Kak DED RTH Ampana

25
PEMAHAMAN DAN TANGGAPAN TERHADAP KAK 1.1 LATAR BELAKANG Pesatnya pembangunan perkotaan yang tidak memperhatikan keberlanjutan lingkungan menghasilkan berbagai permasalahan yang cukup rumit untuk diatasi. Tingkat pencemaran udara, air, dan tanah yang tinggi; kemacetan; terjadinya banjir; kemiskinan; maupun menurunnya produktivitas masyarakat akibat terbatasnya ruang yang tersedia untuk interaksi sosial; menghasilkan penurunan kualitas lingkungan hidup perkotaan. Selain itu, isu climate change atau perubahan iklim, seperti kenaikan muka air laut, kenaikan temperatur, maupun peningkatan frekuensi dan volume banjir yang juga diakibatkan oleh aktivitas manusia, merupakan ancaman global terhadap keberlangsungan kehidupan perkotaan dan wilayah sekitarnya. Penataan Ruang sebagai matra spasial pembangunan kota merupakan alat untuk mengkoordinasikan pembangunan perkotaan secara berkelanjutan. Selaras dengan amanat UU No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang Pasal 3, perlu diwujudkan suatu bentuk pengembangan kawasan perkotaan yang mengharmonisasikan lingkungan alamiah dan lingkungan buatan. Untuk menindaklanjuti rencana tata ruang yang telah disepakati maka diselenggarakan kegiatan Penataan Bangunan dan Lingkungan yang bertujuan mengendalikan pemanfaatan ruang dan menciptakan lingkungan yang tertata, berkelanjutan, berkualitas serta menambah vitalitas ekonomi dan kehidupan masyarakat. Penting kiranya untuk merencanakan dan merancang kawasan yang berpijak pada prinsip-prinsip pembangunan berkelanjutan. Hal ini diwujudkan dengan keberadaan kota hijau, yang merupakan kota ramah lingkungan dengan memanfaatkan secara efektif dan efisien B-1

description

Penting kiranya untuk merencanakan dan merancang kawasan yang berpijak pada prinsip-prinsip pembangunan berkelanjutan. Hal ini diwujudkan dengan keberadaan kota hijau, yang merupakan kota ramah lingkungan dengan memanfaatkan secara efektif dan efisien sumberdaya air dan energi, mengurangi limbah, menerapkan sistem transportasi terpadu, menjamin kesehatan lingkungan, dan mensinergikan lingkungan alami dan buatan. Kota hijau juga merupakan kota yang melakukan adaptasi dan mitigasi terhadap perubahan iklim.

