INDERA KEENAM DAN STIGMA PADA TOKOH- TOKOH DALAM … filePertama-tama puji syukur penulis panjatkan...
Transcript of INDERA KEENAM DAN STIGMA PADA TOKOH- TOKOH DALAM … filePertama-tama puji syukur penulis panjatkan...
4
SKRIPSI
INDERA KEENAM DAN STIGMA PADA TOKOH-
TOKOH DALAM MANGA SAIKOMETORAA EIJI
KARYA YUMA ANDO
NI PUTU SUASTINI KUSUMAWATI
1301705033
PROGRAM STUDI SASTRA JEPANG
FAKULTAS ILMU BUDAYA
UNIVERSITAS UDAYANA
DENPASAR
2017
4
SKRIPSI
INDERA KEENAM DAN STIGMA PADA TOKOH-
TOKOH DALAM MANGA SAIKOMETORAA EIJI
KARYA YUMA ANDO
NI PUTU SUASTINI KUSUMAWATI
1301705033
PROGRAM STUDI SASTRA JEPANG
FAKULTAS ILMU BUDAYA
UNIVERSITAS UDAYANA
DENPASAR
2017
4
INDERA KEENAM DAN STIGMA PADA TOKOH-
TOKOH DALAM MANGA SAIKOMETORAA EIJI
KARYA YUMA ANDO
Skripsi Untuk Memperoleh Gelar Sarjana
Pada Program Studi Sastra Jepang
Universitas Udayana
NI PUTU SUASTINI KUSUMAWATI
NIM 1301705033
FAKULTAS ILMU BUDAYA
UNIVERSITAS UDAYANA
DENPASAR
2017
i
4
ii
4
SUSULAN PENELITIAN SKRIPSI INI TELAH DISETUJUI
DAN
DINILAI OLEH PANITIA PENGUJI PADA
PROGRAM STUDI SASTRA JEPANG FAKULTAS ILMU
BUDAYA UNIVERSITAS UDAYANA
PADA TANGGAL 8 AGUSTUS 2017
iii
4
UCAPAN TERIMA KASIH
Pertama-tama puji syukur penulis panjatkan kehadapan Ida Sang Hyang
Widhi Wasa/Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat dan anugerah-Nya
skripsi yang berjudul “Indera Keenam pada Tokoh-Tokoh dalam Manga
Saikometoraa Eiji Karya Yuma Ando” dapat diselesaikan dengan lancar dan tepat
waktu. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar sarjana
pada jenjang strata satu Program Studi Sastra Jepang di Fakultas Ilmu Budaya
Universitas Udayana.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada Ngurah Indra Pradhana, S.S., M.Hum., selaku dosen
pembimbing I yang telah rela meluangkan waktu di sela-sela kesibukannya
dengan memberikan arahan dan saran, serta dorongan kepada penulis dalam
penyelesaian skripsi ini. Terima kasih yang sebesar-besarnya pula penulis
sampaikan kepada Silvia Damayanti, S.S., M.Hum., selaku dosen pembimbing II
yang selalu meluangkan waktunya serta dengan sangat sabar membimbing,
memberikan arahan dan saran kepada penulis dalam penyelesaian skripsi ini.
Ucapan terima kasih ditujukan pula kepada Rektor Universitas Udayana Prof. Dr.
dr. Ketut Suastika, Sp.PD-KEMD., atas kesempatan dan fasilitas yang diberikan
kepada penulis untuk mengikuti dan menyelesaikan pendidikan strata satu di
Universitas Udayana. Penulis ucapkan terima kasih pula kepada Prof. Dr. Ni Luh
Sutjiati Beratha, M.A., selaku Dekan Fakultas Ilmu Budaya Universitas Udayana
atas izin yang diberikan untuk mengikuti dan menyelesaikan pendidikan program
sarjana. Terima kasih yang sebesar-besarnya penulis sampaikan kepada Ni Luh
iv
4
Putu Ari Sulatri, S.S., M.Si., selaku Koordinator Program Studi Sastra Jepang
Fakultas Ilmu Budaya Universitas Udayana. Ucapan terima kasih disertai
penghargaan kepada seluruh dosen Program Studi Sastra Jepang yang telah
memberikan pengetahuan, pengalaman, dan bimbingannya selama di bangku
perkuliahan. Pada kesempatan ini, penulis juga tidak lupa menyampaikan terima
kasih kepada para dosen penguji skripsi yang telah memberikan masukan, saran,
dan koreksi sehingga skripsi ini dapat diselesaikan.
Terima kasih penulis ucapkan kepada Direktorat Jenderal Pendidikan
Tinggi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, melalui program Beasiswa
Bidikmisi yang telah membantu meringankan biaya kuliah selama menuntut ilmu
di Program Studi Sastra Jepang Fakultas Ilmu Budaya Universitas Udayana.
Terima kasih kepada verifikator Yoshiko Ueno yang telah banyak membantu
dalam proses penyelesaian penulisan skripsi ini. Orang tua tercinta, I Gede Kasep
dan Ni Luh Sumersih, adik-adik tersayang Sugiana, Siri Pradnyani, dan Suarbawa,
serta seluruh keluarga terima kasih atas kasih sayang, doa dan dukungan baik
moral maupun finansial yang tidak pernah putus diberikan kepada penulis selama
ini. Penulis juga sampaikan terima kasih kepada orang terkasih Nika Astiawan,
sahabat-sahabat tersayang Mita, Cyntia, Nining, dan Gung Diyah yang selalu
memberikan semangat dan motivasi dalam proses penyelesaian skripsi ini, serta
teman-teman seperjuangan Program Studi Sastra Jepang angkatan 2013 yang
tidak dapat penulis sebutkan satu per satu, yang telah setia memberikan bantuan
selama mengikuti perkuliahan. Rasa terima kasih juga penulis sampaikan kepada
para kouhai (adik tingkat) Nio yang selalu memberi dukungan dan semangat, Nata
4
yang telah membantu merekomendasikan verifikator dan memberi banyak
masukan dalam penulisan skripsi ini.
Penulis menyadari keterbatasan kemampuan yang dimiliki, sehingga
skripsi ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, penulis sangat
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari berbagai pihak agar
skripsi ini dapat menjadi lebih baik demi kepentingan penulisan yang akan
dilakukan selanjutnya. Akhir kata dengan kerendahan hati, penulis berharap
skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.
Denpasar, Agustus 2017
Penulis
4
ABSTRAK
Skripsi ini berjudul “Indera Keenam pada Tokoh-Tokoh dalam Manga
Saikometoraa Eiji Karya Yuma Ando”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
bentuk-bentuk kemampuan indera keenam serta reaksi tokoh-tokoh lain terhadap
tokoh-tokoh yang memiliki indera keenam.
Metode yang digunakan dalam penelitian adalah metode deskriptif analisis.
Penelitian ini menggunakan teori psikologi sastra Wellek dan Warren (1993),
teori extra sensory perception JB. Rhine (1997), teori semiotika Marcel Danesi
dan Scoutt McCloud (2010).
Berdasarkan hasil penelitian, terdapat dua bentuk indera keenam yang
dimiliki empat tokoh. Kedua bentuk indera keenam tersebut yaitu, precognition
yang dimiliki oleh tokoh Eiji, Ikushima dan Akagi, sedangkan retrocognition
dimiliki oleh tokoh Eiji dan Tatsuhiko. Terdapat empat cara untuk menggali
informasi melalui kemampuan indera keenam yaitu, melalui intuisi, mimpi,
psychometry, dan mediumship.
Terdapat dua jenis tokoh berdasarkan sifatnya yang menunjukkan reaksi
terhadap tokoh-tokoh yang memiliki kemampuan indera keenam, yaitu tokoh
protagonis dan antagonis. Tokoh protagonis cenderung menunjukkan reaksi yang
bersifat positif terhadap tokoh-tokoh yang memiliki kemampuan indera keenam,
yang terdiri dari tokoh Emi, Yuusuke, dan Ryouko. Sedangkan tokoh antagonis
cenderung menunjukkan reaksi negatif, yang terdiri dari tokoh Haneyama dan
Akira.
Kata kunci : indera keenam, kepribadian, reaksi tokoh lain
vii
4
要旨
本論分の題名は『「安童夕馬」作「サイコメトラーエイジ」の漫画
における登場人物の第六感である。この研究の目的は第六感能力の形状.
第六感を持った人物に対する反応を整理することである。
本研究で使用した方法論は記述的データ分析である。使用された理
論は Wellek と Warren (1993)の文理心理学の理論、JB. Rhine (1997)の第六
感の理論、Marcel Danesi と Scoutt McCloud (2010)の記号論である。
分析の結果、四人の人物を持つ、二つの種類の第六感が見られる。
二つのうちの種類は、予知の形状は エイジ、生島、あかぎが持ち、再認
識の形状はエイジと達彦が持つ。第六感能力によって情報を入手するため
の四つの方法は直感、夢、サイコメトリー、メディムシップである。
第六感能力を持った人物に対する反応には二つの性格がある。同調
者と敵対者である。同調者では第六感能力を持った人物によい反応をしめ
す、恵美、祐介、良子である。一方の、敵対者は悪い反応をしめす、羽山
とあきらである。
キーワード:第六感、人格、他の人物の反応
4
DAFTAR ISI
SAMPUL DEPAN
SAMPUL DALAM
UCAPAN TERIMA KASIH i
ABSTRAK iv
要旨 v
DAFTAR ISI vi
DAFTAR GAMBAR ix
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Rumusan Masalah 5
1.3 Tujuan Penelitian 5
1.3.1 Tujuan Umum 5
1.3.2 Tujuan Khusus 5
1.4 Manfaat Penelitian 6
1.4.1 Manfaat Akademik 6
1.4.2 Manfaat Praktis 6
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN KERANGKA TEORI
2.1 Kajian Pustaka 7
2.2 Konsep 13
2.2.1 Indera Keenam 15
2.2.2 Reaksi Tokoh Lain 16
2.2.3 Kepribadian 16
2.3 Kerangka Teori 16
2.3.1 Psikologi Sastra Wellek dan Waren 17
2.3.2 Teori Extra Sensory Perception 18
2.3.4 Teori Semiotika 21
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Rancangan Penelitian 23
3.2 Ruang Lingkup Penelitian 24
viii
4
3.3 Penentuan Sumber Data 25
3.4 Metode dan Teknik Pengumpulan Data 25
3.5 Metode dan Teknik Penganalisisan Data 25
3.6 Metode dan Teknik Penyajian Hasil Analisis 26
BAB IV PENGARANG DAN KARYA-KARYANYA
4.1 Riwayat Yuma Ando 27
4.2 Karya-Karya Yuma Ando 28
BAB V PENGGAMBARAN INDERA KEENAM YANG DIMILIKI
TOKOH-TOKOH DALAM MANGA SAIKOMETORAA EIJI KARYA
YUMA ANDO
5.1 Precognition 35
5.1.1 Tokoh Eiji 35
5.1.2 Tokoh Ikushima 51
5.1.3 Tokoh Akagi 58
5.2 Retrocognition 65
5.2.1 Tokoh Eiji 66
5.2.2 Tokoh Tatsuhiko 71
BAB VI REAKSI TOKOH-TOKOH LAIN TERHADAP KEMAMPUAN
INDERA KEENAM YANG DIMILIKI OLEH TOKOH-TOKOH DALAM
MANGA SAIKOMETORAA EIJI KARYA YUMA ANDO
6.1 Reaksi Tokoh-Tokoh Protagonis 78
6.1.1 Reaksi Tokoh Emi 78
6.1.2 Reaksi Tokoh Yuusuke 83
6.1.3 Reaksi Tokoh Ryouko 93
6.2 Reaksi Tokoh-Tokoh Antagonis 96
6.2.1 Reaksi Tokoh Haneyama 96
6.2.2 Reaksi Tokoh Akira 100
BAB VII SIMPULAN DAN SARAN
7.1 Simpulan 104
7.2 Saran 106
4
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR KAMUS
DAFTAR RIWAYAT HIDUP PENULIS
LAMPIRAN-LAMPIRAN
Lampiran 1 Sinopsis Manga Saikometoraa Eiji Karya Yuma Ando
Lampiran 2 Data Verifikator
4
DAFTAR GAMBAR
Gambar (1) Ekspresi Wajah Tokoh Eiji saat Merasakan Ada Bom 38
Gambar (2) Bayangan Bom dalam Intuisi Tokoh Eiji 39
Gambar (3) Peristiwa Terjadinya Ledakan Bom 42
Gambar (4) Tangan Tokoh Eiji Mencekik Wanita dalam Mimpinya 43
Gambar (5) Wajah Gadis yang Mati Tercekik 44
Gambar (6) Eiji saat Melakukan Psychometry pada Celana Dalam 47
Gambar (7) Objek yang Muncul dalam Psychometry Tokoh Eiji 48
Gambar (8) Nenek yang Mirip dengan Psychometry Tokoh Eiji 50
Gambar (9) Saat Melakukan Psychometry di Buku Sahabatnya 59
Gambar (10) Perkumpulan Konspirasi Kudeta Pemerintahan Jepang 64
Gambar (11) Foto dalam Majalah Dewasa 68
Gambar (12) Tokoh Eiji saat Melakukan Psychometry terhadap Hatsumi 69
Gambar (13) Bayangan Hasil Psychometry Tokoh Eiji terhadap Hatsumi 70
Gambar (14) Memberikan Benda agar Dilakukan Psychometry oleh Eiji 80
Gambar (15) Tokoh Yuusuke Memberikan Tangannya kepada Eiji 86
xi
4
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pada dasarnya manusia hanya memiliki lima indera yang dikenal dengan
panca indera. Kelima indera tersebut ialah indera penglihat, indera pendengar,
indera perasa, indera peraba, dan indera pembau. Namun di luar panca indera,
terdapat manusia yang memiliki indera keenam. Manusia yang memiliki
kemampuan indera keenam dapat merasakan hal-hal yang tidak dapat dilihat,
didengar dan dirasakan oleh manusia pada umumnya (Mendatu, 2007).
Kemampuan indera keenam dapat mengetahui kejadian masa lampau, kejadian
masa depan dan lain sebagainya, tergantung pada tingkat kemampuan yang
dimiliki oleh seseorang yang memiliki indera keenam tersebut (Butler, 2003:24).
Dalam ilmu psikologi kemampuan indera keenam manusia dikenal dengan
istilah extra sensory perception (ESP). Extra sensory perception adalah
kemampuan persepsi seseorang melebihi kemampuan panca inderanya (Heaney,
2008). Istilah extra sensory perception pertama kali diperkenalkan oleh Sir Ricard
Burton pada tahun 1870. Kemudian pada tahun 1930, seorang psikolog Amerika
yang bernama JB. Rhine mempopulerkan extra sensory perception dengan
memasukkan kejadian-kejadian dari psyhic (paranormal) (Phoenix, 2002:18-19).
Seiring dengan perkembangan zaman, negara-negara maju mulai memanfaatkan
kemampuan indera keenam untuk mengetahui suatu kejadian atau informasi yang
berada di luar nalar manusia.
1
4
Negara yang pernah memanfaatkan kemampuan indera keenam seseorang,
adalah negara Belanda. Warga negara Belanda yang bernama Gerrad Croiset
merupakan seorang detektif yang mengandalkan kemampuan indera keenam yang
dimilikinya untuk memecahkan kasus-kasus kejahatan. Croiset membantu polisi
dalam banyak kasus termasuk orang-orang yang hilang. Dia menjadi terkenal
karena bakatnya, bahkan muncul pada salah satu televisi ternama di Belanda
ketika diwawancarai oleh BBC (Williams dan Roll, 1884). Hal ini membuktikan
bahwa indera keenam benar adanya dalam kehidupan nyata. Selain dalam
kehidupan sehari-hari, indera keenam juga digambarkan melalui tokoh-tokoh
dalam karya sastra.
Di Amerika penggambaran tokoh yang memiliki indera keenam
dituangkan ke dalam sebuah film yang disutradarai oleh M. Night Syamalan. Film
yang berjudul The Sixth Sense ini dirilis pada tahun 1999. Film ini menceritakan
tokoh yang bernama Dr. Malcom yang merupakan seorang psikiatri yang
memiliki pasien dengan kemampuan indera keenam bernama Cole Sear, yang
dapat melihat roh dan dapat mengetahui kejadian masa lalu atau yang sudah
lampau (Anwar, 2015). Tidak hanya negara belahan barat seperti Amerika, di
Indonesia pun terdapat karya sastra dalam bentuk film yang menggambarkan
tentang tokoh yang memiliki kemampuan indera keenam. Film yang berjudul
„Indera Keenam‟ ini merupakan film terbaru bergenre horor, yang disutradarai
oleh Wisnu Kuncoro dan Maya Wendelboe sebagai penulis naskahnya. Film ini
dibintangi oleh aktris pendatang baru Natasha Gott, Gandhi Fernando, dan Widi
Dwinanda. Film yang dinaungi oleh rumah produksi Maya Pictures ini, telah
2
4
tayang pada 16 Juni 2016 dan cukup banyak menarik minat para penonton tanah
air. Film ini menceritakan tentang Merry, seorang ibu setengah baya yang mampu
melihat alam gaib dan hanya dirinya sendiri yang dapat merasakannya, orang-
orang tidak percaya dengan kemampuannya itu. Semenjak kecil, anaknya yang
bernama Dina juga mampu melihat keanehan. Ibunya pun selalu melarangnya
untuk memberitahukan orang lain. Dalam kondisi ketakutan Dina hanya diam saja
sampai ia tumbuh dewasa (Dory, 2016).
Selain Amerika dan Indonesia, Jepang pun menggambarkan tokoh-tokoh
yang memiliki indera keenam dalam karya sastra. Salah satu di antaranya karya
sastra Jepang dalam bentuk manga yang dikarang oleh Yuma Ando berjudul
Saikometoraa Eiji. Manga Saikometoraa Eiji yang dikarang oleh Yuma Ando ini
sangat populer. Hal ini dibuktikan dengan telah diterjemahkannya manga ini ke
dalam 20 bahasa, salah satunya dalam bahasa Indonesia. Manga Saikometoraa
Eiji karya Yuma Ando ini dirilis pertama kali pada tahun 1996 oleh Kodansha Ltd.
di Tokyo (Iwata, 2015).
Pada manga Saikometoraa Eiji karya Yuma Ando terdapat beberapa
tokoh yang digambarkan memiliki kemampuan indera keenam. Tokoh-tokoh yang
memiliki kemampuan indera keenam yaitu, tokoh Eiji dan tokoh Tatsuhiko yang
merupakan siswa SMA, tokoh Akagi yang merupakan seorang detektif, dan tokoh
Ikushima yang merupakan senior dari kelompok preman di daerah Shibuya.
Bentuk kemampuan indera keenam yang dimiliki oleh masing-masing tokoh
berbeda-beda. Ada yang hanya mampu berkomunikasi dengan roh, ada juga yang
3
4
mampu melihat kejadian masa lalu dengan menyentuh objek atau benda yang
pernah tertinggal.
Pada manga ini tokoh-tokoh yang memiliki kemampuan indera keenam
mendapat stigma ataupun pandangan yang berbeda dari tokoh lainnya. Pandangan
masyarakat terhadap kemampuan indera keenam yang dimiliki seseorang berbeda-
berbeda sesuai dengan kepercayaan individu masing-masing. Ada pihak yang
memercayai keberadaan kemampuan indera keenam, adapula pihak yang tidak
memercayainya (Santrock, 1990). Hal tersebut juga terdapat pada manga
Saikometoraa Eiji di mana orang-orang di sekitar tokoh-tokoh masih ada yang
belum memercayai tentang kemampuan indera keenam, sehingga tokoh yang
memiliki indera keenam pada manga ini enggan untuk memublikasikan
kemampuan yang mereka miliki. Namun ada juga tokoh-tokoh yang percaya
dengan kemampuan indera keenam yang dimiliki tokoh-tokoh dalam manga ini,
bahkan salah satu di antara mereka memanfaatkan kemampuan indera keenam
yang dimiliki tokoh untuk memecahkan kasus kejahatan. Misalnya tokoh yang
bernama Ryouko yang merupakan seorang polisi memanfaatkan kemampuan
indera keenam yang dimiliki oleh tokoh Eiji untuk memecahkan kasus-kasus
kejahatan yang sulit diungkap.
Dari penjelasan di atas maka disusunlah penelitian ini, untuk membahas
tentang penggambaran melalui bentuk-bentuk kemampuan indera keenam yang
dimiliki oleh masing-masing tokoh dalam manga Saikometoraa Eiji karya Yuma
Ando. Selain itu, dalam penelitian ini juga membahas tentang reaksi tokoh-tokoh
lain terhadap kemampuan indera keenam yang dimiliki oleh tokoh-tokoh dalam
4
4
manga Saikometoraa Eiji karya Yuma Ando. Selain pertimbangan di atas,
penelitian mengenai kemampuan indera keenam yang dimiliki oleh tokoh masih
sangat jarang dalam karya sastra, bahkan hampir belum bisa ditemukan, sehingga
penulis tertarik untuk meneliti hal tersebut untuk mengetahui kemampuan indera
keenam yang dimiliki tokoh-tokoh serta reaksi tokoh-tokoh lain terhadap
kemampuan indera keenam yang dimiliki oleh tokoh-tokoh dalam manga
Saikometoraa Eiji karya Yuma Ando.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan, maka dibuatlah
rumusan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut:
1. Bagaimanakah penggambaran melalui bentuk-bentuk kemampuan indera
keenam yang dimiliki oleh tokoh-tokoh dalam manga Saikometoraa Eiji
karya Yuma Ando?
2. Bagaimanakah reaksi tokoh-tokoh lain terhadap kemampuan indera
keenam yang dimiliki oleh tokoh-tokoh dalam manga Saikometoraa Eiji
karya Yuma Ando?
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dalam mengkaji manga Saikometoraa Eiji
karya Yuma Ando dibedakan menjadi dua yaitu tujuan umum dan tujuan khusus.
1.3.1 Tujuan Umum
Secara umum tujuan yang ingin dicapai dalam menganalisis manga
Saikometoraa Eiji karya Yuma Ando adalah untuk menambah khazanah
5
4
pengetahuan terhadap karya sastra, khususnya dalam bidang psikologi sastra
terhadap tokoh dalam sebuah karya sastra manga. Melalui manga Saikometoraa
Eiji karya Yuma Ando, peneliti ingin menyampaikan mengenai bentuk-bentuk
kemampuan indera keenam yang dimiliki seseorang dan stigma masyarakat
terhadap kemampuan indera keenam yang digambarkan melalui tokoh-tokoh
dalam manga. Selain itu diharapkan dapat memberikan sumbangan dalam
mengembangkan ilmu pada bidang studi sastra.
1.3.2 Tujuan Khusus
Adapun tujuan khusus yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut.
1. Mengetahui penggambaran melalui bentuk-bentuk kemampuan indera
keenam yang dimiliki oleh tokoh-tokoh dalam manga Saikometoraa Eiji
karya Yuma Ando.
2. Mengetahui reaksi tokoh-tokoh lain terhadap kemampuan indera keenam
yang dimiliki oleh tokoh-tokoh dalam manga Saikometoraa Eiji karya
Yuma Ando.
1.4 Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang diperoleh dari penelitian manga Saikometoraa Eiji
karya Yuma Ando adalah sebagai berikut.
1.4.1 Manfaat Akademik
Manfaat akademik yang ingin dicapai dalam menganalisis manga
Saikometoraa Eiji karya Yuma Ando diharapkan dapat menambah wawasan serta
memperkaya pengetahuan khususnya tinjauan psikologi tokoh dalam sebuah
6
4
manga. Bagi peneliti-peneliti selanjutnya diharapkan penelitian ini mampu
memberikan suatu bandingan serta bahan untuk penelitian selanjutnya agar
mendapatkan gambaran yang lebih mendalam mengenai kemampuan indera
keenam yang dimiliki tokoh-tokoh serta reaksi tokoh-tokoh lain terhadap
kemampuan indera keenam yang dimiliki tokoh-tokoh khususnya dalam karya
sastra manga.
1.4.2 Manfaat Praktis
Secara praktis penelitian ini diharapkan dapat membantu para pecinta
manga dalam memahami kemampuan istimewa yang dimiliki tokoh-tokoh dalam
manga. Serta reaksi tokoh-tokoh lain terhadap kemampuan indera keenam yang
dimiliki oleh tokoh-tokoh tersebut.
7
4
BAB II
KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN KERANGKA TEORI
2.1 Kajian Pustaka
Berdasarkan studi pustaka yang telah dilakukan, baik dari skripsi, jurnal
maupun penelitian lainnya, ditemukan beberapa penelitian sebelumnya yang
berkaitan dengan penelitian ini. Adapun beberapa hasil penelitian sebelumnya
yang dapat digunakan sebagai acuan dalam penelitian ini, antara lain.
Anggarawati dan Urbayatun (2013), dalam penelitiannya yang berjudul
“Strategi Koping Pada Orang Yang Memiliki Indera Keenam”. Penelitian ini
membahas tentang bentuk-bentuk dari indera keenam dan strategi koping untuk
menghadapi masalah-masalah dimiliki orang yang memiliki indera keenam dalam
kehidupan sehari-hari. Subjek yang menjadi informan berjumlah satu orang.
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian Anggarawati dan
Urbayatun (2013) yaitu metode kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Teknik
pengumpulan data menggunakan metode wawancara dan observasi Dalam
menganalisis data dari hasil wawancara menggunakan analisis isi. Sedangkan
teori yang digunakan dalam penelitian Anggarawati dan Urbayatun (2013) yaitu,
teori bentuk-bentuk indera keenam menurut Tanous dan Donnelly (dalam Zahran,
2011), untuk menganalisis bentuk-bentuk indera keenam yang dimiliki oleh
subjek. Serta didukung dengan teori jenis-jenis strategi coping menurut Lazarus
dan Folkman (dalam Sarafino, 1997), untuk menganalisis perilaku subjek yang
memiliki indera keenam saat mengahadapi masalah dalam kehidupan sehari-hari.
8
4
Hasil penelitian Anggarawati dan Urbayatun (2013) menunjukkan bahwa
bentuk-bentuk dari indera keenam yang dimiliki oleh informan adalah
clairvoyance, clairaudience dan psikokinesis. Strategi koping yang digunakan
oleh informan adalah seeking social support, positive reappraisal dan planful
problem solving serta dibantu dengan kemampuan indera keenam yang
dimilikinya. Pada permasalahan yang muncul dari bentuk indera keenam yang
dimilikinya strategi koping yang digunakan yaitu seeking social support dan
positive reappraisal sedangkan pada permasalahan sehari-hari menggunakan
strategi koping planful problem solving. Strategi koping yang digunakan untuk
masalah secara internal, dalam hal ini masalah dengan indera keenam yang
dimilikinya, informan cenderung menggunakan emotional focused coping. Pada
masalah eksternal atau masalah yang berhubungan dengan kehidupan sehari-hari,
informan cenderung menggunakan problem focused coping dalam menghadapi
masalah.
Terdapat kesamaan antara penelitian Anggarawati dan Urbayatun (2013)
dengan penelitian ini yaitu, sama-sama menganalisis tentang bentuk-bentuk indera
keenam. Namun, pada penelitian Anggarawati dan Urbayatun (2013) meneliti
bentuk-bentuk indera keenam dengan menggunakan individu langsung sebagai
subjek penelitian dengan menerapkan metode wawancara mendalam terhadap
informan. Sedangkan pada penelitian ini, menggunakan subjek tokoh-tokoh dalam
karya sastra untuk menganalisis bentuk-bentuk indera keenam yang dimiliki.
