KATA PENGANTAR - sinta.unud.ac.id · dengan muncul pita pada 758bp. Kondisi optimal PCR dapat...
Transcript of KATA PENGANTAR - sinta.unud.ac.id · dengan muncul pita pada 758bp. Kondisi optimal PCR dapat...
ii
KATA PENGANTAR
Pertama-tama penulis memanjatkan puji syukur ke hadapan Ida Sang
Hyang Widhi Wasa/ Tuhan Yang Maha esa, karena hanya atas asung kerta wara
nugraha-Nya/kurnia-Nya, skripsi ini dapat diselesaikan.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada Dr. Ni Nengah Dwi Fatmawati, Sp. MK, Ph.D sebagai
pembimbing yang dengan penuh perhatian telah memberikan dorongan, semangat,
bimbingan, dan saran selama proses penyelesaian skripsi ini.
Ucapan yang sama juga ditujukan kepada Rektor Universitas Udayana
Prof. Dr. dr. Ketut Suastika, Sp.PD. KEMD atas kesempatan dan fasilitas yang
diberikan kepada penulis untuk mengikuti dan menyelesaikan pendidikan
Program S1 di Universitas Udayana. Ucapan terima kasih ini juga ditujukan
kepada Ketua Program Studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas
Udayana Dr. dr. Dewa Putu Gde Purwa Samatra, Sp.S(K) atas kesempatan yang
diberikan kepada penulis untuk menjadi mahasiswa Program S1 pada PSPD FK
Universitas Udayana. Tidak lupa pula penulis ucapkan terima kasih kepada Prof.
Dr. dr. Putu Astawa, Sp.OT., M.Kes selaku Dekan Fakultas Kedokteran
Universitas Udayana atas ijin yang diberikan kepada penulis untuk mengikuti
pendidikan program S1. Pada kesempatan ini, penulis juga menyampaikan rasa
terima kasih kepada Bu Wahyu dan Bu Dian selaku Laboran pada lab.
Mikrobiologi FK Universitas Udayana karena telah menyempatkan waktunya
membimbing peneliti dalam melangsungkan penelitian ini. Ungkapan terima
kasih penulis sampaikan pula kepada penguji skripsi, yaitu Dr. dr. Ni Nyoman Sri
Budayanti, Sp.MK (K) yang telah memberikan masukan, saran, sanggahan, dan
koreksi pada saat pengusulan proposal penelitian sehingga skripsi ini dapat
terselesaikan tepat waktu.
Semoga Ida Sang Hyang Widhi Wasa/ Tuhan Yang Maha Esa selalu
melimpahkan rahmat-Nya kepada semua pihak yang telah membantu pelaksanaan
dan penyelesaian skripsi ini, serta kepada penulis sekeluarga.
iii
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS SKRIPSI
Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya
tulis yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu
perguruan tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya tidak terdapat karya atau
pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan orang lain, kecuali yang secara
tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.
Apabila kemudian hari terbukti bahwa saya melakukan tindakan menyalin
atau meniru tulisan orang lain sebagai hasil pemikiran saya sendiri, maka gelar
dan ijazah yang telah diberikan oleh universitas batal saya terima.
