STKIP Kode : KEB. SPMI. B.8 KUSUMA NEGARA Edisi / Revisi ...
Keb. Aktivitas
-
Upload
krismaandiani -
Category
Documents
-
view
67 -
download
0
description
Transcript of Keb. Aktivitas
KEBUTUHAN AKTIVITAS
A. Pengertian Kebutuhan Aktivitas
Kebutuhan aktivitas adalah suatu kondisi di mana tubuh dapat melakukan
kegiatan dengan bebas (Kosier, 1989).
Sistem Tubuh Yang Berperan Dalam kebutuhan Aktivitas
a. Tulang
b. Otot dan tendon
c. Ligamen
d. Sistem Saraf
e. Sendi
Jenis-Jenis Mobilitas
1. Mobilitas penuh
Merupakan kemampuan seseorang untuk bergerak secara penuh dan bebas
sehinga dapat melakukan interaksi social dan menjalankan peran sehari-hari.
Mobiloitas penuh ini merupakan fungsi saraf motorik volunter dan sensorik
untuk dapat mengontrol seluruh area tubuh seseorang.
2. Mobilitas sebagian
Merupakan kemampuan seseorang untuk bergerak dengan batas jelas dan
tidak mampu bergerak secara bebas karena dipengaruhi oleh gangguan saraf
motoric dan sensorik pada area tubuhnya. Hal ini dapat dijumpai pada kasus
cidera atau patah tulang dengan pemasangan traksi. Pasien paraplegi dapat
mengalami mobilitas sebagian pada ekstremitas bawah karena kehilangan
control motoric dan sensorik. Mobilitas sebagian dibagi menjadi dua jenis,
yaitu :
a. Mobilitas sebagian temporer
Merupakan kemampuan individu untuk bergerak dengan batasan yang
sifatnya sementara. Hal tersebut dapat disebabkan oleh trauma
reversibel pada system musculoskeletal, contohnya adalah adanya
dislokasi sendi dan tulang.
1
b. Mobilitas sebagian permanen
Merupakan kemampuan individu untuk bergerak dengan batasan yang
sifatnya menetap. Hal tersebut disebabkan oleh rusaknya sistem saraf
yang reversibel, contohnya terjadinya terjadinya hemiplegia karena
stroke, paraplegi, karena cedera tulang belakang, poliomielitis karena
terganggunya sistem saraf motorik dan sensorik.
Faktor Yang Mempengaruhi Mobilitas
1. Gaya hidup
2. Proses penyakit/cedera
3. Kebudayaan
4. Tingkat energi
5. Usia dan status perkembangan
B. Diagnose Keperawatan pada Kebutuhan Aktivitas
a. Risiko Sindrom Disuse
Definisi : Berisiko terhadap pemburukan system tubuh akibat pengistirahatan atau
pembatasan muskuloskeletal yang diprogramkan atau yang tidak dapat
dihindari.
b. Hambatan Mobilitas di Tempat Tidur
Definisi : Keterbatasan pergerakan mandiri di satu posisi ke posisi lain di tempat
tidur.
c. Hambatan Mobilitas Fisik
Definisi : Keterbatasan pada pergerakan fisik tubuh atau satu atau lebih
ekstremitas secara mandiri dan tertatah.
d. Hambatan Mobilitas Berkursi Roda
Definisi : Keterbatasan kemampuan menggunakan kursi roda secara mndiri
didalam lingkungan.
e. Hambatan Mobilitas Berpindah
Definisi : Keterbatasan pergerakan mandiri di antara dua permukaan yang
berdekatan.
2
f. Hambatan Berjalan
Definisi : Keterbatasan pergerakan mandiri di dalam lingkungan menggunakan
kaki.
C. Data Mayor dan Minor Pada Diagnosa Pemenuhan Aktivitas
1. Risiko Sindrom Disuse
Batasan karakteristik
Adanya kelompok diagnosis keperawatan risiko atau aktual yang berhubungan
dengan ketidakefektifan:
Risiko kerusakan integritas kulit
Risiko konstipasi
Risiko gangguang fungsi pernapasan
Risiko gangguan perfusi jaringan perifer
Risiko infeksi
Risiko intoleransi aktivitas
Risiko hambatan mobilitas fisik
Risiko cedera
Risiko gangguan persepsi sensori
Ketidakberdayaan
Gangguan citra tubuh
2. Hambatan Mobilitas Di Tempat Tidur
Batasan karakteristik
Hambatan kemampuan utuk berbalik dari satu sisike sisi lain.
Hambatan kemampuan untuk beralih dari posisi terlentang ke posisi duduk
atau sebaliknya.
Hambatan kemapuan untuk “bergerak cepat” atau berpindah posisi secara
mandiri di tempat tidur.
Hambatan kemampuan untuk beralih dari posisi terlentang ke posisi
telungkup atau sebaliknya.
Hambatan kemampuan untuk beralih dari posisi terlentang ke posisi duduk
selonjor atau sebaliknya.
