KEBIJAKAN KEWASPADAAN ISOLASI

22
SURAT KEPUTUSAN Nomor : /TU/RSBMK/SK/INT/VI/2015 TENTANG KEBIJAKAN PENGELOLAAN MAKANAN PASIEN Menimbang : a. Bahwa dalam upaya mencegah dan mengendalikan infeksi di rumah sakit harus selalu berorientasi pada keselamatan pasien dan petugas di rumah sakit. b. Bahwa untuk menunjang penerapan kewaspadaan isolasi di setiap unit pelayanan harus tersedia sarana dan prasarana yang diperlukan. c. Bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam a dan b perlu ditetapkan dengan Keputusan Direktur RS Sakit BaliMèd Karangasem. Mengingat : 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 tahun 2009 tentang kesehatan. 2. Keputusan Menkes RI Nomor 270/Menkes/SK/III/2007 tentang pedoman manajerial rumah sakit dan fasilitas pelayanan kesehatan lainnya. 3. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 436/Menkes/SK/VI/1993 tentang Standar Pelayanan Rumah Sakit dan Standar Pelayanan Medis 4. Kebijakan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1204 / Menkes / SK / X/ 2004 tentang persyaratan kesehatan lingkungan rumah sakit. 5. Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di Rumah Sakit dan fasilitas pelayanan kesehatan lainnya, Depkes RI, 2011. Jl.Nenas Kecicang, Bebandem, Karangasem. E-mail: [email protected]. Tlp. 0363. 4301618

description

d

Transcript of KEBIJAKAN KEWASPADAAN ISOLASI

Page 1: KEBIJAKAN KEWASPADAAN  ISOLASI

SURAT KEPUTUSAN

Nomor : /TU/RSBMK/SK/INT/VI/2015

TENTANGKEBIJAKAN PENGELOLAAN MAKANAN PASIEN

Menimbang :

a. Bahwa dalam upaya mencegah dan mengendalikan infeksi di rumah sakit harus selalu berorientasi pada keselamatan pasien dan petugas di rumah sakit.

b. Bahwa untuk menunjang penerapan kewaspadaan isolasi di setiap unit pelayanan harus tersedia sarana dan prasarana yang diperlukan.

c. Bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam a dan b perlu ditetapkan dengan Keputusan Direktur RS Sakit BaliMèd Karangasem.

Mengingat :

1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 tahun 2009 tentang kesehatan.2. Keputusan Menkes RI Nomor 270/Menkes/SK/III/2007 tentang pedoman manajerial

rumah sakit dan fasilitas pelayanan kesehatan lainnya. 3. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 436/Menkes/SK/VI/1993 tentang Standar

Pelayanan Rumah Sakit dan Standar Pelayanan Medis4. Kebijakan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1204 / Menkes / SK / X/ 2004

tentang persyaratan kesehatan lingkungan rumah sakit.5. Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di Rumah Sakit dan fasilitas pelayanan

kesehatan lainnya, Depkes RI, 2011.

Jl.Nenas Kecicang, Bebandem, Karangasem. E-mail: [email protected]. 0363. 4301618

Page 2: KEBIJAKAN KEWASPADAAN  ISOLASI

MEMUTUSKAN

Menetapkan :Pertama : KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT BaliMèd KARANGASEM

TENTANG KEBIJAKAN PENERAPAN KEWASPADAAN ISOLASI DI RS BaliMèd KARANGASEM

Kedua : Kebijakan yang dimaksud dalam keputusan ini adalah Kebijakan Penerapan Kewaspadaan Isolasi di RS BaliMèd Karangasem yang disusun oleh Komite Pencegahan dan Pengendalian Infeksi RS BaliMèd Karangasem

Ketiga : Kebijakan ini mengatur bagaimana penerapan kewaspadaan isolasi di unit pelayanan

Keempat : Komite PPI bertanggung jawab atas pelaksanaan sosialisasi kebijakan dan melaporkan pelaksanaan kebijakan tersebut.