Denpasar, 22 Desember 2016
Yang menyatakan
(Ni Luh Raka Mery Hardiani)
NIM. 1302005076
iv
OPTIMASI POLYMERASE CHAIN REACTION (PCR) DETEKSI
MOLEKULER GEN BLANDM-1 PADA ISOLAT KLINIS Klebsiella
pneumoniae RESISTEN KARBAPENEM TAHUN 2015-2016 DI RSUP
SANGLAH DENPASAR
Ni Luh Raka Mery Hardiani
Fakultas Kedokteran Universitas Udayana
ABSTRAK
Resistensi bakteri Klebsiella pneumoniae terhadap karbapenem menjadi masalah
dalam penanganan pasien. Gen blaNDM-1 adalah salah satu gen yang diketahui
bertanggung jawab dalam resistensi tersebut. Deteksi dini sangat diperlukan
sehingga pada penelitian ini dicari keadaan-keadaan optimal untuk deteksi
molekuler gen blaNDM-1 dengan teknik PCR. Penelitian ini bersifat laboratory
explorative dengan teknik convenient purposive sampling sehingga ditemukan 11
buah sampel dari isolat klinis yang memenuhi kriteria inklusi. Tahapan-tahapan
dalam penelitian ini meliputi penumbuhan isolat Klebsiella pneumonia, isolasi
DNA Klebsiella pneumonia, PCR, elektroforesis gel agarosa, dan transiluminasi
UV. Didapatkan keadaan optimal pada PCR yaitu pre-denaturasi pada suhu 950C
selama 5 menit, denaturasi pada suhu 950C selama 1 menit, annealing pada suhu
550C selama 30 detik, ekstensi pada suhu 720C selama 1 menit dan final ekstensi
pada suhu 720C selama 4 menit. Volume akhir pada reaksi PCR yaitu 10 µl yang
mengandung Master Mix Promega 5 µl, primer forward 0.3 µl, primer reverse 0.3
µl, dan DNA template 1 µl. Dari 11 sampel ditemukan 1 sampel positif gen
blaNDM-1 dengan muncul pita pada 758bp. Kondisi optimal PCR dapat membantu
dalam mendiagnosis secara molekuler adanya resistensi terhadap karbapenem.
Kata Kunci: Klebsiella pneumoniae, NDM-1, Karbapenem, PCR, Optimasi
v
OPTIMIZATION OF POLYMERASE CHAIN REACTION (PCR) IN
MOLECULAR DETECTION OF BLANDM-1 GENE AMONG CLINICAL
ISOLATES OF Klebsiella pneumoniae CARBAPENEM RESISTANCE
YEAR 2015-2016 IN RSUP SANGLAH DENPASAR
Ni Luh Raka Mery Hardiani
Medical Faculty of Udayana University
ABSTRACT
Resistance of Klebsiella pneumoniae to carbapenem becomes a problem in
treating patients. Early detection is necessary; this study was conducted to find
optimal conditions for molecular detection of blaNDM-1 gene by PCR. It was
laboratory explorative with convenient purposive sampling technique that found
11 samples from clinical isolates, which met the inclusion criteria. The stages of
this study included the growth of Klebsiella pneumoniae isolates, DNA isolation,
PCR, agarose gel electrophoresis and UV trans illumination. Optimal condition of
PCR which obtained were pre-denaturation at temperature of 950C for 5 minutes,
denaturation at temperature of 950 C for 1 min, annealing at temperature of 550C
for 30 seconds, extension at temperature of 720C for 1 min and final extension at
temperature of 720C for 4 minutes. The final volume in the PCR reaction of 10 μl
containing Promega Master Mix 5 ml, forward primer 0.3 ml, reverse primer 0.3
mL, and 1 mL DNA template. One sample was positive showing blaNDM-1 gene,
which appear band in 758bp. Optimal PCR conditions can help in diagnosing
resistance to carbapenem in molecular basis.
Keywords: Klebsiella pneumoniae, NDM-1, Carbapenem, PCR, Optimization
vi
RINGKASAN
Resistensi terhadap antibiotik dewasa ini semakin mengkhawatirkan dan
terus menjadi fokus perhatian dunia. Data dari WHO berdasarkan pengamatan
global pada tahun 2014 menunjukkan terjadinya peningkatan resistensi terhadap
antibiotik di seluruh belahan dunia, termasuk di daerah Asia Tenggara. WHO
pada tahun 2014 juga melaporkan terjadinya resistensi terhadap antibiotik
karbapenem pada bakteri Klebsiella pneumoniae. Dimana karbapenem dikenal
sebagai “last line agent” atau “antibiotic of last resort” yang menimbulkan
permasalahan yang serius dalam dunia medis meninjau dari peningkatan jumlah
kasus yang ditemui. Resistensi terhadap antibiotik karbapenem disebabkan oleh
dibentuknya karbapenemase yang merupakan β-laktamase dengan kemampuan
hidrolitik yang hebat, dapat menyebabkan aktivitas banyak antibiotik β-laktam
menjadi tidak efektif, yang mampu menghidrolisis penisilin, monobaktam,
cephalosporin, dan karbapenem. Karbapenemase merupakan bagian dari kelas A,
B, dan D β-laktamase.
