Kebijakan Dan Program Pemda Ntt Dlm Pemberdayaan Masy

30
KEBIJAKAN DAN PROGRAM PEMERINTAH PROVINSI NTT DALAM PEMBERDAYAAN MASYARAKAT I. LATAR BELAKANG Pola pembangunan yang dianut oleh pemerintah pada saat ini adalah bottom up planning, yaitu perencanaan pembangunan yang dimulai dari Musrenbangdus di dusun sampai dengan Musrenbangprov di provinsi, bahkan sampai pada level pemerintahan pusat yakni Musrenbangnas. Pola pembangunan ini mengandung prinsip desentralisasi dan demokrasi lokal, prinsip desentralisasi terkait dengan penempatan kabupaten/kota sebagai wilayah pembangunan otonom yang mempunyai kewenangan untuk mengelola perencanaan dan pelaksanaan pembangunan di wilayah yurisdiksinya. Sedangkan 1

Transcript of Kebijakan Dan Program Pemda Ntt Dlm Pemberdayaan Masy

Page 1: Kebijakan Dan Program Pemda Ntt Dlm Pemberdayaan Masy

KEBIJAKAN DAN PROGRAM PEMERINTAH PROVINSI NTT DALAM PEMBERDAYAAN MASYARAKAT

I. LATAR BELAKANG

Pola pembangunan yang dianut oleh pemerintah pada saat ini

adalah bottom up planning, yaitu perencanaan pembangunan yang

dimulai dari Musrenbangdus di dusun sampai dengan Musrenbangprov

di provinsi, bahkan sampai pada level pemerintahan pusat yakni

Musrenbangnas. Pola pembangunan ini mengandung prinsip

desentralisasi dan demokrasi lokal, prinsip desentralisasi terkait

dengan penempatan kabupaten/kota sebagai wilayah pembangunan

otonom yang mempunyai kewenangan untuk mengelola perencanaan

dan pelaksanaan pembangunan di wilayah yurisdiksinya. Sedangkan

prinsip demokrasi dijabarkan dalam partisipasi masyarakat dalam

setiap tahapan perencanaannya.

Melalui konsep pemberdayaan tersebut pemerintah membangun

strategi untuk mulai meningkatkan partisipasi masyarakat baik itu

dalam proses maupun pelaksanaan pembangunan, kebijakan

pembangunan ini menganut dua filosofi dasar yaitu public touch and

bringing the public in, yakni sebuah kebijakan yang sungguh-sungguh

menyentuh kebutuhan publik dan juga mampu membawa masyarakat

1

Page 2: Kebijakan Dan Program Pemda Ntt Dlm Pemberdayaan Masy

masuk kedalam ruang-ruang kebijakan atau yang dikenal dengan

sebutan pembangunan partisipatif. Model kebijakan pembangunan

seperti inilah yang saat ini sedang dijalankan oleh Pemerintah Provinsi

NTT.

Pemerintah Provinsi NTT saat ini telah melaksanakan berbagai

macam program pemberdayaan untuk meningkatkan partisipasi

masyarakat baik itu dalam proses, pelaksanaan maupun pengawasan

pembangunan program-program pemberdayaan yang telah dan

sementara dilaksanakan oleh Pemerintah Provinsi NTT merupakan

program-program yang bersifat berkelanjutan serta meletakkan

masyarakat sebagai pelaku utama program dan yang paling penting

adalah program-program tersebut lebih berusaha untuk mewujudkan

kemandirian dan kesejahteraan masyarakat secara berkelanjutan.

Kesejahteraan berarti terpenuhinya kebutuhan dasar masyarakat,

sedangkan kemandirian berarti mampu mengorganisir diri untuk

memobilisasi sumber daya yang ada di lingkungannya, mampu

mengakses sumber daya di luar lingkungannya, serta mengelola

sumber daya tersebut untuk mengatasi masalah-masalah sosial yang

terjadi di lingkungannya.

