KATA PENGANTAR - :: SAKIP Kementerian Pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN...

127

Transcript of KATA PENGANTAR - :: SAKIP Kementerian Pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN...

Page 1: KATA PENGANTAR - :: SAKIP Kementerian Pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN SETDITJEN … · sebagai bahan evaluasi dan acuan bagi para pengambil kebijakan
Page 2: KATA PENGANTAR - :: SAKIP Kementerian Pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN SETDITJEN … · sebagai bahan evaluasi dan acuan bagi para pengambil kebijakan

Sekretariat Direktorat Jenderal Tanaman Pangan ............................................... EP

Laporan Tahunan 2015

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha

Esa, karena berkat karunia-Nya Laporan Tahunan

Sekretariat Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

Tahun 2015 dapat diselesaikan.

Laporan tahunan ini merupakan gambaran pelaksanaan

kegiatan Sekretariat Direktorat Jenderal Tanaman

Pangan periode tahun 2015. Materi pokok yang

disajikan mencakup 3 M (Man, Money, Material) sesuai

tupoksi Sekretariat Direktorat Jenderal Tanaman Pangan meliputi kegiatan

bidang perencanaan, bidang umum, bidang keuangan dan perlengkapan

serta bidang evaluasi dan pelaporan.

Laporan ini diharapkan dapat memberikan gambaran pelaksanaan

kegiatan, hasil-hasil yang dicapai, permasalahan yang dihadapi serta

sebagai bahan evaluasi dan acuan bagi para pengambil kebijakan dalam

perencanaan pada masa yang akan datang.

Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah

memberikan bantuan dalam penyusunan laporan ini, dan semoga laporan

ini bermanfaat.

Jakarta, Maret 2016

Sekretaris Direktorat Jenderal

Tanaman Pangan,

Ir. Laurensius Sihaloho, M.B.A.

NIP. 196112171988031001

i

Page 3: KATA PENGANTAR - :: SAKIP Kementerian Pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN SETDITJEN … · sebagai bahan evaluasi dan acuan bagi para pengambil kebijakan

EP...................................Sekretariat Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

Laporan Tahunan 2015

ii

Page 4: KATA PENGANTAR - :: SAKIP Kementerian Pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN SETDITJEN … · sebagai bahan evaluasi dan acuan bagi para pengambil kebijakan

Sekretariat Direktorat Jenderal Tanaman Pangan ............................................... EP

Laporan Tahunan 2015

RINGKASAN

1. Berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian Nomor:

61/Permentan/OT.140/10/2010 Sekretariat Direktorat Jenderal

Tanaman Pangan merupakan salah satu Unit Kerja Eselon II lingkup

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan yang mempunyai tugas pokok

memberikan pelayanan teknis dan administratif kepada semua unsur

di lingkungan Direktorat Jenderal Tanaman Pangan dan terdiri dari:

Bagian Perencanaan; Bagian Keuangan dan Perlengkapan; Bagian

Umum; Bagian Evaluasi dan Pelaporan; serta Kelompok Jabatan

Fungsional.

2. Beberapa kegiatan yang dilaksanakan Bagian Perencanaan antara

lain: revisi anggaran Ditjen Tanaman Pangan; rapat reviu usulan

Standar Biaya Keluaran (SBK) TA. 2016; rapat dukungan transportasi

pada program strategis Kementerian Pertanian; rapat pembahasan

sistem database Upaya Khusus (UPSUS) Peningkatan Produksi Padi,

Jagung, Kedelai Tahun 2015; rapat penyusunan Rencana Kerja

Pemerintah Tahun 2016 bidang pangan dan pertanian; rapat Kick-off

dan pembahasan trilateral penyusunan resources envelope RAPBN

2016; rapat kegiatan proyek hibah FAO dari GEF; Consultative

Meeting on Regional Rice Initiatives Phase II and Integrated Economic

Zone Development Based on Blue Economy; dan Focus Group

Discussion (FGD) Kesiapan Sub Sektor Tanaman Pangan Dalam

Menghadapi MEA.

3. Disamping itu, terdapat kegiatan Dukungan sarana produksi untuk

kawasan perbatasan dan daerah tertinggal dilaksanakan di 10 provinsi

sebanyak 20 unit, dengana realisasi mencapai 18 unit (90% dari

target).

4. Pelaksanaan kegiatan Bagian Keuangan dan Perlengkapan antara

lain: pengelolaan gaji; pengelolaan perbendaharaan; pengelolaan dan

penatausahaan PNBP; pendataan aset; dan pengajuan hibah.

5. Pelaksanaan kegiatan Bagian Umum antara lain: pemberian

penghargaan pada Kelompoktani dan Mantri Tani Berprestasi Tingkat

Nasional; evaluasi Reformasi Birokrasi; penyusunan Uraian Tugas

Pekerjaan Unit Kerja Eselon IV; pembinaan Sumber Daya Manusia;

pengukuran Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM); pembahasan

Undang-Undang Nomor 41 Tahun 2009; berpartisipasi pada Pameran

Hari Pangan Sedunia (HPS) ke-XXXV; menyelenggarakan konferensi

pers tentang Produksi Padi, Jagung dan Kedelai; sosialisasi tata

naskah dinas dan ketata usahaan; mengikuti kegiatan Menteri

iii

Page 5: KATA PENGANTAR - :: SAKIP Kementerian Pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN SETDITJEN … · sebagai bahan evaluasi dan acuan bagi para pengambil kebijakan

EP...................................Sekretariat Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

Laporan Tahunan 2015

Pertanian dan Dirjen Tanaman Pangan seperti panen raya dan panen

perdana padi, jagung hibrida, serta pelepasan ekspor padi organik.

6. Pelaksanaan kegiatan Bagian Evaluasi dan Pelaporan antara lain:

rapat koordinasi penyusunan angka produksi tanaman pangan;

Evaluasi Pengumpulan Data SP Tanaman Pangan; Ujicoba Metode

Grid Square; Workshop Aplikasi Monev 2015; pelaksanaan Sistem

Pengendalian Intern (SPI); tindaklanjut hasil pemeriksaan; Pertemuan

Koordinasi Evaluasi Program dan Kegiatan Pembangunan Tanaman

Pangan Tahun 2015; penyiapan bahan Raoat Kerja (Raker), Rapat

Dengar Pendapat (RDP) dengan Komisi IV DPR, bahan Rapim

Kementan, dan rapat koordinasi lainnya; laporan Kegiatan Prioritas

Dipantau Kantor Staf Presiden (KSP); dan Laporan Aksi Pencegahan

dan Pemberantasan Korupsi.

7. Realisasi anggaran kegiatan Dukungan Manajemen dan Teknis

Lainnya tahun 2015 mencapai Rp202,602 miliar atau 71,77% dari

pagu, dengan rincian: Satker Pusat Rp75,081 miliar (60,47%), Satker

Dana Dekonsentrasi (Provinsi) Rp93,658 miliar (80,33%), dan Satker

Dana Tugas Pembantuan (Kabupaten/Kota) Rp.33,863 miliar

(81,52%).

8. Rendahnya realisasi anggaran kegiatan Dukungan Manajemen dan

Teknis Lainnya, disebabkan oleh upaya efisiensi/ penghematan

belanja pemerintah, seperti penghematan perjalanan dinas,

penyelenggaraan rapat/koordinasi di luar kantor, penghematan belanja

barang dan modal melalui lelang/kontraktual, serta adanya beberapa

pos anggaran yang tidak terserap seperti: pembinaan Upsus PJK,

belanja transito (cadangan belanja pegawai) dan uang lembur.

iv

Page 6: KATA PENGANTAR - :: SAKIP Kementerian Pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN SETDITJEN … · sebagai bahan evaluasi dan acuan bagi para pengambil kebijakan

Sekretariat Direktorat Jenderal Tanaman Pangan ............................................... EP

Laporan Tahunan 2015

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ........................................................................................ i

RINGKASAN .................................................................................................. iii

DAFTAR ISI .................................................................................................... v

DAFTAR TABEL ........................................................................................... vii

DAFTAR BAGAN ........................................................................................... ix

BAB I. PENDAHULUAN ............................................................................. 1

BAB II. PELAKSANAAN KEGIATAN BAGIAN PERENCANAAN .............. 5

BAB III. PELAKSANAAN KEGIATAN BAGIAN KEUANGAN DAN

PERLENGKAPAN ......................................................................... 33

BAB IV. PELAKSANAAN KEGIATAN BAGIAN UMUM ............................. 35

BAB V. PELAKSANAAN BAGIAN EVALUASI DAN PELAPORAN ..........59

BAB VI. REALISASI ANGGARAN DUKUNGAN MANAJEMAN

DAN TEKNIS LAINNYA TAHUN 2015 ........................................105

BAB VII. PERMASALAHAN DAN TINDAKL LANJUT ..............................107

LAMPIRAN..................................................................................................111

v

Page 7: KATA PENGANTAR - :: SAKIP Kementerian Pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN SETDITJEN … · sebagai bahan evaluasi dan acuan bagi para pengambil kebijakan

EP...................................Sekretariat Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

Laporan Tahunan 2015

vi

Page 8: KATA PENGANTAR - :: SAKIP Kementerian Pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN SETDITJEN … · sebagai bahan evaluasi dan acuan bagi para pengambil kebijakan

Sekretariat Direktorat Jenderal Tanaman Pangan ............................................... EP

Laporan Tahunan 2015

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Realisasi Kegiatan Dukungan Sarana Produksi

Untuk Kawasan Perbatasan/Daerah Tertinggal Tahun 2015 ..... 32

Tabel 2. Daftar Barang Mutasi Tambahn dan Kurang

Barang Inventaris Per 31 Desember ........................................... 34

Tabel 3. Progres Pengajuan Hibah Pada MAK 526 Satker

Lingkup Ditjen TP Per 31 Desember 2015 .................................. 34

Tabel 4. Jumlah Pegawai Ditjen TP Berdasarkan Pendidikan

Tahun 2015 ................................................................................... 43

Tabel 5. Jumlah Pegawai Ditjen TP Berdasarkan Golongan/

Ruang Gaji Tahun 2015 ................................................................ 44

Tabel 6. Pengangkatan CPNS dan PNS Masuk ke Ditjen TP

Tahun 2015 .................................................................................. 44

Tabel 7. Keadaan Pegawai Lingkup Ditjen Tanaman Pangan

Tahun 2014 Berdasarkan Golongan ........................................... 45

Tabel 8. Capaian Nilai IKM Ditjen TP Tahun 2015 .................................... 46

Tabel 9. Rekapitulasi Penerima Tunjangan Kinerja Ditjen TP

Per 1 Desember 2015 .................................................................. 47

Tabel 10. Program Kerja Tim Satlak-PI Ditjen TP Tahun 2015 ................... 79

Tabel 11. Kerugian Negara Lingkup Ditjen TP s.d Desember 2015 ........... 81

Tabel 12. Realisasi Anggaran Kegiatan Dukungan Manajeman

Dan Teknis Lainnya Tahun 2015 Berdasarkan Kewenangan...105

vii

Page 9: KATA PENGANTAR - :: SAKIP Kementerian Pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN SETDITJEN … · sebagai bahan evaluasi dan acuan bagi para pengambil kebijakan

EP...................................Sekretariat Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

Laporan Tahunan 2015

viii

Page 10: KATA PENGANTAR - :: SAKIP Kementerian Pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN SETDITJEN … · sebagai bahan evaluasi dan acuan bagi para pengambil kebijakan

Sekretariat Direktorat Jenderal Tanaman Pangan ............................................... EP

Laporan Tahunan 2015

DAFTAR BAGAN

Bagan 1. Struktur Organisasi Sekretariat Direktorat Jenderal TP ................ 4

ix

Page 11: KATA PENGANTAR - :: SAKIP Kementerian Pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN SETDITJEN … · sebagai bahan evaluasi dan acuan bagi para pengambil kebijakan

1

Laporan Tahunan 2015

Sekretariat Direktorat Jenderal Tanaman Pangan .................................. EP

PENDAHULUAN

Sekretariat Direktorat Jenderal Tanaman Pangan merupakan salah satu

Unit Kerja Eselon II di lingkungan Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

yang ditetapkan berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian Nomor

61/Permentan/OT.140/10/2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja

Kementerian Pertanian, yang mempunyai tugas pokok memberikan

pelayanan teknis dan administratif kepada semua unsur di lingkungan

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan.

Dalam melaksanakan tugas Sekretariat Direktorat Jenderal

menyelenggarakan fungsi: 1).koordinasi, dan penyusunan rencana dan

program, anggaran, dan kerjasama di bidang tanaman pangan; 2)

pengelolaan urusan keuangan dan perlengkapan; 3) evaluasi dan

penyempurnaan organisasi, tata laksana, pengelolaan urusan

kepegawaian, dan penyusunan rancangan peraturan perundang-

undangan, serta pelaksanaan hubungan masyarakat dan informasi publik;

4) evaluasi dan pelaporan pelaksanaan kegiatan di bidang tanaman

pangan; dan 5) pelaksanaan urusan tata usaha Direktorat Jenderal

Tanaman Pangan.

Sekretariat Direktorat Jenderal terdiri dari: Bagian Perencanaan; Bagian

Keuangan dan Perlengkapan; Bagian Umum; Bagian Evaluasi dan

Pelaporan; dan Kelompok Jabatan Fungsional.

A. Bagian Perencanaan

Bagian Perencanaan mempunyai tugas melaksanakan penyusunan

rencana dan program, anggaran, dan kerjasama di bidang tanaman

pangan.

Bagian Perencanaan menyelenggarakan fungsi:

1. penyiapan penyusunan rencana dan program;

2. penyiapan penyusunan anggaran; dan

3. penyiapan penyusunan kerjasama.

Bagian Perencanaan terdiri atas:

1. Subbagian Program mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan

penyusunan rencana dan program.

2. Subbagian Anggaran mempunyai tugas melakukan penyiapan

bahan penyusunan anggaran.

3. Subbagian Kerjasama mempunyai tugas melakukan penyiapan

bahan penyusunan kerja sama.

I

Page 12: KATA PENGANTAR - :: SAKIP Kementerian Pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN SETDITJEN … · sebagai bahan evaluasi dan acuan bagi para pengambil kebijakan

2

Laporan Tahunan 2015

EP..................................Sekretariat Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

B. Bagian Keuangan dan Perlengkapan

Bagian Keuangan dan Perlengkapan mempunyai tugas melaksanakan

urusan keuangan dan perlengkapan.

Bagian Keuangan dan Perlengkapan menyelenggarakan fungsi:

1. pelaksanaan urusan perbendaharaan, penerimaan negara bukan

pajak (PNBP), dan penyiapan pengujian dan penerbitan surat

perintah membayar (SPM);

2. pelaksanaan urusan akuntansi dan verifikasi anggaran; dan

3. pelaksanaan urusan perlengkapan.

Bagian Keuangan dan Perlengkapan terdiri atas:

1. Subbagian Perbendaharaan mempunyai tugas melakukan urusan

perbendaharaan, penerimaan negara bukan pajak (PNBP), dan

penyiapan bahan pengujian surat perintah membayar (SPM).

2. Subbagian Akuntansi dan Verifikasi mempunyai tugas melakukan

urusan akuntansi dan verifikasi anggaran.

3. Subbagian Perlengkapan mempunyai tugas melakukan urusan

perlengkapan.

C. Bagian Umum

Bagian Umum mempunyai tugas melaksanakan evaluasi dan

penyempurnaan organisasi dan tatalaksana, urusan kepegawaian,

penyusunan rancangan peraturan perundang-undangan, pelaksanaan

hubungan masyarakat dan informasi publik, serta urusan tata usaha

dan rumah tangga.

Bagian Umum menyelenggarakan fungsi:

1. penyiapan evaluasi dan penyempurnaan organisasi dan tata

laksana, serta pelaksanaan urusan kepegawaian;

2. penyiapan penyusunan rancangan peraturan perundang-undangan,

pelaksanaan hubungan masyarakat dan informasi publik, serta

urusan perpustakaan; dan

3. pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga.

Bagian Umum terdiri atas:

1. Subbagian Organisasi dan Kepegawaian mempunyai tugas

melakukan penyiapan bahan evaluasi dan penyempurnaan

organisasi dan tata laksana, serta pelaksanaan urusan

kepegawaian.

2. Subbagian Hukum dan Hubungan Masyarakat mempunyai tugas

melakukan penyiapan bahan penyusunan rancangan peraturan

Page 13: KATA PENGANTAR - :: SAKIP Kementerian Pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN SETDITJEN … · sebagai bahan evaluasi dan acuan bagi para pengambil kebijakan

3

Laporan Tahunan 2015

Sekretariat Direktorat Jenderal Tanaman Pangan .................................. EP

perundang-undangan, pelaksanaan hubungan masyarakat dan

informasi publik, serta urusan perpustakaan.

3. Subbagian Tata Usaha dan Rumah Tangga mempunyai tugas

melakukan urusan tata usaha dan rumah tangga.

D. Bagian Evaluasi Dan Pelaporan

Bagian Evaluasi dan Pelaporan mempunyai tugas melaksanakan

evaluasi dan pelaporan pelaksanaan kegiatan di bidang tanaman

pangan.

Bagian Evaluasi dan Pelaporan menyelenggarakan fungsi:

1. pengumpulan, pengolahan dan penyajian data dan informasi;

2. penyiapan analisis, pemantauan dan evaluasi pelaksanaan

program, serta tindak lanjut hasil pengawasan; dan

3. penyiapan laporan pelaksanaan kegiatan di bidang tanaman

pangan.

Bagian Evaluasi dan Pelaporan terdiri atas:

1) Subbagian Data dan Informasi mempunyai tugas melakukan

pengumpulan, pengolahan dan penyajian data dan informasi.

2) Subbagian Evaluasi dan Tindak Lanjut Hasil Pengawasan

mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan analisis,

pemantauan dan evaluasi pelaksanaan program, serta tindak lanjut

hasil pengawasan.

3) Subbagian Pelaporan mempunyai tugas melakukan penyiapan

bahan laporan pelaksanaan kegiatan di bidang tanaman pangan.

E. Kelompok Jabatan Fungsional

Kelompok Jabatan Fungsional mempunyai tugas dan fungsi

melakukan kegiatan sesuai dengan jenjang Jabatan Fungsional

masing-masing berdasarkan peraturan perundang-undangan yang

berlaku. Tugas dan fungsi Kelompok Jabatan Fungsional secara rinci

adalah sebagai berikut:

a. Kelompok Jabatan Fungsional terdiri atas beberapa Jabatan

Fungsional yang mendukung pelaksanaan tugas kesekretariatan

yang terbagi dalam berbagai kelompok sesuai dengan bidang

keahliannya;

b. Masing-masing Kelompok Jabatan Fungsional dikoordinasikan oleh

seorang tenaga fungsional senior yang ditunjuk oleh Sekretaris

Direktorat Jenderal;

c. Jumlah tenaga fungsional yang mendukung pelaksanaan tugas

kesekretariatan yang terbagi dalam berbagai kelompok sesuai

Page 14: KATA PENGANTAR - :: SAKIP Kementerian Pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN SETDITJEN … · sebagai bahan evaluasi dan acuan bagi para pengambil kebijakan

4

Laporan Tahunan 2015

EP..................................Sekretariat Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

dengan bidang keahliannya ditentukan berdasarkan kebutuhan dan

beban kerja;

d. Jenis dan jenjang Jabatan Fungsional yang mendukung

pelaksanaan tugas kesekretariatan yang terbagi dalam berbagai

kelompok sesuai dengan bidang keahliannya diatur berdasarkan

peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Sekretariat Direktorat Jenderal Tanaman Pangan memiliki posisi

strategis sebagai jembatan antara Eselon II lingkup Direktorat Jenderal

Tanaman Pangan dan instansi terkait lainnya dalam mewujudkan visi

dan misi pembangunan tanaman pangan.

Bagan 1. Struktur Organisasi Sekretariat Direktorat Jenderal TP

SEKRETARIAT DIREKTORAT JENDERAL

BAGIAN

PERENCANAAN

BAGIAN KEUANGAN DAN PERLENGKAPAN

BAGIAN

UMUM

BAGIAN EVALUASI DAN

PELAPORAN

SUBBAGIAN

ANGGARAN

SUBBAGIAN

PERBENDAHARAAN

SUBBAGIAN ORGANISASI DAN

KEPEGAWAIAN

SUBBAGIAN EVALUASI

TINDAK LANJUT HASIL PEMERIKSAAN

SUBBAGIAN PROGRAM

SUBBAGIAN AKUNTANSI

SUBBAGIAN HUKUM DAN

HUMAS

SUBBAGIAN DATA

DAN INFORMASI

SUBBAGIAN

KERJASAMA

SUBBAGIAN PERLENGKAPAN

SUBBAGIAN TATA USAHA DAN RUMAH TANGGA

SUBBAGIAN

PELAPORAN

KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL

Page 15: KATA PENGANTAR - :: SAKIP Kementerian Pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN SETDITJEN … · sebagai bahan evaluasi dan acuan bagi para pengambil kebijakan

5

Laporan Tahunan 2015

Sekretariat Direktorat Jenderal Tanaman Pangan .................................. EP

PELAKSANAAN KEGIATAN BAGIAN PERENCANAAN

1. Inventarisir Penyusunan Dokumen Revisi Anggaran Ditjen Tanaman

Pangan

a. Hasil kegiatan inventarisir penyusunan dokumen revisi anggaran

Ditjen Tanaman Pangan di Ciawi, antara lain sebagai berikut:

Rancangan revisi anggaran Ditjen Tanaman Pangan semula

APBN dan APBN Refocusing adalah sebesar Rp2,732 triliun

menjadi Rp2,833 triliun, dengan perincian sebagai berikut:

- Pelayanan umum berupa Program Peningkatan Produksi,

Produktivitas dan Mutu Hasil Tanaman Pangan di kegiatan

Dukungan Manajemen dan Teknis Lainnya pada Ditjen

Tanaman Pangan.

- Ekonomi berupa Program Peningkatan Produksi Produktivitas

dan Mutu Hasil Tanaman Pangan di kegiatan Pengelolaan

Produksi Tanaman Aneka Kacang dan Umbi Rp957,500

miliar, Pengelolaan Produksi Tanaman Serealia Rp1,344

triliun, Pengelolaan Sistem Penyediaan Benih Tanaman

Pangan Rp95,143 miliar, Penguatan Perlindungan Tanaman

Pangan Dari Gangguan OPT dan DPI Rp103,999 miliar,

Penanganan Pascapanen Tanaman Pangan Rp78,499 miliar,

Pengembangan Metode Pengujian Mutu Benih dan

Penerapan Sistem Mutu Laboratorium Pengujian Benih

Rp.7,523 miliar, dan Pengembangan Peramalan Serangan

Organisme Pengganggu Tumbuhan Rp13,184 miliar.

Rancangan APBN-P TA 2015Lingkup Ditjen Tanaman

Panganadalah sebagai berikut:

- Total anggaran APBN-P TA 2015 lingkup Ditjen Tanaman

Pangan adalah sebesar Rp580,545 miliar, dengan rincian

belanja sebagai berikut:

Belanja pegawai (Operasional) Rp52,670 miliar

Belanja barang operasional Rp13,247 miliar

Belanja barang non operasional Rp501,935 miliar

Belanja modal non operasional Rp10,438 miliar

Belanja Bantuan Sosial Rp2,255 miliar.

- Rincian kegiatan utama APBN-P Direktorat Jenderal Tanaman

Pangan adalah sebagai berikut;

II

Page 16: KATA PENGANTAR - :: SAKIP Kementerian Pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN SETDITJEN … · sebagai bahan evaluasi dan acuan bagi para pengambil kebijakan

6

Laporan Tahunan 2015

EP..................................Sekretariat Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

Kegiatan Pengelolaan Produksi Tanaman Aneka Kacang

dan Umbi (1761) terdiri dari: pengembangan budidaya

aneka kacang dan umbi seluas 131.500 ha, Peningkatan

Produktivitas Melalui Gerakan Penerapan Pengelolaan

Tanaman Terpadu (GP-PTT) Kedelai 350.000 ha dan GP-

PTT Ubi Kayu 3.000 ha dan luasan lokasi ubinan 9.560 ha.

Kegiatan Pengelolaan Produksi Tanaman Serealia (1762)

terdiri dari: GP-PTT Komoditas Padi seluas 350.000 ha,GP-

PTT Komoditas Jagung 102.000 ha dan jumlah lokasi

ubinan padi/jagung 5.336 ha.

Kegiatan Pengelolaan Sistem Penyediaan Benih Tanaman

Pangan (1763) terdiri dari: perbanyakan benih sumber padi,

jagung, dan kedelai seluas 411 ha dan pemberdayaan

penangkar benih padi dan kedelai 6.250 ha.

Kegiatan Penguatan Perlindungan Tanaman Pangan Dari

Gangguan OPT dan DPI (1764) terdiri dari: kegiatan

database pelindungan tanaman pangan sebanyak 185

database, 157 bahan informasi perlndungan tanaman

pangan (PHT, OPT dan DPI), 160 kali gerakan

pengendalian OPT tanaman pangan, 100 unit operasional

laboratorim pengamatan hama penyakit/laboratorium agens

hayati, 3.795 ha pemantapan penerapan PHT.

Kegiatan Penanganan Pascapanen Tanaman Pangan

(1765) terdiri dari: bantuan sarana pascapanen sebanyak

212 unit, 372 laporan kegiatan penanganan pasca panen

tanaman pangan, dll.

Kegiatan Dukungan Manajemen dan Teknis Lainnya pada

Ditjen Tanaman Pangan (1766) terdiri dari: layanan

perkantoran, dokumen perencanaan tanaman pangan,

1.958 unit alat ubinan, dan dukungan sarana produksi

untuk kawasan perbatasan/daerah tertinggal.

Kegiatan pengembangan metode pengujian mutu benih

dan penerapan sistem mutu laboratorium pengujian benih

(1767) terdiri dari: layanan pekantoran, pealatan dan

faslitas perkantoran, laporan kegiatan pengembangan

pengujian mutu benih dan penerapan sistem mutu

laboratorium pengujian benih pengembangan metode dan

validasi metode, dll.

Kegiatan pengembangan peramalan serangan oganisme

penganggu tumbuhan (1767) terdiri dari: layanan

Page 17: KATA PENGANTAR - :: SAKIP Kementerian Pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN SETDITJEN … · sebagai bahan evaluasi dan acuan bagi para pengambil kebijakan

7

Laporan Tahunan 2015

Sekretariat Direktorat Jenderal Tanaman Pangan .................................. EP

perkantoran, 48 data dan infomasi ramalan serangan OPT

pangan, 3.500 testube produk agens pengendali hayati

(padat), 3.500 testube produk agens pengendali hayati

(cair/isolat), layanan diseminasi informasi pengamatan

peamalan dan pengendalian OPT, dll.

b. Hasil kegiatan inventarisir penyusunan dokumen revisi anggaran

Ditjen Tanaman Pangan di Bogor, antara lain sebagai berikut:

Penyusunan revisi anggaran yang terkait dengan reviu RKAKL

APBN-P TA. 2015 terhadap Satker Direktorat Jenderal Tanaman

Pangan dengan total pagu sejumlah Rp.2,833 triliun, terdiri dari

pagu awal sebesar Rp2,732 triliun dan pagu APBN-P sebesar

Rp101 miliar. Rincian pagu APBN-P sebagai berikut:

- Gerakan pencapaian produksi padi dan jagung Rp15 miliar

- Penguatan GP-PTT kedelai Rp15,200 miliar

- Penguatan perbenihan tanaman pangan Rp8 miliar

- Penguatan perlindungan tanaman dari gangguan OPT dan

DPI Rp9,800 miliar

- Penguatan dan fasilitasi pascapanen tanaman pangan Rp7

miliar

- Penguatan fasilitasi manajemen tanaman pangan data,

evaluasi dan pelaporan Rp.20 miliar

- Pengembangan ubi kayu (cassava) untuk Bio Etanol Rp10

miliar, dan survey ubinan dan statistik pertanian Rp26 miliar.

Gerakan pencapaianproduksi tanaman padi dan jagung

dialokasikan sebesar Rp7,697 miliar, untuk pusat dan Rp7,303

miliar di daerah. Berdasarkan hasil reviu Itjen terdapat alokasi

dana perjalanan dalam rangka penetapan CP/CL di tingkat pusat

senilai Rp243 juta dinilai kurang tepat, sehingga perlu untuk

dialokasikan ke kegiatan lain. Dana pendampingan UPSUSpadi

dan jagung di kabupaten belum dialokasikan serta TOR untuk

seluruh kegiatan gerakan pencapaian produksi padi dan jagung

TA 2015 senilai Rp15 miliar belum ada dan RAB masih sama

dengan RKAKL. RAB untuk ATK, alat pengolah data, honor

narasumber, sarana penunjang, konsumsi, pembuatan dan

pengoperasian portal tv padi dan jagung belum dibuat,

sedangkan pengalokasian alat pengolah data belum dilengkapi

dengan data dukung (survei harga dan gambar-gambar).

Gerakan GP-PTT kedelai dialokasikan dana sebesar Rp5,700

miliar, dengah hasil reviu sebagai berikut:

Page 18: KATA PENGANTAR - :: SAKIP Kementerian Pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN SETDITJEN … · sebagai bahan evaluasi dan acuan bagi para pengambil kebijakan

8

Laporan Tahunan 2015

EP..................................Sekretariat Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

- Judul kegiatan gerakan GP-PTT kedelai di Direktorat Akabi

merupakan persetujuan DPR tidakkonsisten dengan RKAKL

Ditjen Tanaman Pangan diubah menjadi Evaluasi Aneka

Kacang dan Umbi, yang semula dialokasikan anggaran

sebesar Rp5,700 miliar dialihkan Rp500 juta untuk komoditas

jagung melalui surat resmi ke Biro Perencanaan sehingga

anggaran menjadi Rp5,200 miliar, yang digunakan untuk

pembinaan di 25 provinsi. Anggaran tersebut dialokasikan

pada lima kegiatan, yaitu bimbingan dan pembinaan UPSUS

Kedelai, Workshop optimalisasi pengelolaan mekanisasi

usaha tani kedelai, workshop penerapan teknologi kedelai,

monev operasional PORTAL IV.

- Bimbingan UPSUS kedelai dilaksanakan di 168 kabupaten, 25

provinsi dialokasikan sebanyak 215 OP, namun

pembagiannya untuk setiap provinsi belum proporsional dan

belum didukung oleh justifikasi yang jelas.

- Workshop penerapan teknologi kedelai yang dilaksanakan di

Provinsi Jawa Barat dibagi menjadi lima tahap dengan peserta

dari lima provinsi di pulau Jawa. Hal tersebut kurang sesuai

dengan tujuannya, karena kegiatan optimalisasi dilakukan di

25 provinsi, sehingga seharusnya kegiatan tersebut tidak

difokuskan untuk kelompok tani di Pulau Jawa.

- TOR belum dijelaskan secara rinci untuk masing-masing

tahapan kegiatan (bimbingan dan pembinaan UPSUSkedelai,

workshop optimalisasi pengelolaan mekanisasi usaha tani

kedelai dalang rangka UPSUS, workshop penerapan teknologi

budaya kedelai dalam rangka UPSUS, monev pelaksanaan

UPSUS kedelai dan operasional portal TV UPSUS kedelai)

serta tujuan dan sasaran belum jelas seperti terlihat pada

tahapan kegiatan workshop optimalisasi pengelolaan

mekanisasi usaha tani kedelai dalam rangka UPSUS.

- Kegiatan monev UPSUS kedelai diantaranya terdapat

kegiatan kerjasama pelaksanaan monev UPSUS berupa

belanja jasa konsultan berupa kerjasama pembinaan dan

pendampingan pengembangan kedelai di lahan perkebunan

dan Perhutani (Kabupaten Bone Provinsi Sulsel dan

Kabupaten Ponorogo Provinsi Jatim) yang seluruhnya belum

dilengkapi dengan TOR kegiatan sebagai acuan pelaksanaan

kegiatan.

Page 19: KATA PENGANTAR - :: SAKIP Kementerian Pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN SETDITJEN … · sebagai bahan evaluasi dan acuan bagi para pengambil kebijakan

9

Laporan Tahunan 2015

Sekretariat Direktorat Jenderal Tanaman Pangan .................................. EP

- RAB kegiatan pembuatan dan pengoperasian portal TV

kedelai Rp.421 juta, sedangkan dalam POK dialokasikan

senilai Rp.425 juta. Perhitungan RAB tersebut berdasarkan

pengadaan sejenis pada tahun sebelumnya di Kementerian

lain dan belum dilakukan penyesuaian harga tahun 2015.

Hasil revieu Penguatan Perbenihan Tanaman Pangan, yaitu

TOR untuk kegiatan pembinaan, monitoring dan pelaporan dana

APBN-P desa mandiri pangan dan kegiatan UPSUS belum

menjelaskan pelaksanaan kegiatan, sedangkan kegiatan

pembinaan, monitoring dan pelaporan APBN-P masih

menjelaskan mengenai bantuan saprodi yang diterima (kegiatan

di Ditjen PSP) yang seharusnya menjelaskan kegiatan

monitoring dilaksanakan. RAB sewa kendaraan terkait dengan

UPSUS PJK belum dirinci dasar perhitungan jumlah harinya.

Reviu RKAKL Penguatan Perlindungan Tanaman dari Gangguan

OPT dan DPI ditingkat pusat Rp4,127 miliar, yaitu TOR dan RAB

belum terinci per kegiatan, terdapat dua kegiatan perjalanan

untuk monitoring dan pendampingan kegiatan PHT masing-

masing sebesar Rp357 juta dan Rp90 juta, untuk itu perlu

dialihkan/disatukan. Selanjutnya alokasi anggaran untuk

pengadaan barang agar dilengkapi dengan data dukung.

Hasil reviu Penguatan dan Fasilitasi Pascapanen Tanaman

Pangan, yaitu dari dana sebesar Rp7 miliar dialokasikan di pusat

Rp5,4 miliar dan di Provinsi Sumsel Rp1,6 miliar. Anggaran di

pusat antara lain dialokasikan untuk pendampingan UPSUS di

Sumsel dan untuk operasional tim penghubung/UPSUS (Babel,

Gorontalo, Sulbar, NTB, NTT dan Maluku). Namun dalam RKA-

K/L, provinsi Sumatera Selatan dialokasikan dana untuk

pemantapan CP/CL bantuan sarana pascapanen sebesar

Rp109 juta, yang tidak terkait dengan kegiatan pendampingan,

sehingga perlu alokasi untuk kegiatan lainnya. Pada saat revieu

sudah diperbaiki untuk identifikasi potensi wilayah, belum ada

TOR, RAB dan sewa kendaraan dan jenis kendaraan. RAB di

tingkat pusat untuk perjalanan pendampingan UPSUS ke

Sumatera Selatan dan LO ke provinsi Babel, NTB, NTT, Sulbar,

Gorontalo dan Maluku belum dirinci anggarannya.

Penguatan fasilitasi manajemen tanaman pangan data, evaluasi

dan pelaporan (Setdit) sebesar Rp.20 miliar dengan rincian di

pusat Rp.1,988 miliar dan di daerah Rp18.012 miliar, dengan

hasil reviu yaitu TOR/RAB sewa kendaraan lapangan untuk

UPSUS padi, jagung dan kedelaiyang dialokasikan di 33 provinsi

Page 20: KATA PENGANTAR - :: SAKIP Kementerian Pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN SETDITJEN … · sebagai bahan evaluasi dan acuan bagi para pengambil kebijakan

10

Laporan Tahunan 2015

EP..................................Sekretariat Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

untuk Tim UPSUS dan LO (setiap provinsi senilai Rp38 juta)

belum dibuat dantertuang dalam RKA-K/L di masing-masing

Eselon II sehingga perlu dialihkan untuk kegiatan lain.

Hasil reviu pengembangan ubi kayu (cassava) untuk Bioetanol,

yaitu: sasaran lokasi kegiatan belum diuraikan dalam TOR,

kriteria kelompok penerima bukan merupakan petani pengusaha

dan perlu adanya pedoman agar petanipenerima bantuan

bersedia menambah pupuk organik secara swadaya sebanyak

2.500 kg/ha.

Hasil reviu pengadaan benih sumber untuk pengembangan

seribu desa mandiri benih, yaitu:

- Kegiatan pengadaan benih sumber untuk pengembangan

seribu desa benih direvisi menjadi kegiatan survey ubinan dan

statistik pertanian senilai Rp26 miliar, hal ini tidak konsisten

dengan raker mentan dengan DPR yang seharusnya

penyediaan benih sumber untuk Desa Mandiri Benih

- TOR survey ubinan dan statistik belum menjelaskan tentang

output setiap tahapan pelaksanaan kegiatan. RAB perjalanan

dinas supervisi BPS pusat ke daerah harga satuan uang

harian dibuat seragam senilai Rp568 ribu, seharusnya

disesuaikan dengan daerah tujuan

- Di dalam RAB terdapat pengadaan alat ubinan senilai

Rp4,495 miliar yang belum didukung dengan spesifikasi alat

dan survey harga sebagai dasar penetapan harga satuan

- Terdapat kesalahan penggunaan akun semula akun 524111

(belanja perjalanan biasa) seharusnya menggunakan akun

524119 (belanja perjalanandinas paket meeting luar kota

untuk kegiatan refreshing kasie pertanian senilai Rp279 juta,

dikarenakan kegiatan tersebut berupa pertemuan/pelatihan

teknis.

2. Perkembangan Revisi Anggaran TA 2015 lingkup Ditjen Tanaman

Pangan

Telah dilakukan proses revisi anggaran lingkup Ditjen Tanaman

Pangan dan beberapa kegiatan Ditjen Tanaman Pangan yang

dialokasikan di DIPA Ditjen PSP,beberapa kegiatan yang terkait

proses revisi antara lain sebagai berikut:

a. Ditjen Tanaman Pangan sudah memberikan persetujuan teknis

untuk melakukan beberapa revisi anggaran kepada Ditjen PSP

melalui surat Nomor 1080/RC.110/C1.1/4.2015 tanggal 17 April

Page 21: KATA PENGANTAR - :: SAKIP Kementerian Pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN SETDITJEN … · sebagai bahan evaluasi dan acuan bagi para pengambil kebijakan

11

Laporan Tahunan 2015

Sekretariat Direktorat Jenderal Tanaman Pangan .................................. EP

2015. Hasil indentifikasi kegiatan Ditjen TP (APBN-P 2015) di dalam

DIPA Ditjen PSP, meliputi:

Revisi uraian pada kegiatan seribu desa mandiri benih

Revisi kegiatan-kegiatan pascapanen terkait dengan

perubahan/realokasi antara kabupaten/provinsi untuk Bantuan

Peralatan Pascapanen disesuaikan dengan dinamika perubahan

kebijakan.

Revisi kekurangan benih padi di Provinsi Lampung sebanyak 380

ton dalam mendukung rehab jaringan irigasi.

Beberapa revisi terkait dengan persetujuan teknis seperti dari

satker dinas Provinsi Sumatera Selatan, Provinsi Sulawesi

Tenggara, Provinsi Riau dan Provinsi Lampung.

b. Diterbitkan Revisi POK ke-3 setelah diterbitkan Revisi DIPA ke-3

satker Ditjen TP tanggal 21 April 2015, sekaligus revisi POK ke-4

pada tanggal 28 April 2015.

3. Rapat reviu usulan Standar Biaya Keluaran (SBK) TA. 2016

Rapat reviu usulan Standar Biaya Keluaran (SBK) TA. 2016

diselenggarakan oleh Setjen Kementan pada tanggal 21 s.d 22 April

2015 di BB Pascapanen, Kampus Penelitian Pertanian, Cimanggu,

Bogor.