Kelima : Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan dan akan dilakukan perbaikan sebagaimana mestinya apabila di kemudian hari terdapat kekeliruan dalam penetapan ini

Ditetapkan di Amlapura

Pada tanggal

DirekturRS BaliMèd Karangasem

Lampiran

Jl.Nenas Kecicang, Bebandem, Karangasem. E-mail: [email protected]. 0363. 4301618

Page 3: KEBIJAKAN KEWASPADAAN  ISOLASI

Keputusan Nomor :Tanggal :

KEBIJAKAN PENERAPAN KEWSPADAAN ISOLASI RS BaliMèd Karangasem

A. Kebijakan Umum1. Kewaspadaan isolasi yang diterapkan untuk mengurangi risiko infeksi penyakit

menular pada petugas kesehatan baik dari sumber yang diketahui maupun yang tidak diketahui.

2. Dalam memberikan pelayanan kesehatan di rumah sakit setiap petugas harus menerapkan kewaspadaan isolasi yang terdiri dari dua lapis yaitu kewaspadaan standar dan kewaspadaan berdasarkan transmisi

3. Kewaspadaan standar harus diterapkan secara rutin dalam perawatan rumah sakit yang meliputi :a. Hand hygieneb. Penggunaan APDc. Pemrosesan peralatan perawatan pasiend. Pengendalian lingkungan e. Penatalaksanaan linenf. Pengelolaan limbahg. Kesehatan karyawanh. Penempatan pasieni. Hygiene respirasi (Etika batuk)j. Praktek menyuntik yang aman dan praktek lumbal punksi

4. Kewaspadaan berdasarkan transmisiditerapkan sebagai tambahan kewaspadaan standar pada kasus-kasus yang mempunyai risiko penularan melalui kontak, droplet, dan airbone.

B. Kebijakan Khusus1. Penempatan pasien tidak infeksius

a. Menggunakan kewaspadaan standa1) Penempatan pasien

Pasien dapat ditempatkan disemua ruangan terkecuali ruangan yang khusus pasien infeksius.

2) Kebersihan tangana) Lakukan 5 (lima) moment cuci tanganb) Gunakan cairan berbasis alkohol (handrub) dan sabun antiseptik untuk

kebersihan tangan.3) Penggunaan sarung tangan

a) Pakai sarung tangan (bersih dan tidak perlu steril)bila menyentuh darah cairan tubuh, sekresi, ekskresi dan barang-barang terkontaminasi.

Jl.Nenas Kecicang, Bebandem, Karangasem. E-mail: [email protected]. 0363. 4301618

Page 4: KEBIJAKAN KEWASPADAAN  ISOLASI

b) Pakai sarung tangan sebelum menyentuh lapisan muksa dan kulit yang terluka.

c) Ganti sarung tangan di antara dua tugas dan prosedur berbeda pada pasien yang sama setelah menyentuh bagian yang kemungkinan mengandung mikroorganisme.

d) Lepaskan sarung tangan setelah selesai melakukan tindakan, sebelum menyentuh barang dan permukaan lingkungan yang tidak terkontaminasi, dan sebelum berpindah ke pasien lain.

e) Cuci tangan segera untuk mencegah perpindahan mikroorganisme ke pasien atau lingkungan.

4) Masker, pelindung mata, dan pelindung wajahGunakan masker dan perlindungan mata atau wajah untuk melindungi lapisan mukosa pada mata, hidung, dan mulut saat melakukan prosedur atau aktivitas perawatan pasien yang memungkinkan adanya cipratan darah, cairan tubuh, sekresi dan ekskrei.

5) Gauna) Gunakan gaun (bersih dan tidak perlu steril) untuk melindungi kulit dan

untuk mencegah ternodanya pakaian saat melakukan prosedur dan aktivitas perawatan pasien yang memungkinkan adanya cipratan darah.

b) Lepaskan gaun kotor sesegera mungkin dan cuci tangan untuk mencegah perpindahan mikroorganisme ke pasien lain atau lingkungan.

