Kata Pengantar · 2020-07-20 · i Kata Pengantar Puji syukur kami panjatkan kehadapan Tuhan Yang...
Transcript of Kata Pengantar · 2020-07-20 · i Kata Pengantar Puji syukur kami panjatkan kehadapan Tuhan Yang...
i
Kata Pengantar
Puji syukur kami panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa/ Ida Sang Hyang Widi
Wasa, karena atas berkat dan rahmat-Nya akhirnya pembuatan Laporan Kinerja Instansi
Pemerintah (LKjIP) Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan Kota Denpasar (DLHK) Kota
Denpasar Tahun Anggaran 2019 dapat diselesaikan tepat pada waktunya.
Penyusunan Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Dinas Lingkungan Hidup dan
Kebersihan Kota Denpasar didasarkan pada Rencana Strategis dan Perjanjian Kinerja Tahun
2019 dan merupakan bagian dari Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP)
DLHK Kota Denpasar. Tujuan penyusunan laporan ini adalah untuk memberikan gambaran
tingkat pencapaian sasaran maupun tujuan instansi yang mengindikasikan tingkat
keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan kegiatan-kegiatan sesuai dengan program dan
kebijakan yang ditetapkan. Hal terpenting yang diperlukan dalam penyusunan laporan kinerja
adalah pengukuran kinerja dan evaluasi serta pengungkapan secara memadai hasil analisis
terhadap pengukuran kinerja.
Dalam penyusunan laporan kinerja ini tentu tidak lepas dari kekurangan maupun
kesalahan. Kami berharap adanya saran, kritik dan masukan yang konstruktif guna
menyempurnakan penyusunan laporan di waktu mendatang. Diharapkan penyajian LKjIP ini
dapat menjadi bahan evaluasi untuk lebih meningkatkan kinerja yang berorientasi pada hasil,
baik berupa output maupun outcomes di masa mendatang. Terimakasih kami ucapkan kepada
berbagai pihak atas bantuannya sehingga Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Dinas
Lingkungan Hidup dan Kebersihan Kota Denpasar dapat terselesaikan. Semoga laporan ini
bermanfaat bagi berbagai pihak yang membutuhkan.
Denpasar, 14 Januari 2020
Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan Kota Denpasar
I Ketut Wisada, SE., M.Si
Pembina Utama Muda NIP. 19600824 198603 1 021
ii
Ringkasan Eksekutif
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan Kota
Denpasar ini merupakan bentuk pertanggungjawaban atas perjanjian kinerja Dinas Lingkungan
Hidup dan Kebersihan Kota Denpasar yang memuat rencana, capaian, dan realisasi indikator
kinerja dari sasaran strategis. Sasaran dan indikator kinerja termuat dalam Renstra Dinas
Lingkungan Hidup dan Kebersihan Kota Denpasar Tahun 2016-2021. Untuk mencapai sasaran
tersebut, ditempuh dengan melaksanakan strategi, kebijakan, program dan kegiatan seperti telah
dirumuskan dalam rencana strategis.
Ringkasan capaian kinerja Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan Kota Denpasar yang
dihasilkan di tahun 2019, dapat digambarkan sebagai berikut.
a. Sasaran 1: Meningkatnya kualitas air, dengan indikator indeks kualitas air, capaian kinerja
tahun 2019 adalah 49,68 dari target 45.
b. Sasaran 2: Meningkatnya kualitas udara, dengan indikator indeks kualitas udara, capaian
kinerja tahun 2019 adalah 85,014 dari target 86.
c. Sasaran 3: Meningkatnya kualitas tutupan lahan, dengan indikator indeks kualitas tutupan
lahan, capaian kinerja tahun 2019 adalah 37,11 dari target 32
d. Sasaran 4 : Meningkatnya pengelolaan sampah, dengan indikator persentase volume sampah
yang tereduksi, capaian kinerja sampai dengan akhir Bulan Desember 2019 adalah 26% dari
target 26%
Evaluasi atas pencapaian kinerja dan permasalahan yang ditemui pada setiap sasaran
menunjukkan perlunya upaya-upaya dalam meningkatkan kinerja dan solusi terhadap
permasalahan yang ada. Pada sasaran meningkatnya kualitas air yaitu dengan meningkatkan
pembinaan dan pengawasan terhadap usaha dan/atau kegiatan yang berpotensi menimbulkan
pencemaran air. Pada sasaran meningkatnya kualitas udara yaitu meningkatkan koordinasi
dengan berbagai pemangku kepentingan untuk mewujudkan program green transportation di
Kota Denpasar. Pada sasaran meningkatnya kualitas tutupan lahan yaitu melakukan penanaman
pohon, pengembangan taman kehati dan kampung hijau. Pada sasaran meningkatnya
pengelolaan sampah yaitu meningkatkan partisipasi masyarakat dalam melakukan pengelolaan
sampah di sumber, mengajak masyarakat aktif menjadi nasabah bank sampah, melakukan
optimalisasi swakelola oleh desa/ kelurahan, melakukan optimalisasi Tempat Penampungan
Sementara menjadi Tempat Pengolahan Sampah 3R sehingga menciptakan optimalisasi
pengelolaan sampah skala kawasan.
Hasil evaluasi yang disampaikan dalam Laporan Kinerja Instansi Pemerintah ini penting
dipergunakan sebagai pijakan bagi Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan dalam perbaikan
kinerja di tahun yang akan datang.
iii
Daftar Isi
KATA PENGANTAR ..................................................................................................... i RINGKASAN EKSEKUTIF .............................................................................................. ii DAFTAR ISI ................................................................................................................. iii DAFTAR TABEL ........................................................................................................... iv DAFTAR GAMBAR ...................................................................................................... v BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................ 1
1.1 Latar Belakang ............................................................................................. 1 1.2 Kondisi Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan Kota Denpasar................... 1
1.2.1 Kondisi layanan ................................................................................... 1 1.2.2 Kondisi aparatur ................................................................................. 2
1.3 Tugas Pokok dan Fungsi serta Sturktur Organisasi ........................................ 3 1.3.1 Tugas pokok ........................................................................................ 3 1.3.2 Fungsi ................................................................................................. 3 1.3.3 Struktur organisasi .............................................................................. 4
1.4 Isu Strategis ................................................................................................. 6 1.5 Sistematika ................................................................................................... 7
BAB II PERENCANAAN KINERJA ................................................................................... 8
2.1 Rencana Strategis ........................................................................................ 8 2.1.1 Visi dan Misi Kota Denpasar ................................................................ 8 2.1.2 Tujuan dan Sasaran ............................................................................ 9 2.1.3 Strategi dan arah kebijakan ................................................................ 10
2.1.3.1 Sasaran meningkatnya kualitas air ........................................... 11 2.1.3.2 Sasaran meningkatnya kualitas udara ...................................... 12 2.1.3.3 Sasaran meningkatnya kualitas tutupan lahan ......................... 12 2.1.3.4 Sasaran meningkatnya pengelolaan sampah ........................... 13
2.2 Indikator Kinerja Utama (IKU) ...................................................................... 14 2.3 Perjanjian Kinerja ......................................................................................... 15
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA ................................................................................ 17
3.1 Pengukuran Capaian Kinerja ........................................................................ 17 3.2 Analisis dan Evaluasi Capaian Kinerja ............................................................ 18
3.2.1 Sasaran meningkatnya kualitas air ....................................................... 18 3.2.2 Sasaran meningkatnya kualitas udara .................................................. 31 3.2.3 Sasaran meningkatnya kualitas tutupan lahan .................................... 39 3.2.4 Sasaran meningkatnya pengelolaan sampah ....................................... 47
3.3 Realisasi Anggaran ........................................................................................ 61
BAB IV PENUTUP ....................................................................................................... 67 LAMPIRAN
iv
Daftar Tabel
Tabel Halaman 2.1 Tujuan dan Sasaran Strategis Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan Kota
Denpasar ........................................................................................................... 9 2.2 Sasaran Strategis Jangka Menengah Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan Kota
Denpasar .......................................................................................................... 10 2.3 Indikator Kinerja Utama 2019............................................................................ 15 2.4 Perjanjian Kinerja Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan Kota Denpasar Tahun
2019 .................................................................................................................. 16 3.1 Capaian Kinerja Tahun 2019 ............................................................................. 17 3.2 Kondisi Air Sungai Kota Denpasar Tahun 2019 .................................................. 21 3.3 Target dan Realisasi Kinerja untuk Sasaran Meningkatnya Kualitas Air Tahun 2019 21 3.4 Titik Lokasi Sampel Pengujian Kualitas Udara ................................................... 32 3.5 Indeks Kualitias Udara Kota Denpasar Tahun 2019 ............................................ 32 3.6 Target dan Realisasi Kinerja untuk Sasaran Meningkatnya Kualitas Udara Tahun
2019 ................................................................................................................. 33 3.7 Luas Komponen Tutupan Lahan di Kota Denpasar ............................................ 40 3.8 Target dan Realisasi Kinerja Sasaran Meningkatnya Kualitas Tutupan Lahan Tahun
2019 ................................................................................................................. 41 3.9 Target dan Realisasi Kinerja Sasaran Meningkatnya Pengelolaan Sampah Tahun
2019 ................................................................................................................. 48 3.10 Kondisi Sarana Prasarana Pengangkut Sampah Dinas Lingkungan Hidup dan
Kebersihan Kota Denpasar ............................................................................... 50 3.11 Rekapitulasi Sampah Kota Denpasar Tahun 2019 ............................................. 54 3.12 Jumlah Pelangaran yang Disidangkan di Setiap Kecamatan Pada Tahun 2019 ... 58 3.13 Anggaran dan Realisasi Belanja Langsung per Sasaran Tahun 2019 .................. 62 3.14 Anggaran dan Realisasi Belanja Langsung per Program Tahun 2019 Untuk Program
yang Mendukung Capaian Sasaran Strategis ..................................................... 62 3.15 Anggaran dan Realisasi Belanja Langsung pada Masing-masing Kegiatan Tahun
2019 ................................................................................................................. 63 3.16 Analisis Efisiensi Penggunaan Sumber Daya pada Masing-masing Sasaran ........ 65
v
Daftar Gambar
Gambar Halaman 1.1 Jumlah Pegawai Negeri Sipil menurut Golongan ................................................ 2 1.2 Jumlah Jabatan Struktural ................................................................................. 2 1.3 Jumlah Pegawai Negeri Sipil Menurut Tingkat Pendidikan ................................. 3 1.4 Struktur Organisasi DLHK Kota Denpasar .......................................................... 5 3.1 Perbandingan Nilai Indeks Kualitas Air (IKA) Kota Denpasar .............................. 22 3.2 Pengambilan Sampel Air di Salah Satu Sungai di Kota Denpasar ........................ 23 3.3 Pengambilan Sampel Air Limbah Salah Satu Hotel di Kota Denpasar ................. 24 3.4 Penobatan Juara Lomba Sungai Bersih di Kota Denpasar Tahun 2019 .............. 25 3.5 Pembinaan dan Monitoring pada Kegiatan Penilaian Kota Sehat/ Adipura ....... 26 3.6 Pelaksanaan Verifikasi Rekomendasi TPS Limbah B3 di PT. Astra International Tbk-
Honda Cabang Denpasar .................................................................................. 27 3.7 Pelaksanaan Verifikasi Lapangan Permohonan Rekomendasi UKL-UKL ............. 28 3.8 Penerimaan Penghargaan Sekolah Adiwiyata di Kantor Kementerian Lingkungan
Hidup dan Kehutanan RI ................................................................................... 29 3.9 Pembinaan dan Pengawasan Implementasi Dokumen Lingkungan ................... 29 3.10 Perbandingan Nilai Indeks Kualitas Udara (IKU) Kota Denpasar ......................... 33 3.11 Pelaksanaan Uji Emisi di Kota Denpasar Tahun 2019 ......................................... 34 3.12 Pelaksanaan Pengukuran Kualitas Udara Tepi Jalan Raya (Roadside Monitoring) di
Kota Denpasar Tahun 2019 .............................................................................. 35 3.13 Pelaksanaan Pengukuran Kepadatan Lalu Lintas (Traffic Counting) di Kota Denpasar
Tahun 2019 ...................................................................................................... 35 3.14 Pengujian Emisi Udara Akibat Aktivitas Industri pada Cerobong Salah Satu Usaha di
Kota Denpasar .................................................................................................. 36 3.15 Pemantaun Kualitas Udara Ambien di Kawasan Pariwisata ............................... 37 3.16 (a). Pelepasan Peserta Salak Bali Denpasar City Tour 2019 oleh Bapak Wakil
Walikota Denpasar, (b). Penobatan Juara Fun Touring Salak Bali Denpasar City Tour 2019 ................................................................................................................. 38
3.17 Perbandingan Nilai Indeks Kualitas Tutupan Lahan (IKTL) Kota Denpasar .......... 41 3.18 Penanaman Pohon dan Penyerahan Tas Ramah Lingkungan dalam Acara Gerakan
Bakti Penghijaun Pemuda (GBPP) serta Pekan Penghijauan dan Konservasi Alam Nasional (PPKAN) di Kota Denpasar Tahun 2019 .............................................. 42
3.19 Penanaman Pohon dan Pelepasan Burung pada Peringatan Hari Lingkungan Hidup Sedunia di Kota Denpasar tahun 2019 .............................................................. 43
3.20 Launching Kampung Hijau oleh Ketua Perhimpunan Pecinta Tanaman (PPT) Kota Denpasar, Ibu Selly Dharmawijaya Mantra ....................................................... 44
3.21 Penobatan Juara Festival Kota Hijau di Kota Denpasar Tahun 2019 ............. 44 3.22 Perompesan di Salah Satu Ruas Jalan di Kota Denpasar ..................................... 45 3.23 Rapat Penyusunan Data Inventarisasi GRK di Kota Denpasar Tahun 2019 ......... 47 3.24 Perbandingan Nilai Volume Sampah Tereduksi Kota Denpasar Tahun 2017 s/d
Tahun 2019 ....................................................................................................... 49
vi
3.25 Aktivitas Masyarakat dalam Menabung Sampah di Bank Sampah ..................... 51 3.26 Launching Aplikasi SiDArling oleh Ibu Siti Nurbaya Bakar (Menteri Lingkungan
Hidup dan Kehutanan RI) .................................................................................. 52 3.27 Sosialisasi Pengelolaan Sampah dan Pembuatan Lubang Biopori oleh Jumali DLHK
Kota Denpasar .................................................................................................. 53 3.28 Pemeliharaan Salah Satu Depo di Kota Denpasar .............................................. 54 3.29 Pelatihan Komposting di Salah Satu Depo di Kota Denpasar ............................. 55 3.30 Grafik Pengurangan Penggunaan Kantong Plastik pada Toko Modern dan Pusat
Perbelanjaan Sesudah Penerapan Perwali No. 36 Tahun 2018 tentang Pengurangan Penggunaan Kantong Plastik ............................................................................. 56
3.31 Grafik Pengurangan Penggunaan Kantong Plastik pada Pasar Rakyat Sesudah Penerapan Perwali No. 36 Tahun 2018 tentang Pengurangan Penggunaan Kantong Plastik ............................................................................................................... 57
3.32 Grafik Pengurangan Penggunaan Kantong Plastik pada Toko/ Warung/ Usaha Lainnya Sesudah Penerapan Perwali No. 36 Tahun 2018 tentang Pengurangan Penggunaan Kantong Plastik ............................................................................. 57
3.33 Berita Media Cetak Mengenai Apresiasi Bapak Presiden RI, Ir.H. Joko Widodo terhadap Implementasi Perwali No. 36 Tahun 2018 tentang Pengurangan Penggunaan Kantong Plastik di Kota Denpasar ................................................. 57
3.34 Pelaksanaan Sidang Yustisia terhadap Pelanggaran Kebesihan di Kota Denpasar tahun 2019 ....................................................................................................... 58
3.35 Penyuluhan dan Sosialisasi Kepada Kelompok Swakelola Kebersihan di Kota Denpasar Tahun 2019 ....................................................................................... 59
1
BAB 1
Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Kota Denpasar yang dibentuk berdasarkan
Peraturan Daerah Kota Denpasar Nomor 8 Tahun 2016 Tanggal 9 Desember 2016 tentang
Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah merupakan Perangkat Daerah hasil peleburan dari
2 (dua) Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) yaitu, SKPD Badan Lingkungan Hidup Kota
Denpasar dan SKPD Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Denpasar sebagai implementasi dari
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah dan
Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016 tentang Organisasi Perangkat Daerah serta
Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor P.74/MenLHK–
Setjen/Kum.1/8/2016 Tanggal 16 Agustus tentang Pedoman Nomenklatur Perangkat Daerah
Provinsi dan Kabupaten/ Kota yang Melaksanakan Urusan Pemerintahan Bidang Lingkungan
Hidup dan Urusan Pemerintahan Bidang Kehutanan.
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan Kota Denpasar
Tahun 2019 disusun berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem
Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah dan Peraturan Menteri PAN dan RB RI Nomor 53 Tahun
2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja Instansi Pemerintah. Selanjutnya, bertitik tolak
dari RPJMD Kota Denpasar Tahun 2016-2021, Rencana Kinerja Tahunan (RKT) Dinas Lingkungan
Hidup dan Kebersihan Kota Denpasar Tahun 2019, Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD)
Kota Denpasar Tahun 2019 dan Perjanjian Kinerja Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan Kota
Denpasar Tahun 2019, maka penyusunan Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Tahun
2019 berisi ikhtisar pencapaian sasaran sebagaimana ditetapkan dalam dokumen perjanjian
kinerja dan dokumen perencanaan. Realisasi yang dilaporkan dalam LKjIP ini merupakan hasil
kegiatan tahun 2019.
1.2 Kondisi Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan Kota Denpasar
1.2.1 Kondisi layanan
Gambaran layanan Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan Kota Denpasar sebagaimana
Peraturan Walikota Nomor 13 Tahun 2017 adalah sebagai berikut.
1. Melakukan penataan lingkungan.
2. Melaksanakan pengelolaan sampah dan limbah B3.
3. Mengendalikan pencemaran dan kerusakan lingkungan hidup.
4. Melaksanakan penataan dan peningkatan kapasitas lingkungan hidup.
2
1.2.2 Kondisi aparatur
Keadaan aparatur di Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan Kota Denpasar untuk
mendukung kegiatan pemerintahan, pembangunan dan pelayanan masyarakat pada tahun 2019
sejumlah 216 orang dengan komposisi sebagai berikut.
1. Jumlah Pegawai Negeri Sipil menurut Golongan :
Golongan I : 61 orang
Golongan II : 100 orang
Golongan III : 47 orang
Golongan IV : 8 orang
Persentase jumlah Pegawai Negeri Sipil menurut Golongan disajikan pada Gambar 1.1
Gambar 1.1 Jumlah Pegawai Negeri Sipil menurut Golongan
2. Jabatan Struktural terdiri dari :
Eselon II : 1 orang
Eselon III : 5 orang
Eselon IV : 17 orang
Persentase jumlah jabatan struktural disajikan dalam Gambar 1.2.
Gambar 1.2 Jumlah Jabatan Struktural
Golongan I28%
Golongan II46%
Golongan III22%
Golongan IV4%
Golongan I
Golongan II
Golongan III
Golongan IV
Eselon II4%
Eselon III22%
Eselon IV74%
Eselon II
Eselon III
Eselon IV
3
3. Tingkat Pendidikan :
SD : 41 orang
SMP : 37 orang
SLTA : 85 orang
S1/D4 : 42 orang
S2 : 11 orang
Persentase jumlah Pegawai Negeri Sipil menurut tingkat pendidikan disajikan dalam Gambar
1.3.
Gambar 1.3 Jumlah Pegawai Negeri Sipil Menurut Tingkat Pendidikan
Upaya meningkatkan kualitas pelayanan dan kinerja aparatur di Dinas Lingkungan Hidup dan
Kebersihan Kota Denpasar dilakukan melalui Pendidikan dan Pelatihan Teknis serta Bimbingan
Teknis, untuk tahun 2018 PNS yang telah mengikuti Diklat dan Bimtek sebanyak dua puluh dua
orang.
1.3 Tugas Pokok dan Fungsi serta Sturktur Organisasi
1.3.1 Tugas pokok
Berdasarkan pada Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016, Pemerintah Kota Denpasar
menetapkan Peraturan Daerah Kota DenpasarNomor 8 Tahun 2016 tentang ”Pembentukan dan
Susunan Perangkat Daerah Kota Denpasar” dan Peraturan Walikota DenpasarNomor 13 Tahun
2017 tentang “Uraian Tugas Jabatan Dinas Daerah” maka Tugas Pokok Dinas Lingkungan Hidup
dan Kebersihan Kota Denpasar adalah membantu Walikota melaksanakan urusan pemerintahan
daerah di bidang perlindungan pengelolaan lingkungan hidup dan kebersihan yang menjadi
kewenangan daerah.
1.3.2 Fungsi
Untuk melaksanakan tugas pokok tersebut, Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan
mempunyai fungsi:
a) perumusan kebijakan teknis urusan lingkungan hidup dan kebersihan;
SD19%
SMP17%
SLTA39%
S1/D420%
S25%
SD
SMP
SLTA
S1/D4
S2
4
b) pelaksanaan kebijakan teknis urusan lingkungan hidup dan kebersihan;
c) pelaksanaan evaluasi dan pelaporan urusan lingkungan hidup dan kebersihan;
d) pelaksanaan administrasi dan manajemen;
e) pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Walikota terkait dengan tugas dan fungsinya.
1.3.3 Struktur Organisasi
Peraturan Walikota Denpasar Nomor 44 Tahun 2016 tentang Kedudukan, Susunan
Organisasi, Tugas dan Fungsi serta Tata Kerja Dinas Daerah DLHK Kota Denpasar, struktur
organisasi DLHK Kota Denpasar dapat dilihat pada Gambar 1.4.
