IKHTISAR EKSEKUTIF -...

68

Transcript of IKHTISAR EKSEKUTIF -...

Laporan Akuntabilitas Kinerja Sekretariat Ditjen Pelayanan Kesehatan Tahun 2016

ii

IKHTISAR EKSEKUTIF

Laporan Akuntabilitas Kinerja ini merupakan sarana untuk menyampaikan pertanggungjawaban kinerja Sekretaris Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan beserta Direktur Jenderal Pelayanan Kesehatan, dan seluruh pemangku kepentingan serta sebagai sumber informasi untuk perbaikan perencanaan ke depan dan peningkatan kinerja secara berkelanjutan. Secara keseluruhan hasil capaian kinerja Sekretariat Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan Tahun 2016 sudahmemenuhi target yang ditetapkan dalam perjanjian kinerja. Pencapaian indikator persentase monitoring dan evaluasi yang terintegrasi berjalan efektif sebesar 50% (target 40%), indikator persentase satker yang mendapatkan alokasi anggaran sesuai dengan kriteria prioritas sebesar 100% (target 100%), dan indikator persentase UPT vertikal yang dibina dengan indeks kinerja baik sesuai dengan kontrak kinerja sebesar 73,47% (target 70%). Upaya yang telah dilakukan untuk pencapaian ketigaindikator di atas adalah sosialisasi, advokasi, fasilitasi ke UPT Vertikal, pengalokasian anggaran sesuai dengan prioritas, dan peningkatan kemampuan SDM. Adapun permasalahan yang dihadapi adalah keterbatasan waktu pelaksanaan kegiatan karena adanya revisi anggaran, beberapa kegiatan tidak dapat dilaksanakan dan penyerapan anggaran yang tidak optimal karena adanya self blocking, masih kurang SDM perencana di daerah,dan adanya perbedaan persepsi antara evaluator LAKIP dengan satker terhadap kertas kerja evaluasi. Upaya pemecahan masalah yang diusulkan adalah upaya pelaksanan kegiatan sesuai dengan waktu yang direncanakan, sosialisasi perencanaan yang intensif kepada satker, dan koordinasi dengan evaluator sebelum pelaksanaan evaluasi LAKIP. Realisasi anggaran sampai dengan tanggal 31 Desember 2016 sebesar 78,0% dari dana yang digunakan sebesar Rp. 194.069.113.000,- (alokasi akhir Rp. 274.271.133.000,-). Sesuai tugas Setditjen Pelayanan Kesehatan yaitu melaksanakan pelayanan teknis administrasi kepada semua unsur di lingkungan Ditjen Pelayanan Kesehatan, maka dana tersebut dialokasikan untuk mendukung pencapaian indikator kinerja Setditjen Pelayanan Kesehatan serta dialokasikan juga untuk kegiatan-kegiatan yang mendukung pelaksanaan program dan kegiatan Ditjen Pelayanan Kesehatan.

Laporan Akuntabilitas Kinerja Sekretariat Ditjen Pelayanan Kesehatan Tahun 2016

iii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................

i

IKHTISAR EKSEKUTIF..................................................................................

ii

DAFTAR ISI....................................................................................................

iii

DAFTAR TABEL ............................................................................................. iv

DAFTAR GAMBAR......................................................................................... V

BAB I PENDAHULUAN A. Penjelasan Umum Organisasi................................................. 1 B. Aspek Strategis Organisasi dan Isu Strategis yang Dihadapi

Organisasi................................................................................

2 C. Sistematika..............................................................................

5

BAB II PERENCANAAN KINERJA A. Perencanaan Kinerja................................................................ 6 B. Perjanjian Kinerja.....................................................................

7

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA A. Capaian Kinerja Organisasi

1. Pencapaian Kinerja Setditjen Pelayanan Kesehatan ........ 2. Prestasi Setditjen Pelayanan Kesehatan........................... 3. Tupoksi Sekretariat............................................................

10 23 28

B. Realisasi Anggaran.................................................................. 53 C. Sumber Daya Lainnya.............................................................

54

BAB IV PENUTUP......................................................................................

58

LAMPIRAN ………………………………………………………………………… 59

Laporan Akuntabilitas Kinerja Sekretariat Ditjen Pelayanan Kesehatan Tahun 2016

iv

Daftar Tabel Hal

Tabel 1 Matrik Indikator Kinerja Sekretariat Direktorat Jenderal

Pelayanan Kesehatan 2015-2019 7

Tabel 2 Perjanjian Kinerja Sekretariat Ditjen Pelayanan Kesehatan

tahun 2016 8

Tabel 3 Pencapaian Persentase monitoring dan evaluasi yang terintegrasi Berjalan Efektif

12

Tabel 4 Pencapaian persentase satker yang mendapatkan alokasi

anggaran sesuai dengan kriteria prioritas 16

Tabel 5 Pencapaian persentase UPT Vertikal yang dibina dengan

indeks kinerja baik 20

Tabel 6 Pencapaian Bagian Program dan Informasi Tahun 2016 29

Tabel 7 Pencapaian Bagian Kepegawaian dan Umum 32

Tabel 8 Pelaksanaan Pemeliharaan Sarana/Prasarana Perkantoran

tahun Anggaran 2016 39

Tabel 9 Pencapaian Bagian Hukormas 40

Tabel 10 Rincian Kegiatan Bagian Hukormas 41

Tabel 11 Pencapaian Bagian Keuangan dan Barang Milik Negara 46

Tabel 12 Alokasi dan Realisasi Anggaran Sekretariat Ditjen Pelayanan

Kesehatan perbagian 53

Tabel 13 Alokasi dan Realisasi Anggaran Sekretariat Ditjen Pelayanan

Kesehatan Tahun 2016 Berdasarkan jenis belanja 53

Tabel 14 Alokasi dan Realisasi Anggaran Sekreriat Ditjen Pelayanan

Kesehatan yang mendukung langsung pencapaian Indikator

KinerjaTahun 2016

54

Tabel 15 Distribusi Pegawai Sekretariat Ditjen Pelayanan Kesehatan

berdasarkan golongannya 55

Tabel 16 Distribusi Pegawai Sekretariat Ditjen Pelayanan berdasarkan

tingkat pendidikannya 55

Laporan Akuntabilitas Kinerja Sekretariat Ditjen Pelayanan Kesehatan Tahun 2016

v

Daftar Gambar Hal

Gambar 1 Struktur Organisasi dan Nama Pejabat Eselon II, III dan IV Setditjen

Pelayanan Kesehatan Keadaan Tanggal 31 Desember 2016 2

Gambar 2 Peta Strategis Ditjen Pelayanan Kesehatan Tahun 2015-2019 4

Gambar 3 Tampilan Aplikasi Sistem Informasi Rujukan Rumah Sakit Terintegrasi

(SISRUTE) 24

Gambar 4 Tampilan Aplikasi Pendaftaran Rawat Jalan Online 25

Gambar 5 Dashboard Integrasi SIMRS Ditjen Pelayanan Kesehatan 26

Gambar 6 Tampilan Aplikasi Warta danBeritaYankes 27

Gambar 7 Piagam Penghargaan Warta Yankes Edisi 02/2016 Sebagai

Juara ke III 27

Gambar 8 Tampilan Aplikasi e-kinerja 28

Gambar 9 Tampilan OfficeGo 36

1 Laporan Akuntabilitas Kinerja Sekretariat Ditjen Pelayanan Kesehatan Tahun 2016

BAB I PENDAHULUAN

A. PENJELASAN UMUM ORGANISASI

Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 64 Tahun

2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Kesehatan, Sekretariat

Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan mempunyai tugas melaksanakan

koordinasi pelaksanaan tugas dan pemberian dukungan administrasi Direktorat

Jenderal Pelayanan Kesehatan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-

undangan.

Dalam melaksanakan tugas tersebut Sekretariat Direktorat Jenderal Pelayanan

Kesehatan menyelenggarakan fungsi:

1. Koordinasi dan penyusunan rencana, program, dan anggaran, dan

pengelolaan data dan informasi;

2. Pengelolaan urusan keuangan dan barang milik negara;

3. Penyiapan koordinasi dan pelaksanaan urusan hukum, organisasi, tata

laksana, dan hubungan masyarakat;

4. Pelaksanaan urusan kepegawaian, ketatausahaan, kerumahtanggaan, arsip,

dokumentasi dan layanan pengadaan; dan

5. Pemantauan, evaluasi dan penyusunan laporan.

Untuk melaksanakan tugas dan fungsi tersebut, Sekretariat Direktorat Jenderal

Pelayanan Kesehatan terdiri atas :

1. Bagian Program dan Informasi mempunyai tugas melaksanakan penyiapan

koordinasi dan penyusunan rencana, program, dan anggaran, dan

pengelolaan data dan informasi, dan pemantauan, evaluasi dan penyusunan

laporan.

2. Bagian Hukum, Organisasi, dan Hubungan Masyarakat mempunyai tugas

melaksanakan penyiapan koordinasi dan pelaksanaan urusan hukum,

organisasi dan tata laksana dan hubungan masyarakat.

3. Bagian Keuangan dan Barang Milik Negara mempunyai tugas melaksanakan

urusan keuangan dan pengelolaan barang milik negara.

2 Laporan Akuntabilitas Kinerja Sekretariat Ditjen Pelayanan Kesehatan Tahun 2016

4. Bagian Kepegawaian dan Umum mempunyai tugas melaksanakan urusan

kepegawaian, pengelolaan layanan pengadaan barang/jasa,

kerumahtanggaan, kearsipan, dan dokumentasi.

Gambar 1. Struktur Organisasi dan Nama Pejabat Eselon II, III dan IV Setditjen Pelayanan Kesehatan Keadaan tanggal 31 Desember 2016

B. ASPEK STRATEGIS ORGANISASI DAN ISU STRATEGIS YANG

DIHADAPI ORGANISASI

Sekretariat Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan mempunyai tugas

melaksanakan koordinasi pelaksanaan tugas dan pemberian dukungan

administrasi kepada semua unsur di lingkungan Direktorat Jenderal Pelayanan

Kesehatan. Untuk itu semua permasalahan yang dihadapi Direktorat Jenderal

Pelayanan Kesehatan adalah permasalahan Sekretariat Direktorat Jenderal

Pelayanan Kesehatan juga.

Program pembinaan pelayanan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan akses

dan kualitas pelayanan kesehatan. Tantangan strategis yang dihadapi oleh

Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan dalam meningkatkan akses dan

3 Laporan Akuntabilitas Kinerja Sekretariat Ditjen Pelayanan Kesehatan Tahun 2016

kualitas pelayanan kesehatan yang tertuang di dalam Rencana Aksi Direktorat

Jenderal Pelayanan Kesehatan 2015-2019 adalah sebagai berikut:

1. Perlunya penguatan pelayanan kesehatan primer

2. Perlunya penetapan sistem regionalisasi rujukan di seluruh provinsi

3. Perlunya penetapan dan pembangunan sistem rujukan nasional

4. Tidak meratanya jumlah, jenis dan kompetensi SDM Kesehatan

5. Kapasitas manajemen puskesmas dan RS yang tidak merata, dan belum

berbasiskan sistem manajemen kinerja

6. Belum tersedianya sarana prasarana dan alkes pada PPK I yang sesuai

standar secara merata di seluruh Indonesia

7. Belum terintegrasinya data dan sistem informasi di pusat, daerah, rumah sakit

dan puskesmas.

8. Kebijakan pemerintah daerah yang belum tersinkronisasi dengan kebijakan

pemerintah pusat.

Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan mempunyai tugas merumuskan serta

melaksanakan kebijakan di bidang pelayanan kesehatan. Dalam melaksanakan

tugas tersebut Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan menetapkan visi :

Dalam rangka pencapaian visi tersebut, Direktorat Jenderal Pelayanan

Kesehatan menjalankan misi sebagai berikut :

1. Melindungi kesehatan masyarakat dengan menjamin tersedianya upaya

kesehatan yang paripurna, merata, bermutu, dan berkeadilan

2. Menyelenggarakan tata kelola yang baik.

Selain itu Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan juga telah menetapkan peta

strategi yang menggambarkan hipotesis jalinan sebab akibat dari 15 sasaran

strategis (yang menggambarkan arah dan prioritas strategis Direktorat Jenderal

Pelayanan Kesehatan yang diperlukan guna memampukan dalam mencapai

target kinerja yang berkelanjutan di masa yang akan datang). Peta strategi

pencapaian visi tersebut disusun berbasiskan pendekatan the balance-score card

AKSES PELAYANAN KESEHATAN YANG TERJANGKAU DAN BERKUALITAS BAGI MASYARAKAT

4 Laporan Akuntabilitas Kinerja Sekretariat Ditjen Pelayanan Kesehatan Tahun 2016

dengan memperhatikan peta strategi pada Renstra Kementerian Kesehatan 2015-

2019.

Gambar 2 Peta Strategis Ditjen Pelayanan Kesehatan Tahun 2015-2019

Peta Strategis disusun untuk mencapai visi Direktorat Jenderal Pelayanan

Kesehatan 2019 menciptakan akses pelayanan kesehatan yang terjangkau dan

berkualitas bagi masyarakat. Visi tersebut dapat dijabarkan dalam bentuk 2 (dua)

tujuan strategis yaitu: terwujudnya peningkatan akses pelayanan kesehatan dan

terwujudnya peningkatan kualitas pelayanan kesehatan (akreditasi fasyankes).

Guna mewujudkan peningkatan akses dan kualitas pelayanan kesehatan sebagai

tujuan dari Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan maka diperlukan

pelaksanaan proses-proses strategis untuk mewujudkan inovasi pelayanan

kesehatan, mewujudkan sistem kolaborasi pendidikan tenaga kesehatan (Dokter

Spesialis dan Dokter pada layanan primer), mewujudkan kemitraan berdaya guna

tinggi, mewujudkan penguatan sistem rujukan dan mewujudkan optimalisasi

fungsi dari fasyankes. Selain itu proses-proses strategis lainnya yang perlu

dilaksanakan secara ekselen adalah mewujudkan sistem manajemen kinerja

fasyankes dan mewujudkan optimalisasi peran UPT Vertikal. Sasaran-sasaran

strategis dalam meningkatkan mutu kelembagaan dari Ditjen Pelayanan

Kesehatan adalah : 1) terwujudnya ketepatan alokasi anggaran sesuai dengan

5 Laporan Akuntabilitas Kinerja Sekretariat Ditjen Pelayanan Kesehatan Tahun 2016

kegiatan prioritas, 2) terwujudnya penguatan mutu, advokasi, pembinaan dan

mutu pengawasan, 3) terwujudnya sistem perencanaan yang terintegrasi, 4)

terwujudnya penguatan mutu organisasi Direktorat Jenderal Pelayanan

Kesehatan.

Agar sasaran-sasaran strategis terkait perspektif upaya strategis dapat dicapai

secara berkelanjutan, maka 2 sasaran strategis terkait perspektif sumber daya

harus diwujudkan : 1) tersedianya dukungan regulasi, 2) tersedianya sumber daya

manusia yang kompeten dan berbasis kinerja. Dua sasaran strategis ini

merupakan pondasi utama yang sangat menentukan dalam pencapaian visi dan

tujuan Kemenkes.

C. SISTEMATIKA Sistematika penulisan laporan akuntabilitas kinerja Sekretariat Direktorat

Jenderal Pelayanan Kesehatan terdiri dari:

Bab I Pendahuluan

A. Penjelasan Umum Organisasi

B. Aspek Strategis Organisasi dan Isu Strategis yang Dihadapi

Organisasi

C. Sistematika

Bab II Perencanaan Kinerja

A. Perencanaan Kinerja

B. Perjanjian Kinerja

Bab III Akuntabilitas Kinerja

A. Capaian Kinerja Organisasi

B. Realisasi Anggaran

Bab IV Penutup

Lampiran

6 Laporan Akuntabilitas Kinerja Sekretariat Ditjen Pelayanan Kesehatan Tahun 2016

BAB II PERENCANAAN KINERJA

A. PERENCANAAN KINERJA

Perencanaan Kinerja merupakan proses penetapan kegiatan tahunan dan

indikator kinerja berdasarkan program, kebijakan dan sasaran yang telah

ditetapkan dalam sasaran strategis. Perencanaan Kinerja juga merupakan dasar

yang menentukan tingkat keberhasilan dalam pelaksanaan sebuah kegiatan.

