Keb Eliminasi (Repaired)

29
KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan YME atas Rahmatnya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini yang membahas tentang kebutuhan dasar eliminasi. Terima kasih kami ucapkan kepada para pengajar atas bimbingan dan pendidikan yang diberikan sehingga kami dapat menyelesaikan tugas ini dengan baik. Makalah ini merupakan hasil diskusi kelompok kami dengan materi eliminasi. Pembahasan di dalamnya kami dapatkan dari kuliah, browsing internet, diskusi anggota, dll. Dengan pemahaman berdasarkan pokok bahasan masalah kebutuhan dasar eliminasi pada manusia. Kami sadari makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Kritik dan saran yang membangun dari semua pihak sangat kami harapkan demi kesempurnaannya. Demikian yang dapat kami sampaikan, semoga makalah ini dapat bermanfaat khususnya bagi kami yang sedang menempuh pendidikan dan dapat dijadikan pelajaran bagi temanteman dan kami khususnya.

description

askep

Transcript of Keb Eliminasi (Repaired)

Page 1: Keb Eliminasi (Repaired)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan YME atas Rahmatnya sehingga kami dapat

menyelesaikan tugas makalah ini yang membahas tentang kebutuhan dasar eliminasi.

Terima kasih kami ucapkan kepada para pengajar atas bimbingan dan pendidikan yang

diberikan sehingga kami dapat menyelesaikan tugas ini dengan baik.

Makalah ini merupakan hasil diskusi kelompok kami dengan materi eliminasi.

Pembahasan di dalamnya kami dapatkan dari kuliah, browsing internet, diskusi anggota, dll.

Dengan pemahaman berdasarkan pokok bahasan masalah kebutuhan dasar eliminasi pada

manusia.

Kami sadari makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Kritik dan saran yang

membangun dari semua pihak sangat kami harapkan demi kesempurnaannya.

Demikian yang dapat kami sampaikan, semoga makalah ini dapat bermanfaat khususnya

bagi kami yang sedang menempuh pendidikan dan dapat dijadikan pelajaran bagi temanteman

dan kami khususnya.

Page 2: Keb Eliminasi (Repaired)

Konsep dasar

A. Pengertian Eliminasi

Menurut kamus bahasa Indonesia, eliminasi adalah pengeluaran, penghilangan,

penyingkiran, penyisihan.Dalam bidang kesehatan, Eliminasi adalah proses pembuangan

sisa metabolisme tubuh baik berupa urin atau bowel (feses).Eliminasi pada manusia

digolongkan menjadi 2 macam, yaitu:

1. Defekasi

Buang air besar atau defekasi adalah suatu tindakan atau proses makhluk hidup

untuk membuang kotoran atau tinja yang padat atau setengah-padat yang berasal

dari sistem pencernaan (Dianawuri, 2009).

2. Miksi

Miksi adalah proses pengosongan kandung kemih bila kandung kemih terisi. Miksi ini

sering disebut buang air kecil.

Sistem tubuh yang berperan dalam prose eliminasi alvi (buang air besar) adalah sistem gastrointestinal bawah yang meliputi usus halus dan usus besar.

Page 3: Keb Eliminasi (Repaired)

Usus halus terdiri atas duodenum, jejenum dan ileum dengan panjang kurang lebih 6 meter dan berdiameter 2,5 cm, serta berfungsi sebagai tempat absorpsi elektrolit Na, Cl, K, Mg, HCO3, dan Ca. Usus besar dimulai dari rektum, kolon hingga anus yang memiliki panjang kurang lebih 1,5 meter atau 50-60 inci dengan diameter 6cm. Usus besar merupakan bagian bawah atau bagian ujung dari saluran pencernaan, dimulai dari katup ileum sampai ke dubur (anus).

Batas antar usus besar dan ujung usus halus adalah katup ileocaecal. Katup ini biasanya mencegah zat yang masuk ke usus besar sebelum waktunya, dan mencegah produk buangan untuk kembali ke usus halus. Produk buangan yang masuk ke usus besar berbentuk cair. Setiap hari saluran anus menyerap sekitar 800-1000 ml cairan. Penyerapan inilah yang menyebabkan feses mempunyai bentuk dan berwujud setengah padat. Jika penyerapan tidak baik, produk buangan cepat melalui usus besar, maka akan terlalu banyak air menyababkan feses berupa lunak dan berair. Jika feses terlalu lama dalam usus besar, maka feses menjadi kering dan dan keras.

Kolon sigmoid mengandung feses yang sudah siap untuk dibuang dan diteruskan ke dalam rektum. Panjang rektum adalah 12 cm (5 inci), 2,5 inci merupakan saluran anus. Dalam rektum terdapat 3 lapisan jaringan transversal. Segitiga lapisan tersebut merupakan rektum yang menahan feses untuk sementara. Setiap lipatan mempunyai arteri dan vena.

Gerakan peristaltik yang kuat dapat mendorong feses ke depan. Gerakan ini terjadi 1-4 kali dalam waktu 24 jam. Peristaltik sering terjadi sesudah makan. Biasanya 1/2 – 1/3 dari produk buangan hasil makanan dicernakan dalam waktu 24 jam, dibuang dalam feses, dan sisanya sesudah 24 – 48 jam berikutnya.

