KATA PENGANTAR - kominfo.malangkab.go.idkominfo.malangkab.go.id/uploads/dokumen/kominfo-Rencana...
Transcript of KATA PENGANTAR - kominfo.malangkab.go.idkominfo.malangkab.go.id/uploads/dokumen/kominfo-Rencana...
KATA PENGANTAR
Sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 tentang
Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) Pasal 2 ayat (1), setiap instansipemerintah wajib menyelenggarakan SPIP. Pemerintah Kabupaten Malang, juga
memiliki kewajiban yang sama untuk menyelenggarakan SPIP. Dalam rangka
penyelenggaraan SPIP secara komprehensif dan sistematis, Dinas Komunikasi dan
Informatika perlu menyusun suatu Rencana Tindak Pengendalian (RTP). Rencana
Tindak Pengendalian (RTP) SPIP di lingkungan Dinas Komunikasi dan Informatikamemuat informasi tentang strategi penyeienggaraan SPIP dan rencana kerja Dinas
Komunikasi dan Informatika. Selanjutnya Pimpinan Instansi Pemerintah perlu
menyusun Rencana Tindak Pengendalian (RTP), Rencana tindak pengendalian intern
merupakan uraian tentang bagaimana instansi pemerintah diharapkan dapat mencapai
berbagai tujuan dan sasaran dengan menggunakan kebijakan dan prosedur untuk
meminimalkan risiko. Secara umum, RTP meliputi:
1.pernyataan tujuan dan sasaran unit kerja dan tingkatan kegiatan yang
terkonfirmasi;
2.penguatan lingkungan pengendalian;
3.pemetaan risiko yang dihadapi daiam pencapaian tujuan dan sasaran;
4.penguatan struktur, kebijakan, dan prosedur organisasi bertindak untuk
mengendalikan risiko;5.pengkomunikasian informasi keseluruhan unsure pengendalian termasuk hasit
penguatannya;6.pemantauan keseiuruhan unsur pengendalian termasuk hasil penguatannya.
Penyusunan rencana tindak pengendalian mengacu kepada lima unsur pengendalian
intern.
Informasi untuk mempersiapkan rencana tindak pengendalian intern diperoleh dari hasil
pemetaan, peniiaian, atau evaluasi atas sistem pengendalian intern yang ada. Rencana
tindak pengendalian intern dapat disesuaikan dengan bentuk dan kebutuhan instansi,
misalnya struktur organisasi dan proses bisnis organisasi. Rencana tindak pengendalian
intern juga mencakup kepada siapa rencana tersebut didistribusikan.
Pepibina Tingkat INIP. 19680701199803 2 007
M. Si
Malang, Januari 2020
Kepala Din^g Komunikasi dan Informatika/
Dokumen RTP ini merupakan salah satu dokumen penyelenggaraan sistem
pengendalian intern yang akan menjadi titik toiak dalam pengembangan SPIP padasuatu instansi pemerintah. Dengan adanya Dokumen RTP, diharapkan seluruh pegawai
Dinas Komunikasi dan Informatika memiliki kesamaan persepsi dalam membangun dan
menginternalisasikan SPIP dalam pelaksanaan tugas di llngkungan Dinas Komunikasi
dan Informatika.
A.LATAR BELAKANGDengan ditetapkannya paket reformasi birokrasi di bidang keuangan
negara dengan UU nomor 17 tahun 2004 tentang Keuangan Negara setta untuk
menciptakan Good Governance melalui UU Nomor 1 tahun 2004 tentangPerbendaharaan Negara, UU nomor 15 tahun 2004 tentang Pemeriksaan
Pengeiolaan dan Tanggungjawab Keuangan Negara dan UU nomor 28 tahun 2009tentang Penyelenggaraan negara yang bebas KKN, maka diperlukan SistemPengendalian Intern dalam mengeloia keuangan negara.
