Kata Pengantar -...
Transcript of Kata Pengantar -...
Renstra Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Sumatera Barat Tahun 2016 – 2021
9
Kata Pengantar
Puji dan syukur kami ucapkan Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa dengan tersusunnya Rencana
Strategis Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Sumatera Barat Periode 2016 – 2021 yang merupakan
acuan dalam penjabaran program dan kegiatan pembangunan pertanian 5 (lima) tahunan.
Rencana Strategis (RENSTRA) Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Sumatera Barat Tahun 2016
– 2021 merupakan penjabaran dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Daerah Provinsi
Sumatera Barat Tahun 2016 – 2021 yang memuat Visi, Misi, dan Program Pembangunan Sumatera Barat.
Renstra disusun untuk dapat dijadikan acuan dan pegangan dalam rangka melaksanakan pembangunan
pertanian tanaman pangan dan hortikultura dalam menentukan langkah kebijakan dan melaksanakan
kegiatan guna mencapai tujuan dan sasaran program yang dapat berjalan sesuai Visi dan Misi Dinas Pertanian
Tanaman Pangan Provinsi Sumatera Barat.
Dengan diselesaikannya Rencana Strategis Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Sumatera Barat
2016 – 2021, maka pelaksanaan pembangunan di Sektor Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura sampai
tahun 2021 ke depan dapat berjalan lebih terarah dan terkoordinasi dan menjadi komitmen bersama antara
Pusat, Provinsi dan Kabupaten / Kota serta terpadu antar subsektor maupun sektor, dan sekaligus diharapkan
mampu memberikan dukungan yang kuat bagi berkembangnya kegiatan usaha tani, peningkatan produksi
dan terwujudnya masyarakat petani yang sejahtera.
Akhirnya kepada semua pihak yang telah bekerja sama dan menyumbangkan pemikirannya dalam
penyusunan renstra ini, di ucapkan terima kasih.
Padang, 22 Agustus 2016
Plt. Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan
Provinsi Sumatera Barat
Ir. Besli
NIP. 19600613 198712 1 001
Renstra Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Sumatera Barat Tahun 2016 – 2021
10
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
DAFTAR TABEL iii
DAFTAR GRAFIK vi
!. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang 1
1.2. Landasan Hukum 4
1.3. Maksud dan Tujuan 5
1.4. Sistematika Penulisan 6
II GAMBARAN PELAYANAN DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN
2.1. Kedudukan, Tugas, Fungsi dan Struktur Organisasi 7
2.2. Sumberdaya SKPD 17
2.3. Kinerja Pelayanan Dinas Pertanian Tanaman Pangan 19
2.4. Tantangan dan Peluang Pengembangan Pelayanan Dinas Pertanian
Tanaman Pangan 63
III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI
3.1 Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan
Dinas Pertanian Tanaman Pangan 68
3.2. Telaah Visi, Misi, dan Program Kepala Daerah dan Wakil Kepala
Daerah Terpilih 76
3.3. Telaah Renstra K/L dan Renstra Provinsi 78
3.4. Telaah Rencana Tata Ruang Wilayah dan KLHS 85
3.5. Penentuan Isu-Isu Strategis 95
IV VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN
4.1. Visi dan Misi Dinas Pertanian Tanaman Pangan 97
4.2. Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah Dinas Pertanian Tanaman Pangan 98
4.3. Strategi dan Kebijakan Dinas Pertanian Tanaman Pangan 101
V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN , INDIKATOR KINERJA, 105
KELOMPOK SASARAN DAN PENDANAAN INDIKATIF DINAS
PERTANIAN TANAMAN PANGAN
VI. INDIKATOR KINERJA DINAS PERTANIAN YANG MENGACU 110
PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMD
VII. PENUTUP 120
DAFTAR TABEL
Renstra Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Sumatera Barat Tahun 2016 – 2021
11
Renstra Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Sumatera Barat Tahun 2016 – 2021
12
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Rencana Strategis merupakan suatu proses yang berorientasi kepada hasil yang ingin dicapai selama
kurun waktu satu sampai dengan lima tahun dengan memperhitungkan potensi, peluang, dan kendala yang
ada atau yang mungkin timbul. Rencana Strategis mengandung visi, misi, tujuan, sasaran, serta cara
pencapaian yang realistis untuk mengantisipasi perkembangan masa depan.
Pembangunan pertanian secara umum dan pembangunan sub sektor Pertanian Tanaman Pangan dan
Hortikultura telah memberikan sumbangan besar dalam pembangunan daerah Provinsi Sumatera Barat baik
langsung seperti dalam pertumbuhan PDRB, penyerapan tenaga kerja, peningkatan pendapatan masyarakat
dan penyediaan pangan, maupun tidak langsung melalui peningkatan dan menciptakan kondisi yang
kondusif bagi pelaksanaan pembangunan dan hubungan sinergis dengan sektor lain. Keberhasilan tersebut
tidak lepas dari peranan Dinas Pertanian Tanaman Pangan dalam melaksanakan koordinasi dan pemberian
fasilitasi bagi pelaksana pembangunan pertanian yang dilakukan oleh masyarakat.
Pembangunan pertanian tanaman pangan dan hortikultura sebagai bagian dari pembangunan nasional
adalah pembangunan yang berkelanjutan dan berwawasan lingkungan yang bertujuan untuk meningkatkan
hasil dan mutu produksi, mengembangkan usaha profesional yang efektif dan efisien serta mampu bersaing
di pasar bebas, baik di dalam negeri maupun luar negeri sehingga punya kontribusi terhadap perekonomian
daerah. Berbagai usaha pertanian tanaman pangan dan hortikultura baik secara aspek produksi, pengolahan
maupun pemasaran memiliki potensi besar sebagai sumber percepatan pertumbuhan ekonomi daerah.
Dinas Pertanian Tanaman Pangan mempunyai tugas dan fungsi merumuskan kebijakan daerah,
kebijakan pelaksanaan dan kebijakan teknis di bidang Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura. Rencana
Renstra Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Sumatera Barat Tahun 2016 – 2021
13
Strategis (Renstra) merupakan acuan utama bagi jajaran lingkup Dinas Pertanian se Sumatera Barat yang
selanjutnya Renstra ini dijadikan acuan pula dalam menyusun Rencana Kerja (Renja) tahunan dalam
pelaksanaan Pembangunan Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura.
Renstra Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Sumatera Barat merupakan dokumen perencanaan
yang berisikan arahan visi, misi, tujuan, target, sasaran, kebijakan, strategi, program dan kegiatan-kegiatan
yang akan menjadi acuan dan arahan bagi Dinas Lingkup Pertanian Tanaman Pangan Provinsi dan
Kabupaten/Kota se Sumatera Barat, selama lima tahun ke depan (2016-2021) yang dilaksanakan secara
menyeluruh, terintegrasi, efisien dan sinergi baik di dalam maupun antar sektor terkait.
Renstra SKPD merupakan dokumen perencanaan SKPD untuk periode 5 (lima) tahun yang disusun
sesuai dengan tugas dan fungsinya untuk mencapai tujuan dan sasaran jangka menengah SKPD yang selaras
dengan strategi dan kebijakan daerah sebagaimana tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Daerah (RPJMD).
Penyusunan Renstra Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Sumatera Barat disamping
berpedoman pada RPJMD juga memperhatikan Rencana Strategis Kementerian Pertanian, Renstra Dinas
Kab/Kota yang menangani bidang pertanian, Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Provinsi Sumatera Barat,
serta memperhatikan hasil Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS), hasil evaluasi kinerja Periode 2010-
2015, serta dengan memperhatikan isu-isu dan faktor-faktor strategis bidang pertanian, baik pada tingkat
global, nasional, maupun regional.
Proses penyusunan Renstra Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Sumatera Barat Tahun 2016 –
2021 dilakukan melalui tahapan persiapan, penyusunan rancangan Renstra, rancangan akhir Renstra, hingga
penetapan Renstra, dan telah dimulai sejak dimulainya penyusunan Rancangan Awal RPJMD. Keterkaitan
dengan tahapan penyusunan Renstra Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Sumatera Barat Tahun 2016
-2021 mengacu pada Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2015 tentang Pelaksanaan Peraturan
Renstra Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Sumatera Barat Tahun 2016 – 2021
14
Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian, dan Evaluasi
Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah.
Dalam penyusunan Rencana Strategis Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Sumatera Barat
tahun 2016 - 2021 tidak terlepas dari tugas pokok, fungsi dan kewenangan unit kerja teknis yang saling
mengisi dan bersinergi satu sama lain. Hal tersebut mengandung pengertian bahwa unit kerja teknis memiliki
peranan dalam mendukung pelaksanaan kewenangan Dinas Pertanian Tanaman Pangan.
Gambar 1. Bagan Keterkaitan Renstra Dinas Pertanian Tanaman Pangan dengan RPJMD,
Renstra K/L dan Renstra Provinsi dan Kabupaten/Kota
Analisis Gambaran pelayanan
SKPD
Perumusan Isu-isu
strategis berdasarkan
tusi
Perumusan Strategi dan
kebijakan
Perumusan rencana kegiatan, indikator kinerja,
kelompok sasaran dan pendanaan
indikatif berdasarkan
rencana program prioritas RPJMD
Pengolahan data dan informasi
Perumusan visi dan misi
SKPD
Perumusan Tujuan
Perumusan sasaran
Rancangan Renstra-SKPD
· Pendahuluan· Gambaran pelayanan SKPD· isu-isu strategis berdasarkan
tugas pokok dan fungsi· visi, misi, tujuan dan sasaran,
strategi dan kebijakan · rencana program, kegiatan,
indikator kinerja, kelompok sasaran dan pendanaan indikatif
· indikator kinerja SKPD yang mengacu pada tujuan dan sasaran RPJMD.
Perumusan indikator kinerja
SKPD yang mengacu pada
tujuan dan sasaran RPJMD
SPM
Renstra-KLdan Renstra Kabupaten/
Kota
Penelaahan RTRW
Rancangan Renstra-SKPD
Nota Dinas Pengantar Kepala SKPD perihal penyampaian Rancangan Renstra-SKPD
kepada Bappeda
Penelaahan KLHS
Renstra-KLdan Renstra Kabupaten/
Kota
Renstra-KLdan Renstra SKPD Kab/
Kota
Renstra Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Sumatera Barat Tahun 2016 – 2021
15
1.2. Landasan Hukum
Penyusunan Renstra Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Sumatera Barat 2016 - 2021 secara yuridis
berlandaskan kepada:
1. Undang-Undang Nomor 61 Tahun 1958 tentang Penetapan Undang-Undang Darurat Nomor 19 Tahun
1957 tentang Pembentukan Daerah-Daerah Swatantra Tingkat I Sumatera Barat, Jambi dan Riau sebagai
Undang-Undang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1958 Nomor 112, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 1646);
2. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4421);
3. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2007 Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4725);
4. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 81, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5233);
5. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587),
sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang
Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5679);
6. Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2005 tentang Pedoman Penyusunan dan Penerapan Standar
Pelayanan Minimal (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 150, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4585)
7. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan
Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008
Nomor 21, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4817);
8. Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (Lembaran
Renstra Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Sumatera Barat Tahun 2016 – 2021
16
Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 48, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4833);
9. Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016 tentang Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2016 Nomor 114, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5887);
10. Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2015 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional
Tahun 2015-2019 ( Lembaran Negera Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 3 );
11. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah
Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian, dan Evaluasi Pelaksanaan
Rencana Pembangunan Daerah; (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 2036 );
12. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 67 Tahun 2012 tentang Pedoman Pelaksanaan Kajian Lingkungan
Hidup Strategis Dalam Penyusunan atau Evaluasi Rencana Pembangunan Daerah (Berita Negara Republik
Indonesia Tahun 2012 Nomor 994 );
13. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 80 Tahun 2015 tentang Pembentukan Produk Hukum Daerah
(Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 2036 );
14. Peraturan Daerah Provinsi Sumatera Barat Nomor 7 Tahun 2008 tentang Rencana Pembangunan Jangka
Panjang Daerah (RPJPD) Provinsi Sumatera Barat Tahun 2005-2025 (Lembaran Daerah Provinsi
Sumatera Barat Tahun 2008 Nomor 7, Tambahan Lembaran Daerah Provinsi Sumatera Barat Nomor 27);
15. Peraturan Daerah Provinsi Sumatera Barat Nomor 13 Tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Provinsi Sumatera Barat Tahun 2012-2032 (Lembaran Daerah Provinsi Sumatera Barat Tahun 2012
Nomor 13, Tambahan Lembaran Daerah Provinsi Sumatera Barat Nomor 79);
16. Peraturan Daerah Provinsi Sumatera Barat Nomor 16 Tahun 2016 tentang Rencana Pembangunan
Jangka Menengah daerah (RPJMD).
17. Rencana Strategis Departemen Pertanian 2015 - 2019.
1.2. Maksud dan Tujuan
Renstra disusun sebagai penjabaran secara operasional visi, misi dan program Gubernur yang
digambarkan dalam bentuk program dan kegiatan terkait urusan pembangunan pertanian tanaman pangan
dan hortikultura yang harus dilaksanakan oleh Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Sumatera Barat
selama kurun waktu Tahun 2016 – 2021.
Renstra Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Sumatera Barat Tahun 2016 – 2021
17
Tujuan Penyusunan Renstra Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Sumatera Barat Tahun 2016 – 2021
:
1. Merumuskan gambaran umum kondisi pelayanan yang akan diselenggarakan Dinas Pertanian Tanaman
Pangan Provinsi Sumatera Barat sebagai penjabaran visi dan misi Gubernur terpilih;
2. Menerjemahkan visi dan misi Gubernur ke dalam tujuan dan sasaran pembangunan daerah selama 5
(lima) tahun sesuai dengan tugas dan fungsi Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Sumatera Barat
dengan berpedoman kepada RPJMD Provinsi Sumatera Barat Tahun 2016 – 2021;
3. Menetapkan berbagai program dan kegiatan prioritas disertai dengan indikasi pagu anggaran dan target
indikator kinerja yang akan dilaksanakan selama periode RPJMD Provinsi Sumatera Barat Tahun 2016 –
2021;
4. Mempermudah pengendalian kegiatan serta pelaksanaan monitoring dan evaluasi kegiatan.
1.3. Sistimatika Penulisan
Sistematika penulisan Renstra Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Sumatera Barat Tahun 2016
- 2021 berpedoman pada Peraturan Menteri Dalam Negri Nomor : 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan
Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tatacara Penyusunan, Pengendalian, dan
Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah yang secara keseluruhan memuat :
BAB I. PENDAHULUAN
Menguraikan latar belakang, maksud, tujuan, dan landasan hukum penyusunan, serta
sistematika penyusunan.
BAB II. GAMBARAN PELAYANAN DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN PROVINSI SUMATERA BARAT
Memberikan gambaran pelayanan Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Sumatera Barat
terkait dengan tugas, fungsi dan struktur organisasi dalam penyelenggaraan urusan pemerintahan
daerah, sumber daya yang dimiliki dalam penyelenggaraan tugas dan fungsinya, mencakup sumber
Renstra Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Sumatera Barat Tahun 2016 – 2021
18
daya manusia, asset/modal dan unit usaha yang masih operasional serta menunjukkan tingkat
capaian kinerja pelayanan yang telah dihasilkan sesuai Renstra periode sebelumnya, beserta
tantangan dan peluang bagi pengembangan pelayanan Dinas Pertanian Tanaman Pangan pada
lima tahun mendatang.
BAB III. ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI
Menggambarkan tentang identifikasi permasalahan; telaah visi, misi, dan program-program
Gubernur terpilih; faktor-faktor penghambat ataupun pendorong pelayanan ditinjau dari sasaran
jangka menengah Renstra K/L, telaah Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) dan isu-isu strategis
yang mempengaruhi permasalahan pelayanan terkait dengan tugas dan fungsi Dinas Pertanian
Tanaman Pangan Provinsi Sumatera Barat.
BAB IV. VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN
Menjelaskan visi, misi, tujuan dan sasaran serta rumusan strategi dan kebijakan Dinas Pertanian
Tanaman Pangan Provinsi Sumatera Barat lima tahun mendatang.
BAB V. RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN, DAN
PENDANAAN INDIKATIF.
Memuat rencana program, kegiatan, kelompok sasaran, pendanaan indikatif dan indikator kinerja
yang merupakan penjelasan prioritas-prioritas program dan kegiatan beserta indikasi pendanaan
dan sumber daya, baik yang berasal dari APBD Provinsi, APBN dan sumber pandanaan lainnya
yang sah. Indikator kinerja merupakan refleksi capaian prioritas program dan kegiatan yang telah
direncanakan dan terukur.
BAB VI.INDIKATOR KINERJA DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN
SASARAN RPJMD
Renstra Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Sumatera Barat Tahun 2016 – 2021
19
Memuat indikator kinerja yang secara langsung menunjukkan kinerja yang akan dicapai oleh
Dinas Pertanian Tanaman Pangan dalam lima tahun mendatang sebagai komitmen untuk
mendukung pencapaian tujuan dan sasaran RPJMD.
Renstra Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Sumatera Barat Tahun 2016 – 2021
20
BAB II
GAMBARAN PELAYANAN
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN
2.1. TUGAS, FUNGSI, dan STRUKTUR ORGANISASI
Berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Sumatera Barat Nomor 4 tahun 2008
tentang Perubahan atas Peraturan Daerah Provinsi Sumatera Barat, Nomor 1 tahun 2003
tentang Pembentukan Struktur Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah Provinsi Sumatera
Barat, Kedudukan Oganisasi Dinas Pertanian Tanaman Pangan merupakan unsur
pelaksana pemerintah daerah di bidang Pertanian Tanaman Pangan dan dipimpin oleh
seorang Kepala Dinas yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada
Gubernur melalui Sekretaris Daerah, adapun tugas , fungsi dan struktur organisasinya
sebagai berikut :
a) Tugas
Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Sumatera Barat mempunyai tugas
melaksanakan urusan pemerintah daerah dibidang pertanian tanaman pangan dan
hortikultura dan tugas pembantuan.
b) Fungsi
1. Perumusan Kebijakan Teknis dibidang Pertanian Tanaman Pangan.
2. Penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum di bidang pertanian
tanaman pangan.
3. Pembinaan dan pelaksanaan urusan di bidang pertanian tanaman pangan.
4. Pembinaan Unit Pelaksana Teknis Dinas.
Renstra Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Sumatera Barat Tahun 2016 – 2021
21
5. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh pimpinan
Tugas dan fungsi masing-masing unit kerja pada Dinas Pertanian Tanaman Pangan
Provinsi Sumatera Barat adalah sebagai berikut :
Renstra Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Sumatera Barat Tahun 2016 – 2021
22
1. Kepala Dinas.
Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan mempunyai tugas pokok melaksanakan
urusan pemerintahan daerah di bidang pertanian tanaman pangan dengan rincian
sebagai berikut :
a. Menyelenggarakan pembinaan dan pengendalian pelaksanaan tugas
pokok dan fungsi dinas;
b. Menyelenggarakan penetapan Kebijakan Teknis Dinas sesuai dengan
Kebijakan Umum Pemerintah Daerah;
c. Menyelenggarakan perumusan dan penetapan pemberian dukungan tugas
atas penyelenggaraan pemerintahan Daerah di bidang Pertanian Tanaman
Pangan;
d. Menyelenggarakan penetapan program kerja dan rencana pembangunan
Pertanian Tanaman Pangan.
e. Menyelenggarakan fasilitasi yang berkaitan dengan penyelenggaraan
program, kesekretariatan, sarana dan prasarana, tanaman pangan dan
hortikultura, pengolahan dan pemasaran hasil petanian;
f. Menyelenggarakan koordinasi kegiatan teknis sosial;
g. Menyelenggarakan koordinasi dan pembinaan UPTD;
h. Menyelenggarakan koordinasi dengan unit kerja terkait;
2. Sekretariat
Sekretariat mempunyai tugas melaksanakan penyiapan perumusan
kebijakan teknis, pembinaan, pengkoordinasian penyelenggaraan tugas secara
terpadu, pelayanan administrasi, dan pelaksanaan dibidang program,
keuangan, umum dan kepegawaian. Sekretariat mempunyai fungsi :
a). Penyelenggaraan koordinasi perencanaan dan program dinas;
Renstra Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Sumatera Barat Tahun 2016 – 2021
23
b). Penyelenggaraan pengkajian perencanaan dan program kesekretariatan;
c). Penyelenggaraan pengelolaan urusan keuangan, umum, dan kepegawaian.
Rincian tugas sekretaris sebagai berikut :
a. Menyelenggarakan pengkajian serta koordinasi perencanaan dan program
Dinas;
b. Menyelenggarakan pengkajian perencanaan dan program kesekretariatan;
c. Menyelenggarakan pengelolaan administrasi keuangan;
d. Menyelenggarakan pengkajian anggaran belanja;
e. Menyelenggarakan pengendalian administrasi belanja;
f. Menyelenggarakan pengelolaan administrasi kepegawaian;
g. Menyelenggarakan penatausahaan, kelembagaan dan ketatalaksanaan;
h. Menyelenggarakan pengelolaan urusan rumah tangga dan
perlengkapannya;
i. Menyelenggarakan penyusunan bahan rancangan pendokumentasian
peraturan perundang-undangan, pengelolaan perpustakaan, protokol dan
hubungan masyarakat;
j. Menyelenggarakan pengelolaan naskah dinas dan kearsipan;
k. Menyelenggarakan pembinaan Jabatan Fungsional;
l. Menyelenggarakan telaahan staf sebagai bahan pertimbangan
pengambilan kebijakan;
m. Menyelenggarakan pengkajian bahan Rencana Strategis, Laporan
Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP), LKPJ dan LPPD Dinas;
n. Menyelenggarakan koordinasi dengan unit kerja terkait;
o. Menyelenggarakan tugas lain sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya.