Transcript of Kak DED RTH Ampana

PEMAHAMAN DAN TANGGAPAN TERHADAP KAK1.1 LATAR BELAKANGPesatnya pembangunan perkotaan yang tidak memperhatikan keberlanjutan lingkungan menghasilkan berbagai permasalahan yang cukup rumit untuk diatasi. Tingkat pencemaran udara, air, dan tanah yang tinggi; kemacetan; terjadinya banjir; kemiskinan; maupun menurunnya produktivitas masyarakat akibat terbatasnya ruang yang tersedia untuk interaksi sosial; menghasilkan penurunan kualitas lingkungan hidup perkotaan. Selain itu, isu climate change atau perubahan iklim, seperti kenaikan muka air laut, kenaikan temperatur, maupun peningkatan frekuensi dan volume banjir yang juga diakibatkan oleh aktivitas manusia, merupakan ancaman global terhadap keberlangsungan kehidupan perkotaan dan wilayah sekitarnya.Penataan Ruang sebagai matra spasial pembangunan kota merupakan alat untuk mengkoordinasikan pembangunan perkotaan secara berkelanjutan. Selaras dengan amanat UU No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang Pasal 3, perlu diwujudkan suatu bentuk pengembangan kawasan perkotaan yang mengharmonisasikan lingkungan alamiah dan lingkungan buatan. Untuk menindaklanjuti rencana tata ruang yang telah disepakati maka diselenggarakan kegiatan Penataan Bangunan dan Lingkungan yang bertujuan mengendalikan pemanfaatan ruang dan menciptakan lingkungan yang tertata, berkelanjutan, berkualitas serta menambah vitalitas ekonomi dan kehidupan masyarakat. Penting kiranya untuk merencanakan dan merancang kawasan yang berpijak pada prinsip-prinsip pembangunan berkelanjutan. Hal ini diwujudkan dengan keberadaan kota hijau, yang merupakan kota ramah lingkungan dengan memanfaatkan secara efektif dan efisien sumberdaya air dan energi, mengurangi limbah, menerapkan sistem transportasi terpadu, menjamin kesehatan lingkungan, dan mensinergikan lingkungan alami dan buatan. Kota hijau juga merupakan kota yang melakukan adaptasi dan mitigasi terhadap perubahan iklim.Dengan demikian, konsep kota hijau (kota berkelanjutan) merupakan kota yang dibangun dengan tidak mengorbankan aset kota, melainkan terus menerus memupuk semua kelompok aset meliputi manusia, lingkungan terbangun, sumber daya alam, lingkungan dan kualitas prasarana perkotaan. Konsep Kota Hijau memuat beberapa komponen penting yang berkontribusi terhadap peningkatan kualitas fisik perkotaan, diantaranya area hijau atau ruang terbuka hijau (green open space), sesuai dengan apa yang tercantum dalam ruang lingkup kerangka acuan kerja ini. Perencanaan dan perancangan green open space mendukung rencana penyediaan dan pemanfaatan ruang terbuka hijau (RTH) dengan luas minimal sebesar 30% dari luas wilayah kota, yaitu 20% RTH publik dan 10% RTH privat, yang sebelumnya telah digariskan dalam UU Penataan Ruang.Dengan demikian tujuan penyelenggaraan green open space diharapkan dapat menjaga ketersediaan lahan sebagai kawasan resapan air, menyeimbangkan keberadaan lingkungan alam dan lingkungan binaan yang berguna untuk kepentingan masyarakat, serta meningkatkan keserasian lingkungan perkotaan sebagai sarana pengaman lingkungan perkotaan yang aman, nyaman, segar, indah, dan bersih. Peranan green open space yang sangat menonjol antara lain adalah fungsi ekologis, fungsi sosial budaya, fungsi planologis, fungsi ekonomi dan fungsi estetika. Fungsi utama RTH terkait dengan aspek ekologis, yaitu selain sebagai paru-paru kota, pengatur iklim mikro, produsen oksigen, dan penyedia habitat satwa, juga sebagai penyerap polutan berupa karbon (carbon sequestration) yang diperoleh dari media udara, air dan tanah. Fungsi lain adalah sosial budaya yang merupakan media komunikasi warga kota; sekaligus sebagai tempat rekreasi; wadah dan objek pendidikan, penelitian, dan pelatihan alam. Oleh karena itu, ruang terbuka hijau harus memiliki aksesibilitas yang baik untuk semua orang, termasuk aksesibilitas bagi kaum berkebutuhan khusus. Fungsi lain adalah aspek estetika/arsitektural yang dapat meningkatkan kenyamanan, memperindah lingkungan kota, serta menstimulasi kreativitas dan produktivitas warga kota.Agar keberadaan ruang terbuka di Kawasan Perkotaan Ampana dapat berfungsi secara efektif baik secara ekologis maupun secara planologis, pengembangan ruang terbuka hijau tersebut sebaiknya dilakukan secara hirarkhis dan terpadu dengan sistem struktur ruang yang ada di perkotaan. Dengan demikian keberadaannya bukan sekedar menjadi elemen pelengkap dalam perencanaan suatu kota semata, melainkan lebih merupakan (sebagai) pembentuk struktur ruang kota. Oleh karenanya perlu dilakukan penyusunan dokumen desain kawasan sebagai produk dari kegiatan penataan bangunan dan lingkungan dan sekaligus turunan dari RTRW, RDTR, dan RTBL, selain sebagai pemenuhan aspek legal-formal, yaitu sebagai produk pengaturan pemanfaatan ruang serta penataan bangunan dan lingkungan pada kawasan terpilih, juga merupakan dokumen panduan/pengendali pembangunan dalam penyelenggaraan penataan bangunan dan lingkungan kawasan terpilih. Hal ini perlu dilakukan agar memenuhi kriteria perencanaan tata bangunan dan lingkungan yang berkelanjutan dengan meliputi pemenuhan persyaratan tata bangunan dan lingkungan, peningkatan kualitas hidup masyarakat melalui perbaikan kualitas lingkungan dan ruang publik, perwujudan pelindungan lingkungan, serta peningkatan vitalitas ekonomi lingkungan.