Gambar 1.4 Struktur Organisasi DLHK Kota Denpasar
Berdasarkan Peraturan Daerah Kota Denpasar Nomor 13 Tahun 2017 tentang Uraian Tugas
Jabatan Dinas Daerah,Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan Kota Denpasar dipimpin oleh
Kepala Dinas yang mempunyai tugas pokok membantu walikota melaksanakan urusan
pemerintahan daerah dibidang perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup yang menjadi
kewenangan Daerah. Untuk melaksanakan tugas pokok tersebut Kepala Dinas mempunyai fungsi
dan rincian tugas sebagai berikut:
a. Fungsi Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan
Dalam menyelenggarakan tugas pokok Kepala Dinas Lingkungann Hidup dan Kebersihan
Kota Denpasar mempunyai fungsi:
- perumusan kebijakan teknis urusan lingkungan hidup;
Kepala Dinas
Sub Bagian
Keuangan
Sub Bagian
Perencanaan
Sub Bagian
Umum dan
Kepegawaian
Bidang
Penataan dan
Peningkatan
Kapasitas Lingkungan
Bidang
Pengendalian Pencemaran dan
Kerusakan Lingkungan Hidup
Bidang
TataLingkungan
Bidang
Pengelolaan Sampah dan Limbah B3
Seksi
Inventarisasi
RPPLH dan KLHS
Seksi
Kajian Dampak
Lingkungan
Seksi
Pengurangan Sampah
Seksi
Penanganan Sampah
Seksi
Pemantauan Lingkungan
Seksi Pencemaran Lingkungan
UPTD
Seksi
Penegakan Hukum
Lingkungan
Seksi
Pengaduan dan
Penyelesaian
SengketaLingkungan
Sekretariat
Seksi
PemeliharaanLin
gkungan Hidup
Seksi
Limbah B3
Seksi
KerusakanLingkungan
Seksi
Peningkatan Kapasitas
Lingkungan Hidup
Kelompok Jabatan
Fungsional
5
- pelaksanaan kebijakan teknis urusan lingkungan;
- pelaksanaan evaluasi dan pelaporan urusan lingkungan;
- pelaksanaan administrasi dinas;
- pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Walikota terkait dengan tugas dan fungsinya.
b. Rincian Tugas Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan, yaitu:
a. menetapkan program kerja Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan berdasarkan
rencana strategis Walikota sebagai pedoman pelaksanaan tugas;
b. melaksanakan urusan pemerintahan bidang lingkungan hidup yang menjadi tugas di
Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan sesuai dengan program yang telah ditetapkan
dan kebijakan pimpinan agar target kerja tercapai sesuai rencana;
c. membina bawahan dilingkungan Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan dengan cara
mengadakan rapat/pertemuan dan bimbingan secara berkala agar diperoleh kinerja
yang diharapkan;
d. mengarahkan pelaksanaan tugas bawahan di lingkungan Dinas Lingkungan Hidup dan
Kebersihan sesuai dengan tugas, tanggung jawab, permasalahan, dan hambatan serta
ketentuan yang berlaku untuk ketepatan dan kelancaran pelaksanaan tugas;
e. membuat perumusan kebijakan teknis Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan
berdasarkan kewenangan yang ada sebagai pedoman pelaksanaan tugas;
f. memberikan pelayanan umum dan urusan Lingkungan Hidup yang meliputi Bidang Tata
Lingkungan, Bidang Pengelolaan Sampah dan Limbah B3, Bidang Pengendalian
Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan Hidup, Bidang Penaatan dan Peningkatan
Kapasitas Lingkungan Hidup, UPTD Pengelolaan Sampah serta UPTD Laboratorium
Lingkungan dengan berpedoman kepada ketentuan yang berlaku untuk menghindari
kerusakan lingkungan hidup;
g. melaksanakan pembinaan kesekretariatan sesuai dengan ketentuan yang berlaku untuk
terciptanya tertib administrasi dan kelancaran pelaksanaan tugas;
h. mengevaluasi pelaksanaan tugas bawahan di lingkungan Dinas Lingkungan Hidup dan
Kebersihan dengan cara membandingkan antara program kerja dan kegiatan yang telah
dilaksanakan sebagai bahan laporan kegiatan dan rencana kerja yang akan datang;
i. menyusun laporan pelaksanaan tugas dilingkungan Dinas Lingkungan Hidup dan
Kebersihan sesuai dengan kegiatan yang telah dilaksanakan secara berkala sebagai
akuntabilitas kinerja; dan
j. melaksanakan tugas kedinasan lainnya yang diberikan pimpinan baik lisan maupun
tertulis.
6
1.4 Isu Strategis
Berdasarkan gambaran pelayanan Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan Kota Denpasar
serta kondisi dan permasalahan lingkungan yang dihadapi , maka isu strategis yang dihadapi Kota
Denpasar yaitu masih rendahnya kualitas lingkungan hidup. Hal tersebut disebabkan oleh
beberapa kondisi sebagai berikut.
a. Menurunnya kualitas air
Kondisi air pada sumber air di Kota Denpasar dipengaruhi oleh berbagai aktifitas meliputi
kegiatan rumah tangga (pemukiman penduduk) dan berbagai kegiatan industri yang terus
bertambah. Dengan tidak terkelolanya limbah yang dihasilkan dengan baik, maka dampak
dari berbagai kegiatan industri dan pemukiman tersebut adalah tercemarnya air. Dari 11
(sebelas) sungai di Kota Denpasar yang diambil sampel airnya, diketahui bahwa selama
kurun waktu lima tahun terakhir (2012-2016) hampir semua titik telah mengalami
pencemaran untuk parameter COD dan BOD sesuai dengan baku mutu air kelas II Peraturan
Gubernur Bali Nomor 16 Tahun 2016. Adapun 11 (sebelas) sungai tersebut adalah
Sungai/Tukad Badung, Tukad Ayung, Tukad Tebe, Tukad Mati, Tukad Rangda, Tukad
Punggawa, Tukad Loloan, Tukad Ngenjung, Tukad Bindu, Tukad Guming,dan Tukad
Ketapean.
b. Meningkatnya timbulan sampah
Timbulan sampah yang dihasilkan di Kota Denpasar cenderung mengalami peningkatan
sejalan dengan semakin meningkatnya kepadatan jumlah penduduk, meningkatnya aktivitas
sosial ekonomi, jumlah industri, serta sosial budaya yang dilakukan oleh masyarakat. Selama
kurun waktu 5 (lima) tahun volume sampah di Kota Denpasar yang masuk ke Tempat
Pemrosesan Akhir (TPA) mengalami peningkatan rata-rata per tahunnya sebesar 17,2 %.
Volume timbulan sampah yang dihasilkan oleh Kota Denpasar ádalah 3500 m³/hari.
Kecenderungan terjadinya peningkatan timbulan sampah yang dihasilkan bila tidak
dilakukan pengelolaan dengan baik maka akan dapat menyebabkan terjadinya pencemaran
terhadap air, tanah, udara dan dapat menyebabkan terjadinya banjir.
c. Terjadinya pencemaran oleh Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3)
Limbah B3 adalah sisa suatu usaha dan/atau kegiatan yang mengandung B3. Di Kota
Denpasar terdapat beberapa perusahaan yang menghasilkan limbah B3 dan berpotensi
menimbulkan percemaran limbah B3 seperti usaha bengkel, laundry, pencelupan,
percetakan, dan jasa pelayanan kesehatan termasuk rumah sakit dengan jumlah sebanyak
518 usaha. Kondisi pengelolaan limbah B3 yang belum memadai, dapat menimbulkan
ancaman terhadap kesehatan dan lingkungan dan hal tersebut perlu diwaspadai. Potensi
terjadinya pencemaran oleh limbah B3 dapat diketahui berdasarkan hasil Pemuktahiran
7
Data Pemetaan Pencemaran Limbah Berbahaya dan Beracun di Kecamatan Denpasar Timur
Tahun 2017. Berdasarkan hasil pemutakhiran data tersebut di ketahui bahwa beberapa
perusahaan yang ada di Kota Denpasar belum memiliki Tempat Penyimpanan Sementara
(TPS) limbah B3.
e. Keterbatasan keterlibatan komponen masyarakat
Masih terbatasnya keterlibatan seluruh komponen masyarakat didalam upaya perlindungan
dan pengelolaan lingkungan hidup, hal ini tercermin dari banyaknya permasalahan-
permasalahan lingkungan yang terjadi baik yang berdampak lokal, regional maupun global.
1.5 Sistematika
Sistematika/mekanisme penulisan laporan LKjIP Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan
Kota Denpasar Tahun 2019 yaitu sebagai berikut.
Kata Pengantar
Daftar Isi
BAB I Pendahuluan, berisi uraian tentang:
1.1 Latar Belakang
1.2 Kondisi Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan Kota Denpasar
1.2.1 Kondisi layanan
1.2.2 Kondisi aparatur
1.3 Tugas Pokok dan Fungsi serta Sturktur Organisasi
1.3.1 Tugas pokok
1.3.2 Fungsi
1.3.3 Struktur organisasi
1.4 Isu Strategis
1.5 Sistematika
BAB II Menguraikan tentang rencana kinerja yang akan dilaporkan yakni:
2.1 Rencana Strategis
2.2 Indikator Kinerja Utama (IKU)
2.2 Perjanjian kinerja
BAB III Akuntabilitas Kinerja menjelaskan tentang :
3.1 Pengukuran Capaian Kinerja
3.2 Analisis Capaian Kinerja
3.3 Realisasi Anggaran
BAB IV Penutup yang berisi simpulan dan saran
Lampiran
8
BAB 2
Perencanaan Kinerja
2.1 Rencana Strategis
Rencana Strategis (Renstra) adalah merupakan program/kegiatan strategis 5 (lima) tahun ke
depan perangkat daerah yang berorientasi kepada rencana pembangunan jangka menengah
daerah (RPJMD), peraturan perundang-undangan yang berlaku, potensi dan permasalahan serta
tuntutan masyarakat. Renstra dibuat sebagai salah satu bentuk penjabaran rencana kerja
aparatur pemerintah dalam rangka meningkatkan semangat dan sikap pengabdian kepada
masyarakat,bangsa dan negara.
Rencana Strategis sebagai pedoman bagi DLHK dalam menyusun sasaran, program dan
kegiatan dalam mendukung pembangunan Kota Denpasar. Penyusunan Rencana strategis
mempunyai tujuan untuk meningkatkan pelaksanaan pemerintah dan pembangunan yang
berkelanjutan.
2.1.1 Visi dan Misi Kota Denpasar
Visi Kota Denpasar berdasarkan RPJMD Kota Denpasar Tahun 2016-2021 yaitu,
“ Denpasar Kreatif Berwawasan Budaya dalam Keseimbangan Menuju Keharmonisan”
Untuk mencapai visi tersebut Pemerintah Kota Denpasar menetapkan 5 misi, dan Dinas
Lingkungan Hidup dan Kebersihan Kota Denpasar melaksanakan misi ke-5 Pemerintah Kota
Denpasar yaitu Penguatan keseimbangan pembangunan pada berbagai dimensi dan skalanya
berdasarkan Tri Hita Karana. Adapun misi Kota Denpasar adalah:
1) Penguatan jati diri masyarakat Kota Denpasar berlandaskan kebudayaan Bali;
2) Pemberdayaan masyarakat Kota Denpasar berlandaskan kearifan lokal;
3) Peningkatan pelayanan publik melalui tata kelola kepemerintahan yang baik (good
governance) berdasarkan penegakan supremasi hukum (law enforcement);
4) Peningkatan ketahanan ekonomi masyarakat Kota Denpasar dengan bertumpu pada
ekonomi kerakyatan;
5) Penguatan keseimbangan pembangunan pada berbagai dimensi dan skalanya berdasarkan
Tri Hita Karana.
9
2.1.2 Tujuan dan Sasaran
Misi dapat dijabarkan atau diimplementasikan menjadi tujuan, yaitu suatu hasil akhir/
target yang ingin dicapai dalam jangka waktu 5 (lima) tahun. Tujuan organisasi harus konsisten
dengan tugas dan fungsinya. Sedangkan yang dimaksud dengan sasaran adalah penjabaran dari
tujuan, yaitu sesuatu yang akan dicapai atau dihasilkan oleh instansi pemerintah dalam jangka
waktu tahunan, semesteran, triwulanan atau bulanan. Sasaran memberikan arah dan tolak ukur
yang jelas dari tujuan yang telah dirumuskan, serta dapat menggambarkan secara spesifik dari
hasil yang akan dicapai. Untuk mewujudkan visi dan misi Kota Denpasar, Dinas Lingkungan Hidup
dan Kebersihan menetapkan tujuan dan sasaran sebagai berikut.
Tabel 2.1 Tujuan dan Sasaran Strategis Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan Kota Denpasar
No TUJUAN INDIKATOR
TUJUAN SASARAN
STRATEGIS INDIKATOR KINERJA
1.
Meningkatnya kualitas lingkungan hidup
Indeks Kualitas Lingkungan Hidup
Meningkatnya kualitas air
Indeks kualitas air
Meningkatnya kualitas udara
Indeks kualitas udara
Meningkatnya kualitas tutupan lahan
Indeks kualitas tutupan lahan
Meningkatnya pengelolaan sampah
Persentase volume sampah yang tereduksi
Ditetapkannya tujuan dan sasaran tersebut mengingat Kota Denpasar sebagai kota yang
terus melakukan pembangunan di segala bidang yang tentu saja tidak terlepas dari
permasalahan lingkungan sebagai dampak dari adanya pembangunan. Perkembangan dan
pembangunan Kota Denpasar tersebut apabila tidak diimbangi dengan upaya perlindungan dan
pengelolaan lingkungan hidup yang tepat dapat menyebabkan semakin merosotnya kualitas
lingkungan hidup. Untuk mencapai tujuan yaitu meningkatnya kualitas lingkungan hidup, maka
Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan menetapkan empat sasaran strategis yang terdiri dari
meningkatnya kualitas air, meningkatnya kualitas udara, meningkatnya kualitas tutupan lahan,
dan meningkatnya pengelolaan sampah dengan target yang hendak dicapai dalam kurun waktu
lima tahun disajikan pada Tabel 2.2.
10
Tabel 2.2 Sasaran Strategis Jangka Menengah Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan Kota Denpasar
No SASARAN
STRATEGIS INDIKATOR
KINERJA SATU-
AN
KONDISI AWAL (2016)
TARGET KONDISI AKHIR
2017 2018 2019 2020 2021
1. Meningkatnya kualitas air
Indeks kualitas air
- N/a N/a 39 45 50 55 55
2. Meningkatnya kualitas udara
Indeks kualitas udara
- N/a N/a 85 86 87 88 88
3. Meningkatnya kualitas tutupan lahan
Indeks kualitas tutupan lahan
- N/a N/a 30 32 35 36 36
4. Meningkatnya pengelolaan sampah
Persentase volume sampah yang tereduksi
% 20 22 24 26 28 30 30
2.1.3 Strategi dan Arah Kebijakan
Setelah menentukan tujuan dan sasaran, maka langkah selanjutnya perlu ditentukan
bagaimana hal tersebut dapat dicapai. Cara mencapai tujuan dan sasaran merupakan strategi
organisasi untuk merealisasikan tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan atau dapat dikatakan
strategi merupakan cara/aturan dan pedoman untuk mencapai tujuan dan sasaran. Strategi
dipakai untuk menjawab permasalahan yang dihadapi.
Strategi pembangunan Kota Denpasar dijalankan dengan “Padmaksara langkah baru
Dharmanegara Demi Denpasar“. Aksara sebagai tanda merujuk pada satu makna yang dipahami
sebagai langkah baru dalam rangka menjalankan misi. Padmaksara dimaksudkan sebagai
delapan langkah baru sesuai dengan delapan arah mata angin. Delapan langkah ini merupakan
jalur menuju dimensi kehidupan, baik dalam rangka perencanaan, pelaksanaan, pengawasan
maupun evaluasi pembangunan. Dari delapan dimensi pembangunan yang dimaksud,
pembangunan bidang lingkungan hidup berada pada dimensi berikut.
a) Dimensi 4: menguatkan jati diri masyarakat Denpasar berdasarkan kebudayaan Bali, melalui
agenda pembangunan (16): menata ruang kota yang nyaman dan terkendali.
b) Dimensi 5 : Mengupayakan potensi pemerintah kota Denpasar untuk memberdayakan
masyarakat berlandaskan kearifan lokal menuju Heritage City, melalui agenda
pembangunan (19): meningkatkan perbaikan lingkungan dan infrastruktur kota.
c) Dimensi 7 : Membangun partisipasi masyarakat sebagai agen perubahan (agent of change)
dengan human capital dan sosial capital, melalui agenda pembangunan (29): Pemberdayaan
sinergitas komunitas untuk mempercepat program-program pembangunan.
Sejalan dengan delapan dimensi pembangunan tersebut demi tercapainya tujuan dan sasaran
Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan Kota Denpasar maka ditetapkan strategi, kebijakan,
program, dan kegiatan untuk masing-masing sasaran yaitu sebagai berikut.
11
2.1.3.1 Sasaran meningkatnya kualitas air
Strategi, kebijakan, program, dan kegiatan untuk meningkatkan kualitas air yaitu sebagai
berikut.
a. Strategi
Strategi yang dilakukan untuk meningkatkan kualitas air yaitu meningkatkan upaya
pengendalian pencemaran air.
b. Kebijakan
Kebijakan yang dilakukan dalam rangka upaya pengendalian pencemaran air yaitu:
- meningkatkan pemantauan kualitas air sungai, air laut di kawasan pesisir, air limbah serta
air tanah/ sumur penduduk;
- meningkatkan sosialisasi, pembinaan, dan pengawasan terhadap usaha dan/atau
kegiatan yang berpotensi menimbulkan pencemaran air;
- meningkatkan pengelolaan limbah B3;
- menyusun regulasi dalam pengendalian dan perusakan lingkungan hidup;
- membentuk duta sungai atau komunitas pecinta sungai
- melaksanakan lomba sungai bersih
- membentuk tim pembinaan dengan instansi terkait
- monitoring dan evaluasi
c. Program
Program yang dilakukan untuk mewujudkan strategi pengendalian pencemaran air yaitu
melalui Program Pengendalian dan Perusakan Lingkungan Hidup
d. Kegiatan
Kegiatan yang dilakukan unuk mengimplementasikan arah kebijakan yang telah ditetapkan
yaitu:
1. Koordinasi Penilaian Kota Sehat/Adipura;
2. Koordinasi Penilaian Langit Biru;
3. Pemantauan Kualitas Lingkungan;
4. Pengawasan Pelaksanaan Kebijakan Bidang Lingkungan Hidup;
5. Pengelolaan B3 dan Limbah B3;
6. Koordinasi Pengelolaan Prokasih/Superkasih;
7. Penyusunan Kebijakan Pengendalian Pencemaran dan Perusakan Lingkungan;
8. Koordinasi Penyusunan Amdal;
9. Peningkatan Peran Serta Masyarakat dalam Pengendalian Lingkungan Hidup;
12
10. Pengendalian dan Pengawasan Implementasi Dokumen Lingkungan;
11. Kajian Lingkungan Hidup Strategis.
2.1.3.2 Sasaran meningkatnya kualitas udara
Strategi, kebijakan, program, dan kegiatan untuk meningkatkan kualitas udara yaitu sebagai
berikut.
a. Strategi
Strategi yang dilakukan untuk meningkatkan kualitas udara yaitu meningkatkan upaya
pengendalian pencemaran udara.
b. Kebijakan
Kebijakan yang dilakukan dalam rangka upaya pengendalian pencemaran udara yaitu:
- meningkatkan pemantauan kualitas udara ambien, emisi udara akibat aktivitas sumber
bergerak dan tidak bergerak
- meningkatkan sosialisasi, pembinaan, dan pengawasan terhadap usaha dan/atau
kegiatan yang berpotensi menimbulkan pencemaran udara;
- menyusun regulasi dalam pengendalian pencemaran udara;
- membentuk tim pembinaan dengan instansi terkait
- monitoring dan evaluasi
c. Program
Program yang dilakukan untuk mewujudkan strategi pengendalian pencemaran air yaitu
melalui Program Peningkatan Pengendalian Polusi.
d. Kegiatan
Kegiatan yang dilakukan unuk mengimplementasikan arah kebijakan yang telah ditetapkan
yaitu:
1. Pengujian Emisi Kendaraan Bermotor;
2. Pengujian Emisi Udara Akibat Aktivitas Industri;
3. Pengujian Kadar Polusi Limbah Padat dan Limbah Cair.
2.1.3.3 Sasaran meningkatnya kualitas tutupan lahan
Strategi, kebijakan, program, dan kegiatan untuk meningkatkan kualitas udara yaitu sebagai
berikut.
a. Strategi
Strategi yang dilakukan untuk meningkatkan tutupan lahan yaitu meningkatkan
pengendalian alih fungsi lahan
b. Kebijakan
Kebijakan yang dilakukan dalam rangka upaya pengendalian alih fungsi lahan yaitu:
13
- meningkatkan sosialisasi, pemantauan, pembinaan, pengawasan terhadap usaha
dan/atau kegiatan dalam rangka meningkatkan ruang terbuka hijau;
- meningkatkan sosialisasi, pemantauan, pembinaan, pengawasan terhadap usaha
dan/atau kegiatan yang berpotensi menimbulkan gas rumah kaca;
- menyusun regulasi dalam pengendalian alih fungsi lahan;
- membentuk tim pembinaan dengan instansi terkait
- monitoring dan evaluasi
c. Program
Program yang dilakukan untuk mewujudkan strategi pengendalian alih fungsi lahan yaitu:
1. Program Perlindungan dan Konservasi Sumber Daya Alam;
2. Program Rehabilitasi dan Pemulihan Cadangan Sumber Daya Alam;
3. Program Peningkatan Kualitas dan Akses Informasi Sumber Daya Alam dan Lingkungan
Hidup;
4. Program Pengelolaan Ruang Terbuka Hijau (RTH).
d. Kegiatan
Kegiatan yang dilakukan unuk mengimplementasikan arah kebijakan yang telah ditetapkan
yaitu:
1. Pengendalian Dampak Perubahan Iklim;
2. Pengendalian Kerusakan Hutan dan Lahan;
3. Peningkatan Peran Serta Masyarakat dalam Perlindungan dan Konservasi Sumber Daya
Alam;
4. Rehabilitasi hutan dan lahan;
5. Penyusunan Data Sumber Daya Alam dan Neraca Sumber Daya Hutan (NSDH) Nasional
dan Daerah;
6. Pemeliharaan RTH.
2.1.3.4 Sasaran meningkatnya pengelolaan sampah
Strategi, kebijakan, program, dan kegiatan untuk meningkatkan kualitas udara yaitu sebagai
berikut.
a. Strategi
Strategi yang dilakukan untuk meningkatkan pengelolaan sampah yaitu meningkatkan
upaya penanganan sampah dan pengurangan sampah.
b. Kebijakan
Kebijakan yang dilakukan dalam rangka upaya penanganan sampah dan pengurangan
sampah yaitu:
14
- meningkatkan sosialisasi, pemantauan, pembinaan, pengawasan terhadap usaha
dan/atau kegiatan yang menghasilkan limbah padat/ sampah;
- meningkatkan sarana dan prasarana pengelolaan sampah;
- meningkatkan kualitas SDM di bidang pengelolaan sampah;
- meningkatkan peran serta masyarakat terhadap pengelolaan sampah melalui
pembentukan bank sampah dan swakelola kebersihan;
- mengembangkan sistem pengelolaan sampah secara digital;
- menyusun regulasi dalam pengelolaan sampah;
- membentuk tim pembinaan dengan instansi terkait
- monitoring dan evaluasi
c. Program
Program yang dilakukan untuk mewujudkan strategi penanganan sampah dan pengurangan
sampah yaitu melalui Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan Persampahan.
d. Kegiatan
Kegiatan yang dilakukan unuk mengimplementasikan arah kebijakan yang telah ditetapkan
yaitu:
1. Penyediaan Prasarana dan Sarana Pengelolaan Persampahan;
2. Peningkatan Operasi dan Pemeliharaan Prasarana dan Sarana Persampahan;
3. Pengembangan Teknologi Pengelolaan Persampahan (Composting);
4. Sosialisasi Kebijakan Pengelolaan Persampahan;
5. Peningkatan Peran Serta Masyarakat Dalam Pengelolaan Persampahan;
6. Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan;
7. Bimbingan Teknis Persampahan;
8. Kerjasama Pengelolaan Persampahan.
2.2 Indikator Kinerja Utama (IKU)
Indikator Kinerja Utama ( IKU ) adalah merupakan ukuran keberhasilan dari suatu tujuan
dan sasaran strategis organisasi. Adapun IKU Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan Kota
Denpasar Tahun 2019 disajikan pada Tabel 2.3.
