KEAKURATAN KODE DIAGNOSIS HEPATITIS BERDASARKAN …

7
55 KEAKURATAN KODE DIAGNOSIS HEPATITIS BERDASARKAN KUNING PEKANBARU Tri Purnama Sari 1 2 Abstract coding properly. Keywords: Accuracy, ICD-10 codes, and Diagnosis Hepatitis Abstrak Kegiatan dan tindakan serta diagnosa yang ada didalam rekam medis harus diberi kode dan selanjutnya di indeks agar memudahkan pelayanan pada penyajian informasi untuk menunjang fungsi perencanaan, manajemen, dan riset bidang kesehatan. Metode penelitian yang digunakan adalah gabungan kuantitatif – kualitatif. Tujuan penelitian n untuk mengetahui jumlah keakuratan kode diagnosis Hepatitis berdasarkan ICD-10 di Rumah Sakit Lancang Kuning Pekanbaru. Hasil penelitian diperoleh bahwa keakuratan kode diagnosis Hepatitis belum dapat dikatakan baik karena masih banyak ditemukannya kode diagnosis yang tidak akurat yaitu 29 (32,2%) dan 61(77,8%) berkas yang akurat. Standar Prosedur Operasional (SPO) di rumah Sakit Lancang Kuning Pekanbaru sudah dijalankan oleh petugas sesuai dengan dengan prosedur tetap di rumah sakit dan Sumber Daya Manusia (SDM) di rumah sakit Lancang Kuning Pekanbaru sudah baik hal ini dilihat dari segi pendidikan yang berlatar belakang D3 Rekam Medis akan tetapi petugas belum pernah mengikuti pelatihan tentang pengkodingan yang baik dan benar. Kata Kunci: Keakuratan, Kode ICD-10, dan Diagnosa Hepatitis. PENDAHULUAN Pembangunan kesehatan adalah bagian terpadu dari pembangunan sumber daya manusia dalam mewujudkan bangsa yang maju dan mandiri serta sejahtera lahir dan batin. Salah satu ciri bangsa yang maju adalah bangsa yang mempunyai derajat kesehatan yang tinggi (Adisasmito, 2010:4). Sistem Kesehatan Nasional adalah bentuk dan cara penyelenggaraan pembangunan yang memadukan berbagai upaya bangsa Indonesia dalam satu derap langkah guna menjamin tercapainya tujuan pembangunan kesehatan dalam kerangka mewujudkan kesejahteraan rakyat sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Dasar 1945. Untuk

Transcript of KEAKURATAN KODE DIAGNOSIS HEPATITIS BERDASARKAN …

Page 1: KEAKURATAN KODE DIAGNOSIS HEPATITIS BERDASARKAN …

5555

KEAKURATAN KODE DIAGNOSIS HEPATITIS BERDASARKAN

KUNING PEKANBARU

Tri Purnama Sari1 2

Abstract

coding properly.

Keywords: Accuracy, ICD-10 codes, and Diagnosis Hepatitis

Abstrak

Kegiatan dan tindakan serta diagnosa yang ada didalam rekam medis harus diberi kode dan selanjutnya di indeksagar memudahkan pelayanan pada penyajian informasi untuk menunjang fungsi perencanaan, manajemen,dan riset bidang kesehatan. Metode penelitian yang digunakan adalah gabungan kuantitatif – kualitatif. Tujuanpenelitian n untuk mengetahui jumlah keakuratan kode diagnosis Hepatitis berdasarkan ICD-10 di RumahSakit Lancang Kuning Pekanbaru. Hasil penelitian diperoleh bahwa keakuratan kode diagnosis Hepatitisbelum dapat dikatakan baik karena masih banyak ditemukannya kode diagnosis yang tidak akurat yaitu 29(32,2%) dan 61(77,8%) berkas yang akurat. Standar Prosedur Operasional (SPO) di rumah Sakit LancangKuning Pekanbaru sudah dijalankan oleh petugas sesuai dengan dengan prosedur tetap di rumah sakit danSumber Daya Manusia (SDM) di rumah sakit Lancang Kuning Pekanbaru sudah baik hal ini dilihat dari segipendidikan yang berlatar belakang D3 Rekam Medis akan tetapi petugas belum pernah mengikuti pelatihantentang pengkodingan yang baik dan benar.

