Kebanksentralan

11
PERKEMBANGAN BANK SYARIAH DI INDONESIA

description

Perkembangan Perbankan Syariah di Indonesia

Transcript of Kebanksentralan

Page 1: Kebanksentralan

PERKEMBANGAN BANK SYARIAH

DI INDONESIA

Page 2: Kebanksentralan

BANK SYARIAH

Menurut UU No 21 tahun 2008 tentang perbankan syariah bahwa perbankan syariah adalah segala sesuatu yang

menyangkut tentang bank syariah dan unit usaha syariah mencakup kelembagaan, kegiatan usaha, secara dan proses dalam

melaksanakan kegiatan usaha kegiatannya. Bank syariah adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha menurut syariah islam. Pada bank syariah dikenal beberapa istilah dalam melaksanakan kegiatannya, misalnya : Mudharabah, Musyarakah,Murabahah, Ijarah, dll

Page 3: Kebanksentralan

KONSEP DASAR EKONOMI SYARIAH SBG LANDASAN FILOSOFI

PERBANKAN SYARIAH

Falah (Sejahtera Material

dan Spiritual

Keadilan KeseimbanganKemaslahatan

Ketidaksetiakawanan (Ukhuwah)

Syariah Akhlak

Akidah

Tujuan dan kesuksesan yang hakiki dalam berekonomi adalah terca-painya kesejahteraan yang men-

cakup kebahagiaan (spiritual) dan kemakmuran (material) pada

tingkatan individu dan masyarakat

Tiga pilar ekonomi syariah

Fondasi ekonomi syariah

Page 4: Kebanksentralan

Perkembangan Perbankan Syariah

Sumber: Global Islamic Financial Report (GIFR)

Industri perbankan syariah saat ini telah menjadi salah satu industri yang mampu mendukung kinerja perekonomian nasional. Industri perbankan syariah saat ini telah mempunyai sebanyak 12 Bank

Umum Syariah, 22 Unit Usaha Syariah, dan 163 Bank Pembiayaan Rakyat Syariah, dengan total jaringan kan-

tor mencapai 2910 unit di seluruh Indonesia (Statistik Perbankan Syariah 2014). Gambar 1 Peringkat Negara dengan jumlah asset keuangan syariah

terbesar dalam industry keuangan syariah global

Page 5: Kebanksentralan

Lanju-tan…

Sumber: Statistik Perbankan Indonesia 2014

Setyo (2013) menjelaskan bahwa perkembangan bank syariah di Indonesia dapat dil-ihat dari sejumlah indikator kinerja keuangan bank yang menunjukkan perubahan

dibandingkan tahun sebelumnya seperti, jumlah aset, dana pihak ketiga, pembiayaan, laba

tahun berjalan, dan modal.

Gambar 2 Proporsi total asset perbankan syariah dibandingkan perbankan nasional

Page 6: Kebanksentralan

Sumber: Statistik Ekonomi dan Keuangan Indonesia (SEKI) 2014

Hubungan sebab akibat total aset bank syariah dan sektor riil bisa dilihat dari menu-runnya

pertumbuhan sektor riil di Indonesia sejalan dengan menurunnya proporsi total aset perbankan syariah dalam industri perbankan nasional seperti yang terlihat pada Gam-

bar 3 di bawah ini.

Gambar 3 Pertumbuhan sector rill di Indonesia tahun 2010-2014

Lanju-tan…

Page 7: Kebanksentralan

OPTIMISME BANK INDONESIA THD PERBANKAN SYARIAH

PERTAMABank syariah lebih dekat dengan sektor riil karena produk yang ditawarkan, khususnya dalam pembiayaan, senantiasa menggunakan underlying transaksi di sektor riil sehingga dampaknya lebih nyata dalam mendorong pertumbuhan ekonomi. .

KEDUAtidak terdapat produk-produk yang bersifat spekulatif (gharar) sehingga mempunyai daya tahan yang kuat dan teruji ketangguhannya dari direct hit krisis keuangan global. Secara makro, perbankan syariah dapat memberikan daya dukung terhadap terciptanya stabilitas sistem keuangan dan perekonomian nasional.

KETIGAsistem bagi hasil (profit-loss sharing) yang menjadi ruh perbankan syariah akan membawa manfaat yang lebih adil bagi semua pihak, baik bagi pemilik dana selaku deposan, pengusaha selaku debitur maupun pihak bank selaku pengelola dana.

Page 8: Kebanksentralan

Faktor Pendukung Perkembangan Perbankan Syariah

GENCARNYA PROGRAM EDUKASI

DAN

SOSIALISASI

FAKTOR PENDUKUNG

EKSPANSI JARINGAN KANTOR

PERBANKAN SYARIAH

UPAYA PENINGKATAN

KUALITAS LAYANAN (SERVICE

EXCELLENT)

PENGESAHAN BEBERAPA PRODUK

PERUNDAN-GAN

kedekatan kantor dan kemudahan akses menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi pilihan nasabah dalam membuka rekening di bank syariah.

kepada masyarakat mengenai produk dan layanan perbankan syariahsemakin meningkatkankesadaran dan minat masyarakat.

Salah satunya adalah pemanfaatan akses teknologi

informasi, seperti layanan Anjungan

Tunai Mandiri (ATM), mobile banking maupun internet

banking.

memberikan kepastian hukum dan meningkatkan aktivitas pasar

keuangan syariah, seperti: (i) UU No.21 tahun

2008 tentang Perbankan Syariah; (ii) UU No.19 tahun 2008 tentang

Surat Berharga Syariah Negara (sukuk);

dan (iii) UU No.42 tahun 2009 tentang Amandemen Ketiga UU No.8 tahun 1983 tentang PPN Barang dan Jasa

Page 9: Kebanksentralan

TANTANGAN PENGEMBANGAN PERBANKAN SYARIAH

JANGKA PENDEK

1. Pemenuhan gap sumber daya insani (SDI), baik secara kuantitas maupun kualitas.

2. Inovasi pengembangan produk dan layanan perbankan syariah yang kompetitif dan berbasis kekhususan kebutuhan masyarakat.

3. Kelangsungan program sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat.

1. Perlunya kerangka hukum yang mampu menyele-saikan permasalahan keuangan syariah se-cara komprehensif.

2. Perlunya kodifikasi produk dan standar regulasi yang bersifat nasional dan global untuk menjem-batani perbedaan dalam ‘fiqh muam-malah’.

3. Perlunya referensi nilai im-bal hasil (rate of return) bagi keuangan syariah.

JANGKA PAN-JANG

Page 10: Kebanksentralan

PERKEMBANGAN PERBANKAN MENGHADAPI MEA 2015

Bank syariah terbesar di Indonesia saat ini baru mampu membukukan aset sekitar

US$5,4 miliar sehingga belum ada yang masuk

ke dalam jajaran 25 bank syariah dengan aset terbesar di dunia (Tabel 1).

Sebagian pihak menkhawatirkan hadirnya kesepakatan Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) 2015 sebagai sebuah ancaman karena pasar potensial domestik akan di-ambil oleh

pesaing dari negara lain. Kekhawati-ran

tersebut tidak beralasan jika memang kita mampu menunjukkandaya saing (competitiveness) yang tinggi. Apakah industri perbankan

syariah Indonesia siap menghadapi MEA

2015?

Page 11: Kebanksentralan

Thanks You