RPJM Kota Balikpapan

download RPJM Kota Balikpapan

of 51

Transcript of RPJM Kota Balikpapan

Rencana Pembangunan Jangka

Menengah Daerah (RPJMD) Kota Balikpapan Tahun 2006 - 2011

KATA PENGANTAR Sebagaimana amanat Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, dalam Pasal 17 menyebutkan bahwa Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) ditetapkan paling lambat 3 (tiga) bulan setelah Kepala Daerah dilantik. RPJMD dimaksud merupakan penjabaran dari Visi, Misi dan Program Kepala Daerah kedalam Strategi Pembangunan Daerah, Kebijakan Umum, Program Prioritas dan Arah Kebijakan Keuangan Daerah. Dalam penyusunan RPJMD ini selain dilaksanakan melalui forum Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) juga mendapatkan masukan yang sangat berharga dari Rancangan Rencana Strategis Satuan Kerj a Perangkat Daerah (Renstra SKPD), sehingga akan lebih terintegrasinya program-program teknis dan operasional dengan Visi dan Misi Kepala Daerah. Setelah Peraturan Daerah tentang RPJMD Kota Balikpapan Tahun 2006-2011 diterbitkan, maka RPJMD tersebut akan menjadi pedoman untuk menyusun Rencana Kerj a Tahunan dalam bentuk Rencana Kerj a Pemerintah Daerah (RKPD) yang selanjutnya dipergunakan sebagai bahan acuan untuk penyusunan Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (RAPBD) Kota Balikpapan. Disamping itu masing-masing Satuan Kerj a Perangkat Daerah (SKPD) dilingkungan Pemerintah Kota sebelum menetapkan Renstra SKPD harus segera menyesuaikan dengan Strategi Pembangunan Daerah, Kebijakan Umum, Program Prioritas dan Arah Kebijakan Keuangan Daerah RPJMD Kota Balikpapan Tahun 2006-2011. Akhirnya tidak mengabaikan segala kekurangan yang ada baik materi maupun penyajiannya, kiranya seluruh stakeholder yang nantinya akan menggunakan atau memanfaatkan RPJMD Kota Balikpapan Tahun 2006-2011 sebagai pedoman dalam menetapkan berbagai kebijakan pembangunan dapat memberikan saran dan pendapat yang bersifat konstruktif. Terima kasih.

Balikpapan, 2 Januari 2007 WALIKOTA BALIKPAPAN T t d H. IMDAAD HAMID, SE

Pemerintah Kota Balikpapan

Rencana Pembangunan Jangk aMenengah Daerah (RPJMD) KotaBalikpapanTa

n

Tahun 2006 - 2011

DAFTAR ISIPERATURAN DAERAH ...................................................................................... KATA PENGANTAR............................................................................................ DAFTAR ISI .......................................................................................................... BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ........................................................................... B. Maksud dan Tujuan ..................................................................... C. Landasan Penyusunan ................................................................ D. Hubungan RPJM Daerah dengan Dokumen Perencanaan lainnya. E. Sistematika Penyusunan .............................................................. BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH. A. Geografi .................................................................................... B. Perekonomian Daerah ................................................................ C. Sosial Budaya Daerah ................................................................. D. Sarana dan Prasaran..................................................................... E. Pemerintahan Umum ................................................................... BAB III VISI DAN MISI A. Visi Kota Balikpapan 2006-2011 ............................................ B. Misi Kota Balikpapan 2006-2011 ............................................ BAB IV STRATEGIPEMBANGUNAN DAERAH. A. Strategi untuk mewujudkan Good Governance ............................. B. Strategi untuk mewuj udkan Masyarakat Madani............................ 28 29 26 26 3 4 9 14 19 1 1 1 2 2 1-5 i ii BAB VII

B. Arah Kebijakan Strategis merupakan penjabaran secara Operasional dari Visi dan Misi Kepala Daerah Periode Tahun 2006-2011 .......

39

42

PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH. A. Program Pembangunan Daerah .................................................... B. Rencana Kerja ............................................................................ C. Belanja Langsung yang terdiri dari Belanja Non Pegawai Serta Pengadaan Barang dan Jasa yang dilaksanakan oleh Masingmasing ............................................................................ SKPD (Terlampir) .....................................................................

42 42 42

43

BAB VIII

PENUTUP ..................................................................................

Lampiran-Lampiran

BAB V

ARAH KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAHA. Arah Pengelolaan Pendapatan Daerah .......................................... B. Arah Pengelolaan Belanja Daerah ................................................ C. Arah Pengelolaan Pembiayaan .................................................... D. Kebijakan Umum Anggaran .......................................................

3033 33 34

BAB VI

ARAH KEBIJAKAN UMUM . A. Arah Kebijakan Umum mengacu pada RPJP Kota Balikpapan Tahun 2006-2026 ...................................................................... 36

Pemerintah Kota Balikpapan

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) KotaBalikpapanTa

n

Tahun 2006 - 2011

BAB I PENDAHULUAN

2. RPJMD Kota Balikpapan juga disusun secara terencana, terpadu,

bertahap , terarah,

menyeluruh, fleksibel dan sistimatis yang didasarkan pada kondisi, potensi, proyeksi sesuai A. Latar Belakang. kebutuhan kota. 3. Dokumen RPJMD Kota Balikpapan 2006 - 2011 Berdasarkan Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 132.64-249 Tahun 2006 dan Nomor : 132.64-250 Tahun 2006, H. Imdaad Hamid, SE dan H.M.Rizal Effendi, SE telah diangkat sebagai Walikota dan Wakil Walikota Balikpapan untuk masa bhakti 2006-2011, sesuai dengan ketentuan Pasal 5 dan 14 Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, serta Pasal 150 dan 151 Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan B. Daerah, maka Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah terpilih harus sudah menyusun Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) untuk waktu lima tahun masa jabatannya sebagai penjabaran dari Visi Maksud dan Tujuan. dan Misi ketika pencalonan, selambat-lambatnya 3 (tiga) bulan setelah tanggal pelantikan. Ol eh Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Balikpapan 2006-2011 karena H. Imdaad Hamid, SE dan H.M. Rizal Effendi, SE telah dilantik sebagai Walikota dan Wakil disusun dengan maksud untuk menyediakan dokumen Perencanaan Pembangunan lima tahunan Walikota oleh Gubernur Kalimantan Timur pada tanggal 30 Mei 2006, maka RPJMD sudah harus yang bertujuan sebagai Pedoman dalam Penyusunan Rencana Pembangunan Tahunan Kota ditetapkan dengan Peraturan Daerah selambat-lambatnya C. pada tanggal 29 Agustus 2006. Balikpapan. Arah Pembangunan Jangka Menengah, juga sebagai arahan terselenggaranya pembangunan daerah yang demokratis dengan prinsip-prinsip kebersamaan, berkeadilan, berkelanjutan, berwawasan lingkungan serta kemandirian dengan menjaga keseimbangan kemajuan, kesatuan nasional dan berorientasi ke masa depan. selain memuat Visi, Misi, dan

Penyusunan RPJMD selain merupakan penjabaran dari Visi, Misi dan Program Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah terpilih, juga berpedoman kepada Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Tahun 2006-2026 serta memperhatikan RPJM Nasional/Propinsi, sedangkan untuk sistematikanya berpedoman kepada Surat Edaran Menteri Dalam Negeri Nomor 050/2020/SJ tanggal 11 Agustus 2005 perihal Petunjuk Penyusunan Dokumen RPJP dan RPJMD. Sebagai dokumen perencanaan, RPJMD diharapkan dapat memberikan gambaran tentang penjabaran Visi, Misi dan Program Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah serta indikasi Kegiatan dan sasaran yang hendak dicapai, dengan melihat hasil pembangunan periode sebelumnya untuk dapat dilanjutkan pada periode berikutnya, dengan catatan sebagai berikut:

Landasan Penyusunan. Penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Balikpapan Tahun 2006 - 2011 berdasarkan : 1. Undang Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia tahun 2003 Nomor 4286); 2. Undang Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara; (Lembaran Negara Republik Indonesia tahun 2004 Nomor 66, tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4400); 3. Undang Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pertanggungj awaban Keuangan Negara 4. Undang Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional; 47, tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor

1. Proses penyusunan RPJMD Kota Balikpapan tahun 2006-2011 dilakukan secara partisipatif melalui berbagai tahapan musyawarah perencanaan partisipatif yang melibatkan seluruh unsur pelaku kepentingan pembangunan di Kota Balikpapan (multi stakeholder).

5. Undang Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah; (Lembaran Negara Republik Indonesia tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437); 6. Undang Undang Nomor 33 tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah. (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438); 7. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005, tentang Pengelolaan Keuangan Daerah

Pemerintah Kota Balikpapan

Rencana Pembangunan Jangk aMenengah Daerah (RPJMD) KotaBalikpapanTa

n

Tahun 2006 - 2011

8. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006, tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah 9. Surat Edaran Menteri Dalam Negeri Nomor 050/2020/SJ tanggal 11 Agustus 2005 tentang Petunjuk Penyusunan Dokumen RPJP dan RPJM Daerah 10. Peraturan Daerah Kota Balikpapan Nomor Wilayah Kota Balikpapan 2005 - 2015. D. Hubungan RPJMD dengan Dokumen Perencanaan Lain. Hubungan dan keterkaitan dengan dokumen perencanaan lainnya dalam RPJMD Kota Balikpapan sebagaiman Undang Undang Nomor 25 Tahun 2004 Pasal 5 adalah sebagai berikut: 1. RPJMD Kota Balikpapan Tahun 2006-2011 mengacu pada RPJPD Tahun 2006-2026 dan RPJM Nasional/Propinsi Kalimantan Timur. 2. RPJMD Kota Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) yang merupakan rencana tahunan, memuat rancangan kerangka pembangunan Daerah, prioritas pembangunan Daerah, rencana kerja, dan pendanaan, baik yang dilaksanakan langsung oleh Pemerintah maupun mendorong partisipasi masyarakat. 4. Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota Balikpapan 2005 - 2015 yang merupakan Rencana Pemanfaatan Ruang untuk kegiatan pembangunan baik Pemerintah maupun masyarakat dalam kurun waktu sepuluh tahun kedepan. Balikpapan Tahun 2006-2011 merupakan acuan utama Rencana BAB VI Tahun 2006 tentang Rencana Tata Ruang BAB IV

Membahas dan menjabarkan mengenai Visi dan Misi Kepala Daerah Terpilih Masa Bhakti Tahun 2006-2011.

STRATEGI PEMBANGUNAN DAERAH Strategi Pembangunan Daerah yang lebih

Membahas dan menjabarkan tentang

menekankan pada bagaimana mencapai Visi yaitu Good Governance dan Masyarakat Madani. BAB V ARAH KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH Membahas dan menjabarkan mengenai Arah Kebijakan Pengelolaan Pendapatan Daerah, Arah Kebijakan Pengelolaan Belanja Daerah, Arah Kebijakan Pengelolaan Pembiayaan Daerah dan Kebijakan Umum Anggaran

ARAH KEBIJAKAN UMUM Membahas dan menjabarkan tentang Arah Kebijakan Umum Pembangunan dengan menggunakan Indikator Indeks Pembangunan Manusia.

BAB VII PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH Membahas dan menjabarkan mengenai Program Pembangunan Daerah dan Rencana Kerja yang meliputi : a). Program SKPD, Program Lintas SKPD dan Program Kewilayahan b). Rencana Kerja Kerangka Regulasi dan Rencana Kerja Kerangka Pendanaan.

E. Sistematika Penyusunan. BAB VIII PENUTUP Sistematikan penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Balikpapan Tahun 2006-2011 adalah sebagai berikut: Membahas dan menjabarkan tentang Program-Program Transisi dan hal-hal mengenai pemberlakuan Pemangkui Kepentingan dalam pelaksanaan RPJMD serta dasar evaluasi dan pelaporan kinerja tahunan maupun lima tahunan. BAB I PENDAHULUAN Pembahaan dan Penjabaran Latar Belakang, Maksud dan Tujuan, Landasan Penyusunan, Hubungan RPJMD dengan Dokumen Perencanaan Lain dan Sistematika Penyusunan.

BAB II

GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH Membahas dan menguraikan tentang Kondisi Geografis, Perekonomian Daerah, Sosial Budaya Daerah, Prasarana dan Sarana Daerah, Pemerintahan Umum.