Kata Kunci: Keakuratan, Kode ICD-10, dan Diagnosa Hepatitis.

PENDAHULUANPembangunan kesehatan adalah bagian terpadudari pembangunan sumber daya manusia dalammewujudkan bangsa yang maju dan mandiri sertasejahtera lahir dan batin. Salah satu ciri bangsayang maju adalah bangsa yang mempunyai derajatkesehatan yang tinggi (Adisasmito, 2010:4).

Sistem Kesehatan Nasional adalah bentuk dan carapenyelenggaraan pembangunan yang memadukanberbagai upaya bangsa Indonesia dalam satuderap langkah guna menjamin tercapainyatujuan pembangunan kesehatan dalam kerangkamewujudkan kesejahteraan rakyat sebagaimanadimaksud dalam Undang-Undang Dasar 1945. Untuk

Page 2: KEAKURATAN KODE DIAGNOSIS HEPATITIS BERDASARKAN …

Jurnal Manajemen Informasi Kesehatan Indonesia Vol. 4 No.1 Maret 2016ISSN: 2337-6007 (online); 2337-585X (Printed)

56

dapat mencapai derajat kesehatan yang optimal dansetinggi-tingginya perlu diadakan berbagai upayakesehatan dengan menghimpun seluruh potensibangsa Indonesia. Upaya kesehatan diupayakandengan upaya peningkatan, pencegahan, pengobatan,dan pemulihan (DepKes RI, 2009:2).

Rumah sakit adalah suatu institusi pelayanankesehatan yang kompleks, padat pakar dan padatmodal. Kompleksitas ini muncul karena pelayananrumah sakit menyangkut berbagai fungsi pelayanan,pendidikan dan penelitian serta mencakup berbagaitingkatan maupun jenis disiplin, agar rumah sakitmampu melaksanakan fungsi yang professionalbaik dibidang teknis medis maupun administrasikesehatan. Untuk menjaga dan meningkatkan muturumah sakit harus mempunyai suatu ukuran yangmenjamin peningkatan mutu disemua tingkatan(Rustiyanto, 2009:37).

Untuk melaksanakan pelayanan di rumah sakitdiperlukan suatu bagian yang penting, yaitu rekammedis. Rumah sakit yang berkualitas, mampumenyajikan informasi yang lengkap tentang prosespelayanan medis dan kesehatan di rumah sakittersebut. Oleh karna itu semua petugas di rumahsakit baik tenaga medis, pramedis, maupun tenaganon medis harus menyelenggarakan pelayananyang bermutu dan sesuai dengan standar yang telahditetapkan melalui Keputusan Mentri Kesehatan No.

Rekam Medis adalah keterangan baik yang tertulismaupun yang terekam tentang identitas, anamnese,pemeriksaan fisik, laboratorium, diagnose sertapelayanan dan tindakan medis yang diberikan kepadapasien, dan pengobatan baik yang dirawat inap, rawatjalan maupun yang mendapatkan pelayanan gawatdarurat (DepKes RI,2006: 11).

Penetapan Diagnosa seorang pasien merupakankewajiban, hak dan tanggung jawab dokter (tenagamedis) yang terkait tidak boleh diubah olehkarenanya harus diagnosis yang ada dalam rekammedis diisi dengan lengkap dan jelas sesuai denganarahan yang ada pada buku ICD-10. Tenaga medissebagai seorang pemberi kode dari suatu diagnosisyang sudah ditetapkan oleh tenaga medis (DepKesRI, 2006:60).

