KATA PENGANTAR - matakuliahumumku.files.wordpress.com · observasi partisipatif sebagai metode...

59
1 KATA PENGANTAR Modul kecil ini merupakan usaha pengembangan program pembelajaran Pendidikan Agama Katolik. Kami membuatnya dalam rangka pendampingan eksposure dalam kelas Agama Katolik. Dengan demikian, kami tidak bermaksud untuk mempublikasikan sebagai kajian ilmiah. Modul ini bukanlah buku teoritis apalagi teologis dogmatis. Buku ini adalah pegangan praktis tentang bagaimana orang lain untuk mengalami iman dalam konteks. Maka, buku ini pun bersifat „sementara‟. Karena itu, beberapa catatan kaki bisa jadi terlupakan. Artinya, dari pengalaman proses pengalaman pembelajaran, buku pegangan ini bisa berubah dan berkembang. Dalam penyusunan buku pengembangan pembelajaran pendidikan Agama ini, kami terbantu dan banyak belajar dari modul eksposure yang dibuat oleh Saudara Cosmas Lili Alika, S. Pd., M. Hum., Lic. Th dan perjumpaan dengan rekan tim dosen Agama Katolik di lingkungan Unpar, terkhusus Lembaga Kajian Humaniora. Untuk semua itu dan kepada semua pihak, kami ucapkan terima kasih, terkhusus Rm. Fabie dan Bpk Rudi atas kepercayaannya. Akhirnya, kami menyadari banyak hal yang masih harus diperhatikan. Oleh karena itu, modul eksposure ini terbuka untuk kritik dan saran konstruktif demi pengembangan pendidikan Agama Katolik di pendidikan tinggi. Yusuf Siswantara, S.S., M. Hum

Transcript of KATA PENGANTAR - matakuliahumumku.files.wordpress.com · observasi partisipatif sebagai metode...

Page 1: KATA PENGANTAR - matakuliahumumku.files.wordpress.com · observasi partisipatif sebagai metode eksposure, lingkaran pastoral, dan teknis eksposure. 8 . 9 BAGIAN I ... Yang dimaksud

1

KATA PENGANTAR

Modul kecil ini merupakan usaha pengembangan program

pembelajaran Pendidikan Agama Katolik. Kami membuatnya

dalam rangka pendampingan eksposure dalam kelas Agama

Katolik. Dengan demikian, kami tidak bermaksud untuk

mempublikasikan sebagai kajian ilmiah.

Modul ini bukanlah buku teoritis apalagi teologis dogmatis.

Buku ini adalah pegangan praktis tentang bagaimana orang lain

untuk mengalami iman dalam konteks. Maka, buku ini pun

bersifat „sementara‟. Karena itu, beberapa catatan kaki bisa jadi

terlupakan. Artinya, dari pengalaman proses pengalaman

pembelajaran, buku pegangan ini bisa berubah dan berkembang.

Dalam penyusunan buku pengembangan pembelajaran

pendidikan Agama ini, kami terbantu dan banyak belajar dari

modul eksposure yang dibuat oleh Saudara Cosmas Lili Alika, S.

Pd., M. Hum., Lic. Th dan perjumpaan dengan rekan tim dosen

Agama Katolik di lingkungan Unpar, terkhusus Lembaga Kajian

Humaniora. Untuk semua itu dan kepada semua pihak, kami

ucapkan terima kasih, terkhusus Rm. Fabie dan Bpk Rudi atas

kepercayaannya.

Akhirnya, kami menyadari banyak hal yang masih harus

diperhatikan. Oleh karena itu, modul eksposure ini terbuka

untuk kritik dan saran konstruktif demi pengembangan

pendidikan Agama Katolik di pendidikan tinggi.

Yusuf Siswantara, S.S., M. Hum

Page 2: KATA PENGANTAR - matakuliahumumku.files.wordpress.com · observasi partisipatif sebagai metode eksposure, lingkaran pastoral, dan teknis eksposure. 8 . 9 BAGIAN I ... Yang dimaksud

2

Page 3: KATA PENGANTAR - matakuliahumumku.files.wordpress.com · observasi partisipatif sebagai metode eksposure, lingkaran pastoral, dan teknis eksposure. 8 . 9 BAGIAN I ... Yang dimaksud

3

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

PENDAHULUAN

BAGIAN I: DASAR-DASAR PEMAHAMAN

BAB I. WAHYU-IMAN: Gerak Dialogis Allah-Manusia

(tematik eksposure 1)

Bab II.Iman dan Agama (tematik eksposure 2)

Bab III.Kitab Suci dan Tradisi Suci (tematik eksposure 3)

Bab IV. Gereja dan Ajaran Sosial Gereja (tematik eksposure 4)

BAGIAN II. DASAR-DASAR EKSPOSURE

Bab V. Mengenal Metode Sosial

Bab VI. Penjelasan metode Eksposure

Bab VII. Metode Observasi (Beberapa Catatan Tambahan)

DAFTAR BACAAN

Page 4: KATA PENGANTAR - matakuliahumumku.files.wordpress.com · observasi partisipatif sebagai metode eksposure, lingkaran pastoral, dan teknis eksposure. 8 . 9 BAGIAN I ... Yang dimaksud

4

Page 5: KATA PENGANTAR - matakuliahumumku.files.wordpress.com · observasi partisipatif sebagai metode eksposure, lingkaran pastoral, dan teknis eksposure. 8 . 9 BAGIAN I ... Yang dimaksud

5

PENDAHULUAN

a. Pengantar: Buku ini adalah buku kerja atau buku pegangan.

Sebagaimana dimaksudkan, bagian ini berisi tentang

petunjuk praktis dan hal-hal penting yang harus dipahami

sebelum menjalankan kegiatan eksposure sebagai media

pembelajaran. Karena sifat praktis ini, maka paparan berikut

lebih banyak menjawab pertanyaan: apa yang harus saya lakukan,

dan bukan mengapa saya melakukan ini atau itu. Karena

kepraktisannya, semua peserta didik diharapkan mencermatinya

dan memahami.

b. Metode Pendidikan bottom-up dan pengalaman-teori.

Pemahaman pertama yang harus dipunyai semua peserta

didik adalah metode pendidikan. Supaya memudahkan

pemahaman, kita sebut saja „metode lama‟ dan metode baru.

Pertama, metode lama. Sangat umum dan sudah biasa (bahkan

menjadi kewajiban supaya suatu proses dapat disebut sebagai

„pendidikan‟) adalah bahwa pendamping (entah guru atau dosen)

dan peserta didik (siswa atau mahasiswa) bertemu di suatu

tempat (biasanya, kelas); pendamping memberikan bahan atau

materi, dan peserta didik mendengarkan-memahami-mengerti;

jika dianggap perlu, sessi tanya-jawab akan dibuka. Dalam proses

ini, peran aktif sepenuhnya ada di pihak pendamping. Lebih dari

itu, pendamping menjadi faktor penentu apakah proses

pendidikan bisa berjalan atau tidak. Hal ini tampak saat

pendamping tidak bisa datang dan peserta didik „berkreativitas

sendiri tanpa arah‟.

Dari sisi lain, peserta didik menjadi pihak pasif. Dalam

kepasifan itu, tersirat pesan bahwa „proses pendidikan bukanlah

Page 6: KATA PENGANTAR - matakuliahumumku.files.wordpress.com · observasi partisipatif sebagai metode eksposure, lingkaran pastoral, dan teknis eksposure. 8 . 9 BAGIAN I ... Yang dimaksud

6

urusanku‟. Karena pola lama ini juga, peserta didik hanya

menunggu „kapan masuk, kapan keluar kelas, kapan ujian, dan

kapan lulus‟. Materi pun dilihat hanya sebagai paparan teori yang

dalam kenyataannya pasti berbeda (kalau tidak bisa dikatakan

tidak berlaku). Sementara itu, tentang tanggungjawab, kita bisa

lihat bahwa walaupun tidak bisa dikatakan nol, hanya sedikit

sekali peserta didik yang sadar bahwa pendidikan (pinter atau

tidaknya si aku) pertama-tama adalah urusanku dan

tanggungjawabku.

Kedua, metode baru. Supaya jernih, kata „baru‟ dan „lama‟

hanyalah sebuah penamaan sebagaimana urutannya saja. Tidak

ada makna yang menyangkut isi metode. „Metode baru‟ dan

„metode lama‟ di sini sama dengan „metode satu‟ dan „metode

„dua‟. Dengan penjernihan ini, kita bisa melihat bahwa metode

baru ini adalah metode lama. Supaya jelas, mari kita lihat

perjalanan pendidikan.

Awalnya, pendidikan dimulai di alam terbuka. Peserta didik

adalah para pencari kebenaran yang ingin memenuhi rasa ingin

tahu-nya. Mereka mencari guru (orang yang bijaksana) dan

menjadikannya sang guru. Aktivitas terbesarnya adalah diskusi

dan berdialog. Topik diskusi dan dialog pun relevan dengan

kehidupan zamannya. Mereka melihat, berpikir kritis,

mempertanyakan, dan mencari jawab. Guru menjadi teman

pencarian, moderator diskusi, bidan yang melahirkan gagasan-gagasan

(menurut Sokrates). Misalnya, Sokrates melakukan

pendidikannya dengan berdiskusi dan berdialog sampai para

muridnya melahirkan sendiri kebenaran yang dicarinya.

Model a la Sokrates inilah yang dikatakan sebagai metode

baru. Peserta didik aktif, mencari, kritis, mempertanyakan, dan

menemukan jawabannya. Peserta didik menjadi pusat aktivitas

Page 7: KATA PENGANTAR - matakuliahumumku.files.wordpress.com · observasi partisipatif sebagai metode eksposure, lingkaran pastoral, dan teknis eksposure. 8 . 9 BAGIAN I ... Yang dimaksud

7

dan perhatian. Sementara itu, pendamping tetap memainkan

peran sebagai moderator dalam segala aktivitas. Dalam beberapa

kesempatan, materi tetap diberikan sebagai bahan diskusi, dan

arah pendampingan tetap ditentukan secara tegas dan jelas.

Pendidikan agama selayaknya ditempatkan dalam wilayah

pencarian nilai dan metodologi ini.

Dalam konteks ini, eksposure harus dipahami. Sebagai

metode pendidikan, eksposure mengangkat dua hal sekaligus: 1)

aktivitas peserta didik sebagai pusat proses (buttom-up), dan 2)

pengalaman sebagai sarana pembelajaran.Yang perlu dan penting

untuk ditetapkan di awal adalah apa saja yang harus dipenuhi atau

dicapai oleh mahasiswa sebagai individu dan kelompok.

c. Eksposure: Metode Pendidikan.

Buku ini dibagi dalam dua skema besar, yaitu Dasar-dasar

Pemahaman dan dasar-dasar Eksposure. Dalam dasar-dasar

pemahaman, kita akan melihat berbagai telaah teologis, yang

kiranya harus dipahami sebagai bekal konseptual dalam

(nantinya) melaksanakan eksposure.

Sementara, dalam dasar-dasar eksposure, kita akan melihat

observasi partisipatif sebagai metode eksposure, lingkaran

pastoral, dan teknis eksposure.

Page 8: KATA PENGANTAR - matakuliahumumku.files.wordpress.com · observasi partisipatif sebagai metode eksposure, lingkaran pastoral, dan teknis eksposure. 8 . 9 BAGIAN I ... Yang dimaksud

8

Page 9: KATA PENGANTAR - matakuliahumumku.files.wordpress.com · observasi partisipatif sebagai metode eksposure, lingkaran pastoral, dan teknis eksposure. 8 . 9 BAGIAN I ... Yang dimaksud

9

BAGIAN I

DASAR-DASAR PEMAHAMAN

Page 10: KATA PENGANTAR - matakuliahumumku.files.wordpress.com · observasi partisipatif sebagai metode eksposure, lingkaran pastoral, dan teknis eksposure. 8 . 9 BAGIAN I ... Yang dimaksud

10

Page 11: KATA PENGANTAR - matakuliahumumku.files.wordpress.com · observasi partisipatif sebagai metode eksposure, lingkaran pastoral, dan teknis eksposure. 8 . 9 BAGIAN I ... Yang dimaksud

11

BAB I.

