging dan Susu3.Pengembangan Industri Rumah Tangga- Industri pangan lokal, camilan dan pengolahan produk samping.

Page 33: KEBIJAKAN PERTANIAN - spada.uns.ac.id

TERIMA KASIH