KEBIJAKAN PENGELOLAAN PENCEMARAN … dampak pencemar udara di Jakarta ke depan adalah pembatasan...

28
KEBIJAKAN PENGELOLAAN PENCEMARAN UDARA Pb, debu dan CO DARI SEKTOR TRANSPORTASI DARAT Abstrak Dalam rangka merencanakan kebijakan pembangunan moda transportasi yang tepat di masa akan datang, salah satu aspek yang harus diperhatikan adalah pengendalian lingkungan wilayah dampak pencemaran udara di Jakarta. Penyusunan kebijakan pengelolaan pencemaran udara Pb, debu dan CO dari sektor transportasi darat diharapkan bisa menjadi masukan dalam membuat suatu kebijakan yang tepat di masa yang akan datang. Penelitian ini bertujuan untuk menyusun kebijakan manajemen lingkungan wilayah dampak pencemaran udara. Metode analisis dilakukan melalui pendekatan AHP (Analytical Hierarchy Process). Alternatif kebijakan yang dapat dipilih dalam pengelolaan lingkungan wilayah dampak pencemar udara di Jakarta ke depan adalah pembatasan usia kendaraan penyebab polusi. Aspek mempertahankan Ruang Terbuka Hijau (RTH) perlu mendapat prioritas kedua dalam pengelolaan lingkungan wilayah dampak pencemar udara di Jakarta ke depan. Faktor yang paling berpengaruh dalam pengelolaan lingkungan wilayah dampak pencemar udara di Jakarta ke depan adalah keberadaan vegetasi untuk menyerap polutan. Aktor yang dianggap memiliki peranan paling penting dalam pengelolaan lingkungan wilayah dampak pencemar udara di Jakarta adalah Dinas Kesehatan, Dinas Lingkungan Hidup dan Dinas Perhubungan Darat. Keyword: Kebijakan pengelolaan lingkungan udara, AHP (Analytical Hierarchy Process). Pendahuluan Udara mempunyai arti yang sangat penting di dalam kehidupan makhluk hidup dan keberadaan benda-benda lainnya, sehingga udara merupakan sumber daya alam yang perlu dilindungi dan pemanfaatannya harus dilakukan secara bijaksana. Untuk mendapatkan kualitas yang diinginkan maka pengendalian pencemaran udara menjadi sangat penting dilakukan. Pencemaran udara diartikan dengan turunnya kualitas udara sehingga udara mengalami penurunan mutu dalam penggunaannya yang akhirnya tidak dapat lagi digunakan sesuai dengan fungsinya. Seiring dengan pesatnya laju pembangunan di Kota DKI Jakarta, maka frekuensi kendaraan di jalan raya juga semakin tinggi, yang menyebabkan laju emisi gas buang dari kendaraan juga semakin meningkat. Dengan demikian kadar 104

Transcript of KEBIJAKAN PENGELOLAAN PENCEMARAN … dampak pencemar udara di Jakarta ke depan adalah pembatasan...

Page 1: KEBIJAKAN PENGELOLAAN PENCEMARAN … dampak pencemar udara di Jakarta ke depan adalah pembatasan usia kendaraan penyebab polusi. Aspek mempertahankan Ruang Terbuka Hijau (RTH) perlu

KEBIJAKAN PENGELOLAAN PENCEMARAN UDARA Pb, debu dan CO DARI SEKTOR TRANSPORTASI

DARAT

Abstrak

Dalam rangka merencanakan kebijakan pembangunan moda transportasi yang tepat di masa akan datang, salah satu aspek yang harus diperhatikan adalah pengendalian lingkungan wilayah dampak pencemaran udara di Jakarta. Penyusunan kebijakan pengelolaan pencemaran udara Pb, debu dan CO dari sektor transportasi darat diharapkan bisa menjadi masukan dalam membuat suatu kebijakan yang tepat di masa yang akan datang. Penelitian ini bertujuan untuk menyusun kebijakan manajemen lingkungan wilayah dampak pencemaran udara. Metode analisis dilakukan melalui pendekatan AHP (Analytical Hierarchy Process). Alternatif kebijakan yang dapat dipilih dalam pengelolaan lingkungan wilayah dampak pencemar udara di Jakarta ke depan adalah pembatasan usia kendaraan penyebab polusi. Aspek mempertahankan Ruang Terbuka Hijau (RTH) perlu mendapat prioritas kedua dalam pengelolaan lingkungan wilayah dampak pencemar udara di Jakarta ke depan. Faktor yang paling berpengaruh dalam pengelolaan lingkungan wilayah dampak pencemar udara di Jakarta ke depan adalah keberadaan vegetasi untuk menyerap polutan. Aktor yang dianggap memiliki peranan paling penting dalam pengelolaan lingkungan wilayah dampak pencemar udara di Jakarta adalah Dinas Kesehatan, Dinas Lingkungan Hidup dan Dinas Perhubungan Darat. Keyword: Kebijakan pengelolaan lingkungan udara, AHP (Analytical Hierarchy

Process).

Pendahuluan

Udara mempunyai arti yang sangat penting di dalam kehidupan makhluk

hidup dan keberadaan benda-benda lainnya, sehingga udara merupakan sumber

daya alam yang perlu dilindungi dan pemanfaatannya harus dilakukan secara

bijaksana. Untuk mendapatkan kualitas yang diinginkan maka pengendalian

pencemaran udara menjadi sangat penting dilakukan. Pencemaran udara diartikan

dengan turunnya kualitas udara sehingga udara mengalami penurunan mutu dalam

penggunaannya yang akhirnya tidak dapat lagi digunakan sesuai dengan

fungsinya.

Seiring dengan pesatnya laju pembangunan di Kota DKI Jakarta, maka

frekuensi kendaraan di jalan raya juga semakin tinggi, yang menyebabkan laju

emisi gas buang dari kendaraan juga semakin meningkat. Dengan demikian kadar

104

Page 2: KEBIJAKAN PENGELOLAAN PENCEMARAN … dampak pencemar udara di Jakarta ke depan adalah pembatasan usia kendaraan penyebab polusi. Aspek mempertahankan Ruang Terbuka Hijau (RTH) perlu

105

gas-gas tersebut di udara di jalan raya semakin meningkat dan akan menyebar ke

wilayah di sekitarnya dan sebagai akibatnya dapat mengganggu kesehatan

masyarakat. Kebijakan pembangunan transportasi yang kurang baik serta tidak

memperhatikan aspek kesehatan masyarakat tentu akan memperburuk dampak

negatif yang ditimbulkan.

Dalam rangka merencanakan kebijakan pembangunan transportasi yang

tepat di masa akan datang, salah satu aspek yang harus diperhatikan adalah

pengendalian lingkungan wilayah dampak pencemaran udara di DKI Jakarta.

Perencanaaan kebijakan pengendalian pencemaran udara tersebut tentunya

memerlukan berbagai masukan dan informasi dari berbagai pihak yang terkait.

Pengkajian dan perumusan kebijakan ini tentunya akan dikaitkan dengan

kegiatan pembangunan di berbagai sektor lainnya. Penyusunan kebijakan

manajemen lingkungan wilayah dampak pencemaran udara ini diharapkan bisa

menjadi masukan dalam membuat suatu kebijakan yang tepat di masa yang akan

datang. Penelitian bertujuan untuk kebijakan manajemen lingkungan wilayah

dampak pencemaran udara di Kota Jakarta yang berasal dari kendaraan bermotor

khususnya Pb, debu dan CO. Metode yang digunakan dalam menyusun kebiakan

pengelolaan pencemaran udara ini adalah Analisis Hirarki Proses (AHP).

Menurut Saaty (1980), teknik komparasi berpasangan yang digunakan

dalam AHP dilakukan dengan wawancara langsung terhadap responden.

Responden bisa seorang ahli atau bukan, tetapi terlibat dan mengenal baik

permasalahan tersebut. Jika responden merupakan kelompok, maka seluruh

anggota diusahakan memberikan pendapat (judgement). Struktur Hirarkhi

AHP Kebijakan Pengelolaan Lingkungan Wilayah Dampak Pencemar Udara

di Jakarta tersaji pada Gambar 21.