Sekretaris membawahi :
Renstra Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Sumatera Barat Tahun 2016 – 2021
24
a. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian;
b. Sub Bagian Keuangan;
c. Sub Bagian Program.
Renstra Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Sumatera Barat Tahun 2016 – 2021
25
3. Bidang Sarana dan Prasarana Pertanian
Bidang Sarana dan Prasarana Pertanian mempunyai tugas melaksanakan
penyiapan perumusan kebijakan teknis, pembinaan dan pelaksanaan di bidang
Pengolahan lahan dan air, pengawasan pupuk dan pestisida, serta pengembangan
kelembagaan. Untuk menyelenggarakan tugas, Bidang Sarana dan Prasarana
Pertanian mempunyai fungsi :
a) Penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis, pembinaan dan pelaksanaan
dibidang Pengo lahan lahan dan air;
b) Penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis, pembinaan dan pelaksanaan di
bidang pengawasan pupuk dan pestisida;
c) Penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis, pembinaan dan pelaksanaan
dibidang pengembangan kelembagaan.
4. Bidang Tanaman Pangan
Bidang Tanaman Pangan mempunyai tugas melaksanakan penyiapan
perumusan kebijakan teknis, pembinaan dan pelaksanaan di bidang
Pengembangan Padi, Pengembangan Palawija dan Benih Untuk
menyelenggarakan tugas pokok, Bidang Tanaman Pangan mempunyai fungsi :
a). Penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis, pembinaan dan pelaksanaan
di bidang Pengembangan Padi;
b). Penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis, pembinaan dan pelaksanaan di
bidang Pengembangan Palawija;
c). Penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis, pembinaan dan pelaksanaan
dibidang Benih;.
5. Bidang Hortikultura
Renstra Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Sumatera Barat Tahun 2016 – 2021
26
Bidang Hortikultura mempunyai tugas melaksanakan penyiapan perumusan
kebijakan teknis, pembinaan dan pelaksanaan di bidang Pengembangan
tanaman buah, Pengembangan tanaman sayur, dan Pengembangan Tanaman
Hias dan Biofarmaka. Untuk menyelenggarakan tugas pokok, Bidang
Hortikultura mempunyai fungsi :
a) Penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis, pembinaan dan
pelaksanaan di bidang Pengembangan Tanaman Buah;
b) Penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis, pembinaan dan pelaksanaan
di bidang Pengembangan Tanaman Sayur;
c) Penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis, pembinaan dan pelaksanaan
di bidang Pengembangan Tanaman Hias dan Biofarmaka.
6. Bidang Pengolahan dan Pemasaran Hasil
Bidang Pengolahan dan Pemasaran Hasil mempunyai tugas
melaksanakan penyiapan perumusan kebijakan teknis, pembinaan dan
pelaksanaan di bidang Pasca panen, pembinaan usaha dan Pemasaran serta
Pembinaan standarisasi perizinan. Untuk menyelenggarakan tugas pokok,
Bidang Pengolahan dan Pemasaran Hasil mempunyai fungsi :
a). Penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis, pembinaan dan pelaksanaan
di bidang Pasca panen;
b). Penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis, pembinaan dan pelaksanaan
di bidang pembinaan usaha dan Pemasaran;
c). Penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis, pembinaan dan pelaksanaan
di bidang Pembinaan standarisasi perizinan.
7. Unit Pelaksana Teknis Dinas
Renstra Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Sumatera Barat Tahun 2016 – 2021
27
a. Balai Perlindungan Tanaman Pangan dan Holtikutura
UPTD Balai Perlindungan Tanaman Pangan dan Holtikultura adalah
mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian kegiatan teknis
operasional dan/atau kegiatan teknis penunjang Dinas Perlindungan
Tanaman Pangan dan Holtikultura. Untuk melaksanakan tugas UPTD
Balai Perlindungan Tanaman Pangan dan Holtikultura
menyelenggarakan fungsi :
- Penyusunan Rencana Pembangunan Teknis Operasional
Perlindungan Tanaman Pangan dan Holtikultura;
- Pengkajian dan Analisis Teknis Operasional Perlindungan Tanaman
Pangan dan Holtikultura;
- Pengujian dan Persiapan Teknologi Perlindungan Tanaman Pangan
dan Holtikultura;
- Pelaksanaan kebijakan teknis Perlindungan Tanaman Pangan dan
Holtikultura;
- Pelaksanaan operasional pelayanan kepada masyarakat dengan
bidang Perlindungan Tanaman Pangan dan Holtikultura;
- Pelaksanaan operasional tugas teknis Dinas Pertanian Tanaman
Pangan sesuai dengan bidang Perlindungan Tanaman Pangan dan
Holtikultura;
b. Balai Pengawasan dan Sertifikat Benih
UPTD Balai Pengawasan dan Sertifikat Benih mempunyai tugas pokok
melaksanakan sebagian kegiatan teknis operasianal dan/atau kegiatan
teknis penunjang Dinas dibidang Pengawasan dan Sertifikat Benih.
Untuk melaksanakan tugas UPTD Balai Pengawasan dan Sertifikat Benih
menyelenggarakan fungsi:
- Penyusunan Rencana Pembangunan Teknis Operasional Pengawasan
dan Sertifikat Benih
Renstra Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Sumatera Barat Tahun 2016 – 2021
28
- Pengkajian dan Analisis Teknis Operasianal Pengawasan dan
Sertifikat Benih;
- Pengujian dan Persiapan Teknologi Pengawasan dan Sertifikat Benih;
- Pelaksanaan kebijakan teknis Pengawasan dan Sertifikat Benih;
- Pelaksanaan operasional pelayanan kepada masyarakat dengan
bidang Pengawasan dan Sertifikat Benih;
- Pelaksanaan operasional tugas teknis Dinas Pertanian Tanaman
Pangan sesuai dengan bidang Pengawasan dan Sertifikat Benih;
Renstra Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Sumatera Barat Tahun 2016 – 2021
29
c. Balai Diklat Pertanian Tanaman Pangan dan Holtikultura
UPTD Balai Diklat Pertanian Tanaman Pangan dan Holtikultura
mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian kegiatan teknis
operasional dan/atau kegiatan teknis penunjang Dinas di bidang Diklat
Pertanian Tanaman Pangan dan Holtikultura. Untuk melaksanakan
tugas UPTD Balai Diklat Pertanian Tanaman Pangan dan Holtikultura
menyelenggarakan fungsi :
- Penyusunan Rencana Pembangunan Teknis Operasional Diklat
Pertanian Tanaman Pangan dan Holtikultura;
- Pengkajian dan Analisis Teknis Operasional Diklat Pertanian Tanaman
Pangan dan Holtikultura;
- Pengujian dan Persiapan Teknologi Diklat Pertanian Tanaman Pangan
dan Holtikultura;
- Pelaksanaan kebijakan teknis Diklat Pertanian Tanaman Pangan dan
Holtikultura;
- Pelaksanaan operasional pelayanan kepada masyarakat dengan
bidang Diklat Pertanian Tanaman Pangan dan Holtikultura;
- Pelaksanaan operasional tugas teknis Dinas Pertanian Tanaman
Pangan sesuai dengan bidang Diklat Pertanian Tanaman Pangan dan
Hortikultura.
d. Balai Benih Induk Tanaman Padi, Palawija dan Hortikutura
UPTD Balai Benih Induk Tanaman Padi, Palawija dan Hortikultura
mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian kegiatan teknis
operasional dan/atau kegiatan teknis penunjang Dinas di bidang Benih
Induk Tanaman Padi, Palawija dan Holtikultura. Untuk melaksanakan
tugas UPTD Balai Benih Induk Tanaman Padi, Palawija dan Hortikultura
menyelenggarakan fungsi :
Renstra Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Sumatera Barat Tahun 2016 – 2021
30
- Penyusunan Rencana Pembangunan Teknis Operasional Benih
Induk Tanaman Padi, Palawija dan Hortikultura;
- Pengkajian dan Analisis Teknis Operasional Benih Induk Tanaman
Padi, Palawija dan Hortikultura;
- Pelaksanaan kebijakan Teknologi Benih Induk Tanaman Padi,
Palawija dan Holtikultura;
- Pelaksanaan kebijakan teknis Benih Induk Tanaman Padi, Palawija
dan Hortikultura;
- Pelaksanaan operasional pelayanan kepada masyarakat sesuai
dengan bidang Benih Induk Tanaman Padi, Palawija dan
Holtikultura
- Pelaksanaan operasional tugas teknis Dinas Pertanian Tanaman
Pangan sesuai dengan bidang Benih Induk Tanaman Padi, Palawija
dan Hortikultura.
e. Balai Mekanisasi Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikutura
UPTD Balai Mekanisasi Pertanian Tanaman Pangan dan Holtikultura
mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian kegiatan teknis
operasional dan/atau kegiatan teknis penunjang Dinas di bidang
Mekanisasi Pertanian Tanaman Pangan dan Holtikultura. Untuk
melaksanakan tugas UPTD Balai Mekanisasi Pertanian Tanaman
Pangan dan Hortikultura menyelenggarakan fungsi :
- Penyusunan Rencana Pembangunan Teknis Operasional
Mekanisasi Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura;
- Pengkajian dan Analisis Teknis Operasional Mekanisasi Pertanian
Tanaman Pangan dan Hortikultura;
- Pelaksanaan kebijakan Teknologi Mekanisasi Pertanian Tanaman
Pangan dan Hortikultura;
Renstra Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Sumatera Barat Tahun 2016 – 2021
31
- Pelaksanaan kebijakan teknis Mekanisasi Pertanian Tanaman
Pangan dan Hortikultura;
- Pelaksanaan operasional pelayanan kepada masyarakat sesuai
dengan bidang Mekanisasi Pertanian Tanaman Pangan dan
Hortikultura;
- Pelaksanaan operasional tugas teknis Dinas Pertanian Tanaman
Pangan sesuai dengan bidang Mekanisasi Pertanian Tanaman
Pangan dan Hortikultura
f. Sekolah Menengah Kejuruan Pertanian Pembangunan Negeri
(SMK-PP)
UPTD Sekolah Menengah Kejuruan Pertanian Pembangunan Negeri
mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian kegiatan teknis
operasianal dan/atau kegiatan teknis penunjang Dinas di bidang Sekolah
Pertanian Pembangunan Negeri. Untuk melaksanakan tugas UPTD
Sekolah Pertanian Pembangunan Negeri menyelenggarakan fungsi:
- Penyusunan Rencana Pembangunan Teknis Operasional Sekolah
Pertanian Pembangunan Negeri;
- Pengkajian dan Analisis Teknis Operasianal Sekolah Pertanian
Pembangunan Negeri;
- Pengujian dan Persiapan Teknologi Sekolah Pertanian Pembangunan
Negeri;
- Pelaksanaan kebijakan teknis Sekolah Pertanian Pembangunan
Negeri;
- Pelaksanaan operasional pelayanan kepada masyarakat dengan
bidang Sekolah Pertanian Pembangunan Negeri;
- Pelaksanaan operasional tugas teknis Dinas Pertanian Tanaman
Pangan sesuai dengan bidang Sekolah Pertanian Pembangunan
Negeri;
Renstra Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Sumatera Barat Tahun 2016 – 2021
32
- Pelaksanaan operasional pelayanan kepada masyarakat dengan
bidang Pengawasan dan Sertifikat Benih;
- Pelaksanaan operasional tugas teknis Dinas Pertanian Tanaman
Pangan sesuai dengan bidang Pengawasan dan Sertifikat Benih;
Organisasi Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Sumatera Barat secara keseluruhan dapat
dilihat pada gambar berikut ini :
Gambar 2. Struktur Organisasi Dinas Pertanian Tanaman Pangan
Provinsi Sumatera Barat
Renstra Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Sumatera Barat Tahun 2016 – 2021
33
BDPTPH BBI TPH BMP TPH SMK-PPN PDG
KASUBAG
KEUANGANKASUBAG PROGRAM
KASUBAG UMUM DAN
KEPEGAWAIAN
BPTPH BPSBTPH
UPTD UPTD UPTD UPTD
UPTD UPTD
Kasi Standarisasi
dan Perizinan
Kasi Pengembangan
KelembagaanKasi. Benih
Kasi Pengembangangan
Tanaman Hias
Kasi Pengawasan Pupuk
Pestisda
Kasi Pengembangan
Palawija Kasi Pengembangan Tanaman
Sayur
Kasi Pembinaan
Usaha dan
Pemasaran
Kasi. Pengelolaan Lahan
dan Air
Kasi Pengembangan Padi Kasi Pengembangan Tanaman
Buiah
Kasi Pasca Panen
Plt. KEPALA DINAS
SEKRETARIS
KEPALA BIDANG
SARANA DAN
PRASARANA
PERTANIAN AIR
KEPALA BIDANG
TANAMAN PANGAN
KEPALA BIDANG
HORTIKULTURA
KEPALA BIDANG
PENGOLAHAN DAN
PEMASARAN HASIL
Renstra Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Sumatera Barat Tahun 2016 – 2021
34
2.2 Sumber Daya SKPD
2.2.1. Sumber Daya Manusia
Pegawai Negeri Sipil Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Sumatera
Barat pada tahun 2015 berjumlah 518 orang. Berdasarkan struktur organisasi
perinciannya adalah 1 orang Kepala Dinas (Eselon II), 1 orang Sekretaris (Eselon
III), 4 orang Kepala Bidang (Eselon III), 6 orang Kepala UPTD (Eselon III), 25 orang
Kasi/Kasubbag (Eselon) IV, dan 240 Jabatan Fungsional Umum (JFU), 242 Jabatan
Fungsional Khusus (JFK). Komposisi berdasarkan jenis kelamin adalah laki-laki
sebanyak 334 orang dan perempuan sebanyak 184 orang. Komposisi PNS menurut
pangkat/golongan dan pendidikan disajikan dalam Tabel 1 dan Tabel 2
Tabel 1. Komposisi PNS Bedasarkan golongan
No Golongan Jumlah (Orang)
1. Golongan I 14
2. Golongan II 111
3. Golongan III 311
4. Golongan IV 82
Tabel 2. Komposisi PNS Menurut Pendidikan Formal
No Pendidikan Formal Jumlah Orang
1. Sekolah Dasar (SD) 11
Renstra Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Sumatera Barat Tahun 2016 – 2021
35
2. Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama 9
3. Sekolah Menengah Umum/Kejuruan 169
4. Di 76
5 D III/ Sarmud 20
6 Strata 1 185
7 Strata 2 48
2.2.2. Sarana / Prasarana
Aset tetap yang berada dalam penguasaan Dinas Pertanian Tanaman Pangan
Provinsi Sumatera Barat sangat penting dalam upaya mendukung tugas dan
fungsi. Aset Tetap mencakup golongan : Tanah; Peralatan dan Mesin; Gedung
dan Bangunan; Jalan, Irigasi dan Jaringan serta aset tetap Lainnya. Adapun data
rekapitulasi aset tetap berdasarkan golongan pembidangan barang per 31
Desember 2015 dapat dilihat pada Tabel 3.
Renstra Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Sumatera Barat Tahun 2016 – 2021
36
NO. NAMA/JENIS BARANG HARGA (Rp.) PERSIL JUMLAH
1 2 4ASET TETAP
I TANAH 21 1290.5 53.086.129.200
II PERALATAN DAN MESIN1 Alat-alat Berat 49 296.763.000
2 Alat-alat Angkutan 405 5.170.053.305
3 Alat-alat Bengkel dan Alat Ukur 660 1.420.677.750
4 Alat-alat Pertanian 177 2.248.644.912
5 Alat Kantor dan Rumah Tangga 4179 7.306.971.083
6 Alat Studio dan Alat Komunikasi 121 406.304.499
7 Alat-alat Kedokteran 64 121.839.700
8 Alat Laboratorium 1543 1.454.957.743
9 Alat-alat Persenjataan/Keamanan 60 13.342.500
III Gedung dan Bangunan
1 Bangunan Gedung 249 53.300 58.468.981.527
2 Monumen 1 0 29.387.000
IV Golongan Jalan, Irigasi Dan Jarin
1 Jalan dan Jembatan 0 831.735.300
IV Aset Tetap Lainnya
1 Buku dan Kepustakaan 1 49.898.500
2 Barang Bercorak Kebudayaan 10 95.735.000
3 Hewan/Ternak dan Tanaman 1 1.300.000
JUMLAH 131.002.721.019
Tabel 3 . DAFTAR ASET DINAS PERTANIAN DAN TANAMAN PANGAN PROVINSI
SUMATERA BARAT
Per 31 Desember 2015
JUMLAH ASSET
3
2.3. Kinerja Pelayanan Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Sumatera Barat
Pembangunan pertanian memiliki peranan yang cukup penting dalam
pembangunan nasional dan regional bukan saja terhadap ketahanan pangan, tetapi juga
terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB), kesempatan kerja, sumber pendapatan
dan perekonomian daerah. Sektor pertanian merupakan salah satu potensi ekonomi
Renstra Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Sumatera Barat Tahun 2016 – 2021
37
utama Sumatera Barat yang dapat menggerakkan perekonomian daerah dan peningkatan
pendapatan masyarakat.
Pertumbuhan ekonomi merupakan suatu gambaran mengenai dampak
pembangunan yang dilaksanakan. Pertumbuhan tersebut merupakan laju pertumbuhan
yang dibentuk dari berbagai macam sektor ekonomi, yang secara tidak langsung
menggambarkan tingkat perubahan ekonomi yang terjadi. Capaian kinerja pelayanan
Dinas Pertanian Tanaman Pangan dapat terlihat pada tabel 4.
:
TARGET, REALISASI DAN CAPAIAN KINERJA TAHUN 2011 -2015
Renstra Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Sumatera Barat Tahun 2016 – 2021
21
Renstra Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Sumatera Barat Tahun 2016 – 2021
22
2011 2012 2013 2014 2015 2011 2012 2013 2014 2015 2011 2012 2013 2014 2015
1 Jumlah rumah tangga
petani yang di fasilitasi
poktan 2480 7440 12400 2480 7440 12400 100 100 100
% Petani yang mampu
memenuhi kebutuhan
saprodi
% 64,29 8,42 64,29 8,42 100 100
2 Peningkatan jumlah
sumber daya manusia
pertanian yang kompeten
(org)
orang 200 200 200 218 218 200 200 200 219 234 100 100 100 100,5 107,3
3 Tersedianya produksi
tanaman pangan dan
hortikultura (ton)
- Padi ton 2.290.006 2.460.850 2.512.172 2.290.006 2.460.850 2.512.172 2.290.006 2.460.850 2.512.172
- Jagung ton 455.960 524.138 603.488 455.960 524.138 603.488 455.960 524.138 603.488
- Manggis ton 10.191 10.392 10.191 10.395 10.191 10.395
4 Peningkatan produksi
tanaman pangan dan
hortikultura (%)
- Padi % 3 4 3,65 3,41 121,67 85,25
- Jagung % 6,71 5,91 10,58 2,23 157,68 37,7
- Manggis % 2 2,6 9,52 12,37 476 476
5Peningkatan jumlah
kawasan sentra produksi
kawasan 43 47 52 60 60 43 47 52 60 60 100 100 100 100 100
6 Menurunnya luas
serangan hama dan
penyakit tanaman (%)
% 1 1 1 1 1 1 1 1 0,69 0,5 100 100 100 69 50
7Persentase penambahan
unit pengolahan produksi
olahan pertanian
(macam/th)
% 5 5 5 5 5 5 5 5 10 10,34 100 100 100 200 206,8
8Bertambahnya luasan
pertanian organik (ha/th)
ha/th 100 100 100 250 250 250 250 100 239 55 250 250 100 95,6 22
9 Jumlah poktan /gapoktan
yang melakukan
kemitraan (unit/th)
unit/th 2 5 5 5 12 2 5 5 5 12 100 100 100 100 100
10 Berkembangnya LKMA
(klp/th)klp 146 146 228 80 65 146 146 228 80 65 100 100 100 100 100
11Total lahan sawah (ha/th)
ha/th 500 250 294 230 58,8 92
12 Peningkatan jumlah
kelompok tani yang
menggunakan pupuk
organik (kelompok)
klp 1215 1215 1215 1215 100 100
13 Perluasan areal
hortikultura / buah-
buahan (pohon/th)
pohon/th 262.500 416.500 316.300 300.000 300.000 262.500 416.500 316.300 281.000 150.000 100 100 100 93,67 50
Tabel 4. TARGET, REALISASI DAN CAPAIAN KINERJA DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN
TARGET REALISASI CAPAIAN KINERJA CAPAIAN KINERJA (%)SATUANINDIKATOR KINERJANo
PROVINSI SUMATERA BARAT TAHUN 2011 - 2015
Renstra Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Sumatera Barat Tahun 2016 – 2021
23
Renstra Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Sumatera Barat Tahun 2016 – 2021
41
Berdasarkan tabel diatas terlihat gambaran dari pencapaian
indikator kinerja sasaran Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi
Sumatera Barat. Pada indikator persentase petani yang mampu
memenuhi kebutuhan saprodi terlihat bahwa realisasi dari target
yang telah ditetapkan telah tercapai dengan baik. Adapun program
dan kegiatan yang mendukung pencapaian sasaran strategis ini
adalah Program Gerakan Terpadu Pensejahteraan Petani untuk
meningkatkan jumlah rumah tangga petani yang sejahtera tahun
2011-2015 dengan capaian target kinerja 100%
Gambar 3. Jumlah Rumah Tangga Petani Yang di fasilitasi
(KK)
Berdasarkan grafik di atas terlihat perkembangan jumlah
petani yang telah difasilitasi sejak tahun 2011 sampai dengan tahun
2015. Setiap tahun terdapat peningkatan jumlah petani yang
difasilitasi. Pada tahun 2011 jumlah petani yang difasilitasi adalah
sebanyak 2480 KK, dan pada tahun 2012 jumlah tersebut meningkat
menjadi 7440 KK dan sampai tahun 2013 telah mencapai 12.400 KK
yang difasilitasi. Sesuai target RPJMD sampai akhir tahun 2015
terdapat sebanyak 34.720 petani yang difasilitasi. Namun Pada tahun
2014 terdapat revisi renstra yang didalamnya memuat revisi
penyempurnaan tujuan, sasaran strategis, indikator dan target
kinerja.
