KATA PENGANTAR -...

39
Stasiun Meteorologi Hang Nadim Batam | BULETIN METEOROLOGI [Edisi.030] i KATA PENGANTAR Bumi adalah tempat kita berpijak, berbagai kebutuhan kita disediakan oleh bumi. Yang lahir dan hidup di bumi bukan hanya generasi saat ini, namun berkelanjutan untuk anak cucu di masa depan. Jika mengulas tentang bumi, begitu banyak aspek yang diperhatikan. Mulai dari aspek lingkungan, ekonomi, politik, sampai kegiatan manusia. Semua mempunyai kontribusi besar bagi keadaan bumi nantinya. Salah satu faktor terpenting adalah faktor meteorologi, yang berperan dalam mendorong berbagai program pembangunan di bumi. Dengan meninjau hal itu, serta mengkhususkan pada pembangunan di kawasan Barelang, Stasiun Meteorologi Hang Nadim Batam setiap bulannya menerbitkan BULETIN METEOROLOGI. Buletin Meteorologi edisi Juni 2016 ini akan mengulas informasi hasil evaluasi cuaca dan iklim wilayah Kepulauan Riau pada bulan Mei 2016, prakiraan hujan dan gelombang laut, serta prakiraan pasang surut bulan Juni 2016. Buletin ini dibuat sebagai salah satu sarana penunjang penyampaian informasi meteorologi, baik kepada para pengguna jasa informasi meteorologi dan juga kepada masyarakat umum. Kami menyadari bahwa penulisan buletin ini masih belum sempurna, terdapat banyak kekurangan dan belum dapat memenuhi kebutuhan seluruh pembaca. Kritik dan saran yang membangun sangat kami harapkan guna peningkatan kualitas dari media informasi ini. Besar harapan kami agar buletin ini dapat terus berkembang dan berkesinambungan, serta dapat menjawab semua pertanyaan mengenai isu-isu meteorologi di wilayah Kepulauan Riau. . KEPALA STASIUN METEOROLOGI KELAS I HANG NADIM BATAM PHILIP MUSTAMU M.Si. NIP. 19590406 198203 1 002

Transcript of KATA PENGANTAR -...

Stasiun Meteorologi Hang Nadim Batam | BULETIN METEOROLOGI [Edisi.030] i

KATA PENGANTAR

Bumi adalah tempat kita berpijak, berbagai kebutuhan kita disediakan oleh

bumi. Yang lahir dan hidup di bumi bukan hanya generasi saat ini, namun

berkelanjutan untuk anak cucu di masa depan. Jika mengulas tentang bumi, begitu

banyak aspek yang diperhatikan. Mulai dari aspek lingkungan, ekonomi, politik,

sampai kegiatan manusia. Semua mempunyai kontribusi besar bagi keadaan bumi

nantinya. Salah satu faktor terpenting adalah faktor meteorologi, yang berperan

dalam mendorong berbagai program pembangunan di bumi. Dengan meninjau hal

itu, serta mengkhususkan pada pembangunan di kawasan Barelang, Stasiun

Meteorologi Hang Nadim Batam setiap bulannya menerbitkan BULETIN

METEOROLOGI.

Buletin Meteorologi edisi Juni 2016 ini akan mengulas informasi hasil

evaluasi cuaca dan iklim wilayah Kepulauan Riau pada bulan Mei 2016, prakiraan

hujan dan gelombang laut, serta prakiraan pasang surut bulan Juni 2016. Buletin ini

dibuat sebagai salah satu sarana penunjang penyampaian informasi meteorologi,

baik kepada para pengguna jasa informasi meteorologi dan juga kepada

masyarakat umum.

Kami menyadari bahwa penulisan buletin ini masih belum sempurna,

terdapat banyak kekurangan dan belum dapat memenuhi kebutuhan seluruh

pembaca. Kritik dan saran yang membangun sangat kami harapkan guna

peningkatan kualitas dari media informasi ini. Besar harapan kami agar buletin ini

dapat terus berkembang dan berkesinambungan, serta dapat menjawab semua

pertanyaan mengenai isu-isu meteorologi di wilayah Kepulauan Riau.

.

KEPALA STASIUN METEOROLOGI KELAS I

HANG NADIM BATAM

PHILIP MUSTAMU M.Si.

NIP. 19590406 198203 1 002

Stasiun Meteorologi Hang Nadim Batam | BULETIN METEOROLOGI [Edisi.030] ii

TIM REDAKSI

ANGGOTA TIM

ANGGOTA

NANGSIP CAHYANA, S.Si

ANGGOTA

DUATI WARDANI, S.Si

ANGGOTA

YAYAN HERMAWAN

ANGGOTA

DUDI JUHANDINATA,

S.Stat, MM

ANGGOTA

DEBORA TRULY

MARPAUNG, SST.

ANGGOTA

NIZAM MAWARDI, S.Tr

ANGGOTA

ADHITYA PRAKOSO, S.Tr

ANGGOTA

ASRI PRATIWI, S.Si

ANGGOTA

PANDE MADE RONY

KURNIAWAN, SST

ANGGOTA

MOHAMMAD TAUFIQ, S.Si

PELINDUNG

PHILIP MUSTAMU, M.Si.

KEPALA STASIUN METEOROLOGI KELAS I

HANG NADIM BATAM PENANGGUNG JAWAB

SURATMAN, S.KOM

KEPALA SEKSI

DATA DAN INFORMASI

Stasiun Meteorologi Hang Nadim Batam | BULETIN METEOROLOGI [Edisi.030] iii

DAFTAR ISI

Kata pengantar ............................................................................................................. i

Tim Redaksi ................................................................................................................. ii

Daftar Isi ..................................................................................................................... iii