Dalam rencana kinerja Sekretariat Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan

tahun 2016, sebagaimana telah ditetapkan dalam Rencana Strategis

Kementerian Kesehatan dan target masing-masing indikator untuk mencapai

sasaran strategis organisasi.

Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan No. HK.02.02/MENKES/52/2015

tentang Rencana Strategis Kementerian Kesehatan RI Tahun 2015-2019,

Sekretariat Direktorat Jenderal Bina Upaya Kesehatan melaksanakan kegiatan

dukungan manajemen dan pelaksana tugas teknis lainnya pada program

pembinaan upaya kesehatan.

Pada tahun 2016, Direktorat Jenderal Bina Upaya Kesehatan mengalami

perubahan Struktur Organisasi dan berganti nama menjadi Direktorat Jenderal

Pelayanan Kesehatan, sehingga indikator kinerja yang telah ditetapkan dan

menjadi tolak ukur kinerja Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan mengalami

perubahan.

Sasaran strategis dan sasaran program/kegiatan yang ingin dicapai selama

kurun waktu 5 tahun sebagaimana ditetapkan dalam Rencana Strategis

Kementerian Kesehatan Tahun 2015-2019 adalah sebagai berikut:

7 Laporan Akuntabilitas Kinerja Sekretariat Ditjen Pelayanan Kesehatan Tahun 2016

Tabel 1 Matrik Indikator Kinerja Sekretariat Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan 2015-2019

No Sasaran Program/ Kegiatan

Indikator Kinerja Target

2015 2016 2017 2018 2019 1

Meningkatnya dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas teknis lainnya pada program pembinaan pelayanan kesehatan

1

Persentase monitoring dan evaluasi yang terintegrasi berjalan efektif

30% 40% 60% 80% 100%

2

Persentase Satker yang mendapatkan alokasi anggaran sesuai dengan kriteria prioritas

100% 100% 100% 100% 100%

3

Persentase UPT vertikal yang sudah memiliki system manajemen kinerja berbasis renstra

30% 40% 50% 60% 70%

4

Persentase UPT vertikal yang dibina dengan indeks kinerja baik sesuai dengan kontrak kerja

60% 70% 80% 90% 100%

5

Persentase program direktorat yang mengacu kepada daerah sasaran nasional

50% 60% 70% 80% 90%

B. PERJANJIAN KINERJA

Perjanjian Kinerja adalah lembar/dokumen yang berisi penugasan dari pimpinan

instansi yang lebih tinggi kepada pimpinan instansi yang lebih rendah untuk

melaksanakan program/kegiatan yang disertai dengan indikator kinerja.

Diharapkan melalui perjanjian kinerja dapat terwujud komitmen penerima

amanah atas kinerja terukur tertentu berdasarkan tugas, fungsi dan wewenang

serta sumber daya yang tersedia. Perjanjian kinerja yang diwujudkan dalam

penetapan kinerja merupakan dokumen pernyataan kinerja atau kesepakatan

kinerja atau perjanjian kinerja antara atasan dan bawahan untuk mewujudkan

target kinerja tertentu berdasarkan pada sumber daya yang dimiliki.

Dalam penyusunan perjanjian kinerja tahun 2016, Sekretariat Direktorat

Jenderal Pelayanan Kesehatan mengacu pada Rencana Strategis Kementerian

kesehatan tahun 2015-2019. Target kinerja ini menjadi komitmen bagi

Sekretariat Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan untuk mencapai target

tersebut pada tahun 2016.

8 Laporan Akuntabilitas Kinerja Sekretariat Ditjen Pelayanan Kesehatan Tahun 2016

Tabel 2 Perjanjian Kinerja Sekretariat Ditjen Pelayanan Kesehatan tahun 2016

No Sasaran Program/Kegiatan

Indikator Kinerja Target 2016

1

Meningkatnya

dukungan

manajemen dan

pelaksanaan tugas

teknis lainnya pada

program pembinaan

pelayanan kesehatan

1

Persentase monitoring dan

evaluasi yang terintegrasi

berjalan efektif

40%

2

Persentase satker yang

mendapatkan alokasi

anggaran sesuai dengan

kriteria prioritas

100%

3

Persentase UPT Vertikal

yang dibina dengan indeks

kinerja baik sesuai dengan

kontrak kinerja

60%

9 Laporan Akuntabilitas Kinerja Sekretariat Ditjen Pelayanan Kesehatan Tahun 2016

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

A. CAPAIAN KINERJA ORGANISASI

Pengukuran kinerja dilakukan untuk mengukur tingkat kinerja yang dicapai

menggunakan standar, rencana, atau target serta indikator kinerja yang telah

ditetapkan. Pengukuran kinerja diperlukan untuk mengetahui sampai sejauh

mana realisasi atau capaian kinerja yang berhasil dilakukan oleh Sekretariat

Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan dalam kurun waktu Januari sampai

dengan Desember 2016, selain itu pengukuran kinerja dapat menjadi evaluasi

untuk perencanaan dan kebijakan dimasa mendatang.

Tahun 2016 adalah tahun pertama Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan

melaksanakan tugas dan fungsinya setelah mengalami perubahan dalam

struktur organisasi (SOTK). Pengukuran kinerja dilakukan dengan

membandingkan realisasi capaian dengan rencana tingkat capaian (target) pada

setiap indikator kegiatan dalam Rencana Strategis, sehingga diperoleh

gambaran tingkat keberhasilan masing-masing indikator, Berdasarkan

pengukuran kinerja tersebut dapat diperoleh informasi pencapaian indikator,

sehingga dapat ditindaklanjuti dalam perencanaan program/kegiatan di masa

yang akan datang, agar setiap program/kegiatan yang direncanakan ke depan

dapat lebih berhasil guna dan berdaya guna.

Sasaran Sekretariat Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan adalah sebagai

berikut:

.

Indikator pencapaian sasaran tahun 2016 dalam Rencana Strategis

Kementerian Kesehatan Tahun 2015-2019 yang menjadi tanggung jawab

Sekretariat Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan adalah sebagai berikut:

MENINGKATKAN DUKUNGAN MANAJEMEN DAN PELAKSANAAN TUGAS TEKNIS LAINNYA PADA PROGRAM

PEMBINAAN PELAYANAN KESEHATAN

10 Laporan Akuntabilitas Kinerja Sekretariat Ditjen Pelayanan Kesehatan Tahun 2016

1. Persentase monitoring dan evaluasi yang terintegrasi berjalan efektif

2. Persentase satker yang mendapatkan alokasi anggaran sesuai dengan

kriteria prioritas

3. Persentase UPT vertikal yang sudah memiliki sistem manajemen kinerja

berbasis Rencana Strategis

4. Persentase UPT vertikal yang dibina dengan indeks kinerja baik sesuai

dengan kontrak kinerja

5. Persentase program direktorat yang mengacu kepada daerah sasaran

nasional.

Namun dari 5 indikator tersebut hanya 3 indikator yang diperjanjikan dalam

perjanjian kinerja tahun 2016 yaitu :

1. Persentase monitoring dan evaluasi yang terintegrasi berjalan efektif

2. Persentase satker yang mendapatkan alokasi anggaran sesuai dengan

kriteria prioritas

3. Persentase UPT vertikal yang dibina dengan indeks kinerja baik sesuai

dengan kontrak kinerja.

Pencapaian kegiatan Sekretariat Ditjen Pelayanan Kesehatan tahun 2016

dijabarkan sebagai berikut :

1. Pencapaian Kinerja Setditjen Pelayanan Kesehatan Indikator kinerja kegiatan dari Sekretariat Direktorat Jenderal Pelayanan

Kesehatan merupakan indikator output strategis untuk mencapai indikator

outcome di tingkat eselon I (Ditjen Pelayanan Kesehatan).

Sekretariat Jenderal Ditjen Pelayanan Kesehatan pada tahun 2016 telah

melaksanakan kegiatan sesuai dengan indikator yang tertuang dalam

perjanjian kinerja. Uraian kinerja dari masing-masing indikator adalah sebagai

berikut:

11 Laporan Akuntabilitas Kinerja Sekretariat Ditjen Pelayanan Kesehatan Tahun 2016

a. Persentase Monitoring dan Evaluasi yang Terintegrasi Berjalan Efektif 1) Sasaran indikator/kegiatan

Terwujudnya sistem perencanaan, monitoring dan evaluasi yang

terintegrasi di lingkungan Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan.

2) Definisi operasional Monitoring dan evaluasi terintegrasi adalah monitoring dan evaluasi

yang dilaksanakan dengan instrumen terintegrasi (gabungan seluruh

instrumen dari unit eselon II di Direktorat Jenderal Pelayanan

Kesehatan) secara efektif (tujuan tercapai, tepat sasaran, dan tepat

waktu)

3) Cara perhitungan Jumlah pelaksanaan monev terintegrasi yang berjalan efektif dibagi

jumlah seluruh pelaksanaan monev terintegrasi dikali 100 persen.

4) Rencana aksi untuk mencapai target

Upaya yang dilakukan untuk mencapai target tersebut telah dibuat

adalah berikut :

a) Pembuatan instrumen monev terintegrasi

b) Pengembangan dashboard

c) Pelaksanaan evaluasi terintegrasi

5) Upaya yang dilakukan untuk mencapai target

a) Mengalokasikan anggaran untuk kegiatan monev terintegrasi tahun

2016 sebesar Rp. 4.047.533.000,- b) Pembuatan instrumen monev terintegrasi dengan mengakomodasi

kebutuhan data dari direktorat teknis di lingkungan Ditjen Pelayanan

Kesehatan

c) Menyusun rencana pelaksanaan monev terintegrasi beserta

sampling satkernya tahun 2016

d) Melaksanakan monev terintegrasi dengan RS Rujukan sebagai

sampling satker

12 Laporan Akuntabilitas Kinerja Sekretariat Ditjen Pelayanan Kesehatan Tahun 2016

e) Menyusun laporan hasil monev terintegrasi tahun 2016.

6) Pencapaian Tabel 3. Pencapaian Persentase Monitoring dan Evaluasi yang

Terintegrasi Berjalan Efektif.

INDIKATOR TAHUN

2015 2016 2017 2018 2019 Target Capaian Target Capaian Target Target Target

Persentase monitoring dan evaluasi yang terintegrasi berjalan efektif

30 33,3 40 50 60 80 100

Pada tahun 2016 telah dilaksanakan monitoring dan evaluasi

pelaksanaan program dan kegiatan pembinaan pelayanan kesehatan

dan juga indikator kinerja dari Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan

yaitu evaluasi PHLN, Renstra dan RKP, Dekonsentrasi serta Dana

Alokasi Khusus. Dalam pelaksanaan evaluasi tersebut melibatkan

seluruh unit utama di lingkungan Direktorat Jenderal Pelayanan

Kesehatan khususnya dalam penyusunan instrumen. Integrasi yang

dilakukan pada tahun ini adalah mengintegrasikan kebutuhan data dari

masing-masing Direktorat Teknis dalam setiap instrumen evaluasi

tersebut.

Pencapaian indikator kinerja persentase monitoring dan evaluasi yang

terintegrasi berjalan efektif tahun 2016 sebesar 50%, adapun analisa

sebagai berikut :

• Target tahun 2016 adalah sebesar 40% dengan realisasi sebesar

50% atau pencapaian sebesar 125% dari target

• Realisasi tahun 2015 sebesar 33,3% dan realisasi tahun 2016

sebesar 50%, dapat dikatakan meningkat sebesar 14,7%.

• Jika dibandingkan dengan target akhir pelaksanaan rencana aksi

pada tahun 2019 (100%) maka realisasi tahun 2016 adalah sebesar

50%, diperlukan upaya yang lebih keras dan inovatif untuk mencapai

target tersebut.

13 Laporan Akuntabilitas Kinerja Sekretariat Ditjen Pelayanan Kesehatan Tahun 2016

Adapun analisis penyebab keberhasilan capaian kinerja dari indikator

tersebut adalah :

• Koordinasi yang rutin dilakukan dengan direktorat-direktorat teknis

pelaksana kegiatan.

• Pemberian feed back ke pada satker pelaksana kegiatan setelah

dilakukannya monev

7) Permasalahan:

a) Dana:

Tahun 2016 terjadi efisiensi anggaran monev terintegrasi sebesar

Rp. 2.979.273.000,- (26,49%), sehingga anggaran yang bisa

digunakan sebesar Rp. 1.068.260.000,- mengakibatkan beberapa

kegiatan tidak dapat dilaksanakan.

b) Waktu:

• Pengambil data (surveior) yang berasal dari direktorat teknis

mempunyai kewajiban tugas utama di direktoratnya sehingga

waktu pengambilan data bersamaan dengan penyelesaian tugas

masing-masing (jadwal yang bentrok).

• Adanya revisi anggaran yang berulang-ulang menyebabkan

waktu pelaksanaan kegiatan menjadi lebih terbatas.

c) SDM:

• Jumlah pengambil data (surveior) terbatas

• Kemampuan surveior dalam mengambil dan menganalisa data

belum merata

d) Sarana:

Belum maksimalnya pemanfaatan teknologi informasi untuk

menunjang pelaksanaan kegiatan monev.

8) Usulan Pemecahan Masalah: a) Dana:

• Melakukan optimalisasi sisa dana kegiatan menjadi sebuah

kegiatan baru pada tahun 2016

14 Laporan Akuntabilitas Kinerja Sekretariat Ditjen Pelayanan Kesehatan Tahun 2016

• Mengalokasi anggaran untuk pelaksanaan monev terintegrasi

tahun 2017 sebesar Rp 2.659.120.000,-

b) Waktu:

Pembuatan jadwal dan rencana kerja monev pada awal tahun

anggaran, sehingga rencana kerja yang sudah disepakati dapat

berjalan baik sesuai jadwal.

c) SDM

• Bersurat kepada direktorat teknis untuk dapat menentukan

anggota tim pengambil data monev dan berkomitmen untuk dapat

melaksanakan rencana kerja monev sesuai dengan kesepakatan.

• Melaksanakan pembekalan kepada surveior supaya terdapat

persamaan persepsi dalam pengambilan dan analisis data.

d) Sarana

• Menggunakan tools aplikasi/system informasi dalam mengolah

dan menyajikan data hasil monev.

• Memanfaatkan teknologi informasi untuk membangun jejaring

monev dengan satker daerah.

9) Efisiensi Sumber Daya:

• Untuk pencapaian indikator kinerja tahun 2016 tersebut, telah

dialokasikan anggaran sebesar Rp. 4.047.533.000,- namun demikian

anggaran tersebut diefisiensi sebesar Rp. 2.979.273.000,- sehingga

alokasi yang bisa digunakan sebesar Rp.1.068.260.000,- dengan

realisasi sebesar Rp.1.058.318.578,- (99%). Walaupun demikian

target yang telah ditetapkan dapat tercapai, hal ini disebabkan karena

beberapa kegiatan monev ke daerah yang tidak dilaksanakan tetap

dilakukan menggunakan sarana lainnya (surat, telepon, email, dll).

Hal ini menunjukkan adanya efisiensi/penghematan penggunaan

anggaran.

• Menggabungkan kegiatan bimtek dengan monev jika dilaksanakan di

wilayah/daerah yang sama. Contoh: pengumpulan data e-renstra,

bimtek SIMRS dan Monev DAK di rumah sakit rujukan propinsi dan

regional.