BAB III

VISI DAN MISI

Pemerintah Kota Balikpapan

Rencana Pembangunan Jangk aMenengah Daerah (RPJMD) KotaBalikpapanTa

n

Tahun 2006 - 2011

BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH Sebagai bagian yang integral dari Negara Kesatuan Republik Indonesia pembangunan yang dilaksanakan di Kota Balikpapan selaras dengan pembangunan nasional dengan menentukan prioritas yang sesuai dengan kondisi Daerah. Karena memang masing-masing Daerah memiliki karakteristik dan permasalahan yang berbeda-beda yang membedakan antara Daerah yang satu dengan lainya, sehingga pelaksanaan pembangunan dan perkembangan hasil-hasil yang telah dicapai pun juga berbeda. Untuk memberikan gambaran umum mengenai kondisi Daerah akan disampaikan uraian yang meliputi Kondisi Geografis, Perekonomian Daerah, Sosial Budaya Daerah, Sarana dan Prasarana Daerah dan Penyelenggaraan Pemerintahan Umum.

a. Balikpapan mempunyai kelembaban udara sekitar 85% Kelembaban udara bulanan rata-rata pagi hari 88% dan siang hari 73% Suhu Udara rata-rata siang hari 30,2 C, maksimum 32,5 C Suhu Udara rata-rata malam hari 24,2 C, minimum 23 C Suhu Udara rata-rata 27,85 C. Perbedaan suhu rata-rata siang dan malam 7 C

b. Temperatur Temperatur maksimum rata-rata bulanan 32,4 C Temperatur minimum rata-rata bulanan 21,9 C

c. Tekanan Udara (atmospherric presure) 1.010,3 mb d. Kecapatan Angin (wind velocity) 6 e. Curah Hujan (rainfalls) 2.914 mm

A. Geografi. Secara geografis Kota Balikpapan terletak pada posisi 1 LS - 11 LS dan diantara 116 50' BT- 117 5 BT dengan batas-batas sebagai berikut: Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Kutai Kertanegara. Sebelah Selatan berbatasan dengan Selat Makasar Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Kutai Kertanegara Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Penaj am Paser Utara Sesuai dengan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 38 Tahun 1996 Kota Balikpapan terdiri dari 5 (lima) Kecamatan dan 27 (dua puluh tujuh) Kelurahan. Secara Topografi Kota Balikpapan terdiri dari kawasan perbukitan yang bergelombang +/-85% dengan jenis tanah podsolik merah kuning (haplik) dan lapisan topsoilnya tipis serta struktur tanah mudah tererosi serta +/- 15% merupakan daerah dataran yang terletak di sepanjang Pantai Timur dan Selatan wilayah Kota Balikpapan dengan jenis tanah Alluvial. Sedangkan kawasan pinggiran kota banyak terdapat lembah dan rawa yang merupakan Daerah Aliran Sungai Wain dan Manggar Besar.

f. Penyinaran Matahari 48%. Kota Balikpapan memiliki potensi sumber daya alam yang telah ditetapkan yang dapat dilakukan budidaya maupun non budidaya. Yang dapat dilakukan budidaya antara lain kawasan wilayah perkotaan dan sebagian kecil adalah wilayah pinggiran dengan kendala limitasi pengelolaan wilayah, kawasan lainnya adalah potensi sumber daya laut dan pantai sesuai dengan kewenangan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah yaitu sepanjang 4 mil dari garis pantai. Saat ini kawasan tersebut telah dilakukan kegiatan pembangunan oleh pemerintah dan masyarakat guna memenuhi kebutuhan ruang hidup bagi masyarakat sesuai dengan peruntukkan wilayah yang telah ditetapkan dalam Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW). Kawasan wilayah perkotaan saat ini sangat dirasakan mengalami tekanan yang berat terhadap daya dukung lingkungan sehubungan dengan tingginya aktivitas pembangunan yang dilakukan sehingga menimbulkan dampak terjadinya banjir dan tanah longsor. Sedangkan pada kawasan pantai sebagian telah dilakukan penguasaan dan okupasi oleh masyarakat yang bila tidak dilakukan pengaturan akan menimbulkan kerusakan pada ekosistem pantai. Sebagai gambaran dapat disampaikan bahwa pada tahun 2004 luas lahan berdasarkan jenis penggunaan lahan adalah sebagai berikut:

Iklim di Kota Balikpapan termasuk dalam type iklim tropis basah dengan curah hujan yang tinggi serta tidak terdapat pergantian musim yang jelas antara musim kemarau dan musim hujan. Adapun iklim di Kota Balikpapan sebagai berikut:

Pemerintah Kota Balikpapan

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) KotaBalikpapanTa

n

Tahun 2006 - 2011

Permukiman dengan luas 5.578,50 Ha atau 10,65% terdiri dari Perumahan, Perusahaan, Perkantoran, Pertokoan, Kawasan Pertamina, Bandara Sepinggan dan Lapangan Golf yang pada umumnya berada pada kawasan perkotaan. Pertanian dengan luas 9.133,75 Ha atau 18,65% yang terdiri dari Sawah, Kebun Campuran, Kebun Kelapa, Karet, Tegalan, Ladang, Tambak dan Waduk yang pada umumnya berada pada kawasan pinggiran (pedesaan). Kawasan Pelabuhan dan Kawasan Industri Kariangau Hutan dengan luas 14.565,20 Ha atau 28,94% terdiri dari Hutan Belukar, Hutan Rawa dan Kawasan Penghijauan. Lain-lain dengan luas 21.053,24 atau 42,78% terdiri dari Semak, Alang-alang, Danau/Genangan, Rawa Pasang Surut, Jalan, Saluran dan Sungai.

meningkat menjadi Rp.7.282.429,48 juta pada tahun 2005. Dengan demikian telah terjadi peningkatan rata-rata sebesar 6,26% per tahun. Pertumbuhan ekonomi Kota Balikpapan tahun 2001-2005 jika dihitung dengan Migas ADHK menunjukkan angka yang cukup berfluktuatif. Pada tahun 2001 sebesar 10,59%; tahun 2002 sebesar 4,64%; tahun 2003 sebesar 2,21%; tahun 2004 sebesar 5,91% dan tahun 2005 sebesar 3,16%. Dengan demikian pertumbuhan ekonomi Balikpapan tahun 2001-2005 jika dihitung dengan Migas mencapai rata-rata sebesar 4,24% per tahun. Pertumbuhan ekonomi Kota Balikpapan tahun 2001-2005 jika dihitung tanpa Migas ADHK juga menunjukkan angka yang cukup berfluktuatif. Pada tahun 2001 sebesar 13,87%; tahun 2002 sebesar 9,04%; tahun 2003 sebesar 9,87%; tahun 2004 sebesar 5,21% dan tahun 2005 sebesar 7,56%. Dengan demikian pertumbuhan ekonomi Balikpapan tahun 2001-2005 jika dihitung tanpa Migas mencapai rata-rata sebesar 9,11% per tahun.

Selanjutnya untuk kawasan non budidaya sesuai yang ditetapkan oleh RTRW Kota adalah dalam bentuk Hutan Lindung, Kawasan Lindung, Kawasan Hutan Mangrove, Kawasan Hutan Kota dan Kawasan Daerah Aliran Sungai lainnya memang tidak dapat dilakukan aktivitas pembangunan selain dari pada upaya untuk dapat melakukan pelestarian serta konservasi terhadap lahan yang mengalami kerusakan. Pendapatan perkapita di Kota Balikpapan jika dihitung dengan Migas dan ADHB tahun 2001-2005 mengalami peningkatan. Pada tahun 2001 sebesar Rp. 15.101.749,- tahun 2002 sebesar Rp. 16.797.762,- tahun 2003 sebesar Rp. 17.284.743,- tahun 2004 Rp.20.595.924 dan tahun 2005 sebesar Rp. 25.816.806. Dengan demikian pendapatan perkapita Balikpapan jika dihitung dengan Migas tahun 2001-2005 mengalami peningkatan rata-rata sebesar 11,32% B. Perekonomian Daerah. pertahun. Pendapatan perkapita di Kota Balikpapan jika dihitung tanpa Migas dan ADHB tahun 2001-2005 mengalami peningkatan. Pada tahun 2001 sebesar Rp. 9.369.494,- tahun 2002 sebesar Rp. 9.957.244,- tahun 2003 sebesar Rp. 11.051.116,- tahun 2004 Rp. 11.937.203 dan tahun 2005 sebesar Rp. 13.324.562. Dengan demikian pendapatan perkapita Balikpapan jika dihitung tanpa Migas tahun 2001-2005 mengalami peningkatan rata-rata sebesar 7,30% pertahun. Sesuai dengan kondisi Kota Balikpapan yang sudah dikategorikan sebagai kota besar, maka struktur ekonomi kota pun telah menunjukkan semakin meningkatnya peranan dari pada Sektor Sekunder (Industri Pengolahan, Listrik, Gas, Air Bersih dan Bangunan) dan Sektor Tersier (Perdagangan, Hotel, Restoran, Angkutan, Komunikasi, Keuangan, Persewaan dan Jasa-jasa). Pada tahun 2005 struktur ekonomi Kota Balikpapan jika dihitung dengan Migas kontribusi Sektor Primer mencapai sebesar 7,32%, Sektor Sekunder 59,27% dan Sektor Tersier

Kondisi makro ekonomi kota Balikpapan selama 5 (lima) terakhir tahun 2001-2005 sebagaimana terlihat dari total nilai tambahan bruto yang berhasil diciptakan atau yang dikenal dengan Produk Domestik regional Bruto (PDRB) dihitung dengan Migas menunjukan perkembangan yang cukup baik. Pada tahun 2001 PDRB Atas Dasar Harga Konstan (ADHK) sebesar Rp. 11.463.789,36 juta dan telah meningkat menjadi Rp. 13.393.592,31 juta pada tahun 2005. Dengan demikian telah terjadi peningkatan rata-rata sebesar 3,16% per tahun. Sedangkan Atas Dasar Harga Berlaku (ADHB) pada tahun 2001 Rp. 11.593.976,23 juta dan telah meningkat menjadi Rp. 23.285.072,87 juta tahun 2005. Dengan demikian telah terjadi peningkatan rata-rata sebesar 14,97% per tahun. Sedangkan PDRB Kota Balikpapan tanpa Migas ADHB tahun 2001 sebesar Rp.5.876.200,38 juta dan telah meningkat menjadi Rp. 9.389.773,89 juta pada tahun 2005. Dengan demikian telah terjadi peningkatan rata-rata sebesar 9,83% per tahun. Untuk PDRB Kota Balikpapan tanpa Migas dan ADHK pada tahun 2001 sebesar Rp. 5.374.517,10 juta telah

Pemerintah Kota Balikpapan

Rencana Pembangunan Jangk aMenengah Daerah (RPJMD) KotaBalikpapanTa

n

Tahun 2006 - 2011

33,42%. Sedangkan bila tanpa Migas maka peran Sektor Primer hanya mencapai 4,28%, Sektor Sekunder 21,29% dan Sektor Tersier 74,42%. Laju Inflasi di Kota Balikpapan untuk tahun 2001 sebesar 10,82% ; tahun 2002 sebesar 11,38% ; tahun 2003 sebesar 5,92% dan tahun 2004 sebesar 7,60%. Sedangkan untuk tahun 2005 inflasi Kota Balikpapan hanya sebesar 17,28 %. Selanjutnya untuk kegiatan eksport dan import baik yang bersumber dari produk industri, hasil hutan maupun hasil tambang lainnya yang dilaksanakan melalui Kota Balikpapan khususnya eksport non migas tahun 2001 sampai dengan tahun 2005 menunjukkan angka yang cukup berfluktuatif. Pada tahun 2001 nilai eksport non migas melalui Balikpapan sebesar US$ 347,335,631.70, tahun 2002 sebesar US$ 338,108,779.21, tahun 2003 sebesar US$ 213,265,831.63, pada tahun 2004 sebesar US$ 217,088,326.03 dan pada tahun 2005 sebesar US $ 574.604.353,64. Dengan demikian pertumbuhan eksport non Migas melalui Balikpapan tahun 2001-2005 mengalami pertumbuhan rata-rata sebesar 13,4% pertahun. Dimana komoditi eksport melalui Balikpapan terdiri dari 83 jenis komoditi dengan 51 negara tujuan eksport. Mengenai investasi yang dilakukan di Kota Balikpapan juga telah dapat dilihat sesuai dengan prediksi dengan semakin meningkatnya peranan sektor swasta dibandingkan dengan sektor pemerintah atau secara proporsional kontribusi pembiayaan pembangunan adalah Pemerintah 25 - 26% dan Swasta 74 - 75%. Jumlah investasi yang dilakukan di Kota Balikpapan pada tahun 2001 sebesar Rp.4.235.547.560.000,- terdiri dari investasi pemerintah sebagaimana tertuang dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kota, APBD Propinsi dan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) yang berlokasi di Balikpapan sebesar Rp.458.813.204.002,93 dan investasi swasta sebesar Rp.3.776.734.359.997,07. Pada tahun 2005 jumlah investasi telah meningkat menjadi sebesar Rp.5.475.508.850.000,- yang terdiri dari investasi pemerintah Rp. 704.022.670.388,72 dan investasi swasta sebesar Rp. 4.753.486.179.611,28. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa peranan investasi swasta memang ada kecenderungan untuk selalu meningkat dari tahun ke tahun dibandingkan dengan investasi pemerintah. Uraian tentang investasi Pemerintah khususnya diperinci per sumber dana (PAD, Dana Perimbangan dan sumber penerimaan Daerah lainnya) dari tahun 2001 - 2005 dapat diuraikanPemerintah Kota Balikpapan

