Kebijakan Keuangan Akses UMKM (Kebanksentralan BAB 4)

40
KEBIJAKAN BANK INDONESIA DALAM PENGEMBANGAN AKSES KEUANGAN & UMKM DEPARTEMEN PENGEMBANGAN AKSES KEUANGAN DAN UMKM Maret 2014

Transcript of Kebijakan Keuangan Akses UMKM (Kebanksentralan BAB 4)

Page 1: Kebijakan Keuangan Akses UMKM (Kebanksentralan BAB 4)

KEBIJAKAN BANK INDONESIA DALAM

PENGEMBANGAN AKSES KEUANGAN & UMKM

DEPARTEMEN PENGEMBANGAN AKSES KEUANGAN DAN UMKM Maret 2014

Page 2: Kebijakan Keuangan Akses UMKM (Kebanksentralan BAB 4)

Latar Belakang

Keuangan Inklusif

Pengembangan UMKM

2

Page 3: Kebijakan Keuangan Akses UMKM (Kebanksentralan BAB 4)

3

Page 4: Kebijakan Keuangan Akses UMKM (Kebanksentralan BAB 4)

Akses Keuangan dan UMKM dalam Destination Statement Bank Indonesia

VISI BI

MISI BI

10 Sasaran Konkrit BI 2018:1. Terkendalinya inflasi sesuai dengan target yang

ditetapkan2. Terkendalinya nilai tukar yang stabil sesuai

dengan keseimbangan internal dan eksternal3. Terwujudnya pasar keuangan yang dalam dan

efisien4. Terpeliharanya stabilitas sistem keuangan guna

mendukung pencapaian inflasi yang rendah dan nilai tukar yang stabil

5. Terwujudnya sistem keuangan yang semakin inklusif

6. Terpeliharanya sistem pembayaran yang aman, efisien, dan lancar, dengan memperhatikan perluasan akses dan kepentingan nasional

7. Terjaganya kesinambungan keuangan BI8. Terwujudnya kapabilitas internal yang kuat9. Terakumulasinya dukungan SDM yang

kompeten10.Terpeliharanya persepsi positif BI

Sasaran Utama BISU #2 Menetapkan arah dan mewujudkan strategi jangka

menengah-panjang fungsi moneter, SSK, dan sistem pembayaran yang integratif dan berorientasi ke depan

Sasaran Strategis BISS #5 Mewujudkan keuangan inklusif yang terarah, efisien,

dan sinergis

Indikator Kinerja Utama DPAU a. Pengembangan sektor riil melalui pengembangan klaster

ketahanan pangan termasuk volatile foodsb. Peningkatan jumlah wirausaha baru yang difasilitasi BIc. Pertumbuhan kredit UMKM (2014)d. Share kredit produktif UKM terhadap total kredite. Jumlah rekening TabunganKu dan basic saving account

4

Page 5: Kebijakan Keuangan Akses UMKM (Kebanksentralan BAB 4)

Peran Bank Indonesia dalam Pengembangan Akses Keuangan dan UMKM

Sebelum 1999

Developmental Role 1999 - 2013

Promotional Role2014 -

Bank Indonesia baru

Background :• Pasar keuangan belum

berkembang.• Target pembangunan

sektor penting perlu dukungan pendanaan.

• Instrumen kebijakan moneter langsung mempengaruhi likuiditas perekonomian.

Legal basis:UU No. 13/1968

Background :• Perkembangan pasar

keuangan.• Instrumen kebijakan

moneter tidak langsung.

Legal basis:UU No. 23/1999 sbgm terakhir diubah dg UU No.3/2004

Background :Bank Indonesia baru pasca OJK.

Penajaman framework pengembangan UMKM dan akses keuangan: Membantu menjaga inflasi dari sisi supply, & mendukung pertumbuhan ekonomi yg inklusif.

Legal basis:UU No. 23/1999 sbgm terakhir diubah dg UU No.3/2004

Instrumen :• Penyediaan KLBI,• Ketentuan kuota KUK• Kebijakan kredit sektoral• Bantuan teknis

Instrumen :• Bantuan teknis• Pengaturan • Kemitraan strategis

Instrumen :• Bantuan teknis• Pengaturan • Kemitraan strategis

5

Page 7: Kebijakan Keuangan Akses UMKM (Kebanksentralan BAB 4)

