Kata Pengantar -...

106
Renstra Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Sumatera Barat Tahun 2016 – 2021 9 Kata Pengantar Puji dan syukur kami ucapkan Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa dengan tersusunnya Rencana Strategis Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Sumatera Barat Periode 2016 – 2021 yang merupakan acuan dalam penjabaran program dan kegiatan pembangunan pertanian 5 (lima) tahunan. Rencana Strategis (RENSTRA) Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Sumatera Barat Tahun 2016 – 2021 merupakan penjabaran dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Daerah Provinsi Sumatera Barat Tahun 2016 – 2021 yang memuat Visi, Misi, dan Program Pembangunan Sumatera Barat. Renstra disusun untuk dapat dijadikan acuan dan pegangan dalam rangka melaksanakan pembangunan pertanian tanaman pangan dan hortikultura dalam menentukan langkah kebijakan dan melaksanakan kegiatan guna mencapai tujuan dan sasaran program yang dapat berjalan sesuai Visi dan Misi Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Sumatera Barat. Dengan diselesaikannya Rencana Strategis Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Sumatera Barat 2016 – 2021, maka pelaksanaan pembangunan di Sektor Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura sampai tahun 2021 ke depan dapat berjalan lebih terarah dan terkoordinasi dan menjadi komitmen bersama antara Pusat, Provinsi dan Kabupaten / Kota serta terpadu antar subsektor maupun sektor, dan sekaligus diharapkan mampu memberikan dukungan yang kuat bagi berkembangnya kegiatan usaha tani, peningkatan produksi dan terwujudnya masyarakat petani yang sejahtera. Akhirnya kepada semua pihak yang telah bekerja sama dan menyumbangkan pemikirannya dalam penyusunan renstra ini, di ucapkan terima kasih. Padang, 22 Agustus 2016 Plt. Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Sumatera Barat Ir. Besli NIP. 19600613 198712 1 001

Transcript of Kata Pengantar -...

Page 1: Kata Pengantar - diperta.sumbarprov.go.iddiperta.sumbarprov.go.id/downlot.php?file=RENSTRA2016.pdf · – 2021 merupakan penjabaran dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM)

Renstra Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Sumatera Barat Tahun 2016 – 2021

9

Kata Pengantar

Puji dan syukur kami ucapkan Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa dengan tersusunnya Rencana

Strategis Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Sumatera Barat Periode 2016 – 2021 yang merupakan

acuan dalam penjabaran program dan kegiatan pembangunan pertanian 5 (lima) tahunan.

Rencana Strategis (RENSTRA) Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Sumatera Barat Tahun 2016

– 2021 merupakan penjabaran dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Daerah Provinsi

Sumatera Barat Tahun 2016 – 2021 yang memuat Visi, Misi, dan Program Pembangunan Sumatera Barat.

Renstra disusun untuk dapat dijadikan acuan dan pegangan dalam rangka melaksanakan pembangunan

pertanian tanaman pangan dan hortikultura dalam menentukan langkah kebijakan dan melaksanakan

kegiatan guna mencapai tujuan dan sasaran program yang dapat berjalan sesuai Visi dan Misi Dinas Pertanian

Tanaman Pangan Provinsi Sumatera Barat.

Dengan diselesaikannya Rencana Strategis Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Sumatera Barat

2016 – 2021, maka pelaksanaan pembangunan di Sektor Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura sampai

tahun 2021 ke depan dapat berjalan lebih terarah dan terkoordinasi dan menjadi komitmen bersama antara

Pusat, Provinsi dan Kabupaten / Kota serta terpadu antar subsektor maupun sektor, dan sekaligus diharapkan

mampu memberikan dukungan yang kuat bagi berkembangnya kegiatan usaha tani, peningkatan produksi

dan terwujudnya masyarakat petani yang sejahtera.

Akhirnya kepada semua pihak yang telah bekerja sama dan menyumbangkan pemikirannya dalam

penyusunan renstra ini, di ucapkan terima kasih.

Padang, 22 Agustus 2016

Plt. Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan

Provinsi Sumatera Barat

Ir. Besli

NIP. 19600613 198712 1 001

Page 2: Kata Pengantar - diperta.sumbarprov.go.iddiperta.sumbarprov.go.id/downlot.php?file=RENSTRA2016.pdf · – 2021 merupakan penjabaran dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM)

Renstra Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Sumatera Barat Tahun 2016 – 2021

10

KATA PENGANTAR i

DAFTAR ISI ii

DAFTAR TABEL iii

DAFTAR GRAFIK vi

!. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang 1

1.2. Landasan Hukum 4

1.3. Maksud dan Tujuan 5

1.4. Sistematika Penulisan 6

II GAMBARAN PELAYANAN DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN

2.1. Kedudukan, Tugas, Fungsi dan Struktur Organisasi 7

2.2. Sumberdaya SKPD 17

2.3. Kinerja Pelayanan Dinas Pertanian Tanaman Pangan 19

2.4. Tantangan dan Peluang Pengembangan Pelayanan Dinas Pertanian

Tanaman Pangan 63

III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI

3.1 Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan

Dinas Pertanian Tanaman Pangan 68

3.2. Telaah Visi, Misi, dan Program Kepala Daerah dan Wakil Kepala

Daerah Terpilih 76

3.3. Telaah Renstra K/L dan Renstra Provinsi 78

3.4. Telaah Rencana Tata Ruang Wilayah dan KLHS 85

3.5. Penentuan Isu-Isu Strategis 95

IV VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

4.1. Visi dan Misi Dinas Pertanian Tanaman Pangan 97

4.2. Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah Dinas Pertanian Tanaman Pangan 98

4.3. Strategi dan Kebijakan Dinas Pertanian Tanaman Pangan 101

V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN , INDIKATOR KINERJA, 105

KELOMPOK SASARAN DAN PENDANAAN INDIKATIF DINAS

PERTANIAN TANAMAN PANGAN

VI. INDIKATOR KINERJA DINAS PERTANIAN YANG MENGACU 110

PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMD

VII. PENUTUP 120

DAFTAR TABEL

Page 3: Kata Pengantar - diperta.sumbarprov.go.iddiperta.sumbarprov.go.id/downlot.php?file=RENSTRA2016.pdf · – 2021 merupakan penjabaran dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM)

Renstra Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Sumatera Barat Tahun 2016 – 2021

11

Page 4: Kata Pengantar - diperta.sumbarprov.go.iddiperta.sumbarprov.go.id/downlot.php?file=RENSTRA2016.pdf · – 2021 merupakan penjabaran dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM)

Renstra Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Sumatera Barat Tahun 2016 – 2021

12

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Rencana Strategis merupakan suatu proses yang berorientasi kepada hasil yang ingin dicapai selama

kurun waktu satu sampai dengan lima tahun dengan memperhitungkan potensi, peluang, dan kendala yang

ada atau yang mungkin timbul. Rencana Strategis mengandung visi, misi, tujuan, sasaran, serta cara

pencapaian yang realistis untuk mengantisipasi perkembangan masa depan.

Pembangunan pertanian secara umum dan pembangunan sub sektor Pertanian Tanaman Pangan dan

Hortikultura telah memberikan sumbangan besar dalam pembangunan daerah Provinsi Sumatera Barat baik

langsung seperti dalam pertumbuhan PDRB, penyerapan tenaga kerja, peningkatan pendapatan masyarakat

dan penyediaan pangan, maupun tidak langsung melalui peningkatan dan menciptakan kondisi yang

kondusif bagi pelaksanaan pembangunan dan hubungan sinergis dengan sektor lain. Keberhasilan tersebut

tidak lepas dari peranan Dinas Pertanian Tanaman Pangan dalam melaksanakan koordinasi dan pemberian

fasilitasi bagi pelaksana pembangunan pertanian yang dilakukan oleh masyarakat.

Pembangunan pertanian tanaman pangan dan hortikultura sebagai bagian dari pembangunan nasional

adalah pembangunan yang berkelanjutan dan berwawasan lingkungan yang bertujuan untuk meningkatkan

hasil dan mutu produksi, mengembangkan usaha profesional yang efektif dan efisien serta mampu bersaing

di pasar bebas, baik di dalam negeri maupun luar negeri sehingga punya kontribusi terhadap perekonomian

daerah. Berbagai usaha pertanian tanaman pangan dan hortikultura baik secara aspek produksi, pengolahan

maupun pemasaran memiliki potensi besar sebagai sumber percepatan pertumbuhan ekonomi daerah.

Dinas Pertanian Tanaman Pangan mempunyai tugas dan fungsi merumuskan kebijakan daerah,

kebijakan pelaksanaan dan kebijakan teknis di bidang Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura. Rencana

Page 5: Kata Pengantar - diperta.sumbarprov.go.iddiperta.sumbarprov.go.id/downlot.php?file=RENSTRA2016.pdf · – 2021 merupakan penjabaran dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM)

Renstra Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Sumatera Barat Tahun 2016 – 2021

13

Strategis (Renstra) merupakan acuan utama bagi jajaran lingkup Dinas Pertanian se Sumatera Barat yang

selanjutnya Renstra ini dijadikan acuan pula dalam menyusun Rencana Kerja (Renja) tahunan dalam

pelaksanaan Pembangunan Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura.

Renstra Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Sumatera Barat merupakan dokumen perencanaan

yang berisikan arahan visi, misi, tujuan, target, sasaran, kebijakan, strategi, program dan kegiatan-kegiatan

yang akan menjadi acuan dan arahan bagi Dinas Lingkup Pertanian Tanaman Pangan Provinsi dan

Kabupaten/Kota se Sumatera Barat, selama lima tahun ke depan (2016-2021) yang dilaksanakan secara

menyeluruh, terintegrasi, efisien dan sinergi baik di dalam maupun antar sektor terkait.

Renstra SKPD merupakan dokumen perencanaan SKPD untuk periode 5 (lima) tahun yang disusun

sesuai dengan tugas dan fungsinya untuk mencapai tujuan dan sasaran jangka menengah SKPD yang selaras

dengan strategi dan kebijakan daerah sebagaimana tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka

Menengah Daerah (RPJMD).

Penyusunan Renstra Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Sumatera Barat disamping

berpedoman pada RPJMD juga memperhatikan Rencana Strategis Kementerian Pertanian, Renstra Dinas

Kab/Kota yang menangani bidang pertanian, Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Provinsi Sumatera Barat,

serta memperhatikan hasil Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS), hasil evaluasi kinerja Periode 2010-

2015, serta dengan memperhatikan isu-isu dan faktor-faktor strategis bidang pertanian, baik pada tingkat

global, nasional, maupun regional.

Proses penyusunan Renstra Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Sumatera Barat Tahun 2016 –

2021 dilakukan melalui tahapan persiapan, penyusunan rancangan Renstra, rancangan akhir Renstra, hingga

penetapan Renstra, dan telah dimulai sejak dimulainya penyusunan Rancangan Awal RPJMD. Keterkaitan

dengan tahapan penyusunan Renstra Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Sumatera Barat Tahun 2016

-2021 mengacu pada Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2015 tentang Pelaksanaan Peraturan

Page 6: Kata Pengantar - diperta.sumbarprov.go.iddiperta.sumbarprov.go.id/downlot.php?file=RENSTRA2016.pdf · – 2021 merupakan penjabaran dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM)

Renstra Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Sumatera Barat Tahun 2016 – 2021

14

Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian, dan Evaluasi

Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah.

Dalam penyusunan Rencana Strategis Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Sumatera Barat

tahun 2016 - 2021 tidak terlepas dari tugas pokok, fungsi dan kewenangan unit kerja teknis yang saling

mengisi dan bersinergi satu sama lain. Hal tersebut mengandung pengertian bahwa unit kerja teknis memiliki

peranan dalam mendukung pelaksanaan kewenangan Dinas Pertanian Tanaman Pangan.

Gambar 1. Bagan Keterkaitan Renstra Dinas Pertanian Tanaman Pangan dengan RPJMD,

Renstra K/L dan Renstra Provinsi dan Kabupaten/Kota

Analisis Gambaran pelayanan

SKPD

Perumusan Isu-isu

strategis berdasarkan

tusi

Perumusan Strategi dan

kebijakan

Perumusan rencana kegiatan, indikator kinerja,

kelompok sasaran dan pendanaan

indikatif berdasarkan

rencana program prioritas RPJMD

Pengolahan data dan informasi

Perumusan visi dan misi

SKPD

Perumusan Tujuan

Perumusan sasaran

Rancangan Renstra-SKPD

· Pendahuluan· Gambaran pelayanan SKPD· isu-isu strategis berdasarkan

tugas pokok dan fungsi· visi, misi, tujuan dan sasaran,

strategi dan kebijakan · rencana program, kegiatan,

indikator kinerja, kelompok sasaran dan pendanaan indikatif

· indikator kinerja SKPD yang mengacu pada tujuan dan sasaran RPJMD.

Perumusan indikator kinerja

SKPD yang mengacu pada

tujuan dan sasaran RPJMD

SPM

Renstra-KLdan Renstra Kabupaten/

Kota

Penelaahan RTRW

Rancangan Renstra-SKPD

Nota Dinas Pengantar Kepala SKPD perihal penyampaian Rancangan Renstra-SKPD

kepada Bappeda

Penelaahan KLHS

Renstra-KLdan Renstra Kabupaten/

Kota

Renstra-KLdan Renstra SKPD Kab/

Kota

Page 7: Kata Pengantar - diperta.sumbarprov.go.iddiperta.sumbarprov.go.id/downlot.php?file=RENSTRA2016.pdf · – 2021 merupakan penjabaran dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM)

Renstra Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Sumatera Barat Tahun 2016 – 2021

15

1.2. Landasan Hukum

Penyusunan Renstra Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Sumatera Barat 2016 - 2021 secara yuridis

berlandaskan kepada:

1. Undang-Undang Nomor 61 Tahun 1958 tentang Penetapan Undang-Undang Darurat Nomor 19 Tahun

1957 tentang Pembentukan Daerah-Daerah Swatantra Tingkat I Sumatera Barat, Jambi dan Riau sebagai

Undang-Undang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1958 Nomor 112, Tambahan Lembaran

Negara Republik Indonesia Nomor 1646);

2. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran

Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

Nomor 4421);

3. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia

Tahun 2007 Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4725);

4. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 81, Tambahan Lembaran Negara Republik

Indonesia Nomor 5233);

5. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587),

sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang

Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran

Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

Nomor 5679);

6. Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2005 tentang Pedoman Penyusunan dan Penerapan Standar

Pelayanan Minimal (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 150, Tambahan Lembaran

Negara Republik Indonesia Nomor 4585)

7. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan

Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008

Nomor 21, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4817);

8. Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (Lembaran

Page 8: Kata Pengantar - diperta.sumbarprov.go.iddiperta.sumbarprov.go.id/downlot.php?file=RENSTRA2016.pdf · – 2021 merupakan penjabaran dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM)

Renstra Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Sumatera Barat Tahun 2016 – 2021

16

Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 48, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

Nomor 4833);

9. Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016 tentang Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2016 Nomor 114, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5887);

10. Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2015 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional

Tahun 2015-2019 ( Lembaran Negera Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 3 );

11. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah

Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian, dan Evaluasi Pelaksanaan

Rencana Pembangunan Daerah; (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 2036 );

12. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 67 Tahun 2012 tentang Pedoman Pelaksanaan Kajian Lingkungan

Hidup Strategis Dalam Penyusunan atau Evaluasi Rencana Pembangunan Daerah (Berita Negara Republik

Indonesia Tahun 2012 Nomor 994 );

13. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 80 Tahun 2015 tentang Pembentukan Produk Hukum Daerah

(Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 2036 );

14. Peraturan Daerah Provinsi Sumatera Barat Nomor 7 Tahun 2008 tentang Rencana Pembangunan Jangka

Panjang Daerah (RPJPD) Provinsi Sumatera Barat Tahun 2005-2025 (Lembaran Daerah Provinsi

Sumatera Barat Tahun 2008 Nomor 7, Tambahan Lembaran Daerah Provinsi Sumatera Barat Nomor 27);

15. Peraturan Daerah Provinsi Sumatera Barat Nomor 13 Tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah

Provinsi Sumatera Barat Tahun 2012-2032 (Lembaran Daerah Provinsi Sumatera Barat Tahun 2012

Nomor 13, Tambahan Lembaran Daerah Provinsi Sumatera Barat Nomor 79);

16. Peraturan Daerah Provinsi Sumatera Barat Nomor 16 Tahun 2016 tentang Rencana Pembangunan

Jangka Menengah daerah (RPJMD).

17. Rencana Strategis Departemen Pertanian 2015 - 2019.

1.2. Maksud dan Tujuan

Renstra disusun sebagai penjabaran secara operasional visi, misi dan program Gubernur yang

digambarkan dalam bentuk program dan kegiatan terkait urusan pembangunan pertanian tanaman pangan

dan hortikultura yang harus dilaksanakan oleh Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Sumatera Barat

selama kurun waktu Tahun 2016 – 2021.

Page 9: Kata Pengantar - diperta.sumbarprov.go.iddiperta.sumbarprov.go.id/downlot.php?file=RENSTRA2016.pdf · – 2021 merupakan penjabaran dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM)

Renstra Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Sumatera Barat Tahun 2016 – 2021

17

Tujuan Penyusunan Renstra Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Sumatera Barat Tahun 2016 – 2021

:

1. Merumuskan gambaran umum kondisi pelayanan yang akan diselenggarakan Dinas Pertanian Tanaman

Pangan Provinsi Sumatera Barat sebagai penjabaran visi dan misi Gubernur terpilih;

2. Menerjemahkan visi dan misi Gubernur ke dalam tujuan dan sasaran pembangunan daerah selama 5

(lima) tahun sesuai dengan tugas dan fungsi Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Sumatera Barat

dengan berpedoman kepada RPJMD Provinsi Sumatera Barat Tahun 2016 – 2021;

3. Menetapkan berbagai program dan kegiatan prioritas disertai dengan indikasi pagu anggaran dan target

indikator kinerja yang akan dilaksanakan selama periode RPJMD Provinsi Sumatera Barat Tahun 2016 –

2021;

4. Mempermudah pengendalian kegiatan serta pelaksanaan monitoring dan evaluasi kegiatan.

1.3. Sistimatika Penulisan

Sistematika penulisan Renstra Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Sumatera Barat Tahun 2016

- 2021 berpedoman pada Peraturan Menteri Dalam Negri Nomor : 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan

Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tatacara Penyusunan, Pengendalian, dan

Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah yang secara keseluruhan memuat :

BAB I. PENDAHULUAN

Menguraikan latar belakang, maksud, tujuan, dan landasan hukum penyusunan, serta

sistematika penyusunan.

BAB II. GAMBARAN PELAYANAN DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN PROVINSI SUMATERA BARAT

Memberikan gambaran pelayanan Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Sumatera Barat

terkait dengan tugas, fungsi dan struktur organisasi dalam penyelenggaraan urusan pemerintahan

daerah, sumber daya yang dimiliki dalam penyelenggaraan tugas dan fungsinya, mencakup sumber

Page 10: Kata Pengantar - diperta.sumbarprov.go.iddiperta.sumbarprov.go.id/downlot.php?file=RENSTRA2016.pdf · – 2021 merupakan penjabaran dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM)

Renstra Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Sumatera Barat Tahun 2016 – 2021

18

daya manusia, asset/modal dan unit usaha yang masih operasional serta menunjukkan tingkat

capaian kinerja pelayanan yang telah dihasilkan sesuai Renstra periode sebelumnya, beserta

tantangan dan peluang bagi pengembangan pelayanan Dinas Pertanian Tanaman Pangan pada

lima tahun mendatang.

BAB III. ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI

Menggambarkan tentang identifikasi permasalahan; telaah visi, misi, dan program-program

Gubernur terpilih; faktor-faktor penghambat ataupun pendorong pelayanan ditinjau dari sasaran

jangka menengah Renstra K/L, telaah Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) dan isu-isu strategis

yang mempengaruhi permasalahan pelayanan terkait dengan tugas dan fungsi Dinas Pertanian

Tanaman Pangan Provinsi Sumatera Barat.

BAB IV. VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

Menjelaskan visi, misi, tujuan dan sasaran serta rumusan strategi dan kebijakan Dinas Pertanian

Tanaman Pangan Provinsi Sumatera Barat lima tahun mendatang.

BAB V. RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN, DAN

PENDANAAN INDIKATIF.

Memuat rencana program, kegiatan, kelompok sasaran, pendanaan indikatif dan indikator kinerja

yang merupakan penjelasan prioritas-prioritas program dan kegiatan beserta indikasi pendanaan

dan sumber daya, baik yang berasal dari APBD Provinsi, APBN dan sumber pandanaan lainnya

yang sah. Indikator kinerja merupakan refleksi capaian prioritas program dan kegiatan yang telah

direncanakan dan terukur.

BAB VI.INDIKATOR KINERJA DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN

SASARAN RPJMD

Page 11: Kata Pengantar - diperta.sumbarprov.go.iddiperta.sumbarprov.go.id/downlot.php?file=RENSTRA2016.pdf · – 2021 merupakan penjabaran dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM)

Renstra Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Sumatera Barat Tahun 2016 – 2021

19

Memuat indikator kinerja yang secara langsung menunjukkan kinerja yang akan dicapai oleh

Dinas Pertanian Tanaman Pangan dalam lima tahun mendatang sebagai komitmen untuk

mendukung pencapaian tujuan dan sasaran RPJMD.

Page 12: Kata Pengantar - diperta.sumbarprov.go.iddiperta.sumbarprov.go.id/downlot.php?file=RENSTRA2016.pdf · – 2021 merupakan penjabaran dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM)

Renstra Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Sumatera Barat Tahun 2016 – 2021

20

BAB II

GAMBARAN PELAYANAN

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN

2.1. TUGAS, FUNGSI, dan STRUKTUR ORGANISASI

Berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Sumatera Barat Nomor 4 tahun 2008

tentang Perubahan atas Peraturan Daerah Provinsi Sumatera Barat, Nomor 1 tahun 2003

tentang Pembentukan Struktur Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah Provinsi Sumatera

Barat, Kedudukan Oganisasi Dinas Pertanian Tanaman Pangan merupakan unsur

pelaksana pemerintah daerah di bidang Pertanian Tanaman Pangan dan dipimpin oleh

seorang Kepala Dinas yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada

Gubernur melalui Sekretaris Daerah, adapun tugas , fungsi dan struktur organisasinya

sebagai berikut :

a) Tugas

Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Sumatera Barat mempunyai tugas

melaksanakan urusan pemerintah daerah dibidang pertanian tanaman pangan dan

hortikultura dan tugas pembantuan.

b) Fungsi

1. Perumusan Kebijakan Teknis dibidang Pertanian Tanaman Pangan.

2. Penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum di bidang pertanian

tanaman pangan.

3. Pembinaan dan pelaksanaan urusan di bidang pertanian tanaman pangan.

4. Pembinaan Unit Pelaksana Teknis Dinas.

Page 13: Kata Pengantar - diperta.sumbarprov.go.iddiperta.sumbarprov.go.id/downlot.php?file=RENSTRA2016.pdf · – 2021 merupakan penjabaran dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM)

Renstra Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Sumatera Barat Tahun 2016 – 2021

21

5. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh pimpinan

Tugas dan fungsi masing-masing unit kerja pada Dinas Pertanian Tanaman Pangan

Provinsi Sumatera Barat adalah sebagai berikut :

Page 14: Kata Pengantar - diperta.sumbarprov.go.iddiperta.sumbarprov.go.id/downlot.php?file=RENSTRA2016.pdf · – 2021 merupakan penjabaran dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM)

Renstra Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Sumatera Barat Tahun 2016 – 2021

22

1. Kepala Dinas.

Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan mempunyai tugas pokok melaksanakan

urusan pemerintahan daerah di bidang pertanian tanaman pangan dengan rincian

sebagai berikut :

a. Menyelenggarakan pembinaan dan pengendalian pelaksanaan tugas

pokok dan fungsi dinas;

b. Menyelenggarakan penetapan Kebijakan Teknis Dinas sesuai dengan

Kebijakan Umum Pemerintah Daerah;

c. Menyelenggarakan perumusan dan penetapan pemberian dukungan tugas

atas penyelenggaraan pemerintahan Daerah di bidang Pertanian Tanaman

Pangan;

d. Menyelenggarakan penetapan program kerja dan rencana pembangunan

Pertanian Tanaman Pangan.

e. Menyelenggarakan fasilitasi yang berkaitan dengan penyelenggaraan

program, kesekretariatan, sarana dan prasarana, tanaman pangan dan

hortikultura, pengolahan dan pemasaran hasil petanian;

f. Menyelenggarakan koordinasi kegiatan teknis sosial;

g. Menyelenggarakan koordinasi dan pembinaan UPTD;

h. Menyelenggarakan koordinasi dengan unit kerja terkait;

2. Sekretariat

Sekretariat mempunyai tugas melaksanakan penyiapan perumusan

kebijakan teknis, pembinaan, pengkoordinasian penyelenggaraan tugas secara

terpadu, pelayanan administrasi, dan pelaksanaan dibidang program,

keuangan, umum dan kepegawaian. Sekretariat mempunyai fungsi :

a). Penyelenggaraan koordinasi perencanaan dan program dinas;

Page 15: Kata Pengantar - diperta.sumbarprov.go.iddiperta.sumbarprov.go.id/downlot.php?file=RENSTRA2016.pdf · – 2021 merupakan penjabaran dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM)

Renstra Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Sumatera Barat Tahun 2016 – 2021

23

b). Penyelenggaraan pengkajian perencanaan dan program kesekretariatan;

c). Penyelenggaraan pengelolaan urusan keuangan, umum, dan kepegawaian.