Diskusi dilakukan oleh seluruh peserta/perwakilan dari masing-masing

Eselon I lingkup Kementan yang mengusulkan SBK Tahun 2016. Tim

Reviu terdiri dari, Tim Reviu Setjen Kementan (Biro Perencanaan) dan

Tim Reviu Itjen Kementan.

Beberapa catatan hasil reviu adalah sebagai berikut:

a. Usulan SBK 2016 dari Ditjen Tanaman Pangan terdiri dari lima

SBK:

Pengembangan Budidaya Ubikayu melalui GP-PTT sebesar

Rp95 juta

Penerapan Penangan DPI komoditas padi wilayah barat sebesar

Rp.79 juat

Penerapan PHT skala luas padi sebesar Rp.44 juta

Penerapan PHT skala luas jagung sebesar Rp36 juta

Penerapan PHT skala luas kedelai sebesar Rp29 juta

b. Hasil Reviu

Kegiatan Pengembangan Budidaya Ubikayu melalui GP-PTT

- Terdapat alokasi belanja perjalanan dinas dalam kota

(524113) untuk perjalanan dalam rangka pelaksanaan CP/CL

Page 22: KATA PENGANTAR - :: SAKIP Kementerian Pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN SETDITJEN … · sebagai bahan evaluasi dan acuan bagi para pengambil kebijakan

12

Laporan Tahunan 2015

EP..................................Sekretariat Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

sebanyak 15 OH senilai Rp150 ribu/OH atau seluruhnya

senilai Rp2,250 juta. Hal tersebut kurang tepat mengingat

satuan biaya perjalanan di setiap provinsi sangat variatif, tidak

bisa disamakan antara perjalanan di wilayah darat dengan

wilayah kepulauan. Selain itu, seharusnya kegiatan CP/CL

dialokasikan pada kegiatan tersendiri bersama pembinaan.

- Terdapat belanja bansos untuk pemberdayaan sosial dalam

bentuk uang (573111) untuk bantuan pengembangan

budidaya ubi kayu GP-PTT per 25 ha berupa pupuk NPK, SP-

36, Urea dan Organik. Alokasi untuk masing-masing pupuk

adalah 300 kg/ha NPK, 158 kg/ha SP-36, 300 kg/ha urea dan

3.000 kg/ha pupuk organik, namun dasar penetapan dosis

pupuk tidak dicantumkan dalam TOR dan tidak dilengkapi

dengan data dukung.

- Terdapat komponen yang belum mendukung keluaran dan

terdapat satuan biaya yang belum memperhatikan kepatuhan

terhadap penggunaan standar biaya yang diperlukan.

Penerapan Penanganan DPI Komoditas Padi Wilayah Barat

- RAB untuk bansos dalam bentuk paket karena variasi bantuan

sesuai spesifik lokasi namun belum dijelaskan dalam TOR.

- Anggaran pada akun bahan untuk konsumsi persiapan

sebanyak 96 OH dan pelaksanaan sebanyak 158 OH tidak

dirinci dalam RAB, dan konsumsi untuk petugas masih

dialokasikan dalam akun tersebut, seharusnya dialokasikan

pada anggaran dekosentrasi sesuai dengan dana

pendukungnya berupa transport petugas.

- Dalam alokasi belanja perjalanan dinas dalam kota tertulis

untuk tambahan transport peserta, seharusnya bantuan

transport peserta. Selain itu, volumenya 125 OK, seharusnya

20 OB (5 orang kali 4 bulan).

- Bantuan pendukung DPI berupa bansos senilai Rp19 juta

komponen kegiatannya sangat bervariasi sehingga sulit

distandarkan.

Terdapat komponen yang belum mendukung keluaran dan

terdapat satuan biaya yang belum memperhatikan kepatuhan

terhadap penggunaan sstandar biaya yang diperlukan.

Penerapan PHT Skala Luas Padi, Jagung dan Kedelai

- RAB untuk bansos dalam bentuk paket karena variasi bantuan

sesuai spesifik lokasi namun belum dijelaskan dalam TOR.

Page 23: KATA PENGANTAR - :: SAKIP Kementerian Pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN SETDITJEN … · sebagai bahan evaluasi dan acuan bagi para pengambil kebijakan

13

Laporan Tahunan 2015

Sekretariat Direktorat Jenderal Tanaman Pangan .................................. EP

- Konsumsi pertemuan inventarisasi masalah dan penyusunan

RUK dialokasikan di tahap pelaksanaan seharusnya di tahap

persiapan. Selain itu, konsumsi untuk petugas masih

dialokasikan dalam akun tersebut, seharusnya dialokasikan

pada anggaran dekosentrasi sesuai dengan dana

pendukungnya berupa transport petugas.

Terdapat komponen yang belum mendukung keluaran dan

terdapat satuan biaya yang belum memperhatikan kepatuhan

terhadap penggunaan standar biaya yang diperlukan.

c. Rekomendasi

Menghilangkan alokasi perjalanan dinas dalam kota pada kegiatan

pengembangan budidaya ubi kayu melalui GP-PTT karena tidak

sesuai dengan kriteria SBK, menjelaskan dasar alokasi pupuk untuk

kegiatan pengembangan budidaya ubi kayu melalui GP-PTT dalam

TOR dan melampirkan sumber rekomendasi pemupukan yang

digunakan, merevisi volume honor output kegiatan dalam kegiatan

pengembangan budidaya ubi kayu melalui GP-PTT dari 24 OK

senilai Rp4.800.000 menjadi 8 OK senilai Rp.1,600 juta melengkapi

TOR dengan Justifikasi/alasan pengalokasian anggaran dan

mempertimbangkan kegiatan penerapan penanganan DPI

komoditas padi untuk dimasukkan dalam SBK.

4. Rapat Dukungan Transportasi Pada Program Strategis Kementerian

Pertanian

Rapat Dukungan Transportasi pada Program Strategis Kementerian

Pertanian Tahun 2015-2019 dilaksanakan tanggal 6 s.d 7 Februari

2015.Rakor tersebut dibuka oleh Kepala Biro Perencanaan dan

dihadiri oleh perwakilan dari Eselon I lingkup Kementerian Pertanian.

Beberapa hal yang menjadi kesimpulan dalam rapat tersebut antara

lain:

a. Dalam rangka penyusunan Rencana Strategis (Renstra)

Kementerian Perhubungan 2015-2019 diperlukan usulan program-

program strategis beberapa Kementerian yang perlu didukung oleh

Kementerian Perhubungan. Program-program tersebut selanjutnya

akan didukung dengan program kerja Kemenhub sesuai dengan

Permenhub Nomor PM 3 Tahun 2014 tentang Pedoman

Penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian

Perhubungan.

b. Dalam rapat tersebut Kementerian Pertanian telah merumuskan

matriks program/kegiatan Kementerian Pertanianyang perlu

mendapat dukungan sinergitas dari Kementerian

Page 24: KATA PENGANTAR - :: SAKIP Kementerian Pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN SETDITJEN … · sebagai bahan evaluasi dan acuan bagi para pengambil kebijakan

14

Laporan Tahunan 2015

EP..................................Sekretariat Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

Perhubungandalam mendukung kedaulatan pangan. Matriks

tersebut merupakan rincian dari komitmen K/L, permasalahan serta

kontribusi yang diharapkan didukung oleh Kementerian

Perhubungan sesuai dengan program strategis di Kementan.

5. Koordinasi DenganBPS

Rapat Pembahasan Kebutuhan dan Produksi Padi, Jagung dan

Kedelai Tahun 2015 dilaksanakan pada tanggal 11 Februari 2015.

a. Pembahasan Pagu Anggaran Ditjen Tanaman Pangan 2015

Telah terbit Peraturan Presiden Nomor 3 Tahun 2015 tentang

Perubahan Atas Peraturan Presiden Nomor 43 dilaksanakan

pada tanggal 11 Februari 2015Tahun 2014 Tentang Rencana

Kerja Pemerintah Tahun 2015 yang telah mencakup visi misi

Presiden Republik Indonesia

Terdapat Revisi Pagu Anggaran Tahun 2015 untuk Kementerian

Pertanian sebesar Rp15,825 triliun yang didalamnya terdapat

pagu anggaran Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Tahun

2015 sebesar Rp2,7 triliun.

Pagu anggaran tahun 2015 Ditjen Tanaman Pangan tersebut di

peruntukan untuk pencapaian swasembada padi, jagung dan

kedelai.

b. Sasaran Produksi Tahun 2015

Sasaran produksi padi tahun 2015 apabila tanpa dukungan

APBN-P sebesar 71,6 juta ton GKG, sedangkan apabila ada

APBN-P 73,4 juta ton GKG.

Sasaran produksi jagung tahun 2015 apabila tanpa dukungan

APBN-P sebesar 20 juta ton pipilan kering, sedangkan apabila

ada APBN-P 25 juta ton pipilan kering.

Sasaran produksi kedelai tahun 2015 apabila tanpa dukungan

APBN-P sebesar 1,2 juta ton biji kering, sedangkan apabila ada

APBN-P 1,5 juta ton biji kering.

6. Rapat Pembahasan Sistem Database Upaya Khusus (UPSUS)

Peningkatan Produksi Padi, Jagung, Kedelai Tahun 2015

Rapat Pembahasan Sistem Database Upaya Khusus (UPSUS)

Peningkatan Produksi Padi, Jagung, Kedelai Tahun 2015 dilaksanakan

tanggal 13 Februari 2015. Rapat tersebut dibuka oleh Kepala Sub

Bagian Kewilayahan, Biro Perencanaan Kementan dan dihadiri oleh

perwakilan dari Eselon I lingkup Kementerian Pertanian, dengan hasil

sebagai berikut:

Page 25: KATA PENGANTAR - :: SAKIP Kementerian Pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN SETDITJEN … · sebagai bahan evaluasi dan acuan bagi para pengambil kebijakan

15

Laporan Tahunan 2015

Sekretariat Direktorat Jenderal Tanaman Pangan .................................. EP

a. Dalam rangka pelaksanaan Upaya Khusus (UPSUS) untuk

mendorong peningkatan produksi padi, jagung dan kedelai, maka

diperlukan upaya pengawasan yang terintergrasi. Sehubungan

dengan hal tersebut, Biro Perencanaan telah meminta Pusdatin

merancang aplikasi pelaporan UPSUS melalui website

b. Munculnya gagasan sistem pelaporan UPSUS secara online

didasarkan pada kebutuhan penyediaan data UPSUS kepada para

pejabat apabila sewaktu-waktu harus monitoring ke lapangan

c. Ditjen PSP telah mengirimkan format laporan UPSUS kepada

Pusdatin untuk diterjemahkan dalam bentuk database

d. Sampai dengan saat ini Pusdatin sudah mengerjakan beberapa hal

sebagai berikut:

Menyiapkan nama domain alamat situs web untuk pelaporan

UPSUS

Pengembangan sistem cloud storage online sebagai media

pengumpulan dan penyimpanan laporan UPSUS yang dikirim

dari daerah

Pembuatan username dan password untuk sistem pelaporan

UPSUS berdasarkan Kepmentan nomor

1234/Kpts/OT.160/12/2014 tentang tim supervisi dan

pengampingan program padi, jagung dan kedelai

Penyusunan form standar pelaporan upsus

e. Tahap selanjutnya akan dilakukan oleh Pusdatin yaitu:

Penyusunan petunjuk upload file laporan

Penyusunan Mekanisme Pelaporan

Pengembangan aplikasi dan database UPSUS

f. Sebagai tindak lanjutnya, perlu kesepakatan bersama teknis

penyampaian laporan, bagaimana cara mengisi dan siapa yang

bertanggungjawab mengisi laporan. Apabila format laporan telah

disepakati maka akan langsung ditransfer dalam bentuk database

oleh Pusdatin.

6. Rapat Koordinasi Teknis Upsus PJK

Dalam rangka mempersiapkan pelaksanaan kegiatan pencapaian

swasembada berkelanjutan padi dan jagung serta swasembada

kedelai, pada tanggal 17-18 Februari 2015 diselenggarakan Rapat

Koordinasi Teknis UPSUS PJK Tahun 2015 di Dinas Pertanian

Sulawesi Selatan. Beberapa hal yang penting, yaitu:

Page 26: KATA PENGANTAR - :: SAKIP Kementerian Pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN SETDITJEN … · sebagai bahan evaluasi dan acuan bagi para pengambil kebijakan

16

Laporan Tahunan 2015

EP..................................Sekretariat Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

a. Ketersediaan air irigasi dan lahan merupakan faktor kunci

pencapaian target produksi.Saat ini jaringan irigasi banyak yang

rusak dan tidak berfungsi secara optimal, mencakup jaringan

primer, sekunder dan tersier.Pengelolaan jaringan primer dan

sekunder menjadi kewenangan Kementerian PU dan Perumahan

Rakyat, sementara pengelolaan jaringan tersier kewenangan

Kementerian Pertanian.Sehubungan dengan hal tersebut, maka

Kementerian Pertanian melaksanakan program UPSUS

peningkatan produksi padi, jagung dan kedelai melalui kegiatan

utama perbaikan jaringan irigasi dan sarana pendukungnya.

b. Dukungan APBN dalam rangka mendukung pelaksanaan

percepatan peningkatan produksi padi, jagung dan kedelai tahun

2015 adalah melalui: (1) Percepatan optimasi lahan dana

kontingensi tahun 2014, (2) Refocussing kegiatan APBN 2015, (3)

Rancangan tambahan APBN-P 2015.

c. Kegiatan utama APBN Kementerian Pertanian upaya khusus

peningkatan produksi padi, jagung dan kedelai tahun 2015:

Rehabilitasi Jaringan Irigasi Tersier 2,6 juta ha

Optimasi Lahan 1 juta ha

Gerakan Penerapan Pengelolaan Tanaman Terpadu (GP-

PTT):Padi 350 ribu ha, Jagung 102 ribu ha, dan Kedelai 350 ribu

ha

d. Perluasan Areal Tanam (PAT) (termasuk pemanfaatan lahan

kawasan hutan dan perkebunan): jagung 1 juta ha, dan kedelai 431

ribu ha.

e. Bantuan Benih (Untuk areal RJIT 1,1 Ha, Refocussing PSP 1,5 juta

ha (APBN-P RJIT)

f. Bantuan Alsin Prapanen (Pompa Air, Traktor, Transplanter),

Pascapanen dan Pengolahan Hasil (Combine Harvester, Power

Tresher, Dryer, RMU). Sedangkan optimasi lahan hanya

mendapatkan pupuk

g. Penyuluhan dan Pendampingan

h. Pengawalan Oleh Perguruan Tinggi dan TNI

i. Sinkronisasi dan Koordinasi Dengan Stakeholder Terkait

j. Kegiatan utama APBN Kementerian Pertanian upaya khusus

peningkatan produksi padi jagung dan kedelaitahun 2015 Provinsi

Sulawesi Selatan:

Page 27: KATA PENGANTAR - :: SAKIP Kementerian Pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN SETDITJEN … · sebagai bahan evaluasi dan acuan bagi para pengambil kebijakan

17

Laporan Tahunan 2015

Sekretariat Direktorat Jenderal Tanaman Pangan .................................. EP

Rehabilitasi Jaringan Irigasi Tersier:APBN Refocussing 115.600

ha, APBN-P 120.800 ha.

Gerakan Penerapan Pengelolaan Tanaman Terpadu (GP-PTT):

a) Padi APBN Refocussing 25.500 ha;b) Jagung APBN

Refocussing 7.500 ha, dan PAT: APBN-P 70.000 ha; c) Kedelai

GP-PTT 22.250 ha, PAT-PIP Refocussing 25.000 ha, dan PAT-

PIP APBN-P 91.100 ha.

Bantuan Benih, Pupuk untuk mendukung kegiatan JIT dan

Optimasi Lahan.

Bantuan Alsin Prapanen (Pompa Air, Traktor, Transplanter),

Pascapanen dan Pengolahan Hasil (Combine Harvester, Power

Tresher, Dryer, RMU).

Penyuluhan dan Pendampingan.

Pengawalan Oleh Perguruan Tinggi dan TNI.

k. Operasional upaya khusus peningkatan produksi padi jagung dan

kedelai:

Penetapan sasaran produksi, luas panen, produktivitas (provinsi,

kabupaten, kecamatan/desa).

Pelaksanaan kegiatan: kontingensi 2015 harus selesai April

2015, APBN-P harus selesai September 2015 agar berkontribusi

penuh terhadap produksi tahun 2015.

Penetapan lokasi kegiatan tepat sasaran dan waktu agar

memperoleh dampak yang optimal (peningkatan IP dan

Peningkatan Produktivitas)

Sinkronisasi/keterpaduan kegiatan baik lintas Eselon I maupun

lintas sektor/sub sektor (dengan Dinas PU Pengairan).

Pembinaan/pengawalan secara terpadu.

l. Pendataan dan pelaporan:

Peningkatan koordinasi dengan BPS di setiap tingkatan dalam

melaksanakan pencatatan data statistik di lapangan (luas tanam,

luas panen, produksi dan produktivitas).

Pengawalan dan pembinaan secara bersama antara Dinas

Pertanian dan BPS.

Mensosialisasikan/informasi tentang program kegiatan UPSUS

kepada BPS.

Menyusun data CPCL sesuai dengan format BPS.

Data CPCL kegiatan yang telah disusun sesuai dengan format

BPS segera disampaikan ke pusat (Ditjen TP dan Ditjen PSP)

Page 28: KATA PENGANTAR - :: SAKIP Kementerian Pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN SETDITJEN … · sebagai bahan evaluasi dan acuan bagi para pengambil kebijakan

18

Laporan Tahunan 2015

EP..................................Sekretariat Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

dan BPS setempat paling lambat akhir Februari 2015 untuk

penyempurnaan frame sampel ubinan.

Perlu kode dan nama wilayah admin BPS (provinsi, Kabupaten,

kecamatan dan desa).

Melaporkan realisasi tanam/panen secara berkala dan tepat

waktu termasuk luas tanam dan panen dari program kegiatan

UPSUS.

m. Kebutuhan dukungan sektor kehutanan dan PU dalam upaya

peningkatan produksi pangan: 1) Perbaikan/Pemeliharaan Sumber

Air di Hulu dan Daerah Aliran Sungai (DAS); 2) Penyediaan Lahan

Untuk Perluasan Areal Tanam (lahan kehutanan, HGU untuk lahan

pangan); 3) Pembangunan/Rehabilitasi Jaringan Irigasi Primer dan

Sekunder; 4) Pembangunan Waduk/Embung; dan 5) Pembangunan

dan Perbaikan Infrastruktur (jalan usaha tani, prasarana

transportasi).

7. Rapat Penyusunan Rencana Kerja Pemerintah Tahun 2016 Bidang

Pangan dan Pertanian

Rapat Penyusunan RKP Tahun 2016 Bidang Pangan dan Pertanian

dilaksanakan tanggal 27-28 Februari 2015.Rakor tersebut dibuka oleh

Kepala Biro Perencanaan dan dihadiri oleh perwakilan dari Eselon I

lingkup Kementerian Pertanian.

Beberapa hal yang perlu diperhatikan antara lain:

a. Penetapan sasaran produksi 2015-2019 sebaiknya diselesaikan

melalui Rapim A

b. Kegiatan 2015 harus didukung e-proposal tetapi perlu diberi

kebijakan dari pimpinan terkait kapan batas terakhir pengisian dan

jika tidak ada isian atau kurang dari alokasi RKAKL apa kebijakan

yang perlu diambil. Hal ini perlu arahan dari Birocan. Kami

mengusulkan agar diblokir

c. Pemberian bantuan sosial, apakah diperkenankan dapat

memperoleh dua jenis bansos dalam tahun yang sama seperti yang

dicantumkan pada Pedoman UPSUS

d. Alokasi tahun 2016 perlu memperhatikan alokasi penerima tahun

2015. Kemungkinan penerima yang sama dengan komponen

kegiatan yang sama pada tahun sebelumnya dapat terjadi pada

tahun 2016.

Beberapa hal yang perlu ditindaklanjuti antara lain sebagai berikut:

a. Agar masing-masing Eselon I segera menyusun usulan pagu

indikatif APBN 2016 dengan memperhitungkan baseline APBN

Page 29: KATA PENGANTAR - :: SAKIP Kementerian Pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN SETDITJEN … · sebagai bahan evaluasi dan acuan bagi para pengambil kebijakan

19

Laporan Tahunan 2015

Sekretariat Direktorat Jenderal Tanaman Pangan .................................. EP

reguler tahun 2015 dan APBN-P 2015, namun dalam penggunaan

baseline APBN-P 2015 masing-masing Eselon I harus menariknya

sesuai dengan tugas dan fungsinya (tidak semua ditampung di

Ditjen PSP)

b. Agar dikonfirmasi untuk pendanaan yang berasal dari pinjaman luar

negeri, apakah pinjaman yang bersumber dari CF-SKR akan

diperuntukan sepenuhnya untuk Pusat KLN atau akan dialokasikan

ke Eselon I lain

c. Agar dikonfirmasi apakah masih terdapat rencana penarikan Flood

Management (ADB) di Ditjen PSP karena hingga saat ini belum

terdaftar dalam rencana penarikan PHLN 2016

d. Khusus untuk mendukung kegiatan penyusunan data petani by

name by address agar diusulkan kegiatan di Pusdatin untuk

updating data petani by name by address sekaligus pengusulan

alokasi anggaran untuk kegiatan tersebut. Terkait dengan data

produksi beras, agar di Pusdatin juga dialokasikan anggaran untuk

memantau produksi beras di sentra-sentra penggilingan agar data

yang diperoleh dapat lebih menggambarkan supply beras yang

sesungguhnya

e. Untuk kegiatan cetak sawah agar dapat diputuskan untuk dilakukan

oleh pusat atau tidak, apabila diputuskan untuk tidak dilakukan di

APBN reguler maka akan ada pilihan untuk dilakukan melalui

mekanisme DAK.

8. Sosialisasi dan Monev Tahun 2015

Dalam rangka mempersiapkan pelaksanaan kegiatan pencapaian

swasembada berkelanjutan padi dan jagung serta swasembada

kedelai, maka dilaksanakan sosialisasi dan monev di pelaksanaan

kegiatan dan anggaran lingkup Kementerian Pertanian di Balai Besar

Pelatihan Pertanian Lembang, Bandung Barat, Provinsi Jawa Barat,

dengan hasil sebagai berikut:

a. Untuk mencapai peningkatan produksi tanaman pangan tahun

2015, Kementerian Pertanian telah menyiapkan sejumlah kegiatan

dan pendanaan yang cukup besar

b. Upaya untuk mencapai target peningkatan produksi tanaman

pangan pada tahun 2015 di antaranya dilakukan

dengan refocussing dan tambahan dana APBN-P 2015. Untuk

peningkatan produksi padi dilakukan kegiatan peningkatan

produktivitas dan perluasan areal tanam untuk alternatif I sebesar

83.060357 ton (tambahan produksi 8.482.504 ton), alternatif II

sebesar 79.956.560 ton (tambahan produksi 8.425.504 ton)

Page 30: KATA PENGANTAR - :: SAKIP Kementerian Pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN SETDITJEN … · sebagai bahan evaluasi dan acuan bagi para pengambil kebijakan

20

Laporan Tahunan 2015

EP..................................Sekretariat Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

c. Untuk peningkatan produksi jagung dilakukan kegiatan peningkatan

produktivitas dan pengembangan areal tanam baru sebesar

25.063.731 ton (tambahan produksi 5.252.303 ton),sedangkan

peningkatan produksi kedelai melalui peningkatan produktivitas dan

perluasan areal tanam sebesar 1.500.000 ton (tambahan produksi

801.048 ton)

d. Penetapan target produksi kedelai tahun 2015 yang cukup besar

yaitu 1.500.000 ton dibandingkan dengan produksi menurut ARAM

II 2014 sebanyak 921.000 ton, berarti target meningkat sebanyak

579.000 ton atau 62,81%. Untuk hal ini di antaranya diupayakan

dengan peningkatan pengadaan benih kedelai kelas Benih Sebar

(BR/ES) melalui kegiatan penangkaran yang harus dapat

dipertanggungjawabkan kualitasnya.

e. Koridor pencapaian swasembada PJK adalah sebagai berikut:

Swasembada padi dan jagung dicapai pada tahun 2015,

sedangkan swasembada kedelai dicapai pada tahun 2017.

Keberhasilan swasembada sangat ditentukan oleh kapasitas

lahan yang dapat ditanami dan produktivitas yang dapat dicapai.

Hal ini menekankan perlu pengawalan pertanaman secara baik.

Kapasitas lahan dapat diperoleh dari: 1) baku lahan TP yang ada

(termasuk penambahan indeks pertanaman) dan 2)

pemanfaatan lahan perkebunan, lahan terlantar, lahan

kehutanan, dan lahan lainnya.

Dalam mewujudkan swasembada tersebut, pemerintah

mengalokasikan berbagai fasilitasi untuk memobilisasi

pelaksanaan pencapaian swasembada tersebut dengan fokus

pada perbaikan budidaya, penambahan indeks pertanaman, dan

perluasan areal tanam di lahan non TP.

Hal yang perlu diperhatikan adalah konsistensi penerapan

teknologi setiap tahunnya dan konsistensi pemanfaatan lahan

setiap tahunnya. Alih fungsi lahan dan pendampingan menjadi

permasalahan utama.

Pengawalan, pencatatan, dan pelaporan secara baik menjadi

kunci keberhasilan dari proses pencapaian swasembada PJK

2015-2019.

f. Kebijakan Direktorat Jenderal Tanaman Pangan:

Pengembangan gerakan penerapan (adopsi) teknologi dengan

memberikan fasilitasi sesuai kebutuhan lapangan. Dampak:

Page 31: KATA PENGANTAR - :: SAKIP Kementerian Pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN SETDITJEN … · sebagai bahan evaluasi dan acuan bagi para pengambil kebijakan

21

Laporan Tahunan 2015

Sekretariat Direktorat Jenderal Tanaman Pangan .................................. EP

terlihat kepastian peningkatan produksi dimasa mendatang dan

meningkatkan pendapatan petani.

Penguatan basis-basis penangkaran benih/produsen benih

dengan memantapkan hubungan penyediaan benih berdasarkan

kelas benih dan tata kelembagaan perbenihan yang baik.

Dampak: akses petani dalam memperoleh benih yang sesuai

kebutuhan semakin baik dan meningkatkan pendapatan petani.

Penguatan gerakan pengendalian OPT dan DPI dengan

dukungan sarana pengendalian yang kondusif. Dampak:

kegagalan produksi semakin rendah dan meningkatkan

pendapatan petani.

Penguatan pemanfaatan alsintan pasca panen secara efisien

dan efektif. Dampak: meningkatkan pendapatan petani.

g. Strategi Direktorat Jenderal Tanaman Pangan :pengembangan

kawasan-kawasan pertanian (sentra produksi dan GP-PTT) dengan

pola terintegrasi dengan pengembangan basis produksi benih dan

mekanisasi panen/pasca panen.

9. Rapat Kick-off dan Pembahasan Trilateral Penyusunan Resources

Envelope RAPBN 2016

Rapat Kick-off dan Pembahasan Trilateral Penyusunan Resources

Envelope RAPBN 2016 dilaksanakan pada tanggal 2Februari 2015

diAuditorium A, Ditjen Pengelolaan Utang Kementerian Keuangan,

dengan hasil sebagai berkut:

a. Rapat kick-off dibuka oleh Direktur Jenderal Pengelolaan Utang,

Kementerian Keuangan dan dipandu bersama dengan Deputi

Bidang Pendanaan Pembangunan Kementerian PPN/ Bappenas.

Rapat dihadiri oleh perwakilan dari Kementerian/Lembaga

pemerintahan. Kementerian Pertanian dihadiri perwakilan dari Pusat

KLN, Biro Perencanaan, Ditjen Tanaman Pangan, Ditjen PSP,

Litbang, Badan SDM Pertanian, Badan Ketahanan Pangan.

b. Dirjen Pengelolaan Utang, Kementerian Keuangan menjelaskan

tentang pinjaman dan hibah luar negeri, jumlah dan jenis PHLN,

absensi pelaporan dan respon terhadap surat PHLN dari masing-

masing Kementerian/Lembaga. Saldo akhir pinjaman dana hibah

yang sedang berjalan/on going dan yang akan berjalan, serta

rencana penarikan PHLN beserta rupiah pendamping secara

keseluruhan dari masing-masing K/L.

Rencana kegiatan trilateral meeting selanjutnya akhir Maret dan

penetapan pagu anggaran PHLN Juni 2015. Total pinjaman

Page 32: KATA PENGANTAR - :: SAKIP Kementerian Pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN SETDITJEN … · sebagai bahan evaluasi dan acuan bagi para pengambil kebijakan

22

Laporan Tahunan 2015

EP..................................Sekretariat Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

Indonesia 22,5 milyar USD dan yang sudah dipergunakan sebesar

16,5 milyar USD. Kementerian Pertanian mempunyai 3 pinjaman

dengan total dana 144,62 juta USD.

c. Deputi Pendanaan Bappenas menjelaskan sektor unggulan untuk 3

tahun kedepan, yang dapat dijadikan sebagai dasar dan acuan

untuk mendukung kegiatan pembangunan. Sektor unggulannya,

yaitu : kedaulatan pangan, kedaulatan energi, ketenagakerjaan,

kemaritiman, pariwisata, industri dan dimensi pembangunan

manusia (pendidikan, kesehatan dan perumahan). Sasaran

pembangunan 5 tahun kedepan lebih besar 2,4 x lipat dibandingkan

dengan Renstra sebelumnya.

d. Pada rapat pembahasan trilateral khusus untuk lingkup Kem.

Kesehatan, Kem. Agama dan Kem. Pertanian, masing-masing wakil

kementerian mengoreksi data PHLN dan rencana penarikan dana

pertahunnya sampai PHLN berakhir.

e. Laporan dari Perwakilan dari Kementan:

- Kegiatan pinjaman untuk kegiatan Citarum yang semula

diusulkan tahun 2016, apakah masih bisa untuk dimajukan tahun

2015, Kementan sudah membuat surat ke Kem.Pekerjaan Umum

untuk meminta persetujuan (Kem.PU sebagai implementing

agency),namun belum ada jawaban. Permasalahan ini

disampaikan dikarenakan usulan/rencana tersebut harus masuk

ke Bappenas sebelum tanggal 9 Pebruari 2015, agar dapat

masuk dalam bluebook.

- Dana CF-SKR dari Jepang dengan global anggaran Rp. 15,5

miliar untuk 4 kegiatan (Badan SDMPertanian, Ditjen Tanaman

Pangan, Ditjen Hortikulturadan Sekretariat CF-SKR) dan rencana

pengajuan ke pihak Jepang untuk persetujuan tertulisnya.

10. Rapat Kegiatan Proyek Hibah FAO dari GEF

Rapat Kegiatan Proyek Hibah FAO dari GEF dilaksanakan pada

tanggal 3 Februari 2015 di Ruang 332 Gedung A Kementan, dengan

hasil sebagai berikut:

Rapat dipimpin oleh Kepala Pusat KLN, dihadiri oleh perwakilan dari

Bappenas, KementerianKehutanan, dan Biro Keuangan dan

Perlengkapan Kemetan, Biro Perencanaan Kementan, Ditjen Tanaman

Pangan (Subbag Kerjasama dan Subdit Padi Tadah Hujan dan Ladang

Kering-Dit.Budidaya Serealia), Ditjen Hortikultura, Ditjen Peternakan,

Badan SDM Pertanian, Badan Karantina, Badan Litbang Pertanian.

Page 33: KATA PENGANTAR - :: SAKIP Kementerian Pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN SETDITJEN … · sebagai bahan evaluasi dan acuan bagi para pengambil kebijakan

23

Laporan Tahunan 2015

Sekretariat Direktorat Jenderal Tanaman Pangan .................................. EP

Adanya usulan kegiatan kerjasama dari FAO yang akan dibiayai oleh

GEF (Global Environment Facility) sebesar USD 6 juta, dengan 4

kegiatan, yaitu sebagai berikut:

a. Strengthened institutions, policy and legal framework for responsible

and sustainable agriculture and integrated landscape approach to

sustainable forest and land management and climate change

mitigation (USD 500.000)

b. Improved upland agriculture management and reduction of GHG

emissions (USD 3.000.000)

c. Enhanced sustainable forest management and landscape

management and rehabilitation and improvement CCM capacity

(USD 2.000.000)

d. Enhanced coordination, knowledge management and monitoring

and evaluation (USD 5.000.000)

Kegiatan ini merupakan gabungan dari Kementerian Kehutanan dan

Kementerian Pertanian, namun belum dipastikan proporsinya,

komponen kegiatan, bagaimana manajemen kegiatannya, siapa yang

akan menjadi koordinator utama, dll.

Kontribusi FAO pada PHLN Kementan tergolong besar, yaitu sebesar

55% dari seluruh PHLN yang ada di Kementan, dibandingkan dari

AusAid, Koica, JICA, dll.

Hasil informasi dan diskusi dari peserta rapat, antara lain:

a. Kegiatan terkait GEF, umumnya meminta co-financing. Co-financing

yang diminta FAO sebesar 6 x dari total dana yang akan diberikan,

diharapkan dapat dinegosiasikan oleh KLN, mengingat

keterbatasan dana Kementan. Walaupun dalam kesempatan lain,

informasi dari FAO, sharing dana tersebut sifatnya in-kind-sehingga

bisa berupa: fasilitas, tenaga ahli, kegiatan serupa sebagai kegiatan

pendamping.

b. Terkait Co-Financing, diingatkan agar jangan sampai membebani

APBN, dipastikan unsur apa saja yang dibiayai & manajement

pembiayaan antar kegiatan dan antar kementerian. FAO sebagai

pengelola keuangan dan kita sebagai pengelola kegiatan lintas

kementerian, dikhawatirkan akan menyulitkan dari segi adminsitrasi

dan pertanggungjawaban, karena kegiatan tersebut diminta untuk

melibatkan lembaga swadaya masyarakat (nasional/internasional),

Pemerintah Daerah/PEMDA lokasi kegiatan, swasta dan lintas

Kementerian.

Page 34: KATA PENGANTAR - :: SAKIP Kementerian Pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN SETDITJEN … · sebagai bahan evaluasi dan acuan bagi para pengambil kebijakan

24

Laporan Tahunan 2015

EP..................................Sekretariat Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

c. Bappenas mengingatkan bahwa kegiatan ini belum masuk dalam

Bluebook, jika akan dilaksanakan 2016 agar dicatatkan ke

Bappenas terakhir 9 Pebruari 2015. Bappenas juga

menginformasikan bahwa Kem.Kehutanan pernah tidak setuju dan

sepakat terkait co-financing dengan FAO, sehingga kegiatannya

tidak dilanjutkan.

d. Diusulkan agar dalam kegiatan ini lebih banyak memakai tenaga

ahli dari Indonesia, dengan proporsi 70% dari Indonesia dan 30%

dari negara lain, hal ini sesuai pengalaman kerjasama dengan FAO,

sebagian besar dananya digunakan untuk keperluan expert dan

kemampuan expert kita tidak kalah dengan yang ada.

e. Lokasi kegiatan yang dituju adalah dataran tinggi di Jawa Tengah

dan Jawa Timur, kemungkinan komoditasnya hortikultura, yang

terkait kegiatan terasiring, erosi tanah.

f. Disarankan untuk tidak langsung pada kegiatan inti, namun bisa

berupa Feasibility Study atau Pilot Project.

g. Terkait pertemuan National Dialogue Initiative GEF di Hotel Ritz

Carlton Kuningan tanggal 10-12 Februari 2015, ada proposal yang

diajukan oleh GEF dengan judul “promoting climate-smart

sustainable rice production in Indonesia” sebesar USD 5.000.000.

Sebagai informasi telah ada Tim Dampak Perubahan Iklim lingkup

Kementan, yang diketuai oleh Kepala Badan Litbang Pertanian;

salah satu anggota Tim dari Dit.Perlindungan Tanaman Pangan.

11. Consultative Meeting on Regional Rice Initiatives Phase II

andIntegrated Economic Zone Development Based on Blue Economy

Consultative Meeting on Regional Rice Initiatives Phase II

andIntegrated Economic Zone Development Based on Blue Economy

dilaksanakan pada tanggal 3 Februari 2015 di Hotel Sofyan Betawi,

Menteng, Jakarta

a. Consultative Meeting ini dibuka dan dipimpin oleh Bapak Ageng

Herianto (FAO Representative in Indonesia bidang program).

Dihadiri oleh:

- FAO-RAP: Mr. Miao Weimin

- Kementerian Pertanian: Sekretariat Direktorat Jenderal Tanaman

Pangan (Subbag Kerjasama), Direktorat Budidaya Serealia,

Ditjen Tanaman Pangan, Pusat Kerjasama Luar Negeri, Badan

Ketahanan Pangan

Page 35: KATA PENGANTAR - :: SAKIP Kementerian Pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN SETDITJEN … · sebagai bahan evaluasi dan acuan bagi para pengambil kebijakan

25

Laporan Tahunan 2015

Sekretariat Direktorat Jenderal Tanaman Pangan .................................. EP

- Kementerian Kelautan dan Perikanan: Direktur Produksi

Perikanan Budidaya, Direktur Kesehatan Ikan dan Lingkungan,

Sekretariat Direktorat Jenderal.

- Bappenas

- LSM Internasional: VECO dan FIELD

c. Regional Office for Asia and the Pasific (FAO-RAP) telah

merumuskan Regional Rice Initiatives Phase II berdasarkan

program dan pembelajaran Save and Grow. Kegiatan RRI Phase II

terutama pada Rice-Fish Farming System (Mina Padi). Serta

presentasi tindak lanjut The Blue Growth Initiative, yang merupakan

kerjasama FAO dengan Kementerian Kelautan dan Perikanan

dengan diimplementasikan melalui kegiatan TCP Facility-

TCP/INS/3501 Baby 3 dengan judul proyek ”Integrated Economic

zone Development Based on Blue Economy at Lombok” yang

merupakan followup hasil pertemuan Intensive and Sustainable

Aquaculture of FAO Blue Growth yang diadakan pada tanggal 2-3

Oktober 2014 di Bangkok.

d. Pemaparan Mr. Miao Weimin mengenai The Regional Rice Initiative

Phase II, menjelaskan mengenai apa itu Regional Rice Initiative dan

kilas balik mengenai RRI-Phase I yang sudah diimplementasikan

pada tahun 2013.

Ada 4 komponen utama dalam RRI (Regional Rice Initiative) yang

menjadi topik sosialisasi, yaitu :

Komponen 1 : Sistem padi dan ikan (mina Padi)

Komponen 2 : Keanekaragaman hayati, landscape dan

ekosistem(Tree Outside Forest)

Komponen 3 : Sistem Intensifikasi budidaya padi “Save and

Grow”

Komponen 4 : Adaptasi perubahan iklim dan kearifan/budaya

padi

Contoh: pelaksanaan Mina Padi di Kabupaten Banjarnegara

dengan hasil produktivitas padi mencapai 9 ton GKP dan produksi

ikan mencapai 4 ton.

e. Diskusi:

Direktur Produksi Perikanan Budidaya-KKP (Dr.Coco Kokarkin)

menginformasikan telah memberikan bantuan berupa benih ikan

nila, benih padi, mini escafator, bantuan biaya untuk mengolah

tanah ± Rp500.000. Hasil yang dapat diperoleh petani sebesar

Rp60 juta/ha. Jadi alangkah baiknya jika kita berupaya

Page 36: KATA PENGANTAR - :: SAKIP Kementerian Pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN SETDITJEN … · sebagai bahan evaluasi dan acuan bagi para pengambil kebijakan

26

Laporan Tahunan 2015

EP..................................Sekretariat Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

meningkatkan pendapatan petani dengan budidaya padi dan

ikan.