High income OECD & non-OECD

92%

Central Asia & Eastern Europe

50%East Asia & Pacific

42%South Asia

22%

Middle East & North Africa

42%

Sub-Saharan Africa

12%Latin America & Caribbean

40%Sumber : Worldbank, Global Financial Inclusion Index , 2011

Indonesia 19.6%Malaysia 66.7%Philippines 26.5%Thailand 77.7%Vietnam 21.4%India 35.2%China 63.8%Russia 48.2%Brazil 55.9%

INDONESIA

20%

Hanya 20% orang dewasa di Indonesia yg memiliki rekening di Lembaga Keuangan Formal (World Bank – 2011)

Latar Belakang Keuangan Inklusif

Terdapat 48% rumah tangga yg memiliki tabungan di Bank, LKNB & Non Lembaga Keuangan (Survey Neraca Rumah Tangga BI - 2011)

7

Page 8: Kebijakan Keuangan Akses UMKM (Kebanksentralan BAB 4)

20%

Saver’s Financial Inclusion Borrower’s Financial Inclusion

> 68% masyarakat menabung

> 48% hny menabung di bank > 17% pembiayaan dari bank> 40% tidak bisa meminjam

> 36% meminjam dari informalsumber: Survei Neraca Rumah Tangga BI - 2011

sumber: World Bank, Global Financial Inclusion Index - 2011

35,31%

Latar Belakang Keuangan Inklusif

8

Page 9: Kebijakan Keuangan Akses UMKM (Kebanksentralan BAB 4)

Masih banyak wilayah di Indonesia yang masih underbanked.

Sumber: SEKDA-Bank Indonesia dan Badan Pusat Statistik, 2011, diolah.

Berdasarkan grafik di atas terlihat bahwa di wilayah Jawa dan Bali, 1 kantor bank melayani area seluas 1 – 10km2, sementara di wilayah Indonesia Timur 1 kantor bank melayani lebih dari 1000 km2.

Rasio luas wilayah provinsi dengan jumlah kantor bank di wilayah tersebut

Ras

io lu

as w

ilaya

h de

ngan

ju

mla

h ka

ntro

r ba

nkLatar Belakang Keuangan Inklusif

9

Page 10: Kebijakan Keuangan Akses UMKM (Kebanksentralan BAB 4)

Demand (Masyarakat)

Supply (Penyedia Jasa Keuangan)

• Pendapatan yang rendah• Jarak yang jauh ke lokasi kantor bank

terdekat• Mahalnya biaya administrasi dan

transaksi untuk volume yang kecil• Informasi produk bank yang masih

terbatas• Tingkat pengetahuan keuangan yang

rendah• Produk yang kurang sesuai

(tabungan murah, kredit harian)• Psikologi, image dan budaya• Antrian yang panjang

• Pendirian cabang bank sangat mahal• Persyaratan yang ditetapkan oleh

regulator• Persyaratan yang ditetapkan oleh

bank• Proses yang kompleks• Formalitas tinggi• Prefer nasabah non-grass root

Hambatan-hambatan masyarakat dalam mengakses jasa keuangan (Honohan, 2004) : 1. Hambatan harga (price barriers); 2. Hambatan informasi (information barrier); dan 3. Hambatan desain produk dan jasa (product and service design barriers).4. Hambatan channel

Latar Belakang Keuangan Inklusif

10

Page 11: Kebijakan Keuangan Akses UMKM (Kebanksentralan BAB 4)

1. Ekonomi biaya mahal2. Memperbesar inequality3. Sasaran eksploitasi oleh non formal4. Memperlamban pertumbuhan

perekonomian5. Rigiditas gap kemiskinan6. Eskalasi krisis7. Social problem

Dampak Keuangan Eksklusif

11

Page 12: Kebijakan Keuangan Akses UMKM (Kebanksentralan BAB 4)

“Hak setiap orang untuk memiliki akses dan layanan penuh dari lembaga keuangan secara tepat waktu, nyaman, informatif,

dan terjangkau biayanya, dengan penghormatan penuh kepada harkat dan

martabatnya.“ (Strategi Nasional Keuangan Inklusif, 2012)

Keuangan Inklusif

12

Page 13: Kebijakan Keuangan Akses UMKM (Kebanksentralan BAB 4)

1. Mempercepat akses masyarakat ke layanan keuangan.

2. Menyediakan sarana keuangan yang murah, mudah dan aman

3. Menyediakan produk dan jasa yg sesuai kebutuhan masyarakat.

4. Mengurangi ekploitasi masyarakat oleh sektor non formal

5. Meningkatkan pemahaman dan kapabilitas keuangan masyarakat.

Tujuan Keuangan Inklusif

13

Page 14: Kebijakan Keuangan Akses UMKM (Kebanksentralan BAB 4)

• Untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi melalui pengurangan kemiskinan, pemerataan pendapatan dan stabilitas sistem keuangan di Indonesia melalui penciptaan sistem keuangan yang dapat diakses oleh seluruh lapisan masyarakat

Visi

• Memberikan support pada konsumsi penduduk miskin.• Pemberdayaan Masyarakat Miskin.• Memberikan kesempatan partisipasi masyarakat miskin. • Menjadikan strategi keuangan inklusif sebagai bagian dari strategi besar

pembangunan ekonomi dan penanggulangan kemiskinan.• Menyediakan jasa dan produk keuangan yang disesuaikan dengan kebutuhan

masyarakat. • Meningkatkan pengetahuan dan kesadaran masyarakat akan layanan jasa

keuangan. • Meningkatkan akses masyarakat akan layanan jasa keuangan.• Memperkuat sinergi antara bank, lembaga keuangan mikro, dan lembaga

keuangan non-bank. • Mengoptimalkan peran teknologi informasi dan komunikasi untuk memperluas

cakupan layanan jasa keuangan.

Misi

Strategi Nasional Keuangan Inklusif

14

Page 15: Kebijakan Keuangan Akses UMKM (Kebanksentralan BAB 4)

• TabunganKu• Layanan

Keuangan Digital

• Pembiayaan Start-Up

TujuanUtama

Fasilitas Intermediasi &

Distribusi

Kebijakan / Peraturan

Pendukung

Pemetaan Informasi Keuangan

Fasilitas Keuangan

Publik

Perlindungan Konsumen

Edukasi Keuangan

Pilar Keuangan Inklusif

Mencapai kesejahteraan ekonomi melalui pengurangan kemiskinan, pemerataan pendapatan & stabilitas sistem keuangan di Indonesia dengan menciptakan sistem keuangan yg dapat diakses oleh seluruh lapisan masyarakat

• Mediasi Perbankan

• Transparansi Produk

• Multilicensing• Kebijakan

Layanan Keuangan Digital

• Kebijakan kredit UMKM

• Edukasi :

Pelajar

TKI

Masyarakat lain (Petani , Nelayan, Daerah Perbatasan)

• Kampanye Bersama

• Financial Identity Number (FIN)

• Informasi harga komoditi melalui Website & HP

• PKH • Jamkesmas• BLT• Bansos• BLSM

Strategi/ Program

Program

Strategi Nasional Keuangan Inklusif

15

Page 16: Kebijakan Keuangan Akses UMKM (Kebanksentralan BAB 4)

Edukasi Keuangan

Sasarana. Pelajar (SD, SMP, SMA/setingkat,

Univ.)b. Kelompok Masyarakat Tertentu (TKI,

nelayan, petani, buruh, Masyarakat di Kawasan perbatasan.)

Tujuan

Tahun 2013

Pelaksanaan & pengembangan edukasi keuangan kepada masyarakat : pelajar SD, SMP, SMA sederajat, mahasiswa, kelompok usaha, Petani, Nelayan, TKI, Buruh dan masyarakat di kawasan perbatasan.

Pelaksanaan edukasi keuangan kepada agen terkait implementasi Digital Financial Services

Rencana 2014

Integrasi kurikulum 156 sekolah. Pilot project di 7 Ibukota Prov. MoU dengan Kanwil Kemenag Jabar. Penyempurnaan bahan ajar. Pelaksanaan ToT. Integrasi kurikulum nasional 2013 (SMA). Penjajakan integrasi edukasi keuangan dalam kurikulum dasar

(SD dan SMP). Penjajakan edukasi keuangan kepada Masyarakat tertentu

(Petani). Penyusunan Materi Edukasi Keuangan kepada masyarakat

tertentu. Pelatihan TKI. Edukasi keuangan kepada masyarakat daerah perbatasan.

Jangka Waktu: Multiyears s.d. 2018

Monitoring Per Semester

• Secara umum Meningkatkan pengetahuan keuangan.

