Kasus Role Play Gastroenteritis

2
Kasus Role Play Gastroenteritis Anak Eka usia 12 tahun datang ke RS pada 11 Maret 2014. Orang tua klien menyatakan Anak Eka buang air besar cair lebih dari 7 kali di rumah dan muntah 1 kali sejak 3 hari yang lalu sebelum klien dibawa ke RS. Awalnya keluhan klien dirasakan karena klien jajan cilok di depan sekolahnya. Orang tua klien hanya memberikan obat-obatan yang dibeli di apotik, namun tidak ada perubahan. Karena khawatir akan kondisi anaknya, orang tua klien memutuskan untuk membawa klien ke rumah sakit. Saat dilakukan pengkajian, klien mengatakan nafsu makan tidak ada, perutnya terasa sakit seperti melilit, dirasakan pada seluruh bagian perut. Nyeri dirasa hilang timbul dengan skala nyeri 6. Sebelum sakit, pola makan klien di rumah teratur 3 x sehari dengan jenis makanan nasi + lauk-pauk dan nafsu makan baik. Untuk frekuensi BAB klien 1 – 2 x/hari dengan konsistensi lunak sedangkan setelah sakit frekuensi BAB meningkat menjadi 4 x/hari dengan konsistensi cair, berlendir, berampas. Pemeriksaan fisik yang dilakukan oleh perawat didapatkan keadaan umum klien lemah,TD 100/70 mmHg, Nadi 102x/menit, RR 20 x/menit, suhu 38 0 C. BB sebelum masuk RS 37 kg, BB masuk RS 35 kg. Peristaltik usus 24 x/menit, perkusi terdengar bunyi hypertimpani. Turgor kulit menurun. Pada daerah genitalia dan anus tampak adanya kemerahan. Hasil pemeriksaan laboratorium didapatkan jumlah WBC 19500/µL, HCT 38,3%

description

gastroentritis

Transcript of Kasus Role Play Gastroenteritis

Page 1: Kasus Role Play Gastroenteritis

Kasus Role Play Gastroenteritis

Anak Eka usia 12 tahun datang ke RS pada 11 Maret 2014. Orang tua klien

menyatakan Anak Eka buang air besar cair lebih dari 7 kali di rumah dan muntah 1

kali sejak 3 hari yang lalu sebelum klien dibawa ke RS. Awalnya keluhan klien

dirasakan karena klien jajan cilok di depan sekolahnya. Orang tua klien hanya

memberikan obat-obatan yang dibeli di apotik, namun tidak ada perubahan. Karena

khawatir akan kondisi anaknya, orang tua klien memutuskan untuk membawa klien

ke rumah sakit. Saat dilakukan pengkajian, klien mengatakan nafsu makan tidak

ada, perutnya terasa sakit seperti melilit, dirasakan pada seluruh bagian perut. Nyeri

dirasa hilang timbul dengan skala nyeri 6.

Sebelum sakit, pola makan klien di rumah teratur 3 x sehari dengan jenis

makanan nasi + lauk-pauk dan nafsu makan baik. Untuk frekuensi BAB klien 1 – 2

x/hari dengan konsistensi lunak sedangkan setelah sakit frekuensi BAB meningkat

menjadi 4 x/hari dengan konsistensi cair, berlendir, berampas.

Pemeriksaan fisik yang dilakukan oleh perawat didapatkan keadaan umum

klien lemah,TD 100/70 mmHg, Nadi 102x/menit, RR 20 x/menit, suhu 380C. BB

sebelum masuk RS 37 kg, BB masuk RS 35 kg. Peristaltik usus 24 x/menit, perkusi

terdengar bunyi hypertimpani. Turgor kulit menurun. Pada daerah genitalia dan anus

tampak adanya kemerahan. Hasil pemeriksaan laboratorium didapatkan jumlah

WBC 19500/µL, HCT 38,3%

Klien disarankan MRS dan direncanakan pemberian terapi cotrimoxazole 2x1

tablet/oral, dialac 3x1 gr/oral, cefotaxim 2x1 gr/IV, ketorolac 2x1 amp/IV, tablet Zinc

1 x sehari dan koreksi cairan intravena dengan RL 28 tetes per menit.