I. RINGKASAN ....................................................................................................... 1

II. PENGERTIAN ..................................................................................................... 2

III. ANALISA CUACA DAN IKLIM ..................................................................... 3

IV. ANALISA GELOMBANG MEI 2016 ............................................................16

V. PRAKIRAAN CUACA JUNI 2016 ...............................................................18

VI. PRAKIRAAN PASANG SURUT JUNI 2016 ..............................................28

VII. PRAKIRAAN TERBIT/ TERBENAM BULAN DAN MATAHARI

JUNI 2016 ..........................................................................................................33

Stasiun Meteorologi Hang Nadim Batam | BULETIN METEOROLOGI [Edisi.030] 1

RINGKASAN

1. Berdasarkan data curah hujan bulan Mei 2016 yang diterima dari stasiun/pos

hujan di Barelang yang mewakili daerah-daerah di sekitarnya, maka evaluasi

jumlah curah hujan dan sifat hujan bulan Mei 2016 adalah sebagai berikut:

a. Bahwa kejadian hujan di Pulau Batam secara umum berada pada kisaran

di bawah normal terhadap rata-ratanya. Jumlah curah hujan di wilayah

Batam berkisar antara 5 -150 mm. Sedangkan kondisi angin dilaporkan

dominan bertiup dari arah Tenggara dari dasarian I hingga dasarian III

pada kecepatan rata – rata 10 km/jam.

b. Analisis kondisi atmosfer pada bulan Mei 2016 sebagai berikut:

MJO berada pada fase 1 hingga 5 dengan dominasi sifat kuat. Wilayah

Indonesia yang berada fase 3 sampai 5 terlewati oleh perambatan MJO

pada pertengahan bulan Mei yang dapat menyebabkan penambahan curah

hujan di wilayah Indonesia khususnya Indonesia bagian Barat. Hal ini juga

didukung oleh nilai OLR di wilayah Kepulauan Riau yang bernilai negatif

yang mengindikasikan terdapat banyak tutupan awan konvektif.

Pasokan uap air di udara yang menjadi bahan pembentukan awan-awan

terindikasi masih cukup tersedia diatas wilayah Indonesia selama bulan

Meil 2016. Hal ini diketahui dari hangatnya perairan Indonesia termasuk

Kepulauan Riau dengan anomali suhu muka laut positif. Oleh karenanya,

secara umum keadaan seperti ini banyak menghasilkan uap air untuk

pembentukan awan termasuk di wilayah Kepulauan Riau.

Fenomena El Nino lemah, kondisi kelembaban udara atas yang cukup

tinggi serta kecepatan angin yang lemah menyebabkan potensi

pertumbuhan awan mendukung dalam proses pembentukan hujan.

Namun secara umum jumlah curah hujan pada bulan Mei 2016 tidak

terlalu tinggi dibandingkan dengan normal curah hujan bulan Mei selama

20 tahun. Serta penyebaran hujan pada bulan Mei 2016 kurang merata.

Total curah hujan di bulan Mei 2016 lebih tinggi bila dibandingkan dengan

bulan April 2016.

II. Berdasarkan keluaran program HyBMG 2.0.7 dengan model prediksi ARIMA

(Autoregressive Integrated Moving Average) diperoleh prediksi curah hujan tiap

dasarian mulai Juni 2016 hingga Mei 2017. Data masukan yang digunakan

adalah data series hujan dasarian Hang Nadim periode Juni1999 s.d Mei 2016.

Dengan membandingkan prediksi hujan model ARIMA dengan normal hujan

dasarian periode 1993-2012 diperoleh nilai korelasi 0.95982 dan RMSE (error)

16.1678 yang menunjukkan bahwa curah hujan di bulan Juni 2016 pada

dasarian dasarian I berada pada normalnya sedangkan pada dasarian II dan III

berada di bawah normal terhadap rata-rata.

Stasiun Meteorologi Hang Nadim Batam | BULETIN METEOROLOGI [Edisi.030] 2

PENGERTIAN

A. SIFAT HUJAN

Sifat Hujan adalah Perbandingan antara jumlah curah hujan yang terjadi selama

satu bulan dengan nilai rata-rata atau normal dari bulan tersebut di suatu

tempat.

Sifat hujan dibagi menjadi 3 (tiga) kriteria, yaitu:

1. Di atas normal ( A ), jika nilai perbandingannya lebih besar dari 115 %.

2. Normal ( N ), jika nilai perbandingannya antara 85 % - 115 %.

3. Di bawah normal ( B ), jika nilai perbandingannya kurang dari 85 %.

B. NORMAL CURAH HUJAN

1. RATA-RATA CURAH HUJAN BULANAN:

Nilai rata-rata curah hujan masing-masing bulan dengan periode minimal 10

tahun.

2. NORMAL CURAH HUJAN BULANAN:

Nilai rata-rata curah hujan masing-masing bulan selama periode 30 tahun.

3. STANDARD NORMAL CURAH HUJAN BULANAN:

Nilai rata-rata curah hujan pada masing-masing bulan selama periode 30

tahun dimulai dari 1 Agustus 1901 s/d 31 Agustus 1930, 1 Agustus 1931 s/d

31 Agustus 1960, 1 Agustus 1961 s/d 31 Agustus 1990, dan seterusnya.

C. INTENSITAS CURAH HUJAN (CH)

KRITERIA CH CH/hari CH/Jam

Sangat Lebat > 100 mm > 20 mm

Lebat 50 - 100 mm 10 - 20 mm

Sedang 20 - 50 mm 5 - 10 mm

Ringan 5 - 20 mm 1 - 5 mm

Stasiun Meteorologi Hang Nadim Batam | BULETIN METEOROLOGI [Edisi.030] 3

ANALISA CUACA DAN IKLIM

A. KERAGAMAN HUJAN

Kepulauan Riau merupakan wilayah negara Indonesia yang berbentuk

kepulauan dan dilewati garis khatulistiwa. Wilayah negara Indonesia dilewati oleh

garis katulistiwa serta dikelilingi oleh dua Samudra dan dua Benua. Posisi ini

menjadikan Indonesia sebagai daerah pertemuan sirkulasi meridional (Utara-

Selatan) dikenal sebagai Sirkulasi Hadley dan sirkulasi zonal (Timur-Barat) dikenal

sebagai Sirkulasi Walker, dua sirkulasi yang sangat mempengaruhi keragaman

iklim di Indonesia. Pergerakan matahari yang berpindah dari 23.5o Lintang Utara

ke 23.5o Lintang Selatan sepanjang tahun mengakibatkan timbulnya aktivitas

monsun yang juga ikut berperan dalam mempengaruhi keragaman iklim. Pengaruh

lokal terhadap keragaman iklim juga tidak dapat diabaikan, karena Kepri

merupakan kepulauan dengan bentuk topografi sangat beragam menyebabkan

sistem golakan lokal cukup dominan. Faktor lain yang diperkirakan ikut

berpengaruh terhadap keragaman iklim ialah gangguan siklon tropis. Semua

aktivitas dan sistem ini berlangsung secara bersamaan sepanjang tahun akan tetapi

besar pengaruh dari masing-masing aktivitas atau sistem tersebut tidak sama dan

dapat berubah dari tahun ke tahun.

