KATA PENGANTAR - :: SAKIP Kementerian Pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN...
Transcript of KATA PENGANTAR - :: SAKIP Kementerian Pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN...
Sekretariat Direktorat Jenderal Tanaman Pangan ............................................... EP
Laporan Tahunan 2015
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha
Esa, karena berkat karunia-Nya Laporan Tahunan
Sekretariat Direktorat Jenderal Tanaman Pangan
Tahun 2015 dapat diselesaikan.
Laporan tahunan ini merupakan gambaran pelaksanaan
kegiatan Sekretariat Direktorat Jenderal Tanaman
Pangan periode tahun 2015. Materi pokok yang
disajikan mencakup 3 M (Man, Money, Material) sesuai
tupoksi Sekretariat Direktorat Jenderal Tanaman Pangan meliputi kegiatan
bidang perencanaan, bidang umum, bidang keuangan dan perlengkapan
serta bidang evaluasi dan pelaporan.
Laporan ini diharapkan dapat memberikan gambaran pelaksanaan
kegiatan, hasil-hasil yang dicapai, permasalahan yang dihadapi serta
sebagai bahan evaluasi dan acuan bagi para pengambil kebijakan dalam
perencanaan pada masa yang akan datang.
Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
memberikan bantuan dalam penyusunan laporan ini, dan semoga laporan
ini bermanfaat.
Jakarta, Maret 2016
Sekretaris Direktorat Jenderal
Tanaman Pangan,
Ir. Laurensius Sihaloho, M.B.A.
NIP. 196112171988031001
i
EP...................................Sekretariat Direktorat Jenderal Tanaman Pangan
Laporan Tahunan 2015
ii
Sekretariat Direktorat Jenderal Tanaman Pangan ............................................... EP
Laporan Tahunan 2015
RINGKASAN
1. Berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian Nomor:
61/Permentan/OT.140/10/2010 Sekretariat Direktorat Jenderal
Tanaman Pangan merupakan salah satu Unit Kerja Eselon II lingkup
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan yang mempunyai tugas pokok
memberikan pelayanan teknis dan administratif kepada semua unsur
di lingkungan Direktorat Jenderal Tanaman Pangan dan terdiri dari:
Bagian Perencanaan; Bagian Keuangan dan Perlengkapan; Bagian
Umum; Bagian Evaluasi dan Pelaporan; serta Kelompok Jabatan
Fungsional.
2. Beberapa kegiatan yang dilaksanakan Bagian Perencanaan antara
lain: revisi anggaran Ditjen Tanaman Pangan; rapat reviu usulan
Standar Biaya Keluaran (SBK) TA. 2016; rapat dukungan transportasi
pada program strategis Kementerian Pertanian; rapat pembahasan
sistem database Upaya Khusus (UPSUS) Peningkatan Produksi Padi,
Jagung, Kedelai Tahun 2015; rapat penyusunan Rencana Kerja
Pemerintah Tahun 2016 bidang pangan dan pertanian; rapat Kick-off
dan pembahasan trilateral penyusunan resources envelope RAPBN
2016; rapat kegiatan proyek hibah FAO dari GEF; Consultative
Meeting on Regional Rice Initiatives Phase II and Integrated Economic
Zone Development Based on Blue Economy; dan Focus Group
Discussion (FGD) Kesiapan Sub Sektor Tanaman Pangan Dalam
Menghadapi MEA.
3. Disamping itu, terdapat kegiatan Dukungan sarana produksi untuk
kawasan perbatasan dan daerah tertinggal dilaksanakan di 10 provinsi
sebanyak 20 unit, dengana realisasi mencapai 18 unit (90% dari
target).
4. Pelaksanaan kegiatan Bagian Keuangan dan Perlengkapan antara
lain: pengelolaan gaji; pengelolaan perbendaharaan; pengelolaan dan
penatausahaan PNBP; pendataan aset; dan pengajuan hibah.
5. Pelaksanaan kegiatan Bagian Umum antara lain: pemberian
penghargaan pada Kelompoktani dan Mantri Tani Berprestasi Tingkat
Nasional; evaluasi Reformasi Birokrasi; penyusunan Uraian Tugas
Pekerjaan Unit Kerja Eselon IV; pembinaan Sumber Daya Manusia;
pengukuran Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM); pembahasan
Undang-Undang Nomor 41 Tahun 2009; berpartisipasi pada Pameran
Hari Pangan Sedunia (HPS) ke-XXXV; menyelenggarakan konferensi
pers tentang Produksi Padi, Jagung dan Kedelai; sosialisasi tata
naskah dinas dan ketata usahaan; mengikuti kegiatan Menteri
iii
EP...................................Sekretariat Direktorat Jenderal Tanaman Pangan
Laporan Tahunan 2015
Pertanian dan Dirjen Tanaman Pangan seperti panen raya dan panen
perdana padi, jagung hibrida, serta pelepasan ekspor padi organik.
6. Pelaksanaan kegiatan Bagian Evaluasi dan Pelaporan antara lain:
rapat koordinasi penyusunan angka produksi tanaman pangan;
Evaluasi Pengumpulan Data SP Tanaman Pangan; Ujicoba Metode
Grid Square; Workshop Aplikasi Monev 2015; pelaksanaan Sistem
Pengendalian Intern (SPI); tindaklanjut hasil pemeriksaan; Pertemuan
Koordinasi Evaluasi Program dan Kegiatan Pembangunan Tanaman
Pangan Tahun 2015; penyiapan bahan Raoat Kerja (Raker), Rapat
Dengar Pendapat (RDP) dengan Komisi IV DPR, bahan Rapim
Kementan, dan rapat koordinasi lainnya; laporan Kegiatan Prioritas
Dipantau Kantor Staf Presiden (KSP); dan Laporan Aksi Pencegahan
dan Pemberantasan Korupsi.
7. Realisasi anggaran kegiatan Dukungan Manajemen dan Teknis
Lainnya tahun 2015 mencapai Rp202,602 miliar atau 71,77% dari
pagu, dengan rincian: Satker Pusat Rp75,081 miliar (60,47%), Satker
Dana Dekonsentrasi (Provinsi) Rp93,658 miliar (80,33%), dan Satker
Dana Tugas Pembantuan (Kabupaten/Kota) Rp.33,863 miliar
(81,52%).
8. Rendahnya realisasi anggaran kegiatan Dukungan Manajemen dan
Teknis Lainnya, disebabkan oleh upaya efisiensi/ penghematan
belanja pemerintah, seperti penghematan perjalanan dinas,
penyelenggaraan rapat/koordinasi di luar kantor, penghematan belanja
barang dan modal melalui lelang/kontraktual, serta adanya beberapa
pos anggaran yang tidak terserap seperti: pembinaan Upsus PJK,
belanja transito (cadangan belanja pegawai) dan uang lembur.
iv
Sekretariat Direktorat Jenderal Tanaman Pangan ............................................... EP
Laporan Tahunan 2015
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ........................................................................................ i
RINGKASAN .................................................................................................. iii
DAFTAR ISI .................................................................................................... v
DAFTAR TABEL ........................................................................................... vii
DAFTAR BAGAN ........................................................................................... ix
BAB I. PENDAHULUAN ............................................................................. 1
BAB II. PELAKSANAAN KEGIATAN BAGIAN PERENCANAAN .............. 5
BAB III. PELAKSANAAN KEGIATAN BAGIAN KEUANGAN DAN
PERLENGKAPAN ......................................................................... 33
BAB IV. PELAKSANAAN KEGIATAN BAGIAN UMUM ............................. 35
BAB V. PELAKSANAAN BAGIAN EVALUASI DAN PELAPORAN ..........59
BAB VI. REALISASI ANGGARAN DUKUNGAN MANAJEMAN
DAN TEKNIS LAINNYA TAHUN 2015 ........................................105
BAB VII. PERMASALAHAN DAN TINDAKL LANJUT ..............................107
LAMPIRAN..................................................................................................111
v
EP...................................Sekretariat Direktorat Jenderal Tanaman Pangan
Laporan Tahunan 2015
vi
Sekretariat Direktorat Jenderal Tanaman Pangan ............................................... EP
Laporan Tahunan 2015
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Realisasi Kegiatan Dukungan Sarana Produksi
Untuk Kawasan Perbatasan/Daerah Tertinggal Tahun 2015 ..... 32
Tabel 2. Daftar Barang Mutasi Tambahn dan Kurang
Barang Inventaris Per 31 Desember ........................................... 34
Tabel 3. Progres Pengajuan Hibah Pada MAK 526 Satker
Lingkup Ditjen TP Per 31 Desember 2015 .................................. 34
Tabel 4. Jumlah Pegawai Ditjen TP Berdasarkan Pendidikan
Tahun 2015 ................................................................................... 43
Tabel 5. Jumlah Pegawai Ditjen TP Berdasarkan Golongan/
Ruang Gaji Tahun 2015 ................................................................ 44
Tabel 6. Pengangkatan CPNS dan PNS Masuk ke Ditjen TP
Tahun 2015 .................................................................................. 44
Tabel 7. Keadaan Pegawai Lingkup Ditjen Tanaman Pangan
Tahun 2014 Berdasarkan Golongan ........................................... 45
Tabel 8. Capaian Nilai IKM Ditjen TP Tahun 2015 .................................... 46
Tabel 9. Rekapitulasi Penerima Tunjangan Kinerja Ditjen TP
Per 1 Desember 2015 .................................................................. 47
Tabel 10. Program Kerja Tim Satlak-PI Ditjen TP Tahun 2015 ................... 79
Tabel 11. Kerugian Negara Lingkup Ditjen TP s.d Desember 2015 ........... 81
Tabel 12. Realisasi Anggaran Kegiatan Dukungan Manajeman
Dan Teknis Lainnya Tahun 2015 Berdasarkan Kewenangan...105
vii
EP...................................Sekretariat Direktorat Jenderal Tanaman Pangan
Laporan Tahunan 2015
viii
Sekretariat Direktorat Jenderal Tanaman Pangan ............................................... EP
Laporan Tahunan 2015
DAFTAR BAGAN
Bagan 1. Struktur Organisasi Sekretariat Direktorat Jenderal TP ................ 4
ix
1
Laporan Tahunan 2015
Sekretariat Direktorat Jenderal Tanaman Pangan .................................. EP
PENDAHULUAN
Sekretariat Direktorat Jenderal Tanaman Pangan merupakan salah satu
Unit Kerja Eselon II di lingkungan Direktorat Jenderal Tanaman Pangan
yang ditetapkan berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian Nomor
61/Permentan/OT.140/10/2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Kementerian Pertanian, yang mempunyai tugas pokok memberikan
pelayanan teknis dan administratif kepada semua unsur di lingkungan
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan.
Dalam melaksanakan tugas Sekretariat Direktorat Jenderal
menyelenggarakan fungsi: 1).koordinasi, dan penyusunan rencana dan
program, anggaran, dan kerjasama di bidang tanaman pangan; 2)
pengelolaan urusan keuangan dan perlengkapan; 3) evaluasi dan
penyempurnaan organisasi, tata laksana, pengelolaan urusan
kepegawaian, dan penyusunan rancangan peraturan perundang-
undangan, serta pelaksanaan hubungan masyarakat dan informasi publik;
4) evaluasi dan pelaporan pelaksanaan kegiatan di bidang tanaman
pangan; dan 5) pelaksanaan urusan tata usaha Direktorat Jenderal
Tanaman Pangan.
Sekretariat Direktorat Jenderal terdiri dari: Bagian Perencanaan; Bagian
Keuangan dan Perlengkapan; Bagian Umum; Bagian Evaluasi dan
Pelaporan; dan Kelompok Jabatan Fungsional.
A. Bagian Perencanaan
Bagian Perencanaan mempunyai tugas melaksanakan penyusunan
rencana dan program, anggaran, dan kerjasama di bidang tanaman
pangan.
Bagian Perencanaan menyelenggarakan fungsi:
1. penyiapan penyusunan rencana dan program;
2. penyiapan penyusunan anggaran; dan
3. penyiapan penyusunan kerjasama.
Bagian Perencanaan terdiri atas:
1. Subbagian Program mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan
penyusunan rencana dan program.
2. Subbagian Anggaran mempunyai tugas melakukan penyiapan
bahan penyusunan anggaran.
3. Subbagian Kerjasama mempunyai tugas melakukan penyiapan
bahan penyusunan kerja sama.
I
2
Laporan Tahunan 2015
EP..................................Sekretariat Direktorat Jenderal Tanaman Pangan
B. Bagian Keuangan dan Perlengkapan
Bagian Keuangan dan Perlengkapan mempunyai tugas melaksanakan
urusan keuangan dan perlengkapan.
Bagian Keuangan dan Perlengkapan menyelenggarakan fungsi:
1. pelaksanaan urusan perbendaharaan, penerimaan negara bukan
pajak (PNBP), dan penyiapan pengujian dan penerbitan surat
perintah membayar (SPM);
2. pelaksanaan urusan akuntansi dan verifikasi anggaran; dan
3. pelaksanaan urusan perlengkapan.
Bagian Keuangan dan Perlengkapan terdiri atas:
1. Subbagian Perbendaharaan mempunyai tugas melakukan urusan
perbendaharaan, penerimaan negara bukan pajak (PNBP), dan
penyiapan bahan pengujian surat perintah membayar (SPM).
2. Subbagian Akuntansi dan Verifikasi mempunyai tugas melakukan
urusan akuntansi dan verifikasi anggaran.
3. Subbagian Perlengkapan mempunyai tugas melakukan urusan
perlengkapan.
C. Bagian Umum
Bagian Umum mempunyai tugas melaksanakan evaluasi dan
penyempurnaan organisasi dan tatalaksana, urusan kepegawaian,
penyusunan rancangan peraturan perundang-undangan, pelaksanaan
hubungan masyarakat dan informasi publik, serta urusan tata usaha
dan rumah tangga.
Bagian Umum menyelenggarakan fungsi:
1. penyiapan evaluasi dan penyempurnaan organisasi dan tata
laksana, serta pelaksanaan urusan kepegawaian;
2. penyiapan penyusunan rancangan peraturan perundang-undangan,
pelaksanaan hubungan masyarakat dan informasi publik, serta
urusan perpustakaan; dan
3. pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga.
Bagian Umum terdiri atas:
1. Subbagian Organisasi dan Kepegawaian mempunyai tugas
melakukan penyiapan bahan evaluasi dan penyempurnaan
organisasi dan tata laksana, serta pelaksanaan urusan
kepegawaian.
2. Subbagian Hukum dan Hubungan Masyarakat mempunyai tugas
melakukan penyiapan bahan penyusunan rancangan peraturan
3
Laporan Tahunan 2015
Sekretariat Direktorat Jenderal Tanaman Pangan .................................. EP
perundang-undangan, pelaksanaan hubungan masyarakat dan
informasi publik, serta urusan perpustakaan.
3. Subbagian Tata Usaha dan Rumah Tangga mempunyai tugas
melakukan urusan tata usaha dan rumah tangga.
D. Bagian Evaluasi Dan Pelaporan
Bagian Evaluasi dan Pelaporan mempunyai tugas melaksanakan
evaluasi dan pelaporan pelaksanaan kegiatan di bidang tanaman
pangan.
Bagian Evaluasi dan Pelaporan menyelenggarakan fungsi:
1. pengumpulan, pengolahan dan penyajian data dan informasi;
2. penyiapan analisis, pemantauan dan evaluasi pelaksanaan
program, serta tindak lanjut hasil pengawasan; dan
3. penyiapan laporan pelaksanaan kegiatan di bidang tanaman
pangan.
Bagian Evaluasi dan Pelaporan terdiri atas:
1) Subbagian Data dan Informasi mempunyai tugas melakukan
pengumpulan, pengolahan dan penyajian data dan informasi.
2) Subbagian Evaluasi dan Tindak Lanjut Hasil Pengawasan
mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan analisis,
pemantauan dan evaluasi pelaksanaan program, serta tindak lanjut
hasil pengawasan.
3) Subbagian Pelaporan mempunyai tugas melakukan penyiapan
bahan laporan pelaksanaan kegiatan di bidang tanaman pangan.
E. Kelompok Jabatan Fungsional
Kelompok Jabatan Fungsional mempunyai tugas dan fungsi
melakukan kegiatan sesuai dengan jenjang Jabatan Fungsional
masing-masing berdasarkan peraturan perundang-undangan yang
berlaku. Tugas dan fungsi Kelompok Jabatan Fungsional secara rinci
adalah sebagai berikut:
a. Kelompok Jabatan Fungsional terdiri atas beberapa Jabatan
Fungsional yang mendukung pelaksanaan tugas kesekretariatan
yang terbagi dalam berbagai kelompok sesuai dengan bidang
keahliannya;
b. Masing-masing Kelompok Jabatan Fungsional dikoordinasikan oleh
seorang tenaga fungsional senior yang ditunjuk oleh Sekretaris
Direktorat Jenderal;
c. Jumlah tenaga fungsional yang mendukung pelaksanaan tugas
kesekretariatan yang terbagi dalam berbagai kelompok sesuai
4
Laporan Tahunan 2015
EP..................................Sekretariat Direktorat Jenderal Tanaman Pangan
dengan bidang keahliannya ditentukan berdasarkan kebutuhan dan
beban kerja;
d. Jenis dan jenjang Jabatan Fungsional yang mendukung
pelaksanaan tugas kesekretariatan yang terbagi dalam berbagai
kelompok sesuai dengan bidang keahliannya diatur berdasarkan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Sekretariat Direktorat Jenderal Tanaman Pangan memiliki posisi
strategis sebagai jembatan antara Eselon II lingkup Direktorat Jenderal
Tanaman Pangan dan instansi terkait lainnya dalam mewujudkan visi
dan misi pembangunan tanaman pangan.
Bagan 1. Struktur Organisasi Sekretariat Direktorat Jenderal TP
SEKRETARIAT DIREKTORAT JENDERAL
BAGIAN
PERENCANAAN
BAGIAN KEUANGAN DAN PERLENGKAPAN
BAGIAN
UMUM
BAGIAN EVALUASI DAN
PELAPORAN
SUBBAGIAN
ANGGARAN
SUBBAGIAN
PERBENDAHARAAN
SUBBAGIAN ORGANISASI DAN
KEPEGAWAIAN
SUBBAGIAN EVALUASI
TINDAK LANJUT HASIL PEMERIKSAAN
SUBBAGIAN PROGRAM
SUBBAGIAN AKUNTANSI
SUBBAGIAN HUKUM DAN
HUMAS
SUBBAGIAN DATA
DAN INFORMASI
SUBBAGIAN
KERJASAMA
SUBBAGIAN PERLENGKAPAN
SUBBAGIAN TATA USAHA DAN RUMAH TANGGA
SUBBAGIAN
PELAPORAN
KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL
5
Laporan Tahunan 2015
Sekretariat Direktorat Jenderal Tanaman Pangan .................................. EP
PELAKSANAAN KEGIATAN BAGIAN PERENCANAAN
1. Inventarisir Penyusunan Dokumen Revisi Anggaran Ditjen Tanaman
Pangan
a. Hasil kegiatan inventarisir penyusunan dokumen revisi anggaran
Ditjen Tanaman Pangan di Ciawi, antara lain sebagai berikut:
Rancangan revisi anggaran Ditjen Tanaman Pangan semula
APBN dan APBN Refocusing adalah sebesar Rp2,732 triliun
menjadi Rp2,833 triliun, dengan perincian sebagai berikut:
- Pelayanan umum berupa Program Peningkatan Produksi,
Produktivitas dan Mutu Hasil Tanaman Pangan di kegiatan
Dukungan Manajemen dan Teknis Lainnya pada Ditjen
Tanaman Pangan.
- Ekonomi berupa Program Peningkatan Produksi Produktivitas
dan Mutu Hasil Tanaman Pangan di kegiatan Pengelolaan
Produksi Tanaman Aneka Kacang dan Umbi Rp957,500
miliar, Pengelolaan Produksi Tanaman Serealia Rp1,344
triliun, Pengelolaan Sistem Penyediaan Benih Tanaman
Pangan Rp95,143 miliar, Penguatan Perlindungan Tanaman
Pangan Dari Gangguan OPT dan DPI Rp103,999 miliar,
Penanganan Pascapanen Tanaman Pangan Rp78,499 miliar,
Pengembangan Metode Pengujian Mutu Benih dan
Penerapan Sistem Mutu Laboratorium Pengujian Benih
Rp.7,523 miliar, dan Pengembangan Peramalan Serangan
Organisme Pengganggu Tumbuhan Rp13,184 miliar.
Rancangan APBN-P TA 2015Lingkup Ditjen Tanaman
Panganadalah sebagai berikut:
- Total anggaran APBN-P TA 2015 lingkup Ditjen Tanaman
Pangan adalah sebesar Rp580,545 miliar, dengan rincian
belanja sebagai berikut:
Belanja pegawai (Operasional) Rp52,670 miliar
Belanja barang operasional Rp13,247 miliar
Belanja barang non operasional Rp501,935 miliar
Belanja modal non operasional Rp10,438 miliar
Belanja Bantuan Sosial Rp2,255 miliar.
- Rincian kegiatan utama APBN-P Direktorat Jenderal Tanaman
Pangan adalah sebagai berikut;
II
6
Laporan Tahunan 2015
EP..................................Sekretariat Direktorat Jenderal Tanaman Pangan
Kegiatan Pengelolaan Produksi Tanaman Aneka Kacang
dan Umbi (1761) terdiri dari: pengembangan budidaya
aneka kacang dan umbi seluas 131.500 ha, Peningkatan
Produktivitas Melalui Gerakan Penerapan Pengelolaan
Tanaman Terpadu (GP-PTT) Kedelai 350.000 ha dan GP-
PTT Ubi Kayu 3.000 ha dan luasan lokasi ubinan 9.560 ha.
Kegiatan Pengelolaan Produksi Tanaman Serealia (1762)
terdiri dari: GP-PTT Komoditas Padi seluas 350.000 ha,GP-
PTT Komoditas Jagung 102.000 ha dan jumlah lokasi
ubinan padi/jagung 5.336 ha.
Kegiatan Pengelolaan Sistem Penyediaan Benih Tanaman
Pangan (1763) terdiri dari: perbanyakan benih sumber padi,
jagung, dan kedelai seluas 411 ha dan pemberdayaan
penangkar benih padi dan kedelai 6.250 ha.
Kegiatan Penguatan Perlindungan Tanaman Pangan Dari
Gangguan OPT dan DPI (1764) terdiri dari: kegiatan
database pelindungan tanaman pangan sebanyak 185
database, 157 bahan informasi perlndungan tanaman
pangan (PHT, OPT dan DPI), 160 kali gerakan
pengendalian OPT tanaman pangan, 100 unit operasional
laboratorim pengamatan hama penyakit/laboratorium agens
hayati, 3.795 ha pemantapan penerapan PHT.
Kegiatan Penanganan Pascapanen Tanaman Pangan
(1765) terdiri dari: bantuan sarana pascapanen sebanyak
212 unit, 372 laporan kegiatan penanganan pasca panen
tanaman pangan, dll.
Kegiatan Dukungan Manajemen dan Teknis Lainnya pada
Ditjen Tanaman Pangan (1766) terdiri dari: layanan
perkantoran, dokumen perencanaan tanaman pangan,
1.958 unit alat ubinan, dan dukungan sarana produksi
untuk kawasan perbatasan/daerah tertinggal.
Kegiatan pengembangan metode pengujian mutu benih
dan penerapan sistem mutu laboratorium pengujian benih
(1767) terdiri dari: layanan pekantoran, pealatan dan
faslitas perkantoran, laporan kegiatan pengembangan
pengujian mutu benih dan penerapan sistem mutu
laboratorium pengujian benih pengembangan metode dan
validasi metode, dll.
Kegiatan pengembangan peramalan serangan oganisme
penganggu tumbuhan (1767) terdiri dari: layanan
7
Laporan Tahunan 2015
Sekretariat Direktorat Jenderal Tanaman Pangan .................................. EP
perkantoran, 48 data dan infomasi ramalan serangan OPT
pangan, 3.500 testube produk agens pengendali hayati
(padat), 3.500 testube produk agens pengendali hayati
(cair/isolat), layanan diseminasi informasi pengamatan
peamalan dan pengendalian OPT, dll.
b. Hasil kegiatan inventarisir penyusunan dokumen revisi anggaran
Ditjen Tanaman Pangan di Bogor, antara lain sebagai berikut:
Penyusunan revisi anggaran yang terkait dengan reviu RKAKL
APBN-P TA. 2015 terhadap Satker Direktorat Jenderal Tanaman
Pangan dengan total pagu sejumlah Rp.2,833 triliun, terdiri dari
pagu awal sebesar Rp2,732 triliun dan pagu APBN-P sebesar
Rp101 miliar. Rincian pagu APBN-P sebagai berikut:
- Gerakan pencapaian produksi padi dan jagung Rp15 miliar
- Penguatan GP-PTT kedelai Rp15,200 miliar
- Penguatan perbenihan tanaman pangan Rp8 miliar
- Penguatan perlindungan tanaman dari gangguan OPT dan
DPI Rp9,800 miliar
- Penguatan dan fasilitasi pascapanen tanaman pangan Rp7
miliar
- Penguatan fasilitasi manajemen tanaman pangan data,
evaluasi dan pelaporan Rp.20 miliar
- Pengembangan ubi kayu (cassava) untuk Bio Etanol Rp10
miliar, dan survey ubinan dan statistik pertanian Rp26 miliar.
Gerakan pencapaianproduksi tanaman padi dan jagung
dialokasikan sebesar Rp7,697 miliar, untuk pusat dan Rp7,303
miliar di daerah. Berdasarkan hasil reviu Itjen terdapat alokasi
dana perjalanan dalam rangka penetapan CP/CL di tingkat pusat
senilai Rp243 juta dinilai kurang tepat, sehingga perlu untuk
dialokasikan ke kegiatan lain. Dana pendampingan UPSUSpadi
dan jagung di kabupaten belum dialokasikan serta TOR untuk
seluruh kegiatan gerakan pencapaian produksi padi dan jagung
TA 2015 senilai Rp15 miliar belum ada dan RAB masih sama
dengan RKAKL. RAB untuk ATK, alat pengolah data, honor
narasumber, sarana penunjang, konsumsi, pembuatan dan
pengoperasian portal tv padi dan jagung belum dibuat,
sedangkan pengalokasian alat pengolah data belum dilengkapi
dengan data dukung (survei harga dan gambar-gambar).
Gerakan GP-PTT kedelai dialokasikan dana sebesar Rp5,700
miliar, dengah hasil reviu sebagai berikut:
8
Laporan Tahunan 2015
EP..................................Sekretariat Direktorat Jenderal Tanaman Pangan
- Judul kegiatan gerakan GP-PTT kedelai di Direktorat Akabi
merupakan persetujuan DPR tidakkonsisten dengan RKAKL
Ditjen Tanaman Pangan diubah menjadi Evaluasi Aneka
Kacang dan Umbi, yang semula dialokasikan anggaran
sebesar Rp5,700 miliar dialihkan Rp500 juta untuk komoditas
jagung melalui surat resmi ke Biro Perencanaan sehingga
anggaran menjadi Rp5,200 miliar, yang digunakan untuk
pembinaan di 25 provinsi. Anggaran tersebut dialokasikan
pada lima kegiatan, yaitu bimbingan dan pembinaan UPSUS
Kedelai, Workshop optimalisasi pengelolaan mekanisasi
usaha tani kedelai, workshop penerapan teknologi kedelai,
monev operasional PORTAL IV.
- Bimbingan UPSUS kedelai dilaksanakan di 168 kabupaten, 25
provinsi dialokasikan sebanyak 215 OP, namun
pembagiannya untuk setiap provinsi belum proporsional dan
belum didukung oleh justifikasi yang jelas.
- Workshop penerapan teknologi kedelai yang dilaksanakan di
Provinsi Jawa Barat dibagi menjadi lima tahap dengan peserta
dari lima provinsi di pulau Jawa. Hal tersebut kurang sesuai
dengan tujuannya, karena kegiatan optimalisasi dilakukan di
25 provinsi, sehingga seharusnya kegiatan tersebut tidak
difokuskan untuk kelompok tani di Pulau Jawa.
- TOR belum dijelaskan secara rinci untuk masing-masing
tahapan kegiatan (bimbingan dan pembinaan UPSUSkedelai,
workshop optimalisasi pengelolaan mekanisasi usaha tani
kedelai dalang rangka UPSUS, workshop penerapan teknologi
budaya kedelai dalam rangka UPSUS, monev pelaksanaan
UPSUS kedelai dan operasional portal TV UPSUS kedelai)
serta tujuan dan sasaran belum jelas seperti terlihat pada
tahapan kegiatan workshop optimalisasi pengelolaan
mekanisasi usaha tani kedelai dalam rangka UPSUS.
- Kegiatan monev UPSUS kedelai diantaranya terdapat
kegiatan kerjasama pelaksanaan monev UPSUS berupa
belanja jasa konsultan berupa kerjasama pembinaan dan
pendampingan pengembangan kedelai di lahan perkebunan
dan Perhutani (Kabupaten Bone Provinsi Sulsel dan
Kabupaten Ponorogo Provinsi Jatim) yang seluruhnya belum
dilengkapi dengan TOR kegiatan sebagai acuan pelaksanaan
kegiatan.
9
Laporan Tahunan 2015
Sekretariat Direktorat Jenderal Tanaman Pangan .................................. EP
- RAB kegiatan pembuatan dan pengoperasian portal TV
kedelai Rp.421 juta, sedangkan dalam POK dialokasikan
senilai Rp.425 juta. Perhitungan RAB tersebut berdasarkan
pengadaan sejenis pada tahun sebelumnya di Kementerian
lain dan belum dilakukan penyesuaian harga tahun 2015.
Hasil revieu Penguatan Perbenihan Tanaman Pangan, yaitu
TOR untuk kegiatan pembinaan, monitoring dan pelaporan dana
APBN-P desa mandiri pangan dan kegiatan UPSUS belum
menjelaskan pelaksanaan kegiatan, sedangkan kegiatan
pembinaan, monitoring dan pelaporan APBN-P masih
menjelaskan mengenai bantuan saprodi yang diterima (kegiatan
di Ditjen PSP) yang seharusnya menjelaskan kegiatan
monitoring dilaksanakan. RAB sewa kendaraan terkait dengan
UPSUS PJK belum dirinci dasar perhitungan jumlah harinya.
Reviu RKAKL Penguatan Perlindungan Tanaman dari Gangguan
OPT dan DPI ditingkat pusat Rp4,127 miliar, yaitu TOR dan RAB
belum terinci per kegiatan, terdapat dua kegiatan perjalanan
untuk monitoring dan pendampingan kegiatan PHT masing-
masing sebesar Rp357 juta dan Rp90 juta, untuk itu perlu
dialihkan/disatukan. Selanjutnya alokasi anggaran untuk
pengadaan barang agar dilengkapi dengan data dukung.
Hasil reviu Penguatan dan Fasilitasi Pascapanen Tanaman
Pangan, yaitu dari dana sebesar Rp7 miliar dialokasikan di pusat
Rp5,4 miliar dan di Provinsi Sumsel Rp1,6 miliar. Anggaran di
pusat antara lain dialokasikan untuk pendampingan UPSUS di
Sumsel dan untuk operasional tim penghubung/UPSUS (Babel,
Gorontalo, Sulbar, NTB, NTT dan Maluku). Namun dalam RKA-
K/L, provinsi Sumatera Selatan dialokasikan dana untuk
pemantapan CP/CL bantuan sarana pascapanen sebesar
Rp109 juta, yang tidak terkait dengan kegiatan pendampingan,
sehingga perlu alokasi untuk kegiatan lainnya. Pada saat revieu
sudah diperbaiki untuk identifikasi potensi wilayah, belum ada
TOR, RAB dan sewa kendaraan dan jenis kendaraan. RAB di
tingkat pusat untuk perjalanan pendampingan UPSUS ke
Sumatera Selatan dan LO ke provinsi Babel, NTB, NTT, Sulbar,
Gorontalo dan Maluku belum dirinci anggarannya.
Penguatan fasilitasi manajemen tanaman pangan data, evaluasi
dan pelaporan (Setdit) sebesar Rp.20 miliar dengan rincian di
pusat Rp.1,988 miliar dan di daerah Rp18.012 miliar, dengan
hasil reviu yaitu TOR/RAB sewa kendaraan lapangan untuk
UPSUS padi, jagung dan kedelaiyang dialokasikan di 33 provinsi
10
Laporan Tahunan 2015
EP..................................Sekretariat Direktorat Jenderal Tanaman Pangan
untuk Tim UPSUS dan LO (setiap provinsi senilai Rp38 juta)
belum dibuat dantertuang dalam RKA-K/L di masing-masing
Eselon II sehingga perlu dialihkan untuk kegiatan lain.
Hasil reviu pengembangan ubi kayu (cassava) untuk Bioetanol,
yaitu: sasaran lokasi kegiatan belum diuraikan dalam TOR,
kriteria kelompok penerima bukan merupakan petani pengusaha
dan perlu adanya pedoman agar petanipenerima bantuan
bersedia menambah pupuk organik secara swadaya sebanyak
2.500 kg/ha.
Hasil reviu pengadaan benih sumber untuk pengembangan
seribu desa mandiri benih, yaitu:
- Kegiatan pengadaan benih sumber untuk pengembangan
seribu desa benih direvisi menjadi kegiatan survey ubinan dan
statistik pertanian senilai Rp26 miliar, hal ini tidak konsisten
dengan raker mentan dengan DPR yang seharusnya
penyediaan benih sumber untuk Desa Mandiri Benih
- TOR survey ubinan dan statistik belum menjelaskan tentang
output setiap tahapan pelaksanaan kegiatan. RAB perjalanan
dinas supervisi BPS pusat ke daerah harga satuan uang
harian dibuat seragam senilai Rp568 ribu, seharusnya
disesuaikan dengan daerah tujuan
- Di dalam RAB terdapat pengadaan alat ubinan senilai
Rp4,495 miliar yang belum didukung dengan spesifikasi alat
dan survey harga sebagai dasar penetapan harga satuan
- Terdapat kesalahan penggunaan akun semula akun 524111
(belanja perjalanan biasa) seharusnya menggunakan akun
524119 (belanja perjalanandinas paket meeting luar kota
untuk kegiatan refreshing kasie pertanian senilai Rp279 juta,
dikarenakan kegiatan tersebut berupa pertemuan/pelatihan
teknis.
2. Perkembangan Revisi Anggaran TA 2015 lingkup Ditjen Tanaman
Pangan
Telah dilakukan proses revisi anggaran lingkup Ditjen Tanaman
Pangan dan beberapa kegiatan Ditjen Tanaman Pangan yang
dialokasikan di DIPA Ditjen PSP,beberapa kegiatan yang terkait
proses revisi antara lain sebagai berikut:
a. Ditjen Tanaman Pangan sudah memberikan persetujuan teknis
untuk melakukan beberapa revisi anggaran kepada Ditjen PSP
melalui surat Nomor 1080/RC.110/C1.1/4.2015 tanggal 17 April
11
Laporan Tahunan 2015
Sekretariat Direktorat Jenderal Tanaman Pangan .................................. EP
2015. Hasil indentifikasi kegiatan Ditjen TP (APBN-P 2015) di dalam
DIPA Ditjen PSP, meliputi:
Revisi uraian pada kegiatan seribu desa mandiri benih
Revisi kegiatan-kegiatan pascapanen terkait dengan
perubahan/realokasi antara kabupaten/provinsi untuk Bantuan
Peralatan Pascapanen disesuaikan dengan dinamika perubahan
kebijakan.
Revisi kekurangan benih padi di Provinsi Lampung sebanyak 380
ton dalam mendukung rehab jaringan irigasi.
Beberapa revisi terkait dengan persetujuan teknis seperti dari
satker dinas Provinsi Sumatera Selatan, Provinsi Sulawesi
Tenggara, Provinsi Riau dan Provinsi Lampung.
b. Diterbitkan Revisi POK ke-3 setelah diterbitkan Revisi DIPA ke-3
satker Ditjen TP tanggal 21 April 2015, sekaligus revisi POK ke-4
pada tanggal 28 April 2015.
3. Rapat reviu usulan Standar Biaya Keluaran (SBK) TA. 2016
Rapat reviu usulan Standar Biaya Keluaran (SBK) TA. 2016
diselenggarakan oleh Setjen Kementan pada tanggal 21 s.d 22 April
2015 di BB Pascapanen, Kampus Penelitian Pertanian, Cimanggu,
Bogor.
Diskusi dilakukan oleh seluruh peserta/perwakilan dari masing-masing
Eselon I lingkup Kementan yang mengusulkan SBK Tahun 2016. Tim
Reviu terdiri dari, Tim Reviu Setjen Kementan (Biro Perencanaan) dan
Tim Reviu Itjen Kementan.