Mina padi mempunyai keuntungan yang besar bagi petani,

karena dapat meningkatkan pendapatan petani (dari penjualan

ikan) tanpa mengurangi pendapatan dari padi, karena waktu

yang diperlukan untuk budidaya ikan kurang lebih sama dengan

padi yaitu sekitar 3-4 bulan.

Perwakilan Setditjen TP-Kementan menyampaikan:

- Dit. Budidaya Serealia Ditjen TP telah melaksanakan program

SLPTT dan tahun 2015 menjadi GPPT berupa bantuan full

paket salah satunya bantuan benih padi. Kami menghimbau

jangan sampai terjadi over leaping/tumpang tindih terhadap

bantuan yang diterima untuk petani.

- Mina padi hanya dapat dilaksanakan pada sawah beririgrasi.

Di samping itu harus dipikirkan bersama apakah program

Mina Padi ini tidak berdampak pada capaian produksi padi,

karena harus ada pengaturan jarak tanam padi agar ikan

dapat berkembang biak dengan baik.

- Agar ikan dapat berkembang biak dengan baik dalam program

Mina Padi harus ada kajian aplikasi penggunaan pupuk dan

pengendalian OPT dengan kimiawi (pestisida).

Mr. Miao Weimin menanggapi diskusi ini dengan menyatakan

bahwa Integrated rice-fish farming adalah pilot project yang

dipromosikan sangat alami dengan keuntungan yang dapat

meningkatkan pendapatan petani, sekaligus dapat terjadi

symbiosis yaitu natural dan aman tapi bisa meningkatkan

produksi.

f. Rencana pelaksanaan RRI-Phase II fokus utama Integration in

Save & Grow yaitu:

- Pemaparan Mr. Miao Weimin mengenai The Regional Rice

Initiative Phase II, menjelaskan mengenai apa itu Regional Rice

Initiative dan kilas balik mengenai RRI-Phase I yang sudah

diimplementasikan pada tahun 2013.

- Melanjutkan dukungan kepada petani untuk pencapaian ”save

and Grow” melalui Sekolah Petani Lapang Terpadu.

- Mendukung petani untuk menerapkan dalam praktek untuk

memproduksi lebih banyak dan baik dalam kualitas / efisien dan

ramah lingkungan.

Page 37: KATA PENGANTAR - :: SAKIP Kementerian Pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN SETDITJEN … · sebagai bahan evaluasi dan acuan bagi para pengambil kebijakan

27

Laporan Tahunan 2015

Sekretariat Direktorat Jenderal Tanaman Pangan .................................. EP

- Meningkatkan pendapatan dan pada akhirnya juga meningkatkan

ketahanan pangan dan nutrisi.

- Melanjutkan membangun a knowledge base and evidence on

sustainability and resources use efficiency pada sistem

pendekatan padi terpadu.

- Mencari peluang untuk menduplikasi pada area lain/negara lain

seperti Afrika yang mana produksi dan konsumsi berasnya

meningkat.

- Melanjutkan dukungan Initiatif nasional pada startegi formulasi

beras dan restrukturisasi bidang pertanian.

g. Presentasi dari VECO dan FIELD yaitu penerapan Save and Grow

pada petani padi melalui Sekolah lapang petani di bawah Regional

Rice Initiative.

Perwakilan Setditjen TP Kementan menyampaikan bahwa

presentasi tersebut sama dengan program SLPHT di Dit.

Perlindungan yang melatih petani untuk dapat mengendalikan

serangan OPT dengan pengendalian menggunakan musuh alami,

biologi dan kearifan lokal agar ekosistem khususnya sawah dapat

terjaga keberlanjutannya dan produksi tetap tercapai.

h. Presentasi dari proyek Kementerian Kelautan dan Perikanan

dengan FAO mengenai kegiatan TCP Facility-TCP/INS/3501 Baby 3

dengan judul proyek ”Integrated Economic zone Development

Based on Blue Economy at Lombok”. Proyek ini menginginkan

bagaimana memanfaatkan semua yang ada di Ikan, seperti Udang

bisa dimanfaatkan sampai ke kulitnya, dll sehingga tidak terbuang.

i. Tindak Lanjut

- MoU/Nota kesepahaman antara Direktorat Produksi Perikanan

Budidaya dengan Direktorat Jenderal Tanaman Pangan yang

sudah ada sebelumnya akan ditinjau kembali/diperpanjang untuk

dibawa ke level yang lebih tinggi yaitu tingkat Kementerian tidak

hanya di level Direktorat Jenderal (Eselon I).

- Sebagai langkah awal Setditjen KKP akan melakukan koordinasi

dan pertemuan dengan Kementerian Pertanian terkait hal

tersebut (Mina Padi).

- Mr. Miao mengusulkan untuk dibuat workshop/ seminar/FGD

untuk High Level Consultation.

- Dari rangkaian kunjungan Mr. Miao ke Indonesia (2-6 Februari

2015) selain mensosialisasikan RRI Phase II, beliau juga akan

melaksanakan Field Visits to Rice-Fish Farming di Banjarnegara.

Page 38: KATA PENGANTAR - :: SAKIP Kementerian Pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN SETDITJEN … · sebagai bahan evaluasi dan acuan bagi para pengambil kebijakan

28

Laporan Tahunan 2015

EP..................................Sekretariat Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

12. Focus Group Discussion (FGD) Kesiapan Sub Sektor Tanaman

Pangan Dalam Menghadapi MEA

Focus Group Discussion (FGD) Kesiapan Sub Sektor Tanaman

Pangan Dalam Menghadapi MEA dilaksanakan pada tanggal 11-13

November 2015 di Hotel Royal Panghegar, Bandung. FGD dibuka oleh

Sekretaris Direktorat Jenderal Tanaman Pangan, dihadiri oleh peserta

undangan/perwakilan Petugas yang membidangi pengolahan dan

pemasaran hasil pertanian pada Dinas Pertanian Tanaman Pangan

Provinsi seluruh Indonesia, dan Dinas Pertanian Tanaman Pangan

beberapa kabupaten di Provinsi Jawa Barat. Pejabat/staf lingkup

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan maupun dari unit Eselon I

lainnya lingkup Kementerian Pertanian.

Nara sumber berasal dari Kemenlu, Kadin Provinsi Jawa Barat, IPB,

Sekretariat Jenderal Pertanian, dan Gapoktan Simpatik dari

Tasikmalaya Jawa Barat, dengan hasil sebagai berikut:

a. Tujuan FGD Kesiapan Subsektor Tanaman Pangan Dalam

Menghadapi MEA, yaitu:

Menyamakan persepsi dan membangun komitmen bagi para

penentu kebijakan untuk meningkatkan daya saing dan nilai

tambah produk tanaman pangan sesuai standar pasar ASEAN.

Meningkatkan koordinasi pusat dan daerah serta stakeholder

terkait dalam implementasi program/kegiatan sub sektor

tanaman pangan dalam era MEA.

Mengidentifikasi peluang dan tantangan, serta solusinya dalam

upaya optimalisasi perdagangan regional dan global produk

tanaman pangan dalam pemantapan ketahanan pangan

nasional.

b. Peningkatan Daya Saing Subsektor Pangan

Dalam perspektif MEA tantangan internal yang dihadapi

Indonesia selain peningkatan daya saing adalah pemantapan

iklim usaha domestik, fasilitasi perdagangan, konektivitas fisik

dan kelembagaan, dan kemampuan usaha mikro, kecil, dan

menengah (UKM). Secara eksternal tantangan yang dihadapi

adalah memanfaatkan ASEAN sebagai tujuan ekspor, jejaring

produksi, daerah investasi, pasar sektor jasa, dan sebagai

sumber dana investasi.

Daya saing sektor pangan tidak hanya ditentukan oleh kegiatan

on-farm dan off-farm, tetapi juga ditentukan oleh kegiatan dan

faktor lain, yaitu pemantapan infrastruktur, system logistik yang

Page 39: KATA PENGANTAR - :: SAKIP Kementerian Pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN SETDITJEN … · sebagai bahan evaluasi dan acuan bagi para pengambil kebijakan

29

Laporan Tahunan 2015

Sekretariat Direktorat Jenderal Tanaman Pangan .................................. EP

handal dan efisien, iklim usaha dan investasi, dan sistem

pembiayaan yang handal. Khusus untuk penelitian dan

pengembangan (R & D), alokasi anggaran dan kegiatannya

harus ditingkatkan dan fokus pada peningkatan daya saing dan

produktivitas agar tidak tertinggal dengan negara lain. Daya

saing Indonesia secara signifikan terus meningkat dari tahun ke

tahun. Pada tahun 2012 menempati ranking ke-50, tahun 2013

meningkat menjadi ranking ke-38, dan di tahun 2014 menduduki

ranking ke-34. Untuk memperbaiki posisi daya saing ini

diperlukan reformulasi kebijakan perekonomian nasional

terutama di sektor pangan.

Melalui Blue Print AEC (Cetak Biru MEA), inisiatif kerjasama

ASEAN di bidang pertanian diarahkan memperkuat ketahanan

pangan, meningkatkan daya saing produk agrifood, dan

mempromosikan kerjasama pertanian. Sebagai contoh kasus,

kerjasama ekonomi beras ASEAN menurut Pasal 24 dari ATIGA

(ASEAN Trade in Goods Agreement) memberikan pengecualian

terhadap komoditi beras sebagai komoditas khusus.

Karakteristik pasar beras ASEAN

Salah satu feature umum pertanian tanaman pangan di ASEAN:

area penanaman didominasi oleh penanaman padi di semua

Negara Anggota yang berbasis pertanian. Budidaya padi

merepresentasikan hampir 60% dari area pertanian di Indonesia,

Myanmar, Thailand dan Vietnam , serta mencapai 90% di

Kamboja dan Laos (FAO, 2014).

Dua eksportir beras terbesar di dunia, Thailand dan Vietnam,

berada di wilayah ASEAN. Disamping itu, negara produsen

beras lain yang penting di wilayah tersebut adalah Myanmar,

yang mungkin memiliki potensi yang belum dimanfaatkan untuk

meningkatkan output dan ekspor beras.

Disamping potensi penawaran beras, wilayah ASEAN ini juga

memiliki dua importir terbesar di pasar beras internasional, yakni

Indonesia dan Filipina, meskipun keduanya melihat perdagangan

sebagai lender of the last resource (impor dilakukan hanya

apabila produksi domestik dan cadangan pangan pemerintah

tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan pangan pokok

domestiknya, sebagai upaya untuk menjaga stabilitas pasokan

dan harga harga beras untuk stabilisasi harga beras dan

penguatan ketahanan pangan). Oleh karena itu, posisi negara

Page 40: KATA PENGANTAR - :: SAKIP Kementerian Pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN SETDITJEN … · sebagai bahan evaluasi dan acuan bagi para pengambil kebijakan

30

Laporan Tahunan 2015

EP..................................Sekretariat Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

sebagai importir beras secara mutlak ditentukan produksi beras

domestik..

Menghadapi MEA, Indonesia harus mampu meningkatkan daya

saing khususnya pada komoditas beras melalui diferensiasi

product seperti yang dikembangkan oleh Gapoktan Simpatik di

Kabupaten Tasikmalaya – Provinsi Jawa Barat yang telah

mampu menembus pasar ekspor dengan produk beras organik.

c. Rekomendasi dari FGD:

Berdasarkan FGD ini dapatdirumuskan beberapa saran dan

tindaklanjut yang perlu diambil dalam rangka meningkatkan daya

saing komoditas pangan Indonesia di pasar MEA dan

memantapkan ketahanan pangannasional, sebagaiberkut:

Mengingat mendesaknya implementasi MEA efektif per 1 Januari

2016 maka perlu segera disusun peta-jalan (roadmap)

peningkatan produksi dan daya saing komoditas pertanian

strategis. Pada tataran penelitian dan pengembangan juga perlu

segera disusun roadmap penciptaan dan pengembangan inovasi

(teknis, sosial ekonomi, kelembagaan, dan kebijakan) dalam

rangka peningkatan produktivitas, efisiensi, dan daya saing

komoditas pangan utama tersebut.

Faktor pendukung yang juga perlu segera dibuat adalah

penyusunan roadmap standarisasi komoditas dan produk

pangan serta melakukan sosialisasi ke semua stakeholder.

Faktor pendukung penting lainnya adalah peningkatan kualitas

mutu dan keamanan pangan serta integrasi pengelolaan rantai

pasok pangan.

Mempercepat pelaksanaan program peningkatan daya saing

ekonomi nasional melalui percepatan pembangunan infrastruktur

dan sistem logistik. Rendahnya indeks konektivitas merupakan

titik lemah dalam peningkatan efisiensi pemasaran dan

perdagangan antar daerah di tanah air, sehingga akan

berpengaruh besar terhadap peningkatan daya saing di pasar

domestik dan kawasan.

Portofolio kebijakan yang lebih menyeluruh diperlukan untuk

upaya boosting peningkatan daya saing perdagangan di sektor

pangan. Disamping peningkatan produktivitas, infrastruktur dan

sistem logistik juga dibutuhkan insentif penelitian dan

pengembangan, sistem pembiayaan yang handal dan efisien,

dan keterlibatan swasta bukan saja pada pengembangan produk

primer, tetapi juga pada penyediaan (logistik), pergudangan,

Page 41: KATA PENGANTAR - :: SAKIP Kementerian Pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN SETDITJEN … · sebagai bahan evaluasi dan acuan bagi para pengambil kebijakan

31

Laporan Tahunan 2015

Sekretariat Direktorat Jenderal Tanaman Pangan .................................. EP

pengolahan, dan distribusi dengan sasaran peningkatan pasokan

dan pencegahan volatilitas harga pangan.

Dalam perspektif kebijakan ekonomi pangan yang lebih luas,

disamping peningkatan daya saing, patut dipertimbangkan

kebijakan sebagai berikut: (a) optimalisasi perdagangan regional

dan global dalam pemantapan ketahanan pangan nasional, (b)

peningkatan kapasitas produksi pertanian nasional (lahan dan

sumberdaya air), (c) upaya peningkatan produktivitas agar

dibarengi dengan pengembangan penanganan panen,

pascapanen, dan pengembangan produk, (d) perbaikan struktur

pasar dan pembentukan harga yang dapat menjamin tingkat

kesejahteraan petani, (e) pengembangan diversifikasi konsumsi

pangan dan gizi untuk mengurangi tekanan terhadap permintaan

pangan pokok beras; dan (f) peningkatan efektivitas koordinasi

dan konsolidasi instansi terkait di tingkat pusat dan daerah dalam

upaya peningkatan produksi, daya saing, dan penegakan hukum

terkait dengan pelaksanaan regulasi pangan dan ketahanan

pangan.

d. Kesimpulan:

Indonesia sebagai negara terbesar di ASEAN manfaat nyata hanya

akan diperoleh melalui peran negara ini sebagai pusat produksi dan

distribusi bukan sebagai pusat pemasaran produk saja melalui

peningkatan daya saing.

13. Dukungan Sarana Produksi Untuk Kawasan Perbatasan/Daerah

Tertinggal

Dukungan sarana produksi untuk kawasan perbatasan dan daerah

tertinggal dilaksanakan di 10 provinsi, antara lain untuk daerah

perbatasan (Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, Nusa Tenggara

Timur, Papua, Kepulauan Riau, Sulawesi Utara) dan daerah tertinggal

(Bengkulu, Jawa Barat, Jawa Timur, dan Papua Barat). Dari 10

provinsi tersebut, hanya Jawa Barat yang tidak terealisasi karena

kelompok tani tidak bersedia melaksanaan kegiatan, sehingga realisasi

mencapai 18 unit atau 90% dari target 20 unit.

Page 42: KATA PENGANTAR - :: SAKIP Kementerian Pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN SETDITJEN … · sebagai bahan evaluasi dan acuan bagi para pengambil kebijakan

32

Laporan Tahunan 2015

EP..................................Sekretariat Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

Tabel 1. Realisasi Kegiatan Dukungan Sarana Produksi Untuk

Kawasan Perbatasan/Daerah Tertinggal Tahun 2015

Page 43: KATA PENGANTAR - :: SAKIP Kementerian Pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN SETDITJEN … · sebagai bahan evaluasi dan acuan bagi para pengambil kebijakan

33

Laporan Tahunan 2015

Sekretariat Direktorat Jenderal Tanaman Pangan .................................. EP

PELAKSANAAN KEGIATAN

BAGIAN KEUANGAN DAN PERLENGKAPAN

1. Pengelolaan Gaji TA. 2015, menyiapkan laporan pajak penghasilan

pribadi PPh 21 pegawai TA. 2015, melakukan pembayaran tunjangan

kompensasi kerja, uang makan, uang lembur, honor tenaga kontrak,

kekurangan dan susulan gaji, tunjangan kematian (uang duka, gaji

terusan) Pegawai Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

2. Pengelolaan Perbendaharaan

a. SK Penetapan Pejabat dan Staf Pengelola Keuangan Satker Pusat,

UPT Pusat, dan Satker Daerah Pengelola Dana Tugas Pembantuan

Tahun Anggaran 2015

b. Pengelolaan Keuangan Satker Tahun Anggaran 2015

Menyiapkan Surat Permintaan Pembayaran (SPP) sebanyak

174SPP yang meliputi: SPP Nihil 111 SPP dan SPP LS 63 SPP

Menyiapkan surat pernyataan tanggung jawab belanja (SPTB)

sebanyak 192 SPTB

Melakukan pemeriksaan/verifikasi pembebanan anggaran dan

kegiatan sebanyak 1.867 tagihan baik tunai maupun LS

c. Pengelolaan dan Penatausahaan PNBP Tahun Anggaran 2015

Jumlah uang persediaan Satker Ditjen TP (Pusat) sebesar

Rp23,500 miliar, terdiri dari dana revolving Rp500 juta dan TUP

Rp23 miliar, realisasi uang persediaan sebesar Rp6,127 miliar

(26,64%). Jumlah uang persediaan Satker Rp.335 juta, terdiri

dari Kas Tunai Rp6 juta, Bank Rp15 miliar, dan Persekot

Rp2,366 miliar.

Hingga akhir Desember 2015, laporan yang masuk adalah

sebanyak 79 Satker dengan realisasi sebesar Rp27,642 miliar,

dengan rincian penerimaan umum Rp22,168 miliar, dan

penerimaan fungsional Rp5,475 miliar.

3. Aset

Hasil dari Pendataan Aset BMN terdapat mutasi tambah dan kurang

barang inventaris s.d 31 Desember 2015 senilai Rp503,693 miliar,

terdiri dari tanah, peralatan dan mesin, gedung dan bangunan,

jaringan, aset tetap lainnya, aset tetap lain yang tidak digunakan,

software, dan aset tak berwujud lainnya.

III

Page 44: KATA PENGANTAR - :: SAKIP Kementerian Pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN SETDITJEN … · sebagai bahan evaluasi dan acuan bagi para pengambil kebijakan

34

Laporan Tahunan 2015

EP..................................Sekretariat Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

Tabel 2. Daftar Barang Mutasi Tambah dan Kurang Barang Inventaris

Per 31 Desember 2015

4. Progres Pengajuan Hibah

Progres pengajuan hibah pada mata anggaran kegiatan (MAK 526) per

31 Desember 2015 pada Satker lingkup Ditjen Tanaman Pangan.Nilai

pengajuan hibah tertinggi adalah pada Satker Dinas Pertanian Provinsi

Jawa Tengah senilai Rp694 juta dan terkecil pada Satker Dinas

Pertanian Kabupaten Majalengka senilai Rp.10 juta.

Tabel 3. Progres Pengajuan Hibah Pada MAK 526 Satker Lingkup

Ditjen TP Per 31 Desember Tahun 2015

1 Subang 1 14.877.000

2 Jaw a Tengah 1 694.368.500

3 Majalengka 1 10.000.000

4 Temanggung 1 10.939.500

5 DI. Yogyakarta 1 286.759.050

6 Aceh 1 126.097.000

7 Sumatera Utara 1 157.442.925

8 Sumatera Barat 1 187.588.600

9 Riau 1 19.415.000

10 Jambi 1 14.899.000

11 Sumatera Selatan 1 18.999.860

12 Lampung 1 105.349.860

13 Kalimantan Tengah 1 56.900.000

14 Kalimantan Selatan 1 424.045.000

15 Kalimantan Timur 1 84.483.000

16 Sulaw esi Selatan 1 19.500.000

17 Sulaw esi Tenggara 1 77.700.000

18 Maluku 1 63.800.000

19 Bali 1 367.595.000

20 Papua 1 77.231.000

21 Bengkulu 1 154.494.000

22 Maluku Utara 1 120.000.000

23 Banten 1 116.382.000

24 Babel 1 34.310.000

25 Gorontalo 1 98.490.000

26 Kepulauan Riau 1 29.977.647

27 Papua Barat 1 508.179.800

28 Sulaw esi Barat 1 15.980.800

28 3.895.804.542

No SatkerJumlah

SatkerNilai Pengajuan (Rp.)

Jumlah

Kuantitas Nilai (Rp.000)

1 Tanah 314.254 177.581.615

2 Peralatan dan Mesin 23.258 298.333.965

3 Gedung dan Bangunan 35 24.589.061

4 Jaringan 10 430.524

5 Aset Tetap Lainnya 467 129.750

6 Aset Tetap Lain yang tidak digunakan 783 2.059.329

7 Software 29 308.849

6 Aset Tak berwujud lainnya 3 259.770

338.839 503.692.862Jumlah

No Nama AkunSaldo per 31 Desember 2015

Page 45: KATA PENGANTAR - :: SAKIP Kementerian Pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN SETDITJEN … · sebagai bahan evaluasi dan acuan bagi para pengambil kebijakan

35

Laporan Tahunan 2015

Sekretariat Direktorat Jenderal Tanaman Pangan .................................. EP

PELAKSANAAN KEGIATAN

BAGIAN UMUM

1. Pemberian Penghargaan pada Kelompoktani dan Mantri Tani

Berprestasi Tingkat Nasional Tahun 2015.

Pemberian penghargaan ini diberikan kepada Kelompoktani yang

berhasil dalam mengelola usaha tani sub sektor tanaman pangan

khususnya komoditi padi, jagung dan kedelai, karena komoditas

tersebut merupakan komoditi yang sangat berpengaruh dalam upaya

mendukung program swasembada pangan dan Petugas/Mantri Tani

yang merupakan ujung tombak pengumpul data-data statistik pertanian

tanaman pangan.

Pemberian penghargaan disamping diberikan kepada Kelompoktani

dan Mantri Tani juga diberikan kepada Pengawas Benih Tanaman

(PBT) Lapangan, Analis Benih Laboratorium, Produsen/Penangkar

Benih orang dan Balai Benih yang telah ditetapkan dengan Keputusan

Direktur Jenderal Tanaman Pangan Nomor 61/HK.310/C/10/2015

tentang Kelompoktani, Mantri Tani, Pengawas Benih Tanaman

(Lapangan), Analis Benih Lanoratorium, Produsen/Penangkar Benih

Balai Benih Berprestasi Tingkat Nasional Tahun 2015 tanggal 5

Oktober 2015 yang penyerahan penghargaan ditetapkan dengan SK

Menteri Pertanian Nomor 590/Kpts/KP.590/10/2015 tentang

Pemberian Penghargaan Kepada Kelompoktani, Mantri Tani,

Pengawas Benih Tanaman (Lapangan), Analis Benih Lanoratorium,

Produsen/Penangkar Benih Balai Benih Berprestasi Tingkat Nasional

Tahun 2015, tanggal 15 Oktober 2015.

Proses pemberian penghargaan tingkat nasional dilakukan secara

berjenjang dengan melalui beberapa tahapan penilaian, yaitu penilaian

tingkat provinsi dan penilaian tingkat nasional. Penilaian tingkat

provinsi dilakukan oleh Tim Penilai Provinsi yang melakukan penilaian

didaerahnya, yang kemudian mengusulkan 1 Kelompok Tani (padi,

jagung, kedelai) dan 1 Mantri Tani terbaik kepada tim penilai pusat

untuk dilakukan penilaian tingkat nasional. Tim penilai pusat yang

anggotanya berasal dari Direktorat Jenderal Tanaman Pangan akan

memverifikasi usulan dari provinsi. Tim Penilai Provinsi dan Pusat

dalam melakukan penilaian/verifikasi mengacu pada Buku Petunjuk

Pelaksanaan Penghargaan Kelompoktani/Mantri Tani Berprestasi

Bidang Tanaman Pangan Tingkat Nasinal yang diterbitkan dari tim

pusat. Dari hasil verifikasi lapangan ditetapkan 5 Mantri Tani dan 5

IV

Page 46: KATA PENGANTAR - :: SAKIP Kementerian Pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN SETDITJEN … · sebagai bahan evaluasi dan acuan bagi para pengambil kebijakan

36

Laporan Tahunan 2015

EP..................................Sekretariat Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

Kelompoktani untuk masing-masing komoditas padi, jagung dan

kedelai.

Pemberian Penghargaan kepada Kelompoktani dan Mantri Tani

Berprestasi Tingkat Nasional Tahun 2015 diserahkan bersamaan

waktunya dengan peringatan Hari Pangan Sedunia (HPS) ke-35 di

Pelembang-Sumatera Selatan.

Secara keseluruhan penerima penghargaan ada 32 orang terdiri dari

kelompoktani padi 5 orang, kelompoktani jagung 5 orang,

kelompoktani kedelai 5 orang, Mantri Tani 5 orang,

Produsen/Penangkar Benih 3 orang, Pengawas Benih Tanaman 3

orang, Analis Benih 3 orang, dan Balai Benih Berprestasi 3 orang.

2. Evaluasi Reformasi Birokrasi Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

Tahun 2015

Salah satu instrumen pengukuran RB adalah Penilaian Mandiri

Pelaksanaan Reformasi Birokrasi (PMPRB) yang merupakan

instrumen penilaian kemajuan pelaksanaan reformasi birokrasi yang

dilakukan secara mandiri (self assesment) oleh Kementerian/Lembaga

dan Pemerintah Daerah.

Pada hakekatnya tujuan dilakukan PMPRB adalah untuk memudahkan

Kementerian/Lembaga dan Pemerintah Daerah dalam menyediakan

informasi mengenai perkembangan pelaksanaan reformasi birokrasi

dan upaya-upaya perbaikan yang perlu dilakukan oleh

Kementerian/Lembaga dan Pemerintah Daerah yang bersangkutan,

serta untuk menyediakan data/informasi bagi Kementerian PAN-RB

dalam rangka menyusun profil pelaksanaan RB Nasional.

PMPRB di Kementerian Pertanian pada tahun 2012 dilaksanakan oleh

seluruh unit kerja Eselon I lingkup Kementerian Pertanian yang

menjadi bahan dan dalam pembangunan profil pencapaian reformasi

Kementerian Pertanian yang memperoleh hasil penilaian sebagai

berikut:

Nilai pencapaian komponen pengungkit hasil 66,65

Nilai survey internal terhadap pegawai 69,06

Nilai pencapaian komponen pengungkit dan komponen hasil

dengan survey internal 67,14

Nilai pemenuhan target indikator internal 71,23

Nilai pemenuhan target indikator eksternal 79,27.

Namun demikian dalam perkembangannya PMPRB mengalami

perubahan, dimana Kementerian PAN dan RB telah melakukan desk

evaluasi terhadap pelaksanaan PMPRB Instansi Pemerintah pada

Page 47: KATA PENGANTAR - :: SAKIP Kementerian Pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN SETDITJEN … · sebagai bahan evaluasi dan acuan bagi para pengambil kebijakan

37

Laporan Tahunan 2015

Sekretariat Direktorat Jenderal Tanaman Pangan .................................. EP

tahun 2012 yang lalu. Sample yang diambil sebanyak 36 K/L. Atas

dasar hasil desk evaluasi tersebut Kementerian PAN dan RB

mencabut Permenpan RB nomor 1 Tahun 2012 tentang Pedoman

PMPRB dan Permenpan RB nomor 31 tahun 2012 tentang Petunjuk

Teknis PMPRB secara online, diganti dengan Permenpan RB nomor

14 Tahun 2014 tentang Pedoman Evaluasi Reformasi Birokrasi

Instansi Pemerintah.

Berdasarkan Permenpan RB nomor 14 Tahun 2014 sebagaimana

dimaksud, ruang lingkup penilaian PMPRB pendekatannya sudah tidak

lagi per unit kerja es.I melainkan instansi (Kementerian).Unit kerja

Eselon I lingkup Kementan mengisi aplikasi PMPRB secara off-line

dengan menggunakan Lembar Kerja Evaluasi (LKE) berformatexcell,

dan menyiapkan evidence yang relevan berdasarkan LKE, serta

pelaksanaan Rencana Aksi Tindak Lanjut Perbaikan berdasarkan

Kertas Kerja PMPRB tahun 2012 yang lalu. Selanjutnya diserahkan

kepada Inspektorat Jenderal untuk dilakukan paneling bersama

dengan seluruh Eselon I Kementan.

Reformasi Birokrasi bukan tunjangan kinerja atau yang selama ini

kita kenal dengan sebutan tunkin, tunkin hanya merupakan

konsekuensi dari pelaksanaan RB yang telah kita lakukan. RB

harus dilaksanakan atas dasar kesadaran untuk berubah menjadi

lebih baik, baik itu untuk masyarakat, organisasi, maupun diri sendiri

(individual)

Apabila RB telah dilaksanakan atas dasar kesadaran, dengan

sendirinya pelaksanaan pemerintahan akan berjalan dengan baik,

begitupun penilaian dari Kementerian PAN dan RB akan meningkat

tanpa perlu kita minta (orang lain pasti akan merasakan perubahan

itu);

Untuk itu agar Tim PMPRB Ditjen Tanaman Pangan, terutama

penanggung jawab setiap area perubahan/program RB agar tidak

bosan memantau pelaksanaan RB dan mengingatkan anggota dan

seluruh pegawai Ditjen Tanaman Pangan untuk melaksanakan

program RB dan mengumpulkan bukti dukungnya.

3. Penyusunan Uraian Tugas Pekerjaan Unit Kerja Eselon IV Direktorat

Jenderal Tanaman Pangan

Sesuai Permentan Nomor 43 tahun 2015, organisasi Direktorat

Jenderal Tanaman Pangan mengalami perubahan nomenklatur pada

unit kerja Eselon II dan pengurangan 3 unit kerja Eselon III serta 6 unit

kerja Eselon IV. Dengan adanya perubahan organisasi otomatis tugas

dan fungsi juga mengalami perubahan.

Page 48: KATA PENGANTAR - :: SAKIP Kementerian Pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN SETDITJEN … · sebagai bahan evaluasi dan acuan bagi para pengambil kebijakan

38

Laporan Tahunan 2015

EP..................................Sekretariat Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

Sehubungan dengan hal tersebut, Peraturan Menteri Pertanian Nomor

53 Tahun 2011 tentang Rincian Tugas Pekerjaan Unit Kerja Eselon IV

lingkup Direktorat Jenderal Tanaman Pangan juga harus diubah/revisi

karena sudah tidak sesuai dengan Permentan Nomor 43 tahun 2015

tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pertanian.

Terkait dengan revisi Permentan Nomor 53 Tahun 2011 sudah

dilakukan beberapa kali rapat antara Biro Organisasi dan kepegawaian

dengan perwakilan masing-masing unit kerja Eselon I yang

membidangi organisasi, untuk memudahkan dalam penyusunan

Permentan baru tentang Uraian Tugas Pekerjaan (UTP) unit kerja

Eselon IV telah dilakukan pemetaan tugas dan fungsi di masing-

masing unit kerja Eselon IV lingkup Ditjen Tanaman Pangan untuk

menentukan pola UTP unit kerja Eselon IV lingkup Ditjen Tanaman

Pangan.

Beberapa poin dalam penting penyusunan uraian tugas pekerjaan unit

kerja Eselon IV Direktorat Jenderal Tanaman Pangan, antara lain

sebagai berikut:

a. Dengan terbitnya Permentan 43 Tahun 2015, Kementerian

Pertanian yang semula ada 12 unit kerja Eselon I menjadi 11,

dimana Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil

Pertanian (P2HP) hilang, tetapi fungsinya melebur kedalam unit

kerja Eselon I lain, terutama Direktorat Jenderal Teknis (Tanaman

Pangan, Hortikultura, Perkebunan, serta Peternakan dan Kesehatan

Hewan)

b. Perampingan tersebut membawa dampak yang signifikan untuk

seluruh unit kerja Eselon I Kementan, sehingga untuk kelancaran

tugas pekerjaan di Ditjen Tanaman Pangan maka perlu disusun

ulang terkait Uraian Tugas Pekerjaan (UTP) Unit Kerja Eselon IV

baru yang sesuai dengan Permentan tentang Organisasi

Kementerian Pertanian yang baru, termasuk fungsi P2HP yang

masuk kedalam fungsi Ditjen TP dan melekat pada Direktorat

Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan (P2HTP)

c. Untuk memudahkan dalam penyusunan UTP maka disusun pola

pemetaan yang telah disusun oleh masing-masing unit kerja Eselon

IV lingkup Ditjen Tanaman Pangan, untuk digunakan sebagai acuan

dalam menyusun UTP unit kerja Eselon IV dimaksud, sehingga

perlu diselenggarakan diskusi dengan seluruh unit kerja Eselon IV

lingkup Ditjen Tanaman Pangan, dan untuk keseragaman pola UTP

unit kerja Eselon IV antar Eselon I lingkup Kementerian Pertanian

maka perlu melibatkan Biro Organisasi dan Kepegawaian

Page 49: KATA PENGANTAR - :: SAKIP Kementerian Pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN SETDITJEN … · sebagai bahan evaluasi dan acuan bagi para pengambil kebijakan

39

Laporan Tahunan 2015

Sekretariat Direktorat Jenderal Tanaman Pangan .................................. EP

d. Perlu keselarasan antara tugas pekerjaan dan rencana kerja

organisasi, sehingga kedepannya para Pejabat Struktural, Pejabat

Fungsional Tertentu/Khusus maupun fungsionl umum (staff) dapat

menyusun Sasaran Kerja Pegawai (SKP) dan rencana kegiatan

yang sesuai dengan beban tugasnya masing-masing.

4. Pembinaan Sumber Daya Manusia

a. Kegiatan Inpassing Tahun 2015

Inpassing merupakan perubahan gaji pokok pegawai negeri sipil

yang telah ditetapkan berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 7

Tahun 1977 tentang Peraturan Gaji Pegawai Negeri Sipil.

Bahwa dalam rangka meningkatkan daya guna dan hasil guna serta

kesejahteraan PNS, perlu menaikkan gaji pokok Pegawai Negeri

Sipil, sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 30 Tahun 2015

yang telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan

Pemerintah Nomor 34 Tahun 2014 dan melalui Surat Edaran

Direktur Perbendaharaan Kementerian Keuangan RI Nomor SE-

19/PB/2015 tanggal 15 Juni 2015.

Untuk mempercepat pemrosesan perubahan gaji pokok baru, maka

Sub Bagian Organisasi dan Kepegawaian Bagian Umum

mengadakan pembuatan SK Inpassing seluruh Pegawai Negeri

Sipil Direktorat Jenderal Tanaman Pangan dengan melibatkan

Kepala Sub Bagian Tata Usaha dan pengelola kepegawaian lingkup

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan.

b. Penyelesaian Kasus Pelanggaran Disiplin PNS Lingkup Direktorat

Jenderal Tanaman Pangan

Dengan terbitnya Peraturan Pemerintah Nomor 53 tahun 2010

tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil, maka semua pejabat

struktural dari Eselon I - IV dituntut memahami secara teknis

bagaimana menerapkan ketentuan penyelesaian pelanggaran

disiplin terhadap setiap pelanggaran PNS yang menjadi

bawahannya. Selama ini sering kali terjadi salah pemahaman

seolah-olah penindakan pelanggaran disiplin PNS merupakan

tanggung jawab kepegawaian ataupun yang membidangi

kepegawaian sehingga atasan langsung merasa tidak bertanggung

jawab terhadap pelanggaran disiplin pegawai terhadap stafnya yang

melanggar.Dalam ketentuan PP No 53 tahun 2010 jelas tertulis

bahwa atasan langsung mempunyai kewajiban untuk menindak

PNS yang menjadi stafnya apabila melanggar disiplin pegawai dan

akan menerima sanksi yang sama dengan stafnya apabila atasan

Page 50: KATA PENGANTAR - :: SAKIP Kementerian Pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN SETDITJEN … · sebagai bahan evaluasi dan acuan bagi para pengambil kebijakan

40

Laporan Tahunan 2015

EP..................................Sekretariat Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

langsung tidak bersedia memberikan sanksi kepada stafnya yang

melanggar aturan.

Berkaitan dengan hal tersebut, setiap atasan langsung harus

melakukan penerapan disiplin pegawai yang meliputi pemahanman

terhadap PP 53 tahun 2010 dengan benar, membuat surat

panggilan pemeriksaan, membuat Berita Acara Pemeriksaan (BAP),

membuat surat keputusan pemberian sanksi dan sebagaimana agar

PP Nomor 53 Tahun 2010 dapat dilaksanakan dengan sebaik-

baiknya. Untuk itu kegiatan ini diharapkan menjadi agen penerapan

PP Nomor 53 Tahun 2010 di unit kerja masing-masing.

Permasalahan yang dihadapi dalam penerapan disiplin pegawai

antara lain:

Masih kurangnya penerapan teknis pelaksanaan hukuman

disiplin pegawai yang berakibat pada kesulitan dalam penerapan

hukuman disiplin didalam pengawasan pelanggaran disiplin yang

dilakukan dan juga dalam prosedur pelaksanaan izin perkawinan

dan perseraian PNS

Masih adanya keengganan para pejabat struktural atasan

langsung untuk menjatuhkan sanksi kepada staf yang melanggar

karena merasa kasihan dan merasa tiak terlalu penting untuk

dilakukan

Adanya kesulitan pengelola kepegawaian didalam membuat

tahapan hukuman disiplin PNS dan pembuatan izin perceraian

dikarenakan belum paham benar tentang tata cara pembuatan

BAP bagi yang terkena hukuman disiplin dan Berita Acara

Merukunkan bagi yang ingin melakukan proses perceraian

Untuk itu diperlukan pemahaman pelaksanaan PP Nomor 53 Tahun

2010 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil serta PP Nomor 10

Tahun 1983 jo PP Nomor 45 Tahun 1990 tentang izin perkawinan

dan perceraian

c. SosialisasiPeraturan Bidang Organisasi dan Kepegawaian (PUPNS)

Dalam rangka Pendataan Ulang PNS secara elektronik lingkup

Ditjen Tanaman Pangan telah dilaksanakan sosialisasi tanggal 29

September 2015 di RR. P2BN dengan hasil sebagai berikut:

Narasumber pada kegiatan sosialisasi PUPNS dari Biro

Organisasi dan Kepegawaian yaitu Kepala Subbagian Mutasi II.

Materi yang disampaikan adalah Peraturan Kepala Badan

Kepegawaian Negara Nomor 19 Tahun 2015 Tanggal 22 Mei

2015, Tentang Pedoman Pelaksanaan Pendataan Ulang

Page 51: KATA PENGANTAR - :: SAKIP Kementerian Pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN SETDITJEN … · sebagai bahan evaluasi dan acuan bagi para pengambil kebijakan

41

Laporan Tahunan 2015

Sekretariat Direktorat Jenderal Tanaman Pangan .................................. EP

Pegawai Negeri Sipil Secara Elektronik Tahun 2015 (e-PUPNS

2015) dan implementasi pengisian data PUPNS melalui aplikasi.