Selanjutnya terkait dengan pemeriksaan pengeiolaan dan pertanggungjawaban
keuangan negara, yang diatur dalam UU Nomor 15 Tahun 2004 tentang
Pemeriksaan dan Tanggungjawaban Pengeiolaan Keuangan Negara disebutkandalam Pasal 12 bahwa dalam rangka pemeriksaan keuangan dan/atau kinerja,
pemeriksa melakukan pengujian dan penilaian atas pelaksanaan sistem
pengandallan intern pemerintah. Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP)merupakan suatu kebijakan berkaitan dengan sistem pengendalian yang harus
dibuat oleh Pemerintah diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 60 tahun 2008tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) yang mewajibkan kepadapimpinan instansi pemerintah untuk menyelenggarakan SPIP. Sebagai instansi
penyeienggaran pemerintahan, Pemerintah Kabupaten Malang wajib
menyelenggarakan kebijakan SPIP sesuai Peraturan Pemerintah tentang SPIP dan
Peraturan Bupati tersebut secara terintegrasi ke dalam kegiatan dan tindakan
pelaksanaan tugas pokok di lingkungan Pemerintah Kabupaten Malang. Rencana
Tindak Pengendalian SPIP ditetapkan sebagai wujud pelaksanaan SPIP secaramenyeiuruh dalam penyelenggaraan tugas pokok Pemerintahan Kabupaten Malang.
Rencana Tindak Pengendalian merupakan uraian mengenai rencana tindak (action
plan) penguatan SPIP baik dalam bentuk pembangunan lingkungan pengendalianmaupun infrastruktur kebijakan pengendalian atas pelaksanaan tugas pokokPemerintah Kabupaten Malang, sehingga diharapkan dapat mendukung ataspencapaian tujuan, mlsi dan vlsi Pemerintah Kabupaten Malang.
B.DASARHUKUM1. Undang-Undang Republlk Indonesia Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan
Negara;
BAB IPENDAHULUAN
2.Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2004 tentangPerbendaharaan Negara;
3.Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan
Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara;4.Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem
Pengendalian Intern Pemerintah;
5.Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 81 Tahun 2010 Grand DesignReformasi Birokrasi 2010-2025;
6.Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2006 tentang
Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah;
7.Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 2011 tentang PercepatanPeningkatan Kualitas Akuntabilitas Keuangan Negara;
8.Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2011 tentang Rencana
Aksi Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi;
9.Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Dan Reformasi Birokrasi
Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2015 Tentang Road Map ReformasiBirokrasi 2015-2019;
10.Peraturan Daerah Kabupaten Malang Nomor 9 Tahun 2016 tentang
Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah (lembaran Daerah Kabupaten
Malang Tahun 2016 Nomor 1 Sen C), sebagaimana telah diubahn denganPeraturan Daerah Kabupaten Malang Nomor 12 Tahun 2018 tentang Perubahanatas Peraturan Daerah Nomor 9 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan
Perangkat Daerah (Lembaran Daerah Kabupaten Malang Tahun 2018 Nomor 1
SeriC);11.Peraturan Bupati Malang Nomor 31 Tahun 2016 tentang Kedudukan, Susunan
Organisasi, Tugas dan Fungsi, serta Tata Kerja Dinas Kominukasi dan
Informatika (Berita Daerah Kabupaten Malang Tahun 2016 Nomor 4 Sen C)
C.TUJUANRencana Tindak Pengendalian (RTP) ditujukan sebagai rencana tindak (action plan)penguatan SPIP baik daiam bentuk pembangunan lingkungan pengendalianmaupun infrastruktur kebijakan pengendalian yang akan dilaksanakan oleh
pimpinan dan para pegawai di lingkungan Dinas Komunikasi dan InformatikaKabupaten Malang
D.MANFAAT
Manfaat Rencana Tindak Pengendaiian (RTP) adalah sebagai berikut:
1.Memberikan arah dalam pengembangan SPIP secara menyeluruh hingga tercipta
keterpaduan antara sub-sub unsur SPIP dengan lingkungan pengendalian dalam
aktivitas dan kegiatan pelaksanaan tugas pokok Dinas Komunikasi dan
Informatika Kabupaten Malang;2.Menjadi dasar dalam membangun infrastruktur pengendalian sebagai bagian dari
penyelenggaraan SPIP;3.Menjadi dokumentasi dalam penyelenggaraan SPIP dan pengukuran kemajuan
penyelenggaraan SPIP;4.Pencapaian Tujuan dan Sasaran sebagai bagian dari Visi dan Misi Dinas
Komunikasi dan Informatika dapat diwujudkan secara efisien dan efektif;5.Pengelolaan keuangan dapat diselenggarakan secara handal;
6.Pengelolaan asset dapat diselenggarakan secara handal;
7.Seluruh peraturan perundangan dapat dipatuhi;