El-Nino dan La-Nina merupakan salah satu akibat dari penyimpangan iklim.

Fenomena ini akan menyebabkan penurunan dan peningkatan jumlah curah hujan

untuk beberapa daerah di Indonesia. Pengaruh El-Nino kuat pada daerah yang

berpola hujan monsun, lemah pada daerah berpola hujan equatorial dan tidak

jelas pada daerah dengan pola hujan lokal, sedangkan IOD (Indian Ocean Dipole)

hanya berpengaruh jelas pada daerah berpola hujan monsun.

Selain akibat pengaruh fluktuasi suhu permukaan laut di samudera pasifik

(El Nino-Southern Oscillation / ENSO) dan Samudera Hindia (Indian Ocean

Dipole / IOD), fenomena fase aktif osilasi intra-musiman yang dikenal sebagai

MJO (Madden-Julian Oscillation) juga mempengaruhi keragaman hujan di Indonesia.

Menurut Geerts and Wheeler (1998) MJO akan menyebabkan terjadinya

variasipada pola angin, SML (Suhu Muka Laut), awan dan hujan. Fase aktif MJO bila

bersamaan waktunya dengan monsun timur laut di Kepulauan Riau (Desember-

April) dapat menyebabkan terjadinya peningkatan curah hujan sekitar 200%.

Pergerakan MJO ke timur dari samudra India menuju samudra Pasifik

dibagi dalam 8 phase. Phase-1 di Afrika (210° BB - 60° BT), phase-2 di samudra

India bagian barat (60° BT – 80° BT), phase-3 di samudra India bagian timar (80°

BT – 100° BT) phase-4 & phase-5 di benua maritim Indonesia ( 100° BT – 140°

BT), phase-6 di kawasan Pasifik barat (140°BT-160° BT), phase-7 di Pasifik tengah

( 160° BT – 180° BT), dan phase-8 daerah konveksi di belahan bumi bagian barat

( 180° – 160° BB). Pada umumnya hujan tropis berasal dari awan konvektif

dengan puncak awan sangat dingin (sedikit mengemisi radiasi gelombang panjang),

oleh karenanya sangat baik memonitor MJO dengan memperhatikan variasi OLR

Stasiun Meteorologi Hang Nadim Batam | BULETIN METEOROLOGI [Edisi.030] 4

(Outgoing Longwave Radiation) yang dipantau melalui sensor infra merah pada

satelit.

B. DINAMIKA ATMOSFER DAN LAUTAN BULAN MEI 2016

1. Monsun

Pada bulan Mei matahari mulai berada pada penjalarannya menuju titik

bumi paling utara BBU (Belahan Bumi Utara) dengan pergerakan semu sejauh

kurang lebih 3.5° yaitu dari 15.8°LU menuju 22.5°LU. Pada tanggal 21 Juni

matahari akan berada pada titik paling utara bumi dengan sudut deklinasi

maksimum yaitu 23.5°LU atau biasa disebut ‘summer soltice’ setelah itu akan

bergerak kembali menuju equator. Hal ini berdampak ke peningkatan suhu muka

laut di daerah sekitar ekuator dan BBU yang memicu terbentuknya pola-pola

tekanan udara rendah.

Sumber: http://www.emc.ncep.noaa.gov/research/cmb/sst_analysis/images/monsstv2.png

Gambar 1. Peta Rata-rata Suhu Muka Laut Mei 2016

Pusat–pusat tekanan rendah ini menarik massa udara menuju wilayah

tersebut sehingga mempengaruhi kondisi pola cuaca di Indonesia termasuk

Kepulauan Riau.

Stasiun Meteorologi Hang Nadim Batam | BULETIN METEOROLOGI [Edisi.030] 5

Sumber: http://www.emc.ncep.noaa.gov/research/cmb/sst_analysis/images/monanomv2.png

Gambar 2. Peta Anomali Suhu Muka Laut Bulan Mei 2016

Kondisi rata-rata suhu muka laut di wilayah perairan Indonesia pada bulan

Mei 2016 berkisar antara 28.00-32.00C (Gambar.1) dengan anomali positif 0.5-

2.50C (Gambar.2). Hal ini menunjukkan perairan di Indonesia masih dalam kondisi

yang cukup hangat, terutama di perairan Baratdan Utara Sumatera. Oleh

karenanya, secara umum keadaan seperti ini banyak menghasilkan uap air untuk

pembentukan awan. Untuk wilayah Kepulauan Riau sendiri anomali suhu muka

laut berkisar 0.5 – 1.50C.

Stasiun Meteorologi Hang Nadim Batam | BULETIN METEOROLOGI [Edisi.030] 6

Sumber: http://www.bom.gov.au/cgi-bin/climate/cmb.cgi?variable=mslp&area=rsmc&map=mean&time=latest

Gambar 3. Rata-rata Tekanan Udara Permukaan Laut Bulan Mei 2016

Pada bulan Mei 2016, tekanan udara di BBS lebih tinggi daripada daerah di

sekitar equator dan BBU. Secara umum terjadi pergerakan massa udara dari BBS

(bertekanan tinggi) menuju ke wilayah equator dan daerah BBU (bertekanan

rendah) yang menyebabkan pola angin dominan di wilayah Kepulauan Riau bertiup

dari arah tenggara hingga barat daya dan membentuk pola belokan angin

(shearline). Pada daerah belokan angin terjadi perlambatan kecepatan angin yang

menyebabkan penumpukkan massa udara sehingga terjadi pengangkatan massa

udara dan menimbulkan potensi adanya pertumbuhan awan-awan konvektif yang

menyebabkan terjadinya hujan lebat dan petir.