Page 3: KEBIJAKAN PENGELOLAAN PENCEMARAN … dampak pencemar udara di Jakarta ke depan adalah pembatasan usia kendaraan penyebab polusi. Aspek mempertahankan Ruang Terbuka Hijau (RTH) perlu

106

Kebijakan Pengelolaan Pencemaran Pb dan debu dari sektor transportasi darat

Fokus

Kesehatan Masyarakat

Kesadaran Masyarakat

Keberadaan RTH

Jumlah Kendaraan Bermotor

Masyarakat DLHK Dinas Perhub

Kepolisian Dinas Kesehatan

Pemanfaatan Kend. Layak Pakai

Pengawasan Secara Berkala

Penertiban Sumber Pencemar

Mempertahan-kan RTH

Regulasi Kendaraan yang Rendah emisinya

Untuk Masuk Kota

Pembatasan Usia Kendaraan Penyebab

Polutan

Pemberian Insentif & Disinsentif Pengusaha

Angkutan Umum

Memperketat Perijinan Kend

Perluasan Ruang Terbuka

Hijau (RTH)

Faktor

Aktor

Aspek

Alternatif Kebijakan

Gambar 21. Hirarkhi AHP kebijakan pengelolaan pencemaran udara Pb, debu dan CO dari sektor transportasi darat.

Pembahasan Kebijakan Pengelolaan Pencemaran Udara Pb, debu dan CO Dari Sektor Transportasi Darat

Alternatif Keputusan Untuk Menyusun Kebijakan Pengelolaan Pencemaran Udara Pb, debu dan CO Dari Sektor Transportasi Darat Di Jakarta

Kendaraan bermotor sebagai salah satu sarana transportasi di daerah,

merupakan salah satu penyebab terjadinya pencemaran udara. Emisi gas buang

yang dikeluarkan oleh kendaraan bermotor merupakan sumber pencemaran udara

yang berasal dari sumber yang bergerak. Oleh karena itu emisi gas buang

kendaraan bermotor harus dikendalikan agar tidak mencemari udara. Begitu juga

dengan pencemaran udara yang diakibatkan dari sumber tidak bergerak yang

berasal dari kegiatan industri atau usaha lain. Masing-masing sumber pencemaran

menghasilkan bahan pencemar yang berbeda-beda baik jumlah, jenis dan

pengaruhnya bagi kehidupan. Pencemaran udara yang terjadi sangat ditentukan

oleh mutu bahan bakar yang digunakan, teknologi yang digunakan, serta

pengawasan yang dilakukan.

Page 4: KEBIJAKAN PENGELOLAAN PENCEMARAN … dampak pencemar udara di Jakarta ke depan adalah pembatasan usia kendaraan penyebab polusi. Aspek mempertahankan Ruang Terbuka Hijau (RTH) perlu

107

Agar dapat melindungi mutu udara ambient diperlukan upaya-upaya

pengendalian terhadap sumber-sumber pencemaran udara yang berguna untuk

melestarikan fungsi lingkungan hidup, mengendalikan pemanfaatan sumber daya

secara bijaksana untuk mencapai mutu udara yang memenuhi syarat bagi

kesehatan manusia dan makhluk hidup lainnya. Pengendalian pencemaran udara

ini dilakukan baik di dalam ruangan maupun di luar ruangan yang meliputi upaya

pencegahan dan penanggulangan pencemaran serta pemulihan mutu udara dan

upaya pencegahan terhadap sumber pencemar.

Hasil analisis AHP menunjukkan bahwa pembatasan usia kendaraan

penyebab polutan memberikan nilai skoring tertinggi yaitu sebesar 0,38 dan

selanjutnya perluasan areal RTH, mengatur rute kendaraan berpolutan untuk

masuk kota dan pemberian insentif dan disinsentif pengusahan angkutan umum

kota dengan nilai skoring masing-masing 0,228 ; 0,219 dan 0,173 seperti terlihat

pada Gambar 22.

Gambar 22. Hirarkhi AHP Kebijakan Pengelolaan Pencemaran Udara Pb, debu

dan CO Dari Sektor Transportasi Darat di Jakarta.

Page 5: KEBIJAKAN PENGELOLAAN PENCEMARAN … dampak pencemar udara di Jakarta ke depan adalah pembatasan usia kendaraan penyebab polusi. Aspek mempertahankan Ruang Terbuka Hijau (RTH) perlu

108

Apabila dilihat dari nilai skoring masing-masing alternatif kebijakan,

maka alternative kebijakan yang dapat dipilih dalam pengelolaan lingkungan

wilayah dampak pencemar udara di Jakarta ke depan adalah pembatasan usia

kendaraan penyebab polusi karena memberikan nilai skoring yang paling tinggi

dibandingkan alternative kebijakan lainnya. Alternatif ini bisa menjadi alternative

kebijakan yang dapat dilakukan dalam menanggulangi dampak pencemaran udara

di Jakarta akibat kendaraan bermotor. Hal ini seperti yang diungkapkan oleh Kor

Lalu-lintas dan Angkutan Jalan Raya, Direktorat Jenderal Perhubungan Darat

(Direktorat LLAJR Ditjen Hubdar 1998) yang menyebutkan bahwa jumlah gas

buang yang diemisikan oleh kendaraan menurutnya ditentukan oleh kecepatan

kendaraan, umur kendaraan dan perawatan kendaraan.

Dari hasil analisis Hirarki Proses dapat memberikan pilihan atau

pendapat kepada skenario:

1. Pengurangan mobil bertimbal dengan regulasi kendaraan bremisi rendah di

ijinkan masuk kota DKI Jakarta.

2. Perluasaan Ruang Terbuka Hijau (RTH).

3. Pembatasan usia pakai kendaraan.

4. Regulasi pemberia insentif dan disinsetif kepada pengusaha angkutan yang

menggunakan kendaraan beremisi rendah.

Menurut Takashi moguchi (1999) ada beberapa pertimbangan yang

mendasari bahwa alternative kebijakan pembatasan usia kendaraan ini menjadi

prioritas utama, yaitu tingkat kelayakan dan umur dari kendaraan sangat

mempengaruhi kualitas udara dalam hal ini asap kendaraan (knalpot) yang

dihasilkan. Selain itu pembatasan umur kendaraan bermotor dilakukan dalam

rangka mengurangi jumlah kendaraan bermotor, sehingga kebijakan ini dapat

mengurangi kemacetan di kota Jakarta, khususnya di lokasi penelitian. selain

dapat menekan jumlah kendaraan bermotor, cara itu dapat menstabilkan jumlah

kendaraan bermotor dalam kurun waktu tertentu. Terutama jika cara itu bisa

diberlakukan untuk angkutan umum. Jika jumlah kendaraan stabil atau bahkan

bisa dikurangi, dengan sendirinya asap akan berkurang.

Page 6: KEBIJAKAN PENGELOLAAN PENCEMARAN … dampak pencemar udara di Jakarta ke depan adalah pembatasan usia kendaraan penyebab polusi. Aspek mempertahankan Ruang Terbuka Hijau (RTH) perlu

109

Beberapa aspek yang perlu diperhatikan dalam pengelolaan lingkungan

wilayah dampak pencemaran udara di Jakarta adalah pemanfaatan kendaraan

layak pakai, melakukan pengawasan secara berkala, melakukan penertiban pada

sumber pencemaran, Mempertahankan Ruang Terbuka Hijau (RTH),

Memperketat Perijinan Kendaraan dan industry.

Berdasarkan hasil analisis AHP, memperlihatkan bahwa Dinas Kesehatan

dan Dinas Lingkungan Hidup memegang peranan sangat penting dalam

pengelolaan lingkungan wilayah dampak pencemar udara di DKI Jakarta. Hal ini

terlihat dari nilai skoring yang tertinggi pada kedua aktor ini yaitu sebesar 0,2225.

Selanjutnya diikuti oleh Masyarakat, Dinas Perhubungan dan Polisi dengan nilai

skoring masing-masing 0,201; 0,141; 0,108.

Pencemaran udara merupakan masalah yang dapat bersifat lokal, nasional

dan bahkan internasional. Untuk mengendalikannya perlu pendekatan yang

meliputi berbagai lintas sektor. Perwujudan kualitas lingkungan yang sehat

merupakan bagian yang pokok dalam usaha dibidang kesehatan seperti dijelaskan

dalam Undang-undang Nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan antara lain perlu

dilakukan di tempat umum, lingkungan pemukiman, lingkungan kerja, angkutan

umum dan lingkungan lainnya.

Di dalam Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 tentang

Kewenangan Pemerintah dan Kewenangan Propinsi Sebagai Daerah Otonom

pasal 2, ayat (3) bidang kesehatan dalam hal pengendalian dampak pencemaran

udara merupakan salah satu upaya pengawasan epidemiologi dan pemberantasan

penyakit yang berbasis lingkungan, seperti Infeksi Saluran Pernapasan Atas

(ISPA) dan Tuberkulosis Paru, serta kejadian berbagai kasus pencemaran yang

merupakan “New Emerging Diseases” seperti: legionellosis dan sick building

sindrom.