Penelitian Dongeun Yong melaporkan adanya jenis baru dari kelas B β-
laktamase yaitu NDM-1 yang merupakan singkatan dari New Delhi Metallo β-
Laktamase 1 yang ditemukan pada seorang pasien berkebangsaan India yang
menetap di Swedia dimana sebelumnya mendapat perawatan rumah sakit di New
Delhi akibat Infeksi Saluran Kemih (ISK) dengan etiologi Klebsiella pneumoniae.
Gen resisten NDM-1 sekarang muncul sebagai salah satu mekanisme baru yang
menyebabkan bakteri resisten terhadap karbapenem. Berdasarkan hasil survey
oleh Berrazeg et al dari 1 Desember 2009 hingga 31 Desember 2012 diketahui
bahwa bakteri penghasil NDM-1 paling banyak adalah Klebsiella pneumoniae.
vii
Klebsiella pneumoniae merupakan bakteri gram negatif yang berasal dari family
Enterobacteriaceae yang menempati urutan kedua tersering penyebab bakteremia
setelah Escherechia coli. Infeksi oleh Klebsiella pneumoniae dihubungkan dengan
infeksi oportunistik.
Meningkatnya migrasi dan perjalanan wisata merupakan salah satu faktor
yang memudahkan penyebaran plasmid yang membawa gen resisten blaNDM-1 dari
satu tempat ke tempat lain. Isolat yang positif membawa gen blaNDM-1 sudah
ditemukan di hampir seluruh belahan dunia antara lain Australia, Singapura,
Belgia, Kanada, Prancis, Italia, Jepang, Belanda, New Zealand, Oman, Taiwan,
USA, Austria, Cina, Denmark, Kuwait, Lebanon, Norwegia, Afrika Selatan,
Spanyol, Swedia, dan Turki. Mengingat penyebarannya yang pesat, perlu
dilakukan pendeteksian dini terhadap keberadaan gen ini. Salah satu teknik yang
ada antara lain melalui Polymerase Chain Reaction (PCR). Untuk mendapatkan
hasil yang baik pada PCR, perlu dilaksanakan optimasi terlebih dahulu guna
mengetahui keadaan-keadaan optimal yang diperlukan. Hal yang perlu di optimasi
antara lain konsentrasi primer, suhu annealing, dan volume cetakan DNA yang
digunakan.
Penelitian ini bersifat laboratory explorative dengan teknik convenient
purposive sampling sehingga ditemukan 11 buah sampel dari isolat klinis yang
memenuhi kriteria inklusi. Tahapan-tahapan dalam penelitian ini meliputi
penumbuhan isolat Klebsiella pneumonia, isolasi DNA Klebsiella pneumonia,
PCR, elektroforesis gel agarosa, dan transiluminasi UV. Didapatkan keadaan
optimal pada PCR yaitu pre-denaturasi pada suhu 950C selama 5 menit, denaturasi
pada suhu 950C selama 1 menit, annealing pada suhu 550C selama 30 detik,
viii
ekstensi pada suhu 720C selama 1 menit dan final ekstensi pada suhu 720C selama
4 menit. Volume akhir pada reaksi PCR yaitu 10 µl yang mengandung Master
Mix Promega 5 µl, primer forward 0.3 µl, primer reverse 0.3 µl, dan DNA
cetakan 1 µl. Dari 11 sampel ditemukan 1 sampel positif gen blaNDM-1 dengan
muncul pita pada 758bp. Kondisi optimal PCR dapat membantu dalam
mendiagnosis secara molekuler adanya resistensi terhadap karbapenem.