bahwa realisasi Pendapatan Daerah dalam tahun 2001 sebesar Rp.392.919.780.411,93 terdiri dari Pendapatan Asli Daerah (PAD) Rp.36.905.516.110,27 (9,39%), sedangkan yang berasal dari Dana Perimbangan adalah sebesar Rp. 356.014.264.301,66 (90,61%). Demikian pula dalam tahun 2002 realisasi Pendapatan Daerah secara keseluruhan yaitu sebesar Rp. 562.874.021.371,18 yang terdiri dari PAD Rp.49.095.082.606,71 (8,72%) dan berasal dari Dana Perimbangan Rp.513.778.938.764,37 (91,28 %). Selanjutnya pada tahun 2003 Pendapatan Daerah mencapai Rp.618.120.431.737,18 yang terdiri dari PAD mencapai nilai s e be s ar R p . 59. 60 5. 481 .0 87, 45 ( 9, 64 % ) d an d a ri D an a P e ri m ba n ga n s e be s ar Rp.558.514.950.649,73 (90,36%). Dalam tahun 2004 Pendapatan Daerah sebesar Rp.567.972.037.276,68 yang terdiri dari PAD Rp.67.383.396.802,18 (11,86%) dan berasal dari Dana Perimbangan sebesar Rp.500.588.639.474,50 (88,14%). Sedangkan Pendapatan Daerah dalam tahun 2005 mencapai sebesar Rp. 763.173.211.140,72 terdiri dari PAD sebesar Rp. 78.725.952.557,39 (10,32%), Dana Perimbangan sebesar Rp. 672.855.525.949,00 (88,16%) dan Lain-Lain Pendapatan Daerah Yang Sah sebesar Rp. 11.591.732.634,33 (1,52 %). Dari kondisi Pendapatan Daerah Kota Balikpapan dalam beberapa tahun terakhir sebagaimana disebutkan diatas, maka ada pertumbuhan pendapatan Kota Balikpapan rata-rata per tahun sebesar 20,85% dan rata-rata pertumbuhan PAD per tahun sebesar 19,82% sedangkan rata-rata pertumbuhan Dana Perimbangan per tahun sebesar 17,25%. Sedangkan mengenai Kebijakan Umum Pengembangan Perekonomian Daerah diarahkan kepada perkuatan struktur ekonomi Balikpapan pada masa yang akan datang agar tidak lagi tergantung pada industri Migas dan perkuatan ekonomi yang berbasis kepada kegiatan ekonomi kerakyatan dalam rangka memecahkan masalah j angka pendek yaitu pengangguran melalui penciptaan lapangan kerja Sejak awal Pemerintah Kota sudah menyadari bahwa dalam j angka panjang Balikpapan tidak dapat sepenuhnya bergantung kepada Industri Migas, karena merupakan Sumber Daya Alam yang tidak terbaharui (non renewable). Pemerintah Kota Balikpapan harus mencari alternatif sebagai basis ekonomi yang baru untuk j angka panjang yaitu Sektor Industri Non Migas yang mengolah bahan baku menjadi bahan setengah jadi atau bahan jadi (manufacture) yang berbasis pada bahan baku lokal (local resource base). Mengenai proyeksi kinerja makro ekonomi Kota Balikpapan tahun 2006-2011 yang terdiri dari pertumbuhan ekonomi, PDRB dan kebutuhan investasi dapat diproyeksikan sebagaimana tabel-tabel dibawah ini.

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) KotaBalikpapanTa

n

Tahun 2006 - 2011

Tabel 1 LAJU PERTUMBUHAN EKONOMI KOTA BALIKPAPAN TAHUN 2006-2011 TAHUN 2006 *** 2007 *** 2008 *** 2009 *** 2010*** 2011***Sumber Data : Bappeda Kota Balikpapan dan BPS Kota Balikpapan Keterangan : *** Angka Proyeksi

Tabel 3 KEBUTUHAN INVESTASI PEMERINTAH DAN SWASTA KOTA BALIKPAPAN TAHUN 2006-2011 Tahun2006*** 2007*** 2008*** 2009*** 2010*** 2011***Keterangan

PERTUMBUHAN EKONOMI (%) TOTAL TANPA MIGAS 5,42 6,90 4,71 5,45 6,12 8,02 5,46 6,90 5,48 6,84 4,06 5,37

Total Investasi (Rupiah)3.878.848.020.000,00 4.401.733.830.000,00 6.834.660.560.000,00 6.980.570.730.000,00 8.124.143.930.000,00 8.805.399.290.000,00

Investasi Pemerintah (Rupiah)1.151.806.293.956,82 1.254.777.776.636,56 1.366.954.909.867,87 1.489.160.678.810,06 1.662.291.643.495,67 1.767.324.516.424,19

Investasi Swasta (Rupiah)2.727.041.726.043.18 3.146.956.053.363,44 5.467.705.650.132,13 5.491.410.051.189,94 6.501.852.286.504,33 7.038.074.773.575,81

Sumber Data : BPS Kota Balikpapan dan Bappeda Kota Balikpapan :*** Angka Proyeksi

Proyeksi laju pertumbuhan ekonomi selama 5 (lima) tahun kedepan masih berkisar kurang dari 6,50 % dengan Migas sedangkan tanpa Migas cenderung mengalami kenaikan yang sangat besar sampai dengan 8,02 %. Hal ini menunjukan bahwa perekonomian masyarakat akan mengalami peningkatan yang sangat baik. Demikian pula halnya dengan pertumbuhan PDRB Kota Balikpapan dari tahun 2006-2011 mengalami kenaikan yang cukup pesat baik atas dasar harga berlaku (ADHB) maupun atas dasar harga konstan (ADHK). Untuk mendapatkan gambaran proyeksi tersebut dapat dilihat pada tabel dibawah ini. Tabel 2 PDRB KOTA BALIKPAPAN TAHUN 2006-2011 SECARA TOTAL DAN TANPA MIGAS ADHB MAUPUN ADHK.TAHUN 2006 *** 2007 *** 2008 *** 2009 *** 2010*** 2011** *Keterangan

Total investasi adalah kebutuhan investasi ADHB berdasarkan PDRB tanpa migas dan ADHK. Investasi Pemerintah Tahun 2001-2005 adalah angka realisasi

Adapun mengenai tingkat pelayanan Pemerintah Kota di bidang ekonomi dapat dilihat pada uraian masing-masing sektor dibidang ekonomi sebagai berikut : 1. Industri Letak Kota Balikpapan yang strategis dan merupakan pintu gerbang Propinsi Kalimantan Timur, juga berfungsi sebagai kota kolektor dan distributor yang memiliki potensi untuk menarik minat investor untuk melakukan penamanan modal pada sektor industri seperti pengolahan tambang dan migas maupun industri ikutan lainnya yang tidak hanya melibatkan kalangan industri besar tetapi juga dari industri kecil. Oleh karenanya sektor industri dapat memberikan kontribusi yang penting didalam pembentukan PDRB Kota Balikpapan pada setiap tahunnya, selain sektor ekonomi yang lain seperti perdagangan, dan lembaga keuangan serta sektor jasa lainnya. Perkembangan industri kecil dan menengah di Kota Balikpapan baik formal maupun non formal dari tahun 2001 - 2005 dapat dijelaskan bahwa untuk yang formal, jumlah unit usaha pada tahun 2001 sebesar 485 unit dengan tenaga kerja yang dapat diserap sebanyak 6.759 orang, dengan nilai produksi sebesar Rp. 2,078 Milyar dan nilai investasi sebesar Rp

PDRB TOTAL ADHB ADHK 23.662.804,23 14.119.503,87 26.460.129,04 14.783.944,57 29.589.661,08 15.689.186,46 33.073.646,87 16.546.489,45 37.202.724,92 17.453.941,74 41.131.392,92 18.162.124,34: *** Angka Proyeksi

PDRB TANPA MIGAS ADHB ADHK 10.577.570,62 7.784.924,93 11.602.490,66 8.209.202,32 13.066.082,94 8.867.436,08 14.584.454,05 9.479.327,97 16.338.402,15 10.127.471,63 17.970.783,87 10.671.629,99

Sumber Data : Bappeda Kota Balikpapan dan BPS Kota Balikpapan

Sedangkan proyeksi tentang kebutuhan investasi dalam 5 (lima) tahun yang akan datang yaitu tahun 2006-2011 dapat dilihat dalam tabel 3.

15,802 Milyar. Sedangkan pada tahun 2005 telah meningkat yaitu jumlah unit usaha sebanyak 620 unit dengan tenaga kerja yang dapat diserap sebanyak 9.023 orang, dengan nilai produksi sebesar Rp. 555,75 Milyar dan nilai investasi sebesar Rp 271,30 Milyar

Pemerintah Kota Balikpapan

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) KotaBalikpapanTa

n

Tahun 2006 - 2011

Untuk sektor non formal, jumlah unit usaha pada tahun 2001 sebanyak 2.472 unit dengan tenaga kerja yang dapat diserap sebanyak 8.265 orang, dengan nilai produksi sebesar Rp. 2,334 Milyar dan nilai investasi sebesar Rp 52,65 Milyar. Sedangkan pada tahun 2005 telah meningkat yaitu jumlah unit usaha sebanyak 2.589 unit dengan tenaga kerja yang dapat diserap sebanyak 8.940 orang, dengan nilai produksi sebesar Rp. 77,17 Milyar dan nilai investasi sebesar 61,65 Milyar.

berjumlah 6 unit,

pasar lokal 4 unit, pasar regional 1 unit, pasar swalayan 5 unit, pasar

grosir 1 unit dan mall /plaza 4 unit. Barang-barang yang menjadi komoditi perdagangan di Kota Balikpapan sebahagian besar berasal dari luar kota Balikpapan baik dari pulau Jawa maupun Sulawesi, sedangkan yang berasal dari Kalimantan Timur dan Balikpapan sendiri masih terbatas. Jumlah perusahaan dagang di Kota Balikpapan pada tahun 2005 sebanyak 10.458 unit

Dari data tersebut diperoleh ganbaran bahwa perkembangan industri kecil dan menengah telah mengalami peningkatan dari tahun ke tahun baik dari sisi jumlah unit usaha, penyerapan tenaga kerja, nilai produksi maupun nilai investasi.

usaha dengan nilai investasi seluruhnya Rp. 1,244 trilyun dan menyerap tenaga kerja sebanyak 70.271 orang. 3. Sumber Daya Energi

Upaya yang telah dilakukan oleh Pemerintah Kota adalah dengan membangun kawasan industri untuk pengelompokan usaha industri, yaitu di Kawasan Industri Kecil Somber (KIKS) yang pada tahap pertama diperuntukkan bagi para produsen industri tahu tempe yang selama ini tersebar diseluruh wilayah kota, sedangkan untuk jangkamenngah dan panjang dengan membangun Kawasan Industri Kariangau (KIK) untuk industri pengolahan atau manufactur yang diharapkan juga akan memperkuat struktur ekonomi Balikpapan pada masa yang akan datang. 2. Perdagangan Sektor perdagangan di Kota Balikpapan merupakan salah satu sektor yang memberikan kontribusi yang cukup besar bagi pembentukan PDRB Kota Balikpapan, hal ini dapat dilihat dari pertumbuhan dan perkembangan aktifitasnya yang sangat pesat berupa pembangunan pusat-pusat perbelanjaan yang modern maupun semi modern di Kota Balikpapan seperti Plaza Balikpapan, Mall Fantasi dan Plaza Muara Rapak dan sedang dalam tahap pembangunan adalah Pasar Baru Square dan Balikpapan Super Blok, serta yang masih dalam tahap persiapan pembangunan adalah bangunan pengganti Shopping Center Kebun Sayur di Kecamatan Balikpapan Barat yang terbakar pada tahun 2004 yang lalu dan Pasar Induk. Disamping itu ada pasar tradisional yang dimiliki oleh Pemerintah Kota Balikpapan yang tersebar diseluruh wilayah Kota untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dalam berbelanja untuk keperluan sehari-hari. Guna memperoleh gambaran terhadap keberadaan fasilitas perdagangan di Kota Balikpapan pada tahun 2005 dapat disampaikan bahwa untuk pasar tradisionil skala kota Saat ini jumlah pelanggan di Kota Balikpapan telah mencapai sebanyak 97.460 pelanggan dan masih terdapat daftar tunggu calon pelanggan yang memerlukan listrik sebanyak 30 MW dengan demikian untuk Kota Balikpapan pada saat ini memang dalam kondisi kekurangan pasokan tenaga listrik yang segera memerlukan pemecahan. Sumber Daya Energi yang dimanfaatkan di Kota Balikpapan adalah energi listrik serta minyak dan gas. Energi listrik digunakan untuk keperluan industri dan rumah tangga sedangkan untuk minyak dan gas selain untuk rumah tangga dan industri juga dimanfaatkan untuk sarana transportasi baik darat, laut maupun udara. Sumber daya energi listrik khususnya listrik dipasok melalui PLN dalam jumlah yang terbatas dibandingkan dengan kebutuhan untuk Kota Balikpapan pada umumnya, hal ini dapat dilihat dari kesenjangan antara pasokan dan kebutuhan tenaga listrik mengakibatkan sering dilakukan pemadaman secara bergiliran. PLN Kota Balikpapan saat ini hanya mampu menyediakan kapasitas terpasang sebesar 42 MW yang berasal dari mesin PLN yang sudah tua dan generator set milik Pemerintah Kota Balikpapan yang disewa oleh PLN, sedangkan kebutuhan masyarakat Balikpapan pada saat jam puncak sekitar 72,5 MW kekurangannya dipasok dari interkoneksi si stem Mahakam. Akhir-akhir ini pasokan dari interkoneksi sistem Mahakam seringkali mengalami penurunan karena Pembangkit Listrik Tanjung Batu kekurangan pasokan gas sehingga bahan bakarnya diganti dengan BBM -Solar dan pada kondisi seperti ini kinerja mesin untuk membangkitkan listrik tidak optimal (turun) selain itu juga karena ada perbaikan rutin, sehingga untuk Kota Balikpapan hanya bisa diberikan pasokan sebesar 15 MW.