0
5.000
10.000
15.000
20.000
25.000
30.000
35.000
2011 2012 2013 2014 2015
Realisasi 2.480 7.440 12.400 22.320 34.720
Renstra Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Sumatera Barat Tahun 2016 – 2021
42
Pada tahun 2011-2013 satuan target kinerja adalah kepala
keluarga tani (KK) dan mulai tahun 2014 target ini dirubah menjadi
persentase petani yang mampu memenuhi kebutuhan saprodi.
Penentuan persentase target adalah berdasarkan jumlah target
tahun 2014 dibandingkan dengan total target yang hendak dicapai
tahun 2015.
Untuk tahun 2015 terdapat lagi penyempurnaan yang
mana target ditentukan berdasarkan jumlah petani yang mampu
memenuhi kebutuhan saprodi dibandingkan dengan jumlah petani
Sumatera Barat secara keseluruhan. Yang mana jumlah petani adalah
34.720 KK dibandingkan dengan 287.240 KK tani sehingga didapat
persentase target adalah 8,42 %.
Pada tahun 2015 realisasi dari target telah tercapai 8,42 %
sesuai dengan yang diharapkan dalam rangka meningkatkan rumah
tangga petani yang sejahtera. Gerakan ini bertujuan untuk
meningkatkan jam kerja akan meningkat minimal mempunyai 3
usaha tani dengan jumlah jam kerja perharinya minimal menjadi 8
jam kerja efektif per hari.
Dalam pelaksanaannya direalisasikan melalui kegiatan 1)
Sekolah Lapang Pengembangan Jagung, 2) Pengembangan Tanaman
Buah-Buahan Untuk Peningkatan Pensejahteraan Petani, Sasaran
kegiatan adalah :
· Meningkatnya kemampuan usaha dari rumah tangga petani
melalui jam kerja efektif petani
Renstra Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Sumatera Barat Tahun 2016 – 2021
43
· Meningkatnya usaha tani jagung di kelompok tani dan
tertanamnya bibit buah-buahan di pekarangan.
Pada program Gerakan terpadu pensejahteraan petani ini
terdapat anggaran sebesar Rp. 1.087.975.100,- dengan realisasi
keuangan Rp.956.040.903,- (87,87%), dan realisasi fisik 100,00 %
(Sangat Baik).
Dalam rangka peningkatan kualitas SDM Pertanian baik
petani, petugas maupun penyuluh terdapat indikator Peningkatan
jumlah sumber daya manusia pertanian yang kompeten. Penentuan
target dibuat berdasarkan jumlah penyuluh dan petani yang ada di
Sumatera Barat dan pertimbangan anggaran yang akan diperoleh
pada tahun 2015.
Gambar 4. Perkembangan Peningkatan Jumlah
Sumber Daya Manusia Pertanian
yang Kompeten Tahun 2011-2015
Renstra Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Sumatera Barat Tahun 2016 – 2021
44
Adapun Program yang mendukung sasaran tersebut adalah :
1. Program Pemberdayaan Penyuluhan Pertanian yang terdiri dari 2
kegiatan yaitu : 1) Penyebarluasan informasi/bahan publik (jumpa
pers, temu kehumasan, dialog interaktif dan advokasi di media
cetak, 2) Pembinaan dan peningkatan SDM Tenaga Pendamping
POPT dan PMT Pada program ini dialokasikan anggaran sebesar
Rp. 332.202.200,- dengan terealisasi Rp. 314.395.100,- (94,64%),
dan realisasi fisik 100,00 % (Sangat Baik)
2. Program Peningkatan SDM Pertanian, yang terdiri dari 2 kegiatan
yang dilaksanakan yaitu : 1) Peningkatan SDM Petani, Petugas
dan Diklat Pertanian, 2) Pengembangan dan peningkatan SDM
SMK PP N Padang
3. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Pendidikan Pertanian
yang terdiri dari 2 kegiatan yaitu : 1) Peningkatan sarana dan
prasarana pendidikan /Pelatihan pertanian di balai diklat pertanian
dan 2) Peningkatan Sarana dan Prasarana Pendidikan SMK PP N
Padang.
Pada program ini anggaran yang dialokasikan
adalah sebesar Rp. 1.024.000.000,- dengan realisasi Rp.
1.012.557.000,- (98,88 %), dan realisasi fisik 100,00 % (Sangat
Baik).
Peningkatan jumlah sumber daya manusia pertanian yang
kompeten penting dalam rangka pendampingan terhadap petani
180190200210220230240
2011 2012 2013 2014 2015
Orang 200 200 200 219 234
Renstra Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Sumatera Barat Tahun 2016 – 2021
45
dalam pengembangan pertanian di Sumatera Barat, khususnya
mencapai peningkatan produksi dan pendapatan usaha pertanian.
Penyuluhan mendukung peningkatan usaha tani, berbisnis usahatani
yang lebih baik, organisasi yang lebih efektif serta sarana dialog yang
produktif untuk pemberdayaan petani.
Dengan meningkatnya jumlah sumber daya manusia
pertanian yang kompeten akan meningkatkan wawasan dan
pengetahuan petugas dan petani ditingkat lapangan sehingga
teknologi-teknologi baru bisa di aplikasikan ditingkat lapangan.
Pada tahun 2015 sesuai dengan Program Nawacita Presiden
RI dalam rangka Peningkatan UPSUS Swasembada Pangan, salah
satu teknik budidaya baru yang dikembangkan adalah budidaya padi
dengan sistem jajar legowo. Dari hasil dilapangan ternyata sistem
jajar legowo memberikan manfaat dan keuntungan bagi petani.
Realisasi produksi padi dan jagung terlihat belum mencapai target
yang ditetapkan. Hal ini karena data realisasi masih merupakan
angka ramalan yang merupakan hasil rapat koordinasi bersama di
tingkat nasional antara Kementerian Pertanian RI dan Badan Pusat
Statistik. Untuk Sumatera Barat data ini merupakan
angka kesepakatan antara Dinas Pertanian Tanaman Pangan dengan
Badan Pusat Statistik Provinsi Sumatera Barat. Berdasarkan data di
atas diketahui bahwa capaian target indikator kinerja pada sasaran
ini rata-rata sangat baik (194,52). Berdasarkan angka perkembangan
produksi per tahun terlihat bahwa produksi padi, jagung dan manggis
terus mengalami peningkatan. Dan untuk komoditi manggis terdapat
peningkatan produksi yang melebihi target yang ditetapkan setiap
tahunnya, terlihat pada gambar berikut ini.
Renstra Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Sumatera Barat Tahun 2016 – 2021
46
Gambar 5. Perkembangan Produksi Komoditi Padi,
Jagung, Manggis (ton)
Tahun 2011 -2015
0
500.000
1.000.000
1.500.000
2.000.000
2.500.000
3.000.000
2011 2012 2013 2014 2015
Padi (ton) 2.279.602 2.368.390 2.430.384 2.519.043 2.604.785
Jagung (ton) 471.849 495.497 547.417 605.347 618.833
Manggis (ton) 10.603 11.873 11.952 13.090 15,031
Renstra Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Sumatera Barat Tahun 2016 – 2021
47
Dari gambar di atas terlihat bahwa terdapat peningkatan
produksi pertanian dari tahun ke tahun hingga tahun 2015.
Perkembangan produksi padi mulai tahun 2011 sampai tahun 2015
terus mengalami peningkatan setiap tahunnya, yang mana terdapat
peningkatan sebesar 3,75% (88.788 ton) pada tahun 2012,
peningkatan 2,55 % (61.994 ton) pada tahun 2013, peningkatan 3,52
% (88.659 ton) pada tahun 2014 dan pada tahun 2015 terdapat
peningkatan sebesar 3,29 % atau sebanyak 85.742 ton.
Grafik Padi
Renstra Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Sumatera Barat Tahun 2016 – 2021
48
Untuk perkembangan komoditi jagung dapat diketahui
bahwa perkembangan produksi mulai tahun 2011 sampai tahun
2015 mengalami peningkatan setiap tahunnya, dimana terdapat
peningkatan sebesar 4,77 % (23.648 ton) pada tahun 2012,
peningkatan 9,48% (51.920 ton) pada tahun 2013 peningkatan
9,57% (57.930 ton) pada tahun 2014 dan pada tahun 2015 terdapat
peningkatan sebesar 2,18% atau sebanyak 13.486 ton.
Grafik Jagung
Pada komoditi manggis terlihat perkembangan produksi
yang juga mengalami peningkatan setiap tahunnya. Pada tahun 2012
terdapat peningkatan produksi sebesar 10,69% (1.270 ton), tahun
2013 meningkat sebesar 0,66% atau sebesar 79 ton, tahun 2014
meningkat sebesar 8,69% (1.138 ton) dan pada tahun 2015 terdapat
peningkatan sebesar 12,91 % (1.941 ton). Hal tersebut melebihi
target yang telah ditetapkan setiap tahunnya.
Grafik Manggis
0
100.000
200.000
300.000
400.000
500.000
600.000
700.000
2011 2012 2013 2014 2015
Jagung (ton) 471.849 495.497 547.417 605.347 618.833
Renstra Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Sumatera Barat Tahun 2016 – 2021
49
Penghitungan jumlah produksi ini didapat berdasarkan
data survey pertanian (SP) yang dikumpul setiap bulan melalui
petugas pengumpul data kecamatan yang kemudian direkap oleh
petugas data statistik kabupaten/kota, dan selanjutnya dikirim ke
Dinas Provinsi dan BPS. Selanjutnya data tersebut direkapitulasi
menjadi angka produksi Provinsi Sumatera Barat yang disepakati oleh
Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan BPS Provinsi Sumatera Barat.
Peningkatan produksi padi didukung dengan kegiatan
Pemasyarakatan Padi Tanam Sabatang melalui pendekatan
peningkatan luas panen dan peningkatan produktivitas dengan
kegiatan:
· Peningkatan SDM petani melalui Sekolah Lapang Padi Tanam
Sabatang (SL-PTS) dengan jumlah 75 unit (1.875 orang petani)
· Melalui Program Usaha Peningkatan Khusus (UPSUS) Pajale (padi,
jagung dan kedelai) yang dicanangkan Kementerian Pertanian RI
untuk mewujudkan Swasembada Pangan Nasional dengan
kegiatan 1.) Gerakan Penerapan Pengelolaan Tanaman Terpadu
(GPPTT) Padi sebanyak 400 unit (10.000 ha), 2.) Perbaikan
0
2.000
4.000
6.000
8.000
10.000
12.000
14.000
16.000
2011 2012 2013 2014 2015
Manggis (ton) 10.603 11.873 11.952 13.090 15.031
Renstra Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Sumatera Barat Tahun 2016 – 2021
50
Jaringan Irigasi, Pengembangan Optimasi Lahan, Pengembangan
SRI, dan Pengembangan Alat dan Mesin Pertanian.
· Penggunaan benih unggul bermutu 5.205 ton
· Faktor pendukung lain dalam meningkatkan produksi padi adalah
semakin lancarnya penyaluran pupuk bersubsidi dengan semakin
baiknya system pengawasan pupuk bersubsidi.
Dalam rangka Peningkatan produksi jagung didukung oleh
kegiatan Pengembangan kawasan jagung melalui peningkatan luas
panen dan peningkatan produktivitas terutama melalui bantuan benih
unggul dan GPPTT Jagung.
Kegiatan yang mendukung tercapainya indikator kinerja untuk
Produksi Hortikultura antara lain adalah Pengembangan Sayuran dan
Buah, Pembinaan dan Pengangan Tanaman Pangan dan Hortikultura,
Identifikasi dan registrasi Kebun Hortikultura
Hal ini didukung adanya kegiatan perbanyakan benih oleh BBI
sehingga ketersediaan benih bermutu untuk kebutuhan petani dapat
dipenuhi.
Untuk mencapai target pada indikator kinerja dari sasaran ini
terdapat 2 program yaitu 1) Peningkatan Produksi dan Mutu
Pertanian secara berkelanjutan, dan 2) Pengembangan kawasan
sentra produksi.
Pada program Peningkatan Produksi dan Mutu Pertanian
secara berkelanjutan dengan anggaran sebesar Rp. 2.747.679.830,-
maka terealisasi Rp. 2.603.253.143,- (94,74 %), dan realisasi fisik
100,00 % (Sangat Baik), sedangkan untuk Program Pengembangan
kawasan sentra produksi dari anggaran Rp. 1.857.338.400,-
terealisasi Rp. 1.581.928.600,- (85,17%), dan realisasi fisik 97,75 %
(Sangat Baik).
Pada program Peningkatan Produksi dan Mutu Pertanian
secara berkelanjutan, dalam pelaksanaannya terdapat 9 kegiatan
yang mendukung yaitu : Pemasyarakatan Padi Tanam Sabatang,
Renstra Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Sumatera Barat Tahun 2016 – 2021
51
Pemantauan Pupuk dan Pestisida, Pemurnian varietas dan Adaptasi
Pelepasan Varietas (Varietas Lokal), Pengawasan Mutu dan
Sertifikasi Benih, Fasilitasi Sarana Brigade dan Pengendalian
Serangan OPT, Peningkatan Perlindungan Tanaman, Pengawasan
Mutu dan Standar Pestisida, Pendampingan dan Penyusunan RDKK,
Pengembangan Tanaman Perkarangan melalui Saka Taruna Bumi.
Disamping itu pada Program Pengembangan Kawasan Sentra
Produksi terdapat 7 kegiatan yang mendukung yaitu : Pembinaan
dan Pengembangan kawasan jagung, Pembinaan dan
pengembangan tanaman hias, Pengembangan tanaman buah-
buahan di kawasan pesisir, Identifikasi dan registrasi lahan/kebun
hortikultura, Pembinaan dan pengembangan kawasan tanaman
pangan dan hortikultura, dan Sekolah lapang pertanian .
Dengan meningkatnya produksi tanaman pangan dan
hortikultura ini diharapkan perekonomian petani indonesia lebih
baik dan program swasembada pangan pun ikut tercapai.
Mulai tahun 2012 kawasan sentra telah mencapai 60
kawasan dan pada tahun 2013 diperkuat dengan SK Gubernur
Sumatera Barat Nomor 521/305/2013 tanggal 26 Maret 2013
tentang Penetapan Kawasan Pertanian Tanaman Pangan dan
Hortikultura Provinsi Sumatera Barat, diantaranya dapat dilihat
sebagai berikut :
1. Kawasan padi : 13 Kawasan
N
o
Kawasan Kabupaten/Kota
1 Kawasan Panti Rao Kabupaten Pasaman
2 Kawasan Talamau Kabupaten Pasaman Barat
Renstra Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Sumatera Barat Tahun 2016 – 2021
52
3 Kawasan Situjuah Kabupaten Lima Puluh Kota
4 Kawasan IV Angkat Canduang Kabupaten Agam
5 Kawasan Lubuak Basung Kabupaten Agam
6 Kawasan Sungai Tarab Kabupaten Tanah Datar
7 Kawasan Batang Anai Kabupaten Padang Pariaman
8 Kawasan Gunung Talang Kabupaten Solok
9 Kawasan Sungai Pagu Kabupaten Solok Selatan
1
0
Kawasan Tanjung Gadang Kabupaten Sijunjung
1
1
Kawasan Pulau Punjung Kabupaten Dharmasraya
1
2
Kawasan Lengayang Kabupaten Pesisir Selatan
1
3
Kawasan Ranah Pesisir Kabupaten Pesisir Selatan
2. Kawasan Jagung : 11 Kawasan
N
o
Kawasan Jagung Kabupaten/Kota
1 Kawasan Tigo Nagari Kabupaten Pasaman
2 Kawasan Rao Kabupaten Pasaman
3 Kawasan Pasaman Kabupaten Pasaman Barat
4 Kawasan Lembah Malintang Kabupaten Pasaman Barat
5 Kawasan Kinali Kabupaten Pasaman Barat
Renstra Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Sumatera Barat Tahun 2016 – 2021
53
6 Kawasan Guguak Kabupaten Lima Puluh Kota
7 Kawasan Ampek Angkek Kabupaten Agam
8 Kawasan Rambatan Kabupaten Tanah Datar
9 Kawasan Sangir Kabupaten Solok Selatan
1
0
Kawasan Linggo Sari Baganti Kabupaten Pesisir Selatan
1
1
Kawasan Pancung Soal Kabupaten Pesisir Selatan
Renstra Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Sumatera Barat Tahun 2016 – 2021
54
3. Kawasan Manggis : 12 Kawasan
N
o
Kawasan Kabupaten/Kota
1 Kawasan Bukit Barisan Kabupaten Lima Puluh Kota
2 Kawasan Parit Malintang Kabupaten Padang Pariaman
3 Kawasan Lubuak Tarok Kabupaten Sijunjung
4 Kawasan Bawan Kabupaten Agam
5 Kawasan Palembayan Kabupaten Agam
6 Kawasan Kamang Kabupaten Agam
7 Kawasan Sangir Kabupaten Solok Selatan
8 Kawasan Pakan Rabaa Kabupaten Solok Selatan
9 Kawawsan Linggo Sari
Baganti
Kabupaten Pesisir Selatan
1
0
Kawasan Sutera Kabupaten Pesisir Selatan
1
1
Kawasan Lengayang Kabupaten Pesisir Selatan
1
2
Kawasan Pauh Kota Padang
Indikator yang juga berpengaruh terhadap perkembangan
pertanaman di lapangan adalah adalah menurunnya luas serangan
hama dan penyakit tanaman dengan target 1 %. Target tersebut
dibuat berdasarkan perkiraan luas serangan OPT di lapangan dengan
Renstra Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Sumatera Barat Tahun 2016 – 2021
55
luas areal pertanaman dikalikan seratus persen. Target 1% sudah
merupakan standar secara nasional.
Berdasarkan realisasi yang terdapat di lapangan ternyata
serangan hama hanya sekitar 0,5% dari luas tanam padi secara
keseluruhan pada tahun 2015, yang mana luas serangan hama seluas
2.429 ha dari luas tanaman seluas 411.247 ha. Berarti tingkat capaian
keberhasilannya mencapai 150 %.
Berdasarkan data diatas diperoleh gambaran bahwa
rendahnya serangan hama atau berhasilnya upaya yang dilakukan
dalam rangka peningkatan perlindungan tanaman dari serangan
organisme pengganggu tanaman (OPT). Hal ini akan menguntungkan
kepada petani dimana dengan rendahnya serangan hama akan
berdampak baik bagi hasil produksi pertanian.
Program yang mendukung pencapaian sasaran strategis ini
adalah program Peningkatann roduksi dan Mutu Pertanian secara
berkelanjutan yang dalam pelaksanaannya kegiatan yang
mendukung yaitu : Peningkatan perlindungan tanaman, Fasilitasi
sarana brigade dan pengendalian serangan OPT dan Pengawasan
mutu dan standar pestisida.
Dalam rangka meningkatkan Nilai Tambah Komoditi
Pertanian Tanaman Pangan Hortikultura terdapat indikator kinerja
Meningkatnya produksi olahan pertanian (%). Berdasarkan tabel
Renstra Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Sumatera Barat Tahun 2016 – 2021
56
hasil pengukuran yang ada terlihat bahwa realisasi dari target yang
telah ditetapkan adalah 100% (sangat baik).
Penentuan capaian target kinerja ini disusun berdasarkan
target yang telah ada pada renstra yaitu sebanyak 15 unit dan
dibandingkan dengan jumlah unit pengolahan yang telah ada sampai
tahun 2014, sebanyak 145 unit dan dikalikan 100% sehingga
didapatkan target penambahan sebanyak 10,34% untuk tahun 2015.
Adapun peningkatan produksi olahan pertanian tersebut adalah
sebagai berikut :
Pisang Karamel
Pisang Jala
Denpusing
Chrispy Banana
Teh Daun Asam Kasambi
Pisang Coklat
Dendeng jantung Pisang
Manisan Pepaya
Kripik Sala
Kue Bawang Jagung
Tojin Jagung
Kripik Pisang jaring
Jahe merah Instan
Stick Wortel
Cabe Goreng
Aneka Mie Sayur
Kripik Pisang Balado
Cake Pisang
Kripik Kentang Cabe Hijau
Kue bawang kentang
Renstra Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Sumatera Barat Tahun 2016 – 2021
57
Program yang mendukung pencapaian sasaran tersebut adalah
Program Peningkatan Nilai Tambah, Daya Saing, Produksi Pertanian,
yang terdiri dari 3 kegiatan yaitu :
1. Pengembangan dan Peningkatan SDM kelompok. Pengolahan Hasil
serta Nilai Tambah Produk
2. Peningkatan mutu produk olahan kelompok UP3HP
3. Pembinaan dan Peningkatan Mutu Produk Olahan secara terpadu
Upaya yang dilakukan dalam peningkatan nilai tambah dan
daya saing produk TPH melalui agroindustri pedesaan adalah berupa
pengolahan hasil pertanian yakni dengan mengembangkan “Unit
Pelayanan Pengembangan dan Pengolahan Hasil Pertanian
(UP3HP) “ yang berorientasi mutu dan pembinaan manajemen
dalam proses berproduksi.
