Kewaspadaan Standar & PPP

56
06/09/22 1 Kewaspadaan Universal Sebagai Upaya Pengendalian Infeksi di Sarana Pelayanan Kesehatan Profilaksis Pasca Pajanan

description

kewaspadaan

Transcript of Kewaspadaan Standar & PPP

Page 1: Kewaspadaan Standar & PPP

04/22/23 1

Kewaspadaan UniversalSebagai Upaya Pengendalian Infeksi di Sarana Pelayanan KesehatanProfilaksis Pasca Pajanan

Page 2: Kewaspadaan Standar & PPP

204/22/23

Mengapa perlu Dalin?

Era Global rentan thd infeksi global new emerging infectious diseases – SARS,

HIV, Ebola dsb. Emerging disease – TB, malaria, leptospira Reemerging disease – pes, anthrax

Masyarakat perlu dilindungi Nakes perlu dilindungi

Page 3: Kewaspadaan Standar & PPP

304/22/23

Mengapa perlu Dalin?

Aspek Medikolegal yan RS Yan RS yang aman dan bermutu Good Clinical Governance perlu MRK

(Manajemen Risiko Klinik) yang baik Dalin merupakan komponen penting

dalam MRK Dalin menjadi kebutuhan dasar yan kes

di RS

Page 4: Kewaspadaan Standar & PPP

404/22/23

Pelayanan di RS harus berorientasi pada Dalin Dalin terus diterapkan secara terus menerus

terhadap pasien di RS sejak pasien datang sampai pasien pulang

Dalin melibatkan semua unit/ instalasi, individu, profesi di RS

Dalin perlu dikoordinasikan oleh suatu badan yang memiliki akses ke segala penjuru di RS

Peran sentral dari manajemen/ Direktur Peran pelaksana Peran pasien dan keluarganya

Organisasi Dalin?

Page 5: Kewaspadaan Standar & PPP

504/22/23

Asuhan medis dan Asuhan keperawatan Manajemen Bangunan Pengadaan bahan dan alat Diklat

Aspek Penerapan Dalin

Page 6: Kewaspadaan Standar & PPP

604/22/23

Peran Manajemen thd pelaksanaan Dalin Menjamin terlaksananya program Dalin secara

baik dan berkesinambungan Arah kebijakan Dalin, telaah berkala Penganggaran & menjamin ketersediaan

sarana Penetapan SDM yang kompeten menjamin

terlaksananya Diklat Menjamin kesejahteraan SDM RS Memberi wewenang Komite Dalin untuk

menjalankan fungsinya Ikut serta dalam penyelidikan KLB

Page 7: Kewaspadaan Standar & PPP

704/22/23

Komponen Dalin

S

P ONakes

Pasien

SurveilansKomite

Cara Pencegahan

Page 8: Kewaspadaan Standar & PPP

804/22/23

Kegiatan Dalin

Upaya Pencegahan – KU dalam Asuhan Medis dan Asuhan Keperawatan – Sarana

Surveilans - monitoring IN Surveilans proses Dalin Surveilans Sarana Yankes

Kebijakan dan prosedur kerja Diklat Penanggulangan KLB

Page 9: Kewaspadaan Standar & PPP

904/22/23

Salah satu dari upaya pengendalian infeksi di rumah sakit

Upaya pencegahan dasar atau standar Pada semua kondisi

Bagian inti dari teknik isolasi

Kewaspadaan Standar

Page 10: Kewaspadaan Standar & PPP

1004/22/23

Organisasi Dalin

Diklat, Prosedur Kerja, Pemilihan Bahan & Alat

Upaya Pencegahan (Kewaspadaan standar)

Penanggulangan KLBSurveilans

ICN & ICD

Komite/Panitia PIN

Direktur/Direksi

Komite Medis

Ruang Rawat

RS

Page 11: Kewaspadaan Standar & PPP

1104/22/23

Teknik Isolasi

UNIVERSAL

KEWASPADAAN

a

Page 12: Kewaspadaan Standar & PPP

1204/22/23

Operasional Kewaspadaan Standar (KS)

Cuci tangan Menggunakan alat pelindung perorangan (APP)

untuk mengurangi pajanan darah dan cairan tubuh Pengelolaan Alkes Bekas Pakai (Dekontaminasi,

sterilisasi, disinfeksi) Sharp Precautions/ Pengelolaan Benda Tajam Pengelolaan Limbah dan Sanitasi Ruangan