Seperti apa yang diutarakan oleh Jim Ife, bahwa pemberdayaan

adalah memberikan sumberdaya, kesempatan, pengetahuan, dan

2

Page 3: Kebijakan Dan Program Pemda Ntt Dlm Pemberdayaan Masy

keterampilan kepada warga untuk meningkatkan kemampuan mereka

dalam menentukan masa depannya sendiri dan berpartisipasi

didalamnya serta mempengaruhi kehidupan dari masyarakatnya1.

Maka dari itu, program pemberdayaan yang telah dilakukan oleh

Pemerintah Provinsi NTT pada saat ini adalah dengan memberikan

sumber daya berupa modal bagi usaha ekonomi produktif yang ada di

pedesaan, kesempatan untuk berpartisipasi secara aktif dalam proses

maupun pelaksanaan pembangunan dan juga pelatihan untuk

meningkatkan pengetahuan dan keterampilan masyarakat desa untuk

menyongsong masa depan yang lebih baik. Untuk itu, yang paling

penting dalam pemberdayaan adalah upaya membantu orang untuk

membebaskan dirinya secara mental maupun fisik.

II. KEBIJAKAN DAN PROGRAM PEMERINTAH PROVINSI NTT

DALAM PEMBERDAYAAN MASYARAKAT

Visi Pemerintah Provinsi NTT yakni Terwujudnya Masyarakat

NTT yang Berkualitas, Sejahtera, Adil dan Demokratis dalam Bingkai

Negara Republik Indonesia. Sedangkan misi Pemerintah Provinsi NTT

yakni :

1. Meningkatkan pendidikan yang berkualitas, relevan, efisien dan

efektif yang dapat dijangkau oleh seluruh masyarakat;

1 Jim Ife dalam Zubaedi., Wacana Pembangunan Alternatif, Ragam Perspektif Pengembangan dan Pemberdayaan Masyarakat, Ar-Ruzz

Media, Yogyakarta 2007

3

Page 4: Kebijakan Dan Program Pemda Ntt Dlm Pemberdayaan Masy

2. Meningkatkan derajat dan kualitas kesehatan masyarakat melalui

pelayanan yang dapat dijangkau seluruh masyarakat;

3. Memberdayakan ekonomi rakyat dengan mengembangkan pelaku

ekonomi yang mampu memanfaatkan keunggulan potensi lokal;

4. Mengingkatkan infrastruktur yang memadai agar masyarakat dapat

memiliki akses untuk memnuhi kebutuhan hidup yang layak;

5. Meningkatkan penegakan supremasi hukum dalam rangka

menjelmakan pemerintahan yang bersih dan bebas dari KKN serta

mewujudkan masyarakat yang adil dan sadar hukum;

6. Meningkatkan pembangunan yang berbasis tata ruang dan

lingkungan hidup;

7. Meningkatkan akses perempuan, anak dan pemuda dalam sektor

publik, serta meningkatkan perlindungan terhadap perempuan,

anak dan pemuda;

8. Mempercepat penanggulangan kemiskinan, pengembangan

kawasan perbatasan, pembangunan daerah kepulauan dan

pembangunan daerah rawan bencana alam.

Dari visi dan misi tersebut yang kemudian di break down

kedalam 8 (delapan) agenda pembangunan dan 4 (empat) tekad

pembangunan di Provinsi NTT. 8 Agenda pembangunan meliputi :

4

Page 5: Kebijakan Dan Program Pemda Ntt Dlm Pemberdayaan Masy

1. SDM yang berkualitas;

2. Peningkatan kesehatan;

3. Ekonomi kerakyatan;

4. Pembangunan dan peningkatan infrastruktur;

5. Supremasi hukum;

6. Tata ruang dan lingkungan hidup;

7. Kesetaraan gender;

8. Penanganan masalah : kemiskinan, wilayah perbatasan, provinsi

kepulauan, daerah rawan bencana.

Sedangkan 4 (empat) tekad pembangunan, meliputi :

1. NTT sebagai provinsi jagung;

2. Memulihkan NTT sebagai gudang ternak;

3. Mengembalikan keharuman cendana;

4. Menjadikan NTT sebagai provinsi koperasi.

Konsep yang digunakan dalam pelaksanaan program tersebut

adalah konsep pemberdayaan. Konsep ini digunakan karena

munculnya dua premis kepermukaan, yaitu kegagalan dan harapan.