Adapun kelemahan dari penelitian ini adalah ketiadaan sampel positif serta
belum dilaksanakannya sequencing. Pada penelitian selanjutnya perlu dicari
sampel positif yang sesuai. Serta dapat dilaksanakan penelitian lanjutan dengan
jumlah sampel yang lebih besar, sehingga didapatkan berapa prevalensi gen
blaNDM-1 di RSUP Sanglah. Perlu juga dilaksanakan penelitian lebih lanjut untuk
mencari gen-gen lain yang menyebabkan terjadinya resistensi terhadap antibiotik
karbapenem pada isolat yang ditemukan di RSUP Sanglah.
ix
DAFTAR ISI
SAMPUL DALAM .................................................................................................. i
LEMBAR PENGESAHAN .................................................................................... ii
PENETAPAN PANITIA PENGUJI ..................................................................... iii
KATA PENGANTAR ........................................................................................... iv
PERNYATAAN KEASLIAN PENELITIAN ......................................................... v
ABSTRAK ............................................................................................................. vi
ABSTRACT .......................................................................................................... vii
RINGKASAN ...................................................................................................... viii
DAFTAR ISI ......................................................................................................... xi
DAFTAR TABEL ................................................................................................ xiv
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. xv
DAFTAR SINGKATAN ..................................................................................... xvi
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .............................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ........................................................................................... 4
1.3 Tujuan Penelitian .......................................................................................... 5
1.3.1 Tujuan Umum .................................................................................. 5
1.3.2 Tujuan Khusus .................................................................................. 5
1.4 Manfaat Penelitian ....................................................................................... 6
1.4.1 Manfaat Akademis ............................................................................. 6
1.4.2 Manfaat Praktis ................................................................................. 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Klebsiella pneumoniae ................................................................................ 7
2.1.1 Karakteristik dan Morfologi Klebsiella pneumoniae ....................... 7
2.1.2 Faktor Virulensi Klebsiella pneumoniae .......................................... 9
2.2 Resistensi Klebsiella pneumoniae ................................................................ 12
x
2.3 Gen NDM-1 Pada Kelas B Metallo β-Laktamase ........................................ 13
2.4 Polymerase Chain Reaction (PCR) .............................................................. 15
BAB III KERANGKA BERPIKIR DAN KONSEP PENELITIAN
3.1 Kerangka Berpikir ....................................................................................... 17
3.2 Kerangka Konsep.......................................................................................... 19
BAB IV METODE PENELITIAN
4.1 Rancangan Penelitian ................................................................................... 20
4.2 Waktu dan Lokasi Penelitian ....................................................................... 20
4.2.1 Waktu Penelitian ............................................................................... 20
4.2.2 Lokasi Penelitian .............................................................................. 20
4.3 Populasi dan Sampel Penelitian ................................................................... 20
4.3.1 Populasi Penelitian ............................................................................ 20
4.3.2 Teknik Penentuan Sampel ................................................................ 21
4.4 Kriteria Inklusi dan Eksklusi ....................................................................... 21