Rincian tugas sekretaris sebagai berikut :

a. Menyelenggarakan pengkajian serta koordinasi perencanaan dan program

Dinas;

b. Menyelenggarakan pengkajian perencanaan dan program kesekretariatan;

c. Menyelenggarakan pengelolaan administrasi keuangan;

d. Menyelenggarakan pengkajian anggaran belanja;

e. Menyelenggarakan pengendalian administrasi belanja;

f. Menyelenggarakan pengelolaan administrasi kepegawaian;

g. Menyelenggarakan penatausahaan, kelembagaan dan ketatalaksanaan;

h. Menyelenggarakan pengelolaan urusan rumah tangga dan

perlengkapannya;

i. Menyelenggarakan penyusunan bahan rancangan pendokumentasian

peraturan perundang-undangan, pengelolaan perpustakaan, protokol dan

hubungan masyarakat;

j. Menyelenggarakan pengelolaan naskah dinas dan kearsipan;

k. Menyelenggarakan pembinaan Jabatan Fungsional;

l. Menyelenggarakan telaahan staf sebagai bahan pertimbangan

pengambilan kebijakan;

m. Menyelenggarakan pengkajian bahan Rencana Strategis, Laporan

Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP), LKPJ dan LPPD Dinas;

n. Menyelenggarakan koordinasi dengan unit kerja terkait;

o. Menyelenggarakan tugas lain sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya.

Sekretaris membawahi :

Page 16: Kata Pengantar - diperta.sumbarprov.go.iddiperta.sumbarprov.go.id/downlot.php?file=RENSTRA2016.pdf · – 2021 merupakan penjabaran dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM)

Renstra Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Sumatera Barat Tahun 2016 – 2021

24

a. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian;

b. Sub Bagian Keuangan;

c. Sub Bagian Program.

Page 17: Kata Pengantar - diperta.sumbarprov.go.iddiperta.sumbarprov.go.id/downlot.php?file=RENSTRA2016.pdf · – 2021 merupakan penjabaran dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM)

Renstra Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Sumatera Barat Tahun 2016 – 2021

25

3. Bidang Sarana dan Prasarana Pertanian

Bidang Sarana dan Prasarana Pertanian mempunyai tugas melaksanakan

penyiapan perumusan kebijakan teknis, pembinaan dan pelaksanaan di bidang

Pengolahan lahan dan air, pengawasan pupuk dan pestisida, serta pengembangan

kelembagaan. Untuk menyelenggarakan tugas, Bidang Sarana dan Prasarana

Pertanian mempunyai fungsi :

a) Penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis, pembinaan dan pelaksanaan

dibidang Pengo lahan lahan dan air;

b) Penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis, pembinaan dan pelaksanaan di

bidang pengawasan pupuk dan pestisida;

c) Penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis, pembinaan dan pelaksanaan

dibidang pengembangan kelembagaan.

4. Bidang Tanaman Pangan

Bidang Tanaman Pangan mempunyai tugas melaksanakan penyiapan

perumusan kebijakan teknis, pembinaan dan pelaksanaan di bidang

Pengembangan Padi, Pengembangan Palawija dan Benih Untuk

menyelenggarakan tugas pokok, Bidang Tanaman Pangan mempunyai fungsi :

a). Penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis, pembinaan dan pelaksanaan

di bidang Pengembangan Padi;

b). Penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis, pembinaan dan pelaksanaan di

bidang Pengembangan Palawija;

c). Penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis, pembinaan dan pelaksanaan

dibidang Benih;.

5. Bidang Hortikultura

Page 18: Kata Pengantar - diperta.sumbarprov.go.iddiperta.sumbarprov.go.id/downlot.php?file=RENSTRA2016.pdf · – 2021 merupakan penjabaran dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM)

Renstra Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Sumatera Barat Tahun 2016 – 2021

26

Bidang Hortikultura mempunyai tugas melaksanakan penyiapan perumusan

kebijakan teknis, pembinaan dan pelaksanaan di bidang Pengembangan

tanaman buah, Pengembangan tanaman sayur, dan Pengembangan Tanaman

Hias dan Biofarmaka. Untuk menyelenggarakan tugas pokok, Bidang

Hortikultura mempunyai fungsi :

a) Penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis, pembinaan dan

pelaksanaan di bidang Pengembangan Tanaman Buah;

b) Penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis, pembinaan dan pelaksanaan

di bidang Pengembangan Tanaman Sayur;

c) Penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis, pembinaan dan pelaksanaan

di bidang Pengembangan Tanaman Hias dan Biofarmaka.

6. Bidang Pengolahan dan Pemasaran Hasil

Bidang Pengolahan dan Pemasaran Hasil mempunyai tugas

melaksanakan penyiapan perumusan kebijakan teknis, pembinaan dan

pelaksanaan di bidang Pasca panen, pembinaan usaha dan Pemasaran serta

Pembinaan standarisasi perizinan. Untuk menyelenggarakan tugas pokok,

Bidang Pengolahan dan Pemasaran Hasil mempunyai fungsi :

a). Penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis, pembinaan dan pelaksanaan

di bidang Pasca panen;

b). Penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis, pembinaan dan pelaksanaan

di bidang pembinaan usaha dan Pemasaran;

c). Penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis, pembinaan dan pelaksanaan

di bidang Pembinaan standarisasi perizinan.

7. Unit Pelaksana Teknis Dinas

Page 19: Kata Pengantar - diperta.sumbarprov.go.iddiperta.sumbarprov.go.id/downlot.php?file=RENSTRA2016.pdf · – 2021 merupakan penjabaran dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM)

Renstra Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Sumatera Barat Tahun 2016 – 2021

27

a. Balai Perlindungan Tanaman Pangan dan Holtikutura

UPTD Balai Perlindungan Tanaman Pangan dan Holtikultura adalah

mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian kegiatan teknis

operasional dan/atau kegiatan teknis penunjang Dinas Perlindungan

Tanaman Pangan dan Holtikultura. Untuk melaksanakan tugas UPTD

Balai Perlindungan Tanaman Pangan dan Holtikultura

menyelenggarakan fungsi :

- Penyusunan Rencana Pembangunan Teknis Operasional

Perlindungan Tanaman Pangan dan Holtikultura;

- Pengkajian dan Analisis Teknis Operasional Perlindungan Tanaman

Pangan dan Holtikultura;

- Pengujian dan Persiapan Teknologi Perlindungan Tanaman Pangan

dan Holtikultura;

- Pelaksanaan kebijakan teknis Perlindungan Tanaman Pangan dan

Holtikultura;

- Pelaksanaan operasional pelayanan kepada masyarakat dengan

bidang Perlindungan Tanaman Pangan dan Holtikultura;

- Pelaksanaan operasional tugas teknis Dinas Pertanian Tanaman

Pangan sesuai dengan bidang Perlindungan Tanaman Pangan dan

Holtikultura;

b. Balai Pengawasan dan Sertifikat Benih

UPTD Balai Pengawasan dan Sertifikat Benih mempunyai tugas pokok

melaksanakan sebagian kegiatan teknis operasianal dan/atau kegiatan

teknis penunjang Dinas dibidang Pengawasan dan Sertifikat Benih.

Untuk melaksanakan tugas UPTD Balai Pengawasan dan Sertifikat Benih

menyelenggarakan fungsi:

- Penyusunan Rencana Pembangunan Teknis Operasional Pengawasan

dan Sertifikat Benih

Page 20: Kata Pengantar - diperta.sumbarprov.go.iddiperta.sumbarprov.go.id/downlot.php?file=RENSTRA2016.pdf · – 2021 merupakan penjabaran dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM)

Renstra Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Sumatera Barat Tahun 2016 – 2021

28

- Pengkajian dan Analisis Teknis Operasianal Pengawasan dan

Sertifikat Benih;

- Pengujian dan Persiapan Teknologi Pengawasan dan Sertifikat Benih;

- Pelaksanaan kebijakan teknis Pengawasan dan Sertifikat Benih;

- Pelaksanaan operasional pelayanan kepada masyarakat dengan

bidang Pengawasan dan Sertifikat Benih;

- Pelaksanaan operasional tugas teknis Dinas Pertanian Tanaman

Pangan sesuai dengan bidang Pengawasan dan Sertifikat Benih;

Page 21: Kata Pengantar - diperta.sumbarprov.go.iddiperta.sumbarprov.go.id/downlot.php?file=RENSTRA2016.pdf · – 2021 merupakan penjabaran dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM)

Renstra Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Sumatera Barat Tahun 2016 – 2021

29

c. Balai Diklat Pertanian Tanaman Pangan dan Holtikultura

UPTD Balai Diklat Pertanian Tanaman Pangan dan Holtikultura

mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian kegiatan teknis

operasional dan/atau kegiatan teknis penunjang Dinas di bidang Diklat

Pertanian Tanaman Pangan dan Holtikultura. Untuk melaksanakan

tugas UPTD Balai Diklat Pertanian Tanaman Pangan dan Holtikultura

menyelenggarakan fungsi :

- Penyusunan Rencana Pembangunan Teknis Operasional Diklat

Pertanian Tanaman Pangan dan Holtikultura;

- Pengkajian dan Analisis Teknis Operasional Diklat Pertanian Tanaman

Pangan dan Holtikultura;

- Pengujian dan Persiapan Teknologi Diklat Pertanian Tanaman Pangan

dan Holtikultura;

- Pelaksanaan kebijakan teknis Diklat Pertanian Tanaman Pangan dan

Holtikultura;

- Pelaksanaan operasional pelayanan kepada masyarakat dengan

bidang Diklat Pertanian Tanaman Pangan dan Holtikultura;

- Pelaksanaan operasional tugas teknis Dinas Pertanian Tanaman

Pangan sesuai dengan bidang Diklat Pertanian Tanaman Pangan dan

Hortikultura.

d. Balai Benih Induk Tanaman Padi, Palawija dan Hortikutura

UPTD Balai Benih Induk Tanaman Padi, Palawija dan Hortikultura

mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian kegiatan teknis

operasional dan/atau kegiatan teknis penunjang Dinas di bidang Benih

Induk Tanaman Padi, Palawija dan Holtikultura. Untuk melaksanakan

tugas UPTD Balai Benih Induk Tanaman Padi, Palawija dan Hortikultura

menyelenggarakan fungsi :

Page 22: Kata Pengantar - diperta.sumbarprov.go.iddiperta.sumbarprov.go.id/downlot.php?file=RENSTRA2016.pdf · – 2021 merupakan penjabaran dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM)

Renstra Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Sumatera Barat Tahun 2016 – 2021

30

- Penyusunan Rencana Pembangunan Teknis Operasional Benih

Induk Tanaman Padi, Palawija dan Hortikultura;

- Pengkajian dan Analisis Teknis Operasional Benih Induk Tanaman

Padi, Palawija dan Hortikultura;

- Pelaksanaan kebijakan Teknologi Benih Induk Tanaman Padi,

Palawija dan Holtikultura;

- Pelaksanaan kebijakan teknis Benih Induk Tanaman Padi, Palawija

dan Hortikultura;

- Pelaksanaan operasional pelayanan kepada masyarakat sesuai

dengan bidang Benih Induk Tanaman Padi, Palawija dan

Holtikultura

- Pelaksanaan operasional tugas teknis Dinas Pertanian Tanaman

Pangan sesuai dengan bidang Benih Induk Tanaman Padi, Palawija

dan Hortikultura.

e. Balai Mekanisasi Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikutura

UPTD Balai Mekanisasi Pertanian Tanaman Pangan dan Holtikultura

mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian kegiatan teknis

operasional dan/atau kegiatan teknis penunjang Dinas di bidang

Mekanisasi Pertanian Tanaman Pangan dan Holtikultura. Untuk

melaksanakan tugas UPTD Balai Mekanisasi Pertanian Tanaman

Pangan dan Hortikultura menyelenggarakan fungsi :

- Penyusunan Rencana Pembangunan Teknis Operasional

Mekanisasi Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura;

- Pengkajian dan Analisis Teknis Operasional Mekanisasi Pertanian

Tanaman Pangan dan Hortikultura;

- Pelaksanaan kebijakan Teknologi Mekanisasi Pertanian Tanaman

Pangan dan Hortikultura;

Page 23: Kata Pengantar - diperta.sumbarprov.go.iddiperta.sumbarprov.go.id/downlot.php?file=RENSTRA2016.pdf · – 2021 merupakan penjabaran dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM)

Renstra Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Sumatera Barat Tahun 2016 – 2021

31

- Pelaksanaan kebijakan teknis Mekanisasi Pertanian Tanaman

Pangan dan Hortikultura;

- Pelaksanaan operasional pelayanan kepada masyarakat sesuai

dengan bidang Mekanisasi Pertanian Tanaman Pangan dan

Hortikultura;

- Pelaksanaan operasional tugas teknis Dinas Pertanian Tanaman

Pangan sesuai dengan bidang Mekanisasi Pertanian Tanaman

Pangan dan Hortikultura

f. Sekolah Menengah Kejuruan Pertanian Pembangunan Negeri

(SMK-PP)

UPTD Sekolah Menengah Kejuruan Pertanian Pembangunan Negeri

mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian kegiatan teknis

operasianal dan/atau kegiatan teknis penunjang Dinas di bidang Sekolah

Pertanian Pembangunan Negeri. Untuk melaksanakan tugas UPTD

Sekolah Pertanian Pembangunan Negeri menyelenggarakan fungsi:

- Penyusunan Rencana Pembangunan Teknis Operasional Sekolah

Pertanian Pembangunan Negeri;

- Pengkajian dan Analisis Teknis Operasianal Sekolah Pertanian

Pembangunan Negeri;

- Pengujian dan Persiapan Teknologi Sekolah Pertanian Pembangunan

Negeri;

- Pelaksanaan kebijakan teknis Sekolah Pertanian Pembangunan

Negeri;

- Pelaksanaan operasional pelayanan kepada masyarakat dengan

bidang Sekolah Pertanian Pembangunan Negeri;

- Pelaksanaan operasional tugas teknis Dinas Pertanian Tanaman

Pangan sesuai dengan bidang Sekolah Pertanian Pembangunan

Negeri;

Page 24: Kata Pengantar - diperta.sumbarprov.go.iddiperta.sumbarprov.go.id/downlot.php?file=RENSTRA2016.pdf · – 2021 merupakan penjabaran dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM)

Renstra Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Sumatera Barat Tahun 2016 – 2021

32

- Pelaksanaan operasional pelayanan kepada masyarakat dengan

bidang Pengawasan dan Sertifikat Benih;

- Pelaksanaan operasional tugas teknis Dinas Pertanian Tanaman

Pangan sesuai dengan bidang Pengawasan dan Sertifikat Benih;

Organisasi Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Sumatera Barat secara keseluruhan dapat

dilihat pada gambar berikut ini :

Gambar 2. Struktur Organisasi Dinas Pertanian Tanaman Pangan

Provinsi Sumatera Barat

Page 25: Kata Pengantar - diperta.sumbarprov.go.iddiperta.sumbarprov.go.id/downlot.php?file=RENSTRA2016.pdf · – 2021 merupakan penjabaran dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM)

Renstra Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Sumatera Barat Tahun 2016 – 2021

33

BDPTPH BBI TPH BMP TPH SMK-PPN PDG

KASUBAG

KEUANGANKASUBAG PROGRAM

KASUBAG UMUM DAN

KEPEGAWAIAN

BPTPH BPSBTPH

UPTD UPTD UPTD UPTD

UPTD UPTD

Kasi Standarisasi

dan Perizinan

Kasi Pengembangan

KelembagaanKasi. Benih

Kasi Pengembangangan

Tanaman Hias

Kasi Pengawasan Pupuk

Pestisda

Kasi Pengembangan

Palawija Kasi Pengembangan Tanaman

Sayur

Kasi Pembinaan

Usaha dan

Pemasaran

Kasi. Pengelolaan Lahan

dan Air

Kasi Pengembangan Padi Kasi Pengembangan Tanaman

Buiah

Kasi Pasca Panen

Plt. KEPALA DINAS

SEKRETARIS

KEPALA BIDANG

SARANA DAN

PRASARANA

PERTANIAN AIR

KEPALA BIDANG

TANAMAN PANGAN

KEPALA BIDANG

HORTIKULTURA

KEPALA BIDANG

PENGOLAHAN DAN

PEMASARAN HASIL

Page 26: Kata Pengantar - diperta.sumbarprov.go.iddiperta.sumbarprov.go.id/downlot.php?file=RENSTRA2016.pdf · – 2021 merupakan penjabaran dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM)

Renstra Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Sumatera Barat Tahun 2016 – 2021

34

2.2 Sumber Daya SKPD

2.2.1. Sumber Daya Manusia

Pegawai Negeri Sipil Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Sumatera

Barat pada tahun 2015 berjumlah 518 orang. Berdasarkan struktur organisasi

perinciannya adalah 1 orang Kepala Dinas (Eselon II), 1 orang Sekretaris (Eselon

III), 4 orang Kepala Bidang (Eselon III), 6 orang Kepala UPTD (Eselon III), 25 orang

Kasi/Kasubbag (Eselon) IV, dan 240 Jabatan Fungsional Umum (JFU), 242 Jabatan

Fungsional Khusus (JFK). Komposisi berdasarkan jenis kelamin adalah laki-laki

sebanyak 334 orang dan perempuan sebanyak 184 orang. Komposisi PNS menurut

pangkat/golongan dan pendidikan disajikan dalam Tabel 1 dan Tabel 2

Tabel 1. Komposisi PNS Bedasarkan golongan

No Golongan Jumlah (Orang)

1. Golongan I 14

2. Golongan II 111

3. Golongan III 311

4. Golongan IV 82

Tabel 2. Komposisi PNS Menurut Pendidikan Formal

No Pendidikan Formal Jumlah Orang

1. Sekolah Dasar (SD) 11

Page 27: Kata Pengantar - diperta.sumbarprov.go.iddiperta.sumbarprov.go.id/downlot.php?file=RENSTRA2016.pdf · – 2021 merupakan penjabaran dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM)

Renstra Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Sumatera Barat Tahun 2016 – 2021

35

2. Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama 9

3. Sekolah Menengah Umum/Kejuruan 169

4. Di 76

5 D III/ Sarmud 20

6 Strata 1 185

7 Strata 2 48

2.2.2. Sarana / Prasarana

Aset tetap yang berada dalam penguasaan Dinas Pertanian Tanaman Pangan

Provinsi Sumatera Barat sangat penting dalam upaya mendukung tugas dan

fungsi. Aset Tetap mencakup golongan : Tanah; Peralatan dan Mesin; Gedung

dan Bangunan; Jalan, Irigasi dan Jaringan serta aset tetap Lainnya. Adapun data

rekapitulasi aset tetap berdasarkan golongan pembidangan barang per 31

Desember 2015 dapat dilihat pada Tabel 3.

Page 28: Kata Pengantar - diperta.sumbarprov.go.iddiperta.sumbarprov.go.id/downlot.php?file=RENSTRA2016.pdf · – 2021 merupakan penjabaran dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM)

Renstra Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Sumatera Barat Tahun 2016 – 2021

36

NO. NAMA/JENIS BARANG HARGA (Rp.) PERSIL JUMLAH

1 2 4ASET TETAP

I TANAH 21 1290.5 53.086.129.200

II PERALATAN DAN MESIN1 Alat-alat Berat 49 296.763.000

2 Alat-alat Angkutan 405 5.170.053.305

3 Alat-alat Bengkel dan Alat Ukur 660 1.420.677.750

4 Alat-alat Pertanian 177 2.248.644.912

5 Alat Kantor dan Rumah Tangga 4179 7.306.971.083

6 Alat Studio dan Alat Komunikasi 121 406.304.499

7 Alat-alat Kedokteran 64 121.839.700

8 Alat Laboratorium 1543 1.454.957.743

9 Alat-alat Persenjataan/Keamanan 60 13.342.500

III Gedung dan Bangunan

1 Bangunan Gedung 249 53.300 58.468.981.527

2 Monumen 1 0 29.387.000

IV Golongan Jalan, Irigasi Dan Jarin

1 Jalan dan Jembatan 0 831.735.300

IV Aset Tetap Lainnya

1 Buku dan Kepustakaan 1 49.898.500

2 Barang Bercorak Kebudayaan 10 95.735.000

3 Hewan/Ternak dan Tanaman 1 1.300.000

JUMLAH 131.002.721.019

Tabel 3 . DAFTAR ASET DINAS PERTANIAN DAN TANAMAN PANGAN PROVINSI

SUMATERA BARAT

Per 31 Desember 2015

JUMLAH ASSET

3

2.3. Kinerja Pelayanan Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Sumatera Barat

Pembangunan pertanian memiliki peranan yang cukup penting dalam

pembangunan nasional dan regional bukan saja terhadap ketahanan pangan, tetapi juga

terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB), kesempatan kerja, sumber pendapatan

dan perekonomian daerah. Sektor pertanian merupakan salah satu potensi ekonomi

Page 29: Kata Pengantar - diperta.sumbarprov.go.iddiperta.sumbarprov.go.id/downlot.php?file=RENSTRA2016.pdf · – 2021 merupakan penjabaran dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM)

Renstra Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Sumatera Barat Tahun 2016 – 2021

37

utama Sumatera Barat yang dapat menggerakkan perekonomian daerah dan peningkatan

pendapatan masyarakat.

Pertumbuhan ekonomi merupakan suatu gambaran mengenai dampak

pembangunan yang dilaksanakan. Pertumbuhan tersebut merupakan laju pertumbuhan

yang dibentuk dari berbagai macam sektor ekonomi, yang secara tidak langsung

menggambarkan tingkat perubahan ekonomi yang terjadi. Capaian kinerja pelayanan

Dinas Pertanian Tanaman Pangan dapat terlihat pada tabel 4.