• Secara khusus (a) Bagi pelajar: materi edukasi keuangan masuk kurikulum nasional; (b) Bagi TKI: materi edukasi keu masuk ke dlm materi pelatihan kesiapan TKI

16

Page 17: Kebijakan Keuangan Akses UMKM (Kebanksentralan BAB 4)

TabunganKu

Kampanye Gerakan Indonesia

Menabung

TabunganKuTabungan untuk perorangan warga Indonesia dgn persyaratan mudah & ringan yg diterbitkan secara bersama oleh Bank-bank di Indonesia guna menumbuhkan budaya menabung serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

TujuanMemperluas akses layanan keuangan bagi masyarakat, melalui penyediaan tabungan murah. Hal ini sebagai upaya meningkatkan kesadaran masyarakat untuk menabung

Tahun 2013• Penyempurnaan fitur TabunganKu• Monitoring program oleh KPwBI-DN.• Penyaluran bantuan pemerintah melalui TabunganKu

Pelaksanaan, pengembangan & evaluasi kegiatan TabunganKu dalam rangka mendorong ketersediaan dan pemanfaatan TabunganKu

Rencana 2014

Jangka Waktu: Multiyears s.d. 2018

Monitoring Per Semester

Sasaran:Masyarakat Umum dan Pelajar

17

Page 18: Kebijakan Keuangan Akses UMKM (Kebanksentralan BAB 4)

Belum ada produk tabungan yang memiliki fitur yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat.

Masyarakat merasa bahwa prosedur untuk membuka rekening tabungan masih sulit

Persyaratan yang diminta masih banyak

Adanya tambahan biaya administrasi.

Fitur produk tabungan yang disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat diberi nama “TabunganKu”. Pada bulan Februari 2010, produk TabunganKu diperkenalkan dan diresmikan oleh Presiden RI dan Gubernur Bank Indonesia bersamaan dengan pencanangan Gerakan Indonesia Menabung (GIM).

Latar Belakang Produk TabunganKu

18

Page 19: Kebijakan Keuangan Akses UMKM (Kebanksentralan BAB 4)

TabunganKu

• TabunganKu adalah produk tabungan untuk perorangan warga negara Indonesia dengan persyaratan mudah dan ringan yang diterbitkan secara bersama oleh bank-bank di Indonesia guna menumbuhkan budaya menabung serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat

Ini Kelebihannya

MenguntungkanTanpa biaya administrasi bulanan

MudahHanya dengan setoran awal Rp20.000,- dan minimum setoran selanjutnya Rp10.000,-

NyamanPembukaan rekening, transaksi penarikan tunai dan pemindahan bukuan melalui counter dapat dilakukan di seluruh jaringan bank penerbit yang sama.

Produk TabunganKu

19

Page 20: Kebijakan Keuangan Akses UMKM (Kebanksentralan BAB 4)

“the provision of some mix of financial and payment services that are delivered and managed using mobile or Web technologies and a

network of agents ”

DFS dalam kerangka Financial Inclusion ditujukan untuk meningkatkan akses keuangan bagi masyarakat unbanked dan underbanked, melibatkan pelaku baik dari sektor keuangan dan non sektor keuangan.

Media dan Perantara Pro Cons

• Telepon genggam• Kartu

• Aman, mudah, cepat, murah, dimana-mana• Aman, mudah, cepat, murah, terbatas

• Blind spot• Butuh alat transaksi

Agen Tersedia dimana-mana, informal, mudah, murah

Butuh sistem dan supervisi

EDC/tablet PC/PC Aman, mudah, cepat Biaya

ProdukE-money Dilindungi

Layanan Keuangan Digital

20

Page 21: Kebijakan Keuangan Akses UMKM (Kebanksentralan BAB 4)

Agen Individu Memiliki Usaha Badan HukumJam kerja operasional tidak terbatas Jam kerja operasional terbatas

Informal dan fleksibel Lebih formal dan kurang fleksibel

Level engagement tinggi Level engagement tidak tinggi

Tidak ada turn over karyawan Turn over karyawan

Benefit dimiliki langsung Benefit lebih dimiliki pemilik

Level commitment lebih tinggi Level commitment sesuai kontrak

Risiko lebih tinggi dari badan hukum Risiko lebih rendah dari agen individu

Kemampuan terbatas Kemampuan lebih besar

Perbedaan Agen Individu & Badan Hukum79.075 kelurahan

• Agen : adalah pihak ketiga yang bertindak dan atas nama penyelenggara, menyediakan layanan jasa keuangan/sistem pembayaran bersifat terbatas (nominal, jenis layanan, dll).