Beberapa catatan hasil reviu adalah sebagai berikut:
a. Usulan SBK 2016 dari Ditjen Tanaman Pangan terdiri dari lima
SBK:
Pengembangan Budidaya Ubikayu melalui GP-PTT sebesar
Rp95 juta
Penerapan Penangan DPI komoditas padi wilayah barat sebesar
Rp.79 juat
Penerapan PHT skala luas padi sebesar Rp.44 juta
Penerapan PHT skala luas jagung sebesar Rp36 juta
Penerapan PHT skala luas kedelai sebesar Rp29 juta
b. Hasil Reviu
Kegiatan Pengembangan Budidaya Ubikayu melalui GP-PTT
- Terdapat alokasi belanja perjalanan dinas dalam kota
(524113) untuk perjalanan dalam rangka pelaksanaan CP/CL
12
Laporan Tahunan 2015
EP..................................Sekretariat Direktorat Jenderal Tanaman Pangan
sebanyak 15 OH senilai Rp150 ribu/OH atau seluruhnya
senilai Rp2,250 juta. Hal tersebut kurang tepat mengingat
satuan biaya perjalanan di setiap provinsi sangat variatif, tidak
bisa disamakan antara perjalanan di wilayah darat dengan
wilayah kepulauan. Selain itu, seharusnya kegiatan CP/CL
dialokasikan pada kegiatan tersendiri bersama pembinaan.
- Terdapat belanja bansos untuk pemberdayaan sosial dalam
bentuk uang (573111) untuk bantuan pengembangan
budidaya ubi kayu GP-PTT per 25 ha berupa pupuk NPK, SP-
36, Urea dan Organik. Alokasi untuk masing-masing pupuk
adalah 300 kg/ha NPK, 158 kg/ha SP-36, 300 kg/ha urea dan
3.000 kg/ha pupuk organik, namun dasar penetapan dosis
pupuk tidak dicantumkan dalam TOR dan tidak dilengkapi
dengan data dukung.
- Terdapat komponen yang belum mendukung keluaran dan
terdapat satuan biaya yang belum memperhatikan kepatuhan
terhadap penggunaan standar biaya yang diperlukan.
Penerapan Penanganan DPI Komoditas Padi Wilayah Barat
- RAB untuk bansos dalam bentuk paket karena variasi bantuan
sesuai spesifik lokasi namun belum dijelaskan dalam TOR.
- Anggaran pada akun bahan untuk konsumsi persiapan
sebanyak 96 OH dan pelaksanaan sebanyak 158 OH tidak
dirinci dalam RAB, dan konsumsi untuk petugas masih
dialokasikan dalam akun tersebut, seharusnya dialokasikan
pada anggaran dekosentrasi sesuai dengan dana
pendukungnya berupa transport petugas.
- Dalam alokasi belanja perjalanan dinas dalam kota tertulis
untuk tambahan transport peserta, seharusnya bantuan
transport peserta. Selain itu, volumenya 125 OK, seharusnya
20 OB (5 orang kali 4 bulan).
- Bantuan pendukung DPI berupa bansos senilai Rp19 juta
komponen kegiatannya sangat bervariasi sehingga sulit
distandarkan.
Terdapat komponen yang belum mendukung keluaran dan
terdapat satuan biaya yang belum memperhatikan kepatuhan
terhadap penggunaan sstandar biaya yang diperlukan.
Penerapan PHT Skala Luas Padi, Jagung dan Kedelai
- RAB untuk bansos dalam bentuk paket karena variasi bantuan
sesuai spesifik lokasi namun belum dijelaskan dalam TOR.
13
Laporan Tahunan 2015
Sekretariat Direktorat Jenderal Tanaman Pangan .................................. EP
- Konsumsi pertemuan inventarisasi masalah dan penyusunan
RUK dialokasikan di tahap pelaksanaan seharusnya di tahap
persiapan. Selain itu, konsumsi untuk petugas masih
dialokasikan dalam akun tersebut, seharusnya dialokasikan
pada anggaran dekosentrasi sesuai dengan dana
pendukungnya berupa transport petugas.
Terdapat komponen yang belum mendukung keluaran dan
terdapat satuan biaya yang belum memperhatikan kepatuhan
terhadap penggunaan standar biaya yang diperlukan.
c. Rekomendasi
Menghilangkan alokasi perjalanan dinas dalam kota pada kegiatan
pengembangan budidaya ubi kayu melalui GP-PTT karena tidak
sesuai dengan kriteria SBK, menjelaskan dasar alokasi pupuk untuk
kegiatan pengembangan budidaya ubi kayu melalui GP-PTT dalam
TOR dan melampirkan sumber rekomendasi pemupukan yang
digunakan, merevisi volume honor output kegiatan dalam kegiatan
pengembangan budidaya ubi kayu melalui GP-PTT dari 24 OK
senilai Rp4.800.000 menjadi 8 OK senilai Rp.1,600 juta melengkapi
TOR dengan Justifikasi/alasan pengalokasian anggaran dan
mempertimbangkan kegiatan penerapan penanganan DPI
komoditas padi untuk dimasukkan dalam SBK.
4. Rapat Dukungan Transportasi Pada Program Strategis Kementerian
Pertanian
Rapat Dukungan Transportasi pada Program Strategis Kementerian
Pertanian Tahun 2015-2019 dilaksanakan tanggal 6 s.d 7 Februari
2015.Rakor tersebut dibuka oleh Kepala Biro Perencanaan dan
dihadiri oleh perwakilan dari Eselon I lingkup Kementerian Pertanian.
Beberapa hal yang menjadi kesimpulan dalam rapat tersebut antara
lain:
a. Dalam rangka penyusunan Rencana Strategis (Renstra)
Kementerian Perhubungan 2015-2019 diperlukan usulan program-
program strategis beberapa Kementerian yang perlu didukung oleh
Kementerian Perhubungan. Program-program tersebut selanjutnya
akan didukung dengan program kerja Kemenhub sesuai dengan
Permenhub Nomor PM 3 Tahun 2014 tentang Pedoman
Penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian
Perhubungan.
b. Dalam rapat tersebut Kementerian Pertanian telah merumuskan
matriks program/kegiatan Kementerian Pertanianyang perlu
mendapat dukungan sinergitas dari Kementerian
14
Laporan Tahunan 2015
EP..................................Sekretariat Direktorat Jenderal Tanaman Pangan
Perhubungandalam mendukung kedaulatan pangan. Matriks
tersebut merupakan rincian dari komitmen K/L, permasalahan serta
kontribusi yang diharapkan didukung oleh Kementerian
Perhubungan sesuai dengan program strategis di Kementan.
5. Koordinasi DenganBPS
Rapat Pembahasan Kebutuhan dan Produksi Padi, Jagung dan
Kedelai Tahun 2015 dilaksanakan pada tanggal 11 Februari 2015.
a. Pembahasan Pagu Anggaran Ditjen Tanaman Pangan 2015
Telah terbit Peraturan Presiden Nomor 3 Tahun 2015 tentang
Perubahan Atas Peraturan Presiden Nomor 43 dilaksanakan
pada tanggal 11 Februari 2015Tahun 2014 Tentang Rencana
Kerja Pemerintah Tahun 2015 yang telah mencakup visi misi
Presiden Republik Indonesia
Terdapat Revisi Pagu Anggaran Tahun 2015 untuk Kementerian
Pertanian sebesar Rp15,825 triliun yang didalamnya terdapat
pagu anggaran Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Tahun
2015 sebesar Rp2,7 triliun.
Pagu anggaran tahun 2015 Ditjen Tanaman Pangan tersebut di
peruntukan untuk pencapaian swasembada padi, jagung dan
kedelai.
b. Sasaran Produksi Tahun 2015
Sasaran produksi padi tahun 2015 apabila tanpa dukungan
APBN-P sebesar 71,6 juta ton GKG, sedangkan apabila ada
APBN-P 73,4 juta ton GKG.
Sasaran produksi jagung tahun 2015 apabila tanpa dukungan
APBN-P sebesar 20 juta ton pipilan kering, sedangkan apabila
ada APBN-P 25 juta ton pipilan kering.
Sasaran produksi kedelai tahun 2015 apabila tanpa dukungan
APBN-P sebesar 1,2 juta ton biji kering, sedangkan apabila ada
APBN-P 1,5 juta ton biji kering.
6. Rapat Pembahasan Sistem Database Upaya Khusus (UPSUS)
Peningkatan Produksi Padi, Jagung, Kedelai Tahun 2015
Rapat Pembahasan Sistem Database Upaya Khusus (UPSUS)
Peningkatan Produksi Padi, Jagung, Kedelai Tahun 2015 dilaksanakan
tanggal 13 Februari 2015. Rapat tersebut dibuka oleh Kepala Sub
Bagian Kewilayahan, Biro Perencanaan Kementan dan dihadiri oleh
perwakilan dari Eselon I lingkup Kementerian Pertanian, dengan hasil
sebagai berikut:
15
Laporan Tahunan 2015
Sekretariat Direktorat Jenderal Tanaman Pangan .................................. EP
a. Dalam rangka pelaksanaan Upaya Khusus (UPSUS) untuk
mendorong peningkatan produksi padi, jagung dan kedelai, maka
diperlukan upaya pengawasan yang terintergrasi. Sehubungan
dengan hal tersebut, Biro Perencanaan telah meminta Pusdatin
merancang aplikasi pelaporan UPSUS melalui website
b. Munculnya gagasan sistem pelaporan UPSUS secara online
didasarkan pada kebutuhan penyediaan data UPSUS kepada para
pejabat apabila sewaktu-waktu harus monitoring ke lapangan
c. Ditjen PSP telah mengirimkan format laporan UPSUS kepada
Pusdatin untuk diterjemahkan dalam bentuk database
d. Sampai dengan saat ini Pusdatin sudah mengerjakan beberapa hal
sebagai berikut:
Menyiapkan nama domain alamat situs web untuk pelaporan
UPSUS
Pengembangan sistem cloud storage online sebagai media
pengumpulan dan penyimpanan laporan UPSUS yang dikirim
dari daerah
Pembuatan username dan password untuk sistem pelaporan
UPSUS berdasarkan Kepmentan nomor
1234/Kpts/OT.160/12/2014 tentang tim supervisi dan
pengampingan program padi, jagung dan kedelai
Penyusunan form standar pelaporan upsus
e. Tahap selanjutnya akan dilakukan oleh Pusdatin yaitu:
Penyusunan petunjuk upload file laporan
Penyusunan Mekanisme Pelaporan
Pengembangan aplikasi dan database UPSUS
f. Sebagai tindak lanjutnya, perlu kesepakatan bersama teknis
penyampaian laporan, bagaimana cara mengisi dan siapa yang
bertanggungjawab mengisi laporan. Apabila format laporan telah
disepakati maka akan langsung ditransfer dalam bentuk database
oleh Pusdatin.
6. Rapat Koordinasi Teknis Upsus PJK
Dalam rangka mempersiapkan pelaksanaan kegiatan pencapaian
swasembada berkelanjutan padi dan jagung serta swasembada
kedelai, pada tanggal 17-18 Februari 2015 diselenggarakan Rapat
Koordinasi Teknis UPSUS PJK Tahun 2015 di Dinas Pertanian
Sulawesi Selatan. Beberapa hal yang penting, yaitu:
16
Laporan Tahunan 2015
EP..................................Sekretariat Direktorat Jenderal Tanaman Pangan
a. Ketersediaan air irigasi dan lahan merupakan faktor kunci
pencapaian target produksi.Saat ini jaringan irigasi banyak yang
rusak dan tidak berfungsi secara optimal, mencakup jaringan
primer, sekunder dan tersier.Pengelolaan jaringan primer dan
sekunder menjadi kewenangan Kementerian PU dan Perumahan
Rakyat, sementara pengelolaan jaringan tersier kewenangan
Kementerian Pertanian.Sehubungan dengan hal tersebut, maka
Kementerian Pertanian melaksanakan program UPSUS
peningkatan produksi padi, jagung dan kedelai melalui kegiatan
utama perbaikan jaringan irigasi dan sarana pendukungnya.
b. Dukungan APBN dalam rangka mendukung pelaksanaan
percepatan peningkatan produksi padi, jagung dan kedelai tahun
2015 adalah melalui: (1) Percepatan optimasi lahan dana
kontingensi tahun 2014, (2) Refocussing kegiatan APBN 2015, (3)
Rancangan tambahan APBN-P 2015.
c. Kegiatan utama APBN Kementerian Pertanian upaya khusus
peningkatan produksi padi, jagung dan kedelai tahun 2015:
Rehabilitasi Jaringan Irigasi Tersier 2,6 juta ha
Optimasi Lahan 1 juta ha
Gerakan Penerapan Pengelolaan Tanaman Terpadu (GP-
PTT):Padi 350 ribu ha, Jagung 102 ribu ha, dan Kedelai 350 ribu
ha
d. Perluasan Areal Tanam (PAT) (termasuk pemanfaatan lahan
kawasan hutan dan perkebunan): jagung 1 juta ha, dan kedelai 431
ribu ha.
e. Bantuan Benih (Untuk areal RJIT 1,1 Ha, Refocussing PSP 1,5 juta
ha (APBN-P RJIT)
f. Bantuan Alsin Prapanen (Pompa Air, Traktor, Transplanter),
Pascapanen dan Pengolahan Hasil (Combine Harvester, Power
Tresher, Dryer, RMU). Sedangkan optimasi lahan hanya
mendapatkan pupuk
g. Penyuluhan dan Pendampingan
h. Pengawalan Oleh Perguruan Tinggi dan TNI
i. Sinkronisasi dan Koordinasi Dengan Stakeholder Terkait
j. Kegiatan utama APBN Kementerian Pertanian upaya khusus
peningkatan produksi padi jagung dan kedelaitahun 2015 Provinsi
Sulawesi Selatan:
17
Laporan Tahunan 2015
Sekretariat Direktorat Jenderal Tanaman Pangan .................................. EP
Rehabilitasi Jaringan Irigasi Tersier:APBN Refocussing 115.600
ha, APBN-P 120.800 ha.
Gerakan Penerapan Pengelolaan Tanaman Terpadu (GP-PTT):
a) Padi APBN Refocussing 25.500 ha;b) Jagung APBN
Refocussing 7.500 ha, dan PAT: APBN-P 70.000 ha; c) Kedelai
GP-PTT 22.250 ha, PAT-PIP Refocussing 25.000 ha, dan PAT-
PIP APBN-P 91.100 ha.
Bantuan Benih, Pupuk untuk mendukung kegiatan JIT dan
Optimasi Lahan.
Bantuan Alsin Prapanen (Pompa Air, Traktor, Transplanter),
Pascapanen dan Pengolahan Hasil (Combine Harvester, Power
Tresher, Dryer, RMU).
Penyuluhan dan Pendampingan.
Pengawalan Oleh Perguruan Tinggi dan TNI.
k. Operasional upaya khusus peningkatan produksi padi jagung dan
kedelai:
Penetapan sasaran produksi, luas panen, produktivitas (provinsi,
kabupaten, kecamatan/desa).
Pelaksanaan kegiatan: kontingensi 2015 harus selesai April
2015, APBN-P harus selesai September 2015 agar berkontribusi
penuh terhadap produksi tahun 2015.
Penetapan lokasi kegiatan tepat sasaran dan waktu agar
memperoleh dampak yang optimal (peningkatan IP dan
Peningkatan Produktivitas)
Sinkronisasi/keterpaduan kegiatan baik lintas Eselon I maupun
lintas sektor/sub sektor (dengan Dinas PU Pengairan).
Pembinaan/pengawalan secara terpadu.
l. Pendataan dan pelaporan:
Peningkatan koordinasi dengan BPS di setiap tingkatan dalam
melaksanakan pencatatan data statistik di lapangan (luas tanam,
luas panen, produksi dan produktivitas).
Pengawalan dan pembinaan secara bersama antara Dinas
Pertanian dan BPS.
Mensosialisasikan/informasi tentang program kegiatan UPSUS
kepada BPS.
Menyusun data CPCL sesuai dengan format BPS.
Data CPCL kegiatan yang telah disusun sesuai dengan format
BPS segera disampaikan ke pusat (Ditjen TP dan Ditjen PSP)
18
Laporan Tahunan 2015
EP..................................Sekretariat Direktorat Jenderal Tanaman Pangan
dan BPS setempat paling lambat akhir Februari 2015 untuk
penyempurnaan frame sampel ubinan.
Perlu kode dan nama wilayah admin BPS (provinsi, Kabupaten,
kecamatan dan desa).
Melaporkan realisasi tanam/panen secara berkala dan tepat
waktu termasuk luas tanam dan panen dari program kegiatan
UPSUS.
m. Kebutuhan dukungan sektor kehutanan dan PU dalam upaya
peningkatan produksi pangan: 1) Perbaikan/Pemeliharaan Sumber
Air di Hulu dan Daerah Aliran Sungai (DAS); 2) Penyediaan Lahan
Untuk Perluasan Areal Tanam (lahan kehutanan, HGU untuk lahan
pangan); 3) Pembangunan/Rehabilitasi Jaringan Irigasi Primer dan
Sekunder; 4) Pembangunan Waduk/Embung; dan 5) Pembangunan
dan Perbaikan Infrastruktur (jalan usaha tani, prasarana
transportasi).
7. Rapat Penyusunan Rencana Kerja Pemerintah Tahun 2016 Bidang
Pangan dan Pertanian
Rapat Penyusunan RKP Tahun 2016 Bidang Pangan dan Pertanian
dilaksanakan tanggal 27-28 Februari 2015.Rakor tersebut dibuka oleh
Kepala Biro Perencanaan dan dihadiri oleh perwakilan dari Eselon I
lingkup Kementerian Pertanian.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan antara lain:
a. Penetapan sasaran produksi 2015-2019 sebaiknya diselesaikan
melalui Rapim A
b. Kegiatan 2015 harus didukung e-proposal tetapi perlu diberi
kebijakan dari pimpinan terkait kapan batas terakhir pengisian dan
jika tidak ada isian atau kurang dari alokasi RKAKL apa kebijakan
yang perlu diambil. Hal ini perlu arahan dari Birocan. Kami
mengusulkan agar diblokir
c. Pemberian bantuan sosial, apakah diperkenankan dapat
memperoleh dua jenis bansos dalam tahun yang sama seperti yang
dicantumkan pada Pedoman UPSUS
d. Alokasi tahun 2016 perlu memperhatikan alokasi penerima tahun
2015. Kemungkinan penerima yang sama dengan komponen
kegiatan yang sama pada tahun sebelumnya dapat terjadi pada
tahun 2016.
Beberapa hal yang perlu ditindaklanjuti antara lain sebagai berikut:
a. Agar masing-masing Eselon I segera menyusun usulan pagu
indikatif APBN 2016 dengan memperhitungkan baseline APBN
19
Laporan Tahunan 2015
Sekretariat Direktorat Jenderal Tanaman Pangan .................................. EP
reguler tahun 2015 dan APBN-P 2015, namun dalam penggunaan
baseline APBN-P 2015 masing-masing Eselon I harus menariknya
sesuai dengan tugas dan fungsinya (tidak semua ditampung di
Ditjen PSP)
b. Agar dikonfirmasi untuk pendanaan yang berasal dari pinjaman luar
negeri, apakah pinjaman yang bersumber dari CF-SKR akan
diperuntukan sepenuhnya untuk Pusat KLN atau akan dialokasikan
ke Eselon I lain
c. Agar dikonfirmasi apakah masih terdapat rencana penarikan Flood
Management (ADB) di Ditjen PSP karena hingga saat ini belum
terdaftar dalam rencana penarikan PHLN 2016
d. Khusus untuk mendukung kegiatan penyusunan data petani by
name by address agar diusulkan kegiatan di Pusdatin untuk
updating data petani by name by address sekaligus pengusulan
alokasi anggaran untuk kegiatan tersebut. Terkait dengan data
produksi beras, agar di Pusdatin juga dialokasikan anggaran untuk
memantau produksi beras di sentra-sentra penggilingan agar data
yang diperoleh dapat lebih menggambarkan supply beras yang
sesungguhnya
e. Untuk kegiatan cetak sawah agar dapat diputuskan untuk dilakukan
oleh pusat atau tidak, apabila diputuskan untuk tidak dilakukan di
APBN reguler maka akan ada pilihan untuk dilakukan melalui
mekanisme DAK.
8. Sosialisasi dan Monev Tahun 2015
Dalam rangka mempersiapkan pelaksanaan kegiatan pencapaian
swasembada berkelanjutan padi dan jagung serta swasembada
kedelai, maka dilaksanakan sosialisasi dan monev di pelaksanaan
kegiatan dan anggaran lingkup Kementerian Pertanian di Balai Besar
Pelatihan Pertanian Lembang, Bandung Barat, Provinsi Jawa Barat,
dengan hasil sebagai berikut:
a. Untuk mencapai peningkatan produksi tanaman pangan tahun
2015, Kementerian Pertanian telah menyiapkan sejumlah kegiatan
dan pendanaan yang cukup besar
b. Upaya untuk mencapai target peningkatan produksi tanaman
pangan pada tahun 2015 di antaranya dilakukan
dengan refocussing dan tambahan dana APBN-P 2015. Untuk
peningkatan produksi padi dilakukan kegiatan peningkatan
produktivitas dan perluasan areal tanam untuk alternatif I sebesar
83.060357 ton (tambahan produksi 8.482.504 ton), alternatif II
sebesar 79.956.560 ton (tambahan produksi 8.425.504 ton)
20
Laporan Tahunan 2015
EP..................................Sekretariat Direktorat Jenderal Tanaman Pangan
c. Untuk peningkatan produksi jagung dilakukan kegiatan peningkatan
produktivitas dan pengembangan areal tanam baru sebesar
25.063.731 ton (tambahan produksi 5.252.303 ton),sedangkan
peningkatan produksi kedelai melalui peningkatan produktivitas dan
perluasan areal tanam sebesar 1.500.000 ton (tambahan produksi
801.048 ton)
d. Penetapan target produksi kedelai tahun 2015 yang cukup besar
yaitu 1.500.000 ton dibandingkan dengan produksi menurut ARAM
II 2014 sebanyak 921.000 ton, berarti target meningkat sebanyak
579.000 ton atau 62,81%. Untuk hal ini di antaranya diupayakan
dengan peningkatan pengadaan benih kedelai kelas Benih Sebar
(BR/ES) melalui kegiatan penangkaran yang harus dapat
dipertanggungjawabkan kualitasnya.
e. Koridor pencapaian swasembada PJK adalah sebagai berikut:
Swasembada padi dan jagung dicapai pada tahun 2015,
sedangkan swasembada kedelai dicapai pada tahun 2017.
Keberhasilan swasembada sangat ditentukan oleh kapasitas
lahan yang dapat ditanami dan produktivitas yang dapat dicapai.
Hal ini menekankan perlu pengawalan pertanaman secara baik.
Kapasitas lahan dapat diperoleh dari: 1) baku lahan TP yang ada
(termasuk penambahan indeks pertanaman) dan 2)
pemanfaatan lahan perkebunan, lahan terlantar, lahan
kehutanan, dan lahan lainnya.
Dalam mewujudkan swasembada tersebut, pemerintah
mengalokasikan berbagai fasilitasi untuk memobilisasi
pelaksanaan pencapaian swasembada tersebut dengan fokus
pada perbaikan budidaya, penambahan indeks pertanaman, dan
perluasan areal tanam di lahan non TP.
Hal yang perlu diperhatikan adalah konsistensi penerapan
teknologi setiap tahunnya dan konsistensi pemanfaatan lahan
setiap tahunnya. Alih fungsi lahan dan pendampingan menjadi
permasalahan utama.
Pengawalan, pencatatan, dan pelaporan secara baik menjadi
kunci keberhasilan dari proses pencapaian swasembada PJK
2015-2019.
f. Kebijakan Direktorat Jenderal Tanaman Pangan:
Pengembangan gerakan penerapan (adopsi) teknologi dengan
memberikan fasilitasi sesuai kebutuhan lapangan. Dampak:
21
Laporan Tahunan 2015
Sekretariat Direktorat Jenderal Tanaman Pangan .................................. EP
terlihat kepastian peningkatan produksi dimasa mendatang dan
meningkatkan pendapatan petani.
Penguatan basis-basis penangkaran benih/produsen benih
dengan memantapkan hubungan penyediaan benih berdasarkan
kelas benih dan tata kelembagaan perbenihan yang baik.
Dampak: akses petani dalam memperoleh benih yang sesuai
kebutuhan semakin baik dan meningkatkan pendapatan petani.
Penguatan gerakan pengendalian OPT dan DPI dengan
dukungan sarana pengendalian yang kondusif. Dampak:
kegagalan produksi semakin rendah dan meningkatkan
pendapatan petani.
Penguatan pemanfaatan alsintan pasca panen secara efisien
dan efektif. Dampak: meningkatkan pendapatan petani.
g. Strategi Direktorat Jenderal Tanaman Pangan :pengembangan
kawasan-kawasan pertanian (sentra produksi dan GP-PTT) dengan
pola terintegrasi dengan pengembangan basis produksi benih dan
mekanisasi panen/pasca panen.
9. Rapat Kick-off dan Pembahasan Trilateral Penyusunan Resources
Envelope RAPBN 2016
Rapat Kick-off dan Pembahasan Trilateral Penyusunan Resources
Envelope RAPBN 2016 dilaksanakan pada tanggal 2Februari 2015
diAuditorium A, Ditjen Pengelolaan Utang Kementerian Keuangan,
dengan hasil sebagai berkut:
a. Rapat kick-off dibuka oleh Direktur Jenderal Pengelolaan Utang,
Kementerian Keuangan dan dipandu bersama dengan Deputi
Bidang Pendanaan Pembangunan Kementerian PPN/ Bappenas.
Rapat dihadiri oleh perwakilan dari Kementerian/Lembaga
pemerintahan. Kementerian Pertanian dihadiri perwakilan dari Pusat
KLN, Biro Perencanaan, Ditjen Tanaman Pangan, Ditjen PSP,
Litbang, Badan SDM Pertanian, Badan Ketahanan Pangan.
b. Dirjen Pengelolaan Utang, Kementerian Keuangan menjelaskan
tentang pinjaman dan hibah luar negeri, jumlah dan jenis PHLN,
absensi pelaporan dan respon terhadap surat PHLN dari masing-
masing Kementerian/Lembaga. Saldo akhir pinjaman dana hibah
yang sedang berjalan/on going dan yang akan berjalan, serta
rencana penarikan PHLN beserta rupiah pendamping secara
keseluruhan dari masing-masing K/L.
Rencana kegiatan trilateral meeting selanjutnya akhir Maret dan
penetapan pagu anggaran PHLN Juni 2015. Total pinjaman
22
Laporan Tahunan 2015
EP..................................Sekretariat Direktorat Jenderal Tanaman Pangan
Indonesia 22,5 milyar USD dan yang sudah dipergunakan sebesar
16,5 milyar USD. Kementerian Pertanian mempunyai 3 pinjaman
dengan total dana 144,62 juta USD.
c. Deputi Pendanaan Bappenas menjelaskan sektor unggulan untuk 3
tahun kedepan, yang dapat dijadikan sebagai dasar dan acuan
untuk mendukung kegiatan pembangunan. Sektor unggulannya,
yaitu : kedaulatan pangan, kedaulatan energi, ketenagakerjaan,
kemaritiman, pariwisata, industri dan dimensi pembangunan
manusia (pendidikan, kesehatan dan perumahan). Sasaran
pembangunan 5 tahun kedepan lebih besar 2,4 x lipat dibandingkan
dengan Renstra sebelumnya.
d. Pada rapat pembahasan trilateral khusus untuk lingkup Kem.
Kesehatan, Kem. Agama dan Kem. Pertanian, masing-masing wakil
kementerian mengoreksi data PHLN dan rencana penarikan dana
pertahunnya sampai PHLN berakhir.
e. Laporan dari Perwakilan dari Kementan:
- Kegiatan pinjaman untuk kegiatan Citarum yang semula
diusulkan tahun 2016, apakah masih bisa untuk dimajukan tahun
2015, Kementan sudah membuat surat ke Kem.Pekerjaan Umum
untuk meminta persetujuan (Kem.PU sebagai implementing
agency),namun belum ada jawaban. Permasalahan ini
disampaikan dikarenakan usulan/rencana tersebut harus masuk
ke Bappenas sebelum tanggal 9 Pebruari 2015, agar dapat
masuk dalam bluebook.
- Dana CF-SKR dari Jepang dengan global anggaran Rp. 15,5
miliar untuk 4 kegiatan (Badan SDMPertanian, Ditjen Tanaman
Pangan, Ditjen Hortikulturadan Sekretariat CF-SKR) dan rencana
pengajuan ke pihak Jepang untuk persetujuan tertulisnya.
10. Rapat Kegiatan Proyek Hibah FAO dari GEF
Rapat Kegiatan Proyek Hibah FAO dari GEF dilaksanakan pada
tanggal 3 Februari 2015 di Ruang 332 Gedung A Kementan, dengan
hasil sebagai berikut:
Rapat dipimpin oleh Kepala Pusat KLN, dihadiri oleh perwakilan dari
Bappenas, KementerianKehutanan, dan Biro Keuangan dan
Perlengkapan Kemetan, Biro Perencanaan Kementan, Ditjen Tanaman
Pangan (Subbag Kerjasama dan Subdit Padi Tadah Hujan dan Ladang
Kering-Dit.Budidaya Serealia), Ditjen Hortikultura, Ditjen Peternakan,
Badan SDM Pertanian, Badan Karantina, Badan Litbang Pertanian.
23
Laporan Tahunan 2015
Sekretariat Direktorat Jenderal Tanaman Pangan .................................. EP
Adanya usulan kegiatan kerjasama dari FAO yang akan dibiayai oleh
GEF (Global Environment Facility) sebesar USD 6 juta, dengan 4
kegiatan, yaitu sebagai berikut:
a. Strengthened institutions, policy and legal framework for responsible
and sustainable agriculture and integrated landscape approach to
sustainable forest and land management and climate change
mitigation (USD 500.000)
b. Improved upland agriculture management and reduction of GHG
emissions (USD 3.000.000)
c. Enhanced sustainable forest management and landscape
management and rehabilitation and improvement CCM capacity
(USD 2.000.000)
d. Enhanced coordination, knowledge management and monitoring
and evaluation (USD 5.000.000)
Kegiatan ini merupakan gabungan dari Kementerian Kehutanan dan
Kementerian Pertanian, namun belum dipastikan proporsinya,
komponen kegiatan, bagaimana manajemen kegiatannya, siapa yang
akan menjadi koordinator utama, dll.
Kontribusi FAO pada PHLN Kementan tergolong besar, yaitu sebesar
55% dari seluruh PHLN yang ada di Kementan, dibandingkan dari
AusAid, Koica, JICA, dll.
Hasil informasi dan diskusi dari peserta rapat, antara lain:
a. Kegiatan terkait GEF, umumnya meminta co-financing. Co-financing
yang diminta FAO sebesar 6 x dari total dana yang akan diberikan,
diharapkan dapat dinegosiasikan oleh KLN, mengingat
keterbatasan dana Kementan. Walaupun dalam kesempatan lain,
informasi dari FAO, sharing dana tersebut sifatnya in-kind-sehingga
bisa berupa: fasilitas, tenaga ahli, kegiatan serupa sebagai kegiatan
pendamping.
b. Terkait Co-Financing, diingatkan agar jangan sampai membebani
APBN, dipastikan unsur apa saja yang dibiayai & manajement
pembiayaan antar kegiatan dan antar kementerian. FAO sebagai
pengelola keuangan dan kita sebagai pengelola kegiatan lintas
kementerian, dikhawatirkan akan menyulitkan dari segi adminsitrasi
dan pertanggungjawaban, karena kegiatan tersebut diminta untuk
melibatkan lembaga swadaya masyarakat (nasional/internasional),
Pemerintah Daerah/PEMDA lokasi kegiatan, swasta dan lintas
Kementerian.
24
Laporan Tahunan 2015
EP..................................Sekretariat Direktorat Jenderal Tanaman Pangan
c. Bappenas mengingatkan bahwa kegiatan ini belum masuk dalam
Bluebook, jika akan dilaksanakan 2016 agar dicatatkan ke
Bappenas terakhir 9 Pebruari 2015. Bappenas juga
menginformasikan bahwa Kem.Kehutanan pernah tidak setuju dan
sepakat terkait co-financing dengan FAO, sehingga kegiatannya
tidak dilanjutkan.
d. Diusulkan agar dalam kegiatan ini lebih banyak memakai tenaga
ahli dari Indonesia, dengan proporsi 70% dari Indonesia dan 30%
dari negara lain, hal ini sesuai pengalaman kerjasama dengan FAO,
sebagian besar dananya digunakan untuk keperluan expert dan
kemampuan expert kita tidak kalah dengan yang ada.
e. Lokasi kegiatan yang dituju adalah dataran tinggi di Jawa Tengah
dan Jawa Timur, kemungkinan komoditasnya hortikultura, yang
terkait kegiatan terasiring, erosi tanah.
f. Disarankan untuk tidak langsung pada kegiatan inti, namun bisa
berupa Feasibility Study atau Pilot Project.
g. Terkait pertemuan National Dialogue Initiative GEF di Hotel Ritz
Carlton Kuningan tanggal 10-12 Februari 2015, ada proposal yang
diajukan oleh GEF dengan judul “promoting climate-smart
sustainable rice production in Indonesia” sebesar USD 5.000.000.
Sebagai informasi telah ada Tim Dampak Perubahan Iklim lingkup
Kementan, yang diketuai oleh Kepala Badan Litbang Pertanian;
salah satu anggota Tim dari Dit.Perlindungan Tanaman Pangan.
11. Consultative Meeting on Regional Rice Initiatives Phase II
andIntegrated Economic Zone Development Based on Blue Economy
Consultative Meeting on Regional Rice Initiatives Phase II
andIntegrated Economic Zone Development Based on Blue Economy
dilaksanakan pada tanggal 3 Februari 2015 di Hotel Sofyan Betawi,
Menteng, Jakarta
a. Consultative Meeting ini dibuka dan dipimpin oleh Bapak Ageng
Herianto (FAO Representative in Indonesia bidang program).
Dihadiri oleh:
- FAO-RAP: Mr. Miao Weimin
- Kementerian Pertanian: Sekretariat Direktorat Jenderal Tanaman
Pangan (Subbag Kerjasama), Direktorat Budidaya Serealia,
Ditjen Tanaman Pangan, Pusat Kerjasama Luar Negeri, Badan
Ketahanan Pangan
25
Laporan Tahunan 2015
Sekretariat Direktorat Jenderal Tanaman Pangan .................................. EP
- Kementerian Kelautan dan Perikanan: Direktur Produksi
Perikanan Budidaya, Direktur Kesehatan Ikan dan Lingkungan,
Sekretariat Direktorat Jenderal.
- Bappenas
- LSM Internasional: VECO dan FIELD
c. Regional Office for Asia and the Pasific (FAO-RAP) telah
merumuskan Regional Rice Initiatives Phase II berdasarkan
program dan pembelajaran Save and Grow. Kegiatan RRI Phase II
terutama pada Rice-Fish Farming System (Mina Padi). Serta
presentasi tindak lanjut The Blue Growth Initiative, yang merupakan
kerjasama FAO dengan Kementerian Kelautan dan Perikanan
dengan diimplementasikan melalui kegiatan TCP Facility-
TCP/INS/3501 Baby 3 dengan judul proyek ”Integrated Economic
zone Development Based on Blue Economy at Lombok” yang
merupakan followup hasil pertemuan Intensive and Sustainable
Aquaculture of FAO Blue Growth yang diadakan pada tanggal 2-3
Oktober 2014 di Bangkok.
d. Pemaparan Mr. Miao Weimin mengenai The Regional Rice Initiative
Phase II, menjelaskan mengenai apa itu Regional Rice Initiative dan
kilas balik mengenai RRI-Phase I yang sudah diimplementasikan
pada tahun 2013.
Ada 4 komponen utama dalam RRI (Regional Rice Initiative) yang
menjadi topik sosialisasi, yaitu :
Komponen 1 : Sistem padi dan ikan (mina Padi)
Komponen 2 : Keanekaragaman hayati, landscape dan
ekosistem(Tree Outside Forest)
Komponen 3 : Sistem Intensifikasi budidaya padi “Save and
Grow”
Komponen 4 : Adaptasi perubahan iklim dan kearifan/budaya
padi
Contoh: pelaksanaan Mina Padi di Kabupaten Banjarnegara
dengan hasil produktivitas padi mencapai 9 ton GKP dan produksi
ikan mencapai 4 ton.
e. Diskusi:
Direktur Produksi Perikanan Budidaya-KKP (Dr.Coco Kokarkin)
menginformasikan telah memberikan bantuan berupa benih ikan
nila, benih padi, mini escafator, bantuan biaya untuk mengolah
tanah ± Rp500.000. Hasil yang dapat diperoleh petani sebesar
Rp60 juta/ha. Jadi alangkah baiknya jika kita berupaya
26
Laporan Tahunan 2015
EP..................................Sekretariat Direktorat Jenderal Tanaman Pangan
meningkatkan pendapatan petani dengan budidaya padi dan
ikan.
Mina padi mempunyai keuntungan yang besar bagi petani,
karena dapat meningkatkan pendapatan petani (dari penjualan
ikan) tanpa mengurangi pendapatan dari padi, karena waktu
yang diperlukan untuk budidaya ikan kurang lebih sama dengan
padi yaitu sekitar 3-4 bulan.
