Hepatitis Djo

25
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit Hepatitis A sampai saat ini masih merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat di Indonesia yang cenderung meningkat jumlah pasien dan semakin luas penyebarannya. Selain itu, jumlah penduduk Indonesia adalah keempat terbesar di Dunia. Jumlah penduduk yang besar membawa konsekuensi yang besar juga, mengingat beragamnya tingkatan sosial, ekonomi, pendidikan dan budaya. Menurut hasil penelitian, setiap tahun kira-kira 10 juta orang terserang virus hepatitis A, termasuk warga dan komunitas di wilayah relatif bersih, seperti di Eropa Barat dan Amerika Utara. Di Amerika Serikat juga dilaporkan hampir 30.000 orang terinfeksi hepatitis A setiap tahunnya dan kasusnya diperkirakan belum banyak berkurang hingga saat ini. 1

Transcript of Hepatitis Djo

Page 1: Hepatitis Djo

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Penyakit Hepatitis A sampai saat ini masih merupakan salah satu masalah

kesehatan masyarakat di Indonesia yang cenderung meningkat jumlah pasien dan

semakin luas penyebarannya. Selain itu, jumlah penduduk Indonesia adalah

keempat terbesar di Dunia. Jumlah penduduk yang besar membawa konsekuensi

yang besar juga, mengingat beragamnya tingkatan sosial, ekonomi, pendidikan

dan budaya.

Menurut hasil penelitian, setiap tahun kira-kira 10 juta orang terserang

virus hepatitis A, termasuk warga dan komunitas di wilayah relatif bersih, seperti

di Eropa Barat dan Amerika Utara. Di Amerika Serikat juga dilaporkan hampir

30.000 orang terinfeksi hepatitis A setiap tahunnya dan kasusnya diperkirakan

belum banyak berkurang hingga saat ini.

Kasus hepatitis A di Indonesia disebabkan karena masih rendahnya tingkat

pengetahuan masyarakat kita tentang budaya hidup bersih dan sehat, kondisi

lingkungan pemukiman yang semakin padat, tingkat ekonomi yang rendah dan

budaya masyarakat kita yang sulit berubah. Untuk memberantas penyakit

Hepatitis A diperlukan pembinaan peran serta masyarakat yang terus menerus

dalam memutuskan mata rantai penyebaran virus Hepatitis A dengan

meningkatkan pola hidup bersih dan sehat. Upaya memotivasi masyarakat

dilakukan pemerintah melalui kerjasama lintas program dan lintas sektoral

termasuk tokoh masyarakat dan swasta. Namun demikian, penyakit ini masih

1

Page 2: Hepatitis Djo

terus endemis dan angka kesakitan cenderung meningkat di berbagai daerah. Oleh

karena itu, upaya untuk membatasi angka kesakitan penyakit ini sangatlah

penting.

Menurut data yang didapatkan peneliti dari mahasiswa Universitas

Sriwijaya Indaralaya, wabah penyakit hepatitis A menjadi wabah penyakit

tahunan yang diduga penyebarannya berasal dari kantin Fakultas Teknik. Empat

dari sepuluh mahasiswa yang mengonsumsi makanan dan minuman di kantin

Fakultas Teknik divonis mengidap penyakit Hepatitis A. Hal ini membuktikan

bahwa masalah penyakit hepatitis A di Universitas Sriwijaya Indralaya cukup

serius dan membutuhkan perhatian lebih dari seluruh pihak sehingga masalah ini

tidak terulang lagi pada tahun-tahun berikutnya.

Penyakit hepatitis A dapat disebabkan oleh sanitasi yang buruk dan

kondisi hygiene perorangan yang buruk. Sanitasi yang buruk dapat menyebabkan

makanan dan minuman terkontaminasi, sehingga dengan mudah virus hepatitis A

menjalar. Akan tetapi hal itu dapat dicegah jika kita menerapkan pola hidup sehat,

karena dengan pola hidup sehat maka kita akan memiki kondisi hygiene yang

baik. Namun sampai saat ini, belum diketahui secara pasti bahwa terdapat

hubungan antara sanitasi lingkungan dan kondisi hygiene perorangan dengan

kejadian hepatitis A di Universitas Sriwijaya Indralaya.

Inilah yang mendorong peneliti untuk melakukan penelitian dengan judul

“Hubungan antara Sanitasi Lingkungan dan Kondisi Hygiene Perorangan

dengan Kejadian Hepatitis A pada Mahasiswa di Universitas Sriwijaya

Indralaya”

2

Page 3: Hepatitis Djo

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan dari latar belakang diatas, peneliti merumuskan bahwa

masalah dalam penelitian ini adalah “Apakah ada hubungan antara sanitasi

lingkungan dan kondisi perorangan dengan kejadian hepatitis A pada Mahasiswa

di Universitas Sriwijaya Indralaya?”