15
Tabel 2.3 Indikator Kinerja Utama 2018
No. Sasaran Indikator
Kinerja Utama Penjalasan / Alasan
Formulasi Perhitungan Sumber Data
1. Meningkatnya kualitas air
Indeks Kualitas Air (IKA)
IKA = ∑ (bobot nilai indeks x persentase pemenuhan baku mutu)
Hasil pengujian kualitas air sungai
2. Meningkatnya kualitas udara
Indeks Kualitas Udara (IKU)
IKU = 100 – [(50/0,9 x (rerata Indeks Udara - 0,1)]
Hasil pengujian kualitas udara ambien
3. Meningkatnya kualitas tutupan lahan
Indeks Kualitas Tutupan Lahan
IKTL =100-[(84.3-%TL)*((100-50)/(84.3-30)]
Data luas tutupan lahan
4. Meningkatnya pengelolaan sampah
Persentase volume sampah yang tereduksi
Vol. sampah tereduksi = (jumlah sampah yang didaur ulang/jumlah volume sampah kota) x 100%
Volume sampah tereduksi
2.3 Perjanjian Kinerja
Perjanjian kinerja adalah lembar/dokumen yang berisikan penugasan dari pimpinan instansi
yang lebih tinggi kepada pimpinan instansi yang lebih rendah untuk melaksanakan
program/kegiatan yang disertai dengan indikator kinerja. Perjanjian kinerja (performance
contract/ agreement) merupakan bagian dari sistem akuntabilitas kinerja instansi pemerintah
melalui proses pembuatan RPJMD, rencana strategis, rencana kinerja tahunan dan rencana kerja
dan anggaran (RKA).
Penetapan kinerja merupakan pernyataan komitmen yang mempresentasikan tekad dan
janji untuk mencapai kinerja yang jelas dan terukur dalam rentan waktu satu tahun, serta
disepakati antara pengemban tugas dengan atasannya (performance agreement). Perjanjian
kinerja merupakan ikhtisar rencana kinerja tahunan yang telah disesuaikan dengan ketersediaan
anggarannya yaitu setelah proses anggaran (budgeting process) selesai. Selanjutnya aktualisasi
kinerja sebagai realisasi perjanjian kinerja dimuat dalam Laporan Kinerja Instansi Pemerintah
(LKjIP). Adapun Perjanjian Kinerja Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan Kota Denpasar
dengan Walikota Denpasar disajikan pada Tabel 2. 4.
16
Tabel 2.4 Perjanjian Kinerja Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan Kota Denpasar Tahun 2019
NO. SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET
1. Meningkatnya kualitas air Indeks kualitas air 45
2. Meningkatnya kualitas udara Indeks kualitas udara 86
3. Meningkatnya kualitas tutupan lahan Indeks kualitas
tutupan lahan
32
4. Meningkatnya pengelolaan sampah Persentase
pengelolaan sampah
26 %
Dengan rincian anggaran sebagai berikut.
No. Program Anggaran Keterangan
1. Pengembangan Kinerja Pengelolaan Persampahan
Rp 47.350.028.947,00 APBD
2. Pengendalian Pencemaran dan Perusakan Lingkungan Hidup
Rp 1.388.761.116,00 APBD
3. Perlindungan dan Konservasi Sumber Daya Alam
Rp 272.481.500,00 APBD
4. Rehabilitasi dan Pemulihan Cadangan SDA
Rp 167.177.073,00 APBD
5. Peningkatan Kualitas dan Akses Informasi Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup
Rp 166.391.500,00 APBD
6. Peningkatan Pengedalian Polusi Rp 425.558.710,00 APBD
7. Pengelolaan Ruang Terbuka Hijau Rp 372.820.500,00 APBD
8. Pelayanan Admistrasi Perkantoran Rp 38.357.053.887,00 APBD
9. Peningkatan Sarana Prasarana Aparatur Rp 1.837.136.123,00 APBD
10. Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur
Rp 362.000.000,00 APBD
JUMLAH Rp .90.699.409.356,00 APBD
17
BAB 3
Akuntabilitas Kinerja
3.1 Pengukuran Capaian Kinerja
Penyusunan LKjIP Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan Kota Denpasar tahun 2019
didasarkan kepada pengukuran dan evaluasi pelaksanaan atas Rencana Strategis dan Perjanjian
Kinerja Tahun 2019 yang telah ditetapkan sebelumnya serta telah berakhirnya pelaksanaan
kegiatan tahun anggaran 2019. Pengukuran capaian kinerja dari sasaran strategis yang telah
ditetapkan oleh Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan Kota Denpasar dilakukan dengan
membandingkan antara target kinerja dengan realisasi kinerja.
Dasar hukum yang dipergunakan dalam penilaian adalah berpedoman kepada Peraturan
Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014
tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu Atas Laporan
Kinerja. Adapun indikator kinerja sebagai ukuran keberhasilan dari tujuan dan sasaran strategis
Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan Kota Denpasar Tahun 2019 beserta target dan capaian
realisasinya disajikan pada Tabel 3.1.
Tabel 3.1 Capaian Kinerja Tahun 2019
No
Sasaran Strategis Indikator Satuan Tahun 2019
Target Realisasi %
Realisasi
1 2 3 4 5 6 7
1. Meningkatnya kualitas air
Indeks kualitas air
- 45 49,68 110,4%
2. Meningkatnya kualitas udara
Indeks kualitas udara
- 86 85,014 98,85%
3.
Meningkatnya kualitas tutupan lahan
Indeks kualitas tutupan lahan
- 32 37,11 115,97%
4. Meningkatnya pengelolaan sampah
Persentase volume sampah tereduksi
% 26% 26% 100%
Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa pada tahun 2019, tiga indikator telah mencapai
target yaitu untuk sasaran meningkatnya kualitas air, meningkatnya kualitas tutupan lahan, dan
meningkatnya pengelolaan sampah. Sedangkan untuk sasaran meningkatnya kualitas udara
belum mencapai target, dengan realisasi sebesar 98,85%.
18
3.2 Analisis dan Evaluasi Capaian Kinerja
Analisis dan evaluasi capaian kinerja akan dilakukan terhadap sasaran-sasaran ataupun
target-target yang telah ditetapkan dalam Rencana Strategis Dinas Lingkungan Hidup dan
Kebersihan Kota Denpasar. Selain itu, dilakukan juga analisis terhadap indikator tujuan yaitu
Indeks Kualitas Lingkungan Hidup (IKLH) yang dihitung berdasarkan nilai Indeks Kualitas Air (IKA),
Indeks Kualitas Udara (IKU), dan Indeks Kualitas Tutupan Lahan (IKTL), dengan rumus sebagai
berikut.
IKLH = (IKA x 30%) + (IKU x 30%) + (IKTL x 40%)
Berdasarkan nilai IKA, IKU, dan IKTL di Kota Denpasar Tahun 2019 sebagaimana disajikan
pada Tabel 3.1 diperoleh hasil perhitungan Indeks Kualitas Lingkungan Hidup di Kota Denpasar
Tahun 2019 sebagai berikut.
IKLH = (IKA x 30%) + (IKU x 30%) + (IKTL x 40%)
= (49,68 x 30%) + (85,014 x30%) + ( 37,11x40% )
= 14,90 + 25,50 + 14,84
= 55,24
Jadi Indeks Kualitas Lingkungan Hidup Kota Denpasar Tahun 2019 adalah 55,24. Nilai tersebut
mengalami peningkatan jika dibandingkan dengan nilai IKLH di Kota Denpasar Tahun 2018 yang
mencapai 51,22. Hal ini mengindikasikan adanya perbaikan kualitas lingkungan hidup di Kota
Denpasar pada tahun 2019 jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Namun, jika
dibandingkan dengan target IKLH nasional tahun 2019 sebagaimana tertuang dalam Permen LHK
Nomor: P.78/Menlhk/Setjen/Set.1/9/2016, dengan target sebesar 66,5 - 68,5 maka nilai IKLH
Kota Denpasar Tahun 2019 belum mencapai target IKLH nasional. Hal tersebut mengindikasikan
perlunya peningkatan upaya-upaya perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup di Kota
Denpasar demi terselenggaranya keberlanjutan fungsi lingkungan hidup.
Adapun analisis dan evaluasi secara rinci indikator kinerja menurut sasaran strategis
diuraikan sebagai berikut.
3.2.1 Sasaran meningkatnya kualitas air
Tolok ukur capaian sasaran meningkatnya kualitas air terdiri dari satu indikator yaitu
Indeks Kualitas Air (IKA) yang dihitung berdasarkan keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup
Nomor 115 Tahun 2003 tentang Pedoman Penentuan Status Mutu Air. Dalam pedoman tersebut
dijelaskan antara lain mengenai penentuan status mutu air dengan metode indeks pencemaran
(Pollution Index – Pi).
Menurut pengertiannya PIj adalah indeks pencemaran bagi peruntukan j yang merupakan
fungsi dari Ci/Lij, dimana Ci menyatakan konsentrasi parameter kualitas air i dan Lij menyatakan
19
konsentrasi parameter kualitas air yang dicantumkan dalam baku peruntukan air j. Dalam hal ini
peruntukkan yang akan digunakan adalah klasifikasi mutu air kelas II berdasarkan Peraturan
Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian
Pencemaran Air. Konsentrasi parameter yang diukur dibandingkan dengan baku mutu air,
apabila nilai Ci/Lij lebih besar dari 1,0 maka digunakan nilai Ci/Lij baru dengan rumus sebagai
berikut:
(Ci/Lij) baru = 1,0 + P.log(Ci/Lij)
Selanjutnya dilakukan penghitungan indeks pencemaran, dengan formula sebagai berikut:
𝑷𝑰𝒋 =√(
𝑪𝒊𝑳𝒊𝒋)
𝟐
𝑴 + (𝑪𝒊𝑳𝒊𝒋)
𝟐
𝑹
𝟐
Keterangan:
Ci / Lij M : nilai maksimum dari Ci / Lij
Ci / Lij R : nilai rata-rata dari Ci /Lij Evaluasi terhadap nilai Pij:
Memenuhi baku mutu jika 0 < Pij <= 1 Tercemar ringan jika 1,0 < Pij <=
5,0 Tercemar sedang jika 5,0 < Pij <= 10,0 Tercemar berat jika Pij > 10,0
Transformasi nilai IPA ke dalam Indeks Kualitas Air (IKA) dilakukan dengan mengalikan bobot
nilai indeks dengan persentase pemenuhan baku mutu. Persentase pemenuhan baku mutu
didapatkan dari hasil penjumlahan titik sampel yang memenuhi baku mutu terhadap jumlah
sampel dalam persen. Sedangkan bobot indeks diberikan batasan sebagai berikut: 70 untuk
memenuhi baku mutu, 50 untuk tercemar ringan, 30 untuk tercemar sedang, dan 10 untuk
tercemar berat. Parameter yang dinilai dalam indikator kualitas air yaitu TSS, DO, COD, BOD,
Fosfat, Total Coliform dan E.Coli/Fecal Coli.
Indeks kualitas air Kota Denpasar Tahun 2019 dihitung berdasarkan hasil pemantuan
terhadap 11 sungai di Kota Denpasar Tahun 2019 dengan 15 parameter uji (Temperatur, pH,
Kekeruhan, DHL, TDS, TSS, DO, BOD5, COD, Nitrit, Nitrat, Posfat, Amoniak, Minyak dan Lemak,
dan Besi). Adapun 11 sungai yang dipantau yaitu Tukad Ayung, Tukad Badung, Tukad Bindu,
Tukad Guming, Tukad Ketapian, Tukad Loloan, Tukad Mati, Tukad Ngenjung, Tukad Punggawa,
Tukad Rangda, dan Tukad Teba. Dari 11 sungai tersebut diambil titik sampel sebanyak 17 titik
dengan lokasi pengambilan sampel di Tukad Badung sebanyak 5 titik, pengambilan sampel di
Tukad Mati sebanyak 3 titik, pengambilan sampel di Tukad Ayung sebanyak 1 titik, Tukad Teba,
Tukad Loloan, Tukad Rangda, Tukad Punggawa, Tukad Ngenjung, Tukad Bindu, Tukad Guming,
dan Tukad Ketapaian masing masing dilakukan pengembilan sampel air sebanyak 1 titik. Tukad
20
Badung dan Tukad Mati dilakukan pengambilan sampel lebih dari 1 titik dikarenakan kedua
sungai tersebut berada di tengah tengah kegiatan industri (tekstil, garment, laundry) dan
kegiatan rumah tangga yang padat penduduk, limbah hasil dari kegiatan industri serta rumah
tangga di buang ke sungai dikarenakan tidak terdapatnya pengelolaan limbah pada kegiatan
tersebut.
Sebelum dilakukan perhitungan Indeks Kualitas Air, dilakukan terlebih dahulu perhitungan
indeks pencemar air. Berdasarkan perhitungan indeks pencemar air diperoleh jumlah presentase
tertinggi yaitu dengan kategori kualitas air sungai tercemar ringan dengan jumlah nilai 98%.
Sedangkan presentase terendah terdapat pada kategori kualitas air sungai dengan kondisi
tercemar sedang yaitu dengan nilai 2%. Nilai tersebut kemudian digunakan untuk menghitung
nilai indeks kualitas air dengan mengalikan bobot nilai indeks dengan persentase pemenuhan
baku mutu. Bobot indeks diberikan batasan sebagai berikut: 70 untuk memenuhi baku mutu, 50
untuk tercemar ringan, 30 untuk tercemar sedang, dan 10 untuk tercemar berat.
Berdasarkan hasil perhitungan, diperoleh total nilai indeks kualitas air Kota Denpasar Tahun
2018 sebesar 39,41, sebagaimana disajikan pada Tabel 3.2. Kriteria tersebut dikategorikan
termasuk kedalam kelas D (Status Mutu Air, Metode Storet) menjukkan kondisi buruk atau
tercemar berat dengan nilai skor ≥ 31. Berdasarkan kondisi demikian perlu dilakukan kegiatan
untuk menjaga kebersihan lingkungan serta menggalakkan kegiatan untuk tidak membuang
sampah serta limbah hasil industri maupun rumah tangga ke sungai. Kondisi kualitas air sungai
yang paling buruk adalah berada di Tukad Badung serta Tukad Mati yaitu dengan kondisi
tercemar berat.
Berdasarkan hasil perhitungan, diperoleh total nilai indeks kualitas air Kota Denpasar Tahun
2019 sebesar 49.68, sebagaimana disajikan pada Tabel 3.1. Kriteria tersebut dikategorikan
termasuk kedalam kelas D (Status Mutu Air, Metode Storet) menjukkan kondisi buruk atau
tercemar berat dengan nilai skor ≥ 31. Berdasarkan kondisi demikian perlu dilakukan kegiatan
untuk menjaga kebersihan lingkungan serta menggalakkan kegiatan untuk tidak membuang
sampah serta limbah hasil industri maupun rumah tangga ke sungai. Kondisi kualitas air sungai
yang paling buruk adalah berada di Tukad Rangda yaitu dengan kondisi tercemar sedang.
21
Tabel 3.2 Kondisi Air Sungai Kota Denpasar Tahun 2019
No Kategori Jumlah Presentase Pemenuhan
(%)
Bobot Indeks Kualitas Air
(IKA)
1 Memenuhi 0 0 70 0
2 Tercemar Ringan 61 98 50 49,19
3 Tercemar Sedang 1 2 30 0,48
4 Tercemar Berat 0 0 10 0
Jumlah 49,68
Sumber : IKLH DLHK Kota Denpasar, 2019
Namun, jika dibandingkan dengan target indikator kinerja IKA Tahun 2019 yaitu sebesar 45,
maka nilai capaian IKA sebesar 49.68 tersebut telah mencapai target dengan persentase realisasi
sebesar 110,4%. Apabila dibandingkan dengan target akhir Renstra DLHK Kota Denpasar Tahun
2021 sebesar 55, maka capaiannya adalah 90,33%. Adapun capaian kinerja untuk sasaran
meningkatnya kualitas air dengan indikator kinerja Indeks Kualitas Air (IKA) tahun 2019 beserta
target dan persentase realisasinya disajikan pada Tabel 3.3. Sedangkan gambar perbandingan
nilai Indeks Kualitas Air (IKA) Kota Denpasar Tahun 2019 dengan Tahun 2018, targetnya, dan
dengan target di akhir Renstra disajikan pada Gambar 3.2.
Tabel 3.3 Target dan Realisasi Kinerja untuk Sasaran Meningkatnya Kualitas Air Tahun 2019
No Indikator Capaian Tahun 2017
Capaian Tahun 2018
Tahun 2019 Target Akhir
Renstra
Capaian Tahun 2019
terhadap Target Akhir Renstra (%)
Target Realisasi %
Realisasi
1 2 3 4 5 6 7 8
1. Indeks kualitas air
N/A 39,41 45 49,68 110,4% 55 90,33%
22
Gambar 3.1 Perbandingan Nilai Indeks Kualitas Air (IKA) Kota Denpasar
Berdasarkan Gambar 3.1 diketahui bahwa realisasi kinerja indikator Indeks Kualitas Air (IKA)
pada tahun 2019 meningkat dibandingkan tahun 2018. Hal ini mengindikasikan kualitas air di
Kota Denpasar tahun 2019 mengalami perbaikan dibandingkan dengan tahun 2018. Pencapaian
ini diharapkan terus naik sampai nanti di Tahun 2021 dapat mencapai Target Akhir Restra yaitu
sebesar 55
Pencapaian target Indeks Kualitas Air (IKA) di tahun 2019 didukung oleh pelaksanaan
Program Pengendalian Pencemaran dan Perusakan Lingkungan Hidup melalui kegiatan
Pemantauan Kualitas Lingkungan, Pengujian Kadar Polusi Limbah Padat dan Limbah Cair,
Koordinasi Pengelolaan Prokasih/ Superkasih, Pengawasan Pelaksanaan Kebijakan Bidang
Lingkungan Hidup, Koordinasi Penilaian Kota Sehat/ Adipura, Pengelolaan B3 dan Limbah B3,
Penyusunan Kebijakan Pengendalian Pencemaran dan Perusakan Lingkungan Hidup, Koordinasi
Penyusunan AMDAL, Peningkatan Peran Serta Masyarakat dalam Pengendalian Lingkungan
Hidup, dan Pengendalian Pengawasan Implementasi Dokumen Lingkungan. Adanya sosialisasi,
pembinaan, dan pengawasan terhadap usaha dan/atau kegiatan yang berpotensi menimbulkan
pencemaran air sangat memegang peranan dalam upaya pengendalian pencemaran air. Selain
itu dilakukan juga pemantauan kualitas air sungai dan air limbah usaha dan/atau kegiatan
sebagai bahan dasar dalam penyusunan kebijakan pengendalian pencemaran air di Kota
Denpasar.
Adapun beberapa pelaksanaan kegiatan tahun 2019 yang mendukung keberhasilan
tercapainya sasaran meningkatnya kualitas air adalah sebagai berikut.