Stasiun Meteorologi Hang Nadim Batam | BULETIN METEOROLOGI [Edisi.030] 7

Sumber: Bidang Meteorologi Publik BMKG

Gambar 4. Klimatologi Arah Angin 3000 Feet pada Bulan Mei

Angin yang bertiup di wilayah Kepulauan Riau secara umum berasal dari

arah Tenggara hingga Barat Daya yang bertiup dengan kecepatan 2-12 m/detik

(sekitar 3 - 25 km/jam) ini menyebabkan mudahnya perkembangan awan di

Kepulauan Riau.

Sumber:http://www.bom.gov.au/cgi-bin/climate/cmb.cgi?variable=850wind&area=rsmc&map=mean&time=latest

Gambar 5. Pola Angin 850mb Bulan Mei 2016

Stasiun Meteorologi Hang Nadim Batam | BULETIN METEOROLOGI [Edisi.030] 8

2. ENSO (El Nino - Southern Oscillation)

Pada bulan Mei 2016, ENSO berada pada kondisi normal ditunjukkan

dengan nilai anomali SST Nino 3.4 pada akhir Mei +0.09°C (Normal) dan nilai

rata-rata harian SOI (Southern Oscillation Index) selama bulan Mei sebesar +2.8

(Normal). Hal tersebut mengindikasikan tidak adanya peningkatan maupun

penurunan pasokan uap air sebagai pembentuk hujan di wilayah Indonesia

termasuk Kepulauan Riau.

Sumber : http://www.bom.gov.au/climate/enso/indices.shtml

Gambar 6. Grafik indeks SST Nino3.4

Stasiun Meteorologi Hang Nadim Batam | BULETIN METEOROLOGI [Edisi.030] 9

Sumber : http://www.bom.gov.au/climate/enso/monitoring/soi30.png

Gambar 7. Grafik indeks ENSO / SOI

3. MJO (Madden-Julian Oscillation)

a. OLR (Outgoing Longwave Radiation)

Sumber:http://www.bom.gov.au/cgi-bin/climate/cmb.cgi?variable=olr&area=rsmc&map=mean&time=latest

Gambar 8. Rata-rata OLR Mei 2016

Stasiun Meteorologi Hang Nadim Batam | BULETIN METEOROLOGI [Edisi.030] 10

OLR merupakan suatu radiasi gelombang panjang yang dipancarkan oleh

bumi ke luar angkasa. Namun, tidak semua radiasi gelombang panjang tersebut

sampai ke luar angkasa. Awan-awan konvektif adalah salah satu faktor yang

menghalangi perjalanan gelombang panjang tersebut. Suatu wilayah di

permukaan bumi yang terdapat tutupan awan konvektif memiliki nilai OLR

yang kecil/rendah. Pada bulan Mei 2016, nilai OLR terendah di wilayah

Indonesia terdapat di Sumatera bagian Utara dan Kalimantan bagian Barat

dengan kisaran 180-200 W/m2, sementara untuk wilayah Kepulauan Riau, nilai

OLR yang ditunjukkan oleh gambar 8 tidak terlalu tinggi yaitu sekitar 200-220

W/m2. Hal ini menunjukkan tutupan awan konvektif di wilayah Kepulauan Riau

pada bulan Mei 2016 cukup banyak.

b. Fase MJO

MJO pada bulan Mei 2016 berada pada fase 1 hingga 5 dengan dominasi

sifat kuat hingga lemah pada perambatannya. Wilayah Indonesia yang berada

pada fase 3 sampai 5 terlewati oleh perambatan MJO pada pertengahan bulan

Mei. Secara teori, kondisi MJO ini berdampak pada penambahan curah hujan di

wilayah Indonesia khususnya Indonesia bagian Barat. Dengan sifatnya yang kuat,

berdampak pada penambahan curah hujan di wikayah Indonesia bagian barat.

Stasiun Meteorologi Hang Nadim Batam | BULETIN METEOROLOGI [Edisi.030] 11

Sumber: http://www.bom.gov.au/climate/mjo/

Gambar 9. Fase MJO

4. IOD(Indian Ocean Dipole)

Fenomena Dipole Mode di Samudera Hindia atau IOD (Indian Ocean

Dipole) berada pada kisaran normal dengan kondisi netral (-0,4°C s.d 0,4°C). Pada

akhir bulan Mei 2016 nilai IOD berada pada kondisi negatif yang bernilai -0.530C.

Sehingga dapat diketahui bahwa selama bulan Mei 2016, secara umum IOD

berpengaruh dalam menambah peluang pertumbuhan awan di wilayah Indonesia

bagian Barat termasuk wilayah Kepulauan Riau.

Stasiun Meteorologi Hang Nadim Batam | BULETIN METEOROLOGI [Edisi.030] 12

Sumber: http://www.bom.gov.au/climate/enso/indices.shtml

Gambar 10. Grafik IOD

C. ANALISIS HUJAN BULAN MEI 2016

Berdasarkan data curah hujan bulan Mei 2016 yang diterima dari stasiun/

AWS (Automatic Weather Station) di Pulau Batam yang mewakili daerah-daerah di

sekitarnya, maka evaluasi jumlah curah hujan dan sifat hujan bulan Mei 2016

adalah sebagai berikut:

Lokasi RR Mei 2016 (mm) Rata - rata (mm) Sifat Hujan

Hang Nadim 149.6 186.9 Bawah Normal

Dari tabel di atas tampak bahwa kejadian hujan di Pulau Batam tidak

merata ditandai dengan sifat hujan secara umum berada pada kisaran di bawah

normal terhadap rata-ratanya. Jumlah curah hujan di wilayah Batam berkisar

antara 0 –150 mm.

Stasiun Meteorologi Hang Nadim Batam | BULETIN METEOROLOGI [Edisi.030] 13

D. ANALISIS UNSUR CUACA SIGNIFIKAN BULAN MEI 2016

a. Hujan

Sifat hujan bulan Mei 2016 di Batam Bawah Normal (B) dengan curah

hujan selama sebulanberkisar149,6 mm atau 59,4%. Khusus di Hang Nadim dalam

bulan Mei 2016 terdapat 14 hari hujan terukur dan 5 hari hujan tidak terukur

(ttu) dengan total curah hujan sebesar 149,6mm atau berkisar 59,4% dari rata-

rata yang berarti sifat hujan Bawah Normal (B). Pada dasarian I terjadi 2 hari

hujan dengan jumlah curah hujan 0 mm, dasarian II terjadi 8 hari hujan dengan

jumlah curah hujan 32,5 mm, dan dasarian III terjadi 9 hari dengan curah hujan

117,1 mm. Curah hujan tertinggi 61,9 mm terjadi pada tanggal 21 Mei 2015.