Page 13: Kewaspadaan Standar & PPP

1304/22/23

Cuci Tangan

Air Mengalir Sabun 10 detik Penggunaan Antiseptik

dengan benar Lap tangan kering/ sekali

pakai

Page 14: Kewaspadaan Standar & PPP

1404/22/23

Cuci tangan bedah

Proses selama 2-5 menit

Page 15: Kewaspadaan Standar & PPP

1504/22/23

Antiseptik

Kelompok

Terhadap MikroorganismeKeckrj

KeteranganGr+ Gr- Tb Jm En Vir

Alkohol 60- 90% +++ +++ ++ ++ - ++ CptMurah, menguap, terbakar

Klorheksedin 2-4% +++ ++ - + - + CptMahal, efek persisten, sabun -

Heksaklorofen 3% ++ - - + + -- LbtBerulang, alkh -, rebound

Yodin+alkohol 3% +++ +++ ++ ++ - ++ CptMurah, iritatif diserap kulit

Yodofor (BetadinR) 1:2500 +++ +++ ++ ++ - ++ Sdg

Tidak iritatif, bukan disinfekstan, mks

Triklosan +++ +++ ++ - - +++ Sdg

Page 16: Kewaspadaan Standar & PPP

1604/22/23

Alat Pelindung Perorangan(APP)

Sarung Tangan Pelindung Muka

Masker KacaMata/ gogle

Gaun/Jubah/Apron Pelindung Kaki

Page 17: Kewaspadaan Standar & PPP

1704/22/23

Gambar Alat Pelindung

Page 18: Kewaspadaan Standar & PPP

1804/22/23

Manfaat Alat Pelindung

Alat Pelindung Terhadap pasien Terhadap Nakes

Sarung tangan Mencegah kontak M.O dari tangan nakes kepada pasien

Mencegah kontak tangan nakes dengan darah dan cairan tubuh pasien, mukosa, kulit luka à alkes/ permukaan yang terkontaminasi

Masker Mencegah kontak droplet dari mulut & hidung Nakes saat napas, bicara, batuk kepada pasien

Mencegah mukosa nakes (hidung dan mulut) kontak dengan percikan darah / c.t. pasien

Kacamata pelndung -

Mencegah mukosa nakes kontak dengan percikan darah / c.t. pasien

Tutup kepala Mencegah jatuhya MO rambut/ kepala nakes ke daerah steril -

Jubah & celemek plastik

Mencegah kontak MO dari tangan/ tubuh/ pakaian nakes kepada pasien

Mencegah kulit nakes kontak dengan percikan darah/ c.t. pasien

Sepatu Pelindung

Mengurangi terbawanya MO dari ruangan lain

Mencegah kaki terluka oleh benda tajam yang terkontaminasi atau terjepit benda berat dan mencegah kontak dengan darah / c.t. lainnya

Page 19: Kewaspadaan Standar & PPP

1904/22/23

Bagan Alur Pemilihan Sarung Tangan

TANPA SARUNG TANGAN

Apakah kontak dengan darah

atau cairan tubuh?

Tidak

Apakah kontak dengan pasien?

Ya

Tidak

S.T. RUMAH TANGGAatau

SARUNG TANGAN BERSIH

Apakah kontak dengan jaringan di bawah kulit?

Ya

SARUNG TANGAN BERSIH atau

SARUNG TANGAN DTTTidak

Ya

SARUNG TANGAN STERILatau

SARUNG TANGAN DTT.

Page 20: Kewaspadaan Standar & PPP

2004/22/23

Pengelolaan Alkes Bekas Pakai

Dekontaminasi Cuci Sterilisasi/DTT Penggunaan

Disinfektan dg Benar

Dekontaminasi

Cuci bersih

SterilisasiDisinfeksi

Tingkat Tinggi

Pendinginan & Penyimpanan

Siap pakai

Page 21: Kewaspadaan Standar & PPP

2104/22/23

Pengelolaan Alat Kesehatan

DekontaminasiRendam dalam larutan klorin 0.5% selama 10 menit

Cuci bersih dan tiriskanPakai sarung tangan dan pelindung terhadap objek

tajam

Sterilisasi

Pemanasan Kering

170o Cselama 60

menit

Uap Bertekanan

Tinggi–Autoclaf

121o C 106 kPa (1 atm)20 – 30 menit

KimiawiRendam dalam

larutan disinfektan 10 -

24 jamAtau

Gas ETO

Kimiawi

rendam dalam larutan

disinfektan 20 menit

Disinfeksi Tingkat Tinggi

Uap

Tutup dalam uap air

mendidih selama 20

menit

Rebus

diamkan mendidih selama 20

menit

Pendinginan & Penyimpanan

Siap pakai

Catatan:1Alat yang terbungkus dalam bungkusan steril dapat disimpan sampai satu minggu bila tetap kering