Keunggulan penelitian ini dibandingkan dengan penelitian Anggarawati dan
Urbayatun (2013), yaitu lebih mendalami bentuk-bentuk indera keenam yang
9
4
dimiliki dengan menganalisis cara-cara menggunakan setiap bentuk indera
keenam yang dimiliki. Selain itu, penelitian ini juga meneliti tentang pandangan
lingkungan sekitar terhadap individu yang memiliki indera keenam, melalui
cerminan dari reaksi tokoh lain dalam karya sastra. Penelitian Anggarawati dan
Urbayatun (2013) dipilih sebagai kajian pustaka guna menjadi penunjang dalam
menganalisis individu yang memiliki kemampuan indera keenam.
Pristisari (2010) dalam penelitiannya yang berjudul “Regulasi Emosi
Negatif Anak Indigo” dilakukan untuk mengetahui regulasi emosi negatif pada
anak indigo. Subjek penelitian adalah dua orang anak indigo laki-laki yang
berinisial Pr dan Rm yang direkomendasikan oleh Pro V Klinik Jakarta, berusia
sembilan dan delapan tahun. Penelitian Pristasari (2010) menggunakan
pendekatan kualitatif dengan metode studi kasus. Pengambilan data dilakukan
dengan menggunakan metode wawancara sebagai data utama penelitian, serta data
yang berasal dari orang tua sebagai data pendukung. Data dianalisa secara
deskriptif dengan teknik trianggulasi.
Teori yang digunakan dalam penelitian Pristasari (2010) adalah teori
regulasi emosi negatif menurut Ricard dan Gross (2000) untuk mengetahui cara
subjek dalam meregulasi emosi negatif yang dimilikinya. Teori emosi negatif
menurut Lauruz (1991) untuk mengetahui bentuk emosi negatif yang dimiliki oleh
kedua subjek. Selain itu juga didukung dengan teori strategi regulasi emosi
menurut Bridges, Denham, dan Ganiban (2004).
Hasil dari penelitian Pristasari (2010) menunjukkan bahwa anak indigo
memiliki perasaan yang sangat peka sehingga sangat berpengaruh terhadap reaksi
10
4
emosi yang muncul. Pr dan Rm secara umum belum dapat melakukan regulasi
emosi negatif sepenuhnya. Hal ini ditunjukkan oleh hasil penelitian bahwa kedua
subjek belum dapat melakukan regulasi salah satu dari lima emosi negatifnya
sampai pada tahap memodifikasi. Kedua subjek masih dibantu ibu dalam
memodifikasi ataupun mengevaluasi beberapa emosi negatifnya tersebut. Strategi
regulasi negatif yang sering dilakukan oleh Pr adalah mencari kenyamanan dari
ibu dan memasrahkan segalanya kepada kehendak tuhan (acceptance), sedangkan
Rm lebih sering menggunakan strategi regulasi emosi mengalihkan perhatian dari
objek stres (displacement) dan melakukan kegiatan fisik yang menenangkan.
Dukungan dari lingkungan keluarga terutama ibu sangat memengaruhi kedua
subjek dalam meregulasi emosi negatif Pr dan Rm. Kedua subjek merasa nyaman
dengan lingkungan yang dapat memahami dan menerimanya dengan cinta. Hal
tersebut membantu kedua subjek untuk lebih optimal meregulasi emosi negatifnya.
Penelitian ini, dengan penelitian yang dilakukan oleh Pristasari sama-sama
meneliti individu yang memiliki kemampuan istimewa. Namun, terdapat
perbedaan pada objek penelitian, yaitu pada penelitian Pristasari (2010)
menggunakan objek individu secara langsung untuk meneliti individu yang
memiliki kemampuan indigo sedangkan pada penelitian ini menggunakan objek
tokoh-tokoh dalam karya sastra. Keunggulan dari penelitian ini adalah tidak hanya
meneliti mengenai satu bentuk kemampuan indera keenam, melainkan lebih
bervariasi dan lebih mengulas secara detail cara menggunakan kemampuan indera
keenam melalui gambaran tokoh dalam karya sastra. Penelitian Pristasari (2010)
11
4
dipilih sebagai kajian pustaka guna menjadi penunjang dalam menganalisis
individu yang memiliki kemampuan indera keenam.
Wibowo (2008) dalam penelitiannya yang berjudul “Penerimaan Diri Pada
Individu Yang Mengalami Prekognisi”, menganalisis mengenai cara-cara invidu
dalam menerima diri sebagai seseorang yang memiliki kemampuan extra sensory
perception (indera keenam) dalam bentuk prekognisi. Subjek yang diteliti adalah
seorang wanita berusia 23 tahun yang memenuhi persyaratan dan telah mengalami
prekognisi tiga kali. Hal tersebut dibenarkan oleh pihak ketiga atau yang
diberitahukan sebelumnya bahwa hingga kini masih mengalami prekognisi.
Metode penelitian yang digunakan Wibowo (2008) adalah pendekatan
kualitatif, yaitu menggunakan metode wawancara dengan pedoman wawancara,
menggunakan observasi catatan lapangan, dan metode unobstrusive berupa data
tertulis subjek mengenai prekognisi yang dialaminya. Teori yang digunakan
dalam penelitian Wibowo (2008) adalah teori Jersild (dalam Hurlock, 1974) yang
mengemukakan mengenai ciri-ciri penerimaan diri individu. Juga ditunjang
dengan teori Hurlock (1974) yang mengemukakan sepuluh faktor yang
mempengaruhi penerimaan diri individu. Serta teori extra sensory perception
menurut Dietz (dalam Kartoatmodjo, 1995) yang menjelaskan mengenai bentuk-
bentuk dari extra sensory perception yaitu telepati, daya terawang jauh
(clairvoyance), dan prekognisi.
Hasil penelitian Wibowo (2008) menjelaskan bahwa prekognisi yang
dialami individu subjek yang mengalami Prekognisi berupa auditori (bisikan),
perasaan tahu, dan mimpi. Prekognisi yang dialami subjek bersifat spontan, tidak
12
4
tentu waktu munculnya. Subjek mengalami perubahan mood jika mendapatkan
prekognisi dan seringkali ada perasaan yang menekan jika dihiraukan, bahkan
bisikannya bertambah kencang. Penerimaan diri subjek penelitian memiliki
penerimaan diri yang positif. Subjek dapat menerima kondisinya yang mengalami
prekognisi bahkan merasa senang dan terbantu karena merasa segala tindakannya
seperti diarahkan. Subjek tidak menutup diri, justru subjek menceritakan
prekognisinya kepada orang lain karena dengan itu pula subjek merasa tenang dan
hilang kegelisahannya. Faktor-faktor yang memengaruhi penerimaan diri subjek
penelitian adalah pemahaman yang baik tentang diri sendiri, sikap anggota
masyarakat yang menyenangkan, tidak adanya gangguan emosional yang berat,
prekognisi subjek sering terjadi, subjek mengidentifikasi diri dengan ibunya yang
juga mengalami prekognisi, dalam hal ini subjek banyak belajar cara-cara
menyikapi prekognisi, perspektif diri yang luas, pola asuh di masa kecil yang baik,
konsep diri yang stabil, dan penyesuaian diri dan penyesuaian sosial yang positif.
Penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan oleh Wibowo (2008)
adalah sama-sama meneliti individu yang memiliki kemampuan indera keenam.
Namun perbedaannya terdapat pada objek penelitian, yaitu pada penelitian
Wibowo menggunakan objek individu secara langsung sedangkan pada penelitian
ini menggunakan objek tokoh-tokoh dalam karya sastra. Keunggulan dari
penelitian ini adalah tidak hanya meneliti mengenai satu bentuk kemampuan
indera keenam, melainkan lebih bervariasi dan lebih mengulas secara detail cara
menggunakan kemampuan indera keenam melalui gambaran tokoh dalam karya
13
4
sastra. Penelitian Wibowo dipilih sebagai kajian pustaka guna menjadi acuan
dalam menganalisis individu yang memiliki kemampuan indera keenam.
2.2 Konsep
Konsep memberikan batasan terhadap istilah yang mengacu pada sebuah
penelitian guna mempermudah untuk mengerti istilah-istilah yang tidak umum
diketahui. Konsep-konsep yang digunakan yaitu sebagai berikut :
2.2.1 Indera Keenam
Indera keenam dalam pandangan psikologi sangat berkaitan dengan bagian
tubuh yaitu bagian otak. Indera keenam menurut penelitian, terletak di otak
sebelah kanan manusia. Saat manusia sedang beraktivitas maka lebih banyak
menggunakan otak kiri. Ketika manusia sedang tertidur, terutama ketika
mengalami mimpi maka otak kanan lebih aktif untuk menerima setiap informasi
dari mimpi manusia. Bentuk dari visualisasi mimpi atau firasat lainnya terkadang
sampai ke otak kanan tanpa banyak uraian kata atau kalimat. Informasi yang
diterima dapat berupa sketsa gambaran yang bergerak atau diam (Rhine, 1997:16-
17).
Adapun ciri-ciri seseorang yang memiliki kemampuan indera keenam
(Astuti, 2014:10) sebagai berikut:
1. Mengetahui suatu kejadian, meskipun kejadian tersebut belum terjadi ataupun
berada pada jarak yang sangat jauh.
2. Mampu membaca isi hati orang lain.
3. Dapat mengetahui orang yang memiliki niat baik atau niat buruk.
14
4
4. Dapat merasakan kebencian atau kasih sayang dari orang lain meskipun
perasaan itu disembunyikan.
5. Dapat mengetahui sejarah atau riwayat suatu benda hanya dengan
menyentuhnya.
6. Dapat berbicara, melihat, dan bertemu dengan makhluk halus.
7. Dapat merasakan bahaya yang sedang mengancam.
8. Memiliki tebakan, prediksi, atau ramalan yang akurat.
Banyaknya media yang mengangkat tema tentang indera keenam ini,
menarik perhatian berbagai pihak serta mengundang berbagai pendapat, baik itu
positif ataupun negatif. Ada pihak yang peduli dan mendukung, namun ada pula
yang apatis dan cenderung menentang fenomena ini. Masih banyak masyarakat
yang belum menyadari, mengetahui, dan memahami tentang kemampuan indera
keenam. Beberapa pihak cenderung menentang karena merasa tidak percaya
dengan keberadaan kemampuan indera keenam. Pihak yang tidak percaya
cenderung menganggap bahwa kemampuan indera keenam bukanlah hal yang
dapat dipikirkan secara rasional. Misalnya, seseorang yang memiliki indera
keenam diyakini mampu melihat masa lalu, masa depan, bahkan mampu melihat
makhluk halus. Namun, pihak yang tidak percaya menganggap bahwa keyakinan
tersebut hanyalah sesuatu yang dianggap aneh (Carrol & Tober, 1999).
Adanya berbagai penilaian dari lingkungan sosial, juga berpengaruh
terhadap hal yang berkaitan dengan fungsi diri individu yang memiliki
kemampuan indera keenam di dalam masyarakat. Hal tersebut juga berpengaruh
15
4
terhadap kepribadian serta penerimaan diri dari individu yang memiliki
kemampuan indera keenam (Santrock, 1990).
2.2.2 Reaksi Tokoh Lain
Istilah “tokoh” menunjuk pada seorang pelaku, atau orang yang berada
dalam cerita. Tokoh cerita menempati posisi strategis sebagai pembawa dan
penyampai pesan, amanat, moral, atau sesuatu yang sengaja ingin disampaikan
kepada pembaca. Tokoh merupakan unsur struktural fiksi yang melahirkan
peristiwa (Sayuti, 2000:73-74). Seorang tokoh atau beberapa tokoh dapat
diketahui watak serta peranannya melalui tuturan atau penggambaran dari
pengarang. Namun, tokoh-tokoh ini juga dapat digambarkan melalui teknik reaksi
tokoh lain yang ada dalam suatu karya fiksi.
Teknik reaksi tokoh dimaksudkan sebagai reaksi tokoh terhadap suatu
kejadian, masalah, keadaan, kata, dan sikap serta tingkah laku orang lain yang
berupa rangsangan dari luar diri tokoh tersebut. Melihat sebuah reaksi tokoh
terhadap hal-hal tersebut, dapat dipandang sebagai suatu bentuk penampilan yang
mencerminkan sifat-sifat tokoh yang menunjukkan reaksinya. Dengan kata lain,
reaksi tokoh merupakan gambaran sikap ketika tokoh tersebut mereaksi suatu aksi
dalam hidupnya (Nurgiantoro, 2012:207). Reaksi tokoh lain merupakan teknik
penokohan untuk menginformasikan kedirian tokoh kepada pembaca. Reaksi
tokoh lain dimaksudkan sebagai reaksi yang diberikan oleh tokoh lain terhadap
tokoh utama, atau tokoh-tokoh yang ditelaah kediriannya. Reaksi tokoh lain dapat
berupa pandangan, pendapat, sikap, komentar, dan lain-lain. Teknik pelukisan
pandangan seorang tokoh atau banyak tokoh terhadap tokoh lain banyak pula
17 16
4
digunakan pengarang untuk melukiskan karakter tokoh karyanya. Reaksi tokoh
lain dapat menceritakan karakter seorang tokoh lebih banyak dari tokoh itu sendiri.
Tokoh-tokoh lain tersebut pada hakikatnya melakukan sebuah pelukisan atas
tokoh yang akan dianalisis kediriannya untuk pembaca (Sayuti, 2000:103).
2.2.3 Kepribadian
Kepribadian merupakan ciri-ciri watak seseorang individu yang konsisten,
yang memberikan kepadanya suatu identitas sebagai individu yang khusus.
Kepribadian dikelompokkan menjadi dua macam kecenderungan (Ghufron dan
Risnawita, 2014: 88) yaitu:
a) Ekstrovert
Ekstrovert adalah kecenderungan seseorang yang mengarahkan
perhatiannya keluar sehingga sikap dan keputusan yang diambilnya berdasarkan
pengalaman-pengalaman orang lain. Sikapnya biasanya ramah, terbuka, aktif, dan
suka bergaul. Anak dengan kecenderungan kepribadian ekstrovert.
b) Introvert
Introvert adalah kecenderungan kepribadian seseorang untuk menarik diri
dari lingkungan sosialnya. Sikap dan keputusan yang diambilnya berdasarkan
pengalaman, pemikiran, dan perasaannya sendiri. Sikapnya biasanya pendiam,
suka menyendiri, dan tidak butuh orang lain karena merasa kebutuhannya dapat
dipenuhi sendiri.
2.3 Kerangka Teori
Kerangka teori berfungsi sebagai pendorong proses berpikir deduktif yang
bergerak dari bentuk abstrak ke dalam bentuk yang nyata. Dalam penelitian ini
18 17
4
dianalisis dengan menggunakan kajian psikologi sastra menurut wellek dan waren,
sebagai payung utama penelitian ini. Teori extra sensory perception menurut JB.
Rhine, untuk menganalisis bentuk-bentuk kemampuan indera keenam yang
dimiliki tokoh-tokoh dan reaksi tokoh-tokoh lain terhadap tokoh-tokoh yang
memiliki kemampuan indera keenam, dalam manga Saikometoraa Eiji karya
Yuma Ando. Kemudian digunakan pula teori semiotika yang dikemukakan oleh
Marcel Danesi dan Scoutt McCloud untuk menganalisis ekspresi tokoh, gambaran
peristiwa ataupun kejadian dalam manga melalui tanda berupa simbol, gambar
serta garis.
2.3.1 Psikologi Sastra
Menurut Wellek dan Warren (1993:91) psikologi sastra mempunyai empat
kemungkinan, yakni 1) studi psikologi pengarang sebagai tipe atau sebagai
pribadi, 2) studi proses kreatif, 3) studi hukum psikologi dan sastra memiliki
hubungan yang fungsional yakni sama-sama mempelajari keadaan jiwa seseorang
dan 4) mempelajari dampak sastra pada pembaca. Karya sastra dipandang sebagai
fenomena psikologis sebab menampilkan aspek kejiwaan yang digambarkan
melalui tokoh dan menjadikan manusia sebagai penggerak jiwa. Dari empat
pendekatan teori psikologi tersebut di atas yang diterapkan dalam penelitian ini
adalah studi tipe dari hukum-hukum psikologi yang diterapkan dalam karya sastra.
Jadi, penelitian ini merupakan penelitian yang mengungkap penelaahan psikologi
sastra dilihat melalui dialog dan perilaku antar tokoh.
Wellek dan Warren (1993:95) berpendapat bahwa pengarang sebagai
pribadi mempunyai kebebasan atau seniman boleh mengkombinasikan antara
19 18
4
kenyataan dengan khayalan pada peran tokoh-tokohnya. Pengarang secara sadar
dapat mengontrol masuknya imajinasi-imajinasi dalam alam bawah sadar
kemudian telah mengalami metamorfosis dalam cerita naratif, yang digambarkan
melalui penciptaan tokoh dan cerita. Tokoh cerita yang merupakan tiruan dari
orang-orang yang hidup dalam masyarakat dan tokoh-tokoh dengan sifat yang
diciptakan sendiri oleh pengarang
Karya sastra yang dikaitkan dengan psikologi penting dilakukan penelitian,
sebab menurut Wellek dan Warren (1993:108) bahwa psikologi membantu dalam
mengumpulkan kepekaan peneliti pada kenyataan, mempertajam kemampuan,
pengamatan, dan memberi kesempatan untuk mempelajari pola-pola yang belum
terjamah sebelumnya. Sebagai gejala kejiwaan, psikologi dalam sastra
mengandung fenomena-fenomena yang tampak lewat perilaku tokoh-tokohnya.
2.3.2 Bentuk Kemampuan Extra Sensory Perception
JB Rhine menjelaskan bahwa cabang dari ilmu psikologi yaitu psikologi
terapan yang termasuk di dalamnya parapsikologi, dapat digunakan untuk
mengkaji fenomena psikis paranormal serta extra sensory perception. Dalam hal
ini JB Rhine mengelompokkan bahwa extra sensory perception terdiri dari empat
macam bentuk sebagai berikut (Rhine, 1997:60-62).
2.3.1.1 Telepati
Secara etimologi, telepati berasal dari kata tele (dalam bahasa Inggris)
yang berarti jauh dan pathos (dalam bahasa Yunani) yang berarti perasaan. Oleh
sebab itu, telepati dapat dikatakan sebagai kemampuan merasakan sesuatu atau
perihal yang jaraknya jauh. Dalam kemampuan extra sensory perception, telepati
20 19
4
lebih dikenal dengan kemampuan untuk berkomunikasi jarak jauh dengan cara
memusatkan pikiran terhadap lawan komunikasi yang juga harus memiliki
kemampuan yang sama (Rhine, 1997:60).
2.3.1.2 Clairvoyance
Merupakan bentuk kemampuan extra sensory perception yang mana
dalam hal ini mampu melihat informasi kejadian di tempat lain. Kemampuan ini
mengandalkan pikiran sebagai media pengantar informasi. Kejadian atau
informasi yang ditangkap oleh pikiran orang memiliki kemampuan ini terjadi
secara tiba-tiba tanpa perlu diinginkan, dapat terjadi kapan pun dan dimana pun
(Rhine, 1997:60).
2.3.1.3 Precognition
Precognition merupakan bentuk kemampuan yang mampu menerka atau
menebak tentang sesuatu hal yang akan terjadi di masa yang akan datang. Dengan
proses yang cepat informasi dapat diperoleh dengan tidak sengaja melalui intuisi,
mimpi, dan halusinasi. Namun dapat juga melalui perantara kemampuan yang
telah dimiliki oleh seseorang yang memiliki kemampuan extra sensory perception
yaitu dengan cara psychometry dan dengan cara mediumship (Rhine, 1997:61).
2.3.1.4 Retrocognition
Retrocognition merupakan kemampuan untuk dapat menerka atau
menelaah informasi tentang orang lain atau sesuatu hal di masa lampau. Intuisi
tersebut dapat mengenai sebuah tempat, seseorang, sekumpulan, keadaan dan
mengenai keingintahuan tentang sesuatu yang terjadi pada situasi tertentu.
Retrocognition datang melewati pikiran, kemudian berujung pada perasaan yang
21 20
4
dikumpulkan menjadi kesatuan informasi yang kemudian dapat diuraikan secara
lisan. Sama dengan precognition, selain mengandalkan intuisi pikiran, dapat juga
melalui perantara kemampuan yang telah dimiliki oleh seseorang yang memiliki
kemampuan extra sensory perception yaitu dengan cara psychometry dan dengan
cara mediumship (Rhine, 1997:62).
1. Mediumship
Mediumship adalah suatu bentuk terjadinya komunikasi dengan roh yang
bertujuan guna mendapatkan informasi yang dibutuhkan. Dengan kata lain
mediumship ini adalah proses penggalian informasi yang menggunakan bantuan
dari roh-roh (Rhine, 1997:-62).
2. Psychometry
Secara harfiah, psycometry adalah jiwa pengukuran. Pengukuran yang
dimaksud adalah mengukur suatu informasi melalui perantara sebuah benda yang
biasanya informasi yang dibutuhkan akan didapat jika sudah ada kontak fisik
dengan benda tersebut. Psychometry merupakan bentuk yang berhubungan
dengan informasi mengenai kejadian-kejadian yang secara sengaja ingin diketahui.
Teknik ini sudah banyak diterapkan diberbagai negara maju, untuk mengungkap
kasus di kepolisian (Rhine, 1997:62).
Bentuk dari kemampuan extra sensory perception menurut JB. Rhine
digunakan untuk menganalisis bentuk kemampuan dari tokoh-tokoh yang
memiliki kemampuan indera keenam dan reaksi tokoh-tokoh lain terhadap tokoh-
tokoh yang memiliki kemampuan indera keenam dalam manga Saikometoraa Eiji
karya Yuma Ando. Pada penelitian ini juga dianalisis cara memeroleh informasi
22 21
4
dari tokoh-tokoh yang memiliki kemampuan indera keenam dalam manga
Saikometoraa Eiji karya Yuma Ando, dengan cara melalui intuisi, mimpi,
mediumship dan pychometry.
2.3.2 Teori Semiotika
Penelitian ini menggunakan teori semiotika yang dikemukakan oleh
Marcel Danesi. Danesi mengungkapkan dalam manga terdapat beberapa tanda
yang berupa garis, simbol, maupun kata yang dapat mengartikan sebuah makna
tertentu (Danesi, 2010:223-224). Selain menggunakan teori semiotika yang
dikemukakan oleh Danesi, penelitian ini juga didukung oleh teori semiotika dari
Scoutt McCloud mengenai ekspresi wajah dan bahasa tubuh yang digambarkan
dalam sebuah manga. Menurut McCloud ekspresi wajah dalam manga dapat
digolongkan menjadi enam macam, yaitu marah, jijik, takut, senang, sedih, dan
terkejut. Akan tetapi masih banyak ekspresi wajah yang dapat tercipta dari
penggabungan beberapa aspek. Seperti bahasa tubuh juga dapat mengungkapkan
emosi dalam pikiran karakter dalam manga. Bahasa tubuh dapat menunjukkan
keadaan karakter dalam tokoh bahkan sebelum mereka berbicara (McCloud,
2008:80-103).
Dalam penelitian ini, teori semiotika yang dikemukakan oleh Danesi dan
McCloud digunakan untuk menganalisis tanda-tanda serta gambaran yang
menunjukkan bentuk-bentuk kemampuan indera keenam yang dimiliki tokoh
dalam manga Saikometoraa Eiji karya Yuma Ando. Selain itu juga digunakan
untuk membandingkan antara gambaran dari hasil indera keenam tokoh dengan
gambaran kejadian pada kenyataan yang ada. Teori semiotika ini juga digunakan
23 22
4
untuk menganalisis tanda-tanda atau gambaran reaksi tokoh-tokoh lain dalam
menanggapi tokoh-tokoh yang memilki kemampuan indera keenam.
23
4
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Rancangan Penelitian
Rancangan penelitian didasarkan atas permasalahan penelitian. Adapun
rancangan penelitian ini yang disusun pada bagan berikut.
Pada penelitian ini digunakan manga Saikometoraa Eiji karya Yuma Ando
sebagai sumber data. Penelitian ini merumuskan dua rumusan masalah yang
diteliti yaitu pertama kemampuan indera keenam yang dimiliki oleh tokoh-tokoh
Manga Saikometoraa Eiji Karya Yuma Ando
Teori
Semiotika
Kemampuan Indera Keenam
Yang Dimiliki Tokoh-Tokoh
Hasil Penelitian
Teori Extra Sensory
Perception Psikologi
Sastra
Reaksi Tokoh-Tokoh Lain Terhadap
Kemampuan Indera Keenam Yang
Dimiliki Tokoh-Tokoh
Simpulan
24
4
pada manga Saikometoraa Eiji karya Yuma Ando, dan kedua adalah reaksi tokoh-
tokoh lain terhadap kemampuan indera keenam yang dimiliki oleh tokoh-tokoh
tersebut. Penelitian ini menggunakan teori Psikologi Sastra menurut Wellek dan
Warren sebagai payung utama penelitian. Teori Extra Sensory Perception
menurut JB. Rhine yang digunakan untuk menganalisis kemampuan indera
keenam yang dimiliki oleh tokoh-tokoh dan reaksi tokoh-tokoh lain terhadap
kemampuan indera keenam yang dimiliki tokoh-tokoh pada manga Saikometoraa
Eiji karya Yuma Ando, serta didukung oleh teori Semiotika yang digunakan untuk
menganalisis gambar pada manga. Pada penelitian ini digunakan metode
deskriptif kualitatif yaitu, memberikan penjelasan secara mendalam dengan
menggunakan kata-kata dan bukan dalam bentuk angka. Teori dan metode yang
digunakan dalam penelitian ini, digunakan untuk menjawab dan memberi
penjelasan sesuai dengan rumusan masalah yang telah ditentukan guna
memeroleh penelitian sesuai dengan yang diharapkan peneliti. Hasil penelitian
dibahas pada bab selanjutnya yaitu bab 5 dan 6, kemudian dirangkum secara
singkat pada bab 7 dalam bentuk simpulan.
3.2 Ruang Lingkup Penelitian
Dalam sebuah penelitian diperlukan adanya ruang lingkup penelitian. Hal
ini diperlukan agar upaya penelitian yang dilakukan dapat terarah dan tidak terlalu
luas. Oleh karena itu penelitian ini difokuskan meneliti tentang kemampuan
indera keenam yang dimiliki tokoh-tokoh, serta reaksi tokoh-tokoh lain terhadap
kemampuan indera keenam yang dimiliki tokoh-tokoh dalam manga
Saikometoraa Eiji karya Yuma Ando.
25
4
3.3 Penentuan Sumber Data
Adapun sumber data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu, sumber
data primer dalam bentuk manga karya Yuma Ando yang berjudul manga
Saikometoraa Eiji volume 1-25 berupa teks asli berbahasa Jepang terbitan pertama
tahun 1996 oleh Kodansha Ltd. di Tokyo. Serta sumber data sekunder
(pendukung) berupa jurnal, skripsi, buku-buku teori dan lain sebagainya guna
menunjang penelitian ini.
3.4 Metode dan Teknik Pengumpulan Data
Metode yang digunakan dalam tahap pengumpulan data adalah metode
studi kepustakaan dengan teknik lanjutan yaitu, teknik catat atau tulis (Ratna,
2004:39). Pada penelitian ini dilakukan dengan cara membaca secara berulang-
ulang manga Saikometoraa Eiji karya Yuma Ando agar dapat dipahami serta
ditentukan objek kajiannya. Kemudian mencatat data-data yang terkait dengan
penelitian, yaitu mencatat semua data yang berhubungan dengan tokoh-tokoh
yang memiliki kemampuan indera keenam, baik itu bentuk kemampuan yang
dimiliki, cara tokoh menggunakan kemampuan yang dimiliki, serta reaksi tokoh-
tokoh lain terhadap tokoh-tokoh yang memiliki kemampuan indera keenam.
Setelah dicatat, maka data yang ada diklasifikasikan sesuai dengan rumusan
masalah yang telah ditetapkan agar memudahkan dalam penganalisisan data.