15 Laporan Akuntabilitas Kinerja Sekretariat Ditjen Pelayanan Kesehatan Tahun 2016

10) Realisasi Anggaran: Tahun 2016, anggaran untuk kegiatan yang mendukung indikator

tersebut sebesar Rp. 4.047.533.000,- akan tetapi terdapat efisiensi

sebesar Rp. 2.979.273.000,- sehingga anggaran yang bisa digunakan

adalah sebesar Rp.1.068.260.000,- dengan realisasi sebesar

Rp.1.058.318.578,- (99%)

b. Persentase satker yang mendapatkan alokasi anggaran sesuai dengan kriteria prioritas 1) Sasaran indikator/kegiatan

Terwujudnya ketepatan alokasi anggaran

2) Definisi Operasional Sesuai dengan rencana aksi kegiatan Setditjen Pelayanan Kesehatan

tahun 2015-2019 tercantum bahwa alokasi anggaran yang dimaksud

adalah anggaran yang bersumber dari dana tugas pembantuan. Tetapi

pada tahun 2016 dana tugas pembantuan tidak diadakan lagi. Sehingga

untuk tahun 2016 yang dimaksud dengan “alokasi anggaran” adalah

anggaran yang bersumber dari dana alokasi khusus (DAK). Satker yang

dimaksud adalah RS Prov/Kab/Kota dan Dinkes Kab/Kota dengan

kriteria yang ditetapkan sebagai berikut :

1. Kab/kota yang menjadi target MDG’s

2. Kab/Kota yang termasuk daerah DTPK

3. Kab/Kota yang memiliki RS Rujukan

4. Kriteria lain yang ditetapkan minimal dengan SK Menkes/Dirjen

5. Satker yang mengajukan usulan.

3) Cara Perhitungan Jumlah satker yang mendapatkan anggaran dengan kriteria prioritas

dibagi dengan jumlah satker yang mendapatkan alokasi anggaran pada

tahun tersebut dikali 100%

16 Laporan Akuntabilitas Kinerja Sekretariat Ditjen Pelayanan Kesehatan Tahun 2016

4) Rencana Aksi Untuk Mencapai Target 1. Penguatan perencanaan berjenjang melalui Dinkes Propinsi

menggunakan e-planning Ditjen Yankes

2. Pendampingan proses perencanaan oleh Biro Perencanaan dan

Anggaran dan Ditjen Pelayanan Kesehatan.

3. Monev Terpadu Ditjen Pelayanan Kesehatan

5) Upaya yang dilakukan untuk mencapai target 1. Pengembangan aplikasi perencanaan e-planning Ditjen Yankes untuk

menampung usulan dana alokasi khusus dari satker

2. Memberikan otoritas kepada Dinkes Propinsi untuk memberikan

validasi/rekomendasi dari usulan satker di wilayah binaannya.

3. Melakukan monev dan pendampingan perencanaan agar satker

dapat merencanakan sesuai dengan kegiatan prioritas.

6) Pencapaian Tabel 4. Pencapaian Persentase satker yang mendapatkan alokasi

anggaran sesuai dengan kriteria prioritas

INDIKATOR TAHUN

2015 2016 2017 2018 2019 Target Realisasi Target Realisasi Target Target Target

Persentase satker yang mendapatkan alokasi anggaran sesuai dengan kriteria prioritas

100 100 100 100 100 100 100

Pada tahun 2016, Setditjen Pelayanan Kesehatan melakukan kegiatan

penguatan perencanaan berjenjang dan pendampingan proses

perencanaan satker yang mengusulkan anggaran dana alokasi khusus

tahun 2017. Kegiatan tersebut dibagi dalam 4 regional yang

dilaksanakan pada awal tahun. Ouput dari kegiatan adalah tersedianya

usulan dana alokasi khusus tahun 2017 dari satker dengan kriteria

17 Laporan Akuntabilitas Kinerja Sekretariat Ditjen Pelayanan Kesehatan Tahun 2016

prioritas. Dari hasil pencapaian tersebut dapat dianalisa dengan hasil

sebagai berikut :

• Jika dibandingkan dengan target indikator tahun 2016 (100%), maka

capaian tahun 2016 adalah sebesar 100 %

• Jika dibandingkan dengan capaian tahun 2015 (100%), maka capaian

2016 sama dengan tahun 2015

• Jika dibandingkan dengan target capaian akhir periode rencana

strategis (2019), maka capaiannya sama dengan target akhir periode.

Adapun analisa keberhasilan pencapaian indikator tersebut adalah :

• Adanya komiten yang kuat antara pusat dan daerah dalam

menentukan kriteria prioritas

7) Permasalahan Dana :

• Terjadi kesalahan akun dalam pengalokasian dana untuk kegiatan

perencanaan di Dinkes Propinsi

• Terjadi kelambatan dalam penunjukan PPK di daerah yang

mengakibatkan kegiatan tidak berjalan sesuai dengan jadwal yang

telah ditentukan.

Waktu:

• Pelaksanaan kegiatan tidak berjalan sesuai dengan jadwal (timeline)

yang telah ditentukan

• Waktu pelaksanaan kegiatan pendampingan perencanaan tidak

mencukupi karena jumlah satker yang mengajukan usulan cukup

banyak.

SDM:

• Tenaga pendamping perencanaan dari pusat kurang mencukupi

• Tenaga operator aplikasi dari satker daerah sering berganti personil,

yang menyebabkan harus belajar lagi dari awal.

Sarana dan Prasarana

• Akses internet yang kurang memadai

18 Laporan Akuntabilitas Kinerja Sekretariat Ditjen Pelayanan Kesehatan Tahun 2016

8) Usulan Pemecahan Masalah Dana:

• Advokasi dan pendampingan ke dinkes propinsi dalam perencanaan

kegiatan

Waktu:

• Pelaksanaan kegiatan perencanaan menyesuaikan dengan jadwal

yang sudah disepakati bersama.

SDM:

• Mendorong Dinkes Propinsi untuk menetapkan tim perencana dan

operator aplikasi dan tidak merubah tim tersebut minimal sampai

dengan proses perencanaan selesai

Sarana dan Prasarana

• Mengatur jadwal pengisian usulan DAK kedalam aplikasi

perencanaan (e-planning) sesuai dengan kapasitas internet yang

tersedia

9) Efisiensi Sumber Daya :

• Untuk pencapaian indikator kinerja tahun 2016 tersebut, telah

dialokasikan anggaran sebesar Rp. 5.544.424.000,- namun demikian

anggaran tersebut diefisiensi sebesar Rp. 4.146.517.000,- sehingga

alokasi yang bisa digunakan sebesar Rp. 1.397.907.000,- dengan

realisasi sebesar Rp.1.372.137.322,- (98%) Walaupun demikian

target yang telah ditetapkan dapat tercapai dengan capaian sebesar

100%. Hal ini menunjukkan adanya efisiensi/penghematan

penggunaan anggaran.

• Memberikan pendampingan perencanaan satker dan dibagi dalam 4

regional, sehingga lebih efisien waktu dan tenaga jika dibandingkan

dengan memberikan pendampingan perencanaan kepada satker per

propinsi.

19 Laporan Akuntabilitas Kinerja Sekretariat Ditjen Pelayanan Kesehatan Tahun 2016

10) Realisasi Anggaran: Tahun 2016, anggaran untuk kegiatan yang mendukung indikator

tersebut sebesar Rp. 5.544.424.000,- akan tetapi terdapat efisiensi

sebesar Rp. 4.146.517.000,- sehingga anggaran yang bisa digunakan

sebesar Rp. 1.397.907.000,- dengan realisasi sebesar

Rp.1.372.137.322,- (98%)

c. Persentase UPT vertikal yang dibina dengan indeks kinerja baik

sesuai dengan kontrak kinerja

1) Sasaran indikator/kegiatan Terwujudnya sistem manajemen kinerja fasilitas pelayanan kesehatan di

lingkungan Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan.

2) Definisi operasional Unit Pelaksana Teknis Vertikal adalah unit pelaksana teknis yang

berada di lingkungan Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan baik

berupa Rumah Sakit/Balai/Loka/Klinik. Kontrak kinerja yang dimaksud

adalah kontrak kinerja yang berisikan target kinerja dan ditanda-tangani

oleh Direktur Jenderal dengan pimpinan UPT Vertikal. Berkinerja baik

maksudnya mendapatkan nilai pencapaian kinerja baik berdasarkan

penilaian dan evaluasi SAKIP oleh Inspektorat Jenderal.

3) Cara Perhitungan Jumlah UPT Vertikal dengan nilai AA dibagi dengan total jumlah UPT

Vertikal (49 UPT) dikali 100 persen.

4) Rencana aksi untuk mencapai target Pembinaan dan fasilitasi Sistem Akuntanbilitas Kinerja pada UPT

vertikal sesuai dengan Peraturan Menteri PAN dan RB

20 Laporan Akuntabilitas Kinerja Sekretariat Ditjen Pelayanan Kesehatan Tahun 2016

Tabel 5. Pencapaian Persentase UPT Vertikal yang dibina dengan indeks kinerja baik

5) Upaya yang dilakukan untuk mencapai target

• Mengidentifikasi permasalahan yang dihadapi satker dalam

penyusunan laporan akuntanbilitas kinerja

• Melakukan pendampingan dan fasilitasi penyusunan Laporan dan

evaluasi SAKIP kepada satker UPT terutama yang mendapatkan nilai

A, BB, dan B.

6) Pencapaian

D

ari hasil evaluasi yang dilakukan Inspektorat Jenderal Kementerian

Kesehatan terhadap 49 LAKIP UPT Vertikal tahun 2016 didapatkan

hasil:

1) Mendapatkan nilai AA: 36 UPT

2) Mendapatkan nilai A: 7 UPT

3) Mendapatkan nilai BB : 5 UPT

4) Mendapatkan nilai B: 1 UPT

Dari hasil evaluasi tersebut didapatkan analisa sebagai berikut :

• Target tahun 2016 untuk indikator ini adalah sebesar 70% dengan

realisasi sebesar 73,47% atau capaian sebesar 105% dari target.

• Jika dibandingkan dengan capaian tahun 2015 (83,67%) terjadi

penurunan sebesar 10,2%

• realisasi tahun 2016 (73,47%), jika dibandingkan dengan target

indikator jangka menengah tahun 2019 (100%) baru tercapai sebesar

73,47%

INDIKATOR TAHUN

2015 2016 2017 2018 2019

Target Realisasi Target Realisasi Target Target Target Persentase UPT Vertikal yang dibina dengan indeks kinerja baik sesuai dengan kontrak kinerja

60 83,67 70 73,47 80 90 100

21 Laporan Akuntabilitas Kinerja Sekretariat Ditjen Pelayanan Kesehatan Tahun 2016

Adapun analisis penyebab penurunan capaian kinerja dari indikator

tersebut adalah :

• Adanya perubahan batas nilai (passing grade) penilaian AA dari ≥ 85

menjadi ≥ 90

• Adanya perubahan instrumen penilaian evaluasi LAKIP tahun 2016

• Masa transisi pemindahan kewenangan pengampu laporan kinerja

dari Bagian Hukormas ke Bagian Program dan Informasi

Sedangkan analisis keberhasilan dalam mencapai target tahun 2016

adalah :

• Adanya fasilitasi penyusunan laporan kinerja ke UPT Vertikal

• Adanya koordinasi yang intensif dengan UPT Vertikal mengenai

format pelaporan, batas waktu pelaporan LAKIP, dan persiapan

evaluasi (KKE, data dukung yang harus dibawa, dll).

7) Permasalahan: Dana

Keterbatasan alokasi anggaran untuk pendampingan hanya bisa

digunakan untuk beberapa satker saja.

Waktu

Waktu untuk sosialisasi perubahan format penyusunan laporan

akuntanbilitas yang kurang mencukupi

Metode

• Adanya perubahan atau penambahan batas nilai (passing grade) AA

dari ≥ 85 menjadi ≥ 90

• Terdapat perbedaan persepsi dari beberapa satker tentang dokumen

perencanaan yang menjadi acuan penetapan indikator kinerja dan

penyusunan laporan kinerja.

• Adanya perbedaan persepsi antar auditor dalam melakukan evaluasi

terhadap laporan akuntanbilitas kinerja satker.

22 Laporan Akuntabilitas Kinerja Sekretariat Ditjen Pelayanan Kesehatan Tahun 2016

8) Usulan Pemecahan Masalah: Dana

• Mengalokasikan anggaran untuk pendampingan dan fasilitasi

laporan akuntanbilitas kinerja ke UPT Vertikal terutama dengan nilai

A, BB dan B

Waktu

• Melakukan sosialisasi tentang tata cara penyusunan laporan kinerja

akuntanbilitas di akhir tahun berjalan.

• Meningkatkan koordinasi dengan UPT Vertikal khususnya terkait

evaluasi laporan akuntanbilitas kinerja

Metode

• Melakukan pemantauan terhadap laporan akuntanbilitas kinerja

yang dibuat UPT Vertikal

• Melakukan pendampingan dalam penyusunan laporan akuntanbilitas

kinerja UPT Vertikal

9) Efisiensi Sumber Daya

• Untuk pencapaian indikator kinerja tahun 2016 tersebut, telah

dialokasikan anggaran sebesar Rp. 643.835.000,- namun demikian

anggaran tersebut diefisiensi sebesar Rp. 239.086.000,- sehingga

alokasi yang bisa digunakan sebesar Rp. 404.749.000,- dengan

realisasi sebesar Rp.393.619.498,- (97%) Walaupun demikian target

yang telah ditetapkan dapat tercapai dengan capaian sebesar 73,47%.

Hal ini menunjukkan adanya efisiensi/penghematan penggunaan

anggaran.

• Menggabungkan kegiatan fasilitasi dan pendampingan LAK dengan

kegiatan monev lainnya misalnya: pendampingan LAK dan Advokasi

dan troubleshooting SIMRS.

10) Realisasi Anggaran: Tahun 2016, anggaran untuk kegiatan yang mendukung indikator

tersebut sebesar Rp. 643.835.000,- akan tetapi terdapat efisiensi

anggaran sebesar Rp. 239.086.000,- sehingga anggaran yang bisa

23 Laporan Akuntabilitas Kinerja Sekretariat Ditjen Pelayanan Kesehatan Tahun 2016

digunakan sebesar Rp. 404.749.000,- dengan realisasi sebesar

Rp.393.619.498,- (97%)

2. Prestasi dan Inovasi Setdijten Pelayanan Kesehatan

a. Perluasan cakupan Sistem Rujukan Terintegrasi (SISRUTE)

Dengan adanya Jaminan Kesehatan Nasional (JKN), Kementerian

Kesehatan menunjuk beberapa rumah sakit sebagai rumah sakit rujukan

nasional, provinsi dan regional yang bertujuan untuk memperkuat sistem

rujukan. Namun, dalam pelaksanaannya, sering terjadi berbagai

permasalahan, seperti lambatnya penanganan pasien di IGD, fasyankes

perujuk kesulitan mencari rumah sakit penerima rujukan yang sesuai

dengan kebutuhan pasien, dan kesulitan mendapatkan informasi tentang

ketersediaan tempat tidur.

Untuk itu, Kementerian Kesehatan membuat inovasi Sistem Rujukan

Terintegrasi atau disingkat Sisrute. Sisrute adalah media komunikasi dan

informasi yang selalu update antara fasyankes perujuk dengan fasyankes

penerima rujukan untuk bisa memberikan informasi yang dibutuhkan agar

penanganan pasien lebih cepat, efektif dan efisien. Sisrute bertujuan untuk

mengintegrasikan sistem informasi rujukan pasien pada seluruh rumah

sakit dan mewujudkan percepatan pelayanan rujukan di rumah sakit.

Aplikasi ini pertama kali dikembangkan oleh RS Wahidin Sudiro Husodo

Makassar dengan cakupan layanan hanya di Propinsi Sulawesi Selatan,

saat ini Kementerian Kesehatan sedang memperluas cakupan layanan

melalui sisrute ke seluruh Indonesia.

dengan adanya sistem rujukan terintegrasi ini diharapkan pelayanan

rujukan dirumah sakit menjadi lebih cepat dan baik. Saat ini sistem rujukan

telah diimplementasikan di Rumah Sakit Wahidin Sudiro Husodo selaku

rumah sakit rujukan nasional dengan beberapa rumah sakit kab/kota dan

puskesmas serta 2 rumah sakit UPT Vertikal. Secara bertahap sistem ini

akan diimplementasikan keseluruh rumah sakit di Indonesia.