1.2 MAKSUD, TUJUAN, DAN SASARAN PEKERJAANA. MaksudKonsultan memahami bahwa maksud adanya pekerjaan ini merupakan acuan bagi para pihak/pelaksana dalam melaksanakan kegiatan penyusunan desain kawasan di Kawasan Perkotaan Ampana. Hal ini tentunya terkait dengan pelaksanaan pekerjaan konstruksi serta mengawal proses terkait penyelenggaraan konstruksi implementasi pengembangan ruang terbuka hijau.

B. TujuanTujuan kegiatan adalah terarahnya penyelenggaraan penataan bangunan dan lingkungan di kawasan perencanaan sesuai dengan Peraturan Walikota/Bupati tentang Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan Kawasan Perkotaan Ampana Kecamatan Ampana Kota tahun 2014. Dengan demikian keberadaannya dapat mendorong terwujudnya peningkatan kualitas dan kuantitas ruang terbuka yang sesuai dengan karakteristik fisik maupun nonfisik Kawasan Perkotaan Ampana.

C. SasaranSasaran pekerjaan penyusunan perencanaan dan desain Kawasan Perkotaan Ampana sebagaimana yang tercantum dalam KAK adalah sebagai berikut:1. Tersusunnya Dokumen Desain Kawasan sesuai dengan Peraturan Walikota/Bupati tentang Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan di lokasi yang telah ditentukan, yang dapat digunakan sebagai panduan dalam penyelenggaraan bangunan gedung dan lingkungan di kawasan tersebut;2. Tersusunnya Dokumen Detail Engineering Design (DED) pada kawasan perencanaan untuk pelaksanaan kegiatan fisik stimulan sesuai dengan rencana investasi yang ditetapkan dalam dokumen Desain Kawasan; dan3. Tersusunnya Naskah Surat Keputusan Walikota/Bupati tentang penetapan Dokumen Desain Kawasan pada kawasan perencanaan sebagai produk pengaturan yang legal di kawasan tersebut.Konsultan berpendapat bahwa agar tujuan pekerjaan dapat tercapai secara ideal, maka diperlukan penyusunan sasaran pekerjaan yang secara lebih detail sehingga lebih dapat mendeskripsikan target apa saja yang hendak dicapai dalam jangka waktu tertentu. Adapun sasaran pekerjaan yang diusulkan konsultan sebagai berikut:1. Tersusunnya Dokumen Desain Kawasan yang mencakup: Teridentifikasinya potensi dan permasalahan dari lokasi-lokasi prioritas dalam dokumen RTBL. Penetapan lokasi penataan dan revitalisasi kawasan terpilih melalui metode scoring yang akan disusun desain kawasannya serta telah disetujui melalui SKPD/dinas teknis terkait di lingkup pemerintah kabupaten/kota. Tersusunnya analisis tapak dan kawasan terpilih di Kawasan Perkotaan Ampana Terumuskannya konsep desain kawasan terpilih di Kawasan Perkotaan Ampana Terumuskannya rancangan ruang terbuka yang meliputi area hijau, pedestrian way/jalur pedestrian dan street furniture di kawasan terpilih di Kawasan Perkotaan Ampana. 2. Tersusunnya Dokumen Detail Engineering Design (DED) pada kawasan perencanaan yang mencakup Gambar Rencana Teknis (Gambar Rancangan, Detail Rancangan dan Gambar Konstruksi), Rencana Kerja dan Syarat-syarat Teknis (Spesifikasi Teknis), dan Estimate Enginer (EE) atau Rencana Anggaran Biaya (RAB). 3. Tersusunnya Naskah Surat Keputusan Walikota/Bupati tentang penetapan Dokumen Desain Kawasan pada kawasan perencanaan terpilih.