Perwakilan Setditjen TP-Kementan menyampaikan:
- Dit. Budidaya Serealia Ditjen TP telah melaksanakan program
SLPTT dan tahun 2015 menjadi GPPT berupa bantuan full
paket salah satunya bantuan benih padi. Kami menghimbau
jangan sampai terjadi over leaping/tumpang tindih terhadap
bantuan yang diterima untuk petani.
- Mina padi hanya dapat dilaksanakan pada sawah beririgrasi.
Di samping itu harus dipikirkan bersama apakah program
Mina Padi ini tidak berdampak pada capaian produksi padi,
karena harus ada pengaturan jarak tanam padi agar ikan
dapat berkembang biak dengan baik.
- Agar ikan dapat berkembang biak dengan baik dalam program
Mina Padi harus ada kajian aplikasi penggunaan pupuk dan
pengendalian OPT dengan kimiawi (pestisida).
Mr. Miao Weimin menanggapi diskusi ini dengan menyatakan
bahwa Integrated rice-fish farming adalah pilot project yang
dipromosikan sangat alami dengan keuntungan yang dapat
meningkatkan pendapatan petani, sekaligus dapat terjadi
symbiosis yaitu natural dan aman tapi bisa meningkatkan
produksi.
f. Rencana pelaksanaan RRI-Phase II fokus utama Integration in
Save & Grow yaitu:
- Pemaparan Mr. Miao Weimin mengenai The Regional Rice
Initiative Phase II, menjelaskan mengenai apa itu Regional Rice
Initiative dan kilas balik mengenai RRI-Phase I yang sudah
diimplementasikan pada tahun 2013.
- Melanjutkan dukungan kepada petani untuk pencapaian ”save
and Grow” melalui Sekolah Petani Lapang Terpadu.
- Mendukung petani untuk menerapkan dalam praktek untuk
memproduksi lebih banyak dan baik dalam kualitas / efisien dan
ramah lingkungan.
27
Laporan Tahunan 2015
Sekretariat Direktorat Jenderal Tanaman Pangan .................................. EP
- Meningkatkan pendapatan dan pada akhirnya juga meningkatkan
ketahanan pangan dan nutrisi.
- Melanjutkan membangun a knowledge base and evidence on
sustainability and resources use efficiency pada sistem
pendekatan padi terpadu.
- Mencari peluang untuk menduplikasi pada area lain/negara lain
seperti Afrika yang mana produksi dan konsumsi berasnya
meningkat.
- Melanjutkan dukungan Initiatif nasional pada startegi formulasi
beras dan restrukturisasi bidang pertanian.
g. Presentasi dari VECO dan FIELD yaitu penerapan Save and Grow
pada petani padi melalui Sekolah lapang petani di bawah Regional
Rice Initiative.
Perwakilan Setditjen TP Kementan menyampaikan bahwa
presentasi tersebut sama dengan program SLPHT di Dit.
Perlindungan yang melatih petani untuk dapat mengendalikan
serangan OPT dengan pengendalian menggunakan musuh alami,
biologi dan kearifan lokal agar ekosistem khususnya sawah dapat
terjaga keberlanjutannya dan produksi tetap tercapai.
h. Presentasi dari proyek Kementerian Kelautan dan Perikanan
dengan FAO mengenai kegiatan TCP Facility-TCP/INS/3501 Baby 3
dengan judul proyek ”Integrated Economic zone Development
Based on Blue Economy at Lombok”. Proyek ini menginginkan
bagaimana memanfaatkan semua yang ada di Ikan, seperti Udang
bisa dimanfaatkan sampai ke kulitnya, dll sehingga tidak terbuang.
i. Tindak Lanjut
- MoU/Nota kesepahaman antara Direktorat Produksi Perikanan
Budidaya dengan Direktorat Jenderal Tanaman Pangan yang
sudah ada sebelumnya akan ditinjau kembali/diperpanjang untuk
dibawa ke level yang lebih tinggi yaitu tingkat Kementerian tidak
hanya di level Direktorat Jenderal (Eselon I).
- Sebagai langkah awal Setditjen KKP akan melakukan koordinasi
dan pertemuan dengan Kementerian Pertanian terkait hal
tersebut (Mina Padi).
- Mr. Miao mengusulkan untuk dibuat workshop/ seminar/FGD
untuk High Level Consultation.
- Dari rangkaian kunjungan Mr. Miao ke Indonesia (2-6 Februari
2015) selain mensosialisasikan RRI Phase II, beliau juga akan
melaksanakan Field Visits to Rice-Fish Farming di Banjarnegara.
28
Laporan Tahunan 2015
EP..................................Sekretariat Direktorat Jenderal Tanaman Pangan
12. Focus Group Discussion (FGD) Kesiapan Sub Sektor Tanaman
Pangan Dalam Menghadapi MEA
Focus Group Discussion (FGD) Kesiapan Sub Sektor Tanaman
Pangan Dalam Menghadapi MEA dilaksanakan pada tanggal 11-13
November 2015 di Hotel Royal Panghegar, Bandung. FGD dibuka oleh
Sekretaris Direktorat Jenderal Tanaman Pangan, dihadiri oleh peserta
undangan/perwakilan Petugas yang membidangi pengolahan dan
pemasaran hasil pertanian pada Dinas Pertanian Tanaman Pangan
Provinsi seluruh Indonesia, dan Dinas Pertanian Tanaman Pangan
beberapa kabupaten di Provinsi Jawa Barat. Pejabat/staf lingkup
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan maupun dari unit Eselon I
lainnya lingkup Kementerian Pertanian.
Nara sumber berasal dari Kemenlu, Kadin Provinsi Jawa Barat, IPB,
Sekretariat Jenderal Pertanian, dan Gapoktan Simpatik dari
Tasikmalaya Jawa Barat, dengan hasil sebagai berikut:
a. Tujuan FGD Kesiapan Subsektor Tanaman Pangan Dalam
Menghadapi MEA, yaitu:
Menyamakan persepsi dan membangun komitmen bagi para
penentu kebijakan untuk meningkatkan daya saing dan nilai
tambah produk tanaman pangan sesuai standar pasar ASEAN.
Meningkatkan koordinasi pusat dan daerah serta stakeholder
terkait dalam implementasi program/kegiatan sub sektor
tanaman pangan dalam era MEA.
Mengidentifikasi peluang dan tantangan, serta solusinya dalam
upaya optimalisasi perdagangan regional dan global produk
tanaman pangan dalam pemantapan ketahanan pangan
nasional.
b. Peningkatan Daya Saing Subsektor Pangan
Dalam perspektif MEA tantangan internal yang dihadapi
Indonesia selain peningkatan daya saing adalah pemantapan
iklim usaha domestik, fasilitasi perdagangan, konektivitas fisik
dan kelembagaan, dan kemampuan usaha mikro, kecil, dan
menengah (UKM). Secara eksternal tantangan yang dihadapi
adalah memanfaatkan ASEAN sebagai tujuan ekspor, jejaring
produksi, daerah investasi, pasar sektor jasa, dan sebagai
sumber dana investasi.
Daya saing sektor pangan tidak hanya ditentukan oleh kegiatan
on-farm dan off-farm, tetapi juga ditentukan oleh kegiatan dan
faktor lain, yaitu pemantapan infrastruktur, system logistik yang
29
Laporan Tahunan 2015
Sekretariat Direktorat Jenderal Tanaman Pangan .................................. EP
handal dan efisien, iklim usaha dan investasi, dan sistem
pembiayaan yang handal. Khusus untuk penelitian dan
pengembangan (R & D), alokasi anggaran dan kegiatannya
harus ditingkatkan dan fokus pada peningkatan daya saing dan
produktivitas agar tidak tertinggal dengan negara lain. Daya
saing Indonesia secara signifikan terus meningkat dari tahun ke
tahun. Pada tahun 2012 menempati ranking ke-50, tahun 2013
meningkat menjadi ranking ke-38, dan di tahun 2014 menduduki
ranking ke-34. Untuk memperbaiki posisi daya saing ini
diperlukan reformulasi kebijakan perekonomian nasional
terutama di sektor pangan.
Melalui Blue Print AEC (Cetak Biru MEA), inisiatif kerjasama
ASEAN di bidang pertanian diarahkan memperkuat ketahanan
pangan, meningkatkan daya saing produk agrifood, dan
mempromosikan kerjasama pertanian. Sebagai contoh kasus,
kerjasama ekonomi beras ASEAN menurut Pasal 24 dari ATIGA
(ASEAN Trade in Goods Agreement) memberikan pengecualian
terhadap komoditi beras sebagai komoditas khusus.
Karakteristik pasar beras ASEAN
Salah satu feature umum pertanian tanaman pangan di ASEAN:
area penanaman didominasi oleh penanaman padi di semua
Negara Anggota yang berbasis pertanian. Budidaya padi
merepresentasikan hampir 60% dari area pertanian di Indonesia,
Myanmar, Thailand dan Vietnam , serta mencapai 90% di
Kamboja dan Laos (FAO, 2014).
Dua eksportir beras terbesar di dunia, Thailand dan Vietnam,
berada di wilayah ASEAN. Disamping itu, negara produsen
beras lain yang penting di wilayah tersebut adalah Myanmar,
yang mungkin memiliki potensi yang belum dimanfaatkan untuk
meningkatkan output dan ekspor beras.
Disamping potensi penawaran beras, wilayah ASEAN ini juga
memiliki dua importir terbesar di pasar beras internasional, yakni
Indonesia dan Filipina, meskipun keduanya melihat perdagangan
sebagai lender of the last resource (impor dilakukan hanya
apabila produksi domestik dan cadangan pangan pemerintah
tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan pangan pokok
domestiknya, sebagai upaya untuk menjaga stabilitas pasokan
dan harga harga beras untuk stabilisasi harga beras dan
penguatan ketahanan pangan). Oleh karena itu, posisi negara
30
Laporan Tahunan 2015
EP..................................Sekretariat Direktorat Jenderal Tanaman Pangan
sebagai importir beras secara mutlak ditentukan produksi beras
domestik..
Menghadapi MEA, Indonesia harus mampu meningkatkan daya
saing khususnya pada komoditas beras melalui diferensiasi
product seperti yang dikembangkan oleh Gapoktan Simpatik di
Kabupaten Tasikmalaya – Provinsi Jawa Barat yang telah
mampu menembus pasar ekspor dengan produk beras organik.
c. Rekomendasi dari FGD:
Berdasarkan FGD ini dapatdirumuskan beberapa saran dan
tindaklanjut yang perlu diambil dalam rangka meningkatkan daya
saing komoditas pangan Indonesia di pasar MEA dan
memantapkan ketahanan pangannasional, sebagaiberkut:
Mengingat mendesaknya implementasi MEA efektif per 1 Januari
2016 maka perlu segera disusun peta-jalan (roadmap)
peningkatan produksi dan daya saing komoditas pertanian
strategis. Pada tataran penelitian dan pengembangan juga perlu
segera disusun roadmap penciptaan dan pengembangan inovasi
(teknis, sosial ekonomi, kelembagaan, dan kebijakan) dalam
rangka peningkatan produktivitas, efisiensi, dan daya saing
komoditas pangan utama tersebut.
Faktor pendukung yang juga perlu segera dibuat adalah
penyusunan roadmap standarisasi komoditas dan produk
pangan serta melakukan sosialisasi ke semua stakeholder.
Faktor pendukung penting lainnya adalah peningkatan kualitas
mutu dan keamanan pangan serta integrasi pengelolaan rantai
pasok pangan.
Mempercepat pelaksanaan program peningkatan daya saing
ekonomi nasional melalui percepatan pembangunan infrastruktur
dan sistem logistik. Rendahnya indeks konektivitas merupakan
titik lemah dalam peningkatan efisiensi pemasaran dan
perdagangan antar daerah di tanah air, sehingga akan
berpengaruh besar terhadap peningkatan daya saing di pasar
domestik dan kawasan.
Portofolio kebijakan yang lebih menyeluruh diperlukan untuk
upaya boosting peningkatan daya saing perdagangan di sektor
pangan. Disamping peningkatan produktivitas, infrastruktur dan
sistem logistik juga dibutuhkan insentif penelitian dan
pengembangan, sistem pembiayaan yang handal dan efisien,
dan keterlibatan swasta bukan saja pada pengembangan produk
primer, tetapi juga pada penyediaan (logistik), pergudangan,
31
Laporan Tahunan 2015
Sekretariat Direktorat Jenderal Tanaman Pangan .................................. EP
pengolahan, dan distribusi dengan sasaran peningkatan pasokan
dan pencegahan volatilitas harga pangan.
Dalam perspektif kebijakan ekonomi pangan yang lebih luas,
disamping peningkatan daya saing, patut dipertimbangkan
kebijakan sebagai berikut: (a) optimalisasi perdagangan regional
dan global dalam pemantapan ketahanan pangan nasional, (b)
peningkatan kapasitas produksi pertanian nasional (lahan dan
sumberdaya air), (c) upaya peningkatan produktivitas agar
dibarengi dengan pengembangan penanganan panen,
pascapanen, dan pengembangan produk, (d) perbaikan struktur
pasar dan pembentukan harga yang dapat menjamin tingkat
kesejahteraan petani, (e) pengembangan diversifikasi konsumsi
pangan dan gizi untuk mengurangi tekanan terhadap permintaan
pangan pokok beras; dan (f) peningkatan efektivitas koordinasi
dan konsolidasi instansi terkait di tingkat pusat dan daerah dalam
upaya peningkatan produksi, daya saing, dan penegakan hukum
terkait dengan pelaksanaan regulasi pangan dan ketahanan
pangan.
d. Kesimpulan:
Indonesia sebagai negara terbesar di ASEAN manfaat nyata hanya
akan diperoleh melalui peran negara ini sebagai pusat produksi dan
distribusi bukan sebagai pusat pemasaran produk saja melalui
peningkatan daya saing.
13. Dukungan Sarana Produksi Untuk Kawasan Perbatasan/Daerah
Tertinggal
Dukungan sarana produksi untuk kawasan perbatasan dan daerah
tertinggal dilaksanakan di 10 provinsi, antara lain untuk daerah
perbatasan (Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, Nusa Tenggara
Timur, Papua, Kepulauan Riau, Sulawesi Utara) dan daerah tertinggal
(Bengkulu, Jawa Barat, Jawa Timur, dan Papua Barat). Dari 10
provinsi tersebut, hanya Jawa Barat yang tidak terealisasi karena
kelompok tani tidak bersedia melaksanaan kegiatan, sehingga realisasi
mencapai 18 unit atau 90% dari target 20 unit.
32
Laporan Tahunan 2015
EP..................................Sekretariat Direktorat Jenderal Tanaman Pangan
Tabel 1. Realisasi Kegiatan Dukungan Sarana Produksi Untuk
Kawasan Perbatasan/Daerah Tertinggal Tahun 2015
33
Laporan Tahunan 2015
Sekretariat Direktorat Jenderal Tanaman Pangan .................................. EP
PELAKSANAAN KEGIATAN
BAGIAN KEUANGAN DAN PERLENGKAPAN
1. Pengelolaan Gaji TA. 2015, menyiapkan laporan pajak penghasilan
pribadi PPh 21 pegawai TA. 2015, melakukan pembayaran tunjangan
kompensasi kerja, uang makan, uang lembur, honor tenaga kontrak,
kekurangan dan susulan gaji, tunjangan kematian (uang duka, gaji
terusan) Pegawai Direktorat Jenderal Tanaman Pangan
2. Pengelolaan Perbendaharaan
a. SK Penetapan Pejabat dan Staf Pengelola Keuangan Satker Pusat,
UPT Pusat, dan Satker Daerah Pengelola Dana Tugas Pembantuan
Tahun Anggaran 2015
b. Pengelolaan Keuangan Satker Tahun Anggaran 2015
Menyiapkan Surat Permintaan Pembayaran (SPP) sebanyak
174SPP yang meliputi: SPP Nihil 111 SPP dan SPP LS 63 SPP
Menyiapkan surat pernyataan tanggung jawab belanja (SPTB)
sebanyak 192 SPTB
Melakukan pemeriksaan/verifikasi pembebanan anggaran dan
kegiatan sebanyak 1.867 tagihan baik tunai maupun LS
c. Pengelolaan dan Penatausahaan PNBP Tahun Anggaran 2015
Jumlah uang persediaan Satker Ditjen TP (Pusat) sebesar
Rp23,500 miliar, terdiri dari dana revolving Rp500 juta dan TUP
Rp23 miliar, realisasi uang persediaan sebesar Rp6,127 miliar
(26,64%). Jumlah uang persediaan Satker Rp.335 juta, terdiri
dari Kas Tunai Rp6 juta, Bank Rp15 miliar, dan Persekot
Rp2,366 miliar.
Hingga akhir Desember 2015, laporan yang masuk adalah
sebanyak 79 Satker dengan realisasi sebesar Rp27,642 miliar,
dengan rincian penerimaan umum Rp22,168 miliar, dan
penerimaan fungsional Rp5,475 miliar.
3. Aset
Hasil dari Pendataan Aset BMN terdapat mutasi tambah dan kurang
barang inventaris s.d 31 Desember 2015 senilai Rp503,693 miliar,
terdiri dari tanah, peralatan dan mesin, gedung dan bangunan,
jaringan, aset tetap lainnya, aset tetap lain yang tidak digunakan,
software, dan aset tak berwujud lainnya.
III
34
Laporan Tahunan 2015
EP..................................Sekretariat Direktorat Jenderal Tanaman Pangan
Tabel 2. Daftar Barang Mutasi Tambah dan Kurang Barang Inventaris
Per 31 Desember 2015
4. Progres Pengajuan Hibah
Progres pengajuan hibah pada mata anggaran kegiatan (MAK 526) per
31 Desember 2015 pada Satker lingkup Ditjen Tanaman Pangan.Nilai
pengajuan hibah tertinggi adalah pada Satker Dinas Pertanian Provinsi
Jawa Tengah senilai Rp694 juta dan terkecil pada Satker Dinas
Pertanian Kabupaten Majalengka senilai Rp.10 juta.
Tabel 3. Progres Pengajuan Hibah Pada MAK 526 Satker Lingkup
Ditjen TP Per 31 Desember Tahun 2015
1 Subang 1 14.877.000
2 Jaw a Tengah 1 694.368.500
3 Majalengka 1 10.000.000
4 Temanggung 1 10.939.500
5 DI. Yogyakarta 1 286.759.050
6 Aceh 1 126.097.000
7 Sumatera Utara 1 157.442.925
8 Sumatera Barat 1 187.588.600
9 Riau 1 19.415.000
10 Jambi 1 14.899.000
11 Sumatera Selatan 1 18.999.860
12 Lampung 1 105.349.860
13 Kalimantan Tengah 1 56.900.000
14 Kalimantan Selatan 1 424.045.000
15 Kalimantan Timur 1 84.483.000
16 Sulaw esi Selatan 1 19.500.000
17 Sulaw esi Tenggara 1 77.700.000
18 Maluku 1 63.800.000
19 Bali 1 367.595.000
20 Papua 1 77.231.000
21 Bengkulu 1 154.494.000
22 Maluku Utara 1 120.000.000
23 Banten 1 116.382.000
24 Babel 1 34.310.000
25 Gorontalo 1 98.490.000
26 Kepulauan Riau 1 29.977.647
27 Papua Barat 1 508.179.800
28 Sulaw esi Barat 1 15.980.800
28 3.895.804.542
No SatkerJumlah
SatkerNilai Pengajuan (Rp.)
Jumlah
Kuantitas Nilai (Rp.000)
1 Tanah 314.254 177.581.615
2 Peralatan dan Mesin 23.258 298.333.965
3 Gedung dan Bangunan 35 24.589.061
4 Jaringan 10 430.524
5 Aset Tetap Lainnya 467 129.750
6 Aset Tetap Lain yang tidak digunakan 783 2.059.329
7 Software 29 308.849
6 Aset Tak berwujud lainnya 3 259.770
338.839 503.692.862Jumlah
No Nama AkunSaldo per 31 Desember 2015
35
Laporan Tahunan 2015
Sekretariat Direktorat Jenderal Tanaman Pangan .................................. EP
PELAKSANAAN KEGIATAN
BAGIAN UMUM
1. Pemberian Penghargaan pada Kelompoktani dan Mantri Tani
Berprestasi Tingkat Nasional Tahun 2015.
Pemberian penghargaan ini diberikan kepada Kelompoktani yang
berhasil dalam mengelola usaha tani sub sektor tanaman pangan
khususnya komoditi padi, jagung dan kedelai, karena komoditas
tersebut merupakan komoditi yang sangat berpengaruh dalam upaya
mendukung program swasembada pangan dan Petugas/Mantri Tani
yang merupakan ujung tombak pengumpul data-data statistik pertanian
tanaman pangan.
Pemberian penghargaan disamping diberikan kepada Kelompoktani
dan Mantri Tani juga diberikan kepada Pengawas Benih Tanaman
(PBT) Lapangan, Analis Benih Laboratorium, Produsen/Penangkar
Benih orang dan Balai Benih yang telah ditetapkan dengan Keputusan
Direktur Jenderal Tanaman Pangan Nomor 61/HK.310/C/10/2015
tentang Kelompoktani, Mantri Tani, Pengawas Benih Tanaman
(Lapangan), Analis Benih Lanoratorium, Produsen/Penangkar Benih
Balai Benih Berprestasi Tingkat Nasional Tahun 2015 tanggal 5
Oktober 2015 yang penyerahan penghargaan ditetapkan dengan SK
Menteri Pertanian Nomor 590/Kpts/KP.590/10/2015 tentang
Pemberian Penghargaan Kepada Kelompoktani, Mantri Tani,
Pengawas Benih Tanaman (Lapangan), Analis Benih Lanoratorium,
Produsen/Penangkar Benih Balai Benih Berprestasi Tingkat Nasional
Tahun 2015, tanggal 15 Oktober 2015.
Proses pemberian penghargaan tingkat nasional dilakukan secara
berjenjang dengan melalui beberapa tahapan penilaian, yaitu penilaian
tingkat provinsi dan penilaian tingkat nasional. Penilaian tingkat
provinsi dilakukan oleh Tim Penilai Provinsi yang melakukan penilaian
didaerahnya, yang kemudian mengusulkan 1 Kelompok Tani (padi,
jagung, kedelai) dan 1 Mantri Tani terbaik kepada tim penilai pusat
untuk dilakukan penilaian tingkat nasional. Tim penilai pusat yang
anggotanya berasal dari Direktorat Jenderal Tanaman Pangan akan
memverifikasi usulan dari provinsi. Tim Penilai Provinsi dan Pusat
dalam melakukan penilaian/verifikasi mengacu pada Buku Petunjuk
Pelaksanaan Penghargaan Kelompoktani/Mantri Tani Berprestasi
Bidang Tanaman Pangan Tingkat Nasinal yang diterbitkan dari tim
pusat. Dari hasil verifikasi lapangan ditetapkan 5 Mantri Tani dan 5
IV
36
Laporan Tahunan 2015
EP..................................Sekretariat Direktorat Jenderal Tanaman Pangan
Kelompoktani untuk masing-masing komoditas padi, jagung dan
kedelai.
Pemberian Penghargaan kepada Kelompoktani dan Mantri Tani
Berprestasi Tingkat Nasional Tahun 2015 diserahkan bersamaan
waktunya dengan peringatan Hari Pangan Sedunia (HPS) ke-35 di
Pelembang-Sumatera Selatan.
Secara keseluruhan penerima penghargaan ada 32 orang terdiri dari
kelompoktani padi 5 orang, kelompoktani jagung 5 orang,
kelompoktani kedelai 5 orang, Mantri Tani 5 orang,
Produsen/Penangkar Benih 3 orang, Pengawas Benih Tanaman 3
orang, Analis Benih 3 orang, dan Balai Benih Berprestasi 3 orang.
2. Evaluasi Reformasi Birokrasi Direktorat Jenderal Tanaman Pangan
Tahun 2015
Salah satu instrumen pengukuran RB adalah Penilaian Mandiri
Pelaksanaan Reformasi Birokrasi (PMPRB) yang merupakan
instrumen penilaian kemajuan pelaksanaan reformasi birokrasi yang
dilakukan secara mandiri (self assesment) oleh Kementerian/Lembaga
dan Pemerintah Daerah.
Pada hakekatnya tujuan dilakukan PMPRB adalah untuk memudahkan
Kementerian/Lembaga dan Pemerintah Daerah dalam menyediakan
informasi mengenai perkembangan pelaksanaan reformasi birokrasi
dan upaya-upaya perbaikan yang perlu dilakukan oleh
Kementerian/Lembaga dan Pemerintah Daerah yang bersangkutan,
serta untuk menyediakan data/informasi bagi Kementerian PAN-RB
dalam rangka menyusun profil pelaksanaan RB Nasional.
PMPRB di Kementerian Pertanian pada tahun 2012 dilaksanakan oleh
seluruh unit kerja Eselon I lingkup Kementerian Pertanian yang
menjadi bahan dan dalam pembangunan profil pencapaian reformasi
Kementerian Pertanian yang memperoleh hasil penilaian sebagai
berikut:
Nilai pencapaian komponen pengungkit hasil 66,65
Nilai survey internal terhadap pegawai 69,06
Nilai pencapaian komponen pengungkit dan komponen hasil
dengan survey internal 67,14
Nilai pemenuhan target indikator internal 71,23
Nilai pemenuhan target indikator eksternal 79,27.
Namun demikian dalam perkembangannya PMPRB mengalami
perubahan, dimana Kementerian PAN dan RB telah melakukan desk
evaluasi terhadap pelaksanaan PMPRB Instansi Pemerintah pada
37
Laporan Tahunan 2015
Sekretariat Direktorat Jenderal Tanaman Pangan .................................. EP
tahun 2012 yang lalu. Sample yang diambil sebanyak 36 K/L. Atas
dasar hasil desk evaluasi tersebut Kementerian PAN dan RB
mencabut Permenpan RB nomor 1 Tahun 2012 tentang Pedoman
PMPRB dan Permenpan RB nomor 31 tahun 2012 tentang Petunjuk
Teknis PMPRB secara online, diganti dengan Permenpan RB nomor
14 Tahun 2014 tentang Pedoman Evaluasi Reformasi Birokrasi
Instansi Pemerintah.
Berdasarkan Permenpan RB nomor 14 Tahun 2014 sebagaimana
dimaksud, ruang lingkup penilaian PMPRB pendekatannya sudah tidak
lagi per unit kerja es.I melainkan instansi (Kementerian).Unit kerja
Eselon I lingkup Kementan mengisi aplikasi PMPRB secara off-line
dengan menggunakan Lembar Kerja Evaluasi (LKE) berformatexcell,
dan menyiapkan evidence yang relevan berdasarkan LKE, serta
pelaksanaan Rencana Aksi Tindak Lanjut Perbaikan berdasarkan
Kertas Kerja PMPRB tahun 2012 yang lalu. Selanjutnya diserahkan
kepada Inspektorat Jenderal untuk dilakukan paneling bersama
dengan seluruh Eselon I Kementan.
Reformasi Birokrasi bukan tunjangan kinerja atau yang selama ini
kita kenal dengan sebutan tunkin, tunkin hanya merupakan
konsekuensi dari pelaksanaan RB yang telah kita lakukan. RB
harus dilaksanakan atas dasar kesadaran untuk berubah menjadi
lebih baik, baik itu untuk masyarakat, organisasi, maupun diri sendiri
(individual)
Apabila RB telah dilaksanakan atas dasar kesadaran, dengan
sendirinya pelaksanaan pemerintahan akan berjalan dengan baik,
begitupun penilaian dari Kementerian PAN dan RB akan meningkat
tanpa perlu kita minta (orang lain pasti akan merasakan perubahan
itu);
Untuk itu agar Tim PMPRB Ditjen Tanaman Pangan, terutama
penanggung jawab setiap area perubahan/program RB agar tidak
bosan memantau pelaksanaan RB dan mengingatkan anggota dan
seluruh pegawai Ditjen Tanaman Pangan untuk melaksanakan
program RB dan mengumpulkan bukti dukungnya.
3. Penyusunan Uraian Tugas Pekerjaan Unit Kerja Eselon IV Direktorat
Jenderal Tanaman Pangan
Sesuai Permentan Nomor 43 tahun 2015, organisasi Direktorat
Jenderal Tanaman Pangan mengalami perubahan nomenklatur pada
unit kerja Eselon II dan pengurangan 3 unit kerja Eselon III serta 6 unit
kerja Eselon IV. Dengan adanya perubahan organisasi otomatis tugas
dan fungsi juga mengalami perubahan.
38
Laporan Tahunan 2015
EP..................................Sekretariat Direktorat Jenderal Tanaman Pangan
Sehubungan dengan hal tersebut, Peraturan Menteri Pertanian Nomor
53 Tahun 2011 tentang Rincian Tugas Pekerjaan Unit Kerja Eselon IV
lingkup Direktorat Jenderal Tanaman Pangan juga harus diubah/revisi
karena sudah tidak sesuai dengan Permentan Nomor 43 tahun 2015
tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pertanian.
Terkait dengan revisi Permentan Nomor 53 Tahun 2011 sudah
dilakukan beberapa kali rapat antara Biro Organisasi dan kepegawaian
dengan perwakilan masing-masing unit kerja Eselon I yang
membidangi organisasi, untuk memudahkan dalam penyusunan
Permentan baru tentang Uraian Tugas Pekerjaan (UTP) unit kerja
Eselon IV telah dilakukan pemetaan tugas dan fungsi di masing-
masing unit kerja Eselon IV lingkup Ditjen Tanaman Pangan untuk
menentukan pola UTP unit kerja Eselon IV lingkup Ditjen Tanaman
Pangan.
Beberapa poin dalam penting penyusunan uraian tugas pekerjaan unit
kerja Eselon IV Direktorat Jenderal Tanaman Pangan, antara lain
sebagai berikut:
a. Dengan terbitnya Permentan 43 Tahun 2015, Kementerian
Pertanian yang semula ada 12 unit kerja Eselon I menjadi 11,
dimana Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil
Pertanian (P2HP) hilang, tetapi fungsinya melebur kedalam unit
kerja Eselon I lain, terutama Direktorat Jenderal Teknis (Tanaman
Pangan, Hortikultura, Perkebunan, serta Peternakan dan Kesehatan
Hewan)
b. Perampingan tersebut membawa dampak yang signifikan untuk
seluruh unit kerja Eselon I Kementan, sehingga untuk kelancaran
tugas pekerjaan di Ditjen Tanaman Pangan maka perlu disusun
ulang terkait Uraian Tugas Pekerjaan (UTP) Unit Kerja Eselon IV
baru yang sesuai dengan Permentan tentang Organisasi
Kementerian Pertanian yang baru, termasuk fungsi P2HP yang
masuk kedalam fungsi Ditjen TP dan melekat pada Direktorat
Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan (P2HTP)
c. Untuk memudahkan dalam penyusunan UTP maka disusun pola
pemetaan yang telah disusun oleh masing-masing unit kerja Eselon
IV lingkup Ditjen Tanaman Pangan, untuk digunakan sebagai acuan
dalam menyusun UTP unit kerja Eselon IV dimaksud, sehingga
perlu diselenggarakan diskusi dengan seluruh unit kerja Eselon IV
lingkup Ditjen Tanaman Pangan, dan untuk keseragaman pola UTP
unit kerja Eselon IV antar Eselon I lingkup Kementerian Pertanian
maka perlu melibatkan Biro Organisasi dan Kepegawaian
39
Laporan Tahunan 2015
Sekretariat Direktorat Jenderal Tanaman Pangan .................................. EP
d. Perlu keselarasan antara tugas pekerjaan dan rencana kerja
organisasi, sehingga kedepannya para Pejabat Struktural, Pejabat
Fungsional Tertentu/Khusus maupun fungsionl umum (staff) dapat
menyusun Sasaran Kerja Pegawai (SKP) dan rencana kegiatan
yang sesuai dengan beban tugasnya masing-masing.
4. Pembinaan Sumber Daya Manusia
a. Kegiatan Inpassing Tahun 2015
Inpassing merupakan perubahan gaji pokok pegawai negeri sipil
yang telah ditetapkan berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 7
Tahun 1977 tentang Peraturan Gaji Pegawai Negeri Sipil.
Bahwa dalam rangka meningkatkan daya guna dan hasil guna serta
kesejahteraan PNS, perlu menaikkan gaji pokok Pegawai Negeri
Sipil, sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 30 Tahun 2015
yang telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 34 Tahun 2014 dan melalui Surat Edaran
Direktur Perbendaharaan Kementerian Keuangan RI Nomor SE-
19/PB/2015 tanggal 15 Juni 2015.
Untuk mempercepat pemrosesan perubahan gaji pokok baru, maka
Sub Bagian Organisasi dan Kepegawaian Bagian Umum
mengadakan pembuatan SK Inpassing seluruh Pegawai Negeri
Sipil Direktorat Jenderal Tanaman Pangan dengan melibatkan
Kepala Sub Bagian Tata Usaha dan pengelola kepegawaian lingkup
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan.
b. Penyelesaian Kasus Pelanggaran Disiplin PNS Lingkup Direktorat
Jenderal Tanaman Pangan
Dengan terbitnya Peraturan Pemerintah Nomor 53 tahun 2010
tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil, maka semua pejabat
struktural dari Eselon I - IV dituntut memahami secara teknis
bagaimana menerapkan ketentuan penyelesaian pelanggaran
disiplin terhadap setiap pelanggaran PNS yang menjadi
bawahannya. Selama ini sering kali terjadi salah pemahaman
seolah-olah penindakan pelanggaran disiplin PNS merupakan
tanggung jawab kepegawaian ataupun yang membidangi
kepegawaian sehingga atasan langsung merasa tidak bertanggung
jawab terhadap pelanggaran disiplin pegawai terhadap stafnya yang
melanggar.Dalam ketentuan PP No 53 tahun 2010 jelas tertulis
bahwa atasan langsung mempunyai kewajiban untuk menindak
PNS yang menjadi stafnya apabila melanggar disiplin pegawai dan
akan menerima sanksi yang sama dengan stafnya apabila atasan
40
Laporan Tahunan 2015
EP..................................Sekretariat Direktorat Jenderal Tanaman Pangan
langsung tidak bersedia memberikan sanksi kepada stafnya yang
melanggar aturan.
Berkaitan dengan hal tersebut, setiap atasan langsung harus
melakukan penerapan disiplin pegawai yang meliputi pemahanman
terhadap PP 53 tahun 2010 dengan benar, membuat surat
panggilan pemeriksaan, membuat Berita Acara Pemeriksaan (BAP),
membuat surat keputusan pemberian sanksi dan sebagaimana agar
PP Nomor 53 Tahun 2010 dapat dilaksanakan dengan sebaik-
baiknya. Untuk itu kegiatan ini diharapkan menjadi agen penerapan
PP Nomor 53 Tahun 2010 di unit kerja masing-masing.
Permasalahan yang dihadapi dalam penerapan disiplin pegawai
antara lain:
Masih kurangnya penerapan teknis pelaksanaan hukuman
disiplin pegawai yang berakibat pada kesulitan dalam penerapan
hukuman disiplin didalam pengawasan pelanggaran disiplin yang
dilakukan dan juga dalam prosedur pelaksanaan izin perkawinan
dan perseraian PNS
Masih adanya keengganan para pejabat struktural atasan
langsung untuk menjatuhkan sanksi kepada staf yang melanggar
karena merasa kasihan dan merasa tiak terlalu penting untuk
dilakukan
Adanya kesulitan pengelola kepegawaian didalam membuat
tahapan hukuman disiplin PNS dan pembuatan izin perceraian
dikarenakan belum paham benar tentang tata cara pembuatan
BAP bagi yang terkena hukuman disiplin dan Berita Acara
Merukunkan bagi yang ingin melakukan proses perceraian
Untuk itu diperlukan pemahaman pelaksanaan PP Nomor 53 Tahun
2010 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil serta PP Nomor 10
Tahun 1983 jo PP Nomor 45 Tahun 1990 tentang izin perkawinan
dan perceraian
c. SosialisasiPeraturan Bidang Organisasi dan Kepegawaian (PUPNS)
Dalam rangka Pendataan Ulang PNS secara elektronik lingkup
Ditjen Tanaman Pangan telah dilaksanakan sosialisasi tanggal 29
September 2015 di RR. P2BN dengan hasil sebagai berikut:
Narasumber pada kegiatan sosialisasi PUPNS dari Biro
Organisasi dan Kepegawaian yaitu Kepala Subbagian Mutasi II.
Materi yang disampaikan adalah Peraturan Kepala Badan
Kepegawaian Negara Nomor 19 Tahun 2015 Tanggal 22 Mei
2015, Tentang Pedoman Pelaksanaan Pendataan Ulang
41
Laporan Tahunan 2015
Sekretariat Direktorat Jenderal Tanaman Pangan .................................. EP
Pegawai Negeri Sipil Secara Elektronik Tahun 2015 (e-PUPNS
2015) dan implementasi pengisian data PUPNS melalui aplikasi.
Pendataan ulang Pegawai Negeri Sipil (PNS) nasional
merupakan kegiatan pemutakhiran data PNS yang dilakukan
secara online dan dilaksanakan sejak bulan Juli dan berakhir
pada Desember 2015. Untuk proses pemutakhiran data ini setiap
PNS memulai dengan melakukan pemeriksaan data yang
tersedia dalam database kepegawaian BKN dan selanjutnya
PNS, melakukan perbaikan data yang tidak sesuai serta
menambahkan/melengkapi data yang belum lengkap/tersedia di
database BKN.