Makanan yang diterima oleh usus dari lambung dalam bentuk setengah padat, atau dikenal dengan nama chyme, baik berupa air, nutrien maupun elektrolit kemudian akan diarbsorpsi. Usus akan mensekresi mukus, kalium, bikarbonat, dan enzim. Secara umum kolon berfungsi sebagai tempat arbsorpsi, proteksi, sekresi dan eliminasi. Proses perjalanan makanan dari mulut hingga rektum membutuhkan waktu kurang lebih 12 jam. Proses perjalanan makanan, khususnya pada daerah kolon, memiliki beberapa gerakan, diantaranya haustral suffing atau dikenal dengan gerakan mencampur zat makanan dalam bentuk padat untuk mengabsorpsi air ; kontraksi haustral atau gerakan mendorong zat makanan/air pada daerah kolon ; dan gerakan peristaltik, yaitu gerakan maju ke anus.

Otot melingkar (sfingter) bagian dalam dan luar saluran abus menguasai pebuangan feses dan gas dari anus. Rangsangan motorik disalurkan oleh sistem simpatis dan rangsangan penghalang oleh sistem parasimpatis. Bagian dari sistem saraf ini memiliki sistem kerja yang berlawanan dan keseimbangan yang dinamis. Sfingter luar anus merupakan otot bergaris yang berada di bawah penguasaan parasimpatis. Baik di waktu sakit maupun sehat dapat terjadi gangguan pada fungsi normal pembuangan oleh usus yang dipengaruhi oleh jumlah, sifat cairan, makanan yang masuk, taraf kegiatan, dan keadaan emosi.

TANDA DAN GEJALA MASALAH ELIMINASI

Page 4: Keb Eliminasi (Repaired)

SISA METABOLISME DAN SISA PENCERNAAN

Kebutuhan Eliminasi

Kebutuhan eliminasi terdiri atas dua, yakni eliminasi urine (sisa metabolisme) dan elimiasi alvi/kebutuhan buang air besar (sisa pencernaan)

Kebutuhan Eliminasi Urine

Organ Yang Berperan Dalam Eliminasi Urine

Organ yang berperan dalam terjadinya eliminasi urine adalah ginjal, ureter, kandung kemih, dan uretra. Peranan masing-masing organ tersebut diantaranya:

A. Ginjal

Ginjal merupakan organ retroperitoneal (di belakan selaput perut)nyang terdiri atas ginjal sebelah kiri dan kanan tulang punggung. Ginjal berperan sebagai pengatur komposisi dan volume cairan dalam tubuh. Ginjal juga menyaring bagian dari darah untuk di buang dalam bentuk urine sebagai zat sisa yang tidak di perlukan oleh tubuh.

B. kandung kemih

Kandung kemih merupakan sebuah kantong yang terdiri atas otot halus yang berfungsi sebagai penampung air seni / urine.

C. Uretra

Uretra merupakan organ yang berfungsi untuk menyalurkan urine ke bagian luar. Fungsi uretra pada wanita mempunyai fungsi berbeda denagn yang terdapat pada pria. Pada pria, uretra digunakan sebagai tempat pengaliran urine dan sisitem reproduksi berukuran panjang ±20 cm, sedangkan pada wanita memiliki panjang 4-6,5 cm san hanya berfungsi untuk menyalurkan urine ke bagian luar tubuh.

Page 5: Keb Eliminasi (Repaired)

Komposisi urine:

1. air (96 %)

2. larutan (4 %)

a. larutan organik (urea, amonia, kreatin dan asam urat)

b. laarutan anorganik (natrium, klorida, kalium,sulfat)

Faktor Yang Mempengaruhi Eliminasi Urine

1. diet dan asupan (intake)

jumlah dan tipe makanan merupakan faktor utama yang mempengaruhi jumlah urine. Protein dan natrium dapat menentukan jumlah urine yang di bentuk. Selain itu, minum kopi juga dapat meningkatkan pembentukan urine.

2. respons keinginan awal untuk berkemih

kebiasaan mengabaikan keinginan awal untuk berkemih dapat menyebabkan urine banyak tertahan di dalam vesika urinaria. Sehingga mempengaruhi ukuran vesika urinaria dan jumlah pengeluaran urine.

3. gaya hidup

perubahan gaya hidup dapat mempengaruhi pemenuhan kebutuhan eliminasi. Hal ini terkait dengan tersedianya fasilitas toilet.

4. stres psikologis

meningkatnya stres dapat meningkatkan frekuensi keinginan berkemih.

5. tingkat aktivitas

6. tingkat perkembangan

7. kondisi penyakit

kondisi penyakit dapat mempengaruhi produksi urime, seperti Diabetes Melitus

Page 6: Keb Eliminasi (Repaired)

8. Sosiokultural

9. kebiasaan sesorang

10. pemeriksaan diagnostik

Gangguan/Masalah Kebutuhan Eliminasi Urine

a. retensi urine

retensi urine merupakan penumpukan urine dalam kandung kemih akibat ketidakmampuan kandung kemihuntuk mengosongkan kandong kemih.

Tanda klinis retensi:

o ketidaknyamanan daerah pubis

o distensi vesika urinaria

o ketidak sanggupan untuk berkemih

o sering berkemih, saat vesika urinaria berisi sedikit urine. ( 25-50 ml)

o ketidakseimbangan jumlah urine yang dikeluarkan dengan asupannya

o meningkatkan keresahan dan keinginan berkemih

o adanya urine sebanyak 3000-4000 ml dalam kandung kemih.