24 Laporan Akuntabilitas Kinerja Sekretariat Ditjen Pelayanan Kesehatan Tahun 2016

Gambar 3. Tampilan Aplikasi Sistem Informasi Rujukan Rumah Sakit

Terintegrasi (SISRUTE)

b. Sistem Pendaftaran Rawat Jalan Online Di era JKN ini, semakin banyak masyarakat yang dapat mengakses

fasilitas pelayanan kesehatan (fasyankes) baik Puseksmas maupun

Rumah Sakit. Namun, kapasitas fasyankes dalam melayani masyarakat

masih belum memadai yang dapat dilihat dengan sering terjadinya antrian

pasien rawat jalan yang panjang di beberapa rumah sakit. Hal ini menjadi

keluhan masyarakat kepada Kementerian Kesehatan dan telah menjadi

sorotan dari berbagai pihak seperti Presiden, DPR, KPK, dan lembaga

lainnya.

Untuk mengatasi hal tersebut, Kementerian Kesehatan melalui Ditjen

Pelayanan Kesehatan membuat inovasi aplikasi Pendaftaran Pasien Rawat

Jalan Online. Hal ini dilakukan untuk membangun dan mengembangkan

sistem informasi pelayanan kesehatan secara cepat, tepat, bersahabat,

sehingga memberikan kemudahan bagi pasien rawat di rumah sakit.

Saat ini pendaftaran online baru diimplementasikan di rumah sakit UPT

Vertikal di lingkungan Ditjen Pelayanan Kesehatan, direncanakan akan di

implementasikan di seluruh rumah sakit secara bertahap.

25 Laporan Akuntabilitas Kinerja Sekretariat Ditjen Pelayanan Kesehatan Tahun 2016

Gambar 4. Tampilan Aplikasi Pendaftaran Rawat Jalan Online

.

Dashboar

c. Dashboard Integrasi SIMRS Ditjen Pelayanan Kesehatan Kebutuhan akan informasi terkait tempat tidur dan pelayanan di rumah

sakit saat ini sangatlah penting, terlebih di era JKN seperti saat ini, dimana

masyarakat pengguna fasilitas pelayanan kesehatan semakin meningkat,

disamping itu informasi tersebut juga dibutuhkan oleh pimpinan sebagai

bahan pertimbangan dalam mengambil sebuah kebijakan. Untuk

memenuhi kebutuhan informasi kepada pimpinan dan masyarakat terkait

pelayanan dan ketersediaan tempat tidur di RS UPT Vertikal Ditjen

Pelayanan Kesehatan, maka Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan

mengembangkan aplikasi Dashboad integrasi data antara SIM RS UPT

Vertikal dengan SIM Yankes. Dashboard ini berisikan data kunjungan rawat

jalan, rawat inap, IGD, Jumlah tempat tidur, indikator pelayanan rumah

sakit, diagnosa terbesar dan ketersediaan tempat tidur. Data tersebut

diambil langsung dari SIMRS masing-masing rumah sakit UPT Vertikal

secara real time dan up to date.

26 Laporan Akuntabilitas Kinerja Sekretariat Ditjen Pelayanan Kesehatan Tahun 2016

Gambar 5. Dashboard Integrasi SIMRS Ditjen Pelayanan Kesehatan

d. Pengembangan aplikasi berita dan warta yankes berbasis android Pada saat ini kebutuhan informasi tentang program dan kegiatan yang

telah dilaksanakan oleh Ditjen Pelayanan Kesehatan sangatlah penting,

terlebih di era teknologi dan informasi yang berkembang pesat. Informasi

tersebut bukan hanya dimanfaatkan oleh kalangan internal Ditjen

Pelayanan Kesehatan saja, dapat juga diakses dan dimanfaatkan oleh

masyarakat luas. Untuk menjawab kebutuhan informasi tersebut, maka

Ditjen Pelayanan Kesehatan mengembangkan aplikasi berita dan warta

yankes berbasis android.

Aplikasi berita Yankes android berisikan informasi, berita dan foto-foto

pelaksanaan kegiatan Pelayanan Kesehatan. Dimana kontributor berita

yankes bukan hanya dari kantor pusat Ditjen Yankes melainkan juga

seluruh humas UPT Vertikal dan Fasyankes lainnya. Untuk aplikasi warta

yankes adalah sebuah aplikasi dimana pengguna dapat membaca setiap

edisi warta yankes secara online dan offline, warta yankes merupakan

pembahasan lebih dalam (in depth) terkait isu strategis ataupun kebijakan

terbaru yang dikeluarkan oleh Ditjen Pelayanan Kesehatan. Kontributor

warta yankes dari internal Ditjen Pelayanan Kesehatan.

27 Laporan Akuntabilitas Kinerja Sekretariat Ditjen Pelayanan Kesehatan Tahun 2016

Gambar 6. Tampilan Aplikasi Warta dan Berita Yankes

e. Penghargaan pada Warta Yankes edisi 02/2016 Pada lomba terbitan berkala internal di lingkungan Kementerian Kesehatan

tahun 2016, Warta Yankes edisi 02/2016 dengan judul “Indonesia punya

119” meraih juara III dalam kategori majalah.

Gambar 7. Piagam Penghargaan Warta Yankes Edisi 02/2016 Sebagai

Juara ke III

f. e-Kinerja e-Kinerja merupakan aplikasi pelaporan indikator kinerja BLU (Badan Layanan Umum) dibawah Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan. Indikator kinerja yang dilaporkan adalah IKI (Indikator Kinerja Individu) dan IKT (Indikator Kinerja Terpilih). IKI digunakan sebagai dasar penilaian kinerja individu Direktur Utama RS dan Kepala Balai Satker BLU serta dijadikan sebagai dasar pembayaran besaran remunerasi yang akan diberikan.untuk itu diperlukan suatu sistem pelaporan yang transparan, akuntabel dan tepat waktu.

28 Laporan Akuntabilitas Kinerja Sekretariat Ditjen Pelayanan Kesehatan Tahun 2016

Gambar 8. Tampilan Aplikasi e-kinerja

3. Tupoksi Sekretariat

a. Bagian Program dan Informasi

1) Sasaran Indikator/Kegiatan Terlaksananya penyiapan koordinasi dan penyusunan rencana program,

dan anggaran, pengelolaan data dan informasi, dan pemantauan,

evaluasi, dan pelaporan.

Dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya Bagian Program dan

Informasi dibagi menjadi 3 subbagian yaitu :

• Subbagian Program

• Subbagian Anggaran

• Subbagian Informasi dan Evaluasi

29 Laporan Akuntabilitas Kinerja Sekretariat Ditjen Pelayanan Kesehatan Tahun 2016

2) Pencapaian Tabel 6. Pencapaian Bagian Program dan Informasi Tahun 2016

PaPada tahun 2016 Bagian Program dan Informasi telah melaksanakan kegiatan sebagai berikut :

(1) Perencanaan Anggaran adalah kegiatan penyusunan perencanaan dan anggaran program Pelayanan Kesehatan yang akan dilaksanakan di kantor pusat, kantor daerah dan dinkes propinsi (dekonsentrasi). Kegiatan ini merupakan kegiatan bersama antara subbagian anggaran dan subbagian program yang bertujuan untuk mensinkronisasi antara perencanaan, program dengan kegiatan yang dianggarkan.

Output dari kegiatan tersebut adalah tersedianya dokumen Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) untuk 89 satker terdiri dari 6 Kantor Pusat, 49 Kantor Daerah dan 34 Dekonsentrasi.

(2) Perencanaan Program, kegiatan ini bertujuan untuk merencanakan program yang tepat sasaran, efektif, efisien, akuntabel sesuai dengan prioritas nasional dengan dengan hasil sebagai berikut :

- Kantor Pusat sebanyak 6 Satker

- Kantor Daerah sebanyak 49 Satker

- Dekon 34 Provinsi Satker

- Satker yang termasuk di dalam sasaran prioritas nasional.

(3) Pengelolaan Anggaran merupakan kegiatan yang terkait dengan perencanaan, pengelolaan dan pemanfaatan anggaran baik yang bersumber Rupiah Murni (RM) maupun PNBP/BLU dalam tahun anggaran berjalan maupun tahun anggaran berikutnya.

Target Capaian % Alokasi Akhir Self Blokir Alokasi yang bisa digunakan

Realisasi %

1 Dokumen Perencanaan Anggaran 89 89 100 16.349.735.000 10.682.376.000 5.667.359.000 5.571.998.418 98 2 Dokumen Perencanaan Program 17 17 100 5.544.424.000 4.146.517.000 1.397.907.000 1.372.137.322 98 3 Dokumen Laporan pengelolaan Anggaran 1 1 100 6.476.370.000 3.778.049.000 2.698.321.000 2.387.771.661 88 4 Sistem Informasi 6 5 83 1.470.920.000 527.665.000 943.255.000 728.095.657 77 5 Perangkat Pengolah Data dan Komunikasi 18 18 100 470.000.000 0 470.000.000 371.876.760 79

6 Laporan Akuntanbilitas Kinerja Instansi Pemerintah Ditjen Yankes 2 2 100 643.835.000 239.086.000 404.749.000 393.619.498 97

7 Monitoring dan Evaluasi Program dan Kegiatan Ditjen Yankes 1 1 100 4.047.533.000 2.979.273.000 1.068.260.000 1.058.318.578 99

8 Pelaporan Program dan kegiatan Ditjen Yankes 1 1 100 131.200.000 38.760.000 92.440.000 92.240.000 100

9 Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit Generik Open Source (SIMRS GOS) 1 1 100 1.616.212.000 778.309.000 837.903.000 763.725.567 91

10 Sistem Pencatatan dan Pelaporan Rumah sakit (SP2RS) 1 1 100 326.405.000 170.902.000 155.503.000 155.498.163 100

11 Advokasi dalam rangka data dan Informasi 1 1 100 758.621.000 237.981.000 520.640.000 487.159.100 94 12 Pengolahan dan Penyajian Data 1 1 100 1.045.490.000 755.540.000 289.950.000 289.950.000 100 13 Peningkatan Ketrampilan 49 49 100 823.819.000 419.008.000 404.811.000 401.743.132 99

188 187 99 39.704.564.000 24.753.466.000 14.951.098.000 14.074.133.856 94TOTAL

NOKeluaran

INDIKATORAnggaran

30 Laporan Akuntabilitas Kinerja Sekretariat Ditjen Pelayanan Kesehatan Tahun 2016

Output dari kegiatan ini adalah:

a. Tersosialisasinya tata cara revisi anggaran TA 2016 di 86 satker yang terdiri dari 6 satker Kantor Pusat, 49 satker Kantor Daerah, dan 34 satker Dekonsentrasi;

b. Tersedianya dokumen Kontrak Kinerja antara Direktur Jenderal Perbendaharaan Keuangan, Direktur Jenderal Pelayanan Kesehatan dengan Kepala Satker BLU Kantor Daerah Ditjen Yankes;

c. Tersedianya dokumen usulan Target dan Pagu PNBP Ditjen Yankes TA 2018;

d. Terselenggaranya workshop Indikator Kinerja Individu (IKI) dan Indikator Kinerja Terpilih (IKT)

(4) Sistem Informasi merupakan kegiatan pengembangan aplikasi yang bertujuan untuk mendukung kelancaran pekerjaan di Sekretariat Ditjen Pelayanan Kesehatan sehingga menjadi lebih efektif, efisien dan relevan.diharapkan dengan adanya aplikasi tersebut, data dan informasi dapat tersaji dengan cepat sesuai kebutuhan, dan bisa digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan kebijakan pimpinan.

Aplikasi yang dikembangkan di tahun 2016 ini adalah :

• Dashboard Indikator Kinerja

• Monev Kinerja Anggaran

• Monev Renstra

• Monitoring DAK Online

• Pengembangan e-planning

(5) Perangkat Pengolah Data dan Komunikasi adalah kegiatan pengadaan alat pengolah data untuk menunjang kelancaran pekerjaan di Bagian Program dan Informasi.

(6) Laporan Akuntanbilitas Kinerja (LAK) adalah kegiatan penyusunan laporan akuntanbilitas kinerja baik di tingkat Eselon I (Ditjen Pelayanan Kesehatan) maupun di tingkat Eselon II (Sekretariat Ditjen Pelayanan Kesehatan).

(7) Monitoring dan Evaluasi Program dan Kegiatan Ditjen Pelayanan Kesehatan adalah kegiatan pemantauan dan evaluasi pelaksanaan program dan kegiatan Ditjen Pelayanan Kesehatan baik yang dilaksanakan oleh satker kantor pusat, Kantor Daerah, dana Dekonsentrasi dan Dana Alokasi Khusus (DAK). Output dari kegiatan ini adalah tersedianya dokumen hasil monev Program Ditjen Pelayanan Kesehatan

31 Laporan Akuntabilitas Kinerja Sekretariat Ditjen Pelayanan Kesehatan Tahun 2016

(8) Pelaporan Program dan Kegiatan Ditjen Pelayanan Kesehatan adalah kegiatan penyusunan laporan pelaksanaan program dan kegiatan Ditjen Pelayanan Kesehatan. Adapun output yang dihasilkan dari kegiatan ini adalah bahan lampiran pidato presiden terkait peningkatan akses dan mutu pelayanan kesehatan.

(9) Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit General Open Source (SIMRS GOS) adalah sebuah sistem informasi yang terintegrasi untuk menangani keseluruhan proses manajemen rumah sakit. Pada tahun 2016 kegiatan ini digunakan untuk melakukan evaluasi pelaksanaan SIMRS GOS di rumah sakit baik yang sudah mengimplementasikan SIMRS GOS maupun rumah sakit yang baru mengajukan permohonan.

(10) Sistem Pencatatan dan Pelaporan Rumah Sakit merupakan sistem pelaporan dari rumah sakit ke Kementerian Kesehatan (Ditjen Pelayanan Kesehatan) berupa data dasar, ketenagaan, pelayanan, morbiditas dan mortalitas secara periodik. Pada tahun 2016 dilaksanakan sosialisasi integrasi SP2RS dengan SIMRS.

(11) Advokasi dalam rangka data dan informasi adalah kegiatan untuk melakukan pelatihan dan troubleshooting implementasi SIMRS GOS di Rumah Sakit.

(12) Pengolahan dan Penyajian data adalah kegiatan untuk mengolah laporan rumah sakit dalam aplikasi Sistem Informasi Rumah Sakit (SIRS) pertahun menjadi profil fasilitas kesehatan dan anggaran tahun 2016.

(13) Peningkatan Ketrampilan adalah kegiatan untuk meningkatkan ketrampilan dalam pembuatan program komputer khususnya integrasi antar aplikasi dan pengolahan dan penyajian data rumah sakit. Sasaran dari kegiatan ini adalah tenaga IT dan statistisi di UPT Vertikal.

3) Permasalahan

• Terdapat 1 paket Pengadaan Sistem Informasi yang tidak dapat direalisasikan karena penyedia/rekanan tidak sanggup menyelesaikan pekerjaan (wanprestasi)

• Masih adanya perbedaan persepsi cara pengumpulan dan perhitungan data capaian Indikator Kinerja Individu (IKI) dan Indikator Kinerja Terpilih (IKT) di kantor daerah.

• Belum adanya regulasi yang mengatur pemberlakuan SP2RS secara nasional

32 Laporan Akuntabilitas Kinerja Sekretariat Ditjen Pelayanan Kesehatan Tahun 2016

• Masih kurangnya koordinasi internal dalam pelaksanaan SIPERMON

4) Upaya Pemecahan Masalah

• Meningkatkan koordinasi lebih efektif dengan unit terkait dalam

proses dan tahapan pengadaan sistem informasi

• Melaksanakan sosialisasi Pedoman penyusunan IKI dan IKT

• Melaksanakan monev capaian IKI dan IKT secara berkala

• Menyusun regulasi pemberlakuan SP2RS secara nasional.