3
3. Hambatan Mobilisasi Fisik
Data Mayor
Hambatan kemampuan untuk bergerak dengan maksud tertentu di dalam
lingkungan (misalnya: mobilitas di tempat tidur, berpindah, ambulasi)
Keterbatasan rentang gerak
Data Minor
Pembatasan gerak yang dipaksakan
Enggan untuk bergerak
4. Hambatan Mobilisasi Berkursi Roda
Batasan karakteristik (NANDA)
Hambatan kemampuan untuk mengoprasikan kursi roda manual atau listrik
pada permukaan yang tidak rata.
Hambatan kemampuan untuk mengoprasikan kursi roda manual atau listrik
pada jalan menanjak.
Hambatan kemampuan untuk mengoprasikan kursi roda pada tepi jalan.
5. Hambatan Mobilitas berpindah
Batasan karakteristik (NANDA)
Hambatan kemampuan berpindah dari tempat tidur ke kursi dan dari kursi ke
tempat tidur.
Hambatan kemampuan berpindah naik atau turun dari toilet.
Hambatan kemampuan berpindah ke dalam dan ke luar bak mandi atau
pancuran.
Hambatan kemampuan berpindah di antara tingkat yang tidak rata.
Hambatan kemampuan berpindah dari kursi ke mobil atau dari mobil ke
kursi.
Hambatan kemampuan berpindah dari kursi ke lantai atau dari lantai ke kursi.
Ham,batan kemampuan berpindah dari posisi berdiri ke lantai atau dari lantai
ke posisi berdiri.
4
6. Hambatan Berjalan
Batasan karakteristik (NANDA)
Hambatan kemampuan untuk menaiki tangga.
Hambatan kemampuan untuk berjalan dalam jarak tertentu.
Hambatan kemampuan un tuk berjalan mendaki.
Hambatan kemampuan untuk berjalan pada permukaan tidak rata.
Hambatan kemampuan untuk meniti tepi jalan.
D. Prosedur Tindakan Keperawatan Yang Berkaitan Dengan Kebutuhan Aktivitas
1) Menerima Pasien Baru
Pengertian : Menerima pasien yang baru masuk Rumah Sakit untuk dirawat
sesuai yang berlaku. Pasien segera memperoleh pelayanan
kesehatan sesuai dengan kebutuhan
Tujuan : Sebagai acuan untuk penerimaan pasien baru.
Kebijakan : Ada petugas yang terampil
Prosedur
Persiapan :
1. Pasien dan keluarganya diterima dengan ramah.
2. Bila pasien dapat berdiri, atau berat badan sebelum penderita dibaringkan.
3. Selanjutnya lakukan pengkajian data melalui anamnese dan pemeriksaan
fisik.
4. Laporan pasien pada penanggung jawab ruangan.
5. Pasien dan keluarga diberi penjelasan tentang tata tertib yang berlaku di
Rumah Sakit serta orientasi keadaan ruangan/fasilitas yang ada.
6. Mencatat data dari hasil pengkajian pada catatan medik dan catatan
perawatan pasien.
7. Memberitahukan prosedur perawatan/tindakan yang segera dilakukan.
5
2) Memindahkan Pasien Dari Tempat Tidur Ke Kursi
Pengertian : Memindahkan pasien yang tidak dapat/tidak boleh berjalan,
dilakukan dari tempat yang satu ke tempat yang lain.
Tujuan
a. Mengurangi/menghindarkan pergerakan pasien sesuai dengan keadaan
fisiknya
b. Memenuhi kebutuhan konsultasi atau pindah ruangan
Kebijakan : Pelaksanaan dilakukan oleh petugas yang terampil
Prosedur
A. Persiapan
1. Persiapan Alat :
Kursi roda
Handscun atau sarung tangan (jika perlu)
2. Persiapan Pasien :
Pasien berada di tempat tidur
Jelaskan prosedur pada pasien
Atur posisi tempat tidur pasien pada posisi paling rendah, sampai kaki
pasien bisa menyentuh lantai.
Letakkan kursi roda sejajar atau sedekat mungkin dengan tempat tidur,
kunci semua roda kursi
B. Pelaksanaan
1. Bantu pasien duduk di tepi tempat tidur
2. Kaji postural hipotensi
3. Intruksikan pasien untuk bergerak ke depan dan duduk di tepi bed
4. Intruksikan mencondongkan tubuh ke depan mulai dari pinggul
5. Intruksikan meletakkan kaki yang kuat di bawah tepi bed, sedangkan
kaki yang lemah berada di depannya
6. Meletakkan tangan pasien di atas permukaan bed atau diatas kedua bahu
perawat
6
7. Berdiri tepat di depan pasien, condogkan tubuh ke depan, fleksikan
pinggul, lutut, dan pergelangan kaki. Lebarkan kaki dengan salah satu di
depan dan yang lainnya di belakang
8. Lingkari punggung pasien dengan kedua tangan perawat
9. Tangan otot gluteal, abdominal, kaki dan otot lengan anda siap untuk
melakukan gerakan
10. Bantu pasien untuk berdiri, kemudian bergerak-gerak bersama menuju
korsi roda
11. Bantu pasien untuk duduk, minta pasien untuk membelakangi kursi roda,
meletakkan kedua tangan di atas lengan kursi roda atau tetap pada bahu
perawat
12. Minta pasien untuk menggeser duduknya sampai pada posisi yang paling
aman
13. Turunkan tatakan kaki, dan letakkan kedua kaki pasien di atasnya
14. Buka kunci roda pada kursi
3) Memindahkan Pasien Dari Tempat Tidur Ke Tempat Tidur Lain
Pengertian : Membantu pasien pindah dari satu tempat tidur ke tempat tidur
lainnya/brankar.