Pendataan ulang Pegawai Negeri Sipil (PNS) nasional

merupakan kegiatan pemutakhiran data PNS yang dilakukan

secara online dan dilaksanakan sejak bulan Juli dan berakhir

pada Desember 2015. Untuk proses pemutakhiran data ini setiap

PNS memulai dengan melakukan pemeriksaan data yang

tersedia dalam database kepegawaian BKN dan selanjutnya

PNS, melakukan perbaikan data yang tidak sesuai serta

menambahkan/melengkapi data yang belum lengkap/tersedia di

database BKN.

Tujuan dari PUPNS ini adalah Untuk memperoleh data yang

akurat, terpercaya, sebagai dasar kebutuhan dalam

mengembangkan sistem informasi kepegawaian ASN yang

mendukung pengelolaan manajemen ASN yang rasional sebagai

sumber daya aparatur negara, membangun kepedulian dan

kepemilikan PNS terhadap data kepegawaiannya.

Data kepegawaian PNS pada aplikasi tersebut sebetulnya sudah

ada, akan tetapi belum lengkap dan itu harus dilengkapi oleh

setiap PNS yang ada. Data yang ada dalam aplikasi tersebut

terdiri dari nama, tanggal lahir, tempat lahir, kedudukan PNS,

jenis kelamin, agama, TMT CPNS dan PNS, jenis pegawai, alamt

rumah dan NO KTP, No NPWP, lokasi kerja, wilayah kerja,

riwayat golongan, riwayat, pendidikan, riwayat diklat, riwayat

keluarga dan jabatan.

Pelaksanaan PUPNS ini di mulai pada bulan September sampai

bulan Desember 2015. Pada awal pelaksanaan banyak sekali

permasalahan terutama untuk masuk ke aplikasi tersebut susah

di akses.

Hasil sosialisasi pendataan ulang PNS secara elektronik adalah

telah terlaksananya pendataan ulang e-PUPNS sampai dengan

level 2 yang telah dikirim level 3 yang menjadi kewenangan BKN,

sampai dengan akhir bulan Desember 2015 rekapitulasi PUPNS

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan dapat dilihat pada lampiran.

Sebagai tindak lanjut dari sosialisasi PUPNS tersebut seluruh

pegawai diharapkan segera melakukan pendataan ulang data

pribadi pada aplikasi PUPNS tersebut. Direktorat Jenderal Tanaman

Pangan telah menugaskan verifikator level 1 PUPNS sebanyak 13

orang dan telah memfasilitasi pertemuan sebanyak 3 kali bagi

verifikator level 1 lingkup Ditjen Tanaman Pangan tersebut. Tugas

Page 52: KATA PENGANTAR - :: SAKIP Kementerian Pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN SETDITJEN … · sebagai bahan evaluasi dan acuan bagi para pengambil kebijakan

42

Laporan Tahunan 2015

EP..................................Sekretariat Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

verifikator level satu adalah memverifikasi data yang telah diisi oleh

PUPNS dengan data dukung yang telah diserahkan kepada

verifikator.

d. Kegiatan Pengembangan Karakter SDM

Kegiatan pengembangan karakter SDM pertanian sudah menjadi

agenda rutin Subbagian Organisasi dan Kepegawaian, hal ini

dilakukan dalam rangka peningkatan kreatifitas, kebersamaan,

kepercayaan diri serta motivasi pegawai dalam bekerja di

lingkungan Direktorat Jenderal Tanaman Pangan. Kegiatan

Pengembangan Karakter ini antara lain bertujuan untuk

memberikan penyegaran bagi pegawai setelah bertahun-tahun

bekerja secara serius. Kegiatan ini diharapkan memberikan

motivasi yang akanmampu membangkitkan semangat untuk terus

bekerja dan berkarya.

Kegiatan ini merupakan tahun keempat dan yang mengikuti

kegiatan pengembangan karakter adalah perwakilan pegawai setiap

unit kerja Eselon II termasuk UPT lingkup Ditjen. Tahun 2015

kegiatan Pengembangan Karakter SDM dilaksanakan pada tanggal

31 Juli s.d. 1 Agustus 2015 di Balai Besar Pelatihan Pertanian

Lembang dan untuk kegiatan outbond bertempat di tempat wisata

Avina Lembang, adapun jumlah peserta 150 orang.

Pelaksanaan kegiatan ini dipandu oleh Tim Wisata Avina Lembang

dengan dan siraman rohani dari Pondok Pesantren Darut

Tauhid.Methode pelaksanaan kegiatan melalui permainan dan

pemberian motivasi.

Tujuan dari pengembangan karakter SDM Pertanian adalah untuk

memberikan motivasi kerja yang dapat mendukung pembangunan

subsektor pertanian, mewujudkan kekompakkan diantara para

peserta, sehingga dapat meningkatkan semangat kerja,

meningkatkan kesepahaman diantara para peserta yang dapat

meningkatkan rasa teloransi dan kebersamaan. Sasaran yang ingin

dicapai dari kegiatan ini adalah diperolehnya sumberdaya manusia

yang mempunyai jiwa kebersamaan, rasa teloransi, dan motivasi

kerja yang tinggi agar mampu mendukung pembangunan subsektor

tanaman pangan.

Permasalahan dalam kegiatan ini adalah curah hujan yang masih

sering terjadi, sehingga mengganggu jadwal kegiatan yang sudah

disusun, beberapa peserta yang sudah dijadwalkan tidak dapat

mengikuti pelatihan karena ada tugas dari unit kerjanya, dan waktu

Page 53: KATA PENGANTAR - :: SAKIP Kementerian Pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN SETDITJEN … · sebagai bahan evaluasi dan acuan bagi para pengambil kebijakan

43

Laporan Tahunan 2015

Sekretariat Direktorat Jenderal Tanaman Pangan .................................. EP

pelaksanaan yang relatif singkat sehingga tidak semua program

dapat dilaksanakan.

e. Keadaan Pegawai Pegawai Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

Tahun 2015

Jumlah pegawai Direktorat Jenderal Tanaman Pangan tahun 2015

sebanyak 774 orang, dengan strata pendidikan S3 sebanyak 8

orang, S2 sebanyak 112 orang, S1/D4 sebanyak 318 orang, SM/D3

sebanyak 51 orang, SLTA 254 orang, SLTP 15 orang dan SD 16

orang.

Tabel 4. Jumlah Pegawai Ditjen TP Berdasarkan Pendidikan

Tahun 2015

Pegawai tersebut tersebar di Sekretariat Direktorat Jenderal

Tanaman Pangan 172 orang, Direktorat Perbenihan Tanaman

Pangan 59 orang, Direktorat Serealia 63 orang, Direktorat Aneka

Kacang dan Umbi 57 orang, Direktorat Perlindungan Tanaman

Pangan 69 orang, Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil

Tanaman Pangan 64 orang, Balai Besar Pengujian dan

Pengembangan Mutu Benih Tanaman Pangan dan Hortukultura

(BBPPMBTPH) 59 orang, Balai Besar Peramalan Organisme

Pengganggu Tumbuhan (BBPOPT) 61 orang, dan Balai Pengujian

Mutu Produk Tanaman (BPMPT) 38 orang, dan 97 orang yang

ditugaskan di 11 provinsi, serta satu orang yang diperbantukan di

Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan

Transmigrasi.

Berdasarkan pangkat dan golongan ruang gaji sebagian besar (485

orang) adalah golongan III sedangkan urutan kedua sebanyak 208

Page 54: KATA PENGANTAR - :: SAKIP Kementerian Pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN SETDITJEN … · sebagai bahan evaluasi dan acuan bagi para pengambil kebijakan

44

Laporan Tahunan 2015

EP..................................Sekretariat Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

orang adalah golongan II. Hal ini menunjukkan bahwa pegawai

yang memiliki pendidikan SLTA sudah banyak yang senior.

Tabel 5. Jumlah Pegawai Ditjen TP Berdasarkan Golongan/Ruang

Gaji Tahun 2015

5. Mutasi Pegawai Yang Menambah Bezeting

a. Pengangkatan CPNS dan PNS Masuk ke Ditjen Tanaman Pangan

Pada tahun 2015 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

memperoleh tambahan Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS)

sebanyak 28 orang yang terdiri dari CPNS. Selain penambahan

pegawai dari CPNS juga ada pegawai yang mutasi masuk ke Ditjen

Tanaman Pangan sebanyak 4 orang dan 4 sebagaiPejabat

Struktural Eselon II, dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel 6. Pengangkatan CPNS dan PNS Masuk ke Ditjen TP

Tahun 2015

TMT

Lama Baru Masuk

Ir.Laurensius Sihaloho,MBA

196112171988031000

Dr. Drs. Ibrahim Saragih, MM

195912301981031000

Dr. Ir. Nandang Sunandar, MP

196809071994031000

Dr. Ir. Dwi Iswari, MSCP

195912121987032000

Nur Suliastiati

196507102008122000

Endang Listiawati

197401032002122000

Hari Rahardjo

197008021991031000

Ruth Teratai Mekar BVK

197205022010012000

No Nama Pegawai/ NIP Gol Jabatan Unit Kerja

7/13/2015

2 IV/bPj. Direktur

Perbenihan TP

Badan

PPSDMP

Dit. Perbenihan

TP8/7/2015

1 IV/d Sekretaris Ditjen TP ITJEN Ditjen TP

8/7/2015

3 IV/b Pj. Direktur SerealiaBadan

LitbangDirektorat Serealia 8/7/2015

4 IV/cDirektur Perlindungan

TPDitjen Horti

Direktorat

Perlindungan TP

6/18/2015

5 III/bPetugas Teknologi

PascapanenBKP Direktorat PPHTP 4/13/2015

6 III/c PMHP Muda Ditjen PPHP BPMPT

Direktorat PPHTP 9/1/2015

7 III/b CarakaBadan

LtbangtanBBPPMBTPH 9/23/2015

8 III/cPetugas Teknologi

PascapanenPemda Poso

I II III IV

1. Direktorat Jenderal TP 0 0 0 1 1

2. Sekretariat Direktorat Jenderal TP 5 98 153 12 268

3. Direktorat Perbenihan TP 0 7 38 14 59

4. Direktorat Sereal ia 0 14 40 10 64

5. Direktorat Aneka Kacang dan Umbi 1 10 38 8 57

6. Direktorat Perl indungan TP 0 13 48 8 69

7. Direktorat Pascapanen TP 0 14 42 8 64

8. BBPPMBTPH Cimanggis 0 33 56 4 93

9. BBPOPT Jatisari 0 13 43 5 61

10. BPMPT 0 6 30 2 38

6 208 488 72 774

Unit KerjaGolongan/Ruang Gaji

Jumlah

Jumlah

No.

Page 55: KATA PENGANTAR - :: SAKIP Kementerian Pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN SETDITJEN … · sebagai bahan evaluasi dan acuan bagi para pengambil kebijakan

45

Laporan Tahunan 2015

Sekretariat Direktorat Jenderal Tanaman Pangan .................................. EP

b. Pensiun Pegawai

Pada tahun 2015 jumlah Pegawai Direktorat Jenderal Tanaman

Pangan yang memasuki masa purna bakti berkurang, hal ini

dikarenakan ada perpanjangan batas usia pensiun sesuai UU

Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (ASN) menjadi

58 tahun, sehingga yang memasuki usia 56 tahun pada tahun 2015

banyak yang melanjutkan kembali, namun ada beberapa orang

yang tidak melanjutkan, beberapa orang mengajukan pensiun dini,

dan meninggal dunia. Jumlah Pegawai Ditjen Tanaman Pangan

tahun 2015 yang telah pensiun BUP, pensiun dini, meninggal dunia

sebanyak 16 orang.

Tabel 7. Jumlah Pegawai Ditjen TP Pensiun BUP, Pensiun Dini,

dan Meninggal

No Nama/NIP Gol Unit Kerja TMT Ket

YOYOH ROKAYAH

195901051980012000

MARTUA ELISA PUTRA SIMANJUNTAK

197309112003121000

SUPRIYONO

195903301988031000

WAHYU SUCI HANDAYANI

195903201984032000

EROS ROSITA

195904231981022000

AGUNG WRADSONGKO

196102251990021000

MELIAWATI

196008041982022000

SUGIYANTO

196203181991031000

RANINUR M.BRATA

195906261981032000

UMIN

195906011981021000

WALUYO

196005161986031000

SRI HARTATI

196409111994032000

PUJI IRIANTI

196201151983032000

BENEDICTA INDRIASTUTI KUSUMA WINARNI

196306071991032000

MOCH. SHOLEH

196902071998031000

DADAN HARDYANA

195911211987021000

1III/d BALAI PENGUJIAN MUTU PRODUK 01/02/2015 Pensiun

2III/c DIREKTORAT BUDIDAYA SEREALIA 21/03/2015 Meninggal

3III/c DIREKTORAT PERBENIHAN TP 01/04/2015 Pensiun

4IV/b DIREKTORAT PERBENIHAN TP 01/04/2015 Pensiun

5III/d BBPPMBTPH 01/05/2015 Pensiun

6

IV/a DIREKTORAT PERLINDUNGAN TP 01/06/2015

Pensiun atas

Permintaan

Sendiri

7

III/d BBPOPT 01/06/2015

Pensiun atas

Permintaan

Sendiri

8

IV/a DIREKTORAT PERBENIHAN TP 01/06/2015

Pensiun atas

Permintaan

Sendiri

9III/b SEKRETARIAT DITJEN TP 01/07/2015 Pensiun

10III/d DIREKTORAT PERBENIHAN TP 01/07/2015 Pensiun

11III/d SEKRETARIAT DITJEN TP 13/08/2015 Meninggal

12

IV/a DIREKTORAT BUDIDAYA AKABI 01/09/2015

Pensiun atas

Permintaan

Sendiri

13III/b DIREKTORAT BUDIDAYA SEREALIA 26/09/2015 Meninggal

14

III/d DIREKTORAT PERLINDUNGAN TP 01/10/2015

Pensiun atas

Permintaan

Sendiri

15II/b DIREKTORAT BUDIDAYA AKABI 19/11/2015 Meninggal

16III/c BBPOPT 01/12/2015 Pensiun

Page 56: KATA PENGANTAR - :: SAKIP Kementerian Pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN SETDITJEN … · sebagai bahan evaluasi dan acuan bagi para pengambil kebijakan

46

Laporan Tahunan 2015

EP..................................Sekretariat Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

6. Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM)

Dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya Direktorat Jenderal

Tanaman Pangan didukung oleh tiga Unit Pelaksana Teknis (UPT)

yang berperan sebagai Unit Kerja Pelayanan Publik (UKPP) yang

secara langsung maupun tidak langsung melayani masyarakat, baik

individu maupun dunia usaha (instansi/lembaga). Ketiga UPT tersebut

adalah: (1) BalaiBesar Peramalan Organisme Pengganggu TumbuHan

(BBPOPT); (2) Balai Besar Pengembangan Pengujian Mutu Benih

Tanaman Pangan dan Hortikultura (BBPPMBTPH); dan (3) Balai

Pengujian Mutu Produk Tanaman (BPMPT).

Untuk mengetahui tingkat kepuasan masyarakat terhadap kinerja

pelayanan publik di bidang pertanian pada UPT lingkup Ditjen

Tanaman Pangan, maka dilakukan pengukuran Indeks Kepuasan

Masyarakat (IKM) secara berkala setiap tahun.Pengukuran

IKMdilaksanakan berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian Nomor

78/Permentan/OT.140/8/2013 tentang Pedoman Pengukuran Indeks

Kepuasan Masyarakat (IKM) di Lingkungan Kementerian

Pertanian.Aspek pengukuran meliputi 14 unsur pelayanan, lima

diantaranya yaitu: (1) Prosedur pelayanan, (2) Kemampuan petugas

pelayanan, (3) Kecepatan pelayanan, (4) Kewajaran biaya pelayanan,

dan (5) Keamanan pelayanan.

Pada tahun 2015, berdasarkan hasil pengukuran IKMpada tiga UPT

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan,secara keseluruhan Ditjen

Tanaman Pangan memperoleh kategori kinerja sangat baik, dengan

nilai IKM rata-rata sebesar 3,31 atau mencapai 82,86 (nilai konversi

IKM) dan nilai mutu pelayanan memperoleh nilai A. Nilai pengukuran

IKM pada UPTBBPPMBTPH sebesar 3,16(78,97)dan nilai mutu

pelayanan kategori A (sangat baik), BBPOPT mendapat nilai IKM 3,51

(87,72) dan nilai mutu pelayanan kategori A (sangat baik), serta

BPMPT mendapatkan nilai IKM 3,28 (81,91) dan nilai mutu pelayanan

kategori A (sangat baik).

Tabel 8. Capaian Nilai IKM Ditjen TP Tahun 2015

Konversi Nilai Mutu Kinerja

Nilai IKM Pelayanan UKPP

1 BBPMBTPH Cimanggis 3,16 78,97 B Baik

2 BBPOPT Jatisari 3,51 87,72 A Sangat Baik

3 BPMPT 3,28 81,91 A Sangat Baik

3,31 82,86 A Sangat BaikDitjen Tanaman Pangan

No Unit Kerja (UPT) Nilai IKM

Page 57: KATA PENGANTAR - :: SAKIP Kementerian Pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN SETDITJEN … · sebagai bahan evaluasi dan acuan bagi para pengambil kebijakan

47

Laporan Tahunan 2015

Sekretariat Direktorat Jenderal Tanaman Pangan .................................. EP

7. Tunjangan Kinerja

Tunjangan Kinerja di Kementan pertama kali diberikan pada tahun

2012 dengan Peraturan Presiden Nomor 103 Tahun 2012 yang

pembayarannya dimulai sejak bulan Januari 2012. Sesuai Peraturan

Presiden tersebut dibagilah jabatan di Kementerian Pertanian menjadi

17 nomenklatur kelas jabatan dengan tunjangan yang berbeda-beda di

masing-masing jabatan.

Bahwa dengan adanya peningkatan hasil penilaian Reformasi

Birokrasi dilingkungan Kementerian Pertanian tahun 2015 dalam

pelaksanan Reformasi Birokrasi pada Kementerian/Lembaga oleh

Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan RB, maka Tim

Evaluasi Reformasi Birokrasi Nasional memberikan apresiasi dengan

menaikkan tunjangan kinerja Kementerian Pertanian berdasarkan

Peraturan Presiden Nomor 134 Tahun 2015 tentang Tunjangan Kinerja

Pegawai di Lingkungan Kementerian Pertanian.

Setiap bulan pada tahun 2015 Biro Organisasi dan Kepegawaian

mengadakan kegiatan rekonsiliasi data pemangku jabatan masing-

masing unit kerja Eselon I lingkup Kementerian Pertanian. Hasil dari

rekonsiliasi tersebut dituangkan pada Keputusan Direktur Jenderal.

Pada tahun 2015 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan telah

melakukan perubahan pemangku jabatan sebanyak 145 orang.

Tabel 9. Rekapitulasi Penerima Tunjangan Kinerja Ditjen TP Per 1

Desember 2015

SetditjenDirektorat

Perbenihan

Direktorat

Serealia

Direktorat

AKABI

Direktorat

Perlindungan

Direktorat

PPHTPBBPOPT BBPPMB-TPH BPMPT Jumlah

1 17 1 - - - - - - - - 1

2 16 0

3 15 1 1 1 1 1 1 - - - 6

4 14 - - - - - - 1 1 - 2

5 13 - - - - - - - - 1 1

6 12 4 3 4 4 4 3 - - - 22

7 11 2 - 0 - - - 3 4 - 9

8 10 0

9 9 13 8 9 8 12 7 11 13 11 92

10 8 3 1 1 - 12 0 16 15 5 53

11 7 42 23 18 12 5 22 12 2 5 141

12 6 54 13 17 19 23 19 36 15 14 210

13 5 21 9 5 7 5 9 8 6 2 72

14 4 1 - - - 1 - 2 - - 4

15 3 22 - 6 4 5 3 4 3 - 47

16 2 0

17 1 3 2 3 1 - 0 - - - 9

167 60 64 56 68 64 93 59 38 669

Nihil

Nihil

Nihil

Jumlah

No Kelas Jabatan

Unit Kerja

Page 58: KATA PENGANTAR - :: SAKIP Kementerian Pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN SETDITJEN … · sebagai bahan evaluasi dan acuan bagi para pengambil kebijakan

48

Laporan Tahunan 2015

EP..................................Sekretariat Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

8. Pembahasan Undang-Undang Nomor 41 Tahun 2009 tentang

Perlindungan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan

Pembahasan Undang-Undang Nomor 41 Tahun 2009 tentang

Perlindungan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan dilaksanakan

pada tanggal 15 Oktober 2015 di Jawa Barat. Rapat dipimpin oleh

Kepala Bagian Peraturan Perundang-Undangan I B Biro Hukum dan

Informasi Publik Setjen Kementerian Pertanian, dengan hasil sebagai

berikut:

Materi yang disampaikan oleh Kepala Subbagian Perundang-

undangan I B adalah pengertian lahan yang berkaitan dengan

Tanaman Pangan, Perkebunan, Hortikultura dan Peternakan sesuai

dengan amanat Permentan Nomor 41 Tahun 2009. Dalam Permentan

Nomor 41 Tahun 2009 yang dimaksud dengan kawasan budidaya

tanaman pangan adalah kawasan lahan basah beririgasi, rawa pasang

surut dan lebak dan lahan basah tidak beririgasi serta lahan kering

potensial untuk pemanfaatan dan pengembangan Tanaman Pangan.

Dalam pelaksanaannya Permentan Nomor 41 Tahun 2009 tersebut

tumpang tindih dengan Permentan Nomor 07 Tahun 2012, karena

dalam Permentan Nomor 07 Tahun 2012 tersebut menyebutkan

bahwa Kawasan pertanian Tanaman Pangan berkelanjutan adalah

wilayah budidaya pertanian terutama pada wilayah perdesaan yang

memiliki hamparan lahan pertanian pangan berkelanjutan dan/atau

hamparan lahan Cadangan Pertanian Pangan berkelanjutan serta

unsur penunjangnya dengan fungsi utama untuk mendukung

ketahanan, kemandirian dan kedaulatan pangan nasional. Oleh karena

itu Permentan Nomor 41 Tahun 2009 direncanakan akan direvisi dan

akan meminta masukan dari Direktorat Jenderal teknis terkait

9. Pameran Hari Pangan Sedunia (HPS) ke-XXXV tahun 2015

Berpartisipasi pada Pameran Hari Pangan Sedunia (HPS) ke-XXXV

tahun 2015 pada tanggal 17 s.d 20 Oktober 2015 di Jakabaring Sport

City, Kota Palembang Provinsi Sumatera Selatan. Peserta berasal dari

instansi pemerintah, swasta, BUMN, Badan Usaha Milik Daerah

Asosiasi dan Masyarakat. Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

berpartisipasi pada stand berintegrasi dengan stand Kementan,

dengan tema Pemberdayaan Petani sebagai Penggerak Ekonomi

menuju Kedaulatan Pangan. HPS dibuka oleh Mentan yang diwakili

oleh Sektretaris Jenderal Kementan. Stand Direktorat Jenderal

Tanaman Pangan dikunjungi pengunjung sebanyak 829 pengunjung

terdiri dari petani, pegawai, mahasiswa dan anak sekolah serta

masyarakat umum. Penghargaan stand terbaik diperoleh Direktorat

Page 59: KATA PENGANTAR - :: SAKIP Kementerian Pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN SETDITJEN … · sebagai bahan evaluasi dan acuan bagi para pengambil kebijakan

49

Laporan Tahunan 2015

Sekretariat Direktorat Jenderal Tanaman Pangan .................................. EP

Jenderal Perkebunan Kementan, stand terfavorit PT Pupuk Indonesia.

HPS ditutup oleh Gubernur Sumatera Selatan dalam hak ini diwakili

oleh Sekretaris daerah Sumatera Selatan Hj. Mukti Soelayman.

10. Konferensi Pers tentang Produksi Padi, Jagung dan Kedelai

Konferensi pers tentang Produksi Padi, Jagung dan Kedelai

dilaksanakan dalam rangka menindaklanjuti arahan Menteri Pertanian.

Konferensi pers dihadiri oleh Direktur Jenderal Tanaman Pangan,

didampingi Ketua Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Ir.

WinarnoTohir, Pejabat Eselon II dan Eselon III Lingkup Direktorat

Jenderal Tanaman Pangan, serta 53 wartawan dari media cetak dan

media online antara lain Indo Pos, Suara Pembaharuan, Investor Daily,

Kontan, Bisnis Indonesia, Republika, New news, Jakarta Newon,

BeritaHukum.com, Sinar Pagi News, BeritaGlobal.com, Possore.com,

Indo Chanel, JAK News.com, News.Viva.co.id, Republika.co.id, JITU

News.com, Kontan.co.id, Sinarpagi.news.com dan Antaranews.com.

a. Disampaikan perkembangan produksi padi, jagung dan kedelai

serta langkah-langkah yang telah dan akan dilakukan oleh

Kementerian Pertanian untuk meningkatkan produksi tanaman

pangan tersebut.

b. Selain dengan para wartawan tersebut diatas, informasi tentang

kegiatan lainnya seperti Ekspor beras organik dari Tasikmalaya ke

Italia sebanyak 18 ton, telah diberitakan di media Kompas dan

Media Indonesia.

c. Berdasarkan hasil analisis terhadap pemberitaan dimaksud, secara

garis besar dapat dikatakan bahwa isi berita yang disajikan dan

dipublikasikan bersifat positif.

11. Pelepasan Ekspor Beras Organik

Dirjen Tanaman Pangan (Dr. Ir. Hasil Sembiring MSc) didampingi

Bupati Tasikmalaya (H. UU Ruzhanul Ulum), Kepala Dinas Pertanian

Tanaman Pangan Kabupaten Tasikmalaya (Dr. H. Mohamad Zen) dan

ketua Gapoktan (Syaiful Bari) meresmikan pelepasan ekspor beras

organik ke Italia sebanyak 16.8 ton di Desa Mekarwangi, Kec

Cisayong, Kab Tasikmalaya, Jawa Barat pada tanggal 28 Oktober

2015, dengan hasil sebagai berikut:

a. Pelaksanaan ekspor berdasarkan Permentan Nomor 51/2014

tentang mekanisme rekomendasi ekspor impor beras tertentu dan

berdasarkan Peraturan Menteri Perdagangan No 19 Tahun 2014

tentang ekspor dan impor beras. Ini dilakukan apabila persediaan

beras di dalam negeri telah melebihi kebutuhan.

Page 60: KATA PENGANTAR - :: SAKIP Kementerian Pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN SETDITJEN … · sebagai bahan evaluasi dan acuan bagi para pengambil kebijakan

50

Laporan Tahunan 2015

EP..................................Sekretariat Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

b. Dirjen Tanaman pangan dalam sambutannya mengatakan, selama

satu tahun Kabinet Kerja Indonesia tidak ada impor beras dan saat

ini Indonesia melakukan ekspor beras, hal ini menunjukkan

keberpihakan pada petani.

c. Kerjasama yang baik dengan pengusaha luar negeri ini haruslah

dijaga dengan baik, karena kita telah mendapat kepercayaan dari

luar negeri. Diharapkan agar pengusaha asing yang hadir dapat

menginformasikan kepada rekan-rekannya mengenai beras organik

yang ada di Tasikmalaya.

d. Bupati Tasikmalaya menyampaikan, dengan ekspor ini dapat

menyumbangkan untuk pendapatan negara juga, dan diharapkan

bukan hanya satu kali ini dan berkelanjutan.

e. Daerah sentra beras organik di Provinsi Jawa Barat tersebar di

Kabupaten Tasikmalaya, Bandung, Bandung Barat, Karawang,

Sukabumi, Garut, Purwakarta, Subang, Bogor dan Cianjur. Khusus

untuk Kabupaten Tasikmalaya luas pertanaman padi organik seluas

400 ha, yang sudah disertifikasi nasional seluas 120 ha dan yang

sudah mendapat sertifikat internasional seluas 280 ha. Dengan

harga pembelian gabah organik di tingkat petani Rp6.500/kg GKG.

12. Panen Jagung Hibrida

Panen jagung hibrida dilaksanakan pada tanggal 29 Oktober 2015 di

Desa Kulur Kecamatan Majalengka, Kabupaten Majalengka, Jawa

Barat, dihadiri Dirjen Tanaman Pangan yang diwakili Kepala Balai

Besar Pengembangan Pengujian Mutu Benih Tanaman Pangan dan

Hortikultura (Ir. Tri Susetyo, MM) didampingi Asisten Daerah Bidang

Pembangunan (Riezwan Graha), Komandan Korem 063 Sunan

Gunung Jati Cirebon (Kol Sutjipto) serta Kepala Dinas Pertanian

Tanaman Pangan Provinsi Jawa Barat (Ir. Didien Trisnadi, MP)

melakukan panen jagung hibrida, dengan hasil sebagai berikut:

a. Dalam sambutannya Kepala Balai Besar mengatakan, panen

jagung hibrida di Majalengka merupakan salah satu areal yang

mendapatkan kegiatan PAT tahun 2015, dengan alokasi seluas

5.800 ha menggunakan varietas P21 dengan prakiraan produksi 8

ton per ha kering panen.

b. Produksi padi, jagung dan kedelai di Provinsi Jawa Barat tiap

tahunnya terus mengalami peningkatan dibandingkan tahun lalu.

Produksi padi meningkat 3,21%, produksi jagung meningkat 0,39%

dan produksi kedelai meningkat sebesar 2,16%.

c. Kementerian Pertanian mengalokasikan dana sebesar Rp3,13 triliun

ke Provinsi Jawa Barat pada tahun 2015, sedangkan sebelumnya

Page 61: KATA PENGANTAR - :: SAKIP Kementerian Pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN SETDITJEN … · sebagai bahan evaluasi dan acuan bagi para pengambil kebijakan

51

Laporan Tahunan 2015

Sekretariat Direktorat Jenderal Tanaman Pangan .................................. EP

Rp1,01 triliun. Untuk Kabupaten Majalengka tahun 2015 sebesar

Rp49,36 miliar dibandingkan tahun sebelumnya Rp31,76 miliar.

d. Pada Tahun 2016, pemerintah akan melaksanakan gerakan

intensifikasi jagung hibrida di Provinsi Jawa Barat seluas 40.500 ha

dengan nilai Rp81,6 miliar, sementara Kabupaten Majalengka

mendapatkan alokasi 2.000 ha senilai Rp4,5 miliar.

e. Saat ini panen jagung juga telah melakukan ekspor walaupun tidak

keluar negeri tetapi dikirimkan ke daerah lain seperti Sumedang dan

Gorontalo yang banyak membutuhkan pakan ternak khususnya

jagung hibrida.

f. Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Jawa Barat

mengatakan, Majalengka merupakan posisi kedua daerah penghasil

jagung setelah Garut. Total panen pada tahun 2015 sebesar

117.142 ton dengan luas tanam 17.000 ha.

g. Target produksi sekitar 1,4 juta ton di Jawa Barat, sekarang baru

1,1 juta ton. Walaupun dilanda musim kemarau panen jagung di

Jawa Barat tetap melimpah, dikarenakan jagung paling kecil

kebutuhan akan airnya.

13. Evaluasi Implementasi Perundang-Undangan di Bidang Pertanian

Tanaman Pangan

Evaluasi Implementasi Perundang-Undangan di Bidang Pertanian

Tanaman Pangan dilaksanakan pada tanggal 28 s.d 30 Oktober 2015

di The Alana Hotel, Solo. Acara di buka oleh Sekretaris Direktorat

Jenderal Tanaman Pangan dihadiri oleh Sekretaris Dinas Provinsi atau

yang mewakili dan Sekretaris Dinas Kabupaten Pringsewu, serta wakil

dari Kepala Dinas Kabupaten, PPID Pelaksana, Penghubung PPID

lingkup Ditjen TP, KTU Lingkup Ditjen TP. Dengan narasumber dari

Direktorat Jenderal Politik dan pemerintahan Umum Kemendagri,

Kejaksaan Tinggi Propinsi Jawa Tengah, Komisi Pemberantasan

Korupsi (KPK), Ketua Lembaga kajian dan Konsultasi Keterbukaan

Informasi, dengan hasil sebagai berikut:

a. Bahwa substansi dari tata kelola pemerintahan yang baik terdiri dari

unsur tatakelola sumberdaya manusia dan tata kelola administrasi

dimanadidalam tata kelola administrasi terdapat prinsip 5M (Man,

Money, Materail, Method, Machine)

b. Undang-Undang Nomor 14 tahun 2008 teantang keterbukaan

Informasi Publik yang bertujuan untuk mewujudkan tata kelola

pemerintah yang baik dan bertanggungjawab melalui prinsip-prinsip

transparasi, akuntabilitas, inpremanikum serta melibatkan

partisipasi masyarakat

Page 62: KATA PENGANTAR - :: SAKIP Kementerian Pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN SETDITJEN … · sebagai bahan evaluasi dan acuan bagi para pengambil kebijakan

52

Laporan Tahunan 2015

EP..................................Sekretariat Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

c. Evaluasi implementasi perundang-undangan saat ini dirasakan

cukup membaik dalam pelaksanaannya, misalnya pemahaman

tentang Peraturan Presiden Nomor 4 Tahun 2015 tentang

Perubahan Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 tentang

Pengadaan Barang dan Jasa pemerintah diantara pelaksana

kegiatan sudah sangat dipahami sehingga semakin kecil kesalahan

dalam pelaksanaan pengadaan

d. Organisasi kemasyarakatan atau ormas didirikan dan dibentuk oleh

masyarakat secara sukarela berdasarkan kesamaan aspirasi,

kehendak, kebutuhan, kepentingan kegiatan demi tercapainya

tujuan NKRI yang berdasarkan Pancasila

e. Arah kebijakan pembentukan ormas untuk memperkuat jaminan hak

berserikat dan berkumpul bagi warga negara dengan tujuan

mengembangkan kesetiakawanan sosial, gotong royong dan

toleransi dalam kehidupan bermasyarakat

f. Penataan ormas diarahkan dalam penataan sistem, penataan

lembaga dan peningkatan kualitas SDM dengan merevisi Undang-

undang Nomor 8 tahun 1985 dan Undang-Undang 17 tahun 2013

dan menyusun peraturan pemerintah tindaklanjutnya

g. Dalam menjalankan peran dan fungsinya ormas sebagaimana

komponen bangsa laninnya, tetap harus berpijak pada hukum positif

yang berlaku di Indonesia

h. Korupsi adalah kejahatan luar biasa dengan dampak buruk yang

luar biasa dan termasuk jenis berkara yang sulit dalam

penanggulangan maupun pemberantasannya

i. Upaya pemberantasan korupsi belum menunjukan hasil yang

optimal dan oleh karena itu perlu ditingkatkan

j. Penyebab terjadinya penyimpangan pelaksanaan pengadaan

barang/jasa antara lain:

Sistem perencanaan anggaran yang kurang tepat dan tidak

realistis;

Adanya niatan yang kurang baik dari pelaksanaan dan

Adanya tekanan dari pihak luar kepada pelaksana pengadaan

k. Beberapa peraturan yang sudah ada dalam rangka pencegahan

pemberantasan korupsi antara lain:

Undang-Undang Nomor 28 tahun 1999 tentang penyelenggaraan

negara yang bersih dan bebas KKN

Page 63: KATA PENGANTAR - :: SAKIP Kementerian Pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN SETDITJEN … · sebagai bahan evaluasi dan acuan bagi para pengambil kebijakan

53

Laporan Tahunan 2015

Sekretariat Direktorat Jenderal Tanaman Pangan .................................. EP

Undang-undang nomor 20 tahun 2001 tentang pemberantasan

tindak pidana korupsi

Undang-Undang nomor 5 tahun 2014 tentang ASN

Surat Edaran Menteri Pendayaagunaan Aparatur Negara Nomor

1 tahun 2015 tentang laporan hasil kekayaan aparatur sipil.

14. Panen Raya dan Tanam Perdana Padi di Nusa Tenggara Timur

Menteri Pertanian melakukan Panen Raya Padi pada tanggal 15 s.d 18

November 2015 di Desa Siru, Kecamatan Lembor, Kabupaten

Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur.Menteri Pertanian didampingi

oleh Dirjen Tanaman Pangan, Bupati Manggarai Barat, Kasdam

IX/Udayana, Korem 161 Wirasakti, Anggota DPRD NTT.

Dalam rangka mendukung upsus (upaya khusus) padi di Provinsi NTT

tahun 2015 panen padi hibrida ini dipanen pada hamparan seluas

3.483 ha terdiri dari GP-PTT (Gerakan Penerapan Pengelolaan

Tanaman Terpadu) padi hibrida dan non kawasan seluas 1.500 ha

serta selebihnya 1.983 ha padi hibrida swadaya masyarakat dengan

sistem jajar legowo.

Tanaman padi yang dipanen menggunakan varietas padi hibrida

Sembada B9 dengan jadwal tanam bulan Agustus 2015, kondisi

pertanaman dilapangan cukup baik dengan perkiraan produktivitas

yang telah dipanen oleh kelompok tani Simpang Tiga adalah

sekitarnya 10,5 ton GKP (Gabah Kering Panen)

Kontribusi Nusa Tenggara Timur terhadap produksi nasional

berdasarkan ARAM II yang telah dirilis oleh BPS dalam hal produksi

padi adalah sebesar 1,25% atau sekitar 943.021 Ton GKG (Gabah

Kering Giling) dari produksi nasional 74.991.788 Ton GKG

NTT masih ada kekurangan setiap tahun 100.000 ribu ton beras, agar

bisa diselesaikan paling lambat 3 tahun bila perlu 2 tahun, sudah

disiapkan anggaran guna pembangunan sawahuntuk 30 ribu hektar.

Menteri Pertanian memberikan bantuan untuk Provinsi Nusa Tenggara

Timur khususnya bagi para petani yang diberikan secara simbolis yaitu

berupa traktor roda dua, benih padi dan pupuk NPK.

Dalam mendukung dan meningkatkan produksi pertanianakan segera

dibangun tujuh bendungan besar untuk irigasi dan saat ini baru selesai

dibangun 1 bendungan.

15. Sosialisasi Tata Naskah Dinas dan Ketata Usahaan TA.2015

Pelaksanaan Sosialisasi Tata Naskah Dinas dan Ketata Usahaan TA.

2015 Lingkup Direktorat Jenderal Tanaman Pangan dilaksanakan

pada tanggal 11 s.d 13 Mei 2015di Balai Besar Pelatihan Pertanian,

Page 64: KATA PENGANTAR - :: SAKIP Kementerian Pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN SETDITJEN … · sebagai bahan evaluasi dan acuan bagi para pengambil kebijakan

54

Laporan Tahunan 2015

EP..................................Sekretariat Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

Lembang, Bandung. Peserta merupakanperwakilan dari unit kerja

Eselon II lingkup Direktorat Jenderal Tanaman Pangan yang

menangani tata naskah.

Untuk meningkatkan kualitas pelayanan, maka peran aparatur negara

sebagai abdi masyarakat begitu penting karena penilaian masyarakat

terhadap keberhasilan unit kerja adalah apabila unit kerja tersebut

memberikan pelayanan yang cepat, tepat, terbuka dan mudah

dilaksanakan.

Perangkat lunak yang digunakan sebagai pedoman dalam bekerja

adalah aturan norma, sistem dan prosedur dibidang administrasi.

Untuk mewujudkan administrasi yang tertib dan teratur perlu dilakukan

Sosialisasi Tata Naskah Dinas dan Ketata Usahaan.