Tujuan dari PUPNS ini adalah Untuk memperoleh data yang
akurat, terpercaya, sebagai dasar kebutuhan dalam
mengembangkan sistem informasi kepegawaian ASN yang
mendukung pengelolaan manajemen ASN yang rasional sebagai
sumber daya aparatur negara, membangun kepedulian dan
kepemilikan PNS terhadap data kepegawaiannya.
Data kepegawaian PNS pada aplikasi tersebut sebetulnya sudah
ada, akan tetapi belum lengkap dan itu harus dilengkapi oleh
setiap PNS yang ada. Data yang ada dalam aplikasi tersebut
terdiri dari nama, tanggal lahir, tempat lahir, kedudukan PNS,
jenis kelamin, agama, TMT CPNS dan PNS, jenis pegawai, alamt
rumah dan NO KTP, No NPWP, lokasi kerja, wilayah kerja,
riwayat golongan, riwayat, pendidikan, riwayat diklat, riwayat
keluarga dan jabatan.
Pelaksanaan PUPNS ini di mulai pada bulan September sampai
bulan Desember 2015. Pada awal pelaksanaan banyak sekali
permasalahan terutama untuk masuk ke aplikasi tersebut susah
di akses.
Hasil sosialisasi pendataan ulang PNS secara elektronik adalah
telah terlaksananya pendataan ulang e-PUPNS sampai dengan
level 2 yang telah dikirim level 3 yang menjadi kewenangan BKN,
sampai dengan akhir bulan Desember 2015 rekapitulasi PUPNS
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan dapat dilihat pada lampiran.
Sebagai tindak lanjut dari sosialisasi PUPNS tersebut seluruh
pegawai diharapkan segera melakukan pendataan ulang data
pribadi pada aplikasi PUPNS tersebut. Direktorat Jenderal Tanaman
Pangan telah menugaskan verifikator level 1 PUPNS sebanyak 13
orang dan telah memfasilitasi pertemuan sebanyak 3 kali bagi
verifikator level 1 lingkup Ditjen Tanaman Pangan tersebut. Tugas
42
Laporan Tahunan 2015
EP..................................Sekretariat Direktorat Jenderal Tanaman Pangan
verifikator level satu adalah memverifikasi data yang telah diisi oleh
PUPNS dengan data dukung yang telah diserahkan kepada
verifikator.
d. Kegiatan Pengembangan Karakter SDM
Kegiatan pengembangan karakter SDM pertanian sudah menjadi
agenda rutin Subbagian Organisasi dan Kepegawaian, hal ini
dilakukan dalam rangka peningkatan kreatifitas, kebersamaan,
kepercayaan diri serta motivasi pegawai dalam bekerja di
lingkungan Direktorat Jenderal Tanaman Pangan. Kegiatan
Pengembangan Karakter ini antara lain bertujuan untuk
memberikan penyegaran bagi pegawai setelah bertahun-tahun
bekerja secara serius. Kegiatan ini diharapkan memberikan
motivasi yang akanmampu membangkitkan semangat untuk terus
bekerja dan berkarya.
Kegiatan ini merupakan tahun keempat dan yang mengikuti
kegiatan pengembangan karakter adalah perwakilan pegawai setiap
unit kerja Eselon II termasuk UPT lingkup Ditjen. Tahun 2015
kegiatan Pengembangan Karakter SDM dilaksanakan pada tanggal
31 Juli s.d. 1 Agustus 2015 di Balai Besar Pelatihan Pertanian
Lembang dan untuk kegiatan outbond bertempat di tempat wisata
Avina Lembang, adapun jumlah peserta 150 orang.
Pelaksanaan kegiatan ini dipandu oleh Tim Wisata Avina Lembang
dengan dan siraman rohani dari Pondok Pesantren Darut
Tauhid.Methode pelaksanaan kegiatan melalui permainan dan
pemberian motivasi.
Tujuan dari pengembangan karakter SDM Pertanian adalah untuk
memberikan motivasi kerja yang dapat mendukung pembangunan
subsektor pertanian, mewujudkan kekompakkan diantara para
peserta, sehingga dapat meningkatkan semangat kerja,
meningkatkan kesepahaman diantara para peserta yang dapat
meningkatkan rasa teloransi dan kebersamaan. Sasaran yang ingin
dicapai dari kegiatan ini adalah diperolehnya sumberdaya manusia
yang mempunyai jiwa kebersamaan, rasa teloransi, dan motivasi
kerja yang tinggi agar mampu mendukung pembangunan subsektor
tanaman pangan.
Permasalahan dalam kegiatan ini adalah curah hujan yang masih
sering terjadi, sehingga mengganggu jadwal kegiatan yang sudah
disusun, beberapa peserta yang sudah dijadwalkan tidak dapat
mengikuti pelatihan karena ada tugas dari unit kerjanya, dan waktu
43
Laporan Tahunan 2015
Sekretariat Direktorat Jenderal Tanaman Pangan .................................. EP
pelaksanaan yang relatif singkat sehingga tidak semua program
dapat dilaksanakan.
e. Keadaan Pegawai Pegawai Direktorat Jenderal Tanaman Pangan
Tahun 2015
Jumlah pegawai Direktorat Jenderal Tanaman Pangan tahun 2015
sebanyak 774 orang, dengan strata pendidikan S3 sebanyak 8
orang, S2 sebanyak 112 orang, S1/D4 sebanyak 318 orang, SM/D3
sebanyak 51 orang, SLTA 254 orang, SLTP 15 orang dan SD 16
orang.
Tabel 4. Jumlah Pegawai Ditjen TP Berdasarkan Pendidikan
Tahun 2015
Pegawai tersebut tersebar di Sekretariat Direktorat Jenderal
Tanaman Pangan 172 orang, Direktorat Perbenihan Tanaman
Pangan 59 orang, Direktorat Serealia 63 orang, Direktorat Aneka
Kacang dan Umbi 57 orang, Direktorat Perlindungan Tanaman
Pangan 69 orang, Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil
Tanaman Pangan 64 orang, Balai Besar Pengujian dan
Pengembangan Mutu Benih Tanaman Pangan dan Hortukultura
(BBPPMBTPH) 59 orang, Balai Besar Peramalan Organisme
Pengganggu Tumbuhan (BBPOPT) 61 orang, dan Balai Pengujian
Mutu Produk Tanaman (BPMPT) 38 orang, dan 97 orang yang
ditugaskan di 11 provinsi, serta satu orang yang diperbantukan di
Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan
Transmigrasi.
Berdasarkan pangkat dan golongan ruang gaji sebagian besar (485
orang) adalah golongan III sedangkan urutan kedua sebanyak 208
44
Laporan Tahunan 2015
EP..................................Sekretariat Direktorat Jenderal Tanaman Pangan
orang adalah golongan II. Hal ini menunjukkan bahwa pegawai
yang memiliki pendidikan SLTA sudah banyak yang senior.
Tabel 5. Jumlah Pegawai Ditjen TP Berdasarkan Golongan/Ruang
Gaji Tahun 2015
5. Mutasi Pegawai Yang Menambah Bezeting
a. Pengangkatan CPNS dan PNS Masuk ke Ditjen Tanaman Pangan
Pada tahun 2015 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan
memperoleh tambahan Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS)
sebanyak 28 orang yang terdiri dari CPNS. Selain penambahan
pegawai dari CPNS juga ada pegawai yang mutasi masuk ke Ditjen
Tanaman Pangan sebanyak 4 orang dan 4 sebagaiPejabat
Struktural Eselon II, dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel 6. Pengangkatan CPNS dan PNS Masuk ke Ditjen TP
Tahun 2015
TMT
Lama Baru Masuk
Ir.Laurensius Sihaloho,MBA
196112171988031000
Dr. Drs. Ibrahim Saragih, MM
195912301981031000
Dr. Ir. Nandang Sunandar, MP
196809071994031000
Dr. Ir. Dwi Iswari, MSCP
195912121987032000
Nur Suliastiati
196507102008122000
Endang Listiawati
197401032002122000
Hari Rahardjo
197008021991031000
Ruth Teratai Mekar BVK
197205022010012000
No Nama Pegawai/ NIP Gol Jabatan Unit Kerja
7/13/2015
2 IV/bPj. Direktur
Perbenihan TP
Badan
PPSDMP
Dit. Perbenihan
TP8/7/2015
1 IV/d Sekretaris Ditjen TP ITJEN Ditjen TP
8/7/2015
3 IV/b Pj. Direktur SerealiaBadan
LitbangDirektorat Serealia 8/7/2015
4 IV/cDirektur Perlindungan
TPDitjen Horti
Direktorat
Perlindungan TP
6/18/2015
5 III/bPetugas Teknologi
PascapanenBKP Direktorat PPHTP 4/13/2015
6 III/c PMHP Muda Ditjen PPHP BPMPT
Direktorat PPHTP 9/1/2015
7 III/b CarakaBadan
LtbangtanBBPPMBTPH 9/23/2015
8 III/cPetugas Teknologi
PascapanenPemda Poso
I II III IV
1. Direktorat Jenderal TP 0 0 0 1 1
2. Sekretariat Direktorat Jenderal TP 5 98 153 12 268
3. Direktorat Perbenihan TP 0 7 38 14 59
4. Direktorat Sereal ia 0 14 40 10 64
5. Direktorat Aneka Kacang dan Umbi 1 10 38 8 57
6. Direktorat Perl indungan TP 0 13 48 8 69
7. Direktorat Pascapanen TP 0 14 42 8 64
8. BBPPMBTPH Cimanggis 0 33 56 4 93
9. BBPOPT Jatisari 0 13 43 5 61
10. BPMPT 0 6 30 2 38
6 208 488 72 774
Unit KerjaGolongan/Ruang Gaji
Jumlah
Jumlah
No.
45
Laporan Tahunan 2015
Sekretariat Direktorat Jenderal Tanaman Pangan .................................. EP
b. Pensiun Pegawai
Pada tahun 2015 jumlah Pegawai Direktorat Jenderal Tanaman
Pangan yang memasuki masa purna bakti berkurang, hal ini
dikarenakan ada perpanjangan batas usia pensiun sesuai UU
Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (ASN) menjadi
58 tahun, sehingga yang memasuki usia 56 tahun pada tahun 2015
banyak yang melanjutkan kembali, namun ada beberapa orang
yang tidak melanjutkan, beberapa orang mengajukan pensiun dini,
dan meninggal dunia. Jumlah Pegawai Ditjen Tanaman Pangan
tahun 2015 yang telah pensiun BUP, pensiun dini, meninggal dunia
sebanyak 16 orang.
Tabel 7. Jumlah Pegawai Ditjen TP Pensiun BUP, Pensiun Dini,
dan Meninggal
No Nama/NIP Gol Unit Kerja TMT Ket
YOYOH ROKAYAH
195901051980012000
MARTUA ELISA PUTRA SIMANJUNTAK
197309112003121000
SUPRIYONO
195903301988031000
WAHYU SUCI HANDAYANI
195903201984032000
EROS ROSITA
195904231981022000
AGUNG WRADSONGKO
196102251990021000
MELIAWATI
196008041982022000
SUGIYANTO
196203181991031000
RANINUR M.BRATA
195906261981032000
UMIN
195906011981021000
WALUYO
196005161986031000
SRI HARTATI
196409111994032000
PUJI IRIANTI
196201151983032000
BENEDICTA INDRIASTUTI KUSUMA WINARNI
196306071991032000
MOCH. SHOLEH
196902071998031000
DADAN HARDYANA
195911211987021000
1III/d BALAI PENGUJIAN MUTU PRODUK 01/02/2015 Pensiun
2III/c DIREKTORAT BUDIDAYA SEREALIA 21/03/2015 Meninggal
3III/c DIREKTORAT PERBENIHAN TP 01/04/2015 Pensiun
4IV/b DIREKTORAT PERBENIHAN TP 01/04/2015 Pensiun
5III/d BBPPMBTPH 01/05/2015 Pensiun
6
IV/a DIREKTORAT PERLINDUNGAN TP 01/06/2015
Pensiun atas
Permintaan
Sendiri
7
III/d BBPOPT 01/06/2015
Pensiun atas
Permintaan
Sendiri
8
IV/a DIREKTORAT PERBENIHAN TP 01/06/2015
Pensiun atas
Permintaan
Sendiri
9III/b SEKRETARIAT DITJEN TP 01/07/2015 Pensiun
10III/d DIREKTORAT PERBENIHAN TP 01/07/2015 Pensiun
11III/d SEKRETARIAT DITJEN TP 13/08/2015 Meninggal
12
IV/a DIREKTORAT BUDIDAYA AKABI 01/09/2015
Pensiun atas
Permintaan
Sendiri
13III/b DIREKTORAT BUDIDAYA SEREALIA 26/09/2015 Meninggal
14
III/d DIREKTORAT PERLINDUNGAN TP 01/10/2015
Pensiun atas
Permintaan
Sendiri
15II/b DIREKTORAT BUDIDAYA AKABI 19/11/2015 Meninggal
16III/c BBPOPT 01/12/2015 Pensiun
46
Laporan Tahunan 2015
EP..................................Sekretariat Direktorat Jenderal Tanaman Pangan
6. Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM)
Dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya Direktorat Jenderal
Tanaman Pangan didukung oleh tiga Unit Pelaksana Teknis (UPT)
yang berperan sebagai Unit Kerja Pelayanan Publik (UKPP) yang
secara langsung maupun tidak langsung melayani masyarakat, baik
individu maupun dunia usaha (instansi/lembaga). Ketiga UPT tersebut
adalah: (1) BalaiBesar Peramalan Organisme Pengganggu TumbuHan
(BBPOPT); (2) Balai Besar Pengembangan Pengujian Mutu Benih
Tanaman Pangan dan Hortikultura (BBPPMBTPH); dan (3) Balai
Pengujian Mutu Produk Tanaman (BPMPT).
Untuk mengetahui tingkat kepuasan masyarakat terhadap kinerja
pelayanan publik di bidang pertanian pada UPT lingkup Ditjen
Tanaman Pangan, maka dilakukan pengukuran Indeks Kepuasan
Masyarakat (IKM) secara berkala setiap tahun.Pengukuran
IKMdilaksanakan berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian Nomor
78/Permentan/OT.140/8/2013 tentang Pedoman Pengukuran Indeks
Kepuasan Masyarakat (IKM) di Lingkungan Kementerian
Pertanian.Aspek pengukuran meliputi 14 unsur pelayanan, lima
diantaranya yaitu: (1) Prosedur pelayanan, (2) Kemampuan petugas
pelayanan, (3) Kecepatan pelayanan, (4) Kewajaran biaya pelayanan,
dan (5) Keamanan pelayanan.
Pada tahun 2015, berdasarkan hasil pengukuran IKMpada tiga UPT
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan,secara keseluruhan Ditjen
Tanaman Pangan memperoleh kategori kinerja sangat baik, dengan
nilai IKM rata-rata sebesar 3,31 atau mencapai 82,86 (nilai konversi
IKM) dan nilai mutu pelayanan memperoleh nilai A. Nilai pengukuran
IKM pada UPTBBPPMBTPH sebesar 3,16(78,97)dan nilai mutu
pelayanan kategori A (sangat baik), BBPOPT mendapat nilai IKM 3,51
(87,72) dan nilai mutu pelayanan kategori A (sangat baik), serta
BPMPT mendapatkan nilai IKM 3,28 (81,91) dan nilai mutu pelayanan
kategori A (sangat baik).
Tabel 8. Capaian Nilai IKM Ditjen TP Tahun 2015
Konversi Nilai Mutu Kinerja
Nilai IKM Pelayanan UKPP
1 BBPMBTPH Cimanggis 3,16 78,97 B Baik
2 BBPOPT Jatisari 3,51 87,72 A Sangat Baik
3 BPMPT 3,28 81,91 A Sangat Baik
3,31 82,86 A Sangat BaikDitjen Tanaman Pangan
No Unit Kerja (UPT) Nilai IKM
47
Laporan Tahunan 2015
Sekretariat Direktorat Jenderal Tanaman Pangan .................................. EP
7. Tunjangan Kinerja
Tunjangan Kinerja di Kementan pertama kali diberikan pada tahun
2012 dengan Peraturan Presiden Nomor 103 Tahun 2012 yang
pembayarannya dimulai sejak bulan Januari 2012. Sesuai Peraturan
Presiden tersebut dibagilah jabatan di Kementerian Pertanian menjadi
17 nomenklatur kelas jabatan dengan tunjangan yang berbeda-beda di
masing-masing jabatan.
Bahwa dengan adanya peningkatan hasil penilaian Reformasi
Birokrasi dilingkungan Kementerian Pertanian tahun 2015 dalam
pelaksanan Reformasi Birokrasi pada Kementerian/Lembaga oleh
Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan RB, maka Tim
Evaluasi Reformasi Birokrasi Nasional memberikan apresiasi dengan
menaikkan tunjangan kinerja Kementerian Pertanian berdasarkan
Peraturan Presiden Nomor 134 Tahun 2015 tentang Tunjangan Kinerja
Pegawai di Lingkungan Kementerian Pertanian.
Setiap bulan pada tahun 2015 Biro Organisasi dan Kepegawaian
mengadakan kegiatan rekonsiliasi data pemangku jabatan masing-
masing unit kerja Eselon I lingkup Kementerian Pertanian. Hasil dari
rekonsiliasi tersebut dituangkan pada Keputusan Direktur Jenderal.
Pada tahun 2015 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan telah
melakukan perubahan pemangku jabatan sebanyak 145 orang.
Tabel 9. Rekapitulasi Penerima Tunjangan Kinerja Ditjen TP Per 1
Desember 2015
SetditjenDirektorat
Perbenihan
Direktorat
Serealia
Direktorat
AKABI
Direktorat
Perlindungan
Direktorat
PPHTPBBPOPT BBPPMB-TPH BPMPT Jumlah
1 17 1 - - - - - - - - 1
2 16 0
3 15 1 1 1 1 1 1 - - - 6
4 14 - - - - - - 1 1 - 2
5 13 - - - - - - - - 1 1
6 12 4 3 4 4 4 3 - - - 22
7 11 2 - 0 - - - 3 4 - 9
8 10 0
9 9 13 8 9 8 12 7 11 13 11 92
10 8 3 1 1 - 12 0 16 15 5 53
11 7 42 23 18 12 5 22 12 2 5 141
12 6 54 13 17 19 23 19 36 15 14 210
13 5 21 9 5 7 5 9 8 6 2 72
14 4 1 - - - 1 - 2 - - 4
15 3 22 - 6 4 5 3 4 3 - 47
16 2 0
17 1 3 2 3 1 - 0 - - - 9
167 60 64 56 68 64 93 59 38 669
Nihil
Nihil
Nihil
Jumlah
No Kelas Jabatan
Unit Kerja
48
Laporan Tahunan 2015
EP..................................Sekretariat Direktorat Jenderal Tanaman Pangan
8. Pembahasan Undang-Undang Nomor 41 Tahun 2009 tentang
Perlindungan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan
Pembahasan Undang-Undang Nomor 41 Tahun 2009 tentang
Perlindungan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan dilaksanakan
pada tanggal 15 Oktober 2015 di Jawa Barat. Rapat dipimpin oleh
Kepala Bagian Peraturan Perundang-Undangan I B Biro Hukum dan
Informasi Publik Setjen Kementerian Pertanian, dengan hasil sebagai
berikut:
Materi yang disampaikan oleh Kepala Subbagian Perundang-
undangan I B adalah pengertian lahan yang berkaitan dengan
Tanaman Pangan, Perkebunan, Hortikultura dan Peternakan sesuai
dengan amanat Permentan Nomor 41 Tahun 2009. Dalam Permentan
Nomor 41 Tahun 2009 yang dimaksud dengan kawasan budidaya
tanaman pangan adalah kawasan lahan basah beririgasi, rawa pasang
surut dan lebak dan lahan basah tidak beririgasi serta lahan kering
potensial untuk pemanfaatan dan pengembangan Tanaman Pangan.
Dalam pelaksanaannya Permentan Nomor 41 Tahun 2009 tersebut
tumpang tindih dengan Permentan Nomor 07 Tahun 2012, karena
dalam Permentan Nomor 07 Tahun 2012 tersebut menyebutkan
bahwa Kawasan pertanian Tanaman Pangan berkelanjutan adalah
wilayah budidaya pertanian terutama pada wilayah perdesaan yang
memiliki hamparan lahan pertanian pangan berkelanjutan dan/atau
hamparan lahan Cadangan Pertanian Pangan berkelanjutan serta
unsur penunjangnya dengan fungsi utama untuk mendukung
ketahanan, kemandirian dan kedaulatan pangan nasional. Oleh karena
itu Permentan Nomor 41 Tahun 2009 direncanakan akan direvisi dan
akan meminta masukan dari Direktorat Jenderal teknis terkait
9. Pameran Hari Pangan Sedunia (HPS) ke-XXXV tahun 2015
Berpartisipasi pada Pameran Hari Pangan Sedunia (HPS) ke-XXXV
tahun 2015 pada tanggal 17 s.d 20 Oktober 2015 di Jakabaring Sport
City, Kota Palembang Provinsi Sumatera Selatan. Peserta berasal dari
instansi pemerintah, swasta, BUMN, Badan Usaha Milik Daerah
Asosiasi dan Masyarakat. Direktorat Jenderal Tanaman Pangan
berpartisipasi pada stand berintegrasi dengan stand Kementan,
dengan tema Pemberdayaan Petani sebagai Penggerak Ekonomi
menuju Kedaulatan Pangan. HPS dibuka oleh Mentan yang diwakili
oleh Sektretaris Jenderal Kementan. Stand Direktorat Jenderal
Tanaman Pangan dikunjungi pengunjung sebanyak 829 pengunjung
terdiri dari petani, pegawai, mahasiswa dan anak sekolah serta
masyarakat umum. Penghargaan stand terbaik diperoleh Direktorat
49
Laporan Tahunan 2015
Sekretariat Direktorat Jenderal Tanaman Pangan .................................. EP
Jenderal Perkebunan Kementan, stand terfavorit PT Pupuk Indonesia.
HPS ditutup oleh Gubernur Sumatera Selatan dalam hak ini diwakili
oleh Sekretaris daerah Sumatera Selatan Hj. Mukti Soelayman.
10. Konferensi Pers tentang Produksi Padi, Jagung dan Kedelai
Konferensi pers tentang Produksi Padi, Jagung dan Kedelai
dilaksanakan dalam rangka menindaklanjuti arahan Menteri Pertanian.
Konferensi pers dihadiri oleh Direktur Jenderal Tanaman Pangan,
didampingi Ketua Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Ir.
WinarnoTohir, Pejabat Eselon II dan Eselon III Lingkup Direktorat
Jenderal Tanaman Pangan, serta 53 wartawan dari media cetak dan
media online antara lain Indo Pos, Suara Pembaharuan, Investor Daily,
Kontan, Bisnis Indonesia, Republika, New news, Jakarta Newon,
BeritaHukum.com, Sinar Pagi News, BeritaGlobal.com, Possore.com,
Indo Chanel, JAK News.com, News.Viva.co.id, Republika.co.id, JITU
News.com, Kontan.co.id, Sinarpagi.news.com dan Antaranews.com.
a. Disampaikan perkembangan produksi padi, jagung dan kedelai
serta langkah-langkah yang telah dan akan dilakukan oleh
Kementerian Pertanian untuk meningkatkan produksi tanaman
pangan tersebut.
b. Selain dengan para wartawan tersebut diatas, informasi tentang
kegiatan lainnya seperti Ekspor beras organik dari Tasikmalaya ke
Italia sebanyak 18 ton, telah diberitakan di media Kompas dan
Media Indonesia.
c. Berdasarkan hasil analisis terhadap pemberitaan dimaksud, secara
garis besar dapat dikatakan bahwa isi berita yang disajikan dan
dipublikasikan bersifat positif.
11. Pelepasan Ekspor Beras Organik
Dirjen Tanaman Pangan (Dr. Ir. Hasil Sembiring MSc) didampingi
Bupati Tasikmalaya (H. UU Ruzhanul Ulum), Kepala Dinas Pertanian
Tanaman Pangan Kabupaten Tasikmalaya (Dr. H. Mohamad Zen) dan
ketua Gapoktan (Syaiful Bari) meresmikan pelepasan ekspor beras
organik ke Italia sebanyak 16.8 ton di Desa Mekarwangi, Kec
Cisayong, Kab Tasikmalaya, Jawa Barat pada tanggal 28 Oktober
2015, dengan hasil sebagai berikut:
a. Pelaksanaan ekspor berdasarkan Permentan Nomor 51/2014
tentang mekanisme rekomendasi ekspor impor beras tertentu dan
berdasarkan Peraturan Menteri Perdagangan No 19 Tahun 2014
tentang ekspor dan impor beras. Ini dilakukan apabila persediaan
beras di dalam negeri telah melebihi kebutuhan.
50
Laporan Tahunan 2015
EP..................................Sekretariat Direktorat Jenderal Tanaman Pangan
b. Dirjen Tanaman pangan dalam sambutannya mengatakan, selama
satu tahun Kabinet Kerja Indonesia tidak ada impor beras dan saat
ini Indonesia melakukan ekspor beras, hal ini menunjukkan
keberpihakan pada petani.
c. Kerjasama yang baik dengan pengusaha luar negeri ini haruslah
dijaga dengan baik, karena kita telah mendapat kepercayaan dari
luar negeri. Diharapkan agar pengusaha asing yang hadir dapat
menginformasikan kepada rekan-rekannya mengenai beras organik
yang ada di Tasikmalaya.
d. Bupati Tasikmalaya menyampaikan, dengan ekspor ini dapat
menyumbangkan untuk pendapatan negara juga, dan diharapkan
bukan hanya satu kali ini dan berkelanjutan.
e. Daerah sentra beras organik di Provinsi Jawa Barat tersebar di
Kabupaten Tasikmalaya, Bandung, Bandung Barat, Karawang,
Sukabumi, Garut, Purwakarta, Subang, Bogor dan Cianjur. Khusus
untuk Kabupaten Tasikmalaya luas pertanaman padi organik seluas
400 ha, yang sudah disertifikasi nasional seluas 120 ha dan yang
sudah mendapat sertifikat internasional seluas 280 ha. Dengan
harga pembelian gabah organik di tingkat petani Rp6.500/kg GKG.
12. Panen Jagung Hibrida
Panen jagung hibrida dilaksanakan pada tanggal 29 Oktober 2015 di
Desa Kulur Kecamatan Majalengka, Kabupaten Majalengka, Jawa
Barat, dihadiri Dirjen Tanaman Pangan yang diwakili Kepala Balai
Besar Pengembangan Pengujian Mutu Benih Tanaman Pangan dan
Hortikultura (Ir. Tri Susetyo, MM) didampingi Asisten Daerah Bidang
Pembangunan (Riezwan Graha), Komandan Korem 063 Sunan
Gunung Jati Cirebon (Kol Sutjipto) serta Kepala Dinas Pertanian
Tanaman Pangan Provinsi Jawa Barat (Ir. Didien Trisnadi, MP)
melakukan panen jagung hibrida, dengan hasil sebagai berikut:
a. Dalam sambutannya Kepala Balai Besar mengatakan, panen
jagung hibrida di Majalengka merupakan salah satu areal yang
mendapatkan kegiatan PAT tahun 2015, dengan alokasi seluas
5.800 ha menggunakan varietas P21 dengan prakiraan produksi 8
ton per ha kering panen.
b. Produksi padi, jagung dan kedelai di Provinsi Jawa Barat tiap
tahunnya terus mengalami peningkatan dibandingkan tahun lalu.
Produksi padi meningkat 3,21%, produksi jagung meningkat 0,39%
dan produksi kedelai meningkat sebesar 2,16%.
c. Kementerian Pertanian mengalokasikan dana sebesar Rp3,13 triliun
ke Provinsi Jawa Barat pada tahun 2015, sedangkan sebelumnya
51
Laporan Tahunan 2015
Sekretariat Direktorat Jenderal Tanaman Pangan .................................. EP
Rp1,01 triliun. Untuk Kabupaten Majalengka tahun 2015 sebesar
Rp49,36 miliar dibandingkan tahun sebelumnya Rp31,76 miliar.
d. Pada Tahun 2016, pemerintah akan melaksanakan gerakan
intensifikasi jagung hibrida di Provinsi Jawa Barat seluas 40.500 ha
dengan nilai Rp81,6 miliar, sementara Kabupaten Majalengka
mendapatkan alokasi 2.000 ha senilai Rp4,5 miliar.
e. Saat ini panen jagung juga telah melakukan ekspor walaupun tidak
keluar negeri tetapi dikirimkan ke daerah lain seperti Sumedang dan
Gorontalo yang banyak membutuhkan pakan ternak khususnya
jagung hibrida.
f. Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Jawa Barat
mengatakan, Majalengka merupakan posisi kedua daerah penghasil
jagung setelah Garut. Total panen pada tahun 2015 sebesar
117.142 ton dengan luas tanam 17.000 ha.
g. Target produksi sekitar 1,4 juta ton di Jawa Barat, sekarang baru
1,1 juta ton. Walaupun dilanda musim kemarau panen jagung di
Jawa Barat tetap melimpah, dikarenakan jagung paling kecil
kebutuhan akan airnya.
13. Evaluasi Implementasi Perundang-Undangan di Bidang Pertanian
Tanaman Pangan
Evaluasi Implementasi Perundang-Undangan di Bidang Pertanian
Tanaman Pangan dilaksanakan pada tanggal 28 s.d 30 Oktober 2015
di The Alana Hotel, Solo. Acara di buka oleh Sekretaris Direktorat
Jenderal Tanaman Pangan dihadiri oleh Sekretaris Dinas Provinsi atau
yang mewakili dan Sekretaris Dinas Kabupaten Pringsewu, serta wakil
dari Kepala Dinas Kabupaten, PPID Pelaksana, Penghubung PPID
lingkup Ditjen TP, KTU Lingkup Ditjen TP. Dengan narasumber dari
Direktorat Jenderal Politik dan pemerintahan Umum Kemendagri,
Kejaksaan Tinggi Propinsi Jawa Tengah, Komisi Pemberantasan
Korupsi (KPK), Ketua Lembaga kajian dan Konsultasi Keterbukaan
Informasi, dengan hasil sebagai berikut:
a. Bahwa substansi dari tata kelola pemerintahan yang baik terdiri dari
unsur tatakelola sumberdaya manusia dan tata kelola administrasi
dimanadidalam tata kelola administrasi terdapat prinsip 5M (Man,
Money, Materail, Method, Machine)
b. Undang-Undang Nomor 14 tahun 2008 teantang keterbukaan
Informasi Publik yang bertujuan untuk mewujudkan tata kelola
pemerintah yang baik dan bertanggungjawab melalui prinsip-prinsip
transparasi, akuntabilitas, inpremanikum serta melibatkan
partisipasi masyarakat
52
Laporan Tahunan 2015
EP..................................Sekretariat Direktorat Jenderal Tanaman Pangan
c. Evaluasi implementasi perundang-undangan saat ini dirasakan
cukup membaik dalam pelaksanaannya, misalnya pemahaman
tentang Peraturan Presiden Nomor 4 Tahun 2015 tentang
Perubahan Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 tentang
Pengadaan Barang dan Jasa pemerintah diantara pelaksana
kegiatan sudah sangat dipahami sehingga semakin kecil kesalahan
dalam pelaksanaan pengadaan
d. Organisasi kemasyarakatan atau ormas didirikan dan dibentuk oleh
masyarakat secara sukarela berdasarkan kesamaan aspirasi,
kehendak, kebutuhan, kepentingan kegiatan demi tercapainya
tujuan NKRI yang berdasarkan Pancasila
e. Arah kebijakan pembentukan ormas untuk memperkuat jaminan hak
berserikat dan berkumpul bagi warga negara dengan tujuan
mengembangkan kesetiakawanan sosial, gotong royong dan
toleransi dalam kehidupan bermasyarakat
f. Penataan ormas diarahkan dalam penataan sistem, penataan
lembaga dan peningkatan kualitas SDM dengan merevisi Undang-
undang Nomor 8 tahun 1985 dan Undang-Undang 17 tahun 2013
dan menyusun peraturan pemerintah tindaklanjutnya
g. Dalam menjalankan peran dan fungsinya ormas sebagaimana
komponen bangsa laninnya, tetap harus berpijak pada hukum positif
yang berlaku di Indonesia
h. Korupsi adalah kejahatan luar biasa dengan dampak buruk yang
luar biasa dan termasuk jenis berkara yang sulit dalam
penanggulangan maupun pemberantasannya
i. Upaya pemberantasan korupsi belum menunjukan hasil yang
optimal dan oleh karena itu perlu ditingkatkan
j. Penyebab terjadinya penyimpangan pelaksanaan pengadaan
barang/jasa antara lain:
Sistem perencanaan anggaran yang kurang tepat dan tidak
realistis;
Adanya niatan yang kurang baik dari pelaksanaan dan
Adanya tekanan dari pihak luar kepada pelaksana pengadaan
k. Beberapa peraturan yang sudah ada dalam rangka pencegahan
pemberantasan korupsi antara lain:
Undang-Undang Nomor 28 tahun 1999 tentang penyelenggaraan
negara yang bersih dan bebas KKN
53
Laporan Tahunan 2015
Sekretariat Direktorat Jenderal Tanaman Pangan .................................. EP
Undang-undang nomor 20 tahun 2001 tentang pemberantasan
tindak pidana korupsi
Undang-Undang nomor 5 tahun 2014 tentang ASN
Surat Edaran Menteri Pendayaagunaan Aparatur Negara Nomor
1 tahun 2015 tentang laporan hasil kekayaan aparatur sipil.
14. Panen Raya dan Tanam Perdana Padi di Nusa Tenggara Timur
Menteri Pertanian melakukan Panen Raya Padi pada tanggal 15 s.d 18
November 2015 di Desa Siru, Kecamatan Lembor, Kabupaten
Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur.Menteri Pertanian didampingi
oleh Dirjen Tanaman Pangan, Bupati Manggarai Barat, Kasdam
IX/Udayana, Korem 161 Wirasakti, Anggota DPRD NTT.
Dalam rangka mendukung upsus (upaya khusus) padi di Provinsi NTT
tahun 2015 panen padi hibrida ini dipanen pada hamparan seluas
3.483 ha terdiri dari GP-PTT (Gerakan Penerapan Pengelolaan
Tanaman Terpadu) padi hibrida dan non kawasan seluas 1.500 ha
serta selebihnya 1.983 ha padi hibrida swadaya masyarakat dengan
sistem jajar legowo.
Tanaman padi yang dipanen menggunakan varietas padi hibrida
Sembada B9 dengan jadwal tanam bulan Agustus 2015, kondisi
pertanaman dilapangan cukup baik dengan perkiraan produktivitas
yang telah dipanen oleh kelompok tani Simpang Tiga adalah
sekitarnya 10,5 ton GKP (Gabah Kering Panen)
Kontribusi Nusa Tenggara Timur terhadap produksi nasional
berdasarkan ARAM II yang telah dirilis oleh BPS dalam hal produksi
padi adalah sebesar 1,25% atau sekitar 943.021 Ton GKG (Gabah
Kering Giling) dari produksi nasional 74.991.788 Ton GKG
NTT masih ada kekurangan setiap tahun 100.000 ribu ton beras, agar
bisa diselesaikan paling lambat 3 tahun bila perlu 2 tahun, sudah
disiapkan anggaran guna pembangunan sawahuntuk 30 ribu hektar.
Menteri Pertanian memberikan bantuan untuk Provinsi Nusa Tenggara
Timur khususnya bagi para petani yang diberikan secara simbolis yaitu
berupa traktor roda dua, benih padi dan pupuk NPK.
Dalam mendukung dan meningkatkan produksi pertanianakan segera
dibangun tujuh bendungan besar untuk irigasi dan saat ini baru selesai
dibangun 1 bendungan.
15. Sosialisasi Tata Naskah Dinas dan Ketata Usahaan TA.2015
Pelaksanaan Sosialisasi Tata Naskah Dinas dan Ketata Usahaan TA.
2015 Lingkup Direktorat Jenderal Tanaman Pangan dilaksanakan
pada tanggal 11 s.d 13 Mei 2015di Balai Besar Pelatihan Pertanian,
54
Laporan Tahunan 2015
EP..................................Sekretariat Direktorat Jenderal Tanaman Pangan
Lembang, Bandung. Peserta merupakanperwakilan dari unit kerja
Eselon II lingkup Direktorat Jenderal Tanaman Pangan yang
menangani tata naskah.
Untuk meningkatkan kualitas pelayanan, maka peran aparatur negara
sebagai abdi masyarakat begitu penting karena penilaian masyarakat
terhadap keberhasilan unit kerja adalah apabila unit kerja tersebut
memberikan pelayanan yang cepat, tepat, terbuka dan mudah
dilaksanakan.
Perangkat lunak yang digunakan sebagai pedoman dalam bekerja
adalah aturan norma, sistem dan prosedur dibidang administrasi.
Untuk mewujudkan administrasi yang tertib dan teratur perlu dilakukan
Sosialisasi Tata Naskah Dinas dan Ketata Usahaan.