1. Pemantauan Kualitas Lingkungan
Pada Kegiatan Pemantauan Kualitas Lingkungan dilakukan Pekerjaan Pemantauan Kualitas
Air Sungai dan Air Laut di Kota Denpasar. Pada pemantauan kualitas air sungai, dilakukan
39.0045.00
55.00
39.41
49.68
0.00
10.00
20.00
30.00
40.00
50.00
60.00
2018 2019 2021 (Target Akhir)
Nilai IKA Kota Denpasar
Target Realisasi
23
pemantauan terhadap 11 (sebelas) sungai sedangkan pada pemantauan kualitas air laut
dilakukan terhadap 11 pantai dan pelabuhan. Pemantauan dilakukan pada dua tahap yaitu pada
saat musim hujan (sampel diambil pada saat bulan Maret) dan musim kemarau (sampel diambil
pada bulan Juni 2019). Titik sampling yang diambil adalah sebanyak 41 titik per periode dengan
pembagian 31 titik Sungai, dan 7 titik Pantai serta 3 titik Pelabuhan sehingga total sampel yang
diambil adalah sebanyak 82 sampel air di tahun 2019.
Berdasarkan hasil pemantauan yang dilakukan oleh UPTD. Laboratorium Lingkungan Dinas
Lingkungan Hidup dan Kebersihan Kota Denpasar diperoleh hasil bahwa semua sungai yang
dipantau mempunyai nilai BOD yang melebihi baku mutu air kelas II sesuai Peraturan Gubernur
Bali No. 16 Tahun 2016 tentang Baku Mutu Air dan Air Limbah. Selain itu, terdapat bebarapa
parameter yang juga melebihi baku mutu di beberapa titik lokasi seperti TSS, DO, COD, dan nitrat.
Adanya pencemaran tersebut mempengaruhi nilai indeks kualitas air di Kota Denpasar.
Gambar 3.2 Pengambilan Sampel Air di Salah Satu Sungai di Kota Denpasar
2. Pengujian Kadar Polusi Limbah Padat dan Limbah Cair
Pada kegiatan ini dilakukan pengujian kualitas air limbah usaha dan/atau kegiatan di 87
(delapan puluh tujuh) titik lokasi yang meliputi hotel, usaha pengolahan daging, pencelupan,
laundry, rumah sakit, puskesmas, klinik kesehatan dan bersalin/balai pengobatan serta 88
(delapan puluh delapan) rumah makan. Pengambilan sampel dan pengujian bekerjasama dengan
UPT. Lab. Analitik Universitas Udayana dan dilaksanakan pada bulan Maret s/d Agustus 2019.
Hasil pengujian air limbah kemudian disosialisasikan kepada pelaku usaha sebagai bahan
monitoring dan evaluasi untuk optimalisasi kinerja Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) yang
dimiliki oleh masing-masing pelaku usaha sehingga dapat meminimalisir pencemaran air yang
diakibatkan oleh aktivitas usaha dan/atau kegiatan. Berdasarkan hasil pengujian diketahui
bahwa untuk usaha perhotelan dari 42 hotel yang diuji semuanya melebihi baku mutu yang
dipersyaratkan untuk parameter BOD dan COD, begitu juga untuk usaha rumah makan, laundry,
24
pengolahan daging, dan pusat perniagaan hampir semuanya melebihi baku mutu yang
dipersyaratkan untuk parameter BOD dan COD. Sedangkan untuk pencelupan dari tiga usaha
yang diuji, hanya satu yang nilai BOD dan COD melebihi baku mutu
Gambar 3.3 Pengambilan Sampel Air Limbah Salah Satu Hotel di Kota Denpasar
3. Koordinasi Pengelolaan Prokasih/ Superkasih
Pada kegiatan ini dilakukan pelibatan peran serta masyarakat dalam menjaga kelestarian
sungai melalui Lomba Sungai Bersih di Kota Denpasar Tahun 2018. Penilaian ini dilakukan
terhadap 20 (dua puluh) sungai di 20 (dua puluh) desa/kelurahan di empat kecamatan di Kota
Denpasar yang mempunyai aliran sungai di wilayahnya. Aspek yang dinilai meliputi penilaian fisik
sungai, non fisik, dan partisipasi masyarakat. Sebagai pemenang ditetapkan 6 (enam) pemenang
yaitu berturut dari Juara I sampai Harapan III adalah Desa Peguyangan Kaja (DAM Peraupan),
Desa Padangsambian Kaja (Tukad Mati), Kelurahan Kesiman (Tukad Pendem), Desa Ubung Kaja
(Dam Mertagangga), Desa Dauh Puri Kaja (Hilir Tag-tag), dan Kelurahan Sesetan (Tukad Pekaseh).
Pengumuman pemenang dan penyerahan hadiah Lomba Sungai Bersih di Kota Denpasar
Tahun 2019 diselenggarakan diselenggarakan pada hari Minggu, tanggal 3 November 2019
bertempat di Tukad Ayung Dam Peraupan, Jl. Dam Peraupan, Desa Peguyangan Kaja Denpasar
dengan mengundang seluruh Organisasi Perangkat Daerah (OPD) dan desa/ kelurahan di
Lingkungan Pemerintah Kota Denpasar, serta sekolah-sekolah yang berlokasi di sekitar lokasi
acara penobatan juara.
25
Gambar 3.4 Penobatan Juara Lomba Sungai Bersih di Kota Denpasar Tahun 2019
4. Pengawasan Pelaksanaan Kebijakan Lingkungan Hidup
Pelaksanaan pengawasan ini merupakan proses pembinaan yang orientasinya pada
penegakan hukum dalam rangka pengendalian pencemaran di Kota Denpasar. Pelaksanaan
pengawasan ini dilaksanakan oleh Tim Penegakan Hukum bersama Juru Pemantau Lingkungan
(Jumali) dan Satgas DLHK Kota Denpasar. Hal ini dilaksanakan sesuai amanat Undang-Undang
No. 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup, Pasal 69 ayat (1)
huruf a yang menyebutkan bahwa setiap orang dilarang melakukan perbuatan yang
mengakibatkan pencemaran dan/atau perusakan lingkungan hidup. Hal tersebut juga diperkuat
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan
Pengendalian Pencemaran Air, Pasal 37 dinyatakan bahwa setiap penanggung jawab usaha
dan/atau kegiatan yang membuang air limbah ke air atau sumber air wajib mencegah dan
menanggulangi terjadinya pencemaran air.
Selain dasar hukum di atas, dalam Peraturan Daerah Kota Denpasar Nomor 1 Tahun 2015
tentang Ketertiban Umum, Pasal 12 ayat (3) juga dinyatakan bahwa setiap orang dan/atau badan
hukum dilarang membuang limbah di jalan, jalur hijau, taman kota, sungai, saluran/drainase, dan
tempat-tempat lain yang dapat menimbulkan pencemaran. Selanjutnya dalam Pasal 58 ayat (2)
disebutkan bahwa setiap orang yang melanggar ketentuan Pasal 12 tersebut diancam dengan
pidana kurungan paling lama 6 (enam) bulan atau denda paling banyak Rp 50.000.000 (lima
puluh juta rupiah) dan dapat dikenakan sanksi lain dari peraturan perundang-undangan yang
berlaku. Dasar-dasar hukum tersebut yang menjadi dasar dalam melakukan pembinaan,
pengawasan dan penegakan hukum dalam rangka mewujudkan pengendalian pencemaran air di
Kota Denpasar.
Selain pengawasan dalam pengendalian pencemaran air, pada kegiatan ini juga dilaksanakan
pengawasan terhadap pengendalian pencemaran dan kerusakan lingkungan hidup secara
menyeluruh yang dilaksanakan berdasarkan pengaduan masyarakat. Pengaduan dapat dilakukan
melalui telepon, media sosial, website, pro Denpasar, maupun secara langsung dengan
mendatangi Kantor Dinas LIngkungan Hidup dan Kebersihan Kota Denpasar. Pengaduan tersebut
selanjutnya akan ditindaklanjuti oleh Tim Pelaksana Pos Pengaduan dan Pelayanan
26
Penyelesaikan Sengketa Lingkungan Hidup (P3SLH) Kota Denpasar. Tim akan melakukan
verifikasi/ pemantauan ke lapangan untuk selanjutnya dilakukan penyelesaian sengketa/
pengaduan. Adapun pada tahun 2019, jumlah pengaduan yang telah tertangani sebanyak 64
kasus pengaduan sengketa lingkungan hidup.
5. Koordinasi Penilaian Kota Sehat/ Adipura
Tujuan pelaksanaan Kegiatan Koordinasi Penilaian Kota Sehat/ Adipura di Kota Denpasar
adalah untuk meciptakan Kota Denpasar yang bersih dan sehat serta nyaman baik bagi
wisatawan dan masyarakat Denpasar. Program Adipura merupakan program tahunan
kementerian lingkungan hidup untuk mengevaluasi kondisi lingkungan di seluruh kabupaten /
kota di Indonesia yang bertujuan untuk mendorong kemampuan pemerintah daerah dalam
melaksanakan kepemerintahan yang baik di bidang lingkungan hidup (Good Environmental
Governance). Struktur kriteria program adipura yang dipergunakan untuk pemantauan dan
evaluasi terdiri dari kriteria fisik dan non fisik, untuk faktor fisik yang dinilai adalah permukiman,
sekolah, sarana kota, sarana transportasi, sarana kebersihan dan pantai wisata, serta perairan
terbuka. Sementara untuk faktor non fisik meliputi institusi, manajemen dan partisipasi
masyarakat. Aspek lingkungan yang dievaluasi adalah pengelolaan sampah, pengelolaan Ruang
Terbuka Hijau (RTH) dan pengelolaan fasilitas publik serta penerapan Undang-Undang No. 18
Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah. Melalui kegiatan Koordinasi Penilaian Kota Sehat/
Adipura tersebut diharapkan tercipta Kota Denpasar yang bersih dan sehat, kesadaran
masyarakat mengenai pengelolaan lingkungan semakin meningkat, masyarakat tidak membuang
sampah/ air limbah yang tidak diolah ke sungai sehingga pada akhirnya kualitas air sungai di Kota
Denpasar meningkat. Pada tahun 2019, Kota Denpasar tidak memperoleh penghargaan Adipura.
Hal ini disebabkan karena TPA Suwung mengalami kebakaran sehingga mengurangi nilai Kota
Denpasar pada penilaian Program Adipura.
Gambar 3.5 Pembinaan dan Monitoring pada Kegiatan Penilaian Kota Sehat/ Adipura
27
6. Pengelolaan B3 dan Limbah B3
Kegiatan Pengelolaan B3 dan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) merupakan
kegiatan yang dilakukan untuk mengendalikan terjadinya pencemaran dan/atau kerusakan
akibat limbah B3. Pada tahun 2019, kegiatan ini meliputi monitoring/ pembinaan terhadap usaha
dan/atau kegiatan yang berpotensi menghasilkan limbah B3, verifikasi lapangan rekomendasi
Tempat Penyimpanan Sementara Limbah B3 (TPS LB3) dan/atau pengumpulan limbah B3 skala
kota, pemutakhiran data pemetaan pencemaran limbah B3 di Kecamatan Denpasar Barat.
Untuk tahun 2019 verifikasi lapangan rekomendasi Tempat Penyimpanan Sementara limbah
B3 telah dilaksanakan terhadap 36 (tiga puluh enam) usaha dan/atau kegiatan penghasil limbah
B3, dan semuanya telah memenuhi persyaratan administrasi dan teknis untuk dikeluarkan
rekomendasi, sedangkan monitoring pengelolaan limbah B3 telah dilaksanakan terhadap 100
(seratus) usaha dan/ atau kegiatan penghasil limbah B3. Selain itu, pada tahun 2019 juga
dilaksanakan pengangkutan Limbah B3 pada seluruh Puskesmas dan Organisasi Perangkat
Daerah (OPD) Kota Denpasar menggunakan Motor Cikar (Moci) khusus pengangkut limbah B3.
DLHK Kota Denpasar juga melakukan pemasangan plat larangan pembuangan limbah B3 pada 20
(dua puluh) Tempat Penampungan Sampah (TPS) di Kota Denpasar yaitu TPS Gunung Karang,
TPS Tukad Citarum, TPS Yang Batu, TPS Pulau Seram, TPS Sudirman Swakarya Baru, TPS Sudirman
Selamat Riadi, TPS Serangan, TPS Pulau Kawe, TPS Pegok, TPS Batur Sari Sanur, TPS Sidakarya,
TPD Danau Tempe, TPS Kertalangu, TPS Tukad Nyali, TPS Lumintang, TPS Bung Tomo, TPS
Cokroaminoto Ubung Kaja, TPS Karang Sari, TPS Kreneng dan TPS Gunung Rinjani.
Gambar 3.6 Pelaksanaan Verifikasi Rekomendasi TPS Limbah B3 di PT. Astra International Tbk-Honda Cabang Denpasar
7. Penyusunan Kebijakan Pengendalian Pencemaran dan Perusakan Lingkungan
Kegiatan ini bertujuan untuk menjamin adanya pengelolaan dan pemantauan lingkungan
hidup oleh pihak pelaku usaha yang berdampak tidak penting terhadap lingkungan melalui
penyusunan dokumen lingkungan baik dokumen Upaya Pengelolaan Lingkungan-Upaya
Pemantauan Lingkungan (UKL-UPL) maupun Surat Pernyataan Pengelolaan Lingkungan (SPPL).
Dokumen lingkungan tersebut merupakan pedoman bagi pihak pelaku usaha dalam melakukan
upaya pemantauan dan pengelolaan lingkungan sehingga terjadinya pencemaran dan/atau
kerusakan lingkungan sebagai dampak adanya aktivitas usaha dan/atau kegiatan dapat
28
dikendalikan. Sampai akhir tahun 2019 realisasi penerbitan rekomendasi UKL-UPL diketahui
sebanyak 200 buah.
Gambar 3.7 Pelaksanaan Verifikasi Lapangan Permohonan Rekomendasi UKL-UKL
8. Koordinasi Penyusunan AMDAL
Setiap kegiatan usaha yang berdampak penting terhadap lingkungan hidup wajib memiliki
Analisis mengenai Dampak Lingkungan (Amdal) yang mencakup aspek biogeofisik dan kimia,
aspek sosial ekonomi, sosial budaya dan kesehatan masyarakat. Sama halnya pada penyusunan
dokumen lingkungan UKL-UPL dan SPPL, penyusunan AMDAL bertujuan untuk mencegah dan
menanggulangi pencemaran dan/atau perusakan lingkungan hidup akibat usaha dan/atau
kegiatan yang berdampak penting terhadap lingkungan. Pada tahun 2019, jumlah rekomendasi
SKKL yang diterbikan sebanyak satu buah.
9. Peningkatan Peran Serta Masyarakat dalam Pengendalian Lingkungan Hidup
Kegiatan ini dilaksanakan melalui edukasi/ pendidikan lingkungan hidup di lingkungan
sekolah. Dalam upaya mempercepat pengembangan pendidikan lingkungan hidup khususnya
jalur pendidikan formal, maka dilaksanakan Program Adiwiyata dengan tujuan mendorong dan
membentuk sekolah peduli dan berbudaya lingkungan yang mampu berpartisipasi dan
melaksanakan upaya pelestarian lingkungan dan pembangunan berkelanjutan bagi kepentingan
generasi sekarang maupun generasi mendatang. Tahun 2019, jumlah sekolah yang mendapat
penghargaan Adiwiyata Mandiri sebanyak dua sekolah yaitu SD Negeri 1 Renon dan SMP Negeri
8 Denpasar, sedangkan untuk Sekolah Adiwiyata Nasional sebanyak tiga sekolah yaitu SD Negeri
7 Dauh Puri, SMP Widya Sakti Denpasar, dan SMP PGRI 2 Denpasar.
29
Gambar 3.8 Penerimaan Penghargaan Sekolah Adiwiyata di Kantor Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI
10. Pengendalian dan Pengawasan Implementasi Dokumen Lingkungan
Kegiatan Pengendalian dan Pengawasan Implementasi Dokumen Lingkungan dilakukan
untuk mengawasi pelaksanaan pengelolaan lingkungan oleh pelaku usaha sesuai dengan
kewajiban yang tertuang dalam dokumen lingkungan termasuk pelaporan kegiatan usaha secara
periodik setiap 6 bulan. Pelaporan tersebut menyangkut beberapa aspek, baik dari segi
pengelolaan limbah dan administrasi kegiatan usaha. Berdasarkan hasil verifikasi ke lapangan,
jumlah perusahaan yang mentaati pelaksanaan dokumen lingkungan tahun 2019 adalah 60
perusahaan.
Gambar 3.9 Pembinaan dan Pengawasan Implementasi Dokumen Lingkungan
Adapun beberapa hambatan yang ditemukan dalam pelaksanaan pengendalian pencemaran
air sebagai upaya meningkatkan kualitas air di Kota Denpasar tahun 2019 yaitu sebagai berikut.
1. Masih adanya masyarakat yang membuang limbah padat maupun limbah cair yang tidak
diolah ke sungai sehingga menyebabkan beban pencemaran air sungai meningkat dan
beberapa parameter air sungai melampui baku mutu yang dipersyaratkan.
2. Kinerja instalasi pengolahan air limbah (IPAL) yang dimiliki oleh pihak pelaku usaha masih
belum optimal/ kurang representatif sehingga air limbah yang dibuang ke lingkungan belum
memenuhi baku mutu yang dipersyaratkan.
30
3. Untuk usaha-usaha kecil dan menengah masih menemui kesulitan dalam membangun
instalasi pengolahan air limbah (IPAL) karena membutuhkan biaya operasional dan perawatan
yang relatif tidak murah.
4. Belum adanya regulasi untuk pengelolaan air limbah domestik pada tingkat rumah tangga.
Sebagaimana diketahui air limbah domestik juga menjadi salah satu penyumbang beban
pencemar ke sungai sehingga perlu juga dilakukan pengolahan yang baik sebelum akhirnya
dibuang ke lingkungan.
Untuk mengatasi permasalahan tersebut upaya yang dilakukan Dinas Lingkungan Hidup dan
Kebersihan yaitu sebagai berikut.
1. Meningkatkan sosialisasi, pembinaan dan pengawasan pengelolaan air limbah kepada pelaku
usaha dan/atau kegiatan dengan pembinaan langsung ke tempat usaha bersama tim teknis
maupun sosialisasi dengan mendatangkan narasumber dari pihak akademisi dan instansi
vertikal seperti Pusat Pengendalian Pembangunan Ekoregion Bali-Nusa Tenggara.
2. Melakukan giat kebersihan di sekitar sempadan sungai secara rutin bersama dengan
Perangkat Daerah dan aparatur di tingkat desa/ kelurahan di lingkungan Pemerintah Kota
Denpasar serta melibatkan masyarakat Kota Denpasar.
3. Bekerjasama dengan masyarakat dalam menindaklanjuti oknum yang tidak melakukan
pengolahan air limbah. Masyarakat dihimbau agar melakukan pengaduan melalui aplikasi
Pengaduan Masyarakat Online (Pro Denpasar) atau langsung menghubungi kantor DLHK Kota
Denpasar.
Selain itu, ke depannya Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan juga akan melakukan
beberapa upaya untuk meningkatkan indeks kualitas air diantaranya sebagai berikut.
1. Meningkatkan koordinasi dengan aparatur di tingkat dusun/ banjar sehingga lebih aktif dalam
melakukan sosialisasi, pembinaan dan pengawasan terhadap pengelolaan air limbah kepada
masyarakat baik melalui rapat di banjar ataupun dengan membentuk tim khusus di tingkat
banjar.
2. Melakukan sosialisasi pentingnya menjaga kebersihan lingkungan khususnya sungai sejak dini
kepada anak-anak sekolah melalui peningkatan pembentukan kader/ duta lingkungan,
sosialisasi melalui media cetak, eletronik, maupun media sosial.
3. Memberikan bantuan instalasi pengolahan air limbah (IPAL) kepada usaha kecil dan
menengah termasuk pelatihan cara operasional dan perawatan instalasi tersebut.
4. Melakukan pengembangan kawasan wisata air sungai (ekowisata) di beberapa ruas sungai
yang mempunyai potensi wisata alam melalui penataan sempadan sungai, pembuatan taman
tepi sungai, pembuatan jogging track, pemasangan lampu di sepanjang sungai, pembangunan
bale bengong, pembangunan panggung untuk pementasan seni, pengoperasian sarana
31
rekreasi air, pembangunan ruang rekreasi/ tempat bermain anak, pembangunan jembatan,
dan lain-lainnya. Dalam pengembangannya perlu dilakukan koordinasi dengan Perangkat
Daerah/ Instansi terkait dan nantinya dalam pengelolaannya dapat dilaksanakan oleh
masyarakat sekitar sehingga manfaatnya dapat dirasakan langsung oleh warga dan
keberlanjutan program tersebut dapat terjaga.
3.2.2 Sasaran meningkatnya kualitas udara
Tolok ukur capaian sasaran meningkatnya kualitas udara adalah Indeks Kualitas Udara (IKU).
Indeks Kualitas Udara didefinisikan sebagai gambaran atau nilai hasil transformasi parameter-
parameter (indikator) individual polusi udara yang saling berhubungan. Perhitungan Indeks
Kualitas Udara (IKU) dilakukan dengan menghitung terlebih dahulu nilai Indeks Pencemaran
Udara. Perhitungan nilai Indeks Pencemaran Udara (IPU) dilakukan dengan formula sebagai
berikut:
𝐈𝐏𝐔 =𝐈𝐏𝐍𝐎𝟐 𝐈𝐏𝐒𝐎𝟐
𝟐
Keterangan:
IPU : Indeks Pencemaran Udara
IP NO2 : Indeks Pencemar NO2
IP SO2 : Indeks Pencemar SO2
Selanjutnya, dilakukan perhitungan indeks kualitas udara model EU, yaitu membandingkan
nilai rata-rata tahunan terhadap standar EU Directives, apabila angkanya melebihi 1 (satu) maka
berarti melebihi standar EU, begitu pula sebaliknya apabila sama dan dibawah 1 (satu) artinya
memenuhi standar dan lebih baik.
