KGD Kasus 2 Role Play

22
KEPERAWATAN GAWAT DARURAT II Tugas ini disusun dalam rangka memenuhi tugas Mata Kuliah KGD II yang dibimbing oleh: Mokhtar Jamil, S.Kep., Ns. Disusun Oleh: Kelompok II PSIK VII C 1. Elly Mufidah (201010420311093) 2. Santi Kartika W. (201010420311099) 3. Astri Eka Arisandi (201010420311106) 4. Yanti Kusumawardani (201010420311110) 5. Riski Setiawan (201010420311111) 6. Ika Fitriyaningsih (201010420311118) 7. Septa Agus Heru (201010420311125) 8. Eka Komariya Sari (201010420311135) PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KESEHATAN

description

keperawatan

Transcript of KGD Kasus 2 Role Play

Page 1: KGD Kasus 2 Role Play

KEPERAWATAN GAWAT DARURAT II

Tugas ini disusun dalam rangka memenuhi tugas Mata Kuliah KGD II yang dibimbing

oleh: Mokhtar Jamil, S.Kep., Ns.

Disusun Oleh: Kelompok II PSIK VII C

1. Elly Mufidah (201010420311093)

2. Santi Kartika W. (201010420311099)

3. Astri Eka Arisandi (201010420311106)

4. Yanti Kusumawardani (201010420311110)

5. Riski Setiawan (201010420311111)

6. Ika Fitriyaningsih (201010420311118)

7. Septa Agus Heru (201010420311125)

8. Eka Komariya Sari (201010420311135)

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

2013/2014

Page 2: KGD Kasus 2 Role Play

KASUS 2

Seorang laki-laki berusia 26 tahun diantar ke IGD setelah mengalami luka tusuk pada

abdomen. Pasien ditusuk menggunakan tombak sampai tembus ke bagian posterior. Hasil

pengkajian didapatkan pasien tidak sadar, perdarahan massif dari hidung dan telinga, RR

10x/menit, nadi 150x/menit lemah, BP 60/40 mmHg, akral dingin, basah, sianostik,

kapilary reffil kembali 6 detik. Beberapa saat kemudian tiba-tiba pasien mengalami

cardiac arrest. Setelah pijat jantung 30x tidak teraba nadi carotis. Ketika anda melihat

gambaran EKG di monitor; terlihat coarse ventrikuler vibrilation.

Klien tergolong dalam prioritas: 1

Peragakan tindakan yang harus dilakukan pada pasien tersebut!

Page 3: KGD Kasus 2 Role Play

MATERI

Pada tahap Primary Survey terdapat proses penilaian, intervensi, dan evaluasi yang

berkelanjutan.

Lihat gambaran umum korban

Cek kesadaran dengan AVPU + cek nadi

Patenkan A (Airway)

- Jika korban tidak sadar, lakukan Head Tilt Chin Lift dan Jaw Thrust.

- Pertahankan jalan napas dengan memasang cervical collar.

- Intevensi sesuai kebutuhan yaitu dengan suctioning, reposisi dan kemudian

evaluasi kepatenan jalan napas.

- Alat-alat seperti nasofaring dan orofaring tube, LMA mungkin dibutuhkan

untuk membuat dan mempertahankan kepatenan jalan napas.

- Evaluasi airway paten.

Patenkan B (Breathing)

- Kaji pernapasan dengan Look Listen and Feel, melihat pergerakan dinding

dada, retraksi dada, RR dan kedalaman napas, serta pola napas. Mendengar

suara napas, dan merasakan hembusan napas.

- Jika diketahui korban mengalami dyspnea dengan RR > 30/menit maka

berikan oksigen.

- Setelah melakukan intervensi, maka evaluasi Breathing paten.

Patenkan C (Circulation)

- Periksa nadi radialis dan carotis: kuat lemahnya serta frekuensinya.

- Periksa akral, warna, dan temperature.

- Periksa adanya perdarahan mayor dengan melepas/menggunting pakaian

klien.

- Pada kasus di atas, ditemukan bahwa klien mengalami luka tembus di bagian

abdomen sampai posterior. Tindakan yang dapat dilakukan adalah Control

Bleeding.

Page 4: KGD Kasus 2 Role Play

- Periksa adanya tanda-tanda syok, seperti takikardi, hipotensi, penurunan

kesadaran, diaphoresis, mukosa pucat, akral dingin. Pada kasus di atas,

korban mengalami takikardi nadi 150x/menit lemah, BP 60/40 mmHg, RR

10x/menit, akral dingin, basah, sianostik, kapilary reffil kembali 6 detik

- Tindakkan yang dapat dilakukan adalah resusitasi cairan dengan memasang

infus 2 line RL/NS.