• Meningkatkan koordinasi internal.

5) Realisasi Anggaran

Bagian Program dan Informasi pada tahun 2016 mendapatkan alokasi

awal sebesar Rp. 40.704.564.000,-, kemudian terdapat efisiensi dan

self blocking sebesar Rp. 25.753.466.000,- sehingga alokasi yang bisa

digunakan sebesar Rp. 14.951.098.000,- dengan realisasi sebesar Rp.

14.074.133.856,- (94%)

b. Bagian Kepegawaian dan Umum 1) Sasaran Indikator/Kegiatan

Terlaksananya pelaksanaan urusan kepegawaian, ketatausahaan,

kerumahtanggaan, arsip, dokumentasi dan layanan pengadaan.

2) Pencapaian Tabel 7. Pencapaian Bagian Kepegawaian dan Umum

Target Capaian % Alokasi Akhir Alokasi yang bisa digunakan

Realisasi %

1 Workshop Kepegawaian dan Umum 1 1 100 2.160.190.000 2.160.190.000 2.160.160.391 1002 Peningkatan Kapasitas SDM 1 1 100 482.481.000 476.352.000 475.663.257 1003 Samsat Kepegawaian dan Umum 1 1 100 1.301.309.000 1.301.309.000 1.300.639.550 1004 Lintas Program/lintas sektor 1 1 100 651.920.000 651.920.000 651.908.313 1005 Penyusunan Laporan 1 1 100 437.200.000 437.200.000 437.151.934 1006 Penyusunan NSPK bagian Kepum 1 1 100 72.000.000 71.440.000 71.440.000 1007 Workshop RUP 1 1 100 417.345.000 153.005.000 143.801.000 948 Honor Tim Penilai PAK dan honor layanan pengadaan 12 12 100 593.790.000 478.540.000 459.560.000 969 Rapat Kerja 1 1 100 823.050.000 90.000.000 90.000.000 100

10 Perjalanan Dinas Luar Negeri 1 1 100 1.600.200.000 1.057.800.000 1.044.482.899 9911 Lintas program/lintas sektor kegiatan Sekretariat Ditjen Yankes 1 1 100 814.800.000 814.800.000 789.781.070 9712 Transformasi Budaya Kerja Sekretariat Ditjen Yankes 1 1 100 698.300.000 682.860.000 680.450.000 10013 Fasilitasi Pendampingan penataan di bidang Kepum 1 - - - - 014 Regionalisasi Panduan Penyusunan PAK 1 - - - - 015 Pengadaan APD dan Renovasi Ruangan 2 2 100 976.000.000 900.160.000 892.810.000 9916 Penyelenggaraan Operasional dan Pemeliharaan Perkantoran 12 12 100 12.467.100.000 7.842.083.000 7.751.654.820 99

34 39 87 19.551.705.000 13.179.808.000 13.013.040.036 99TOTAL

INDIKATORNOKeluaran Anggaran

33 Laporan Akuntabilitas Kinerja Sekretariat Ditjen Pelayanan Kesehatan Tahun 2016

Pada tahun 2016 Bagian Kepegawaian dan Umum melaksanakan 16

kegiatan dengan hasil sebagai berikut:

(1) Workshop Kepegawaian dan Umum terdiri dari 6 workshop yaitu :

Penyusunan NIK BLU, validasi dan verifikasi data Ibel/Tubel,

Percepatan Pengadaan barang/Jasa, Workshop e-Catalog, Tata

Naskah Dinas dan Sekretaris Pimpinan, keseluruhan dapat

terlaksana dengan hasil sebagai berikut :

• Workshop penyusunan NIK BLU, hasil dari workshop ini

terdatanya pegawai BLU di lingkungan Ditjen Pelayanan

Kesehatan.

• Workshop validasi dan verifikasi data Ibel/Tubel, hasil dari

workshop ini dari total berkas Ijin belajar yang masuk sebanyak

1496 berkas, berkas dalam proses sebanyak 329 berkas dan

SK ijin belajar yang telah selesai sebanyak 1167 SK.

Sedangkan untuk tugas belajar reguler dari 123 usulan 77

usulan lulus seleksi dan 46 usulan tidak lulus seleksi, tugas

belajar PPDS/PPDGS dari 40 usulan , 28 lulus seleksi dan 12

tidak lulus seleksi, tugas belajar BLU dari 176 usulan, 20 usulan

lulus seleksi dan 156 usulan tidak lulus seleksi.

• Workshop Percepatan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah,

tujuan dari workshop ini dalam rangka percepatan proses

pengadaan barang/jasa baik pengadaan melalui e-tendering

ataupun lelang cepat sehingga proses pengadaan dapat

dilaksanakan secara efektif dan efisien. Output dari kegiatan ini

total paket pengadaan barang/jasa di lingkungan Direktorat

Jenderal Pelayanan Kesehatan berjumlah 7889 paket, dari

jumlah tersebut paket selesai pengadaan sejumlah 7855,

sedangkan sisanya tidak dilaksanakan akibat efisiensi dan self

blocking.

• Workshop e-catalogue. e-catalgue merupakan sistem informasi

elektronik yang memuat daftar, jenis spesifikasi teknis dan

harga barang tertenti dari berbagai penyedia barang/jasa

34 Laporan Akuntabilitas Kinerja Sekretariat Ditjen Pelayanan Kesehatan Tahun 2016

pemerintah , yang diatur tata cara pembeliannya dengan

menggunakan e-purchasing yang bertujuan untuk meningkatkan

transparansi dan akuntabilitas dalam proses pengadaan

barang/jasa pemerintah. Workshop ini diikuti oleh 49 satker

vertikal di lingkungan Ditjen Pelayanan Kesehatan , dimana 25

satker mengajukan usulan e – catalogue obat-obatan sebanyak

7626 item, namun sampai saat ini masih diinventarisasi data

usulan dan belum dapat di proses ke LKPP karena masih

menunggu NSPK.

• Workshop tata naskah dinas, tujuan dari workshop ini untuk

mensosialisasikan draft tata naskah dinas sesuai SOTK baru

serta sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia yang baik dan

benar. Output dari kegiatan ini tersosialisasikannya TND sesuai

SOTK baru. Sasaran latih 60 orang pengelola ketatausahaan

di lingkungan kantor pusat, meliputi (Sekretaris, Pejabat

Struktural di lingkungan kantor pusat, PPK di lingkungan kantor

pusat, PPBJ dan PPHP di lingkungan kantor pusat).

• Workshop Sekretaris pimpinan, tujuan dari workshop ini

memberikan pelatihan dan pembinaan kepada para Sekretaris

pimpinan di lingkungan kantor pusat dan UPT vertikal Ditjen

Pelayanan Kesehatan, capaian hasil dari workshop ini

terlatihnya 59 orang yang bertugas pada sekretaris pimpinan.

(2) Peningkatan Kapasitas SDM

Tujuan dari kegiatan ini memberikan fasilitasi kepada pegawai

untuk meningkatkan kualitas SDM berkaitan dengan tupoksi

bagian kepegawaian dan Umum, yaitu pengembangan SDM.

Capaian pada tahun 2016, yaitu terlatihnya 3 orang Arsiparis, 2

orang pranata Humas, 108 orang mengikuti pendidikan dan

pelatihan kepemimpinan.

(3) Samsat Kegiatan Kepegawaian dan Umum

Kegiatan ini meliputi Sidang Tim Penilai untuk Penetapan Angka

Kredit (SK-PAK), validasi administrasi berkas kenaikan pangkat,

penyelesaian permasalahan kasus kepegawaian, penyelesaian

35 Laporan Akuntabilitas Kinerja Sekretariat Ditjen Pelayanan Kesehatan Tahun 2016

inventarisasi arsip, pelatihan penggunaan Office-Go dalam proses

ketatausahaan.

Output dari kegiatan adalah sebagai berikut :

• Dari Pengusulan PAK sebanyak 2.262 berkas yang masuk,

berkas selesai sebanyak 1.101, berkas tidak lengkap sebanyak

359 , berkas masih dalam proses sebanyak 802.

• Untuk Pengusulan Dokdiknis perlakuan khusus dari 92 berkas

masuk, 63 berkas selesai , 4 berkas tidak lengkap dan 25

berkas tidak dapat diproses.

• Penyelesaian usulan proses kenaikan pangkat sebanyak 1.163

usulan KP reguler.

• Penyelesaian permasalahan kepegawaian dari 241 kasus,

sudah selesai sebanyak 210 kasus, masih dalam proses

sebanyak 31 kasus, ( Data tersaji dalam tabel berikut) :

• Penyelesaian inventarisasi kearsipan meliputi kegiatan

pemilahan, pemusnahan dan pemindahan arsip in aktif

sebanyak 456 Dus (+/- 2000 arsip), melakukan refilling arsip

sebanyak 240 boks arsip, pendataan ulang dokumen/arsip

keuangan sebanyak 340 arsip

• Sosialisasi penggunaan Aplikasi Office-go dalam pelaksanaaan

ketatausahaan di lingkungan kantor pusat Ditjen Pelayanan

Kesehatan. Latar belakang digunakannya aplikasi ini yaitu :

surat belum diproses karena pimpinan di luar kantor, pimpinan

lebih sering menggunakan smart phone dibandingkan laptop,

Aplikasi persuratan jika dibuka di smart phone tulisannya sulit

dibaca. Dengan digunakannya aplikasi Office go, maka

informasi surat yang dikelola dalam aplikasi e-office dapat

dijalankan pada mobile smartphone sehingga memudahkan dan

praktis untuk digunakan oleh pimpinan unit Ditjen Yankes

sehingga mempercepat proses surat.

36 Laporan Akuntabilitas Kinerja Sekretariat Ditjen Pelayanan Kesehatan Tahun 2016

Gambar 9. Tampilan OfficeGo

(4) Lintas program/lintas sektor Kepegawaian dan Umum, merupakan

kegiatan dalam rangka koordinasi dengan unit lainnya dalam satu

Kementerian maupun antar Kementerian lainnya guna

peningkatan kinerja dan pengembangan informasi yang berkaitan

dengan Tupoksi Bagian kepegawaian dan Umum, dalam tahun

anggaran 2016 kegiatan dilaksanakan sebanyak 14 trip

perjalanan.

(5) Penyusunan Laporan dan Rencana Kegiatan

Kegiatan ini merupakan kegiatan dalam rangka penyusunan

laporan akuntabilitas Bagian Kepegawaian dan Umum serta

penyusunan rencana kegiatan yang tertuang dalam RKAKL Bagian

Kepegawaian dan Umum, dalam tahun anggaran 2016 kegiatan ini

dilaksanakan sebanyak 8 trip terdiri dari: (penyusunan LAKIP TA

2015, Reviu dan penelaahan refocusing TA 2016, Reviu pagu

Indikatif anggaran 2017, Reviu pagu Definitif anggaran 2017.

(6) Penyusunan NSPK. Output dari kegiatan ini berupa buku pintar

bagian Kepegawaian dan Umum dan NSPK Layanan Pengadaan.

37 Laporan Akuntabilitas Kinerja Sekretariat Ditjen Pelayanan Kesehatan Tahun 2016

Dimana di dalam buku ini terdapat SOP semua kegiatan yang

terdapat pada Bagian Kepegawaian dan Umum, dengan adanya

buku ini diharapkan Bagian Kepegawaian dan Umum dapat dengan

mudah mengerti mengenai semua prosedur pelayanan yang ada

pada Bagian Kepegawaian dan Umum, Namun NSPK Subbag

Layanan Pengadaan belum semua terselesaikan dan masih dalam

proses penyusunan.

(7) Workshop Rencana Umum Pengadaan (RUP. Tujuan dari

workshop ini adalah agar semua satker di lingkungan Ditjen

Pelayanan Kesehatan menyusun rencana yang berisi kegiatan dan

anggaran pengadaan barang/jasa yang akan dibiayai oleh

Kementerian sendiri atau dibiayai berdasarkan kerjasama secara

pembiayaan bersama. RUP disusun dengan menerapkan prinsip

pengadaan yaitu terbuka dan transparan, RUP disusun melalui

SIRUP. Jumlah satker dilingkungan Ditjen Pelayanan Kesehatan

yang sudah melakukan pengisian RUP sebanyak 46 satker dan

yang belum mengisi 9 satker.

(8) Honor tim Penilai PAK dan Layanan Pengadaan, Honor ini

merupakan honor operasional satuan kerja yang diberikan kepada

tim Penilai Angka Kredit Jabatan Fungsional, dan honor yang

diberikan untuk layanan pengadaan di dalamnya ada honor ketua

ULP, honor PPBJ dan Honor PPHP, pada tahun anggaran 2016

pembayaran dilakukan untuk tim penilai dan Sekretariat PAK

selama 12 bulan, honor ketua ULP dan PPBJ 12 bulan , honor

pejabat pengadaan 13 paket dan honor panitia penerima hasil

pekerjaan 99 paket.

(9) Rapat Kerja, di dalam anggaran ini terdapat 2 kegiatan yaitu

kegiatan rapat kerja Ditjen Yankes dan evaluasi dan monitoring di

lingkungan kantor pusat Ditjen Yankes, dalam tahun ini kegiatan

rapat kerja Ditjen Yankes tidak dapat dilaksanakan dikarenakan

efisiensi anggaran, sedangkan kegiatan yang tercapai yaitu

evaluasi pelaksanaan anggaran di lingkungan kantor pusat Ditjen

Yankes.

38 Laporan Akuntabilitas Kinerja Sekretariat Ditjen Pelayanan Kesehatan Tahun 2016

(10) Perjalanan Dinas Luar Negeri. Kegiatan ini merupakan kegiatan

yang dialokasikan untuk perjalanan dinas luar negeri untuk para

pimpinan di lingkungan Ditjen Yankes. Tujuan dari kegiatan ini

sebagai ajang untuk pertukaran informasi dan update informasi

maupun teknologi terbaru di bidang kesehatan. Dalam tahun ini

perjalan dinas pimpinan terealisasi sebanyak 12 trip perjalanan

dengan tujuan 8 negara.

(11) Lintas program/lintas sektor Kegiatan Sekretariat Ditjen Yankes

merupakan kegiatan dalam rangka koordinasi dengan unit lainnya

dalam satu Kementerian maupun antar Kementerian lainnya guna

peningkatan kinerja dan pengembangan informasi, dalam tahun

anggaran 2016 kegiatan dilaksanakan sebanyak 15 trip perjalanan

(12) Transformasi Budaya Kerja Sekretariat Ditjen Yankes. Kegiatan ini

merupakan kegiatan untuk peningkatan kapasitas SDM di

lingkungan Sekretariat Ditjen Yankes dalam rangka perubahan

budaya kerja, guna meningkatkan efseinsi dan efektifitas pelayanan

terhadap publik, dalam tahun anggaran ini jumlah SDM yang

mengikuti kegiatan ini sebanyak 240 orang.

(13) Fasilitasi Pendampingan penataan di bidang Kepegawaian dan

Umum, merupakan kegiatan dengan tujuan untuk mendampingi

satker vertikal di dalam penataan di bidang kepegawaian dan

umum, yang meliputi penataan di bidang kepegawaian, layanan

pengadaan maupun ketatausahaan.

(14) Regionalisasi Panduan Penyusunan PAK. Kegiatan ini merupakan

salah satu cara untuk memberikan sosialisasi maupun bimbingan

kepada dinas kesehatan di seluruh Indonesia dalam penyusunan

DUPAK maupun tata cara penilaian PAK, sehingga dinas

kesehatan di provinsi dapat berperan juga dalam penilaian PAK.

Namun untuk tahun ini kegiatan ini tidak dilaksanakan dikarenakan

ada efisiensi anggaran.