:

TARGET, REALISASI DAN CAPAIAN KINERJA TAHUN 2011 -2015

Page 30: Kata Pengantar - diperta.sumbarprov.go.iddiperta.sumbarprov.go.id/downlot.php?file=RENSTRA2016.pdf · – 2021 merupakan penjabaran dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM)

Renstra Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Sumatera Barat Tahun 2016 – 2021

21

Page 31: Kata Pengantar - diperta.sumbarprov.go.iddiperta.sumbarprov.go.id/downlot.php?file=RENSTRA2016.pdf · – 2021 merupakan penjabaran dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM)

Renstra Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Sumatera Barat Tahun 2016 – 2021

22

2011 2012 2013 2014 2015 2011 2012 2013 2014 2015 2011 2012 2013 2014 2015

1 Jumlah rumah tangga

petani yang di fasilitasi

poktan 2480 7440 12400 2480 7440 12400 100 100 100

% Petani yang mampu

memenuhi kebutuhan

saprodi

% 64,29 8,42 64,29 8,42 100 100

2 Peningkatan jumlah

sumber daya manusia

pertanian yang kompeten

(org)

orang 200 200 200 218 218 200 200 200 219 234 100 100 100 100,5 107,3

3 Tersedianya produksi

tanaman pangan dan

hortikultura (ton)

- Padi ton 2.290.006 2.460.850 2.512.172 2.290.006 2.460.850 2.512.172 2.290.006 2.460.850 2.512.172

- Jagung ton 455.960 524.138 603.488 455.960 524.138 603.488 455.960 524.138 603.488

- Manggis ton 10.191 10.392 10.191 10.395 10.191 10.395

4 Peningkatan produksi

tanaman pangan dan

hortikultura (%)

- Padi % 3 4 3,65 3,41 121,67 85,25

- Jagung % 6,71 5,91 10,58 2,23 157,68 37,7

- Manggis % 2 2,6 9,52 12,37 476 476

5Peningkatan jumlah

kawasan sentra produksi

kawasan 43 47 52 60 60 43 47 52 60 60 100 100 100 100 100

6 Menurunnya luas

serangan hama dan

penyakit tanaman (%)

% 1 1 1 1 1 1 1 1 0,69 0,5 100 100 100 69 50

7Persentase penambahan

unit pengolahan produksi

olahan pertanian

(macam/th)

% 5 5 5 5 5 5 5 5 10 10,34 100 100 100 200 206,8

8Bertambahnya luasan

pertanian organik (ha/th)

ha/th 100 100 100 250 250 250 250 100 239 55 250 250 100 95,6 22

9 Jumlah poktan /gapoktan

yang melakukan

kemitraan (unit/th)

unit/th 2 5 5 5 12 2 5 5 5 12 100 100 100 100 100

10 Berkembangnya LKMA

(klp/th)klp 146 146 228 80 65 146 146 228 80 65 100 100 100 100 100

11Total lahan sawah (ha/th)

ha/th 500 250 294 230 58,8 92

12 Peningkatan jumlah

kelompok tani yang

menggunakan pupuk

organik (kelompok)

klp 1215 1215 1215 1215 100 100

13 Perluasan areal

hortikultura / buah-

buahan (pohon/th)

pohon/th 262.500 416.500 316.300 300.000 300.000 262.500 416.500 316.300 281.000 150.000 100 100 100 93,67 50

Tabel 4. TARGET, REALISASI DAN CAPAIAN KINERJA DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN

TARGET REALISASI CAPAIAN KINERJA CAPAIAN KINERJA (%)SATUANINDIKATOR KINERJANo

PROVINSI SUMATERA BARAT TAHUN 2011 - 2015

Page 32: Kata Pengantar - diperta.sumbarprov.go.iddiperta.sumbarprov.go.id/downlot.php?file=RENSTRA2016.pdf · – 2021 merupakan penjabaran dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM)

Renstra Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Sumatera Barat Tahun 2016 – 2021

23

Page 33: Kata Pengantar - diperta.sumbarprov.go.iddiperta.sumbarprov.go.id/downlot.php?file=RENSTRA2016.pdf · – 2021 merupakan penjabaran dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM)

Renstra Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Sumatera Barat Tahun 2016 – 2021

41

Berdasarkan tabel diatas terlihat gambaran dari pencapaian

indikator kinerja sasaran Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi

Sumatera Barat. Pada indikator persentase petani yang mampu

memenuhi kebutuhan saprodi terlihat bahwa realisasi dari target

yang telah ditetapkan telah tercapai dengan baik. Adapun program

dan kegiatan yang mendukung pencapaian sasaran strategis ini

adalah Program Gerakan Terpadu Pensejahteraan Petani untuk

meningkatkan jumlah rumah tangga petani yang sejahtera tahun

2011-2015 dengan capaian target kinerja 100%

Gambar 3. Jumlah Rumah Tangga Petani Yang di fasilitasi

(KK)

Berdasarkan grafik di atas terlihat perkembangan jumlah

petani yang telah difasilitasi sejak tahun 2011 sampai dengan tahun

2015. Setiap tahun terdapat peningkatan jumlah petani yang

difasilitasi. Pada tahun 2011 jumlah petani yang difasilitasi adalah

sebanyak 2480 KK, dan pada tahun 2012 jumlah tersebut meningkat

menjadi 7440 KK dan sampai tahun 2013 telah mencapai 12.400 KK

yang difasilitasi. Sesuai target RPJMD sampai akhir tahun 2015

terdapat sebanyak 34.720 petani yang difasilitasi. Namun Pada tahun

2014 terdapat revisi renstra yang didalamnya memuat revisi

penyempurnaan tujuan, sasaran strategis, indikator dan target

kinerja.

0

5.000

10.000

15.000

20.000

25.000

30.000

35.000

2011 2012 2013 2014 2015

Realisasi 2.480 7.440 12.400 22.320 34.720

Page 34: Kata Pengantar - diperta.sumbarprov.go.iddiperta.sumbarprov.go.id/downlot.php?file=RENSTRA2016.pdf · – 2021 merupakan penjabaran dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM)

Renstra Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Sumatera Barat Tahun 2016 – 2021

42

Pada tahun 2011-2013 satuan target kinerja adalah kepala

keluarga tani (KK) dan mulai tahun 2014 target ini dirubah menjadi

persentase petani yang mampu memenuhi kebutuhan saprodi.

Penentuan persentase target adalah berdasarkan jumlah target

tahun 2014 dibandingkan dengan total target yang hendak dicapai

tahun 2015.

Untuk tahun 2015 terdapat lagi penyempurnaan yang

mana target ditentukan berdasarkan jumlah petani yang mampu

memenuhi kebutuhan saprodi dibandingkan dengan jumlah petani

Sumatera Barat secara keseluruhan. Yang mana jumlah petani adalah

34.720 KK dibandingkan dengan 287.240 KK tani sehingga didapat

persentase target adalah 8,42 %.

Pada tahun 2015 realisasi dari target telah tercapai 8,42 %

sesuai dengan yang diharapkan dalam rangka meningkatkan rumah

tangga petani yang sejahtera. Gerakan ini bertujuan untuk

meningkatkan jam kerja akan meningkat minimal mempunyai 3

usaha tani dengan jumlah jam kerja perharinya minimal menjadi 8

jam kerja efektif per hari.

Dalam pelaksanaannya direalisasikan melalui kegiatan 1)

Sekolah Lapang Pengembangan Jagung, 2) Pengembangan Tanaman

Buah-Buahan Untuk Peningkatan Pensejahteraan Petani, Sasaran

kegiatan adalah :

· Meningkatnya kemampuan usaha dari rumah tangga petani

melalui jam kerja efektif petani

Page 35: Kata Pengantar - diperta.sumbarprov.go.iddiperta.sumbarprov.go.id/downlot.php?file=RENSTRA2016.pdf · – 2021 merupakan penjabaran dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM)

Renstra Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Sumatera Barat Tahun 2016 – 2021

43

· Meningkatnya usaha tani jagung di kelompok tani dan

tertanamnya bibit buah-buahan di pekarangan.

Pada program Gerakan terpadu pensejahteraan petani ini

terdapat anggaran sebesar Rp. 1.087.975.100,- dengan realisasi

keuangan Rp.956.040.903,- (87,87%), dan realisasi fisik 100,00 %

(Sangat Baik).

Dalam rangka peningkatan kualitas SDM Pertanian baik

petani, petugas maupun penyuluh terdapat indikator Peningkatan

jumlah sumber daya manusia pertanian yang kompeten. Penentuan

target dibuat berdasarkan jumlah penyuluh dan petani yang ada di

Sumatera Barat dan pertimbangan anggaran yang akan diperoleh

pada tahun 2015.

Gambar 4. Perkembangan Peningkatan Jumlah

Sumber Daya Manusia Pertanian

yang Kompeten Tahun 2011-2015

Page 36: Kata Pengantar - diperta.sumbarprov.go.iddiperta.sumbarprov.go.id/downlot.php?file=RENSTRA2016.pdf · – 2021 merupakan penjabaran dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM)

Renstra Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Sumatera Barat Tahun 2016 – 2021

44

Adapun Program yang mendukung sasaran tersebut adalah :

1. Program Pemberdayaan Penyuluhan Pertanian yang terdiri dari 2

kegiatan yaitu : 1) Penyebarluasan informasi/bahan publik (jumpa

pers, temu kehumasan, dialog interaktif dan advokasi di media

cetak, 2) Pembinaan dan peningkatan SDM Tenaga Pendamping

POPT dan PMT Pada program ini dialokasikan anggaran sebesar

Rp. 332.202.200,- dengan terealisasi Rp. 314.395.100,- (94,64%),

dan realisasi fisik 100,00 % (Sangat Baik)

2. Program Peningkatan SDM Pertanian, yang terdiri dari 2 kegiatan

yang dilaksanakan yaitu : 1) Peningkatan SDM Petani, Petugas

dan Diklat Pertanian, 2) Pengembangan dan peningkatan SDM

SMK PP N Padang

3. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Pendidikan Pertanian

yang terdiri dari 2 kegiatan yaitu : 1) Peningkatan sarana dan

prasarana pendidikan /Pelatihan pertanian di balai diklat pertanian

dan 2) Peningkatan Sarana dan Prasarana Pendidikan SMK PP N

Padang.

Pada program ini anggaran yang dialokasikan

adalah sebesar Rp. 1.024.000.000,- dengan realisasi Rp.

1.012.557.000,- (98,88 %), dan realisasi fisik 100,00 % (Sangat

Baik).

Peningkatan jumlah sumber daya manusia pertanian yang

kompeten penting dalam rangka pendampingan terhadap petani

180190200210220230240

2011 2012 2013 2014 2015

Orang 200 200 200 219 234

Page 37: Kata Pengantar - diperta.sumbarprov.go.iddiperta.sumbarprov.go.id/downlot.php?file=RENSTRA2016.pdf · – 2021 merupakan penjabaran dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM)

Renstra Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Sumatera Barat Tahun 2016 – 2021

45

dalam pengembangan pertanian di Sumatera Barat, khususnya

mencapai peningkatan produksi dan pendapatan usaha pertanian.

Penyuluhan mendukung peningkatan usaha tani, berbisnis usahatani

yang lebih baik, organisasi yang lebih efektif serta sarana dialog yang

produktif untuk pemberdayaan petani.

Dengan meningkatnya jumlah sumber daya manusia

pertanian yang kompeten akan meningkatkan wawasan dan

pengetahuan petugas dan petani ditingkat lapangan sehingga

teknologi-teknologi baru bisa di aplikasikan ditingkat lapangan.

Pada tahun 2015 sesuai dengan Program Nawacita Presiden

RI dalam rangka Peningkatan UPSUS Swasembada Pangan, salah

satu teknik budidaya baru yang dikembangkan adalah budidaya padi

dengan sistem jajar legowo. Dari hasil dilapangan ternyata sistem

jajar legowo memberikan manfaat dan keuntungan bagi petani.

Realisasi produksi padi dan jagung terlihat belum mencapai target

yang ditetapkan. Hal ini karena data realisasi masih merupakan

angka ramalan yang merupakan hasil rapat koordinasi bersama di

tingkat nasional antara Kementerian Pertanian RI dan Badan Pusat

Statistik. Untuk Sumatera Barat data ini merupakan

angka kesepakatan antara Dinas Pertanian Tanaman Pangan dengan

Badan Pusat Statistik Provinsi Sumatera Barat. Berdasarkan data di

atas diketahui bahwa capaian target indikator kinerja pada sasaran

ini rata-rata sangat baik (194,52). Berdasarkan angka perkembangan

produksi per tahun terlihat bahwa produksi padi, jagung dan manggis

terus mengalami peningkatan. Dan untuk komoditi manggis terdapat

peningkatan produksi yang melebihi target yang ditetapkan setiap

tahunnya, terlihat pada gambar berikut ini.

Page 38: Kata Pengantar - diperta.sumbarprov.go.iddiperta.sumbarprov.go.id/downlot.php?file=RENSTRA2016.pdf · – 2021 merupakan penjabaran dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM)

Renstra Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Sumatera Barat Tahun 2016 – 2021

46

Gambar 5. Perkembangan Produksi Komoditi Padi,

Jagung, Manggis (ton)

Tahun 2011 -2015

0

500.000

1.000.000

1.500.000

2.000.000

2.500.000

3.000.000

2011 2012 2013 2014 2015

Padi (ton) 2.279.602 2.368.390 2.430.384 2.519.043 2.604.785

Jagung (ton) 471.849 495.497 547.417 605.347 618.833

Manggis (ton) 10.603 11.873 11.952 13.090 15,031

Page 39: Kata Pengantar - diperta.sumbarprov.go.iddiperta.sumbarprov.go.id/downlot.php?file=RENSTRA2016.pdf · – 2021 merupakan penjabaran dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM)

Renstra Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Sumatera Barat Tahun 2016 – 2021

47

Dari gambar di atas terlihat bahwa terdapat peningkatan

produksi pertanian dari tahun ke tahun hingga tahun 2015.

Perkembangan produksi padi mulai tahun 2011 sampai tahun 2015

terus mengalami peningkatan setiap tahunnya, yang mana terdapat

peningkatan sebesar 3,75% (88.788 ton) pada tahun 2012,

peningkatan 2,55 % (61.994 ton) pada tahun 2013, peningkatan 3,52

% (88.659 ton) pada tahun 2014 dan pada tahun 2015 terdapat

peningkatan sebesar 3,29 % atau sebanyak 85.742 ton.

Grafik Padi

Page 40: Kata Pengantar - diperta.sumbarprov.go.iddiperta.sumbarprov.go.id/downlot.php?file=RENSTRA2016.pdf · – 2021 merupakan penjabaran dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM)

Renstra Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Sumatera Barat Tahun 2016 – 2021

48

Untuk perkembangan komoditi jagung dapat diketahui

bahwa perkembangan produksi mulai tahun 2011 sampai tahun

2015 mengalami peningkatan setiap tahunnya, dimana terdapat

peningkatan sebesar 4,77 % (23.648 ton) pada tahun 2012,

peningkatan 9,48% (51.920 ton) pada tahun 2013 peningkatan

9,57% (57.930 ton) pada tahun 2014 dan pada tahun 2015 terdapat

peningkatan sebesar 2,18% atau sebanyak 13.486 ton.

Grafik Jagung

Pada komoditi manggis terlihat perkembangan produksi

yang juga mengalami peningkatan setiap tahunnya. Pada tahun 2012

terdapat peningkatan produksi sebesar 10,69% (1.270 ton), tahun

2013 meningkat sebesar 0,66% atau sebesar 79 ton, tahun 2014

meningkat sebesar 8,69% (1.138 ton) dan pada tahun 2015 terdapat

peningkatan sebesar 12,91 % (1.941 ton). Hal tersebut melebihi

target yang telah ditetapkan setiap tahunnya.

Grafik Manggis

0

100.000

200.000

300.000

400.000

500.000

600.000

700.000

2011 2012 2013 2014 2015

Jagung (ton) 471.849 495.497 547.417 605.347 618.833

Page 41: Kata Pengantar - diperta.sumbarprov.go.iddiperta.sumbarprov.go.id/downlot.php?file=RENSTRA2016.pdf · – 2021 merupakan penjabaran dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM)

Renstra Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Sumatera Barat Tahun 2016 – 2021

49

Penghitungan jumlah produksi ini didapat berdasarkan

data survey pertanian (SP) yang dikumpul setiap bulan melalui

petugas pengumpul data kecamatan yang kemudian direkap oleh

petugas data statistik kabupaten/kota, dan selanjutnya dikirim ke

Dinas Provinsi dan BPS. Selanjutnya data tersebut direkapitulasi

menjadi angka produksi Provinsi Sumatera Barat yang disepakati oleh

Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan BPS Provinsi Sumatera Barat.

Peningkatan produksi padi didukung dengan kegiatan

Pemasyarakatan Padi Tanam Sabatang melalui pendekatan

peningkatan luas panen dan peningkatan produktivitas dengan

kegiatan:

· Peningkatan SDM petani melalui Sekolah Lapang Padi Tanam

Sabatang (SL-PTS) dengan jumlah 75 unit (1.875 orang petani)

· Melalui Program Usaha Peningkatan Khusus (UPSUS) Pajale (padi,

jagung dan kedelai) yang dicanangkan Kementerian Pertanian RI

untuk mewujudkan Swasembada Pangan Nasional dengan

kegiatan 1.) Gerakan Penerapan Pengelolaan Tanaman Terpadu

(GPPTT) Padi sebanyak 400 unit (10.000 ha), 2.) Perbaikan

0

2.000

4.000

6.000

8.000

10.000

12.000

14.000

16.000

2011 2012 2013 2014 2015

Manggis (ton) 10.603 11.873 11.952 13.090 15.031

Page 42: Kata Pengantar - diperta.sumbarprov.go.iddiperta.sumbarprov.go.id/downlot.php?file=RENSTRA2016.pdf · – 2021 merupakan penjabaran dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM)

Renstra Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Sumatera Barat Tahun 2016 – 2021

50

Jaringan Irigasi, Pengembangan Optimasi Lahan, Pengembangan

SRI, dan Pengembangan Alat dan Mesin Pertanian.

· Penggunaan benih unggul bermutu 5.205 ton

· Faktor pendukung lain dalam meningkatkan produksi padi adalah

semakin lancarnya penyaluran pupuk bersubsidi dengan semakin

baiknya system pengawasan pupuk bersubsidi.

Dalam rangka Peningkatan produksi jagung didukung oleh

kegiatan Pengembangan kawasan jagung melalui peningkatan luas

panen dan peningkatan produktivitas terutama melalui bantuan benih

unggul dan GPPTT Jagung.

Kegiatan yang mendukung tercapainya indikator kinerja untuk

Produksi Hortikultura antara lain adalah Pengembangan Sayuran dan

Buah, Pembinaan dan Pengangan Tanaman Pangan dan Hortikultura,

Identifikasi dan registrasi Kebun Hortikultura

Hal ini didukung adanya kegiatan perbanyakan benih oleh BBI

sehingga ketersediaan benih bermutu untuk kebutuhan petani dapat

dipenuhi.

Untuk mencapai target pada indikator kinerja dari sasaran ini

terdapat 2 program yaitu 1) Peningkatan Produksi dan Mutu

Pertanian secara berkelanjutan, dan 2) Pengembangan kawasan

sentra produksi.

Pada program Peningkatan Produksi dan Mutu Pertanian

secara berkelanjutan dengan anggaran sebesar Rp. 2.747.679.830,-

maka terealisasi Rp. 2.603.253.143,- (94,74 %), dan realisasi fisik

100,00 % (Sangat Baik), sedangkan untuk Program Pengembangan

kawasan sentra produksi dari anggaran Rp. 1.857.338.400,-

terealisasi Rp. 1.581.928.600,- (85,17%), dan realisasi fisik 97,75 %

(Sangat Baik).

Pada program Peningkatan Produksi dan Mutu Pertanian

secara berkelanjutan, dalam pelaksanaannya terdapat 9 kegiatan

yang mendukung yaitu : Pemasyarakatan Padi Tanam Sabatang,

Page 43: Kata Pengantar - diperta.sumbarprov.go.iddiperta.sumbarprov.go.id/downlot.php?file=RENSTRA2016.pdf · – 2021 merupakan penjabaran dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM)

Renstra Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Sumatera Barat Tahun 2016 – 2021

51

Pemantauan Pupuk dan Pestisida, Pemurnian varietas dan Adaptasi

Pelepasan Varietas (Varietas Lokal), Pengawasan Mutu dan

Sertifikasi Benih, Fasilitasi Sarana Brigade dan Pengendalian

Serangan OPT, Peningkatan Perlindungan Tanaman, Pengawasan

Mutu dan Standar Pestisida, Pendampingan dan Penyusunan RDKK,

Pengembangan Tanaman Perkarangan melalui Saka Taruna Bumi.

Disamping itu pada Program Pengembangan Kawasan Sentra

Produksi terdapat 7 kegiatan yang mendukung yaitu : Pembinaan

dan Pengembangan kawasan jagung, Pembinaan dan

pengembangan tanaman hias, Pengembangan tanaman buah-

buahan di kawasan pesisir, Identifikasi dan registrasi lahan/kebun

hortikultura, Pembinaan dan pengembangan kawasan tanaman

pangan dan hortikultura, dan Sekolah lapang pertanian .

Dengan meningkatnya produksi tanaman pangan dan

hortikultura ini diharapkan perekonomian petani indonesia lebih

baik dan program swasembada pangan pun ikut tercapai.

Mulai tahun 2012 kawasan sentra telah mencapai 60

kawasan dan pada tahun 2013 diperkuat dengan SK Gubernur

Sumatera Barat Nomor 521/305/2013 tanggal 26 Maret 2013

tentang Penetapan Kawasan Pertanian Tanaman Pangan dan

Hortikultura Provinsi Sumatera Barat, diantaranya dapat dilihat

sebagai berikut :

1. Kawasan padi : 13 Kawasan

N

o

Kawasan Kabupaten/Kota

1 Kawasan Panti Rao Kabupaten Pasaman

2 Kawasan Talamau Kabupaten Pasaman Barat

Page 44: Kata Pengantar - diperta.sumbarprov.go.iddiperta.sumbarprov.go.id/downlot.php?file=RENSTRA2016.pdf · – 2021 merupakan penjabaran dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM)

Renstra Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Sumatera Barat Tahun 2016 – 2021

52

3 Kawasan Situjuah Kabupaten Lima Puluh Kota

4 Kawasan IV Angkat Canduang Kabupaten Agam

5 Kawasan Lubuak Basung Kabupaten Agam

6 Kawasan Sungai Tarab Kabupaten Tanah Datar

7 Kawasan Batang Anai Kabupaten Padang Pariaman

8 Kawasan Gunung Talang Kabupaten Solok

9 Kawasan Sungai Pagu Kabupaten Solok Selatan

1

0

Kawasan Tanjung Gadang Kabupaten Sijunjung

1

1

Kawasan Pulau Punjung Kabupaten Dharmasraya

1

2

Kawasan Lengayang Kabupaten Pesisir Selatan

1

3

Kawasan Ranah Pesisir Kabupaten Pesisir Selatan

2. Kawasan Jagung : 11 Kawasan

N

o

Kawasan Jagung Kabupaten/Kota

1 Kawasan Tigo Nagari Kabupaten Pasaman

2 Kawasan Rao Kabupaten Pasaman

3 Kawasan Pasaman Kabupaten Pasaman Barat

4 Kawasan Lembah Malintang Kabupaten Pasaman Barat

5 Kawasan Kinali Kabupaten Pasaman Barat

Page 45: Kata Pengantar - diperta.sumbarprov.go.iddiperta.sumbarprov.go.id/downlot.php?file=RENSTRA2016.pdf · – 2021 merupakan penjabaran dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM)

Renstra Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Sumatera Barat Tahun 2016 – 2021

53

6 Kawasan Guguak Kabupaten Lima Puluh Kota

7 Kawasan Ampek Angkek Kabupaten Agam

8 Kawasan Rambatan Kabupaten Tanah Datar

9 Kawasan Sangir Kabupaten Solok Selatan

1

0

Kawasan Linggo Sari Baganti Kabupaten Pesisir Selatan

1

1

Kawasan Pancung Soal Kabupaten Pesisir Selatan

Page 46: Kata Pengantar - diperta.sumbarprov.go.iddiperta.sumbarprov.go.id/downlot.php?file=RENSTRA2016.pdf · – 2021 merupakan penjabaran dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM)

Renstra Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Sumatera Barat Tahun 2016 – 2021

54

3. Kawasan Manggis : 12 Kawasan

N

o

Kawasan Kabupaten/Kota

1 Kawasan Bukit Barisan Kabupaten Lima Puluh Kota

2 Kawasan Parit Malintang Kabupaten Padang Pariaman

3 Kawasan Lubuak Tarok Kabupaten Sijunjung

4 Kawasan Bawan Kabupaten Agam

5 Kawasan Palembayan Kabupaten Agam

6 Kawasan Kamang Kabupaten Agam

7 Kawasan Sangir Kabupaten Solok Selatan

8 Kawasan Pakan Rabaa Kabupaten Solok Selatan

9 Kawawsan Linggo Sari

Baganti

Kabupaten Pesisir Selatan

1

0

Kawasan Sutera Kabupaten Pesisir Selatan

1

1

Kawasan Lengayang Kabupaten Pesisir Selatan

1

2

Kawasan Pauh Kota Padang

Indikator yang juga berpengaruh terhadap perkembangan

pertanaman di lapangan adalah adalah menurunnya luas serangan

hama dan penyakit tanaman dengan target 1 %. Target tersebut

dibuat berdasarkan perkiraan luas serangan OPT di lapangan dengan

Page 47: Kata Pengantar - diperta.sumbarprov.go.iddiperta.sumbarprov.go.id/downlot.php?file=RENSTRA2016.pdf · – 2021 merupakan penjabaran dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM)

Renstra Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Sumatera Barat Tahun 2016 – 2021

55

luas areal pertanaman dikalikan seratus persen. Target 1% sudah

merupakan standar secara nasional.

Berdasarkan realisasi yang terdapat di lapangan ternyata

serangan hama hanya sekitar 0,5% dari luas tanam padi secara

keseluruhan pada tahun 2015, yang mana luas serangan hama seluas

2.429 ha dari luas tanaman seluas 411.247 ha. Berarti tingkat capaian

keberhasilannya mencapai 150 %.