E. RUANGLINGKUP1.Lingkungan Pengendalian.
Lingkungan pengendaiian adalah lingkungan dimana pengendalian tersebutberada, yaitu meliputi antara lain : seluruh personil baik atasan maupun
bawahan, integritas, nilai etika dan kompetensi personil, manajerial, struktur
organisasi, wewenang dan tanggung jawab, kebijakan, pengawasan oleh aparat
pengawasan internal, dan hubungan antar instansi.
2.Penilaian Risiko.
Berbagai risiko organisasi dapat menghambat dan bahkan menggagalkan dalammewujudkan visi, misi, tujuan, sasaran dan kegiatan Dinas Kominfo Oleh karena
itu, risiko perlu diidentifikasi dan dianalisis seberapa besar pengaruhnya
terhadap pencapaian tujuan organisasi.
3.Kegiatan Pengendalian.
Kegiatan pengendalian mempunyai makna luas, yaitu segala upaya dan wujud
yang dilakukan organisasi dalam rangka mengendalikan segala aktivitasnya agar
tujuan dalam arti sempit dan luas (dimensi waktu dan operasional) dapatterwujud secara efektif dan efisien.Segala upaya dan wujud sebagai manifestasidari pengendalian intern tersebut didesain/dibangun berdasarkan penilain risiko
yang dapat mempengaruhi pencapaian tujuan organisasi.
4.Informasi dan Komunikasi.Informasi dan komunikasi antar personil baik atasan dengan bawahan, maupun
dengan instansi lain serta stakeholders merupakan urat nadi dalam organisasi.
Efektivitas pengendalian intern sangat dipengaruhi oleh kualitas informasi dankomunikasi.
5. Pemantauan.
Pemantauan dilakukan bukan hanya dilakukan terhadap aspek operasional dan
keuangan saja, namun pemantauan juga dilakukan terhadap efektivitas dan
kualitas pengendalian internnya. Pemantauan harus dilakukan secara
berkelanjutan oleh atasan dan para personil organisasi.efektivitas pengendalian
intern perlu juga dievaluasi oleh Aparat Pengawas Internal Pemerintah (APIP)maupun pihak eksternal
BAB IISEKILAS TENTANG SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMERINTAH
(SPIP)
A.PENGERTIAN SPIPDalam Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan
Negara, pasal 58 ayat (2) diamanatkan bahwa dalam rangka meningkatkankinerja, transparansi, dan akuntabilitas pengelolaan keuangan negara, Presiden
selaku Kepala Pemerintahan mengatur dan menyelenggarakan sistem
pengendalian intern di lingkungan pemerintahan secara menyeluruh. Undang-
Undang tersebut ditindaklanjuti dengan Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun
2008 tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah, kemudian Peraturan
Menteri Dalam Negeri Nomor 40 Tahun 2010 tentang Penyelenggaraan Sistem
Pengendalian Intern Pemerintah di lingkungan Kementerian Dalam Negeri dan
Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 061.05 - 282 Tahun 2011 tentang
Pembentukan Kelompok Kerja Penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern
Pemerintah di Lingkungan Kementerian Dalam Negeri. Sistem Pengendalian
Intern dalam PP Nomor 60 Tahun 2008 dilandasi pada pemikiran bahwa SistemPengendalian Intern melekat sepanjang kegiatan, dipengaruhi oleh sumber daya
manusia, serta hanya memberikan keyakinan yang memadai, bukan keyakinan
mutlak. Sistem Pengendalian Intern adalah proses yang integral pada tindakan
dan kegiatan yang dilakukan secara terus menerus (never ending process) oleh
pimpinan dan seluruh pegawai.