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara

sanitasi lingkungan dan kondisi hygiene perorangan terhadap kejadian hepatitis A

pada Mahasiswa di Universitas Sriwijaya Indralaya

1.4 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi :

1.4.1 Masyarakat

a. Meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang gejala/tanda-tanda

penyebab serta penyebaran hepatitis A.

b. Meningkatkan perilaku hidup sehat masyarakat.

c. Meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang pentingnya sanitasi

lingkungan

3

Page 4: Hepatitis Djo

1.4.2 Instansi Terkait

a. Menurunkan angka kesakitan akibat penyakit Hepatitits A di Universitas

Sriwijaya Indralaya

b. Sebagai bahan evaluasi bagi Universitas Sriwijaya Indralaya

c. Sebagai suatu strategi terhadap upaya penanggulangan penyakit Hepatitis A

di Universitas Sriwijaya Indralaya

4

Page 5: Hepatitis Djo

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Hepatitis

2.1.1 Definisi

Hepatitis A adalah infeksi (iritasi dan pembengkakan) pada

hati yang disebabkan oleh virus Hepatitis A (MedlinePlus Medical

Encyclopedia Hepatitis)

2.1.2 Penyebab

Hepatitis A terjadi karena serangan virus yang diberi nama

Virus Hepatitis A (HAV) yang merupakan virus RNA positif.

(Harrison, 2000, p.1638).

From: Centers for Disease Control and Prevention (CDC), Atlanta, USA:10http://www.cdc.gov/ncidod/diseases/hepatitis/slideset/hep06.gif

Electron microscopy picture of human hepatitis A virus.

5

Page 6: Hepatitis Djo

2.1.3 Faktor Risiko

• Kebersihan diri dan lingkungan yang buruk.

• Pernah atau sedang mendapat transfusi darah.

• Memiliki pasangan seksual yang mengidap Hepatitis.

• Kaum homoseksual.

• Sering berganti-ganti pasangan seksual.

• Memakai jarum suntik bergantian, khususnya pemakai narkoba.

• Bayi yang lahir dari ibu yang mengidap Hepatitis.

• Pemakai Tatoo

2.1.4 Patogenesa

Virus Hepatitis A disebarkan melalui kotoran atau tinja

penderita. Penyebarannya disebut fecal-oral (tinja ke mulut) karena

biasanya tangan secara tidak sengaja menyentuh benda bekas

terkena tinja (misal di kamar mandi) dan kemudian digunakan

untuk makan, dapat juga melalui tranfusi darah, alat-alat tidak

steril, tempat tinggal yang sesak, kebersihan yang kurang, juga bisa

melalui kontak seksual dengan penderita. Virus yang masuk ke

dalam tubuh juga dapat menimbulkan penyakit Hepatitis. Kuman

ini masuk ke dalam tubuh dengan perantara makanan atau air yang

tercemar. Di dalam saluran penceranakan kuman tersebut dapat

berkembang biak dengan cepat, kemudian diangkut melalui aliran

darah ke dalam hati, dimana tinggal di dalam kapiler-kapiler darah

6

Page 7: Hepatitis Djo

dan menyerang jaringan-jaringan sekitarnya sehingga

menyebabkan radang hati. (Manjsoer A, 2000, p.525-528)

2.1.5 Gejala Hepatitis

• Gejala awal hepatitis yang sering tidak disadari, antara lain:

- Merasa sangat kelelahan

- Tidak nasfsu makan

- Nyeri otot

- Mual, muntah

- Demam

- Sakit Kepala

• Gejala hepatitis selanjutnya :

- Kulit dan sklera mata (pelapis bola mata yang biasanya berwarna

putih) menjadi kekuning-kuningan

- Urine berwarna gelap seperti air teh

2.1.6 Komplikasi

Komplikasi akibat Hepatitits A hampir tidak ada kecuali

pada para lansia atau seseorang yang memang sudah mengidap

penyakit hati kronis atau sirosis. (http://www2.rnw.nl)

7

Page 8: Hepatitis Djo

2.1.7 Pencegahan

1. Pencegahan Umum

Meliputi nasihat kepada pasien :

a. Perbaikan higien makanan-minuman.

b. Perbaikan higien sanitasi lingkungan dan pribadi

c. Isolasi pasien (anak dilarang ke sekolah atau penitipan anak sampai

dengan 2 minggu sesudah timbul gejala)