WAHYU-IMAN: Gerak Dialogis Allah-Manusia

(tematik eksposure 1)

WAHYU adalah sapaan Allah dalam hidup manusia. “Allah

mewahyukan diri kepada manusia sebagai „Keputusannya yang

berbelas kasih”. DV 2 (Dei Verbum no. 2) menyatakan “Dalam

kebaikan dan kebijaksanaan-Nya, Allah berkenan mewahyukan diri-

Nya dan memaklumkan rahasia kehendak-Nya....”. Dengan

demikian, sangat jelas bahwa dalam Gereja Katolik, Wahyu

dipahami sebagai gerakan atau tindakan aktif dari Allah yang

mendahului manusia dengan sapaan yang berbelas kasih. Allah-

lah yang pertama mendatangi manusia dan me-Wahyu-kan diri-

Nya sendiri.

Sementara itu, IMAN adalah tanggapan manusia atas sapaan

Allah dalam wahyu-Nya. Inilah gerak dialogis. Wahyu sebagai

inisiatif pribadi Allah kepada manusia dilanjutkan dengan Iman

sebagai tanggapan pribadi manusia kepada Allah. Dalam gerak

dialogis relasi Allah dan manusia ini, yang harus kita ingat adalah

bahwa inisiatif dan aktornya adalah Allah. Artinya, Allah yang

menyapa terlebih dahulu dan Allah pulalah yang memampukan

manusia untuk menanggapi sapaan-Nya. Allah „yang

bersemayam dalam terang yang tak terhampiri‟ (1 Tim 6: 1-6)

hendak menyampaikan kepada manusia, yang Ia ciptakan dalam

kebebasan, kehidupan ilahi-Nya sendiri, supaya melalui Putra-

Nya yang tunggal Ia mengangkat mereka menjadi anak-anak-Nya

(Bdk. Konsili Vat: DS 3015, Ef 1: -45). Dengan demikian,

„....berkat rahasia itu, manusia dapat menghadap Bapa melalui Kristus,

Sabda yang menjadi daging, dalam Roh Kudus, dan ikut serta dalam

kodrat ilahi‟ (DV. 2).

Page 12: KATA PENGANTAR - matakuliahumumku.files.wordpress.com · observasi partisipatif sebagai metode eksposure, lingkaran pastoral, dan teknis eksposure. 8 . 9 BAGIAN I ... Yang dimaksud

12

Pewahyuan Allah terjadi dalam tahapan. 1) Allah

membiarkan diri dikenal sejak awal mula. Silahkan dilihat dalam

Rm 1: 19-20. Allah, yang menciptakan segala sesuatu melalui Sabda-

Nya serta melestarikannya dalam makhluk-makhluk, senantiasa

memberikan kesaksian tentang diriNya kepada manusia. DV 3

menegaskan: karena Ia bermaksud membuka jalan menuju

keselamatan di surga, Ia sejak awal mula telah menampakkan

Diri kepada manusia pertama.

2) Allah mengadakan perjanjian dengan Nuh. Dalam

perjanjian dengan Nuh sesudah air bah, kehendak keselamatan

ilahi dinyatakan kepada „bangsa-bangsa”; artinya, kepada

manusia, yang tinggal di „negerinya masing-masing dan

mempunyai bahasa serta suku-sukunya sendiri‟ (Kej 10: 5).

3) Allah memilih Abraham. Supaya mengumpulkan kembali

umatnya, Allah menunjuk Abraham sebagai bapa para bangsa.

4) Allah membentuk bangsa Israel Bagi Dirinya. Tuhan

menjadikan bangsa Israel, membebaskan dari perbudakan Mesir,

mengadakan perjanjian Sinai, memberi hukum-Nya lewat Musa,

supaya teguh iman bahwa Allah adalah satu dan penyelamat.

5) Yesus sebagai perantara dan pemenuhan seluruh Wahyu

Allah. Dalam diri Yesus, Allah secara utuh dan penuh

mewahyukan diri-Nya dengan senyatanya. Dalam diri Yesus

pula, manusia dimampukan untuk menjawab pewahyuan Allah

sebagai jawaban Ya atas tawaran keselamatan Allah bagi

manusia.

Page 13: KATA PENGANTAR - matakuliahumumku.files.wordpress.com · observasi partisipatif sebagai metode eksposure, lingkaran pastoral, dan teknis eksposure. 8 . 9 BAGIAN I ... Yang dimaksud

13

BAB II.

IMAN dan AGAMA

(Tematik eksposure 2)

1. Relasi Allah dan Manusia secara personal

Kita akan melihat arti agama dan iman. Selenjutnya, kita

akan mendudukan agama dan iman dalam relasional. Semoga

penjelasan ini memberi bekal pemahaman yang jelas.

Agama adalah institusi atau sistem sosial yang meng-

organisasi-kan orang-orang atau pribadi-pribadi yang

mempunyai kepercayaan tertentu. Agama sebagai institusi atau

sistem sosial memuat berbagai unsur atau bagian, antara lain:

sistem kepercayaan, sistem organisasional, sistem keanggotaan

dan struktur, sistem kegiatan. Bagi anggota-anggotanya, agama

menjadi sisi outside (sisi luaran) diri. Artinya, agama sangat

berkaitan erat dengan „aku berhubungan dengan orang lain‟.

Pendirian atas kelembagaan agama mempunyai tujuan

„pemeliharaan nilai-nilai religius‟. Artinya, agama ada dan

didirikan, bertahan dan berkembang demi tujuan pengembangan

iman umatnya. Sebaliknya, iman atau kepercayaan atau nilai-nilai

hidup dipelihara dan dikembang-tumbuhkan dalam lembaga atau

institusi atau sistem sosial yang bernama Agama.

Sementara itu, iman adalah nilai-nilai hidup yang dipercayaai

berguna dan baik sehingga pantas diperjuangkan atau dihidupi

oleh pribadi yang mempercayainya. Iman mengajarkan nilai,

tujuan, hakekat dari hidup. Boleh dibilang, iman adalah sisi inside

(sisi dalam) diri. Artinya, iman sangat berkaitan erat dengan „aku

berhubungan dengan diriku dan tuhan‟. Adanya iman

memungkinkan orang untuk melihat dan membangun nilai

pribadi yang dihayati secara pribadi dan kelompok.

Page 14: KATA PENGANTAR - matakuliahumumku.files.wordpress.com · observasi partisipatif sebagai metode eksposure, lingkaran pastoral, dan teknis eksposure. 8 . 9 BAGIAN I ... Yang dimaksud

14

Bagaimana keduanya dihubungkan? Di atas, sudah dijelaskan

bahwa agama ada untuk pengembangan iman atau bahwa iman

berkembang dalam agama. Secara ekstrim-positif, seharusnya

agama mengembangkan iman seseorang. Atau, iman seseorang

bertumbuh dalam lembaga keagamaan. Akan tetapi, kita tidak

bisa menutup mata sisi ekstrim-negatif dari keduanya. Sisi

ekstrim-negatif itu adalah bahwa orang bisa mempunyai iman „A‟

tetapi mempunyai agama „B‟. Ada banyak faktor penyebab atau

pendukung dari „situasi-pecah‟ tersebut. Salah satunya adalah

pemaksaan dalam konteks perkawinan. Tetapi, lepas dari sisi-

negatif, kita pantas menengok agama sebagai salah satu

pengembangan iman.

2. Dua Dimensi Agama: Sosial dan Ilahi.

Telah dibahas bahwa agama merupakan institusi sosial,

dimana anggota masyarakat berkumpul sesuai dengan keyakinan

religiusnya. Di dalam agama, satu anggota berhubungan dengan

anggota lain. Iman yang diyakini dan dirayakan pun merupakan

iman seluruh umat beragama. Tata cara perayaan dan kegiatan

agama pun semata-mata demi para anggota. Singkatnya, agama

mempunyai (1) dimensi sosial.

Sejalan dengan dimensi sosial-internal, agama bersentuhan

dengan dunia. Yang dimaksud dengan dunia di sini adalah

kenyataan seluruh umat manusia beserta alam semesta.i Jika

dunia diartikan sebagai keseluruhan kenyataan alam semesta,

maka agama mempunyai dimensi sosial-eksternal, yaitu

kenyataan manusiawi dan duniawi. Konsekuensi dari dimensi

sosial-eksternal ini sangat jelas dan tegas, yaitu bahwa agama

tidak bisa diam dalam dan sebagai wilayah mandiri yang lepas

dari kenyataan hidup di dunia.

Page 15: KATA PENGANTAR - matakuliahumumku.files.wordpress.com · observasi partisipatif sebagai metode eksposure, lingkaran pastoral, dan teknis eksposure. 8 . 9 BAGIAN I ... Yang dimaksud

15

Dimensi kedua adalah dimensi internal. Agama didirikan

untuk menjaga kelestarian ajaran dan demi pemeliharaan anggota

dan pengikut. Agama menghantar anggotanya kepada

pengalaman akan Allah. Atau, agama menghantar umatnya

kepada Allah yang adikodrati.

Dari ulasan di atas, kita bisa menempatkan agama sebagai

institusi dengan dua dimensi. Agama bersifat ilahi tetapi juga

tidak bisa terasing dari kenyataan hidup. Urusan agama yang

religius pun tidak bisa dilepaskan dari kenyataan sosial.

3. Dua Dimensi Iman: Imanen dan Transenden

Jikalau agama mempunyai dimensi iman, kita juga bias

melihat dan memahami iman dalam dua dimensi. Banawiratma

menempatkan iman sebagai istilah teologis yang berkaitan

dengan apa yang oleh orang beriman disebut juga pengalaman

iman. Pengalaman iman ini merupakan tanggapan manusia atas

sapaan atau panggilan Allah Yang Maha Kuasa.

Dalam teologi, dinyatakan bahwa karena belas kasih dan

cinta-Nya, Allah terlebih dahulu telah menyapa manusia.

Demikian pula, manusia diharapkan membalas sapaan Allah

(Iman). Jelas, iman bukan masalah tindakan manusia lepas dari

yang lain. Sebaliknya, iman adalah urusan relasional dan

komunikasi, yaitu antara Allah dan manusia. Inilah dimensi

transenden dari iman.Manusia beriman berarti manusia

menanggapi, menjawab, meng‟iya‟kan sapaan Allah, dan

menyerahkan hidupnya kepada-Nya. Sikap iman berarti sikap

„iya‟ dan „setuju‟ atas pewahyuan Allah dalam diri Yesus Kristus.

Allah yang mewahyukan diri adalah Allah yang hadir dalam

diri Yesus Kristus, rela hidup sebagai manusia, tinggal,

menderita, dan wafat sebagai penjahat. Pewahyuan dan histori

Page 16: KATA PENGANTAR - matakuliahumumku.files.wordpress.com · observasi partisipatif sebagai metode eksposure, lingkaran pastoral, dan teknis eksposure. 8 . 9 BAGIAN I ... Yang dimaksud

16

ini menjelaskan dan menegaskan bahwa Allah adalah pribadi

yang dekat, Allah yang beserta kita. Beriman kepada Allah

berarti sikap penyerahan diri kepada Dia yang begitu dekat dan

ada di sekitar kita. Dimensi vertical (transcendental) bersatu

dengan dimensi horizontal (imanen). Demikian pula, iman-

personal bersinggungan dengan iman-sosial. Doa berkorelasi

dengan tindakan.

Dengan tegas dan jelas, Yesus menyatakan isyarat tersebut:

barang siapa melakukan kebaikan kepada sesama, hal itu

dilakukan juga untuk Yesus. Sabda senada juga diungkapkan:

memberi makan kepada kaum miskin, menjenguk tawanan di

penjara, dan sebagainya.

Page 17: KATA PENGANTAR - matakuliahumumku.files.wordpress.com · observasi partisipatif sebagai metode eksposure, lingkaran pastoral, dan teknis eksposure. 8 . 9 BAGIAN I ... Yang dimaksud

17

BAB III.