4.4.1 Kriteria Inklusi .................................................................................. 21
4.4.2 Kriteria Eksklusi ............................................................................... 21
4.5 Variabel Penelitian ....................................................................................... 21
4.5.1 Identifikasi Variabel ........................................................................ 21
4.5.2 Definisi Operasional ......................................................................... 22
4.6 Bahan dan Instrumen Penelitian .................................................................. 22
4.6.1 Bahan Penelitian ............................................................................... 22
4.6.2 Instrumen Penelitian ......................................................................... 23
4.7 Prosedur Penelitian ...................................................................................... 24
4.7.1 Penumbuhan Klebsiella pneumoniae ............................................... 24
4.7.2 Isolasi DNA Klebsiella pneumoniae ................................................. 24
4.7.3 Teknik PCR ....................................................................................... 24
4.7.4 Elektroforesis Gel Agarosa ............................................................... 24
4.8 Alur Penelitian .............................................................................................. 25
4.9 Analisis Data ................................................................................................. 26
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1 Hasil ............................................................................................................. 27
5.2 Pembahasan .................................................................................................. 30
xi
BAB VI SIMPULAN DAN SARAN
6.1 Simpulan ....................................................................................................... 32
6.2 Saran ............................................................................................................. 32
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
xii
DAFTAR TABEL
Tabel 5.1 Data sampel isolat Klebsiella pneumoniae ......................................... 27
Tabel 5.2 Campuran PCR pada optimasi PCR gen gen blaNDM-1 pada bakteri
Klebsiella pneumoniae ........................................................................................... 29
Tabel 5.3 PCR pada optimasi PCR gen gen blaNDM-1 pada bakteri Klebsiella
pneumoniae ............................................................................................................ 29
xiii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Isolat Klebsiella pneumonia pada media agar MacConkey ................. 9
Gambar 2.2 Figur skematik faktor virulensi Klebsiella pneumonia ...................... 10
Gambar 5.1 Hasil optimasi PCR keenam gen blaNDM-1 pada bakteri Klebsiella
pneumonia .............................................................................................................. 28
xiv
DAFTAR SINGKATAN
WHO : World Health Organization
MRSA : Methicillin Resistant Staphylococcus aureus
ESBL : Extended Spectrum β-Laktamase
NDM-1 : New Delhi Metallo β-Laktamse 1
MHSA : Mannose Sensitive Hemagglutinins
LPS : Lipopolisakarida
KPC : Klebsiella pneumoniae Carbapenemase
MBL : metallo β-laktamase
EDTA : Ethylenediaminetetraacetic acid
VIM : Verona Integron-Mediated Metallo-β-lactamase
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Resistensi terhadap antibiotik dewasa ini semakin mengkhawatirkan dan
terus menjadi fokus perhatian dunia (WHO, 2015). Data dari WHO berdasarkan
pengamatan global pada tahun 2014 menunjukkan terjadinya peningkatan
resistensi terhadap antibiotik di seluruh belahan dunia. Di daerah Asia Tenggara
hasil pengamatan menunjukkan terjadinya resistensi tingkat tinggi dari bakteri
Escherichia coli dan Klebsiella pneumoniae terhadap cephalosporin generasi
ketiga dan florokuinolon. Di beberapa daerah di Asia Tenggara juga diketahui
bahwa lebih dari satu seperempat infeksi oleh Staphylococcus aureus merupakan
Methicillin Resistant Staphylococcus aureus (MRSA) (WHO, 2014). Pada
penelitian yang dilaksanakan oleh Usman Hadi di Indonesia yang terdiri dari dua
kali pengamatan menunjukkan terjadinya peningkatan bakteri penghasil ESBL
dan MRSA dengan persentasi 22% dan 18% pada tahun 2010 menjadi 53% dan
24% berturut-turut (Hadi et al., 2013).