(15) Pengadaan alat pengolah data dan renovasi, Pada tahun ini untuk

pengadaan alat pengolah data sudah seluruhnya dilaksanakan,

dengan hasil 1 paket pengadaan alat pengolah data kebutuhan

sekretariat dan pengembangan 4 aplikasi di Bagian Kepegawaian

39 Laporan Akuntabilitas Kinerja Sekretariat Ditjen Pelayanan Kesehatan Tahun 2016

dan Umum, sedangkan untuk renovasi baru sampai pada tahap

perencanaan.

(16) Layanan Perkantoran, merupakan kegiatan penunjang operasional

perkantoran Ditjen Pelayanan Kesehatan, meliputi kegiatan

penyediaan sarana/prasarana rapat, jamuan tamu, pengiriman

surat, langganan jasa Internet, telepon, pengadaan seragam dinas,

pengadaan barang untuk keperluan konsumsi, pemeliharaan

perkantoran, peralatan dan mesin serta inventaris dan penyediaan

tenaga pengemudi dan pramubakti, hasil dari kegiatan ini

terlaksananya seluruh kegiatan penunjang , sarana/prasarana

perkantoran selama tahun anggaran 2016, tersaji dalam tabel

berikut

Tabel 8. Pelaksanaan Pemeliharaan Sarana/Prasarana

Perkantoran tahun Anggaran 2016

NO Uraian Kegiatan Hasil Kinerja Tahun 2016

1 Pemeliharaan kendaraan roda 2 41 2 Pemeliharaan kendaraan roda 4 54 3 Perpanjangan STNK roda 2 41 4 Perpanjangan STNK roda 4 54 5 Pemeliharaan Alat pengolah data 393 unit 6 Pemeliharaan mesin foto copy 7 unit 7 Pemeliharaan AC split 50 unit 8 Pemeliharaan ruang kerja 2 keg

9 Pemeliharaan mesin absensi 9 unit 10 Pemeliharaan CCTV 1 paket 11 Pemakaian ruang rapat

- Ruang Rapat Yankes I 82 kali - Ruang Rapat Yankes II 20 kali - Ruang Rapat Yankes III

3) Permasalahan

• Adanya efisiensi anggaran yang menyebabkan penyelenggaraan 2

kegiatan (fasilitasi pendampingan penataan di bidang Kepegawaian

dan Umum dan Regionalisasi Panduan Penyusunan PAK) tidak

dapat dilaksanakan sehingga target tidak tercapai.

40 Laporan Akuntabilitas Kinerja Sekretariat Ditjen Pelayanan Kesehatan Tahun 2016

• Renovasi ruangan kerja tertunda pelaksanaannya karena adanya

efisiensi anggaran.

4) Usulan Pemecahan Masalah

• Mengalokasikan anggaran untuk 3 kegiatan tersebut di tahun 2017.

• Perencanaan alokasi belanja pegawai tahun 2017 lebih cermat dan

akurat.

• Melakukan monitoring dan evaluasi belanja pegawai secara berkala

(setiap 3 bulan).

5) Realisasi Anggaran: Bagian Kepegawaian dan Umum pada tahun 2016 mendapatkan alokasi

awal sebesar Rp. 192.714.275.000,-, kemudian terdapat self blocking

sebesar Rp. 34.120.758.000,- sehingga alokasi yang bisa digunakan

sebesar Rp. 158.593.517.000,- dengan realisasi sebesar Rp.

117.915.015.935,- (74%)

c. Bagian Hukum, Organisasi, dan Hubungan Masyarakat 1) Sasaran/Indikator Kegiatan Terlaksananya penyiapan koordinasi dan pelaksanaan urusan hukum,

organisasi, tata laksana, serta hubungan masyarakat.

2) Pencapaian Tabel 9. Pencapaian Bagian Hukormas

Pada Tahun 2016 Bagian Hukormas di dalam DIPA terdapat 24 rincian

kegiatan tupoksi dan 1 kegiatan pengadaan aplikasi, dengan adanya self

blocking anggaran kegiatan yang dilaksanakan 21 dan terdapat 3

kegiatan yang tidak dilaksanakan dengan hasil sebagai berikut:

Target Capaian % Alokasi Akhir Alokasi yang bisa digunakan

Realisasi %

1Penyusunan rancangan peraturan bidang yankes, penanganan kasus hukum, dugaan malpraktek, SOP-AP, penataan organisasi dan humas

24 21 88 14,588,729,000 7,639,862,000 6,652,154,204 87

24 21 88 14,588,729,000 7,639,862,000 6,652,154,204 87

NO INDIKATORKeluaran Anggaran

TOTAL

41 Laporan Akuntabilitas Kinerja Sekretariat Ditjen Pelayanan Kesehatan Tahun 2016

• Workshop dokumen Reformasi Birokrasi

• Fasilitas pelayanan publik

• Advokasi hukum kesehatan dan NSPK

Sedangkan untuk kegiatan pengadaan untuk pengembangan aplikasi

Warta Yankes dan dan aplikasi berita Yankes versi android dapat

dilaksanakan dengan penyerapan anggaran 100 %.

Untuk kegiatan di Bagian Hukum, Organisasi, dan Humas yaitu

Penyusunan rancangan peraturan bidang pelayanan kesehatan,

penanganan kasus hukum dan dugaan malpraktek, SOP-AP, penataan

organisasi dan humas di dukung oleh rincian kegiatan yang

dilaksanakan oleh subbagian Penyusunan Peraturan, Subbagian

Organisasi dan Tatalaksana, serta Subbagian Advokasi Hukum dan

Humas sebagai berikut :

Tabel 10. rincian kegiatan Bagian Hukormas

No Kegiatan Keluaran Anggaran

Target Capaian % Alokasi Realisasi %

1 Penyusunan rancangan peraturan bidang upaya kesehatan

1 1 100 656.082.000 564.281.653 86,01

2 Pertemuan komite etik hukum RS

1 1 100 581.241.000 533.252.500 91,74

3 Peningkatan Kemampuan Bidang Medicolegal

1 1 100 582.119.000 452.031.358 77,65

4 Pembinaan administrasi hukum

1 1 100 108.997.000 102.530.695 94,07

5 Pengkajian peraturan perundang-undangan

1 1 100 168.285.000 152.335.000 90,52

6 Fasilitasi implementasi dokumen RB

1 1 100 72.800.000 22.400.000 30,77

7 Fasilitsi penyusunan dokumen RB UPT

1 1 100 655.076.000 558.170.133 85,21

8 Penyusunan dan penyempurnaan SOP-AP Ditjen Yankes

1 1 82.105.000 82.105.000 100

42 Laporan Akuntabilitas Kinerja Sekretariat Ditjen Pelayanan Kesehatan Tahun 2016

No Kegiatan Keluaran Anggaran

Target Capaian % Alokasi Realisasi %

9 Penyusunan tatalaksana SOTK Ditjen Yankes

1 1 100 211.130.000 207.530.000 98,29

10 Penataan organisasi UPT

1 1 100 774.949.000 594.067.578 76,66

11 Pertemuan koordinasi lintas

1 1 100 67.596.000 67.595.657 100

12 Penanganan kasus masalah hukum dan dugaan malpraktek

1 1 100 1.066.554.000 924.620.566 86,69

13 Pembinaan dan pengawasan gratifikasi dan WBK

1 1 100 319.112.000 311.931.555 97,75

14 Penyusunan dan penerbitan warta

1 1 100 287.736.000 230.322.250 80,05

15 Pemantauan dan evaluasi penanganan pengaduan masyarakat/opini publik

1 1 44.688.000 38.130.910 85,33

16 Peliputan kegiatan kehumasan

1 1 352.273.000 318.444.328 90,44

17 Fasilitasi peningkatan kapasitas kehumasan bidang Yankes

1 1 321.630.000 309.929.418 96,36

18 Rapat koordinasi kehumasan RS

1 1 100 149.589.000 149.588.400 100

19 Penyelenggaraan pameran kesehatan dan penyebaran informasi

1 1 100 378.008.000 341.324.500 90,30

20 Workshop pendokumentasian dan penyebaran informasi

1 1 100 296.482.000 296.482.000 100

21 Penyusunan buku profil Ditjen Yankes

1 1 100 366.035.000 336.261.645 91,87

43 Laporan Akuntabilitas Kinerja Sekretariat Ditjen Pelayanan Kesehatan Tahun 2016

Terhadap pencapaian kegiatan pokok dalam RKA-KL di dalam

pelaksanaan kegiatannya adalah :

(1) Penyusunan rancangan peraturan bidang upaya kesehatan adalah

kegiatan menyusun rancangan peraturan menteri kesehatan yang

dilakukan oleh Subbag Peraturan Perundang-undangan (PP)

bekerjasama dengan unit teknis atau organisasi profesi untuk

selanjutnya disampaikan ke Biro Hukor Setjen Kemenkes. Pada

tahun 2016 terdapat target 40 draft rancangan peraturan dengan

capaian 64 rancangan peraturan berupa :

• 20 rancangan peraturan Menteri (10 sudah ditetapkan menjadi

Peraturan Menteri Kesehatan)

• 34 rancangan Keputusan Menteri sudah ditetapkan

• 10 kerjasama

Kegiatan yang mendukung pencapaian target tersebut adalah:

Kegiatan utama :

• Penyusunan rancangan peraturan bidang upaya kesehatan

• Pengkajian peraturan perundang-undangan

Kegiatan pendukung, dimana output kegiatan tersebut menjadi

bahan untuk penyusunan rancangan peraturan bidang upaya

kesehatan

• Pertemuan komite etik hukum RS

• Peningkatan Kemampuan Bidang Medicolegal

• Pembinaan administrasi hukum

(2) Penanganan kasus hukum dan dugaan malpraktek adalah kegiatan

penyiapan bahan koordinasi, bahan pemberian pertimbangan

hukum dan advokasi hukum serta melakukan pendampingan hukum

di pihak berwajib. Selama tahun 2016 subbag Advokasi Hukum dan

Humas telah melakukan klarifikasi, pembahasan kasus serta

pendampingan hukum dengan rincian sebagai berikut :

• 11 kali sidang perkara perdata

• 2 kali pendampingan sidang perkara pidana

• 2 kali pendampingan dugaan kasus pidana di Kejaksaan

• 6 kali pendampingan dugaan kasus pidana di Kepolisian

44 Laporan Akuntabilitas Kinerja Sekretariat Ditjen Pelayanan Kesehatan Tahun 2016

• 3 kali pendampingan saksi

• 25 klarifikasi pengaduan hukum

Selain itu, Subbag Advokasi Hukum dan Humas melaksanakan

kegiatan pembinaan dan pengawasan gratifikasi dan Wilayah

Bebas Korupsi (WBK) kepada satker kantor pusat dan UPT Vertikal

sebagai salah satu upaya pencegahan terjadinya kasus hukum.

(3) Penyusunan dan Penyempurnaan Standar Operasional Prosedur

Administrasi Pemerintahan (SOP-AP) yang dikerjakan pada tahun

2016 adalah penyempurnaan SOP-AP Direktorat Jenderal

Pelayanan Kesehatan yang disesuaikan dengan Peraturan Menteri

Kesehatan RI Nomor 64 Tahun 2015 tentang Struktur dan Tata

Kerja Kementerian Kesehatan.

(4) Penataan organisasi yang dilaksanakan adalah melakukan

penataan terhadap struktur organisasi yang ada di Unit Pelaksana

Teknis (UPT) Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan yaitu

rumah sakit dan balai. Dan sampai akhir tahun 2016 telah

diselesaikan pengajuan yaitu :

5 dokumen naskah akademik pengusulan Balai menjadi Rumah

Sakit.

33 dokumen naskah akademik untuk penataan kotak dan

nomenklatur rumah sakit.

(5) Pelaksanaan Hubungan Masyarakat (Humas) adalah kegiatan

dalam rangka penyebaran informasi terkait Pelayanan Kesehatan yang dilaksanakan melalui :

Penyusunan dan penerbitan warta, pemantauan dan evaluasi

penanganan pengaduan masyarakat/opini publik, Peliputan

kegiatan kehumasan, fasilitasi peningkatan kapasitas kehumasan

bidang Pelayanan Kesehatan, Rapat koordinasi kehumasan rumah

sakit, penyelenggaraan pameran kesehatan dan penyebaran

informasi, workshop pendokumentasian dan penyebaran informasi,

penyusunan buku profil Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan

dapat dilaksanakan. Sedangkan kegiatan fasilitas pelayanan publik

tidak dapat dilaksanakan.

45 Laporan Akuntabilitas Kinerja Sekretariat Ditjen Pelayanan Kesehatan Tahun 2016

3) Permasalahan

• Dalam pelaksanaan kegiatan penyusunan rancangan peraturan

bidang pelayanan kesehatan, penanganan kasus hukum, dugaan

malpraktek, SOP-AP, penataan organisasi dan humas ada beberapa

kegiatan yang tidak dapat dilaksanakan yang disebabkan adanya

kebijakan self blocking dari pemerintah. Sehingga pencapaian target

yang ada dalam RKA-KL tidak tercapai seluruhnya.

• Untuk penyusunan rancangan peraturan bidang yankes, belum dapat

dibuatkan rancangan peraturannya karena masih memerlukan

perubahan substansi dari unit teknis.

• Kegiatan penanganan kasus masalah hukum dan dugaan

malpraktek tidak dapat diikuti semua proses hukum/undangan

seluruhnya. Penanganan lebih difokuskan terhadap masalah yang

sudah mencapai tingkat pengadilan atau menyangkut kasus hukum

di Unit Pelaksana Teknis.

• Untuk SOP-AP belum semua produk pekerjaan memiliki SOP-AP,

sehingga untuk tahun 2016 kegiatan lebih difokuskan kepada

penyempurnaan SOP-AP yang ada berdasarkan Peraturan Menteri

Kesehatan RI Nomor 64 Tahun 2015 tentang Struktur dan Tata Kerja

Kementerian Kesehatan.

• Menindaklanjuti Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 64 Tahun

2015 tentang Struktur dan Tata Kerja Kementerian Kesehatan adalah

dilakukannya penataan UPT di lingkungan Direktorat Jenderal

Pelayanan Kesehatan, namun pada Tahun 2016 pelaksanaan

penataan UPT di lingkungan Direktorat Jenderal Pelayanan

Kesehatan belum dapat diselesaikan seluruhnya. Pelaksanaan

penataan UPT di lingkungan Direktorat Jenderal Pelayanan

Kesehatan baru terbatas pada penyampaian naskah akademik ke

biro hukor untuk penyeragaman jumlah kebutuhan jabatan struktural

dan nomenklatur Rumah Sakit Umum dan Rumah Sakit Khusus.

46 Laporan Akuntabilitas Kinerja Sekretariat Ditjen Pelayanan Kesehatan Tahun 2016

4) Usulan Pemecahan Masalah

• Subbag Peraturan Perundang-undangan akan melakukan konsolidasi

dengan unit teknis, hendaknya dokumen yang akan dikirim sudah

siap substansinya untuk dapat dibuatkan legal drafter.

• Kegiatan penanganan kasus masalah hukum dan dugaan malpraktek

perlu di tambah SDM yang mempunyai kompetensi hukum dan

mampu mengikuti proses sidang.

• Subbag Organisasi dan Tatalaksana akan lebih mengintensifkan

pembuatan SOP-AP terhadap produk kegiatan yang belum ada.

• Diperlukan kebijakan stakeholder untuk penentuan jumlah kebutuhan

jabatan struktural yang ada di Rumah Sakit serta dilakukannya

sosialisasi.

5) Realisasi Anggaran: Bagian Hukum, Organisasi dan Human pada tahun 2016 mendapatkan

alokasi awal sebesar Rp. 14.588.729.000,-, kemudian terdapat self

blocking sebesar Rp. 6.948.867.000,- sehingga alokasi yang bisa

digunakan sebesar Rp. 7.639.862.000,- dengan realisasi sebesar Rp.