Data kualitas udara di Kota Denpasar didapatkan dari hasil pemantauan tetap yang mewakili
dari transportasi, industri, pemukiman, dan perkantoran. Pencemaran udara adalah konsentrasi
NO2 dan SO2. Nilai konsentrasi tahunan adalah rata-rata dari nilai konsentrasi yang terpantau
setiap bulan untuk selanjutnya dikonversikan menjadi nilai indeks dalam skala 0-100. Data titik
lokasi sampel disajikan pada Tabel 3.4. Gambar titik lokasi sampel disajikan pada Gambar 3.11.
Sedangkan Indeks Kualitas Udara Kota Denpasar Tahun 2018 disajikan pada Tabel 3.5.
32
Tabel 3.4 Titik Lokasi Sampel Pengujian Kualitas Udara
No Nama Jalan Lokasi Sampel Koordinat
Lattitude Longtitude
1 Jl. Gajah Mada Denpasar Transportasi -8.6556044 115.214346
2 Jl. Hang Tuah Sanur Industri/ Agro Industri
-8.6755630 115.258473
3 Jl. Gunung Galunggung Pemukiman -8.6204802 115.187394
4 Jl. Mulawarman Denpasar Perkantoran/ Komersial
-8.6360545 115.211721
Sumber: IKLH Kota Denpasar, 2019
Tabel 3.5 Indeks Kualitias Udara Kota Denpasar Tahun 2019
Parameter Hasil pemantauan
Baku mutu Indeks
NO2 16,038 40 0,401
SO2 6,77 20 0,339
Indeks Udara (Indeks Annual model EU-leu) 0,370
Indeks Kualitas Udara 85.014
Sumber : IKLH Kota Denpasar, 2019
Tabel pehitungan Indeks Kualitas Udara Tahun 2019 di Kota Denpasar menunjukkan
angka 85,014. Nilai angka 85,014 menjelaskan bahwa pencemaran udara di Kota Denpasar Tahun
2019 dengan tingkat kualitas udara yang tidak berpengaruh pada kesehatan manusia ataupun
hewan tetapi berpengaruh pada tumbuhan yang sensitif, dan nilai estetika. Indeks kualitas udara
tersebut juga menyabkan NO2 menjadi berbau dan SO2 menyebabkan luka pada beberapa
spesies tumbuhan (KEP 45/MENLH/1997 Tentang Indeks Standar Pencemar Udara).
Adapun pencapaian Indeks Kualitas Udara (IKU) jika dibandingkan dengan target indikator
kinerja Tahun 2019 yaitu sebesar 86, maka nilai capaian Indeks Kualitas Udara (IKU) sebesar
85,014 tersebut belum mencapai target dengan persentase realisasi sebesar 98,85%. Apabila
dibandingkan dengan target akhir Renstra DLHK Kota Denpasar Tahun 2021 sebesar 88, maka
capaiannya adalah 96,61%. Adapun capaian kinerja untuk sasaran meningkatnya kualitas udara
dengan indikator kinerja Indeks Kualitas Udara (IKU) tahun 2018 beserta target dan persentase
realisasinya disajikan pada Tabel 3.6. Sedangkan gambar perbandingan nilai Indeks Kualitas
Udara (IKU) Kota Denpasar Tahun 2018 dengan targetnya serta dengan target di akhir Renstra
disajikan pada Gambar 3.5.
33
Tabel 3.6 Target dan Realisasi Kinerja untuk Sasaran Meningkatnya Kualitas Udara Tahun 2019
No Indikator Capaian Tahun 2017
Capaian Tahun 2018
Tahun 2019 Target Akhir
Renstra
Capaian Tahun 2019
terhadap Target Akhir Renstra (%)
Target Realisasi %
Realisasi
1 2 3 4 5 6 7 8
1. Indeks kualitas udara
N/A 91,16 86 85,014 98,85% 88 96,61%
Gambar 3.10 Perbandingan Nilai Indeks Kualitas Udara (IKU) Kota Denpasar
Realisasi kinerja indikator Indeks Kualitas Udara (IKU) pada tahun 2019 diketahui belum
mencapai target yaitu belum mencapai nilai 86. Jika dibandingkan dengan capaian tahun
sebelumnya angka tersebut juga diketahui mengalami penurunan. Hal ini dapat disebabkan
karena tingginya aktivitas kendaraan di ruas-ruas jalan di Kota Denpasar, adanya penebangan
pohon akibat alih fungsi lahan, dan kurangnya kesadaraan masyarakat dalam melakukan
perawatan kendaraan sehingga menyebabkan emisi yang dihasilkan melebihi baku mutu. Selain
itu, adanya musim kemarau yang panjang di Kota Denpasar pada tahun 2019 juga turut
menyebabkan kualitas udara di Kota Denpasar mengalami penurunan.
Pencapaian target Indeks Kualitas Udara (IKU) di tahun 2019 didukung oleh pelaksanaan
Program Peningkatan Pengendalian Polusi melalui kegiatan Pengujian Emisi Kendaraan
Bermotor, Pengujian Emisi Udara Akibat Aktivitas Industri, dan Koordinasi Penilaian Langit Biru.
Kualitas udara di Kota Denpasar selama beberapa tahun terakhir masih berada di bawah baku
mutu yang dipersyaratkan. Sumber pencemar yang dominan mmpengaruhi kualitas udara
ambien di Kota Denpasar berasal dari sektor transportasi atau sumber bergerak yang
dipengaruhi oleh kandungan bahan bakar dan pembakaran mesin. Peningkatan jumlah
85.00
86.00 88.00
91.16
85.014
80.00
82.00
84.00
86.00
88.00
90.00
92.00
2018 2019 2021 (Target Akhir)
Nilai IKU Kota Denpasar
Target Realisasi
34
kendaraan bermotor baik roda 2 maupun roda 4 di Kota Denpasar dapat menghasilkan polutan
berupa senyawa CO, HC, SO2, NO2 dan partikulat. Adapun beberapa kegiatan yang mendukung
Program Peningkatan Pengendalian Polusi Tahun 2018 dapat dijabarkan sebagai berikut.
1. Pengujian Emisi Kendaraan Bermotor
Aktivitas di sektor transportasi merupakan salah satu penyumbang emisi udara terbesar
untuk wilayah perkotaan termasuk Kota Denpasar. Oleh karena itu, pemantauan kualitas udara
melalui uji emisi kendaraan bermotor di Kota Denpasar dilakukan secara berkelanjutan sebagai
upaya dalam rangka menyusun kebijakan yang berkaitan dengan pengendalian dan pencegahan
terjadinya pencemaran udara. Pada tahun 2019, kegiatan pengujian emisi kendaraan bermotor
dilakukan di tiga lokasi yaitu di Jl. Raya Sesetan, Jl. Raya Puputan Renon, dan Jl. Mahendradatta
yang pelaksanaannya dilakukan dari tanggal 3 s/d 5 September 2019.
Alat yang digunakan untuk pengambilan sample udara (data primer) pada masing-masing
lokasi menggunakan alat Star Gass dengan metode idle dan AVL dismoke meter yang dimiliki
oleh Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan Kota Denpasar serta bekerjasama dengan Poltrada
Bali, Polresta Denpasar, Dishub Kota Denpasar, Astra Group, Toyota Agung Automall, Nisan
Denpasar dan Suzuki Sejahtera Indobali Trada.
Pada pelaksanaan uji emisi kendaraan bermotor tahun 2019, kendaraan yang diuji sebanyak
2367 unit dengan kelulusannya 95% yaitu 2270 kendaraan yang telah memenuhi baku mutu
sesuai dengan Permen LH Nomor 5/Menlh/8/2006. Prosentase kelulusan untuk kendaraan
bensin adalah 97,5% dan untuk kendaraan berbahan bakar solar 87,2% dari total kendaraan yang
di uji emisi berdasarkan jenis bahan bakar. Dibandingkan tahun-tahun sebelumnya, pada tahun
ini tingkat kelulusan kendaraan yang lulus uji emisi lebih besar atau mengalami peningkatan. Hal
ini dapat disebabkan karena sudah banyak pengendara yang mulai beralih menggunakan bahan
bakar Pertalite atau Pertamax dikarenakan harganya yang sudah lebih murah. Penggunaan
bahan bakar Pertalite/Pertamax dapat meningkatan kinerja mesin kendaraan dan emisi yang
dihasilkan lebih ramah lingkungan.
Gambar 3.11 Pelaksanaan Uji Emisi di Kota Denpasar Tahun 2019
35
Selain pelaksanaan uji emisi kendaraan bermotor, pada kegiatan ini juga dilaksanakan
pengukuran kualitas udara tepi jalan raya (roadside monitoring) dan kepadatan lalu lintas (traffic
counting), yang dilaksanakan pada tanggal 10 s/d 12 September 2019. Pengukuran dilaksanakan
di tiga lokasi yaitu di Jl. Mahendradatta (Pameran Raya MJM Group), Jl. Raya Sesetan (Pameran
Raya Sesetan), dan Jl. Raya Puputan Renon (Depan BIZ Fashion Hotel), dengan enam parameter
uji yaitu SO2, NO2, CO, HC, dan CO. Berdasarkan hasil pengukuran di tiga titik pantau tersebut
diketahui bahwa semua parameter masih memenuhi baku mutu
Gambar 3.12 Pelaksanaan Pengukuran Kualitas Udara Tepi Jalan Raya (Roadside Monitoring) di Kota Denpasar Tahun 2019
Pada pengukuran kepadatan lalu lintas (traffic counting) di tiga ruas jalan dengan titik lokasi
sama seperti pengukuran kualitas udara tepi jalan raya diketahui bahwa volume lalu lintas di
Jalan Raya Sesetan yang lebih padat dibandingkan dua ruas jalan lainnya yaitu Jalan
Mahendradatta dan Jalan Raya Puputan. Hasil tersebut relevan dengan hasil pengukuran kualitas
udara tepi jalan raya (roadside monitoring), dimana hasil pengujian kualitas udara jalan raya
(roadside monitoring) di Jalan Raya Sesetan juga lebih tinggi daripada hasil pengujian di dua ruas
jalan lainnya. Hal ini diakibatkan karena semakin padat ruas jalan maka semakin banyak gas
pencemar/ emisi yang dihasilkan dari kendaraan bermotor sehingga hasil pengujian kualitas
udara jalan raya di ruas jalan tersebut juga menjadi semakin tinggi.
Gambar 3.13 Pelaksanaan Pengukuran Kepadatan Lalu Lintas (Traffic Counting) di Kota Denpasar Tahun 2019
36
2. Pengujian Emisi Udara Akibat Aktivitas Industri
Gas buang yang dihasilkan akibat aktivitas kegiatan dan/atau usaha seperti genset dan boiler
pada oleh hotel, rumah sakit, dan pembangkit listrik tentu saja akan berdampak terhadap
kualitas udara di Kota Denpasar karena merupakan salah satu penyumbang emisi udara yang
pada jangka waktu tertentu dapat menyebabkan terjadinya pencemaran udara ambien. Untuk
itu, Pemerintah Kota Denpasar melalui DInas Lingkungan Hidup dan Kebersihan rutin
melaksanakan Pemantauan Emisi Udara Akibat Aktivitas Industri untuk mengetahui kualitas
emisi udara dari sumber tidak bergerak di beberapa kawasan/ lingkungan di Kota Denpasar. Pada
tahun 2019, pemantauan dilakukan terhadap 21 usaha hotel, 3 rumah sakit, 4 pusat
perbelanjaan, 2 industri pengolahan ikan, dan 2 sumber energi. Jumlah keseluruhan titik
sampling adalah 50 (lima puluh) titik pada lokasi kegiatan/ badan usaha yang ada. Dari
keseluruhan titik sampel terdiri dari 41 genset dan 9 ketel uap (boiller).
Parameter yang diuji pada pemantauan kualitas udara emisi sumber tidak bergerak di Kota
Denpasar Tahun 2019 sebayak empat parameter meliputi belerang dioksida (SO2), nitrogen
dioksida (NO2), partikel, dan opasitas. Secara menyeluruh diketahui bahwa parameter SO2, NO2,
partikel, dan opasitas pada semua titik sampling masih berada di bawah baku mutu yang
diijinkan sesuai peruntukannya.
Gambar 3.14 Pengujian Emisi Udara Akibat Aktivitas Industri pada Cerobong Salah Satu Usaha di Kota Denpasar
3. Koordinasi Penilaian Langit Biru
Pelaksanaan kegiatan Koordinasi Penilaian Langit Biru dilaksanakan dalam bentuk
Pemantauan Kualitas Udara Ambien di beberapa kawasan di Kota Denpasar seperti di kawasan
perumahan, fasilitas umum, pariwisata, perkantoran, pelabuhan, kawasan padat lalu lintas dan
TPA Suwung. Pelaksanaan pekerjaan bekerjasama dengan UPT. Lab. Analitik Universitas
Udayana.
37
Adapun lokasi sampling yang mewakili kawasan padat lalu lintas, yaitu; Kawasan Padat Lalu
Lintas, terdiri dari; Jl, Imam Bonjol (pertigaan Jl. Imam Bonjol- Jl. Nakula), Jl. Gatot Subroto
(Perempatan Ubung), Jl. By Pass Ngurah Rai (Pesanggaran), Jl. Hayam Wuruk (Jl. Akasia – Jl.
Hayam Wuruk). Kawasan Fasilitas Umum, yaitu; Pasar Kumbasari, Jl. Gajah Mada; Pasar
Kereneng, Jl. Rijasa; Areal Badjra Sandi Niti Mandala Renon Denpasar; dan Areal Badjra Sandi Niti
Mandala Renon Denpasar (Car Free Day). Kawasan Pemukimam/Padat Penduduk, yaitu; Jl.
Drupadi – Badak Agung, Jl. Gunung Abang, Desa Tegal Kerta, Jl. Palapa, dan Jl. Nangka Utara.
Kawasan Pariwisata terdiri dari; Jl. By Pass Ngurah Rai, Sanur (Desa Wisata Kertalangu), Jl. Pantai
Matahari Terbit, Jl. Pantai Mertasari, dan Ekowisata Subak Sembung. Kawasan Perkantoran
terdiri dari; Jl. DI. Panjaitan, Renon (dekat DLH Prov. Bali), Jl. Udayana (dekat Kantor Walikota),
Jl. Majapahit (dekat Kantor DLHK Kota Denpasar), dan Jl. PB. Sudirman (dekat Kampus Universitas
Udayana). Kawasan Pelabuhan terdiri dari Pelabuhan Benoa. Kawasan Dampak Aktivitas
Pengolahan Sampah yaitu TPA Suwung. Berdasarkan hasil pengujian terhadap parameter SO2,
NO2, CO, O3, Pb, HC, PM10, PM2,5, dan TSP pada semua titik lokasi pengambilan sampel diketahui
bahwa semua titik sampel yang diuji pada semua kawasan masih berada di bawah baku mutu
yang dipersyaratkan.
Gambar 3.15 Pemantaun Kualitas Udara Ambien di Kawasan Pariwisata
Pada Kegiatan Koordinasi Penilaian Langit Biru Tahun 2019 juga dilaksanakan kegiatan
pelestarian lingkungan dalam rangka Hari Sumpah Pemuda ini yang diberi nama “Salak Bali
Denpasar City Tour 2019” yang merupakan singkatan dari Sama-sama Lestarikan Alam Kita
dengan Berbuat untuk Lingkungan Denpasar melalui City Tour 2019. Bentuk kegiatan ini adalah
fun touring yang berbasis lingkungan khusus untuk kendaraan roda dua. Acara ini bertujuan
untuk meningkatkan peran aktif masyarakat khususnya pecinta otomotif termasuk kaum
milenial untuk bersama-sama meningkatkan kepedulian terhadap lingkungan melalui sosialisasi
dan pembekalan pengetahuan tentang lingkungan khususnya udara, ajakan untuk melakukan
penghijauan/ penanaman pohon, pemilahan sampah dan serangkaian acara lainnya yang
bertemakan lingkungan yang dikemas secara menarik sekaligus mendukung program city tour
Pemerintah Kota Denpasar. Puncak acara Salak Bali Denpasar City Tour 2019 dilaksanakan pada
38
Hari Minggu, tanggal 3 November 2019, bertempat di Utara Kantor Walikota Denpasar, Jl. Gajah
Mada No. 1, Denpasar.
Dalam pelaksanaannya acara dimulai dengan penandatanganan komitmen bersama tentang
pelestarian lingkungan oleh peserta, yang dilanjutkan dengan pembukaan dan pelepasan
peserta oleh Bapak Wakil Walikota Denpasar, I Gusti Ngurah Jaya Negara. Fun touring dalam
acara Salak Bali Denpasar City Tour 2019 terdiri dari satu etape atau dua trayek yang total
jaraknya 67 km. Pengumuman pemenang, penobatan serta penyerahan piala, piagam, dan
hadiah dilakukan di Dam Peraupan, Desa Peguyangan Kaja, Denpasar Utara oleh Bapak Wakil
Walikota Denpasar. Selain itu dilakukan juga serangkaian acara seperti hiburan dan kuis untuk
memeriahkan acara penobatan juara.
Gambar 3.16 (a). Pelepasan Peserta Salak Bali Denpasar City Tour 2019 oleh Bapak Wakil Walikota Denpasar, (b). Penobatan Juara Fun Touring Salak Bali Denpasar City Tour 2019
Adapun beberapa hambatan yang ditemukan dalam pelaksanaan pengendalian pencemaran
udara sebagai upaya meningkatkan kualitas udara di Kota Denpasar tahun 2019 yaitu:
1. Masih ditemukan adanya cerobong genset dan boiler yang dibuat belum sesuai persyaratan
teknis seperti belum adanya lubang sampling, belum adanya titik koordinat pengambilan
sample dan titik penataan cerobong.
2. Tingginya kemacetan di beberapa ruas jalan di Kota Denpasar terutama terjadi pada hari-hari
kerja yang mengakibatkan meningkatnya pencemaran udara pada jam-jam kemacetan
tersebut.
3. Masih rendahnya minat masyarakat dalam menggunakan transportasi publik, di samping juga
layanan transportasi publik di Kota Denpasar masih belum optimal.
(a) (b
)
39
Untuk mengatasi permasalahan tersebut solusi yang dapat dilakukan yaitu sebagai berikut.
1. Melakukan sosialisasi kepada perusahaan atau pelaku usaha agar melakukan pemantauan
secara rutin dalam pengendalian pencemaran udara dan pembuatan cerobong sesuai
persyaratan teknis.
2. Melakukan sosialisasi resiko dan regulasi yang tepat kepada semua lapisan masyarakat,
kelompok industri, media, dan masyarakat umum mengenai kualitas udara, sumber emisi,
tingkat polusi udara, efek terhadap kesehatan, populasi yang terkena paparan, pemenuhan
standar kualitas udara, dan kontrol terhadap sumber pencemaran.
3. Meningkatkan koordinasi dengan berbagai pemangku kepentingan untuk mewujudkan
program green transportation di Kota Denpasar termasuk upaya untuk menggunakan bahan
bakar yang ramah lingkungan.
4. Memperbanyak ruang terbuka hijau sebagai penyerap polutan di udara.
5. Menggalakkan kembali program Kawasan Emisi Bersih di beberapa kawasan di Kota Denpasar.
3.2.3 Sasaran meningkatnya kualitas tutupan lahan
Tolok ukur capaian sasaran meningkatnya kualitas tutupan lahan adalah indeks kualitas
tutupan lahan. Tutupan lahan merupakan kenampakan biofisik permukaan bumi. Penghitungan
indeks tutupan lahan mengacu pada Klasifikasi Penutup Lahan (SNI 7645-2010). Berdasarkan SNI
7645-2010, penutup lahan didefinisikan sebagai tutupan biofisik pada permukaan bumi yang
dapat diamati merupakan suatu hasil pengaturan, aktivitas, dan perlakukan manusia yang
dilakukan pada jenis penutup lahan tertentu untuk melakukan kegiatan produksi, perubahan,
ataupun perawatan pada penutupan tersebut.
Penghitungan indeks tutupan hutan dilakukan dengan membandingkan antara luas hutan
dengan luas wilayah administrasinya. Berdasarkan UU Nomor 41 Tahun 1999, bahwa setiap
provinsi minimal memiliki kawasan hutan sekitar 30 persen dari luas wilayah. Asumsi yang
digunakan dalam penghitungan indeks tutupan hutan, bahwa daerah-daerah yang memiliki
kawasan hutan 30 persen dari luas wilayah administrasinya diberi nilai 50. Sedangkan yang nilai
indeks tutupan hutan tertinggi (100) adalah daerah yang memiliki kawasan 84,3 persen dari luas
wilayah administrasinya.
Berdasarkan data dari Kementerian Kehutanan, klasifikasi hutan terbagi atas hutan primer
dan hutan sekunder. Hutan primer adalah hutan yang belum mendapatkan gangguan atau
sedikit sekali mendapat gangguan manusia sedangkan hutan sekunder adalah hutan yang
tumbuh melalui suksesi sekunder alami pada lahan hutan yang telah mengalami gangguan berat
seperti lahan bekas pertambangan, peternakan, dan pertanian menetap.