Penyebab:

o operasi pada daerah abdomen bawah, pelvis vesika urinaria

o trauma sum sum tulang belakng

o tekanan uretra yang tinggi karena otot detrusor yang lemah

o sphincter yang kuat

o sumbatan (striktur uretra dan pembesaran kelenjar prostat)

Page 7: Keb Eliminasi (Repaired)

b. Inkontinesia Urine

merupakan ketidakmampuan otot spinkter eksternal sementara atau menetap untuk mengontrol eksresi urin. Penyebab nya: proses penuaan (aging prodess), pembesaran kelnjar prostat, serta penurunan kesadaran serta penggunaan obat narkotik.

c. Enuresis

merupakan ketidaksanggupan menahan kemih (ngompol) yang di akibatkan tidak mampu mengontrol sphincter eksterna. Biasanya enuresis terjadi pada anak atau orang jompo.

Faktor penyebab:

o Kapasitas vesika urinaria lebih besar dari normal

o Vesika urinaria peka ransang, dan seterusnya tidak dapat menampung urine dalam jumlah besar

o Suasana emosional yang tidak menyenangkan di rumah

o Infeksi saluran kemih, perubahan fisik, atau neorologis sistem perkemihan

o Makanan yang banyak mengandung garam dan mineral

o Anak yang takut jalan gelap untuk ke kamar mandi.

d. Perubahan Pola Eliminasi Urine

Merupakan keadaan seseorang yang mengalami gangguan pada eliminasi urine karena obstruksi anatomis, kerusakan motorik sensorik, dan infeksi saluran kemih. Perubahan pola eliminasi urin terdiri atas:

a. frekuensi

b. urgensi

c. disuria

d. poliuria

e. urinaria supresi.

Page 8: Keb Eliminasi (Repaired)

Kebutuhan Eliminasi Alvi (Buang Air Besar)

Sistem Yang Berperan Dalam Eliminasi Alvi

sistem tubuh yang berperan dalam proses eliminasi alvi (buang air besar) adalah sistem gastrointertinal yang meliputi usus halus dan usus besar. Usus halus terdiri atas duodenum, jejunum, dan ileum dengan panjang ± 6 m.

Proses Buang Air Besar (Defekasi)

Defekasi adalah proses pengosongan usus yang sering disebut buang air besar.

Gangguan/ Masalah Eliminasi Alvi

a. konstipasi

merupan keadaan individu yang mengalami atau berisisko tinggi mengalami stasis usus besar sehingga menimbulkan eliminasi yang jarang atau keras, serta tinja yang keluar jadi terlalu kering dan keras.

Tanda klinis:

o adanya feses yang keras

o defekasi kurang dari 3 kali seminggu

o menurunnya bising usus

o adanya keluhan pada rektum

o nyeri pada saat mengejan dan defekasi

o adanya perasaan masih ada sisa feses

kemungkinan penyebab:

o defek persarafan, kelemahan pelvis, immobilitas karena cidera serebrospinalis, dll

o pola defekasi yang tidak teratur

o nyeri saat defekasi karena hemorroid

o menurunnya peristaltik karena stres psikologis

Page 9: Keb Eliminasi (Repaired)

o penggunaan obat seperti antasida

o proses menua/ usia lanjut

b. diare

merupakan keadaan individu yang mengalami atau berisiko sering mengalami pengeluaran feses dalam bentuk cair.

Tanda klinis:

o adanya pengeluaran feses cair

o frekuensi lebih dari 3 kali sehari

o nyeri atau kram abdomen

o bising usus meningkat

kemungkinan penyebab:

o malabsorpsi atau inflamsi, proses infeksi

o peningkatan peristaltik karean peningkatan metabolisme

o efek tindakan pembedahan usus

o efek penggunaan obat seperti antasida,antibiotik, dll

o stres psikologis

c. inkontinensia usus

merupakan keadaan individu yang mengalami perubahan kebiasaan dari proses defekasi normal, hingga mengalami proses pengeluaran feses tak di sadari.

Tanda klinis:

o pengeluaran feses yang tidak di kehendaki

kemungkinan penyebab:

o gangguan sphincter rektal akibat cedera anus, pembedahan dll

o distensi rektum berlebih

Page 10: Keb Eliminasi (Repaired)

o kurangnya kontrol sphincter akibat cedera medula spinalis, CVA dll

o kerusakan kognitif

d. kembung

merupakan keadaan penuh udara dalam perut karena pengumpulan gas secara berlebihan dalam lambung atau usus.

e. Hemorroid

Merupakan keadaan terjadinya pelebaran vena di daerah anus sebagai akibat peningkatan tekanan di daerah anus yang dapat di sebabklan karena konstipasi, peregangan saat defekasi dll

f. fecal impaction

merupakan massa feses keras dilipatan rektum yang di akibatkan oleh retensi dan akumulasi materi feses yang berkepanjangan. Penyebab nya yaitu asupan kurang, aktivitas kurang, diet rendah serat, dan kelemah tonus otot.