6) Peralatan perawatan pasiena) Peralatan perawatan pasien dan eksresi hendaknya diperlakukan

sedemikian rupa sehingga tidak bersentuhan dengan kulit dan lapisan mukosa, tidak mengotori pakaian, dan tidak memindahkan mikroorganisme ke pasien lain dan lingkungan.

b) Pastikan bahwa peralatan yang dapat dipakai ulang tidak dipakai lagi untuk pasien yang lain sebelum dibersihkan dan di proses selayaknya.

c) Pastikan bahwa peralatan sekali pakai, dan yang terkontaminasi darah, cairan tubuh, sekresi dibuamg dengan cara yang benar.

7) Pengendalian lingkunganLakukan prosedur untuk perawatan rutin, pembersihan, dan desinfeksi permukaan lingkungan, tempat tidur, tiang-tiang tempat tidur, peralatan di samping tempat tidur, dan permukaan lainnya yang sering disentuh, dan pastikan prosedur ini dilaksanakan.

8) LinenTangani, transportasikan dan proseslah linen yang terkontaminasi dengan darah, cairan tubuh, sekresi dan eksredisi dengan baik sehingga tidak bersentuhan dengan kulit dan lapisan mukosa, tidak mengotori pakaian dan tidak memindahkan mikroorganisme ke pasien lain dan lingkungan.

9) Kesehatan Karyawan dan Penularan penyakit melalui darah (Bloodborne Pathogens)

Jl.Nenas Kecicang, Bebandem, Karangasem. E-mail: [email protected]. 0363. 4301618

Page 5: KEBIJAKAN KEWASPADAAN  ISOLASI

a) Melakukan pemeriksaan kesehatan secara berkala terhadap petugas kesehatan dan pemeriksaan imuninasi.

b) Penatalaksanaan limbah tajam dan tertusuk jarum ditangani sesuai SPO berkoordinasi dengan K3RS

c) Peralatan yang dapat menggantikan pernafasan dari mulut ke mulut (mounth to mounth resuscitation) , seperti mounthpiece, kantong resusitasi, dan peralatan ventilasi lainnya hendaknya diletakkan di tempat yang sering dibutuhkan.

2. Penempatan pasien infeksiusa. Transmisi airbone

1) Penempatan pasien Tempatkan pasien di isolasi yang memiliki syarat seperti berikut :a) Ruangan bertekanan negatif dibandingkan dengan ruangan sekitarnya.b) Bila ruangan dengan tekanan negatif penuh atau tidak ada, tempatkan

pasien di ruangan dengan ventilasi alami dengan pertukaran udara 6 sampai 12 kali per jam.

c) Memiliki saluran pengeluaran lingkungan yang memadai atau memiliki sistem penyaringan udara yang efisien sebelum udara disirkulasikan ke ruang lain. Pintu harus selalu di tutup dan pasien tersebut ada di dalamnya. Bila tidak tersedia kamar tersendiri, tempatkan dengan pasien lain yang terinfeksi aktif dengan mikroorganisme lain. Dilarang menempatkan pasien dengan pasien jenis infeksi lain. Bila tidak tersedia kamar tersendiri san perawatan gabung tidak diinginkan, konsultasikan dengan petugas pengendalian infeksi sebelum penempatan pasien.

2) Perlindungan pernafasan (Masker)Gunakan masker partikulat N-95 bila memasuki ruangan pasien, yang diketahui atau dicurigai menderita airbone disease (TBC, Varicella, rubella dll). Orang-orang yang sensitif dilarang memasuki kamar pasien, yang diketahui atau dicurigai menderita airbone disease. Petugas yang kebal pada measles (rubella) atau varicella tidak perlu memakai perlindungan pernafasan. Pasien harus selalu menggunakan masker medik/bedah.