Implementasi Perda No.2 tahun 2005 Sebagai Landasan Hukum oleh Pemda

DKI Jakarta dalam Pengendalian Pencemaran Udara.

Terlaksananya program car freeday setiap bulan, larangan merokok di

tempat umum, dan kendaran umum, regulasi kendaran bertonase lebih dari 30 ton

Page 7: KEBIJAKAN PENGELOLAAN PENCEMARAN … dampak pencemar udara di Jakarta ke depan adalah pembatasan usia kendaraan penyebab polusi. Aspek mempertahankan Ruang Terbuka Hijau (RTH) perlu

110

melintas dalam kota pada siang hari adalah antara lain bentuk-bentuk pengelolaan

pencemaran udara di propinsi DKI Jakarta. Kegiatan ini secara terus menerus

dipantau oleh Badan Pengendalian Lingkungan Hidup Daerah (BPLHD) DKI

Jakarta. Adapun tataran kewenangan pengawasan dan kebijakan pengelolaan

pencemaran udara adalah sebagai berikut:

1. Pusat

Pada dasarnya kewenangan Pusat tersebut lebih besar pada penetapan

kebijakan yang bersifat norma, standar, kriteria dan prosedur dan sangat terbatas

pada kewenangan pelaksanaan.

Dalam Peraturan Pemerintah nomor 25 Pasal 2 ayat (2), Pemerintah Pusat

berwenang dalam pengaturan pengendalian dampak pencemaran udara, terutama

didalam penentuan pedoman, akreditasi, dan surveilans epidemiologi.

Pencemaran udara yang terjadi lintas propinsi dan internasional menjadi

tanggung jawab pemerintah pusat, termasuk pencemaran udara lintas Kabupaten /

Kota yang tidak mampu ditangani oleh pemerintah daerah setempat maupun

propinsi.

Selanjutnya sesuai dengan Keputusan Menteri Kesehatan RI No.

1277/Menkes/SK/XI/2001 tetang Organisasi Dan Tata Kerja Departemen

Kesehatan RI didalam menyelenggarakan pengendalian dampak pencemaran

udara mempunyai fungsi menyiapkan bahan kebijakan teknis, penyusunan standar

teknis, norma, pedoman, kriteria, prosedur dan bimbingan teknis serta penyiapan

evaluasi di bidang dampak pencemaran udara.

2. Propinsi DKI Jakarta

Sesuai dengan pembagian kewenangan yang ditetapkan dalam Peraturan

Pemerintah nomor 25 tahun 2000, pasal 3 ayat (1) dalam penanggulangan dampak

pencemaran udara Propinsi berwenang :

1. Melaksanakan surveillans epidemiologi serta penanggulangan wabah penyakit

dan kejadian luar biasa,

Page 8: KEBIJAKAN PENGELOLAAN PENCEMARAN … dampak pencemar udara di Jakarta ke depan adalah pembatasan usia kendaraan penyebab polusi. Aspek mempertahankan Ruang Terbuka Hijau (RTH) perlu

111

2. Melaksanakan penyuluhan dan kampanye.

Apabila kabupaten / kota tidak mampu melaksanakan pengendalian

pencemaran udara di wilayahnya, menjadi tanggung jawab pemerintah propinsi

DKI Jakarta telah mengeluarkan Perda nomor 2 tahun 2005 sebagai Dasar Hukum

Manajemen Pengendalian Udara.

3. Kabupaten / Kota

Semua kegiatan pengendalian pencemaran udara yang bukan wewenang

pemerintah pusat dan propinsi menjadi tanggung jawab pemerintah kabupaten /

kota.

Menteri Kesehatan RI melalui Pedoman Pengendalian Dampak

Pencemaran Udara (2002) menjelaskan bahwa Pembinaan pengendalian dampak

pencemaran udara dapt dilaksanakan melalui pendekatan :

1. Daerah Binaan

Menentukan beberapa daerah binaan untuk melaksanakan pengawasan

pencemaran udara secara intensif. Penentuan lokasi daerah binaan diprioritaskan

pada daerah binaan yang telah ada yaitu daerah yang melaksanakan program

kabupaten / kota sehat.

2. Program Kemitraan

Menciptakan lingkungan udara bersih dengan mengikut sertakan dalam

pelaksanaan program yang mendukung pengendalian pencemaran udara, seperti

program langit biru. Dalam pelaksanaan kegiatannya bermitra dengan sektor yang

terkait, seperti Kementrian Lingkungan Hidup, Departemen Perindustrian dan

Perdagangan dan lain-lain. Salah satu kegiatan yang dilakukan adalah

melaksanakan kegiatan yang belum ditangani oleh Kementrian Lingkungan Hidup

tetapi berdampak kepada kesehatan masyarakat.

3. Promosi Kesehatan

Meningkatkan promosi tentang pemeliharaan kualitas udara dilakukan

melalui penetapan strategi komunikasi yang tepat sesuai dengan sasaran, seperti:

seminar, lokakarya, penulisan pada media massa, media elektronik, dan media

cetak.

Page 9: KEBIJAKAN PENGELOLAAN PENCEMARAN … dampak pencemar udara di Jakarta ke depan adalah pembatasan usia kendaraan penyebab polusi. Aspek mempertahankan Ruang Terbuka Hijau (RTH) perlu

112

4. Pendekatan Epidemiologi

Mengendalikan dan menanggulangi kasus pencemaran udara dengan cara

pendekatan epidemiologi, dan dilaksanakan secara lintas program serta lintas

sektor. Pendekatan ini difokuskan pada simpul III dan IV, dengan tidak

melupakan simpul I dan II terutama pada indoor polution, serta mengutamakan

kelompok resiko tinggi, yang tinggal dipemukiman, fasilitas / sarana transportasi,

tempat-tempat umum, lingkungan kerja perkantoran & industri dan lingkungan

lainnya.

Penyakit berbasis lingkungan yang berkaitan dengan udara antara lain

adalah Tuberkulosis Paru, Infeksi Saluran Pernafasan Atas, legionellosis, kanker,

kecelakaan, kardiovaskuler, gangguan sistim syaraf dan sebagainya. Pendekatan

paradigma sehat adalah upaya yang menekankan kepada upaya promotif -

preventif dibanding upaya kuratif - rehabilitatif. Dengan demikian penyakit-

penyakit dapat dicegah melalui pengendalian pada faktor sumber penyebab

kejadian. Agar pengendalian lebih efisien dan efektif perlu ditetapkan suatu

strategi khusus.

5. Pemberdayaan Masyarakat dan Swasta

Mendorong dan mengembangkan peran serta masyarakat / swasta dalam

peningkatan kualitas udara pada lingkungannya. Dalam hal ini dilakukan dengan

memberikan informasi / data dampak lingkungan terhadap kesehatan dan

produktivitas ekonomi masyarakat, yang dimaksudkan masyarakat adalah

termasuk tokoh masyarakat, pakar dan industriawan. Pemberdayaan masyarakat

dalam pengendalian dampak pencemaran udara mutlak diperlukan, model

pendekatan yang dipergunakan adalah pendekatan kota sehat.

Di perkotaan pencemaran udara terutama bersumber dari sektor

transportasi disamping sektor industri, sedangkan di pedesaan pencemaran udara

berasal dari kebakaran hutan dan bahan bakar yang digunakan untuk memasak di

dapur yang menggunakan kayu bakar dimana hasil sisa pembakarannya dapat

mengganggu kesehatan masyarakat. Sehubungan dengan hal tersebut dalam

rangka mendorong pelaksanaan pengendalian pencemaran udara secara

terintegrasi antar sektor dan program sesuai tugas, fungsi dan kewenangan

Page 10: KEBIJAKAN PENGELOLAAN PENCEMARAN … dampak pencemar udara di Jakarta ke depan adalah pembatasan usia kendaraan penyebab polusi. Aspek mempertahankan Ruang Terbuka Hijau (RTH) perlu

113

masing-masing, maka perlu ada koordinasi jajaran kesehatan baik di daerah

Propinsi maupun daerah kabupaten / kota dalam hal ini di DKI Jakarta.