Kegagalan yang dimaksud adalah gagalnya model-model

pembangunan ekonomi dalam menanggulangi kemiskinan dan

5

Page 6: Kebijakan Dan Program Pemda Ntt Dlm Pemberdayaan Masy

lingkungan berkelanjutan. Sedangkan harapan muncul karena adanya

alternatif pembangunan yang memasukan nilai-nilai demokrasi,

persamaan gender, persamaan antar generasi dan pertumbuhan

ekonomi yang memadai2.

Oleh karena itu, konsep pemberdayaan yang dilaksanakan oleh

Pemerintahan Provinsi NTT, lebih ditekankan pada peningkatan

partisipasi secara aktif dari masyarakat dalam rangka peningkatan

kesejahteraan mereka, sehingga program-program yang dilaksanakan

tersebut mendukung tercapainya visi dan misi Pemerintah Provinsi

NTT.

Untuk mendorong terwujudnya masyarakat yang berdaya perlu

sekiranya dilakukan upaya pemberdayaan masyarakat (empowerment

society) yang lebih komprehensif serta berorientasi jauh kedepan dan

berkelanjutan (suistanable). Pemberdayaan yang dilakukan adalah

bagaimana pemerintah dan stakeholder lainnya mampu bersinergi

dalam merencanakan program dan tetap mempertimbangkan nilai-nilai

sosial (social value) dan kearifan lokal (local wisdom) yang sudah

ada3.

2 Friedman, John., Empowerment The Politics of Alternative Development, Blackwell Publisher, Cambridge, 1992

3 Huri, Daman., dkk., Demokrasi dan Kemiskinan, Program Sekolah Demokrasi PLaCIDS (Public Policy Analysis and Community

Development Studies) Averroes dan KID (Komunitas Indonesia untuk Demokrasi), Averroes Press, Malang, Agustus 2008

6

Page 7: Kebijakan Dan Program Pemda Ntt Dlm Pemberdayaan Masy

Sehingga dalam menjalankan program-program pemberdayaan

tersebut, Pemerintah Provinsi NTT senantiasa bekerja sama dengan

NGO-NGO yang ada baik itu NGO nasional maupun internasional

yang bergerak pada bidang pemberdayaan masyarakat. Selain

menjalankan misi pemberdayaan bagi masyarakat desa, Pemerintah

Provinsi NTT juga melakukan tata kepemerintahan yang baik pada

level pemerintahan desa dengan mengusung prinsip Good Local

Governance akan tetapi tetap berpijak pada prinsip partisipasi aktif

masyarakat.

Dari visi dan misi yang diemban oleh Pemerintah Provinsi NTT

seperti yang telah dijelaskan diatas, yang kemudian dijabarkan dalam

program-program pemberdayaan sebagai berikut :

1. Program Bantuan Pemugaran Perumahan dan Lingkungan Desa

Secara Terpadu (P2LDT)

Pola pelaksanaan pemugaran perumahan dan lingkungan desa

secara terpadu, bertumpu pada masyarakat melalui kelembagaan

berdasarkan asas TRIBINA (Bina Usaha, Bina Lingkungan dan

Bina Manusia) dalam rangka peningkatan kualitas pembangunan

perumahan dan lingkungan yang memenuhi persyaratan teknis dan

kesehatan.

7

Page 8: Kebijakan Dan Program Pemda Ntt Dlm Pemberdayaan Masy

Program bantuan ini merupakan salah satu bentuk penanggulangan

kemiskinan yang dilakukan oleh Pemerintah Provinsi, dengan

sasaran bantuan adalah kelompok masyarakat berpenghasilan

rendah yang berada di perdesaan dan atau perkotaan, kondisi

rumah dan pekarangan yang belum memenuhi syarat layak huni

baik dari sisi persyaratan teknis maupun kesehatan, penerima

bantuan bersedia berpartisipasi serta memberikan kontribusi dalam

hal penggunaan bahan lokal pada saat pelaksanaan pemugaran

perumahan.