WHO pada tahun 2014 melaporkan terjadinya resistensi terhadap
antibiotik karbapenem pada bakteri Klebsiella pneumoniae yang sudah menyebar
ke seluruh belahan dunia (WHO, 2014). Karbapenem disebut sebagai "last-line
agent” atau "antibiotic of last resort" karena kemampuannya yang unik yang
relatif resisten terhadap hidrolisis oleh β-laktamase sehingga resistensi terhadap obat
dari golongan ini menimbulkan permasalahan yang serius dalam dunia medis
meninjau dari peningkatan jumlah kasus yang ditemui (Papp-Wallace et al.,
2
2011). Karbapenemase merupakan β-laktamase dengan kemampuan hidrolitik
yang hebat, dapat menyebabkan aktivitas banyak antibiotik β-laktam menjadi
tidak efektif, yang mampu menghidrolisis penisilin, monobaktam, cephalosporin,
dan karbapenem. Karbapenemase merupakan bagian dari kelas A, B, dan D β-
laktamase (Queenan and Bush, 2007). Penelitian Dongeun Yong melaporkan
adanya jenis baru dari kelas B β-laktamase yaitu NDM-1 yang merupakan singkatan
dari New Delhi Metallo β-Laktamase 1 yang ditemukan pada seorang pasien
berkebangsaan India yang menetap di Swedia dimana sebelumnya mendapat
perawatan rumah sakit di New Delhi akibat Infeksi Saluran Kemih (ISK) dengan
etiologi Klebsiella pneumoniae. Gen resisten NDM-1 sekarang muncul sebagai
salah satu mekanisme baru yang menyebabkan bakteri resisten terhadap
karbapenem (Yong et al., 2009). Banyaknya penduduk, sanitasi dan kebersihan
yang buruk, sulitnya air bersih, penggunaan dan penjualan antibiotik bebas tanpa
resep dokter, dan kebijakan antibiotik di rumah sakit yang lemah memudahkan
penyebaran NDM-1 (Nordmann et al., 2011). Berdasarkan hasil survey oleh
Berrazeg et al dari 1 Desember 2009 hingga 31 Desember 2012 diketahui bahwa
bakteri penghasil NDM-1 paling banyak adalah Klebsiella pneumoniae (Berrazeg
et al., 2014).
Klebsiella pneumoniae merupakan bakteri gram negatif dari famili
Enterobacteriaceae yang menempati urutan kedua tersering penyebab bakteremia
setelah Escherechia coli. Infeksi oleh Klebsiella pneumoniae dihubungkan dengan
infeksi oportunistik (ECDC, 2012). Infeksi oleh Enterobacteriaceae yang resisten
terhadap karbapenem khususnya Klebsiella pneumonia menjadi tantangan bagi
3
dunia medis, mengingat bahwa resistensi terhadap berbagai jenis antibiotik
mengakibatkan terbatasnya pemilihan pengobatan farmakologi.
Salah satu pilihan terapi untuk patogen pembawa NDM-1 yang ada saat ini
adalah antibiotik tigesiklin dan kolistin. Isolat yang ditemukan di daerah India
(Chennai dan Haryana) dan Inggris memiliki kepekaan terhadap antibiotik tigesiklin
sebesar 64% di Inggris, 56% di Chennai, dan 67% di Haryana. Kepekaan
terhadap kolistin sebesar 89% di Inggris, 94% di Chennai, dan 100% di Haryana
(Kumarasamy et al., 2010). Penelitian yang dilaksanakan oleh Lascols et al
menunjukkan mulai terjadinya resistensi pada kolistin dan tigesiklin pada 3 isolat
yang 2 diantaranya adalah Klebsiella pneumoniae (Lascols et al., 2011).
Meningkatnya migrasi dan perjalanan wisata memudahkan penyebaran
plasmid yang membawa gen resisten blaNDM-1 dari satu tempat ke tempat lain. Di
Chennai, India Utara ditemukan 44 isolat positif NDM-1 dimana 14 diantaranya
merupakan Klebsiella pneumoniae. Pada India Selatan di Haryana ditemukan 26
isolat positif NDM-1 yang semuanya adalah Klebsiella pneumoniae. Di UK
ditemukan 37 isolat positif NDM-1 dan 21 isolat merupakan Klebsiella pneumoniae.
Daerah Pakistan ditemukan 25 isolat positif NDM-1 (Kumarasamy et al., 2010).
Isolat positif juga ditemui di Australia, Singapura, Belgia, Kanada, Prancis, Italia,
Jepang, Belanda, New Zealand, Oman, Taiwan, USA, Austria, Cina, Denmark,
Kuwait, Lebanon, Norwegia, Afrika Selatan, Spanyol, Swedia, dan Turki
(Berrazeg et al., 2014). Sebagian besar pasien memiliki riwayat pernah
mendapatkan perawatan di rumah sakit di India, sehingga dapat diketahui India
merupakan reservoir utama.