- Evaluasi Circulation paten.

Periksa D (Disability)

- Cek respon pupil

- Cek ulang kesadaran.

F (Full Vital Sign, Five Intervention)

- Periksa TTV lengkap: TD, N, RR, suhu.

Pasien dengan trauma dada harus dicatat nadi radial dan apical, nilai tekanan

darah pada kedua lengan, termasuk suhu dan saturasi oksigen.

- Five intervention:

1. Pemasangan monitor jantung

2. Pasang NGT (jika ada indikasi)

3. Pasang kateter urin

4. Pasang pulse oxymetry

5. Lakukan pemeriksaan laboratorium: darah lengkap, kimia darah,

urinalisis, PTT, aPTT.

Tatalaksana Ventrikel Fibrilation

Page 5: KGD Kasus 2 Role Play

CARDIAC ARREST

PIJAT JANTUNG 30X

RABA NADI CAROTIS

TIDAK ADA

CHEK ECG (DI MONITOR )

VENTRICULAR FIBRILLATION

Lakukan CPR I 30:2

Raba nadi karotis, chek monitor

Lakukan CPR II dan pemberian adrenalin 1mg /

Raba nadi karotis dan chek monitor ECG

Lakukan CPR III

Periksa irama jantung setelah 2 menit

Berikan adrenalin 1 mg/IV dan lakukan CPR IV 30:2

Raba nadi carotis dan chek ECG

Tidak baik Baik

Recoveri / ROSC

Pertahankan jalan nafas tetap beri O2. raba arteri

radialis, lihat ECG , pertahankan infuse.

Jika terjadi hipotensi beri inotropik terapi aritmia

koreksi elektrolit

Observasi di ICU waspada cardiac arrest berulang

ADA

Lanjutkan CPR secara effective dan

pemberian adrenalin 1 mg/ IV

Page 6: KGD Kasus 2 Role Play

PENJELASAN

Ketika seorang pasien mengalami cardiac arrest pertama kali yang harus lakukan adalah

pijat jantung sebanyak 30x setelah itu chek nadi karotis pasien. Jika nadi karotis masih

teraba maka kita harus melakukan ROSC (renturn of spontaneous cirrculation) dan

recovery pasien. Setelah itu perawat harus mempertahankan jalan nafas pasien dengan

tetap memberikan O2, kemudian chek nadi brachialis pasien dan lihat EKG serta

pertahankan infuse pasien.

Tetapi apabila terjadi hipotensi maka seorang perawat sesegera mungkin memberikan

inotropik terapi aritmia dan koreksi cairan elektrolit. Setelah itu seorang perawat selalu

harus waspada apabila kemungkinan terjadi cardiac arrest berulang.

Jika ketika kita meraba nadi karotis pasien namun tidak teraba maka seorang perawat

harus menchek gambaran jantung yang keluar di monitor ECG dan apabila teridentifikasi

gelombang tersebut merupakan gelombang ventricular fibrillation maka tindakan yang

harus dilakukan adalah melakukan CPR + 2 vebtilasi atau 1x siklus CPR setelah itu

kembali periksa nadi karotis pasien apa bila tetap tidak teraba maka harus melakukan

CPR II + 2x ventilasi dan memberikan adrenalin sebanyak 1 milligram melalui intravena,

kemudian lakukan CPR III setelah 2 menit lakukan pemeriksan nadi karotis jika nadi

karotis teraba maka lakukan penatalaksanaan ROSC kembali, tetapi jika nadi karotis

pasien masih tetap tidak teraba maka perawat harus melakukan CPR IV 30:2 sekaligus

memberikan adrenalin 1 mg melalui intravena. Begitu seterusnya dan pemberian obat

dilakukan pada CPR tiap 2-3 menit.

Page 7: KGD Kasus 2 Role Play

DEFIBRILASI

Defibrilasi adalah pengobatan yang menggunakan aliran listrik dalam waktu yang singkat

secara asinkron.

Indikasi

1. VF

2. VT tanpa nadi

3. VT polymorphyc yang tidak stabil

Defibrilasi harus dilakukan sedini mungkin dengan alasan :

1. Irama yang didapat pada permulaan henti jantung umumnya adalah ventrikel fibrilasi

(VF)

2. Pengobatan yang paling efektif untuk ventrikel fibrilasi adalah defibrilasi.

3. Makin lambat defibrilasi dilakukan, makin kurang kemungkinan keberhasilannya.

4. Ventrikel fibrilasi cenderung untuk berubah menjadi asistol dalam waktu beberapa

menit.