Berdasarkan data diatas diperoleh gambaran bahwa

rendahnya serangan hama atau berhasilnya upaya yang dilakukan

dalam rangka peningkatan perlindungan tanaman dari serangan

organisme pengganggu tanaman (OPT). Hal ini akan menguntungkan

kepada petani dimana dengan rendahnya serangan hama akan

berdampak baik bagi hasil produksi pertanian.

Program yang mendukung pencapaian sasaran strategis ini

adalah program Peningkatann roduksi dan Mutu Pertanian secara

berkelanjutan yang dalam pelaksanaannya kegiatan yang

mendukung yaitu : Peningkatan perlindungan tanaman, Fasilitasi

sarana brigade dan pengendalian serangan OPT dan Pengawasan

mutu dan standar pestisida.

Dalam rangka meningkatkan Nilai Tambah Komoditi

Pertanian Tanaman Pangan Hortikultura terdapat indikator kinerja

Meningkatnya produksi olahan pertanian (%). Berdasarkan tabel

Page 48: Kata Pengantar - diperta.sumbarprov.go.iddiperta.sumbarprov.go.id/downlot.php?file=RENSTRA2016.pdf · – 2021 merupakan penjabaran dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM)

Renstra Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Sumatera Barat Tahun 2016 – 2021

56

hasil pengukuran yang ada terlihat bahwa realisasi dari target yang

telah ditetapkan adalah 100% (sangat baik).

Penentuan capaian target kinerja ini disusun berdasarkan

target yang telah ada pada renstra yaitu sebanyak 15 unit dan

dibandingkan dengan jumlah unit pengolahan yang telah ada sampai

tahun 2014, sebanyak 145 unit dan dikalikan 100% sehingga

didapatkan target penambahan sebanyak 10,34% untuk tahun 2015.

Adapun peningkatan produksi olahan pertanian tersebut adalah

sebagai berikut :

Pisang Karamel

Pisang Jala

Denpusing

Chrispy Banana

Teh Daun Asam Kasambi

Pisang Coklat

Dendeng jantung Pisang

Manisan Pepaya

Kripik Sala

Kue Bawang Jagung

Tojin Jagung

Kripik Pisang jaring

Jahe merah Instan

Stick Wortel

Cabe Goreng

Aneka Mie Sayur

Kripik Pisang Balado

Cake Pisang

Kripik Kentang Cabe Hijau

Kue bawang kentang

Page 49: Kata Pengantar - diperta.sumbarprov.go.iddiperta.sumbarprov.go.id/downlot.php?file=RENSTRA2016.pdf · – 2021 merupakan penjabaran dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM)

Renstra Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Sumatera Barat Tahun 2016 – 2021

57

Program yang mendukung pencapaian sasaran tersebut adalah

Program Peningkatan Nilai Tambah, Daya Saing, Produksi Pertanian,

yang terdiri dari 3 kegiatan yaitu :

1. Pengembangan dan Peningkatan SDM kelompok. Pengolahan Hasil

serta Nilai Tambah Produk

2. Peningkatan mutu produk olahan kelompok UP3HP

3. Pembinaan dan Peningkatan Mutu Produk Olahan secara terpadu

Upaya yang dilakukan dalam peningkatan nilai tambah dan

daya saing produk TPH melalui agroindustri pedesaan adalah berupa

pengolahan hasil pertanian yakni dengan mengembangkan “Unit

Pelayanan Pengembangan dan Pengolahan Hasil Pertanian

(UP3HP) “ yang berorientasi mutu dan pembinaan manajemen

dalam proses berproduksi.

Page 50: Kata Pengantar - diperta.sumbarprov.go.iddiperta.sumbarprov.go.id/downlot.php?file=RENSTRA2016.pdf · – 2021 merupakan penjabaran dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM)

Renstra Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Sumatera Barat Tahun 2016 – 2021

58

Grafik Peningkatan Jumlah UP3HP (klpk)

0

50

100

150

200

Series 1

Series 2 83 100 110 125 145 160

2010 2011 2012 2013 2014 2015

Sampai tahun 2015 terdapat 160 unit kelompok UP3HP

tersebar di Kabupaten/Kota di Sumatera Barat dan yang difasilitasi

dengan peralatan pengolahan sebanyak 20 unit UP3HP yaitu :

1. Kelompok UP3HP Usaha Mandiri Kab. Lima Puluh

Kota

2. Kelompok UP3HP Flamboyan Kab. Lima Puluh Kota

3. Kelompok UP3HP Aua Sarumpun Kab. Agam

4. Kelompok UP3HP Gapoktan Tanu Tumbuh Kab.

Agam

5. Kelompok UP3HP KWT Bundo Kab. Tanah Datar

6. Kelompok UP3HP Kami Saiyo Kab. Tanah Datar

7. Kelompok UP3HP Bawang Merah Kab. Tanah Datar

8. Kelompok UP3HP Koto Baru Saiyo Kab. Tanah

Datar

9. Kelompok UP3HP Melati Suci Kab Padang Pariaman

10. Kelompok UP3HP Laris Manis Kab. Solok

11. Kelompok UP3HP Lembang Jao Mandiri Kab. Solok

12. Kelompok UP3HP Wanita Mandiri Kab. Solok

13. Kelompok UP3HP Melati Putih Kab. Solok Selatan

Page 51: Kata Pengantar - diperta.sumbarprov.go.iddiperta.sumbarprov.go.id/downlot.php?file=RENSTRA2016.pdf · – 2021 merupakan penjabaran dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM)

Renstra Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Sumatera Barat Tahun 2016 – 2021

59

14. Kelompok UP3HP Karya Bersama Kab. Solok

Selatan

15. Kelompok UP3HP Lansek Mani Kab. Sijunjung

16. Kelompok UP3HP KWT Ismi Kab. Pesisir Selatan

17. Kelompok UP3HP Sumber Rezeki Kab. Pesisir

Selatan

18. Kelompok UP3HP Bunda Kreatif Kota Bukittinggi

19. Kelompok UP3HP Karya Nyata Kota Bukittinggi

20. Kelompok UP3HP Karya Bersama Kota Padang

Diharapkan kelompok-kelompok tersebut berkembang

dengan baik, dapat menjadi motivator/pendorong bagi kelompok/

pelaku usaha lainnya untuk meningkatkan produksi dan nilai tambah

produk, yang akan berdampak pada peningkatan kesejahteraan

pelaku usaha.

Untuk memperbaiki mutu produk pertanian agar dapat

bersaing di pasar domestik maupun internasional telah dilaksanakan

cara-cara penanganan pascapanen dan pengolahan yang baik yang

saat ini dikenal dengan istilah Good Handling Practices (GHP) dan

Good Manufakturing Practices (GMP) dan Hazard Analysis Critical

Control Points ( HACCP ), Cara-cara tersebut merupakan aspek yang

penting untuk meningkatkan mutu produk pertanian.

Dengan adanya usaha-usaha yang dilakukan untuk

peningkatan nilai tambah komoditi pertanian tanaman pangan dan

hortikultura maka berdasarkan keterangan di atas diketahui bahwa

telah semakin berkembangnya unit usaha pengolahan produk hasil

pertanian dengan bertambahnya jenis produk olahan yang terdapat

di pasaran.

Untuk meningkatkan daya saing komoditi melalui

pengembangan agroindustri Indikator sasarannya adalah penerapan

GHP dan GMP Produk olahan dengan target peningkatan pada tahun

Page 52: Kata Pengantar - diperta.sumbarprov.go.iddiperta.sumbarprov.go.id/downlot.php?file=RENSTRA2016.pdf · – 2021 merupakan penjabaran dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM)

Renstra Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Sumatera Barat Tahun 2016 – 2021

60

2015 adalah 20 %. Hal ini di buat berdasarkan target yan telah

disusun pada Renstra 2010-2015 sebanyak 10 unit dibandingkan

dengan jumlah unit penerapan GHP dan GMP yang telah dicapai pada

tahun 2014 yaitu sebanyak 50 unit kemudian dikalikan seratus

persen.

Peningkatan tahun 2015 (unit) dibandingkan dengan jumlah

penerapan GHP dan GMP yang ada pada tahun 2014 dikali seratus

persen. Pada tahun 2015 terealisasi 10 unit produk olahan yang

menerapkan GHP dan GMP. Dan peningkatan ini jika dibandingkan

dengan produk olahan yang menerapkan GHP dan GMP sampai

tahun 2014 (50 unit) dikalikan seratus persen maka diperoleh hasil

20% (tercapai sesuai target) atau terealisasi 100 %.

Grafik Penerapan GHP dan GMP Produk Olahan (unit)

Berdasarkan data di atas terlihat perkembangan penerapan

GHP dan GMP produk olahan dari tahun 2010 sampai tahun 2015.

Yang mana sampai pada tahun 201 telah mencapai 60 unit

penerapan GHP dan GMP produk olahan

Adapun unit produk olahan yang telah menerapkan GHP dan

GMP tersebut adalah sebagai berikut :

Keripik Wijen Ubi Ungu UP3HP Patamuan Kito

Stick Wortel UP3HP Bambu Kuning

Kerupuk Ubi UP3HP Rahmat

0

102030

405060

2010 2011 2012 2013 2014 2015

Series 1

Series 2 5 10 20 30 50 60

Page 53: Kata Pengantar - diperta.sumbarprov.go.iddiperta.sumbarprov.go.id/downlot.php?file=RENSTRA2016.pdf · – 2021 merupakan penjabaran dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM)

Renstra Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Sumatera Barat Tahun 2016 – 2021

61

Kerupuk Ubi Tiga Warna UP3HP Bundo

Kacang Tojin UP3HP Rona

Kripik Kentang UP3HP Tunas Madani

Kerupuk Labu UP3HP Bundo Kanduang

Pisang Sale UP3HP Nan Sakato

Rubik Ganepo Balado UP3HP Senior Ganepo

Kripik Ubi Ungu Wijen UP3HP Pelangi

Sanjai Lidi UP3HP Solok Mato Aia

Dakak – Dakak UP3HP Panca Surya

Kue Sapik Pulut Hitam UP3HP Kembang Sari Prima

Stick Tepung Beras UP3HP Harapan Tani

Snack 88 UP3HP Suka Maju

Kerupuk Kentang Balado UP3HP Lembang Jao Mandiri

Keripik Pisang UP3HP Nan Sakato

Stick Ubi Ungu UP3HP Patamuan Kito

Doksistu Komoditi Manggis Asosiasi Petani Manggis

Doksistu Beras Merah Organik PPO Santiago

Doksistu Beras Hitam Organik PPO Santiago

Untuk Peningkatan Nilai Tambah dan Daya Saing Produk

diperlukan komitmen pelaku usaha untuk mempertahankan mutu

produk secara konsisten dimana penerapan SOP harus dilaksanakan.

Sampai dengan tahun 2015 ini telah disusun SOP produk Olahan dari

Kelompok UP3HP di Sumatera Barat sebanyak 60 SOP dengan target

setiap tahun minimal 5 SOP, untuk tahun 2015 SOP yang disusun

adalah :

Kerupuk Cancang UP3HP Bunda Kreatif

Kerupuk Cancang UP3HP Karya Reyat

Keripik kentang Balado UP3HP Lembang Jao Mandiri

Tojin Jagung Super UP3HP Ismi

Serundeng Ubi UP3HP Kami Saiyo

Keripik Manis Pedas UP3HP Bawang Merah

Ubi Tiga Warna UP3HP Bundo

Page 54: Kata Pengantar - diperta.sumbarprov.go.iddiperta.sumbarprov.go.id/downlot.php?file=RENSTRA2016.pdf · – 2021 merupakan penjabaran dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM)

Renstra Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Sumatera Barat Tahun 2016 – 2021

62

Kerupuk Kamang UP3HP Indah Sari

Serundeng Ubi Kayu UP3HP Laris Manis

Serundeng Kentang UP3HP Lembang Jao Mandiri

Program yang mendukung pencapaian sasaran tersebut

adalah Program Peningkatan Nilai Tambah, Daya Saing, Produk Hasil

Pertanian, yang terdiri dari kegiatan :

1. Peningkatan pengolahan hasil dan nilai tambah tanaman pangan.

2. Peningkatan mutu produk olahan kelompok UP3HP

3. Penguatan SDM kelompok Usaha Pertanian secara terpadu

Adapun realisasi keuangan dan fisik Program Peningkatan

Nilai Tambah, Daya Saing, Produk Hasil Pertanian dapat dilihat dari

anggaran yang tersedia sebesar Rp. 1.282.149.230,- terealisasi Rp.

1.236.197.250,- (96,42 %), dan fisik terealisasi 100,00 % (Sangat

Baik).

Dengan tercapainya target dari indikator tersebut

diperoleh hasil bahwa usaha pengolahan hasil pertanian telah

semakin berkembang dan mengarah pada cara pengolahan yang baik

sesuai dengan penerapan GHP dan GMP.

Pada Indikator kinerja sasaran. Penentuan target indikator

ini adalah berdasarkan pada Renstra dengan melihat luas daerah

pertanian organik yang ada di Sumatera Barat dan pertimbangan

anggaran.

Realisasi pada tahun 2015 adalah 55 ha (55%). Target ini

tidak sepenuhnya tercapai karena dipengaruhi oleh kondisi lapangan

dan keterbatasan anggaran. Namun jika dilihat dari tahun-tahun

Page 55: Kata Pengantar - diperta.sumbarprov.go.iddiperta.sumbarprov.go.id/downlot.php?file=RENSTRA2016.pdf · – 2021 merupakan penjabaran dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM)

Renstra Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Sumatera Barat Tahun 2016 – 2021

63

sebelumnya ada terdapat peningkatan luasan pertanian organik. Dari

evaluasi yang dilaksanakan maka diperoleh gambaran bahwa

pencapaian indikator kinerja sasaran tersebut adalah cukup baik (53-

84% ).

Perkembangan pencapaian indikator kinerja pada

sasaran 7 dapat dilihat pada tabel berikut :

Grafik Perkembangan Capaian Perkembangan

Pertanian Organik

Indikator kinerja ini didukung oleh Program Peningkatan Nilai

Tambah, Daya Saing, Produk Hasil Pertanian, dengan kegiatan

Sertifikasi Pangan dan Pemasyarakatan Pertanian Organik

Kegiatan pemasyarakatan pertanian organik merupakan

upaya mengubah pola tani yang biasanya menggunakan pupuk dan

pestisida secara berlebihan menjadi pertanian organik yang ramah

lingkungan. Untuk mencapai target kinerja diatas, dilaksanakan :

1. Sekolah Lapang Pertanian Organik sebanyak 5 unit, dengan

kelompok tani sbb,:

Kelompok Tani Sahabat Tani di Kecamatan Nan Sabaris di Kab.

Padang Pariaman.

Kelompok Tani Merapi Subur di Kab. Tanah Datar

Kelompok Tani Rimbun di Kec. Ampek Angkek Kab. Agam

Kelompok Tani Parambahan di Kec. Baso Kab. Agam

0

100

200

300

400

500

2011 2012 2013 2014 2015

(Ha) 250 500 100 239 55

Page 56: Kata Pengantar - diperta.sumbarprov.go.iddiperta.sumbarprov.go.id/downlot.php?file=RENSTRA2016.pdf · – 2021 merupakan penjabaran dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM)

Renstra Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Sumatera Barat Tahun 2016 – 2021

64

Kelompok Tani Tunas Muda di Kec. Lareh Sago Halaban Kab.

50 Kota

2. Demplot Sayur sebanyak 5 unit dengan kelompok tani sbb,

Kelompok Tani Ikhlas di Kec. Ampek Angkek Kab. Agam

Kelompok Tani Bareco Jaya di Kec. Sungai Puar

Kelompok Tani Serumpun Makmur di Kota Padang Panjang

3. Pusat Studi Pertanian Organik sebanyak 1 Unit yaitu Institut

Pertanian Organik yang berlokasi di Aie Angek

4. Pelatihan Lapangan Sertifikasi Organik sebanyak 7 Unit dengan

kelompok tani sbb,

Kelompok Tani Tuah Sakato di Kab. Padang Pariaman

Kelompok Tani Indah Sakato di Kab. Padang Pariaman

Kelompok Tani Matahari Terbit di Kab. Padang Pariaman

Kelompok Tani Ikhlas di Kab. Agam

Kelompok Tani Tunas Muda di Kab. 50 Kota

Kelompok Tani Kampuang 2 Sakato di Kab. 50 Kota

Kelompok Tani Kandis Maju di Kab. Solok

5. Pelatihan Internal Control System sebanyak 5 unit dengan

kelompok tani sbb,

· Kelompok Tani Hidayah di Kab. Padang Pariaman

· Kelompok Tani Mitra baru di Kab. Padang Pariaman

· Kelompok Tani Tuah Sakato di Kab. 50 Kota

· Kelompok Tani Sungai Kolam di Kab. 50 Kota

· Kelompok Tani Kampuang 2 Sakato di Kec. Mungka

Belum tercapainya target sasaran pada tahun 2015 ini

disebabkan Alokasi Dana untuk Kegiatan Sertifikasi Pangan dan

Pemasyarakatan Pertanian Organik ini jauh berkurang dari tahun

sebelumnya. Biasanya kegiatan pengembangan pertanian organik ini

juga didukung oleh anggaran kabupaten/ kota. Namun pada tahun

2015 kabupaten/ kota tidak menganggarkan lagi kegiatan untuk

Page 57: Kata Pengantar - diperta.sumbarprov.go.iddiperta.sumbarprov.go.id/downlot.php?file=RENSTRA2016.pdf · – 2021 merupakan penjabaran dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM)

Renstra Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Sumatera Barat Tahun 2016 – 2021

65

mendukung pertanian organik tersebut. Selain itu, insentif harga

untuk setiap kg produksi komoditi pertanian organik yang dihasilkan

petani sebesar Rp. 250,-/kg ditiadakan, dikarenakan adanya evaluasi

dari Inspektorat. Padahal dana insentif tersebut sebagai rangsangan

untuk meningkatkan minat petani bertanam secara organik.

Lembaga Sertifikasi Organik (LSO) bertugas memverifikasi,

menginspeksi dan menerbitkan sertifikat organik bagi lahan pertanian

yang telah menerapkan pola tani selaras alam tersebut. Ditahun

2015 ini telah terealisasi 7 buah sertifikat dengan kelompok tani

sebagai berikut :

1. Kelompok Tani Budi Saiyo di Kab. Padang Pariaman

2. Kelompok Tani Pelita Gunung di Kab. Padang Pariaman

3. Kelompok Tani Tuah Sakato di Kab. Padang Pariaman

4. Kelompok Tani Tunas Muda di Kab. 50 Kota

5. Kelompok Tani Ikhlas di Kab. Agam

6. Kelompok Tani Kampuang 2 Sakato di Kec. Mungka

7. Kelompok Tani Hidayah di Kab. Padang Pariaman

Meskipun luasan pertanian organik bertambah tidak

sesuai dengan target namun dari segi pembinaan di lapangan telah

dilaksanakan dengan baik dalam rangka meningkatkan motivasi

petani dalam pengembangan pertanian organik menuju system

pertanian yang ramah lingkungan dan konsumsi produk pertanian

yang sehat.

Pada Indikator Kinerja sasaran peningkatan jumlah

poktan / gapoktan yang melakukan Kemitraan, penentuan indikator

ini adalah dalam rangka pencapaian sasaran meningkatnya posisi

tawar petani karena dengan adanya poktan/gapoktan yang

melakukan kemitraan maka usaha petani akan lebih berkembang dan

Page 58: Kata Pengantar - diperta.sumbarprov.go.iddiperta.sumbarprov.go.id/downlot.php?file=RENSTRA2016.pdf · – 2021 merupakan penjabaran dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM)

Renstra Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Sumatera Barat Tahun 2016 – 2021

66

semakin banyak pasar yang didapatkan. Penentuan target ini

berdasarkan target yang ditetapkan dalam Renstra 2010-2015.

Page 59: Kata Pengantar - diperta.sumbarprov.go.iddiperta.sumbarprov.go.id/downlot.php?file=RENSTRA2016.pdf · – 2021 merupakan penjabaran dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM)

Renstra Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Sumatera Barat Tahun 2016 – 2021

67

Grafik Perkembangan jumlah Poktan/Gapoktan

yang melakukan kemitraan (unit/th)

Adapun Poktan/Gapoktan tersebut adalah sebagai berikut

:

1. Asosiasi petani manggis Sumatera Barat dengan Pimpinan PT.

Super Maju Jakarta

2. Petani Manggis Sumatera Barat dengan Pasar Induk Jakarta

3. UP3HP Minang Lestari dengan Afra Yani dengan CV. Rindang Raya

Batam

4. Assosiasi STA Sumatera Barat dengan Irham Hadi CV Alamanda

Sejati Utama Dumai

5. ASTA Sumatera Barat dengan PT. Carefour Kota Pekan Baru

6. UP3HP Indah Sari Kab. Agam dengan Keripik Balado “Mahkota”

Padang

7. UP3HP Harapan Tani Kab. Padang Pariaman dengan Keripik

Balado “Mahkota” Padang

8. UP3HP Sumatera Barat’ Minang Lestari” dengan Keripik Balado

“Mahkota” Padang

9. UP3HP Lembang Jao Mandiri Kab. Solok dengan Keripik Balado

“Mahkota” Padang

0

10

20

30

2011

2012

2013

2014

2015

Series 1

Series 2 5 7 12 17 29

Page 60: Kata Pengantar - diperta.sumbarprov.go.iddiperta.sumbarprov.go.id/downlot.php?file=RENSTRA2016.pdf · – 2021 merupakan penjabaran dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM)

Renstra Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Sumatera Barat Tahun 2016 – 2021

68

10.Gapoktan Irliko Sukra Kab. Solok dengan Toko Beras “H. Vely”

Padang

11.Gapoktan Mawar Kab. Solok dengan Toko Beras “H. Vely” Padang

12.Gapoktan Batang Timbulun Kota Padang dengan Toko Beras “ H.

Vely “ Padang

Hal yang telah dilakukan oleh poktan/gapoktan dengan

pengusaha adalah membuat perjanjian kerjasama dalam pemasaran

hasil pertanian. Indikator kinerja ini didukung oleh program

Peningkatan pemasaran hasil produksi pertanian dengan kegiatan

Pembinaan penanganan pasca panen dan pengolahan hasil pertanian

tanaman pangan dan hortikultura dan Promosi pemasaran hasil

pertanian dan penyebaran informasi pasar

Indikator kinerja Berkembangnya LKMA dengan target

sebanyak 65 kelompok pada tahun 2015. Indikator dan target kinerja

ini disusun dengan mengingat pentingnya keberadaan lembaga

keuangan di pedesaan dalam rangka menunjang kegiatan

perekonomian di tingkat petani. Penentuan target dibuat berdasarkan

Renstra, perkembangan dari tahun sebelumnya dan pertimbangan

anggaran 2015.

Realisasi pada tahun 2015 adalah sebanyak 65 kelompok LKMA

(100%). Dari evaluasi yang dilaksanakan maka diperoleh gambaran

bahwa indikator kinerja sasaran tersebut telah tercapai sangat baik.

Grafik Perkembangan Lembaga Keuangan di

Pedesaan (klp)

Page 61: Kata Pengantar - diperta.sumbarprov.go.iddiperta.sumbarprov.go.id/downlot.php?file=RENSTRA2016.pdf · – 2021 merupakan penjabaran dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM)

Renstra Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Sumatera Barat Tahun 2016 – 2021

69

Dari grafik di atas diketahui bahwa pada tahun 2011 telah

terdapat 346 kelompok LKMA yang berkembang. Hal ini berlanjut

pada tahun 2012 dan 2013 sehingga di akhir tahun 2014 LKMA yang

berkembang telah mencapai 800 kelompok dan di tahun 2015

terdapat penambahan sebanyak 65 kelompok sehingga menjadi 865

kelompok LKMA.

Indikator kinerja ini didukung oleh program Peningkatan

kapasitas kelembagaan dan SDM Petani dengan kegiatan yaitu

Pemberdayaan kelembagaan tani.

Adapun realisasi keuangan dan fisik Program Peningkatan

kapasitas kelembagaan dan SDM Petani dapat dilihat dari anggaran

yang tersedia sebesar Rp. 1.770.318.920,- terealisasi Rp.

1.639.932.305,- (92,63%), dan fisik terealisasi 97,54% (Sangat

Baik).

Untuk meningkatkan ketahanan petani dibidang

keuangan di Sumatera Barat sampai saat ini telah dikembangkan

Lembaga Keuangan Mikro Agribisnis yang bertujuan membantu

petani dalam mengakses keuangan dan permodalan. Untuk lebih

meningkatkan keterampilan dan pengetahuan pengelola LKMA yang

ada di Sumatera Barat, telah dilaksanakan pelatihan bagi manajer

LKMA, yang pada akhirnya akan meningkatkan kapasitas LKMA untuk

pengelolaan bidang Administrasi, Simpan pinjam dan Manegerial

LKMA.