B.TUJUAN SPIPDalam PP Nomor 60 Tahun 2008 pasal 3 disebutkan bahwa untuk mencapaipengelolaan keuangan negara yang efektif, efisien, transparan, dan akuntabel,
menteri/pimpinan lembaga, gubernur, dan bupati/walikota wajib melakukan
pengendalian atas penyelenggaraan kegiatan pemerintahan. Pengendalian atas
penyelenggaraan kegiatan pemerintahan dilaksanakan dengan berpedoman pada
SPIP.
SPIP bertujuan untuk memberikan keyakinan yang memadai bagi tercapainya
efektivitas dan efisiensi pencapaian tujuan penyelenggaraan pemerintahan
negara, keandalan pelaporan keuangan, pengamanan aset negara, dan ketaatanterhadap peraturan perundang-undangan.
C. UNSUR-UNSUR DALAM SPIPSeperti telah disebutkan pada butir 1.4 Ruang Lingkup bahwa suatu
pengendalaian intern dipengaruhi oleh berbagai faktor atau unsur. Hal tersebut
dalam SPIP diakomodir sehingga menjadi bagian atau unsur yang membentuk
SPIP, yaitu :1.Lingkungan Pengendalian Pimpinan Instansi Pemerintah wajib menciptakan
dan memelihara lingkungan pengendalian yang menimbulkan perilaku positifdan kondusif untuk penerapan Sistem Pengendalian Intern dalam lingkungan
kerjanya, melalui:
•penegakan integritas dan nilai etika;
•komitmen terhadap kompetensi;
•kepemimpinan yang kondusif;
•pembentukan struktur organisasi yang sesuai dengan kebutuhan;
•pendelegasian wewenang dan tanggung jawab yang tepat;
•penyusunan dan penerapan kebijakan yang sehat tentang pembinaan
•sumber daya manusia; perwujudan peran aparat pengawasan intern
pemerintah yang•efektif; dan•hubungan kerja yang baik dengan Instansi Pemerintah terkait.
2.Penilaian Risiko Pimpinan instansi wajib melakukan peniiaian risiko yang
mencakup identifikasi risiko dan analisis risiko, baik risiko yang menghambat
pencapaian tujuan instansi maupun risiko yang menghambat pelaksanaan
kegiatan.
3.Kegiatan Pengendalian
Pimpinan instansi wajib menyelenggarakan kegiatan pengendalian atau
pengendaiaian intern sekurang-kurangnya terhadap kegiatan pokok/tupoksi
dan kewenangan instansi. Pengendalian intern hams terkait dengan proses
penilaian risiko dan dievaluasi secara teratur untuk memastikan bahwa
pengendalian intern tersebut masih sesuai dan berfungsi seperti yang
diharapkan.
4.Informasi dan Komunuikasi
Pimpinan Instansi Pemerintah wajib mengidentifikasi, mencatat, dan
mengkomunikasikan informasi dalam bentuk dan waktu yang tepat.Informasi
dan komunuikasi bukan hanya dalam lingkup internal, namun juga dengan
para stakeholders.