Renstra Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Sumatera Barat Tahun 2016 – 2021
58
Grafik Peningkatan Jumlah UP3HP (klpk)
0
50
100
150
200
Series 1
Series 2 83 100 110 125 145 160
2010 2011 2012 2013 2014 2015
Sampai tahun 2015 terdapat 160 unit kelompok UP3HP
tersebar di Kabupaten/Kota di Sumatera Barat dan yang difasilitasi
dengan peralatan pengolahan sebanyak 20 unit UP3HP yaitu :
1. Kelompok UP3HP Usaha Mandiri Kab. Lima Puluh
Kota
2. Kelompok UP3HP Flamboyan Kab. Lima Puluh Kota
3. Kelompok UP3HP Aua Sarumpun Kab. Agam
4. Kelompok UP3HP Gapoktan Tanu Tumbuh Kab.
Agam
5. Kelompok UP3HP KWT Bundo Kab. Tanah Datar
6. Kelompok UP3HP Kami Saiyo Kab. Tanah Datar
7. Kelompok UP3HP Bawang Merah Kab. Tanah Datar
8. Kelompok UP3HP Koto Baru Saiyo Kab. Tanah
Datar
9. Kelompok UP3HP Melati Suci Kab Padang Pariaman
10. Kelompok UP3HP Laris Manis Kab. Solok
11. Kelompok UP3HP Lembang Jao Mandiri Kab. Solok
12. Kelompok UP3HP Wanita Mandiri Kab. Solok
13. Kelompok UP3HP Melati Putih Kab. Solok Selatan
Renstra Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Sumatera Barat Tahun 2016 – 2021
59
14. Kelompok UP3HP Karya Bersama Kab. Solok
Selatan
15. Kelompok UP3HP Lansek Mani Kab. Sijunjung
16. Kelompok UP3HP KWT Ismi Kab. Pesisir Selatan
17. Kelompok UP3HP Sumber Rezeki Kab. Pesisir
Selatan
18. Kelompok UP3HP Bunda Kreatif Kota Bukittinggi
19. Kelompok UP3HP Karya Nyata Kota Bukittinggi
20. Kelompok UP3HP Karya Bersama Kota Padang
Diharapkan kelompok-kelompok tersebut berkembang
dengan baik, dapat menjadi motivator/pendorong bagi kelompok/
pelaku usaha lainnya untuk meningkatkan produksi dan nilai tambah
produk, yang akan berdampak pada peningkatan kesejahteraan
pelaku usaha.
Untuk memperbaiki mutu produk pertanian agar dapat
bersaing di pasar domestik maupun internasional telah dilaksanakan
cara-cara penanganan pascapanen dan pengolahan yang baik yang
saat ini dikenal dengan istilah Good Handling Practices (GHP) dan
Good Manufakturing Practices (GMP) dan Hazard Analysis Critical
Control Points ( HACCP ), Cara-cara tersebut merupakan aspek yang
penting untuk meningkatkan mutu produk pertanian.
Dengan adanya usaha-usaha yang dilakukan untuk
peningkatan nilai tambah komoditi pertanian tanaman pangan dan
hortikultura maka berdasarkan keterangan di atas diketahui bahwa
telah semakin berkembangnya unit usaha pengolahan produk hasil
pertanian dengan bertambahnya jenis produk olahan yang terdapat
di pasaran.
Untuk meningkatkan daya saing komoditi melalui
pengembangan agroindustri Indikator sasarannya adalah penerapan
GHP dan GMP Produk olahan dengan target peningkatan pada tahun
Renstra Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Sumatera Barat Tahun 2016 – 2021
60
2015 adalah 20 %. Hal ini di buat berdasarkan target yan telah
disusun pada Renstra 2010-2015 sebanyak 10 unit dibandingkan
dengan jumlah unit penerapan GHP dan GMP yang telah dicapai pada
tahun 2014 yaitu sebanyak 50 unit kemudian dikalikan seratus
persen.
Peningkatan tahun 2015 (unit) dibandingkan dengan jumlah
penerapan GHP dan GMP yang ada pada tahun 2014 dikali seratus
persen. Pada tahun 2015 terealisasi 10 unit produk olahan yang
menerapkan GHP dan GMP. Dan peningkatan ini jika dibandingkan
dengan produk olahan yang menerapkan GHP dan GMP sampai
tahun 2014 (50 unit) dikalikan seratus persen maka diperoleh hasil
20% (tercapai sesuai target) atau terealisasi 100 %.
Grafik Penerapan GHP dan GMP Produk Olahan (unit)
Berdasarkan data di atas terlihat perkembangan penerapan
GHP dan GMP produk olahan dari tahun 2010 sampai tahun 2015.
Yang mana sampai pada tahun 201 telah mencapai 60 unit
penerapan GHP dan GMP produk olahan
Adapun unit produk olahan yang telah menerapkan GHP dan
GMP tersebut adalah sebagai berikut :
Keripik Wijen Ubi Ungu UP3HP Patamuan Kito
Stick Wortel UP3HP Bambu Kuning
Kerupuk Ubi UP3HP Rahmat
0
102030
405060
2010 2011 2012 2013 2014 2015
Series 1
Series 2 5 10 20 30 50 60
Renstra Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Sumatera Barat Tahun 2016 – 2021
61
Kerupuk Ubi Tiga Warna UP3HP Bundo
Kacang Tojin UP3HP Rona
Kripik Kentang UP3HP Tunas Madani
Kerupuk Labu UP3HP Bundo Kanduang
Pisang Sale UP3HP Nan Sakato
Rubik Ganepo Balado UP3HP Senior Ganepo
Kripik Ubi Ungu Wijen UP3HP Pelangi
Sanjai Lidi UP3HP Solok Mato Aia
Dakak – Dakak UP3HP Panca Surya
Kue Sapik Pulut Hitam UP3HP Kembang Sari Prima
Stick Tepung Beras UP3HP Harapan Tani
Snack 88 UP3HP Suka Maju
Kerupuk Kentang Balado UP3HP Lembang Jao Mandiri
Keripik Pisang UP3HP Nan Sakato
Stick Ubi Ungu UP3HP Patamuan Kito
Doksistu Komoditi Manggis Asosiasi Petani Manggis
Doksistu Beras Merah Organik PPO Santiago
Doksistu Beras Hitam Organik PPO Santiago
Untuk Peningkatan Nilai Tambah dan Daya Saing Produk
diperlukan komitmen pelaku usaha untuk mempertahankan mutu
produk secara konsisten dimana penerapan SOP harus dilaksanakan.
Sampai dengan tahun 2015 ini telah disusun SOP produk Olahan dari
Kelompok UP3HP di Sumatera Barat sebanyak 60 SOP dengan target
setiap tahun minimal 5 SOP, untuk tahun 2015 SOP yang disusun
adalah :
Kerupuk Cancang UP3HP Bunda Kreatif
Kerupuk Cancang UP3HP Karya Reyat
Keripik kentang Balado UP3HP Lembang Jao Mandiri
Tojin Jagung Super UP3HP Ismi
Serundeng Ubi UP3HP Kami Saiyo
Keripik Manis Pedas UP3HP Bawang Merah
Ubi Tiga Warna UP3HP Bundo
Renstra Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Sumatera Barat Tahun 2016 – 2021
62
Kerupuk Kamang UP3HP Indah Sari
Serundeng Ubi Kayu UP3HP Laris Manis
Serundeng Kentang UP3HP Lembang Jao Mandiri
Program yang mendukung pencapaian sasaran tersebut
adalah Program Peningkatan Nilai Tambah, Daya Saing, Produk Hasil
Pertanian, yang terdiri dari kegiatan :
1. Peningkatan pengolahan hasil dan nilai tambah tanaman pangan.
2. Peningkatan mutu produk olahan kelompok UP3HP
3. Penguatan SDM kelompok Usaha Pertanian secara terpadu
Adapun realisasi keuangan dan fisik Program Peningkatan
Nilai Tambah, Daya Saing, Produk Hasil Pertanian dapat dilihat dari
anggaran yang tersedia sebesar Rp. 1.282.149.230,- terealisasi Rp.
1.236.197.250,- (96,42 %), dan fisik terealisasi 100,00 % (Sangat
Baik).
Dengan tercapainya target dari indikator tersebut
diperoleh hasil bahwa usaha pengolahan hasil pertanian telah
semakin berkembang dan mengarah pada cara pengolahan yang baik
sesuai dengan penerapan GHP dan GMP.
Pada Indikator kinerja sasaran. Penentuan target indikator
ini adalah berdasarkan pada Renstra dengan melihat luas daerah
pertanian organik yang ada di Sumatera Barat dan pertimbangan
anggaran.
Realisasi pada tahun 2015 adalah 55 ha (55%). Target ini
tidak sepenuhnya tercapai karena dipengaruhi oleh kondisi lapangan
dan keterbatasan anggaran. Namun jika dilihat dari tahun-tahun
Renstra Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Sumatera Barat Tahun 2016 – 2021
63
sebelumnya ada terdapat peningkatan luasan pertanian organik. Dari
evaluasi yang dilaksanakan maka diperoleh gambaran bahwa
pencapaian indikator kinerja sasaran tersebut adalah cukup baik (53-
84% ).
Perkembangan pencapaian indikator kinerja pada
sasaran 7 dapat dilihat pada tabel berikut :
Grafik Perkembangan Capaian Perkembangan
Pertanian Organik
Indikator kinerja ini didukung oleh Program Peningkatan Nilai
Tambah, Daya Saing, Produk Hasil Pertanian, dengan kegiatan
Sertifikasi Pangan dan Pemasyarakatan Pertanian Organik
Kegiatan pemasyarakatan pertanian organik merupakan
upaya mengubah pola tani yang biasanya menggunakan pupuk dan
pestisida secara berlebihan menjadi pertanian organik yang ramah
lingkungan. Untuk mencapai target kinerja diatas, dilaksanakan :
1. Sekolah Lapang Pertanian Organik sebanyak 5 unit, dengan
kelompok tani sbb,:
Kelompok Tani Sahabat Tani di Kecamatan Nan Sabaris di Kab.
Padang Pariaman.
Kelompok Tani Merapi Subur di Kab. Tanah Datar
Kelompok Tani Rimbun di Kec. Ampek Angkek Kab. Agam
Kelompok Tani Parambahan di Kec. Baso Kab. Agam
0
100
200
300
400
500
2011 2012 2013 2014 2015
(Ha) 250 500 100 239 55
Renstra Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Sumatera Barat Tahun 2016 – 2021
64
Kelompok Tani Tunas Muda di Kec. Lareh Sago Halaban Kab.
50 Kota
2. Demplot Sayur sebanyak 5 unit dengan kelompok tani sbb,
Kelompok Tani Ikhlas di Kec. Ampek Angkek Kab. Agam
Kelompok Tani Bareco Jaya di Kec. Sungai Puar
Kelompok Tani Serumpun Makmur di Kota Padang Panjang
3. Pusat Studi Pertanian Organik sebanyak 1 Unit yaitu Institut
Pertanian Organik yang berlokasi di Aie Angek
4. Pelatihan Lapangan Sertifikasi Organik sebanyak 7 Unit dengan
kelompok tani sbb,
Kelompok Tani Tuah Sakato di Kab. Padang Pariaman
Kelompok Tani Indah Sakato di Kab. Padang Pariaman
Kelompok Tani Matahari Terbit di Kab. Padang Pariaman
Kelompok Tani Ikhlas di Kab. Agam
Kelompok Tani Tunas Muda di Kab. 50 Kota
Kelompok Tani Kampuang 2 Sakato di Kab. 50 Kota
Kelompok Tani Kandis Maju di Kab. Solok
5. Pelatihan Internal Control System sebanyak 5 unit dengan
kelompok tani sbb,
· Kelompok Tani Hidayah di Kab. Padang Pariaman
· Kelompok Tani Mitra baru di Kab. Padang Pariaman
· Kelompok Tani Tuah Sakato di Kab. 50 Kota
· Kelompok Tani Sungai Kolam di Kab. 50 Kota
· Kelompok Tani Kampuang 2 Sakato di Kec. Mungka
Belum tercapainya target sasaran pada tahun 2015 ini
disebabkan Alokasi Dana untuk Kegiatan Sertifikasi Pangan dan
Pemasyarakatan Pertanian Organik ini jauh berkurang dari tahun
sebelumnya. Biasanya kegiatan pengembangan pertanian organik ini
juga didukung oleh anggaran kabupaten/ kota. Namun pada tahun
2015 kabupaten/ kota tidak menganggarkan lagi kegiatan untuk
Renstra Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Sumatera Barat Tahun 2016 – 2021
65
mendukung pertanian organik tersebut. Selain itu, insentif harga
untuk setiap kg produksi komoditi pertanian organik yang dihasilkan
petani sebesar Rp. 250,-/kg ditiadakan, dikarenakan adanya evaluasi
dari Inspektorat. Padahal dana insentif tersebut sebagai rangsangan
untuk meningkatkan minat petani bertanam secara organik.
Lembaga Sertifikasi Organik (LSO) bertugas memverifikasi,
menginspeksi dan menerbitkan sertifikat organik bagi lahan pertanian
yang telah menerapkan pola tani selaras alam tersebut. Ditahun
2015 ini telah terealisasi 7 buah sertifikat dengan kelompok tani
sebagai berikut :
1. Kelompok Tani Budi Saiyo di Kab. Padang Pariaman
2. Kelompok Tani Pelita Gunung di Kab. Padang Pariaman
3. Kelompok Tani Tuah Sakato di Kab. Padang Pariaman
4. Kelompok Tani Tunas Muda di Kab. 50 Kota
5. Kelompok Tani Ikhlas di Kab. Agam
6. Kelompok Tani Kampuang 2 Sakato di Kec. Mungka
7. Kelompok Tani Hidayah di Kab. Padang Pariaman
Meskipun luasan pertanian organik bertambah tidak
sesuai dengan target namun dari segi pembinaan di lapangan telah
dilaksanakan dengan baik dalam rangka meningkatkan motivasi
petani dalam pengembangan pertanian organik menuju system
pertanian yang ramah lingkungan dan konsumsi produk pertanian
yang sehat.
Pada Indikator Kinerja sasaran peningkatan jumlah
poktan / gapoktan yang melakukan Kemitraan, penentuan indikator
ini adalah dalam rangka pencapaian sasaran meningkatnya posisi
tawar petani karena dengan adanya poktan/gapoktan yang
melakukan kemitraan maka usaha petani akan lebih berkembang dan
Renstra Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Sumatera Barat Tahun 2016 – 2021
66
semakin banyak pasar yang didapatkan. Penentuan target ini
berdasarkan target yang ditetapkan dalam Renstra 2010-2015.
Renstra Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Sumatera Barat Tahun 2016 – 2021
67
Grafik Perkembangan jumlah Poktan/Gapoktan
yang melakukan kemitraan (unit/th)
Adapun Poktan/Gapoktan tersebut adalah sebagai berikut
:
1. Asosiasi petani manggis Sumatera Barat dengan Pimpinan PT.
Super Maju Jakarta
2. Petani Manggis Sumatera Barat dengan Pasar Induk Jakarta
3. UP3HP Minang Lestari dengan Afra Yani dengan CV. Rindang Raya
Batam
4. Assosiasi STA Sumatera Barat dengan Irham Hadi CV Alamanda
Sejati Utama Dumai
5. ASTA Sumatera Barat dengan PT. Carefour Kota Pekan Baru
6. UP3HP Indah Sari Kab. Agam dengan Keripik Balado “Mahkota”
Padang
7. UP3HP Harapan Tani Kab. Padang Pariaman dengan Keripik
Balado “Mahkota” Padang
8. UP3HP Sumatera Barat’ Minang Lestari” dengan Keripik Balado
“Mahkota” Padang
9. UP3HP Lembang Jao Mandiri Kab. Solok dengan Keripik Balado
“Mahkota” Padang
0
10
20
30
2011
2012
2013
2014
2015
Series 1
Series 2 5 7 12 17 29
Renstra Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Sumatera Barat Tahun 2016 – 2021
68
10.Gapoktan Irliko Sukra Kab. Solok dengan Toko Beras “H. Vely”
Padang
11.Gapoktan Mawar Kab. Solok dengan Toko Beras “H. Vely” Padang
12.Gapoktan Batang Timbulun Kota Padang dengan Toko Beras “ H.
Vely “ Padang
Hal yang telah dilakukan oleh poktan/gapoktan dengan
pengusaha adalah membuat perjanjian kerjasama dalam pemasaran
hasil pertanian. Indikator kinerja ini didukung oleh program
Peningkatan pemasaran hasil produksi pertanian dengan kegiatan
Pembinaan penanganan pasca panen dan pengolahan hasil pertanian
tanaman pangan dan hortikultura dan Promosi pemasaran hasil
pertanian dan penyebaran informasi pasar
Indikator kinerja Berkembangnya LKMA dengan target
sebanyak 65 kelompok pada tahun 2015. Indikator dan target kinerja
ini disusun dengan mengingat pentingnya keberadaan lembaga
keuangan di pedesaan dalam rangka menunjang kegiatan
perekonomian di tingkat petani. Penentuan target dibuat berdasarkan
Renstra, perkembangan dari tahun sebelumnya dan pertimbangan
anggaran 2015.
Realisasi pada tahun 2015 adalah sebanyak 65 kelompok LKMA
(100%). Dari evaluasi yang dilaksanakan maka diperoleh gambaran
bahwa indikator kinerja sasaran tersebut telah tercapai sangat baik.
Grafik Perkembangan Lembaga Keuangan di
Pedesaan (klp)
Renstra Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Sumatera Barat Tahun 2016 – 2021
69
Dari grafik di atas diketahui bahwa pada tahun 2011 telah
terdapat 346 kelompok LKMA yang berkembang. Hal ini berlanjut
pada tahun 2012 dan 2013 sehingga di akhir tahun 2014 LKMA yang
berkembang telah mencapai 800 kelompok dan di tahun 2015
terdapat penambahan sebanyak 65 kelompok sehingga menjadi 865
kelompok LKMA.
Indikator kinerja ini didukung oleh program Peningkatan
kapasitas kelembagaan dan SDM Petani dengan kegiatan yaitu
Pemberdayaan kelembagaan tani.
Adapun realisasi keuangan dan fisik Program Peningkatan
kapasitas kelembagaan dan SDM Petani dapat dilihat dari anggaran
yang tersedia sebesar Rp. 1.770.318.920,- terealisasi Rp.
1.639.932.305,- (92,63%), dan fisik terealisasi 97,54% (Sangat
Baik).
Untuk meningkatkan ketahanan petani dibidang
keuangan di Sumatera Barat sampai saat ini telah dikembangkan
Lembaga Keuangan Mikro Agribisnis yang bertujuan membantu
petani dalam mengakses keuangan dan permodalan. Untuk lebih
meningkatkan keterampilan dan pengetahuan pengelola LKMA yang
ada di Sumatera Barat, telah dilaksanakan pelatihan bagi manajer
LKMA, yang pada akhirnya akan meningkatkan kapasitas LKMA untuk
pengelolaan bidang Administrasi, Simpan pinjam dan Manegerial
LKMA.
0200400600800
1000
2010 2011 2012 2013 2014 2015
Series 1
Series 2 200 346 492 720 800 865
Renstra Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Sumatera Barat Tahun 2016 – 2021
70
Dengan semakin meningkat dan berkembangnya
LKMA maka petani akan lebih mudah dalam memperoleh permodalan
untuk usaha tani mereka.
Sarana dan Prasarana Lahan, Air dan Alsintan merupakan
faktor penting bagi peningkatan produksi tanaman. Dari tabel ada
empat indicator sasaran yang merupakan unsur-unsur yang penting
dalam hal berkembangnya sarana dan prasarana lahan, air dan
alsintan.
Grafik Penambahan Luas lahan sawah (ha/th)
Pada tahun 2011-2014 indikator sasaran ini adalah
penambahan luas lahan sawah. Setelah mengalami revisi dan
penyempurnaan pada tahun 2015 indikator tersebut berubah mejadi
total luas lahan sawah. Berdasarkan data yang ada jika dibandingkan
dengan tahun 2014 luas lahan sawah meningkat 563 ha atau
100,25%. Penambahan luas sawah ini dengan pemanfaatan lahan
sawah yang baru dicetak pada tahun 2014, namun tidak segera
diolah. Tapi dengan pembinaan petani secara intensif dan difasilitasi
dengan bantuan sarana produksi pertanian di tahun 2015 ini,
sehingga petani dengan segera mengusahakan lahan sawah tersebut
secara berkelanjutan.
0500
10001500200025003000350040004500
2011 2012 2013 2014
(ha/th) 1050 3200 4200 4494
Renstra Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Sumatera Barat Tahun 2016 – 2021
71
Indikator kinerja peningkatan jumlah kelompok tani yang
menggunakan pupuk organik merupakan hasil revisi dari sasaran
strategis tahun 2014. Dan pada tahun sebelumnya tidak dilakukan
pendataan. Perkembangan data mulai dari tahun 2014 s/d 2015
adalah sebagai berikut:
Grafik Peningkatan jumlah kelompok tani yang
menggunakan pupuk organik (klp)
Berdasarkan grafik di atas terlihat bahwa terdapat
penurunan kelompok tani yang menggunakan pupuk organik. Hal ini
disebabkan oleh terbatasnya anggaran untuk memfasilitasi petani
dalam penyediaan pupuk organik.