Menurut Direktorat Jenderal Penataan Ruang Departemen Pekerjaan

Umum (2005) ada beberapa hal yang dapat dilakukan untuk mengendalikan

pencemaran udara, yaitu:

a) Pencanangan Gerakan Bangun, Pelihara, dan Kelola RTH (contoh Gerakan

Sejuta Pohon, Hijau royo-royo, Satu pohon satu jiwa, Rumah dan Pohonku,

Sekolah Hijau, Koridor Hijau dan Sehat, dll).

b) Penyuluhan dan pendidikan melalui berbagai media.

c) Penegasan model kerjasama antar stake holders.

d) Perlombaan antar kota, antar wilayah, antar subwilayah untuk meningkatkan

apresiasi, partisipasi, dan responsibility terhadap ketersediaan tanaman dan

terhadap kualitas lingkungan kota yang sehat dan indah.

Untuk dapat melaksanakan pencegahan, pengawasan dan penanggulangan

pencemaran udara, maka pada setiap kegiatan harus ada unit yang menangani

masalah pengendalian pencemaran udara. Apabila dari hasil pengamatan

pencemaran udara ternyata telah jauh melewati baku mutu lingkungan yang

berlaku, dan juga dijumpai adanya keluhan masyarakat berupa kejadian penyakit

yang diduga berkaitan dengan sumber pencemaran, maka Dinas Kesehatan

setempat dapat melakukan kegiatan Analisis Dampak Kesehatan Lingkungan.

Dipihak lain Sektor Kesehatan dapat melakukan uji petik untuk mengetahui

kondisi kualitas udara dan dampak kesehatan yang terjadi pada daerah yang

diduga mengalami penurunan kualitas udara. Hasil uji petik oleh tingkat Pusat ini

dapat digunakan sebagai bahan dalam pembuatan pedoman, kriteria dan standar

yang berkaitan dengan pengendalian dampak pencemaran udara.

Sementara Saidari dari Kementrian Lingkungan Hidup dalam Iyan (2006)

menambahkan, sekitar 70-80 persen kontribusi pencemaran udara di kota besar

berasal dari sektor transportasi, yakni sebanyak 81 persen energi dihabiskan di

sektor tranportasi. Oleh karena itu Kementrian Lingkungan Hidup telah

menetapkan kebijakan Pengendalian Pencemaran Emisi Sumber Bergerak.

Meliputi pengembangan standar emisi dan kebisingan kendaraan bermotor sesuai

Page 11: KEBIJAKAN PENGELOLAAN PENCEMARAN … dampak pencemar udara di Jakarta ke depan adalah pembatasan usia kendaraan penyebab polusi. Aspek mempertahankan Ruang Terbuka Hijau (RTH) perlu

114

perkembangan teknologi, pengadaan bahan bakar bersih (bensin tanpa timbal,

solar berkadar sulfur rendah, bahan bakar alternatif) pengembangan kapasitas

daerah dan peran masyarakat melalui pemeriksaan dan perawatan kendaraan

bermotor, manajemen transportasi dan mendorong peralihan transportasi ke arah

angkutan masal. Ditambahkan, untuk mendorong masing-masing kota agar

menjaga wilayahnya dari pencemaran, pemerintah menyelenggarakan penilaian

kota bersih dan kotor. Bagi kota terbersih mendapat Adipura. Dalam penghargaan

Adipura tersebut dilakukan penetapan kriteria dan indikator manajemen

transportasi berkelanjutan untuk penilaian kualitas udara kota-kota besar di

Indonesia.

Sebagai perwujudan kewenangan yang dimilikinya, KLH telah

mengeluarkan Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 141 Tahun 2003

tentang Baku Mutu Emisi Kendaraan Tipe Baru. Dalam SK tersebut dinyatakan

bahwa mulai tahun 2005 setiap kendaraan dengan tipe baru wajib mematuhi

standar emisi EURO II, sedangkan tipe yang sedang berjalan diberi kesempatan

hingga 2007. Dengan demikian, mulai 2007 setiap kendaraan yang dijual di

Indonesia harus memenuhi standar EURO II.

Kebijakan Pengelolaan Pencemaran Udara

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan pada beberapa titik

pengamatan di Jakarta, diperoleh hasil bahwa kendaraan bermotor merupakan

sumber utama pencemaran udara. Berbagai sumber pencemar udara yang

dihasilkan oleh kendaraan bermotor seperti Hidrokarbon (HC), Karbonmonoksida

(CO), Sulfur Dioksida (SO ), Nitrogen Oksida (NO ), Timbal dan debu, serta

kebisingan.

2 2

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat dirumuskan

kebijakan “pengelolaan lingkungan pencemar udara di DKI Jakarta melalui

pembatasan usia pakai kendaraan bermotor”.

Menurut Syafruddin (2005), strategi pembatasan usia kendaraan baik

kendaraan pribadi maupun kendaraan umum akan lebih efektif dalam mengurangi

pencemaran udara di kota Jakarta. Pembatasan usia kendaraan untuk angkutan

Page 12: KEBIJAKAN PENGELOLAAN PENCEMARAN … dampak pencemar udara di Jakarta ke depan adalah pembatasan usia kendaraan penyebab polusi. Aspek mempertahankan Ruang Terbuka Hijau (RTH) perlu

115

umum 10 tahun dan kendaraan pribadi 15 tahun akan mengurangi pencemaran

udara akibat emisi kendaraan bermotor sampai 30 persen. Lebih lanjut Kepala

Dinas Perhubungan (Dishub) DKI Jakarta, Effendi (2005) mengatakan, selain

untuk menekan tingkat pencemaran udara, pembatasan usia kendaraan bermotor

merupakan bagian dari traffic management. Dikemukakan, di beberapa negara,

pembatasan usia kendaraan bermotor bukan hanya untuk mengurangi pencemaran

udara, tetapi juga menekan jumlah kendaraan yang dapat berimbas pada

kemacetan.

Salah satu faktor besar yang mempercepat pertumbuhan lalu lintas adalah

pertumbuhan kepemilikan kendaraan pribadi. Fenomena besarnya jumlah

kendaraan pribadi ini tidak akan menguntungkan dalam upaya penyelesaian

sistem mobilitas perjalanan orang dan barang. Di sisi yang lain, banyaknya

kendaraan berbahan bakar vosil ini akan semakin meningkatkan produksi gas-gas

yang beracun serta gas yang berefek pada pembentukan efek rumah kaca. Padahal

kesemerawutan lalu lintas dan tingginya tingkat polusi di Jakarta itu bersumber

pada buruknya sistem manajemen lalu lintas dan longgarnya aturan layak jalan

kendaraan. Contoh: adanya pembangunan sejumlah mal yang tidak diimbangi

dengan pembenahan sistem manajemen lalu lintas di sekitarnya. Akibatnya, di

lokasi-lokasi keramaian baru itu muncul kesemerawutan baru juga.

Kepala Dinas Perhubungan DKI Nurachman (2007), menyebutkan bahwa

dapat didorong upaya perpindahan penggunaan kendaraan pribadi ke kendaraan

umum melalui penyediaan park and ride (fasilitas parkir di terminal atau stasiun)

dan perbaikan kualitas layanan angkutan umum. Namun hal yang tak kalah

penting adalah penerapan kebijakan pembatasan operasional kendaraan pribadi

yang diberlakukan pada waktu yang tepat. Dengan kondisi itu, warga Jakarta akan

lebih memilih menggunakan transportasi publik untuk beraktivitas, tentu saja

sarana itu harus memadai dan nyaman.

Pembatasan penggunaan kendaraan pribadi sendiri sudah banyak

diterapkan di sejumlah negara seperti Thailand dan cukup efektif dalam menekan

lalu lalang jumlah kendaraan di jalan. Saat ini pemerintah dinilai lebih memilih

membangun jalan tol layang dibandingkan membatasi penggunaan kendaraan.

Page 13: KEBIJAKAN PENGELOLAAN PENCEMARAN … dampak pencemar udara di Jakarta ke depan adalah pembatasan usia kendaraan penyebab polusi. Aspek mempertahankan Ruang Terbuka Hijau (RTH) perlu

116

Padahal, paradigma membangun jalan tol di kota besar sudah ketinggalan zaman.

(Nurachman 2007).

Strategi pengelolaan lingkungan wilayah pencemar udara di DKI Jakarta

melalui pembatasan usia pakai kendaraan bermotor ini semestinya disusun dengan

mengacu pada kebijakan nasional, dikaitkan dengan kondisi wilayah setempat atas

pertimbangan tingginya beban bahan pencemar udara dan tingkat kemacetan lalu

lintas yang sudah semakin tinggi, serta tingkat kemampuan masyarakat terutama

dalam melakukan peremajaan kendaraan bermotor yang dimilikinya. Ini

dimaksudkan untuk memberi kebijakan umum kepada pemerintah daerah agar

dapat menindak lanjutinya kedalam kerangka program pengelolaan lingkungan.