Tujuan : Memindahkan pasien dari ruangan ke ruangan lain untuk tujuan
tertentu (pemeriksaan diagnostic, pindah ruangan, dll)
Alat dan bahan :
1. Brankar atau tempat tidur
2. Bantal (bila perlu)
3. Selimut
Prosedur Kerja :
1. Cuci tangan.
2. Lakukan persiapan seperti tersebut di atas.
3. Dua atau tiga perawat dengan tinggi badan kurang lebih sama yang
berdiri berdampingan menghadap tempat tidur pasien
4. Setiap orang bertangggung jawab untuk salah satu area tubuh pasien
(kepala dan bahu, panggul, paha, dan pergelangan tangan).
7
5. Masing-masing pasien membentuk dasar pijakan yang luas yang
mendekat ke tempat tidur di depan, lutut agak fleksi.
6. Lengan pengangkat ditempatkan di bawah kepala dan bahu, panggul,
paha, dan pergelangan kakai pasie, dengan jari jemar mereka
mengenggam sisi tubuh pasien.
7. Pengangkat menggulingkan pasien kea rah mereka.
8. Pada hitungan ke-3, pasien siangkat dan digendong ke dada perawat.
9. Pada hitungan ke-3 yang kedua, perawat melangkah ke belakang dan
menumpu salah satu kaki untuk mengarah ke brankar?tempat tidur lain,
denganbergerak ke depan bila perlu.
10. Perawat dengan perlaha menurunkan pasien ke bagian tengah brankar/
tempat tidur dengan memfleksikan lutut dan panggulmereka sampai siku
mereka pada setinggi tepi brankar/tempat tidur
11. Perawat mengkaji kesejajaran tubuh pasien, tempatkan pagar tempat tidur
pada posisi terpasang
12. Posisikan pasien pada posisi yang dipilih.
13. Observasi pasien untuk menentukan respons terhadap pemindahan.
Observasi terhadap kesejajaran tubuh yang tepat dan adanya titik tekan.
14. Cuci tanga setelah prosedur dilakukan.
15. Catat prosedur dalam catatan keperawatan.
4) Memposisikan Pasien Posisi Fowler, Semi Fowler, Litotomi, Dorsal
Recumben, Sim (miring kanan/kiri), Trendelenberg, Supinasi, Pronasi.
a. Posisi Fowler
Pengertian : Posisi fowler adalah posisi tempat tidur dengan menaikkankepala
dan dada setinggi 450-900 tanpa fleksi lutut.
Tujuan :
1. Membantu mengatasi masalah kesulitan pernafasan dan
kardiovaskular.
2. Melakukan aktifitas tertentu (makan,membanca,menonton televise).
3. Mengurangi komplikasi akibat immobilisasi.
4. Meningkatkan rasa nyaman
8
Alat dan bahan :
1. Tempat Tidur
2. Bantal Kecil
3. Gulungan Handuk
4. Footboard(bantalan kaki)
5. Sarung tangan(jika diperlukan)
Prosedur kerja :
1. Cuci tangan dan gunakan sarung tangan jika diperlukan (menurunkan
transmisi mikrooorganisme)
2. Minta klien untuk merefleksikan lutut sebelum kepala
dinaikkan(mencegah klien melorot ke bawah saat kepala dinaikkan)
3. Naikkan kepala tempat tidur 450-900 sesuai kebutuhan. Fowler rendah
atau semi fowler(150-450) dan fowler tinggi 900.
4. Letakkan bantal kecil dibawah punggung pada kurva lumbal, jika ada
celah disana (bantal akan menyangga kurva lumbal dan dan mencegah
terjadi fleksi lumbal).
5. Letakkan bantal kecil dibawah kepala klien (bantal akan menyangga
kurva servikal dari kolumna vertebra. Sebagai alternative, kepala klien
dapat diletakkan diatas kasur tanpa bantal.Terlalu banyak bantal di
bawah kepala akan mengakibatkan fleksi kontraktur dari leher).
6. Letakkan bantal dibawah kaki ,mulai dari lutut sampai tumit
(memberikan landasan yang lebar,lembut dan fleksibel. Mencegah
ketidaknyamanan akibat adanya hiperekstensi lutut dan tekanan pada
tumit)
7. Pastikan tidak terdapat tekanan pada area popliteal dan lutut dalam
keadaan fleksi (mencegah terjadinya kerusakan pada persarafan dan
dinding vena. Fleksi lutut membantu klien untuk tidak melorot ke
bawah).