1.3 LANDASAN HUKUMPenyusunan Desain Kawasan didasarkan pada kebijakan/perundang-undangan terkait yang dijabarkan sebagai berikut:1) Undang-Undang Republik Indonesia No. 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman; 2) Undang-Undang Republik Indonesia No. 11 Tahun 2010 tentang Cagar Budaya; 3) Undang-Undang Republik Indonesia No. 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana;4) Undang-undang RI No. 26 Tahun 2007, tentang Penataan Ruang; 5) Undang-undang RI No. 28 Tahun 2002, tentang Bangunan Gedung; 6) Undang-Undang Republik Indonesia No. 23 Tahun 1997 tentang Lingkungan Hidup; 7) Peraturan Presiden No. 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang / Jasa Pemerintah; 8) Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No.15 Tahun 2010 tentang Penyelenggaraan Penataan Ruang;9) Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional; 10) Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 36 tahun 2005 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-undang Nomor 28 tahun 2002 tentang Bangunan Gedung;11) Peraturan Menteri PU Nomor 29/PRT/2006 tentang Pedoman Persyaratan Teknis Bangunan Gedung; 12) Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 05/PRT/M/2008 tentang Pedoman Penyediaan dan Pemanfaatan Ruang Terbuka Hijau di Kawasan Perkotaan; 13) Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 06/PRT/M/2007 tentang Pedoman Umum Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan; 14) Peraturan Menteri PU Nomor 30/PRT/M/2006 tentang Persyaratan Teknis Fasilitas dan Aksesibilitas pada Bangunan Umum dan Lingkungan; 15) SNI 03-1733-2004 tentang Tata Cara Perencanaan Lingkungan Perumahan di Perkotaan; 16) Surat Edaran Direktur Jenderal Cipta Karya Nomor 01/SE/DC/2009 tentang Modul Sosialisasi Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan; 17) Peraturan Daerah/Rancangan Peraturan Daerah tentang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) pada Kabupaten/Walikota tempat lokasi studi; dan 18) Peraturan Daerah/Rancangan Peraturan Daerah tentang Bangunan Gedung pada Kabupaten/Walikota tempat lokasi studi.

1.4 STRATEGI PENCAPAIAN KELUARAN Keluaran yang diharapkan dalam pekerjaan ini dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel B1-1. Tahapan Pelaksanaan, Kegiatan, dan Keluaran PekerjaanTAHAPAN PELAKSANAANKEGIATANKELUARAN

1. Tahap Persiapan Penjelasan lingkup tugas konsultan penyusunan Desain Kawasan; Penjelasan tahapan kegiatan yang harus dilaksanakan; Penjelasan deliniasi kawasan studi dan lokasi prioritas; Penyampaian Dokumen RTBL di kawasan yang sama yang dapat dijadikan acuan studi; Jadwal penyampaian dan pembahasan laporan; Perkenalan Tim Tenaga Ahli dari pihak Penyedia Jasa; dan Penjelasan sistem koordinasi antara penyedia jasa konsultansi dengan tim teknis yang terdiri dari unsur pemerintah pusat, pemerintah provinsi/ daerah, SNVT PBL NTT dan pemerintah kabupaten/ kota Membuat rencana kerja (penjadwalan alokasi waktu, SDM dan peralatan). Melakukan pembahasan Laporan Pendahuluan Laporan Pendahuluan, diserahkan selambat- lambatnya 1 (satu) bulan sejak SPMK dikeluarkan

2. Tahap Survey Melakukan survey lokasi kegiatan. Melakukan koordinasi dengan pihak terkait di lokasi kegiatan (stakeholder). Melakukan penyelidikan tanah, mengumpulkan data dan informasi yang dibutuhkan untuk kegiatan perancangan sesuai kebutuhan. Melakukan pengukuran lapangan lengkap atas kondisi batas lahan pembangunan, kondisi landsekap, kondisi topografi dan keteknikan lainnya yang berpengaruh terhadap penyusunan DED untuk pelaksanaan fisik Melakukan FGD

Laporan Antara, diserahkan selambat-lambatnya 3 (tiga) bulan kalender sejak SPMK dikeluarkan.