Faktor yang mempengaruhi proses defekasi

a. usia

b. diet

c. asupan cairan

d. aktivitas

e. pengobatan

f. gaya hidup

g. penyakit

h. nyeri

i. kerusakan sensoris dan motoris

Page 11: Keb Eliminasi (Repaired)

DAFTAR PUSTAKA

Page 12: Keb Eliminasi (Repaired)

Uliyah, musfiratul, 2008, keterampilan dasar praktik klinik untuk kebidanan, Jakarta: Salemba medika

ANATOMI DAN FISIOLOGI SISTEM PERKEMIHAN

ANATOMI DAN FISIOLOGI SISTEM PERKEMIHAN

I. Anatomi Sistem Perkemihan

Sistem perkrmihan terdiri dari :

1. Ginjal

Ginjal merupakan organ yang berpasangan dan berbentuk seperti kacang. Terletak di kedua sisi kolumna vertebralis. Ginjal kanan sedikit lebih rendah dibandingkan dengan ginjal kiri karena tertekan kebawah oleh hati. Kutup atas ginjal kanan terletak setinggi kosta 12, sedangkan kutup atas ginjal kiri terletak setinggi kosta 11. Setiap ginjal pada orang dewasa memiliki panjang 12 sampai 13 cm, lebarnya 6 cm dan beratnya antara 120 sampai 150 gram. Ginjal diliputi oleh suatu kapsula fibrosa tipis mengkilat, terbagi menjadi dua bagian yaitu: bagian eksternal yang disebut Korteks, dan bagian internal disebut Medula.

Dilihat dari permukaan anterior, struktur ginjal terdiri dari; arteri dan vena renalis, saraf dan pembuluh getah bening yang keluar dan masuk melalui hilus, ureter.

Darah dialirkan ke dalam setiap ginjal melalui arteri renalis dan keluar dari dalam ginjal melalui vena renalis. Arteri renalis berasal dari aorta abdominalis dan vena renalis membawa darah kembali ke dalam vena kava inferior.Aliran darah yang melalui ginjal jumlahnya 25% dari curah jantung.

Dilihat dari potongan longitudinal, struktur ginjal terdiri dari: Kapsula, Korteks, Piramid medula, nefron (terdiri dari glomerulus dan tubulus: proksimal, ansa Henle, distal), kaliks (minor dan mayor), pelvis ginjal dan ureter.

Penyakit ginjal dimanifestasikan dengan adanya perubahan struktur ginjal, yaitu adanya perbedaan panjang dari kedua ginjal yang lebih dari 1,5 cm.

Page 13: Keb Eliminasi (Repaired)

2. Ureter

Ureter merupakan pipa panjang dengan dinding yang sebagian besar terdiri atas otot polos. Setiap ureter memiliki panjang 10 sampai 12 inci, Organ ini menghubungkan setiap ginjal dengan kandung kemih. Organ ini berfungsi sebagai pipa untuk menyalurkan urin ke kandung kemih.

3. Vesica Urinaria (Kandung Kemih)

Kandung kemih adalah satu kantung berotot yang sebagian besar dindingnya terdiri dari otot polos disebut muskulus detrusor yang dapat mengempis, terletak dibelakang simfisis pubis. Kontraksi otot ini terutama berfungsi untuk mengosongkan kandung kemih pada saat BAK. Organ ini berfungsi sebagai wadah sementara untuk menampung urin dan mendorong kemih keluar tubuh dibantu oleh uretra.

4. Uretra

Uretra adalah saluran kecil yang dapat mengembang, berjalan dari kandung kemih sampai ke luar tubuh. Panjang uretra pada wanita 1,5 inci dan pada laki-laki sekitar 8 inci.

5. Meatus urinarius (Muara uretra)

II. Fisiologi Sistem Perkemihan

Ginjal berfungsi sebagai organ ekskresi yang utama dari tubuh. Fungsi utama ginjal mempertahankan volume dan komposisi cairan ekstrasel dalam batas normal. Komposisi dan volume cairan ekstrasel ini dikontrol oleh filtrasi glomerulus, reabsorpsi dan sekresi tubulus.

Darah dialirkan ke dalam setiap ginjal melalui arteri renalis dan keluar dari dalam ginjal melalui vena renalis. Arteri renalis berasal dari aorta abdominalis dan vena renalis membawa darah kembali ke dalam vena kava inferior.Aliran darah yang melalui ginjal jumlahnya 25% dari curah jantung.

Urin terbentuk di nefron. Proses pembentukan urin dimulai ketika darah mengalir lewat glomerulus. Ketika darah berjalan melewati sruktur ini, filtrasi terjadi. Air, elektrolit dan molekul kecil akan dibiarkan lewat, sementara molekul besar (protein, sel darah merah dan putih, trombosit) akan tetap tertahan dalam aliran darah. Cairan disaring lewat dinding jonjot-jonjot kapiler glomerulus dan memasuki tubulus, cairan ini disebut “filtrat”. Di dalam tubulus ini sebagian substansi secara selektif diabsorpsi ulang ke dalam darah,sebagian lagi disekresikan dari darah ke dalam filtrate yang mengalir disepanjang tubulus. Filtrat ini akan dipekatkan dalam tubulus distal serta duktus pengumpul, dan kemudian menjadi

Page 14: Keb Eliminasi (Repaired)

urin yang akan mencapai pelvis ginjal. Kemudian urin yang terbentuk sebagai hasil dari proses ini diangkut dari ginjal melalui ureter ke dalam kandung kemih (tempat sementara urin disimpan). Pada saat urinasi, kandung kemih berkontraksi dan urin akan diekskresikan dari tubuh lewat uretra.