26
4
3.5 Metode dan Teknik Penganalisisan Data
Dalam tahap penganalisisan data ini metode penelitian yang digunakan
adalah deskriptif analisis, yaitu analisis teks dilakukan dengan cara
mendeskripsikan fakta-fakta yang kemudian disusul dengan analisis (Ratna,
2004:53). Metode ini dilakukan dengan cara memberikan pemahaman dan
penjelasan secukupnya mengenai kemampuan indera keenam yang dimiliki tokoh-
tokoh dalam manga Saikometoraa Eiji karya Yuma Ando. Dalam hal ini maka
diuraikan mengenai bentuk-bentuk kemampuan indera keenam yang dimiliki oleh
tokoh-tokoh, cara tokoh-tokoh menggunakan kemampuan indera keenam, serta
pengaplikasian kemampuan yang dimiliki oleh para tokoh. Selain itu juga
dianalisis reaksi tokoh-tokoh lain terhadap kemampuan indera keenam yang
dimiliki oleh tokoh-tokoh. Penelitian ini juga menggunakan metode formal yaitu
menganalisis dengan menggunakan sumber data dari karya sastra yaitu manga
(Ratna, 2004: 55). Dalam penenelitian ini sumber data yang digunakan adalah
manga Saikometoraa Eiji karya Yuma Ando.
3.6 Metode dan Teknik Penyajian Hasil Analisis
Setelah data selesai dianalisis tahap selanjutnya yang dilakukan adalah
menyajikan hasil analisis data. Penyajian hasil analisis dalam penelitian ini
menggunakan metode informal, yaitu cara penyajian hasil analisis bentuk dari
kemampuan indera keenam serta reaksi tokoh-tokoh lain terhadap kemampuan
indera keenam yang dimiliki oleh tokoh-tokoh dalam manga Saikometoraa Eiji
karya Yuma Ando melalui kata-kata biasa bukan dalam bentuk angka-angka
(Semi, 1993:24).
27
4
BAB IV
PENGARANG DAN KARYA-KARYA
Pemaparan mengenai riwayat pengarang bertujuan untuk memberikan
penjelasan singkat tentang riwayat hidup seorang pengarang kepada pembaca.
Melalui riwayat hidup tersebut, pembaca dapat mengetahui tentang pengalaman
hidup dan pencapaian seorang pengarang, serta eksistensinya sebagai seorang
sastrawan. Berikut dibahas tentang riwayat hidup beserta karya-karya Yuma Ando
yang merupakan pengarang dari manga Saikometoraa Eiji. Selain itu, dijelaskan
pula sinopsis manga Saikometoraa Eiji karya Yuma Ando.
4.1 Riwayat Pengarang
Yuma Ando merupakan nama pena dari seorang penulis cerita untuk
manga, novelis, dan penulis naskah film/program televisi. Nama aslinya adalah
Shin Kibayashi (伸 樹林) yang lahir di Tokyo tahun 1962. Shin Kibayashi (伸 樹
林) adalah lulusan Jurusan Ilmu Ekonomi dan Politik Universitas Waseda. Ia
merupakan mantan editor untuk majalah Mingguan Shonen Magazine (Kodansha),
yang saat ini bekerja sebagai penulis manga dan novel. Dia telah menulis cerita
untuk beberapa seri manga, seperti Kindaichi Case Files, Saikometoraa Eiji, Get
Backers, Detective School Q, Kami no Shizuku, The Knight in the Area, dan
Bloody Monday. Ia juga menulis novel seperti Bit Trader dan Hi no Tori. Shin
Kibayashi (伸 樹林) juga bekerja di berbagai acara TV seperti HERO (Fuji TV)
(Iwata, 2015).
28
4
Tadashi Agi adalah juga nama pena yang dipakainya bersama kakak
perempuannya. Mereka berdua sebagai tim yang menyebut diri sebagai Tadashi
Agi. Pada tahun 2003, Tadashi Agi dengan nama pena Yuma Ando memenangi
Penghargaan Manga Kodansha 2003 kategori shōnen untuk karya berjudul
Kunimitsu no Matsuri. Adapun daftar karya Shin Kibayashi (伸 樹林) yang ditulis
dengan menggunakan nama pena lainnya (Iwata, 2015) yaitu, a) Seimaru Amagi
(天樹征丸 Amagi Seimaru) : Detektif Kindaichi, Detective School Q, dan
Remote, b) Yuya Aoki (青樹佑夜 Aoki Yūya): Get Backers dan Psycho Busters,
c) Yuma Ando (安童夕馬 Andō Yūma): Kunimitsu no Matsuri, Psychometrer Eiji,
Shibatora, dan Tokyo Eighties, d) Jōji Arimori (有森丈時 Arimori Jōji): Monkey
Typhoon dan Snow Dolphin, e) Hiroaki Igano (伊賀大晃 Igano Hiroaki): Eria no
Kishi, f) Tadashi Agi: Gakkou no Kowai Uwasa, Kami no Shizuku, Psycho Doctor,
dan Psycho Doctor Kai Kyousuke.
4.2 Karya-Karya Yuma Ando
Adapun beberapa karya-karya Yuma Ando beserta nama pena yang
digunakan sebagai berikut:
4.2.1 Kindaichi Case Files
Serangkaian misteri manga yang dimulai serialnya pada majalah
Mingguan Shonen Magazine (Kodansha) tahun 1992. Manga ini menceritakan
seorang tokoh yang bernama Hajime Kindaichi, yang merupakan seorang siswa
SMA dengan IQ tinggi yaitu 180. Hajime Kindaichi memecahkan kasus bersama
teman masa kecilnya yang bernama Miyuki Nanase. Hajime Kindaichi
29
4
menggunakan analisis yang menakjubkan dimana keterampilan ini diwarisi dari
kakeknya yang bernama detektif terkenal Kosuke Kindaichi. Cerita manga di
awali dengan misteri bom yang dapat dipecahkan kasusnya oleh Hajime Kindaichi.
Manga ini diadaptasi ke dalam serial TV dan anime. Dalam manga ini pengarang
Shin Kibayashi menggunakan nama pena yaitu, Seimaru Amagi.
4.2.2 Get Backers
Serangkaian manga fantasi yang diterbitkan oleh majalah Mingguan
Shonen Magazine yang berlangsung dari 1999 hingga 2007. Manga ini bercerita
tentang kegiatan dan pertempuran tokoh yang bernama Ban midou dan Ginji
Amano. Mereka berdua bekerja sebagai Get Backers yang yang bertugas untuk
mengembalikan barang-barang yang dicuri ke klien. Manga ini kemudian
diadaptasi ke dalam bentuk anime yang tayang di TV sejak tahun 2002-2003
(TBS).
4.2.3 Saikometoraa Eiji
Manga Saikometoraa Eiji yang dibuat oleh Yuma Ando ini dirilis pertama
kali pada majalah Mingguan Shonen Magazine pada tahun 1996. Manga ini
kemudian diadaptasi menjadi sebuah serial TV dua kali, sekali pada tahun 1997
dan sekali pada tahun 1999 (Nihon TV). Manga Saikometoraa Eiji kemudian
berakhir pada tahun 2000 yaitu volume 25. Selain diadaptasi menjadi serial TV,
manga Saikometoraa Eiji ini juga telah diterjemahkan ke dalam beberapa bahasa
yaitu, bahasa Indonesia, bahasa Cina, bahasa Inggris, dan bahasa Tailan. Manga
ini diterbitkan di Indonesia pada tahun 2009 oleh PT Elex Media Komputindo
Jakarta.
30
4
Manga yang berlatar pada tahun 1990-an ini, merupakan jenis manga
shonen yang bertemakan cerita tentang aksi-aksi kejahatan di Jepang dengan
menceritakan aksi-aksi hebat para tokoh yang memiliki indera keenam yang ikut
campur dalam setiap pemecahan kasus kejahatan. Salah satu tokoh yang paling
sering ikut campur dalam pemecahan kasus kejahatan dengan menggunakan
kemampuan indera keenam adalah tokoh Eiji. Latar tempat dari cerita manga
Saikometoraa Eiji adalah di daerah Shibuya. Hampir semua kejadian pada manga
ini diceritakan di daerah Shibuya dan sekitarnya. Alur cerita dari manga ini adalah
campuran (flash-back), karena ada beberapa cerita yang terjadi di dalamnya
terkadang memunculkan kilas balik tentang masa lalu para tokoh. Salah satunya
cerita tentang kemampuan indera keenam yang dimiliki oleh tokoh Akagi. Tokoh
Akagi merupakan tokoh yang sudah meninggal dalam cerita manga ini namun
kemampuan indera keenam yang dimiliki diceritakan kembali oleh tokoh-tokoh
lainnya.
Manga Saikometoraa Eiji memiliki dua tokoh utama serta belasan tokoh
sampingan. Tokoh utama terdiri dari Eiji dan Ryouko. Tokoh Eiji merupakan
seorang siswa SMA yang memiliki kemampuan indera keenam. Tokoh Ryouko
merupakan seorang polwan yang bekerja di unit investigasi pusat di daerah
Shibuya. Selain tokoh utama Eiji terdapat tiga tokoh sampingan yang memiliki
kemampuan indera keenam. Ketiga tokoh tersebut yaitu tokoh Tatsuhiko, tokoh
Ikushima dan tokoh Akagi. Tokoh Tatsuhiko merupakan siswa SMA yang satu
sekolah dengan tokoh Eiji. Tokoh Ikushima merupakan seorang preman di daerah
31
4
Shibuya, dan tokoh Akagi merupakan seorang polisi di tempat tokoh Ryouko
bekerja.
Penulis manga ini yang menggunakan nama pena Yuma Ando, lebih
sering menciptakan cerita-cerita fiksi yang bertemakan tentang aksi-aksi luar biasa
dan kemampuan-kemampuan luar biasa yang dimiliki tokohnya, serta lebih sering
menceritakan kasus-kasus kejahatan yang ada dalam masyarakat Jepang. Salah
satu kemampuan luar biasa yang digambarkan pada tokoh, terdapat pada manga
ini. yuma Ando menggambarkan tokoh-tokoh yang memiliki kemampuan indera
keenam, yang tidak dapat dimiliki oleh orang biasa atau orang pada umumnya.
Manga ini ditulis berdasarkan adanya kisah nyata seorang detektif terkenal
bernama Gerrad Croiseat asal Amerika yang menggunakan indera keenam untuk
memecahkan setiap kasus kejahatan yang rumit. Berdasarkan kisah nyata tersebut,
Yuma Ando menuangkannya dalam bentuk manga dan menggambarkan beberapa
tokoh dengan kemampuan indera keenam yang bervariasi (Iwata, 2015).
Cerita manga ini diawali dari pertemuan antara tokoh utama Eiji yang
memiliki indera keenam dengan seorang polwan bernama Ryouko. Saat Ryouko
mengetahui bahwa Eiji memiliki indera keenam, ia pun meminta tolong agar
dibantu dalam pemecahan kasus pertamanya untuk menangkap pelaku
pembunuhan berantai terhadap para siswi SMA. Eiji pun bersedia membantu
Ryouko karena kasus ini bersangkutan dengan kematian teman-teman di
sekolahnya. Setelah kasus ini dapat dipecahkan oleh Ryouko dan Eiji, kerjasama
mereka pun terus berlanjut hingga pada kasus-kasus selanjutnya. Dalam
perjalanan aksinya membantu polwan tersebut untuk memecahkan kasus-kasus
32
4
kejahatan, Eiji pun bertemu dengan tokoh-tokoh lain yang juga memiliki
kemampuan indera keenam sama seperti dirinya. Pertama Eiji bertemu dengan
tokoh Ikushima seorang kepala preman yang memiliki kemampuan indera keenam.
Eiji mengetahui indera keenam milik Ikushima ketika mereka berkelahi di sebuah
gedung bekas pabrik di daerah Shibuya. Kemudian Eiji bertemu dengan Tatsuhiko,
seorang siswa SMA yang juga memiliki kemampuan indera keenam. Tatsuhiko
juga cukup banyak membantu Eiji dan Ryouko saat pemecahan kasus terakhir
mereka yaitu kasus kudeta pemerintahan Jepang.
Pada kasus terakhir ini Eiji dan Ryouko menghadapi banyak peristiwa-
peristiwa yang tidak terduga. Seperti kemunculan pacar Ryouko yang telah
dinyatakan meninggal setahun lalu karena kecelakaan. Kyousuke juga merupakan
seorang polisi yang bekerja di tempat yang sama dengan Ryouko. Kemunculan
Kyousuke banyak menimbulkan tanda tanya. Dan ternyata Kyousuke tidak
meninggal karena kecelakaan, melainkan pura-pura mati kecelakaan untuk
menyelidiki tentang kasus kudeta pemerintahan Jepang yang melibatkan beberapa
pihak kepolisian. Kyousuke yang tiba-tiba muncul di hadapan Ryouko dan Eiji,
menceritakan tentang adanya kudeta dan menguak kematian teman mereka yang
bernama Akagi. Akagi merupakan teman Ryouko dan Eiji yang juga seorang
polisi, serta memiliki kemampuan indera keenam. Satu tahun yang lalu, Akagi
sempat meramalkan tentang adanya kudeta yang dibantu oleh pihak dalam
kepolisian, ia pun mati secara misterius setelah menyampaikan ramalannya
terhadap Kyousuke. Mengetahui kematian temannya yang tidak wajar, Kyousuke
menghilang dengan cara pura-pura mati kecelakaan. Setelah satu tahun
33
4
menghilang, ia pun mengetahui bahwa temannya mati karena dibunuh oleh
kelompok pelaku kudeta tersebut.
Setelah mendapat bukti yang cukup tentang identitas pelaku kudeta
sekaligus pembunuh Akagi, Kyousuke muncul di hadapan Ryouko dan Eiji untuk
meminta bantuan agar ikut memecahkan kasus ini dan menghukum pelakunya.
Mereka pun beraksi, dengan dibantu oleh beberapa orang kepercayaan untuk
menemukan pelaku tersebut. Keadaan semakin memanas saat mereka harus
menghadapi para pelaku kudeta tersebut dengan jumlah yang sedikit. Tokoh-
tokoh penggerak kudeta tersebut pun dapat dibasmi, bahkan Kyousuke telah
menembak mati komisaris jenderal polisi yang menjadi ketua kudeta tersebut,
dengan mempertaruhkan jabatannya sebagai polisi. Akhirnya kelompok kudeta
tersebut pun dapat dibasmi berkat kerja keras Ryouko dan Kyousuke yang dibantu
oleh Eiji dan Tatsuhiko. Kyousuke masuk penjara karena menembak mati seorang
komisaris jenderal, dan Ryouko telah naik jabatan menjadi polisi karir yang
bertugas di pusat. Eiji pun memulai kehidupan normalnya sebagai siswa SMA,
dan tidak lagi ikut campur dalam kasus-kasus kejahatan di kepolisian.
Pada cerita manga ini dapat dipetik nilai sosial serta nilai moral yang
terkandung di dalamnya. Nilai moral yang terkandung pada cerita manga ini
adalah bahwa ketika seorang memiliki kelebihan dibandingkan dengan orang lain,
maka kelebihan tersebut sebaiknya digunakan untuk hal yang positif seperti
membantu orang lain. Sedangkan nilai sosial yang terkandung adalah seorang
yang memiliki kelebihan, meskipun dianggap berbeda oleh orang sekitar tentunya
harus mampu berinteraksi dengan baik tanpa menutup diri dari lingkungan sekitar.
34
4
BAB V
PENGGAMBARAN MELALUI BENTUK-BENTUK KEMAMPUAN
INDERA KEENAM YANG DIMILIKI TOKOH-TOKOH DALAM MANGA
SAIKOMETORAA EIJI KARYA YUMA ANDO
Indera keenam dalam pandangan psikologi sangat berkaitan dengan bagian
tubuh yaitu bagian otak. Indera keenam terletak pada otak sebelah kanan manusia.
Bentuk dari visualisasi mimpi atau firasat lainnya terkadang sampai ke otak kanan
tanpa banyak uraian kata atau kalimat. Informasi yang diterima dapat berupa
sketsa gambaran yang bergerak atau diam (Rhine, 1997:16-17). JB. Rhine
mengelompokkan indera keenam atau yang disebut extra sensory perception
terdiri dari empat macam bentuk yaitu telepati (komunikasi jarak jauh),
clairvoyance (melihat kejadian di tempat lain), precognition (mengetahui kejadian
masa mendatang), dan retrocognition (mengetahui kejadian masa lampau), (Rhine,
1997:60-62).
Pada bab lima ini dibahas mengenai penggambaran melalui bentuk-bentuk
indera keenam yang dimiliki oleh tokoh-tokoh dalam manga Saikometoraa Eiji
karya Yuma Ando. Berdasarkan teori extra sensory perception yang dikemukakan
oleh JB Rhine, terdapat dua dari empat bentuk kemampuan indera keenam yang
ditemukan pada tokoh-tokoh dalam manga Saikometoraa Eiji. Kedua bentuk
kemampuan tersebut adalah precognition (mengetahui kejadian masa mendatang),
dan retrocognition (mengetahui kejadian masa lampau). Tokoh-tokoh yang
dianalisis memiliki bentuk kemampuan indera keenam tersebut ada empat tokoh
yaitu tokoh Eiji, tokoh Tatsuhiko, tokoh Ikushima dan tokoh Akagi. Pada sub bab
36
4
berikut dijelaskan mengenai dua bentuk kemampuan indera keenam yaitu
precognition (mengetahui kejadian masa mendatang), dan retrocognition
(mengetahui kejadian masa lampau), yang dimiliki oleh keempat tokoh dalam
manga Saikometoraa Eiji.
5.1 Precognition
Menurut penjelasan Rhine (1997:61) precognition merupakan bentuk
kemampuan yang mampu menerka atau menebak tentang sesuatu hal yang akan
terjadi pada masa yang akan datang. Informasi ataupun kejadian dapat diperoleh
dengan cepat tanpa sengaja melalui intuisi, mimpi, dan halusinasi. Bentuk
kemampuan precognition juga dapat dilakukan dengan cara psychometry yang
berarti menyentuh benda atau objek yang tertinggal dan dengan cara mediumship
yang berarti berkomunikasi dengan roh atau makhluk halus (Rhine, 1997:62).
Pada manga Saikometoraa Eiji karya Yuma Ando terdapat tiga tokoh yang
memiliki kemampuan precognition yaitu, pertama tokoh Eiji yang mendapat
informasi dengan cara melalui intuisi, mimpi, dan psychometry. Kedua tokoh
Ikushima yang mendapat informasi dengan cara melalui intuisi. Ketiga tokoh
Akagi yang mendapat informasi dengan cara melalui intuisi dan psychometry.
Berikut dianalisis mengenai cara-cara masing-masing tokoh menggunakan
kemampuan precognition.
5.1.1 Tokoh Eiji
Tokoh Eiji merupakan tokoh utama pada manga Saikometoraa Eiji.
Biasanya tokoh utama merupakan tokoh yang mengambil bagian terbesar dalam
peristiwa dalam cerita. Tokoh utama karya fiksi dapat ditentukan dengan tiga cara,
37
4
yaitu (1) tokoh itu yang paling terlibat dengan tema, (2) tokoh itu yang paling
banyak berhubungan dengan tokoh lain, (3) tokoh itu yang paling banyak
memerlukan waktu penceritaan (Sayuti, 2000: 74). Disebut tokoh utama,
dikarenakan tokoh Eiji paling sering muncul dan paling banyak diceritakan, serta
paling sering berinteraksi dengan tokoh-tokoh lainnya, tokoh Eiji juga
digambarkan sebagai tokoh yang sesuai dengan tema cerita manga ini. Tokoh Eiji
berperan sebagai tokoh protagonis, yang cenderung memiliki kepribadian
ekstrovert. Seseorang yang memiliki kepribadian ekstrovert biasanya memiliki
sikap yang ramah, terbuka, aktif, dan suka bergaul (Ghufron dan Risnawita, 2014:
88). Tokoh Eiji cenderung memiliki sikap terbuka, aktif, dan suka bergaul. Di
sekolah Eiji dikenal sebagai orang yang mudah bergaul dan memiliki banyak
teman. Sebagai orang yang memiliki indera keenam, tokoh Eiji sangat terbuka
dengan orang-orang di sekitarnya. Tanpa rasa takut dan khawatir tokoh Eiji
menceritakan dengan beberapa temannya bahwa ia memiliki indera keenam.
Pada sub bab ini tokoh Eiji memiliki bentuk kemampuan indera keenam
yaitu precognition. Tokoh Eiji mampu mengetahui kejadian yang belum terjadi
yang dalam hal ini informasi sebuah kejadian dapat diperoleh dengan cara melalui
intuisi pikiran, melalui mimpi, serta melalui psychometry. Sugianto (2011:11)
menjelaskan bahwa intuisi seseorang yang memiliki kemampuan precognition
mampu merasakan bahwa sesuatu akan terjadi, dan biasanya kejadian yang
dirasakan akan terjadi tersebut berupa kejadian mengerikan yang tidak
menyenangkan. Hal tersebut juga dirasakan oleh tokoh Eiji pada manga
Saikometoraa Eiji. Sedangkan apabila melalui perantara psychometry, informasi
38
4
sebuah kejadian akan digali atau dicari sesuai dengan keinginan seorang yang
memiliki kemampuan precognition, dengan cara menyentuh benda atau objek
yang berhubungan dengan informasi (Rhine, 1997:62). Tokoh Eiji biasanya
menggunakan perantara psychometry ketika ia ingin mengetahui informasi sebuah
kejadian yang belum diketahuinya. Rentan waktu munculnya informasi antara
melalui intuisi dan mimpi, dengan melalui perantara psychometry juga memiliki
perbedaan. Apabila informasi diperoleh tokoh Eiji melalui intuisi maupun mimpi,
maka informasi tersebut akan muncul dengan cepat tanpa konsentrasi pikiran yang
lama. Saat tokoh Eiji menggunakan perantara psychometry, maka ia harus
menyentuh benda yang berhubungan dengan informasi yang ingin digali dan
membutuhkan waktu untuk memusatkan pikiran agar informasi sampai dalam
bayangan pikiran tokoh Eiji.
Adapun berikut data yang menunjukkan bahwa tokoh Eiji memiliki
kemampuan precognition yang dilakukan dengan cara melalui intuisi maupun
melaui mimpi dari tokoh Eiji, serta dengan perantara psychometry.
5.1.1.1 Melalui intuisi
Pada manga Saikometoraa Eiji, terdapat beberapa informasi dan kejadian
yang akan terjadi atau belum terjadi yang muncul melalui intuisi Eiji yaitu, a)
Kejadian ledakan bom di taman bermain di daerah Shibuya dan b) Saat kasus
penculikan temannya seorang polwan yang bernama Ryouko.
Adapun berikut contoh data analisis tokoh Eiji mendapat informasi dengan
cara melalui intuisi, yaitu saat tokoh Eiji dapat merasakan kejadian ledakan bom
di taman bermain di daerah Shibuya. Saat itu tokoh Eiji diajak oleh temannya
39
4
seorang polwan yang bernama Ryouko jalan-jalan di taman tersebut. Ketika
sedang menuju wahana gondola bersama temannya, tiba-tiba tokoh Eiji
merasakan adanya bom. Tokoh Eiji kaget karena tiba-merasakan ada bom di
sekitar wahana gondola. Adapun berikut data ekspresi wajah tokoh Eiji saat
merasakan ada bom.
Gambar 1. Ekspresi Wajah Tokoh Eiji Saat Merasakan Ada Bom
(Saikometoraa Eiji volume 2, 1996:111)
Gambar (1) merupakan ekspresi wajah tokoh Eiji saat merasakan adanya
bom. Pada gambar (1) terlihat wajah tokoh Eiji yang kaget karena secara tiba-tiba
merasakan ada bom di sekitar wahana gondola tempat mereka antre tiket untuk
naik gondola. Ekspresi kaget atau terkejut yang ditunjukkan oleh tokoh Eiji
digambarkan dengan tatapan mata melotot (McCloud, 2008:80-103). Ketika
sedang sibuk antre tiket wahana bersama temannya, tiba-tiba tokoh Eiji terdiam
dengan menunjukkan raut wajah seperti sedang merasakan sesuatu yang aneh.
Ternyata pada saat tersebut tokoh Eiji medapat informasi secara tiba-tiba melalui
intuisinya, informasi yang diterima adalah kejadian akan terjadinya ledakan bom.
Saat informasi yang diterimanya melalui intuisi, tokoh Eiji menunjukkan ekspresi
40
4
wajah dengan tatapan mata melotot, dan mulai muncul percikan-percikan cahaya
yang mulai terbentuk jelas dalam pikiran tokoh Eiji seperti yang terdapat pada
gambar (1).
Percikan-percikan cahaya yang membentuk gambaran sebuah informasi
kejadian dengan waktu singkat mulai berbentuk gambar yang jelas, yaitu gambar
sebuah bom dalam pikiran tokoh Eiji. Berikut data gambaran bom yang muncul
melalui intuisi tokoh Eiji.
Gambar 2. Bayangan Bom dalam Intuisi Tokoh Eiji
(Saikometoraa Eiji volume 2, 1996:112)
Pada gambar (2) merupakan gambaran dari hasil intuisi tokoh Eiji yang
muncul secara tiba-tiba dalam pikirannya. Pada gambar tersebut terlihat sebuah
bom yang sedang terpasang. Gambaran bom yang terdapat pada gambar (2)
muncul ketika tokoh Eiji sedang berada di sekitar wahana gondola untuk antre
membeli tiket. Setelah intuisi yang dimilikinya memberi informasi dalam
gambaran sebuah bom, tokoh Eiji pun segera memberi tahu temannya tentang apa
yang sedang dirasakannya tersebut. Berikut data percakapan antara tokoh Eiji
41
4
dengan temannya yang bernama Ryouko tentang keberadaan bom yang
dirasakannya.
(1) エイジ :爆弾だ…ヤバイ!良子さん…!ゴンドラ駅のどこ
かに時限爆弾がある!!
良子 :な…なんですって!?
Eiji : Bakudan da yabai! Ryouko san ! gondora eki no
dokoka ni jigen bakudan ga aru!!
Ryouko : na... nande sutte!?
(Saikometoraa Eiji volume 2, 1996:113)
Terjemahan
Eiji : Bom…... celaka! Nona Ryouko!! Ada bom waktu di suatu
tempat di Stasiun Gondola !!
Ryouko: A,,, Apa!?
Data (1) merupakan percakapan antara tokoh Eiji bersama dengan
temannya seorang polwan yang bernama Ryouko. Tokoh Eiji segera memberi
tahu temannya setelah mendapat informasi melalui intuisi yang dimilikinya. Pada
data (1) diceritakan bahwa informasi tentang adanya bom di sekitar wahana
gondola muncul secara tiba-tiba saat tokoh Eiji sedang antre tiket naik gondola.
Tokoh Eiji segera memberi tahu tokoh Ryouko tentang adanya bom dan tempat
keberadaan bom tersebut yaitu, di stasiun tempat mereka antre tiket naik gondola.
Mengetahui informasi tentang adanya bom, tokoh Eiji bersama dengan tokoh
Ryouko berusaha menyebarkan informasi tersebut untuk menyelamatkan orang-
orang sekitar. Namun, tidak semua dapat diselamatkan karena beberapa menit
setelah tokoh Eiji menerima informasi dari intuisi yang dimilikinya, bom
langsung meledak tepat di sekitar wahana gondola.
Pada gambar (1) dan gambar (2) dapat dianalisis bahwa tokoh Eiji
memiliki kekuatan precogniton yaitu, dapat mengetahui kejadian yang akan
42
4
terjadi atau belum terjadi sebelumnya dengan cara melalui intuisi. Pada gambar (1)
tokoh Eiji dapat merasakan adanya bom sebelum terjadinya ledakan bom yang
muncul secara tiba-tiba tanpa disengaja atau diinginkan oleh tokoh Eiji.