2Alat yang tidak terbungkus harus disimpan dalam tempat (tromol) steril

3Alat yang diolah dengan disinfeksi tingkat tinggi disimpan dalam wadah terutup yang tidak mudah terbuka atau segera dipakai

Page 22: Kewaspadaan Standar & PPP

2204/22/23

Dekontaminasidengan lar klorin 0,5% - 10”

Page 23: Kewaspadaan Standar & PPP

2304/22/23

Alat Disinifeksi Tingkat Tinggi - DTT

Page 24: Kewaspadaan Standar & PPP

2404/22/23

Alat Sterilisator Uap Bertekanan

Page 25: Kewaspadaan Standar & PPP

2504/22/23

Disinfeksi-Sterilisasi

Cara Disinfeksi atau Sterilisasi tergatung dari besar risiko

Pakai sarung tangan rumah tangga Alat harus dilepas/ diurai sebelum dicuci

Page 26: Kewaspadaan Standar & PPP

2604/22/23

Pemilihan Cara

Derajat Risiko Cara penggunaan Alat Cara

Risiko tinggi Menembus kulit Sterilisasi, atau sekali pakai

Risiko sedang Kontak dengan kulit yang tidak utuh atau lapisan mukosa

Sterilisasi, disinfeksi tingkat tinggi (DTT) -rebus, disinfeksi kimiawi

Risiko rendah Kontak dengan kulit yang utuh

Cuci bersih dengan air panas dan sabun

Page 27: Kewaspadaan Standar & PPP

2704/22/23

Disinfektan

Disinfektan Pemakaian Keunggulan Kekurangan

AlkoholDTM, Antiseptik kulit

Termometer, stetoskop, Kerja cepat, tanpa residu, tidak berbekas

Konsentrasi , inaktif oleh bahan organik, karet mengeras

KlorinDTM, Alat dialisis, tanki, CPR, dekontaminasi alat dan permukaan, percikan darah

Murah, kerja cepat, tersedia di pasar

Korosif, inaktif oleh bahan organik, iritasi, tidak stabil pada pengenceran 1:9 (>)

Etilin Oksida

Sterilisasi gasUntuk alat yang tidak tahan panas dan tekanan

Kerja lambat dan butuh waktu lama untuk menghilangkan residu yang toksis

Formalde-hid

Terbatas, dekontaminasi biosafety cab lab, fumigasi

Tahan terhdp bahan organik

Karsinogeni, toksik, iritan, bau menyengat

Glutaralde-hid

DTT (2%), endoskopi, alat terapi pernafasan, alat anestesi

Nonkorosif, tahan bahan organik, cocok untuk alat optik, sterilisasi dlm 6-10jam

Iritasi, cepat inaktif bila diencerkan, mahal, sulit dipantau konsentrasinya, residu

Page 28: Kewaspadaan Standar & PPP

2804/22/23

Disinfektan

Disinfektan Pemakaian Keunggulan Kekurangan

H2O2

3% - DTR, lantai, dinding, perabot RT

6%- DTT, endoskop, lensa kontak

Oksidan kuat, kerja cepat, terurai – O2 dan air

Korosif bagi aluminium, tembaga, kuningan dan seng

Yodofor

DTM- termometer, tanki

DTR- permukaan keras kursi roda, TT, bel

Kerja cepat, tidak toksik & tdk iritatif

Tdk cocok utk permukaan keras, korosif u/ metal, kulit terbakar, tdk tahan bhn organik meninggalkan bercak

Asam Parasetat

DTT ut alat tdk tahan panas, untuk mesin sterilisasi

Aman u/ lingkungan (air, O2, H2O2, asam asetat), kerja cepat, aktif thd organik

Korosif, tidak stabil bila diencerkan

FenolDTM/ DTR, lantai, dinding, perabot RT.