Fungsi utama ginjal adalah :

A. Fungsi Ekskresi

1. Mempertahankna osmolalitas plasma (285 m Osmol) dengan mengubah-ubah ekskresi air.

2. Mempertahankan kadar elektrolit plasma.

3. Mempertahankan pH plasma (7,4) dengan mengeluarkan kelebihan H+ dan membentuk kembali HCO3.

4. Mengekskresikan produk akhir nitrogen dari metabolisme protein (urea, asam urat dan kreatinin)

B. Fungsi Non Ekskresi

1. Menghasilkan renin untuk pengaturan tekanan darah.

2. Menghasilkan eritropoietin untuk stimulasi produksi sel darah merah oleh sumsum tulang.

3. Metabolisme vitamin D.

4. Degradasi insulin.

5. Menghasilkan prostaglandin.

III. Pengkajiaan : Pemeriksaan fisik perkemihan

Pengkajian fisik pada disfungsi renal dilakukan pengkajian secara menyeluruh, karena disfungsi renal mempengaruhi semua sistem tubuh., namun pengkajian secara sfesifik harus berfokus pada traktus urinarius.

A. Palpasi: dapat membantu menentukan ukuran dan mobilitas ginjal.

- dapat dirasakan kutub ginjal yang licin dan bulat di antara kedua belah tangan. Ginjal kanan lebih mudah diraba dibandingkan dengan ginjal kiri, karena letak ginjal kanan lebih rendah dibandingkan dengan ginjal kiri.

Page 15: Keb Eliminasi (Repaired)

- Adanya nyeri tekan di daerah angulus kostovertebralis yang terletak pada tempat iga keduabelas (iga paling bawah)

- Pemeriksaan rektal pada pasien laki-lak, kelenjar prostat harus dipalpasi dengan ujung-ujung jari tangan untuk mengetahui kelainan kemih ketika terjadi hyperplasia prostat.

- Pemeriksaan daerah inguinal untuk mengetahui adanya pembesaran nodus limfatikus, hernia inguinal atau femoral dan varikokel. Pada wanita dilakukan pemeriksaan vulva, uretra dan vagina.

B. Auskultasi

Auskultasi pada kuadran atas abdomen untuk mendeteksi bruit (suara vaskuler yang dapat menunjukkan stenosis pembuluh arteri renal)

C. Pada saat pemeriksaan fisik, kaji adanya edema pada muka dan ekstremitas yang menunjukkan adanya retensi cairan.

IV. Evaluasi Diagnostik

A. Urinalisis: pemeriksaan urin routin yang mengevaluasi tentang warna dan kejernihan urin, bau, keasaman dan berat jenis, ada tidaknya; proteinuria,glukosuria, ketonuria, pemeriksaan mikroskopik; hamaturia, sel darah putih, silindruria, kristaluria, piuria bakteriuria.

B. Pengumpulan sample urin : pengumpulan urin 24 jam dan specimen urin Midstream.

C. Pemeriksaan fungsi ginjal: klirens kreatinin, BUN (Blood Urea Nitrogen), kedua pemeriksaan ini memberikan informasi tentang efektifitas fungsi ekskresi ginjal.

D. Ultrasound (USG) untuk mengidentifikasi abnormalitas seperti: akumulasi cairan, massa, malformasi, perubahan ukuran organ dan obstruksi.

E. Pemeriksaan sinar-X dan pencitraan lainnya:

F. Kidney Ureter and Bladder (KUB): pemeriksaan ini untuk melihat ukuran, bentuk serta posisi ginjal, serta mengidentifikasi kelainan ginjal seperti: batu dalam ginjal atau traktus urinarius, hidronefrosis (distensi pelvis ginjal), kista, tumor.

G. Pemindai CT dan MRI (Magnetik Resonance Imaging). Kedua pemeriksaan ini memberikan informasi tentang luasnya lesi invasif pada ginjal.

Page 16: Keb Eliminasi (Repaired)

H. IVP (Intravenous pyelogram), Pielografi Retrograd

I. Pielografi Retrograf: kateter uretra dimasukkan lewat ureter ke dalam pelvis ginjal dengan bantuan sistoskopi. Pemeriksaan ini dilakukan apabila pemeriksaan IVP hasilnya tidak jelas.

J. Sistogram: kateter dimasukkan ke dalam kandung kemih kemudian kontras disemprotkan. Pemeriksaan ini untuk melihat dinding kandung kemih serta mengevaluasi refluks vesikouretral.

K. Sistouretrogram: menghasilkan visualisasi uretra dan kandung kemih.

L. Angiografi Renal : Pemeriksaan ini mengevaluasi dinamika aliran darah (visualisasi arteri renalis), membedakan kiste renal dengan tumor renal.

Usus Halus

Usus halus relatif panjang – kira-kira 6 m – dan ini memungkinkan kontak

yang lama antara makanan dan enzim-enzim pencernaan serta antara hasil-hasil

pencernaan dan sel-sel absorptif epitel pembatas. Usus halus terdiri atas 3 segmen:

duodenum, jejunum, dan ileum.

Membran mukosa usus halus menunjukkan sederetan lipatan permanen

yang disebut plika sirkularis atau valvula Kerkringi. Pada membran mukosa

terdapat lubang kecil yang merupakan muara kelenjar tubulosa simpleks yang

dinamakan kelenjar intestinal (kriptus atau kelenjar Lieberkuhn). Kelenjarkelenjar

intestinal mempunyai epitel pembatas usus halus dan sel-sel goblet (bagian

atas).