2. Pencegahan Khusus

Dengan cara :

a. Pasif dengan immunoglobulin normal manusia (NHIG : Normal

Human Immune Globulin)

b. Aktif dengan vaksin HAV yang diinaktifasi

2.2. Sanitasi

Sanitasi adalah perilaku disengaja dalam pembudayaan hidup

bersih dengan maksud mencegah manusia bersentuhan langsung dengan

kotoran dan bahan buangan berbahaya lainnya dengan harapan usaha ini akan

menjaga dan meningkatkan kesehatan manusia. Definisi lain dari sanitasi

adalah segala upaya yang dilakukan untuk menjamin terwujudnya kondisi

yang memenuhi persyaratan kesehatan. Sanitasi juga didefinisikan sebagai

usaha pencegahan penyakit dengan cara menghilangkan atau mengatur faktor-

faktor lingkungan yang berkaitan dalam rantai perpindahan penyakit tersebut

8

Page 9: Hepatitis Djo

(Ehlers dan Steele, 1958). Penerapan dari prinsip-prinsip sanitasi adalah untuk

memperbaiki, mempertahankan atau mengembalikan kesehatan yang baik

pada manusia (Betty, 1988). Di dalam Undang-Undang Kesehatan No.23

tahun 1992 pasal 22 disebutkan bahwa kesehatan lingkungan diselenggarakan

untuk mewujudkan kualitas lingkungan yang sehat, yang dapat dilakukan

dengan melalui peningkatan sanitasi lingkungan, baik yang menyangkut

tempat maupun terhadap bentuk atau wujud substantifnya yang berupa fisik,

kimia, atau biologis termasuk perubahan perilaku.

Kualitas lingkungan yang sehat adalah keadaan lingkungan yang bebas dari

resiko yang membahayakan kesehatan dan keselamatan hidup manusia

2.3 Hygiene Perorangan

Kata “hygiene” berasal dari bahasa Yunani yang artinya ilmu

untuk membentuk dan menjaga kesehatan (Streeth, J.A. and Southgate,H.A,

1986). Ruang lingkup hygiene dibagi 2 yaitu hygien lingkungan dan

perorangan. Hygiene perorangan adalah upaya kesehatan yang dilakukan oleh

setiap orang untuk memperoleh kesehatan jasmani, sosial, dan mental yang

optimal.Virus Hepatitis A menyebar melalui orang ke orang melalui

kontaminasi dengan air liur penderita. Tipe penyebaran yang demikian disebut

sebagai penyebaran “fecal-oral”. Selain itu, tangan bisa saja secara tidak

sengaja menyentuh benda bekas terkena tinja (misal di kamar mandi) dan

kemudian digunakan untuk makan. (Manjsoer A, 2000, p.525-528). Dengan

alasan ini virus dengan mudah menyebar pada daerah dengan sanitasi yang

9

Page 10: Hepatitis Djo

buruk dan kondisi higiene perorangan yang buruk. Kondisi hygiene

perorangan itu tergantung dari pola hidup orang itu sendiri. Contoh tindakan

yang dapat dilakukan misalnya dengan mencuci tangan sebelum makan,

mencuci tangan setelah buang air besar, tidak menggunakan pipet orang lain

saat minum, selalu menjaga kebersihan diri, dll.

2.4 Kerangka Konsep

10

Sanitasi yang buruk

Makanan dan

minuman

terkontaminasi

Hygiene perorangan

yang buruk

Dikonsumsi

Hepatitis A

Page 11: Hepatitis Djo

2.5 Hipotesis

H0: Tidak ada hubungan antara sanitasi lingkungan dan keadaan hygiene

perorangan dengan kejadian hepatitis A

H1: Ada hubungan antara sanitasi lingkungan dan keadaan hygien

perorangan dengan kejadian hepatitis A

2.6 Batasan Operasional

1. Hepatitis A adalah infeksi (iritasi dan pembengkakan) pada hati yang

disebabkan oleh virus Hepatitis A (MedlinePlus Medical Encyclopedia

Hepatitis)

2. Sanitasi adalah usaha pencegahan penyakit dengan cara menghilangkan

atau mengatur faktor-faktor lingkungan yang berkaitan dalam rantai

perpindahan penyakit tersebut (Ehlers dan Steele, 1958).

3. Hygiene perorangan adalah upaya kesehatan yang dilakukan oleh setiap

orang untuk memperoleh kesehatan jasmani, sosial, dan mental yang

optimal.

11

Page 12: Hepatitis Djo

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan jenis penelitian analitik observasional dengan

pendekatan ”case control study”, dengan data yang menyangkut faktor risiko

didapatkan dengan metode retrospektif.