40
Untuk menghitung indeks tutupan hutan yang pertama kali dilakukan adalah menjumlahkan
luas hutan primer dan hutan sekunder, kemudian dibagi dengan luas wilayah provinsi. Untuk
dapat menghitung indeks tutupan Lahan, adapun rumus yang digunakan yaitu :
%𝑇𝑢𝑡𝑢𝑝𝑎𝑛 𝐿𝑎ℎ𝑎𝑛 (%𝑇𝐿) =𝐿𝑢𝑎𝑠 𝑇𝑢𝑡𝑢𝑝𝑎𝑛 𝐿𝑎ℎ𝑎𝑛
𝐿𝑢𝑎𝑠 𝐴𝑑𝑚𝑖𝑛𝑖𝑠𝑡𝑟𝑎𝑠𝑖
Selanjutnya, untuk mengetahui Indeks Kualitas Tutupan Lahan (IKTL) selanjutanya
dengan menggunakan rumus dibawah ini yaitu:
IKTL =100-((84.3-%TL)*(100-50)/(84.3-30))
Terdapat beberapa komponen tutupan lahan di Kota Denpasar diantaranya
Tahura/Mangrove, Luas Sempadan Sungai dan Pantai, RTHK Hutan Kota, dan Setra dan
Kuburan. Berdasarkan data yang telah didapatkan, maka Luas (Ha) dari masing – masing
komponen Tutupan Lahan dapat disajikan pada Tabel 3.7.
Tabel 3.7 Luas Komponen Tutupan Lahan di Kota Denpasar
Kriteria Luas (Ha)
Luas Hutan 552,9414
Luas Belukar Dalam Kawasan 13,447
Luas Belukar Luar Kawasan 171,7254
Ruang Terbuka Hijau 1295,88
Luas Wilayah 12788
Sumber : RTRW Kota Denpasar, 2011-2031
Berdasarkan hasil perhitungan yang telah dilakukan maka persentase tutupan lahan di Kota
Denpasar sebesar 8,62%. Selanjutnya berdasarkan rumus Indeks Kualitas Tutupan Lahan (IKTL)
tersebut diatas maka nilai Indeks Kualitas Tutupan Lahan (IKTL) di Kota Denpasar sebesar 37.11.
Nilai Indeks Kualitas Tutupan Lahan (IKTL) sebesar 37.11 tersebut telah mencapai target Indeks
Kualitas Tutupan Lahan (IKTL) tahun 2019 yang ditetapkan sebesar 32, dengan persentase
realisasi sebesar 115,97%. Apabila dibandingkan dengan target akhir Renstra DLHK Kota
Denpasar Tahun 2021 sebesar 36, maka capaiannya adalah 103,08%. Adapun capaian kinerja
untuk sasaran meningkatnya kualitas tutupan lahan dengan indikator kinerja Indeks Kualitas
Tutupan Lahan (IKTL) tahun 2019 beserta target dan persentase realisasinya disajikan pada Tabel
3.8. Sedangkan gambar perbandingan nilai Indeks Kualitas Tutupan Lahan (IKTL) Kota Denpasar
Tahun 2019 dengan targetnya serta dengan target di akhir Renstra disajikan pada Gambar 3.17.
41
Tabel 3.8
Target dan Realisasi Kinerja Sasaran Meningkatnya Kualitas Tutupan Lahan Tahun 2019
No Indikator Capaian Tahun 2017
Capaian Tahun 2018
Tahun 2019
Target Akhir
Renstra
Capaian Tahun 2019
terhadap Target Akhir
Renstra (%)
Target Realisasi %
Realisasi
1 2 3 4 5 6 7 8
1. Indeks kualitas tutupan lahan
N/A 32 37.11 115.97% 36 103.08% 32
Gambar 3.17 Perbandingan Nilai Indeks Kualitas Tutupan Lahan (IKTL) Kota Denpasar
Realisasi kinerja indikator Indeks Kualitas Tutupan Lahan (IKTL) pada tahun 2019 jika
dibandingkan dengan Tahun 2018 mengalami peningkatan. Pada Tahun 2018 nilai IKTL Kota
Denpasar berada di angka 30.13 dibandingkan dengan Target Tahun 2018 yaitu sebesar 30.
Sedangkan pada Tahun 2019 nilai IKTL mencapai 37,11 dibandingkan dengan target tahun ini
yaitu 32 dan target akhir Renstra yaitu 36 pada Tahun 2021
Pencapaian target Indeks Kualitas Tutupan Lahan (IKTL) di tahun 2019 didukung oleh
pelaksanaan Program Perlindungan dan Konservasi Sumber Daya Alam, Program Rehabilitasi dan
Pemulihan Cadangan Sumber Daya Alam, Program Peningkatan Kualitas dan Akses Informasi
Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup, serta Program Pengelolaan Ruang Terbuka Hijau
(RTH). Adapun beberapa kegiatan yang mendukung pencapaian meningkatnya sasaran indeks
kualitas tutupan lahan tahun 2019 dapat dijabarkan sebagai berikut.
30.0032.00
36.0030.13
37.11
0.00
5.00
10.00
15.00
20.00
25.00
30.00
35.00
40.00
2018 2019 2021 (Target Akhir)
Nilai IKTL Kota Denpasar
Target Realisasi
42
1. Rehabilitasi Hutan dan Lahan
Rehabilitasi hutan dan lahan adalah upaya untuk memulihkan, mempertahankan dan
meningkatkan fungsi hutan dan lahan sehingga daya dukung, produktifitas dan peranannya
dalam mendukung sistem penyangga kehidupan tetap terjaga. Pada tahun 2019 ini, DLHK Kota
Denpasar melakukan dua kegiatan penanaman pohon guna melaksanakan Kegiatan Rehabilitasi
Hutan dan Lahan, yaitu penanaman pohon pada Gerakan Bakti Penghijaun Pemuda (GBPP) serta
Pekan Penghijauan dan Konservasi Alam Nasional (PPKAN) dan penanaman pohon pada
peringatan Hari Lingkungan Hidup Sedunia.
Pada pelaksanaan Gerakan Bakti Penghijaun Pemuda (GBPP) serta Pekan Penghijauan dan
Konservasi Alam Nasional (PPKAN) dilakukan penanaman pohon sebanyak 90 buah tanaman
flamboyan di bantaran Sungai Taman Pancing, Desa Pemogan, Kecamatan Denpasar Selatan.
Kegiatan tersebut dilaksanakan pada tanggal 22 Februari 2019 dengan melibatkan seluruh
lapisan masyarakat di sekitar lokasi, TNI dan POLRI serta OPD di lingkungan Pemerintah Kota
Denpasar, desa/lurah, kecamatan, pelaku industri dan usaha, siswa siswi pelajar, karang taruna
kota denpasar, komunitas lingkungan dan kelompok swakelola kebersihan di Kota Denpasar.
Kegiatan ini juga dilaksanakan dalam rangka memperingati HUT Kota Denpasar ke-231 yang jatuh
pada tanggal 27 Februari 2019, HUT KOREM 163/WIRASATYA ke-58 yang jatuh pada tanggal 24
Februari 2019 serta Hari Peduli Sampah yang jatuh pada tanggal 21 Februari 2019. Pada acara
tersebut dilaksanakan juga kegiatan bersih-bersih di sekitar lokasi Bantaran Sungai Taman
Pancing, lomba mengumpulkan sampah plastik terbanyak untuk siswa-siswi pelajar, penebaran
bibit ikan sebanyak 1.000 ekor, yang dilepas langsung oleh Bapak Wakil Walikota Denpasar
sambil menaiki perahu menyusuri sungai Taman Pancing, pengukuhan Komunitas Tukad Badung,
penyerahan tas ramah lingkungan dari CSR Indonesia Power dan Tiara Dewata yang disebarkan
di masing-masing pasar tradisional yang berada di Desa Pemogan.
Gambar 3.18 Penanaman Pohon dan Penyerahan Tas Ramah Lingkungan dalam Acara Gerakan Bakti Penghijaun Pemuda (GBPP) serta Pekan Penghijauan dan Konservasi Alam
Nasional (PPKAN) di Kota Denpasar Tahun 2019
43
Pada pelaksanaan peringatan Hari Lingkungan Hidup Sedunia yang dilaksanakan pada
tanggal 14 Juni 2019 dilakukan penanaman 90 (sembilan puluh) pohon flamboyan di Sebelah
Utara Taman Pancing, Desa Pemogan, Kecamatan Denpasar Selatan. Kegiatan ini melibatkan
seluruh lapisan masyarakat disekitar lokasi, TNI dan POLRI serta OPD di lingkungan Pemerintah
Kota Denpasar, desa/lurah, kecamatan, pelaku industri/ usaha, siswa siswi pelajar, karang taruna
Kota Denpasar, komunitas lingkungan dan kelompok swakelola kebersihan di Kota Denpasar.
Adapun serangkaian acara atau kegiatan yang diadakan diantaranya lomba pengumpulan
sampah plastik terbanyak, penanaman pohon, penebaran 600 bibit ikan koi dan komet dan
15.000 bibit ikan nila hitam, pelepasan burung, serta penyerahan bantuan 5 buah canoe dan 10
life jaket oleh CSR Grup Astra Bali kepada Komunitas Tukad Badung.
Gambar 3.19 Penanaman Pohon dan Pelepasan Burung pada Peringatan Hari Lingkungan Hidup Sedunia di Kota Denpasar tahun 2019
2. Peningkatan Peran Serta Masyarakat dalam Perlindungan dan Konservasi Sumber Daya Alam
Kota Denpasar terus berupaya melakukan inovasi untuk mewujudkan Denpasar yang aman,
nyaman, bersih dan sejuk. Salah satunya yaitu melalui pengembangan Kampung Hijau yang
dilaksanakan di Banjar Bengkel, Desa Sumerta Kelod, Denpasar Timur. Kampung Hijau ini
diharapkan sebagai percontohan banjar lainnya di Desa Sumerta Kelod untuk ditata sebagai
bentuk menjaga kebersihan lingkungan. Program ini merupakan bentuk kerjasama antara
Pemerintah Kota Denpasar dan masyarakat dengan dibantu SMK PGRI 3 Denpasar sebagai
bentuk peduli terhadap lingkungan di Banjar Bengkel. Dulunya Kampung Hijau tersebut
merupakan kawasan kumuh dengan berbagai sampah yang terbuang di got. Kampung hijau ini
ditata mulai dari pinggiran jalan sepanjang 2 kilometer dari Jalan Drupadi utama yang melintasi
kawasan sekolah.
44
Gambar 3.20 Launching Kampung Hijau oleh Ketua Perhimpunan Pecinta Tanaman (PPT) Kota Denpasar, Ibu Selly Dharmawijaya Mantra
Selain pelaksanaan Kampung Hijau, pada kegiatan ini juga dilaksanakan Festival Kota Hijau
Tahun 2019. Bentuk pelaksanaan Festival Kota Hijau ini berupa lomba desa/ kelurahan hijau.
Kriteria lomba ini mengukur 8 atribut kota hijau meliputi green planning & green desain, green
community, green open space, green building, green energy, green transportation, green
water, green waste. Ada 30 desa/kelurahan yang mengikuti kegiatan. Maksud pelaksanaan
kegiatan ini yaitu mendorong terwujudnya Kota Denpasar hijau secara menyeluruh. Tahapan
pelaksanaan kegiatan dimulai dengan sosialisasi dan dilanjutkan dengan penilaian dan
pengumuman/ penobatan juara.
Penobatan juara dilaksanakan pada Rabu, 18 September 2019 di Tukad Bindu, Kelurahan
Kesiman dengan mengundang 300 peserta dari anak sekolah SD, SMP, SMA/SMK, Perguruan
Tinggi, LSM, komunitas, pemerintah, desa/kelurahan, dan pelaku usaha se-Kota Denpasar. Acara
dihadiri pula oleh Ibu Selly Dharmawijaya Mantra selaku Ketua Pencinta Tanaman. Adapun
pemenang Desa/ Kelurahan Hijau di Kota Denpasar Tahun 2019, yaitu:
a. Juara I : Kelurahan Kesiman
b. Juara II : Kelurahan Sesetan
c. Juara III : Desa Dauh Puri Kauh
d. Juara Harapan I : Desa Kesiman Kertalangu
e. Juara Harapan II : Desa Sanur Kauh
f. Juara Harapan III : Kelurahan Penatih
Gambar 3.21 Penobatan Juara Festival Kota Hijau di Kota Denpasar Tahun 2019
45
3. Pemeliharaan Ruang Terbuka Hijau
Dalam pelaksanaan pemeliharaan Ruang Terbuka Hijau, Dinas Lingkungan Hidup dan
Kebersihan Kota Denpasar berupaya melakukan perompesan pohon perindang di ruas-ruas jalan
dan penanaman pohon untuk menambah keindahan sekaligus menjaga keselamatan pengguna
jalan. Penyediaan dan pemeliharaan RTH, dimaksudkan untuk menjamin tersedianya ruang yang
cukup bagi kawasan konservasi untuk kelestarian hidrologi, area pengembangan keaneragaman
hayati, area penciptaan iklim mikro dan pereduksi polutan di kawasan perkotaan dan tempat
rekreasi dan olah raga masyarakat. Adapun jumlah pohon yang dirompes tahun 2019 sebanyak
7000 pohon.
3.22 Perompesan di Ruas-ruas Jalan di Kota Denpasar
4. Penyusunan Data Sumber Daya Alam dan Neraca Sumber Daya Hutan (NSDH) Nasional dan
Daerah
Kegiatan ini dilaksanakan melalui penyusunan dokumen Informasi Kinerja Pengelolaan
Lingkungan Hidup Kota Denpasar. Tujuan penyusunan dokumen Informasi Kinerja Pengelolaan
Lingkungan Hidup Kota Denpasar adalah:
a) menyediakan data, informasi dan dokumentasi terbaru tentang kualitas lingkungan hidup
daerah Kota Denpasar untuk meningkatkan kualitas pengambilan keputusan pada semua
tingkat dengan memperhatikan aspek dan saya dukung serta daya tampung lingkungan
hidup daerah;
b) meningkatkan mutu informasi tentang kinerja pengelolaan lingkungan hidup Kota Denpasar
sebagai bagian dari sistem pelaporan publik serta sebagai bentuk dari akuntabilitas publik;
c) menyediakan sumber informasi utama bagi Rencana Pembangunan Tahunan Daerah
(Rapetada), Program Pembangunan Daerah (Propeda), dan kepentingan penanaman modal
(investasi); serta
d) menyediakan informasi lingkungan hidup serta kinerja pengelolaannya sebagai sarana
publik untuk melakukan pengawasan dan penilaian pelaksanaan Tata Praja Lingkungan
46
(Good Environmental Governance) di daerah dan sebagai landasan publik untuk berperan
dalam menentukan kebijakan pembangunan berkelanjutan bersama - sama dengan
pemerintah.
Selain penyusunan dokumen Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Kota
Denpasar, pada tahun 2019 juga dilaksanakan penyusunan dokumen Indeks Kualitas Lingkungan
Hidup (IKLH). IKLH merupakan gambaran atau indikasi awal yang memberikan kesimpulan cepat
dari suatu kondisi lingkungan hidup pada lingkup dan periode tertentu. Dengan mengetahui
media lingkungan yang masih kurang baik, sumber daya yang ada dapat dialokasikan secara lebih
tepat sehingga akan lebih efektif dan efisien.
5. Pengendalian Dampak Perubahan Iklim
Pada tahun 2019, kegiatan Pengendalian Dampak Perubahan Iklim dilaksanakan melalui
pekerjaan Monitoring dan Evaluasi Data Inventarisasi Gas Rumah Kaca di Kota Denpasar.
Pelaksanaan pekerjaan ini bertujuan untuk mendapatkan informasi ringkas terkait jenis dan
sumber-sumber gas rumah kaca di Kota Denpasar, menganalisis besaran emisi gas rumah kaca
di Kota Denpasar, dan menyusun program atau kegiatan prioritas dalam rangka pengurangan
emisi gas rumah kaca di Kota Denpasar.
Sumber-sumber gas rumah kaca di Kota Denpasar terbagi dalam 4 sektor utama yaitu sektor
pengadaan & penggunaan energi, sektor proses industri & penggunaan produk, sektor
pertanian, peternakan & penggunaan lahan lainnya, serta sektor pengelolaan limbah.
Berdasarkan hasil analisis diketahui bahwa besaran emisi gas rumah kaca di Kota Denpasar
mencapai 910.297.565,1 Gg CO2, 379.460,6642 Gg CH4, 49.58 Gg N2O dan 38.325,80945 Gg NOx.
Jika dibedakan per kecamatan, maka emisi gas rumah kaca tertinggi terdapat di Kecamatan
Denpasar Selatan. Hal ini disebabkan oleh padatnya penduduk, adanya PT. Indonesia Power,
pelabuhan laut dan industri pengolahan ikan di wilayah tersebut. Adapun program prioritas
dalam rangka pengurangan emisi gas rumah kaca di Kota Denpasar adalah sebagai berikut.
a. Sektor pengadaan dan pengunaan energi, diantaranya membentuk tim gugus tugas hemat
energi di lingkungan pemerintah, melakukan sosialisasi pengehamatan energy listrik,
pengembangan dan pemanfaatan PLTS, pengembangan PLTMH/PLTM, pemanfaatan PLT
bayu dan pengembangan biogas.
b. Sektor proses industri dan pengunaan lahan lainnya diantaranya pemeliharaan jalan,
pengaturan angkutan barang dan jaasa, efisiensi penggunaan BBM dan pengaturan dan
distribusi BBM.
c. Sektor pertanian, kehutanan dan penggunaan lahan lainnya diantaranya sosialisasi program,
budidaya tanaman pangan, perkebunan, agroindustri, penanganan panen, pasca panen, dan
pengolahan hasil, perikanan dan peternakan.
47
d. Sektor pengolahan limbah diantaranya aplikasi 3R, sanitari land fill, komposting, sanimas,
pengembangan pengolahan limbah, sistem perpipaan (DSDP) dan Waste to Energy.
3.23 Rapat Penyusunan Data Inventarisasi GRK di Kota Denpasar Tahun 2019
Adapun beberapa hambatan yang ditemukan dalam mendukung sasaran meningkatnya
kualitas tutupan lahan di Kota Denpasar tahun 2019 yaitu sebagai berikut.
1. Kurangnya sarana mobil tangga dan mobil angkut pada saat melakukan perompesan.
2. Masih adanya masyarakat yang melakukan pelanggaran/pembangunan di kawasan ruang
terbuka hijau.
Untuk mengatasi permasalahan tersebut solusi yang dapat dilakukan yaitu sebagai berikut.
1. Menambah sarana prasarana pemeliharaan ruang terbuka hijau kota.
2. Melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap pelanggaran ruang terbuka hijau kota.
3. Melakukan pengembangan taman kehati dan kampung hijau dengan pelibatan peran serta
masyarakat dalam pengelolaannya sehingga keberlanjutannya dapat terjaga.
3.2.4 Sasaran meningkatnya pengelolaan sampah
Tolok ukur capaian sasaran meningkatnya pengelolaan sampah adalah persentase volume
sampah tereduksi. Upaya pengelolaan sampah sesuai dengan UU No. 18 tahun 2008,
didefinisikan sebagai kegiatan yang sistematis, menyeluruh, dan berkesinambungan yang
meliputi pengurangan dan penanganan sampah. Sesuai dengan Perpres No. 97 Tahun 2017
tentang Kebijakan dan Strategi Nasional Pengelolaan Sampah Rumah Tangga dan Sampah
Sejenis Sampah Rumah Tangga (Jakstranas), diamanatkan bahwa pengelolaan sampah dilakukan
melalui pengurangan sampah dan penanganan sampah. Untuk upaya pengurangan sampah
ditargetkan hingga 30% sedangkan upaya penanganan sampah ditargetkan sebesar 70% pada
tahun 2025.
48
Dalam menghitung persentase volume pengurangan sampah (sampah tereduksi) digunakan
rumus sebagai berikut:
=jumlah sampah yang didaur ulang
jumlah volume sampah kota 𝑥 100%
Untuk perkiraan volume sampah Kota Denpasar dengan asumsi 1 orang per hari
menghasilkan 4 liter sampah dengan jumlah penduduk 914.100 jiwa dan prediksi peningkatan
volume sampah pada saat hari besar seperti galungan, kuningan nyepi kurang lebih 60% serta
10% peningkatan sampah seremonial/ kegiatan lainnya, maka produksi sampah Kota Denpasar
per tahun sebesar = 1.432.760 m³/tahun. Sedangkan volume sampah yang diangkut ke TPA
sebesar = 969.231 m³/tahun, sehingga sisa sampah Kota Denpasar sebesar 463.529 m³/tahun.
Dari nilai sisa sampah tersebut, 80% merupakan volume sampah yang tereduksi yaitu sebesar
370.823 m³/tahun atau sebesar 26%.
Adapun capaian kinerja untuk sasaran meningkatnya pengelolaan sampah dengan indikator
kinerja persentase volume sampah tereduksi tahun 2019 beserta target dan persentase
realisasinya disajikan pada Tabel 3.9. Sedangkan grafik perbandingan nilai volume sampah
tereduksi Kota Denpasar tahun 2018 dan tahun 2017 disajikan pada Gambar 3.24.
Tabel 3.9 Target dan Realisasi Kinerja Sasaran Meningkatnya Pengelolaan Sampah Tahun 2019
No Indikator Capaian Tahun 2017
Capaian Tahun 2018
Tahun 2019
Target Akhir
Renstra
Capaian Tahun 2019
terhadap Target Akhir
Renstra (%)
Target Realisasi %
Realisasi
1 2 3 4 5 6 7 8
1. Persentase vol. sampah tereduksi
18,72% 22,32% 26% 26% 100% 30% 86,67%
49
Gambar 3.24 Perbandingan Volume Sampah Tereduksi Kota Denpasar Tahun 2017 s/d 2019
Persentase volume sampah yang tereduksi di Kota Denpasar tahun 2019 meningkat
dibandingkan tahun 2018 yang hanya sebesar 22,32%. Peningkatan capain kinerja ini didukung
oleh keberhasilan dalam pelaksanaan program Pengembangan Kinerja Pengelolaan
Persampahan. Pada tahun 2019, upaya-upaya yang dilakukan oleh Dinas Lingkungan Hidup dan
Kebersihan Kota Denpasar untuk meningkatkan pengelolaan sampah di Kota Denpasar yaitu
sosialisasi kebijakan pengelolaan persampahan, sosialisasi upaya 3R (reduce, reuse, recycle),
pembentukan bank sampah, pembentukan swakelola, pembangunan Sistem Sadar dan Peduli
Lingkungan (SiDarling) dan monitoring dan evaluasi implementasi Peraturan Walikota No. 36
Tahun 2018 tentang Pengurangan Penggunaan Kantong Plastik dan Penetapan Instruksi Walikota
Nomor 1 Tahun 2018 tentang Pengurangan Sampah.