8. Letakkan trochanter roll (gulungan handuk) disamping masin-masing
paha (mencegah rotasi eksternal dari pinggul)
9. Topang telapak kaki klien dengan menggunakan bantalan kaki
(mencegah fleksi plantar).
9
10. Letakkan bantal menopang kedua lengan dan tangan, jika klien
memiliki kelemahan pada kedua tangan tersebut.
11. Lepaskan sarung tangan dan cuci tangan.
b. Semi Fowler
Pengertian : Posisi fowler adalah posisi dengan tubuh setengah duduk atau
duduk.
Tujuan :
1. Mempertahankan kenyamanan
2. Memfasilitasi fungsi pernafasan
Alat dan bahan :
Penopang/ bantal
Prosedur kerja :
1. Cuci tangan
2. Lakukan persiapan seperti yang diuraikan di atas
3. Tinggikan kepala tempat tidur 45-600.
4. Topang kepala
5. Di atas tempat tidur atau bantal kecil.
6. Gunakan bantal untuk menyokong lengan dan tangan bila pasien tidak
dapat mengontrolnya secara sadaratau tidak dapat menggunakan
tangan dan lengan.
7. Tempatkan bantal tipis di punggung bawah.
8. Tempatkan bantal kecil atau gulungan handuk di bawah paha.
9. Tempatkan bantal kecil atau gulungan handuk di bawah pergelangan
kaki
10. Tempatkan papan kaki di dasar telapak kaki pasien.
11. Turunkan tempat tidur
12. Observasi posisi kesejajaran tubuh , tingkat kenyamanan, dan titik
potensi tekanan.
13. Cuci tangan setelah prosedur dilakukkan.
10
14. Catat prosedur termasuk posisi yang ditetapkan, kondisi kulit, gerakan
sendi, kemampuan pasien membantu bergerak, dan kenyamanan
pasien.
c. Litotomi
Pengertian : Pada posisi ini pasien ditempatkan pada posisi telentang dengan
mengangkat kedua kaki dan di tarik ke atas abdomen.
Tujuan :
1. Pemeriksaan alat genetalia
2. Proses persalinan
3. Pemasangan alat kontrasepsi
Alat dan bahan :
1. Bantal
2. Tempat tidur khusus
3. Selimut atau kain penutup
Prosedur kerja :
1. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan
2. Cuci tangan
3. Pasien dalam keadaan berbaring (telentang).
4. Angkat kedua paha dan tarik ke atas abdomen.
5. Tungkai bawah membentuk sudut 90o terhadap paha.
6. Letakan bagian lutut atau kaki pada penyangga kaki di tempat tidur
khusus untuk posisi litotomi.
7. Pasang selimut untuk menutupi area genetalia
8. Cuci tangan setelah prosedur dilakukan.
d. Dorsal Recumben
Pengertian : Pada posisi ini pasien ditempatkan pada posisi telentang dengan
kedua lutut fleksi di atas tempat tidur.
Tujuan :
1. Perawatan daerah genetalia
2. Pemeriksaan genetalia
11
3. Posisi pada proses persalinan
Alat dan bahan :
1. Bantal
2. Tempat tidur khusus
3. Selimut
Prosedur kerja :
1. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan
2. Cuci tangan
3. Pasien dalam keadaan berbaring (telentang).
4. Pakaian bawah dibuka
5. Tekuk lutut dan direnggangkan
6. Pasang selimut untuk menutupi area genetalia
7. Cuci tangan setelah prosedur dilakukan.
e. Sim (miring kanan/kiri)
Pengertian : Pada posisi ini pasien berbaring miring baik ke kanan atau ke kiri
Tujuan :
1. Memberikan kenyamanan
2. Melakukan huknah
3. Memberikan obat per anus (suppositoria)
4. Melakukan pemeriksaan daerah anus
Alat dan bahan :
Bantal
Prosedur kerja :
1. Cuci tangan
2. Lakukan persiapan seperti yang diuraikan dia atas
3. Tempatkan kepala datar di tempat tidur.
4. Tempatkan pasien dalam posisi terlentang.
5. Posisikan pasien dalam posisi miring yang sebagian pada abdomen.
6. Tempatkan bantal kecildi bawah kepala.
12
7. Tempatkan bantal di bawah lengan atas yang difleksikan, ysng
menyokong lengan setinggi bahu. Sokong lengan lain di atas tempat
tidur.
8. Tempatkan bantal di bawah tungkai atas yang difleksikan, yang
menyokong tungkai setinggi pinggul.
9. Tempatkan bantal pasien parallel dengan permukaan plantar kaki.
10. Turunkan tempat tidur.
11. Observasi posisi kesejajaran tubuh, tingkat kenyamanan, dan titik
potensi tekanan.
12. Cuci tangan setelah prosedur dilakukan.
13. Catat prosedur, termasuk posisi yang ditetapkan, kondisi kulit,
gerakan sendi, kemampuan pasien membantu bergerak, dan
kenyamanan pasien.
f. Trendelenberg
Pengertian : Posisi ini menempatkan pasien di tempat tidur dengan bagian
kepala lebih rendah dari bagian kaki.