Grafik Perluasan areal hortikultura/buah-buahan
(pohon/th)
0
500
1000
1500
2014 2015
klp 1215 1215
Renstra Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Sumatera Barat Tahun 2016 – 2021
72
Pencapaian target indikator kinerja untuk perluasan areal
hortikultura/ buah-buahan belum mencapai target yang diharapkan,
hal ini dikarenakan terbatasnya anggaran untuk pengadaan bibit
buah-buahan. Sehingga penambahan luas areal juga sedikit
0
100000
200000
300000
400000
500000
2011 2012 2013 2014 2015
(Pohon/th) 262500 416500 316300 281000 150000
Renstra Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Sumatera Barat Tahun 2016 – 2021
73
Grafik persentase Kelompok tani yang
menggunakan alsintan (%)
2.3.1. Dukungan Anggaran
Penganggaran berbasis kinerja adalah suatu sistem
anggaran yang mengutamakan upaya pencapaian
keluaran daripada menitikberatkan alokasi biaya atau input
semata. Output (keluaran) menunjukkan barang atau jasa
yang dihasilkan dari program atau kegiatan sesuai dengan
input yang digunakan. Input (masukan) adalah besarnya
sumber dana, sumber daya manusia, material, waktu dan
teknologi yang digunakan untuk melaksanakan suatu
program atau kegiatan. Dalam anggaran berbasis kinerja,
setiap penggunaan sumber daya yang direncanakan harus
dapat dikaitkan dengan produk berupa barang atau jasa
yang akan dihasilkan.
Rincian Anggaran dan Realisasi Pendanaan SKPD Dinas
Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Sumatera Barat Tahun
2006-2010 dapat dilihat pada tabel dibawah ini :
Tabel 2.6 Pagu Anggaran dan Realisasi Tahun
2011 - 2015
0
20
40
60
80
100
2011 2012 2013 2014 2015
(%) 50 65 70 75,77 92,69
Renstra Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Sumatera Barat Tahun 2016 – 2021
74
No. Tahun Pagu Anggaran (Rp.) Fisik Keuangan
1 2011 53.663.423.481 49.973.932.653 99,82 93,12
2 2012 68.784.244.925 63.588.891.525 99,32 92,45
3 2013 87.955.718.644 85.032.306.670 99,92 96,68
4 2014 86.313.416.562 83.398.350.176 99,66 96,62
5 2015 69.473.966.283 66.540.679.939 99,67 95,78
% RealisasiRealisasi
2.3.2. Produk Domestik Bruto (PDRB)
Pertumbuhan ekonomi merupakan suatu
gambaran mengenai dampak pembangunan yang
dilaksanakan. Pertumbuhan tersebut merupakan laju
pertumbuhan yang dibentuk dari berbagai macam sektor
ekonomi, yang secara tidak langsung menggambarkan
tingkat perubahan ekonomi yang terjadi.
Salah satu indikator penting untuk mengetahui
kondisi ekonomi di suatu wilayah dalam suatu periode
tertentu ditunjukkan oleh data Produk Domestik Regional
Bruto (PDRB), baik atas dasar harga berlaku maupun atas
dasar harga konstan. PDRB didefinisikan sebagai jumlah
nilai tambah yang dihasilkan oleh seluruh unit ekonomi.
PDRB atas dasar harga berlaku dapat digunakan untuk
melihat pergeseran dan struktur ekonomi, sedang harga
konstan digunakan untuk mengetahui pertumbuhan
ekonomi dari tahun ke tahun.
Struktur ekonomi Provinsi Sumatera Barat tahun
2014 didukung oleh tiga lapangan usaha utama yaitu salah
satunya Lapangan Usaha Pertanian, Kehutanan dan
Perikanan. Sebagai sumber pendapatan tunai masyarakat,
pada tahun 2014 kontribusi sektor pertanian, secara
Renstra Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Sumatera Barat Tahun 2016 – 2021
75
ekonomi terhadap pembentukan PDRB Sumatera Barat,
adalah sebesar 20,26 %. Sektor pertanian ini terdiri dari
sub sektor tanaman pangan dan hortikultura, perkebunan,
peternakan, kehutanan dan perikanan.
Konstribusi sektor pertanian terhadap PDRB
Sumatera Barat secara persentase menunjukkan
konstribusi yang menurun, hal ini disebabkan karena
terjadinya pergeseran perekonomian ke sektor jasa,
industri dan perdagangan. Tetapi jika dilihat secara
nominal, PDRB sub sektor tanaman pangan dan
hortikultura selalu terjadi peningkatan sejalan dengan
terjadinya peningkatan produksi komoditi tanaman pangan
dan hortikultura setiap tahun serta nilai jual. Seperti kita
ketahui bahwa yang menjadi PDRB subsektor tanaman
pangan dan hortikultura adalah sigma produksi masing-
masing komoditi dikali dengan harga (nilai jual) dikurangi
dengan biaya antara.
Perkembangan PDRB memperlihatkan bahwa
peranan sektor pertanian masih tetap dominan dan
diperkirakan akan tetap menjadi pengarah perekonomian
Sumatera Barat di masa depan dimana sebagian besar
penduduk Sumatera Barat menggantungkan kehidupannya
pada sektor ini.
Perkembangan PDRB sub sektor tanaman pangan
dan hortikultura, PDRB sektor pertanian dan PDRB Provinsi
Sumatera Barat menurut lapangan usaha atas dasar harga
berlaku dapat dilihat pada grafik dibawah ini
Renstra Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Sumatera Barat Tahun 2016 – 2021
76
Grafik 3.1. Kontribusi Masing-Masing Sektor Terhadap
PDRB
Sumatera Barat tahun 2014
2.3.5 NILAI TUKAR PETANI (NTP)
Sektor pertanian merupakan sumber penghidupan
masyarakat dan sekaligus sebagai motor penggerak
pertumbuhan ekonomi di Sumatera Barat yang diharapkan
dapat meningkatkan pendapatan petani dalam rangka
pengentasan kemiskinan.
Untuk melihat keberhasilan pembangunan
pertanian selain data tentang pertumbuhan ekonomi, juga
diperlukan data pengukur tingkat kesejahteraan petani.
Nilai Tukar Petani (NTP) yang merupakan ratio indeks
harga yang diterima petani (lt) dengan indeks harga yang
dibayarkan petani (lb) (dalam persentase), merupakan
salah satu indikator untuk mengukur tingkat kesejahteraan
petani. NTP merupakan indikator untuk melihat tingkat
kemampuan/daya beli petani di pedesaan yang juga
Renstra Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Sumatera Barat Tahun 2016 – 2021
77
menunjukkan daya tukar (term of trade) dari produk
pertanian dengan barang dan jasa yang dikonsumsi
maupun untuk biaya produksi. Indeks harga yang diterima
petani (It) adalah indeks harga yang menunjukkan
perkembangan harga produsen atas hasil produksi petani,
sedangkan indeks harga yang dibayarkan petani (lb)
adalah indeks harga yang menunjukkan perkembangan
harga kebutuhan rumah tangga petani, baik itu kebutuhan
konsumsi rumah tangga maupun kebutuhan untuk proses
produksi pertanian. (Badan Pusat Statistik Provinsi
Sumatera Barat, Nilai Tukar Petani Sumatera Barat 2002-
2011, Tahun 2012)
Seiring dengan terjadinya banyak perubahan
baik dalam pergeseran nilai produksi komoditas pertanian
maupun pola konsumsi maka untuk perhitungan NTP mulai
tahun 2008 menggunakan tahun dasar terbaru yaitu tahun
2007 (2007 = 100) meliputi 5 (lima) sub sektor yaitu sub
sektor padi dan palawija, sub sektor hortikultura, sub
sektor tanaman perkebunan rakyat, sub sektor
peternakan, dan sub sektor perikanan, setelah sebelumnya
menggunakan tahun dasar tahun 1993 (1993=100). (Nilai
Tukar Petani Sumatera Barat 2002-2011, Tahun 2012)
Pada tahun 2014, Nilai Tukar Petani berkisar antar 105,48-
104,21 yang berarti bahwa penerimaan petani lebih besar
dari pengeluaran. Rata-rata NTP tahun 2014 sebesar
100,60 dan jika dibandingkan dengan NPT tahun 2013
sebesar 104,21 berarti NTP tahun 2014 mengalami
penurunan.
Perkembangan Indeks Harga yang Diterima Petani (lt),
Indeks Harga yang Dibayarkan Petani (lb) dan Nilai Tukar
Petani (NTP) Sumatera Barat tahun 2010-2014 dapat
dilihat pada tabel 3.2 serta grafik 3.2 berikut ini.
Renstra Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Sumatera Barat Tahun 2016 – 2021
78
Tabel 3.2 Perkembangan Indeks Harga yang Diterima
Petani (lt),
Indeks Harga yang Dibayarkan Petani (lb)
Dan Nilai
Tukar Petani (NTP) Sumatera Barat Tahun
2010-2014
URAIAN
TAHUN
2010 2011 2012 2013 2014
Indeks yang Diterima Petani 132,98 141,05 144,54 150,29 112.54
Indeks yang Dibayar Petani 126,07 132,75 137,75 144,23 111,87
NTP 105,48 106,25 105,02 104,21 100,60
Grafik 3.2 Perkembangan Indeks Harga yang Diterima
Petani (lt),
Indeks Harga yang Dibayarkan Petani (lb) Dan Nilai
Tukar
Petani (NTP) Sumatera Barat Tahun 2010-
2014
Renstra Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Sumatera Barat Tahun 2016 – 2021
79
Perkembangan indeks harga yang diterima petani (lt),
indeks harga yang dibayarkan petani (lb) dan Nilai Tukar Petani (NTP)
Sumatera Barat setiap bulan pada tahun 2014, dapat dilihat pada
tabel 3.3 berikut ini:
Renstra Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Sumatera Barat Tahun 2016 – 2021
80
Tabel 3.3 Perkembangan Indeks Harga yang Diterima
Petani (lt),
Indeks Harga yang Dibayarkan Petani (lb) Dan
Nilai Tukar
Petani (NTP) Sumatera Barat Tahun 2014
No. Kabupaten/Kota
Tahun 2014
Indeks Diterima Indeks Dibayar NTP
Petani Petani
1 Januari 110,77 109,51 101,15
2 Pebruari 110,19 109,45 100,68
3 Maret 110,63 109,55 100,99
4 April 111,10 109,62 101,35
5 Mei 111,50 109,99 101,37
6 Juni 111,23 110,29 100,85
7 Juli 112,03 111,45 100,53
8 Agustus 112,90 112,34 100,50
9 September 113,39 113,19 100,17
10 Oktober 114,46 113,67 100,70
11 November 115,44 115,52 99,93
12 Desember 116,87 117,87 99,15
Jumlah 112,54 111,87 100,60
Sumber : Sumatera Barat Dalam Angka 2015
Renstra Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Sumatera Barat Tahun 2016 – 2021
81
Upaya peningkatan pendapatan petani tidak selalu secara
otomatis diikuti dengan peningkatan kesejahteraan petani. Unsur
penting yang berpengaruh terhadap tingkat kesejahteraan petani
adalah tingkat pendapatan petani dan nilai pengeluaran yang harus
dibelanjakan keluarga petani serta faktor-faktor non-finansial seperti
faktor sosial budaya.
Nilai pendapatan petani dapat bersumber dari usaha pertanian
dan usaha non pertanian. Nilai pendapatan yang bersumber dari
usaha pertanian akan diperoleh dari selisih nilai penjualan komoditas
usaha tani yang dihasilkan dengan biaya usaha tani yang dikeluarkan.
Nilai penjualan hasil usaha tani akan ditentukan oleh volume produksi
yang dihasilkan serta harga jual. Pada tingkat harga yang sama
(konstan), maka semakin besar volume produksi yang dihasilkan
makin besar pula nilai penjualan usaha tani.
2.4 TANTANGAN DAN PELUANG PENGEMBANGAN
PELAYANAN SKPD
Sebagian besar penduduk Sumatera Barat
menempati wilayah pedesaan dan hidupnya sangat bergantung
pada sektor pertanian. Pada tahun 2014 penduduk Provinsi
Sumatera Barat berjumlah 4.957.719 jiwa terdiri dari 1.182.688
KK , 54 % merupakan keluarga petani (644.610 KK) . Aktifitas
pertanian meliputi produksi padi/palawija yang dikelola oleh
426.135 KK ; produksi hortikultura mencakup 261.298 KK;
sektor perkebunan 446.287 KK; sektor peternakan 280.250 KK;
sektor perikanan 63.252 dan yang mengelola hasil hutan
sebanyak 59.018 KK. Total keterlibatan petani dalam aktifitas
Renstra Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Sumatera Barat Tahun 2016 – 2021
82
pertanian adalah 644.610 KK, hal ini memperlihatkan bahwa
usaha pekerjaan petani di Sumatera Barat rata-rata 2,38
artinya rata-rata petani melakukan lebih dari dua jenis aktifitas
pertanian (Sumber : Buku Langkah dan Jalan Pertanian
Berkelanjutan untuk Kesejahteraan Petani di Sumatera Barat).
Hal tersebut menunjukkan bahwa pembangunan sektor
pertanian terutama tanaman pangan dan hortikultura di
Sumatera Barat sangat strategis untuk meningkatkan taraf
hidup penduduk di pedesaan selain sebagai penyediaan pangan
melalui upaya peningkatan produksi pertanian guna menjaga
ketahanan pangan. Melalui Program Pembangunan Tanaman
Pangan dan Hortikultura, strategi pemerintah diharapkan
mampu bersaing di tengah dinamika perubahan lingkungan
strategis internasional, mengingat saat ini ASEAN Economic
Comunity (AEC)atau Pasar Bebas ASEAN 2015 sudah semakin
dekat. Kawasan ASEAN akan menjadi pasar tunggal berbasis
produksi tunggal, sehingga seluruh negara ASEAN harus
melakukan liberalisasi perdagangan. Dengan demikian
pembangunan pertanian tanaman pangan dan hortikultura di
Sumatera Barat haruslah siap menghadapi tantangan dengan
membanjirnya produk import yang akan mempengaruhi
keberadaan produk pertanian lokal. Tetapi disisi lain, kondisi
tersebut juga menjadi peluang untuk meningkatkan daya saing
produk lokal.
Disamping menghadapi tantangan persaingan
produk pertanian di perdagangan bebas ASEAN pada tahun
2015, pembangunan tanaman pangan dan hortikultura juga
menghadapi tantangan mendasar sebagai berikut :
1. Peningkatan produksi, produktivitas, nilai tambah dan daya
saing produkpertanian, penerapan prinsip ramah
lingkungan, harga
2. Peningkatan penggunaan pupuk organik;
Renstra Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Sumatera Barat Tahun 2016 – 2021
83
3. Keterbatasan ketersediaan sumberdaya dan akses modal;
4. Perbaikan infrastruktur lahan dan air,
perbenihan/perbibitan.
Sejalan munculnya beberapa tantangan tersebut,
pembangunan pertanian tanaman pangan dan hortikultura
kedepan juga memiliki sejumlah peluang :
1. Pasar Komoditas Tanaman Pangan dan Hortikultura
terbuka luas;
2. Peluang investasi dibidang agroindustri dan agribisnis
cukup besar;
3. Tersedianya fasilitas permodalan dari Bank/Lembaga
Keuangan non-Bank;
4. Berkembangnya pola kemitraan dalam usaha agribisnis
antara petani/kelompok tani dengan pengusaha/ produsen
5. Terdapat kesenjangan antara produksi potensial dan
aktual
BAB III
ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS
PERTANIAN TANAMAN PANGAN
3.1 Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Sumatera Barat
Fokus pembangunan pertanian tanaman pangan dan hortikultura adalah peningkatan pendapatan dan kesejahteraan petani melalui
pengembangan ekonomi rakyat, yang bersumber bukan hanya dari kegiatan usaha tani (on - farm) saja, tetapi justru sebagian besar dari kegiatan di luar usaha tani (off – farm). Beberapa permasalahan dalam pembangunan pertanian
tanaman pangan dan hortikultura antara lain adalah :
a. Rendahnya Kesadaran Masyarakat Terhadap Konservasi Lahan
Dari tahun ke tahun terlihat bahwa tingkat kesuburan lahan sawah di
Indonesia dan di Sumatera Barat khususnya semakin menurun. Berdasarkan hasil penelitian Badan Litbang Pertanian, dari luas lahan sawah beririgasi di Indonesia
sekitar 5 juta hektar, sekitar 65% diantarannya mempunyai kandungan bahan
Renstra Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Sumatera Barat Tahun 2016 – 2021
84
organik rendah sampai sedang (kurang dari 2%), sedangkan dalam kondisi
normal lahan sawah subur mengandung bahan organik minimal 3%.
Degradasi lahan sawah terutama makin menurunnya kandungan bahan organik disebabkan oleh kesalahan dalam pengelolaan lahan dan pencemaran
lingkungan. Faktor penyebab degradasi lahan antara lain adalah pencemaran oleh bahan kimia secara berlebihan terutama pupuk dan pestisida kimia sintetis,
kebiasaan petani mengangkut ke luar lahan atau membakar jerami, rendahnya penggunaan pupuk organik seperti kompos atau pupuk kandang. Dari berbagai fakor penyebab degradasi lahan tersebut akar permasalahannya adalah
rendahnya pemahaman dan kesadaran masyarakat khususnya petani terhadap konservasi lahan pertanian.
b. Diversifikasi Usaha Tani Yang Rendah
Jumlah penduduk miskin di Sumatera Barat pada Maret tahun 2015 berjumlah 376,609 jiwa (BPS 2015) sebagiannya adalah rumah tangga petani
(RTP) yang menggantungkan kehidupannya disektor tanaman pangan, khususnya tanaman padi dan palawija. Salah satu penyebab utama dari keadaan diatas adalah rendahnya jam kerja efektif RTP yang pada giliran menyebabkan
rendahnya pendapatan petani setiap priode usaha. Rendahnya jam kerja efektif RTP sangat berkaitan erat dengan tingkat diversifikasi usaha tani, dimana saat
ini indeks pekerjaan petani baru mencapai 1,8 yang artinya tiap RTP masih belum mempunyai jenis 2 jenis usaha tani.
c. Kurang Optimalnya Pemanfaatan Lahan.
Optimalisasi pemanfaatan lahan belum membudaya dikalangan petani. Hal ini dapat dilihat masih banyaknya lahan kosong, indek pertanaman yang
rendah, belum dimanfaatkannya lahan pekarangan dan sistim budidaya polikultur yang belum banyak diterapkan petani. Kondisi ini selain tidak dapat meningkatkan nilai guna lahan juga dapat menggganggu upaya konservasi lahan.
d. Belum Tercapainya Efisiensi yang Lebih dari Kegiatan Usaha Tani
Pendekatan program yang hanya berorientasi terhadap upaya peningkatan produksi cenderung menyebabkan ekploitasi sumber daya alam
yang berlebihan dan tidak efisiennya kegiatan usaha tani. Kondisi ini menyebabkan tidak tercapainya efisiensi usaha tani yang pada gilirannya
menyebabkan rendahnya keuntungan yang diterima petani.
e. Lemahnya Kelembagaan Petani
Salah satu strategi dalam menggerakkan petani dalam pembangunan
pertanian adalah melalui pemberdayaan kelembagaan tani. Kelembagaan tani berperan sebagai jembatan antara petani dan pemerintah serta dapat menjadi
wadah advokasi dan penyampaian aspirasi petani. Kelembagaan tani yang kuat dan mandiri dapat menjadi mitra pemerintah dalam melaksanakan pembangunan pertanian yang pada gilirannya dapat meningkatkan kesejahteraan dan
kemandirian petani. Namun pada saat ini kelembagaan petani belum kuat dan
Renstra Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Sumatera Barat Tahun 2016 – 2021
85
mandiri, sehingga belum dapat berperan secara optimal sebagai mitra
pemerintah dan penyalur aspirasi petani.
f. Belum Kuatnya Sistim Penyuluhan
Sistim penyuluham pertanian dibangun oleh subsistim sumberdaya
personil, subsistim kelembagaan, subsistim sarana dan subsistim metode penyuluhan. Disadari bahwa pada saat ini sistim penyuluhan belum kuat,
sehingga belum mampu secara optimal untuk melakukan pemberdayaan petani dan kelembagaan petani. Faktor penyebab belum kuatnya sistim penyuluhan adalah keterbatasan penyuluh baik dari segi jumlah maupun kompotensi,
kelembagaan penyuluhan yang belum mandiri dan inovatif, kurangnya sarana serta metode yang belum sesuai dengan perkembangan sosial ekonomi
masyarakat petani.
g. Tingginya Kehilangan Hasil Pertanian
Upaya peningkatan produktivitas tidak akan berhasil jika tidak diiringi
dengan upaya penekanan kehilangan hasil. Dalam proses produksi, panen dan pasca panen serta pengolahan hasil terjafi kehilangan hasil yang cukup tinggi (10,09%). Kondisi ini belum termasuk akibat serangan organisme pengganggu
tanaman (OPT) dan kerusakan akibat bencana alam.
h. Rendahnya Peningkatan Nilai Tambah Produk Pertanian
Salah satu strategi untuk meningkatkan pendapatan petani adalah melalui peningkatan nilai tambah produk pertanian. Namun pada saat ini peningkatan nilai tambah produk pertanian masih rendah. Rendahnya
peningkatan nilai tambah produk pertanian disebabkan oleh belum tersedianya peralatan yang memadai dan penguasaan teknologi oleh petani.
i. Sistim Bantuan Benih yang Tidak Memihak Petani
Benih merupakan salah satu faktor penentu dalam keberhasilan usaha
tani. Ketersediaan benih unggul dan bermutu belum dapat memenuhi kebutuhan petani baik dari aspek jumlah dan waktu yang sesuai dengan kegiatan usaha tani. Walaupun pemerintah telah memberikan bantuan benih melalui berbagai
kegiatan, namun sistim pemberian bantuan belum memihak kepada petani, sehingga bantuan tersebut kurang tepat guna dan bernilai guna.
j. Subsidi Pupuk Organik yang Tidak Tepat Sasaran
Upaya memperbaiki atau meningkatkan kualitas kesuburan lahan dapat dilakukan melalui pemberian bahan organik. Bahan organik yang dgunakan
berasal dati kompos yang menggunakan bahan baku utama limbah pertanian atau pupuk kandang dari limbah ternak. Salah satu strategi untuk mendorong
penggunaan bahan organik dalam memperbaiki kesuburan lahan adalah dengan pemberian subsidi pupuk organik, namun sistim pemberian subsidi pupuk organik belum tepat. Saat ini subsidi pupuk organik diberikan kepada swasta/produsen.