Alat yang dipergunakan

1. Defibrilator

Defibrilator adalah alat yang dapat memberikan shock listrik dan dapat menyebabkan

depolarisasi sementara dari jantung yang denyutnya tidak teratur, sehingga

memungkinkan timbulnya kembali aktifitas listrik jantung yang terkoordinir. Enerji

dialirkan melalui suatu elektrode yang disebut paddle. Defibrilator diklasifikasikan

menurut 2 tipe bentuk gelombangnya yaitu monophasic dan biphasic. Defibrilator

monophasic adalah tipe defibrilator yang pertama kali diperkenalkan, defibrilator

biphasic adalah defibrilator yang digunakan pada defibrilator manual yang banyak

dipasarkan saat ini.

Page 8: KGD Kasus 2 Role Play

2. Jeli

Jeli digunakan untuk mengurangi tahanan dada dan membantu menghantarkan aliran

listrik ke jantung, jeli dioleskan pada kedua paddle.

Energi

Untuk VF dan VT tanpa nadi, energi awal 360 joule dengan menggunakan monophasic

deflbrilator, dapat diulang tiap 2 menit dengan energi yang sama, jika menggunakan

biphasic deflbrilator energi yang diperlukan berkisar antara 120 - 200 joule.

Prosedur defibrilasi

1. Nyalakan deflbrilator

2. Tentukan energi yang diperlukan dengan cara memutar atau menggeser tombol enerji

3. Paddle diberi jeli secukupnya.

4. Letakkan paddle dengan posisi paddle apex diletakkan pada apeks jantung dan paddle

sternum diletakkan pada garis sternal kanan di bawah klavikula.

5. Isi (Charge) energi, tunggu sampai enerji terisi penuh, untuk mengetahui enerji sudah

penuh, banyak macamnya tergantung dari defibrilator yang dipakai, ada yang memberi

tanda dengan menunjukkan angka joule yang diset, ada pula yang memberi tanda dengan

bunyi bahkan ada juga yang memberi tanda dengan nyala lampu.

6. Jika energi sudah penuh, beri aba-aba dengan suara keras dan jelas agar tidak ada lagi

anggota tim yang masih ada kontak dengan pasien atau korban, termasuk juga yang

mengoperatorkan defibrilator, sebagai contoh:

"Energi siap "

"Saya siap "

"Tim lain siap"

Page 9: KGD Kasus 2 Role Play

7. Kaji ulang layar monitor defibrillator, pastikan irama masih VF/VT tanda nadi,

pastikan enerji sesuai dengan yang diset, dan pastikan modus yang dipakai adalah

asinkron, jika semua benar, berikan enerji tersebut dengan cara menekan kedua tombol

discharge pada kedua paddle. Pastikan paddle menempel dengan baik pada dada pasien

(beban tekanan pada paddle kira-kira 10 kg).

8. Kaji ulang di layar monitor defibrilator apakah irama berubah atau tetap sama seperti

sebelum dilakukan defibrilasi, jika berubah cek nadi untuk menentukan perlu tidaknya

dilakukan RJP, jika tidak berubah lakukan RJP untuk selanjutnya lakukan survey kedua.

Letak Paddles

Page 10: KGD Kasus 2 Role Play
Page 11: KGD Kasus 2 Role Play

Dialog Role Play

Pasien : Riski Setiawan

Ibu Pasien : Santi Kartika

Adik Pasien : Elly Mufidah

Perawat Triage & Perawat RR : Ika Fitrianingsih

Perawat Tindakan : Yanti Kusumawardani

Astri Eka Arisandi

Dokter : Eka Komariya Sari

Petugas Administrasi & Perawat RR : Septa Agus Heru

***********************************************************************

Sesion 1

Riski Setiawan adalah seorang laki-laki berusia 26 tahun. Ia bergabung dengan geng

motor dan sering melakukan perkelahian antar geng. Kali ini, perkelahian antar geng

merupakan perkelahian terparah karena menggunakan senjata tajam dan perdarahan dari

hidung dan telinga akibat baku pukul. Akibat dari perkelahian tersebut Riski harus

dilarikan ke Rumah Sakit akibat tertusuk tombak oleh lawannya.

Pasien datang menggunakan ambulance dalam keadaan tidak sadar.

P. triage: (perawat triage menggolongkan keadaan pasien. Perawat triage memeriksa

Airway, Breathing, Circulation. Karena pasien mengalami luka penetrans di bagian

abdomen tembus kebagian posterior, perdarahan massif dari hidung dan telinga, serta

pasien dalam keadaan tidak sadar, maka perawat triage menggolongkan pasien dalam

Prioritas 1.