Maksud dari pemberian bantuan ini adalah untuk meningkatkan

kualitas perumahan dan pemukiman masyarakat yang sehat dan

layak huni serta lingkungan sehat dengan menitik beratkan pada

strategi pemberdayaan penduduk dan keluarga di perdesaan agar

mampu mengembangkan diri sendiri secara berkelanjutan,

sehingga dapat menopang usaha ekonomi lainnya.

Pada tahun anggaran 2009 telah dibangun rumah sebanyak 690

unit di 21 kabupaten/kota se Provinsi NTT, dengan total dana

sebesar Rp. 6.900.000.000,- sedangkan pada tahun anggaran 2010

dibangun rumah sebanyak 500 unit dengan dana sebesar

Rp. 5.000.000.000,- dalam 2 tahun anggaran ini telah terbangun

sebanyak 1.190 unit rumah dengan total dana sebesar

8

Page 9: Kebijakan Dan Program Pemda Ntt Dlm Pemberdayaan Masy

Rp. 11.900.000.000,- dari data realisasi tersebut dapat dijelaskan

bahwa pada tahun 2009 telah terjadi penurunan kuantitas rumah

yang dibangun sehingga dapat disimpulkan bahwa kondisi

perumahan dan lingkungan sehat di perdesaan semakin membaik

sehingga program bantuan P2LDT yang diberikan oleh Pemerintah

Provinsi NTT cukup memberikan dampak dalam pelaksanaan

pembangunan berkelanjutan.

2. Program Bantuan Penanggulangan Pekerja Anak di Desa

Tertinggal (P2ADT)

Program bantuan ini adalah tindak lanjut dari Konvensi

International Labour Organization (ILO) Tahun 1999 Nomor 182

tentang Pelarangan tindakan segera penghapusan pekerjaan

terburuk untuk pekerja anak dan Peraturan Menteri Dalam Negeri

Nomor 6 Tahun 2009 tentang Pedoman Pembentukan Komite Aksi

Daerah dan Pemberdayaan Masyarakat dalam Penghapusan

Bentuk-bentuk Pekerjaan Anak, serta Peraturan Presiden Republik

Indonesia Nomor 13 Tahun 2009 tentang Koordinasi

Penanggulangan Kemiskinan.

Tujuan dari program ini adalah untuk menghapus, mengurangi dan

menghindari pekerja anak berusia 15 (lima belas) tahun kebawah

yang tinggal di perdesaan agar terhindar dari pengaruh buruk

9

Page 10: Kebijakan Dan Program Pemda Ntt Dlm Pemberdayaan Masy

pekerjaan yang berbahaya, membina generasi penerus bangsa yang

handal, maju, mandiri dan sejahtera, serta meningkatkan jumlah

anak usia 15 tahun kebawah yang dapat menyelesaikan program

Wajib Belajar Pendidikan Dasar 9 (sembilan) Tahun. Sedangkan

sasaran dari program ini adalah para pekerja anak yang tinggal di

pedesaan maupun kota yang melakukan pekerjaan berat dan

berbahaya, baik yang bersekolah maupun yang tidak bersekolah

dan merupakan anak-anak dari keluarga miskin.

Program bantuan ini berupa pemberian beasiswa bagi pekerja anak

pada 21 kabupaten/kota se Provinsi NTT, dengan rincian masing-

masing kabupaten/kota mendapat alokasi sebanyak 100 anak

selama 12 bulan dengan besaran dana sebesar Rp. 30.000,-/anak,

sedangkan untuk Kota Kupang sebesar Rp. 40.000,-/anak. Pada

tahun anggaran 2008 sebanyak 4.750 pekerja anak di 20

kabupaten/kota se Provinsi NTT mendapatkan bantuan beasiswa

dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 1.140.000.000,- tahun

anggaran 2009 sebanyak 5.000 pekerja anak pada 21

kabupaten/kota se Provinsi NTT dengan alokasi dana sebesar

Rp. 1.800.000.000,- sedangkan pada tahun anggaran 2010

sebanyak 2.100 pekerja anak pada 21 kabupaten/kota se Provinsi

NTT.