KITAB SUCI & TRADISI SUCI

(tematik eksposure 3)

Gereja Katolik Roma menghargai warisan iman rasuli dalam

dua bentuknya, yaitu Kitab Suci yang sekian abad lalu telah

ditetapkan oleh Gereja dan Tradisi Suci yang juga dilestarikan

dan dihidupi dalam Gereja. Bagaimana hal ini bisa terjadi?

Kehidupan Yesus Kristus hanya berlangsung kurang lebih

33 tahun. Dalam waktu itu, banyak peristiwa terjadi dan saksi

atas peristiwa itu adalah para rasul. Dalam 1 Tim 2: 4, jelas

dinyatakan bahwa Allah „menghendaki supaya semua orang

idselamatkan dan memperoleh pengetahuan akankebenaran.

Artinya supaya semua orang mengenal Yesus Kristus. Karena itu

Kristus harus diwartakan kepada semua bangsa dan manusia dan

wahyu mesti sampai ke batas-batas dunia (Katekismus. P. 30).

Dei Verbum 7 menjelaskan bahwa „Dalam kebaikan-Nya, Allah

telah menetapkan, bahwa apa yang diwahyukan-Nya demi

keselamatan semua bangsa, harus tetap utuh untuk selamanya

dan diteruskan kepada segala keterunan‟.

Nah, sesuai dengan amanat tersebut, Terjadilah pengalihan

injil dengan dua cara. Yang pertama, secara lisan „oleh para Rasul,

yang dalam perwartaan lisan, dengan teladan serta penetapan-

penetapan meneruskan entah apa yang mereka terima dari

mulut, pergaulan, dan karya Kristus sendiri, entah apa yang atas

dorongan Roh Kudus telah mereka pelajari‟; dan, secara tertulis „

oleh para Rasul dan tokoh-tokoh rasuli, yang atas ilham Roh

Kudus itu juga telah membukukan amanat keselamatan (DV. 7).

Penulisan amanat keselamatan disebut Kitab Suci. Dan,

penerusan amanat dalam bentuk menghidupi dan menghayati

Page 18: KATA PENGANTAR - matakuliahumumku.files.wordpress.com · observasi partisipatif sebagai metode eksposure, lingkaran pastoral, dan teknis eksposure. 8 . 9 BAGIAN I ... Yang dimaksud

18

dalam hidup keseharian dinamakan dengan Tradisi, yang

walaupun berbeda dengan Kitab Suci, namun sangat erat berhubungan

dengannya(DV. 7). Demikianlah,dalam ajaran, hidup serta

ibadatnya,Gereja melestarikan serta meneruskan kepada

semuaketurunan dirinya seluruhnya, imannya seutuhnya.

Ungkapan-ungkapan para BapaSuci memberi kesaksian akan

kehadiran tradisi itu yang menghidupkan dan yang kekayaannya

meresapi praktik serta kehidupan Gereja yang beriman dan

berdoa(DV8).

Bagaimana hubungan TRADISI dan KITAB SUCI? „Tradisi

Suci dan Kitab suci berhubugnan erat sekali dan terpadu. Sebab,

keduanya mengalir dari sumber ilahi yang sama, dan dengan cara

tertetenut bergabung menjadi satu dan menjurus ke arah tujuan

yang sama‟. Kedua-duanya menghadirkan dan mendayagunakan

misteri Kristus di dalam Gereja,yang menjanjikan akan tinggal

bersama orang-orang-Nya sampai akhir Zaman.

Dua Cara yang berbeda dalam mengalihkannya. Kitab Suci adalah

pembicaraaan Allah sejauh itu termaktub dengan ilham Roh

ilahi. Oleh Tradisi Suci, Sabda Allah yang oleh Kristus Tuhan dan

Roh Kudus dipercayakan kepada para Rasul, disalurkan

seutuhnya kepada para pengganti mereka supaya mereka ini

dalam terang Roh kebenaran dengan pewartaan mereka

memelihara, menjelaskan dan menyearkannya dengan setia

(DV.9).

Dengan Demikian, maka Gereja, yang dipercayakan untuk

meneruskan dan menjelaskan Wahyu, menimba kepastiannya

tentang segala sesuatu yang diwahyukan bukan hanya melalui

Kitab Suci, tetapi juga Tradisi Suci. Maka, keduanya (Tradisi Suci

dan Kitab Suci) harus diterima dan dihormati dengan caita rasa

kesalehan dan hormat yang sama.

Page 19: KATA PENGANTAR - matakuliahumumku.files.wordpress.com · observasi partisipatif sebagai metode eksposure, lingkaran pastoral, dan teknis eksposure. 8 . 9 BAGIAN I ... Yang dimaksud

19

Catatan:

1. Tradisi yang kita bicarakan di sini, berasal dari para rasul,

yang meneruskan apa yang mereka ambil dari ajaran dan contoh

Yesus dan yang mereka dengar dari Roh Kudus. Generasi

Kristen yang pertama ini belum mempunyai perjanjian Baru

yang tertulis, dan perjanjian baru ini pun sebenarnya memeberi

kesaksian tentang proses tradisi yang hidup itu.

2. Tradisi-tradisi teologis, disipliner, liturgis, atau religius

yang dalam perjalanan waktu terjadi di gereja setempat, bersifat

lain. (Jadi, tidak termasuk dalam tradisi yang kita bicarakan).

Tradisi lokal ini merupakan ungkapan Tradisi Suci yang

disesuaikan dengan tempat dan zaman yang berbeda-beda.

Dalam terang Tradisi Suci (utama) dan di bawah bimbingan

Wewenang Mengajar Gereja, tradisi lokal itu dapat

dipertahankan, diubah, atau dihapus.

Page 20: KATA PENGANTAR - matakuliahumumku.files.wordpress.com · observasi partisipatif sebagai metode eksposure, lingkaran pastoral, dan teknis eksposure. 8 . 9 BAGIAN I ... Yang dimaksud

20

Page 21: KATA PENGANTAR - matakuliahumumku.files.wordpress.com · observasi partisipatif sebagai metode eksposure, lingkaran pastoral, dan teknis eksposure. 8 . 9 BAGIAN I ... Yang dimaksud

21

Bab IV.

Ajaran Sosial Gereja,

Gerak Gereja dalam dunia

(tematik eksposure 2)

Gereja menyadari bahwa walaupun bukan dari dunia, Gereja

diutus ke tengah-tengah dunia, berada dalam dunia, dan menjadi

bagian dari situasi dunia. (“Pergilah ke seluruh dunia….. Mark

16: 15 atau “diutus di tengah-tengah serigala”, Matius 10:16-25).

Dengan demikian, Gereja tidak bisa memisahkan diri dengan

dunia. Kehadiran Gereja adalah untuk mewartakan kabar

sukacita kepada dan dalam dunia. Untuk itu, Gereja bersuara dan

menanggapi permasalahan dunia sebagai bagian dari perutusan-

Nya di dalam dunia. Semua perhatian dan gerak Gereja tersebut

diungkapkan dalam ensiklik social, Ajaran Sosial Gereja.

Rerum Novaarum (RN) merupakan ensiklik pertama Gereja.

Dikeluarkan oleh Paus Leo XIII (setelah meninggalnya Paus

Pius IX, 1878). Perhatian besar paus Leo XIII adalah masalah

politik dunia, semisal: “Mengenai Sosialisme (1878), Konstitusi

Kristen tentang Negara (1885). RN merupakan ensiklik yang

berfokus pada masalah buruh.

Quadragesimo Anno (QA) merupakan ensiklik kedua yang

dikeluarkan oleh Pius XI (1922-39) sebagai pengganti Pius XI

dan Paus benedictus XV (dua paus yang menggantikan Paus Leo

XIII). QA membahas masalah kapitalisme dan sosialisme.

Masalah social berkembang, tidak sekedar masalah buruh, tetapi

meluas ke struktur-struktur social yang menindas kaum buruh.

Mater et Magistra (Ibunda dan Guru, MM) adalah ensiklik yang

dikeluarkan oleh Paus Yohanes XXIII. MM merupakan ensiklik

Page 22: KATA PENGANTAR - matakuliahumumku.files.wordpress.com · observasi partisipatif sebagai metode eksposure, lingkaran pastoral, dan teknis eksposure. 8 . 9 BAGIAN I ... Yang dimaksud

22

ke-4 dari 7 ensiklik yang dikeluarkannya. Karena merupakan

peringatan 70 tahun terbitnya Ensiklik Paus Leo XIII (Rerum

Novarum), MM mengulas kembali RN dan QA dan menganalisa

Negara Dunia Ketiga (Negara yang belum terindustrialisasi), serta

ajakan kaum awam untuk peduli menciptakan keadilan social.

PACEM IN TERRIS (Perdamaian di Dunia, PT) merupakan

ensiklik terakhir Paus Yohanes XXIII. Focus ensiklik PT adalah

perdamaian. Kewajiban individu, Negara, pemerintah, dan

masyarakat (dunia) menjadi bahan pembicaraan penting dalam

kerangka perdamaian dunia.

GAUDIUM ET SPES (Gereja dalam Dunia Modern, GS)

merupakan dokumen pastoral Konsili Vatikan II, tentang

panggilan manusia dan Gereja, keprihatinan perkawinan dan

keluarga, budaya, social-ekonomi, politik dan perdamaian. Secara

jelas, Gereja menemukan kembali arah perahu: perutusan gereja

umat Allah dalam dunia.

POPULARUM PROGRESSIO (Perkembangan Bangsa-bangsa,

PP) merupakan ensiklik Paus Paulus VI pada tahun 1967. PP

mengabdikan diri pada kemiskinan dunia dan pengembangan

solidaritas umat manusia demi deadilan social. Dalam kerangka

ini, Kepausan membentuk Komisi Kepausan untuk Keadilan

dan Perdamaian.

OCTOGESIMA ADVENIENS (Panggilan untuk Bertindak,

OA) adalah surat apostolic Paus Paulus VI kepada cardinal

Maurice Roy, Persiden Kepausan untuk Keadilan dan

Perdamiana, pada tahun 1971. OA merupakan sekaligus

peringantan ulang tahun ke-80 Ensiklik Paus Leo XIII, Rerum

Novarum. OA masih menyoroti masalah ketidakadilan. Tetapi,

OA menekankan masalah-masalah baru: kaum wanita, generasi

muda, orang miskin karena urbanisasi.

Page 23: KATA PENGANTAR - matakuliahumumku.files.wordpress.com · observasi partisipatif sebagai metode eksposure, lingkaran pastoral, dan teknis eksposure. 8 . 9 BAGIAN I ... Yang dimaksud

23

KEADILAN DI DUNIA (KD) merupakan hasil Sinode

Umum Kedua Para Uskup Sedunia, 30 September sampai 6

November 1971. Tema sinode ini adalah masalah keadilan

dengan tema “misi Umat Allah dalam memajukan keadilan di

dunia”. Para uskup memahami pentingnya memperhatikan

ketidak-adilan dan system structural ketidakadilan tersebut.

Tetapi, lebih dari itu, Gereja hendaknya memberi kesaksian akan

pentingnya perkembangan sebagai hak.

REDEMPTOR HOMINI (Rahasia penebusan dan Martabat

manusia, RH) adalah ensiklik pertama Paus Yohanes Paulus II

pada tahun 1979. Lewat ensikliknya, Paus berbicara tentang arti

penebusan Yesus bagi manusia dan Gereja serta kondisi manusia

yang sudah ditebus dalam dunia modern. Akhirnya, paus

menegaskan perutusan Gereja dalam dunia ini.

LABOREM EXERCENS (Tentang makna Kerja Manusia, LX)

merupakan ensiklik Paus Yohanes Paulus II, tahun 1982 sebagai

peringatan ke-90 dari ensiklik Rerun Novarum. LX berbicara

tentang makna kerja dalam dunia, konflik tenaga kerja (buruh)

dan modal, hak-hak kaum pekerja dalam kaitannya dengan

HAM, serta unsur spiritualitas kerja berdasarkan Injil.