3) Pemindahan pasienBatasi pemindahan transportasi pasien dari kamar yang khusus tersedia hanya untuk hal yang sangat penting saja. Bila memang dibutuhkan pemindahan dan transportasi,perkecil, penyebaran droplet dengan memakaikan masker bedah pada pasien bila memungkinkan.

b. Transmisi Droplet1) Penemppatan pasien

a) Pasien dengan droplet disease bisa ditempatkan disemua ruangan perawatan kecuali ruangan isolasi dengan kamar tersendiri

Jl.Nenas Kecicang, Bebandem, Karangasem. E-mail: [email protected]. 0363. 4301618

Page 6: KEBIJAKAN KEWASPADAAN  ISOLASI

b) Bila tidak tersedia kamar tersendiri, tempatkan pasien dalam kamar bersama dengan pasien yang terinfeksi dengan mikroorganisme yang sama tetapi bila tidak memungkinkan ditempatkan dengan pasien dengan kasus yang sama maka tempatkan dengan pasien kasus yang lain (kecuali pasien dengan airbone disease) tetapi dengan jarak sedikitnya 1 meter pasien lainnya dan pengunjung. Tidak dibutuhkan penanganan udara dan ventilasi yang khusus, dan pintu boleh tetap terbuka.

2) MakerGunakan masker bedah bila bekerja dalam jarak kurang dari 1 meter dari pasien.

3) Pemindahan pasienBatasi pemindahan dan transportasi pasien dari kamar, transportasi dilakukan hanya untuk hal yang sangat penting saja. Bila memang dibutuhkan pemindahan dan transportasi, perkecil penyebaran droplet dengan memakaikan masker bedah pada pasien, bila memungkinkan.

c. Transmisi kontak1) Penempatan pasien

a) Pasien bisa ditempatkan di semua ruangan perawatan.b) Tempatkan pasien di kamar tersendiric) Bila tidak tersedia kamar tersendiri, tempatkan pasien dalam kamar

bersama dengan pasien yang terinfeksi dengan mikroorganisme yang sama dengan jarak 1 meter dengan pasien lainnya dan pengunjung.

d) Tidak dibutuhkan penanganan udara dan ventilasi khusus dan pntu boleh tetap terbuka.

2) Sarung tangan dan cuci tangan a) Pakailah sarung tangan (bersih dan tidak perlu steril) saat memasuki kamar

dan merawat pasien, ganti sarung tangan setelah menyentuh barang-barang terinfeksi yang kira-kira mengandung mikroorganisme dengan konsetrasi tinggi (feses dan drainasi luka.)

b) Lepaskan sarung tangan sebelum meninggalkan lingkungan pasien dan segera mungkin melakukan handhygiene dengan sabun atau handrub.

3) GaunPakaialah gaun (bersih dan tidak perlu steril) saat memasuki kamar pasien.

4) Pemindahan paseiena) Batasi pemindahan dan transportasi pasien hanya untuk hal yang sangat

penting saja.b) Bila memang dibutuhkan pemindahan pasien dan transportasi, pastikan

kewaspadaan tetap terjaga untuk meminimalkan kemungkinan penyebaran mikroorganisme ke pasien lain dan kontaminasi permukaan lingkungan dan peralatan.

5) Peralatan perawatan pasien

Jl.Nenas Kecicang, Bebandem, Karangasem. E-mail: [email protected]. 0363. 4301618

Page 7: KEBIJAKAN KEWASPADAAN  ISOLASI

a) Penggunaan peralatan non kritikal hanya untuk satu pasien saja (atau digunakan bersama dengan pasien yang terinfeksi atau kolonisasi dengan patogen yang sama yang membutuhkan kewaspadaan) untuk mencegah penggunaan bersama dengan pasien lain.

b) Bila penggunaan bersama tidak dapat dihindari, maka bersihkan dan disinfeksi peralatan tersebut sebelum digunakan oleh pasien lain.

Amlapura, Direktur BaliMèd Karangasem

dr. I Nengah Suranten

Jl.Nenas Kecicang, Bebandem, Karangasem. E-mail: [email protected]. 0363. 4301618

Page 8: KEBIJAKAN KEWASPADAAN  ISOLASI

PENGADAAN / PENERIMAAN BAHAN MAKANAN

Kebijakan :

• Sumber bahan makanan hendaknya dipilih yang berkualitas baik, tempat-tempat memperoleh bahan mentah harus diketahui oleh kepala dapur / gizi dan secara berkala

dievaluasi kinerja dan kualitasnya• Bahan makanan dibawa ke dapur dengan trolley khusus dan melewati jalur yang sudah

ditentukan. Usahakan tidak melewati ruangan rawat inap atau ruangan yang potensial infeksi lainnya.