Kemampuan precognition dengan melalui intuisi akan muncul melaui proses yang
cepat dan tanpa disengaja akan memunculkan sebuah kejadian atau informasi
yang akan terjadi (Rhine, 1997:61). Hal tersebut juga terdapat pada gambar (2),
tanpa disengaja tiba-tiba muncul bayangan bom dalam bayangan pikiran tokoh
Eiji, dan ia merasakan akan terjadinya ledakan bom di sekitar wahana gondola
tersebut. Intuisi tokoh Eiji tentang adanya ledakan bom di sekitar wahana gondola
juga diungkapkan dalam percakapan pada data (1) bersama temannya yang
bernama Ryouko.
Setelah tokoh Eiji merasakan tentang keberadaan bom di sekitar wahana
gondola dan memberi tahu temannya tentang apa yang dirasakan, dalam waktu
beberapa menit kemudian bom pun meledak di tempat tersebut. Tokoh Eiji
berhasil menyelamatkan diri bersama dengan temannya, dan berhasil pula
menyelamatkan orang-orang di sekitar wahana tersebut. Namun, tidak semua
orang dapat diselamatkan dalam kasus ledakan bom ini. Banyak korban
berjatuhan bahkan ada yang meninggal pada saat terjadinya ledakan bom. Hal
tersebut terjadi dikarenakan rentan waktu antara informasi yang diperoleh tokoh
Eiji dengan terjadinya ledakan bom sangat singkat, hanya dalam hitungan menit
saja. Adapun berikut data gambar ledakan bom yang terjadi di sekitar wahana
gondola tersebut, sebagai berikut.
43
4
Gambar 3. Peristiwa Terjadinya Ledakan Bom
(Saikometoraa Eiji volume 2, 1996:119)
Gambar (3) merupakan gambaran wahana gondola saat terjadi ledakan
bom. Bom meledak tepat di stasiun tempat antre tiket naik gondola. Pada gambar
(3), terlihat kepulan asap dan runtuhnya bangunan di sekitar wahana gondola
tersebut. Ledakan bom yang terdapat pada gambar (3) terjadi beberapa menit
setelah tokoh Eiji merasakan adanya keberadaan bom di sekitar wahana tersebut.
Pada gambar (3) dapat ditinjau persamaan antara bayangan intuisi tokoh Eiji
tentang adanya ledakan bom. Sebelum terjadi ledakan bom pada gambar (3),
muncul gambaran bom dalam intuisi tokoh Eiji dan ternyata benar beberapa menit
kemudian terjadi ledakan bom. Tokoh Eiji merasakan bahwa bom berada di
sekitar wahana gondola tepatnya di stasiun tempat antre tiket gondola. Hal
tersebut sama seperti yang terdapat pada gambar (3), bom meledak bersumber dari
bawah wahana gondola, yaitu stasiun tempat antre tiket.
Pada gambar (2), data (1) dan gambar (3), dapat dianalisis kesamaan
antara informasi yang muncul melalui intuisi tokoh Eiji dengan kejadian
sebenarnya yang terjadi di taman bermain di daerah Shibuya. Pada gambar (2)
dalam intuisi tokoh Eiji muncul gambaran sebuah bom, dan hal yang dirasakan
44
4
tersebut disampaikan dalam percakapan antara tokoh Eiji dengan temannya yang
terdapat pada data (1). Intuisi yang dirasakan tokoh Eiji pada gambar (2) dan data
(1) memiliki kesamaan dengan kejadian sebenarnya yang terdapat pada gambar
(3). Gambar (3) merupakan gambaran kejadian ledakan bom yang terjadi di taman
bermain di daerah Shibuya. Informasi tentang adanya ledakan bom dirasakan
tokoh Eiji beberapa menit sebelum terjadinya ledakan bom.
5.1.1.2 Melalui Mimpi
Melalui mimpi tokoh Eiji dapat merasakan informasi kejadian pada kasus
pembunuhan berantai yang mayatnya ditemukan di bawah pohon sakura di
belakang sekolah Eiji. Sebelum penemuan mayat gadis yang mati tercekik di
bawah pohon sakura tersebut, pada malam harinya tokoh Eiji bermimpi tentang
gadis tersebut. Ketika sedang terlelap tidur, tiba-tiba tokoh Eiji mendapat
informasi melalui mimpinya. Dalam mimpi tersebut terlihat tokoh Eiji sedang
melihat tangannya mencekik seorang gadis. Berikut data yang menunjukkan
bayangan mimpi dari tokoh Eiji yang sedang mencekik seorang gadis.
Gambar 4. Tangan Tokoh Eiji Mencekik Wanita dalam Mimpinya
(Saikometoraa Eiji volume 10, 1998:70)
45
4
Pada gambar (4), terlihat bayangan yang muncul dari mimpi tokoh Eiji,
yaitu seorang gadis dengan wajah menghadap ke atas dan mata melotot, karena
lehernya tercekik. Diceritakan pada gambar (4) tokoh Eiji dalam mimpinya
melihat tangannya sendiri sedang mencekik seorang gadis. Dalam mimpinya
tersebut tokoh Eiji menekan dengan kuat pembuluh darah di leher gadis tersebut.
Melalui mimpinya tokoh Eiji tiba-tiba mendapat informasi sebuah kejadian aneh
yaitu, mencekik leher seorang gadis hingga mati. Ketika terbangun dari mimpinya,
tokoh Eiji pun terheran-heran dan bingung untuk mengartikan maksud dari
mimpinya tersebut. Jawaban dari kebingungan tokoh Eiji baru bisa terjawab
setelah keesokan paginya, saat ditemukannya mayat seorang gadis yang mati
tercekik seperti yang ada dalam mimpi tokoh Eiji sebelumnya.
Mayat gadis yang mati tercekik tersebut ditemukan di bawah pohon sakura
di belakang sekolah Eiji. Gadis tersebut ditemukan oleh polisi mati dalam keadaan
mata melotot, serta ditemukan bekas tekanan keras di lehernya. Adapun data yang
menunjukkan gambar mayat gadis yang mati mirip seperti dalam mimpi Eiji
sebelumnya, sebagai berikut.
Gambar 5. Wajah Gadis yang Mati Tercekik
(Saikometoraa Eiji volume 10, 1998:80)
46
4
Gambar (5) merupakan data yang menunjukkan wajah gadis yang mati
tercekik, yang mayatnya ditemukan di bawah pohon sakura di belakang sekolah
Eiji. Setelah diperiksa oleh polisi, mayat tersebut bernama Wakui yang penyebab
kematiannya diduga akibat kekurangan oksigen, karena pembuluh darah di
lehernya ditekan kuat (Saikometoraa Eiji volume 10, 1998:80). Polisi juga
menduga bahwa kematiannya baru terjadi sekitar 5 jam yang lalu sebelum
mayatnya ditemukan. Tokoh Eiji pun baru memahami maksud dari informasi
yang didapatnya secara tiba-tiba melalui mimpi, setelah keesokan harinya. Tokoh
Eiji menganggap bahwa jawaban dari mimpinya yang muncul saat malam
sebelumnya adalah kematian dari gadis yang ditemukan tewas tercekik di
sekolahnya tersebut. Anggapan tokoh Eiji pun diungkapkannya pada data sebagai
berikut.
(2) エイジ :夢と同じだ、昨日の夜夢見たんだ。オレがこの手
で家庭科の和久井を。
Eiji : Yume to onaji da, kinou no yoru yume mitanda. Ore ga
kono te de kateika no Wakui o.
(Saikometoraa Eiji volume 10, 1998:80)
Terjemahan
Eiji : Sama seperti mimpi, kemarin malam aku bermimpi.
Aku mencekik Wakui dengan tangan ini.
Data (2) merupakan ungkapan tokoh Eiji ketika melihat mayat gadis yang
ditemukan di bawah pohon sakura di belakang sekolahnya. Tokoh Eiji
mengungkapkan bahwa gadis yang dicekik dalam mimpinya sama seperti mayat
gadis yang ditemukan di sekolahnya tersebut. Pada malam sebelum ditemukannya
mayat gadis yang bernama Wakui, tokoh Eiji bermimpi mencekik Wakui. Mimpi
tersebut muncul secara tiba-tiba tanpa disengaja maupun diinginkan oleh tokoh
Eiji. Tokoh Eiji pun terheran-heran dan bingung pada malam tersebut dengan
47
4
informasi yang didapat melalui mimpinya tersebut. Setelah malam harinya
bermimpi, keesokan paginya ditemukan mayat gadis bernama Wakui mati
tercekik di bawah pohon sakura di belakang sekolah Eiji. Eiji pun baru mengerti
tentang maksud dari mimpinya yang diungkapkannya pada data (2) di atas.
Dapat dianalisis pada gambar (4) dan gambar (5), memiliki
kesinambungan serta persamaan. Pada gambar (4) tokoh Eiji mendapat informasi
melalui mimpinya, berupa gambaran seorang gadis dengan mata melotot dan leher
tercekik. Mimpi tersebut muncul secara tiba-tiba sebelum ditemukannya mayat
gadis yang mati karena tercekik. Setelah bermimpi mencekik gadis bernama
Wakui, keesokan paginya tokoh Eiji melihat gadis dalam mimpinya tersebut
ditemukan mati tercekik di bawah pohon sakura di belakang sekolah yang
terdapat pada gambar (5). Wajah serta riwayat kematian gadis tersebut sama
seperti yang ada dalam mimpi tokoh Eiji. Persamaan mimpi dengan kenyataan
yang ada tersebut juga diungkapkan oleh tokoh Eiji sendiri yang terdapat pada
data (2).
5.1.1.3 Melalui Psychometry
Terdapat beberapa informasi kejadian yang digali tokoh Eiji dengan
melalui perantara psychometry. a) Kejadian ketika tokoh Eiji ingin mengetahui
gambaran objek dari celana dalam yang ada di rumah temannya, b) Kejadian
ketika tokoh Eiji bermaksud ingin mengetahui markas preman yang telah
menganiaya sahabatnya, c) Ketika tokoh Eiji ingin mengetahui ciri-ciri penjahat
yang ingin membunuhnya.
48
4
Adapun berikut contoh data yang menjelaskan tentang kemampuan
precognition tokoh Eiji yang dilakukannya dengan cara melalui psychometry yaitu,
ketika ia bermaksud jahil ingin mengetahui gambaran objek dari celana dalam
temannya. Psychometry merupakan cara untuk mengetahui sebuah informasi atau
kejadian dengan menyentuh langsung objek atau benda yang tertinggal atau ingin
diketahui gambaran informasinya (Rhine, 1997:62). Sama seperti yang telah
disampaikan oleh Rhine, pada manga ini tokoh Eiji pun melakukannya dengan
menyentuh celana dalam tersebut dan mulai memusatkan pikirannya untuk
memperoleh gambaran objek yang diinginkannya. Berikut data gambar tokoh Eiji
sedang berkonsentrasi melakukan psychometry terhadap celana dalam tersebut.
Gambar 6. Tokoh Eiji saat Melakukan Psychometry pada Celana Dalam
(Saikometoraa Eiji volume 2, 1996:88)
Gambar (6) merupakan ekspresi tokoh Eiji ketika sedang melakukan
psychometry pada celana dalam yang diduga milik temannya. Pada gambar (6)
terlihat ekspresi wajah tokoh Eiji yang sangat serius saat sedang memusatkan
pikirannya untuk mendapat sebuah gambaran informasi. Mata tokoh Eiji
49
4
dipejamkan dengan bagian mulut terbuka sampai terlihat bagian gigi atas dan gigi
bawah bertemu. Jari telunjuk bagian ujung tokoh Eiji terlihat menyentuh celana
dalam tersebut. Sambil menyentuh celana dalam tersebut, tokoh Eiji mulai
berkonsentrasi untuk melihat gambaran objek yang tertinggal di dalamnya.
Setelah beberapa saat melakukan psychometry, tokoh Eiji pun mulai mendapat
gambaran informasi yang ingin didapatnya.
Gambaran objek yang muncul melalui psychometry tokoh Eiji ternyata
tidak sesuai dengan ekspetasi sebelumnya. Tokoh Eiji berharap sebelumnya ingin
mengetahui gambaran objek milik temannya yang tertinggal pada celana dalam,
namun yang muncul dalam bayangan pikirannya malah seorang nenek tua yang
sedang melepas celana dalam seperti yang disentuhnya. Adapun data gambaran
yang muncul dalam bayangan pikiran tokoh Eiji yang dilakukan dengan cara
psychometry, yaitu sebagai berikut.
Gambar 7. Objek yang Muncul dalam Psychometry Tokoh Eiji
50
4
(Saikometoraa Eiji volume 2, 1996:89)
Gambar (7) merupakan gambaran objek yang muncul dalam bayangan
pikiran melalui psychometry tokoh Eiji pada celana dalam yang diduga milik
temannya. Sebelumnya tokoh Eiji menduga celana dalam yang ditemukannya
tersebut adalah milik temannya, dan sedang mandi di kamar mandi tersebut adalah
temannya. Namun, dugaannya ternyata salah setelah tokoh Eiji melakukan
psychometry pada celana dalam tersebut. Gambaran yang muncul dalam bayangan
pikiran tokoh Eiji bukanlah temannya melainkan seorang nenek yang sedang
mengenakan celana dalam yang disentuhnya. Pada gambar (7) terlihat seorang
nenek yang sedang melepas celana dalam dan bersiap-siap untuk mandi. Setelah
muncul gambaran objek seperti yang terdapat pada gambar (7), tokoh Eiji
menyimpulkan bahwa celana dalam tersebut bukanlah milik temannya, melainkan
milik nenek yang muncul dari hasil psychometry nya. Setelah beberapa saat
kemudian anggapan tokoh Eiji tentang celana dalam tersebut milik nenek yang
muncul dalam bayangan pikirannya ternyata benar.
Beberapa saat kemudian, temannya yang diduga sedang mandi di kamar
mandi, ternyata baru datang dari keluar rumah. Dugaan Eiji pun semakin kuat
bahwa celana dalam tersebut bukan milik temannya, karena ternyata temannya
tidak sedang mandi. Kemudian seorang nenek pun keluar dari kamar mandi
tersebut. Berikut data wajah nenek yang mirip dengan gambaran hasil
psychometry tokoh Eiji.
Gambar 8. Nenek yang Mirip dengan Gambaran Psychometry Tokoh Eiji
51
4
(Saikometoraa Eiji volume 2, 1996:91)
Gambar (8) merupakan wajah nenek yang mirip dengan gambaran yang
muncul dalam psychometry tokoh Eiji. Nenek tersebut merupakan nenek
temannya yang menumpang mandi di rumah temannya. seperti yang telah
dijelaskan oleh Rhine (1997:64) sebelumnya bahwa ketika seseorang yang
memiliki kemampuan indera keenam melakukan psychometry, maka yang muncul
dalam bayangan pikirannya adalah objek atau benda yang pernah disentuh atau
dimiliki oleh orang yang ingin diteliti informasinya. Hal tersebut juga dialami
oleh tokoh Eiji, ketika melakukan psychometry pada celana dalam di rumah
temannya, bayangan yang muncul dalam pikiran tokoh Eiji adalah seorang nenek
yang memiliki celana dalam tersebut. Kebenaran dari hasil psychometry tokoh Eiji
pun diperkuat dengan kemunculan nenek yang mirip seperti bayangan dalam
pikirannya, keluar dari kamar mandi.
52
4
Dapat dianalisis pada gambar (7) dan gambar (8) memiliki kesamaan
antara bayangan hasil psychometry tokoh Eiji dengan kenyataan yang muncul
tentang pemilik celana dalam tersebut. Pada gambar (7), muncul bayangan
seorang nenek yang sedang melepas celana dalam mirip dengan celana dalam
yang disentuh tokoh Eiji. Pada gambar (8) muncul seorang nenek yang mirip
dengan gambaran nenek yang muncul dalam bayangan pikiran Eiji. Sehingga
dapat disimpulkan bahwa celana dalam yang ingin diketahui gambaran objeknya
adalah milik nenek tersebut.
5.1.2 Tokoh Ikushima
Tokoh Ikushima merupakan tokoh tambahan dalam manga Saikometoraa
Eiji. Tokoh tambahan yaitu tokoh yang hanya dimunculkan sekali atau beberapa
kali dalam cerita, dan itu pun dalam porsi penceritaan yang relatif pendek (Sayuti,
2000:74). Berdasarkan fungsinya tokoh Ikushima merupakan tokoh yang
cenderung antagonis, serta memiliki kepribadian introvert. Introvert merupakan
kepribadian yang memiliki kecenderungan sikap pendiam, suka menyendiri, dan
tidak butuh orang lain karena merasa kebutuhannya dapat dipenuhi sendiri
(Ghufron dan Risnawita, 2014: 88). Tokoh Ikushima pada manga Saikometoraa
Eiji, merupakan seorang mantan kepala preman di daerah Shibuya. Meskipun
tokoh Ikushima menjadi seorang kepala preman yang memiliki banyak anggota, ia
merupakan seorang yang memiliki kepribadian tertutup dengan anggota lain.
Tokoh Ikushima tidak pernah menceritakan kekuatan indera keenam yang dimiliki
kepada orang lain maupun kepada keluarga. Diceritakan pada manga ini, tokoh
Ikushima memiliki masa lalu yang suram. Tokoh Ikushima ketika masih kecil
53
4
dibuang oleh ibu kandungnya, karena lahir di luar nikah. Hal inilah yang
menyebakan tokoh Ikushima menjadi pribadi yang tertutup, sulit percaya dengan
orang lain dan suka menyendiri.
Sebagai seorang yang memiliki bentuk kemampuan precognition, tokoh
Ikushima lebih sering menggunakan kemampuan yang dimiliki untuk berkelahi
dengan musuh-musuhnya. Tokoh Ikushima terkenal dengan kemampuan berkelahi
yang mampu menerka serangan yang akan direncanakan musuh kepadanya,
melalui intuisi yang dimiliki. Salah satu ciri seorang yang memiliki kemampuan
precognition adalah memiliki kemampuan untuk membaca isi hati orang lain
melalui intuisi yang tajam (Astuti, 2014:10). Tokoh Ikushima memiliki ciri
tersebut, yaitu mampu membaca isi hati lawannya serta serangan yang
direncanakan lawannya dengan menggunakan ketajaman intuisinya.
Adapun data yang menunjukkan tokoh Ikushima mampu membaca isi hati
orang lain, serta merasakan ada bahaya atau sebaliknya yang sedang maupun akan
terjadi melaui intuisi, sebagai berikut.
5.1.2.1 Melalui Intuisi
Kemampuan precognition yang dimiliki oleh tokoh Ikushima digunakan
dengan cara melalui intuisi dalam beberapa kejadian yaitu, a) Ketika ia berkelahi
dengan musuhnya yang bernama Eiji, b) Ketika membantu sahabatnya yang
bernama Touru, saat kasus konsfirasi kudeta pemerintahan Jepang, c) Ketika
tokoh Ikushima membantu seorang penculik bayaran yang dikenal dengan sebutan
cannabis. Adapun berikut contoh data yang menunjukkan tokoh Ikushima
memiliki kemampuan precognition dengan cara melalui intuisi.
54
4
a) Ketika Berkelahi Dengan Musuh
Tokoh Ikushima menggunakan kekuatan precognition yang dimiliki
melalui intuisi, ketika berkelahi dengan musuhnya yang bernama tokoh Eiji.
Tokoh Ikushima dapat mengetahui rencana serangan yang akan dilakukan oleh
musuhnya kepadanya. Diceritakan pada manga ini, tokoh Ikushima sedang
berkelahi dengan musuhnya yang bernama tokoh Eiji di daerah Shibuya. Sebagai
sesama tokoh yang memiliki kemampuan indera keenam, mereka berkelahi
dengan hebat. Ketika sedang berniat menyusun rencana serangan, Eiji kaget
mendengar Ikushima menebak rencana serangan yang akan dilakukannya. Melalui
intuisi, tokoh Ikushima mampu menebak isi hati dari musuhnya, yaitu niat dari
serangan yang akan dilakukan oleh tokoh Eiji. Adapun data yang menunjukkan
niat dari rencana serangan tokoh Eiji yang mampu ditebak oleh tokoh Ikushima
sebagai berikut.
(3) エイジ :上等だ!胸元に飛び込んで左のフェイントを繰り出
す。かわしたところを体にどこかをつかんで、
奴の次の動きを...
Eiji : Jhoutou! munamoto ni tobi konde hidari no feinto o
kuridasu. Kawashita tokoro o karada no dokoka o
tsukande, yatsu no tsugi no ugoki o...
(Saikometoraa Eiji volume 18, 1999:27)
Terjemahan
Eiji : Oke! Incar dadanya lalu aku akan feint ke kiri. Saat
menghindar, aku akan memegang tubuhnya, lalu
melihat gerakan berikutnya.
Data (3), merupakan rencana serangan yang akan dilakukan oleh lawan
tokoh Ikushima yang bernama Eiji. Pada saat tokoh Eiji menantang tokoh
Ikushima untuk berkelahi. Tokoh Ikushima pun menyanggupi tantangan lawannya
untuk berkelahi. Saat akan mulai perkelahian tokoh Eiji berniat menyusun
55
4
serangan untuk mengalahkan tokoh Ikushima. Dalam hatinya tokoh Eiji
menyusun serangan seperti yang telah disampaikan pada data (3) di atas. Namun,
siasat tersebut telah ditebak oleh tokoh Ikushima sebelum dilakukannya. Tokoh
Ikushima menebak isi hati dan pikiran tokoh Eiji tentang rencana serangan untuk
mengalahkan Ikushima. Seorang yang memiliki indera keenam memiliki salah
satu ciri yaitu, mampu membaca ataupun menebak isi hati orang lain (Astuti,
2014:10). Pendapat yang sama disampaikan oleh Dr. Tertius Lantigimo (2009:2),
bahwa orang yang memiliki indera keenam mampu membaca pikiran orang lain
melalui intuisinya. Tokoh Ikushima memiliki ciri tersebut, ia mampu menebak isi
hati lawannya yang sedang merencanakan untuk mengalahkannya. Adapun
berikut data hasil dari tebakan tokoh Ikushima ketika membaca isi hati musuhnya,
sebagai berikut.
(4) 生島 :左のフイントからサイコメトリーをして、オレの先
手を打とうとしている…
エイジ :触れもせずにオレの考えることが!?どうした?
Ikushima : Hidari no feinto kara saikometorii o shite, ore no sente
o utou to shiteru...
Eiji : Fure mo sezu ni ore no kangaeru koto ga!? Doushita?
(Saikometoraa Eiji volume 18, 1999:27-28)
Terjemahan
Ikushima : Setelah feint ke kiri kau akan psikometri dan
mematahkan serangan pertamaku?
Eiji : Kau membaca pikiranku tanpa menyentuh!? Kenapa?
Data (4) merupakan percakapan antara tokoh Ikushima dengan lawannya
yang bernama Eiji ketika mereka akan memulai perkelahian. Tokoh Ikushima
menebak isi pikiran lawannya tentang serangan yang akan dilakukan lawan untuk
mengalahkannya. Pada data (4), tokoh Ikushima menyampaikan hasil dari
intuisinya tentang isi pikiran dari lawannya yaitu, Eiji. Seorang yang mampu
56
4
membaca isi pikiran orang lain melalui intuisi dapat melakukannya bahkan dalam
jarak maksimal 70 meter dengan keadaan tidak berbicara atau menyampaikan isi
pikirannya (Lantigimo, 2009:2). Ketika tokoh Ikushima sedang membaca isi
pikiran lawannya yaitu Eiji, mereka dalam keadaan berhadap-hadapan dengan
jarak beberapa meter. Tokoh Eiji pun tidak mengungkapkan isi pikirannya saat itu
secara verbal melainkan dalam hati. Hal tersebut dapat dilihat ketika tokoh
Ikushima menebak isi pikiran tokoh Eiji, tokoh Eiji mempertanyakan seperti yang
dikatakan pada data (4).
Pada data (3) dan data (4), dapat dianalisis kesamaannya antara isi dari
pikiran tokoh Eiji dengan hasil tebakan dari intuisi tokoh Ikushima. Pada data (3),
sebelum memulai perkelahian tokoh Eiji menyusun serangan akan melakukan
seranngan feint yaitu, serangan atau gerakan tipuan untuk mengecoh lawan
(Saikometoraa Eiji volume 18, 1999:27). Hal tersebut sama seperti yang
disampaikan oleh tokoh Ikushima pada data (4), melalui hasil intuisinya. Tokoh
Ikushima juga dikatakan mampu membaca pikiran lawannya, berdasarkan
pengakuan yang diungkapkan oleh tokoh Eiji yang terdapat pada data (4).
b) Ketika Membantu Penculik Bayaran Yang Dikenal Dengan Sebutan
Cannabis
Tokoh Ikushima menggunakan intuisi yang dimilikinya dalam misi
kerjasama bersama dengan penculik bayaran yang disebut dengan sebutan
cannabis. Dalam misi ini, tokoh Ikushima membantu penculik bayaran tersebut
untuk menculik putra dari seorang politikus terkenal. Dengan intuisi yang tajam,
tokoh Ikushima mampu mengetahui bahwa putra dari politikus yang bernama
57
4
Makihara Kazuma tersebut akan dikawal dengan jarak yang tidak dekat. Jika
sudah mengetahui jarak dan jumlah pengawalnya, maka hal tersebut akan
memudahkan cannabis untuk menculik Makihara Kazuma. Berikut data yang
menunjukkan hasil intuisi tokoh Ikushima yang disampaikannya kepada cannabis.
(5) 生島 :カンナビスか?牧原一馬の明日の行動がわかった。
明日は大学だ護衛は5人ただし10メートル以
内に近づくなと言われているわかるな?
Ikushima : Kannabisu ka? Makihara Kazuma no koudou ga
wakatta. Ashita wa daigaku da goei wa 5 nin tadashi
10 meetoru inai ni chikadukuna to iwareteiru
wakaruna?
(Saikometoraa Eiji volume 18, 1999:44)
Terjemahan
Ikushima : Cannabis? Aku sudah tahu gerakan Makihara Kazuma
besok. Besok dia kuliah pengawalnya 5 orang, mereka
diingatkan untuk tidak mendekatinya dalam jarak 10
meter, kau sudah mengerti?
Data (5) merupakan pesan yang disampaikan tokoh Ikushima melalui
ponselnya. Pesan tersebut adalah hasil dari informasi yang diterima tokoh
Ikushima dengan cara melalui intuisi. Hasil intuisi tersebut berisikan tentang
jumlah pengawal serta jarak pengawal yang mengawasi target penculikan mereka,
yaitu seorang putra politikus yang bernama Makihara Kazuma. Tokoh Ikushima
memberi tahu cannabis sehari sebelum penculikan dilakukan. Keesokan harinya
cannabis bertindak melakukan penculikan dengan berpedoman pada informasi
yang disampaikan oleh tokoh Ikushima sebelumnya. Penculikan pun berhasil
dilakukan oleh cannabis, kemudian setelahnya ia menelpon kembali tokoh
Ikushima untuk menyampaikan bahwa informasi tentang jumlah serta jarak
58
4
pengawal sesuai dengan yang disampaikan oleh Ikushima sebelumnya. Adapun
data yang menunjukkan kesesuaian informasi dari hasil intuisi tokoh Ikushima
dengan kenyataan yang ada, yang disampaikan oleh cannabis sebagai berikut.
(6) カンナビス:ああすべてお前の言った通りだったよ生島、お
かげで予定通り誰も殺さずにターゲットを手に
入れることができた。
Cannabis : Aa subete omae no itta toori dattayo Ikushima, okage
de yotei toori dare mo korosazu ni taagetto o te ni
ireru koto ga dekita.
(Saikometoraa Eiji volume 18, 1999:65)
Terjemahan
Cannabis : Ya, sesuai ucapanmu Ikushima, berkatmu aku bisa
mendapatkan target tanpa membunuh sesuai rencana.
Data (6) merupakan pesan yang disampaikan oleh cannabis melalui ponsel,
setelah berhasil menculik Makihara Kazuma yang merupakan putra seporang
politikus. Pada data (6) cannabis bermaksud menyampaikan pesan bahwa apa
yang dilihatnya sesuai dengan yang dikatakan oleh tokoh Ikushima sebelumnya.