Sollicitudo Rei Socialis (Keprihatinan Sosial Gereja, SRS) adalah

ensiklik Paus Yohanes Paulus II tentang keprihatinan social.

Paus menyoroti tentang merosotnya ekonomi, struktur-struktur

dosa dimana semua manusia dipanggil untuk bertobat, serta

kesetiakawanan demi kehidupan yang lebih manusiawi.

Laudato Si (tentang Perawatan Rumah Kita Bersama, LS)

merupakan ensiklik Puas Fransiskus tentang masalah ekologi

sebagai paradigma untuk melihat dan menilai masalah ekonomi,

politik, dan perkembangan dunia.

Page 24: KATA PENGANTAR - matakuliahumumku.files.wordpress.com · observasi partisipatif sebagai metode eksposure, lingkaran pastoral, dan teknis eksposure. 8 . 9 BAGIAN I ... Yang dimaksud

24

Page 25: KATA PENGANTAR - matakuliahumumku.files.wordpress.com · observasi partisipatif sebagai metode eksposure, lingkaran pastoral, dan teknis eksposure. 8 . 9 BAGIAN I ... Yang dimaksud

25

BAGIAN II

DASAR-DASAR EKSPOSURE

Page 26: KATA PENGANTAR - matakuliahumumku.files.wordpress.com · observasi partisipatif sebagai metode eksposure, lingkaran pastoral, dan teknis eksposure. 8 . 9 BAGIAN I ... Yang dimaksud

26

Page 27: KATA PENGANTAR - matakuliahumumku.files.wordpress.com · observasi partisipatif sebagai metode eksposure, lingkaran pastoral, dan teknis eksposure. 8 . 9 BAGIAN I ... Yang dimaksud

27

BAB IV.

MENGENAL METODE SOSIAL

a. Lingkaran Dinamika Eksposure

Kita akan melihat bahwa eksposure agama Katolik

menggunkaan dinamika lingkaran: observasi, analasisa,

refleksi, dan rumusan-aksi. Berikut lingkaran dinamika

eksposure:

Eksposure memulaikan aktivitasnya dengan memakai

berawal dari pengalaman (yaitu: apa yang sedang terjadi atau

dialami).

Langkah pertama, Observasi.

Refleksi dan penghayatan iman tidak berada di menara

gading. Ia tidak stiril terhadap pahit getirnya kehidupan. Oleh

karena itu, tindakan „turun gunung‟ harus dilakukan supaya iman

menjadi bergulatan pengalaman yang nyata. Dalam kerangka

inilah, eksposure diawali dengan observasi. Observasi di sini

adalah tindakan “keluar”, mengalami dan merasakan pengalaman

atau situasi tertentu. Dalam kerangka gerak „keluar‟ ini, ada

beberapa hal yang harus diperhatikan dan dipersiapkan

sebelumnya.

1. OBSERVASI

2. ANALISA

3. REFLEKSI

4. PERUMUSAN

DAN AKSI

Page 28: KATA PENGANTAR - matakuliahumumku.files.wordpress.com · observasi partisipatif sebagai metode eksposure, lingkaran pastoral, dan teknis eksposure. 8 . 9 BAGIAN I ... Yang dimaksud

28

Untuk menangkap pengalaman, kita bisa menggunakan

banyak metode penelitian. Salah satunya adalah observasi.

Berikut beberapa keterangan tentang metode tersebut.

1. Metode Partisipative observation (Observasi Partisipatif).

Dalam eksposure, kita akan menggunakan metode sosial

observasi partisipatif. Secara sederhana, observasi partisipatif

adalah metode penelitian ilmiah dengan cara hadir dan

merasakan konteks yang diteliti. Di dalamnya, terjadi

wawancara informal (wawancara „ngobrol warung kopi‟),

pengumpulan data statistic, dan pengamatan langsung oleh

peneliti. Sebagai gambaran, observasi partisipatif dapat

dilakukan dengan cara: Tinggal bersama, Wawancara,

Kunjungan, Pengamatan langsung, Informasi Instansi.

Dalam metode ini, seluruh panca indra digunakan secara

optimal (mata untuk mengamati, telinga untuk mendengar,

rasa untuk merasakan panas atau penat, dsb). Setelah dirasa

menemukan data-data (sesederhana atau sekecil apapun),

peneliti harus mengingat dengan cara menulisnya dalam

catatan-pribadi atau catatan harian. Selain catatan, peneliti bisa

memanfaatkan alat modern (smartphone, misalnya) untuk

menghasilkan data berupa: audio, visual, atau audio-visual.

Dengan data-data tersebut, peneliti akan melakukan analisa.

2. Analisa Fakta dan Penilian

Dalam pengalaman observasi, peserta sering kali melihat

pengalaman dengan cara umum atau sekilas pandang. Dalam

eksposure kali ini, peserta hendaknya membedakan fakta dan

penilaian, atau fakta dan asumsi. Hal ini penting untuk

membedakan manakah kenyataan dan manakah penafsiran.

Page 29: KATA PENGANTAR - matakuliahumumku.files.wordpress.com · observasi partisipatif sebagai metode eksposure, lingkaran pastoral, dan teknis eksposure. 8 . 9 BAGIAN I ... Yang dimaksud

29

Untuk itu, observer (mahasiswa) hendaknya membedakan

fakta dan asumsi.

3. Mental Block

Bicara tentang orang lain atau kelompok sosial tertentu,

kita sudah mempunyai aneka pengetahuan, cara berpikir, atau

paradigm tertentu tentangnya.

Contoh pertama adalah pandangan terhadap kemiskinan

para pemulung. Dalam kepala kita, sudah terpatri bahwa

pemulung mempunyai hidup sengsara, melarat, dan miskin.

Mereka mempunyai penghasilan kecil dari sumber

penghasilan yang kotor dan pekerjaan pemulung dihindari

oleh anggota masyarakat.

Contoh kedua adalah pandangan kita tentang pengemis.

Seorang pengemis terpaksa mengemis karena tidak

mempunyai kesempatan kerja. Mengemis adalah sebuah

keterpaksaan, bukan pilihan. Jika mereka bisa memilih,

tentunya mereka tidak mau menjadi pengemis. Mereka miskin

dan berkekurangan, rentan terhadap kekerasan, dan

berpendapatan kecil.

Dua contoh di atas adalah pikiran dan pengetahuan kita.

Dalam pengalaman observasi, bisa jadi, peserta menemukan

bahwa seorang pengemis bisa mendapatkan 100 ribu sehari

Artinya, kurang lebih 3 juta per bulan. Penghasilan ini sudah

di atas UMR Bandung. Jika demikian, apakah mereka miskin?

Dalam 2-3 jam, seorang pemulung di TPA (Tempat

Pembuangan Akhir) mampu mendapatkan hasil 30-50 ribu.

Atau, pemulung mempunyai spesialisasi objek yang diambil:

pemulung khusus plastic, botol, atau bahkan pemulung

limbah rumah sakit.

Page 30: KATA PENGANTAR - matakuliahumumku.files.wordpress.com · observasi partisipatif sebagai metode eksposure, lingkaran pastoral, dan teknis eksposure. 8 . 9 BAGIAN I ... Yang dimaksud

30

Dengan demikian, pengetahuan awal tentang objek

observasi harus disadari. Praduga atau asumsi harus disimpan

untuk mendapatkan pengalaman dan pengetahuan baru

selama observasi. Hal ini menghindarkan peneliti (mahasiswa)

untuk tidak menilai sesuatu tanpa data dan informasi yang

cukup dan secara sembrono.

Langkah kedua, Analisa Sosial.

Langkah analisa sosial ini mengandalkan kemampuan yang

merupakan andil dari ilmu-sosial. Eksposure (pelaku eksposure)

mengkaji, menelaah, dan mengadakan analisa atas data-informasi

yang diperoleh dari lapangan. Data-informasi disusun

sedemikian rupa sehingga menjadi cerita atau bangunan

informasi yang lengkap tentang objek yang diteliti.

Cerita atau bangunan informasi mengarahkan peneliti

(mahasiswa) untuk mendalami topic yang menjadi focus

penelitian. Artinya, informasi tidak berhenti pada informasi.

Data dan informasi mendorong mahasiswa untuk memperluas

pengetahuan tentang topic pembicaraan. Tujuannya adalah

untuk menempatkan masalah social secara lebih luas dan jelas.

Kita akan melihat satu contoh, yaitu masalah pengemis.

Dari observasi, kita menemukan segala data tentang profil,

sejarah, motivasi, dan aktivitas harian sejumlah pengemis di

suatu tempat (dalam suatu waktu). Dari data tersebut, kita bisa

mengembangkan pengetahuan tentang: berapa pengemis di kota

Bandung (konteks: Bandung) dan Indonesia, bagaimana

persebaran pengemis di Indonesia.

Kita bisa bertanya: a) Secara umum, dari mana asal

pengemis, bagaimana karakter pengemis? b) apa motivasi mereka

mengemis? Dan, apakah mereka mempunyai niat untuk berhenti

Page 31: KATA PENGANTAR - matakuliahumumku.files.wordpress.com · observasi partisipatif sebagai metode eksposure, lingkaran pastoral, dan teknis eksposure. 8 . 9 BAGIAN I ... Yang dimaksud

31

dan alih kerja? c) bagaimana kebijakan pemerinta untuk para

pengemis? Adakan peraturan pemerintah (daerah atau pusat)

tentang pengemis? Apa yang sudah dilakukan pemerintah

(daerah atau pusat) terhadap para pengemis (selain Satpol PP

merasia pengemis)? d) Adakah „organisasi‟ yang mengatur atau

melindungi pengemis? Adakah „sindikat‟ pengemis, terkhusus

anak-anak dan perempuan? e) Bagaimana dengan kekerasan yang

dialami pengemis? Jenis kekerasan apa yang diperoleh? Apakah

ada perlindungan pemerintah terhadap para pengemis? f)

Adakah organisasi social (LSM cs) yang bergerak dalam bidang

ini? Organisasi social apa saja yang peduli dengan para

pengemis? Apa visi mereka? Dan, apa yang mereka lakukan

untuk para pengemis?

Deretan pertanyaan dan pendalaman di atas bisa diteruskan.

Pertanyaan terakhirnya adalah “apa yang sebenarnya dialami oleh para

pengemis?”, “Apa yang menjadi masalah para pengemis?”, atau “Apa

yang bisa kita rumuskan tentang pengemis sebagai masalah social?!”

Jawaban atas pertanyaan ini cukup ditulis dalam satu kalimat inti

(Maksimal tulisan adalah 2 kalimat). Dari rumusan masalah

social ini, mahasiswa membawanya sebagai inti pengalaman yang

akan direfleksikan dalam konteks iman (Katolik).

Langkah ketiga, Refleksi Iman.

Tentunya, analisa sosial menghasilkan rumusan pengalaman

atau hipotesa sosial. Hipotesa sosial tersebut tidak boleh

berhenti pada tataran humanis semata. Sebaliknya, hipotesa

sosial didalami dalam refleksi iman sehingga kenyataan hidup

tidak sekedar pengalaman manusiawi semata-mata. Kenyataan

hidup dihayati menjadi medan pergulatan iman (Kristiani).

Page 32: KATA PENGANTAR - matakuliahumumku.files.wordpress.com · observasi partisipatif sebagai metode eksposure, lingkaran pastoral, dan teknis eksposure. 8 . 9 BAGIAN I ... Yang dimaksud

32

Dalam kenyataan hidup, iman (Kristiani) ditantang untuk

bersuara dan bertindak.

Secara konkret, kita akan melihat rumusan analisa sosia:

“kemiskinan dan kemurahan hati”. Intinya, analisas social

melihat pengemis (lih, langkah kedua) dalam kaitan antara

“kemiskinan” dan “Kemurahan hati”. Kemiskinan, karena

pengemis adalah pihak yang mayoritas miskin; kemurahan hati,

karena kehidupan pengemis tergantung pada sisa orang lain.