Residu dipermukaan, banyak di pasar

Tidak u/ kamar bayi (hiperbilirubinemia), tidak utk kontak dg makanan, diserap kulit, lengket

Amonium Kuarterner

DTR, Lantai, dinding, perabot, percikan darah

Non-iritatif, detergentTdk untuk alkes, terbatas spektrum sempit

Page 29: Kewaspadaan Standar & PPP

2904/22/23

Pengelolaan Alat/Benda Tajam (Sharp Precautions)

Pisau bedah, jarum suntik, pecahan kaca, dsb

Segera singkirkan ke dalam wadah tahan tusukan oleh pemakai

Wadah limbah tajam di tempat strategis, anti tumpah

Dilarang menyerahkan alat tajam secara langsung

Jangan menutup - menutup jarum suntik satu tangan

Page 30: Kewaspadaan Standar & PPP

3004/22/23

Wadah Tahan Tusukan

Page 31: Kewaspadaan Standar & PPP

3104/22/23

Pengelolaan Limbah dan Sanitasi Ruangan

Limbah Cair Sampah Medis Sampah RT Insinerasi Penguburan Disinfeksi

permukaan

Page 32: Kewaspadaan Standar & PPP

04/22/23 32

Profilaksis Pasca Pajanan di Rumah Sakit

Page 33: Kewaspadaan Standar & PPP

3304/22/23

Profilaksis Pasca Pajanan

Kewaspadaan Standar merupakan prioritas utama

Setiap Rumah Sakit perlu memiliki protokol tatalaksan pasca pajanan/ pengobatan

Selalu melakukan pemantauan dan pencatatan setiap pajanan pada kecelakaan kerja

Page 34: Kewaspadaan Standar & PPP

3404/22/23

Pajanan pada Kecelakaan Kerja

Pajanan Perlukaan kulit Pajanan pada

selaput mukosa Pajanan melalui

kulit yang luka Gigitan yang

berdarah

Bahan Pajanan Darah Cairan bercampur darah

yang kasat mata Cairan yang potensial

terinfeksi: semen, cairan vagina, cairan serebrospinal, c. sinovia, c. pleura, c peritoneal, c. perickardial, c amnion

Virus yang terkonsentrasi

Page 35: Kewaspadaan Standar & PPP

3504/22/23

Tatalaksana Pajananan: 1

Jangan Panik !Tapi selesaikan

dalam

<4 jam

Page 36: Kewaspadaan Standar & PPP

3604/22/23

Tatalaksana Pajananan: 2

Segera

Luka tusuk bilas air mengalir dan sabun / antiseptik

Pajanan mukosa mulut ludahkan dan kumur Pajanan mukosa mata irigasi dg air/ garam

fisiolofis Pajanan mukosa hidung hembuskan keluar

dan bersihkan dengan air Jangan dihisap dengan mulut, jangan ditekan Disinfeksi luka dan daerah sekitar kulit dengan

salah satu:- Betadine (povidone iodine 2.5%) selama 5 mnt- Alcohol 70% selama 3 mnt

Catatan:chlorhexidine cetrimide bekerja melawan HIV

tetapi bukan HBV

Page 37: Kewaspadaan Standar & PPP

3704/22/23

Tatalaksana Pajananan: 3

Laporkan

Catat dan laporkan Panitia PIN, Panitia K3, Atasan langsung Agar secepat mungkin diberi PPP

Perlakukan sebagai keadaan darurat Obat PPP harus diberikan sesegera mungkin bila diperlukan (dalam 1-2 jam)

PPP setelah 72 jam tidak efektif Tetap berikan PPP bila pajanan risiko tinggi

meski hingga satu minggu setelahnya (maks) Pantau sesuai dengan protokol pengobatan

ART Hitung sel darah, LFT, kepatuhan, dukungan

Page 38: Kewaspadaan Standar & PPP

3804/22/23

Tatalaksana Pajananan: 4

Pertimbangkan

Profilaksis Pasca Pajanan

(PPP)

Didasarkan Derajat pajanan Status infeksi dari sumber

pajanan Ketersediaan obat PPP

Konseling Tindak lanjut dan Evaluasi

Page 39: Kewaspadaan Standar & PPP

3904/22/23

PPP untuk Hepatitis B

Vaksinasi dan respon antibodi dari Petugas

Kesehatan±

St infeksi Sumber Pajanan

HBsAg positifHBsAg negatif

Tidak tahu sarana pemeriksaan (-)

Belum divaksinasi 1 dos HBIG + seri vaksinasi hepatitis B

Seri vaksinasi hepatitis B

Seri vaksinasi hepatitis BSumber pajanan berisiko tinggi obati seperti pada HBsAg positif