Renstra Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Sumatera Barat Tahun 2016 – 2021
86
Idealnya subsidi pupuk organik adalah untuk petani, karena pupuk organik dapat
dibuat oleh petani dan untuk keperluan petani.
k. Masih Lemahnya Permodalan Petani
Salah satu persoalan dalam meningkatkan pendapatan petani adalah
lemahnya permodalan dan akses petani ke lembaga permodalan. Masalah ini cukup serius yang perlu mendapat perhatian khusus. Untuk mengatasi persolan
tersebut perlu dilakukan penguatan permodalan dan meningkatkan akses petani ke lembaga keuangan, baik di Propinsi maupun di kabupaten/kota.
l. Terbatasnya ketersediaan infrastruktur serta prasarana lahan dan
air
Salah satu prasarana pertanian yang saat ini keberadaanya sangat
memprihatinkan adalah ketersediaan irigasi. Banyaknya jaringan irigasi yang rusak mengakibatkan daya dukung irigasi bagi pertanian tidak mencukupi. Kerusakan ini terutama diakibatkan banjir, kerusakan sumberdaya alam di daerah
aliran sungai, bencana alam serta kurangnya pemeliharaan jaringan irigasi hingga ke tingkat usaha tani.
Prasarana usahatani lain yang sangat dibutuhkan masyarakat dan
pedagang komoditas pertanian namun keberadaannya masih terbatas adalah jalan usahatani, jalan produksi, balai-balai penyuluhan serta pasar-pasar yang
spesifik bagi komoditas.
m. Lemahnya Koordinasi Antar Lembaga Terkait dan Birokrasi
Kinerja pembangunan pertanian Tanaman Pangan Hortikultura sangat
ditentukan oleh keterpaduan diantara subsistem pendukungnya, yaitu mulai dari subsistem hulu, subsistem budidaya usaha tani (on-farm) subsistem hilir
(pengolahan dan pemasaran) dan subsistem pendukung (keuangan pendidikan dan transportasi). Keterkaitan antar subsistem sangat erat namun penanganannya terkait dengan kebijakan berbagai sektor. Sementara Dinas
Pertanian Tanaman Pangan Hortikultura hanya memiliki kewenangan dalam aspek budidaya/usahatani. Lemahnya koordinasi terjadi juga antara pemerintah propinsi daerah (propinsi dengan kabupaten/kota) serta antara pemerintah
kab/Kota.
Identifikasi permasalahan berdasarkan tugas dan fungsi Dinas Pertanian
Tanaman Pangan Provinsi Sumatera Barat secara rinci di tinjau dari pelayanan dinas, Renstra Kabupaten kiota , Renstra Kementerian dan Lembaga serta Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) dapat dilihat pada Tabel 3.1.
Renstra Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Sumatera Barat Tahun 2016 – 2021
87
Tabel 3.1 Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi
Aspek Kajian
Capaian/Kondisi Saat Ini
Standar yang Digunakan
Faktor yang Mempengaruhi
Permasalahan Internal (Kewenangan
SKPD)
Eksternal (Diluar
Kewenangan SKPD)
1 2 3 4 4 6
Gambaran pelayanan Dinas
Rata-rata peningkatan produksi dan produktivitas 2011-2015
- Padi (3%) - Jagung (4%)
- Manggis (2%) - Lain – lain : • Tan. Pangan
(1%) • Hortikultura (1%)
• RKPJMD • Renstra Dinas Pertanian
Provinsi Sumatera Barat
• SOP Budidaya • SOP Pasca Panen
1 2
3
Perumusan kebijakan teknis pertanian Penyelenggaraan
urusan pemerintahan dan
pelayanan pertanian Pembinaan teknis tentang penerapan
teknologi budidaya yang baik dan benar serta ramah lingkungan
• 111
• Inovasi teknologi, sarana prasarana pengairan, pupuk
• Persaingan Pasar Global
· Masih tingginya tingkat kehilangan
hasil Pertanian • Masih rendahnya
daya saing produk-
produk pertanian terhadap produk
impor; • Lemahnya
kemampuan
aksespetani terhadap teknologi, informasi, pasar dan
permodalan serta perlindungan
usahatani
Kajian Renstra
Kementerian Pertanian
Terdapat peningkatan produksi yang ditetapkan
oleh Kementerian Pertanian Republik Indonesia untuk Sumbar :
- Padi 2,5% per tahun - Jagung 5 % per
tahun
Renstra Kementerian Pertanian Republik
Indonesia SIPP 2013-2045
• Fasilitasi saprodi dan pembinaan di tingkat
lapangan
• Masih relatif rendahnya
keterlibatan sektor lain dalam menetapkan angka
produksi • Ketersediaan benih
dan pupuk oleh stake holder
· Belum optimalnya pelayanan pada
sektor perbenihan dan pengawasan
tanaman. • Terbatasnya
penerapan Alsintan
· Terbatasnya ketersediaan
infrastruktur serta
Renstra Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Sumatera Barat Tahun 2016 – 2021
88
prasarana lahan dan air
Kajian Renstra Kabupaten / Kota
Terjadinya inflasi pada beberapa komoditas pertanian
• UU. Nomor 13 tahun 2010 tentang Hortikultura; • Permentan nomor : 47/Permentan/Ot.140/4/2013 tentang Rekomendasi Impor Produk Hortikultura
• Pengembangan Kawasan Komoditas • Pembinaan teknis tentang pengaturan pola tanam pada komoditas pemicu inflasi
• Berfluktuasinya harga produk pertanian dan masih tingginya suku bunga usahatani • Adanya dampak perubahan iklim
Lemahnya kelembagaan petani
Kajian RTRW
1 2
Lahan yang tersedia belum termanfaatkan secara optimal Tingginya tingkat konversi lahan pertanian ke non pertanian
1 2 3
Peraturan Pemerintah Nomor 26 tahun 2008 tentang Rencana Tata ruang wilayah nasional (RTRWN) UU. Nomor 41 Tahun 2009 tentang Perlindungan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan Perda Sumatera Barat No 13 tahun
• Pengembangan Kawasan Komoditas • Pengembangan Jaringan irigasi • optimasi lahan
Komitmen Kabupaten/kota terhadap LP2B
• Tingginya alih fungsi lahan pertanian ke non pertanian • Rendahnya pendapatan usahatani • Belum optimalnya infrastruktur pertanian • Belum optimalnya pemanfaatan lahan • Rendahnya pemanfaatan teknologi alsintan
Renstra Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Sumatera Barat Tahun 2016 – 2021
89
2012 tentang RTRW Sumatera Barat tahun 2012-2032 Keputusan Gubernur Sumatera Barat No. Tahun 2013 tentang Penetapan Kawasan TPH
Kajian KLHS
Pengelolaan lahan pertanian menggunakan sarana produksi yang ramah lingkungan ( data ???)
• UU Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan Dan Pengelolaan Lingkungan Hidup Permendagri No 67 Tahun 2012
Tingkat sosialisasi penggunaan sarana produksi yang ramah lingkungan
Dukungan Komisi Pengawasan Pupuk Pestisida
Belum optimalnya pemanfaatan lahan dan potensi keanekaragaaman hayati
Renstra Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Sumatera Barat Tahun 2016 – 2021
90
3.2 Telaahan Visi, Misi, dan Program Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah
Terpilih.
Sesuai dengan visi Gubernur dan Wakil Gubernur terpilih, maka visi pembangunan
daerah jangka menengah Provinsi Sumatera Barat tahun 2016-2021 adalah:
Terwujudnya Sumatera Barat yang Madani dan Sejahtera
Madani adalah suatu masyarakat yang berperadaban tinggi dan maju yang berbasis
pada nilai-nilai, norma hukum, moral yang ditopang oleh keimanan. Masyarakat madani
menghormati pluralistis, bersikap terbuka dan demokratis serta selalu bergotong royong
menjaga kedaulatan negara. Dengan demikian, masyarakat madani tersebut pada dasarnya
adalah masyarakat yang agamais yang ditandai oleh adanya keseimbangan antara kehidupan
dunia dan akhirat, jasmani dan rohani, lahir dan batin serta material dan sipiritual
Sejahtera merupakan suatu kondisi masyarakat yang terpenuhi kebutuhan dasar
seperti sandang, pangan, perumahan, air bersih, kesehatan, pendidikan, pekerjaan, rasa
aman dari perlakuan atau ancaman tindak kekerasan fisik maupun non fisik, lingkungan hidup
dan sumber daya alam, berpartisipasi dalam kehidupan sosial dan politik, mempunyai akses
terhadap informasi serta hiburan; terciptanya hubungan antar masyarakat yang dinamis,
saling menghargai, bantu membantu, saling pengertian, serta tersedianya prasarana dan
sarana publik terkait dengan infrastruktur pelayanan publik, transparansi dan teknologi yang
mencukupi, nyaman dan terpelihara dengan baik.
Dari visi tersebut diharapkan Provinsi Sumatera Barat mampu mewujudkan keinginan
dan amanat masyarakat Sumatera Barat dengan tetap mengacu pada pencapaian tujuan
nasional seperti diamanatkan dalam Pembukaan UUD 1945 khususnya bagi masyarakat
Sumatera Barat. Perwujudan visi pembangunan ditempuh melalui misi untuk memberikan arah
dan batasan proses pencapaian tujuan, maka ditetapkan 5 (lima) misi Pembangunan Jangka
Menengah Daerah Provinsi Sumatera Barat Tahun 2016 - 2021, sebagai berikut :
1. Meningkatkan tata kehidupan yang harmonis, agamais, beradat, dan berbudaya berdasarkan falsafah” Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi
Kitabullah”.
Misi ini diarahkan untukperubahan sikap mental yang lebih baik sesuai nilai-nilai agama,
adat, budaya dan kearifan lokal ditengah kehidupan masyarakat, peningkatkan
kesalehan sosial, penguatan kelembagaan agama, adat dan budaya.
2. Meningkatkan tata pemerintahan yang baik, bersih dan professional.
Misi ini diarahkan untuk membangun tata pemerintahan yang baik, bersih dan
professional untuk meningkatkan kualitas pelayanan publik dan mendorong partisipasi
masyarakat dalam pembangunan.
Renstra Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Sumatera Barat Tahun 2016 – 2021
91
3. Meningkatkan sumberdaya manusia yang cerdas, sehat, beriman,
berkarakter, dan berkualitas tinggi
Misi ini diarahkan untuk membangun sumberdaya manusia yang cerdas, sehat,
beriman, berkarakter, berkualitas tinggi, menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi
dan berdaya saing dengan berlandaskan kesetaraan gender.
4. Meningkatkan ekonomi masyarakat berbasis kerakyatan yang tangguh,
produktif, dan berdaya saing regional dan global, dengan mengoptimalkan pemanfaatan sumber daya pembangunan daerah;
Misi ini diarahkan untuk meningkatkan pendapatan masyarakat yang lebih tinggi dan
merata dengan mengembangkan kegiatan ekonomi yang lebih produktif berbasis
kerakyatan, mendorong sektor unggulan daerah dan memanfaatkan sumberdaya lokal
untuk menghasilkan produk yang berdaya saing.
5. Meningkatkan infrastruktur dan pembangunan yang berkelanjutan serta berwawasan lingkungan.
Misi ini diarahkan untuk penyediaan infrastruktur bagi peningkatan kegiatan ekonomi,
pengembangan wilayah dan pembangunan berkelanjutan yang berwawasan lingkungan
sesuai dengan tata ruang daerah.
Dinas Pertanian Tanaman Pangan sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya
mendukung dan berperan dalam menjalankan misi keempat-4 yaitu Meningkatkan ekonomi masyarakat berbasis kerakyatan yang tangguh, produktif, dan berdaya saing regional dan
global, dengan mengoptimalkan pemanfaatan potensi sumberdaya pembangunan daerah. Pembangunan Pertanian Tanaman Pangan pada akhirnya harus berperan meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui pengembangan usaha Pertanian Tanaman Pangan dengan
mengimplementasikan program dan kegiatan untuk mewujudkan melalui pengembangan usaha Pertanian Tanaman Pangan berbasis kawasan sesuai potensi wilayahnya.
Secara rinci telaahan terhadap visi, misi dan program kepala daerah dan wakil kepala
daerah terpilih di Provinsi Sumatera Barat dalam hubungannya dengan tugas pokok dan fungsi
dari Dinas Pertanian Tanaman Pangan dapat dilihat pada Tabel 3.2.
Tabel 3.2. Telaah Visi Misi Dan Program Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah
Terpilih
N
o
Misi dan Program
KDH dan Wakil
KDH Terpilih
Permasalahan
Pelayanan SKPD
Faktor
Penghambat Pendorong
1 2 3 4 5
Renstra Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Sumatera Barat Tahun 2016 – 2021
92
4
Meningkatkan ekonomi
masyarakat berbasis
kerakyatan yang tangguh,
produktif, dan berdaya saing regional dan
global, mejadikan
Sumbar menjadi destinasi
pariwisata unggulan,
serta meningkatkan pemanfaatan
SDA dan potensi
daerah untuk kesejahteraan rakyat
· Masih tingginya
tingkat kehilangan hasil Pertanian
• Masih rendahnya daya
saing produk-produk pertanian
terhadap produk impor;
• Lemahnya kemampuan akses petani
terhadap teknologi, informasi,
pasar dan permodalan
serta perlindungan usahatani
1. Kompetensi aparatur dinas
belum sepenuhnya merata dan sesuai
dengan yang diharapkan
2. Sistem penyuluhan
yang masih lemah 3. Akses terhadap
data dan informasi
agribisnis belum optimal
4. Peran dan fungsi lembaga perbenihan belum
optimal 5. Peran dan fungsi
pihak lain belum optimal
6. Sinergitas antar
SKPD belum terjalin dengan optimal
1. Kewenangan Dinas dalam
pengembangan tanaman
pangan dan hortikultura
2. Komitmen
pmpinan dalam peningkatan ketahanan
pangan 3. Ketersediaan
sumberdaya pertanian
4. Ketersediaan
data dan informasi
pengembangan usaha pertanian
5. Ketersediaan dukungan
anggaran 6. Keberadaan
lembaga
perbenihan dan sertifikasi tanaman
pangan dan hortikultura
7. Ketersediaan fasilitas alsintan
3.3 Telaahan Renstra Kementerian K/L dan Renstra Provinsi
3.3.1 Visi Kementerian Pertanian
Memasuki RPJMN tahap-3 (2015-2019) sektor pertanian masih memegang peranan strategis dan berkontribusi besar dalam pembangunan ekonomi nasional diantaranya sebagai penyedia bahan pangan dan bahan baku industri, penyumbang PDB, penghasil devisa negara, penyerap
tenaga kerja, sumber utama pendapatan rumah tangga perdesaan , penyedia bahan pakan dan bioenergi serta berperan dalam upaya penurunan emisi gas rumah kaca.
Kondisi pembangunan pertanian saat ini dihadapkan pada permasalahan dan tantangan yang tidak ringan, di samping gerak dinamika lingkungan strategis internasional, regional dan lokal yang semakin kompleks, untuk itu dibutuhkan kerjasama dan komitmen
Renstra Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Sumatera Barat Tahun 2016 – 2021
93
oleh para pelaku pembangunan pertanian di berbagai jenjang pemerintahan yang disesuaikan
dengan karakteristik prospek dan potensi yang ada di masing-masing daerah maka visi Kementerian Pertanian Adalah :
“ Terwujudnya Sistem Pertanian-Bioindustri Berkelanjutan yang Menghasilkan Beragam Pangan Sehat dan Produk Bernilai Tambah Tinggi Berbasis Sumberdaya Lokal untuk Kedaulatan Pangan dan Kesejahteraan Petani ”
Tabel 3.3.1. Pokok-pokok Visi Kementerian Pertanian
3.3.2. Misi Kementerian Pertanian
Dalam rangka mewujudkan visi ini maka misi Kementerian Pertanian adalah :
1. Mewujudkan kedaulatan pangan. 2. Mewujudkan sistem pertanian bioindustri berkelanjutan. 3. Mewujudkan kesejahteraan petani.
4. Mewujudkan Reformasi Birokrasi.
3.3.3. Tujuan Sebagai penjabaran dari Visi dan Misi Kementerian Pertanian, maka tujuan pembangunan
pertanian periode 2015-2019 yang ingin dicapai yaitu: 1. Meningkatkan ketersediaan dan diversifikasi untuk mewujudkan kedaulatan
pangan.
2. Meningkatkan nilai tambah dan daya saing produk pangan dan pertanian. 3. Meningkatkan ketersediaan bahan baku bioindustri dan bioenergi.
4. Meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan petani.
Pokok-pokok Visi Makna Visi
Sistem pertanian
bioindustri
Menyediakan bahan baku industri dengan meningkatkan pemanfaatan biomassa sebagai bagian upaya meningkatkan manfaat dan diversifikasi produk turunan
Berkelanjutan Melanjutkan kebijakan, program dan kegiatan utama dari rencara strategis sebelumnya,
dengan memperhatikan aspek kelestarian daya dukung lahan maupun lingkungan dan pengetahuan lokal sebagai faktor penting dalam perhitungan efisiensi
Beragam Mengoptimalkan pemanfaatan keanekaragaman sumberdaya, mengoptimalkan peluang pasar, mengurangi potensi dampak resiko, memenuhi meningkatnya preferensi konsumen akibat kenaikan pendapatan dan selera
Pangan sehat Menyediakan produk yang aman, sehat dan halal
Produk bernilai tambah tinggi
Menciptakan produk pertanian yang mensejahterakan pelaku/petani, mendorong dihasilkannya aneka produk segar, produk olahan, produk turunan, produk samping,
produk ikutan dan limbah
Sumberdaya Lokal
Mengoptimalkan pemanfaatan keunggulan kompetitif dan komparatif wilayah dan komoditas, meningkatkan efisiensi mendorong dihasilkannya aneka produk segar,
produk olahan, produk turunan, produk samping, produk ikutan dan limbah
Kedaulatan Pangan
Hak negara dan bangsa yang secara mandiri menentukan kebijakan Pangan yang menjamin hak atas Pangan bagi rakyat dan yang memberikan hak bagi masyarakat
untuk menentukan sistem Pangan yang sesuai dengan potensi sumber daya lokal
Kesejahteraan Petani
Petani dan keluarganya hidup layak dari lahan dan usaha yang digelutinya
Renstra Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Sumatera Barat Tahun 2016 – 2021
94
5. Meningkatkan kualitas kinerja aparatur pemerintah bidang pertanian yang amanah dan
profesional.