• Bahan makanan di periksa dan diseleksi kembali. • Bahan makanan yang belum terolah harus dalam keadaan segar, tidak rusak atau

berubah bentuk, warna, dan rasa, tidak berbau busuk, tidak berjamur, bila kotor harus dibersihkan dengan air terlebih dahulu, tidak mengandung bahan yang dilarang seperti formalin, boraks, pestisida, melamin, dll

• Bahan makanan dalam kemasan (terolah) harus mempunyai label dan merk, terdaftar di Depkes dan mempunyai nomor daftar,kemasan tidak rusak, pecah, atau robek atau kembung, belum kadaluwarsa, kemasan digunakan hanya untuk satu kali penggunaan. • Bahan makanan berasal dari tempat resmi yang dievaluasi kinerja dan kualitasnya.

PENYIMPANAN BAHAN MAKANAN

Kebijakan :

• Tempat penyimpanan bahan makananharus selalu terpelihara dan dalam keadaan bersih, terlindung dari debu, bahan kimia berbahaya, serangga dan hewan lain

•Tentang penyimpanan bahan makanan kering :o Semua tempat penyimpanan bahan makanan hendaknya berada dibagian tinggi untuk mencegah genangan air dan menjaga kelembabannya.o Tidak boleh ada kebocoran pada genteng atau atap yang menyebabkan tetesan

air mengenai tempat penyimpanan bahan makanano Tidak boleh ada drainase yang potensi macet di sekitar ruang tempat

penyimpanan bahan makanan untuk menghindari meluapnya air.o Semua bahan makanan disimpan pada rak yang baik, dengan ketinggian

terbawah dari lantai 20 – 25 cm.o Bahan makanan disimpan pada wadah-wadah yang selalu dibersihkan secara

berkala dan berpori-pori o Suhu ruangan dijaga kurang dari 22oC dan Kelembaban 40%atau kurang.o Ruangan harus anti tikus, anti serangga. o Penyimpanan bahan selain bahan makanan tidak diperbolehkan.

• Tentang penyimpanan bahan makanan dalam Referigerator / Kulkas / Freezer o Tersedia ruang yang memadai untuk meniris potongan2 dari freezer.

Jl.Nenas Kecicang, Bebandem, Karangasem. E-mail: [email protected]. 0363. 4301618

Page 9: KEBIJAKAN KEWASPADAAN  ISOLASI

o Standar teknik meniriskan bahan makanan dari freezer ada 3 cara : 1. Langsung memasak bahan makanan beku 2. Meniriskan makanan beku dengan merendam

bahan makanan dengan air mendidih 3. Meletakkan bahan makanan beku dengan air mengalir o Rak dalam reefrigerator dan isinya disusun sedemikian rupa sehinga tidak berdesakan, agar aliran udara dingin dapat mencakup semua bahan makanan dengan baik

o Syarat ruangan sama dengan ruangan dapur dan ruang penyimpanan bahan makanan

PERACIKAN DAN PENGOLAHAN BAHAN MAKANAN

Kebijakan• Pengolahan harus dilakukan oleh penjamah makanan dengan sikap dan perilaku yang hygienis :o Tidak merokok selama mengolah makanano Tidak makan atau mengunyaho Tidak memakai perhiasan berlebihano Tidak menggunakan peralatan atau fasilitas kerja yang bukan peruntukannyao Tidak mengerjakan kebiasaan2 yang jorok / menjijikkan seperti mengorek2, mencungkil, mengupil, menggaruk, menjilat, atau meludaho Semua kegiatan pengolahan makanan harus dilakukan secara terlindung dari kontak langsung dengan tubuho Perlindungan kontak langsung dengan makanan jadi dilakukan dengan menggunakan sarung tangan plastik, penjepit makanan, sendok, garpu, dan sejenisnyao Tenaga pengolah makanan harus selalu melakukan pemeriksaan kesehatan berkala minimal 6 bulan sekali sesuai prosedur dalam buku ini. Prosedur juga berlaku bila tenaga pengolah makanan mengalami sakit.• Tenaga dapur / gizi selalu berupaya untuk menjaga kebersihan diri dan kebersihan lingkungan kerja dengan cara :o Menempatkan makanan pada wadah dan tempat yang layak terutama makanan yang mudah rusako Selalu mencuci tangan dengan sabun sebelum bekerja dan setelah keluar dari kamar mandi / WC sebagaimana diatur dalam buku ini mengenai cuci tangano Selalu memakai pakaian kerja dan pakaian pelindungo Selalu bersifat teliti dan hati-hati dalam menangani makanan