Hepatitis dapat diartikan secara sederhana, yaituperadangan pada hati. Peradangan hati bisadikarnakan infeksi oleh virus, bakteri maupunparasit. Yang kita bicarakan disini adalah infeksijaringan hati karena virus. Jenis hepatitis inilah

yang paling berbahaya. Hepatitis karena virusada beberapa jenis meskipun gejala klinik bolehdikatakan sama. Perbedaan berdasarkan imunologi,epidemiologi, dan beberapa gejala yang khas padamasing-masing jenis virus, yakni Hepatitis A, B, C,D dan E. (DR. Faisal Yatim, 2004:51)

Pemberian Kode adalah pemberian penetapankode dengan menggunakan huruf atau angka dankombinasi huruf dalam angka yang mewakilikomponen data. Kegiatan dan tindakan serta diagnosayang ada didalam rekam medis harus diberi kode danselanjutnya di indeks agar memudahkan pelayananpada penyajian informasi untuk menunjang fungsiperencanaan, manajemen, dan riset bidang kesehatan(DepKes RI, 2006: 59).

ICD-10 adalah klasifikasi statistik, yang berartibahwa ICD-10 berisi nomor-nomor terbatas darikatagori kode eksklusif yang menggambarkan

struktur hirarki dengan subdivisi-subdivisi untuk

(DepKes RI, 1999) adalah penetapan sandi ataupenentuan penggunaan nomor, huruf atau kombinasihuruf angka untuk mewakili komponen data terkait.Koding diagnosis harus dilaksanakan sesuai aturansystem koding ICD-10 akurat dan tepat waktu.

Tujuan ICD-10 diantaranya adalah untuk mendapatkanrekaman sistematis, melakukan analisis, interprestasiserta membandingkan data morbiditas dari negarayang berbeda atau antara wilayah pada waktu yangberbeda, untuk menerjemahkan diagnosis penyakitdan masalah kesehatan dari kata-kata menjadi kodealfa numerik yang akan memudahkan penyimpanan,mendapatkan data kembali dan analisis data,memudahkan entry data ke komputeryang tersedia, menyediakan data yang diperlukanoleh system pembayaran atau penagihan biaya yangdijalankan, memaparkan indikasi alasan mengapapasien memperoleh asuhan atau perawatan ataupelayanan, dan menyediakan informasi diagnosisdan tindakan bagi edukasi dan kajian assementkualitas keluaran.

Rumah Sakit Lancang Kuning Pekanbaru adalahRumah Sakit Swasta yang terletak dikota Pekanbaruberalamatkan di jalan Ronggowarsito Ujung no.5a Pekanbaru Riau. Rumah Sakit Lancang Kuningadalah rumah sakit swasta tipe D. Rumah sakit inibersifat transisi dengan standar SPO, akan tetapimasih ditemukannya kekurangan atau ketidaktepatan

Page 3: KEAKURATAN KODE DIAGNOSIS HEPATITIS BERDASARKAN …

57

Tri Purnama Sari dan Nurul Husna Dewi. Kakuratan Kode Diagnosis Hepatitis Berdasarkan ...

dalam pemberian kode terhadap diagnosa yang telahditulis oleh dokter.

Berdasarkan hasil observasi awal di Rumah SakitLancang Kuning Pekanbaru terdapat 8 berkas yangtidak akurat, yaitu bebagai berikut:

Tabel 1 Ketidakakuratan Kode Diagnosa Hepatitis diRumah Sakit Lancang Kuning Pekanbaru

No No RM Kode Kode Se-harusnya

Kete-

1 110300 Chronichepaticfailure

K72 K72.1 Tidakakurat

2 002352 Hepatic - K74.0 Tidakakurat

3 072201Hepatitis

- K70.1 Tidakakurat

4 159283liver

- K75.0 Tidakakurat

5 067789 Hepaticsclerosis

K35 K74.1 Tidakakurat

6 005378 Hepaticfailure

K73 K72.9 Tidakakurat

7 107035 Infractionof liver

K76 K76.3 Tidakakurat

8 111234 PortalHyperten-sion

K76 K76.6 Tidakakurat

Berdasarkan hasil survei awal di Rumah SakitLancang Kuning Pekanbaru dengan mengambil 8sampel berkas rekam medis dengan kasus hepatitisditemukan 3 berkas tidak dikode dan 5 berkas tidaktepat kodenya. Hal ini mengingat pengkodeanpenyakit sangat penting dan perlu dilakukan. Bilapengkodean diagnosis penyakit yang dilakukanditulis tidak benar dan tidak lengkap bahkantidak ditulis (terdapat kekosongan) maka dapatmenyebabkan kesulitan dalam pembuatan laporandan penyajian data statistik rumah sakit yaitu laporaninternal dan laporan