• Agen harus dipercaya oleh komunitas sehingga harus memiliki integritas, kemampuan dan reputasi

• Memanfaatkan kearifan lokal, budaya setempat

Agen

21

Page 22: Kebijakan Keuangan Akses UMKM (Kebanksentralan BAB 4)

E-Money

Register No. HP

Nasabah dg KYC Sederhana

Data

Agent Network Management/

Distributor

1

2

4

Akun e-money agen

Rekening e-money nasabah

Debit/kredit

platform

Data

1

3

Akun e-money tujuan

Rekening e-money nasabah

debit

kredit

platform

Mobile Account Transaction

Over the Counter Transaction

2

buka akun, setor, & tarik

Transfer, pembayaran, pembelian, tarik tunai, penyaluran program bantuan pemerintah kepada masyarakat

3

I

II

USSD & Notifikasi2 otentifikasi 5

5

2 authentification Real time Notifikasi

Debit/kredit

Mekanisme Transaksi LKD

22

Page 23: Kebijakan Keuangan Akses UMKM (Kebanksentralan BAB 4)

1. Masih banyak masyarakat unbanked, potensinya besar.

2. Market sudah melakukan Digital Financial Services kepada masyarakat, terutama untuk sarana pembayaran.

3. Masyarakat semakin mobile oriented , terbukti cukup tingginya kepemilikan telepon genggam (lebih besar dari jumlah penduduk Indonesia).

4. Penggunaan teknologi (telepon genggam, internet, broadband) berpotensi meningkatkan pertumbuhan ekonomi (di emerging market menyumbang 1,4%).

5. Survey di 3 negara, transaksi di Agen lebih aman di banding KC & ATM (Bankable Frontier Associates, 2010)

6. Program edukasi keuangan juga terus berjalan. (pelajar/Mahasiswa, TKI, nelayan, Petani).

7. Financial Safety Net Indonesia sudah ada (Crisis Mgt Protocol, Makroprudensial, Fungsi Mikroprudensial, Fungsi Perlindungan Nasabah).

8. Indonesia termasuk negara dengan kategori high readiness dengan penerapan digital financial services/MFS/branchless banking

Kesiapan Indonesia terkait LKD

23

Page 24: Kebijakan Keuangan Akses UMKM (Kebanksentralan BAB 4)

Kementerian dan Program Keuangan Inklusif

24

Page 25: Kebijakan Keuangan Akses UMKM (Kebanksentralan BAB 4)

No. Organisasi

InternasionalTahun Partisipasi Peran BI

1.

2010 • Co-chair Standard Setting Bodies Sub-Group of the Global Partnership on Financial Inclusion (GPFI)

• Laporan monitoring & masukan perkembangan Financial Inclusion di Indonesia (berkala)

2. 2010

• Knowledge and experience sharing • SMEs working group• Host APEC 2013- Workshop on Financial Inclusion

3. 2011 • Leadership in Financial Inclusion Inisiative

• SMEs working group

4. 2011 BI ikut dalam program Indonesia Financial Sector Strengthening Trust Fund (IFSS TF) dan Financial Inclusion Support Framework (FISF) WorldBank

5. 2011 BI sebagai advisory board OECD/INFE (International Network on Financial Education)

6. 2010 • BI sebagai anggota Steering Committee (2013-2015)• Ikut serta dalam komitmen Maya Declaration• Co-chair SMEs working group• Anggota Financial Inclusion Data dan Mobile Financial

Services working group.

Bank Indonesia dalam Fora Internasional

25

Page 26: Kebijakan Keuangan Akses UMKM (Kebanksentralan BAB 4)
Page 27: Kebijakan Keuangan Akses UMKM (Kebanksentralan BAB 4)

27

Mendukung Ketahanan Pangan dan Penciptaan Pusat Perekonomian Baru di Daerah

Sasaran akhir Pertumbuhan UMKM dan Sektor Riil serta Pengendalian InflasiSasaran jk pendek / menengah

StrategiPeningkatan

Kapasitas UMKM

Peningkatan Akses

Keuangan

Minimalisir Kesenjangan

Informasi

Peningkatan Koordinasi &

Kerjasama dengan Stakeholder

Program

Produk- MoU dengan

Pemerintah- Fora

Internasional

Metode Penelitian Pelatihan Penyediaan Informasi Fasilitasi

- Penelitian KPJU, Lending Model, Pola Pengembangan Klaster

- Data base UMKM nasional maupun ekspor

- Data kredit UMKM- Aplikasi SPKUI

- Gerakan Pencatatan Transaksi Keuangan UMKM

- Pemeringkatan Kredit untuk UMKM

- PPKD- Asuransi Pertanian / Ternak

Sapi- Sertipikasi Tanah- Sistem Resi Gudang- Kredit Program

- Klaster padi, sapi, ikan, kopi dll

- Wirausaha di sektor agribisnis dan ekspor

- Peningkatan elijibilitas keuangan UMKM

- Penguatan Infrastruktur Keuangan

- Fasilitasi Program Pemerintah yang Memberikan Nilai Tambah

- Penyediaan Kajian

- Diseminasi Informasi

- Pengembangan Microsite UMKM

- Kerjasama dengan Pemerintah Daerah, Pemerintah Pusat dan Lembaga Internasional

- Klaster- Wirausaha

FRAMEWORK PENGEMBANGAN UMKM DI BANK INDONESIA

Page 28: Kebijakan Keuangan Akses UMKM (Kebanksentralan BAB 4)