Tujuan :
1. Melancarkan peredaran darah ke otak.
2. Alat dan bahan :
3. Bantal
4. Tempat tidur khusus
5. Balok penopang kaki tempat tidur (opsional)
Prosedur kerja :
1. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan
2. Cuci tanagn
3. Pasien dalam keadaan berbaring telentang.
4. Tempatkan bantal di anatara kepala dan ujung tempat tidur pasien.
5. Tempatkan bantal di bawah lipatan lutut .
6. Tempatkan balok penopang di bagain kaki tempat tidur,
7. Atau atur tempat tidur khusus dengan meninggikan bagaian kaki
pasien.
13
8. Cuci tangan.
g. Supinasi
Pengertian : Berbaring terlentang dengan kepala dan bahu sedikit elevasi
menggunakan bantal.
Tujuan :
1. Untuk klien post operasi dengan menggunakan anastesi spinal.
2. Untuk mengatasi masalah yang timbul akibat pemberian
posisipronasiyang tidak tepat.
Alat dan bahan :
1. Tempat tidur
2. Bantal angin
3. Gulungan handuk
4. Bantalan kaki
5. Sarung tangan
Prosedur kerja :
1. Cuci tangan dan guna kan sarung tangan jika diperlukan.
2. Baringkan klien telentang mendatar ditengah tempat tidur
(menyiapkan klien untuk posisi yang tepat)
3. Letakkan bantal dibawah kepala dan bahu klien (mencegah
hiperekstensi leher)
4. Letakkan bantal kecil dibawah punggung pada kurva lumbal,jika ada
celah disana (bantal akan menyangga kurva lumbal dan mencegah
terjadinya fleksi lumbal.
5. Letakkan bantal dibawah kaki,mulai dari lutut sampai tumit
(memberikan landasan yang lebar,lembut dan fleksibel,mencegah
ketidaknyamanan akibat adanya hiperektensi lutut dan tekanan pada
tumit)
6. Topang telapak kaki klien dengan menggunakan bantalan kaki
(mencegah fleksi plantar)
7. Jika klien tidak sadar atau mmengalami paralisis extremitas atas,
elevasikan tangan dan lengan bawah dengan menggunakan bantal
14
(posisi ini akan mencegah terjadinya edema dan memberikan
kenyamanan,bantal tidak diletakkan dibawah lengan atas karena dapat
menyebabkan terjadinya fleksi bahu)
8. Lepaskan sarung tangan dan cuci tangan.
h. Pronasi
Pengertian : Posisi pronasi adalah posisi pasien telungkup dengan kepala
menghadap ke samping.
Tujuan :
1. Memberikan ekstensi penuh pada persendian pinggul dan lutut.
2. Mencegah fleksi kontraktur dari persendian pinggul dan lutut.
3. Membantu drainase dari mu lut sehingga berguna bagi klien
pascaoperasi mulit atau tenggorokan
Alat dan bahan :
1. Tempat tidur
2. Bantak kecil
3. Gulungan handuk
4. Sarung tangan(jika diperlukan)
Prosedur kerja :
1. Cuci tangan dan gunakan sarung tangan jika diperlukan.
2. Baringkan klien telentang mendatar ditengah tempat tidur
(menyiapkan klien untuk posisi yang tepat)
3. Gulingkan klien dan posisikan lengan dekat dengan tubuhnya disertai
siku lurus dan tangan diatas paha.posisikan telungkup ditengah tempat
tidur yang datar (memberikan posisi pada klien sehingga kelurusan
tubuh dapat dipertahankan).
4. Putar kepala klien ke salah satu sisi dan sokong dengan bantal.Jika
banyak drainase dari mulut,mungkin pemberian bantal
dikontraindikasikan (hal ini mencegah fleksi lateral leher,hindari
meletakkan bantal dibawa bahu untuk mencegah peningkatan resiko
lordosis lumbal)
15
5. Letakkan bantal kecil dibawah abdomen pada area antara diafragma
(atau payudara pada wanita) dan Krista iliaka (hal ini mencegah
hiperekstensi kurva lumbal,kesulitan pernafasan,penekanan pada
payudara wanita)
6. Letakkan bantal dibawah kaki,mulai lutut sampai tumit (mengurangi
fleksi plantar merefleksikan lutut sehingga memberikan kenyamanan
dan mencegah tekanan yang berlebihan pada patela)
7. Jika klien tidak sadar atau mengalami paralisis ekstremitas
atas,elevasikan tangan dan lengan bawah(bukan lengan atas) dengan
menggunakan bantal (posisi ini akan mencegah terjadinya edema dan
memberikan kenyamanan.bantal tidak diletakkan dibawah lengan atas
karna dapat menyebabkan terjadinya fleksi bahu)
8. Lepaskan sarung tangan dan cuci tangan.
5) Membantu Pasien Berjalan Atau Berlatih Berjalan
Tujuan :
1. Memulihkan kembali toleransi aktivitas
2. Mencegah terjadinya kontraktur sendi dan flaksid otot.
Alat dan Bahan :
Alat dan bahan yang dibutuhkan sesuai dengan kondisi pasien. (Uraian berikut
adalah tentang membantu pasien berjalan tanpa menggunakan alat).