Sosialisasi Tata Naskah Dinas dan Ketata Usahaan diperlukan guna

menunjang kemudahan dan kelancaran pemerintah di bidang

administrasi, antara lain dalam hal penggunaan blanko surat, blanko

surat keputusan dan lain-lain. Sosialisasi Tata Naskah Dinas dan

Ketata Usahaan merupakan salah satu unsur sarana komunikasi,

penyediaan data kedinasan yang sangat mendukung dalam

melaksanaan tugas sehari-hari dan fungsi pada unit kerja. Pemerintah

selalu berusaha secara terus-menerus memperbaiki kinerja sesuai

dengan tuntutan masyarakat dan perubahan-perubahan yang harus

dilakukan dalam rangka reformasi birokrasi, Standar Operating

Prosedur (SOP) merupakan salah satu syarat yang harus dibuat oleh

suatu unit organisasi sesuai dengan tupoksi masing-masing.

Peranan Ketata Usahaan sangat menentukan dalam pertumbuhan dan

perkembangan suatu organisasi secara keseluruhan. Segenap

rangkaian mencatat, menghimpun, mengolah, mengagandakan,

mengirim dan menyimpan bahan keterangan dalam setiap kerja sama

yang diatur dari sekelompok kerja manusia untuk mencapai tujuan

tertentu.

Undang-Undang Nomor 24 tahun 2009 tentang Bendera, Bahasa, dan

Lambang Negara serta Lagu Kebangsaan. Bahasa yang digunakan di

dalam naskah harus, jelas, tepat, dan menguraikan maksud, tujuan,

serta isi naskah. Untuk itu, perlu diperhatikan pemakaian kata dan

kalimat dalam susunan yang baik dan benar, sesuai dengan kaidah

tata bahasa yang berlaku, yaitu Tata Bahasa Baku Indonesia dan

Kamus Besar Bahasa Indonesia. Ejaan yang digunakan didalam

naskah adalah Ejaan Bahasa Indonesia yang ditetapkan dengan

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 48 Tahun 2009 tentang

Ejaam Bahasa Indonesia Yang Disempurnakan.

Page 65: KATA PENGANTAR - :: SAKIP Kementerian Pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN SETDITJEN … · sebagai bahan evaluasi dan acuan bagi para pengambil kebijakan

55

Laporan Tahunan 2015

Sekretariat Direktorat Jenderal Tanaman Pangan .................................. EP

Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi

birokrasi Nomor 80 Tahun 2012 tentang Pedoman Tata Naskah Dinas

Instansi Pemerintah, sebagai acuan pengolahan Tata Naskah Dinas

setiap unit kerja yang ada dilingkungan Kementerian Pertanian.

Dengan demikian, diharapkan akan dapat menciptakan kelancaran

komunikasi tulis, keseragaman, kerapihan, dan ketertiban dalam

penyusunan format Naskah Dinas yang efektif dan efisien dilingkungan

Kementerian Pertanian.

Beberapa pokok pembahasan yang disampaikan dalam pertemuan

antara lain sebagai berikut:

a. Pelaksanaan Sosialisasi Tata Naskah Dinas dan Ketata usahaan

dibuka oleh Sekretaris Direktorat Jenderal Tanaman Pangan dan

dihadiri oleh seluruh Pejabat Pengelola Ketata Usahaan Lingkup

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan dan perwakilan dari Dinas

Provinsi Jawa Barat, serta undangan lainnya

b. Dalam pertemuan ini ada beberapa materi yang disampaikan oleh

para Narasumber, antara lain: 1) Tata Naskah Dinas Kementerian

Pertanian Oleh Kepala Biro Umum dan humas, 2) Tata Naskah

Dinas Pemerintahan oleh Deputi Bidang Tata Laksana,

Kementerian PAN dan Reformasi Birokrasi,3) Penggunaan Bahasa

Indonesia yang Baik dan Benar Dalam Tata Naskah Dinas oleh

Kepala Pusat Pembinaan dan Pemasyarakatan Bahasa Indonesia

c. Dalam penyampaian materi dari seluruh Nara sumber tersebut,

selain dipaparkannya materi, terjadi diskusi antara peserta dan nara

sumber yang akhirnya para peserta mendapat jawaban yang baik

dan benar sehingga dapat menjadikan acuan yang benar

d. Menciptakan kelancaran komunikasi tertulis yang berhasil guna dan

berdaya guna dalam penyelenggaraan pemerintahan umum dan

pembangunan

e. Memberikan pelayanan yang menjangkau keseluruhan bagian di

lingkungan Direktorat Jenderal Tanaman Pangan dan berfungsi

16. Pelatihan Pelayanan Kesekretariatan/Pramubhakti

Dalam rangka peningkatan pengetahuan dan kemampuan khususnya

yang terkait dalam bidang pelayanan sehari-hari, maka Sekretariat

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan, menyelenggarakan Pelatihan

Pelayanan Kesekretariatan/Pramubhakti Direktorat Jenderal Tanaman

Pangan pada tanggal 26-28 Agustus 2015 di Balai Besar Penelitian

Pascapanen Cimanggu, Bogor. Pelatihan ini di ikuti oleh beberapa

Sekretaris Direktur, Staf Direktorat Jenderal Tanaman Pangan dan

Page 66: KATA PENGANTAR - :: SAKIP Kementerian Pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN SETDITJEN … · sebagai bahan evaluasi dan acuan bagi para pengambil kebijakan

56

Laporan Tahunan 2015

EP..................................Sekretariat Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

UPT Pusat serta pramubhakti yang bertugas sehari-hari dalam bidang

pelayanan kepada Pemimpin. Narasumber pelatihan ini dari Biro

Umum dan Humas kementerian Pertanian, Biro Organisasi dan

Kepegawaian Kementerian Pertanian, ASMI dan PT. Trusco, dengan

hasil sebagai berikut:

a. Menciptakan pelayanan yang berdaya guna terampil dalam

melayani pimpinan kantor

b. Memberikan pelayanan yang menjangkau keseluruhan bagian di

lingkungan Direktorat Jenderal Tanaman Pangan dan berfungsi

sebagai pusat informasi kantor dalam memberikan pelayanan

kepada masyarakat yang memerlukan

c. Mendukung pelaksanaan tugas sebagai aparatur pemerintah dan

melayani masyarakat

d. Tercapainya penyelenggaraan kesekretariatan yang baik serta

pengelolaan berkas dinas dengan unsur lainnya dalam lingkup

administrasi umum.

e. Adanya efisiensi, efektifitas dan ketertiban dalam penyelenggaraan

administrasi di lingkungan Direktorat Jenderal Tanaman Pangan.

f. Terwujudnya sistem pelayanan pimpinan dan tanggung jawab

terhadap tugas yang diterima.

g. Meningkatnya kemampuan dan keterampilan petugas dalam

pengelolaan ketatausahaan dan meningkatkan kualitas melayani

pimpinan dalam lingkungan unit kerja maupun kepada masyarakat

serta menciptakan kemudahan dan kelancaran tugas-tugas

kedinasan.

17. Bimbingan Teknologi Bidang Kearsipan

Bimbingan teknologi bidang kearsipan lingkup Direktorat Jenderal

Tanaman Pangan dilaksanakanpada tanggal 26-28 Oktober 2015di

Wisma Kementerian Pertanian Cipayung, Bogor. Pertemuan dihadiri

oleh Biro Keuangan dan Perlengkapan Kementerian Pertanian,

Pejabat ANRI, dengan peserta perwakilan dari unit kerja Eselon II

lingkup Direktorat Jenderal Tanaman Pangan, dengan hasil sebagai

berikut:

Berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian Nomor 299/Kpts/OT.140/

7/2005, tentang Kelengkapan Organisasi dan Tata Kerja Kementerian

Pertanian Nomor 341/Kpts/OT.140/9/2005 tanggal 8 September 2005,

tentang Kelengkapan Organisasi dan Tata Kerja Kementerian

Pertanian dan sesuai dengan UU Nomor 7 Tahun 1971, tentang

ketentuan-ketentuan pokok kearsipan serta Keputusan Menteri

Page 67: KATA PENGANTAR - :: SAKIP Kementerian Pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN SETDITJEN … · sebagai bahan evaluasi dan acuan bagi para pengambil kebijakan

57

Laporan Tahunan 2015

Sekretariat Direktorat Jenderal Tanaman Pangan .................................. EP

Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 09/Kep/M.Pan/2/2002,

tentang Jabatan Fungsioanal Arsiparis dan Angka Kreditnya dan

Keputusan Bersama Kepala Arsip Nasional RI dengan Kepala Badan

Kepegawaian Negara Nomor 3 Tahun 2002 dan Nomor 15 Tahun

2002, tentang Petunjuk Pelaksanaan Jabatan Fungsional Arsiparis

dan Angka Kreditnya perlu dilakukan upaya-upaya untuk kepentingan

generasi yang akan datang untuk menyelamatkan bahan-bahan bukti

yang nyata, benar dan lengkap mengenai kehidupan kebangsaan

bangsa Indonesia dimasa lalu, sekarang dan yang akan datang

khususnya kearsipan tersebut antara lain meliputi kegiatan : cara

pencatatan arsip disatuan kerja instansi, volume arsip, kondisi fisik,

kurun waktu dan subtansi informasi arsip pada instansi terkait dengan

menggunakan formulir 1 dilanjutkan dangan membuat Daftar Isian

Arsip (DIA) sesuai dengan hasil pendataan dengan mengggunakan

formulir 2.

Dengan terwujudnya penataan arsip pada unit kerja terkait maka akan

terpenuhi kebutuhan akan informasi arsip untuk kepentingan

operasional instansi dan menumbuhkan kesadaran akan esensi arsip

dalam proses pengambilan keputusan. Instansi Direktorat Jenderal

Tanaman Pangandalam hal ini menindak lanjuti ketentuan-ketentuan

tersebut dalam bentuk penyelenggaraan kegiataaan penataan

kearsipan guna memenuhi tuntutan peningkatan kinerja, kualitas

layanan dan efisiensi pemanfaatan sumber daya dibidang kearsipan.

Sebagai bagian dari administrasi perkantoran, manajemen arsip

pengurusan surat bukanlah sekedar masalah bagaimana

mendistribusikan naskah dinas melainkan juga harus memberikan

sumbangan pada efisiensi operasional instansi/ organisasi.

Tujuan utama harus memperkecil biaya yang dikeluarkan untuk

pelaksanaan surat dan mengarsipkannya.Pengurusan surat harus

memperhatikan azas informasi, azas kewenangannya, azas

kecepatan, dan azas keamanan. Azas indormasi menyangkut

ketepatan akses informasi bagi pengguna, azas kewenangan

menyangkut proses penyelesaian masalah, azas kecepatan

menyangkut penyampaian informasi dan azas keamanan menyangkut

perlindungan informasi (mengarsipkan).

Sebagai bagian dari manajemen arsip aktif pengurusan surat dimulai

sejak naskah/dokumen telah tersebut dapat dikategorikan sebagai

arsip. Artinya pada saat naskah/dokumen dapat dikategorikantelah

dikomunikasikan kepada para pihak berkepentingan pada saat

penjabat/pihak yang berwenang memproses materi informasi

didalamnya membubuhkan disposisi, jadi pengurusan surat meliputi

Page 68: KATA PENGANTAR - :: SAKIP Kementerian Pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN SETDITJEN … · sebagai bahan evaluasi dan acuan bagi para pengambil kebijakan

58

Laporan Tahunan 2015

EP..................................Sekretariat Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

suatu proses mendistribusikan naskah hingga naskah tersebut

diberkaskan.

18. Pelayanan Poliklinik Umum dan Gigi

a. Poliklinik Umum

Pelayanan poliklinik umum Direktoral Jenderal Tanaman Pangan,

telah tercatat jumlah orang yang berobat sebanyak 1.449 pasien,

jumlah tersebut terdiri 1.398 pasien orang dari Direktorat Jenderal

Tanaman Pangan dan 51 pasien dari Direktorat Jenderal

Hortikultura.

b. Poliklinik Gigi

Poliklinik Gigi Direktorat Jenderal Tanaman Pangan, telah tercatat

jumlah yang melakukan perawatan dan pengobatan gigi sebanyak

1.068 pasien, jumlah tersebut, terdiri dari 794 pasien dari Direktorat

Jenderal Tanaman Pangan dan 274 pasien dari Direktorat Jenderal

Hortikultura.

19. Pelayanan Rapat Kedinasan, Pembayaran Listrik dan Telepon lingkup

Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2015

Laporan realisasi keuangan laporan biaya rapat sebesar Rp144,675

juta (100,47%) dari pagu Rp144 juta, sehingga terdapat kekurangan

Rp675 ribu, pembayaran telepon Rp170,771 juta (52,71%) dari pagu

Rp324 juta, dan pembayaran listrik Rp1,671 miliar (97,39%) dari pagu

Rp1,716 miliar.

Page 69: KATA PENGANTAR - :: SAKIP Kementerian Pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN SETDITJEN … · sebagai bahan evaluasi dan acuan bagi para pengambil kebijakan

59

Laporan Tahunan 2015

Sekretariat Direktorat Jenderal Tanaman Pangan .................................. EP

PELAKSANAAN KEGIATAN

EVALUASI DAN PELAPORAN

1. Rapat Koordinasi Penyusunan Angka Sementara (ASEM) Tahun 2014

dan Angka Prognosa Tahun 2015 Produksi Tanaman Pangan

Dalam rangka meningkatkan akurasi penetapan angka produksi

tanaman pangan ASEM 2014 dan Angka Prognosa Tahun 2015, telah

dilakukan Rapat Koordinasi Nasional pada tanggal 4 s.d 6 Februari

2015di Komplek Surya Pusat Pelatihan Manajemen dan

Kepemimpinan Pertanian, BPPSDMP Ciawi, Bogor.

Peserta rapat terdiri dari Dinas Pertanian/Pejabat pengelola data

tanaman pangan/Kepala Bidang produksi tanaman pangan Dinas

Pertanian Provinsi se-Indonesia, Pejabat yang membidangi

pengelolaan data produksi BPS Provinsi se-Indonesia, peserta Pusat

dari Eselon II lingkup Ditjen Tanaman Pangan dan BPS-RI, serta

dihadiri oleh Direktur Jenderal Tanaman Pangan, Deputi Bidang

Statistik Produksi BPS, Pejabat Eselon II dan Kepala Balai Besar

lingkup Ditjen Tanaman Pangan, Kepala Pusat Data dan Informasi

Pertanian, Balai Besar Padi-Litbang Pertanian, dan Balai Besar

Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BBPSDMP).

Rapat didahului sambutan selamat datang Kepala Dinas Pertanian

Tanaman Pangan Provinsi Jawa Barat, pengarahan Kepala BPS-RI

yang diwakili Deputi Bidang Statistik Produksi, sambutan pengarahan

dan sekaligus pembukaan oleh Direktur Jenderal Tanaman Pangan,

dilanjutkan pembahasan materi dengan narasumber dari BPS-RI,

Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian, dan Direktorat lingkup

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan.

Berdasarkan hasil pembahasan, diskusi dan pendalaman materi serta

memperhatikan arahan Kepala BPS-RI dan Dirjen Tanaman Pangan

dihasilkan pokok-pokok rumusan rapat koordinasi sebagai berikut:

a. Produksi tahun 2014 (Pra ASEM) padi 70,81 juta ton gabah kering

giling (GKG), jagung 19,04juta ton pipilan kering, kedelai 952.368

ton biji kering, kacang tanah 638.403ton biji kering, kacang hijau

244.514 ton biji kering, ubikayu 23,48juta ton umbi basah, dan

ubijalar 2,38juta ton umbi basah.

Dibandingkan dengan produksi tahun 2013 (ATAP), produksi

jagung, kedelai, dan kacang hijau mengalami peningkatan masing-

masing sebesar 528.261ton pipilan kering (2,85%), 172.376 ton biji

V

Page 70: KATA PENGANTAR - :: SAKIP Kementerian Pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN SETDITJEN … · sebagai bahan evaluasi dan acuan bagi para pengambil kebijakan

60

Laporan Tahunan 2015

EP..................................Sekretariat Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

kering (22,10%), 39.844ton biji kering (19,47%). Sementara

komoditas yang menurun yaitu padi sebesar 471.063 ton GKG

(0,66%), kacang tanah 63.277ton biji kering (9,02%), ubi kayu

457.504ton umbi basah (1,91%), dan ubi jalar 6.031ton umbi basah

(0,25%).

b. Faktor penyebab penurunan produksi padiPra ASEM2014 terhadap

ATAP 2013 disebabkan menurunnya luas panen seluas 55.425 ha

akibat terjadinya banjir di beberapa provinsi sentra padi, terutama di

Jawa Tengah, Jawa Barat, dan Aceh sementara penanaman

kembali pertanaman yang puso mengalami kemunduran. Faktor

pendukung peningkatan produksi jagung dan kedelai Pra ASEM

2014 terhadap ATAP 2013 disebabkan peningkatan produktivitas

serta peningkatan luas panen.

c. Pelaksanaan ubinan padi dan palawija secara bersama antara

Koordinator Statistik Kecamatan (KSK) dan Mantri Tani/Kepala

Cabang Dinas (KCD) tahun 2014 sudah dilaksanakan di 31

Provinsi, sedangkan 3 Provinsi lainnya Riau, DIY, dan Sulawesi

Tengah tidak mengirimkan laporan pelaksanaan ubinan bersama.

Dari 31 provinsi tersebut 18 provinsi diantaranya yaitu: Aceh,

Sumbar, Jambi, Sumsel, Bengkulu, Kepri, Jateng, Jatim, Banten,

Bali, NTB, Kalteng, Kaltim, Kaltara, Sulut, Gorontalo, Sulbar, dan

Papua telah melaksanakan ubinan bersama padi diseluruh

kabupaten, yang menjadi lokasi sampel ubinan dan sebanyak 5

Provinsi, yaitu: Jatim, Banten, Bali, Sulsel dan Papua telah

melaksanakan ubinan bersama palawija di seluruh kabupaten.

d. Realisasi pemasukan dokumen SP Padi 2014 sampai posisi 2

Februari 2015 mencapai 72.483 dokumen (87,59%) dari target,

sedangkan realisasi pemasukan dokumen SP Palawija mencapai

72.324 dokumen (87,27%) dari target.

e. Produksi tanaman pangan tahun 2014 (Pra ASEM) masih bersifat

embargo sampai dirilis secara resmi oleh Kepala BPS-RI pada

tanggal 2Maret 2015.

f. Beberapa provinsi yang akan melakukan perbaikan data produksi

pra ASEM 2014 antara lain Sulawesi Tengah, Papua, dan Papua

Barat.

g. Angka prognosa produksi tanaman pangan tahun 2015yang sudah

disusun dengan mekanisme yang berlaku selama ini agar diperbaiki

dengan mempertimbangkan program kegiatan UPSUS Kementan

dan program kegiatan lainnya (APBD I, APBD II, DAK dan lainnya)

terutama yang terkait perluasan areal tanam.

Page 71: KATA PENGANTAR - :: SAKIP Kementerian Pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN SETDITJEN … · sebagai bahan evaluasi dan acuan bagi para pengambil kebijakan

61

Laporan Tahunan 2015

Sekretariat Direktorat Jenderal Tanaman Pangan .................................. EP

h. Perbaikan data pra ASEM 2014 dan prognosa 2015 disampaikan ke

BPS disertai penjelasan yang mendukung perubahan data tersebut

paling lambat hari Senin tanggal 9 Februari2015 pukul 16.00 WIB

melalui e-mail: [email protected] dan fax nomor 021-3857048 dan

ditembuskan ke Direktorat Jenderal Tanaman Pangan melalui

email: [email protected] dan fax nomor 021-7806309,

021-78844209.

i. Dalam rangka meningkatkan kualitas pencatatan dan pelaporan

data capaian kinerja pelaksanaann UPSUS peningkata produksi

padi, jagung dan kedelai tahun 2015, Dinas Pertanian agar

melakukan langkah-langkah:

- Meningkatkan koordinasi dalam pencatatan luas tanam dan luas

panen eksisting serta luas tanam dan luas panen hasil kegiatan

APBN (rehabiltasi jaringan irigasi tersier, optimasi lahan, cetak

sawah, pengembangan perluasan areal tanam dilahan-lahan

perkebunan, kehutanan dan lahan bukaan baru lainnya) serta

kegiatan APBD dan sumber lainnya,

- Melaporkan perkembangan luas tanam, luas panen dalam form

laporan SP, serta pelaksanaan kegiatan UPSUS secara berkala

dan tepat waktu,

- Melakukan pembinaan, pengawalan dan supervisi secara

bersama antara Dinas Pertanian dengan BPS dimasing-masing

tingkatan sampai lapangan.

- Dinas Pertanian Provinsi dan Kabupaten agar menyampaikan

data CPCL kegiatan UPSUS sesuai format BPS agar dapat

dijadikan penyusunan frame sampel ubinan secara lengkap dan

disampaikan ke pusat (Ditjen Tanaman Pangan dan Ditjen PSP)

paling lambat akhir Februari 2015 dan BPS setempat (BPS

Provinsi/Kabupaten)

j. Kepala Dinas Pertanian Provinsi dan Kabupaten/Kota agar

mensosialisasikan seluruh program dan kegiatan UPSUS

peningkatan padi, jagung dan kedelai kepada BPS provinsi,

kabupaten/kota dan kecamatan dan bersinergi dalam melakukan

pengawalan program, dan pendataan luas panen dan berkoordinasi

aktif dengan BPS dalam melakukan ubinan bersama.

k. Untuk meningkatkan kinerja Mantri Tani/KCD perlu dilakukan

evaluasi atas beban kerja mengingat beban tugas yang berat,

selain mengumpulkan data statistik tanaman pangan juga

menangani statistik hortikultura, serta bertugas menangani

administrasi dan pelaksanaan program kegiatan Dinas Kabupaten.

Page 72: KATA PENGANTAR - :: SAKIP Kementerian Pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN SETDITJEN … · sebagai bahan evaluasi dan acuan bagi para pengambil kebijakan

62

Laporan Tahunan 2015

EP..................................Sekretariat Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

Untuk itu ada beberapa alternatif yang diusulkan, antara lain:

menunjuk petugas khusus yang menangani data statistik, atau

memfungsikan penyuluh sebagai petugas pengumpul data.

l. Pengadaan alat ubinan harus memperhatikan spesifikasi teknis,

ketelitian dan presisi akurasi.

m. Dalam rangka mengetahui perkembangan upaya peningkatan

kualitas data statistik tanaman pangan, perlu dilakukan penetapan

indikator keberhasilan yang dapat dijadikan acuan bersama antara

Instansi Pertanian dan BPS. Alternatif indikator keberhasilan

peningkatan kualitas data, antara lain: capaian pelaksanaan ubinan

bersama antara Mantri Tani/Kepala Cabang Dinas (KCD) dan

Koordinator Statistik Kecamatan (KSK), ketepatan dan kelengkapan

penyampaian laporan SP, penyusunan agenda dan jadwal rencana

kerja bersama antara Mantri Tani/KCD dan KSK.

n. Hasil pertemuan ini agar ditindaklanjuti di masing-masing provinsi,

dibahas dengan kabupaten/kota, dan di tingkat kabupaten/kota

dengan kecamatan untuk memperdalam analisis dan evaluasi, serta

merencanakan langkah pencapaian sasaran program, serta

rencana kerja dan koordinasi persiapan penyusunan angka

produksi selanjutnya.

2. Rapat Koordinasi Penyusunan Angka Tetap (ATAP) Tahun 2014 dan

Angka Ramalan I (ARAM-I) Tahun 2015 Produksi Tanaman Pangan

Rapat Koordinasi Nasional Penyusunan AngkaTetap(ATAP) Tahun

2014 dan Angka Ramalan I (ARAM I) Tahun 2015Produksi Tanaman

Pangan dilaksanakan pada tanggal 3 s.d 5 Juni 2015 di Hotel Garden

Palace Surabaya.

Peserta rapat terdiri dari Sekretaris Dinas/Kepala Bidang Tanaman

Pangan Dinas Pertanian Provinsi se-Indonesia, Kepala Bidang

Produksi BPS Provinsi se-Indonesia, wakil dari Eselon II lingkup Ditjen

Tanaman Pangan, wakil dari BPS-RI, serta dihadiri oleh Direktur

Jenderal Tanaman Pangan, Deputi Bidang Statistik Produksi BPS-RI,

Pejabat Eselon II dan Kepala Balai Besar lingkup Ditjen Tanaman

Pangan, dan Kepala Pusat Data dan Informasi Pertanian Kementerian

Pertanian, serta Kepala Dinas Pertanian Provinsi Jawa Timur.

Rapat didahului sambutan selamat datang Kepala Dinas Pertanian

Provinsi Jawa Timur, pengarahan Kepala BPS-RI yang diwakili oleh

Deputi Bidang Statistik Produksi,pengarahan dan sekaligus

pembukaan oleh Direktur Jenderal Tanaman Pangan, dilanjutkan

pemaparan materi dari Direktur Statistik Produksi Tanaman Pangan,

Hortikultura dan Perkebunan BPS-RI, Kepala Pusat Data dan Sistem

Page 73: KATA PENGANTAR - :: SAKIP Kementerian Pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN SETDITJEN … · sebagai bahan evaluasi dan acuan bagi para pengambil kebijakan

63

Laporan Tahunan 2015

Sekretariat Direktorat Jenderal Tanaman Pangan .................................. EP

Informasi Pertanian, Direktorat lingkup Direktorat Jenderal Tanaman

Pangan dan workshop pembahasan.

Berdasarkan hasil pembahasan, diskusi dan pendalaman materi serta

memperhatikan arahan Kepala BPS-RI dan Dirjen Tanaman Pangan

dihasilkan pokok-pokok rumusan rapat koordinasi sebagai berikut:

- Prakiraan produksi tahun 2014 (ATAP) padi mencapai 70,84 juta

ton gabah kering giling (GKG), jagung 19,02 juta ton pipilan kering,

kedelai 954,87 ribu ton biji kering, kacang tanah 973,85 ribu ton biji

kering, kacang hijau 244,55 ribu ton biji kering, ubikayu 23,44 juta

ton umbi basah, dan ubijalar 2,38 juta ton umbi basah.

Dibandingkan dengan produksi ATAP 2013, prakiraan capaian

produksi ATAP 2014 padi turun425,43 ribu ton GKG (0,60%),

jagung naik 504,04 ribu ton (2,72 %), kedelai naik 174,88 ribu ton

(22,42%), kacang tanah turun 63,21 ribu ton (9,01%), kacang hijau

naik39,88 ribu ton (19,49%), ubi kayu turun 500,28 ribu ton (2,09%),

dan ubi jalar turun4.140 ton (0,17%).

Bila dibandingkan dengan target 2014, capaian ATAP 2014 padi

mencapai 96,81%, jagung94,75%, kedelai 75,37%, kacang tanah

49,10%, kacang hijau 56,86%, ubi kayu 85,00%, dan ubi jalar

91,62%.

- Prakiraan produksi tahun 2015 (Angka Ramalan I) padi mencapai

75,57 juta ton gabah kering giling (GKG), jagung 21,13 juta ton

pipilan kering, kedelai 1,06 juta ton biji kering, kacang tanah 657,14

ribu ton biji kering, kacang hijau 249,22 ribu ton biji kering, ubikayu

23,95 juta ton umbi basah, dan ubijalar 2,48 juta ton umbi

basah.Dibandingkan dengan prakiraan produksi ATAP 2014,

prakiraan capaian produksi 2015(Angka Ramalan I) padi naik4,71

juta ton GKG (6,65%), jagung naik 2,12 ribu ton (11,14%), kedelai

naik 105,32 ribu ton (11,03%), kacang tanah naik 18,67 ribu ton

(2,92%), kacang hijau naik3.665 ton (1,50%), ubi kayu naik 515,18

ribu ton (2,20%), dan ubi jalar naik 93,17 ribu ton (3,91%).

Bila dibandingkan dengan target 2015, capaian Angka Ramalan I

2015 padi sudah mencapai 102,89%, jagung 104,04%, kedelai

88,35%, kacang tanah 88,47%, kacang hijau 85,14%, ubi kayu

90,28%, dan ubi jalar 93,42%.

- Provinsi yang mengalami kenaikan produksi padi ATAP 2014

terhadap ATAP 2013 meliputi 14 provinsi dan 20 provinsi menurun.

Provinsi dengan kenaikan tertinggi terjadi di 3 provinsi, yaitu:

Sulawesi Selatan (398.403 ton), Jawa Timur (347.707 ton), dan

Lampung (113.062 ton).

Page 74: KATA PENGANTAR - :: SAKIP Kementerian Pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN SETDITJEN … · sebagai bahan evaluasi dan acuan bagi para pengambil kebijakan

64

Laporan Tahunan 2015

EP..................................Sekretariat Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

Produksi Jagung ATAP 2014 terhadap ATAP 2013 mengalami

kenaikan di 18 provinsi (Aceh, Sumatera Barat, Riau, Jambi,

Sumatera Selatan, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Nusa Tenggara

Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur,

Kalimantan Utara, Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah, Sulawesi

Selatan, Gorontalo, Papua Barat dan Papua), dan 15 provinsi

lainnya mengalami penurunan. Sedangkan provinsi yang

mengalami kenaikan produksi kedelai ATAP 2014 terhadap ATAP

2013 sebanyak 5 provinsi (DI Yogyakarta, Kalimantan Selatan,

Kalimantan Timur, Kalimantan Utara, Sulawesi Selatan) sedangkan

28 provinsi mengalami penurunan.

- Faktor pendukung peningkatan produksi padiARAM I 2015 terhadap

ATAP 2014 disebabkan meningkatnya luas panen seluas 483.550

hektar sebagian besar daerah didukung kondisi curah hujan yang

cukup baik, perbaikan jaringan irigasi melalui program UPSUS, dan

program GPPTT. Peningkatan produksi jagung dan kedelai

disebabkan luas panen jagung yang meningkat seluas 243.615

hektar dan luas panen kedelai meningkat 61.807 hektar karena

adanya dukungan program GPTT, penyediaan alat mesin pra

panen dan pasca panen, harga jual jagung yang baik.

Faktor penyebab penurunan produksi padi dan kedelaiATAP tahun

2013 terhadap ATAP 2014 disebabkan beberapa daerah alih fungsi

lahan ke tanaman hortikultura (cabe) dan jagung (harganya cukup

baik), tidak terjadi pertanaman, saluran jaringan irigasi yang

sebagian rusak, dan kondisi iklim yang kurang mendukung.

- Dalam rangka mengetahui perkembangan upaya peningkatan

kualitas data statistik tanaman pangan, perlu dilakukan penetapan

indikator keberhasilan yang dapat dijadikan acuan bersama antara

Instansi Pertanian dan BPS. Alternatif indikator keberhasilan

peningkatan kualitas data, antara lain: capaian pelaksanaan ubinan

bersama antara Mantri Tani/Kepala Cabang Dinas (KCD) dan

Koordinator Statistik Kecamatan (KSK), ketepatan dan kelengkapan

penyampaian laporan SP, penyusunan agenda dan jadwal rencana

kerja bersama antara Mantri Tani/KCD dan KSK.

- Pelatihan pengumpulan data statistik pertanian secara rutin

(refreshing).

- Payung hukum bagi SDM yang secara khusus bertugas

mengumpulkan data (KCD/Mantri Tani/ PPL).

- Verifikasi dan validasi data harus dilakukan pada level kecamatan

dan insentif bagi petugas pengumpul data statistik pertanian.

Page 75: KATA PENGANTAR - :: SAKIP Kementerian Pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN SETDITJEN … · sebagai bahan evaluasi dan acuan bagi para pengambil kebijakan

65

Laporan Tahunan 2015

Sekretariat Direktorat Jenderal Tanaman Pangan .................................. EP

- Pengiriman CPCL untuk frame dilakukan sesuai jadwal penyusunan

metodologi Survei Ubinan.

- Pada tahun 2014 berdasarkan laporan rekapitulasi provinsi,

pelaksanaan ubinan padi secara bersama antara KSK dan

KCD/Mantri Tani sudah dilaksanakan di 29 Provinsi, 5 provinsi tidak

melaksanakan (DKI Jakarta, Bali, Kalimantan Utara, Sulawesi Barat

dan Papua Barat). Dari 29provinsi yang telah melaksanakan

tersebut, yang pelaksanaannyamencapai 100% dari jumlah

kabupaten sebanyak 14 provinsi, yaitu: Aceh, Sumsel, Bengkulu,

Kep. Babel, Kepri, Jateng, Jatim, Banten, NTB, Kalbar, Kaltim,

Sulteng, Sulsel dan Papua). Sementara yang pelaksanaan ubinan

padi antara 50-99% adalah Provinsi Sumut, Sumbar, Riau, Jambi,

Lampung, Jabar, NTT, Kalteng, Kalsel, Sulut, Sultra, Gorontalo, dan

Maluku. Sedangkan yang pelaksanaan ubinan padi dibawah 50%

adalah Provinsi Maluku Utara.

- Pelaksanaan kegiatan upaya percepatan data tanaman pangan

kerjasama Kementan cq Pusdatin Kementan dan BPS-RI yang

dilaksanakan di 17 provinsi sejak tahun 2012 dan dilanjutkan pada

tahun 2015 telah menghasilkan penyampaian data SP lebih baik

dibanding penyampaian data SP secara reguler baik dari segi

ketepatan waktu laporan maupun jumlah data yang masuk.

Namun demikian, masih terdapat kelemahan, antara lain (a)

beberapa provinsi datanya belum konsisten, masih berubah (b)

pengiriman laporan dari KCD/Mantri Tani di beberapa daerah masih

harus melalui Dinas Kabupaten/Kota (belum langsung ke KSK)

yang mengakibatkan penyampaian data terhambat.

- Pemasukan data SP Padi dan SP Palawija Tahun 2015 (Periode

Januari-April) untuk 17 provinsi percepatan realisasi pemasukan

dokumen SP Padi dan SP Palawija sebagian besar mencapai

100%, kecuali pada bulan April 2015 Provinsi Jambi realisasi

pemasukan dokumen SP Padi dan SP Palawija relatif rendah

(82,35%). Sementara untuk 17 provinsi non-percepatan, realisasi

pemasukan dokumen SP-PADIdan SP Palawija yang relatif rendah

terdapat pada Provinsi Kep. Riau, Kalimantan Timur, Kalimantan

Utara, Maluku, dan Papua Barat.

- Untuk meningkatkan kinerja Mantri Tani/KCD perlu dilakukan

evaluasi atas beban kerja mengingat beban tugas yang berat,

selain mengumpulkan data statistik tanaman pangan juga

menangani statistik hortikultura, serta bertugas menangani

administrasi dan pelaksanaan program kegiatan Dinas Kabupaten.

Page 76: KATA PENGANTAR - :: SAKIP Kementerian Pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN SETDITJEN … · sebagai bahan evaluasi dan acuan bagi para pengambil kebijakan

66

Laporan Tahunan 2015

EP..................................Sekretariat Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

Untuk itu ada beberapa alternatif yang diusulkan, antara lain:

menunjuk petugas khusus yang menangani data statistik, atau

memfungsikan penyuluh sebagai petugas pengumpul data.

- Pengadaan alat ubinan harus memperhatikan spesifikasi teknis,

ketelitian dan presisi akurasi. Untuk meningkatkan akurasi hasil

ubinan, akan dilakukan pembahasan re-design alat ubinan antara

BPS, Kementan (Ditjen Tanaman Pangan, Pusdatin, dan Badan

Litbang Pertanian), serta Perguruan Tinggi. Pembahasan tersebut

diharapkan dapat menghasilkan alat ubinan yang lebih praktis dan

flexibel namun tetap memiliki akurasi yang tinggi.

o. Bagi provinsi yang menyatakan akan melakukan perbaikan data,

disampaikan ke BPS disertai penjelasan yang mendukung

perubahan data tersebut paling lambat hari Senin tanggal 8 Juni

2015 pukul 16.00 WIB melalui e-mail : [email protected] dan fax

nomor 021-3857048 dan ditembuskan ke Direktorat Jenderal

Tanaman Pangan melalui email: [email protected] dan

fax nomor 021-7806309, 021-7824469.

p. Produksi tanaman pangan tahun 2014 (ATAP) dan tahun 2015

(ARAM-I) masih bersifat embargo sampai dirilis secara resmi oleh

Kepala BPS-RI pada tanggal 1Juli 2015.

q. Prakiraan produksi tanaman pangan Angka Tetap Tahun 2014dan

Angka Ramalan I Tahun 2015 masih bersifat embargo, dan akan

dirilis secara resmi pada tanggal 1 Juli 2015.

r. Hasil pertemuan ini agar ditindaklanjuti di masing-masing provinsi,

dibahas dengan kabupaten/kota, dan di tingkat kabupaten/kota

dengan kecamatan untuk memperdalam analisis dan evaluasi, serta

merencanakan langkah pencapaian sasaran program, serta

rencana kerja dan koordinasi persiapan penyusunan angka

produksi selanjutnya.

3. Rapat Koordinasi Penyusunan Angka Ramalan (ARAM-II) Tahun 2015

Produksi Tanaman Pangan

Pertemuan kali ini dilaksanakan di Yogyakarta, D.I.Y yang merupakan

pertemuan ketigakali pada tahun 2015, Rapat Koordinasi Nasional

Penyusunan Angka Ramalan II(ARAM II) Tahun 2015 Produksi

Tanaman Pangan pada tanggal 30 September s.d 2Oktober 2015 di

Hotel Santika, Yogyakarta.

Peserta rapat terdiri dari Sekretaris Dinas/Kepala Bidang Tanaman

Pangan Dinas Pertanian Provinsi se-Indonesia, Kepala Dinas

Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Yogyakarta,

Page 77: KATA PENGANTAR - :: SAKIP Kementerian Pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN SETDITJEN … · sebagai bahan evaluasi dan acuan bagi para pengambil kebijakan

67

Laporan Tahunan 2015

Sekretariat Direktorat Jenderal Tanaman Pangan .................................. EP

Kepala Bidang Produksi BPS Provinsi se-Indonesia, wakil dari Eselon

II lingkup Ditjen Tanaman Pangan, wakil dari BPS-RI, serta dihadiri

oleh Direktur Jenderal Tanaman Pangan,Deputi Statistik Produksi

BPS-RI, Pejabat Eselon II lingkup Ditjen Tanaman Pangan, dan

Kepala Pusat Data dan Informasi Pertanian Kementerian Pertanian,

Direktur Statistik Produksi Tanaman Pangan, Hortikultura dan

Perkebunan BPS-RI, dan Kepala BPS Provinsi Yogyakarta.

Rapat didahului sambutan selamat datang Kepala Dinas Pertanian

Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Yogyakarta, pengarahan

Kepala BPS-RI yang diwakili oleh Deputi Bidang Statistik

Produksi,pengarahan dan sekaligus pembukaan oleh Direktur Jenderal

Tanaman Pangan, dilanjutkan pemaparan materi dari Direktur

Budidaya Serealia, Direktur Budidaya Akabi, Direktur Statistik Produksi

Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan BPS-RI, Kepala Pusat

Data dan Sistem Informasi Pertanian, Direktorat lingkup Direktorat

Jenderal Tanaman Pangan dan workshop pembahasan.

Pokok-pokok rumusan dan kesimpulan rapat koordinasi sebagai

berikut:

a. Prakiraan produksi tahun 2015 (Pra ARAM II 2015) padi 74,50 juta

ton GKG, jagung 19,81 juta ton pipilan kering, kedelai 973.139 ton

biji kering, kacang tanah 606.447 ton biji kering, kacang hijau

265.778 ton biji kering, ubikayu 22,85 juta ton umbi basah, dan

ubijalar 2,20 juta ton umbi basah.