Mukosa usus halus dibatasi oleh beberapa jenis sel, yang paling banyak

adalah sel epitel toraks (absorptif), sel paneth, dan sel-sel yang mengsekresi

polipeptida endokrin.

1. Sel toraks adalah sel-sel absorptif yang ditandai oleh adanya permukaan apikal

yang mengalami spesialisasi yang dinamakan ”striated border” yang tersusun

Page 17: Keb Eliminasi (Repaired)

atas mikrovili. Mikrovili mempunyai fungsi fisiologis yang penting karena

sangat menambah permukaan kontak usus halus dengan makanan. Striated

border merupakan tempat aktivitas enzim disakaridase usus halus. Enzim ini

terikat pada mikrovili, menghidrolisis disakarida menjadi monosakarida,

sehingga mudah diabsorbsi. Di tempat yang sama diduga terdapat enzim

dipeptidase yang menghidrolisis dipeptida menjadi unsur-unsur asam

aminonya. Fungsi sel toraks usus halus lebih penting adalah mengabsorbsi zatzat

sari-sari yang dihasilkan dari proses pencernaan.

2. Sel-sel goblet terletak terselip diantara sel-sel absorpsi, jumlahnya lebih sedikit

dalam duodenum dan bertambah bila mencapai ileum. Sel goblet menghasilkan

glikoprotein asam yang fungsi utamanya melindungi dan melumasi mukosa

pembatas usus halus.

3. Sel-sel Paneth (makrofag) pada bagian basal kelenjar intestinal merupakan sel

eksokrin serosa yang mensintesis lisosim yang memiliki aktivitas antibakteri

dan memegang peranan dalam mengawasi flora usus halus.

4. Sel-sel endokrin saluran pencernaan. Hormon-hormon saluran pencernaan

antara lain: sekretin, dan kolesistokinin (CCK). Sekretin berperan sekresi

cairan pankreas dan bikarbonat. Kolesistokinin berperan merangsang kontraksi

kandung empedu dan sekresi enzim pankreas. Dengan demikian, aktivitas

sistem pencernaan diregulasi oleh sistem saraf dan hormon-hormon peptida.

Usus besar

Usus besar terdiri atas membran mukosa tanpa lipatan kecuali pada bagian

distalnya (rektum) dan tidak terdapat vili usus. Epitel yang membatasi adalah

toraks dan mempunyai daerah kutikula tipis. Fungsi utama usus besar adalah:

1. untuk absorpsi air dan

Page 18: Keb Eliminasi (Repaired)

2. pembentukan massa feses,

3. pemberian mukus dan pelumasan permukaan mukosa, dengan demikian

banyak sel goblet.

Lamina propria kaya akan sel-sel limfoid dan nodulus limfatikus. Nodulus

sering menyebar ke dalam dan menginvasi submukosa. Pada bagian bebas kolon,

lapisan serosa ditandai oleh suatu tonjolan pedunkulosa yang terdiri atas jaringan

adiposa – appendices epiploidices (usus buntu).

Pada daerah anus, membran mukosa mempunyai sekelompok lipatan

longitudinal, collum rectails Morgagni. Sekitar 2 cm di atas lubang anus mukosa

usus diganti oleh epitel berlapis gepeng. Pada daerah ini, lamina propria

mengandung pleksus vena-vena besar yang bila melebar berlebihan dan mengalami

varikosa mengakibtakan hemoroid.

ANATOMI DAN FISIOLOGI GINJAL

A. GINJAL

Ginjal (ren) manusia berjumlah sepasang, terletak di rongga perut sebelah kanan depan dan kiri depan ruas-ruas tulang belakang bagian pinggang. Ginjal kanan lebih rendah dari pada ginjal kiri karena di atas ginjal kanan terdapat hati. Ginjal berbentuk seperti biji ercis dengan panjang sekitar 10 cm dan berat sekitar 200 gram. Ginjal yang dibelah secara membujur akan memperlihatkan bagian-bagian korteks yang merupakan lapisan luar. Medula (sumsum ginjal), dan pelvis (rongga ginjal). Di bagian korteks terdapat jutaan alat penyaring yang disebut nefron. Setiap nefron terdiri atas badan Malpighi dan tubulus kontortus. Badan Malpighi terdiri atas kapsula (simpai) Bowman Dan glomerulus. Glomrerulus merupakan anyaman pembuluh kapiler. Kapsula Bowman berbentuk mangkuk yang mengelilingi glomerulus.'I'ubulus kontortus terdiri atas tubulus kontortus proksimal. tubulus kontortus distal. Dan tubulus kontortus kolektivus. Di antara tubuIus kontortus proksimal dan tubulus kontortus distal terdapat gelung /lengkung Henle pars ascenden (naik) dan pars descenden (turun).

Penamaan beberapa bagian ginjal mengambil nama ahli yang berjasa dalam penelitian ginjal. Kapsula Bowman mengambil nama William Bowman (l816 – 1892). Seorang ahli bedah yang merupakan perintis di bidang saluran kentih yang mengidentifikasi kapsula tersebut. Lengkung Henle meugambil nama Jacob Henle (1809-1885), seorang ahli anatomi berkebangsaan Jerman yang mendeskripsikan lengkung di dalam ginjal tersebut. Glomerulus di identifikasi oleh seorang ahli mikroanatomi berkebangsaan ltalia

Page 19: Keb Eliminasi (Repaired)

bernama Marcerllo Malpighi (1628-1694). Ginjal merupakan alat pengeluaran sisa metabolisme dalam bentuk urine yang di dalamnya mengandung air, amoniak (NH3), ureum, asam urat dan garam mineral tertentu. Penderita diabetes miletus urine mengandung glukosa.