Pemerintah Kota Balikpapan

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) KotaBalikpapanTa

n

Tahun 2006 - 2011

Kebutuhan energi yang lain untuk Kota Balikpapan adalah energi minyak dan gas untuk keperluan transport baik darat, laut dan udara serta keperluan gas untuk rumah tangga yang pada saat ini masih dalam tahap kecukupan karena keberadaan kilang BBM di Balikpapan. Namun demikian dengan pertumbuhan kota serta kegiatan masyarakat pada umumnya kebutuhan akan energi minyak dan gas ini cenderung terus meningkat pada masa yang akan datang.

Permasalahan yang dihadapi usaha di sektor tanaman pangan ini adalah keterbatasan modal petani, keberadaan yang jauh dari sumber air (tidak ada saluran irigasi tehnis karena kontur tanah yang berbukit-bukit), lahan yang diusahakan bukan milik sendiri dan pada umumnya pertanian bukan merupakan sumber pendapatan utama keluarga, karena ada pekerjaan sambilan yang lain. 5. Perkebunan

4. Pertanian Sebagaimana usaha disektor pertanian maka usaha disektor perkebunan di Kota Walaupun Balikpapan secara administratif merupakan kota, namun karena wilayahnya juga terdapat kawasan pedesaan maka terdapat pula areal pertanian meskipun dalam skala yang relatif kecil, namun demikian sektor pertanian khususnya tanaman pangan juga telah mendapatkan perhatian sebagaimana mestinya. Pengembangan Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura di Kota Balikpapan dilaksanakan guna meningkatkan produksi, peningkatan pendapatan petani, penciptaan lapangan kerja serta menjaga dan meningkatkan kelestarian sumberdaya alam dan lingkungan hidup dengan berbagai kegiatan yang dilaksanakan. Sebagai gambaran tentang kegiatan tanaman pangan di Kota Balikpapan pada tahun 2005 yaitu untuk tanaman padi dengan luas tanam hanya seluas 41 ha, dengan luas panen 50 ha dan jumlah produksi sebanyak 187 ton atau produktivitas lahan rata-rata sebesar 3,7 ton/ha/tahun. Untuk palawija dengan luas tanam 500 ha, dengan luas panen 522 ha dan jumlah produksi 8.985 ton, kemudian untuk sayur-sayuran dengan luas tanam 1.130 ha dan luas panen 1.730 ha serta produksi 22.495 ton. Sedangkan untuk buah-buahan dengan luas tanam 2.250 ha, luas panen 1.308 ha dan jumlah produksi 20.220 ton yang merupakan buah-buahan lokal khas Kalimantan seperti rambutan, lai, durian, langsat, nenas dan sebagainya. Perkembangan di sektor pertanian tanaman pangan ini untuk tanaman padi dan palawija baik luas tanam maupun produksi mengalami penurunan jika dibandingkan tahun sebelumnya sedangkan untuk sayur-sayuran dan buah-buahan mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya. Permasalahan yang dihadapi dalam upaya pengembangan sektor perkebunan ini adalah keterbatasan produktivitas lahan yang disebabkan oleh kualitas lahan yang kurang baik karena lahan yang ada didominasi oleh jenis tanah podzolik merah kuning I dengan kondisi topografi yang bergelombang, keterbatasan lahan untuk pengembangan sehubungan dengan adanya alih fungsi lahan pertanian menjadi permukiman dan keterbatasan ketrampilan yang dimiliki oleh petani. Balikpapan juga dalam areal yang terbatas, perbedaannya untuk perkebunan dilaksanakan dengan tanaman keras yang berdimensi jangka panjang dengan hasil komoditi yang dapat dijual keluar kota Balikpapan, bahkan untuk komoditi ekspor yang komoditinya cukup bervariasi. Perkembangan luas areal perkebunan dan jumlah produksi dapat diketahui dari perbandingan antara tahun 2001 dan 2005 dapat diketahui yaitu pada tahun 2001 untuk tanaman karet dengan luas areal 1.110 ha dengan produksi sebanyak 107,70 ton, untuk kelapa dengan luas areal 1.683,5 ha dengan produksi 2.043,6 ha, untuk kopi luas areal 112 ha dengan produksi 23 ton, lada dengan luas areal 111,5 ha dengan produksi 22,2 ton, cengkeh 36 ha dengan produksi 0,8 ton, kakao dengan luas areal 25 ha dengan produksi 0,80 ton, kemiri dengan luas areal 98,75 ha dengan produksi 70,40 ton dan lainnya luas areal 150 ha dengan produksi 58,40 ton. Pada tahun 2005 rata-rata mengalami kenaikan walaupun relatif kecil yaitu untuk tanaman karet dengan luas areal 1.660 ha dengan produksi sebanyak 360,5 ton, untuk kelapa dengan luas areal 1.700 ha dengan produksi 1.628 ton, untuk kopi luas areal 170,75 dengan produksi 6,17 ton, lada dengan luas areal 120,5 ha dengan produksi 49,26 ton, cengkeh 50 dengan produksi 0,63 ton, kakao dengan luas areal 33,50 ha dengan produksi 4,13 ton, kemiri dengan luas areal 103,75 ha dengan produksi 96,2 ton dan lainnya luas areal 164,77 ha dengan produksi 242,62 ton.

Pemerintah Kota Balikpapan

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) KotaBalikpapanTa

n

Tahun 2006 - 2011

6. Peternakan. Pengembangan usaha peternakan di Kota Balikpapan ditujukan untuk menyediakan protein hewani guna perbaikan gizi masyarakat yang berasal dari daging, telor serta mampu mendukung pengembangan ekspor melalui pembinaan kemampuan produksi, penggunaan teknologi maju dan efisiensi usaha guna mendorong peningkatan pendapatan dan perluasan kesempatan kerja serta optimalisasi pemanfaatan sumberdaya alam untuk memperoleh manfaat yang sebesar-besarnya bagi peningkatan produksi ternak dengan memperhatikan kelestarian lingkungan. Perkembangan populasi ternak di Kota Balikpapan sangat fluktuasi yaitu setiap jenis ternak dari tahun 2001 sampai dengan tahun 2005 mengalami penurunan dan peningkatan populasi. Dan selanjutnya perkembangan produksi daging di Kota Balikpapan dari tahun 2001 sampai dengan tahun 2005 perkembangan berfluktuasi akan tetapi kalau dilihat dari total produksi ternak dari tahun 2001 sampai dengan tahun 2005 yang paling banyak produksinya adalah ayam pedaging dimana pada tahun 2005 sebanyak 7.650 ton, kemudian sapi sebanyak 1.645 ton, dan Kambing sebanyak 79 ton. Rata-rata peningkatan produksi Ayam pedaging adalah 0,01%, daging sapi meningkat 0,18%, dan kambing produksi dagingnya meningkat 1,0%. Perkembangan produksi peternakan di Balikpapan memang relatif stabil meskipun beberapa mengalami penurunan, hal tersebut karena kebutuhan ternak di Balikpapan belum sepenuhnya dapat dipenuhi oleh produksi lokal dan masih didatangkan dari luar Daerah, sehingga ada persaingan harga yang menyebabkan produksi lokal relatif stabil. 7. Perikanan dan Kelautan Kota Balikpapan memiliki luas wilayah sekitar 503,30 KM2 , dengan potensi perikanan tangkap seluas 337.805 KM2 yang membentang disepanjang Selat Makassar dan Laut Sulawesi, sedangkan potensi perikanan budidaya tambak seluas 905 Ha, yang tersebar pada 2 (dua) Kecamatan yaitu Balikpapan Timur dan Balikpapan Barat, serta potensi budidaya kolam seluas 100 Ha dan masih sangat memungkinkan untuk dikembangkan. Pemanfaatan potensi perikanan tangkap dan budidaya tambak/kolam sebagaimana tersebut diatas, ditunjang oleh 1.399 unit armada kapal dan 7.069 unit alat tangkap ikan serta sumberdaya manusia perikanan dan kelautan sebanyak 9.476 orang, teridi dari 5.822

orang nelayan, 812 petambak, 162 orang pembudidaya kolam dan 2.680 orang dibidang pengolahan hasil perikanan. Sedangkan Produksi Perikanan dan Kelautan Kota Balikpapan secara total tahun 2001 sebesar 13.424,67 ton dan dari total produksi ini masih didominasi oleh perikanan tangkap laut yaitu 12.788 ton atau 95,3% diantaranya merupakan hasil tangkapan laut, sisanya sebesar 629,94 ton atau 4,5% hasil budidaya di tambak dan 6,73.ton atau 0.05% merupakan kontribusi hasil budidaya air tawar (kolam). Demikian halnya pada tahun 2004 juga masih didominasi oleh perikanan tangkap laut yaitu 13.635 ton atau 95,3% diantaranya merupakan hasil tangkapan laut, sisanya sebesar 853,95 ton atau 4,5% hasil budidaya di tambak dan 9,17 .ton atau 0.05% merupakan kontribusi hasil budidaya air tawar (kolam). Realiasi eksport bidang perikanan dan kelautan Kota Balikpapan pada tahun 2005 sebanyak 3.452,90 kg , dan kemudian turun sebesar 3,45%. Konsumsi per kapita mengalami kenaikan sebesar 13.635 Kg/tahun atau 8,56%. Sedangkan ketersediaan sarana penangkapan (kapal dan alat tangkap ) naik masing-masing menjadi sebesar 3,74% dan 16,51%, dibanding keadaan tahun 2001. Ini berarti bahwa upaya-upaya yang dilakukan melalui program-program yang direncanakan telah mampu memberikan kontribusi positif bagi pembangunan perikanan dan kelautan Kota Balikpapan. Disamping potensi tersebut diatas masih terdapat sumberdaya pesisir, laut da pulau-pulau kecil mencakup terumbu karang yang terbentang mulai dari Stal Kuda sampai disepanjang Pantai Teritip, padang lamun seluas +/- 15 ha (Balikpapan Barat seluas 10 ha dan Balikpapan Timur 5 ha) dan mangrove +/- 2.160 ha (Balikpapan Barat 1.810 ha dan Balikpapan Timur 350 ha) sementara itu pulau-pulau kecil sebanyak 7 buah. Pengembangan dan pemanfaatan pesisir laut dan pulau-pulau kecil dewasa ini masih terbatas pada sarana dan prasarana seperti PPI/TPI sebanyak 3 (tiga) unit, rumpon alat bantu tangkap 193 unit, wisatabahari (Pantai Manggar dan Lamaru), kanalisasi areal pertambakan sepanjang 8 KM, Balai Benih (air laut dan tawar) milik Pemerintah sebanyak 1 unit dan milik Swasta sebanyak 11 unit. Potensi pasca panen pemasaran hasil untuk eksport atau antar pulau sebanyak 80 perusahaan, dan pemberian sertifikasi terhadap mutu hasil masih dilakukan oleh Pemerintah Propinsi Kalimantan Timur karena Balikpapan belum mempunyai laboratorium.

Pemerintah Kota Balikpapan

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) KotaBalikpapanTa

n

Tahun 2006 - 2011

Dibidang pengawasan serta pengendalian kelautan dan perikanan terdapat untuk sementara ini didukung kapal dari Departemen Kelautan dan Perikanan sebanyak 1 unit, Satuan Polairud sebanyak 2 unit dan Angkat Laut sebanyak 8 unit. C. Sosial Budaya Daerah Pengembangan Sosial Budaya di Kota Balikpapan didalam prioritas pembangunan lebih ditekankan pada bidang Sumber Daya Manusia yang merupakan salah satu dari 4 (Empat) prioritas pembangunan Kota Balikpapan. Kebijakan Pengembangan Kualitas Sumber Daya Manusia dilaksanakan melalui Pengendalian Pertumbuhan Penduduk, baik secara alami maupun dari factor migrasi, Peningkatan Mutu Pendidikan, Peningkatan Derajat Kesehatan Masyarakat termasuk subsidi dalam pelaksanaan Jaminan pemeliharaan pelayanaan kesehatan masyarakat yang merupakan cikal bakal bagi terselenggaranya asuransi kesehatan yang berbasis masyarakat, Pengembangan Kesejahteraan Sosial, Penghayatan dan Pengamalan nilai/norma Agama dalam Kehidupan bermasyarakat, Pengembangan Kualitas Pemuda dan Olahraga, Peningkatan Keterampilan Tenaga Kerja serta Melaksanakan Program Penanggulangan Kemiskinan. 2.