METODE PENELITIANPenelitian ini menggunakan metode kuantitatifdengan pendekatan kualitatif. Populasi dalampenelitian ini sejumlah 115 berkas Rekam MedisPasien Rawat Inap di Rumah Sakit Lancang KuningPekanbaru. Besar sampel dalam penelitian ini adalah90 sampel yang diambil dengan teknik Sistematic

. Adapun yang menjadi informanpada penelitian ini yaitu Kepala Rekam Medis danstaf dibagian koding di Rumah Sakit Lancang KuningPekanbaru.

Tabel 2 Informan PenelitianNo Informan

PenelitianPendidi-kan

MasaKerja

Kode

Kepala Re-kam Medis

SMA 16 Thn 1

Petugas Ko-ding (koder)

D3 RekamMedis

3 Thn 2

Jumlah 2 orang

HASILHasil Observasi

Berdasarkan hasil observasi keakuratan kodediagnosis Hepatitis pada pasien rawat inap di rumahsakit Lancang Kuning Pekanbaru tingkat keakuratankode diagnosis Hepatitis dapat dilihat pada tabelberikut:

Tabel 3. Keakuratan Kode Diagnosis Hepatitis

Dari tabel 3 diketahui bahwa kode diagnosis yangakurat sebanyak 61 kode diagnosis dengan persentase67,8% dan kode diagnosis yang tidak akurat sebanyak29 kode diagnosis dengan persentase 32,2% dari 90berkas rekam medis.

Informan penelitian terdiri dari dua orang mengenaidiagnosa Hepatitis di Rumah Sakit Lancang KuningPekanbaru

Dari tabel 2 dijelaskan bahwa informan dalampenelitian ini adalah satu orang Kepala Rekam Medisyang berpendidikan SMA dengan masa kerja 16tahun di Rumah Sakit Lancang Kuning Pekanbarudan diberi kode informan “1”. Dan satu orang petugaskoding yang berpendidikan D3 Rekam Medis denganmasa kerja 3 tahun di Rumah Sakit Lancang KuningPekanbaru dan diberi kode informan “2”.

Berdasarkan hasil wawancara tentang bagaimanasumber daya manusia dibagian koding Rumah SakitLancang Kuning Pekanbaru mengatakan bahwa:

Page 4: KEAKURATAN KODE DIAGNOSIS HEPATITIS BERDASARKAN …

Jurnal Manajemen Informasi Kesehatan Indonesia Vol. 4 No.1 Maret 2016ISSN: 2337-6007 (online); 2337-585X (Printed)

58

(informan 2).

Dari hasil wawancara terhadap kedua informan diatasdapat diketahui bahwa petugas dibagian kodingsama sekali belum pernah mengikuti pelatihantentang rekam medis khusunya pelatihan tentangpengkodingan yang baik dan benar ditambah lagikurangnya tenaga dibagian koding membuat prosespengkodingan di Rumah Sakit Lancang KuningPekanbaru belum maksimal berjalan dengan baikdan maksimal.

-baru Tahun 2015

Berdasarkan hasil wawancara mengenai StandarProsedur Operasional (SPO) dibagian koding RumahSakit Lancang Kuning Pekanbaru mengatakanbahwa :

(Informan 1).

Dari hasil wawancara terhadap kedua informan diatasdapat diketahui bahwa Standar Prosedur Operasionalsudah dibuat dan ditetapkan oleh pihak Rumah SakitLancang Kuning Pekanbaru dan petugas juga sudahmelaksanakan pengkodingan sesuai dengan SPOyang sudah ditetapkan oleh pihak Rumah SakitLancang Kuning Pekanbaru.