Prosedur Kerja :
1. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan
2. Cuci tangan.
3. Minta pasien untuk meletakkan tangan di samping badan atau
memegang telapak tangan perawat.
4. Berdiri di samping pasien dan pegang telapak dan lengan tangan pada
bahu pasien.
5. Bantu pasien untuk berjalan.
6. Observasi respons pasien saat berdiri dari tempat tidur (frekuensi nadi
dan tanda hipotensi ortostatik).
7. Cuci tangan setelah prosedur dilakukan.
16
8. Catat tindakan dan respons pasien.
6) Memandikan Pasien Di Tempat Tidur
Pengertian : Membersihkan tubuh oasien dengan air dan sabun.
Tujuan :
1. Membersihkan kulit dan menghilangkan bua badan
2. Melaksanakan kebersihan perorangan
3. Memberikan rasa nyaman
Alat dan bahan :
1. Waskom 2 buah berisi ¾ air hanagt
2. Selimut mandi 1 buah
3. Sabun mandi dalam tempatnya
4. Waslap 2 buah
5. Handuk 2 buah
6. Sarung tanagn 1 psang
7. Pakain ganti
8. Tempat linen dan pakaian kotor
9. Kamfer dan talk/lotion minyak kelapa
Prosedur kerja :
1. Cuci tangan.
2. Pakai sarung tangan.
3. Pasang selimut mandi.
4. Tawarkan klien untuk BAB dan BAK.
5. Lepaskan pakaian bagian atas
6. Letakkan handuk di bawah kepala klien
7. Basuh dan bilas wajah klien , telinga, dan lehernya dengan bersih.
Kemudian keringkan dengan handuk.
8. Letakkan handuk pada lengan terjauh
9. Basuh, bilas, dan keringkan lengan terjauh.
10. Letakkan handuk pada lengan tersekat.
11. Basuh, bilas, dan keringkan lengan terdekat.
17
12. Buka selimut mandi bagian atas sampai ke perut bagian bawah, pada klien
wanita tutup dadanya dengan handuk, dan tanag klien di keataskan.
13. Basuh bilas, dan keringkan dada bagian atas sampai abdomen bagian
bawah, keringkan lipatan payudara dan berikan talk .
14. Anjurkan klien miring kiri
15. Buka pakaian bawah klien.
16. Letakkan handuk si bawah punggung sampai ke bokong klien.
17. Basuh, bilas, dan keringkan daerah punggung sampai bokong.
18. Beri kamfer talk/ minyak kelapa pada daerah yang menonjol untuk
mencegah dekubitus.
19. Sambil miring kiri, pakaikan baju klien, kemudian klien diberikan posisi
terlentang.
20. Letakkan handuk pada kakai terjauh.
21. Basuh, bilas, dankeringkan kaki terjauh.
22. Letakkan handuk pada kaki terdekat
23. Basuh, bilas dan keringkan kaki terdekat.
24. Masukkan handuk di bawah bokong klien.
Untuk klien wanita dilakukan vulva hygiene : basuh dari depan ke
belakang (jangan menggunakan sabun) dan keringkan.
Untuk klien laki-laki : basuh, bilas dan keringkan daerah penis dan
srotum serta daerah pangkal paha.
25. Kenakan pakaian bawah klien.
26. Buka selimut mandi
27. Rapikan klien dan beri posisi yang nyaman.
28. Bersihkan alat-alat dan simpan pada tempatnya.
29. Buka sarung tangan.
30. Cuci tangan.
18
7) Merawat Gigi Dan Mulut, Menyikat Gigi, Merawat Mulut dan Gigi pada
Pasien yang Tidak Sadar
Pengertian : Merawat gigi dan mulut merupakan tindakan keperwatan yang
dilakukan pada klien yang dihospitalisasi. Tindakan ini dapat
dilakukan oleh pasien yang sadar secara mandiri atau dengan
bantuan perawat. Untuk pasien yang tidak mampu
mempertahankan kebersihan gig dan mulut secara mandiri harus
dibantu sepenuhnya oleh perawat.
Tujuan :
1. Mencegah infeksi gusi dan gigi
2. Mempertahankan kenyamanan rongga mulut
Alat dan bahan :
1. Handuk dan kain pengalas
2. Gelas kumur berisi :
air masak/ NaCl
obat kumur
borax gliserin
3. Spatel lidah yang telah dibungkus dengan kain kasa.
4. Kapas lidi
5. Bengkok.
6. Kain kasa.
7. Pinset atau arteri klem.
8. Sikat gigi dan pasta gigi.
Prosedur Kerja :
(Untuk pasien yang tidak sadar)
1. Jelaskan prosedur pada pasien
2. Cuci tangan
3. Atur posisi dengan posisi tidur miring kanan/kiri
4. Pasang handuk di bawah dagu/pipi pasien.
5. Ambil pinset dan bungkus dengan air kasa yang telah dibasahi air
hangat/masak.