3. Tahap Analisis Analisa potensi dan permasalahan dari lokasi-lokasi teridentifikasi dalam dokumen RTBL. Scoring dari lokasi-lokasi tersebut di atas, serta menetapkan lokasi prioritas penataan dan revitalisasi kawasan yang akan disusun Desain Kawasannya. Menetapkan delineasi kawasan perencanaan (disetujui SKPD/ dinas teknis terkait di lingkup pemerintah kabupaten/ kota). Melakukan analisis tapak dan kawasan sekitar lokasi kegiatan Analisis element, ornamen, dan vegetasi lokal

3. Tahap Pengembangan Konsep Membuat konsep Desain Kawasan Membuat konsep-konsep rancangan detil dengan melibatkan masukan dan pendapat seluruh stakeholder Melakukan pra-rancangan arsitektur bangunan dan lingkungan untuk pembangunan yang akan disepakati dengan pihak-pihak terkait. Melakukan klarifikasi terhadap pra-rancangan penghijauan dan tata ruang luar. Melakukan perhitungan dan gambar pra-rancangan struktur. Melakukan perhitungan dan gambar pra-rancangan sistem mekanikal dan elektrikal. Menyusun garis besar persyaratan teknis/RKS (out line spesification) Menyusun perkiraan biaya pembangunan (preliminary cost estimate) Menyusun kebutuhan gambar kerja lengkap yang akan dikerjakan meliputi : Gambar dan detail arsitektur, gambar dan detail struktur, gambar dan detail utilitas, gambar dan detail elemen kawasan seperti lansekap, dan atau kegiatan terkait lainnya Menyusun spesifikasi bahan/material yang akan didetailkan dari Pra- Rancangan yang sudah ada. Melakukan penyelenggaraan pembahasan dan konsultasi kepada seluruh stakeholder terkait dengan kegiatan untuk dibahas segala masalah dan persoalan yang timbul selama proses perancangan. Melakukan koordinasi dengan dinas terkait untuk penyusunan Advis Planning dan blok Plan tapak untuk proses pengurusan IMB (jika diperlukan). Melakukan pembahasan Laporan Antara

4. Tahap Pengembangan Desain Penyempurnaan Desain Kawasan. Pengembangan rancangan dan detail arsitektur bangunan dan lingkungan. Rancangan dan detail struktur, beserta uraian konsep dan perhitungannya. Rancangan dan detail penghijauan dan tata bangunan serta ruang luar bangunan. Rancangan dan detail utilitas bangunan dan lingkungan, mekanikal elektrikal, beserta uraian konsep dan perhitungan kontruksi. Menyusun perhitungan biaya pembangunan lengkap dengan bill of quantity (BQ) dan harga satuan pekerjaan (berdasarkan HSBGN setempat). Uraian penggunaan bahan bangunan (spesifikasi secara garis besar) Penyusunan gambar pelaksanaan termasuk rancangan detail (dokumen pelelangan). Menyusun Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS) Melakukan presentasi/ekspose di lokasi kegiatan. Laporan Draft Final, diserahkan selambat- lambatnya 5 (lima) bulan sejak SPMK dikeluarkan.

5. Tahap Finalisasi Desain Melakukan finalisasi Desain Kawasan Melakukan legalisasi Desain Kawasan melalui Surat Keputusan Bupati/WalikotaLaporan Akhir, diserahkan selambat- lambatnya 6 (enam) bulan sejak SPMK dikeluarkan.

Produk akhir yang diharapkan dari kegiatan ini sebagaimana yang dipahami konsultan adalah sebagai berikut:1) Laporan Pendahuluan sebanyak 5 (lima) eksemplar dalam format A4; 2) Laporan Antara sebanyak sebanyak 5 (lima) eksemplar dalam format A4; 3) Laporan Draft Akhir sebanyak 5 (lima) eksemplar dalam format A4;4) Laporan Akhir sebanyak10 (sepuluh) eksemplar dalam format A4;5) Dokumen Perencanaan Konstruksi (DED, RAB, AHSP dan Spesifikasi Teknis) sebanyak 10 (sepuluh) eksemplar dalam format A3;6) Standing banner; dan 7) CD Dokumentasi sebanyak 5 (lima) keping.