Dalam refleksi iman, mahasiswa bisa merenungkan makna

kemiskinan dan kemurahan hati. Apa arti kemiskinan dalam

konteks iman (khususnya, kristiani)? Bagaimana Kitab Suci dan

Gereja melihat kemiskinan dan kemurahan hati? Bagaimana Ajaran

Sosial Gereja menilai kemiskinan dan kemurahan hati? Pada tahap

akhir refleksi, mahasiswa merumuskan makna kemiskinan dan

kemurahan hati dalam konteks penghayatan iman.

Dalam tahap ini, mahasiswa melihat masalah iman dalam

kacamata iman (Katolik). Dengan cara ini, persoalan social tidak

bisa dilepaskan dalam penghayatan iman. Masalah sosial

dibenturkan dengan nilai-nilai iman yang dihayati dan

diperjuangkan oleh kaum beriman, yaitu Injil Yesus Kristus,

Magisterium (Ajaran resmi Gereja), serta Tradisi Suci. Dengan

gerak dialog tersebut, mahasiswa bisa berusaha menjawab dan

mewujud-nyatakan iman kita dalam dinamika hidup.

Demikianlah, refleksi iman membutuhkan kerja sama

dengan ilmu-ilmu profan (ilmu sosial). Yang menjadi pertanyaan

adalah bagaimana refleksi iman bekerja sama dengan ilmu

profan?

Tentang pertanyaan di atas, ada beberapa hal yang harus

didsadari bersama. (1) dalam berefleksi iman, kita membutuhkan

Page 33: KATA PENGANTAR - matakuliahumumku.files.wordpress.com · observasi partisipatif sebagai metode eksposure, lingkaran pastoral, dan teknis eksposure. 8 . 9 BAGIAN I ... Yang dimaksud

33

pemahaman komprehensif atas pengalaman hidup (kenyataan

sosial) dan hal itu dibantu oleh ilmu sosial. Ilmu sosial

diharapkan mampu membuat gambaran dan analisa se-objektif

mungkin. (2) Situasi sosial-objektif haruslah didekati olehlintas

disiplin ilmu. Situasi yang semakin komplek pun membutuhkan

kerjasama-intensif dengan ilmu-ilmu sosial.

Dan, (3) refleksi iman membutuhkan standart pelayanan.

Untuk melakukan refleksi iman, kita mengandalkan ilmu sosial

supaya mendapat lukisan situasi seobjektif mungkin. (4) Bagi

pelayanan sosial, dimensi refleksi iman menjadikan tindakan

tersebut sebagai ungkapan iman. (5) Telaah atau analisa sosial

menyajikan premis-premis nilai (entah disadari atau tidak).

Premis nilai itu perlulah diungkapkan untuk bias didiskusikan

sehingga kajian yang dihasilkan bisa dipertanggung-jawabkan

dengan baik.

Langkah keempat, Perumusan Aksi.

Analisa sosial dan Refleksi iman bermuara pada perumusan

aksi. Perumusan aksi di sini harus diperjelas supaya tidak

terkesan gerakan sosial. Peserta eksposure diminta untuk

membuat kesimpulan, merumuskan opsi atau pilihan penilaian

atas situasi, analisa, dan refleksi imannya. Sangat dimungkinkan

bahwa saat perumusan opsi, peserta eksposure membuat niat

dan rencana aksi sebagai tindak lanjut dari penilaian dan pilihan

yang dilakukan.

Page 34: KATA PENGANTAR - matakuliahumumku.files.wordpress.com · observasi partisipatif sebagai metode eksposure, lingkaran pastoral, dan teknis eksposure. 8 . 9 BAGIAN I ... Yang dimaksud

34

Page 35: KATA PENGANTAR - matakuliahumumku.files.wordpress.com · observasi partisipatif sebagai metode eksposure, lingkaran pastoral, dan teknis eksposure. 8 . 9 BAGIAN I ... Yang dimaksud

35

BAB VI.

PENJELASAN METODE EKSPOSURE

1. Sekilas Exposure dalam Pendidikan Agama

Exposure merupakan salah satu sarana atau metode

pendidikan, yang memadukan unsur perencanaan, keterlibatan,

studi pustaka, dan refleksi mahasiswa dalam rangka

pengembangan iman.

2. Tema Exposure

Tema Exposure semester ini adalah “Keterlibatan dalam hidup

sesama sebagaI wujud cinta kepada Allah”.

3. Tujuan

Melatih kepekaan, kepedulian, dan keberanian untuk terlibat

dalam hidup sesama sebagai wujud imannya dalam hidup nyata.

4. Fokus Eksposure

Siapa yang dimaksud dengan „sesama‟? Dalam eksposure kali

ini, „sesama‟ itu adalah mereka yang dipinggirkan, „tidak dianggap‟,

menderita, miskin, cacat, terlantar dan terabaikan, menjadi korban.

Secara rinci, „sesama‟ itu bisa meliputi:

a) Anak jalanan

b) Yatim piatu

c) Pemulung

d) Gelandangan

e) Pengamen

f) Pedagangan asongan

g) Tukang becak

h) Tukang semir

i) Buruh galian

j) Buruh pabrik

k) Kurban penggusuran

l) Kurban perkosaan

m) Kurban kekerasan

n) .........dsb

Page 36: KATA PENGANTAR - matakuliahumumku.files.wordpress.com · observasi partisipatif sebagai metode eksposure, lingkaran pastoral, dan teknis eksposure. 8 . 9 BAGIAN I ... Yang dimaksud

36

Pada saat memilih objek eksposure, kita harus memperhatikan

beberapa hal berikut.

a) Masyarakat ekonomi lemah

Kita akan belajar pengalaman hidup dari masyarakat ekonomi

lemah. Secara asumtif, mereka adalah pedagang asongan atau

PKL, buruh pabrik, satpam, pengamen, tukang parker (lih

daftar di atas)

b) Masyarakat termarginal

Kita membedakan klas ekonomi lemah dan klas masyarakat

termaginal. Istilah marginal ini bukanlah kata baku; yang

dimaksud dengan marginal di sini adalah kelompok

masyarakat yang (bisa jadi tidak-miskin) tetapi nereka

disingkirkan atau dihindari olwh masyarakat. Misalnya adalah

PSK (pekerja sex komersial).

c) Berdasarkan lokalitas

Eksposure semester ini tidak berfokus, pertama-tama, pada

pengalaman personal tetapi lebih ingin menggali pengalaman

komunitas. Sejak awal, mahasiswa hendaknya berfokus pada

masalah social (bukan masalah personal).

Objek yang dipilih harus atau sebaiknya bersifat komunal.

Artinya, persoalan yang digali nantinya bukan hanya

masalah pribadi dan personal, tetapi menyangkut situasi

sosial dan bahkan struktur sosial.

Contoh 1, tukang parkir.... Observasi dan penelian tidak

berhenti pada masalah pribadi seorang tukang parkir tetapi

sekelompok kang parkir sebagai elemen masyarakat.

Contoh 2, pembantu rumah tangga. Tidak hanya

menyangkut satu orang pemban rumah tangga, tetapi

sekelompok pembantu rumah tangga.

Peneliti mengambil objek penelitian menyangkut satu

sektor dan weilayah tertentu dari sektor tersebut. Contoh 1,

Page 37: KATA PENGANTAR - matakuliahumumku.files.wordpress.com · observasi partisipatif sebagai metode eksposure, lingkaran pastoral, dan teknis eksposure. 8 . 9 BAGIAN I ... Yang dimaksud

37

sekelompok pkl di jalan X dimana fakta atau data diambil

dalam rentang waktu juni tahun 2016.

Intinya: tidak personal tetapi komunitas

5. Mekanisme Exposure

a) Mahasiswa membuat kelompok sekitar 4-6 orang per

kelompok. Kelompok menentukan tema (pemulung, anak

jalan, dll).

b) Kelompok melakukan kegiatan eksposure. Secara periodik,

kelompok berkumpul dan men-sharing-kan pengalaman

keterlibatan di antara anggotanya.

c) Kelompok mengikuti alur kerja sesuai dengan buku

petunjuk. Beberapa hal praktis, bisa dibicarakan dalam

pertemuan dengan pendamping atau dosen.

d) Kelompok membuat laporan akhir kelompok berupa

makalah atau paper dan mempresentasikan hasil di depan

pendamping atau dosen dan mahasiswa lainnya.

e) Hasil kelompok dikirim dalam bentuk hard-copy dan soft-copy.

f) Masing-masing mahasiswa membuat laporan refleksi pribadi

dan evaluasi pribadi sesuai petunjuk.

Teknis: semua laporan dikumpulkan ke koordintar kelas

(pilih sendiri di antara kelomok di kelas).

g) Secara kelompok, laporan dipresentasikan sebagai nilai

UAS (lih. Kriteria Penilaian).

6. Proses Teknis Eksposure

a) Tentang Identitas objek penelitan

1. Siapa objek observasi Anda? Nama? Tempat? Lahir?

Riwayat hidup? Pekerjaan? Aktivitas non kerja? Minat?

Keluarga? Jenis kelamin? Usia? Jenjang pendidikan?

Page 38: KATA PENGANTAR - matakuliahumumku.files.wordpress.com · observasi partisipatif sebagai metode eksposure, lingkaran pastoral, dan teknis eksposure. 8 . 9 BAGIAN I ... Yang dimaksud

38

2. Siapa saja yag berperan dalam hidupnya?

b) Tentang Masalah objek penelitian

1. Rumuskan masalah apa yg anda lihat dalam objek

observasimu?

2. Jelaskan alasannya! c) Tentang Metode Penelitian

1. Observasi-partisipatif. Mahasiswa mengamati dan mengalami bersama objek observasinya.

2. Data bisa diperoleh dengan berbagai cara:

Anget untuk pemetaan situasi.

Wawancara mendalam terhadap objek kunci.

Peta atau mapping masalah d) Tentang Latar belakang masalah objek penelitian

1. Kenapa masalah itu bisa mubcul, sisi histotis? 2. Siapa pemicunya? siapa yg mengawali? Faktor yang

mempengaruhinya? e) Tentang Masalah dan dampak sosialnya

1. Apakah masalah dari objek tersebut mempunyai dampak

atau berkaitan dengan masalah sosial?

2. Dimana titik penghubung antara masalah objek

observasi dan masalah sosisal?

3. Jika tidak ada dampak atau kaitan sosial, objek dan

masalahnya harus diganti karena hanya melingkupi

masalah pribadi!!!!

f) Tentang Titik keprihatinan peneliti terhadap masalah sosial di

atas.

1. Sebagai peneliti, Anda bukanlah pihak netral. Apa

keprihatinan awal atau dasarmu sebagai peneliti?

2. Mengapa Anda menaruh perhatian terhadap masalah

tersebut?

Page 39: KATA PENGANTAR - matakuliahumumku.files.wordpress.com · observasi partisipatif sebagai metode eksposure, lingkaran pastoral, dan teknis eksposure. 8 . 9 BAGIAN I ... Yang dimaksud

39

3. Apa kaitannya keprihatinan Anda dengan masaalah sosial

yabg sedang kita hadapi?

g) Tentang Masalah sosial dan iman katolik

1. Mengapa masalah sosial tersebut muncul?

2. Bagaimana iman katolik bisa menerangi atau

memperjelas masalah sosial tersebut?

h) Tentang Keprihatinan kaum beriman terhadap masalah sosial.

1. Jika Anda menggunakan kacamata orang Katolik atau

Orang yang tahu ajaran katolik, bagaimana masalah

sosial itu akan dilihat?

2. Bagaimana KS menjelaskan masalah sosial itu?

3. Bagaimana Tradisi ASG, menjelaskannya?

4. Bagaimana suara hatimu menjelaskan masalah tersebut?

i) Tentang Opsi sosial sebagai wujud penghayatan iman katolik.

1. Sebutkan pilihat tindakan berdasarkan masalah tersebut?

2. Jelaskan alasan yg bisa mempertanggungjawabkan

pilihan tersebut?

3. Apa yg akan diperjuangkan dari pilkihan tindakan

terasebut?

7. Jadwal Exposure Semester GENAP 2015/2016

Berikut jadwal kegiatan eksposure sampai dengan ujian akhir

semester.