Ia juga menyampaikan berkat informasi yang diberikan oleh tokoh Ikushima,
cannabis berhasil menculik targetnya sesuai dengan rencana.
Dapat dianalisis terdapat kesamaan antara data (5) yang merupakan
informasi yang disampaikan tokoh Ikushima melalui intuisinya, dengan data (6)
yang berisi kenyataan yang dihadapi oleh cannabis. Pada data (5) tokoh Ikushima
menyampaikan bahwa target penculikan akan dikawal oleh lima orang dengan
jarak 10 meter saat kuliah. Informasi tersebut sama seperti yang dihadapi cannabis
ketika ia melakukan tindakan penculikan terhadap target. Cannabis
menyampaikan bahwa informasi yang disampaikan tokoh Ikushima sesuai dengan
59
4
kenyataannya. Hal tersebut disampaikan oleh cannabis yang terdapat pada data
(6).
5.1.3 Tokoh Akagi
Tokoh Akagi merupakan tokoh tambahan dalam manga Saikometoraa Eiji.
Tokoh tambahan yaitu tokoh yang hanya dimunculkan sekali atau beberapa kali
dalam cerita, dan itu pun dalam porsi penceritaan yang relatif pendek (Sayuti,
2000:74). Sama seperti tokoh Ikushima sebelumnya, tokoh Akagi hanya
dimunculkan beberapa kali dalam manga ini. Berdasarkan fungsinya tokoh Akagi
merupakan tokoh yang cenderung protagonis, serta cenderung memiliki
kepribadian ekstrovert. Kepribadian ekstrovert cenderung memiliki sikap ramah,
terbuka, aktif, dan suka bergaul (Ghufron dan Risnawita, 2014: 88). Tokoh Akagi
pada manga Saikometoraa Eiji yang merupakan seorang polisi, memiliki
kepribadian terbuka dan mudah bergaul dengan orang lain. Tokoh Akagi terkenal
dikalangan kepolisian, bahkan hingga ia meninggal keramahannya masih
dikenang oleh teman-temannya sesama polisi.
Tokoh Akagi diketahui memiliki kemampuan precognition, karena
diceritakan oleh sahabatnya sesama polisi yang bernama Kyousuke. Setelah Akagi
meninggal Kyousuke menceritakan kemampuan precognition yang dimilikinya
kepada teman-teman Akagi. Tokoh Akagi menggunakan kemampuan
precognition dengan cara melalui intuisi dan dengan cara perantara psychometry.
Berikut data yang menjelaskan tentang kemampuan precognition yang dimiliki
tokoh Akagi dengan cara melalui psychometry dan intuisi.
60
4
5.1.3.1 Melalui Psychometry
Tokoh Akagi menggunakan kemampuan yang dimiliki dengan cara
psychometry, ketika ia ingin menebak isi buku catatan harian kepolisian milik
sahabatnya yang bernama Kyousuke. Tokoh Akagi mampu mengetahui isi dari
buku catatan harian kepolisian milik sahabatnya dengan cara menyentuh langsung
buku tersebut. Adapun data yang menunjukkan tokoh Akagi menyentuh buku
harian tersebut saat menebak isi dari buku milik sahabatnya tersebut sebagai
berikut.
Gambar 9. Saat Melakukan Psychometry pada Buku Milik Sahabatnya
(Saikometoraa Eiji volume 24, 2000:216)
Gambar (9) merupakan data yang menunjukkan tokoh Akagi sedang
melakukan psychometry. Psychometry dapat dilakukan jika seorang yang
memiliki indera keenam melakukan kontak langsung dengan benda yang pernah
disentuh atau dimiliki objek yang ingin diteliti (Rhine, 1997:62). Tokoh Akagi
menyentuh buku catatan milik sahabatnya untuk menebak isi dari buku catatan
tersebut. Pada gambar (9) terlihat tangan tokoh Akagi sedang memegang buku
harian tersebut dengan ekspresi wajah serius, seperti sedang berkonsentrasi
61
4
(McCloud, 2008:80-103). Diceritakan saat itu, tokoh Akagi sedang minum
bersama sahabatnya yang bernama Kyousuke di sebuah kafe di daerah Shibuya.
Tokoh Akagi bermaksud menunjukkan kemampuan precognition yang
dimilikinya pada sahabatnya tersebut. Ia pun menawarkan untuk menebak isi dari
buku catatan harian milik sahabatnya tersebut.
Setelah melakukan psychometry, tokoh Akagi mampu menebak isi dari
buku harian tersebut adalah catatan tentang identitas pelaku kejahatan yang belum
diumumkan kepada media. Adapun berikut data yang menunjukkan percakapan
tokoh tokoh Akagi setelah menebak isi dari buku catatan sahabatnya yang
bernama Kyousuke dengan cara psychometry.
(7) あかぎ :...フン...なるほどね池袋の西口公通り間
事件の容疑者かようやく2人に絞られたか。
恭介 :えっ!?
あかぎ :ほー一人銀行員か真面目なヤツだなこいつは毎朝
始業 の1時間前に出勤するような...もう一
人は風俗店の呼び込みか。捜査本部の方針はこ
っちが本命だか...ホシは銀行員だぜ
恭介 :おおお前...
あかぎ :アタリらしな。
Akagi : ..... Fun..... naru hodone ikebukuro no nishi guchi
koudoori aida jiken no yougisha ka youyaku 2 nin ni
shiboraretaka ?
Kyousuke : Eee !?
Akagi : Ho-hitori ginkouin ka majimena yatsu danakoitsu wa
maiasa Shigyou no 1 jikanmae ni shukkinsuru
youna... mou hitori wa fuuzokuten no yobikomika.
Sousahonbu no houshin wa kocchi ga honmeidaka....
hotsu wa ginkouin daze.
Kyousuke : Ooomae....
Akagi : Atarirashina.
(Saikometoraa Eiji volume 24, 2000:216-217)
62
4
Terjemahan
Akagi : Hmm, pantas. Tersangka kasus phantom killer di
pintu masuk barat taman Ikebukuro dipersempit
jadi 2 orang ya?
Kyousuke : Hah!?
Akagi : Hoo, yang satu pegawai bank tipe alim. Setiap pagi
pergi kerja sejam sebelum jam masuk kantor.
Seorang lagi penarik pelanggan di bar. Pusat
mencurigainya. Tapi pelaku sebenarnya si pegawai
bank.
Kyousuke : Ka ka kau...
Akagi : Aku tepat ya,,
Data (7) merupakan percakapan antara tokoh Akagi dengan sahabatnya
yang bernama tokoh Kyousuke. Pada percakapan tersebut, tokoh Akagi
menyampaikan informasi yang diperoleh dari hasil psychometry pada buku
catatan harian kepolisian milik tokoh Kyousuke. Pada data (7), tokoh Akagi
mampu menjelaskan identitas pelaku kejahatan yang dicatat oleh sahabatnya. Saat
sahabatnya bereaksi kaget, ia pun meyakinkan bahwa tebakannya tersebut
memang tepat. Identitas pelaku tersebut belum disebar luaskan kepada media,
namun tokoh Akagi mampu mengetahui identitas pelaku melalui buku catatan
harian kepolisian milik sahabatnya tersebut.
Sahabatnya pun terheran-heran mendengar tebakan dari tokoh Akagi yang
memang tepat. Keheranan tersebut disampaikan oleh sahabatnya yang bernama
Kyousuke terdapat pada data berikut.
(8) 恭介 :し知ってるはずかない!絶対にあり得ない!今日
捜査会議で発表に」なった事実だ!部内秘もい
いところだ。確かにオレの考えでもホンポシは
銀行員だがそれを誰かに話した覚えはない!
Kyousuke : Shi shitteru wa hazukanai! Zettai ni ari enai! Kyou
sousa kaigi de happyou ni natta jijitsu da! Bunaihi mo
ii tokoroda! Tashika ni ore no kangae demo honposhi
63
4
wa ginkouin da ga sore o dare ka ni hanashita oboe
wa nai!
(Saikometoraa Eiji volume 24, 2000:217)
Terjemahan
Kyousuke : Se seharusnya tak mungkin tak mungkin tahu!
Mustahil tak masuk akal! Itu baru diumumkan dalam
rapat tadi! Ini rahasia kantor! Memang menurutku
pelaku sebenarnya adalah pegawai bank, tapi rasanya
aku tak pernah mengatakan pada siapa pun!
Data (8) merupakan ungkapan yang disampaikan oleh sahabat tokoh
Akagi yang bernama Kyousuke. Kyousuke menyatakan keheranannya karena
tokoh Akagi mampu menebak isi dari buku catatan harian polisi yang dimilikinya.
Tokoh Kyousuke secara tidak langsung membenarkan hasil tebakan dari hasil
psychometry tokoh Akagi. Pada ungkapan yang disampaikan pada data (8), tokoh
Kyousuke menyatakan keheranannya karena tebakan dari tokoh Akagi sesuai
dengan isi dari buku catatan harian kepolisian yang ditulisnya. Tokoh Kyousuke
menyatakan bahwa identitas pelaku tersebut baru diumumkan saat rapat
sebelumnya dan belum disebarkan pada media karena masih menjadi rahasia
kantor.
Dapat dianalisis kesamaan yang terdapat pada data (7) dengan data (8).
Pada data (7) tokoh Akagi menebak bahwa identitas pelaku yang ada dalam
catatan harian sahabatnya adalah seorang pegawai bank. Hal tersebut sesuai
dengan tanggapan sahabatnya yang terdapat pada data (8). Tokoh Kyousuke juga
mencurigai pegawai bank, dan identitas tersebut baru dicatat saat pengumuman
hasil rapat tadi. Tokoh Akagi melakukannya dengan cara menyentuh buku catatan
harian kepolisian milik Kyousuke.
64
4
5.1.3.2 Melalui Intuisi
Sebelumnya ia mampu menebak identitas pelaku yang ada dalam buku
sahabatnya, selain itu tokoh Akagi juga mampu meramal kejadian yang akan
terjadi di masa depan melalui intuisi. Hal ini juga disampaikan pada sahabatnya
yang bernama Kyousuke saat mereka minum bersama di sebuah kafe di daerah
Shibuya. Tokoh Akagi mengatakan bahwa ada konspirasi besar yang ada di dalam
kepolisian. tokoh Akagi juga menyampaikan bahwa ia akan merasa terjadi sesuatu
setelah pertemuan mereka tersebut. Informasi dari hasil intuisinya disampaikan
oleh tokoh Akagi yang diungkapkan beberapa hari sebelum ia meninggal dibunuh
secara misterius. Berikut percakapan Akagi tentang informasi kejadian dari hasil
intuisi yang ia rasakan sebelum kematiannya tentang kejadian di masa yang akan
datang.
(9) あかぎ :超能力なんて大げさなもんじゃねぇけどまあいろ
い
ろとわかるんだよ。ガキの頃からそうだった。時々
ふっとこれから起こることが感じられたりもする。
だからこうしてお前に会いにきた。
恭介 :どういう意味だ?
あかぎ :警察内部でとんでもない陰謀が動いている。見過
ごすことは絶対にできない今ならまだ止められる。
Akagi : Chounouryoku nante oogesana mon jhanee kedo maa
iro iro to wakarundayo. Gaki no koro kara soudatta.
Toki doki futto kore kara okoru koto ga shinjirare tari
mo suru. Dakara koushite omae ni ai ni kita.
Kyousuke : Dou iu imi da?
Akagi : Keisatsunaibu de tonde monai inbou ga ugoite iru. Mi
sugusu koto wa zettai ni dekinai ima nara mada
tomerareru.
(Saikometoraa Eiji volume 24, 2000:218)
Terjemahan
Akagi : Kekuatan super tak perlu dibesar-besarkan. Yah, walau
aku jadi tahu macam-macam. Sejak kecil sudah
begitu. Kadang-kadang sekilas aku juga bisa
65
4
merasakan hal yang akan terjadi setelah ini.
Makanya aku menemui mu.
Kyousuke : Apa maksudmu?
Akagi : Ada konspirasi besar dalam kepolisian. Kita tak boleh
membiarkannya, sekarang masih sempat
mencegahnya.
Data (9) merupakan percakapan antara tokoh Akagi dengan tokoh
Kyousuke, yang dilakukan ketika mereka minum bersama di kafe daerah Shibuya.
Percakapan pada data (9) diceritakan kembali oleh tokoh Kyousuke, setelah
setahun kematian tokoh Akagi. Tokoh Kyousuke menceritakan kepada temannya
sesama polisi agar mereka ikut serta membantu memecahkan kasus kematian
tokoh Akagi, dan menghentikan konspirasi yang ada dalam lingkungan kepolisian.
Tokoh Kyousuke menceritakan bahwa ketika satu tahun yang lalu Akagi
mengatakan bahwa dirinya memiliki kemampuan indera keenam. Tokoh Akagi
juga menyampaikan informasi dari hasil intuisinya tentang kejadian masa
mendatang yang disampaikannya pada percakapan yang ada pada data (9).
Ramalan Akagi pun benar, beberapa hari kemudian dirinya meninggal
dibunuh dan ramalan tentang konspirasi tersebut pun benar terjadi setelah 1 tahun
ia meninggal. Berikut data yang menunjukkan adanya konspirasi dalam kepolisian,
yang sesuai dengan ramalan tokoh Akagi sebelumnya.
Gambar 10. Perkumpulan Konspirasi Kudeta Pemerintahan Jepang
(Saikometoraa Eiji volume 24, 2000:194)
66
4
Gambar (10) merupakan perkumpulan kelompok yang sedang melakukan
konspirasi untuk melakukan kudeta terhadap pemerintahan Jepang. konspirasi
kudeta ini melibatkan para petinggi yang menjabat di lingkungan kepolisian.
konspirasi dilakukan dengan tujuan mengubah sistem pemerintahan menjadi
sesuai dengan idealisme para pelaku kudeta.
Pada data (9) dengan gambar (10) dapat dianalisisis kesinambungannya.
Data (9) merupakan ungkapan yang disampaikan oleh tokoh Akagi kepada
sahabatnya, ketika masih hidup. Pada data (9), tokoh Akagi menyebutkan bahwa
ada konspirasi yang melibatkan pihak kepolisian. Hal tersebut benar terjadi
setelah setahun dirinya meninggal. Para pelaku melakukan rapat untuk melakukan
konspirasi yang datanya terdapat pada gambar (10). Tokoh Akagi menggunakan
intuisi untuk mengetahui konspirasi tersebut, dengan rentan waktu kejadian satu
tahun setelah ia menyampaikan ramalannya tentang konspirasi tersebut.
5.2 Retrocognition
Retrocognition merupakan kemampuan untuk dapat menerka atau
menelaah informasi tentang orang lain atau sesuatu hal pada masa lampau. Intuisi
tersebut dapat mengenai sebuah tempat, seseorang, sekumpulan, keadaan dan
mengenai keingintahuan tentang sesuatu yang terjadi pada situasi tertentu.
Retrocognition datang melewati pikiran atau intuisi yang tajam kemudian
terkumpul melalui perasaan atau firasat yang dimiliki (Rhine, 1997:61). Informasi
sebuah kejadian juga dapat diperoleh dengan cara psychometry yang berarti
menyentuh benda atau objek yang ingin diketahui dan dengan cara mediumship
yang berarti berkomunikasi dengan roh atau makhluk halus (Rhine, 1997:62).
67
4
Pada manga Saikometoraa Eiji karya Yuma Ando dari empat tokoh,
terdapat dua tokoh yang memiliki kemampuan retrocognition yaitu tokoh Eiji
dengan cara melalui psychometry dan tokoh Tatsuhiko dengan cara perantara
mediumship. Berikut dianalisis mengenai cara masing-masing tokoh
menggunakan kemampuan retrocognition.
5.2.1 Tokoh Eiji
Pada penelitian ini selain memiliki kemampuan precognition yang telah
dibahas pada sub bab sebelumnya, tokoh Eiji juga memiliki bentuk kemampuan
retrocognition. Tokoh Eiji dapat mengetahui kejadian atau informasi masa lampau
dengan cara menggunakan psychometry. Tokoh Eiji biasanya menggunakan
kemampuan retrocognition untuk mengetahui riwayat suatu benda atapun riwayat
suatu kejadian tertentu. Adapun berikut dianalisis kejadian-kejadian yang riwayat
informasinya diketahui tokoh Eiji dengan menggunakan kemampuan
retrocognition.
5.2.1.1 Melalui Psychometry
Pada manga Saikometoraa Eiji, terdapat beberapa informasi dan kejadian
masa lampau yang diketahui dengan cara melalui psychometry tokoh Eiji yaitu, a)
Ketika ingin mengetahui tentang kebenaran foto dalam sebuah majalah dewasa, b)
Ketika Eiji ingin mengetahui penyebab sahabatnya menjadi sedih, c) Ketika tokoh
Eiji ingin mengetahui masa lalu temannya yang bernama Rie, d) Ketika
membantu temannya seorang polwan yang bernama Ryouko menghadapi kasus
pembunuhan, e) Ketika tokoh Eiji juga membantu temannya dalam misi pencarian
pelaku pemerkosaan terhadap gadis di bawah umur. Berikut dianalisis contoh data
68
4
yang menunjukkan bahwa tokoh Eiji memiliki kemampuan retrocognition yang
digunakan dengan cara melalui psychometry.
a) Ketika Ingin Mengetahui Tentang Kebenaran Foto Dalam Sebuah Majalah
Dewasa
Tokoh Eiji melakukan psychometry agar ingin membuktikan kebenaran
bahwa teman sekelasnya adalah seorang model majalah dewasa yang memuat foto
vulgar. Ketika sedang berada di kelas teman-teman Eiji menunjukkan sebuah
majalah dewasa yang terdapat foto-foto vulgar. Salah satu dari foto vulgar
tersebut wajahnya mirip dengan teman sekelas Eiji yang bernama Hatsumi.
Majalah yang memuat foto vulgar mirip Hatsumi tersebut pun menjadi heboh di
kelas Eiji. Salah satu dari mereka bahkan ada yang mengaku sempat mengintip
Hatsumi saat jam olah raga. Mereka mengatakan bahwa paha Hatsumi sebelah kiri
terdapat tahi lalat, persis seperti yang terdapat pada foto dalam majalah tersebut.
Eiji dan teman-temannya pun mulai beranggapan bahwa foto tersebut adalah foto
teman sekelas mereka yang bernama Hatsumi. Berikut data yang menunjukkan
foto vulgar yang wajahnya mirip dengan teman sekelas tokoh Eiji.
Gambar 11. Foto dalam Majalah Dewasa
69
4
(Saikometoraa Eiji volume 1, 1996:12)
Gambar (11) merupakan foto vulgar dalam majalah dewasa yang
wajahnya mirip dengan teman sekelas Eiji. Dalam foto tersebut terdapat tahi lalat
di bagian paha sebelah kiri, mirip seperti yang dimiliki oleh teman Eiji. Meski
model rambutnya berbeda, namun menurut teman-teman Eiji wajahnya mirip
dengan teman mereka yang bernama Hatsumi. Eiji pun mulai memperhatikan foto
tersebut dan berkesimpulan yang sama dengan teman-temannya. Ketika mereka
sedang membicarakan foto yang diduga Hatsumi, Hatsumi dan teman-temannya
pun datang dan tanpa sengaja mendengar pembicaraan mereka. Mendengar
teman-temannya menggosipkan dirinya, Hatsumi langsung menangis dan
mengelak bahwa foto tersebut bukanlah dirinya. Ia memperkuat alasan bahwa
model rambut pada foto tersebut dengan model rambut yang dimilikinya berbeda.
Melihat Hatsumi yang terus berusaha mengelak dan menangis, Eiji mencoba
mencari tahu dengan kebenaran informasi dengan cara psychometry yaitu
menyentuh pundak Hatsumi.
70
4
Berikut data yang menunjukkan tokoh Eiji melakukan psychometry
terhadap Hatsumi untuk mengetahui kebenaran yang diucapkan oleh Hatsumi.
Data disajikan dalam bentuk gambar tokoh Eiji yang sedang menyentuh pundak
Hatsumi yang sedang menangis.
Gambar 12. Tokoh Eiji saat Melakukan Psychometry terhadap Hatsumi
(Saikometoraa Eiji volume 1, 1996:15)
Gambar (12) merupakan gambar ekspresi tokoh Eiji ketika melakukan
psychometry terhadap temannya yang diduga pemilik foto vulgar dalam sebuah
majalah dewasa untuk mengetahui kejadian sebenarnya. Pada gambar (12) terlihat
tangan tokoh Eiji menyentuh pundak temannya yang bernama Emi. Tokoh Eiji
menyentuh pundak temannya dengan ekspresi yang serius seperti sedang
berkonsentrasi. Tokoh Eiji ingin mengetahui apakah foto tersebut memang milik
teman sekelasnya atau bukan. Pada gambar (12) terlihat tokoh Eiji sedang
menyentuh pundak temannya untuk melakukan psychometry. Psychometry
biasanya dilakukan dengan cara menyentuh benda atau objek yang ingin diketahui
71
4
informasinya (Rhine, 1997:62). Tokoh Eiji pun melakukan psychometry tersebut
tanpa sepengetahuan dari temannya.
Setelah dilakukan psychometry muncul bayangan temannya tersebut
sedang melakukan pose foto vulgar, seperti yang ada dalam majalah dewasa
tersebut. Adapun data yang menunjukkan hasil gambaran psychometry dari tokoh
Eiji sebagai berikut.
Gambar 13. Bayangan Hasil Psychometry Tokoh Eiji terhadap Hatsumi
(Saikometoraa Eiji volume 1, 1996:15)
Gambar (13) merupakan hasil dari gambaran pikiran tokoh Eiji setelah
malakukan psychometry terhadap teman sekelasnya yang bernama Hatsumi.
Terlihat pada gambar (13), Hatsumi sedang berpose seperti yang ada dalam
majalah dewasa tersebut. Tokoh Hatsumi terlihat sedang memperlihatkan
beberapa bagian tubuhnya, dan siap untuk diambil gambarnya. Pada gambar (13)
Emi terlihat suka rela atau tidak terpaksa diambil gambarnya secara vulgar. Hal
tersebut ditunjukkan dengan ekpsresi wajah Emi yang terlihat dengan bibir biri
tersenyum manis sambil berpose seolah-olah sedang memperlihatkan tubuh
72
4
seksinya. Stieger (dalam Astuti, 2014:112), menyatakan jika seseorang yang
memiliki kemampuan indera keenam melakukan psychometry terhadap orang lain,
maka yang muncul dalam bayangan pikirannya adalah isi pikiran ataupun isi hati
objek, serta kegiatan yang pernah dilakukan oleh objek sebelumnya. Saat Eiji
melakukan psychometry terhadap Hatsumi, yang muncul dalam bayangan pikiran
Eiji adalah kegiatan yang telah dilakukan Hatsumi sebelumnya, yaitu menjadi foto
model sebuah majalah dewasa.
Pada gambar (11) dan (13) dapat dianalisis kecocokan antara kenyataan
yang telah dilakukan oleh Hatsumi, dengan bayangan hasil psychometry tokoh
Eiji terhadap Hatsumi. Pada gambar (11), terdapat foto vulgar dalam sebuah
majalah dewasa yang diduga mirip Hatsumi. Namun Hatsumi menyangkal bahwa
foto tersebut bukanlah dirinya. Karena ingin membuktikan kebenaran yang
dikatakan oleh temannya tersebut, tokoh Eiji melakukan psychometry dengan
menyentuh pundak Hatsumi. Setelah dilakukan psychometry tanpa sepengetahuan
Hatsumi, muncul bayangan dalam pikiran Eiji tentang kegiatan Hatsumi saat
berpose vulgar dan bersiap diambil fotonya seperti yang terdapat pada gambar
(13). Wajah dan pose yang ada pada majalah tersebut sama dengan yang muncul
dalam bayangan hasil psychometry tokoh Eiji.
5.2.2 Tokoh Tatsuhiko
Tokoh Tatsuhiko merupakan tokoh tambahan dalam manga Saikometoraa
Eiji. Tokoh tambahan yaitu tokoh yang hanya dimunculkan sekali atau beberapa
kali dalam cerita, dan itu pun dalam porsi penceritaan yang relatif pendek (Sayuti,
2000:74). Sama seperti tokoh Ikushima dan tokoh Akagi sebelumnya, tokoh
73
4
Tatsuhiko hanya dimunculkan beberapa kali dalam manga ini. Berdasarkan
fungsinya tokoh Tatsuhiko merupakan tokoh yang cenderung protagonis, serta
cenderung memiliki kepribadian ekstrovert. Kepribadian ekstrovert cenderung
memiliki sikap ramah, terbuka, aktif, dan suka bergaul (Ghufron dan Risnawita,
2014: 88). Tokoh Tatsuhiko pada manga Saikometoraa Eiji yang merupakan
seorang siswa SMA yang ramah dan terbuka dengan teman-temannya. Tokoh
Tatsuhiko tanpa rasa takut mau menceritakan tentang kemampuan indera keenam
yang dimiliki kepada keluarga maupun beberapa teman dekatnya. Kemampuan
indera keenam yang dimiliki oleh tokoh Tatsuhiko diketahui oleh keluarganya
ketika ia masih SD. Kakak Tatsuhiko melihatnya sering berbicara sendiri ketika
masih kecil. Ketika ditanya oleh kakaknya, Tatsuhiko mengatakan bahwa dirinya
berbicara dengan arwah yang telah meninggal. Hingga SMA Tatsuhiko masih
melakukan kebiasaan tersebut.
Tokoh Tatsuhiko memiliki bentuk kemampuan indera keenam yaitu,
retrocogniton. Tokoh Tatsuhiko mampu mengetahui kejadian masa lampau atau
kejadian telah terjadi sebelumnya. Tokoh Tatsuhiko memiliki perbedaan di antara
tokoh lain yang memiliki kemampuan indera keenam. Tokoh Tatsuhiko mampu
mengetahui suatu kejadian masa lampau dengan cara mediumship. Mediumship
merupakan cara seseorang mencari informasi suatu kejadian atau tempat melalui
komunikasi dengan roh atau makhluk halus (Rhine, 1997:62). Tokoh Tatsuhiko
mengetahui informasi masa lampau melalui bisikan-bisikan dari roh yang ingin
menyampaikan sebuah informasi. Informasi tersebut biasanya tanpa atas
keingintahuan tokoh Tatsuhiko, melainkan atas keinginan roh atau makhluk halus
74
4
untuk menyampaikan sebuah informasi yang dianggap penting. Adapun berikut
dijelaskan data yang menunjukkan tokoh Tatsuhiko mengetahui suatu informasi
atau kejadian masa lampau dengan cara mediumship.
5.2.2.1 Melalui Mediumship
Terdapat beberapa informasi atau kejadian masa lampau yang diketahui
oleh tokoh Tatsuhiko melalui hasil mediumship dengan roh atau makhluk halus
yaitu, a) Ketika membantu mengungkap kasus pembunuhan Akagi, b) Ketika
kasus pembunuhan misterius di bawah pohon sakura, c) , Ketika ingin
menjelaskan tentang kehidupan masa lalunya dengan teman sekelasnya yang
bernama Emi, d) Ketika menyelamatkan Eiji yang pingsan.
Adapun berikut contoh data yang menjelaskan bahwa tokoh Tatsuhiko
memiliki kemampuan retrocognition dengan cara melalui mediumship yaitu,
ketika ia mengetahui tentang penyebab kematian teman Eiji yang bernama Akagi.
Tokoh Tatsuhiko mengatakan bahwa dirinya bisa mendengar suara Akagi,
dititipkan pesan agar diberitahu kepada Eiji tentang penyebab kematian temannya
tersebut. Tokoh Tatsuhiko pun memberitahu Eiji bahwa temannya yang bernama
Akagi mati karena dibunuh. Eiji pun terheran-herah mendengar pernyataan
Tatsuhiko tentang penyebab kamatian temannya. Selama ini yang diketahui Eiji
adalah temannya tersebut karena kecelakaan, namun Tatsuhiko mengatakan
bahwa dirinya bisa mendengar suara roh Akagi dan mengatakan bahwa Akagi
mati karena dibunuh. Berikut data yang menunjukkan tokoh Tatsuhiko mampu
mengetahui informasi penyebab kematian Akagi dengan cara mediumship.