Dibandingkan dengan produksi tahun 2014 (ATAP), padi naik 3,66

juta ton (5,16%), jagung naik 800.563 ton (4,21%), kedelai

naik18.142 ton (1,90%), kacang hijau naik 21.189ton (8,66%),

sedangkan kacang tanah turun 32.449 ton (5,08%), ubi kayu turun

587.316 ton (2,51%), ubi jalar turun 178.531 ton (7,49%).

Apabila dibandingkan dengan target 2015 berdsarkan RKP, capaian

Pra ARAM II 2015 padi mencapai 101,44%, jagung 97,52%, kedelai

81,09%, kacang tanah 81,65%, kacang hijau 91,16%, ubi kayu

86,13%, dan ubi jalar 83,17%.

b. Provinsi yang mengalami kenaikan produksi padi Pra ARAM II 2015

terhadap ATAP 2014 meliputi 27 provinsi dan 7 provinsi menurun.

Provinsi dengan kenaikan tertinggi terjadi di 9 provinsi, yaitu: Jawa

Tengah (1,40 juta ton), Jawa Timur (657.462 ton), Sumatera

Selatan (588.669 ton), Aceh (446.623 ton), Lampung (251.062 ton),

Sumut (235.453 ton), NTB (202.098 ton), NTT (117.292 ton), dan

Sulsel (108.282 ton). Provinsi dengan penurunan terbesar terjadi di

Page 78: KATA PENGANTAR - :: SAKIP Kementerian Pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN SETDITJEN … · sebagai bahan evaluasi dan acuan bagi para pengambil kebijakan

68

Laporan Tahunan 2015

EP..................................Sekretariat Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

4 provinsi, yaitu: Jawa Barat (467.982 ton), Jambi (87.057 ton),

Sumatera Barat (40.235 ton), dan Kalimantan Barat (15.478 ton)

Produksi Jagung Pra ARAM II 2015 terhadap ATAP 2014

mengalami kenaikan di 17 provinsi (Aceh, Sumut, Jambi, Sumsel,

Babel, Jateng, Jatim, Banten, NTB, NTT, Kalteng, Kalsel, Kaltim,

Sulsel, Sultra, Sulbar, dan Maluku), dan 17 provinsi mengalami

penurunan. Sedangkan provinsi yang mengalami kenaikan produksi

kedelai Pra ARAM II 2015 terhadap ATAP 2014 sebanyak 16

provinsi (Sumut, Jambi, Sumsel, Jateng, Banten, NTB, NTT, Kalsel,

Kaltim, Sulut, Sulsel, Sultra, Sulbar, Maluku, Papua Barat, dan

Papua) sedangkan 18 provinsi mengalami penurunan.

c. Faktor pendukung peningkatan produksi padi Pra ARAMII 2015

terhadap ATAP 2014 disebabkan peningkatan luas panen seluas

283.172 ha.

Faktor pendukung peningkatan produksi jagung Pra ARAM II 2015

terhadap ATAP 2014 disebabkan peningkatan luas panen seluas

19.048 ha.

Faktor pendukung peningkatan produksi kedelaiPra ARAM II 2015

terhadap ATAP 2014 disebabkan peningkatan luas panen seluas

1.621 ha.

Peningkatan luas panen pada komoditas padi, jagung, dan kedelai

tersebut, sebagian besar didukung oleh Upaya Khusus (UPSUS)

peningkatan produksi PJK tahun 2015.

d. Beberapa indikator kinerja pelaksanaan upaya peningkatan kualitas

data statistik tanaman pangan, antara lain: pelaksanaan ubinan

bersama antara Mantri Tani/Kepala Cabang Dinas (KCD) dan

Koordinator Statistik Kecamatan (KSK), ketepatan dan kelengkapan

penyampaian laporan SP, penyusunan agenda dan jadwal rencana

kerja bersama antara Mantri Tani/KCD dan KSK.

- Pelaksanaan ubinan bersama

Pelaksanaan ubinan padi secara bersama antara KSK dan

KCD/Mantri Tani sudah dilaksanakan di 34 Provinsi.

Berdasarkan sampel plot ubinan secara nasional baru mencapai

52,19% dari total sampel plot ubinan.

- Pemasukan dokumen SP Padi dan SP Palawija tahun 2015

(Kondisi 1 Oktober 2015).

Realisasi pemasukan dokumen SP Padi mencapai 99,72% dari

target untuk provinsi percepatan, sedangkan untuk provinsi non

percepatan mencapai 76,64% dari target. Dan realisasi

Page 79: KATA PENGANTAR - :: SAKIP Kementerian Pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN SETDITJEN … · sebagai bahan evaluasi dan acuan bagi para pengambil kebijakan

69

Laporan Tahunan 2015

Sekretariat Direktorat Jenderal Tanaman Pangan .................................. EP

pemasukan dokumen SP Palawija mencapai 99,48% dari target

untuk provinsi percepatan, sedangkan untuk provinsi non

percepatan mencapai 63,36% dari target.

e. Berdasarkan konfirmasi dari Dinas Pertanian Provinsi, diperoleh

data perkembangan luas tanam pada bulan September 2015, serta

luas pertanaman April-Agustus 2015 ada yang terkoreksi dan akan

diajukan/ dikoordinasikan ke BPS. Provinsi yang mengalami koreksi

meliputi: Sumut, Sumbar, Riau, Jambi, Sumsel, Lampung, Jabar,

Jateng, DIY, Jatim, NTT, Kalbar, Kalteng, Kalsel, Sulteng, dan

Sulsel.

f. Dengan adanya perkembangan realisasi tanam bulan September

dan koreksi April-Agustus, sehingga akan mempengaruhi angka

Pra-ARAM II 2015.

g. Kesepakatan bersama BPS dan Kementan berdasarkan Buku

Pedoman Pengolahan Data Tanaman Pangan Tahun 2012, antara

lain:

- Kelancaran pemasukan dokumen SP (SP-Padi, SP-Palawija, SP-

Lahan, SP-Alsin TP, SP-Benih TP) dan akurasi isiannya menjadi

tanggungjawab Distan Provinsi/Kab/Kota.

- Kelancaran pemasukan dokumen ubinan (Daftar SUB-S) dan

akurasi isiannya menjadi tanggungjawab BPS Provinsi/

Kabupaten/Kota.

- BPS kab/kota melakukan pengolahan data Daftar SP; BPS

kab/kota mengirim database ke BPS prov dan selanjutnya BPS

prov mengirim ke BPS. Dinas Pertanian Kabupaten/ Kota

membuat RKSP dan dikirim ke Dinas Pertanian; Dinas Pertanian

membuat RPSP dan dikirim ke Ditjen TP, Kementan.

- Tanggung jawab pengolahan ubinan di BPS provinsi. (Kebijakan

desentralisasi ke BPS kab/kota diserahkan ke BPS provinsi

sesuai kondisi masing-masing daerah).

h. Perbaikan data disampaikan ke BPS disertai penjelasan yang

mendukung perubahan data tersebut paling lambat hari Senin

tanggal 6 Oktober2015 pukul 16.00 WIB melalui e-mail:

[email protected] dan fax nomor 021-3857048 dan ditembuskan ke

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan melalui email:

[email protected] dan fax nomor 021-7806309, 021-

7824469.

i. Produksi tanaman pangan tahun 2015 (Pra ARAM II) masih bersifat

embargo sampai dirilis secara resmi oleh Kepala BPS-RI pada

tanggal 2November 2015.

Page 80: KATA PENGANTAR - :: SAKIP Kementerian Pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN SETDITJEN … · sebagai bahan evaluasi dan acuan bagi para pengambil kebijakan

70

Laporan Tahunan 2015

EP..................................Sekretariat Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

j. Hasil pertemuan ini agar ditindaklanjuti di masing-masing provinsi,

dibahas dengan kabupaten/kota, dan di tingkat kabupaten/kota

dengan kecamatan untuk memperdalam analisis dan evaluasi, serta

merencanakan langkah pencapaian sasaran program, serta

rencana kerja dan koordinasi persiapan penyusunan angka

produksi selanjutnya.

4. Evaluasi Pengumpulan Data SP Tanaman Pangan

Berdasarkan Pedoman Pengumpulan Data Tanaman Pangan,

pengumpulan data tanaman pangan dilakukan setiap bulan oleh Mantri

Tani/KCD untuk data luas tanamdan luas panen. Sedangkan

pengumpulan data produktivitas dilakukan melalui pengukuran sampel

ubinan dengan jumlah dan plot lokasi ditetapkan oleh BPS.

Pengukuran sampel ubinan selain dilakukan oleh Mantri Tani/KCD

dengan tanggungjawab pada sampel ubinan bernomor genap, juga

dilakukan oleh petugas Koordinator Statistik Kecamatan (KSK) pada

sampel ubinan dengan bernomor ganjil.

Kondisi pengumpulan data di lapangan berdasarkan pengamatan di

beberapa lokasi mengindikasikan terhadap rendahnya kualitas data

yang diperoleh, hal ini disebabkan oleh proses pengumpulan data tidak

sesuai dengan pedoman, atau tidak dilakukan dengan benar sehingga

data yang dikumpulkan menjadi kurang obyektif sesuai dengan kondisi

lapangan.

Berdasarkan kondisi tersebut, maka dilakukan upaya meningkatkan

kualitas data yang dilakukan antara lain melalui evaluasi pengumpulan

data SP tanaman pangan.

a. Metode Evaluasi

- Kegiatan ini dilaksanakan secara swakelola dengan bekerja

sama dengan instansi-instansi yang kompeten, seperti BPS,

Pusdatin, dan Dinas Pertanian, Tanaman Pangan, Perkebunan,

dan Kehutanan Kabupaten Karawang.

- Pelaksanaan evaluasi proses kegiatan pengumpulan data

meliputi evaluasi di tingkat kecamatan (lapang) terhadap

kegiatan yang dilakukan oleh Mantri Tani/KCD/UPTD,

POPT/PHP serta petugas KSK yang berhubungan dengan tugas

mereka sebagai pengumpul data Statistik Pertanian Tanaman

Pangan, dan di tingkat kabupaten yang dilakukan oleh petugas

pengelola data.

- Evaluasi dilaksanakan dengan metode kunjungan lapang dan

wawancara dengan para petugas yang terlibat dalam

Page 81: KATA PENGANTAR - :: SAKIP Kementerian Pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN SETDITJEN … · sebagai bahan evaluasi dan acuan bagi para pengambil kebijakan

71

Laporan Tahunan 2015

Sekretariat Direktorat Jenderal Tanaman Pangan .................................. EP

pengumpulan data SP tanaman pangan, yang terdiri dari Mantri

Tani/KCD, petugas POPT, petugas KSK setiap kecamatan serta

petugas pengelola data di Dinas Pertanian, Tanaman Pangan,

Perkebunan, dan Kehutanan dan BPS Kabupaten Karawang.

- Jumlah Petugas Mantri Tani/KCD dan Mantri Statistik/KSK yang

di survey.

- Waktu pelaksanaan di Kabupaten Karawang pada 21-24 Oktober

2015.

- Mengumpulkan data SP (luas tanam, luas panen, puso) dan hasil

ubinan yang dikumpulkan baik oleh Mantri Tani/KCD maupun

petugas KSK.

- Petugas pengumpul data Statistik Pertanian (SP) Tanaman

Pangan terdiri dari dua kelompok, yaitu petugas yang

mengumpul data luas tanam dan panen dilakukan oleh Kepala

BP3K/BPK/BPP/Mantri Tani/KCD/UPTDdan data pengukuran

sampel ubinan dilakukan petugas Mantri Statistik/KSK bersama

dengan Kepala BP3K/BPK/BPP/Mantri Tani/KCD/UPTD.

b. Hasil Evaluasi

- Jumlah Kepala BP3K/BPK/BPP/Mantri Tani/KCD/UPTD

sebanyak 29 orang, terdiri dari 20 laki-laki dan 10 perempuan,

sedangkan jumlah petugas KSK sebanyak 28 orang.

- Petugas pengumpul data di Kabupaten Karawang atau yang

lebih dikenal dengan sebutan Kepala BP3K/BPK/BPP/ Mantri

Tani/KCD/UPTD atau Petugas Operasional Pertanian (POP)

didominasi oleh Golongan III. Sementara pendidikan terakhir

terdiri atas SMA 5 orangdan Sarjana 24 orang, dengan latar

belakang pertanian 19 orang dan non pertanian 10 orang,

sedangkan petugas KSK terdiri atas SMA 13 orang dan Diploma

6 orang, Sarjana 9 orang dengan latar belakang pertanian 3

orang dan non pertanian 25 orang.

- Jumlah petugas yang telah mengikuti pelatihan/sosialisasi/

refreshing pedoman pengumpulan data sebanyak 27 orang dan

2 orang belum pernah mengikuti kegiatan tersebut.

- Alat ubinan, 22 kecamatan tidak memiliki alat ubinan dan 7

kecamatan memiliki alat ubinan dengan kondisi 5 alat ubinan

rusak dan 2 alat ubinan baik sehingga kecamatan yang tidak

memiliki alat ubinan meminjam alat ubinan ke KSK ataupun ke

petugas kecamatan terdekat.

Page 82: KATA PENGANTAR - :: SAKIP Kementerian Pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN SETDITJEN … · sebagai bahan evaluasi dan acuan bagi para pengambil kebijakan

72

Laporan Tahunan 2015

EP..................................Sekretariat Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

c. Permasalahan dalam pengumpulan data Statistik Pertanian

Tanaman Pangan, antara lain:

- Alat ubinan yang terlalu berat, sehingga kurang efektif untuk

dibawa ke lokasi-lokasi yang terpencil (remote), hal ini dapat

berpengaruh terhadap menurunnya semangat petugas dalam

melaksanakan kegiatan ubinan. Selain itu beberapa kecamatan

belum memiliki alat ubinan.

- Masih minimnya dukungan fasilitas untuk meningkatkan kinerja

dalam pengumpulan data seperti kendaraan roda dua dan

kelengkapan lapangan untuk mengubin (sepatu bot, jas hujan

dan lain-lain).

- Selain sebagai petugas pengumpul data tanaman pangan, Mantri

Tani yang dikenal dengan sebutan Petugas UPTD juga

merangkap pekerjaan lain seperti membantu penyuluh,

menangani data hortikultura, perkebunan, kehutanan, pembinaan

dan pelayanan kelompok tani, sebagai kepala BP3K, BPP,

BPK,dan lain-lain. Hal ini berpotensi terhadap kurang fokusnya

terhadap kegiatan pengumpulan data tanaman pangan.

- Mantri Tani/KCD/Petugas pengumpul datamasih ada yang belum

pernah mengikuti pelatihan pengumpulan data tanaman pangan

yaitu Kecamatan Kutowaluyo.

- Mantri Tani/KCD/Petugas pengumpul data yang setiap

melakukan pencatatan hasil pengumpulan data di lapangan tidak

melakukan analisa karena baru pertama kali menjadi KCD yaitu

Kecamatan Karawang Timur dan Kutowaluyo.

- Mengingat kantor KCD terletak di kecamatan dan kantor para

petugas KSK di kabupaten sedangkan jarak antara kabupaten

dengan kecamatan-kecamatan tertentu aksesbilitasnya cukup

sulit. Kondisi yang demikian menjadi penyebab sulitnya

melakukan koordinasi antara kedua petugas tersebut, termasuk

dalam melakukan ubinan secara bersama.

- Insentif/honor yang diterima Mantri Tani/UPTDdinilai masih

kurang layak dibandingkan dengan beban kerja dan

tanggungjawabnya.

d. Tindak lanjut:

- Perlu dilakukannya pengadaan alat ubinan yang lebih ringan dan

efisien untuk memperoleh data yang lebih akurat secepatnya.

- Perlu dialokasikannya anggaran/bantuan untuk mendukung

tugas lapangan Mantri Tani/KCD dalam melakukan ubinan.

Page 83: KATA PENGANTAR - :: SAKIP Kementerian Pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN SETDITJEN … · sebagai bahan evaluasi dan acuan bagi para pengambil kebijakan

73

Laporan Tahunan 2015

Sekretariat Direktorat Jenderal Tanaman Pangan .................................. EP

- Perlu dihindari rangkap jabatan yang selama ini Kepala

BP3K/BPK/BPP yang mempunyai tugas pokok mengumpulkan

data tanaman juga melaksanakan program kegiatan tanaman

pangan di masing-masing wilayah/kecamatan juga merangkap

sebagai petugas penyuluh lapangan (PPL).

- Perlu diadakan kegiatan pelatihan pengumpulan data tanaman

pangan untuk mengingatkan kembali metode yang digunakan

agar sesuai antara pelaksanaan di lapangan dengan metode

pedoman pengumpulan data tanaman pangan.

- Perlu ditingkatkan frekuensi penyelenggaraan forum komunikasi

antara Mantri Tani/KCD denganpetugas KSK, agar koordinasi

dan sinkronisasi dalam pelaksanaan kegiatan pengumpulan data

di lapangan semakin meningkat.

- Dalam melakukan survei ubinan (rumah tangga tani) sebelum

pelaksanaan ubinan seyogyanya dapat dilakukan secara

bersama antara KCD dengan petugas KSK, mengingat KCD

pada umumnya berkantor di kecamatan yang bersangkutan dan

selalu berinteraksi dengan petani setempat sehingga dapat

mengetahui secara tepat hal-hal yang diinformasikan oleh petani.

- Perlu ditingkatkan kesejahteraan petugas pengumpul data/Mantri

Tani/KCD dengan menaikkan insentif/honor untuk mengubin dan

kendaraan roda 2.

- Selain sebagai petugas pengumpul data tanaman pangan, Mantri

Tani yang dikenal dengan sebutan Kepala Balai Pengembangan

Budidaya Tanaman Pangan dan Hortikultura (BPBTPH)/BP4K/

BPP juga merangkap pekerjaan lain seperti membantu penyuluh,

menangani data hortikultura, pembinaan dan pelayanan

kelompok tani, dan lain-lain. Hal ini berpotensi terhadap kurang

fokusnya terhadap kegiatan pengumpulan data tanaman pangan.

- Kepala BPBTPH/BP4K/BPP/Petugas pengumpul datamasih ada

yang belum pernah mengikuti pelatihan pengumpulan data

tanaman pangan.

- Mengingat kantor Kepala BPBTPH/BP4K/BPP terletak di

kecamatan dan kantor para petugas KSK di kabupaten

sedangkan jarak antara kabupaten dengan kecamatan-

kecamatan tertentu aksesbilitasnya cukup sulit. Kondisi yang

demikian menjadi penyebab sulitnya melakukan koordinasi

antara ke dua petugas tersebut, termasuk dalam melakukan

ubinan secara bersama.

Page 84: KATA PENGANTAR - :: SAKIP Kementerian Pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN SETDITJEN … · sebagai bahan evaluasi dan acuan bagi para pengambil kebijakan

74

Laporan Tahunan 2015

EP..................................Sekretariat Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

- Insentif/honor yang diterima Mantri Tani/KCD/Kepala BPBTPH/

BP4K/BPPdinilai masih kurang layak dibandingkan dengan

beban kerja dan tanggungjawabnya.

5. Ujicoba Metode Grid Square

Metode pengumpulan data yang selama ini digunakan, terutama

pengumpulan data luas tanam/panen melalui metode pandangan mata

(eye estimate) dianggap masih perlu diperbaiki. Metode yang telah

disepakati antara BPS dan Kementan, sesuai dengan Buku Pedoman

Pengumpulan Data Tanaman Pangan, perhitungan produksi pangan

yang hingga saat ini digunakan adalah perkalian dari angka

produktivitas yang diukur oleh BPS dan Kementan (ton per hektar)

dikali luas panen yang dilaporkan oleh petugas dinas pertanian

kabupaten/kota (hektar). Pengukuran angka produktivitas berdasarkan

metode ubinan yang dilakukan bersama-sama oleh BPS dan

Kementan dengan tanggung jawab 50 persen oleh BPS dan 50

persen oleh Kementan (dilakukan oleh dinas pertanian

kabupaten/kota).

Salah satu upaya perbaikan metode pelaporan dan perhitungan area

luas tanam/panen yang selama ini sebagian dilaporkan menggunakan

metode konvensional atau metode kira-kira sejauh mata memandang

(eye estimate) menjadi metode saintifik adalah dengan memanfaatkan

peta citra satelite resolusi tinggi, disebut juga sebagai metode grid

square. Ujicoba dilaksanakan pada tanggal 10-12 Desember 2015 di

Kecamatan Rengasdengklok, Kabupaten Karawang, yang terdiri dari 9

desa (Rengasdengklok Utara, Rengasdengklok Selatan, Kalang Surya,

Amansari, Dukuhkarya, Kalang Sari, Dewisari, Karyasari, Kertasari).

a. Metode Pengumpulan Data

Peta citra satelit beresolusi tinggi ini disebut juga sebagai metode

grid square. Peta ini akan dijadikan sebagai alat atau peta kerja

oleh petugas kantor cabang dinas pertanian maupun petugas

penyuluh pertanian lapang untuk mengukur maupun verifikasi luas

panen sehingga data area tanam/panen dapat

dipertanggungjawabkan secara saintifik keakuratannya.

b. Tujuan

Tujuan dari kegiatan ujicobametode grid square adalah untuk

mengetahui efektivitas dan efisiensi metode ini untuk pengukuran

area luas tanam/panen yang dilakukan oleh Kepala Cabang Dinas

(KCD) di Kabupaten Karawang, dalam rangka perbaikan kualitas

data luas tanam/panen.

Page 85: KATA PENGANTAR - :: SAKIP Kementerian Pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN SETDITJEN … · sebagai bahan evaluasi dan acuan bagi para pengambil kebijakan

75

Laporan Tahunan 2015

Sekretariat Direktorat Jenderal Tanaman Pangan .................................. EP

c. Tahapan Pengumpulan Data Metode Grid Square

Pengumpulan data luas panen dengan metode grid square berbasis

peta citra satelit dilakukan dengan beberapa tahapan berikut:

- Melaksanakan pengisian formulir verifikasi luas tanam/panen

berbasis peta lahan sawah dengan cara melihat kondisi/fakta riil

di lapangan tentang kondisi pertanaman tanaman padi (luas

tanam, panen dan puso) dan dicocokkan dengan peta kerja

verifikasi luas tanam/panen berbasis peta citra satelit.

- Lakukan pengisian luas tanam, panen dan puso sesuai kondisi

pertanaman padi ke formulir verifikasi luas tanam/panen berbasis

peta lahan sawah pada masing-masing grid dalam satuan hektar.

- Lakukan pengisian luas tanam, panen dan puso ke formulir luas

tanaman padi (form SP Padi).

d. Hasil Ujicoba

Hasil ujicoba menunjukkan kelebihan dan kekurangan metode

tersebut, antara lain:

- Kelebihan:

Penguasaan lapangan menjadi lebih akurat.

Dapat digunakan sebagai dasar pengumpulan data tanam,

panen, dan puso komoditas padi karena tersedianya lahan

baku sawah dalam peta.

- Kekurangan:

Pengunaan Metode “Grid Square” untuk pengumpulan data

tanam, panen, dan puso komoditas padi sangat sulit

diterapkan apabila hanya dilakukan oleh KCD.

Rencana keterlibatan penyuluh dalam membantu

pengumpulan data perlu dikaji ulang, mengingat

koordinasi/komunikasi penyuluh dengan KCD belum

semuanya berjalan dengan baik karena instansi yang

menaungi berbeda.

Pengamatan terhadap seluruh grid sawah dirasa kurang

efisien di lapangan sehingga perlu adanya penyempurnaan.

Peluang terjadinya “moral hazard” dalam pengumpulan data

oleh KCD maupun penyuluh cukup besar.

Penentuan titik awal pengamatan petugas KCD masih

mengalami kesulitan sehingga butuh alat bantu GPS.

Page 86: KATA PENGANTAR - :: SAKIP Kementerian Pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN SETDITJEN … · sebagai bahan evaluasi dan acuan bagi para pengambil kebijakan

76

Laporan Tahunan 2015

EP..................................Sekretariat Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

Beberapa peta desa penampakan awan masih 80% menutupi

lahan sawah sehingga sulit untuk melakukan perhitungan luas

tanam.

e. Kesimpulan dan Saran:

- Metode grid square masih belum cukup efektif dan efisien dalam

penerapannya di lapangan oleh KCD di Kabupaten Kawarang.

- Uji coba berikutnya sebaiknya dikoordinasikan dengan BPS. BPS

bisa membantu dari sisi instrumen pengumpulan data dan

metodologi statistiknya.

- Uji coba selanjutnya sebaiknya menggunakan survey sampling.

Pengamatan terhadap seluruh grid sawah sepertinya tidak

efisien dan kurang operasional di lapangan, terutama terkait

waktu dan tenaga (sumber daya manusia).

- Uji coba berikutnya harus dilengkapi dengan buku pedoman agar

ada kesamaan persepsi antar petugas terkait tata cara

pengamatan serta konsep dan definisi dalam pengumpulan data

di lapangan.

- Petugas juga harus dilengkapi dengan lembar kerja (LK)/form

yang memungkinkan mereka mengisikan data hasil pengamatan

lapangan di setiap grid. Pedoman tata cara pengisian LK juga

harus dibuat (Misalnya, apakah yang diisikan pada kotak adalah

kode atau angka luasan?). Petugas harus diajari cara mengisi LK

tersebut. Harus ada pelatihan yang fokus dan terarah mengenai

itu.

- LK/Form verifikasi yang digunakan dalam uji coba tampaknya

kurang memadai dan harus disempurnakan. Contohnya, kotak

terlalu kecil dan tidak jelas informasi apa yang harus diisikan.

Potensi kesalahan dalam melakukan rekapitulasi cukup besar

karena jumlah grid yang harus direkap informasi luas

tanamannya cukup banyak.

6. Workshop Aplikasi Monev 2015

Workshop Aplikasi SIMONEV Bidang Tanaman Pangan Tahun 2015,

diselenggarakan di Lembaga Pendidikan Perkebunan Yogyakarta

padatanggal 20-22 Mei 2015, dan dibuka oleh Kepala Dinas Pertanian

Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, dan sambutan dan arahan

Sekretaris Direktorat Jenderal Tanaman Pangan disampaikan oleh

Plh.Direktur Budidaya Serealia. Narasumber pada workshop berasal

dari Direktorat Jenderal Anggaran Kementerian Keuangan dan Pusat

Data dan Informasi Pertanian, Bagian Perencanaan Ditjen Tanaman

Page 87: KATA PENGANTAR - :: SAKIP Kementerian Pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN SETDITJEN … · sebagai bahan evaluasi dan acuan bagi para pengambil kebijakan

77

Laporan Tahunan 2015

Sekretariat Direktorat Jenderal Tanaman Pangan .................................. EP

Pangan dan Tim Koordinator Pelaporan lingkup Direktorat Jenderal

Tanaman Pangan.

Peserta Workshop Aplikasi Simonev Bidang Tanaman Pangan Tahun

2015 diikuti oleh petugas pengelola simonev dari dinas pertanian

provinsi yang membidangi tanaman pangan dan dua kabupaten terpilih

dari masing-masing provinsi seluruh Indonesia dengan jumlah pusat

dan daerah sebanyak 135 orang.

Kesepakatan dari hasil workshop adalah sebagai berikut:

a. Peserta yang mewakili Satker yang hadir akan berkomitmen untuk

mengisi Simonev yang telah terintegrasi dengan aplikasi PMK

249/2011

b. Peserta workshop aplikasi simonev selanjutnya agar berperan

sebagai fasilitator di masing-masing daerah

c. Hasil workshop aplikasi simonev bidang tanaman pangan tahun

2015 menghasilkan output laporan simonev sampai dengan Mei

Tahun 2015

d. Provinsi agar memastian setiap bulan seluruh satker menginput

monev PMK 249 tahun 2011

e. Dalam mengisi realisasi fisik kegiatan, pejabat/petugas monev

berkoordinasi dengan pelaksana teknis kegiatan

f. Direktorat Jenderal Tanaman Pangan akan memberikan teguran

tertulis kepada Satker yang tidak menginput laporan dengan

tembusan Menteri Pertanian

g. Laporan evaluasi akhir tahun 2015 harus selesai lebih

awal,walaupun jadwal masuk laporan ke Bappenas dan

Kementerian Keuangan paling lambat 1 April 2016, namun untuk

laporan tahunan Kementerian Pertanian harus sudah masuk pada

awal Januari 2016. Laporan evaluasi tahun 2015 harus bisa menjadi

feed back yang dapat memberikan umpan balik untuk

penyempurnaan penyusunan perencanaan pembangunan tanaman

pangan tahun 2016

h. Setiap bulan seluruh satker akan berpartisipasi mengisi aplikasi

simonev mulai dari kolom yang termudah seperti keterangan,

progres pekerjaan sampai realisasi output

i. Untuk mengisi progres kegiatan utama pembangunan tanaman

pada aplikasi menggunakan pedoman pengukuran realisasi fisik

sesuai tahapan. Untuk kegiatan layanan perkantoran menggunakan

rumus 8,33% (1/12 x 100%) per bulan sedangkan untuk kegiatan

diluar itu menggunakan rumus realisasi dibagi dengan pagu

Page 88: KATA PENGANTAR - :: SAKIP Kementerian Pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN SETDITJEN … · sebagai bahan evaluasi dan acuan bagi para pengambil kebijakan

78

Laporan Tahunan 2015

EP..................................Sekretariat Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

j. Hasil dan seluruh kesepakatan dari workshop agar dilaporkan

kepada pimpinan untuk ditindaklanjuti

k. Permasalahan yang dihadapi:

Sebagian besar Satker belum menginput aplikasi PMK 249/2011

Masih banyak petugas Satker yang belum memahami cara

menginput data pada aplikasi monev PMK 249

Sebagian besar provinsi belum melakukan sosialisasi ke satker

ke kabupaten

Baru sebagian provinsi yang melakukan evaluasi rutin baik

bulanan maupun triwulan

Terbatasnya alokasi anggaran untuk kegiatan monev di masing-

masing satker sehingga kegiatan monev kurang optimal.

l. Setelah workshop, jumlah satker yang telah menginput laporan

simonev tahun 2015 adalah pada bulan Januari dari 94 satker

menjadi 144 satker, Februari 91 menjadi 140 satker, Maret 99

satker menjadi 143 satker, April 79 menjadi 129 satker, Mei 25

menjadi 49 satker.

7. Pelaksanaan Sistem Pengendalian Intern (SPI)

Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem

Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP), mengamanatkan agar unit

kerja dan satuan kerja dapat mengindentifikasi terjadinya deviasi atau

penyimpangan atas pelaksanaan kegiatan dibandingkan dengan

perencanaan, sebagai umpan balik untuk melakukan tindakan koreksi

atau perbaikan bagi pimpinan dalam mencapai tujuan organisasi.

Dalam rangka mendukung kelancaran pelaksanaan SPI,Ditjen

Tanaman Pangan membentuk Tim Satuan Pelaksana Pengendalian

Intern (Satlak-PI) Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Tahun 2015

sesuai dengan Surat Keputusan Direktur Jenderal Tanaman Pangan

Nomor 18/HK.310/C/2/2015 tanggal 4 Februari 2015.

Beberapa agenda kegiatan Tim SPI Ditjen Tanaman Pangan adalah:

Pembentukan Tim Satlak PI

Rapat Koordinasi Tim Satlak PI

Koordinasi, Partisipasi, Pertemuan-pertemuan SPI

Penyempurnaan Juklak SPI

Penyusunan Juknis SPI di masing-masing Eselon II

Penyusunan Bahan Pembinaan dan Evaluasi SPI

Pembinaan SPI

Page 89: KATA PENGANTAR - :: SAKIP Kementerian Pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN SETDITJEN … · sebagai bahan evaluasi dan acuan bagi para pengambil kebijakan

79

Laporan Tahunan 2015

Sekretariat Direktorat Jenderal Tanaman Pangan .................................. EP

Pengendalian Kegiatan

Pemantauan Kegiatan Utama

Penyusunan Laporan

Tabel 10. Program Kerja Tim Satlak-PI Ditjen TP Tahun 2015

Beberapa kegiatan yang telah dilaksanakan untuk mendukung

pelaksanaan SPI dapat dilaporkan sebagai berikut:

a. Penyusunan Juklak SPI

Kegiatan Sistem Pengedalian Intern Sekretariat Direktorat Jenderal

Tanaman Pangan merupakan perwujudan dari pelaksanaan

pengendalian intern di lingkungan Direktorat Jenderal Tanaman

Pangan sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun

2008 tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah.

Sebagai tindaklanjut peraturan pemerintah tersebut, Sekretariat

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan telah menyusun Petunjuk

Pelaksanaan Sistem Pengendalian Intern yang digunakan sebagai

acuan dalam pelaksanaan dan penerapan SPI di unit kerja

Sekretariat Direktorat Jenderal Tanaman Pangan.

Tujuan penyusunan Juklak SPI adalah: a) sebagai acuan

pengendalian intern bagi pelaksana kegiatan dalam melaksanakan

kegiatan Sekretariat Direktorat Jenderal Tanaman Pangan secara

efektif, efisien, transparan dan akuntabel; b) sebagai petunjuk

pelaksanaan bagi Tim SPI dalam melakukan penilaian penerapan

sistem pengendalian intern lingkup Sekretariat Direktorat Jenderal

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

1 Pembentukan Tim Satlak PI

2 Rapat Koordinasi Tim Satlak PI

3 Koordinasi, Partisipasi, Pertemuan-Pertemuan SPI

4 Penyempurnaan Juklak SPI

5 Penyusunan Juknis SPI di masing-masing Eselon II

6 Penyusunan Bahan Pembinaan dan Evaluasi SPI

7 Pembinaan SPI

8 Pengendalian Kegiatan

9 Pemantauan Kegiatan Utama

10 Penyusunan Laporan

Catatan :

Kegiatan Utama Ditjen Tanaman Pangan :

SL-PTT, SL-PHT, SLI, BLBU, CBN, Penanganan Pasca Panen (Bantuan Sarana Pasca Panen),

Pengembangan Peramalan Organisme Pengganggu Tumbuhan (BBPOPT),

Pengembangan Metode Pengujian Mutu Benih (BBPPMBTPH) dan Dukungan Manajemen Teknis Lainnya

KegiatanBulan

No.

Page 90: KATA PENGANTAR - :: SAKIP Kementerian Pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN SETDITJEN … · sebagai bahan evaluasi dan acuan bagi para pengambil kebijakan

80

Laporan Tahunan 2015

EP..................................Sekretariat Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

Tanaman Pangan; c) mengantisipasi terjadinya permasalahan dan

kendala yang dihadapi secara cepat dan tepat serta mencari solusi

untuk pemecahan permasalahannya.

Sasaran penyusunan petunjuk pelaksanaan SPI Sekretariat

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan adalah terlaksananya

kegiatan Sekretariat Direktorat Jenderal Tanaman Pangan yang

efektif, efisien, transparan dan akuntabel.

b. Evaluasi Terpadu Program/Kegiatan dan Sistem Pengendalian

Intern Tahun 2015

Monitoringpelaksanaan kegiatan pembangunan tanaman pangan

serta evaluasi SPI tahun 2015 dilaksanakan ke beberapa provinsi

yaitu, Sumatera Selatan, Jambi, Jawa Barat, D.I. Yogyakarta, Bali,

NTB, Kalimantan Selatan, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Tengah,

Sulawesi Selatan, dan Maluku Utara dengan hasil sebagai berikut:

Pelaksanaan SPI sudah berjalan cukup baik tetapi belum

optimal baik pada penerapan SPI Kelembagaan (Dinas)

maupun SPI pada kegiatan strategis pembangunan tanaman

pangan

Pada dasarnya beberapa instrumen untuk menunjang

pelaksanan SPI khususnya untuk menciptakan lingkungan

pengendalian yang kuat telah dimiliki seperti kebijakan disusun

dengan memperhatikan prinsip rasionalitas, efektifitas, efisiensi

dan produktivitas agar mudah dilaksanakan, juklak, juknis telah

disusun sesuai kewenangan masing-masing, organisasi

mengacu pada sturuktur organisasi yang telah ditetapkan

pimpinan

Pencatatan dan pelaporan pada aspek komunikasi dan

informasi baik capaian keuangan maupun perkembangan fisik

pelaksanaan kegiatan perlu ditingkatkan khususnya terkait

waktu penyampaian dan capaian pelaksanaan kegiatan sesuai

target yang telah ditetapkan. Penginputan capaian fisik pada

aplikasi Monev PMK 249 Tahun 2011 belum optimal

Terkait aspek pemantauan dan evaluasi telah dilakukan

monitoring secara berkala tetapi hasilnya belum dirumuskan

secara jelas dan belum disusun menjadi laporan hasil

pemantauan masing-masing kegiatan baik di tingkat provinsi

dan kabupaten

Pemantauan dan pengendalian kegiatan belum bisa

dilaksanakan menyeluruh ke satker kabupaten/kota karena

keterbatasan personil

Page 91: KATA PENGANTAR - :: SAKIP Kementerian Pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN SETDITJEN … · sebagai bahan evaluasi dan acuan bagi para pengambil kebijakan

81

Laporan Tahunan 2015

Sekretariat Direktorat Jenderal Tanaman Pangan .................................. EP

Terkait dengan penyelesaian hasil audit di beberapa provinsi

(Jawa Barat, DI. Yogyakarta, Kalimantan Selatan, Bali, NTB)

yang menjadi lokasi monev telah ditindaklanjuti dengan cepat

dan baik, namun masih ada provinsi yang temuannya belum

diselesaikan secara tuntas

Hasil uji petik lapangan menunjukkan bahwa kegiatan dapat

terlaksana cukup baik dan bermanfaat bagi petani tetapi

penerapan lima unsur SPI belum sepenuhnya tercermin

sehingga perlu penyempurnaan mulai dari tahap perencanaan,

pelaksanaan, evaluasi dan terdokumentasi secara baik.

8. Perkembangan Tindaklanjut Hasil Pemeriksaan.

a. Penyelesaian Kerugian Negara Lingkup Ditjen Tanaman Pangan.

Pada tahun 2015 sisa Kerugian Negara lingkup Direktorat Jenderal

Tanaman Pangan mengalami penurunan dibandingkan tahun 2014,

dari Rp21,079 miliar menjadi Rp20,385 miliar. Penyelesaian sisa

kerugian negara tahun 2015, sampai dengan akhir Desember

sebesar Rp7,014 miliar.

Upaya-upaya yang telah dilakukan untuk mengurangi kerugian

negara lingkup Direktorat Jenderal Tanaman Pangan antara lain:

melakukan penagihan langsung ke satker dinasatau pihak auditan,

memberikan surat teguran secara tertulis, mengajukan

penghapusan terhadap temuan yang telah diputuskan oleh

pengadilan, melakukan koordinasi dengan instansi terkait,

melakukan workshop percepatan penyelesaian tindaklanjut hasil

pemeriksaan.

Tabel 11. Kerugian Negara Lingkup Ditjen TP s.d Desember 2015

Menyusun data Perkembangan Laporan Kerugian Negara Ditjen

Tanaman Pangan sampai dengan Desember 2015, yaitu sebagai

berikut:

(Rp.)