PENYAJIAN MAKANAN

Kebijakan • Makanan jadi yang siap saji harus diwadahi dan disajikan dengan peralatan yang bersih dan sudah melalui proses desinfeksi sesuai prosedur• Penyajian dilakukan dengan perilaku penyaji yang sehat dan berpakaian bersih• Sebaiknya dalam tata hidang, disiapkan segera dan tidak lama menunggu di santap. Beri

Jl.Nenas Kecicang, Bebandem, Karangasem. E-mail: [email protected]. 0363. 4301618

Page 10: KEBIJAKAN KEWASPADAAN  ISOLASI

waktu tidak lama kepada penderita untuk menyantapnya agar makanan tidak makin beresiko terpapar mikroorganisme.• Letak makanan sebaiknya satu bidang, bila dgigunakan bidang yang berbeda / bertingkat, maka jenis makanan basah berada di bawah dari makanan kering• Selalu menyediakan makanan contoh dari menu yang dihidangkan hari ini sebagai bahan pemeriksaan bila terjadi masalah yang diakibatkan makanan

PERALATAN MAKANAN DAN MINUMAN

Kebijakan• Peralatan yang digunakan untuk penyajian makanan yang langsung dimakan oleh karyawan, pasien atau pengunjung• Bahan untuk peralatan harus terbuat dari bahan yang kuat , tidak mudah retak, penyok, gompel , robek atau pecah• bagian permukaan tempat makanan atau yang kontak dengan makanan haruslah halus, tidak ada sudut mati dan mudah dibersihkan, • tidak mudah larut dalam makanan, • tidak mengandung bahan beracun atau logam berat lain seperti : Timah, Arsen, Tembaga, Seng, cadmium atau antimon• Kebersihan peralatan harus djaga dengan baik, pencucian dan penyimpanan harus sesuai prosedur

Jl.Nenas Kecicang, Bebandem, Karangasem. E-mail: [email protected]. 0363. 4301618

Page 11: KEBIJAKAN KEWASPADAAN  ISOLASI

Jl.Nenas Kecicang, Bebandem, Karangasem. E-mail: [email protected]. 0363. 4301618

Page 12: KEBIJAKAN KEWASPADAAN  ISOLASI

Jl.Nenas Kecicang, Bebandem, Karangasem. E-mail: [email protected]. 0363. 4301618

Page 13: KEBIJAKAN KEWASPADAAN  ISOLASI

Jl.Nenas Kecicang, Bebandem, Karangasem. E-mail: [email protected]. 0363. 4301618

Page 14: KEBIJAKAN KEWASPADAAN  ISOLASI

Jl.Nenas Kecicang, Bebandem, Karangasem. E-mail: [email protected]. 0363. 4301618

Page 15: KEBIJAKAN KEWASPADAAN  ISOLASI

Jl.Nenas Kecicang, Bebandem, Karangasem. E-mail: [email protected]. 0363. 4301618

Page 16: KEBIJAKAN KEWASPADAAN  ISOLASI

Jl.Nenas Kecicang, Bebandem, Karangasem. E-mail: [email protected]. 0363. 4301618

Page 17: KEBIJAKAN KEWASPADAAN  ISOLASI

Jl.Nenas Kecicang, Bebandem, Karangasem. E-mail: [email protected]. 0363. 4301618

Page 18: KEBIJAKAN KEWASPADAAN  ISOLASI

Jl.Nenas Kecicang, Bebandem, Karangasem. E-mail: [email protected]. 0363. 4301618