Definisi UMKMUU No. 20 Tahun 2008 tentang UMKM

USAHABESAR

USAHAMENENGAH

USAHAKECIL

USAHAMIKRO

• Kekayaan Bersih/th > Rp10 M, atau

• Hasil Penjualan > Rp50 M

• Kekayaan Bersih/th > Rp500 juta s.d. Rp10 M, atau

• Hasil Penjualan > Rp2,5 M s.d. Rp50 M

• Kekayaan Bersih/th > Rp50 juta s.d. Rp500 juta, atau

• Hasil Penjualan > Rp300 juta s.d. Rp2,5 M

• Kekayaan Bersih/th < Rp50 juta, atau

• Hasil Penjualan < Rp300 juta

28

Page 29: Kebijakan Keuangan Akses UMKM (Kebanksentralan BAB 4)

UMKM berperan penting pada ekonomi Indonesia:

Jumlah unit usaha UMKM 56,5 juta, 99,9% dari total pelaku usaha.

UMKM menyerap 97,2% total tenaga kerja 107,7 juta.

UMKM memberi porsi sekitar 59,1% dari total GDP.

Sumber: BPS, Kemenkop UKM2011 2012

0%10%20%30%40%50%60%70%80%90%

100%

Sumbangan UMKM thd PDB (harga berlaku)

Usaha Besar

Usaha Menengah

Usaha Kecil

Usaha Mikro

57.9%59.1%

Profil UMKM Indonesia

2011 20120%

10%20%30%40%50%60%70%80%90%

100%

Penyerapan tenaga kerja

Usaha Besar

Usaha Menengah

Usaha Kecil

Usaha Mikro

97.24% 97.16%

Pangsa ekspor non migas UMKM sebesar 14,06%.

Pangsa Investasi UMKM sebesar 54,77%.

29

Page 30: Kebijakan Keuangan Akses UMKM (Kebanksentralan BAB 4)

Perkembangan Kredit UMKM Baki debet kredit UMKM Bank

Umum pada November 2013 mencapai Rp595,4 Triliun.

Pangsa kredit UMKM terhadap total kredit bank umum pada November 2013 sebesar 19,4%

Jumlah Nasabah (dengan pendekatan rekening kredit) UMKM sebesar 8,1 juta rekening yang terdiri dari 81,1% nasabah usaha mikro, 14,7% nasabah usaha kecil, dan 4,2% nasabah usaha menengah.

NPL kredit UMKM pada November 2013 (3,47%). Namun demikian, kredit kepada UMKM masih lebih tinggi dibandingkan NPL kredit perbankan (1,8%).

Pertumbuhan kredit UMKM pada bulan November adalah sebesar 15,3% (yoy), masih lebih kecil dibandingkan pertumbuhan kredit perbankan sebesar 22,1% (yoy).

Berdasarkan sektor ekonomi, sebagian besar masih disalurkan di sektor perdagangan (53,3%), yang didominasi penerima kredit dari skala usaha menengah.

Menurut wilayah, penyaluran kredit UMKM masih terpusat di wilayah Jawa sebesar 56,8% diikuti dengan pulau Sumatera (20,8%) dan pulau Kalimantan serta Sulawesi (masing-masing 7,4%).

Dilihat dari jenis penggunaan, kredit modal kerja mempunyai pangsa terbesar yaitu sebesar 33,2% dan dan kredit investasi sebesar 9,8%

Jan-12

Feb-12

Mar-12

Apr-12

May-12

Jun-12Jul-1

2

Aug-12

Sep-12

Oct-12

Nov-12

Dec-12

Jan-13

Feb-13

Mar-13

Apr-13

May-13

Jun-13Jul-1

3

Aug-13

Sep-13

Oct-13

Nov-13

0%

20%

40%

60%

80%

100%

120%

0.0%

5.0%

10.0%

15.0%

20.0%

25.0%

30.0%

80.6%

19.4%

15.3%

22.1%

Kredit UMKM Kredit Non UMKM Growth Kredit UMKM (Rhs)Growth Kredit Perbankan (Rhs)

30

Page 31: Kebijakan Keuangan Akses UMKM (Kebanksentralan BAB 4)

• Salah satu hambatan utama dalam akses pembiayaan adalah penjaminan kredit

Hasil Survei BI Th 2010Responden : 146 institusi/dinas di 9 provinsi

Sensus Ekonomi Nasional (BPS, 2006)

• Permodalan dan pemasaran menjadi permasalahan utama yang dihadapi oleh usaha mikro dan kecil (UMK). Kurangnya permodalan menghambat ekspansi UMK (50,17%).