0200400600800

1000

2010 2011 2012 2013 2014 2015

Series 1

Series 2 200 346 492 720 800 865

Page 62: Kata Pengantar - diperta.sumbarprov.go.iddiperta.sumbarprov.go.id/downlot.php?file=RENSTRA2016.pdf · – 2021 merupakan penjabaran dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM)

Renstra Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Sumatera Barat Tahun 2016 – 2021

70

Dengan semakin meningkat dan berkembangnya

LKMA maka petani akan lebih mudah dalam memperoleh permodalan

untuk usaha tani mereka.

Sarana dan Prasarana Lahan, Air dan Alsintan merupakan

faktor penting bagi peningkatan produksi tanaman. Dari tabel ada

empat indicator sasaran yang merupakan unsur-unsur yang penting

dalam hal berkembangnya sarana dan prasarana lahan, air dan

alsintan.

Grafik Penambahan Luas lahan sawah (ha/th)

Pada tahun 2011-2014 indikator sasaran ini adalah

penambahan luas lahan sawah. Setelah mengalami revisi dan

penyempurnaan pada tahun 2015 indikator tersebut berubah mejadi

total luas lahan sawah. Berdasarkan data yang ada jika dibandingkan

dengan tahun 2014 luas lahan sawah meningkat 563 ha atau

100,25%. Penambahan luas sawah ini dengan pemanfaatan lahan

sawah yang baru dicetak pada tahun 2014, namun tidak segera

diolah. Tapi dengan pembinaan petani secara intensif dan difasilitasi

dengan bantuan sarana produksi pertanian di tahun 2015 ini,

sehingga petani dengan segera mengusahakan lahan sawah tersebut

secara berkelanjutan.

0500

10001500200025003000350040004500

2011 2012 2013 2014

(ha/th) 1050 3200 4200 4494

Page 63: Kata Pengantar - diperta.sumbarprov.go.iddiperta.sumbarprov.go.id/downlot.php?file=RENSTRA2016.pdf · – 2021 merupakan penjabaran dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM)

Renstra Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Sumatera Barat Tahun 2016 – 2021

71

Indikator kinerja peningkatan jumlah kelompok tani yang

menggunakan pupuk organik merupakan hasil revisi dari sasaran

strategis tahun 2014. Dan pada tahun sebelumnya tidak dilakukan

pendataan. Perkembangan data mulai dari tahun 2014 s/d 2015

adalah sebagai berikut:

Grafik Peningkatan jumlah kelompok tani yang

menggunakan pupuk organik (klp)

Berdasarkan grafik di atas terlihat bahwa terdapat

penurunan kelompok tani yang menggunakan pupuk organik. Hal ini

disebabkan oleh terbatasnya anggaran untuk memfasilitasi petani

dalam penyediaan pupuk organik.

Grafik Perluasan areal hortikultura/buah-buahan

(pohon/th)

0

500

1000

1500

2014 2015

klp 1215 1215

Page 64: Kata Pengantar - diperta.sumbarprov.go.iddiperta.sumbarprov.go.id/downlot.php?file=RENSTRA2016.pdf · – 2021 merupakan penjabaran dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM)

Renstra Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Sumatera Barat Tahun 2016 – 2021

72

Pencapaian target indikator kinerja untuk perluasan areal

hortikultura/ buah-buahan belum mencapai target yang diharapkan,

hal ini dikarenakan terbatasnya anggaran untuk pengadaan bibit

buah-buahan. Sehingga penambahan luas areal juga sedikit

0

100000

200000

300000

400000

500000

2011 2012 2013 2014 2015

(Pohon/th) 262500 416500 316300 281000 150000

Page 65: Kata Pengantar - diperta.sumbarprov.go.iddiperta.sumbarprov.go.id/downlot.php?file=RENSTRA2016.pdf · – 2021 merupakan penjabaran dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM)

Renstra Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Sumatera Barat Tahun 2016 – 2021

73

Grafik persentase Kelompok tani yang

menggunakan alsintan (%)

2.3.1. Dukungan Anggaran

Penganggaran berbasis kinerja adalah suatu sistem

anggaran yang mengutamakan upaya pencapaian

keluaran daripada menitikberatkan alokasi biaya atau input

semata. Output (keluaran) menunjukkan barang atau jasa

yang dihasilkan dari program atau kegiatan sesuai dengan

input yang digunakan. Input (masukan) adalah besarnya

sumber dana, sumber daya manusia, material, waktu dan

teknologi yang digunakan untuk melaksanakan suatu

program atau kegiatan. Dalam anggaran berbasis kinerja,

setiap penggunaan sumber daya yang direncanakan harus

dapat dikaitkan dengan produk berupa barang atau jasa

yang akan dihasilkan.

Rincian Anggaran dan Realisasi Pendanaan SKPD Dinas

Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Sumatera Barat Tahun

2006-2010 dapat dilihat pada tabel dibawah ini :

Tabel 2.6 Pagu Anggaran dan Realisasi Tahun

2011 - 2015

0

20

40

60

80

100

2011 2012 2013 2014 2015

(%) 50 65 70 75,77 92,69

Page 66: Kata Pengantar - diperta.sumbarprov.go.iddiperta.sumbarprov.go.id/downlot.php?file=RENSTRA2016.pdf · – 2021 merupakan penjabaran dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM)

Renstra Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Sumatera Barat Tahun 2016 – 2021

74

No. Tahun Pagu Anggaran (Rp.) Fisik Keuangan

1 2011 53.663.423.481 49.973.932.653 99,82 93,12

2 2012 68.784.244.925 63.588.891.525 99,32 92,45

3 2013 87.955.718.644 85.032.306.670 99,92 96,68

4 2014 86.313.416.562 83.398.350.176 99,66 96,62

5 2015 69.473.966.283 66.540.679.939 99,67 95,78

% RealisasiRealisasi

2.3.2. Produk Domestik Bruto (PDRB)

Pertumbuhan ekonomi merupakan suatu

gambaran mengenai dampak pembangunan yang

dilaksanakan. Pertumbuhan tersebut merupakan laju

pertumbuhan yang dibentuk dari berbagai macam sektor

ekonomi, yang secara tidak langsung menggambarkan

tingkat perubahan ekonomi yang terjadi.

Salah satu indikator penting untuk mengetahui

kondisi ekonomi di suatu wilayah dalam suatu periode

tertentu ditunjukkan oleh data Produk Domestik Regional

Bruto (PDRB), baik atas dasar harga berlaku maupun atas

dasar harga konstan. PDRB didefinisikan sebagai jumlah

nilai tambah yang dihasilkan oleh seluruh unit ekonomi.

PDRB atas dasar harga berlaku dapat digunakan untuk

melihat pergeseran dan struktur ekonomi, sedang harga

konstan digunakan untuk mengetahui pertumbuhan

ekonomi dari tahun ke tahun.

Struktur ekonomi Provinsi Sumatera Barat tahun

2014 didukung oleh tiga lapangan usaha utama yaitu salah

satunya Lapangan Usaha Pertanian, Kehutanan dan

Perikanan. Sebagai sumber pendapatan tunai masyarakat,

pada tahun 2014 kontribusi sektor pertanian, secara

Page 67: Kata Pengantar - diperta.sumbarprov.go.iddiperta.sumbarprov.go.id/downlot.php?file=RENSTRA2016.pdf · – 2021 merupakan penjabaran dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM)

Renstra Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Sumatera Barat Tahun 2016 – 2021

75

ekonomi terhadap pembentukan PDRB Sumatera Barat,

adalah sebesar 20,26 %. Sektor pertanian ini terdiri dari

sub sektor tanaman pangan dan hortikultura, perkebunan,

peternakan, kehutanan dan perikanan.

Konstribusi sektor pertanian terhadap PDRB

Sumatera Barat secara persentase menunjukkan

konstribusi yang menurun, hal ini disebabkan karena

terjadinya pergeseran perekonomian ke sektor jasa,

industri dan perdagangan. Tetapi jika dilihat secara

nominal, PDRB sub sektor tanaman pangan dan

hortikultura selalu terjadi peningkatan sejalan dengan

terjadinya peningkatan produksi komoditi tanaman pangan

dan hortikultura setiap tahun serta nilai jual. Seperti kita

ketahui bahwa yang menjadi PDRB subsektor tanaman

pangan dan hortikultura adalah sigma produksi masing-

masing komoditi dikali dengan harga (nilai jual) dikurangi

dengan biaya antara.

Perkembangan PDRB memperlihatkan bahwa

peranan sektor pertanian masih tetap dominan dan

diperkirakan akan tetap menjadi pengarah perekonomian

Sumatera Barat di masa depan dimana sebagian besar

penduduk Sumatera Barat menggantungkan kehidupannya

pada sektor ini.

Perkembangan PDRB sub sektor tanaman pangan

dan hortikultura, PDRB sektor pertanian dan PDRB Provinsi

Sumatera Barat menurut lapangan usaha atas dasar harga

berlaku dapat dilihat pada grafik dibawah ini

Page 68: Kata Pengantar - diperta.sumbarprov.go.iddiperta.sumbarprov.go.id/downlot.php?file=RENSTRA2016.pdf · – 2021 merupakan penjabaran dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM)

Renstra Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Sumatera Barat Tahun 2016 – 2021

76

Grafik 3.1. Kontribusi Masing-Masing Sektor Terhadap

PDRB

Sumatera Barat tahun 2014

2.3.5 NILAI TUKAR PETANI (NTP)

Sektor pertanian merupakan sumber penghidupan

masyarakat dan sekaligus sebagai motor penggerak

pertumbuhan ekonomi di Sumatera Barat yang diharapkan

dapat meningkatkan pendapatan petani dalam rangka

pengentasan kemiskinan.

Untuk melihat keberhasilan pembangunan

pertanian selain data tentang pertumbuhan ekonomi, juga

diperlukan data pengukur tingkat kesejahteraan petani.

Nilai Tukar Petani (NTP) yang merupakan ratio indeks

harga yang diterima petani (lt) dengan indeks harga yang

dibayarkan petani (lb) (dalam persentase), merupakan

salah satu indikator untuk mengukur tingkat kesejahteraan

petani. NTP merupakan indikator untuk melihat tingkat

kemampuan/daya beli petani di pedesaan yang juga

Page 69: Kata Pengantar - diperta.sumbarprov.go.iddiperta.sumbarprov.go.id/downlot.php?file=RENSTRA2016.pdf · – 2021 merupakan penjabaran dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM)

Renstra Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Sumatera Barat Tahun 2016 – 2021

77

menunjukkan daya tukar (term of trade) dari produk

pertanian dengan barang dan jasa yang dikonsumsi

maupun untuk biaya produksi. Indeks harga yang diterima

petani (It) adalah indeks harga yang menunjukkan

perkembangan harga produsen atas hasil produksi petani,

sedangkan indeks harga yang dibayarkan petani (lb)

adalah indeks harga yang menunjukkan perkembangan

harga kebutuhan rumah tangga petani, baik itu kebutuhan

konsumsi rumah tangga maupun kebutuhan untuk proses

produksi pertanian. (Badan Pusat Statistik Provinsi

Sumatera Barat, Nilai Tukar Petani Sumatera Barat 2002-

2011, Tahun 2012)

Seiring dengan terjadinya banyak perubahan

baik dalam pergeseran nilai produksi komoditas pertanian

maupun pola konsumsi maka untuk perhitungan NTP mulai

tahun 2008 menggunakan tahun dasar terbaru yaitu tahun

2007 (2007 = 100) meliputi 5 (lima) sub sektor yaitu sub

sektor padi dan palawija, sub sektor hortikultura, sub

sektor tanaman perkebunan rakyat, sub sektor

peternakan, dan sub sektor perikanan, setelah sebelumnya

menggunakan tahun dasar tahun 1993 (1993=100). (Nilai

Tukar Petani Sumatera Barat 2002-2011, Tahun 2012)

Pada tahun 2014, Nilai Tukar Petani berkisar antar 105,48-

104,21 yang berarti bahwa penerimaan petani lebih besar

dari pengeluaran. Rata-rata NTP tahun 2014 sebesar

100,60 dan jika dibandingkan dengan NPT tahun 2013

sebesar 104,21 berarti NTP tahun 2014 mengalami

penurunan.

Perkembangan Indeks Harga yang Diterima Petani (lt),

Indeks Harga yang Dibayarkan Petani (lb) dan Nilai Tukar

Petani (NTP) Sumatera Barat tahun 2010-2014 dapat

dilihat pada tabel 3.2 serta grafik 3.2 berikut ini.

Page 70: Kata Pengantar - diperta.sumbarprov.go.iddiperta.sumbarprov.go.id/downlot.php?file=RENSTRA2016.pdf · – 2021 merupakan penjabaran dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM)

Renstra Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Sumatera Barat Tahun 2016 – 2021

78

Tabel 3.2 Perkembangan Indeks Harga yang Diterima

Petani (lt),

Indeks Harga yang Dibayarkan Petani (lb)

Dan Nilai

Tukar Petani (NTP) Sumatera Barat Tahun

2010-2014

URAIAN

TAHUN

2010 2011 2012 2013 2014

Indeks yang Diterima Petani 132,98 141,05 144,54 150,29 112.54

Indeks yang Dibayar Petani 126,07 132,75 137,75 144,23 111,87

NTP 105,48 106,25 105,02 104,21 100,60

Grafik 3.2 Perkembangan Indeks Harga yang Diterima

Petani (lt),

Indeks Harga yang Dibayarkan Petani (lb) Dan Nilai

Tukar

Petani (NTP) Sumatera Barat Tahun 2010-

2014

Page 71: Kata Pengantar - diperta.sumbarprov.go.iddiperta.sumbarprov.go.id/downlot.php?file=RENSTRA2016.pdf · – 2021 merupakan penjabaran dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM)

Renstra Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Sumatera Barat Tahun 2016 – 2021

79

Perkembangan indeks harga yang diterima petani (lt),

indeks harga yang dibayarkan petani (lb) dan Nilai Tukar Petani (NTP)

Sumatera Barat setiap bulan pada tahun 2014, dapat dilihat pada

tabel 3.3 berikut ini:

Page 72: Kata Pengantar - diperta.sumbarprov.go.iddiperta.sumbarprov.go.id/downlot.php?file=RENSTRA2016.pdf · – 2021 merupakan penjabaran dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM)

Renstra Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Sumatera Barat Tahun 2016 – 2021

80

Tabel 3.3 Perkembangan Indeks Harga yang Diterima

Petani (lt),

Indeks Harga yang Dibayarkan Petani (lb) Dan

Nilai Tukar

Petani (NTP) Sumatera Barat Tahun 2014

No. Kabupaten/Kota

Tahun 2014

Indeks Diterima Indeks Dibayar NTP

Petani Petani

1 Januari 110,77 109,51 101,15

2 Pebruari 110,19 109,45 100,68

3 Maret 110,63 109,55 100,99

4 April 111,10 109,62 101,35

5 Mei 111,50 109,99 101,37

6 Juni 111,23 110,29 100,85

7 Juli 112,03 111,45 100,53

8 Agustus 112,90 112,34 100,50

9 September 113,39 113,19 100,17

10 Oktober 114,46 113,67 100,70

11 November 115,44 115,52 99,93

12 Desember 116,87 117,87 99,15

Jumlah 112,54 111,87 100,60

Sumber : Sumatera Barat Dalam Angka 2015

Page 73: Kata Pengantar - diperta.sumbarprov.go.iddiperta.sumbarprov.go.id/downlot.php?file=RENSTRA2016.pdf · – 2021 merupakan penjabaran dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM)

Renstra Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Sumatera Barat Tahun 2016 – 2021

81

Upaya peningkatan pendapatan petani tidak selalu secara

otomatis diikuti dengan peningkatan kesejahteraan petani. Unsur

penting yang berpengaruh terhadap tingkat kesejahteraan petani

adalah tingkat pendapatan petani dan nilai pengeluaran yang harus

dibelanjakan keluarga petani serta faktor-faktor non-finansial seperti

faktor sosial budaya.

Nilai pendapatan petani dapat bersumber dari usaha pertanian

dan usaha non pertanian. Nilai pendapatan yang bersumber dari

usaha pertanian akan diperoleh dari selisih nilai penjualan komoditas

usaha tani yang dihasilkan dengan biaya usaha tani yang dikeluarkan.

Nilai penjualan hasil usaha tani akan ditentukan oleh volume produksi

yang dihasilkan serta harga jual. Pada tingkat harga yang sama

(konstan), maka semakin besar volume produksi yang dihasilkan

makin besar pula nilai penjualan usaha tani.

2.4 TANTANGAN DAN PELUANG PENGEMBANGAN

PELAYANAN SKPD

Sebagian besar penduduk Sumatera Barat

menempati wilayah pedesaan dan hidupnya sangat bergantung

pada sektor pertanian. Pada tahun 2014 penduduk Provinsi

Sumatera Barat berjumlah 4.957.719 jiwa terdiri dari 1.182.688

KK , 54 % merupakan keluarga petani (644.610 KK) . Aktifitas

pertanian meliputi produksi padi/palawija yang dikelola oleh

426.135 KK ; produksi hortikultura mencakup 261.298 KK;

sektor perkebunan 446.287 KK; sektor peternakan 280.250 KK;

sektor perikanan 63.252 dan yang mengelola hasil hutan

sebanyak 59.018 KK. Total keterlibatan petani dalam aktifitas

Page 74: Kata Pengantar - diperta.sumbarprov.go.iddiperta.sumbarprov.go.id/downlot.php?file=RENSTRA2016.pdf · – 2021 merupakan penjabaran dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM)

Renstra Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Sumatera Barat Tahun 2016 – 2021

82

pertanian adalah 644.610 KK, hal ini memperlihatkan bahwa

usaha pekerjaan petani di Sumatera Barat rata-rata 2,38

artinya rata-rata petani melakukan lebih dari dua jenis aktifitas

pertanian (Sumber : Buku Langkah dan Jalan Pertanian

Berkelanjutan untuk Kesejahteraan Petani di Sumatera Barat).

Hal tersebut menunjukkan bahwa pembangunan sektor

pertanian terutama tanaman pangan dan hortikultura di

Sumatera Barat sangat strategis untuk meningkatkan taraf

hidup penduduk di pedesaan selain sebagai penyediaan pangan

melalui upaya peningkatan produksi pertanian guna menjaga

ketahanan pangan. Melalui Program Pembangunan Tanaman

Pangan dan Hortikultura, strategi pemerintah diharapkan

mampu bersaing di tengah dinamika perubahan lingkungan

strategis internasional, mengingat saat ini ASEAN Economic

Comunity (AEC)atau Pasar Bebas ASEAN 2015 sudah semakin

dekat. Kawasan ASEAN akan menjadi pasar tunggal berbasis

produksi tunggal, sehingga seluruh negara ASEAN harus

melakukan liberalisasi perdagangan. Dengan demikian

pembangunan pertanian tanaman pangan dan hortikultura di

Sumatera Barat haruslah siap menghadapi tantangan dengan

membanjirnya produk import yang akan mempengaruhi

keberadaan produk pertanian lokal. Tetapi disisi lain, kondisi

tersebut juga menjadi peluang untuk meningkatkan daya saing

produk lokal.

Disamping menghadapi tantangan persaingan

produk pertanian di perdagangan bebas ASEAN pada tahun

2015, pembangunan tanaman pangan dan hortikultura juga

menghadapi tantangan mendasar sebagai berikut :

1. Peningkatan produksi, produktivitas, nilai tambah dan daya

saing produkpertanian, penerapan prinsip ramah

lingkungan, harga

2. Peningkatan penggunaan pupuk organik;

Page 75: Kata Pengantar - diperta.sumbarprov.go.iddiperta.sumbarprov.go.id/downlot.php?file=RENSTRA2016.pdf · – 2021 merupakan penjabaran dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM)

Renstra Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Sumatera Barat Tahun 2016 – 2021

83

3. Keterbatasan ketersediaan sumberdaya dan akses modal;

4. Perbaikan infrastruktur lahan dan air,

perbenihan/perbibitan.

Sejalan munculnya beberapa tantangan tersebut,

pembangunan pertanian tanaman pangan dan hortikultura

kedepan juga memiliki sejumlah peluang :

1. Pasar Komoditas Tanaman Pangan dan Hortikultura

terbuka luas;

2. Peluang investasi dibidang agroindustri dan agribisnis

cukup besar;

3. Tersedianya fasilitas permodalan dari Bank/Lembaga

Keuangan non-Bank;

4. Berkembangnya pola kemitraan dalam usaha agribisnis

antara petani/kelompok tani dengan pengusaha/ produsen

5. Terdapat kesenjangan antara produksi potensial dan

aktual

BAB III

ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS

PERTANIAN TANAMAN PANGAN

3.1 Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Sumatera Barat

Fokus pembangunan pertanian tanaman pangan dan hortikultura adalah peningkatan pendapatan dan kesejahteraan petani melalui

pengembangan ekonomi rakyat, yang bersumber bukan hanya dari kegiatan usaha tani (on - farm) saja, tetapi justru sebagian besar dari kegiatan di luar usaha tani (off – farm). Beberapa permasalahan dalam pembangunan pertanian

tanaman pangan dan hortikultura antara lain adalah :

a. Rendahnya Kesadaran Masyarakat Terhadap Konservasi Lahan

Dari tahun ke tahun terlihat bahwa tingkat kesuburan lahan sawah di

Indonesia dan di Sumatera Barat khususnya semakin menurun. Berdasarkan hasil penelitian Badan Litbang Pertanian, dari luas lahan sawah beririgasi di Indonesia

sekitar 5 juta hektar, sekitar 65% diantarannya mempunyai kandungan bahan

Page 76: Kata Pengantar - diperta.sumbarprov.go.iddiperta.sumbarprov.go.id/downlot.php?file=RENSTRA2016.pdf · – 2021 merupakan penjabaran dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM)

Renstra Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Sumatera Barat Tahun 2016 – 2021

84

organik rendah sampai sedang (kurang dari 2%), sedangkan dalam kondisi

normal lahan sawah subur mengandung bahan organik minimal 3%.

Degradasi lahan sawah terutama makin menurunnya kandungan bahan organik disebabkan oleh kesalahan dalam pengelolaan lahan dan pencemaran

lingkungan. Faktor penyebab degradasi lahan antara lain adalah pencemaran oleh bahan kimia secara berlebihan terutama pupuk dan pestisida kimia sintetis,

kebiasaan petani mengangkut ke luar lahan atau membakar jerami, rendahnya penggunaan pupuk organik seperti kompos atau pupuk kandang. Dari berbagai fakor penyebab degradasi lahan tersebut akar permasalahannya adalah

rendahnya pemahaman dan kesadaran masyarakat khususnya petani terhadap konservasi lahan pertanian.

b. Diversifikasi Usaha Tani Yang Rendah

Jumlah penduduk miskin di Sumatera Barat pada Maret tahun 2015 berjumlah 376,609 jiwa (BPS 2015) sebagiannya adalah rumah tangga petani

(RTP) yang menggantungkan kehidupannya disektor tanaman pangan, khususnya tanaman padi dan palawija. Salah satu penyebab utama dari keadaan diatas adalah rendahnya jam kerja efektif RTP yang pada giliran menyebabkan

rendahnya pendapatan petani setiap priode usaha. Rendahnya jam kerja efektif RTP sangat berkaitan erat dengan tingkat diversifikasi usaha tani, dimana saat

ini indeks pekerjaan petani baru mencapai 1,8 yang artinya tiap RTP masih belum mempunyai jenis 2 jenis usaha tani.

c. Kurang Optimalnya Pemanfaatan Lahan.