10

Page 11: Kebijakan Dan Program Pemda Ntt Dlm Pemberdayaan Masy

Dari data penggunaan dana dan pemberian bantuan bagi pekerja

anak di seluruh kabupaten/kota yang ada di Provinsi NTT, dapat

dijelaskan bahwa pada tahun 2009 terjadi peningkatan jumlah

pekerja anak dikarenakan oleh adanya penambahan 1 kabupaten

baru dalam wilayah Pemerintah Provinsi NTT yakni Kabupaten

Sabu Raijua, sedangkan pada tahun 2010 terjadi penurunan jumlah

pekerja anak, sehingga dapat disimpulkan bahwa dengan

menurunnya jumlah pekerja anak yang mendapatkan bantuan

beasiswa setiap tahunnya menggambarkan bahwa telah

meningkatnya kesadaran masyarakat dalam hal pemenuhan salah

satu kebutuhan dasar anak yakni pendidikan.

3. Program Bantuan Dana Pemerintah Provinsi untuk Pemerintah

Desa/Kelurahan

Tujuan dari pemberian bantuan dana ini adalah untuk

meningkatkan pembangunan dan pemberdayaan masyarakat desa

dan kelurahan, menumbuh kembangkan partisipasi masyarakat

dalam membangun desa dan kelurahan, meningkatkan peranan

pemerintahan desa dan kelurahan dalam tugas dan fungsinya, serta

sebagai salah satu wujud perhatian Pemerintah Provinsi terhadap

peningkatan kapasitas pemerintahan desa dan kelurahan dan juga

untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa dan kelurahan

11

Page 12: Kebijakan Dan Program Pemda Ntt Dlm Pemberdayaan Masy

khususnya masyarakat Nusa Tenggara Timur pada umumnya.

Penggunaan dari dana bantuan tersebut lebih diutamakan untuk

urusan pemerintahan yang berkaitan dengan percepatan

pembangunan desa dan kelurahan.

Pada tahun anggaran 2008 sampai dengan 2010 dialokasikan dana

sebesar Rp. 6.381.000.000,- /tahun anggaran yang diberikan

kepada 2.836 desa dan kelurahan pada 21 kabupaten/kota se

Provinsi NTT. Dana tersebut oleh Pemerintah Desa dan Kelurahan

digunakan untuk :

a. Penanggulangan kemiskinan;

b. Penanganan bencana;

c. Peningkatan ekonomi masyarakat;

d. Peningkatan prasarana perdesaan (skala kecil);

e. Pemanfaatan sumber daya alam;

f. Teknologi tepat guna;

g. Pengembangan sosial budaya pedesaan.

4. Program Bantuan PNPM-MP (Kelompok Usaha Ekonomi

Produktif)

Maksud dari pemberian bantuan ini adalah untuk meningkatkan

sinkronisasi pelaksanaan dan keberlanjutan kegiatan

12

Page 13: Kebijakan Dan Program Pemda Ntt Dlm Pemberdayaan Masy

penanggulangan kemiskinan di pedesaan melalui pemberdayaan

masyarakat/kelompok masyarakat dalam pengembangan kegiatan

usaha ekonomi produktif (khususnya peternakan, pertanian dan

usaha lainnya) yang pada gilirannya dapat mewujudkan

kemandirian masyarakat dan menurunkan jumlah penduduk dan

rumah tangga miskin, serta mendorong dan meningkatkan

keberdayaan dan partisipasi masyarakat dalam pengembangan

usaha ekonomi produktif dan juga meningkatkan swadaya gotong

royong masyarakat dalam membangun desa.

Bantuan ini diberikan kepada kelompok usaha ekonomi

masyarakat yang belum pernah menerima bantuan Pemugaran

Perumahan dan Lingkungan Desa secara Terpadu (P2LDT) pada

21 kabupaten/kota se Provinsi NTT. Bantuan ini menggunakan

pola bantuan bergulir, yang artinya setiap kelompok mempunyai

kewajiban untuk melakukan pengembalian sebesar 1,33% dari

modal awal yang diterima, yang kemudian dana tersebut akan

digulirkan kepada kelompok usaha ekonomi produktif yang lain.