1.5 RUANG LINGKUPUntuk penyempurnaan tujuan dan sasaran pekerjaan, diperlukan pemahaman mengenai ruang lingkup studi, yang mencakup lingkup wilayah studi dan ruang lingkup pekerjaan. Informasi mengenai ruang lingkup dapat dilihat di bawah ini. A.Ruang Lingkup WilayahLingkup wilayah studi adalah kawasan terpilih di Kawasan Perkotaan Ampana. Sebelum pelaksanaan perancangan konstruksi, para stakeholder terkait harus menentukan lokasi strategis dan signifikan dalam rangka peningkatan kawasan perkotaan Ampana melalui metode scoring. Adapun syarat penentuan lokasi yang dinilai antara lain adalah: Merupakan kawasan yang diprioritaskan dalam dokumen RTBL Status lahan milik PEMDA Kemudahan aksesibilitas Kedekatan dengan pusat kegiatan masyarakat kota Digunakan untuk publik

B.Ruang Lingkup PekerjaanRuang lingkup pekerjaan sebagaimana dipahami oleh konsultan terbagi ke dalam beberapa tahapan, antara lain:1. Kegiatan perencanaan, meliputi: Pemilihan kawasan perencanaan yang disepakati stakeholder melalui metode scoring Identifikasi dan analisis tapak dalam kawasan terpilih Pengembangan konsep awal terkait ruang terbuka, meliputi area hijau, pedestrian ways, dan street furniture.2.Kegiatan pekerjaan pra rancangan, meliputi; Gambar pra-rancangan ruang terbuka yang meliputi: siteplan, tampak, potongan, dan jaringan utilitas (M/E) Garis besar persyaratan teknis (outline specification) Perkiraan biaya pembangunan (preliminary cost estimate)3. Kegiatan pekerjaan pengembangan rancangan, meliputi: Gambar rancangan lansekap dan elemen pendukungnya, yaitu: siteplan, denah, tampak, potongan, gambar detail, dan jaringan utilitas Gambar rancangan utilitas (M/E) beserta konsepnya Penyusunan perhitungan biaya pembangunan lengkap dengan Bill of Quantity dan harga satuan pekerjaan Uraian penggunaan landscape item (spesifikasi secara garis besar) Penyusunan gambar pelaksanaan termasuk rancangan detail untuk dokumen pelelangan.4. Kegiatan pekerjaan dokumen lelang, meliputi: Petunjuk pelelangan. Persyaratan teknis. Gambar rancangan detail arsitektur lansekap. Rencana Kerja dan Syarat (RKS) Rincian volume pekerjaan dan rencana anggaran biaya pekerjaan konstruksi (Engineering Estimate)1.6PERSONIL/TENAGA AHLIPelaksanaan kegiatan Penyusunan Perencanaan dan Desain Kawasan Perkotaan Ampana memerlukan personil yang sesuai dengan bidang keahliannya. Personil yang diperlukan mencakup tenaga ahli, asisten tenaga ahli, dan tenaga pendukung. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut.Tabel B1-2. Personil yang dibutuhkanPERSONILKUALIFIKASI

A. TENAGA AHLI

1. Ketua Tim (Ahli Urban Design)Mempunyai latar belakang pendidikan jenjang S2 bidang Urban Design atau Arsitektur, serta memiliki pengalaman profesional di bidangnya 5 (lima) tahun. Tenaga ahli diharapkan memiliki sertifikasi keahlian yang dikeluarkan oleh asosiasi yang disahkan LPJK.

2. Ahli ArsitekturMempunyai latar belakang pendidikan sekurang-kurangnya jenjang S1 Bidang Arsitektur, serta memiliki pengalaman profesional di bidang Arsitektur sekurang-kurangnya 3 (tiga) tahun. Tenaga ahli diharapkan memiliki sertifikasi keahlian yang dikeluarkan oleh asosiasi yang disahkan LPJK.

3. Ahli SipilMempunyai latar belakang pendidikan sekurang-kurangnya jenjang S1 bidang Teknik Sipil, serta memiliki pengalaman profesional di bidangnya sekurang-kurangnya 3 (tiga) tahun dengan memiliki sertifikasi keahlian yang dikeluarkan oleh asosiasi yang disahkan LPJK

4. Ahli Arsitektur LansekapMempunyai latar belakang pendidikan sekurang-kurangnya jenjang S1 Bidang Arsitektur Lansekap, serta memiliki pengalaman profesional di bidang Arsitektur sekurang-kurangnya 3 (tiga) tahun. Tenaga ahli diharapkan memiliki sertifikasi keahlian yang dikeluarkan oleh asosiasi yang disahkan LPJK.