19
6. Gunakan tong spatel (sudip lidah) untuk membuka mulut pada saat akan
membersihkan gigi/mulut.
7. Lakukan pembersihan dimulai dari dinding rongga mulut, gusi, gigi, dan
lidah.
8. Keringkan dengan kasa steril yang kering.
9. Setelah bersih, oleskan Borax gliserin.
10. Cuci tangan setelah prosedur dilakukan.
(Untuk pasien sadar, tetapi tidak mampu melakukan sendiri)
1. Jelaskan prosedur pada klien.
2. Cuci tangan.
3. Atur posisi dengan duduk.
4. Pasang handuk di bawah dagu.
5. Ambil pinset dan bungkus dengan kain kasa yang berisi air hangat/masak.
6. Kemudian bersihkan mulut, gusi, gigi, dan lidah, lalu bilas dengan larutan
NaCl.
7. Setelah bersih, oleskan Borax gliserin.
8. Untuk perawatan gigi lakukan penyikatan dengangerakan naik-turun.
9. Cuci tangan setelah prosedur dilakukan.
Menyikat Gigi
Pengertian : Membersihkan rongga mulut dan gigi dari semua kotoran/sisa
makanan dengan menggunakan sikat gigi.
Tujuan : Membersihkan gigi dari kotoran atau sisa makanan.
Alat dan bahan :
1. Tissue.
2. Gelas kumur berisi air matang hangat.
3. Sikat gigi dan pastanya.
4. Sarung tangan bersih.
5. Bengkok.
6. Perlak dan alasnya/ handuk kecil
Prosedur Kerja ;
1. Cuci tangan
20
2. Memberikan posisi yang nyaman untuk pasien.
3. Memasang perlak dan alasnya / handuk kecil di bawah dagu pasien.
4. Memakai sarung tangan.
5. Membantu pasien untuk berkumur sambil menyiapkan bengkok.
6. Membantu menyiapkan sikat gigi dan pastanya.
7. Membantu pasien menyikat gigi bagian depan, samping, dan dalam.
8. Membantu pasien untuk berkumur sambil menyiapkan bengkok.
9. Mengulangi membantu pasien menyikat gigi bagian depan, samping, dan
dalam.
10. Membantu pasien untuk berkumur sambil menyiapkan bengkok.
11. Mengeringkaan bibir menggunakan tissue.
12. Merapikan pasien dan memberikan pasien posisi senyaman mungkin.
13. Mengevaluasi hasil tindakan.
14. Berpamitan dengan pasien
15. Membereskan dan merapikan alat dan bahan yang telah digunakan.
16. Mencuci tangan.
8) Mengganti Pakaian Pasien Di Atas Tempat Tidur, Mencucui Rambut,
Menyisir Rambut
a. Mengganti Pakaian Pasien Di Atas Tempat Tidur
Pengertian
Tindakan keperawatan yang dilakukan untuk menjaga kebersihan klien dan
memberi kenyamanan pada klien.
Alat dan bahan
1. Sarung tangan
2. Pakaian bersih
3. Ember/tempat pakaian kotor
Prosedur
1. Jelaskan prosedur pada klien
2. Cuci tanggan
3. Siapkan peralatan yang diperlukan
4. Pastikan semua jendela dan pintu dalam keadaan tertutup
21
5. Cuci tangan dan pakai sarung tangan
6. Atur posisi pasien
7. Lepaskan pakaian pasien dan letakkan di ember
Untuk pasien yang tidak menggunakan infus :
Longgarkan pakaian mulai dari leher
Lepaskan pakaian menuruni lengan
Untuk pasien yang memakai infus
Longgarkan pakaian dari lengan yang tidak memakai infus
Gulung lengan pakaian itu ke belakang badan dan melewati lengan
dan lokasi yang diinfus, hati-hati dengan selang infus
Lipat bahu pakaian itu dengan satu lengan sehingga tidak ada
tarikan atau tekanan pada selang dan perlahan-lahan turunkan
pakaian melewati ujung jari
Dengan tangan yang lain, angkat selang infus dari tiangnya dan
masukkan dalam lipatan pakaian, pastikan untuk tidak
merendahkan botol infus, tarik pakaiannya, kembalikan botol infus
ke tiang penggantungnya
8. Siapkan pakaian bersih. Jika pasien memakai infus, tanyakan pada
pasien sebelum melakukan prosedur 1-7. Tanyakan apakah pakaian (1)
dimasukkan melewati lengan yang terpasang infus (2) tidak
memasukkan lengan hanya menutupi bahu (seperti jika pasien memakai
infus multiple/pompa infus)
Jika keadaan seperti no (1) maka :
a. Pegang lengan baju diisi selang infus dengan satu lengan
b. Angkat botol infus ari tiangnya, pertahankan ketinggian
c. Selipkan botol infus melali lengan bahu dari bagian dalam dan
gantung kembali botol tersebut.
d. Tarik baju sepanjang infus sampai ke tempat tidur
e. Masukkan pakaian melalui tangan lakukan dengan hati-hati agar
tidak mempengaruhi area infusan
f. Posisikan pakaian pada lengan yang terpasang selang infus
kemudian masukkan lengan yang satunya
22
9. Bersihkan dan kembalikan alat-alat
10. Lakukan semua tindakan penyelesaian prosedur
11. Lepas sarung tangan dan cuci tangan
b. Mencucui Rambut
Pengertian :
Menghilangkan kotoran pada rambut dan kulit kepala dengan dengan
menggunakan sabun atau sampo kemudian dibilas dengan air bersih.