Untuk mendukung kebijakan pembatasan usia pakai kendaraan bermotor di

Jakarta, maka dalam penerapannya harus didukung oleh beberapa hal antara lain :

1. Dukungan kelembagaan yang kuat oleh berbagai pihak yang terkait.

Permasalahan yang sering menjadi hambatan dalam pengelolaan kendaraan

bermotor adalah ketidak-sinkronan dan tidak terpadunya perencanaan,

penyusunan program dan kegiatan, pemantauan dan evaluasi pembangunan

yang dilakukan berbagai pihak terkait seperti masyarakat, dunia usaha dan

pemerintah. Hal tersebut semakin rumit manakala masih ada fanatisme ego-

sektoral.

2. Dukungan dana dan finansial dalam pembatasan usia kendaraan bermotor

yang beroperasi di Jakarta. Implementasi program ini sangat tergantung dari

ketersediaan dana dari berbagai sumber pendanaan terutama anggaran

pemerintah melalui pemberian dana insentif kepada pengusaha angkutan yang

harus meremajakan kendaraannya dengan modal yang sangat minim

kendaraan. Kecilnya dana yang dimiliki pemilik kendaraan bermotor menjadi

faktor penyebab kurang optimalnya upaya pengelolaan lingkungan yang dapat

dilakukan melalui pengurangan emisi kendaraan bermotor dengan membatasi

usia kendaraan yang layak pakai.

3. Penataan dan penegakan hukum yang tegas terhadap pelaku yang melanggar

aturan yang telah disepakati bersama. Instrumen pengawasan dan

pengendalian untuk perlidungan lingkungan dari beban pencemar udara akan

Page 14: KEBIJAKAN PENGELOLAAN PENCEMARAN … dampak pencemar udara di Jakarta ke depan adalah pembatasan usia kendaraan penyebab polusi. Aspek mempertahankan Ruang Terbuka Hijau (RTH) perlu

117

lebih optimal baik jika landasan undang-undang dan/atau peraturan undang-

undangan yang ada tidak menimbulkan kesenjangan khususnya yang

menyangkut tentang kewenangan dan tanggung jawab, pembedaan sanksi

administrasi dan sanksi pengadilan. Hal ini pula harus didukung oleh

komitmen yang kuat dari aparat yang berwenang dalam penegakan hukum

penerapan kebijakan pembatasan usia kendaraan.

Kebijakan Pemda DKI dalam Sistem Pengelolaan Lingkungan Pengendalian

Pb Kendaraan Bermotor

Berkaitan dengan sistem pengelolaan lingkungan terutama pada

lingkungan udara tercemar akibat gas buang kendaraan bermotor, berbagai upaya

yang dapat dilakukan, antara lain :

a. Larangan Masuk Truk dan Bis

Kebijakan larangan masuk pada kendaraan-kendaraan tertentu di Jakarta

telah dilaksanakan seperti melarang semua kendaraan masuk pada jalan-jalan

protokol pada hari-hari tertentu, melarang kendaraan melewati jalan-jalan tertentu

kecuali pada kendaraan berpenumpang tiga atau lebih pada jam-jam tertentu.

Kebijakan larangan kendaraan masuk pada jalan-jalan tertentu telah lama

diterapkan pada beberapa Negara seperti di Buenos Aires. Menurut Moore (2008)

pada tahun 1977 Buenos Aires melarang kendaraan pribadi memasuki jalan-jalan

pusat keramaian kota dari pukul 10 pagi sampai 7 malam pada hari-hari kerja. Bus

dan taksi diperbolehkan hanya pada beberapa jalan tertentu. Larangan ini

mengatasi kepadatan lalu lintas dan pencemaran udara yang disebabkan oleh satu

juta orang yang memadati pusat kota Buenos Aires setiap hari kerja.

Selanjutnya menurut Moore (2008) larangan bagi mobil secara sebagian

atau total sudah pula diberlakukan di sebagian besar kota besar Italia, termasuk

Roma, Florensia, Napoli, Bologna, dan Genoa dan di kota-kota kecil. Dari pukul

7.30 pagi sampai 7.30 malam, hanya bus, taksi, kendaraan pengirim barang, dan

mobil-mobil pemilik rumah di daerah itu yang boleh memasuki daerah pusat

Roma dan Florensia. Larangan serupa juga diberlakukan di Athena, Amsterdam,

Barcelona, Budapest, Kota Mekiko, dan Munich. Dalam waktu sepuluh tahun

Page 15: KEBIJAKAN PENGELOLAAN PENCEMARAN … dampak pencemar udara di Jakarta ke depan adalah pembatasan usia kendaraan penyebab polusi. Aspek mempertahankan Ruang Terbuka Hijau (RTH) perlu

118

mendatang Bordeaux, Prancis, berniat menghapus kendaraan bermotor dari separo

jalan-jalan di kota ini, dan memberikan jalan-jalan itu pada para pejalan kaki dan

pengendara sepeda.

b. Larangan Parkir

Larangan parkir bertujuan untuk membatasi jumlah mobil yang boleh

parkir di suatu daerah, tetapi tidak berpengaruh apapun pada jumlah mobil yang

boleh lewat. Perda nomor 2 tahun 2005 Kota Jakarta mengeluarkan kebijakan

untuk melarang kendaraan parkir pada tempat-tempat tertentu seperti di pusat-

pusat keramaian, di pingir-pinggir jalan raya atau di kawasan wisata. Cara ini

bertujuan untuk mengatasi berlimpahnya kendaraan di pusat-pusat keramaian

sekaligus sebagai suatu cara untuk mengurangi pencemaran udara.

c. Mengatur Zona Lalu Lintas

Mengatur zona lalu lintas juga merupakan salah satu cara menurunkan

pencemaran udara yang berasal dari kendaraan bermotor. Ini dilakukan dengan

membatasi kendaraan-kendaraan tertentu seperti truk untuk masuk ke pusat kota

tetapi hanya diperbolehkan untuk melewati pinggiran kota.

Menurut Moore (2008) di Gothenburg Swedia sejak tahun 1970,

pemerintah setempat membagi pusat kotanya menjadi lima sektor berbentuk

pastel sebagai suatu cara untuk membatasi lalu lintas yang lewat dan

menggalakkan transportasi umum. Kendaraan darurat, angkutan lokal masal,

sepeda dan moped dapat melintas dari satu zona ke zona lain, tapi mobil tidak

dapat. Berkurangnya kepadatan di pusat kota Gothenburg telah menimbulkan

layanan transit yang lebih baik dan tingkat kecelakaan yang lebih rendah.

d. Hari Tanpa Mengemudi

Cara ini juga merupakan cara yang efektif dalam menurunkan beban

pencemar udara yang berasal dari kendaraan bermotor. Pada akhir 1991, Roma,

Milano, Napoli, Turino, dan tujuh kota lain di Italia mencanangkan "perang"

terhadap pencemaran dengan cara membatasi jumlah mobil di jalan. Dalam

peraturan ini, mobil berplat nomor ganjil dilarang berjalan di satu hari, sedang

Page 16: KEBIJAKAN PENGELOLAAN PENCEMARAN … dampak pencemar udara di Jakarta ke depan adalah pembatasan usia kendaraan penyebab polusi. Aspek mempertahankan Ruang Terbuka Hijau (RTH) perlu

119

mobil berplat nomor genap dilarang berjalan hari berikutnya. Banyak pengemudi

yang merasa jengkel dengan adanya kekangan dan larangan atas hak mereka

untuk mengemudi, lalu mengabaikan aturan genap-ganjil ini. Dalam satu hari saja

di bulan Desember, para polisi lalu lintas mencatat 12.983 pelanggaran, menilang

para pelanggar aturan yang mengemudi di hari yang salah, atau yang mengubah

plat nomor kendaraan mereka. Namun demikian, dengan penggalakan peraturan

secara keras, menteri lingkungan hidup Italia yakin larangan mengemudi berseling

hari itu dapat mengurangi polusi sebesar 20 sampai 30 persen (Moore 2008).

e. Bersepeda

Membiasakan diri bersepada terutama di kota-kota besar yang padat lalu

lalang kendaraan bermotor selain bertujuan sebagai sarana olaha raga juga efekteif

menurunkan kadar pencemaran udara karena dapat mengurangi jumlah pemakaian

kendaraan bermotor.