5.Pemantauan PimpinanInstansi Pemerintah wajib melakukan pemantauan Sistem Pengendalian
Intern.Pemantauan Sistem Pengendalian Intern dilaksanakan melalui
pemantauan berkelanjutan, evaluasi terpisah, dan berupa tindak lanjut
rekomendasi hasil audit dan reviu lainnya oleh pihak eksternal.
BAB IIIHASH PENILAIAN RESIKO
A.KRITERIA PENILAIAN RISIKO
Dari hasil penilaian risiko Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten Malang,
diketahui bahwa profile risiko Dinas Komunikasi dan Informatika adalah sebagaiberikut:
a.Bidang Statistik dan Informasi:
1.Seksi Statistik;2.Seksi Layanan Informasi;
3.Seksi Pengelolaan Informasi.
b.Bidang Persandian dan Aplikasi Informatika:
1.Seksi Persandian;2.Seksi Pengembangan Aplikasi Informatika;
3.Seksi Pemberdayaan Aplikasi Informatika.
c.Bidang Infrastruktur Teknologi Informasi dan Komunikasi:
1.Seksi Pengendalian dan Pengawasan Infrastruktur Teknologi Informasi
dan Komunikasi;2.Seksi Pengembangan Infrastruktur Teknologi Informasi dan Komunikasi;
3.Seksi Pengelolaan Data Center.
d.Bidang Komunikasi:
1.Seksi Kemitraan Komunikasi dan Kelembagaan;
2.Seksi Komunikasi Publik;3.Seksi Pemberdayaan Komunikasi.
B.Skala Dampak Risiko
Skala Penilaian Dampak risiko pada Peniiaian Risiko di Dinas Komunikasi danInformatika Kabupaten Malang menggunakan skala 5 (lima), dengan deskripsi
sebagai berikut:
5
4
3
2
1
Skala Nilai
Kemungkinan terjadi > 50 %
Mungkin terjadi kira- kita sekali dalam
setahun
Mungkin tidak terjadi atau peluang 50 /
50
Mungkin terjadi sekali dalam 2 tahun
Probabilitas antara 30 % - 50 %, tetapimasih cukup tinggi
Mungkin terjadi sekali dalam 3 tahunProbabilitas kurang daripada 25 %Mungkin terjadi sekali dalam setahun
Probabilitas rendah, tetapi lebih besardan nol
Kecil kemungkinan tetapi tidakdiuraikan
Definisi KriteriaKemungkinan
Sangat sering
Sering
Kadang-kadang
Jarang
Sangat Jarang
KriteriaKemungkinan
5
4
3
2
1
No.
Skala Kemungkinan (Probabilitas) Dinas Komunikasi dan InformatikaKabupaten Malang
2. Skala Kemungkinan
Skala penilaian kemungkinan yang dipergunakan dalam peniiaian risiko padaDinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten Malang menggunakan skala 5
(lima) dengan deskripsi sebagai berikut:
5
4
3
2
1
Skala Nilai
Sangat mempengaruhi tujuanorganisasi dan atau keqiatan
Berpengaruh pada kualitaspencapaian tujuan organisasi ataukegiatan
Berpengaruh pada efisiensi tujuanorganisasi dan atai kegiatan
Sedikit mempengaruhi efisiensitujuan organisasi dan atau kegiatan
Tidak terpengaruh efisiensi danefektifitas tujuan organisasi danatau kegiatan
Definisi KriteriaDampak
Sangat Besar
Besar
Cukup besar
Kecil
Sangat Kecil
Kriteria Dampak
5
4
3
2
1
No.
Skala Dam pa k Dinas Komunikasi danInformatika Kabupaten Malang
D. DAFTAR IDENTIFIKASI RISIKODinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten Malang pada tahun 2019memiliki 12 (dua belas) risiko, (daftar risiko dalam lampiran matriks daftarrisiko) dengan rincian sebagai berikut:1.Bidang Statistik dan Informasi:
a.Seksi Statistik;
b.Seksi Layanan Informasi;
c.Seksi Pengelolaan Informasi.