3.3.4. Sasaran Strategis Kementerian Pertanian Sasaran strategis merupakan indikator kinerja Kementerian Pertanian dalam pencapaian
tujuan yang telah ditetapkan. Sasaran yang ingin dicapai dalam dalam periode 2015-2019 adalah :
1. Swasembada padi, jagung dan kedelai 2. Peningkatan diversifikasi pangan 3. Peningkatan komoditas bernilai tambah, berdaya saing dalam memenuhi pasar
ekspor dan substitusi impor 4. Penyediaan bahan baku bioindustri dan bioenergi
5. Peningkatan pendapatan keluarga petani 6. Akuntabilitas kinerja aparatur pemerintah yang baik
Tabel 3.3.2 Keterkaitan visi, misi, tujuan dan sasaran
Pembangunan pertanian Tahun 2015- 2019
VISI MISI TUJUAN
SASARAN
Terwujudnya sistem pangan pertanian-
bioindustri berkelanjutan yang
menghasilkan beragam pangan sehat dan produk
bernilai tambah tinggi berbasis
sumberdaya lokal untuk
kedaulatan pangan dan kesejahteraan petani”
1.Mewujudkan kedaulatan Pangan
1. Meningkatkan ketersediaan dan diversifikasi
untuk mewujudkan
kedaulatan pangan
1. Swasembada padi, jagung dan kedelai serta
peningkatan produksi daging
dan gula
2. Peningkatan diversifikasi
pangan 2. Mewujudkan
sistem pertanian
bioindustri berkelanjutan
2. Meningkatkan nilai tambah dan daya
saing produk pangan dan pertanian
3. Peningkatan komoditas bernilai tambah,
berdaya saing dalam memenuhi pasar
ekspor dan substitusi impor
3. Meningkatkan ketersediaan
bahan baku bioindustri dan bioenergi
4. Penyediaan bahan baku
bioindustri dan bioenergi
3. Mewujudkan
kesejahteraan petani
4. Meningkatkan
pendapatan dan kesejahteraan petani
5. Peningkatan
pendapatan keluarga petani
Renstra Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Sumatera Barat Tahun 2016 – 2021
95
1 2 3 4 5
1Swasembada padi, jagung dan
kedelai1
Masih tingginya tingkat kehilangan
hasil Pertanian1 Penambahan luas lahan sawah
2Tinggunya tingkat serangan OPT dan
becana alam2 Perluasan areal hortikultura
3
Lemahnya kemampuan akses petani
terhadap teknologi, informasi, pasar
dan permodalan serta perlindungan
3Program pengembangan
penangkar benih
4Masih rendahnya kesadaran petani
menggunakan bibit bermutu4
Pengembangan kelembagaan
petani penyedia jasa aalsintan
5 Maih rendahnya penggunaan alsintan 5Peningkatan penggunaan pupuk
organik
6Tingginya tingkat konvrssi lahan
pertanian produktif6
Penggunaan Pestisda dan obat-
obat tanaman ramah lingkungan
7
Belum cukup tersedianya benuih/
bibit unggulk bermutu, pupuk,
pestisida/obat-obatan alat dan mesin
pertanian
7 Lembaga perbenihan
8Terbatasnya ketersediaan
infrastruktur serta pasarana lahan dan
air
1Masih rendahnya penerapan GAP /
SOP1
Menimngkatnya daya beli
masyarakat
2 Pasar bebas asean tahun 2015
3Peningkatan pendapatan
keluarga petani
Masih rendahnya posisi
tawar petani dan pendapatan
keluarga petani
1 Masih lemahnya sdm petani
Diversifikasi usaha tani
yang rendah2 Rendahnya jam kerja efektif petani
Belum tercapainya efisiensi
yang lebih dari kegiatan
usaha tani
Rendahnya penimgkatan
nilai tambah produk
pertanianLemahya permodalan petani
4Akuntabilitas kinerja aparatur
pemerintahan yang baik
Masih rendahnya kualitas
SDM
Belum kuatnya sistim
penyuluhan
Lemahnya koordinasi antar
lembaga terkait dan
birokrasi
Peningkatan komoditas bernilai
tambah, berdaya saing dalam
memenuhi pasar ekspor dan
substitusi impor
Rendahnya daya saing
produk pertanian terhadap
produk impor
2
Faktor
PendorongPenghambat
Tabel 3.3.3. Permasalahan Pelayanan Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Sumatera Barat
Berdasarkan Telaahan Renstra Kementerian Pertanian RI
No.Sasaran Jangka Menengah
Renstra K/L
Permasalahan Pelayanan
SKPD
Rendahnya produksi dan
produktivitas tanaman
pangan dan hortikultura
Sejalan dengan semangat reformasi dan penyelengaraan pemerintah yang baik
(good governance) oleh pemerintah yang bersih (clean goverment) maka selayaknya pula semangat reformasi dijadikan sebagai ruh (semangat) di dalam pelaksanaan pembangunan
Renstra Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Sumatera Barat Tahun 2016 – 2021
96
oleh Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Sumatera Barat. Semangat penyelengaraan
pemerintah yang baik oleh sesuatu Pemerintah yang bersih di harapkan dapat menghasilkan pembangunan khususnya di subsektor Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura yang
bermanfaat dan dipergunakan sebesar besarnya untuk kepentingan dan kesejahteraan rakyat (petani).
Adanya ruh yang merupakan suatu nilai (value) dan jiwa (spirit) akan mampu
dijadikan dasar yang kuat agar tidak terjadinya penyimpangan pencapaian tujuan yang telah dituangkan dalam rencana pembangunan selama 5 (lima) tahun, hal ini disebabkan karena
bagi pembangunan sub sektor Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura yang objeknya benda hidup yakni keluarga petani (manusia) tanaman dan lingkungannya (human activity system) justru karena itu ruh pembangunan sangat diperlukan. Dengan adanya ruh
pembanguan Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura tidak bersifat ekploitasi dan merusak kelestarian lingkungan dari objek pembangunan.
Diharapkan kondisi dalam melakukan pembangunan yang dirancang melalui Renstra 2016 - 2021 akan mempunyai ruh yang bersih dan peduli dengan pengabdian yang bersih dan bebas dari KKN (Korupsi, Kolusi dan Nepotisme), amanah transparan dan akuntabel serta
peduli dengan arti bahwa terlaksananya upaya pembangunan dengan memberikan fasilitasi, pelayanan, perlindungan, pembekalan, pemberdayaan dan keberpihakan terhadap kepentingan umum (keluarga petani) di atas kepentingan pribadi dan golongan (demokratis)
dan aspiratif.
Dari kondisi yang dicapai tahun 2010 – 2015 maka perlu dilakukan upaya - upaya
untuk 5 (lima) tahun kedepan melalui peningkatan produktifitas tenaga kerja rumah tangga petani dengan pengembangan usaha secara vertikal dan horizontal, sasaran tenaga kerja adalah pada umur < 30 th, dan umur petani 31 - 40 th. Sehingga tenaga kerja yang produktif
akan mampu meningkatkan nilai tambah produksi dan daya saing. Adapun kondisi yang diinginkan adalah:
a. Meningkatnya produksi dan mutu hasil tanaman pangan dan hortikultura melalui pengembangan komoditi unggulan nasional dan unggulan daerah berbasis nagari dan
kawasan yang pada akhir mampu memenuhi permintaan dan persaingan pasar.
Peningkatan produksi dan produktivitas pangan, pertanian, terus dilakukan untuk mendukung peningkatan ketersediaan pangan dan bahan baku industri.
Meningkatnya penerapan budidaya tanaman yang baik (Good Agricultural Practices- GAP) untuk peningkatan produktivitas, jaminan mutu produk dan budidaya yang ramah
lingkungan dan berkelanjutan sesuai SOP (Standard Operational Procedure).
Tuntutan masyarakat akan produk yang bermutu telah menjadi hal yang mutlak untuk diperhatikan baik untuk produk jadi maupun produk bahan baku/setengah jadi.
penerapan Good Handling Practices (GHP) adalah salah satu persyaratan yang harus dilakukan dalam penerapan system jaminan mutu dan keamanan pangan.
b. Mantapnya sistem kelembagaan melalui pendekatan penyuluhan pertanian dan
pendampingan terhadap petani Tanaman Pangan dan Hortikultura sehingga relevan
dengan kebutuhan perbaikan kapasitas rumah tangga petani dan daya saing produk pertanian memasuki pasar.
c. Berkembangnya sistem kelembagaan pasar pertanian yang difokuskan kepada
kemampuan akses lokal dan berkembangnya kelembagaan agribisnis dan agrowisata pedesaan.
Renstra Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Sumatera Barat Tahun 2016 – 2021
97
d. Terkondisinya kualitas/kemampuan SDM Pertanian secara umum dan rumah tangga
petani yang handal sebagai pelaku usaha pertanian sekaligus juga sebagai pelaku bisnis.
e. Meningkatnya Kesejahteraan Petani
Unsur penting yang berpengaruh terhadap tingkat kesejahteraan petani adalah
tingkat pendapatan petani. Walaupun demikian tidak selalu upaya peningkatan pendapatan petani secara otomatis diikuti dengan peningkatan kesejahteraan petani, karena kesejahteraan petani juga tergantung pada nilai pengeluaran yang harus dibelanjakan
keluarga petani. Kurangnya jam kerja efektif petani menggambarkan kurangnya produktivitas anggota rumah tangga petani dalam berusaha tani yang akibatnya rumah tangga petani tidak
mampu untuk memenuhi kebutuhan sendiri.
3.4. TELAAHAN RENCANA TATA RUANG WILAYAH DAN KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS
3.4.1. Hasil Kajian Rencana Tata Ruang Wilayah
Penataan ruang Provinsi Sumatera Barat mencakup struktur dan pola ruang. Rencana pengembangan pusat kegiatan di Provinsi Sumatera Barat juga mengacu pada
kriteria sebagaimana diatur dalam Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN) yang meliputi Pusat Kegiatan Nasional (PKN),
Pusat Kegiatan Wilayah (PKW), dan Pusat Kegiatan Lokal (PKL). Berdasarkan struktur ruang RTRW Provinsi Sumatera Barat 2009-2029, sistem perkotaan di Sumatera Barat terdiri dari 1 Pusat Kegiatan Nasional (PKN), 5 Pusat Kegiatan Wilayah (PKW), 4 Pusat Kegiatan Wilayah
yang dipromosikan oleh provinsi (PKWp), dan 11 Pusat Kegiatan Lokal (PKL) dengan uraian sebagaimana tabel berikut ini :
Tabel 3.4.1.Sistem Perkotaan Provinsi Sumatera Barat sampai Tahun 2029
PKN PKW PKWp PKL
Kota Padang
1. Kota Bukittinggi
2. Kota Pariaman
3. Kota Sawahlunto
4. Kota Solok
5. Muara Siberut
1. Kota Payakumbuh
2. Pulau Punjung 3. Tapan
4. Simpang Empat
1. Painan 2. Kota Padang
Panjang 3. Lubuk Sikaping
4. Sari Lamak 5. Batusangkar 6. Padang Aro
7. Tuapejat 8. Lubuk Basung
9. Muaro Sijunjung 10. Lubuk Alung 11. Aro Suka
12. Parik Malintang
Keterangan : PKN dan PKW : ditetapkan sesuai kebijakan nasional PKWp dan PKL : ditetapkan atas usulan sesuai potensi dan arah kebijakan Provinsi
Sumatera Barat Sumber : RTRW Sumatera Barat 2009-2029
Renstra Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Sumatera Barat Tahun 2016 – 2021
98
Penggunaan lahan di Propinsi Sumatera Barat secara umum meliputi kawasan lindung dan
kawasan budidaya. Kawasan lindung dibedakan menjadi Kawasan yang memberikan perlindungan kawasan bawahannya, dan kawasan perlindungan setempat, sedangkan
kawasan pertanian tanaman pangan dan hortikultura , kawasan perkebunan, kawasan peternakan, kawasan industri, kawasan pertambangan, kawasan pwerikanan dan kelautan dan kawasan hutan, berikut data luas wilayah masing-masing kabupaten / kota.
Tabel 3.4.2 : Luas Daerah Menurut Kabupaten / Kota di Sumatera Barat
No Kabupaten / Kota Luas Wilayah
(KM2)
Luas Lahan
Budidaya (Km2)
Kawasan
Lindung (Km2)
1 Kep. Mentawai 6.011,35 795,89 5.215,46
2 Pesisir Selatan 5.794,95 1.273,20 4.521,25
3 Solok 3.738,00 832,28 2.905,72
4 Sijunjung 3.130,80 1.504,83 1.625,97
5 Tanah datar 1,336.00 799,88 536,12
6 Padang Pariaman 1.328,79 803,25 525,24
7 Agam 2.232,30 1.071,23 1.161,07
8 Lima Puluh Kota 3.354,30 756,20 2,598,10
9 Pasaman 4.447,63 716,27 3.731,36
10 Solok Selatan 3.346,20 1.320,12 2.026,08
11 Dharmasraya 2.961,13 1.131,72 1.829,41
12 Pasaman Barat 3.887,77 2.632,88 754,89
13 Padang 694,96 219,89 475,05
14 Solok 57,64 23,05 34,59
15 Sawahlunto 273,45 136,96 136,49
16 Padang Panjang 23,00 12,98 10,02
17 Bukittingi 25,24 13,11 12,13
18 Payakumbuh 80,43 54,30 26,13
19 Pariaman 73,36 57,75 15,61
TOTAL 42.297,30 23.255,77 18,996,53
Berdasarkan pola ruang Provinsi Sumatera Barat kawasan lindung seluas 35,86%
(516.593 Ha) dari luas provinsi Sumbar dan kawasan budidaya seluas 64,14% (2.713.137 Ha) dari luas Provinsi Sumatera Barat.
Sumatera Barat memiliki luas lahan 4,2 juta Ha. dengan kontur bergelombang, terdiri atas wilayah perbukitan dan pegunungan 2,2 juta Ha. (52,19%), wilayah daratan yang dapat dihuni hanya 13,31% (0,5 juta Ha). Dari luasan tersebut sekitar 60% diantaranya (2,6 juta
Ha.) adalah kawasan hutan. Sesuai dengan kondisinya Sumatera Barat memiliki iklim dengan curah hujan yang tinggi, dengan curah hujan rata-rata 4.000 mm/th.
Sumatera Barat mempunyai potensi ketersediaan lahan yang cukup luas. Dari luas wilayah 42.251,84 km2, tercatat seluas 23.144,65 km2 atau sekitar 54,83 % merupakan lahan budidaya dan 19.107,19 km2 (45,17 %) merupakan kawasan lindung. Sebagian lahan
budidaya tersebut adalah merupakan potensi lahan yang dimanfaatkan untuk usaha pertanian tanaman pangan dan hortikultura.
Pada akhir tahun 2009 luas Lahan sawah tercacat 238.866 ha terdiri dari sawah
berpengairan teknis 31.291 ha, setengah teknis 67.457 ha, pengairan sederhana/ desa/non
Renstra Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Sumatera Barat Tahun 2016 – 2021
99
PU seluas 91.163 ha, sawah tadah hujan seluas 43.817 ha, dan lainnya 5.138 ha. Sedangkan
potensi luas lahan bukan sawah adalah seluas 870.027 ha yang terdiri dari lahan pekarangan 85.141 ha, tegal kebun 329.528 ha, ladang huma 132.240 ha dan lahan sementara tidak
diusahakan seluas 323.118 Ha.
Sumatera Barat memiliki potensi ketersediaan lahan yang cukup besar dan belum dimanfaatkan secara optimal. Sebagian lahan potensi tersebut merupakan lahan sub optimal
seperti lahan kering, rawa, lebak, pasang surut dan gambut yang produktivitasnya relatif rendah, karena jenis tanah yang kurang subur, namun apabila keberadaan lahan tersebut
dapat direkayasa dengan penerapan inovasi teknologi budidaya dan dengan dukungan infrastruktur yang cukup, maka lahan tersebut dapat dirubah menjadi lahan-lahan produktif
Tabel 3.4.3. Perkembangan Luas Lahan Sawah Tahun 2011 – 2014 Satuan
dalam Ha
No.
Jenis Lahan 2011 2012 2013 2014
1. Sawah Irigasi Teknis 27.925 28.202 181.930 184.034
2. Sawah Irigasi 1/2 Teknis 74.104 70.786 - -
3. Irigasi Sederhana/Desa Non PU
88.905 90.166 -
-
4. Tadah Hujan 43.841 42.593 43.972 44.243
5. Pasang Surut/Lebak 4.830 2.674 1.707
991
6. Lainnya 993 433 -
964
Total Luas Lahan Sawah 239.635 234.880 227.609 230.232
Ketersediaan sumberdaya lahan, termasuk air yang memadai baik secara kuantitas dan kualitas merupakan faktor yang sangat fundamental bagi pertanian. Lahan dan air sebagai media dasar tanaman harys dijaga pada tahunberkesimabungan.. Potensi luas lahan sawah dan lahan kering padtaa tahun 2014 per jenis lahan dari kabupaten;/kota dapat dilihat pada tabel berikut ini, Tabel 3.4.4 . Luas Lahan Sawah Tahun 2014 di Sumatera Barat
No.
Kabupaten
/Kota Irigasi Tadah
Rawa Pasang
Surut/Leb
ak
Lahan Sawah
Jumlah Tidak yang
Hujan diusahaka
n Diolah
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
01 Kab. Pasaman
42.020
1.848
220
52
44.088
44.140
02 Kab. Pasaman Barat
18.053
7.749
-
-
25.802
25.802
03 Kab. 50 Kota
38.370
11.621
-
29
49.991
50.020
Renstra Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Sumatera Barat Tahun 2016 – 2021
100
04 Kab. Agam
50.713
4.151
453
179
55.317
55.496
05 Kab. Tanah Datar
40.420
6.971
-
12
47.391
47.403
06 Kab. Pd. Pariaman
35.739
10.657
-
49
46.396
46.445
07 Kab. Solok
56.889
2.387
-
3
59.276
59.279
08 Kab. Solok Selatan
27.822
260
-
-
28.082
28.082
09 Kab. Swl/Sijunjung
13.230
5.736
-
49
18.966
19.015
10 Kab. Dharmasraya
11.794
732
-
199
12.526
12.725
11 Kab. Pes.Selatan
48.157
14.044
543
-
62.744
62.744
12 Kota Payakumbuh
6.207
268
-
-
6.475
6.475
13 13. Kota Bukittinggi
689
90
-
-
779
779
14 Kota Pd. Panjang
1.260
-
-
-
1.260
1.260
15 Kota Padang
16.034
248
-
4
16.282
16.286
16 Kota Solok
1.583
330
-
-
1.913
1.913
17 Kota Sawahlunto
2.067
1.346
-
18
3.413
3.431
18 Kab.Mentawai
717
1.947
-
370
2.664
3.034
19 Kota Pariaman
4.012
1.034
-
-
5.046
5.046
Jumlah 2014
415.776
71.419
1.216
964
488.411
489.375
2013
416.419
68.331
2.038
1.707
486.788
488.495
2012
414.551
63.469
3.612
2.020
485.478
487.498
2011
381.002
43.129
3.407
2.276
427.860
430.136
Renstra Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Sumatera Barat Tahun 2016 – 2021
101
2010
375.250
43.283
3.860
3.724
422.430
426.154
Dari tabel diatas dapat terlihat bahwa masih banyaknya lahan yang belum termanfaatkan terutama pada beberapa kabupaten yang cukup luas seperti di kabupaten Pasaman Barat, Tanah Datar, Sijunjung, Solok dan Pesisir Selatan serta beberapa kabupaten lainnya. Potensi sumberdaya lahan ini harus dikelola dengan baik sesuai dengan kedaan topografi dan jenis tanah yang cocok dengan sifat-sifat teknis dari komoditi yang akan diusahakan.
Konversi lahan pertanian ke non pertanian cendrung meningkat sehingga luas baku lahan pertanian semakin tahun terus berkurang, hal ini disebabkan efek pembangunan dari beberapa sektor yang menuntut ketersediaan lahan, sehingga lahan produktif beralih fungsi.
Ketersediaan sumberdaya lahan, termasuk air, yang memadai baik secara kuantitas dan kualitas merupakan faktor yang sangat fundamental bagi pertanian. Lahan dan air sebagai media dasar tanaman harus dijaga kelestariannya agar sistem produksi dapat berjalan secara berkesinambungan.
Undang-Undang Perlindungan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (PLP2B) merupakan perangkat hukum untuk melindungi dan mengatur konversi lahan pertanian. Ketersediaan lahan pertanian harus dipertahankan melalui optimalisasi pemanfaatan lahan pertanian terlantar (lahan pertanian yang selama ini tidak dibudidayakan) dan cetak sawah baru. 4.2. Hasil Analisa Terhadap KLHS
Sasaran pembangunan berdimensi kewilayahan diantaranya adalah peningkatan
kawasan pengembangan pertanian berbasis potensi kawasan dan komoditi unggulan masing-masing kabupaten/kota serta sesuai dengan arahan rencana tata ruang wilayah.
Rencana pengembangan budidaya pertanian tanaman pangan dan hortikultura
diarahkan untuk pemanfaatan secara intensif lahan-lahan yang belum dimanfaatkan dan tersebar di seluruh wilayah kabupaten/kota dalam Provinsi Sumatera Barat. Selain itu juga
akan ditetapkan lahan-lahan pertanian tanaman pangan abadi untuk mendukung ketahanan pangan. Adapun rencana pengembangan kawasan pertanian pangan dan hortikultura, antara lain adalah :
1. Pertanian Lahan sawah tersebar pada seluruh kabupaten di Provinsi Sumatera Barat .
Pengembangan lahan irigasi di : Kabupaten Pasaman (Irigasi Panti Rao), Kabupaten
Pasaman Barat (Irigasi Batang Tongar dan Irigasi Batang Batahan), Kabupaten Padang Pariaman (Irigasi Batang Anai), Kabupaten Dharmasraya (Irigasi Batang Hari), Kabupaten Pesisir Selatan (Irigasi Inderapura).
2. Kawasan Pertanian Lahan Kering (Palawija dan Hortikultura) · Komoditi sayuran (seperti kubis, kentang, bawang merah, cabe) :
Kabupaten Pasaman Barat, Kabupaten Limapuluh Kota, Kabupaten Agam, Kabupaten Tanah Datar, Kabupaten Solok, dan Kota Pariaman.
· Buah-buahan (seperti : Jeruk, Manggis, Pisang, jeruk, markisah, alpokat, dan salak) :
Renstra Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Sumatera Barat Tahun 2016 – 2021
102
Kabupaten Pasaman, Kabupaten Limapuluh Kota, Kabupaten Agam, Kabupaten Tanah
Datar, Kabupaten Padang Pariaman, Kabupaten Solok, Kabupaten Solok Selatan, Kabupaten Sijunjung, Kabupaten Dharmasraya, Kabupaten Kepulauan Mentawai, dan
Kota Pariaman, · Tanaman hias
Kota Payakumbuh, Kota Bukittinggi, Kota Padang Panjang, Kota Padang, Kabupaten Solok dan Kabupaten Agam
Berdasarkan Analisa Kajian Lingkungan Hidup Strategis (AKLHS) terhadap pelayanan
Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Sumatera Barat diperoleh hasil sebagai berikut :
Strategis Tabel 9. Analisa Kajian Lingkungan Terhadap Pelayanan SKPD
3.5. Penentuan Isu-isu Strategis
Berdasarkan uraian yang telah dijelaskan di atas diketahui bahwa Dinas Pertanian
Tanaman Pangan merupakan perpanjangan tangan Kepala Daerah Provinsi Sumatera Barat yang mengurusi sub sektor Tanaman Pangan dan Hortikultura. Upaya-upaya peningkatan
produksi komoditi tanaman pangan dan hortikultura perlu dilakukan dalam pencapaian target swasembada pangan sebagaimana yang telah dicanangkan oleh Pemerintah Pusat.
Disamping upaya peningkatan produksi, juga perlu diperhatikan masalah pengolahan
dan pemasaran hasil produksi pertanian serta ketersediaan sarana dan prasarana pertanian yang memadai.