Alat dan bahan:
1. Baki berisi :
a. 2 buah sisir
b. 2 buah handuk
c. 1 buah waslap
d. Sarung tangan bersih
e. Kapas dan tempatnya
f. Sabun/sampo
g. Alas (handuk/perlak)
h. Talang karet
i. Kom kecil (mangkok) serta kain kasa dan kapas dalam tempatnya
2-3 potong
j. Bengkok berisi larutan bisol 2-3 %
k. Sarung tangan bersih
2. Celemek
3. Gayung
4. Ember berisi air bersih
5. Kain pel
6. Ember kosong
7. Ceret atau termos berisi air panas
Prosedur :
1. Bawa alat ke dekat pasien
2. Jelaskan tujuan dan prosedur yang akan dilakukan
3. Cuci tangan
23
4. Pakai celemek
5. Pakai sarung tangan
6. Atur posisi klien senyaman mungkin dengan kepala dekat sisi tempat
tidur
7. Pasang perlak dan handuk di bawah tempat tidur klien
8. Letakkan ember yang dialasi kain pel di lantai, di bawah kepala klien
9. Pasang talang yang dialasi kain pel di lantai, di bawah kepala klien
10. Tutup lubang telinga luar dengan kapas dan tutup mata klien dengan
kasa
11. Tutup dada klien dengan handuk sampai ke leher
12. Sisir rambut kemudian siram dengan air hangat dengan menggunakan
gayung
13. Gosok pangkal rambut dengan kain kasa yang telah diberi sampo
kemudian urut dengan ujung jari, kasa kotor dibuang ke bengkok
14. Bilas rambut sampai bersih kemudian dikeringkan
15. Angkat tutup telingan dan kepala
16. Angkat talang, masukkan ke dalam ember, dan letakkan handuk dalam
baki
17. Kembalikan klien pada posisi semula dengan cara mengangkat kepala
dan alasnya serta meletakkan kepala pasien di atas bantal
18. Sisir rambut klien dengan sisir bersih dan biarkan kering/keringkan
dengan alat pengering rambut lalu sisir dengan rapi
19. Rapikan klien
20. Lepaskan sarung tangan dan masukkan ke dalam bengkok
21. Lepaskan celemek dan masukkan ke dalam ember kosong
22. Bereskan dan bersihkan alat
23. Kembalikan alat ke tempat semula
24. Cuci tangan
25. Dokumentasikan tindakan
24
c. Menyisir Rambut
Pengertian
Mengatur rambut dengan serapi-rapinya dengan menggunakan sisir
rambut.
Alat dan bahan
1. Sisir
2. Alas/handuk
3. Bengkok berisi larutan lisol 2%
4. Tissue
5. Bengkok kosong
6. Sarung tangan
7. Tali pita/karet untuk mengikat rambut
8. Minyak rambut
Prosedur
1. Mendekatkan alat-alat dekat dengan pasien
2. Mencuci tangan
3. Menggunakan sarung tangan
4. Membentangkan handuk di bawah kepala klien kemudian dimiringkan
5. Mengkaji kulit kepala klien
6. Membagi rambut menjadi dua bagian
7. Menyisir rambut mulai dari ujung sampai pangkal
8. Rambut yang rontok dikumpulkan dibungkus dengan kertas tissue
kemudian dibuang ke bengkok
9. Rambut panjang diikat ujungnya, demikian juga bagian lainnya
10. Setelah menyisir, sisir dibersihkan dengan kertas tissue, kemudian
dimasukka ke dalam bengkok berisi larutan lisol
11. Mengangkat handuk bagian kepala dan merapikan klien
12. Membereskan alat
13. Melepaskan sarung tangan mencuci tangan
25
DAFTAR PUSTAKA
Syaifudidin. 2011. Anatomi Fisiologi: Kurikulum Berbasis Kompetensi Untuk
Keperawatan dan Kebidanan Edisi 4. Jakarta: EGC.
Carpenito-Moyet, Lynda Juall. 2012. Buku Saku Diagnosis Keperawatan. Edisi 13.
Jakarta: EGC
Hidayat, A. Aziz Alimun dan Uliyah, Musrifatul. 2014. Pengantar Kebutuhan dasar
Manusia Edisi 2-Buku 1 Buku. Jakarta: Salemba Medika.
Herdman, T. Heather. 2012. Diagnosis Keperawatan : Definisi dan Klasifikasi 2012-
2014. Jakarta: EGC.
Tim Penyusun, Poltekkes Denpasar. 2013. Buku Standar Prosedur Operasional
Tindakan Keperawatan. Denpasar: Tim Penyusun.
26