(10) 達彦 :あかぎ宗一郎って人を知ってますよね?その人...
殺されたんですね。
75
4
エイジ :なんだと?
達彦 :その人の声が聞こえますよ。
Tatsuhiko : Akagi Souichirou tte hito o shitte masu yone? Sono
hito... korosaretan desune.
Eiji : Nandato?
Tatsuhiko : Sono hito no koe ga kikoemasuyo.
(Saikometoraa Eiji volume 10, 1998:76-77)
Terjemahan
Tatsuhiko : Kau kenal orang bernama Akagi Shouichirou kan?
Orang itu dibunuh ya.
Eiji : Apa!?
Tatsuhiko : Aku dengar suaranya.
Data (10) merupakan percakapan tokoh Tatsuhiko dengan kakak kelasnya
yang bernama Eiji. Tokoh Tatsuhiko menyampaikan tentang penyebab kematian
teman Eiji yang bernama Akagi. Tokoh Tatsuhiko mengatakan bahwa Akagi mati
karena dibunuh, ia juga mengatakan bahwa dirinya bisa mendengar suara roh
Akagi. Seorang yang memiliki kekuatan indera keenam dengan cara mediumship,
memperoleh informasi dari bisikan atau komunikasi langsung dengan roh atau
makhluk halus yang ingin menyampaikan sebuah informasi yang dianggap
penting (Rhine, 1997:62). Pada data (10), tokoh Tatsuhiko memperoleh tentang
penyebab kematian Akagi melalui bisikan yang disampaikan oleh roh Akagi
kepada dirinya.
Setelah mendengar pernyataan Tatsuhiko yang terdapat pada data (10), Eiji
pun kaget dan terheran-heran mendengarnya. Sepengetahuan Eiji temannya yang
bernama Akagi mati karena kecelakaan, namun Tatsuhiko mengatakan bahwa
penyebabnya adalah pembunuhan. Eiji pun mencari tahu kebenaran penyebab
kematian temannya yang bernama Akagi kepada Ryouko yang merupakan
seorang polwan sekaligus teman kerja Akagi juga. Setelah beberapa mencari tahu,
mereka bertemu dengan orang yang tahu tentang penyebab kematian Akagi.
76
4
Orang tersebut bernama Kyousuke sahabat Akagi juga. Kyousuke lama
menghilang setelah kematian sahabatnya untuk mencari tahu pelaku yang
membunuh Akagi. Kyousuke pun muncul setelah tahu pelaku pembunuh
sahabatnya tersebut. Kyousuke pun menceritakan tentang kematian Akagi kepada
Eiji dan Ryouko. ia mengatakan bahwa sahabatnya tersebut mati karena dibunuh.
Kyousuke juga mengatakan bahwa Akagi dibunuh, karena ia mengetahui tentang
organisasi bayangan di internal kepolisian. berikut data yang menunjukkan
penjelasan Kyousuke tentang kematian sahabatnya yang bernama Akagi.
(11) 恭介 :あれは殺人だ。あかぎは口を封じられたん
だ。あかぎが警察内部で蠢く地下組織のよう
な存在に気づいたのは、あいつが死ぬ1年ほ
ど前らしい。
Kyousuke : Are wa satsujin da. Akagi wa kuchi o
fuujiraretanda. Akagi ga keisatsu naibu de
ugomeku chika soshiki no youna sonzai ni ki
duita no wa, aitsu ga shinu 1 nen hodo mae rashii.
(Saikometoraa Eiji volume 24, 2000:212)
Terjemahan
Kyousuke : Itu pembunuhan. Mereka membungkam mulut
Akagi. Akagi menyadari adanya organisasi
bayangan di internal kepolisian, sekitar setahun
sebelum kematiannya.
Data (11) merupakan ungkapan tokoh Kyousuke tentang penyebab
kematian sahabatnya yang bernama Akagi. Ungkapan yang disampaikan oleh
tokoh Kyousuke sama seperti yang disampaikan oleh tokoh Tatsuhiko
sebelumnya. Pada data (11) Kyousuke menyampaikan bahwa Akagi mati karena
dibunuh. Ia juga menyampaikan penyebab dibunuhnya Akagi adalah karena
Akagi mengetahui tentang organisasi bayangan tersebut. Kyousuke muncul tiba-
tiba, setelah hampir satu tahun ia bersembunyi untuk menyelidiki pelaku
77
4
pembunuh Akagi. Setelah kemunculannya ia baru menceritakan tentang penyebab
kematian Akagi kepada Eiji dan Ryouko yang juga merupakan teman Akagi.
Pada data (10) dan data (11), dapat dianalisis kesamaan antara informasi
yang diperoleh tokoh Tatsuhiko melalui mediumship dari roh Akagi, dengan hasil
penyelidikan Kyousuke tentang penyebab kematian Akagi. Pada data (10)
Tatsuhiko mengatakan bahwa Akagi mati karena dibunuh. Informasi tersebut
diperolehnya dari kemampuan retrocognition yang dilakukan dengan cara
mediumship. Tokoh Tatsuhiko mendapat informasi tentang penyebab kematian
Akagi, melalui bisikan yang disampaikan langsung oleh roh Akagi. Hal tersebut
sama dengan yang disampaikan Kyousuke yang terdapat pada data (11), bahwa
Akagi mati karena dibunuh.
78
4
BAB VI
REAKSI TOKOH-TOKOH LAIN TERHADAP KEMAMPUAN INDERA
KEENAM YANG DIMILIKI OLEH TOKOH-TOKOH DALAM MANGA
SAIKOMETORAA EIJI KARYA YUMA ANDO
Pada bab enam ini dibahas mengenai reaksi tokoh-tokoh lain terhadap
kemampuan indera keenam yang dimiliki oleh tokoh-tokoh dalam manga
Saikometoraa Eiji. Reaksi tokoh lain dimaksudkan sebagai reaksi yang diberikan
oleh tokoh lain terhadap tokoh utama, atau tokoh-tokoh yang ditelaah kediriannya.
Reaksi tokoh lain dapat berupa pandangan, pendapat, sikap, komentar, dan lain-
lain (Sayuti, 2000:103). Reaksi tokoh-tokoh lain terhadap tokoh-tokoh yang
memiliki kemampuan indera keenam pada manga Saikometoraa Eiji ditinjau dari
jenis tokoh berdasarkan sifatnya yaitu, tokoh protagonis dan tokoh antagonis.
Tokoh protagonis pada manga Saikometoraa Eiji, cenderung menunjukkan reaksi
positif terhadap kemampuan indera keenam tokoh-tokoh. Sedangkan tokoh
antagonis cenderung menunjukkan reaksi negatif terhadap kemampuan indera
keenam tokoh-tokoh pada manga Saikometoraa Eiji.
Seperti yang telah dijelaskan oleh Carrol & Tober (1999) pada bab
sebelumnya, dalam lingkungan masyarakat ada pihak yang peduli dan mendukung,
namun ada pula yang apatis dan cenderung menentang kemampuan indera
keenam yang dimiliki oleh seseorang. Pandangan masyarakat tersebut juga
tercermin dalam manga Saikometoraa Eiji. Pada manga ini terdapat tokoh-tokoh
yang peduli dan mendukung, maupun memberi respon positif terhadap tokoh-
tokoh yang memiliki kemampuan indera keenam, dan ada pula tokoh-tokoh yang
79
4
bersikap apatis, serta ada pula tokoh-tokoh yang memanfaatkan kemampuan
indera keenam yang dimiliki tokoh untuk melakukan tindak kejahatan. Berikut
dijelaskan tentang reaksi tokoh-tokoh lain terhadap kemampuan indera keenam
yang dimiliki oleh tokoh-tokoh pada manga Saikometoraa Eiji.
6.1 Reaksi Tokoh-Tokoh Protagonis
Tokoh protagonis merupakan tokoh yang memperjuangkan kebenaran dan
kejujuran, serta memiliki watak yang baik (Nurgiantoro, 2007:177). Tokoh
protagonis cenderung bersikap positif layaknya individu ideal, yang sesuai dengan
norma-norma yang berlaku. Pada manga Saikometoraa Eiji para tokoh protagonis
cenderung memiliki reaksi yang bersifat positif terhadap kemampuan indera
keenam yang dimiliki oleh tokoh-tokoh yang telah dibahas pada bab sebelumnya.
Para tokoh protagonis menunjukkan reaksi positif dengan cara memberikan
dukungan, perhatian serta memanfaatkan kemampuan indera keenam yang
dimiliki tokoh-tokoh untuk hal yang baik misalnya, membantu memecahkan
masalah orang lain. Terdapat tiga tokoh protagonis yang menunjukkan reaksi
positif terhadap kemampuan indera keenam tokoh-tokoh pada manga ini. Ketiga
tokoh tersebut yaitu, tokoh Emi, tokoh Yuusuke, dan tokoh Ryouko.
Adapun penjelasan mengenai reaksi tokoh-tokoh lain protagonis tersebut
yang menunjukkan reaksi positif terhadap tokoh-tokoh yang memiliki
kemampuan indera keeenam sebagai berikut.
6.1.1 Reaksi Tokoh Emi
Tokoh Emi merupakan adik tiri dari salah satu tokoh yang memiliki
kemampuan indera keenam yaitu, tokoh Eiji. Tokoh Emi mengetahui kemampuan
80
4
indra keenam yang dimiliki Eiji sejak masih SD. Salah satu yang menunjukkan
bahwa seorang memberi reaksi terhadap tokoh lainnya adalah dengan
menunjukkan sikap yang sesuai dengan sifat tokoh yang menunjukkan reaksi
(Nurgiyantoro dalam Sayuti, 2000:103). Sebagai tokoh yang memiliki sifat
protagonis, tokoh Emi sangat menunjukkan sikap yang cenderung mendukung
kemampuan indera keenam yang dimiliki oleh Eiji. Selain mengetahui
kemampuan indera keenam yang dimilki Eiji, tokoh Emi juga mengetahui
kemampuan indera keenam yang dimiliki oleh Tatsuhiko. Tatsuhiko merupakan
teman sekelas Tokoh Emi di salah satu SMA daerah Shibuya. Tokoh Emi tidak
memberi reaksi apapun terhadap teman sekelasnya yang memiliki kemampuan
indera keenam tersebut, melainkan hanya memberi reaksi terhadap kemampuan
indera keenam yang dimiliki oleh kakaknya. Terdapat beberapa reaksi yang
ditunjukkan oleh tokoh Emi terhadap kemampuan indera keenam yang dimiliki
tokoh Eiji yaitu, a) Memberi dukungan terhadap kemampuan indera keenam
tokoh Eiji dan b) Sikap curiga terhadap kemampuan indera keenam tokoh Eiji.
Adapun berikut data yang menjelaskan bahwa tokoh Emi memberi reaksi
positif terhadap kemampuan indera keenam yang dimiliki oleh kakaknya yaitu
Eiji.
a) Memberi Dukungan Terhadap Kemampuan Indera Keenam Tokoh Eiji
Carrol & Tober (1999) menjelaskan bahwa pihak yang percaya dengan
adanya kemampuan indera keenam, cenderung menunjukkan sikap yang
mendukung serta merespon positif terhadap setiap informasi yang diperoleh dari
seorang yang memiliki indera keenam. Tokoh Emi menunjukkan reaksi yang
81
4
bersifat mendukung dengan meminta kakaknya Eiji menggunakan kemampuan
indera keenam miliknya untuk mencari informasi tentang penyebab
kesalahpahaman kakaknya dengan sahabatnya. Tokoh Emi datang ke rumah sakit
saat sahabat kakaknya opname, dan mengambil salah satu benda milik sahabat
kakaknya untuk dilakukan psychometry. dengan mencari informasi melalui barang
milik sahabat kakaknya tersebut, diharapkan kesalahpahaman antara kakaknya
dengan sahabatnya tersebut dapat diketahui penyebabnya. Adapun berikut data
yang menunjukkan bahwa tokoh Emi memberi benda milik sahabat Eiji kepada
Eiji untuk dilakukan psychometry.
Gambar 14. Emi Memberikan Benda agar Dilakukan Psychometry oleh Eiji
(Saikometoraa Eiji volume 13, 1998:141)
Gambar (14) merupakan benda yang yang diberikan tokoh Emi kepada Eiji
untuk dilakukan psychometry, agar Eiji dapat mengetahui penyebab
kesalahpahamannya dengan sahabatnya. Sebelumnya tokoh Emi melihat
kakaknya Eiji murung seharian karena dituduh membahayakan sahabatnya tanpa
ia ketahui penyebabnya. Mengetahui kakaknya yang memiliki kemampuan indera
keenam, tokoh Emi berinisiatif membantu Eiji untuk memecahkan masalahnya
dengan sahabatnya tersebut. Tokoh Emi datang ke rumah sakit tempat sahabat Eiji
82
4
dirawat dan diam-diam mengambil benda milik sahabat Eiji untuk dibawanya
pulang. Setelah sampai di rumah, tokoh Emi segera menemui kakaknya dan
memberikan benda tersebut untuk dilakukan psychometry.
Tokoh Emi berharap, Eiji dapat mengetahui penyebab kesalahpahamannya
dengan sahabatnya tersebut dapat diselesaikan dengan kemampuan indera keenam
yang dimilikinya. Dukungan yang diberikan tokoh Emi terhadap kemampuan
indera keenam milik Eiji melalui bantuan yang diberikan untuk memecahkan
masalah Eiji, juga diungkapkan pada data berikut.
(12) 恵美 :絶対なにか誤解があるんじゃないかと思ってさ。サ
イコメトリーすればなにかわかんじゃない?
Emi : Zettai nanika gokai ga arun jhanaika to omottesa.
Saikometorii sureba nanika wakan jhanai?
(Saikometoraa Eiji volume 13, 1998:141)
Terjemahan
Emi : Menurutku pasti ada salah paham. Kalau melakukan
psychometry, mungkin bisa mendapat sesuatu?
Data (12) merupakan kalimat yang disampaikan oleh tokoh Emi kepada
kakaknya Eiji ketika pulang dari rumah sakit tempat sahabat kakaknya tersebut
dirawat. Tokoh Emi mengambil sebuah barang milik sahabat kakaknya dan
memberikannya untuk dilakukan psychometry. Tokoh Emi meminta agar
kakaknya menggunakan kemampuan indera keenam yang dimilikinya untuk
mencaritahu informasi penyebab kesalahpahaman antara kakaknya dengan
sahabatnya tersebut, seperti yang diungkapkan pada data (12).
Dapat dianalisis pada gambar (14) merupakan bukti barang yang diberikan
tokoh Emi kepada tokoh Eiji untuk dilakukan psychometry. barang yang terdapat
pada gambar (14) diberikan tokoh Emi untuk mengungkap penyebab
83
4
kesalahpahaman Eiji dengan sahabatnya. Dapat disimpulkan bahwa tokoh Emi
sebagai tokoh protagonis cenderung mendukung kemampuan indera keenam milik
Eiji dengan membantu kakaknya untuk menggunakan kemampuan indera keenam
yang dimiliki untuk memecahkan masalah Eiji. Sikap mendukung tersebut juga
tercermin pada ungkapan yang disampaikan tokoh Emi pada data (12).
b) Sikap Curiga Terhadap Kemampuan Indera Keenam Tokoh Eiji
Tokoh Emi memberi reaksi curiga terhadap tokoh Eiji yang memiliki
indera keenam ketika celana dalam miliknya tanpa disengaja disentuh oleh Eiji.
Pada saat itu tokoh Eiji melihat celana dalam tokoh Emi diletakkan sembarangan
di ruang tamu rumah mereka. Eiji bermaksud membereskannya dan memindahkan
ke kamar Emi. Namun, saat melihat kakaknya menyentuh celana dalam miliknya,
tokoh Emi langsung menuduh bahwa kakaknya akan menggunakan kemampuan
indera keenam untuk melihat objek yang tertinggal pada celana dalam miliknya.
Berikut data yang menunjukkan bahwa tokoh Emi memberi reaksi curiga terhadap
kemampuan indera keenam milik kakaknya tersebut.
(13) 恵美 :何すんのよお兄ちゃん!
エイジ :どうってことねだろ?洗ってあんだから
恵美 :だって!!だって!!お兄ちゃんサイコメトリー
したらアンコ見えちゃうじゃな い!
エイジ :ああ!?だれがんなもん読むかよ!だいいち何度
も言ってんだろ俺のサイコメトリーはモノに残
ってる映像とか断片を...恵美 :パンツに残
ってる映像なんて...
Emi : Nani sun no yo oniichan!
Eiji : Doudatte kotone daro? Aratte andakara
Emi : Datte! Datte! Oniichan saikometorii shitara anko
miechau jhanai!
84
4
Eiji : Aa!? Dare ga nan mon yomu kayo! Dai ichi nando mo
itten daro ore no saikometorii wa mono ni nokotteru
eizou toka danpen o....
Emi : Pantsu ni nokotteru eizou nante...
(Saikometoraa Eiji volume 2, 1996:82)
Terjemahan
Emi : Kakak ngapain hah!?
Eiji : Kenapa sih? Sudah dicuci kan.
Emi : Habis! Habis! Kalau kakak pakai psychometry jadi
kelihatan itu kan!?
Eiji : Hah!? Siapa yang baca sihh? Sudah kubilang kan,
psychometry ku Cuma bisa membaca serpihan atau
gambar yang tertinggal pada suatu benda!!
Emi : Gambaran yang tertinggal di celana dalam...!!
Data (13) menunjukkan bahwa tokoh Emi mengakui kemampuan indera
keenam yang dimiliki oleh tokoh Eiji dengan memberikan reaksi dengan bersikap
curiga. Hal ini terlihat dari penggalan percakapan pada data (13) yang
menunjukkan bahwa Emi sangat khawatir ketika Eiji menyentuh celana dalam
miliknya. Emi khawatir Eiji akan membayangkan sesuatu hal yang bayangannya
tertinggal pada celana dalam. Meskipun pada percakapan data (13) Eiji
menyangkal yang dituduhkan tokoh Emi terhadapnya, namun Emi tetap
mengkhawatirkan kakaknya akan menerawang celana dalam yang disentuhnya.
Tokoh Emi mencurigai kakaknya menggunakan kemampuan indera keenam yang
dimilikinya untuk melihat objek yang bersifat intim yang muncul pada celana
dalam miliknya.
6.1.2 Reaksi Tokoh Yuusuke
Tokoh Yuusuke merupakan sahabat dari tokoh Eiji yaitu, salah satu tokoh
yang memiliki kemampuan indera keenam. Tokoh Yuusuke sudah mengetahui
kemampuan indera keenam yang dimiliki oleh Eiji saat mereka masih SD. Selain
85
4
mengetahui kemampuan indera keenam yang dimiliki sahabatnya Eiji, tokoh
Yuusuke juga mengetahui kemampuan indera keenam yang dimiliki oleh musuh
Eiji yaitu tokoh Ikushima. Berbagai reaksi ditunjukkan oleh tokoh Yuusuke
terhadap kemampuan indera keenam yang dimiliki oleh sahabatnya Eiji. tokoh
Yuusuke cenderung menujukkan reaksi positif dengan mendorong agar
sahabatnya Eiji menggunakan kemampuan indera keenam yang dimiliki untuk
menolong orang lain. Tokoh Yuusuke juga selalu mengingatkan Eiji agar berhati-
hati dalam menggunakan kemampuan indera keenam yang dimilikinya. Ada
beberapa kejadian yang menunjukkan reaksi tokoh Yuusuke yang cenderung
bersifat positif yaitu, a) Memberi dukungan terhadap kemampuan indera keenam
tokoh Eiji, b) Memanfaatkan kemampuan indera keenam milik Eiji, c)
Menyembunyikan kemampuan indera Keenam milik Eiji, d) Mengagumi
Kemampuan Indera Keenam Milik Eiji.
Berikut data analisis yang menjelaskan reaksi tokoh Yuusuke terhadap
kemampuan indera keenam yang dimiliki oleh tokoh Eiji.
a) Memberi Dukungan Terhadap Kemampuan Indera Keenam Tokoh Eiji
Tokoh Yuusuke mengetahui kemampuan indera keenam yang dimiliki Eiji
saat mereka masih SD. Saat itu Eiji merupakan murid baru di sekolah tokoh
Yuusuke, namun karena dianggap nakal Eiji dijauhi oleh teman-temannya.
Sampai di sekolah Eiji diolok-olok oleh temannya bahkan pernah dituduh
membunuh ayam-ayam di sekolah, guru-guru pun mulai menunjukkan sikap tidak
suka terhadap Eiji. Hingga suatu hari Eiji marah dan meninggalkan kelas saat jam
pelajaran. Yuusuke mulai mencari tahu tentang keanehan sikap Eiji saat di dalam
86
4
kelas dengan di luar kelas. Yuusuke pun mengetahui kemampuan indera keenam
Eiji dan bermaksud memberi tahunya tentang hal tersebut. Berikut data yang
menunjukkan bahwa Yuusuke mengetahui kemampuan indera keenam yang
dimiliki oleh Eiji.
(14) 祐介 : 君、心かわかるん。触った人間の考えてるこ
とが君にはわかるんだ。だから教室の奴とか
堀口先生が君を心の中で疑ってるってわかっ
て…だから出てったんだろ?
Yuusuke : Kimi, kokoro kawakarun. Sawatta ningen no
kangateru koto ga kimi ni wa wakarunda. Dakara
kyoushitsu no yatsu toka Horiguchi sensei ga
kimi o kokoro no naka de utagatteutte wakatte...
dakara detettan daro?
(Saikometoraa Eiji volume 8, 1997:32)
Terjemahan
Yuusuke : Kau, Bisa membaca isi hati orang kan. Kau tahu
isi pikiran orang yang kau sentuh. Karena itu kau
tahu isi hati teman-teman dan pak Horiguchi yang
mencurigaimu, makanya kau keluar kan.?
Data (14) merupakan ungkapan yang disampaikan tokoh Yuusuke saat ia
mengetahui bahwa temannya Eiji memiliki kemampuan indera keenam. Tokoh
Yuusuke mulai mengetahui kemampuan indera keenam yang dimiliki temannya
tersebut saat Eiji tiba-tiba meninggalkan wali kelasnya yang sedang
menghiburnya karena Eiji dituduh membunuh ayam-ayam di sekolah. Eiji dapat
mengetahui isi hati wali kelasnya yang sebenarnya bahwa wali kelasnya tersebut
juga mencurigainya. Karena mengetahui isi hati wali kelasnya yang sebenarnya
Eiji pun pergi meninggalkan kelas tanpa permisi. Mengetahui hal tersebut
Yuusuke mulai yakin bahwa Eiji mnemiliki kemampuan indera keenam seperti
yang disampaikannya pada data (14) di atas.
87
4
Saat Yuusuke mulai meyakinkan bahwa temannya tersebut memiliki
indera keenam, Eiji semakin marah karena menganggap Yuusuke lancang
mencari tahu tentang hal pribadi miliknya. Yuusuke pun meyakinkan Eiji bahwa
dirinya percaya Eiji sebenarnya adalah anak baik, namun Eiji membantah itu
semua. Eiji menganggap bahwa Yuusuke hanya berpura-pura menghiburnya.
Yuusuke pun meyakinkan Eiji dengan memberikan tangannya kepada Eiji untuk
dilakukan psychometry. Adapun berikut data yang menunjukkan Tokoh Yuusuke
memberikan tangannya untuk dilakukan psychometry oleh Eiji, agar yakin
bahwa Yuusuke memang tulus mendukung kemampuan indera keenam milik
Eiji.
Gambar 15. Tokoh Yuusuke Memberikan Tangannya kepada Eiji
(Saikometoraa Eiji volume 8, 1997:33)
Gambar (15) merupakan data yang menunjukkan usaha tokoh Yuusuke
untuk meyakinkan Eiji bahwa dirinya tidak sedang pura-pura baik kepada Eiji.
Tokoh Yuusuke berusaha meyakinkan Eiji dengan meminta Eiji melakukan
psychometry kepada dirinya untuk mengetahui isi hatinya yang sebenarnya. Pada
gambar (15) tokoh Yuusuke berusaha meyakinkan Eiji bahwa hal yang
disampaikannya sesuai dengan isi hatinya yang sebenarnya. Setelah melakukan
88
4
psychometry kepada Yuusuke, Eiji pun yakin bahwa Yuusuke orang yang baik,
dan sejak saat itupun mereka mulai menjadi sahabat hingga mereka tumbuh
menjadi anak SMA.
Pada data (14) dan gambar (15) dapat disimpulkan bahwa tokoh Yuusuke
telah mengetahui kemampuan indera keenam yang dimiliki Eiji dan mendukung
kemampuan indera keenam yang dimiliki Eiji dengan berusaha menjadi sahabat
Eiji yang baik. Tokoh Yuusuke berusaha meyakinkan Eiji bahwa dirinya tidak
pura-pura baik kepada Eiji seperti yang dilakukan teman-teman dan guru-guru Eiji
yang lain. Pada data (14) Yuusuke menyampaikan bahwa dirinya tahu Eiji
memiliki kemampuan indera keenam sehingga dapat mengetahui isi hati teman-
teman dan gurunya. Yuusuke pun meyakinkan Eiji bahwa dirinya ingin menjadi
sahabat Eiji dengan memberikan tangan untuk dilakukan psychometry untuk
membuktikan bahwa ia tidak pura-pura baik kepada Eiji.
b) Memanfaatkan Kemampuan Indera Keenam Tokoh Eiji
Setelah mengetahui kemampuan indera keenam yang dimiliki oleh Eiji,
tokoh Yuusuke pun menunjukkan reaksi positif terhadap kemampuan yang
dimiliki temannya tersebut. Tokoh Yuusuke memanfaatkan kemampuan Eiji
untuk membantu temannya tersebut terlepas dari tuduhan yang tidak benar
sekaligus membantu Yuusuke untuk mengetahui pelaku sebenarnya yang
membunuh ayam-ayam yang telah diurusnya selama ini. Adapun berikut data
yang menjelaskan tokoh Yuusuke memanfaatkan kemampuan indera keenam
yang dimiliki tokoh Eiji untuk mencari pelaku pembunuhan ayam-ayam di
sekolah mereka sebagai berikut.
89
4
(15) 祐介 :エイジあのニワトリは生物係のボクが大事に
育てたんだ。協力してくれるよな?真犯人捜
しさ!
Yuusuke : Eiji ano niwatori wa seibutsugakari no boku ga
daiji ni sodatetan da. Kyouryoku shite kureru
yona? Shinhannin sagashisa!
(Saikometoraa Eiji volume 8, 1997:35)
Terjemahan
Yuusuke : Eiji, aku pengurus satwa. Aku yang membesarkan
ayam-ayam itu, kau mau membantuku? Mencari
pelaku sebenarnya.
Data (15) merupakan ungkapan yang disampaikan oleh tokoh Yuusuke
saat ia meminta bantuan Eiji untuk menggunakan kemampuan indera keenam
untuk mencari pelaku yang membunuh ayam-ayam mereka di sekolah. Saat itu
ayam-ayam sekolah yang diurus tokoh Yuusuke tiba-tiba mati karena dibunuh
oleh seseorang. Teman baru Yuusuke yang bernama Eiji pun dicurigai oleh
teman-teman sekelasnya dan guru-guru di sekolah mereka. Mengetahui teman-
temannya mencurigai dirinya Eiji pun merasa tidak betah di kelas sehingga ia
meninggalkan kelas saat jam pelajaran tanpa permisi. Yuusuke pun mengetahui
bahwa temannya tersebut mengetahui isi hati teman-teman serta gurunya di kelas
yang mencurigai Eiji. Saat mengetahui bahwa temannya tersebut memiliki
kemampuan indera keenam, Yuusuke pun meminta bantuan Eiji agar dapat
menemukan pelaku yang sebenarnya. Pada data (15) menunjukkan bahwa tokoh
Yuusuke menunjukkan reaksi positif dengan meminta bantuan Eiji untuk mencari
pelaku sebenarnya. Hal tersebut dapat melepaskan Eiji dari tuduhan teman-teman
serta gurunya sekaligus membantu Yuusuke mencari pelaku sebenarnya.