Gambar 11. Grafik Curah Hujan bulan Mei 2016 di Hang Nadim

0

10

20

30

40

50

60

70

1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25 27 29 31

CU

RA

H H

UJA

N (

mm

)

TANGGAL

Stasiun Meteorologi Hang Nadim Batam | BULETIN METEOROLOGI [Edisi.030] 14

b. Suhu Udara

Suhu udara harian rata-rata berkisar antara 28,4°C - 29,9° C. Suhu

udara terendah dalam bulan Mei 2016 adalah 24,0°C terjadi pada tanggal 29 dan

30 Mei 2016 pagi hari dan suhu udara tertinggi 34,6°C terjadi pada tanggal 9 Mei

2016 siang hari.

Gambar 12. Grafik Suhu Udara bulan Mei 2016 di Hang Nadim

23

25

27

29

31

33

35

1 4 7 10 13 16 19 22 25 28 31

TEM

PER

ATU

R

TANGGAL

T- MAXIMUM

T- MINIMUM

T- RATA-RATA

Stasiun Meteorologi Hang Nadim Batam | BULETIN METEOROLOGI [Edisi.030] 15

c. Kelembaban Udara

Kelembaban udara harian rata-rata berkisar antara 76% -92%.

Kelembaban udara terendah mutlak 50% terjadi pada tanggal 31 Mei 2016 siang

hari, sedangkan kelembaban udara tertinggi 98% terjadi tanggal 21 dan 22 Mei

2016 pagi hari. Dengan demikian kelembaban udara pada bulan Mei 2016 lebih

basah dibandingkan bulan April 2016.

Gambar 13. Grafik Kelembaban Udara Bulan Mei 2016 di Hang Nadim

d. Angin Permukaan

Selama periode dasarian I – III Mei 2016 angin permukaan secara umum

didominasi dari arah Tenggara dengan kecepatan rata-rata 7 km/jam, arah dan

kecepatan maximum dari Barat dengan kecepatan 36 km/jam terjadi pada tanggal

17 Mei 2016.

50

55

60

65

70

75

80

85

90

95

100

1 4 7 10 13 16 19 22 25 28 31

RH

(%

)

TANGGAL

RH MAXIMUM

RH MINIMUM

RH RATA-RATA

Stasiun Meteorologi Hang Nadim Batam | BULETIN METEOROLOGI [Edisi.030] 16

ANALISIS GELOMBANG BULAN MEI 2016

Pada bulan mei 2016 di wilayah Kepulauan Riau arus laut berkisar 3 -15

cm/s dengan arus terkuat di perairan Natuna.

Gambar 14. Peta Arus Laut Bulan Mei 2016

Untuk tinggi gelombang pada bulan Mei berkisar antara 0,1 – 1,25 m,

dengan gelombang tertinggi berada di wilayah perairan Natuna dan tinggi

gelombang terendah berada di wilayah perairan Malaka.

Gambar 15. Peta Tinggi Gelombang Bulan Mei 2016

Stasiun Meteorologi Hang Nadim Batam | BULETIN METEOROLOGI [Edisi.030] 17

Arah angin rata-rata bertiup dari arah tenggara hingga selatan dengan

kecepatan berkisar antara 3 - 10 knot.

Gambar 16. Peta Arus Laut Bulan Mei 2016

Stasiun Meteorologi Hang Nadim Batam | BULETIN METEOROLOGI [Edisi.030] 18

PRAKIRAAN CUACA JUNI 2016

A. DINAMIKA ATMOSFER

1. Tekanan Udara dan Angin

Pada bulan Juni, posisi matahari dalam gerak semunya berada di BBU

(Belahan Bumi Utara) paling ujung dengan pergerakan semu sejauh kurang

lebih 0.8° yaitu dari 22.7°LS menuju 23.5°LS

(http://www.physicalgeography.net). Hal ini memicu tingginya pemanasan air

laut yang mengakibatkan hangatnya perairan di BBU serta sebagian di

perairan tropis. Dominasi pola-pola daerah bertekanan udara rendah pada

bulan Juni 2016 diprakirakan masih akan banyak terdapat pada wilayah Bumi

Bagian Utara (BBU) dan ekuator khususnya.

Prediksi Anomali Suhu Muka Laut periode Mei –

Juni– Juli 2016

Rata-rata Tekanan Udara pada Bulan Juni

Sumber: http://iridl.ldeo.columbia.edu/maproom/Global/Forecasts/SST.html?L=2.5

http://www.cpc.ncep.noaa.gov/products/precip/realtime/clim/annual/monthly/monthly.12.slp.html

Gambar 17. Prediksi Anomali Suhu Muka Laut periode dan Rata-rata Tekanan Udara pada

Bulan Juni 2016

Pola angin rata-rata bulan Juni secara dominan bertiup dari Bumi Bagian

Selatan (BBS) menuju Bumi BagianUtara (BBU) dan membentuk pola belokan

angin disekitar wilayah ekuator. Seperti yang terlihat pada gambar.16, pola

angin yang terbentuk diwilayah Kepulauan Riau berada dekat dengan daerah

pertemuan angin (konvergensi). Pola angin ini mendukung proses

pertumbuhan awan-awan hujan.

Stasiun Meteorologi Hang Nadim Batam | BULETIN METEOROLOGI [Edisi.030] 19

Sumber: Meteo Publik, BMKG

Gambar 18. Rata-rata Streamline 3000 feet pada Bulan Juni

2. ENSO(EL-NinoSouthern Oscillation)

ENSO merupakan salah satu fenomena cuaca skala global yang

mempengaruhi penambahan curah hujan (fase La-Nina) maupun pengurangan

curah hujan (fase El-Nino) di wilayah Indonesia. Prediksi ENSO menurut

institusi internasional yaitu NOAA (National Oceanic and Atmospheric

Administration) dan JAMSTEC (Japan Agency for Marine-Earth Science and

Technology) menyatakan bahwa EL-Nino memasuki kategori normal pada

bulan Juni 2016. Sedangkan BMKG memprediksi pada bulan Juni 2016 El-

Nino dalam kategori lemah dan POAMA (Predictive Ocean Atmosphere Model

for Australia) memprediksi pada bulan Juni 2016 La-Nina dalam kategori

moderate. Sehingga secara umum, ENSO diprediksi kurang memberi

pengaruh yang signifikan terhadap penambahan maupun pengurangan jumlah

curah hujan di wilayah Indonesia khususnya Batam.