3.2 Waktu dan Penelitian

Dalam penelitian ini waktu dan tempat yang akan dilakukan oleh peneliti

adalah :

Waktu : Januari 2011 s/d Oktober 2011

Tempat : Universitas Sriwijaya Indralaya

3.3 Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah semua mahasiswa Universitas

Sriwijaya Indralaya

Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan metode

simple random sampling dengan mengundi setiap mahasiswa yang akan

dijadikan sampel melalui daftar mahasiswa di Universitas Sriwijaya

Indralaya.

12

Page 13: Hepatitis Djo

Sample dalam penelitian ini dibagi menjadi dua kelompok, yaitu :

1. Case : Mahasiswa Universitas Sriwijaya Indralaya yang pernah

atau sedang menderita hepatitis A

2. Control : Mahasiswa Universitas Sriwijaya Indralaya yang tidak

pernah menderita hepatitis A

(matching atau pencocokkan dengan jenis kelamin, ras,

umur jarak tempat tinggal dari rumah sakit, dan umur

kasus)

3.4 Kriteria Pemilihan Sampel

Krtiteria inklusi:

Mahasiswa Universitas Sriwijaya Indralaya yang pernah atau

sedang menderita hepatitis A

Mahasiswa Universitas Sriwijaya Indralaya yang tidak pernah

menderita hepatitis A

Sehat secara mental

Bersedia mengisi kuesioner

Kriteria eksklusi:

Terdapat keadaan atau penyakit lain yang mengganggu

pengukuran maupun interpretasi

Terdapat keadaan yang mengganggu kemampulaksanaan

Subjek menolak berpartisipasi

13

Page 14: Hepatitis Djo

3.5 Kerangka Operasional

14

Semua Mahasiswa Universitas Sriwijaya

Case:

Pernah/sedang menderita hepatitis

A

Control:

Tidak pernah menderita hepatitis

A

Menentukan

Populasi

Pembagian Sample

Persetujuan dari sample (Informed consent)

Pengisian Kuisioner Wawancara

Data dikumpulkan dan ditambahkan

data-data lain

Semua data diolah

Semua data dianalisis

Page 15: Hepatitis Djo

3.6 Cara Pengumpulan Data

Data primer

Dikumpulkan dengan teknik wawancara menggunakan acuan kuisioner

dan observasi langsung

Data sekunder

Data diambil dari Universitas Sriwijaya Indralaya

3.7 Alat Pengumpulan Data

Kuesioner

Tape recorder

3.8 Variabel Penelitian

Variabel Independent

Variabel independent merupakan faktor risiko yang menyebabkan adanya

efek tertentu dalam suatu penelitian. Dalam penelitian ini variabel

independentnya adalah sanitasi yang buruk.

Variabel Dependent

Variabel dependent merupakan efek dari adanya faktor risiko dalam suatu

penelitian. Dalam penelitian ini variabel dependentnya adalah hepatitis A

15

Hasil penelitian

Page 16: Hepatitis Djo

3.9 Cara Pengolahan dan Analisis Data

Data-data yang didapat dari interview dan dari Universitas Sriwijaya

Indralaya ditelaah lalu kemudian diolah secara analitik menggunakan penentuan

risk ratio atau relative risk yang akan ditampilkan dalam tabel 2 x 2. Tabel tersebut

brebentuk:

Hepatitis A

Ya Tidak

San

itas

i Bur

uk

Ya a b a+b

Tidak c d c+d

a+c b+d a+b+c+d

Tabel 1. tabel 2 x 2 Sanitasi Buruk dan Hepatitis A

Risk Ratio (RR)=

16

Risk ratio

(relative risk)

A

A + B

C

C + D

Page 17: Hepatitis Djo

3.10 Masalah Etika

Pada penelitian ini permasalahan etika dapat diminimalisir dengan

menggunakan inform consent yang diberikan sebelum penelitian dilaksanakan dan

saat melaksanakan interview, peneliti menerapkan etika komunikasi pada setiap

responden.

3.11 Rancangan Kegiatan

Aktivitas

Bulan ke :

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

1. Persiapan

2. Pelaksanaan

3. Penyusunan

laporan

DAFTAR PUSTAKA

17

Page 18: Hepatitis Djo

http://www.who.int/csr/disease/hepatitis/HepatitisA_whocdscsredc2000_7.pdf

http://id.wikipedia.org/wiki/Sanitasi

http://id.wikipedia.org/wiki/Hepatitis_A

http://ain-hygiene.blogspot.com/2009/08/pengertian-hygiene-sanitasi.html

18