6.652.154.204,- (87%).

d. Bagian Keuangan 1) Sasaran/Indikator Kegiatan

Terlaksananya pengelolaan urusan keuangan dan barang milik Negara

2) Pencapaian Tabel 11. Pencapaian Bagian Keuangan dan Barang Milik Negara

Target Capaian % Alokasi AkhirAlokasi yang bisa

digunakan Realisasi %

1 Pembinaan Bidang Perbendaharaan 37 34 92 1,930,180,000 1,140,963,000 776,992,827 68 2 Penyelesaian Tindak Lanjut Temuan BPK,BPKP, dan Itjen 80 41 51 3,927,383,000 2,618,668,000 1,295,347,444 49

3Peningkatan Pemahaman SDM Pengelola Keuangan Dalam Bidang Perbendaharaan 1 1 100 - - -

4 Honorarium Penanggung Jawab Pengelola Anggaran 1 1 100 277,080,000 277,080,000 275,880,000 100 5 Honorarium Pengelola Sistem Akuntansi Instansi 1 1 100 40,800,000.00 40,800,000.00 39,900,000 98

6Penyelenggaraan Akuntansi Keuangan (SAK) dan Penyusunan Laporan Keuangan dan Barang UAPPA/B-E1 Ditjen Yankes 1 1 100 10,563,426,000 6,563,619,000 6,498,172,407 99

7 Lintas Program/Lintas Sektor Kegiatan Bagian Keuangan 1 1 100 284,145,000 32,465,000 20,951,500 65 8 Evaluasi Laporan Keuangan Tahun 2015 1 1 100 40,400,000 13,400,000 7,473,000 56

9Pengumpulan Data dan Percepatan Penyelesaian Piutang dan Utang 1 1 100 837,899,000 491,689,000 477,440,850 97

10 Pengumpulan Data dalam rangka Penyusunan Laporan BMN dan Pendampingan Penatausahaan BMN di Lingkungan Ditjen Yankes

1 1 100 388,400,000 388,400,000 372,032,900 96

11 Fasilitasi Usulan Penghapusan BMN di Lingkungan Ditjen Yankes 1 1 100 242,958,000 84,363,000 80,607,925 96

12Penyelesaian Masalah Administrasi dan Percepatan Hibah BMN di Lingkungan Ditjen Yankes 1 1 100 6,523,152,000 2,812,148,000 2,812,146,492 100

13 Pelaksanaan BMN Lintas Program/ Lintas Sektor 1 1 100 324,500,000 59,709,000 59,708,100 100 14 Inventarisasi Aset Kantor Pusat 1 1 100 62,750,000 23,031,000 23,030,800 100

129 87 67 25,443,073,000 14,546,335,000 12,739,684,245 88

NO INDIKATORKeluaran Anggaran

TOTAL

47 Laporan Akuntabilitas Kinerja Sekretariat Ditjen Pelayanan Kesehatan Tahun 2016

Pada tahun 2016 Bagian Keuangan dan BMN melaksanakan 14

kegiatan dengan hasil sebagai berikut:

(1) Pembinaan Bidang Perbendaharaan, keseluruhan Kegiatan dapat

terlaksana dengan hasil sebagai berikut :

• Validasi Data Keuangan dan BMN (Samsat Pelaksanaan

Anggaran Bagian Keuangan) dari target yang ingin dicapai dalam

12 laporan dan realisasi pelaksanaannya 11 laporan adalah

terselesaikannya pemeriksaan kas intern dan penyusunan laporan

pelaksanaan anggaran di lingkungan Direktorat Jenderal

Pelayanan Kesehatan, meningkatnya pemahaman SDM di

lingkungan Kantor Pusat Ditjen Pelayanan Kesehatan dalam

mengelola dan mempertanggungjawabkan Anggaran Pendapatan

dan Belanja Negara.

• Implementasi Sistem Aplikasi Sakti/Simponi di lingkungan Ditjen

Pelayanan Kesehatan (Sosialisasi dan Evaluasi Sistem Aplikasi

Sakti/Simponi) dengan Indikator tersosialisasinya implementasi

Sistem Aplikasi Sakti/Simponi di lingkungan Kantor Pusat Ditjen

Pelayanan Kesehatan dan terbaginya Kewenangan dalam Sistem

Aplikasi Sakti/Simponi tidak dapat terlaksana dan mencapai target

dikarenakan adanya efisiensi anggaran

• Implementasi Integrasi SPP Online KP dilingkungan Ditjen

Pelayanan Kesehatan dengan target yang ingin dicapai dalam 1

laporan adalah terintegrasinya SPP, SILABI, dan SPM secara

online, terbaginya kewenangan dalam aplikasi sistem aplikasi

satker, terbentuknya tim pengelolaan jaringan SPP online di

lingkungan kantor pusat Ditjen Pelayanan Kesehatan kegiatan

tersebut telah dilaksanakan. Namun hasil dari kegiatan tersebut

belum mencapai hasil yang maksimal dikarenakan sarana dan

prasarana untuk mendukung implementasi integrasi SPP online

KP termasuk sumber daya manusianya belum siap

48 Laporan Akuntabilitas Kinerja Sekretariat Ditjen Pelayanan Kesehatan Tahun 2016

• Finalisasi draft SOP Bidang Perbendaharaan dengan target yang

ingin dicapai dalam 1 laporan adalah tersusunnya Standar

Prosedur Operasional bidang pengelolaan keuangan di lingkungan

Sekretariat Ditjen Pelayanan Kesehatan.

• Koordinasi Lintas Program/Sektor dengan target yang ingin dicapai

dalam 1 laporan adalah tersusunnya laporan keuangan

pertanggungjawaban pengelola keuangan Negara tepat waktu,

benar dan berkualitas baik, meningkatnya kemampuan para

pengelola pertanggungjawaban keuangan negara, meningkatkan

pemahaman dan keahlian petugas pengelola keuangan di

lingkungan Setditjen Yankes hasil yang dicapai para pengelola

keuangan dapat lebih mahir, handal dan cermat dalam bidang

pertanggungjawaban

• Bimbingan Teknis Perbendaharaan dengan target yang ingin

dicapai dalam 20 laporan adalah dengan meningkatnya

kemampuan bendahara di lingkungan UPT Vertikal Direktorat

Jenderal Pelayanan Kesehatan, meningkatnya pemahaman dan

keahlian petugas pengelola keuangan di lingkungan UPT Vertikal

Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan hasil yang dicapai

Bendahara dan pengelola keuangan mahir dan handal dalam

bidang perbendaharaan.

2) Penyelesaian Tindak Lanjut Temuan BPK, BPKP dan Itjen

• Percepatan Penyelesaian Tindak Lanjut Temuan BPK, BPKP dan

Itjen dengan target 40 jumlah laporan Hasil Pemeriksaan di

lingkungan Ditjen Pelayanan Kesehatan yang ditindaklanjuti sesuai

dengan rekomendasi Aparat Pengawas Fungsional (APF) terkait

dan dinyatakan selesai sesuai saran, hasil yang dicapai adalah 15

jumlah laporan.

• Pengumpulan Data Dalam Rangka Penyelesaian Temuan Hasil

Pemeriksaan dengan target 40 jumlah data yang dikumpulkan dari

hasil pemeriksaan di lingkungan Ditjen Pelayanan Kesehatan yang

ditindaklanjuti sesuai dengan rekomendasi Aparat Pengawas

49 Laporan Akuntabilitas Kinerja Sekretariat Ditjen Pelayanan Kesehatan Tahun 2016

Fungsional (APF) terkait dan dinyatakan selesai sesuai saran dan

hasil yang dicapai adalah 26 Laporan

3) Peningkatan Pemahaman SDM Pengelola Keuangan dalam bidang

perbendaharaan yaitu diklat bendahara pengeluaran dan diklat

bendahara penerima dengan target yang ingin di capai dalam 2

laporan adalah meningkatnya kemampuan bendahara di lingkungan

Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan dan meningkatnya

pemahaman dan keahlian petugas pengelola keuangan di lingkungan

Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan namun kegiatan tersebut

tidak dapat terlaksana dan mencapai target dikarenakan adanya

efisiensi anggaran (Self Blocking)

4) Honorarium Penanggungjawab Pengelola Anggaran target yang telah

dicapai dalam 12 dokumen adalah terbayarnya honor penanggung

jawab pengelola keuangan Sekretariat Ditjen Pelayanan Kesehatan

tahun 2016 sesuai dengan besarannya dan tepat pada waktunya

5) Honorarium Sistem Akuntansi Instansi pembayaran honorarium

kepada pengelola SAI (SAIBA dan SIMAK-BMN) Eselon I setiap satu

bulan sekali, dimana nominal honor disesuaikan dengan Standar

Biaya Masukan (SMB) 2016.

6) Penyelenggaraan Akuntansi Keuangan (SAK) dan Penyusunan

Laporan Keuangan dan Barang UAPPA/B-E1 Ditjen Pelayanan

Kesehatan dengan target setiap satuan kerja pengelola dana

program UKP dapat melaksanakan akuntansi sesuai dengan

software aplikasi akuntansi keuangan yang dikeluarkan oleh

Kementerian Keuangan RI, Setiap satuan kerja pengelola dana

program UKP dapat menyusun laporan keuangan, data keuangan

dana program UKP dapat tersaji secara cepat dan akurat hasil yang

dicapai adalah laporan keuangan baik tingkat satker maupun tingkat

Ditjen Pelayanan Kesehatan selaku UAPPA-E1, secara triwulan

maupun semester dan tahunan. Sementara Laporan Barang Milik

Negara disampaikan setiap Semester I dan Tahunan

7) Lintas Program/Lintas Sektor Bagian Keuangan dengan target

terkoordinasinya pengelolaan pertanggungjawaban keuangan di

lingkungan Setditjen Pelayanan Kesehatan, meningkatkan

50 Laporan Akuntabilitas Kinerja Sekretariat Ditjen Pelayanan Kesehatan Tahun 2016

Pemahaman, Pengetahuan Pengelola Keuangan, sehingga hasil

yang dicapai adalah terlaksananya tugas pengelolaan

pertanggungjawaban keuangan di lingkungan Setditjen Pelayanan

kesehatan yang menjadi Lancar dan para pengelola keuangan dapat

lebih mahir, handal dan cermat dalam bidang pertanggungjawaban

8) Evaluasi Laporan Keuangan Tahun 2015 dengan target menyusun

Buku Evaluasi Laporan Keuangan Tahun 2015 di lingkungan

Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan sesuai dengan ketentuan

yang berlaku setiap tahunnya, Dari buku tersebut di atas dapat

terlihat sampai sejauh mana daya serap dari dana yang telah

dialokasikan selama tahun 2015, untuk menjadi proyeksi / gambaran

di tahun 2016 hasil yang dicapai tersusunnya Buku Evaluasi Laporan

Keuangan Tahun 2015, yang datanya diambil dari Laporan SAI,

PARS, PNBP, DIPA, Piutang Pasien, Penghapusan Dokumen,

PP.RS.BLU, Tarif dan Jamkesmas dilingkungan Ditjen Pelayanan

Kesehatan

9) Pengumpulan Data dan Percepatan Penyelesaian Piutang dan Utang

dengan target Menyusun Buku Laporan Kegiatan dari laporan

tersebut di atas dapat terlihat bagaimana penyelesaian masalah

piutang dan utang yang ada di Kementerian Kesehatan hasil yang

dicapai tersusunnya laporan kegiatan pengumpulan data dan

percepatan penyelesaian piutang dan utang Kementerian Kesehatan

RI

10) Pengumpulan Data dalam rangka Penyusunan Laporan BMN dan

Pendampingan Penatausahaan BMN di lingkungan Ditjen Yankes

yang menghasilkan 1 dokumen berupa laporan SIMAK BMN untuk

semester I dan semester II.

11) Fasilitasi Usulan Penghapusan BMN di Lingkungan Ditjen Yankes

yang menghasilkan 1 dokumen seperti SK Panitia Penghapusan

BMN Satker Vertikal dan Rekomendasi Penghapusan BMN Satker

Vertikal.

12) Penyelesaian Masalah Administrasi dan Percepatan Hibah BMN di

lingkungan Ditjen Yankes yang menghasilkan 1 dokumen seperti

Usulan Hibah PMK 104 (Penerimaan hibah yang berasal dari dana

51 Laporan Akuntabilitas Kinerja Sekretariat Ditjen Pelayanan Kesehatan Tahun 2016

DK/TP sebelum tahun 2011 dan Usulan Hibah PMK 111

(Penerimaan hibah yang berasal dari dana DK/TP sesudah tahun

2011.

13) Pelaksanaan BMN Lintas Program/ Lintas Sektor yang menghasilkan

1 dokumen seperti hasil rekonsiliasi data BMN seperti Hibah DK/TP

atau dropping, PSP, rumah negara, dan penghapusan BMN bersama

Biro Keuangan Setjen Kemenkes.

14) Inventarisasi Aset Kantor Pusat yang menghasilkan 1 dokumen

berupa reinventarisasi dan cek fisik aset kantor pusat dilingkungan

Ditjen Yankes, dengan adanya SOTK baru, maka ada satker yang

pindah seperti Direktorat Kesehatan Jiwa dan satker terlikuidasi

seperti Direktorat Keperawatan.

3) Permasalahan

• Penyelenggaraan Akuntansi Keuangan (SAK) dan Penyusunan

Laporan Keuangan dan Barang UAPPA/B-E1 Ditjen Pelayanan

Kesehatan:

- Pada pelaksanaan kegiatan penyusunan Laporan Keuangan dan

Laporan BMN Eselon I Ditjen Pelayanan Kesehatan harus

berkoordinasi dengan Biro Keuangan dan BMN serta Itjen sehingga

tidak bisa menentukan tempat kegiatan sendiri.

- Tidak semua peserta undangan hadir dalam pertemuan

Penyusunan Laporan Keuangan dan BMN Tahun 2015

• Dikarenakan ada efisiensi maka kegiatan yang semula direncanakan

3x pertemuan menjadi 1 pertemuan.

• Staf Subbag Pengelolaan BMN yang terbatas (kurang SDM), dengan

jumlah beban kerja dan jumlah satker kurang lebih 1.173 Satker.

• Tempat penyimpanan berkas Hibah yang sangat banyak dan masih

aktif, namun tidak tersedia tempat yang memadai sehingga banyak

berkas yan berantakan dan ada beberapa yang tidak ditemukan.

52 Laporan Akuntabilitas Kinerja Sekretariat Ditjen Pelayanan Kesehatan Tahun 2016

4) Upaya Pemecahan Masalah

• Melakukan pelatihan kepada para peserta Akuntansi Keuangan (SAK)

dan Penyusunan Laporan Keuangan dan Barang UAPPA/B-E1 Ditjen

Pelayanan Kesehatan demi meningkatkan pemahaman dalam

Penyusunan Laporan Keuangan

• Perencanaan RKAKL TA 2017 lebih disesuaikan dengan kebutuhan

tupoksi.

• Memprioritaskan kegiatan yang menunjang tugas pokok dan fungsi

Subbag Verifikasi dan Akuntansi

• Merencanakan kegiatan dengan lebih baik dan detil

• Perencanaan RKAKL TA 2017 yang lebih disesuaikan dengan

kebutuhan tupoksi.

• Penambahan Staf Subbag Keuangan dan BMN

• Membentuk ULT Bagian Keuangan dan BMN (perwakilan setiap

subbag dan diberlakukan sistem jadwal piket).

• Diperlukannya Aplikasi Sistem Monitoring BMN yang bisa di akses

oleh satker untuk mengetahui progres usulan hibah, PSP dan

penghapusan BMN.

• Ruang penyimpanan khusus dan kontrol pada orang tertentu atau

menggunakan jasa pihak ketiga.

5) Realisasi Anggaran Bagian Keuangan dan BMN pada tahun 2016 mendapatkan alokasi awal

sebesar Rp. 26.263.565.000,-, kemudian terdapat self blocking sebesar

Rp. 13.378.929.000,- sehingga alokasi yang bisa digunakan sebesar Rp.