Pernah divaksinasi

Diketahui sbg responder

Tidak perlu PPP Tidak perlu PPP

Tidak perlu PPP

Diketahui sbg non-responder

1 dosis HBIG + ulangan seri vaksinasi hepatitis B atau 2 dosis HBIG

Tidak perlu PPP

Sumber pajanan berisiko tinggi obati seperti pada HBsAg positif

Tidak diketahui status respon antibodinya

Anti-HBs terpajan cukup - tidak perlu PPP tidak cukup - 1 dosis HBIG + vaksin boster

Tidak perlu PPP

Anti-HBs terpajan cukup - tidak perlu PPP tidak cukup - 1 dosis HBIG + vaksin boster

Page 40: Kewaspadaan Standar & PPP

4004/22/23

Alur PPP pada pajanan HIV: 1. Menentukan Kategori Pajanan (KP)

Sumber pajanan berupa darah, cairan berdarah, atau bahan lain yang berpotensi menularkan infeksi (OPIM), atau alat kesehatan yang tercemar dari salah satu bahan tersebut?

OPIMTak perlu

PPP

Darah atau cairan berdarah

Kulit yg tak utuh atau selaput mukosa

Tidak

Macam pajanan yang terjadi

Kulit yang utuh Pajanan perkutaneus

Volume? Tak perlu PPP Seberapa berat?

Sedikit(mis. satu tetes, dalam

waktu singkat)

Banyak(mis. Beberapa tetes, percikan

darah darah banyak dan/atau dalam waktu lama)

Tidak berat(mis. Jarum solid atau goresan superfisial)

Lebih berat(mis. Jarum besar bersaluran, tusukan dalam, darah terlihat,

jarum bekas pasien)

KP 1 KP 2 KP 2 KP 3

Ya

Page 41: Kewaspadaan Standar & PPP

4104/22/23

Alur PPP pada pajanan HIV: 2. Menentukan Kategori/ status HIV sumber pajanan (KS-HIV)

Bagaimanakah Status HIV dari Sumber Pajanan?

KS HIV 1

KS HIV tidak tahu

HIV (-) HIV (+) Tak diketahui sumbernya

Tak perlu PPP

Pajanan dengan titer rendah, mis. Asimtomatik

dan CD4 tinggi

Pajanan dengan titer tinggi, mis. AIDS lanjut, infeksi HIV primer, VL yang meningkat atau tinggi atau

CD4 rendah

KS HIV 2

Tak diketahui

Pada umumnya Tak perlu PPP,

Perlu telaah kasus per kasus

Page 42: Kewaspadaan Standar & PPP

4204/22/23

Alur PPP pada pajanan HIV 3. Menentukan Pengobatan Profilaksis Pasca Pajanan

Kategori Pajanan (KP)

Kategori Sumber pajanan (KS HIV)

Rekomendasi Pengobatan

1 1 (rendah Obat tidak dianjurkan

Risiko toksisitas obat > dari risiko terinfeksi HIV

1 2 (tinggi) Pertimbangkan AZT + 3TC + Indinavir

Pajanan memiliki risiko yang perlu dipertimbangkan

2 1 (rendah) Dianjurkan AZT + 3TC + Indinavir

Kebanyakan pajanan masuk dalan kategori ini

2

3

2

1 atau 2

Dianjurkan AZT + 3TC + indinavir atau nelfinavir

Anjuran pengobatan selama 4 minggu dengan dosis: AZT: 3 kali sehari @ 200 mg, atau 2 kali sehari @ 300mg3TC: 2 kali sehari @ 150mgIndinavir: 3x sehari @ 800mg 1 jam sebelum makan atau 2 jam setelah makan dan banyak minum, diet rendah lemah

Page 43: Kewaspadaan Standar & PPP

4304/22/23

CATAT

Tanggal dan jam kejadian (pajanan) Uraian kejadian lebih rinci Sumber pajanan bila diketahui Pengobatan PPP secara rinci bila

mendapatkannya Tindak lanjut Hasil pengobatam Simpan semua data pajanan

Page 44: Kewaspadaan Standar & PPP

4404/22/23

Tatalaksana PPP

Konseling prates untuk petugas kesehatan yang terpajan

Lakukan pemeriksaan awal HIV Hep B and C Syphilis (malaria)

Beri konseling untuk tidak menjadi donor darah, harus berperilaku seksual dan suntikan yang aman sampai hasil diketahui

Konselin pasca tes dan berikan hasil tes awal secepat mungkin kepada terpajan

Page 45: Kewaspadaan Standar & PPP

4504/22/23

Informasi kepada orang yang terpajan

Risiko transmisi HIV setelah Pajanan Darah = 0.3% jika sumber pasien adalah HIV positif

Risiko transmisi sesuai dengan jenis kecelakaan PPP tergantung pada kegawatan pajanan dan status

HIV dari sumber pasien PPP tidak 100% efektif Minum ARV Efek samping ARV Hindari hubungan seks yang tak terlindungi sampai

konfirmasi setelah 3 bulan

Page 46: Kewaspadaan Standar & PPP

4604/22/23

Penjelasan yang jelas oleh dokter mengenai risiko dan tindakan yang dapat digunakan untuk melepaskan stress dan kegelisahan!