2.Bidang Persandian dan Aplikasi Informatika:
a.Seksi Persandian;
b.Seksi Pengembangan Aplikasi Informatika;c.Seksi Pemberdayaan Aplikasi Informatika.
3.Bidang Infrastruktur Teknologi Informasi dan Komunikasi:
a. Seksi Pengendalian dan Pengawasan Infrastruktur Teknologi Informasi
dan Komunikasi;
Diperiukan tindakan segera untuk mengelola resiko(Unacceptable)
Diperiukan tindakan untuk mengelola resiko (Issue)
Disarankan diambil tindakan jika tersedia sumber daya(Sumpplementary Issue)
Tidak diperiukan tindakan (Acceptable)
Tindakan yang Diambil
Sangat TinggiTinggi
SedangRendah
Kategori LevelResiko
DAMPAKSetelah resiko teridentifiksi, maka dapat diambil keputusan sebagaiberikut:
;• Tinggi
, Tinggi
Sangat tinggi
oangai imggi
Sangat tinggi ^
Sedang
Sedang
Tinggi
oangaiunyyi
Sangat tinggi
Rendah
Sedang
Tinggi
Tinggi
Sangat tinggii
Rendah
Rendah
Sedang
Sedang
Tinggi>;•-,., .
Rendah
Rendah
Rendah
Sedang
Sedang
JOOCD>00
C. Skala RisikoMatrik risiko yang digunakan dalam penilaian risiko pada Dinas Komunikasidan Informatika Kabupaten Malang adalah 5x5 dengan deskripsi sebagaiberikut:
Skala Risiko Dinas Komunikasi dan Informatika Malang
5
00
JUMLAH
1 J1 WARNA
Tinggi
Sangat TinggiURAIAN
21
NO.
2. Bidang Persandian dan Aplikasi Informatika
Tabel Hasil Analisa Risiko pada Bidang Persandian dan Aplikasi Informatika
digambarkan dalam tabel berikut:
3000
JUMLAH
B^ ^%l^ ^^f^^^i^^^^ ^^^i^ ^^^Mrt^ ^^^^^rfi^^^^^^ ^^^B
k'-l- *.' • •-.•' ;% <•• iV'-^c••:•^• ',' •• "-^V-t ; ^
WARNA
Rendah
Sedang
Tinggi
Sangat TinggiURAIAN
4321
NO.
E. ANALISA RISIKOAnalisa Risiko dilakukan dengan penyebaran form kepada semua Bidang/Seksi pada Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten Malang.Hasil Analisa Risiko Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten Malangadalah sebagai berikut:1. Bidang Statistik dan Informasi
Tabel Hasil Analisa Risiko pada Bidang Statistik dan Informasi digambarkan
dalam tabel berikut:
5
5
33
Dampak
5
5
33
Sebab
5
5
33
RisikoTahun 2019
JUMLAHBidang Komunikasi
Bidang Infrastruktur Teknologi Informasidan Komunikasi
Bidang Persandian dan AplikasiInformatika
Bidang Statistik dan InformasiBidang
4
3
21
No
Risiko Beridentifikasi Dinas Komunikasi dan Informatika
b.Seksi Pengembangan Infrastruktur Teknologi Informasi dan Komunikasi;
c.Seksi Pengelolaan Data Center.
4. Bidang Komunikasi:
a.Seksi Kemitraan Komunikasi dan Kelembagaan;
b.Seksi Komunikasi Publik;c.Seksi Pemberdayaan Komunikasi.
0050
JUMLAHWARNA
Rendah
Sedang
Tinggi
Sangat TinggiURAIAN
4321
NO.
4. Bidang Komunikasi
Tabel Hasil Analisa Risiko pada Bidang Komunikasi digambarkan dalam tabel
berikut:
0050
JUMLAH
[,„•,„„^,^,.„,^„-.,
WARNA
Rendah
Sedang
Tinggi
SangatTinggiURAIAN
4321
NO.