N
o Aspek Kajian Ringkasan KLHS
Implikasi Terhadap
Pelayanan SKPD
Catatan Bagi Perumusan
Program dan Kegiatan
Peningkatan pemanfaatan kawasan
budidaya untuk mendukung pengembangan
ekonomi daerah
Pemanfaatan kawasan budidaya sesuai
dengan kapasitas daya dukung
lingkungan
Diperlukan peningkatan produksi melalui
peningkatan produktivitas dan perluasan areal
tanam dengan tetap mempertahankan
ekosistem lingkungan
Program Peningkatan Produksi Dan Mutu Pertanian Secara Berkelanjutan, Melalui
Peningkatan Produktivitas Dan Luas Panen Tanaman Pangan Dan Hortikultura
Pengembangan ekonomi sektor
primer, sekunder dan tersier sesuai
daya dukung wilayah
Karakteristik alam Provinsi
Sumatera Barat dan sumberdaya manusia
menjadi potensi keunggulan komparatif
untuk Pengembangan kegiatan
pertanian
Diperlukan pengembangan
industri berbasis pertanian berupa perlengkapan
saprodi dan sarana pendukungnya
Program Peningkatan Nilai Tambah, Daya Saing, Produk
Hasil Pertanian melalui peningkatan penanganan pasca panen dan mutu hasil
Renstra Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Sumatera Barat Tahun 2016 – 2021
103
Untuk pencapaian sasaran tersebut, berdasarkan kondisi yang ada saat ini, setelah
diidentifikasi secara rinci melalui analisa kajian gambaran pelayanan dinas, kajian renstra kementerian Pertanian, Kajian Kajian Renstra Kabupaten/Kota, Kajian RTRW dan KLHS,
masing-masingnya erdapat faktor faktor yang mempengaruhi baik secara internal maupun eksternal. Gambaran permasalahan yang ada berdasarkan identifikasi tersebut yang dapat menjadi isu strategis dapat dirinci sebagai berikut :
1. Masih tingginya tingkat kehilangan hasil Pertanian
2. Masih rendahnya daya saing produk-produk pertanian terhadap produk impor;
3. Lemahnya kemampuan aksespetani terhadap teknologi, informasi, pasar dan permodalan serta perlindungan usahatani
4. Belum optimalnya pelayanan pada sektor perbenihan dan pengawasan tanaman.
5. Terbatasnya penerapan Alsintan
6. Terbatasnya ketersediaan infrastruktur serta prasarana lahan dan air
7. Lemahnya kelembagaan petani
8. Tingginya alih fungsi lahan pertanian ke non pertanian
9. Rendahnya pendapatan usahatani
10. Belum optimalnya infrastruktur pertanian
11. Belum optimalnya pemanfaatan lahan
12. Rendahnya pemanfaatan teknologi alsintan
Renstra Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Sumatera Barat Tahun 2016 – 2021
104
BAB IV
VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN
STRATEGI DAN KEBIJAKAN DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN
4.1. Visi dan Misi
Setelah melakukan pengkajian dan analisis yang dilandasi oleh semangat reformasi
dan semangat revitalisasi pertanian maka sebagai penanggung jawab dan simpul koordinasi
Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Sumatera Barat menetapkan VISI tahun 2016-2021
yakni
“TERWUJUDNYA KEMANDIRIAN PANGAN DAN RUMAH TANGGA PETANI
YANG SEJAHTERA”
Untuk dapat mewujudkan Visi dengan cara mendorong efektivitas dan efisiensi
pemanfaatan sumber daya yang dimiliki, ditetapkan misi Dinas Pertanian Tanaman Pangan
Provinsi Sumatera Barat, yang didalamnya mengandung gambaran tujuan serta sasaran yang
ingin dicapai. Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Sumatera Barat mengemban misi
yang harus dilaksanakan yaitu sebagai berikut :
I. Meningkatkan produksi pertanian
II. Meningkatkan peluang pasar produk pertanian
III. Mengembangkan pertanian ramah lingkungan dan pertanian organik.
IV. Mengoptimalkan pemanfaatan sarana prasarana pertanian
4.2. Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah Dinas Pertanian Tanaman
Pangan Provinsi Sumatera Barat
Perekonomian di Sumatera Barat sampai saat ini masih didominasi oleh sektor
pertanian dan diperkirakan akan tetap menjadi pengarah perekonomian Sumatera Barat di
masa depan dimana sebagian besar penduduk Sumatera Barat menggantungkan
kehidupannya pada sektor ini. Karena itu pembangunan sektor pertanian pada tahun 2016-
2021 akan menjadi prioritas pembangunan dalam kerangka pengembangan ekonomi
Sumatera Barat.
Renstra Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Sumatera Barat Tahun 2016 – 2021
105
Berdasarkan tugas pokok dan fungsi serta kewenangan yang ada, maka penyusunan
Renstra ini harus dapat menjawab tantangan pembangunan sub sektor Tanaman Pangan dan
Hortikultura sehingga terjadi perubahan yang lebih baik, untuk itu penyusunan dokumen
Renstra 2016-2021 menetapkan tujuan sebagai berikut :
1. Terpenuhinya kebutuhan tanaman pangan dan hortikultura
2. Memperluas peluang pasar produk tanaman pangan dan hortikultura.
3. Mewujudkan keseimbangan lingkungan dan pembangunan pertanian berkelanjutan.
4. Meningkatkan sarana dan prasarana pertanian.
Sasaran strategis dalam membangun pertanian tanaman pangan dan hortikultura
kedepan di Sumatera Barat adalah :
1. Meningkatnya produksi tanaman pangan dan hortikultura.
2. Meminimalkan luas serangan yang disebabkan oleh serangan OPT dan bencana alam.
3. Meningkatnya nilai tambah komoditi tanaman pangan dan hortikultura.
4. Berkembangnya pertanian organik yang dilandasi kehidupan organis sejahtera dan lestari,
serta ratio pemakaian agroinput luar yang rendah.
5. Berkembangnya sarana dan prasarana pertanian.
Renstra Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Sumatera Barat Tahun 2016 – 2021
106
Tabel 4.1.Tujuan Sasaran Jangka Menengah Pelayanan Dinas dan Pertanian
Tanaman Pangan Provinsi Sumatera Barat
N
O TUJUAN SASARAN
INDIKATOR
SASARAN SATUAN
TARGET
2016 2017 2018 2019 2020 2021
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
I Terpenuhinya
kebutuhan
tanaman
pangan dan
hortikultura
Meningkatnya
produksi
tanaman pangan
dan hortikultura
Peningkatan
produksi tanaman
pangan dan
hortikultura (%)
- Padi % 3 3 3 3 3 3
- Jagung % 7,87 6,71 6,71 6,71 5,91 5,91
- Manggis % 2 2 2 2 2 2
- Lain-lain
- Tan. Pangan % 1 1 1 1 1 1
- Hortikultura % 1 1 1 1 1 1
Ii Meningkatkan
efisiensi
produksi
Meminimalkan
luas serangan
yang disebabkan
oleh serangan
OPT, bencana
alam
Menurunnya luas
serangan hama
dan penyakit
tanaman (%)
% 1 1 1 1 1 1
III Memperluas
peluang pasar
produk
tanaman
pangan dan
hortikultura
Meningkatnya
nilai tambah
komoditi
pertanian
tanaman pangan
dan hortikultura
Jumlah produk
olahan pertanian
baru (produk/th)
macam/
th
10 10 10 10 10 10
IV Mewujudkan
keseimbangan
lingkungan dan
pembangunan
pertanian
berkelanjutan
Berkembangnya
pertanian organik
Bertambahnya
luasan pertanian
organic (Ha/th)
Ha/th 180 200 200 200 200 200
V Ketersediaan
sarana dan
prasarana
pertanian yang
memadai
Berkembangnya
lahan pertanian
Penambahan Luas
Lahan Sawah
(Ha/Thn)
ha/th 640 500 500 500 250 250
Perluasan areal
hortikultura/buah-
buahan (pohon/th)
pohon/t
h
90.40
0
100.0
00
100.0
00
100.00
0
10000
0
100.0
0
Renstra Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Sumatera Barat Tahun 2016 – 2021
107
4.3. Strategi dan Kebijakan
Strategi dan kebijakan pe
Strategi dan kebijakan pembangunan pertanian tanaman pangan dan hortikultura
tahun 2016 – 2021 disusun berlandaskan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
(RPJMD) Provinsi Sumatera Barat dengan visi pembangunan adalah ”Terwujudnya
Sumatera Barat yang Madani dan Sejahtera dan Rencana Strategis Kementerian
Pertanian 2014 – 2019 dengan visi ”Terwujudnya Sistem Pertanian – Bioindustri
Berkelanjutan yang Menghasilkan Beragam Pangan Sehat dan Produk Bernilai
Tambah Tinggi Berbasis Sumberdaya Lokal Untuk Kedaulatan Pangan dan
Kesejahteraan Petani”.
Strategi Pembangunan Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura bertumpu pada
kondisi strategis lingkungan Dinas Pertanian Tanaman Pangan, baik lingkungan internal
maupun eksternal, SDM serta fasilitas sarana dan prasarana pendukung yang dimiliki. Strategi
umum yang dilakukan oleh Dinas Pertanian Tanaman Pangan untuk mencapai tujuan dan
sasaran pembangunan yang dituangkan dalam rencana strategis tahun 2016 – 2021 adalah
sebagai berikut :
1) Meningkatnya produktivitas dan produksi tanaman pangan dan hortikultura
2) Meningkatkan pengendalian terhadap serangan OPT, bencana alam
3) Meningkatkan nilai tambah komoditi pertanian tanaman pangan dan hortikultura
4) Meningkatkan daya saing komoditi unggulan melalui pengembangan agroindustri
5) Berkembangnya pertanian organik yang dilandasi kehidupan organis sejahtera dan
lestari, serta ratio pemakaian agroinput luar yang rendah
6) Meningkatkan ketersediaan sarana dan prasarana lahan,air dan alsintan.
Secara konseptual pembangunan pertanian tanaman pangan dan hortikultura
dilakukan melalui pendekatan sistim agribisnis yaitu kinerja keseluruhan sub sistim usaha yang
saling terkait, saling tergantung dan saling berpengaruh dengan pertanian mulai sektor hulu,
usaha tani dan hilir serta jasa penunjang. Penggunaan waktu keluarga petani yang lebih
efisien dan aktivitas yang lebih banyak dari beberapa sub sektor yang berkaitan merupakan
Renstra Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Sumatera Barat Tahun 2016 – 2021
108
fokus pembangunan pertanian kedepan, sehingga untuk alokasi waktu yang sama keluarga
petani akan memperoleh pendapatan yang lebih besar. Untuk mewujudkan rumah tangga
petani yang sejahtera, kebijakan pembangunan pertanian adalah:
1. Meningkatkan produktivitas dan produksi tanaman pangan dan hortikultura komoditi
unggulan.
2. Meningkatkan efisiensi usahatani dan mutu produksi
3. Pengembangan teknik pengendalian OPT yang efektif dan efisien
4. Pengembangan kawasan sentra produksi, agribisnis
5. Meningkatkan pemberdayaan aparatur, pendidikan dan pelatihan sesuai kebutuhan.
6. Meningkatkan pemberdayaan petani
7. Mengembangkan usaha-usaha peningkatan nilai tambah komoditi pertanian tanaman
pangan dan hortikultura unggulan
8. Pengembangan komoditi unggulan yang berdaya saing
9. Bertambahnya luasan pertanian organik
10. Mengembangkan fasilitas sarana dan prasarana, lahan air dan alsintan.Mengembangkan
LKMA di pedesaan
TABEL TUJUAN SASARAN STRATEGI DAN KEBIJAKAN
Renstra Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Sumatera Barat Tahun 2016 – 2021
109
BAB V
RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK,
SASARAN, DAN PENDANAAN INDIKATIF
5.1. RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN.
Program pembangunan Pertanian tanaman pangan dan hortikultura merupakan
bagian integral pembangunan pertanian pada hakekatnya merupakan rangkaian upaya untuk
memfasilitasi, melayani dan mendorong berkembangnya usaha-usaha pertanian , sehingga
memiliki nilai tambah, daya saing dan pada akhirnya mampu meningkatkan kesejahteraan
masyarakat pertanian.
Sesuai dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Daerah Provinsi
Sumatera Barat Tahun 2016 –2021 serta sesuai dengan misi 4 RPJMD Provinsi Sumatera Barat
yaitu Meningkatkan ekonomi masyarakat berbasis kerakyatan yang tangguh, produktif, dan
berdaya saing regional dan global, dengan mengoptimalkan pemanfaatan sumberdaya
pembangunan daerah, serta Rencana Strategis Kementerian Pertanian Tahun 2014-2019
maka Dinas Pertanian Tanaman Pangan Propinsi Sumatera Barat mengemban 2 program yaitu
Program Nasional (Kementerian Pertanian) dan Program Daerah
A. PROGRAM NASIONAL
a. Peningkatan Produksi, Produktivitas, dan Mutu Tanaman Pangan untuk Mencapai Swasembada dan Swasembada Berkelanjutan
b. Peningkatan Produksi dan nilai tambah hortiikultura
c. Peningkatan produksi dan produktivitas hortikultura ramah lingkungan.
d. Penyediaan dan pengembangan prasarana dan sarana pertanian
e. Pengembangan SDM pertanian dan kelembagaan petani.
B. PROGRAM DAERAH
a. Pelayanaan administrasi perkantoran
b. Peningkatan sarana dan prasarana aparatur
c. Peningkatan disiplin aparatur
d. Peningkatan kapasitas sumber daya aparatur
e. Peningkatan pengembangan sistem pelaporan capaian kinerja dan keuangan.
f. Peningkatan produksi dan produktivitas
g. Pengembangan Kawasan Sentra Produksi Pertanian
h. Peningkatan Sarana dan Prasarana
i. Pengolahan dan pemasaran hasil.
Renstra Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Sumatera Barat Tahun 2016 – 2021
110
j. Peningkatan kapasitas kelembagaan dan SDM
k. Peningkatan SDM Pertanian
l. Peningkatan Sarana dan Prasarana Pendidikan Pertanian
Kegiatan pembangunan Dinas Pertanian Tanaman dan Hortikultura di Provinsi
Sumatera Barat ditujukan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dengan kegiatan
utama dan kegiatan pendukung sebagai berikut :
5.1.1 Rencana Program Prioritas 1: Peningkatan produksi dan
produktifitas
Kegiatan Pokok :
1. Pengembangan produksi pangan 2. Pengembangan budidaya tanaman ubi kayu
3. Pengembangan budidaya tanaman ubi jalar 4. Pengembangan budidaya tanaman cabe 5. Pengembangan budidaya kentang
6. Pengembangan budidaya tanaman bawang merah 7. Pengembangan budidaya tanaman manggis
8. Pengembangan budidaya tanaman jeruk 9. Pengembangan budidaya tanaman hias
10. Pengembangan budidaya aneka tanaman buah lainnya
11. Pengembangan budidaya aneka tanaman sayuran 12. Pengembangan penerapan pengendalian hama dan penyakit
5.1.2. Rencana Program Prioritas 2 : Pengembangan kawasan sentra
produksi dan agribisnis
Kegiatan Pokok :
1. Pengembangan kawasan sentra produksi 2. Penumbuhan kawasan agribisnis
3. Pengembangan nagari organik 4. Standarisasi dan sertifikasi produk pertanian 5. Pengembangan Lembaga Mikro Agribisnis Produksi
6. Pengolahan pupuk organik
7.
5.1.3. Rencana Program Prioritas 3 : Peningkatan Sarana dan Prasarana
Pertanian
Kegiatan Pokok :
1. Penggunaan teknologi pertanian tepat guna 2. Pemanfaatan dan pencetakan lahan baku sawah 3. Pengembangan balai benih dan UPTD
4. Perluasan areal hortikultura 5. Peningkatan peggunaan alsintan tanaman pangan
Renstra Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Sumatera Barat Tahun 2016 – 2021
111
5.1.4. Rencana Program Prioritas 4: Pengolahan dan pemasaran hasil
Kegiatan Pokok :
1. Pembinaan Penerapan GHP dan GMP 2. Pengembangan dan penerapan standard jaminan mutu komoditas dan produk olahan
pertanian
3. Pengembangan unit pengolahan hasil pertanian 4. Peningkatan kemitraan 5. Promosi hasil pertanian
6. Penanganan pasca panen tanaman pangan 7. Penanganan pasca panen tanaman sayuran
5.1.5. Rencana Program Prioritas 5 : Peningkatan Kapasitas Kelembagaan
dan SDM
Kegiatan Pokok :
1. Peningkatan SDM aparat dan pelaku usaha pertanian 2. Sekolah Lapang Pertanian
5.1.6 Rencana Program Prioritas 6 : Peningkatan SDM Pertanian7Kegiatan pokok :
1. Peningkatan SDM Petugas melalui Balai Diklat Pertanian
2. Penyelenggaran Pendidikan Menengah Pertanian pada SMK PP N Padang
5.1.6 Rencana Program Prioritas 6 : Peningkatan Sarana dan Prasarana Pendidikan
Pertanian
Kegiatan pokok :
1. Peningkatan Sarana dan Prasarana pendidikan/pelatihan di Balai Diklat Pertanian
2. Peningkatan Sarana dan Prasarana pendidikan SMK PP N Padang
Untuk lebih rincinya program dan kegiataan dimaksud dapat terlihat pada tabel berikut ini.
Renstra Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Sumatera Barat Tahun 2016 – 2021
112
BAB VI
INDIKATOR KINERJA DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN YANG
MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMD
Sesuai dengan hasil identifikasi indikator kinerja yang termuat dalam dokumen
Rancangan Awal Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)
Provinsi Sumatera Barat Tahun 2016-2021 yang tercantum pada misi 4, tujuan
meningkatkan produksi dan ketahanan pangan, pengembangan agribisnis dan
meningkatkan kesejahteraan petani; Sasaran yaitu Meningkatnya kesejahteraan
petani dan nelayan, maka indikator kinerja yang mengacu pada tujuan dan
sasaran RPJMD Provinsi Sumatera Barat Tahun 2016-2021 pada Dinas Pertanian
Tanaman Pangan Provinsi Sumatera Barat dapat dilihat pada tabel berikut:
6.1. INDIKATOR KINERJA
Tolok ukur kinerja pembangunan Sumatera Barat khusus bidang
pertanian sektor tanaman pangan dan hortikultura selama periode waktu 2016–
2021, adalah sebagai berikut :
Renstra Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Sumatera Barat Tahun 2016 – 2021
113
BAB VII
PENUTUP
Rencana Strategis Dinas Pertanian Tanaman Pangan Propinsi Sumatera
Barat tahun 2016 – 2021 merupakan aplikasi dari semangat dan tekad kinerja
yang dituangkan dalam visi, misi dan tujuan pembangunan Pertanian Tanaman
Pangan dan Hortikultura yang mendukung pembangunan ekonomi di Propinsi
Sumatera Barat
Rencana strategis yang telah disusun ini merupakan pedoman bagi
Sekretariat, Bidang dan Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) lingkup Dinas
Pertanian Tanaman Pangan Propinsi Sumatera Barat dalam menyusun rencana
kerja, rencana anggaran yang dibutuhkan sebagai pendukung terlaksananya
Renstra tahun 2016 – 2021. Selanjutnya merupakan pedoman pula bagi
Kabupaten/Kota dalam menyusun Rencana Strategis masing – masing daerah
tahun 2016 – 2021.
Untuk itu perlu ditetapkan kaidah – kaidah pelaksanaan sebagai berikut:
1) Bidang, Bagian dan UPTD serta Dinas Pertanian Kabupaten/Kota termasuk
dunia usaha dapat melaksanakan program, dan kegiatan pokok yang
tertuang dalam Renstra Dinas Pertanian Tanaman Pangan Propinsi Sumatera
Barat Tahun 2011 – 2015 dan mampu memfasilitasinya kepada seluruh
masyarakat dengan sebaik – baiknya.
2) Bidang, Bagian dan UPTD berkewajiban untuk menyusun rencana kerja
sesuai dengan tugas pokoknya, sehingga dapat dijabarkan dalam bentuk
program, kegiatan pokok dan rencana anggaran tahunan serta melahirkan
proposal – proposal dan petunjuk pelaksanaan di setiap kegiatan yang
pelaksanaan di setiap kegiatan yang telah disepakati pada awal tahun.
3) Dalam rangka meningkatkan efektifitas pelaksanaan Rencana Strategis
Pembangunan Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura tahun 2011 –
2015, maka Sekretariat Dinas Pertanian Tanaman Pangan Propinsi Sumatera
Barat berkewajiban untuk melaksanakan pemantauan terhadap
Renstra Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Sumatera Barat Tahun 2016 – 2021
114
pelaksanaannya, mengakomodir permasalahan dan memberikan saran
kepada rapat pimpinan pada Dinas Pertanian Tanaman Pangan Propinsi
Sumatera Barat.
4) Setiap awal tahun, Dinas Pertanian Tanaman Pangan Propinsi Sumatera Barat
akan menyusun Rencana Kerja (RENJA) dinas, dan pada akhir tahun harus
menyusun pula laporan tahunan dan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi
Pemerintah (LAKIP) yang selanjutnya akan dijadikan sebagai bahan laporan
kepada Gubernur Sumatera Barat.
5) Selanjutnya Kepala Dinas tetap mempunyai ruang gerak yang luas untuk
menyempurnakan Rencana Strategis Dinas Pertanian Tanaman Pangan
Propinsi Sumatera Barat bila diperlukan, guna tercapainya pembangunan
Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura ke depan yang lebih baik