Keputusan PPP harus ditangan terpajan! Tanda tangani formulir penolakan jika Petugas

Kesehatan menolak PPP

Informasi kepada orang yang terpajan

Page 47: Kewaspadaan Standar & PPP

4704/22/23

Follow up Laboratoris (Bila mungkin)

Waktu Jika meminum PPP Tidak meminum PPP

Data Dasar

(Dalam waktu 8 hari)

HIV, HCV, HBV

DL, Transaminase

HIV, HCV, HBV

Minggu ke 4 Transaminase

DL

Transaminase

Bulan ke 3 HIV, HCV, HBV

Transaminase

HIV, HCV, HBV

Transaminase

Bulan ke 6 HIV, HCV, HBV

Transaminase

HIV, HCV, HBV

Transaminase

Page 48: Kewaspadaan Standar & PPP

4804/22/23

INGAT!

HIV dan virus-virus lebih cenderung ditularkan melalui HUBUNGAN SEKSUAL atau melalui TRANSFUSI DARAH yang

terkontaminasi Kemungkinan tertular sebagai akibat

pajanan pada kecelakaan kerja lebih kecil

Page 49: Kewaspadaan Standar & PPP

4904/22/23

Follow up klinis

Amati tanda-tanda yang menunjukan serokonversi HIV (dalam 50-70%) dalam waktu 3 sampai 6 minggu Demam akut, Lymphadenopathy yang tersebar, Erupsi kulit Faringitis, Gejala-gejala flu non-specific, ulkus mulut atau area genital.

Page 50: Kewaspadaan Standar & PPP

5004/22/23

Evaluasi perilaku dan pengelolaan benda tajam

Bila banyak kecelakaan telaah perilaku atau alat perlu diganti

Kurangi jahitan - ganti penggunaan plester Sejauh mungkin hindari suntikan – terbatas

yang sangat perlu saja Hindari episiotomi yang tidak perlu

Page 51: Kewaspadaan Standar & PPP

5104/22/23

Risiko Kecelakaan Kerja

Risiko penularana HIV setelah tertusuk jarum dari klien HIV positif 3 : 1000

Risiko penularana HBV setelah tertusuk jarum dari klien HBV positif 27-37 : 100

Volume Percikan Darah terinfeksi HBV yang mampu menularkan HBV 10-8ml = 0.00000001 ml

Page 52: Kewaspadaan Standar & PPP

5204/22/23

Risiko Penularan di Sarana Pelayanan Kesehatan

Agen Cara pajanan Resiko infeksi

HBV Perkutaneus 30 %

HCV Perkutaneus 3 %

HIV Perkutaneus 0.3 %

HIV Mukokutaneus 0.03 %

Page 53: Kewaspadaan Standar & PPP

5304/22/23

Tindakan yang paling berisiko

Pengambilan darah, penutupan kembali jarum suntik Memasukan dan menangani cairan IV Operasi Menangani darah atau cairan tubuh yang terinfeksi di

laboratorium Membersihkan, menangani dan menghancurkan

limbah sampah dan alat-alat medis yang terkontaminasi

TERUTAMA DALAM KEADAAN TERBURU-BURU!

Page 54: Kewaspadaan Standar & PPP

5404/22/23

Mutu pelayanan Keamanan Kesejahteraan pekerja

Kondisi lingkungan kerja mempengaruhi

Page 55: Kewaspadaan Standar & PPP

5504/22/23

Kewaspadaan Standar membantu menciptakan lingkungan kerja yang aman

Upaya meningkatkan keamanan dan lingkungan kerja yang kondusif Pemahaman para manager

risiko kerja dan cara pencegahan tatalaksana kecelakaan kerja

Penyediaan alat pelindung, bahan dan sarana perlengkapan KS

Pengembangan kebijakan, prosedur kerja yang rinci Dukungan bagi tenaga kesehatan: stres, burnout, PPP,

konseling pasca pajanan Supervisi Surveilans

Page 56: Kewaspadaan Standar & PPP

5604/22/23