Agar upaya ini dapat berjalan dengan baik, perlu dukungan dari

pemerintah untuk menggalakkan bersepeda melalui program khusus seperti

penyediaan fasilitas-fasilitas pendukung kegiatan bersepeda secara lengkap dan

memadai, misalnya tersedianya persewaan sepeda dengan uang jaminan yang

akan dikembalikan bagi yang belum memiliki sepeda, bahkan garasi khusus

sepeda dan penyediaan jalan yang khusus untuk dilalui oleh sepeda atau dengan

upaya-upaya lainnya. Semua upaya tersebut dalam rangka untuk lebih

menggalakkan kegiatan bersepeda. Program semacam itu mempunyai dampak

sangat besar terhadap cara orang melihat pilihan yang mereka miliki untuk sarana

transportasi.

f. Penerapan Pembatasan Usia Kendaraan Masuk Kota

Menurut Moore (2008), sejumlah teknologi yang lebih baru menjanjikan

pengurangan emisi cukup besar bila dibandingkan dengan sistem-sistem yang ada

saat ini. Dengan beroperasi menggunakan zat hidrogen, beberapa temuan

mutakhir ini bahkan dapat mencapai tingkat emisi nol, atau sangat mendekati nol,

sampai selisihnya tak dapat diukur dengan piranti yang ada sekarang. Bahkan bila

dioperasikan dengan bahan bakar fosil pun, seperti gas alam, temuan-temuan itu

Page 17: KEBIJAKAN PENGELOLAAN PENCEMARAN … dampak pencemar udara di Jakarta ke depan adalah pembatasan usia kendaraan penyebab polusi. Aspek mempertahankan Ruang Terbuka Hijau (RTH) perlu

120

masih mampu mencapai tingkat emisi nol untuk polutan-polutan tertentu, dan

mendekati nol untuk beberapa jenis polutan lain.

g. Penanaman Vegetasi

Menaman vegetasi merupakan salah upaya yang dapat dilakukan untuk

menurunkan kadar pencemar udara yang berasal dari kendaraan bermotor.

Vegetasi mempunyai kemampuan yang besar dalam mengabsorpsi bahan-bahan

pencemar. Bahan pencemar yang masuk ke dalam tanaman dapat melalui pori-

pori seperti stomata yang ada pada tanaman atau masuk melalui serapan akar.

Namun permasalahan penerapan kebijakan penanaman vegetasi di kota-kota besar

adalah keterbatasan lahan dimana lahan-lahan kosong di sekitar pinggiran jalan

raya sudah sangat terbatas dan kebanyakan sudah tertutup oleh trotoar sehingga

menyilitkan untuk menanam vegetasi.

Analisis Hirarki Proses Dapat Menyusun Kebijakan Pengelolaan

Pencemaran Udara.

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat dikemukakan

beberapa kesimpulan sebagai berikut :

1. Vegetasi dan manusia dapat menjadi media yang baik bagi terakumulasinya

bahan pencemar udara seperti Pb, debu dan CO yang berasal dari kendaraan

bermotor.

2. Hasil penelitian menujukkan akumulasi Pb pada tiga tanaman sampel di enam

lokasi pengamatan menunjukan kandungan Pb rata-rata berada di atas ambang

baku mutu lingkungan. Demikian pula dalam tubuh manusia rata-rata berada

di atas batas baku mutu lingkungan, namun kadarnya lebih rendah

dibandingkan dengan yang terakumulasi dalam tanaman.

3. Keberadaan Pb di udara mempunyai efek toksik yang luas pada manusia

dengan mengganggu fungsi ginjal, saluran pencernaan, dan sistem saraf pada

remaja, menurunkan fertilitas, menurunkan jumlah spermatozoa, dan

meningkatkan spermatozoa abnormal, menurunkan Intellegent Quotient (IQ)

Page 18: KEBIJAKAN PENGELOLAAN PENCEMARAN … dampak pencemar udara di Jakarta ke depan adalah pembatasan usia kendaraan penyebab polusi. Aspek mempertahankan Ruang Terbuka Hijau (RTH) perlu

121

pada anak–anak, menurunkan kemampuan berkonsentrasi, gangguan

pernapasan, kanker paru–paru dan alergi.

4. Untuk menurunkan kadar pencemaran udara terutama Pb, debu dan CO yang

berasal dari kendaraan bermotor diperlukan sistem pengelolaan lingkungan

yang baik dengan melibatkan semua pihak melalui beberapa upaya seperti

larangan masuk, larangan parkir, mengatur zona lalu lintas, hari tanpa

mengemudi, bersepeda, penerapan pembatasan usia kendaraan masuk kota,

penanaman dan pemeliharaan vegetasi.

5. Hasil AHP menunjukan bahwa pembatasan usia kendaraan bermotor melintas

di jalan tol, penanaman vegetasi / RTH, menjadi desain dalam pengelolaan

pencemaran udara terhadap Pb, debu dan CO.

Patokan Dengan Kota Kembar (Sister City)

Pengelolaan polusi di DKI Jakarta adalah mengadopsi pada tata kelola

kota Bern di Swiss dan Kota Den Hagg di Negeri Belanda. Bern mencapai indeks

polutan sebesar 13,75 dan Den Hagg 42,50 dan Jakarta indeks polutannya

mencapai 133,75 (www.numbeo.com./pollution). Pencapaian yang mendekati

sempurna sesuai dengan Sister City adalah suatu keniscayaan, maka dari itu

disusunlah pilihan-pilihan atau option yang mendekati kota Jakarta sebagai

Ecocity atau kota berwawasan lingkungan dapat diuraikan sebagai berikut :

1. Kerangka pilihan 5 tahun kedepan yaitu tahun 2012-2017 setara dengan kota

Kuala Lumpur tahun 2011 index sebesar 70 dan DKI Jakarta 87,50.

2. Untuk 10 Tahun kedepan yaitu tahun 2012-2022 kerangka pilihan jatuh pada

kota Singapura yakni sebesar 62,50 dan Jakarta 70.

Kebijakan-kebijakan yang di lakukan oleh kota Kuala Lumpur dan

Singapura untuk mengurangi pencemaran udara.

1. Kebijakan yang dilakukan oleh kota Kuala Lumpur:

a. Mobil besar yang bertonase lebih dari 25 ton keatas tidak boleh masuk

kota.

b. Mobil-mobil tua tidak dipergunakan lagi (mobil yang berusia diatas lebih

dari 10 tahun), karena ada pemotongan kendaraan yang sudah tua.

Page 19: KEBIJAKAN PENGELOLAAN PENCEMARAN … dampak pencemar udara di Jakarta ke depan adalah pembatasan usia kendaraan penyebab polusi. Aspek mempertahankan Ruang Terbuka Hijau (RTH) perlu

122

c. Bahan bakar di setiap kendaraan sudah bebas timbal (Pb).

d. Adanya pengecekan kendaraan untuk emisi gak buang / knalpot. (Sumber :

Perda nomor 5 Tahun 2005)

2. Kebijakan yang dilakukan oleh kota Singapura:

a. Adanya regulasi ketat oleh pemerintah.

b. Tidak boleh membeli atau memiliki kendaraan, jika si pembeli tidak

mempunyai tempat untuk parkir kendaraannya.

c. Mobil-mobil tua tidak dipergunakan lagi (mobil yang berusia diatas lebih

dari 10 tahun), karena ada pemotongan kendaraan yang sudah tua.

d. Bahan bakar di setiap kendaraan sudah bebas timbal (Pb).

e. Pajak kendaraan di Kota Singapura bersifat progresif dan satu keluarga

hanya boleh memiliki satu kendaraan dan tidak boleh lebih dari satu.

f. Kendaraan berat tidak boleh masuk kota, karena kota Singapura untuk

angkutan berat menggunakan angkutan kereta api / laut. (Sumber : Perda

nomor 5 Tahun 2005)

Perbedaan mendasar antara kota Jakarta dengan Kuala Lumpur adalah

dibedakan dari lokasi geografinya, dimana Kuala Lumpur berada didataran tinggi

sedangkan kota Jakarta didataran rendah (dengan pantai), sedangkan kota

Singapura walapun sama-sama berada di tepi pantai, namun Singapura berhasil

melakukan dalam mempertahankan Ruang Terbuka Hijau (RTH).