PEMBAHASAN-

kan ICD-10 Pasien Rawat Inap Rumah Sakit

Berdasarkan hasil penelitian dari 90 berkas rekammedis pasien rawat inap yang menjadi sampel diRumah Sakit Lancang Kuning Pekanbaru bulanJanuari s/d April Tahun 2015. Kode diagnosa yangakurat sebanyak 61 berkas rekam medis denganpersentase 67,8%, sedangkan yang tidak akuratsebanyak 29 berkas rekam medis dengan persentase32,2%.

Untuk menentukan kualitas pengkodingan diagnosatersebut termasuk level yang baik, atau cukup, ataukurang baik, atau tidak baik. Rentang nilai tersebutditentukan dengan menggunakan (Arikunto, 1992)yaitu sebagai berikut:

Tabel 5 Rentang Nilai Kualitas Pengisian Data

KriteriaBaik 78-100

Cukup 56-75Kurang baik 40-55Tidak baik 0-39

Sumber: Buku Prosedur Penelitian Oleh Arikunto Tahun 1992

Jumlah kode diagnosis Hepatitis yang akuratsebanyak 61 berkas dengan persentase 67,8%termasuk katagori cukup dan jumlah kode yang tidakakurat sebanyak 29 berkas dengan persentase 32,2%termasuk katagori tidak baik berdasarkan tabel 4.3diatas oleh Arikunto Tahun 1992.

Menurut (Hatta, 2008: 154), Standar dan etikapengkodean (coding) yang dikembangkan AHIMA,meliputi beberapa standar yang harus dipenuhi olehcoder professional, antara lain:

yang sedang berlaku dengan memilihpengkodean diagnosis dan tindakan yang tepat.

b. Akurat, komplet dan konsisten untukmenghasilkan data yang berkualitas.

c. Pengkode harus ditandai dengan laporan kodeyang jelas dan konsisten pada dokumentasidokter dalam rekam medis pasien.

d. Pengkode professional harus berkonsultasi

pengisian data diagnosis dan tindakan.e. Pengkode professional tidak mengganti kode

pada bill pembayaran.

Page 5: KEAKURATAN KODE DIAGNOSIS HEPATITIS BERDASARKAN …

59

Tri Purnama Sari dan Nurul Husna Dewi. Kakuratan Kode Diagnosis Hepatitis Berdasarkan ...

f. Pengkode professional harus mengembangkankebijakan pengkodean di institusinya.

g. Pengkode professional harus secara rutinmeningkatkan kemampuannya dibidangpengkodean.

h. Pengkode professional senantiasa berusahauntuk memberi kode yang paling sesuai untukpembayaran.

Penulis berpendapat bahwa keakuratan kodediagnosis Hepatitis di Rumah Sakit Lancang KuningPekanbaru belum bisa dikatakan baik, karena masihbanyak ditemukannya kode diagnosis yang tidaktepat. Hal ini sejalan dengan teori yang dikemukakanoleh Hatta (2008) bahwa pengkodingan harus akurat,komplet dan konsisten agar menghasilkan kodediagnosis yang tepat dan akurat.

Sumber Daya Manusia (SDM) Rekam Medis

Pekanbaru Tahun 2015

Berdasarkan hasil penelitian dibagian koding RumahSakit Lancang Kuning Pekanbaru hanya ada satuorang petugas dibagian koding dan berlatar belakangD3 Rekam Medis dan belum pernah mengikutipelatihan tentang pengkodingan yang baik dan benarsesuai ICD-10.

Kualitas sumber daya manusia sebuah bangsaditentukan oleh tiga faktor utama, yakni pendidikan,kesehatan, dan ekonomi. Oleh karena itu apabila kitamenilai kualitas sumber daya manusia sebuah bangsadapat diukur dari tingkat pendidikan, kesehatandan ekonomi dari bangsa yang bersangkutan(Notoatmodjo, 2009).