5. Ahli Teknik LingkunganMempunyai latar belakang pendidikan sekurang-kurangnya jenjang S1 bidang Teknik Lingkungan, serta memeliki pengalaman profesional di bidangnya sekurang-kurangnya 3 (tiga) tahun dengan dengan memiliki sertifikasi keahlian yang dikeluarkan oleh asosiasi yang disahkan LPJK.

ASISTEN TENAGA AHLI

1. Asisten Bidang Survey/SurveyorMemiliki jenjang pendidikan S1 Teknik Arsitektur atau Teknik Sipil. Berpengalaman profesional minimal 1 (satu) tahun.

2. Asisten EstimatorMemiliki jenjang pendidikan S1 Teknik Arsitektur atau Teknik Sipil. Berpengalaman profesional minimal 1 (satu) tahun.

TENAGA PENUNJANG/PENDUKUNG

1.7 KURUN WAKTU PENCAPAIAN/JADWAL PEKERJAANKonsultan memahami bahwa jadwal pekerjaan Penyusunan Perencanaan dan Desain Kawasan Perkotaan Ampana ini diselenggarakan selama 6 (enam) bulan atau 180 (seratus delapan puluh) hari. Oleh karena itu, pekerjaan harus dilaksanakan dengan seefektif dan seefisien mungkin agar dapat mencapai tujuan dan sasaran pekerjaan yang telah ditetapkan. Adapun penjabaran kegiatan dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel B1-3. Jadwal PekerjaanTahapan Kegiatan Bulan ke-1Bulan ke-2Bulan ke-3Bulan ke-4Bulan ke-5Bulan ke-6

1. Persiapan pekerjaan

2. Pengumpulan data primer dan sekunder

3. Identifikasi dan analisis

4. Pengembangan konsep desain awal

5. Kegiatan pra rancangan

6. Kegiatan pengembangan rancangan

7. Penyusunan dokumen lelang

Untuk lebih jelasnya, jadwal pekerjaan secara lebih terperinci dapat dilihat pada B3 mengenai Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan.

1.8BIAYA PELAKSANAAN KEGIATANBiaya pelaksanaan kegiatan Penyusunan Perencanaan dan Desain Kawasan Perkotaan Ampana mempunyai nilai Rp.485.000.000 (Empat ratus delapan puluh lima juta rupiah) yang dianggarkan dari APDB Provinsi Sulawesi Tengah Tahun 2015.

B-1

2. APRESIASI DAN INOVASI2.1. KONSEP KOTA HIJAUKota hijau adalah kota yang ramah lingkungan yang dibangun berdasarkan keseimbangan antara dimensi sosial, ekonomi dan lingkungan, serta dimensi tata kelolanya, termasuk kepemimpinan dan kelembagaan kota yang mantap.Ada 8 (delapan) atribut Kota Hijau yang dikembangkan khusus untuk Indonesia. Ke-delapan atribut Kota Hijau tersebut adalah sebagai berikut:

Gambar di samping menunjukkan keterkaitan satu sama lain dari kedelapan atribut kota hijau. Misalnya, air buangan yang dihasilkan sebagai limbah dari rumah tangga atau dari suatu bangunan/gedung dapat diolah kembali menjadi air bersih, sehingga terjadilah efisiensi pemanfaatan air. Demikian pula sampah yang dihasilkan dari suatu kota, dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku sumber energi baik itu untuk Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PTLS) maupun biogas untuk memenuhi kebutuhan energi suatu kawasan/kota maupun gedung.

Apa itu Green Planning and Design ?Green Planning and Design dapat diartikan sebagai suatu perencanaan dan perancangan wilayah/kota/kawasan yang memperhatikan kapasitas daya dukung lingkungan, efisiensi dalam pengalokasian sumberdaya dan ruang, mengutamakan keseimbangan lingkungan alami dan terbangun dalam rangka mewujudkan kualitas ruang wilayah/kota/kawasan yang aman, nyaman, produktif, dan berkelanjutan.

Apa itu Green Open Space ?Green open space, diartikan sebagai Ruang Terbuka Hijau, merupakan area memanjang/ jalur dan atau mengelompok yang penggunaannya lebih bersifat terbuka, tempat tumbuh tanaman baik yang tumbuh secara alamiah maupun yang sengaja ditanam.Green open space, adalah bagian dari ruang-ruang terbuka suatu wilayah perkotaan yang diisi oleh tumbuhan, tanaman, dan vegetasi (endemik, introduksi) guna mendukung manfaat langsung dan/atau tidak langsung yang dihasilkan oleh RTH dalam kota tersebut yaitu keamanan, kenyamanan, kesejahteraan, dan keindahan wilayah perkotaan.