Kebijakan penguranan polusi udara

Untuk menghitung tingkat pencemaran CO di cawing-Semanggi dapat

diuraikan sebagai berikut:

a. Berdasarkan pengamatan satu mobil dapat menempuh jarak 1 (satu) km pada

saat kemacetan memerlukan bahan bakar 0,075 ml premium/km. Dengan

perhitungan 1 (satu) jam mobil dapat menempuh jarak 5 km. Jadi per 5 (lima)

jam mobil memerlukan 0,375 ml. Jumlah mobil yang melintas di daerah

Cawang-Semanggi adalah 1600 kendaraan, sehingga dalam 1 (satu) jam bahan

bakar yang digunakan untuk menempuh jarak 5 km/jam adalah 600 liter/jam.

Page 20: KEBIJAKAN PENGELOLAAN PENCEMARAN … dampak pencemar udara di Jakarta ke depan adalah pembatasan usia kendaraan penyebab polusi. Aspek mempertahankan Ruang Terbuka Hijau (RTH) perlu

123

b. Berdasarkan pengamatan tahun 2008 di DKI Jakarta kendaraan (Mobil) dapat

mengeluarkan CO sebanyak 103,05227 µg/Nm perkendaraan, dengan jumlah

kendaraan yang melintasi jalan tersebut adalah 1600 mobil. Maka dapat

dihitung dalam setahun kendaraan yang melintas di Cawang-Semanggi

mengeluarkan CO sebanyak 474.864.662,0690 µg/Nm³ pertahun.

Berdasarkan dengan perhitungan maka diperkirakan CO pada tahun 2016

kota DKI Jakarta setara dengan Kuala Lumpur dengan index besar 73. Untuk

memperdalam dan memprediksi polutan udara kota DKI Jakarta setara Kuala

Lumpur dari tahun 2011 sampai dengan 2016 yaitu selama 5 tahun dengan setiap

tahunnya jumlah kendaraan di DKI Jakarta naik 30% dapat dilihat pada Table 42.

Tabel 42. Kondisi udara di DKI Jakarta dengan

Kuala Lumpur untuk 5 tahun mendatang.

Tahun 2016 mobil yang melintasi daerah Cawang-Semanggi

MobilPertahun Perbulan Perhari Perjam

2.788.224 232.352 11.617,6 968,13

Jumlah CO yang dikeluarkan oleh kendaraan berbahan bakar premium pada mobilPertahun Perbulan Perhari Perjam

287.332.812,47 23.944.401,04 1.995.366,75 99.768,34 Sumber : Hasil penelitian

Berdasarkan pengamatan Tahun 2008 di DKI Jakarta kendaraan (Mobil)

dapat mengeluarkan CO sebanyak 103,05227 µg/Nm per kendaraan, dengan

jumlah kendaraan yang melintasi jalan tersebut mengalami kenaikan setiap

tahunnya, adapun kenaikan jumlah kendaraan yang melintas di daerah Cawang-

Semanggi sebesar 60% dari Tahun 2008 sampai dengan Tahun 2016 dan

mengalami penurunan untuk emisi gas buang / kenalpot. Sehingga dapat

diperkirakan dalam setahun kendaraan yang melintas di daerah Cawang-Semanggi

mengeluarkan CO sebanyak 287.332.812,47 µg/Nm³ pertahun.

Page 21: KEBIJAKAN PENGELOLAAN PENCEMARAN … dampak pencemar udara di Jakarta ke depan adalah pembatasan usia kendaraan penyebab polusi. Aspek mempertahankan Ruang Terbuka Hijau (RTH) perlu

124

Seperti halnya Kota Kuala Lumpur apabila DKI Jakarta dibandingkan

dengan Singapura waktu ini pencapaian kebersihan udara akan terjadi pada tahun

2021 adapun uraiannya Table 43 sebagai berikut.

Tabel 43. Kondisi udara DKI Jakarta dengan Singapura untuk 10 tahun

mendatang.

Pertahun Perbulan Perhari Perjam 170.081.664 14.173.472 708.674 59.056

Jumlah CO (µg/Nm³) yang dikeluarkan oleh kendaraan berbahan bakar premium pada mobil

Pertahun Perbulan Perhari Perjam 17.527.301.560,58 1.460.608.463,38 121.717.371,95 6.085.868,60

Berdasarkan pengamatan Tahun 2008 di DKI Jakarta kendaraan (Mobil)

dapat mengeluarkan CO sebanyak 103,05227 µg/Nm per kendaraan, dengan

jumlah kendaraan yang melintasi jalan tersebut mengalami kenaikan setiap

tahunnya, adapun kenaikan jumlah kendaraan yang melintas di daerah Cawang-

Semanggi sebesar 60% dari Tahun 2008 sampai dengan Tahun 2021 dan

mengalami penurunan untuk emisi gas buang/knalpot. Sehingga dapat di

perkirakan dalam setahun kendaraan yang melintas di daerah Cawang-Semanggi

mengeluarkan CO sebanyak 17.527.301.560,58 µg/Nm³ pertahun.

Pencapaian Target Agar Sesuai Dengan Kadar Udara Di Sister City Yaitu

Kota Bern dan Den Haag Adalah Cukup Panjang Terrealisasinya.

Pencapaian targetnya antara lain adalah melalui permodelan kebijakan,

regulasi pemerintah daerah DKI Jakarta dan pembatasan kendaraan masuk kota,

hal itu digambarkan sebagai berikut :

Model kebijakan yang akan diaplikasikan dalam upaya pengurangan polusi

udara Cawang-Semanggi adalah sebagaimana tertera pada gambar 23.

Page 22: KEBIJAKAN PENGELOLAAN PENCEMARAN … dampak pencemar udara di Jakarta ke depan adalah pembatasan usia kendaraan penyebab polusi. Aspek mempertahankan Ruang Terbuka Hijau (RTH) perlu

125

Udara Bersih : 1. BBG2. Bensin tanpa timbal3. Cek emisi gas buang/ kenalpot4. Larangan kendaraan tua5. Larangan kendaraan solar

Air : 1. Saluran air langsung menuju gorong-gorong2. Air tidak dikonsumsi

Hewan : 1. Unggas : Burung-burung tidak ada Jumlah

Manusia : 1. Petugas : Polisi, pengemis2. Penjualan / pedagang kaki lima

Tanah : 1. Tidak ditanami buah-buahan( Landscape ) 2. Sampah tidak dipendam dalam tanah

Vegetasi : 1. Jumlah daun banyakCO dan debu 2. Perlasan RTH

3. Pohon besarUmpan Balik

1. Penggunaan BBG 4. Kendaraan tua dilarang masuk kota 2. Bensin tanpa Timbal / Pertamax 5. Truk dilarang masuk kota 3. Perluasaan RTH 6. Pemberian natura berupa susu kepada -

petugas Polantas

OUTPUTS

DEKOMPOSISI

Industri

Kondisi aktual

Jl. M.T Haryono Kor Lantas Polri

Kondisi Prediksi

Knalpot/emisi kendaraan

Cara mengurangi kadar Pb :

Pencemaran Udara

INPUTAktor : Masyarakat, DLHK, Dinas

Perhub, Kepolisian, Dinas Kesehatan

Kedaraan macet : Jenis dan

REMIDIASI

Penurunan KualitasUdara

Gambar 23. Model pengelolaan pencemaran udara

Dari hasil analisis yang telah dilakukan di buat model kebijakan

pengelolaan pencemaran udara di DKI Jakara seperti terlihat pada gambar 23.

Model pengelolaan pencemaran udara disusun untuk memudahkan

penalaran suatu konsep yang kontekstual. Konstektual input, proses dan output

diharapkan mendapatkan solusi yang efektif da efisie. Input berupa masukan

pencemaran yang bernilai tinggi setelah melalui proses Dekomposisi dan

Remidiasi akan terlihat suatu keluaran atau output yang tingkat pencemaran

udaranya rendah pada udara ambient.

Hubungan output dengan Input di rangkai suatu umpan balik atau feed

back yang berisikan parameter keberhasilan suatu proses berupa solusi kegiatan

sebagai berikut:

1. Penggunaan Bahan Bakar Gas (BBG),

2. Bensin tanpa timbale atau dipergunakannya pertamax,

3. Perluasan Ruang Terbuka Hijau (RTH),

4. Kendaraan tua dilarang masuk kota,

Page 23: KEBIJAKAN PENGELOLAAN PENCEMARAN … dampak pencemar udara di Jakarta ke depan adalah pembatasan usia kendaraan penyebab polusi. Aspek mempertahankan Ruang Terbuka Hijau (RTH) perlu

126

5. Truk dilarang masuk kota,

6. Pemberian insentif berupa natura susu kepada petugas polisi lalulintas.

Untuk melakukan simulasi pencemaran udara dibuat model pencemaran

udara dengan powersim seperti terlihat pada gambar 24, merupakan kebijakan

yang akan diambil untuk menanggulangi pencemaran udara di DKI Jakarta.