Sosialisasi Tata Naskah Dinas dan Ketata Usahaan diperlukan guna
menunjang kemudahan dan kelancaran pemerintah di bidang
administrasi, antara lain dalam hal penggunaan blanko surat, blanko
surat keputusan dan lain-lain. Sosialisasi Tata Naskah Dinas dan
Ketata Usahaan merupakan salah satu unsur sarana komunikasi,
penyediaan data kedinasan yang sangat mendukung dalam
melaksanaan tugas sehari-hari dan fungsi pada unit kerja. Pemerintah
selalu berusaha secara terus-menerus memperbaiki kinerja sesuai
dengan tuntutan masyarakat dan perubahan-perubahan yang harus
dilakukan dalam rangka reformasi birokrasi, Standar Operating
Prosedur (SOP) merupakan salah satu syarat yang harus dibuat oleh
suatu unit organisasi sesuai dengan tupoksi masing-masing.
Peranan Ketata Usahaan sangat menentukan dalam pertumbuhan dan
perkembangan suatu organisasi secara keseluruhan. Segenap
rangkaian mencatat, menghimpun, mengolah, mengagandakan,
mengirim dan menyimpan bahan keterangan dalam setiap kerja sama
yang diatur dari sekelompok kerja manusia untuk mencapai tujuan
tertentu.
Undang-Undang Nomor 24 tahun 2009 tentang Bendera, Bahasa, dan
Lambang Negara serta Lagu Kebangsaan. Bahasa yang digunakan di
dalam naskah harus, jelas, tepat, dan menguraikan maksud, tujuan,
serta isi naskah. Untuk itu, perlu diperhatikan pemakaian kata dan
kalimat dalam susunan yang baik dan benar, sesuai dengan kaidah
tata bahasa yang berlaku, yaitu Tata Bahasa Baku Indonesia dan
Kamus Besar Bahasa Indonesia. Ejaan yang digunakan didalam
naskah adalah Ejaan Bahasa Indonesia yang ditetapkan dengan
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 48 Tahun 2009 tentang
Ejaam Bahasa Indonesia Yang Disempurnakan.
55
Laporan Tahunan 2015
Sekretariat Direktorat Jenderal Tanaman Pangan .................................. EP
Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi
birokrasi Nomor 80 Tahun 2012 tentang Pedoman Tata Naskah Dinas
Instansi Pemerintah, sebagai acuan pengolahan Tata Naskah Dinas
setiap unit kerja yang ada dilingkungan Kementerian Pertanian.
Dengan demikian, diharapkan akan dapat menciptakan kelancaran
komunikasi tulis, keseragaman, kerapihan, dan ketertiban dalam
penyusunan format Naskah Dinas yang efektif dan efisien dilingkungan
Kementerian Pertanian.
Beberapa pokok pembahasan yang disampaikan dalam pertemuan
antara lain sebagai berikut:
a. Pelaksanaan Sosialisasi Tata Naskah Dinas dan Ketata usahaan
dibuka oleh Sekretaris Direktorat Jenderal Tanaman Pangan dan
dihadiri oleh seluruh Pejabat Pengelola Ketata Usahaan Lingkup
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan dan perwakilan dari Dinas
Provinsi Jawa Barat, serta undangan lainnya
b. Dalam pertemuan ini ada beberapa materi yang disampaikan oleh
para Narasumber, antara lain: 1) Tata Naskah Dinas Kementerian
Pertanian Oleh Kepala Biro Umum dan humas, 2) Tata Naskah
Dinas Pemerintahan oleh Deputi Bidang Tata Laksana,
Kementerian PAN dan Reformasi Birokrasi,3) Penggunaan Bahasa
Indonesia yang Baik dan Benar Dalam Tata Naskah Dinas oleh
Kepala Pusat Pembinaan dan Pemasyarakatan Bahasa Indonesia
c. Dalam penyampaian materi dari seluruh Nara sumber tersebut,
selain dipaparkannya materi, terjadi diskusi antara peserta dan nara
sumber yang akhirnya para peserta mendapat jawaban yang baik
dan benar sehingga dapat menjadikan acuan yang benar
d. Menciptakan kelancaran komunikasi tertulis yang berhasil guna dan
berdaya guna dalam penyelenggaraan pemerintahan umum dan
pembangunan
e. Memberikan pelayanan yang menjangkau keseluruhan bagian di
lingkungan Direktorat Jenderal Tanaman Pangan dan berfungsi
16. Pelatihan Pelayanan Kesekretariatan/Pramubhakti
Dalam rangka peningkatan pengetahuan dan kemampuan khususnya
yang terkait dalam bidang pelayanan sehari-hari, maka Sekretariat
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan, menyelenggarakan Pelatihan
Pelayanan Kesekretariatan/Pramubhakti Direktorat Jenderal Tanaman
Pangan pada tanggal 26-28 Agustus 2015 di Balai Besar Penelitian
Pascapanen Cimanggu, Bogor. Pelatihan ini di ikuti oleh beberapa
Sekretaris Direktur, Staf Direktorat Jenderal Tanaman Pangan dan
56
Laporan Tahunan 2015
EP..................................Sekretariat Direktorat Jenderal Tanaman Pangan
UPT Pusat serta pramubhakti yang bertugas sehari-hari dalam bidang
pelayanan kepada Pemimpin. Narasumber pelatihan ini dari Biro
Umum dan Humas kementerian Pertanian, Biro Organisasi dan
Kepegawaian Kementerian Pertanian, ASMI dan PT. Trusco, dengan
hasil sebagai berikut:
a. Menciptakan pelayanan yang berdaya guna terampil dalam
melayani pimpinan kantor
b. Memberikan pelayanan yang menjangkau keseluruhan bagian di
lingkungan Direktorat Jenderal Tanaman Pangan dan berfungsi
sebagai pusat informasi kantor dalam memberikan pelayanan
kepada masyarakat yang memerlukan
c. Mendukung pelaksanaan tugas sebagai aparatur pemerintah dan
melayani masyarakat
d. Tercapainya penyelenggaraan kesekretariatan yang baik serta
pengelolaan berkas dinas dengan unsur lainnya dalam lingkup
administrasi umum.
e. Adanya efisiensi, efektifitas dan ketertiban dalam penyelenggaraan
administrasi di lingkungan Direktorat Jenderal Tanaman Pangan.
f. Terwujudnya sistem pelayanan pimpinan dan tanggung jawab
terhadap tugas yang diterima.
g. Meningkatnya kemampuan dan keterampilan petugas dalam
pengelolaan ketatausahaan dan meningkatkan kualitas melayani
pimpinan dalam lingkungan unit kerja maupun kepada masyarakat
serta menciptakan kemudahan dan kelancaran tugas-tugas
kedinasan.
17. Bimbingan Teknologi Bidang Kearsipan
Bimbingan teknologi bidang kearsipan lingkup Direktorat Jenderal
Tanaman Pangan dilaksanakanpada tanggal 26-28 Oktober 2015di
Wisma Kementerian Pertanian Cipayung, Bogor. Pertemuan dihadiri
oleh Biro Keuangan dan Perlengkapan Kementerian Pertanian,
Pejabat ANRI, dengan peserta perwakilan dari unit kerja Eselon II
lingkup Direktorat Jenderal Tanaman Pangan, dengan hasil sebagai
berikut:
Berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian Nomor 299/Kpts/OT.140/
7/2005, tentang Kelengkapan Organisasi dan Tata Kerja Kementerian
Pertanian Nomor 341/Kpts/OT.140/9/2005 tanggal 8 September 2005,
tentang Kelengkapan Organisasi dan Tata Kerja Kementerian
Pertanian dan sesuai dengan UU Nomor 7 Tahun 1971, tentang
ketentuan-ketentuan pokok kearsipan serta Keputusan Menteri
57
Laporan Tahunan 2015
Sekretariat Direktorat Jenderal Tanaman Pangan .................................. EP
Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 09/Kep/M.Pan/2/2002,
tentang Jabatan Fungsioanal Arsiparis dan Angka Kreditnya dan
Keputusan Bersama Kepala Arsip Nasional RI dengan Kepala Badan
Kepegawaian Negara Nomor 3 Tahun 2002 dan Nomor 15 Tahun
2002, tentang Petunjuk Pelaksanaan Jabatan Fungsional Arsiparis
dan Angka Kreditnya perlu dilakukan upaya-upaya untuk kepentingan
generasi yang akan datang untuk menyelamatkan bahan-bahan bukti
yang nyata, benar dan lengkap mengenai kehidupan kebangsaan
bangsa Indonesia dimasa lalu, sekarang dan yang akan datang
khususnya kearsipan tersebut antara lain meliputi kegiatan : cara
pencatatan arsip disatuan kerja instansi, volume arsip, kondisi fisik,
kurun waktu dan subtansi informasi arsip pada instansi terkait dengan
menggunakan formulir 1 dilanjutkan dangan membuat Daftar Isian
Arsip (DIA) sesuai dengan hasil pendataan dengan mengggunakan
formulir 2.
Dengan terwujudnya penataan arsip pada unit kerja terkait maka akan
terpenuhi kebutuhan akan informasi arsip untuk kepentingan
operasional instansi dan menumbuhkan kesadaran akan esensi arsip
dalam proses pengambilan keputusan. Instansi Direktorat Jenderal
Tanaman Pangandalam hal ini menindak lanjuti ketentuan-ketentuan
tersebut dalam bentuk penyelenggaraan kegiataaan penataan
kearsipan guna memenuhi tuntutan peningkatan kinerja, kualitas
layanan dan efisiensi pemanfaatan sumber daya dibidang kearsipan.
Sebagai bagian dari administrasi perkantoran, manajemen arsip
pengurusan surat bukanlah sekedar masalah bagaimana
mendistribusikan naskah dinas melainkan juga harus memberikan
sumbangan pada efisiensi operasional instansi/ organisasi.
Tujuan utama harus memperkecil biaya yang dikeluarkan untuk
pelaksanaan surat dan mengarsipkannya.Pengurusan surat harus
memperhatikan azas informasi, azas kewenangannya, azas
kecepatan, dan azas keamanan. Azas indormasi menyangkut
ketepatan akses informasi bagi pengguna, azas kewenangan
menyangkut proses penyelesaian masalah, azas kecepatan
menyangkut penyampaian informasi dan azas keamanan menyangkut
perlindungan informasi (mengarsipkan).
Sebagai bagian dari manajemen arsip aktif pengurusan surat dimulai
sejak naskah/dokumen telah tersebut dapat dikategorikan sebagai
arsip. Artinya pada saat naskah/dokumen dapat dikategorikantelah
dikomunikasikan kepada para pihak berkepentingan pada saat
penjabat/pihak yang berwenang memproses materi informasi
didalamnya membubuhkan disposisi, jadi pengurusan surat meliputi
58
Laporan Tahunan 2015
EP..................................Sekretariat Direktorat Jenderal Tanaman Pangan
suatu proses mendistribusikan naskah hingga naskah tersebut
diberkaskan.
18. Pelayanan Poliklinik Umum dan Gigi
a. Poliklinik Umum
Pelayanan poliklinik umum Direktoral Jenderal Tanaman Pangan,
telah tercatat jumlah orang yang berobat sebanyak 1.449 pasien,
jumlah tersebut terdiri 1.398 pasien orang dari Direktorat Jenderal
Tanaman Pangan dan 51 pasien dari Direktorat Jenderal
Hortikultura.
b. Poliklinik Gigi
Poliklinik Gigi Direktorat Jenderal Tanaman Pangan, telah tercatat
jumlah yang melakukan perawatan dan pengobatan gigi sebanyak
1.068 pasien, jumlah tersebut, terdiri dari 794 pasien dari Direktorat
Jenderal Tanaman Pangan dan 274 pasien dari Direktorat Jenderal
Hortikultura.
19. Pelayanan Rapat Kedinasan, Pembayaran Listrik dan Telepon lingkup
Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2015
Laporan realisasi keuangan laporan biaya rapat sebesar Rp144,675
juta (100,47%) dari pagu Rp144 juta, sehingga terdapat kekurangan
Rp675 ribu, pembayaran telepon Rp170,771 juta (52,71%) dari pagu
Rp324 juta, dan pembayaran listrik Rp1,671 miliar (97,39%) dari pagu
Rp1,716 miliar.
59
Laporan Tahunan 2015
Sekretariat Direktorat Jenderal Tanaman Pangan .................................. EP
PELAKSANAAN KEGIATAN
EVALUASI DAN PELAPORAN
1. Rapat Koordinasi Penyusunan Angka Sementara (ASEM) Tahun 2014
dan Angka Prognosa Tahun 2015 Produksi Tanaman Pangan
Dalam rangka meningkatkan akurasi penetapan angka produksi
tanaman pangan ASEM 2014 dan Angka Prognosa Tahun 2015, telah
dilakukan Rapat Koordinasi Nasional pada tanggal 4 s.d 6 Februari
2015di Komplek Surya Pusat Pelatihan Manajemen dan
Kepemimpinan Pertanian, BPPSDMP Ciawi, Bogor.
Peserta rapat terdiri dari Dinas Pertanian/Pejabat pengelola data
tanaman pangan/Kepala Bidang produksi tanaman pangan Dinas
Pertanian Provinsi se-Indonesia, Pejabat yang membidangi
pengelolaan data produksi BPS Provinsi se-Indonesia, peserta Pusat
dari Eselon II lingkup Ditjen Tanaman Pangan dan BPS-RI, serta
dihadiri oleh Direktur Jenderal Tanaman Pangan, Deputi Bidang
Statistik Produksi BPS, Pejabat Eselon II dan Kepala Balai Besar
lingkup Ditjen Tanaman Pangan, Kepala Pusat Data dan Informasi
Pertanian, Balai Besar Padi-Litbang Pertanian, dan Balai Besar
Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BBPSDMP).
Rapat didahului sambutan selamat datang Kepala Dinas Pertanian
Tanaman Pangan Provinsi Jawa Barat, pengarahan Kepala BPS-RI
yang diwakili Deputi Bidang Statistik Produksi, sambutan pengarahan
dan sekaligus pembukaan oleh Direktur Jenderal Tanaman Pangan,
dilanjutkan pembahasan materi dengan narasumber dari BPS-RI,
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian, dan Direktorat lingkup
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan.
Berdasarkan hasil pembahasan, diskusi dan pendalaman materi serta
memperhatikan arahan Kepala BPS-RI dan Dirjen Tanaman Pangan
dihasilkan pokok-pokok rumusan rapat koordinasi sebagai berikut:
a. Produksi tahun 2014 (Pra ASEM) padi 70,81 juta ton gabah kering
giling (GKG), jagung 19,04juta ton pipilan kering, kedelai 952.368
ton biji kering, kacang tanah 638.403ton biji kering, kacang hijau
244.514 ton biji kering, ubikayu 23,48juta ton umbi basah, dan
ubijalar 2,38juta ton umbi basah.
Dibandingkan dengan produksi tahun 2013 (ATAP), produksi
jagung, kedelai, dan kacang hijau mengalami peningkatan masing-
masing sebesar 528.261ton pipilan kering (2,85%), 172.376 ton biji
V
60
Laporan Tahunan 2015
EP..................................Sekretariat Direktorat Jenderal Tanaman Pangan
kering (22,10%), 39.844ton biji kering (19,47%). Sementara
komoditas yang menurun yaitu padi sebesar 471.063 ton GKG
(0,66%), kacang tanah 63.277ton biji kering (9,02%), ubi kayu
457.504ton umbi basah (1,91%), dan ubi jalar 6.031ton umbi basah
(0,25%).
b. Faktor penyebab penurunan produksi padiPra ASEM2014 terhadap
ATAP 2013 disebabkan menurunnya luas panen seluas 55.425 ha
akibat terjadinya banjir di beberapa provinsi sentra padi, terutama di
Jawa Tengah, Jawa Barat, dan Aceh sementara penanaman
kembali pertanaman yang puso mengalami kemunduran. Faktor
pendukung peningkatan produksi jagung dan kedelai Pra ASEM
2014 terhadap ATAP 2013 disebabkan peningkatan produktivitas
serta peningkatan luas panen.
c. Pelaksanaan ubinan padi dan palawija secara bersama antara
Koordinator Statistik Kecamatan (KSK) dan Mantri Tani/Kepala
Cabang Dinas (KCD) tahun 2014 sudah dilaksanakan di 31
Provinsi, sedangkan 3 Provinsi lainnya Riau, DIY, dan Sulawesi
Tengah tidak mengirimkan laporan pelaksanaan ubinan bersama.
Dari 31 provinsi tersebut 18 provinsi diantaranya yaitu: Aceh,
Sumbar, Jambi, Sumsel, Bengkulu, Kepri, Jateng, Jatim, Banten,
Bali, NTB, Kalteng, Kaltim, Kaltara, Sulut, Gorontalo, Sulbar, dan
Papua telah melaksanakan ubinan bersama padi diseluruh
kabupaten, yang menjadi lokasi sampel ubinan dan sebanyak 5
Provinsi, yaitu: Jatim, Banten, Bali, Sulsel dan Papua telah
melaksanakan ubinan bersama palawija di seluruh kabupaten.
d. Realisasi pemasukan dokumen SP Padi 2014 sampai posisi 2
Februari 2015 mencapai 72.483 dokumen (87,59%) dari target,
sedangkan realisasi pemasukan dokumen SP Palawija mencapai
72.324 dokumen (87,27%) dari target.
e. Produksi tanaman pangan tahun 2014 (Pra ASEM) masih bersifat
embargo sampai dirilis secara resmi oleh Kepala BPS-RI pada
tanggal 2Maret 2015.
f. Beberapa provinsi yang akan melakukan perbaikan data produksi
pra ASEM 2014 antara lain Sulawesi Tengah, Papua, dan Papua
Barat.
g. Angka prognosa produksi tanaman pangan tahun 2015yang sudah
disusun dengan mekanisme yang berlaku selama ini agar diperbaiki
dengan mempertimbangkan program kegiatan UPSUS Kementan
dan program kegiatan lainnya (APBD I, APBD II, DAK dan lainnya)
terutama yang terkait perluasan areal tanam.
61
Laporan Tahunan 2015
Sekretariat Direktorat Jenderal Tanaman Pangan .................................. EP
h. Perbaikan data pra ASEM 2014 dan prognosa 2015 disampaikan ke
BPS disertai penjelasan yang mendukung perubahan data tersebut
paling lambat hari Senin tanggal 9 Februari2015 pukul 16.00 WIB
melalui e-mail: [email protected] dan fax nomor 021-3857048 dan
ditembuskan ke Direktorat Jenderal Tanaman Pangan melalui
email: [email protected] dan fax nomor 021-7806309,
021-78844209.
i. Dalam rangka meningkatkan kualitas pencatatan dan pelaporan
data capaian kinerja pelaksanaann UPSUS peningkata produksi
padi, jagung dan kedelai tahun 2015, Dinas Pertanian agar
melakukan langkah-langkah:
- Meningkatkan koordinasi dalam pencatatan luas tanam dan luas
panen eksisting serta luas tanam dan luas panen hasil kegiatan
APBN (rehabiltasi jaringan irigasi tersier, optimasi lahan, cetak
sawah, pengembangan perluasan areal tanam dilahan-lahan
perkebunan, kehutanan dan lahan bukaan baru lainnya) serta
kegiatan APBD dan sumber lainnya,
- Melaporkan perkembangan luas tanam, luas panen dalam form
laporan SP, serta pelaksanaan kegiatan UPSUS secara berkala
dan tepat waktu,
- Melakukan pembinaan, pengawalan dan supervisi secara
bersama antara Dinas Pertanian dengan BPS dimasing-masing
tingkatan sampai lapangan.
- Dinas Pertanian Provinsi dan Kabupaten agar menyampaikan
data CPCL kegiatan UPSUS sesuai format BPS agar dapat
dijadikan penyusunan frame sampel ubinan secara lengkap dan
disampaikan ke pusat (Ditjen Tanaman Pangan dan Ditjen PSP)
paling lambat akhir Februari 2015 dan BPS setempat (BPS
Provinsi/Kabupaten)
j. Kepala Dinas Pertanian Provinsi dan Kabupaten/Kota agar
mensosialisasikan seluruh program dan kegiatan UPSUS
peningkatan padi, jagung dan kedelai kepada BPS provinsi,
kabupaten/kota dan kecamatan dan bersinergi dalam melakukan
pengawalan program, dan pendataan luas panen dan berkoordinasi
aktif dengan BPS dalam melakukan ubinan bersama.
k. Untuk meningkatkan kinerja Mantri Tani/KCD perlu dilakukan
evaluasi atas beban kerja mengingat beban tugas yang berat,
selain mengumpulkan data statistik tanaman pangan juga
menangani statistik hortikultura, serta bertugas menangani
administrasi dan pelaksanaan program kegiatan Dinas Kabupaten.
62
Laporan Tahunan 2015
EP..................................Sekretariat Direktorat Jenderal Tanaman Pangan
Untuk itu ada beberapa alternatif yang diusulkan, antara lain:
menunjuk petugas khusus yang menangani data statistik, atau
memfungsikan penyuluh sebagai petugas pengumpul data.
l. Pengadaan alat ubinan harus memperhatikan spesifikasi teknis,
ketelitian dan presisi akurasi.
m. Dalam rangka mengetahui perkembangan upaya peningkatan
kualitas data statistik tanaman pangan, perlu dilakukan penetapan
indikator keberhasilan yang dapat dijadikan acuan bersama antara
Instansi Pertanian dan BPS. Alternatif indikator keberhasilan
peningkatan kualitas data, antara lain: capaian pelaksanaan ubinan
bersama antara Mantri Tani/Kepala Cabang Dinas (KCD) dan
Koordinator Statistik Kecamatan (KSK), ketepatan dan kelengkapan
penyampaian laporan SP, penyusunan agenda dan jadwal rencana
kerja bersama antara Mantri Tani/KCD dan KSK.
n. Hasil pertemuan ini agar ditindaklanjuti di masing-masing provinsi,
dibahas dengan kabupaten/kota, dan di tingkat kabupaten/kota
dengan kecamatan untuk memperdalam analisis dan evaluasi, serta
merencanakan langkah pencapaian sasaran program, serta
rencana kerja dan koordinasi persiapan penyusunan angka
produksi selanjutnya.
2. Rapat Koordinasi Penyusunan Angka Tetap (ATAP) Tahun 2014 dan
Angka Ramalan I (ARAM-I) Tahun 2015 Produksi Tanaman Pangan
Rapat Koordinasi Nasional Penyusunan AngkaTetap(ATAP) Tahun
2014 dan Angka Ramalan I (ARAM I) Tahun 2015Produksi Tanaman
Pangan dilaksanakan pada tanggal 3 s.d 5 Juni 2015 di Hotel Garden
Palace Surabaya.
Peserta rapat terdiri dari Sekretaris Dinas/Kepala Bidang Tanaman
Pangan Dinas Pertanian Provinsi se-Indonesia, Kepala Bidang
Produksi BPS Provinsi se-Indonesia, wakil dari Eselon II lingkup Ditjen
Tanaman Pangan, wakil dari BPS-RI, serta dihadiri oleh Direktur
Jenderal Tanaman Pangan, Deputi Bidang Statistik Produksi BPS-RI,
Pejabat Eselon II dan Kepala Balai Besar lingkup Ditjen Tanaman
Pangan, dan Kepala Pusat Data dan Informasi Pertanian Kementerian
Pertanian, serta Kepala Dinas Pertanian Provinsi Jawa Timur.
Rapat didahului sambutan selamat datang Kepala Dinas Pertanian
Provinsi Jawa Timur, pengarahan Kepala BPS-RI yang diwakili oleh
Deputi Bidang Statistik Produksi,pengarahan dan sekaligus
pembukaan oleh Direktur Jenderal Tanaman Pangan, dilanjutkan
pemaparan materi dari Direktur Statistik Produksi Tanaman Pangan,
Hortikultura dan Perkebunan BPS-RI, Kepala Pusat Data dan Sistem
63
Laporan Tahunan 2015
Sekretariat Direktorat Jenderal Tanaman Pangan .................................. EP
Informasi Pertanian, Direktorat lingkup Direktorat Jenderal Tanaman
Pangan dan workshop pembahasan.
Berdasarkan hasil pembahasan, diskusi dan pendalaman materi serta
memperhatikan arahan Kepala BPS-RI dan Dirjen Tanaman Pangan
dihasilkan pokok-pokok rumusan rapat koordinasi sebagai berikut:
- Prakiraan produksi tahun 2014 (ATAP) padi mencapai 70,84 juta
ton gabah kering giling (GKG), jagung 19,02 juta ton pipilan kering,
kedelai 954,87 ribu ton biji kering, kacang tanah 973,85 ribu ton biji
kering, kacang hijau 244,55 ribu ton biji kering, ubikayu 23,44 juta
ton umbi basah, dan ubijalar 2,38 juta ton umbi basah.
Dibandingkan dengan produksi ATAP 2013, prakiraan capaian
produksi ATAP 2014 padi turun425,43 ribu ton GKG (0,60%),
jagung naik 504,04 ribu ton (2,72 %), kedelai naik 174,88 ribu ton
(22,42%), kacang tanah turun 63,21 ribu ton (9,01%), kacang hijau
naik39,88 ribu ton (19,49%), ubi kayu turun 500,28 ribu ton (2,09%),
dan ubi jalar turun4.140 ton (0,17%).
Bila dibandingkan dengan target 2014, capaian ATAP 2014 padi
mencapai 96,81%, jagung94,75%, kedelai 75,37%, kacang tanah
49,10%, kacang hijau 56,86%, ubi kayu 85,00%, dan ubi jalar
91,62%.
- Prakiraan produksi tahun 2015 (Angka Ramalan I) padi mencapai
75,57 juta ton gabah kering giling (GKG), jagung 21,13 juta ton
pipilan kering, kedelai 1,06 juta ton biji kering, kacang tanah 657,14
ribu ton biji kering, kacang hijau 249,22 ribu ton biji kering, ubikayu
23,95 juta ton umbi basah, dan ubijalar 2,48 juta ton umbi
basah.Dibandingkan dengan prakiraan produksi ATAP 2014,
prakiraan capaian produksi 2015(Angka Ramalan I) padi naik4,71
juta ton GKG (6,65%), jagung naik 2,12 ribu ton (11,14%), kedelai
naik 105,32 ribu ton (11,03%), kacang tanah naik 18,67 ribu ton
(2,92%), kacang hijau naik3.665 ton (1,50%), ubi kayu naik 515,18
ribu ton (2,20%), dan ubi jalar naik 93,17 ribu ton (3,91%).
Bila dibandingkan dengan target 2015, capaian Angka Ramalan I
2015 padi sudah mencapai 102,89%, jagung 104,04%, kedelai
88,35%, kacang tanah 88,47%, kacang hijau 85,14%, ubi kayu
90,28%, dan ubi jalar 93,42%.
- Provinsi yang mengalami kenaikan produksi padi ATAP 2014
terhadap ATAP 2013 meliputi 14 provinsi dan 20 provinsi menurun.
Provinsi dengan kenaikan tertinggi terjadi di 3 provinsi, yaitu:
Sulawesi Selatan (398.403 ton), Jawa Timur (347.707 ton), dan
Lampung (113.062 ton).
64
Laporan Tahunan 2015
EP..................................Sekretariat Direktorat Jenderal Tanaman Pangan
Produksi Jagung ATAP 2014 terhadap ATAP 2013 mengalami
kenaikan di 18 provinsi (Aceh, Sumatera Barat, Riau, Jambi,
Sumatera Selatan, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Nusa Tenggara
Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur,
Kalimantan Utara, Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah, Sulawesi
Selatan, Gorontalo, Papua Barat dan Papua), dan 15 provinsi
lainnya mengalami penurunan. Sedangkan provinsi yang
mengalami kenaikan produksi kedelai ATAP 2014 terhadap ATAP
2013 sebanyak 5 provinsi (DI Yogyakarta, Kalimantan Selatan,
Kalimantan Timur, Kalimantan Utara, Sulawesi Selatan) sedangkan
28 provinsi mengalami penurunan.
- Faktor pendukung peningkatan produksi padiARAM I 2015 terhadap
ATAP 2014 disebabkan meningkatnya luas panen seluas 483.550
hektar sebagian besar daerah didukung kondisi curah hujan yang
cukup baik, perbaikan jaringan irigasi melalui program UPSUS, dan
program GPPTT. Peningkatan produksi jagung dan kedelai
disebabkan luas panen jagung yang meningkat seluas 243.615
hektar dan luas panen kedelai meningkat 61.807 hektar karena
adanya dukungan program GPTT, penyediaan alat mesin pra
panen dan pasca panen, harga jual jagung yang baik.
Faktor penyebab penurunan produksi padi dan kedelaiATAP tahun
2013 terhadap ATAP 2014 disebabkan beberapa daerah alih fungsi
lahan ke tanaman hortikultura (cabe) dan jagung (harganya cukup
baik), tidak terjadi pertanaman, saluran jaringan irigasi yang
sebagian rusak, dan kondisi iklim yang kurang mendukung.
- Dalam rangka mengetahui perkembangan upaya peningkatan
kualitas data statistik tanaman pangan, perlu dilakukan penetapan
indikator keberhasilan yang dapat dijadikan acuan bersama antara
Instansi Pertanian dan BPS. Alternatif indikator keberhasilan
peningkatan kualitas data, antara lain: capaian pelaksanaan ubinan
bersama antara Mantri Tani/Kepala Cabang Dinas (KCD) dan
Koordinator Statistik Kecamatan (KSK), ketepatan dan kelengkapan
penyampaian laporan SP, penyusunan agenda dan jadwal rencana
kerja bersama antara Mantri Tani/KCD dan KSK.
- Pelatihan pengumpulan data statistik pertanian secara rutin
(refreshing).
- Payung hukum bagi SDM yang secara khusus bertugas
mengumpulkan data (KCD/Mantri Tani/ PPL).
- Verifikasi dan validasi data harus dilakukan pada level kecamatan
dan insentif bagi petugas pengumpul data statistik pertanian.
65
Laporan Tahunan 2015
Sekretariat Direktorat Jenderal Tanaman Pangan .................................. EP
- Pengiriman CPCL untuk frame dilakukan sesuai jadwal penyusunan
metodologi Survei Ubinan.
- Pada tahun 2014 berdasarkan laporan rekapitulasi provinsi,
pelaksanaan ubinan padi secara bersama antara KSK dan
KCD/Mantri Tani sudah dilaksanakan di 29 Provinsi, 5 provinsi tidak
melaksanakan (DKI Jakarta, Bali, Kalimantan Utara, Sulawesi Barat
dan Papua Barat). Dari 29provinsi yang telah melaksanakan
tersebut, yang pelaksanaannyamencapai 100% dari jumlah
kabupaten sebanyak 14 provinsi, yaitu: Aceh, Sumsel, Bengkulu,
Kep. Babel, Kepri, Jateng, Jatim, Banten, NTB, Kalbar, Kaltim,
Sulteng, Sulsel dan Papua). Sementara yang pelaksanaan ubinan
padi antara 50-99% adalah Provinsi Sumut, Sumbar, Riau, Jambi,
Lampung, Jabar, NTT, Kalteng, Kalsel, Sulut, Sultra, Gorontalo, dan
Maluku. Sedangkan yang pelaksanaan ubinan padi dibawah 50%
adalah Provinsi Maluku Utara.
- Pelaksanaan kegiatan upaya percepatan data tanaman pangan
kerjasama Kementan cq Pusdatin Kementan dan BPS-RI yang
dilaksanakan di 17 provinsi sejak tahun 2012 dan dilanjutkan pada
tahun 2015 telah menghasilkan penyampaian data SP lebih baik
dibanding penyampaian data SP secara reguler baik dari segi
ketepatan waktu laporan maupun jumlah data yang masuk.
Namun demikian, masih terdapat kelemahan, antara lain (a)
beberapa provinsi datanya belum konsisten, masih berubah (b)
pengiriman laporan dari KCD/Mantri Tani di beberapa daerah masih
harus melalui Dinas Kabupaten/Kota (belum langsung ke KSK)
yang mengakibatkan penyampaian data terhambat.
- Pemasukan data SP Padi dan SP Palawija Tahun 2015 (Periode
Januari-April) untuk 17 provinsi percepatan realisasi pemasukan
dokumen SP Padi dan SP Palawija sebagian besar mencapai
100%, kecuali pada bulan April 2015 Provinsi Jambi realisasi
pemasukan dokumen SP Padi dan SP Palawija relatif rendah
(82,35%). Sementara untuk 17 provinsi non-percepatan, realisasi
pemasukan dokumen SP-PADIdan SP Palawija yang relatif rendah
terdapat pada Provinsi Kep. Riau, Kalimantan Timur, Kalimantan
Utara, Maluku, dan Papua Barat.
- Untuk meningkatkan kinerja Mantri Tani/KCD perlu dilakukan
evaluasi atas beban kerja mengingat beban tugas yang berat,
selain mengumpulkan data statistik tanaman pangan juga
menangani statistik hortikultura, serta bertugas menangani
administrasi dan pelaksanaan program kegiatan Dinas Kabupaten.
66
Laporan Tahunan 2015
EP..................................Sekretariat Direktorat Jenderal Tanaman Pangan
Untuk itu ada beberapa alternatif yang diusulkan, antara lain:
menunjuk petugas khusus yang menangani data statistik, atau
memfungsikan penyuluh sebagai petugas pengumpul data.
- Pengadaan alat ubinan harus memperhatikan spesifikasi teknis,
ketelitian dan presisi akurasi. Untuk meningkatkan akurasi hasil
ubinan, akan dilakukan pembahasan re-design alat ubinan antara
BPS, Kementan (Ditjen Tanaman Pangan, Pusdatin, dan Badan
Litbang Pertanian), serta Perguruan Tinggi. Pembahasan tersebut
diharapkan dapat menghasilkan alat ubinan yang lebih praktis dan
flexibel namun tetap memiliki akurasi yang tinggi.
o. Bagi provinsi yang menyatakan akan melakukan perbaikan data,
disampaikan ke BPS disertai penjelasan yang mendukung
perubahan data tersebut paling lambat hari Senin tanggal 8 Juni
2015 pukul 16.00 WIB melalui e-mail : [email protected] dan fax
nomor 021-3857048 dan ditembuskan ke Direktorat Jenderal
Tanaman Pangan melalui email: [email protected] dan
fax nomor 021-7806309, 021-7824469.
p. Produksi tanaman pangan tahun 2014 (ATAP) dan tahun 2015
(ARAM-I) masih bersifat embargo sampai dirilis secara resmi oleh
Kepala BPS-RI pada tanggal 1Juli 2015.
q. Prakiraan produksi tanaman pangan Angka Tetap Tahun 2014dan
Angka Ramalan I Tahun 2015 masih bersifat embargo, dan akan
dirilis secara resmi pada tanggal 1 Juli 2015.
r. Hasil pertemuan ini agar ditindaklanjuti di masing-masing provinsi,
dibahas dengan kabupaten/kota, dan di tingkat kabupaten/kota
dengan kecamatan untuk memperdalam analisis dan evaluasi, serta
merencanakan langkah pencapaian sasaran program, serta
rencana kerja dan koordinasi persiapan penyusunan angka
produksi selanjutnya.
3. Rapat Koordinasi Penyusunan Angka Ramalan (ARAM-II) Tahun 2015
Produksi Tanaman Pangan
Pertemuan kali ini dilaksanakan di Yogyakarta, D.I.Y yang merupakan
pertemuan ketigakali pada tahun 2015, Rapat Koordinasi Nasional
Penyusunan Angka Ramalan II(ARAM II) Tahun 2015 Produksi
Tanaman Pangan pada tanggal 30 September s.d 2Oktober 2015 di
Hotel Santika, Yogyakarta.
Peserta rapat terdiri dari Sekretaris Dinas/Kepala Bidang Tanaman
Pangan Dinas Pertanian Provinsi se-Indonesia, Kepala Dinas
Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Yogyakarta,
67
Laporan Tahunan 2015
Sekretariat Direktorat Jenderal Tanaman Pangan .................................. EP
Kepala Bidang Produksi BPS Provinsi se-Indonesia, wakil dari Eselon
II lingkup Ditjen Tanaman Pangan, wakil dari BPS-RI, serta dihadiri
oleh Direktur Jenderal Tanaman Pangan,Deputi Statistik Produksi
BPS-RI, Pejabat Eselon II lingkup Ditjen Tanaman Pangan, dan
Kepala Pusat Data dan Informasi Pertanian Kementerian Pertanian,
Direktur Statistik Produksi Tanaman Pangan, Hortikultura dan
Perkebunan BPS-RI, dan Kepala BPS Provinsi Yogyakarta.
Rapat didahului sambutan selamat datang Kepala Dinas Pertanian
Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Yogyakarta, pengarahan
Kepala BPS-RI yang diwakili oleh Deputi Bidang Statistik
Produksi,pengarahan dan sekaligus pembukaan oleh Direktur Jenderal
Tanaman Pangan, dilanjutkan pemaparan materi dari Direktur
Budidaya Serealia, Direktur Budidaya Akabi, Direktur Statistik Produksi
Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan BPS-RI, Kepala Pusat
Data dan Sistem Informasi Pertanian, Direktorat lingkup Direktorat
Jenderal Tanaman Pangan dan workshop pembahasan.