Pada tahun anggaran 2009 Pemerintah Provinsi NTT

mengalokasikan dana bantuan kepada 189 kelompok usaha

ekonomi produktif masyarakat sebesar Rp. 3.780.000.000,-

sedangkan pada tahun anggaran 2010 sebesar Rp. 2.000.000.000,-

13

Page 14: Kebijakan Dan Program Pemda Ntt Dlm Pemberdayaan Masy

yang diberikan kepada 100 kelompok usaha ekonomi produktif

pada 21 kabupaten/kota se Provinsi NTT. Dalam kurun waktu

2009 dan 2010 telah terjadi peningkatan pengembangan usaha

ekonomi produktif di pedesaan yang ditandai dengan menurunnya

jumlah kelompok masyarakat penerima bantuan, sehingga untuk

sementara dapat disimpulkan bahwa semakin tingginya tingkat

pertumbuhan dan makin berkembangnya semangat serta partisipasi

masyarakat terutama dalam pengembangan kegiatan ekonomi

produktif.

Sehingga program-program pemberdayaan yang telah dilakukan

bermuara pada paradigma community driven development yaitu

penciptaan iklim untuk memberi penguatan peran masyarakat untuk

ikut dalam proses perencanaan dan pengambilan keputusan, ikut

menggerakkan atau mensosialisasikan, ikut melaksanakan

pembangunan, dan melakukan kontrol publik menjadi sangat

signifikan. Hal itu bisa terkait dengan perencanaan, implementasi, dan

keberlanjutan berbagai macam program sesuai dengan permasalahan

dan urutan prioritasnya yang melalui proses demokratis, inklusif, dan

transparan yang disepakati untuk ditangani bersama. Dengan demikian

nantinya pembangunan, yang diarahkan mampu memperbanyak

14

Page 15: Kebijakan Dan Program Pemda Ntt Dlm Pemberdayaan Masy

pilihan-pilihan yang dapat diambil dan dimanfaatkan secara sungguh-

sungguh oleh masyarakat.

III. PENUTUP

Pemberdayaan memberikan kontribusi yang sangat besar bagi

terwujudnya Good Governance, Pemerintah Provinsi NTT memetik

berbagai keuntungan administratif dan politis dari ide pemberdayaan

ini dalam proses pembuatan kebijakan. Keuntungan-keuntungan yang

dapat diambil, yakni :

1. Adanya saluran komunikasi yang lebih baik

Partisipasi publik dalam proses kebijakan berhasil menciptakan

pola komunikasi politik yang baik antara pemerintah dan

warganya. Pemerintah daerah bisa menggunakan berbagai sarana

intermediasi yang disepakati bersama untuk menyaring berbagai

opini dan isu publik. Sedangkan pada saat yang bersamaan sarana

intermediasi ini bisa didayagunakan untuk mensosialisasikan dan

mengkomunikasikan berbagai kepentingan pemerintah kepada

masyarakat secara efektif.

Bila komunikasi antara pemerintah daerah dan warga terus-

menerus berlangsung secara efektif maka pasti akan terpola

”bahasa umum” (common language) terkait dengan proses

kebijakan dan pembangunan. Bahasa umum tersebut merupakan

15

Page 16: Kebijakan Dan Program Pemda Ntt Dlm Pemberdayaan Masy

resultante dari komunikasi intersubyektif yang terbangun dalam

berbagai ruang dan mekanisme partisipasi. Kalau bahasa umum ini

sudah disepakati maka terjadinya miskomunikasi antara pemerintah

daerah dan warga akibat perbedaan tafsir terhadap sebuah isu

kebijakan atau pembangunan bisa diminimalisasi. Proses

pembangunan pun akan berlangsung secara efektif.

2. Memunculkan ide yang kreatif dan meminimalisasi kritisisme

warga

Masyarakat yang terlibat dalam proses partisipasi akan merasa

turut sumbang suara dalam keputusan-keputusan yang sudah

diambil dan program kegiatan yang sudah disepakati. Akan muncul

berbagai ide segar dari warga karena mereka selalu merasa menjadi

bagian dari program kebijakan yang ada tersebut. Bila kondisi ini

berlangsung maka kritik warga terhadap program kebijakan yang

ada akan terminimalisasi. Mereka akan punya kecenderungan

untuk menjaga harmoni agar kemitraan dan kolaborasi yang ada

akan tetap berjalan. Kalaupun muncul kritik, kritiknya akan lebih

bersifat konstruktif demi kebaikan bersama.