Melihat perkembangan penduduk yang kian meningkat setiap tahun, maka untuk mengendalikan laju pertumbuhan penduduk tersebut, Pemerintah Kota Balikpapan menetapkan kebijakan di bidang kependudukan sebagaimana yang telah diatur dalam Peraturan Daerah Kota Balikpapan Nomor 22 Tahun 2002 Tentang Manajemen Kependudukan, selain itu juga menggalakan programKB dalam upaya menekan laju pertumbuhan penduduk yang disebabkan oleh factor alami. Sasaran yang akan dicapai dalam hal pengendalian penduduk yakni untuk menekan penduduk pendatang atau migrasi yang masuk ke Kota Balikpapan dan juga menekan angka kelahiran, sehingga dapat mencegah masalah sosial kemasyarakatan serta demi terjaminnya daya dukung lahan dan lingkungan hidup. Dengan demikian maka orang Balikpapanan memiliki kesempatan yang banyak untuk ditingkatkan kualitasnya sehingga mampu menjadi "Lokomotif pembangunan bagi Kota Balikpapan, selain merupakan salah satu kekuatan yang efektif dan produktif bagi pembangunan Kota secara keseluruhan.

Pendidikan Keadaan Pendidikan di Kota Balikpapan dapat dilihat dari data jumlah sekolah, jumlah

1.

Kependudukan Jumlah penduduk Kota Balikpapan berdasarkan hasil Sensus Penduduk Tahun 2000 adalah 406.457 jiwa dengan tingkat pertumbuhan penduduk sebesar 1,74 %. Pada tahun 2005 jumlah penduduk mengalami peningkatan yang cukup tinggi dan berdasarkan registrasi manajemen kependudukan pada Kantor Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Balikpapan sampai 31 Desember 2005 adalah sebanyak 554.437 Jiwa. Dengan demikian selama kurun waktu 2000-2005 pertumbuhan penduduk Balikpapan dalam 5 (lima) tahun bertambah sebanyak 147.980 jiwa, rata-rata sebesar 29.596 jiwa atau 4,95% per tahun. Sedangkan jumlah Warganegara Asing yang berdomisili di Kota Balikpapan sebanyak 1.168 jiwa, populasi orang asing tersebut mengalami penurunan dibandingkan dari tahun 2001 yang berjumlah sebanyak 1.215 jiwa. Dengan wilayah seluas 503,30 KM2, dan jumlah penduduk sebanyak 554.437 Jiwa, maka rata-rata kepadatan penduduk Kota Balikpapan adalah 1.101 jiwa/Km2. Sebagian besar penduduk terkonsentrasi di kawasan perkotaan dengan kepadatan mencapai 33.644,42 jiwa/KM2, sementara di kawasan yang merupakan pinggiran kota (pedesaan) kepadatan penduduk hanya sekitar 141,24 jiwa/KM2.

guru dan jumlah murid dari berbagai jenjang pendidikan mulai dari SD/MI sampai dengan Perguruan Tinggi. Dari data yang diperoleh pada tahun ajaran 2005/2006 menunjukkan bahwa untuk SD/MI jumlahnya mencapai 198 unit sekolah, guru 2.406 orang serta murid 57.619 orang. Untuk jenjang SLTP/MTs sebanyak 59 unit sekolah, guru 1.727 orang dan murid 24.368 orang, sedangkan untuk SMA/SMK/MA dengan jumlah mencapai 50 unit sekolah, guru 1.490 orang dan murid 20.348 orang. Selanjutnya untuk kondisi proses belajar-mengajar di sekolah (kondisi rata-rata antara sekolah negeri dan swasta) yang dilihat dari perbandingan antara jumlah guru dan murid di sekolah dapat diketahui untuk tingkat SD/MI perbandingannya yaitu 1 : 25, untuk SLTP/MTs 1 : 14, serta untuk SMA/SMK/MA 1 : 14, dengan demikian dapat dikatakan bahwa perbandingan antara jumlah guru dan murid di Kota Balikpapan cukup baik karena jumlah guru yang cukup memadai untuk mengajar murid. Sedangkan untuk cakupan yang diwujudkan dalam bentuk Angka Partisipasi Kasar (APK) atau perbandingan antara jumlah peserta didik pada jenjang pendidikan tertentu dengan penduduk kelompok usia sekolah yang dinyatakan dengan persentase (%), yang jumlah kelompok usia tersebut dikelompokkan menjadi 3 (tiga) tingkatan yaitu SD (7 - 12

Pemerintah Kota Balikpapan

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) KotaBalikpapanTa

n

Tahun 2006 - 2011

tahun), SMP (13 - 15 tahun) dan SLTA (16 - 18 tahun). Semakin tinggi APK berarti semakin banyak anak usia sekolah yang bersekolah di suatu daerah, atau semakin banyak anak usia di luar kelompok usia sekolah tertentu bersekolah di tingkat pendidikan tertentu. Nilai APK bisa lebih besar dari 100% karena usia siswapada jenjang pendidikan tertentu dapat tidak sesuai dengan jumlah penduduk usia sekolah pada jenjang pendidikan tertentu. 3. Data APK di Kota Balikpapan pada tahun 2005 menunjukkan bahwa untuk tingkat SD/MI mencapai 106,57%, tingkat SLTP/MTs 98,50% dan tingkat SMA/SMK/MA mencapai 96,68%. Dengan demikian di Kota Balikpapan pelaksanaan program Wajib Belajar 9 tahun untuk pendidikan dasar telah hampir mencapai sesuai target nasional, sedangkan untuk tingkat SMA/SMK/MA masih perlu dilakukan upaya agar dapat mencapai angka pertisipasi yang lebih tinggi lagi.

Selama ini lulusan Perguruan Tinggi di Balikpapan sudah cukup bisa memberikan kontribusi terhadap kebutuhan lapangan kerja di Kota Balikpapan, namun belum mampu bersaing untuk memperoleh posisi khususnya dibidang teknik (engineering) dengan para lulusan perguruan tinggi khususnya yang berada di pulau Jawa. Ketenagakerjaan Jumlah angkatan kerja di Kota Balikpapan pada tahun 2001 sebanyak 174.444 orang, telah meningkat menjadi 215.261 orang pada tahun 2005, dengan demikian mengalami pertumbuhan rata-rata 4,67% pertahun. Dari jumlah tersebut angkatan kerja yang bekerja pada tahun 2001 mencapai 160.353 orang, sedangkan pada tahun 2005 angkatan kerja yang bekerja mencapai 190.271 orang. Dengan demikian jumlah pencari kerja pada tahun 2001 mencapai 14.091 orang dan telah meningkat menjadi 24.990 orang pada tahun 2005, atau mengalami kenaikan rata-rata 15,46% pertahun. Kenaikan tersebut selain disebabkan oleh

Sedangkan Perguruan Tinggi di Kota Balikpapan terdapat sebanyak 16 Perguruan Tinggi yang terdiri dari Universitas/Sekolah Tinggi yang menyelenggarakan pendidikan Srata 1 (S1) sebanyak 9 instansi yaitu Universitas Tridharma, Universitas Balikpapan, Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Balikpapan, Sekolah Tinggi Informatika dan Komunikasi, Sekolah Tinggi Agama Islam Ibnu Khaldun, Sekolah Tinggi Teknik Migas, Sekolah Tinggi Ilmu Syariah, Sekolah Tinggi Agama Islam Syaichona Cholil dan Sekolah Tinggi Akutansi Negeri. Yang menyelenggarakan pendidikan Diploma 3 (D3) sebanyak 7 Perguruan Tinggi yaitu Akademi Akuntansi Balikpapan, 2 (dua) Akademi Sekretaris Manajemen Indonesia Balikpapan, Akademi Bahasa Asing, Akademi Kebidanan, Akademi Manajemen Informatika dan Komputer, serta Politeknik Balikpapan. Jumlah Mahasiswa seluruhnya 4.641 orang dan Dosen 1.105 orang yang dikelola oleh swasta terkecuali untuk Politeknik yang didirikan dan dikelola oleh Pemerintah Kota Balikpapan, dan Sekolah Tinggi Akutansi Negera drikelola oleh Depertemen Keuangan Cq Direktorat Pajak. Dibandingkan dengan jumlah lulusan SMU/SMK/MA maka jumlah Mahasiswa yang berkuliah di Kota Balikpapan memang relatif kecil karena pada umumnya para lulusan SMU/SMK/MA melanjutkan pendidikan tingginya pada Perguruan Tinggi diluar Kota Balikpapan seperti di Samarinda, Makassar, Banjarmasin, Surabaya, Malang, Yogyakarta, Bandung, Jakarta, dan kota-kota lainnya di Indonesia.

semakin meningkatnya angkatan kerja juga dengan semakin baiknya penyelenggaraan sistem informasi ketenagakerjaan pada Kantor Tenaga Kerja Balikpapan sehingga tenaga kerja yang melaporkan keberadaannya dalam rangka mencari pekerjaan telah tertata dengan baik pada Kantor Tenaga Kerja Kota Balikpapan. Jumlah pencari kerja tersebut jika diklasifikasikan menurut tingkat pendidikan yaitu pada tahun 2001 pendidikan SD/MI sebanyak 3.876 orang atau 15,5%, pendidikan SLTP dan SLTA sebanyak 18.812 orang atau 75,3% dan Perguruan Tinggi sebanyak 2.302 orang atau 9,2%. Dari data tersebut diperoleh keterangan bahwa sebagian besar para pencari kerja adalah mereka yang memiliki tingkat pendidikan SLTP dan SLTA yang kecenderungannya dari tahun ke tahun terus semakin meningkat. Selanjutnya mengenai data orang yang sedang bekerja menurut lapangan usaha dapat disampaikan bahwa pada tahun 2001 jumlah orang yang bekerja sebanyak 160.353 orang, yang bekerja pada lapangan usaha perdagangan, hotel dan restauran sebanyak 54.302 orang atau 33,9% kemudian dibidang jasa-jasa lainnya sebanyak 37.450 orang atau 23,4%, bangunan sebanyak 15.661 orang atau 9,77%, industri sebanyak 15.491 orang atau 9,66% dan sektor angkutan/komunikasi sebanyak 14.639 orang atau 9,13%, sedangkan lainnya bekerja pada sektor pertanian, pertambangan, bank dan lembaga keuangannya lainnya.

Pemerintah Kota Balikpapan

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) KotaBalikpapanTa

n

Tahun 2006 - 2011

Sedangkan mengenai data orang yang sedang bekerja menurut lapangan usaha dapat disampaikan bahwa pada tahun 2005 jumlah orang yang bekerja sebanyak 190.271 orang, yang bekerja pada lapangan usaha perdagangan, hotel dan restauran 63.005 orang atau 33,11% kemudian dibidang jasa-jasa lainnya sebanyak 32.633 orang atau 17,15%, bangunan sebanyak 20.471 orang atau 10,76%, industri sebanyak 15.161 orang atau 7,91% dan sektor angkutan/komunikasi sebanyak 25All orang atau 13,39%, sedangkan lainnya bekerja pada sektor pertanian, pertambangan, bank dan lembaga keuangannya lainnya. Dari data tersebut terlihat bahwa sektor lapangan usaha perdagangan, hotel dan restauran menyerap tenaga kerja terbesar dalam kurun waktu lima tahun terakhir diikuti bidang jasa lainnya, sedangkan untuk bidang industri kecenderungannya adalah menurun dan sektor angkutan/komunikasi menunjukkan kenaikan yang cukup tinggi. 4. Kesehatan Ketersediaan sarana prasarana dan fasilitas kesehatan merupakan faktor penting dalam pelayanan kesehatan masyarakat, dan sampai dengan tahun 2005 prasarana kesehatan yang telah tersedia berupa Rumah Sakit berjumlah 8 unit dengan jumlah tempat tidur sebanyak 681 buah, Puskesmas 26 unit dan Puskesmas Pembantu 14 unit, sedangkan Dokter Umum 183 orang, Dokter Spesialis 73 orang, Dokter Gigi 62 orang, Perawat sebanyak 871 orang serta Bidan sebanyak 250 orang. Apabila dibandingkan dengan keadaan pada tahun 2001 maka jumlah sarana dan prasarana kesehatan serta tenaga medis maupun paramedis mengalami kenaikan yang berarti dan telah memberikan kontribusi terhadap peningkatan derajat kesehatan masyarakat, demikian pula dengan klinik kesehatan yang dikelola oleh swasta jumlahnya juga semakin meningkat. Indikator kesehatan merupakan petunjuk terhadap tingkat atau derajat kesehatan masyarakat yaitu usia harapan hidup penduduk Kota Balikpapan yang pada tahun 2001 mencapai 67,8 tahun telah meningkat menjadi 71,05 tahun pada tahun 2005, angka kematian bayi pada tahun 2001 sebesar 4,89 per 1.000 kelahiran telah menurun menjadi 1,55 per 1.000 kelahiran pada tahun 2005, angka kematian balita pada tahun 2001 1,07 per 1.000 kelahiran hidup telah menurun menjadi 0,02 per 1.000 kelahiran hidup pada tahun 2005, sedangkan untuk angka kematian ibu bersalin sebanyak 3 orang pada tahun 2005. 5.