Tokoh Yuusuke juga meminta bantuan Eiji untuk mengetahui pelaku
pembunuhan yang sebenarnya dengan menggunakan kemampuan indera keenam
90
4
yang dimilikinya. Pada saat itu teman sekelas mereka yang bernama Shokichi
dituduh polisi sebagai pelaku pembunuhan siswi di sekolah mereka. Yuusuke
merasa bahwa bukan Shokichi pelakunya, dan mencari kepastian dengan melalui
kemampuan indera keenam yang dimiliki oleh Eiji. Berikut data yang
menjelaskan tokoh Yuusuke menunjukkan reaksi yakin terhadap kemampuan
indera keenam yang dimiliki oleh tokoh Eiji.
(16) 祐介 :エイジ!
エイジ:祐介ン
祐介 :ちょっと話がある。本当に田宮がやったのか!?
お前ならわかるだろ、サイコメトリーで!
Yuusuke : Eiji!
Eiji : Yuusuke n
Yuusuke : Chotto hanashi ga aru. Homtou ni tamiya ga yatto ka!?
Omae nara wakaru daro, saikometorii de!
(Saikometoraa Eiji volume 1, 1996:140-141)
Terjemahan
Yuusuke : Eiji!
Eiji : Eh Yuuusuke
Yuusuke : Aku ingin bicara denganmu. Benarkah Shoukichi
pelakunya? Kau pasti tahu, dengan kekuatan
psychometry mu!
Data (16) merupakan percakapan antara tokoh Yuusuke dengan temannya
Eiji saat tokoh Yuusuke ingin menanyakan tentang kebenaran pelaku
pembunuhan. Pada saat itu teman sekelas mereka yang bernama Shokichi dituduh
polisi sebagai pelaku pembunuhan siswi di sekolah mereka. Karena tokoh
Yuusuke merasa temannya tidak melakukan hal tersebut, ia pun menanyakan
kepada Eiji. Yuusuke mencari tahu kebenaran tentang teman mereka yang
91
4
bernama Shokichi dengan memanfaatkan kemampuan indera keenam yang
dimiliki oleh Eiji.
Dapat dianalisis pada data (15) dan data (16), merupakan reaksi positif
yang ditunjukkan oleh tokoh Yuusuke dengan memanfaatkan kemampuan indera
keenam yang dimilik Eiji untuk melakukan kebaikan atau mengetahui kebenaran.
Pada data (15) tokoh Yuusuke memanfaatkan kemampuan indera keenam milik
tokoh Eiji untuk mengetahui pelaku yang membunuh ayam-ayam di sekolah
mereka. Hal tersebut dilakukannya untuk membantu Eiji lepas dari tuduhan-
tuduhan buruk dari teman-teman serta guru-guru di sekolahnya. Sedangkan pada
data (16) tokoh Yuusuke memanfaatkan kemampuan indera keenam milik Eiji
untuk membuktikan bahwa teman sekolah mereka yang bernama Shokichi
bukanlah pelaku pembunuhan.
c) Menyembunyikan Kemampuan Indera Keenam Milik Eiji
Tokoh Yuusuke menunjukkan reaksi khawatir saat tokoh Eiji
menceritakan bahwa dirinya telah memberitahu orang lain selain Yuusuke tentang
kemampuan indera keenam yang dimilikinya. Saat itu tokoh Eiji menceritakan
bahwa dirinya memberitahu seorang polwan yang baru dikenalnya tentang
kemampuan indera keenam yang dimilikinya. Tokoh Yuusuke pun langsung
menyarankan agar temannya tersebut berhati-hati saat memberitahu ataupun
menunjukkan kemampuan indera keenam yang dimilikinya kepada orang yang
baru dikenal. Adapun berikut data yang menunjukkan tokoh Yuusuke bermaksud
menyembunyikan kemampuan indera keenam milik Eiji dari orang asing.
92
4
(17) 油輔 :でもエイジ...小学校のみたくお前の力がバレて
騒ぎにならないように、それだけは気をつけるよ!
Yusuke : Demo Eiji, shougakkou no mitaku omae no chikara ga
barete sawagi ni naranai you ni, sore dake wa ki o
tsukeruyo!
(Saikometoraa Eiji volume 1, 1996:83)
Terjemahan
Yusuke : Tapi Eiji, jangan sampai ada keributan karena
kekuatanmu itu ketahuan seperti waktu kita SD dulu.
Hati hatilah!
Data (17) merupakan percakapan antara tokoh Yuusuke dengan temannya
yang memiliki kemampuan indera keenam bernama Eiji. Tokoh Yuusuke
mengingatkan Eiji agar tetap hati-hati dalam menggunakan kemampuan indera
keenam yang dimilikinya. Pada percakapan data (17) tokoh Yuusuke sangat
mengkhawatirkan jika kemampuan indera keenam yang dimiliki oleh Eiji
diketahui oleh orang-orang yang tidak baik. Pada data (17) dapat dianalisis bahwa
tokoh Yuusuke memberi reaksi terhadap kemampuan indera keenam yang
dimiliki oleh tokoh Eiji yaitu reaksi sikap khawatir terhadap kemampuan indera
keenam yang dimiliki temannya tersebut, dengan berusaha menyembunyikan
kemampuan indera keenam milik Eiji.
c) Mengagumi Kemampuan Indera Keenam Tokoh Eiji
Selain memberi reaksi khawatir terhadap temannya dengan kemampuan
indera keenam yang dimiliki Eiji, tokoh Yuusuke juga memberi reaksi kagum
terhadap kemampuan indera keenam temannya tersebut. Tokoh Yuusuke
menujukkan reaksi kagumnya saat melihat temannya Eiji menunjukkan
kemampuan indera keenam yang dimilikinya. Tokoh Yuusuke membenarkan
pendapat temannya Ryouko saat memuji kemampuan indera keenam yang
93
4
dimiliki Eiji. tokoh Yuusuke juga menambahkan bahwa dirinya sudah menguji
kemampuan indera keenam yang dimiliki Eiji sejak mereka masih SD dan
hasilnya selalu benar. Berikut data yang menunjukkan reaksi kekaguman Yuusuke
saat temannya Eiji menujukkan kemampuan indera keenam yang dimilkinya.
(18) 良子 :エイジくんこれはすごいことよ!
祐介 :そうですよ良子さん。カードとか使ったこの手の実
験は僕もガキの頃から何度もやらせてみたけど、コ
イツはっきり言って100%当てちゃいますよ!
Ryouko : Eiji kun kore wa sugoi kotoyo!
Yuusuke : Soudesuyo Ryouko san. Kado toka tsukatta kono te no
jikken wa boku mo gaki no koro kara nando mo
yarasete mita kedo, koitsu hakkiri itte 100% ate cha
imasuyo!
(Saikometoraa Eiji volume 2, 1996:75)
Terjemahan
Ryouko : Eiji ini hebat ya!
Yuusuke : Itu benar nona Ryouko. Sejak kecil aku juga berkali-kali
melakukan eksperimen seperti ini dengan kartu, dan
selalu tepat 100%!
Pada data (18) merupakan percakapan antara tokoh Yuusuke dengan
temannya yang bernama Ryouko saat melihat Eiji menunjukkan kemampuan
indera keenam yang dimilikinya di depan mereka. Tokoh Yuusuke merupakan
sahabat Eiji sejak kecil. Yuusuke sudah mengetahui kemampuan indera keenam
yang dimiliki oleh Eiji sejak mereka SD, dan sering menguji kemampuan indera
keenam temannya tersebut. Tokoh Yuusuke membenarkan pujian yang diberikan
Ryouko terhadap kemampuan indera keenam Eiji. tokoh Yuusuke juga
memeritahu Ryouko bahwa ia sudah berkali-kali mencoba melakukan eksperimen
terhadap kemampuan indera keenam yang dimiliki Eiji. Pada data (18) dapat
94
4
disimpulkan bahwa tokoh Yuusuke memberi reaksi kagum dan mengakui
kemampuan indera keenam yang dimiliki oleh tokoh Eiji. reaksi kekaguman
tersebut disampaikannya kepada temannya Ryouko bahwa Eiji selalu tepat saat
menebak sebuah benda atau objek dengan kemampuan indera keenam yang
dimilikinya.
6.1.3 Reaksi Tokoh Ryouko
Tokoh Ryouko merupakan seorang polwan yang mengetahui kemampuan
indera keenam yang dimiliki oleh keempat tokoh yang telah dibahas pada bab
lima sebelumnya yaitu, tokoh Eiji, Ikushima, Akagi, dan Tatsuhiko. Sebagai
seorang polwan tokoh Ryouko cenderung menunjukkan reaksi positif terhadap
kemampuan indera keenam yang dimiliki tokoh-tokoh tersebut. Reaksi positif
tersebut berupa dukungan serta dorongan agar tokoh-tokoh yang memiliki indera
keenam dapat menggunakan kemampuan indera keenam yang dimiliki untuk hal
yang baik. Tokoh Ryouko juga sering memanfaatkan kemampuan indera keenam
yang dimiliki tokoh Eiji untuk membantu proses pemecahan kasus kejahatan.
Berbagai reaksi positif ditunjukkan tokoh Ryouko saat mengetahui kemampuan
indera keenam yang dimiliki oleh tokoh Eiji yaitu, a) Memanfaatkan kemampuan
indera keenam milik tokoh Eiji. Berikut kejadian yang menunjukkan reaksi positif
tokoh Ryouko terhadap kemampuan indera keenam yang dimiliki tokoh Eiji pada
manga Saikometoraa Eiji.
a) Memanfaatkan Kemampuan Indera Keenam Milik Eiji
Tokoh Ryouko mulai mengetahui kemampuan indera keenam yang
dimiliki oleh tokoh Eiji saat ia sedang menyelidiki kasus pembunuhan berantai
95
4
terhadap siswa di sekolah Eiji. Tanpa sengaja Eiji membaca isi pikiran tokoh
Ryouko saat dengan menggunakan psychometry ketika mereka bertabrakan di
kantor polisi. Ryouko pun mencurigai bahwa Eiji memiliki kemampuan indera
keenam, ia pun segera menemui Eiji untuk mengkonfirmasi kebenaran tentang
indera keenam yang dimiliki oleh Eiji. Adapun berikut data yang menjelaskan
tokoh Ryouko mengetahui kemampuan indera keenam yang dimiliki Eiji.
(19) 良子 :私の考えてることを読みとったのよ。いわゆるサイ
コメトリー能力を持ってるんだわ!
Ryouko : Watashi no kangaeteru koto o yomi totta no yo. Iwayuru
saikometorii nouryouku o motterun dawa!
(Saikometoraa Eiji volume 1, 1996:38-39)
Terjemahan
Ryouko : Kau membaca pikiranku. Dengan kata lain, kau punya
kekuatan psychometry!
Data (19) merupakan ungkapan yang disampaikan tokoh Ryouko kepada
Eiji saat mereka membicarakan tentang kemampuan indera keenam yang dimiliki
Eiji. Tokoh Ryouko mengetahui kemampuan indera keenam yang dimiliki Eiji
saat ia pertama kali bertemu dengan Eiji di kantor polisi. Tokoh pada data (19)
saat mengetahui kemampuan indera keenam yang dimiliki Eiji segera
memastikannya. Ia juga menjelaskan bahwa temannya tersebut dapat
menggunakan kemampuan indera keenam yang dimilikinya dengan cara melalui
psychometry.
Setelah mengetahui kemampuan indera keenam Eiji, tokoh Ryouko pun
menunjukkan reaksi positif dengan memanfaatkannya untukmengungkap kasus
kejahatan. Salah satunya untuk mengungkap kasus pembunuhan berantai yang
diberi istilah mobius, tokoh Ryouko meminta Eiji untuk membantu memecahkan
96
4
kasus pembunuhan berantai tersebut. Adapun berikut data yang menjelaskan
bahwa tokoh Ryouko meminta Eiji menggunakan kemampuan indera keenam
untuk memecahkan kasus pembunuhan berantai.
(20) 良子 :手伝ってみない?この事件の捜査を!例えばキミが
現場に残されたそのメビウスの輪に触れたら何かわ
かるかもし れないじゃない?犯人と関連のある何
かが...!!
Ryouko : Tetsudatte minai? Kono shigen no sousa o! Tatoeba kimi
ga genba ni nokosareta sono mebiusu no wa ni furetara
nani ka wakaru kamoshirenai jhanai? Hannin to kanren
no aru nanika ga..!!
(Saikometoraa Eiji volume 1, 1996:45-46)
Terjemahan
Ryouko : Mau coba membantu ? memecahkan kasus ini!
seandainya kau menyentuh pita mobius yang
ditinggalkan di TKP, mungkin akan tahu sesuatu kan?
Sesuatu yang berhubungan dengan pelaku!!
Data (20) merupakan ungkapan yang disampaikan tokoh Ryouko saat
meminta Eiji untuk membantu mengungkap kasus pembunuhan berantai siswi-
siswi di sekolah Eiji. Saat itu tokoh Ryouko sedang menghadapi kasus
pembunuhan berantai yang rumit. Pelaku meninggalkan sesuatu di setiap korban
yang telah dibunuhnya, berupa sebuah pita yang disebut dengan pita mobius.
Anehnya pada setiap pita yang ditinggalkan pelaku, tidak ada satupun yang
terdeteksi sidik jari pelaku, sehingga menyulitkan proses penyelidikan. Setelah
mengetahui indera keenam yang dimiliki Eiji, Ryouko pun meminta bantuan Eiji
untuk mengungkap kasus ini bersamanya. Pada data (20) tokoh Ryouko
menunjukkan reaksi positif dengan meminta Eiji membantunya mencari identitas
pelaku sebenarnya yang dapat memudahkan pihak kepolisisan.
97
4
6.2 Reaksi Tokoh-Tokoh Antagonis
Menurut Nurgiantoro (2007:179) tokoh antagonis merupakan tokoh yang
melawan kebenaran dan kejujuran, serta memiliki watak yang jelek. Tokoh
antagonis cenderung memiliki sikap-sikap negatif yang dapat menimbulkan
konflik dengan tokoh-tokoh lain di dalam sebuah cerita. Pada manga
Saikometoraa Eiji para tokoh antagonis cenderung memiliki reaksi yang bersifat
negatif terhadap kemampuan indera keenam yang dimiliki oleh tokoh-tokoh yang
telah dibahas pada bab sebelumnya. Para tokoh antagonis menunjukkan reaksi
negatif dengan cara tidak mengakui kemampuan indera keenam yang dimiliki
tokoh-tokoh, serta ada pula yang memanfaatkan kemampuan indera keenam
tokoh-tokoh untuk melakukan kejahatan. Terdapat dua tokoh antagonis yang
menunjukkan reaksi negatif terhadap kemampuan indera keenam tokoh-tokoh
pada manga ini. Kedua tokoh tersebut adalah toko Haneyama dan tokoh Akira.
Adapun penjelasan mengenai reaksi tokoh-tokoh antagonis tersebut yang
menunjukkan reaksi negatif terhadap tokoh-tokoh yang memiliki kemampuan
indera keeenam sebagai berikut.
6.2.1 Reaksi Tokoh Haneyama
Tokoh Haneyama merupakan seorang polisi yang bekerja di tempat tokoh
Ryouko bekerja. Tokoh Haneyama menunjukkan reaksi-reaksi negatif terhadap
kemampuan indera keenam yang dimiliki tokoh. Tokoh Haneyama menunjukkan
sikap tidak percaya terhadap adanya kemampuan indera keenam. Sebagai seorang
polisi yang sama seperti tokoh Ryouko, tokoh Haneyama menunujukkan sikap
yang berbeda dengan tokoh Ryouko, sehingga tokoh Ryouko tidak dapat leluasa
98
4
memanfaatkan kemampuan indera keenam yang dimiliki tokoh untuk pemecahan
kasus kejahatan.
Adapun berikut data yang menunjukkan bahwa tokoh Haneyama
menunjukkan reaksi tidak mau percaya terhadap kemampuan indera keenam yang
dimiliki tokoh, yaitu pada a) Saat melihat tokoh Eiji membantu tokoh Ryouko
dalam pemecahan kasus pembunuhan berantai di sekolah Eiji.
a) Bersikap Apatis Terhadap Kemampuan Indera Keenam Tokoh Eiji
Tokoh Haneyama menunjukkan reaksi negatif, berupa rasa kurang percaya
dengan kemampuan indera keenam yang dimiliki oleh Eiji. Hal tersebut
ditunjukkan saat Eiji sedang membantu tokoh Ryouko dengan menggunakan
indera keenam yang dimiliki dengan melakukan psychometry terhadap barang
bukti yang ada di TKP. Saat sedang melakukan psychometry, tiba-tiba tokoh
Haneyama datang dan melarang Eiji melakukan hal tersebut. Tokoh Haneyama
menunjukkan reaksi negatif dengan memberi peringatan kepada bawahannya
Ryouko, agar tidak melibatkan Eiji dalam kasus-kasus di kepolisian. Adapun data
yang menjelaskan bahwa tokoh Haneyama menunjukkan sikap tidak percaya
terhadap kemampuan indera keenam yang dimiliki oleh Eiji, yaitu sebagai berikut.
(21) 羽根山 :証拠保管室に一般人しかもそんなガキを連れ込ん
でどういうつもりだときいとるんだ!
良子 :あ、この子ですか?彼は私のイトコで…どうして
も見たいっていうもんですから。
Haneyama : Shouko hokan shitsu ni ipponjin shi kamo sonna gaki o
tsure konde dou iu tsumori da to kiitorunda!
Ryouko : A, kono ko desuka? Kare wa watashi no itoko de...
doushitemo mitaitte iu mon desu kara.
(Saikometoraa Eiji volume 1, 1996:56)
99
4
Terjemahan
Haneyama : Apa maksud mu membawa orang biasa yang bahkan
masih ingusan ini ke ruang penyimpanan barang
bukti!
Ryouko : Ah, anak ini? dia sepupuku.. biar bagaimanapun dia
ngotot ingin melihatnya.
Data (21) merupakan percakapan antara tokoh Haneyama dengan
bawahannya yang bernama Ryouko, saat Ryouko mengajak Eiji menyelidiki
barang bukti dengan menggunakan kemampuan indera keenam. Tokoh Haneyama
menunjukkan reaksi marah saat memergoki bawahannya Ryouko berada di ruang
penyimpanan barang bukti bersama dengan Eiji. Ryouko pun menjawab
pertanyaan tokoh Haneyama untuk bermaksud menyelamatkan Eiji dari
kemarahan Haneyama. Pada data (21) tokoh Haneyama menunjukkan reaksi
negatif dengan menganggap bahwa Eiji yang memiliki kemampuan indera
keenam tersebut sama seperti anak-anak SMA lainnya yang tidak bisa mungkin
bisa diajak ikut campur dalam mengungkap kasus-kasus kejahatan di kepolisian.
Reaksi negatif yang ditunjukkan tokoh Haneyama dengan tidak
mempercayai kemampuan indera keenam yang dimiliki oleh tokoh Eiji juga
diungkapkan oleh bawahanya yaitu tokoh Ryouko. Berikut data yang menjelaskan
bahwa tokoh Haneyama tidak mempercayai kemampuan indera keenam yang
dimiliki oleh Eiji.
(22) エイジ:なんでイトコなんててきとーなこと言うんだよ?
良子 :あの石頭にサイメトラーの話なんかしたって信じっ
こないわ。それに、あなたもそういうこと他人に言
いふらされたくないんでしょ?
エイジ :そりゃそうだけど…なんかむかつくなあのハゲ。
Eiji : Nande itoko nante tekito...na koto iun dayo?
100
4
Ryouko : Ano ishiatama ni saikometoraa no hanashi nanka
shitatte shinjkkonaiwa. Soreni, anata mo sou iu koto
tanin ni ii furasareta kunain desho?
Eiji : Sorya sou dakedo..... nanka mukatsu kunaa ano hage.
(Saikometoraa Eiji volume 1, 1996:57)
Terjemahan
Eiji : Kenapa kau menyebutku sebagai sepupumu?
Ryouko : Si kepala batu itu tak percaya psycometry dan lain-
lainnya. Selain itu, kau tak ingin ini sampai ketahuan
orang lain, kan?
Eiji : Ya! Memang, tapi,, si botak itu menyebalkan, ya.
Pada data (22) merupakan percakapan antara tokoh Ryouko dengan Eiji,
saat mereka meninggalkan ruang tempat penyimpanan barang bukti. Tokoh Eiji
menanyakan penyebab tokoh Ryouko menyembunyikan identitasnya dari tokoh
Haneyama. Tokoh Ryouko pun menyampaikan bahwa tokoh Haneyama
merupakan orang yang tidak memercayai kemampuan indera keenam. Tokoh
Ryouko berusaha menyembunyikan kemampuan indera keenam yang dimiliki
oleh Eiji dari tokoh Haneyama, karena tokoh Haneyama tidak memercayai hal-hal
tersebut.
Dapat dianalisis pada data (21) dan (22), merupakan bentuk reaksi negatif
yang ditunjukkan oleh tokoh Haneyama. Reaksi negatif tersebut berupa rasa tidak
percaya tokoh Haneyama terhadap kemampuan indera keenam yang dimiliki oleh
seseorang. Tokoh Haneyama tidak memercayai bahwa kemampuan indera keenam
seseorang dapat membantu pihak kepolisian dalam mengungkap identitas pelaku
kejahatan.
101
4
6.2.2 Reaksi Tokoh Akira
Tokoh Akira merupakan tokoh antagonis yang berperan sebagai penjahat
dalam manga ini. sebagai tokoh antagonis yang berperan sebagai penjahat, tokoh
Akira banyak memberi reaksi yang bersifat negatif terhadap kemampuan indera
keenam yang dimiliki tokoh dalam manga. Tokoh Akira sering memanfaatkan
kemampuan indera keenam yang dimiliki tokoh untuk melancarkan aksi-aksi
kejahatannya. Bahkan tokoh Akira juga memaksa tokoh yang memiliki indera
keenam untuk melakukan kejahatan. Terdapat beberapa reaksi negatif yang
ditunjukkan tokoh Akira terhadap kemampuan indera keenam yang dimiliki tokoh
yaitu, a) Menyalahgunakan kemampuan indera keenam yang dimiliki Eiji.
Adapun berikut data yang menunjukkan reaksi negatif tokoh Akira terhadap
kemampuan indera keenam yang dimiliki oleh tokoh Eiji.
a) Menyalahgunakan Kemampuan Indera Keenam Milik Eiji
Saat melancarkan aksi kejahatannya, tokoh Akira menculik Eiji untuk
membantunya melakukan konspirasi politik. Tokoh Akira menjelaskan kepada
Eiji bahwa dirinya mengetahui kemampuan indera keenam Eiji serta dua tokoh
lainnya yang memiliki kemampuan indera keenam. Ia juga mengungkapkan
bahwa hanya Eiji yang dapat diajak kerja sama karena Eiji memiliki rasa kasih
sayang terhadap temannya yang membuatnya mau melakukan apapun. Berikut
data yang menjelaskan reaksi negatif tokoh Akira saat mengetahui kemampuan
indera keenam yang dimiliki oleh Eiji.
(23) あきら:なにしろこの僕の情報網をもってしても君と同種の
能力を持った人間の存在は今のところだ ったの3
名しか発見できていない。一人は君もよくしている
102
4
あかぎ警視。もう一人は生島、彼は少々手強いし扱
いにくい。僕にとってはエイジ君君がもっとも協力
を仰ぎやすい存在なんだ。
Akira : Nani shiro kono boku no jhouhoumou o motte shite mo
kimi doushu no nouryoku o motta ningen no sonzai wa ima
no tokoro datta no san mei shika hakken dekite inai. Hitori
wa kimi mo yokushiteiru Akagi keishi. Mou hitori wa
Ikushima, kare wa shou shou tekowai shi atsukai nikui.
Boku ni totte wa Eiji kun kimi ga motto mo kyouryoku o
aogi yasui sonzai nanda.
(Saikometoraa Eiji volume 25, 2000:87)
Terjemahan
Akira : Menurut informanku, orang orang yang punya kemampuan
sepertimu hanya 3 orang. Seseorang itu adalah opsir Akagi
yang kau kenal betul. Seorang lagi adalah Ikushima, dia
sedikit keras kepala dan sulit digunakan. Bagiku kau yang
paling mudah diajak kerja sama Eiji.
Data (23) merupakan ungkapan yang disampaikan oleh tokoh Akira saat
mengetahui kemampuan indera keenam yang dimiliki oleh Eiji. tokoh Akira
menculik teman-teman Eiji, dan memaksa Eiji agar mau bekerja sama dengannya
dalam misinya melakukan konspirasi kejahatan bersama dengan pejabat politik
dan petinggi polisi. Pada data (23) tokoh Akira juga mengungkapkan bahwa
dirinya mengetahui kemampuan indera keenam yang dimiliki oleh tiga dari empat
tokoh yang memiliki kemampuan indera keenam. Namun dua tokoh lainnya
dirasa sulit diajak kerja sama karena mereka dianggap keras kepala, sehingga
tokoh Akira bermaksud memanfaatkan kemampuan indera keenam yang dimiliki
oleh Eiji.
Setelah mengetahui kemampuan indera keenam yang dimiliki oleh Eiji,
tokoh Akira ingin memanfaatkan kemampuan indera keenam tersebut secara
paksa dengan mengancam menculik teman-teman Eiji. Tokoh Akira memaksa Eiji
untuk bekerjasama dengannya untuk melancarkan aksi kejahatannya. Tokoh Akira
103
4
menunjukkan reaksi negatif dengan memanfaatkan kemampuan indera keenam
yang dimiliki Eiji untuk melakukan aksi kejahatan. Adapun berikut data yang
menjelaskan tokoh Akira menunjukkan reaksi negatif terhadap kemampuan indera
keenam yang dimiliki oleh Eiji.
(24) あきら :取り引きしないかエイジくん?君が我々の計画に
その類まれなる力を貸してくれたら、江川くんは
もちろん良子やその他の仲間たちの命も保証しよ
う。どうだい悪くない取引だろう。サイコメトラ
ーエイジくん?
Akira : Torihiki shinai ka Eiji kun? Kimi ga ware-ware no
keikaku ni sono taguimare naru chikara o kashite kure
tara, Egawa kun wa mochiron Ryouko ya sono hoka no
nakama tachi no inochi mo hoshou shiyou. Doudai
warukunai torihiki darou. Saikometoraa Eiji kun?
(Saikometoraa Eiji volume 25, 2000:88-90)
Terjemahan
Akira : Bagaimana kalau kita buat kesepakatan Eiji? kalau kau
meminjamkan kemampuan unikmu dalam rencana
kami, bukan hanya Egawa aku juga akan menjamin
keselamatan Ryouko dan teman-temanmu yang lain.
Gimana? Bukan kesepakatan yang buruk kan
psychomtry Eiji?
Data (24) merupakan ungkapan yang disampaikan tokoh Akira saat
memaksa Eiji untuk bekerjasama dengan memanfaatkan kemampuan indera
keenam yang dimiliki Eiji untuk melancarkan aksi kejahatannya. Tokoh Akira
membuat kesepakatan agar Eiji mau melakukan apa yang diinginkan tokoh Akira
dengan menggunakan kemampuan indera keenam dengan sebagai ganti jaminan
atas keselematan teman-teman Eiji. Pada data (24) dapat dianalisis bahwa tokoh
Akira menunjukkan reaksi negatif dengan memanfaatkan kemampuan indera
keenam yang dimiliki oleh Eiji untuk melakukan kejahatan. Tokoh Akira juga
104
4
meminta Eiji menggunakan kemampuan indera keenam yang dimilikinya secara
paksa dengan mengancam keselamatan teman-teman Eiji.