Optimalisasi pemanfaatan lahan belum membudaya dikalangan petani. Hal ini dapat dilihat masih banyaknya lahan kosong, indek pertanaman yang

rendah, belum dimanfaatkannya lahan pekarangan dan sistim budidaya polikultur yang belum banyak diterapkan petani. Kondisi ini selain tidak dapat meningkatkan nilai guna lahan juga dapat menggganggu upaya konservasi lahan.

d. Belum Tercapainya Efisiensi yang Lebih dari Kegiatan Usaha Tani

Pendekatan program yang hanya berorientasi terhadap upaya peningkatan produksi cenderung menyebabkan ekploitasi sumber daya alam

yang berlebihan dan tidak efisiennya kegiatan usaha tani. Kondisi ini menyebabkan tidak tercapainya efisiensi usaha tani yang pada gilirannya

menyebabkan rendahnya keuntungan yang diterima petani.

e. Lemahnya Kelembagaan Petani

Salah satu strategi dalam menggerakkan petani dalam pembangunan

pertanian adalah melalui pemberdayaan kelembagaan tani. Kelembagaan tani berperan sebagai jembatan antara petani dan pemerintah serta dapat menjadi

wadah advokasi dan penyampaian aspirasi petani. Kelembagaan tani yang kuat dan mandiri dapat menjadi mitra pemerintah dalam melaksanakan pembangunan pertanian yang pada gilirannya dapat meningkatkan kesejahteraan dan

kemandirian petani. Namun pada saat ini kelembagaan petani belum kuat dan

Page 77: Kata Pengantar - diperta.sumbarprov.go.iddiperta.sumbarprov.go.id/downlot.php?file=RENSTRA2016.pdf · – 2021 merupakan penjabaran dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM)

Renstra Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Sumatera Barat Tahun 2016 – 2021

85

mandiri, sehingga belum dapat berperan secara optimal sebagai mitra

pemerintah dan penyalur aspirasi petani.

f. Belum Kuatnya Sistim Penyuluhan

Sistim penyuluham pertanian dibangun oleh subsistim sumberdaya

personil, subsistim kelembagaan, subsistim sarana dan subsistim metode penyuluhan. Disadari bahwa pada saat ini sistim penyuluhan belum kuat,

sehingga belum mampu secara optimal untuk melakukan pemberdayaan petani dan kelembagaan petani. Faktor penyebab belum kuatnya sistim penyuluhan adalah keterbatasan penyuluh baik dari segi jumlah maupun kompotensi,

kelembagaan penyuluhan yang belum mandiri dan inovatif, kurangnya sarana serta metode yang belum sesuai dengan perkembangan sosial ekonomi

masyarakat petani.

g. Tingginya Kehilangan Hasil Pertanian

Upaya peningkatan produktivitas tidak akan berhasil jika tidak diiringi

dengan upaya penekanan kehilangan hasil. Dalam proses produksi, panen dan pasca panen serta pengolahan hasil terjafi kehilangan hasil yang cukup tinggi (10,09%). Kondisi ini belum termasuk akibat serangan organisme pengganggu

tanaman (OPT) dan kerusakan akibat bencana alam.

h. Rendahnya Peningkatan Nilai Tambah Produk Pertanian

Salah satu strategi untuk meningkatkan pendapatan petani adalah melalui peningkatan nilai tambah produk pertanian. Namun pada saat ini peningkatan nilai tambah produk pertanian masih rendah. Rendahnya

peningkatan nilai tambah produk pertanian disebabkan oleh belum tersedianya peralatan yang memadai dan penguasaan teknologi oleh petani.

i. Sistim Bantuan Benih yang Tidak Memihak Petani

Benih merupakan salah satu faktor penentu dalam keberhasilan usaha

tani. Ketersediaan benih unggul dan bermutu belum dapat memenuhi kebutuhan petani baik dari aspek jumlah dan waktu yang sesuai dengan kegiatan usaha tani. Walaupun pemerintah telah memberikan bantuan benih melalui berbagai

kegiatan, namun sistim pemberian bantuan belum memihak kepada petani, sehingga bantuan tersebut kurang tepat guna dan bernilai guna.

j. Subsidi Pupuk Organik yang Tidak Tepat Sasaran

Upaya memperbaiki atau meningkatkan kualitas kesuburan lahan dapat dilakukan melalui pemberian bahan organik. Bahan organik yang dgunakan

berasal dati kompos yang menggunakan bahan baku utama limbah pertanian atau pupuk kandang dari limbah ternak. Salah satu strategi untuk mendorong

penggunaan bahan organik dalam memperbaiki kesuburan lahan adalah dengan pemberian subsidi pupuk organik, namun sistim pemberian subsidi pupuk organik belum tepat. Saat ini subsidi pupuk organik diberikan kepada swasta/produsen.

Page 78: Kata Pengantar - diperta.sumbarprov.go.iddiperta.sumbarprov.go.id/downlot.php?file=RENSTRA2016.pdf · – 2021 merupakan penjabaran dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM)

Renstra Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Sumatera Barat Tahun 2016 – 2021

86

Idealnya subsidi pupuk organik adalah untuk petani, karena pupuk organik dapat

dibuat oleh petani dan untuk keperluan petani.

k. Masih Lemahnya Permodalan Petani

Salah satu persoalan dalam meningkatkan pendapatan petani adalah

lemahnya permodalan dan akses petani ke lembaga permodalan. Masalah ini cukup serius yang perlu mendapat perhatian khusus. Untuk mengatasi persolan

tersebut perlu dilakukan penguatan permodalan dan meningkatkan akses petani ke lembaga keuangan, baik di Propinsi maupun di kabupaten/kota.

l. Terbatasnya ketersediaan infrastruktur serta prasarana lahan dan

air

Salah satu prasarana pertanian yang saat ini keberadaanya sangat

memprihatinkan adalah ketersediaan irigasi. Banyaknya jaringan irigasi yang rusak mengakibatkan daya dukung irigasi bagi pertanian tidak mencukupi. Kerusakan ini terutama diakibatkan banjir, kerusakan sumberdaya alam di daerah

aliran sungai, bencana alam serta kurangnya pemeliharaan jaringan irigasi hingga ke tingkat usaha tani.

Prasarana usahatani lain yang sangat dibutuhkan masyarakat dan

pedagang komoditas pertanian namun keberadaannya masih terbatas adalah jalan usahatani, jalan produksi, balai-balai penyuluhan serta pasar-pasar yang

spesifik bagi komoditas.

m. Lemahnya Koordinasi Antar Lembaga Terkait dan Birokrasi

Kinerja pembangunan pertanian Tanaman Pangan Hortikultura sangat

ditentukan oleh keterpaduan diantara subsistem pendukungnya, yaitu mulai dari subsistem hulu, subsistem budidaya usaha tani (on-farm) subsistem hilir

(pengolahan dan pemasaran) dan subsistem pendukung (keuangan pendidikan dan transportasi). Keterkaitan antar subsistem sangat erat namun penanganannya terkait dengan kebijakan berbagai sektor. Sementara Dinas

Pertanian Tanaman Pangan Hortikultura hanya memiliki kewenangan dalam aspek budidaya/usahatani. Lemahnya koordinasi terjadi juga antara pemerintah propinsi daerah (propinsi dengan kabupaten/kota) serta antara pemerintah

kab/Kota.

Identifikasi permasalahan berdasarkan tugas dan fungsi Dinas Pertanian

Tanaman Pangan Provinsi Sumatera Barat secara rinci di tinjau dari pelayanan dinas, Renstra Kabupaten kiota , Renstra Kementerian dan Lembaga serta Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) dapat dilihat pada Tabel 3.1.

Page 79: Kata Pengantar - diperta.sumbarprov.go.iddiperta.sumbarprov.go.id/downlot.php?file=RENSTRA2016.pdf · – 2021 merupakan penjabaran dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM)

Renstra Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Sumatera Barat Tahun 2016 – 2021

87

Tabel 3.1 Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi

Aspek Kajian

Capaian/Kondisi Saat Ini

Standar yang Digunakan

Faktor yang Mempengaruhi

Permasalahan Internal (Kewenangan

SKPD)

Eksternal (Diluar

Kewenangan SKPD)

1 2 3 4 4 6

Gambaran pelayanan Dinas

Rata-rata peningkatan produksi dan produktivitas 2011-2015

- Padi (3%) - Jagung (4%)

- Manggis (2%) - Lain – lain : • Tan. Pangan

(1%) • Hortikultura (1%)

• RKPJMD • Renstra Dinas Pertanian

Provinsi Sumatera Barat

• SOP Budidaya • SOP Pasca Panen

1 2

3

Perumusan kebijakan teknis pertanian Penyelenggaraan

urusan pemerintahan dan

pelayanan pertanian Pembinaan teknis tentang penerapan

teknologi budidaya yang baik dan benar serta ramah lingkungan

• 111

• Inovasi teknologi, sarana prasarana pengairan, pupuk

• Persaingan Pasar Global

· Masih tingginya tingkat kehilangan

hasil Pertanian • Masih rendahnya

daya saing produk-

produk pertanian terhadap produk

impor; • Lemahnya

kemampuan

aksespetani terhadap teknologi, informasi, pasar dan

permodalan serta perlindungan

usahatani

Kajian Renstra

Kementerian Pertanian

Terdapat peningkatan produksi yang ditetapkan

oleh Kementerian Pertanian Republik Indonesia untuk Sumbar :

- Padi 2,5% per tahun - Jagung 5 % per

tahun

Renstra Kementerian Pertanian Republik

Indonesia SIPP 2013-2045

• Fasilitasi saprodi dan pembinaan di tingkat

lapangan

• Masih relatif rendahnya

keterlibatan sektor lain dalam menetapkan angka

produksi • Ketersediaan benih

dan pupuk oleh stake holder

· Belum optimalnya pelayanan pada

sektor perbenihan dan pengawasan

tanaman. • Terbatasnya

penerapan Alsintan

· Terbatasnya ketersediaan

infrastruktur serta

Page 80: Kata Pengantar - diperta.sumbarprov.go.iddiperta.sumbarprov.go.id/downlot.php?file=RENSTRA2016.pdf · – 2021 merupakan penjabaran dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM)

Renstra Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Sumatera Barat Tahun 2016 – 2021

88

prasarana lahan dan air

Kajian Renstra Kabupaten / Kota

Terjadinya inflasi pada beberapa komoditas pertanian

• UU. Nomor 13 tahun 2010 tentang Hortikultura; • Permentan nomor : 47/Permentan/Ot.140/4/2013 tentang Rekomendasi Impor Produk Hortikultura

• Pengembangan Kawasan Komoditas • Pembinaan teknis tentang pengaturan pola tanam pada komoditas pemicu inflasi

• Berfluktuasinya harga produk pertanian dan masih tingginya suku bunga usahatani • Adanya dampak perubahan iklim

Lemahnya kelembagaan petani

Kajian RTRW

1 2

Lahan yang tersedia belum termanfaatkan secara optimal Tingginya tingkat konversi lahan pertanian ke non pertanian

1 2 3

Peraturan Pemerintah Nomor 26 tahun 2008 tentang Rencana Tata ruang wilayah nasional (RTRWN) UU. Nomor 41 Tahun 2009 tentang Perlindungan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan Perda Sumatera Barat No 13 tahun

• Pengembangan Kawasan Komoditas • Pengembangan Jaringan irigasi • optimasi lahan

Komitmen Kabupaten/kota terhadap LP2B

• Tingginya alih fungsi lahan pertanian ke non pertanian • Rendahnya pendapatan usahatani • Belum optimalnya infrastruktur pertanian • Belum optimalnya pemanfaatan lahan • Rendahnya pemanfaatan teknologi alsintan

Page 81: Kata Pengantar - diperta.sumbarprov.go.iddiperta.sumbarprov.go.id/downlot.php?file=RENSTRA2016.pdf · – 2021 merupakan penjabaran dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM)

Renstra Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Sumatera Barat Tahun 2016 – 2021

89

2012 tentang RTRW Sumatera Barat tahun 2012-2032 Keputusan Gubernur Sumatera Barat No. Tahun 2013 tentang Penetapan Kawasan TPH

Kajian KLHS

Pengelolaan lahan pertanian menggunakan sarana produksi yang ramah lingkungan ( data ???)

• UU Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan Dan Pengelolaan Lingkungan Hidup Permendagri No 67 Tahun 2012

Tingkat sosialisasi penggunaan sarana produksi yang ramah lingkungan

Dukungan Komisi Pengawasan Pupuk Pestisida

Belum optimalnya pemanfaatan lahan dan potensi keanekaragaaman hayati

Page 82: Kata Pengantar - diperta.sumbarprov.go.iddiperta.sumbarprov.go.id/downlot.php?file=RENSTRA2016.pdf · – 2021 merupakan penjabaran dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM)

Renstra Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Sumatera Barat Tahun 2016 – 2021

90

3.2 Telaahan Visi, Misi, dan Program Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah

Terpilih.

Sesuai dengan visi Gubernur dan Wakil Gubernur terpilih, maka visi pembangunan

daerah jangka menengah Provinsi Sumatera Barat tahun 2016-2021 adalah:

Terwujudnya Sumatera Barat yang Madani dan Sejahtera

Madani adalah suatu masyarakat yang berperadaban tinggi dan maju yang berbasis

pada nilai-nilai, norma hukum, moral yang ditopang oleh keimanan. Masyarakat madani

menghormati pluralistis, bersikap terbuka dan demokratis serta selalu bergotong royong

menjaga kedaulatan negara. Dengan demikian, masyarakat madani tersebut pada dasarnya

adalah masyarakat yang agamais yang ditandai oleh adanya keseimbangan antara kehidupan

dunia dan akhirat, jasmani dan rohani, lahir dan batin serta material dan sipiritual

Sejahtera merupakan suatu kondisi masyarakat yang terpenuhi kebutuhan dasar

seperti sandang, pangan, perumahan, air bersih, kesehatan, pendidikan, pekerjaan, rasa

aman dari perlakuan atau ancaman tindak kekerasan fisik maupun non fisik, lingkungan hidup

dan sumber daya alam, berpartisipasi dalam kehidupan sosial dan politik, mempunyai akses

terhadap informasi serta hiburan; terciptanya hubungan antar masyarakat yang dinamis,

saling menghargai, bantu membantu, saling pengertian, serta tersedianya prasarana dan

sarana publik terkait dengan infrastruktur pelayanan publik, transparansi dan teknologi yang

mencukupi, nyaman dan terpelihara dengan baik.

Dari visi tersebut diharapkan Provinsi Sumatera Barat mampu mewujudkan keinginan

dan amanat masyarakat Sumatera Barat dengan tetap mengacu pada pencapaian tujuan

nasional seperti diamanatkan dalam Pembukaan UUD 1945 khususnya bagi masyarakat

Sumatera Barat. Perwujudan visi pembangunan ditempuh melalui misi untuk memberikan arah

dan batasan proses pencapaian tujuan, maka ditetapkan 5 (lima) misi Pembangunan Jangka

Menengah Daerah Provinsi Sumatera Barat Tahun 2016 - 2021, sebagai berikut :

1. Meningkatkan tata kehidupan yang harmonis, agamais, beradat, dan berbudaya berdasarkan falsafah” Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi

Kitabullah”.

Misi ini diarahkan untukperubahan sikap mental yang lebih baik sesuai nilai-nilai agama,

adat, budaya dan kearifan lokal ditengah kehidupan masyarakat, peningkatkan

kesalehan sosial, penguatan kelembagaan agama, adat dan budaya.

2. Meningkatkan tata pemerintahan yang baik, bersih dan professional.

Misi ini diarahkan untuk membangun tata pemerintahan yang baik, bersih dan

professional untuk meningkatkan kualitas pelayanan publik dan mendorong partisipasi

masyarakat dalam pembangunan.

Page 83: Kata Pengantar - diperta.sumbarprov.go.iddiperta.sumbarprov.go.id/downlot.php?file=RENSTRA2016.pdf · – 2021 merupakan penjabaran dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM)

Renstra Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Sumatera Barat Tahun 2016 – 2021

91

3. Meningkatkan sumberdaya manusia yang cerdas, sehat, beriman,

berkarakter, dan berkualitas tinggi

Misi ini diarahkan untuk membangun sumberdaya manusia yang cerdas, sehat,

beriman, berkarakter, berkualitas tinggi, menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi

dan berdaya saing dengan berlandaskan kesetaraan gender.

4. Meningkatkan ekonomi masyarakat berbasis kerakyatan yang tangguh,

produktif, dan berdaya saing regional dan global, dengan mengoptimalkan pemanfaatan sumber daya pembangunan daerah;

Misi ini diarahkan untuk meningkatkan pendapatan masyarakat yang lebih tinggi dan

merata dengan mengembangkan kegiatan ekonomi yang lebih produktif berbasis

kerakyatan, mendorong sektor unggulan daerah dan memanfaatkan sumberdaya lokal

untuk menghasilkan produk yang berdaya saing.

5. Meningkatkan infrastruktur dan pembangunan yang berkelanjutan serta berwawasan lingkungan.

Misi ini diarahkan untuk penyediaan infrastruktur bagi peningkatan kegiatan ekonomi,

pengembangan wilayah dan pembangunan berkelanjutan yang berwawasan lingkungan

sesuai dengan tata ruang daerah.

Dinas Pertanian Tanaman Pangan sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya

mendukung dan berperan dalam menjalankan misi keempat-4 yaitu Meningkatkan ekonomi masyarakat berbasis kerakyatan yang tangguh, produktif, dan berdaya saing regional dan

global, dengan mengoptimalkan pemanfaatan potensi sumberdaya pembangunan daerah. Pembangunan Pertanian Tanaman Pangan pada akhirnya harus berperan meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui pengembangan usaha Pertanian Tanaman Pangan dengan

mengimplementasikan program dan kegiatan untuk mewujudkan melalui pengembangan usaha Pertanian Tanaman Pangan berbasis kawasan sesuai potensi wilayahnya.

Secara rinci telaahan terhadap visi, misi dan program kepala daerah dan wakil kepala

daerah terpilih di Provinsi Sumatera Barat dalam hubungannya dengan tugas pokok dan fungsi

dari Dinas Pertanian Tanaman Pangan dapat dilihat pada Tabel 3.2.

Tabel 3.2. Telaah Visi Misi Dan Program Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah

Terpilih

N

o

Misi dan Program

KDH dan Wakil

KDH Terpilih

Permasalahan

Pelayanan SKPD

Faktor

Penghambat Pendorong

1 2 3 4 5

Page 84: Kata Pengantar - diperta.sumbarprov.go.iddiperta.sumbarprov.go.id/downlot.php?file=RENSTRA2016.pdf · – 2021 merupakan penjabaran dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM)

Renstra Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Sumatera Barat Tahun 2016 – 2021

92

4

Meningkatkan ekonomi

masyarakat berbasis

kerakyatan yang tangguh,

produktif, dan berdaya saing regional dan

global, mejadikan

Sumbar menjadi destinasi

pariwisata unggulan,

serta meningkatkan pemanfaatan

SDA dan potensi

daerah untuk kesejahteraan rakyat

· Masih tingginya

tingkat kehilangan hasil Pertanian

• Masih rendahnya daya

saing produk-produk pertanian

terhadap produk impor;

• Lemahnya kemampuan akses petani

terhadap teknologi, informasi,

pasar dan permodalan

serta perlindungan usahatani

1. Kompetensi aparatur dinas

belum sepenuhnya merata dan sesuai

dengan yang diharapkan

2. Sistem penyuluhan

yang masih lemah 3. Akses terhadap

data dan informasi

agribisnis belum optimal

4. Peran dan fungsi lembaga perbenihan belum

optimal 5. Peran dan fungsi

pihak lain belum optimal

6. Sinergitas antar

SKPD belum terjalin dengan optimal

1. Kewenangan Dinas dalam

pengembangan tanaman

pangan dan hortikultura

2. Komitmen

pmpinan dalam peningkatan ketahanan

pangan 3. Ketersediaan

sumberdaya pertanian

4. Ketersediaan

data dan informasi

pengembangan usaha pertanian

5. Ketersediaan dukungan

anggaran 6. Keberadaan

lembaga

perbenihan dan sertifikasi tanaman

pangan dan hortikultura

7. Ketersediaan fasilitas alsintan

3.3 Telaahan Renstra Kementerian K/L dan Renstra Provinsi

3.3.1 Visi Kementerian Pertanian

Memasuki RPJMN tahap-3 (2015-2019) sektor pertanian masih memegang peranan strategis dan berkontribusi besar dalam pembangunan ekonomi nasional diantaranya sebagai penyedia bahan pangan dan bahan baku industri, penyumbang PDB, penghasil devisa negara, penyerap

tenaga kerja, sumber utama pendapatan rumah tangga perdesaan , penyedia bahan pakan dan bioenergi serta berperan dalam upaya penurunan emisi gas rumah kaca.

Kondisi pembangunan pertanian saat ini dihadapkan pada permasalahan dan tantangan yang tidak ringan, di samping gerak dinamika lingkungan strategis internasional, regional dan lokal yang semakin kompleks, untuk itu dibutuhkan kerjasama dan komitmen

Page 85: Kata Pengantar - diperta.sumbarprov.go.iddiperta.sumbarprov.go.id/downlot.php?file=RENSTRA2016.pdf · – 2021 merupakan penjabaran dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM)

Renstra Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Sumatera Barat Tahun 2016 – 2021

93

oleh para pelaku pembangunan pertanian di berbagai jenjang pemerintahan yang disesuaikan

dengan karakteristik prospek dan potensi yang ada di masing-masing daerah maka visi Kementerian Pertanian Adalah :

“ Terwujudnya Sistem Pertanian-Bioindustri Berkelanjutan yang Menghasilkan Beragam Pangan Sehat dan Produk Bernilai Tambah Tinggi Berbasis Sumberdaya Lokal untuk Kedaulatan Pangan dan Kesejahteraan Petani ”

Tabel 3.3.1. Pokok-pokok Visi Kementerian Pertanian

3.3.2. Misi Kementerian Pertanian

Dalam rangka mewujudkan visi ini maka misi Kementerian Pertanian adalah :

1. Mewujudkan kedaulatan pangan. 2. Mewujudkan sistem pertanian bioindustri berkelanjutan. 3. Mewujudkan kesejahteraan petani.

4. Mewujudkan Reformasi Birokrasi.

3.3.3. Tujuan Sebagai penjabaran dari Visi dan Misi Kementerian Pertanian, maka tujuan pembangunan

pertanian periode 2015-2019 yang ingin dicapai yaitu: 1. Meningkatkan ketersediaan dan diversifikasi untuk mewujudkan kedaulatan

pangan.

2. Meningkatkan nilai tambah dan daya saing produk pangan dan pertanian. 3. Meningkatkan ketersediaan bahan baku bioindustri dan bioenergi.

4. Meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan petani.

Pokok-pokok Visi Makna Visi

Sistem pertanian

bioindustri

Menyediakan bahan baku industri dengan meningkatkan pemanfaatan biomassa sebagai bagian upaya meningkatkan manfaat dan diversifikasi produk turunan

Berkelanjutan Melanjutkan kebijakan, program dan kegiatan utama dari rencara strategis sebelumnya,

dengan memperhatikan aspek kelestarian daya dukung lahan maupun lingkungan dan pengetahuan lokal sebagai faktor penting dalam perhitungan efisiensi

Beragam Mengoptimalkan pemanfaatan keanekaragaman sumberdaya, mengoptimalkan peluang pasar, mengurangi potensi dampak resiko, memenuhi meningkatnya preferensi konsumen akibat kenaikan pendapatan dan selera

Pangan sehat Menyediakan produk yang aman, sehat dan halal

Produk bernilai tambah tinggi

Menciptakan produk pertanian yang mensejahterakan pelaku/petani, mendorong dihasilkannya aneka produk segar, produk olahan, produk turunan, produk samping,

produk ikutan dan limbah

Sumberdaya Lokal

Mengoptimalkan pemanfaatan keunggulan kompetitif dan komparatif wilayah dan komoditas, meningkatkan efisiensi mendorong dihasilkannya aneka produk segar,

produk olahan, produk turunan, produk samping, produk ikutan dan limbah

Kedaulatan Pangan

Hak negara dan bangsa yang secara mandiri menentukan kebijakan Pangan yang menjamin hak atas Pangan bagi rakyat dan yang memberikan hak bagi masyarakat

untuk menentukan sistem Pangan yang sesuai dengan potensi sumber daya lokal

Kesejahteraan Petani

Petani dan keluarganya hidup layak dari lahan dan usaha yang digelutinya

Page 86: Kata Pengantar - diperta.sumbarprov.go.iddiperta.sumbarprov.go.id/downlot.php?file=RENSTRA2016.pdf · – 2021 merupakan penjabaran dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM)

Renstra Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Sumatera Barat Tahun 2016 – 2021

94

5. Meningkatkan kualitas kinerja aparatur pemerintah bidang pertanian yang amanah dan

profesional.