Dari data tersebut diperoleh gambaran bahwa dalam kurun waktu lima tahun terakhir derajat kesehatan masyarakat semakin meningkat seiring dengan meluasnya jumlah cakupan pelayanan kesehatan masyarakat melalui pengembangan sarana dan prasarana serta tenaga medis dan paramedis, disamping semakin meningkatnya kesadaran masyarakat akan pentingnya pemeliharaan kesehatan bagi dirinya dan keluarga. Namun demikian masih dialami kasus-kasus penyakit menular yang terjadi di Kota Balikpapan seperti Demam Berdarah (DBD), Diare, Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) dan HIV/AIDS serta masih adanya keadaan gizi buruk yang dialami oleh ibu hamil, bayi, dan balita. Pemerintah Kota telah melaksanakan pelayanan kesehatan gratis bagi keluarga miskin sejak tahun 2002 yang lalu yang meliputi pelayanan dimulai dari Puskesmas sampai dengan Rumah Sakit yang diharapkan juga dapat meningkatkan derajat kesehatan masyarakat pada umumnya

Keagamaan Jumlah penduduk Balikpapan pada tahun 2005 berjumlah 554.437 jiwa, jumlah tersebut terdiri dari pemeluk agama Islam berjumlah 478.882 jiwa atau 86,37% kemudian Kristen 43.595 jiwa atau 7,86%, Katolik 9.478 jiwa atau 1,71%, Hindu 1.562 jiwa atau 0,28%, Budha 6.955 jiwa atau 1,25% dan lain-lain 135 jiwa atau 0,02%. Sedangkan untuk rumah ibadah perbandingan antara tahun 2001 dan tahun 2005 dapat disampaikan bahwa bangunan Masjid pada tahun 2001 berjumlah 228 buah telah meningkat menjadi 264 buah pada tahun 2005, Langgar pada tahun 2001 berjumlah 257 buah dan telah meningkat menjadi 267 buah pada tahun 2005, Musholla pada tahun 2001 sebanyak 106 buah meningkat menjadi 108 buah pada tahun 2005, Gereja sebanyak 35 buah pada tahun 2001 meningkat menjadi 55 buah pada tahun 2005, Pura tidak mengalami peningkatan tetap sebanyak 2 buah, sedangkan Vihara sebanyak 2 buah pada tahun 2001 meningkat menjadi 6 buah pada tahun 2005 dan Klenteng tetap 1 buah. Kehidupan keagamaan di Kota Balikpapan berjalan dengan baik dengan terjalinnya kerukukan intern umat beragama, antar umat beragama dan antar umat beragama dengan Pemerintah serta tidak adanya konflik yang terjadi. Pemerintah Kota telah berupaya untuk melaksanakan pembinaan kehidupan beragama ini melalui pemberian bantuan terhadap

Pemerintah Kota Balikpapan

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) KotaBalikpapanTa

n

Tahun 2006 - 2011

pembangunan

rumah

ibadah,

bantuan

kepada

lembaga

keagamaan,

bantuan

dalam kurun waktu 5 (lima) tahun hanya terdapat peningkatan sarana dan prasarana Olahraga di Kota Balikpapan sebesar 14 unit. Perlu disampaikan bahwa hingga saat ini sarana dan prasarana Organisasi Kepemudaan dan Olahraga yang bertaraf atau standar Nasional maupun Internasional belum tersedia di Kota Balikpapan. Kebijakan umum Pengembangan Sumber Daya Manusia di Kota Balikpapan pada tahun 2001-2005 khususnya dalam pembinaan Pemuda dan Olahraga ditekankan pada pembangunan sarana dan prasarana fisik yang nantinya dapat menunjang pelaksanaan kegiatan kepemudaan dan olahraga. Sehubungan dengan itu Pemerintah Kota Balikpapan telah membangun prasarana yang dapat menunjang kegiatan olahraga secara multi fungsi yaitu Gelanggan Olahraga (GOR) yang saat ini masih dalam tahap pembangunan serta meningkatkan partisipasi pemuda dalam pembangunan, peningkatan sarana dan prasarana olahraga serta peningkatan prestasi olahraga dengan kegiatan pengembangan fasilitas kegiatan pemuda, pembangunan Stadion Kota Balikpapan dan Pembangunan fasilitas untuk Venues PON XVII tahun 2008, pemberian bantuan pelaksanaan PORDA KALTIM dan pembangunan Gedung Graha Pemuda, Rehabilitasi Lapangan Tennis Manuntung, Lapangan Foni dan Lapangan Tennis Sepinggan, membentuk minimal 1 (satu) Komite Pembinaan Olahraga (KPO) pada masing-masing Kelurahan, Pengembangan fasilitas kegiatan pemuda dan olahraga, Rehabilitasi Stadion Kota Balikpapan, Bantuan pelaksanaan PORSENI, Bantuan kepada KONI, Bantuan kepada PERSIBA serta Bantuan untuk kegiatan olahraga umum lainnya. 7. Kemiskinan Sesuai dengan data penduduk miskin jumlah penduduk miskin Kota Balikpapan pada tahun 2005 sebanyak 8.334 KK atau 27.859 jiwa atau 5,02%, dibandingkan dengan dari jumlah penduduk Balikpapan akhir tahun 2005, dibandingkan dengan tahun 2001 yang berjumlah 9.089 KK atau 34.460 jiwa. Berarti dari tahun 2001-2005 jumlah penduduk miskin telah mengalami penurunan sebesar 19,15%. Upaya penanggulangan kemiskinan merupakan amanat konstitusional bagi pencapaian tujuan nasional seperti tercantum dalam Pembukaan UUD 1945, yai tu melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan . Selain itu di dalam

kepada pendidikan agama serta bantuan terhadap kegiatan keagamaan lainnya. 6. Pemuda dan Olah Raga Pembangunan di bidang Pemuda dan Olahraga merupakan salah satu program Pemerintah dalam mengembangkan dan meningkatkan peran pemuda dalam pembangunan melalui berbagai kegiatan-kegiatan yang menunjang pembangunan Bangsa dan Negara. Selaras dengan program nasional dibidang pembinaan Pemuda, Pemerintah Kota Balikpapan turut ikut serta membina dan mengembangkan potensi dan kemampuan pemuda dalam segala bidang keterampilan, misalnya pembentukan Karang Taruna, Kesatuan Kepemudaan, dan Organisasi Kepemudaan atau KNPI dan sebagainya. Selain itu Pemerintah Kota Balikpapan juga memberikan fasilitas bagi pengembangan kemampuan pemuda khususnya pemuda Kota Balikpapan, serta adanya partisipasi pihak swasta yang mendukung pengembangan kemampuan masyarakat Kota Balikpapan melalui pembangunan prasarana olahraga sehingga fasilitas olahraga yang tersedia dan tersebar di pelosok Kota Balikpapan. Fasilitas-fasilitas yang tersedia tersebut digunakan untuk meningkatkan kesehatan jasmani dan keberadaan fasilitas olahraga sangat dibutuhkan bagi warga yang ada di Kota Balikpapan. Adapun sarana dan prasarana olahraga yang ada di Kota Balikpapan terdiri dari 14 jenis cabang olahraga termasuk fasilitas kesenian dan sosial. Sarana dan prasarana olahraga tersebut meliputi : Lapangan Sepak Bola, Basket, Volley Ball, Soft Ball, Tennis Lapangan, Kolam Renang, Fitness/Sanggar, Arena Bowling, Billiard, Menembak, Squash, Bulu Tangkis, Sarana Kesenian maupun Sosial dan lain-lain. Perkembangan Organisasi Kepemudaan di Kota Balikpapan peningkatannya relatif kecil, hal ini dapat dilihat bahwa pada tahun 2001 tercatat sebanyak 30 Organisasi Kepemudaan, dalam tahun 2002 dan 2003 menjadi 32 Organisasi Kepemudaan, sedangkan pada tahun 2004 dan 2005 bertambah dua organisasi sehingga menjadi 34 Organisasi Kepemudaan. Demikian pula perkembangan sarana dan prasarana Olahraga keadaannya hampir sama dengan pertumbuhan Organisasi Kepemudaan, dimana dari tahun ke tahun peningkatannya sangat kecil. Pada tahun 2001 sarana dan prasarana Olahraga yang tersedia sebanyak 540 unit, dan tahun 2002 bertambah menjadi 545 unit, pada tahun 2003 menjadi 549 unit, sedangkan tahun 2004 dan 2005 tercatat sebanyak 554 unit. Artinya

Pemerintah Kota Balikpapan

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) KotaBalikpapanTa

n

Tahun 2006 - 2011

UUD 1945 pasal 27 ayat 2 disebutkan : "Tiap-tiap warga Negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan", dan pada pasal 34 juga diamanatkan bahwa fakir miskin dan anak-anak terlantar dipelihara oleh Negara. Sesuai dengan ketentuan perundang-undangan tersebut, maka Pemerintah Kota Balikpapan telah melaksanakan Program Penanggulangan Kemiskinan sejak tahun 2002 dan telah diterbitkan Peraturan Daerah Kota Balikpapan Nomor 8 Tahun 2004 Tentang Penanggulangan Kemiskinan. Dengan adanya Peraturan Daerah tersebut berarti Pemerintah Kota memiliki komitmen yang kuat bahwa Program Penanggulangan Kemiskinan telah menjadi program prioritas kota, dan pendanaannya dialokasikan secara khusus minimal 2,5% dari total dana APBD Kota Balikpapan setiap tahun yang diarahkan untuk program-program yang berkaitan dengan upaya penanggulangan kemiskinan. Pelaksanaan program penanggulangan kemiskinan dimulai dengan pendataan keluarga miskin tahun 2001 sebagai dasar pelaksanaan program penanggulangan kemiskinan tahun 2002 dimana tercatat jumlah keluarga miskin sebanyak 34.460 jiwa. Semula penduduk miskin dilakukan pendataan setiap tahun yaitu tahun 2001, 2002 dan 2003 sebagai dasar pelaksanaan program tahun yang bersangkutan. Namun sejak dikeluarkannya Peraturan Daerah Kota Balikpapan Nomor 8 Tahun 2004, pendataan penduduk miskin dilakukan setiap 2 (dua) tahun sekali secara periodik.

meningkatkan kualitas kehidupan serta terjaminnya kualitas lingkungan yang baik sehingga Kota Balikpapan benar-benar menjadi kota yang layak huni (Liveable City).

Upaya penyediaan infrastruktur kota dilakukan dalam rangka pemenuhan kebutuhan prasarana dasar bagi warga masyarakat seperti, Jalan, Permukiman, Air Bersih, Kebersihan Kota, dan Drainase Kota. Walaupun program-program tersebut manfaatnya telah dapat dirasakan oleh masyarakat, namun patut diakui belum sepenuhnya memenuhi kebutuhan. Hal tersebut disebabkan karena perkembangan Kota Balikpapan yang begitu cepat karena didorong oleh kegiatan sektor ekonomi sehingga masih terdapat permasalahan yang perlu penanganan. Demikian pula halnya untuk meningkatkan kualitas lingkungan hidup kota telah cukup banyak kegiatan yang telah dilakukan, namun masih menimbulkan berbagai persoalan akibat adanya aktifitas masyarakat dalam pembangunan khususnya pengolahan lahan yang tidak mengindahkan kaidah-kaidah lingkungan hidup yang baik, sehingga terjadi degradasi lingkungan dan banjir yang merugikan masyarakat. Oleh karenanya upaya pengembangan infrastruktur perkotaan dan kualitas lingkungan hidup perlu terus dilakukan seiring dengan perkembangan kota dan pemenuhan kebutuhan masyarakat akan infrastruktur dan kualitas lingkungan hidup yang baik. 1. Prasarana Jalan Prasarana jalan merupakan akses terpenting dalam simpul distribusi lalu lintas perekonomian suatu Daerah karena pembangunan prasarana jalan berfungsi menunjang kelancaran arus barang, jasa dan penumpang. Disamping hal tersebut pembangunan prasarana jalan juga merupakan upaya dalam memecahkan isolasi bagi daerah-daerah pengembangan yang cukup potensial, sehingga dengan terbukanya daerah-daerah tersebut akan meningkatkan kegiatan perekonomian. Kebijakan Pemerintah Kota Balikpapan pada sektor prasarana jalan meliputi pembangunan jalan baru, peningkatan jalan dan jembatan dan rehabilitasi jalan dalam kota maupun di pinggiran kota. Panjang jalan di Kota Balikpapan adalah 593,87 Km dengan rincian sesuai status jalan sebagai berikut: Jalan Nasional Jalan Propinsi : : 49,00 Km 165,46 Km

Dari hasil pendataan dapat disimpulkan bahwa program-program yang telah dilaksanakan telah dapat mengurangi angka kemiskinan sampai dengan 36%, namun karena faktor eksternal akibat adanya kebijakan pemerintah menaikkan harga Bahan Bakar Minyak, terjadinya musibah berupa kebakaran serta faktor lainnya maka mereka yang tadinya tidak miskin telah menjadi miskin yaitu sebanyak 35% yang merupakan kelompok rentan (vulnerable group) sehingga angka kemiskinan belum bisa secara optimal dapat dikurangi. D. Sarana dan Prasarana Daerah Kebijakan Umum Pembangunan Infrastruktur atau sarana dan prasarana kota dan Lingkungan Hidup diarahkan kepada tersedianya infrastruktur kota yang dapat mendukung kota dalam j angka pendek maupun j angka panjang serta kebutuhan masyarakat dalamPemerintah Kota Balikpapan

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) KotaBalikpapanTa

n

Tahun 2006 - 2011

Jalan Kota

379,14 Km

mempertahankan tingkat kepadatan penumpang (load factor), mengingat semakin tahun load factor ini semakin berkurang seiring dengan meningkatnya jumlah kendaraan pribadi.