No TP Tgl Keterangan

1. I 28/Maret s.d

1 April

Pembagian kelompok, pemilihan

tema, pembagian buku pegangan

(ebook)

2. I 4-8 April Laporan tema (objek), konsultasi

kelompok

3. II 11-15 April Materi 1, konsultasi kelompok

Page 40: KATA PENGANTAR - matakuliahumumku.files.wordpress.com · observasi partisipatif sebagai metode eksposure, lingkaran pastoral, dan teknis eksposure. 8 . 9 BAGIAN I ... Yang dimaksud

40

4. III 18-22 April Materi 2, konsultasi kelompok

5. IV 25-29 April Materi 3, konsultasi kelompok

6. V 02-06 Mei Presentasi 1, 2, 3

7. VI 09-13 Mei Presentasi 1, 2, 3

16-22 Pekan I UAS

8. Kriteria Penilaian

Penilaian akan dilihat dari: a) laporan pribadi (nilai dosen),

b) laporan kelompok (nilai dosen), c) keaktifan (nilai dari

anggota kel), d) keterlibatan diri (nilai diri sendiri), d)

presentasi (nilai dosen).

Mahasiswa akan mendapat penilaian dari a) Mahasiswa itu

sendiri, b) anggota satu kelompok, c) dosen pendamping.

Nilai yang akan diperoleh masing-masing mahasiswa

adalah: a) nilai laporan pribadi, b) nilai laporan kelompok, c)

nilai anggota kel, d) nilai pribadi, dan e) nilai presentasi. Nilai

tersebut akan diproses dan menghasilkan nilai UAS.

Perhitungan nilai UAS: (A+B+C+D+E)/5.ii

9. Hal-hal penting selama eksposure

a) Ada tiga tahap besar selama eksposure: Perkenalan,

Keterlibatan, Study, Laporan. Silahkan mengikuti tahapan

ini dengan menyesuaikan keadaan dan situasi.

b) Saat eksposure, sebaiknya anda sopan dalam berbicara dan

pakaian. Silahkan memperkenalkan diri terlebih dahulu.

Jangan sampai orang tersinggung perasaan atau menjaga

jarak dengan anda. Buatlah orang lain mau terbuka dengan

Anda sebagai bagian dari sahabat mereka.

Page 41: KATA PENGANTAR - matakuliahumumku.files.wordpress.com · observasi partisipatif sebagai metode eksposure, lingkaran pastoral, dan teknis eksposure. 8 . 9 BAGIAN I ... Yang dimaksud

41

c) Silahkan amati keadaan dengan seksama: rumah, tetangga,

lingkungan sekitar, gang, jalan becek, panas, jalan bising,

mimik, cara bicara orang, dll. Catatlah semua itu sebagai

bagian dari laporan.

d) Pasang mata dan telinga untuk menangkap, tetapi buka hati

untuk merasakan jerih payah, kesusahan, perjuangan.

Catatlah semua perasaan pribadi sebagai bagian dari

pengalaman.

e) Posisikan diri Anda sebagai sahabat atau bagian keluarga

mereka. Ngobrol dengan santai. Nongkronglah bersama

mereka di trotoar atau kios. Ngobrolah dengan santai

jangan menjadi orang asing yang menginterogasi.

f) Hindari ngobrol sambil mencatat atau merekam. Sebaiknya,

Anda merekam percakapan secara tersembunyi (merekam

dengan HP, misalnya). Salinlah percakapan Anda di rumah

dalam tulisan (verbatim). Salinan percakapan akan menjadi

data bagi laporan. Menyalin atau membuat laporan,

sebaiknya, dilakukan setelah selesai eksposure (sesegera

mungkin dan jangan ditunda).

g) Jangan mengganggu jam kerja atau pekerjaan mereka. Anda

harus bisa mencari waktu yang tepat untuk bicara atau

melakukan pendekatan.

h) JANGAN PERNAH MENGUMBAR JANJI. Anda

sebaiknya tidak menejanjikan ini atau memberikan itu.

Kalau Anda tergerak untuk membantu, simpan keinginan

Anda dan datanglah di lain waktu untuk mewujudkan

keinginan dan gerakan hati itu tanpa menjanjikan hal itu

sebelumnya.

i) Sebaiknya, Anda membuat dokumentasi foto. Tetapi,

HARUS DIINGAT: mengambilan dokumen harus alami.

Page 42: KATA PENGANTAR - matakuliahumumku.files.wordpress.com · observasi partisipatif sebagai metode eksposure, lingkaran pastoral, dan teknis eksposure. 8 . 9 BAGIAN I ... Yang dimaksud

42

Carilah alasan yang baik untuk berphoto. Misalnya: berfoto

buat kenang-kenangan. Mengambil foto tetapi tidak tepat

waktu, akan membuat benteng dalam diri mereka.

j) Jangan lupa berpamitan dan berterima kasih.

10. Tahap-Tahap Eksposure

a) Tahap Persiapan

Mahasiswa membuat kelompok, mencari subjek eksposure,

dan membuat rencana kegiatan, baik pribadi atau

kelompok.

b) Tahap I: Pengenalan & Identifikasi

Tahap pengenalan ini adalah tahap paling awal dan

penentu dari seluruh proses keterlibatan. Jika mahasiswa

berhasil di tahap ini, maka proses selanjutnya akan lebih

mudah. Dalam tahap ini, mahasiswa harus berfokus pada

pengumpulan data-data dan informasi:

1. identitas orang-nya: nama, usia, tanggal lahir, alamat

rumah, nama anggota keluarga, dll;

2. sejarah: mengapa keadaannya seperti ini, asli penduduk

Bandung atau pendatang, kapan tinggal bandung,

bagaimana sejarah pekerjaannya, mengapa memilih

pekerjaan tersebut;

3. Lingkungan sekitar: keadaan rumah, kontrakan atau hak

milik, denah rumah, peta daerah sekitar rumah, kategori

rumah: (rumah kardus, rumah permanen, rumah kayu),

kategori sosial rumah: rumah kumuh, rumah elit,

kampung/desa, dll.

4. Persoalan: apa yang dihadapi oleh dan menurut subjek.

Untuk tahu hal ini, mahasiswa tidak bisa langsung

menanyakannya kepada subjek. Persoalan subjek

Page 43: KATA PENGANTAR - matakuliahumumku.files.wordpress.com · observasi partisipatif sebagai metode eksposure, lingkaran pastoral, dan teknis eksposure. 8 . 9 BAGIAN I ... Yang dimaksud

43

merupakan hasil analisa mahasiswa dari hasil wawancara,

survei, dan pengamatan. Sebaiknya, analisa ini

dikonfrontasikan dengan situasi subjek. Jangan sampai:

“Menurut mahasiswa, suatu keadaan adalah persoalan,

tetapi menurut subjek keadaan itu bukanlah persoalan.”

Oleh karena itu, butuh second opinion dari anggota

kelompok dalam diskusi kelompok.

5. Mahasiswa bisa melibatkan diri dalam kehidupan subjek:

melakukan apa yang dilakukan subjek. Mahasiswa

diharapkan secara total merasakan hidup subjek.

Tinggalkan keagungan diri dan kemewahan yang Anda alami

saat ini. Walaupun Anda tidak akan 100% mengalami

kehidupan mereka, Anda tetap bisa mencicipi kehidupan

mereka. Berikan waktu dan diri Anda dalam hidup

mereka (bukan uang dan materi).

6. Tahap ini, mahasiswa mengalami menjadi sahabat bagi

„sesama‟. Mahasiswa berfokus pada pengalaman:

bagaimana perasaan Anda dan pikiran Anda dipengaruhi

oleh kehidupan orang lain ini.

c) Tahap II: Analisa Sosial & Studi Pustaka

Mahasiswa sudah mempunyai banyak data-informasi

yang bisa membantu mahasiswa untuk memahami

pengalaman hidup dari objek observasi. Pengalaman dan

data objek observasi diletakkan dalam lingkup yang lebih

luas dan masalahnya dipahami dengan lebih mendalam.

Mahasiswa mencari bahan referensi yang bisa memperkaya

bahan sebelumnya. Dari semua bahan, mahasiswa

membangun sebuah kerangka pemikiran konseptual dan

paradigma sesuai dengan tema pilihan.

Page 44: KATA PENGANTAR - matakuliahumumku.files.wordpress.com · observasi partisipatif sebagai metode eksposure, lingkaran pastoral, dan teknis eksposure. 8 . 9 BAGIAN I ... Yang dimaksud

44

Tahap analisa social dan studi pustaka ini berakhir dalam

pertanyaan: apa masalah sosialnya?

d) Tahap III: Refleksi Iman

Dalam tahap ke-3, refleksi iman dilakukan. Refleksi iman

ini menggunakan sudut pandang Katolik. Mahasiswa

memandang masalah social dengan cara pandang iman,

baik itu Kitab Suci, Ajaran Sosial Gereja, Magisterium

(Ajaran Gereja).

e) Tahap IV: Action Plan dan Pelaporan Eksposure.

Di sebelumnya, mahasiswa sudah melakukan analisa

social dengan hasil “rumusan masalah social” dan refleksi

iman dengan hasil “rumusan pergulatan iman”. Pada tahap

akhir ini, mahasiswa dituntut untuk membuat rencana aksi

sebagai konsekuensi atau tindak-lanjut dari “rumusan

pergulatan iman”.

Mahasiswa juga membuat laporan akhir sebagai bahan

penilaian UAS. Mahasiswa membuat laporan sebagai

dokumentasi seluruh proses eksposure.

CATT:

Seluruh tahapan ini bisa dilakukan secara fleksibel. Artinya,

mahasiswa bisa melakukan pengenalan-identifikasi bersamaan

dengan keterlibatan. Tetapi, fokus utamanya adalah

pengenalan dan identifikasi.

Page 45: KATA PENGANTAR - matakuliahumumku.files.wordpress.com · observasi partisipatif sebagai metode eksposure, lingkaran pastoral, dan teknis eksposure. 8 . 9 BAGIAN I ... Yang dimaksud

45

LAPORAN

PROSES EXPOSURE “…(tema)…”

Nama : NPM : Kelas : Kelompok :

LEMBAGA PENGEMBANGAN HUMANIORA UNIVERSITAS KATOLIK PARAHYANGAN

BANDUNG, 20…

11. Format Laporan Akhir.

Semua mahasiswa peserta eksposure harus melewati semua

pelaporan berikut. Format ini tidak baku dan bisa

dimodifikasi sesuai dengan kebutuhan.

Page 46: KATA PENGANTAR - matakuliahumumku.files.wordpress.com · observasi partisipatif sebagai metode eksposure, lingkaran pastoral, dan teknis eksposure. 8 . 9 BAGIAN I ... Yang dimaksud

46

Beberapa hal penting dalam Laporan 1. Bentuk Laporan:

a) Ukuran kertas A4 b) Huruf: Cambria, huruf 12, spasi 1,5 c) Margn kanan-kiri-atas-bawah: 3 cm

2. Susunan Laporan: 1. COVER (sudah jelas)

2. PENGANTAR (sudah jelas)

3. DAFTAR ISI (Sudah jelas)

4. BAB I. Pendahuluan

a) Latar belakang, alasan memilih subjek, hasil yang diharapkan. b) Rumusan masalah penelitian

Sekitar 1 halaman saja, jelaskanlah masalah yang ingin Anda jelaskan. Kemukakanlah juga asumsi atau pikiran-pikiran awal yang sudah ada di dalam pikiran Anda!

c) Metode Penelitian Jelaskan bagaimana Anda akan melakukan eksposure secara rinci! Bagaimana prosesnya? Metode atau langkahnya? Jika ada angket atau sejenisnya, jelaskan! Kendalanya? Faktor Pendukungnya? Tantangannya?

5. Bab III. Profil Objek Penelitian

Judul di atas sebaiknya ditambah dengan rumusan tematik (hal khas, khusus, istimewa, atau yang menyentuh) dari objek observasi kelompok. Tulislah

6. BAB III. Analisa Sosial dan Refleksi Iman a) Analisa Sosial

Buatlah analisa social atas hasil observasi-partisipatif yang sudah dilakukan! Tampakkan dan munculkanlah masalah social yang melatar-belakangi objek eksposure!