Stasiun Meteorologi Hang Nadim Batam | BULETIN METEOROLOGI [Edisi.030] 20

Sumber: Pusat Data Dokumen, BMKG

Gambar 19. Prediksi ENSO dari NOAA, JAMSTEC, POAMA dan BMKG

Salah satu parameter ENSO yaitu data SOI (Southern Oscillation Index)

dari BoM (Bureau of Meteorology Australia) hingga akhir Mei menunjukkan

berada pada kondisi normal dengan nilai SOI +2.8. Sehingga diprakirakan awal

bulan Juni 2016 masih berada pada kondisi normal dengan tidak terjadinya

penambahan maupun pengurangan jumlah curah hujan di wilayah Indonesia.

Stasiun Meteorologi Hang Nadim Batam | BULETIN METEOROLOGI [Edisi.030] 21

Sumber: http://www.bom.gov.au/climate/enso/monitoring/soi30.png

Gambar 20. Grafik SOI Bulan Januari 2014 s.d. Mei 2016

3. MJO(Madden-Julian Oscillation)

Salah satu fenomena cuaca global yang juga mempengaruhi jumlah curah

hujan di Indonesia, khususnya daerah dekat khatulistiwa adalah osilasi

gugusan awan yang lazim disebut MJO. Menurut NOAA, diperkirakan MJO

pada awal hingga pertengahan Juni 2016 berada pada fase 8-3 dengan sifat

kuat lemah hingga kuat, sehingga mempengaruhi penambahan curah hujan di

wilayah Indonesia (Gambar 19). Namun, anomali OLR bernilai positif

disebagian besar wilayah Indonesia (Gambar 20). Hal tersebut

mengindikasikan sedikitnya tutupan awan konvektif di wilayah Indonesia.

Stasiun Meteorologi Hang Nadim Batam | BULETIN METEOROLOGI [Edisi.030] 22

Sumber: http://www.cpc.ncep.noaa.gov/products/precip/CWlink/MJO/foregfs.shtml

Gambar 21. Grafik Fase MJO pada Bulan Mei 2016 dan prakiraan Bulan Juni 2016

Stasiun Meteorologi Hang Nadim Batam | BULETIN METEOROLOGI [Edisi.030] 23

Sumber:http://www.cpc.ncep.noaa.gov/products/precip/CWlink/MJO/spatial_olrmap_CA_full.gif

Gambar 22. Anomali OLR sampai dengan 30 Mei 2016 dan prakiraan 15 hari kedepan

4. Dipole Mode / IOD (Indian Ocean Dipole)

Fenomena cuaca global terakhir yang juga mempengaruhi peluang hujan di

Indonesia, khususnya Indonesia Bagian Barat, adalah dipole mode. Menurut data

dari BoM, indeks IOD akhir Mei berada pada kondisi normal dengan nilai terakhir

+0,10 C. BMKG menyatakan kondisi normal IOD ini akan berlangsung hingga

bulan Oktober 2016 (gambar 21).

Stasiun Meteorologi Hang Nadim Batam | BULETIN METEOROLOGI [Edisi.030] 24

Sumber: http://www.bmkg.go.id/bmkg_pusat/Klimatologi/Dinamika_Atmosfir.bmkg

Gambar 23. Prediksi Indeks Dipole Mode dari BoM dan BMKG

5. Tinjauan Klimatologis

Kondisi cuaca bulan Juni di Batam berdasarkan data klimatologis selama 23

tahun (1993-2015) diketahui:

Secara klimatologis selama 16 tahun (1996 – 2011) jumlah curah hujan

dibagi menjadi tiga bagian di Pulau Batam selama Bulan Juni. Batam bagian Tengah

sekitar 100 – 150 mm, sedangkan Batam bagian Barat dan Selatan jumlahnya

sekitar 150 – 200 mm dan Batam bagian Timur dan Utara sekitar 200 – 250 mm.

minimum rata-rata maksimum

SUHU UDARA 23.7 27.5 33.5

KELEMBAPAN UDARA 42% 85% 100%

ANGIN 5 Km/jam 10 Km/jam 66 Km/jam

HARI HUJAN 9 18* 25

*13 hari disertai petir

Stasiun Meteorologi Hang Nadim Batam | BULETIN METEOROLOGI [Edisi.030] 25

Kesimpulan:

Dari uraian di atas diketahui bahwa peluang pertumbuhan awan-awan

hujan di Batam pada bulan Juni 2016 cenderung sama dengan bulan Mei2016,

sehingga peluang curah hujan diprediksi tidak akan terlampau berbeda dengan

bulan Mei 2016.

B. PRAKIRAAN HUJAN BULAN JUNI 2016

1. Prakiraan Hujan Dasarian

Berdasarkan keluaran program HyBMG 2.0.7 dengan model prediksi

ARIMA (Autoregressive Integrated Moving Average) diperoleh prediksi curah

hujan tiap dasarian mulai Juni 2016 hingga Mei 2017. Data masukan yang

digunakan adalah data series hujan dasarian Hang Nadim periode Juni 1999 s.d

Mei 2016.