Adapun kondisi fisik jalan tersebut sampai dengan tahun 2005 dapat dilihat bahwa untuk jalan Nasional dalam kondisi baik sepanjang 47 Km atau 95,92%, kondisi sedang sepanjang 2 Km atau 4,08% dan kondisi rusak tidak ada. Untuk jalan Propinsi dalam kondisi baik sepanjang 115,9 Km atau 70%, kondisi sedang sepanjang 34,57 Km atau 21% dan rusak 15 Km atau 9%, Sedangkan untuk jalan kota dalam kondisi baik 165,19 Km atau 43,57%, kondisi sedang 202,99 Km atau 53,54% dan kondisi rusak 10,96 Km atau 2,89%. Dari data tersebut diperoleh gambaran bahwa kondisi jalan di Kota Balikpapan semua baik, bahkan untuk jalan Nasional 95,92% yang ini memang merupakan jalan antar kota yaitu dari Balikpapan menuju Samarinda, sedangkan untuk jalan Propinsi sebahagian merupakan jalan-jalan utama kota yang sebahagian besar relatif baik, sedangkan untuk jalan kota hanya 43,67% saja yang dalam kondisi baik yang pada umumnya adalah jalan-jalan dikawasan permukiman masyarakat. Selanjutnya mengenai daya dukung jalan terhadap penggunaannya dapat dilihat dari perbandingan antara jumlah kendaraan bermotor dengan panjang jalan yang diketahui bahwa pada tahun 2001 jumlah kendaraan bermotor sebanyak 105.479 unit dan panjang jalan yaitu 493,07 Km, sedangkan pada tahun 2005 jumlah kendaraan bermotor sebanyak 171.007 Unit dan panjang jalan 593,87 Km. Dari data tersebut dapat dilihat bahwa pertumbuhan kendaraan bermotor setiap tahun mencapai rata-rata 12,24% per tahun, sedangkan pertumbuhan panjang jalan rata-rata 4,24 per tahun yang berarti terdapat ketidak seimbangan antara pertumbuhan kendaraan dengan pertumbuhan panjang jalan. 2. Perhubungan (Transportasi) Moda transportasi di Kota Balikpapan meliputi transportasi darat, laut dan udara. Transportasi darat melayani kebutuhan masyarakat untuk angkutan kota yang menghubungan pusat kota dengan seluruh wilayah Balikpapan dengan menggunakan kendaraan angkutan roda empat dengan kapasitas antara 8 - 1 0 penumpang yang oleh masyarakaat kota Balikpapan disebut dengan taxi angkutan kota (angkot), jumlah taxi angkot di Kota Balikpapan dari tahun ke tahun tidak mengalami perubahan yaitu sebanyak 1985 unit atas kesepakatan antara pengemudi - pengusaha dan Pemerintah Kota untuk Sebagai gambaran dapat disampaikan bahwa perkembangan jumlah aktivitas penumpang di Pelabuhan Semayang Balikpapan pada tahun 2001 sebanyak 729.226 orang dan pada tahun 2005 menjadi 480.704 orang atau mengalami penurunan 9,9% per tahun. Demikian pula dengan jumlah kunjungan kapal luar negeri pada tahun 2001 sebanyak 609 kapal dan pada tahun 2005 menjadi 587 kapal atau mengalami penurunan rata-rata 0,9% pertahun, sedangkan kapal dalam negeri pada tahun 2001 sebesar 6.756 kapal pada tahun 2005 mengalami peningkatan menjadi 6.940 kapal. Arus peti kemas jumlah bongkar pada tahun 2001 sebesar 18.366 ton meningkat menjadi 34.541 ton pada tahun 2005 atau meningkat rata-rata 17,1%/tahun, dan untuk muat sebesar 15.844 ton pada tahun 2001 meningkat menjadi 34.222 ton pada tahun 2005 atau meningkat rata-rata 21,2% pertahun. Untuk arus barang melalui Pelabuhan Semayang pada tahun 2001 untuk perdagangan dalam negeri sebesar 35.009 ton mengalami penurunan sebesar 17.163 ton, sedangkan untuk Alat transportasi laut atau penyeberangan yang menghubungkan Kota Balikpapan dengan Kabupaten Penajam Paser Utara (Speed Boat dan Ferry), Sulawesi Selatan (Kapal Barang, Kapal Penumpang dan Ferry) Surabaya (Jawa Timur) dengan Kapal Barang/Kontainer, Kapal Penumpang dan Ferry Ro Ro. Dimana pada saat ini kondisi pelabuhan Semayang yang juga merupakan Pelabuhan Internasional sudah dalam keadaan sangat padat (overloaded) dengan lahan terbatas dan posisi Pelabuhan Semayang berada pada akses jalan kota sehingga seringkali menimbulkan kemacetan bilamana kapal penumpang sedang bersandar. Sarana transportasi darat lainnya yang melayani kebutuhan angkutan dalam kota dan luas kota yaitu kendaraan roda empat jenis sedan yang menggunakan argometer dengan jumlah yang juga terbatas, pada umumnya angkutan tersebut memiliki pangkalan di pusat perbelanjaan, hotel atau di pool perusahaan yang bersangkutan dengan panggilan melalui telepon. Sedangkan jenis angkutan lainnya adalah jenis microbus yang melayani Kota Balikpapan dengan wilayah sekitarnya yaitu diluar kota seperti Samboja dan Handil. Sedangkan untuk pelayanan transportasi darat antar kota dengan menggunakan kendaraan Bus yang melayani route antar kota dalam Propinsi ke Samarinda dan antar kota antar Propinsi keBanjarmasin (Kalsel) dengan lokasi pengangkutan/penurunan penumpang pada Terminal Antar Kota di Batu Ampar.

Pemerintah Kota Balikpapan

Rencana Pembangunan Jangk aMenengah Daerah (RPJMD) KotaBalikpapanTa

n

Tahun 2006 - 2011

perdagangan luar negeri pada tahun 2001 sebesar 60.554 ton mengalami penurunan sebesar 26.928 ton pada tahun 2005. Penurunan jumlah penumpang kapal laut tersebut disebabkan beralihnya minat penumpang untuk menggunakan jasa pesawat udara karena diberlakukannya harga tarif yang murah oleh maskapai angkutan udara khususnya untuk jurusan-jurusan yang selama ini banyak diminati seperti Jakarta dan Surabaya. Sedangkan penurunan arus barang baik dalam dan luar negeri disebabkan beralihnya pengguna jasa angkutan barang dengan menggunakan peti kemas, sehingga arus peti kemas mengalami peningkatan yang cukup tinggi pada tahun 2001 -2005. 3. Mengenai jasa transportasi udara dilayani melalui Bandara Internasional Sepinggan yang merupakan Bandara cukup sibuk di Indonesia. Jasa angkutan udara ini selain menerbangi route-route domestik sebagai kota tujuan seperti Jakarta, Surabaya, Yogyakarta, Makassar, Manado, Banjarmasin, Pontianak dan Palu juga melayani kepentingan pengeboran minyak di Kalimantan Timur yang dilayani oleh berbagai perusahaan penerbangan Nasional. Sedangkan untuk penerbangan Internasional saat ini yang masih eksis adalah penerbangan tujuan Singapura yang dilayani oleh perusahaan penerbangan Silk Air bekerjasama dengan Garuda Indonesia, sebelumnya pernah juga melayani untuk route Kota Kinabalu (Negara Bagian Sabah, Malaysia) dan Kuching (Negara Bagian Serawak, Malaysia) serta Bandar Srie Begawan (Brunei Darussalam) namun saat ini tidak beroperasi lagi. Dari sisi pergerakan pesawat maupun volume penumpang serta cargo di Bandara Sepinggan telah melampaui target proyeksi rencana yang telah ditetapkan, dengan kata lain pertumbuhan jumlah penumpang, pergerakan pesawat dan cargo tumbuh lebih cepat dibandingkan dengan prasarana yang telah disiapkan sehingga daya tampung terminal dan counter check in nampak terjadi kepadatan khususnya pada jam-jam sibuk. Pada tahun 2001 jumlah pergerakan pesawat di Bandara Sepinggan Balikpapan sebanyak 27.603 kali terdiri dari domestik 26.953 kali dan internasional 650 kali, sedangkan pada tahun 2005 meningkat menjadi 38.149 kali atau meningkat rata-rata 8,4% per tahun. Sedangkan untuk penumpang pada tahun 2001 sebanyak 936.897 orang yang terdiri dari domestik 917.118 orang dan internasional 19.779 orang, sedangkan pada tahun 2005 telah meningkat menjadi 2.106.829 orang yang terdiri dari domestik 2.066.542 orang

dan internasional 40.287 orang atau mengalami kenaikan rata-rata 22,5% per tahun. Kemudian untuk cargo pada tahun 2001 sebanyak 14.672,959 ton terdiri dari domestik 14.055,312 ton dan internasional 617,649 ton, sedangkan untuk tahun 2005 sebanyak 25.364,609 ton yang terdiri dari domestik 24.719, 253 ton dan internasional 1.645,365 ton atau kenaikan rata-rata 15,8% per tahun. Bandara Sepinggan pada saat ini memiliki runway dengan panjang 2.500 meter yang dapat didarati pesawat jenis Boeing 737/MD82 serta pesawat berbadan lebar khususnya untuk pengangkutan jamaah haji jenis pesawat MD 11 secara terbatas (limited). Permukiman Pola permukiman di Kota Balikpapan pada umumnya dapat dibagi menjadi 3 (tiga) yaitu Pertama : pola pemukiman perkotaan yang terencana/tertata yang dibangun oleh Pemerintah maupun oleh perusahaan pengembang perumahan (developer), Kedua: permukiman perkotaan yang tidak terencana dengan kepadatan yang tinggi dan Ketiga : sistem permukiman pedesaan yang pada umumnya berada pada kawasan pinggiran dengan kepadatan yang rendah. Pada kawasan permukiman perkotaan jumlah total bangunan rumah di Kota Balikpapan tahun 2004 sebanyak 110.304 unit, terdiri dari yang berada pada kawasan permukiman teratur dan terencana sebanyak 18.233 unit, sedangkan yang berada pada yang tidak teratur dan tidak terencana sebanyak 92.082 unit. Berdasarkan status perizinan bangunan, maka jumlah bangunan rumah yang telah memiliki Izin Mendirikan Bangunan (IMB) sekitar 22.722 unit atau 20,6 % sementara 79,4% lainnya belum memiliki IMB Jumlah permohonan dan IMB yang diterbitkan dari tahun 2001 sampai dengan tahun 2005 cukup meningkat. Pada tahun 2001 berkas pemohon yang diproses sebanyak 948 buah sedangkan yang terbit sebanyak 814 buah. Tahun 2002 berkas pemohon yang diproses sebanyak 1.140 buah sedangkan yang terbit sebanyak 570 buah. Tahun 2003 berkas pemohon yang diproses sebanyak 1.529 buah sedangkan yang terbit sebanyak 1.000 buah .Tahun 2004 berkas pemohon yang diproses sebanyak 2.040 buah sedangkan yang terbit sebanyak 1.000 buah . Pada tahun 2005 (Bulan Oktober) berkas pemohon yang diproses sebanyak 2.352 buah sedangkan yang terbit sebanyak 1.888 buah.

Pemerintah Kota Balikpapan

Rencana Pembangunan Jangk aMenengah Daerah (RPJMD) KotaBalikpapanTa

n

Tahun 2006 - 2011

Dari data tersebut diatas dapat diketahui bahwa sebahagian besar bangunan berada pada kawasan yang tidak teratur dan tidak terencana, hal ini sesuai dengan pertumbuhan permukiman khususnya di kawasan perkotaan yang memang tumbuh dengan pesat sejak lama sehingga menyulitkan untuk dilakukan penataan. Sedangkan bangunan yang memiliki IMB juga hanya sekitar 20% saja dari jumlah bangunan yang ada, yang menunjukkan kesadaran masyarakat yang rendah untuk mengurus IMB serta lemahnya pengawasan yang dilakukan oleh Pemerintah Kota terhadap kegiatan pembangunan yang dilakukan oleh masyarakat, khususnya yang tidak memiliki IMB. Namun demikian dengan adanya peningkatan jumlah pemohon IMB yang cenderung meningkat dari tahun 2001 - 2005 diharapkan akan dapat mengurangi bangunan yang tanpa IMB.