Pendidikan dan pelatihan dapat dipandang sebagaisalah satu bentuk investasi. Oleh karna itu setiaporganisasi atau institusi yang ingin berkembang,maka pendidikan dan pelatihan bagi karyawannyaharus memperoleh perhatian yang besar. Pentingnyaprogram pendidikan dan pelatihan bagi suatu institusiantara lain sebagai berikut:

a. Sumber daya manusia atau karyawan yangmenduduki suatu jabatan tertentu dalamorganisasi, belum tentu mempunyai kemampuanyang sesuai dengan persyaratan yang diperlukandalam jabatan tersebut. Oleh sebab itu karyawanperlu penambahan kemampuan yang merekaperlukan.

b. Dengan adanya kemajuan ilmu dan teknologi,jelas akan mempengaruhi suatu organisasi.Oleh sebab itu jabatan-jabatan yang dulu belum

diperlukan, sekarang dipelukan. Kemapuanorang yang akan menepati jabatan tersebutterkadang tidak ada. Dengan demikian makaperlu penambahan atau peningkatan kemampuanyang diperlukan oleh jabatan tersebut.

c. Promosi dalam suatu organisasi adalahsuatu keharusan, apabila organisasi itu mauberkembang. Pentingnya promosi bagi seseorangadalah sebagai salah satu reward dan insentive.Kadang-kadang kemapuan seorang karyawanyang akan dipromosikan untuk mendudukijabatan tertentu belun belum tentu cukup. Olehkarna itulah diperlukan pelatihan tambahan.

d. Pentingnya pelatihan seperti diuraikan diatas,bukanlah semata-mata bagi karyawannyaatau pegawai yang bersangkutan, tetapi jugakeuntungan bagi organisasi. Karena denganmeningkatkan kemampuan atau keterampilanpara karyawan, dapat meningkatkan produktivitaskerja para karyawan. Produktivitas kerja parakaryawan meningkat, berarti organisasi yangbersangkutan akan memperoleh keuntungan,(Notoatmodjo, 2003: 30).

Penulis berpendapat bahwa kualitas sumber dayamanusia dibagian pengkodingan sudah baik.Dilihat dari segi pendidikan dengan latar belakangpendidikan D3 Rekam Medis, namun sumber dayamanusia dibagian koding masih kurang. NamunSDM dibagian koding belum pernah mengikuti,oleh sebab itu pengkodingan masih terdapatketidakakuratan kode. Hal ini sejalan dengan teoriyang dikemukakan oleh Notoatmodjo (2003) bahwapenelitian mempunyai peranan penting dalammeningkatkan kemampuan SDM.

-baru Tahun 2015

Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwamengenai Standar Prosedur Operasional (SPO)bagian koding sudah dijalankan oleh petugas sesuaidengan prosedur tetap di rumah sakit. Hal tersebutdapat diketahui dari penulisan kode penyakitdan penulisan kode tindakan medik atau operasididalam kotak yang tersedia pada lembar formulirringkasan masuk dan keluar. Namun masih adaditemukan beberapa berkas rekam medis yang tidak

dan masih ada ditemukan data penyakittidak jelas atau belum ditulis oleh dokter.

Page 6: KEAKURATAN KODE DIAGNOSIS HEPATITIS BERDASARKAN …

Jurnal Manajemen Informasi Kesehatan Indonesia Vol. 4 No.1 Maret 2016ISSN: 2337-6007 (online); 2337-585X (Printed)

60

Tominanto. Perancangan Sistem Informasi Pendaftaran Rawat ...

a. Peran dan Manfaat Standar Prosedur Operasional(SPO)1) Menjadi pedoman kebijakan yang

merupakan dasar bagi seluruh kegiatanorganisasi, secara operasional maupunadministratif. (Pedoman Kebijakan).

2) Menjadi pedoman kegiatan-kegiatanorganisasi, baik secara operasional maupunadministratif (Pedoman Kegiatan).

3) Menjadi pedoman untuk memvalidasilangkah-langkah kegiatan dalam organisasi(Pedoman Birokrasi).

4) Menjadi pedoman terkait penggunaanformulir, dokumen, blanko, dan laporanyang digunakan dalam kegiatan-kegiatanorganisai. (Pedoman Administrasi).