4
Bali sebagai daerah pariwisata menerima kunjungan dari wisatawan
mancanegara yang besar setiap tahunnya, salah satunya berasal dari India. Data
dari Dinas Pariwisata Daerah Bali menunjukkan terjadinya peningkatan
kunjungan wisatawan India ke Bali dari tahun 2014 dengan jumlah 70.978
menjadi 90.406 hingga Oktober 2015 (Dinas Pariwisata Daerah Bali, 2015.
Dengan mengacu pada tingginya kunjungan wisatawan mancanegara khususnya
India ke Bali dan telah ditemukannya bakteri yang membawa gen blaNDM-1 di
Singapura dan Australia, penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai
keadaan-keadaan optimal yang diperlukan untuk deteksi molekuler gen blaNDM-1
dengan teknik Polymerase Chain Reaction (PCR) sebagai deteksi dini guna
mengetahui keberadaan gen blaNDM-1 di Bali pada bakteri gram negatif Klebsiella
pneumoniae.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas dapat ditarik rumusan masalah sebagai
berikut:
1. Berapakah konsentrasi primer optimal yang diperlukan untuk
Polymerase Chain Reaction (PCR) pada deteksi gen resisten blaNDM-1
dari spesimen klinis Klebsiella pneumoniae yang resisten karbapenem
di RSUP Sanglah pada tahun 2015-2016?
2. Berapakah suhu annealing primer optimal yang diperlukan untuk PCR
pada deteksi gen resisten blaNDM-1 dari spesimen klinis Klebsiella
pneumoniae yang resisten karbapenem di RSUP Sanglah pada tahun
2015-2016?
5
3. Berapakah volume cetakan DNA optimal yang diperlukan untuk PCR
pada deteksi gen resisten blaNDM-1 dari spesimen klinis Klebsiella
pneumoniae yang resisten karbapenem di RSUP Sanglah pada tahun
2015-2016?
1.3 Tujuan Penelitian
1.3.1 Tujuan Umum
Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan kondisi
optimal pada deteksi gen resisten blaNDM-1 dari spesimen klinis Klebsiella
pneumoniae yang resisten karbapenem di RSUP Sanglah pada tahun 2015-
2016 dengan teknik molekuler PCR.
1.3.2 Tujuan Khusus
Tujuan khusus dari penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui konsentrasi primer yang optimal untuk Polymerase
Chain Reaction (PCR) pada deteksi gen resisten blaNDM-1 dari
spesimen klinis Klebsiella pneumoniae yang resisten karbapenem di
RSUP Sanglah pada tahun 2015-2016.
2. Untuk mengetahui suhu annealing primer yang optimal untuk PCR
pada deteksi gen resisten blaNDM-1 dari spesimen klinis Klebsiella
pneumoniae yang resisten karbapenem di RSUP Sanglah pada tahun
2015-2016.
3. Untuk mengetahui volume cetakan DNA yang optimal untuk PCR
pada deteksi gen resisten blaNDM-1 dari spesimen klinis Klebsiella
pneumoniae yang resisten karbapenem di RSUP Sanglah pada tahun
2015-2016.
6
1.4 Manfaat Penelitian
1.4.1 Manfaat Akademis
Adapun manfaat akademis dari penelitian ini adalah data mengenai
keadaan-keadaan optimal yang diperlukan untuk deteksi gen resisten
blaNDM-1 di RSUP Sanglah dengan teknik PCR.
1.4.2 Manfaat praktis
Adapun manfaat praktis dari penelitian ini adalah apabila
ditemukan terdapat Klebsiella pneumoniae pembawa gen blaNDM-1 dapat
segera dilakukan perencanaan penatalaksanaan yang tepat untuk terapi dan
pencegahan penyebarannya.