Reservoir Telaga Sari 3.400 M3, Reservoir Sepinggan 500 M3 dan jaringan pipa distribusi dengan jumlah produksi air sebanyak 18,58 juta m3 atau 65.000 M3/hari atau 893 liter/detik dengan tingkat kebocoran sekitar 29% dari total produksi. Perlu dijelaskan bahwa kemampuan produksi tersebut dalam kondisi normal artinya tidak memperhitungkan penyediaan air baku mana kala musim kemarau tiba. Menurut perhitungan total kebutuhan air bersih untuk masyarakat Kota Balikpapan diperkirakan sekitar 75.760,72 M3/hari, dengan asumsi konsumsi air per orang adalah 140 liter/hari (konsumsi nasional 150 liter/hari), dengan demikian untuk melayani penyediaan air bersih setelah dikurangi dengan angka kebocoran masih terdapat kekurangan sekitar 29.610,72 M3/hari Khusus untuk Waduk Manggar yang merupakan penyediaan air baku utama bagi

Sejak tahun 2001 sampai dengan 2005 pogram yang telah dilakukan melalui sektor ini adalah penataan dan perbaikan lingkungan perumahan dan permukiman meliputi kegiatan perbaikan lingkungan perumahan dengan pola padat karya. Pemberian bantuan dana perbaikan perumahan dan lingkungan pada setiap Kelurahan untuk dikelola bersama masyarakat dalam pembangunan dan perbaikan lingkungan. Kegiatan lainnya adalah melakukan penyusunan rencana tata bangunan dan lingkungan di kawasan resapan dan berkembang cepat, serta peremajaan permukiman yang terkena normalisasi saluran Sungai Sepinggan. Dampak dari pada tingginya intensitas pembangunan permukiman di kawasan perkotaan adalah berkurangnya kawasan yang dipergunakan untuk resapan air sehingga menimbulkan terjadinya banjir dan longsor. 4. Air Bersih Pelayanan air bersih di Kota Balikpapan dilaksanakan oleh PDAM Kota Balikpapan dan pada tahun 2005 telah dapat melayani kebutuhan air bersih bagi masyarakat sebanyak 60.613 pelanggan atau 64% dari masyarakat Balikpapan yang perlu mendapatkan pelayanan air bersih. Secara fisik pengelolaan air bersih oleh PDAM di sediakan dari bangunan penampung air baku Waduk Manggar dengan daya tampung 3,3 juta m3 dengan produksi secara tetap 1.900 M3/jam), Sungai Klandasan 50 l/detik, Instalasi Pengelolaan Air (IPA) Kampung Damai kapasitas 400 l/detik, dan Reservoir Kampung Damai 1.650 M3. Sumur Bor Gunung Tembak 3,5 l/detik, Sumur Bor Gunung Sari 80 l/detik. Reservoir Martadinata 150 M 3,Pemerintah Kota Balikpapan

pelayanan air bersih di Kota Balikpapan jumlah air yang dapat ditampung sangat tergantung dengan musim, apabila musim hujan dengan curah hujan tinggi maka daya tampung Waduk Manggar dapat berfungsi secara optimum, namun saat musim kemarau dan tidak turun hujan sama sekali maka ketersediaan air baku dari Waduk Manggar menyusut dan produksinya juga berkurang sehingga di Kota Balikpapan selalu terjadi krisis air pada musim kemarau. Sedangkan mengenai sumber air baku lainnya seperti sumur bor relatif masih terbatas, demikian pula dengan sungai Klandasan Kecil hanya dapat dipergunakan pada musim hujan saja, karena pada kalau musim kemarau permukaan air sungai surut dan kualitas air sebagai bahan air baku tidak memenuhi syarat lagi. Upaya untuk mengatasi kelangkaan air baku tersebut saat ini dilakukan dengan peninggian Waduk Manggar yang sudah dilaksanakan secara bertahap sejak tahun 2001 dan telah dapat diselesaikan pada akhir tahun 2005, dan diharapkan sudah dapat difungsikan secara penuh akhir tahun 2006 setelah semua persyaratan teknis dipenuhi, salah satunya yaitu Sertifikasi dari Komisi Keamanan Bendungan. Dengan telah selesainya kegiatan peninggian waduk Manggar maka daya tampung atau kapasitas waduk Manggar akan meningkat dari 3,3 juta m3 menjadi 16 juta m3, dengan berfungsinya peninggian Waduk Manggar maka diharapkan kebutuhan air bersih Kota Balikpapan dapat terlayani serta keberadaan sumur dalam yang selama ini sudah memberikan kontribusi sangat berarti dapat difungsikan sebagai cadangan atau digunakan dengan kapasitas yang terbatas. Walaupun Waduk Manggar telah berfungsi namun sesuai dengan perkiraan bahwa setelah tahun 2010 Kota Balikpapan perlu mencari alternatif lokasi untuk penyediaan air bersih dimasa yang akan datang, mengingat dengan semakin meningkatnya pembangunan

Rencana Pembangunan Jangk aMenengah Daerah (RPJMD) KotaBalikpapanTa

n

Tahun 2006 - 2011

kota dan pertumbuhan pendudukan yang tinggi maka kebutuhan air bersih juga akan meningkat dengan pesat, Upaya lain yang tidak kalah pentingnya yang juga dilakukan oleh Pemerintah Kota Balikpapan adalah dengan penggantian pipa transmisi dan pipa distribusi, mengingat pipa tersebut telah dibangun pada tahun 1980 an secara tehnis sudah tidak dapat berfungsi secara optimal, sehingga perlu dilakukan penggantian.

boleh dilaksanakan suatu kegiatan di suatu kawasan. Penataan ruang Kota Balikpapan dilaksanakan sesuai dengan ketentuan dengan mengacu kepada Undang-Undang No. 24 Tahun 1992 tentang Penataan Ruang, yang dimulai dari Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW), dijabarkan lagi dalam Rencana Detail Tata Ruang Kota (RDTRK) dan lebih detail lagi Rencana Tata Ruang Kawasan Khusus dan Rencana Tehnik Bangunan dan Lingkungan RTBL). Untuk RTRW Kota Balikpapan telah memiliki untuk kurun waktu 10 tahun yaitu pada

5. Pariwisata Sejalan dengan salah satu visi kota Balikpapan sebagai Kota Pariswisata, maka obyek wisata yang ada di Kota Balikpapan meliputi kekayaan alam (ekowisata), seni budaya, wisata belanja/hiburan serta peninggalan sejarah yang ada di Kota Balikpapan. Sedangkan sarana dan prasarana kepariwisataan seperti perhotelan, biro perjalanan/ transportasi, restoran atau rumah makan saat ini dianggap masih cukup memadai walaupun pada saat-saat tertentu khususnya pada akhir pekan kecenderungan kamar-kamar hotel di Balikpapan penuh karena banyaknya masyarakat disekitar Kota Balikpapan maupun para pekerja industri migas dan pertambangan dilapangan memiliki kencenderungan untuk berlibur akhir pekan di Kota Balikpapan. Berdasarkan data pada tahun 2004 jumlah kunjungan wisatawan ke Kota Balikpapan sebanyak 16.816 orang yang terdiri dari wisatawan mancanegara berjumlah 13.546 orang dan wisatawan nusantara 3.270 orang. Wisatawan tersebut untuk wisatawan mancanegara berasal dari Asia Pasific, Eropa, Amerika, Afrika, Oceania dan Asia Barat, sedangkan wisatawan nusantara berasal dari daerah sekitar Kalimantar Timur, Jawa, Sulawesi dan daerah lain di Indonesia dengan menggunakan alat transportasi darat, laut dan udara. Salah satu permasalahan yang dihadapi adalah belum adanya investor yang berminat secara serius untuk menanamkan modalnya pada usaha pariwisata skala besar, khususnya optimalisasi obyek-obyek wisata seperti pantai Manggar. 6. Penataan Ruang Penataan Ruang atau perencanaan penggunaan ruang untuk kegiatan tertentu pada kurun waktu tertentu disuatu Daerahdi memiliki peranan yang penting akan arah pembangunan Kota pada masa yang akan datang. Setidaknya dengan adanya rencana tata ruang maka Pemerintah dan masyarakat memiliki suatu pedoman apa yang boleh dan tidakPemerintah Kota Balikpapan

tahun 1994 - 2004 sebagai kelanjutan dari Rencana Induk Kota tahun 1974 - 1994, dilakukan revisi pada tahun 2001, dan saat ini Pemerintah Kota telah menyelesaikan penyusunan RTRW 2005 - 2015 untuk ditetapkan dalam Peraturan Daerah. Selanjutnya akan disusun RDTRK yang merupakan penjabaran RTRW yang baru. Dan untuk Rencana Tata Ruang Kawasan Khusus disusun untuk kawasan yang memang dikembangkan secara khusus untuk fungsi utama tertentu yaitu Kawasan Industri Karingau (KIK) dengan fungsi utama untuk kegiatan industri serta Rencana Penataan Kawasan Pantai Zona I dengan fungsi utama sebagai kawasan perdagangan dan jasa yang tetap dintegrasikan dengan sistim kota. Untuk RTBL disusun mempertimbangkan bahwa kawasan tersebut diperkirakan akan berkembang dengan pesat sehingga perlu dilakukan pengaturan tata bangunan dan lingkungannya, yang lainnya adalah suatu kawasan yang memang direkomendasikan untuk dilakukan pengaturan secara cepat tata bangunan dan lingkungannya agar tidak menimbulkan dampak negatif terhadap kegiatan yang dilakukan. Ini dilakukan pada kawasan hulu daerah banjir di Kelurahan Gunung Samarinda dan Kelurahan Sepinggan yang pada daerah hilirnya sudah dilakukan penanganan, sehingga aktifitas pada kawasan hulu tidak lagi menimbulkan dampak negatif pada kawasan hilirnya. Permasalahan didalam melaksanakan penataan ruang di Kota Balikpapan karena memang kawasan yang dapat dipergunakkan relatif terbatas karena kondisi topografi kota yang berbukit-bukit sedangkan luasan lahan datar sangat terbatas yang sebahagian besar pada daerah pesisir. Perkembangan kota ke daerah pinggiran relatif lambat, sehingga kegiatan pembangunan cenderung berkembang pada pusat kota dan sekitarnya. Selain itu rencana tata ruang tidak sepenuhnya dapat mengikuti perkembangan pembangunan kota sehingga terjadi perubahan pemanfaatan yang tidak sesuai dengan rencana tata ruang yang ada. Sistem pengawasan dan pengendalian terhadap pemanfaatan ruang kota dan kesadaran masyarakat terhadap rencana tata ruang yang berlaku masih perlu ditingkatkan lagi. Sebagai akibat dari itu semua dampaknya yang bisa dirasakan adalah terjadinya banjir, tanah

Rencana Pembangunan Jangk aMenengah Daerah (RPJMD) KotaBalikpapanTa

n

Tahun 2006 - 2011

longsor, kepadatan lalu lintas dan sebagainya, yang seharusnya hal tersebut dapat dieliminir melalui mekanisme perizinan. 7. Lingkungan Hidup.

dengan Peraturan Daerah Kota Balikpapan Nomor : 17 Tahun 2002, maka lembaga Rukun Warga (RW) dihapuskan dari sistem administrasi Pemerintahan Kota Balikpapan, penghapusan ini dimaksudkan adalah dalam rangka memperpendek pelayanan birokrasi Pemerintahan Kota di tingkat Kelurahan kepada masyarakat. Adapun pelayanan yang diberikan dalam rangka penyelenggaraan Pemerintahan Umum meliputi :

Kondisi lingkungan kota Balikpapan pada saat ini telah mengalami penurunan kualitas yang disebabkan oleh semakin meningkatkan aktifitas pembangunn baik yang dilaksanakan oleh Pemerintah maupun masyarakat. Menurunnya kualitas tersebut dapat dilihat khususnya pada wilayah perkotaan dengan terbukanya lahan sehingga menjadi lahan kritis yang beralih fungsi dari lahan kritis menjadi permukiman yang kurang terkendali yang menyebabkan terjadinya erosi, banjir dan tanah longsor. Sedangkan kerusakan wilayah pantai berupa abrasi, sedimentasi, akresi, dan rob. Pada sisi lain berkembangnya kegiatan industri, transportasi dan pembuangan limbah domestik yang kurang memperhatikan kelestarian lingkungan mengakibatkan terjadinya polusi baik, polusi air, udara dan tanah. 1. Administrasi Kependudukan Penduduk Kota Balikpapan dari tahun ke tahun menunjukan pertumbuhan yang sangat besar, dan kondisi ini dipengaruhi oleh tingkat pertumbuhan ekonomi serta posisi strategis Kota, sehingga menjadi daya tarik dan daya dorong bagi migrasi. Bilamana diperhatikan jumlah penduduk Kota Balikpapan berdasarkan hasil Sensus Penduduk Tahun 2000 adalah 406.457 jiwa dengan tingkat pertumbuhan penduduk sebesar 1,74%. Pada tahun 2005 jumlah penduduk mengalami pertumbuhan yang cukup tinggi, dan berdasarkan registrasi manajemen kependudukan pada Kantor Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Balikpapan sampai 31 Desember 2005 adalah sebanyak 554.437 Jiwa. Dengan demikian selama kurun waktu 2000-2005 pertumbuhan penduduk Balikpapan Pengendalian dan pengawasan yang dilakukan ter