5) Menjadi pedoman penilaian efektifitaskegiatan organisasi. (Pedoman EvaluasiKinerja).

6) Menjadi pedoman mengintegrasikankegiatan-kegiatan organisasi, untukmembantu mencapai tujuan organisasi,(Pedoman Integrasi).

b. Keuntungan Standar Prosedur Operasional(SPO)1) SPO yang baik akan menjadi pedoman

bagi pelaksana, menjadi alat komunikasi,pengawasan dan menjadi pekerjaan yangdiselesaikan secara konsisten.

2) Tahu apa yang harus dicapai dalam setiappekerjaan.

3) SPO juga bisa dipergunakan sebagai salahsatu alat training dan bisa digunakanuntuk mengukur kinerja pegawai(Tambunan,2013:86).

Penulis berpendapat bahwa Standar ProsedurOperasional (SPO) dirumah sakit Lancang KuningPekanbaru sudah memiliki SPO dan sudah terlaksanadengan baik. Hal ini sejalam dengan teori yangada, bahwa kegunanan SPO merupakan pedomandalam kegiatan pengkodingan. Oleh sebab itupengkodingan penyakit di Rumah Sakit LancangKuning Pekanbaru masih terdapat ketidakakuratan.

SIMPULANDari 90 sampel rekam medis pasien rawat inap diRumah Sakit Lancang Kuning Pekanbaru didapatkode diagnosis yang akurat sebanyak 61 sampelrekam medis dengan persentase 67,8%, sedangkankode diagnosis yang tidak akurat sebanyak 29 sampelrekam medis dengan persentase 32,2%.

Sumber Daya Manusia (SDM) dibagian kodingRumah Sakit Lancang Kuning Pekanbaru sudahdapat dikatakan baik dikarenakan petugas kodingmerupakan berlatar belakang D3 Rekam Medis akantetapi belum pernah mengikuti pelatihan tentangpengkodingan.

Standar Prosedur Operasional (SPO) pengkodingandiagnosa penyakit di Rumah Sakit Lancang KuningPekanbaru sudah dibuat oleh pihak Rumah Sakit danpetugas sudah melakukan sesuai dengan prosedurtetap dari Rumah Sakit.

DAFTAR PUSTAKA

Adisasmito, W. (2008). Sistem Kesehatan. Jakarta:

DepKes RI. (2006) Pedoman Penyelenggaraan

Jakarta: Direktorat JendralPelayanan Medik.

________. (2009) Sistem Kesehatan Nasional.Jakarta.

Fathoni, A. (2006). Manajemen Sumber DayaManusia. Jakarta: Rineka Cipta.

Hatta, G.R. (2008). Pedoman Manajemen InformasiKesehatan di Sarana Pelayanan Kesehatan.Jakarta: UI-Press

Indriyani. (2013). .Pekanbaru.

Page 7: KEAKURATAN KODE DIAGNOSIS HEPATITIS BERDASARKAN …

61

Tri Purnama Sari dan Nurul Husna Dewi. Kakuratan Kode Diagnosis Hepatitis Berdasarkan ...

Notoatmodjo. (2003).Manusia. Jakarta: Rieneka Cipta.

________. (2005). Metodologi Penelitian Kesehatan.Jakarta: Rinaeka Cipta.

________. (2009).Manusia. Jakarta: Rinaeka Cipta.

________. (2010). Metodologi Penelitian Kesehatan.Jakarta: Rinaeka Cipta.

Rahayu. W.A. (2013).. Yogyakarta: Gosyen

Publishing.

Rustiyanto, E. (2009).dan Informasi Kesehatan. Yogyakarta : GrahaIlmu.

Tambunan. R. (2013). Standar Operating Prosedure(SOP). Jakarta: Maiestas Publising.

Yatim, F. (2004).dan Pencegahannya. Jakarta: Pustaka PopulerObor.

Undang-Undang Republik Indonesia No. 44 tahun2009, Tentang Rumah Sakit.