3.3.4. Sasaran Strategis Kementerian Pertanian Sasaran strategis merupakan indikator kinerja Kementerian Pertanian dalam pencapaian

tujuan yang telah ditetapkan. Sasaran yang ingin dicapai dalam dalam periode 2015-2019 adalah :

1. Swasembada padi, jagung dan kedelai 2. Peningkatan diversifikasi pangan 3. Peningkatan komoditas bernilai tambah, berdaya saing dalam memenuhi pasar

ekspor dan substitusi impor 4. Penyediaan bahan baku bioindustri dan bioenergi

5. Peningkatan pendapatan keluarga petani 6. Akuntabilitas kinerja aparatur pemerintah yang baik

Tabel 3.3.2 Keterkaitan visi, misi, tujuan dan sasaran

Pembangunan pertanian Tahun 2015- 2019

VISI MISI TUJUAN

SASARAN

Terwujudnya sistem pangan pertanian-

bioindustri berkelanjutan yang

menghasilkan beragam pangan sehat dan produk

bernilai tambah tinggi berbasis

sumberdaya lokal untuk

kedaulatan pangan dan kesejahteraan petani”

1.Mewujudkan kedaulatan Pangan

1. Meningkatkan ketersediaan dan diversifikasi

untuk mewujudkan

kedaulatan pangan

1. Swasembada padi, jagung dan kedelai serta

peningkatan produksi daging

dan gula

2. Peningkatan diversifikasi

pangan 2. Mewujudkan

sistem pertanian

bioindustri berkelanjutan

2. Meningkatkan nilai tambah dan daya

saing produk pangan dan pertanian

3. Peningkatan komoditas bernilai tambah,

berdaya saing dalam memenuhi pasar

ekspor dan substitusi impor

3. Meningkatkan ketersediaan

bahan baku bioindustri dan bioenergi

4. Penyediaan bahan baku

bioindustri dan bioenergi

3. Mewujudkan

kesejahteraan petani

4. Meningkatkan

pendapatan dan kesejahteraan petani

5. Peningkatan

pendapatan keluarga petani

Page 87: Kata Pengantar - diperta.sumbarprov.go.iddiperta.sumbarprov.go.id/downlot.php?file=RENSTRA2016.pdf · – 2021 merupakan penjabaran dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM)

Renstra Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Sumatera Barat Tahun 2016 – 2021

95

1 2 3 4 5

1Swasembada padi, jagung dan

kedelai1

Masih tingginya tingkat kehilangan

hasil Pertanian1 Penambahan luas lahan sawah

2Tinggunya tingkat serangan OPT dan

becana alam2 Perluasan areal hortikultura

3

Lemahnya kemampuan akses petani

terhadap teknologi, informasi, pasar

dan permodalan serta perlindungan

3Program pengembangan

penangkar benih

4Masih rendahnya kesadaran petani

menggunakan bibit bermutu4

Pengembangan kelembagaan

petani penyedia jasa aalsintan

5 Maih rendahnya penggunaan alsintan 5Peningkatan penggunaan pupuk

organik

6Tingginya tingkat konvrssi lahan

pertanian produktif6

Penggunaan Pestisda dan obat-

obat tanaman ramah lingkungan

7

Belum cukup tersedianya benuih/

bibit unggulk bermutu, pupuk,

pestisida/obat-obatan alat dan mesin

pertanian

7 Lembaga perbenihan

8Terbatasnya ketersediaan

infrastruktur serta pasarana lahan dan

air

1Masih rendahnya penerapan GAP /

SOP1

Menimngkatnya daya beli

masyarakat

2 Pasar bebas asean tahun 2015

3Peningkatan pendapatan

keluarga petani

Masih rendahnya posisi

tawar petani dan pendapatan

keluarga petani

1 Masih lemahnya sdm petani

Diversifikasi usaha tani

yang rendah2 Rendahnya jam kerja efektif petani

Belum tercapainya efisiensi

yang lebih dari kegiatan

usaha tani

Rendahnya penimgkatan

nilai tambah produk

pertanianLemahya permodalan petani

4Akuntabilitas kinerja aparatur

pemerintahan yang baik

Masih rendahnya kualitas

SDM

Belum kuatnya sistim

penyuluhan

Lemahnya koordinasi antar

lembaga terkait dan

birokrasi

Peningkatan komoditas bernilai

tambah, berdaya saing dalam

memenuhi pasar ekspor dan

substitusi impor

Rendahnya daya saing

produk pertanian terhadap

produk impor

2

Faktor

PendorongPenghambat

Tabel 3.3.3. Permasalahan Pelayanan Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Sumatera Barat

Berdasarkan Telaahan Renstra Kementerian Pertanian RI

No.Sasaran Jangka Menengah

Renstra K/L

Permasalahan Pelayanan

SKPD

Rendahnya produksi dan

produktivitas tanaman

pangan dan hortikultura

Sejalan dengan semangat reformasi dan penyelengaraan pemerintah yang baik

(good governance) oleh pemerintah yang bersih (clean goverment) maka selayaknya pula semangat reformasi dijadikan sebagai ruh (semangat) di dalam pelaksanaan pembangunan

Page 88: Kata Pengantar - diperta.sumbarprov.go.iddiperta.sumbarprov.go.id/downlot.php?file=RENSTRA2016.pdf · – 2021 merupakan penjabaran dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM)

Renstra Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Sumatera Barat Tahun 2016 – 2021

96

oleh Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Sumatera Barat. Semangat penyelengaraan

pemerintah yang baik oleh sesuatu Pemerintah yang bersih di harapkan dapat menghasilkan pembangunan khususnya di subsektor Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura yang

bermanfaat dan dipergunakan sebesar besarnya untuk kepentingan dan kesejahteraan rakyat (petani).

Adanya ruh yang merupakan suatu nilai (value) dan jiwa (spirit) akan mampu

dijadikan dasar yang kuat agar tidak terjadinya penyimpangan pencapaian tujuan yang telah dituangkan dalam rencana pembangunan selama 5 (lima) tahun, hal ini disebabkan karena

bagi pembangunan sub sektor Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura yang objeknya benda hidup yakni keluarga petani (manusia) tanaman dan lingkungannya (human activity system) justru karena itu ruh pembangunan sangat diperlukan. Dengan adanya ruh

pembanguan Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura tidak bersifat ekploitasi dan merusak kelestarian lingkungan dari objek pembangunan.

Diharapkan kondisi dalam melakukan pembangunan yang dirancang melalui Renstra 2016 - 2021 akan mempunyai ruh yang bersih dan peduli dengan pengabdian yang bersih dan bebas dari KKN (Korupsi, Kolusi dan Nepotisme), amanah transparan dan akuntabel serta

peduli dengan arti bahwa terlaksananya upaya pembangunan dengan memberikan fasilitasi, pelayanan, perlindungan, pembekalan, pemberdayaan dan keberpihakan terhadap kepentingan umum (keluarga petani) di atas kepentingan pribadi dan golongan (demokratis)

dan aspiratif.

Dari kondisi yang dicapai tahun 2010 – 2015 maka perlu dilakukan upaya - upaya

untuk 5 (lima) tahun kedepan melalui peningkatan produktifitas tenaga kerja rumah tangga petani dengan pengembangan usaha secara vertikal dan horizontal, sasaran tenaga kerja adalah pada umur < 30 th, dan umur petani 31 - 40 th. Sehingga tenaga kerja yang produktif

akan mampu meningkatkan nilai tambah produksi dan daya saing. Adapun kondisi yang diinginkan adalah:

a. Meningkatnya produksi dan mutu hasil tanaman pangan dan hortikultura melalui pengembangan komoditi unggulan nasional dan unggulan daerah berbasis nagari dan

kawasan yang pada akhir mampu memenuhi permintaan dan persaingan pasar.

Peningkatan produksi dan produktivitas pangan, pertanian, terus dilakukan untuk mendukung peningkatan ketersediaan pangan dan bahan baku industri.

Meningkatnya penerapan budidaya tanaman yang baik (Good Agricultural Practices- GAP) untuk peningkatan produktivitas, jaminan mutu produk dan budidaya yang ramah

lingkungan dan berkelanjutan sesuai SOP (Standard Operational Procedure).

Tuntutan masyarakat akan produk yang bermutu telah menjadi hal yang mutlak untuk diperhatikan baik untuk produk jadi maupun produk bahan baku/setengah jadi.

penerapan Good Handling Practices (GHP) adalah salah satu persyaratan yang harus dilakukan dalam penerapan system jaminan mutu dan keamanan pangan.

b. Mantapnya sistem kelembagaan melalui pendekatan penyuluhan pertanian dan

pendampingan terhadap petani Tanaman Pangan dan Hortikultura sehingga relevan

dengan kebutuhan perbaikan kapasitas rumah tangga petani dan daya saing produk pertanian memasuki pasar.

c. Berkembangnya sistem kelembagaan pasar pertanian yang difokuskan kepada

kemampuan akses lokal dan berkembangnya kelembagaan agribisnis dan agrowisata pedesaan.

Page 89: Kata Pengantar - diperta.sumbarprov.go.iddiperta.sumbarprov.go.id/downlot.php?file=RENSTRA2016.pdf · – 2021 merupakan penjabaran dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM)

Renstra Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Sumatera Barat Tahun 2016 – 2021

97

d. Terkondisinya kualitas/kemampuan SDM Pertanian secara umum dan rumah tangga

petani yang handal sebagai pelaku usaha pertanian sekaligus juga sebagai pelaku bisnis.

e. Meningkatnya Kesejahteraan Petani

Unsur penting yang berpengaruh terhadap tingkat kesejahteraan petani adalah

tingkat pendapatan petani. Walaupun demikian tidak selalu upaya peningkatan pendapatan petani secara otomatis diikuti dengan peningkatan kesejahteraan petani, karena kesejahteraan petani juga tergantung pada nilai pengeluaran yang harus dibelanjakan

keluarga petani. Kurangnya jam kerja efektif petani menggambarkan kurangnya produktivitas anggota rumah tangga petani dalam berusaha tani yang akibatnya rumah tangga petani tidak

mampu untuk memenuhi kebutuhan sendiri.

3.4. TELAAHAN RENCANA TATA RUANG WILAYAH DAN KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS

3.4.1. Hasil Kajian Rencana Tata Ruang Wilayah

Penataan ruang Provinsi Sumatera Barat mencakup struktur dan pola ruang. Rencana pengembangan pusat kegiatan di Provinsi Sumatera Barat juga mengacu pada

kriteria sebagaimana diatur dalam Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN) yang meliputi Pusat Kegiatan Nasional (PKN),

Pusat Kegiatan Wilayah (PKW), dan Pusat Kegiatan Lokal (PKL). Berdasarkan struktur ruang RTRW Provinsi Sumatera Barat 2009-2029, sistem perkotaan di Sumatera Barat terdiri dari 1 Pusat Kegiatan Nasional (PKN), 5 Pusat Kegiatan Wilayah (PKW), 4 Pusat Kegiatan Wilayah

yang dipromosikan oleh provinsi (PKWp), dan 11 Pusat Kegiatan Lokal (PKL) dengan uraian sebagaimana tabel berikut ini :

Tabel 3.4.1.Sistem Perkotaan Provinsi Sumatera Barat sampai Tahun 2029

PKN PKW PKWp PKL

Kota Padang

1. Kota Bukittinggi

2. Kota Pariaman

3. Kota Sawahlunto

4. Kota Solok

5. Muara Siberut

1. Kota Payakumbuh

2. Pulau Punjung 3. Tapan

4. Simpang Empat

1. Painan 2. Kota Padang

Panjang 3. Lubuk Sikaping

4. Sari Lamak 5. Batusangkar 6. Padang Aro

7. Tuapejat 8. Lubuk Basung

9. Muaro Sijunjung 10. Lubuk Alung 11. Aro Suka

12. Parik Malintang

Keterangan : PKN dan PKW : ditetapkan sesuai kebijakan nasional PKWp dan PKL : ditetapkan atas usulan sesuai potensi dan arah kebijakan Provinsi

Sumatera Barat Sumber : RTRW Sumatera Barat 2009-2029

Page 90: Kata Pengantar - diperta.sumbarprov.go.iddiperta.sumbarprov.go.id/downlot.php?file=RENSTRA2016.pdf · – 2021 merupakan penjabaran dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM)

Renstra Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Sumatera Barat Tahun 2016 – 2021

98

Penggunaan lahan di Propinsi Sumatera Barat secara umum meliputi kawasan lindung dan

kawasan budidaya. Kawasan lindung dibedakan menjadi Kawasan yang memberikan perlindungan kawasan bawahannya, dan kawasan perlindungan setempat, sedangkan

kawasan pertanian tanaman pangan dan hortikultura , kawasan perkebunan, kawasan peternakan, kawasan industri, kawasan pertambangan, kawasan pwerikanan dan kelautan dan kawasan hutan, berikut data luas wilayah masing-masing kabupaten / kota.

Tabel 3.4.2 : Luas Daerah Menurut Kabupaten / Kota di Sumatera Barat

No Kabupaten / Kota Luas Wilayah

(KM2)

Luas Lahan

Budidaya (Km2)

Kawasan

Lindung (Km2)

1 Kep. Mentawai 6.011,35 795,89 5.215,46

2 Pesisir Selatan 5.794,95 1.273,20 4.521,25

3 Solok 3.738,00 832,28 2.905,72

4 Sijunjung 3.130,80 1.504,83 1.625,97

5 Tanah datar 1,336.00 799,88 536,12

6 Padang Pariaman 1.328,79 803,25 525,24

7 Agam 2.232,30 1.071,23 1.161,07

8 Lima Puluh Kota 3.354,30 756,20 2,598,10

9 Pasaman 4.447,63 716,27 3.731,36

10 Solok Selatan 3.346,20 1.320,12 2.026,08

11 Dharmasraya 2.961,13 1.131,72 1.829,41

12 Pasaman Barat 3.887,77 2.632,88 754,89

13 Padang 694,96 219,89 475,05

14 Solok 57,64 23,05 34,59

15 Sawahlunto 273,45 136,96 136,49

16 Padang Panjang 23,00 12,98 10,02

17 Bukittingi 25,24 13,11 12,13

18 Payakumbuh 80,43 54,30 26,13

19 Pariaman 73,36 57,75 15,61

TOTAL 42.297,30 23.255,77 18,996,53

Berdasarkan pola ruang Provinsi Sumatera Barat kawasan lindung seluas 35,86%

(516.593 Ha) dari luas provinsi Sumbar dan kawasan budidaya seluas 64,14% (2.713.137 Ha) dari luas Provinsi Sumatera Barat.

Sumatera Barat memiliki luas lahan 4,2 juta Ha. dengan kontur bergelombang, terdiri atas wilayah perbukitan dan pegunungan 2,2 juta Ha. (52,19%), wilayah daratan yang dapat dihuni hanya 13,31% (0,5 juta Ha). Dari luasan tersebut sekitar 60% diantaranya (2,6 juta

Ha.) adalah kawasan hutan. Sesuai dengan kondisinya Sumatera Barat memiliki iklim dengan curah hujan yang tinggi, dengan curah hujan rata-rata 4.000 mm/th.

Sumatera Barat mempunyai potensi ketersediaan lahan yang cukup luas. Dari luas wilayah 42.251,84 km2, tercatat seluas 23.144,65 km2 atau sekitar 54,83 % merupakan lahan budidaya dan 19.107,19 km2 (45,17 %) merupakan kawasan lindung. Sebagian lahan

budidaya tersebut adalah merupakan potensi lahan yang dimanfaatkan untuk usaha pertanian tanaman pangan dan hortikultura.

Pada akhir tahun 2009 luas Lahan sawah tercacat 238.866 ha terdiri dari sawah

berpengairan teknis 31.291 ha, setengah teknis 67.457 ha, pengairan sederhana/ desa/non

Page 91: Kata Pengantar - diperta.sumbarprov.go.iddiperta.sumbarprov.go.id/downlot.php?file=RENSTRA2016.pdf · – 2021 merupakan penjabaran dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM)

Renstra Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Sumatera Barat Tahun 2016 – 2021

99

PU seluas 91.163 ha, sawah tadah hujan seluas 43.817 ha, dan lainnya 5.138 ha. Sedangkan

potensi luas lahan bukan sawah adalah seluas 870.027 ha yang terdiri dari lahan pekarangan 85.141 ha, tegal kebun 329.528 ha, ladang huma 132.240 ha dan lahan sementara tidak

diusahakan seluas 323.118 Ha.

Sumatera Barat memiliki potensi ketersediaan lahan yang cukup besar dan belum dimanfaatkan secara optimal. Sebagian lahan potensi tersebut merupakan lahan sub optimal

seperti lahan kering, rawa, lebak, pasang surut dan gambut yang produktivitasnya relatif rendah, karena jenis tanah yang kurang subur, namun apabila keberadaan lahan tersebut

dapat direkayasa dengan penerapan inovasi teknologi budidaya dan dengan dukungan infrastruktur yang cukup, maka lahan tersebut dapat dirubah menjadi lahan-lahan produktif

Tabel 3.4.3. Perkembangan Luas Lahan Sawah Tahun 2011 – 2014 Satuan

dalam Ha

No.

Jenis Lahan 2011 2012 2013 2014

1. Sawah Irigasi Teknis 27.925 28.202 181.930 184.034

2. Sawah Irigasi 1/2 Teknis 74.104 70.786 - -

3. Irigasi Sederhana/Desa Non PU

88.905 90.166 -

-

4. Tadah Hujan 43.841 42.593 43.972 44.243

5. Pasang Surut/Lebak 4.830 2.674 1.707

991

6. Lainnya 993 433 -

964

Total Luas Lahan Sawah 239.635 234.880 227.609 230.232

Ketersediaan sumberdaya lahan, termasuk air yang memadai baik secara kuantitas dan kualitas merupakan faktor yang sangat fundamental bagi pertanian. Lahan dan air sebagai media dasar tanaman harys dijaga pada tahunberkesimabungan.. Potensi luas lahan sawah dan lahan kering padtaa tahun 2014 per jenis lahan dari kabupaten;/kota dapat dilihat pada tabel berikut ini, Tabel 3.4.4 . Luas Lahan Sawah Tahun 2014 di Sumatera Barat

No.

Kabupaten

/Kota Irigasi Tadah

Rawa Pasang

Surut/Leb

ak

Lahan Sawah

Jumlah Tidak yang

Hujan diusahaka

n Diolah

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)

01 Kab. Pasaman

42.020

1.848

220

52

44.088

44.140

02 Kab. Pasaman Barat

18.053

7.749

-

-

25.802

25.802

03 Kab. 50 Kota

38.370

11.621

-

29

49.991

50.020

Page 92: Kata Pengantar - diperta.sumbarprov.go.iddiperta.sumbarprov.go.id/downlot.php?file=RENSTRA2016.pdf · – 2021 merupakan penjabaran dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM)

Renstra Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Sumatera Barat Tahun 2016 – 2021

100

04 Kab. Agam

50.713

4.151

453

179

55.317

55.496

05 Kab. Tanah Datar

40.420

6.971

-

12

47.391

47.403

06 Kab. Pd. Pariaman

35.739

10.657

-

49

46.396

46.445

07 Kab. Solok

56.889

2.387

-

3

59.276

59.279

08 Kab. Solok Selatan

27.822

260

-

-

28.082

28.082

09 Kab. Swl/Sijunjung

13.230

5.736

-

49

18.966

19.015

10 Kab. Dharmasraya

11.794

732

-

199

12.526

12.725

11 Kab. Pes.Selatan

48.157

14.044

543

-

62.744

62.744

12 Kota Payakumbuh

6.207

268

-

-

6.475

6.475

13 13. Kota Bukittinggi

689

90

-

-

779

779

14 Kota Pd. Panjang

1.260

-

-

-

1.260

1.260

15 Kota Padang

16.034

248

-

4

16.282

16.286

16 Kota Solok

1.583

330

-

-

1.913

1.913

17 Kota Sawahlunto

2.067

1.346

-

18

3.413

3.431

18 Kab.Mentawai

717

1.947

-

370

2.664

3.034

19 Kota Pariaman

4.012

1.034

-

-

5.046

5.046

Jumlah 2014

415.776

71.419

1.216

964

488.411

489.375

2013

416.419

68.331

2.038

1.707

486.788

488.495

2012

414.551

63.469

3.612

2.020

485.478

487.498

2011

381.002

43.129

3.407

2.276

427.860

430.136

Page 93: Kata Pengantar - diperta.sumbarprov.go.iddiperta.sumbarprov.go.id/downlot.php?file=RENSTRA2016.pdf · – 2021 merupakan penjabaran dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM)

Renstra Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Sumatera Barat Tahun 2016 – 2021

101

2010

375.250

43.283

3.860

3.724

422.430

426.154

Dari tabel diatas dapat terlihat bahwa masih banyaknya lahan yang belum termanfaatkan terutama pada beberapa kabupaten yang cukup luas seperti di kabupaten Pasaman Barat, Tanah Datar, Sijunjung, Solok dan Pesisir Selatan serta beberapa kabupaten lainnya. Potensi sumberdaya lahan ini harus dikelola dengan baik sesuai dengan kedaan topografi dan jenis tanah yang cocok dengan sifat-sifat teknis dari komoditi yang akan diusahakan.

Konversi lahan pertanian ke non pertanian cendrung meningkat sehingga luas baku lahan pertanian semakin tahun terus berkurang, hal ini disebabkan efek pembangunan dari beberapa sektor yang menuntut ketersediaan lahan, sehingga lahan produktif beralih fungsi.

Ketersediaan sumberdaya lahan, termasuk air, yang memadai baik secara kuantitas dan kualitas merupakan faktor yang sangat fundamental bagi pertanian. Lahan dan air sebagai media dasar tanaman harus dijaga kelestariannya agar sistem produksi dapat berjalan secara berkesinambungan.

Undang-Undang Perlindungan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (PLP2B) merupakan perangkat hukum untuk melindungi dan mengatur konversi lahan pertanian. Ketersediaan lahan pertanian harus dipertahankan melalui optimalisasi pemanfaatan lahan pertanian terlantar (lahan pertanian yang selama ini tidak dibudidayakan) dan cetak sawah baru. 4.2. Hasil Analisa Terhadap KLHS

Sasaran pembangunan berdimensi kewilayahan diantaranya adalah peningkatan

kawasan pengembangan pertanian berbasis potensi kawasan dan komoditi unggulan masing-masing kabupaten/kota serta sesuai dengan arahan rencana tata ruang wilayah.

Rencana pengembangan budidaya pertanian tanaman pangan dan hortikultura

diarahkan untuk pemanfaatan secara intensif lahan-lahan yang belum dimanfaatkan dan tersebar di seluruh wilayah kabupaten/kota dalam Provinsi Sumatera Barat. Selain itu juga

akan ditetapkan lahan-lahan pertanian tanaman pangan abadi untuk mendukung ketahanan pangan. Adapun rencana pengembangan kawasan pertanian pangan dan hortikultura, antara lain adalah :

1. Pertanian Lahan sawah tersebar pada seluruh kabupaten di Provinsi Sumatera Barat .

Pengembangan lahan irigasi di : Kabupaten Pasaman (Irigasi Panti Rao), Kabupaten

Pasaman Barat (Irigasi Batang Tongar dan Irigasi Batang Batahan), Kabupaten Padang Pariaman (Irigasi Batang Anai), Kabupaten Dharmasraya (Irigasi Batang Hari), Kabupaten Pesisir Selatan (Irigasi Inderapura).

2. Kawasan Pertanian Lahan Kering (Palawija dan Hortikultura) · Komoditi sayuran (seperti kubis, kentang, bawang merah, cabe) :

Kabupaten Pasaman Barat, Kabupaten Limapuluh Kota, Kabupaten Agam, Kabupaten Tanah Datar, Kabupaten Solok, dan Kota Pariaman.

· Buah-buahan (seperti : Jeruk, Manggis, Pisang, jeruk, markisah, alpokat, dan salak) :

Page 94: Kata Pengantar - diperta.sumbarprov.go.iddiperta.sumbarprov.go.id/downlot.php?file=RENSTRA2016.pdf · – 2021 merupakan penjabaran dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM)

Renstra Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Sumatera Barat Tahun 2016 – 2021

102

Kabupaten Pasaman, Kabupaten Limapuluh Kota, Kabupaten Agam, Kabupaten Tanah

Datar, Kabupaten Padang Pariaman, Kabupaten Solok, Kabupaten Solok Selatan, Kabupaten Sijunjung, Kabupaten Dharmasraya, Kabupaten Kepulauan Mentawai, dan

Kota Pariaman, · Tanaman hias

Kota Payakumbuh, Kota Bukittinggi, Kota Padang Panjang, Kota Padang, Kabupaten Solok dan Kabupaten Agam

Berdasarkan Analisa Kajian Lingkungan Hidup Strategis (AKLHS) terhadap pelayanan

Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Sumatera Barat diperoleh hasil sebagai berikut :

Strategis Tabel 9. Analisa Kajian Lingkungan Terhadap Pelayanan SKPD

3.5. Penentuan Isu-isu Strategis

Berdasarkan uraian yang telah dijelaskan di atas diketahui bahwa Dinas Pertanian

Tanaman Pangan merupakan perpanjangan tangan Kepala Daerah Provinsi Sumatera Barat yang mengurusi sub sektor Tanaman Pangan dan Hortikultura. Upaya-upaya peningkatan

produksi komoditi tanaman pangan dan hortikultura perlu dilakukan dalam pencapaian target swasembada pangan sebagaimana yang telah dicanangkan oleh Pemerintah Pusat.