Dengan membandingkan prediksi hujan model ARIMA dengan normal

hujan dasarian periode 1993-2012 diperoleh nilai korelasi 0.95982 dan RMSE

(error) 16.1678. Hasilnya menunjukkan bahwa curah hujan di bulan Juni 2016

diprakirakan:

Sesuai dengan kriteria sifat hujan dalam dasarian, prakiraan curah hujan

pada dasarian I berada pada nomalnya sedangkan pada dasarian II dan III berada

di bawah normal terhadap rata-rata

Dasarian Pertama Normal 49.2

Dasarian Kedua Bawah Normal 43.5

Dasarian Ketiga Bawah Normal 32.9

Sifat Hujan Jumlah Curah Hujan

Stasiun Meteorologi Hang Nadim Batam | BULETIN METEOROLOGI [Edisi.030] 26

2. PrakiraanHujan Bulanan

Berdasarkan data-data dan analisis model serta program HyBMG 2.0.7

dapat diperoleh hasil prakiraan curahhujan satu bulan pada bulan Juni 2016 di

wilayah Barelang sebagai berikut:

Tabel:PrakiraanCurahHujanBulanJuni 2016

dan membandingkan dengan normal hujannya maka sifat hujan bulan Juni

2016 di Barelang dapat diprakirakan sebagai berikut:

Tabel: Prakiraan Sifat Hujan Bulan Juni 2016

SIFAT HUJAN WILAYAH

Atas Normal -

Normal Batam, Rempang, dan Galang

Bawah Normal -

Stasiun Meteorologi Hang Nadim Batam | BULETIN METEOROLOGI [Edisi.030] 27

Gambar. 24 Peta Prakiraan Curah dan Sifat Hujan Barelang bulan Juni 2016

Stasiun Meteorologi Hang Nadim Batam | BULETIN METEOROLOGI [Edisi.030] 28

PRAKIRAAN PASANG SURUT (TIDAL)

JUNI 2016

A. Pendahuluan

Pasang surut air adalah gelombang yang mirip dengan gelombang air yang terjadi

akibat tiupan angin. Pasang surut memiliki panjang gelombang yang panjang, seperti yang

terdapat pada laut dalam namun terjadi untuk air dangkal, ini berarti pasang surut dibiaskan

oleh keadaan topografi kedalaman bawah air. Periodenya pun cukup panjang, dalam orde

jam. Pasang surut air terjadi disebabkan oleh gaya gravitasi dan gaya sentrifugal yang

ditimbulkan oleh gerakan bumi, bulan, dan matahari.

B. Pola Pasang Surut

Di seluruh dunia pasang surut berbeda baik ketinggian paras air maupun waktu

kejadiannya. Area pantai yang hanya punya satu pasang surut tertinggi dan terendah setiap

hari disebut diurnal tide (air pasang harian). Wilayah yang mengalami dua kali pasang dan dua

kali surut dalam sehari disebut mempunyai semi-diurnal tide. Jika semi-diurnal tide mempunyai

ketinggian air pasang yang dicapai berbeda dan saat surut juga level air tidak sama disebut

semi-diurnal mixed tide.

Pola pasang surut dapat dijelaskan secara gelombang dengan grafik yang menunjukkan

paras air untuk sumbu vertikal dan sumbu horisontal menyatakan waktu hari. Pengamatan

pasang surut dalam jangka waktu yang lama digunakan untuk menghitung rata-rata ketinggian

pasang. Dengan nilai rata-rata ini dapat dihitung anomali pasang naik dan pasang surut air.

C. Paras Pasang Surut.

Ketinggian air tertinggi yang dicapai permukaan air setiap hari disebut HighWater

(HT) / Higt Tide (Ht). Titik terendah dimana permukaan air surut disebut Low Water

(LW) / Low Tide. Mengingat propinsi Kepulauan Riau sebagian besar wilayahnya terdiri

dari lautan maka fenomena pasang surut air laut sangat besar pengaruhnya terhadap kegiatan

yang berhubungan dengan kelautan seperti bongkar muat di Pelabuhan Laut, kegiatan para

nelayan dan lain sebagainya. Untuk itu dalam buletin ini kami sajikan prediksi pasang surut di

seluruh Propinsi Kepulauan Riau yang meliputi 6 (enam) Kabupaten Kota sebagai berikut :