12.884.636.000,- dengan realisasi sebesar Rp. 12.739.684.245,- (99%)

B. REALISASI ANGGARAN

53 Laporan Akuntabilitas Kinerja Sekretariat Ditjen Pelayanan Kesehatan Tahun 2016

Tabel 12. Alokasi dan Realisasi Anggaran Sekretariat Ditjen Pelayanan Kesehatan perbagian

Sumber data : SPAN 03 Februari 2017

Pada tahun 2016 Sekretariat Ditjen Pelayanan Kesehatan mendapatkan alokasi

akhir Rp. 274.271.133.000,- dan ada self blocking sebesar Rp. 80.202.020.000,-

sehingga alokasi yang bisa digunakan sebesar Rp. 194.069.113.000,- dengan

realisasi sampai dengan tanggal 31 Desember 2016 sebesar Rp.

151.380.988.240,- (78%). Persentase realisasi anggaran perbagian yang paling

rendah adalah Bagian Hukormas. Realisasi layanan perkantoran rendah (73%)

karena hal ini disebabkan adanya kelebihan belanja pegawai dan renovasi belum

dilaksanakan yang berdampak pada realisasi anggaran Sekretariat Ditjen

Pelayanan Kesehatan.

Tabel 13. Alokasi dan Realisasi Anggaran Sekretariat Ditjen Pelayanan Kesehatan Tahun 2016 Berdasarkan Jenis Belanja

No Jenis Belanja Alokasi Akhir Alokasi yang bisa digunakan Realisasi %

1 Pegawai 166.189.535.000 141.475.858.000 100.965.512.701 712 Barang 105.111.298.000 50.684.095.000 48.690.338.779 963 Modal 2.970.300.000 1.909.160.000 1.725.136.760 90

274.271.133.000 194.069.113.000 151.380.988.240 78Total Sumber data : SPAN 03 Februari 2017

Persentase realisasi anggaran berdasarkan jenis belanja yang paling rendah

adalah belanja pegawai. Kelebihan alokasi belanja pegawai disebabkan oleh :

- kenaikan gaji pegawai tahun 2016 tidak sesuai dengan prediksi

- maladministrasi mutasi pegawai CPNS/PNS yang status kepegawaiannya di

sekretariat Jenderal, sedangkan perencanaan gaji UPT sudah mengakomodir

rencana pemindahan/mutasi CPNS/PNS

- kenaikan tunjangan kinerja pegawai tahun 2016 tidak sesuai dengan rencana

kenaikan 80%.

- Kelebihan penganggaran transito gaji.

No Bagian Alokasi Akhir Alokasi yang bisa digunakan Realisasi %

1 Program dan Informasi 40.704.564.000 14.951.098.000 14.074.133.856 942 Keuangan dan Barang Milik Negara 26.263.565.000 12.884.636.000 12.739.684.245 993 Hukum, Organisasi dan Hubungan Masyarakat 14.588.729.000 7.639.862.000 6.652.154.204 874 Kepegawaian dan Umum 12.073.360.000 9.275.576.000 9.197.848.414 995 Layanan Perkantoran 178.656.635.000 149.317.941.000 108.717.167.521 736 Output Cadangan 1.984.280.000 0 0 0

274.271.133.000 194.069.113.000 151.380.988.240 78Total

54 Laporan Akuntabilitas Kinerja Sekretariat Ditjen Pelayanan Kesehatan Tahun 2016

Tabel 14. Alokasi dan Realisasi Anggaran Sekreriat Ditjen Pelayanan Kesehatan Yang Mendukung Langsung Pencapaian Indikator Kinerja Tahun 2016 No Indikator Alokasi Realisasi % 1 Persentase Monitoring dan

evaluasi yang terintegrasi berjalan efektif

Rp.1.068.260.000,-

Rp.1.058.318.578,-

99

2 Persentase satker yang mendapatkan alokasi anggaran sesuai dengan kriteria prioritas

Rp.1.397.907.000,-

Rp.1.372.137.322,-

98

3 Persentase UPT Vertikal yang dibina dengan indeks kinerja yang baik sesuai dengan kontrak kinerja

Rp. 404.749.000,-

Rp.393.619.498,-

97

Total Rp.2.870.916.000,- Rp.2.824.075.398,- 98

Sumber data : SPAN 03 Februari 2017

Sekretariat Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan telah mengalokasikan

anggaran sebesar Rp.2.870.916.000,- untuk mendukung pencapaian indikator

kinerja program dengan realisasi sebesar 98% (Rp.2.824.075.398,-). Alokasi

anggaran yang mendukung pencapaian indikator kinerja program sebesar 1,48%

dari total alokasi anggaran Sekretariat Ditjen Pelayanan Kesehatan tahun 2016.

Alokasi anggaran lainnya dipergunakan Sekretariat Ditjen Pelayanan Kesehatan

untuk mendukung pelaksanaan prioritas nasional dan tupoksinya (melaksanakan

koordinasi pelaksanaan tugas dan pemberian dukungan administrasi Direktorat

Jenderal Pelayanan Kesehatan).

C. SUMBER DAYA LAINNYA

1. SUMBER DAYA MANUSIA

Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan salah satu faktor yang sangat

penting bahkan tidak bisa dilepaskan dari sebuah organisasi atau institusi.

SDM dalam hal ini disebut sebagai pegawai merupakan faktor yang

mempengaruhi perkembangan organisasi atau dapat dikatakan sebagai

penggerak untuk mencapai tujuan organisasi tersebut. Keadaan Pegawai

Sekretariat Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan pada tanggal 31

55 Laporan Akuntabilitas Kinerja Sekretariat Ditjen Pelayanan Kesehatan Tahun 2016

Desember 2016 berjumlah 212 pegawai, yang dapat dilihat secara lebih rinci

pada tabel sebagai berikut :

Tabel 15. Distribusi Pegawai Sekretariat Ditjen Pelayanan Kesehatan berdasarkan golongannya

Berdasar tabel di atas maka golongan pegawai di Sekretariat Ditjen Pelayanan

Kesehatan yang terbanyak adalah golongan III, diikuti golongan II dan

golongan IV.

Tabel 15. Distribusi Pegawai Sekretariat Ditjen Pelayanan berdasarkan Tingkat Pendidikannya

Berdasarkan tabel diatas, tingkat pendidikan pegawai Sekretariat Ditjen

Pelayanan Kesehatan terbanyak adalah sarjana (S1), namun demikian masih

ada pegawai Sekretariat Ditjen Pelayanan Kesehatan yang berpendidikan SD,

SMP dan SMA yang perlu ditingkatkan pendidikan dan ketrampilannya.

I II III IV1. Bagian Program dan Informasi 0 4 42 42. Bagian Hukum, Organisasi, dan Hubungan Masyarakat 0 2 36 53. Bagian Keuangan dan Barang Milik Negara 0 10 40 14. Bagian Kepegawaian dan Umum 0 12 54 2

0 28 172 12

No Nama Satuan Organisasi

TOTAL

Golongan

S3 S2 S1 D III Aka-demi

SMA SMP SD

1.Bagian Program dan Informasi 0 11 18 6 0 15 0 0 50

2.Bagian Hukum, Organisasi, dan Hubungan Masyarakat 0 7 25 1 2 7 0 1 43

3.Bagian Keuangan dan Barang Milik Negara 0 2 30 10 1 7 1 0 51

4.Bagian Kepegawaian dan Umum 1 3 32 15 0 15 1 1 67

1 23 105 32 3 44 2 2 212TOTAL

No Nama Satuan OrganisasiPendidikan

Jumlah

56 Laporan Akuntabilitas Kinerja Sekretariat Ditjen Pelayanan Kesehatan Tahun 2016

2. SUMBER DAYA SARANA DAN PRASARANA

Pengelolaan Barang Milik Negara Sekretariat Ditjen Pelayanan Kesehatan

selama periode 1 Januari s/d 31 Desember 2016, dapat dilaporkan dalam

bentuk Intrakomtable, Ekstrakomtable, Gabungan Intrakomtable dan

Ekstrakomtable, Aset Tak Berwujud dan Konstruksi dalam pengerjaaan.

Adapun laporan perkembangan masing-masing Barang Milik Negara adalah

sebagai berikut :

a. BMN Intrakomtable

Posisi Awal ( 1 Januari 2016 ) : Rp. 832.615.380.425,-

Penambahan : Rp. 44.449.861.160,-

Pengurangan : Rp. 43.634.886.060,-

Posisi Akhir (31 Desember 2016) : Rp. 833.430.355.525 ,-

b. BMN Ekstrakomtable

Posisi Awal ( 1 Januari 2016 ) : Rp. 65.734.400,-

Penambahan : Rp. 0,-

Pengurangan : Rp. 0,-

Posisi Akhir ( 31 Desember 2016) : Rp. 65.734.400,-

c. BMN Gabungan Intra Dan Ekstra

Posisi Awal ( 1 Januari 2016 ) : Rp. 832.681.114.825,-

Penambahan : Rp. 44.449.861.160,-

Pengurangan : Rp. 43.634.886.060,-

Posisi Akhir ( 31 Desember 2016) : Rp. 840.595.664.132,-

d. BMN Aset Tak Berwujud

Posisi Awal ( 1 Januari 2016 ) : Rp. 15.698.901.270,-

Penambahan : Rp. 0,-

Pengurangan : Rp. 0,-

Posisi Akhir ( 31 Desember 2016) : Rp. 15.698.901.270,-

57 Laporan Akuntabilitas Kinerja Sekretariat Ditjen Pelayanan Kesehatan Tahun 2016

Berdasarkan hasil laporan posisi barang milik negara Sekretariat Direktorat

Jenderal Pelayanan Kesehatan berdasarkan Neraca sampai dengan 31

Desember 2016 tercatat bruto sebesar Rp. 856.215.675.121,- dan Netto

sebesar Rp. 64.005.293.638,- dengan angka penyusutan sebesar Rp.

792.210.381.483,- (Sumber : SIMAKBMN UAPPBE1 Sekretariat Ditjen

Yankes per 31 Desember 2016).

58 Laporan Akuntabilitas Kinerja Sekretariat Ditjen Pelayanan Kesehatan Tahun 2016

BAB IV PENUTUP

Laporan Akuntabilitas Kinerja ini merupakan media untuk menyampaikan

pertanggungjawaban kinerja Sekretariat Ditjen Pelayanan Kesehatan kepada

Direktur Jenderal Pelayanan Kesehatan, dan seluruh pemangku kepentingan baik

yang terkait langsung maupun tidak langsung selama periode 1 Januari sampai

dengan 31 Desember 2016.

Tahun 2016 merupakan tahun kedua pelaksanaan Rencana Strategis Kementerian

Kesehatan (Renstra Kemenkes), serta tahun pertama perubahan dari Ditjen Bina

Upaya Kesehatan menjadi Ditjen Pelayanan Kesehatan. Secara umum dapat

disimpulkan bahwa Sekretariat Ditjen Pelayanan Kesehatan pada tahun 2016

berhasil mencapai target yang telah ditetapkan dalam Perjanjian Kinerja antara

Direktur Jenderal Pelayanan Kesehatan dengan Sekretaris Ditjen Pelayanan

Kesehatan.

Pencapaian pada tahun 2016 ini diharapkan dapat menjadi parameter agar

kegiatan-kegiatan di masa mendatang dapat dilaksanakan secara lebih efektif dan

efisien. Sedangkan hal-hal yang menghambat tercapainya target salah satunya

adalah adanya efisiensi anggaran, namun demikian hal tersebut dapat ditemukan

solusi serta alternatif penyelesaiannya dengan mengedepankan profesionalisme di

lingkungan Sekretariat Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan.

Mengingat target akhir pembangunan jangka menengah masih cukup besar, maka,

maka pada tahun 2017 Sekretariat Ditjen Pelayanan Kesehatan harus melakukan

teroboson inovatif yang berguna untuk mengejar ketertinggalan dan mempercepat

pencapaian target yang telah ditetapkan. Hal ini dapat dilakukan dengan

perencanaan yang baik dan pengimplementasian kegiatan yang konsisten dengan

perencanaan tersebut

59 Laporan Akuntabilitas Kinerja Sekretariat Ditjen Pelayanan Kesehatan Tahun 2016

Lampiran 1 Perjanjian Kinerja Sekretariat Ditjen Pelayanan Kesehatan

60 Laporan Akuntabilitas Kinerja Sekretariat Ditjen Pelayanan Kesehatan Tahun 2016

61 Laporan Akuntabilitas Kinerja Sekretariat Ditjen Pelayanan Kesehatan Tahun 2016

Lampiran 2 Daftar hasil evaluasi Laporan Akuntanbilitas Kinerja UPT Vertikal

NO SATKER NILAI KATEGORI INTEPRETASI

1 RSOP Dr. Soeharso 99,38 AA sangat memuaskan 2 RS Cipto Mangunkusumo 98,95 AA sangat memuaskan 3 RSUP Wahidin Sudiro Husodo 98,73 AA sangat memuaskan 4 RS Fatmawati 98,06 AA sangat memuaskan 5 RS Persahabatan 97,65 AA sangat memuaskan 6 RS Sardjito Yogyakarta 97,12 AA sangat memuaskan 7 RSAB Harapan Kita 96,96 AA sangat memuaskan 8 RS Mata Cicendo 96,89 AA sangat memuaskan

10 RS Kanker Dharmais 96,30 AA sangat memuaskan 9 RS Hasan Sadikin Bandung 96,24 AA sangat memuaskan

11 BBLK Palembang 95,71 AA sangat memuaskan 12 RSJKD Harapan Kita 95,33 AA sangat memuaskan 13 BPFK Jakarta 95,31 AA sangat memuaskan 14 RS Kariadi Semarang 95,22 AA sangat memuaskan 15 BKMM Makassar 95,11 AA sangat memuaskan 17 RS Soeradji Klaten 94,88 AA sangat memuaskan 16 RS Hoesin Palembang 94,73 AA sangat memuaskan 18 RSP Rotinsulu 94,01 AA sangat memuaskan 19 RS Jiwa Soeharto H 93,63 AA sangat memuaskan 20 RSUP Sanglah 93,60 AA sangat memuaskan 21 RSPG Cisarua 93,57 AA sangat memuaskan 22 RSKO Jakarta 93,53 AA sangat memuaskan 23 RS Soerojo Magelang 93,49 AA sangat memuaskan 24 BPFK Surabaya 93,33 AA sangat memuaskan 25 RSJ Radjiman 93,23 AA sangat memuaskan 26 RS Marzuki Mahdi 93,15 AA sangat memuaskan 27 BBLK Surabaya 93,14 AA sangat memuaskan 28 RS Sitanala Tangerang 92,19 AA sangat memuaskan 29 RS Kandou 92,02 AA sangat memuaskan 30 BPFK Makassar 91,94 AA sangat memuaskan 31 LPFK Surakarta 91,86 AA sangat memuaskan 32 LPFK Banjarbaru 91,46 AA sangat memuaskan 33 BBKPM Bandung 91,27 AA sangat memuaskan 34 BBLK Makassar 91,15 AA sangat memuaskan 35 RSPI Sulianti Saroso 91,08 AA sangat memuaskan 36 RS Stroke Nasional 90,27 AA sangat memuaskan 37 BBKPM Surakarta 88,31 A memuaskan

62 Laporan Akuntabilitas Kinerja Sekretariat Ditjen Pelayanan Kesehatan Tahun 2016

NO SATKER NILAI KATEGORI INTEPRETASI

38 BBLK Jakarta 86,36 A memuaskan39 RSUP Adam Malik 85,02 A memuaskan40 RS PON 83,37 A memuaskan41 RSUP Dr. M. Djamil 82,33 A memuaskan42 RS Kusta Dr. Rivai Abdullah 81,02 A memuaskan43 RS Kusta Makassar 80,37 A memuaskan44 BPFK Medan 79,88 BB sangat baik45 RS Ario Wirawan 78,36 BB sangat baik46 BBKPM Makassar 77,25 BB sangat baik47 Unit Pelayanan Kesehatan 76,96 BB sangat baik48 RSUP Ratatotok Buyat 74,68 BB sangat baik49 BKMM Cikampek 68,92 B baik