N. Yanti : (melihat keadaan umum pasien, memeriksa nadi carotis, memeriksa

Airway, melakukan Jaw thrust, Ners Astri membantu memasang cervical collar)

Page 12: KGD Kasus 2 Role Play

N. Astri : Saya akan memasang oksigen dan infuse 2 line.

N. Yanti : Saya akan melakukan control bleeding.

N. Yanti : Ners Astri, tolong cek TTV dan ambil sample darah pasien.

N. Astri : Baik. (Ners Astri memeriksa TTV pasien lalu mengambil sample darah).

BP 60/40 mmHg; RR 10x/menit; Nadi 150x/menit; CRT > 6 detik.

N. Yanti : Ners Astri, saya akan memasang monitor jantung dan pulse oxymetri.

(Ners Yanti memasang sandapan EKG dan pulse oxymetri)

N. Astri : Saya akan memasang kateter urin.

N. Yanti : Ners Astri, kita harus memotong tombak ini.

N. Astri : Baik Ners Yanti, saya akan siapkan alat-alatnya.

(Lalu Ners Astri dan Ners Yanti memotong bagian tombak atas dan

bawah)

************************************************************************

Sesion 2

N. Yanti : Ners Astri, saya akan menemui keluarga pasien.

N. Astri : Baik Ners. (Ners Yanti keluar dari UGD)

N. Yanti : Keluarga Tuan Riski?

Santi : Saya Santi, Ibunya ners, dan ini anak saya Elly. Bagaimana keadaan

anak saya?

N. Yanti : Begini Ibu Santi dan Mba Elly, karena Mas Riski mengalami tusukan di

perut sampai tembus ke belakang, saat ini kondisi Mas Riski dalam keadaan kritis. Mas

Riski sudah kehilangan banyak darah.

Page 13: KGD Kasus 2 Role Play

Elly : Lalu bagaimana dengan kakak saya Ners? Apakah akan baik-baik saja?

Tolong selamatkan kakak saya Ners.

N. Yanti : Mba dan Ibu tenang saja dan jangan lupa berdo’a. Kami akan berusaha

semampu kami (Kemudian Ners Yanti menyodorkan informed concent kepada Ibu

pasien). Ibu, ini adalah lembar persetujuan atas tindakan yang kami lakukan. Di dalam

lembar ini dijelaskan bahwa kami akan melakukan tindakan resusitasi pada anak Ibu. Jika

terjadi hal-hal yang diluar dugaan tentang kondisi anak Ibu, kami membutuhkan

persetujuan Ibu untuk melakukan tindakan penyelamatan. Bagaimana Bu, apakah ada

yang ingin Ibu tanyakan?

Santi : Tidak ada Ners. Tolong lakukan semua yang terbaik untuk

menyelamatkan anak saya.

N. Yanti : Baik Bu. Saya mengerti. Silahkan ditandatangani.

Elly : Baik Ners. Tolong selamatkan kakak saya….

N. Yanti : Mba tenang saja,,jangan lupa berdo’a ya Mba. Saya permisi dulu…

Santi, Elly : Baik Ners, terimakasih.

************************************************************************

Sesion 3

Dokter Eka adalah salah satu dokter di UGD.

D. Eka : Ners bagaimana kondisi pasien?

N. Astri : Pasien mengalami perdarahan massif akibat luka tembus.

N. Yanti : Pasien mengalami cardiac arrest.

D. Eka : Saya akan melakukan pijat jantung 30x.

(Dokter Eka melakukan pijat jantung 30x dan evaluasi nadi carotis)

Nadi carotis tidak teraba. Bagaimana gambaran EKG pasien?

Page 14: KGD Kasus 2 Role Play

N. Astri : Gambaran EKG menunjukkan coarse ventrikuler fibrillation.

D. Eka : Saya akan melakukan CPR I, dan siapkan DC shock

(Dokter Eka melakukan pijat jantung 30x + 2x ventilasi, dan memeriksa

nadi carotis)

Nadi carotis belum teraba.

N. Yanti : Dokter, gambaran EKG pasien masih coarse ventrikuler fibrilation.

D. Eka : Shock (Dokter Eka mengambil paddle dan meletakkan di atas dada

pasien. Salah satu paddle diletakkan di sternum bagian atas tepat di bawah clavicula dan

paddle lain di apex jantung (antara tepi putting susu kiri dan garis midaxilla). Posisi lain

yang boleh dipilih adalah satu paddle di precordial dan satu paddle lain di infra scapular.