Adapun beberapa kegiatan yang mendukung capaian pelaksanaan sasaran meningkatnya
pengelolaan sampah di Kota Denpasar Tahun 2019 dapat dijabarkan sebagai berikut.
1. Penyediaan Prasarana dan Sarana Pengelolaan Persampahan
Untuk mengangkut sampah Kota Denpasar ke TPA Suwung dilakukan dengan menggunakan
98 unit dump truck, 20 unit armroll truck dan 51 unit container sampah. Kondisi sarana armada
sampah Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan Kota Denpasar dapat dilihat pada Tabel 3.10.
22.0024.00
26.00
30.00
18.72
22.32
26.00
0.00
5.00
10.00
15.00
20.00
25.00
30.00
35.00
2017 2018 2019 2021 (Target Akhir)
Volume Sampah Tereduksi
Target Realisasi
50
Tabel 3.10 Kondisi Sarana Prasarana Pengangkut Sampah Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan
Kota Denpasar
No. Uraian Kondisi Jumlah
(Unit) Baik Rusak
1. Dump Truck 58 unit 10 unit 68 unit
2. Truck Armroll 20 unit 4 unit 24 unit
3. Container 51 unit 56 unit 107 unit
4. Compactor Truck 12 unit 0 unit 12 unit
5. Truck Biasa 2 unit 2 unit 4 unit
6. Sweeper Truck 1 unit 0 unit 1 unit
7. Sweeper mini 1 unit 2 unit 3 unit
8. Mobil Tangki 2 unit 1 unit 3 unit
9. Mobil Tangga 5 unit 2 unit 7 unit
10. Transfer depo 6 unit 7 unit 13 unit
11. Buldozer 2 unit 0 unit 2 unit
12. Excavator 1 unit 0 unit 1 unit
13. Whell Loader 3 unit 0 unit 3 unit
14. Truk WC 1 unit 0 unit 1 unit
15. Mesin Rumput Gendong 58 unit 7 unit 65 unit
16. Mesin Rumput Dorong 9 unit 0 unit 9 unit
17. Mesin Sensor 45 unit 9 unit 54 unit
18. Mesin Sampah (roda 3) 11 unit 2 unit 13 unit
19. Mesin Tangki (roda 3) 1 unit 0 unit 1 unit
20. Container Terpilah 10 unit 0 unit 10 unit
21. Sepeda Motor 29 unit 2 unit 31 unit
22. Pick Up Biasa 3 unit 2 unit 5 unit
23. Pick Up Bison 5 unit 0 unit 5 unit
24. Pick Up Hilux Biasa 2 unit 0 unit 2 unit
25. Pick Up Hilux Double cabin 1 unit 0 unit 1 unit
26. Pick Up Hilux Dump 4 unit 0 unit 4 unit
27. Hilux Satgas 2 unit 0 unit 2 unit
28. Pick Up Daihatsu Dump 4 unit 0 unit 4 unit
29. Station Wagon 9 unit 1 unit 10 unit
30. Hilux Single Kabin 1 unit 0 unit 1 unit
51
Untuk penyapuan jalan di Kota Denpasar, dilakukan oleh 620 tenaga penyapuan yang terdiri
dari tenaga PNS 87 orang, tenaga kontrak 533 orang dan termasuk tenaga pasukan yang bekerja
pada ruas jalan, yang harus dilayani penyapuan sepanjang 520.260 m = 520,26 km terdiri dari
jalan nasional dan propinsi 93,42 km dan jalan arteri Kota Denpasar sepanjang 563,10 km
sehingga total jangkauan penyapuan mencapai 492,39 km atau mencapai 79,25% mengingat
penyapuan dilakukan di dua sisi ruas jalan. Untuk meningkatkan kebersihan jalan di ruas-ruas
jalan yang sibuk, dibantu dengan 1 unit mobil penyapu jalan ( Sweeper Truk ) dan motor cikar
(moci) sebanyak 13 unit.
2. Peningkatan Peran Serta Masyarakat Dalam Pengelolaan Persampahan
Salah satu upaya dalam rangka peningkatan peran serta masyarakat dalam pengelolaan
persampahan diwujudkan melalui pembentukan bank sampah. Bank sampah adalah strategi
untuk membangun kepedulian masyarakat agar dapat berkawan dengan sampah untuk
mendapatkan manfaat ekonomi langsung dari sampah. Jadi bank sampah tidak tidak dapat
berdiri sendiri melainkan harus diintegrasikan dengan gerakan 3R (reduce, reuse, recycle)
sehingga manfaat langsung yang dirasakan tidak hanya ekonomi, namun pembangunan
lingkungan yang bersih, hijau dan sehat. Untuk tahun 2019, jumlah bank sampah yang ada di
Kota Denpasar sebanyak 128 unit. Jumlah ini mengalami peningkatan dibandingkan dengan
tahun-tahun sebelumnya. Jumlah bank sampah pada tahun 2017 sebanyak 78 (tujuh puluh
delapan) unit dan pada tahun 2016 berjumlah 69 (enam puluh sembilan) unit. Hal ini
menandakan bahwa kesadaran masyarakat akan pengelolaan sampah telah meningkat sehingga
kedepannya diharapkan jumlah sampah yang dibawa ke TPA dapat dikurangi.
Gambar 3.25 Aktivitas Masyarakat dalam Menabung Sampah di Bank Sampah
31. Genset 1 unit 0 unit 1 unit
32. Box Urionar 1 unit 0 unit 1 unit
33. Mesin Pencacah Plastik 1 unit 0 unit 1 unit
34. Motor Penyapu Pantai 1 unit 0 unit 1 unit
35. Water Sprayer 2 unit 0 unit 2 unit
52
Selain itu, Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan Kota Denpasar di tahun 2019 juga
melaksanakan pembangunan aplikasi pengelolaan persampahan berbasis web dan mobile yang
diberi nama Sistem Sadar dan Peduli Lingkungan (SiDarling). Salah satu layanan yang dapat
diperoleh masyarakat dalam aplikasi tersebut yaitu layanan/ informasi mengenai bank sampah.
Pembangunan aplikasi SiDarling yang merupakan salah satu inovasi dalam pengelolaan
persampahan di Kota Denpasar bertujuan untuk meningkatkan partisipasi masyarakat dalam
memilah dan mengumpulkan sampah anorganik yang dihasilkannya ke bank sampah terdekat,
meningkatkan pembinaan dan pengawasan terhadap keberadaan bank sampah di Kota
Denpasar, dan meningkatkan peran serta masyarakat dalam pengelolan lingkungan khususnya
pengelolaan sampah. Melalui aplikasi tersebut masyarakat dapat mengetahui informasi tentang
bank sampah, baik lokasi, keanggotaan, profil masing-masing bank sampah, sampai informasi
saldo nasabah bank sampah. Aplikasi tersebut juga menyediakan reward bagi nasabah yang telah
mengumpulkan point dalam jumlah tertentu.
Sehingga dapat dikatakan aplikasi ini merupakan jembatan yang menghubungkan bank sampah
dengan nasabahnya.
Saat ini jumlah bank sampah yang sudah tergabung dalam aplikasi SiDarling yaitu
sebanyak 112 (seratus dua belas) bank sampah. Dari 112 Bank Sampah terdapat 15.428 nasabah
yang memiliki rekening aktif, dengan jumlah saldo tabungan tertentu setiap rekening. Jumlah
saldo nasabah yang terkumpul sampai periode bulan Januari 2020 diketahui mencapai Rp
361.449.211. Penyedia reward dari pihak swasta yang sudah bekerjasama dalam aplikasi ini
diketahui sebanyak 54 (lima puluh empat) usaha, sedangkan Perangkat Daerah di lingkungan
Pemerintah Kota Denpasar yang telah bekerjasama memberikan reward dalam aplikasi ini
sebanyak enam instansi.
Gambar 3.26 Launching Aplikasi SiDArling oleh Ibu Siti Nurbaya Bakar (Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI)
53
Juru Pemantau Lingkungan DLHK Kota Denpasar saat ini juga terus melakukan monitoring dan
evaluasi pengurangan penggunaan kantong plastik dengan menyisir kegiatan usaha yang berada
di sepanjang jalan di Kota Denpasar. Monitoring dan evaluasi juga melibatkan Tim Pengurangan
Sampah Plastik Kota Denpasar. Melalui upaya ini diharapkan program pengurangan penggunaan
kantong plastik dapat dilaksanakan oleh seluruh lapisan masyarakat Kota Denpasar secara
berkelanjutan.
3. Monitoring, evaluasi dan pelaporan
Pemecahan masalah sampah di Kota Denpasar dapat tercapai antara lain dengan adanya
peningkatan kesadaran masyarakat Kota Denpasar dalam upaya pengelolaan sampah.
Pengelolaan dimaksud dimulai dari tingkat rumah tangga dan dapat dilakukan dengan cara
mengubah perilaku masyarakat melalui sosialisasi. Dalam rangka sosialisasi pengelolaan sampah
tersebut, maka dibentuk tenaga juru pantau lingkungan (JUMALI). Juru Pantau Lingkungan
(JUMALI) saat ini berjumlah 50 orang. JUMALI berperan penting untuk mengkoordinasikan
pelaksanaan sosialisasi/ permasyarakat tata kelola persampahan, memonitoring/
mengidentifikasi sumber sampah, melaksanakan sosialisasi/ penyuluhan kepada masyarakat,
berperan sebagai penggerak dan pengawasan terhadap masyarakat dalam pengumpulan dan
pemilahan sampah. Adapun pada tahun 2019 jumlah masyarakat yang mendapat sosialisasi
pengelolaan sampah dari petugas Jumali sejumlah 13.500 orang.
Gambar 3.27 Sosialisasi Pengelolaan Sampah dan Pembuatan Lubang Biopori oleh Jumali DLHK Kota Denpasar
4. Peningkatan Operasi dan Pemeliharaan Prasarana dan Sarana Persampahan
Dalam rangka meningkatkan upaya pengelolaan persampahan di Kota Denpasar, maka
diperlukan operasional dan pemeliharaan prasarana dan sarana persampahan seperti alat-alat
kerja, bahan bakar minyak, pemeliharaan armada kebersihan, penggantian suku cadang, dan
pemeliharaan depo. Pada tahun 2019 terdapat 10 (sepuluh) unit pemeliharaan depo.
54
Gambar 3.28 Pemeliharaan Salah Satu Depo di Kota Denpasar
5. Pengembangan Teknologi Pengelolaan Persampahan (Composting)
Pada kegiatan ini dilaksanakan upaya komposting yang bertujuan untuk mengurangi volume
sampah yang dibuang ke TPA. Berdasarkan perhitungan, dengan asumsi 1 orang per hari
menghasilkan 4 liter sampah dengan jumlah penduduk 914.100 jiwa dan prediksi peningkatan
volume sampah pada saat hari besar seperti galungan, kuningan nyepi kurang lebih 60% serta
10% peningkatan sampah seremonial/ kegiatan lainnya, maka produksi sampah Kota Denpasar
per tahun sebesar = 1.432.760 m³/tahun. Sedangkan volume sampah yang diangkut ke TPA
sebesar = 969.231 m³/tahun, sehingga sisa sampah Kota Denpasar sebesar 463.529 m³/tahun.
Dari nilai sisa sampah tersebut, 80% merupakan volume sampah yang tereduksi yaitu sebesar
370.823 m³/tahun atau sebesar 26%.
Tabel 3.11 Rekapitulasi Sampah Kota Denpasar Tahun 2019
NO. BULAN
DLHK KOTA
DENPASAR m³
PD. PASAR
m³
SWAKELOLA m³
SWASTA m³ DPU KOTA DENPASAR
m³ JUMLAH
1 JANUARI 47.246 4.576 5.086 17.060 26.120 76.088 2 FEBRUARI 44.078 4.256 4.714 19.760 2.152 74.960 3 MARET 45.766 4.680 5.466 14.400 2.408 72.720 4 APRIL 47.372 4.896 5.288 24.124 2.408 84.088 5 MEI 49.002 5.040 5.668 25.396 2.432 87.538 6 JUNI 46.363 4.608 5.078 21.116 2.264 79.429 7 JULI 48.716 4.936 5.582 23.348 2.496 85.078 8 AGUSTUS 48.786 4.772 4.976 22.124 2.352 83.010 9 SEPTEMBER 47.273 4.792 5.664 21.122 2.256 81.107
10 OKTOBER 45.716 4.416 5.486 20.958 2.312 78.888 11 NOPEMBER 45.373 4.616 5.316 22.548 2.600 80.453
55
12 DESEMBER 48.651 4.648 6.024 23.944 2.608 85.875
JUMLAH PER TAHUN
564.339 56.236 64.348 255.900 28.408 969.231
PERSENTASE 39,4% 3,9% 4,5% 17,86% 1,98% 67,64%
Gambar 3.29 Pelatihan Komposting di Salah Satu Depo di Kota Denpasar
Pada kegiatan ini juga dilaksanakan monitoring dan evaluasi implementasi Peaturan
Walikota Denpasar Nomor 36 Tahun 2018 tentang Pengurangan Penggunaan Kantong Plastik
dan Instruksi Walikota Denpasar No. 1 Tahun 2018 tentang Pengurangan Sampah. Berdasarkan
kegiatan monitoring yang dilakukan Pemerintah Kota Denpasar melalui Dinas Lingkungan Hidup
dan Kebersihan diketahui tingginya antusias masyarakat dalam mendukung program. Hal ini
terlihat dari hasil pemantauan pada toko-toko, pusat perbelanjaan, dan kegiatan usaha lainnya
yang menunjukkan bahwa usaha-usaha tersebut sudah melakukan program aksi berupa
pemasangan spanduk dan banner serta sosialisasi melalui audio visual. Masyarakat Kota
Denpasar juga sudah mulai terlihat membawa dan menggunakan tas ramah lingkungan sendiri
saat berbelanja.
Berdasarkan hasil monitoring dan evaluasi implementasi Peraturan Walikota Denpasar No.
36 Tahun 2018 tentang Pengurangan Penggunaan Kantong Plastik dan Instruksi Walikota
Denpasar No. 1 Tahun 2018 tentang Pengurangan Sampah yang dilaksanakan oleh Pemerintah
Kota Denpasar melalui Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan Kota Denpasar, maka diperoleh
beberapa hasil sebagai berikut.
1. Telah terjadi perubahan perilaku masyarakat yang sudah secara aktif menggunakan tas
alternatif ramah lingkungan pada saat melakukan aktivitas perberbelanjaan dan dalam
melakukan aktivitas keseharian lainnya. Dalam pelaksanaan rapat-rapat di lingkungan
kantor juga sudah terlihat adanya perubahan dalam penyajian konsumsi dengan tidak
menghidangkan konsumsi yang menggunakan kemasan plastik. Bahkan tidak sedikit juga
masyarakat yang sudah terbiasa membawa tumbler untuk mengurangi konsumsi minuman
yang menggunakan kemasan plastik sekali pakai.
2. Toko modern, pusat perbelanjaan, dan kegiatan usaha lainnya di Kota Denpasar telah aktif
mendukung program pengurangan sampah plastik di Kota Denpasar dengan tidak
56
menyediakan kantong plastik bagi konsumen, melakukan sosialisasi melalui pemasangan
spanduk, banner, audio visual, serta melalui media social.
3. Volume penggunaan kantong plastik pada toko modern dan pusat perbelanjaan telah
mengalami penurunan pada bulan Januari 2019. Berdasarkan hasil pendataan dengan
mengambil sampel pada 95 toko modern dan pusat perbelanjaan diperoleh hasil bahwa
terjadi penurunan volume penggunaan kantong plastik mencapai 1.076.859 lembar pada
bulan Januari 2019 atau dengan persentase penurunan sebesar 99,15%. Selanjutnya setelah
dilakukan pendataan penggunaan kantong plastik kembali pada bulan Mei 2019, diperoleh
hasil bahwa terjadi penurunan persentase penggunaan kantong plastik pada bulan Februari
s/d April 2019 dibandingkan bulan Januari 2019 mencapai 53% dan bahkan mencapai
99,60% jika dibandingkan dengan data konsumsi kantong plastik pada tahun 2018 (sebelum
penerapan Peraturan Walikota Denpasar No. 36 Tahun 2018 tentang Pengurangan
Penggunaan Kantong Plastik). Grafik penurunan penggunaan kantong plastik pada toko
modern dan pusat perbelanjaan, pasar rakyat, dan toko/ warung/ usaha lainnya disajikan
berturut-turut pada Gambar 3.32 s/d 3.34
4. Adanya apresiasi dari Bapak Presiden RI, Ir. H. Joko Widodo tentang program pengurangan
penggunaan kantong plastik yang dilaksanakan oleh Pemerintah Kota Denpasar melalui
penerapan Peraturan Walikota Denpasar Nomor 36 Tahun 2018. Hal tersebut disampaikan
saat kunjungan kerja Kepala Negara di Kawasan Pasar Badung dan Taman Kumbasari Tukad
Badung pada hari Sabtu, tanggal 18 Mei 2019. Beliau menyampaikan bahwa apa yang telah
dilakukan Pemerintah Kota Denpasar yang mulai mengganti plastik dengan tas ramah
lingkungan, sangat bagus. Beliau berharap kebijakan ini bisa ditiru oleh daerah lain karena
urusan plastik juga merupakan perhatian bersama dan sudah menjadi isu internasional.
Gambar 3.30 Grafik Pengurangan Penggunaan Kantong Plastik pada Toko Modern dan Pusat Perbelanjaan Sesudah Penerapan Perwali No. 36 Tahun 2018 tentang Pengurangan
Penggunaan Kantong Plastik
Rata-rata perbulan di tahun
2018Januari 2019
Rata-rata perbulan selama
Februari s/d April2019
Jumlah (lembar) 1,086,114 9,255 4,350
0
200,000
400,000
600,000
800,000
1,000,000
1,200,000
JUM
LAH
(LE
MB
AR
)
57
Gambar 3.31 Grafik Pengurangan Penggunaan Kantong Plastik pada Pasar Rakyat Sesudah Penerapan Perwali No. 36 Tahun 2018 tentang Pengurangan Penggunaan Kantong Plastik
Gambar 3.32 Grafik Pengurangan Penggunaan Kantong Plastik pada Toko/ Warung/ Usaha Lainnya Sesudah Penerapan Perwali No. 36 Tahun 2018 tentang Pengurangan Penggunaan
Kantong Plastik
Gambar 3.33 Berita Media Cetak Mengenai Apresiasi Bapak Presiden RI, Ir.H. Joko Widodo terhadap Implementasi Perwali No. 36 Tahun 2018 tentang Pengurangan Penggunaan Kantong
Plastik di Kota Denpasar
6. Sosialisasi Kebijakan Pengelolaan Persampahan
Kegiatan Sosialisasi Kebijakan Pengelolaan Persampahan dilaksanakan melalui pengawasan
dan penertiban/ tindakan represif yustitia terhadap masyarakat yang kedapatan melakukan
pelanggaran peraturan kebersihan lingkungan yang dilanjutkan dengan proses penyidikan dan
pemberkasan perkara tindak pidana ringan (Tipiring) untuk diteruskan ke persidangan baik di
SebelumPenerapan
Setelahpenerapan
Jumlah (lembar) 2,851,410 1,023,621
0
500,000
1,000,000
1,500,000
2,000,000
2,500,000
3,000,000
JUM
LAH
(LE
MB
AR
)
SebelumPenerapan
Setelahpenerapan
Jumlah (lembar) 385,162 70,057
0
50,000
100,000
150,000
200,000
250,000
300,000
350,000
400,000
450,000
JUM
LAH
(LE
MB
AR
)
58
dalam Pengadilan Negeri Denpasar maupun kegiatan persidangan di tempat. Hal ini dilakukan
mengingat masih adanya masyarakat yang melanggar ketentuan/ peraturan kebersihan yang
telah ditetapkan meskipun berbagai upaya telah dilaksanakan dalam sosialisasi atau
pemasyarakatan peraturan-peraturan kebersihan di Kota Denpasar baik melalui media cetak dan
media elektronik seperti iklan kebersihan yang dikemas dalam bentuk wayang maupun dagelan
(televisi, radio) poster/ baliho stiker, dan sosialisasi ke sekolah-sekolah, kerumah-rumah warga
masyarakat dan tempat umum lainnya.
Untuk menjaga kebersihan lingkungan, Kota Denpasar telah memiliki dasar hukum yang
mengacu pada Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2008 Tentang Pengelolaan
Sampah, Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 81 Tahun 2012 Tentang Pengelolaan
Sampah Rumah Tangga dan Sejenis Sampah Rumah Tangga Lainnya, yaitu Peraturan Daerah
Nomor 1 Tahun 2015 Tentang Ketertiban Umum, Peraturan Daerah Nomor 3 Tahun 2015
Tentang Pengelolaan Sampah, Peraturan Walikota Denpasar Nomor 11 Tahun 2016 Tentang Cata
Cara Pengelolaan dan Pembuangan Sampah di Kota Denpasar, dan Peraturan Walikota Denpasar
Nomor 36 Tahun 2018 tentang Pengurangan Penggunaan Kantong Plastik.
Adapun jumlah pelanggaran yang disidangkan di setiap kecamatan di Kota Denpasar pada
tahun 2019 disajikan pada Tabel 3.12.