Disamping upaya peningkatan produksi, juga perlu diperhatikan masalah pengolahan

dan pemasaran hasil produksi pertanian serta ketersediaan sarana dan prasarana pertanian yang memadai.

N

o Aspek Kajian Ringkasan KLHS

Implikasi Terhadap

Pelayanan SKPD

Catatan Bagi Perumusan

Program dan Kegiatan

Peningkatan pemanfaatan kawasan

budidaya untuk mendukung pengembangan

ekonomi daerah

Pemanfaatan kawasan budidaya sesuai

dengan kapasitas daya dukung

lingkungan

Diperlukan peningkatan produksi melalui

peningkatan produktivitas dan perluasan areal

tanam dengan tetap mempertahankan

ekosistem lingkungan

Program Peningkatan Produksi Dan Mutu Pertanian Secara Berkelanjutan, Melalui

Peningkatan Produktivitas Dan Luas Panen Tanaman Pangan Dan Hortikultura

Pengembangan ekonomi sektor

primer, sekunder dan tersier sesuai

daya dukung wilayah

Karakteristik alam Provinsi

Sumatera Barat dan sumberdaya manusia

menjadi potensi keunggulan komparatif

untuk Pengembangan kegiatan

pertanian

Diperlukan pengembangan

industri berbasis pertanian berupa perlengkapan

saprodi dan sarana pendukungnya

Program Peningkatan Nilai Tambah, Daya Saing, Produk

Hasil Pertanian melalui peningkatan penanganan pasca panen dan mutu hasil

Page 95: Kata Pengantar - diperta.sumbarprov.go.iddiperta.sumbarprov.go.id/downlot.php?file=RENSTRA2016.pdf · – 2021 merupakan penjabaran dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM)

Renstra Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Sumatera Barat Tahun 2016 – 2021

103

Untuk pencapaian sasaran tersebut, berdasarkan kondisi yang ada saat ini, setelah

diidentifikasi secara rinci melalui analisa kajian gambaran pelayanan dinas, kajian renstra kementerian Pertanian, Kajian Kajian Renstra Kabupaten/Kota, Kajian RTRW dan KLHS,

masing-masingnya erdapat faktor faktor yang mempengaruhi baik secara internal maupun eksternal. Gambaran permasalahan yang ada berdasarkan identifikasi tersebut yang dapat menjadi isu strategis dapat dirinci sebagai berikut :

1. Masih tingginya tingkat kehilangan hasil Pertanian

2. Masih rendahnya daya saing produk-produk pertanian terhadap produk impor;

3. Lemahnya kemampuan aksespetani terhadap teknologi, informasi, pasar dan permodalan serta perlindungan usahatani

4. Belum optimalnya pelayanan pada sektor perbenihan dan pengawasan tanaman.

5. Terbatasnya penerapan Alsintan

6. Terbatasnya ketersediaan infrastruktur serta prasarana lahan dan air

7. Lemahnya kelembagaan petani

8. Tingginya alih fungsi lahan pertanian ke non pertanian

9. Rendahnya pendapatan usahatani

10. Belum optimalnya infrastruktur pertanian

11. Belum optimalnya pemanfaatan lahan

12. Rendahnya pemanfaatan teknologi alsintan

Page 96: Kata Pengantar - diperta.sumbarprov.go.iddiperta.sumbarprov.go.id/downlot.php?file=RENSTRA2016.pdf · – 2021 merupakan penjabaran dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM)

Renstra Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Sumatera Barat Tahun 2016 – 2021

104

BAB IV

VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN

STRATEGI DAN KEBIJAKAN DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN

4.1. Visi dan Misi

Setelah melakukan pengkajian dan analisis yang dilandasi oleh semangat reformasi

dan semangat revitalisasi pertanian maka sebagai penanggung jawab dan simpul koordinasi

Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Sumatera Barat menetapkan VISI tahun 2016-2021

yakni

“TERWUJUDNYA KEMANDIRIAN PANGAN DAN RUMAH TANGGA PETANI

YANG SEJAHTERA”

Untuk dapat mewujudkan Visi dengan cara mendorong efektivitas dan efisiensi

pemanfaatan sumber daya yang dimiliki, ditetapkan misi Dinas Pertanian Tanaman Pangan

Provinsi Sumatera Barat, yang didalamnya mengandung gambaran tujuan serta sasaran yang

ingin dicapai. Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Sumatera Barat mengemban misi

yang harus dilaksanakan yaitu sebagai berikut :

I. Meningkatkan produksi pertanian

II. Meningkatkan peluang pasar produk pertanian

III. Mengembangkan pertanian ramah lingkungan dan pertanian organik.

IV. Mengoptimalkan pemanfaatan sarana prasarana pertanian

4.2. Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah Dinas Pertanian Tanaman

Pangan Provinsi Sumatera Barat

Perekonomian di Sumatera Barat sampai saat ini masih didominasi oleh sektor

pertanian dan diperkirakan akan tetap menjadi pengarah perekonomian Sumatera Barat di

masa depan dimana sebagian besar penduduk Sumatera Barat menggantungkan

kehidupannya pada sektor ini. Karena itu pembangunan sektor pertanian pada tahun 2016-

2021 akan menjadi prioritas pembangunan dalam kerangka pengembangan ekonomi

Sumatera Barat.

Page 97: Kata Pengantar - diperta.sumbarprov.go.iddiperta.sumbarprov.go.id/downlot.php?file=RENSTRA2016.pdf · – 2021 merupakan penjabaran dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM)

Renstra Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Sumatera Barat Tahun 2016 – 2021

105

Berdasarkan tugas pokok dan fungsi serta kewenangan yang ada, maka penyusunan

Renstra ini harus dapat menjawab tantangan pembangunan sub sektor Tanaman Pangan dan

Hortikultura sehingga terjadi perubahan yang lebih baik, untuk itu penyusunan dokumen

Renstra 2016-2021 menetapkan tujuan sebagai berikut :

1. Terpenuhinya kebutuhan tanaman pangan dan hortikultura

2. Memperluas peluang pasar produk tanaman pangan dan hortikultura.

3. Mewujudkan keseimbangan lingkungan dan pembangunan pertanian berkelanjutan.

4. Meningkatkan sarana dan prasarana pertanian.

Sasaran strategis dalam membangun pertanian tanaman pangan dan hortikultura

kedepan di Sumatera Barat adalah :

1. Meningkatnya produksi tanaman pangan dan hortikultura.

2. Meminimalkan luas serangan yang disebabkan oleh serangan OPT dan bencana alam.

3. Meningkatnya nilai tambah komoditi tanaman pangan dan hortikultura.

4. Berkembangnya pertanian organik yang dilandasi kehidupan organis sejahtera dan lestari,

serta ratio pemakaian agroinput luar yang rendah.

5. Berkembangnya sarana dan prasarana pertanian.

Page 98: Kata Pengantar - diperta.sumbarprov.go.iddiperta.sumbarprov.go.id/downlot.php?file=RENSTRA2016.pdf · – 2021 merupakan penjabaran dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM)

Renstra Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Sumatera Barat Tahun 2016 – 2021

106

Tabel 4.1.Tujuan Sasaran Jangka Menengah Pelayanan Dinas dan Pertanian

Tanaman Pangan Provinsi Sumatera Barat

N

O TUJUAN SASARAN

INDIKATOR

SASARAN SATUAN

TARGET

2016 2017 2018 2019 2020 2021

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

I Terpenuhinya

kebutuhan

tanaman

pangan dan

hortikultura

Meningkatnya

produksi

tanaman pangan

dan hortikultura

Peningkatan

produksi tanaman

pangan dan

hortikultura (%)

- Padi % 3 3 3 3 3 3

- Jagung % 7,87 6,71 6,71 6,71 5,91 5,91

- Manggis % 2 2 2 2 2 2

- Lain-lain

- Tan. Pangan % 1 1 1 1 1 1

- Hortikultura % 1 1 1 1 1 1

Ii Meningkatkan

efisiensi

produksi

Meminimalkan

luas serangan

yang disebabkan

oleh serangan

OPT, bencana

alam

Menurunnya luas

serangan hama

dan penyakit

tanaman (%)

% 1 1 1 1 1 1

III Memperluas

peluang pasar

produk

tanaman

pangan dan

hortikultura

Meningkatnya

nilai tambah

komoditi

pertanian

tanaman pangan

dan hortikultura

Jumlah produk

olahan pertanian

baru (produk/th)

macam/

th

10 10 10 10 10 10

IV Mewujudkan

keseimbangan

lingkungan dan

pembangunan

pertanian

berkelanjutan

Berkembangnya

pertanian organik

Bertambahnya

luasan pertanian

organic (Ha/th)

Ha/th 180 200 200 200 200 200

V Ketersediaan

sarana dan

prasarana

pertanian yang

memadai

Berkembangnya

lahan pertanian

Penambahan Luas

Lahan Sawah

(Ha/Thn)

ha/th 640 500 500 500 250 250

Perluasan areal

hortikultura/buah-

buahan (pohon/th)

pohon/t

h

90.40

0

100.0

00

100.0

00

100.00

0

10000

0

100.0

0

Page 99: Kata Pengantar - diperta.sumbarprov.go.iddiperta.sumbarprov.go.id/downlot.php?file=RENSTRA2016.pdf · – 2021 merupakan penjabaran dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM)

Renstra Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Sumatera Barat Tahun 2016 – 2021

107

4.3. Strategi dan Kebijakan

Strategi dan kebijakan pe

Strategi dan kebijakan pembangunan pertanian tanaman pangan dan hortikultura

tahun 2016 – 2021 disusun berlandaskan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah

(RPJMD) Provinsi Sumatera Barat dengan visi pembangunan adalah ”Terwujudnya

Sumatera Barat yang Madani dan Sejahtera dan Rencana Strategis Kementerian

Pertanian 2014 – 2019 dengan visi ”Terwujudnya Sistem Pertanian – Bioindustri

Berkelanjutan yang Menghasilkan Beragam Pangan Sehat dan Produk Bernilai

Tambah Tinggi Berbasis Sumberdaya Lokal Untuk Kedaulatan Pangan dan

Kesejahteraan Petani”.

Strategi Pembangunan Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura bertumpu pada

kondisi strategis lingkungan Dinas Pertanian Tanaman Pangan, baik lingkungan internal

maupun eksternal, SDM serta fasilitas sarana dan prasarana pendukung yang dimiliki. Strategi

umum yang dilakukan oleh Dinas Pertanian Tanaman Pangan untuk mencapai tujuan dan

sasaran pembangunan yang dituangkan dalam rencana strategis tahun 2016 – 2021 adalah

sebagai berikut :

1) Meningkatnya produktivitas dan produksi tanaman pangan dan hortikultura

2) Meningkatkan pengendalian terhadap serangan OPT, bencana alam

3) Meningkatkan nilai tambah komoditi pertanian tanaman pangan dan hortikultura

4) Meningkatkan daya saing komoditi unggulan melalui pengembangan agroindustri

5) Berkembangnya pertanian organik yang dilandasi kehidupan organis sejahtera dan

lestari, serta ratio pemakaian agroinput luar yang rendah

6) Meningkatkan ketersediaan sarana dan prasarana lahan,air dan alsintan.

Secara konseptual pembangunan pertanian tanaman pangan dan hortikultura

dilakukan melalui pendekatan sistim agribisnis yaitu kinerja keseluruhan sub sistim usaha yang

saling terkait, saling tergantung dan saling berpengaruh dengan pertanian mulai sektor hulu,

usaha tani dan hilir serta jasa penunjang. Penggunaan waktu keluarga petani yang lebih

efisien dan aktivitas yang lebih banyak dari beberapa sub sektor yang berkaitan merupakan

Page 100: Kata Pengantar - diperta.sumbarprov.go.iddiperta.sumbarprov.go.id/downlot.php?file=RENSTRA2016.pdf · – 2021 merupakan penjabaran dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM)

Renstra Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Sumatera Barat Tahun 2016 – 2021

108

fokus pembangunan pertanian kedepan, sehingga untuk alokasi waktu yang sama keluarga

petani akan memperoleh pendapatan yang lebih besar. Untuk mewujudkan rumah tangga

petani yang sejahtera, kebijakan pembangunan pertanian adalah:

1. Meningkatkan produktivitas dan produksi tanaman pangan dan hortikultura komoditi

unggulan.

2. Meningkatkan efisiensi usahatani dan mutu produksi

3. Pengembangan teknik pengendalian OPT yang efektif dan efisien

4. Pengembangan kawasan sentra produksi, agribisnis

5. Meningkatkan pemberdayaan aparatur, pendidikan dan pelatihan sesuai kebutuhan.

6. Meningkatkan pemberdayaan petani

7. Mengembangkan usaha-usaha peningkatan nilai tambah komoditi pertanian tanaman

pangan dan hortikultura unggulan

8. Pengembangan komoditi unggulan yang berdaya saing

9. Bertambahnya luasan pertanian organik

10. Mengembangkan fasilitas sarana dan prasarana, lahan air dan alsintan.Mengembangkan

LKMA di pedesaan

TABEL TUJUAN SASARAN STRATEGI DAN KEBIJAKAN

Page 101: Kata Pengantar - diperta.sumbarprov.go.iddiperta.sumbarprov.go.id/downlot.php?file=RENSTRA2016.pdf · – 2021 merupakan penjabaran dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM)

Renstra Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Sumatera Barat Tahun 2016 – 2021

109

BAB V

RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK,

SASARAN, DAN PENDANAAN INDIKATIF

5.1. RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN.

Program pembangunan Pertanian tanaman pangan dan hortikultura merupakan

bagian integral pembangunan pertanian pada hakekatnya merupakan rangkaian upaya untuk

memfasilitasi, melayani dan mendorong berkembangnya usaha-usaha pertanian , sehingga

memiliki nilai tambah, daya saing dan pada akhirnya mampu meningkatkan kesejahteraan

masyarakat pertanian.

Sesuai dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Daerah Provinsi

Sumatera Barat Tahun 2016 –2021 serta sesuai dengan misi 4 RPJMD Provinsi Sumatera Barat

yaitu Meningkatkan ekonomi masyarakat berbasis kerakyatan yang tangguh, produktif, dan

berdaya saing regional dan global, dengan mengoptimalkan pemanfaatan sumberdaya

pembangunan daerah, serta Rencana Strategis Kementerian Pertanian Tahun 2014-2019

maka Dinas Pertanian Tanaman Pangan Propinsi Sumatera Barat mengemban 2 program yaitu

Program Nasional (Kementerian Pertanian) dan Program Daerah

A. PROGRAM NASIONAL

a. Peningkatan Produksi, Produktivitas, dan Mutu Tanaman Pangan untuk Mencapai Swasembada dan Swasembada Berkelanjutan

b. Peningkatan Produksi dan nilai tambah hortiikultura

c. Peningkatan produksi dan produktivitas hortikultura ramah lingkungan.

d. Penyediaan dan pengembangan prasarana dan sarana pertanian

e. Pengembangan SDM pertanian dan kelembagaan petani.

B. PROGRAM DAERAH

a. Pelayanaan administrasi perkantoran

b. Peningkatan sarana dan prasarana aparatur

c. Peningkatan disiplin aparatur

d. Peningkatan kapasitas sumber daya aparatur

e. Peningkatan pengembangan sistem pelaporan capaian kinerja dan keuangan.

f. Peningkatan produksi dan produktivitas

g. Pengembangan Kawasan Sentra Produksi Pertanian

h. Peningkatan Sarana dan Prasarana

i. Pengolahan dan pemasaran hasil.

Page 102: Kata Pengantar - diperta.sumbarprov.go.iddiperta.sumbarprov.go.id/downlot.php?file=RENSTRA2016.pdf · – 2021 merupakan penjabaran dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM)

Renstra Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Sumatera Barat Tahun 2016 – 2021

110

j. Peningkatan kapasitas kelembagaan dan SDM

k. Peningkatan SDM Pertanian

l. Peningkatan Sarana dan Prasarana Pendidikan Pertanian

Kegiatan pembangunan Dinas Pertanian Tanaman dan Hortikultura di Provinsi

Sumatera Barat ditujukan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dengan kegiatan

utama dan kegiatan pendukung sebagai berikut :

5.1.1 Rencana Program Prioritas 1: Peningkatan produksi dan

produktifitas

Kegiatan Pokok :

1. Pengembangan produksi pangan 2. Pengembangan budidaya tanaman ubi kayu

3. Pengembangan budidaya tanaman ubi jalar 4. Pengembangan budidaya tanaman cabe 5. Pengembangan budidaya kentang

6. Pengembangan budidaya tanaman bawang merah 7. Pengembangan budidaya tanaman manggis

8. Pengembangan budidaya tanaman jeruk 9. Pengembangan budidaya tanaman hias

10. Pengembangan budidaya aneka tanaman buah lainnya

11. Pengembangan budidaya aneka tanaman sayuran 12. Pengembangan penerapan pengendalian hama dan penyakit

5.1.2. Rencana Program Prioritas 2 : Pengembangan kawasan sentra

produksi dan agribisnis

Kegiatan Pokok :

1. Pengembangan kawasan sentra produksi 2. Penumbuhan kawasan agribisnis

3. Pengembangan nagari organik 4. Standarisasi dan sertifikasi produk pertanian 5. Pengembangan Lembaga Mikro Agribisnis Produksi

6. Pengolahan pupuk organik

7.

5.1.3. Rencana Program Prioritas 3 : Peningkatan Sarana dan Prasarana

Pertanian

Kegiatan Pokok :

1. Penggunaan teknologi pertanian tepat guna 2. Pemanfaatan dan pencetakan lahan baku sawah 3. Pengembangan balai benih dan UPTD

4. Perluasan areal hortikultura 5. Peningkatan peggunaan alsintan tanaman pangan

Page 103: Kata Pengantar - diperta.sumbarprov.go.iddiperta.sumbarprov.go.id/downlot.php?file=RENSTRA2016.pdf · – 2021 merupakan penjabaran dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM)

Renstra Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Sumatera Barat Tahun 2016 – 2021

111

5.1.4. Rencana Program Prioritas 4: Pengolahan dan pemasaran hasil

Kegiatan Pokok :

1. Pembinaan Penerapan GHP dan GMP 2. Pengembangan dan penerapan standard jaminan mutu komoditas dan produk olahan

pertanian

3. Pengembangan unit pengolahan hasil pertanian 4. Peningkatan kemitraan 5. Promosi hasil pertanian

6. Penanganan pasca panen tanaman pangan 7. Penanganan pasca panen tanaman sayuran

5.1.5. Rencana Program Prioritas 5 : Peningkatan Kapasitas Kelembagaan

dan SDM

Kegiatan Pokok :

1. Peningkatan SDM aparat dan pelaku usaha pertanian 2. Sekolah Lapang Pertanian

5.1.6 Rencana Program Prioritas 6 : Peningkatan SDM Pertanian7Kegiatan pokok :

1. Peningkatan SDM Petugas melalui Balai Diklat Pertanian

2. Penyelenggaran Pendidikan Menengah Pertanian pada SMK PP N Padang

5.1.6 Rencana Program Prioritas 6 : Peningkatan Sarana dan Prasarana Pendidikan

Pertanian

Kegiatan pokok :

1. Peningkatan Sarana dan Prasarana pendidikan/pelatihan di Balai Diklat Pertanian

2. Peningkatan Sarana dan Prasarana pendidikan SMK PP N Padang

Untuk lebih rincinya program dan kegiataan dimaksud dapat terlihat pada tabel berikut ini.

Page 104: Kata Pengantar - diperta.sumbarprov.go.iddiperta.sumbarprov.go.id/downlot.php?file=RENSTRA2016.pdf · – 2021 merupakan penjabaran dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM)

Renstra Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Sumatera Barat Tahun 2016 – 2021

112

BAB VI

INDIKATOR KINERJA DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN YANG

MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMD

Sesuai dengan hasil identifikasi indikator kinerja yang termuat dalam dokumen

Rancangan Awal Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)

Provinsi Sumatera Barat Tahun 2016-2021 yang tercantum pada misi 4, tujuan

meningkatkan produksi dan ketahanan pangan, pengembangan agribisnis dan

meningkatkan kesejahteraan petani; Sasaran yaitu Meningkatnya kesejahteraan

petani dan nelayan, maka indikator kinerja yang mengacu pada tujuan dan

sasaran RPJMD Provinsi Sumatera Barat Tahun 2016-2021 pada Dinas Pertanian

Tanaman Pangan Provinsi Sumatera Barat dapat dilihat pada tabel berikut:

6.1. INDIKATOR KINERJA

Tolok ukur kinerja pembangunan Sumatera Barat khusus bidang

pertanian sektor tanaman pangan dan hortikultura selama periode waktu 2016–

2021, adalah sebagai berikut :

Page 105: Kata Pengantar - diperta.sumbarprov.go.iddiperta.sumbarprov.go.id/downlot.php?file=RENSTRA2016.pdf · – 2021 merupakan penjabaran dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM)

Renstra Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Sumatera Barat Tahun 2016 – 2021

113

BAB VII

PENUTUP

Rencana Strategis Dinas Pertanian Tanaman Pangan Propinsi Sumatera

Barat tahun 2016 – 2021 merupakan aplikasi dari semangat dan tekad kinerja

yang dituangkan dalam visi, misi dan tujuan pembangunan Pertanian Tanaman

Pangan dan Hortikultura yang mendukung pembangunan ekonomi di Propinsi

Sumatera Barat

Rencana strategis yang telah disusun ini merupakan pedoman bagi

Sekretariat, Bidang dan Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) lingkup Dinas

Pertanian Tanaman Pangan Propinsi Sumatera Barat dalam menyusun rencana

kerja, rencana anggaran yang dibutuhkan sebagai pendukung terlaksananya

Renstra tahun 2016 – 2021. Selanjutnya merupakan pedoman pula bagi

Kabupaten/Kota dalam menyusun Rencana Strategis masing – masing daerah

tahun 2016 – 2021.

Untuk itu perlu ditetapkan kaidah – kaidah pelaksanaan sebagai berikut:

1) Bidang, Bagian dan UPTD serta Dinas Pertanian Kabupaten/Kota termasuk

dunia usaha dapat melaksanakan program, dan kegiatan pokok yang

tertuang dalam Renstra Dinas Pertanian Tanaman Pangan Propinsi Sumatera

Barat Tahun 2011 – 2015 dan mampu memfasilitasinya kepada seluruh

masyarakat dengan sebaik – baiknya.

2) Bidang, Bagian dan UPTD berkewajiban untuk menyusun rencana kerja

sesuai dengan tugas pokoknya, sehingga dapat dijabarkan dalam bentuk

program, kegiatan pokok dan rencana anggaran tahunan serta melahirkan

proposal – proposal dan petunjuk pelaksanaan di setiap kegiatan yang

pelaksanaan di setiap kegiatan yang telah disepakati pada awal tahun.

3) Dalam rangka meningkatkan efektifitas pelaksanaan Rencana Strategis

Pembangunan Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura tahun 2011 –

2015, maka Sekretariat Dinas Pertanian Tanaman Pangan Propinsi Sumatera

Barat berkewajiban untuk melaksanakan pemantauan terhadap

Page 106: Kata Pengantar - diperta.sumbarprov.go.iddiperta.sumbarprov.go.id/downlot.php?file=RENSTRA2016.pdf · – 2021 merupakan penjabaran dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM)

Renstra Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Sumatera Barat Tahun 2016 – 2021

114

pelaksanaannya, mengakomodir permasalahan dan memberikan saran

kepada rapat pimpinan pada Dinas Pertanian Tanaman Pangan Propinsi

Sumatera Barat.

4) Setiap awal tahun, Dinas Pertanian Tanaman Pangan Propinsi Sumatera Barat

akan menyusun Rencana Kerja (RENJA) dinas, dan pada akhir tahun harus

menyusun pula laporan tahunan dan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi

Pemerintah (LAKIP) yang selanjutnya akan dijadikan sebagai bahan laporan

kepada Gubernur Sumatera Barat.

5) Selanjutnya Kepala Dinas tetap mempunyai ruang gerak yang luas untuk

menyempurnakan Rencana Strategis Dinas Pertanian Tanaman Pangan

Propinsi Sumatera Barat bila diperlukan, guna tercapainya pembangunan

Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura ke depan yang lebih baik