Permasalahan Yang Dihadapi UMKM

31

Page 32: Kebijakan Keuangan Akses UMKM (Kebanksentralan BAB 4)

UMKM

Kesenjangan antara UMKM dan Bank

Banyak yg membutuhkan pembiayaan, jumlah kebutuhan relatif

kecil

Dokumen (cth. identitas, NPWP, agunan) legal formal terbatas

Umumnya tidak memiliki pencatatan/lap keu memadai

Membutuhkan akses informasi & produk bank yg sesuai karakteristik

usaha

Perbankan

Biaya transaksi vs profit

Kebutuhan thd dokumen legal formal

Kebutuhan akan informasi keuangan UMKM

Produk perbankan sesuai kebutuhan UMKM

Faktor psikologisJangkauan pelayanan dan perlunya

jaringan/dukungan teknologi

Kebijakan pengembangan UMKM Bank Indonesia

Pembiayaan UMKMKapasitas & elijibilitas

32

Page 33: Kebijakan Keuangan Akses UMKM (Kebanksentralan BAB 4)

Koordinasi dan kerjasama antara BI dg kementerian/lembaga

Daftar Produk Unggulan Daerah

Pola Pembiayaan

(Lending Model)

KlasterPelatihan/

Pendampingan/Promosi

Bank & Lemb.

Pembiayaan UMKM

UMKM

BDSP

Pengaturan Kebijakan

Database Profil UMKM

Wirausaha Baru

Pelatihan

PPKDCredit rating untuk UMKM

Sertipikasi tanah

Asuransi ternak

Program pengembangan UMKM

33

Page 34: Kebijakan Keuangan Akses UMKM (Kebanksentralan BAB 4)

Beberapa Program Kerja Pengembangan UMKM

Ketentuan

Program pemberdayaan UMKM

Kemitraan dalam rangka mendukung program Pemerintah

Penelitian

Pengembangan infrastruktur pendukung

34

Page 35: Kebijakan Keuangan Akses UMKM (Kebanksentralan BAB 4)

Ketentuan PBI No. 14/22/PBI/2012 tanggal 21 Des 2012 sebagai acuan BI dalam pengembangan UMKM serta monitoring pencapaian kredit UMKM oleh perbankan minimum 20%.

• Bank Umum wajib memberikan Kredit atau Pembiayaan UMKM.• Jumlah Kredit atau Pembiayaan UMKM ditetapkan paling rendah 20% yang dihitung

berdasarkan rasio Kredit atau Pembiayaan UMKM terhadap total kredit/pembiayaan, dengan pemenuhan secara bertahap yaitu:

Bank Indonesia dapat memberikan Bantuan Teknis dalam rangka mendukung pengembangan UMKM kepada bank, lembaga pembiayaan UMKM, Lembaga Penyedia Jasa dan UMKM.

Bantuan Teknis yang diberikan oleh Bank Indonesia dapat berupa penelitian, pelatihan, penyediaan informasi, dan/atau fasilitasi.

TAHUN PANGSA KREDIT UMKM THD TOTAL KREDIT Tahun 2013 dan 2014 Sesuai kemampuan Bank

Tahun 2015 paling rendah 5%Tahun 2016 paling rendah 10%Tahun 2017 paling rendah 15%

Tahun 2018, dst paling rendah 20%

35

Page 36: Kebijakan Keuangan Akses UMKM (Kebanksentralan BAB 4)

Penelitian

Hasil penelitian sebagai acuan dalam rencana pengembangan UMKM ke depan serta untuk pemberian rekomendasi kepada stakeholders. Penelitian yang reguler dilakukan adalah: •

Bertujuan mengidentifikasi KPJU unggulan di daerah yang berkontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi daerah, penciptaan lapangan kerja, daya saing dan inflasi daerah. Penelitian KPJU telah dilaksanakan di semua Provinsi. Up-dating dilakukan setiap 5 tahun oleh KPwDN terkait.