Page 47: KATA PENGANTAR - matakuliahumumku.files.wordpress.com · observasi partisipatif sebagai metode eksposure, lingkaran pastoral, dan teknis eksposure. 8 . 9 BAGIAN I ... Yang dimaksud

47

b) Refleksi Iman Jika Tuhan ada dalam konteks di atas, menurut Anda, apa yang akan dilakukan-Nya? Mengapa? (Catt: Argumentasimu menentukan nilaimu.)

7. BAB IV. Rencana Aksi dan Rekomendasi

a) Rencana Aksi Bagian ini merupakan bagian akhir. Rumuskan kembali secara singkat: refleksi iman dan analisa social. Setelah mengungkapkan analisa social dan refleksi iman, rumuskanlah semua aksi yang bisa dilakukan atas dasar analisa dan refleksi tersebut! Dari semua kemungkinan aksi tersebut, pilihlah 2-3 aksi yang memenuhi kriteria berikut: realistic, terukur jelas, bisa dilakukan!

b) Rekomendasi Buatlah rekomendasi atas hasil eksposure kelompok. Rekomendasi ini bukanlah evaluasi atau kritik-saran eksposure, tetapi rekomendasi atas tema yang kelompok olah selama eksposure.

8. DAFTAR PUSTAKA 9. DAFTAR LAMPIRAN

a) Refleksi pribadi atas proses eksposure per pribadi, maksimal 1 halaman, A4, 1 spasi, garamond. Meliputi emosi atau rasa, kognitif, skill.

b) Evaluasi pelaksanaan eksposure kelompok, rangkuman masing masing anggota kelompok. Meliputi buku panduan, hp ndmpingan, objek, laporan, mekanisme laporan, refleksi, evaluasi dll.

c) Daftar pertanyaan angket. d) Hasil atau data mentah angket e) Hasil pengolahan angket f) Hasil wawancara-mendalam dengan responden.

Page 48: KATA PENGANTAR - matakuliahumumku.files.wordpress.com · observasi partisipatif sebagai metode eksposure, lingkaran pastoral, dan teknis eksposure. 8 . 9 BAGIAN I ... Yang dimaksud

48

wawancara dibuat dalam notulensi verbatim dari hasil rekaman. (Audio disertakan dalam file)

g) Dokumentasi foto Beberapa foto penting bisa disertakan dalam laporan hard-copy. Foto pendukung lain bisa disatukan dengan laporan soft-copy.

h) Identitas peserta Eksposure: profil mahasiswa anggota kelompok beserta foto pribadi.

12. Penegasan Aturan

a) Pelanggaran dan Konsekuensi:

No copy paste internet! Kutipan harus disertai dengan

catatan kaki. Jika dilanggar, kegiatan dan hasil eksposure

atas nama kelompok akan dibatalkan. Konsekuensinya: nilai

UAS adalah 1.

Seluruh anggota hadir dalam presentasi.

Ketidakhadiran anggota berarti absen UAS. Jika

dilanggar, mahasiswa akan dianggap tidak-hadir.

Konsekuensnya: nilai UAS tidak ada (bukan 1).

b) Komponen nilai UAS adalah 1 nilai presentasi (dosen), 1

nilai partisipasi atau keaktivan dalam group (anggota

kelompok), 1 nilai penampilan (kelompok lain saat

presentasi), dan 1 nilai paper.

c) Unsur paper yang dinilai adalah kelengkapan data,

struktur penulisan, kelengkapan informasi, rumusan-

rumusan inti (analisa social, refleksi iman, aksi).

d) Nilai Paper juga akan digunakan dalam nilai-nilai tugas.

Page 49: KATA PENGANTAR - matakuliahumumku.files.wordpress.com · observasi partisipatif sebagai metode eksposure, lingkaran pastoral, dan teknis eksposure. 8 . 9 BAGIAN I ... Yang dimaksud

49

BAB V

METODE OBSERVASIiii

(BEBERAPA CATATAN TAMBAHAN)

1. Pengantar

Dalam ulasan berikut ini, eksposure akan disejajarkan

dengan kegiatan penelitian sosial dan pelaku eksposure dianggap

sebagai peneliti. Dalam kontes ini, beberapa hal yang harus

diperhatikan adalah sebagai berikut:

1. Peranan Peneliti dalam membentuk pengetahuan. Dalam proses

pembentukan pengetahuan, peneliti merupakan figur utama yang

mempengaruhi dan membentuk pengetahuan. Peran ini

dilakukan melalui proses pengumpulan, pemilihan dan

interpretasi data. Jadi, sangatlah tidak mungkin untuk melakukan

penelitian, jika penelitian tidak terjun langsung pada obyek yang

diteliti.

Konsekuensinya, peneliti harus terlibat secara langsung

dalam setiap tahap kegiatan penelitian dan harus berada

langsung dalam setting penelitian yang dipilih.

2. Arti penting hubungan peneliti dengan pihak lain. Penelitian

kualitatif merupakan proses yang melibatkan peserta (yang

diteliti), peneliti dan pembaca serta relationship yang mereka

bangun. Jadi, peneliti dipengaruhi oleh lingkungan sosial, historis

dan kultural dimana riset dilakukan.

Konsekuensinya, ketika melakukan penelitian, peneliti

harus mampu membangun hubungan yang baik dengan obyek

penelitian dan mampu menyajikan hasil penelitian sehingga

pembaca dapat mengikuti dengan jelas alur pemikiran peneliti

dalam membangun suatu pengetahuan.

Page 50: KATA PENGANTAR - matakuliahumumku.files.wordpress.com · observasi partisipatif sebagai metode eksposure, lingkaran pastoral, dan teknis eksposure. 8 . 9 BAGIAN I ... Yang dimaksud

50

3. Penelitian bersifat inductive, exploratory dan Hypothesis‐Generatin. Penelitian kualitatif selalu didasarkan pada fenomena

yang menarik dan dimulai dengan pertanyaan terbuka (open

question); bukan dimulai dengan hipotesis yang akan diuji

kebenarannya. Jadi, penelitian bertujuan menginvestigasi dan

memahami social world bukannya memprediksi perilaku.

Penelitian dilakukan secara induktif dan exploratif dengan

melihat apa yang terjadi, mengapa terjadi, dan bagaimana

terjadinya sehingga diharapkan dapat menghasilkan hipotesis

baru.

4. Peranan Makna (Meaning) dan Interpretasi. Penelitian

kualitatif difokuskan pada bagaimana individu memahami

dunianya dan bagaimana mereka mengalami peristiwa tertentu.

Jadi, penelitian ini berusaha menginterpretasikan fenomena dari

kacamata pelaku berdasarkan pada interpretasi mereka terhadap

fenomena tersebut.

5. Temuan sangat kompleks, rinci, dan komprehensif. Penelitian

kualitatif didasarkan pada deskripsi yang jelas dan detail, karena

mejawab pertanyaan apa, mengapa dan bagaimana. Oleh karena

itu, penyajian atas temuan sangatlah kompleks, rinci dan

komprehensif sesuai dangan fenomena yang terjadi pada setting

penelitian.

2. Pengertian Observasi

Observasi adalah metode pengumpulan data melalui

pengamatan langsung terhadap suatu subjek (lokasi, situasi,

masyarakat, kelompok, dll), dalam suatu periode tertentu (catt:

waktu harus ditentukan dengan jelas supaya ada batasan

waktunya) dan mengadakan pencatatan secara sistematis tentang hal-

hal tertentu yang diamati.

Page 51: KATA PENGANTAR - matakuliahumumku.files.wordpress.com · observasi partisipatif sebagai metode eksposure, lingkaran pastoral, dan teknis eksposure. 8 . 9 BAGIAN I ... Yang dimaksud

51

Catt: Seberapa banyak (seberapa sering) observasi yang

perlu dilakukan dan seberapa panjangnya waktu pada setiap

periode observasi sangat tergantung kepada tujuan penelitian

dan jenis data yang dikumpulkan.

Supaya efektif, observer (peneliti dengan metode observasi)

sebaiknya melakukan setting plan atas proses observasinya. Harus

ditentukan dulu: tujuan observasi, objek/subjek observasi,

berapa lama dan tempatnya dimana saja, langkah-langkah

(rencana tindakan) yang harus dilakukan, pihak-pihak yang bisa

ditemui dan membantu (perantara), pihak-pihak kunci dalam

penelitian (ketua suku, ketua RW/RT, sesepuh setempat, dll),

sarana-sarana yang ada dan bisa dimanfaatkan (contoh: peristiwa

posyandu, poskamling, rapat dusun, doa/ritual).

Dalam waktu pra-observasi, peneliti sebaiknya

mengumpulkan segala informasi yang diperlukan untuk

mengenal objek penelitian sebagai pengetahuan awal. Hal ini

penting sehubungan dengan dimungkinkannya adanya „larangan‟,

„hal tabu‟, atau hal-hal yang tidak boleh dilakukan selama

observasi, di daerah atau kelompok tersebut.

Sebelum observasi itu dilaksnanakan, pengobservasi

(observer) hendaknya telah menetapkan terlebih dahulu aspek-

aspek apayang akan diobservasi dari tingkah laku seseorang.

Aspek-aspek tersebut hendaknya telah dirumuskan secara

operasional, sehingga tingkah laku yang akan dicatat nanti dalam

observasi hanyalah apa-apa yang telah dirumuskan tersebut.

3. Jenis-jenis Observasi

Klasifikasi tentang jenis-jenis observasi dapat dilihat dari

beberapa sudut pandangan antara lain:

a. Berdasarkan situasi yang diobservasi

Page 52: KATA PENGANTAR - matakuliahumumku.files.wordpress.com · observasi partisipatif sebagai metode eksposure, lingkaran pastoral, dan teknis eksposure. 8 . 9 BAGIAN I ... Yang dimaksud

52

Observasi terhadap situasi bebas (free situation). Jenis

observasi ini dilakukan terhadap situasi yang terjadi secara

wajar. Peneliti tidak melakukan campur tangan. Misalnya

adalah observasi yang dilakukan terhadap perilaku tawar

menawar pedagang dan pembeli di pasar Bringharjo.

Observasi terhadap situasi yang dimanipulasikan

(manipulated situation). Jenis observasi manipulated situation ini

mengharuskan observer melakukan intervensi terhadap

situasi yang ingin diobservasi. Situasitelah dirancang oleh

pengobservasi dengan cara memodifikasi beberapa elemen

situasi. Misalnya adalah observasi terhadap gaya

kepemimpinan yang efektif bagi anak SD.

Observasi terhadap situasi yang setengah terkontrol

(partially controlled). Jenis observasi ini adalah kombinasi dari

kedua jenis observasi situasi bebas dan situasi yang

dimanipulasikan. Contohnya adalah observasi terhadap

sikap pembeli bensin di POM X.

b. Berdasarkan keterlibatan observer.

Observasi partisipasi, yaitu apabila pengobservasi ikut terlibat

dalam kegiatan subyek yang sedang diobservasi. Misalnya

adalah seorang peneliti yang meneliti efek gempa kepada

kehidupan warga masyarakat di desa Bulak di Kecamatan

Gantiwarno, Kab. Klaten.

Observasi non partisipasi, yaitu apabila observer tidak ikut

terlibat dalam kegiatan yang diobservasi. Misalnya adalah

observasi terhadap kebiasaan mandi (kebersihan diri) warga

masyarakat di daerah Dagan, kab. Indramayu.

Page 53: KATA PENGANTAR - matakuliahumumku.files.wordpress.com · observasi partisipatif sebagai metode eksposure, lingkaran pastoral, dan teknis eksposure. 8 . 9 BAGIAN I ... Yang dimaksud

53

Observasi quasi partisipasi, yaitu apabila dalam jenis ini

sebagian waktu dalam satu periode observasi, observer ikut

melibatkan diri dalam kegiatan yang diobservasi, dan

sebagian waktu lainnya ia terlepas dari kegiatan tersebut.