Apa itu Green Building ?Kontribusi jumlah carbon yang dilepaskan ke udara terbesar adalah berasal dari aktifitas rumah tangga/perumahan. (Lestari suryandari, 2011). Green building adalah suatu langkah yang harus dilakukan dari seluruh aktifitas gedung, rumah dan bangunan lainnya untuk menghindari meningkatnya gas rumah kaca di atmosfir, serta penghematan sumber daya alam demi keberlanjutan lingkungan.

Apakah itu Green Waste ?Green Waste adalah upaya yang dilakukan oleh pemerintah, swasta, dan masyarakat untuk mencegah terjadinya masalah yang disebabkan oleh adanya sampah atau limbah.Upaya yang dimaksudkan diatas meliputi Pengurangan (Reduce), Pemanfaatan kembali (Re-Use) dan Daur Ulang (Re-Cycle) yang dikenal sebagai pedekatan 3R.Green waste pada pedoman ini dibatasi pada penanganan sampah berkelanjutan, sedangkan penanganan limbah lainnya, telah diatur dalam SOP khusus yang spesifik sesuai jenis dan kandungan limbahnya, tidak dibahas secara mendalam dalam pedoman ini.

Apa itu Green Transportation?Green Transportation diartikan sebagai suatu usaha pembangunan dan pengembangan sistem transportasi yang berprinsip pada pengurangan dampak negatif terhadap lingkungan, efisiensi penggunaan bahan bakar, dan berorientasi pada manusia yang meliputi pengembangan jalur-jalur khusus pejalan kaki dan sepeda, pengembangan angkutan umum massal yang memanfaatkan energi alternatif terbarukan yang bebas polusi dan ramah lingkungan, serta mempromosikan gaya hidup sehat dalam bertransportasi.

Apa itu Green Water ?Green water dapat didefinisikan sebagai suatu konsep untuk menyediakan kemungkinan penyerapan air dan mengurangi puncak limpasan, sehingga tercapai efisiensi pemanfaatan sumberdaya air. Konsep green water dilakukan untuk meminimalkan efek yang terjadi pada lingkungan dan memaksimalkan efisiensi penggunaan sumberdaya yang ada, dimana pada akhirnya dapat menghemat uang yang dikeluarkan.Selain green water, terdapat pula blue water yaitu air yang tersimpan dalam aquifer, danau, dan bendungan. Green water dan blue water saling melengkapi dalam proses aliran air, dimana blue water mengalir ke sungai dan di dalam lapisan aquifer sedangkan green water diuapkan kembali ke atmosfer. Apa itu Green Energy ?Green Energy merupakan energi yang dihasilkan dari sumber-sumber yang ramah lingkungan atau menimbulkan dampak negatif yang sedikit bagi ekosistem lingkungan (http://risnotes.com). Konsep green energy ini merupakan upaya pemanfaatan sumber energi yang efisien dan ramah lingkungan). Konsep green energy ini berkembang karena adanya dampak negatif yang luar biasa akibat dari penggunaan energi fosil.

Apa itu Green Community ?Green community dapat diartikan sebagai sebuah komunitas/kelompok warga yang peduli terhadap masalah lingkungan dan sosial budaya. Komunitas hijau tumbuh disebabkan oleh semakin meningkatnya tingkat kepedulian dan kesadaran bahwa tanggung jawab untuk menjaga lingkungan dan alam bukan semata berada di tangan pemerintah dan institusi besar, namun juga terletak pada individu dan komunitas masyarakat.Hunian yang hijau, nyaman, lestari dan membahagiakan adalah impian bersama, dan dengan kerjasama yang harmonis hunian itu terwujud. Berawal dari kesadaran tersebut dan dipicu oleh terbatasnya ruang hijau, saat ini telah lahir begitu banyak komunitas hijau sebagai wadah untuk menampung ide dan menghimpun potensi warga serta melakukan aksi nyata demi terwujudnya kota hijau, kota yang ramah lingkungan.