1. Ginjal meliputi :

a. Lapisan luar (korteks/ kulit ginjal) yang mengandung kurang lebih 1 juta nefron. Tiap nefron terdiri atas badan malpighi (badan renalis) yang tersusun dari kapsula bowman dan glomerulus.

b. Lapisan dalam (medula/ sumsum ginjal) yang terdiri atas tubulus kontortus yang bermuara pada tonjolan papila di ruang (pelvis renalis). Tubulus kontortus terdiri atas tubulus kontortus proksimal dan tubulus kontortus distal.

2. Nefron terdiri dari :

a. Kapsula bowman: Mengumpulkan filtrat glomerulus

b. Tubulus proksimal (pars desendens): Reabsorpsi dan sekresi tidak terkontrol zat-zat tertentu berlangsung disini dan Sangat permeable terhadap H2O tetapi tidak secara aktif mengeluarkan Na+ (merupakan satu-satunya segmen tubulus yang tidak melakukannya).

c. Lengkung Henle: Membentuk gradient osmotic di medulla ginjal yang penting dalam kemampuan ginjal menghasilkan urin dengan berbagai konsentrasi.

d. Tubulus distal (pars ascendens): Sekresi dan reabsorpsi tidak terkontrol zat-zat tertentu berlangsng disini dan Secara aktif mengangkut NaCl keluar dari lumen tubulus ke dalam cairan interstisium disekitarnya dan selalu impermeable terhadap H2O, sehingga garam keluar dari cairan tubulus tanpa secara osmotis diikuti oleh H2O.

e. Tubulus pengumpul: Reabsorpsi H2O dalam jumlah bervariasi berlangsung disini, cairan yang meninggalkan tubulus pengumpul menjadi urin, yang kemudian masuk ke pelvis ginjal.

B. FUNGSI GINJAL

Ginjal merupakan alat ekskresi penting yang mempunyai beberapa fungsi, antara lain menyaring darah sehingga menghasilkan urine; mengekskresikan zat-zat yang membahayakan tubuh. misalnya protein-protein asing yang masuk ke dalam tubuh, urea, asam urat. dan bermacam -macam garam; mengekskresikan zat-zat yang jumlahnya berlebihan, misalnya kadar gula darah yang melebihi normal, mempertahankan tekanan osmosis cairan ekstraseluler; dan mempertahankan keseimbangan asam dan basa. Mengekskresikan zat-zat yang merugikan bagi tubuh, antara lain :

1. Urea, asam urat, amoniak, creatinin

2. Garam anorganik

3. Bacteri dan juga obat-obatan

Page 20: Keb Eliminasi (Repaired)

4. Mengekskresikan gula kelebihan gula dalam darah

5. Membantu keseimbangan air dalam tubuh, yaitu mem-pertahankan tekanan osmotik ektraseluler

6. Mengatur konsentrasi garam dalam darah dan keseimbangan asam basa darah.

C. PROSES PEMBENTUKAN URINE

Terdapat 3 proses penting yang berhubungan dengan proses pembentukan urine, yaitu:

1. Filtrasi (penyaringan): kapsula bowman dari badan malpighi menyaring darah dalam glomerus yang mengandung air, garam, gula, urea dan zat bermolekul besar (protein dan sel darah) sehingga dihasilkan filtrat glomerus (urine primer). Di dalam filtrat ini terlarut zat yang masih berguna bagi tubuh maupun zat yang tidak berguna bagi tubuh, misal glukosa, asm amino dan garam-garam.

2. Reabsorbsi (penyerapan kembali) : dalam tubulus kontortus proksimal zat dalam urine primer yang masih berguna akan direabsorbsi yang dihasilkan filtrat tubulus (urine sekunder) dengan kadar urea yang tinggi.

3. Agar dapat terjadi reabsorpsi H2O menembus suatu segmen tubulus, ada dua kriteria yang harus dipenuhi: Harus terdapat gradien osmotic melintasi tubulus dan Segmen tubulus harus permeabel terhadap H2O

Tubulus distal dan pengumpul bersifat impermeabel terhadap H2O, kecuali apabila terdapat vasopressin yang juga dikenal sebagai hormon antidiuretik, yang meningkatkan permeabilitas keduanya terhadap H2O. Vasopresin (asam amino 9 peptida) dihasilkan oleh badan sel neuron spesifik di hipotalamus, suatu bagian otak, kemudian disimpan di kelenjar hipofisis posterior, yang melekat ke hipotalamus melalui sebuah tangkai penghubung tipis. Hipotalamus mengontrol pengeluaran vasopresin dari hipofisis posterior ke dalam darah. Melalui mekanisme umpan-balik negatif, sekresi vasopresin dirangsang oleh defisit H2O sewaktu H2O harus dihemat oleh tubuh dan dihambat oleh kelebihan H2O sewaktu kelebihan tersebut harus dieliminasi melalui urin.