Pokok-pokok rumusan dan kesimpulan rapat koordinasi sebagai
berikut:
a. Prakiraan produksi tahun 2015 (Pra ARAM II 2015) padi 74,50 juta
ton GKG, jagung 19,81 juta ton pipilan kering, kedelai 973.139 ton
biji kering, kacang tanah 606.447 ton biji kering, kacang hijau
265.778 ton biji kering, ubikayu 22,85 juta ton umbi basah, dan
ubijalar 2,20 juta ton umbi basah.
Dibandingkan dengan produksi tahun 2014 (ATAP), padi naik 3,66
juta ton (5,16%), jagung naik 800.563 ton (4,21%), kedelai
naik18.142 ton (1,90%), kacang hijau naik 21.189ton (8,66%),
sedangkan kacang tanah turun 32.449 ton (5,08%), ubi kayu turun
587.316 ton (2,51%), ubi jalar turun 178.531 ton (7,49%).
Apabila dibandingkan dengan target 2015 berdsarkan RKP, capaian
Pra ARAM II 2015 padi mencapai 101,44%, jagung 97,52%, kedelai
81,09%, kacang tanah 81,65%, kacang hijau 91,16%, ubi kayu
86,13%, dan ubi jalar 83,17%.
b. Provinsi yang mengalami kenaikan produksi padi Pra ARAM II 2015
terhadap ATAP 2014 meliputi 27 provinsi dan 7 provinsi menurun.
Provinsi dengan kenaikan tertinggi terjadi di 9 provinsi, yaitu: Jawa
Tengah (1,40 juta ton), Jawa Timur (657.462 ton), Sumatera
Selatan (588.669 ton), Aceh (446.623 ton), Lampung (251.062 ton),
Sumut (235.453 ton), NTB (202.098 ton), NTT (117.292 ton), dan
Sulsel (108.282 ton). Provinsi dengan penurunan terbesar terjadi di
68
Laporan Tahunan 2015
EP..................................Sekretariat Direktorat Jenderal Tanaman Pangan
4 provinsi, yaitu: Jawa Barat (467.982 ton), Jambi (87.057 ton),
Sumatera Barat (40.235 ton), dan Kalimantan Barat (15.478 ton)
Produksi Jagung Pra ARAM II 2015 terhadap ATAP 2014
mengalami kenaikan di 17 provinsi (Aceh, Sumut, Jambi, Sumsel,
Babel, Jateng, Jatim, Banten, NTB, NTT, Kalteng, Kalsel, Kaltim,
Sulsel, Sultra, Sulbar, dan Maluku), dan 17 provinsi mengalami
penurunan. Sedangkan provinsi yang mengalami kenaikan produksi
kedelai Pra ARAM II 2015 terhadap ATAP 2014 sebanyak 16
provinsi (Sumut, Jambi, Sumsel, Jateng, Banten, NTB, NTT, Kalsel,
Kaltim, Sulut, Sulsel, Sultra, Sulbar, Maluku, Papua Barat, dan
Papua) sedangkan 18 provinsi mengalami penurunan.
c. Faktor pendukung peningkatan produksi padi Pra ARAMII 2015
terhadap ATAP 2014 disebabkan peningkatan luas panen seluas
283.172 ha.
Faktor pendukung peningkatan produksi jagung Pra ARAM II 2015
terhadap ATAP 2014 disebabkan peningkatan luas panen seluas
19.048 ha.
Faktor pendukung peningkatan produksi kedelaiPra ARAM II 2015
terhadap ATAP 2014 disebabkan peningkatan luas panen seluas
1.621 ha.
Peningkatan luas panen pada komoditas padi, jagung, dan kedelai
tersebut, sebagian besar didukung oleh Upaya Khusus (UPSUS)
peningkatan produksi PJK tahun 2015.
d. Beberapa indikator kinerja pelaksanaan upaya peningkatan kualitas
data statistik tanaman pangan, antara lain: pelaksanaan ubinan
bersama antara Mantri Tani/Kepala Cabang Dinas (KCD) dan
Koordinator Statistik Kecamatan (KSK), ketepatan dan kelengkapan
penyampaian laporan SP, penyusunan agenda dan jadwal rencana
kerja bersama antara Mantri Tani/KCD dan KSK.
- Pelaksanaan ubinan bersama
Pelaksanaan ubinan padi secara bersama antara KSK dan
KCD/Mantri Tani sudah dilaksanakan di 34 Provinsi.
Berdasarkan sampel plot ubinan secara nasional baru mencapai
52,19% dari total sampel plot ubinan.
- Pemasukan dokumen SP Padi dan SP Palawija tahun 2015
(Kondisi 1 Oktober 2015).
Realisasi pemasukan dokumen SP Padi mencapai 99,72% dari
target untuk provinsi percepatan, sedangkan untuk provinsi non
percepatan mencapai 76,64% dari target. Dan realisasi
69
Laporan Tahunan 2015
Sekretariat Direktorat Jenderal Tanaman Pangan .................................. EP
pemasukan dokumen SP Palawija mencapai 99,48% dari target
untuk provinsi percepatan, sedangkan untuk provinsi non
percepatan mencapai 63,36% dari target.
e. Berdasarkan konfirmasi dari Dinas Pertanian Provinsi, diperoleh
data perkembangan luas tanam pada bulan September 2015, serta
luas pertanaman April-Agustus 2015 ada yang terkoreksi dan akan
diajukan/ dikoordinasikan ke BPS. Provinsi yang mengalami koreksi
meliputi: Sumut, Sumbar, Riau, Jambi, Sumsel, Lampung, Jabar,
Jateng, DIY, Jatim, NTT, Kalbar, Kalteng, Kalsel, Sulteng, dan
Sulsel.
f. Dengan adanya perkembangan realisasi tanam bulan September
dan koreksi April-Agustus, sehingga akan mempengaruhi angka
Pra-ARAM II 2015.
g. Kesepakatan bersama BPS dan Kementan berdasarkan Buku
Pedoman Pengolahan Data Tanaman Pangan Tahun 2012, antara
lain:
- Kelancaran pemasukan dokumen SP (SP-Padi, SP-Palawija, SP-
Lahan, SP-Alsin TP, SP-Benih TP) dan akurasi isiannya menjadi
tanggungjawab Distan Provinsi/Kab/Kota.
- Kelancaran pemasukan dokumen ubinan (Daftar SUB-S) dan
akurasi isiannya menjadi tanggungjawab BPS Provinsi/
Kabupaten/Kota.
- BPS kab/kota melakukan pengolahan data Daftar SP; BPS
kab/kota mengirim database ke BPS prov dan selanjutnya BPS
prov mengirim ke BPS. Dinas Pertanian Kabupaten/ Kota
membuat RKSP dan dikirim ke Dinas Pertanian; Dinas Pertanian
membuat RPSP dan dikirim ke Ditjen TP, Kementan.
- Tanggung jawab pengolahan ubinan di BPS provinsi. (Kebijakan
desentralisasi ke BPS kab/kota diserahkan ke BPS provinsi
sesuai kondisi masing-masing daerah).
h. Perbaikan data disampaikan ke BPS disertai penjelasan yang
mendukung perubahan data tersebut paling lambat hari Senin
tanggal 6 Oktober2015 pukul 16.00 WIB melalui e-mail:
[email protected] dan fax nomor 021-3857048 dan ditembuskan ke
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan melalui email:
[email protected] dan fax nomor 021-7806309, 021-
7824469.
i. Produksi tanaman pangan tahun 2015 (Pra ARAM II) masih bersifat
embargo sampai dirilis secara resmi oleh Kepala BPS-RI pada
tanggal 2November 2015.
70
Laporan Tahunan 2015
EP..................................Sekretariat Direktorat Jenderal Tanaman Pangan
j. Hasil pertemuan ini agar ditindaklanjuti di masing-masing provinsi,
dibahas dengan kabupaten/kota, dan di tingkat kabupaten/kota
dengan kecamatan untuk memperdalam analisis dan evaluasi, serta
merencanakan langkah pencapaian sasaran program, serta
rencana kerja dan koordinasi persiapan penyusunan angka
produksi selanjutnya.
4. Evaluasi Pengumpulan Data SP Tanaman Pangan
Berdasarkan Pedoman Pengumpulan Data Tanaman Pangan,
pengumpulan data tanaman pangan dilakukan setiap bulan oleh Mantri
Tani/KCD untuk data luas tanamdan luas panen. Sedangkan
pengumpulan data produktivitas dilakukan melalui pengukuran sampel
ubinan dengan jumlah dan plot lokasi ditetapkan oleh BPS.
Pengukuran sampel ubinan selain dilakukan oleh Mantri Tani/KCD
dengan tanggungjawab pada sampel ubinan bernomor genap, juga
dilakukan oleh petugas Koordinator Statistik Kecamatan (KSK) pada
sampel ubinan dengan bernomor ganjil.
Kondisi pengumpulan data di lapangan berdasarkan pengamatan di
beberapa lokasi mengindikasikan terhadap rendahnya kualitas data
yang diperoleh, hal ini disebabkan oleh proses pengumpulan data tidak
sesuai dengan pedoman, atau tidak dilakukan dengan benar sehingga
data yang dikumpulkan menjadi kurang obyektif sesuai dengan kondisi
lapangan.
Berdasarkan kondisi tersebut, maka dilakukan upaya meningkatkan
kualitas data yang dilakukan antara lain melalui evaluasi pengumpulan
data SP tanaman pangan.
a. Metode Evaluasi
- Kegiatan ini dilaksanakan secara swakelola dengan bekerja
sama dengan instansi-instansi yang kompeten, seperti BPS,
Pusdatin, dan Dinas Pertanian, Tanaman Pangan, Perkebunan,
dan Kehutanan Kabupaten Karawang.
- Pelaksanaan evaluasi proses kegiatan pengumpulan data
meliputi evaluasi di tingkat kecamatan (lapang) terhadap
kegiatan yang dilakukan oleh Mantri Tani/KCD/UPTD,
POPT/PHP serta petugas KSK yang berhubungan dengan tugas
mereka sebagai pengumpul data Statistik Pertanian Tanaman
Pangan, dan di tingkat kabupaten yang dilakukan oleh petugas
pengelola data.
- Evaluasi dilaksanakan dengan metode kunjungan lapang dan
wawancara dengan para petugas yang terlibat dalam
71
Laporan Tahunan 2015
Sekretariat Direktorat Jenderal Tanaman Pangan .................................. EP
pengumpulan data SP tanaman pangan, yang terdiri dari Mantri
Tani/KCD, petugas POPT, petugas KSK setiap kecamatan serta
petugas pengelola data di Dinas Pertanian, Tanaman Pangan,
Perkebunan, dan Kehutanan dan BPS Kabupaten Karawang.
- Jumlah Petugas Mantri Tani/KCD dan Mantri Statistik/KSK yang
di survey.
- Waktu pelaksanaan di Kabupaten Karawang pada 21-24 Oktober
2015.
- Mengumpulkan data SP (luas tanam, luas panen, puso) dan hasil
ubinan yang dikumpulkan baik oleh Mantri Tani/KCD maupun
petugas KSK.
- Petugas pengumpul data Statistik Pertanian (SP) Tanaman
Pangan terdiri dari dua kelompok, yaitu petugas yang
mengumpul data luas tanam dan panen dilakukan oleh Kepala
BP3K/BPK/BPP/Mantri Tani/KCD/UPTDdan data pengukuran
sampel ubinan dilakukan petugas Mantri Statistik/KSK bersama
dengan Kepala BP3K/BPK/BPP/Mantri Tani/KCD/UPTD.
b. Hasil Evaluasi
- Jumlah Kepala BP3K/BPK/BPP/Mantri Tani/KCD/UPTD
sebanyak 29 orang, terdiri dari 20 laki-laki dan 10 perempuan,
sedangkan jumlah petugas KSK sebanyak 28 orang.
- Petugas pengumpul data di Kabupaten Karawang atau yang
lebih dikenal dengan sebutan Kepala BP3K/BPK/BPP/ Mantri
Tani/KCD/UPTD atau Petugas Operasional Pertanian (POP)
didominasi oleh Golongan III. Sementara pendidikan terakhir
terdiri atas SMA 5 orangdan Sarjana 24 orang, dengan latar
belakang pertanian 19 orang dan non pertanian 10 orang,
sedangkan petugas KSK terdiri atas SMA 13 orang dan Diploma
6 orang, Sarjana 9 orang dengan latar belakang pertanian 3
orang dan non pertanian 25 orang.
- Jumlah petugas yang telah mengikuti pelatihan/sosialisasi/
refreshing pedoman pengumpulan data sebanyak 27 orang dan
2 orang belum pernah mengikuti kegiatan tersebut.
- Alat ubinan, 22 kecamatan tidak memiliki alat ubinan dan 7
kecamatan memiliki alat ubinan dengan kondisi 5 alat ubinan
rusak dan 2 alat ubinan baik sehingga kecamatan yang tidak
memiliki alat ubinan meminjam alat ubinan ke KSK ataupun ke
petugas kecamatan terdekat.
72
Laporan Tahunan 2015
EP..................................Sekretariat Direktorat Jenderal Tanaman Pangan
c. Permasalahan dalam pengumpulan data Statistik Pertanian
Tanaman Pangan, antara lain:
- Alat ubinan yang terlalu berat, sehingga kurang efektif untuk
dibawa ke lokasi-lokasi yang terpencil (remote), hal ini dapat
berpengaruh terhadap menurunnya semangat petugas dalam
melaksanakan kegiatan ubinan. Selain itu beberapa kecamatan
belum memiliki alat ubinan.
- Masih minimnya dukungan fasilitas untuk meningkatkan kinerja
dalam pengumpulan data seperti kendaraan roda dua dan
kelengkapan lapangan untuk mengubin (sepatu bot, jas hujan
dan lain-lain).
- Selain sebagai petugas pengumpul data tanaman pangan, Mantri
Tani yang dikenal dengan sebutan Petugas UPTD juga
merangkap pekerjaan lain seperti membantu penyuluh,
menangani data hortikultura, perkebunan, kehutanan, pembinaan
dan pelayanan kelompok tani, sebagai kepala BP3K, BPP,
BPK,dan lain-lain. Hal ini berpotensi terhadap kurang fokusnya
terhadap kegiatan pengumpulan data tanaman pangan.
- Mantri Tani/KCD/Petugas pengumpul datamasih ada yang belum
pernah mengikuti pelatihan pengumpulan data tanaman pangan
yaitu Kecamatan Kutowaluyo.
- Mantri Tani/KCD/Petugas pengumpul data yang setiap
melakukan pencatatan hasil pengumpulan data di lapangan tidak
melakukan analisa karena baru pertama kali menjadi KCD yaitu
Kecamatan Karawang Timur dan Kutowaluyo.
- Mengingat kantor KCD terletak di kecamatan dan kantor para
petugas KSK di kabupaten sedangkan jarak antara kabupaten
dengan kecamatan-kecamatan tertentu aksesbilitasnya cukup
sulit. Kondisi yang demikian menjadi penyebab sulitnya
melakukan koordinasi antara kedua petugas tersebut, termasuk
dalam melakukan ubinan secara bersama.
- Insentif/honor yang diterima Mantri Tani/UPTDdinilai masih
kurang layak dibandingkan dengan beban kerja dan
tanggungjawabnya.
d. Tindak lanjut:
- Perlu dilakukannya pengadaan alat ubinan yang lebih ringan dan
efisien untuk memperoleh data yang lebih akurat secepatnya.
- Perlu dialokasikannya anggaran/bantuan untuk mendukung
tugas lapangan Mantri Tani/KCD dalam melakukan ubinan.
73
Laporan Tahunan 2015
Sekretariat Direktorat Jenderal Tanaman Pangan .................................. EP
- Perlu dihindari rangkap jabatan yang selama ini Kepala
BP3K/BPK/BPP yang mempunyai tugas pokok mengumpulkan
data tanaman juga melaksanakan program kegiatan tanaman
pangan di masing-masing wilayah/kecamatan juga merangkap
sebagai petugas penyuluh lapangan (PPL).
- Perlu diadakan kegiatan pelatihan pengumpulan data tanaman
pangan untuk mengingatkan kembali metode yang digunakan
agar sesuai antara pelaksanaan di lapangan dengan metode
pedoman pengumpulan data tanaman pangan.
- Perlu ditingkatkan frekuensi penyelenggaraan forum komunikasi
antara Mantri Tani/KCD denganpetugas KSK, agar koordinasi
dan sinkronisasi dalam pelaksanaan kegiatan pengumpulan data
di lapangan semakin meningkat.
- Dalam melakukan survei ubinan (rumah tangga tani) sebelum
pelaksanaan ubinan seyogyanya dapat dilakukan secara
bersama antara KCD dengan petugas KSK, mengingat KCD
pada umumnya berkantor di kecamatan yang bersangkutan dan
selalu berinteraksi dengan petani setempat sehingga dapat
mengetahui secara tepat hal-hal yang diinformasikan oleh petani.
- Perlu ditingkatkan kesejahteraan petugas pengumpul data/Mantri
Tani/KCD dengan menaikkan insentif/honor untuk mengubin dan
kendaraan roda 2.
- Selain sebagai petugas pengumpul data tanaman pangan, Mantri
Tani yang dikenal dengan sebutan Kepala Balai Pengembangan
Budidaya Tanaman Pangan dan Hortikultura (BPBTPH)/BP4K/
BPP juga merangkap pekerjaan lain seperti membantu penyuluh,
menangani data hortikultura, pembinaan dan pelayanan
kelompok tani, dan lain-lain. Hal ini berpotensi terhadap kurang
fokusnya terhadap kegiatan pengumpulan data tanaman pangan.
- Kepala BPBTPH/BP4K/BPP/Petugas pengumpul datamasih ada
yang belum pernah mengikuti pelatihan pengumpulan data
tanaman pangan.
- Mengingat kantor Kepala BPBTPH/BP4K/BPP terletak di
kecamatan dan kantor para petugas KSK di kabupaten
sedangkan jarak antara kabupaten dengan kecamatan-
kecamatan tertentu aksesbilitasnya cukup sulit. Kondisi yang
demikian menjadi penyebab sulitnya melakukan koordinasi
antara ke dua petugas tersebut, termasuk dalam melakukan
ubinan secara bersama.
74
Laporan Tahunan 2015
EP..................................Sekretariat Direktorat Jenderal Tanaman Pangan
- Insentif/honor yang diterima Mantri Tani/KCD/Kepala BPBTPH/
BP4K/BPPdinilai masih kurang layak dibandingkan dengan
beban kerja dan tanggungjawabnya.
5. Ujicoba Metode Grid Square
Metode pengumpulan data yang selama ini digunakan, terutama
pengumpulan data luas tanam/panen melalui metode pandangan mata
(eye estimate) dianggap masih perlu diperbaiki. Metode yang telah
disepakati antara BPS dan Kementan, sesuai dengan Buku Pedoman
Pengumpulan Data Tanaman Pangan, perhitungan produksi pangan
yang hingga saat ini digunakan adalah perkalian dari angka
produktivitas yang diukur oleh BPS dan Kementan (ton per hektar)
dikali luas panen yang dilaporkan oleh petugas dinas pertanian
kabupaten/kota (hektar). Pengukuran angka produktivitas berdasarkan
metode ubinan yang dilakukan bersama-sama oleh BPS dan
Kementan dengan tanggung jawab 50 persen oleh BPS dan 50
persen oleh Kementan (dilakukan oleh dinas pertanian
kabupaten/kota).
Salah satu upaya perbaikan metode pelaporan dan perhitungan area
luas tanam/panen yang selama ini sebagian dilaporkan menggunakan
metode konvensional atau metode kira-kira sejauh mata memandang
(eye estimate) menjadi metode saintifik adalah dengan memanfaatkan
peta citra satelite resolusi tinggi, disebut juga sebagai metode grid
square. Ujicoba dilaksanakan pada tanggal 10-12 Desember 2015 di
Kecamatan Rengasdengklok, Kabupaten Karawang, yang terdiri dari 9
desa (Rengasdengklok Utara, Rengasdengklok Selatan, Kalang Surya,
Amansari, Dukuhkarya, Kalang Sari, Dewisari, Karyasari, Kertasari).
a. Metode Pengumpulan Data
Peta citra satelit beresolusi tinggi ini disebut juga sebagai metode
grid square. Peta ini akan dijadikan sebagai alat atau peta kerja
oleh petugas kantor cabang dinas pertanian maupun petugas
penyuluh pertanian lapang untuk mengukur maupun verifikasi luas
panen sehingga data area tanam/panen dapat
dipertanggungjawabkan secara saintifik keakuratannya.
b. Tujuan
Tujuan dari kegiatan ujicobametode grid square adalah untuk
mengetahui efektivitas dan efisiensi metode ini untuk pengukuran
area luas tanam/panen yang dilakukan oleh Kepala Cabang Dinas
(KCD) di Kabupaten Karawang, dalam rangka perbaikan kualitas
data luas tanam/panen.
75
Laporan Tahunan 2015
Sekretariat Direktorat Jenderal Tanaman Pangan .................................. EP
c. Tahapan Pengumpulan Data Metode Grid Square
Pengumpulan data luas panen dengan metode grid square berbasis
peta citra satelit dilakukan dengan beberapa tahapan berikut:
- Melaksanakan pengisian formulir verifikasi luas tanam/panen
berbasis peta lahan sawah dengan cara melihat kondisi/fakta riil
di lapangan tentang kondisi pertanaman tanaman padi (luas
tanam, panen dan puso) dan dicocokkan dengan peta kerja
verifikasi luas tanam/panen berbasis peta citra satelit.
- Lakukan pengisian luas tanam, panen dan puso sesuai kondisi
pertanaman padi ke formulir verifikasi luas tanam/panen berbasis
peta lahan sawah pada masing-masing grid dalam satuan hektar.
- Lakukan pengisian luas tanam, panen dan puso ke formulir luas
tanaman padi (form SP Padi).
d. Hasil Ujicoba
Hasil ujicoba menunjukkan kelebihan dan kekurangan metode
tersebut, antara lain:
- Kelebihan:
Penguasaan lapangan menjadi lebih akurat.
Dapat digunakan sebagai dasar pengumpulan data tanam,
panen, dan puso komoditas padi karena tersedianya lahan
baku sawah dalam peta.
- Kekurangan:
Pengunaan Metode “Grid Square” untuk pengumpulan data
tanam, panen, dan puso komoditas padi sangat sulit
diterapkan apabila hanya dilakukan oleh KCD.
Rencana keterlibatan penyuluh dalam membantu
pengumpulan data perlu dikaji ulang, mengingat
koordinasi/komunikasi penyuluh dengan KCD belum
semuanya berjalan dengan baik karena instansi yang
menaungi berbeda.
Pengamatan terhadap seluruh grid sawah dirasa kurang
efisien di lapangan sehingga perlu adanya penyempurnaan.
Peluang terjadinya “moral hazard” dalam pengumpulan data
oleh KCD maupun penyuluh cukup besar.
Penentuan titik awal pengamatan petugas KCD masih
mengalami kesulitan sehingga butuh alat bantu GPS.
76
Laporan Tahunan 2015
EP..................................Sekretariat Direktorat Jenderal Tanaman Pangan
Beberapa peta desa penampakan awan masih 80% menutupi
lahan sawah sehingga sulit untuk melakukan perhitungan luas
tanam.
e. Kesimpulan dan Saran:
- Metode grid square masih belum cukup efektif dan efisien dalam
penerapannya di lapangan oleh KCD di Kabupaten Kawarang.
- Uji coba berikutnya sebaiknya dikoordinasikan dengan BPS. BPS
bisa membantu dari sisi instrumen pengumpulan data dan
metodologi statistiknya.
- Uji coba selanjutnya sebaiknya menggunakan survey sampling.
Pengamatan terhadap seluruh grid sawah sepertinya tidak
efisien dan kurang operasional di lapangan, terutama terkait
waktu dan tenaga (sumber daya manusia).
- Uji coba berikutnya harus dilengkapi dengan buku pedoman agar
ada kesamaan persepsi antar petugas terkait tata cara
pengamatan serta konsep dan definisi dalam pengumpulan data
di lapangan.
- Petugas juga harus dilengkapi dengan lembar kerja (LK)/form
yang memungkinkan mereka mengisikan data hasil pengamatan
lapangan di setiap grid. Pedoman tata cara pengisian LK juga
harus dibuat (Misalnya, apakah yang diisikan pada kotak adalah
kode atau angka luasan?). Petugas harus diajari cara mengisi LK
tersebut. Harus ada pelatihan yang fokus dan terarah mengenai
itu.
- LK/Form verifikasi yang digunakan dalam uji coba tampaknya
kurang memadai dan harus disempurnakan. Contohnya, kotak
terlalu kecil dan tidak jelas informasi apa yang harus diisikan.
Potensi kesalahan dalam melakukan rekapitulasi cukup besar
karena jumlah grid yang harus direkap informasi luas
tanamannya cukup banyak.
6. Workshop Aplikasi Monev 2015
Workshop Aplikasi SIMONEV Bidang Tanaman Pangan Tahun 2015,
diselenggarakan di Lembaga Pendidikan Perkebunan Yogyakarta
padatanggal 20-22 Mei 2015, dan dibuka oleh Kepala Dinas Pertanian
Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, dan sambutan dan arahan
Sekretaris Direktorat Jenderal Tanaman Pangan disampaikan oleh
Plh.Direktur Budidaya Serealia. Narasumber pada workshop berasal
dari Direktorat Jenderal Anggaran Kementerian Keuangan dan Pusat
Data dan Informasi Pertanian, Bagian Perencanaan Ditjen Tanaman
77
Laporan Tahunan 2015
Sekretariat Direktorat Jenderal Tanaman Pangan .................................. EP
Pangan dan Tim Koordinator Pelaporan lingkup Direktorat Jenderal
Tanaman Pangan.
Peserta Workshop Aplikasi Simonev Bidang Tanaman Pangan Tahun
2015 diikuti oleh petugas pengelola simonev dari dinas pertanian
provinsi yang membidangi tanaman pangan dan dua kabupaten terpilih
dari masing-masing provinsi seluruh Indonesia dengan jumlah pusat
dan daerah sebanyak 135 orang.
Kesepakatan dari hasil workshop adalah sebagai berikut:
a. Peserta yang mewakili Satker yang hadir akan berkomitmen untuk
mengisi Simonev yang telah terintegrasi dengan aplikasi PMK
249/2011
b. Peserta workshop aplikasi simonev selanjutnya agar berperan
sebagai fasilitator di masing-masing daerah
c. Hasil workshop aplikasi simonev bidang tanaman pangan tahun
2015 menghasilkan output laporan simonev sampai dengan Mei
Tahun 2015
d. Provinsi agar memastian setiap bulan seluruh satker menginput
monev PMK 249 tahun 2011
e. Dalam mengisi realisasi fisik kegiatan, pejabat/petugas monev
berkoordinasi dengan pelaksana teknis kegiatan
f. Direktorat Jenderal Tanaman Pangan akan memberikan teguran
tertulis kepada Satker yang tidak menginput laporan dengan
tembusan Menteri Pertanian
g. Laporan evaluasi akhir tahun 2015 harus selesai lebih
awal,walaupun jadwal masuk laporan ke Bappenas dan
Kementerian Keuangan paling lambat 1 April 2016, namun untuk
laporan tahunan Kementerian Pertanian harus sudah masuk pada
awal Januari 2016. Laporan evaluasi tahun 2015 harus bisa menjadi
feed back yang dapat memberikan umpan balik untuk
penyempurnaan penyusunan perencanaan pembangunan tanaman
pangan tahun 2016
h. Setiap bulan seluruh satker akan berpartisipasi mengisi aplikasi
simonev mulai dari kolom yang termudah seperti keterangan,
progres pekerjaan sampai realisasi output
i. Untuk mengisi progres kegiatan utama pembangunan tanaman
pada aplikasi menggunakan pedoman pengukuran realisasi fisik
sesuai tahapan. Untuk kegiatan layanan perkantoran menggunakan
rumus 8,33% (1/12 x 100%) per bulan sedangkan untuk kegiatan
diluar itu menggunakan rumus realisasi dibagi dengan pagu
78
Laporan Tahunan 2015
EP..................................Sekretariat Direktorat Jenderal Tanaman Pangan
j. Hasil dan seluruh kesepakatan dari workshop agar dilaporkan
kepada pimpinan untuk ditindaklanjuti
k. Permasalahan yang dihadapi:
Sebagian besar Satker belum menginput aplikasi PMK 249/2011
Masih banyak petugas Satker yang belum memahami cara
menginput data pada aplikasi monev PMK 249
Sebagian besar provinsi belum melakukan sosialisasi ke satker
ke kabupaten
Baru sebagian provinsi yang melakukan evaluasi rutin baik
bulanan maupun triwulan
Terbatasnya alokasi anggaran untuk kegiatan monev di masing-
masing satker sehingga kegiatan monev kurang optimal.
l. Setelah workshop, jumlah satker yang telah menginput laporan
simonev tahun 2015 adalah pada bulan Januari dari 94 satker
menjadi 144 satker, Februari 91 menjadi 140 satker, Maret 99
satker menjadi 143 satker, April 79 menjadi 129 satker, Mei 25
menjadi 49 satker.
7. Pelaksanaan Sistem Pengendalian Intern (SPI)
Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem
Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP), mengamanatkan agar unit
kerja dan satuan kerja dapat mengindentifikasi terjadinya deviasi atau
penyimpangan atas pelaksanaan kegiatan dibandingkan dengan
perencanaan, sebagai umpan balik untuk melakukan tindakan koreksi
atau perbaikan bagi pimpinan dalam mencapai tujuan organisasi.
Dalam rangka mendukung kelancaran pelaksanaan SPI,Ditjen
Tanaman Pangan membentuk Tim Satuan Pelaksana Pengendalian
Intern (Satlak-PI) Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Tahun 2015
sesuai dengan Surat Keputusan Direktur Jenderal Tanaman Pangan
Nomor 18/HK.310/C/2/2015 tanggal 4 Februari 2015.
Beberapa agenda kegiatan Tim SPI Ditjen Tanaman Pangan adalah:
Pembentukan Tim Satlak PI
Rapat Koordinasi Tim Satlak PI
Koordinasi, Partisipasi, Pertemuan-pertemuan SPI
Penyempurnaan Juklak SPI
Penyusunan Juknis SPI di masing-masing Eselon II
Penyusunan Bahan Pembinaan dan Evaluasi SPI
Pembinaan SPI
79
Laporan Tahunan 2015
Sekretariat Direktorat Jenderal Tanaman Pangan .................................. EP
Pengendalian Kegiatan
Pemantauan Kegiatan Utama
Penyusunan Laporan
Tabel 10. Program Kerja Tim Satlak-PI Ditjen TP Tahun 2015
Beberapa kegiatan yang telah dilaksanakan untuk mendukung
pelaksanaan SPI dapat dilaporkan sebagai berikut:
a. Penyusunan Juklak SPI
Kegiatan Sistem Pengedalian Intern Sekretariat Direktorat Jenderal
Tanaman Pangan merupakan perwujudan dari pelaksanaan
pengendalian intern di lingkungan Direktorat Jenderal Tanaman
Pangan sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun
2008 tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah.
Sebagai tindaklanjut peraturan pemerintah tersebut, Sekretariat
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan telah menyusun Petunjuk
Pelaksanaan Sistem Pengendalian Intern yang digunakan sebagai
acuan dalam pelaksanaan dan penerapan SPI di unit kerja
Sekretariat Direktorat Jenderal Tanaman Pangan.
Tujuan penyusunan Juklak SPI adalah: a) sebagai acuan
pengendalian intern bagi pelaksana kegiatan dalam melaksanakan
kegiatan Sekretariat Direktorat Jenderal Tanaman Pangan secara
efektif, efisien, transparan dan akuntabel; b) sebagai petunjuk
pelaksanaan bagi Tim SPI dalam melakukan penilaian penerapan
sistem pengendalian intern lingkup Sekretariat Direktorat Jenderal
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 Pembentukan Tim Satlak PI
2 Rapat Koordinasi Tim Satlak PI
3 Koordinasi, Partisipasi, Pertemuan-Pertemuan SPI
4 Penyempurnaan Juklak SPI
5 Penyusunan Juknis SPI di masing-masing Eselon II
6 Penyusunan Bahan Pembinaan dan Evaluasi SPI
7 Pembinaan SPI
8 Pengendalian Kegiatan
9 Pemantauan Kegiatan Utama
10 Penyusunan Laporan
Catatan :
Kegiatan Utama Ditjen Tanaman Pangan :
SL-PTT, SL-PHT, SLI, BLBU, CBN, Penanganan Pasca Panen (Bantuan Sarana Pasca Panen),
Pengembangan Peramalan Organisme Pengganggu Tumbuhan (BBPOPT),
Pengembangan Metode Pengujian Mutu Benih (BBPPMBTPH) dan Dukungan Manajemen Teknis Lainnya
KegiatanBulan
No.
80
Laporan Tahunan 2015
EP..................................Sekretariat Direktorat Jenderal Tanaman Pangan
Tanaman Pangan; c) mengantisipasi terjadinya permasalahan dan
kendala yang dihadapi secara cepat dan tepat serta mencari solusi
untuk pemecahan permasalahannya.
Sasaran penyusunan petunjuk pelaksanaan SPI Sekretariat
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan adalah terlaksananya
kegiatan Sekretariat Direktorat Jenderal Tanaman Pangan yang
efektif, efisien, transparan dan akuntabel.
b. Evaluasi Terpadu Program/Kegiatan dan Sistem Pengendalian
Intern Tahun 2015
Monitoringpelaksanaan kegiatan pembangunan tanaman pangan
serta evaluasi SPI tahun 2015 dilaksanakan ke beberapa provinsi
yaitu, Sumatera Selatan, Jambi, Jawa Barat, D.I. Yogyakarta, Bali,
NTB, Kalimantan Selatan, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Tengah,
Sulawesi Selatan, dan Maluku Utara dengan hasil sebagai berikut:
Pelaksanaan SPI sudah berjalan cukup baik tetapi belum
optimal baik pada penerapan SPI Kelembagaan (Dinas)
maupun SPI pada kegiatan strategis pembangunan tanaman
pangan
Pada dasarnya beberapa instrumen untuk menunjang
pelaksanan SPI khususnya untuk menciptakan lingkungan
pengendalian yang kuat telah dimiliki seperti kebijakan disusun
dengan memperhatikan prinsip rasionalitas, efektifitas, efisiensi
dan produktivitas agar mudah dilaksanakan, juklak, juknis telah
disusun sesuai kewenangan masing-masing, organisasi
mengacu pada sturuktur organisasi yang telah ditetapkan
pimpinan
Pencatatan dan pelaporan pada aspek komunikasi dan
informasi baik capaian keuangan maupun perkembangan fisik
pelaksanaan kegiatan perlu ditingkatkan khususnya terkait
waktu penyampaian dan capaian pelaksanaan kegiatan sesuai
target yang telah ditetapkan. Penginputan capaian fisik pada
aplikasi Monev PMK 249 Tahun 2011 belum optimal
Terkait aspek pemantauan dan evaluasi telah dilakukan
monitoring secara berkala tetapi hasilnya belum dirumuskan
secara jelas dan belum disusun menjadi laporan hasil
pemantauan masing-masing kegiatan baik di tingkat provinsi
dan kabupaten
Pemantauan dan pengendalian kegiatan belum bisa
dilaksanakan menyeluruh ke satker kabupaten/kota karena
keterbatasan personil
81
Laporan Tahunan 2015
Sekretariat Direktorat Jenderal Tanaman Pangan .................................. EP
Terkait dengan penyelesaian hasil audit di beberapa provinsi
(Jawa Barat, DI. Yogyakarta, Kalimantan Selatan, Bali, NTB)
yang menjadi lokasi monev telah ditindaklanjuti dengan cepat
dan baik, namun masih ada provinsi yang temuannya belum
diselesaikan secara tuntas
Hasil uji petik lapangan menunjukkan bahwa kegiatan dapat
terlaksana cukup baik dan bermanfaat bagi petani tetapi
penerapan lima unsur SPI belum sepenuhnya tercermin
sehingga perlu penyempurnaan mulai dari tahap perencanaan,
pelaksanaan, evaluasi dan terdokumentasi secara baik.
8. Perkembangan Tindaklanjut Hasil Pemeriksaan.
a. Penyelesaian Kerugian Negara Lingkup Ditjen Tanaman Pangan.
Pada tahun 2015 sisa Kerugian Negara lingkup Direktorat Jenderal
Tanaman Pangan mengalami penurunan dibandingkan tahun 2014,
dari Rp21,079 miliar menjadi Rp20,385 miliar. Penyelesaian sisa
kerugian negara tahun 2015, sampai dengan akhir Desember
sebesar Rp7,014 miliar.
Upaya-upaya yang telah dilakukan untuk mengurangi kerugian
negara lingkup Direktorat Jenderal Tanaman Pangan antara lain:
melakukan penagihan langsung ke satker dinasatau pihak auditan,
memberikan surat teguran secara tertulis, mengajukan
penghapusan terhadap temuan yang telah diputuskan oleh
pengadilan, melakukan koordinasi dengan instansi terkait,
melakukan workshop percepatan penyelesaian tindaklanjut hasil
pemeriksaan.