Misalnya adalah penelitian tentang efek bimbingan

terhadap prestasi siswa. Di sini, dalam waktu linier

(bersambung), peneliti terlibat langsung dalam proses

belajar anak sebagai pembimbing. Di waktu lain, peneliti

tidak terlibat dalam proses belajar.

c. Berdasarkan pencatatan hasil-hasil observasi

Observasi berstruktur.

Observasi berstruktur adalah observasi dimana aspek-

aspek tingkah laku yang akan diobservasi sudah disusun

secara sistematik dalam daftar.

Bentuk catatan sistematis ada 2 jenis, yaitu: 1) chek

list(suatu daftar yang memuat sejumlah tingkah laku yang

akan diobservasi). 2) rating scale(skala bertingkat yang berisi

tingkatan-tingkatan gejalayang akan diobservasi.

Kelemahan dari observasi berstruktur ini adalah

bahwa pengobservasi sangat terikat dengan daftar yang

telah tersusun sehingga ia tidak mungkin mengembangkan

observasinya dengan aspek-aspek lain yang kebetulan

terjadi selama observasi berlangsung.

Untuk mengatasi kelemahan ini, dapat ditempuh

dengan cara kombinasi, yaitu menggunakan suatu daftar

yang terperinci tentang tingkah laku yang diobservasi, yang

dilengkapi dengan blanko untuk mencatat tingkah laku

tertentu yang muncul, yang belum terekam dalam daftar.

Observasi tak berstruktur.

Page 54: KATA PENGANTAR - matakuliahumumku.files.wordpress.com · observasi partisipatif sebagai metode eksposure, lingkaran pastoral, dan teknis eksposure. 8 . 9 BAGIAN I ... Yang dimaksud

54

Dalam melaksanakan observasi ini, observer tidak

menentukan daftar aspek-aspek yang akan diobservasi.

Dalam observasi, peneliti mencatat semua tingkah laku

yang dianggap penting dalam suatu periode observasi.

Hasil-hasil observasi ini dicatat dalam bentuk catatan

yang bersifat anekdot (anecdotal record), yaitu suatu catatan

(record) tentang tingkah laku siswa dalam suatu situasi

tertentu. Catatan yang bersifat anekdot tersebut harus

ditulis apa adanya, tanpa interpretasi. Setelah selesai,

peneliti melakukan tindakan post-observation, yaitu:

rangkuman, pemetaan hasil, evaluasi-refleksi atas proses

yang berlangsung. Sangat ditekankan pula post-observation

dilakukan segera setelah satu hari melakukan observasi,

atau segera saat waktu kosong dimungkinkan.

Ada beberapa kelemahan dalam penggunaan observasi

dan anecdotal record, yaitu sebagai berikut:

a. Karena tidak terstruktur, peneliti bisa tidak fokus

terhadap aspek-aspek penelitiannya. Kemungkinan lain,

peneliti terlalu fokus (=asyik) sehingga terlena dan

melewati aspek penting lainnya.

b. Karena tidak terstruktur, peneliti harus mengandalkan

catatan atau dokumentasi, serta proses rekapitulasi data

yang diperoleh di lapangan.

c. Metode observasi tak berstruktur ini kiranya

membutuhkan keahlian atau pengalaman penelitian

karena membutuhkan kepekaan dalam menentukan

aspek penting yang perlu diamati dan diperhatikan.

4. Keuntungan dan Keterbatasan Observasi

a. Kelebihan observasi

Kelebihan dari observasi, antara lain:

Page 55: KATA PENGANTAR - matakuliahumumku.files.wordpress.com · observasi partisipatif sebagai metode eksposure, lingkaran pastoral, dan teknis eksposure. 8 . 9 BAGIAN I ... Yang dimaksud

55

1. Pengamat langsung melihat atau mencatat objek

(perilaku pertumbuhan, dan sebagainya) saat kejadian

atau perilaku tersebut masih berlaku. Keuntungannya

adalah bahwa pengamat tidak menggantungkan data-data

dari ingatan seseorang.

2. Pengamat dapat memperoleh data dan subjek melalui

pengamatan-langsung. Hal ini menguntungkan karena

sering kali subjek tidak mau berkomunikasi secara verbal

dengan peneliti karena berbagai alasan (takut, tidak

punya waktu, atau enggan). Maka, kendala ini dapat

diatasi dengan adanya pengamatan (observasi) langsung.

b. Kelemahan Observasi

Kelemahan dari observasi, antara lain:

1. Waktu Lama. Penelitian membutuhkan waktu yang

relatif lama. Lamanya waktu ini terjadi karena proses

mengalami situasi objek dan proses pengamatan

membutuhkan waktu yang relative panjang. Observasi

tidak bisa dilakukan sehari dua hari dan kemudian

dinyatakan cukup. Kemungkinan lainnya adalah kita

harus menunggu moment yang akan diteliti dan

observasi bisa dilakukan. Misalnya adalah penguburan

suku Toraja dalam peristiwa ritual kematian, maka

seorang peneliti harus menunggu adanya upacara adat

tersebut.

2. Pengamat biasanya tidak dapat melakukan pengamatan

terhadap suatu fenomena yang berlangsung lama.

Contohnya, kita ingin mengamati fenomena perubahan

suatu masyarakat tradisional menjadimasyarakat modern

akan sulit atau tidak mungkin dilakukan.

Page 56: KATA PENGANTAR - matakuliahumumku.files.wordpress.com · observasi partisipatif sebagai metode eksposure, lingkaran pastoral, dan teknis eksposure. 8 . 9 BAGIAN I ... Yang dimaksud

56

3. Adanya kegiatan-kegiatan yang tidak mungkin diamati.

Misalnya adalah kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan

hal-hal yang sifatnya pribadi, seperti kita ingin

mengetahui perilaku anak saat orang tua sedang

bertengkar. Kitatidak mungkin melakukan pengamatan

langsung terhadap konflik keluarga tersebut karena

kurang jelas.

d. Catatan Praktis

Beberapa hal penting diringkas dalam paparan berikut:

a. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam melakukan observasi,

yaitu checklist, rating scale, anecdotal record, catatan berkala, dan

mechanical device.

1. Check list, merupakan suatu daftar yang berisikan nama-

nama responden dan faktor- faktor yang akan diamati.

2. Rating scale, merupakan instrumen untuk mencatat gejala

menurut tingkatan- tingkatannya.

3. Anecdotal record, merupakan catatan yang dibuat oleh

peneliti mengenai kelakuan-kelakuan luar biasa yang

ditampilkan oleh responden.

4. Mechanical device, merupakan alat mekanik yang digunakan

untuk memotret peristiwa- peristiwa tertentu yang

ditampilkan oleh responden.

b. Objek Pengamatan

Hal-hal yang biasanya menjadi pengamatan seorang

peneliti yang menggunakan metode pengamatan adalah

sebagai berikut.

Page 57: KATA PENGANTAR - matakuliahumumku.files.wordpress.com · observasi partisipatif sebagai metode eksposure, lingkaran pastoral, dan teknis eksposure. 8 . 9 BAGIAN I ... Yang dimaksud

57

1. Pelaku atau partisipan, menyangkut siapa saja yang terlibat

dalam kegiatan yang diamati, apa status mereka,

bagaimana hubungan mereka dengan kegiatan tersebut,

bagaimana kedudukan mereka dalam masyarakat atau

budaya tempat kegiatan tersebut, kegiatan menyangkut

apa yang dilakukan oleh partisipan, apa yang mendorong

mereka melakukannya, bagaimana bentuk kegiatan

tersebut, serta akibat dari kegiatan tersebut.

2. Tujuan, menyangkut apa yang diharapkan partisipan dari

kegiatan atau peristiwa yang diamati.

3. Perasaan, menyangkut ungkapan-ungkapan emosi

partisipan, baik itu dalam bentuk tindakan, ucapan,

ekspresi muka, atau gerak tubuh.

4. Ruang atau tempat, menyangkut lokasi dari peristiwa yang

diamati serta pandangan para partisipan tentang waktu.

5. Waktu, menyangkut jangka waktu kegiatan atau peristiwa

yang diamati serta pandangan para partisipan tentang

waktu.

6. Benda atau alat, menyangkut jenis, bentuk, bahan, dan

kegunaan benda atau alat yang dipakai pada saat kegiatan

berlangsung.

7. Peristiwa, menyangkut kejadian-kejadian lain yang terjadi

bersamaan atau seiring dengan kegiatan yang diamati

c. Persiapan Observasi

Langkah-langkah dalam melakukan observasi adalah

sebagai berikut.

1. Harus diketahui di mana observasi itu dapat dilakukan.

2. Harus ditentukan dengan pasti siapa saja yang akan

diobservasi.

Page 58: KATA PENGANTAR - matakuliahumumku.files.wordpress.com · observasi partisipatif sebagai metode eksposure, lingkaran pastoral, dan teknis eksposure. 8 . 9 BAGIAN I ... Yang dimaksud

58

3. Harus diketahui dengan jelas data-data apa saja yang

diperlukan.

4. Harus diketahui bagaimana cara mengumpulkan data

agar berjalan mudah dan lancar.

5. Harus diketahui tentang cara mencatat hasil observasi,

seperti telah menyediakan buku catatan, kamera, tape

recorder, dan alat-alat tulis lainnya.

d. Persiapan Observasi

Untuk memperoleh hasil yang baik, seseorang yang

hendak melakukan pengamatan sebaiknya memperhatikan

prinsippengamatan sebagai berikut.

1. Pengamatan sebagai suatu cara pengumpulan data harus

terfokus pada objek yang diteliti dan dilakukan secara

cermat, jujur, dan objektif.

2. Dalam menentukan objek yang hendak diamati, seorang

pengamat harus mengingat bahwa makin banyak objek

yang diamati, makin sulit pengamatan dilakukan dan

makin tidak teliti hasilnya.

3. Sebelum pengamatan dilaksanakan, pengamat sebaiknya

menentukan cara dan prosedur pengamatan.

4. Agar pengamatan lancar, pengamat perlu memahami

apa yang hendak dicatat serta bagaimana membuat

catatan atas hasil pengamatan yang terkumpul.

5. Pencatatan harus dilakukan secepat atau sesegera hasil

bisa dicatat.

Page 59: KATA PENGANTAR - matakuliahumumku.files.wordpress.com · observasi partisipatif sebagai metode eksposure, lingkaran pastoral, dan teknis eksposure. 8 . 9 BAGIAN I ... Yang dimaksud

59

DAFTAR BACAAN

Buku

1. Somantri, Gumilar Rusliwa, “Memahami Metode Kualitatif”,

MAKARA, SOSIAL HUMANIORA, VOL. 9, NO. 2,

DESEMBER 2005, hlm. 57-65

2. JB. Banawiratma& J. Muller, 1993,Berteologi Sosial Lintas Ilmu,

Yogyakarta: Kanisius

3. Siswantara, Yusuf, 2013, Gereja Dialogis, Yogyakarta: Kanisius

4. Embuiru, P. Herman (penterjemah), 1995, Katekismus Gereja

Katolik, Ende: Ledalero

Website

5. http://www.bloggerlombok.com/2011/11/metode-

observasi.html

6. http://klikbelajar.com/umum/observasi-pengamatan-

langsung-di-lapangan

Diktat tidak dipublikasikan

7. Pengantar Eksposure untuk Pendidikan Agama Katolik

Unpar, disusun olehCosmas Lili Alika, S. Pd., M. Hum., Lic.

Th.

i JB. Banawiratma & J. Muller, 1993, Berteologi Sosial Lintas Ilmu, Yogyakarta: Kanisius. Hal. 90-

91 ii Catatan: Pemberian semua unsur nilai bersifat rahasia dan langsung diberikan kepada dosen. Jika terjadi

indikasi kerjasama dalam pemberian nilai, maka nilai UAS tidak akan dikeluarkan. iii Diambil dari web, dengan beberapa perubahan:

http://www.bloggerlombok.com/2011/11/metode-observasi.html

http://klikbelajar.com/umum/observasi-pengamatan-langsung-di-lapangan/