Tabel 3.12 Jumlah Pelangaran yang Disidangkan di Setiap Kecamatan Pada Tahun 2019
No. Nama Kecamatan Jumlah
1. Camat Denpasar Utara 13 orang
2. Camat Denpasar Barat 20 orang
3. Camat Denpasar Selatan 19 orang
4. Camat Denpasar Timur 18 orang
Gambar 3.34 Pelaksanaan Sidang Yustisia terhadap Pelanggaran Kebesihan di Kota Denpasar tahun 2019
59
7. Kerjasama Pengelolaan Persampahan
Kegiatan Kerjasama Pengelolaan Persampahan merupakan salah satu upaya untuk
mengurangi volume sampah yang dibuang ke TPS/TPA dengan melakukan pengelolaan sampah
di sumbernya. Adapun pada tahun 2019 kegiatan Kerjasama Pengelolaan Persampahan yang
telah dilaksanakan oleh Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan Kota Denpasar mencakup
penyuluhan dan sosialisasi kelompok swakelola kebersihan serta Pemutakhiran Data
Pengelolaan Persampahan.
Pekerjaan Pemutakhiran Data Pengelolaan Persampahan pada tahun 2019 ini dilaksanakan
di Kecamatan Denpasar Timur dan Utara. Pekerjaan ini bertujuan untuk melakukan penelusuran/
inventarisasi pengelolaan persampahan di Kecamatan Denpasar Timur dan Utara yang
mencakup pemetaan titik koordinat, inventarisasi volume sampah ruas jalan, inventarisasi
kondisi pengelolaan persampahan, pendataan pengelolaan persampahan TPSS (kontainer), TPS
(depo), TPST, swakelola sampah, bank sampah dan data layanan penyapuan, serta pengangkutan
di ruas jalan yang menjadi layanan Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan Kota Denpasar.
Penyuluhan dan sosialisasi kelompok swakelola kebersihan bertujuan untuk memberikan
pemahaman terhadap peraturan pengelolaan sampah bagi kelompok swakelola sampah
termasuk menyosialisasikan tugas dan tanggung jawab kelompok swakelola sesuai Peraturan
Walikota Nomor 76 Tahun 2019 tentang Pelaksanaan Swakelola Pengelolaan Sampah di Kota
Denpasar. Untuk tahun 2019 penyuluhan telah dilaksanakan terhadap 60 (enam puluh)
kelompok swakelola kebersihan di Kota Denpasar. Berdasarkan hasil penyuluhan dan sosialisasi
diketahui bahwa secara keseluruhan kelompok swakelola kebersihan sudah berjalan cukup baik
namun perlu dilakukan peningkatan kinerja dengan melengkapi unsur administrasi, unsur teknis,
unsur SDM, serta melaporkan hasil penanganan sampah ke Dinas Lingkungan Hidup dan
Kebersihan Kota Denpasar.
Gambar 3.35 Penyuluhan dan Sosialisasi Kepada Kelompok Swakelola Kebersihan di Kota Denpasar Tahun 2019
60
Adapun beberapa hambatan/kendala yang ditemukan pada sasaran meningkatnya
pengelolaan sampah di Kota Denpasar tahun 2019 yaitu sebagai berikut.
1. Belum optimalnya upaya pengelolaan sampah di sumber, baik di tingkat rumah tangga
maupun di tingkat desa/ kelurahan (skala kawasan).
2. Masih banyak kelompok swakelola kebersihan yang belum mengetahui tentang regulasi
pengelolaan sampah di Kota Denpasar serta masih terdapat kelompok swakelola kebersihan
yang bersifat mandiri dan belum terdaftar di Desa/Lurah.
3. Kelompok swakelola melakukan pemilahan namun belum mendata jumlah sampah yang
terpilah dari hasil pemilahan.
4. Pencatatan atau sistem administrasi bank sampah masih banyak dilakukan secara manual
karena keterbatasan sarana seperti komputer atau laptop. Terlebih lagi jika bank sampah
akan diitegrasikan dengan sistem aplikasi berbasis web dan mobile, maka tentu saja sarana
seperti komputer dan laptop sangat dibutuhkan untuk mempermudah dan mendukung
pelaksanaan aplikasi dimaksud.
5. Bank sampah saat ini lebih banyak melakukan pengumpulan sampah anorganik saja
mengingat keterbatasan sumber daya manusia dan keterbatasan alat pencacah sampah
organik yang dimiliki masing-masing bank sampah, terlebih lagi 70% volume sampah yang
dihasilkan oleh masyarakat adalah sampah organik yang notabene perlu pengelolaan sebelum
dibawa ke Tempat Pemrosesan Akhir (TPA).
Untuk mengatasi permasalahan tersebut solusi yang dapat dilakukan yaitu sebagai berikut.
1. Mengoptimalkan pembentukan swakelola sampah di masing-masing desa/ kelurahan.
Pembentukan swakelola ke depannya diharapkan tidak hanya melakukan pengangkutan
sampah saja, tetapi juga pengolahan sampah di sumber/ skala kawasan. Selain itu, pihak desa/
kelurahan juga dapat bekerja sama dengan pihak ketiga dalam melakukan pengelolaan
sampah di sumber melalui dana desa/ BUMDES. Harapannya melalui pengelolaan sampah di
sumber, sampah yang dibuang ke TPA dapat diminimalisir dan pada akhirnya hanya residu
sampah saja yang dibuang ke TPA.
2. Untuk permasalahan masih adanya kelompok swakelola yang bersifat mandiri dan belum
terdaftar di desa/kelurahan, maka solusi yang dapat dilakukan yaitu melakukan sosialisasi
kepada Desa/Lurah dan kelompok swakelola agar keberadaan dan kegiatan semua kelompok
swakelola tercatat dan diawasi di kantor desa/kelurahan.
3. Melaksanakan sosialisasi tentang Peraturan Walikota Denpasar Nomor 11 Tahun 2016
tentang Tata Cara Pembuangan dan Pengelolaan Sampah di Kota Denpasar serta Peraturan
Walikota Denpasar Nomor 76 Tahun 2019 tentang Pelaksanaan Swakelola Pengelolaan
Sampah di Kota Denpasar kepada pihak masyarakat untuk ikut swakelola kebersihan dalam
61
penanganan sampah serta melakukan pemilahan sampah organik dan anorganik secara
mandiri dari tingkat rumah tangga.
4. Mengacu pada Peraturan Walikota Nomor 76 Tahun 2019 tentang Pelaksanaan Swakelola
Pengelolaan Sampah di Kota Denpasar agar kelompok swakelola melakukan pemilahan dan
mendata hasil pemilahan sampah sehingga terdapat data pengurangan jumlah volume
sampah yang masuk ke TPS / TPA dari kelompok swakelola kebersihan.
5. Memberikan bantuan sarana dan prasarana bank sampah berupa mesin pencacah sampah
dan komputer/ laptop melalui tahapan pengajuan proposal terlebih dahulu kepada
Pemerintah Kota Denpasar.
6. Mengajak pihak akademisi, komunitas peduli lingkungan dan pihak swasta untuk bersama-
sama mengembangkan inovasi, kreativitas dan aksi-aksi peduli lingkungan lainnya dalam
rangka pengurangan sampah terutama di tingkat rumah tangga.
3.3 Realisasi Anggaran
Dalam rangka pelaksanaan tugas pokok dan fungsi dalam perlindungan dan pengelolaan
lingkungan hidup dan kebersihan di Kota Denpasar, Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan
mendapat dukungan dana sebesar Rp 118.404.052.226 dari APBD Pemerintah Kota Denpasar
pada tahun 2019, dengan nilai belanja langsung sebesar Rp 90.699.409.356 dan belanja tidak
langsung sebesar 27.704.642.870. Adapun realisasi anggaran pada Dinas Lingkungan Hidup dan
Kebersihan baik belanja langsung maupun tidak langsung sebesar Rp 102.137.177.876 atau
sebesar 86,26%, dengan realisasi anggaran untuk belanja langsung sebesar Rp 78.285.516.030
atau 86,31% dan realisasi anggaran untuk belanja tidak langsung sebesar Rp 23.851.661.846 atau
86,09%.
Jika dilihat dari realisasi anggaran per sasaran, penyerapan anggaran terbesar terdapat pada
program/ kegiatan di sasaran Meningkatnya Kualitas Tutupan Lahan dengan persentase
penyerapan sebesar 95,72%, sedangkan penyerapan terkecil pada program/kegiatan di sasaran
Meningkatnya Pengelolaan Sampah dengan persentase penyerapan sebesar 85,73%.
Anggaran dan realisasi belanja langsung tahun 2019 yang dialokasikan untuk mendukung
program serta kegiatan dalam pencapaian sasaran disajikan pada Tabel 3.13, sedangkan
anggaran dan realisasi per program serta kegiatan masing-masing disajikan pada Tabel 3. 14 dan
3.15.
62
Tabel 3.13 Anggaran dan Realisasi Belanja Langsung per Sasaran Tahun 2019
No
Sasaran Strategis
Kinerja Anggaran
Target Realisasi %Realisasi Target (Rp) Realisasi
(Rp) %Realisasi
1 2 3 4 5 6 7 8
1. Meningkatnya kualitas air
45 49,68 110,4% 1.388.761.116 1.244.989.746 89,65%
2. Meningkatnya kualitas udara
86 85,014 98,85% 425.558.710 400.753.059 94,17%
3.
Meningkatnya kualitas tutupan lahan
32 37,11 115,97% 978.870.573 931.586.073 95,16%
4.
Meningkatnya pengelolaan sampah
26% 26% 161,54% 47.350.028.947 40.557.041.118 85,65%
Tabel 3.14 Anggaran dan Realisasi Belanja Langsung per Program Tahun 2019
Untuk Program yang Mendukung Capaian Sasaran Strategis
No
Program Anggaran
Target (Rp) Realisasi (Rp) %Realisasi
1 2 3 4 5
1. Pengembangan Kinerja Pengelolaan Persampahan
47.350.028.947 40.557.041.118 85,65%
2. Pengendalian Pencemaran dan Perusakan Lingkungan Hidup
1.388.761.116 1.244.989.746 89,6%
3. Perlindungan dan Konservasi Sumber Daya Alam
272.481.500 263.061.400 96,5%
4.
Rehabilitasi dan Pemulihan Cadangan SDA
167.177.073 165.817.073 99,19%
5. Peningkatan Kualitas dan Akses Informasi Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup
166.391.500 132.282.100 79,50%
6. Peningkatan Pengedalian Polusi 425.558.710 400.753.059 94,17%
7. Pengelolaan Ruang Terbuka Hijau 372.820.500 370.425.500 99,36%
63
Tabel 3.15 Anggaran dan Realisasi Belanja Langsung pada Masing-masing Kegiatan Tahun 2019
No. Program/ Kegiatan Anggaran
Target (Rp) Realisasi (Rp) % Realisasi
1 2 3 4 5
Belanja DLHK 118.404.052.226 102.137.177.876 86.26%
Belanja Tidak Langsung 27.704.642.870 23.851.661.846 86.09%
1. Belanja Pegawai 27.704.642.870 23.851.661.846 86.09%
Belanja Langsung 90.699.409.356 78.285.516.030 86.31%
1 Program Pelayanan Administrasi Perkantoran
1.1 Kegiatan Pelayanan Administrasi Perkantoran
38.357.053.887
33.325.878.914 86.88%
2 Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur
2.1 Kegiatan Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur
1.837.136.123 1.566.272.500 85.26%
3 Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur
3.1 Kegiatan Pendidikan dan Pelatihan Formal
362.000.000 285.994.620 71.55%
4 Program pengembangan Kinerja Pengelolaan Persampahan
47.350.028.947 40.557.041.118 85,65%
4.1 Penyediaan Prasarana dan Sarana Pengelolaan Persampahan
10.387.117.000 9.590.868.021 92.33%
4.2 Peningkatan Operasi dan Pemeliharaan Prasarana dan Sarana Persampahan
35.291.679.000 29.414.005.250 83.35%
4.3 Pengembangan Teknologi Persampahan
754.573.490 717.110.790 95.04%
4.4 Sosialisasi Kebijakan Pengelolaan Persampahan
133.724.679 95.044.679 71.07%
4.5 Peningkatan Peran Serta Masyarakat Dalam Pengelolaan Persampahan
488.061.250 448.521.250 91.90%
4.6 Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan
103.289.528 100.966.128 97.75%
4.7 Kerjasama Pengelolaan Persampahan
191.584.000 190.525.000 99.45%
64
No. Program/ Kegiatan Anggaran
Target (Rp) Realisasi (Rp) % Realisasi
1 2 3 4 5
5.
Program Pengendalian Pencemaran dan Perusakan Lingkungan Hidup
1.388.761.116 1.244.989.746 89,6%
5.1 Koordinasi Penilain Kota Sehat/ Adipura
10.044.316 3.294.316 32.80%
5.2 Koordinasi Penilaian Langit Biru
115.603.440 109.818.320 95.00%
5.3 Pemantauan kualitas lingkungan
247.325.851 213.917.351 86.49%
5.4 Pengawasan Pelaksanakan Kebijakan Bidang Lingkungan Hidup
34.999.725 18.124.725 51.79%
5.5 Pengelolaan B3 danLimbah B3
114.622.660 114.622.660 100%
5.6 Koordinasi Pengelolaan Prokasih / Superkasih
403.167.424 397.492.424 98.59%
5.7 Penyusunan Kebijakan Pengendalian Pencemaran dan Perusakan Lingkungan Hidup
45.398.000 29.594.650 65.19%
5.8 Koordinasi Penyusunan Amdal
71.241.700 68.490.700 96,14%
5.9 Peningkatan Peran Serta Masyarakat dalam Pengendalian Lingkungan Hidup
325.383.000 275.834.600
84.77%
5.10 Pengendalian dan Pengawasan Implementasi dokumen lingkungan
20.975.000 13.800.000 65.79%
6 Program Perlindungan dan Konservasi Sumber Daya Alam
272.481.500 263.061.400 96,5%
6.1 Pengendalian Dampak Perubahan Iklim
56.438.000 53.466.400 94.73%
6.2 Peningkatan Peran Serta Masyarakat dalam Perlindungan dan Konservasi SDA
216.043.500 209.595.000 97.02%
7 Program Rehabilitasi dan Pemulihan cadangan sumber daya alam
167.177.073 165.817.073 99,19%
7.1 Rehabilitasi Hutan dan Lahan
167.177.073 165.817.073 99.19%
8. Program Peningkatan Kualitas dan akses Informasi
166.391.500 132.282.100 79,50%
65
No. Program/ Kegiatan Anggaran
Target (Rp) Realisasi (Rp) % Realisasi
1 2 3 4 5
Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup
8.1 Penyusunan data sumber daya alam dan neraca sumber daya hutan (NSDH) nasional dan daerah
166.391.500 132.282.100 79.50%
9 Program Peningkatan Pengendalian Polusi
425.558.710 400.753.059 94,17%
9.1 Pengujian Emisi Kendaraan Bermotor
190.690.320 179.179.559 93.96%
9.2 Pengujian Emisi Udara Akibat Aktifitas Industri
64.845.297 61.951.407 95.94%
9.3 Pengujian Kadar Polusi Limbah Padat dan Limbah Cair
170.023.093 159.622.093 93.88%
10 Program Pengelolaan Ruang Terbuka Hijau (RTH)
372.820.500 370.425.500 99,36%
10.1 Pemeliharaan RTH 372.820.500 370.425.500 99.36%
Jika dilakukan analisis efisiensi penggunaan sumber daya pada masing-masing sasaran yang
capaian indkator kinerjanya telah mencapai 100% atau lebih maka diperoleh bahwa dari empat
sasaran terdapat tiga sasaran yang mengalami efisiensi anggaran diantaranya sasaran
meningkatnya kualias air, meningkatnya indeks kualitas tutupan lahan, dan meningkatnya
pengelolaan sampah dengan tingkat efisiensi disajikan pada Tabel. 3.16.
Tabel 3.16 Analisis Efisiensi Penggunaan Sumber Daya pada Masing-masing Sasaran
No. Sasaran Indikator KInerja % Capaian
Kinerja %Penyerapan
Anggaran Tingkat Efisiensi
1 2 3 4 5 6
1. Meningkatnya kualitas air
Indeks kualitas air
110,4% 89,65% 10,35%
2. Meningkatnya kualitas tutupan lahan
Indeks kualitas tutupan lahan
115,97% 95,72% 4,28%
3. Meningkatnya pengelolaan sampah
Persengtase volume sampah tereduksi
161,54 85,73% 14,27%
66
Berdasarkan tabel tersebut diketahui bahwa persentase penyerapan anggaran pada
sasaran meningkatnya kualitas air sebesar 89,65% atau dengan tingkat efisiensi 10,35%.
Persentase penyerapan anggaran pada sasaran meningkatnya kualitas tutupan lahan sebesar
95,72% atau dengan tingkat efisiensi 4,28% dan persentase penyerapan anggaran pada sasaran
meningkatnya pengelolaan sampah sebesar 85,73% atau dengan tingkat efisiensi 14,27%.
67
BAB 4
Penutup
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) selain merupakan media pertanggungjawaban,
juga berfungsi sebagai sarana peningkatan kinerja instansi pemerintah. Sebagai bahan
pertanggung jawaban, LKjIP Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan Kota Denpasar ini
merupakan sarana introspeksi diri bagi seluruh staf di lingkungan Dinas Lingkungan Hidup dan
Kebersihan Kota Denpasar dan diharapkan dapat memberikan umpan balik yang sangat
diperlukan dalam pengambilan keputusan serta berguna dalam penyusunan rencana di masa
mendatang. Keberhasilan yang sudah dicapai merupakan hasil kerjasama dan partisipasi semua
pihak dan diharapkan dapat dipertahankan dan ditingkatkan lagi.
Keberhasilan yang dicapai Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan Kota Denpasar juga
tidak terlepas dari hambatan – hambatan yang dijumpai, baik bersifat internal maupun eksternal.
Kondisi ini diantisipasi dengan cara melakukan evaluasi secara berkala atas kendala/hambatan
yang dijumpai, sehingga diketahui penyebab timbulnya hambatan-hambatan dalam pencapaian
kinerja. Menyadari hal tersebut, Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan Kota Denpasar telah
mempersiapkan strategi-strategi pemecahannya, sehingga tahun-tahun mendatang hambatan-
hambatan tersebut dapat diminimalisir.
Hasil laporan kinerja Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan Kota Denpasar tahun 2018
dapat disampaikan sebagai berikut.
1. Berdasarkan hasil analisis, diperoleh bahwa dari empat indikator sasaran yaitu sasaran
meningkatnya kualitas air, meningkatnya kualitas udara, meningkatnya kualitas tutupan
lahan dan meningkatnya pengelolaan sampah, terdapat tiga indikator yang mencapai target
yaitu indikator pada sasaran meningkatnya kualitas air, meningkatnya kualitas tutupan
lahan, dan meningkatnya pengelolaan sampah dengan persentase capaian kinerja berturut-
turut sebesar 110,4%; 115,97%; dan 100%.
2. Pada indikator sasaran meningkatnya kualitas udara diperoleh capaian kinerja yang belum
mencapai target, dengan nilai persentase capaian kinerja sebesar 98,85%. Hal ini
dipengaruhi oleh tingginya aktivitas kendaraan di ruas-ruas jalan di Kota Denpasar, adanya
penebangan pohon akibat alih fungsi lahan, dan kurangnya kesadaraan masyarakat dalam
melakukan perawatan kendaraan sehingga menyebabkan emisi yang dihasilkan melebihi
baku mutu. Selain itu, adanya musim kemarau yang panjang di Kota Denpasar pada tahun
2019 juga turut menyebabkan kualitas udara di Kota Denpasar mengalami penurunan.
68
3. Langkah-langkah yang perlu diambil untuk mengatasi permasalahan yang dihadapi dapat
dirumuskan sebagai berikut.
– Pada sasaran meningkatnya kualitas air yaitu meningkatkan pembinaan dan pengawasan
terhadap usaha dan/atau kegiatan yang berpotensi menimbulkan pencemaran air.
– Pada sasaran meningkatnya kualitas udara yaitu meningkatkan koordinasi dengan
berbagai pemangku kepentingan untuk mewujudkan program green transportation di
Kota Denpasar, memperbanyak ruang terbuka hijau sebagai penyerap polutan di udara,
dan menggalakkan kembali program Kawasan Emisi Bersih di beberapa kawasan di Kota
Denpasar.
– Pada sasaran meningkatnya kualitas tutupan lahan yaitu melakukan penanaman pohon,
pengembangan taman kehati dan kampung hijau.
– Pada sasaran meningkatnya pengelolaan sampah yaitu meningkatkan partisipasi
masyarakat dalam melakukan pengelolaan sampah di sumber, mengajak masyarakat
aktif menjadi nasabah bank sampah, melakukan optimalisasi swakelola oleh desa/
kelurahan, melakukan optimalisasi Tempat Penampungan Sementara menjadi Tempat
Pengolahan Sampah 3R dalam rangka mewujudkan optimalisasi pengelolaan sampah
skala kawasan.
Denpasar, 14 Januari 2020 Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan
Kota Denpasar
I Ketut Wisada, SE., M.Si
Pembina Utama Muda NIP. 19600824 198603 1 021
69
Lampiran
Lampiran 1. Pengukuran Kinerja Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan Kota Denpasar
No
Sasaran Strategis Indikator Satuan Tahun 2019
Target Realisasi %
Realisasi
1 2 3 4 5 6 7
1. Meningkatnya kualitas air
Indeks kualitas air
- 45 49,68 110,4%
2. Meningkatnya kualitas udara
Indeks kualitas udara
- 86 85,014 98,85%
3.
Meningkatnya kualitas tutupan lahan
Indeks kualitas tutupan lahan
- 32 37,11 115,97%
4. Meningkatnya pengelolaan sampah
Persentase volume sampah tereduksi
% 26% 26% 100%
70
Lampiran 2. Piagam Penghargaan Atas Prestasi yang Diraih di Bidang Pengelolaan Lingkungan
Hidup
71
72
73
74