3. Lahirnya kebijakan yang responsif dan kontekstual

Partisipasi juga memberikan peluang bagi pemerintah daerah untuk

mampu merumuskan desain kebijakan yang sensitif dengan

16

Page 17: Kebijakan Dan Program Pemda Ntt Dlm Pemberdayaan Masy

konteks sosial yang berkembang. Dalam proses yang partisipatif,

masyarakat berhak merumuskan dan menentukan masalah mereka

serta memastikan solusi yang spesifik.

Tentu saja dengan proses ini dapat dipastikan hasil kebijakan yang

ada akan sangat responsif. Bila desain kebijakan yang dirumuskan

sensitif dengan konteks ini berarti keputusan yang diambil akan

sesuai dengan kebutuhan masyarakat sehingga masyarakat justru

berkepentingan untuk mensukseskan program tersebut.

4. Efektifitas dan efisiensi implementasi kebijakan

Pengalaman menunjukkan bahwa pelibatan publik dalam proses

implementasi kebijakan justru lebih efektif. Pemerintah bisa

mendayagunakan sarana intermediasi dan modal sosial yang

berkembang untuk mengimplementasikan program kebijakan.

Masyarakat pun merasa berkepentingan untuk mensukseskan

implementasi program yang ada karena mereka terlibat dalam

proses perencanaannya.

Meskipun harus diakui bahwa pelibatan publik dalam proses

kebijakan pada fase awal proses kebijakan, terutama fase

perencanaan, sangatlah menghabiskan energi dan waktu. Sebab

fase ini merupakan fase dimana beragam kepentingan yang ada di

benak masyarakat dinegosiasikan sehingga nantinya akan terwujud

17

Page 18: Kebijakan Dan Program Pemda Ntt Dlm Pemberdayaan Masy

konsensus bersama. Namun bila terwujud konsensus yang

melibatkan pihak yang terkena langsung imbas kebijakan dalam

tahap perencanaan maka proses implementasi program justru akan

berjalan jauh lebih mudah. Implementasi program akan direspon

dengan positif dan baik oleh masyarakat karena mempunyai

legitimasi yang kuat di mata publik. Oleh karena itu, biaya sosial

akibat respon negatif bisa diminimalisasi.

5. Menguatkan modal sosial

Partisipasi publik bisa menjadi ruang untuk menciptakan modal

sosial dalam rangka mewujudkan pemerintahan daerah yang

efektif. Modal sosial yang dimaksud adalah kerjasama, rasa saling

memahami, kepercayaan (trust) dan solidaritas yang terbentuk

manakala pemerintah daerah dan warganya bertemu dan berembug

untuk mengupayakan kebaikan bagi semua pihak. Modal sosial ini

merupakan basis legitimasi bagi lembaga pemerintahan dan sangat

penting untuk mewujudkan pemerintahan daerah yang efektif dan

efisien.

18

Page 19: Kebijakan Dan Program Pemda Ntt Dlm Pemberdayaan Masy

DAFTAR PUSTAKA

Friedman, John, Empowerment The Politics of Alternative Development,

Blackwell Publisher, Cambridge, 1992;

Huri, Daman, dkk, Demokrasi dan Kemiskinan, Program Sekolah

Demokrasi PLaCIDS (Public Policy Analysis and Community

Development Studies) Averroes dan KID (Komunitas Indonesia

untuk Demokrasi), Averroes Press, Malang, Agustus 2008;

Nanang dan Hanif, Mengarusutamakan Partisipasi dalam Proses

Kebijakan di Pemerintah Daerah, Modul Partisipasi, S2 Politik

Lokal dan Otonomi Daerah UGM, Yogyakarta;

Zubaedi, Wacana Pembangunan Alternatif, Ragam Perspektif

Pengembangan dan Pemberdayaan Masyarakat, Ar-Ruzz Media,

Yogyakarta, 2007.

19