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) = (6):(5) (8)

1 Kinerja 13.905.091.878,19 805.605.708,00 14.710.697.586,19 1.494.638.998,75 10,16 13.216.058.587,44

- Itjen 11.613.216.196,91 805.605.708,00 12.418.821.904,91 1.364.109.068,75 10,98 11.054.712.836,16

- BPKP 2.291.875.681,28 - 2.291.875.681,28 130.529.930,00 5,70 2.161.345.751,28

2 BPK-RI 6.652.351.801,03 5.513.854.500,00 12.166.206.301,03 5.513.854.500,00 45,32 6.652.351.801,03

3 Investigasi Itjen 521.900.859,00 - 521.900.859,00 5.535.441,45 1,06 516.365.417,55

21.079.344.538,22 6.319.460.208,00 27.398.804.746,22 7.014.028.940,20 25,60 20.384.775.806,02

Perbandingan

Tindaklanjut thd

Jumlah KN Tahun

2015 (%)

No. TemuanSisa KN s.d

Desember 2014

Tambahan KN

Tahun 2015

(s.d Desember)

Tindaklanjut KN

Tahun 2015 (s.d

Desember)

Sisa KN s/d Desember

2015

Jumlah

Jumlah KN Tahun 2015

(s.d Desember)

Page 92: KATA PENGANTAR - :: SAKIP Kementerian Pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN SETDITJEN … · sebagai bahan evaluasi dan acuan bagi para pengambil kebijakan

82

Laporan Tahunan 2015

EP..................................Sekretariat Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

Sisa KN Itjen sebesar Rp11,05 miliar terdapat pada temuan di

Pusat sebesar Rp9,95 miliar dan di daerah sebesar Rp1,09

miliar.

Sisa KN Investigasi Itjen Rp516,37 juta merupakan temuan

akibat denda keterlambatan pemasangan light trap senilai

Rp.508 juta serta PNBP atas sewa Rumah Dinas yang belum

dibayarkan senilai Rp7,75 juta.

Sisa KN BPKP Rp2,1 6 miliar (pusat Rp978,38 juta, daerah

Rp1,18 miliar di 6 provinsi), telah diusulkan penghapusan kepada

BPKP pada tahun 2008 senilai Rp978,38 juta dan pada tahun

2013 dilakukan permohonan kembali untuk TPTD tetapi belum

disetujui.

Sisa Temuan BPK-RI senilai Rp6,65 miliar merupakan temuan

CBN senilai Rp4.82 miliar dan temuan Subsidi Benih TA. 2012

senilai Rp1,84 miliar pada PT SHS (Persero). Sisa temuan

belanja sosial SL-PTT kedelai 2014 yang tidak digunakan di

Kabupaten Sumba Barat, Provinsi NTT senilai Rp18,15 juta

sudah tuntas

Temuan lama dan sulit ditindaklanjuti (dibawah tahun 2001)

senilai Rp1,6 miliar, sudah dilakukan penelusuran bukti

pendukung tetapi banyak berkas yang sudah hilang, mutasi

petugas dan pensiun

Sisa kerugian negara s.d bulan Desember 2015 sebesar

Rp20.378.831.637,02, (74,40%) dari jumlah temuan kerugian

negara sebesar Rp27.390.929.292,22.

b. Workshop Percepatan Tindaklanjut Hasil Pemeriksaan lingkup

Ditjen TanamanPangan

Salah satu upaya yang dilakukan untuk mengurangi kerugian

negara adalah dengan melaksanakan Workshop Percepatan

Tindaklanjut Hasil Pemeriksaan lingkup Ditjen Tanaman

Pangan.Workshop dilaksanakan pada tanggal 2 s.d 4 September

2015 di Wisma Kementerian PertanianCipayung, Bogor.

Workshop dibuka oleh Sekretaris Direktorat Jenderal Tanaman

Pangan dan diikuti peserta dari13 Dinas Pertanian Provinsi dan tiga

Dinas Pertanian Kabupaten. Narasumber berasal dari Sekretaris

Inspektorat Jenderal Kementan, Inspektur II Itjen Kementan, Kepala

Bagian Perbendaharaan dan PNBP Biro Keuangan dan

Perlengkapan, Deputi Pengawasan Instansi Pemerintah Bidang

Perekonomian BPKP, BPKP Perwakilan tujuhprovinsi (Jambi,

Bengkulu, Banten, NTT, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Tengah,

Page 93: KATA PENGANTAR - :: SAKIP Kementerian Pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN SETDITJEN … · sebagai bahan evaluasi dan acuan bagi para pengambil kebijakan

83

Laporan Tahunan 2015

Sekretariat Direktorat Jenderal Tanaman Pangan .................................. EP

Maluku Utara) Tim Satlak PI, dan Tim Korlap lingkup Direktorat

Jenderal Tanaman Pangan. Peserta yang tidak hadir terdiri dari:

Dinas Pertanian Provinsi Gorontalo, Dinas Pertanian Kabupaten

Pelalawan, Gorontalo, Aceh Timur, dan Halmahera Utara.

Kesepakatan hasil workshop adalah sebagai berikut:

Dimensi yang menjadi fokus pengawasan BPKP yaitu: mengawal

program strategis pemerintah, menggali sumber-sumber dana

untuk menambah pendapatan negara, memperbaiki pengelolaan

aset-aset negara, memperbaiki tatanan sistem.

Kewajiban menindaklanjuti saran/rekomendasi Laporan Hasil

Audit berdasarkan pada:

- Undang-undang Nomor 15 Tahun 2004

Pasal 20 ayat (1): pejabat negara wajib menindaklanjuti

rekomendasi dalam laporan hasil pemeriksaan

Pasal 20 ayat (5) pejabat yang diketahui tidak

melaksanakan kewajiban pada ayat (1) dikenakan sanksi

administratif

Pasal 26 ayat (2) setiap orang yang tidak memenuhi

kewajiban untuk menindaklanjuti rekomendasi yang

disampaikan dalam LHP pada pasal 20 ayat (1), dipidana

dengan pidana penjara paling lama satu tahun enam bulan

dan/atau denda paling banyak lima ratus juta rupiah.

- Surat Edaran MenPAN dan RB Nomor 01 tahun 2012

Pimpinan instansi wajib menindaklanjuti rekomendasi yang

diberikan APIP

- Surat Edaran MenPAN Nomor SE/02/M.PAN/01/2005

Pimpinan Unit Kerja diinstruksikan untuk menindaklanjuti

setiap saran/rekomendasi LHA APIP

Sanksi kepada Unit Kerja yang lalai dalam pelaksanaan

tindaklanjut hasil audit

APIP, menginventarisasi, memantau dan mencatat

perkembangan TLHA dan melaporkan ke MENPAN & RB

- Permentan No. 19/Permentan/OT.140/3/2013.

Kepala Kantor/Satker wajib menindaklanjuti rekomendasi

LHA

Pelaksanaan tindaklanjut disampaikan paling lambat 60

hari.

Page 94: KATA PENGANTAR - :: SAKIP Kementerian Pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN SETDITJEN … · sebagai bahan evaluasi dan acuan bagi para pengambil kebijakan

84

Laporan Tahunan 2015

EP..................................Sekretariat Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

Mekanisme Pelaksanaan Tindaklanjut Hasil Audit (TLHA)

- TLHA BPK:

Auditan bertanggung jawab dan berkewajiban untuk

memberikan penjelasan perkembangan pelaksanaan

TLHA kepada BPK, atasannya dan unit pemantau di

lingkungan instansi induknya

Perkembangan TLHA dilaporkan dan disertai data/bukti-

bukti pendukung tindak lanjut kepada BPK

Tata cara penyampaian perkembangan TLHA BPK

mengikuti ketentuan sebagaimana diatur oleh BPK.

- TLHA Aparat Pengawas Internal Pemerintah (APIP) :

Auditan menindaklanjuti saran/rekomendasi dengan

data/bukti tindak lanjut kemudian diserahkan kepada

APIP

Bukti pelaksanaan TLHA disampaikan APIP dalam

waktu 60 hari

Klarifikasi tindak lanjut dengan APIP dan Penetapan

status (BA Penyelesaian TLHA)

Klarifikasi data TLHA pada Rapat Pemutakhiran data

TLHA (BA Pemutakhiran Data TLHA).

Kriteria Temuan Audit yang Tidak Dapat Ditindaklanjuti (TATD):

- Rekomendasi bersifat himbauan

- Dasar pembuktian tidak cukup kuat seperti tidak adanya

data dukung yang Rekocuma (Relevan, kompeten, cukup,

dan material)

- Dalam Temuan Hasil Audit tidak ada kerugian negara,

namun dalam Laporan Hasil Audit ada temuan kerugian

negara

- Penanggungjawab Kegiatan/PPK/Pimpro/Pimbagpro/Pihak

ketiga sudah meninggal dunia atau tidak diketahui lagi

alamatnya yang didukung bukti yang sah

- Rekomendasi terhadap suatu instansi yang diperiksa,

instansi tersebut sudah tidak ada lagi (bubar)

- Pertimbangan lainnya yang dapat dipertanggungjawabkan

meliputi force majeur yaitu suatu suatu keadaan kerusuhan,

bencana alam, kebakaran dan gangguan lainnya yang

Page 95: KATA PENGANTAR - :: SAKIP Kementerian Pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN SETDITJEN … · sebagai bahan evaluasi dan acuan bagi para pengambil kebijakan

85

Laporan Tahunan 2015

Sekretariat Direktorat Jenderal Tanaman Pangan .................................. EP

mengakibatkan tindaklanjut tidak dapat dilaksanakan (sesuai

peraturan BPK No. 02 tahun 2010).

Langkah-langkah untuk menindaklanjuti temuan yang

penyelesaiannya sulit ditindaklanjuti atau piutang macet :

- Menetapkan prosedur penghapusan

- Menetapkan kriteria TATD (Temuan Audit yang Tidak Dapat

Ditindaklanjuti)

- Menetapkan usulan TATD (auditan dan Itjen)

- Auditan menyiapkan bukti-bukti pendukung untuk TATD

- Pleno penetapan TATD (Tim Penyelesaian Tuntutan Ganti

Rugi/TPTGR dan Itjen)

- Berita Acara TATD

- Pengajuan penghapusan ke Menteri Keuangan (dengan

pertimbangan BPK-RI)

- Keputusan Menteri Keuangan (setuju/tidak setuju).

Untuk temuan audit BPKP yang tidak dapat ditindaklanjuti,

mekanisme Temuan Pemeriksaan yang Tidak Dapat

Ditindaklanjuti (TPTD) sebagai berikut:

- Kewenangan untuk melakukan TPTD adalah unit pemeriksa

BPKP yang bersangkutan (SK Kepala BPKP Nomor S-

03.01.01-484/K/1997 Tanggal 17 Juli 1997)

- Penetapan TPTD di BPKP Perwakilan dilakukan melalui

mekanisme forum pertemuan yang dihadiri oleh semua

Bidang Pengawasan, Bagian TU, Subag Prolap berdasarkan

usulan dari tiap-tiap Bidang Pengawasan. Hasil keputusan

forum tersebut dituangkan dalam berita acara TPTD.

Selama workshop, jumlah penyelesaian Kerugian Negara

sesuai bukti setor yang disampaikan sebesar Rp41.782.930,

terdiri dari temuan BPKP Rp27.394.300, dan temuan Itjen

Kementan Rp214.388.630,

Jumlah penyelesaian KN hasil workshop akan divalidasi oleh

BPKP dan Inspektorat Jenderal Kementerian Pertanian dan

akan dilakukan rekonsiliasi untuk menyepakati/finalisasi sisa KN

dengan Ditjen Tanaman Pangan.

Pimpinan instansi wajib menindaklanjuti LHP, bukan hanya yang

terjadi saat menjabat, tetapi juga temuan sebelum menjabat.

Page 96: KATA PENGANTAR - :: SAKIP Kementerian Pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN SETDITJEN … · sebagai bahan evaluasi dan acuan bagi para pengambil kebijakan

86

Laporan Tahunan 2015

EP..................................Sekretariat Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

Perlu dibangun komunikasi yang baik antara instansi yang

diaudit (auditan) dengan aparat pengawas internal (auditor).

9. Pertemuan Koordinasi Evaluasi Program dan Kegiatan Pembangunan

Tanaman Pangan Tahun 2015

Melalui Pertemuan Koordinasi Evaluasi Program dan Kegiatan

Pembangunan Tanaman Pangan Tahun 2015 diharapkan dapat

segera dilakukan kebijakan untuk mempercepat pelaksanaan kegiatan

sampai akhir 2015, dan dapat memberikan masukan terhadap program

dan kegiatan tahun 2016.

Pertemuan Koordinasi Evaluasi Program dan Kegiatan Pembangunan

Tanaman Pangan Tahun 2015, dilaksanakan pada tanggal 26 s.d 28

Oktober 2015 di The Alana Hotel Solo Jawa Tengah.

Rapat dibuka Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian,

didahului sambutan selamat datang oleh Kepala Dinas Pertanian

Provinsi Jawa Tengah, dihadiri narasumber dari Inspektorat Jenderal

Kementerian Pertanian, Sekretaris Direktorat Jenderal Tanaman

Pangan, Kepala Bagian Evaluasi dan Pelaporan, serta Kepala Bagian

Keuangan dan Perlengkapan.

Peserta dan panitia pertemuan sebanyak 141 orang terdiri dari Direktur

dan Kepala Balai Besar lingkup Ditjen Tanaman Pangan, Kepala

Bidang Produksi Tanaman Pangan dan Sekretaris Dinas Pertanian

Provinsi se-Indonesia, Tim Koordinator Pelaporan Ditjen Tanaman

Pangan, Tim Satuan Pelaksana Pengendalian Intern, wakil dari

Direktorat dan UPT Pusat lingkup Direktorat Jenderal Tanaman

Pangan.

Kesepakatan hasil rapat adalah sebagai berikut:

a. Realisasi serapan anggaran APBN Ditjen Tanaman Pangan s.d 23

Oktober 2015 sebesar 82,72% dari pagu anggaran Rp2,88 triliun,

dengan rincian sebagai berikut; 1) Kegiatan Serealia 95,11% dari

pagu Rp1,34 triliiun, 2) Kegiatan AKABI 88,20% dari pagu Rp957

miliar, 3) Kegiatan Perbenihan 58,69% dari pagu Rp95 miliar, 4)

Kegiatan Perlindungan 58,87% dari pagu Rp104 miliar, 5) Kegiatan

Pascapanen 30,96% dari pagu Rp78,5 miliar, 6) Kegiatan

Dukungan Manajemen 37,26% dari pagu Rp282 miliar, 7) Kegiatan

Pengujian Mutu Benih TPH 80,30% dari pagu Rp7,5 miliar, dan 8)

Kegiatan Peramalan OPT 67,75% dari pagu Rp13,2 miliar.

b. Realisasi serapan anggaran kegiatan tanaman pangan pada DIPA

Ditjen PSP s.d 23 Oktober 2015 sebesar 26,21% dari pagu

anggaran Rp2,823 triliiun, dengan rincian: 1) Anggaran bantuan

benih padi dan jagung 21,95% dari pagu Rp1,248 triliiun,2) Desa

Page 97: KATA PENGANTAR - :: SAKIP Kementerian Pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN SETDITJEN … · sebagai bahan evaluasi dan acuan bagi para pengambil kebijakan

87

Laporan Tahunan 2015

Sekretariat Direktorat Jenderal Tanaman Pangan .................................. EP

Mandiri Benih 63,80% dari pagu Rp170 miliar, 3) PAT-PIP Kedelai

20,22% dari pagu Rp.414 miliar, 4) Kegiatan pascapanen 29,68%

dari pagu Rp871 miliar dan Kegiatan Perlindungan 12,76% dari

pagu Rp120 miliar.

c. Realisasi fisik kegiatan pada DIPA Ditjen TP 2015 belum mencapai

target sesuai dengan yang diharapkan. Realisasi GP-PTT: padi

seluas 271.867 Ha (77,68%), jagung 76.444 ha (74,95%), dan

kedelai 213.419 ha (60,98%), PAT-PIP kedelai 75.081 ha (57,10%),

PP-PHT 2.210 ha (58,23%), PP-DPI 83 Ha (82,50%), bantuan

sarana pascapanen 141 unit (66,51%), pemberdayaan penangkar

3.634 ha (64,04%), dan perbanyakan benih sumber 311 ha

(75,67%).

d. Realisasi fisik kegiatan Ditjen TP tahun 2015 pada DIPA Ditjen PSP

meliputi bantuan benih padi inbrida untuk mendukung RJIT 43,18%,

bantuan benih PAT jagung hibrida 57,93%, pengembangan desa

mandiri benih 27,65%, PAT-PIP Kedelai 14,68%, PP-PHT 44,72%,

PP-DPI 39,56%, dan Bantuan Sarana Pascapanen 79,31%

e. Berdasarkan kesepakatan daerah, kesanggupan serapan anggaran

DIPA Ditjen TP sampai akhir tahun 2015 secara total masing-

masing provinsi mampu menyerap 95% lebih, namun bervariasi

antar kegiatan. Salah satu upaya untuk mempercepat serapan

daerah akan melakukan penelaahan secara lebih detail dan

merevisi kegiatan yang tidak bisa diserap sampai akhir tahun di

daerah masing-masing.

f. Target kesanggupan serapan anggaran dan pelaksanaan fisik

kegiatan sampai dengan akhir tahun 2015 per provinsi dituangkan

pada lembar kesepakatan yang ditandatangani oleh perwakilan

provinsi masing-masing.

g. Kegiatan Ditjen TP pada DIPA Ditjen PSP, untuk kegiatan bantuan

benih padi dan jagung diperkirakan terdapat sisa anggaran yang

tidak terserap sebesar Rp85,46 miliar, dan sisa kegiatan

Perlindungan Tanaman sebesar Rp1,5 miliar merupakan efisiensi

dari kegiatan lelang.

h. Pemanfaatan sisa anggaran dari kegiatan bantuan benih (padi dan

jagung) daerah mengusulkan digunakan untuk pengadaan

kendaraan operasional UPSUS dalam rangka mendukung sistem

perbenihan dan kendaraan roda 3 untuk mendukung desa mandiri

benih. Sedangkan pemanfaatan sisa anggaran dari kegiatan

perlindungan tanaman digunakan untuk pengadaan pestisida dan

agens hayati dengan e-catalogue.

Page 98: KATA PENGANTAR - :: SAKIP Kementerian Pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN SETDITJEN … · sebagai bahan evaluasi dan acuan bagi para pengambil kebijakan

88

Laporan Tahunan 2015

EP..................................Sekretariat Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

i. Seluruh unit kerja daerah selaku penanggungjawab kegiatan

pembangunan tanaman pangan sepakat akan mempercepat

serapan anggaran dan fisik kegiatan sehingga mencapai serapan

diatas 95% untuk anggaran dan fisik mencapai 100% tahun 2015.

j. Hasil pengawalan Itjen atas pelaksanaan program dan kegiatan

Ditjen TP tahun 2015 yang dilakukan oleh Inspektorat Jenderal

Kementan akan dijadikan referensi untuk perbaikan kedepan.

k. Langkah-langkah yang akan dilakukan dalam rangka percepatan

pelaksanaan kegiatan dan serapan anggaran tahun 2015 antara

lain: menginventarisir kegiatan dan sisa anggaran yang diperkirakan

tidak terserap, merevisi kegiatan yang tidak bisa dilaksanakan

sampai akhir tahun (revisi di daerah dapat dilaksanakan sampai 30

November 2015 sesuai dengan surat edaran Menteri Keuangan

Nomor: S-577/MK.02/2015 tanggal 28 Juli 2015), menyusun

rencana kerja percepatan dan target waktu penyelesaiannya,

mempercepat penyelesaian administrasi dan dokumen tagihan

pembayaran hasil pekerjaan ke KPPN, mempercepat pelaksanaan

pengadaan barang dan jasa yang dilaksanakan melalui

lelang/penunjukan langsung, meningkatkan koordinasi dengan

KPPN dan DJPB dalam hal pengajuan pembayaran SP2D dan

proses revisi kegiatan, melakukan monitoring dan evaluasi realisasi

keuangan (SPM/SP2D) dan fisik kegiatan secara harian, mingguan

dan bulanan, melakukan langkah-langkah solusi penanganan

secara cepat apabila tidak mencapai target, dan memantau dana

Bansos yang sudah disalurkan ke rekening kelompok untuk segera

direalisasikan fisiknya agar tidak mengendap di rekening kelompok

terlalu lama.

l. Untuk meningkatkan kinerja pelaporan, masing-masing daerah agar

melakukan evaluasi dan meningkatkan penerapan/pengisian data

pelaporan pada software Sistem Monitoring dan Evaluasi (Simonev)

kegiatan Tanaman Pangan yang telah terintegrasi dengan Sistem

Monitoring dan Evaluasi Kinerja Terpadu Kementerian Keuangan

berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 249 Tahun 2011.

m. Daerah mengusulkan agar ada surat edaran dari pusat

(Mentan/Dirjen TP) tentang pemanfaatan dana Bansos transfer

uang pelaksanaan fisiknya dapat dilaksanakan sampai dengan

Maret 2016, mengingat pada tahun 2015 sampai pada penghujung

tahun masih terjadi musim kemarau berkepanjangan El-Nino (agar

berkonsultasi dengan Biro Hukum dan Itjen).

Page 99: KATA PENGANTAR - :: SAKIP Kementerian Pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN SETDITJEN … · sebagai bahan evaluasi dan acuan bagi para pengambil kebijakan

89

Laporan Tahunan 2015

Sekretariat Direktorat Jenderal Tanaman Pangan .................................. EP

n. Pertemuan ini akan ditindaklanjuti dengan pertemuan lanjutan oleh

masing-masing Direktorat Teknis bersama mitra kerjanya di daerah

(Direktorat Pascapanen dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan

tanggal 4-6 November 2015 di Yogyakarta, Direktorat Perlindungan

Tanaman Pangan tanggal 17-19 November 2015 di Depok Jawa

Barat, Direktorat Perbenihan pada minggu ke-3 November 2015 di

Bandung), serta evaluasi Ditjen TP bersama Ditjen PSP

direncanakan tanggal 19-21 November 2015 (tiga minggu setelah

acara pertemuan evaluasi ini).

10. Rapat Dengar Pendapat/Rapat Kerja Mentan dengan Komisi IV DPR-

RI

a. Rapat Dengar Pendapat (RDP) Dirjen Tanaman Pangan Rabu, 4

Februari 2015, RR. Komisi IV DPR-RI, Gd. Nusantara, dengan

agenda rapat: Melanjutkan Pembahasan Mengenai Rencana

Program Kerja dan Kegiatan Tahun 2015, dengan

kesimpulan/keputusan sebagai berikut:

- Komisi IV DPR-RI menerima penjelasan dari masing-masing

Eselon I Kementerian Pertanian terhadap alokasi anggaran

perprogram dan kegiatan Kementerian Pertanian yang

besarannya sesuai dengan hasil Rapat Kerja Komisi IV DPR-RI

dengan Menteri Pertanian pada hari Senin, 19 Januari 2015

- Komisi IV DPR-RI menyetujui terhadap rencana program dan

kegiatan masing-masing Eselon I Kementerian Pertanian, antara

lain:

Pencapaian swasembada padi, jagung, kedelai; dan

Peningkatan produksi daging, gula, cabai, bawang merah, dan

komoditas pertanian unggulan lainnya.

- Komisi IV DPR-RI meminta Kementerian Pertanian untuk

merealokasi anggaran, antara lain:

Pengurangan alokasi anggaran bantuan pupuk pada APBN-P

Kementerian Pertanian tahun 2015 untuk ditambahkan pada

anggaran benih, dryer, perlindungan tanaman pangan dari

gangguan OPT, dll, dan

Melakukan optimalisasi anggaran Direktorat Jenderal

Peternakan dan Kesehatan Hewan untuk dialokasikan pada

peningkatan budidaya unggal lokas.

- Komisi IV DPR-RI akan menetapkan anggaran APBN-P

Kementerian Pertanian tahun 2015 pada Rapat Kerja Komisi IV

DPR-RI dengan Menteri Pertanian dengan acuan terhadap hasil

Page 100: KATA PENGANTAR - :: SAKIP Kementerian Pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN SETDITJEN … · sebagai bahan evaluasi dan acuan bagi para pengambil kebijakan

90

Laporan Tahunan 2015

EP..................................Sekretariat Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

sinkronisasi di Badan Anggaran DPR-RI dan perubahan-

perubahan alokasi yang dimaksud diatas.

- Komisi IV DPR-RI dan seluruh Eselon I Kementerian Pertanian

sepakat untuk mengawal penyaluran program aspirasi sesuai

dengan Calon Penerima Calon Lokasi (CP/CL) yang diusulkan

oleh Anggota Komisi IV DPR-RI.

b. Rapat Kerja Komisi IV DPR-RI dengan Menteri Pertanian, Senin, 19

Januari 2015. Agenda Raker : 1) Penjelasan dana kontingensi

Tahun 2014; 2) Evaluasi pelaksanaan APBN Tahun 2014; 3) Tindak

lnjut hasil pemeriksaan BPK-RI Semester I Tahun 2014; 3) Program

Kerja Tahun 2015; APBN-P Tahun 2015; dan Rencana Kerja dan

Arah Kebijakan Kementerin Pertanian Tahun 2015-2019, dengan

kesimpulan/keputusan sebagai berikut:

- Komisi IV DPR-RI meminta penjelasan atas realisasi

penggunaan dana kontingensi Kementerian Pertanian Tahun 204

sebesar Rp324.002.796.000, dari pagu anggaran sebesar

Rp578.145.076.000, untuk kegiatan pengembangan optimalisasi

lahan

- Komisi IV DPR-RI menerima laporan dan memberikan apresiasi

atas realisasi APBN Kementerian Pertanian tahun 2014 sebesar

Rp2.725.333.753.000, atau 89,42% dari pagu tahun 2014

sebesar Rp14.230.48.526.000,. Selanjutnya Komisi IV DPR-RI

meminta Kementerian Pertanianagar lebih meeningkatkan

serapan APBN Tahun Anggaran 2015

- Komisi IV-DPR-RI meminta penjelasan atas tindak lanjut

terhadap temuan BPK-RI pada laporan keuangan Semester I

Tahun 2014. Selanjutnya Komisi IV DPR-RI meminta

Kementerian Pertanian untuk menyelesaikan berbagai temuan

yang menyangkut pemeriksaan laporan keuangan, sistim

pengendalian internal, dan kepatuhan terhadap Undang-Undang

- Komisi IV DPR-RI menyetujui Program dan Rencana Kerja

Kementerian Pertanian pada APBN Tahun 2015 dengan rincian

sebagai berikut:

APBN Kementerian Pertanian sebesar Rp15.879.311.657.000

Anggaran Subsidi Pupuk sebesar Rp35.703.100.000.000

Anggaran subsidi benih sebesar Rp.939.412.500.000

- Komisi IV DPR-RI menerima usulan pagu APBN-P Kementerian

Pertanian Tahun 2015 sebesar Rp16.918.669.000.000, yang

akan dialokasikan untuk:

Page 101: KATA PENGANTAR - :: SAKIP Kementerian Pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN SETDITJEN … · sebagai bahan evaluasi dan acuan bagi para pengambil kebijakan

91

Laporan Tahunan 2015

Sekretariat Direktorat Jenderal Tanaman Pangan .................................. EP

Pencapaian swasembada padi, jagung, dan kedelai; dan

Peningkatan produksi daging, gula, cabai, bawang merah dan

komoditas pertanian unggulan lainnya.

Selanjutnya Komisi IV DPR-RI akan membahas sesuai

dengan mekanisme yang berlaku.

- Komisi IV DPR-RI meminta usulan tambahan Dana Alokasi

Khusus (DAK) Kementerian Pertanian pada APBN-P Tahun 2015

sebesar Rp4.000.000.000.000, yang akan dialokasikan untuk:

Rehabilitasi dan Pengembangan jaringan Irigasi Tersier

Pengembangan Sumber Air (Air, Tanah Air Permukaan,

Embung, dan Dam Parit; dan

Pembangunan dan Rehabilitasi Jalan Usaha Tani.

Selanjutnya Komisi IV DPR-RI akan membahas sesuai dengan

mekanisme yang berlaku.

c. Rapat Kerja (Raker) Menteri Pertanian dengan Komisi IV DPR-RI,

Senin, 9 Februari 2015, dengan agenda`Membahas APBN-P Tahun

2015, dengan kesimpulan/keputusan sebagai berikut:

- Komisi IV DPR-RI menyetujui atas realokasi anggaran

Kementerian Pertanian dalam APBN-P 2015

- Komisi IV DPR-RI menyetujui tambahan RAPBN-P Kementerian

Pertanian tahun 2015 sebesar Rp16.918.669.000.000

- Komisi IV DPR-RI akan melanjutkan Rapat Keja dengan Menteri

Pertanian dalam waktu dekat untuk menyetujui APBN-P 2015

setelah ada sinkronisasi di Badan Anggaran DPR-RI

d. Raker Menteri Pertanian dengan Komisi IV DPR-RI, Kamis 12

Februari 2015, dengan agenda Melanjutkan Pembahasan APBN-P

Tahun 2015, dengan kesimpulan/keputusan sebagai berikut:

- Komisi IV DPR-RI menyetujui APBN 2015 hasil refocusing

Kementerian Pertanian sebesar Rp15.879.311.657.000, dengan

rincian per-Eselon I sebagai berikut:

Sekretariat Jenderal Rp1.254.272.088.000

Inspektorat Jenderal Rp85.528.200.000

Ditjen Tanaman Pangan Rp2.732.204.375.000

Ditjen Hortikultura Rp629.094.900.000

Ditjen Perkebunan Rp1.585.459.690.000

Page 102: KATA PENGANTAR - :: SAKIP Kementerian Pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN SETDITJEN … · sebagai bahan evaluasi dan acuan bagi para pengambil kebijakan

92

Laporan Tahunan 2015

EP..................................Sekretariat Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

Ditjen Peternakan dan Kesehatan Hewan

Rp1.660.628.794.000

Ditjen Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian

Rp593.276.200.000

Ditjen Prasarana dan Sarana Pertanian Rp3.205.732.300.000

Badan Litbang Pertanian Rp1.685.204.458.000

Badan PPSDM Pertanian Rp1.167.608.002.000

Badan Ketahanan Pangan Rp582.384.900.000

Badan Karantina Pertanian Rp697.917.750.000

- Komisi IV DPR-RI menyetujui tambahan Pagu APBN-P

Kementerian Pertanian tahun 2015 sebesar

Rp.16.918.669.000.000, berdasarkan hasil pembahasan di

Badan Anggaran DPR-RI yang dialokasikan untuk kegiatan: a)

rehabilitasi lahan, b) optimalisasi lahan, c) pengembangan benih

padi dan jagung, d) System of Rice Intensification (SRI), e)

pengembangan 1.000 desa mandiri benih, f) bantuan pupuk, g)

percepatan optimalisasi PAT-PIP Kedelai, h) bantuan alsintan, i)

percepatan kelahiran ternak sapi, pengdaaan bibit dan indukan

ternak sapi/kerbau, dan pengembangan ternak non sapi, j)

pembangunan Kebun Benih Induk (KBI) dan Kebun Benih Datar

(KBD) Tebu, k) Pengembangan cabai dan bawang merah, l)

pengembangan kakao dan komiditas unggulan perkebunan

lainnya, m) PUAP dan Asuransi Pertanian, n) pengembangan

sainpark dan technopark dan, o) dukungan penyuluhan dan

diklat teknis.

- Komisi IV DPR-RI meminta Kementerian Pertanian untuk

memprioritaskan realisasi program-program untuk meningkatkan

kesejahteraan petani dan untuk mewujudkan kedaulatan pangan

pada APBN-P tahun 2015.

e. Rapat Kerja Menteri Pertanian dengan Komite II DPD-RIRabu, 15

April 2015, agenda:1) Pembahasan Pelaksanaan Program Kerja

Kementerian Pertanian Tahun 2014, 2) Rencana Program Kerja

Kementerian PertanianTahun 2015, dan 3) Pengawasan Atas

Pelaksanaan Undang-Undang No. 18 Tahun 2012 tentang Pangan,

dengan kesimpulan/keputusan sebagai berikut:

- Komite II DPD-RI sangat mengapresiasi serta mendukung

program kerja Kementerian Pertanian sepanjang menyangkut

kepentingan nasional dan kepentingan daerah untuk

kesejahteraan rakyat

Page 103: KATA PENGANTAR - :: SAKIP Kementerian Pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN SETDITJEN … · sebagai bahan evaluasi dan acuan bagi para pengambil kebijakan

93

Laporan Tahunan 2015

Sekretariat Direktorat Jenderal Tanaman Pangan .................................. EP

- Komite II DPD-RI mendukung program kerja Kementerian

Pertanian dalam rangka perceppatan swasembada dan

peningkatan produksi pertanian melalui program Upaya Khusus

(UPSUS) yang dicanangkan Kementerian Pertanian yang

mencakup rehabilitasi jaringan irigasi tersier, percepatan

optimaslisasi lahan, bantuan benih, bantuan pupuk, bantuan

alsintan dan pendampingan penyuluh

- Komite II DPD-RI merekomendasikan kepada Kementerian

Pertanian untuk membenahi tata kellola pengadaan dan

penyaluran pupuk bersubsidi guna mencegah terjadinya

penyimpangan penyaluran pupuk bersubsidi kepada petani

- Komite II DPD-RI merekomendasikan Kementerian Pertanian

untuk memberantas praktek-praktek penyalahgunaan kebijakan

impor di bidang pertanian, baik di sektor hulu maupun di sektor

hilir yang dapat merugikan pemerintah dan masyarakat

khususnya petani

- Komite II DPD-RI merekomendasikan Kementerian Pertanian

untuk meningkatkan program diversifiksi pangan melalui

pengembangan pangan berbasis sumberdaya pangan seperti

sagu, gndum lokal, sorgum, ubikayu dan lain-lain dalam rangka

mengurangi ketergantungan pada satu jenis bahan pangan

sekaligus untuk meningkatkan ketahanan pangan

- Komite II DPD-RI dan Kementerian Pertanian sepakat untuk

mengurangi ketergantungan impor bahan pangan. Oleh karena

itu Komite II DPD-RI meminta Kementerian Pertanian untuk

meningkatkan produksi pangan guna mencapai ketahanan

pangan, kedaulatan pangan dan kemandirian pangan

- Komite II DPD-RI dan Kementerian Pertanian sepakat untuk

bersama-sama melakukan pengawasan atas pelaksanaan

program kerja Kementerian Pertanian yang dialokasikan untuk

daerah. Untuk itu Komite II DPD-RI meminta Kementerian

Pertanian bisa menyampaikan data alokasi program kerja 2015

Kementerian Pertanian pada masing-msing daerah

- Hal-hal yang berkembang dalam Rapat Kerja ini merupakan

catatan dalam perbaikan kebijakan. Selain itu, Komite II DPD-RI

dan Kementerian Pertanian jika terdapat hal-hal yang

memerlukan penjelasan dan pembahasan lebih lanjut, maka

Anggota Komite II dapat menyampaikan secara langsung

permasalahan yang terjadi di daerah kepadaPpejabat

Kementerian Pertanian

Page 104: KATA PENGANTAR - :: SAKIP Kementerian Pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN SETDITJEN … · sebagai bahan evaluasi dan acuan bagi para pengambil kebijakan

94

Laporan Tahunan 2015

EP..................................Sekretariat Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

f. Rapat Kerja Komisi IV DPR-RI dengan Kementerian Pertanian,

Selasa, 26 Mei 2015, RR. Komisi IV DPR-R, agenda: 1) Membahas

Penyerapan Anggaran Kementerian Pertanian Tahun 2015, dan 2)

Issue-issue Aktual, dengan keputusan/kesimpulan sebagai berikut:

- Komisi IV DPR-RI menerima penjelasan atas penyerapan

anggraan Kementerian Pertanian tanggal 25 Mei 2015 sebesar

16,9% terhadap pagu APBN-P Tahun 2015, yang apabila

diperhitungkan terhadap pagu sebelum APBN-P Tahun 2015

adalah sebesar 34,99% terhadap pagu murni tahun 2015

- Komisi IV DPR-RI menerima usulan Kementerian Pertanian

mengenai realokasi anggaran sebesar Rp708.085.000.000, yang

terdiri dari pergeseran antar program sebesar

Rp458.873.635.000, dan di dalam program sebesar

Rp249.211.365.000, yang akan digunakan untuk cetak sawah

baru, bantuan alsintan, dan percepatanan pengembangan

bawang merah

- Komisi IV DPR-RI meminta Pemerintah untuk meningkatkan

sosialisasi kepada masyarakat secara luas terhadap peredaran

produk pangan yang aman dan sesuai amanat Undang-Undang

Nomor 18 Tahun 2012 tentang Pangan dan melakukan

pengawasan dan koordinasi lintas sektor dalam

penyelenggaraan pangan serta menindak tegas pelaku

pelanggaran di bidang pangan

g. Rapat Kerja Komisi IV DPR-RI dengan Kementerian Pertanian,

Senin, 8Juni 2015, RR. Komisi IV DPR-R, agenda: 1) Membahas

RKA-K/L Tahun 2015, dan 2) RKP Kementerian Pertanian Tahun

2016, dengan keputusan/kesimpulan sebagai berikut:

- Komisi IV DPR-RI menerima penjelasan atas serapan APBN

Kementerian Pertanian sampai dengan tanggal Juni 2015

sebesar Rp6.271.470.243.108 atau 39,49% dari pagu APBN

Tahun 2015 sebesar Rp15.879.707.657.000

- Komisi IV DPR-RI menyetujui usulan Kementerian Pertanian atas

revisi anggaran Kementerian Pertanian TA. 2015 berupa

pergeseran anggaran sebesar Rp.888.000.000.000, yang terdiri

dari pergeseran di dalam program sebesar Rp431.036.365.000,

dan pergeseran antar program sebesar Rp456.963.635.000,

yang berasal dari:

Page 105: KATA PENGANTAR - :: SAKIP Kementerian Pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN SETDITJEN … · sebagai bahan evaluasi dan acuan bagi para pengambil kebijakan

95

Laporan Tahunan 2015

Sekretariat Direktorat Jenderal Tanaman Pangan .................................. EP

Sekretaris Jenderal sebesar Rp8.000.000.000,

Direktorat Jenderal Perkebunan sebesar Rp248.873.635.000

Direktorat Jenderal Pertenakan dan Kesehatan Hewan

sebesar Rp192.090.000.000

Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian

sebesar Rp8.000.000.000.