Stasiun Meteorologi Hang Nadim Batam | BULETIN METEOROLOGI [Edisi.030] 29

1. KOTA BATAM

i. BATU AMPAR

ii. SEKUPANG

Stasiun Meteorologi Hang Nadim Batam | BULETIN METEOROLOGI [Edisi.030] 30

2. KABUPATEN BINTAN

i. TANJUNG UBAN

ii. TANJUNG PINANG

Stasiun Meteorologi Hang Nadim Batam | BULETIN METEOROLOGI [Edisi.030] 31

3. KABUPATEN KARIMUN

i. TANJUNG BALAI KARIMUN

4. KABUPATEN LINGGA

i. DABO SINGKEP

Stasiun Meteorologi Hang Nadim Batam | BULETIN METEOROLOGI [Edisi.030] 32

5. KABUPATEN ANAMBAS

i. SELAT PENITING

6. KABUPATEN NATUNA

i. SEDANAU

Stasiun Meteorologi Hang Nadim Batam | BULETIN METEOROLOGI [Edisi.030] 33

PRAKIRAAN TERBIT/ TERBENAM

BULAN DAN MATAHARI JUNI 2016

1. STASIUN METEOROLOGI HANG NADIM BATAM

Location : E104 07, N01 07, June 2016

DATE

SUN MOON

Rise Set Rise Set

hm Hm hm hm

1 0556 1807 0208 1433

2 0556 1807 0301 1529

3 0556 1807 0357 1626

4 0556 1807 0454 1725

5 0557 1808 0554 1825

6 0557 1808 0654 1925

7 0557 1808 0752 2023

8 0557 1808 0849 2117

9 0557 1808 0942 2209

10 0558 1809 1032 2257

11 0558 1809 1119 2342

12 0558 1809 1204 000

13 0558 1809 1247 0025

14 0558 1809 1330 0108

15 0559 1810 1413 0150

16 0559 1810 1457 0233

17 0559 1810 1542 0316

18 0559 1810 1629 0402

19 0559 1811 1717 0449

20 0600 1811 1807 0538

21 0600 1811 1859 0629

22 0600 1811 1950 0720

23 0600 1811 2042 0812

24 0600 1812 2133 0904

25 0601 1812 2223 0955

26 0601 1812 2313 1046

27 0601 1812 000 1136

28 0601 1812 0003 1228

29 0602 1813 0054 1320

30 0602 1813 0147 1415

2. STASIUN METEOROLOGI TANJUNGPINANG

Location : E104 32, N00 55, June 2016

DATE

SUN MOON

Rise Set Rise Set

hm Hm hm hm

1 0555 1805 0206 1432

2 0555 1805 0259 1527

3 0555 1805 0355 1624

4 0555 1805 0453 1723

5 0555 1806 0552 1823

6 0555 1806 0652 1923

7 0556 1806 0751 2021

8 0556 1806 0847 2115

9 0556 1806 0941 2207

10 0556 1807 1031 2255

11 0556 1807 1118 2340

Stasiun Meteorologi Hang Nadim Batam | BULETIN METEOROLOGI [Edisi.030] 34

12 0557 1807 1202 000

13 0557 1807 1246 0024

14 0557 1807 1328 0106

15 0557 1808 1411 0148

16 0557 1808 1455 0231

17 0558 1808 1540 0315

18 0558 1808 1627 0400

19 0558 1809 1715 0448

20 0558 1809 1805 0537

21 0558 1809 1857 0627

22 0559 1809 1948 0719

23 0559 1809 2040 0811

24 0559 1810 2131 0902

25 0559 1810 2221 0953

26 0600 1810 2311 1044

27 0600 1810 000 1135

28 0600 1810 0001 1226

29 0600 1811 0053 1319

30 0600 1811 0146 1413

3. STASIUN METEOROLOGI RANAI

Location : E108 24, N03 55, June 2016

DATE

SUN MOON

Rise Set Rise Set

hm hm hm hm

1 0534 1754 0149 1417

2 0534 1755 0242 1513

3 0535 1755 0336 1611

4 0535 1755 0433 1711

5 0535 1755 0532 1811

6 0535 1755 0632 1911

7 0535 1756 0731 2009

8 0535 1756 0828 2103

9 0535 1756 0921 2154

10 0536 1756 1012 2241

11 0536 1756 1100 2326

12 0536 1757 1146 000

13 0536 1757 1230 0008

14 0536 1757 1313 0050

15 0537 1757 1357 0131

16 0537 1758 1441 0213

17 0537 1758 1527 0256

18 0537 1758 1614 0341

19 0537 1758 1703 0428

20 0538 1759 1754 0517

21 0538 1759 1845 0607

22 0538 1759 1936 0659

23 0538 1759 2027 0751

24 0538 1759 2117 0843

25 0539 1800 2207 0935

26 0539 1800 2256 1027

27 0539 1800 2345 1118

28 0539 1800 000 1211

29 0540 1800 0036 1304

30 0540 1801 0128 1400

Stasiun Meteorologi Hang Nadim Batam | BULETIN METEOROLOGI [Edisi.030] 35

4. STASIUN METEOROLOGI TANJUNG BALAI KARIMUN

Location : E103 23, N01 03, June 2016

DATE

SUN MOON

Rise Set Rise Set

hm hm hm hm

1 0559 1810 0211 1436

2 0559 1810 0304 1532

3 0559 1810 0400 1629

4 0559 1810 0457 1728

5 0600 1810 0557 1828

6 0600 1811 0657 1928

7 0600 1811 0756 2026

8 0600 1811 0852 2120

9 0600 1811 0945 2212

10 0601 1811 1035 2300

11 0601 1812 1122 2345

12 0601 1812 1207 000

13 0601 1812 1250 0028

14 0601 1812 1333 0111

15 0602 1812 1416 0153

16 0602 1813 1500 0236

17 0602 1813 1545 0319

18 0602 1813 1632 0405

19 0602 1813 1720 0452

20 0603 1814 1810 0541

21 0603 1814 1901 0632

22 0603 1814 1953 0723

23 0603 1814 2045 0815

24 0603 1814 2136 0907

25 0604 1815 2226 0958

26 0604 1815 2316 1049

27 0604 1815 000 1139

28 0604 1815 0006 1231

29 0605 1815 0057 1323

30 0605 1816 0150 1418

5. STASIUN METEOROLOGI DABO SINGKEP

Location : E104 34, S00 28, June 2016

DATE

SUN MOON

Rise Set Rise Set

hm hm hm hm

1 0555 1804 0206 1431

2 0555 1804 0259 1526

3 0556 1804 0355 1623

4 0556 1804 0453 1722

5 0556 1805 0553 1822

6 0556 1805 0653 1922

7 0556 1805 0751 2020

8 0556 1805 0848 2115

9 0557 1805 0941 2206

10 0557 1806 1031 2254

11 0557 1806 1118 2340

12 0557 1806 1202 000

13 0557 1806 1246 0023

14 0558 1807 1328 0106

15 0558 1807 1411 0148

Stasiun Meteorologi Hang Nadim Batam | BULETIN METEOROLOGI [Edisi.030] 36

16 0558 1807 1455 0231

17 0558 1807 1539 0315

18 0558 1807 1626 0401

19 0559 1808 1715 0448

20 0559 1808 1805 0537

21 0559 1808 1856 0628

22 0559 1808 1947 0719

23 0600 1808 2039 0811

24 0600 1809 2130 0903

25 0600 1809 2220 0954

26 0600 1809 2311 1044

27 0600 1809 000 1134

28 0601 1809 0001 1226

29 0601 1810 0053 1318

30 0601 1810 0146 1413

6. STASIUN METEOROLOGI TAREMPA

Location : E106 15, N03 12, June 2016

DATE

SUN MOON

Rise Set Rise Set

hm hm hm Hm

1 0544 1802 0158 1425

2 0544 1802 0251 1521

3 0544 1802 0346 1619

4 0544 1802 0443 1719

5 0545 1803 0542 1819

6 0545 1803 0642 1919

7 0545 1803 0741 2017

8 0545 1803 0837 2111

9 0545 1803 0931 2202

10 0545 1804 1022 2249

11 0546 1804 1109 2334

12 0546 1804 1155 000

13 0546 1804 1239 0017

14 0546 1805 1322 0059

15 0546 1805 1405 0140

16 0547 1805 1450 0222

17 0547 1805 1535 0306

18 0547 1805 1622 0351

19 0547 1806 1711 0438

20 0547 1806 1801 0526

21 0548 1806 1853 0617

22 0548 1806 1944 0709

23 0548 1806 2035 0801

24 0548 1807 2126 0853

25 0549 1807 2215 0945

26 0549 1807 2304 1036

27 0549 1807 2354 1127

28 0549 1807 000 1219

29 0549 1808 0045 1313

30 0550 1808 0137 1408