Vasopresin mencapai membran basolateral sel-sel tubulus yang melapisi tubulus distal dan pengumpul melalui sistem sirkulasi, dan kemudian berikatan dengan reseptor yang spesifik untuknya. Pengikatan ini mengaktifkan sistem perantara kedua AMP siklik, yang akhirnya meningkatkan permeabilitas membran luminal di seberangnya terhadap H2O dengan meningkatkan jumlah saluran H2O di membran. Dengan membolehkan lebih banyak H2O yang merembes dari lumen, saluran-saluran tambahan tersebut meningktakan reabsorpsi H2O. Saluran-saluran tersebut kembali seperti semula apabila sekresi vasopresin berkurang dan aktivitas AMP siklik juga menurun. Dengan demikian, permeabilitas H2O menurun apabila sekresi vasopresin berkurang. Apabila sekresi vasopresin meningkat sebagai respons terhadap defisit H2O dan demikian permeabilitas tubulus distal dan pengumpul terhadap H2O meningkat.

Page 21: Keb Eliminasi (Repaired)

Vasopresin mendorong penghematan H2O oleh tubuh, hormon ini tidak dapat secara total menghentikan pembentukan urin, bahkan apabila orang yang bersangkutan tidak mendapat H2O, karena H2O dalam jumlah minimum harus tetap dikeluarkan bersama dengan zat-zat terlarut sisa.

Vasopresin mempengaruhi permeabilitas H2O hanya di tubulus distal dan pengumpul. Hormon ini tidak memiliki pengaruh 80% H2O yang difiltrasi yang secara obligatorik direabsorpsi tanpa kontrol di tubulus proksimal dan langkung Henle.

Ekskresi (pengeluaran): dalam tubulus kontortus distal, pembuluh darah menambahkan zat lain yang tidak digunakan dan terjadi reabsornsi aktif ion Na+ dan Cl- dan sekresi H+ dan K+. Di tempat sudah terbentuk urine yang sesungguhnya yang tidak terdapat glukosa dan protein lagi, selanjutnya akan disalurkan ke tubulus kolektifus ke pelvis renalis.

Kemampuan mengekskresikan urin dengan konsentrasi bervariasi bergantung pada sistem arus balik medula dan vasopressin.

Setelah membahas bagaimana ginjal menangani berbagai zat terlarut dalam plasma, kita sekarang akan memusatkan perhatian pada penanganan H2O plasma oleh ginjal. Osmolalitas CES (konsentrasi zat terlarut) bergantungpada jumlah relative H2O dibandingkan dengan zat terlarut. Pada konsentrasi zat terlarut dan keseimbangan cairan normal, cairan tubuh dikatakan bersifat isotonic pada osmolaritas 300 miliosmol/liter (mOsm/l). Apabila terdapat banyak H2O relative terhadap jumlah zat terlarut, cairan tubuh bersifat hipotonik, yang berarti bahwa cairan tersebut terlalu encer dengan osmolaritas kurang dari 300 mOsm/l. Di pihak lain, apabila terjadi deficit H2O relative terhadap jumlah zat terlarut, caoran tuuh menjadi terlalu pekat dan bersifat hipertonik, dengan osmolaritas lebih dari 300 mOsm/l.

Pada cairan interstisium medulla kedua ginjal terdapat gradient osmotic vertical besar. Konsentrasi cairan interstisium secara progresif meningkat dari batas korteks turun ke kedalaman medulla ginjal sampai mencapai maksimum 1.200 mOsm/l pada manusia di taut dengan pelvis ginjal. Gradien osmotic vertical ini tetap konstan tanpa bergantung pada keseimbangan cairan tubuh. Adanya gradient ini memungkinkan ginjal menghasilkan urin dengan konsentrasi antara 100 sampai 1.200 mOsm/l, bergantung pada status hidrasi tubuh. Apabila tubuh berada dalam keseimbangan cairan yang ideal, dihasilkan urin isotonic dengan kecepatan 1 ml/menit. Apabila tubuh mengalami hidrasi berlebihan (terlalu banyak H2O), ginjal mampu menghasilkan urin encer dalam volume yang besar (sampai 25 ml/menit dan hipotonik, yaitu 100 mOsm/l), sehingga kelebihan H2O dapat dieliminasi dari tubuh. Sebaliknya ginjal mampu menghasilkan urin pekat dalam jumlah sedikit (sampai 0,3 ml/menit dengan konsentrasi hipertonik 1.200 mOsm/l) apabila tubuh mengalami dehidrasi (kekurangan H2O) sehingga H2O tertahan di dalam tubuh.

Dari kedua ginjal, urine dialirkan oleh pembuluh ureter ke kandung urine (vesika urinaria) kemudian melalui uretra, urine dikeluarkan dari tubuh. Banyak urine yang dikeluarkan tergantung dari banyaknya air yang diminum dan kadar ADH. Pengeluaran ADH dipengaruhi oleh: Peningkatan osmolalitas plasma dan Penurunan volume ekstraseluler efektif.

Perubahan Metabolisme Air Karena Pengaruh Vasopresin

Page 22: Keb Eliminasi (Repaired)

LFG

(ml/men)

Reabsorpsi

Air (%)

Volume air 24 jam (L)

Konsentrasi urin (mOsm/L)

Klirens air (L/hari)

Urin isotonic

Terhadap plasma

125 98.7 2.4 290

Ada vasopressin (antidiuresis maksimal)

125 99.7 0.5 1400 1.9

Tidak ada vasopressin (insipidus komplit)

125 87.1 23.3 30 20.9

K1H2O = V – Vosm.V (=KL Osm)

Posm

Vosm = osmolalitas urin

Posm = osmolalitas plasma

V = Volume urin