Kendatipun sistem manajemen dan regulasi sudah berjalan serta diperketat, tetapi

hasilnya belum setara dengan kota Kuala Lumpur dan Singapura karena berbagai

faktor yaitu kontur tanah, kebudayaan, ekonomi, sosial dan lingkungan alam

maupun lingkungan pendidikan.

Model Powersim dalam pengelolaan pencemaran udara:

Gambar 24. Model pengelolaan pencemaran udara Powersim (Ford.1999)

Pencapaian Pb, debu dan CO di DKI Jakarta dengan Kota Kuala Lumpur

sebagaimana gambaran polusi udara DKI Jakarta pada tahun 2008 telah diulas

pada tabel 6 Bab II Tinjauan Pustaka. Untuk memperdalam dan memprediksi

polutan udara yang setara dengan Kota DKI Jakarta dengan Kuala Lumpur dari

Tahun 2011 sampai dengan 2016 yaitu selama 5 Tahun dapat dilihat pada Gambar

24.

Page 24: KEBIJAKAN PENGELOLAAN PENCEMARAN … dampak pencemar udara di Jakarta ke depan adalah pembatasan usia kendaraan penyebab polusi. Aspek mempertahankan Ruang Terbuka Hijau (RTH) perlu

127

Gambar 25. Rencana pencapaian tingkat pencemaran Pb pada 5 tahun kedepan

setara Kota Kuala Lumpur.

Pada gambar 25, 26 dan 27 menunjukkan rencana pencapaian di DKI

Jakarta dalam tingkat pencemaran Pb, debu dan CO dalam jangka waktu 5 tahun

kedepan yang setara dengan Kota Kuala Lumpur. Adapun kebijakan yang harus

dilakukan untuk setara dengan Kota Kuala Lumpur yaitu dengan Regulasi ketat

telah efektif, maka kedepan Pb tetap sebesar 0,28 ppm dibawah ambang batas.

Gambar 26. Rencana pencapaian tingkat pencemaran CO (µg/Nm³) pada 5 tahun

kedepan setara Kota Kuala Lumpur.

Gambar 26, menunjukkan rencana pencapaian di DKI Jakarta dalam

tingkat pencemaran CO dalam jangka waktu 5 tahun kedepan yang setara dengan

Kota Kuala Lumpur, adanya mobil baru sehingga emisi gas buang / knalpot tidak

ada dan knalpot tidak bocor.

Page 25: KEBIJAKAN PENGELOLAAN PENCEMARAN … dampak pencemar udara di Jakarta ke depan adalah pembatasan usia kendaraan penyebab polusi. Aspek mempertahankan Ruang Terbuka Hijau (RTH) perlu

128

Gambar 27. Rencana pencapaian tingkat pencemaran debu (g/m³) pada 5 tahun

kedepan setara Kota Kuala Lumpur.

Pada gambar 27 menunjukkan rencana pencapaian di DKI Jakarta dalam

tingkat pencemaran debu dalam jangka waktu 5 tahun kedepan yang setara dengan

kota Kuala Lumpur, tetapi mobil besar tidak boleh masuk kota.

Setelah dikeluarkan regulasi Perda nomor 2 Tahun 2005 tentang

pengelolaan pencemaran udara di DKI Jakarta perlu dibuat suatu kerangka

kebijakan, suatu capai kondisi udara seperti pada index pencemaran udara di

Kuala Lumpur dan index pencemaran udara di Singapura.

Kuala Lumpur dan Singapura relatif dekat dengan Jakarta utamanya dalam

kawasan Asia Tenggara.

Gambar 28. Rencana pencapaian tingkat pencemaran Pb (ppm) pada 10 tahun

kedepan setara Kota Singapura.

Pada gambar 28, 29 dan 30 menunjukkan rencana pencapaian di DKI

Jakarta dalam tingkat pencemaran Pb, debu dan CO dalam jangka waktu 10 tahun

kedepan yang setara dengan Kota Singapura. Adapun kebijakan yang harus

Page 26: KEBIJAKAN PENGELOLAAN PENCEMARAN … dampak pencemar udara di Jakarta ke depan adalah pembatasan usia kendaraan penyebab polusi. Aspek mempertahankan Ruang Terbuka Hijau (RTH) perlu

129

dilakukan untuk setara dengan Kota Singapura yaitu dengan Regulasi ketat

efektif, maka kedepan Pb akan tetap sebesar 0,28 ppm dibawah ambang batas.

Gambar 29. Rencana pencapaian tingkat pencemaran CO (µg/Nm³) pada 10 tahun

kedepan setara kota Singapura.

Gambar 30, menunjukkan rencana pencapaian di DKI Jakarta dalam

tingkat pencemaran CO dalam jangka waktu 10 tahun kedepan yang setara dengan

Kota Singapura, adanya mobil baru maka emisi gas buang / knalpot tidak ada dan

knalpot tidak bocor.

Gambar 31. Rencana pencapaian tingkat pencemaran debu (g/m³) pada 10 tahun

kedepan setara Kota Singapura.

Pada gambar 30 menunjukkan rencana pencapaian di DKI Jakarta dalam

tingkat pencemaran debu dalam jangka waktu 10 tahun kedepan yang setara

dengan kota Singapura, maka dari itu mobil besar tidak boleh masuk kota.

Page 27: KEBIJAKAN PENGELOLAAN PENCEMARAN … dampak pencemar udara di Jakarta ke depan adalah pembatasan usia kendaraan penyebab polusi. Aspek mempertahankan Ruang Terbuka Hijau (RTH) perlu

130

Untuk capaian seperti Sister City perlu diambil kebijakan seperti :

a Pengaturan Moda Transportasi yaitu :

1). Pembangunan Mass Rapit Transportaion (MRT), yang telah dimulai

beroperasi adalah Trans Jakarta Berbahan Bakar Gas (BBG).

2). Larangan kendaran bertonase lebih dari 30 Ton melintas tol Cawang-

Semanggi pada siang hari.

3). Melanjutkan pembangunan monorel yang telah dipancangkan tiang-tiang

penyangga monorel tersebut.

4). Membuat jalan tol lintas Bekasi-Bogor-Tanggerang untuk membangun

outer ring road.

5). Melarang mobil yang emisi yang tinggi gas buangnya masuk dalam kota.

6). Sebagaimana telah dibangun rute bersepeda dalam Kota Jakarta maka dari

itu perlu dibuatkan rambu-rambu untuk jalur bersepeda motor.

b Perluasan RTH dengan cara setiap gedung disepanjang jalan tol Cawang-

Semanggi diwajibkan menanam sulur-suluran dari lantai atas dapat menjuntai

kebawah atau sejenis rumput yang dapat menempel pada dinding-dinding tepi

luar bangunan.

c Memperketat pengawasan pelaksanaan Ijin Mendirikan Bangunan (IMB),

yaitu ketentuan 20% dari lahan yang tersedia harus ditananmi vegetasi secara

berkelanjutan.

Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat dikemukakan

beberapa kesimpulan sebagai berikut :

1. Alternatif kebijakan yang dapat dipilih dalam pengelolaan lingkungan

wilayah dampak pencemar udara di DKI Jakarta ke depan adalah

pembatasan usia kendaraan penyebab polutan karena memberikan nilai

scoring yang paling tinggi dibandingkan alternatif kebijakan lainnya.

2. Aspek mempertahankan Ruang Terbuka Hijau (RTH) perlu mendapat

perhatian dalam pengelolaan lingkungan wilayah dampak pencemar udara

di Jakarta ke depan.

Page 28: KEBIJAKAN PENGELOLAAN PENCEMARAN … dampak pencemar udara di Jakarta ke depan adalah pembatasan usia kendaraan penyebab polusi. Aspek mempertahankan Ruang Terbuka Hijau (RTH) perlu

131

3. Faktor yang paling berpengaruh dalam pengelolaan lingkungan wilayah

dampak pencemar udara di Jakarta ke depan adalah kendaraan yang masih

menggunakan timbal.

4. Aktor yang dianggap memiliki peranan paling penting dalam pengelolaan

lingkungan wilayah dampak pencemar udara di DKI Jakarta adalah Dinas

Kesehatan dan Dinas Lingkungan Hidup.