- Komisi IV DPR-RI meminta Pemerintah c.q Kementerian

Pertanian segera merealisasikan anggaran untuk proyek

percontohan asuransi pertanian tahun 2015 sebesar

Rp150.000.000.000

- Komisi IV DPR-RI menerima penjelasan atas pagu indikatif

APBN Kementerian Pertanian tahun 2016 sebesar

Rp30.159.059.794.000, dan menerima usulan penambahan

anggaran sebesar Rp14.851.819.430.000, dan akan dibahas

lebih lanjut sesuai dengan mekanisme dan peraturan perundang-

undangan.

h. Rapat Kerja Komisi IV DPR-RI dengan Kementerian Pertanian,

Kamis, 27 Agustus 2015, RR. Komisi IV DPR-R, agenda: 1)

Membahas LKPP 2015, 2) Dampak kekeringan; serta 2)

Kelangkaan dan mahalnya daging sapi dan ayam, dengan

keputusan kesimpulan sebagai berikut:

- Komisi IV DPR-RI menerima penjelasan atas laporan Keuangan

Pemerintah Pusat (LKPP) Kementan berdasarkan pemeriksaan

BPK Tahun 2014 dengan Opini Wajar Tanpa Ppengecuwalian

Dengan Paragraf Penjelasan (WTP-DPP). Selanjutnya Komisi IV

DPR-RI meminta Kementan untuk meingkatkan kinerjanya agar

pada Tahun 2015 mempeproleh Opini Wajar Tanpa

Pengecualian

- Komisi IV DPR-RI menerima penjelasan atas realisasi APBN

Tahun 2015 Kementan sampai dengan 27 Agustus 2015

sebesar Rp12.094.212.416.267, atau 38,85% dari Pagu APBN

Tahun 2015 sebesar Rp32.817.821.644.000. Selanjutnya Komisi

IV DPR-RI meminta Kementan untuk meningkatkan serapan

anggaran Tahun 2015

- Komisi IV DPR-RI memintan Kementan bersama Perum BULOG,

PT Pupuk Indonesia Holding Company, PT Sang Hyang Seri

(Persero), dan PT Berdikasri (Persero) untuk melakukan

langkah-langkah nyata untuk mengantisipasi dampak kekeringan

yang semakin meluas dengan memberikan alternatif penghasilan

Page 106: KATA PENGANTAR - :: SAKIP Kementerian Pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN SETDITJEN … · sebagai bahan evaluasi dan acuan bagi para pengambil kebijakan

96

Laporan Tahunan 2015

EP..................................Sekretariat Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

kepada petani melalui program padat karya serta

mengoptimalkan peran Kementan dalam persiapan masa tanam

yang akan datang

- Komisi IV DPR-RI memnerima Pemerinrah c.q. Kementerian

Pertanian untuk meningkatkan peran dan fungsi BULOG sbagai

buffer stock Pemerintah dan stabilisator harga berbagai

komofitas pangan pokok dan pangan strategis, serta turut

mengawal budidaya dan prodksi pertanian

- Komisi IV DPR-RI mendukung langkah untuk menurunkan harga

dading sapi, daging ayam dan pangan pokok lainnya, serta

menndak tegas importir atau pelaku usaha pangan yang

melakukan penimbunan dging sapi, daging ayam, dan pangan

pokok lainnya sesuai dengan ketentuan perundangan yang

berlaku

- Komisi IV DPR-RI meminta Pemerintah c.q. Kementan untuk

mendorong perusahaan perkebunan sawit dan perkebunan

lainnya agar mengintegrasikan dengan pengembangan budidaya

sapi dalam rangka peningkatan populasi sapi dan memberikan

perhatian kepada para peternak sapi lokal

- Komisi IV DPR-RI meminta Pemerintah agar menguasai stok

pangan pokok dan pangan strategis minimal 10 % (sepuluh

persen) dari kebutuhan konsumsi pangan nasional pertahun

dengan memperkuat Perum BULOG menjadi stabilator harga

berbagai komoditas pangan pokok dan pangan strategis

- Komisi IV DPR-RI meminta Pemerintah untuk membentuk

lembaga pangan nasional sesuai dengan amanat Undang-

Undang Nomor 18 Tahun 2012 tentang Pangan selambat-

lambatnya tanggal 17 November 2015

- Komisi IV DPR-RI meminta Kementerian Pertanian untuk

berkoordinasi dengan kementerian terkait dalam rangka

penyelamatan ketersediaan dan sumber air untuk pertanian.

i. Rapat Kerja dengan Menteri Pertanian Senin, 14 September 2015,

RR Komisi IV DPR-RI, agenda: 1) Membahas RKA-K/L Tahun

2016, dan 2) Pembahasan usulan Program-Program yang akan

didanai DAK, dengan keputusan/kesimpulan sebagai berikut:

- Komisi IV DPR-RI menerima penjelasan Pagu RKA-K/L Tahun

2016 Kementan sebesar Rp.32.853.133.229.000, yang

bersumber dari:

Rupiah Murni sebesar Rp32.342.515.109.000

Page 107: KATA PENGANTAR - :: SAKIP Kementerian Pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN SETDITJEN … · sebagai bahan evaluasi dan acuan bagi para pengambil kebijakan

97

Laporan Tahunan 2015

Sekretariat Direktorat Jenderal Tanaman Pangan .................................. EP

PNBP sebesar Rp112.119.732.000,

Pinjaman Luar Negeri Rp379.598.388.000, dan

Dengan rincian per-Eselon I sebagai berikut:

Sekretaris Jenderal sebesar Rp1.605.347.654.000

Inspektorat Jenderal sebesar Rp100.393.898.000

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan sebesar

Rp8.196.592.407.000

Direktorat Jenderal Hortikultura sebesar Rp1.418.515.926.000

Direktorat Jenderal Perkebunan sebesar

Rp2.167.993.750.000

Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan

sebesar Rp2.647.093.974.000

Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian sebesar

Rp11.542.175.701.000

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian sebesar

Rp2.050.239.941.000

Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian

sebesar Rp1.576.230.420.000

Badan Ketahanan Pangan sebesar Rp740.864.320.000

Badan Karantina Pertanian sebesar Rp807.685.338.000.

Selanjutnya Komisi IV DPR-RI akan melakukan pendalaman

bersama Eselon I terkait fungsi dan program yang telah

dipaparkan

- Komisi IV DPR-RI menerima penjelasan Kementan mengenai

Dana Alokasi Khusus (DAK) bidang pertanian TA. 2016 sebesar

Rp.6.173.200.000.000, yang terdiri atas usulan alokasi DAK

Provinsi sebesar Rp.350.200.000.000, dan DAK Kabupaten/Kota

sebesar Rp.5.823.000.000.000. Selanjutnya Komisi IV DPR-RI

akan mendalami dan memuruskan kriteria teknis penggunaan

DAK setelah melakukan pendalaman bersama Eselon I

Kementan

- Komisi IV DPR-RI menerima usulan Kementan terhadap sisa

kurang bayar atas anggaran Subsidi Pupuk Tahun 2014 sebesar

Rp.7.445.858.967.320, yang akan dilunasi melalui APBN Tahun

2016. Selanjutnya Komisi IV DPR-RI akan melakukan

pendalaman bersama Eselon I Kementan

Page 108: KATA PENGANTAR - :: SAKIP Kementerian Pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN SETDITJEN … · sebagai bahan evaluasi dan acuan bagi para pengambil kebijakan

98

Laporan Tahunan 2015

EP..................................Sekretariat Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

- Komisi IV DPR-RI menyetujui usulan Kementan terhadap sisa

kurang bayar atas anggaran Subsidi Pupuk Tahun 2012 sebesar

Rp.27.000.000, dan Tahun 2013 sebesar Rp.3.772.607.937.579,

yang akan dibayarkan melalui APBN-P Tahun 2015

- Komisi IV DPR-RI menerima usulan Kementan mengenai

rencana anggaran Alokasi Subsidi Benih Tahun 2016 dengan

pagu sebesar Rp.1.023.800.000.000,. Selanjutnya Komisi IV

DPR-RI akan melakukan pendalaman bersama Eselon I

Kementan

- Komisi IV DPR-RI menerima usulan Kementan mengenai

rencana anggaran Alokasi Subsidi Pupuk Tahun 2016, dengan

Alokasi Anggaran Subsidi Pupuk berdasarkan Nota Keungan dan

RAPBN 2016 sebesar Rp.30.063.190.000.000, untuk total

volume pupuk bersubsidi sebanyak Rp.9.550.000,- ton.

Selanjutnya Komisi IV DPR-RI akan melakukan pendalaman

bersama Eselon I Kementan

j. Rapat Kerja dengan Menteri Pertanian, Menteri Kelautan dan

Perikanan dan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Kamis,

29 Oktober 2015 pukul 14.00, RR Komisi IV DPR-RI (KK IV) Gd.

Nusantara Senayan-Jakarta (Rapat ke 39 Masa Persidangan I

Tahun 2015-2016). Agenda Membahas penyesuaian RKA-K/L

Tahun 2016 sesuai pembahasan di Badan Anggaran DPR-RI,

dengan kesimpulan/keputusan sebagai berikut:

- Komisi IV DPR-RI menerima penjelasan Menteri Pertanian,

Menteri Kalautan dan Perikanan, dan Menteri Lingkungan Hidup

dan Kehutanan atas penyesuaian RKA-K/L Tahun 2016 di Badan

Anggaran DPR-RI

- Rapat Kerja komisi IV DPR-RI dengan Menteri Pertanian,

Menteri Kalautan dan Perikanan, dan Menteri Lingkungan Hidup

dan Kehutanan dalam rangka membahas keputusan Badan

Anggaran DPR-R Nomor: AG//15679/DPRRI/IX/2015 tanggal 19

Oktober 2015 dan Surtat Menteri Keuangan Nomor : S-

814/MK.02/2015 tanggal 16 Oktober 2015 atas pembahasan

penundaan Pagu Anggaran Tahun 2016 adalah:

4 (Empat) yaitu Fraksi (Fraksi PG, Fraksi Gerindra, Fraksi

PPP, Praksi PKS) tidak setuju terhadap penundaan dan

meminta untuk mengembalikan anggaran yang telah disetujui

sebelumnya

Page 109: KATA PENGANTAR - :: SAKIP Kementerian Pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN SETDITJEN … · sebagai bahan evaluasi dan acuan bagi para pengambil kebijakan

99

Laporan Tahunan 2015

Sekretariat Direktorat Jenderal Tanaman Pangan .................................. EP

Fraksi PD meminta mengembalikan anggaran pro rakyat yang

telah disetujui sebelumnya

4 (Empat) Fraksi yaitu: Fraksi (Fraksi PDI-Perjuangan, Fraksi

PKB, Fraksi PAN, dan Fraksi Nasdem) setuju dengan catatan:

Fraksi PDI Perjuangan setuju dengan catatan penundaan

anggaran Kementerian Pertanian, Kementerian Kelautan

dan Perikanan, dan Kementerian Lingkungan Hidup dan

Kehutanan sesuai dengan surat Meneri Keuangan harus

dikembalikan pada APBN-P Tahun 2016

Fraksi PKB setuju dengan catatan tidak menghambat pada

psoses pembahasan RAPBN 2016

Fraksi PAN setuju dengan catatan penundaan anggaran

sesuai dengan surat Menteri Keuangan yang akan dibahas

pada RAPBN-P Tahun 2016.

k. Rapat Kerja Menteri Pertanian, Menteri Kelautan dan Perikanan,

Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan, dan Direktur Utama

Perum BULOG dengan DPR-RI, Kamis, 19 November 2015, RR

Komisi IV PR-RI (KK IV) Gedung Nusantara DPR-RI.Agenda

Membahas RKA-K/L dan Dana Alokasai Khusus (DAK) Tahun

Anggaran 2016, dengan kesimpulan/keputusan sebagai berikut:

- Komisi IV DPR-RI menerima penjelasan atas Pagu- RKA K/L

Kementerian Pertanian Tahun 2016 sebesar

Rp3.507.186.27.000, yang bersumber dari:

Rupiah Murni sebesar Rp.30.996.568.007.000,

PNBP Non BLU sebesar Rp85.786.922.000, dan PNBP BLU

sebesar Rp26.332.810.000

Pinjaman Luar Negeri Rp379.598.388.000 dan

Hibah Luar Negeri sebesar Rp18.900.000.000.

Dengan rincian per Eselon I sebagai berikut:

Sekretariat Jenderal sebesar Rp1.634.662.112.000

Inspektorat Jenderal sebesar Rp100.393.898.000

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan sebesar

Rp7.686.256.407.000

Direktorat Jenderal Hortikultura sebesar Rp1.240.515.926.000

Direktorat Jenderal Perkebunan sebesar

Rp1.917.993.750.000

Page 110: KATA PENGANTAR - :: SAKIP Kementerian Pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN SETDITJEN … · sebagai bahan evaluasi dan acuan bagi para pengambil kebijakan

100

Laporan Tahunan 2015

EP..................................Sekretariat Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan

sebesar Rp2.297.093.874.000

Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian sebesar

Rp11.069.300.141.000

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian sebesar

Rp1.124.989.941.000

Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian

sebesar Rp1.676.230.420.000

Badan Ketahanan Pangan sebesar Rp783.064.320.000

Badan Karantina Pertanian sebesar Rp976.685.338.000.

Selanjutnya Komisi IV DPR-RI akan melakukan pendalaman

bersama Eselon I terkait fungsi dan program yang telah

dipaparkan.

- Komisi IV DPR-RI menerima penjelasan usulan Dana Alokasi

Khusus (DAK) bidang pertanian Tahun Anggaran 2016 sebesar

Rp3.941.542.030.000, yang terdiri atas usulan alokasi DAK

Provinsi sebesar Rp711.468.820.000, dan DAK Kabupaten/Kota

sebesar Rp3.230.073.210.000. Selanjutnya Komisi IV DPR-RI

meminta Kementerian Pertanian untuk memformulasikan

kebijakan atas pengelolaan Anggaran Dana Alokasi Khusus

(DAK)

- Komisi IV DPR-RI menerima penjelasan Kementerian

Lingkungan Hidup dan Kehutanan atas Pagu RAPBN Tahun

2016 sebesar Rp6.113.936.955.000, yang bersumber dari:

Rupiah Murni sebesar Rp4.824.917.588.000

PNBP/ BLU sebesar Rp1.158.821.038.000

Hibah Luar Negeri sebesar Rp130.198.329.000

Dengan rincian per Eselon I sebagai berikut:

Sekretariat Jenderal sebesar Rp900.414.369.000

Inspektorat Jenderal sebesar Rp71.171.368.000

Direktorat Jenderal Pengolahan Hutan Produksi Lestari

sebesar Rp347.100.000.000

Direktorat Jenderal Pengendalian Daerah Aliran Sungai dan

Hutan Lindung sebesar Rp939.807.027.000

Direktorat Jenderal Konservasi Sember Daya Alam Dan

Ekosistem sebesar Rp.1.317.378.000.000

Page 111: KATA PENGANTAR - :: SAKIP Kementerian Pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN SETDITJEN … · sebagai bahan evaluasi dan acuan bagi para pengambil kebijakan

101

Laporan Tahunan 2015

Sekretariat Direktorat Jenderal Tanaman Pangan .................................. EP

Direktorat Jenderal Planologi Kehutanan dan Tata Lingkungan

sebesar Rp.344.930.000.000

Badan Penelitian, Pengembangan dan Inovasi sebesar

Rp.318.259.500.000,

Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Lingkungan

Hidup dan Kehutanan sebesar Rp360.838.691.000

Direktorat Jenderal perhutanan Sosial dan Kemitraan

Lingkungan sebesar Rp219.173.000.000

Direktorat Jenderal Penegakan Hukum Lingkungan Hidup dan

Kehutanan sebesar Rp241.800.000.000

Direktorat Jenderal Pengendalian Perubahan Iklim sebesar

Rp857.05.000.000

Direktorat Jenderal Pengelolaan Sampah, Limbah, dan Bahan

Beracun Berbahaya sebesar Rp88.880.000.000

Direktorat Jenderal Pengendalian Pencemaran dan

Kerusakan Lingkungan sebesar Rp107.080.000.000.

Selanjutnya Komisi UV DPR-RI kan melakukan pendalaman

bersama Eselon I terkait fungsi dan program yang telah

ditetapkan.

- Komisi UV DPR-RI menerima penjelasan Anggaran Dana

Alokasi Khusus (DAK) Kementerian Lingkungan Hidup dan

Kehutanan Tahun 2016 sebesar Rp.1.602.042.510.000, yang

dialokasikan untuk DAK Sub Bidang Lingkungan Hidup sebesar

Rp.822.748550.000, dan DAK Sub Bidang Kehutanan sebesar

Rp.779.293.960.000,. Selanjutnya Komisi IV DPR-RI meminta

Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan untuk

mereformulasikan kebijakan atas pengelolaan Anggaran Dana

Alokasi Khusus (DAK).

- Komisi IV DPR-RI menerima penjelasan Kementerian Kelautan

dan Perikanan atas Pagu RAPBN Tahun 2016 sebesar

Rp13.801.92.731.000, yang bersumber dari:

Rupiah Murni sebesar Rp13.254.041.277.000

PNBP sebesar Rp63.614.049.000

Pinjaman Luar Negeri sebesar Rp.418.783.998.000, dan

Hibah Luar Negeri sebesar Rp.64.753.407.000.

Dengan rincian per Eselon I sebagai berikut:

Sekretariat Jenderal sebesar Rp442.557.657.000

Page 112: KATA PENGANTAR - :: SAKIP Kementerian Pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN SETDITJEN … · sebagai bahan evaluasi dan acuan bagi para pengambil kebijakan

102

Laporan Tahunan 2015

EP..................................Sekretariat Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

Inspektorat Jenderal sebesar Rp98.966.176.000

Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap sebesar

Rp3.513.629.229.000

Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya sebesar

Rp1.676.038.704.000

Direktorat Jenderal Penguatan Daya Saing Produk Kelautan

dan Perikanan sebesar Rp1.814.669.841.000 Direktorat

Jenderal Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan

sebesar Rp1.838.304.293.000

Direktorat Jenderal Pengelolaan Ruang Laut sebesar

Rp1.411.472.567.000

Badan Pengembangan Sumber Daya manusia dan

Pemberdayaan Masyarakat Kelautan dan Perikanan sebesar

Rp1.446.679.775.000

Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan

Perikanan sebesar Rp888.929.232.000

Badan Karantina Ikan, Pengendalaian Mutu dan Keamanan

Hasil Perikanan sebesar Rp669.945.257.000.

Selanjutnya Komisi IV DPR-RI akan melakukan pendalaman

bersama Eselon I terkait fungsi dan program yang telah

dipaparkan.

- Komisi IV DPR-RI menerima penjelasan penjelasan Kementerian

Kelautan dan Perikanan mengenai Dana Alokasi Khusus (DAK)

bidang Kelautan dan Perikanan Tahun Anggaran 2016 sebesar

Rp1.285.522.980.000. Selanjutnya Komisi IV DPR-RI meminta

Kementerian Kelautan dan Perikanan untuk mereformulasikan

kebijakan atas pengelolaan Anggaran Dana Alokasi Khusus

(DAK).

- Komisi IV DPR-RI menerima penjelasan Perum BULOG atas

usulan Pagu Subsidi Raskin Tahun 2016 sebesar

Rp25.090.664.058.363, dengan rincian sebagai berikut:

Subsidi Raskin sebesar Rp20.309.664.058.363, yang meliputi:

Sasaran : Rp5.530.897, RTS

Alokasi : 15 Kg/RTS/bulan

Durasi : 2 bulan

HPB : Rp8.865,/Kg

Harga Tebus : Rp1.600,/Kg

Page 113: KATA PENGANTAR - :: SAKIP Kementerian Pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN SETDITJEN … · sebagai bahan evaluasi dan acuan bagi para pengambil kebijakan

103

Laporan Tahunan 2015

Sekretariat Direktorat Jenderal Tanaman Pangan .................................. EP

Subsidi harga : Rp7.265,/Kg

Marjin Fee sebesar Rp.726.845.979.600,- yang meliputi:

Kuantum Raskin : Rp2.795.561.460,/Kg

Tarif Marjin : Rp.260,-/Kg

Cadangan Beras Pemerintah (SPB) sebesar

Rp2.000.000.000

Kurang bayar Subsidi Raskin Tahun 2013 sebesar

Rp5543.813.273.240

Kurang bayar Subsidi Raskin Tahun 2014 sebesar

Rp1.510.250.367.941.

11. Kegiatan Prioritas Dipantau Kantor Staf Presiden (KSP) Tahun 2015

Pada tahun 2015 Kantor Staf Presiden (KSP) memantau pelaksanaan

kegiatan yang berkaitan dengan NAWACITA dan janji Presiden pada

kampanye pemilihan Presiden tahun 2014.Kegiatan prioritas yang

dipantau dan menjadi tanggung jawab Direktorat Jenderal Tanaman

Pangan tahun 2015 yaitu Pengembangan Seribu Desa Mandiri

Benih.Laporan disampaikan ke KSP secara berkala/triwulanan, dimulai

B06 (Juni), B09 (September), dan B12 (Desember), dengan ukuran

keberhasilan tersalurnya bansos (SP2D), yang dilengkapi dengan data

dukung.

Capaian kegiatan Pengembangan Seribu Desa Mandiri Benih yang

dilaporkan yaitu sebagai berikut:

a. B06: capaian 100% dari target tersalurnya bansos untuk 50 desa.

b. B09: capaian 100% dari target tersalurnya bansos untuk 400 desa.

c. B12: capaian 100% dari target tersalurnya bansos untuk 1.000

desa.

12. Laporan Aksi Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi Tahun 2015

Pada tahun 2015, Direktorat Jenderal mempunyai tanggung jawab

menyampaikan laporan Aksi Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi

yaitu Pengawasan Secara Ketat Terhadap Berbagai Program Subsidi

di Bidang Pertanian (subsidi benih). Laporan disampaikan ke KSP

melalui Bappenas secara berkala/triwulanan, dimulai B07 (Juli), B09

(September), dan B12 (Desember), dengan ukuran keberhasilan

terlaksananya monitoring pelaksanaan subsidi benih TA.2015 secara

sampling yang dipublikasikan pada website Kementerian

Pertanian/Ditjen Tanaman Pangan.

Laporan aksi pengawasan secara ketat terhadap program subsidi

benih yang disampaikan yaitu sebagai berikut:

Page 114: KATA PENGANTAR - :: SAKIP Kementerian Pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN SETDITJEN … · sebagai bahan evaluasi dan acuan bagi para pengambil kebijakan

104

Laporan Tahunan 2015

EP..................................Sekretariat Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

a. B07: capaian 100% dari target terlaksananya

monitoringpelaksanaan subsidi benih TA.2015 secara sampling di

tiga provinsi.

b. B09: capaian 166,67% dari target terlaksananya monitoring

pelaksanaan subsidi benih TA.2015 secara sampling di enam

provinsi (akumulasi).

c. B12: capaian 125% dari target terlaksananya monitoring

pelaksanaan subsidi benih TA.2015 secara sampling di 12 provinsi

(akumulasi).

Page 115: KATA PENGANTAR - :: SAKIP Kementerian Pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN SETDITJEN … · sebagai bahan evaluasi dan acuan bagi para pengambil kebijakan

105

Laporan Tahunan 2015

Sekretariat Direktorat Jenderal Tanaman Pangan .................................. EP

REALISASI ANGGARAN DUKUNGAN MANAJEMEN DAN

TEKNIS LAINNYA TAHUN 2015

Tahun 2015, kegiatan Dukungan Manajemen dan Teknis Lainnya

memperoleh alokasi anggaran sebesar Rp.233,297 miliar yang tersebar

pada Satker Pusat, Satker Dana Dekonsentrasi (Provinsi), dan Satker

Dana Tugas Pembantuan (Kabupaten/Kota). Selanjutnya, kegiatan

Dukungan Manajemen dan Teknis Lainnya memperoleh tambahan

anggaran melalui APBN-P, sehingga pagu anggaran menjadi Rp.282,292

miliar.

Realisasi anggaran kegiatan Dukungan Manajemen dan Teknis Lainnya

tahun 2015 mencapai Rp.202,602 miliar atau 71,77% dari pagu, dengan

rincian: Satker Pusat Rp.75,081 miliar (60,47%), Satker Dana

Dekonsentrasi (Provinsi) Rp.93,658 miliar (80,33%), dan Satker Dana

Tugas Pembantuan (Kabupaten/Kota) Rp.33,863 miliar (81,52%).

Tabel 12. Realisasi Anggaran Kegiatan Dukungan Manajemen dan Teknis

Lainnya Tahun 2015 Berdasarkan Kewenangan

VI

Pagu Awal Pagu APBN-P

(Rp.000) (Rp.000) (Rp.000) (%)

1 Pusat 125.066.710 124.166.718 75.081.348 60,47

2 Dekonsentrasi (Provinsi) 66.686.558 116.586.550 93.657.807 80,33

3 Tugas Pembantuan (Kab/Kota) 41.543.569 41.539.039 33.862.849 81,52

233.296.837 282.292.307 202.602.004 71,77

Realisasi

Jumlah

No. Kewenangan

Page 116: KATA PENGANTAR - :: SAKIP Kementerian Pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN SETDITJEN … · sebagai bahan evaluasi dan acuan bagi para pengambil kebijakan

106

Laporan Tahunan 2015

EP..................................Sekretariat Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

VII

Page 117: KATA PENGANTAR - :: SAKIP Kementerian Pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN SETDITJEN … · sebagai bahan evaluasi dan acuan bagi para pengambil kebijakan

107

Laporan Tahunan 2015

Sekretariat Direktorat Jenderal Tanaman Pangan .................................. EP

PERMASALAHAN DAN TINDAK LANJUT

A. Permasalahan

Beberapa permasalahan tidak optimalnya serapan anggaran kegiatan

Dukungan Manajemen dan Teknis Lainnya tahun 2015 antara lain

sebagai berikut:

1. Satker Pusat

a. Sisa pembayaran gaji, tunjangan dan uang makan pegawai Rp4

miliar

b. Sisa dana transito (cadangan belanja pegawai) Rp3,2 miliar tidak

bisa dicairkan

c. Uang lembur tidak direalisasikan Rp787 juta

d. Duplikasi komponen kegiatan Bagian KP (akomodasi dan

konsumsi rapat) Rp1,8 miliar

e. Anggaran bantuan hukum Rp0,8 miliar tidak diserap karena tidak

sesuai aturan

f. Sisa pelaksanaan rapat pada triwulan I dan II yang tidak bisa

dilaksanakan di hotel terkait SE MenPAN dan RB Nomor 6 Tahun

2015 dan Permentan Nomor 31 Tahun 2015 sekitar Rp6,8 miliar

g. Sisa pembinaan UPSUS Rp.13 miliar (dari alokasi Rp15 miliar)

karena keterbatasan waktu (APBN-P), lokasi dan sumberdaya

manusia lingkup Setditjen TP

h. Sisa Pedoman Manajemen Tanaman Pangan sekitar Rp1,58

miliar

i. Sisa biaya pemeliharaan kantor Rp850 juta

j. Penghematan biaya pengiriman dan biaya penggandaan buku

Pedoman Statistik sekitar Rp1,75 miliar (pengiriman

menggunakan pos sampai titik bagi di kabupaten dari rencana

kontraktual sampai di kecamatan)

k. Sisa perjalanan dinas seluruhnya sekitar Rp14 miliar antara lain

penyelesaian aset sebesar Rp3 miliar (dari alokasi Rp5 miliar),

perjalanaan pembinaan, pelaksanaan rapat

2. Satker Dana Dekonsentrasi (Provinsi)

a. Sisa anggaran kegiatan data dan informasi sekitar Rp17,28 miliar

karena kegiatan kerjasama dengan BPS yang tidak bisa

dilaksanakan secara optimal, pengadaan alat ubinan yang tidak

Page 118: KATA PENGANTAR - :: SAKIP Kementerian Pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN SETDITJEN … · sebagai bahan evaluasi dan acuan bagi para pengambil kebijakan

108

Laporan Tahunan 2015

EP..................................Sekretariat Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

dilaksanakan seluruhnya karena keterbatasan peenyedia di

daerah dan keterbatasan waktu pelaksanaan (APBN-PJuli 2015)

b. Efisiensi perjalanan dinas dalam rangka asistensi, pembinaan,

monev, dan pelaporan, serta rapat koordinasi evaluasi dan

pelaporan sekitar Rp.4 miliar

c. Efisiensi pelaksanaan rapat koordinasi perencanaan Rp1,17 miliar

3. Satker Dana Tugas Pembantuan (Kabupaten/Kota)

Efisiensi perjalanan dinas dalam rangka perencanaan, keuangan,

dan evaluasi sekitar Rp2,5 miliar

B. Upaya Tindak Lanjut:

1. Mengusulkan Revisi Anggaran ke Direktorat Anggaran sesuai surat

Nomor 868/RC.110/C/09/2015 tanggal 23 September 2015. meliputi:

a. Realokasi antara kegiatan antara satker untuk bantuan benih

puso sebesar Rp28,35 miliar di 11 provinsi(Sumsel, Lampung,

Jambi, Jabar, Jateng, Jatim, Banten, Kalsel, Sulsel, NTB, dan

Gorontalo), namun tidak disetujui oleh DJA

b. Realokasi kegiatan Manajemen (1766) antar satkersebesar Rp

30,25 miliar di 32 provinsi, namun yang disetujui oleh DJA

sebesar Rp. 1,05 M untuk kegiatan CPCL TA 2016

2. Menyampaikan edaran ke daerah untuk melakukan revisi POK bagi

kegiatan yang diprediksi tidak bisa diserap sampai akhir tahun:

Contoh: merevisi kegiatan menjadi alat pengolah data untuk SAI,

Bimtek Pengadaan B/J sesuai surat Sesditjen TP

No.2226/RC.110/C1.1/9/2015 tanggal 22 September 2015

3. Percepatan proses penyelesaian dokumen penagihan oleh PPK,

Bendahara, PPSPM dan melakukan pengawalan langsung ke

KPPN untuk penerbitan SP2D. Instruksi langsung KPA kepada PPK

dan Pejabat Pengelola Keuangan pada rapat dalam kantor tanggal

15 Oktober 2015

4. Mengoptimalkan pelaksanaan belanja barang/perjalanan dan lainnya

agar dapat mencapai output/outcome secara optimal (Pusat dan

Daerah). Contoh Perjalanan Penyelesaian permasalahan Aset

dengan melibatkan Tim Ditjen TP, Itjen, Biro KP, DJPB, Satker

Provinsi/Kabupaten/Kota

5. Mengintensifkan koordinasi dengan daerah melalui Rapat Koordinasi

dengan mengundang seluruh Provinsi/Kabupaten/Kota

Page 119: KATA PENGANTAR - :: SAKIP Kementerian Pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN SETDITJEN … · sebagai bahan evaluasi dan acuan bagi para pengambil kebijakan

109

Laporan Tahunan 2015

Sekretariat Direktorat Jenderal Tanaman Pangan .................................. EP

6. Berkoordinasi dengan BPS baik pusat maupun di daerah dalam

penyelesaian kegiatan yang dilaksanakan pada kegiatan Dukungan

Manajemen (Data dan Informasi Tanaman Pangan)

7. Melakukan reviu pelaksanaan kegiatan secara berkala

(harian/mingguan) dan mencari solusi tindak lanjut.

Page 120: KATA PENGANTAR - :: SAKIP Kementerian Pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN SETDITJEN … · sebagai bahan evaluasi dan acuan bagi para pengambil kebijakan

110

Laporan Tahunan 2015

EP..................................Sekretariat Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

Page 121: KATA PENGANTAR - :: SAKIP Kementerian Pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN SETDITJEN … · sebagai bahan evaluasi dan acuan bagi para pengambil kebijakan

111

Laporan Tahunan 2015

Sekretariat Direktorat Jenderal Tanaman Pangan .................................. EP

LAMPIRAN

Page 122: KATA PENGANTAR - :: SAKIP Kementerian Pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN SETDITJEN … · sebagai bahan evaluasi dan acuan bagi para pengambil kebijakan

112

Laporan Tahunan 2015

EP..................................Sekretariat Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

Page 123: KATA PENGANTAR - :: SAKIP Kementerian Pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN SETDITJEN … · sebagai bahan evaluasi dan acuan bagi para pengambil kebijakan

113

Laporan Tahunan 2015

Sekretariat Direktorat Jenderal Tanaman Pangan .................................. EP

Lampiran 1.

Kegiatan Inpassing Ditjen TP Tahun 2015

Lampiran 2.

Formasi Pegawai

No Unit KerjaJumlah SK

Inpassing

1 Sekretariat Ditjen TP 171

Pegawai Pusat ditugaskan di Daerah 98

2 Direktorat Perbenihan TP 55

3 Direktorat Serealia 63

4 Direktorat Kacang dan Umbi 56

5 Direktorat Pengolahan Pemasaran Hasil

Tanaman Pangan

63

6 Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan 65

7 BBPOPT jatisari 88

8 BBPPMBTPH Cimanggis 58

9 BPMPT 34

751Jumlah

No Unit KerjaUsulan

Formasi 2015

1 Setditjen TP 5

2 Dit. Perbenihan TP 8

3 Dit. Serealia 9

4 Dit. Akabi 9

5 Dit. Perlindungan TP 22

6 Dit. Pengolahan dan Pemasaran Hasil

Tanaman Pangan

6

7 BBPOPT 20

8 BBPPMBTPH 7

9 BPMPT 7

93Jumlah

Page 124: KATA PENGANTAR - :: SAKIP Kementerian Pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN SETDITJEN … · sebagai bahan evaluasi dan acuan bagi para pengambil kebijakan

114

Laporan Tahunan 2015

EP..................................Sekretariat Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

Lampiran 3.

Daftar Nama Jabatan Prioritas dan Kebutuhannya

Jenis

Formasi Jabatan 2015 2016 2017 2018 2019

Jabatan RIH / JFT

1 Pengawas Benih Tanaman Terampil

Pelaksana

3 2 1 1

2 Pengendalian Organisme Pengganggu

Tumbuhan POPT Ahli Pertama

18 15 3 3

3 Analis Program/Kegiatan Pembangunan

Pertanian

18 13 4 4 1

4 Analis Rencana Program dan Kegiatan 23 18 6 5 1

5 Analis Potensi Budiday a Serealia 13 11 2 2

6 Analis Potensi Budiday a Aneka Kacang dan

Umbi

8 7 2 1

1

7 Pengelola Teknologi Pascapanen 15 12 2 2

8 Analis Kimia 3 0 3 3

9 Sekretaris 18 13 5 3 2

10 Analis Tindak Lanjut LHP 6 4 2 2

11 Analis Data dan Inf ormasi 6 3 1 1

12 Administrasi Keuangan 69 64 20 9 1 3 61

13 Administrasi Usaha BMN 10 8 3 2 1

14 Peny usun Data dan Inf ormasi 37 33 4 8

15 Pengelola Data PNBP 1 0 1 1

16 Analis Pelaporan 29 24 6 5 1

17 Administrasi Kearsipan 18 12 7 5 1

18 Verif ikator Keuangan 9 8 2 11

19 Pengelola Teknologi Pengendalian OPT 2 1 1 1

20 Administrasi Persuratan 59 48 22 11 3 4 13

21 Administrasi Kepegwaian 16 12 5 3 1

22 Administrasi Perpustakaan 4 3 1 1

23 Administrasi Umum 22 15 7 3 31

24 Pranata PAM 30 18 12 10 11

25 Sopir/Pengemudi Mobil 25 22 10 4 2 2 12

26 Pranata Jamuan 10 8 2 21

27 Pengelola SIMAK-BMN 7 7 1 0 1

479 381 135 93 6 10 20 11

Jumlah Kebutuhan Per

Tahun (Formasi)

Jumlah

NoJumlah

KebutuhanJumlah PNS

Jumlah

Kekurangan

5 Tahun

Page 125: KATA PENGANTAR - :: SAKIP Kementerian Pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN SETDITJEN … · sebagai bahan evaluasi dan acuan bagi para pengambil kebijakan

115

Laporan Tahunan 2015

Sekretariat Direktorat Jenderal Tanaman Pangan .................................. EP

Lampiran 4.

Rekapitulasi PUPNS Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

Lampiran 5.

Jumlah Pegawai Ditjen Tanaman Pangan Berdasarkan Jenis Kelamin

No Nama Unit Jumlah

Pegawai

Jumlah

Registrasi

PUNPS

v erif ikasi Lev el 1

(klik kirim Lev el 2)% sisa %

v erif ikasi lev el 2

(klik kirim lev el 3)% sisa % Keterangan

1 Setditjen Tanaman Pangan 269 267 267 100 0 0 267 100 0 0 2 orang registrasi di instansi

lain

2 Direktorat Perbenihan TP 59 59 59 100 0 0 59 100 0 0 unor Direktur masih di Badan

PPSDMP

3 Direktorat Serealia 65 64 64 100 0 0 64 100 0 0 1 orang sudah registrasi,

tetapi tidak mengisi karena

sudah meninggal dunia dan

unor Direktur masih di Badan

Litbang (BPTP Jabar)

4 Direktorat Akabi 58 58 58 100 0 0 58 100 0 0

5 Direktorat Perlindungan TP 71 69 69 100 0 0 69 100 0 0 1 orang pensiun dini per 1 Okt

2015 dan 1 orang mutasi ke

Badan Litbang per 1 Okt 2015

6 Direktorat PPHTP 65 64 64 100 0 0 64 100 0 0 1 orang pensiun dini per 1

Sep 2015

7 BBPOPT 94 93 93 100 0 0 93 100 0 0 1 orang pensiun dini per 1

Des 2015

8 BBPPMBTPH 61 59 59 100 0 0 59 100 0 0 1 orang CLTN tidak mau

mengisi karena sudah

mengusulkan pengunduran

diri sebagai PNS dan 1 orang

pindah dari Litbang tapi

pengisian PUPNS di Litbang

9 BPMPT 38 38 38 100 0 0 38 100 0 0

780 771 771 900 0 0 771 900 0 0Jumlah

L P

1 Direktorat Jenderal TP 1 0 1

2 Sekretariat Direktorat Jenderal TP 175 93 268

3 Direktorat Perbenihan TP 29 30 59

4 Direktorat Serealia 43 21 64

5 Direktorat Aneka Kacang dan Umbi 28 29 57

6 Direktorat Perlindungan TP 31 38 69

7 Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil TP 32 32 64

8 BBPPMBTPH Cimanggis 65 28 93

9 BBPOPT Jatisari 24 37 61

10 Balai Pengujian Mutu Produk Tanaman 11 27 38

439 335 774

56,72 43,28 100,00

Jenis KelaminJumlah

Jumlah

%

No Unit Kerja

Page 126: KATA PENGANTAR - :: SAKIP Kementerian Pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN SETDITJEN … · sebagai bahan evaluasi dan acuan bagi para pengambil kebijakan

116

Laporan Tahunan 2015

EP..................................Sekretariat Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

Lampiran 5.

Rekapitulasi Kehadiran Pegawai

Lingkup Sekretariat Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

Januari s.d Desember 2015

Jml Jml

No. Bulan Peg. Hadir Tdk

Jml % Jml % Jml % Hadir

1 Januari 166 2732 1757 50,40 851 24,41 124 3,56 754 102 48 84 11 425 84 0

2 Februari 168 1990 1292 40,48 461 14,44 237 7,42 1202 61 37 61 18 930 76 19

3 Maret 167 2455 1816 49,43 604 16,44 35 0,95 1219 37 35 61 0 976 88 22

4 April 167 2412 1723 49,13 607 17,31 82 2,34 1095 60 25 58 0 847 84 21

5 Mei 167 2021 1412 44,50 514 16,20 95 2,99 1152 47 36 51 6 917 76 19

6 Juni 170 2482 1940 54,34 472 13,22 70 1,96 1088 57 34 81 7 804 84 21

7 Juli 169 1968 1543 48,05 425 13,24 0 0,00 1243 36 18 70 0 1024 76 19

8 Agustus 170 2077 1493 43,91 573 16,85 11 0,32 1323 41 23 96 0 1063 80 20

9 September 169 2159 1631 45,96 510 14,37 18 0,51 1390 27 29 94 9 1126 84 21

10 Oktober 169 2020 1481 41,73 498 14,03 41 1,16 1529 33 26 81 0 1273 95 21

11 Nopember 169 2037 1437 40,49 515 14,51 85 2,40 1512 60 30 59 0 1258 84 21

12 Desember 169 1748 1267 37,49 443 13,11 38 1,12 1632 30 20 136 0 1366 60 20

DP

Jam Datang Tidak Hadir

TL 0 TL 1 (< 90) TL 2 (> 91)Sakit Ijin Cuti Alpa DL TB

Page 127: KATA PENGANTAR - :: SAKIP Kementerian Pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPORAN TAHUNAN SETDITJEN … · sebagai bahan evaluasi dan acuan bagi para pengambil kebijakan