“CLEAR”

N. Yanti : Gambaran EKG tidak ada perubahan.

D. Eka : Melakukan CPR 5 siklus

(Cek Nadi)

N. Astri : Gambaran EKG tetap.

D. Eka : Shock.... CLEAR !!

Gambaran EKG pasien kembali normal.

D. Eka : Syukurlah Ners. Alhamdulillah gambaran EKG pasien kembali normal.

Lakukan recovery dan ROSC ya Ners.

Ners : Baik Dokter.

(Ners Yanti dan Astri melakukan ROSC care meliputi : mertahankan jalan nafas tetap

beri O2, raba arteri radialis, lihat EKG, pertahankan infuse)

N. Astri : Dokter, kita harus melakukan operasi pada pasien ini karena masih ada

bagian tombak di dalam tubuh pasien.

Page 15: KGD Kasus 2 Role Play

D. Eka : Benar. Kita harus segera mengeluarkan tombak tersebut. Tolong hubungi

keluarga pasien bahwa pasien akan segera dioperasi.

N. Astri : Baik Dokter.

N. Astri : Ners Yanti, saya akan menemui keluarga pasien untuk menjelaskan

bahwa pasien akan dioperasi.

N. Yanti : Baik Ners Astri.

(Lalu Ners Astri keluar ruangan)

N. Astri : Ibu Santi…

Santi : Saya Ners. Bagaimana keadaan anak saya?

N. Astri : Ibu, anak Ibu akan segera dioperasi untuk mengeluarkan tombak yang

tertancap.

Elly : Ya Allah,,bagaimana ini Ma?

N. Astri : Kita serahkan semuanya kepada Allah Bu. Semua musibah yang

menimpa keluarga Ibu adalah ujian dari Allah, dan kita harus tetap sabar dan tawakkal.

Elly : Baik Ners. Terima kasih atas nasihatnya. Semuanya kami serahkan

kepada Allah. Tolong selamatkan kakak saya Ners.

N. Astri : Sama-sama Mba,,Mba silahkan mengurus administrasi untuk operasi di

bagian administrasi.

Elly : Baik Ners. Akan saya urus.

N. Astri : Saya permisi dulu ya Bu, Mba.

Santi, Elly : Silahkan Ners.

Elly : Ma, saya ke bagian administrasi dulu ya Ma. Mama di sini aja, biar saya

yang urus administrasinya.

Santi : Iya nak. Makasih ya sayang…

Page 16: KGD Kasus 2 Role Play

Elly : Iya Ma. (Menuju bagian administrasi)

Septa : Permisi mba, ada yang bisa saya bantu?

Elly : Iya mas, saya ingin mengurus administrasi perawatan kakak saya.

Septa : Atas nama Tuan siapa?

Elly : Riski Setiawan

Septa : Baik Mba, sebentar ya Mba.

Elly : Baik Mas.

Septa : Mba, ini semua administrasi yang mba minta. Untuk biaya operasi

sebesar 6 juta, dan kemungkinan Tuan Riski akan dirawat selama kurang lebih 2 minggu

di Rumah Sakit ini. Namun jika Tuan Riski pulih dengan cepat dari perkiraan, maka Tuan

Riski dapat pulang ke rumah sebelum hari yang ditentukan. Ini biaya perawatannya…

Ada yang kurang jelas Mba?

Elly : Jelas Mas. Terima kasih atas penjelasannya.

(Elly menyelesaikan administrasi)

Septa : Sama-sama Mba.

Pasien dilakukan operasi untuk mengeluarkan bagian tombak yang masih tertancap dan

mengatasi masalah pada organ yang terluka. Setelah dioperasi pasien dibawa ke ICU.

************************************************************************

Sesion 4

Di ruang ICU……

N. Ika : Assalamu’alaikum Mas Riski, perkenalkan saya Perawat Ika dan teman

saya Perawat Septa. Kami berdua akan merawat Mas Riski selama berada di ICU.

N. Septa : Mas Riski, saya Perawat Septa. Saya akan melakukan pemeriksaan

tanda-tanda vital (TD, N, RR, S)

Page 17: KGD Kasus 2 Role Play

N. Ika : Mas Riski, saya akan memeriksa balutan luka di perut dan punggung mas

Riski. Permisi ya Mas….

Kedua perawat tersebut terus memantau kondisi pasien selama berada di ruang ICU.

Setelah beberapa hari perawatan, pasien Riski dapat pulang ke rumah.

=SELESAI=