Tabel 11. Kerugian Negara Lingkup Ditjen TP s.d Desember 2015
Menyusun data Perkembangan Laporan Kerugian Negara Ditjen
Tanaman Pangan sampai dengan Desember 2015, yaitu sebagai
berikut:
(Rp.)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) = (6):(5) (8)
1 Kinerja 13.905.091.878,19 805.605.708,00 14.710.697.586,19 1.494.638.998,75 10,16 13.216.058.587,44
- Itjen 11.613.216.196,91 805.605.708,00 12.418.821.904,91 1.364.109.068,75 10,98 11.054.712.836,16
- BPKP 2.291.875.681,28 - 2.291.875.681,28 130.529.930,00 5,70 2.161.345.751,28
2 BPK-RI 6.652.351.801,03 5.513.854.500,00 12.166.206.301,03 5.513.854.500,00 45,32 6.652.351.801,03
3 Investigasi Itjen 521.900.859,00 - 521.900.859,00 5.535.441,45 1,06 516.365.417,55
21.079.344.538,22 6.319.460.208,00 27.398.804.746,22 7.014.028.940,20 25,60 20.384.775.806,02
Perbandingan
Tindaklanjut thd
Jumlah KN Tahun
2015 (%)
No. TemuanSisa KN s.d
Desember 2014
Tambahan KN
Tahun 2015
(s.d Desember)
Tindaklanjut KN
Tahun 2015 (s.d
Desember)
Sisa KN s/d Desember
2015
Jumlah
Jumlah KN Tahun 2015
(s.d Desember)
82
Laporan Tahunan 2015
EP..................................Sekretariat Direktorat Jenderal Tanaman Pangan
Sisa KN Itjen sebesar Rp11,05 miliar terdapat pada temuan di
Pusat sebesar Rp9,95 miliar dan di daerah sebesar Rp1,09
miliar.
Sisa KN Investigasi Itjen Rp516,37 juta merupakan temuan
akibat denda keterlambatan pemasangan light trap senilai
Rp.508 juta serta PNBP atas sewa Rumah Dinas yang belum
dibayarkan senilai Rp7,75 juta.
Sisa KN BPKP Rp2,1 6 miliar (pusat Rp978,38 juta, daerah
Rp1,18 miliar di 6 provinsi), telah diusulkan penghapusan kepada
BPKP pada tahun 2008 senilai Rp978,38 juta dan pada tahun
2013 dilakukan permohonan kembali untuk TPTD tetapi belum
disetujui.
Sisa Temuan BPK-RI senilai Rp6,65 miliar merupakan temuan
CBN senilai Rp4.82 miliar dan temuan Subsidi Benih TA. 2012
senilai Rp1,84 miliar pada PT SHS (Persero). Sisa temuan
belanja sosial SL-PTT kedelai 2014 yang tidak digunakan di
Kabupaten Sumba Barat, Provinsi NTT senilai Rp18,15 juta
sudah tuntas
Temuan lama dan sulit ditindaklanjuti (dibawah tahun 2001)
senilai Rp1,6 miliar, sudah dilakukan penelusuran bukti
pendukung tetapi banyak berkas yang sudah hilang, mutasi
petugas dan pensiun
Sisa kerugian negara s.d bulan Desember 2015 sebesar
Rp20.378.831.637,02, (74,40%) dari jumlah temuan kerugian
negara sebesar Rp27.390.929.292,22.
b. Workshop Percepatan Tindaklanjut Hasil Pemeriksaan lingkup
Ditjen TanamanPangan
Salah satu upaya yang dilakukan untuk mengurangi kerugian
negara adalah dengan melaksanakan Workshop Percepatan
Tindaklanjut Hasil Pemeriksaan lingkup Ditjen Tanaman
Pangan.Workshop dilaksanakan pada tanggal 2 s.d 4 September
2015 di Wisma Kementerian PertanianCipayung, Bogor.
Workshop dibuka oleh Sekretaris Direktorat Jenderal Tanaman
Pangan dan diikuti peserta dari13 Dinas Pertanian Provinsi dan tiga
Dinas Pertanian Kabupaten. Narasumber berasal dari Sekretaris
Inspektorat Jenderal Kementan, Inspektur II Itjen Kementan, Kepala
Bagian Perbendaharaan dan PNBP Biro Keuangan dan
Perlengkapan, Deputi Pengawasan Instansi Pemerintah Bidang
Perekonomian BPKP, BPKP Perwakilan tujuhprovinsi (Jambi,
Bengkulu, Banten, NTT, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Tengah,
83
Laporan Tahunan 2015
Sekretariat Direktorat Jenderal Tanaman Pangan .................................. EP
Maluku Utara) Tim Satlak PI, dan Tim Korlap lingkup Direktorat
Jenderal Tanaman Pangan. Peserta yang tidak hadir terdiri dari:
Dinas Pertanian Provinsi Gorontalo, Dinas Pertanian Kabupaten
Pelalawan, Gorontalo, Aceh Timur, dan Halmahera Utara.
Kesepakatan hasil workshop adalah sebagai berikut:
Dimensi yang menjadi fokus pengawasan BPKP yaitu: mengawal
program strategis pemerintah, menggali sumber-sumber dana
untuk menambah pendapatan negara, memperbaiki pengelolaan
aset-aset negara, memperbaiki tatanan sistem.
Kewajiban menindaklanjuti saran/rekomendasi Laporan Hasil
Audit berdasarkan pada:
- Undang-undang Nomor 15 Tahun 2004
Pasal 20 ayat (1): pejabat negara wajib menindaklanjuti
rekomendasi dalam laporan hasil pemeriksaan
Pasal 20 ayat (5) pejabat yang diketahui tidak
melaksanakan kewajiban pada ayat (1) dikenakan sanksi
administratif
Pasal 26 ayat (2) setiap orang yang tidak memenuhi
kewajiban untuk menindaklanjuti rekomendasi yang
disampaikan dalam LHP pada pasal 20 ayat (1), dipidana
dengan pidana penjara paling lama satu tahun enam bulan
dan/atau denda paling banyak lima ratus juta rupiah.
- Surat Edaran MenPAN dan RB Nomor 01 tahun 2012
Pimpinan instansi wajib menindaklanjuti rekomendasi yang
diberikan APIP
- Surat Edaran MenPAN Nomor SE/02/M.PAN/01/2005
Pimpinan Unit Kerja diinstruksikan untuk menindaklanjuti
setiap saran/rekomendasi LHA APIP
Sanksi kepada Unit Kerja yang lalai dalam pelaksanaan
tindaklanjut hasil audit
APIP, menginventarisasi, memantau dan mencatat
perkembangan TLHA dan melaporkan ke MENPAN & RB
- Permentan No. 19/Permentan/OT.140/3/2013.
Kepala Kantor/Satker wajib menindaklanjuti rekomendasi
LHA
Pelaksanaan tindaklanjut disampaikan paling lambat 60
hari.
84
Laporan Tahunan 2015
EP..................................Sekretariat Direktorat Jenderal Tanaman Pangan
Mekanisme Pelaksanaan Tindaklanjut Hasil Audit (TLHA)
- TLHA BPK:
Auditan bertanggung jawab dan berkewajiban untuk
memberikan penjelasan perkembangan pelaksanaan
TLHA kepada BPK, atasannya dan unit pemantau di
lingkungan instansi induknya
Perkembangan TLHA dilaporkan dan disertai data/bukti-
bukti pendukung tindak lanjut kepada BPK
Tata cara penyampaian perkembangan TLHA BPK
mengikuti ketentuan sebagaimana diatur oleh BPK.
- TLHA Aparat Pengawas Internal Pemerintah (APIP) :
Auditan menindaklanjuti saran/rekomendasi dengan
data/bukti tindak lanjut kemudian diserahkan kepada
APIP
Bukti pelaksanaan TLHA disampaikan APIP dalam
waktu 60 hari
Klarifikasi tindak lanjut dengan APIP dan Penetapan
status (BA Penyelesaian TLHA)
Klarifikasi data TLHA pada Rapat Pemutakhiran data
TLHA (BA Pemutakhiran Data TLHA).
Kriteria Temuan Audit yang Tidak Dapat Ditindaklanjuti (TATD):
- Rekomendasi bersifat himbauan
- Dasar pembuktian tidak cukup kuat seperti tidak adanya
data dukung yang Rekocuma (Relevan, kompeten, cukup,
dan material)
- Dalam Temuan Hasil Audit tidak ada kerugian negara,
namun dalam Laporan Hasil Audit ada temuan kerugian
negara
- Penanggungjawab Kegiatan/PPK/Pimpro/Pimbagpro/Pihak
ketiga sudah meninggal dunia atau tidak diketahui lagi
alamatnya yang didukung bukti yang sah
- Rekomendasi terhadap suatu instansi yang diperiksa,
instansi tersebut sudah tidak ada lagi (bubar)
- Pertimbangan lainnya yang dapat dipertanggungjawabkan
meliputi force majeur yaitu suatu suatu keadaan kerusuhan,
bencana alam, kebakaran dan gangguan lainnya yang
85
Laporan Tahunan 2015
Sekretariat Direktorat Jenderal Tanaman Pangan .................................. EP
mengakibatkan tindaklanjut tidak dapat dilaksanakan (sesuai
peraturan BPK No. 02 tahun 2010).
Langkah-langkah untuk menindaklanjuti temuan yang
penyelesaiannya sulit ditindaklanjuti atau piutang macet :
- Menetapkan prosedur penghapusan
- Menetapkan kriteria TATD (Temuan Audit yang Tidak Dapat
Ditindaklanjuti)
- Menetapkan usulan TATD (auditan dan Itjen)
- Auditan menyiapkan bukti-bukti pendukung untuk TATD
- Pleno penetapan TATD (Tim Penyelesaian Tuntutan Ganti
Rugi/TPTGR dan Itjen)
- Berita Acara TATD
- Pengajuan penghapusan ke Menteri Keuangan (dengan
pertimbangan BPK-RI)
- Keputusan Menteri Keuangan (setuju/tidak setuju).
Untuk temuan audit BPKP yang tidak dapat ditindaklanjuti,
mekanisme Temuan Pemeriksaan yang Tidak Dapat
Ditindaklanjuti (TPTD) sebagai berikut:
- Kewenangan untuk melakukan TPTD adalah unit pemeriksa
BPKP yang bersangkutan (SK Kepala BPKP Nomor S-
03.01.01-484/K/1997 Tanggal 17 Juli 1997)
- Penetapan TPTD di BPKP Perwakilan dilakukan melalui
mekanisme forum pertemuan yang dihadiri oleh semua
Bidang Pengawasan, Bagian TU, Subag Prolap berdasarkan
usulan dari tiap-tiap Bidang Pengawasan. Hasil keputusan
forum tersebut dituangkan dalam berita acara TPTD.
Selama workshop, jumlah penyelesaian Kerugian Negara
sesuai bukti setor yang disampaikan sebesar Rp41.782.930,
terdiri dari temuan BPKP Rp27.394.300, dan temuan Itjen
Kementan Rp214.388.630,
Jumlah penyelesaian KN hasil workshop akan divalidasi oleh
BPKP dan Inspektorat Jenderal Kementerian Pertanian dan
akan dilakukan rekonsiliasi untuk menyepakati/finalisasi sisa KN
dengan Ditjen Tanaman Pangan.
Pimpinan instansi wajib menindaklanjuti LHP, bukan hanya yang
terjadi saat menjabat, tetapi juga temuan sebelum menjabat.
86
Laporan Tahunan 2015
EP..................................Sekretariat Direktorat Jenderal Tanaman Pangan
Perlu dibangun komunikasi yang baik antara instansi yang
diaudit (auditan) dengan aparat pengawas internal (auditor).
9. Pertemuan Koordinasi Evaluasi Program dan Kegiatan Pembangunan
Tanaman Pangan Tahun 2015
Melalui Pertemuan Koordinasi Evaluasi Program dan Kegiatan
Pembangunan Tanaman Pangan Tahun 2015 diharapkan dapat
segera dilakukan kebijakan untuk mempercepat pelaksanaan kegiatan
sampai akhir 2015, dan dapat memberikan masukan terhadap program
dan kegiatan tahun 2016.
Pertemuan Koordinasi Evaluasi Program dan Kegiatan Pembangunan
Tanaman Pangan Tahun 2015, dilaksanakan pada tanggal 26 s.d 28
Oktober 2015 di The Alana Hotel Solo Jawa Tengah.
Rapat dibuka Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian,
didahului sambutan selamat datang oleh Kepala Dinas Pertanian
Provinsi Jawa Tengah, dihadiri narasumber dari Inspektorat Jenderal
Kementerian Pertanian, Sekretaris Direktorat Jenderal Tanaman
Pangan, Kepala Bagian Evaluasi dan Pelaporan, serta Kepala Bagian
Keuangan dan Perlengkapan.
Peserta dan panitia pertemuan sebanyak 141 orang terdiri dari Direktur
dan Kepala Balai Besar lingkup Ditjen Tanaman Pangan, Kepala
Bidang Produksi Tanaman Pangan dan Sekretaris Dinas Pertanian
Provinsi se-Indonesia, Tim Koordinator Pelaporan Ditjen Tanaman
Pangan, Tim Satuan Pelaksana Pengendalian Intern, wakil dari
Direktorat dan UPT Pusat lingkup Direktorat Jenderal Tanaman
Pangan.
Kesepakatan hasil rapat adalah sebagai berikut:
a. Realisasi serapan anggaran APBN Ditjen Tanaman Pangan s.d 23
Oktober 2015 sebesar 82,72% dari pagu anggaran Rp2,88 triliun,
dengan rincian sebagai berikut; 1) Kegiatan Serealia 95,11% dari
pagu Rp1,34 triliiun, 2) Kegiatan AKABI 88,20% dari pagu Rp957
miliar, 3) Kegiatan Perbenihan 58,69% dari pagu Rp95 miliar, 4)
Kegiatan Perlindungan 58,87% dari pagu Rp104 miliar, 5) Kegiatan
Pascapanen 30,96% dari pagu Rp78,5 miliar, 6) Kegiatan
Dukungan Manajemen 37,26% dari pagu Rp282 miliar, 7) Kegiatan
Pengujian Mutu Benih TPH 80,30% dari pagu Rp7,5 miliar, dan 8)
Kegiatan Peramalan OPT 67,75% dari pagu Rp13,2 miliar.
b. Realisasi serapan anggaran kegiatan tanaman pangan pada DIPA
Ditjen PSP s.d 23 Oktober 2015 sebesar 26,21% dari pagu
anggaran Rp2,823 triliiun, dengan rincian: 1) Anggaran bantuan
benih padi dan jagung 21,95% dari pagu Rp1,248 triliiun,2) Desa
87
Laporan Tahunan 2015
Sekretariat Direktorat Jenderal Tanaman Pangan .................................. EP
Mandiri Benih 63,80% dari pagu Rp170 miliar, 3) PAT-PIP Kedelai
20,22% dari pagu Rp.414 miliar, 4) Kegiatan pascapanen 29,68%
dari pagu Rp871 miliar dan Kegiatan Perlindungan 12,76% dari
pagu Rp120 miliar.
c. Realisasi fisik kegiatan pada DIPA Ditjen TP 2015 belum mencapai
target sesuai dengan yang diharapkan. Realisasi GP-PTT: padi
seluas 271.867 Ha (77,68%), jagung 76.444 ha (74,95%), dan
kedelai 213.419 ha (60,98%), PAT-PIP kedelai 75.081 ha (57,10%),
PP-PHT 2.210 ha (58,23%), PP-DPI 83 Ha (82,50%), bantuan
sarana pascapanen 141 unit (66,51%), pemberdayaan penangkar
3.634 ha (64,04%), dan perbanyakan benih sumber 311 ha
(75,67%).
d. Realisasi fisik kegiatan Ditjen TP tahun 2015 pada DIPA Ditjen PSP
meliputi bantuan benih padi inbrida untuk mendukung RJIT 43,18%,
bantuan benih PAT jagung hibrida 57,93%, pengembangan desa
mandiri benih 27,65%, PAT-PIP Kedelai 14,68%, PP-PHT 44,72%,
PP-DPI 39,56%, dan Bantuan Sarana Pascapanen 79,31%
e. Berdasarkan kesepakatan daerah, kesanggupan serapan anggaran
DIPA Ditjen TP sampai akhir tahun 2015 secara total masing-
masing provinsi mampu menyerap 95% lebih, namun bervariasi
antar kegiatan. Salah satu upaya untuk mempercepat serapan
daerah akan melakukan penelaahan secara lebih detail dan
merevisi kegiatan yang tidak bisa diserap sampai akhir tahun di
daerah masing-masing.
f. Target kesanggupan serapan anggaran dan pelaksanaan fisik
kegiatan sampai dengan akhir tahun 2015 per provinsi dituangkan
pada lembar kesepakatan yang ditandatangani oleh perwakilan
provinsi masing-masing.
g. Kegiatan Ditjen TP pada DIPA Ditjen PSP, untuk kegiatan bantuan
benih padi dan jagung diperkirakan terdapat sisa anggaran yang
tidak terserap sebesar Rp85,46 miliar, dan sisa kegiatan
Perlindungan Tanaman sebesar Rp1,5 miliar merupakan efisiensi
dari kegiatan lelang.
h. Pemanfaatan sisa anggaran dari kegiatan bantuan benih (padi dan
jagung) daerah mengusulkan digunakan untuk pengadaan
kendaraan operasional UPSUS dalam rangka mendukung sistem
perbenihan dan kendaraan roda 3 untuk mendukung desa mandiri
benih. Sedangkan pemanfaatan sisa anggaran dari kegiatan
perlindungan tanaman digunakan untuk pengadaan pestisida dan
agens hayati dengan e-catalogue.
88
Laporan Tahunan 2015
EP..................................Sekretariat Direktorat Jenderal Tanaman Pangan
i. Seluruh unit kerja daerah selaku penanggungjawab kegiatan
pembangunan tanaman pangan sepakat akan mempercepat
serapan anggaran dan fisik kegiatan sehingga mencapai serapan
diatas 95% untuk anggaran dan fisik mencapai 100% tahun 2015.
j. Hasil pengawalan Itjen atas pelaksanaan program dan kegiatan
Ditjen TP tahun 2015 yang dilakukan oleh Inspektorat Jenderal
Kementan akan dijadikan referensi untuk perbaikan kedepan.
k. Langkah-langkah yang akan dilakukan dalam rangka percepatan
pelaksanaan kegiatan dan serapan anggaran tahun 2015 antara
lain: menginventarisir kegiatan dan sisa anggaran yang diperkirakan
tidak terserap, merevisi kegiatan yang tidak bisa dilaksanakan
sampai akhir tahun (revisi di daerah dapat dilaksanakan sampai 30
November 2015 sesuai dengan surat edaran Menteri Keuangan
Nomor: S-577/MK.02/2015 tanggal 28 Juli 2015), menyusun
rencana kerja percepatan dan target waktu penyelesaiannya,
mempercepat penyelesaian administrasi dan dokumen tagihan
pembayaran hasil pekerjaan ke KPPN, mempercepat pelaksanaan
pengadaan barang dan jasa yang dilaksanakan melalui
lelang/penunjukan langsung, meningkatkan koordinasi dengan
KPPN dan DJPB dalam hal pengajuan pembayaran SP2D dan
proses revisi kegiatan, melakukan monitoring dan evaluasi realisasi
keuangan (SPM/SP2D) dan fisik kegiatan secara harian, mingguan
dan bulanan, melakukan langkah-langkah solusi penanganan
secara cepat apabila tidak mencapai target, dan memantau dana
Bansos yang sudah disalurkan ke rekening kelompok untuk segera
direalisasikan fisiknya agar tidak mengendap di rekening kelompok
terlalu lama.
l. Untuk meningkatkan kinerja pelaporan, masing-masing daerah agar
melakukan evaluasi dan meningkatkan penerapan/pengisian data
pelaporan pada software Sistem Monitoring dan Evaluasi (Simonev)
kegiatan Tanaman Pangan yang telah terintegrasi dengan Sistem
Monitoring dan Evaluasi Kinerja Terpadu Kementerian Keuangan
berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 249 Tahun 2011.
m. Daerah mengusulkan agar ada surat edaran dari pusat
(Mentan/Dirjen TP) tentang pemanfaatan dana Bansos transfer
uang pelaksanaan fisiknya dapat dilaksanakan sampai dengan
Maret 2016, mengingat pada tahun 2015 sampai pada penghujung
tahun masih terjadi musim kemarau berkepanjangan El-Nino (agar
berkonsultasi dengan Biro Hukum dan Itjen).
89
Laporan Tahunan 2015
Sekretariat Direktorat Jenderal Tanaman Pangan .................................. EP
n. Pertemuan ini akan ditindaklanjuti dengan pertemuan lanjutan oleh
masing-masing Direktorat Teknis bersama mitra kerjanya di daerah
(Direktorat Pascapanen dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan
tanggal 4-6 November 2015 di Yogyakarta, Direktorat Perlindungan
Tanaman Pangan tanggal 17-19 November 2015 di Depok Jawa
Barat, Direktorat Perbenihan pada minggu ke-3 November 2015 di
Bandung), serta evaluasi Ditjen TP bersama Ditjen PSP
direncanakan tanggal 19-21 November 2015 (tiga minggu setelah
acara pertemuan evaluasi ini).
10. Rapat Dengar Pendapat/Rapat Kerja Mentan dengan Komisi IV DPR-
RI
a. Rapat Dengar Pendapat (RDP) Dirjen Tanaman Pangan Rabu, 4
Februari 2015, RR. Komisi IV DPR-RI, Gd. Nusantara, dengan
agenda rapat: Melanjutkan Pembahasan Mengenai Rencana
Program Kerja dan Kegiatan Tahun 2015, dengan
kesimpulan/keputusan sebagai berikut:
- Komisi IV DPR-RI menerima penjelasan dari masing-masing
Eselon I Kementerian Pertanian terhadap alokasi anggaran
perprogram dan kegiatan Kementerian Pertanian yang
besarannya sesuai dengan hasil Rapat Kerja Komisi IV DPR-RI
dengan Menteri Pertanian pada hari Senin, 19 Januari 2015
- Komisi IV DPR-RI menyetujui terhadap rencana program dan
kegiatan masing-masing Eselon I Kementerian Pertanian, antara
lain:
Pencapaian swasembada padi, jagung, kedelai; dan
Peningkatan produksi daging, gula, cabai, bawang merah, dan
komoditas pertanian unggulan lainnya.
- Komisi IV DPR-RI meminta Kementerian Pertanian untuk
merealokasi anggaran, antara lain:
Pengurangan alokasi anggaran bantuan pupuk pada APBN-P
Kementerian Pertanian tahun 2015 untuk ditambahkan pada
anggaran benih, dryer, perlindungan tanaman pangan dari
gangguan OPT, dll, dan
Melakukan optimalisasi anggaran Direktorat Jenderal
Peternakan dan Kesehatan Hewan untuk dialokasikan pada
peningkatan budidaya unggal lokas.
- Komisi IV DPR-RI akan menetapkan anggaran APBN-P
Kementerian Pertanian tahun 2015 pada Rapat Kerja Komisi IV
DPR-RI dengan Menteri Pertanian dengan acuan terhadap hasil
90
Laporan Tahunan 2015
EP..................................Sekretariat Direktorat Jenderal Tanaman Pangan
sinkronisasi di Badan Anggaran DPR-RI dan perubahan-
perubahan alokasi yang dimaksud diatas.
- Komisi IV DPR-RI dan seluruh Eselon I Kementerian Pertanian
sepakat untuk mengawal penyaluran program aspirasi sesuai
dengan Calon Penerima Calon Lokasi (CP/CL) yang diusulkan
oleh Anggota Komisi IV DPR-RI.
b. Rapat Kerja Komisi IV DPR-RI dengan Menteri Pertanian, Senin, 19
Januari 2015. Agenda Raker : 1) Penjelasan dana kontingensi
Tahun 2014; 2) Evaluasi pelaksanaan APBN Tahun 2014; 3) Tindak
lnjut hasil pemeriksaan BPK-RI Semester I Tahun 2014; 3) Program
Kerja Tahun 2015; APBN-P Tahun 2015; dan Rencana Kerja dan
Arah Kebijakan Kementerin Pertanian Tahun 2015-2019, dengan
kesimpulan/keputusan sebagai berikut:
- Komisi IV DPR-RI meminta penjelasan atas realisasi
penggunaan dana kontingensi Kementerian Pertanian Tahun 204
sebesar Rp324.002.796.000, dari pagu anggaran sebesar
Rp578.145.076.000, untuk kegiatan pengembangan optimalisasi
lahan
- Komisi IV DPR-RI menerima laporan dan memberikan apresiasi
atas realisasi APBN Kementerian Pertanian tahun 2014 sebesar
Rp2.725.333.753.000, atau 89,42% dari pagu tahun 2014
sebesar Rp14.230.48.526.000,. Selanjutnya Komisi IV DPR-RI
meminta Kementerian Pertanianagar lebih meeningkatkan
serapan APBN Tahun Anggaran 2015
- Komisi IV-DPR-RI meminta penjelasan atas tindak lanjut
terhadap temuan BPK-RI pada laporan keuangan Semester I
Tahun 2014. Selanjutnya Komisi IV DPR-RI meminta
Kementerian Pertanian untuk menyelesaikan berbagai temuan
yang menyangkut pemeriksaan laporan keuangan, sistim
pengendalian internal, dan kepatuhan terhadap Undang-Undang
- Komisi IV DPR-RI menyetujui Program dan Rencana Kerja
Kementerian Pertanian pada APBN Tahun 2015 dengan rincian
sebagai berikut:
APBN Kementerian Pertanian sebesar Rp15.879.311.657.000
Anggaran Subsidi Pupuk sebesar Rp35.703.100.000.000
Anggaran subsidi benih sebesar Rp.939.412.500.000
- Komisi IV DPR-RI menerima usulan pagu APBN-P Kementerian
Pertanian Tahun 2015 sebesar Rp16.918.669.000.000, yang
akan dialokasikan untuk:
91
Laporan Tahunan 2015
Sekretariat Direktorat Jenderal Tanaman Pangan .................................. EP
Pencapaian swasembada padi, jagung, dan kedelai; dan
Peningkatan produksi daging, gula, cabai, bawang merah dan
komoditas pertanian unggulan lainnya.
Selanjutnya Komisi IV DPR-RI akan membahas sesuai
dengan mekanisme yang berlaku.
- Komisi IV DPR-RI meminta usulan tambahan Dana Alokasi
Khusus (DAK) Kementerian Pertanian pada APBN-P Tahun 2015
sebesar Rp4.000.000.000.000, yang akan dialokasikan untuk:
Rehabilitasi dan Pengembangan jaringan Irigasi Tersier
Pengembangan Sumber Air (Air, Tanah Air Permukaan,
Embung, dan Dam Parit; dan
Pembangunan dan Rehabilitasi Jalan Usaha Tani.
Selanjutnya Komisi IV DPR-RI akan membahas sesuai dengan
mekanisme yang berlaku.
c. Rapat Kerja (Raker) Menteri Pertanian dengan Komisi IV DPR-RI,
Senin, 9 Februari 2015, dengan agenda`Membahas APBN-P Tahun
2015, dengan kesimpulan/keputusan sebagai berikut:
- Komisi IV DPR-RI menyetujui atas realokasi anggaran
Kementerian Pertanian dalam APBN-P 2015
- Komisi IV DPR-RI menyetujui tambahan RAPBN-P Kementerian
Pertanian tahun 2015 sebesar Rp16.918.669.000.000
- Komisi IV DPR-RI akan melanjutkan Rapat Keja dengan Menteri
Pertanian dalam waktu dekat untuk menyetujui APBN-P 2015
setelah ada sinkronisasi di Badan Anggaran DPR-RI
d. Raker Menteri Pertanian dengan Komisi IV DPR-RI, Kamis 12
Februari 2015, dengan agenda Melanjutkan Pembahasan APBN-P
Tahun 2015, dengan kesimpulan/keputusan sebagai berikut:
- Komisi IV DPR-RI menyetujui APBN 2015 hasil refocusing
Kementerian Pertanian sebesar Rp15.879.311.657.000, dengan
rincian per-Eselon I sebagai berikut:
Sekretariat Jenderal Rp1.254.272.088.000
Inspektorat Jenderal Rp85.528.200.000
Ditjen Tanaman Pangan Rp2.732.204.375.000
Ditjen Hortikultura Rp629.094.900.000
Ditjen Perkebunan Rp1.585.459.690.000
92
Laporan Tahunan 2015
EP..................................Sekretariat Direktorat Jenderal Tanaman Pangan
Ditjen Peternakan dan Kesehatan Hewan
Rp1.660.628.794.000
Ditjen Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian
Rp593.276.200.000
Ditjen Prasarana dan Sarana Pertanian Rp3.205.732.300.000
Badan Litbang Pertanian Rp1.685.204.458.000
Badan PPSDM Pertanian Rp1.167.608.002.000
Badan Ketahanan Pangan Rp582.384.900.000
Badan Karantina Pertanian Rp697.917.750.000
- Komisi IV DPR-RI menyetujui tambahan Pagu APBN-P
Kementerian Pertanian tahun 2015 sebesar
Rp.16.918.669.000.000, berdasarkan hasil pembahasan di
Badan Anggaran DPR-RI yang dialokasikan untuk kegiatan: a)
rehabilitasi lahan, b) optimalisasi lahan, c) pengembangan benih
padi dan jagung, d) System of Rice Intensification (SRI), e)
pengembangan 1.000 desa mandiri benih, f) bantuan pupuk, g)
percepatan optimalisasi PAT-PIP Kedelai, h) bantuan alsintan, i)
percepatan kelahiran ternak sapi, pengdaaan bibit dan indukan
ternak sapi/kerbau, dan pengembangan ternak non sapi, j)
pembangunan Kebun Benih Induk (KBI) dan Kebun Benih Datar
(KBD) Tebu, k) Pengembangan cabai dan bawang merah, l)
pengembangan kakao dan komiditas unggulan perkebunan
lainnya, m) PUAP dan Asuransi Pertanian, n) pengembangan
sainpark dan technopark dan, o) dukungan penyuluhan dan
diklat teknis.
- Komisi IV DPR-RI meminta Kementerian Pertanian untuk
memprioritaskan realisasi program-program untuk meningkatkan
kesejahteraan petani dan untuk mewujudkan kedaulatan pangan
pada APBN-P tahun 2015.
e. Rapat Kerja Menteri Pertanian dengan Komite II DPD-RIRabu, 15
April 2015, agenda:1) Pembahasan Pelaksanaan Program Kerja
Kementerian Pertanian Tahun 2014, 2) Rencana Program Kerja
Kementerian PertanianTahun 2015, dan 3) Pengawasan Atas
Pelaksanaan Undang-Undang No. 18 Tahun 2012 tentang Pangan,
dengan kesimpulan/keputusan sebagai berikut:
- Komite II DPD-RI sangat mengapresiasi serta mendukung
program kerja Kementerian Pertanian sepanjang menyangkut
kepentingan nasional dan kepentingan daerah untuk
kesejahteraan rakyat
93
Laporan Tahunan 2015
Sekretariat Direktorat Jenderal Tanaman Pangan .................................. EP
- Komite II DPD-RI mendukung program kerja Kementerian
Pertanian dalam rangka perceppatan swasembada dan
peningkatan produksi pertanian melalui program Upaya Khusus
(UPSUS) yang dicanangkan Kementerian Pertanian yang
mencakup rehabilitasi jaringan irigasi tersier, percepatan
optimaslisasi lahan, bantuan benih, bantuan pupuk, bantuan
alsintan dan pendampingan penyuluh
- Komite II DPD-RI merekomendasikan kepada Kementerian
Pertanian untuk membenahi tata kellola pengadaan dan
penyaluran pupuk bersubsidi guna mencegah terjadinya
penyimpangan penyaluran pupuk bersubsidi kepada petani
- Komite II DPD-RI merekomendasikan Kementerian Pertanian
untuk memberantas praktek-praktek penyalahgunaan kebijakan
impor di bidang pertanian, baik di sektor hulu maupun di sektor
hilir yang dapat merugikan pemerintah dan masyarakat
khususnya petani
- Komite II DPD-RI merekomendasikan Kementerian Pertanian
untuk meningkatkan program diversifiksi pangan melalui
pengembangan pangan berbasis sumberdaya pangan seperti
sagu, gndum lokal, sorgum, ubikayu dan lain-lain dalam rangka
mengurangi ketergantungan pada satu jenis bahan pangan
sekaligus untuk meningkatkan ketahanan pangan
- Komite II DPD-RI dan Kementerian Pertanian sepakat untuk
mengurangi ketergantungan impor bahan pangan. Oleh karena
itu Komite II DPD-RI meminta Kementerian Pertanian untuk
meningkatkan produksi pangan guna mencapai ketahanan
pangan, kedaulatan pangan dan kemandirian pangan
- Komite II DPD-RI dan Kementerian Pertanian sepakat untuk
bersama-sama melakukan pengawasan atas pelaksanaan
program kerja Kementerian Pertanian yang dialokasikan untuk
daerah. Untuk itu Komite II DPD-RI meminta Kementerian
Pertanian bisa menyampaikan data alokasi program kerja 2015
Kementerian Pertanian pada masing-msing daerah
- Hal-hal yang berkembang dalam Rapat Kerja ini merupakan
catatan dalam perbaikan kebijakan. Selain itu, Komite II DPD-RI
dan Kementerian Pertanian jika terdapat hal-hal yang
memerlukan penjelasan dan pembahasan lebih lanjut, maka
Anggota Komite II dapat menyampaikan secara langsung
permasalahan yang terjadi di daerah kepadaPpejabat
Kementerian Pertanian
94
Laporan Tahunan 2015
EP..................................Sekretariat Direktorat Jenderal Tanaman Pangan
f. Rapat Kerja Komisi IV DPR-RI dengan Kementerian Pertanian,
Selasa, 26 Mei 2015, RR. Komisi IV DPR-R, agenda: 1) Membahas
Penyerapan Anggaran Kementerian Pertanian Tahun 2015, dan 2)
Issue-issue Aktual, dengan keputusan/kesimpulan sebagai berikut:
- Komisi IV DPR-RI menerima penjelasan atas penyerapan
anggraan Kementerian Pertanian tanggal 25 Mei 2015 sebesar
16,9% terhadap pagu APBN-P Tahun 2015, yang apabila
diperhitungkan terhadap pagu sebelum APBN-P Tahun 2015
adalah sebesar 34,99% terhadap pagu murni tahun 2015
- Komisi IV DPR-RI menerima usulan Kementerian Pertanian
mengenai realokasi anggaran sebesar Rp708.085.000.000, yang
terdiri dari pergeseran antar program sebesar
Rp458.873.635.000, dan di dalam program sebesar
Rp249.211.365.000, yang akan digunakan untuk cetak sawah
baru, bantuan alsintan, dan percepatanan pengembangan
bawang merah
- Komisi IV DPR-RI meminta Pemerintah untuk meningkatkan
sosialisasi kepada masyarakat secara luas terhadap peredaran
produk pangan yang aman dan sesuai amanat Undang-Undang
Nomor 18 Tahun 2012 tentang Pangan dan melakukan
pengawasan dan koordinasi lintas sektor dalam
penyelenggaraan pangan serta menindak tegas pelaku
pelanggaran di bidang pangan
g. Rapat Kerja Komisi IV DPR-RI dengan Kementerian Pertanian,
Senin, 8Juni 2015, RR. Komisi IV DPR-R, agenda: 1) Membahas
RKA-K/L Tahun 2015, dan 2) RKP Kementerian Pertanian Tahun
2016, dengan keputusan/kesimpulan sebagai berikut:
- Komisi IV DPR-RI menerima penjelasan atas serapan APBN
Kementerian Pertanian sampai dengan tanggal Juni 2015
sebesar Rp6.271.470.243.108 atau 39,49% dari pagu APBN
Tahun 2015 sebesar Rp15.879.707.657.000
- Komisi IV DPR-RI menyetujui usulan Kementerian Pertanian atas
revisi anggaran Kementerian Pertanian TA. 2015 berupa
pergeseran anggaran sebesar Rp.888.000.000.000, yang terdiri
dari pergeseran di dalam program sebesar Rp431.036.365.000,
dan pergeseran antar program sebesar Rp456.963.635.000,
yang berasal dari:
95
Laporan Tahunan 2015
Sekretariat Direktorat Jenderal Tanaman Pangan .................................. EP
Sekretaris Jenderal sebesar Rp8.000.000.000,
Direktorat Jenderal Perkebunan sebesar Rp248.873.635.000
Direktorat Jenderal Pertenakan dan Kesehatan Hewan
sebesar Rp192.090.000.000
Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian
sebesar Rp8.000.000.000.