3. Bidang Infrastruktur Teknologi Informasi dan Komunikasi
Tabel Hasil Analisa Risiko pada Bidang Infrastruktur Teknologi Informasi dan
Komunikas digambarkan dalam tabel berikut:
Rendah
Sedang
mMATIKA73OINFIDANcoIIKAcOCO
IKOCOAFTARD^IVNYUSUTJ m
CO OCO'iTJ CD 3 CO CDI
O
CD m 3 71
o o co t CO
^z%
5' J
J- CD
CD.3
.^'3
OCO 3g3 5
O ICDg
Q.
3CD
CD3
.
CD <
0) O
"2
^"
Q. OII I^ "' C
O
O
CD 3 8 c
o ^^II 3" 0)o
O 3
^o
"< S
^^ 3
'
— Q
. CO
|||
3 O T
l
111o
3 SP
O"
CDCD
"O •<
O. 3
3 0
1 CO
3^
9:H
fi> ^
o- 5
'^
- CD
(D O
.2^
^. D
)3'i
-m ^
"—
2 D
CD en'
IB1 eo
^o
a|3
IB
(Qe
n><
a^^I
D
IS
a 3
•--
CDIB
^
"
c X"
en e5'
SB
IBO
-_"3
_I
B3
TJQ
.
a mi2
•s
SBenida
.en'5
x<D^
S>
3a
3IDISt3 enBral
3Cc Xend3IB X<=
m=
9:
SBO
'3
CCO
3.
3 C
DIB
QLI
T3 SB 7T
. cO
O
l3
TJ
<Dii
. ^2.S
- o
SBC
<Q
TJ CDa-
3
3 &
3 =
> II ^^"
Q)IB
<fl
7) en'7K 70
3" ^
3" 8
si^i
SB
i<^
3 o
0) T
J3
(!)
O 2
.
3 3
COI COCO CD
co o.
CD 3C 3 CD CD 3
c "D
' cd 3
a CD 1CD
CD IIco m
f I 3 6T
•oO
COI g
3
CO CO c 3 CD O T3 I
3 —
x:.
3 <
Q ^
ff S
33 g
-"a 3
CD C
O
115
a^ ff g ^CO l 2 c
CO
73
CD
DQ
. CO 7̂TCO c
f 3 e:
2. 3CD
Tl P
3 ^^
<o H
.
I 8
CD
CT 7
1 7
3
73 2
P ^
S 2.
gI S
8o. a
co
iin
3 C
D C
D ^
^ 3
. E
^.
D) CD a D) 3 CO
T3 CD
3 3
S^
a.a
.co
cd c
d5
;^
^3
>^
CD C
g3
3o
)3
3
(3 P * \ 9 ff
CD 7
3S>
CD C
Dg
?Q
.-•
3
CD
mQ
.
en Iffi.
ga
^3
3C
D3
3Q
.CO
ffO
"D
aa
®CT
c^*
rr3
i o' Q. ff•nc
o 7
3
3ff
1ca
"g:
CDp
gP
=5
3
73CO CD
CO so so 2 2.
o
6.
so•8I
Sff i^
C3CO3gadaa3-a
3gadaa
c COsoUi13utuhang-
9- P
l0)
jo
^ Q
.
I6 i ST
co 1
3
ff T3 so CD 10 3
f so 3X̂I
^m
(3.
SO3
9L
S-Q
.g03
0)3
^3
S 0> 3
i ^s
2. 3
SOJ^
SOS
OSO^
3
SO
SO
Q.
IK"
T3
< 3
- ^^
3 ^
Q.
10 33'
CD
II0)
C_
'^
- —(
IB
Q) <
9L s
o &
> t
>fl)
^ 3
"Q
3 <g c
1 i-
•a ^
2 7
3m s
o 3
so
las*
^ so
.<
& 35?
c^
3.
3S
.