105
4
BAB VII
SIMPULAN DAN SARAN
7.1 Simpulan
Berdasarkan hasil analisis dari bab lima dan bab enam mengenai
penggambaran indera keenam yang dimiliki tokoh-tokoh serta reaksi tokoh-tokoh
lain terhadap kemampuan indera keenam yang dimiliki tokoh-tokoh pada manga
Saikometoraa Eiji karya Yuma Ando, dapat disimpulkan beberapa hal sebagai
berikut.
7.1.1 Penggambaran Melalui Bentuk-Bentuk Kemampuan Indera Keenam
Pada manga Saikometoraa Eiji karya Yuma Ando terdapat dua bentuk
kemampuan indera keenam yang ditemukan pada tokoh-tokoh dalam manga
Saikometoraa Eiji. Kedua bentuk kemampuan tersebut adalah precognition
(mengetahui kejadian masa mendatang), dan retrocognition (mengetahui kejadian
masa lampau).
Terdapat tiga tokoh yang memiliki kemampuan precognition yaitu, tokoh
Eiji, tokoh Ikushima dan tokoh Akagi. Apabila informasi diperoleh dengan cara
melalui intuisi ataupun mimpi, maka kejadian yang dirasakan tersebut berupa
kejadian mengerikan yang tidak menyenangkan. Saat melalui perantara
psychometry, para tokoh menggunakannya ketika ingin mengetahui informasi
kejadian yang belum diketahuinya. Rentan waktu munculnya informasi antara
melalui intuisi dan mimpi, dengan melalui perantara psychometry juga memiliki
perbedaan. Apabila informasi diperoleh para tokoh melalui intuisi maupun mimpi,
maka informasi tersebut akan muncul dengan cepat tanpa konsentrasi pikiran yang
lama, sedangkan pabila para tokoh menggunakan perantara psychometry, maka
106
4
harus menyentuh benda yang berhubungan dengan informasi yang ingin digali
dan membutuhkan waktu untuk memusatkan pikiran agar informasi sampai dalam
bayangan pikiran.
Tokoh-tokoh yang memiliki kemampuan retrocognition ada dua tokoh
yaitu, tokoh Eiji dengan cara melalui psychometry dan tokoh Tatsuhiko dengan
cara perantara mediumship. Tokoh Eiji biasanya menggunakan kemampuan
psychometry untuk mengetahui riwayat suatu benda atapun riwayat suatu kejadian
tertentu. Tokoh Tatsuhiko menggali informasi dengan cara berkomunikasi dengan
makhluk halus atau roh (mediumship). Tokoh Tatsuhiko memiliki perbedaan
diantara tokoh lain yang memiliki kemampuan indera keenam. Tokoh Tatsuhiko
mampu mengetahui suatu kejadian melalui bisikan-bisikan dari roh yang ingin
menyampaikan sebuah informasi. Informasi tersebut biasanya tanpa atas
keingintahuan tokoh Tatsuhiko, melainkan atas keinginan roh atau makhluk halus
yang ingin menyampaikan sebuah informasi yang penting.
7.1.2 Reaksi Tokoh-Tokoh Lain terhadap Kemampuan Indera Keenam yang
Dimiliki Tokoh-Tokoh
Reaksi tokoh-tokoh lain terhadap tokoh-tokoh yang memiliki kemampuan
indera keenam pada manga Saikometoraa Eiji ditinjau dari jenis tokoh
berdasarkan sifatnya yaitu, tokoh protagonis dan tokoh antagonis. Tokoh
protagonis pada manga Saikometoraa Eiji, cenderung menunjukkan reaksi positif
terhadap kemampuan indera keenam tokoh-tokoh, yang terdiri dari tokoh Emi,
tokoh Yuusuke dan tokoh Ryouko. Sedangkan tokoh antagonis cenderung
107
4
menunjukkan reaksi negatif terhadap kemampuan indera keenam tokoh-tokoh
yaitu, tokoh Haneyama dan tokoh Akira.
Tokoh-tokoh protagonis cenderung memberi respon positif terhadap
tokoh-tokoh yang memiliki kemampuan indera keenam dengan memberi
dukungan dan memanfaatkan kemampuan indera keenam yang dimiliki tokoh-
tokoh untuk melakukan perbuatan baik. Hal tersebut berbeda dengan tokoh
antagonis yang cenderung bersikap apatis dan memanfaatkan kemampuan indera
keenam yang dimiliki tokoh untuk melakukan tindak kejahatan.
7.2 Saran
Dalam penelitian ini, masih banyak kekurangan dan belum sempurna, baik
dari segi data, analisis, maupun penjelasan. Masih banyak bentuk-bentuk
kemampuan indera keenam yang belum diteliti secara mendalam pada penelitian
ini. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan dan model teoritis bagi peneliti-
peneliti lain yang ingin mengetahui secara baik mengenai kemampuan indera
keenam pada tokoh untuk melakukan penelitian maupun analisis lebih dalam,
demi tercapainya kesempurnaan analisis. Diharapkan agar penelitian selanjutnya
dapat meneliti eksistensi keberadaan kemampuan indera keenam dalam
masyarakat Jepang, serta pandangan dan cara individu tersebut menghadapi
kemampuan indera keenam yang dimiliki. Diharapkan penelitian ini dapat
memberikan pengetahuan yang bermanfaat bagi pembaca yang ingin mendalami
bentuk-bentuk kemampuan indera keenam yang dimiliki seseorang melalui
cerminan dalam tokoh-tokoh karya sastra Jepang khususnya.
108
4
DAFTAR PUSTAKA
Ando, Yuma. 1996. “Saikometoraa Eiji”. (manga). Tokyo: KODANSHA Ltd.
Anggarwati, Dwi Putri dan Siti Urbayatun. 2013. “Strategi Koping Pada Orang
Yang Memiliki Indera Keenam”. Yogyakarta. Universitas Ahmad Dahlan.
Astuti, Anita Dwi. 2014. “Indera Keenam (the sixth sense)”. Yogyakarta:
Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa.
Carrol, Lee dan Tober. 1999. “The Indigo Child”. California: Elib Unicom.
Butler, Miranda J. 2003. “The Power Of Sixth Sense”. Jakarta: Cakrawala.
Danesi, Marcel. 2010. “Pesan, Teks, Tanda, dan Makna: Buku Teks Dasar
Mengenai Semiotika dan Teori Komunikasi”. Yogyakarta: Jalasutra.
Ghufron, M. Nur dan Rini Risnawita S. 2014. “Teori-Teori Psikologi”.
Yogyakarta: AR-RUZZ Media.
Heaney, John J. 2008. “Extra Sensory Perception”. Yogyakarta: Kanisius.
Lantigimo, Dr. Tertius. 2009. “Metode Dan Teknik Mengaktifkan Indera Keenam”.
Tentena: Pamona Pro.
McCloud, Scott. 2008. “Understanding Comic (Memahami Komik)”. Jakarta:
Kepustakaan Populer Gramedia.
Nurgiantoro, Burhan. 2007. “Teori Pengkajian Fiksi”. Yogyakarta: Gajah Mada
University Press.
Phoenix, Ra. 2002. “Melatih Indera Ke-6”. Jakarta: Pustaka Widyasmara.
Pristisari, Sabina Siti Nurul. 2010. “Regulasi Emosi Negatif Anak Indigo”.
Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma.
Ratna, Nyoman Kutha. 2004. “Teori, Metode, dan Teknik Penelitian Sastra”.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Santrock, Jhon W. 1990. “Adolescence”. Dubuque: Wm.C.Brown Publisher.
Sayuti, Suminto. 2000. “Berkenalan Dengan Prosa Fiksi”. Yogyakarta:Gama
Media.
Semi, M. Atar. 1993. “Metode Penelitian Sastra”. Bandung: Angkasa.
Sugianto, Eddy. 2011. “Parapsikologi Dan Indera Keenam”. Surabaya: Quantum
Transceformation NAQS DNA.
Wellek, Rene dan Austin Warren. 1193. “Teori Kesusastraan. Diterjemahkan
Kedalam Bahasa Indonesia oleh Melani Budianta”. Jakarta: PT Gramedia
Pustaka Utama.
4
DAFTAR UNDUHAN
Anwar, Iza. 2015. “The Sixth Sense (1999)”. (e-journal). Internet: Google Books.
Diakses melaui http://iza-anwar.blogspot.co.id/2015/05/the-sixth-sense-1999.html
pada tanggal 4 Desember 2016.
Dory. 2016. “Sinopsis Film Indera Keenam”. (e-journal). Internet: Google Books.
Diakses melaui https://filmbor.com/indera-keenam/ pada tanggal 4 Desember
2016.
Iwata, Satoru. 2015. “Shin Kibayashi Story”. (e-journal). Internet: Google Books.
Diakses melalui http://iwataasks.nintendo.com/interviews/#/3ds/fire-emblem-
fates/0/3 pada tanggal 4 Desember 2016.
Mendatu, Achmanto. 2007. “Prasangka Etnik”. (e-journal). Internet: SmartPlan
Media. Diakses melalui website smartpsikologi.blogspot.com/2007/09/e-book-
prasangka-etnik.html pada tanggal 4 Maret 2016.
Rhine, JB. 1997. “Extra Sensory Perception”. (e-book). Internet: Google Books.
Diakses melalui http://creativecommons.org/licenses/by-nc-nd/3/0/ pada tanggal 2
Mei 2016.
Wibowo, Muhammad Ari. 2008. “Penerimaan Diri Pada Individu Yang
Mengalami Prekognisi”. (jurnal). Jawa Barat: Universitas Gunadarma. Diakses
melalui gunadarma.ac.id/library/articles/graduate/psychology//Artikel_10505131.
pdf pada tanggal 5 Mei 2016.
William, B.J. dan W. Roll. 1984. “Gerrard Croiset Profile”. Belanda: Utrecht
University. Diakses melalui website
http://visuabillityme.blogspot.co.id/2011/03/gerald-croiset.html pada tanggal 2
Maret 2016.
4
DAFTAR KAMUS
Matsuura, Kenji. 1994. “Kamus Jepang Indonesia”. Kyoto: Kyoto Sangyo
University Press
4
CURRICULUM VITAE
Data Pribadi
Nama Lengkap : Ni Putu Suastini Kusumawati
NIM : 1301705033
Tempat/Tanggal Lahir : Sekartaji, 21 September 1993
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Hindu
Alamat : Jln. Yos Sudarso No. 18 Semarapura Tengah
Hp : 081338629160
E-mail : [email protected]
Riwayat Pendidikan Formal
SD N 1 Sekartaji (2001-2007)
SMP N 1 Semarapura (2007-2010)
SMK Kesehatan Panca Atma Jaya (2010-2013)
4
Lampiran 1
Sinopsis Saikometoraa Eiji
Dalam manga ini, diceritakan tokoh yang bernama Eiji Asuma. Eiji
Asuma merupakan seorang remaja dengan kemampuan indera keenam. Eiji
Asuma bekerja sama dengan detektif polisi yang bernama Ryouko Shima untuk
memecahkan insiden kejahatan yang misterius. Selain tokoh utama yang bernama
Eiji Asuma, terdapat beberapa tokoh sampingan yang juga memiliki kemampuan
indera keenam. Tokoh-tokoh tersebut yaitu Tatsuhiko yang merupakan adik kelas
Eiji, Ikushima yang merupakan preman di daerah Shibuya, dan Akagi yang
merupakan seorang polisi dari unit kenakalan remaja. Bentuk kemampuan indera
keenam yang dimiliki oleh masing-masing tokoh bervariasi. Seperti tokoh Eiji
yang mampu mengetahui kejadian masa lampau dengan menyentuh benda yang
dimilikinya. Tokoh Tatsuhiko yang mampu berkomunikasi dengan roh atau
makhluk halus. Tokoh Ikushima yang mampu membaca pikiran lawannya
sehingga dapat bertarung dengan hebat. Dan tokoh Akagi yang mampu menebak
kejadian yang akan terjadi di masa depan.
Cerita diawali dari tokoh Eiji sebagai tokoh utama pada manga ini, Eiji
yang memiliki kemampuan indera keenam memiliki kehidupan sosial yang sama
seperti manusia normal pada umumnya. Kemampuan indera keenam yang
dimilikinya diketahui sejak ia masih kelas dua SD. Saat itu ia merasa takut dengan
kemampuan indera keenam yang dimilikinya dan bingung harus menceritakannya
kepada siapa. Ibu Eiji telah bercerai dan ia tinggal bersama ayah, ibu tiri dan adik
tirinya yang bernama Emi. Di dalam keluarganya hanya Emi yang mengetahui
kemampuan indera keenam yang dimiliki oleh Eiji. Ayah dan ibu tirinya tidak
mengetahuinya karena Eiji takut mereka tidak akan percaya dan menganggap
dirinya tidak waras. Eiji memutuskan untuk menyembunyikan kemampuan indera
keenam yang dimilkinya dari keluarganya, agar tidak menimbulkan masalah yang
besar. Singkat cerita ayah dan ibu tiri Eiji pindah ke Shibuya setelah bercerai
dengan ibu kandungnya. Secara otomatis Eiji pun harus pindah sekolah ke
4
Shibuya. Di sana ia bertemu dengan seorang anak rajin dan pandai yang bernama
Yuusuke.
Mereka pun bersahabat dan Yuusuke pun tanpa sengaja mengetahui
kemampuan indera keenam yang dimiliki oleh Eiji ketika guru menghukum Eiji
karena dituduh meracuni ayam-ayam peliharaan sekolah. Yuusuke mendengar Eiji
berbicara sendiri di belakang sekolah saat dihukum, Eiji berkata ia mengetahui
pelaku sebenarnya yang meracuni ayam-ayam tersebut adalah kelompok geng
yang ada di kelas mereka untuk menjebak Eiji. Yuusuke mendesak Eiji, mengapa
dia bisa mengetahui pelaku sebenarnya yang meracuni ayam-ayam tersebut. Eiji
kemudian mengatakan bahwa dirinya memiliki kemampuan indera keenam,
sehingga hanya dengan menyentuh benda yang ditinggalkan seseorang ia dapat
mengetahui kejadian sebelumnya. Eiji menceritakan kemampuan yang
dimilikinya kepada sahabatnya, karena ia merasakan kebaikan dan ketulusan dari
sahabatnya Yuusuke. Yuusuke pun percaya bahwa sahabatnya Eiji memang anak
yang jujur, namun tidak sampai di sini Yuusuke kemudian mencoba melakukan
eksperimen sederhana terhadap kemampuan indera keenam yang dimiliki oleh
Eiji. Yuusuke menyuruh Eiji untuk menebak beberapa kartu yang dibawanya
dengan hanya menyentuh kartu tersebut dalam keadaan mata tertutup. Hasilnya
Eiji dapat menebak semua gambar yang terdapat pada kartu tersebut 100%.
Yuusuke pun semakin yakin bahwa Eiji memang memiliki kemampuan indera
keenam. Eksperimen menebak kartu ini sering dilakukan Yuusuke hingga mereka
menjadi SMA.
Singkat cerita mereka sudah menjadi siswa SMA, Eiji dan Yuusuke juga
bersekolah di SMA yang sama. Pada suatu hari di sekolah mereka ada
pembunuhan berantai yang korbannya adalah siswi-siswi di sekolah Eiji. Mayat
korban ditemukan oleh Emi adik Eiji. Emi pun dibawa ke kantor polisi untuk
dimintai keterangannya sebagai saksi. Mendengar itu semua Eiji khawatir
terhadap Emi dan menyusulnya ke kantor polisi. Saat sedang mencari Emi, ia
bertemu dengan seorang asisten inspektur cantik yang bernama Ryoko. Saat
bertabrakan dengan Ryouko, Eiji langsung menyebut kata mobius (istilah yang
digunakan oleh kepolisian untuk menyebutkan istilah pembunuhan berantai).
4
Ryouko kaget mendengarnya karena kata mobius tidak diketahui oleh orang biasa,
kata itu hanya diketahui oleh kalangan polisi. Kemudian Eiji tiba-tiba menuju
ruangan tempat adiknya diwawancarai sebelum diberitahu oleh Ryouko. Ryouko
yang mempelajari mengenai extra sensory perception (istilah psikologi untuk
kemampuan indera keenam) pada manusia, dan menulis penelitian tentang
psycometry ini, mencurigai bahwa Eiji memiliki kemampuan tersebut. Semenjak
pertemuan itu Ryouko terus membututi dan mendesak Eiji untuk mengakui
kemampuan yang dimilikinya. Akhirnya Eiji pun mengakuinya dan meminta
Ryouko agar tidak menyebarkan hal ini ke publik. Ryouko pun menyepakatinya
dengan syarat Eiji harus membantunya dalam kasus mobius ini. Eiji bersedia
membantu Ryouko dan pada kasus pertama yang dipegang oleh Ryouko ini
berhasil menguak pelaku pembunuhan tersebut. Sejak saat itu Eiji terus membantu
Ryouko dalam setiap kasus kejahatan, untuk mengungkap pelakunya.
Pada kasus berikutnya yaitu kasus bunuh diri di pohon Sakura di belakang
sekolah Eiji. Seperti biasa Ryouko meminta Eiji untuk membantunya
memecahkan kasus tersebut apakah murni bunuh diri atau kasus pembunuhan.
Ryouko dan Eiji mencurigai ini bukan kasus bunuh diri, melalinkan pembunuhan.
Hal ini dicurigai karena dalam selang waktu beberapa hari korban berbeda
ditemukan lagi ditempat yang sama dengan posisi yang sama yaitu tergantung.
Eiji kemudian mencoba menyentuh pohon sakura tempat korban tergantung.
Dalam bayangannya muncul sepasang tangan sedang menarik tali, dan seorang
wanita paruh baya tampak tergantung di atasnya. Seperti dugaan mereka berdua
ini adalah kasus pembunuhan. Namun hal ini tidak dapat dengan mudah
disampaikan Ryouko kepada pihak investigasi. Hal ini dikarenakan pihak
kepolisian masih belum mempercayai tentang kemampuan indera keenam, apalagi
mengandalkan indera keenam dalam sebuah kasus kejahatan. Mereka pun
mencoba mencari data yang lebih objektif yang dapat diterima oleh pihak
investigasi.
Dalam proses pemecahan kasus gantung diri di pohon Sakura, tiba-tiba
muncul tokoh Tatsuhiko yang merupakan adik kelas Eiji. Tatsuhiko dikenalkan
oleh adik tiri Eiji yaitu Emi agar ikut membantu kasus tersebut. Emi yang
4
merupakan teman sekelas Tatsuhiko mengatakan bahwa Tatsuhiko memiliki
kemampuan indera keenam seperti kakaknya Eiji. Namun bedanya kemampuan
yang dimiliki Tatsuhiko adalah dengan cara berkomunikasi langsung dengan roh
atau makhluk halus. Tatsuhiko mengatakan kepada Ryouko dan Eiji bahwa di
pohon Sakura tersebut terdapat penunggu seorang gadis cantik seperti yang
terlihat pada bayangan Eiji sebelumnya, dan seseorang dengan badan besar
menggunakan pakaian seperti Sumo. Tatsuhiko juga mengatakan agar Eiji berhati-
hati dengan tangannya sendiri, karena tangannya akan membawa dirinya dalam
bahaya. Eiji dan Ryouko masih ragu dengan yang dikatakan oleh Tatsuhiko,
namun akhirnya mereka mulai percaya setelah kasus gantung diri ini dipecahkan.
Pelakunya adalah guru olah raga mereka, yang saat ditangkap mengaku tidak
sadar tiba-tiba tangannya telah membunuh orang dan menggantungnya. Menurut
Tatsuhiko guru olah raga mereka kerasukan roh penunggu pohon Sakura tersebut.
Setelah ditelusuri dan pohon Sakura ditumbangkan, terdapat tulang belulang
manusia di bawah akar pohon tersebut. Diduga tulang belulang tersebut milik roh
yang diajak berbicara oleh Tatsuhiko.
Kasus selanjutnya yang dihadapi Eiji tidaklah main-main, karena ini
merupakan kasus besar yang pelakunya terdiri dari banyak orang atau dilakukan
oleh kelompok besar. Pada kasus ini, Eiji harus membantu Ryouko mencari tahu
dalang dari pengedaran kokain di daerah Shibuya. Polisi mencurigai penyebab
dari banyaknya geng yang semakin anarkis, karena dipengaruhi oleh obat-obatan
seperti jenis kokain. Pertama-tama Eiji mencoba mencari informasi dari temannya
yang bernama Toru. Toru merupakan ketua kelompok geng terbesar yang ada di
daerah Shibuya. Geng yang dipimpin Toru saat ini dulunya dipimpin oleh seorang
preman bernama Ikushima. Ikushima merupakan preman legendaris yang terkenal
dengan kemampuan berkelahi yang sangat lincah. Dalam cerita ini Ikushima
diceritakan juga memiliki kemampuan indera keenam yang mirip dengan Eiji.
Namun kemampuan indera keenam yang dimiliki oleh Ikushima tidak diketahui
oleh orang lain, termasuk Toru yang merupakan junior terdekatnya. Kemampuan
indera keenam yang dimiliki oleh Ikushima diketahui oleh Eiji dan Ryouko saat
dalam proses mereka melakukan penyelidikan dalang dari pengedar kokain di
4
Shibuya. Diceritakan Ikushima tiba-tiba muncul menemui Toru setelah lama ia
meninggalkan daerah Shibuya. Tanpa rasa curiga, Toru pun menyambut hangat
Ikushima seperti yang dilakukannya dulu saat menjadi junior. Namun saat
Ikushima diperkenalkan dengan Eiji, Eiji mulai mencurigai Ikushima sebagai
dalang dari pengedaran kokain dan penyebab terjadinya kericuhan antar geng di
Shibuya. Ikushima pun mengetahui dirinya dicurigai oleh Eiji dan diam-diam ia
memerintahkan anak buahnya untuk menghabisi Eiji. Eiji pun dikeroyok oleh
anak buah Ikushima tanpa sepengetahuan Toru. Di tengah-tengah pembantaian,
Ikushima muncul menghampiri Eiji yang sudah lemah dan setengah sadar tersebut.
Ikushima mengeluarkan senjata bermaksud untuk membunuh Eiji, namun ketika
ia merasakan bahwa Eiji memiliki kekuatan seperti dirinya. Ikushima tak berdaya
untuk membunuh Eiji dan meninggalkannya begitu saja. Eiji yang sekarat
akhirnya ditemukan oleh Toru. Toru pun mengetahui bahwa sebenarnya Ikushima
yang dulu ia segani kini berubah menjadi jahat, hanya karena uang. Toru segera
menemui Ikushima untuk memberi perhitungan tindakan yang dilakunnya
terhadap Eiji. Sesampai di markas Ikushima, Toru berdiri dan ingin mengatakan
sesuatu kepada Ikusima. Namun, sebelum Toru melontarkan apa yang ingin
dikatakannya, Ikushima langsung menebak maksud kedatangan Toru adalah
menantangnya untuk berkelahi. Toru pun kaget dengan yang dikatakan oleh
Ikushima. Ia heran mengapa Ikushima bisa mengetahui maksud kedatangannya,
padahal ia belum mengatakannya. Namun tanpa berpikir panjang Toru pun
membenarkan tebakan Ikushima dan mereka berkelahi habis-habisan hingga polisi
datang. Ikushima pun ditangkap oleh Ryouko atas tuduhan sebagai dalang dari
pengedar kokain.
Setelah lama berada di penjara, Ikushima pun menyadari kesalahannya.
Setelah keluar dari penjara, ia bermaksud untuk membantu Eiji dan Ryouko untuk
memecahkan kasus kejahatan dengan kemampuan indera keenam yang
dimilikinya. Hingga pada kasus terakhir, yaitu kasus kudeta pemerintahan Jepang,
sekaligus menguak pelaku pembunuh Akagi. Akagi merupakan seorang polisi
karir dari unit kenakalan remaja. Akagi berteman dengan Ryouko ketika mereka
masih kuliah. Namun, Akagi juga dikenal baik oleh Eiji sebagai sosok yang
4
memiliki kemampuan indera keenam sama seperti dirinya. Mereka bertemu ketika
Akagi ditugaskan oleh pihak kepolisian untuk menangani anak-anak brutal yang
selalu meresahkan pemilik kafe di daerah Shibuya.
Dalam manga ini diceritakan bahwa kemampuan yang dimiliki Akagi jauh
lebih tinggi daripada tokoh Eiji. Akagi mampu membayangkan objek yang
disentuhnya dengan begitu jelas. Tidak hanya mengetahui kejadian lampau, Akagi
bahkan mampu melihat serta merasakan apa yang akan terjadi ke depannya.
Ketika masih bertugas di kepolisian Akagi telah mengetahui bahwa akan ada
konspirasi besar untuk menjatuhkan sistem pemerintahan Jepang. Akagi juga
mengetahui bahwa suatu saat ia akan disingkirkan karena dianggap berbahaya
dalam misi ini. Dan Akagi pun akhirnya dibunuh oleh sahabatnya sendiri yang
bernama Akira Sawaki yang terlibat dalam konspirasi tersebut.
Hingga akhirnya pada akhir cerita Eiji mengungkap kasus terakhir yaitu
kasus pembunuhan sahabatnya sendiri Akagi. Bersama dengan Ryouko yang juga
merupakan sahabat sekaligus teman kuliah Akagi. Sebelumnya kasus kematian
Akagi ditutup dengan pernyataan bahwa Akagi mati karena salah tembak atau
peluru yang ditembakkannya memantul dan mengenai dirinya. Namun setelah
bertahun-tahun lamanya kasus kematian Akagi kembali diselidiki oleh Ryouko.
Alasan Ryouko menyelidikinya kembali karena ia mendapat laporan bahwa Akagi
mati karena dibunuh untuk kepentingan konsfirasi. hal ini ia ketahui dari teman
Emi (adik tiri Eiji) yang bernama Tatsuhiko. Tatsuhiko juga diceritakan pada
kasus sebelumnya dapat berkomunikasi dengan roh. Pada kasus terakhir ini
Tatsuhiko berkomunaksi langsung dengan roh Akagi. Tatsuhiko menceritakan
bahwa dirinya sering didatangi oleh roh Akagi dan diceritakan mengenai kematian
Akagi. Tentu hal ini tidak dapat langsung dilaporkan oleh Ryouko mengingat
cerita ini masih dianggap subjektif. Kasus Akagi pun diselidiki dengan bantuan
Eiji.
Dalam pemecahan kasus pembunuhan Akagi tidak sedikit kasus-kasus
besar yang diungkap bersama dengan ini. Salah satunya kasus yang sangat besar
yang melibatkan pemerintah Jepang dan oknum kepolisian yaitu konspirasi kudeta.
Kasus besar ini didalangi oleh Akira Sawaki yang merupakan seorang psikolog
4
ternama di Tokyo dan juga adalah teman satu kampus Ryouko dulu. Motif dari
konspirasi ini adalah Akira ingin mengubah sistem pemerintahan Jepang menjadi
kerajaan yang kelak harus dipimpin oleh dirinya. Karena ambisinya ini, Akira
melibatkan kepala inspektur Jepang serta beberapa menteri sebagai kaki
tangannya. Setelah diketahui bahwa dalangnya adalah Akira, ia pun dibunuh
beserta kaki tangannya oleh pacar Ryouko. Akhirnya Ryouko yang hanya sebagai
asisten polisi kini menduduki jabatan Akagi sebagai polisi karir.
4
Lampiran 2
DATA VERIFIKATOR
Nama : Yoshiko Ueno
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat Lengkap : Banjar Abiansemal Desa Lodtunduh Kecamatan Ubud,
Kabupaten Gianyar
Nomor Hanphone : 081338379194
Email : [email protected]