- Komisi IV DPR-RI meminta Pemerintah c.q Kementerian
Pertanian segera merealisasikan anggaran untuk proyek
percontohan asuransi pertanian tahun 2015 sebesar
Rp150.000.000.000
- Komisi IV DPR-RI menerima penjelasan atas pagu indikatif
APBN Kementerian Pertanian tahun 2016 sebesar
Rp30.159.059.794.000, dan menerima usulan penambahan
anggaran sebesar Rp14.851.819.430.000, dan akan dibahas
lebih lanjut sesuai dengan mekanisme dan peraturan perundang-
undangan.
h. Rapat Kerja Komisi IV DPR-RI dengan Kementerian Pertanian,
Kamis, 27 Agustus 2015, RR. Komisi IV DPR-R, agenda: 1)
Membahas LKPP 2015, 2) Dampak kekeringan; serta 2)
Kelangkaan dan mahalnya daging sapi dan ayam, dengan
keputusan kesimpulan sebagai berikut:
- Komisi IV DPR-RI menerima penjelasan atas laporan Keuangan
Pemerintah Pusat (LKPP) Kementan berdasarkan pemeriksaan
BPK Tahun 2014 dengan Opini Wajar Tanpa Ppengecuwalian
Dengan Paragraf Penjelasan (WTP-DPP). Selanjutnya Komisi IV
DPR-RI meminta Kementan untuk meingkatkan kinerjanya agar
pada Tahun 2015 mempeproleh Opini Wajar Tanpa
Pengecualian
- Komisi IV DPR-RI menerima penjelasan atas realisasi APBN
Tahun 2015 Kementan sampai dengan 27 Agustus 2015
sebesar Rp12.094.212.416.267, atau 38,85% dari Pagu APBN
Tahun 2015 sebesar Rp32.817.821.644.000. Selanjutnya Komisi
IV DPR-RI meminta Kementan untuk meningkatkan serapan
anggaran Tahun 2015
- Komisi IV DPR-RI memintan Kementan bersama Perum BULOG,
PT Pupuk Indonesia Holding Company, PT Sang Hyang Seri
(Persero), dan PT Berdikasri (Persero) untuk melakukan
langkah-langkah nyata untuk mengantisipasi dampak kekeringan
yang semakin meluas dengan memberikan alternatif penghasilan
96
Laporan Tahunan 2015
EP..................................Sekretariat Direktorat Jenderal Tanaman Pangan
kepada petani melalui program padat karya serta
mengoptimalkan peran Kementan dalam persiapan masa tanam
yang akan datang
- Komisi IV DPR-RI memnerima Pemerinrah c.q. Kementerian
Pertanian untuk meningkatkan peran dan fungsi BULOG sbagai
buffer stock Pemerintah dan stabilisator harga berbagai
komofitas pangan pokok dan pangan strategis, serta turut
mengawal budidaya dan prodksi pertanian
- Komisi IV DPR-RI mendukung langkah untuk menurunkan harga
dading sapi, daging ayam dan pangan pokok lainnya, serta
menndak tegas importir atau pelaku usaha pangan yang
melakukan penimbunan dging sapi, daging ayam, dan pangan
pokok lainnya sesuai dengan ketentuan perundangan yang
berlaku
- Komisi IV DPR-RI meminta Pemerintah c.q. Kementan untuk
mendorong perusahaan perkebunan sawit dan perkebunan
lainnya agar mengintegrasikan dengan pengembangan budidaya
sapi dalam rangka peningkatan populasi sapi dan memberikan
perhatian kepada para peternak sapi lokal
- Komisi IV DPR-RI meminta Pemerintah agar menguasai stok
pangan pokok dan pangan strategis minimal 10 % (sepuluh
persen) dari kebutuhan konsumsi pangan nasional pertahun
dengan memperkuat Perum BULOG menjadi stabilator harga
berbagai komoditas pangan pokok dan pangan strategis
- Komisi IV DPR-RI meminta Pemerintah untuk membentuk
lembaga pangan nasional sesuai dengan amanat Undang-
Undang Nomor 18 Tahun 2012 tentang Pangan selambat-
lambatnya tanggal 17 November 2015
- Komisi IV DPR-RI meminta Kementerian Pertanian untuk
berkoordinasi dengan kementerian terkait dalam rangka
penyelamatan ketersediaan dan sumber air untuk pertanian.
i. Rapat Kerja dengan Menteri Pertanian Senin, 14 September 2015,
RR Komisi IV DPR-RI, agenda: 1) Membahas RKA-K/L Tahun
2016, dan 2) Pembahasan usulan Program-Program yang akan
didanai DAK, dengan keputusan/kesimpulan sebagai berikut:
- Komisi IV DPR-RI menerima penjelasan Pagu RKA-K/L Tahun
2016 Kementan sebesar Rp.32.853.133.229.000, yang
bersumber dari:
Rupiah Murni sebesar Rp32.342.515.109.000
97
Laporan Tahunan 2015
Sekretariat Direktorat Jenderal Tanaman Pangan .................................. EP
PNBP sebesar Rp112.119.732.000,
Pinjaman Luar Negeri Rp379.598.388.000, dan
Dengan rincian per-Eselon I sebagai berikut:
Sekretaris Jenderal sebesar Rp1.605.347.654.000
Inspektorat Jenderal sebesar Rp100.393.898.000
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan sebesar
Rp8.196.592.407.000
Direktorat Jenderal Hortikultura sebesar Rp1.418.515.926.000
Direktorat Jenderal Perkebunan sebesar
Rp2.167.993.750.000
Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan
sebesar Rp2.647.093.974.000
Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian sebesar
Rp11.542.175.701.000
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian sebesar
Rp2.050.239.941.000
Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian
sebesar Rp1.576.230.420.000
Badan Ketahanan Pangan sebesar Rp740.864.320.000
Badan Karantina Pertanian sebesar Rp807.685.338.000.
Selanjutnya Komisi IV DPR-RI akan melakukan pendalaman
bersama Eselon I terkait fungsi dan program yang telah
dipaparkan
- Komisi IV DPR-RI menerima penjelasan Kementan mengenai
Dana Alokasi Khusus (DAK) bidang pertanian TA. 2016 sebesar
Rp.6.173.200.000.000, yang terdiri atas usulan alokasi DAK
Provinsi sebesar Rp.350.200.000.000, dan DAK Kabupaten/Kota
sebesar Rp.5.823.000.000.000. Selanjutnya Komisi IV DPR-RI
akan mendalami dan memuruskan kriteria teknis penggunaan
DAK setelah melakukan pendalaman bersama Eselon I
Kementan
- Komisi IV DPR-RI menerima usulan Kementan terhadap sisa
kurang bayar atas anggaran Subsidi Pupuk Tahun 2014 sebesar
Rp.7.445.858.967.320, yang akan dilunasi melalui APBN Tahun
2016. Selanjutnya Komisi IV DPR-RI akan melakukan
pendalaman bersama Eselon I Kementan
98
Laporan Tahunan 2015
EP..................................Sekretariat Direktorat Jenderal Tanaman Pangan
- Komisi IV DPR-RI menyetujui usulan Kementan terhadap sisa
kurang bayar atas anggaran Subsidi Pupuk Tahun 2012 sebesar
Rp.27.000.000, dan Tahun 2013 sebesar Rp.3.772.607.937.579,
yang akan dibayarkan melalui APBN-P Tahun 2015
- Komisi IV DPR-RI menerima usulan Kementan mengenai
rencana anggaran Alokasi Subsidi Benih Tahun 2016 dengan
pagu sebesar Rp.1.023.800.000.000,. Selanjutnya Komisi IV
DPR-RI akan melakukan pendalaman bersama Eselon I
Kementan
- Komisi IV DPR-RI menerima usulan Kementan mengenai
rencana anggaran Alokasi Subsidi Pupuk Tahun 2016, dengan
Alokasi Anggaran Subsidi Pupuk berdasarkan Nota Keungan dan
RAPBN 2016 sebesar Rp.30.063.190.000.000, untuk total
volume pupuk bersubsidi sebanyak Rp.9.550.000,- ton.
Selanjutnya Komisi IV DPR-RI akan melakukan pendalaman
bersama Eselon I Kementan
j. Rapat Kerja dengan Menteri Pertanian, Menteri Kelautan dan
Perikanan dan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Kamis,
29 Oktober 2015 pukul 14.00, RR Komisi IV DPR-RI (KK IV) Gd.
Nusantara Senayan-Jakarta (Rapat ke 39 Masa Persidangan I
Tahun 2015-2016). Agenda Membahas penyesuaian RKA-K/L
Tahun 2016 sesuai pembahasan di Badan Anggaran DPR-RI,
dengan kesimpulan/keputusan sebagai berikut:
- Komisi IV DPR-RI menerima penjelasan Menteri Pertanian,
Menteri Kalautan dan Perikanan, dan Menteri Lingkungan Hidup
dan Kehutanan atas penyesuaian RKA-K/L Tahun 2016 di Badan
Anggaran DPR-RI
- Rapat Kerja komisi IV DPR-RI dengan Menteri Pertanian,
Menteri Kalautan dan Perikanan, dan Menteri Lingkungan Hidup
dan Kehutanan dalam rangka membahas keputusan Badan
Anggaran DPR-R Nomor: AG//15679/DPRRI/IX/2015 tanggal 19
Oktober 2015 dan Surtat Menteri Keuangan Nomor : S-
814/MK.02/2015 tanggal 16 Oktober 2015 atas pembahasan
penundaan Pagu Anggaran Tahun 2016 adalah:
4 (Empat) yaitu Fraksi (Fraksi PG, Fraksi Gerindra, Fraksi
PPP, Praksi PKS) tidak setuju terhadap penundaan dan
meminta untuk mengembalikan anggaran yang telah disetujui
sebelumnya
99
Laporan Tahunan 2015
Sekretariat Direktorat Jenderal Tanaman Pangan .................................. EP
Fraksi PD meminta mengembalikan anggaran pro rakyat yang
telah disetujui sebelumnya
4 (Empat) Fraksi yaitu: Fraksi (Fraksi PDI-Perjuangan, Fraksi
PKB, Fraksi PAN, dan Fraksi Nasdem) setuju dengan catatan:
Fraksi PDI Perjuangan setuju dengan catatan penundaan
anggaran Kementerian Pertanian, Kementerian Kelautan
dan Perikanan, dan Kementerian Lingkungan Hidup dan
Kehutanan sesuai dengan surat Meneri Keuangan harus
dikembalikan pada APBN-P Tahun 2016
Fraksi PKB setuju dengan catatan tidak menghambat pada
psoses pembahasan RAPBN 2016
Fraksi PAN setuju dengan catatan penundaan anggaran
sesuai dengan surat Menteri Keuangan yang akan dibahas
pada RAPBN-P Tahun 2016.
k. Rapat Kerja Menteri Pertanian, Menteri Kelautan dan Perikanan,
Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan, dan Direktur Utama
Perum BULOG dengan DPR-RI, Kamis, 19 November 2015, RR
Komisi IV PR-RI (KK IV) Gedung Nusantara DPR-RI.Agenda
Membahas RKA-K/L dan Dana Alokasai Khusus (DAK) Tahun
Anggaran 2016, dengan kesimpulan/keputusan sebagai berikut:
- Komisi IV DPR-RI menerima penjelasan atas Pagu- RKA K/L
Kementerian Pertanian Tahun 2016 sebesar
Rp3.507.186.27.000, yang bersumber dari:
Rupiah Murni sebesar Rp.30.996.568.007.000,
PNBP Non BLU sebesar Rp85.786.922.000, dan PNBP BLU
sebesar Rp26.332.810.000
Pinjaman Luar Negeri Rp379.598.388.000 dan
Hibah Luar Negeri sebesar Rp18.900.000.000.
Dengan rincian per Eselon I sebagai berikut:
Sekretariat Jenderal sebesar Rp1.634.662.112.000
Inspektorat Jenderal sebesar Rp100.393.898.000
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan sebesar
Rp7.686.256.407.000
Direktorat Jenderal Hortikultura sebesar Rp1.240.515.926.000
Direktorat Jenderal Perkebunan sebesar
Rp1.917.993.750.000
100
Laporan Tahunan 2015
EP..................................Sekretariat Direktorat Jenderal Tanaman Pangan
Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan
sebesar Rp2.297.093.874.000
Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian sebesar
Rp11.069.300.141.000
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian sebesar
Rp1.124.989.941.000
Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian
sebesar Rp1.676.230.420.000
Badan Ketahanan Pangan sebesar Rp783.064.320.000
Badan Karantina Pertanian sebesar Rp976.685.338.000.
Selanjutnya Komisi IV DPR-RI akan melakukan pendalaman
bersama Eselon I terkait fungsi dan program yang telah
dipaparkan.
- Komisi IV DPR-RI menerima penjelasan usulan Dana Alokasi
Khusus (DAK) bidang pertanian Tahun Anggaran 2016 sebesar
Rp3.941.542.030.000, yang terdiri atas usulan alokasi DAK
Provinsi sebesar Rp711.468.820.000, dan DAK Kabupaten/Kota
sebesar Rp3.230.073.210.000. Selanjutnya Komisi IV DPR-RI
meminta Kementerian Pertanian untuk memformulasikan
kebijakan atas pengelolaan Anggaran Dana Alokasi Khusus
(DAK)
- Komisi IV DPR-RI menerima penjelasan Kementerian
Lingkungan Hidup dan Kehutanan atas Pagu RAPBN Tahun
2016 sebesar Rp6.113.936.955.000, yang bersumber dari:
Rupiah Murni sebesar Rp4.824.917.588.000
PNBP/ BLU sebesar Rp1.158.821.038.000
Hibah Luar Negeri sebesar Rp130.198.329.000
Dengan rincian per Eselon I sebagai berikut:
Sekretariat Jenderal sebesar Rp900.414.369.000
Inspektorat Jenderal sebesar Rp71.171.368.000
Direktorat Jenderal Pengolahan Hutan Produksi Lestari
sebesar Rp347.100.000.000
Direktorat Jenderal Pengendalian Daerah Aliran Sungai dan
Hutan Lindung sebesar Rp939.807.027.000
Direktorat Jenderal Konservasi Sember Daya Alam Dan
Ekosistem sebesar Rp.1.317.378.000.000
101
Laporan Tahunan 2015
Sekretariat Direktorat Jenderal Tanaman Pangan .................................. EP
Direktorat Jenderal Planologi Kehutanan dan Tata Lingkungan
sebesar Rp.344.930.000.000
Badan Penelitian, Pengembangan dan Inovasi sebesar
Rp.318.259.500.000,
Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Lingkungan
Hidup dan Kehutanan sebesar Rp360.838.691.000
Direktorat Jenderal perhutanan Sosial dan Kemitraan
Lingkungan sebesar Rp219.173.000.000
Direktorat Jenderal Penegakan Hukum Lingkungan Hidup dan
Kehutanan sebesar Rp241.800.000.000
Direktorat Jenderal Pengendalian Perubahan Iklim sebesar
Rp857.05.000.000
Direktorat Jenderal Pengelolaan Sampah, Limbah, dan Bahan
Beracun Berbahaya sebesar Rp88.880.000.000
Direktorat Jenderal Pengendalian Pencemaran dan
Kerusakan Lingkungan sebesar Rp107.080.000.000.
Selanjutnya Komisi UV DPR-RI kan melakukan pendalaman
bersama Eselon I terkait fungsi dan program yang telah
ditetapkan.
- Komisi UV DPR-RI menerima penjelasan Anggaran Dana
Alokasi Khusus (DAK) Kementerian Lingkungan Hidup dan
Kehutanan Tahun 2016 sebesar Rp.1.602.042.510.000, yang
dialokasikan untuk DAK Sub Bidang Lingkungan Hidup sebesar
Rp.822.748550.000, dan DAK Sub Bidang Kehutanan sebesar
Rp.779.293.960.000,. Selanjutnya Komisi IV DPR-RI meminta
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan untuk
mereformulasikan kebijakan atas pengelolaan Anggaran Dana
Alokasi Khusus (DAK).
- Komisi IV DPR-RI menerima penjelasan Kementerian Kelautan
dan Perikanan atas Pagu RAPBN Tahun 2016 sebesar
Rp13.801.92.731.000, yang bersumber dari:
Rupiah Murni sebesar Rp13.254.041.277.000
PNBP sebesar Rp63.614.049.000
Pinjaman Luar Negeri sebesar Rp.418.783.998.000, dan
Hibah Luar Negeri sebesar Rp.64.753.407.000.
Dengan rincian per Eselon I sebagai berikut:
Sekretariat Jenderal sebesar Rp442.557.657.000
102
Laporan Tahunan 2015
EP..................................Sekretariat Direktorat Jenderal Tanaman Pangan
Inspektorat Jenderal sebesar Rp98.966.176.000
Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap sebesar
Rp3.513.629.229.000
Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya sebesar
Rp1.676.038.704.000
Direktorat Jenderal Penguatan Daya Saing Produk Kelautan
dan Perikanan sebesar Rp1.814.669.841.000 Direktorat
Jenderal Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan
sebesar Rp1.838.304.293.000
Direktorat Jenderal Pengelolaan Ruang Laut sebesar
Rp1.411.472.567.000
Badan Pengembangan Sumber Daya manusia dan
Pemberdayaan Masyarakat Kelautan dan Perikanan sebesar
Rp1.446.679.775.000
Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan
Perikanan sebesar Rp888.929.232.000
Badan Karantina Ikan, Pengendalaian Mutu dan Keamanan
Hasil Perikanan sebesar Rp669.945.257.000.
Selanjutnya Komisi IV DPR-RI akan melakukan pendalaman
bersama Eselon I terkait fungsi dan program yang telah
dipaparkan.
- Komisi IV DPR-RI menerima penjelasan penjelasan Kementerian
Kelautan dan Perikanan mengenai Dana Alokasi Khusus (DAK)
bidang Kelautan dan Perikanan Tahun Anggaran 2016 sebesar
Rp1.285.522.980.000. Selanjutnya Komisi IV DPR-RI meminta
Kementerian Kelautan dan Perikanan untuk mereformulasikan
kebijakan atas pengelolaan Anggaran Dana Alokasi Khusus
(DAK).
- Komisi IV DPR-RI menerima penjelasan Perum BULOG atas
usulan Pagu Subsidi Raskin Tahun 2016 sebesar
Rp25.090.664.058.363, dengan rincian sebagai berikut:
Subsidi Raskin sebesar Rp20.309.664.058.363, yang meliputi:
Sasaran : Rp5.530.897, RTS
Alokasi : 15 Kg/RTS/bulan
Durasi : 2 bulan
HPB : Rp8.865,/Kg
Harga Tebus : Rp1.600,/Kg
103
Laporan Tahunan 2015
Sekretariat Direktorat Jenderal Tanaman Pangan .................................. EP
Subsidi harga : Rp7.265,/Kg
Marjin Fee sebesar Rp.726.845.979.600,- yang meliputi:
Kuantum Raskin : Rp2.795.561.460,/Kg
Tarif Marjin : Rp.260,-/Kg
Cadangan Beras Pemerintah (SPB) sebesar
Rp2.000.000.000
Kurang bayar Subsidi Raskin Tahun 2013 sebesar
Rp5543.813.273.240
Kurang bayar Subsidi Raskin Tahun 2014 sebesar
Rp1.510.250.367.941.
11. Kegiatan Prioritas Dipantau Kantor Staf Presiden (KSP) Tahun 2015
Pada tahun 2015 Kantor Staf Presiden (KSP) memantau pelaksanaan
kegiatan yang berkaitan dengan NAWACITA dan janji Presiden pada
kampanye pemilihan Presiden tahun 2014.Kegiatan prioritas yang
dipantau dan menjadi tanggung jawab Direktorat Jenderal Tanaman
Pangan tahun 2015 yaitu Pengembangan Seribu Desa Mandiri
Benih.Laporan disampaikan ke KSP secara berkala/triwulanan, dimulai
B06 (Juni), B09 (September), dan B12 (Desember), dengan ukuran
keberhasilan tersalurnya bansos (SP2D), yang dilengkapi dengan data
dukung.
Capaian kegiatan Pengembangan Seribu Desa Mandiri Benih yang
dilaporkan yaitu sebagai berikut:
a. B06: capaian 100% dari target tersalurnya bansos untuk 50 desa.
b. B09: capaian 100% dari target tersalurnya bansos untuk 400 desa.
c. B12: capaian 100% dari target tersalurnya bansos untuk 1.000
desa.
12. Laporan Aksi Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi Tahun 2015
Pada tahun 2015, Direktorat Jenderal mempunyai tanggung jawab
menyampaikan laporan Aksi Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi
yaitu Pengawasan Secara Ketat Terhadap Berbagai Program Subsidi
di Bidang Pertanian (subsidi benih). Laporan disampaikan ke KSP
melalui Bappenas secara berkala/triwulanan, dimulai B07 (Juli), B09
(September), dan B12 (Desember), dengan ukuran keberhasilan
terlaksananya monitoring pelaksanaan subsidi benih TA.2015 secara
sampling yang dipublikasikan pada website Kementerian
Pertanian/Ditjen Tanaman Pangan.
Laporan aksi pengawasan secara ketat terhadap program subsidi
benih yang disampaikan yaitu sebagai berikut:
104
Laporan Tahunan 2015
EP..................................Sekretariat Direktorat Jenderal Tanaman Pangan
a. B07: capaian 100% dari target terlaksananya
monitoringpelaksanaan subsidi benih TA.2015 secara sampling di
tiga provinsi.
b. B09: capaian 166,67% dari target terlaksananya monitoring
pelaksanaan subsidi benih TA.2015 secara sampling di enam
provinsi (akumulasi).
c. B12: capaian 125% dari target terlaksananya monitoring
pelaksanaan subsidi benih TA.2015 secara sampling di 12 provinsi
(akumulasi).
105
Laporan Tahunan 2015
Sekretariat Direktorat Jenderal Tanaman Pangan .................................. EP
REALISASI ANGGARAN DUKUNGAN MANAJEMEN DAN
TEKNIS LAINNYA TAHUN 2015
Tahun 2015, kegiatan Dukungan Manajemen dan Teknis Lainnya
memperoleh alokasi anggaran sebesar Rp.233,297 miliar yang tersebar
pada Satker Pusat, Satker Dana Dekonsentrasi (Provinsi), dan Satker
Dana Tugas Pembantuan (Kabupaten/Kota). Selanjutnya, kegiatan
Dukungan Manajemen dan Teknis Lainnya memperoleh tambahan
anggaran melalui APBN-P, sehingga pagu anggaran menjadi Rp.282,292
miliar.
Realisasi anggaran kegiatan Dukungan Manajemen dan Teknis Lainnya
tahun 2015 mencapai Rp.202,602 miliar atau 71,77% dari pagu, dengan
rincian: Satker Pusat Rp.75,081 miliar (60,47%), Satker Dana
Dekonsentrasi (Provinsi) Rp.93,658 miliar (80,33%), dan Satker Dana
Tugas Pembantuan (Kabupaten/Kota) Rp.33,863 miliar (81,52%).
Tabel 12. Realisasi Anggaran Kegiatan Dukungan Manajemen dan Teknis
Lainnya Tahun 2015 Berdasarkan Kewenangan
VI
Pagu Awal Pagu APBN-P
(Rp.000) (Rp.000) (Rp.000) (%)
1 Pusat 125.066.710 124.166.718 75.081.348 60,47
2 Dekonsentrasi (Provinsi) 66.686.558 116.586.550 93.657.807 80,33
3 Tugas Pembantuan (Kab/Kota) 41.543.569 41.539.039 33.862.849 81,52
233.296.837 282.292.307 202.602.004 71,77
Realisasi
Jumlah
No. Kewenangan
106
Laporan Tahunan 2015
EP..................................Sekretariat Direktorat Jenderal Tanaman Pangan
VII
107
Laporan Tahunan 2015
Sekretariat Direktorat Jenderal Tanaman Pangan .................................. EP
PERMASALAHAN DAN TINDAK LANJUT
A. Permasalahan
Beberapa permasalahan tidak optimalnya serapan anggaran kegiatan
Dukungan Manajemen dan Teknis Lainnya tahun 2015 antara lain
sebagai berikut:
1. Satker Pusat
a. Sisa pembayaran gaji, tunjangan dan uang makan pegawai Rp4
miliar
b. Sisa dana transito (cadangan belanja pegawai) Rp3,2 miliar tidak
bisa dicairkan
c. Uang lembur tidak direalisasikan Rp787 juta
d. Duplikasi komponen kegiatan Bagian KP (akomodasi dan
konsumsi rapat) Rp1,8 miliar
e. Anggaran bantuan hukum Rp0,8 miliar tidak diserap karena tidak
sesuai aturan
f. Sisa pelaksanaan rapat pada triwulan I dan II yang tidak bisa
dilaksanakan di hotel terkait SE MenPAN dan RB Nomor 6 Tahun
2015 dan Permentan Nomor 31 Tahun 2015 sekitar Rp6,8 miliar
g. Sisa pembinaan UPSUS Rp.13 miliar (dari alokasi Rp15 miliar)
karena keterbatasan waktu (APBN-P), lokasi dan sumberdaya
manusia lingkup Setditjen TP
h. Sisa Pedoman Manajemen Tanaman Pangan sekitar Rp1,58
miliar
i. Sisa biaya pemeliharaan kantor Rp850 juta
j. Penghematan biaya pengiriman dan biaya penggandaan buku
Pedoman Statistik sekitar Rp1,75 miliar (pengiriman
menggunakan pos sampai titik bagi di kabupaten dari rencana
kontraktual sampai di kecamatan)
k. Sisa perjalanan dinas seluruhnya sekitar Rp14 miliar antara lain
penyelesaian aset sebesar Rp3 miliar (dari alokasi Rp5 miliar),
perjalanaan pembinaan, pelaksanaan rapat
2. Satker Dana Dekonsentrasi (Provinsi)
a. Sisa anggaran kegiatan data dan informasi sekitar Rp17,28 miliar
karena kegiatan kerjasama dengan BPS yang tidak bisa
dilaksanakan secara optimal, pengadaan alat ubinan yang tidak
108
Laporan Tahunan 2015
EP..................................Sekretariat Direktorat Jenderal Tanaman Pangan
dilaksanakan seluruhnya karena keterbatasan peenyedia di
daerah dan keterbatasan waktu pelaksanaan (APBN-PJuli 2015)
b. Efisiensi perjalanan dinas dalam rangka asistensi, pembinaan,
monev, dan pelaporan, serta rapat koordinasi evaluasi dan
pelaporan sekitar Rp.4 miliar
c. Efisiensi pelaksanaan rapat koordinasi perencanaan Rp1,17 miliar
3. Satker Dana Tugas Pembantuan (Kabupaten/Kota)
Efisiensi perjalanan dinas dalam rangka perencanaan, keuangan,
dan evaluasi sekitar Rp2,5 miliar
B. Upaya Tindak Lanjut:
1. Mengusulkan Revisi Anggaran ke Direktorat Anggaran sesuai surat
Nomor 868/RC.110/C/09/2015 tanggal 23 September 2015. meliputi:
a. Realokasi antara kegiatan antara satker untuk bantuan benih
puso sebesar Rp28,35 miliar di 11 provinsi(Sumsel, Lampung,
Jambi, Jabar, Jateng, Jatim, Banten, Kalsel, Sulsel, NTB, dan
Gorontalo), namun tidak disetujui oleh DJA
b. Realokasi kegiatan Manajemen (1766) antar satkersebesar Rp
30,25 miliar di 32 provinsi, namun yang disetujui oleh DJA
sebesar Rp. 1,05 M untuk kegiatan CPCL TA 2016
2. Menyampaikan edaran ke daerah untuk melakukan revisi POK bagi
kegiatan yang diprediksi tidak bisa diserap sampai akhir tahun:
Contoh: merevisi kegiatan menjadi alat pengolah data untuk SAI,
Bimtek Pengadaan B/J sesuai surat Sesditjen TP
No.2226/RC.110/C1.1/9/2015 tanggal 22 September 2015
3. Percepatan proses penyelesaian dokumen penagihan oleh PPK,
Bendahara, PPSPM dan melakukan pengawalan langsung ke
KPPN untuk penerbitan SP2D. Instruksi langsung KPA kepada PPK
dan Pejabat Pengelola Keuangan pada rapat dalam kantor tanggal
15 Oktober 2015
4. Mengoptimalkan pelaksanaan belanja barang/perjalanan dan lainnya
agar dapat mencapai output/outcome secara optimal (Pusat dan
Daerah). Contoh Perjalanan Penyelesaian permasalahan Aset
dengan melibatkan Tim Ditjen TP, Itjen, Biro KP, DJPB, Satker
Provinsi/Kabupaten/Kota
5. Mengintensifkan koordinasi dengan daerah melalui Rapat Koordinasi
dengan mengundang seluruh Provinsi/Kabupaten/Kota
109
Laporan Tahunan 2015
Sekretariat Direktorat Jenderal Tanaman Pangan .................................. EP
6. Berkoordinasi dengan BPS baik pusat maupun di daerah dalam
penyelesaian kegiatan yang dilaksanakan pada kegiatan Dukungan
Manajemen (Data dan Informasi Tanaman Pangan)
7. Melakukan reviu pelaksanaan kegiatan secara berkala
(harian/mingguan) dan mencari solusi tindak lanjut.
110
Laporan Tahunan 2015
EP..................................Sekretariat Direktorat Jenderal Tanaman Pangan
111
Laporan Tahunan 2015
Sekretariat Direktorat Jenderal Tanaman Pangan .................................. EP
LAMPIRAN
112
Laporan Tahunan 2015
EP..................................Sekretariat Direktorat Jenderal Tanaman Pangan
113
Laporan Tahunan 2015
Sekretariat Direktorat Jenderal Tanaman Pangan .................................. EP
Lampiran 1.
Kegiatan Inpassing Ditjen TP Tahun 2015
Lampiran 2.
Formasi Pegawai
No Unit KerjaJumlah SK
Inpassing
1 Sekretariat Ditjen TP 171
Pegawai Pusat ditugaskan di Daerah 98
2 Direktorat Perbenihan TP 55
3 Direktorat Serealia 63
4 Direktorat Kacang dan Umbi 56
5 Direktorat Pengolahan Pemasaran Hasil
Tanaman Pangan
63
6 Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan 65
7 BBPOPT jatisari 88
8 BBPPMBTPH Cimanggis 58
9 BPMPT 34
751Jumlah
No Unit KerjaUsulan
Formasi 2015
1 Setditjen TP 5
2 Dit. Perbenihan TP 8
3 Dit. Serealia 9
4 Dit. Akabi 9
5 Dit. Perlindungan TP 22
6 Dit. Pengolahan dan Pemasaran Hasil
Tanaman Pangan
6
7 BBPOPT 20
8 BBPPMBTPH 7
9 BPMPT 7
93Jumlah
114
Laporan Tahunan 2015
EP..................................Sekretariat Direktorat Jenderal Tanaman Pangan
Lampiran 3.
Daftar Nama Jabatan Prioritas dan Kebutuhannya
Jenis
Formasi Jabatan 2015 2016 2017 2018 2019
Jabatan RIH / JFT
1 Pengawas Benih Tanaman Terampil
Pelaksana
3 2 1 1
2 Pengendalian Organisme Pengganggu
Tumbuhan POPT Ahli Pertama
18 15 3 3
3 Analis Program/Kegiatan Pembangunan
Pertanian
18 13 4 4 1
4 Analis Rencana Program dan Kegiatan 23 18 6 5 1
5 Analis Potensi Budiday a Serealia 13 11 2 2
6 Analis Potensi Budiday a Aneka Kacang dan
Umbi
8 7 2 1
1
7 Pengelola Teknologi Pascapanen 15 12 2 2
8 Analis Kimia 3 0 3 3
9 Sekretaris 18 13 5 3 2
10 Analis Tindak Lanjut LHP 6 4 2 2
11 Analis Data dan Inf ormasi 6 3 1 1
12 Administrasi Keuangan 69 64 20 9 1 3 61
13 Administrasi Usaha BMN 10 8 3 2 1
14 Peny usun Data dan Inf ormasi 37 33 4 8
15 Pengelola Data PNBP 1 0 1 1
16 Analis Pelaporan 29 24 6 5 1
17 Administrasi Kearsipan 18 12 7 5 1
18 Verif ikator Keuangan 9 8 2 11
19 Pengelola Teknologi Pengendalian OPT 2 1 1 1
20 Administrasi Persuratan 59 48 22 11 3 4 13
21 Administrasi Kepegwaian 16 12 5 3 1
22 Administrasi Perpustakaan 4 3 1 1
23 Administrasi Umum 22 15 7 3 31
24 Pranata PAM 30 18 12 10 11
25 Sopir/Pengemudi Mobil 25 22 10 4 2 2 12
26 Pranata Jamuan 10 8 2 21
27 Pengelola SIMAK-BMN 7 7 1 0 1
479 381 135 93 6 10 20 11
Jumlah Kebutuhan Per
Tahun (Formasi)
Jumlah
NoJumlah
KebutuhanJumlah PNS
Jumlah
Kekurangan
5 Tahun
115
Laporan Tahunan 2015
Sekretariat Direktorat Jenderal Tanaman Pangan .................................. EP
Lampiran 4.
Rekapitulasi PUPNS Direktorat Jenderal Tanaman Pangan
Lampiran 5.
Jumlah Pegawai Ditjen Tanaman Pangan Berdasarkan Jenis Kelamin
No Nama Unit Jumlah
Pegawai
Jumlah
Registrasi
PUNPS
v erif ikasi Lev el 1
(klik kirim Lev el 2)% sisa %
v erif ikasi lev el 2
(klik kirim lev el 3)% sisa % Keterangan
1 Setditjen Tanaman Pangan 269 267 267 100 0 0 267 100 0 0 2 orang registrasi di instansi
lain
2 Direktorat Perbenihan TP 59 59 59 100 0 0 59 100 0 0 unor Direktur masih di Badan
PPSDMP
3 Direktorat Serealia 65 64 64 100 0 0 64 100 0 0 1 orang sudah registrasi,
tetapi tidak mengisi karena
sudah meninggal dunia dan
unor Direktur masih di Badan
Litbang (BPTP Jabar)
4 Direktorat Akabi 58 58 58 100 0 0 58 100 0 0
5 Direktorat Perlindungan TP 71 69 69 100 0 0 69 100 0 0 1 orang pensiun dini per 1 Okt
2015 dan 1 orang mutasi ke
Badan Litbang per 1 Okt 2015
6 Direktorat PPHTP 65 64 64 100 0 0 64 100 0 0 1 orang pensiun dini per 1
Sep 2015
7 BBPOPT 94 93 93 100 0 0 93 100 0 0 1 orang pensiun dini per 1
Des 2015
8 BBPPMBTPH 61 59 59 100 0 0 59 100 0 0 1 orang CLTN tidak mau
mengisi karena sudah
mengusulkan pengunduran
diri sebagai PNS dan 1 orang
pindah dari Litbang tapi
pengisian PUPNS di Litbang
9 BPMPT 38 38 38 100 0 0 38 100 0 0
780 771 771 900 0 0 771 900 0 0Jumlah
L P
1 Direktorat Jenderal TP 1 0 1
2 Sekretariat Direktorat Jenderal TP 175 93 268
3 Direktorat Perbenihan TP 29 30 59
4 Direktorat Serealia 43 21 64
5 Direktorat Aneka Kacang dan Umbi 28 29 57
6 Direktorat Perlindungan TP 31 38 69
7 Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil TP 32 32 64
8 BBPPMBTPH Cimanggis 65 28 93
9 BBPOPT Jatisari 24 37 61
10 Balai Pengujian Mutu Produk Tanaman 11 27 38
439 335 774
56,72 43,28 100,00
Jenis KelaminJumlah
Jumlah
%
No Unit Kerja
116
Laporan Tahunan 2015
EP..................................Sekretariat Direktorat Jenderal Tanaman Pangan
Lampiran 5.
Rekapitulasi Kehadiran Pegawai
Lingkup Sekretariat Direktorat Jenderal Tanaman Pangan
Januari s.d Desember 2015
Jml Jml
No. Bulan Peg. Hadir Tdk
Jml % Jml % Jml % Hadir
1 Januari 166 2732 1757 50,40 851 24,41 124 3,56 754 102 48 84 11 425 84 0
2 Februari 168 1990 1292 40,48 461 14,44 237 7,42 1202 61 37 61 18 930 76 19
3 Maret 167 2455 1816 49,43 604 16,44 35 0,95 1219 37 35 61 0 976 88 22
4 April 167 2412 1723 49,13 607 17,31 82 2,34 1095 60 25 58 0 847 84 21
5 Mei 167 2021 1412 44,50 514 16,20 95 2,99 1152 47 36 51 6 917 76 19
6 Juni 170 2482 1940 54,34 472 13,22 70 1,96 1088 57 34 81 7 804 84 21
7 Juli 169 1968 1543 48,05 425 13,24 0 0,00 1243 36 18 70 0 1024 76 19
8 Agustus 170 2077 1493 43,91 573 16,85 11 0,32 1323 41 23 96 0 1063 80 20
9 September 169 2159 1631 45,96 510 14,37 18 0,51 1390 27 29 94 9 1126 84 21
10 Oktober 169 2020 1481 41,73 498 14,03 41 1,16 1529 33 26 81 0 1273 95 21
11 Nopember 169 2037 1437 40,49 515 14,51 85 2,40 1512 60 30 59 0 1258 84 21
12 Desember 169 1748 1267 37,49 443 13,11 38 1,12 1632 30 20 136 0 1366 60 20
DP
Jam Datang Tidak Hadir
TL 0 TL 1 (< 90) TL 2 (> 91)Sakit Ijin Cuti Alpa DL TB