• Bertujuan memberikan informasi mengenai pola pembiayaan komoditas/produk/jasa usaha potensial yang dapat dimanfaatkan oleh UMKM dalam mengembangkan usaha dan oleh bank dalam mengidentifikasi potensi risiko terkait bidang usaha komoditas tersebut.

Hasil penelitian yang telah dilakukan juga diunggah dalam website Info UMKM untuk dapat diakses oleh masyarakat dan pihak yang membutuhkan.

Komoditas, Produk, Jenis Usaha (KPJU) Unggulan

Model pembiayaan (lending model) skala mikro dan kecil

36

Page 37: Kebijakan Keuangan Akses UMKM (Kebanksentralan BAB 4)

Pengembangan Infrastruktur Pendukung

Pengembangan infrastruktur pendukung pemberian kredit UMKM yang dapat mengatasi hambatan akses UMKM kepada pembiayaan

• Tengah dikembangkan dengan tujuan mengurangi asymmetric information antara bank dengan UMKM dan membantu bank dalam memutuskan pembiayaan kepada UMKM melalui penyediaan informasi mengenai creditworthiness individu UMKM.

• PPKD didirikan untuk meningkatkan bankability UMKM dan sebagai alternatif substitusi keterbatasan agunan yang dimiliki UMKM dalam memperoleh kredit dari bank

Pengembangan credit rating untuk UMKM

Mendukung Pendirian Perusahaan Penjaminan Kredit Daerah

37

Page 38: Kebijakan Keuangan Akses UMKM (Kebanksentralan BAB 4)

Program Pemberdayaan UMKMProgram pemberdayaan UMKM dilakukan dengan tujuan meningkatkan kapabilitas dan bankabilitas UMKM. Jenis kegiatan yang dilakukan adalah : •

Bertujuan meningkatkan pengetahuan dan kemampuan bank dan UMKM serta lembaga terkait lainnya dalam rangka meningkatkan akses UMKM pada pembiayaan.

• DaMeningkatkan daya saing UMKM melalui peningkatan interaksi dan kerja sama diantara pelaku usaha dalam klaster agar menghasilkan manfaat dan efisiensi yang lebih tinggi. Sasaran akhir kegiatan adalah pengendalian inflasi dari sisi supply dan peningkatan kapasitas ekonomi.

Sertipikasi hak atas tanah UMK digunakan sbg agunan tambahan, sedangkan asuransi ternak untuk mitigasi risiko kredit bank karena kehilangan dan kematian ternak sekaligus menjaga kelangsungan usaha peternak. Program ini diintegrasikan dengan program pemberdayaan lainnya dalam rangka meningkatkan elijibilitas dan akses UMK kepada sumber-sumber pembiayaan.

Pelatihan dan Edukasi

Pengembangan klaster

Pemanfaatan sertipikat tanah dan asuransi ternak secara terintegrasi untuk akses pembiayaan UMK

38

Page 39: Kebijakan Keuangan Akses UMKM (Kebanksentralan BAB 4)

Program KemitraanProgram kemitraan dilakukan dalam rangka mendukung program Pemerintah, khususnya terkait penyediaan kredit program.

KREDIT PROGRAM SUBSIDI BUNGA

•Pendanaan berasal dari Bank Pelaksana yang disalurkan kepada Usaha Mikro dan Kecil (UMK) dengan tingkat bunga pasar, namun sebagian menjadi beban pemerintah dalam bentuk subsidi bunga.

•Jenis-jenis kredit program dengan skema ini yaitu: KKP-E, KPEN-RP, dan KUPS

KREDIT PROGRAM PENJAMINAN PEMERINTAH

•Penyediaan kredit/pembiayaan bersumber dari dana perbankan dengan penjaminan oleh pemerintah melalui perusahaan penjamin. •Jenis kredit program dengan skema ini adalah Kredit Usaha Rakyat (KUR).

KKP-E adalah kredit investasi dan atau modal kerja yang diberikan oleh Perbankan kepada petani/peternak melalui kelompok tani atau koperasi yang didukung dengan subsidi bunga dari pemerintah.

KPEN-RP adalah kredit investasi yang diberikan oleh Perbankan kepada petani sawit, kakao, dan karet yang didukung dengan subsidi bunga oleh pemerintah kepada petani.

KUPS adalah kredit yang diberikan oleh Bank Pelaksana kepada Pelaku Usaha Pembibitan Sapi yang didukung dengan subsidi bunga oleh Pemerintah.

39

Page 40: Kebijakan Keuangan Akses UMKM (Kebanksentralan BAB 4)